PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma’arif Jakarta)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: NIA FITRIYANI NIM: 1111015000110
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Nia Fitriyani, NIM 1111015000110, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma’arif).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar bagi siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. Seperti lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Selain itu, mayoritas strategi dalam pembelajaran IPS yang digunakan guru terlihat monoton dan hanya terpaku pada teori-teori saja sehingga beberapa nilai hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design dengan desain penelitian yang digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Kemudian sampel dalam peneltian ini melibatkan 20 orang siswa yang terdiri dari satu kelompok yaitu kelas eksperimen. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung sebesar 11,36 dan ttabel sebesar 2,09, karena thitung ˃ ttabel, maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian uji t pada taraf kepercayaan α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan, Hasil Belajar Siswa.
i
ABSTRACT Nia Fitriyani, NIM 1111015000110, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training UIN Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The Influence of Using Environmental Strategy Based Learning Approach for Students' Learning Result in Social Science Subjects (Experimental study in MTs Darul Ma’arif).
This research is motivated by the lack of utilization of resources and the environment as a learning tool for students, especially in social science subjects. Such as natural environment, social and cultural environment. In addition, the majority of the strategies used in teaching social studies is monotonous and only focusing on the theories so that students' learning result is still relatively low. This research aims to determine the effect of using learning strategies on environment approach on student learning result in social science subjects. The method used in this study is Pre Experimental Design with using the One-group pretest and posttest research design. Sampling is done by using simple random sampling technique. Then the sample in this research involved 20 students consisting of one group is the experimental class. Based on the results of t test obtained tcount is 11.36 and ttable is 2.09, because tcount ˃ ttable, then Ha accepted. With the rejection of the null hypothesis (Ho) of the test results t test at level α = 0.05, it can be concluded that by using strategies based learning approach to the environment has a positive influence on student’s learning result in social science subjects. Keywords: Environmental Strategy Based Learning Approach, Student’s Learning Result
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Rabb yang menguasai seluruh alam beserta isinya yakni Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah serta kehendak-Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang tauladan sempurna yang patut dicontoh oleh ummatnya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis tidak akan bertambah tanpa bimbingan,pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak, yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Dekan FITK Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A 2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd yang tak pernah lelah ataupun bosan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi agar penulis menjadi pribadi yang berbekal pendidikan yang baik. 3. Bapak Sodikin, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang penuh dengan kesabaran dan perhatian yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik. 4. Bapak Drs. Banajid selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan nasehatnya. 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat di kemudian hari.
ii
7. Orang tua tercinta atas motivasi yang luar biasa: Ibu Hj. Asmara dan Alm. Bapak H. Abdullah terkasih yang tak henti-henti memanjatkan doa yang disertai cucuran air mata kepada-Nya untuk anaknya agar selalu mendapat ridho-Nya di setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat. Maaf belum bisa mengukir bahagia di wajah tuamu, maaf belum bisa menghapus beban dari tubuh lelah mu, maaf belum membalas semua jasa yang telah engkau berikan kepadaku. Terimakasih untuk cinta dan doa tulus mu disetiap langkah ku. Selesainya skripsi ini adalah bukti persembahan adinda untuk kalian. 8. Bapak H. Antung Abdullah selaku Kepala Sekolah MTs Darul Ma’arif Jakarta dan Bapak Sutamto S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin serta terimakasih atas segala wejangan dan motivasi yang Beliau berikan. 9. Sahabat Tersayang: Ndaru Mukti, Nur Alfi Lail, Fajriatul Azizah, Gaun Rifani, Ria Liniarti, dan Febriani Herlina. Terimakasih atas kobaran semangat untuk terus maju bersama-sama meyelesaikan skripsi ini dalam rangka meneruskan pendidikan. 10. Teman-teman yang membantu dalam proses penelitian di Curug Cilember: Audrey Ningtyas, Khoirul Fahrudin, dan Ahmad Fauzi 11. Rekan-rekan seperjuangan Geografi 2011. 12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Jakarta, 17 September 2015
Nia Fitriyani
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tanggung jawab terhadap masalah pendidikan. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar, karena gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Menurut Martinis Yamin, “Pengajar mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing siswa-siswa untuk belajar serta mengambangkan dirinya. Di dalam tugasnya seseorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memberi pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengahtengah masyarakat modern”.1 Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan pengajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi atau strategi pembelajaran yang dipilihnya. Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya yang mengutip pendapat Slameto
dan
Muhaimin,
“Strategi
adalah
suatu
rencana
tentang
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengajaran. Sedangkan pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar”.2 Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu cara belajar mengajar yang 1
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi , (Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), h. 1 2 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 131
1
2
digunakan dalam proses belajar mengajar yang harus dilalui siswa untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Dalam strategi belajar mengajar tersebut terdapat beberapa pendekatan dan metode yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, agar memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. Menurut Etin Solihatin dan Raharjo dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa.3 Apabila kita memperhatikan pembelajaran yang terjadi di sekolah, sebagian besar guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa tanpa mengaitkan dengan lingkungan dan kurang menggali serta mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang berasal dari lingkungan dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari siswa di sekolah. Selain itu juga pengajaran IPS di sekolah kurang dikaitkan dengan masalah yang terdapat pada lingkungan. Pengajaran IPS di sekolah sematamata berorientasi kepada tuntutan kurikulum yang telah ada di dalam buku teks, sehingga materi pelajaran IPS dirasakan sebagai beban yang harus diingat, dihafal, dipahami, dan tidak dirasakan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan, lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. 3
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), h. 15
3
Dalam proses interaksi antara individu dengan lingkungan dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku yang diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, “Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas
hubungan
manusia
dengan
lingkungannya.
Lingkungan
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi lingkungan sekitarnya”.4 Namun permasalahannya, apakah lingkungan sebagai sumber belajar sudah dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran? Selama ini pengajaran IPS di sekolah-sekolah lebih banyak hanya dengan penjabaran konsep yang dilakukan di kelas dan jarang sekali melibatkan atau mengajak siswa untuk mengamati secara langsung pada lingkungan alam sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut, pengajaran IPS di sekolah harus dikaitkan langsung dengan lingkungan yang ada disekitar siswa, baik lingkungan masyarakat sekitar maupun lingkungan alam sekitar. Dalam hal ini, pendekatan yang sesuai yang dapat digunakan adalah pendekatan lingkungan yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Pendekatan lingkungan dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran IPS yang berkaitan dengan lingkungan dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu bahan pelajaran berasal dari lingkungan. Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan bukan merupakan pendekatan yang baru, melainkan sudah dikenal hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan sarana belajar. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat dimanfaatkan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan, seperti firman Allah didalam surat Al-A’raf ayat 85 :
4
Ibid,. h.14.
4
َوَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين Artinya : … dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman”. Dari ayat tersebut, Allah melarang manusia untuk merusak lingkungan, dan justru sebaliknya yakni Allah menganjurkan manusia untuk berbuat baik dan memelihara lingkungannya. Maka dari itu, seorang guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menanamkan sikap cinta lingkungan kepada setiap siswa. Dengan menggali sumber belajar yang ada di lingkungan siswa dalam setiap pembelajaran, secara tidak langsung guru telah mendekatkan diri siswa dengan lingkungan alam sekitar. Selain itu, akan tercipta suatu wadah pembinaan siswa dalam hal kemampuan dasar dalam kegiatan belajar dan berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik, serta pengembangan kecakapan dasar siswa untuk selalu mau dan mampu peduli dalam berkehidupan secara baik sesuai tuntutan dan harapan lingkungan masyarakat. Banyak sekali materi dalam pelajaran IPS yang dapat menggunakan strategi belajar berbasis pendekatan lingkungan, salah satu materi pelajaran IPS yang dapat menggunakan strategi belajar berbasis pendekatan lingkungan yaitu pada pokok bahasan hidrosfer. Dimana salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah agar siswa dapat mengetahui dan memahami dampak dari gejala hidrosfer terhadap kehidupan. Proses pembelajaran pada pokok bahasan hidrosfer yang dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa metode, misalnya siswa mengamati secara langsung (observasi). Metode observasi memiliki keunggulan seperti menyajikan media obyek secara nyata, dan juga bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Dan juga pelajaran yang didapatkan melalui studi observasi akan mendorong pemikiran siswa serta menambah pengalaman belajar baru bagi siswa. Oleh karena itu, lingkungan
5
alam sekitar mempunyai peranan penting dan dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian di MTs Darul Ma’arif Jakarta, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pendekatan lingkungan
dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan hidrosfer, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah yang teridentifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Dalam kegiatan belajar mengajar masih sering menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru. b. Masih banyak siswa yang tidak turut serta aktif dalam proses pembelajaran. c. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari masih tergolong rendah. d. Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang masih tergolong rendah. e. Masih sedikitnya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan penelitian lebih terarah dan tidak terjadi pengertian yang
salah,
maka
masalah
penelitian
perlu
dibatasi
agar
dapat
mengungkapkan yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini. Adapun peneliti hanya melakukan penelitian terkait pada: Strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan pada siswa kelas VII MTs Darul Ma’arif
6
Jakarta semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan di Curug Cilember dan hasil belajar siswa yaitu nilai hasil belajar mata pelajaran IPS pada pokok bahasan hidrosfer.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya yaitu: 1. Bagi siswa diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna. 2. Bagi guru diharapkan menjadi masukan untuk dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan bermakna. 3. Bagi dunia pendidikan diharapkan dapat mendukung penerapan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. 4. Bagi peneliti berguna untuk menambah wawasan khususnya dalam memperbaiki strategi pembelajaran.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK……………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. vii DAFTAR TABEL …………………………………………………………… viii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah……………………………………………… 5 D. Rumusan Masalah………………………………………………… 6 E. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 6 F. Manfaat Penelitian………………………………………………... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Strategi Pembelajaran……………………………………. 7 1. Pengertian Strategi Pembelajaran……………………………… 7 B. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan…………………
8
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran…………………………. 8 2. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan…………………………………………………….. 10 3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan…………………………………………………….. 15 4. Teknik Pendekatan Lingkungan…………………………………………………….. 17
iv
C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar…………………………………………………………….. 18 1. Pengertian Belajar……………………………………………… 18 2. Pengertian Hasil Belajar………………………………………………………….. 21 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar………………………………………………………….. 23 D. Hakikat Pembelajaran IPS………………………………………………………………… 25 1. Pengertian IPS…………………………………………………. 25 2. Karakteristik IPS………………………………………………. 25 E. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………. 27 F. Kerangka Berpikir………………………………………………… 28 G. Perumusan Hipotesis……………………………………………… 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian………………………………………………… 32 B. Waktu Penelitian………………………………………………….
34
C. Metode dan Desain Penelitian……………………………………. 34 D. Populasi dan Sampel……………………………………………… 36 E. Variabel Penelitian………………………………………………... 37 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………... 37 G. Instrumen Penelitian……………………………………………… 39 H. Kalibrasi Instrumen………………………………………………. 40 I. Teknik Analisis Data……………………………………………... 43 J. Hipotesis Statistik………………………………………………… 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………………………………………………….... 49 1. Gambaran Umum MTS Darul Ma’arif Jakarta………………... 49
v
B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest……………………………...
54
C. Hasil Uji Coba Instrumen………………………………………...
57
1. Uji Reliabilitas………………………………………………… 57 2. Uji Tingkat Kesukaran………………………………………... 57 3. Uji Daya Pembeda…………………………………………….
58
D. Uji Persyaratan Analisis Data……………………………………
58
1. Uji Normalitas Data……………………………………………. 58 2. Uji Homogenitas Data…………………………………………. 59 3. Uji Hipotesis Data……………………………………………... 60 E. Pembahasan Hasil Observasi……………………………………... 61 F. Pembahasan Hasil Wawancara……………………………………. 69 G. Hasil Pembahasan Penelitian……………………………………… 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………... 73 B. Saran……………………………………………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………… 78
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir……………………………………… 30
Gambar 3.1
Peta Lokasi MTs Darul Ma’arif………………………………... 32
Gambar 3.2
Peta Lokasi Curug Cilember…………………………………… 33
Gambar 4.1
Grafik Nilai Pretest dan Posttest……………………………….. 56
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Jadwal Penelitian……………………………………………….. 34
Tabel 3.2
Desain Penelitian……………………………………………….. 35
Tabel 3.3
Kategori Reliabilitas……………………………………………. 41
Tabel 3.4
Kategori Tingkat Kesukaran……………………………………. 42
Tabel 3.5
Kriteria Daya Pembeda…………………………………………. 43
Tabel 3.6
Kategorisasi Skor N-Gain……………………………………… 44
Tabel 4.1
Keadaan Guru dan Pegawai MTs Darul Ma’arif……………….. 51
Tabel 4.2
Jumlah Siswa MTs Darul Ma’arif……………………………… 52
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana MTs Darul Ma’arif……………………… 53
Tabel 4.4
Hasil Pretest dan Posttest………………………………………. 55
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest Posttest………………... 56
Tabel 4.6
Rekapitulasi Uji Normalitas…………………………………….. 58
Tabel 4.7
Uji Homogenitas Hasil Belajar…………………………………. 59
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP…………………………………………………………….. 78
Lampiran 2
Uraian Materi…………………………………………………... 87
Lampiran 3
Kisi-kisi Instrumen Pretest…………………………………….. 94
Lampiran 4
Soal Pretest…………………………………………………….. 95
Lampiran 5
Kunci Jawaban Pretest…………………………………………. 98
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Posttest……………………………………. 99
Lampiran 7
Soal Posttest……………………………………………………. 100
Lampiran 8
Kunci Jawaban Posttest………………………………………… 103
Lampiran 9
Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest…………………………. 104
Lampiran 10 Hasil Anates……………………………………………………. 105 Lampiran 11 Panduan Observasi…………………………………………….. 108 Lampiran 12 Lembar Kerja Observasi Siswa………………………………… 112 Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa…………………….. 113 Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar………………………… 119 Lampiran 15 Lembar Hasil Wawancara……………………………………… 125 Lampiran 16 Uji Normalitas Gain……………………………………………. 128 Lampiran 17 Uji Normalitas Pretest dan Posttest…………………………….. 129 Lampiran 18 Uji Homogenitas……………………………………………….. 132 ix
Lampiran 19 Uji Hipotesis…………………………………………………… 135 Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian………………………………………... 137 Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………… 138 Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian……………………………………. 139 Lampiran 23 Lembar Uji Referensi…………………………………………... 140
x
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan pengajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi atau strategi pembelajaran yang dipilihnya. Menurut Isjoni, “Strategi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah rencana. Strategi dapat diartikan sebagai a plan of operation achieving something, (rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu)”.1 Menurut Yatim Riyanto, “Berkaitan dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dengan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”.2 J.R David mengemukakan, “a plan, method, or series activities designed to achieves a particular education goal. Menurut pengertian ini, strategi pembelajaran meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu”.3 Menurut Wina Sanjaya, “Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran”.4
1
Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). h. 2 2 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009) , h.131 3 Isjoni, loc.cit, h. 3 4 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2011), h.24
7
8
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola yang digunakan guru dalam mengajar agar dalam proses pembelajaran jadi teratur dan tercapai sesuai dengan harapan.
B. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan 1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru perlu memilih strategi atau pendekatan apa yang akan digunakan dalam mengajar. Pendekatan merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran atau bisa disebut sebagai strategi pembelajaran. Sebagaimana dikatakan Kunandar, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai.5 Menurut Hamzah B Uno, “Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran”.6 Dalam proses belajar mengajar, pendekatan berbeda dengan metode. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknis pelaksanaan. Pembelajaran IPS harus disajikan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan
5
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 287 6 Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 2
9
sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan menarik kesimpulan serta mengomunikasikan kesimpulan. Selain itu, jenis pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS antara lain pendekatan disiplin atau struktur, pendekatan broadfield atau antar struktur, pendekatan kemasyarakatan, pendekatan lingkungan, pendekatan tradisional dan inkuiri.7 Menurut Armai Arief dalam bukunya yang mengutip pendapat Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran. Hal tersebut diantaranya: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Tujuan yang hendak dicapai Kemampuan guru Anak didik Situasi dan kondisi pengajaran dimana berlangsung Fasilitas yang tersedia Waktu yang tersedia Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.8 Agar tercapainya tujuan pembelajaran perlu diterapkan beberapa prinsip
belajar. Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto diantaranya: 1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional. 2) Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional. 3) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.9
7
Dobinbi, Pendekatan dalam Pembelajaran IPS, dobinbi.wordpress.com, 27 Oktober 2011 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. 1 h. 109 9 Yatim Riyanto, op.cit., h. 63 8
10
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar dimana pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan.
2. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan komponen penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian. Menurut Irwan, “Alam terkembang menjadi guru. Inilah filsafat hidup orang Minangkabau salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Disini menunjukan bahwa manusia itu adalah murid-murid alam atau lingkungan mereka. Kehidupan adalah sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus”.10 Oleh karena itu, setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. ”Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada diluar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-rubah setiap saat. Organisme dengan lingkungan juga menjalin suatu hubungan yang erat yang bersifat timbal balik”.11 Menurut Halimah, “Lingkungan atau environment adalah mencakup segala hal yang ada di sekitar kita. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada dia
10
Zoer’aini Djamal Irwan, Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 4 11 Ibid., h.108-109
11
alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu”.12 Menurut Syukri Hamzah , Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupannya, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia beraktivitas, tetapi lingkungan juga sangat berperan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya akan berlangsung secara terus menerus. Dengan adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan bahwa kondisi lingkungan juga akan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu lingkungan.13 Menurut Otto Soemarwoto, “Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya”.14 Dengan demikian, interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya. Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Materi pembelajaran IPS diambil dari kehidupan nyata yang terdapat di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Menurut Halimah, “Lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak habishabisnya dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Semakin kita gali semakin banyak yang didapatkan oleh peserta didik. Selain itu, lingkungan sebagai sumber belajar yang ilmiah menyediakan bahan-bahan yang tidak usah dibeli misalnya, udara, air, sungai ,pepohonan dan sebagainya”15
12
Lely Halimah, Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia, Jurnal Pendidikan Dasar,2008, nomor 10. 13 Syukri Hamzah, Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2013), h.1 14 Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1983), h. 51 15 Lely Halimah, Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia, Jurnal Pendidikan Dasar,2008, nomor 10.
