UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL ISLAMIYAH CINANGKA PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI METODE INQUIRY Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
oleh Naalih NIM 809018300562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL ISLAMIYAH CINANGKA PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI METODE INQUIRY
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Naalih NIM. 809018300562
Di bawah bimbingan
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. NIP.19790601 200604 2 004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Naalih
NIM
: 809018300562
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat
: Jl. Pahlawan Gg. Masjid RT.002 RW.009 Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada Materi KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1 Nama Pembimbing NIP
: Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. : 19790601 200604 2 004
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
ABSTRAK
Naalih, NIM 809018300562, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka Pada Materi KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB dengan penerapan metode inquiry. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan 2 siklus. Aktivitas pembelajaran matematika pada materi KPK dan FPB dengan penerapan metode inquiry pada siswa sudah baik dalam memahami materi. Hal ini dibuktikan dari nilai siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpukan bahwa metode inquiry meningkatkan hasil belajar matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes matematika pada materi KPK dan FPB siswa pada siklus I belum semua siswa mencapai nilai KKM 65 dengan nilai rata-rata sebesar 62,83. Terbukti 14 orang siswa mendapatkan nilai di bawah nilai KKM 65. Sedangkan pada siklus II hampir semua siswa sudah mencapai nilai rata-rata sebesar 74,46. Hal ini terbukti ada 22 siswa mendapatkan nilai mencapai dan di atas KKM 65. Kata kunci: Metode Pembelajaran Inquiri, Pembelajaran Matematika, Hasil Belajar
i
KATA PENGANTAR
بسم اللّٰه الرّحمن الرّحيم Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan ni’mat Iman dan Islam serta kekuatan. Atas rahmat karunia serta hidayah-Nya, skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman nanti. Tiada kata yang dapat penulis torehkan lagi, kecuali hanyalah ucapan terimakasih yang tiada terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Nurlena Rifai, M.A.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, untuk senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi dengan kesabaran dan keikhlasannya kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis. 5. Kepala MI Hayatul Islamiyah Cinangka, Rusmiati, S.Pd.I, terima kasih atas kerja sama dan fasilitas yang disediakan demi kelancaran penelitian ini. 6. Kedua orang tua yang telah memberikan semangatdalam pembuatan skripsi ini. 7. Isteri tercinta Badriah dan anak-anakku. Pemberi motivasi terbesar dalam menjalani kehidupan ini.
ii
8. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, bantuan dan juga pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.
Jakarta, 06 Januari 2014
Naalih
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................i KATA PENGANTAR .......................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................iv DAFTAR TABEL .............................................................................................vi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................viii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 2 C. Pembatasan Masalah..................................................................... 2 D. Rumusan Masalah......................................................................... 3 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
BAB II
KAJIAN TEORETIK....................................................................... 5 A. Deskripsi Teoretik ........................................................................ 5 B. Penelitian yang Relevan ...............................................................27 C. Kerangka Berpikir ........................................................................27 D. Hipotesis Tindakan .......................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................29 A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................29 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ....................................29 C. Subjek Penelitian ..........................................................................36 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...................................37 E. Data dan Sumber Data ..................................................................37 F. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................37 G. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................38 H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ..................................39 I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...............................39 J. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................40 iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................41 A. Data Hasil Penelitian ....................................................................41 B. Pembahasan ..................................................................................57 BAB V
PENUTUP .........................................................................................62 A. Kesimpulan ...................................................................................62 B. Saran .............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................64 DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................65
v
DAFTAR TABEL halaman Tabel 1.1 Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun 2012/2013 ....................................................................................... 1 Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian................................................................. 36 Tabel 3.2 Kategori Hasil Prestasi Belajar Siswa ............................................ 39 Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus I.............................. 43 Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I ............................... 44 Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I ................................................................... 46 Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus II ............................ 50 Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II.............................. 51 Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siklus II .................................................................. 52 Tabel 4.7 Tahapan-tahapan pada Siklus I dan II ............................................ 53 Tabel 4.8 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus I ..................... 55 Tabel 4.9 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus II .................... 56 Tabel 4.10 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ................................... 58 Tabel 4.11 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ................................. 59
vi
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart .............................................. 31 Gambar 3.2 Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 33 Gambar 4.1 Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa..................... 42 Gambar 4.2 Siswa mendengarkan penjelasan guru (peneliti) ......................... 42 Gambar 4.3 Siswa lebih berani dan percaya diri ............................................. 48 Gambar 4.4 Berbagi pengetahuan dengan teman (tutor sebaya) ..................... 49 Gambar 4.5 Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus I .................................... 59 Gambar 4.6 Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ................................... 60
vii
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Profil Sekolah............................................................................................. 64
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 74
3.
Kisi-kisi Soal .............................................................................................. 75
4.
Lembar Soal Latihan .................................................................................. 77
5.
Hasil Evaluasi Siklus I ............................................................................... 78
6.
Hasil Evaluasi Siklus II .............................................................................. 79
7.
Lembar Observasi Terhadap Siswa............................................................ 80
8.
Lembar Observasi Terhadap Guru ............................................................. 81
9.
Hasil Wawancara Guru dengan Siswa ....................................................... 82
10. Hasil Wawancara dengan Guru ................................................................. 83 11. Lembar Aktivitas Siswa ............................................................................. 84 12. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................................. 85 13. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................ 86 14. Surat Permohonan Izin Observasi .............................................................. 87 15. Uji Referensi .............................................................................................. 88
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang berkembang cukup pesat, hal ini dapat dibuktikan dengan makin banyaknya kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu anak didik sejak dini, yang akhirnya melihat pentingnya pembelajaran matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maka seorang dituntut secara profesional dapat menanamkan konsep dasar matematika pada semua anak didiknya. Namun kenyataan, secara umum nilai matematika masih di bawah mata pelajaran IPA dan bahasa Indonesia, di mana ketiga mata pelajaran tersebut di-UM-kan. Demikian juga yang terjadi pada siswa MI Hayatul Islamiyah Cinangka rata-rata nilai matematika berada di bawah mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Tabel 1.1 Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun 2012/2013 Nilai Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata
Nilai Rata-Rata
B. Indonesia
Matematika
7,15
5,75
Nilai Rata-Rata IPA
7,05
Dari data di atas, bahwa nilai mata pelajaran matematika paling rendah dibandingkan dengan pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Secara umum nilai yang rendah menunjukkan adanya gejala kesulitan belajar pada siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka, sebagian besar menegaskan bahwa pelajaran yang paling sulit adalah matematika. Matematika dianggap hantu yang cukup menakutkan bagi sebagian besar siswa kelas VI yang akan menghadapi Ujian Akhir Madrasah. 1
2
Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran matematika, yang membantu siswa dalam memahami konsep dan bermakna dalam menyelesaikan soal. Salah satu modal pembelajaran yang memungkinkan agar siswa dapat memahami konsep dan hasil belajar matematika dengan baik yaitu metode pembelajaran Inquiry. Pembelajaran Inquiry yaitu suatu pendekatan yang mengembangkan cara berfikir ilmiah dan menekankan siswa untuk belajar menyelidiki permasalahan yang menggunakan beberapa langkah sehingga dengan menggunakan modal pembelajaran ini, pengetahuan yang diperoleh adalah hasil dari kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dengan begitu siswa akan lebih memahami konsep dari materi yang sedang dipelajari. Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB melalui metode pembelajaran Inquiry”.
B. Identifikasi Masalah Dalam proses mengajar, seorang guru selalu menghadapi masalah terutama masalah pada siswa dalam belajar. Contoh-contoh masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran adalah. 1. Siswa kurang memahami materi pembelajaran 2. Siswa malas menulis contoh yang diberikan guru 3. Siswa kurang memperhatikan apabila guru sedang menjelaskan pelajaran 4. Hasil belajar siswa rendah 5. Siswa kurang aktif dalam belajar
C. Pembatasan Masalah Dalam identifikasi masalah tersebut, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok KPK dan FPB melalui metode inquiry.
3
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah adalah Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi KPK dan FPB melalui metode Inquiry pada kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka.
E. Tujuan Penelitian Dengan mengakar pada latar belakang di atas, kemampuan pemahaman siswa sangat penting untuk ditingkatkan agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh sebab itu metode pembelajaran Inquiry perlu dicoba sebagai alternatif, strategis pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil belajar siswa sehingga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak. Tujuan penelitian adalah : 1. Mengetahui penggunaan metode Inquiry dalam meningkatkan hasil belajar siswa MI 2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa MI pada materi KPK dan FPB 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep dengan cara penggunaan metode pembelajaran Inquiry.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk : 1. Bagi guru, akan lebih mengenal metode pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh hanya dengan satu metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran Inquiry menjadi masukan dan menambah pembendaharaan wawasan sehingga dapat digunakan pada proses peningkatan profesional guru. 2. Bagi sekolah, hasil penelitian itu dapat menjadi masukan dan menambah pedalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas sekolah itu sendiri. 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengadakan perbaikan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran matematika dan menjadi lahan acuan bagi peneliti untuk mengadakan
4
penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry dengan pokok bahasan yang berbeda.
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Teoretik 1.
Hakikat Pembelajaran Matematika
a)
Hakikat Matematika Matematika berasal dari bahasa Yunani“methein” atau “Manthanein” yang
artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat hubungannya dengan kata sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Menurut Esti, matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.1 Berdasarkan beberapa pendapat di atas matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir yang ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif serta dibentuk dan ditemukan oleh anak secara aktif. b) Hakikat Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil suatu proses belajar dapat ditunjukkan
dalam
berbagai
bentuk
seperti
berubah
pengetahuannya,
pemahamannya, daya penerimanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
1
Esti Yuliwidyawati, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: IAIN Press, 2009), h. 2
5
6
Sedangkan menurut Modjiono belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sutikno, belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya2. Sedangkan menurut Djamarah mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor3. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Purwanto belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku4. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses internal yang kompleks untuk menguasai, menambah dan mengumpulkan suatu pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, daya penerimanya. Sementara pembelajaran yaitu proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi ilmu/informasi dan siswa sebagai penerima ilmu/informasi. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan tergantung pada saat proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Jadi, pemahaman guru terhadap pengertian pembelajaran sangat berpengaruh dengan cara mengajar guru. c)
Pengertian Hasil Belajar Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik
akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspekkognitif, afektif dan psikomotorik5. 2
M. Sobry Sutikno,Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), h.2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.3 4 Purwanto,EvaluasiHasilBelajar, (Yogyakarta: PustakaPelajar,2011), h.38 5 Ibid., h.46 3
7
Menurut Hamalik, hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slamet, meliputi: 1) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa
pengetahuannya
bertambah,
sikapnya
berubah,
kecakapannya
berkembang, dan lain-lain. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis. 3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial6. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor7. Perinciannya adalah sebagai berikut:
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 5 7 Purwanto,op. cit., h. 46-53
8
1) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar dari sisi intelektual siswa yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2) Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3) Ranah Psikomotor Meliputi
keterampilan
motorik,
manipulasi
benda-benda,
koordinasi
neuromuscular (menghubungkan dan mengamati). Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu: a.
Keterampilan dan kebiasaan
b.
Pengetahuan dan pengertian
c.
Sikap dan cita-cita Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Djamarah8 membagi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar antara lain: a.
Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Alami Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha di dalamnya. 8
Syaiful Bahri Djamarah,op. cit., h.176-202
9
Seperti seorang siswa yang tinggal di daerah pedalaman biasanya memiliki karakteristik berbeda dengan siswa yang tinggal di daerah perkotaan. Dari sisi tingkahlaku misalnya, siswa yang berada di perkampungan lebih sopan dibandingkan dengan siswa yang berada di perkotaan 2) Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangunan pabrik yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas. Iklim belajar yang kondusif sangat menentukan dalam kenyamanan dan motivasi belajar siswa, misalnya sekolah yang berada pada lingkungan yang ramai akan mempengaruhi daya serap belajar siswa. b.
