ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK (AUHENTIC ASSESSMENT) BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X SMAN DI KOTA BOGOR TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh MARDIANA NIM. 1110016200032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
i
ABSTRAK
Mardiana (1110016200032). Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Auentik Berdasarkan Standar Penilaian Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau informasi mengenai keadaan dan mengetahui kesesuaian instrumen penilaian autentik yang mencakup instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disusun oleh guru kimia kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah menggunakan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan pada Maret 2014 sampai dengan Agustus 2014. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non-tes berupa daftar ceklis, lembar analisis dan pedoman wawancara. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Persentase kesesuaian intrumen penilaian kompetensi sikap sebesar 17,3 % dan masuk dalam kategori “tidaksesuai”, persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sebesar 28,63 % dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, sementara persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi keterampilan sebesar 15,17 % dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”.
Kata Kunci : instrumen penilaian autentik, standar penilaian, kurikulum 2013
ii
ABSTRACT Mardiana (1110016200032). Analysis The Assessment Conformance of Authentic Instrument Based on The Standard of Curriculum 2013 Assessment on Chemistry Subject in Grade X of State Senior High Schools in Bogor. A “Skripsi”of Chemistry Education Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015. This research was aimed to obtain the information and to determine the appropriateness of the authentic assessment instrument including the aspects of affective, cognitive, and psychomotor prepared by the chemistry teachers for Grade X of state senior high schools applying the 2013 curriculum in the year of 2013/2014 in Bogor. This research was conducted from March until August, 2014. The method used in this research was qualitative descriptive method. The instruments used in this research were non-test instruments such as checklist sheets, analysis guide sheets, and also interview guide. The results of this research were analyzed qualitatively. The percentage of assessment instrument conformance in affective competency is about 17,3% and can be interpreted as “inappropriate”, then the percentage of assessment instrument conformance in knowlegde competency is about 28,63% and can be interpreted as “inappropriate”, and the last, the percentage of assessment instrument conformance in skill competency is about 15,17% and can be interpreted as “inappropriate”. Keywords: authentic assessment instruments, assessment standard, the 2013 curicculum.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kelancaran dalam penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil, serta mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah tulus meluangkan waktunya untuk membantu penulis. Maka penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Dedi Irwandi, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi, terimakasihatas kesabaran dan bimbingannya 4. Salamah Agung, Ph. D selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi, terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya. 5. Burhanudin Milama, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis menjadi Mahasiswa Pendidikan Kimia. 6. Dosen Ahli yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih telah memberikan waktu dalam melakukan uji validitas dan reliabillitas. 7. Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8. Dinas Pendidikan Kota Bogor yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di wilayah Kota Bogor.
iv
9. Kepala Sekolah SMAN di Kota Bogor
yang telah memberikan izin
kepada penulis. 10. Guru kimia kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah memberikan informasi dan data sebagai bahan penelitian. 11. Kedua Orang Tua Tercinta Ibu Nurlaelah dan Bapak Mahdi Suryadi, terima kasih tak terhingga atas doa, motivasi dan segala yang diberikan semoga selalu diberi kesehatan. 12. Adik-adik tercinta yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan skripsi yaitu Haryadi M Noer, Hardianti, dan M. Agus Rifki 13. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberikan semangat, canda dan tawa serta pelajaran hidup. Erika Ristiyani, S.Pd, Leily Damayanti, Sundaniawati, S.Pd, Rizki Nurhidayah,Fauzia Amina, Rininta, Rini Nuraini, Tika Zahara dan teman-teman Pendidikan Kimia 2010 yang banyak memberikan pelajaran berharga selama bersama. 14. Shilvia NF, S.Si, Nurdiana Septiana, SE.Sy, Mamduh Dliyauljawad, Ega Mulya P, S.Si, Devi Nurmelia, Fitya M, S.Pd dan Raja Usman yang selalu menemani hari-hari di kampus sejak awal melangkah. 15. Rani Denestasia, Maya Oktavira, A.Md, Sahda Handayani, S.KPM, Nevilla LR, A.Md, Rizqa Mardiyah, Zian Vika N, A.MKeb, Antika Firda, A.Md, dan Annisa Meilita. Terima kasih atas motivasi dan kebaikan kalian dari kejauhan. Terima kasih kepada Mohammad Fikri yang sabar dan setia menemani penulis belajar. 16. Keluarga Besar Daisan Bin Raidi, Kaka dan adik sepupu serta orang-orang terdekat yang telah banyak membantu. Teh Ade Darmiah, S.Psi, Ade Kurnia, Ahmad Ridwansyah, Tita Puspitasari, Dede Kurniawati dan Desti Dwi Miranti. Terima kasih atas segala bantuannya 17. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA angkatan 2010 yang telah memberikan pelajaran dalam berorganisasi specially Alvian, Yessi, YaniAstutidan Tio lutfi.
v
18. Teman-teman alumni XII IPA 6 SMAN 8 Bogor angkatan 2007 yang selalu kompak terima kasih atas segala perhatian dan dorongannya agar menyelesaikan skripsi dan studi S1. 19. Keluarga Besar Yayasan Daarul Muqorrobiin, tempat yang selalu setia untuk mempraktikan apa yang penulis dapatkan selama menjadi mahasiswa dan selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 20. Kakak-kakak Naml Foundation (Ka Nyun, Kaerlan, Ka Gicil, Ka Ibnu dll) yang sudah memberikan motivasi dan banyak memberikan pelajaran hidup. 21. Semua Pihak yang sudah memberikan doa, dukungan dan terlibat dalam penyelesaian Skripsi yang tidak disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas segala yang diberikan Semoga Allah membalas kebaikan yang kalian berikan kepada penulis
vi
DAFTAR ISI Judul Isi
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… i ABSTRAK ……………………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv DAFTAR ISI …………………………………………………………….. vii DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. ix DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………
BAB I
x
PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………… 3 C. Pembatasan Masalah………………………………….. 4 D. Perumusan Masalah…………………………………… 4 E. Tujuan Penelitian……………………………………… 4 F. Kegunaan Penelitian…………………………………... 5
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Konsep Dasar Evaluasi ………………………………. 6 B. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)…………..... 12 C. Mata Pelajaran Kimia ..................................................... 32 D. Kajian Penelitian Relevan ............................................. 33 E. Kerangka Berfikir ......................................................... 35 F. Definisi Operasional …………………………………... 36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….............. 37 B. Metode dan Desain Penelitian ………………………... 37 C. Subjek Penelitian ……………………………………... 37
vii
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………….... 38 E. Instrumen Penelitian ………………………………….. 39 F. Prosedur Penelitian …………………………………… 46 G. Teknik Analisis Data ……………………………….. BAB IV
BAB V
46
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……………………………………..
48
B. Pembahasan …………………………………………
50
KESIMPULAN A. Kesimpulan ………………………………………..
59
B. Saran ……………………………………………….
59
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………
60
LAMPIRAN …………………………………………………………...
68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Daftar SMAN yang telahmenggunakankurikulum 2013 ……..
38
Tabel 3.1. Format rubrik penskoran instrumen penilaian kompetensi sikap Jenis Observasi ...................................................................
39
Tabel 3.2. Format lembar analisis instrumen penilaian kompetensi sikap jenis observasi ...........................................................
40
Tabel 3.3. Format rubrik instrumen penilaian kompetensi pengetahuan Jenis tes tertulis ….....................................................
......... 41
Tabel 3.4. Format lembar analisis instrumen penilaian kompetensi pengetahuan jenis tes tertulis ...............................................
42
Tabel 3.5. Format rubrik penskoran instrumen penilaian kompetensi keterampilan Jenis penilaian kinerja .....................................
42
Tabel 3.6. Format lembar analisis instrumen penilaian kompetensi keterampilan jenis penilaian kinerja ............................. 44 Tabel 4.1.Data kepemilikan instrumen penilaian autentik SMAN di Kota Bogor pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X ...........................
48
Tabel 4.2.Persentase Kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia kelas X SMAN di Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014......
ix
49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram KerangkaBerfikir ………………………………… 35
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jenis Observasi .....................................................................
63
Lampiran 2 Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Jenis Tes Tertulis ............................................
65
Lampiran 3 Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja .................................
67
Lampiran 4 Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jenis Observasi .....................................................................
69
Lampiran 5 Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Jenis Tes Tertulis .............................................
70
Lampiran 6 Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja ...................................
71
Lampiran 7 Instrumen Penilaian Sikap SMAN A ..................................... 72 Lampiran 8 Instrumen Penilaian Sikap SMAN B ………………………... 73 Lampiran 9 Instrumen Penilaian Sikap SMAN C ………………………... 74 Lampiran 10 Instrumen Penilaian Pengetahuan SMAN A ……………..... 75 Lampiran 11 Instrumen Penilaian Pengetahuan SMAN B ……………..... 79 Lamipiran 12 Instrumen Penilaian Pengetahuan SMAN C ………………. 82 Lampiran 13 Kisi-kisi soal ulangan kenaikan kelas SMAN C …………... 84 Lampiran 14 Instrumen Penilaian Keterampilan SMAN A …………….... 86 Lampiran 15 Instrumen Penilaian Keterampilan SMAN B …………….... 87 Lampiran 16 Silabus Kimia Kelas X Kurikulum 2013 …………………... 88 Lampiran 17 RPP Kimia Kelas X Semester 2 SMAN A ……………….... 113 Lampiran 18 RPP Kimia Kelas X Semester 2 SMAN B ……………….... 143 Lampiran 19 RPP Kimia Kelas X Semester 2 SMAN C ……………….... 168 Lampiran 20 Data Hasil Wawancara Guru Kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor .......................................................................
193
Lampiran 21 Data Penggunaan Kurikulum 2013 di SMAN Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014 ................................................
xi
194
Lampiran 22 Izin Penelitian ………………………………………………. 195 Lampiran 23 Uji Referensi ……………………………………………….. 199
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada tahun 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) melakukan penyempurnaan kurikulum di Indonesia, dari yang semula Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 81A Tahun 2013 Pasal 1 menyatakan “Implementasi kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
(SMP/MTs),
sekolah
menengah
atas/madrasah
aliyah
(SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK)
dilakukan
secara
bertahap
mulai
tahun
pelajaran
2013/2014”. 1 Pada tahun pertama diberlakukannya kurikulum 2013, terdapat 6 dari 10 SMAN di Kota Bogor yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 yang disebut dengan sekolah sasaran kurikulum 2013. Terdapat tujuh hal yang disempurnakan dalam kurikulum sebelumnya pada kurikulum yang baru. Salah satu diantaranya adalah standar penilaian yang belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum tegas menuntut adanya remediasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich “Penilaian tidak hanya untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, tetapi juga untuk mengetahui bagaimanakah proses belajar tersebut berlangsung”. 2
1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013), h. 2. 2 Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h. 2.
1
2
Standar Penilaian Pendidikan adalah “Kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik”. 3 Standar penilaian
pendidikan
dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013 bertujuan untuk menjamin : (a) Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, (c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. 4 Berdasarkan pernyataan dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 diatas, maka penilaian merupakan suatu bagian penting dalam proses pembelajaran dan perencanaannya sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. Salah satu jenis penilaian yang dituntut untuk digunakan dalam proses pembelajaran adalah penilaian autentik. Penggunaan penilaian autentik dalam kurikulum, tertuang kembali dalam Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1 menyatakan bahwa “Kurikulum
2013 mempersyaratkan penggunaan
penilaian otentik (authentic sssessment)”. 5 Penggunaan penilaian autentik bertujuan untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. 6 Sementara untuk melakukan penilaian autentik yang meliputi tiga ranah yang telah disebutkan
3
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013), h. 2. 4 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013), h. 1. 5 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebuyaan Republik Indonesia, 2014) h. 987. 6 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebuyaan Republik Indonesia, 2014) h. 987.
3
diperlukan
instrumen
yang
bervariasi
yang
disesuaikan
karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada dalam kurikulum.
dengan 7
Berdasarkan hasil observasi di SMAN wilayah Kota Bogor, dari 6 SMAN sasaran kurikulum 2013 hanya 3 sekolah yang telah memiliki instrumen. Instrumen penilaian autentik yang ada pada sekolah sasaran tersebut juga belum diketahui secara detail gambaran atau keadaannya. Selain itu, penelitian mengenai penilaian autentik di Kota Bogor pernah dilakukan pada tingkat Madrasah Aliyah pada sekolah yang masih menggunakan KTSP yang dilakukan oleh Desti Kurniawati pada tahun 2014. Maka untuk mengetahui gambaran atau keadaan instrumen yang ada pada SMAN sasaran kurikulum 2013 di kota Bogor diperlukan suatu analisis lebih lanjut dan tidak berhenti pada observasi saja. Selanjutnya
peneliti
memutuskan
untuk
memberikan
judul
penelitiannya yaitu “Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Berdasarkan Standar Penilaian Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013-2014”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pada tahun yang sama dengan diberlakukannya kurikulum 2013, di tunjuk 6 dari 10 SMAN di Kota Bogor sebagai sekolah sasaran untuk mengimplementasikan aturan yang diberlakukan pada Kurikulum 2013 salah satunya penilaian autentik, namun masih ada sekolah yang belum memiliki instrumen penilaian autentik dan masih mengacu pada silabus kurikulum sebelumnya. 2. Dari 6 SMAN Sasaran Kurikulum 2013 hanya 3 sekolah yang memiliki instrumen penilaian autentik. 7
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) h. 42.
4
3. Belum diketahui secara detail gambaran atau keadaan instrumen penilaian autentik yang ada pada sekolah sasaran.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu meluas, ruang lingkup masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut : 1. Penelitian ini dilakukan pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah menggunakan Kurikulum 2013 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014. 2. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis dokumen instrumen penilaian autentik (instrumen penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan) yang terdapat pada SMAN sasaran yang disesuaikan dengan keadaan di sekolah. 3. Analisis
instrumen
penilaian
pengetahuan
dilakukan
terhadap
instrumen soal ulangan kenaikan kelas (UKK) Tahun Pelajaran 20132014.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran dan kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor pada semester genap tahun pelajaran 2013-2014 ?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kelengkapan dokumen penilaian autentik yang dimiliki SMAN sasaran pada mata pelajaran kimia kelas X di Kota Bogor. 2. Mengetahui gambaran dan kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 yang disusun oleh guru kimia kelas X SMAN di Kota Bogor.
5
F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru Sebagai informasi dalam upaya perbaikan serta pengembangan bentuk instrumen penilaian autentik yang sesuai dengan standar penilaian kurikulum 2013. 2. Bagi Peneliti Lain Sebagai informasi mengenai gambaran instrumen penilaian autentik di SMAN Kota Bogor pada mata pelajaran kimia kelas X.
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Konsep Dasar Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran a. Evaluasi Menurut Cross seperti yang dikutip oleh Amri, mengemukakan “evaluation is a procces which determines the extent to which objectives have been achieved” evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. 1 Pendapat ini menerangkan bahwa terdapat hubungan langsung antara evaluasi, proses dengan tujuan dalam mengukur derajat ketercapaian tujuan. Menurut Muslich dalam dunia pendidikan evaluasi merupakan suatu penilaian secara keseluruhan mengenai program pendidikan, diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengadaan, peningkatan kemampuan guru, pengelolaan serta reformasi secara menyeluruh mengenai suatu program pendidikan. 2 Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan Sudijono, Evaluasi mencakup dua hal yaitu pengukuran dan penilaian. 3 Menurut Sukardi, “Evaluation is a process of making an assessment of a student’s growth”.
4
yang artinya
“Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar”. 5 Dalam arti luas, Menurut Mehrens & Lehmann dalam Purwanto, evaluasi merupakan sekumpulan suatu proses yaitu merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi 1
Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2013), h.207 2 Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.5 3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), h. 5 4 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 2 5 Ibid., h. 2.
6
7
yang digunakan untuk membuat
suatu keputusan. 6 Dari berbagai
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu program menyeluruh untuk menilai sesuatu secara sistematis. b. Penilaian Penilaian dalam bahasa Inggris disebut dengan Assessment. 7 Menurut Wahyudin, dkk., “dalam konteks pengajaran penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional yang diraih oleh siswa”. 8 Selanjutnya menurut Akbar, penilaian pembelajaran merupakan proses pemberian nilai yang didasarkan atas hasil pengukuran dengan kualitas nilai tertentu. 9 Pada prosesnya, penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukan pencapaian belajar peserta didik. 10 Sedangkan menurut Griffin & Nik dalam Muslich, Penilaian merupakan suatu pernyataan yang didasarkan atas sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang ataupun sesuatu. 11 Dalam buku karangan Husamah dan Setyaningrum, terdapat beberapa pendapat mengenai asesmen. Diantaranya Menurut Hart, asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai apa yang siswa ketahui dan lakukan. Sementara menurut Nurhadi, asesmen merupakan proses pengumpulan berbagai data yang mengenai perkembangan belajar siswa. Selanjutnya Arends mendefinisikan asesmen sebagai proses pengumpulan informasi dan membuat keputusan mengenai suatu hal. Menurut Blaustein dan kawan-kawan, asesmen merupakan proses pengumpulan informasi dan membuat 6
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), h.3. 7 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 73. 8 Uyu Wahyudin dkk, Evaluasi Pembelajaran SD, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 3. 9 Sa’ud Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) h, 88. 10 Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.6. 11 Ibid., h. 6.
8
keputusan yang didasarkan atas informasi yang telah didapatkan. 12 Sementara Zainul dan Nasution dalam Zulfiani, dkk., menyatakan bahwa “penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar dengan menggunakan instrumen tes maupun non-tes”. 13 Dari banyak pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi guna untuk memberikan keputusan dan memberikan nilai sesuai fakta yang ada serta memberikan gambaran perkembangan peserta didik yang didasarkan atas hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen. c. Pengukuran Pengukuran dalam bahasa Inggris disebut dengan measurment atau dapat juga dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. 14 Menurut Gullford dalam Muslich mengemukakan bahwa “Pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu”. 15 Menurut Sudijono, Pengukuran bersifat kuantitatif yang dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1) Pengukuran yang dilakukan tidak untuk menguji; 2) Pengukuran yang dilakukan untuk meguji; 3) Pengukuran untuk menilai. 16 Sementara menurut Zulfiani, dkk., hasil dari pengukuran dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif serta memiliki sifat yang obyektif. 17 Dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan kegiatan
12
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain pembelajaran Berbasis pencapaian Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013) h. 114. 13 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 73. 14 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 4. 15 Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.5. 16 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 4. 17 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 73.
9
mengukur sesuatu yang hasilnya berupa data kuantitati maupun kualitatif dan bersifat apadanya. 2. Persamaan,
Perbedaan
dan
Hubungan
Evaluasi,
Penilaian,
Pengkuran Sekilas pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran terlihat memiliki persamaan dan perbedaan dari ketiga istilah tersebut, sehingga ketiganya memiliki hubungan yang erat, yang bahkan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. a. Persamaan dan Perbedaan Persamaan dari ketiga istilah ini yaitu keduanya memiliki pengertian menilai dan proses memperoleh informasi. Sedangkan perbedaannya terdapat pada pelaksanaan serta ruang lingkup pada masing–masing istilah tersebut. Sebagaimana menurut Yulaelawati dalam Wulan, mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan penilaian program secara menyeluruh atau lebih makro, sedangkan penilaian merupakan penilaian dalam lingkup yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. 18 Namun menurut Zulfiani dkk., dalam pembelajaran penilaian yang memiliki cakupan lebih luas dan penilaian memiliki tujuan yang tidak hanya untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan belajar dapat tercapai, tetapi juga mengukur hal yang jauh ke depan. Sedangkan diluar pembelajaran evaluasi yang memiliki cakupan lebih luas dan evaluasi memiliki tujuan untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran saja . 19 b. Hubungan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran Hubungan ketiganya sangat erat bahkan tidak dapat dipisah. Dalam melakukan suatu penilaian dibutuhkan suatu pengukuran yang sifatnya kuantitatif, setelah dilakukan suatu pengukuran barulah dapat 18
Ana Ratna Wulan, Pengertian dan Esensi Konsep, Evaluasi, Penilaian, Tes dan Pengukuran,(Bandung, FMIPA UPI), h.7 19 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.74.
10
melakukan penilaian, sebagaimana menurut Arikunto “Untuk dapat mengadakan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih dahulu”20 maka didapatkan kesimpulan bahwa hubungan ketiganya adalah hasil dari melakukan pengukuran didapatkan sebuah penilaian selanjutnya dapat dilakukan evaluasi. 3. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip–prinsip sebagai berikut : a. Objektif Penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas. b. Terpadu Penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, serta berkesinambungan. c. Ekonomis Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. d. Transparan Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan bisa didapat oleh semua pihak. e. Akuntabel Penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak interal dan eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. f. Edukatif Mendidik dan memotivasi. 21
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 2. 21
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013), h. 3.
11
4. Teknik dan Instrumen Penilaian Alat merupakan sesuatu yang bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan tugas atau untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. 22 Menurut Arikunto Kata “alat” bisa disebut juga dengan Istilah “Instrumen”. 23 Sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. 24 Menurut Widoyoko, Instrumen Penilaian adalah alat bantu yang dapat digunakan oleh guru atau penilai untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik siswa dengan cara melakukan pengukuran. Selain itu instrumen juga mempermudah pekerjaan penilaian dan hasilnya lebih baik. 25 Selanjutnya Menurut Yaumi “Instrumen Penilaian (assessment instrument) atau disebut pula alat penilaian (assessment tools) adalah materi yang digunakan untuk mengumpulkan fakta–fakta dengan menggunakan metode penilaian yang dipilih”. 26 Sementara data dari Australian Departement of Education and Training yang dikutip oleh Yaumi bahwa “Assessment tools are the instruments and procedures used to gather and interpret evidence of competence” dan diartikan oleh Yaumi bahwa alat penilaian adalah instrumen dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasi fakta–fakta kompetensi. 27 Beberapa pengertian mengenai instrumen penilaian dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan instrumen penilaian adalah bagian dari sebuah perencanaan penilaian karena dibuat sebelum pelaksanaan. 22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 40. 23 Ibid,. h. 40 24 Tedi Rustendi, dkk. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, Menengah dan Umum, (Bandung: PT. Sarana Pancakarya Nusa), h. 292. 25 Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 89-90. 26 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 183. 27 Ibid., h. 183.
