PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh : AMELIA DESMAYANTI ZULITA NIM. 1111016300007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
i
ii
iii
ABSTR AK
AMELIA DESMAYANTI ZULITA (1111016300007). Pengaruh Model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Fluida Dinamis. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran SETS berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep fluida dinamis. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 MAN Balaraja Kabupaten Tangerang. Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa soal tes uraian dan instrument non tes berupa lembar observasi. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran SETS berbasis Proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal tersebut didasarkan dari hasil uji hipotesis dengan mengggunakan Uji Mann Whithney. Hasilnya adalah nilai signifikansi posttest pada kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,00 jauh lebih kecil dari nilai taraf signifikan sebesar 0,05.sehingga H0 ditolak. Selain itu pembelajaran menggunakan model pembelajaran SETS berbasis Proyek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hasil uji N-Gain peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah sebesar 70% (sedang) pada indikator berpikir lancar, 57% (sedang) pada indikator berpikir luwes, 46% (sedang) pada indikator berpikir original, dan 58 (sedang) pada indikator berpikir merinci. Selanjutnya berdasarkan analisis data nontes berupa lembar observasi aktivitas siswa pembelajaran menggunakan model SETS berbasis proyek berada pada kategori baik yaitu sebesar 74%.
Kata Kunci : Model Pembelajaran SETS, Metode Proyek, Kemampuan berpikir Kreatif .
iv
ABSTRACT
AMELIA DESMAYANTI ZULITA (1111016300007).The effect of learning model Science Environment Technology and Society (SETS) based project in the ability of creative thinking students on the concept of fluid dynamic. Skripsi of Physics Education Program Science Education Department Faculty of Tarbiyah and Teacher Training State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. The Research aims to understand the influence of learning model sets based project in the ability of creative thinking students on the concept of fluid dynamic .This research in a classroom xi ipa 1 and xi ipa 2 MAN balaraja Tangerang . The research was done in April 2016. The method used in this research is quasi experimental with nonequivalent control group design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrumen were used in this research are test instrument which is essay and nontest instrument which is observation sheet of student’s activity. Based on data analysis, the results that is the kind of classroom sets based project on ability to creative thinking students .This is predicated of test with the hypothesis using Mann- whithney test .The result of the significance posttest on class experiment and control is 0,00 much smaller than the standard significantly by 0,05. So h0 is rejected. Moreover Learning use the model learning sets based the project can improve the ability creative thinking students.Based on the results of the n-gain increased capacity creative thinking the students were of 70 % when in indicators think smoothly, 57 % when in indicators think flexible, 46 % when in indicators think original, and 58 when in indicators think details.Next based on data analysis nontes of sheets of observation activity students learning use the model sets based project be in the good is as much as 70,5 %.
Keyword: Learning Model SETS, a method of project , the ability of creative thinking
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Fluida Dinamis”. Ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Secara khusus, ucapan terima kasih dan apresiasi tersebut disampaikan kepada: 1.
Prof Dr. Ahmad Thib Raya MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Dwi Nanto Ph. D , selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
4.
Ibu Diah Mulhayatiyah, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing, memberikan saran dan arahan selama proses pembuatan skripsi.
5.
Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah sabar membimbing, memberikan saran dan arahan selama proses pembuatan skripsi.
6.
Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama poses pendidikan.
7.
Bapak H. Subandi M.Pd, selaku Kepala Sekolah MAN 2 Kabupaten Tangerang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.
8.
Bapak Islahul Karim, S.Pd, selaku guru bidang studi Fisika MAN 2 Kabupaten Tangerang yang telah membantu penulis selama proses penelitian.
vi
9.
Kedua orang tua tercinta Ayahanda Zulkifli dan Ibunda Rosidah, Saudarasaudara tersayang Tiska Wulansari P, Fahmi Samiaji Daroy, Shella Rahika P, Anisah Mutiara Dewi, Aisyah dan Zafran, serta Adih Rosidi yang tiada henti memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat-sahabat tercinta Eneng Nurjanah, Maria Ulpah, Amilita Medisa, Merry Dhila, Dyah Fatmawati, Likatia, Titin Octa Rachma, Ratu Enung dan Diyono yang telah banyak membantu, memotivasi, menghibur dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11. Siswa-siswa XI IPA 1 dan XI IPA 2 MAN 2 Kabupaten Tangerang yang telah membantu kelangsungan penelitian. 12. Rekan-rekan mahasiswa pendidikan fisika 2011, Warga Racana FatahillahNyi Mas Gandasari Pramuka UIN Jakarta yang menjadi keluarga ketika berada di kampus. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skrispi. Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Walaupun demikian, penulis tetap berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2016
Amelia Desmayanti Zulita
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................... iii ABSTRAK...................................................................................................... iv ABSTRACT..................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah.................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................................. 7 A. Kajian Teoritis ............................................................................ 7 1. Model Pembelajaan Science Environment Technology and Society(SETS)........................................................................ 7 a. Pengertian model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) ....................................... 7 b. Karakteristik model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) ....................................... 8
viii
c. Tujuan model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) ....................................... 9 d. Penerapan model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) ….……………………… 9 e. Kesulitan dan Kendala Yang dihadapi…………………..... 10 2. Metode Proyek ...................................................................... 11 a. Pengertian Metode Proyek ............................................... 11 b. Penilaian Berbasis Proyek (Project Assesment) ................ 12 3. Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................... 13 a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif ........................ 13 b. Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif ............................ 14 4. Materi Konsep Fluida Dinamis .............................................. 17 B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 24 C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 25 D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 26 A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 26 B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 26 C. Variabel Penelitian ...................................................................... 27 D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 27 E. Teknik Pengambilan Sampel........................................................ 27 F. Teknik Pengambilan Data ............................................................ 27 G. Instrumen Penelitian .................................................................... 28 1. Instrumen Tes ....................................................................... 28 2. Instrumen Nontes .................................................................. 29 H. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 30 1. Uji Coba Instrumen Tes ........................................................ 29 a. Uji Validitas .................................................................... 29 b. Uji Reliabilitas ................................................................ 30 c. Tingkat Kesukaran .......................................................... 32
ix
d. Daya Pembeda ................................................................ 33 2. Uji Coba Instrumen Nontes ................................................... 35 I. Teknik Analisis Data ................................................................... 35 1. Analisis Data Tes .................................................................. 35 a. Uji Normalitas ................................................................. 35 b. Uji Homogenitas ............................................................. 36 c. Uji Hipotesis .................................................................... 37 d. Hipotesis Statistik ........................................................... 36 e. Uji N-Gain ....................................................................... 39 2. Analisis Data Nontes ............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 41 A. Hasil Penelitian............................................................................ 41 1. Hasil Pretest ......................................................................... 42 2. Hasil Posttest ........................................................................ 40 3. Rekapitulasi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.. ........ 41 B. Analisis Data ................................................................................. 44 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ...................................... 44 a. Hasil Uji Prasyarat Analisis ............................................. 48 1). Uji Normalitas ...................................................... 48 2). Uji Homogenitas .................................................. 49 b. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 50 c. Hasil Uji N-Gain .............................................................. 50 d. Hasil Analisis Data Observasi ......................................... 52 1. Pembahasan ................................................................................ 53
BAB V PENUTUP........................................................................................ 60 A. Simpulan ..................................................................................... 60 B. Saran ........................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62 LAMPIRAN ................................................................................................... 64
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kontinuitas ................................................................................. 18 Gambar 2.2 Aliran Air pada Keran ................................................................. 21 Gambar 2.3 Venturimeter dilengkapi Manometer ................................................ 22 Gambar 2.4 Venturimeter Tanpa dilengkapi Manometer ....................................... 22 Gambar 2.5 Diagram Penampang Sebuah Tabung pitot.................................... 22 Gambar 2.6 Penyemprot Parfum ...................................................................... 23 Gambar 3.7 Gaya Angkat Pesawat Terbang ..................................................... 23 Gambar 4.3 Grafik Nilai Uji N-Gain Pada Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ................................................................. 47
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Non-Equvialen Control Group Design ......................................... 26
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes ............................................................... 29
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Non Tes ....................................................... 29
Tabel 3.4
Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen ..................................... 31
Tabel 3.5
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen .................................. 31
Tabel 3.6
Interpretasi Tingkat Kesukaran ................................................... 33
Tabel 3.7
Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... 34
Tabel 3.8
Uji Validitas Instrumen Non Tes.................................................. 34
Tabel 4.1
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest ................ 39
Tabel 4.2
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest ............... 40
Tabel 4.3
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest & Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................................... 41
Tabel 4.4
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Perbutir soal Kelas Eksperimen…………………………………………….. .... 43
Tabel 4.5
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Perbutir soal Kelas Kontrol……………………………………………………. 44
Tabel 4.6
Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……………. 46
Tabel 4.7
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Persub konsep Kelas Eksperimen…………………..…………………………… 48
Tabel 4.8
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Persub konsep materi Kelas Kontrol……………………………………………
50
Tabel 4.9
Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa…..………………….. . 51
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai-Kuadrat …………….…..
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Fisher…..…………………. 53
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas
51
Eksperimen dan Kelas Kontrol…………………………………. 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran 1. RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 65 2. RPP Kelas Kontrol ................................................................... 94
Lampiran B Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes .......................................................................... 112 a. Kisi-kisi Insrtumen Tes ...................................................... 112 b. Instrumen Tes .................................................................... 113 2. Analisis Hasil Uji Instrumen .................................................... 127 a. Uji Validitas Butir Soal ....................................................... 127 b. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................. 128 c. Uji Taraf Kesukaran ............................................................ 130 d. Uji Daya Pembeda .............................................................. 131 3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen .............................................. 132 4. Instrumen Tes yang Digunakan ................................................. 133 5. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Lembar Observasi) ........................ 142 6. Instrumen Nontes (Lembar Observasi) ...................................... 143 7. Lembar Uji Validitasi Instrumen Nontes (Angket) .................... 145
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian 1. Hasil Pretest ............................................................................. 148 2. Hasil Posttest ............................................................................ 155 3. Uji Normalitas Hasil Pretest ..................................................... 162 4. Uji Normalitas Hasil Posttest .................................................... 164 5. Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest .............................. 166 6. Uji Hipotesis Hasil Pretest ........................................................ 169 7. Uji Hipotesis Hasil Posttest....................................................... 169 8. Data Hasil Observasi Siswa ...................................................... 170 9. Data Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa xiii
Pretest ..................................................................................... 173 10. Data Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Posttest ..................................................................................... 175
Lampiran D 1. Foto-foto Penelitian .................................................................. 178 2. Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 181 3. Lembar Uji Referensi................................................................ 182 4. Biodata Penulis ......................................................................... 188
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sadar dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk menongkatkan kualitas sumber daya manusia.1 Seiring kemajuan zaman, pendidikan selalu berupaya meningkatkan mutunya bagi masyarakat luas. Salah satu mutu pendidikan terlihat pada ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri melalui lembaga sekolah. Menurut PERMENDIKNAS nomer 23 tahun 2006, SKL yang telah ditentukan bagi siswa SMA adalah membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif dan inovatif. Dari SKL tersebut berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif nantinya akan mampu menjawab dan memecahkan berbagai macam masalah yang akan mereka temui di kehidupan nyata. Pada kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah, hal ini berdasarkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu pertama penelitian ike festiana yang mengatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa rendah sehingga menunjukkan bahwa siswa dalam kategori kurang kreatif.2 Kedua, pada penelitian yang dilakukan Hisdamayanti Djupanda menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih berada pada kategori rendah. 3
11
Prof. Drs. Piet A. Suhertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), h. 1 2 Ike Festiana, Modul Fisika Berbasis Masalah pada Materi Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, Jurnal Inkuiri Vol 3 No II. 2004, h. 41 3 Hisdamayanti Djupanda, Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Vol. 3 No 2. 2011, h. 30
1
2
Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada guru fisika SMA menunjukkan bahwa penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa belum diterapkan secara khusus di SMA/MA. Dalam proses pembelajaran fisika, guru belum melibatkan siswa secara langsung dengan aplikasi dari materi fisika yang diajarkan sehingga siswa belum terlatih dalam menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Proses pembelajaran tidak hanya ditinjau dari bagaimana mengajar dan menjelaskan isi pelajaran, namun juga bagaimana menghadapi siswa, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun asesmen belajar menentukan metode dan media.4 Dari masalahmasalah yang telah disebutkan di atas, solusi yang dapat diberikan adalah melalui penerapan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran yang cocok diterapkan untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas adalah model pembelajaran yang berorientasi pada sains dan teknologi serta manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat, model pembelajaran ini disebut dengan Model pembelajaran Science Environment Technology and Society atau disingkat dengan SETS. Model SETS ini lahir karena kemajuan dalam bidang teknologi berlangsung amat pesat sehingga tidak memungkinkan seseorang untuk mengikuti seluruh proses perkembangannya begitu saja. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari adanya perkembangan dalam bidang sains yang juga telah berlangsung secara pesat sekali terutama sejak para ilmuan sains membawa dampak positif bagi perkembangan teknologi, dengan diciptakannya alat peralatan yang merupakan produk teknologi. Produk teknologi ini pada gilirannya juga membawa kemajuan dalam bidang sains.5 Era globalisasi ini, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berperan baik dalam memudahkan pekerjan manusia, kita tidak perlu lagi bersusah payah berjalan kaki untuk bepergian, karena teknologi menciptakan alat transportasi yang mampu memudahkan masyarakat dalam menjalani hidupnya. 4
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Predana Media Group,
2007), h.3 5
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 3, h. 45.
3
Segala kemajuan teknologi tersebut tentunya berasal dari ilmu pengetahuan yang berkembang pula. Kaitannya dengan masyarakat adalah, dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kehidupan masyarakat akan semakin sejahtera baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Dibalik kemajuan yang ada, banyak juga masalah-masalah yang belum terselesaikan. Masalah-masalah tersebut menyangkut dengan kehidupan dan keadaan alam yang tidak seharusnya terjadi. Beberapa masalah yang ada yaitu masalah kerusakan lingkungan, bencana yang terjadi dimana-mana serta kerusakan alam yang terjadi akibat ulah masyarakat itu sendiri. Saat ini banyak orang yang merencanakan kemajuan teknologi namun tidak memandang kerusakan-kerusakan yang terjadi di lingkungan akibat tangan manusia itu sendiri, para ilmuan biasanya saling berlomba untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa melihat dampak yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. 6 Dengan demikian, perlu adanya kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk memecahkan masalah tersebut seseorang harus memiliki kreativitas, sehingga dengan menerapkan model pembelajaran SETS ini, siswa akan diberikan pengalamaan langsung dalam mengasah kreativitasnya Model pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) saja dirasa belum cukup untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, maka perlu adanya pendukung dalam model pembelajaran ini. Dengan demikian peneliti menginovasikan model pembelajaran SETS dengan metode proyek. Metode proyek adalah metode yang melatih seseorang untuk kreatif dalam memilih, merancang dan memanipulasi alat serta bahan hingga terjadi produk yang berkaitan dengan topik atau konsep yang sedang dibahas”.7 Dengan menginovasikan model pembelajaran SETS dengan metode proyek, setidaknya siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang ada di sekitar lingkungan siswa. Sehingga melalui hal tersebut kemampun berpikir kretif siswa dapat meningkat. 6
Ani Rusilowati, Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Kebencanaan Alam Bervisi Science Environment Technology and Society Terintegrasi Dalam Beberapa Mata Pembelajaran, laporan Penelitian Strategi Nasional. 2010, h. 4-5 7 Anna Poedjiadi, op. cit., h. 91-92
4
Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang erat sekali kaitannya dengan sains dan teknologi, di dalamnya terdapat berbagai konsep yang berhubungan langsung dengan gejala-gejala alam serta masalah-masalah di lingkungan dan masyarakat. Salah satu konsep yang cakupan materinya banyak berkaitan dengan masalah-masalah di lingkungan dan masyarakat adalah konsep fluida dinamis, contohnya, pada sub konsep kontinuitas. Sub konsep kontinuitas berkaitan dengan masalah penyaluran air, konsep tersebut menjelaskan tentang laju aliran serta debit air. Persamaan kontinuitas menjelaskan bahwa air akan mengalir lebih cepat jika mengalir pada penampang yang lebih kecil, dan air akan mengalir lebih lambat jika air mengalir melalui penampang yang lebih besar. Dengan mempelajari konsep tersebut, siswa dapat menghubungkan antara persamaan kontinuitas dengan masalah penyaluran air yang berada di lingkungan sekitarnya. Sehingga melalui proses pembelajaran tersebut kemampuan berpikir kreatif siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian diatas, Peneliti berupaya memberikan solusi masalah tersebut dengan membuat karya tulis berupa skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Fluida Dinamis”. B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. kemampuan berpikir kreatif siswa Rendah. 2. Penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa belum diterapkan secara khusus di SMA. 3. Dalam proses pembelajaran fisika, guru belum melibatkan siswa secara langsung dengan aplikasi dari materi fisika yang diajarkan sehingga siswa belum terlatih dalam menyelesaikan berbagai masalah yang ada.
5
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah penulis paparkan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu terkait: 1.
Tahapan-tahapan
model
pembelajaran
SETS
pada
penelitian
ini
menggunakan tahapan-tahapan berdasarkan pendapat Anna Poedjiadi yaitu invitasi, eksplorasi, solusi dan aplikasi. 2.
Indikator
kemampuan
berpikir
kreatif
siswa
pada
penelitian
ini
menggunakan 4 indikator berdasarkan pendapat Guilford yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original dan berpikir merinci. D. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran SETS berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep fluida dinamis? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original, dan berpikir merinci setelah diterapkan model pembelajaran SETS berbasis Proyek? 3. Bagaimana aktivitas siswa pada saat diterapkan model pembelajaran SETS berbasis proyek? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, Maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran SETS berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep fluida dinamis. 2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original, dan berpikir merinci setelah diterapkan model pembelajaran SETS berbasis proyek pada konsep fluida dinamis.
6
3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa pada saat diterapkan model pembelajaran SETS berbasis proyek pada konsep fluida dinamis. F.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi :
1. Satuan Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada 2. Siswa a. Dapat memotivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran fisika. b. Dapat menyadarkan siswa akan pentingnya lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. c. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 3. Guru Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya melalui penerapan pembelajaran yang kontekstual sehingga memiliki manfaat langsung terhadap lingkungan dan masyarakat. 4. Sekolah Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, juga sebagai pendorong sekolah untuk peduli terhadap lingkungan sekolah. Hal tersebut merupakan bentuk upaya memajukan kualitas sekolah 5. Peneliti Menyadarkan peneliti untuk menerapkan pembelajaran yang sebaikbaiknya terhadap siswa serta mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran SETS di dalam dunia pendidikan.
BAB II KAJIAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskripsi teoritis 1.
Model Belajar Scence Environment Technology and Society (SETS)
a.
Pengertian Dewasa ini beberapa istilah telah dikemukakan oleh para pendidik atau
praktisi pendidikan yakni Science Technology Society yang diterjemahkan dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM) atau SATEMAS atau ITM), Science Environment Technology (SET) dan Science Environment Technology Society (SETS) yang intinya sama saja.8 Istilah “environment” dalam berbagai kegiatan memang perlu ditonjolkan oleh karena saat ini organisasi dunia yang memiliki banyak dana untuk membiayai program kegiatan termasuk penelitian adalah Environment and Population Education ans Information For Human Development atau EPD. Indonesia juga pernah memperoleh dana penelitian dari EPD dengan judul “The Development of Integrated Teaching Model Using Theme Environment and Population For Elementary School”.9 SETS, yang merupakan akronim dari Science, Environment, Technology, and Society. Akronim SETS, bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filosofis yang mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut. Dalam konteks pendidikan, SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Dari sana, diharapkan akan diperoleh
8
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 3, h. 115. 9 Ibid, h. 115
7
8
pemikiran penghasilan teknologi dari transformasi sains, tanpa harus merusak atau merugikan lingkungan dan masyarakat .10 Model pembelajaran Science Environment Techlogy and Society (SETS) efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam diri siswa serta penerapannya di lapangan. Konsep ini juga mampu mengembangkan keterampilan berpikir krearif siswa dalam menemukan jawaban atau pemahamannya sendiri terhadap pengaruh dari suatu teknologi.11
“Dalam sebuah model mengajar
biasanya terdapat tahapan-tahapan atau langkah-langkah (sintax) yang relati tetap dan pasti untuk menyajikan materi belajar secara beruntutan”.12
b. Karakteristik Science Environment Techlogy and Society (SETS) Model Pembelajaran SETS adalah proses belajar dan mengajarkan sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Model SETS cocok untuk mengintegrasikan keterampilan proses, kreativitas, sikap, nilai-nilai, penerapan, dan keterkaitan antar bidang studi (kurikulum) dalam pembelajaran dan penilaian pendidikan. model SETS sebagai gerakan reformasi dalam pendidikan sains, diarahkan untuk literasi ilmiah (sains) dan teknologi untuk semua sebagai megaproyek yang mendunia. Melek sain dan teknologi merupakan salah satu syarat bagi seseorang untuk dapat hidup dan bekerja, serta mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat dan dapat melakukan tindakan-tindakan pribadi dan sosial yang bertanggung jawab. Karena itu, pendidikan sain di sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai dan kesadaran akan tanggung jawab pribadi dan sosial pada peserta didik sebagai warga negara dan warga masyarakat.13
10
Ani Rusilowati, Op.Cit, h. 4-5 Abas, Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012, h. 2 12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 187 13 Model Kurikulum Pendidikan Yang Menerapkan Visi SETS, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional 2017 11
9
c.