Instrumental
1) Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansional dalam pendidikan. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Kurikulum merupakan acuan dalam penyampaian materi pada proses interaksi edukatif guru dan siswa, guru tidak boleh keluar dari acuan yang ada. 2) Program Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Seorang harus memliki program dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan dismpaikan pada peserta didik atau siswa 3) Sarana dan Fasilitas Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkanseorang guru akan berhasil dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan apabila didukung oleh sarana dan fasilitas yang memadai bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik.
10
4) Guru Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru bukan hanya sebagai seorang pengajar, namun lebih jauh dari itu guru juga harus mampu berperan sebagai seorang pendidik c.
Fisiologis
1) Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. 2) Kondisi pancaindra Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi pancaindra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar. d.
Psikologis
1) Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. 2) Kecerdasan Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah. 3) Bakat Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya kemungkinan itu.
11
4) Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. 5) Kemampuan kognitif Terdapat tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slamet dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). a.
Faktor Internal
1) Faktor Jasmani a)
Kesehatan; agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan bekerja belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.
b) Cacat tubuh; keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang cacat badannya, belajarnya juga terganggu. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang, di dalam faktor psikologis ada tujuan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: -
Intelegensi
-
Perhatian
-
Minat
-
Bakat
-
Motif
-
Kematangan
-
Kesiapan, dan
-
Cara belajar
12
3) Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani tubuh akan terasa lemas, dan hal ini akan membuat siswa belajarnya yang tidak kondusif, dan mengantuk. Hal ini berbeda dengan kelelahan rohani, kelelahan rohani berkaitan dengan keleluasan, kelelahan keduanya ini mengakibatkan hasil belajar yang kurang oftimal. b.
Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga a)
Cara Mendidik Anak Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya
mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. b) Relasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sebetulnya relasi antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. c)
Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain.
13
d) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2) Faktor Sekolah a)
Metode Mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. c)
Relasi Guru dengan Siswa Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. d) Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e)
Kedisiplinan Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain. f)
Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
14
belajar siswa, jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan, di mana siswa harus istirahat tetapi terpaksa harus masuk sekolah sehingga mereka masuk sekolah dengan keadaan mengantuk dan sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar. g) Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. h) Keadaan Gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masingmasing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa. i)
Metode Belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu
pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat dan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu belajar, kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes. j)
Tugas Rumah Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di
rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
15
b.
Faktor Masyarakat
a)
Kegiatan Siswa Dalam Kemasyarakatan Kegiatan
siswa
dalam
masyarakat
dapat
menguntungkan
terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya b) Mass Media Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, akan tetapi sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. c)
Teman Bergaul Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih dapat masuk dalam jiwanya
daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d) Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan oaring-orang di sekitarnya. Evaluasi adalah sebuah istilah pembuatan penetapan tentang nilai yang menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang sistematis, yang digunakan untuk memperoleh informasi umum mengenai belajar siswa dan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, baik menggunakan penelitian data dengan cara (pengamatan, penganalisaan data,penilaian penampilan atau proyek). Dan pembentukan nilai serta pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa untuk menentukan ketetapan atau keputusan alternatif mengenai belajar siswa baik kualitatif maupun kuantitatif sehingga dapat mengetahui mutu dan efektivitas atau
16
nilai suatu program pembelajaran yang telah dilakukan atau penentu keputusan terhadap langkah pembelajaran yang akan datang. Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai profesinya, guru yang tidak mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli terhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak didiknya. Menurut Oemar Hamalik evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru9. Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang. Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Djemari Mardapi evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu: 9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: BumiAksara, 2010), Cet. ke-11, h.145
17
(1)
Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
(2)
Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
(3)
Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran. Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.10 Bukan hanya seperti dikatakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi, yaitu di antaranya: 1.
Penilaian (Assessment) Assessment adalah serangkain kegiatan yang dirancang untuk mengukur
prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional.
10
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 243
18
2.
Pengukuran (Measurement) Pengukuran berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk
siswa atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma, evaluasi menunjukkan, pada teknik-teknik pengukuran, baik dalam rangka assessment siswa maupun terhadap proses instruksional menyeluruh, yang meliputi urutan instruksional (perencanaan, penyampaian, tindak lanjut,) dan perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati (kognitif, psikomotorik, dan efektif). Aplikasi teknik-teknik pengukuran difokuskan pada dua jenis, yakni pengukuran acuan norma dan pengukuran acuan kriteria11. 1) Tujuan Evaluasi Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki tujuan-tujuan tertentu : a.
Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuantujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b.
Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatankegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masingmasing individu.
c.
Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatankegiatan remedial (perbaikan).
d.
Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
e.
Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pibadi yang berkualitas.
f.
Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.12
11
OemarHamalik, Ibid., h. 146-147 M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 118
12
19
Maju dan mundurnya belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif 1) Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal). Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logikamatematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5%. Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
20
2.
Pembelajaran FPB dan KPK
1) FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) Jika bilangan bulat positif r merupakan bilangn bulat positif p dan q, maka r tersebut faktor persekutuan p dan q. Selanjutnya di antara faktor persekutuan dua bilangan bulat tersebut terdapat bilangan yang terbesar, disebut faktor persekutuan terbesar (FPB).13 Contoh: Tentukan 28 dan 42 Jawaban: Faktor dari 28 adalah: 1, 2, 4, 7, 14, 28 Faktor dari 42 adalah: 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42 Jadi FPB dari 28 dan 42 adalah 14 Bilangan 14 adalah bilangan terbesar yang habis membagi 28 dan 42 Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau lebih adalah bilangan yang merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut. Teknik lain untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima. Petunjuk untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari FPBnya dalam faktor prima
b.
Pilih faktor yang sama
c.
Jika faktor yang sama mempunyai pangkat yang berbeda-beda, pilih faktor dengan pangkat terkecil.
Contoh: Tentukan FPB dari 36 dan 81 Jawaban 36=2² x 3² 13
Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika, (Bandung: Buana Raya, 2009), h. 56
21
81=34 Faktor yang sama 3, dengan pangkat terkecil 2. Jadi FPB dari 36 dan 81 adalah 3² = 9 Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau lebih diperoleh dari hasil faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terendah. Contoh lain Tentukan perbandingan luas tanah milik pak Sukri dan ibu Wati jika luas tanah pak Sukri 110 m² dan luas tanah ibu Wati 150 m² Jawaban Luas tanah pak Sukri: 110=2x5x11 Luas tanah ibu Wati: 150=2x3x5² Jadi FPB nya = 2x5= 10 Perbandingan luas tanah pak Sukri dengan ibu Wati adalah 110 = 110 : 10 = 11 150
150 : 10
15
atau 11:15 2) KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) Untuk KPKdiperlukan dua bilangan atau lebih. Selanjutnya di antara kelipatan tersebut terdapat kelipatan terkecil yang disebut kelipatan persekutuan terkecil (KPK).14 Contoh Tentukan KPK dari 6 dan 8 Jawaban Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24,... Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24,... Jadi KPK dari 6 dan 8 adalah 24 Bilangan 24 adalah bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan 6 dan 8.
14
Burhan Mustaqim, Ibid., h. 54
22
Berdasarkan contoh di atas kita dapat mencari KPK dari dua bilangan atau lebih dengan cara sebagai berikut: a.
Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita cari KPKnya
b.
Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu
c.
Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuantadi. Bilangan ini merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut. KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah
bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan-bilangan tersebut Teknik lain untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih adalah dangan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud adalah pekalian antar bilangan prima. Untuk menentukan KPK dari dan bilangan atau lebih dilakuakan dengan cara sebagai berikut: a.
Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari KPKnya dalam faktor prima
b.
Ambilsenua faktor yang ada
c.
Jika ada faktor yang sama dan faktor tersebut mempunyai pangkat yang berbeda-beda ambil faktor yang mempunyai pangkat terbesar
Contoh Tentukan KPK 42 dan 18 Jawaban 42= 2x3x7 18=2x3² KPK dari 42 dan 18 adalah 2x3²x7= 126 Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah hasil kali semua faktor-faktor prima pada kedua bilangan, jika ada faktor yang sama pilih faktor dengan pangkat tertinggi. Contoh lain Tiga orang warga desa Mustika Jaya bernama Supardi, Momon, dan Toyib diberi tugas ronda oleh ketua RW. Supardi bertugas tiap 3 hari sekali, Momon tiap 4 hari
23
sekali, dan Toyib tiap 6 hari sekali. Saat pertama kali pak RW memanggil dan memberi tugas mereka meronda bersama-sama pada tanggal 17 Oktober 2004. Pada tanggal berapa mereka bertugas secara bersama-sama lagi untuk kedua kalinya Jawaban Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 3, 4, dan 6. Ronda pak Supardi: 3=3 Ronda pak Momon: 4=2² Ronda pak Toyib: 6=2x3 KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 2²x3 =12. Hal ini berarti ketiga warga tersebut akan ronda bersama-sama selama 12 hari. Jadi, mereka akan meronda bersama-sama lagi pada tanggal 17 Oktober + 12 hari = 29 Oktober 2004
3.
Metode Inquiry
1) Hakikat Pendekatan Sudrajat mengemukakan bahwa, pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran. Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni berpendapat bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Pendekatan menurut Samsudi adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pendekatan yaitu model pembelajaran yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
24
2) Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry Strategi
pembelajaran
inquiry
merupakan
bentuk
dari
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student centered aproach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, heuriskin yang berarti saya menemukan. Pendapat Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (1993) menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry yang merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. Inquiry sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (2002) menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 3) Karakteristik Pembelajaran Inquiry Karakteristik pendekatan Inquiry meliputi: a.
Strategi pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi ini menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
b.
Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan hal ini dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian strategi ini menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik.
25
c.
Tujuan
dari
penggunaan
strategi
pembelajaran
inquiry
adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis dan logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual yang merupakan bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi ini peserta didik tak hanya dituntut agara menguasai mata pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan keterampilan yang dimilikinya. 4) Hakikat Pendekatan Inquiry Inquiry yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki dan motivasi siswa untuk mencapai pemecahan masalah. Metode ini ditelusuri dari fakta menuju teori. Dengan harapan agar mahasiswa terangsang untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri. Dalam pelaksanaannya metode inquiry dapatdilakukan dengan cara guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus diselesaikan. Kemudian tugas itu mereka pelajari, mereka teliti, serta dibahas bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah dibahas, dan didiskusikan, kemudian masing-masing kelompok itu membuat laporan hasil kerja, dengan cara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Inquiry juga dapat berjalan dengan cara sebagai berikut guru menunjukan suatu benda taau barang, atau buku yang masih asing bagi siswa di depan kelas. Kemudian semua siswa diperintahkan untuk mengamati, meraba, melihatdan membaca dengan seluruh alat indra secara cermat. Lalu guru memberikan masalah atau pertanyaan kepadaseluruh siswa, yangsudah siap dengan jawaban atau pendapat. Metode ini setingkat lebih maju dari problem solving, karena permasalahannya bersifat penelitian(research). Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inqury terdiri dari:
26
a.
Observasi (observation)
b.
Bertanya (questioning)
c.
Mengajukan dugaan (hyphotesis)
d.
Pengumpulan data (data gathering)
e.
Penyimpulan (conclussion)
5) Langkah-Langkah Pendekatan Inquiry Langkah-langkah penerapan pendekatan Inquiry a.