12
Menurut E Mulyasa, “Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar”.16 Menurut
Leksono,
“Pendekatan lingkungan
adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan”.17 “Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari”.18 Menurut Antoni Kola, “Pembelajaran Berbasis Pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran dimana siswa diajak secara langsung berhadapan dengan lingkungan dimana fakta atau gejala alam tersebut berada. Pendekatan lingkungan adalah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan”.19 Menurut E Mulyasa, berkaitan dengan pendekatan lingkungan, UNESCO mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran adalah: 1) Lingkungan yang meliputi faktor fisik, biologi, sosio-ekonomi dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik. 2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.
16
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.101 17 Ibut Priono Leksono, Implikasi Penerapan PAIKEM dalam Prosses Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, 21 September 2014, h.2 18 Barkah Lestari dan Mustofa,”Media Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Ekonomi”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2009, h.5 19 Antoni Kola, Effect of Enviromental Education of African School Children’s Waste Disposal Practices, http/www.allacademic.com/, 2008
13
3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.20 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Lingkungan erat kaitannya antara pembelajaran dengan kehidupan siswa sehingga siswa lebih bisa memahami apa yang dipelajari dan yang terjadi di lingkungannya. Teori belajar yang dapat digunakan untuk mendukung pendekatan lingkungan adalah teori belajar konstruktivisme. Menurut Suyono dan Hariyanto, “Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup”.21 Menurut Sardiman, konstruktivisme merupakan filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri. Menurut pandangan dari teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari siswa untuk merekonstruksi atau membentuk makna. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang telah dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya atau pemahamannya menjadi berkembang.22 Menurut Asri Budiningsih, “Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitasaktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman”.23
20
E Mulyasa, op.cit, h.102 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 105 22 Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007),h.37 23 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), h. 60 21
14
Sebagaimana dikatakan Komarudin kaitannya dengan pembelajaran, menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data.24 Sebagaimana dikatakan oleh Yatim Riyanto, Tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berpikir. Menurut prinsip teori ini, guru hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Praktik pembelajaran konstruktif dilakukan untuk membantu siswa membentuk, mengubah diri atau mentransformasikan informasi baru.25 Selain teori konstrutivisme, teori belajar kognitif juga mendukung pendekatan lingkungan. Teori kognitif adalah teori belajar yang berfokus pada pembentukan konsep berpikir, membangun pengetahuan atau proses-proses sentral seperti ide-ide, sikap, harapan.26 Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Teori ini menyatakan, proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika seorang pendidik mampu memberi kesempatan pada siswanya untuk menemukan suatu konsep atau informasi melalui contoh-contoh yang kongkret.27
24
Sukardjo Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 55 25 Yatim Riyanto, op. cit., h. 144-145 26 Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 12, h. 22 27 Imalatur Roihah, “Implikasi Teori Kognititf Jean Piaget Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Pada Anak Usia Sekolah 7-12 Tahun”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009, h. 6
15
Kognitif merupakan kemampuan yang berpusat di otak berfungsi untuk menerima, mengolah dan menginterpretasikan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh anak melalui interaksinya dengan lingkungan.28 Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan merupakan strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar bagi siswanya. Dimana pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan ini didukung oleh teori belajar konstrutivisme dan teori belajar kognitif.
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Pendekatan merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran . Setiap pendekatan dalam pembelajaran memilki tujuan dan manfaat bagi siswa maupun bagi keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan oleh Wina Sanjaya, Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa, pengembangan psikomotorik adalah pengembangan keterampilan siswa.29 Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan dan upaya mengembangkan potensi peserta didik, proses pembelajarn tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan kecakapan aspek afektif dan psikomotorik. Selanjutnya akan mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual secara berimbang. Menurut Wina Sanjaya, “Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses 28 29
pembelajaran
yang
Ibid., h. 16 Wina Sanjaya, op.cit.,h.28
efektif
adalah
proses
pembelajaran
yang
16
menggunakan berbagai ragam sumber belajar”.30 Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sangat efektif untuk menciptakan suatu kegiatan belajar yang produktif. Sumber belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar sehingga siswa mudah memahami pelajaran. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Siswa dapat mengekspresikan diri mereka dalam berbagai cara memecahkan masalah dan membentuk pengetahuan serta memperoleh pemahaman konsep nyata di dalam lingkungan hidup mereka. Menurut Leksono, ”Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa jika apa yang kita peroleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Manfaat tersebut merupakan salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan”.31 Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dikemas melalui keterampilan proses sangat tepat disajikan dalam proses pembelajaran IPS dan akan menciptakan interaksi yang lebih tinggi karena fisik maupun mental siswa terlibat langsung ke dalam lingkungan. Antara guru dan siswa dapat bekerja sama dalam proses belajar dengan cara memilih lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, misalnya dalam materi hidrosfer, siswa secara langsung mengamati gejala-gejala hidrosfer pada lingkungan alam sekitar. Dampak positif diterapkannya pendekatan lingkungan dalam pembelajaran yaitu dapat memacu sikap rasa ingin tahu siswa. Semakin sering siswa diajak berinteaksi dengan lingkungan secara langsung maka rasa ingin tahu serta partisipasi belajar siswa akan semakin meningkat. Dengan demikian,
30
Ibid., h. 228 Ibut Priono Leksono, Implikasi Penerapan PAIKEM dalam Prosses Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, 21 September 2014, h.2 31
17
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memacu motivasi belajar siswa.
4. Teknik Pendekatan Lingkungan Setiap pendekatan pembelajaran memilki teknik dalam penerapannya begitu juga pembelajaran dengan menggunakan strategi pendekatan lingkungan memiliki langkah-langkah maupun teknik dalam penerapannya. Menurut E Mulyasa, dalam pendekatan lingkungan pengetahuan yang diberikan harus memberi jalan keluar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya, pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan peserta didik. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan.32 Menurut Nasution, ada bermacam-macam cara sumber-sumber dalam
untuk menggunakan
lingkungan untuk kepentingan pelajaran. Pada
umumnya dapat dibagi dalam dua golongan sebagai berikut: 1) Membawa siswa ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawisata, school camping, survey). 2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran (resource person, benda-benda seperti pameran atau koleksi).33 Kedua jenis cara tersebut tidak terlepas satu sama lain, karena siswa biasanya sering mengunjungi lingkungan atau membawa benda dan contoh ke dalam kelas. Dapat juga melakukan keduanya, yaitu mengunjungi lingkungan kemudian membawa yang di dapat dari lingkungan ke dalam kelas. Pembelajaran Pendekatan Lingkungan sama halnya seperti karyawisata, sebagaimana yang diungkapkan Nasution, karyawisata mempunyai nilai-nilai sebagai berikut: 1) Memberi pengalaman-pengalaman langsung. 32 33
E Mulyasa, op.cit, h.101 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 2, h. 133
18
2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada 3) Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu 4) Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat 5) Memberikan pengertian yang luas tentang kehidupan.34 Teknik pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan lingkungan dapat mendukung keberlangungan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa.
C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Setiap individu mengalami proses perubahan sikap dan tingkah laku. Seseorang akan memperoleh perubahan tingkah laku, kecakapan keterampilan serta memperoleh pengetahuan melalui proses belajar. Sebagaimana dikatakan Martinis Yamin, “Belajar merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang”.35 Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.36 Seseorang dikatakan belajar apabila telah terjadi perubahan di dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungannya yang menyangkut semua aspek kepribadian individu, berkenaan dengan penguasaan dan penambahan wawasan pengetahuan.
34
Ibid, h.133 35 Martinis Yamin, Strategi Pembelajarn Berbasis Kompetensi, ( Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), Cet. 2 h. 97 36 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 78
19
Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya yang mengutip pendapat Wingkel, “Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan”.37 Menurut Ngalim Purwanto, Belajar dapat dicirikan dengan beberapa perubahan yaitu pertama perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Kedua, perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Ketiga, yaitu untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari periode waktu yang cukup lama. Selanjutnya yaitu tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.38 Berdasarkan teori Gestalt tentang insightfull learning teory, belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi antara diri individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar tidak semata-mata sebagai suatu stimulus, tetapi lebih daripada itu dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami yang disebut learning by process.39 Jadi hasil belajar dapat diperoleh siswa bilamana mereka melakukannya dengan keaktifan yang tinggi baik dalam memahami, mengalami dan berbuat sesuai dengan apa yang ingin mereka pelajari. Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology, “membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Rumusan kedua berbunyi: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus”.40 Dalam hal ini berarti perubahan tinglah laku harus relatif menetap bukan sementara. Jadi,
37
Yatim Riyanto, op. cit., h. 61 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 85 39 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 38
h. 26 40
Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 90
20
jika perubahan bersifat sementara maka perubahan tingkah laku itu bukan merupakan perubahan dalam belajar. Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang mengutip pendapat Cronbach, mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu: 1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. 2) Kesiapan. Untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik individu perlu memiliki kesiapan. 3) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. 4) Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar. 5) Respons. Hasil dari interpretasi individu yang mungkin mencapai tujuan yang diharapkan. 6) Konsekuensi. Hasil dari usaha yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan. 7) Reaksi terhadap kegagalan.41 Dengan demikian dapat disimpulkan, belajar merupakan proses perubahan di dalam diri individu. Dari proses belajar, seseorang akan memperoleh perubahan
tingkah
laku,
kecakapan
keterampilan
serta
memperoleh
pengetahuan. Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri seseorang melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri seseorang setelah terjadi perubahan didalam dirinya. Perubahan di dalam diri seseorang dikatakan sebagai hasil proses belajar. Menurut Sardiman, dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi belajar yang kondusif. Jika ditinjau secara umum maka tujuan belajar itu ada tiga jenis, diantaranya: a) Untuk mendapatkan pengetahuan. b) Penanaman konsep dan keterampilan. c) Pembentukan sikap.42
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.157 42 Sardiman A M, op. cit., h. 26-28
21
Sardiman juga berpendapat bahwa, proses belajar dapat berlangsung dengan baik jika dalam proses belajar tersebut diperhatikan tujuan belajar sesungguhnya. Belajar memiliki beberapa maksud dan tujuan antara lain: a) Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui. b) Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan. c) Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke dalam suatu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap atau tingkah laku. d) Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.43 Dengan melihat beberapa maksud dan tujuan tersebut maka faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menetukan. Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengertahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai.
2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar diperoleh dari proses belajar. Belajar merupakan pencapaian tujuan belajar. Tujuan belajar yaitu agar siswa memperoleh perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
43
Ibid, h. 3
22
berpikir maupun keterampilan motorik”.44 Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil pengalaman yang didapat dari usaha seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar. Menurut Benyamin Bloom meliputi tiga ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. 2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap, nilai, minat, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. 3) Ranah psikomotorik, mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang mengutip pendapat Gagne, hasil belajar dibagi menjadi lima kategori, yaitu: a) b) c) d) e)
Informasi verbal Keterampilan intelektual Strategi kognitif Sikap Keterampilan psikomotorik.45 Menurut Sardiman, pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan
hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, maka hasil belajar itu meliputi: a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).46 Hasil belajar setiap siswa akan berbeda satu sama lain, karena pengalaman belajar dan perilaku belajar tiap siswa tidak sama. Pengalaman belajar siswa 44
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 102 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 22 46 Sardiman A M, op. cit., h. 28-29 45
23
dapat dilihat melalui tes belajar, dan juga bisa dilihat dari perilaku siswa. Pengalaman baik maupun tidak baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin baik pengalaman yang diterima maka semakin baik hasil yang diperoleh, begitu juga sebaliknya. Selain itu, pengalaman belajar siswa diwujudkan dalam bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajarinya dapat diketahui dari kegiatan belajarnya. Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan metode atau strategi yang digunakan pada suatu pembelajaran. Semakin tepat pemilihan metode atau strategi pembelajaran maka hasil belajar akan semakin baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang baik harus meliputi beberapa aspek penting meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan atau kemampuan siswa setelah melakukan latihan atau proses selama belajar. Namun keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal tidak mudah begitu saja, ada beberapa faktor yang memengaruhi proses hasil belajar siswa. Menurut Muhbibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara global dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. a) Faktor internal siswa Aspek psikologis (Jasmaniah) kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Aspek Psikologis meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang lemah mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan belajar dibutuhkan kondsi mental yang mantap dan stabil. b) Faktor eksternal siswa Faktor lingkungan Sosial. Pertama, faktor lingkungan sosial sekolah. Faktor lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
24
dan teman-teman sekelas dapat dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Kedua, lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat juga tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Ketiga, lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Lingkungan Nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsiosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. c) Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Siswa yang mengaplikasikan strategi pendekatan berdasarkan pemaksimalan pemahaman (deep approach) terhadap materi pelajaran mungkin berpeluang untuk meraih prestasi belajar bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar dengan cara menghapal rincian-rincian materi (surface approach).47 Belajar juga merupakan proses perubahan dalam diri individu. Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber pada diri individu atau lingkungannya. Banyak faktor yang ada dalam diri siswa (internal) yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya, faktor tersebut meliputi aspek: a) Jasmaniah, mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. b) Psikis atau rohaniah, menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif dari individu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri siswa (eksternal), baik faktor fisik
47
Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 12, h. 132
25
maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. a) Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. b) Lingkungan sekolah, memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. c) Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajar siswa.48 Dengan demikian bahwa keberhasilan dalam proses belajar tidak sepenuhnya dititik beratkan pada faktor internal siswa tetapi ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu faktor eksternal siswa (lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial) dan faktor pendekatan belajar.
D. Hakikat Pembelajaran IPS 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat komprehensif, karena pembahasan Ilmu Pengetahuan Sosial ini selalu terkait dengan aspek ilmu-ilmu sosial lainnya. Sebagaimana dikatakan Gunawan, “Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.”49 Menurut Trianto, “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar
48
Nana Syaodih, op. cit., h. 162-164 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.17 49
26
realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial”50 Menurut Rudy Gunawan di dalam bukunya yang mengutip pendapat Sumantri, “ IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun ilmu pendidikan”.51 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkahlaku manusia di masyarakat yang meliputi beberapa aspek seperti aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik, yang di padukan menjadi satu bidang ilmu yang didalamnya terbagai beberapa cabang seperti geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
2. Karakteristik IPS Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya yang dikemukakan oleh A.Kosasih Djahiri sebagai berikut : a) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu). b) Penelahaan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja,melainkan bersifat komprehenshif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. c) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis,rasional dan analitis. d) Program pembelajaran disusun dengan menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan alam dan budanyanya. e) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses 50
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.171 51 Rudy Gunawan, loc.cit, h.17
27
f) g) h)
i)
internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik dan pendekatan-pendekatan yang menjadi cirri IPS itu sendiri.52
Adapun jatidiri Pendidikan IPS menurut Somantri adalah sebagai berikut: 1) Adanya hubungan interdisipliner dan/atau transdisipliner antara disiplin ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial dan humaniora bahkan dengan ilmu teknologi, seni, dan agama 2) Hubungan antara disiplin itu disebabkan adanya kebutuhan dan kegunaan yaitu kepentingan pendidikan sebagai advance knowledge 3) Proses pendekatan antardisipliner merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan.53 E. Hasil Penelitian yang Relevan Pada penelitian ini peneliti merujuk pada hasil penelitian terdahulu yang relevan. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu: 1) Siti Sopiatun, Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar biologi siswa yaitu ditandai dengan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa pada
52
Wiwik Ariyani, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran IPS, Skripsi Universitas Lampung, Lampung, 2014 53 Rudy Gunawan, op.cit, h.105
28
materi pencemaran lingkungan setelah pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan.54 2) Naily Hidayati, Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di Taman Mini Indonesia Indah. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode outdoor study terhadap hasil belajar geografi siswa. 55 3) Neni Setiyani, Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif IPA siswa.56 4) Yogie
Dhany
Saputro,
Pengaruh
Penggunaan
Metode
Pembelajaran
Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa MAN Parungpanjang. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajran dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar geografi siswa.57
F. Kerangka Berpikir Guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi atau strategi 54
Siti Sopiatun, “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Biologi SIswa (Eksperimen di MTs Negeri Tanggerang 11 Pamulang Tanggerang Selatan)” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2010). 55 Naily Hidayati, “Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di Taman Mini Indonesia Indah (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 63 Jakarta)” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2014). 56 Neni Setiyani, “Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa Kelas IV SDN 1 Makam Rembang Purbalingga” Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. 57 Yogie Dhany Saputro, “Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa MAN Parungpanjang” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
29
pembelajaran
yang
dipilihnya.
