PENERAPAN METODE RESITASI DAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III Di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Oleh
Fitriya Ramdayani NIM 809018300766
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( DUEL MODE SYSTEM ) JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H
ABSTRAK Fitriya Ramdayani. 2013. “Penerapan Metode Resitasi dan Simulasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi” Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Dual Mode System, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013
Penelitian ini dilaksanakan di MI Darunnajah Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mendeskripsikan penerapan metode resitasi dan simulasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahaun Sosial di kelas III MI Darunnajah melalui metode Resitasi dan Simulasi. Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). yang terdiri dari dua siklus yang terdiri atas empat pertemuan dengan tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, pengukuran tes hasil belajar, dan angket. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I pertemuan ke-1 siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran berjumlah 6 orang dari 30 orang siswa yaitu 20.00%. Sedangkan nilai pada petemuan ke-2 siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 16 orang yaitu 53.33%. Pada Siklus II pertemuan ke-1 ini peningkatan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 orang yaitu 63.33%. Sedangkan pada pertemuan ke-2 siklus II siswa yang telah tuntas sebanyak 28 orang yaitu 92.00% dengan nilai KKM 60. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan metode resitasi dan simulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi jual beli di kelas III MI Darunnajah Kabupaten Sukabumi karena prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai 90.00% atau telah melebihi ketuntasan belajar siswa yang telah ditentukan yaitu 80%. Sedangkan secara Kualitatif dapat dijelaskan bahwa hampir semua siswa menyatakan setuju dengan pembelajaran yang menggunakan metode resitasi dan simulasi, karena sangat menyenangkan, tumbuhnya rasa kebersamaan dalam kelompok, dan suasana kelas menjadi hidup.
Kata kunci: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Resitasi, Simulasi
v
ABSTRAC Fitriya Ramdayani, 2013. "Application of recitation and Simulation Methods to Improve Learning Result at the Third Grade of IPS subjects in Darunnajah Elementary School Sukabumi" thesis, Teacher Education Program Elementary School (PGMI), Dual Mode System, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta in 2013 . This research was conducted in MI Darunnajah Sukabumi. This research aims: (1) To describe the application of simulation and recitation methods in improving student learning result, (2) To determine student learning result in Social Science subjects at Third grade MI Darunnajah through recitation and simulation methods. The writer used a qualitative approach by classroom action research (PTK) which consists of two cycles of four meetings with the stages of planning, action, observation, documentation, measurement of achievement test and questionnaire. As for the analysis, the writer used qualitative descriptive analysis techniques. Based on the data obtained from the first meeting of the cycle 1, students who have completed the study are 6 of 30 students is 20,00%. While the value of the 2nd meeting of the first cycle, students who have completed as many as 16 students is 53.33 %. In the cycle II first meeting, an increase in completed learning students has increased as many as 19 people is 63.33 %. While on the 2nd meeting of the cycle II, students who have completed as many as 28 students is 92.00 % with the KKM value 60. Thus, it can be said that the application of the recitation and simulation methods can improve student learning result in social studies material about buying and selling in the 3rd Grade MI Darunnajah Sukabumi because the percentage of students achieving mastery learning reached 90.00% or exceeds mastery students learning who have been determined ie 80.00 %. While qualitatively explained that almost all students agreed with the recitation teaching and simulation methods because it is very enjoyable, the growing sense of brotherhood in the group, and classroom atmosphere becomes livelier. Keywords: Learning results, Social Sciences, recitation, Simulation.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrahim Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menganugrahkan karunia yang begitu besar kepada manusia. Berupa iman, kesehatan, dan Ilmu. Serta karena curahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan berkat pertolongan dan inayah-Nya, yang telah memudahkan penulis menulis skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda besar Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan Sahabatnya. Yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah sampai zaman fi sabilillah. Beliau yang telah mendidik dan mengajarkan manusia untuk mengenal Tuhannya, serta menunjukkan kepada mereka jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Penulis menyadari bahwa sebuah keberhasilan tidak dating begitu saja tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik itu bantuan moral maupun materil dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta dengan tulus dan kasih saying saya sampaikan kepada : 1. Kementrian Agama RI yang telah memberikan kesempatan dan membantu selama kuliah hingga selesai. 2. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Nurlena M.A.,Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Takiddin, M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam penyusunan skripsi di tengah kesibukannya. 5. Bapak dan Ibu Dosen, yang ada di Jurusan Program Study Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PITK, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan Ilmunya sewaktu dibangku perkuliahan. 6. Bapak Apip Iskandar, SPd.I., Kepala MI Darunnajah yang telah memberikan izin untuk penelitian 7. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam Darunnajah.
vii
8. Orang Tua Penulis yang telah memberikan kasih sayang dan Doanya, Bpk Adji Slamat dan Ibu Betty Warniati. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, panjang umur dan ada dalam Lindungan-Nya. 9. Kepada suamiku tercinta yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, perhatian, doa, motivasi yang luar biasa, serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, terima kasih atas kesabarannya, hanya Allahlah yang dapat membalasnya. 10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada skripsi ini, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sukabumi, … Juli 2013 Penulis.
Fitriya Ramdayani
viii
DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………
i
Surat pernyataan karya Ilmiah……………………………………… ……….
ii
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi …………………………………...
iii
Lembar Pengesahan Ujian Munaqosah ……………………………………… iv Abstrak ………………………………………………………………… ……
v
Abstrac ……………………………………………………………………….
vi
Kata Pengantar ………………………………………………………… ……
vii
Daftar Isi ………………………………………………………………….. ..
ix
Daftar Gambar ……………………………………………………… ………. xii Daftar Tabel……………………………………………………......... ... …..
xiii
Daftar Lampiran …………………………………………………………... ..
xiv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………... .. ……….
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… .
1
B. Area dan Fokus Penelitian ………………………………………..
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ……………………………… ……
4
D. Perumusan Masalah Penelitian ………………………………… ..
4
E. Tujuan Penelitian …………………………………………............
4
F. Kegunaan Penelitian ………………………………………………
5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ……………………………………………. … A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti ……………………………. 1.
7 7
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ………………..
7
a.
Pengertian IPS……………… …………………………..
7
b.
Karakteristik Mata Pelajaran IPS ………………………..
9
c.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran ………………….
10
d.
Karakteristik Penelitian Mata Pelajaran IPS …………….
12
2.
Kajian tentang Hasil Belajar ………………………………… 13
3.
Metode Resitasi dan Simulasi ……………………………….
16
Pengertian Metode ………………………………………
16
a.
ix
b.
Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar …………...
17
c.
Pemilihan dan Penentuan Metode ……………………….
19
d.
Metode Resitasi ………………………………………….
21
1) Pengertian Metode Resitasi ……………………….....
21
2) Pelaksanaan Resitasi ………………………………. ..
21
3) Kelebihan Resitasi …………………………………..
22
4) Kelemahan Resitasi …………………………………
23
5) Langkah-Langkah Metode Resitasi …………………
24
b. Metode Simulasi ………………………………… ………. .
25
1) Pengertian Metode Simulasi …………………………. .
25
2) Pelaksanaan Simulasi ……………………………….. ... 26 3) Kelebihan Simulasi ………………………………….. ..
27
4) Kelemahan Simulasi …………………………….............
27
5) Langkah-Langkah Metode Simulasi …………………..
28
B.
Hasil Penelitian yang Relavan ………………………………...
28
C.
Hipotesis tindakan …………………………………………….
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….
31
A.
Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………
31
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian………….
31
C.
Subjek Penelitian ……………………………………………..
36
D.
Peran dan Posisi Peneliti dan Penelitian ……………………...
37
E.
Tahapan Intervensi tindakan ………………………………….
37
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ………………….
38
G.
Jenis Data dan Sumber Data…………………………………...
38
H.
Instrumen Pengumpulan Data …………………………………
39
I.
Teknik Pengumpulan Data ……………………........................
40
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan………….. ……………….
41
K.
Analisis Data dan Interpretasi Data ………………...................
43
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan ………….....................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………..
46
Gambaran Umum Profil MI Darunnajah …………………….
46
A.
x
1. Sejarah singkat berdirinya MI Darunnajah ………………… .
46
2. Profil Madrasah ……………………………………… ….. ..
46
3. Kondisi Objektif Sekolah …………………………………. ..
47
4. Visi dan Misi Madrasah …………………………………… ..
48
5. Struktur Organisasi ………………………………………. ..
49
6. Sarana dan prasarana ……………………………………….
49
B. Deskripsi dan Analisis Data ……………………………………….. .
50
1.
Sebelum Tindakan ……………………………………………. ..
50
2.
Siklus Pertama …………………………………….................. .
52
a. Perencanaan Tindakan …………………………………….....
52
b. Pelaksanaan Tindakan …………………………………….. ..
52
3
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 1. …………
53
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 2…………
60
c. Observasi siklus1 …………………. ……………………….
68
d. Refleksi Siklus 1…………………. ………………………..
68
Siklus Kedua ……………………………………...................... ..
70
a. Perencanaan Tindakan ……………………………. ……….
70
b. Pelaksanaan Tindakan ……………………………. ………..
71
1) Siklus ke II, minggu ke 1 ….. …………………………... .
71
2) Siklus ke II minggu ke 2 .. …………………... …………
78
c. Observasi siklus 2 ………………………………………….. .
83
d. Refleksi siklus 2 ……………………………………………
83
C. Pembahasan ………………………………………………………… .
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………. ………… .
87
A. Kesimpulan ………………………………………………………. ..
87
B. Saran ……………………………………………………….. ……….
88
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………..
91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Siklus Pelaksanaan PTK Menurut Lewin Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Kerja Kelompok Minggu 1 dan Minggu 2 Gambar 4.3 Lembar Tugas Resitasi
xii
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Pegawai MI Darunnajah……………… .
47
2.
Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa MI Darunnajah………………………
48
3.
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana MI Darunnajah……….. …….
49
4.
Tabel. 4.4 Data Observasi Kemampuan Unjuk Pendapat Siswa …..
57
5.
Tabel 4.5 Contoh Lembar Kerja Siswa……………………………...
58
6.
Tabel. 4.6 Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-1..
59
7.
Tabel. 4.7 Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-2. .
64
8.
Tabel. 4.8 Data hasil Pretest siklus 1 Minggu ke 1 ………. ……….
65
9.
Tabel. 4.9 Data hasil Posttest Siklus 1 Minggu ke 2 …………..….
66
10. Tabel 4.10 Lembar Observasi Guru Siklus 1……………………….
67
11. Tabel 4.11 Lembar Observasi Siswa Siklus 1……………………….
68
12. Tabel. 4.12 Jumlah Modal Tiap Kelompok……….. ……………….
72
13. Tabel. 4.13 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Pasar. ..
73
14. Tabel 4.14 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Sekolah.
77
15. Tabel 4.15 Jumlah Hasil Penjualan Siswa…………. ………………
78
16. Tabel 4.16 Data Nilai Tes Formatif Siswa…………..... …………..
79
17. Tabel. 4.17 Data hasil Pretest Siklus II Minggu ke 3 …. …………..
81
18. Tabel. 4.18 Data hasil Posttest Siklus 2 pertemuan ke 4 … . ……
82
19. Tabel 4.19 Lembar Observasi Guru Siklus 2 ……………………….
83
20. Tabel 4.20 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 ………………………
84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Identitas Sekolah ………………………………………
91
Lampiran 2 Struktur Organisasi MI Darunnajah…………………….
92
Lampiran 3 Denah MI Darunnajah………………………………….
93
Lampiran 4 Daftar Guru dan Pegawai MI Darunnajah……………..
94
Lampiran 5 Daftar Sarana dan Prasarana MI Darunnajah ……………….
95
Lampiran 6 Pedoman Wawancara ………………………………. ……..
96
Lampiran 7 Lembar Penelitian Siswa ……………………………… …..
97
Lampiran 8 Format Observasi Minggu ke-1 ………………………. …..
98
Lampiran 9 Format Observasi Minggu ke-2 ……………………… …..
99
Lampiran 10 Format Observasi Minggu ke-3 …………………... ………
101
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-1 ………. .
102
Lampiran 12 Lembar Soal Resitasi Minggu ke-1 ………………………..
106
Lampiran 13 Lembar soal Resitasi Minggu ke -1………………………
107
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-2 ….. …….
108
Lampiran 15 Lembar Soal Resitasi Minggu ke-2 ………………………..
113
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-3 …………
114
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-4 …………
119
Lampiran 18 Soal Pretest ………………………………………………….
122
Lampiran 19 Soal Posttest ………………………………………. ……….
123
Lampiran 20 Rumus Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa ……………. ……
124
Lampiran 21 Data Untung atau Rugi Hasil Penjualan ………… ………...
125
Lampiran 22 Lembar Observasi Minggu ke 1………………………..........
126
Lampiran 23 Lembar Observasi Minggu ke 2 ……………………………..
127
Lampiran 24Lembar Observasi Minggu ke 3……………………………….
128
Lampiran 25 Lembar Observasi Minggu ke 4 ……………………………..
129
Lampiran 26 Lembar Kerja Siswa ………………………….. …………….
130
Lampiran 27 Dokumen Penelitian ………………………… ……………...
131
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan rumpun mata pelajaran yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi,ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu politik. Fokus kajian IPS terdiri atas lingkungan sosial peserta didik yang paling dekat hingga lingkungan yang paling jauh. Dengan demikian, IPS sebagai rumpun pelajaran mempelajari masyarakat dengan segala persoalannya. Pada jenjang pendidikan dasar, IPS merupakan mata pelajaran terpadu dan bersifat tematis1. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri2. Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang aktif, Inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), salah satu
solusinya adalah dengan metode pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan metode resitasi, simulasi dan pengoptimalan media pembelajaran. Metode simulasi ( simulation method) berarti tiruan atau perbuatan yang bersifat pura-pura saja, sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menggambarkan keadaan sebenarnya3. Sedangkan metode resitasi recitation method, dapat pula disamakan dengan metode pemberian tugas,sering disebut juga pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah saja karena siswa dalam belajar tidak hanya dirumah, mungkin dilabolatorium, dihalaman rumah, diperpustakaan, atau tempat-tempat lain.4 Menurut Syaiful Sagala
1
2
3
4
BSNP, Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. ( Departemen Pendidikan Nasional, 2007 ), hal. 13 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah hal. 5 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, “Strategi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah, Komponen MKDK,(Bandung: Penerbit Pustaka Setia,2005), hal. 83 Ibid. hal. 61
1
2
metode resitasi adalah cara penyajian dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. 5.
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar tertentu.6 Menurut Syaiful Sagala mengutip pendapat Dimyati dan Mudjiono bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.7 Dengan demikian, pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para pendidik maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan, terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic science, karena konsep, generalisasi dan temuan-temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan, sumber pembelajaran, dan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa. Menurut Musman Hadiatmadja, Kebanyakan guru lebih tepat disebut melaksanakan mengajar secara tradisional dan konservatif. Tradisional karena melaksanakan tugas dengan mendasarkan diri pada tradisi atau apa yang telah dilaksanakan oleh para guru terdahulu tanpa ada usaha memperbaiki dengan daya kreasi yang ada padanya. Konservatif karena bertindak secara kolot menurut cara-cara lama yang kurang atau tidak sesuai dengan perubahan dan kemajuan jaman. Akibatnya siswa dijejali dengan berbagai pengetahuan sesuai kehendak guru atau kurikulum karena siswa adalah ibarat botol kosong yang tidak diberi kesempatan berfikir, mengolah atau mencerna apalagi berkreasi, akhirnya mereka menjadi siswa yang pasif dan reseptif saja. Pembelajaran konvensional (ceramah) untuk mata pelajaran IPS tentu kurang
relevan dan akan menimbulkan verbalisme bagi pemahaman anak,
padahal masih banyak guru, khususnya di MI Darunnajah yang menyukainya. Mereka beralasan metode ini lebih mudah dilaksanakan. Sering peneliti masuk 5
Syaiful Sagala.”Konsep dan Makna Pembelajaran”. (Bandung: Alfabeta, 2003), hal. 219 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 7 Syaiful Sagala, op.cit. hal. 62 6
3
kelas di MI Darunnajah menemukan situasi yang kurang menyenangkan. Siswa terlihat bermain sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang dengan malas-malasan mendengarkan dan terlihat kurang fokus. Guru mencoba menghidupkan situasi, dan berhasil untuk saat tersebut, tetapi pada kesempatan berikutnya keadaan itu tidak berubah. Di sisi lain peneliti melihat keadaan siswa yang selalu merasa jenuh ketika guru hanya berceramah saja dalam menyampaikan materi, khususnya pada mata pelajaran IPS. Siswa lebih memilih berbicara dengan temannya atau bermain-main sendiri. Dan ketika siswa diberi pertanyaan tentang materi yang diajarkan, hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab dengan baik. Sehingga timbul pertanyaan dibenak peneliti apa yang harus peneliti lakukan agar suasana kelas selalu menyenangkan, siswa menjadi termotivasi mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil/prestasi belajar siswa itu sendiri. Dari permasalahan tersebut peneliti tergerak untuk mencoba melibatkan siswa dalam pembelajaran IPS pada kegiatan aktif dengan maksud agar terjadi pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Peneliti mencoba menggunakan metode resitasi dan simulasi, dengan asumsi bahwa Kedua metode ini satu jalur dengan materi IPS yang sebagian besar membutuhkan ketrampilan sosial dan pengalaman langsung. Dari sini peneliti mencoba menerapkan penelitian tindakan kelas ke dalam pembelajaran IPS pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darunnajah dengan metode resitasi dan simulasi, dan ditekankan pada materi jual beli. Dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya materi jual beli. Kedua metode ini dapat dijadikan alternatif pemecahan
masalah
yang
dihadapi
oleh
guru
dalam
mengembangkan
pembelajaran IPS agar lebih menarik minat dan perhatian siswa, sekaligus memberikan makna bagi perubahan sikaf dan perilaku belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada judul ”Penerapan Metode Resitasi dan Simulasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi”
4
B.
Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang
dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1.
Hasil belajar siswa Kelas III MI Darunnajah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih rendah.
2.
Pembelajaran dikelas masih berpusat pada guru (teacher centre), bukan pada siswa (student centre).
3.
C.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang kurang tepat
Pembatasan Fokus Penelitian Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga tidak
mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh karena itu,
perlu adanya pembatasan masalah sehingga yang diteliti lebih
jelas,dan kesalahpahaman dapat dihindari. Untuk itu perlu dibatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti adalah “Metode Resitasi dan Simulasi untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III MI Darunnajah Sukabumi pada materi Jual Beli”.
D.
Perumusan Masalah Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut: 1.
Bagaimana
penerapan
meningkatkan
hasil
metode
belajar
resitasi
siswa
pada
dan mata
simulasi pelajaran
dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas III MI Darunnajah Sukabumi? 2.
Apakah terdapat Peningkatan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III MI Darunnajah melalui metode Resitasi dan Simulasi ?
E.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
5
1.
Untuk mendeskripsikan penerapan metode resitasi dan simulasi dalam meningkatkan
hasil
belajar
siswa
pada
mata
pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas III MI Darunnajah Sukabumi. 2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahaun Sosial di kelas III MI Darunnajah melalui metode Resitasi dan Simulasi
F.
Kegunaan Penelitian 1.
Bagi guru atau peneliti a
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata
b
Memiliki gambaran tentang pembelajaran IPS yang efektif
c
Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi pemecahannya.
d
Dipergunakan untuk menyusun program peningkatan efektifitas pembelajaran IPS pada tahap berikutnya.
2.
Bagi siswa a
Membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan pelajaran.
b
Memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
c
Mengembangkan daya nalar serta berpikir lebih kreatif, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
3.
Bagi sekolah a
Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi perlunya penggunaan metode resitasi dan simulasi sebagai metode pembelajaran alternatif mata pelajaran IPS khususnya di MI Darunnajah Sukabumi.
b
Adanya inovasi pembelajaran .
6
4.
c
Tercapainya pengembangan kurikulum tingkat sekolah.
d
Peningkatan profesionalisme guru.
Bagi Fakultas Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan
penelitian, khususnya tentang penerapan metode simulasi dan resitasi untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas III MI Darunnajah Sukabumi.
7
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A.
Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD a.
Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Somantri adalah sebuah program pendidikan dan bukan merupakan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan1.
Lebih lanjut ia
mengatakan Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiyah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Istilah Penyederhanaan adalah untuk pendidikan Dasar dan menengah 2 IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna. Sementara itu, menurut National Council for Social Studies, IPS
merupakan
studi
terintegrasi
dari
ilmu-ilmu
sosial
untuk
mengembangkan potensi kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan sistematis yang dibangun dalam
1
2
C M. Noman Somantri.. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2001) Hal. 89 Sapriya, “Pendidikan IPS” (Bandung : Laboratorium PKn UPI 2008) hal. 9
7
8
beberapa disiplin ilmu, seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat ilmu-ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan juga memuat isi dari humaniora dan ilmu-ilmu alam3. Sedangkan pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) merupakan rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu politik4. Fokus kajian IPS terdiri atas lingkungan sosial peserta didik yang paling dekat hingga lingkungan yang paling jauh. Dengan demikian, IPS sebagai rumpun pelajaran mempelajari masyarakat dengan segala persoalannya. Pada jenjang pendidikan dasar, IPS merupakan mata pelajaran terpadu dan bersifat tematis. Pada jenjang pendidikan menengah, IPS merupakan rumpun mata pelajaran yang menekankan pada penguasaan disiplin ilmu seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, dan antropologi. Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang aktif,Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan model konstruktivistik dan pengoptimalan media pembelajaran. Secara tematis dalam IPS dipelajari tentang: (a) perkembangan dan perubahan historis berbagai sistem kehidupan masyarakat; (b) interaksi dan adaptasi masyarakat dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam; (c) kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi melalui proses produksi, distribusi, dan konsumsi; (d)kegiatan masyarakat dalam mengembangkan identitas sosial budayanya5.