Merumuskan masalah
b.
Mengamati atau melakukan observasi
c.
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
d.
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yanglain.
6) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inquiry Keunggulan metode inquiry: a. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi b. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan pada situasi proses pengajaran. c. Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri d. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka e. Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih hidup Kekurangan metode inquiry a. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, bagi guru yang terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan. b. Dapat memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah c. Proses jalannya inquiry akan menjadi terlambat, apabila siswa telah terbiasa cara belajar pasif dan tanpa kritik yang diberikan oleh gurunya.
27
d. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru memerlukan pengulangan dan penanaman nilai.
B. Penelitian Yang Relevan Dalam tinjauan pustaka, dikaji dari hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah dan tindakan yang diteliti. Anwar dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Hasil penelitian data tentang prestasi belajar siswa dari hasil nilai siswa yang diperoleh dari tugas mandiri siswa. Pada penelitian tindakan kelas ini prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap putaran. Dari hasil penelitian pada tindakan kelas putaran I nilai rata-rata kelas yaitu 6,5. Pada tindakan kelas putaran II rata-rata kelasnya 7,6. Pada tindakan putaran III nilai rata-rata kelasnya adalah 7,55. Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto menyimpulkan bahwa model pembelajaran contextual teaching and learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu yaitu sama-sama membahas tentang penggunaan pendekatan CTL pada pembelajaran matematika sehingga menjadi acuan dalam penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir Proses
belajar
mengajar
merupakan
sebuah
proses
interaksi
yang
menghimpun sejumlah nilai yang merupakan substansi sebagai medium antara guru dan siswa dalam rangkai mencapai tujuan. Dalam proses edukatif guru harus berusaha agar siswa aktif dan kreatif secara optimal. Guru tidak harus terlena dengan menerapkan gaya konvensional. Karena gaya mengajar ini sudah tidak sesaui dengan konsep pendidikan modern. Pendidikan modern menuntut siswa lebih aktif dalam kegiatan interkatif edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa aktif dalam belajar. Banyak kegiatan yang harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar seperti memahami prinsip-
28
prinsip belajar mengajar, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode yang tepat, menyiapkan alat bantu pengajaran, memilih pendekatan, dan mengadakan evaluasi, salah satunya dengan cara membuat KPK dan FPB sedangkan siswa aktif dalam belajar. Karena semua pembelajaran seharusnya dimulai dengan penggunaan masalah kontektual dalam bentuk soal. Sehubungan dengan diberlakukannya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik merasa betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut maka pembelajaran di sekolah dasar bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktifitas dan kreatifitas
anak,
efektif,
demokratis,
menantang,
menyenangkan,
dan
mengasyikkan. Dengan spirit itulah kurikulum ini dapat menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dengan pendekatan metode inquiry bertujuan untuk meningkatkan siswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa serta hasil yang diperoleh siswa berupa perubahan kemampuan matematika siswa sebagai akibat dari proses interaksi siswa dengan lingkungannya ini disebut hasil belajar metematika siswa. Semakin baik pelaksanaan proses pembejaran dengan menggunakan metode inquiry akan semakin meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka hipotesis tindakannya adalah dengan penerapan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal KPK dan FPB.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Hayatul Islamiyah Cinangka Depok pada kelas IV. Sekolah ini beralamat di Jl. Pendidikan No.08 RT.05/03 Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok. 2. Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September 2013. B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Dengan merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan pada bab ini sebelumnya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan pula bahwa classroom action research adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan inspiratif. 15
Di mana metode ini termasuk ke dalam metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan observer
peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode inquiry. Dengan metode inquiry ini siswa yang tidak diindoktrinasi dengan pengetahuan yang disampaikan oleh guru, melainkan mereka melakukan penyelidikan, menemukan, dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari sendiri. Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini ada empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:16 1. Tahap Perencanaan Dalam tahap ini peneliti menyusun rancangan tindak yang menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan 15
Sutarto dan Kadiyo, Bimbingan Praktis dalam Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kemilau Ilmu Semesta, 2013), h.6 16 Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 145
29
30
dilakukan. Pada tahap perencanaan ini peneliti memfokuskan peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Peneliti memfokuskan peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus yang perlu untuk diamati. Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama. Apabila sudah sudah diketahui keberhasilan hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama,
peneliti
kemudian
mengidenttifikasi
permasalahan
baru
yang
menentukan siklus berikutnya. 2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini rancangan tindakan akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan harus berusaha mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat tetapi harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencangkup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. 3. Tahapan Pengamatan Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung, jadi keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presentasi, nilai tugas dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta didik, antusias peserta didik, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. 4. Tindakan Refleksi Dalam tahapan ini peneliti mengkaji secara keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Setiap informasi yang terkumpul, perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitan dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini disajikan dalam bentuk peroses pengkajian berdaur (siklus) yang dinyatakan dalam bentuk sebuah spiral
31
yang sering disebut spiral PTK. Untuk memahami bentuk spiral PTK digambarkan sebagai berikut:17
Putaran 1 Refleksi
Rencana awal/rancangann
Putaran 2
Tindakan/ Observasi Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
Refleksi
Putaran 3
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart (1988) Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa tahap plan peneliti membuat sebuah perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian, perencanaan yang dibuat yakni tindakan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pada pokok tindakan (Act), mulai dilaksanakannya tindakan yakni mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka amati. Pada pokok pengamatan (observe), kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dicatat dan diamati 17
Wijaya Kusumah, dkk,Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Permata Puri Media, 2012), Cet. ke-5, h. 20
32
yang bertujuan untuk melihat apa yang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku harian. Dalam kontak refleksi (Reflect), pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengkaji secra keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan
data
yang
terkumpul,
kemudian
dilakukan
evaluasi
guna
menyempurnakan tindakan selanjutnya. Selanjutnya setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan maka pada kotak (Resived Plan), yakni mengadakan perencanaan tindakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I kemudian dilakukan tindakan (Act), selanjutnya tindakan yang dilakukan diamati (Observe), dan kemudian dilakukan kembali refleksi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil tindakan pada tiap siklus dianalisis sehingga berdasarkan analisa tersebutlah maka ditentukan apakah siklus selanjutnya dapat dilanjutkan atau tidak. Selanjutnya penelitian akan diakhiri/dihentikan dengan kriteria berikut : a. Hasil
pengamatan
telah
menunjukkan
bahwa
pelaksanaan
proses
pembelajaran sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat dan siswa memahami proses menemukan konsep baru dengan indicator 75% siswa telah dapat menemukan konsep baru. b. Pada siklus berikutnya kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada sub-sub pembahasan yang pencapaiannya masih di bawah 75%. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pula sebagai berikut :18
18
Suharsimi Arikunto.et.al,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.74
33
Permasalahan
Perencanaan
Pelaksanaan
Siklus I
Tindakan I
Tindakan I
Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan II
Tindakan II
Refleksi Siklus II
II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3.2 Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas Adapun tahapan-tahapan pada tiap siklus sebagai berikut : SIKLUS 1 a.
Tahap Perencanaan Merancangpelaksanaan tindakan
b. Tahap Pelaksanaan 1. Pendahuluan a) Motivasi siswa dengan menjelaskan manfaat belajar dengan inquiry b) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti a) Orientasi siswa pada masalah.
34
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. b) Mengorganisasikan siswa dalam belajar. Guru
membantu
mengorganisasikan
siswa tugas
dalam berkaitan
mengidentifikasi dengan
masalah
dan serta
menyediakan alat. c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah. d) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. e) Mengevaluasi kegiatan Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan. 3. Penutup. a) Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru dipelajari. b) Guru memberikan tes pada akhir siklus. c.
Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang terjadi dalam tindakan dengan menggunakan format observasi.
d. Tahap Refleksi Melakukan evaluasi dari setiap indakan yang telah dilakukan pada siklus I. SIKLUS 2 a.
Tahap Perencanaan Merancang pelaksanaan tindakan.
35
b.
Tahap Pelaksanaan 1. Pendahuluan a) Memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat belajar dengan inquiry. b) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran. c) Guru meumumkan hasil tes pada siklus I. 2. Kegiatan ini a) Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik, yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. b) Mengorganisasikan siswa dalam belajar. Guru
membantu
siswa
dalam
mengindentifikasi
dan
mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat. c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk menumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah. d) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. e) Mengevaluasi kegiatan Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan. 3. Penutup a) Guru mengarahkan siswa untuk meyimpulkan materi yang baru dipelajari. b) Guru memberi tes pada akhir siklus.
36
c.
Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang terjadi dalam tindakan denganmenggunakan format observasi.
d. Tahap Refleksi Melakukan evaluasi dari setiap tindakan yang telah dilakukan pada siklus 2.
C. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka Depok. Kelas IV di MI Hayatul Islamiyah ini terdiri dari 2 kelas paralel. Dalam penelitian ini subjek akan dikenai tindakan yakni siswa kelas IVB tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 26 orang. Di bawah ini peneliti sajikan daftar subjek penelitian. Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian No
Nama
No
Nama
1.
Siswa 1
14.
Siswa 14
2.
Siswa 2
15.
Siswa 15
3.
Siswa 3
16.
Siswa 16
4.
Siswa 4
17.
Siswa 17
5.
Siswa 5
18.
Siswa 18
6.
Siswa 6
19.
Siswa 19
7.
Siswa 7
20.
Siswa 20
8.
Siswa 8
21.
Siswa 21
9.
Siswa 9
22.
Siswa 22
10.
Siswa 10
23.
Siswa 23
11.
Siswa 11
24.
Siswa 24
12.
Siswa 12
25.
Siswa 25
13.
Siswa 13
26.
Siswa 26
37
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, mendiagnosis masalah, perencana tindakan, dan pelaksana tindakan bersama dengan guru kolaborator untuk menganalisis data yang diperoleh pada setiap siklus. Pada penelitian ini dibantu oleh observer yakni guru lain yang mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran sekaligus sebagai sumber data guna menguji keabsahan data.
E. Data dan Sumber Data Berdasarkan tujuan pada bab I, data yang dibutuhkan dari penelitian ini adalah : 1. Hasil dari tes siswa setelah diperlakukan pada setiap siklus. 2. Hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, peneliti, observer, yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen ini adalah bagian-bagian dari tahapan penelitian yang dijadikan sumber data untuk memperkuat hasil dari suatu penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian yang terdiri dari : 1. Lembar Observasi Proses inquiry dimulai dari pengalaman fenomena yang nyata yaitu disebut observasi. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak didik yang sedang diteliti. Ada dua macam pada observasi ini yaitu : 19 a. Observasi Siswa Observasi siswa dilakukan oleh penelitian dan kolaborator (guru lain) yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama program kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dan sejauh mana penelitian siswa pada
19
Enjah Takari R, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Ganesindo, 2008), h. 71
38
materi pelajaran yang disampaikan oleh peneliti atau guru yang menjelaskan materi pelajaran di kelas. b. Observasi Guru Observasi guru dilakukan oleh observer (guru lain) untuk meninjau dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti (guru yang memberikan penjelasan materi pelajaran pada siswa). Apa saja yang disiapkan peneliti dalam membuka, proses belajar, dan menutup materi pelajaran pada KBM yang sedang berlangsung. 2. Lembar Wawancara Wawancara dilakukan sebagai bentuk tanya jawab antara guru dengan siswa mengenai permasalahan pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran setiap siklus. 3. Lembar Aktivitas Selain hasil pembelajran dinilai dengan tes, sikap dan keaktifan siswa juga dinilai dengan pedoman pengamatan aktivitas. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran selalu diperhatian yang diakhiri dengan aktivitas siswa dalam mengisi soal-soal latihan yang diberikan oleh peneliti. 4. Tes Hasil belajar Untuk mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajran digunakan tes. Tes tersebut dapat berupa soal untuk dikerjakan secara individual dan hasilnya dianalisa oleh peneliti. Tes yang dilakukan diberikan bentuk soal essay yang berjumlah 4 butir soal.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Pengalaman 2. Pengungkapan 3. Pembuktian
39
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data dengan menganalisa hail belajar siswa, aktivitas siswa, dan observasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis peneliti.