Strategi
pembelajaran
yang tepat
dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang
menelaah
tentang
manusia
dalam
hubungan
sosialnya
atau
kemasyarakatannya. Materi pembelajaran IPS diambil dari kehidupan nyata yang terdapat di lingkungan alam maupun lingkungan masyarakat. Sebagian besar materi pelajaran IPS sangat berkaitan dengan lingkungan. Namun selama ini pengajaran IPS di sekolah-sekolah lebih banyak hanya dengan penjabaran konsep yang dilakukan di kelas dan jarang sekali melibatkan atau mengajak siswa untuk mengamati secara langsung pada lingkungan alam atau lingkungan masyarakat sekitar. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada guru, sehingga siswa tidak aktif dalam belajar dan pada akhirnya nilai hasil belajar siswapun masih tergolong rendah. Salah satu strategi dalam pembelajaran yang dapat menjadikan siswa berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik, mengembangkan kecakapan dasar siswa peduli terhadap lingkungan di sekitarnya adalah melalui pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan merupakan strategi pembelajaran dimana siswa diajak secara langsung berhadapan dengan lingkungan. Melalui strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan, siswa akan melaksanakan pembelajaran dengan cara terjun langsung ke dalam lingkungan (studi observasi) baik dalam lingkungan alam, sosial maupun budaya terkait dengan materi yang mereka pelajari di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi dan metode belajar yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaranpun akan tercapai dengan baik. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan diharapkan dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
30
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS
Metode Diskusi dan Ceramah
PRETEST
Proses pembelajaran berpusat pada guru Siswa tidak turut serta aktif dalam pembelajaran Kurangnya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
Hasil Belajar pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah
Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan
Studi Observasi ke Curug Cilember
Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
POSTTEST
31
G. Perumusan Hipotesis Berdasarkan hasil deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas, untuk memudahkan dalam analisis data, maka perumusan hipotesis dinyatakan dengan: Ha = Terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ma’arif yang beralamat di Jl. RS Fatmawati No. 45 Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Berikut ini merupakan peta lokasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ma’arif: Gambar 3.1
32
33
Kemudian
peneliti
melaksanakan
startegi
pembelajaran
berbasis
pendekatan lingkungan dengan mengajak siswa untuk studi observasi ke Curug Cilember yang beralamat di Jl. Cisarua Puncak Km 10 Desa Cilember Kecamatan Cisarua Puncak Bogor, Jawa Barat. Berikut ini merupakan peta lokasi Curug Cilember: Gambar 3.2
34
B. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan September 2015. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahun 2015 Kegiatan Penelitian Feb 1
3
Pembuatan instrument Pengumpulan data Analisis data
4
Pengolahan data
5
Penyusunan laporan penelitian
2
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sept
C. Metode dan Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design. Seperti yang dikutip dalam Suharsimi Arikunto, “Metode penelitian Pre Experimental Design sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah quasi eksperimen”.1 Desain penelitian yang akan digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest Design, di dalam desain ini pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengumpulan data sebelum diadakan eksperimen disebut pretest dan pengumpulan data setelah diadakan eksperimen disebut posttest, dengan demikian hasil perlakuan dapat
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 84
35
diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan perlakuan.2 Pada awalnya peneliti memberikan pretest kepada sampel yang dijadikan objek penelitian. Kemudian menguji coba strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah pemberian treatment selesai dilakukan maka peneliti memberikan posttest. Dari pretest dan posttest maka akan dilakukan beberapa analisis data. Jika dalam analisis data tersebut menunjukan perbedaan maka treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. “Between O1 and O2 many other change-producing events may have occurred in addition to the experiment’s X”.3 Pemilihan One-Group Pretest and Posttest Design ini berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukan seluruh kelas populasi mempunyai komposisi peserta didik yang hampir sama dan tidak ada pembeda atau pelabelan kelas berdasarkan apapun baik lebih unggul atau tidak dan lebih akademis atau tidak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Donald T. Campbell dan Julian C. Stanley bahwa “The first of these One-Group Pretest and Posttest Design uncontrolled rival hypotheses is history”.4 Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Kelas Eksperimen
Tabel 3.2 Desain Penelitian Pre-Test Treatment O1
X
Post-Test O2
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung:Alfabeta,2013), Cet.3,
h.112 3
Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Design for Research, (Chicago:Handbook of Research on Teaching), h.7 4 Ibid.
36
Keterangan : O1
: Nilai pretest (sebelum diberi treatment)
O2
: Nilai posttest (sesudah diberi treatment)
X
: Treatment
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”.5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Darul Ma’arif Jakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015. Siswa kelas VII MTs darul Ma’arif terbagi menjadi dua kelas yang keseluruhannya berjumlah 53 orang siswa. 2. Sampel Menurut Samapiah Faisal “sebagian dari populasi yang diambil sebagai representasi atau wakil populasi bersangkutan
disebut dengan sampel.”6
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7 Teknik ini dapat dipergunakan jika jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.8 Populasi berjumlah 53 orang siswa, untuk memperoleh sampel 5
Sugiyono, op.cit., h. 119 Samapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), h. 22 7 Sugiyono, op.cit h. 122 8 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 123 6
37
sebanyak 20 orang dari populasi tersebut maka digunakan teknik ini dengan cara undian. Sehingga sampel penelitian yang diambil yaitu 10 orang siswa dari kelas VII A dan 10 orang siswa kelas VII B MTs Darul Ma’arif yang totalnya berjumlah 20 orang siswa.
E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono “variabel independen atau yang disebut variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan variabel dependen atau yang disebut variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.9 Dengan demikian variabel dalam penelitian ini adalah: a) Variabel independen atau bebas adalah strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan (variabel X) b) Variabel dependen atau terikat adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (variabel Y)
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Menurut Suharsimi Arikunto, “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan”.10 Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh dari kelas eksperimen. Tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut :
9
Sugiyono, op.cit., h. 64 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.53
10
38
a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di kelas yang sudah dipilih sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dikarenakan penelitian ini hanya diadakan dalam satu kelas. b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan objek penelitian yaitu kelas eksperimen. c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah diberi perlakuan. d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi perlakuan, selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan dipersiapkan untuk bahan penelitian. 2. Observasi Observasi (observation) adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan observasi peran serta, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari artinya saat proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dengan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan berperan serta dalam memperoleh data. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan tujuan mendapatkan respon atau pendapat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data sebagai bukti dari penelitian yang telah dilakukan.
39
G. Instrumen Penelitian 1. Tes Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Tes yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol (0) untuk jawaban salah. Instrumen penelitian ini akan diujikan pada uji validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 2. Non-Tes a. Lembar Observasi Lembar observasi dimana peneliti mengamati selama proses pembelajaran dan penelitian berlangsung dengan melibatkan guru mata pelajaran IPS untuk menilai apakah penelitan berlangsung sesuai dengan rencana penelitian dan benar menerapkan strategi pembelajaran yang sedang diberlakukan terhadap kelompok eksperimen dimana penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Dengan terlibatnya pengamat lain, maka data yang diperoleh dapat dijadikan salah satu bahan rujukan terhadap strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. b. Wawancara Instrumen penelitian Non-Tes berupa wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan pendapat dari guru mata pelajaran IPS dan peserta didik yang menjadi sumber data terhadap strategi pembelajaran yang telah diberlakukan. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui harapan peserta didik dalam proses pembelajaran berikutnya.
40
H. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menghitung reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto, “reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti”.11 Reliabilitas adalah tetetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan Kuder-Richardson atau yang dikenal K-R 20, yaitu12 : ∑
Keterangan: : Reliabilitas tes secara keseluruhan p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah 1-p
∑pq
: Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
: Banyaknya item
S
: Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
11 12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.86 Ibid., h.100
41
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument tes maka digunakan kategori-kategori tertentu yang dapat menunjukan apakah data memiliki tingkat reliabilitas kecil, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi. Pengelompokkan berdasarkan kategori tersebut terdapat pada tabel sebagai berikut:
Reliabilitas (r11)
Tabel 3.3 Kategori Reliabilitas Kategori
0,91 - 1,00
Sangat tinggi
0,70 - 0,90
Tinggi
0,40 - 0,70
Sedang
0,20 - 0,40
Rendah
0,00 - 0,20
Sangat rendah
2. Uji Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu suka akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan.13 Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus14 :
Keterangan: P
13 14
: Indeks kesukaran soal
Ibid., h.207 Ibid., h.208
42
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut15 : Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kategori 0,00 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
3. Uji Daya Pembeda Menurut Suharsimi Arikunto, “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah”.16 Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kemampuan soal instrumen dalam membedakan peserta didik yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Daya pembeda penelitian ini dihitung dengan menggunakan program ANATES V-4. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah17:
15
Ibid., h.210 Ibid., h.211 17 Ibid., h.213 16
43
Keterangan: J
: Jumlah peserta tes
JA
: Banyaknya peserta kelompok atas
JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar PA
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut:18 Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda Kriteria
I.
0,00 – 0,20
Jelek
0,20 – 0,40
Cukup
0,40 – 0,70
Baik
0,70 – 1,00
Sangat baik
Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis respponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
18
Ibid., h.218
44
masalah, untuk melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.19 Dalam pengolahan dan penganalisaan data tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah : 1. Uji Normalitas Gain Data preteset dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah diterapkan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Menurut Meltzer untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest dapat menggunakan rumus Normalized Gain sebagai berikut :20
Tabel 3.6 Kategorisasi Skor N-Gain Rentang Indeks Gain Kategori Peningkatan Nilai G ≥ 0,70
Tinggi
Nilai 0,30 ≤ G > 0,70
Sedang
Nilai G < 0,30
Rendah
Setelah itu data kuantitatif akan diuji dengan uji parametrik yaitu dengan uji-t, dengan ketentuan jika data berdistribusi normal dan homogen.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.207 20 Septiani Jamilah, Analyzting Change/Gain Scores, 2013 (http://www.list.asu.edu/cgibin/wa?=ind9903&L=area-d&p=6855>)
45
2. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji liliefors (taraf signifikan α = 0,05):
Lo
= F(Zi) – S(Zi)
Keterangan : Lo
: harga mutlak terbesar
F(Zi) : peluang angka baku S(Zi) : proporsi angka baku Dengan kriteria pengujian : Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus : ̅ Keterangan : Zi : skor baku xi
: skor data
̅
: mean
S
: simpangan baku
c. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Z table) d. Nilai kolom F(Zi) : jika Zi negatif, maka F(Zi) : 0,5-Zt ; jika Zi positif, maka F(Zi) : 0,5 + Zt e. Untuk kolom S (Zi) :
46
f. Kolom [(Zi)-S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi)-S(Zi) g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo h. Apabila Lo hitung < Lo table maka sampel berasal dari distribusi normal
3. Uji Homogenitas Variansi kedua populasi perlu homogen atau sama besarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian variansi pada kedua populasi. Adapun rumus yang digunakan adalah:21
Apabila kedua data dari sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, rumus menguji homogenitas menjadi:22
Keterangan : F
: homogenitas
S12
: varian besar
S22
: varian kecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Ho : kedua varians berasal dari populasi yang homogen
21
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h.160 22 Ibid
47
Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen b. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika F hitung < F table : Ho diterima Jika F hitung > F table : Ho ditolak c. Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians terkecil) d. Tentukan nilai F hitung e. Tentukan nilai F table
Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikan (α) 0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi tidak homogen.
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes siswa dari hasil pretest dan posttest. Pengujian dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai berikut23 :
√
∑
Keterangan : Md
: Mean dari deviasi antara pretest dan posttest
Xd
: Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N
: Banyaknya subjek
Df
: Atau db adalah N-1
23
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h., 86
48
Selanjutnya menghitung hipotesis : Jika thitung < ttabel : Ho diterima dan Ha ditolak Jika thitung ˃ ttabel : Ho ditolak dan Ha diterima
J.
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha : μA ≠ μB Ho : μA = μB Keterangan: μA = nilai pretest siswa pada mata pelajaran IPS sebelum menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. μB = nilai posttest siswa pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Hipotesis (Ha) : Terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai pretest dan posttest. Hipotesis (Ho) : Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai pretest dan posttest.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum MTS Darul Ma’arif Jakarta a. Sejarah Singkat Madrasah Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif merupakan bagian dari Yayasan Darul Ma’arif yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1956, berkedudukan di Jakarta Selatan. Didirikan oleh KH. Dr. Idham Khalid. Beliau adalah seorang ulama, pendidik, sekaligus politisi yang tidak hanya dikenal luas dan disegani di negeri sendiri melainkan juga di dunia internasional. Meskipun sekolah ini didirikan oleh seorang tokoh Nahdatul ulama (NU), bukan berarti yang boleh bersekolah di lembaga ini hanya org-orang dari golongan NU, tetapi semua golongan dapat mengenyam pendidikan di lembaga ini. MTs Darul Ma’arif berdiri di atas lahan perguruan seluas 1200 meter persegi dengan luas bangunan 800 meter persegi. MTs Darul Ma’arif menempati lantai 1 dari bangunan Perguruan Darul Ma’arif, berdampingan dengan sejumlah unit pendidikan lainnya, yaitu SD Islam, SMP, MTs, SMA, dan MA. Berdirinya MTs Darul Ma’arif adalah buah dari perjuangan yang panjang dari para pendirinya dan juga masyarakat, lembaga pendidikan ini tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu duniawi saja tetapi juga ilmu-ilmu agama. Fungsi
pengembangan
MTs
Darul
Ma’arif
adalah
mengakses,
menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi, dan mengembangkan kapasitas para peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut dibingkai dalam suasana yang Islami, sehingga diharapkan setelah lulus dari MTs Darul Ma’arif, para peserta didik dapat menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama Islam.