3
Modul Pendidikan IPS SD, 2009. ( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pendidikan%20IPS%20SD.pdf ), diakses, 04 Juli 2013 4 Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007. Op Cit. hlm 13. 5 Ibid. hal. 16
9
b. Karakteristik Mata Pelajaran IPS Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan mata pelajaran–mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD/MI memiliki sejumlah karaktristik tertentu, yang antara lain seperti berikut: IPS merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial antara lain: Sosiologi, Geografi, Ekonomi dan Sejarah. Materi bagian IPS terdiri atas sejumlah konsep, prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai makhluk social (homo Socious). Kajian IPS dikembangkan melalui tiga pendekatan utama, yaitu functional-approach,
interdicipliner-approach,
dan
multidiciplinerapproach. Pendekatan fungsional digunakan apabila materi kajian lebih dominan sebagai kajian dari salah satu disiplin ilmu sosial, dalam hal ini disiplin-disiplin ilmu sosial lain berperan sebagai penunjang dalam kajian materi tersebut. Pendekatan interdisipliner digunakan apabila materi kajian betul-betul menampilkan karakter yang dalam pengkajiannya memerlukan keterpaduan dari sejumlah disiplin ilmu sosial. Pendekatan multidisipliner digunakan manakala materi kajian memerlukan pendeskripsian yang melibatkan keterpaduan antar/lintas kelompok ilmu, yaitu ilmu alamiah (natural science), dan humaniora. Materi IPS senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal, nasional, regional, dan global6. Untuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu ( integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah, melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata ( factual/real ) peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat 6
Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas. 2006. Hal 5-6.
10
perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikaf dan berprilakunya. Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social. Pada jenjang SD/MI. mata pelajaran IPS memuat geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi, Dari ketentuan maka secara konseptual, materi pelajaran IPS di SD/MI belum mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin Ilmu social. Namun ada ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab,serta menjadi warga dunia yang cinta damai.7 Adapun tujuan Mata Pelajaran IPS di SD/MI ditetapkan sebagai berikut : 1) mengenal konsep-konsep yang berkaiatan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) memiliki kemampuan Dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan; 4) memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerjasama
dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional, dan global.8 c.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, kekhasan bahan pelajaran, sarana dan keadaan siswa Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan Menengah, adalah sebagai berikut :9.
7
Sapriya, op.cit. hal. 161 Ibid. hal .161 9 Modul Pendidikan IPS SD BBM 5,2009 “Metode, Media, dan Sumber Pembelajaran IPS“ (httpfile.upi.eduDirektoriDUAL-MODESPENDIDIKAN_IPS_DI_SDBBM_5.pdf) diakses 8
11
1) Pendekatan Pembelajaran Tradisional Yang dimaksud pendekatan tradisional adalah suatu pendekatan dimana dalam proses pembelajaran hanya menyampaikan materi pembelajaran didalam kelas dengan metode pendekatan yang monoton dan relative tetap setiap kali mengajar. Menurut Roestiyah N.K. bahwa pendekatan pembelajaran yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah.10 Cara ini memang kadangkadang membosankan; maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid.11 2) Pendekatan Pembelajaran Inquiry Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran lebih modern. Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melakukan berbagai kegiatan belajar.12 Adapun Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, adalah sebagai berikut : Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi dan Musyawarah, Metode Penugasan(Pemberian Tugas/ Metode Resitasi), Metode Demonstrasi, Metode Karyawisata, Metode Simulasi, Metode Inquiry dan Discovery, Role Playing( bermain peran),dan Metode Sosio Drama.13
Perlu diketahui bahwa
tidak ada satupun metode pembelajaran yang paling baik dan sempurna, setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, metode yang paling baik adalah metode yang yang cocok, relavan dengan materi, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
tanggal 07 Juli 2013) Roestiyah. N.K. “Strategi Belajara Mengajar” (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,2008), hal. 136 11 Ibid. hal. 137 12 Modul Pendidikan IPS SD BBM 5, op.cit., 13 Ibid. 10
12
d. Karakteristik Penilaian Mata Pelajaran IPS Penilaian IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pembelajaran IPS di SD/MI dilaksanakan dalam mata pelajaran IPS14. Sedangkan karakteristik penilaian pelajaran IPS menurut Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah adalah: 1) Penilaian IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran. 2) Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antarteman. 3) Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. 4) Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Penilaian dalam bidang tekhnologi/ketrampilan sosial dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta didik menyelesaikan tugas dan/atau produk yang dihasilkan. Penilaian tersebut dapat diperoleh melalui tes praktik, baik melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi maupun tes/uji petik/contoh kerja. Dalam pelaksanaannya dirancang untuk mensimulasikan tes praktik pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes praktik simulasi. Tes 14
BSNP, Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,(Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Hal 16
13
petik kerja atau tes sampel kerja merupakan tes praktik tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari tes praktik keseluruhan yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian dalam bidang teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta didik. Hasil portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan kompetensi peserta didik15.
2.
Kajian Tentang Hasil Belajar Asas pengetahuan tentang hasil belajar kadang-kadang disebut ”umpan balik
pembelajaran”, yang menunjuk pada sambutan yang cepat dan tepat terhadap siswa agar mereka mengetahui bagaimana mereka sedang bekerja. Lebih cepat siswa mendapat informasi balikan tentunya lebih baik, sehingga informasi yang salah segera dapat diperbaiki melalui kegiatan belajar berikutnya.16 Adanya umpan balik
yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan pendidikan.17 Umpan balik juga dapat diberikan tidak hanya diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi terhadap tugas yang dikerjakan siswa dirumah, hasil tugas tersebut diberi umpan balik sehingga siswa mengetahui hasil pekerjaannya itu benar atau salah.18
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha ;(Dedy Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha merubah tingkah laku. Tipe hasil belajar terdiri dari : ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom dalam Dimyati 2002:26). Ketiganya tidak dapat berdiri
15
16
17 18
Ibid. Hal. 16-17. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, cetakan keenam 2007), hal. 88 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,2006) hal. 193 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran.(Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009) cetakan pertama. hal. 11
14
sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. 19 Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar, akan tetapi menurut Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran, Istilah “Hasil Belajar” ( learning outcome) berbeda dengan “Prestasi Belajar”( achievement ), Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.20 Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran.21 Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkahlangkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi pengertian hasil belajar adalah perubaha prilaku atau tingkah laku, seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai( sikaf).22 Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat difahami mengenai makna kata ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang 19
20
21
22
http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil- belajar.html#) diakses tanggal 13 Juli 2013 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009) cetakan pertama. hal. 11 http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html# ( diakses : tanggal 13 Juli 2013 Masitoh dan Laksmi Dewi, op.cit. hal. 4
15
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang sangat sederhana mengenai hal ini, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Menurut para ahli Psikologi tidak semua perubahan prilaku dapat digolongkan kedalam hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan kedalam tiga ranah (kawasan), yaitu Pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikaf (afektif). Didalam pembelajaran sebagai hasil belajar tersebut dirumuskan didalam rumusan pembelajaran. 23 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) adalah:24
a.
Faktor Intern Faktor intern yaitu faktor yang datang dalam individu itu sendiri. Faktor intern ini terdiri dari : 1) Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dimana faktor tersebut berhubungan dengan jasmaniah atau kondisi badan siswa. Sehingga apabila kondisi badan siswa tergantung akan mempengaruhi hasil belajarnya. Olehnya itu, jasmani harus dijaga agar selalu dalam kondisi yang prima. 2) Faktor Psikologis Faktor eksteren adalah merupakan salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, Faktor psikologis ini berkenaan dengan kondisi kejiwaan siswa.
23
24
Ibid., hlm. 4 - 5
http://artikel-guru.blogspot.com/2013/01/artikel-faktor-yang-mempengaruhi.html ( diakses : tanggal , 14 Juli 2013
16
b.
Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Slameto (1987), mengemukakan bahwa ada tiga bagian faktor ekstern, yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat25. Maka dari itu hasil belajar yang dilaksanakan dengan evaluasi diakhir pelajaran sangatlah penting, untuk mengukur sejauh mana siswa berhasil dalam proses pembelajaran, serta perbaikan proses pendidikan pada tahap selanjutnya, bila ada dari hasil belajar yang belum begitu dikuasai oleh siswa.
3.
Metode Resitasi dan Simulasi a.
Pengertian Metode Menurut Muhibbin Syah, Metode secara harfiah berarti “cara”.dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.26 Selanjutnya, mengutip pendapat Tardip (1989) yang dimaksud metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.27 Metode pembelajaran menurut Akhmat Sudrajat mengartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran28. Sedangkan menurut Rustiah N.K ialah suatu teknik untuk memberikan motifasi kepada siswa agar bangkit untuk bertanya, selama
25
ibid. Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”(Bandung:Penerbit PT.Remaja Rosdakarya,1995). Hal. 201 27 Ibid. hal 201 28 Akhmat Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, Taktik, dan Model Pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com/) diakses tanggal 12 Maret 2013. 26
17
mendengarkan pelajaran atau guru yang mengajukan pertanyaanpertanyaan itu, siswa menjawab29. Berdasarkan pendapat diatas, Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan cara-cara yang terencana dan sistematis untuk mencapai satu tujuan pembelajaran. b. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Guru dengan seperangkat teori dan pengalamannya
menggunakan
untuk
mempersiapkan
program
pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata; dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru30. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya31: 1)
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi
29 30
31
Rustiah. N. K, op.cit . Hal. 129. Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996) cet. ke IV. Hal. 72 Ibid. Hal. 72.
18
ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M. adalah motif motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar32. Karena adanya perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 2) Metode sebagai strategi pengajaran Setiap anak didik mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, karena itu dalam kegiatan belajar mengajar menurut Roestiyah. N.K, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan33. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus mengusai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3) Metode sebagai alat untuk mecapai tujuan Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan tidak bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sia perumusan tujuan tersebut.
32 33
Sardiman A.M.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta:Rajawali Pers,1986) Hal.90 Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 74
19
3.
Pemilihan dan Penentuan Metode Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesusaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode lain, juga diguanakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode mengajar34: 1) Nilai strategi metode Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik. Bahan pelajaran yang guru berikn itu akan kurang memberikan dorongan
(motivasi) kepada
penyampaiannya menggunakan srtategi
anak didik bila
yang kurang tepat.
Disinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar35. 2) Efektifitas penggunaan metode Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas. Karena itu, efektifitas penggunaan metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pelajaran yang 34 35
Ibid. hal. 75. Ibid. hal 76
20
telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis36. 3)
Pentingnya pemilihan dan penentuan metode Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu37. Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode Metode mengajar banyak sekali
jenisnya,
karena metode
38
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : a) Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya. b) Anak didik yang beragam tingkat kematanganya. c) Situasi yang beragam keadaanya. d) Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya. e) Pribadi guru serta kemampuan propesionalnya yang berbedabeda. Dengan demikian jelaslah bahwa metode menekankan pada interaksi dengan siswa sehingga dalam melakukan proses belajar mengajar tidak hanya pada satu arah interaksi.
36
Ibid. hal 76 Ibid. hal 76 38 Ibid. hal 46 37
21
4.
Metode Pemberian Tugas atau Resitasi 1)
Pengertian Pemberian Tugas atau Resitasi Metode pemberian tugas atau resitasi menurut Syaiful Sagala adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang yang telah dipelajari. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok39. Metode resitasi mempunyai tiga fase: pertama guru memberi tugas; kedua siswa melaksanakan tugas (belajar) dan fase ketiga siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah mereka pelajari. Dalam sifatnya situasi ini adalah resitasi, umpamanya dalam bentuk Tanya jawab, diskusi atau barangkali sebuah tes tertulis40.
2)
Pelaksanaan resitasi. a) Tujuan yang jelas. Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas yang hendaknya dicapai oleh murid-murid. Sifat daripada tujuan tujuan itu adalah sebagai berikut41: 1) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik memupuk inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. 2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa dan bersifat konstruktif. 3) Memperkaya
pengalaman-pengalaman sekolah
dengan
memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas. 4) Memperkuat
hasil
belajar
di
sekolah
dengan
menyelenggarakan latihanlatihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. 39 40 41
Syaiful Sagala. Op. Cit. Hal. 219. Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 86 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Op.cit. Hal. 62
22
b) Petunjuk-petunjuk yang jelas. Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam memberikan tugas, harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari oleh para siswa, agar para siswa tidak merasa bingung apa yang harus mereka pelajari dan segi-segi mana yang harus dipentingkan. Jika aspek-aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan itu42. 3) Kelebihan Resitasi Metode resitasi mempunyai beberapa kebaikan antara lain: a) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik. b) Mereka
berkesempatan
memupuk
perkembangan
dan
keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri. c) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebihnmemperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. d) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat. e) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan
dengan
membosankan.
42
Ibid..
berbagai
variasi
sehingga
tidak
23
4) Kelemahan Resitasi Beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas ini dalam pembelajaran adalah: a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar. b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggung jawab bagi guru, apalagi bila tugas-tugas itu sukar dilaksanakan, ketegangan mental mereka dapat terpengaruh. d) Jika tugas diberikan secara umum mungkin seorang anak didik akan mengalami kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaaan individual. Kelemahan ini lebih dititikberatkan pada siswa, tetapi ada juga kelemahan guru. Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode pemberian tugas ini, antara lain: (1) tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan, (2) tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing, (3) waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup, (4) adalah kontrol atau pengawasan yang sistematis atau tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh; dan (5) tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan; (a) menarik minat dan perhatian siswa; (b) mendorong siswa untuk mencari, mengalami, dan menyampaikan; (c) diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah; dan (d) bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang diketahui siswa.
24
5) Langkah-Langkah Metode Resitasi43 Fase memberikan Tugas Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara perseorangan atau kelompok. Dan hasil yang di peroleh dapat sesuai dengan yang di inginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa memperhatikan: a)
Tujuan yang akan dicapai
b)
Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
c)
Sesuai dengan kemampuan siswa
d)
Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerrjaan siswa
e)
Sediakan waktu yang cukup untuk menegrjakan tugas tersebut
Langkah pelaksanaan a)
Diberikan bimbingan atau pengawasan
b)
Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c)
Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d)
Dianjurkan agar siswa mencatat hasil- hasil yang diperoleh dan sistematis
Fase mempertanggung jawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan siswa pada fase ini, antara lain: a)
Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
b)
Ada Tanya jawab atau diskusi kelompok
c)
Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dari tes maupun non tes atau cara lainnya
43
Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 86
25
5.
Metode Simulasi 1) Pengertian Simulasi Menurut arti katanya, simulasi (simulation) cuplikan suatu situasi
kehidupan
nyata
yang
diangkat
kedalam
kegiatan
pembelajaran.44 Simulasi sebagai metode mengajar menurut uraian Soli Abimanyu dan Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut: simulasi adalah suatu tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja. Dalam setiap bentuk simulasi akan terjadi hal-hal sebagai berikut: (1) para pemain yang memegang peranan yang mewakili dunia kenyataan,
dan
juga
membuat
keputusan-keputusan
dalam
mereaksi penilaian mereka terhadap setting dalam mana mereka temukan sendiri, (2) Mereka mengalami perbuatan-perbuatan tiruan yang berhubungan dengan dengan keputusan-keputusan mereka dan penampilan umum mereka. (3) Mereka memonitor hasil-hasil kegiatan masing-masing, dan diarahkan untuk merefleksi terhadap hubungan antara keputusan keputusan mereka sendiri dan konsekuensi-konsekuensi akhir yang menunjukkan gabungan dari berbagai perbuatan. Dengan demikian maka alam simulasi para pelaku dapat memperoleh kecakapan bersikap dan bertindak yang sesuai jika menghadapi situasi yang sebenarnya45. Simulasi sering dikaitkan dengan permainan. Terdapat perbedaan di antara kedua permainan tersebut. Di dalam permainan (games), para pemain melakukan persaingan untuk mencapai kemenangan atau mengalahkan lawannya. Selain itu, permainan lebih memberi hiburan (kesenangan) kepada pemain-pemainnya. Menurut Derick, U dan McAleese yang dikemukakan pada Abu Ahmadi46, dalam simulasi unsur persaingan, mencapai kemenangan 44
45 46
Sudjana,”Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif”(Bandung:Penerbit Falah Production,2001) hal. 112 Ibid. hal. 114 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya . Op. Cit. hlm. 83
26
dan peristiwa tersebut tidak ada, sehingga simulasi lebih bersifat realitas dan mengandung unsur pendidikan daripada permainan. Bentuk-bentuk simulasi dapat dilakukan dari yang paling sederhana sampai kegiatan yang paling kompleks, misalnya tiruan perbuatan atau peranan anggota keluarga (ayah, ibu, anak-anak) dalam menghadapi suatu masalah, tiruan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat (jual beli di pasar, dan sebagainya), tiruan yang lebih sulit dari kejadian-kejadian penting dalam masyarakat (sidang DPRD, sidang PBB, perundingan diplomasi, atau kejadian-kejadian sejarah yang penting)47. 2) Pelaksanaan Simulasi Simulasi dilaksanakan oleh sekelompok siswa meskipun dalam beberapa hal dapat dilakukan secara individu (sendiri) atau berpasangan (dua orang). Bila dilakukan secara kelompok kecil, tiap kelompok dapat melakukan simulasi yang sama dengan kelompok lainnya atau simulasi yang berbeda dengan kelompok lainnya. Di dalam pelaksanaan simulasi harus terjadi proses-proses kegiatan yang menimbulkan (menghasilkan) domain afektif (misalnya menyenangkan, menggairahkan, suka, sedih, terharu, simpati, solidaritas, gotong royong, dan sebagainya). Di samping itu dalam simulasi juga harus dapat dilakukan korelasi antara beberapa bidang studi atau disiplin (pendekatan interdisiplin). Simulasi juga harus menggambarkan situasi yang lengkap dan proses atau tahap dalam situasi tersebut hubungan sebab akibat, percobaan-percobaan, fakta-fakta, dan pemecahan masalah48. Beberapa tujuan dari kegiatan atau pelatihan simulasi adalah sebagai berikut49: 47
Ibid. hal. 83 Dahlan, M. D. “Model –Model Pembelajaran” (Bandung: Penerbit PT Diponegoro 1990) cet. ke IV Hlm. 150-151. 49 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya . Op. Cit. hlm. 84 48
27
a) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya. b) Untuk melatih siswa menguasai ketrampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun yang penting bagi kehidupan sehari-hari. c) Untuk pelatihan memecahkan masalah. d) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa. e) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan situasisituasi masyarakat di sekitarnya. f)
Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan memahami hubungan antara manusia, bekerja sama dalam kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan pendapat orang lain, dan memupuk daya kreatifitas siswa.
3) Kelebihan simulasi50 a) Siswa dapat berinteraksi social dengan lingkungan b) Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran c) Siswa dapat memahami permasalahan social d) Membina hubungan personal yang posotif e) Membina hubungan yang komunikatif f)
Dapat membangkitkan imajinasi dan estetika siswa dan guru
4) Kelemahan Simulasi51 a) Relative memerlukan waktu yang banyak b) Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif c) Sangat bergantung pada aktifitas siswa d) Pemanfaatan sumber belajar sulit e) Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang motivasi, simulasi kurang berhasil 50 51
Masitoh dan Laksmi Dewi, op.cit. Hal. 120 Ibid. hal. 120
28
5) Langkah-Langkah Metode Simulasi52 Tahap Awal Simulasi; a) Guru menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi. b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan. c) Guru membentuk kelompok dan menentukan alat yang digunakan. d) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. Pelaksanaan Simulasi a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan. d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk
mendorong
siswa
berpikir
dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
B.