12
Menurut Davis dkk., dalam Arifin Mengemukaan tiga kegunaan dalam mengemukakan bagian dalam sebuah perencanaan evaluasi yaitu (1) Evaluasi plan helps you determine whether or not you have stated your objective in behavioral terms. If the conditions, behavior or standards or objective have been stated ambiguously, you will have difficulty designing a test to measure student achievement, (2) Evaluation Plan early in the design process is that you will be prepare to collect the information you need when it is available, (3) Evaluation plan is that it provides sufficient time for test design. To design a good test requires areful preparation, and the quality of a test usually improves if it can be designed in a leisurly fashion. 28
Tiga kegunaan tersebut diimplikasikan oleh Arifin bahwa Perencanaan harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah kita dapat menetapkan tujuan–tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat. 29 Karena penilaian merupakan bagian dari evaluasi maka perencanaan dalam penilaian juga harus disiapkan secara matang agar informasi yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan B. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Dalam kurikulum 2013, melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoneisia (Permendikbud RI) Nomor 66 tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah. 30 28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013) h. 89. 29 Ibid., h. 89. 30 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h. 2.
13
1. Pengertian Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Penilaian atau Assessment adalah proses pengumpulan informasi yang memberikan hasil gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. 31 Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia Autentik diartikan dapat dipercaya,
asli
dan
sah. 32
Sedangkan
penilaian
autentik
dalam
Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehenshif mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. 33 Menurut Husamah dan Setyaningrum, “Asesmen Autentik adalah asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting dan bermakna”. 34 Kemudian Arifin mengemukakan penilaian autentik atau assessment authentic merupakan salah satu teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian, bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang berupa kemampuan nyata yang diperoleh di dalam kelas dan kemampuan tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari–hari. 35 Penilaian Autentik menurut Majid adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yangdilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat
31
Yatim Riyanto, Paradigma Ilmu Permbelajaran sebagai referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 177. 32 Tedi Rustendi, dkk., Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, Menengah, dan Umum, ( Bandung: PT. Sarana Pancakarya Nusa, 2013), h. 38. 33 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h. 2. 34 Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain pembelajaran Berbasis pencapaian Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 126. 35 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013), h. 180-181
14
bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar– benar di kuasai dan dicapai. 36 Sementara dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 59 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1 Menyatakan bahwa “Kurikulum 2013 menerapkan penilaian otentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan” 37 2. Prinsip, Karakteristik dan Ciri penilaian autentik Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penilaian autentik memiliki prinsip yang harus diterapkan dalam pelaksanaannya. Prinsip–prinsip Penilaian Autentik menurut Majid adalah penilaian yang prosesnya tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, mencerminkan dunia nyata, menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik, dan bersifat holistik yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. 38 Sementara itu, menurut Kunandar dalam melakukan penilaian autentik terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu a. Instrumen yang digunakan pada penilaian autentik bervariasi; b. Aspek yang dinilai meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan (komprehensif); c. Perlu melakukan input, proses dan output setiap ranah dalam melakukanpenilaian. 39 Sedangkan menurut Muslich, suatu asesmen dikatakan autentik apabila : a. Sasaran penilaian mengarah pada tujuan pembelajaran;
36
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h.186. 37
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 987. 38 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.186. 39 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 42.
15
b. Penilaian yang melibatkan siswa pada tugas dan kegiatan yang penting, memiliki makna dan manfaat; c. Penilaian yang menantang siswa menerapkan informasi yang didapatkan pada situasi nyata dan memiliki maksud yang jelas; d. Penilaian yang mengukur kompetensi keterampilan pada suatu mata pelajaran; e. Penilaian yang mengukur penguasaan kompetensi mata pelajaran secara akurat; f. Penilaian yang menguji kemampuan kolektif siswa secara tepat; g. Penilaian
yang
menguji
atau
memeriksa
secara
langsung
perbuatan/prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak; dan h. Penilaian yang melibatkan siswa untuk mendemonstrasikan dalam konteks kehidupan nyata sesuatu yang mereka ketahui. 40 Menurut Muslich, asesmen autentik mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran dikelas; b. Cerminan dunia nyata bukan sebagai kerja sekolah yang semata–mata memecahkan masalah; c. Menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria; d. Bersifat komprehensif dan holistik.41 Sementara karakteristik penilaian autentik menurut Kunandar, adalah sebagai berikut : a. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif; b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta; c. Berkesinambungan dan terintegrasi; d. Dapat digunakan sebagai Feed back. 42
40
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h. 2-3. 41 Ibid., h. 3. 42 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h.39.
16
Sementara menurut Kunandar selain meiliki karakteristik Penilaian Autentik juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Mengukur aspek pembelajaran; b. Dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran; c. Menggunakan berbagai cara dan sumber; d. Tes hanya salah satu alat penilaian; e. Tugas-tugas yang diberikan harus mencerminkan bagian kehidupan sehari-hari; f. Penilaian yang menekankan kedalaman pengetahuan siswa. 43 3. Tiga Kompetensi pada Penilaian Autentik Terdapat tiga kompetensi yang dapat dicapai dalam pembelajaran, dengan menggunakan penilaian autentik yaitu Kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan. a. Kompetensi Sikap Menurut Arifin “Sikap merupakan suatu kecendrungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu”. 44 Sementara Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 59 Pasal 10 Ayat 1 Tahun 2014 “Penilaian Sikap diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2”. 45 Guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap menurut Peraturan Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
(Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013 melalui :
43
Ibid., h. 38-39. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya, 2013), h. 159. 45 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 987. 44
17
1) Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap a) Observasi Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013, Pengertian Observasi sebagai berikut : Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisikan sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati. 46 Menurut Kunandar, Penilaian kompetensi sikap yang dilakukan melalui observasi bertujuan untuk melihat sikap atau respons siswa terhadap pembelajaran. 47 (1) Aspek yang diobservasi Aspek yang dapat diobservasi harus terlihat, terukur, mengacu pada indikator pencapaian kompetensi dasar dari kompetensi inti, dan dinyatakan dalam instrumen dengan kata kerja operasional yang tidak multi-tafsir. 48 (2) Kriteria Instrumen Penilaian Sikap melalui Observasi Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam instrumen penilaian sikap melalui observasi, menurut Kunandar sebagai berikut : (a) Mengukur aspek sikap yang diterdapat pada kompetensi inti dan kompetens dasar; (b) Sesuai dengan kompetensi yang diukur; (c) Memuat sikap atau indikator; (d) Mudah atau feasible untuk digunakan; 46
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h. 4. 47 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 118. 48 Ibid, h. 120.
18
(e) Dapat merekam sikap siswa. 49 b) Penilaian Diri Penilaian diri atau self assessment adalah suatu teknk penilaian yang memberikan kesemapatan kepada siswa untuk menilai kemampuan diri sendiri sesuai pengalamannya. Dimana siswa mengemukakan kelebihan serta kekurangan dirinya dalam hal kompetensi. 50 (1) Aspek yang dinilai dalam Penilaian Diri Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah dibuat sesuai dengan kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial. 51 (2) Kriteria Instrumen Penilaian Diri. Adapun kriteria instrumen Penilaian Diri menurut Kunandar yaitu : (a) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana; (b) Menggunakan bahasa lugas dan bisa dipahami siswa; (c) Menggunakan format penilaian sederhana; (d) Kriteria penilaian jelas dan tidak multi tafsir; (e) Dapat menunjukan kemampuan siswa dalam keadaan sebenarnya; (f) Mampu mengungkap kekuatan serta kelemahan capaian kompetensi siswa; (g) Mengarahkan
peserta
didik
untuk
memahami
kemampuannya;
49
Ibid., h. 122. Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 66. 51 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h.131. 50
19
(h) Dapat mengukur
kemampuan yang akan diukur
(valid); (i) Memuat
indikator
penting
yang
menunjukan
penguasaan kompetensi siswa; (j) Indikator yang digunakan valid; (k) Mampu memetakan kemampuan siswa dari level terendah sampai level tertinggi. 52 c) Penilaian Antarpeserta Didik Penilaian antarpeserta didik dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 53 Instrumen yang digunakan bisa berupa lembar penilaian antarpeserta didik dalam bentuk angket atau kuisioner. 54 (1) Aspek yang dinilai dalam Penilaian Antarpeserta Didik Dalam melakukan penilaian antarpeserta didik terhadap kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah dibuat guru sesuai dengan kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial. 55 (2) Rambu–rambu Penilaian Antarpeserta Didik Beberapa
hal
yang
harus
dilakukan
dalam
merencanakan penilaian dengan menggunakan teknik penilaian sebaya atau penilaian antarpeserta didik sebagai berikut : (a) Menentukan aspek yang akan dinilai;
52
Ibid., h. 133. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h.4. 54 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 140. 55 Ibid., h. 141. 53
20
(b) Menyusun kriteria penilaian; (c) Menyusun format penilaian yang berupa pedoman penskoran,
daftar
ceklis,
skala
penilaian,
dan
diferensiasi semantik. 56
(3) Kriteria Instrumen Penilaian Antarpeserta Didik Adapun kriteria instrumen penilaian antarpeserta didik adalah sebagai berikut : (a) Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur; (b) Indikator mudah diamati oleh peserta didik; (c) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana; (d) Bahasa yang digunakan lugas dan dapat dipahami; (e) Format penilaian sederhana dan mudah dipahami; (f) Kriteria penilaian jelas, tidak multi tafsir tidak; (g) Indikator
yang
digunakan
menunjukan
sikap
sebenarnya; (h) Dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid); (i) Memuat indikator kunci yang menunjukan penguasaan kompetensi peserta didik; (j) Indikator menunjukan sikap yang dapat diukur; (k) Dapat memetakan kemampuan sikap peserta didik mulai dari level terendah sampai level tertinggi. d) Jurnal Dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013, Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisikan informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
56
Ibid., h.142 – 143.
21
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 57 (1) Aspek yang dinilai dalam Penilaian dengan Jurnal Aspek sikap spiritual dan sosial yang akan dituangkan dalam jurnal harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi dasar dari masing-masing kompetensi inti. Sehingga aspek yang akan dinilai jelas dan menghasilkan informasi yang akurat dan juga tepat. 58 (2) Rambu–rambu Penilaian menggunakan Jurnal Beberapa
hal
yang
harus
dilakukan
dalam
merencanakan penilaian sikap dengan menggunakan jurnal yaitu : (a) Menetapkan sikap serta perilaku yang akan dinilai pada suatu materi tertentu; (b) Menyusun indikator sikap dan perilaku sesuai dengan kompetensi yang dirumuskan; (c) Menetapkan waktu yang digunakan untuk pelaksanaan; (d) Merancang format jurnal yang akan digunakan dan; (e) Menyiapkan jurnal untuk kepentingan perencanaan. 59 (3) Kriteria Instrumen Penilaian dengan Jurnal Kriteria instrumen penilaian dengan menggunakan jurnal sebagai berikut : (a) Mengukur capaian kompetensi sikap yang esensial; (b) Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator; (c) format yang digunakan sederhana dan mudah diisi; (d) tampilan sikap peserta didik dapat direkapitulasi secara kronlogis; 57
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h. 4. 58 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h.148. 59 Ibid., h. 149 – 151.
22
(e) Pencatatannya sistematis, jelas serta komunikatif; (f) Format pencatatan memudahkan dalam memaknai tampilan sikap peserta didik. (g) Memnuntun guru untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan peserta didik. 60
b. Kompetensi Pengetahuan Penilaian kompetensi pengetahuan atau yang disebut juga dengan kognitif yang merupakan suatu penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan. 61 Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom revisi yaitu : 1. Mengingat Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. 2. Memahami Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru 3. Mengaplikasikan Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. 4. Menganalisis Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
hubungan-hubungan
antar
bagian
itu
dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. 5. Mengevaluasi Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar. 60
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 89. 61 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013)., h. 159
23
6. Mencipta Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil. 62 1) Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Dalam melakukan penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan tes. Menurut Raka, Tes merupakan salah satu alat pengukuran pendidikan yang dapat menghasilkan informasi.63 Terdapat 3 macam instrumen penilaian kompetensi pengetahuan menurut Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 : a) Penilaian Tes Tertulis Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak harus menanggapi dalam bentuk menulis suatu kalimat jawaban tetap namun, bisa dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan lainnya. 64 Sejalan dengan pendapat Yaumi menyatakan “Tes tertulis adalah adalah tes dimana soal dan jawaban dalam bentuk bahan tulisan”. 65 (1) Bentuk Tes Tertulis Bentuk tes tertulis yang digunakan guru untuk mencapai komptensi pengetahuan peserta didik menurut kunandar terdiri dari : (a) soal pilihan ganda, (b) isian, (c) jawaban singkat (pendek), (d) soal benar-salah (B-S), (e) menjodohkan, dan (f) uraian. 66
62
Lorin W Anderson dan Davis R Karthwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Bloom (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) h. 100. 63 T. Raka Toni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Malang: Yayasan Pusat Pengkajian Latihan, dan Pengembangan Masyarakat, 1984), h. 8. 64 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.195. 65 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 184. 66 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 168.
24
(2) Kriteria Instrumen Tes Tertulis Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut : (a) Soal tertulis yang disusun guru harus memperhatikan karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang diujikan; (b) Kesesuaian
soal
dengan
Kompetensi
Inti
(KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian pada kurikulum; (c) Rumusan soal jelas dan tegas; (d) Bahasa rumusan soal tidak menggunakan kata atau kalimat yang multi tafsir. 67 b) Penilaian Tes lisan Menurut Kunandar, tes lisan adalah tes yang gunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi pengetahuan (kognitif). pada saat dilakukan tes lisan, guru memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik dengan menggunakan bahasa lisan. Selanjutnya peserta didik menanggapi pertanyaan secara langsung dengan menggunakan bahasa lisan juga. 68 (1) Perencanaan dan pelaksanaan Penilaian Tes Lisan Terdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam merencanakan penilaian dengan menggunakan tes lisan yaitu (a) Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk dinilai melalui tes lisan, (b) Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan, (c) Menentukan kriteria kunci yang menunjukan capaian indikator hasil belajar pada kompetensi pengetahuan, (d) Menyusun kriteria kunci kedalam rubrik penilaian, (e) Menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukan kemampuan menggunakan bahasa lisan, sistematika berfikir, memecahkan masalah, mengungkapkan 67 68
Ibid., h.170. Ibid., h.219.
25
hubungan sebab-akibat, dan mempertanggung jawabkan pendapat atau konsep yang diekmukakan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan evaluasi yang akan diajukan (memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya serta harus disiapkan pedoman jawaban betul dan penskorannya), (f) Menyiapkan lembaran penilaian, berupa format yang akan digunakan untuk mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap soal yang diajukan. 69 c) Penugasan Penilaian penugasan memiliki tujuan untuk melakukan pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah
dipelajari
pembelajaran.
70
atau
dikuasai
Penugasan
yang
dikelas dimaksud
melalui
proses
adalah
berupa
pekerjaan rumah yang dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 71 (1) Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Penugasan. Pada prinsipnya penilaian melalui penugasan merupakan keiatan menilai hasil (produk) dari penugasan tersebut adalah sebagai berikut : (a) Memilih kompetensi yang akan dinilai; (b) Menetapkan tugas yang dibuat peserta didik; (c) Merencanakan tugas yang diberikan secara individu atau kelompok; (d) Menetapkan pendekatan yang digunakan dalam pemberian skor; (e) Menetapkan jangka waktu pengerjaan; (f) Merencanakan tahapan pelaksanaan; (g) Menetapkan kriteria penilaian tugas; (h) Menyusun rubrik penilaian tugas; 69
Ibid., h.221 – 222. Ibid., h. 225. 71 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h. 4. 70
26
(i) Menyusun pedoman observasi tampilan tugas peserta didik, apabila diperlukan. 72 c. Kompetensi Keterampilan Menurut Widoyoko keterampilan disebut juga psikomotor. Keterampilan merupakan hasil belajar yang pencapaiannya melibatkan otot dan kekuatan fisik. 73 Menurut Kunandar psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill)sebagai lanjutan dari tercapainya kompetensi pengetahuan. 74 Menurut Wina domain keterampilan adalah domain yang menggambarkan kemampuan atau keterampilan (skill) seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance. Keterampilan merupakan tujuan pembelajaran khusus yang berhubungan dengan kemampuan motorik (domain psikomotorik) 75 1) Teknik dan Instrumen Kompetensi Keterampilan a) Tes
Praktik
atau
Penilaian
Kinerja
(Performance
Assessment) Tes praktik atau penilaian kinerja adalah penilaian yang menuntut adanya respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. 76 Performance Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan
situasi
untuk
mendemonstrasikan
pemahaman
dan
pengaplikasian pengetahuan yang mendalam serta keterampilan di berbagai konteks. 77
72
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h.226. 73 Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 45. 74 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 249. 75 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 41. 76 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013), h. 5. 77 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 200.
27
Menurut Husamah dan Setyaningrum Asesmen kinerja adalah asesmen yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang pernah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung apa yang ditampilkan oleh peserta didik dengan mengaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi siswa. 78 (1) Aspek-aspek Penilaian Kinerja Aspek-aspek yang dapat dinilai atau diukur pada penilaian kinerja yaitu kualitas pengerjaan, keterampilan dalam
penggunaan
alat,
kemampuan
menganalisis,
merencanakan prosedur kerja, mengambil keputusan serta membaca dan menggunakan gambar, diagram ataupun symbol. 79 (2) Instrumen Penilaian Kinerja Instrumen yang digunakan adalah daftar cek (Check list) dan skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Berikut ini penjelasan mengenai alat penilaian kinerja : (a) Daftar Cek Daftar cek berisikan subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati. 80
Selanjutnya
sebagaimana
menurut
Airsiana dan Michael A Cheklist is a written of performance criteria. As a student’s performance is observed or a product is jugde, the scorer determines whether the performance or the product meets each performance criterion included in the checklis. 81 78
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain pembelajaran Berbasis pencapaian Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 129. 79 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 258. 80 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013), h. 164. 81 Peter W Airsiana dan Michael K Russell, Classroom Assessment Concept and Applications, (New York : Boston College McGraw-Hill, 2008), h. 217.
28
Diartikan dalam Bahasa Indonesia daftar ceklis merupakan daftar kriteria penampilan. Karena yang dinilai adalah penampilan dan produk, maka pihak penilai menentukan apakah penampilan atau produk tersebut memenuhi kriteria yang ada. (b) Skala Penilaian (Rating Scale) Skala penilaian dalam penilaian kinerja memberikan nilai secara kontinu yang terdapat beberapa pilihan yaitu ketegori nilai lebih dari dua. 82 Sementara menurut Airsiana dan Michael : Although they are similar to checklist, rating scales allow the observer to jugde performance along continuum rather than as a dichotomy. Both checklist and rating scales are based upon a set of performance criteria and it is common for the same set of performance criteria to be used in both a rating scale and a checklist. However, a checklist gives the observer two categories for judging, while a rating scale provides a broader range of scores. 83 Diartikan dalam Bahasa Indonesia meskipun skala penilaian mirip dengan daftar ceklis, skala penilaian menilai seara kontinu. Keduanya sama – sama berisikan kriteria kinerja namun skala penilaian menyediakan skor dalam penilaiannya. (3) Kriteria Penilaian Kinerja Dalam penilaian kinerja adanya penggunaan rubrik. Rubrik penilaian kinerja harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini : (a) Memuat seperangkat indikator; (b) Indikator diurutkan berdasarkan langkah kerja; 82
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013),h. 260. 83 Peter W Airsiana dan Michael K Russel, Classroom Assessment Concept and Applications, (New York : Boston College McGraw-Hill 2008), h. 219-220.
29
(c) Dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid); (d) Dapat digunakan (feasible) dalam menilai kemampuan kinerja peserta didik; (e) Mampu memetakan kemampuan peserta didik; (f) Terdapat penskoran yang jelas untuk pengambilan suatu keputusan. 84
b) Penilaian Proyek Penilaian proyek suatu tugas yang proses penyelesaiannya pada jangka waktu tertentu. Tugas penilaian proyek berupa suatu investigasi mulai dari pengumpulan, pengoragnisasian, pengevaluasian, sampai penyajian data. 85 (1) Perencanaan Penilaian Proyek Dalam perencanaan penilaian proyek terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan. Yaitu : (a) Kemampuan Pengelolaan Kemampuan memilah dan memilih topik, mencari informasi, serta mengelola waktu pembuatan dan penulisan laporan. (b) Relevansi Relevan pelajaran dengan mata pelajaran, serta mempertimbangkan taha pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. (c) Keaslian Proyek yang dibuat oleh siswa merupakan hasil karyanya. 86
84
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h. 263. 85 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.207. 86 Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 86.
30
(2) Rambu-rambu penilaian Proyek Guru menggunakan alat dan instrumen untuk melakukan penilaian berupa daftar cek (cekt list) dan skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Rubrik Penilaian proyek harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut : (a) Mampu mengukur kemampuan yang akan diukur
(valid); (b) Sesuai dengan tujuan pembelajaran; (c) Indikator dalam rubrik dapat diamati; (d) Indikator menunjukan kemampuan yang dapat diukur; (e) Mampu memetakan kemampuan peserta didik; (f) Menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta
didik. 87 c) Penilaian Portofolio Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 “Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. 88 Portofolio
merupakan
kumpulan
berkas
yang
bisa
memberikan informasi bagi suatu penilaian. 89 Sementara itu, menurut Muslich portofolio adalah “sekumpulan artefak (bukti
87
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h. 283. 88 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tantang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 5 89 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.201.
