PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD/MI (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: DENI IRAWAN NIM. 109018300097
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI”, disusun oleh Deni Irawan NIM. 109018300097, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 21 Februari 2014
Menyetujui, Dosen Pembimbing Skripsi,
Otong Suhyanto, M.Si NIP. 19681104 199903 1 001
ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN MONAQOSAH
Skripsi berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI” disusun oleh Deni Irawan, NIM. 109018300097, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 11 Maret 2014 dihadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Tanda Tangan
...........................
...........................
...........................
...........................
...........................
...........................
1. Ketua Panitia (Ketua Jurusan PGMI) Dr. Fauzan, MA NIP. 19761107 200701 1 013 2. Penguji I Maifalinda Fatra, M.Pd NIP. 19700528 199603 2 002 3. Penguji II Dr. Gelar Dwi Rahayu, M.Pd NIP. 19720419 199903 2 002
Jakarta, April 2014 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Dekan,
Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Deni Irawan
NIM
: 109018300097
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI
Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan studi di perguruan tinggi lain kecuali pada bagian-bagian tertentu saya ambil sebagai acuan. Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 21 Februari 2014
DENI IRAWAN
iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Deni Irawan
NIM
: 109018300097
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jenis Penelitian
: Skripsi
Judul
: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/mengalih formatkan. 3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. 4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 21 Februari 2014 Yang Menyatakan,
Deni Irawan
v
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI (PTK di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi-Jakarta Barat) Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, STAD, dan Motivasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melalui empat tahapan; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan pada setiap siklusnya. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa diperoleh melalui instrumen angket yang diberikan kepada setiap siswa pada setiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa pada siklus I sebesar 77,62% dengan kategori “Sedang”. Pada siklus II meningkat menjadi 95,08% dengan kategori “Tinggi”. Peningkatan motivasi belajar Matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 17,46%. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi-Jakarta Barat. Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
DENI IRAWAN (PGMI)
vi
ABSTRACT
Application of Cooperative Learning Model Type of Student Teams Achievement Divisions (STAD) to Enhance Learning Mathematics Student Motivation SD/MI (CAR in SDN 01 East Cengkareng-West Jakarta) Keywords: Cooperative Learning, STAD, and Learning Motivation
This study aims to improve students' motivation to learn mathematics through cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) in the fourth grade students of SDN 01 Morning East Cengkareng-West Jakarta. The design of this study was Classroom Action Research (CAR) through four stages; planning, implementation, observation, and reflection. The study consisted of two cycles consisting of four meetings in each cycle. The research data in the form of student motivation is obtained through a questionnaire instrument given to each student at the end of each cycle. The results showed that Student Teams Achievement Divisions (STAD) can increase students' motivation to learn mathematics in the first cycle of 77.62% to the category of "Moderate". In the second cycle increased to 95.08% in the category of "High". Increasing students' motivation to learn mathematics from the first cycle to the second cycle of 17.46%. From the above description it can be concluded that the cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) may increase the motivation to learn mathematics fourth grade students of SDN 01 Morning East Cengkareng-West Jakarta. In this action research, students' motivation to learn mathematics can be increased with the implementation of the measures contained in the cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) gave them the number or value of the activity and student learning outcomes, awards and gifts, teacher praise, competition between groups, and student involvement in learning. Students are also motivated by the presence of learning methods are interesting, active, and creative, as well as the learning objectives to be achieved by students during the learning process takes place.
DENI IRAWAN (PGMI)
vii
MOTTO
Masa depan adalah milik mereka yang percaya tentang keindahan mimpi-mimpi mereka. (Eleanor Roosevelt)
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. (Soekarno)
Hidup seekor lebah lebih bernilai daripada binatang lain bukan lantaran ia pekerja giat, tapi karena ia lebih suka bekerja (menghasilkan madu) untuk kenikmatan pihak lain. (Anonim)
Tak ada yang dapat menghentikan orang yang bersikap mental benar dari upayanya meraih cita-cita, dan tidak ada satu pun yang dapat menolong orang bersikap mental keliru. (Thomas Jefferson)
Kita menikmati kehangatan karena kita pernah kedinginan. Kita menghargai cahaya karena kita pernah dalam kegelapan. Maka begitu pula, kita dapat bergembira karena kita pernah merasakan kesedihan. (David L. Weatherford)
Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan. (Hitopadesa)
Do’a memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya, dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan. (Irawan D. Radino)
viii
PERSEMBAHAN
For all those time you stood by me For all the truth that you made me see For all the joy you brought to my life For all the wrong that you made right For every dream you made come true For all the love i found in you I’ll be forever thankful You’re the one who held me up, never let me fall You’re the one who saw me through it all You were my strength when i was weak You were my voice when i couldn’t speak You were my eyes when i couldn’t see You saw the best there was in me Lifted me up when i couldn’t reach You gave me wings and made me fly You touch my hand i could touch the sky I lost my faith you gave it back to me You said no star was out of reach
Kupersembahkan karya ini untuk: o Ayah dan Bunda tersayang, yang sangat kusayangi dan segalanya bagiku, love you. o Adik-adikku yang selalu memberikan dukungan dengan kasih sayang dan perhatiannya, Rohman Azi Saputra dan Faozan Nur Amanulloh.
ix
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah selain memanjatkan puji kepada Yang Maha Suci, memuja kepada Yang Maha Kuasa, dan bersyukur kepada Yang Maha Ghofur. Dia-lah Allah SWT Yang Maha Esa, Maha Agung dan Maha Bijaksana. Berkat inayah, taufiq, dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelasaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Rasa hormat, ta’zim, dan kerinduan kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga, sahabat, para pewarisnya, dan kepada kita selaku umat akhir jaman semoga menjadi umat yang selalu mengikuti akan ajarannya, Amin. Sebuah karya ilmiah ini tentunya masih sangat banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan dan penyusunannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Fauzan MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu mengingatkan untuk terus menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan.
x
4. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunnya, bimbingan, dan arahan sehingga penulis bisa menyelasaikan skripsi ini. 5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu kepada penulis, semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 6. Teristimewa Keluarga Besar penulis, Ayahanda Radino dan Ibunda Suminem, atas ketulusan dan kesabaran beliau dalam membesarkan, merawat, mendidik, dan menolong penulis agar senantiasa menjadi orang yang sabar, tidak mudah putus asa, tawakal, bermanfaat bagi orang lain, serta do’a beliau yang selalu menyertai hidup penulis. Teriring do’a semoga Allah mengampuni dosa dan kekhilafan beliau dan menyayangi beliau seperti keduanya menyayangi penulis, amin. Dan kepada adik Rohman Azi Saputra dan Faozan Nur Amanullah, yang selalu mendukung penulis dengan perhatian dan kasih sayang. 7. Untuk yang tersayang, my lovely Rahesya Fara Aulia yang selalu memberikan semangat dan senyuman kasih sayang, cinta, perhatian, dan motivasinya. 8. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal perkuliahan satu kelas dan satu angkatan (Imam Hanafi, Abdul Aziz, Ramdan Suwarman, Rudy Purbianto, Agi Nurahmadana, Herey Purwanto, Syifa Kumala, Mailina Hidayati, Fathi Maulawi, Ahmad Maulana, Akbar Gunawan, Muhammad Sukroni, Heri Dermawan, Angga Pranata, Rizky Pradana, Wahyu Samadyo, Nayla Rizkiyah, Ryan Syahrini, Anggi Restiana, Sita Jayanti, Annisa Nurul Aini, Ina Isfarina, Yuni Anggraeni, Yanita Puspitasari, Shinta Anggraeni, Khumaira Ziya, dan Rafika Nurhidayati) yang tidak henti-hentinya memberikan bantuan, motivasi, dan kehangatan serta kebersamaan dalam ikatan persahabatan yang seperti dalam satu keluarga. 9. Kawan-kawan TQN Sirrul Asrar (Hufaz Fazari, Syahidain, Faizal Bahren, Sahari, Andre Gunawan, Hendi, Aris, Imam Baihaqi, dan Ahmad Ghozali) yang memberikan pengalaman hidup yang penuh makna dan nilai.
xi
10. Risnufa dan Al-Farisi (Toif Mustofa, Sulistiyo Feri, Ishak Mardia, Zardari Alzamendy, Ambar Primandaru, Popy Meisela, Hifzhy Zulfikar, dan Harun Ayi) bersama kawan-kawan yang terus bersemangat dan membangun untuk lebih baik, kreatif, dan mandiri.
Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah Subhanahuwata’ala membalas segala kebaikan saudara-saudari semuanya dengan yang lebih baik. Semoga Allah Subhanahu wata’ala dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis, Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan kaum muslimin, serta semoga Allah Subhanahu wata’ala membimbing, menolong, dan memberikan taufik, rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga shalawat dan salam serta barakah senantiasa Allah Subhanahu wata’ala limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pewaris dan pengikutnya. Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin. Jakarta, 27 Rabi’ul Awal 1435 H 29 Januari 2014 M Penulis
Deni Irawan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................... v ABSTRAK............................................................................................................... vi ABSTRACT............................................................................................................
vii
MOTTO................................................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. ix KATA PENGANTAR............................................................................................
x
DAFTAR ISI........................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL................................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................
xix
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian........................................................
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian.......................................................................
7
D. Perumusan Masalah Penelitian..................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.................................................... 8
xiii
BAB II: DESKRIPSI TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Deskripsi Teoritik......................................................................................... 9 1. Pembelajaran Kooperatif.........................................................................
9
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif................................................ 9 b. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif................................ 10 c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif...............................................
12
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif...................................
14
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) .................................................................................. 15 a. Pengertian STAD.............................................................................
15
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................ 16 c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe STAD.................. 18 3. Motivasi Belajar......................................................................................
19
a. Pengertian Motivasi.........................................................................
19
b. Fungsi Motivasi................................................................................ 21 c. Macam-Macam Motivasi.................................................................
22
d. Jenis-Jenis Motivasi.........................................................................
24
e. Motivasi Belajar...............................................................................
25
f. Tujuan Motivasi Belajar................................................................... 26 g. Ciri-Ciri Orang Memiliki Motivasi.................................................. 27 h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...................... 28 i. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar...........................................
29
4. Pembelajaran Matematika di SD/MI.......................................................
32
a. Pengertian Matematika..................................................................... 32 b. Pembelajaran Matematika di SD/MI................................................ 33 B. Hasil Penelitian yang Relevan.....................................................................
36
C. Kerangka Berpikir........................................................................................ 37
xiv
D. Hipotesis Penelitian Tindakan...................................................................... 37
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................
38
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian...................................
38
C. Subjek Penelitian.......................................................................................... 41 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian..................................................
41
E. Tahapan Intervensi Tindakan....................................................................... 41 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................................ 44 G. Data dan Sumber Data.................................................................................
44
H. Instrumen Pengumpulan Data......................................................................
44
I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data................................................. 47 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan........................................................... 49 K. Pengembangan Perencanaan Tindakan........................................................
49
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data..............................................................................................
50
1. Penelitian Pendahuluan..........................................................................
50
2. Penelitian Siklus I................................................................................... 51 a) Perencanaan...................................................................................... 51 b) Pelaksanaan......................................................................................
51
c) Observasi..........................................................................................
62
d) Refleksi............................................................................................. 68 3. Penelitian Siklus II.................................................................................
70
a) Perencanaan...................................................................................... 70 b) Pelaksanaan......................................................................................
70
c) Observasi..........................................................................................
81
d) Refleksi............................................................................................. 86
xv
B. Analisis Data................................................................................................
88
C. Pembahasan..................................................................................................
91
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................... 94 B. Saran.............................................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
96
LEMBAR UJI REFERENSI.................................................................................
98
LAMPIRAN............................................................................................................ 100
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif………………............. 14
Tabel 2.2
Penghitungan Perkembangan Skor Individu.....................................
Tabel 2.3
Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok.................................. 18
Tabel 3.1
Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas..……………….............
42
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika..............
46
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa…………………............
47
Tabel 3.4
Kategori Nilai Angket Motivasi Belajar...........................................
48
Tabel 4.1
Skor Perkembangan Individu 1.........................................................
56
Tabel 4.2
Skor Perkembangan Individu 2.........................................................
59
Tabel 4.3
Skor Perkembangan Individu 3.........................................................
61
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I…………................... 63
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I…………...................
64
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I……..........................
65
Tabel 4.7
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I……………..........................
66
Tabel 4.8
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar pada Siklus I.....................
67
Tabel 4.9
Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus I………………............
68
Tabel 4.10
Tindakan Perbaikan pada Siklus I…………………….....................
69
Tabel 4.11
Skor Perkembangan Individu 4.........................................................
72
Tabel 4.12
Skor Perkembangan Individu 5.........................................................
75
Tabel 4.13
Skor Perkembangan Individu 6.........................................................
77
Tabel 4.14
Skor Perkembangan Individu 7.........................................................
79
Tabel 4.15
Skor Perkembangan Individu 8.........................................................
80
Tabel 4.16
Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II.................................
81
Tabel 4.17
Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II……………..............
82
Tabel 4.18
Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II……………............. 83
Tabel 4.19
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II.................................................. 84
Tabel 4.20
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar pada Siklus II……............
Tabel 4.21
Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus II………………........... 86 xvii
17
85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Proses Motivasi Dasar................................................................ 20
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin………...
Gambar 4.1
Diagram Persentase Aktifitas Mengajar Guru Siklus I dan II.... 88
Gambar 4.2
Diagram Persentase Aktifitas Belajar Siswa Siklus I dan II......
Gambar 4.3
Diagram Persentase Angket Motivasi Belajar Siklus I dan II.... 90
xviii
40
89
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.......................
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II...................... 105
Lampiran 3
Posisi Duduk Kelompok Belajar..................................................... 110
Lampiran 4
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I.........................................
111
Lampiran 5
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II........................................
112
Lampiran 6
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I........................................
113
Lampiran 7
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II....................................... 114
Lampiran 8
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siklus I.......
Lampiran 9
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siklus II...... 119
Lampiran 10
Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian............................................ 123
Lampiran 11
Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus I........................ 125
Lampiran 12
Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus II......................
127
Lampiran 13
Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian Siklus I......................
128
Lampiran 14
Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian Siklus II.....................
129
Lampiran 15
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktifitas Belajar Siswa ………....
130
Lampiran 16
Rubrik Penilaian Observasi Aktifitas Belajar Kelompok…….…..
131
Lampiran 17
Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa.............……….........
133
Lampiran 18
Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa……….........
134
Lampiran 19
Perhitungan Rata-Rata Angket Motivasi Belajar Siklus I…..........
135
Lampiran 20
Perhitungan Rata-Rata Angket Motivasi Belajar Siklus II….........
136
Lampiran 21
Lembar Kerja Siswa Siklus I…......................................................
137
Lampiran 22
Lembar Kerja Siswa Siklus II......................................................... 139
Lampiran 23
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Kelompok.................................. 141
Lampiran 24
Gambar (Reward) Penghargaan….................................................. 144
Lampiran 25
Foto Kegiatan Pembelajaran........................................................... 145
xix
100
115
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, dan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3, menerangkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1 Tujuan
pendidikan
nasional
dapat
dicapai
dengan
upaya
menyelenggarakan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Karena melalui pendidikan, satu persatu tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diupayakan. Maka dari itu pemerintah wajib memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk memperoleh pendidikan, karena memperoleh pendidikan merupakan hak bagi setiap warga suatu negara itu sendiri, dan setiap negara harus menjamin keberlangsungan jalannya sebuah proses pendidikan bagi warga negaranya. Selain itu belajar juga merupakan kewajiban bagi setiap individu agar memperoleh ilmu pengetahuan guna meningkatkan derajat kehidupan manusia. Oleh karena itu, kualitas pendidikan harus ditingkatkan secara terus menerus agar sesuai dengan tujuan yang dirancang. 1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: DEPAG RI, 2006), h. 3.