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah: 1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana. 2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tingkat keberhasilan siswa yang berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus: Nilai Akhir (NA)
=
Nilai Rata-rata (X;¯)
=
x 100 x 100
Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan seperti berikut:20 Tabel 3.2 Kategori Hasil Prestasi Belajar Siswa
20
Nilai Siswa 81% – 100%
Kategori Prestasi Belajar Sangat Baik
61% – 80%
Baik
41% – 60%
Cukup
21% – 40%
Kurang
< 20%
Sangat Kurang
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.18
40
J. Pengembangan Perencanaan Tindakan Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai peneliti perlu melakukan: 1. Kajian teoretik di bidang pembelajaran pendidikan 2. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan 3. Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti dan sebagainya 4. Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan, khususnya yang dituangkan dalam bentuk program 5. Merefleksikan pengalamannya sendiri sebagai guru Oleh
karena
itu,
kondisi
dan
situasi
yang
dipersyaratkan
untuk
penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan guru, fasilitas tersedia di sekolah, dan terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Dengan kata lain sebagai aktor PTK, guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah di mana ia berada dan melaksanakan tugasnya. Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada. Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa dari penelitian yang dilakukan ini berhasil menguji adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi KPK dan FPB melalui metode inquiry. Banyak yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, serta faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Dari kegiatan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti melalui metode inquiry, peneliti memperoleh data dari mulai proses kegiatan sampai refleksi dari kedua siklus. Untuk lebih terperincinya laporan hasil penelitian dalam setiap siklus diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang pelaksanaannya pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Siklus I dilakukan setelah survey terlebih dahulu untuk mengetahui apakah materi yang sedang dipelajari sudah pokok bahasan KPK dan FPB. Juga sudah mendapat izin dari kepala sekolah dan guru yang dijadikan sebagai observer. Pada setiap awal kegiatan belajar mengajar, peneliti memimpin berdo’a dahulu untuk menanamkan dan membiasakan siswa ke arah religi dan agar lebih dekat dengan yang menciptakannya. Setelah itu baru melakukan pencatatan (mengabsen) kehadiran siswa. Jumlah siswa dari 26 orang ternyata hadir semua. Peneliti kemudian menjelaskan kepada siswa dengan ceramah tentang materi yang akan dipelajari dan tidak lupa menyebutkan tujuan pembelajaran pada siklusI. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I ini, hasil belajar siswa masih rendah dikarenakan minat siswa dan perhatian siswa masih kurang. Guru lebih banyak memberikan bantuan secara berkelompok, berkeliling, dan secara elaborasi (mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya). Siswa terlalu aktif bertanya kesana-sini sehingga kelas menjadi ramai dan kurang efektif. Contoh yang diberikan guru berupa soal KPK dan FPB belum ditiru oleh siswa dan ada siswa yang meniru pekerjaan temannya. Belum muncul ide baru bahkan siswa yang menyusun semuanya sesuai selera mereka dan ternyata bukan KPK dan FPB. Kegiatan siklus I dilihat pada gambar di bawah ini :
41
42
Gambar 4.1 Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa
Gambar 4.2 Siswa mendengarkan penjelasan guru (peneliti) Proses pembelajaran dengan inquiry adalah sebagai berikut : 1. Orientasi siswa pada masalah Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
menjelaskan
logistik
yang
dibutuhkan dan memotivasi siswa agar terlihat langsung dan aktif pada aktivitas pemecahan masalah tentang KPK dan FPB.
43
2. Mengorganisasikan siswa dalam belajar Guru membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan masalah pada saat pembelajaran sedang berlangsung serta menyediakan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untukk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang sedang dihadapi siswa baik secara individual maupun kelompok. 4. Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan sebuah karya yang sesuai seperti laporan dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan teman-temannya tentang KPK dan FPB. 5. Mengevaluasi kegiatan Guru membantu siswa untuk merefleksi semua kegiatan yang sudah dilakukan pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. a. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I 1) Data Kualitatif Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh melalui pengamatan baik terhadap siswa maupun terhadap guru, hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus I No
Cara Perilaku Siswa dalam Melakukan
Ya
Tidak
Kegiatan Belajarnya 1.
Mencari dan menemukan informasi
2.
Bertanya kepada guru atau siswa lain
3.
Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau siswa 4.
Membuat tugas yang diberikan oleh guru
44
No
Cara Perilaku Siswa dalam Melakukan
Ya
Tidak
Kegiatan Belajarnya 5.
tentang
Dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat
Membuat
kesimpulan
sendiri
pembelajaran yang diterimanya 6.
saat berlangsung KBM
Keterangan : No. 1 sampai dengan sampai dengan No. 4 ialah ciri proses. Sedangkan No. 5 dan No. 6 ialah ciri hasil belajar. Tingkat kreatif siswa dapat dikategorikan kurang. Hasil ini dikarenakan siswa tidak terbiasa dengan metode yang diajarkan. Selama ini, mereka hanya diajarkan dengan metode ceramah saja, dengan metode ceramah siswa tidak terlalu aktif karena mereka terbiasa mendengarkan penjelasan guru. Dari tabel di atas dapat dilihat pula kehadiran siswa menunjukkan antusias belajar yang tinggi namun kreatifitas, keberanian untuk bertanya serta respon dan sikap siswa dalam menerima pendapat teman maupun dalam menyimpulkan hasil temuan sendiri kurang. Walaupun siswa terlihat senang dalam kegiatan belajar mengajar. Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I Bagian
Pengamatan
Apakah Guru Melaksanakan Ya
Persiapan
1. Skenario pembelajaran/perencanaan
pembelajaran. 2. Penyiapan alat/media pembelajaran
3. Penampilan penyaji
Tidak
45
Bagian
Pengamatan
Apakah Guru Melaksanakan Ya
Penyajian
Tidak
Pendahuluan 4. Pemeriksaan kehadiran siswa
5. Pelaksanaan persepsi
6. Pengungkapan tujuan pembelajaran
7. Pemberian motivasi pembelajaran
yang
menarik
dengan
tujuan
pembelajaran. 8. Penjelasan
alur
pembelajaran
pelaksanaan
(pengelompokkan,
dsb) Pokok 9. Penerapan strategi pembelajaran
tertentu 10. Pemaduan
sajian
materi
pembelajaran (keterpaduan bahan) 11. Penggunaan
alat/media
pembelajaran 12. Penerapan teknik bertanya 13. Pembahasan
hasil
kerja
melibatkan keaktifan siswa
14. Pemberian bimbingan siswa
15. Penggunaan bahasa penyaji Penutup 16. Penggunaan
system
penilaian
tindak
lanjut
(tertulis/lisan) 17. Pemberian
(perbaikan/pengayaan)
46
Tingkat keaktifan guru dapat dikategorikan masih mayoritas pada guru karena siswa masih banyak bertanya, padahal yang diharapkan mayoritas siswa yang aktif, guru hanya membimbing saja. Bedasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hampir semua keaktifan guru sudah baik. Tetapi ada beberapa aspek yang harus mendapat perhatian
serius,
yaitu
mengenai
penjelasan
alur
pelaksanaan
pembelajaran, pembahasan hasil kerja melibatkan keaktifan siswa, penggunaan bahasa, dan pemberian tindak lanjut (perbaikan/penganyaan). Observer dan peneliti sepakat mempunyai asumsi apabila aspek-aspek membangkitkan keberanian dan keaktifan siswa ditingkatkan maka akan meningkatkan pula hasil belajar siswa. Untuk itu siklus yang kedua harus dilakukan meningkatkan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan membentuk KPK dan FPB dengan bimbingan secara individual. 2) Data Kuantitatif Berdasarkan data kuantitatif melalui evaluasi hasilnya dapat dipaparkan sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I No
Nama Siswa
Nilai
No
Nama
Nilai
Siawa 1.
Siswa 1
66
14.
Siswa 14
64
2.
Siswa 2
55
15.
Siswa 15
57
3.
Siswa 3
52
16.
Siswa 16
66
4.
Siswa 4
64
17.
Siswa 17
56
5.
Siswa 5
73
18.
Siswa 18
50
6.
Siswa 6
69
19.
Siswa 19
50
7.
Siswa 7
50
20.
Siswa 20
70
8.
Siswa 8
75
21.
Siswa 21
48
9.
Siswa 9
63
22.
Siswa 22
61
47
No
Nama Siswa
Nilai
No
Nama
Nilai
Siawa 10.
Siswa 10
67
23.
Siswa 23
71
11.
Siswa 11
73
24.
Siswa 24
60
12.
Siswa 12
79
25.
Siswa 25
50
13.
Siswa 13
65
26.
Siswa 26
68
Keterangan : KKM untuk mata pelajaran matematika kelas IV B semester I adalah 65, yang memproses nilai ≥ KKM sebanyak 12 susun yang memproses nilai ≤ KKM sebanyak 14 susun. Tingkat keberhasilan = 12 ∕ 26 x 100 = 46,15 % Nilai rata-rata
= 1622 ∕ 26
= 62,38
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, tingkat keberhasilan atau ketuntasannya masih rendah yaitu sebesar 46,15 % dengan kategori cukup dan nilai rata-rata 62,83. Dalam pelaksanaa pembelajaran pada siklus II harus ada perubahan dan peningkatan untuk mencapai tingkat keberhasilan maksimal. a. Refleksi pelaksanaan tindakan siklus I Dari hasil pengamatan tersebut di atas dapat direfleksikan sebagai berikut : 1) Siswa belum mengerti tentang mencari KPK dan FPB . 2) Hasil observasi siswa Dilihat dari hasil observasi siswa bahwasanya siswa tidak mencari dan menemukan informasi, siswa tidak bertanya kepada guru atau siswa lain, siswa tidak mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau siswa lainnya, siswa tidak membuat kesimpulan sendiri, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat saat KBM berlangsung, siswa tidak dapat memberikan contoh dengan benar, siswa tidak dapat bekerjasama dan berhubungan dengan baik dengan siswa lain, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada akhir pelajaran.