31
karya/kegiatan/data) sebagai bukti (evidence) yang menunjukan perkembangan dan pencapaian suatu program”. 90 (1) Prinsip-Prinsip dasar penilaian Portofolio Portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar penilaian, seperti yang dikemukakan oleh Widoyo dalam Kunandar, berikut prinsip-prinsip dasar penilaian berbasis portofolio : (a) Penilaian proses dan hasil. Penilaian dapat dilihat dari catatan
harian,
keikutserataan
dalam
mengikuti
pelajaran, dan tugas terstruktur; (b) Penilaian secara berkala dan berkelanjutan. Penilaian dapat dilihat dari kegiatan ulangan harian yang dilakukan secara berkala dan dari kegiatan tersebut dapat dianalisis perkembangan peserta didik dan berkelanjutan; (c) Penilaian yang tidak terjadi diskriminatif terhadap peserta didik. 91 (2) Elemen Pokok Portofolio Penilaian Portofolio mengandung tiga elemen pokok menurut Muslich yaitu : (a) Sampel karya didik yang menunjukan perkembangan belajar dari waktu ke waktu; (b) Evaluasi
diri
mampu
membangun
pengetahuan,
merencanakan, dan memantau perkembangannya. Dan mampu memerlihakan kelebihan dan kekurangan masing-masing peserta didik; (c) Kriteria penilaian jelas dan terbuka yang mencakup prosedur dan juga standar penilaian. 92 90
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.73. 91 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 289 – 290
32
(3) Kriteria Rubrik Penilaian Portofolio Rubrik
merupakan
bagian
yang
penting
dalam
instrumen penilaian portofolio. Rubrik tersebut harus memenuhi kriteria berikut : (a) Memuat indikator kunci yang akan dinilai berdasarkan kompetensi dasar; (b) Memuat aspek-aspek penilaian yang sesuai dengan tugas yang diberikan; (c) Memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas; (d) Mudah untuk digunakan oleh guru dan juga peserta didik; (e) Menggunakan dipahami.
bahasa
yang
lugas
dan
mudah
93
Menurut Haryati, terdapat beberapa aspek kelayakan yang dapat niliai kevalidan suatu instrumen. 94 C. Mata Pelajaran Kimia Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu IPA. Pada Mata Pelajaran IPA tidak hanya dituntut pada pengumpulan pengetahuan yang berupa konsep, fakta, dan prinsip. Pada Mata Pelajaran IPA juga dituntut untuk mengetahui proses penemuan. Diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 95 Begitu juga halnya dengan ilmu kimia, kimia bukan
92
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h.74-75 93 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h. 296. 94 Haryati, 95 Mulyasa, (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: ROSDA, 2007), h.132.
33
hanya sekedar mengetahui cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, akan tetapi mengetahui/menemukan sutau penemuan. 96 Banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika seseorang mempelajari kimia. Manfaat yang langsung didapatkan ketika mempelajari ilmu kimia menurut Purba yaitu, “pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung didalamnya, sehingga kita dapat mengontrol perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan”.97 Sedangkan menurutnya manfaat yang lebih jauh dari belajar ilmu kimia adalah “mengubah alam menjadi produk
yang lebih berguna untuk memenuhi
kebutuhan kita”. 98 Selain itu pembentukan sikap juga bisa didapatkan ketika seseorang mempelajari ilmu kimia. Nilai-nilai kimia memiliki hubungan yang erat dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, sikap dan tindakan seseorang dalam belajar kimia. 99 Dalam mempelajari ilmu kimia terkadang kita berhadapan dengan berbagai masalah dan berusaha untuk memecahkan masalah secara runut. Apabila hal tersebut terus dilakukan maka akan menjadi kebiasaan yang positif sehingga mampu membantu menyikapi persoalan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan paparan Maka penilaian autentik sangat cocok digunakan pada mata pelajaran kimia. Selain hal yang dikemukakan diatas dalam Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia No 59 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1 mengenai Pedoman Mata Pelajaran Kimia menyatakan bahwa “Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran dan penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran”. 100
96
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),h. 951. 97 Michael Purba, Kimia I untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.5 98 Ibid., h.5 99 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),h. 951. 100 Ibid., h. 948.
34
D. Kajian Penelitian Relevan Penelitian ini dilatar belakangi oleh Penelitian yang elah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya : 1. Desti Kurniawati (2014) skripsi : “Profil Penggunaan Authentic Assessment dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah se-Kota Bogor” Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai fakta penggunaan authentic assessment oleh guru biologi di Madrasah Aliyah Se-Kota Bogor. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes yang terdiri dari dokumentasi berupa lembar cek penilaian otentik, angket penilaian otentik dan wawancara. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan rumus deskriptif persentase. Hasilnya dokumen penilaian otentik sudah termasuk dalam kategori “sesuai” dan hasil angket menunjukan bahwa penggunaan authentic assessment dalam pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Bogor sudah kategori “baik” 2. Agung Haryono (2009) Jurnal : “Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa” Penilaian hasil belajar idealnya mengungkap semua aspek domain pembelajaran. Yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Kecendrungan dilapangan menunjukan bahwa penilaian hasil belajar lebih menitikberatkan pada aspek kognitif. Peningkatan kualitas penilaian guru pada siswa harus melalui keterlibatan siswa, proses serta tindak lanjut. Pada peningkatan kualitas perencanaan yang perlu dilakukan guru adalah meningkatkan transparansi kriteria yang telah ditentukan. 3. Nur Syiam Apriani (2011) skripsi: “Pelaksanaan Penilaian Autentik (assessment
authentic)
pada
materi
kimia
kelas
X
di
SMA
Muhammadiyah Yogyakarta” : Penilaian autentik adalah penilaian yang menilai pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik ditekankan pada proses pembelajaran berlangsung dan data yang dikumpulkan harus diperoleh dari data yang nyata. Maka
Penelitian ini bertujuan untuk
35
mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik (Authentic Assessment) pada pembelajaran kimi kelas X selain itu mendeskripsikan kendala pelaksanaan penilaian autentik. Teknik yang dilakukan yaitu observasi langsung dalam pembelajaran, menganalisis data dokumen penilaian autentik disekolah tersebut dan melakukan wanwancara terhadap guru. Maka hasil dari penelitian tersebut didapatkan sekolah yang diteliti telah melakukan pelaksanaan penilaian autentik dengan baik dan sesuai indikator yang ada yang telah dibuat oleh peneliti.
E. Kerangka Berfikir Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Diharapkan tidak hanya aspek pengetahuan yang dikuasai oleh peserta didik, tetapi juga aspek sikap serta aspek keterampilan. Agar tujuan dalam kurikulum 2013 tercapai dengan baik. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila semua aspek dalam kurikulum tersebut mendukung. Salah satunya adalah penggunaan Penilaian Autentik yang ditekankan untuk digunakan oleh kurikulum 2013. Selain itu, Penilaian autentik juga dirasa cocok dan penting digunakan dalam suatu proses pembelajaran kimia. Karena mata pelajaran kimia yang bersifat ilmiah (saintifik) sehingga perlu adanya penilaian bervariasi yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik yang ada mengacu pada standar penilaian. Standar Penilaian memiliki tujuan salah satunya adalah Perencanaan penilaian sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip penilaian. Gambar 2.1 Diagram Kerangka Berfikir Menekankan penggunaan Penilaian Autentik
Kurikulum 2013
Tujuan
==
Analisis Kesesuaian Intsrumen Penilaian Autentik berdasarkan satndar penilaian
Untuk mendapatkan informasi peserta didik secara nyata, valid dan akurat.
36
F. Definisi Operasional Untuk Menghindari adanya banyak makna dalam membaca dan mengartikan, maka berikut batasan-batasan pengertian 1. Analisis Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu menganalisis dokumen instrumen penilaian autentik yang telah di susun oleh guru kimia kelas X SMAN Sasaran Kurikulum 2013 di Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013 -2014 Semester Genap. 2. Penilaian Autentik Penilaian autentik berpusat pada peserta didik karena direncanakan, dilakukan, dan dinilai oleh guru dengan melibatkan peserta didik secara optimal. Jenis yang penilaian autentik yang dimaksud sebagaimana acuan Standar Penilaian Kurikulum 2013 yang mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada bulan MaretAgustus. Adapun tempat penelitian SMAN di Kota Bogor yang telah menggunakan kurikum 2013 dan mengacu pada silabus kurikulum 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif. Maksud Deskritif disini sebagaimana menurut Arikunto penelitian deskriptif adalah ”penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi dan lainlain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian” 1 dan maksud dari kualitatif, menurut Sukmadinata “Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”. 2 Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fakta dan katekteristik secara sistematis mengenai subjek yang diteliti secara rinci berkaitan dengan komposisi instrumen penilaian autentik.
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah dokumen instrumen penilaian autentik yang disusun guru kimia kelas X SMA Negeri Kota Bogor yang telah menggunakan kurikulum 2013 pada Tahun Pelajaran 2013/2014 dan mengacu pada Silabus Kurikulum 2013.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2011) h. 60 2
37
38
Tabel 3. Daftar SMAN yang telah Menggunakan Kurikulum 2013 pada Tahun Pelajaran 2013/2014 di Kota Bogor No
Nama SMAN
1
SMAN A Kota Bogor
2
SMAN B Kota Bogor
3
SMAN C Kota Bogor
4
SMAN D Kota Bogor
5
SMAN E Kota Bogor
6
SMAN F Kota Bogor
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Langsung Observasi yang dilakukan peneliti adalah memastikan akan
dijadikan
tempat
penelitian
adalah
sekolah
sekolah yang yang
telah
menggunakan kurikulum 2013, selanjutnya dari melakukan observasi secara langsung untuk memastikan sekolah telah memiliki instrumen penilaian autentik pada mata pelajaran kimia kelas X dan telah mengacu pada Silabus Kurikulum 2013. Disini peneliti berperan sebagai observer penuh dalam melakukan penelitian. 2. Wawancara Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Dilakukan oleh interviewer kepada narasumber untuk mengetahui informasi lebih dalam kepada sekolah yang memberikan izin dan instrumen yang ada. 3. Analisis Dokumen Terkait Dokumen yang terkait dalam hal ini adalah dokumen instrumen penilaian autentik yang telah disusun guru pada Materi Kimia Kelas X dari setiap sekolah yang dituju.
39
E. Instrumen Penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes berupa rubrik penskoran dengan skala likert dengan rentang niilai 0 sampai 4 dan analisis kesesuaian terhadap instrumen penilaian sikap, instrumen penilaian pengetahuan, instrumen penilaian keterampilan. Selain itu untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang diharapkan diakhir penelitian ini, digunakan instrumen non tes lain seperti pedoman wawancara untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru mengenai penilaian autentik. 1. Rubrik Penskoran dan Lembar Analisis Rubrik Penskoran dengan skala likert rentang 0 sampai 4 bertujuan agar peneliti mengetahui keseuaian instrumen yang dimiliki setiap sekolah setiap kompetensinya secara detail Tabel.3.1 Format Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jenis Observasi
No 1
Indikator Indikator Aspek Sikap
Skor 4
Rubrik Memuat indikator yang sesuai dengan KI 1, KI 2 dan seluruh KD dari masing-masing KI 1 dan KI 2 (KD 1.1, KD 2.1, KD 2.2, KD 2.3)
3
Memuat indikator yang sesuai dengan KI 1, KI 2 dan sebagian KD dari masing-masing KI
2
Memuat Indikator yang sesuai dengan salah satu KI dan seluruh KD dari KI tersebut
1
Memuat Indikator yang sesuai dengan salah satu KI dan sebagian KD dari KI tersebut
40
0
Tidak terdapat indikator untuk mengukur aspek sikap
2
Konstruksi
4
Memuat rubrik penilaian, petunjuk penggunaan jelas, mudah dgunakan, digunakan sesuai fungsinya
3
Bahasa
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
4
Bahasa yang digunakan komunikatif, menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan tidak bersifat multitafsir, dan tidak menggunakan bahasa setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
Tabel 3.2 Format Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jenis Observasi No
Indikator 4
Indikator 1 Aspek Sikap 2 Konstruksi 3 Bahasa Jumlah Persentase
SMAN A 3 2 1
0
Nama SMAN SMAN B 4 3 2 1 0
4
SMAN C 3 2 1
0
41
Tabel 3.3 Format Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Jenis Tes Tertulis No
Indikator
Skor 4
1
Rubrik Soal sesuai dengan KI, KD, Indikator dan memperhatikan keluasan materi
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
Materi
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
2
4
Rumusan soal menggunakan kata tanya yang tepat, terdapat petunjuk pengerjaan soal yang jelas, adanya pedoman penskoran, gambar atau data disajikan dengan jelas dan terbaca
Konstruki
3
Memenuhi 3 kriteria konstruksi instrumen
2
Memenuhi 2 kriteria konstruksi instrumen
2
Memenuhi 1 kriteria konstruksi instrumen
0
Tidak memenuhi semua kriteria
3
Bahasa
4
Bahasa yang digunakan
42
komunikatif, menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan tidak bersifat multitafsir, dan tidak menggunakan bahasa setempat 3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang ada
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria yang ada
1
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang ada
0
Tidak memenuhi semua kriteria
Tabel 3.4 Format Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Jenis Tes Tertulis No
Indikator 4
SMAN A 3 2 1
Nama SMAN SMAN B 4 3 2 1 0
0
4
SMAN C 3 2 1
1 Materi 2 Konstruksi 3 Bahasa Jumlah Persentase Tabel 3.5 Format Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja No 1
Indikator Indikator Aspek Keterampilan
Skor 4
Rubrik Memuat kriteria penilaian sesuai dengan KI, KD dan Indikator yang akan diukur
0
43
3
Memenuhi 2 kriteria dari 3 kriteria
2
Memenuhi 1 kriteria dari 3 kriteria
1
Memuat kriteria tetapi tidak sesuai dengan KI, KD dan Indikator
2
Konstruksi
0
Tidak memuat kriteria
4
Memuat petunjuk penggunaan, Memuat rubrik sesuai dengan kriteria (rubrik memuat seperangkat indikator, indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan sistematika kerja, rubrik bersifat valid, rubrik, bersifat feasible, rubrik dapat memetakan kemampuan, rubrik disertai dengan penskoran yang jelas)
3
Memuat petunjuk penggunaan dan memuat rubrik sesuai dengan 3 sampai 4 kriteria rubrik
2
Memuat petunjuk penggunaan dan memuat rubrik sesuai dengan satu sampai 2 kriteria rubrik
1
Memuat salah satu kriteria (petunjuk penggunaan atau rubrik)
44
0
Tidak terdapat petunjuk penggunaan dan rubrik
3
Bahasa
4
Bahasa yang digunakan komunikatif, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan tidak bersifat multitafsir, dan tidak menggunakan bahasa setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
Tabel 3.6 Format Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja
No
Indikator 4
Indikator 1 Aspek Keterampilan 2 Konstruksi 3 Bahasa Jumlah Persentase
SMAN A 3 2 1
0
Nama SMAN SMAN B 4 3 2 1 0
4
SMAN C 3 2 1
0
45
F. Prosedur Penelitian Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Tahap Persiapan a. Studi literatur b. Survei ke Dinas Pendidikan Kota Bogor 2. Tahap Pelaksanaan a. Melakukan survei ke SMAN yang telah menggunakan kurikulum 2013
dan
telah
menggunakan
penilaian
autentik
untuk
mendapatkan dokumen. b. Meminta izin kepada sekolah terkait. c. Membuat instrumen penelitian sesuai dengan instrumen penilaian yang ada disekolah penelitian d. Melakukan uji validitas instrumen dengan Dosen Ahli e. Menganalisis instrumen penilaian autentik berdasarkan indikator yang telah dibuat dan di validasi oleh ahli. f. Menganalisis secara rinci aspek yang dinilai dalam instrumen penilaian. g. Melakukan intercoder agreement (mencari angka kesepakatan) dengan peneliti lain untuk mendapatkan realiabilitas hasil analisis 3. Tahap Akhir a. Menghitung tingkat kesesuaian dokumen yang telah disusun guru berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013. b. Menghitung koefisien kesepakatan pengamatan untuk menentukan reliabilitas hasil analisis. c. Hasil analisis dibuat sebuah kesimpulan, kemudian dibuat deskriptif mengenai kesesuaian penialian autentik berdasarkan Standar Kurikulum 2013.
46
G. Teknik Analisis Data Adapun Teknik analisis data adalah sebagai berikut : 1. Menjumlahkan kategori kpenilaian dari instrument penilaian 2. Menghitung persentase kesesuaian penilaian autentik yang ada dilapangan dengan standar penilaian kurikulum 2013.
Persentase (%) =
Jumlah Skor yang didapat Jumlah Maksimum Skor
x 100 %
3. Data Hasil perhitungan selanjutnya direkapitulasi berdasarkan kategori dari John Wilkinson yaitu. 3 < 40%
: Tidak Sesuai
40% - 75%
: sesuai
>75%
: Sangat Sesuai
4. Menetukan Reliabilitas Pengamatan Reabilitas pengamatan dalam penelitian ini diukur menggunakan ukuran sejauh mana hubungan hasil pengamatan peneliti dengan peneliti lain.
5. Menentukan koefisien kesepakatan. Digunakan pengetesan reliabilitas untuk menentukan toleransi perbedaa hasil. Mengisi tabel kesepakatan, selanjutnya dihitung menggunakan persamaan indeks Kesesuaian kasar dengan rumus paling banyak digunakan : 4
KK =
2S N1 + N2
Dengan Keterangan : 3
John Wilkinson, A Quantitative analysis Of Physics Textbook for scientific Literacy Themes, (La Trobe University, Research in Education, 1999), h.391 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 244.
47
KK : Koefisien Kesepakatan S
: Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama.
N1 : Jumlah Kode yang dibuat pengamat I N2 : Jumlah Kode yang dibuat Pengamat II 6. Data hasil perhitungan koefisien kesepakatan kemudian direkapitulasi berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh John Wilkinson sebagai berikut : 5 < 0,40
: sangat buruk
0,40-0,75
: baik
>0,75
: sangat baik
7. Menarik kesimpulan hasil analisis.
5
John Wilkinson, A Quantitative analysis Of Physics Textbook for scientific Literacy Themes, (La Tsrobe University, Research in Education, 1999), h.391
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Pada bagian pertama akan dipaparkan hasil penelitian, yang terdiri dari data instrumen penilaian autentik mata pelajaran kimia di SMAN Kota Bogor yang mencakup instrumen penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selain itu disajikan juga data penunjang hasil wawancara dan hasil analisis kesesuaian instrumen guru kimia kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah menggunakan kurikulum 2013 dan mengacu pada silabus kurikulum 2013 berdasarkan indikator yang telah dibuat. Selanjutnya pada bagian kedua akan dijelaskan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh. A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian di SMAN Kota Bogor yang telah menggunakan kurikulum 2013 tahun pelajaran 2013/2014 , didapatkan data kepemilikan instrumen penilaian autentik dan persentase kesesuaian instrumen berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013. Tabel 4.1 Data Kepemilikian Instrumen Penilaian Autentik SMAN di Kota Bogor pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X Jenis Instrumen
Nama NO SMAN
Penilaian Sikap
Penilaian pengetahuan
Penilaian Keterampilan
1
SMAN A
Observasi
Tes Tertulis Soal UKK mengacu pada silabus kurikulum 2013
Penilaian Kinerja
2
SMAN B
Observasi
Tes tertulis Soal UKK mengacu pada silabus kurikulum 2013
Penilaian Kinerja
3
SMAN C
Observasi
Tes tertulis Soal UKK mengacu pada kurikulum 2013
Tidak ada
48
49
Tabel 4.2 Persentase kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia kelas X SMAN di Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014 Persentase
Persentase Rata-rata (%)
SMAN No
Kompetensi
Instrumen
Persentase Keseluruhan (%)
(%)
1
2
3
Sikap
Pengetahuan
A
B
C
Observasi
83
75
50
69,33
Penilaian diri
0
0
0
0
Penilaian antar teman
0
0
0
0
Jurnal
0
0
0
0
Tes tertulis
83
91,6 7
83
85,89
Tes lisan
0
0
0
0
Penugasan
0
0
0
0
58
33
0
30,33
Keterampilan Penilaian Kinerja Portofolio
17,33
33
15,17 0
0
0
0
Berdasarkan Tabel 4.2 mengenai persentase kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia kelas x SMAN di kota bogor didapatkan hasil dari masingmasing kompetensi yang dituntut dalam kurikulum 2013, persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi sikap sebesar 17,33 % dan masuk dalam kategori “tidak sesuai” berdasarkan indikator dan kriteria instrumen. Persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sebesar
50
33% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai” berdasarkan indikator dan kriteria instrumen. Selanjutnya, persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi keterampilan sebesar 15,17% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai” berdasarkan indikator dan kriteria instrumen. B. Pembahasan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013 berisi tentang Standar Penilaian. Standar Penilaian Pendidikan merupakan kriteria instrumen, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar. tersebut salah satunya bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. Jenis penilaian pendidikan yang tercantum dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 salah satunya adalah Penilaian Autentik. Penggunanaan Penilaian Autentik juga ditegaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Pasal 10 ayat 1 tentang Pedoman Mata Pelajaran Kimia menyatakan bahwa “Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan”. 1 1. Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Hasil analisis instrumen untuk instrumen penilaian kompetensi sikap menunjukan dari empat jenis instrumen penilaian kompetensi sikap yang dituntut untuk digunakan oleh kurikulum 2013 yaitu instrumen observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal hanya satu jenis instrumen penilaian kompetensi sikap yang dimiliki oleh SMAN di Kota Bogor yaitu Observasi. Persentase Kesesuaian Instrumen penilaian kompetensi sikap berdasarkan hasil analisis adalah sebesar 17,3 % dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”. Hal tersebut disebabkan karena kurang lengkapnya jenis kepemilikan
instrumen
penilaian
kompetensi
sikap
serta
adanya
ketidaksesuaian berdasarkan aspek sikap yang diukur, konstruksi instrumen 1
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 2014), h. 987
51
dan bahasa yang digunakan. Terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan indikator serta kriteria instrumen, seperti misalnya pada indikator aspek sikap yang diukur, terdapat instrumen yang sudah memuat indikator sesuai dengan KI 1, KI 2 dan KD 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 sementara ada juga yang hanya memuat indikator berdasarkan salah satu KI dan beberapa KD sementara Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1 tentang Pedoman Mata Pelajaran Kimia bahwa dalam Penilaian Sikap dimana guru dituntut untuk tidak hanya menilai aspek sikap sosial (KI-2) namun juga aspek sikap spiritual (KI-1). Aspek sikap juga harus sesuai dengan kompetensi dasar, terdapat 4 kompetensi dasar untuk penilaian kompetensi sikap dalam silabus kurikulum 2013, yaitu KD 1.1, KD 2.1, KD 2.2, KD 2.3, didalam KD sikap terdapat beberapa aspek yang bisa dipilih oleh guru yang diintegraiskan dalam pembelajaran atau diintegrasikan dalam KI 3 dan 4. Untuk indikator konstruksi instrumen, beberapa instrumen sudah memenuhi seluruh kriteria seperti memuat rubrik penilaian tetapi rubrik ditampilakan secara umum, padahal rubrik dan skor merupakan kriteria kunci dalam mengetahui kompetensi yang akan dicapai, Sebagaimana dalam buku Kunandar salah satu hal yang harus dilakukan dalam perencanaan penilaian sikap melalui observasi adalah “menyusun rubrik penilaian sikap yang berupa kriteria kunci menunjukan capaian indikator”. 2 Kriteria yang sesuai dibeberapa instrumen adalah terdapat petunjuk penggunaan instrumen, kemudahan instrumen dan digunakan sebagaimana fungsinya namun ada beberapa instrumen yang hanya memuat beberapa dari kriteria yang ada. Selanjutnya analisis berdasarkan kebahasaan, dibeberapa instrumen observasi telah menggunakan bahasa yang komunikatif, Bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak menggunakan bahasa setempat atau daerah. Namun, terdapat beberapa instrumen yang tidak sesuai dengan beberapa kriteria dari indikator bahasa yang bersifat multitafsir yang disebabkan tidak adanya rubrik penilaian pada lembar observasi. 2
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 121.