1
2
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut maka perlu dilakukan beberapa rencana dan proses, salah satunya adalah dengan proses pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan kegiatan yang terpadu dan menyeluruh antara siswa dengan guru dalam suasana yang bersifat pengajaran. Dalam hal proses pembelajaran seyogyanya para guru mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19 tentang Standar Proses yang berbunyi: "Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi, aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik".2 Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berbudi pekerti luhur. Keadaan di atas menjadi tantangan bagi para pendidik untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar mengajar, serta sarana dan prasarana pendidikan mempengaruhi perkembangan siswa dalam bidang akademis, sosial, maupun pribadi.
Karena
pendidikan
merupakan
sebuah
usaha
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan kecerdasan. Kemampuan guru dalam menentukan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran juga merupakan kunci keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Tuntutan tersebut harus dimiliki oleh seorang guru ketika melakukan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.
2
Ibid., h. 12.
3
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Peserta didik pada masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga 12 tahun. Menurut para ahli psikologi, yang juga harus diperhatikan dalam pendidikan adalah menyelesaikan tugas perkembangan pada tahap yang sedang berlangsung. Salah satu tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah belajar, bergaul dan bersahabat dengan anak-anak sebayanya, dan bekerja dalam kelompok. Tahap perkembangan ini harus bisa dimiliki anak usia SD agar perkembangan tahap berikutnya tidak mengalami
gangguan
yang
mengakibatkan
perkembangan
sosial
yang
menyimpang. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran di SD/MI masih jauh dari harapan. Pembelajaran di SD/MI masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher centered). Pembelajaran ini masih sering diterapkan oleh guru dengan alasan pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang banyak sehingga menyebabkan sedikit tuntutan aktifitas belajar dari siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering dijumpai adanya kecenderungan peserta didik yang menyerah meskipun mereka sebenarnya masih bingung tentang materi yang disampaikan. Ditambah lagi dalam praktik belajar, kepribadian (kecerdasan emosional) terabaikan hanya mengutamakan aspek akademik (kecerdasan intelektual) semata yang dipentingkan. Proses pembelajaran seperti yang diungkapkan tersebut sangat tidak diharapkan. Konsep-konsep matematika lebih banyak langsung diberikan kepada siswa tanpa adanya proses yang bermakna yang melibatkan siswa untuk pengalaman dalam belajar yang nantinya akan berdampak pada hasil akademik yang rendah maupun kepribadian yang kurang baik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan strategi, pendekatan, metode, serta teknik tertentu.
4
Dengan kata lain, keberhasilan proses pembelajaran juga bergantung pada bagaimana suatu bahan ajar disampaikan. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.3 Pada tipe ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru. Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat membuat siswa aktif dan termotivasi mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa yang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam pembelajaran tipe STAD, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru dan diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat kepada guru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap guru matematika kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi Jakarta Barat, didapat informasi bahwa metode pengajaran didominasi oleh aktifitas guru sehingga pembelajaran masih bersifat teoritis dan jauh dari pengalaman belajar yang berdampak pada keaktifan dan keterlibatan siswa. Guru masih ragu menggunakan metode diskusi kelompok dengan asumsi bahwa siswa lebih sulit dikondisikan jika dibentuk dalam kelompok karena siswa hanya bercanda dengan temannya dan hanya menyita waktu belajar. Hal tersebut terlihat ketika guru menjelaskan konsep Matematika lebih menekankan pada pemberian materi secara langsung. 3
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 143.
5
Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa didapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa yaitu: 1) beberapa siswa kurang bersemangat saat mengikuti pembelajaran matematika, 2) siswa masih membutuhkan dorongan dari guru dalam mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan pendapat, 3) masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas atau PR, 4) siswa merasa sudah puas dan paham tentang materi yang diajarkan namun ketika diajukan pertanyaan siswa terlihat kebingungan, 5) siswa kurang berminat dalam memecahkan soal matematika yang bersifat menantang, 6) beberapa siswa terlihat masih mengobrol dengan temannya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, 7) masih ada siswa yang datang terlambat, dan 8) beberapa siswa masih terlihat bermain-main di luar kelas ketika guru telah memasuki ruang kelas. Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika di sekolah tersebut, maka perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan pertimbangan salah satu ciri masa anak usia SD/MI adalah senang bergaul dan bekerja dalam kelompok sebayanya, maka untuk memenuhi tugas perkembangan anak pada usia tersebut digunakanlah kegiatan belajar yang salah satunya adalah melalui pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Apalagi pembelajaran kelompok sangat baik untuk pendidikan di Indonesia yang merupakan negara majemuk untuk segala aspeknya dan sejalan dengan ajaran Islam, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
(٢ من اآلية: )المائدة... َوتَ َع َاونُواْ َعلَى ال ِّْبر َوالتَّ ْق َوى َوالَ تَ َع َاونُواْ َعلَى ا ِإلثْ ِم َوالْعُ ْد َو ِان “Dan tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kejahatan” (QS. Al-Maaidah: 2)
6
Berdasarkan dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi, jalan Daan Mogot KM. 14, Cengkareng-Jakarta Barat. Adapun judul penelitian ini yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Siswa kurang mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh guru. 2. Keterlibatan siswa dalam belajar masih kurang sehingga menyebabkan rendahnya hasrat dan minat siswa dalam belajar. 3. Kurangnya interaksi belajar siswa sesama teman sebayanya, bergaul bersama, dan bekerja bersama teman sebayanya. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pada aspek motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
7
C. Pembatasan Fokus Penelitian Dari identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada motivasi belajar siswa. 1. Motivasi belajar. Motivasi yang dimaksud dalam kegiatan belajar adalah adanya dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya, meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. 2. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Salah satu ciri perkembangan masa anak usia SD/MI adalah senang bergaul dan bekerja dalam kelompok sebayanya, maka untuk memenuhi tugas perkembangan anak pada usia tersebut digunakan kegiatan belajar yang salah satunya adalah melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman sebayanya.
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika? 2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika?
8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Manfaat dari hasil penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis: 1) Manfaat Teoritis Untuk menambah khazanah hasil penelitian tentang upaya peningkatan motivasi
belajar
matematika
siswa
dengan
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan membuka kemungkinan dilakukan penelitian tindakan lebih lanjut tentang permasalahan sejenis. 2) Manfaat Praktis a) Bagi guru, dapat mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. b) Bagi siswa, menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, berani dalam mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman dalam belajarnya. c) Bagi sekolah, dapat mengadakan perbaikan pembelajaran dan peningkatan
mutu
pendidikan,
khususnya
mata
pelajaran
Matematika. d) Bagi peneliti, mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa, sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pengembangan mata kuliah Strategi Pembelajaran.
BAB II DESKRIPSI TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Deskripsi Teoretik 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberikan petunjuk kepada guru di kelas. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kelas untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah pembelajaran kooperatif.
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan pembelajaran yang dapat mengembangkan interaksi antarsiswa untuk menghindari
ketersinggungan
dan
kesalahpahaman
yang
dapat
menimbulkan permusuhan. Menurut Slavin, pembelajaran konstruktivis dalam pengajaran menerapkan metode pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan menjadi lebih mudah untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut secara bersama-sama.1 Lebih lanjut Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yang bersifat heterogen, yaitu antara 4-6 orang degan latar belakang
1
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 35-36.
9
10
kemampuan akademik berbeda yang harus saling membantu anggota tim untuk mencapai tujuan pembelajaran, jenis kelamin, dan ras yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok2
Riyanto menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill), dan termasuk interpersonal skill.3
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif
adalah
model
yang
digunakan
untuk
mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama untuk
mengatasi
permasalahan
yang
ditemukan
guru
dalam
mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik sekaligus keterampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai ketuntasan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar, serta dapat meningkatkan kepekaan sosial dan empati di antara siswa.
b. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Ada yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari prinsip dan cirinya. Unsur yang mendasari pembelajaran kooperatif sebagaimana yang dijelaskan oleh Riyanto yaitu:4 2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 244-245. 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: PT. Kencana, 2009), h. 271. 4 Ibid., h. 270.
11
1) Positive independence, artinya adanya saling ketergantungan positif yaitu anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam pencampaian tujuan. 2) Face to face interaction, artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan. 3) Individual accountability, artinya setiap anggota kelompok harus belajar
dan aktif memberikan kontribusi untuk
mencapai
keberhasilan kelompok. 4) Use of collaborative/social skill, artinya harus menggunakan keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru. 5) Group processing, artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.
Jadi, dalam menggunakan pembelajaran kooperatif harus menerapkan lima prinsip tersebut agar mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Kelompok dibentuk secara heterogen dengan komposisi siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta pria dan wanita berdasarkan etnik dan ras yang berbeda. 2) Siswa dalam kelompok sehidup semati. 3) Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama. 4) Membagi tugas dan tanggung jawab yang sama. 5) Akan dievaluasi untuk semua. 6) Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama. 7) Diminta ditangani.
mempertanggungjawabkan
individual
materi
yang
12
c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif banyak sekali model-model pembelajaran yang diperkenalkan, antara tipe pembelajaran yang satu dengan yang lainnya memiliki masing-masing perbedaan, baik pada keunggulan,
cara
pembelajaran,
maupun
kekurangannya.
Tipe
pembelajaran kooperatif yang sudah diterapkan di antaranya yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, dan Penelitian Kelompok (Group Investigation);5 1) STAD (Student Teams Achievement Division) Dalam STAD siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan beranggotakan 4-5 siswa, dalam kelompok tersebut harus berbagai macam siswa, seperti tingkatan dalam prestasi, jenis kelamin, rasa atau suku dan agama. Selanjutnya guru memberikan materi kepada tiap kelompok, setiap siswa dalam kelompok tersebut harus mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri. Dalam penilaiannya guru memeberikan skor kepada masing- masing siswa sesuai kesepakatan bersama. 2) TAI (Team Accelerated Instruction) TAI atau pembelajaran individual dibantu tim pada dasamya hampir sama dengan STAD, dalam penggunaan tim belajar empat anggota berkemampuan campur dan penghargaan untuk tim berkinerja tinggi, bedanya bila STAD menggunakan satu langkah pengajaran di kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individu. 3) TGT (Teams Games Tournament) TGT atau pengembangan
pertandingan-pertandingan tim
dari
STAD.
Setelah
siswa
merupakan
belajar
dalam
kelompoknya, masing-masing anggota kelompok akan mengadakan 5
Slavin, op. cit., h. 11-16.
13
lomba dengan anggota kelompok lain, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Penilaian kelompok didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masing masing anggota kelompok. 4) Jigsaw Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi dalam kelompokkelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda tingkat kemampuan, ras, atau jenis kelaminnya. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama, Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap ini setiap siswa diperbolehkan bertanya, mengungkapkan pendapat, berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Pada akhir kegiatan setiap anggota mengerjakan tes untuk semua sub topik dan topik yang dipelajari. Skor hasil tes tiap kelompok dihitung dan diumumkan secara terbuka. 5) GI (Group Investigation) Group Investigation adalah strategi pembelajaran yang dirancang agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan meneliti. Di dalam teknik ini siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan
inkuiri
kooperatif,
diskusi
kelompok,
dan
perencanaan serta proyek kooperatif. Tiap kelompok diberi tanggung jawab untuk memilih topik yang diminati, membagi tugas-tugas menjadi sub-sub topiknya tersebut. Mereka juga mengintegrasikan materi sub-sub topiknya untuk menyusun laporan kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan kesemua anggota kelompok.
14
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam menjalankannya harus sistematis dan saling terkait. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.1: Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif6 Fase
Tingkah laku guru
Fase-1
Guru menyampaikan tujuan pelajaran
Menyampaikan tujuan
yang akan dicapai pada pelajaran dan
dan memotivasi siswa
menekankan
pentingnya
materi
ajar
tersebut serta memotivasi siswa belajar. Fase-2
Guru menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan informasi
melalui demonstrasi atau bahan bacaan.
Fase-3
Guru menjelaskan kepada siswa tata cara
Mengorganisasikan
membentuk kelompok-kelompok belajar
siswa ke dalam
dan membimbing setiap kelompok agar
kelompok kooperatif
melakukan transisi secara efesien.
Fase-4
Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan bekerja dan belajar
tugas belajar mereka.
Fase-5
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi
materi yang telah dipelajari atau masingmasing
kelompok
mempresentasikan
hasil kerjanya.
6
Fase-6
Guru memberikan penghargaan terhadap
Memberikan
hasil belajar siswa baik secara individu
penghargaan
maupun kelompok.
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 2, Cet. Ke-V, h. 211.
15
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD a. Pengertian STAD Model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawannya di Universitas John Hopkin. Model STAD (Student Teams Achievement Divisions) ini merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti dan juga sangat mudah diadaptasi.7
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan suatu pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhimya, seluruh siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dengan catatan pada saat kuis berlangsung mereka tidak boleh saling membantu. Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.8 Jika siswa menginginkan timnya memperoleh hadiah, mereka harus saling membantu teman sekelompoknya dalam memahami pelajaran. Mereka harus saling mendorong dan memotivasi teman sekelompoknya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa belajar itu sangat penting, berharga, dan menyenangkan.
7 8
Ibid., h. 213. Ibid., h. 214.
16
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam menerapkan model pembelajaran tipe STAD ini guru harus memperhatikan gambaran secara baik tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar tujuan yang dinginkan dapat tercapai. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:9 1) Penyampaian tujuan dan motivasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. 2) Pembagian kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas
(keragaman)
kelas
dalam
prestasi
akademik,
gender/jenis kelamin, dan rasa atau etnik. 3) Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan pula tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. 4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga
semua
anggota
menguasai
dan
masing-masing
memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 9
Ibid., h. 215-217.
17
5) Kuis (evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. 6) Penghargaan prestasi tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0–100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a) Menghitung skor individu Menurut Slavin, untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 2.2: Penghitungan Perkembangan Skor Individu Nilai Tes
Skor
Lebih dari 10 Poin dibawah skor awal
0 Poin
10-1 poin di bawah skor awal
10 Poin
Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal
20 Poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal
30 Poin
b) Menghitung skor kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua perkembangan indvidu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana pada tabel berikut:
18
Tabel 2.3:Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok Rata-Rata Skor
Kualifikasi
0N6
Tim yang Sangat Kurang Baik
7 N 12
Tim yang Kurang Baik
13 N 18
Tim yang Cukup Baik
19 N 24
Tim yang Baik
25 N 30
Tim yang Sangat Baik
c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Keunggulan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:10 1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan saling membantu sesama siswa yang lain. 2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. 3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. 4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. 5) Meningkatkan kecakapan individu. 6) Meningkatkan kecakapan kelompok. 7) Meningkatkan komitmen. 8) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya. 9) Tidak bersifat kompetitif, dan 10) Tidak memiliki rasa dendam.
10
Sanjaya, op. cit., h. 249-251.
19
Sedangkan kekurangan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami dan melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila dikelompokkan dengan temannya yang lebih pandai meskipun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. 3) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, dan 4) Penghargaan terhadap kelompok berdasarkan skor peningkatan individu yang diperoleh masing-masing kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.
3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.11 Menurut Mc. Donald, “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald, bahwa motivasi juga mengandung tiga elemen penting, yaitu:12
11
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 73. 12 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 106.