Tujuan Science Environment Techlogy and Society (SETS) Tujuan model pembelajaran Science Environment Techlogy and Society
(SETS) ini adalah agar siswa mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya”. Selanjutnya tujuan dari model pembelajaran sains lingkungan teknologi masyarakat adalah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalahmasalah dan lingkungannya.14
d. Penerapan Model Science Environment Techlogy and Society (SETS) Pembelajaran dengan menggunakan model Science Environment Techlogy and Society (SETS) pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan demikian guru sains dapat menggunakan
model
ini
untuk
menanamkan
pemahaman
materi
dan
pengembangannya dalam masyarakat. Adapun langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan model sains lingkungan teknologi masyarakat adalah sebagai berikut:15 1) Tahap Pendahuluan Pada tahap ini guru mengemukakan isu atau masalah yang ada di masyarakat. Siswa diharapkan dapat menggali masalah sendiri, namun apabila guru tidak mendapatkan tanggapan dari siswa maka masalah dapat saja dikemukakan oleh guru Guru menfasilitasi siswa untuk lebih mendalami permasalahan. Dalam tahap ini guru melakukan apersepsi berdasarkan kenyataan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pembentukan Konsep Pada tahap pembentukan konsep guru dapat melakukan berbagai metode pembelajaran misalnya demonstrasi, diskusi, bermain peran dan sebagainya. Selama melakukan berbagai aktivitas pada tahap pembentukan konsep siswa 14 15
Ibid, h. 3 Anna Poedjiadi, Op. Cit, h.128
10
diharapkan mengalami perubahan konsep menuju arah yang benar sampai akhirnya konsep yang dimiliki sesuai dengan konsep para ilmuan. Proses pembentukkan konsep dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan kecakapan hidup. Pendekatan kecakapan hidup dapat dilakukan dengan metode penugasan pada siswa atau dinamakan metode proyek. Manfaat melaksanakan metode proyek adalah agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan dirinya bagi kelangsungan hidup. 3) Tahap Aplikasi Konsep Berbekal pemahaman konsep yang benar siswa diharapkan dapat menganalisis isu dan menemukan penyelesaian masalah yang benar. Konsepkonsep yang telah dipahami siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. 4) Tahap Pemantapan Konsep Pada tahap ini, guru melakukan pelurusan terhadap konsep siswa yang keliru. Pemantapan konsep ini penting untuk dilakukan mengingat sangat besar kemungkinan guru tidak menyadari adanya kesalahan konsepsi pada tahap pembelajaran sebelumnya. Pemantapan konsep penting sebab mempengaruhi retensi materi siswa. 5). Tahap Penilaian Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa. e. Kesulitan dan Kendala Yang dihadapi Pembelajaran menggunakan model Science Environment Techlogy and Society (SETS) apabila dirangcang dengan baik, memakan waktu lebih lama bila dibandingkan dengan model-model lain. Bagi guru tidak mudah untuk mencari isu atau masalah pada tahap pendahuluan yang terkait dengan topik yang dibahas atau dikaji, karena hal ini memerlukan adanya wawasan luas dari guru dan melatih tanggap terhadap masalah lingkungan. Guru perlu menguasai materi yang terkait dengan konsep dan proses sains yang dikaji selama pembelajaran.
11
Penyusunan perangkat penilaian memerlukan usaha untuk mempelajari secara khusus, misalnya untuk menilai kreativitas seseorang.16
2. Metode Proyek a. Pengertian Metode proyek telah dikembangkan sejak tahun tujuh puluhan yaitu pada saat dikembagkan Integreated Science Teaching oleh UNESCO. Metode ini melatih seseorang untuk kreatif dalam memilih, merancang dan memanipulasi alat serta bahan hingga terjadi produk yang berkaitan dengan topik atau konsep yang sedang dibahas. Disini tampak keterkaitan yang erat antara sains dan teknologi. Metode proyek mendukung kecakapan hidup yang terdiri atas kecakapan personal, kecakapan social, kecakapan akademik dan kecakapan vokasiaonal. Kecakapan hidup dalam Pendidikan Berbasis Luas, adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.17 Project-based education is an educational activity in which a group of students – a task-oriented group from one or different years and branches of study, working together during a longer period of time, receiving instructions and feedback from a permanent or different instructors and if necessary from a commissioner of a practical organisation - work on an assignment or (practical) problem acquiring knowledge (including insights and meta-cognition), skills and attitudes. Artinya, pembelajaran berbasis projek adalah salah satu aktifitas pendidikan dimana sebuah grup siswa menyesuaikan diri satu sama lain dan saling bekerja sama dalam waktu yang panjang, menerima intruksi dan timbal balik dari pembimbing yang tetap ataupun yang berbeda-beda dan jika diperlukan maka mereka akan bekerja dalam satu tugas atau (praktek) untuk menyelesaikan
16 17
Ibid., h. 137 Anna Poedjiadi, Op. Cit., h. 91-92
12
masalah berdasarkan pengetahuan (termasuk wawasan dan metakognitif), keterampilan dan tingkah laku. 18
b. Penilaian Berbasis Proyek (Project Assesment) Penilaian proyek (project assesmen) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data.19 Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru:20 1) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh dan menulis laporan. 2) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pngembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh siswa. 3) Originalitas atau keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh siswa. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini, rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.21 Dengan demikian pendekatan proyek ini sangan berkesinambungan jika diterapkan dengan model pembelajaran SETS.
18
Veerle Van den Bergh, New Assessment Modes Within Project-Based- Education- The Stakeholders, Studies in Educational Evaluation University of Antwerp Belgium, 2010 h. 3 19 Hosnan Dipl, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 403 20 Ibid, h. 404 21 ibid., h. 404
13
3. Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.22 Utami Munandar menyimpulkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:23 a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau
unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan
kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. b. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai dangan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya. c. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir,
serta
kemampuan
untuk
mengelaborasi
(mengembangkan,
memperkaya, memperinci) suatu gagasan. “Creative thinking is imaginative, generates many possible solutions, divergent and lateral”.
22
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematik Berbasis Pengajuan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: UNESA University Press, 2008), h. 12 23 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua(Cet.III; Jakarta: PT Grasindo 1999), h. 47-50
14
Diartikan bahwa Berpikir keatif itu imajinatif, membutuhkan berbagai macam solusi yang mungkin, berbeda dan bercabang. 24 Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang memiliki perbedaan dengan yang lain serta memiliki keaslian. Seseorang yang memiliki kreativitas adalah orang yang memiliki gagasan-gagasan yang dapat menyelesaikan berbagai masalah. a. Ciri-ciri berpikir kreatif Dalam studi-studi faktor analisis ciri-ciri utama dari kreativitas, Guilford membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas (berfikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), orisinaitas dalam berpikir, dan keterampilan merinci (mengelaborasi). Ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berpikir divergen yaitu sebuah pertanyaan dapat menghasilkan beberapa jawaban. Sedangkan ciri-ciri non-aptitude ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. 25 Ciri-ciri aptitude (kognitif) meliputi : 1) Keterampilan berpikir lancar (Fluency) Sebagaimana definisi Guilford, kelancaran diartikan dengan mengeluarkan pemikiran yang dengan mudah mengalir, baik dalam bentuk kebebasan intelektual, verbal, ataupun yang lainnya. Sedangkan peneliti Helmi Al-Moligi, berpendapat bahwa kelancaran yaitu pemikiran yang mengalir secara luar biasa, sehingga akal kreatif seakan-akan merupakan ledakan pemikiran baru yang bebas26
24
Derrick Brown, Creative Thinking Techniques, IRM Training Pty Ltd ,2007, .h. 4 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 10 26 Nurkhasanah, Pengaruh Model Pembelajaran STM Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Konsep Getaran dan Gelombang, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:2012, h. 21 25
15
Keterampilan berpikir lancar yang dimiliki siswa tercermin dalam perilaku siswa sebagai berikut :27 a) Mengajukan banyak pertanyaan b) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. c) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah. d) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya e) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada siswa-siswa lain. f) Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kekurangan pada suatu obyek atau situasi. 2) Keterampilan berpikir luwes (Flexibility) Maksud dari fleksibilitas atau flexibility adalah memunculkan berbagai pengetahuan dengan amat mudah. Guilford berpendapat bahwa fleksibilitas mencerminkan kemampuan untuk cepat menghasilkan berbagai pemikiran yang berkembang menjadi berbagai pemikiran yang berbeda dan berkaitan dengan suatu sikap tertentu.28 Keterampilan berfikir luwes yang dimilki siswa tercermin dalam perilaku siswa sebagai berikut.29 a) Memberi aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek. b) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah. c) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda. d) Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain. e) Membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok. f) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya. 27
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 193 28 Nurkhasanah, Op. Cit., h. 22 29 Utami Munandar, Op. Cit., h. 193
16
g) Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda. h) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan. 3) Keterampilan berpikir orisinal (Originality) Maksud dari orisinalitas atau originality sesuai dengan interpretasi yang diberikan oleh peneliti Sayyid Khairullah adalah kemampuan untuk menghasilkan beberapa reaksi yang orisinil. Atau diartikan
dengan melakukan sedikit
pengulangan secara statistical. Yakni setiap kali tingkat penyebaran suatu pemikiran menyempit, maka setiap itu pula tingkat orisinalitasnya semakin bertambah.30 Keterampilan orisinal yang dimiliki siswa tercermin dalam perilaku siswa sebagai berikut:31 a) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. b) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. c) Memilih perbedaan dalam menggambar atau membuat desain d) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain. e) Mencari pendekatan yang baru. f) Setelah membaca atau mendengar gagasang-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. g) Lebih senang mensintesis dari pada menganalisa situasi. 4) Keterampilan merinci (Elaborasi) Elaborasi diartikan dengan memodifikasi reaksi yang dilakukan dengan cara menambah beberapa reaksi lainnya. Seperti mengambil suatu pemikiran yang sederhana, kemudian dimodifikasi dan menjadikannya lebih menarik. Atau, menambah perincian atas suatu pemikiran tertentu, dengan syarat perincian perincian ini sesuai dengan pemikiran utamanya.32
30
Nurkhasanah, op. cit., h. 23 Utami Munandar, op. cit., h. 45 32 Nurhasanah,Op. Cit., h.23 31
17
Keterampilan berpikir merinci (mengelaborasi) yang dimiliki siswa tercermin dalam perilaku siswa sebagai berikut:33 a) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci b) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain. c) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh. d) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederana. e) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau orang lain.
4. Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah zat alir yang bergerak.34 Di dalam fluida dinamis, ada beberapa hal yang akan dibahas, yakni persamaan kontinuitas, daya oleh debit fluida dan hukum Bernoulli serta penerapannya. a.
Persamaan Kontinuitas 1) Pengertian Debit Debit adalah besaran yang menyatakan volum fluida yang mengalir
melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu.35 Debit=
Satuan SI untuk volum V adalah sehingga satuan SI untuk debit adalah
atau Q = dan untuk selang waktu t adalah s, / atau
.
Misalkan sejumlah fluida melalui penampang pipa seluas A dan setelah selang waktu t menempuh jarak L. Volum fluida adalah V=AL, sedangkan jarak L=vt, sehingga debit Q dapat kita nyatakan sebagai :
33
Utami Munandar, Op. Cit., h. 193 Gian Coli, Fisika Jilid 1 Edisi Kelima (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 338 35 Marthen Kanginan, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga,2006), h. 136 34
18
Q = =
=
( .)
Q = A.v 2) Persamaan kontinuitas Jika fluida tidak bisa ditekan (ρ tidak berubah terhadap tekanan) maka = .
Gambar 2.1 Kontinuitas persamaan kontinuitas menjadi:36 A
= A
( =
)
keterangan : A A
= Luas penampang pertama ( ) = Luas penampang kedua ( ) = Kecepatan aliran pada penampang pertama (m/s) = Kecepatan aliran pada penampang kedua (m/s)
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan. Persamaan debit konstan:37 Q =Q =Q =⋯= keterangan : Q =Debit pada titik kesatu ( Q =Debit pada titik kedua ( Q =Debit pada titik ketiga ( 36 37
/s) /s) /s)
Gian Coli, Op. Cit. h. 340 Marthen Kanginan, Op. Cit. h. 137
19
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan. Persamaan kontinuitas diatas dapat dirubah ke dalam bentuk: 38 A
= A V A = V A
keterangan : A A
= Luas penampang pertama ( ) = Luas penampang kedua ( ) = Kecepatan aliran pada penampang pertama (m/s) = Kecepatan aliran pada penampang kedua (m/s)
Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan luas penampang yang dilalui. 3) Daya Oleh Debit Fluida Besar daya dari suatu tenaga air terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h didapatkan dari besar energi potensial.39 EP = mgh Daya P yang dibandingkan oleh energi potensial ini adalah
P=
=
P=
=
(
)
ℎ=
, Sebab m = ℎ, Sebab = Q
Daya yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air h dan debit air Q adalah P=
ℎ
Jika air ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efesiensi sistem generator adalah
, maka P=
38 39
Ibid., h. 138 Ibid., h 140
ℎ
20
keterangan : P = Daya (watt) = Efesiensi sistem =Massa Jenis (kg/ ) =Debit Air ( /s) = Gaya gravitasi (m/ ) ℎ = Ketinggian (m)
4) Asas Bernoulli Asas bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.40 Penerapan Asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari:41 a) Dua Perahu Bermotor Berbenturan Asas Bernoulli dapat menjelaskan mengapa dua perahu bermotor bergerak sejajar dan saling berdekatan cenderung saling menarik dan berbenturan. Pada waktu kedua perahu melaju ke depan, air tersalurkan pada daerah yang sempit di antara keduanya. Laju alir air relative besar pada daerah yang sempit ini dibandingkan dengan daerah yang lebar di sisi bagian luar kedua perahu. Sesuai asas Bernoulli, laju alir yang meningkatkan tekanan air di antara kedua perahu dibandingkan dengan tekanan air di sisi bagian luar perahu sehingga mendorong kedua perahu saling mendekati dan akibatnya dapat berbenturan. b) Aliran air yang keluar dari keran Putarlah keran air di rumah anda pada kecepatan penuh. Akan anda amati bahwa aliran air agak menyempit ketika mulai jatuh. Apakah penyebabnya? Aliran udara di B dan C dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di B dan C (bagian tepi aliran air) lebih kecil dari pada kelajuan udara di A (bagian tengah aliran air). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan udara di B dan di C
40 41
lebih besar dari pada tekanan udara di A, sehingga gaya F
Gian Coli, Op. Cit, h. 241 Ibid, h. 143-144
21
mendorong B dan C saling mendekati. Akibatnya, aliran air menyempit di B dan C.
Gambar.2.2 Aliran air pada keran
5) Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energi kinetik persatuan volume ( (
), dan energi potensial persatuan volume
ℎ) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Rumus Hukum Bernoulli: 42 P+ ρV + ρgh= konstan Keterangan : P = Tekanan ( / ) ρ = Massa jenis/ ) V = kecepatan (m/s)
Penerapan Hukum Bernoulli: a) Venturimeter Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran zat cair dalam pipa. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter dilengkapi
42
Marten Kanginan, Op. Cit, h. 153
22
manometer dan venturimeter tanpa dilengkapi manometer.43 Venturimeter dapat dilihat pada gambar 2.3 dan gambar 2.4 sebagai berikut.
Gambar 2.3 Venturimeter dilengkapi Manometer
Gambar 2.4 Venturimeter Tanpa dilengkapi Manometer
b). Tabung Pitot Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung pitot. Gambar 2.5 menunjukkan sebuah tabung pitot.44 Gambar Diagram Penampang Sebuah Tabung pitot dapat dilihat pada gambar 2.5 sebagai berikut.
Gambar 2.5 Diagram Penampang Sebuah Tabung pitot.
c). Penyemprot Parfum Kita sering menggunakan penyemprot parfum. Ketika anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari botol karet termampatkan melalui lubang sempit di atas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga memasuki 43
Bambang Haryadi, Fisika untuk SMA/MA kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009) h. 163 44
Marten Kanginan, Op. Cit, h. 157
23
cairan parfum. Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.45 Penyemprot Parfum dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.6 Penyemprot Parfum
b) Gaya Angkat Pesawat Terbang Dengan memperhatikan cara burung terbang, orang kemudian berusaha menirunya untuk mewujudkan impian manusia terbang tinggi di angkasa. Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar dari pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara, dan ini berartI
bertambah besar, sehingga gaya angkat F − F
makin besar.46 Gaya
Angkat Pesawat Terbang dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut.
Gambar 3.7 Gaya Angkat Pesawat Terbang 45 46
Ibid, h. 159 Ibid, h. 160
−
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan 3
contoh penelitian yang relevan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Evi Setiani (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS) Terhadap Hasil Belajar Siswa. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan SETS terhadap hasil belajar siswa pada konsep elektrokimia. Penelitiannya dilakukan pada siswa XII IPA SMAN 4 Tangerang selatan. Hasil dari penelitiannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan SETS terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 1, 9031 dengan
= 0,05. Sehinga dapat
disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran dengan penerapan pendekatan SETS dan pembelajaran konvensional. 2. Sunarto (2011) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran SALINGTEMAS terhadap hasil belajar Fisika siswa. Penelitiannya
dilaksanakan
di SMP
IT
Al-Qur’aniyah.
Hasil
dari
penelitiannya, t hitung sebesar 2,62 dan t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1,67. Sehingga t hitung lebih besar dari pada t tabel. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran SALINGTEMAS terhadap hasil belajar Fisika siswa. 3. Nurkhasanah (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap kemampuan berfikir kreatif Pada Konsep Getaran dan Gelombang. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran STM terhadap kemampuan
berpikir
kreatif
siswa
pada
konsep
getaran
dan
gelombang.Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 kota Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2011-2012. Hasil dari penelitiannya menunjukkan hasil perhitungan pada tingkat kepercayaan sebesar 0,95 sengan
= 0,05 t hitung
25
lebih besar dari t tabel yakni 5,07> 1,995, sehinnga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh STM terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
C. Kerangka Berpikir 1. Kondisi Awal
Pada kondisi awal, guru belum menerapkan model pembelajaran SETS di kelas, pada kondisi ini kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. 2. Tindakan
Sebelum memberikan tindakan, guru melakukan pretest terlebih dahulu kepada siswa, setelah itu guru memberikan tindakan berupa model pembelajaran SETS berbasis proyek kepada siswa pada konsep fluida dinamis. Setelah memberi tindakan guru memberikan posttest kepada siswa dengan soal yang sama dengan soal pretest 3. Kondisi Akhir
Pada kondisi akhir, model pembelajaran SETS berbasis proyek yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis alternatif (
) : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran Scence Environment Technology and Society (SETS) berbasis proyek terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa pada konsep fluida dinamis. Hipotesis nol (
)
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan penggunaan model pembelajaran Scence Environment Technology and Society (SETS) berbasis
proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep fluida dinamis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Balaraja Kabupaten Tangerang, Pada semester genap, yaitu pada bulan April 2016. B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen (Kuasi Eksperimen). Kuasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen47 Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah ini berbentuk desain Non-Equvialen Control Group Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian tersebut berbentuk seperti pada tabel di bawah ini48: Tabel 3. 1 Non-Equvialen Control Group Design Kelompok
Tes Awal
Perlakuan (X)
Tes Akhir
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan: O1 : Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai, diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). X1 : Pemberian proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran SETS berbasis proyek X2 : Pemberian proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran konvensional O2: Tes yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan kepada kedua kelompok 47 48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, CV, 2013), h.114 Ibid., h.116
26
27
Dari tabel diatas, penelitian ini memiliki dua kelas penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran SETS berbasis proyek dan kelas control menggunakan model pembelajaran konvesional. Kedua kelas tersebut diberikan tes berupa pretest di awal pembelajaran dan posttest di akhir pembelajaran, soal pretest dan posttest sama. C. Variabel penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel Bebas (X) adalah model pembelajaran SETS berbasis proyek, sedangkan variabel Terikat (Y) adalahKemampuan berpikir kreatif siswa D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah Siswa kelas XI MAN Balaraja Kabupaten Tangerang, sedangkan sampel yang digunakan adalah Siswa kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol. E. Teknik Pengambilan Sampel Sampel diambil dengan teknik purposive Sampling yang merupakan pengambilan
sampel
dengan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.49
Pertimbangan pada penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh model pembelajaran SETS terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Karena penelitian ini menekankan pada kemampuan tingkat tinggi siswa maka sampel yang dipilih harus memilki kriteria-kriteria tertentu. F. Teknik Pengambilan Data Pada penelitian ini, data diambil dengan dua metode, yaitu metode tes dan non tes. Metode tes terdiri dari soal pretest dan posttest sedangkan non tes dilakukan dengan cara observasi.
49
Ibid., h. 124
28
G. Instrumen penelitian Instrumen penelitian berisi soal pre-test dan post-test. Soal pretest dan posttest berupa soal uraian sebanyak 16 butir soal, soal yang ditentukan mengacu pada indikator kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu digunakan juga Lembar Observasi, instrumen lembar observasi digunakan untuk penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa. Kisi-kisi Instrumen tes tersaji pada tabel 3.2 di bawah ini: Sub Konsep
Persamaan Kontinuitas dan debit Pada Kehidupan Sehari-hari Asas Bernoulli
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen tes Aspek Kemampuan Berpikir berpikir Berikir Lancar luwes Original 1*
Berpikir Merinci
2 3 4* 5* 6* 7 8* 9
Penerapan Asas Bernoulli
10* 11* 12 13 14 15*
Jumlah Butir Soal
5
3
3
Keterangan:* Soal yang valid Soal dan jawaban instrumen dapat dilihat pada lampiran B1.