52
2. Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Terdapat 3 jenis instrumen yang dapat digunakan oleh guru untuk menilai kompetensi pengetahuan sebagaimana tuntutan kurikulum 2013 yaitu instrumen tes tertulis, tes lisan dan penugasan. Ketiga jenis penilaian tersebut termaktub dalam Permendikbud RI nomor 66 tahun 2013. Hasil penelitian di sekolah tingkat SMAN di Kota Bogor menunjukan hanya terdapat satu jenis instrumen yang digunakan pada mata pelajaran kimia yang ada pada sekolah dari tiga jenis instrumen yang dituntut. Jenis instrumen yang dimiliki oleh kebanyakan guru kimia pada sekolah tersebut yaitu jenis instrumen tes tertulis. Artinya guru tidak memiliki instrumen penilaian tes lisan dan penugasan. Banyak macam instrumen tes tertulis, satu diantaranya instrumen soal ulangan kenaikan kelas pada tahun pelajaran 2013/2014. Hasil analisis menunjukan persentase sebesar 28,63% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, sama halnya dengan instrumen penilaian sikap, bahwa terdapat beberapa ketidaksesuain juga pada beberapa indikator dan kriteria instrumen penilaian pengetahuan untuk mata pelajaran kimia kelas x SMAN di Kota Bogor.
Pertama ketidaksesuain terdapat pada indikator konstruksi
instrumen dengan kriteria dibeberapa sekolah tidak terdapat petunjuk penggunaan instrumen, serta tidak adanya rubrik penskoran skor untuk steiap soal, sedangkan telah ditemukan kesesuaian secara keseluruhan pada indikator materi dan kebahasaan, dengan kriteria soal yang termuat dalam instrumen sesuai dengan tuntutan KI, KD dan Indikator pencapaian setiap materinya, serta memperhatikan keluasan soal. Untuk indikator kebahasaan keseuaian terdapat pada kriteria bahasa yang digunakan komunikatif, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan dalam soal juga tidak bersifat multitafsir serta tidak adanya penggunaan bahasa setempat atau daerah dalam instrumen penilaian kompetensi pengetahuan.
53
3. Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Hasil analisis jenis instrumen penilaian kompetensi keterampilan yang dituntut dalam kurikulum terdapat tiga jenis instrumen yaitu instrumen penilaian kinerja, penilaian proyek dan penilaian portofolio. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar pada mata pelajaran kimia kelas x tidak adanya KD yang menuntut untuk melakukan kegiatan proyek, sehingga penilaian proyek tidak dibutuhkan sebagai instrumen penilaian keterampilan. Instrumen yang harus ada pada mata pelajaran kimia kelas x meliputi instrumen penilaian kinerja dan portofolio. Hasil analisis menunjukan
pada mata pelajaran kimia kelas x
SMAN di kota Bogor menunjukan kepemilikan instrumen penilaian kompetensi keterampilan hanya 1 dari 2 jenis instrumen yang dituntut. Satu jenis instrumen tersebut adalah instrumen penilaian kinerja. Persentase kesesuaian yang didapatkan sebesar 15,17 % dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”. Hasil analisis terhadap instrumen penilaian kinerja menunjukan adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian pada beberapa indikator. Terdapat tiga indikator yang disesuaikan yaitu aspek keterampilan yang diukur, konstruksi dan bahasa. Ketiganya memiliki kriteria masing-masing yang dibedakan atas skor 0 sampai 4. Kesesuaian terdapat pada aspek keterampilan yang diukur pada beberapa instrumen dengan kriteria aspek keterampilan yang dimuat dalam instrumen sesuai dengan KI dan KD. Kesesuaian juga ditemukan pada kriteria dari indikator konstruksi dan bahasa. Ketidaksesuaian terdapat pada beberapa kriteria dari indikator konstruksi dan bahasa. Dari segi konstruksi ketidaksesuaian terdapat pada beberapa instrumen tidak memuat petunjuk penggunaan instrumen, tidak memuat rubrik, memuat rubrik penilaian tetapi tidak sesuai dengan kriteria rubrik Hal tersebut tidak sejalan dengan salah satu jurnal yang berjudul “Practical Assessment, Research and Evaluation”
yang ditulis oleh Barbara M
54
Moskal, penulis mengatakan dalam membuat instrumn penilaian kinerja merupakan penilaian yang menilaia aktivitas, didalam instrumen termuat kriteria yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, rubrik penilaian dengan skor yang jelas agar tidak bias atau multi tafsir. Tidak ditemukannya rubrik dan penskoran yang jelas pada instrumen yang dibuat oleh guru sebagai kriteria kunci menurut Kunandar dalam perencanaan penilaian kinerja juga dianjurkan menyusun kriteria kedalam rubrik penilaian agar penilaian bersifat objektif. Seperti yang dikatakan oleh Widoyoko dalam bukunya bahwa penggunaan rubrik dapat menghindari penilaian yang subjektif atau minimal dapat dikurangi dan guru menjadi lebih mudah dalam melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa. 3 Pendapat di atas didukung juga oleh pendapat Wolf and stevens yang menyatakan bahwa “a rubric is a multi-purpose scoring guide for assessing student products and performance. This tool works in a number of different ways to advance the goals of an educational program. Not only do rubrics contribute to student learning and they have great potential in particular for non-traditional, first generation, and minority students, as well rubric improve teaching, contribute to sound assessment, and are an important source of information for program improvement”. 4 Inti dari pendapat diatas bahwa rubrik memiliki peran yang besar dan berpotensi bagus untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Tidak adanya rubrik dan penskoran yang jelas dalam instrumen mengakibatkan instrumen sulit untuk digunakan serta banyak pernyataan yang bersifat multitafsir yang dikhawatirkan instrumen tidak objektif dan instrumen tidak mampu mengukur apa yang hendak diukur serta tidak mampu memetakan kemampuan peserta didik sehingga hal tersebut tidak sejalan dengan prinsip objektif dan validitas, karena terdapat instrumen yang tidak sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Bahasa yang digunakan juga 3
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 161. 4 Kenneth Wolf And Ellen Stevens, The Journal of Effective Teaching: The Role of Rubrics in Advancing and Assessing Student Learning Vol. 7, No 1, 2007 3-14, (University of Colorado at Denver ande Health Science Center, 2007), h. 1
55
bersifat multitafsir selain itu, ditemukan instrumen yang hanya memuat rubrik penilaian tanpa memuat aspek keterammpilan yang akan dinilai sehingga membuat instrumen menjadi multitafsir dan tidak komunikatif. Secara keseluruhan dalam instrumen penilaian kinerja, guru tidak menggunakan atau memuat bahasa setempat atau daerah artinya bahasa yang digunakan sesuai dengan aturan bahasa indonesia yang baik dan benar. Guru kimia kelas x tidak memiliki instrumen protofolio untuk mengukur kompetensi keterampilan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Agung Haryono, dalam hasil penelitiannya mengatakan guru diharapkan mengembangkan sistem portofolio siswa yang berisi kumpulan sistematis tentang kemajuan dan hasil belajar siswa. Menurutnya portofolio sangat berguna bagi sekolah, orang tua maupun pihak tertentu yang memerlukan informasi secara rinci tentang perkembangan belajar anak. 5
Jumlah instrumen secara keseluruhan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebanyak 9 jenis instrumen untuk mata pelajaran kimia kelas x. hasil dilapangan menunjukan terdapat 3 jenis instrumen yang dimiliki guru kimia kela x SMAN di Kota Bogor. 3 jenis instrumen tersebut adalah observasi, tes tertulis dan penilaian kinerja masing-masing mewakili setiap kompetensi maka dengan begitu instrumen yang digunakan belum bervariasi sebagaimana menurut kunandar salah satu karakteristik penilaian autentik adalah menggunakan instrumen yang bervariasi sesuai dengan tuntutan kompetensi yang ada dalam kurikulum. 6 Selain itu juga penilaian belum mengedepankan performansi karena instrumen penilaian kinerja belum bisa menilaia keterampilan seutuhnya hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis yang telah dilakukan. Meski demikian penilaian sudah secara komperehensif dilakukan dalam arti kompetensi telah terwakili oleh masing-masing instrumen 5
Agung Haryono, Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa, JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009. h. 4 6 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013. h. 42
56
tertentu. Menurut Muslich “kekomprehensifan dan keholistikan nampak pada asesmen
yang
melibatkan
berbagai
ranah
kompetensi
(pengetahuan,
keterampilan dan sikap) dan kelengkapan cakupan kompetensi yang akan dicapai”. 7 Hasil analisis menunjukan masih terdapat instrumen penilaian yang belum sesuai dengan kompetensi yang dicapai terutama pada instrumen penilaian sikap dan keterampilan. Indikator yang ada dalam instrumen belum sesuai dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai dari setiap materi. Indikator yang dibuat guru dalam instrumen penilaian tidak terinci dan spesifik sesuai dengan indikator dan tujuan pencapaian yang ada dalam RPP. Berdasarkan analisis, kesesuaian instrumen penilaian autentik yang mencakup tiga kompetensi pada mata pelajaran kimia kelas x SMAN di Kota Bogor
masuk dalam kategori “tidak sesuai”. Hasil penelitian mengenai
kesesuaian instrumen penilaian autentik ini berbeda sengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Desti Kurniawati pada tingkat Madrasah Aliyah yang menyatakan dokumen penilaian autentik sudah termasuk kategori “sesuai”. 8 Hal tersebut dikarenakan tempat penelitian yang berbeda dan pada kondisi tuntutan kurikulum yang berbeda. Instrumen penilaian autentik ketiga sekolah tersebut (kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan) tidak saling berkesinambungan dan terintegrasi. Sebagaimana menurut Kunandar dalam melakukan penilaian autentik dilakukan secara berkesinambungan (terus menerus) dan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian peserta didik. 9 Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan beberapa instrumen penilaian dapat dijadikan dapat dijadikan feed back baik untuk siswa maupun guru, karena ketika suatu perencanaan dibuat secara matang dan sesuai dengan 7
Masnur Muslich, Autentic Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010) hal. 3. 8 Desti Kurniawati, Profil Penggunaan Authentic Assessment dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah se-Kota Bogor. (Jakarta: UIN Jakarta), h. 78 9 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 40.
57
prinsipnya maka akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pelaksanaan dan pada akhir pelaksanaan. Hal tersebut tidak sejalan sebagaimana menurut kunandar penilaian autentik yang dilakukan guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik secara komprehensif. 10 Banyak sekali manfaat melakukan perencanaan yang matang. Sebagaimana menurut Davis dkk., dalam Arifin mengemukaan tiga kegunaan dalam mengemukakan bagian dalam sebuah perencanaan evaluasi yaitu : 1. Evaluasi plan helps you determine whether or not you have stated your objective in behavioral terms. If the conditions, behavior or standards or objective have been stated ambiguously, you will have difficulty designing a test to measure student achievement. 2. Evaluation Plan early in the design process is that you will be prepare to collect the information you need when it is available. 3. Evaluation plan is that it provides sufficient time for test design. To design a good test requires areful preparation, and the quality of a test usually improves if it can be designed in a leisurly fashion. 11 Dari tiga kegunaan tersebut diimplikasikan oleh Arifin bahwa “Perencanaan harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah kita dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat”. 12 Berdasarakan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa sebagian guru memahami maksud dari kurikulum 2013 dan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 yang mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan 10
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 40. 11 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, teknik, Prosedur, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013) h. 89. 12 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013) h. 89.
58
keterampilan. Para guru juga mengetahui betapa pentingnya suatu instrumen penilaian dan komponen yang harus ada dalam instrumen penilaian. Tidak dapat dipungkiri dan disalahkan keadaan instrumen di lapangan berbeda
dengan
apa
yang
diharapkan.
Masih
terdapat
beberapa
ketidaksesuaian pada beberapa instrumen. Pasalnya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi guru dalam membuat instrumen penilaian. Faktor – faktor tersebut adalah belum adanya pelatihan mengenai penilaian autentik kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014. Selain itu beberapa guru menganggap banyaknya administrasi yang harus diselesaikan membuat guru selain mengajar, hal tersebut membuatnya kewalahan. Telah kita ketahui bahwa administrasi yang harus dikerjakan guru setiap harinya sangat banyak selain guru memiliki tanggung jawab utama yaitu mengajar.
Kenyataannya, di SMAN guru mengajar banyak kelas dengan
jumlah murid yang sangat banyak membuat guru sulit mengkondisikan jenis instrumen yang digunakan. Dari berbagai alasan yang dikeluarkan, para guru mengakui seidealnya guru memiliki jenis instrumen yang bervariasi agar pencatatan informasi mengenai perkembangan belajar siswa dapat dilakukan secara akurat, jelas dan terarah. Selain itu narasumber lain dari salah satu SMAN juga mengakui bahwa dalam melakukan penilaian autentik dibutukan suatu instrumen yang spesifik agar dapat merekam apa yang akan direkam. Maka perlu adanya perhatian dari pihak terkait terhadap instrumen penilaian autentik untuk terus dikembangkan oleh guru yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Khususnya penilaian pada mata pelajaran kimia yang tidak hanya menekankan pada hafalan dan penyelesaian soal. Namun, dibutuhkan juga penilaian keterampilan dan sikap. Agar tujuan yang diharapkan dari stnadar penilaian dalam kurikulum dapat tercapai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia kelas x SMAN di Kota Bogor. Kesimpulan yang dapat tarik dari penelitian yang telah dilakukan bahwa Persentase kesesuaian setiap kompetensinya berbeda untuk instrumen penilaian kompetensi sikap sebesar 17,3% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sebesar 28,63% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, sementara untuk persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi keterampilan sebesar 15,17% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai” B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis instrumen penilaian autentik pada mata pelajaran kimia tahun pelajaran 2013/2014, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Kepada para guru sebelum melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan dan keterampilan diharapkan merencanakan instrumen penilaian sebagai pedoman dalam melakukan penilaian. 2. Kepada para guru yang telah melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian untuk terus meningkatkan kualitas instrumen dalam mengukur aspek pesertadidik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 3. Kepada para lembaga terkait/peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan demi mengimplementasikan rumusan penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
59
DAFTAR PUSTAKA
Airsiana, Peter W. Classroom Assessment Concept and Applications. New York: Boston College McGraw-Hill, 2008. Akbar, Sa’dun. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013. Amri, Sofan. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2013. Anderson, Lorin W. dan Davis R Karthwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Apriani, Nur Syiam. “Pelaksanaan Penilaian Autentik (assessment authentic) Pada Materi Kimia Kelas X di SMA Muhammadiyah”,Skripsi pada Program sarjana UIN Yogyakarta, 2013.Tidak dipublikasikan. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Haryono, Agung. Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa. JPE. Volume 2, Nomor 1, 2009. Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustkarya, 2013. Joni, T. Raka. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Malang: Yayasan Pusat Pengkajian Latihan, dan Pengembangan Masyarakat, 1984. Kunandar.Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013. Kurniawati, Desti, “Profil Penggunaan Authentic Assessment Dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Se-Kota Bogor”, Skripsi pada program sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Majid Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
60
61
Moskal, Barbara M. Recommendations for developing classroom performance assessments and scoring rubrics. Practical Assessment, Research & Evaluation, 8(14). 2013 Mulyasa. KTSP Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: ROSDA, 2007. Muslich, Masnur. Autentik Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT. Refika Aditama, 2011. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013. Purba, Michael. Kimia I untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2006. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Riyanto, Yatim. Paradigma Ilmu Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Rustendi, Tedi dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, Menengah dan Umum. Bandung: PT. SaranaPancakarya Nusa, 2013. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2011. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Wahyudin, Uyu dkk. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS, 2006. Widoyoko, Eko Putro. Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Wilkinson, John. A Quantitative analysis Of Physitific Textbook for scientif Literacy Themes.La Trobe University: Research in Education, 1999.
62
Wolf Kenneth and Ellen Stevens. The Role OfRubrics in Advancing and assessing Student Learning, Vol. 7 No 1, 2007 3-14. University of Colorado: The Journal of Effective Teaching. Wulan, Ana Ratna. Pengertian dan Esensi Konsep, Evaluasi, Penilaian Tes dan Pengukuran. Bandung: FMIPA UPI, TT Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini.Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
63
Lampiran 1
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jenis observasi
No 1
Indikator Aspek sikap yang diukur
Skor 4
Rubrik Memuat indikator yang sesuai dengan KI 1, KI 2 dan seluruh KD dari masing-masing KI 1 dan KI 2 (KD 1.1, KD 2.1, KD 2.2, KD 2.3)
3
Memuat indikator yang sesuai dengan KI 1, KI 2 dan sebagian KD dari masing-masing KI
2
Memuat Indikator yang sesuai dengan salah satu KI dan seluruh KD dari KI tersebut
1
Memuat Indikator yang sesuai dengan salah satu KI dan sebagian KD dari KI tersebut
0
Tidak terdapat indikator untuk mengukur aspek sikap
2
Konstruksi
4
Memuat rubrik penilaian, petunjuk penggunaan jelas, mudah dgunakan, digunakan sesuai fungsinya
3
Bahasa
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
4
Bahasa yang digunakan komunikatif, menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan tidak bersifat multitafsir,
64
Lampiran 1
dan tidak menggunakan bahasa setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
65 Lampiran 2
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Jenis Tes Tertulis
No
Indikator
Skor 4
1
Rubrik Soal sesuai dengan KI, KD, Indikator dan memperhatikan keluasan materi
Materi
2
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
4
Rumusan soal menggunakan kata tanya yang tepat, terdapat petunjuk pengerjaan soal yang jelas, adanya pedoman penskoran, gambar atau data disajikan dengan jelas dan terbaca
Konstruki
3
Memenuhi 3 kriteria konstruksi instrumen
2
Memenuhi 2 kriteria konstruksi instrumen
2
Memenuhi 1 kriteria konstruksi instrumen
3
0
Tidak memenuhi semua kriteria
4
Bahasa yang digunakan komunikatif, menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan tidak bersifat multitafsir, dan tidak
Bahasa yang
menggunakan bahasa setempat
digunakan 3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang ada
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria yang
66 Lampiran 2
ada 1
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang ada
0
Tidak memenuhi semua kriteria
67
Lampiran 3
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja
No 1
Indikator Aspek keterampilan
Skor
Rubrik
4
Memuat kriteria penilaian sesuai dengan
yang dimuat
KI, KD dan Indikator yang akan diukur 3
Memenuhi 2 kriteria dari 3 kriteria
2
Memenuhi 1 kriteria dari 3 kriteria
1
Memuat kriteria tetapi tidak sesuai dengan KI, KD dan Indikator
2
Konstruksi
0
Tidak memuat kriteria
4
Memuat petunjuk penggunaan, Memuat rubrik sesuai dengan kriteria (rubrik memuat seperangkat indikator, indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan sistematika kerja, rubrik bersifat valid, rubrik, bersifat feasible, rubrik dapat memetakan kemampuan, rubrik disertai dengan penskoran yang jelas)
3
Memuat petunjuk penggunaan dan memuat rubrik sesuai dengan 3 sampai 4 kriteria rubrik
2
Memuat petunjuk penggunaan dan memuat rubrik sesuai dengan satu sampai 2 kriteria rubrik
1
Memuat salah satu kriteria (petunjuk penggunaan atau rubrik)
0
Tidak terdapat petunjuk penggunaan dan rubrik
3
Bahasa
4
Bahasa yang digunakan komunikatif,
68
Lampiran 3
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan tidak bersifat multitafsir, dan tidak menggunakan bahasa setempat 3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
69
Lampiran 4
Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jenis Observasi
No 1 2 3
Indikator Indikator Aspek Sikap Konstruksi Bahasa Jumlah Persentase
4 √
% 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =
SMAN A 3 2 1 √ √
0
4
Nama SMAN SMAN B 3 2 1 √
√ √ 10 83%
9 75%
0
4
SMAN C 3 2 1 √ √ √ 6 50%
∑ skor kategori kesesuaian yang didapatkan 𝑥 100 % ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
0
70
Lampiran 5
Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Jenis Tes Tertulis
No 1 2 3
Indikator Materi Konstruksi Bahasa Jumlah Persentase
% 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =
4 √
SMAN A 3 2 1 √
√ 10 83%
0
Nama SMAN SMAN B 4 3 2 1 0 √ √ √ 11 91,67%
4 √
SMAN C 3 2 1 √
√
∑ skor kategori kesesuaian yang didapatkan 𝑥 100 % ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
10 83%
0
71
Lampiran 6
Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja
No 1 2 3
Indikator Indikator Aspek Keterampilan Konstruksi Bahasa Jumlah Persentase
4 √
% 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =
SMAN A 3 2 1
0 √
√ 7 58%
4
Nama SMAN SMAN B 3 2 1 0 √ √ √ 4 33%
4
SMAN C 3 2 1
∑ skor kategori kesesuaian yang didapatkan 𝑥 100 % ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
0 0
0 √ √ √
72
Lampiran 7 Lembar Penilaian Otentik Sikap Siswa Nama Sekolah Tahun Pelajaran Semester Mata Pelajaran Kelas / Program Hari / Tanggal Pokok bahasan/Materi
: : : : : : :
SMAN 1 Bogor 2013-2014 Genap Kimia ............. / ................... ............. / ................... ...................................