20
1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. 2) Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. 3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu.
Menurut Sartain, dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior, mengemukakan bahwa “…pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu”.13
Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Seperti proses yang digambarkan menurut Irwanto, dkk. sebagai berikut: TUJUAN
PERILAKU
KEBUTUHAN
TEGANG
Gambar 2.1: Proses Motivasi Dasar14
13 14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 65. Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011), h. 79.
21
Dari beberapa pengertian tentang motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan cara meningkatkan kemampuannya.
b. Fungsi Motivasi Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pada diri seseorang, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Sehubungan hal tersebut Sardiman menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, antara lain:15 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikin motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: (1) Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan; (2) Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai; (3) Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.16
15
Sardiman, op. cit., h. 85. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet. VII, h. 9. 16
22
Selanjutnya, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar merupakan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan pada diri seseorang dengan tujuan agar seseorang yang belajar dapat melahirkan prestasi yang lebih baik. Dengan hal tersebut seseorang akan melakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh karena adanya motivasi yang baik.
c. Macam-Macam Motivasi Macam
atau
jenis
motivasi
dapat
ditinjau
dari;
Dasar
Pembentukkannya, menurut pendapat Frandsen, menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis, motivasi Jasmaniah dan Rohaniah, motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik, sebagaimana dikutip dalam buku Sardiman sebagai berikut:17 1) Motivasi dilihat dari Dasar Pembentukkannya terdiri dari: a) Motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir dan tanpa dipelajari. Misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dan sebagainya. b) Motif yang dipelajari, adalah dorongan yang timbul karena dipelajari. Misalkan: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam
17
Iska, op. cit., h. 77-79.
23
lingkungan sosial dengan sesama manusia lain sehingga motivasi itu terbentuk.
2) Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis terdiri dari: a) Motif atau kebutuhan orgamis, misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, dan kebutuhan untuk beristirahat. b) Motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan
untuk
menyelamatkan
diri,
dorongan
untuk
membalas, untuk berusaha. Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar. c) Motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan untuk menaruh minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi jasmaniah adalah seperti, refleksi, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik a) Motivasi instrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, seseorang yang senang membaca, tidak disuruh atau didorong oleh orang lain. b) Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya, seseorang berperilaku menolong jika dipuji oleh orang lain.
24
d. Jenis-Jenis Motivasi Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni:18 1) Pendekatan Kebutuhan Abaraham H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia.
Kebutuhan
manusia
sifatnya
bertingkat-tingkat.
Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika tingkat
kebutuhan
sebelumnya
telah
mendapat
pemuasan.
Kebutuhan-kebutuhan itu ialah: a) Kebutuhan fisiologi, yakni kebutuhan primer yang harus dipuaskan lebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan tempat berlindung. b) Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang atau benda. c) Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan berpartisipasi. d) Kebutuhan
berprestasi,
yakni
kebutuhan
yang
erat
hubungannya dengan status seseorang.
2) Pendekatan Fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep motivasi, yakni: a) Penggerak, yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing, bagaikan mesin tetapi tidak mengemudikan kegiatan. b) Harapan, keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. c) Insentif, objek tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk konkrit atau simbolik. 18
Hamalik, op. cit., h. 109-112.
25
3) Pendekatan Deskriptif Masalah motivasi ditinjau dari pengertian-pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat diamati dan hubungan-hubungan pelajaran.
e. Motivasi Belajar Motivasi
dan
belajar
merupakan
dua
hal
yang
saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Uno, berdasarkan sumbernya motivasi juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu ”motivasi intrinsik timbulnya tidak dari luar karena karena memang ada dalam diri individu tersebut, dan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.”19 Di mana untuk proses belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lama. Untuk motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Dengan jalan memberi penguatan-penguatan maka motivasi yang mulanya bersifat ekstrinsik diharapkan akan berubah menjadi motivasi intrinsik.
19
Uno, op. cit., h. 4.
26
Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik: a) Pendidik memerlukan anak didiknya sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun keyakinannya. b) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya. c) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik secara pribadi maupun akademis. d) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. e) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.
Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat di klasifikasikan sebagai berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) Adanya penghargaan dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 20
f. Tujuan Motivasi Belajar Secara umum, dapat dikatakan bahwa “tujuan motivasi adalah menggerakkan atau mengunggah seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu”. Bagi seorang guru, “tujuan motivasi 20
Ibid., h. 23.
27
adalah untuk mennggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang digarapkan dalam kurikulum sekolah”.21 Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
g. Ciri-Ciri Orang Memiliki Motivasi Menurut Sardiman, motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:22 1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa). Tidak memerlukan dorongan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
21 22
Iska, op. cit., h.76. Sardiman, op. cit., h. 83.
28
Motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: a) Minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran; b) Semangat belajar siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajar; c) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar; d) Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan oleh guru; e) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri, di antaranya siswa tekun menghadapi tugas, siswa ulet menghadapi kesulitan belajar, siswa senang terhadap mata pelajaran, siswa memperhatikan saat guru menerangkan
materi
pelajaran,
siswa
rajin
mengikuti
proses
pembelajaran, siswa tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, siswa memiliki keinginan berhasil yang tinggi, siswa berani mempertahankan pendapat selagi merasa benar dan yakin, siswa tidak mudah menyerah mengerjakan soal-soal latihan yang dianggap sulit, siswa percaya diri bertanya tentang materi yang belum dikuasai. Apabila terdapat ciri-ciri tersebut pada diri pribadi siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa telah memiliki motivasi belajar tinggi.
h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Agar motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat, guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya :23 1) Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah lakunya untuk tujuan belajar yang hendak dicapainya. 2) Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang siswa berbuat kearah tujuan yang jelas dan bermakna akan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
23
Hamalik, op. cit., h. 113.
29
3) Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasi yang timbul cenderung ke arah ekstrinsik. 4) Suasana kelas. Kelas dengan suasana kebebasan yang bertanggung jawab akan lebih merangsang munculnya motivasi dibandingkan dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.
Berdasarkan uraian tersebut hendaknya guru memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya ditentukan oleh unsur motivasi belajar.
i. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.24 Motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Jika seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan motivasi siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan, mengingat pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Menciptakan kondisi24
Uno, op. cit., h. 27.
30
kondisi tertentu dapat meningkatkan motivasi belajar. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut:25 1) Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama untuk mencapai nilai yang baik. Biasanya siswa mengejar nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka atau nilai yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. 2) Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. 3) Persaingan atau kompetisi Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4) Keterlibatan diri Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas-tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
25
Iska, op. cit., h. 82.
31
5) Memberi ulangan Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. 6) Mengetahui hasil Dengan mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat. 7) Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan merupakan motivasi yang baik. Supaya pujian merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar. 8) Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat bisa menjadi alat motivasi. 9) Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu tanpa maksud. Pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik. Cara menumbuhkan hasrat untuk belajar adalah guru memberi tugas, sehingga ada maksud untuk siswa mau belajar dan guru memberikan informasi kepada siswa bahwa belajar dapat memberikan ilmu dan pengetahuan. 10) Minat Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi. Minat dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:
32
a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d) Menggunakan berbagai macam metode mengajar 11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diterima oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, seorang guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmu saja, tetapi juga memperhatikan siswanya apakah dia dapat menerima pembelajaran dengan baik atau tidak. Guru harus mengetahui bagaimana cara membangkitkan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di sekolah. Pada penelitian tindakan ini, pengukuran motivasi belajar matematika siswa tercapai dengan dilakukannya pemberian angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Pembelajaran Matematika di SD/MI a. Pengertian Matematika Secara umum, istilah Matematika sudah tak asing lagi bagi sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep Matematika. Paling, mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia;
33
suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebutdapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban
atas
tiap
masalah
yang
dihadapinya,
manusia
akan
menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran, (3) kemampuan untuk menghitung, dan (4) kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.26
Selanjutnya Uno dan Masri, menjelaskan bahwa matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.27 Dari penjelasan tersebut berarti matematika jika dipelajari menjadi lebih terfokus sesuai dengan bagian-bagian yang sesuai dengan tema materinya.
b. Pembelajaran Matematika di SD/MI Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD/MI. Seorang guru SD/MI yang akan mengajarkan matematika kepada peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek materi yang
akan
diajarkannya.
Guru
hendaknya
dapat
menyajikan
pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai dengan pola pikir peserta didik, sehingga pelajaran matematika di SD/MI dapat disesuaikan dengan perkembangan anak usia SD/MI. 26
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-I, h. 252. 27 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet. Ke-II, h. 109.
34
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkrit. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkrit. Peserta didik yang berada pada tahap operasional konkrit belum dapat berpikir formal, sehingga perlu disesuaikan dalam pembelajaran matematika di SD/MI yang memiliki karakteristik yang khusus. Di antara ciri-ciri pembelajaran matematika di SD/MI adalah: 1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. 2) Pembelajaran matematika bertahap. 3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif. 4) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna.
Banyak cara yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika di SD/MI. Di samping itu, guru dalam mengajarkan matematika juga harus memahami bahwa kemampuan peserta didik berbeda-beda, tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika, sehingga guru juga harus dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar matematika.
Untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika peserta didik, Suwangsih dan Tiurlina mengungkapkan beberapa hal yang harus dilakukan guru yaitu: a) Menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan dengan dunia anak. b) Pembelajaran dapat dilakukan dari yang mudah ke yang sulit atau dari konkrit ke abstrak. c) Penggunaan alat-alat peraga. d) Pembelajaran hendaknya membangkitkan aktifitas anak. e) Semua kegiatan belajar harus kontras.
35
Semua hal tersebut harus dijalankan secara bersama dan maksimal agar peserta didik senang dan menikmati dalam belajar matematika. Belajar tidak hanya fokus pada hasil belajar semata, akan tetapi prosesnya pun perlu diperhatikan agar tahap perkembangan peserta didik juga mendapatkan perhatian.
Salah satu tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebayanya dan bekerja dalam kelompok.28 Dalam upaya mencapai tugas perkembangan itu guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja
dengan
teman
sebaya
sehingga
kepribadian
sosialnya
berkembang. Oleh karena itu, mengajarkan matematika di SD/MI juga harus memperhatikan perkembangan peserta didik baik itu kognitif, sosial, emosi, bahasa, dan yang lainnya.
Jadi, pembelajaran matematika di SD/MI adalah pembelajaran yang di dalamnya mengaktifkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik dalam belajar materi matematika baik itu aritmatika, geometri, dan yang lainya yang telah mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan anak usia SD/MI.
28
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. Ke-I, h. 170.
36
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Agung Muzaky Khoir, mahasiswa jurusan Pendidikan IPS dalam skripsinya yang berjudul: “Perbedaan Hasil Belajar melalui Metode Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Teams Game Tournament (TGT) pada Pelajaran Sejarah”. Adapun hasil penelitiannya adalah bahwa dengan metode STAD lebih baik digunakan pada mata pelajaran sejarah dibandingkan dengan metode TGT. Penelitian yang dilakukan Perdy Karuru dengan judul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”. Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, (2) Guru mampu melatih keterampilan proses dengan baik, (3) Mengubah pembelajaran dari teacher centerd menjadi student centered, (4) Hasil pembelajaran yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Tisnawati dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model Cooperative Learning tipe STAD lebih besar dari pada nilai sebelumnya.
37
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar dalam rangka memahami materi dengan metode pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami materi. Pembelajaran matematika adalah ilmu pasti, dalam arti bahwa matematika merupakan perhitungan yang memberi hasil yang pasti dan tunggal. Motivasi belajar merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan setelah mengikuti proses latihan secara
terus
menerus
secara
maksimal
dengan
cara
meningkatkan
kemampuannya. Pembelajaran dan motivasi belajar memiliki korelasi yang sangat erat. Di mana model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa yang secara otomatis mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, mengingat STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dengan melibatkan kompetisi antar kelompok dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam rangka mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika.
D. Hipotesis Penelitian Tindakan Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) diduga dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa khususnya pada materi pokok pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi yang berlokasi di jalan Daan Mogot KM. 14, Cengkareng-Jakarta Barat. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Dalam skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan penulis adalah Classroom Action Research (CAR) yang sering disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini lebih menekankan kepada proses atau tindakan penelitian, oleh karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat dilihat dari proses tindakan penelitian. Peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi pendukung sebuah proses agar dapat berjalan dengan lancar sehingga penelitian dapat dikatakan berhasil. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.1 Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama menggunakan sub konsep menentukan besar sudut dengan satuan baku dan satuan derajat serta hubungan antar satuan waktu, panjang, dan berat, sedangkan pada siklus kedua menggunakan sub konsep penyelesaian masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat. Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari ketiga kata “penelitian + tindakan + kelas”2 dengan paparan sebagai berikut:
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 3. 2 Ibid., h. 2-3.
38
39
1. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu obyek yang diteliti dengan menggunakan cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memdapatkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat penting bagi peneliti. 2. Tindakan adalah sesuatu proses kegiatan yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan tertentu, yang kegiatan penelitiannya berupa rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas adalah sekumpulan siswa yang dalam waktu dan tempat yang sama menerima pelajaran dari seorang guru yang sama pula.
Berdasarkan pemahaman dari gabungan kata-kata di atas dapat diartikan bahwa PTK adalah suatu upaya untuk mengamati proses kegiatan belajar sekumpulan siswa dengan menggunakan metodologi penelitian tertentu dan diberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Adapun
tahapan
dalam
penelitian
tindakan
adalah
perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan kerangka dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian ini meliputi: 1) Perencanaan Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (a) Mengidentifikasi masalah tentang motivasi belajar matematika siswa. (b) Melakukan wawancara terhadap guru kelas yang mengajar matematika. (c) Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil wawancara kemudian disimpulkan. (d) Merencanakan tindakan berdasarkan penyebabnya,
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
instrumen penelitian, pedoman observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa. 2) Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas yang mengajar matematika. Pelaku tindakan adalah peneliti, sedangkan observer adalah guru kelas IV yang sekaligus mengajar pelajaran
40
matematika. Pada tahap ini digunakan rancangan strategi dan RPP yang sudah disusun pada tahap perencanaan. 3) Pengamatan dan analisis Pada tahap ini peneliti dan guru observer melakukan pengamatan terhadap proses tindakan kelas, situasi kelas, aktifitas mengajar guru, dan aktifitas belajar siswa di kelas dengan menggunakan pedoman observasi yang telah direncanakan. Selain itu peneliti juga mencatat hal-hal yang penting dan diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data-data pada saat observasi dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh. 4) Refleksi Di tahap refleksi, data yang telah dianalisis dilakukan evaluasi dan refleksi dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya dan memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, jika diketahui pada siklus I indikator keberhasilan belum tercapai, maka akan dilanjutkan pada siklus II, hasil refleksi siklus I sebagai acuannya. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya, seperti digambarkan pada gambar berikut:
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
?
Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin
41
C. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi, Cengkareng-Jakarta Barat semester 1 tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 30 siswa dengan komposisi 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan (guru peneliti). Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti dibantu oleh kolaborator yaitu seorang wali kelas sekaligus pengajar mata pelajaran Matematika kelas IV yang bertindak sebagai observer (guru pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu siklus yang meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi, pendekatan, metode pengajaran yang tepat dengan perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dalam setiap siklus, peneliti dan kolaborator akan mengamati kegiatan siswa dalam setiap aktifitas pengajaran yang dilakukan dalam kelas, serta melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar siswa. Dalam sekali tindakan biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut harus berulang sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.