Hasil Penelitian yang Relavan Telah banyak dilakukan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode Resitasi dan Simulsi, metode ini terbukti efektif membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi tertentu yang telah disesuaikan. Diantaranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh: Lia Nurul Wahdati, skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IV MI Darunnajahpada Konsep Musyawarah Desa Melalui Metode 52
Resitasi dan
http://zanuraini-rental.blogspot.com/2011/09/penggunaan-metode-simulasi-pada.html ( diakses: tanggal 12 Juli 2013
29
Simulasi” . Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa melalui Metode Resitasi dan Simulasi yang dirancang agar siswa aktif dan terlibat langsung melakukan pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa pada setiap siklus. Pada siklus I hasil angket motivasi siswa memperoleh angka 68,17 % , lalu pada Siklus ke II diperoleh hasil motivasi siswa sebesar 77.51 %. Masih berlanjut ke Siklus III, hasil angket pada motivasi siswa terus meningkat hingga 82.15 %. Penelitian dihentikan sampai siklus ke III karena telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu hasil skor rata-rata tiap indikator angket Motivasi siswa meningkat hingga 80 %53. Gina Sri Rahayu, skripsi yang berjudul : “Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pelajaran IPS, Materi Ajar Masalah-Masalah social dilingkungan Setempat Melalui Penerapan Pembelajaran Metode Simulasi di Kelas IV SDN Pantiwinaya”, menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Metode Simulasi terdapat peningkatan Hasil belajar siswa baik dalam proses pembelajaran maupun hasil akhir dari pembelajaran. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II , nilai rata-rata pada siklus I sebesar 70.28 dengan siswa yang mendapat nilai dibawah ketuntasan minimal sebanyak 6 orang siswa, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 79.72 dengan nilai seluruh siswa tidak ada yang dibawah ketuntasan minimal. Sedangkan untuk aktifitas belajar kelompok siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu jika pada siklus I persentase rata-rata aktifitas kelompok siswa sebesar 61.67 % dan pada siklus II persentase rata-rata aktifitas kelompok siswa sebesar 80.00 %. Dengan demikian membuktikan bahwa dengan penggunaan metode simulasi pada pembelajaran IPS materi ajar masalah-masalah social di lingkungan setempat submateri masalah sampah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.54
53
54
Lia Nurul Wahdati, “Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IV MI Sunan Giri pada Konsep Musyawarah Desa melalui Metode Resitasi dan Simulasi”. Skripsi S 1 pada UIN Sunan Gunung Jati Bandung , ( Bandung:2011) hal 102, tidak dipublikasikan. Gina Sri Rahayu, “ Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pelajaran IPS, Materi Ajar Masalah-Masalah social dilingkungan Setempat Melalui Penerapan Pembelajaran Metode
30
C.
Hipotesis Tindakan Berdasarkan dari kerangka fikir diatas, hipotesis yang digunakan dalam
penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : “Melalui metode Resitasi dan Simulasi pada materi Jual beli dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi”
Simulasi di Kelas IV SDN Pantiwinaya ” Skripsi S1 pada UPI Bandung ( Bandung : 2010) hal. 112
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah
yang
beralamat di Jalan Salabintana, Km 06, Palasari Rt. 22/Rw. 07 Desa Sudajayagirang, kecamatan Sukabumi, kabupaten Sukabumi 43151. 2. Waktu Penelitian Adapun waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret s/d Mei 2013 B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dalam melakukan
tindakan kepada subjek penelitian, yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna; yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa panelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang-orang yang diamati1.Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata atau gambar. Data yang dimaksud berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnya2. Menurut Bogdan dan Biklen, yang dikutif oleh Prof.Dr. Sogiono dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, bahwa karakteristik dari penelitian kualitatif, adalah sebagai berikut : 1) dilakukan dalam kondisi yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen),langsung kesumber data dan peneliti adalah instrument kunci, 2) penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, 1
2
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 3. Ibid. hlm. 6.
31
32
Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka, 3) penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome, 4) penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif, dan 5) Penelitian Kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati.3 Diantara Jenis penelitian Kualitatif adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), walaupun data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau analisisnya menggunakan analisis statistic diskriptif, Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja Pembelajaran yang lebih bersifat konstektual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi, dan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan oleh guru didalam kelas.4 Menurut Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas berkembang dari Penelitian Tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK, perlu kita telusuri pengertian penelitian tindakan.5 Ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau tindakan atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata.6 Dalam penelitian tindakan ini, peneliti melakukan suatu tindakan/intervensi,
yang
secara
khusus
diamati
terus-menerus,
dilihat
plusminusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. 7 Penelitian Tindakan Kelas berkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru, dan penelitian ini hanya bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara professional. Agar lebih memahami jenis Penelitian ini, kita harus mengetahui karakteristiknya. 3
4
5
6 7
Sugiono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”(Bandung::Penerbit Alfabeta,2010) hal. 13-14 Maifalinda Fatra dan Abd. Rozak, “Bahan ajar PLPG, Penelitian Tindakan Kelas”(FITK.UIN Syarif hidayatullah,2010) cet. Pertama, hal. 13 Wina Sanjaya, “Penelitian Tindakan Kelas” (Bandung:CV Kencana Prenada Media Group ,2010). cetakan kedua, hal. 24 Ibid. hal. 25 Suharsimi, Arikunto.. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). Cetakan ketigabelas .hlm. 2
33
Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki Karakteristik antara lain : 1.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional;
2.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya;
3.
Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi;
4.
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional;
5.
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.8
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas itu terkait dengan komponen pembelajaran antara lain : 1.
Inovasi pembelajaran,
2.
Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas, dan
3.
Peningkatan profesionalisme guru.9
PTK memerlukan beberapa kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personel di sekolah dan iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling mempercayai di antara personel sekolah. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan, yang terfokus dalam kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam pembelajaran di kelas, terutama deskripsi peningkatan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik kegiatan jual beli. Guru akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswanya jika guru tersebut mau melihat kembali pembelajaran yang diberikan kepada siswanya. Mampu tidaknya siswa dalam pembelajaran, hal itu sangat tergantung pada tindakan guru. Tindakan guru seperti itu bila dicatat kemudian direfleksikan kembali permasalahannya, guru tersebut dapat dikatakan pula sebagai peneliti tindakan kelas. Sebab, penelitian tindakan menurut Kemmis (1988), seperti dikutif Wina, adalah suatu bentuk 8
Zainal Aqib, “Penelitian Tindakan Kelas. Untuk guru”. (Bandung: Yrama Widya, 2008) hal. 16. 9 Ibid. hal. 18
34
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran praktek social mereka10. Selain pendapat di atas, Elliot mengatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.11 Prosedur penelitian tindakan terdiri atas beberapa tahap. Menurut pendapat Kurt Lewin, ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.12 1.
Rencana Tindakan Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.13.
2.
Melaksanakan Tindakan Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan focus masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya, artinya tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian.14.
3.
Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan
10 11
Wina Sanjaya,op.cit. hal. 24
Ibid. hal. 25 Zainal Aqib hal. 49 13 Wina Sanjaya,op.cit. hal. 78 14 Ibid. hal. 79 12
35
refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya15. 4.
Refleksi Refleksi
adalah
aktifitas
melihat
berbagai
kekurangan
yang
dilaksanakan guru selama tindakan.16. Sebagaimana gambar siklus berikut ini:17 Gambar 3. 1 Siklus Pelaksanaan PTK Menurut Lewin Identifikasi Masalah
Perencanaan Siklus 1
Tindakan
Refleksi
Observasi
Siklus 2
Perencanaan Ulang
Berdasarkan pendapat Lewin, penelitian ini dirancang dengan langkahlangkah yang meliputi studi pendahuluan, persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Langkah awal kegiatan penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran, baik permasalahan yang ada dalam siswa, guru, maupun dalam proses perencanaan. Setelah itu, diadakan analisis hasil permasalahan dan 15
Ibid. hal. 79 Ibid. hal. 80 17 Ibid. hal. 21-22 16
36
diperoleh temuan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga kurang bisa mengembangkan kemampuan analisis secara maksimal. Berdasarkan temuan itu, peneliti sekaligus menjadi guru menyusun rencana tindakan untuk diterapkan dalam pembelajaran analisis. Perencanaaan tindakan kelas disusun guru berupa tujuan pembelajaran, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, penilaian, dan bahan atau materi yang digunakan dalam pembelajaran.
Rencana
tindakan
itu
dilaksanakan
dalam
siklus-siklus
pembelajaran. Setelah selesai tindakan setiap siklusnya, peneliti mengadakan refleksi untuk menentukan dasar tindakan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya hingga tujuan penelitian tercapai.
C.
Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III, Madrasah
Ibtidaiyah Darunnajah Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 30 orang. D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan juga perancang
skenario pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi jual beli melalui metode Resitasi dan Simulasi, sedangkan yang berperan sebagai observer adalah guru lain yang mengajar dikelas lain disekolah tersebut.
E.
Tahapan Intervensi Tindakan Paparan data dalam PTK dapat mengemukakan paparan dari tahap-tahap
siklus
PTK,
yang
mencakup
(1)
tahap
perencanaan
tindakan,
yakni
mengemukakan kesesuaian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) tahap pelaksanaan tindakan yang waktunya bertepatan dengan pelaksanaan pengamatan/observasi, yakni mengungkap beberapa kejadian atau peristiwa pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan (3) tahap refleksi, yakni mengungkap hasil tinjauan atas pelaksanaan proses pembelajaran yang selesai dilaksanakan.
37
Berikut merupakan garis besar paparan data dari 4 kali pertemuan dalam 2 kali siklus yang akan peneliti lakukan dalam menerapkan metode simulasi untuk meningkatkan tingkat pemahaman pada pelajaran IPS materi jual beli siswa kelas III MI Darunnajah Sukabumi. 1.
Siklus Pertama Pada siklus pertama merupakan bagian dari pemahaman konsep materi jual beli, terdiri dari dua kali pertemuan. Durasi waktu siklus pertama ada 140 menit (4 jam pelajaran), dimana tiap pertemuan ada 70 menit (2 jam pelajaran). Materi yang disampaikan adalah mengenal macammacam kegiatan jual beli di lingkungan sekolah dan rumah. Pada pertemuan pertama menjelaskan tentang kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan pada pertemuan kedua menjelaskan tentang kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Media yang digunakan adalah gambar kegiatan jual beli. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode resitasi. Strategi yang digunakan adalah diskusi kelompok dan tanya jawab.
2.
Siklus Kedua Pada siklus kedua merupakan kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang cara jual beli terdiri dari satu kali pertemuan. Durasi waktu siklus kedua 140 menit (4 jam pelajaran). Pengalaman yang diberikan adalah pengalaman jual beli di pasar dan di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan adalah metode simulasi. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah diskusi kelompok dan tanya jawab. Pada akhir petemuan, adalah kegiatan ujian sumatif. Ini untuk memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara individual. Serta refleksi dari penerapan metode simulasi ini.
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Pada penelitian tindakan ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa hasil
belajar siswa MI akan meningkat melalui metode Resitasi dan Simulasi pada materi Jual Beli.
38
Dalam pelaksanaannya, peneliti terus mengupayakan untuk memberikan motivasi dengan menyajikan materi semenarik mungkin yaitu dengan melakukan eksperimen secara berkelompok dan melakukan observasi langsung kelapangan agar siswa lebih tertarik dengan pelajaran IPS sehingga hasil belajarnya meningkat. Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 80% dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas. Apabila dari hasil tes siswa telah menunjukkan peningkatan maka tindakan dihentikan.
G.
Jenis Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh
dari para informan yang dianggap mengetahui secara rinci dan jelas mengenai focus penelitian yang diteliti, yaitu upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran IPS di MI Darunnajah Sukabumi. Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh18. Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data primer. Adapun data primer yang diperlukan adalah data yang terkait langsung dengan lokasi penelitian, antara lain: beberapa informan dan data langsung yang berasal dari siswa kelas III MI Darunnajah Sukabumi baik dan data dari pengajar maupun arsip-arsip yang dibutuhkan. Adapun subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, para guru dan sumber-sumber lain yang dimungkinkan dapat memberi informasi. Selain dari informan, data juga diperoleh dari hasil dokumentasi yang menunjang terhadap data yang berbentuk kata-kata maupun tindakan. Selain itu data penelitian ini juga bersumber dari dokumen-dokument yang ada di MI Darunnajah Sukabumi. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap mengetahui secara rinci dan jelas mengenai focus penelitian yang diteliti, yaitu upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran IPS di MI Darunnajah Sukabumi.
18
Suharsimi Arikunto, Op Cit, hlm. 102.
39
H.
Instrumen Pengumpulan Data Dalam pelaksanaaan pengumpulan data diperlukan instrument pengumpulan
data yang tepat. Secara terperinci instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Pedoman pengamatan atau catatan lapangan untuk menggali data tentang suasana kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung, suasana di lapangan pada saat masing-masing kelompok mencari data di pasar dan di lokasi sekolah, keceriaan atau keantusiasan siswa dalam mengikuti program pembelajaran materi jual beli, kerja sama kelompok pada saat melakukan praktik jual beli.
2.
Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa terhadap penerapan strategi resitasi dan simulasi dalam pembelajaran IPS materi jual beli yang telah dilaksanakan, ini berungsi untuk memperoleh informasi secara mendalam. Pedoman observasi siswa, untuk mengamati pengalaman jual beli yang mereka lakukan, baik ketika di pasar maupun di lapangan sekolah.Tes tulis digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok, dan skor tes kelompok.
I.
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan untuk
menjawab fokus penelitian yang sedang diamati digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut19: 1.
Metode Observasi Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan mata, dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pengamatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh panca indra20. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung dan membuat catatan-catatan
19
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,(Jakarta:Bumi Aksara,2006 ) cetakan keempat, hal 52 20 Suharsimi Arikunto. Op.cit. hal. 156
40
yang dijadikan bahan. Dalam penggalian data, peneliti lebih memfokuskan pada proses pembelajaran IPS materi jual beli yang dilakukan di kelas III MI Darunnajah Sukabumi atau menciptakan aktifitas serta bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran. 2.
Metode intervieu Interview yang sering juga disebut dengan wawancara/ kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara21. Sedangkan menurut S. Nasution (1999) wawancara atau intervieu adalah suatu bentuk komunikasi verbal
jadi semacam percakapan
yang bertujuan
memperoleh informasi.22 proses ini dilakukan dengan tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dengan satu orang atau lebih, bertatap muka mendengarkan secara langsung informasiinformasi atau keterangan-keterangan tanpa mempengaruhi pendapat informan. Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, para guru, dan sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi. Dalam wawancara ini peneliti mengambil data respon siswa kelas III terhadap penggunaan metode simulasi untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran IPS pada materi jual beli. 3.
Metode Dokumentasi Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen23. Dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, misalnya data mengenai data nilai siswa, buku kasus siswa, buku absensi dan sebagainya. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang akan diperoleh dan dibuat oleh peneliti, dokumentasi
21
Ibid. hal. 155 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah).(Jakarta: Bumi Aksara,2006) hal. 113 23 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Op. Cit., hlm. 69 22
41
yang ada diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang utuh sebagai pelengkap data yang diperoleh dari hasil penelitian.
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi,
yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Moleong24, trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin dalam Moleong25, membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan diantara keduanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan sekunder, observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan dengan kesiapan sekolah dalam penerapan pembelajaran berbasis mencari informasi, sementara studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang tugas-tugas pokok dan pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran bervariasi. Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu tahap orientasi, tahap ekplorasi dan tahap memberi chek. Tahap orientasi, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti dengan melakukan pra survey ke lokasi yang akan diteliti, dalam penelitian ini, pra survey dilakukan peneliti di lokasi penelitian, melakukan dialog dengan kepala sekolah, beberapa perwakilan guru, juga dari 24 25
Lexy Moleong. Op. Cit. Hal. 330. Ibid.
42
karyawan dan peserta didik. Kemudian peneliti juga melakukan studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Tahap eksplorasi, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan unsur-unsur yang terkait, dengan pedoman wawancara yang telah disediakan peneliti, dan melakukan observasi tidak langsung tentang kondisi sekolah dan mengadakan pengamatan langsung tentang pembelajaran di sekolah itu. Tahap memberi chek, setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi dokumentasi, dan responden telah mengisi data kuesioner, serta responden diberi kesempatan untuk menilai data informasi yang telah diberikan kepada peneliti, untuk melengkapi atau merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya26.
K.
Analisis Data dan Interpretasi Data Manurut Patton, teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Pengertian lain sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor dalam Moleong27, analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji definisi pertama lebih menitik beratkan pada pengorganisasian data. Kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data, dan dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, analisis data, adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
26 27
Ibid. hal. 280 Ibid.
43
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data28. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti, proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode tertentu. Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori baru yang barangkali ditemukan. Menurut Miles dan Huberman dalam Moleong29 pada dasarnya analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigma positivisme. Analisis data itu dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan, apakah satu atau lebih dari satu situs. Jadi seorang analis sewaktu hendak mengadakan analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah dilakukannya satu atau dua situs. 1.
Reduksi Data Reduksi data ialah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan focus penelitian kita.30 Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–
28
Ibid. hal. 280.
29
Ibid.
30
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Op. Cit., hlm. 84
44
catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali. 2.
Display data Display data ialah meyajikan data dalam bentuk matrixs, network, chart, atau grafik dan sebagainya.31 Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.
3.
Pengambilan Keputusan dan Verifikasi Pengambilan Keputusan atau Verifikasi merupakan kegiatan di akhir penelitian Kualitatif, baik dari segi makna maupun kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan oleh peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya32.
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah perencanaan pendekatan dilakukan, maka untuk mengembangkan
tindak selanjutnya, dilakukan Evaluasi yaitu evaluasi secara keseluruhan setelah pelaksanaan semua siklus dilakukan apakah tujuan yang diharapkan dari penelitian ini sudah tercapai atau belum. Kemudian jika hasilnya belum memuaskan ataupun belum tercapai, maka evaluasi ini digunakan untuk melakukan refleksi kembali. Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Hasil observasi dalam monitoring di analisis secara deskriptif untuk menggambarkan hasil observasi yang berupa proses dan hasil tindakan. Hasil 31 32
Ibid. hal. 85 Ibid. hal. 87
45
observasi juga digunakan untuk evaluasi terhadap prosedur apakah sudah sesuai dengan
perencanaan,
pelaksanaan
pembelajaran,
apakah
tidak
terjadi
penyimpangan , dan apakah hasilnya sudah memuaskan dikarenakan sesuatu hal, maka dilakukan rancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun RPP baru yang telah diperbaiki digunakan untuk menggunakan siklus yang berikutnya untuk mencapai hasil yang optimal.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Profil MI Darunnajah 1.
Sejarah singkat berdirinya MI Darunnajah Pada tanggal 05 Januari 1961 berdiri sebuah lembaga formal bernama Madrasah Maljauth Thalibin oleh KH Abdul Mudjib Rodlibillah, awal mula berdirinya, lembaga ini hanya mengembangkan pendidikan kepesantrenan untuk anak usia sekolah dasar (sejenis Madrasah diniyah) dan sebagian pengenalan Ilmu Pengetahuan Umum. Sekitar Tahun 1970-an berganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah dan telah resmi terdaftar di Departemen Agama sampai sekarang. Madrasah yang berada dibawah naungan
Yayasan Darunnajah
dari tahun 1980 ini, merupakan madrasah formal tertua di Kecamatan Sukabumi
yang
memiliki
tujuan
untuk
membantu
masyarakat
menempuh jenjang pendidikan formal tingkat dasar. Semua siswa dan siswi yang belajar di madrasah ini harus menempuh pendidikan selama 7 tahun, diawali jenjang kelas Persiapan atau Kelas Nol Besar sebagai kelas paling dasar yang memberikan pengetahuan dan keterampilan membaca dan menulis Arab dan latin serta keterampilan berhitung kepada siswanya, sampai kelas enam yang merupakan kelas akhir. 2.
Profil Madrasah
Nama Madrasah
: MIS Darunnajah
NSM
: 111 232020211
Alamat
: Palasari Rt. 22 Rw.07
Kel/Desa
: Sudajayagirang
Kecamatan
: Sukabumi
Kabupaten
: Sukabumi
Provinsi
: Jawa Barat
Kode Pos
: 43151 46
47
Nomor Tel / Fax
: 0266 232977
Email
:-
Tahun Berdiri
: 05 – 01 – 1961
AKREDITAS ( dilakukan oleh Badan Akreditas Provinsi )
3.
Pringkat Akreditas
:A
Tahun SK Akreditas
: 2010
Kondisi Objektif Sekolah MI Darunnajah mempunyai guru dan pegawai sebanyak 16 orang yang terdiri dari 10 guru dan 1 TU (Tata Usaha). Latar belakang pendidikan tenaga guru terdiri dari 11 orang sarjana S-1, sedangkan 5 orang lainnya belum mendapat gelar kesarjanaan, dan saat penelitian ini berlangsung sedang dalam tahap penyelesaian tugas akhir S-1. Rinciannya sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Guru dan Pegawai MI Darunnajah N0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama
Apip Iskandar, S.Pd.I Euis Aeni Munasofah Tamrin Hamidi, S.Ip.S.Pd.I Feri Murtianto. S.Pd. Eneng Lailatul Mubarokah, S.Pd.I Muslim, S.Pd. Lisnawati Rida Sri Mawaddah Nia Trisnawati, S.Pd. Muhammad Rohendi, S.Pd.I Fitriya Ramdayani, Ruslan Abdul Munir, S.Pd.I Ujang Abdul Fatah, Aam syifaul Alam, S.Pd. Muniar Ramdani, S.Pd. Nunung Awaliyah, S.Pd.I
Jabatan
Kepala Madrasah Bendahara Kabag Kurikulum Kabag TU Kabag Kesiswaan Kabag Sarana Prasarana Guru Kelas RA Guru Kelas 1 Guru Kelas 2 Guru Kelas 3 Guru Kelas 4 Guru Kelas 5 Guru Kelas 6 GMP Bahasa Inggris GMP
Jumlah siswa pada tahun 2012/2013 berjumlah 308 siswa, terdiri dari 156 laki-laki dan 152 perempuan yang tersebar di 7 kelas. Adapun rincian data tersebut sebagai berikut:
48
Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa MI Darunnajah
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 4.