48
3) Hasil kegiatan belajar mengajar Hasil KBM yang telah dilakukan pada siklus I ini menyatakan bahwa hasilnya masih kurang memuaskan atau tingkat keberhasilan siswa masih kecil/kurang, sehingga perlu diadakan siklus berikutnya untuk melihat hasil keberhasilan siswa setelah diberi perlakuan yang sama. 4) Hasil observasi terhadap guru Guru tidak melakukan penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran, guru tidak melakukan teknik bertanya pada siswa dalam proses pembelajaran, guru tidak melakukan penggunaan bahasa penyaji, dan guru tidak melakukan pemberian tindak lanjut (perbaikan/pengayaan). Untuk itu siklus yang kedua harus dilakukan meningkatkan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan membentuk KPK dan FPB dengan bimbingan secara individual. 2. Perencanaan Siklus II dan Tindakannya Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 03 dan 04 September 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Sama seperti siklus I, guru (peneliti) selalu memulai dengan berdo’a dahulu, setelah itu baru melakukan pencatatan terhadap kehadiran siswa. Peneliti kemudian menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, hasil belajar siswa terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Siswa sudah mulai dapat berkreasi dan rasa percaya diri tinggi tanpa takut salah mereka membuat KPK dan FPB. Dalam kegiatan ini guru berusaha menjelaskan materi dan mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain baik itu pelajaran matematika maupun pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
49
Gambar 4.3 Siswa lebih berani dan percaya diri
Gambar 4.4 Berbagi pengetahuan dengan teman (tutor sebaya)
50
a. Hasil Obeservasi dan Evaluasi Siklus II 1) Data Kualitatif Berdasarkan data kualitatif yang didapat melalui pengamatan baik oleh observer maupun peneliti sendiri, ada peningkatan dibandingkan siklus I. siswa sudah mulai suka dengan pembelajaran metode inquiry, karena mereka dituntut untuk mencoba-coba tanpa takut salah. Guru pun tidak terlalu repot untuk menjelaskan materi dalam bentuk ceramah lagi karena siswa sudah dapat belajar dan mencari informasi sendiri dalam pembelajaran, guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam diskusi kelompok dan membimbing siswa yang masih belum paham tentang materi yang sudah diajarkan. Untuk hasil observasi terhadap kegiatan siswa berdasarkan pengamatan dan penilaian kolaborator dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus II No
Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan
Ya
Kegiatan Belajarnya 1.
Mencari dan menemukan informasi
2.
Bertanya kepada guru atau siswa lain
3.
Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau teman sebaya 4.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
5.
Membuat skesimpulan sendiri tentang pembelajaran
yang diterimanya 6.
Dapat menjawab pertanyaan guru dengan cepat saat
berlangsung KBM 7.
Memberikan contoh dengan benar
Tidak
51
No
Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan
Ya
Tidak
Kegiatan Belajarnya 8.
Dapat bekerja sama dab berhubungan dengan siswa
lain 9.
Menyenangkan dalam KBM
10.
Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru pada akhir pelajaran Keterangan : No. 1 sampai dengan No. 5 ialah ciri proses. Sedangkan No. 6 sampai dengan No. 10 ialah ciri hasil belajar.
Tingkat keaktifan siswa pada siklus II dapat dikatakan sudah baik. Dengan demikian ada peningkatan keaktifan siswa dalam pelaksanaan siklus II. Siswa sudah mulai berani mengeluarkan pendapatnya dan berani bertanya serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang sudah mengerti pun dapat menjelaskan kepada temannya yang masih belum paham tentang materi tersebut. Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II Bagian
Pengamatan
Apakah Guru Melaksanakan Ya
Persiapan
1. Skenario
pembelajaran/perencanaan
pembelajaran
Penyajian
2. Penyiapan alat/media pembelajaran
3. Penampilan penyaji
4. Pemeriksaan kehadiran siswa
5. Pelaksanaa Apersepsi
Tidak
52
Bagian
Pengamatan
Apakah Guru Melaksanakan Ya
6. Pengungkapan tujuan pembelajaran
7. Pemberian motivasi pembelajaran yang
Tidak
menarik dengan tujuan pembelajaran 8. Penjelasan alur pelaksaan pembelajaran
(pengelompokan, dsb) Pokok 9. Penerapan strategi
10. Pemanduan sajian materi pembelajaran
(keterpaduan bahan) 11. Penggunaan alat/media pembelajaran
12. Penerapan teknik bertanya
13. Pembahasan
hasil
kerja
melibatkan
keektifan siswa
14. Pemberian bimbingan siswa 15. Penggunaan bahasa penyaji Penutup 16. Penggunaan sistem penilaian(tertulis/lisan)
17. Pemberian
tindak
lanjut
(perbaikan/pengayaan) Tingkat keaktifan guru pada siklus II dikatakan baik. Dengan demikian pada siklus II ini ada peningkatan keaktifan guru dibandingkan siklus I. 2) Data Kuantitatif Berdasarkan data kuantitatif melalui evaluasi yang diberikan pada siklus II hasilnya dipaparkan sebagai berikut
53
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siklus II No
Nama susun
Nilai
No
Nama susun
Nilai
1.
Siswa 1
75
14.
Siswa 1
70
2.
Siswa 2
70
15.
Siswa 2
60
3.
Siswa 3
64
16.
Siswa 3
72
4.
Siswa 4
68
17.
Siswa 4
68
5.
Siswa 5
80
18.
Siswa 5
63
6.
Siswa 6
85
19.
Siswa 6
75
7.
Siswa 7
66
20.
Siswa 7
80
8.
Siswa 8
80
21.
Siswa 8
60
9.
Siswa 9
70
22.
Siswa 9
70
10.
Siswa 10
85
23.
Siswa 10
80
11.
Siswa 11
95
24.
Siswa 11
75
12.
Siswa 12
92
25.
Siswa 12
60
13.
Siswa 13
88
26.
Siswa 13
85
Keterangan : KKM untuk mata pelajaran matematika kelas IV B semester I adalah 65 yang memperoleh nilai ≥ KKM 21 orang dan yang memperoleh nilai ≤ KKM 5 orang. Tingkat keberhasilan = 21/26 x 100 = 80,77 % Nilai rata-rata
= 1936/26
= 74,46
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II, terlihat ada peningkatan KKM sebesar 43% atau keberhasilan siswa pada siklus II mencapai 80% dengan kategori sangat baik dan nilai rata-rata kelas 74,46. 3) Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Dari hasil pengamatan dan evaluasi pada siklus II dapat direfleksikan bahwa siswa sudah mulai mengerti menyelesaikan KPK dan FPB. Hasil observasi menunjukkan siswa tidak banyak masalah karena siswa sudah mulai berani untuk bertanya pada guru atau teman lainnya, siswa sudah
54
terlihat keaktifannya dalam proses KBM. Selain itu siswa juga dapat memberikan contoh dan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru yang berkaitan dengan permasalahan pada akhir pembelajaran. Hasil KBM pada siklus II cukup memuaskan karena hasilnya mencapai 80,77%. Hasil observasi terhadap guru sudah dapat dikategorikan baik karena guru sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pengajar. Hasil pengamatan terhadap siswa, guru, maupun evaluasi menunjukkan hasil yang sudah baik. Metode inquiry ini akan membuat siswa semakin suka dan senang belajar matematika. Tahapan pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Tahapan-tahapan Pada Siklus I dan II Tahapan Perencanaan
Siklus I Rencana
Siklus II
pembelajaran Rencana
pembelajaran
menggunakan metode ceramah, menggunakan metode inquiry, setelah
guru
memberikan setelah
penjelasan/pengajaran
guru
siswa penjelasan/
memberikan pembelajaran
dengan metode inquiry, siswa kepada siswa melakukan kreasi diharapkan
melakukan
kreasi untuk menyelesaikan masalah
untuk mengerjakan soal KPK soal dan
FPB
yang
sendiri. Tindakan
Guru
KPK
dan
FPB
dan
dikerjakan dilanjutkan dapat menentukan KPK dan FPB tersebut.
menjelaskan
materi Guru
memberikan
materi
tentang KPK dan FPB, guru tentang KPK dan FPB lalusiswa sengaja tidak menjelaskan soal merumuskan masalah sendiri itu karena siswa diharuskan untuk menentukan sendiri KPK mengerjakan
dan
berkreasi dan FPB yang dibuatnya dan
membuat KPK dan FPB di menuliskannya. Guru berperan dalam bentuk yang lain. Guru sebagai pembimbing
55
berperan sebagai pembimbing.
Tahapan Observasi
Siklus I
Siklus II
Pada siklus I siswa masih belum Peta percaya
diri,
mengerjakan
belum
siklus
II
siswa
lebih
bisa percaya diri dalam mengerjakan
soal KPK dan KPK dan FPB. Sudah kreatif
FPB, masih terlihat ada yang tetapi ada yang belum selesai berkreasi sendiri walupun yang masih banyak yang bertanya dibuat bahan KPK dan FPB. pada guru mana yang termasuk Siswa masih banyak bertanya KPK dan FPB. Sebelum suasana dan meminta petunjuk guru. kelas menjadi ramai tetapi tidak Ssehingga suasana kelas jadi seperti siklus I. ramai Refleksi
Guru
setelah
menjelaskan
berusaha Guru sudah mulai mengurangi
dengan
baik, ceramah,
lebih
banyak
karena metode ini baru bagi membimbing
berkeliling
siswa maka, masih banyak siswa siswa
belum
yang bingung. Tetapi ada juga Namun
yang
harus
ke
kreatif. lebih
beberapa siswa yang paham dan membimbing siswa yang masih sudah nulai berkreasi. Guru bingung menentukan KPK dan harus menjelaskan kembali.
FPB yang mereka buat.
a. Hasil Wawancara Pada setiap akhir siklus guru melakukan wawancara dengan siswa sebagai hasil tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan di kelas. Wawancara ini bertujuan untuk merangkum semua pendapat siswa sebagai hasil dari pembelajaran.Wawancara pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 27Agustus 2013. Berikut narasi wawancara guru dengan siswa yang berjumlah 26 orang.
56
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus I No 1.
Skala
Uraian
Ya
Tidak
12
14
(46,15%)
(53,85%)
Apakah selama ini guru kamu selalu
10
16
menggunakan metode yang berbeda pada
(38,46%)
(61,54%)
11
15
(42,31%)
(57,69%)
Apakah
kamu
menyukai
pelajaran
matematika khususnya pada materi KPK dan FPB? 2.
proses pembelajaran maematika di kelas kamu? 3.
Apakah menurut kamu belajar matematika itu menyenangkan?
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa tidak mengerti matematika karena mereka tidak paham, oleh karena itu harus ada perbaikan pembelajaran. Wawancara pada akhir siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 September 2013.Berikut kutipan hasil wawancara guru dengan siswa: Tabel 4.9 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus II No
1.
Uraian
Skala
Apakah kamu menyukai pelajaran matematika kuhususnya pada materi KPK dan FPB?
2.
Apakah
selama
ini
guru
mu
selalu
menggunakan metode yang berbeda pada proses pembelajaran matematika di kelas kamu?
Ya
Tidak
21
5
(80,77%)
(19,23%)
19
7
(73,08%)
(26,92%)
57
3.
Apakah menurut kamu belajar matematika itu menyenangkan?
21
5
(80,77%)
(19,23%)
Dari hasil wawancara pada siklus II dapat disimpulkan bahwa siswa mulai meyukai pembelajaran matematika walaupun terkadang masih belum paham, mereka mau berusaha dengan dibantu tutor sebaya.
B. Pembahasan Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka hasil belajar siswa pada pokok pembahasan KPK dan FPB melalui metode inquiry yang pelaksanaannya dilakukan dua siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Peningkatan ini pun bukan hanya terjadi pada siswanya saja tetapi pada gurunya
mengalami
peningkatan.
Aktivitas
siswa
selama
pembelajaran
berlangsung mengalami perubahan dari siklus I sampai pelaksanaan siklus II. Hasil evaluasi siswa juga terlihat dengan jelas adanya perubahan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini guru (peneliti) hanya berperan sebagai pembimbig saja bagi anak didiknya. Ternyata penggunaan metode inquiry dalam proses pembelajaran di kelas membawa perubahan positif bagi siswa dan guru. Dalam hal ini sebenarnya bukan hanya metode inquiry saja yang digunakan dalam pembelajaran, setiap pembelajaran dengan materi berbeda seharusnya menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Sebagai guru sebaiknya dapat mencari, menemukan dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran di sekolah. 1. Hasil Observasi terhadap Siswa pada Siklus I dan Siklus II a.