Keterangan: skor 1 – 4 : 4 = selalu 3 = sering 2 = kadang-kadang 1 = tidak pernah Nilai = (skor perolehan / skor maks) x 100
Predikat : Sangat Baik (SB) : 86 – 100 Baik (B) : 76 – 85 Cukup (C) : 60 – 75 Kurang (D) : < 59 Bogor, ................................... Guru mata pelajaran Kimia,
Heri Reksa S.Pd NIP. 196804141992011002
Predikat
Nilai
Jumlah
10 Rapih memebuang sampah
9 Tidak Ngobrol
8 Mudah bekerja sama
6 Mimiliki Catatan yang rapih 7 Ramah
5 Memeperhatikan Pelajaran
4 Tepat waktu
3 Mengikuti berdoa / tadarus
Nama Siswa
2 Memeberi salam
No.
1 Bepakaian bersih dan rapih
Skor Perilaku yang diamati
Lampiran 8
LEMBAR PENILAIAN SIKAP Mata Pelajaran
:
KIMIA
Kelas / Program TAHUN PELAJARAN
: :
X / MIA …. 2013 / 2014
No. Urut
SIKAP Nama Siswa
AKTIF
1
Keterangan 1 : kurang baik 2 : baik 3 : sangat baik
2
BEKERJASAMA
3
1
2
3
TOLERANSI
1
2
3
Bogor, 2014 Guru Mata Pelajaran
Wahyu Siswanto, S.Pd
NIP.19660611 1990011004
Lampiran 9
74 PEMERINTAH KOTA BOGOR DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 Jalan Pakuan 4 Telepon (0251) 8321747, 8392144 Bogor 16143 LEMBAR OBSERVASI SIKAP SOSIAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Catatan : a. isi dengan check list (√) b. Jumlahkan check lis setiap peserta c. Konversi dengan tabel
Mata Pelajaran : Kimia Pendidik : Nispi Suryani, S.Pd Kelas / Sem : X MIA / Genap
Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nomor Induk
Nama
L/P
INDIKATOR KOMPETENSI SIKAP SOSIAL Teliti Jujur Disiplin T. Jawab
JML
75 Lampiran 10 PEMERINTAH KOTA BOGOR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BOGOR Jln. IR. H. Juanda no. 16 Telp.. (0251) 8321758 KOTA BOGOR-16122 FAX. (0251) 8337532 E-mail :
[email protected] Website : http://www.sman1bogor.sch.id LEMBAR SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran Kelas/Program Hari/Tanggal Waktu
:Kimia :X/MIA : .............. .... Juni 2014 : 07.30 – 09.00 WIB
I. PILIHAN GANDA 1. Jika sepotong besi seluruhnya bereaksi dengan gas oksigen menjadi karat, maka massa karat akan … a. sama dengan massa besi d. dua kali massa besi b. lebih kecil dari massa besi e. setengah kali massa besi c. lebihbesardarimassabesi 2. 30 gram logam magnesium direaksikan dengan gas oksigen menghasilkan 54 gram magnesium oksida. Banyaknya gas oksigen yang bereaksiadalah …. a. 68 gram d. 14 gram b. 84 gram e. 17 gram c. 24 gram 3. Perbandingan massa gas hidrogen dan gas Nitrogen dalam pembentukan gas amoniak adalah 1 : 5, jika 2 gram gas hidrogen direaksikan dengan 15 gram gas Nitrogen, maka gas amoniak yang akan terjadi sebanyak ….. a. 6 gram d. 20 gram b. 12 gram e. 30 gram c. 17 gram 4.
Diketahui data perbadingan massa nitrogen dan massa oksigen dalam pembentukan 3 senyawa nitrogen oksida sebagai berikut : Senyawa Massa nitrogen Massa oksigen I 2 gram 8 gram II 1 gram 12 gram III 1 gram 8 gram Maka perbandingan massa oksigen dalam ketiga senyawa tersebut adalah .... a. 1 :2 : 3 d. 1 : 2 : 1 b. 2 : 4 : 1 e. 1 :3 : 2 c. 2 : 1 : 2
5. Pada suhu dan tekanan tertentu massa 2,5 liter gas H 2 adalah 0,2 gram, pada suhu dan tekanan yang sama massa 5 liter gas X adalah 6 gram, maka Mr gas X adalah …….(ArH=1) a. 10 d. 60 b. 12 e. 120 c. 30 6. 0,2 mol Aluminium direaksikan dengan 0,6 mol larutan asam sulfat menurut persamaan reaksi 2 Al (s) +3 H 2 SO 4(aq) → Al 2 (SO 4 ) 3(aq) + 3 H 2(aq) Maka zat yang besisa adalah .....sebanyak …… a. Al sebanyak 0,2 mol d. H 2 SO 4 sebanyak 0,4 mol b. Al sebanyak 0,3 mol e. H 2 SO 4 sebanyak 0,3 mol c. H 2 SO 4 sebanyak 0,2 mol
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
76 Lampiran 10 7.
Dalam 3 gram suatu senyawa yang terdiri dari hidrogen dan karbon (hidrokarbon),jika massa karbon adalah 2,4gram dan sisanya massa hidrogen, senyawa tersebut mempunyai rumus empiris .... (Dik. Ar C=12, Ar H =1) d. C 2 H 4 a. CH 2 e. C 2 H 5 b. CH 3 c. C 2 H 3
8.
Sebanyak 38 gram padatan kalsium sulfat hidrat(CaSO 4 . xH 2 O)dipanaskan hingga tersisa 27,7 gram kalsium sulfat anhidrat, maka rumus molekul kalsium sulfat hidrat tersebut adalah .... (Dik. Ar Ca=40, Ar S= 32, Ar O=16, Ar H=1) d. CaSO 4 . 5H 2 O a. CaSO 4 . 2H 2 O e.CaSO 4 . 7H 2 O b. CaSO 4 . 3H 2 O c. CaSO 4 . 4H 2 O
9. Untuk membuat larutan NaOH 0,5 Molar sebanyak 400 ml, massa NaOH yang perlukan adalah ..... (Dik. Ar Na=23, Ar O = 16, Ar H=1) a. 2 gram d. 8 gram b. 4 gram e. 40 gram c. 6 gram 10. 21 gram propana C 3 H 6 dibakar dengan persamaan reaksi berikut: 6 CO 2 + 6 H 2 O dalam keadaan (STP), kan menghasilkan Gas CO 2 sebanyak 2 C3H6+ 9 O2 ......(Dik.ArC=12,ArH=1, Ar O=16) a. 44,8liter d. 33,6 liter b. 2,24liter e. 2,21 liter c. 3,36 liter 11. Dari uji daya hantar listrik dihasilkan data sebagai berikut ; Pengamatanlampu Larutan nyala Tidaknyala 1 √ 2 √ 3 √ 4 √ 5 √ Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan larutan … a. 1 = non elektrolit 2 = elektrolit kuat b. 1 = elektrolit lemah2 = elektrolit lemah c. 2 = non elektrolit 5 = elektrolit kuat d. 3 = elektrolit kuat4 = non elektrolit e. 4 = non elektrolit 5 = non elektrolit
Gelembungpadaelektroda ada Tidakada √ √ √ √ √ -
12. Pasangan senyawa berikut yang dua-duanya termasuk senyawa elektrolit adalah …. a. Garamdapurdangula b. Natrium hidroksidadanspiritus c. Garamdapurdanasamklorida d. Asamkloridadanspiritus e. Guladanspiritus 13. Senyawa kovalen yang tidak dapat menjadi larutan elektrolit adalah …. a. HCl d. CH 4 e. NH 4 OH b. HNO 3 c. H 2 SO 4 14. Dalam Larutan (NH 4 ) 2 SO 4 terdapat ion…… a. O2b. NH 4 2+
d. SO 4 2e. NH 4 +
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
77 Lampiran 10 c.
SO2+
15. Pasangan senyawa berikut yang dua-duanya termasuk senyawa nonelektrolit adalah …. a. Garamdapurdangula b. Natrium hidroksidadanspiritus c. Garamdapurdanasamklorida d. Asamkloridadanspiritus e. Guladanspiritus 16. Pasangan senyawa yang keduanya merupakan elektrolit lemah adalah ….. d. NaCldan NH 4 Cl a. HCldan H 2 SO 4 e. CH 3 COOH dan NH 4 OH b. HNO 3 dan KOH c. KOH dan NH 4 Cl 17. Yang merupakan senyawa oksida asam adalah ..... a. CaO d. Al(OH) 3 e. H 2 CO 3 b. Al 2 O 3 c. SO 3 18. Salah satu yang merupakancirifisiklarutanasamadalah ……. a. Rasanya pahit d. pH-nya diatas 7 b. Ditangan terasa kesat e. bersifat mengendap c. Membirukanlakmusmerah 19. Untukmempeolehlarutancuka 10%, banyaknyaair yang harusditambahkankedalam200 ml cuka 25% adalahsebanyak …. a. 300 ml d. 100 ml b. 200 ml e. 50 ml c. 150 ml 20. Dalamsuatupenelitianlingkunganhidup di suatumuarasungai, deperoleh data bahwasetiap2Liter air sungaimengandung5miligram Kadnium, berarti kandungankadniumdalam air sungaitersebut adalah sebesar ..... (BJ air sungai = 1 gram/ml) a. 0,25 % d. 2,5 ppm b. 2,5 % e. 25 ppm c. 0,25 ppm 21.Reaksioksidasiadalah ….. a. PelepasanOksigen b. Pelepasanelektron c. Penurunanbiloks
d. Penerimaanbiloks e. Pengikatanelektron
22. Yang merupakan contoh reaksi reduksi konsep 1 adalah … Ag a. Ag+ + e b. 2 NiO + C 2 Ni + CO 2 Fe 2 O 3 c. 2 Fe + 3 O 2 d. 2 AgO 2 Ag + O 2 2 Al+2 + 3 Zn e. 2 Al + 3 Zn+ 23. Dalam Reaksi Zn + CuCl 2 → ZnCl 2 + Cu reaksi oksidasi yang terjadi adalah ..... d. Zn Zn2+ + 2 e a. Cu Cu2+ + 2 e 2+ Cu e. Cl 2 + 2 e 2 Clb. Cu + 2 e 2+ Zn c. Zn + 2 e 24. Yang termasukreaksiredoksadalah …. CaO + CO 2 a. CaCO 3 H 2 O + CO 2 b. H 2 CO 3 NaCl c. Na+ + Cl2 NaF + Cl 2 d. 2 NaCl +F 2
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
78 Lampiran 10 e. 2 NaCl + BaSO 4
Na 2 SO 4 + BaCl 2
25. Diantara reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah … 2 NaCl + F 2 a. Cl 2 + 2 NaF b. 2 Na + HCl NaCl + H 2 Na 2 SO 4 + 2 HCl c. 2 NaCl + H 2 SO 4 d. 2 CuO + C 2 Cu + CO 2 AgNO 3 + NO 2 + H 2 O e. Ag + HNO 3 26. BilanganoksidasiCrdalamsenyawa K 2 Cr 2 O 7 adalah …… a. –1 d. +5 b. –2 e. +6 c. +3 27. Bilangan Oksidasi P dalam senyawa PO 4 -3 adalah ….. a. +2 d. +5 b. +3 e. +6 c. +4
28. Padabaterai jam tangan terjadireaksiredoks …. 2 MnO + Zn(OH) 2 a. Zn + 2 MnO 2 + 2 H 2 O Zn(NH 3 ) 2 Cl 2 + 2 MnO b. Zn + 2 MnO 2 + 2NH 4 Cl PbSO 4 + 2 H 2 O c. Pb + PbO 2 + 2 H 2 SO 4 2 Ag + Zn(OH) 2 d. Ag 2 O + H 2 O + Zn CdO + Ni(OH) 2 + H 2 O e. Cd + Ni(OH) 3 29. Pada proses fotosintesis unsur yang sebagai reduktor adalah .... A. CO 2 B. H 2 O C. Karbon D. Glukosa E. Oksigen 30. Perhiasan dari logam tembaga dapat disepuh menjadi logam emas dengan bantuan arus listrik, maka perhiasan tembaga harus disambungkan dengan kutub....... akan terjadi reaksi .......... a. Kutub negatif Cu Cu2+ + 2 e 2+ Au b. Kutub negatif Au + 2 e c. Kutub positif Au Au2+ + 2 e Au d. Kutub positif Au2+ + 2 e Cu e. Kutub positif Cu2+ + 2 e II. URAIAN 31. Tuliskan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam proses perkaratan besi berdasarkan konsep 2! 32. Bagaimana cara membuat baterai 3 Volt dari buah? 33. Mengapa larutan gula tidak dapat menghantarkan listrik ? 34. 11,2 gram Besi(Ar = 56) direaksikan dengan larutan Asam kloridameghasilkan larutan besi(III)kloridadan gas hidrogen, a. Tuliskanpersamaanraksinyasetaranya ? b. Berapa liter gas Hidrogen yang dihasilkan diukur pada suhu dan tekanan yang sama dimana 1 liter gas N 2 massanya 14 gram ?(Ar N= 14) 35. Berapa jumlah molekul gula yang terdapat dalam 10 ml larutan gula 0,1 M ?
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
79 Lampiran 11 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA
PEMERINTAH KOTA BOGOR DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 2 BOGOR ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran Jenjang Sekolah Kelas Hari/Tanggal Di mulai pukul Di akhiri pukul
: : : : : :
KIMIA ( Peminatan) SMA X (sepuluh) MIA Sabtu, 7 Juni 2014 07.00 WIB 08.30 WIB
PETUNJUK : 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Disediakan Lembar Jawaban Komputer (LJK) dan Lembar Jawab Uraian (Essay) a. LJK dipergunakan untuk jawaban soal Pilihan Ganda b. Tulislah dengan jelas ; Nama, Nomor Peserta, Tanggal, Mata Pelajaran, dan Tanda Tangan dengan menghitamkan bulatan kecil pada LJK sesuai petunjuk c. Jawaban dikerjakan dengan cara menghitamkan bulatan kecil sesuai dengan jawaban yang Anda anggap benar d. Apabila ada jawaban yang keliru, ingin memperbaikinya, hapuslah dengan karet penghapus sampai bersih jangan sampai rusak, basah atau kotor e. Jawaban dikerjakan dengan menggunakan pensil 2B Untuk soal uraian dikerjakan pada lembar terpisah khusus untuk uraian Periksa dan bacalah soal sebelum menjawab Laporkan kepada Pengawas Ujian kalau terdapat tulisan kurang jelas, rusak atau jumlah soal kurang Dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah Dilarang menggunakan HP dan kalkulator,atau alat hitung elektronik lainnya untuk menghitung Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada Pengawas Ujian. SELAMAT BEKERJA
I. Pilihan Ganda
1.
2.
Perbandingan massa gas hidrogen dan gas oksigen dalam pembentukan uap air adalah 1 : 8, jika 3 gram gas hidrogen direaksikan dengan 30 gram gas oksigen maka uap air yang terjadi adalah ….. A. 27 gram D. 6 gram B. 24 gram E. 38 gram C. 33 gram
perbandingan massa B dalam senyawa 1 dengan massa B dalam senyawa 2 adalah ….. A. 8 : 3 C. 4 : 2 E. 2 : 4 B. 3 : 8 D. 4 : 3
4.
24 liter gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen menjadi uap air menurut persamaan reaksi: 2 H2 (g) + O2(g) → 2 H2O (g) maka volume uap air yang dihasilkan adalah …… A. 24 liter C. 22,4 liter E. 48 liter B. 12 liter D. 44,8 liter
5.
10 liter gas A2 tepat bereasi dengan 15 liter gas B2 membentuk 10 liter gas AxBy pada suhu dan tekanan yang sama. Maka nilai x dan y adalah ….. A. 1 dan 2 D. 3 dan 2 B. 2 dan 3 E. 2 dan 1 C. 1 dan 3
6.
20 liter gas CxHy dibakar habis bereaksi dengan gas oksigen, ternyata menghabiskan 50 liter gas oksigen dan menghasilkan 40 liter gas CO2, maka rumus molekul gas CxHy adalah …….. A. C2H2 D. C3H6
Diketahui data perbadingan massa Massa nitrogen dan massa oksigen dalam pembentukan 2 senyawa nitrogen oksida sebagai berikut : Senyawa I II
Massa nitrogen 1 gram 1 gram
Massa oksigen 1,33 gram 2,66 gram
Maka perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa tersebut secara berurutan adalah …. A. 1 : 2 D. 1 : 4 B. 2 : 1 E. 1 : 3 C. 4 : 3
3.
Unsur A dan unsur B dapat membentuk 2 macam senyawa, senyawa 1 mempunyai 20% massa A, sedangkan senyawa 2 mempunyai 40% massa A. maka
80 Lampiran 11 B. C2H4 C. C2H6
7.
8.
9.
C. D. E.
E. C3H8
10 liter gas etana C2H6 dibakar menurut persamaan reaksi : 2 C2H6 + 7 O2 → 4 CO2 + 6 H2O diukur pada suhu dan tekanan yang sama volume gas CO2 yang dihasilkan adalah …. A. 4 liter D. 20 liter B. 8 liter E. 40 liter C. 16 liter 5 liter campuran gas metana CH4 dan gas etana C2H6 dibakar sempurna, menghasilkan 7 liter gas CO2 (diukur pada suhu dan tekanan yang sama). Berapa liter volume gas metana dalam campuran tadi ? A. 1 liter D. 4 liter B. 2 liter E. 2,5 liter C. 3 liter Persentase massa C dalam senyawa CaCO3 ….. (Ar Ca = 40, Ar C = 12, Ar O = 16) A. 40 % D. 48 % B. 12 % E. 100 % C. 16 %
adalah
ditaburi 200 kg pupuk urea CO(NH2)2, maka banyaknya tambahan nitrogen per meter persegi adalah ……. ( Ar C = 12, Ar N = 14, Ar H = 1 ) A. 60 gram D. 9,33 gram B. 14 gram E. 1200 gram C. 4,67 gram
11. Pada suhu dan tekanan tertentu x molekul gas N2 mempunyai volume 2 liter, pada suhu dan tekanan yang sama 4x molekul gas CH4 mempunyai volume.. A. 4 liter D. 10 liter B. 6 liter E. 2 liter C. 8 liter
12. Pada suhu 27 oC dan tekanan 1 Atm 1 mol gas N2 mempunyai volume … ( R= 0,082 l tm/mol oK ) A. 22,4 liter D. 56 liter B. 24,6 liter E. 14 liter C. 28 liter
, H = 1 ), maka Mr dari CO(NH2)2 adalah… A. 35 C. 60 E. 65 B. 55 D. 63
17. Unsur X mengandung 3.01 x 1022 atom dan mempunyai massa 2 gram. Massa Atom relative unsur X adalah…. A. 4 C. 20 E. 80 B. 10 D. 40
18. Volume dari 8 gram gas oxigen (Ar = 16) pada keadaan standar (STP) adalah …. A. 5,6 liter C. 10 liter B. 8 liter D. 12 liter
E.