KELAS RA Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah
LK 27 23 25 13 25 25 18 156
PR 25 27 28 17 20 17 18 152
JUMLAH 52 50 53 30 45 42 36 308
Visi dan Misi Madrasah Visi Madrasah
Cerdas dalam Berfikir, Cerdas dalam Menggali Potensi Diri, Cerdas dalam Mengamalkan ajaran Agama Misi Madrasah a.
Memberikan
Bimbingan
Penguasaan
Konsep
Dasar
Ilmu
Pengetahuan Agama dan Umum; b.
Memberikan Bimbingan Pengamalan Ilmu Agama dan Umum dalam segala Agama;
c.
Memberikan Bimbingan dan Mengembangan Potensi Intelektual, Emosional, dan Spiritual;
d.
Memanfaatkan Sumber Daya Sekolah yang Tersedia.
Strategi a.
Menyelenggarakan Sistem Pendidikan secara Aktif secara Individu di Sekolah dan di Luar Sekolah;
b.
Mengadakan Bimbingan dalam berfikir Objektif, Kreatif dan Produktif pada seluruh Peeserta didik melalui acara Diskusi dan kegiatan-kegiatan Ilmiah;
c.
Mengadakan Pembinaan Akhlakul Karimah secara Rutin melalui kegiatan Keagamaan;
49
d.
Mengadakan pembinaan disiplin dan Tertib Administrasi terhadap Warga Sekolah secara berkala;
e.
Mengadakan Kesempatan dan memfasilitasi kepada Dewan guru dan staf kepegawaian Sekolah untuk meningkatkan Profesionalitas Guru melalui Penataran , Pelatihan, dan kegiatan lain.
Tujuan Madrasah a.
Mewujudkan generasi muslim yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaqul karimah, berguna bagi masyarakat dan Negara;
b. 5.
Mewujudkan generasi muslim yang kreatif, mandiri, dan kompetitif
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja MI Darunnajah Sukabumi sebagaimana terlampir (lampiran 2). 6.
Sarana dan Prasarana Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana MI Darunnajah
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NAMA Bangunan Sekolah Kelas Ruang Guru Ruang Kepala Sekolah Ruang Tamu Ruang Perpustakaan Ruang Laboratorium Wc Computer Lemari Meja belajar Meja kerja Media pembelajaran
JUMLAH 1 7 1 1 1 1 1 3 3 10 300 8 4
B. Deskripsi dan Analisis Data 1.
Sebelum Tindakan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti bertemu dengan kepala sekolah MI Darunnajah pada bulan Maret 2013. Dalam pertemuan itu peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
50
Kepala sekolah serta guru IPS memberikan izin pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru IPS berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas III yang dijadikan sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas III termasuk kelas yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang aktif dalam artian negatif dan sebaiknya disalurkan pada pembelajaran yang menuntut kegiatan pembelajaran kontekstual. Sebelum penelitian ini dilakukan, kondisi pembelajaran di kelas secara
keseluruhan
rata-rata
menggunakan
metode
tradisional
konvensional, yakni metode ceramah dan demonstrasi. Karakteristik siswa di kelas III merupakan siswa yang heterogen, rata-rata adalah siswa yang aktif baik dalam arti aktif positif dan aktif negatif. Aktif positif di sini dalam
arti aktif
bertanya dan mengemukakan pendapat dalam
pembelajaran, sedangkan aktif negatef maksudnya kebanyakan siswa yang suka berjalan-jalan di kelas atau bermain-main sendiri dengan temannya. Dengan alasan ini, peneliti berharap dapat
menerapkan
metode
pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa ke dalam pembelajaran yang merangsang mereka untuk lebih aktif dalam arti aktif positif, yakni dengan menggunakan resitasi dan metode simulasi. Metode resitasi atau metode pemberian tugas dalam penelitian ini bukan sekedar pemberian tugas yang menuntut siswa menyelesaikan pekerjaan sehingga merasa terbebani dengan tugas, akan tetapi diatur sedemikian rupa agar siswa merasa senang dan merasa tidak tertekan. Penerapan metode resitasi dibuat secara berkelompok dengan aturan main tertentu. Sedangkan pelaksanaan metode simulasi adalah dengan
peniruan kegiatan
sosial
secara kontekstual. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan Guru kelas, peneliti meminta data tentang kelas III, yaitu data tentang
kemampuan
belajar
siswa,
sebagai
tolak
ukur
dalam
pengelompokan belajar dengan penerapan pendekatan kontekstual melalui metode simulasi.
51
Setelah pengelompokan selesai, belum diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa tentang ketentuan kelompoknya, akan tetapi guru kelas pada pertemuan
sebelumnya telah memberitahukan pada siswa, bahwa pada
materi jual beli akan di bentuk kelompok dan akan diterapkan penerapan metode simulasi, serta langkah-langkah
belajar
penerapan
metode
simulasi, sedangkan ketentuan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Seleksi Topik Peneliti memilih topik tentang tempat jual beli di lingkungan rumah
maupun sekolah. Karena tepat pada waktu itu materi IPS yang diajarkan sampai materi jual beli. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented group) yang beranggotakan empat sampai lima orang. b.
Implementasi / Pelaksanaan Setiap siswa dalam kelompok pada tahap pemahaman konsep,
melakukan kerja sama untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru. Yakni mengidentifikasi media gambar yang disiapkan guru sebelumnya dan mengisi peta konsep secara berdiskusi. Pada tahap pelakasanaan atau praktek simulasi jual beli, siswa melakukan kerjasama kelompok untuk mendiskusikan barang dagangan apa yang sebaiknya mereka pilih. Selanjutnya melakukan kegiatan simulasi jual beli di lapangan sekolah, dimana siswa kelas III berperan menjadi penjual/pedagang. Sedangkan siswa lain adalah target pembeli. c.
Analisis dan Sintesis Siswa dengan dibantu menganalisis dan mensintesis hasil kegiatan
simulasi yang mereka lakukan, apakah kegiatan jual beli mereka telah sesuai dengan teori jual beli yang mereka pelajari atau belum. Serta menghitung keuntungan dan kerugian dari hasil jual mereka. d.
Evaluasi Peneliti bersama siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap tugas yang mereka terima. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok, atau keduanya.
52
2.
Siklus Pertama a.
Perencanaan Tindakan Pada siklus pertama, peneliti menetapkan dua kali pertemuan atau
selama 140 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar kepada para siswa tentang materi jual beli di lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. RPP
dikembangkan
berdasarkan
silabus.
Metode
pembelajaran
menggunakan metode resitasi atau pemberian tugas. Perencanaan dalam tindakan siklus I adalah sebagai berikut: 1)
Menyiapkan bahan pengajaran, terutama menentukan topik materi belajar, yaitu modul tentang jual beli. Berupa buku IPS penerbit diknas dan LKS IPS.
2)
Menyiapkan rencana tahapan mengajar dengan mengacu format rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 12 dan 13). Namun dalam RPP ini sifatnya fleksibel, disesuaikan dengan kondisi yang ada.
3)
Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar macam-macam kegiatan jual beli yang akan didiskusikan oleh anggota kelompok berikut nama dan ciri-cirinya.
4)
Menyiapkan lembar observasi untuk siswa, yang berfungsi untuk mencatat hasil kerja sama kelompok mereka masing-masing; dalam hal ini menggunakan metode resitasi.
5)
Menyiapkan lembar observasi guru, untuk mencatat kegiatan di lapangan selama proses pembelajaran. Baik dalam bentuk deskripsi suasana kegiatan di kelas maupun wawancara dengan siswa. Menyiapkan lembar penilaian hasil unjuk kerja siswa secara individu maupun kelompok.
b.
Pelaksanaan Tindakan 1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 1. Pada pertemuan ke I yang merupakan awal siklus I ini, siswa diberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran kontekstual, yakni pembelajaran dengan menerapkan langsung materi yang
53
diajarkan. Bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda dalam cara belajar dan untuk memahami perbedaan tersebut maka kita harus merubah metode pembelajaran yang dulunya konvensional dimana guru aktif siswa pasif menjadi siswa aktif dan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator kegiatan siswa. Rangsangan selanjutnya
adalah dengan mengemukakan
kompetensi dasar yang akan dikuasai siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Serta informasi-informasi tentang konsep yang akan dipelajari, bahwa selama proses pembelajaran materi jual beli ini akan diterapkan metode resitasi (pemberian tugas) secara berkelompok dan juga metode simulasi, yakni praktek langsung materi jual beli di pasar terdekat dan di lingkungan sekolah nanti pada pertemua ke 3. Pada informasi yang terakhir ini, semua siswa menyambut dengan gembira. Kondisi demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Pada materi jual beli ini, nanti kalian akan Ibu ajak praktek jual beli langsung di pasar. (“Asyiiik…….” -kontan, semua bersorak- “Kapan bu, itu Bu?”) Nanti, kira-kira 3 minggu lagi. (“Kenapa Bu, di sana Bu?” “Dipasar praktek jual beli bu? ..”. – siswa yang lain menimpali-) Iya benar, nanti di sana kalian akan mengetahui dan mempraktekkan sendiri bagaimana jual beli yang sesungguhnya. Tidak hanya sebatas teori saja di kelas. Tentunya kalian semua pernah membeli sesuatu di toko maupun di pasar kan? (pernaaaaaaaaaaaah…) Ada yang belum pernah? (tidaaak..). Nah, dalam materi kali ini, selain kalian sudah terbiasa dengan kegiatan membeli, kalian juga akan belajar bagaimana caranya berjualan. (Yeeeeee…. Asyiiik… Jualanya di pasar , Bu?) Tidak, nanti ada kegiatan yang dilakukan di sekolah. (Keadaan kelas semakin ribut). Kalian penasaran kan? Nah, dari itu kalian ikuti saja pelajaran Ibu, nanti ada waktunya sendiri untuk menjelaskan bagaimana prosesnya… Sekarang, kalian buka LKS materi jual beli.. (guru mulai menjelaskan materi jual beli, siswa terlihat antusias). Pada pertemuan awal siklus pertama, siswa dituntut untuk lebih aktif dibanding guru. Guru hanya sebagai fasilitator dan dinamisator saja. Guru tidak langsung menjelaskan materi yang ada. Akan tetapi guru memberi rangsangan dengan memberi pancingan
54
kata-kata yang mendekati dari istilah yang ada. Submateri yang disampaikan sesuai dengan indikator yang akan dicapai, yakni pengertian penjual dan pembeli, menyebutkan macam-macam kegiatan jual beli di lingkungan rumah, syarat-syarat jual beli, memahami perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern, dan terakhir adalah menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli
suatu
barang.
Mula-mula
peneliti
sebagai
guru
mengingatkan kembali materi minggu sebelumnya yakni tentang macam-macam pekerjaan, dan menghubungkan dengan materi jual beli yang akan dibahas selanjutnya. Beberapa siswa merespon pertanyaan peneliti, beberapa siswa lainnya terlihat agak lupa dan membuka-buka ulang buku tulisnya. Memulai pada materi jual beli, guru menanyakan pengertian dari penjual dan pembeli. Dari sini masih banyak siswa yang kurang mengerti bahwa makna dari awalan pe- adalah seseorang yang berperan menjadi sesuatu. Ada yang memahami penjual sebagai barang yang dijual, bukan orang yang menjual. Ini terkait kosakata siswa terhadap bahasa Indonesia yang kurang, mereka masih sering mencampuradukkan
bahasa
daerah
dan
bahasa
Indonesia.
Selanjutnya, siswa menyebutkan macam-macam tempat terjadinya jual beli baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Tempat jual beli di lingkungan sekolah adalah di koperasi sekolah dan di kantin sekolah. Sedangkan tempat jual beli di lingkungan rumah adalah di toko, swalayan, warung, pasar dan lain sebagainya. Pengertian kegiatan jual beli adalah kegiatan menjual dan membeli barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Adapun syarat terjadinya jual beli yaitu, adanya penjual, pembeli, adanya barang yang diperjualbelikan, dan terjadi kesepakatan harga antara pembeli dan penjual. Pada pertemuan kali ini, siswa terfokus pada materi pokok jual beli di lingkungan rumah saja, sedangkan materi pokok jual beli di lingkungan sekolah akan dijelaskan pada materi minggu depan.
55
Tahap selanjutnya, siswa menghubungkan materi jual beli tersebut pada bidang agama. Ini mengingat pembelajaran di kelas 3 MI masih merupakan pembelajaran tematik. Yakni menghubungkan antar pelajaran satu dengan yang lainnya. Rinciannya, Islam juga mengatur tentang hubungan manusia satu dengan yang lainnya atau disebut mu’amalah. Begitu juga tentang jual beli, ada jual beli yang diperbolehkan (halal) dan jual beli yang tidak diperbolehkan (haram). Pada materi ini, siswa hanya memahami garis besarnya saja dan sedikit mengulang materi fiqih. Siswa kemudian menyebutkan tempat-tempat jual beli di lingkungan rumah. Masing-masing siswa berebut menyebutkan nama-nama toko di sekitar rumahnya. Lalu guru bersama siswa mengelompokkan jenis tempat jual beli tersebut sesuai dengan ciriciri tempatnya. Yakni, toko, swalayan, pasar, toko kelontong, atau warung. Ada siswa yang mengatakan bahwa orang tuanya juga seorang pedagang. Ada yang berdagang di pasar dan ada pula yang buka toko kecil-kecilan di rumah. Semua siswa mengaku pernah membeli sesuatu di toko maupun di pasar. Tetapi yang pernah mengalami menjadi pedagang/penjual belum ada. Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam peristiwa berikut: Guru menanyakan kepada siswa siapa diantara mereka yang di rumah orang tuanya berjualan dan kadang membantu melayani pembeli. Semua siswa kontan ramai menunjuk temannya yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang. Siswa tersebut yaitu Arfi dan Andi. Arfi yang merasa orang tuanya bukan pedagang menyangkal. (bapak ibukku gak jualan…) siswa yang lain menanggapi (anu sok manggul bakso saha ?…) Arfi menimpali (itu mah bukan!…). Guru kemudian menanggapi “Berarti orang tua Arfi bukan pedagang ya?” Arfi menjawab, “Bukan, Bu…”. “Kalau Andi?” Yang bernama Andi menjawab, “Ya Bu, emakku jualan di pasar..” “Jualan apa? Andi pernah bantu emak melayani pembeli?” “Jualan sayur, gak pernah Bu… Paling Cuma nungguin aja…”. Guru menanggapi, “Tapi,sering lihat ibu jualan, kan? Setidaknya tahu bagaimana cara melayani pembeli. Coba ceritakan sedikit, bagaimana cara melayani pembeli..”. Andi sedikit bingung, kepalanya yang tidak gatal digaruk-garuk dengan pandangan berputar ke arah langit-langit. “naon nya, Bu…
56
hehehehe…. Ya, ada pembeli pengen beli apa, terus dilayanin. Tanya hargana berapa terus dibayar. Barang dibungkus. Sudah. Hehehehe..”. “Iya bagus, benar yang dikatakan andi tadi” Selanjutnya siswa mempelajari syarat-syarat terjadinya jual beli. Jika salah satu syarat tersebut tidak ada, maka tidak syah akad jual beli tersebut. Siswa juga mengetahui pengertian pasar dan jenisjenis pasar. Ada pasar yang diberi nama menurut tempatnya, seperti pasar bogor dan ada pula pasar yang diberi nama menurut nama hari, seperti pasar Jumat. Selain itu ada pasar yang diberi nama berdasarkan pada barang yang diperdagangkan, seperti pasar buah. Pasar berdasarkan bertemu atau tidaknya penjual dan pembeli, terdiri dari pasar nyata dan pasar tidak nyata. Pasar nyata adalah pasar yang penjual dan pembelinya dapat bertemu secara langsung. Pasar tidak nyata adalah pasar yang pembeli dan penjualnya tidak bertemu langsung. Kegiatan jual beli dilakukan dengan perantara. Barang yang diperjualbelikan hanya berupa contoh barang. Siswa juga menyebutkan ciri-ciri masing-masing tempat jual beli tersebut. Selanjutnya guru member tips-tips dalam memilih barang, agar pembeli
tidak
menyesal
setelah
membeli,
yaitu
dengan
mempertimbangkan dengan matang sebelum benar-benar membeli dan meneliti ada tidaknya cacat barang tersebut. Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan ulang setiap submateri tersebut sesuai dengan kemampuan berbahasa dan tingkat pengetahuan masing-masing siswa. Guru menunjuk siswa secara acak dan membantu siswa menguraikan pendapatnya. Guru juga menstimulus
siswa
dengan
pertanyaan-pertanyaan
yang
bersangkutan dengan submateri. Dalam hal ini, masih banyak siswa yang dengan malu-malu mengungkapkan pendapatnya. Ada yang sama sekali diam, entah karena malu atau tidak faham. Namun oleh teman sebangkunya memberi tahu dengan bisik-bisik, lalu anak tersebut mengikuti apa yang dikatakan temannya. Dari jumlah keseluruhan siswa yang masuk ada 30 siswa dan 1 siswa yang lain
57
absen karena sakit, data kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel. 4.4 Data Observasi Kemampuan Unjuk Pendapat Siswa1 NO 1 2 3 4 5
Unjuk pendapat siswa Aktif dan benar Aktif dan terjadi kesalahan Malu-malu dan benar Malu-malu dan terjadi kesalahan Not responding Jumlah
Jumlah siswa 6 5 5
Prosentasi 20% 16% 16%
10
33%
3 29
10% 100 %
Jumlah siswa yang respon Jumlah seluruh siswa
x 100 %
Dari 3 siswa yang “not responding” atau sama sekali tidak paham dengan materi, setelah diselediki ternyata mempunyai keterbatasan dalam berfikir. Belum bisa membaca Padahal berdasarkan pengamatan peneliti, sekolah sudah berusaha maksimal untuk membantu siswa tersebut dengan pendampingan tambahan di luar jam sekolah. Akan tetapi dari diri siswa tersebut gampang sekali lupa dengan materi yang diajarkan, konsentrasi rendah sekali, mudah putus asa, tidak ada semangat untuk belajar, ditambah kurang adanya dukungan dari orang tua siswa untuk belajar di rumah. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan metode resitasi (pemberian tugas), guru membagi kelas menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa. Tiap kelompok mendapat
gambar
tempat
jual
beli,
tugas
mereka
adalah
mengelompokkan gambar tersebut sesuai dengan jenis tempat jual beli. Gambar-gambar tersebut digunting kemudian ditempelkan ke kolom yang telah disiapkan. Siswa mengidentifikasi gambar tersebut sesuai dengan ciri-ciri pada gambar, guru memasukkan hasil 1
Data observasi guru pada pelaksanaan metode resitasi minggu pertama (Selasa, 10 Maret 2013)
58
penelitian siswa pada tabel observasi tiap individu siswa (lihat lampiran 17). Contoh lembar kerja siswa adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.5 Contoh Lembar Kerja Siswa
No
Gambar
1
Keterangan Gambar
Pasar tradisional
2
Ciri-Cirinya Biasanya terdapat dipedesaan Tempatnya tidak teratur Ada tawar harga dsb
dst Keterangan: 1)
Pada kolom “Gambar” diisi dengan potongan gambar dan ditempelkan ke dalam kolom tersebut.
2)
Pada kolom “Keterangan Gambar” adalah nama gambar tersebut sesuai dengan kategori tempat jual beli. Ex: pasar, toko, swalayan.
3)
Kolom “Ciri-cirinya” merupakan ciri-ciri yang menonjol dari tempat jual beli tersebut.