49
50
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Visi : 1) MTs Darul Ma’arif unggul dalam bidang iptek, imtaq, pelayanan dan pengamalan. Misi : 1) Membentuk insan yang berakhlak mulia, islami dengan memperkuat iman dan taqwa. 2) Mempersiapkan peserta didik untuk dapat diterima di sekolah lanjutan yang bermutu dan diterima di masyarakat. 3) Membekali peserta didik dengan keterampilan dasar sesuai dengan perkembangan iptek dan imtaq. Tujuan : 1) Mendidik siswa menjadi insan yang berkarakter dengan dilandasi keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. 2) Mendidik siswa menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta menghormati dan mentaati kedua orang tua dan guru-gurunya. 3) Mendidik siswa menjadi warga negara Indonesia yang mencintai bangsa
dan
negaranya
serta
peduli
kepada
lingkungan
dan
masyarakatnya, dengan berlandaskan Aqidah Islam, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 4) Mendidik siswa menjadi insan Indoneia yang siap menyongsong Era Globalisasi dengan memiliki kemampuan intelektual serta menguasai keterampilan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. c. Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Darul Ma’arif Adapun jumlah guru dan tenaga kependidikan (karyawan) yang bertugas di MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran 2014/2015 ini berjumlah 21 orang, dengan jumlah guru laki-laki sebanyak 12 orang dan guru perempuan sebanyak 9 orang. Sedangkan jumlah karyawan di MTs Darul Ma’arif
51
berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 orang sebagai karyawan tata usaha dan 2 orang lainnya sebagai office boy. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah guru dan tenaga kependidikan di MTs Darul Ma’arif dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Pegawai MTs Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015 NO NAMA 1 H. Antung Abdullah
GOL -
PENDDIKAN -
JURUSAN -
JABATAN Kepsek
MAPEL Fiqih
2
Hj. Sri Komariyati S.Ag
IV A
S.1 IAIN
PAI
Wakasek
Fiqih
3 4
Nur Hidayat, MA Ayyip Muhammad
III B III A
S.2 UMJ S.1 IKIP
Pend. Islam Kepelatihan
Wakasek Guru
5 6
Drs. H. Abdul Alim Wahyu Purnomo S.E
III A III A
S.1 IAIN S.1 IKOPIN
Guru Guru
7 8 9
Asep Iffan A, M.M.Pd Rizki Ahmad F, S.Pd. I Dra. Hasidah
III D III A
S.2 STM IMNI S.1 UIN S.1 IAIN
Ushuludin Manajemen Manajemen Pendididkan Bhs. Arab Bhs. Inggris
Bhs. Arab Penjaskes Al-Qur’an Hadist PKN
10
Dra. Hj. Marwanih
III A
S.1 IAIN
Guru
11 12 13
Ika Mustikawati S.Pd H. Rosyidul Anam S.Pd Sutamto S.Pd
II A III B
S.1 UHAMKA S.1 UNINDRA S.1 UNS
PAI Bhs. Indonesia Matematika IPS
14 15 16
H.A. Muthohar SQ Lili Nurlinda Sari S.Psi Nur Aini S.Pd
-
S.1 PTIQ S.1 UIN S.1 UIN
KPAI Psikologi Biologi
Guru Guru Guru
Qur’an PAI Komputer PAI PAI
Guru Guru Guru TU TU
17 H. Fathi MA S.2 IIQ 18 Badruzzaman S.Pdi S.1 STAI DM 19 H. Ahmad Syauqi S.Kom S.1 STIK 20 Zahratunnisa, S.Pd. I S.1 STAI DM 21 Arief Muhammad S.1 UIN Sumber : MTs Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015
Guru Guru Guru
Guru Guru Guru
MTK Bhs. Arab Bhs. Inggris Aqidah akhlak Bhs. Indonesia MTK IPS SBK (kaligrafi) BK/PLKJ IPA Al-Qur’an Tajwid SKI TIK -
52
d. Daftar Siswa/i MTs. Darul Ma’arif Siswa merupakan sentral dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini siswalah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tujuan perhatian di dalam proses belajar mengajar. Siswa sebagai prihal yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapai secara optimal. Jumlah siswa-siswi MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran 2014/2015 adalah 188 orang yang terdiri dari tiga angkatan, dengan masingmasing angkatan terdiri atas dua rombongan belajar. Mengenai keadaan siswa di MTs Darul Ma’arif, sesuai dengan data yang penulis peroleh data selengkapnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Jumlah Siswa MTs Darul Ma’arif NO
KELAS
JUMLAH
1
VII
53
2
VIII
63
3
IX
72
JUMLAH KESELURUHAN Sumber data : buku induk sekolah
188
e. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lain. Untuk mengetahui sarana fisik MTs Darul Ma’arif peneliti melakukan penggalian data observasi secara langsung dilokasi penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh. Secara lebih jelasnya penulis paparkan sebagai berikut: Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada sebanyak 6 kelas, yaitu kelas VII terbagi menjadi 2 kelas, kelas VIII terdapat 2 kelas, demikian juga dengan kelas IX terdapat 2
kelas. Selain ruang kelas, terdapat pula
ruang penunjang untuk pembelajaran, yaitu laboratorium (walaupun hanya
53
laboratorium komputer saja), perpustakaan, dan beberapa jenis ruangan yang menunjang proses akademik. Masjid MTs Darul Ma’arif ini berada diluar area sekolah, tepatnya digerbang masuk sebelum memasuki kelas di sebelah barat ruang Kepala Sekolah. Masjid tersebut biasa digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka pembentukan moral siswa secara Islami. Sedangkan di halaman sekolah terdapat lapangan dengan posisi lapangan di tengah yang dikelilingi kelas-kelas. Lapangan itu digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga. Selain itu, halaman yang sekaligus lapangan tersebut juga digunakan untuk upacara sekolah setiap hari senin. Di samping itu, terdapat pula ruang kegiatan ekstrakurikuler, seperti ruangan Osis. Adapun Sarana dan Prasarana yang terdapat di MTs Darul Ma’arif secara rinci adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MTs Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sarana dan Prasarana Ruang Belajar/Kelas Ruang Kepala Madrasah Ruang wakepsek bdg. Kurikulim Ruang wakepsek bdg. Kesiswaan Ruang Tata Usaha Ruang Guru Ruang Lab. Komputer Masjid Ruang Perpustakaan Koperasi Madrasah Ruang BP Ruang Osis Kamar Mandi Guru dan Karyawan Kamar Mandi Siswa Ruang Administrasi Kantin
Jumlah Kondisi 6 Baik 1 Baik 1 Baik 1 Baik 1 Baik 1 Baik 1 Baik 1 Baik 1 Baik 2 Baik 1 Baik 1 Baik 2 Baik 4 Baik 1 Baik 2 Baik
54
17 Pos Satpam 1 18 Ruang UKS 1 19 Aula Pertemuan 1 20 Lapangan upacara/olahraga 1 21 Area Parkir 1 Sumber : MTs Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015
Baik Baik Baik Baik Baik
B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Pada bab ini akan dibahas beberapa hasil analisis data dan temuan selama penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada siswa kelas VII MTs Darul Ma’arif Jakarta, yang berupa pretest dan posttest, diterapkan pada satu kelompok yaitu kelompok eksperimen. Pretest diberikan sebelum diadakannya perlakuan, pretest ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman berpikir siswa. Sedangkan posttest dilakukan setelah perlakuan selesai dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Pada pertemuan pertama eksperimen dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015. Pada saat itu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di dalam kelas. Kegiatan belajar mengajar dilakukan menggunakan metode ceramah dan diskusi, dan diakhir jam pelajaran siswa diberikan pretest yang berjumlah 15 butir soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diterapkannya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Pada pertemuan kedua eksperimen dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2015 di luar kelas. Siswa melaksanakan studi observasi ke Curug Cilember, Bogor. Pada pertemuan kedua inilah diterapkannya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Di Curug Cilember guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan terkait materi hidrosfer. Pada pertemuan ketiga eksperimen dilaksanakan kembali di dalam kelas pada tanggal 13 Mei 2015. Kegiatan belajar mengajar dilakukan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Guru menjelaskan dan mereview kembali materi
55
hidrosfer yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, guru melakukan sesi tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa. Dan diakhir jam pelajaran siswa diberikan posttest berjumlah 15 butir soal pilihan ganda yang soalnya sama dengan soal pretest. Setelah dilakukan perhitungan hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest Hasil
Kategori Rendah
Nilai 40
Jumlah siswa 2
Pretest
Tinggi Rendah
73 67
3 1
Posttest
Tinggi
100
2
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil pretest data yang diperoleh dari responden atau siswa sebanyak 20 orang, nilai terendahnya adalah 40 diperoleh 2 orang siswa, sedangkan nilai tertingginya adalah 73 diperoleh 3 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa yaitu 57. Setelah pembelajaran yang direncanakan selama dua pertemuan telah berakhir maka dilakukanlah posttest. Dari responden yang sama dengan pretest dapat diketahui nilai posttest terendahnya adalah 67 diperoleh 1 orang siswa sedangkan nilai tertingginya adalah 100 diperoleh 2 orang siswa. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa yaitu 87,05. Sedangkan untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut hasil rekapitulasi uji N-Gain pretest posttest:
56
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest Posttest Rentang Indeks Gain
Jumlah
Kategori
Nilai G ≥ 0,70
11
Tinggi
Nilai 0,30 ≤ G > 0,70
8
Sedang
Nilai G < 0,30
1
Rendah
Dari uji N-Gain tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil belajar yang tinggi dengan rentang nilai lebih dari 0,70 diperoleh 11 orang siswa, sedangkan 8 orang siswa memperoleh kategori sedang dengan rentang nilai antara 0,30 sampai 0,70. Kategori peningkatan hasil belajar yang rendah yaitu dengan rentang nilai kurang dari 0,30 yang hanya diperoleh 1 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-Gain 20 siswa tersebut yaitu 0.691 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar rata-rata dari seluruh siswa dikategorikan sedang. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 16. Gambar 4.1 Grafik Nilai Pretest dan Posttest 120 100 80 60 40 20 0 Pretest
40
47
53
60
67
73
Posttest
67
73
80
87
93
100
57
Berdasarkan grafik di atas diperoleh data nilai pretest terendah 40 dan nilai pretest tertinggi 73. Kemudian mengalami peningkatan pada nilai posttest, yaitu nilai posttest terendah 67 dan nilai posttest tertinggi 100. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai posttest setiap siswa mengalami peningkatan karena nilai posttest setiap siswa lebih besar dari nilai pretestnya.
C. Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes. Instrument tes pada penelitian ini berupa soal pretest dan posttest. Uji instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menghitung reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk perhitungan lengkap menggunakan ANATES V-4 dapat dilihat pada lampiran 10. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument tes maka digunakan kategori-kategori tertentu yang dapat menunjukan apakah data memiliki tingkat reliabilitas kecil, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi. Setelah dilakukan uji coba instrument tes yang diuji cobakan pada 20 subjek menggunakan Uji Reliabilitas ANATES V-4 maka diperoleh simpangan baku 1.76, rata-rata 8.15 dan korelasiXY 0.02 sehingga didapat reliabilitas tes 0.03. dari kategori yang terdapat pada tabel di atas maka reliabilitas yang memilliki koefisien korelasi 0.03 tersebut dikategorikan sangat rendah. 2. Uji Tingkat Kesukaran Kriteria yang digunakan pada uji tingkat kesukaran adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut.
58
Perhitungan tingkat kesukaran pada penelitian ini menggunakan program ANATES V-4, hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui 4 soal dikategorikan mudah, 8 soal dikategorikan sedang, dan 3 soal dikategorikan sukar. 3. Uji Daya Pembeda Perhitungan daya Pembeda pada penelitian ini menggunakan program ANATES V-4, hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui 3 soal dikategorikan kurang baik, 6 soal dikategorikan cukup baik, 5 soal dikategorikan baik, dan 1 soal dikategorikan sangat baik.
D. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan posttest. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya maka digunakan uji lilifors. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 0,05. Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu jika Lhitung < Ltabel maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lhitung ˃ Ltabel maka kedua data tidak berdistribusi normal. Dari perhitungan secara statistik yang telah dilakukan dapat diperoleh keterangan sebagai berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Normalitas Data
Pretest
Posttest
N
20
20
Varians
107,30
63,05
Standar Deviasi
10,3
7,9
59
Lhitung
0,14
0,15
Ltabel
0,190
0,190
Kesimpulan
Normal
Normal
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh data nilai Lhitung pretest 0,14 dan nilai Lhitung posttest 0,15 dengan nilai Ltabel 0,190. Terlihat bahwa kedua data memiliki Lhitung yang lebih kecil dari Ltabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 17.
2. Uji Homogenitas Data Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut bersifat homogen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan posttest. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 0,05. Keputusan pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika Fhitung < Ftabel maka dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika Fhitung ˃ Ftabel dinyatakan data tidak bersifat homogen. Tabel 4.7 Uji Homogenitas Hasil Belajar Data
Pretest
Posttest
N
20
20
Varians
107,30
63,05
Standar Deviasi
10,3
7,9
Fhitung
1,70
1,70
Ftabel
2,23
2,23
Kesimpulan
Homogen
Homogen
60
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung pretest posttest 1,70 dengan nilai Ftabel 2,23. Terlihat bahwa kedua data memiliki Fhitung yang lebih kecil dari Ftabel, maka dapat dinyatakan kedua data tersebut bersifat homogen. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 18.
3. Uji Hipotesis Data Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, dapat diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan bersifat homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada anlisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Jika thitung < ttabel : Ho diterima dan Ha ditolak Jika thitung ˃ ttabel : Ho ditolak dan Ha diterima Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh ttabel = 2,09 dan thitung = 11,36 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung ˃ ttabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Jadi dapat
disimpulkan
bahwa
Terdapat
pengaruh
penggunaan
strategi
pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai pretest dan posttest. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 19.
61
E. Pembahasan Hasil Observasi Selain menggunakan data pretest dan posttest, untuk melihat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan selama penelitian. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan oleh guru yang juga berperan sebagai peneliti. Guru atau peneliti mengamati setiap kegiatan yang dilakukan siswa dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan terlebih dahulu. Untuk obsevasi terhadap guru pengajar atau peneliti dilakukan oleh observer lain yaitu guru tetap pengampu mata pelajaran IPS. Dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya observer mengamati setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan peneliti. 1. Aspek Pra Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi selama 3 kali pertemuan tatap muka, pada pertemuan pertama pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas, pertemuan kedua pembelajaran dilaksanakan di Curug Cilember (Pembelajaran Pendekatan Lingkungan), dan pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan kembali di dalam kelas. Selama proses pembelajaran diawali dengan aspek pra pembelajaran seperti pengkondisian kesiapan pelaksaan pembelajaran mengalami perubahan yang signifikan. Pada observasi pertemuan pertama yang dilakukan di kelas, hasil dari pengamatan peneliti bahwa suasana di dalam kelas masih terlihat beberapa siswa kurang begitu siap dikarenakan beberapa siswa tersebut masih ada yang mengobrol dengan temannya. Pada saat memulai pembelajaranpun beberapa siswa masih kurang antusias dan kurang berkonsentrasi. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 3 (kurang baik). Selanjutnya observasi pada pertemuan kedua sebelum memulai perjalanan ke Curug Cilember, berdasarkan hasil pengamatan terlihat telah terdapat peningkatan yang signifikan dikarenakan siswa secara keseluruhan sangat antusias dan bersemangat dalam kesiapannya melaksanakan proses
62
pembelajaran di luar kelas. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada pertemuan ketiga yang dilakukan kembali di kelas pada aspek pra pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan terlihat secara keseluruhan sangat baik karena dalam kesiapan menerima pembelajaran telah terdapat peningkatan yang signifikan dikarenakan siswa sudah tidak mengobrol. Dan pada saat memulai pembelajaranpun siswa sudah antusias dan berkonsentrasi dalam memulai pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). 2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti terlihat siswa cukup antusias dalam menjawab salam dari guru walaupun masih ada siswa yang masih mengobrol. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada point mengenai perhatian siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai terlihat beberapa siswa masih kurang memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih ada beberapa siswa yang mengobrol sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 3 (kurang baik). Kemudian pada point berdoa bersama sebelum memulai pelajaran terlihat siswa secara keseluruhan cukup antusias sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada point pemberian motivasi terlihat siswa secara keseluruhan cukup antusias. Hal ini menunjukan terdapat respon yang positif dari siswa sehingga peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti terlihat siswa secara keseluruhan antusias dalam menjawab salam dari guru sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang signifikan dan peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada point mengenai perhatian siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi
63
yang hendak dicapai terlihat siswa secara keseluruhan memperhatikan sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang signifikan dan peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada point berdoa bersama sebelum memulai perjalanan ke Curug Cilember terlihat siswa secara keseluruhan sangat antusias sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang signifikan dan peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada pertemuan ketiga pada aspek kegiatan membuka pelajaran ini berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti terlihat bahwa tiaptiap point secara keseluruhan baik antusias siswa dalam menjawab salam, perhatian siswa dalam mendengarkan penjelasan guru tentang kompetensi yang hendak dicapai, berdoa bersama sebelum memulai pelajaran dan respon positif dalam pemberian motivasi tidak terlihat penurunan antusias siswa sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). 3. Aspek Kegiatan Inti Pembelajaran a) Penjelasan Materi Pembelajaran Pada pertemuan pertama berdasarkan pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dalam segi memperhatikan penjelasan materi pelajaran terlihat bahwa siswa cukup memperhatikan tetapi masih terdapat siswa yang masih mengobrol, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada poin siswa berdiskusi mengenai proses terbentuknya air terjun, berdasarkan hasil pengamatan terlihat hanya beberapa siswa saja yang aktif, maka pada hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 3 (kurang). Dan ketika siswa mengerjakan soal pretest terlihat bahwa masih beberapa siswa tidak antuisias dalam mengerjakannya, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 3 (kurang baik).
64
Kemudian pada pertemuan kedua yang dilaksanakan di luar kelas, berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam segi memperhatikan penjelasan materi pelajaran terlihat bahwa terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena semua siswa bersemangat dan antusias dalam mendengarkan penjelasan materi dan mengamati objek yang terdapat di Curug Cilember, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada poin berdiskusi ketika siswa mengerjakan lembar kerja observasi mengenai gejala hidrosfer yang terdapat di Curug Cilember, berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam mengerjakan soal lembar kerja observasi tersebut, maka pada hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada pertemuan ketiga berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti siswa sangat antusias dalam mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian ketika siswa mengerjakan soal posttest terlihat siswa bersemangat dan antusias, maka pada hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Dengan demikian pada aspek kegiatan inti pembelajaran ini berdasarkan hasil dari pengamatan terlihat bahwa dari tiap-tiap poin secara keseluruhan
baik
antusias
siswa
dalam
perhatian
siswa
dalam
mendengarkan penjelasan materi pelajaran, berdiskusi mengenai materi pelajaran serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). b) Pendekatan/Strategi Belajar Berdasarkan pengamatan yang terlihat pada pertemuan pertama seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat disimpulkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang
65
menggunakan metode diskusi ceramah, namun masih ada beberapa siswa yang suka mengobrol dan beberapa siswa lainnya pasif dalam mengungkapkan pendapatnya terkait materi yang didiskusikan, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada poin mencatat penjelasan guru berdasarkan hasil pengamatan siswa cukup berinisiatif untuk mencatat walaupun masih ada beberapa yang malas mencatat, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada pertemuan kedua yang dilaksanakan di luar kelas berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang sangat signifikan seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di Curug Cilember dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dan bersemangat melaksanakan pembelajaran di Curug Cilember yang menggunakan strategi pendekatan lingkungan dan siswa juga aktif bertanya ketika melakukan pengamatan, sehingga peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada poin mencatat penjelasan guru berdasarkan hasil pengamatan siswa sangat berinisiatif untuk mencatat, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada pertemuan ketiga yang kembali dilakukan di dalam kelas, berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat disimpulkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi ceramah, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada poin mencatat penjelasan guru berdasarkan hasil pengamatan siswa cukup berinisiatif untuk mencatat, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Dengan demikian, pada aspek pendekatan/strategi belajar ini berdasarkan hasil dari pengamatan terlihat bahwa dari tiap-tiap poin secara
66
keseluruhan baik keterlibatan dalam kegiatan belajar, mencatat penjelasan guru dan bertanya terkait materi yang dijelaskan guru, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). c) Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama terlihat interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran mendapat respon yang positif dari siswa dikarenakan siswa cukup antusias memperhatikan penjelasan guru dengan memanfaatkan media powerpoint dan video dalam menjelaskan materi pelajaran namun masih ada sedikit siswa yang mengobrol diawal penjelasan materi, sehingga peneliti memberi skor 4 (baik). Kemudian berdasarkan hasil pengamatan siswa terlihat cukup tertarik terhadap materi pelajaran yang didesain dengan media powerpoint dan video, sehingga peneliti memberi skor 4 (baik). Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan ketekunan siswa dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan masih terlihat kurang karena hanya beberapa siswa yang aktif membaca buku sumber dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 3 (kurang baik). Kemudian pada pertemuan kedua yang dilaksanakan di luar kelas berdasarkan hasil pengamatan terlihat siswa sangat senang dan antusias melaksanakan pembelajaran di Curug Cilember karena pada pertemuan kedua ini Curug Cilember merupakan sumber belajar bagi siswa, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada pertemuan ketiga berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran mendapat respon yang positif dari siswa
67
dikarenakan siswa cukup antusias memperhatikan penjelasan guru, sehingga peneliti memberi skor 4 (baik). Dengan
demikian,
pada
aspek
pemanfaatan
media
pembelajaran/sumber belajar ini berdasarkan hasil dari pengamatan terlihat bahwa dari tiap-tiap poin secara keseluruhan baik interaksi antarsiswa, media pembelajaran yang digunakan, ketertarikan pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran dan ketekunan dalam mempelajari sumber belajar, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). d) Penilaian Proses Pada
pertemuan
pertama
berdasarkan
hasil
pengamatan
saat
melakukan penilaian proses terlihat siswa cukup antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada saat siswa mengerjakan tugas diskusi dengan teman sebangkunya masingmasing terlihat bahwa siswa cukup antusias namun ada beberapa siswa yang malas dan mengandalkan temannya sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 3 (kurang baik). Kemudian pada pertemuan kedua dan ketiga berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa dari tiap-tiap poin secara keseluruhan baik antusias siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). e) Penggunaan Bahasa Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa siswa dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari sudut pandang penggunaan tata bahasa (EYD) masih kurang baik karena siswa masih
68
menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak formal, maka peneliti memberikan skor 3 (kurang baik). Kemudian pada saat siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa tata bahasa yang digunakan masih menggunakan bahasa yang belum sesuai kaidah (EYD) sehingga peneliti memberikan skor 3 (kurang baik). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti terlihat bahwa siswa dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari sudut pandang penggunaan tata bahasa (EYD) sudah cukup baik, sehingga berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada pertemuan ketiga berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti terlihat bahwa dari tiap-tiap poin secara keseluruhan baik penggunaan tata bahasa pada saat mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan peneliti memberikan skor 4 (baik). 4. Aspek Penutup Berdasarkan hasil pengamtan pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga terlihat keterlibatan siswa dalam memberi rangkuman atau kesimpulan materi yang telah dipelajari cukup antusias karena disamping materi pelajaran yang didesain dengan menggunakan strategi pendekatan lingkungan yang membuat siswa aktif dan bersemangat dalam membangun sebuah pengetahuan baru secara mandiri juga didesain dengan menggunakan alam sebagai sumber belajarnya dan media powerpoint serta video sebagai media pembelajaran yang digunakan dapat menarik antusias siswa untuk memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran secara komprehensif, sehingga peneliti memberikan skor 5 (sangat baik).