16* 5
29
Kisi-kisi Instrumen non tes tersaji pada Tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes Indikator Aktivitas Siswa Pernyataan
No 1
Berpikir Lancar
3
2
Berpikir Luwes
3
3
Berpikir Original
3
4
Berpikir Merinci
3
Sebelum instrumen penelitian digunakan,
instumen
diuji
cobakan,
Untuk instrumen tes, uji coba yang dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji kesukaran dan uji daya pembeda, sedangkan untuk instrumen non tes uji coba test uji coba yang dilakukan adalah dengan pertimbangan ahli. Pertimbangan ini berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan dengan butir-butir pernyataan dalam lembar observasi siswa. A. Uji Coba Instrumen tes 1. Validitas Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Dengan kata lain, untuk melihat apakah tes tersebut valid (sahih), kita harus membandingkan skor peserta didik yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku.50 Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson51 Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:52 =
50
∑ { ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
(∑ ) }
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 247 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 85 52 Ibid, h. 87 51
30
keterangan: = koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y = skor tiap butir soal Y
= skor total tiap butir soal
= jumlah siswa Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun
karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi disajikan pada Tabel 3.4 berikut:53 Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen Rentan
Kriteria Validitas
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200
sangat rendah
Pengolahan hasil uji validitas instrumen tes menghasilkan data 9 soal valid dan 7 soal tidak valid. Soal valid yaitu pada nomor butir soal 1, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 15, dan 16, sedangkan soal yang tidak valid terdapat pada nomor butir soal 2, 3, 7, 9, 12, 13, dan 14. Pengolahan hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B2.a 2. Reliabilitas Reabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dikatakan
53
ibid, h.89
31
reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.54 Rumus untuk mengukur reliabilitas : Dikarenakan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian, maka rumus yang digunakan adalah rumus Alpha, sebagai berikut:55 =
( − 1)
1−
∑
keterangan : = reliabilitas yang dicari ∑
= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
n
= banyaknya butir soal
Adapun kriteria acuan untuk realibitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Rentang
Kriteria Reliabilitas
0,00-0,19
Kecil
0,20-0,39
Rendah
0,40-0,59
Sedang
0,60-0,79
Tinggi
0,80-1,00
Sangat Tinggi
Hasil pengolahan hasil uji reabilitas instrumen tes mendapatkan hasil 0,74. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut reabel dan termasuk dalam kategori “tinggi”. Pengolahan hasil uji reabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B2.b
54 55
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) h.258 Suharsimi arikunto, Op.cit., h. 122
32
3. Tingkat Kesukaran Perhitungan tingat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kkesukaran suat soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proposional), maka dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.56 Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Cara menghitung taraf kesukaran suatu soal adalah sebagai berikut: 57 Ρ= keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran 0,00 – 0,30
Kriteria Tingkat Kesukaran Sukar
0,30 – 0,70
Sedang
0,70 – 1,00
Mudah
Pengolahan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes menghasilkan data rekapitulasi tingkat kesukaran soal yaitu 2 butir soal sangat mudah, 1 butir soal mudah, 10 butir soal sedang dan 3 butir soal sukar. Soal sangat mudah terdapat 56 57
Zaenal Arifin,Op Cit,h.266 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 223
33
pada nomor butir soal 2 dan 3, soal mudah terdapat pada nomor butir soal 10, soal sedang terdapat pada nomor butir soal 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 15 dan 16, soal sukar terdapat pada nomor butir soal 8, 9, dan 14. Pengolahan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B2.c 4. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah mengusai kompetensi dengan siswa yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu suatu butir soal tersebut membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal:58 =
−
=
−
keterangan: D = daya Pembeda = jumlah peserta tes = banyak peserta kelompok atas = banyak peserta kelompok bawah = banyaknya peserts kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar =banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
58
Ibid, h. 225
34
Adapun kriteria acuan untuk daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut: Tabel 3. 7 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
Negatif
Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20
Jelek (poor)
0,20 – 0,40
Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70
Baik (good)
0,70 – 1,00
Baik sekali (excellent)
Pengolahan hasil uji daya pembeda instrumen tes menghasilkan data rekapitulasi daya pembeda yaitu soal yang memiliki kriteria sangat buruk sebanyak 2 soal, jelek sebanyak 2 soal, cukup sebanyak 7 soal, baik sebanyak 4 soal dan baik sekali sebanyak 1 soal. Soal yang memiliki kriteria buruk terdapat pada nomor butir soal 9 dan 13, Soal yang memiliki kriteria jelek terdapat pada nomor butir soal 2 dan 4, soal yang memiliki kriteria cukup terdapat pada nomor butir soal 1, 5, 6, 7, 8, 10 dan 11, soal yang memiliki kriteria baik terdapat pada nomor butir soal 3, 14, 15 dan 16, soal yang memiliki kriteria baik sekali terdapat pada nomor butir soal 12. Pengolahan hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B2.d.
35
2. Uji coba Instrumen non tes Uji coba Instrumen non tes menggunakan uji validitas ahli yang tersaji pada tabel 3.8 di bawah ini. Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Nontes Kriteria Aspek yang Diuji No Baik Cukup Kurang 1 Pengembangan indikator dari setiap tahap pembelajaran 2 Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh indikator yang dikembangkan 3 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator 4 Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator 5 Kejelasan dan keefektifan bahan yang digunakan Saran ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
H. Teknik Analisis Data Analisis data pada penilitian ini menggunakan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t.
A. Uji Pra syarat: 1). Uji normalitas Sebelum pegujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pegujian normalitas data. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan kertas peluang dan Chi Kuadrat.59
59
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, CV, 2013) h.241
36
Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Chi – Kuadrat, yaitu:
=
(
)
Keterangan : = Frekuensi Observasi = Frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut. Jika
≤
,
maka distribusi data dinyatakan normal.
b) Jika
≥
,
maka distribusi data dinyatakan tidak normal.
a)
2). Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan uji Fisher (Uji F), yaitu:60 F== Keterangan: = Uji Fisher
= Varian data terbesar
= Varian data terkecil
Kriteria penguji uji F adalah sebagai berikut : a)
Jika
≤
homogen.
60
Sudjana.Op. cit., h. 269
,
maka H diterima yang berarti varians kedua populasi
37
≥
b) Jika
,
maka H diterima yang berarti varians kedua populasi
tidak homogen. B. Pengujian Hipotesis Setelah uji prasyarat analisis data statistik dilakukan. maka dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajar Science Environment Technology and Society (SETS) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. a. Untuk data berdistribusi normal dan homogen Jika data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Uji yang digunakan yaitu uji-t. sebagai berikut:61
t=
− 1
+
1
=
(
− 1)
+ ( − 1) + − 2)
keterangan : = Rata-rata skor kelompok eksperimen = Rata-rata skor kelompok control s
= Varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) = Varians kelompok eksperimen
= Varians kelompok kontrol
=
Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
= Jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut: H diterima jika t H ditolak jika t
61
ibid, h. 239
t
38
b. Untuk data berdistribusi normal dan heterogen Jika data dinyatakan berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t’ sebagai berikut:62 =
− +
keterangan : = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol = Jumlah sampel kelas = Jumlah sampel kelas = Varian kelas eksperimen = Varian kelas kontrol
Kriteria pengujian uji
:
b. Jika t
, maka
diterima
ditolak
c. jika t
˃ t
, maka
diterima
ditolak
c. Untuk data tidak normal dan tidak homogen Jika data dinyatakan berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji non parametrik berupa uji Mann-Withney. sebagai berikut:63 .
Pertama U = Kedua U =
62
.
(
+ +
(
) )
-
-
ibid, h. 241 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h.274. 63
39
Nilai U ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari kedua rumus tersebut. Untuk memeriksa kebenaran hasil ini, dapat dicek dengan rumus :
=
.
-
. Kriteria pengujian uji U: a. Jika U
, maka
diterima
ditolak
b. Jika U ≤
, maka
diterima
ditolak
C. Uji Normal Gain N-Gain (Normalized Gain) digunakan untuk mengetahui peningkatan masing-masing aspek kognitif siswa. Nilai N-Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:64 −
=
− −
dengan kategorisasi perolehan: g-tinggi
: nilai g > 0,70
g-sedang
: nilai 0,70 < g > 0,30
g-rendah
: nilai g < 0,30
D. Teknik Analisis Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa pada saat proses pembejaran yang berlangsung. Tahapan analisisnya sebagai berikut: a. Menjumlahkan indikator yang teramati b. Menghitung presentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kelompok, dengan menggunakan rumus: Persentase =
64
X 100%
Piet A Suhertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h 31.
40
Adapun Kriteria Penilaian observasi terdapat pada tabel 3.9 Berikut: Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Persentase
Kriteria
81%-100%
Baik Sekali
61%-80%
Baik
41%-60%
Cukup
21%-40%
Kurang
0%-20$
Sangat Kurang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Tangerang pada kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 30 siswa demikian pula kelas kontrol terdiri dari 30 siswa. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) berbasis proyek. Kelas kontrol diberi perlakuan berupa model pembelajaran biasa (konvensional). Adapun konsep yang digunakan adalah Fluida Dinamis. Peelitian dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Berikut ini disajikan data hasil penelitian tes kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep fluida dinamis. 1. Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Data hasil pretest kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan data yang diambil pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) berbasis proyek dan kelas kontrol sebelum pembelajaran dengan metode konvensional. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang disajikan pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelas Eksperimen (XI IPA 1)
Kontrol (XI IPA 2)
Banyak Data
30
30
Nilai Terendah
4
4
Nilai Tertinggi
22
30
Median
8,50
7,66
Modus
6,80
6,50
Standar Deviasi
5,04
6,50
Rata-rata
9,93
10,50
41
42
Tabel 4.1 di atas memperlihatkan bahwa kedua kelas memiliki nilai terendah yang sama yaitu masing-masing bernilai 4. Nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 22 sedangkan kelas kontrol adalah 30. Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas eksperimen 8,50 sementara kelas kontrol sebesar 7,66. Adapun nilai yang sering muncul atau modus kelas eksperimen yaitu 6,80 sedangkan modus di kelas kontrol yaitu 6,50. Standar deviasi kelas eksperimen adalah 5,04, sedangkan di kelas kontrol adalah 6,50. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 9,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 10,50. 2. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Data nilai posttest kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan data yang diambil setelah pelaksanaan pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran
SETS
berbasis
proyek,
sedangkan
kelas
kontrol
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan perhitunganperhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelas Eksperimen (XI IPA 1)
Kontrol (XI IPA 2)
Banyak Data
30
30
Nilai Terendah
18
30
Nilai Tertinggi
81
70
Median
61,95
52,05
Modus
62,23
54,70
Standar Deviasi
15,09
9,13
Rata-rata
63,2
50,96
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 18, sementara kelas kontrol yaitu sebesar 30. Untuk nilai tertinggi diperoleh nilai 81 oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai 70. Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas eksperimen sebesar 61,95, sementara kelas kontrol sebesar 52,05. Nilai yang sering muncul atau modus di kelas eksperimen yaitu sebesar 62,23 sedangkan modus pada kelas
43
kontrol yaitu 54,70. Kemudian standar deviasi kelas eksperimen adalah 15,09, sedangkan di kelas kontrol adalah 9,13. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 63,2 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 50,96. 3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Secara ringkas hasil data pretest dan posttest untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol, tersaji pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest & Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pemusatan dan Penyebaran Data Banyaknya Data
Kelas Eksperimen (XI IPA 1) Pretest Posttest 30 30
Kelas Kontrol (XI IPA 2) Pretest Posttest 30 30
Nilai terendah
4
18
4
30
Nilai Tertinggi
22
81
30
70
Median
8,50
61,95
7,66
52,05
Modus
6,80
62,23
6,22
54,70
Standar Deviasi
5,04
15,09
6,50
9,13
Rata-rata
9,93
63,2
10,50
50,96
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa nilai terendah pada kelas eksperimen dan kotrol sama yaitu bernilai 4, sedangkan saat posttest nilai terendah kelas eksperimen dan kontrol berbeda. Nilai terendah kelas eksperimen pada saat posttest adalah 18. Sedangkan nilai terendah kelas kontrol pada saat posttest adalah 30. Adapun median atau nilai tengah pada kelas eksperimen pada saat pretest adalah 8,50 dan saat posttest 61,95. Nilai median atau nilai tengah pada kelas kontrol saat pretest adalah 7,66 dan pada saat posttest adalah 52,05. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen pada saat pretest yaitu 9,93 dan pada saat posttest sebesar 63,37, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada saat pretest yaitu sebesar 10,50 dan pada saat posttest mencapai 50,96. Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa ketika pretest kelas kontrol memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Namun, ketika posttest
44
nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 53,37 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 40,46. Artinya, peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol. B. Analisis Data Data penelitian hasil pretest dan posttest selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji prasyarat dan uji hipotesis. Tujuan dari analisis data ini adalah agar data yang diperoleh lebih representatif dalam menggambarkan keadaan hasil penelitian yang sebenarnya. Analisis data kemampuan berpikir kreatif
siswa dan uji hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diukur dalam penelitian ini, menggunakan empat indikator kemampuan berpikir kreatif siswa menurut Guilford, yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original, dan berpikir merinci. Keempat indikator tersebut diwakili oleh 9 butir soal yang telah dipilih dari hasil uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Persentase data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol per butir soal terdapat pada Tabel 4.4 dan 4.5.
45
Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Perbutir soal Kelas Eksperimen No
1
2
3
4
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berpikir
Nomor Soal
1
Pretest Persentase Persentase (%) Perindikator (%) 22,22 12,60
Posttest Persentase Persentase (%) Perindikator (%) 91,11 73,33
Lancar
5
3
Berpikir
4
1
Luwes
6
4,44
40
8
0
64,44
Berpikir
2
22,22
Original
3
18,88
Berpikir
7
0
Merinci
9
0
Rata-rata
55,55 1,81
20,54
68,88
47,77
57,77
57,21
66,66 0
62
58,5
55 8,7
61,7
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa pada saat pretest kemampuan berpikir lancar siswa yang terdapat pada nomor butir soal 1 memiliki persentase sebesar 22,22%, pada nomor butir soal 5 memiliki persentase sebesar 3% sehingga persentase kemampuan berpikir lancar siswa kelas eksperimen pada saat pretest sebesar 12,60%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir lancar siswa kelas eksperimen pada nomor butir soal 1 sebesar 91,11%, pada nomor butir soal 5 sebesar 55,5% sehingga kemampuan berpikir lancar siswa kelas eksperimen pada saat posttest adalah sebesar 73,33% kemampuan berpikir luwes siswa kelas eksperimen pada saat pretest yang terdapat pada nomor butir soal 4 memiliki persentase sebesar 1%, pada nomor butir soal 5 memiliki persentase sebesar 4,44%, pada nomor butir soal 8 memiliki persentase sebesar 0%, sehingga persentase kemampuan berpikir luwes siswa kelas eksperimen pada saat pretest sebesar 1,81%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir luwes siswa kelas eksperimen pada nomor butir soal 4 sebesar 68,88%, pada nomor butir soal 6 sebesar 40% dan pada nomor butir soal 8 persentasenya sebesar 64,44% sehingga persentase kemampuan berpikir luwes siswa kelas eksperimen pada saat posstest sebesar 57,77%
46
Pada saat pretest kemampuan berpikir original siswa yang terdapat pada nomor butir soal 2 memiliki persentase sebesar 22,22%, pada nomor butir soal 3 memiliki persentase sebesar 18,88 % sehingga persentase kemampuan berpikir original siswa kelas eksperimen pada saat pretest sebesar 20,54%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir original siswa kelas eksperimen pada nomor butir soal 2 sebesar 47,77%, pada nomor butir soal 3 sebesar 66,6 % sehingga kemampuan berpikir original siswa kelas eksperimen pada saat posttest adalah sebesar 57,21%. Pada saat pretest kemampuan berpikir merinci siswa yang terdapat pada nomor butir soal 7 memiliki persentase sebesar 0%, pada nomor butir soal 9 memiliki persentase sebesar 0% sehingga persentase kemampuan berpikir merinci siswa kelas eksperimen pada saat pretest sebesar 0%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir merinci siswa kelas eksperimen pada nomor butir soal 7 sebesar 62,2%, pada nomor butir soal 9 sebesar 55% sehingga kemampuan berpikir merinci siswa kelas eksperimen pada saat posttest adalah sebesar 58,5%. Dari data tersebut didapatkan nilai rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen pada saat pretest adalah sebesar 8,7% dan pada saat posttest adalah sebesar 61,7%. Tabel 4.5 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Perbutir Soal Kelas Kontrol No
1
2
3
4
Indikator Kemampua n Berpikir Kreatif Siswa Berpikir Lancar Berpikir Luwes
Berpikir Original Berpikir Merinci
Nomor Soal
Pretest
Posttest
Persentase (%)
Persentase Perindikator (%)
Persentase (%)
Persentase Perindikator (%)
1
16,66
10,55
81,11
58,33
5
4,44
4
2,22
6 8 2
6,66 6,66 27,77
3
27,77
7
0
9
0
Rata-rata
35,55 5,81
25,55
41,11
27,77
22,22 75,55 40
41,11
42,22 0
60
57,44
56,88 11
50
47
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa kemampuan berpikir lancar siswa kelas kontrol pada saat pretest yang terdapat pada nomor butir soal 1 memiliki persentase sebesar 16,66%, pada nomor butir soal 5 memiliki persentase sebesar 4,44 % sehingga persentase kemampuan berpikir lancar siswa kelas kontrol pada saat pretest sebesar 10,55%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir lancar siswa kelas kontrol pada nomor butir soal 1 sebesar 81,11%, pada nomor butir soal 5 sebesar 35,55 % sehingga kemampuan berpikir lancar siswa kelas kontrol pada saat posttest adalah sebesar 58,33% Kemampuan berpikir luwes siswa kelas kontrol pada saat pretest yang terdapat pada nomor butir soal 4 memiliki persentase sebesar 2,22%, pada nomor butir soal 5 memiliki persentase sebesar 4,44%, pada nomor butir soal 8 memiliki persentase sebesar 0%, sehingga persentase kemampuan berpikir luwes siswa kelas kontrol pada saat pretest sebesar 1,81%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir luwes siswa kelas kontrol pada nomor butir soal 4 sebesar 68,88%, pada nomor butir soal 6 sebesar 40%, pada nomor butir soal 8 persentasenya sebesar 64,44% sehingga persentase kemampuan berpikir luwes siswa kelas kontrol pada saat posstest sebesar 57,77% Pada saat pretest kemampuan berpikir original siswa yang terdapat pada nomor butir soal 2 memiliki persentase sebesar 27,77%, pada nomor butir soal 3 memiliki persentase sebesar27,77% sehingga persentase kemampuan berpikir original siswa kelas kontrol pada saat pretest sebesar 27,77%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir original siswa kelas kontrol pada nomor butir soal 2 sebesar 40% dan pada nomor butir soal 3 sebesar 42,22 % sehingga kemampuan berpikir original siswa kelas kontrol pada saat posttest adalah sebesar 41,11%. pada saat pretest kemampuan berpikir merinci siswa yang terdapat pada nomor butir soal 7 memiliki persentase sebesar 0, pada nomor butir soal 9 memiliki persentase sebesar 0% sehingga persentase kemampuan berpikir merinci siswa kelas kontrol pada saat pretest sebesar 0%, sedangkan pada saat posttest persentase kemampuan berpikir merinci siswa kelas eksperimen pada nomor butir soal 7 sebesar 60%, pada nomor butir soal 9 sebesar 58,88% sehingga
48
kemampuan berpikir merinci siswa kelas kontrol pada saat posttest adalah sebesar 57,44%. Dari data tersebut didapatkan nilai rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol pada saat pretest adalah sebesar 11% dan pada saat posttest adalah sebedsar 50 %. a. Hasil Analisis Uji Prasyarat Analisis uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut penjelasan dari masing-masing uji prasyarat tersebut. 1). Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Uji normalitas dilakukan terhadap data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas ini menggunakan uji SPSS kai kuadrat (chi square test). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria χ2 sedangkan jika memenuhi kriteria χ2
hitung
> χ2
tabel
hitung
< χ2
tabel,
maka data dari populasi
berdistribusi tidak normal dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai-Kuadrat Pretest Statistik A Symp.sig (2-tailed) Taraf signifikan (α) Keputusan
Posttest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
0,007
0,00
0,013
0,123
Terdistribusi tidak normal
Terdistribusi normal
0,05
Terdistribusi tidak normal
Terdistribusi tidak normal
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi pada pretest di semua kelas lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi 0,05, dan nilai signifikansi posttest di kelas eksperimen juga lebih kecil dibandingkan dengan χ2 tabel sedangkan nilai signifikansi posttest pada kelas kontrol lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa berdistribusi normal pada saat posttest kelas
49
kontrol, dan kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berdistribusi normal pada saat pretest baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol serta pada posttest kelas eksperimen. 2). Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Uji homogenitas dilakukan terhadap data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun uji homogenitas yang digunakan adalah rumus uji Fisher. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian homogenitas yaitu jika Fhitung Ftabel, maka kelas tersebut dinyatakan homogen, sedangkan jika Fhitung Ftabel, maka kelas tersebut dinyatakan tidak homogen. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Fisher Statistik Nilai Varian Nilai F hitung Nilai F tabel Keputusan
Pretest Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 5,04
Posttest Kelas Kelas Eksperimen Kontrol
6.50
15.09
1,66
9.13 2,70
1,84 Data homogen
Data tidak homogen
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa nilai Fhitung data pada saat pretest lebih kecil dibandingkan nilai Ftabel, dengan nilai Ftabel diambil dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat pretest memiliki populasi yang homogen. Namun, pada saat posttest, nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat posttest memiliki populasi yang tidak homogen.
50
b. Analisis Uji Hipotesis Berdasarkan uji pra syarat statistik, diperoleh bahwa kedua data tidak normal dan tidak homogen. Sehingga, pengujian hipotesis dapat digunakan dengan menggunakan uji Non Parametrik, yaitu uji Mann-Whihney. Keputusan diambil berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney jika Ƞ ≤ Ƞ , maka dinyatakan bahwa H diterima, sedangkan jika Ƞ
Ƞ , maka dinyatakan bahwa H ditolak.
Data hasil uji Mann Whitney terdapat pada tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik A Symp-sig (2-tailed)
Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 0,79
Taraf Signifikan ( ) Keputusan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 0,00 0,05
diterima
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa nilai signifikansi pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,79 dan 0,00. Nilai signifikansi pretest sebesar 0,79 lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat pretest. Sedangkan nilai signifikansi posttest pada kelas eksprimen dan kontrol sebesar 0,00 jauh lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat posttest. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SETS berbasis proyek berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. 2.
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa didapatkan dari hasil uji
N-Gain. Distribusi data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan uji N-Gain dalam setiap indikator kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada tabel 4.6.