42
Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini: 1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu: a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Kegiatan Pendahuluan Observasi di sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan penelitian Pembuatan surat izin penelitian Pembuatan instrumen penelitian Menghubungi kepala sekolah dan wali kelas yang akan menjadi kolaborator Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas Menentukan kelas subjek yang akan dikenai tindakan Wawancara guru tentang motivasi belajar matematika siswa Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan dalam kelas Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas
2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) a) b) c)
a)
b)
a)
b)
Tahap Perencanaan Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Menyusun lembar kerja siswa (LKS) Menyiapkan media pembelajaran Membuat lembar observasi aktifitas mengajar guru Membuat lembar observasi aktifitas belajar siswa Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran Tahap Pelaksanaan Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode STAD Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran di dalam kelas Tahap Pengamatan Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator (guru kelas) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar siswa di kelas Tahap Refleksi Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan atau merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I
43
3. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: Tahap Perencanaan a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan metode kooperatif tipe STAD yang telah diperbaiki berdasarkan pada siklus I b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) c) Menyiapkan media pembelajaran d) Membuat lembar observasi aktifitas mengajar guru e) Membuat lembar observasi aktifitas belajar siswa Tahap Pelaksanaan a) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran b) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode STAD c) Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran di dalam kelas Tahap Pengamatan a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator (guru kelas) b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar matematika siswa di kelas Tahap Refleksi a) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut b) Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti dan guru membuat kesimpulan dari hasil penelitian
Tabel 3.1: Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
44
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Penelitian tindakan ini dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa motivasi belajar matematika siswa akan meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran matematika pada konsep pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah. Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan berdasarkan: 1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru pada akhir siklus menunjukkan kriteria “Baik” dengan skor 75% - 84% atau lebih. 2. Hasil pengukuran motivasi belajar matematika melalui angket motivasi pada akhir siklus menunjukkan rata-rata nilai 80% - 100%. 3. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa sebagian siswa memiliki motivasi belajar yang baik dalam belajar matematika.
G. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif, diperoleh dari hasil observasi catatan lapangan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran. 2. Data kuantitatif, diperoleh dari hasil rata-rata observasi aktifitas belajar siswa dan angket motivasi belajar matematika siswa pada setiap akhir siklus. Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV, dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen
penelitian digunakan
untuk
mengumpulkan
data
agar
pengamatan lebih tepat dan hasilnya lebih baik sehingga mudah untuk diolah. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai motivasi
45
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi adalah sebagai berikut: 1. Lembar observasi Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat proses pembelajaran guru dan melihat aktifitas belajar siswa sehingga dapat diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Observasi proses pembelajaran guru dilihat dari setiap tahap pembelajaran yaitu menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
membentuk
kelompok
belajar,
memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok, memberikan kuis, penghargaan kelompok, menyimpulkan materi, serta mengarahkan siswa untuk bertanya jawab. Sedangkan observasi aktifitas belajar siswa dilihat dari proses pembelajaran yang meliputi siswa memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan
LKS,
siswa
terlibat
dalam
diskusi
kelompok,
siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa bertanya jawab dan mencari informasi terkait materi atau tugas. 2. Catatan lapangan Catatan lapangan dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator, digunakan untuk mencatat semua kejadian yang tidak sempat terangkum dalam lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk kejadian ini berupa aktifitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Pedoman wawancara Wawancara diajukan kepada guru mata pelajaran matematika pada kegiatan pra penelitian untuk mengetahui metode belajar yang digunakan guru dalam mengajar matematika, keaktifan belajar siswa, dan motivasi belajar matematika siswa. Wawancara juga dilakukan kepada siswa sebelum dilaksanakannya penelitian dan sesudah akhir setiap siklus. 4. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan aktifitas belajar siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung.
46
5. Angket atau kuesioner Angket yang digunakan terdiri dari 25 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 30 orang siswa. Angket ini dibagikan pada setiap akhir pembelajaran siklus selesai.
Menurut Sardiman, motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut :3 1. Minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran. 2. Semangat belajar siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajar. 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. 4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. 5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Tabel 3.2: Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika Dimensi 1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran 2. Semangat siswa untuk melaksanakan tugastugas belajar 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugastugas belajar 4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru 5. Rasa senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan
Elemen a. b. c. a. b.
Senang belajar matematika. Memperhatikan guru mengajar Rajin membaca buku Tekun menghadapi tugas Ulet dalam menghadapi kesulitan a. Tidak membuang waktu b. Tidak bergantung pada orang lain a. Bertanya serta menjawab pertanyaan b. Berusaha unggul a. Senang mencari serta memecahkan masalah Jumlah
3
Nomor Pernyataan Jumlah Positif Negatif 1 9 2 12 23 2 7, 15, 20 11, 17 5 25 6 2 16
2
2
21
8
2
13, 22
14
3
3, 18
10
3
4
24
2
5
19
2 25
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 83.
47
I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik pengolahan data Untuk mengelola data dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pernyataan atau angket yang diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pernyataan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. b) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Setiap pernyataan dalam angket terdapat 4 butir jawaban yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-rata sebagai berikut: Tabel 3.3: Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa Alternatif Jawaban
Nilai Pernyataan Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
c) Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.
2. Teknik analisis data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian
48
dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan: P
= Persentase
F
= Frekuensi/jumlah yang mengisi
N
= Jumlah responden
Untuk menentukan persentase, digunakan rumus perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi. b) Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. c) Menentukan kategorinya yaitu dengan menggunakan rumus: P= Keterangan: P
= Presentasi
NS
= Nilai Skor
NH
= Nilai Harapan
Kemudian penulis menentukan kategori penilaian angket motivasi belajar tersebut, di antaranya: Tabel 3.4: Kategori Nilai Angket Motivasi Belajar Posisi
Persentase
Kategori
I
80 % – 100%
Tinggi
II
50 % – 79%
Sedang
III
< 50%
Rendah
49
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk
memperoleh data yang valid, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa teknik yaitu: 1. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari narasumber yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi tersebut
sifatnya
tetap
atau
berubah
sehingga
dapat
dipastikan
ketepatannya dan dapat diperiksa kebenarannya. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Menggali dari data sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi data yang dikumpulkan.4 2. Memeriksa
kembali
data-data
yang
terkumpul,
baik
mengenai
kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya. 3. Mengulang pengolahan data dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilaksanakan dan diketahui hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria ketercapaian yaitu peningkatan motivasi belajar matematika siswa, maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
4
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. 1, h. 108.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi, Cengkareng-Jakarta Barat. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan kegiatan pra penelitian dengan melakukan observasi langsung ke sekolah tempat meneliti. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pra penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai pengajar mata pelajaran matematika, melakukan pengamatan aktifitas belajar mengajar di kelas, dan mendiskusikan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar matematika di kelas adalah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Guru merasa kesulitan untuk menggunakan metode lain dikarenakan kebanyakan siswa hanya bercanda dan mengobrol dengan temannya. Selain itu siswa juga sulit jika diminta guru untuk mengerjakan soal di papan tulis. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai pengajar mata pelajaran matematika, ditentukan kelas IV sebagai kelas yang cocok untuk dilakukan penelitian tindakan kelas, terkait dengan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika yang dianggap masih rendah.
50
51
2. Penelitian Siklus I a) Perencanaan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3) Membuat Lembar Kerja Siswa. 4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. Instrumen yang digunakan meliputi angket motivasi belajar matematika siswa pada setiap akhir siklus I dan II, dan menyusun lembar observasi aktifitas mengjar guru dan aktifitas belajar siswa yang digunakan pada setiap proses pembelajaran.
b) Pelaksanaan Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 4 pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: 1) Pertemuan ke-1 (a) Pendahuluan Pada pertemuan pertama, semua siswa sudah duduk dengan tertib, namun posisi tempat duduk belum disiapkan membentuk kelompok. Kemudian guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa. Dalam penentuan anggota kelompok dilakukan secara heterogen pada masing-masing kelompok berdasarkan jenis kelamin dan nilai hasil ulangan siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan serta menjelaskan tahaptahap
pembelajaran
menyampaikan
yang
kepada
akan
siswa
dilakukan
bahwa
siswa.
Guru
pembelajaran
akan
52
dilaksanakan dengan diskusi kelompok dan presentasi kelas, dan juga akan diberikan kuis pada akhir pembelajaran serta pemberian penghargaan kepada kelompok-kelompok yang berprestasi. Guru kelas berperan sebagai observer yang bertugas mengamati aktifitas mengajar guru dan memasukkannya ke dalam lembar observasi aktifitas guru. (b) Kegiatan Inti (i) Kerja Kelompok Sebelum
menyampaikan
materi
pelajaran,
guru
menegaskan kepada siswa agar tertib selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung dan tertib saat berdiskusi kelompok. Lalu dilanjutkan dengan memotivasi siswa dengan menyuarakan yel-yel yang dibimbing oleh guru. Materi pelajaran yang disampaikan pada pertemuan ini adalah menentukan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku dari bangun datar dan bangun sekitar, mengukur besar sudut, dan membandingkan besar dua sudut. Sebelum siswa melakukan
diskusi
kelompok,
guru
terlebih
dahulu
menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menjelaskan secara garis besar isi dari materi yang akan dicapai siswa di papan tulis. Kemudian guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi dengan kelompoknya masingmasing. Pada pertemuan pertama ini masih banyak siswa yang terlihat kebingungan dalam mengerjakan LKS. Ada beberapa kelompok yang terlihat kurang kompak dengan anggotanya masing-masing dalam mengerjakan LKS. Bahkan ada kelompok yang mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri, ketika guru mendekati kelompok tersebut mereka hanya saling menyalahkan teman sekelompoknya yang tidak mau bekerja
53
sama. Ada juga dalam satu kelompok yang mengerjakan LKS hanya dua orang, yang lain hanya diam, bercanda, dan mengobrol dengan temannya. (ii) Presentasi Kelas Setelah waktu yang diberikan untuk mengerjakan LKS selesai, guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis. Pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa yang
terpilih
untuk
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya masih malu dan enggan untuk maju ke depan kelas. Kondisi kelas menjadi kurang kondusif karena ada beberapa siswa yang bercanda dan tidak memperhatikan temannya yang sedang presentasi, justru malah mengolok temannya. Kemudian dari hasil kerja semua kelompok dibahas secara bersama oleh guru dan siswa, siswa yang lainnya boleh menanggapi hasil kerja kelompok lain. (iii)Kuis 1 Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis. (iv) Perkembangan Skor Individu Pada
pertemuan
ini
belum
ditentukan
skor
perkembangan individu karena belum diketahui skor peningkatan belajar siswa. (v) Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang terbaik dalam bekerja sama mengerjakan tugasnya dan yang
jawabannya
paling
benar.
Kemudian
guru
menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari bersama siswa dengan melihat hasil kerja kelompoknya masing-
54
masing, dan ternyata masih banyak kelompok yang menjawab
soal
mengumumkan
dengan bahwa
asal-asalan,
kekompakan
sehingga dalam
guru
berdiskusi
kelompok masih kurang. (c) Kegiatan Akhir Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan latihan soal guna menentukan nilai skor individu. Karena terbatasnya waktu maka latihan soal yang belum selesai dilanjutkan sebagai pekerjaan rumah dan dikumpulkan kembali di pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar lebih rajin lagi belajarnya, dan mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan di pertemuan berikutnya yaitu mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin dan menentukan besar sudut satu putaran, sudut setengah putaran, dan sudut seperempat putaran dalam satuan derajat.
2) Pertemuan ke-2 (a) Pendahuluan Pada pertemuan kedua, sama halnya dengan pertemuan pertama, guru kelas berperan sebagai observer. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah tentang mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin dan menentukan besar sudut satu putaran, sudut setengah putaran, dan sudut seperempat putaran dalam satuan derajat. Sebelum guru memulai pelajaran, guru menanyakan tugas PR pada pertemuan sebelumnya untuk
dibahas bersama dan
hasilnya dikumpulkan ke guru. Selanjutnya guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan kemudian menjelaskannya di papan tulis. Pada saat guru menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang mengobrol dengan
55
teman sekelompoknya, kemudian guru menegurnya dengan memberi peringatan agar tidak mengganggu teman yang lainnya. (b) Kegiatan Inti (i) Kerja Kelompok Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan media berupa jam dinding berbentuk lingkaran dan membuat empat arah mata angin di papan tulis secara jelas, guna mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. Setelah menyampaikan materi, guru meminta agar semua siswa duduk dengan tertib di kelompoknya masing-masing tanpa membuat kegaduhan. kemudian guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi
bersama
kelompoknya.
Pada
saat
seluruh
kelompok mengerjakan tugasnya, guru berkeliling kelas mengamati masing-masing kelompok dan memberikan arahan bagi kelompok yang kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Pada pertemuan kali ini, sudah ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru terkait materi yang belum dipahaminya, meskipun kekompakan pada masingmasing kelompok masih kurang. (ii) Presentasi Kelas Kemudian pada saat presentasi dilaksanakan, siswa yang
terpilih
giliran
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya juga masih terlihat malu-malu dan enggan untuk maju ke depan kelas, hal ini diakibatkan karena temanteman yang lainnya mengolok dan merendahkannya. Dan pada saat presentasi kelas berlangsung, masih banyak siswa yang mengobrol dan tidak memperhatikan temannya yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
56
(iii)Kuis 2 Setelah kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas, masing-masing
siswa
diberikan
kuis
individu.
Guru
mengingatkan siswa agar tidak mengerjakan tugas dengan mencontek temannya, dan memberi hukuman jika ada yang berbuat curang dalam mengerjakan kuis maka tidak akan memperoleh nilai. (iv) Perkembangan Skor Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 1 dengan skor kuis 2. Tabel 4.1: Skor Perkembangan Individu 1 Kelompok
Poin Perkembangan 30
Rata-
Kriteria
Rata
0
10
20
I
2
2
1
8
Kurang
II
2
2
1
8
Kurang
III
1
2
2
12
Kurang
IV
1
3
1
10
Kurang
V
2
1
1
12
Kurang
VI
2
1
2
10
Kurang
1
(v) Penghargaan Kelompok Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan ulasan singkat terkait materi yang sudah diajarkan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik dalam mengerjakan tugasnya dan kompak dalam berdiskusi kelompok. Latihan soal diberikan kepada masing-masing siswa untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dalam menerima pelajaran.