Pada kegiatan potong memotong dan menempelkan gambar, peneliti melihat semua siswa terlihat senang, ini terlihat seringkali siswa menawarkan bantuan untuk menggantikan temannya yang kebagian memotong dan menempelkan gambar. Namun saat kegiatan mengisi tabel dan mendiskusikan ciri-ciri gambar tersebut sesuai dengan tempat jual belinya, masih banyak siswa yang kurang sadar akan kerjasama kelompok. Banyak siswa yang masih mengandalkan teman satu kelompoknya yang dianggap pintar. Guru mengkondisikan siswa yang mempunyai tingkat kesadaran rendah tersebut dan memberi stimulus agar mereka juga ikut kerjasama kelompok. Guru di sini selain mengamati kerjasama kelompok, juga
59
mengamati partisipasi individu siswa dalam kerja kelompok. Hasil kerja kelompok siswa sebagaimana tabel 4.6. Tabel. 4.6 Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-1 No
Kelompok
1 2 3 4 5
I II III IV V
Alternatif penelitian kerjasama Aktifitas Inisiatif 65 80 70 70 75 75 70 85 75 70 80 70 65 80 70
Skor ratarata 71,6 73,3 76,6 73,3 71,6
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kesadaran untuk melakukan diskusi dan kerjasama kelompok masih kurang. Namun dalam hal aktifitas dan inisiatif, siswa terlihat sangat antusias. Berdasarkan wawancara oleh peneliti, siswa suka dengan kegiatan yang bersifat visual atau gambar, apalagi terdapat kegiatan menggunting dan menempel gambar yang membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan dan tidak dirasa sebagai beban. Sebagaimana wawancara berikut. Guru: “Bagaimana perasaanmu dengan penggunaan metode resitasi seperti ini?”2 A (siswa yang terlihat menonjol dan berprestasi): A : “Senang, Bu. Tugas yang diberikan tidak menjadi beban dan tidak membosankan. Tugas terasa menyenangkan, karena ada kegiatan menggunting dan menempel. Dan membuat kita jadi cepat faham dengan pelajarannya.” B (siswa yang aktif namun mempunyai prestasi yang sedang) B : “Senang! Karena ada gambarnya sehingga mudah memahaminya. Kalau biasanya nggak ada gambarnya yang sebagus ini. Bisa motong-motong gambar dan nempelin gambar. ” C (siswa dengan prestasi rendah dan sering tidak naik kelas) C : “Menyenangkan. Karena tugasnya mudah, hanya memotong gambar dan menempelkan saja. Kalau yang mengerjakan yang sulit-sulit, saya nggak bisa”
2
Wawancara dengan siswa pada selasa 10 Maret 2013 di ruang kelas III. Siswa A (Bintang), siswa B (Oki) dan siswa C (Dahra)
60
Dari hasil wawancara tersebut di atas, bisa dikatakan bahwa metode resitasi ini efektif dan dianggap menyenangkan oleh siswa. Karena pada dasarnya dalam pemberian tugas ini, peneliti mengatur kegiatan pembelajaran semenarik mungkin sehingga siswa tidak merasa terbebani dengan tugas yang diberikan. Selain metode ini efektif dan menyenangkan, ternyata juga masih ada beberapa siswa yang kurang sadar akan adanya kerjasama kelompok, siswa masih mengandalkan teman satu kelompoknya yang lebih pintar dan rajin. Dengan demikian pada pertemuan selanjutnya, guru perlu memotivasi lagi agar siswa dapat bekerjasama kelompok dengan baik, tidak mengandalkan teman yang lain. Guru juga memberi pekerjaan rumah dengan mengerjakan soal-soal di LKS. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 2. Setelah kegiatan apersepsi, guru meminta siswa untuk membahas pekerjaan rumah minggu kemarin. Pekerjaan siswa ditukar dengan pekerjaan teman sebangkunya, lalu soal dijawab secara bergilir. Siswa mengoreksi bersama jika ada jawaban yang kurang benar. Sedikit mengulang pelajaran minggu kemarin, siswa dengan bantuan guru menjelaskan beberapa hal materi yang lalu. Pada tahap selanjutnya, guru memberi penjelasan tentang sejarah jual beli yakni dengan cara barter. Dalam memberi penjelasan, guru tidak langsung memberi pengertian secara langsung. Akan tetapi guru memberi rangsangan dengan membawa media gambar (lampiran 18). Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan gambar tersebut. Banyak siswa yang menjawab tanpa aturan dan terkesan main-main. Ketika siswa ditunjuk untuk menjelaskan dengan berdiri siswa terlihat enggan dan berkata, “nggak, Bu… malu! Kalau duduk saya mau Bu!”. Hafiz, siswa yang terlihat menonjol kecerdasannya mengungkapkan pendapatnya meski dengan bahasa campuran Indonesia-sunda. “Saya tahu, Bu. Pada jaman dahulu jual beli tidak menggunakan uang. Tetapi patuker-tuker… Eh, tukar menukar barang. Misalnya seperti gambar itu, kalau saya butuh beras
61
dan saya punya jagung, ya…jagung tadi saya tukar dengan orang yang punya beras”. Guru menanggapi dengan pujian. Namun tetap memberi kesempatan kepada yang lain untuk mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya banyak siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, meski masih banyak yang jawabannya sama persis dengan yang sebelumnya. Kegiatan seperti ini untuk melatih siswa agar berani mengungkapkan pendapatnya dan mengembangkan cara berfikir siswa. Dengan pujian, guru dapat memotivasi siswa untuk lebih baik lagi. Ini terbukti banyak siswa yang sebelumnya tidak berani berbicara, tapi setelah banyak teman-temannya yang mendapat pujian meski masih terdapat beberapa kesalahan dan guru memperbaiki kesalahan tersebut, siswa yang lain menjadi lebih berani dan mencoba berbicara. Setelah memahami pengertian barter, siswa bersama guru mengidentifikasi
kelemahan
barter.
Guru
mengajak
siswa
mempraktekkan barter secara langsung dengan teman sebangkunya. Barang yang ditukar sesuai dengan kesepakatan masing-masing siswa. Peristiwa seperti ini dapat dilihat pada catatan lapangan berikut: Siswa diinstruksikan guru untuk saling tukar menukar barang dengan teman sebangkunya, barang sesuai kebutuhan masingmasing siswa. Maka terjadilah barter dan kesepakatan antar siswa, selanjutnya siswa diinstruksikan untuk menghitung nilai barang tersebut dengan nilai rupiah. Setelah dihitung-hitung, banyak siswa yang merasa rugi, karena antara barang miliknya dengan barang yang ditukar lebih rugi tidak terima, dan ingin barangnya dikembalikan lagi. Akhirnya, siswa dibantu guru menyimpulkan kelemahan praktek barter tersebut. Bahwa terbukti dalam barter sering terjadi ketidakseimbangan antara nilai barang yang ditukar dengan barang didapat, sehingga merugikan salah satu pihak. Maka dari itu, dibuatlah mata uang sebagai alat tukar barang untuk
62
memudahkan kegiatan jual beli dan agar terjadi kesamaan harga jual antara daerah satu dengan daerah yang lain. Dalam pembelajaran kali ini guru menerapkan pembelajaran kontekstual atau pembelajaran dengan pengalaman langsung. Siswa menemukan dan menyimpulkan sendiri dari apa yang ia lakukan. Siswa dituntut lebih aktif dibanding sebelumnya, ini untuk meningkatkan kualitas belajar mereka. Mengingat persaingan di luar semakin ketat dan perkembangan tekhnologi semakin cepat. Siswa sebagai bibit yang siap tumbuh perlu dipupuk dan dikembangkan menjadi manusia yang cerdas dan berkepribadian. Selanjutnya adalah mengenal kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Guru memberi stimulus dengan memberi deskripsi cerita. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi merupakan perwujudan perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan, koperasi sekolah adalah koperasi yang anggotanya para siswa dan dibina oleh guru. Modal koperasi diperoleh dari simpanan anggotanya. Simpanan para anggota koperasi sekolah berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Oleh karena kegiatan koperasi sekolah merupakan kegiatan jual beli, maka pastilah mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut disisihkan dan dikenal dengan sebutan Sisa Hasil Usaha (SHU). Selain itu, siswa dididik untuk bertanggungjawab, dibiasakan berlaku setia kawan terhadap sesama siswa dan berlatih organisasi. Sedangkan kantin sekolah adalah warung tempat menjual makanan dan minuman yang berada di lingkungan sekolah. Kantin sekolah dikelola oleh pihak sekolah ataupun koperasi sekolah. Kemudian dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa tentang materi tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata siswa di kelas III ini tergolong siswa yang aktif dan selalu ingin tahu. Jarang sekali yang terlihat malu-malu, kecuali beberapa siswa perempuan yang jika ditunjuk untuk menjawab terlihat malu-malu atau kadang diam. Setelah diamati pada pertemuan kedua ini, dari 18 siswa laki-
63
laki dan 12 siswa perempuan, 6 siswa laki-laki terlihat aktif daripada 12 siswa laki-laki lainnya dan 4 siswa perempuan terlihat lebih aktif dibanding 8 siswa perempuan lainnya. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Pembagian kelompok sama dengan pertemuan sebelumnya dan juga dengan metode pembelajaran yang sama yakni metode resitasi (pemberian tugas). Setiap kelompok mendapat gambar peta konsep. Peta konsep tersebut berisi tabel-tabel kosong yang nantinya akan disalin siswa pada lembar kertas manila dan dihias dengan spidol warnai-warni, tugas dikerjakan secara kelompok. Peta konsep menjelaskan tentang bapak
koperasi
Indonesia,
karakteristik
koperasi
dan
kepengurusannya. Agar peta konsep ini terlihat menarik, maka siswa menyiapkan kertas manila putih dan spidol berwarna. Berikut lembar tugas siswa yang harus disalin dan kotak-kotak yang kosong diisi. Gambar 4.1 Lembar Tugas Resitasi3 KOPERASI SEKOLAH BAPAK KOPERASI INDONESIA …………………………..
PENGURUS KOPERASI SEKOLAH ………………………….. DIBIMBING OLEH ……………………………
BARANG YANG DIJUAL DISEKOLAH ………………………………… ………………………………… ………………………………… ……………………… PENGURUS KOPERASI SEKOLAH ………………………….. DIBIMBING OLEH ……………………………
ANGGOTA KOPERASI SEKOLAH …………………… …………………… …………………… ……… SHU kependekan dari …………………… …………………… …………………… …………………… …..
ANGGOTA KOPERASI SEKOLAH …………………… …………………… …………………… 3 Lembar tugas resitasi minggu ke 2 (selasa, 17 Maret 2013), yang dibuat……… guru atas inisiatif pribadi.
64
Sesuai dengan waktu yang ditentukan pekerjaan kelompok diberhentikan, guru menunjuk salah satu siswa dalam suatu kelompok untuk menjelaskan isi diagram yang dibuat tersebut. Siswa selanjutnya mempresentasikan pekerjaannya dengan bahasa sehari-hari. Rata-rata siswa
mampu mempresentasikan hasil
pekerjaannya, meskipun dengan keterbatasan bahasa. Menindaklanjuti pada diskusi kelompok pada pertemuan yang lalu yang dinilai peneliti belum maksimal, maka kali ini peneliti mengusahakan hasil semaksimal mungkin. Siswa diharapkan mampu bekerjasama kelompok dengan baik. Tiap siswa diharapkan lebih aktif dengan menyumbangkan ide-idenya. Pada saat terjadi diskusi kelompok, guru mencatat hasil kerja siswa. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. Tabel. 4.7 Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-2 No
Kelompok
1 2 3 4 5
I II III IV V
Alternatif penelitian kerjasama Aktifitas Inisiatif 70 70 90 90 70 70 80 75 85 75 70 75 70 80 75
Skor ratarata 76,6 76,6 80 73,3 75
Sebagaimana data yang terlihat pada tabel 4.7 di atas jika dibandingkan dengan tabel 4.6 pada pertemuan minggu sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perkembangan dalam kerja kelompok mengalami peningkatan dari minggu kemarin. Ini karena siswa mulai memahami pentingnya kerjasama kelompok. Serta pantauan dan motivasi dari guru dengan memberi stimulus bagaimana caranya siswa yang tidak aktif dapat ikut bekerja sama. Perbandingan hasil kerja kelompok pada siklus 1 minggu ke 1 dan 2, dapat dilihat pada gambar grafik 4.2 berikut.
65
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Kerja Kelompok Minggu 1 dan Minggu 2
No 1 2 3 4 5
Kelompok Minggu ke I II III IV V
Alternatif penelitian kerjasama Aktifitas 1 2 1 2 65 70 80 70 70 90 75 70 70 80 85 75 70 75 80 70 65 70 80 80
Inisiatif 1 2 70 90 75 70 75 85 70 75 70 75
Skor rata-rata 1 71,6 73,3 76,6 73,3 71,6
2 76,6 76,6 80 73,3 75
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa, maka peneliti mengadaka pretest kepada siswa yang dilaksanakan pada akhir Minggu ke 1 siklus I. Adapun perolehan nilai pretest IPS siswa kelas III dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel. 4.8
Data hasil Pretest siklus 1 Minggu ke 1 Keterangan Siswa Nilai A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21
60 60 20 10 30 40 10 30 20 65 60 60 20 60 10 20 30 20 40
Tuntas Tuntas Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Belum Belum Belum Belum
66
A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 Jumlah Nilai Rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Tuntas Tidak tuntas
10 20 10 30 10 30 10 40 845 28 10 65 6 24
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
20.00 % 80.00 %
Adapun perolehan nilai postes pada siklus I minggu ke 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 4.9
Data hasil Posttest Siklus 1 Minggu ke 2 Siswa
Nilai
Keterangan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22
80 70 60 50 50 70 50 60 50 80 60 50 80 50 80 50 50 80 50 80 50
Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Tuntas Belum
67
A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30
60 Tuntas 50 Belum 70 Tuntas 50 Belum 70 Tuntas 60 Tuntas 70 Tuntas Jumlah 1740 Nilai Rata-rata 58 Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 80 Tuntas 16 53,33 % Tidak tuntas 12 40 % % nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 % Jumlah siswa c.
Observasi Siklus 1 1)
Observasi Guru
Hasil
observasi
yang
dilaksanakan
selama
pelaksanaan
pembelajaran IPS menggunakan pendekatan kontekstual pada materi jual beli. Pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang mencatat seluruh aktivitsa guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.10 Lembar Observasi Guru Siklus 14 No
keterangan Pert. 1 Pert 2
1
Menjelaskan manfaat dari pembelajaran
√
√
2
Menggali pengetahuan awal tentang materi yang akan dipelajari Melakukan pembagian kelompok
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 4 5 6
4
Kegiatan Guru
Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan tugas Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Melakukan pengamatan dan memberi penilaian hasil belajar siswa secara individu
Hasil observasi yang lengkap dapat dilihat pada lampiran
68
7 8
atau kelompok Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Memberikan pengarahan kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya
√
√
√
√
Berdasarkan tabel di atas terkait kegiatan guru, guru mengikuti setiap aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan setiap langkah yang berada di dalam RPP. 2)
Observasi Siswa
Untuk deskripsi data hasil observasi siswa pada materi jual beli diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.11 Lembar Observasi Siswa Siklus 1 No
Kegiatan Siswa
1
Keberanian bertanya dan berpendapat Kesadaran kerjasama kelompok Keaktifan dalam melaksanakan tugas kelompok Antusias Mengerjakan tugas tepat waktu
2 3 4 5
B
Pert. 1 C K
B
Pert. 2 C K
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
Pada tabel diatas terlihat bahwa dari aspek yang diamati menunjukan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dinilai masih kurang pada minggu pertama, namun pada minggu kedua siswa sudah mulai aktif, baik bertanya, menjawab, menyampaikan pendapatnya maupun dalam kerjasama kelompok serta menunjukan antusias dan semangat yang meningkat dalam mengikuti pembelajaran. d.
Refleksi Siklus 1
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi jual beli mampu membuat siswa lebih terkondisikan untuk belajar. Metode resitasi dan simulasi yang digunakan dapat membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki
69
tanggung jawab untuk belajar. Hal ini menyebabkan sebagian siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan siklus pertama secara keseluruhan, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan masih adanya kekurangan dalam hal: 1)
Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dinilai masih kurang pada minggu pertama, namun pada minggu kedua siswa sudah
mulai
aktif,
baik
bertanya,
menjawab,
maupun
menyampaikan pendapatnya. Guru selalu memotivasi siswa untuk aktif. Ketidakaktifan siswa ternyata dikarenakan mereka kurang memahami materi pembelajaran, sehingga banyak siswa yang terlihat ragu-ragu untuk menyampaikan pendapatnya. 2)
Kesadaran hidup bersosial dan kerjasama dengan sesama masyarakat, ditumbuhkan melalui kegiatan berdiskusi kelompok. Pada minggu pertama, kegiatan kerja kelompok sudah dianggap efektif namun masih kurang sempurna karena dalam kerjasama masih dirasa kurang. Sehingga pada minggu kedua, siswa ditekankan betapa pentingnya hidup bekerjasama dan memecahkan masalah bersama.
3)
Pembelajaran dengan metode simulasi dalam materi barter ini, sebagian siswa dapat
mengidentifkasi kelemahan barter serta
mengetahui manfaat diadakannya uang sebagai alat untuk transaksi jual beli. 4)
Komponen pembelajaran lain seperti: alokasi waktu pembelajaran, sumber/bahan/media pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan kegiatan penilaian dapat berjalan dengan baik dalam rangka mencapai kompetensi yang dipersyaratkan dalam pembelajaran siklus pertama.
Menyikapi sebagaimana fakta di atas, maka diambil langkah-langkah perbaikan untuk tindakan pada siklus berikutnya, sebagai berikut:
70
1) Memberi pemahaman tentang makna pembelajaran konstektual; 2) Mengupayakan
agar
kegiatan
pembelajaran
lebih
menyenangkan. 3) Memberikan pemahaman tentang manfaat dan pentingnya kerjasama dalam kelompok 4) Memotivasi siswa untuk lebih banyak mencari informasi, selain dari guru dan buku pelajaran, agar hasil belajarnya meningkat. 5) Memotivasi siswa untuk lebih peka terhadap lingkunganya. 3.
Siklus Kedua a.
Perencanaan Tindakan Pada siklus kedua, peneliti menetapkan dua kali pertemuan atau selama
140 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang bagaimana cara jual beli dalam kehidupan sehari-hari. Pada minggu pertama, siswa diajak ke pasar terdekat untuk melakukan praktek jual beli. Peran siswa diposisikan sebagai pembeli. Selanjutnya melakukan paktek jual beli di lingkungan sekolah, peran siswa diposisikan sebagai penjual. Pada RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Pada minggu kedua, merupakan kegiatan evaluasi. Untuk memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara individual, maka diadakan tes tulis individual pada pertemuan terakhir ini. Perencanaan dalam tindakan siklus II adalah sebagai berikut: 1)
Menyiapkan bahan pengajaran, terutama menentukan topik materi belajar, yaitu modul tentang jual beli. Berupa buku IPS penerbit diknas dan LKS IPS.
2)
Menyiapkan rencana tahapan mengajar dengan mengacu format rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 13 dan 14). Namun dalam RPP ini sifatnya fleksibel, disesuaikan dengan kondisi yang ada.
3)
Menyiapkan alat pembelajaran, berupa uang sebagai modal awal, beberapa jajanan
sebagai barang dagangan, dan
sebagai tempat jual beli.
meja kursi
71
4)
Menyiapkan lembar observasi siswa, yang berfungsi untuk mencatat hasil observasi kelompok selama kegiatan berlangsung dan mencatat untung dan rugi hasil jual beli.
5)
Menyiapkan lembar observasi guru, untuk mencatat kegiatan di lapangan selama proses pembelajaran. Baik dalam bentuk deskripsi suasana kegiatan belajar maupun wawancara dengan siswa.
6)
Menyiapkan lembar penilaian hasil unjuk kerja siswa secara individu maupun kelompok.
7)
Menyiapkan
tes tulis siswa secara individual, ini untuk
memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara individual siswa. 8)
Menyiapkan lembar kesan dan pesan untuk siswa, selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi.
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus ke II, minggu ke 1 Kegiatan pada siklus kedua ini adalah praktek simulasi jual beli di pasar dan di sekolah. Pada awal pembelajaran, siswa terlihat sangat antusias dengan kegiatan yang telah direncanakan hari ini. Mereka tak sabar ingin segera ke pasar. Pada pertemuan kali ini, siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Guru kemudian mengecek tugas kelompok siswa yang ditugaskan pada minggu sebelumnya. Lalu mengumpulkan uang iuran siswa tersebut sebagai modal usaha tiap kelompok . Setiap kelompok mempunyai modal yang berbeda, tergantung jumlah iurannya. Ada beberapa siswa yang tidak membawa uang iuran. Dari 5 kelompok, ada 3 kelompok yang di dalam anggotanya tidak membawa iuran. Untuk itu sesuai kesepakatan kelas, siswa yang tidak membawa iuran sebagai gantinya tetap membayar dengan menggunakan uang saku seadanya. Dan nanti di akhir kegiatan jIka ada keuntungan, siswa tersebut tidak mendapat pembagian uang laba. Jumlah modal tiap kelompok, bisa dilihat pada tabel 4.8 berikut:
72
Tabel. 4.12 Jumlah Modal Tiap Kelompok KELOMPOK I II III IV V
JUMLAH MODAL Rp. 3600 Rp. 10500 Rp. 6300 Rp. 10000 Rp. 7300
Sebelum berangkat, guru memberi pengarahan dan tata tertib yang harus dilakukan nanti saat di pasar, ini untuk mengantisipasi ketidakteraturan dan keramaian siswa. Berikut paparan guru: Anak-anak, tugas kalian di pasar ini adalah praktek jual beli di pasar. Peran kalian sebagai pembeli yang membeli barang dagangan di penjual grosir. Uang iuran tersebut adalah modal awal kelompok kalian. Nanti di pasar, kalian akan membeli barang dagangan di penjual grosir aneka jajanan. Tugas kalian adalah membeli jajanan sesuai dengan jumlah uang yang ada. Kalian pilih jajanan-jajanan yang bagus dan baik mutunya, dan setelah cocok, kalian tawar dan pertimbangkan berapa keuntungan jajanan tersebut jika dijual ulang. Dan ingat! Saat berangkat ataupun saat berada di pasar, mohon dijaga kesopanannya. Jangan ramai sendiri tanpa aturan. Sebab itu nantinya akan mencerminkan siswa MI Darunnajah yang kurang baik akhlaknya. Saat di jalan, kalian berjalan bergandengan tangan dua orang-dua orang. Jalannya di pinggir, tidak boleh ramai, teriak-teriak atau lari-lari. Kalian harus tertib sampai pulang nanti. Kalaupun nanti ketemu saudara, tetangga atau bapak dan ibuk kalian di pasar, tidak usah menghampiri, karena kalian di pasar ini dalam rangka praktek jual beli bukan dolan. Kalau sampai terjadi apa-apa pada kalian, itu menjadi tanggung jawab ibu guru. Setelah terjadi tanya jawab yang kurang dimengerti siswa, siswa dan guru membuat beberapa kesepakatan dan menyepakati kesepakatan tersebut. Pada waktu berangkat, siswa berjalan baris dua orang-dua
orang
dengan
bergandengan
tangan.