192 liter
19. 2,7 gram Aluminium direaksikan dengan larutan asam sulfat menurut persamaan reaksi : 2 Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g) pada keadaan STP volume gas Hidrogen yang dihasilkan sebanyak …… (Ar Al = 27) A. 2,24 liter D. 0,1 liter B. 3,36 liter E. 40,5 liter C. 3, 2 liter
20. Pada mesin mobil terjadi pembakaran bensin C8H18 (Mr =
10. Suatu lahan pertanian seluas 1 hektar (10.000 M2),
13. Diketahui massa Atom relatif ( Ar O = 16 , N = 14
12,02 x 10 23 molekul 24,08 x 10 23 molekul 48,16 x 10 23 molekul
C = 12
114) menurut persamaan reaksi 2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18 H2O Jika bensin yang terbakar sebanyak 2,28 gram, volume gas karbon dioksida yang dihasilkan sebanyak …….. (diukur dalam keadaan STP) A. 3.584 liter D. 16 liter B. 44,8 liter E. 32 liter C. 4,48 liter
21. Pembakaran sempurna 44 gram C3H8 sesuai persamaan reaksi : C3H8 + O2 → CO2 + H2O ( reaksi belum setara ) akan menghasilkan uap air sebanyak ….. (Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16) A. 72 gram D. 176 gram B. 4 gram E. 89,9 gram C. 18 gram
22. 8 mol gas O2 digunakan untuk membakar 6 mol gas CH4 menurut persamaan reaksi sebagai berikut : CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O zat yang berlebih adalah …. A. CH4 sebanyak 2 mol B. H2O sebanyak 5 mol C. O2 sebanyak 2 mol D. O2 sebanyak 16 mol E. CO2 sebanyak 2 mol
14. Pada reaksi a Fe2O3 + b S c Fe + d SO2 , nilai a , b , c dan d berturut-turut: A. 1,1,1,1 D. 1,1,1,2 B. 1,1,2,2 E. 2,3,4,3 C. 2,2,2,1
15. Diketahui Ar C = 12 , H = 1 , O = 16 , maka massa dari 0,5 mol C6H12O6 adalah …. A. 45 gram B. 60gram C. 120 gram
D. 90 gram E. 180 gram
16. Dalam 8 gram gas Oksigen ( O2 ) terdapat jumlah molekul oksigen sebanyak …. ( Ar O = 16 ) A. 1,505 x 10 23 molekul B. 3,010 x 10 23 molekul
23. 112 gram besi direaksikan dengan 64 gram gas O2 menurut persamaan reaksi :4Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3 (dik Ar Fe = 56, Ar O= 16) .Pereaksi pembatas adalah … A. Fe D. tidak ada B. O2 E. semua bereaksi tepat C. Fe2O3
24. Jika 42 gram MgSO4. xH2O dipanaskan, akan dihasilkan 24 gram senyawa anhidrat (Ar S = 32, Mg = 24, O = 16, H = 1). Harga x adalah …. A. 2 D. 5 B. 3 E. 6 C. 4
81 Lampiran 11 25. Fermentasi buah anggur menghasilkan suatu zat organik.
Zat ini mengandung 52,2 % Karbon , 13 % Hidrogen dan sisanya oksigen . Rumus empiris zat organik tersebut adalah .... (Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16) A. C2H3O D. C2H5O B. CH2 O E. C2H6O C. CH3O
26. Gas Metana ( CH4 ) direaksikan dengan gas oxygen
menurut persamaan reaksi : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) Jika volume gas oxygen yang direaksikan sebanyak 30 mL, Maka volume gas carbon dioxide yang dihasilkan adalah... A. 15 mL C. 60 mL E. 120 mL B. 30 mL D. 90 Ml
27. Diketahui massa atom relatif dari S =32, Al = 27, =16, dan H =1, maka massa molekul relatif dari Al2(SO4)3.18H2O adalah .... A. 342 D. 566 B. 366 E. 666 C. 456
O
28. Termasuk non elektrolit adalah …. A. B. C. D. E.
larutan garam dapur / NaCl larutan asam lambung / HCl larutan asam cuka / CH3COOH larutan alcohol / C2H5OH larutan soda api /soda kaustik / NaOH
Nyala lampu +++ ++ -
Gelembung +++ +++ +++ -
30. Zat dibawah ini yang tergolong elektrolit lemah adalah.... D. gula E . alkohol
31. Zat pengoksidasi disebut….
A. Reduktor D. reduksi B. Oksidator E. redoks C. Oksidasi
32. Bilangan oksidasi Mn dalam senyawa KMnO4 adalah… A. +2 B. +3 C. +5
D. +6 E. +7
33. Bilangan oksidasi P dalam senyawa H3PO4 adalah…. A. +3 B. +4 C. +5
D. +6 E. +7
34. Pada reaksi Cl2 + 2e 2Cl- termasuk reaksi… 1. redoks 2. oksidasi 3. disporposionasi
D. otoredoks E. Reduksi
1. Diantara reaksi di bawah ini tentukan reaksi Nomor berapa yang bukan merupakan reaksi Redoks ! 1) NaOH + HCl NaCl + H2O 2) C + O2 CO2 3) N2 + 3 H2 2 NH3 4) SO2 + 1/2 O2 SO3
2. Hitunglah biloks Unsur yang bergaris bawah dari senyawa : a). H2CO3
b). H3PO3
3. Diketahui data Massa Atom relatif :
Ar C = 12 , H = 1 , O = 16 , S = 32 , N =14 ) Hitunglah Massa molekul relatif ( Mr ) dari senyawa di bawah ini : a). CO(NH2)2 b). CH3COOH
4. Pada pebakaran sempurna 1 liter gas CxHy dihasilkan 3 liter gas CO2 dan 4 liter Uap air (diukur pada suhu dan tekanan yang sama) . Tentukan rumus kimia gas CxHy !
Elektrolit kuat , Elektrolit lemah dan Non elektrolit
Dari data diatas maka pernyataan yang benar adalah.…. A. Larutan A dan C elektrolit kuat B. Larutan B dan D bukan elektrolit C. Larutan B dan C elektrolit lemah D. Larutan A, B, dan C elektrolit kuat E. Larutan B bukan elektrolit
A. cuka B. asam sulfat C. asam klorida
Essai :
5. Sebutkan masing-masing 3 contoh larutan yang termasuk
29. Diketahui data berikut : Jenis larutan A B C D
35. Yang termasuk reaksi Reduksi adalah ...... A. Mg Mg2+ + 2e D. Ca Ca2+ + 2e + B. Na Na + e E. 2Na + 1/2 O2 Na2O C. Cu2+ + e Cu+
82
Lampiran 12 1. Diketahui rumus kimia beberapa zat : HCl CO(NH 2 ) 2 HNO 3 Ba(OH) 2 CaI2 Fe(OH) 3 NaBr H2S Al(OH) 3 CH 3 COOH C 6 H 12 O 6 C 2 H 5 OH a. Yang termasuk elektrolit kuat … b. Yang termasuk asam … c. Yang termasuk larutan basa ........ d. Yang termasuk elektrolit lemah … e. Yang merupakan larutan non elektrolit adalah … 2. Tuliskan reaksi ionisasi garam-garam berikut: a. Ca(NO 3 ) 2 b. Al 2 (SO 4 ) 3 c. NH 4 NO 3 d. HNO 3 e. Na 3 PO 4 3. a. Tulislah nama senyawa dibawah ini: • Na 2 CO 3 : • CuSO 4 : • Fe 2 (SO 4 ) 3 : • BaBr 2 : • SnF 2 : b. Tuliskan rumus kimia zat berikut : • Difosfor trioksida : • Timbal (II) Klorida : • Natrium Nitrat : • Tembaga (II) sulfida • Timah (IV) oksida : 4. Setarakan persamaan reaksi dibawah ini : a. N 2 (g) + H 2 (g) NH 3 (g) b. C 3 H 6 (g) + O 2 (g) CO 2 (g) + H 2 O(g) c. Al 2 O 3 + H 2 SO 4 → Al 2 (SO 4 ) 3 + H 2 O d. Al + HCl → AlCl 3 + H 2 e. HNO 3 + H2S → NO + S + H 2 O 5. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi pada masing-masing reaksi berikut! a. KMnO 4 + H 2 C 2 O 4 + H 2 SO 4 K 2 SO 4 + MnSO 4 + CO 2 + H 2 O b. SnCl 2 (s) + I 2 (g) + 2 HCl(l) → SnCl 4 (s) + 2 HI(aq) c. K 2 Cr 2 O 7 + SnCl 2 + HCl→ CrCl 3 + SnCl 4 + KCl + H 2 O 6. Pada pembakaran sempurna 5 liter (T,P) gas C x H y diperlukan 15 liter (T,P) gas oksigen dan dihasilkan 10 liter (T,P) gas karbondioksida sesuai persamaan reaksi berikut : C x H y(g) + O 2(g) → CO 2(g) + H 2 O (l) (belum setara). Tentukan rumus C x H y .
Kimia/UAS/Genap/1314
83
Lampiran 12 7. Suatu senyawa C x H y O z tersusundari 40% karbon, 6,67 % H, dan sisanya oksigen. Jika 0,5 mol senyawa tersebut mempunyai massa 45 gram. Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut. Jika diketahui Ar C =12, H =1, dan O =16) 8. 5,4 gram logam Aluminium direaksikan dengan larutan asam sulfat encer menghasilkan larutan aluminium sulfatdan gas hidrogen., menurut reaksi : Al (s) +H 2 SO 4(aq) →Al 2 (SO 4 ) 3(aq) +H 2(g) (belum setara). Jika diketahui (Ar : Al = 27, H =1, S = 32,O = 16)tentukan : a. Berapa massa aluminium sulfat yan terbentuk ? b. Berapa liter gas hidrogen yang terjadi jika pada kondisi yang sama 7 liter gas CO massanya 14 gram. 9. Sebanyak 20 gram CaCO 3 dilarurkan dalam 1 liter larutan asam klorida 0,2 M menurut persamaan reaksi : CaCO 3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl 2 (aq) + CO 2 (g) + H 2 O (l). Jika Ar Ca = 40, C = 12, H = 1, Cl = 35,5, O = 16. Tentukan : a. pereaksi pembatas b. massa pereaksi sisa c. massa CaCl 2 yang terbentuk d. volume gas CO 2 yang terbentuk pada STP. 10. Jika 25 gram garam tembaga sulfat hidratdipanaskan menghasilkan 16 gram garam tembaga sulfat anhidrat sesuai dengan persamaan reaksi: CuSO 4 .xH 2 O→ CuSO 4 + xH 2 O. Jika diketahui Ar Cu = 64, S = 32 O=16 dan H= 1 Tentukan rumus molekul senyawa hidrat tersebut
SELAMAT BEKERJA
Kimia/UAS/Genap/1314
84
Lampiran 13 PEMERINTAH KOTA BOGOR DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 BOGOR KISI-KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran Penyusun Kelas/Program/Semester Alokasi Waktu
No
KOMPETENSI INTI Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
: KIMIA : Nispi Suryani,S.Pd. : X/ MIPA/Genap : 120 Menit
KOMPETENSI DASAR Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.
MATERI POKOK
INDIKATOR SOAL
BENTUK SOAL
NOMOR SOAL
ESSAY
1
Diketahui beberapa senyawa. Siswa dapat menuliskan reaksi ionisasi senyawa tersebut
ESSAY
2
a. Diberikan beberapa rumus molekul senyawa. Siswa dapat menuliskan nama senyawa tersebut b. Diberikan beberapa nama senyawa. Siswa dapat menuliskan rumus molekul senyawa tersebut.
ESSAY
3
ESSAY
4
ESSAY
5
ESSAY
6
Diberikan perntase beberapa unsur penyusun senyawa,mol dan massa senyawa. Siswa dapat menentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut.
ESSAY
7
Diberikan massa suatu logam dan persamaan reaksi yang belum setara. A. Siswa dapat menetukan massa salah satu zat yang terbentuk.b. siswa dapat menentukan volume gas yang terbentuk dibandingkan dengan gas yang lain.
ESSAY
8
Larutan elektrolit dan non Diberikan beberapa elektrolit senyawadengan rumus kimia nya. Siswa dapat menentukan : a. Zat yang termasuk elekyang kuat. b. zat yang termasuk asam. c. zat yang termasuk basa. d. zat yang termasuk elektrolit lemah. e. zat yang merupakan non elektrolit.
Tata nama senyawa
3.11. Menerapkan konsep Persamaan Reaksi massa atom reletif dan massa molekul reletif, Persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
Diberikab beberapa persamaan reaksi. Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi tersebut.
3.9. Menganalisis Reaksi Redoks perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion. 3.11. Menerapkan konsep Hukum Avogadro massa atom reletif dan massa molekul reletif, Persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
Diberikan beberapa persamaan reaksi. Siswa dapat menentukan reduktor,oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi.
Rumus empiris dan rumus Molekul
Stoikiometri Reaksi
Diberikan persamaan reaksi dan volume gas yang bereaksi dan volume hasil reaksi. Siswa dapat menentukan rumus molekul pada reaksi tersebut.
Pereaksi Pembatas
Anhidrat
Diberikan massa suatu senyawa, volume dan molaritas dan persamaan reaksi yang setara serta massa atom relatif unsurunsur. a.Siswa dapat menentukan pereaksi pembatas b. Siswa dapat menentukan massa pereaksi sisa. c. Siswa dapat menetukan massa zat yang terbentuk. d. siswa dapat menentukan volume gas yang terbentuk pada STP. Diketahui massa senyawa anhidrat dan massa zat yang teruraidengan massa atom relatif unsur-unsur. Siswa dapat menentukan rumus molekul senyawa hidrat . Bogor, 19 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran Kimia,
Nispi Suryani, S.Pd. NIP. 19661127 1990032005
ESSAY
9
ESSAY
10
86 Lampiran 14 Lembar Penilaian Otentik Keterampilan Siswa Nama Sekolah Tahun Pelajaran Semester Mata Pelajaran Kelas / Program Hari / Tanggal Siklus / Pertemuan ke Pokok bahasan/Materi
: : : : : : : :
SMAN 1 Bogor 2013-2014 Genap Kimia ............. / ................... ............. / ................... ............. /.................... ...................................
Nilai 3,66 - 4,00 3,33 - 3,65 3,00 - 3,23 2,66 - 2,99 2,33 - 2,65 2,00 - 2,32 1,66 - 1,99 1,33 - 1,65 0,00 - 1,32
Predikat A AB+ B BC+ C D+ D
Bogor, .................................. Guru mata pelajaran Kimia,
Heri Reksa S.Pd NIP. 19680414 199201 1 002
Predikat
Nilai
Jumlah
Komunikasi Mencipta
Menalar
Membuat laporan
Mengamati, mengukur
Melakukan Percobaan
Merancang Percobaan
Menggali Informasi
Nama Siswa
Menjawab
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Keterangan
Menanya
Skor Keterampilan yang diamati
Lampiran 15
87
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN Mata Pelajaran
:
KIMIA
Kelas / Program TAHUN PELAJARAN
: :
X MIA ……. 2013 / 2014
No. Urut
KETERAMPILAN Nama Siswa
Menerapkan Konsep / Prinsip dan Strategi Pemecahan masalah
KT
Keterangan KT : Kurang Terampil T : Terampil ST : Sangat Terampil
T
ST
Bogor, 2014 Guru Mata Pelajaran
Wahyu Siswanto, S.Pd
NIP.19660611 1990011004
88
Lampiran 16 D. Kimia Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar
1.1.
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran pada KD KI-1 dan KI-2 terintegrasi dalam pembelajaran KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching (pembelajaran tak langsung).
Penilaian
Penilaian hasil belajar pada KD KI-1 dan KI-2 dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal (catatan pendidik)
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
89
Lampiran 16 Kompetensi Dasar 2.1.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2.
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3.
Menunjukkan
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Pembelajaran pada KD KI-1 dan KI-2 terintegrasi dalam pembelajaran KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching (pembelajaran tak langsung).
Penilaian hasil belajar pada KD KI-1 dan KI-2 dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal (catatan pendidik)
Pembelajaran pada KD KI-1 dan KI-2 terintegrasi dalam pembelajaran KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching (pembelajaran tak langsung).
Penilaian hasil belajar pada KD KI-1 dan KI-2 dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal (catatan pendidik)
Pembelajaran pada KD KI-1 dan
Penilaian hasil
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
90
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.1. Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. 4.1.
Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan.
Kegiatan Pembelajaran KI-2 terintegrasi dalam pembelajaran KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching (pembelajaran tak langsung).
Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia dalam kehidupan. Hakikat ilmu kimia Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Penilaian
Sikap
Mengamati produk-produk kimia dalam kehidupan, misalnya sabun, detergen, pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka dan lain lain.
Observasi perilaku ilmiah (rasa ingin tahu, disiplin, terbuka, bertanggung jawab, kratif, dan inovatif saat berdiskusi dan presentasi.
Membaca artikel tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.
Sumber Belajar
belajar pada KD KI-1 dan KI-2 dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal (catatan pendidik)
Mengamati
Membaca artikel tentang peran kimia dalam perkembangan ilmu lain (farmasi, geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global.
Alokasi Waktu
Pengetahuan Tes tertulis membuat bagan / skema tentang hakikat kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja serta peran kimia dalam kehidupan Tugas
6 JP
Buku teks kimia Kelas X Literatur lain yang relevan (Encarta dan Encyclopedia ) Lembar kerja
91
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Menanya Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya: - Apa yang dipelajari dalam kimia? - Apa manfaatnya belajar kimia dan kaitannya dengan karir masa depan?
Penilaian Membuat laporan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.
Mengumpulkan Informasi
Keterampilan
Mengkaji literatur tentang peran kimia dalam kehidupan, perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikan masalah global.
Portofolio Laporan pengamatan
Mengunjungi laboratorium untuk mengenal alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib laboratorium. Mendiskusikan kerja seorang ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiah meliputi: penemuan masalah, perumusan masalah, kajian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
92
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran pustka, menentukan variabel, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan mengolah data serta membuat laporan. Merancang dan melakukan percobaan terkait kerja ilmiah, misalnya menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air.
Menalar/Mengasosiasi Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.
Mengomunikasikan Mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar.
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
93
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
3.2.
Materi Pembelajaran
Menganalisis perkembangan model atom
Struktur Atom dan Tabel Periodik
3.3.
Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
Partikel partikel penyusun atom
3.4.
Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
4.2.
4.3.
Nomor atom dan nomor massa Isotop, isobar, isoton Perkembangan model atom
Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.
Konfigurasi elektron dan diagram orbital
Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
Bilangan kuantum dan bentuk orbital. Sistem periodik unsur
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Mengamati
Sikap
Observasi perilaku ilmiah (rasa ingin tahu, disiplin, terbuka, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif, saat berdiskusi dan presentasi.
Mengamati partikel partikel penyusun atom dan menentukan nomor atom dan nomor massa suatu unsur serta Isotop, isobar, isoton Mengamati perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital serta hubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik. Mengamati perkembangan tabel periodik unsur untuk menentukan golongan dan perioda berdasarkan kulit dan subkulit atom serta sifat keperiodikan unsur
Menanya Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan partikel partikel penyusun atom, misalnya: adakah unsur yang sama mempunyai netron berbeda?
Pengetahuan Tes tertulis uraian: Menentukan jumlah elektron, proton, dan netron dalam atom. Menentukan konfigurasi elektron dan diagram orbital Menentukan elektron valensi suatu unsur Menentukan bilangan kuantum dan bentuk orbital Menganalisis letak
Alokasi Waktu
24 JP
Sumber Belajar
Buku teks kimia Literatur lain yang relevan (Encarta dan Encyclopedia ) Lembar kerja
94
Lampiran 16 Kompetensi Dasar 4.4.
Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
Materi Pembelajaran (sifat keperiodikan unsur)
Kegiatan Pembelajaran
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan struktur atom, misalnya: bagaimana partikel dasar tersusun dalam atom(konfigurasi elektron)? dimana kemungkinan keberadaan elektron dalam orbital (bilangan kuantum)? Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apa dasar pengelompokan unsur dalam tabel periodik, bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik, apa yang menyebabkan keteraturan sifat unsur dalam tabel periodik?
Mengumpulkan Informasi Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur dalam tabel periodik untuk menentukan jumlah elektron, proton dan netron unsur tersebut. Menganalisis jumlah proton, elektron, dan netron suatu unsur untuk menentukan
Penilaian unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron Menganalisis kecenderungan sifat keperiodikan unsur dalam satu golongan atau periode berdasar kan data Tugas Membuat peta konsep tentang perkembangan model atom dan perkembangan tabel periodik serta mempresentasikannya.
Keterampilan Portofolio Peta konsep
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
95
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran isotop, isobar dan isoton. Menganalisis perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital serta hubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik. Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)
Menalar/Mengasosiasi Menyimpulkan bahwa golongan dan perioda unsur ditentukan oleh nomor atom dan konfigurasi elektron. Menyimpulkan adanya hubungan antara konfigurasi elektron suatu unsur dengan sifat keperiodikan unsur (jarijari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
96
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Mengomunikasikan Mempresentasikan perkembangan teori atom dan perkembangan tabel periodik unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar. 3.5.
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.6.
Menganalisis kepolaran senyawa.
3.7.
Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
Ikatan Kimia
Mengamati
Sikap
Struktur Lewis
Mengamati struktur Lewis beberapa unsur. Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen Membaca titik didih senyawa hidrogen halida.
Observasi perilaku ilmiah, antara lain: rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, dan inovatif dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi.
Ikatan ion dan ikatan kovalen Ikatan kovalen koordinasi Senyawa kovalen polar dan non polar. Ikatan logam Gaya antar molekul Sifat fisik senyawa.
Menanya Bagaimana hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis? Dari tabel titik leleh muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi? Mengapa atom logam cenderung
Pengetahuan Tes tertulis uraian Menjelaskan susunan elektron valensi dan
30 JP
Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja
97
Lampiran 16 Kompetensi Dasar 4.5.
4.6.
4.7.
Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima elektron? Mengapa atom oksigen dapat mengikat dua atom hidrogen sedangkan atom nitrogen dapat mengikat tiga atom hidrogen? Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? Mengapa titik didih air tinggi pada hal air mempunyai massa molekul relatif kecil?
Mengumpulkan Informasi Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital. Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital. Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan). Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.
Penilaian struktur Lewis Membandingkan proses pembentukan ion dan ikatan kovalen. Membedakan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap Menganalisis kepolaran senyawa Menganalisis hubungan antara jenis ikatan dengan sifat fisis senyawa Menganalisis bentuk molekul
Keterampilan Praktik Merancang dan melakukan percobaan tentang
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
98
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen. Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion. Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi. Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam. Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen,
kepolaran senyawa
Portofolio Laporan percobaan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
99
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran kovalen polar dan senyawa ionik). Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. Menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan.
Menalar/Mengasosiasi Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia. Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan. Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar.
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
100
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Bentuk molekul Mengamati Mengamati bentuk molekul beberapa senyawa melalui gambar/ molymod/animasi.
Menanya Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa? Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa?
Mengumpulkan Informasi Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.
Menalar/Mengasosiasi
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
101
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Menyimpulkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.
Mengomunikasikan Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. 3.8. Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. 4.8. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat
Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
Mengamati
Sikap
Observasi perilaku ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi dengan lembar pengamatan
Mencari informasi tentang cara menguji sifat elektrolit pada larutan (alat dan bahan yang digunakan serta tujuan dan langkah kerja. (Seminggu sebelum pembelajaran, siswa diberi tugas secara berkelompok membaca tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta menyiapkan alat dan bahan untuk
6 JP
Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja
102
Lampiran 16 Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .
percobaan).
Penilaian Pengetahuan Tes tertulis uraian
-
Menanya
Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit , misalnya mengapa disebut larutan elektrolit? Bagaimana membuktikan bahwa suatu larutan bersifat elektrolit? Apakah semua larutan dapat menghantarkan listrik? Mengapa keringat rasanya asin? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? Mendiskusikan dan merumuskan hipotesis terkait dengan pertanyaan stimulasi.
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik Mengelompokkan larutan elektrolit dan nonelektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan daya hantar listriknya. Tugas Membuat peta konsep tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit
Mengumpulkan Informasi
Merancang percobaan (menentukan alat dan bahan serta tujuan dan langkah kerja) untuk menyelidiki sifat elektrolit pada berbagai larutan
Keterampilan Praktik Merancang dan melakukan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
103
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran berdasarkan daya hantar listriknya. Merakit alat uji elektrolit sesuai gambar. Mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi. Menguji sifat elektrolit berbagai larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium dengan mencelupkan batang elektrode ke dalam masing-masing larutan tersebut. Mencatat data hasil pengamatan dengan teliti dan apa adanya, misalnya terjadi gelembung pada elektrode (sedikit atau banyak), lampu menyala (redup atau terang), atau tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala. Saat mencatat hasil pengamatan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, mengapa banyak gelembung di elektroda dan lampu menyala terang atau redup? Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Mengelompokkan larutan pada
Penilaian percobaan daya hantar listrik berbagai larutan Portofolio Peta konsep Laporan percobaan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
104
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran tabel hasil pengamatan berdasarkan ikatan kimia (senyawa ion atau senyawa kovalen).