57
(c) Kegiatan Akhir Kemudian guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar ditingkatkan lagi semangat belajarnya, serta mengingatkan siswa untuk mempelajari di rumah terlebih dahulu materi ajar yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
3) Pertemuan ke-3 (a) Pendahuluan Pada pertemuan ketiga, pada saat guru sudah memasuki kelas, terlihat ada beberapa siswa yang masih jalan-jalan di dalam kelas dan ada siswa yang tidak duduk pada tempat duduknya dalam kelompoknya masing-masing, dikarenakan ada siswa yang bertengkar dalam kelompok sebelum guru memasuki kelas. Setelah suasana kelas kondusif, barulah guru membuka pelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan mengabsen kehadiran siswa, ternyata ada satu orang siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Kegiatan belajar mengajar dilakukan sebagaimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru kelas berperan sebagai observer mengamati aktifitas mengajar guru dan mengamati perkembangan proses belajar mengajar. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa pada pertemuan kali ini, materi yang akan diajarkan adalah mempelajari tentang satuan panjang baku dan tidak baku serta perhitungan pada satuan ukuran panjang. (b) Kegiatan Inti Sebelum menjelaskan materi ajar, guru menanyakan tugas PR siswa lalu membahasnya sejenak dan mengumpulkan kepada guru. Selanjutnya guru menyampaikan materi ajar dengan alat
58
bantu berupa penggaris meteran dan membuat diagram tangga tingkatan satuan panjang di papan tulis. (i) Kerja Kelompok Pada pertemuan kali ini masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan materi terutama siswa yang duduk di bagian belakang. Setelah
menyampaikan
materi,
seperti
biasa
guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara bersama dan berdiskusi dalam kelompok. Guru menekankan kepada seluruh kelompok untuk saling menghargai pendapat teman sekelompoknya dan bekerja secara kompak dalam kelompok. Pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya, guru memantau kegiatan siswa dan membantu kelompok yang kesulitan. Pada pertemuan kali ini sudah terlihat ketertiban dari beberapa kelompok, dan dari beberapa kelompok sudah ada siswa yang memberanikan diri bertanya kepada guru mewakili kelompok diskusinya. Setelah waktu untuk berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas selesai, maka dilanjutkan dengan presentasi kelas oleh siswa yang lainnya dari kelompok yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. (ii) Presentasi Kelas Pada saat melakukan presentasi kelas, siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sudah tidak merasa malu dan ragu lagi, meskipun masih ada beberapa siswa dari kelompok lain yang mengoloknya. Saat presentasi berlangsung masih terlihat beberapa siswa tidak memperhatikan temannya yang sedang melakukan presentasi, kemudian guru menegurnya dan akan memberikan hukuman
59
bagi yang tidak memperhatikan presentasi hasil kerja temannya. (iii)Kuis 3 Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa. (iv) Perkembangan Skor Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 2 dengan skor kuis 3. Tabel 4.2: Skor Perkembangan Individu 2 Kelompok
Poin Perkembangan 30
Rata-
Kriteria
Rata
0
10
20
I
1
2
2
12
Kurang
II
2
1
2
10
Kurang
III
1
2
1
14
Cukup
IV
1
2
2
12
Kurang
V
1
1
3
14
Cukup
VI
1
2
2
12
Kurang
1
(v) Penghargaan Kelompok Setelah melakukan presentasi hasil kerja kelompok, guru mengumumkan hasil kerja kelompok yang terbaik dan kompak dalam berdiskusi, lalu memberikan penghargaan kepada kelompok tersebut. (c) Kegiatan Akhir Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan arahan dan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar lebih giat lagi agar memperoleh peringkat dan hasil belajar yang memuaskan bagi diri siswa sendiri dan orang tua masing-masing, serta mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan
60
disampaikan pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai satuan berat dan satuan ukuran kuantitas.
4) Pertemuan ke-4 (a) Pendahuluan Pada pertemuan kali ini materi yang akan diajarkan adalah mempelajari tentang satuan berat dan satuan ukuran kuantitas. Sebelum guru memasuki kelas, kondisi kelas sudah terlihat lebih rapi dan tertib dari pertemuan-pertemuan sebelumnya meskipun ada beberapa siswa yang masih berjalan kesana-kemari, beberapa kelompok terlihat sudah siap menerima dan mengikuti pelajaran yang akan disampaikan guru. Seperti biasanya, guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama disusul dengan ucapan salam dari siswa kepada guru dan sebaliknya. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi kehadiran siswa, pada pertemuan kali ini semua siswa dapat hadir mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebelum menyampaikan materi, guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa pada pertemuan kali ini. Guru memotivasi siswa dengan memberikan yel-yel agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti dan menerima pelajaran yang akan disampaikan. (b) Kegiatan Inti (i) Kerja Kelompok Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan mengaitkannya ke dalam kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk lebih merapat ke dalam kelompoknya lalu memberikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi kelompok. Guru membimbing setiap kelompok untuk bekerja sama, terutama yang kerja kelompoknya masih rendah agar
61
terdorong untuk saling membantu temannya dalam satu kelompok demi kemajuan kelompok. (ii) Presentasi Kelas Setelah waktu untuk diskusi kelompok selesai, masingmasing kelompok menunjukkan hasil kerja kelompoknya di papan tulis yang ditulis oleh perwakilan masing-masing kelompok yang dipilih secara acak oleh guru kemudian dibahas bersama oleh guru dan siswa. (iii)Kuis 4 Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa. (iv) Skor Perkembangan Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 3 dengan skor kuis 4. Tabel 4.3: Skor Perkembangan Individu 3 Kelompok
Poin Perkembangan 0
I
30
Rata-
Kriteria
Rata
10
20
3
2
14
Cukup
12
Kurang
II
1
2
2
III
1
1
2
1
16
Cukup
IV
3
1
1
16
Cukup
V
2
2
1
18
Cukup
VI
2
3
16
Cukup
(v) Penghargaan Kelompok Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling tepat jawabannya dan kompak dalam kerjasamanya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi tentang peyelesaian masalah perhitungan yang berkaitan dengan satuan panjang.
62
(c) Kegiatan Akhir Di akhir pelajaran sebelum menutup pelajaran guru menjelaskan secara singkat mengenai lembar angket motivasi belajar matematika siswa bahwa angket tersebut tidak akan mempengaruhi nilai rapor siswa, kemudian membagikannya kepada masing-masing siswa dan meminta siswa untuk menjawab lembar angket tersebut sesuai dengan kepribadian siswa. Peneliti dan guru kelas mengamati siswa saat menjawab lembar angket yang diberikan, memastikan tidak ada pertanyaanpertanyaan yang belum diisi oleh siswa, kemudian hasilnya dikumpulkan langsung pada akhir pertemuan ini pula kepada guru.
c) Observasi Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang mencatat seluruh kegiatan siswa berkaitan dengan aktifitas belajar matematika siswa dan hal-hal lainnya yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan ini dibuat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan lapangan tersebut mencatat semua kondisi siswa dan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan mengenai kondisi siswa sebagai berikut:
63
Tabel 4.4: Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I No. 1.
Tindakan Penyampaian materi ajar
Kondisi Siswa - Siswa
terlihat
kurang
perhatian
terhadap
penjelasan materi yang disampaikan, terutama bagi kelompok siswa yang posisi duduknya di belakang.
2.
Pembelajaran
- Belum terbiasa belajar berkelompok
berkelompok
- Masih ada beberapa siswa yang bercanda dan mengobrol
3.
Pengerjaan
- Tidak membaca perintah pada LKS
LKS
- Bingung cara mengerjakannya - Pengerjaan LKS tidak dilakukan secara bersama
4.
Diskusi atau
- Didominasi siswa yang lebih pandai
tanya jawab
- Beberapa siswa hanya mengandalkan temannya - Malu dalam berpendapat - Siswa yang pasif hanya mengikuti pendapat temannya yang lebih aktif - Masih ragu dalam menyampaikan jawaban
5.
Refleksi
- Pemahaman siswa terhadap materi masih terlihat kurang maksimal
Hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa melalui lembar observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut: 1) Lembar observasi aktifitas guru Pengamatan ini dilakukan oleh observer (guru kelas/mata pelajaran) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
64
Tabel 4.5: Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I No
Aspek yang Diamati
1
Pertemuan Ke-
(∑)
(%)
I
II
III
IV
2
3
3
3
11
68,75
3
3
3
3
12
75
3
3
3
4
13
81,25
3
3
2
3
11
68,75
3
3
3
3
12
75
2
2
3
3
10
62,5
3
3
3
3
12
75
Jumlah (∑)
19
20
20
22
Persentasi (%)
67,85
71,42
71,42
78,57
Menjelaskan tujuan pembelajaran
2
Membentuk kelompok belajar
3
Memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok
4
Memberikan kuis kepada siswa
5
Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar
6
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan
7
Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi
Rata-Rata
72,31 %
Keterangan
Cukup Baik
72,31 %
65
Berdasarkan tabel di atas terkait dengan kegiatan aktifitas mengajar guru, guru mengikuti setiap aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di dalam RPP. Sesuai dengan data yang diperoleh terjadi peningkatan hasil observasi aktifitas guru yang dilakukan selama siklus I dengan persentasi nilai 67,85 % - 78,57 %, sehingga dapat diketahui hasil rata-rata aktifitas mengajar guru pada siklus I adalah 72,31 % dengan keterangan “Cukup Baik”.
2) Lembar observasi aktifitas siswa Tabel 4.6: Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I No
Aspek yang Diamati
1
Memperhatikan
Pertemuan Ke-
(∑)
(%)
I
II
III
IV
3
3
3
3
12
75
penjelasan guru 2
Mengerjakan LKS
2
2
3
3
10
62,5
3
Berdiskusi kelompok
2
2
3
3
10
62,5
4
Mempresentasikan
2
2
3
3
10
62,5
2
3
2
3
10
62,5
3
3
3
3
12
75
hasil kerja kelompok 5
Memperhatikan pendapat temannya
6
Mengerjakan soal/kuis
7
Berani bertanya
2
2
3
2
9
56,25
8
Menjawab
2
3
3
3
11
68,75
Jumlah (∑)
18
20
23
23
Persentase (%)
56,25
62,5
71,87
71,87
pertanyaan guru
Rata-Rata
65,62 %
Keterangan
Kurang Baik
65,62 %
66
3) Wawancara Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran pada siklus I selesai. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika yang dipilih secara acak. Tabel 4.7: Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I No
Pertanyaan
1
Bagaimana menurut kamu mengenai pelajaran matematika? Apakah belajar matematika secara berkelompok menyenangkan? Apakah soal yang diberikan terlalu sulit? Apa kesan kalian setelah belajar matematika dengan cara berkelompok? Apakah dengan belajar berkelompok membuat kalian lebih aktif dan ingin terus belajar?
2
3
4
5
Tingkat Kemampuan Siswa Tinggi Sedang Rendah Menyenangkan Cukup sulit Susah dan seru dipahami
Iya, sangat menyenangkan
Iya, tentu
Iya, karena ramai-ramai
Tidak, soalnya mudah dipahami Ingin setiap hari belajar matematika berkelompok Ya, saya jadi bersemangat belajar karena bisa belajar bareng teman
Ada yang sulit dan ada yang mudah Ada teman yang tidak mau bantu belajar Iya, bisa belajar bareng teman-teman
Sangat sulit
Belajarnya bisa santai
Iya, jadi aku tidak diam saja
Dari hasil wawancara pada siklus I, diketahui beberapa siswa merespon biasa saja, hal tersebut menandakan bahwa motivasi siswa masih kurang dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
67
4) Angket/kuesioner Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berlangsung selama siklus I. Tabel 4.8: Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
SS 17 1 10 10 4 1 12 8 0 13 4 11 13 7 9 26 8 12 9 16 13 18 3 6 23
S 6 1 13 14 7 0 9 10 3 5 6 12 9 10 12 3 9 14 12 9 12 6 7 7 7
TS 7 14 5 2 13 19 6 7 21 4 15 7 5 8 5 1 7 3 4 3 4 5 12 14 0
STS 0 14 2 4 6 10 3 5 6 8 5 0 3 5 4 0 6 1 5 2 1 1 8 3 0
Kategori + + + + + + + + + + + + + +
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket siswa, maka ditentukan perhitungan rata-rata skor pada angket tersebut seperti dijelaskan dalam tabel berikut:
68
Tabel 4.9: Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus I No.
Dimensi Minat dan perhatian siswa terhadap
1.
P=
X 100 %
x 100 % = 73,98 %
pelajaran Semangat siswa untuk
2.
x 100 % = 41,43 %
melaksanakan tugas-tugas belajar Tanggung jawab siswa dalam
3.
x 100 % = 71,65 %
mengerjakan tugas-tugas belajar Reaksi yang ditunjukkan terhadap
4.
x 100 % = 69,8 %
stimulus yang diberikan guru Rasa senang dan puas dalam
5.
x 100 % = 53,75 %
mengerjakan tugas yang diberikan Rata-Rata Nilai Kategori Nilai
= 77,62 % Sedang
d) Refleksi Pada siklus I, proses pembelajaran matematika pada konsep menentukan besar sudut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa yang dirasa masih kurang. Dan juga berdasarkan hasil angket motivasi belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat masih belum mencapai kriteria ketuntasan penelitian yang telah ditentukan yaitu sebesar 80 %. Oleh karena itu, motivasi belajar matematika siswa perlu ditingkatkan lagi melalui perbaikan-perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk diterapkan pada siklus II. Adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
69
Tabel 4.10: Tindakan Perbaikan pada Siklus I No. 1.
Dimensi
Perbaikan
Minat dan perhatian siswa - Memberikan motivasi serta mengaitkan terhadap pelajaran.
materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
2.
3.
4.
5.
Semangat siswa untuk
- Berinteraksi
lebih
dekat
lagi
dan
melaksanakan tugas-tugas
memotivasi siswa dalam mengerjakan
belajar.
tugas-tugas belajar yang diberikan.
Tanggung jawab siswa
- Membimbing siswa agar bersungguh-
dalam mengerjakan tugas-
sungguh dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar.
tugas belajar.
Reaksi yang ditunjukkan
- Membangkitkan motivasi siswa dengan
terhadap stimulus yang
melakukan tanya jawab kepada siswa
diberikan guru.
terkait materi yang telah diajarkan.
Rasa senang dan puas
- Memberikan penghargaan yang sesuai
dalam mengerjakan tugas
dengan
hasil
belajar
siswa,
serta
yang diberikan.
menjelaskan tentang rasa menghargai hasil usahanya sendiri kepada siswa.
Berdasarkan refleksi dan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa motivasi belajar matematika siswa dilihat masih kurang. Hal tersebut dapat ditunjukkan pula berdasarkan data hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa dengan persentase 65,62 % dengan kategori “Cukup Baik”, dan pada perhitungan skor persentase rata-rata jawaban angket motivasi belajar matematika siswa sebesar 77,62 % dengan kategori “Sedang”. Berdasarkan data tersebut, dapat menjelaskan dan menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan belum mencapai kriteria ketercapaian yang telah ditentukan yaitu skor persentase ratarata angket motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 %
70
dengan
kategori
“Baik”,
maka
perlu
dilanjutkan
tindakan
pembelajaran pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan perbaikan.
3. Penelitian Siklus II a) Perencanaan Berdasarkan refleksi dari siklus I mengenai proses belajar, aktifitas siswa, dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika, maka dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyusun
dan
mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrumeninstrumen penelitian berupa lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas siswa, catatan lapangan, serta membuat LKS pada tiap pertemuan dan angket motivasi belajar matematika siswa yang digunakan pada akhir siklus II. Pada siklus II ini target yang diharapkan adalah meningkatnya motivasi belajar matematika siswa dengan menunjukkan rata-rata presentase angket motivasi belajar siswa mencapai 80 % atau lebih.
b) Pelaksanaan 1) Pertemuan ke-5 (a) Pendahuluan Pada pertemuan ini, materi yang akan diajarkan adalah tentang penggunaan kesetaraan satuan dalam perhitungan. Sebagaimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, seperti biasa guru kelas berperan sebagai observer mengamati aktifitas guru dan siswa kemudian mencatatnya ke dalam lembar obervasi yang sudah disediakan.