51
Tabel 4.6 Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Indikator
Kelas Eksperimen
Kelas
Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir
kontrol Pre
Post
N-
test
test
Gain
12,6
73,33
0.70
(%)
70
Kategori
Sedang
Lancar
Pre
Postt
N-
(%)
Kategori
test
test
Gain
10,5
58,33
0,53
53
Sedang
5
Berpikir
1,81
57,77
0.57
57
Sedang
5,81
41,11
0,38
38
Sedang
Berpikir
20,5
57,21
0,46
46
Sedang
0
57,44
0,18
18
Rendah
Original
4
Berpikir
8,7
61,7
0,58
58
Sedang
11
50
0,57
57
Sedang
Luwes
Merinci
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa berdasarkan hasil uji N-Gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap indikator mengalami peningkatan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Meskipun kedua kelas mengalami peningkatan kemampuan berpikir kreatif, namun pada setiap indikator kelas eksperimen memiliki nilai N-Gain yang lebh besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada indikator berpikir lancar, nilai N-Gain kelas eksperimen adalah sebesar 0,70 masuk pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gainnya adalah 0,53 masuk pada kategori sedang. Kemudian, pada indikator berpikir luwes nilai N-Gain pada kelas eksperimen adalah sebesar 0,57 masuk pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gainnya adalah sebesar 0,38 masuk pada kategori sedang. Pada indikator berpikir original, kelas eksperimen memiliki
nilai N-Gain sebesar 0,46 masuk pada kategori
sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gainnya adalah sebesar 0,18 masuk pada kategori rendah. Pada indikator berpikir merinci, nilai N-Gain pada kelas eksperimen adalah sebesar 0,58 masuk pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 0,57 masuk pada kategori sedang.
52
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap indikator
Nilai N-Gain
berdasarkan uji N-Gain terlihat pada grafik berikut. 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
0.7 0.53
0.58 0.57
0.57 0.46 0.38 0.18
Berpikir Lancar
Berpikir Luwes
Berpikir Original
Berpikir Merinci
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.1. Grafik Nilai Uji N-Gain Pada Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada masing-masing indikator pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan denga kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran SETS berbasis proyek lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.yang hanya diberikan model pembelajaran konvensional.
3. Data Lembar Observasi Aktivitas siswa Hasil observasi direkapitulasi dan dijumlahkan skor dari observer untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa No 1 2 3 4
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir Lancar Berpikir Luwes Berpikir Original Berpikir Merinci
Persentase 73.3% 75% 69.16% 74%
Kesimpulan Baik Baik Baik Baik
53
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat terlihat bahwa pada saat aktivitas belajar siswa berlangsung, kemampuan berpikir lancar siswa memperoleh persentase sebesar 78.3% (baik). Artinya, dalam proses pembelajaran siswa memiliki kemampuan berpikir lancar yang baik. Selanjutnya, dalam kemampuan berpikir luwes memperoleh persentase sebesar 75% (baik). Hal ini menunjukan bahwa kemampuan berpikir luwes siswa pada kategori baik pada saat mengerjakan soal yang disajikan. Kemudian dalam kemampuan berpikir original memperoleh persentase sebesar 69.16% (Baik), artinya siswa mampu berpikir original, dan untuk indikator yang terakhir yaitu kemampuan berpikir merinci memperoleh 74% (baik). Artinya siswa mampu menjawab soal secara merinci dengan baik. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil data yang diperoleh, pada data pretest, kedua data tersebut tidak berbeda nyata yaitu nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 9,93 sedangkan
rata-rata
kelas
kontrol
yaitu
sebesar
10,50.
Hasil
pretest
meggambarkan bahwa kedua kelas eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Hal ini sesuai dengan nilai ulangan harian Fisika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada data posttest, kedua kelas penelitian sama-sama mengalami peningkatan. Akan tetapi nilai posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 63,2 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 50,96. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Science Enviroment Techology and Society (SETS) berbasis proyek, sedangkan kelas kontrol hanya diterapkan model pembelajaran konvensionl. Dengan diterapkannya model pembelajaran SETS berbasis proyek, Siswa pada kelas eksperimen, memiliki kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Menurut hasjuniati, sains teknologi lingkungan dan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep, keterampilan proses, kreativitas dan sikap menghargai produk teknologi serta
54
bertanggung jawab atas masalah yang muncul. Model sains teknologi ligkungan dan masyarakat merupakan inovasi yang berorientasi bahwa sains sebagai bidang ilmu yang tidak terpisahkan dan realitas kehidupan masyarakat sehari-hari dan melibatkan siswa secara aktif.65 Selain itu menurut Abbas, Model pembelajaran STM yang dikembangkan menjadi SETS efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam diri siswa serta penerapannya di lapangan. Konsep SETS juga mampu mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam menemukan jawaban atau pemahamannya sendiri terhadap pengaruh dari suatu teknologi.66 Pada kelas kontrol tidak diberikan penerapan model pembelajaran yang mengharuskannya
memecahkan
masalah di lingkungan dan
masyarakat
berdasarkan ilmu sains dan teknologi. Hal tersebut membuat kemampuan berpikir kreatif siswa kurang terbangun. Berdasarkan data yang diperoleh, setiap masing-masing indikator kemampuan berpikir siswa mengalami peningkatan, namun peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa masing-masing indikator pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. pada indikator berpikir lancar nilai N-Gain kelas eksperimen adalah sebesar 0,70 masuk pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gainnya adalah 0,53. Berdasarkan data tersebut, kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan berpikir lancar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Keadaan ini menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran SETS berbasis proyek memiliki kemampuan berpikir lancar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sebagaimana devinisi Guilford, kelancaran diartikan dengan mengeluarkan pemikiran yang dengan mudah mengalir, baik dalam bentuk kebebasan intelektual, verbal, ataupun yang lainnya. Sedangkan peneliti Helmi Al-Moligi, berpendapat bahwa kelancaran yaitu 65
Hasjunianti Penerapan Pendekatan STM Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Energi dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN 024 Salukaili, Jurnal Kreatif Tadulako, Vol. 3 66 Abas, Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012, h. 2
55
pemikiran yang mengalir secara luar biasa, sehingga akal kreatif seakan-akan merupakan ledakan pemikiran baru yang bebas67. Pada model pembelajaran SETS berbasis proyek, siswa diberikan masalah-masalah terkait keadaan yang ada di lingkungan masyarakat sekitar kemudian diarahkan untuk berpikir dan mencari solusi dari masalah-masalah tersebut, sehingga secara langsung siswa dilatih untuk berpikir secara mengalir dan terus menerus. Pada indikator kemampuan berpikir kreatif kedua yaitu berpikir luwes nilai N-Gain pada kelas eksperimen adalah sebesar 0,57 masuk pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gainnya adalah sebesar 0,38 masuk pada kategori sedang. Hal ini juga menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan berpikir
luwes yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Fleksibilitas adalah memunculkan berbagai pengetahuan dengan amat mudah. Guilford berpendapat bahwa fleksibilitas mencerminkan kemampuan untuk cepat menghasilkan berbagai pemikiran yang berkembang menjadi berbagai pemikiran yang berbeda dan berkaitan dengan suatu sikap tertentu. Pada penerapan model pembelajaran SETS berbasis proyek, siswa diarahkan untuk mencari solusi dari berbagai masalah yang ada di lingkungan dan masyarakat sekitar secara bebas. Pada prosesnya siswa dapat mencari solusi yang berbeda-beda sesuai dengan pemikiran yang dimiliki, sehingga siswa dilatih untuk memikirkan solusi yang berbeda-beda untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Pada indikator berpikir kreatif ketiga, yaitu kemampuan berpikir original kelas eksperimen memiliki
nilai N-Gain sebesar 0,46 masuk pada kategori
sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gainnya adalah sebesar 0,18 masuk pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan berpikir original yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sesuai dengan interpretasi yang diberikan oleh peneliti Sayyid Khairullah, kemampuan berpikir original adalah kemampuan untuk menghasilkan beberapa reaksi yang orisinil artinya menghasilkan sesuatu yang baru. Pada 67
Nurkhasanah, Pengaruh Model Pembelajaran STM Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Konsep Getaran dan Gelombang , Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:2012, h. 21
56
model pembelajaran SETS, terdapat tahapan aplikasi yaitu siswa menerapkan satu cara/langkah untuk memecahkan masalah yang sudah dipikirkan solusinya. Tahapan ini didukung dengan penugasan siswa berupa proyek pembuatan alat sederhana yang dapat mengatasi masalah yang ada. Pada tahapan ini, siswa didorong untuk membuat atau menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan hasil pemikirannya diwujudkan dengan proyek yang telah dibuat sehingga melalui hal tersebut kemampuan berpikir original siswa dapat meningkat. Pada indikator kemampuan berpikir siswa yang keempat, yaitu kemampuan berpikir merinci nilai N-Gain pada kelas eksperimen adalah sebesar 0,58 masuk pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 0,57 masuk pada kategori sedang. Data ini menunjukkan kemampuan berpikir merinci siswa pada kelas eksperimen sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berpikir merinci atau disebut dengan elaborasi diartikan dengan memodifikasi seperti mengambil suatu pemikiran yang sederhana, kemudian dimodifikasi dan menjadikannya lebih menarik. Atau, menambah perincian atas suatu pemikiran tertentu, dengan syarat perincian perincian ini sesuai dengan pemikiran utamanya. Pada kelas eksperimen siswa diarahkan untuk memecahkan masalah kemudian menghubungkannya dengan konsep fisika fluida dinamis. Hal ini tentunya memerlukan pemikiran yang mendalam karena konsep fisika lebih aplikatif. Pemecahan masalah juga bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh siswa sehingga siswa dituntut untuk memperlajari konsep lebih mendalam. Hal inilah yang membuat siswa pada kelas eksperimen memiliki peningkatan kemampuan berpikir merinci yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji N-Gain Pada kelas eksperimen, Persentase peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang paling besar adalah pada indikator berpikir lancar yaitu sebesar 70 %, sedangkan yang paling kecil adalah pada indikator berpikir original yaitu sebesar 46%. Kemampuan berpikir lancar jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan berpikir original dikarenakan di awal pembelajaran siswa distimulus dengan diajukannya beberapa pertanyaan oleh peneliti sehingga siswa didorong untuk menemukan gagasan-gagasannya
57
sendiri, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan utami munandar bahwa berpikir divergen dapat pula dirangsang dengan mengajukan pertanyaan yang mendorong ungkapan pikiran dan perasaan yang berakhir terbuka (open minded thought and feelings)68, sedangkan kemampuan berpikir original lebih rendah dikarenakan kemampuan ini merupakan pemikiran siswa yang menunjukkan ketidak laziman dibandingkan dengan pemikiran pada umumnya sehingga siswa seringkali sulit untuk menyampaikan ide orisinil nyang dimilikinya, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan utami munandar pada bukunya bahwa ungkapan kreatif melibatkan risiko pribadi, sering seseorang mundur dari pernyataan pikiran atau pendapat agar mereka diterima.69 Pada kelas kontrol, Persentase peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang paling besar adalah pada indikator berpikir merinci yaitu sebesar 57%, sedangkan yang paling kecil adalah pada indikator berpikir original yaitu sebesar 18%. Kemampuan berpikir merinci pada kelas kontrol jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan berpikir original dikarenakan siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional terbiasa mengerjakan soal-soal yang rumit namun siswa tidak didorong untuk memikirkan pemecahkan masalah terkait fluida dinamis dan menemukan solusi yang baru dan bersifat original terkait masalah tersebut sehingga kemampuan berpikir siswa secara original lebih rendah dibanding kemampuan berpikir siswa secara rinci. Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif siswa juga didukung dengan hasil uji statistik Mann-Whitney. Dari uji Mann-Whitney diperoleh Asymp-sig nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar 0,00 dengan taraf signifikan 0,05. Artinya Asymp-sig < taraf signifikan sehingga,
ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Karena nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SETS berbasis proyek berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
68
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 195 69 Ibid., h. 220
58
kreatif siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Evi Setiani, yang berjudul Pengaruh Pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS) Terhadap Hasil Belajar Siswa dengan kontribusi sebesar 1, 9031 dengan = 0,05. Sehinga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran dengan penerapan pendekatan SETS dan pembelajaran konvensional. Hasil observasi aktivitas siswa juga memberikan pemahaman bahwa model pembelajaran SETS berbasis proyek mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil perolehan indikator lembar observasi aktivitas siswa yang berada pada kategori baik. Yaitu, kemampuan berpikir lancar siswa memperoleh persentase sebesar 74% (baik). Artinya, dalam proses pembelajaran siswa memiliki kemampuan berpikir lancar yang baik. Selanjutnya, dalam kemampuan berpikir luwes memperoleh persentase sebesar 70% (baik). Hal ini menunjukan bahwa kemampuan berpikir luwes siswa pada kategori baik pada saat mengerjakan soal yang disajikan. Kemudian dalam kemampuan berpikir original memperoleh persentase sebesar 66% (baik), artinya siswa mampu berpikir original dengan baik. Dan untuk indikator yang terakhir yaitu kemampuan berpikir merinci memperoleh 72% (baik). Artinya siswa mampu menjawab soal secara merinci dengan baik. Berdasarkan penjelasan di atas, secara umum model pembelajaran SETS berbasis proyek berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Melalui model pembelajaran SETS berbasis proyek, kemampuan berpikir kreatif siswa dapat lebih meningkat dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dibuktikan dengan hasil nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dan nilai N-Gain pada indikator kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original dan berpikir merinci. Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya waktu yang diberikan kepada siswa untuk membuat alat relatif sedikit sehingga siswa harus
59
melanjutkan proyeknya di rumah, hal ini menyebabkan siswa hanya dapat menghasilkan alat yang terbilang sederhana.
60
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitin dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1.
Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Science Environment Technology and Society (SETS) berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir siswa pada konsep Fluida Dinamis. Hal ini berdasarkan hasil uji hiipotesis menggunakan uji Mann-Withney dan nilai rata-rata pada posttest. Nilai A-Symp-sig data posttest sebesar 0,00 < taraf signifikan sebesar 0,05, nilai rata-rata hasil posttest kelas eksperimen sebesar 63,2 dan kelas kontrol sebesar 50,96 sehingga data ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
2.
Rata-rata nilai N-Gain pada indikator kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,57 dan kelas kontrol sebesar 0,41. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan berpikir yang lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen kemampuan berpikir lancar mengalami peningkatan tertinggi diantara indikator kemampuan berpikir kreatif lainnya.
3.
Berdasarkan observasi aktivitas siswa, kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori baik dengan rata-rata 74%.
61
B. SARAN Model pembelajaran SETS berbasis proyek secara keseluruhan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, namun masih terdapat beberapa kelemahan, oleh karena itu peneliti menyarankan beberapa gagasan agar penelitian kedepannya menjadi lebih baik, yaitu: 1. Instrumen soal test kemampuan berpikir kreatif siswa sebaiknya diujian kepada ahli evaluasi pembelajaran. 2.
Siswa sebaiknya diberikan waktu yang lebih lama untuk membuat proyek yang lebih komplek. Hal ini memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk lebih baik dalam mengaplikasikan pengetahuannya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abas. Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu. Jurnal Exacta, Vol. X, 2012. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, . 2009. Arikunto, Suharsimi.(2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara. Bergh, Veerle Van den. (2010). New Assessment Modes Within ProjectBased- Education- The Stakeholders, Studies in Educational Evaluation. Brown, Derrick. Creative Thinking Techniques, IRM Training White Paper, 2007. Dipl, Hosnan. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014. Eko, Tatag Yuli. Model Pembelajaran Matematiak Berbasis Pengajuan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: UNESA University Press, 2008. Festiana, Ike. Modul Fisika Berbasis Masalah pada Materi Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893, Vol 3 No II, 2004. Hasjunianti, Penerapan Pendekatan STM Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Energi dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN 024 Salukaili. Jurnal Kreatif Tadulako, Vol. 3. Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010. Kanginan, Marthen. Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2010. Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua, Cet.III. Jakarta: PT Grasindo, 1999. Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
63
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Nurkhasanah. “Pengaruh Model Pembelajaran STM Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Konsep Getaran dan Gelombang”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan. Poedjiadi, Anna. Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, cet. 3. 2005. Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Predana Media Group, 2007. Rusilowati, Ani, dkk. Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Kebencanaan Alam Bervisi Science Environment Technology and Society Terintegrasi Dalam Beberapa Mata Pembelajaran. Laporan Penelitian Strategi Nasional, 2010. Suaedin. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 2 No 1 IISN: 2338 -5006. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, CV, 2013. Susilogati, Sri, dkk. Developing Module Of Practical Chemistry Physyc SETS Vision Activity To Increase Science Proess Skill Of Stusent Teacher. Greener Journal Of Educational Research, 2012. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
64
Lampiran A A.1 RPP Kelas Eksperimen
RPP Kelas
A.2 RPP Kelas Kontrol
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan
: MAN Balaraja
Kelas/Semester
: XI / 1I (dua)
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
Pertemuan ke-
: Satu
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator : 1. Mendeskripsikan konsep fluida ideal 2. Memformulasikan dan menerapkan hukum dasar fluida dinamik 3. Menganalisis Prinsip Kontinuitas pada fluida dinamik dalam kehidupan sehari hari 4. Memformulasikan persamaan kontinuitas D. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan konsep dasar fluida dinamis. 2. Menjelaskan konsep dasar Debit dan Kontinuitas meel 3. Menformulasikan persamaan Debit dan Kontinuitas berbagai jenis permasalahan dalam kehidupan sehari hari melalui soal
66
E. Materi Pelajaran Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah zat alir yang bergerak. Di dalam fluida dinamis, ada beberapa hal yang akan dibahas, yakni persamaan kontinuitas, daya oleh debit fluida dan hukum Bernoulli serta penerapannya. b. Persamaan Kontinuitas 6) Pengertian Debit Debit adalah besaran yang menyatakan volum fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu.70
Debit= Satuan SI untuk volum V adalah satuan SI untuk debit adalah
atau Q =
dan untuk selang waktu t adalah s, sehingga
/ atau
.
7) Persamaan kontinuitas
A
= A
= A
= ⋯ = konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan. Persamaan debit konstan Q =Q = Q = ⋯ =
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
70
Marthen Kanginan Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga,2006), h. 261
67
Persamaan kontinuitas diatas dapat dirubah ke dalam bentuk
A
= A A V = A V
Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan luas penampang yang dilalui.71 8) Daya Oleh Debit Fluida Bagaimana kita menghitung daya dari suatu tenaga air terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h? Telah anda ketahui bahwa sejumlah masa air m yang berbeda pada ketinggian h memiliki energy potensial.72 EP= mgh
Daya P yang dibandingkan oleh energy potensial ini adalah:
P=
=
P=
=
(
ℎ=
)
, Sebab m= ℎ, Sebab = Q
Daya yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air h dan debit air Q adalah
P=
71
Ibid., h. 262-263
72
Ibid., h 264
ℎ
68
Jika air ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efesiensi system generator adalah
, maka
P=
ℎ
keterangan : P = Daya (watt) = Efesiensi sistem =Massa Jenis (kg/ ) =Debit Air ( /s) = Gaya gravitasi (m/ ) ℎ = Ketinggian (m)
F. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Konstruktivisme
Model Pembelajaran
: Sains teknologi masyarakat dan lingkungan
Metode Pembelajaran
: ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya
jawab.
G. Bahan ajar 1. LKS Fisika Kelas XI, Fisika I edisi kedua, Jacananda, . 2. Buku Fisika kelas X1 2013, Marthen Kangenan,
69
H.Langkah Pembelajaran No 1
2
Tahapan
Aktifitas Belajar
Alokasi Waktu
Guru Mengucapkan salam, melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa dan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, menjawab absensi dan menjawab kabar serta berdo’a kemudian menyiapkan buku pelajaran.
Apersepsi
Memberikan pertanyaan sekilas kepada siswa mengenai konsep fluida dinamis
Menjawab pertanyaan guru mengenai konsep 5 menit fluida dinamis
Motivasi
Memberikan beberapa fenomena yang berhubungan dengan fluida dinamis contohnya laju aliran sungai, PLTA dan lain sebagainya.
Memperhatikan beberapa fenomena yang diberikan oleh guru mengenai fenomena fluida dinamis.
5 Menit
Tujuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menunjukan peta konsep kepada siswa
Menyimak tujuan pembelajaran dan peta konsep yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan penjelasan guru kemudian duduk berdasarkan kelompoknya dan memperhatikan penjelasan guru mengenai isu yang
2 Menit
Pendahuluan Orientasi
Kegiatan Inti Pendahulua n
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan lembar kerja siswa dilanjutkan dengan memberikan isu atau masalah kemudian
3 Menit
10 Menit
70
menyampaikan kepada siswa bahwa pada pembelajaran ini siswa akan membuat proyek alat sederhana yang dapat memecahkan masalah atau isu yang diberikan guru. Isu yang diberikan pada pertemuan pertama berkaitan dengan sub konsep persamaan kontinuitas yaitu masalah kekeringan, dan kematian tanaman di sekitar lingkungan rumah. Pembentukan Membimbing siswa untuk mendiskusikan Konsep isu atau masalah tersebut sesuai kelompoknya masingmasing. Serta mengarahkan siswa untuk memikirkan alat sederhana yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah kekeringan dan kematian tanaman di sekitar rumah.
Aplikasi Konsep
Mengarahkan siswa untuk mendiskusikan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat alat sederhana serta bagaimana cara kerja alat tersebut untuk menyelesaikan masalah.
terkait dengan sub konsep kontinuitas.
Mendiskusikan isu atau masalah yang diberikan guru serta memikirkan alat sederhana yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah kekeringan dan kematian tanaman di sekitar rumah.
mendiskusikan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat alat sederhana
20 Menit
71
Pemantapan Konsep
3
Penutupan
Penilaian
Mengarahkan siswa untuk menulis kembali sub konsep debit air dan kontinuitas serta menginformasikan kepada siswa untuk mempersiapkan diri mempresentasikan hasil dari diskusinya Memanggil perwakilan kelompok ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kemudian mengoreksi presentasi siswa dan memberikan penjabaran lebih dalam mengenai materi. Guru bersama siswa menyimpulkan sub materi kontinuitas. Guru melakukan evaluasi pemahaman siswa dengan memberikan kuis secara lisan terkait sub materi kontinuitas
I. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: 1.