Ini
untuk
mengantisipasi keamanan dan ketertiban. Sampai di pasar, siswa berkumpul
dengan
kelompoknya
masing-masing.
Secara
berkelompok, siswa mulai melakukan jual beli dengan pedagang grosir jajanan di pasar. Kegiatan ini berlangsung urut dari kelompok
73
satu ke kelompok yang lainnya. Sekedar informasi, pedagang grosir jajanan ini telah ditentukan oleh guru sebagai pusat kegiatan jual beli siswa. Setiap kelompok dengan dipimpin oleh ketua kelompoknya, memilih barang dagangan yang diminati dan meneliti kualitas serta kuantitas barang tersebut. Hasil observasi guru terhadap kerja kelompok dalam simulasi jual beli di pasar, dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut. Tabel. 4.13 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Pasar Aspek yang diobservasi Aktif berdiskusi dan kerjasama kelompok. Partisipasi setiap anggota kelompok yang baik. Efektifitas pemanfaatan waktu yang baik. Mampu memilih barang dengan pertimbangan yang matang. Mampu mempertimbangkan antara kebutuhan dan keuangan yang ada. Aktif dalam melakukan tawar menawar. Mampu menawar dagangan dengan baik.
I
Kelompok II III IV
V
X
X
-
X
-
-
X
-
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
-
-
-
-
-
-
Dari kelompok-kelompok tersebut, masih banyak yang terlihat kebingungan sehingga guru ikut mengarahkan kegiatan mereka. Karena harga jual barang yang dipatok penjual adalah harga pas, maka kegiatan tawar menawar tidak ada. Siswa cukup memilih barang dagangan yang mempunyai mutu bagus, dan teliti sebelum benar-benar membeli daripada menyesal nantinya. Siswa juga mempertimbangkan laku tidaknya jika barang tersebut dijual ulang. Ada kelompok siswa yang terkesan tergesa-gesa dalam memilih barang. Kelompok tersebut adalah kelompok V, kelompok yang diketuai Exsalt. Si ketua terlihat tidak sabar, dan memilihkan barang sesuai dengan kehendaknya. Ada juga yang terlihat kebingungan memilih barang, ini terjadi pada kelompok I karena uang modal mereka sangat pas-pasan. Ingin beli jajanan yang mahal dan enak,
74
uang mereka tidak cukup. Kelompok II dan IV merupakan kelompok yang modalnya paling besar dibanding kelompok lainnya, sehingga sangat mudah untuk membeli jajanan-jajanan yang lebih banyak dan berkualitas. Kelompok III dengan modal yang tidak terlalu banyak, namun mereka dapat memperkirakan jajanan yang kiranya diminati pembeli. Selesai siswa melakukan praktek simulasi jual beli di pasar, siswa kembali ke sekolah. Jarak sekolah dan pasar sekitar 100 meter. Sampai di sekolah siswa istirahat sebentar melepas lelah. Saat istirahat seperti ini, kondisi siswa masih ngos-ngosan dan terlihat sekali-sekali mengipas-ngipaskan buku ke wajahnya, guru sesaat bertanya kepada anak-anak. G: “Bagaimana perasaan kalian saat di pasar tadi?” S: “Senaaaaaang..”. G: “Capek apa tidak?” S: “Capeeeek..” (Semua siswa) “Panaaas…” S: “Tapi senang, Bu…” (Beberapa siswa menimpali) S: “Bu, besok lagi ya bu, ya…” (Mamad siswa yang selalu aktif) G: “Ada yang merasa tidak senang?” S: “Saya!” (Fauzan angkat tangan) G: “Alasannya tidak suka kenapa?” F: “Hehehehe….” (cengar-cengir) “Nggak, nggak, Bu… becanda! Hehehe..Senang kok Bu..” G: “Ada pendapat lain?” S: “Malu, Bu..tadi di pasar..” (Sarina siswa yang terlihat menonjol) G: “Malu kenapa?” B: “Dilihati orang-orang di pasar” G: “Ada yang merasa malu seperti Sarina?” M: “Iya Bu, malu Bu.. papanggih tatanga..” (Jamil)5 Selanjutnya siswa laki-laki mempersiapkan meja dan bangku sebagai tempat berjualan. Waktu berjualan mereka adalah saat istirahat berlangsung, target pembeli adalah seluruh warga sekolah. Jam istirahat sekolah berdentang, inilah waktu yang ditunggutunggu siswa kelas III. Semua siswa sudah siap dengan barang dagangannya pada bangku kios masing-masing kelompok. Suasana
5
Wawancara dengan siswa di ruang kelas III , setelah kegiatan simulasi jual beli di pasar. (Selasa, 24 Maret 2013)
75
seperti ini dapat dilihat pada lampiran foto (lampiran 19) . Jam istirahat di MI Darunnajah ini lumayan panjang, yakni dari pukul 09.20-09.50. Lima menit pertama keadaan kios masih sepi, karena masih banyak siswa kelas lain yang belum keluar kelas. Selanjutnya banyak siswa yang mulai berdatangan melihat kegiatan bazar kecilkecilan ini. Banyak siswa yang cukup melihat dan ragu-ragu untuk membeli. Ada beberapa siswa kelas II yang masih membeli jajanan di koperasi sekolah dan di luar sekolah. Siswa yang berperan sebagai penjual, terlihat sibuk mempromosikan barang dagangannya. Berikut hasil pengamatan peneliti pada kegiatan tiap kelompok: Kelompok I (Kios Naruto) Kelompok 1 ini berdasarkan kesepakatan kelompok diberi nama kios Naruto, sebagaimana terlihat pada foto (lampiran 19 gambar 5) . Terdiri dari Dzulkifli, Ajeng, Alfin, Amanda,Sri, dan Ana. Kios ini menjual mie dan aneka stik coklat yang semua harganya Rp.100,dengan modal awal Rp.3600,-. Pada perkiraan awal, barang jualan kelompok 1 ini akan segera habis karena harganya yang terjangkau dibanding dengan kelompok lain. Ternyata barang dagangan mereka kurang diminati pembeli, mungkin karena isi dari kemasan terlalu sedikit. Sehingga barang dagangan laku agak lama. Usaha kelompok dalam mempromosikan dagangan kurang. Terlihat enggan dan sering ditinggal pergi. Satu-satunya siswa yang setia menunggu kios adalah Amanda, namun jika ada pembeli ia terlihat cuek dan kurang antusias. Kelompok 1 ini terlihat kurang semangat dalam menjajakan dagangannya. Yang membeli dagangan mereka rata-rata adalah para guru, mungkin para guru merasa kasian karena dagangan mereka jarang sekali diminati pembeli. Hanya beberapa siswa yang berminat membeli. Dari 20 buah barang yang dijual, hanya sisa 2 buah. Kelompok II (Kios Bunga) Kelompok II ini beranggotakan Andi, Arfi, Dahra, Dzikra,Sova, dan Elis. Kios mereka diberi nama kios bunga. Kelompok ini merupakan kelompok yang paling aktif dan kompak. Ini sudah
76
terlihat sejak memilih barang ketika di pasar tadi, mereka kompak memilih barang apa yang akan dijual. Dan pada saat kegiatan jual beli di sekolah, seluruh kelompok kompak dalam bekerja sama dan menjaga kios bersama-sama. Sebagaimana tergambar pada lampiran 19 foto 6. Barang dagangan kelompok ini semua berharga Rp. 500,dengan modal awal Rp. 10.500,-, terdiri dari makroni dan roti. Pada awalnya dagangan mereka belum laku, hanya ada satu dua yang terjual. Itupun yang membeli kelompok mereka sendiri, tapi lamalama dagangan mereka mulai habis. Kelompok ini tergolong kreatif dan semangat, ini terbukti karena mereka mempromosikan dagangan secara berkeliling bahkan ke ruang guru juga. Dari 25 buah barang dagangan, sisa 8 buah. Sisa yang paling banyak adalah roti bolu. Kelompok III (Kios Persib) Kios persib ini merupakan nama kios dari kelompok III (foto lampiran 19 gambar 7), yang beranggotakan Intan, josep, fairil, fauzan, Hoki, dan hafidz. Modal awal Rp. 6.300,- dagangan yang dijual terdiri dari ringgo Rp.200,- dan tik tak Rp.500,-. Pada awal mula dagangan mereka langsung diserbu pembeli, karena ringgo dan tik tak termasuk jajanan yang banyak diminati siswa. Namun meski banyak yang berminat, namun dagangan mereka tidak sampai habis terjual. Kelompok ini dalam mempromosikan dagangan kurang semangat, mereka hanya menunggu pembeli dengan pasrah. Pernah sesekali josep sang ketua mempromosikan dagangannya ke siswa lain, itupun jika ia diingatkan oleh guru agar lebih semangat lagi. Jika tidak, mereka hanya menunggu dagangan dengan pasrah. Dari 18 buah barang dagangan yang dijual, sisa 6 buah. Kelompok IV (Kios Cinta) Beranggotakan Jamil, Reza, Rifa’i, Salman,Sarina, dan Sandi, kelompok IV ini memberi nama kiosnya kios cinta (foto lampiran 19 gambar 8). Dengan modal Rp. 10.000,- barang dagangan mereka terjual habis. Barang yang dijual terdiri dari minuman rasa buah fansi dan wafer keju nabati, masing-masing berharga Rp.500,-. Kios
77
ini yang paling cepat diserbu pembeli, karena satu-satunya kios yang menjual minuman. Pada saat itu bertepatan siswa kelas 6 selesai olahraga, otomatis mereka langsung menyerbu minuman yang dijual. Sepuluh buah minuman fansi rasa buah langsung ludes habis. Wafer keju nabati juga banyak diminati siswa. Kelompok ini juga termasuk kelompok yang aktif, barang dagangan yang masih sedikit mereka tawarkan ke teman-temannya yang lain agar cepat habis. Kelompok V (Kios Doraemon) Kios doraemon merupakan kios dari kelompok terakhir (foto lampiran 19 gambar 9), yakni kelompok V. Terdiri dari Exalt, Husaeni, Novita, Bintang, dan Putri. Dengan modal Rp.7300,dagangan mereka habis terjual semua. Kelompok V ini merupakan kelompok kedua yang berhasil menjual habis barang dagangannya setelah kelompok 4, meski tergolong lambat dalam penjualannya. Barang dagangan mereka adalah roti, biskuit, dan wafer top yang semuanya berharga Rp. 500,-. Pada awalnya jarang pembeli yang tertarik untuk mampir di kios mereka, ini berlangsung hingga hamper berakhirnya jam istirahat. Namun dengan ketelatenan dan dengan tidak putus asa mempromosikan jajanannya, barang dagangan mereka berhasil habis. Exalt yang merupakan ketua kelompok mereka sangat aktif keliling menawarkan dagangannya. Dalam penelitian ini, peneliti membuat pedoman observasi sebagaimana pada tabel 4.10 berikut. Tabel 4.14 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Sekolah. Aspek yang diobservasi Aktif dalam melakukan tawar menawar. Inovatif , mencari cara agar barang dagangan cepat laku Jujur dalam jual beli Menata barang dagangan dengan baik Partisipasi setiap anggota
Kelompok III IV
I
II
V
60
80
70
90
80
60
90
70
90
80
90
90
90
90
90
80
90
80
80
80
50
90
80
70
70
78
kelompok yang baik Jumlah Rata-rata
340 68
440 88
390 78
420 84
400 80
Dari data tersebut di atas bahwa praktek simulasi jual beli telah berhasil. Ini terbukti dari jumlah rata-rata dari nilai observasi tiap kelompok lebih dari 60, sebagaimana indikator ketuntasan minimal yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab III. Setelah jam istirahat selesai jam masuk berdentang, siswa mulai meringkas barang dagangannya sekaligus bangku-bangku tempat mereka jualan tadi ke dalam kelas. Setelah semua bangku rapi dan keadaan sudah terkondisikan lagi, siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Sesuai petunjuk guru, siswa mulai menghitung untung dan rugi hasil penjualan. Selanjutnya uang hasil penjualan dibagi rata pada setiap anggota kelompok, lengkap dengan keuntungan jika penjualan untung. Jika ada sisa dagangan yang belum laku, dibagikan sesuai dengan kebijakan kelompok masingmasing. Guru juga menanyakan bagaimana kesan siswa terhadap praktek simulasi tadi baik di pasar dan di lapangan sekolah tadi. Mereka serempak menjawab senang dan ingin lagi. Berikut hasil penjualan siswa, pada tabel 4.11. Tabel 4.15 Jumlah Hasil Penjualan Siswa Kelompok I II III IV V 2)
Modal Rp 3.600 Rp 10.500 Rp 6.300 Rp 10.000 Rp 7.300
Hasil Penjualan Rp 3.200 Rp 7.000 Rp 6.300 Rp 11.000 Rp 8.000
Untung Rp 1.000 Rp 700
Sisa Barang 2 biji 8 biji 6 biji -
Siklus ke II minggu ke 2 Pada akhir pertemuan ini, merupakan kegiatan evaluasi, untuk memastikan tercapainya kompetensi dasar secara individual. Maka dari itu diadakan tes tulis individual. Pada kesempatan ini, guru
79
menyebarkan kertas kosong untuk mengisi kesan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
metode simulasi. Skor tes
individual sebagaimana disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.16 Data Nilai Tes Formatif Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Interval skor 95-100 90-94 85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 00-49 Jumlah
Frekuensi 5 7 4 6 3 3 0 0 0 1 1 28
Status Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah
92.00% yakni dari 30 siswa, yang
dinyatakan lulus adalah 28 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 8.00%, karena skor tesnya kurang dari nilai Ketuntasan
yakni 60. Berdasarkan pengamatan peneliti, 2
orang yang tidak lulus ini dikarenakan mempunyai kemampuan yang rendah, keduanya belum bisa membaca dan menulis dengan lancar. Keduanya merupakan salah satu siswa yang tidak tinggal kelas lebih dari satu tahun. Guru dan wali kelas sudah berusaha membimbingnya semaksimal mungkin, tetapi keadaan dari siswa sendiri gampang sekali lupa ditambah tidak adanya dukungan dari orang tua di rumah. Sedangkan berdasarkan pendapat siswa dengan resitasi dan simulasi ini, tanggapan
mereka
metode
bermacam-macam.
Guru membagikan kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pengalaman meraka selama menggunakan metode resitasi dan simulasi, serta saran dan kesan pada pembelajaran kali ini.
80
Hasil rekapan angket berdasarkan dari pendapat siswa terhadap pertanyaan “Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi dan simulasi?”. Jawaban rata-rata siswa singkat dan padat, karena berdasarkan pengamatan
peneliti
kemampuan
siswa
kelas
III
dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia masih kurang. - “Perasaan saya saat mengikuti pelajaran ini adalah senang karena dengan bu Fitriya diajak ke pasar, dan berjualan di halaman sekolah. Saya dan teman-teman juga diberi tugas menggunting dan menggambar. Karena saya suka menggambar. Saya ingin seperti ini terus. ” - “Tugas yang diberikan bu Fitriya tidak membosankan, tetapi menyenangkan. Banyak gambar-gambarnya. Pada saat ke pasar rasanya senang, capek, dan malu. Ketika berjualan di depan sekolah, daganganku masih banyak, tapi akhirnya dibeli oleh guru-guru dan jualanku masih sedikit.” - “Saya senang, karena saya diajak pergi ke pasar sama bu lia. Ini pertama kali saya pergi ke pasar dengan teman-teman. Besokbesok lagi ya bu ya.. Karena saya senang sekali, teman-teman juga sama senang. - Apalagi jualan saya habis semua, dapat untung. Saya senang sekali dengan bu Fitriya ” - “Aku suka jika tugasnya kelompokan, karena mudah mengerjakannya. Apalagi aku senang disuruh gunting-gunting dan menempel. Aku juga suka diajak ke pasar walau rasanya capek dan panas. Aku juga suka berjualan di halaman sekolah, banyak yang membeli jualan saya dan habis. Aku senang!” Sesuai dengan rata-rata isi angket siswa berpendapat mereka senang dan ingin lagi, tidak ada yang merasa tidak senang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran simulasi dan resitasi setelah diterapkan di kelas III MI Darunnajah ini memberikan manfaat dan pengalaman baru bagi siswa. Siswa merasa senang diajak belajar di luar kelas dan dengan pengalaman langsung. Siswa juga merasa senang jika bekerja secara kelompok, karena lebih ringan dalam mengerjakan tugas. Hal ini sebagaimana diungkapkan siswa dalam angket yang mereka isi.
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa, maka peneliti mengadakan pretest kepada siswa melalui pemberian soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada akhir
81
pertemuan 3 siklus II. Adapun perolehan nilai pretest IPS siswa kelas III dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel. 4.17
Data hasil Pretest Siklus II Pertemuan ke 3 Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30
Nilai
Keterangan
80 Tuntas 80 Tuntas 60 Tuntas 50 Belum 70 Tuntas 70 Tuntas 40 Belum 70 Tuntas 60 Tuntas 80 Tuntas 30 Belum 70 Tuntas 20 Belum 80 Tuntas 60 Tuntas 80 Tuntas 50 Belum 60 Tuntas 70 Tuntas 50 Belum 70 Tuntas 50 Belum 50 Belum 70 Tuntas 40 Belum 70 Tuntas 50 Belum 70 Tuntas 50 Belum 80 Tuntas Jumlah 1760 Nilai Rata-rata 58,66 Nilai terendah 20 Nilai tertinggi 80 Tuntas 19 63.33 % Tidak tuntas 11 36.66 % % nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 % Jumlah siswa
82
Adapun perolehan nilai postest pada siklus II pertemuan minggu ke 4 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 4.18
Data hasil Posttest Siklus 2 pertemuan ke 4 Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30
Nilai
Keterangan
90 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 80 Tuntas 76 Tuntas 90 Tuntas 84 Tuntas 85 Tuntas 83 Tuntas 95 Tuntas 52 Belum 85 Tuntas 45 Belum 95 Tuntas 80 Tuntas 95 Tuntas 75 Tuntas 81 Tuntas 96 Tuntas 76 Tuntas 95 Tuntas 70 Tuntas 80 Tuntas 85 Tuntas 70 Tuntas 91 Tuntas 70 Tuntas 92 Tuntas 85 Tuntas 93 Tuntas Jumlah 2555 Nilai Rata-rata 85.16 Nilai terendah 45 Nilai tertinggi 96 Tuntas 28 92.00 % Tidak tuntas 2 8.00 % % nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 % Jumlah siswa
83
c.
Observasi Siklus II 1)
Observasi Guru
Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan kontekstual pada materi jual beli. Pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang mencatat seluruh aktivitsa guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.19 Lembar Observasi Guru Siklus 2 No
Kegiatan Guru
1
Menjelaskan manfaat dari pembelajaran yang Menggali pengetahuan awal tentang materi yang akan dipelajari Melakukan pembagian kelompok
2 3 4 5 6
7 8
Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan tugas Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Melakukan pengamatan dan penilaian hasil belajar siswa secara individu atau kelompok Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Memberikan pengarahan kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya
keterangan Pert. 1 Pert 2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel di atas terkait kegiatan guru, guru telah melakukan setiap langkah dalam RPP. Guru dapat mengkondisikan siswa untuk melakukan tugas simulasi jual disekolah dan di pasar. Sebagai fasilitator guru sudah menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya, yakni membimbing dan mengarahkan siswa.
84
2)
Observasi siswa
Untuk deskripsi data hasil observasi siswa pada materi jual beli diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.20 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 No
Kegiatan Siswa
1
Keberanian bertanya dan berpendapat Kesadaran kerjasama kelompok Keaktifan dalam melaksanakan tugas kelompok Antusias Mengerjakan tugas tepat waktu
2 3 4 5
B
Pert. 1 C K
B
√
√
√
√ √
√ √ √
Pert. 2 C K
√ √
Berdasarkan tabel diatas terlihat dari aspek yang diamati siswa banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan, lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam diskusi memecahkan masalah. Pemahaman siswa pun semakin bertambah terhadap materi yang diajarkan. Hal ini menunjukan perubahan yang positif karena keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat baik berbeda dengan pertemuan siklus I. d.
Refleksi Siklus II Pada kegiatan siklus pertama secara keseluruhan, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Dan pada tahap pelaksanaan tampak adanya peningkatan
aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, baik aktif bertanya, berdiskusi dan memecakan masalah, kesadaran siswa untuk bekerjasama semakin meningkat dan mulai memahami pentingnya kerjasama dalam kehidupan sosial. Antusias siswa dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode resitasi dan simulasi ini menunjukan
hasil
yang
baik.
Terjadi
peningkatan
indikator
keberhasilan belajar yang telah mencapai ketentuan yang diharapkan yaitu 80%, sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
85
hasil belajar siswa telah berhasil memenuhi KKM sebesar 60 sesuai dengan ketentuan sekolah tempat penelitian. Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan pada siklus ini. Sehingga, tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil dan tindakan ini dihentikan sampai dengan siklus II. C.