71
Pada saat guru memasuki kelas masih ada beberapa siswa yang terlihat bermain dan jalan-jalan di dalam kelas. Kemudian guru
mengkondisikan
suasana
kelas
dilanjutkan
dengan
membaca doa bersama dan mengabsebnsi kehadiran siswa, pada pertemuan ini ada dua orang siswa yang tidak hadir karena sakit. Setelah mengabsen siswa guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran
dan materi yang akan dipelajari siswa dengan
membahas sedikit tentang materi ajar yang telah diajarkan sebelumnya. (b) Kegiatan Inti (i) Kerja Kelompok Setelah menyampaikan secara garis besar tentang materi ajar guru mulai membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok yang seluruh siswa sudah siap dan duduk pada kelompoknya masing-masing. Guru meminta kepada seluruh kelompok agar mengerjakan LKS secara kerja sama dan diskusi kelompok dengan teman kelompoknya. Guru berkeliling kelas sekaligus mengamati aktifitas belajar siswa serta memotivasi siswa dan membimbing siswa yang kesulitan dalam mengerjakan LKS. Pada siklus ke-II ini guru menginformasikan kepada seluruh kelompok tentang kinerja dan hasil yang telah diraihnya selama siklus I, dan mengumumkan akan diberikan penghargaan yang lebih bagi kelompok yang paling baik dalam bekerja serta penghargaan bagi setiap siswa yang paling benar dan tepat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
72
(ii) Presentasi Kelas Setelah waktu untuk mengerjakan LKS telah selesai, guru membahas LKS bersama siswa dengan meminta perwakilan satu orang dari tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis, siswa yang lainnya memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Pada kegiatan ini terlihat seluruh siswa antuisias memperhatikan presentasi dari temannya, meskipun masih ada siswa yang bercanda dengan teman dalam satu kelompoknya. (iii)Kuis 5 Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis. (iv) Skor Perkembangan Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 4 dengan skor kuis 5. Tabel 4.11: Skor Perkembangan Individu 4 Kelompok
Poin Perkembangan 0
30
Rata-
Kriteria
Rata
10
20
I
2
3
16
Cukup
II
3
2
14
Cukup
III
2
2
1
18
Cukup
IV
2
2
1
18
Cukup
V
1
3
1
20
Baik
VI
2
2
1
18
Cukup
73
(v) Penghargaan Kelompok Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling tepat jawabannya dan kompak dalam kerjasamanya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi tentang peyelesaian masalah perhitungan yang berkaitan dengan satuan panjang. (c) Kegiatan Akhir Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan soal-soal kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan ke-6 (a) Pendahuluan Pada pertemuan ini, materi yang akan diajarkan sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu tentang penggunaan kesetaraan satuan dalam perhitungan. Seperti biasa guru kelas berperan sebagai observer mengamati aktifitas mengajar guru dalam kelas, dan peneliti berperan sebagai guru sekaligus mengamati
aktifitas
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Pada saat guru memasuki kelas suasana kelas terlihat tertib dan rapi, namun ada beberapa siswa siswa yang masih belum duduk pada kelompoknya dikarenakan sedang asik mengobrol dengan temannya yang berbeda kelompok, kemudian guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran dengan tertib. Guru membaca doa bersama siswa
dilanjutan dengan
absensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir mengikuti pelajaran pada hari ini. (b) Kegiatan Inti Sebelum guru memulai pelajaran, guru memberikan motivasi kepada siswa mengenai belajar dan bersungguh-
74
sungguh dalam meraih cita-cita. Pada saat guru menyampaikan motivasi, seluruh siswa terlihat antusias dan perhatian terhadap penyampaian guru. Guru juga menyampaikan agar siswa harus bekerja sama dalam belajar berkelompok serta bersungguhsungguh dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru agar mendapatkan hasil yang baik bagi siswa sendiri. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Sebelum melanjutkan materi dari pertemuan sebelumnya, guru menanyakan tugas soal yang telah diberikan guru pada pertemuan berikutnya, bersama siswa membahas soal-soal tersebut kemudian meminta siswa untuk mengumpulkannya
ke
meja
guru.
Dilanjutkan
dengan
penyampaian materi oleh guru dengan mengaitkan materi ke dalam kehidupan sehai-hari siswa terlebih dahulu. Pada saat guru menyampaikan materi, suasana kelas menjadi tenang dan seluruh siswa terlihat memperhatikan penjelasan materi yang disamaikan guru. (i) Kerja Kelompok Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Guru berkeliling kelas memantau dan mengamati kerja siswa, serta membimbing siswa atau kelompok yang kesulitan mengerjakan LKS. Pada saat kegiatan diskusi kelompok, suasana kelas tertib dan tiseluruh siswa terlihat aktif berdiskusi. Siswa yang sebelumnya hanya beranda pun secara perlahan ikut berpartisipasi membantu teman kelompoknya menyelesaikan LKS secara bersama-sama. Banyak siswa yang sudah berani mengajukan pertanyaan terkait soal yang belum dipahaminya. Masing-masing kelompok terlihat aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal pada LKS.
75
(ii) Presentasi Kelas Setelah waktu untuk mengerjakan LKS selesai, guru bersama
siswa
membahas
LKS
dengan
melakukan
preesentasi kelas seperti biasanya. Masing-masing kelompok diminta untuk menunjuk salah seorang anggotanya untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. (iii)Kuis 6 Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa. (iv) Skor Perkembangan Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 5 dengan skor kuis 6. Tabel 4.12: Skor Perkembangan Individu 5 Kelompok
Poin Perkembangan
Rata-
Kriteria
10
20
30
Rata
I
2
2
1
18
Cukup
II
2
3
16
Cukup
III
1
3
1
20
Baik
IV
2
2
1
18
Cukup
4
1
22
Baik
3
1
20
Baik
0
V VI
1
(v) Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab dengan tepat serta yang kerja kelompoknya paling kompak. (c) Kegiatan Akhir Sebelum kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi soal kepada siswa untuk dikerjakan sebagai tugas rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Guru juga memberikan
76
penghargaan kepada seluruh kelompok karena sudah mulai mengerti belajar secara berkelompok dan menghargai pendapat sesama teman kelompoknya.
3) Pertemuan ke-7 (a) Pendahuluan Pada pertemuan kali ini materi yang akan diajarkan adalah menentukan kesetaraan antar satuan kuantitas. Seperti biasanya, guru kelas IV berperan sebagai observer mengamati aktifitas guru dan peneliti sebagai guru sekaligus mengamati aktifitas belajar siswa. Guru mengawali pelajaran dengan membaca doa bersama siswa yang dipimpin oleh ketua kelas IV dilanjutkan dengan absensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir mengikuti pelajaran.
(b) Kegiatan Inti Sebelum guru menyampaikan materi pelajaran, guru melakukan apersepsi dengan memberikan motivasi kepada siswa dan juga membangkitkan semangat belajar siswa dengan menyuarakan yel-yel kepada siswa. Setelah memberikan motivasi dan semua siswa terlihat siap menerima pelajaran, guru menanyakan tugas PR yang diberikan pada pertemuan berikutnya dan membahas bersama siswa. Kemudian menyampaiakan pokok-pokok penting dalam materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. (i) Kerja Kelompok Guru
membagikan
LKS
kepada
masing-masing
kelompok dan menugaskan siswa untuk mengerjakan secara disiplin dan bekerja sama, serta meminta kepada tiap kelompok untuk saling mengajarkan kepada teman dalam kelompoknya yang dirasa kurang begitu mengerti agar setiap
77
anggota kelompoknya sama-sama saling paham dan mengerti materi yang diajarkan. Guru berkeliling kelas mengamati aktifitas siswa sekaligus memberikan bimbingan kepada kelompok yang masi belum mengerti. (ii) Presentasi Kelas Pembahasan perwakilan
LKS
dilakukan
masing-masing
dengan
kelompok
meminta
untuk
maju
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis. (iii)Kuis 7 Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis. (iv) Skor Perkembangan Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 6 dengan skor kuis 7. Tabel 4.13: Skor Perkembangan Individu 6 Kelompok
Poin Perkembangan
Rata-
Kriteria
10
20
30
Rata
I
1
3
1
20
Baik
II
2
2
1
18
Cukup
III
1
2
2
22
Baik
IV
1
3
1
20
Baik
3
2
24
Baik
2
2
22
Baik
0
V VI
1
(v) Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya paling baik, kompak, dan bekerja sama, serta yang memberikan jawaban paling tepat.
78
(c) Kegiatan Akhir Untuk kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi soal individu untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa. Guru juga memberikan pujian kepada semua kelompok karena sudah menunjukkan kerja sama yang baik dalam berdiskusi kelompok, serta memberikan pujian kepada siswa yang telah membantu temannya yang kurang mengerti untuk diajarkan bersama. Kemudian guru meminta kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dajarkan pada pertemuan berikutnya yaitu tentang kesetaraan satuan kuantitas dalam perhitungan.
4) Pertemuan ke-8 (a) Pendahuluan Pada pertemuan ini, saat guru memasuki ruang kelas suasana kelas terlihat tertib dan seluruh siswa sudah menempati tempat duduk dalam kelompoknya masing-masing. Guru mengawali pelajaran dengan membaca doa bersama siswa dan dilanjutkan
dengan
mengabsensi
kehadiran
siswa.
Serta
memberikan motivasi kepada siswa dan menyuarakan yel-yel. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan secara garis besar materi yang diajarkan kepada siswa. Materi yang diajarkan pada pertemuan kali ini adalah tentang kesetaraan satuan kuantitas dalam perhitungan. (b) Kegiatan Inti (i) Kerja Kelompok Setelah guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan meminta untuk mengerjakan secara bersama saling membantu dan menghargai temannya. Guru berkeliling kelas mengamati kerja kelompok siswa, membimbing dan mengarahkan kepada siswa serta terus memotivasi siswa agar
79
mengerjakan dan menjawab LKS dengan tepat dan benar. Pada kegiatan ini seluruh siswa terlihat aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya, seluruh siswa terlihat antusias dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS. (ii) Presentasi Kelas Pembahasan LKS dilakukan oleh siswa bersama guru dengan perwakilan satu orang dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikannya di depan kelas. (iii)Kuis 8 Kemudian guru memberikan evaluasi soal kepada masing-masing individu siswa untuk dikerjakan pada pertemuan ini juga karena masih ada waktu tersisa. (iv) Skor Perkembangan Individu Perkembangan
skor
individu
diketahui
dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu sebelumnya, yaitu skor kuis 7 dengan skor kuis 8. Tabel 4.14: Skor Perkembangan Individu 7 Kelompok
Poin Perkembangan
Rata-
Kriteria
10
20
30
Rata
I
1
2
2
22
Baik
II
1
3
1
20
Baik
3
2
24
Baik
2
2
22
Baik
V
2
3
26
Sangat Baik
VI
3
2
24
Baik
0
III IV
1
80
Tabel 4.15: Skor Perkembangan Individu 8 Kelompok
Poin Perkembangan
Rata-
Kriteria
20
30
Rata
3
2
24
Baik
2
2
22
Baik
III
2
3
26
Sangat Baik
IV
4
1
22
Baik
V
1
4
28
Sangat Baik
VI
3
2
24
Baik
0
10
I II
1
(v) Penghargaan Kelompok Penghargaan diberikan kepada kelompok yang kerja kelomponya paling baik dan yang jawabannya tepat dan benar. (c) Kegiatan Akhir Sebelum mengkahiri pelajaran guru memberikan angket kepada siswa mengenai motivasi belajar matematika siswa, menginformasikan kepada siswa bahwa angket tersebut sama sekali tidak mempengaruhi hasil nilai rapor siswa, dan meminta siswa untuk memahami langkah-langkah menjawab angket terlebih dahulu sebelum menjawabnya. Kemudian angket tersebut dikumpulkan kepada guru dilanjutkan dengan menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar belajar lebih giat dan menghargai sesama orang lain serta harus berani bertanggung jawab dalam segala hal. Guru memberikan pujian kepada seluruh siswa yang telah belajar dengan baik dan tertib, dan mengucapkan terima kasih atas kesediaannya membantu peneliti dengan menjawab angket yang diberikan dilanjutkan menutup pelajaran dengan memberi salam kepada siswa.
81
c) Observasi Tahap
observasi
ini
dilakukan
bersamaan
pada
saat
berlangsungnya tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas IV dengan mencatat seluruh kegiatan siswa yang berkaitan dengan aktifitas belajar matematika siswa dan hal-hal lainnya yang terjadi selama proses pembelajaran siklus II berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan mengenai kondisi siswa sebagai berikut: Tabel 4.8: Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II No.
Tindakan
1.
Penyampaian materi ajar
2.
Kondisi Siswa - Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru dengan penuh perhatian, cermat, dan tekun.
Pembelajaran
- Berkelompok dengan baik.
berkelompok
- Siap menerima pelajaran dari guru. - Mulai terbiasa belajar berkelompok dan menghargai pendapat sesama teman kelompoknya.
3.
Pengerjaan LKS
4.
- Mengerjakan LKS secara bersama dengan teman kelompoknya.
Diskusi atau
- Berani mengajukan pertanyaan
tanya jawab
- Berani mengemukakan jawaban dengan baik. - Menghargai dan menyimak temannya yang sedang menyampaikan pendapat.
5.
Refleksi
- Memberikan kesimpulan dengan baik. - Bersemangat dalam memberikan kesimpulan bersama guru.
Hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa melalui lembar observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut:
82
1) Lembar observasi aktifitas guru Pengamatan ini dilakukan oleh observer/guru kelas IV yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran, dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 4.17: Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II No
Aspek yang Diamati
1
Pertemuan Ke-
(∑)
(%)
V
VI
VII
VIII
3
3
3
4
13
81,25
3
4
3
4
14
87,5
3
4
4
4
15
93,75
3
4
4
3
14
87,5
3
3
3
4
13
81,25
3
3
3
3
12
75
4
3
4
4
15
93,75
Jumlah (∑)
22
24
24
26
Persentasi (%)
78,57
85,71
85,71
92,85
Menjelaskan tujuan pembelajaran
2
Membentuk kelompok belajar
3
Memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok
4
Memberikan kuis kepada siswa
5
Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar
6
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan
7
Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi
Rata-Rata
85,71 %
Keterangan
Sangat Baik
85,71 %
83
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi aktifitas guru selama siklus II, terjadi peningkatan pada aktifitas guru yang dilakukan selama pembelajaran siklus II berlangsung dengan persentasi nilai 78,57 % - 92,85 %, sehingga diketahui nilai rata-rata aktifitas mengajar guru pada siklus II adalah sebesar 85,71 % dengan kriteria “Sangat Baik”.
2) Lembar observasi aktifitas siswa Tabel 4.18: Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II No
Aspek yang Diamati
1
Memperhatikan
Pertemuan Ke-
(∑)
(%)
V
VI
VII
VIII
4
3
3
4
14
87,5
penjelasan guru 2
Mengerjakan LKS
3
3
3
3
12
75
3
Berdiskusi kelompok
3
4
3
4
14
87,5
4
Mempresentasikan
3
3
3
3
12
75
3
3
3
3
12
75
3
3
4
3
13
81,25
hasil kerja kelompok 5
Memperhatikan pendapat temannya
6
Mengerjakan soal/kuis
7
Berani bertanya
2
3
4
4
13
81,25
8
Menjawab
3
3
3
4
13
81,25
Jumlah (∑)
24
25
26
28
Persentase (%)
75
78,12
81,25
87,5
pertanyaan guru
Rata-Rata
80,46 %
Keterangan
Sangat Baik
80,46 %
84
3) Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran siklus II selesai. Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara dilakukan dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
kepada
siswa
berdasarkan tingkat kemampuan yang berbeda dalam belajar matematika, siswa-siswa yang diwawancarai tersebut sama dengan yang diwawancarai pada siklus I. Hasil wawancara sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.19: Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II No
Pertanyaan
1
Bagaimana menurut kamu mengenai pelajaran matematika? Apakah belajar matematika secara berkelompok menyenangkan? Apakah soal yang diberikan terlalu sulit? Apa kesan kalian setelah belajar matematika dengan cara berkelompok? Apakah dengan belajar berkelompok membuat kalian lebih aktif dan ingin terus belajar?