69
F. Pembahasan Hasil Wawancara Data pelengkap yang digunakan pada penelitian ini selain data observasi yaitu juga menggunakan data wawancara. Objek yang digunakan dalam wawancara adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas VII MTs Darul Ma’arif yang dipilih secara acak berjumlah 2 orang. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran IPS, berdasarkan sampel guru mata pelajaran IPS yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai cara yang beliau lakukan untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, beliau menyatakan bahwa dengan cara memotivasi dan melakukan sesi tanya jawab siswa bisa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dan berdasarkan pertanyaan mengenai metode yang beliau terapkan dalam pembelajaran IPS, beliau menyatakan metode yang biasa diterapkan yatiu ceramah dan diskusi. Kemudian berdasarkan pertanyaan mengenai pendapat beliau tentang penerapan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPS, beliau menyatakan bahwa strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan sangat bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran khususnya IPS, dan menurut beliau strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dapat memberikan wawasan yang luas untuk siswa dan membuat siswa memahami materi pelajaran sesuai dengan kenyataan yang terjadi di dalam lingkungan tidak hanya sekedar teori. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai senang dan tidak senang dengan pelajaran IPS semua menyatakan senang karena menurutnya pelajaran IPS itu menyenangkan apalagi dengan belajar langsung ke lingkungan, selain itu di dalam pelajaran IPS terdapat banyak ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari seperti tentang masyarakat sekitar, sejarah dan kebudayaan Indonesia dan tentang lingkungan alam.
70
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pendapat tentang pembelajaran IPS yang dilakukan guru bidang studi pada saat pembelajaran di kelas sebagian besar pendapat siswa berpendapat bahwa guru mengajar cukup baik walau terkadang membuat siswa mengantuk karena guru tersebut terkadang hanya menggunakan metode ceramah/konvensional dikarenakan keterbatasan media pembelajaran yang disediakan sekolah seperti proyektor. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pembelajaran seperti apa yang siswa inginkan pada mata pelajaran IPS, secara keseluruhan siswa ingin proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS menggunakan metode belajar yang menyenangkan agar membuat mereka lebih semangat, selain itu siswa juga ingin dalam proses pembelajaran IPS agar dibuat sesederhana mungkin agar mudah dimengerti. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai suka atau tidak pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan, secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan karena pelajaran IPS menjadi menyenangkan dan membuat siswa lebih memahami konsep materi secara nyata tidak hanya berdasarkan teori.
G. Hasil Pembahasan Penelitian Strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memenuhi rasa ingin tahu siswa dimana strategi pembelajran ini memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan sarana belajar. Strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan memiliki dampak positif terhadap siswa seperti memenuhi rasa ingin tahu siswa, memperluas wawasan siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
71
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 57. Setelah diterapkan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan lalu dilakukan posttest nilai ratarata mengalami peningkatan menjadi 87,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah diterapkannya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 11,36 dan ttabel sebesar 2,09 karena thitung ˃ ttabel, maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian uji t pada taraf kepercayaan α
= 0,05 dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Stretegi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan sangat sesuai dengan teori belajar kontruktivisme yang menyatakan bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Dan menurut pandangan teori konstrutivisme, lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terbukti dengan adanya perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa, dimana nilai yang diperoleh pada saat posttest jauh lebih tinggi pada saat pretest. Terdapatnya pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil observasi dan wawancara untuk mengetahui sejauhmana keaktifan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan parameter dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari hasil observasi tersebut terlihat bahwa
72
terdapat peningkatan skor dari tiap pertemuan yang dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran seperti keaktifan siswa. Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian bahwa strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS maka didukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS dan perwakilan 2 orang siswa diperoleh keterangan bahwa masing-masing responden memberikan jawaban yang positif terhadap hasil dan proses pembelajaran yang dilakukan. Seperti menyukai pembelajaran yang menerapkan strategi berbasis pendekatan lingkungan karena menurut siswa pelajaran IPS menjadi menyenangkan dan membuatnya lebih memahami konsep materi secara nyata tidak hanya berdasarkan teori.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
terlihat
bahwa
penggunaan
strategi
pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini ditunjukan dengan adanya perbedaan antara hasil pretest dan posttest, dimana nilai posttest setiap siswa lebih besar daripada nilai pretestnya, perbedaan tersebut juga didukung dengan hasil uji Ngain yang memiliki hasil uji yang signifikan yaitu diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 57. Setelah pembelajaran yang direncanakan selama dua pertemuan telah berakhir maka dilakukanlah posttest. Dan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai ratarata posttest mengalami peningkatan yaitu menjadi 87,05. Kemudian dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 11,36 dan ttabel sebesar 2,09. Karena thitung ˃ ttabel, maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian uji t pada taraf kepercayaan α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Data penelitian selain berdasarkan data kuantitatif juga ditunjang dan diperkuat oleh data kualitatif berupa lembar observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi diperoleh kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan secara signifikan terhadap siswa pada tiap pertemuan baik dari aspek pra pembelajaran, aspek kegiatan membuka pelajaran, aspek kegiatan inti pembelajaran, dan aspek penutup sehinggadapat disimpulkan bahwa proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan siswa sebagian besar telah dilaksanakan dengan baik oleh kedua pihak tersebut. Hal ini ditunjukan
73
74
oleh respon siswa yang positif, dimana dari hasil wawancara terhadap perwakilan siswa menyatakan bahwa mereka merasa senang dan lebih memahami materi pelajaran jika belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, strategi pembelajaran ini juga mampu melatih siswa untuk memiliki sikap-sikap positif dalam belajar seperti membangkitkan rasa ingin tahu, aktif bertanya dan mengemukakan pendapat, keuletan serta rasa percaya diri,
B. Saran Berdasarkan kesimpulan selama penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang: 1. Siswa diharapkan mendapat pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan melalui strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. 2. Guru diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan ini sebagai alternatif dalam penggunaan strategi pembelajaran IPS. 3. Sekolah
diharapkan
dapat
mendukung
dalam
menerapkan
strategi
pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan ini dalam proses kegiatan belajar mengajar. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dengan pokok permasalahan lainnya.
75
DAFTAR PUSTAKA Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. 1 2002. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 2, 2012. Dobinbi, Pendekatan dalam Pembelajaran IPS, dobinbi.wordpress.com, 27 Oktober 2011. Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Design for Research, Chicago: Handbook of Research on Teaching. E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013. Faisal, Samapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Pers, 1992. Gunawan, Rudy, Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013. Halimah, Lely, Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia, Jurnal Pendidikan Dasar nomor 10, 2008. Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Hamzah, Syukri, Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar, Bandung: PT. Refika Aditama, 2013. Irwan, Zoer’aini Djamal, Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
76
Isjoni dkk, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Kola, Antoni, Effect of Enviromental Education of African School Children’s Waste Disposal Practices, http/www.allacademic.com/, 2008. Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Priyono, Ibut, Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, 21 September 2014. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas,
Jakarta: Kencana, 2009. Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2007. Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:Kencana, 2011. Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991. S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2000. Soemarwoto, Otto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta: Djambatan, 1983. Solihatin, Etin, dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta:Bumi Aksara, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
77
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta,2013. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Susetyo, Budi, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: PT Refika Aditama, 2010. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Syah, Muhbibin,
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2003. Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sekolah
: MTs Darul Ma’arif Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: VII/ Genap
Standar Kompetensi
: 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.
Kompetensi Dasar
: 4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap kehidupan.
Indikator
: - Menjelaskan pengertian hidrosfer - Menjelaskan siklus hidrologi - Menjelaskan jenis air permukaan di daratan - Menjelaskan dampak hidrosfer bagi kehidupan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan pengertian hidrosfer Siswa dapat menjelaskan siklus hidrologi Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis air permukaan di daratan Siswa dapat menjelaskan dampak hidrosfer bagi kehidupan B. Materi Pembelajaran Materi pokok : Siklus hidrologi, jenis air permukaan dan air tanah, serta pemanfaatannya Uraian materi : Terlampir C. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi Tanya jawab Pengamatan
Lampiran 1
79
D. Media/Sumber Pembelajaran Infokus Laptop Power Point Buku IPS SMP kelas VII E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Pendahuluan Salam dan berdoa sebelum belajar. Guru mengecek kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Apersepsi : Guru menanyakan apakah siswa pernah pergi mengunjungi air terjun. Motivasi : Siswa diminta untuk menyebutkan manfaat air bagi kehidupan. Menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kegiatan Inti 1. Siswa menonton dan mengamati video tentang siklus hidrologi 2. Guru menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran. 3. Siswa menonton dan mengamati video tentang proses terbentuknya air terjun. 4. Siswa berdiskusi tentang proses terbentuknya air terjun. 5. Beberapa siswa diminta guru untuk menjelaskan kembali bagaimana proses terbentuknya air terjun. 6. Guru memberikan pretest kepada siswa. 3. Penutup 1. Guru mengadakan tanya jawab untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa. (Refleksi) 2. Guru memberi informasi terkait persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakan di luar kelas. 3. Guru menutup pelajaran 4. Salam dan berdoa setelah belajar. F. Penilaian a. Teknik Penilaian: Tes Tulis.
Lampiran 1
80
b. Bentuk Instrumen: Tes uraian. c. Contoh Instrumen: 1. Apa dimaksud dengan hidrosfer? 2. Sebutkan jenis air permukaan di daratan!
Kunci Jawaban 1. Hidrosfer adalah lapisan air yang berada di permukaan bumi. 2. Jenis-jenis air permukaan di daratan yaitu: sungai, danau, dan rawa.
Jakarta, 29 April 2015 Guru Bidang Studi IPS
Peneliti,
Sutamto, S.Pd
Nia Fitriyani
Lampiran 1
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sekolah
: MTs Darul Ma’arif Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: VII/ Genap
Standar Kompetensi
: 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.
Kompetensi Dasar
: 4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap kehidupan.
Indikator
: - Menjelaskan pengertian hidrosfer - Menjelaskan siklus hidrologi - Menjelaskan jenis air permukaan di daratan - Menjelaskan dampak hidrosfer bagi kehidupan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian hidrosfer
Siswa dapat menjelaskan siklus hidrologi
Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis air permukaan di daratan
Siswa dapat menjelaskan dampak hidrosfer bagi kehidupan
B. Materi Pembelajaran Materi pokok : Siklus hidrologi, jenis air permukaan dan air tanah, serta pemanfaatannya Uraian materi : Terlampir C. Metode Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Ceramah Observasi/Pengamatan D. Media/Sumber Pembelajaran Lingkungan Curug Cilember
Lampiran 1
82
Alat tulis Buku panduan observasi Buku IPS SMP kelas VII E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua 1. Pendahuluan Guru memberi salam. Guru mengecek kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran di luar kelas. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok observasi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan di luar kelas. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum berangkat. 2. Kegiatan Inti 1. Sesampainya di tempat observasi, guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat sebelum masuk ke dalam Curug Cilember 2. Guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan di dalam Curug Cilember. 3. Siswa mengerjakan tugas lembar observasi setelah melakukan pengamatan. 3. Penutup 1. Guru mengadakan tanya jawab terkait dengan pengamatan yang telah dilakukan. (Refleksi) 2. Siswa bersiap untuk meningkalkan tempat observasi. 3. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum perjalanan pulang. F. Penilaian a. Teknik Penilaian: Tes Tulis. b. Bentuk Instrumen: Tes uraian. c. Contoh Instrumen: 1. Jelaskan pengertian dari sungai! 2. Apa yang dimaksud dengan air terjun?
Lampiran 1
83
Kunci Jawaban 1. Sungai merupakan alur di permukaan dan di dalam tanah yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air berasal dari air hujan/mata air dari suatu tempat ke tempat lainnya. 2. Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian.
Jakarta, 8 Mei 2015 Guru Bidang Studi IPS
Peneliti,
Sutamto, S.Pd
Nia Fitriyani
Lampiran 1
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sekolah
: MTs Darul Ma’arif Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: VII/ Genap
Standar Kompetensi
: 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.
Kompetensi Dasar
: 4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap kehidupan.
Indikator
: - Menjelaskan pengertian hidrosfer - Menjelaskan siklus hidrologi - Menjelaskan jenis air permukaan di daratan - Menjelaskan dampak hidrosfer bagi kehidupan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian hidrosfer
Siswa dapat menjelaskan siklus hidrologi
Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis air permukaan di daratan
Siswa dapat menjelaskan dampak hidrosfer bagi kehidupan
B. Materi Pembelajaran Materi pokok : Siklus hidrologi, jenis air permukaan dan air tanah, serta pemanfaatannya Uraian materi : Terlampir C. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi Tanya jawab D. Media/Sumber Pembelajaran Infokus
Lampiran 1
85
Laptop Power Point Buku IPS SMP kelas VII E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga 1. Pendahuluan Salam dan berdoa sebelum belajar. Guru mengecek kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Apersepsi : Guru menanyakan apakah siswa senang melaksanakan pembelajaran di lingkungan atau alam sekitar. Motivasi : Siswa diminta untuk menyebutkan manfaat sungai/air terjun bagi lingkungan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 2. Siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan di Curug Cilember. 3. Beberapa siswa diminta guru untuk menjelaskan hasil pengamatan di Curug Cilember. 4. Guru memberikan posttest kepada siswa. 3. Penutup 1. Guru mengadakan tanya jawab untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa. (Refleksi) 2. Guru dan siswa menyimpulkan materi bersama-sama. 3. Guru menutup pelajaran 4. Salam dan berdoa setelah belajar. F. Penilaian a. Teknik Penilaian: Tes Tulis. b. Bentuk Instrumen: Tes pilihan ganda c. Contoh Instrumen:
Lampiran 1
86
1. Sungai yang berusia masih muda dan mengalami penyempitan di ujungnya kemudian aliran sungai tersebut jatuh dari ketinggian tebing dan menciptakan aliran air yang terjatuh dari ketinggian. Pernyataan tersebut merupakan proses dari terbentuknya…. a. aliran air b. siklus hidrologi c. air terjun d. laut Kunci Jawaban 1. C
Jakarta, 13 Mei 2015 Guru Bidang Studi IPS
Peneliti,
Sutamto, S.Pd
Nia Fitriyani
Lampiran 1
87
Siklus hidrologi, jenis air permukaan dan air tanah, serta pemanfaatannya A. Hidrosfer Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. B. Siklus Hidrologi Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan terusmenerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya jatuh menjadi hujan (presipitasi). Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik aliran air bawah tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk). Inilah gambaran mengenai siklus hidrologi. Jadi siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari satu tempat lain hingga kembali ke tempat asalnya. Secara umum siklus hidrologi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : a. Siklus pedek, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk awan dan akhirnya terjadilah hujan di kawasan laut.
Lampiran 2
88
b. Siklus sedang, yaitu proses penguapan dari laut maupun dari darat kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke wilayah daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir lagi ke laut melalui sungai di permukaan.
c. Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir ke laut melalui sungai permukaan dan aliran bawah tanah.