Penilaian prosen : a. Keaktifan dalam diskusi b. Presentasi c. Laporan tertulis pada LKS
Me menulis kembali sub konsep debit air dan kontinuitas kemudian mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kemudian memperhatikan kembali penjelasan lebih mendalam mengenai konsep usaha yang disampaikan guru. Siswa menyimpulkan sub materi kontinuitas yang telah dipelajari. Menjawab kuis yang diberikan guru terkait sub materi kontinuitas.
15 Menit
15 Menit
3 Menit
12 Menit
72
2.
Penilaian akhir a. Menjawab kuis
b. Bentuk Instrumen: 1. LKS 2. Soal kuis.
Tangerang, April 2016
Mengetahui,
Guru mata pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Islahul Karim, S.Pd
Amelia Desmayanti Z
NIP.
NIM. 1111016300007
73
LEMBAR KERJA SISWA FLUIDA DINAMIS PERTEMUAN PERTAMA
Nama Kelompok : Kelas : Nama Anggota : 1…………………………….. 2 …………………………..... 3 …………………………….
4 ……………………………… 5 ……………………………… 6 ………………………………
Permasalahan Dewasa ini, kekeringan sering menjadi permasalahan di Indonesia. Air yang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat sering mengalami kelangkaan. Hal ini dapat terjadi diakibatkan beberapa faktor, diantaranya musim kemarau yang berkepanjangan, penyerapan air yang tidak sempurna serta tidak teraturnya pengelolaan sumber air dan pembuangan air. Masalah Kekeringan ini telah berdampak banyak bagi kehidupan manusia, yakni krisis air bersih yang biasanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari serta berdampak pula bagi areal pertanian yang biasanya digunakan untuk menanam segala kebutuhan pangan manusia. Dengan demikian menurut pendapat kelompokmu, apakah masalah di atas merupakan masalah yang sangat penting dan perlu untuk dicarikan solusinya?mengapa demikian? Hasil diskusi : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
74
……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
Permasalahan 2 Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Tanpa listrik, bagaimana lampu dapat menerangi bumi yang gelap di malam hari, serta tanpa adanya listrik bagaimana seluruh barang elektronik dapat digunakan untuk kebutuhan hidup manusia. Listrik merupakan salah satu komponen yang sangat berperan banyak dalam kehidupan manusia. Mengingat pentingnya energi listrik, sumber energi pembangkit listrik sangat diperlukan terutama yang berasal dari sumber daya alam. Sumber daya alam di bumi memang banyak, namun tidak semua sumber daya alam dimanfaatkan oleh manusia dengan baik. Salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan adalah aliran air terjun, namun jumlah air terjun tidak banyak sehingga perlu adanya solusi lain untuk memanfaatankan air sebagai sumber energi pembangkit listrik. Dengan demikian menurut pendapat kelompokmu, apakah masalah di atas merupakan masalah yang sangat penting dan perlu untuk dicarikan solusinya?mengapa demikian? Hasil diskusi : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
75
……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………….…………………………………………………………………………….. ………………………………………………………….………………………………….. ……………………………………………………………………………………………… …….……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………….…………………………………………….. …………………………..……………………….………………………………………..
Pembentukkan Konsep Pada pembelajaran fisika, terdapat beberapa konsep yang berhubungan dengan laju aliran air yang biasa disebut dengan debit air, selain itu juga terdapat konsep kontinuitas. Carilah informasi mengenai debit air dan kontinuitas, kemudian diskusikan bagaimana konsep debit air dan kontinuitas dapat mengatasi masalah kekeringan dan krisis energi. Pikirkan satu alat sederhana yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memecahkan salah satu masalah tersebut! Hasil Diskusi : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
76
Apliasi Konsep Diskusikan alat dan bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat alat sederhana yang dapat mengatasi masalah kekeringan, serta diskusikan bagaimana cara kerja alat sederhana tersebut Hasil Diskusi: ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..
77
Pemantapan Konsep Tuliskan materi tentang debit air dan kontinuitas! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan
: MAN Balaraja
Kelas/Semester
: XI / 1(satu)
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
Pertemuan ke-
: Kedua
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator : 1. Memformulasikan asas Bernouli 2. Menerapkan asas Bernouli pada masalah fisika sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat : 1. Menformulasikan penerapan asas bernoulli untuk kasus tangki bocor mendatar, venturimeter dan gaya angkat pesawat melalui soal
79
E. Materi Pelajaran Asas Bernoulli Asas bernoulli menyebutkan bahwa pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling besar. Penerapan Asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari:73 c) Dua Perahu Bermotor Berbenturan Asas Bernoulli dapat menjelaskan mengapa dua perahu bermotor bergerak sejajar dan saling berdekatan cenderung saling menarik dan berbenturan. Pada waktu kedua perahu melaju ke depan, air tersalurkan pada daerah yang sempit di antara keduanya. Laju alir air relative besar pada daerah yang sempit ini dibandingkan dengan daerah yang lebar di sisi bagian luar kedua perahu. Sesuai asas Bernoulli, laju alir yang meningkatkan tekanan air di antara kedua perahu dibandingkan dengan tekanan air di sisi bagian luar perahu sehingga mendorong kedua perahu saling mendekati dan akibatnya dapat berbenturan. d) Aliran air yang keluar dari keran Putarlah keran air di rumah anda pada kecepatan penuh. Akan anda amati bahwa airan air agak menyempit ketika mulai jatuh. Apakah penyebabnya? Alirans udara di B dan C dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di B dan C (bagian tepi aliran air) lebih kecil dari pada kelajuan udara di A (bagian tengah aliran air). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan udara di B dan di C
lebih besar dari pada tekanan udara di A, sehingga gaya F
mendorong B dan C saling mendekati. Akibatnya, aliran air menyempit di B dan C.
73
Ibid, h. 265-266
80
Gambar.1.2 Aliran air pada keran Sumber: Buku Fisika 2 SMA Kelas XI, Erlangga
Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energy kinetic persatuan volume ( ρV ), dan energy potensial per satuan volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Hukum Bernoulli P+ ρV + ρgh= konstan keterangan : P = Tekanan (Pa) ρ = Massa Jenis Fluida (Kg/m V = Kecepatan aliran fluida (m. s ) g = Percepatan gravitasi (m. s ) h = ketinggian (m)
F. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Konstruktivisme
Model Pembelajaran
: Sains teknologi masyarakat dan lingkungan
Metode Pembelajaran
:ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab.
81
G. Bahan ajar A. LKS Fisika Kelas XI, Fisika I edisi kedua, Jacananda, . B. Buku Fisika kelas X1 2013, Marthen Kangenan, H.Langkah Pembelajaran No 1
Tahapan
Aktifitas Belajar
Alokasi Waktu
Guru Mengucapkan salam, melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa dan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, menjawab absensi dan menjawab kabar serta berdo’a kemudian menyiapkan buku pelajaran.
Apersepsi
Memberikan pertanyaan mengenai konsep kontinuitas yang sudah dipelajari sebelumnya.
Menjawab pertanyaan 5 menit guru mengenai konsep kontinuitas yang sudah dipelajari sebelumnya.
Motivasi
Memberikan beberapa fenomena yang berhubungan dengan asas Bernoulli yaitu pemanfaatan air bersih, kebocoran pada tangki air dan PLTA,
Memperhatikan beberapa fenomena yang diberikan oleh guru mengenai fenomena asas bernoulli.
Tujuan
Menyampaikan tujuan Menyimak tujuan pembelajaran yang akan pembelajaran dan dicapai dan menunjukan peta konsep yang peta konsep kepada siswa disampaikan oleh guru.
Pendahuluan Orientasi
3 Menit
5 Menit
2 Menit
82
2
Kegiatan Inti
Pendahuluan
memberikan lembar kerja siswa dilanjutkan dengan memberikan isu atau masalah yang berkaitan dengan sub konsep asas Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli pada tangki bocor diantaranya keterbatasan dan pemanfaatan air bersih, PLTA dan kebocoran air. Pembentukan Membimbing siswa untuk mendiskusikan isu Konsep atau masalah tersebut sesuai kelompoknya masing-masing, mengarahkan siswa untuk mencari tahu hubungan konsep asas Bernoulli dengan isu atau masalah yang sudah diberikan serta mengarahkan siswa untuk memikirkan sebuah alat yang dapat menyelesaikan masalah yang telah diberikan. Aplikasi Mengarahkan siswa untuk mendiskusikan Konsep alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat alat sederhana serta bagaimana cara kerja alat tersebut untuk menyelesaikan masalah. Pemantapan Konsep
Mengarahkan siswa untuk menuliskan sub materi asas Bernoulli
memperhatikan penjelasan guru mengenai isu yang terkait dengan sub konsep asas bernoulli.
10 Menit
Mendiskusikan isu 20 Menit atau masalah yang diberikan guru, menggali informasi mengenai hubungan konsep asas bernoulli dengan isu atau masalah tersebut serta memikirkan sebuah alat yang dapat menyelesaikan masalah yang telah diberikan.
mendiskusikan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat alat sederhana serta bagaimana cara kerja alat tersebut untuk menyelesaikan masalah menuliskan sub materi asas Bernoulli kemudian
15 Menit
83
kemudian menginformasikan kepada siswa untuk mempersiapkan diri mempresentasikan hasil dari diskusinya Memanggil perwakilan kelompok ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kemudian mengoreksi presentasi siswa dan memberikan penjabaran lebih dalam mengenai materi.
3
Penutupan
Penilaian
Guru bersama siswa menyimpulkan materi asas bernoulli
mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kemudian memperhatikan kembali penjelasan lebih mendalam sub materi asas Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli pada tangki bocor yang disampaikan guru. Siswa menyimpulkan materi asas bernoulli yang telah dipelajari.
15 Menit
3 Menit
84
I. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: 1. Penilaian prosen : a. Keaktifan dalam diskusi b. Presentasi c. Laporan tertulis pada LKS b. Bentuk Instrumen: 1. LKS Tangerang, April 2016
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Islahul Karim, S.Pd
Amelia Desmayanti Z
NIP.
NIM. 1111016300007
85
LEMBAR KERJA SISWA FLUIDA DINAMIS PERTEMUAN KEDUA Nama Kelompok : Kelas : Nama Anggota : 1…………………………….. 2 …………………………..... 3 …………………………….
4 ……………………………… 5 ……………………………… 6 ………………………………
Permasalahan Air bersumber dari mata air yang biasanya ada di bawah permukaan tanah. Sesuai teori bahwa air dapat mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Air merupakan kebutuhan pokok manusia sering sulit didapatkan. Salah satu penyebabnya adalah posisi sumber air yang tidak selalu di atas dan posisi tempat tinggal penduduk yang tidak selalu berada di bawah sehingga distribusi air sulit untuk dilakukan. Agar dapat berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi, air dapat dipompa dengan menggunakan alat canggih yakni pompa air listrik. Pompa air listrik adalah solusi yang baik, akan tetapi pompa ini biasanya berharga mahal sehingga tidak semua kalangan dapat membeli pompa tersebut dan akhirnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih.Dengan demikian menurut pendapat kelompokmu, apakah masalah di atas merupakan masalah yang sangat penting dan perlu untuk dicarikan solusinya?mengapa demikian? Hasil diskusi : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
86
……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..
Pembentukkan Konsep Pada pembelajaran fisika, terdapat konsep asas bernoulli. Carilah informasi mengenai asas bernoulli, kemudian diskusikan bagaimana konsep asas bernoulli dapat mengatasi masalah keterbatasan sumber air. Pikirkan satu alat sederhana yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut! Hasil Diskusi: ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..
87
Aplikasi Konsep Diskusikan alat dan bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat alat sederhana yang dapat mengatasi masalah keterbatasan sumber air, serta diskusikan bagaimana cara kerja alat sederhana tersebut! Hasil Diskusi : ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………..…………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………..……………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………..…………………………………………
88
Pemantapan Konsep Tuliskan materi tentang asas bernoulli! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan
: MAN Balaraja
Kelas/Semester
: XI / 1(satu)
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
Pertemuan ke-
: Ketiga
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hokum hokum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator : 1. Memformulasikan asas Bernouli 2. Menerapkan asas Bernouli pada masalah fisika sehari-hari 3. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat : 1. Menformulasikan penerapan asas bernoulli untuk venturimeter, parfum penyemprot, penyemprot nyamuk, dan gaya angkat pesawat melalui soal.
90
D. Materi Pelajaran Penerapan Hukum Bernoulli: c) Venturimeter Venturimeter adalah pipa yang memiliki bagian yang menyempit. Digunakan untuk mengukur laju aliran air. d) Tabung Pitot Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung pitot. e) Penyemprot Parfum Kita sering menggunakan penyemprot parfum. Ketika anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari botol karet termampatkan melalui lubang sempit di atas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga memasuki cairan parfum. Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus. f) Gaya Angkat Pesawat Terbang Dengan memperhatikan cara burung terbang, orang kemudian berusaha menirunya untuk mewujudkan impian manusia terbang tinggi di angkasa. Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar dari pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besra kecepatan udara, dan ini berartI
−
bertambah besar, sehingga gaya angkat F − F makin besar .
E. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Konstruktivisme
Model Pembelajaran
: Sains teknologi masyarakat dan lingkungan
Metode Pembelajaran
:ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab.
91
F. Bahan ajar 1. LKS Fisika Kelas XI, Fisika I edisi kedua, Jacananda, . 2. Buku Fisika kelas X1 2013, Marthen Kangenan, H.Langkah Pembelajaran No 1
Tahapan
Alokasi Waktu
Guru Mengucapkan salam, melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa dan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, menjawab absensi dan menjawab kabar serta berdo’a kemudian menyiapkan buku pelajaran.
Apersepsi
Memberikan pertanyaan mengenai konsep asas bernoulli yang sudah dipelajari sebelumnya.
Menjawab pertanyaan guru mengenai konsep asas bernoulli yang sudah dipelajari sebelumnya.
3 menit
Tujuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menunjukan peta konsep kepada siswa
2 Menit
Pendahuluan
Memberikan isu tentang venturimeter, parfum penyemprot dan gaya angkat pesawat kepada siswa diantaranya laju aliran air yang tidak terkendali dan pesawat terbang.
Menyimak tujuan pembelajaran dan peta konsep yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan penjelasan isu yang diberikan guru
Pendahuluan Orientasi
Kegiatan Inti
Aktifitas Belajar
3 Menit
10 Menit
92
Penutupan
Pembentukan Membimbing siswa untuk mendiskusikan konsep isu atau masalah tersebut sesuai kelompoknya masingmasing. Serta mengarahkan siswa untuk mencari tahu hubungan penerapan asas bernoulli dengan isu atau masalah yang sudah diberikan Mengarahkan siswa Aplikasi untuk mendiskusikan Konsep hubungan pemecahan masalah melalui projek yang dibuat dengan fluida dinamis serta manfaatnya terhadap lingkungan dan masyarakat Pemantapan Memanggil perwakilan kelompok ke depan Konsep untuk mempresentasikan hasil proyek kelompoknya. Kemudian memberikan beberapa pertanyaan berhubungan dengan proyek yang sudah dipresentasikan siswa kemudian mengoreksi presentasi siswa dan memberikan penjabaran lebih dalam mengenai materi. Penilaian Guru bersama siswa menyimpulkan konsep fluida dinamis
Mendiskusikan isu atau masalah yang diberikan guru serta menggali informasi mengenai hubungan konsep asas bernoulli dengan isu atau masalah tersebut.
10 Menit
Mendiskusikan 10 menit hubungan pemecahan masalah melalui projek yang dibuat dengan fluida dinamis serta pemanfaatannya bagi lingkungan dan masyarakat. 40 Menit Perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil proyek kelompoknya kemudian menjawab bebeapa pertanyaan yang disampaikan guru setelah itu memperhatikan kembali penjelasan lebih mendalam mengenai konsep fluida dinamis yang disampaikan guru. Siswa menyimpulkan 2 Menit materi fluida dinamis yang telah dipelajari .
93
Guru meberikan soal akhir
Mengerjakan soal akhir
I. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: 1. Penilaian proses : a. Keaktifan dalam diskusi b. Presentasi c. Laporan projek tertulis pada LKS d. Hasil projek 2. Penilaian hasil a. Menjawab soal tes b. Bentuk Instrumen: 1. LKS 2. Soal tes
Tangerang, April 2016
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Islahul Karim, S.Pd
Amelia Desmayanti Z
NIP.
NIM. 1111016300007
10 Menit
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan
: MAN Balaraja
Kelas/Semester
: XI / 1(satu)
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
Pertemuan ke-
: Satu
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hokum hokum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator : 1. Mendeskripsikan konsep fluida ideal 2. Memformulasikan dan menerapkan hukum dasar fluida dinamik 3. Menganalisis Prinsip Kontinuitas pada fluida dinamik dalam kehidupan sehari hari 4. Memformulasikan persamaan kontinuitas D. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan konsep dasar fluida dinamis. 2. Menjelaskan konsep dasar Debit dan Kontinuitas meel 3. Menformulasikan persamaan Debit dan Kontinuitas berbagai jenis permasalahan dalam kehidupan sehari hari melalui soal
95
E. Materi Pelajaran Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah zat alir yang bergerak. Di dalam fluida dinamis, ada beberapa hal yang akan dibahas, yakni persamaan kontinuitas, daya oleh debit fluida dan hukum Bernoulli serta penerapannya. c.
Persamaan Kontinuitas
9) Pengertian Debit Debit adalah besaran yang menyatakan volum fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu.74
Debit= Satuan SI untuk volum V adalah satuan SI untuk debit adalah
atau Q =
dan untuk selang waktu t adalah s, sehingga
/ atau
.
10) Persamaan kontinuitas
A
= A
= A
= ⋯ = konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan. Persamaan debit konstan Q =Q = Q = ⋯ =
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
74
Marthen Kanginan Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga,2006), h. 261
96
Persamaan kontinuitas diatas dapat dirubah ke dalam bentuk
A
= A A V = A V
Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan luas penampang yang dilalui.75 11) Daya Oleh Debit Fluida Bagaimana kita menghitung daya dari suatu tenaga air terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h? Telah anda ketahui bahwa sejumlah masa air m yang berbeda pada ketinggian h memiliki energy potensial.76 EP= mgh
Daya P yang dibandingkan oleh energy potensial ini adalah:
P=
=
P=
=
(
ℎ=
)
, Sebab m= ℎ, Sebab = Q
Daya yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air h dan debit air Q adalah
P=
75
Ibid., h. 262-263
76
Ibid., h 264
ℎ
97
Jika air ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efesiensi system generator adalah
, maka
P=
ℎ
keterangan : P = Daya (watt) = Efesiensi sistem =Massa Jenis (kg/ ) =Debit Air ( /s) = Gaya gravitasi (m/ ) ℎ = Ketinggian (m)
F. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Konvensional
Metode Pembelajaran
: ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
G. Bahan ajar 1. LKS Fisika Kelas XI, Fisika I edisi kedua, Jacananda, . 2. Buku Fisika kelas X1 2013, Marthen Kangenan, H.Langkah Pembelajaran No 1
Tahapan Pendahuluan Orientasi
Apersepsi
Aktifitas Belajar Guru Mengucapkan salam, melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa dan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, menjawab absensi dan menjawab kabar serta berdo’a kemudian menyiapkan buku pelajaran.
Alokasi Waktu 3 Menit
Memberikan Menjawab pertanyaan 5 menit pertanyaan sekilas guru mengenai konsep kepada siswa mengenai fluida dinamis konsep fluida dinamis
98
2
Kegiatan Inti
Motivasi
Memberikan beberapa fenomena yang berhubungan dengan fluida dinamis contohnya laju aliran sungai, PLTA dan lain sebagainya.
Memperhatikan beberapa fenomena yang diberikan oleh guru mengenai fenomena fluida dinamis.
Tujuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menunjukan peta konsep kepada siswa
Eksplorasi
Menyampaikan sub materi debit dan persamaan kontinuitas kemudia memberikan beberapa contoh soal terkait dengan sub materi debit dan persamaan kontinuitas.
Menyimak tujuan 2 Menit pembelajaran dan peta konsep yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan 20 Menit penjelasan guru terkait dengan sub materi debit dan persamaan kontinuitas kemudian mencatat dan memperhatikan penjelasan guru mengenai beberapa contoh soalnya terkait dengan debit dan persamaan kontinuitas. Menjawab soal latihan 20 Menit yang diberikan oleh guru.
Memberikan Latihan soal Kepada siswa mengenai sub materi debit dan persamaan kontinuitas Konfirmasi Meminta siswa mengerjakan soal di depan, kemudian membahasnya bersama siswa yang lain. . Elaborasi
3
Penutupan
Evaluasi
Guru melakukan evaluasi pemahaman
5 Menit
Mengerjakan soal di depan kelas kemudian dibahas bersama Guru dan siswa yang lain.
10 menit
Menjawab soal yang diberikan guru terkait
20 Menit
99
siswa secara individu dengan memberikan soal. terkait dengan sub konsep debit dan persamaan kontinuitas. Menyimpul Bersama siswa kan menyimpulkan sub materi debit dan persamaan kontinuitas.
dengan sub konsep debit dan persamaan kontinuitas. . Bersama guru menyimpulkan sub materi debit dan persamaan kontinuitas
I. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: 1.
Penilaian proses : a. Ketertiban dalam memperhatikan penjelasan guru b. Keaktifan dalam menjawab latihan soal c. Presentasi jawaban soal
2.
Penilaian akhir a. Menjawab soal evaluasi
b. Bentuk Instrumen: 1. Soal Evaluasi
Tangerang, April 2016
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Islahul Karim, S.Pd
Amelia Desmayanti Z
NIP.
NIM. 1111016300007
5 Menit
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan
: MAN Balaraja
Kelas/Semester
: XI / 1(satu)
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
Pertemuan ke-
: Kedua
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator : 1. Memformulasikan asas Bernouli 2. Menerapkan asas Bernouli pada masalah fisika sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat : 1. Menformulasikan penerapan asas bernoulli untuk kasus tangki bocor mendatar, venturimeter dan gaya angkat pesawat melalui soal.