Menalar/Mengasosiasi Mengolah data hasil pengamatan dengan menyajikan data tersebut dalam tabel hasil pengamatan. Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik larutan dalam rangka membuktikan hipotesis. Mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
105
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Berlatih menuliskan reaksi ionisasi.
Setiap kelompok mendiskusikan fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia dan penyebab keringat terasa asin serta cara mengatasi kekurangan elktrolit dalam tubuh.
Mengomunikasikan
3.9.
Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.
3.10. Menerapkan aturan
Reaksi Oksidasi dan Reduksi Konsep reaksi oksidasi reduksi Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
Menyusun laporan percobaan secara berkelompok dan mempresentasikan-nya.
Mengamati
Sikap
Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau pisang) yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi. Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa
Observasi perilaku ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi dengan lembar pengamatan
Pengetahuan
18 JP
Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja
106
Lampiran 16 Kompetensi Dasar IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. 4.9.
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasi-reduksi.
4.10. Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran atau ion.
Menanya Mengajukan pertanyaan mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat? Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion?
Mengumpulkan Informasi Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresentasikan hasilmya untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mengamati dan mencatat hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mendiskusikan hasil kajian
Penilaian Tes tertulis Menganalisis unsur yang mengalami oksidasi dan unsur yang mengalami reduksi
Menuliskan persamaan reaksi oksidasi reduksi
Menganalisis bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
Memberi nama senyawa-senyawa kimia menurut aturan IUPAC
Keterampilan Praktik/Unjuk Kerja Merancang dan melakukan dan melakukan percobaan reaksi pembakaran dan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
107
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Menalar/Mengasosiasi
Menganalisis data untuk menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan. Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi. Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran. Menuliskan reaksi serah terima elektron hasil percobaan. Berlatih menuliskan persamaan reaksi serah terima elektron. Menganalisis dan menyimpulkan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Menyajikan penyelesaian
Penilaian serah terima elektron Portofolio Laporan percobaan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
108
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Tata nama senyawa
Mengamati
Mengkaji literatur tentang tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.
Menanya
Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa.
Mengumpulkan Informasi Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Mendiskusikan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa.
Menalar/Mengasosiasi
Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
109
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
sederhana menurut aturan IUPAC. Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.
Mengomunikasikan
3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
Stoikiometri
4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep
Hukum dasar kimia
Mengamati
Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr)
Persamaan reaksi
- hukum Lavoisier - hukum Proust - hukum
Menyajikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.
Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum dasar kimia dan konsep mol. Mengkaji literatur tentang penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.
Menanya Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa? Bagaimana cara menyetarakan
Sikap Observasi perilaku ilmiah, antara lain disiplin, rasa ingin tahu, jujur, kerja sama, dan peduli lingkungan saat diskusi, merancang dan melakukan percobaan dengan lembar pengamatan
Pengetahuan Tes tertulis uraian Menentukan massa atom relatif
24 JP
Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja
110
Lampiran 16 Kompetensi Dasar mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Materi Pembelajaran Dalton - hukum Gay Lussac - hukum Avogadro Konsep Mol - massa molar - volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawa hidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas,
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
persamaan reaksi? Bagaimana membedakan rumus empiris dengan rumus molekul? Mengapa terbentuk senyawa hidrat? Bagaimana menentukan kadar zat? Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia. Mengumpulkan Informasi Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif. Mendiskusikan cara menyetarakan persamaan reaksi. Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier. Mendiskusikan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr)
Menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menentukan kadar zat dalam campuran Menyetarakan persamaan reaksi Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia
Keterampilan Praktik/Unjuk Kerja Merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Portofolio Laporan percobaan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
111
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran fraksi mol). Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi. - Pereaksi pembatas
Kegiatan Pembelajaran Lussac dan hukum Avogadro. Mendiskusikan massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran. Menganalisis konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas). Menalar/Mengasosiasi Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif Berlatih menyetarakan persamaan reaksi. Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier. Menganalisis hasil kajian untuk menyimpulkan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas. Menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul Menghitung banyaknya molekul
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
112
Lampiran 16 Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran air dalam senyawa hidrat Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) Menyimpulkan penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia. Mengomunikasikan Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi. Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier. Mempresentasikan hasil kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran. Menyajikan penerapan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
113
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Larutan Elektrolit dan non elektrolit.
Alokasi waktu
:
6 Jam Pelajaran (6 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi dasar : 1.1.
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2.
Menunjukkan perilaku kerjasama,santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
114
Lampiran 17 2.3.
Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.8.
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8.
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat merancang percobaan uji larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik. 2. Siswa dapat mengamati dan mencatat data percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik 3. Siswa dapat membuat laporan percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik . 4. Siswa dapat menyimpulkan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik 5. Siswa dapat menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. 6. Siswa dapat mengelompokan larutan elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya 7. Siswa dapat menyebutkan 2 jenis senyawa berdasarkan ikatannya yang dapat menjadi larutan elektrolit 8. Siswa dapat menyebutkan 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit 9. Siswa dapat memberikan contoh dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit. 10. Siswa dapat memberikan contoh reaksi pengionan dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit. 11. Siswa dapat menyebutkan manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan
D. Indikator pencapaian kompetensi : 1. Merancang percobaan uji larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik. 2. Mengamati dan mencatat data percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik 3. Membuat laporan percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik . 4. Menyimpulkan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik 5. Menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
115
Lampiran 17 6. Mengelompokan larutan elektrolit berdasarkan daya hantar litsriknya 7. Menyebutkan 2 jenis senyawa berdasarkan ikatannya yang dapat menjadi larutan elektrolit 8. Menyebutkan 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit 9. Memberikan contoh dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit. 10. Memberikan contoh reaksi pengionan dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit. 11. Menyebutkan manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan
E. Materi pembelajaran Fakta
:
:
-
Ketika banjir ada orang tersengat listrik
-
Air banjir dapat menghantarkan listrik
-
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik
-
Daya hantar listrik larutan elektrolit ada yang lemah dan yang kuat
-
Ada senyawa-senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit
-
Larutan elektrolit terdiri dari ion-ion
-
Larutan dalam tubuh manusia adalah larutan elektrolit
Konsep
:
-
Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik
-
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
-
Larutan elektrolit kuat menghantarkan listrik dengan baik
-
Larutan elektrolit lemah menghantarkan listrik dengan kurang baik
-
Senyawa larutan elektrolit melakukan reaksi pengionan menjadi ion positif dan ion negatif
-
Agar dapar diserap tubuh, zat-zat makan dirubah menjadi larutan
Prinsip
:
-
Jika diuji daya hantar larutan nonelektrolit maka lampu tidakmenyala
-
Jika diuji daya hantar larutan elektrolit maka lampu menyala
-
Jikadiuji daya hantar listrik nyala lampu terang, maka adalah larutan elektrolit kuat
-
Jikadiuji daya hantar listrik nyala lampu redup atau tidak menyala tapi ada gelembung di elektrode, maka adalah larutan elektrolit lemah
-
Senyawa larutan elektrolit melakukan reaksi pengionan menjadi ion positif dan ion negatif
Prosedur : -
Merancang percobaan daya hantar listrik beberapa larutan
116
Lampiran 17 - Menyusun alat-alat percobaan daya hantar listrik -
Melakukan percobaan daya hantar listrik
-
Mengamati percobaan daya hantar listrik
-
Mencatat hasil pengamatan percobaan daya hantar listrik Jika listrik tidak menyala maka yang diuji adalah larutan non elektrolit Jika listrik menyala terang maka yang diuji adalah larutan elektrolit kuat Jika listrik menyala redup atau tidak menyala tapi ada gelembung di elektrode, maka yang diuji adalah larutan elektrolit lemah
-
Membuat reaksi pengionan, unsur pertama senyawa menjadi ion positif sesuai valensinya dan unsur berikurnya menjadi ion negatif sesuai valensinya.
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, Percobaan, dan diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran - Media : - LKS Percobaan daya hantar listrik - Alat - Bahan 1. Baterai 1. Air murni 5. Garam dapur 2. Kabel 2. etanol 6. Gula pasir 3. Lampu 3. Asam klorida 7. Cuka 4. Elektrode 4. Amoniak 8. Natriumhidroksida -
Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
H. Langkah-langkah pembelajaran : Pertemuan 1 (3 x 45 menit) Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa Memberi motivasi, mengkondisikan mental. Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
waktu
15 menit
117
Lampiran 17
Inti
Akhir
Mengamati • Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Menanya • Mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? • Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Pengumpulan data • Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. • Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. • Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengasosiasi • Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit). • Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya.
75 menit
Mengkomunikasikan • Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit.
10 menit
• Mencatat kesimpulan dan rangkuman • Test Formatif
10 menit 25 menit
Pertemuan 2 (3 x 45 menit) Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa Memberi motivasi, mengkondisikan mental. Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
waktu
15 menit
118
Lampiran 17
Inti
Akhir
Mengamati • Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Menanya • Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik? • Apa yang dimaksud dengan reaksi pengionan? • Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? Pengumpulan data • Mengamati dan mencatat data hasil percobaan daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengasosiasi • Menganalisis data hasil percobaan untuk mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan • Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar • Mengelompokan jenis senyawa elektrolit • Membuat reaksi-reaksi pengionan • Proses penyerapan zat-zat makanan oleh tubuh Mengkomunikasikan • Menyebutkan kelompokkan larutan elektrolit berdasarkan jenis ikatan • Menyebutkan kelompokkan larutan elektrolit berdasarkan jenis senyawa • Menyebutkan contoh-contoh dari masing-masing senyawa • Melatih reaksi-reaksi pengionan masing-masing contoh senyawa • Mencatat kesimpulan dan rangkumannya • Test Formatif
I. Penilaian hasil pembelajaran : 1. Sikap Lembar Penilaian Otentik Sikap(terlampir) 2. Pengetahuan A. Tugas B. Test Formatif Tertulis : Soal : terlampir
3. Keterampilan Lembar Penilaian Otentik Keterampilan(terlampir)
75 menit
40 menit
10 menit 25 menit
119
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Konsep reaksi oksidasi - reduksi
Alokasi waktu
:
6 Jam Pelajaran (6 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi dasar 1.1.
2.1.
2.2. 2.3.
:
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Menunjukkan perilaku kerjasama,santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.9.
Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.
4.9.
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasireduksi.
C. Tujuan pembelajaran : 1. Siswa dapat merancang percobaan reaksi pembakaran. 2. Siswa dapat mengamati dan mencatat data percobaan reaksi pembakaran 3. Siswa dapat membuat laporan percobaan reaksi pembakaran. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil percobaan reaksi pembakaran
Siswa dapat menyimpulkan konsep reaksi pembakaran Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi perkaratan besi
Siswa dapat memberikan contoh reaksi-reaksi oksidasi lainnya Siswa dapat menyebutkan manfaat reaksi Redok(redukasi-oksidasi) Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen 10. Siswa dapat memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen
120
Lampiran 17 11. Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron 12. Siswa dapat memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron 13. Siswa dapat menjelaskan bilangan oksidasi 14. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu unsur 15. Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi 16. Siswa dapat memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi 17. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor 18. Siawa dapat menentukan nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC
D. Indikator pencapaian kompetensi : 1. Merancang percobaan reaksi pembakaran. 2. Mengamati dan mencatat data percobaan reaksi pembakaran 3. Membuat laporan percobaan reaksi pembakaran. 4. Mengkomunikasikan hasil percobaan reaksi pembakaran 5. Menyimpulkan konsep reaksi pembakaran 6. Menuliskan persamaan reaksi perkaratan besi 7. Memberikan contoh reaksi-reaksi oksidasi lainnya 8. Menyebutkan manfaat reaksi Redok(redukasi-oksidasi) 9. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen 10. Memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen 11. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron 12. Memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron 13. Menjelaskan bilangan oksidasi 14. Menentukan bilangan oksidasi suatu unsur 15. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi 16. Memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi 17. Menentukan oksidator dan reduktor 18. Menentukan nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC
E. Materi pembelajaran : Fakta : - Banyak reaksi kimia disekitar kita yang kita perlukan merupakan reaksi redok, contohnya reaksi pembakaran Gas, perkaratan besi, reaksi dalam baterai dll. - Setiap senyawa mempunyai nama senyawanya Konsep : - Reaksi redok adalah gabungan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi - Ada 3 konsep reaksi redok yaitu 1. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen 2. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron 3. Berdasarkan perubahan bilangan oksidasi - Biloks adalah bilangan yang menunjukan kemampuan melepas atau menerima elektron - Nama senyawa ditentukan oleh lembaga IUPAC Prinsip
:
Konsep Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi - 1. Berdasarkan oksigen Pengikatan Oksigen Pelepasan Oksigen - 2. Berdasarkan elektron Pelepasan Elektron Pengikatan Elektron - 3. Berdasarkan Biloks Peningkatan Biloks Penurunan Biloks - Biloks positif melepaskan elektron, biloks negatif menerima elektron - Reduktor adalah zat yang melakukan oksidasi, oksidator adalah zat yang melakukan reduksi Prosedur : - Lihat oksigenya diikat atau dilepaskan - Lihat elektronya diikat atau dilepaskan - Biloks unsur bebas = 0, biloks ion = muatanya - Biloks H dalam senyawa = +1, Biloks O dalam senyawa = -2, Biloks Alkali dalam senyawa = +1, Biloks alkali tanah dalam senyawa = +2, Biloks halogen dalam halida = -1
121
Lampiran 17 - Jumlah biloks dalam senyawa =0, Jumlah biloks dalam ion poliatom = muatanya - Lihat perubahan biloksnya naik atau turun, tentukan reaksi oksidasi atau reaksi reduksi - Nama senyawa anorganik sederhana diambil dari nama unsur-unsur penyusun molekulnya F. Metode pembelajaran
: Inquiri, Demontrasi, dan diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran - Media : - Demontrasi Reaksi Pembakaran - Alat : - Korek api - Bahan : - Kertas - Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik H. Langkah-langkah pembelajaran : Pertemuan 1 (3 x 45 menit) Tahap
Pendahuluan
Inti
Kegiatan
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa Memberi motivasi, mengkondisikan mental. 15 menit Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan Mengamati • Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau pisang) yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi. • Mengamati kertas yang dibakar • Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Menanya 75 menit • Mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat? • Gas apa yang dihasilkan dari pembakaran kertas? • Gas apa yang diperlukan untuk membakar kertas? • Unsur apa yang menjadi CO 2 ? • Bagaimana persamaan reaksi pembentukan CO 2 ? • Unsur apa yang menjadi H 2 O? • Bagaimana persamaan reaksi pembentukan H 2 O? • Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menuliskan persamaan reaksinya? • Apa yang dimaksud dengan reaksi oksidasi? • Kalau reaksi oksidasi dibalik maka akan menjadi reaksi apa? • Dengan memperhatikan oksigen apa yang dimaksud dengan reaksi reduksi? • Mengapa baterai dapat menghasilkan listrik? • Dapatkah reaksi oksidasi dan reduksi terjadi tanpa oksigen? • Melibatkan apa reaksi dalam baterai? • Dengan memperhatikan elektron apa yang dimaksud dengan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi? • Dapatkah reaksi oksidasi dan reduksi terjadi tanpa oksigen dan elektron? • Bagaimana menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi tanpa oksigen dan tanpa elektron? • Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion? • Dengan memperhatikan bilangan oksidasi apa yang dimaksud dengan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi? Pengumpulan data
122
Lampiran 17 • Mengamati dan mencatat data dari demontrasi pembakaran kertas • Melakukan percobaan reaksi pembakaran • Sebutkan dua jenis baterai • Mencari reaksi dalam dua jenis baterai tersebut • Mengamati dan mencatat hasil reaksi serah terima elektron dalam baterai. • Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Mengasosiasi • Menganalisis data untuk menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron • Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan. • Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi. • Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran. • Berlatih menuliskan persmaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berdasarkan oksigen • Menentukan unsur yang melakukan reaksi oksidasi dan unsur yang melakukan reaksi reduksi dalam baterai • Menuliskan reaksi serah terima elektron dalam baterai. • Berlatih menuliskan persamaan reaksi serah terima elektron. • Menganalisis dan menyimpulkan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. • Berlatih menentukan bilangan oksidasi suatu unsur Mengkomunikasikan • Menyajikan hasil demontrasi reaksi pembakaran dan serah terima elektron. • Menyajikan penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.. Mengkomunikasikan • Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. Akhir
• Mencatat kesimpulan dan rangkuman • Test Formatif
10 menit
10 menit 25 menit
Pertemuan 2 (3 x 45 menit) Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa Memberi motivasi, mengkondisikan mental. Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
waktu
15 menit
123
Lampiran 17
Inti
Akhir
Mengamati • Mengkaji literatur tentang tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Menanya • Bagaimana aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Pengumpulan data • Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. • Mendiskusikan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Mengasosiasi • Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. • Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC. Mengkomunikasikan • Mempresentasikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC menggunakan tata bahasa yang benar • Mencatat kesimpulan dan rangkumannya • Test Formatif
I. Penilaian hasil pembelajaran : 1. Sikap Lembar Penilaian Otentik Sikap(terlampir) 2. Pengetahuan A. Tugas B. Test Formatif Tertulis : Soal : terlampir
3. Keterampilan Lembar Penilaian Otentik Keterampilan(terlampir)
75 menit
10 menit 35 menit
124
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Hukum Dasar Kimia 1. hukum Lavoasier 2. hukum Proust
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia 4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menyimpulkan perubahan massa dalam reaksi kimia.
125
Lampiran 17 2. Siswa dapat menentukan massa salah satu zat dalam reaksi kimia jika massa zat-zat lain diketahui. 3. Siswa dapat menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa yang sama walaupun asal senyawa berbeda-beda. 4. Siswa dapat menghitung massa unsur pembentuk senyawa jika diketahui perbandingannya. 5. Siswa dapat menghitung massa zat-zat yang bereaksi 6. Siswa dapat menyusun laporan percobaan hukum kekekalan massa 7. Siswa dapat membuat rancanganm model percobaan hukum kekekalan massa
D. Indikator pencapaian kompetensi : 1. menyimpulkan perubahan massa dalam reaksi kimia. 2. menentukan massa salah satu zat dalam reaksi kimia jika massa zat-zat lain diketahui. 3. menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa yang sama walaupun asal senyawa berbeda-beda. 4. menghitung massa unsur pembentuk senyawa jika diketahui perbandingannya. 5. menghitung massa zat-zat yang bereaksi 6. menyusun laporan percobaan hukum kekekalan massa 7. membuat rancanganm model percobaan hukum kekekalan massa
E. Materi pembelajaran Fakta
:
: - Zat-zat dapat berubah(bereaksi) menjadi zat lain dengan melakukan reaksi kimia. - Massa unsur yang sama penyusun beberapa molekul yang memiliki unsur yang sama mempunyai perbandingan tertentu
Konsep
: - Dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan jumlah massa zat-zat - Perbandingan masa unsur yang sama penyusun molekul-molekun yang terdiri dari unsur-unsur yang sama merupakan bilangan bulat dan sederhana
Prinsip
: - Jumlah massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi kimia adalah sama - Perbandingan massa unsur yang sama merupakan bilangan bulat dan sederhana
Prosedur : - mengukur mass zat-zat sebelum dan sesudah reaksi - Perbandingan massa unsur yang sama dapat diperkecil dan disederhanakan akan menjadi bilangan bulat dan sederhana
126
Lampiran 17 F. Metode pembelajaran : Inquiri, Praktikum, diskusi G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran - Media
: - LKS Praktikum Hukum Kekekalan massa - Data percobaan hukum Proust
- Alat/Bahan
: 1. Gelas kimia 250 ml
4. Larutan KI 1 M
2. Tabung reaksi kecil
5. Larutan Pb (NO3)2 0,5 M
3. Timbangan - Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik H. Langkah-langkah pembelajaran : Tahap
Kegiatan -
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa
-
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
-
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Pendahuluan-
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
10 menit
akan dipelajari -
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
-
Membagi kelompok
-
Pemberian LKS Mengamati Reaksi-reaksi zat kimia disekitar kita Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Lavoasier . Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Proust. Menanya(ingin /belum diketahui) Bagaiman cara mengetahui massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi? Bagaimana massa zat pereaksi dan massa zat hasil reaksi? Bagaimana massa zat-zat dalam suatu reaksi? Bagaimana perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
Inti
senyawa yang memiliki unsur yang sama?
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier.
50 menit
127
Lampiran 17 Merancang percobaan atau model untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi. Menganalisi data hasil percobaan hukum Proust Mengasosiasi Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier. Berlatih menentukan massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Menganalisis data percobaan hukum Proust Menyimpulkan Membuat kesimpulan tentang hubungan massa zat-zat dalam reaksi kimia Membuat kesimpulan perbandingan massa unsu dalam senyawa Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) Menyajikan hasil percobaan hukum Lavoisier. Mencipta/menghasilkan Membuat Laporan praktikum Mengamati Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Proust. Membaca data hasil percobaan hukum Proust Menanya Bagaimana perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa yang sama tetapi asalnya berbeda? Pengumpulan Data
40 menit
Menganalisi data hasil percobaan hukum Proust Mengasosiasi Menganalisis data percobaan hukum Proust Menghitung perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa yang sama tetapi asalnya berbeda. Menghitung massa unsur penyusun senyawa berdasarkan perbandandingannya. Mengumpulkan laporan hasil percobaan hukum Lavoisier. Akhir
10 menit
Memberitahukan materi selanjutnya Test Formatif Menyimpulkan bunyi hukum Lavoasier dan hukum Proust
25 menit
128
Lampiran 17
I. Penilaian hasil pembelajaran : 1. Sikap Lembar Penilaian Otentik Sikap 2. Pengetahuan A. Tugas B. Test Formatif Tertulis : Soal : terlampir
3. Keterampilan Lembar Penilaian Otentik Keterampilan
129
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Hukum Dasar Kimia 1. hukum Dalton 2. hukum Guy Lussac
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia 4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan persamaan reaksi, perhitungan kimia.
hukum-hukum dasar kimia,
massa molekul relatif,
dan konsep mol untuk
menyelesaikan
130
Lampiran 17 C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama. 2. Siswa dapat menyimpulkan perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama. 3. Siswa dapat menghitung massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama jika diketahui perbandingannya. 4. Siswa dapat menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
5. Siswa dapat menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
6. Siswa dapat menghitung volume gas-gas yang bereaksi jika diketahui perbandingannya
D. Indikator pencapaian kompetensi : 1. Menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama. 2. Menyimpulkan perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama. 3. Menghitung massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama jika diketahui perbandingannya. 4. Menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama. 5. Menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
6. Menghitung volume gas-gas yang bereaksi jika diketahui perbandingannya
E. Materi pembelajaran Fakta
:
: - Ada beberapa senyawa yang mengandung unsur-unsur yang sama. - Gas-gas memiliki volume
Konsep
: - Unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa memiliki perbandingan tertentu - Gas-gas yang bereaksi dapat dihitung volumenya dengan perbandingan tertentu
Prinsip
: - perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama merupakan bilangan bulat dan sederhana
131
Lampiran 17 - Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana Prosedur : - menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama - menhitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi.