C. Air Permukaan dan Air Tanah Air di bumi secara keseluruhan dpat dikelompokkan menjadi air permukaan dan air di dalam tanah. Air permukaan adalah segala bentuk perairan yang berada di permukaan
Lampiran 2
89
bumi atau di atas permukaan tanah, sedangkan air di dalam tanah adalah air yang berada di dalam lapisan tanah atau tersimpan di dalm pori-pori tanah. 1. Air permukaan di daratan a. Sungai dan air terjun Sungai adalah alur panjang di atas permukaan bumi atau di dalam tanah yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air berasal dari air hujan/mata air dari suatu tempat ke tempat lainnya Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Beberapa air terjun terbentuk di lingkungan pegunungan dimana erosi kerap terjadi. Terjadinya air terjun seringkali dikaitkan dengan sungai yang berusia masih muda dan mengalami penyempitan di ujugnya. Kemudian aliran sungai tersebut jatuh dari ketinggian tebing dan menciptakan aliran air yang terjatuh dari ketinggian dan kemudian disebut dengan air terjun. 1) Tipe atau Jenis Sungai a) Berdasarkan asal airnya: Sungai hujan adalah sungai yang mendapatkan air dari air hujan. Sebagian besar sungai di Indonesia adalah sungai hujan. Sungai salju/gletser adalah sungai yang sumber mata airnya berasal dari pencairan salju. Sungai yang demikian terdapat di daerah kutub dan di daerah gunung bersalju dengan ketinggian sekitar 5.000 m. Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan salju. b) Berdasarkan besar atau kecilnya aliran air: Sungai permanen, yaitu sungai yang mengalir secara tetap sepanjang tahun. Sungai periodik, yaitu sungai yang jumlah dan aliran airnya banyak di musim hujan, namun aliran airnya sedikit di musim kemarau.. Sungai ini mengalir secara tidak tetap dan bergantung pada curah hujan. Sungai episodik, yaitu sungai yang aliran airnya banyak di musim hujan namun kering di musim kemarau. c) Berdasarkan arah aliran airnya:
Lampiran 2
90
Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sejajar dengan kemiringan lereng daratan. Sungai subsekuen, yaitu arah aliran anak sungai tegak lurus pada sungai konsekuen. Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen. Sungai resekuen, yaitu sungai yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen. 2) Pola ailran sungai a) Pola aliran dendritik Pola aliran dendritik menyerupai percabangan batang pohon, berkembang di bebatuan yang cenderung homogen. Pola aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di wilayah dataran atau wilayah pantai. b) Pola aliran rectangular Pola aliran rektangular dibentuk cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang tegak lurus dan memiliki liku-liku. c) Pola aliran paralel Pola aliran parallel cenderung sejajar dan dijumpai di wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan terjal. d) Pola aliran anular Pola aliran anular arahnya menyebar secara radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran. e) Pola aliran trellis Pola aliran ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di bebatuan dengan lipatan dan kemiringan yang kuat. 3) Bagian-bagian sungai a) Sungai bagian hulu
Lampiran 2
91
Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi. Memiliki arus yang deras, daya erosinya besar dan arah erosinya vertikal. Pada bagian ini terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan. b) Sungai bagian tengah Bagian tengah sungai relatif lebih landai daripada bagian hulu. Erosi sungai dapat terjadi bersamaan antara erosi vertikal dengan erosi horizontal. Jika erosi horizontal lebih kuat daripada erosi vertikal, maka dinding sungai akan terkikis, bahkan dapat mengubah arah aliran air sungai. Akibatnya alur sungai yang semula lurus akan menjadi berkelok – kelok membentuk meander. c) Sungai bagian hilir Bagian hilir sungai memiliki arus yang tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), dan banyak terjadi pengendapan. Di bagian muara kadangkadang terjadi delta serta palungnya lebar.
b. Danau Danau adalah cekungan di daratan yang cukup luas dan terisi oleh air. Air yang mengisi danau berasal dari air hujan, air sungai, cairan gletser, dan air tanah. Dilihat dari proses terbentuknya, danau terbagi menjadi lima macam : 1) Danau vulkanik
Lampiran 2
92
Terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanik. Kaldera yang terbentuk akibat letusan berapi tergenang oleh air hujan. 2) Danau tektonik Terbentuk akibat adanya gerakan lempeng tektonik, gerakan ini dapat menyebabkan terjadinya patahan sehingga terbentuk lembah kemudian terisi air hujan dan membentuk suatu genangan yang disebut danau. 3) Danau tektovulkanik Terbentuk akibat adanya gerakan tektonik dan vulkanik sehingga terjadi patahan dan gunung berapi. Bekas gunung berapi menjadi suatu basin yang kemudian terisi air hujan dan terjadi danau. 4) Danau karst Terbentuk akibat adanya proses pelarutan kapur oleh air sehingga terbentuk suatu dolin/dolina jika dolin ini terisi air hujan maka terbentuk danau. 5) Danau buatan Danau yang dibuat oleh manusia dengan cara membendung sungai atau beberapa sungai menjadi satu pada suatu lembah.
c. Rawa Rawa adalah daratan yang selalu tergenang air sebagai akibat permukaan tanah lebih rendah daripada air tanah permukaan dan system pembuangan airnya kurang sempurna. Rawa airnya bersifat asam, warna airnya kemerahan, dan kurang baik untuk irigasi.
d. Air tanah Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation). Fungsinya sebagai cadangan air di musim kemarau, untuk dijadikan sumber air melalui sumur.
Lampiran 2
93
2. Air permukaan di laut Air laut merupakan salah satu air permukaan di bumi. Laut adalah sekumpulan air yang luas di muka bumi memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Perairan laut memiliki sifat fisis yaitu: a) Perbedaan tekanan air laut pada ketinggian yang berbeda b) Kepadatan air laut lebih tinggi daripada air tawar c) Kadar garam yang tinggimeningkatkan kepadatan
3. Manfaat air permukaan dan air tanah Berikut manfaat air sungai/air terjun, danau dan rawa untuk kehidupan: Sumber air bagi pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat Tempat pengembangbiakan dan penangkapan ikan guna memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani. Sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Tempat rekreasi, misalnya melihat keindahan air terjun dan bendungan. Untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai. seperti mencuci, mandi, dan membersihkan perabot rumah tangga Tempat berolahraga seperti arung jeram dan dayung.
4. Manfaat air laut Berikut manfaat air laut untuk kehidupan: Prasarana lalu lintas antarpulau dan antarbenua Sumber mineral (garam dapur dan kalium karbonat) Sumber bahan makanan Tempat rekreasi Pengatur iklim (hujan) akibat penguapan air laut Sumber bahan tambang
Lampiran 2
94
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan gejala hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan
Lampiran 3
Indikator Mendeskripsikan pengertian hidrosfer Mengidentfikasi bentuk air permukaan di daratan Mendeskripsikan pengertian sungai Mengidentifikasi tipe atau jenis sungai Mengidentifikasi pola aliran sungai Mengidentifikasi bagianbagian sungai Mengidentifikasi pemanfaatan sungai Mengidentifikasi kondisi air daratan Mengidentifikasi dampak gejala hidrosfer
Nomor Butir Soal 1 2 3 4, 7, 8 12, 15 6, 14 9 10 5, 11, 13
95
SOAL PRE TEST MATERI HIDROSFER
Nama :
Kelas
:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia. 1. Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di
4. Berdasarkan arah aliran airnya, Curug
permukaan bumi. Hidrosfer di permukaan
Cilember Bogor termasuk ke dalam
bumi meliputi….
sungai….
a. lapisan udara
a. periodik
b. danau, sungai, dan laut.
b. permanen
c. lapisan tanah
c. campuran
d. sungai, rawa, dan lapisan udara.
d. konsekuen
2. Berikut ini adalah bentuk air permukaan
5. Curug Cilember Bogor terbentuk di
di daratan atau perairan darat, kecuali….
lingkungan pegunungan karena…
a. air terjun/sungai
a. pada lingkungan pegunungan kerap
b. danau
terjadi erosi
c. air laut
b. lingkungan
d. rawa-rawa
c. lingkungan pegunungansering terjadi
mengalami penyempitan di ujungnya
longsor
kemudian aliran sungai tersebut jatuh dari
d. lingkungan
ketinggian tebing dan menciptakan aliran yang
terjatuh
memiliki
udara yang sejuk
3. Sungai yang berusia masih muda dan
air
pegunungan
dari
ketinggian.
pegunungan
memiliki
curah hujan yang tinggi 6.
Curug Cilember Bogor terletak di daerah
Pernyataan tersebut merupakan proses
yang relatif tinggi dengan kemiringan
dari terbentuknya….
lereng agak terjal/ curam. Air terjun atau
a. aliran air
curug Cilember Bogor termasuk ke dalam
b. siklus hidrologi
sungai bagian….
c. air terjun
a. hilir
d. laut
b. hulu c. tengah
Lampiran 4
96
7.
8.
d. bawah
terjadi
Berdasarkan asal airnya, Curug Cilember
kelamaan akan melapuk menjadi tanah.
Bogor termasuk ke dalam sungai….
Peristiwa
a. salju/gletser
pelapukan….
b. campuran
a. kimia
c. permanen
b. fisika/mekanik
d. hujan
c. biologi
Berdasarkan besar atau kecil aliran
d. Pelapukan kristal
airnya, Curug Cilember Bogor termasuk
9.
terus-menerus
tersebut
yang
disebut
lama
dengan
12. Berdasarkan pola aliran airnya, Curug
ke dalam sungai…
Cilember Bogor termasuk sungai yang
a. periodik
memiliki pola….
b. permanen
a. rektangular
c. episodik
b. dendritik
d. campuran
c. paralel
Berikut ini merupakan manfaat dari
d. sentrifugal
Curug Cilember Bogor, kecuali….
13. Perhatikan gambar berikut ini!
a. sebagai olahraga arung jeram b. sebagai tujuan wisata c. sebagai sumber pengairan bagi daerah sekitarnya d. sebagai
sarana
kebutuhan
rumah
tangga penduduk sekitar 10. Berikut ini merupakan kondisi air pada Curug Cilember Bogor, kecuali…. a. tidak berasa b. tidak berbau c. tidak berwarna d. tidak mengalir 11. Proses pelapukan batuan yang terjadi
Jenis flora yang terdapat pada Curug Cilember Bogor didominasi oleh….
pada Curug Cilember Bogor disebabkan
a. pohon pinus
oleh arus dan tekanan air sungai yang
b. padang rumput
Lampiran 4
97
c. pohon kelapa d. pohon jati 14. Dilihat dari ketinggian lerengnya, Curug Cilember Bogor merupakan sungai terjal dengan ketinggian…. a. 65 mdpl (4)
b. 100 mdpl c. 500 mdpl
Pola aliran sungai yang dapat dijumpai di
d. 800 mdpl
wilayah
15. Perhatikan gambar berikut ini!
perbukitan
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
(2)
(3)
kemiringan
lerengnya cenderung curam dan terjal terdapat pada nomor….
(1)
dan
98
Kunci Jawaban Soal Pre Test Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Lampiran 5
Kunci Jawaban B C C D A B D A A D B C A D C
99
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN POSTTEST
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan gejala hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan
Lampiran 6
Indikator Mendeskripsikan pengertian hidrosfer Mengidentfikasi bentuk air permukaan di daratan Mendeskripsikan pengertian sungai Mengidentifikasi tipe atau jenis sungai Mengidentifikasi pola aliran sungai Mengidentifikasi bagianbagian sungai Mengidentifikasi pemanfaatan sungai Mengidentifikasi kondisi air daratan Mengidentifikasi dampak gejala hidrosfer
Nomor Butir Soal 3 1 2 4, 7, 8 12, 14 5, 15 9 10 6, 11, 13
100
SOAL POST TEST MATERI HIDROSFER
Nama :
Kelas
:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia. 1. Berikut ini adalah bentuk air permukaan
4. Berdasarkan arah aliran airnya, Curug
di daratan atau perairan darat, kecuali….
Cilember Bogor termasuk ke dalam
a. air terjun/sungai
sungai….
b. danau
a. periodik
c. air laut
b. permanen
d. rawa-rawa
c. campuran
2. Sungai yang berusia masih muda dan mengalami penyempitan di ujungnya
d. konsekuen 5.
Curug Cilember Bogor terletak di daerah
kemudian aliran sungai tersebut jatuh dari
yang relatif tinggi dengan kemiringan
ketinggian tebing dan menciptakan aliran
lereng terjal/ curam. Air terjun atau curug
air
Cilember Bogor termasuk ke dalam
yang
terjatuh
dari
ketinggian.
Pernyataan tersebut merupakan proses
sungai bagian….
dari terbentuknya….
a. hilir
a. aliran air
b. hulu
b. siklus hidrologi
c. tengah
c. air terjun
d. bawah
d. laut
6. Curug Cilember Bogor terbentuk di
3. Hidrosfer adalah lapisan air yang berada di
permukaan
bumi.
Hidrosfer
permukaan bumi meliputi…. a. lapisan udara b. danau, sungai, dan laut. c. lapisan tanah d. sungai, rawa, dan lapisan udara.
Lampiran 7
di
lingkungan pegunungan karena… a. pada lingkungan pegunungan kerap terjadi erosi b. lingkungan
pegunungan
memiliki
udara yang sejuk c. lingkungan pegunungan sering terjadi longsor
101
d. lingkungan
pegunungan
memiliki
curah hujan yang tinggi 7.
8.
terjadi
terus-menerus
yang
lama
Berdasarkan asal airnya, Curug Cilember
kelamaan akan melapuk menjadi tanah.
Bogor termasuk ke dalam sungai….
Peristiwa
a. salju/gletser
pelapukan….
b. campuran
a. kimia
c. permanen
b. fisika/mekanik
d. hujan
c. biologi
Berdasarkan besar atau kecil aliran
d. pelapukan kristal
airnya, Curug Cilember Bogor termasuk
9.
oleh arus dan tekanan air sungai yang
tersebut
disebut
dengan
12. Berdasarkan pola aliran airnya, Curug
ke dalam sungai…
Cilember Bogor termasuk sungai yang
a. periodik
memiliki pola….
b. permanen
a. rektangular
c. episodik
b. dendritik
d. campuran
c. paralel
Berikut ini merupakan manfaat dari
d. sentrifugal
Curug Cilember Bogor, kecuali….
13. Perhatikan gambar berikut ini!
a. sebagai olahraga arung jeram b. sebagai tujuan wisata c. sebagai sumber pengairan bagi daerah sekitarnya d. sebagai
sarana
kebutuhan
rumah
tangga penduduk sekitar 10. Berikut ini merupakan kondisi air pada Curug Cilember Bogor, kecuali…. a. tidak berasa b. tidak berbau c. tidak berwarna d. tidak mengalir 11. Proses pelapukan batuan yang terjadi pada Curug Cilember Bogor disebabkan
Lampiran 7
Jenis flora yang terdapat pada Curug Cilember Bogor didominasi oleh…. a. pohon pinus
102
b. padang rumput
lerengnya cenderung curam dan terjal
c. pohon kelapa
seperti
d. pohon jati
Cilember Bogor terdapat pada nomor….
14. Perhatikan gambar berikut ini!
yang
dijumpai
pada
Curug
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 15. Dilihat dari ketinggian lerengnya, Curug Cilember Bogor merupakan sungai terjal
(1)
dengan ketinggian…. a. 0 - 65 mdpl b. 65 - 100 mdpl c. 500 - 600 mdpl d. 800 - 900 mdpl
(2)
(3)
(4) Pola aliran sungai yang dapat dijumpai di wilayah perbukitan dengan kemiringan
103
Kunci Jawaban Soal Post Test Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Lampiran 8
Kunci Jawaban C C B D B A D A A D B C A D C
104
REKAPITULAI NILAI PRETEST DAN POSTTEST
Lampiran 9
No. Nama Siswa
Pretest
Posttest
1
Dina Putri
73
93
2
Nur Kholifah
73
93
3
Ranti Aprilia
73
87
4
Haidar Al Farisi
67
100
5
Naila El Hamra
60
80
6
M. Ikhsan Fauzi
47
73
7
M. Arifin
53
87
8
M. Farhan Hasobi
60
87
9
Ahmad Rizki Nurichsan
53
67
10
Fawwaz
47
80
11
Aji Saputra
47
87
12
Dara Putri Anjani
60
80
13
Dafa Ariza
53
87
14
Ita Puspita Sari
67
87
15
Siti Sri Fatillah
53
93
16
Monny Aura Prada
40
93
17
Hasnabila
67
93
18
Maryana
47
100
19
Feby Enisa Ulfara
40
87
20
Gifani Fauzan
60
87
=
hasi l_semua-anates
:53:=3:I:=31:3::l :umlah subyek = 20 But'ir soal = 15 gobot utk jwban benar = L gobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor
uama be rkas
No
:
(tinggi ke rendah)
c : \usrns\pAVrLroN\DocUMENTS\REVrsrI-\HASTL_pRE_TES
urt No subyek L2 2L 33 4L4 55 6L2 74 87 98 1-3 l_0 l_1L2 L7 1_3 20 L4 15 l_6 18 L76 1-8 9 1_9 L6 1-9 20
salah
rode/tlama Benar L2 Nur Kh...
P... Ranti rta Pu... uaila... Dara P... Haidar... u. nrifin M. Far... oafa n... siti s... Hasnabi I a cifan'i... Fawwaz Aji sa... Maryana M. rkh-.. ahmad Monny ... reby e... oina
1_5
1_0
1-1_
Kosong
30 40 40 50 60 60 70 70 70 70 70 70 70 BO 80 80 90 90 90 90
1-1
l-l1-0
9 9 8 8 8 8 8 8 8 7 7 7
6 6 6 6
.