101
E. Materi Pelajaran Asas Bernoulli Asas bernoulli menyebutkan bahwa pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling besar. Penerapan Asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari:77 a)
Dua Perahu Bermotor Berbenturan Asas Bernoulli dapat menjelaskan mengapa dua perahu bermotor bergerak sejajar dan saling berdekatan cenderung saling menarik dan berbenturan. Pada waktu kedua perahu melaju ke depan, air tersalurkan pada daerah yang sempit di antara keduanya. Laju alir air relative besar pada daerah yang sempit ini dibandingkan dengan daerah yang lebar di sisi bagian luar kedua perahu. Sesuai asas Bernoulli, laju alir yang meningkatkan tekanan air di antara kedua perahu dibandingkan dengan tekanan air di sisi bagian luar perahu sehingga mendorong kedua perahu saling mendekati dan akibatnya dapat berbenturan.
b) Aliran air yang keluar dari keran Putarlah keran air di rumah anda pada kecepatan penuh. Akan anda amati bahwa airan air agak menyempit ketika mulai jatuh. Apakah penyebabnya? Alirans udara di B dan C dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di B dan C (bagian tepi aliran air) lebih kecil dari pada kelajuan udara di A (bagian tengah aliran air). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan udara di B dan di C
lebih besar dari pada tekanan udara di A, sehingga gaya F
mendorong B dan C saling mendekati. Akibatnya, aliran air menyempit di B dan C.
77
Ibid, h. 265-266
102
Gambar.1.2 Aliran air pada keran Sumber: Buku Fisika 2 SMA Kelas XI, Erlangga
Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energy ), dan energy potensial per satuan volume
kinetic persatuan volume ( (
ℎ) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. P+ ρV + ρgh= konstan
keterangan : P = Tekanan (Pa) ρ = Massa Jenis Fluida (Kg/ V = Kecepatan aliran fluida (m. g = Percepatan gravitasi (m.
) )
h = ketinggian (m)
F. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Konstruktivisme
Model Pembelajaran
: Sains teknologi masyarakat dan lingkungan
Metode Pembelajaran
:ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab.
103
G. Bahan ajar A. LKS Fisika Kelas XI, Fisika I edisi kedua, Jacananda, . B. Buku Fisika kelas X1 2013, Marthen Kangenan, H.Langkah Pembelajaran No 1
2
Tahapan
Alokasi Waktu
Guru Mengucapkan salam, melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa dan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, menjawab absensi dan 3 Menit menjawab kabar serta berdo’a kemudian menyiapkan buku pelajaran.
Apersepsi
Memberikan pertanyaan mengenai konsep kontinuitas yang sudah dipelajari sebelumnya.
Menjawab pertanyaan guru mengenai konsep 5 menit kontinuitas yang sudah dipelajari sebelumnya.
Motivasi
Memberikan beberapa fenomena yang berhubungan dengan asas Bernoulli yaitu kebocoran pada tangki air dan PLTA,
Memperhatikan beberapa fenomena yang diberikan oleh guru mengenai fenomena asas bernoulli.
Tujuan
Menyampaikan tujuan Menyimak tujuan pembelajaran yang akan pembelajaran dan peta dicapai dan menunjukan konsep yang peta konsep kepada siswa disampaikan oleh guru. Menyampaikan sub memperhatikan materi asas bernoulli dan penjelasan guru penerapan asas Bernoulli mengenai sub materi yakni kebocoran pada asas Bernoulli dan tangki kemudia penerapan asas
Pendahuluan Orientasi
Kegiatan Inti
Aktifitas Belajar
Eksplorasi
5 Menit
2 Menit
10 Menit
104
3
Penutupan
memberikan beberapa contoh soal terkait dengan sub materi persamaan Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli yakni kebocoran pada tangki. Memberikan Latihan soal Kepada siswa terkait dengan sub materi persamaan Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli yakni kebocoran pada tangki Meminta siswa mengerjakan soal di depan, kemudian membahasnya bersama siswa yang lain. . Guru melakukan evaluasi pemahaman siswa secara individu dengan memberikan soal. terkait dengan sub materi persamaan Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli yakni kebocoran pada tangki Bersama siswa menyimpulkan sub materi persamaan Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli yakni kebocoran pada tangki .
Bernoulli yakni kebocoran pada tangki.
Menjawab soal latihan 20 yang diberikan oleh Menit guru.
Mengerjakan soal di depan kelas kemudian dibahas bersama Guru dan siswa yang lain. . Menjawab soal yang 3 Menit diberikan guru terkait dengan sub materi persamaan Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli yakni kebocoran pada tangki
Bersama guru menyimpulkan sub materi persamaan Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli yakni kebocoran pada tangki
105
I. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: 1. Penilaian proses : a) Ketertiban dalam memperhatikan penjelasan guru b) Keaktifan dalam menjawab latihan soal c) Presentasi jawaban soal 2. Penilaian akhir a. Menjawab soal evaluasi b. Bentuk Instrumen: 1. Soal Evaluasi
Tangerang, April 2016
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Islahul Karim, S.Pd
Amelia Desmayanti Z
NIP.
NIM. 1111016300007
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan
: MAN Balaraja
Kelas/Semester
: XI / 1(satu)
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
Pertemuan ke-
: Ketiga
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hokum hokum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator : 1. Memformulasikan asas Bernouli 2. Menerapkan asas Bernouli pada masalah fisika sehari-hari 3. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat : 1. Menformulasikan penerapan asas bernoulli untuk venturimeter dan gaya angkat pesawat melalui soal
107
A. Materi Pelajaran Penerapan Hukum Bernoulli: 78 a) Venturimeter Venturimeter adalah pipa yang memiliki bagian yang menyempit. Digunakan untuk mengukur laju aliran air. b) Tabung Pitot Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung pitot. c) Penyemprot Parfum Kita sering menggunakan penyemprot parfum. Ketika anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari botol karet termampatkan melalui lubang sempit di atas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga memasuki cairan parfum. Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus. d) Gaya Angkat Pesawat Terbang Dengan memperhatikan cara burung terbang, orang kemudian berusaha menirunya untuk mewujudkan impian manusia terbang tinggi di angkasa. Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar dari pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besra kecepatan udara, dan ini berartI
bertambah besar, sehingga gaya angkat F − F makin besar .
B. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Konvensional
Metode Pembelajaran
: ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
C. Bahan ajar 1. LKS Fisika Kelas XI, Fisika I edisi kedua, Jacananda, . 2. Buku Fisika kelas X1 2013, Marthen Kangenan, 78
Ibid, h. 272
−
108
H.Langkah Pembelajaran No 1
Tahapan Pendahuluan Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Tujuan
2
Kegiatan Inti
Aktifitas Belajar
Alokasi Waktu
Guru Mengucapkan salam, melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa dan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, menjawab absensi dan menjawab kabar serta berdo’a kemudian menyiapkan buku pelajaran.
Memberikan pertanyaan mengenai konsep asas Bernoulli dan penerapan asas Bernoulli (kebocoran pada tangki ) yang sudah dipelajari sebelumnya. Memberikan beberapa fenomena yang berhubungan dengan asas Bernoulli yaitu kebocoran pada tangki air dan PLTA,
Menjawab pertanyaan 5 menit guru mengenai konsep kontinuitas yang sudah dipelajari sebelumnya.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menunjukan peta konsep kepada siswa
Menyimak tujuan 2 Menit pembelajaran dan peta konsep yang disampaikan oleh guru. memperhatikan 10 Menit penjelasan guru mengenai sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat .
Eksplorasi Menyampaikan sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat kemudia memberikan beberapa contoh soal terkait
Memperhatikan beberapa fenomena yang diberikan oleh guru mengenai fenomena asas bernoulli.
3 Menit
5 Menit
109
dengan sub materi venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat
3
Penutupan
Memberikan Latihan soal Kepada siswa terkait dengan sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat . Meminta siswa mengerjakan soal di depan, kemudian membahasnya bersama siswa yang lain. . Guru melakukan evaluasi pemahaman siswa secara individu dengan memberikan soal. terkait dengan sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat . Bersama siswa menyimpulkan sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat .
Menjawab soal latihan 20 Menit yang diberikan oleh guru.
Mengerjakan soal di depan kelas kemudian dibahas bersama Guru dan siswa yang lain. . Menjawab soal yang 3 Menit diberikan guru terkait dengan sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat .
Bersama guru menyimpulkan sub materi aplikasi asas Bernoulli yakni venturimeter, parfume penyemprot dan gaya angkat pesawat .
110
I. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: 3. Penilaian proses : d) Ketertiban dalam memperhatikan penjelasan guru e) Keaktifan dalam menjawab latihan soal f) Presentasi jawaban soal 4. Penilaian akhir b. Menjawab soal evaluasi b. Bentuk Instrumen: 2. Soal Evaluasi
Tangerang, April 2016
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Islahul Karim, S.Pd
Amelia Desmayanti Z
NIP.
NIM. 1111016300007
111
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Instrumen Tes a. Kisi-kisi Instrumen Tes b. Instrumen Tes Uji Coba ValidasI B.2 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes a. Uji Validitas b. Uji Reabilitas c. Uji Kesukran d. Uji Daya Pembeda B.3 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen B.4 Instrumen Tes B.5 Kisi-kisi Instrumen Non Tes B.6 Instrumen Non Tes (Lembar Observasi) B.7 Lembar Uji Validitas instrumen Non Tes (Lembar Observasi)
112
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL TES PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SETS BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS
Sub Konsep
Persamaan Kontinuitas dan debit Pada Kehidupan Sehari-hari Asas Bernoulli
Berpikir Lancar 1*
Aspek Kemampuan berpikir Berikir luwes Original
Berpikir Merinci
2 3 4* 5* 6* 7 8* 9
Penerapan Asas Bernoulli
10* 11* 12 13 14 15*
Jumlah Butir Soal
5
3
3
16* 5
113
INSTRUMEN SOAL TES PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SETS BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS Materi
: Fluida Dinamis
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
No
1
Kemampuan berpikir kreatif Berpikir Lancar (Lancar mengungkapkan gagasangagasannya).
No Butir Soal 1
Uraian Soal
Pembahasan
Desa karang anyar mengalami kekeringan sehingga pihak pemerintah memberikan bantuan berupa air bersih. Air bersih didistribusikan ke desa-desa melalui pipa saluran air. Pipa ini dapat mengeluarkan debit air sebesar 0,1 liter perdetiknya. Jika penduduk desa tersebut memerlukan air bersih sebanyak 1000 liter, Apakah air dapat terdistribusi ke seluruh warga desa dalam kurun waktu 2 jam?Jelaskan secara matematis!
Diketahui : Q = 0,1 liter/s V = 1000 litet Ditanya : t=? Jawab : Q= v/t 0,1 = 1000/t t = 1000/0,1 t = 10000 s t = 166,6 menit t = 2,77 jam. Berdasarkan hasil tersebut, dalam waktu 2 jam, air belum dapat terdistribusi seluruhnya kepada
114
penduduk. 2
Suatu perusahaan air bersih setiap hari menyalurkan air bersih ke desa-desa yang memiliki kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Desa-desa tersebut memerlukan pasokan air bersih sebanyak 30.000 liter air perharinya. Air bersih didistribusikan melalui pipa saluran air. Pipa ini dapat mengeluarkan debit air sebesar 0,5 liter perdetiknya. Jika perusahaan tersebut hanya mampu menyalurkan air selama 14 jam dalam sehari, maka apakah perusahaan dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat di desa tersebut? Jelaskan secara matematis!
Diketahui : Q = 0,5 liter/s t = 14 Jam Ditanya : V=? Jawab : Q= v/t 0,5 = V = 25.200 liter Berdasarkan hasil perhitungan maka perusahaan tersebut belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan air bersih bagi masyarakat di desa.
7
Gilang sedang membandingkan Diketahuit : tekanan air pada saluran pembuangan = 1 m/s air rumah tangga menuju parit di = 3 m/s depan rumahnya. Saluran pembuangan = 10 N air tersebut terbuat dari dua pipa ρ air = 1 g/c = 1000 Kg/ ukuran berbeda yang dipasang secara Ditanya : horizontal. =? Jawab : Persamaan Bernoulli
+
=
+
115
Setelah pipa digunakan, kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 1 m/s, serta tekanannya adalah 10 Nm , jika kecepatan aliran air pada pipa kecil adalah 3 m/s, maka apakah tekanan pada pipa yang kecil akan lebih besar dari tekanan pada pipa besar? (massa jenis air adalah 1 g/cm ) 3
10 + 1000 1 = + 1000 3 10 + 500= + 4500 10500 = + 4500 = 6000 N Dari hasil tersebut didapati bahwa tekanan pada pipa kecil tidak lebih besar dari tekanan pada pipa besar.
Perhatikan gambar berikut! Diketahui : P = 2000 W Energi : 80% h = 10 m Ditanya ; Q= ? Jawab : gambar G adalah generator 2000 W yang digerakkan dengan kincir air, generator yang menerima energi sebesar 80% dari energy air. Jika generator dapat bekerja normal, maka berapa besar debit air yang sampai ke kincir?
P=
=
= ρ.
.
= ρQgh
Daya hantar listrik = 80% Daya air P lisrik = ρQgh x 2000 = 1000 .Q. 10. 10x 2000= 80000Q Q= 0,025 L/s
116
10
Andi sedang membuat alat penyemprot serangga dengan menggunakan pipa penghisap. Ketika andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang sama besar, pipa tidak dapat menghisap dan
Ketika andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang berbeda, udara yang melewati Pipa kecil akan memiliki kelajuan yang besar, karena kelajuannya besar, maka tekanan pada pipa akan rendah. Sedangkan pada pipa dengan luas penampang besar akan memiliki tekanan yang lebih tinggi, sehingga cairan pembunuh serangga dapat keluar dari pipa. Dan apabila andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang sama maka tidak aka nada perbedaan tekanan sehingga cairan tidak dapat keluar.
mengeluarkan cairan pembunuh serangga. Sedangkan ketika andi menyambungkan dua pipa dengan luas penampang berbeda pipa dapat menghisap dan mengeluakan cairan pembunuh serangga. Mengapa demikian?jelaskan jawabanmu! 2
Berpikir luwes (Memikirkan pemecahan masalah yang berbeda-beda)
4
Sulaiman memiliki 2 pot tanaman berbeda yang harus disirami air setiap hari. Untuk memudahkan penyiraman, Sulaiman membuat penyemprot tanaman otomatis dengan menggunakan pipa peralon.
Berdasarkan prinsip kontinuitas, kecepatan berbanding terbalik dengan luas alas suatu penampang. Secara matematis ditulis : . = . Jika tanaman pertama memerlukan siraman air yang memiliki kecepatan lebih kecil dari tanaman kedua, maka luas penampang peralon untuk menyiram air pada tanaman pertama harus dibuat lebih besar dari penampang peralon yang
117
pertama. Selain itu, agar kecepatan air pada tanaman kedua lebih besar dari tanaman pertama, maka tekanan pada pipa untuk tanaman pertama harus dibuat lebih kecil dari tekanan pada pipa untuk tanaman kedua. Jika tanaman pertama membutuhkan setengah dari kecepatan air pada tanaman yang kedua bagaimana cara kamu agar saluran air dapat menyalurkan air sesuai kebutuhan? Sebutkan 2 jawaban! 8
Pernahkah kamu mengamati jatuhnya air ketika keluar dari keran? Jika diamati, aliran air yang keluar dari keran agak menyempit ketika akan mulai jatuh. Mengapa demikian?berikan dua jawaban!
pertama, aliran air yang keluar dari keran agak menyempit ketika akan mulai jatuh karena aliran udara dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di bagian tepi aliran air lebih kecil dari pada kelajuan udara di bagian tengah aliran air. Kedua, Tekanan udara di tepi aliran air lebih besar dari pada tekanan udara di tengah aliran air, sehingga ada gaya yang mendorong udara di sekitar aliran air saat mulai jatuh.
118
3
Berpikir Original (Mempertanyak an cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru).
15
Sayap pesawat terbang telah dirancang sedemikian rupa agar dapat terbang. Sesuai dengan asas Bernoulli, bagaimana merancang kecepatan dan tekanan udara di atas dan di bawah sayap Agar pesawat dapat terbang secara maksimal ? sebutkan minimal dua jawaban!
5
Air terjun dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Air terjun dapat dimanfaatkan energi potensialnya untuk dirubah menjadi energi mekanis sehingga dapat menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Jika pada suatu daerah tidak ada air terjun, maka dapatkah air mancur dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air?jelaskan jawabanmu!
Pesawat dapat terbang karena pesawat mengalami gaya angkat dari udara Daya angkat terjadi akibat perbedaan kecepatan pada bagian atas dan bawah sayap. Kecepatan aliran udara di atas harus lebih cepat dari kecepatan udara di bawah sayap. Sesuai asas Bernoulli, saat kecepatan di atas sayap lebih besar, maka tekanan udara di atas akan lebih rendah disbanding tekanan udara dibawah sayap. Tekanan udara yang lebih besar di bawah sayap akan memberikan gaya angkat udara sehinggga pesawat terbang dapat terbang secara maksimal. Selain air terjun, sumber air lain dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, contohnya adalah air mancur, meskipun air mancur memiliki ketinggian yang rendah, namun masih bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik.untuk menghasilkan pergerakkan, kita dapat menggunakan kincir air sederhana. Ketika air mancur mengenai kincir air, kincir air berputar maka dapat membuat poros generator berputar dan menghasilkan energi listrik.
119
9
Di sebuah desa air bersih disalurkan ke rumah penduduk dengan menggunakan pompa yang terhubung dengan pipa dengan luas penampang A, Agar air bisa lebih cepat sampai ke rumah penduduk, maka cara apa yang dapat dilakukan?
Untuk meningkatkan kecepatan air, kita dapat dengan cara menggunakan pipa yang berdiameter kecil sehingga kecepatan air akan lebih besar.
6
Air dapat mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah, Jika air berada di dataran yang rendah dan harus dialirkan ke dataran yang lebih tinggi. usaha apa yang dapat kamu dilakukan agar air dapat mengalir dari dataran yang lebih rendah ke dataran yang lebih tinggi?
Agar air dapat mengalir dari dataran rendah ke dataran tinggi dapat menggunakan pompa air yaitu pompa hidram. Prinsip kerjanya adalah adanya du buah klep, yakni klep pembungan dan klep penghisap. Air masuk melalui pipa kemudin klep pembuangan terbuka sedangkan klep penghisap tertupup. Air yang masuk memenuhi rumah pompamendorong ke atas klep pembuangan sehingga menutup. Dengan menutupnya klep pembuangan mengakibatkan seluruh dorongan air menekan dan membuat air masuk ke klep penghisap sehingga air dapat mengalir ke atas.
120
4
Berpikir Merinci (Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci)
12
Seorang petani sedang membuat saluran irigasi dengan menggunakan pipa yang memiliki luas penampang berbeda,
Diketahui : =5 =2 = 15 m/s Ditanya : =?
luas penampang yang lebih besar Jawab : adalah 5 , dan luas penampang pipa = yang lebih kecil adalah 2 , jika kecepatan aliran pada pipa besar . = . adalah 15 m/s, apakah kecepatan aliran pada pipa yang lebih kecil akan 5 . 15 m/s = 2 lebih kecil juga?jelaskan jawabanmu! 75 /s = 2 .
.
= 37,5 m/s Dari perhitungan tersebut kecepatan aliran pada pipa yang lebih kecil ternyata tidak lebih kecil melainkan lebih besar dari kecepatan aliran pada pipa besar.
11
Pak ahmad sedang mengukur kecepatan aliran sungai dengan menggunakan venturimeter. penampang pipa besar memiliki luas
Pak ahmad dapat menentukan kecepatan aliran air dengan cara melihat perbedaan ketinggian air
121
sebesar 10 cm dan pipa kecil memiliki luas penampang sebesar 2 cm . Ketika air sungai mulai memasuki pipa venturimeter, ternyata air yang melewati kedua pipa memiliki perbedaan ketinggian sebesar 20 cm, dengan demikian bagaimana hubungan ketinggian air pada kedua pipa tersebut untuk menunjukkan kecepatan aliran air pada pipa tersebut?
pada kedua pipa, Perbedaan ketinggian air pada kedua pipa menunjukkan bahwa ada perbedaan tekanan. Menurut asas Bernoulli, jika laju cairan meningkat, maka tekanan zat cair akan mengecil, begitupun sebaliknya. Untuk menentukan besar kecepatan aliran air sungai, dapat dihitung Secara matematis : Diketahui : = 10 =2 h= 20 cm ditanya : = ? Jawab : = √
.
= √
, ,
= √ =1 m/s
. ,
122
13
Jika pompa air di rumahmu memiliki tegangan 220 Volt dan memiliki arus sebesar 0,5 A dapat mengaliri air dengan kecepatan 2 m/s dan digunakan untuk mengisi bak mandi. jika energi listrik yang tersedia adalah sebesar 1000 Joull , apakah air dapat memenuhi bak mandi yang berukuran 100 cm x 100 cm x 50, 24 cm? (diameter pipa : 4 cm).