Pembahasan Dalam hal ini dapat diuraikan beberapa pembahasan dari temuan-temuan
penelitian yang merupakan hasil refleksi terhadap penerapan metode resitasi dan simulasi pada mata pelajaran IPS khususnya materi jual beli untuk meningkatkan Hasil Belajar. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, pemberian pertanyaan dalam angket, dan
hasil tes atas penerapan
metode resitasi dan simulasi pada mata
pelajaran IPS materi jual beli, telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa dalam
penelitian ini terjadi
peningkatan dari minggu pertama ke minggu selanjutnya. Bukti-bukti secara kuantitatif adalah berdasarkan hasil tes kelompok pada penerapan metode resitasi di siklus 1 minggu ke 1 dan pada minggu ke 2 menunjukkan semua kelompok memperoleh skor dalam rentang lulus. Semua kelompok terjadi peningkatan yang signifikan dari minggu pertama ke minggu kedua, kecuali satu kelompok yang mempunyai nilai stagnan dari minggu pertama ke minggu ke 2, yaitu kelompok 4. Pada siklus ke 2 merupakan kegiatan simulasi jual beli di pasar dan di sekolah, kegiatan ini dinilai lulus semua dilihat dari hasil skor nilai yang diperoleh siswa melebihi batas minimal yang ditetapkan. Pada siklus ke 2 minggu ke 2 merupakan evaluasi dari penerapan metode resitasi dan simulasi pada minggu sebelumnya. Untuk mendapatkan evaluasi secara kuantitatif, peneliti menggunakan tes tulis/tes formatif. Dan untuk mendapat penilaian secara kualitatif, peneliti menggunakan angket untuk mendapatkan penilaian pribadi siswa selama pembelajaran berlangsung.
86
Secara individu ada dua orang yang tidak lulus pada tes formatif, karena berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari wali kelas bahwa kedua siswa mempunyai kemampuan rendah, belum mampu membaca dan menulis dengan baik, gampang sekali lupa serta kurang adanya dukungan dari pihak keluarga siswa. Namun yang menjadi catatan penting dalam pengamatan peneliti di sini kedua siswa tersebut saat metode resitasi dan simulasi diterapkan, mereka terlihat antusias, aktif, dan ikut andil. Saat pembagian perhitungan hasil penjualan, kedua siswa tersebut ikut mendiskusikan pembagian uang yang harus mereka dapatkan. Ini merupakan suatu kemajuan yang signifikan, karena sebelum diterapkan metode resitasi dan simulasi di kelas ini, berdasarkan laporan dari wali kelas bahwa kedua siswa tersebut terlihat enggan dan kurang memahami apa yang diharapkan guru. Sedangkan secara kualitatif dapat dijelaskan dari banyaknya siswa yang dinyatakan senang terhadap metode pembelajaran ini; tumbuhnya rasa kebersamaan dalam kelompok; suasana belajar menjadi lebih hidup; keberanian mengemukakan pendapat dapat ditumbuhkan; adanya pengalaman baru bagi siswa dalam melakukan praktek jual beli. Enam temuan penelitian di bawah ini merupakan indikator yang merupakan dampak positif dari penerapan metode resitasi dan simulasi. Secara garis besar penerapan metode pembelajaran tersebut dapat dilihat dampaknya pada enam indikator yang dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Mengetahui dan memahami teori jual beli baik secara tulis maupun lisan.
2.
Keaktifan individu dalam
mengajukan pertanyaan dan ide. Aktif
berdiskusi dan kerjasama kelompok. 3.
Mampu mempresentasikan hasil resitasi kelompok. Kreatif dan inisiatif dalam bekerja.
4.
Mampu mempraktekkan teori jual beli pada kegiatan simulasi jual beli di pasar dan di sekolah.
Dan pada aplikasinya Metode resitasi dan simulasi dapat meningkatkan hasil belajar dan
dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap
utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan social sehari-hari.
87
BAB V KESIMPULAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Penerapan metode resitasi dan simulasi dalam pembelajaran IPS dikelas III ini lebih diarahkan pada pembelajaran yang dapat mendorong siswa lebih aktif
dan
ikut
berpartisipasi
selama
pelaksanaan
pembelajaran
berlangsung, baik secara individu maupun kelompok. Adapun prosesnya sebagai berikut: Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok 5-6 orang, pengelompokkan ditentukan secara merata sesuai kemampuan dan prestasi nya dikelas. Siswa diberi pemahaman terlebih dahulu tentang metode pembelajaran yang akan digunakan, pada metode resitasi diupayakan siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, sedangkan pada saat pembelajaran dengan metode simulasi siswa diarahkan untuk aktif bekerjasama dalam kelompoknya, pemilihan dan seleksi materi dan sub materi yang akan diajarkan, pada tahap pelaksanaan guru membimbing dan mengarahkan siswa, setiap kelompok mempresentasikan tugasnya, dan pada tahap akhir diadakan evaluasi. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode resitasi dan simulasi siswa kelas III pada mata pelajaran IPS materi Jual Beli di MI
Darunnajah. Dengan nilai pretes siklus I siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran berjumlah 6 orang dari 30
orang siswa yaitu 20.00%.
Sedangkan nilai postes pada siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 16 orang yaitu 53.33%. Pada Siklus II ini peningkatan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Untuk nilai prestes pada siklus II siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran sebanyak 19 orang yaitu 63.33%. Sedangkan nilai postes siklus II siswa yang telah tuntas sebanyak 28 orang yaitu 92.00%.
87
88
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut :
Bagi Guru : 1.
Guru sebagai pihak yang mengetahui betul proses pembelajaran, maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, kreatifitas dalam proses belajar mengajar, agar lebih menarik dan lebih meningkatkan keaktifan siswa;
2.
Guru diharapkan mampu menciptakan berbagai media, metode, dan strategi yang menarik dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, karena yang diberikan hanya satu jam dalam seminggu dan berbagai karakter siswa yang dihadapi;
Bagi Sekolah : Bagi sekolah diharapkan menyediakan lebih banyak lagi sarana dan sumber belajar yang dibutuhkan dalan pelaksanaan pembelajaran IPS, terutama alat peraga atau media, agar dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS dan Pelajaran lain.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dan Joko Tri Prasetya.1997. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas Tarbiyah KomponenMKDK. Bandung: CV. Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (edisiVI). Jakarta: PT. Rineka cipta. Arifin,Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, cetakan pertama. Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Untuk guru. Bandung: Yrama Widya, Badan Standar Nasional Pendidikan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007) Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya: Usaha Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. III Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara, cetakan keenam Maleong, Lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Masitoh dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam,Departemen Agama RI. Maifalinda Fatra dan Abd. Rozak, 2010 “Bahan ajar PLPG, Penelitian Tindakan Kelas(FITK.UIN Syarif hidayatullah,) cet. Pertama. M.D. Dahlan. 1990. Model –Model Pembelajaran. Bandung: Penerbit PT.Diponegoro. cet. ke IV Modul Pendidikan IPS SD BBM 5,2009 “Metode, Media, dan Sumber Pembelajaran IPS“ (httpfile.upi.eduDirektoriDUAL MODESPENDIDIKAN_IPS_DI_SDBBM_5.pdf) diakses tanggal 07 Juli 2013 Nasution, S. 2006Metode Research (Penelitian Ilmiah).(Jakarta: Bumi Aksara,) Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Rahayu, Sri, Gina, 2010. Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pelajaran IPS, Materi Ajar Masalah-Masalah social dilingkungan Setempat Melalui Penerapan Pembelajaran Metode Simulasi di Kelas IV SDN Pantiwinaya. Skripsi S1 pada UPI Bandung Rustiah. N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Cet. VII. Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:CV Kencana Prenada Media Group. cetakan kedua, Sapriya, 2008. Pendidikan IPS. Bandung : Laboratorium PKn UPI
91
92
Sardiman A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Somantri, Noman. M. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif . Bandung:Penerbit Falah Production. Sunaryo, 2009, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakata: Bumi Aksara Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung::Penerbit Alfabeta. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:Penerbit PT.Remaja Rosdakarya. Usman, Husaini & Akbar, Setiady, Purnomo. 2006 Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, cetakan keempat Wahdati, Nurul, Lia, 2011. Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IV MI Sunan Giri pada Konsep Musyawarah Desa melalui Metode Resitasi dan Simulasi”. Skripsi S 1 pada UIN Sunan Gunung Jati Bandung. http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil- belajar.html#) diakses tanggal 13 Juli 2013 http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html# ( diakses : tanggal 13 Juli 2013 http://artikel-guru.blogspot.com/2013/01/artikel-faktor-yang-mempengaruhi.html ( diakses : tanggal , 14 Juli 2013) http://zanuraini-rental.blogspot.com/2011/09/penggunaan-metode-simulasipada.html ( diakses: tanggal 12 Juli 2013 Akhmat Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, Taktik, dan Model Pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com/) diakses tanggal 12 Maret 2013. Modul Pendidikan IPS SD, 2009, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pendidikan%20IPS%20SD.pdf ), diakses, 04 Juli 2013
93
Lampiran 1 Identitas Sekolah
Nama Madrasah
: MIS Darunnajah
NSM
: 111 232020211
Alamat
: Palasari Rt. 22 Rw.07
Kel/Desa
: Sudajayagirang
Kecamatan
: Sukabumi
Kabupaten
: Sukabumi
Provinsi
: Jawa Barat
Kode Pos
: 43151
Nomor Tel / Fax
: 0266 232977
Email
:-
Tahun Berdiri
: 05 – 01 – 1961
AKREDITAS ( dilakukan oleh Badan Akreditas Provinsi ) Pringkat Akreditas
:A
Tahun SK Akreditas
: 2010
94
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI MI KEPALA MADRASAH APIP ISKANDAR, S.Pd.I
BENDAHARA
TATA USAHA
EUIS AENI MUNASOFAH
FERY MURTIANTO, S.Pd.
WK KURIKULUM
WK KESISWAAN
WK SARPRAS
BP/BK
TAMRIN HAMIDI
ENENG LM
MUSLIM.
ENENG LM
WALI KELAS 1
WALI KELAS 2
WALI KELAS 3
WALI KELAS
NIA R
M.ROHENDI
FITRIYA R
RUSLAN A MUNIR R
WALI KELAS 5 U ABD FATAH
WALI KELAS 6 AAM SA.
95
Lampiran 3
DENAH MI DARUNNAJAH
MUSOLLA
PERPUSTAKAAN
RA Lapang Bulutangkis
KELAS 1
KELAS 5 Lapangan
KELAS 6
KELAS 4
KELAS 3
KELAS 2
96
Lampiran 4 DAFTAR GURU DAN PEGAWAI MI DARUNAJAH
N O
1
2
3
4
5
6
7
8
9 1 0
Apip Iskandar, S.Pd.I Euis Aeni Munasofa h Nia Trisnawati Muhamm ad Rohendi, S.PdI Fitriya Ramdayan i Ruslan Abdul Munir, S.Pd.I Ujang Abdul Fatah Aam Syifaul Alam, S.Pd Tamrin Hamidi, S.Ip, S.Pd.I EVA YULIAN TI Muniar Ramdani
JUMLA H TOTAL BEBAN KERJA
JENIS TUGAS
GMP Fikih
Kepala Madrasah
6
24
Bendahara
29
29
NAMA
Wali Kelas I
JML ROM BEL
JUMLA H JAM TATAP MUKA
TUGAS TAMBA HAN
1
Wali Kelas II
-
1
29
29
Wali Kelas III
-
1
29
29
Wali Kelas IV
TU/Admi nistrasi
1
32
36
1
36
36
1
36
36
Wali Kelas V
Wali Kelas VI
Wk. Bagian Sarana Prasarana Wk. Bagian ketenagaa n
GMP Bahasa Inggris
Kepala Perpustak aan
12
24
-
Bimbinga n Konseling
6
18
12
12
GMP Bahasa Arab
97
1 1 1 2 1 3 1 4
Ferry GMP Murtianto, Olahraga S.Pd. Rida SriMawad ah Nunung Awaliyah, S.Pd.I Lisnawati
Wk. Bagian Kesiswaa n
24
24
Bendahara MTs.
6
6
GMP Bahasa Indonesia
-
24
24
Ekstra /bid. Kesenian
Tata usaha
6
6
Ekstra /bid. Kesenian
98
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA 1) Bagaimana perasaan kalian mengikuti kegiatan belajar hari ini ? senang/tidak 2) Bagaimana perasaan kalian melakukan simulasi jual beli, senang tidak ? 3) Kalian senang tidak menjadi pedagang ? 4) Tugas pekerjaan rumahnya mudah apa sulit ? 5) Apakah kalian mau mengulang tugas yang serupa, menempel gambar ? 6) Bagaimana perasaan kalian mengikuti diskusi kelompok, senang tidak ? 7) Kalian senang tidak belajar sambil belanja dipasar ?
99
Lampiran 6
LEMBAR PENELITIAN SISWA
Data Untung atau Rugi Hasil Penjualan No.
Nama Barang
Jumlah
Harga Beli
Harga Jual
Untung
Rugi
Sisa Barang: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Keterangan:…………. ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. Nama Anggota Kelompok: …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… NAMA KIOS: …………………………… ………………………
100
Lampiran 7
Hari/tanggal Jam Tempat Kegiatan (dengan
Format Observasi Minggu ke-1 : …………………… : 08.10-09.20 : di ruang kelas 3 : Resitasi kelompok materi jual beli di lingkungan rumah
menggunting dan menempel media, serta mengidentifikasi gambar)
Jenis Perilaku Antusias
Keceriaan
Kreativitas
Indikator
Catatan/Komentar
Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. Tampak bersemangat dalam mengerjakan tugastugas. Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan. Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Roman muka tampak berseri dalam mengerjakan tugas. Langsung memanipulasi peraga untuk memahami suatu konsep atau sifat. Mengajukan pertanyaan kepada guru, jika belum jelas.
Catatan : Pengamat
Fitriya Ramdayani Nim. ………………
101
Lampiran 8 Format Observasi Minggu ke-2 Hari/tanggal Jam Tempat Kegiatan (dengan
: …………………… : 08.10-09.20 : di ruang kelas 3 : Resitasi kelompok materi jual beli di lingkungan sekolah mengisi diagram dan menjelaskan isi diagram tersebut)
Jenis Perilaku Antusias
Keceriaan
Kreativitas
Indikator
Catatan/Komentar
Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. Tampak bersemangat dalam mengerjakan tugastugas. Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan. Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Roman muka tampak berseri dalam mengerjakan tugas. Langsung memanipulasi peraga untuk memahami suatu konsep atau sifat. Mengajukan pertanyaan kepada guru, jika belum jelas.
Catatan : Pengamat
Fitriya Ramdayani Nim. ………………
102
Lampiran 9
Format Observasi Minggu ke-3 Kompetensi
: Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah siklus : 2/1 hari /tanggal : kegiatan : Simulasi jual beli di dipasar Aspek yang diobservasi
I
Kelompok II III IV
V
Aktif dalam melakukan tawar menawar.
60
80
70
90
80
Inovatif , mencari cara agar barang dagangan cepat laku
60
90
70
90
80
Jujur dalam jual beli
90
90
90
90
90
Menata barang dagangan dengan baik
80
90
80
80
80
Partisipasi setiap anggota kelompok yang baik
50
90
80
70
70
Jumlah
340
440
390
420
400
Rata-rata
68
88
78
84
80
103
Lampiran 10 Kompetensi Materi Siklus/pertemuan Hari/tanggal Kegiatan
: Memahami kegiatan jual neli di lingkungan rumah dan sekolah : Praktek Jual beli di lingkungan sekolah : 2/1 : : Simulasi jual beli di pasar
I
Kelompok II III IV
V
X
X
-
X
-
-
X
-
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
-
Aktif dalam melakukan tawar menawar.
-
-
-
-
-
Mampu menawar dagangan dengan baik.
-
-
-
-
-
Aspek yang diobservasi Aktif berdiskusi dan kerjasama kelompok. Partisipasi setiap anggota kelompok yang baik. Efektifitas pemanfaatan waktu yang baik. Mampu memilih barang dengan pertimbangan yang matang. Mampu mempertimbangkan antara kebutuhan dan keuangan yang ada.
104
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : III/ II Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan) Standar Kompetensi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. I. INDIKATOR PEMBELAJARAN Menyebutkan pengertian penjual dan pembeli. Memahami bermacam-macam kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Menyebutkan syarat-syarat jual beli Memahami perbedaan antara pasar tradisonal dan pasar modern. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang. II. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menyebutkan pengertian penjual dan pembeli. Siswa mampu memahami bermacam-macam kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Siswa mampu mampu menyebutkan syarat-syarat jual beli Siswa mampu memahami perbedaan antara pasar tradisonal dan pasar modern. Siswa mampu menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang. III. MATERI PEMBELAJARAN Jual beli di lingkungan rumah. IV. METODE PEMBELAJARAN Metode Resitasi V. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN A.
Pendahuluan (10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru mengucap salam dan menanyakan kabar hari ini; Guru Mengabsen siswa; Menggali pengetahuan awal;
Siswa memberi salam kepada guru; Siswa menjawab absen; Mengemukakan pendapat atas pertanyaan guru.
Nilai Karakter Rasa hormat Perhatian dan disiplin Religi
105
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (15 menit)
Kegiatan Guru Guru menjelaskan pengertian tentang jual beli; Guru bertanya tentang tempat-tempat jual beli yang terjadi sekitar rumah; Guru menjelaskan syarat-syarat jula beli, Guru menjelaskan perbedaan antara pasar,swalayan,took dan warung.
Kegiatan siswa Siswa menyimak dan mengemukakan pendapatnya; Siswa menyebutkan tempat jual beli di lingkungan rumah. Siswa memahami syarat-syarat jual beli; Siswa memahami perbedaan antara pasar, swalayan, toko dan warung.
Nilai Karakter Disiplin Tekun Perhatian
B.2. Elaborasi (25 menit) Kegiatan Guru Pada pelaksanaan resitasi (pemberian tugas), guru membagi siswa menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima orang. Guru membagikan media gambar tentang kegiatan jual beli di lingkungan rumah pada tiap kelompok, lalu tiap kelompok siswa memotong gambar dan menempelkan pada tabel yang telah disediakan lalu mendiskusikan gambar tersebut sesuai ciri-ciri gambar, serta kelebihan dan kekurangan tempat
Kegiatan siswa Siswa membagi kelompok;
Siswa mengerjakan tugas sesuai ketentuan;
Selesai pada batas waktu sekitar 15 menit, salah satu siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas; siswa menyimak kelompok yang
Nilai Karakter
Perhatian Tekun Kerjasama Jujur tanggungjawab
106
jual beli pada gambar tersebut. Guru membimbing jika ada kesalahan. Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
sedang melakukan presentasi
B.3. Konfirmasi (10 menit)
C.
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
bertanya kepada siswa tentang hal yang belum diketahui; memberikan kesimpulan
bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui/belum dimengerti; siswa menyimak kesimpulan
VII.
tekun perhatian
Kegiatan Penutup (5 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru mengulas Siswa menyimak; dan memberi feed Siswa mengerjakan back materi yang tugas di rumah; telah disampaikan Siswa dan menekankan mengucapkan pentingnya salam; kegiatan resitasi yang telah dilakukan tadi. Guru memberi pekerjaan rumah, untuk mengerjakan soal-soal LKS. Guru menutup pelajaran dengan ucapan hamdalah.
VI.
Nilai Karakter
Nilai Karakter
Mandiri; Tekun Tanggungjawab; Religi.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN Gambar macam-macam kegiatan jual beli di sekitar rumah. SUMBER PENUNJANG LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan Departemen Pandidikan Nasional.
107
VIII.
PENILAIAN Keaktifan individu dalam mengajukan pertanyaan dan ide. Kegiatan kerja sama kelompok serta aktifitas dan inisiatif siswa dalam melakukan pekerjaan resitasi. Laporan, presentasi dan tanggapan kelompok.
108
Lampiran 12 LEMBAR TUGAS (RESITASI) KELOMPOK No
Keterangan Gambar
Gambar
1 Pasar tradisional
Ciri-Cirinya Biasanya terdapat dipedesaan Tempatnya tidak teratur Ada tawar harga dsb
2
3
4
5
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. ………………………………..
4. ……………………………….
2 …………………………………
5. ……………………………….
3 …………………………………
109
Lampiran 13 GUNTING GAMBAR BERIKUT DAN TEMPELKAN PADA TABEL YANG TELAH DISIAPKAN!
SELESAI MENGGUNTING DAN MENEMPEL, ISI TABEL TERSEBUT SESUAI DENGAN PETUNJUK GURU!
Diskusikan Dengan Kelompokmu!
110
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 2 Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi I.
: Ilmu Pengetahuan Sosial : III/ II : 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan) : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
KOMPETENSI DASAR rumah dan
: Memahami kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.
II.
III.