ANA
skr asli skr
L2 l_1_ 1_1_ 1-0 99 99 88 88 88 88 88 88 88 77 77 77 66 66 66 66
gobot
t2 Ll_ l_1 1_0
RELIABILITAS TES ================
Rata2= 8.15 simpang gaku= 1.76 KorelasixY= 0.02 neliabilitas Tes= 0.03 r.rama be rkas : c : \us ens\pAvr LroN\DocUMENTS\REVI sr 1\HASr L-pRE_TES
No.urut No. subyek 1-
1_
2 3
2
4
4
3
5
5
6
6
7
7
ttaila el Hamra u. Rrifin
8 9
8 9
ahmad
1_0
1_0
1-1-
1_1_
L2
L2
1-3
1-3
L4
L4
1_5
1_5
L6
1_6
t7
",
17
18
l-8
1-9
1-9
20
20
KELOMPOK UNGGUL
a
rode/Hama Subyek
oina putri Nur Kholifah Ranti aprilia Hai dar Rl rari
&
skor canjil 5
6 6
s'i
5 5
M. rkhsan Fauzi
4 4
M. Farhan Hasobi nizki N...
4 3 3
FAWWAZ
Aji
saputra Dara Putrt An... oafa Rri za
3
6 3
Ita.euspita sari s]tl srl Fatt...
7 5
Monny Aura Prada ttasnabi I a Maryana reby eni sa ul . . . ci fan-i Fauzan
3
4 5
3
6
ASOR
eage
1
.
ANA
skor Genap skor total
6 612 5 38 49 26 48 48 36 47 47 39 58 3 38 36 4B 27 36 28
11_
l_1
1_0
has'i I _semua_anates
relompok unggul "4
uimi No.
be
ita;1
1_
2 3
4
No.
Urut L 2 3
4 5
\usEns\pRvrlroru\pocuuerurs\REVrsrl-\HASTL-pRE-TES
tto subyek rode/ttama subyek 2 Nur rhol'ifah 1 Dina Putri 3 Ranti aprilia L4 rta euspita sari
Urut
5
:
:ml
Jwb
5 Naila el Hamra Benar reby eni sa
tto subyek rode/ttama subyek 2 Nur Kholifah 1 Dina putri 3 Ranti aprilia 1,4 rta eusp'ita sari
5 ttaila el uamra :ml lwb Benar reby eni sa
ANA
L234567 SkorL234567 i2-l_l_1l_1_L 1_1_-1_l_1_11_1 l-l- l- 1_ 1_ - - 1_ 1-0 1_ 1_ 1_ - 191_1_1--l_ 035s2344
1_
l_
tto subyek rode/ruama Subyek Skor L2 2 Nur rholifah l-1 1- Di na Putri l-1 3 Ranti apri 1i a L4 rta euspita sari 1-0 5 tta'i]a el Hamra 9 0 :ml Jwb Benar reby en'i sa
No.Urut L 2 3 4 5
.
8 9 10 1-1_ !2 1-3 L4 8 9 10 1_1_ t2 1_3 L4 1--LL11 1--1-1_1-1_-1-1_1_1_ -1_-1_-1_11_-1_1_1-4L4543115
skor l-5 t2 l_l11 l_0 L 9105 1_
1-
1_
Kelomook Asor uama berkas : c : \usERS\pAVrLroN\DocuMENTS\nEvrsrI-\HASTL-pRE-TES.ANA No.
No.
Urut
uo subyek
l_
1_8
2 3
6 9
4
1_6
5
19
:ml lwb
Benar
Urut
t'to Subyek
1_
1_8
2 3
6 9
4
l-6
5
:ml
l_9
Jwb Benar
rode/ttama Subyek skor
Maryana M. tkhsan rauzi Rhmad ni zk'i u. . . Monny Aura Prada reby enisa ul... Haidar al rarisi
7
6 6 6 6
0
rode/ttama subyek skor
Maryana M. rkhsan rauzi Rhmad n'izki tt. . . Monny Aura Prada reby enisa u]... Haidar Rl rarisi
L2345 L2345 t_11_-1 1_-1_-1_ -L1--1_ 1-l-l--1_ 34403 8 8
7
6 6 6 6
0
Urut
uo subyek
1
1_8
2 3
6 9
4
L6
5
:ml
1_9
Jwb Benar
.
rage
P ;
2
11_ 1_22
9 l-0 1_1 L2 l_3 9 l_0 1_1_ L2 l-3 1_1_-l_-
1_01-0520
skor 1-5 71, Maryana M. rkhsan rauzi 61 Rhmad nizki u... 61 Monny Aura Prada 61 Feby Eni sa ul . . 6o4 uaidar nl rarisi rode/uama subyek
_1 L4 L4
1_ _ _ 11_ 11_5
No.
67 67
F t:
hasi l-semua_anates DAYA
PEMBEDA
:umlah subyek= 20 atas/bawah(n)= Butir Soal= 15
rlp
Nama berkas
No Buti
:
5
c : \usens\pAVrLroN\DocUMENTS\REVrsrI\HASTL_eRE_TES
r Baru No Buti r 1_ 22 33 44 55 66 77 88 99 10 1112 13 1,4 l_5
asl
i
rel.
rel.
Rt as
gawah
5 5
2 3
4 4 4 1 4
10 11-
5
12 13
4 3
t4
1_
1_5
5
geda
30 4L 4L 02 30 22 22 1-3 0l1_3 05 5 -l2L 0L 41
3
1_
.
ANA
tndeks op
(%)
0. 00
20.00 20.00 40.00 0.00 40.00 40.00 60.00 20.00 60.00 1_00.00
-20. 00 20. 00
20.00 20.00
IlX9l=5:::5iYI :umlah Subyek= But'ir soal= 15
ruama berkas
:
20
c : \usERS\pAVrLroN\DocUMENTS\REVrsrI-\HASTL_pRE_TES
No Buti r Baru
No Buti
r
1 3
2 3
4
4
5
5
6
6
7
7 8
8 9
1_0
1_1
l_1
L2
L2 13
L4
1-4
1-5
15
getul rkt. a4 l-6 A7 2 1-1 118 72 3 13 1-5 L7 1-0 2 12
TKAS
No Buti
;
70.00 sedang 80.00 uudah 85.00 r',tudah l-0.00 Sangat Sukar 55 .00 sedang 55.00 sedang 40.00 sedang 60.00 sedang 15.00 Sangat Sukar 65.00 sedang 75.00 ruudah 85 .00 l,tudah 50.00 sedang L0.00 Sangat Sukar 60.00 Sedang
r
:
C:
Baru
23
\USERS\PAVI LION\DOCUMENTS\REVISII-\HASI L_PRE.TES . ANA
No Buti
r
Rsl 1
1_
1_
2
2
3
3
4
4
5
5
t
.
asi
NAN
si gni fi kansi NAN
0.858 sangat signifikan 0.964 Sangat Signifikan 0.964 Sangat signifikan 0.964 sangat Signifikan
eage
P
ANA
l=:I::=::ll:=3:=::::=I3Ii:
:umlah subyek= Butir Soal= 15 bC
:ml
9
l_0
1_3
I.IAMA
li
1
2
f :::f
As
.
resukaran(%) -rafsi ran
3
I
.
6
6
7 8
7
9
8 9
l-0
1-0
1_1_
1_1_
L2 13
12
hasi l-semua_anates 0.964 Sangat Si gni fi kan 0.964 sangat si gni fi kan 0.964 Sangat signifikan
NAN
0.964 0.858 0.964
1-3
t4
0.222
L4 1-5
1_5
0.964
NAN
NAN
Sangat si gni fi kan Sangat Si gni fi kan Sangat sign'ifikan NAN
Sangat Si gni
fi
kan
catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaa'i berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0, 302 20 0,423 0,549 80 0 ,217 0, 293 25 0, 391_ 0,496 90 0, 205 0,267 30 0,349 0,449 L00 0, l_95 0 ,254 40 0,304 0,393 L25 0,L74 0,229 50 0,273 0,354 >l-50 0, l-59 0, 209 eila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS
PENGECOH
:umlah Subyek= Butir Soal= 15
Nama be rkas
:
c
20 :
\usens\pAVr LroN\DocUMENTS\nevrsrI\HASTL_PRE_TES
No Buti r Baru
No Buti r nsl
i
a
1-
1-
0--
2
2
2+
1++
b
L4**
L7**
0--
0 0
3++
1--
5-
0 0
3
3
4
5
5
6
6
5-
l_1**
7
3+
7-
4+
7
8 9
8 9
5^^
2+ 4+
6---
11r. r.
L2**
1_0
10
11
3+
1_L
2++
L2
L2
1_3
1_3
L4
1-4
4+
15
t_5
1_-
0--
10**
++
t
:
rurang eaik
3-
415**
3--0-7++ 6---
eai k
gu ruk Sangat Buruk
::9:=Ii:::l:=::l::= Rata2= 8.15 simpang saku= 1.76 rorelasixy= 0.02 neliabilitas Tes= 0.03
t
0
16**'
4
15---
d 3+
ANA
0-2--
Kete rangan:
f"4
c 3+
.
eage
4
0--
2+
2**
0-8** 0--
0 0
0-- 13** 3-0-L7** 0-0-- l-0---
0 0
2-
2-
7++ L2*""
11_--
2*x 1-
0 0 0
0 0
0
Butir
Soa'l=
15
hasil_semua_anates
:
:umlah Subyek= '-c: 20 ^ uiiia-'UeF[ii : \rJsens\pevrLroN\DocuMENrs\REVrsrI\HASTL-pRE-rEs
Btr Baru Btr 1 2 3
4 5
6 7 8
9 1_0
11 L2 13
L4 15
As
eage r
i
F . .,1
,.
1,
ANA
li o.pembeda(%) T. Kesukaran r
*
ti
.
5
108
PANDUAN OBSERVASI CURUG CILEMBER BOGOR
PENDIDIKAN IPS (GEOGRAFI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 Lampiran 11
109
CURUG CILEMBER A. Pengertian Air Terjun Curug atau biasa disebut dengan air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Beberapa air terjun terbentuk di lingkungan pegunungan dimana erosi kerap terjadi. Terjadinya air terjun seringkali dikaitkan dengan sungai yang berusia masih muda dan mengalami penyempitan di ujugnya. Kemudian aliran sungai tersebut jatuh dari ketinggian tebing dan menciptakan aliran air yang terjatuh dari ketinggian dan kemudian disebut dengan air terjun. B. Profil Curug Cilember Curug Cilember terletak di Desa Cilember Kecamatan Cisarua, Bogor. Pemandangan alam di sekitar air terjun ini sangat asri dikelilingi dengan hutan pinus. Curug Cilember merupakan air terjun terjal beraliran air jernih dengan rata-rata lebar penuh 6,76 m dan yang berair 4 m. Aliran airnya tergolong deras dan bervariasi dengan kecepatan rata-rata 0,55 m/detik. Curug Cilember ini terletak di ketinggian 800-900 mdpl dengan suhu berkisar 18-23 C. Luas kawasan ini sekitar 5, 9 hektar yang didominasi perbukitan dengan hamparan tanaman pinus merkusi dan di bawah naungan Perum Perhutani Unit III yang bekerjasama dengan PHBM Jawa Barat. Curug Cilember tergolong sangat peka terhadap hujan, apabila terjadi hujan tinggi air akan segera meningkat dan terlihat lebih keruh. Oleh karena itu apabila pengambilan data bersamaan dengan terjadinya hujan, walaupun curah hujan rendah/menurun, maka tinggi air akan tetap meningkat/konstan. C. Flora yang terdapat di Curug Cilember 1. Pinus (pinus merkusi)
Lampiran 11
110
2. Pakis atau paku-pakuan
3. Damar (Agathis dammara)
Lampiran 11
111
4. Rasamala (altingia excelsa)
D. Manfaat Air Terjun bagi Kehidupan Air tejun merupakan fenomena alam yang tak sulit dijumpai. Dilihat dari fungsi fisiknya, air terjun atau curug berperan dalam pengoksigenan kembali air sungai. Prosesnya yang berupa air yang turun dari suatu tinggian memungkinkannya untuk mengikat oksigen di udara. Sehingga kadar oksigen didalamnya akan kembali tinggi. Air yang turun juga akan menghempaskan zat-zat tak berguna, dengan kata lain air berusaha menjernihkan dirinya secara alami.kadar oksigen dan kejernihan air sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan ekosistem sungai. Manfaat air terjun banyak sekali bagi kehidupan manusia, diantaranya sebagai tempat wisata alam dan rekreasi. Manfaat yang lain dapat digunakan sebagai sumber energi potensial yang dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Manfaat utama dari Curug Cilember yaitu sebagai sarana objek wisata alam dan rekreasi, karena suhu udaranya yang sejuk dan kondisi keindahan alam sekitar yang masih alami. Selain itu Curug Cilember dimanfaatkan sebagai sumber pengairan bagi daerah sekitarnya dan sebagai sarana kebutuhan rumah tangga penduduk sekitar.
Lampiran 11
LEMBAR KERJA OBSERVASI CURUG CILEMBER NAMA
:
KELAS
:
1. Air terjun ( curug ) adalah
2. Kondisi air pada Curug Cilember
3. Manfaat Curug Cilember bagi lingkungan sekitar
4. Flora yang terdapat di Curug Cilember
Flora yang di temukan 1.
3.
2.
4.
Lampiran 12
113
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1
NO I
II
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran
SKORING 5
4
3
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai 3. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum
memulai pelajaran 4. Guru memberikan siswa motivasi dengan cara
meminta semua siswa berdiri dan bertanya tentang manfaat air bagi kehidupan, pemberian motivasi ini dilakukan agar siswa semangat mengikuti proses pembelajaran. III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
2. Bertanya saat proses penjelasan materi
3. Interaksi antar siswa
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi
pelajaran
5. Siswa mengerjakan soal pretest B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar 2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan Lampiran 13
2
1
114 3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
4. Mengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar E. Penggunaan Bahasa
IV
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
PENUTUP 1. Keterlibatan dalam memberi Rangkuman/kesimpulan
Keterangan : 5 : sangat baik 4 : baik 3 : kurang baik 2 : buruk 1 : sangat buruk
Lampiran 13
115
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 NO I
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran 1. Kesiapan siswa melaksanakan pembelajaran di
SKORING 5
4
luar kelas II
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai 3. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum
memulai perjalanan ke Curug Cilember III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
2. Siswa mengerjakan tugas lembar kerja observasi
3. Bertanya saat proses penjelasan materi
4. Interaksi antar siswa
5. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi
pelajaran B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan
kesempatan 3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar Lampiran 13
3
2
1
116 1. Interaksi antara siswa dan strategi pembelajaran
yang digunakan guru 2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan
strategi pembelajaran yang digunakan guru 3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar
yang ditentukan guru D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
IV
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
PENUTUP 1. Keterlibatan dalam memberi Rangkuman/kesimpulan
Keterangan : 5 : sangat baik 4 : baik 3 : kurang baik 2 : buruk 1 : sangat buruk
Lampiran 13
117
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 3 NO I
II
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran
SKORING 5
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
4
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai 3. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum
memulai pelajaran 4. Guru memberikan siswa motivasi dengan cara
meminta semua siswa berdiri dan bertanya tentang manfaat sungai atau air terjun bagi lingkungan., pemberian motivasi ini dilakukan agar siswa semangat mengikuti proses pembelajaran. III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
2. Bertanya saat proses penjelasan materi 3. Interaksi antar siswa
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran 5. Siswa mengerjakan soal posttest
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Lampiran 13
3
2
1
118
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan 3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
4. Mengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
IV
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
PENUTUP 1. Keterlibatan dalam memberi Rangkuman/kesimpulan
Keterangan : 5 : sangat baik 4 : baik 3 : kurang baik 2 : buruk 1 : sangat buruk
Lampiran 13
119
Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Pertemuan 1
NO I
II
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran
SKORING 5
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai 3. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum memulai pelajaran 4. Guru mengajukan pertanyaan/apersepsi III
4
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Memfasilitasi siswa agar berdiskusi mengenai pendapat mereka masing-masing
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
4. Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksankan pembelajaran aktif
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Lampiran 14
3
2
1
120
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan
2. Memberikan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
IV
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
PENUTUP 1. Melakukan konfirmasi, dan memberikan kesimpulan materi
Keterangan : 5 : sangat baik 4 : baik 3 : kurang baik 2 : buruk 1 : sangat buruk
Lampiran 14
121
Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Pertemuan 2
NO I
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran
SKORING 5
1. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran di luar kelas II
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai 3. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum memulai perjalanan menuju Curug Cilember III
4
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Memfasilitasi siswa agar berdiskusi mengenai pendapat mereka masing-masing
3. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan lembar kerja observasi
4. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
5. Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Lampiran 14
3
2
1
122
bertanya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menerapkan strategi pembelajaran
2. Kesesuaian sumber belajar dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan
2. Memberikan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
IV
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
PENUTUP 1. Melakukan konfirmasi, dan memberikan
kesimpulan materi Keterangan : 5 : sangat baik 4 : baik 3 : kurang baik 2 : buruk 1 : sangat buruk
Lampiran 14
123
Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Pertemuan 3
NO I
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran
SKORING 5
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa 2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran II
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III
4
3. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum memulai pelajaran
4. Guru mengajukan pertanyaan/apersepsi
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Memfasilitasi siswa agar berdiskusi mengenai pendapat mereka masing-masing
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
4. Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan pembelajaran aktif 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Lampiran 14
3
2
1
124
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan
2. Memberikan penilaian E. Penggunaan Bahasa
IV
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
PENUTUP 1. Melakukan konfirmasi, dan memberikan kesimpulan materi
Keterangan : 5 : sangat baik 4 : baik 3 : kurang baik 2 : buruk 1 : sangat buruk
Lampiran 14
125
Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS
1.
Apa yang biasanya bapak lakukan untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran? Jawaban: Biasanya saya memberikan motivasi kepada siswa dan juga melakukan sesi tanya jawab.