Diketahui : V = 220 Volt I = 0,5 A v = 2 m./s d = 4 cm = 0,04 m A=π A= 3,14. 0,08 = 0,02 Volume = 100x100x50,24= 502.400 0,5024
Jawab : Energi listrik : W
= V.I.t
1000 = 220.0,5.t 110t = 1000 t= 9,09 s Q = v.A = A.v ,
= 0,02. 2
123
V = 9,09 x 0,02 V= 0,1818 V = 181.800 Dari hasil tersebut, air tidak dapat memenuhi seluruh bak mandi yang berukuran 502.400 14
Diketahui : Dua buah tangki penyimpanan air = 12 m bersih di desa mekar buana mengalami = 10 m kebocoran, sehingga para penduduk ℎ =2m berusaha untuk menutupi ℎ =4m kebocorannya. Ditanya = =? =? Jawab
kedua tangki tersebut memiliki lubang kebocoran dengan ketinggian berbeda. jika pada tangki pertama jarak lubang kebocoran ke permukaan air adalah sebesar 2 m dan jarak kebocoran dengan dasar tanah sebesar 12 m. sedangkan pada tangki kedua jarak lubang kebocoran ke permukaan air adalah sebesar 4 m dan jarak lubang
= √2gh = √2.10. 2 = √40 = 6, 32 m/s = √2gh = √2.10.4 = √8,94 Karena kecepatan air pada tangki kedua lebih besar dari tangki yang pertama, maka debit air kedua juga lebih besar dari debit air yang pertama, sehingga yang harus terlebihdahulu
124
16
kebocoran dengan dasar tanah sebesar 10 m, maka tangki yang manakah yang terlebih dahulu harus ditutupi kebocorannya oleh penduduk?
diperbaiki adalah kebocoran pada tangki kedua
Pesawat terbang milik Garuda Indonesia lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta menuju bandara juanda. Jika pada saat terbang kecepatan aliran udara di bagian bawah badan sayap pesawat adalah 100 m/s dan beda tekanan di atas dan di bawah sayap adalah 130 Pa, maka apakah kecepatan aliran udara di bagian atas sayap akan lebih besar? Jelaskan dan buktikan secara matematis! ( ρ udara = 1,3 kg/
Diketahui : = 100 m/s -
= 130 Pa
Ditanya : =? Jawab : -
= ρ(
-
130
= .1,3 (
130
= 0,65
0,65
= 6630
) -100 ) – 6500
= 10200 = 101 / Dari hasil perhitungan, kecepatan aliran udara di bagian atas pesawat akan lebih besar dari kecepatan aliran dibawah pesawat!
125
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif No
Kemampuan Berpikir Kreatif
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Jumlah Soal
Deskripsi Jawaban Siswa
Skor
1
Berpikir Lancar
Lancar mengungkapkan gagasannya
5
Siswa tidak dapat menggunakan strategi/Langkah penyelesaian soaldengan benar dan tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa 50% dapat menggunakan strategi/langkah penyelesaian soal dengan benar dan tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa dapat menggunakan strategi/langkah penyelesaian soal yang benar, namun tidak memperoleh hasil akhir yang benar. Siswa dapat menggunakan strategi/langkah penyelesaian soal yang benar, dan memperoleh hasil akhir yang benar.
0
2
Keterampilan berpikir luwes
Memikirkan pemecahan masalah yang berbedabeda
3
Siswa tidak dapat menggunakan strategi/Langkah penyelesaian soal yang berbeda-beda dan tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa 50% dapat menggunakan strategi/langkah penyelesaian soal yang berbeda-beda dan tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa dapat menggunakan strategi/langkah penyelesaian soal yang berbeda-beda, namun tidak memperoleh hasil akhir yang benar. Siswa dapat menggunakan strategi/langkah penyelesaian soal yang berbeda-beda, dan
1
2
3
0 1
2
3
126
3
4
Berikir Original
Berpikir Merinci
Mempertanyakan caracara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkahlangkah terperinci
3
5
memperoleh hasil akhir yang benar. Siswa tidak dapat menggunakan langkah/strategi yang baru dan tidak mendapatkan hasil akhir yang sama Siswa tidak dapat menggunakan langkah/strategi yang baru namun memperoleh hasil akhir yang benar Siswa dapat menggunakan langkah/strategi yang baru namun tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa dapat menggunakan langkah/strategi yang baru dan mendapatkan hasil akhir yang benar. Siswa tidak dapat mengembangkan/merinci gagasan menjadi lebih menarik dan tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa 50% dapat mengembangkan/merinci gagasan menjadi lebih menarik dan tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa dapat mengembangkan/merinci gagasan menjadi lebih menarik namun tidak memperoleh hasil akhir yang benar Siswa dapat mengembangkan/merinci gagasan menjadi lebih menarik dan memperoleh hasil akhir yang benar.
0
1
2
3 0
1
2
3
127
Validitas Instrumen Tes
Butir Soal
= 16
Jumlah Subyek = 31 Nama berkas
: D:\ Validasi Instrumen.AUR
Butir Baru
No Butrir
Asli Korelasi
Signifikansi
1
1
0.546
Signifikan
2
2
0.204
-
3
3
0.203
-
4
4
0.559
Sangat Signifikan
5
5
0.524
Signifikan
6
6
0.675
-
7
7
0.323
Sangat Signifikan
8
8
0.459
Signifikan
9
9
-0.04
-
10
10
0.715
Sangat Signifikan
11
11
0.564
Sangat Signifikan
12
12
0.262
-
13
13
0.071
-
14
14
0.214
-
15
15
0.825
Sangat Signifikan
16
16
0.756
Sangat Signifikan
128
Reabilitas Instrumen Tes
Rata2
= 127.90
Simpang Baku
= 29.74
KorelasiXY
= 0.58
Reliabilitas Tes
= 0.74
Nama berkas
: D:\Validasi Instrumen.AUR
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
No. Subyek 22 2 11 17 19 26 15 21 5 16 18 12 24 1 25 27 28 30 23 14 6 31 9 10 20
Kode/Nama Subyek Siswa 22 Siswa 2 Siswa 11 Siswa 17 Siswa 19 Siswa 26 Siswa 15 Siswa 21 Siswa 5 Siswa 16 Siswa 18 Siswa 12 Siswa 24 Siswa 1 Siswa 25 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 30 Siswa 23 Siswa 14 Siswa 6 Siswa 31 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 20
Skor Ganjil 85 70 80 70 90 80 85 85 85 75 70 65 85 70 90 55 70 70 65 70 50 45 50 60 50
Skor Genap 80 90 80 90 70 80 70 70 65 75 80 80 60 70 50 80 65 65 65 55 60 65 55 40 45
Skor Total 165 160 160 160 160 160 155 155 150 150 150 145 145 140 140 135 135 135 130 125 110 110 105 100 95
129
26 27 28 29 30 31
13 3 29 4 7 8
Siswa 13 Siswa 3 Siswa 29 Siswa 4 Siswa 7 Siswa 8
50 45 55 40 45 40
40 40 30 40 30 40
90 85 85 80 75 75
130
Daya Pembeda Instrumen Tes
Jumlah Subyek
= 31
Klp atas/bawah(n)
=8
Butir Soal
= 16
Un: Unggul; AS: Asor; SB
: Simpang Baku
Nama berkas
: D:\Validasi Instrumen.AUR
131
Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Jumlah Subyek
= 31
Butir Soal
= 16
Nama berkas
: D:\ Validasi Instrumen.AUR
132
REKAPITULASI UJI VALIDASI INSTRUMEN TES No Butrir 1
Daya Beda
T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
Kesimpulan
23
Sedang
0,546
Signifikan
Digunakan
2
11
Sangat Mudah
0,204
-
Tidak Digunakan
3
50.00
Sangat Mudah
0,203
-
Tidak Digunakan
4
11
Sedang
0,559
Sangat Signifikan
Digunakan
5
23
Sedang
0,524
Signifikan
Digunakan
6
40
Sedang
0,675
Sangat Signifikan
Digunakan
7
22
Sedang
0,323
-
Tidak Digunakan
8
21
Sukar
0,459
Signifikan
Digunakan
9
-4
Sukar
-0,040
10
25
Mudah
0,715
Sangat Signifikan
Digunakan
11
39
Sedang
0,564
Sangat Signifikan
Digunakan
12
83.33
Sedang
0,262
-
Tidak Digunakan
13
-8.33
Sedang
0,071
-
Tidak Digunakan
14
54,17
Sukar
0,214
-
Tidak Digunakan
15
54
Sedang
0,825
Sangat Signifikan
Digunakan
16
56
Sedang
0,756
Sangat Signifikan
Digunakan
Tidak Digunakan
133
INSTRUMEN SOAL TES VALID PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SETS BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS Materi
: Fluida Dinamis
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
No 1
Kemampuan berpikir kreatif Berpikir Lancar (Lancar mengungkapkan gagasangagasannya).
No Butir Uraian Soal Soal 1 Desa karang anyar mengalami kekeringan sehingga pihak pemerintah memberikan bantuan berupa air bersih. Air bersih didistribusikan ke desa-desa melalui pipa saluran air. Pipa ini dapat mengeluarkan debit air sebesar 0,1 liter perdetiknya. Jika penduduk desa tersebut memerlukan air bersih sebanyak 1000 liter, Apakah air dapat terdistribusi ke seluruh warga desa dalam kurun waktu 2 jam? Jelaskan secara matematis!
Pembahasan Diketahui : Q = 0,1 liter/s V = 1000 litet Ditanya : t=? Jawab : Q= v/t 0,1 = 1000/t t = 1000/0,1 t = 10000 s t = 166,6 menit t = 2,77 jam. Berdasarkan hasil tersebut, dalam waktu 2 jam, air belum dapat terdistribusi seluruhnya kepada penduduk..
134
2
Berpikir luwes (Memikirkan pemecahan masalah yang berbeda-beda)
10
Andi sedang membuat alat penyemprot serangga dengan menggunakan pipa penghisap. Ketika andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang sama besar, pipa tidak dapat menghisap dan mengeluarkan cairan pembunuh serangga. Sedangkan ketika andi menyambungkan dua pipa dengan luas penampang berbeda pipa dapat menghisap dan mengeluakan cairan pembunuh serangga. Mengapa demikian?jelaskan jawabanmu!
Ketika andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang berbeda, udara yang melewati Pipa kecil akan memiliki kelajuan yang besar, karena kelajuannya besar, maka tekanan pada pipa akan rendah. Sedangkan pada pipa dengan luas penampang besar akan memiliki tekanan yang lebih tinggi, sehingga cairan pembunuh serangga dapat keluar dari pipa. Dan apabila andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang sama maka tidak aka nada perbedaan tekanan sehingga cairan tidak dapat keluar.
4
Sulaiman memiliki 2 pot tanaman berbeda yang harus disirami air setiap hari. Untuk memudahkan penyiraman, Sulaiman membuat penyemprot tanaman otomatis dengan menggunakan pipa peralon. Jika tanaman pertama membutuhkan setengah dari kecepatan air pada tanaman yang kedua bagaimana cara kamu agar saluran air dapat menyalurkan air sesuai kebutuhan?
Berdasarkan prinsip kontinuitas, kecepatan berbanding terbalik dengan luas alas suatu penampang. Secara matematis ditulis : . = . Jika tanaman pertama memerlukan siraman air yang memiliki kecepatan lebih kecil dari tanaman kedua, maka luas penampang peralon untuk menyiram air pada tanaman pertama harus dibuat lebih
135
8
15
Sebutkan 2 jawaban!
besar dari penampang peralon yang pertama. Selain itu, agar kecepatan air pada tanaman kedua lebih besar dari tanaman pertama, maka tekanan pada pipa untuk tanaman pertama harus dibuat lebih kecil dari tekanan pada pipa untuk tanaman kedua.
Pernahkah kamu mengamati jatuhnya air ketika keluar dari keran? Jika diamati, aliran air yang keluar dari keran agak menyempit ketika akan mulai jatuh. Mengapa demikian?berikan dua jawaban!
pertama, aliran air yang keluar dari keran agak menyempit ketika akan mulai jatuh karena aliran udara dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di bagian tepi aliran air lebih kecil dari pada kelajuan udara di bagian tengah aliran air. Kedua, Tekanan udara di tepi aliran air lebih besar dari pada tekanan udara di tengah aliran air, sehingga ada gaya yang mendorong udara di sekitar aliran air saat mulai jatuh.
Sayap pesawat terbang telah dirancang Pesawat dapat terbang karena pesawat mengalami gaya angkat dari udara sedemikian rupa agar dapat terbang. Sesuai dengan asas Bernoulli, bagaimana Daya angkat terjadi akibat perbedaan
136
merancang kecepatan dan tekanan udara di atas dan di bawah sayap Agar pesawat dapat terbang secara maksimal ? sebutkan minimal dua jawaban!
3
Berpikir Original (Mempertanyak an cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru).
5
kecepatan pada bagian atas dan bawah sayap. Kecepatan aliran udara di atas harus lebih cepat dari kecepatan udara di bawah sayap. Sesuai asas Bernoulli, saat kecepatan di atas sayap lebih besar, maka tekanan udara di atas akan lebih rendah disbanding tekanan udara dibawah sayap. Tekanan udara yang lebih besar di bawah sayap akan memberikan gaya angkat udara sehinggga pesawat terbang dapat terbang secara maksimal. Air terjun dapat dimanfaatkan sebagai Selain air terjun, sumber air lain dapat pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Air dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, terjun dapat dimanfaatkan energi contohnya adalah air mancur, meskipun potensialnya untuk dirubah menjadi air mancur memiliki ketinggian yang energi mekanis sehingga dapat rendah, namun masih bisa dijadikan menggerakkan turbin dan menghasilkan sebagai pembangkit listrik.untuk energi listrik. Jika pada suatu daerah menghasilkan pergerakkan, kita dapat tidak ada air terjun, maka dapatkah air menggunakan kincir air sederhana. mancur dimanfaatkan sebagai Ketika air mancur mengenai kincir air, pembangkit listrik tenaga air?jelaskan kincir air berputar maka dapat membuat jawabanmu! poros generator berputar dan menghasilkan energi listrik.
137
6
Air dapat mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah, Jika air berada di dataran yang rendah dan harus dialirkan ke dataran yang lebih tinggi. usaha apa yang dapat kamu dilakukan agar air dapat mengalir dari dataran yang lebih rendah ke dataran yang lebih tinggi?
Agar air dapat mengalir dari dataran rendah ke dataran tinggi dapat menggunakan pompa air yaitu pompa hidram. Prinsip kerjanya adalah adanya du buah klep, yakni klep pembungan dan klep penghisap. Air masuk melalui pipa kemudin klep pembuangan terbuka sedangkan klep penghisap tertupup. Air yang masuk memenuhi rumah pompamendorong ke atas klep pembuangan sehingga menutup. Dengan menutupnya klep pembuangan mengakibatkan seluruh dorongan air menekan dan membuat air masuk ke klep penghisap sehingga air dapat mengalir ke atas.
138
4
Berpikir Merinci (Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci)
11
Pak ahmad sedang mengukur kecepatan aliran sungai dengan menggunakan venturimeter. penampang pipa besar memiliki luas sebesar 10 cm dan pipa kecil memiliki luas penampang sebesar 2 cm . Ketika air sungai mulai memasuki pipa venturimeter, ternyata air yang melewati kedua pipa memiliki perbedaan ketinggian sebesar 20 cm, dengan demikian bagaimana hubungan ketinggian air pada kedua pipa tersebut untuk menunjukkan kecepatan aliran air pada pipa tersebut?
Pak ahmad dapat menentukan kecepatan aliran air dengan cara melihat perbedaan ketinggian air pada kedua pipa, Perbedaan ketinggian air pada kedua pipa menunjukkan bahwa ada perbedaan tekanan. Menurut asas Bernoulli, jika laju cairan meningkat, maka tekanan zat cair akan mengecil, begitupun sebaliknya. Untuk menentukan besar kecepatan aliran air sungai, dapat dihitung Secara matematis : Diketahui : = 10 =2 h= 20 cm ditanya : = ? Jawab : = √
.
= √
, ,
= √ =1 m/s
. ,
139
16
Pesawat terbang milik Garuda Indonesia Diketahui : lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta = 100 m/s menuju bandara juanda. Jika pada saat terbang kecepatan aliran udara di bagian - = 130 Pa bawah badan sayap pesawat adalah 100 Ditanya : m/s dan beda tekanan di atas dan di bawah sayap adalah 130 Pa, maka apakah =? kecepatan aliran udara di bagian atas Jawab : sayap akan lebih besar? Jelaskan dan buktikan secara matematis! ( ρ udara = - = ρ( - ) 1,3 kg/ 130 = .1,3 ( -100 ) 130
= 0,65
0,65
= 6630
– 6500
= 10200 = 101 / Dari hasil perhitungan, kecepatan aliran udara di bagian atas pesawat akan lebih besar dari kecepatan aliran dibawah pesawat.
140
SOAL PRETEST DAN POSTTEST 1. Desa karang anyar mengalami kekeringan sehingga pihak pemerintah memberikan bantuan berupa air bersih. Air bersih didistribusikan ke desa-desa melalui pipa saluran air. Pipa ini dapat mengeluarkan debit air sebesar 0,1 liter perdetiknya. Jika penduduk desa tersebut memerlukan air bersih sebanyak 1000 liter, Apakah air dapat terdistribusi ke seluruh warga desa dalam kurun waktu 2 jam? Jelaskan secara matematis! 2. Air terjun dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Air terjun dapat dimanfaatkan energi potensialnya untuk dirubah menjadi energi mekanis sehingga dapat menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Jika pada suatu daerah tidak ada air terjun, maka dapatkah air mancur dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air?jelaskan jawabanmu! 3. Air dapat mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah, Jika air berada di dataran yang rendah dan harus dialirkan ke dataran yang lebih tinggi. usaha apa yang dapat kamu dilakukan agar air dapat mengalir dari dataran yang lebih rendah ke dataran yang lebih tinggi? 4. Sulaiman memiliki 2 pot tanaman berbeda yang harus disirami air setiap hari. Untuk memudahkan penyiraman, Sulaiman membuat penyemprot tanaman otomatis dengan menggunakan pipa peralon.Jika tanaman pertama membutuhkan setengah dari kecepatan air pada tanaman yang kedua, bagaimana cara kamu agar saluran dapat menyalurkan air sesuai kebutuhan? Sebutkan 2 jawaban! 5. Andi sedang membuat alat penyemprot serangga dengan menggunakan pipa penghisap. Ketika andi menggunakan pipa dengan luas penampang yang sama besar, pipa lebih sulit menghisap dan mengeluarkan cairan pembunuh serangga. Sedangkan ketika andi menyambungkan dua pipa dengan luas penampang berbeda pipa dapat menghisap dan mengeluakan cairan pembunuh serangga.dengan mudah. Mengapa demikian?jelaskan jawabanmu!
141
6. Pernahkah kamu mengamati jatuhnya air ketika keluar dari keran? Jika diamati, aliran air yang keluar dari keran agak menyempit ketika akan mulai jatuh. Mengapa demikian?berikan dua jawaban!
7. Pak ahmad sedang mengukur kecepatan aliran sungai dengan menggunakan venturimeter. penampang pipa besar memiliki luas sebesar 10 cm dan pipa kecil memiliki luas penampang sebesar 2 cm . Ketika air sungai mulai memasuki pipa venturimeter, ternyata air yang melewati kedua pipa memiliki perbedaan ketinggian sebesar 20 cm, dengan demikian bagaimana hubungan ketinggian air pada kedua pipa tersebut untuk menunjukkan kecepatan aliran air pada pipa tersebut?
8. Sayap pesawat terbang telah dirancang sedemikian rupa agar dapat terbang Sesuai dengan asas Bernoulli, bagaimana merancang kecepatan dan tekanan udara di atas dan di bawah sayap Agar pesawat dapat terbang secara maksimal ? sebutkan minimal dua jawaban 9. Pesawat terbang milik Garuda Indonesia lepas landas dari bandara SoekarnoHatta menuju bandara juanda. Jika pada saat terbang kecepatan aliran udara di bagian bawah badan sayap pesawat adalah 100 m/s dan beda tekanan di atas dan di bawah sayap adalah 130 Pa, maka apakah kecepatan aliran udara di bagian atas sayap akan lebih besar? Jelaskan dan buktikan secara matematis! ( ρ udara = 1,3 kg/
142
KISI-KISI INSTRUMEN NON TES No
Indikator Aktivitas Siswa
Pernyataan
1
Berpikir Lancar
3
2
Berpikir Luwes
3
3
Berpikir Original
3
4
Berpikir Merinci
3
143
INSTRUMEN NON TES LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA No
Aspek Yang dinilai
Skor Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa 1 1
1
Pendahuluan
Berpikir Lancar
2
Pembentukka n Konsep
Berpikir luwes
Mengajukan banyak pertanyaan Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya Dalam membahas/ mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok. jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macammacam cara yang berbedabeda untuk menyelesaikannya. Memberikan macammacam penafsiran (interpretasi) terhadap
2
3
Siswa 2 1
2
3
Siswa 3 1
2
3
Siswa 4 1
2
3
Siswa 5 1
2
3
144
suatu gambar, cerita, atau masalah 3
Aplikasi Konsep
Berpikir Original
4
Pemantapan Konsep
Berpikir merinci
Memikirkan masalahmasalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Mempertanyakan caracara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. Setelah membaca atau mendengar gagasanggagasan, bekerja untuk menemukan penyelesian yang baru. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkahlangkah yang terperinci Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederana
145
146
147
Lampiran c Analisis Data Hasil Penelitian C.1 Hasil Pretest C.2 Hasil Posttest C.3 Uji Normalitas Hasil Pretest C.4 Uji Normalitas Hasil Posttest C.5 Uji Homogenitas Hasil Pretest C.6 Uji Homogenitas Hasil Posttest C.7 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest C.8 Data Hasil Observasi Siswa C.9 Data Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Hasil Pretest C.10 Data Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Hasil Posttest
148
HASIL PRETEST Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30
Hasil Pretest 11 15 11 4 7 22 4 4 4 4 11 7 15 11 4 15 11 11 4 7 4 22 7 7 22 15 4 15 4 22
Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30
Hasil Pretest 4 7 7 7 7 11 4 4 7 4 4 4 11 7 15 11 15 7 22 4 15 22 4 4 22 4 15 22 30 4
149
DATA HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest kelas Eksperimen adalah sebagai berikut : 4 7 11
4 7 15
4 7 15
4 7 15
4 7 15
4 11 15
4 11 22
4 11 22
4 11 22
4 11 22
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, dibutuhkan beberapa nilai, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Banyaknya data (N) Nilai Maksimum( Nilai Minimum ( Jangkauan Banyaknya Kelas
6.