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, Pemaparan data, diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media
: - Tayangan data percobaan hukum Dalton - Tayangan data percobaan hukum Guy Lussac
H. Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik I. Langkah-langkah pembelajaran : Tahap
Kegiatan -
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa
Pendahuluan-
Memberi motivasi, mengkondisikan mental. Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
10 menit
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari
-
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan Mengamati Data percobaan hukum Dalton mengamati perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam bermacam-macam senyawa Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Dalton Menanya(ingin /belum diketahui) Bagaiman kelipatan perbandingan massa dua unsur yang dapat lebih dari satu senyawa?,
Inti
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data Menganalisi data hasil percobaan hukum Dalton Mengasosiasi Menganalisis data untuk membuktikan hukum Dalton Menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama
50 menit
132
Lampiran 17 dalam dua senyawa yang mengandung unsur yang sama Menyimpulkan Membuat kesimpulan tentang hubungan perbandingan massa unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung unsur yang sama. Membuat kesimpulan perbandingan massa unsur dalam senyawa yang mengandung unsur yang sama. Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) Menyajikan pembuktian data percobaan hukum Dalton Mengamati Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Guy Lussac mengamati dan membandingkan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama, Menanya(ingin /belum diketahui) Bagaiman perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama?, Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data Menganalisi data hasil percobaan hukum Guy Lussac
40 menit
Mengasosiasi Menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama Menghitung volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama jika diketahui perbandingannya Menyimpulkan Membuat kesimpulan tentang perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama a. Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) Menyajikan pembuktian data percobaan hukum Guy Lussac Akhir
Menyimpulkan bunyi hukum Dalton dan hukum Guy Lussac
10 menit
Test Formatif
25 menit
133
Lampiran 17 J. Penilaian hasil pembelajaran : 1. Sikap Lembar Penilaian Otentik Sikap 2. Pengetahuan A. Tugas B. Test Formatif Tertulis : Soal : terlampir
3. Keterampilan Lembar Penilaian Otentik Keterampilan
134
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Hukum Dasar Kimia 1. Hukum Avogadro 2. Perhitungan Kimia(Stoikiometri)
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia 4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
2. Siswa dapat menjelaskan mengapa dalam data percobaan Guy Lussac jumlah volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama tidak sama dengan penjumlahan matematis.
3. Siswa dapat menyimpulkan gas-gas yang bereaksi berupa molekul. 4. Siswa dapat menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan perbandingan jumlah molekul gas-gas sama dengan koefisien reaksi.
135
Lampiran 17 5. Siswa dapat menghitung junlah molekul gas-gas yang bereaksi jika diketahui koefisien reaksinya atau perbandingan volumenya. 6. Siswa dapat menghitung jumlah mol zat-zat dalam persamaan reaksi. 7. Siswa dapat menyebutkan satuan jumlah zat yang digunakan dalam perhitungan kimia. 8. Siswa dapat mengkorversikan jumlah mol ke: jumlah partikel, massa, volume atau sebaliknya.
D. Indikator pencapaian kompetensi : 1. menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama. 2. menjelaskan mengapa dalam data percobaan Guy Lussac jumlah volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama tidak sama dengan penjumlahan matematis.
3. menyimpulkan gas-gas yang bereaksi berupa molekul. 4. menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan perbandingan jumlah molekul gas-gas sama dengan koefisien reaksi. 5. menghitung junlah molekul gas-gas yang bereaksi jika diketahui koefisien reaksinya atau perbandingan volumenya. 6. menghitung jumlah mol zat-zat dalam persamaan reaksi. 7. menyebutkan satuan jumlah zat yang digunakan dalam perhitungan kimia. 8. mengkorversikan jumlah mol ke: jumlah partikel, massa, volume atau sebaliknya..
E. Materi pembelajaran Fakta
:
: - Penjumlahan volume gas-gas yang beraksi tidak sama dengan penjumlahan matematis. - Untuk perhitungan kimia dgunakan satuan jumlah mol
Konsep
: - Gas-gas yang beraksi berupa molekul. - Jumlah partikel, Massa, volume, dapat dikonveri menjadi mol dan sebaliknya
Prinsip
: - Perbandingan jumlah molekul gas-gas sama dengan perbandingan koefisien - Perbandingan mol zat-zat yang beraksi sama dengan perbandingan koefisien
Prosedur : - Jumlah molekul salah satu gas yang bereaksi dapat dihitung dengan membandinkan koefisinya dengan koefisien gas lain yang diketahui jumlah molekulnya. - menghitung mol
136
Lampiran 17 - Menghitung mol salah satu zat yang bereaksi dengan membadingan koefisien zat tersebut dengan koefisien zat lain yang diketahui jumlah mol zatnya.
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran : - Tayangan data percobaan hukum Dalton
Media
- Tayangan data percobaan hukum Guy Lussac
Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik H. Langkah-langkah pembelajaran : Tahap
Kegiatan -
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa
Pendahuluan-
Memberi motivasi, mengkondisikan mental. Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
10 menit
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari
-
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan Mengamati Data percobaan Guy Lussac mengamati jumlah volume gas-gas yang bereaksi Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Avogadro Menanya(ingin /belum diketahui) Mengapa penjumlahan volume gas-gas yang bereaksi tidak merupakan penjumlahan matematis?, Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data Menganalisi data hasil percobaan Guy Lussac Mengasosiasi Bagaimana bentuk gas-gas yang bereaksi? Siapakah yang menyatakan hal tersebut? Jika gas-gas yang bereaksi berupa molekul dan disetarakan
Inti
jumlahnya, apakan penjumlahan volume gas-gas yang beraksi sama dengan data percobaan Guy Lussac? Menyimpulkan Perbandinghan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan koefisien reaksi. Volume atau jumlah molekul salah satu gas yang bereaksi dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan koefisienya dengan gas lain yang volume atau jumlah molekul yang diketahui.
50 menit
137
Lampiran 17 Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh perhitungannya Mengamati Membaca dan Mengkaji literatur tentang konsep mol mengamati dan menentukan jumlah zat yang dapat dikonversi menjadi mol, Menanya(ingin /belum diketahui) Bagaiman cara mengkonversi Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol dan sebaliknya?, Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data Menganalisi cara-cara mengkonversi Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol dan sebaliknya. Mengasosiasi
40 menit
Menghitung Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol dan sebaliknya Menghitung jumlah mol zat yang bereaksi dari dengan menggunakan perbandingan koefisien. Menyimpulkan Mol dapat dihitung dari Jumlah partikel, massa dan volume atau sebaliknya dan jumlah mol zat yang berekasi dapat dihitung dari perbandingan koefisienya. Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh perhitungannya Akhir
Mencatat kesimpulan dan rangkumannya
10 menit
Test Formatif
25 menit
I. Penilaian hasil pembelajaran : 1. Sikap Lembar Penilaian Otentik Sikap 2. Pengetahuan A. Tugas B. Test Formatif Tertulis : Soal : terlampir
3. Keterampilan Lembar Penilaian Otentik Keterampilan
138
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
:
Rumus empiris dan Senyawa hidrat. Kadar zat Pereaksi Pembatas
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia 4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menentukan Rumus empiris 2.
Siswa dapat menentukan Senyawa hidrat.
3. Siswa dapat menentukan Kadar zat 4. Siswa dapat menentukan persentase massa, 5. Siswa dapat menentukan persentase volume, 6. Siswa dapat menentukan bagian per Juta atau part per million, 7. Siswa dapat menentukan molaritas, 8. Siswa dapat menentukan molalitas, 9. Siswa dapat menentukan fraksi mol.
139
Lampiran 17 10. Siswa dapat menentukan pereaksi pembatas.
D. Indikator pencapaian kompetensi : 1. Menentukan Rumus empiris 2. Menentukan Senyawa hidrat. 3. Menentukan Kadar zat 4. Menentukan Persentase massa, 5. Menentukan persentase volume, 6. Menentukan bagian per Juta atau part per million, 7. Menentukan molaritas, 8. Menentukan molalitas, 9. Menentukan fraksi mol.
10. Menentukan pereaksi pembatas.
E. Materi pembelajaran Fakta
:
:
1. Beberapa senyawa ditulis dalam bentuk rumus empiris 2. Beberapa senyawa memiliki molekul air. 3. Camputan (larutan) terdiri dari beberapa zat dengan jumlah tertentu 4. Kadar zat dalam campuran sering dinyatakan dalam Persentase massa, 5. Kadar zat cairan atau gas dalam campuran sering dapat juga dinyatakan dalam Persentase volume, 6. Untuk jumlah yang sangat kecil Kadar zat dalam campuran sering dinyatakan dalam Bagian per Juta(bpj) atau part per million(ppm), 7. Kadar zat/konsentrasi dalam larutan sering dinyatakan dalam Molaritas , 8. Untuk perhitungan sifat koligatif larutan ∆T d dan ∆T f , Kadar zat/konsentrasi dalam larutan dinyatakan Molalitas 9. Untuk perhitungan sifat koligatif larutan Tekanan uap jenuh digunakan Fraksi mol.
10. Dalam beberapa kejadian jumlah pereaksi tidak sesuai dengan perbandingannya Konsep
:
1. Rumus empiris senyawa adalah menyatakan perbandingan terkecil jumlah unsur-unsur penyusunya 2. Senyawa hidrat adalah senyawa yang memiliki molekul air 3. Kadar zat menyatakan perbandingan jumlah zat dalam camputan(larutan) 4. persentase massa, menyatakan perbandingan jumlah massa zat dalam massa camputan(larutan) 5. persentase volume, menyatakan perbandingan jumlah volume zat cair/gas dalam volume camputan cairan/gas. 6. Bagian per Juta(bpj) atau part per million(ppm) adalah perbandingan satu bagian zat per sejuta bagian. 7. Molaritas adalah perbandingan jumlah mol zat per Liter larutan 8. Molalitas adalah perbandingan jumlah mol zat per Kilogram larutan 9. Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol zat per jumlah total mol zat-zat dalam larutan
10. Pereaksi pembatas adalah zat peraksi yang jumlahnya paling sedikit
140
Lampiran 17 Prinsip
:
1. Menentukan rumus Empiris membandingan jumlah mol unsur-unsur snyawa 2. Menentukan senyawa hidrat membandingan jumlah mol molekul air dalam senyawa yang memiliki molekul air 3. Menghitung Kadar zat adalah membandingan jumlah zat dalam camputan(larutan) 4. Menghitung persentase adalah massa membandingan massa, zat dengan massa camputan(larutan) 5. Menghitung persentase adalah volume membandingkan volume zat cair/gas dalam volume camputan cairan/gas. 6. Menghitung bagian per Juta (bpj) atau part per million(ppm) adalah membandingkan satu bagian zat per sejuta bagian. 7. Menghitung molaritas adalah membandingan jumlah mol zat per Liter larutan 8. Menghitung molalitas adalah membandingan jumlah mol zat per Kilogram larutan 9. Menghitung fraksi mol adalah membandingan jumlah mol zat per jumlah total mol zat-zat dalam larutan
10. Menetukan pereaksi pembatas adalah zat peraksi yang jumlah mol per koefisiennya paling kecil Prosedur : 1. Menentukan rumus Empiris: Menghitung mol unsur-unsurnya dengan membagi massa dengan Ar masing-masing kemudian rmembandingan jumlah mol unsur-unsur lalu diperkecil 2. Menentukan senyawa hidrat : Menghitung mol senyawa dan mol molekul air dengan membagi massanya dengan Mr kemudian membandingan jumlah mol senyawa dan maol molekul air. 3. Menghitung Kadar zat: membagi jumlah zat dengan jumlah camputan(larutan) 4. Menghitung persentase: massa membandingan massa, zat dengan massa camputan(larutan) 5. Menghitung persentase volume membandingkan volume zat cair/gas dalam volume camputan cairan/gas. 6. Menghitung bagian per Juta (bpj) atau part per million (ppm) membandingkan satu bagian zat per sejuta bagian. 7. Menghitung molaritas membandingan jumlah mol zat per Liter larutan 8. Menghitung molalitas membandingan jumlah mol zat per Kilogram larutan 9. Menghitung fraksi mol membandingan jumlah mol zat per jumlah total mol zat-zat dalam larutan 10. Menetukan pereaksi pembatas adalah zat peraksi yang jumlah mol dibagi koefisiennya
paling kecil. F. Metode pembelajaran
:
Inquiri, diskusi G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media
: - Tayangan data percobaan hukum Dalton - Tayangan data percobaan hukum Guy Lussac
141
Lampiran 17 Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik H. Langkah-langkah pembelajaran : Tahap
Pendahuluan
Inti
Akhir
Kegiatan Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran siswa Memberi motivasi, mengkondisikan mental. Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dipelajari Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan Mengamati • Data percobaan Guy Lussac • mengamati jumlah volume gas-gas yang bereaksi • Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Avogadro Menanya(ingin /belum diketahui) • Mengapa penjumlahan volume gas-gas yang bereaksi tidak merupakan penjumlahan matematis?, Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data • Menganalisi data hasil percobaan Guy Lussac Mengasosiasi • Bagaimana bentuk gas-gas yang bereaksi? • Siapakah yang menyatakan hal tersebut? • Jika gas-gas yang bereaksi berupa molekul dan disetarakan jumlahnya, apakan penjumlahan volume gas-gas yang beraksi sama dengan data percobaan Guy Lussac? Menyimpulkan • Perbandinghan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan koefisien reaksi. • Volume atau jumlah molekul salah satu gas yang bereaksi dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan koefisienya dengan gas lain yang volume atau jumlah molekul yang diketahui. Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) • Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh perhitungannya Mengamati • Membaca dan Mengkaji literatur tentang konsep mol • mengamati dan menentukan jumlah zat yang dapat dikonversi menjadi mol, Menanya(ingin /belum diketahui) • Bagaiman cara mengkonversi Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol dan sebaliknya?, Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data • Menganalisi cara-cara mengkonversi Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol dan sebaliknya. Mengasosiasi • Menghitung Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol dan sebaliknya • Menghitung jumlah mol zat yang bereaksi dari dengan menggunakan perbandingan koefisien. Menyimpulkan • Mol dapat dihitung dari Jumlah partikel, massa dan volume atau sebaliknya dan jumlah mol zat yang berekasi dapat dihitung dari perbandingan koefisienya. Mengkomunikasikan(lisan/tulisan) • Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh perhitungannya • Mencatat kesimpulan dan rangkumannya • Test Formatif
waktu
10 menit
50 menit
40 menit
10 menit 25 menit
142
Lampiran 17 I. Penilaian hasil pembelajaran : 1. Sikap Lembar Penilaian Otentik Sikap(terlampir) 2. Pengetahuan A. Tugas B. Test Formatif Tertulis : Soal : terlampir
3. Keterampilan Lembar Penilaian Otentik Keterampilan(terlampir)
193
Lampiran 20 DATA HASIL WAWANCARA GURU KIMIA KELAS X TENTANG AUTHENTIC ASSESSMENT KURIKULUM 2013 DALAM PELAJARAN KIMIA NAMA RESPONDEN : HR NAMA SEKOLAH : SMAN A TANGGAL WAWANCARA : 15 Agustus 2014 LOKASI WAWANCARA : Ruang Tamu Sekolah NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Apa yang ibu / bapak ketahui mengenai Kurikulum 2013 masih sama dengan KTSP, tidak ada yang berubah kurikulum 2013 serta perbedaannya hanya terdapat sedikit perbedaan dalam dasar teori, pendekatan dan dengan KTSP ? prosesnya. 2
Apa yang Ibu / Bapak ketahui mengenai penilaian autentik ?
Penilaian autentik merupakan penilaian yang mencakup ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan yang secara garis besar bersifat komprehensif dan holistic.
3
Instrumen penilaian apa saja yang Bapak/Ibu gunakan pada mata pelajaran kimia ?
Penilaian yang digunakan : penilaian perbab berbeda-beda ada diskusi, praktikum. Penilaian sikap sama semua, tapi untuk psikomotor dan kognitif berbeda-beda.
4
Dasar apa saja yang dijadikan acuan dalam pembuatan instrumen ? Apa saja Feedback yang didapatkan dari penilaian yang telah dilakukan ?
instrument penilaian didasarkan kompetensi yang akan dicapai. KI 1 dan 2 sama, tapi KI 3 berbeda beda. data yang ada bisa dianalisis, sehingga kita tahu mana hasil yang bagus dan yang hasilnya jelek biar dijadikan koreksian.
6
Pernahkah dilakukan suatu pelatihan kurikulum 2013 khususnya mengenai Penilaian ?
belum pernah ada pelatihan kur.2013 khususnya penilaian untuk pelajaran kimia.baru ada dari pihak swasata Sehingga instrumen yang dibuat berdasarkan sharing dengan teman –teman seprofesi.
7
Apa saja kendala yang dihadapi ?
Menentukan indikator yang akan dinilai
5
194
Lampiran 20 DATA HASIL WAWANCARA GURU KIMIA KELAS X TENTANG AUTHENTIC ASSESSMENT KURIKULUM 2013 DALAM PELAJARAN KIMIA NAMA RESPONDEN : WS NAMA SEKOLAH : SMAN B TANGGAL WAWANCARA : 13 Agustus 2014 LOKASI WAWANCARA : Ruang Guru NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Apa yang ibu/bapak ketahui mengenai Kurikulum 2013 berbeda dengan KTSP, kurikulum 201 ditekankan pada sikap kurikulum 2013 serta perbedaannya dengan dan etika, lalu keterampilan dan pengetahuan. KTSP ? 2 Apa yang ibu/bapak ketahui mengenai Penilaian autentik adalah penilaian tentang sikap yang ada dalam KI 1 dan KI 2 penilaian autentik ? 3 Instrumen penilaian apa saja yang Penilaian sikap dan keterampilan Bapak/Ibu gunakan pada mata pelajaran Kimia ? 4 Dasar apa saja yang dijadikan acuan dalam Didasarkan atas kebutuhan pembuatan Instrumen ? 5 Apa saja Feedback yang didapatkan dari Dari penilaian yang didapatkan, ketika nilai anak itu kurang maka dilakukan penilaian yang telah dilakukan ? remedial. 6 Pernahkah dilakukan suatu pelatihan Belum ada pelatihan, baru beberapa mata pelajaran. kurikulum 2013 khususnya mengenai Penilaian ? 7 Apa saja kendala yang dihadapi ? Sulit membuat rubrik sult membuat instrumen yang cocok digunakan dengan jumlah siswa yang banyak.
195
Lampiran 20 DATA HASIL WAWANCARA GURU KIMIA KELAS X TENTANG AUTHENTIC ASSESSMENT KURIKULUM 2013 DALAM PELAJARAN KIMIA NAMA RESPONDEN : NS NAMA SEKOLAH : SMAN C TANGGAL WAWANCARA : 22 Agustus 2014 LOKASI WAWANCARA : Ruang Guru NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Apa yang ibu / bapak ketahui mengenai Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut anak untuk aktif, mereka kurikulum 2013 serta perbedaannya dengan yang mencari sendiri materi berbeda dengan KTSP guru yang aktif. KTSP ? 2 Apa yang Ibu / Bapak ketahui mengenai Penilaian yang mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotor yang dilakukan penilaian autentik ? selama KBM. Penilaian yang jelas ada artinya benar -benar terjadi. 3 Instrumen penilaian apa saja yang bapak/ibu Untuk kognitif menggunakan soal-soal baik PG dan Esai , untuk keterampilan gunakan pada mata pelajaran Kimia ? menggunakan penilaian praktikum, sikap dari kesehariannya dikelas 4 5 6
7
Dasar apa saja yang dijadikan acuan dalam pembuatan Instrumen ? Apa saja Feedback yang didapatkan dari penilaian yang telah dilakukan ? Pernahkah dilakukan suatu pelatihan kurikulum 2013 khususnya mengenai Penilaian ? Apa saja kendala yang dihadapi ?
Yang bisa kita amati Belum pernah ada pelatihan implementasi kurikulum khususnya penilaian, penilaian yang ada baru secara umum hasil meraba-raba. Administrasi yang banyak dan agak ribet, belum ada pelatihan khusus sehingga hanya sebatas sharing teman2 sehingga instrumen yang ada masih jauh dr kata ideal.
194
Lampiran 21
Lampiran 22
195
Lampiran 22
196
Lampiran 22
197
Lampiran 22
198
199
Lampiran 23
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
RIWAYAT HIDUP PENULIS
MARDIANA Lahir di Bogor, 23 Desember 1992. Anak Pertama dari Empat Bersaudara, Pasangan Bapak Mahdi Suryadi dan Ibu Nurlailah. Penulis saat ini tinggal di Jl. Baru Kayumanis Kp. Pabuaran Rt 01/02 Kel. Mekar Wangi Kec. Tanah Sareal Kota Bogor 16168. Penulis memulai pendidikan formal di SDN Kencana 1 Kota Bogor tahun 1998-2004, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP IT KH. Abdullah Bin Nuh Kota Bogor tahun 2004-2007, lalu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMAN 8 Kota Bogor Tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 Penulis Melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Kimia. Penulis dapat dihubungi melalui alamat email :
[email protected] atau facebook: facebook.com/dianmardianasuryadi