2.
Metode atau strategi seperti
apa yang biasanya bapak gunakan dalam kegiatan
pembelajaran IPS? Jawaban: metode dan strategi yang saya gunakan dalam kegiatan pembelajran IPS itu biasanya seperti ceramah dan diskusi tanya jawab. 3.
Apakah bapak pernah menerapkan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan? Jawaban: belum pernah, kalau seperti study tour sih pernah sesekali dilakukan oleh sekolah.
4.
Apakah menurut bapak strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan mudah untuk diterapkan? Jawaban: lumayan mudah kalau menurut saya, karena siswa dapat belajar dan melakukan pengamatan langsung kedalam lingkungan sekitar mereka.
5.
Bagaimana menurut bapak tentang penerapan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPS? Jawaban: menurut saya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan sangat bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran khususnya IPS, karena strategi ini dapat memberikan wawasan yang luas untuk siswa dan membuat siswa memahami materi pelajaran sesuai dengan kenyataan yang terjadi di dalam lingkungan tidak hanya sekedar teori.
Lampiran 15
126
Hasil Wawancara dengan Siswa Responden 1: 1.
Apakah kamu menyukai pelajaran IPS? Jawaban: suka, karena dalam pelajaran IPS saya bisa mengetahui sejarah dan kebudayaan Indonesia.
2.
Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran IPS yang dilakukan guru bidang studi pada saat pembelajaran di kelas? Jawaban: kalau menurut saya Pak Tamto mengajarnya cukup baik, tapi kadang-kadang terlalu serius jadi membuat saya mengantuk.
3.
Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan pada mata pelajaran IPS? Jawaban: kalau saya ingin proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS menggunakan metode belajar yang menyenangkan agar membuat saya lebih semangat dalam belajar.
4.
Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan? Jawaban: saya sangat menyukai pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan karena pelajaran IPS menjadi seru dan menyenangkan.
Responden 2: 1.
Apakah kamu menyukai pelajaran IPS? Jawaban: suka, karena pelajaran IPS itu menyenangkan apalagi dengan belajar langsung ke lingkungan, selain itu di dalam pelajaran IPS itu saya dapat belajar tentang lingkungan alam dan segala gejala yang terjadi di permukaan bumi.
2.
Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran IPS yang dilakukan guru bidang studi pada saat pembelajaran di kelas? Jawaban: kalau menurut saya Pak Tamto mengajarnya cukup baik, tapi kadang-kadang terlalu serius jadi membuat saya mengantuk dan beliau terlalu sering menggunakan metode ceramah karena di kelas saya juga tidak disediakan infokus.
3.
Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan pada mata pelajaran IPS?
Lampiran 15
127
Jawaban: kalau saya ingin proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS menggunakan metode belajar yang menyenangkan dan mudah dipahami agar membuat saya lebih semangat dalam belajar. 4.
Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan? Jawaban: saya sangat menyukai pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan karena seru dan saya juga dapat memahami materi secara langsung dari lingkungan sebenarnya tidak hanya sekedar teori.
Lampiran 15
128
UJI N-GAIN No. Nama Siswa
Pretest
Posttest
N-Gain
Kategori
1
Dina Putri
73
93
0.74
Tinggi
2
Nur Kholifah
73
93
0.74
Tinggi
3
Ranti Aprilia
73
87
0.52
Sedang
4
Haidar Al Farisi
67
100
1
Tinggi
5
Naila El Hamra
60
80
0.50
Sedang
6
M. Ikhsan Fauzi
47
73
0.49
Sedang
7
M. Arifin
53
87
0.72
Tinggi
8
M. Farhan Hasobi
60
87
0.67
Sedang
9
Ahmad Rizki Nurichsan
53
67
0.29
Rendah
10
Fawwaz
47
80
0.62
Sedang
11
Aji Saputra
47
87
0.75
Tinggi
12
Dara Putri Anjani
60
80
0.50
Sedang
13
Dafa Ariza
53
87
0.72
Tinggi
14
Ita Puspita Sari
67
87
0.60
Sedang
15
Siti Sri Fatillah
53
93
0.85
Tinggi
16
Monny Aura Prada
40
93
0.88
Tinggi
17
Hasnabila
67
93
0.78
Tinggi
18
Maryana
47
100
1
Tinggi
19
Feby Enisa Ulfara
40
87
0.78
Tinggi
20
Gifani Fauzan
60
87
0.67
Sedang
57
87.05
0.691
Sedang
Rata-Rata
Lampiran 16
129
Uji Normalitas Lilifors Pretest Xi
Xi2
Fi
Zn
FiXi
FiXi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi) – S(Zi)
| F(Zi) – S(Zi) |
40
1600
2
2
80
3200
-1.65
0.0495
0.10
-0.05
0.05
47
2209
4
6
188
8836
-0.97
0.1660
0.30
-0.13
0.13
53
2809
4
10
212
11236
-0.38
0.3520
0.50
-0.14
0.14
60
3600
4
14
240
14400
0.29
0.6141
0.70
-0.08
0.08
67
4489
3
17
201
13467
0.97
0.8340
0.85
-0.01
0.01
73
5329
3
20
219
15987
1.55
0.9394
1
-0.06
0.06
∑Fi atau n = 20
X =
SD
∑FiXi = 1140
=
=√
=√ =√ =√ =√ = 10,35
Lampiran 17
= 57
(
)
∑FiXi2 = 67126
130
Uji Normalitas Lilifors Posttest Xi
Xi2
Fi
Zn
FiXi
FiXi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi) – S(Zi)
| F(Zi) – S(Zi) |
67
4489
1
1
67
4489
-2.52
0.0059
0.05
-0.04
0.04
73
5329
1
2
73
5329
-1.76
0.0392
0.10
-0.06
0.06
80
6400
3
5
240
19200
-0.88
0.1894
0.25
-0.06
0.06
87
7569
8
13
696
60552
0.00
0.5000
0.65
-0.15
0.15
93
8649
5
18
465
43245
0.74
0.7704
0.90
-0.12
0.12
2
20
200
20000
1.63
0.9485
1
-0.05
0.05
100 10000
∑Fi atau n = 20
∑FiXi = 1741
X =
= 87,05
SD
=
=√
=√ =√ =√ =√ = 7,94
Lampiran 17
(
)
∑FiXi2 = 152815
131
Uji Normalitas
Untuk Data Pretest 1. Ho = data berdistribusi normal Ha = data tidak berdistribusi normal 2. α = 0.05 3. Batas Kritis Ltabel = L (0.05 , 20) = 0.190 4. Lhitung = 0.14 (terlampir) 5. Kesimpulan Lhitung < Ltabel maka Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. Untuk Data Posttest 1. Ho = data berdistribusi normal Ha = data tidak berdistribusi normal 2. α = 0.05 3. Batas Kritis Ltabel = L (0.05 , 20) = 0.190 4. Lhitung = 0.15 (terlampir) 5. Kesimpulan Lhitung < Ltabel maka Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. Telah diperoleh bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal dengan data sampel berpasangan, maka rumus yang digunakan adalah Uji-t untuk data berpasangan.
Lampiran 17
132
Perhitungan Uji Homogenitas
Data Pretest
Xi
Xi2
Fi
FiXi
FiXi2
40
1600
2
80
3200
47
2209
4
188
8836
53
2809
4
212
11236
60
3600
4
240
14400
67
4489
3
201
13467
73
5329
3
219
15987
20
1140
67126
Jumlah
X (mean) =
=
=√
–√
=√
–√
SD
=√ =√ =√ = 10,35
Lampiran 18
= 57
(
)
133
Perhitungan Uji Homogenitas
Data Posttest
Xi
Xi2
Fi
FiXi
FiXi2
67
4489
1
67
4489
73
5329
1
73
5329
80
6400
3
240
19200
87
7569
8
696
60552
93
8649
5
465
43245
100
10000
2
200
20000
20
1741
152815
Jumlah
X (mean) =
=
=√
–√
SD
=√ =√ =√ =√ = 7,94
Lampiran 18
= 87,05
(
–√
)
134
Uji Homogenitas
1. Ho = data homogen Ha = data tidak homogen 2. α = 0.05 3. Batas Kritis Ftabel (α.n-1.n-1) = F (0.05 . 19 . 19) = 2.23 4. Fhitung =
=
= 1.70
5. Kesimpulan Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, artinya kedua data homogen.
Lampiran 18
135
Uji Hipotesis No. Nama Siswa
Pretest
Posttest
d
(d-Md)
(d-Md)2
1
Dina Putri
73
93
20
-10,05
101,0025
2
Nur Kholifah
73
93
20
-10,05
101,0025
3
Ranti Aprilia
73
87
14
-16,05
257,6025
4
Haidar Al Farisi
67
100
33
2,95
5
Naila El Hamra
60
80
20
-10,05
101,0025
6
M. Ikhsan Fauzi
47
73
26
-4,05
16,4025
7
M. Arifin
53
87
34
3,95
15,6025
8
M. Farhan Hasobi
60
87
27
-3,05
9,3025
9
Ahmad Rizki Nurichsan
53
67
14
-16,05
257,6025
10
Fawwaz
47
80
33
2,95
8,7025
11
Aji Saputra
47
87
40
9,95
99,0025
12
Dara Putri Anjani
60
80
20
-10,05
101,0025
13
Dafa Ariza
53
87
34
3,95
15,6025
14
Ita Puspita Sari
67
87
20
-10,05
101,0025
15
Siti Sri Fatillah
53
93
40
9,95
99,0025
16
Monny Aura Prada
40
93
53
22,95
526,7025
17
Hasnabila
67
93
26
-4,05
16,4025
18
Maryana
47
100
53
22,95
526,7025
19
Feby Enisa Ulfara
40
87
47
16,95
287,3025
20
Gifani Fauzan
60
87
27
-3,05
9,3025
1140
1741
601
Jumlah
Md =
Lampiran 19
=
= 30,05
Sd2 =
= 132,94
8,7025
2658,95
S= √
= 11,53
136
Uji Hipotesis
1. Ha : Terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai pretest dan posttest. Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai pretest dan posttest. 2. α = 0,05 3. Nilai Tabel t tabel = t (α , n-1) = t (0,05 , 19) = 2,09 4. Nilai Hitung t hitung = t
=
√ =
√ =
√ =
√
= = 11,36
Kesimpulan : thitung ˃ ttabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan.
Lampiran 19
137
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pertemuan 1
1. Guru dan siswa sedang melaksanakan pembelajan di dalam kelas
2. Siswa sedang mengerjakan soal pretest yang diberikan guru
Lampiran 20
138
Pertemuan 2
1. Guru dan siswa melaksanakan pembelajaran / studi observasi di Curug Cilember
2. Siswa sedang melakukan pengamatan di sekitar curug.
Lampiran 20
139
3. Kegiatan siswa setelah melakukan pengamatan
Lampiran 20
140
Pertemuan 3
1. Siswa melakukan diskusi hasil pengamatan di curug cilember
2. Siswa mengerjakan soal posttest
Lampiran 20
T KEI']IENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl- lr. H.
JGNa
FORM (FR)
No 95 Cipubl 15412 lndonesia
:
No.
Dokumen
No.
Revisi: :
Hal
FITK-FR-AKD-087O2
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01 /F. 1iKM.01.3i... ..12015 Lamp. : Outline/Proposal
Hal
: Permohonan
Jakafta, 4 Mei 2015
Izin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala MTs Darul Ma'arif Jakarta di Tempat As s alamu'
alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa
Nama NIM Jurusan Semester Judul
:Nia Fitriyani :11I1015000110 :Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial :VIII (Delapan)
Skripsi :Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap llasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma,arif Jakarta)
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarla yang
sedang lnenlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang
S
audara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa
tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, karni ucapkan terima kasih. Was s alamtt'
alaikum wr.wb.
0t2 Tembusan:
l.
Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
,'.a .
tr
ar;
I
MADRASAH TSANAWTYAH (MTs.)
DARULMA'ARIF TERAKREDITASI ..A" Nomor Statistik Sekotah (NSS) z 12t.231.740.O20 JI. Rs. Fatrnawati No. 45, cipete selatan Jakarta selafan lz4rc Telp. (021) 7694127,7666786, Fax. (021) 7669744 E-mail : mts
[email protected]
Nomor
:0
1
5/lvITs-DMA/[U20
1
5
Yang bertanda tangan di ba"vah ini kepala N{Ts. Darul }da'arif Jakarta menerangkan bahwa Nama
:
NIM
:1111015000110
Junr-san
: Pendidikan
Fakultas
: Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
Perguruan Tinggi
:
:
Nia Fitriyani
Ilmu Pengetahuan Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Benar telah melaksanakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ma,arif Jakarta untuk keperluan skripsi dengan judul "Pengaruh Penggunaan Strategi pembetajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaranlpS,, terhitung mulai 1 Maret s/d 3l Mei 2015.
Dernikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya. gustus 2015
Darul Ma'arif
NIP. 195706091986032001
Ff, t
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
Nia Fitriyani
NIM:
1111015000110
Fakultas/Jurusan
FITK/P.IPS
Prodi
Geografi
Judul Skripsi
Pengaruh Penggunaan Strategi Pemb
el aj
aran B erbasis
Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran IPS
NO
1
BUKU REFERENSI
PARAF
PARAF
PEN{BIMBING
PEMBIMBING
I
il
Martinis Yamin, Strategi Pembelaj aran
B
i,
erbasis Kompetens
/
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2003) 2
Yatim Rivanto. Paradigm.a Bnnl Pembelaj aran Sebagai Referensi
B
agi
Guru Pendidik dalam Implententasi
/
Pembelajaran yang Efektif dan B
3
erkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009)
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model P emb elaj ar an I P S, (Jakarta:
Bumi
Aksara,2009) 4
Isj
oni, dkk,
P emb el aj ar an Vi s i o n e r
P erp aduan Ind on
es i
a-Malay si a,
(Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar, 2007)
Lampiran 23
a ;
v
/ /.
fr
I
'i
-'ii
5
Wina Sanjaya, Perencanaan dan D es ain Sis t em P emb elaj aran,
(Jakarta:Kencana, 20 I I ) 6
/
Kunandar, Guru Profesional Impl ementas i Kurilailum
Tin
gkat
Satuan Pendidikan (KISP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers,20l0) 7
Harnzah B Uno, Model Pembelajaran
Menciptakan Proses yang
Kreatf
do"n
B
elaj ar Mengaj ar
Efektif, (Jakarla
:
Bumi Aksara, 2008) 8
Armai Arief, Pengantar llmu dan
I
Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
t
9
/
Zoer' aini Djamal Irwan, Prinsip-
prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan P eles tarianny a, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
l0
Lely Halimah, Pemberdayaan Lingkungan Sebagai SUmber Belajar dalam Upaya Meningkatkan
Kompetensi Berbahasa Indonesia, Jurnal Pendidikan Dasar,2008, nomor 10. 11
Syukri Hamzah, P endi dikan Lin gkun gan
S ekelumit
W aw as an
Pengantar, (Bandung: PT. Refika
Lampiran 23
l.r
/
Aditama,2013)
t2
Otto Soemarw oto, Ekolo gi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djarnbatan,
13
1
{
983)
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan
Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011)
t4
Sardiman A M, Interalcsi dan Motivasi B
elaj ar Mengaj ar, (Jakarta: Rajawali
I
Pers, 2007) 15
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Iakarta: PT. Rineka
/
Cipta,2012)
t6
Sukardjo Ukim Komarudin, Landasan P endidikan Kons ep dan Ap
likasinya,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009)
l7
Ibut Priono Leksono, Implikasi Penerapan
PAIKEM dalam
Pembelaj ar an, Tekn
o Io
P emb elaj ar an P as c as
Prosses
gi
arj ana
Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, 21 September 2014 18
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Mencip takan P emb el aj ar an Kr
eatif
dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013)
Lampiran 23
"a 1
,/
19
Slameto, Proses Belajar Mengajar
dalam Sistem Kredit Semester (SKS),
,T
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991) 20
S.
Nasution, Didaktik
As as-As as
I
Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)
2t
Ngalim Purwanto, Psikologi .,1
Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007) 22
Basyiruddin lJsman, Metodologi
I
P embel aj aran Agama Is lam, (Jakaft a:
Ciputat Pers,2002) 23
Muhbibin Syah, Psifto logi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003)
24
/
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan
Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003) 25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaj a Rosdakarya, 200 1)
26
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS:
Filosofi, Konsep dan Aplilmsi,
/
(Bandung: Alfabeta, 2013) 27
Trianto, Mo del
P embelaj
aran
Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP,
L,ampiran 23
"a
?'
1
/
F I ..
(Jakarta: Bumi Aksar a, 2014) 28
,
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
/
(Jakarta:Rineka Cipta, 2006) 29
Sugiyono, Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods),
/
(Bandung:Alfabeta,20 I 3), Cet. 3 30
Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and euasi-
Experimental D esign
for
/
Res earch,
(Chicago:Handbook of Research on Teaching) 31
Samapiah
F
aisal, Format-Format
Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali
/
Pers,1992) 32
I
Nurul Zuriah, M et o do I o gi P en el i t i an Sosial dan Pendidikan (Jakarta: pT.
/
Bumi Aksara,2006) JJ
Suharsimi Arikunto, Das ar-dasar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
/
Aksara, 2009) 34
Sugiyono, Metode P enelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008) 35
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika
Aditama,2010)
L^ampiran 23
p .
/
r
7 -.2' /
.,1
Jakarta, 21 Septernber 201 5
Dosen Pembimbing
II
Sodikin, MrSi
lllP: BsIt2zq tggtoS I @.t
'!
l
i
g
l
i
Lampiran 23
I