Hasil Observasi terhadap siswa pada siklus I Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap siswa pada siklus I adalah siswa tidak mencari dan menemukan informasi, siswa tidak bertanya kepada guru atau siswa lain, siswa tidak mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau kepada siswa, siswa tidak membuat simpulan sendiri, siswa
58
tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat saat KBM berlangsung, siswa tidak dapat memberikan contoh dengan benar, siswa tidak dapat bekerjasama dan berhubungan dengan siswa lain, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada akhir pembelajaran. b. Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap siswa pada siklus II siswa sudah mulai mengerti menyelesaikan KPK dan FPB. Hasil observasi siswa tidak banyak masalah karena siswa sudah mulai berani untuk bertanya kepada guru atau teman lainnya, siswa sudah terlihat keaktifannya dalam proses KBM, siswa dapat memberikan contoh dan menjawab pertanyaanpertanyaan
guru
yang
berkaitan
dengan
permasalahan
pada
akhir
pembelajaran, hasil KBM pada siklus II sudah bagus dibanding dengan hasil KBM pada siklus I. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa yang positif dari perlakuan pembelajran yang dilakukan di kelas sehingga proses kegiatan belajar mengajar pun menjadi lebih terarah dan tercapai pada tujuan pembelajaran. 2.
Hasil Observasi terhadap Guru Pada Siklus I dan Siklus II
a. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap guru pada siklus I adalah guru tidak melakukan penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran (pengelompokan, dsb), guru tidak melakukan penggunaan bahasa penyaji, dan guru tidak melakukan pemberian tindak lanjut (perbaikan/pengayaan) dan tidak memberikan tugas dan pekerjaan rumah kepada siswa. b. Hasil observasi terhadap guru pada siklus II Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap guru pada siklus II adalah guru sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pengajar dan pendidik dan termasuk kategori baik karena guru sudah melakukan tugas-tugasnya dengan baik dari awal proses pembelajaran sampai akhir proses KBM. Pengamatan guru menunjukkan hasil yang sudah baik, guru mengalami peningkatan dalam hal mengajar dan proses pemberian
59
materi kepada siswa. Diharapkan dengan metode inquiry ini akan membuat guru semakin berfikir dan berinovasi dalam penggunaan metode-metode sesuai dengan pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran pun akan berlangsung dengan baik dan lancar, siswa pun akan suka dan senang belajar matematika. Peningkatan terhadap siswa dan guru jelas terlihat pada siklus II ini karena hasilnya yang berbeda dengan siklus sebelumnya yaitu siklus I. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh siswa juga begitu memuaskan dibandingkan dengan hasil evaluasi pada siklus I. Hasil Evaluasi pada Siklus I dan Siklus II Tabel 4.10 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I Interval
Batas Bawah
Batas Atas
48-52 53-57 58-64 65-69 70-74 75-79 Jumlah
47,5 52,5 57,5 64,5 69,5 74,5
52,5 57,5 64,5 69,5 74,5 79,5
Frekuensi Absolut
Relatif (%)
6 3 4 6 4 2 26
23,08 11,54 19,23 23,08 15,38 7,69 100,00
7 6 5 Frekuensi
3.
4 3 2 1 0 47.5
52.5
57.5
64.5
Batas Bawah
69.5
74.5
60
Gambar 4.5 Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus I Berdasarkan data histogram di atas, menunjukkan nilai tertinggi siswa adalah 79 dan nilai terendah adalah 48. Presentase pada interval 48-52 dan 65-69 masih relatif tinggi yaitu 23,08% sedangkan pada interval 75-79 menunjukkan angka 7,69%. Hal ini menunjukkan bahwa siklus I nilai siswa masih banyak yang rendah dan belum mencapai nilai KKM yang ditentukan. Nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM pada siklus I ini mencapai 50%. Tabel 4.11 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus II Interval
Batas Bawah
Batas Atas
60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101 Jumlah
59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 94,5
66,5 73,5 80,5 87,5 94,5 101,5
Frekuensi Absolut
Relatif (%)
6 7 7 3 2 1 26
23,0 26,92 26,92 11,54 7,69 3,85 100,00
8 7
Frekuensi
6 5 4 3 2 1 0 59.5
66.5
73.5
80.5
Batas Bawah
Gambar 4.6
87.5
94.5
61
Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus II Berdasarkan data histogram di atas, presentase pada interval 60-66 menunjukkan angka 23% sedangkan pada interval 67-73 dan 74-80 menunjukkan angka sama yaitu 26,92% dan interval 95-101 menunjukkan angka 3,85%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini nilai siswa sudah ada peningkatan jika dilihat dari nilai terendah dan nilai tertinggi siswa yang telah mencapai nilai KKM yang ditentukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV di MI Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB melalui metode inquiry. Hal tersebut ini dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang semakin meningkat dalam siklusnya, yaitu nilai ratarata siklus I 62,38 menjadi 74,46 di siklus II. Dari siklus I, 46,15% siswa mendapat nilai di atas nilai KKM 65, sedangkan di siklus II 80,77% siswa mendapat nilai di atas nilai KKM 65. Sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas di atas, hipotesis yang telah dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pembelajaran materi KPK dan FPB di kelas IV di MI Hayatul Islamiyah Cinangka.
B. Saran 1. Bagi Guru Mengingat kesimpulan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan siswa dalam aktivitas belajar, menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru agar dapat menerapkan metode pembelajaran inquiry dalam kegiatan belajar mengajar matematika sebagai alternatif metode pembelajaran. 2. Bagi Siswa Penggunaan metode inquiry ini merupakan sebuah alat bagi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Penerapan metode ini juga menjadi salah satu cara agar siswa untuk lebih memahami konsep matematika khususnya pada pokok bahasan KPK dan FPB. Sebaiknya siswa lebih kritis untuk mengajukan pendapat dan ide-ide yang cemerlang kepada gurunya agar guru yang 62
63
mengajar pun menjadi terpacu untuk menggunakan metode-metode yang selain inquiry sehingga pembelajaran pun menjadi lebih terarah dan mecapai tujuan. 3. Bagi Peneliti Walaupun PTK tidak dapat digeneralisasi, tidak ada salahnya bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan temuan-temuan pada pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry dapat melakukan penelitian yang sama pada pokok bahasan dan siswa yang berbeda sebagai pembanding dan pengembang metode pembelajaran di dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi et al. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Djamarah, Syaiful B. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Djamarah, Syaiful B dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Enjah Takari R. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Ganesindo, 2008 Hamalik, Oemar. Proses BelajarMengajar. Cet. 1. Jakarta: BumiAksara, 2010 Kadiyo dan Sutarto, Bimbingan Praktis dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kemilau Ilmu Semesta, 2013 Kusumah, W et al. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media, 2012
Makmun, A.S. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. Ayo Belajar Matematika. Bandung: Buana Raya, 2009 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011 Sukmadinata, N.S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011 Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rafika Aditama, 2010 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif; Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2009 Yuliwidyawati, E et al. Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: IAIN Press, 2009
64
65
1. Profil Sekolah. a. Identitas Sekolah. Nama Madrasah
: Hayatul Islamiyah Cinangka
Alamat Madrasah
: Jl. Pendidikan no.08 Rt05/03 Kp. Bulak Cinangka
No. Tlp
: 021-7420255
Kode Pos
: 16516
Status Sekolah
: Swasta
Statistik Akreditasi
: Terakredikasi Baik ( B )
No. Statistik Madrasah
: 111232760039 NPSN : 60710018
Tahun Berdiri
: 1948
Nama Kepala Sekolah
: Rusmiati, S.Pd.I.
Surat Pengangkatan
: SK No. 02/SK/YRN/VIII/2012 Tanggal 11 Agustus 2012
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah. 1) Visi Visi
yang
dimiliki
“Mempromosikan
oleh
madrasah
MI
Hayatul
sebagai
Islamiyah
lembaga
yang
Cinangka: mampu
menyiapkan generasi muslim yang berkualitas dan berakhlakul karimah”. 2) Misi Misi yang diemban MIHayatul Islamiyah Cinangka untuk mencapai visi yang diharapkan adalah: a) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu, baik secara keilmuan maupun secara moral dan sosial. b) Mengupayakan
dan
meningkatkan
sarana
dan
prasarana
pendididkan. c) Menumbuhkan sikap disiplin di kalangan personal dan peserta didik. d) Meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat. 3) Tujuan
66
Tujuan yang akan dicapai oleh MIHayatul Islamiyah Cinangka adalah: a) Terwujudnya suasana belajar yang nyaman dan menyanangkan. b) Menjadikan sekolah sebagai pilihan masyarakat. 2.
Data Siswa dan Rombongan Belajar Tahun 2012/2013. Tabel 3.1 Rekapitulasi Siswa MI Hayatul Islamiyah Cinangka Jumlah
Jumlah
Siswa
Robel
26
68
2
30
30
69
2
III
25
25
53
2
4
IV
29
29
54
2
5
V
27
27
54
2
6
VI
31
30
61
2
Jumlah
168
181
349
12
No.
Kelas
L
P
1
I
26
2
II
3
Ket
3. Sejarah Singkat Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah. Madrasah Hayatul Islamiyah Cinangka adalah sebuah lembaga pendidikan yang bergerak menyelenggarakan pendidikan dasar yang bermanfaat untuk agama Islam, yang berada di bawah naungan/binaan Kementerian Agama Republik Indonesia. Berdirinya madrasah ini pada tanggal 1 Mei 1948 di atas tanah waqaf seluas 1.000 m2 sertifikat waqaf No. AF 123537.10.1019.1.00033. sedangkan menurut data terakhir tahun 2012/2013 Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka telah memiliki enam kelas dengan siswa 349 anak yang dikelola oleh 18 guru dan 1 karyawan.
67
4. Keadaan dan Denah Bangunan. Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka di Kampung Bulak Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok. Melihat bangunan madrasah tersebut cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar, adapun status bangunannya milik sendiri dengan 2 unit bangunan yang cukup permanen. Perkembangan madrasah tersebut meningkat degan pesat sehingga fisik bangunan terus mengalami perbaikan. Adapun bentuk bangunannya seperti gambar berikut:
Musholah
Perpustakaan
Kelas 1
Kelas 2
WC
Kelas 3 Ruang Kepala MI dan Guru
Lapangan Upacara
U
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Gambar 3.1 Denah Bangunan 5. Daftar dan Struktur Organisasi MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tabel 3.2 Daftar Pengajar MI Hayatul Islamiyah Cinangka No Nama Guru
Jabatan
Mata
Jumlah
Pelajaran
Jam
1
Rusmiati, S.Pd.I.