Interval Kelas
:30 : 22 : 4 : = 22-4 = 18 : K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 30=5,87=6
) )
: =
=3
Tabel Distribusi Frekuensi Pretset Kelas Eksperimen Interval
fk
batas kelas
4-6
Frekuensi (fi) 10
3.5
nilai tengah ( ) 5
10
25
50
250
7-9
5
15
6.5
8
64
40
320
10-12
6
21
9.5
11
121
66
726
13-15
5
26
12.5
12
144
60
720
16-18
0
26
15.5
17
289
0
0
19-22
4
30
18.5
20.5
420.25
82
1681
JUMLAH
30
298
3697
fi.
fi.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu :
a. Rata-rata ( ) = =
∑ . ∑
= 9,93
150
b. Median (Me) ∑
Me = TB +
.c
Dimana: Me : median TB : tepi bawah kelas median N : banyak nilai pengamatan ∑ : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas Maka, ∑
Me = TB +
Me = 6,5 +
.c
.3
Me = 6,5 +
.3
Me = 10,25 c. Modus (Mo) Mo = TB + ∆ Dimana: Mo TB ∆ ∆
∆ ∆
.c
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus-frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus-frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
151
Maka, ∆
Mo = TB +
∆
∆
Mo = 6,5 +
.c .3
Mo = 6,5 +2 Mo = 8,5 d. Standar Deviasi (S) S=
S=
S=
.∑. .
(∑ (
)
. 3697 ( (
(
S= S = 25,40 S = 5,04
. )
)
)
)
152
DATA HASIL PRETEST KELAS KONTROL Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest kelas Eksperimen adalah sebagai berikut : 4 4 11
4 7 15
4 7 15
4 7 15
4 7 15
4 7 15
4 7 22
4 7 22
4 11 22
4 11 30
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, dibutuhkan beberapa nilai, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Banyaknya data (N) Nilai Maksimum( Nilai Minimum ( Jangkauan Banyaknya Kelas
) )
6.Interval Kelas
:30 : 30 : 4 : = 30-4 = 26 : K = 1+3,3 log n : = 1+3,3 log 30=5,87=6 :
=
= 4,33 =
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol Interval 4-8 9-13 14-17 18-22 23-27 28-32
Frekuensi (fi) 18 3 4 4 0 1 30
fk
batas kelas
18 21 25 29 29 30
3.5 8.5 13.5 17.5 22.5 27.5
nilai tengah ( ) 6 11 16 20 25 30
36 121 256 400 625 900
fi.
fi.
108 33 64 80 0 30 315
648 363 1024 1600 0 900 4535
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu :
a. Rata-rata ( ) = =
∑ . ∑
= 10,5
153
b. Median (Me) ∑
Me = TB +
.c
Dimana: Me : median TB : tepi bawah kelas median N : banyak nilai pengamatan ∑ : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas Maka, ∑
Me = TB +
Me = 3,5 +
.c
.5
Me = 3,5 +
.5
Me = 7,66 c. Modus (Mo) Mo = TB + Dimana: Mo TB ∆ ∆
∆ ∆
∆
.c
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus-frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus-frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
154
Maka, Mo = TB + ∆
∆ ∆
Mo = 3,5 +
.c .5
Mo = 3,5 +2 Mo = 6,23 d. Standar Deviasi (S) S=
S=
S=
.∑. .
(∑ (
)
. 4535 ( (
(
S= S = √42,32 S = 6,5
. )
)
)
)
155
HASIL POSTEST Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30
Kontrol Nilai 18 70 67 34 60 56 67 67 40 48 60 48 63 63 70 74 85 52 56 60 60 70 63 63 78 78 60 81 67 78
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30
Nilai 41 52 52 41 60 56 44 60 55 70 33 48 41 41 53 48 60 52 53 60 54 58 48 60 60 30 52 44 44 41
156
DATA HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest kelas Eksperimen adalah sebagai berikut : 18 34 40 48 48 52 56 56 60 60 60 60 60 63 63 63 63 67 67 67 67 70 70 70 74 78 78 78 81 85
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, dibutuhkan beberapa nilai, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Banyaknya data (N) Nilai Maksimum( Nilai Minimum ( Jangkauan Banyaknya Kelas
6. Interval Kelas
:30 :85 :18 : = 85-18 = 67 : K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 30=5,87=6
) )
:
=
= 11,16 = 12
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen Interval
Frekuensi (fi) 1 2 3 11 8 5 30
18-29 30-41 42-53 54-65 66-77 78-89
fk 1 3 6 17 25 30
batas kelas 17.5 29.5 41.5 53.5 65.5 77.5
nilai tengah ( ) 24 36 48 60 72 84
fi. 576 1296 2304 3600 5184 7056
24 72 144 660 576 420 1896
fi. 576 2592 6912 39600 41472 35280 126432
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu :
a. Rata-rata ( ) = =
∑ . ∑
= 63,2
157
b. Median (Me) ∑
Me = TB +
.c
Dimana: Me : median TB : tepi bawah kelas median N : banyak nilai pengamatan ∑ : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas Maka, ∑
Me = TB +
Me = 53,5 +
.c
.12
Me = 53,5 +
.12
Me = 61,95 c. Modus (Mo) Mo = TB + ∆ Dimana: Mo TB ∆ ∆
∆ ∆
.c
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus-frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus-frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
158
Maka, Mo = TB +
∆ ∆
.c
∆
Mo = 53,5 +
.12
Mo = 53,5 +8,73 Mo = 62,23 d. Standar Deviasi (S)
S=
S=
S=
.∑. .
(∑ (
. )
)
.126432 ( (
)
)
(
S= S = 227,75 S = 15,09
)
159
DATA HASIL POSTTEST KELAS KONTROL Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest kelas Eksperimen adalah sebagai berikut : 30 33 41 41 41 41 41 44 44 44 48 48 48 52 52 52 52 52 52 52 56 56 58 60 60 60 60 60 60 70 Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, dibutuhkan beberapa nilai, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Banyaknya data (N) Nilai Maksimum( Nilai Minimum ( Jangkauan Banyaknya Kelas
6. Interval Kelas
:30 :70 :30 : = 70-30 = 40 : K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 30=5,87=6
) )
:
=
= 6,66 = 7
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol Interval
Frekuens i (fi) 2 5 6 9 7 1 30
30-36 37-43 44-50 51-57 58-64 65-71
fk 2 7 13 22 29 30
batas kelas 29.5 36.5 43.5 50.5 57.5 64.5
nilai tengah ( ) 33 40 47 54 61 68
1089 1600 2209 2916 3721 4624
fi.
fi.
66 200 282 486 427 68 1529
2178 8000 13254 26244 26047 4624 80347
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu :
a. Rata-rata ( ) = =
∑ . ∑
=50,96
160
b. Median (Me) ∑
Me = TB +
.c
Dimana: Me : median TB : tepi bawah kelas median N : banyak nilai pengamatan ∑ : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas Maka, ∑
Me = TB +
.c
Me = 50,5 +
.7
Me = 50,5 +
.7
Me = 52,05 c. Modus (Mo) Mo = TB + ∆ Dimana: Mo TB ∆ ∆
∆ ∆
.c
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus-frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus-frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
161
Maka, Mo = TB + ∆
∆
.c
∆
Mo = 50,5 +
.7
Mo = 50,5 + 4,2 Mo = 54,7
d.
Standar Deviasi (S)
S=
S=
.∑. .
(∑ (
. )
)
.
(1529) (
S= S= S = √83,41 S = 9,13
)
(
)
162 UJI NORMALITAS HASIL PRETEST
Uji normalitas menggunakan uji kai kuadrat dengan rumus sebagai berikut: ( − ) = ∑ Keterangan : = nilai tes kai kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut: 1. Jika ℎ ≤ , data berdistribusi normal. 2. Jika ℎ ˃ , data berdistribusi tidak normal. A. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Interval
fi
Titik Tengah xi
xi^2
fi.xi
fi.xi^2
Batas Kelas
RataRata
SD
Z batas kelas
Luas Z tabel
Luas tiap kelas
fh
f0
(fh-fo)^2
x2 hitung
7.4
2.8
-1.39285714
0.4177
0.1659
4.977
9
16.184529
3.25186438
7.4
2.8
-0.67857143
0.2518
0.2638
7.914
11
9.523396
1.20336063
7.4
2.8
0.035714286
0.012
0.2614
7.842
0
61.496964
7.842
7.4
2.8
0.75
0.2734
0.1545
4.635
9
19.053225
4.11072816
7.4
2.8
1.464285714
0.4279
0.0575
1.725
0
2.975625
1.725
7.4
2.8
2.178571429
0.4854
0.0127
0.381
1
0.383161
1.00567192
2.892857143
0.4981
3.5 4-5
9
4.5
20.25
40.5
182.25 5.5
6-7
11
6.5
42.25
71.5
464.75 7.5
8-9
0
8.5
72.25
0
0 9.5
10-11
9
10.5
110.25
94.5
992.25 11.5
12-13
0
12.5
156.25
0
0 13.5
14-15
1
14.5
210.25
14.5
210.25 15.5
19.1386251
163
B. Hasil Pretest Kelas Kontrol Interval
fi
Titik Tengah xi
xi^2
fi.xi
fi.xi^2
4-8
18
6
36
108
648
Batas Kelas 3.5
RataRata
SD
Z batas kelas
Luas Z tabel
Luas tiap kelas
fh
f0
(fh-fo)^2
x2 hitung
10.5
6.5
1.076923077
0.0319
0.086
2.58
18
237.7764
92.1613953
10.5
6.5
0.307692308
0.1179
0.2951
8.853
3
34.257609 3.86960454
10.5
6.5
0.461538462
0.1772
0.1827
5.481
4
2.193361
0.40017533
10.5
6.5
1.076923077
0.3599
0.1079
3.237
4
0.582169
0.17984832
10.5
6.5
1.846153846
0.4678
0.0277
0.831
0
0.690561
0.831
10.5
6.5
2.615384615
0.4955
0.0041
0.123
1
0.769129
6.2530813
8.5 9-13
3
11
121
33
363 13.5
14-17
4
16
256
64
1024 17.5
18-22
4
20
400
80
1600 22.5
23-27
0
25
625
0
0 27.5
28-32
1
30
900
30
900 32.5
103.695105
164
C. Hasil Posttest Eksperimen Interval
fi
Titik Tengah xi
xi^2
fi.xi
fi.xi^2
Batas Kelas
RataRata
SD
Z batas kelas
Luas Z tabel
Luas tiap kelas
fh
f0
(fhfo)^2
x2 hitung
62
15
2.966666667
0.4985
0.0135
0.405
1
0.354025
0.874135802
62
15
2.166666667
0.485
0.0703
2.109
2
0.011881
0.005633476
62
15
1.366666667
0.4147
0.199
5.97
3
8.8209
1.477537688
62
15
0.566666667
0.2157
0.3067
9.201
11 3.236401
0.351744484
62
15
0.233333333
0.091
0.2575
7.725
8
0.075625
0.009789644
62
15
1.033333333
0.3485
0.1179
3.537
5
2.140369
1.833333333
0.4664
0.605136839 x hitung 3.323977934
17.5 18-29
1
24
576
24
576 29.5
30-41
2
36
1296
72
2592 41.5
42-53
3
48
2304
144
6912
54-65
11
60
3600
660
39600
53.5
65.5 66-77
8
72
5184
576
41472 77.5
78-89
5
84
7056
420
35280 89.5
165
D. Hasil Posttest Kelas Kontrol Interval
fi
Titik Tengah xi
xi^2
fi.xi fi.xi^2
Batas RataKelas Rata
SD
Z batas kelas
Luas Z tabel
51
52
0.413461538
0.1591
51
52
0.278846154
51
52
51
Luas tiap kelas
fh
f0
(fh-fo)^2
x2 hitung
0.0488
1.464
2
0.287296
0.196240437
0.1103
0.0546
1.638
5
11.303044
6.900515263
0.144230769
0.0557
0.0517
1.551
6
19.793601
12.76183172
52
0.009615385
0.004
0.0518
1.554
9
55.442916
35.67755212
51
52
0.125
0.0478
0.0548
1.644
7
28.686736
17.4493528
51
52
0.259615385
0.1026
0.0491
1.473
1
29.5 30-36
2
33
1089
66
2178
37-43
5
40
1600
200
8000
36.5
43.5 44-50
6
47
2209
282
13254
51-57
9
54
2916
486
26244
50.5
57.5 58-64
7
61
3721
427
26047 64.5
65-71
1
68
4624
68
4624 71.5
0.394230769
x hitung 72.98549234
0.1517
Dari keempat data menunjukkan x hitung pretest eksperimen sebesar 19,19 , x hitung pretest kontrol sebesar103,69 , x hitung posttest eksperimen sebesar 3,32 dan x hitung posttest kontrol sebesar 72.98. Keempat data tersebut menunjukkan bahwa Jika disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
ℎ
˃
, seingga
166
UJI HOMOGENITAS HASIL PRETEST Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
F= Keterangan: F = koefisien F tes = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus : S=
∑ .
(∑ . ) (
)
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika < , maka data dinyatakan homogen. 2) Jika > , maka data dinyatakan tidak homogen. A. Uji F Pretest a. Standar Deviasi (S) Kelas Eksperimen S=
S=
.∑. .
(∑ (
. 3697 ( (
S=
(
. )
)
)
)
)
S= S = 25,40 S = 5,04 b. Standar Deviasi (S) Kelas Kontrol S=
.∑. .
(∑ (
)
. )
167
. 4535 (
S=
(
S=
)
)
(
)
S= S = √42,32 S = 6,5 Perhitungan : F= =
=
, , , ,
= 1,66 B. Uji F Posttest a. Standar Deviasi (S) Kelas Eksperimen
S=
S=
S=
.∑. .
(∑ (
. )
)
.126432 ( (
)
)
(
S= S = 227,75 S = 15,09
)
168
b. Standar Deviasi (S) Kelas Kontrol .∑. .
S=
(∑ (
.
S=
. )
)
(1529) (
S=
)
(
)
S= S = √83,41 S = 9,13 Perhitungan : F= =
=
, , , ,
= 2,73 Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa pretest, nilai F sebesar 1,66. Nilai F hitung lebih kecil dari F tabel, sehingga dinyatakan bahwa saat pretest kedua kelas dinyatakan Homogen. Sedangkan pada saat posttest, nilai F sebesar 2,73. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Sehingga dapat dinyatakan bahwa saat Posttest kedua kelas tidak homogen.
169
UJI HIPOTESIS Karena data menunjukkan tidak normal dan tidak
homogen, maka uji yang
digunakan adalah uji Mann-Withney. Adapun hasil dari uji Mann-Withney adalah sebagai beriukut : Tabel Uji Mann-Withney Data Pretest
Tabel Uji Mann-Withney Data Posttest
Nilai signifikansi pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,79 dan 0,00. Nilai signifikansi pretest sebesar 0,79 lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat pretest. Sedangkan nilai signifikansi posttest pada kelas eksprimen dan kontrol sebesar 0,00 jauh lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat posttest.
170
DATA HASIL OBSERVASI SISWA Indikator
Rata-rata Skor
Persentase
Keterangan
Berpikir Lancar
9.4
78.30%
Baik
Berpikir Luwes
9
75%
Baik
Berpikir Original
8.3
69.16%
Cukup
Berpikir Merinci
8.9
74%
Baik
8.9
74.00%
Baik
Rata-rata Skor
171
ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI SISWA
Pertemuan Pertama No
Nama Siswa
Berpikir Lancar
Skor Berpikir Kreatif Berpikir Berpikir Luwes Original
Berpikir Merinci
Berpikir Lancar
Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama
Skor Berpikir Kreatif Berpikir Berpikir Luwes Original
Skor Berpikir Kreatif Berpikir Berpikir Luwes Original
Berpikir Merinci
Berpikir Lancar
Jumlah Skor
Persentase
Berpikir Merinci
1
Siswa 1
3
2
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
25
2
Siswa 2
2
2
1
3
3
2
2
3
2
1
2
2
25
69.4444
3
Siswa 3
2
3
2
1
2
3
3
2
3
3
2
2
28
77.77778
4
Siswa 4
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
2
3
26
72.22222
5
Siswa 5
2
3
2
2
3
2
2
1
3
2
2
2
26
72.22222
6
Siswa 6
2
2
2
2
3
3
1
2
3
1
3
2
26
72.22222
7
Siswa 7
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
1
2
26
72.22222
8
Siswa 8
3
2
3
3
2
1
1
3
3
2
2
2
27
75
9
Siswa 9
2
2
2
2
3
2
2
3
1
2
2
3
26
72.22222
10
Siswa 10
2
3
2
2
2
3
1
2
3
3
2
2
27
75
11
Siswa 11
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
30
83.33333
12
Siswa 12
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
28
77.77778
13
Siswa 13
2
2
2
2
3
2
3
2
3
1
2
2
26
72.22222
14
Siswa 14
2
1
1
2
3
2
3
2
3
2
2
2
25
69.44444
15
Siswa 15
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
28
77.77778
16
Siswa 16
3
2
2
1
2
2
3
1
2
3
2
2
25
69.44444
17
Siswa 17
3
1
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
28
77.77778
18
Siswa 18
2
2
2
1
1
2
1
3
2
3
2
2
23
63.88889
19
Siswa 19
3
2
2
2
1
2
1
3
2
3
2
2
25
69.44444
20
Siswa 20
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
27
75
69.4444
172
21
Siswa 21
3
2
1
3
1
2
3
3
2
1
2
1
24
66.66667
22
Siswa 22
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
26
72.22222
23
Siswa 23
3
2
3
2
3
1
2
2
3
3
1
2
27
75
24
Siswa 24
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
31
86.11111
25
Siswa 25
2
3
2
2
1
3
3
2
2
1
2
3
26
72.22222
26
Siswa 26
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
1
27
75
27
Siswa 27
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
28
77.77778
28
Siswa 28
1
3
1
3
2
2
3
3
2
3
3
2
28
77.77778
29
Siswa 29
2
3
2
3
3
3
2
3
3
1
2
3
30
83.33333
30
Siswa 30
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
30
83.33333
Berpikir Lancar Berfikir Luwes Berfikir Origial Berfikir Merici
71
68
61
66
67
65
65
69
74
70
63
65
78.3
75.55555556
65.2
73.33333333
74.44444444
72.22222222
72.3
76.66666667
82.22222222
77.3
70
72.22222222
78.32222222 75.02592593 69.16666667 74.07407407
173
ANALISISI NILAI PERBUTIR SOAL A. Nilai Pretest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Skor total Skor Maksimum Persentase
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 0 0 2 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 2 0 1 2 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 20 20 17 1 90 90 90 90 22.22% 22.22% 18.88% 1%
Soal 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 90 3%
Soal 6 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 90 4.44%
Soal 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 0%
Soal 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 0%
Soal 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 0%
174
B. Nilai Pretest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Skor Total Skor Maks
Soal 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 2 0 2 2 0 1 0 0 0 3 0 0 15 90 16,66%
Soal 2 1 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 1 2 2 3 0 2 2 0 0 1 1 3 1 1 1 25 90 27,77%
Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 25 2 4 6 90 90 90 90 27.77% 2.22% 4.44% 6.66%
Soal 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 0%
Soal 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 3 0 6 90 6.66%
Soal 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 0%
175
C. Nilai Posttest Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Skor Total Skor Maksimum Persentase
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 0 1 2 1 1 3 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 0 0 3 2 2 2 0 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 1 2 1 0 3 1 2 3 1 3 0 0 2 0 2 0 2 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 0 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 1 0 1 3 2 2 0 1 3 1 2 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 0 3 2 1 2 1 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 0 3 3 1 2 3 2 3 0 2 3 2 3 2 2 3 2 82 43 60 62 50 90 90 90 90 90 91.11% 47,77% 66.66% 58,88% 55,55%
Soal 6 0 3 2 1 1 1 1 1 0 0 2 1 1 2 0 1 3 1 0 1 1 1 1 2 2 3 0 3 0 1 36 90 40%
Soal 7 0 0 2 2 2 3 3 3 0 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 56 90 62%
Soal 8 Soal 9 0 0 3 2 1 2 1 1 1 1 0 0 3 0 1 2 0 1 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 1 1 2 3 2 3 1 2 3 3 1 1 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2 0 2 3 3 3 1 3 3 58 50 90 90 64.44% 55.00%
176
D. Nilai Posttest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Skor Total Skor Maksimum Persentase
Soal 1 Soal 2 2 1 0 0 1 1 3 1 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 2 1 1 1 3 2 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 3 0 0 0 3 3 3 1 3 1 0 1 73 36 90 90 81.11% 40%
Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 2 0 1 2 1 2 2 0 1 2 0 3 3 2 0 2 1 0 2 3 2 3 0 1 0 2 0 2 2 2 1 0 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 0 3 3 2 2 2 2 0 2 2 2 1 3 2 2 0 2 3 0 0 0 0 0 3 2 2 0 1 0 2 3 0 1 0 1 0 1 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 3 2 0 2 3 2 1 0 1 2 2 0 1 2 1 2 0 2 2 2 1 0 2 0 2 3 2 2 0 0 2 2 3 1 0 0 3 1 2 3 2 2 1 0 1 2 2 2 2 0 0 2 2 3 1 1 0 1 0 2 3 2 1 0 0 0 2 3 2 0 2 1 0 2 2 0 0 0 0 1 2 3 2 2 0 0 0 2 3 3 1 0 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 0 0 1 2 3 2 38 23 32 20 53 68 51 90 90 90 90 90 90 90 42.22% 25.55% 35.55% 22.22% 60.00% 75.55% 58.88%
177
LAMPIRAN D E.1 Foto-foto Penelitian E.2 Surat Keterangan Penelitian E.3 Lembar Uji Referensi E.4 Biodata Penelitian
178
Foto-foto Penelitian Kelas Eksperimen
Pelaksanaan Pretest
179
Proses Belajar Siswa
180
Kelas Kontrol
181
182
183
184
185
186
187
188
BIODATA PENULIS Amelia Desmayanti Zulita, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Zulkifli dan Rosidah lahir di Jakarta pada tanggal 16 Desember 1992, bertempat tinggal di Kp. Panunggangan Desa Peusar Nomor 123 RT 001 RW 001 Kelurahan Mekar Bakti, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Email [email protected]. Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SDN Peusar II lulus pada tahun 2004, MTs. Nurul Ilmi Cikupa lulus pada tahun 2007 dan Pondok Pesantren La Tansa Lebak Banten lulus pada tahun 2011 kemudian penulis melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Progam Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2011 melalui jalur SPMB Mandiri.