IV. V.
VI. A.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN Menceritakan kegiatan jual beli jaman dahulu Memahami kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Memahami perbedaan antara koperasi sekolah dan kantin sekolah. Mengetahui tentang tujuan diadakannya koperasi sekolah. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menceritakan kegiatan jual beli jaman dahulu Siswa mampu memahami kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Siswa mampu memahami perbedaan antara koperasi sekolah dan kantin sekolah. Siswa mampu mengetahui tentang tujuan diadakannya koperasi sekolah. MATERI PEMBELAJARAN Jual beli di lingkungan sekolah. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Metode resitasi. Metode Simulasi LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pendahuluan (5 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru mengucap salam dan menanyakan kabar hari ini; Guru Mengabsen siswa; Guru mengawali pelajaran dengan basmalah Guru mengulang pelajaran yang lalu, yakni tentang jual
Siswa memberi salam kepada guru; Siswa menjawab absen; Siswa mengikuti membaca basmalah Mengemukakan pendapat atas pertanyaan guru.
Rasa hormat Perhatian dan disiplin Religi
111
beli di lingkungan rumah dan mengaitkannya dengan materi jual beli yang akan dibahas selanjutnya. B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi 15 menit Kegiatan Guru Guru bertanya kepada siswa siapa yang tahu dengan sejarah aktifitas manusia ketika belum ada yang dinamakan jual beli; Guru mengintruksikan siswa untuk melakukan praktek barter dengan teman sebangku;
Kegiatan siswa Siswa merespon Siswa memahami kelemahan barter sehingga barter berubah menjadi aktifitas jual beli dengan mata uang. Siswa mempraktekkan aktifitas barter pada jaman dahulu (simulasi sederhana barter dengan teman sebangkunya) siswa dapat menganalisis kelemahan barter dibanding jual beli. Siswa merepon Siswa lalu menyebutkan antara koperasi dan kantin sekolah.
Guru bertanya tentang kelemahan barter dibanding jual beli ; Guru bertanya dimana para siswa biasa membeli alatalat sekolah ketika di lingkungan sekolah. Guru bertanya tentang Bapak Siswa juga mengetahui Koperasi, siapa bapak koperasi di Guru bertanya Indonesia, yakni bung tentang koperasi Hatta. sekolah, manfaat Siswa mengetahui serta mengapa diadakannya kepengurusannya; koperasi sekolah, manfaatnya, dan kepengurusan koperasi sekolah.
Nilai Karakter
Perhatian Tekun Kerjasama toleransi
112
B.2.
Elaborasi 25 menit Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Pada pelaksanaan resitasi (pemberian tugas), guru membagi siswa menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima orang. Guru membimbing jika ada kesalahan.
Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan resitasi yang diinstruksikan guru, siswa membuat peta konsep tentang karakteristik yang ada pada koperasi. Contoh peta konsep telah dibuat guru sebelumnya (seperti pada lampiran). Siswa menyalin gambar peta konsep dalam kertas manila dan spidol warna warni, sekaligus menjawab pertanyaan yang ada dalam kotak peta konsep. Selanjutnya mempresentasikan hasil resitasi kelompoknya sesuai dengan kemampuan berbahasa masing-masing siswa
Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Nilai Karakter
Perhatian Tekun Kerjasama Toleransi
B.3. Konfirmasi 10 menit
C.
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang belum diketahui; Memberikan kesimpulan
bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui/belum dimengerti; siswa menyimak kesimpulan
Kegiatan Akhir (20 menit) Kegiatan Guru Guru menjelaskan bahwa minggu depan akan dilakukan praktik jual beli di pasar dan sekolah. Awalnya, siswa secara
Nilai Karakter tekun perhatian
Kegiatan siswa Siswa menyimak;
Nilai Karakter
Mandiri; Tekun Tanggungjawab; Religi.
113
berkelompok diajak ke warung untuk membeli barang dagangan, selanjutnya barang tersebut dijual di sekolah. Kelompok siswa sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Tiap kelompok mendapat tugas untuk membayar iuran, perorang minimal dua ribu rupiah. Rencananya uang tersebut merupakan modal untuk membeli beberapa kue. Kue-kue tersebut akan dijual ulang di sekolah. Jadi, pada minggu Siswa bertanya depan siswa berperan tentang sebagai pembeli prosedur yang sekaligus sebagai belum jelas penjual. Sebagai pembeli ketika di warung dan sebagai Siswa penjual ketika di mengucapkan sekolah. hamdalah dan Guru member menjawab kesempatan Tanya salam; jawab prosedur yang belum jelas; Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah,kemudian mengucap salam. VII.
VIII. IX.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN Gambar koperasi sekolah dan kantin sekolah. SUMBER PENUNJANG LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan Departemen Pandidikan Nasional. PENILAIAN Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Project, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik.
114
Keaktifan individu dalam mengajukan pertanyaan dan ide. Kegiatan kerja sama kelompok serta aktifitas dan inisiatif siswa dalam melakukan pekerjaan resitasi. Sukabum, 27 April 2013
115
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA KOPERASI SEKOLAH
BAPAK KOPERASI INDONESIA …………………………..
PENGURUS KOPERASI SEKOLAH
ANGGOTA KOPERASI SEKOLAH
…………………………..
……………………………… ……………………………… ……………………………
DIBIMBING OLEH ……………………………
BARANG YANG DIJUAL DISEKOLAH ……………………………………………………… ……………………………………………………… ………………
SHU kependekan dari …………………………… …………………………… ……………………………..
NAMA KELOMPOK
116
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 3 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : III/ II Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan) Standar Kompetensi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. I. Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN Memahami kegiatan jual beli secara kontekstual. Memahami tata cara membeli di pasar. Menganalisis kondisi tempat jual beli di lingkungan rumah. III. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu memahami kegiatan jual beli secara kontekstual. Siswa mampu memahami tata cara membeli di pasar. Siswa mampu menganalisis kondisi tempat jual beli di lingkungan rumah. IV. MATERI PEMBELAJARAN Jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. V. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Metode simulasi VI. LANGKAH PEMBELAJARAN A. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru mengucap salam dan menanyakan kabar hari ini; Guru Mengabsen siswa; Guru mengawali pelajaran dengan basmalah Guru menanyakan yang diberikan kemarin, yakni tentang pembagian kelompok simulasi dan iuran tiap siswa.
Siswa memberi salam kepada guru; Siswa menjawab absen; Siswa mengikuti membaca basmalah Siswa merepon
Tanggungjawab Perhatian dan disiplin
117
B.
kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan apa yang akan dilakukan siswa pada kegiatan simulasi di pasar, dengan langkahlangkah kegiatan yang jelas. Sebelumnya, guru juga menjelaskan bagaimana tata cara jual beli di pasar. Bagaimana si pembeli dapat mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga murah dan kualitas yang bagus. Tiap kelompok siswa dianjurkan untuk siap dengan anggaran anggota kelompoknya dan merencanakan apa yang akan dibelinya nanti. Guru member instruksi untuk tetap waspada dan hati-hati dengan keamanan barang berharga yang dibawanya nanti.
Siswa memahami langkah-langkah kegiatan simulasi yang akan dilakukan;
tanggungjawab Perhatian dan disiplin kerjasama
Siswa menyimak;
Siswa pada setiap kelompok mempersipkan anggaran dan rencana barang yang akan dibeli;
Siswa mematuhi;
B.2. Elaborasi Kegiatan Guru Guru mengajak siswa untuk berangkat ke
Kegiatan siswa Berangkat ke pasar (20 menit) Siswa berjalan dua orang-
Nilai Karakter tanggungjawab Perhatian dan disiplin
118
pasar .
dua orang sesuai dengan kelompoknya, ini untuk memudahkan keamanan dan ketertiban. Siswa menuju ke toko aneka kue yang dijual guru membimbing secara grosir Kelompok pertama dengan petunjuk guru mulai memilih dan memilah barang apa saja yang akan dibeli. Dan mempertimbangkan kualitas serta harganya. Ini berlangsung hingga kelompok terakhir. Kembali ke kelas (20 menit) Siswa dan guru kembali ke sekolah. Siswa memeriksa ulang barang yang dibelinya. Siswa menulis laporan harga beli dari barang tersebut. Siswa mendengarkan petunjuk guru tentang apa yang dilakukan siswa dengan barang dagangannya. Yakni tiap kelompok guru membimbing menjual ulang barang dan mengarahkan yang telah dibelinya di sambil lapangan sekolah, siswa memberikan mematok berapa harga penilaian barang dagangan yang akan dijual dan memperkirakan keuntungannya. Sasaran pembeli adalah siswa kelas lain dari kelas I hingga kelas VI. Setelah selesai, siswa mempersiapkan diri untuk melakukan simulasi jual beli di lapangan sekolah. Beberapa siswa laki-laki
Kerjasama
119
menyiapkan bangku sebagai tempat jualan dan siswa perempuan membuat papan nama kios. Pada saat istirahat Tiap kelompok siswa sudah siap dengan kuekue dagangannya lengkap dengan nama kios masingmasing. Siswa menjajakan kue dagangan kepada temantemannya dengan trik masingmasing, sekiranya dagangannya dapat habis terjual dan mendapat keuntungan. Kegiatan jual beli berakhir hingga bel masuk berbunyi. Lalu siswa menghitung keuntungan maupun kerugian yang telah ia dapat dari hasil penjualan. Uang modal sekaligus laba dan kue dagangan yang tersisa, dibagikan ulang ke anggota kelompok. B.3. Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
guru bertanya kesan dan pengalaman selama melakukan simulasi
Siswa menyebutkan kesan dan pengalaman yang telah dilakukan selama kegiatan simulasi berlangsung dari awal hingga akhir. Siswa bertanya hal belum dipahami
Tekun Perhatian dan disiplin
memberikan kesimpulan
120
Kegiatan Penutup _ bel masuk setelah istirahat (20 menit) Kegiatan Guru Guru menutup pelajaraan dan memberi sedikit nasehat-nasehat agar membaca kembali pelajaran yang telah dipelajari Menutup pelajaran dengan hamdalah Mengucapkan salam
Kegiatan siswa Siswa menyimak;
Nilai Karakter Perhatian Disiplin Religi
Mengucap hamdalah; Menjawab salam
VII.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN Uang. Barang dagangan. Lembar observasi kelompok VIII. SUMBER PENUNJANG LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan Departemen Pandidikan Nasional.
IX.
PENILAIAN Individu, keaktifan dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Keaktifan individu dalam kelompok pada kegiatan simulasi jual beli. Kerjasama antar anggota kelompok, keaktifan kelompok dalam menawarkan barang dagangan,
Sukabumi ,1 Mei 2013
121
Lampiran 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 4 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : III/ II Hari/ Tanggal : Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan) Standar Kompetensi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. I. KOMPETENSI DASAR : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN Memahami kegiatan jual beli secara kontekstual. Memahami kegiatan jual beli, tempat jual beli, syarat-syarat terjadinya jual beli, dan ciri-ciri tempat jual beli dengan tes tulis. III. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu memahami kegiatan jual beli secara kontekstual. Siswa mampu memahami kegiatan jual beli, tempat jual beli, syaratsyarat terjadinya jual beli, dan ciri-ciri tempat jual beli dengan tes tulis. IV. MATERI PEMBELAJARAN Jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. V. LANGKAH PEMBELAJARAN A. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru mengucap salam dan menanyakan kabar hari ini; Guru Mengabsen siswa; Membaca basmalah Bertanya pelajaran yang lalu; B. kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru Guru mengulang Materi tentang jual beli; guru mempersiapkan Lembar soal
Siswa memberi salam kepada guru; Siswa menjawab absen; Mengemukakan pendapat atas pertanyaan guru.
Kegiatan siswa siswa menyimak siswa menyiapkan alat tulis dan mengerja
Rasa hormat Perhatian dan disiplin Religi
Nilai Karakter Rasa hormat Perhatian dan disiplin Religi
122
B.2. Elaborasi Kegiatan Guru Guru membagikan Lembar Soal kepada siswa dan siswa diberi wktu mengerjakan selama …. menit ; Guru membimbing siswa;
Kegiatan siswa Siswa mengerjakan Lembar soal yang telah diterima; Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan Lembar soal yang telah di kerjakan;
Nilai Karakter Rasa hormat Perhatian dan disiplin Tekun
B.3. Konfirmasi Kegiatan Guru guru bertanya jawab tentang soal yang tidak dipahami guru megulas kembali soal/materi yang belum dipahami siswa
Kegiatan siswa siswa bertanya jawab tentang soal yang tidak dipahami; siswa menyimak penjelasan guru
Nilai Karakter tekun Perhatian Disiplin
memberikan kesimpulan C. Kegiatan Penutup (20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru menutup pelajaraan dan memberi sedikit nasehat-nasehat agar membaca kembali pelajaran yang telah dipelajari Guru membagikan Lembar kosong dan guru menyanyakan pendapat/kesan mereka selama melakukan pembelajaran Resitasi dan Simulasi
Siswa menyimak;
Siswa meuliskan pendapat/kesannya selama pembelajaran Resitasi dan Simulasi pada lembar kosong yang telah disediakan; Mengucap hamdalah; Menjawab salam
Nilai Karakter Perhatian Disiplin Religi
123
Menutup pelajaran dengan hamdalah Mengucapkan salam VI.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN Lembar tes tulis. Angket siswa. VII. SUMBER PENUNJANG LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan Departemen Pandidikan Nasional. VIII. PENILAIAN Individu, kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
Sukabumi , 11 Mei 2013
124
Lampiran 18 SOAL PRETEST Pilih salah satu jawaban yang tepat dengan member tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d ! Kegiatan menjual dan membeli disebut kegiatan ……… a Tawar menawar b. Sekolah c. Pasar d. Jual beli Tempat kegiatan jual beli yang terdapat diperkampungan atau tempat 2 tinggal penduduk adalah….. a Mal b. Warung c. Supermall d. Swalayan Pembeli dapat mengambil sendiri barang dagangan sesuai dengan 3 kebutuhan, kegiatan ini terjadi di ……. a Kios b.Pedagang kaki lima c. Supermarket d. Warung Pasar modern seperti swalayan,supermarket, atau mal banyak 4 dijumpai di daerah…. a Pedesaan b.Perkotaan c. Pedalaman d. Pesisir 5 Pasar yang memperjualbelikan barang bekas disebut pasar…. b. Induk c. Mebel d. Loak a Material Berikut ini termasuk pusat perdagangan yang menampung banyak tenaga 6 kerja adalah… a Toko kelontong b. Warung c. Supermarket d. Butik Pedagang yang berjualan di trotoar disebut pedagang…. 7 a Kaki lima b. Asongan c. Tiban d. Keliling 8 Televisi, komputer, kulkas, dijual di toko... b. Sandang c. Elektronik d. Arloji a Mebel 9 Berikut ini merupakan barang yang tidak dijual di toko material adalah.. a Pasir b. Semen c. Baju d. Paku 10 Kursi, meja, almari, dijual di toko… a Butik b. Mebel c. Kayu d. Material 1
125
Lampiran 19
SOAL POSTEST Pilih salah satu jawaban yang tepat dengan member tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d ! 1
Pengurus koperasi sekolah adalah…
a 2
5
c. Marah
d. Teliti
Butik
b. Mebel
c. Kayu
d. Material
c. Bertegur sapa
b
Bertemu langsung
d, Bersalam-salaman
Berikut ini merupakan barang yang tidak dijual di toko material adalah.. Pasir
b. Semen
c. Baju
d. Paku
Tempat jual beli makanan dan minuman di lingkungan sekolah disebut… Kios
b. Kantin
c. Warung
d. Koperasi
Pedagang yang berjualan di trotoar disebut pedagang…. Kaki lima
b. Asongan
c. Tiban
d. Keliling
Pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertemu langsung, disebut pasar…
a 9
b. Ramah
Tidak bertemu langsung
a 8
Hemat
a
a 7
d. Pak kebun
Pasar nyata adalah pasar yang penjual dan pembelinya…
a 6
c. Kepala sekolah
Kursi, meja, almari, dijual di toko…
a 4
b. Orang tua murid
Ketika membeli, kita harus……agar tidak menyesal.
a 3
Siswa
Tidak
b. nyata
c. Umum Nyata
d. Induk
Berikut ini termasuk pusat perdagangan yang menampung banyak tenaga kerja adalah…
a
Toko kelontong
b. Warung
c. Supermarket
d. Butik
10 Televisi, komputer, kulkas, dijual di toko... a
Mebel
b. Sandang
c. Elektronik
d. Arloji
126
Lampiran 20 Rumus Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa
Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 dinyatakan telah tuntas belajar.
Rumus Ketuntasan Belajar secara Klasikal
Untuk mengukur ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:
Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 80% dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas.
127
Lampiran 21
Data Untung atau Rugi Hasil Penjualan No.
Nama Barang
Jumlah
Harga Beli
Harga Jual
Untung
Rugi
Sisa Barang: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Keterangan:…………. ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. Nama Anggota Kelompok: …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
NAMA KIOS: ………………………
128
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semster Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
NO 1 2 3 4
5 6 7 8 9
: MI Darunnajah : IPS : III/II : 2 Jam Pelajaran ( 2x35 ) : Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang : Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan Rumah
KEGIATAN GURU
YA
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar hari ini serta mengabsen siswa Menggali pengetahuan awal tentang jual beli Menjelaskan pengertian jual beli dan tempat jual beli yang ada di lingkungan sekitar Melakukan kegiatan resitasi dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas Guru member nilai hasil tugas kelompok Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Menutup pelajaran dengan ucapan hamdalah Guru melakukan kegatan belajar mengajar tepat waktu
√
TIDAK
√ √ √ √ √ √ √
Sukabumi, 20 April 2013 Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd.I
√
129
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semster Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
9
: MI Darunnajah : IPS : III/II : 2 Jam Pelajaran ( 2x35 ) : Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang : Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan Sekolah
KEGIATAN GURU
YA
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar hari ini serta mengabsen siswa Menggali pengetahuan awal tentang jual beli pada zaman dahulu sebelum ada uang Menjelaskan pengertian jual beli pada zaman dahulu (barter) Guru mengajak siswa melakukan simulasi barter Guru bertanya jawab tentang kelebihan dan kekurangan sistem barter Guru memperkenalkan koperasi dan kantin dan perbedaannya Guru memberikan Lembar Kerja Siswa untuk penguatan dalam mengenal koperasi Guru dan siswa menyimpulkan materi Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk tugas dan kegiatan minggu ke 3, dalam melakukan praktek jual beli di Pasar atau warung sekitar sekolah Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan hamdalah
√ √ √ √ √ √ √
√ √
Sukabumi, 20 April 2013 Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd
TIDAK
130
Lampiran 24
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE III Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semster Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
NO
: MI Darunnajah : IPSs : III/II : 2 Jam Pelajaran ( 2x35 ) : Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang : Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan Sekolah
KEGIATAN GURU
YA
1
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar hari ini serta mengabsen siswa
√
2
Guru menanyakan kelengkapan dan persiapan siswa untuk melaksanakan simulasi jual beli
√
3
Menjelaskan kegiatan simulasi dipasar dengan langkah – langkah kegiatan yang jelas
√
4
Membimbing dan mengarahkan serta memberi penilaian
√
5
Bertanya kesan dan pengalaman selama melakukan kegiatan simulasi jual beli
√
6
Memberikan kesimpulan
√
7
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan hamdalah
√
Sukabumi, 20 April 2013 Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd.I
TIDAK
131
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE IV Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semster Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
NO
: MI Darunnajah : IPS : III/II : 2 Jam Pelajaran ( 2x35 ) : Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang : Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan Sekolah
KEGIATAN GURU
YA
1
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar hari ini serta mengabsen siswa
√
2
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
√
3
Membagikan lembar soal
√
4
Membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengisi soal
√
5
Bertanya kesan dan pengalaman selama melakukan kegiatan simulasi jual beli
√
6
Memberikan penilaian hasil belajar siswa
√
7
Memberikan kesimpulan
√
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan hamdalah
√
Sukabumi, 20 April 2013 Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd.I
TIDAK
132
Lampiran 26 LEMBAR KERJA SISWA Jawablah dengan uraian yang tepat! 1
Sebutkan tempat-tempat jual beli di sekitar lingkungan rumahmu!
2
Sebutkan barang-barang yang dijual di toko mebel!
3.
Apa yang kamu ketahui tentang pasar nyata ?
4.
Mengapa pasar tradisional perlu ditata rapi?
5.
Apa saja yang dijual di koperasi sekolah? Sebutkan!
133
Lampiran 27 Dokumen Penelitian
Gambar 5
Gambar 66
Gambar 7
gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
gambar 1
134
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Fitriya Ramdayani, lahir di Sukabumi, pada tanggal 16 Juni 1983, putri kedua dari pasangan Ust. Adji Selamet dan Ibu Betty Warniati, saat ini bertempat tinggal dikampung palasari Rt.22/ 07 ,Sudajayagirang, Salabintana Sukabumi Jawa Barat. Menikah dengan Tamrin Hamidi,S.Ip.S.Pd.I tahun 2005 dan dikaruniai 2 anak ,Sutan Zacky El-Hamd dan Haydar Haqqy ElHamd. Pendidikan yang ditempuh adalah jenjang SD Dewi Sartika 4 lulus pada tahun 1995, melanjutkan kejenjang SMP ( Muhammadiyah 1 Sukabumi) lulus tahun 1998,kemudian melanjutkan ke Tingkat Sekolah Lanjut di SPMA Sukabumi lulus tahun 2001.Sekarang sedang menyelesaikan sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sejak tahun 2002 dipercaya mengajar di TPQ Nurul Qur’an sampai sekarang, kemudian mengajar di YASPI Darunnajah Sukabumi Jawa Barat sejak 2003 sampai sekarang.