Kepala Madrasah
B. Sunda
32
2
Naalih
Wakil Kepala
PKN
24
3
Rumyani
Bendahara
Fiqih
24
Ket
68
4
Azwar Anas
Tata Usaha
Akidah A
24
5
Asy’ari
Guru
IPS
24
6
Dra. Nurhayati
Guru Kelas 4.2
28
7
Irma Suryani,S.Ag
Guru Kelas 4.1
28
8
Neneng Hasanah
Guru Kelas 2.1
28
9
Siti Aisyah
Guru Kelas 2.2
28
10
Yasmin Liana
Guru
B. Inggris
24
11
Deni Irawan
Guru
IPA, MTK
24
12
Nur’asiah
Guru Kelas 1.1
28
13
Maspupah
Guru Kelas 1.2
28
69
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
:
MI. Hayatul Islamiyah Cinangka
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas / Semester
:
IV/1
Pertemuan ke-
:
3-4
Alokasi Waktu
:
4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
:
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
C. Indikator
:
1. Menentukan
KPK
dari
dua
bilangan
melalui soal cerita 2. Menentukan FPB dari dua bilangan melalui soal cerita 3. Menentukan
KPK
dari
tiga
bilangan
dari
tiga
bilangan
melalui soal cerita 4. Menentukan
FPB
melalui soal cerita Karakter yang diharapkan
:
Disiplin, perhatian, tekun dan tanggung jawab
D. Materi Ajar
:
FPB dan KPK
E. Metode Pembelajaran
:
Ceramah, Inquiry dan Diskusi
F. Langkah-langkah Pembelajaran
:
Pertemuan 3-4 1. Kegiatan Awal a) Melaksanakan apersepsi dan motivasi b) Melakukan tanya jawab dan membahas masalah tentang FPB dan KPK
70
2. Kegiatan Inti a) Orientasi siswa pada masalah 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 2) Guru memberikan motivasi siswa terlibat langsung pada pemecahan masalah b) Mengamati/melakukan observasi terhadap kegiatan siswa c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan untuk dipresentasikan d) Mengkomunikasikan dan menyajikan hasil karya dengan teman sekelas dan guru 3. Kegiatan Penutup a) Menyimpulkan materi pelajaran b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran c) Memberikan tugas rumah dan menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan berikutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
:
-
Buku Matematika untuk Kelas IV karangan Burhan Mustaqim, Ary Astuty, 2008
-
Buku
LKS
Panduan
Belajar
Mandiri
Matematika, CV Arya Duta. -
H. Penilaian Indikator 1. Menentukan
Lidi
: Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tugas Individu
Uraian
Instrumen Soal 1. Lampu merah menyala setiap 2 jam
KPK dari dua
sekali dan lampu hijau menyala
bilangan melalui
setiap 4 jam sekali. Pada jam 8
soal cerita
lampu merah dan hijau menyala secara bersamaan. Pada jam berapa lampu merah dan hijau menyala bersama lagi untuk kedua kalinya?
2. Menentukan
2. Seorang anak mempunyai 4 permen
71
FPB
dari
dua
dan 6 coklat. Ia ingin membagi
bilangan melalui
dengan
soal cerita
dan
teman-temannya coklat
tersebut.
sebanyak-banyaknya
anak
permen Berapa yang
dapat, masing-masing dapat berapa banyak? 3. Menentukan
3. Lampu merah menyala setiap 2 jam
KPK dari tiga
sekali, lampu kuning menyala setiap
bilangan melalui
3 jam sekali dan lampu hijau
soal cerita
menyala setiap 6 jam sekali. Pada jam 5 lampu merah, kuning dan hijau menyala secara bersamaan. Pada jam berapa lampu merah, kuning dan hijau menyala bersama lagi untuk kedua kalinya?
4. Menentukan FPB
dari
4. Pak Guru mempunyai 6 buku, 9 tiga
pensil dan 15 penghapus. Ia ingin
bilangan melalui
membagi
buku,
pensil
dan
soal cerita
penghapus kepada murid-muridnya. Berapa sebanyak-banyaknya murid yang dapat, masing-masing dapat berapa banyak?
Format Kriteria Penilaian a) Produk (hasil diskusi) No
Aspek
1
Aspek
Kriteria
Skor
1) Semua benar
4
2) Sebagian besar benar
3
3) Sebagian kecil benar
2
4) Semua salah
1
72
b) Performansi No
Aspek
1
Pengetahuan
2
Sikap
Kriteria
Skor
1) Pengetahuan
4
2) Kadang-kadang pengetahuan
2
3) Tidak pengetahuan
1
1) Sikap
4
2) Kadang-kadang sikap
2
3) Tidak sikap
1
Lembar Penilaian No
Nama Siswa
Performansi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5 Catatan: Nilai = (jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10 -
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat nilai KKM harus diadakan remedial.
Mengetahui,
Cinangka, Agustus 2013
Kepala Sekolah MI. Hayatul Islamiyah Cinangka
Guru Kelas
Rusmiati, S.PdI.
Naalih
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
:
MI. Hayatul Islamiyah Cinangka
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas / Semester
:
IV/1
Pertemuan ke-
:
1-2
Alokasi Waktu
:
4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
:
2.3 Menentukan
Kelipatan
Persekutuan
Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) C. Indikator
:
1. Menentukan KPK dari dua bilangan 2. Menentukan FPB dari dua bilangan
Karakter yang diharapkan
:
Disiplin, perhatian, tekun dan tanggung jawab
D. Materi Ajar
:
FPB dan KPK
E. Metode Pembelajaran
:
Ceramah, Inquiry dan Diskusi
F. Langkah-langkah Pembelajaran
:
Pertemuan 1-2 1. Kegiatan Awal a) Melaksanakan apersepsi dan motivasi b) Melakukan tanya jawab dan membahas masalah tentang FPB dan KPK
2. Kegiatan Inti a) Orientasi siswa pada masalah 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 2) Guru memberikan motivasi siswa terlibat langsung
73
b) Mengamati/melakukan observasi terhadap kegiatan siswa c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan untuk dipresentasikan d) Mengkomunikasikan dan menyajikan hasil karya dengan teman sekelas dan guru 3. Kegiatan Penutup a) Menyimpulkan materi pelajaran b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran c) Memberikan tugas rumah dan menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan berikutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
:
-
Buku Matematika untuk Kelas IV karangan Burhan Mustaqim, Ary Astuty, 2008
-
Buku
LKS
Panduan
Belajar
Mandiri
Matematika, CV Arya Duta. H. Penilaian
Lidi
:
Indikator 1. Menentukan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tugas Individu
Uraian
KPK dari dua
Instrumen Soal 1. Tentukanlah KPK dari 8 dan 12! 2. Tentukanlah KPK dari 15 dan 20
bilangan 2. Menentukan FPB
dari
3. Tentukanlah FPB dari 25 dan 30! dua
4. Tentukanlah FPB dari 24 dan 28!
bilangan
Format Kriteria Penilaian a) Produk (hasil diskusi) No
Aspek
1
Aspek
Kriteria
Skor
1) Semua benar
4
2) Sebagian besar benar
3
3) Sebagian kecil benar
2
4) Semua salah
1
74
b) Performansi No
Aspek
1
Pengetahuan
2
Sikap
Kriteria
Skor
1) Pengetahuan
4
2) Kadang-kadang pengetahuan
2
3) Tidak pengetahuan
1
1) Sikap
4
2) Kadang-kadang sikap
2
3) Tidak sikap
1
Lembar Penilaian No
Nama Siswa
Performansi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5 Catatan: Nilai = (jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10 -
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat nilai KKM harus diadakan remedial.
Mengetahui,
Cinangka, Agustus 2013
Kepala Sekolah MI. Hayatul Islamiyah Cinangka
Guru Kelas
Rusmiati, S.PdI.
Naalih
76 Kisi-kisi Soal SK : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah No 1.
Kompetensi Dasar
Indikator
2.3. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan
faktor
persekutuan -
terbesar (FPB)
Menentukan bilangan
KPK
Menentukan bilangan
FPB
No. Soal dari
dua
1 2
dari
dua
3 4
Kisi-kisi Soal SK : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah No 1.
Kompetensi Dasar
Indikator
2.4 Menyelesaikan masalah -
Menentukan
yang berkaitan dengan KPK
bilangan melalui soal cerita
dan FPB
-
Menentukan
KPK
No. Soal
FPB
dari
dari
dua
1
dua
2
tiga
3
tiga
4
bilangan melalui soal cerita -
Menentukan
KPK
dari
bilangan melalui soal cerita -
Menentukan
FPB
dari
bilangan melalui soal cerita
77 Lembar Soal Latihan Soal matematika kelas IV 1. Tentukan KPK dari 8 dan 12 ? 2. Tentukan KPK dari 15 dan 20 ? 3. Tentukan FPB dari 25 dan 30 ? 4. Tentukan FPB dari 24 dan 28 ?
Soal Matematika Kelas IV 1. Lampu merah menyala setiap 2 jam sekali dan lampu hijau menyala setiap 4 jam sekali. Pada jam 8 lampu merah dan hijau menyala secara bersamaan. Pada jam berapa lampu merah dan hijau menyala bersama lagi untuk kedua kalinya? 2. Seorang anak mempunyai 4 permen dan 6 coklat. Ia ingin membagi dengan temantemannya permen dan coklat tersebut. Berapa sebanyak-banyaknya anak yang dapat, masing-masing dapat berapa banyak? 3. Aminah berenang setiap 2 hari sekali, Deka berenang setiap 3 hari sekali dan Zubaedah berenang setiap 6 hari sekali. Pada tanggal 5 juli 2013 mereka berenang bersama, pada tanggal berapa mereka berenang bersama kembali? 4. Pak Guru mempunyai 6buku, 9 pensil dan 15penghapus. Ia ingin membagi buku, pensil dan penghapus kepada murid-muridnya. Berapa sebanyak-banyaknya murid yang dapat, masing-masing dapat berapa banyak?
78 Kunci Jawaban Soal Cerita
1. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 2 dan 4 Lampu merah menyala
= 2 =2
Lampu hijau menyala
= 4 = 22
KPK dari 2 dan 4 adalah 22 = 4. Hal ini berarti lampu merah dan hijau menyala bersama selang 4 jam. Jadi menyala bersama lagi pada jam 8+4 = jam 12.00 2. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip FPB dari 4 dan 6 Faktor Prima 4 = 22 Faktor Prima 6 = 2.3 FPB dari 4 dan 6 adalah 2. Hal ini berarti jumlah anak yang mendapat permen dan coklat adalah 2 orang. Masing-masing mendapat: 4 permen : 2 = 2 permen 6 coklat : 2 = 3 coklat 3. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 2, 3 dan 6 Aminah berenang
= 2 =2
Deka berenang
=3=3
Zubaedah berenang
= 6 = 2.3
KPK dari 2, 3 dan 6 adalah 2.3 = 6. Hal ini berarti Aminah, Deka dan Jubaedah berenang selang 6 hari. Jadi berenang bersama lagi pada tanggal5+6 = tanggal 11 Juli 2013 4. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip FPB dari 6, 9 dan 15 Faktor Prima 6 = 2.3 Faktor Prima 9 = 32 Faktor Prima 15 = 3.5 FPB dari 6, 9 dan 15 adalah 3. Hal ini berarti jumlah murid yang mendapat buku, pensil dan penghapus adalah 3 orang. Masing-masing mendapat: 6 buku : 3 = 2 buku 9 pensil : 3 = 3 pensil 15 penghapus : 3 = 5 penghapus
79 Hasil Evaluasi Siklus I No
Nama Siswa
Nilai
No
Nama Siawa
Nilai
1.
Siswa 1
66
14.
Siswa 14
64
2.
Siswa 2
55
15.
Siswa 15
57
3.
Siswa 3
52
16.
Siswa 16
66
4.
Siswa 4
64
17.
Siswa 17
56
5.
Siswa 5
73
18.
Siswa 18
50
6.
Siswa 6
69
19.
Siswa 19
50
7.
Siswa 7
50
20.
Siswa 20
70
8.
Siswa 8
75
21.
Siswa 21
48
9.
Siswa 9
63
22.
Siswa 22
61
10.
Siswa 10
67
23.
Siswa 23
71
11.
Siswa 11
73
24.
Siswa 24
60
12.
Siswa 12
79
25.
Siswa 25
50
13.
Siswa 13
65
26.
Siswa 26
68
80 Hasil Evaluasi Siklus II No
Nama susun
Nilai
No
Nama susun
Nilai
1.
Siswa 1
75
14.
Siswa 1
70
2.
Siswa 2
70
15.
Siswa 2
60
3.