2
3
4
5
Tingkat Kemampuan Siswa Tinggi Sedang Rendah Sangat Menyenang- Lumayan sulit, menyenangkan kan, asik juga tapi seru
Iya, sangat menyenangkan
Iya, jadi tau yang belum paham
Tidak, soalnya mudah dimengerti Senang, ingin terus belajar kelompok
Tidak, biasa aja
Iya, saya jadi ingin terus belajar supaya dapat peringkat yang bagus
Iya, karena belajarnya bareng-bareng
Ada yang sulit, ada yang mudah Jadi lebih Belajarnya paham karena asik karena belajarnya sama teman bareng teman Iya, ingin Iya, saingan terus belajar sama kelompok kelompok dan belajar yang lain bareng teman di rumah
Dari hasil wawancara pada siklus II, diketahui bahwa beberapa siswa lebih bersemangat belajar ketika berkelompok, hal tersebut menandakan bahwa motivasi siswa meningkat pada
85
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4) Angket/kuesioner Angket atau kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berlangsung selama siklus II. Angket ini dibagikan kepada setiap siswa pada akhir pembelajaran siklus II. Berikut adalah data hasil jawaban siswa pada angket motivasi belajar matematika pada siklus II: Tabel 4.20: Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus II Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
SS 21 0 21 20 11 0 17 5 1 4 4 19 18 3 21 19 6 19 5 12 20 22 2 14 24
S 9 1 9 9 15 2 13 3 0 5 1 11 8 7 7 9 3 11 5 16 7 4 1 5 6
TS 0 19 0 1 13 15 0 14 15 16 18 0 3 14 1 1 11 0 17 2 3 4 16 10 0
STS 0 10 0 0 1 13 0 8 14 5 7 0 1 6 1 1 10 0 3 0 0 0 11 1 0
Kategori + + + + + + + + + + + + + +
86
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket siswa, maka ditentukan perhitungan rata-rata skor pada angket tersebut seperti dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 4.21: Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus II No.
Dimensi Minat dan perhatian siswa
1.
x 100 % = 81 %
x 100 % = 78,16 %
stimulus yang diberikan guru Rasa senang dan puas dalam
5.
x 100 % = 64,79 %
mengerjakan tugas-tugas belajar Reaksi yang ditunjukkan terhadap
4.
x 100 % = 83,88 %
melaksanakan tugas-tugas belajar Tanggung jawab siswa dalam
3.
X 100 %
terhadap pelajaran Semangat siswa untuk
2.
P=
x 100 % = 72,5 %
mengerjakan tugas yang diberikan Rata-Rata Nilai Kategori Nilai
= 95,08 % Tinggi
d) Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru kelas melakukan refleksi atas hasil analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II. Adapun hasil refleksi tersebut sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD selama siklus II memperlihatkan antusias siswa semakin baik dari siklus sebelumnya. 2) Siswa sudah terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran yang kontekstual.
87
3) Diskusi dan kerja sama kelompok menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Persaingan antar kelompok untuk mendapatkan penghargaan
sebagai
kelompok
terbaik
dari
guru
terlihat
menimbulkan motivasi siswa untuk bersaing dengan kelompok lainnya. 4) Posisi tempat duduk yang diatur guru berdampak positif terhadap rasa perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran berlangsung.
Perbaikan pada siklus II menunjukkan adanaya hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Pada tiap pertemuannya menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil observasi siklus II diperoleh persentase aktifitas belajar matematika siswa mencapai 80,46 % dan berdasarkan angket motivasi belajar matematika siswa mencapai 95,08 %. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata persentase aktifitas belajar matematika siswa dan motivasi belajar matematika siswa pada siklus II telah mencapai indikator ketercapaian penelitian yang ditentukan. Peningkatan
motivasi
belajar
matematika
siswa
dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan target yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, yaitu apabila indikator ketercapaian telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai siklus II. Adapun hasil wawancara guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa merespon sangat baik pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan guru kelas beranggapan bahwa penerapan model pembelajaran koopertif tipe STAD telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini diperlihatkan dengan catatan lapangan yang menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar matematika siswa yang semakin baik sehingga mempengaruhi interaksi siswa pada siklus II lebih baik dibandingkan pada siklus I.
88
B. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang diperoleh dari berbagai sumber. Di antaranya sebagai berikut: 1. Lembar Observasi a) Lembar Observasi Aktifitas Mengajar Guru Aktifitas mengajar guru dianalisis berdasarkan lembar hasil observasi guru yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas mengajar guru. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Lembar observasi guru diberikan kepada guru setiap pertemuan pada setiap siklusnya, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah dapat divisiulisasikan ke dalam sebuah diagram sebagai berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
SIKLUS 2 SIKLUS 1
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Gambar 4.1: Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II Pada diagram 4.1 menunjukkan adanya peningkatan aktifitas mengajar guru dari siklus I sampai siklus II. Jika dilihat dari diagram tersebut, pada siklus I persentase aktifitas mengajar guru sebesar 72,31 % dengan kategori “Cukup Baik”, sedangkan persentase aktifitas mengajar guru pada siklus II meningkat menjadi 85,71 % dengan kategori “Sangat Baik”.
89
b) Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Aktifitas belajar matematika siswa dianalisa berdasarkan lembar hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktifitas belajar matematika siswa. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa dapat dilihat pada gambar berikut:
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
SIKLUS 2 SIKLUS 1
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Gambar 4.2: Diagram Persentase Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi aktifitas belajar matematika siswa, jumlah persentase rata-rata untuk siklus I yaitu 65,62 % dengan kategori “Kurang Baik”, sedangkan pada siklus II jumlah persentase rata-rata aktifitas belajar matematika siswa meningkat menjadi 80,46 % dengan kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika. Peningkatan rata-rata aktifitas belajar matematika siswa sebesar 14 %.
90
c) Lembar angket/kuesioner Lembar angket diberikan kepada masing-masing siswa pada setiap akhir siklus guna mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Pada hasil angket dari siklus I mencapai rata-rata persentase sebesar 77,62 %, sedangkan hasil angket pada siklus II terjadi peningkatan nilai dengan rata-rata persentase mencapai 95,08 %. Adapun hasil angket pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
SIKLUS 2 SIKLUS 1
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Gambar 4.3: Diagram Persentase Angket Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Siklus I dan II
d) Wawancara Selain data yang diperoleh dari lembar observasi dan lembar angket/kuesioner, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru dan siswa. Wawancara ini dilakukan sebelum dan setelah tindakan penelitian. Wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (pra penelitian) diperoleh beberapa informasi di antaranya jarang sekali siswa aktif dalam belajar matematika dan kurangnya semangat ketika belajar matematika. Keterangan yang sama diperoleh melalui wawancara kepada
91
siswa. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru dan siswa setelah tindakan penelitian yaitu setelah siklus I dan siklus II selesai, diperoleh informasi bahwa siswa senang belajar matematika setelah diterapkannya model pembelejaran kooperatif tipe STAD. Dengan senangnya siswa maka semakin termotivasi dalam belajar sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar. Semakin termotivasi dalam belajar secara kooperatif, ini ditandai dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa
dengan
belajar
secara kooperatif mereka senang dan
semakin aktif dalam proses belajar mempelajari serta menerima mate ri maupun dalam mengerjakan soal.
C. Pembahasan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Ahievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa karena pada dasarnya dalam belajar kelompok akan menimbulkan keaktifan siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang akan menumbuhkan kerjasama, saling memberi dan menerima baik dari perkataan maupun perbuatan, tumbuhnya semangat dan keberanian sehingga siswa termotivasi untuk terus belajar dan berusaha. Dalam pelaksanannya, selama proses pembelajaran guru membentuk kelas ke dalam enam kelompok yang masing-masing beranggotakan lima orang siswa, anggota kelompok ditentukan secara homogen. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok berupa LKS yang harus dikerjakan oleh tiap kelimpok secara berdiskusi dan kerja sama. Guru meminta seorang siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Dalam presentasi kelas, setiap anggota kelompok mendapat gilirannya masingmasing untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian pada tiap pertemuan pelajaran. Upaya tersebut melibatkan semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam
92
diskusi kelompok. Hal ini juga mengajarkan kepada siswa agar dapat bekerja sama dan selalu siap untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga mempengaruhi kesiapan setiap siswa akan rasa tanggung jawab dalam belajar karena mau tidak mau akan mendapat giliran mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yang harus dipahaminya sekaligus harus dipahami oleh setiap masing-masing anggota kelompok dan siswa lainnya. Dari hal tersebut akibatnya semua siswa harus berusaha dengan sungguhsungguh untuk mengetahui dan memahami apa yang dipelajari, dengan demikian dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta memotivasi siswa untuk lebih paham dan mengerti materi belajar. Selain itu, pemberian penghargaan bagi kelompok yang terbaik juga dapat mendorong siswa menjadi lebih termotivasi untuk kerja sama dalam belajar dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Siswa juga saling berkompetisi antar kelompok maupun antar individu untuk menjadi yang terbaik. Hal lain yang muncul dapat dilihat dari aktifitas siswa yang terjadi di kelas. Ketika ada teman dalam satu kelompoknya yang tidak rukun, teman lainnya membantu merukunkan. Selain itu, meningkatnya aktifitas belajar matematika siswa dapat terlihat dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa. Hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktifitas belajar matematika siswa pada siklus I sebesar 65,62 % dan meningkat pada siklus II menjadi 80,46 %. Dalam proses diskusi dan kerja kelompok, guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa, sehingga membuat proses berpikir siswa lebih optimal serta menumbuhkan motivasi siswa karena merasa senang dan mengalami sendiri belajar mengajar dengan teman-teman sebayanya. Peningkatan motivasi belajar matematika siswa terlihat dari hasil angket pada siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat, yaitu dari 77,62 % pada siklus I menjadi 95,08 % pada siklus II.
93
Kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas menunjukkan timbulnya sikap berani dan bertanggung jawab pada saat siswa menyampaikan pendapat dan pada saat mempertanggungjawabkan pendapat tersebut, siswa perlahan-lahan mulai terbiasa berinteraksi dengan teman sebayanya dan mulai berani mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman kelompoknya. Peningkatan skor individual siswa diduga dapat menumbuhkan hasrat dan kemauan belajar siswa, hal tersebut merupakan suatu dorongan atau penggerak yang mengarahkan tingkah laku siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan ke arah tujuan yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dan manfaat bagi tujuan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktifitas belajar matematika siswa diikuti pula dengan meningkatnya motivasi belajar matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa pada saat diskusi kelompok, siswa terlihat aktif dan ikut berperan kerja, berdiskusi, dan saling membantu temannya dalam menyelesaikan masalah atau tugas kelompok yang diberikan guru. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II, karena pada siklus tersebut motivasi belajar matematika siswa telah memenuhi indikator ketercapaian penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa: Motivasi belajar matematika siswa pada konsep pengukuran sudut, panjang, dan berat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siklus I menunjukkan rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa sebesar 77,62 % dengan kategori “Sedang”, sedangkan pada siklus II menunjukkan rata -rata skor motivasi
bel ajar
matematika
siswa
sebesar
95 ,08
%
dengan
kategori “Tinggi”. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah tercapai dan telah memenuhi indikator ketercapaian penelitian. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya motivasi belajar matematika siswa yang diteliti menggunakan angket/kuesioner dalam penelitian ini. Maka dengan tercapainya penelitian ini, penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus II dan dianggap telah selesai dan memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu skor motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 %. Peningkatan skor motivasi belajar matematika siswa yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 17,46 %. Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
94
95
B. Saran 1. Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini, hendaknya guru, khususnya guru yang mengajar matematika di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi dapat menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
Student
Teams
Achievement Divisions (STAD) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mengajar, karena model ini terbukti dapat meningkatkan aktifitas belajar dan motivasi belajar matematika siswa, sehingga model pembelajaran yang digunakan tidak hanya terbatas pada penjelasan guru dan buku paket saja, akan tetapi pembelajaran juga dipusatkan pada keaktifan siswa. 2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), guru hendaknya lebih intensif dalam membimbing siswa untuk saling terbuka dan kerjasama dalam belajar kelompok. Membimbing di sini terkait dengan siswa yang sudah bisa agar dengan sukarela membantu temannya yang belum bisa, dan siswa yang belum bisa agar jangan malu atau sungkan untuk meminta bantuan temannya yang sudah bisa untuk mengajarinya, karena masing-masing siswa nantinya akan bertanggung jawab pada hasil belajar yang didapat dari belajar kelompok. 3. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana kompetitif atau bersaing antar kelompok agar dapat memberikan semangat belajar yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan suasana kelas yang mendorong siswa untuk berlomba-lomba dalam menyelesaikan tugas yang terbaik. 4. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang diterapkan pada konsep yang lain atau mata pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999). A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan. (Jakarta: DEPAG RI, 2006). Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). http://www.slideshare.net/nuruana/1-lembarobservasiptk Ibrohim, dkk. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2001). Iska, Zikri Neni. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011). Iskandar. Psikologi Pendidikan. (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009). Jumrah. “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Asam-Basa”. (Jurnal Media Eksakta Vol. 2, 2 Juli 2006). Karuru, Perdy. “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 45, Tahun ke-9, November 2003). Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009). Lie, Anita. Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning di RuangRuang Kelas. (Jakarta: Grasindo, 2002). Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006). Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: PT. Kencana, 2009). Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).
96
97
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993). Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2011). Silberman, Melvin L. Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung: Nusa Media, 2011) Siregar, Evelina. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010). Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. (Bandung: Nusa Media, 2009). Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. (Bandung: UPI PRESS, 2006). Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Tisnawati, Dewi. “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu”. (Jurnal Derap Pendidikan Vol. 2, No. 3, 2008). Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011). Uno,
Hamzah B. dan Masri Kuadrat. Mengelola Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Kecerdasan
dalam
98
LEMBAR UJI REFERENSI PENELITIAN Nama NIM Jurusan Fakultas Judul Skripsi
No
: Deni Irawan : 109018300097 : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI” Referensi BAB I
1
2 3
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan, (Jakarta: DEPAG RI, 2006), h. 3. Ibid., h. 12. Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 143. BAB II
4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 35-36. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 244-245. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: PT. Kencana, 2009), Cet. Ke-I, h. 271. Ibid., h. 270. Slavin, op. oit, h. 11-16. Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 2, Cet. Ke-V, h. 211. Ibid., h. 213. Ibid., h. 214. Ibid., h. 215-217. Sanjaya, op. cit., h. 249-251. Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 73. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 106. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), h. 65. Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011), h. 79.
Paraf
99
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31
Sardiman, op. cit., h. 85. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet. VII, h. 9. Iska, op. cit., h. 77-79. Hamalik, op. cit., h. 109-112. Uno, op. cit., h. 4. Ibid., h. 23. Iska, op. cit., h.76. Sardiman, op. cit., h. 83. Hamalik, op. cit., h. 113. Uno, op. cit., h. 27. Iska, op. cit., h. 82. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-I, h. 252. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet. Ke-II, h. 109. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. 4, h. 170. BAB III
32 33 34 35
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 3. Ibid., h. 2-3. Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 83. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. 1 h. 108.