Siswa 3
64
16.
Siswa 3
72
4.
Siswa 4
68
17.
Siswa 4
68
5.
Siswa 5
80
18.
Siswa 5
63
6.
Siswa 6
85
19.
Siswa 6
75
7.
Siswa 7
66
20.
Siswa 7
80
8.
Siswa 8
80
21.
Siswa 8
60
9.
Siswa 9
70
22.
Siswa 9
70
10.
Siswa 10
85
23.
Siswa 10
80
11.
Siswa 11
95
24.
Siswa 11
75
12.
Siswa 12
92
25.
Siswa 12
60
13.
Siswa 13
88
26.
Siswa 13
85
81
Lampiran 3 Lembar Observasi Terhadap No
Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan
Ya
Kegiatan Belajarnya 1.
Mencari dan menemukan informasi
2.
Bertanya kepada guru atau siswa lain
3.
Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau teman sebaya
4.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
5.
Membuat skesimpulan sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya
6.
Dapat menjawab pertanyaan guru dengan cepat saat berlangsung KBM
7.
Memberikan contoh dengan benar
8.
Dapat bekerja sama dab berhubungan dengan siswa lain
9.
Menyenangkan dalam KBM
10.
Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada akhir pelajaran Keterangan : No. 1 sampai dengan No. 5 ialah ciri proses. Sedangkan No. 6 sampai dengan No. 10 ialah ciri hasil belajar.
Tidak
82
Lampiran 4 Hasil Observasi Terhadap Guru Bagian
Apakah Guru Melaksanakan
Pengamatan
Ya Persiapan
1. Skenario
pembelajaran/perencanaan
pembelajaran 2. Penyiapan alat/media pembelajaran 3. Penampilan penyaji Penyajian
4. Pemeriksaan kehadiran siswa 5. Pelaksanaa Apersepsi 6. Pengungkapan tujuan pembelajaran 7. Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik dengan tujuan pembelajaran 8. Penjelasan alur pelaksaan pembelajaran (pengelompokan, dsb) Pokok 9. Penerapan strategi 10. Pemanduan sajian materi pembelajaran (keterpaduan bahan) 11. Penggunaan alat/media pembelajaran 12. Penerapan teknik bertanya 13. Pembahasan
hasil
kerja
melibatkan
keektifan siswa 14. Pemberian bimbingan siswa 15. Penggunaan bahasa penyaji Penutup 16. Penggunaan sistem penilaian(tertulis/lisan) 17. Pemberian
tindak
(perbaikan/pengayaan)
lanjut
Tidak
83
Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa No 1.
Skala
Uraian Apakah
kamu
menyukai
Ya pelajaran
matematika khususnya pada materi KPK dan FPB? 2.
Apakah selama ini guru kamu selalu menggunakan metode yang berbeda pada proses pembelajaran maematika di kelas kamu?
3.
Apakah menurut kamu belajar matematika itu menyenangkan?
Tidak
84
Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Guru Skala
No
Uraian
1.
Apakah bapak selalu mengecek kehadiran
Ya
siswa sebelum pembelajaran dimulai? 2.
Apakah
bapak
selalu
menggunakan
metode yang tepat dalam penyampaian materi pelajaran? 3.
Apakah bapak mengalami kendala atau kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran?
4.
Apakah bapak selalu mempunyai cara dalam
menghadapi
siswa
yang
kemampuan rendah? 5.
Apakah hasil belajar siswa selama ini sudah baik dan memuaskan?
Tidak
85
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa No.
Uraian
Ya
1.
Siswa terlihat kerja sama yang bagus
2.
Siswa terlihat percaya diri
3.
Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas
4.
Siswa rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
5.
Siswa bertanggung jawab dengan tugasnya
6.
Siswa tekun mengerjakan tugasnya
7.
Siswa antusias menerima tugas dari gurunya
8.
Siswa aktif dalam kelompoknya
9.
Siswa berani mengeluarkan pendapatnya
10.
Siswa
berani
kelompoknya
mempresentasikan
hasil
kerja
Tidak
t{ !.
86 KEMEN-ER|ANIGAMA utNJAKARTA
i-.*_, h,
No Dokumen@
luln i FlrK -=y,
FORM( FR)
Jr. tr. H JuandaNo 95 Cipulat 15412 tndonesia
SURATM
fztN P E N E L T T I A N
N o m o r : U n . 0 l / Fl./ K M . 0t . 3 / V I t / 2 0 t 3 Lamp. :Outline/proposal Hal : Permohonin lzinpenelitian
Jakarta,Juli 2013
Yangterhormat KepalaMIS HayatulIslamiyah Cinangka Di Tempat
Assalamu'alaikum wr.wb. Denganhormatkami s6qlpsikan bahwa,
Nama
Naalih
NIM
80901 8300562
Jurusan
PGMI
Semester JudulSkripsi
VIII (Delapan) : 'lupayaMeningkatkanhasir berajarmafematikasl.swa siswarua Madrasah I btidaiyah HavatuI rstami.,oi ;;;;:,;:':::': : Cinangkapada"_1". pokok rnrtuii xpr rfnn F.Dn -^r^i., *^IlrT,t"h dan FPB metaluimetodeInquiry-ii
adalahbenarmahasiswa/iFakultas Ilmu Tarbiyahdan KeguruanUIN Jakartayang sedang menyusunskripsi,da1.aka1mengadakan p.n.i;ti"n (ris;t)-;inrtunrilr.r,.orah/madrasah yangsaudarapimpin.Untuk itu k;ri ;"h; Saudaradaparmengizinkanmahasiswa tersebutmelaksanakan penelitianOirnat<sua. Atas perhatiandan kerja sama Saudara,kami ucapkanterima kasih. lilassalemu'alaikumwr.w b.
ffi'# t0t3 Tembusan: 1. DekanF|TK ? PembantuDekanBidangAkademik 3. Mahasiswa yangbersarif,rt""- "
iJ I' l
'
87 6 5TVI EI'IJERIAN AGAIAA UINJAKARTA FITK
rtrx-rR-nxooar FoRM(FR)
Maret 2010
JL lr. H. Juanda No gS Ciputat 1541Z tndonesia
SURNTBIMBINGAN SKRiPSI Nomor: Un.0l/F.l/KM.0| .3/VII/20I3 Lamp. : Hal : BimbinganSkripsi
Jakarta, Juli 2013
Yang terhormat Dr. GelarDrvirahayu Pembimbing Skripsi
danKeguruan l.*ylur ilmuTarbiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalamu'alaikum wr. wb.
saudara untuk menjadi pembimbing r,*oir,?ilis,l1",ll,1,,if3,i?i*?Ll'ff3ff1 vrr Nama
Naalih
NIM
8090.!8300562
Jurusan
PGMI
Semester
Vlll (Delapan)
Judul Skripsi
: "upaya Meningkatkan hasirberajarmatematikasiswaMadrasah j|:Tirf |^f:.r1,:*,3:'r"i. ;4;;#' padapokok materi KpK dan FPB melaluimetodeInquiry-ii
Judul tersebu.t, terahdisetujuiorehJurusan yang bersangkutan padatanggar Maret2013'abstraksiiout,line 24 r.rr"npi.'iaudaraauput,.i.[tJkun p"rrbuhanredaksional
dianggap perru, mohon p.,ui-iine ffi:*fllf"T,t"::jff:ilfi !ilxlrun]ub,tun,rar Bimbingan ..
rfltyi,difrarapkan seresai
daram waktu6.(enam) buran, orperpanjang dandapat. selama6 (enam)bulanberikutnya tanpa surat perpanjangan. ' Atasperhatian dankerjasamu Sarduiu, t umi,.uf*ln'i.iii'u r.urilr.
Ilassa Iamu' alaikum wr. wb.
I l0l3 Tembusan: L D e k a nF I T K 2 . M a h a s i s r . r , a , r ,baenrgs a n e k u t a n
f{ I 88 ^.,.A
KEMENTERIANAGATVI,A
,l@r
ulNJAKARTA
ttl
l , ' , ! [ r , " , o r" " r 5 c i p u t a r , st n4dt 2o n e s i a
No. Dokumen Tgl.Terbit N o .R e v i s i : Hal
FoRM(FR)
tzm 9TJEATPERMOHONAN Nomor: Un.0l/Ft./KM.01 .3/Vil/ZOt3 Lamp. : Hal : Observasi
. : : .
FITK-FR-AKD{66 1 Maret 20.10 01 it1
J a k a n aJ. u l i 2 0 1 3
Yangterhomat \epala MI HayatulIslamiyahCinangka Di Tempat
Assalamu'alaikum wr.wb. Denganhormatkami sampaikanbahwa: Nama
: Naalih
NIM
:809018300562
Jurusan /Prodi : PGMI Semester
: Vlll (Delapan)
adalah benar mahasiswa p.ada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatullahJakartad.an dengan penyelesaian tugas akademik dan sedang .sehubungan menyusunskripsi, mahasiswa tersebutmemerlukanobservasiJrngun pihak terkait.Oleh karena itu, kami mohon kesediaanSaudarauntuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah,atasperhatiandan bantuansaudarakami ucapkanierima kasih. l[/assal amtt' aIai kum wr. wb.
Dekan
MT
976
Tembusan: l . D e k a nF I T K 2 . P e m b a n tD u e k a nB i d a n gA k a d e m i k 3. Nlahasiswa yang bersangkutan
0 72 0 0 70 l I 0 t 3
v1 89
UJI REFERENSI
Nama
: Naalih
MM
:809018300562
Judul
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MadrasahIbtidaiyahHayatul IslamiyahCinangkapada materi pokok KPK dan FPB melaluimetodepembelajaran Inquiry
Pembimbing : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. No
I
2 a
J
4 )
6 7 8
9
l0 ll
t2
Referensi
Paraf Pembimbing
Esti Yuliwidyawati, dkkePembeIajaran Matematika Mr$Uralaya: IAIN Press,2009),h.2 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajoran, (Lombok:Holistica,2013), h. 2, h. 118 Syaiful Balrri Djamarah,PsikologiBelajar, (Jakarta: RinekaCipta.2008).h. 3 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: PustakaPelaj ar,2011),h. 38, h. 46-53 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zarn,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCiptq 2006),h. 5,h.176-202
4fr
Oemar Hamalilq Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara"2010), Cet. ke-l l, h.145,h. 146-147
4b
Abin SyamsuddinM, PsikologiPendidikan, (Bandung:RemaiaRosdakarya,2007\,h. 243 Burhan Mustaqimdan Ary Astuty,Ayo Belajar Matematika,fBanduns:BuanaRava.2009).h. 54-56 Trianto, Mendesain Mo deI PembeIajaran Inovatif Pr ogr esif; Ko nsep, L andasan dan ImpIementasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana,2009).h.l I I Sutarto dan Kadiyo, Bimbingan Praktis Dalam Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta:Kemilau Ilmu S e m e s t a , 2 0 l 3h).,6 Nana SyaodihS,MetodePenelitianPendidikan, (Bandung:RemajaRosdakarya, 2011),h. 145 Wijaya Kusumah,dk,k,MengenalPenelitian TindakanKelas. (Jakarta:PermataPuri Media. 2012),Cet.ke-5,h.20
/1,j" /4h
4,t'
1f v
tl,l'
4,t" U
T 1f 41, y
4t
f;, '., ii
90
SuharsimiArikunto.e/.al. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara,2006),h. 74 Enjah Takari R, PenelitianTindakanKelas, PT. Ganesindo.2008). h. 7l Jakarta, Januari2014 Pembimbing,
Dr. Gelar Drvlrahayu,M.Pd. NrP. 1979060t 2006042 004