Jakarta, 27 Januari 2014 Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing Skripsi
Otong Suhyanto, M.Si NIP. 19681104 199903 1 001
100
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
:
SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu
:
4 x 35 Menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi: Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar: Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat. C. Indikator Pembelajaran: - Menentukan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan sekitar. - Mengukur besar sudut. - Membandingkan besar dua sudut. - Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin. - Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat putaran dalam satuan derajat. D. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik diharapkan mampu: - Menentukan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan sekitar. - Mengukur besar sudut. - Membandingkan besar dua sudut. - Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin. - Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat putaran dalam satuan derajat. E. Materi Ajar: Menentukan besar sudut (mengenal sudut, mengukur sudut, mengidentifikasi sudut siku-siku bangun datar, sudut pada empat arah mata angin). F. Metode Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
101
G. Langkah-Langkah Pembelajaran: (Pertemuan ke-1) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Pendahuluan Berdoa lalu memberi salam.
Berdoa lalu menjawab salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai Mendengarkan penjelasan guru. tujuan pembelajaran. Membangkitkan motivasi dan apersepsi Menjawab siswa
dengan
menanyakan
apakah
pertanyaan
yang
diajukan oleh guru.
5 menit
siswa mengetahui tentang sudut lancip, tumpul, dan siku-siku. Membenarkan
jawaban
dan Mendengarkan
siswa
menjelaskan secara garis besar tentang
dan
menyimak
penjelasan dari guru.
sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan lingkungan sekitar. Kegiatan Inti Eksplorasi
Menjelaskan secara konkrit tentang
Memperhatikan penjelasan guru.
sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan lingkungan sekitar.
Membentuk siswa menjadi beberapa
Membentuk
kelompok heterogen yang terdiri dari
dengan arahan dari guru.
kelompok
belajar
4-5 siswa.
Menjelaskan
55 menit aturan-aturan
dalam
Mendengarkan
dan
menyimak
pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.
penjelasan dari guru.
Memberikan poin awal kepada siswa
Melihat dan menyimak poin awal
dan menjelaskan sumber poin awal.
siswa.
Membagikan kelompok.
LKS
kepada
setiap
Menerima,
mempelajari,
mengerjakan LKS dari guru.
dan
102
Mengamati dan membimbing setiap
Bekerja
kelompok
memastikan teman sekelompoknya
untuk
bisa
bekerjasama
dalam kelompoknya.
dalam
tim
dan
menguasai materi.
Elaborasi
Memberikan kesempatan kepada salah
Salah
satu siswa untuk mempresentasikan
mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
kelompoknya.
Memberikan kuis kepada setiap siswa
Menjawab kuis yang diberikan
dalam tiap kelompok.
oleh guru.
Memberikan
penghargaan
kepada
setiap kelompok.
satu
Menerima
anggota
kelompok
hasil
pengharagaan
kerja
yang
diberikan guru.
Konfirmasi
Mengapresiasi presentasi siswa terkait
Mendengarakan penjelasan guru
materi
tentang
yang
telah
diajarkan
dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
materi
yang
telah
diajarkan.
Kegiatan Penutup Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi.
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru.
Mengulang kembali materi ajar.
Memperhatikan penjelasan guru.
Memberikan kesempatan kepada siswa
Menanyakan materi yang belum
untuk bertanya.
Memberikan
paham. pertanyaan
untuk
menguatkan materi yang diajarkan.
Menjawab pertanyaan dari guru.
10 menit
103
(Pertemuan ke-2) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
waktu
Pendahuluan Memberi salam.
Menjawab salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai Mendengarkan penjelasan guru. tujuan pembelajaran. Membangkitkan motivasi dan apersepsi Menjawab dengan menanyakan materi yang telah
pertanyaan
yang
5 menit
diajukan oleh guru.
diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Membenarkan
jawaban
dan Mendengarkan
siswa
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
dan
menyimak
penjelasan dari guru.
Kegitan Inti Ekplorasi
Menjelaskan sudut siku-siku dengan
Memperhatikan penjelasan guru.
arah mata angin serta menentukan besar sudut satu putaran dan setengah putaran dalam satuan derajat.
Membentuk kelompok heterogen yang
Membentuk
terdiri dari 4-5 siswa.
dengan arahan dari guru.
Menjelaskan
aturan-aturan
dalam
kelompok
Mendengarkan
dan
belajar
menyimak 55 menit
Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.
penjelasan dari guru.
Memberikan poin awal kepada siswa
Melihat dan menyimak poin awal
dan menjelaskan sumber poin awal.
siswa.
Membagikan
LKS
kepada
setiap
kelompok.
Menerima,
mempelajari,
dan
mengerjakan LKS.
Elaborasi
Mengamati dan membimbing setiap
Bekerja
kelompok
memastikan teman sekompoknya
untuk
bisa
dalam kelompoknya.
bekerjasama
dalam
menguasai materi.
tim
dan
104
Memberikan kesempatan kepada salah
Salah
satu siswa untuk mempresentasikan
mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
kelompoknya.
Memberikan kuis kepada setiap siswa
Menjawab kuis yang diberikan
dalam tiap kelompok.
oleh guru.
Memperlihatkan
menghitung
dan
skor kemajuan individu siswa.
Memberikan
penghargaan
satu
anggota
kelompok
hasil
kerja
Memperhatikan dan menghitung skor bersama guru.
kepada
setiap kelompok.
Menerima
pengharagaan
yang
diberikan guru.
Konfirmasi
Mengapresiasi presentasi siswa terkait
Mendengarkan
materi yang telah diajarkan.
tentang materi yang telah diajarkan
Meluruskan
jawaban
siswa
terkait
materi yang telah diajarkan
penjelasan
guru
Mendengarakan penjelasan guru tentang materi yang telah diajarkan
Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi.
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru.
Mengulang kembali materi ajar.
Memperhatikan penjelasan guru.
Memberikan kesempatan kepada siswa
Bertanya
untuk bertanya.
Memberikan
materi
yang
belum
paham. pertanyaan
untuk
Menjawab pertanyaan dari guru.
menguatkan materi yang diajarkan. Mengetahui,
Jakarta, 22 Oktober 2013
Wali Kelas IV/Guru Matematika
Peneliti
Ida Darsawati NIP. 19650413 198503 2 003
Deni Irawan NIM. 109018300097
10 menit
105
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
:
SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu
:
4 x 35 Menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi: Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat.
C. Indikator: - Membaca, menulis, dan menggambar jam. - Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad. - Mempelajari satuan panjang baku dan tidak baku. - Mempelajari contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.
D. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik diharapkan mampu: - Membaca, menulis, dan menggambar jam. - Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad. - Mempelajari satuan panjang baku dan tidak baku. - Mempelajari contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.
E. Materi Ajar: Hubungan antar satuan waktu dan antar satuan panjang.
F. Metode Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
106
G. Langkah-Langkah Pembelajaran: (Pertemuan ke-1) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Pendahuluan Berdoa lalu memberi salam.
Berdoa lalu menjawab salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai
Mendengarkan penjelasan guru.
tujuan pembelajaran. Membangkitkan motivasi dan apersepsi siswa
dengan
menanyakan
apakah
Menjawab
pertanyaan
yang 5 menit
diajukan oleh guru.
siswa mengetahui tentang hubungan satuan waktu. Membenarkan
jawaban
siswa
dan
menjelaskan secara garis besar tentang
Mendengarkan
dan
menyimak
penjelasan dari guru.
hubungan satuan waktu. Kegiatan Inti Eksplorasi Menjelaskan secara konkrit tentang
Memperhatikan penjelasan guru.
hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4-
Membentuk
kelompok
belajar
dengan arahan dari guru.
5 siswa. Menjelaskan
aturan-aturan
dalam
pembelajaran Koopertaif Tipe STAD. Membagikan
LKS
kepada
setiap
kelompok.
dan
menyimak 55 menit
penjelasan dari guru. Menerima,
mempelajari,
dan
mengerjakan LKS dari guru.
Mengamati dan membimbing setiap kelompok
Mendengarkan
untuk
dalam kelompoknya.
bisa
bekerjasama
Bekerja dalam tim dan memastikan teman sekelompoknya menguasai materi.
107
Elaborasi Memberikan kesempatan kepada salah
Salah
satu
anggota
satu siswa untuk mempresentasikan
mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
kelompoknya.
Memberikan kuis kepada setiap siswa dalam tiap kelompok. Memperlihatkan
dan
hasil
kerja
Menjawab kuis yang diberikan oleh guru.
menghitung
skor kemajuan individu siswa. Memberikan
kelompok
penghargaan
Memperhatikan dan menghitung skor bersama guru.
kepada
setiap kelompok.
Menerima
pengharagaan
yang
diberikan guru.
Konfirmasi Mengapresiasi presentasi siswa terkait materi
yang
telah
diajarkan
dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
Mendengarakan penjelasan guru tentang
materi
yang
telah
diajarkan.
Kegiatan Penutup Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi.
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru.
Mengulang kembali materi ajar.
Memperhatikan penjelasan guru.
Memberikan kesempatan kepada siswa
Menanyakan materi yang belum
untuk bertanya. Memberikan
paham. pertanyaan
untuk
menguatkan materi yang diajarkan.
Menjawab pertanyaan dari guru.
10 menit
108
(Pertemuan ke-2) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
waktu
Pendahuluan Memberi salam.
Menjawab salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai
Mendengarkan penjelasan guru.
tujuan pembelajaran. Membangkitkan motivasi dan apersepsi dengan menanyakan materi yang telah
Menjawab
pertanyaan
yang 5 menit
diajukan oleh guru.
diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Membenarkan
jawaban
siswa
dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
Mendengarkan
dan
menyimak
penjelasan dari guru.
Kegiatan Inti Ekplorasi Menjelaskan satuan panjang baku dan
Memperhatikan penjelasan guru.
tidak baku, dan contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa. Menjelaskan
aturan-aturan
LKS
kelompok
belajar
dengan arahan dari guru. dalam
Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD. Membagikan
Membentuk
kepada
setiap
kelompok.
Mendengarkan
dan
menyimak
penjelasan dari guru. Menerima,
55 menit
mempelajari,
dan
mengerjakan LKS.
Elaborasi Mengamati dan membimbing setiap kelompok
untuk
bisa
bekerjasama
dalam kelompoknya. Memberikan kesempatan kepada salah
Bekerja dalam tim dan memastikan teman
sekompoknya
menguasai
satu
kelompok
materi. Salah
anggota
satu siswa untuk mempresentasikan
mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
kelompoknya.
hasil
kerja
109
Memberikan kuis kepada setiap siswa dalam tiap kelompok. Memperlihatkan
oleh guru.
dan
menghitung
skor kemajuan individu siswa. Memberikan
Menjawab kuis yang diberikan
penghargaan
Memperhatikan dan menghitung skor bersama guru.
kepada
setiap kelompok.
Menerima
pengharagaan
yang
diberikan guru.
Konfirmasi Mengapresiasi presentasi siswa terkait materi yang telah diajarkan. Meluruskan
jawaban
siswa
Mendengarkan
penjelasan
guru
tentang materi yang telah diajarkan terkait
materi yang telah diajarkan
Mendengarakan penjelasan guru tentang materi yang telah diajarkan
Kegiatan Penutup Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi.
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru.
Mengulang kembali materi ajar.
Memperhatikan penjelasan guru.
Memberikan kesempatan kepada siswa
Bertanya
untuk bertanya. Memberikan
materi
yang
belum
paham. pertanyaan
untuk
Menjawab pertanyaan dari guru.
menguatkan materi yang diajarkan.
Mengetahui,
Jakarta, 29 Oktober 2013
Wali Kelas IV/Guru Matematika
Peneliti
Ida Darsawati NIP. 19650413 198503 2 003
Deni Irawan NIM. 109018300097
10 menit
110
Lampiran 3
POSISI DUDUK KELOMPOK BELAJAR STAD
PAPAN TULIS GURU
1
3
2
6 4
5
OBSERVER PINTU
111
Lampiran 4 Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru pada Siklus 1 N o
Aspek yang Diamati
1 Menjelaskan tujuan pembelajaran 2 Membentuk kelompok belajar 3 Memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok 4 Memberikan kuis kepada siswa 5 Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar 6 Menyimpulka n materi yang telah diajarkan 7 Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Jumlah (∑) Persentasi (%)
Kriteria Nilai Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 (∑) 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 √ √ √ √ 11 √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
19 67,85%
20 71,42%
Rata-Rata Keterangan Keterangan: Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
75%
13
81,25%
√
11
68,75%
√
√
12
75%
√
√
10
62,5%
√
√
12
75%
√
20 71,42%
72,31% Cukup Baik : : : :
< 65% 65% - 74% 7 % - 84% 85% - 100%
68,75%
12
√
√
√
√
(%)
22 78,57%
72,31%
112
Lampiran 5 Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru Siklus 2 N o 1
Aspek yang Diamati
Menjelaskan tujuan pembelajaran 2 Membentuk kelompok belajar 3 Memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok 4 Memberikan kuis kepada siswa 5 Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar 6 Menyimpulka n materi yang telah diajarkan 7 Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Jumlah (∑) Persentasi (%) Rata-Rata Keterangan
Kriteria Nilai Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 (∑) 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 √ √ √ √ 13 √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
22 78,57%
Keterangan: Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
√
24 24 85,71% 85,71% 85,71% Baik : : : :
< 65% 65% - 74% 75% - 84% 85% - 100%
81,25%
√
14
87,5%
√
15
93,75%
14
87,5%
13
81,25%
12
75%
15
93,75%
√
√
(%)
√
√
√
26 92,85%
85,71%
113
Lampiran 6 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus 1 N o 1 2 3 4
5
6 7 8
Pertemuan (∑) Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Memperhatikan √ √ √ √ 12 penjelasan guru Mengerjakan √ √ √ √ 10 LKS Berdiskusi √ √ √ √ 10 kelompok Mempresentasi √ √ √ √ 10 kan hasil kerja kelompok Memperhatikan √ √ √ √ 10 pendapat temannya Mengerjakan √ √ √ √ 12 soal/kuis Berani bertanya √ √ √ √ 9 Menjawab √ √ √ √ 11 pertanyaan guru Aspek yang Diamati
Jumlah (∑) Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
18 56,25%
Keterangan: Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
20 23 62,5% 71,87% 65,62% Cukup Baik : : : :
< 65% 65% - 74% 75% - 84% 85% - 100%
23 71,87%
(%)
75% 62,5% 62,5% 62,5%
62,5%
75% 56,25% 68,75%
65,62%
114
Lampiran 7 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 2 N o 1 2 3 4
5
6 7 8
Aspek yang Diamati
Pertemuan Pert. 5 Pert. 6 Pert. 7 Pert. 8 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Memperhatikan √ √ √ √ penjelasan guru Mengerjakan √ √ √ √ LKS Berdiskusi √ √ √ √ kelompok Mempresentasi √ √ √ √ kan hasil kerja kelompok Memperhatikan √ √ √ √ pendapat temannya Mengerjakan √ √ √ √ soal/kuis Berani bertanya √ √ √ √ Menjawab √ √ √ √ pertanyaan guru Jumlah (∑)
24
25
26
28
Persentase (%)
75%
78,12%
81,25%
87,5%
Rata-Rata
80,46%
Keterangan
Baik
Keterangan: Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
: < 65% : 65% - 74% : 75% - 84% : 85% - 100%
(∑)
(%)
14
87,5%
12
75%
14
87,5%
12
75%
12
75%
13
81,25%
13 14
81,25% 81,25%
80,46%
115
Lampiran 8 Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 1 No. Butir Soal
SS
S
TS
STS
Kategori
1
17
6
7
0
+
2
1
1
14
14
-
3
10
13
5
2
+
4
10
14
2
4
+
5
4
7
13
6
+
6
1
0
19
10
-
7
12
9
6
3
+
8
8
10
7
5
-
9
0
3
21
6
-
10
13
5
4
8
-
11
4
6
15
5
-
12
11
12
7
0
+
13
13
9
5
3
+
14
7
10
8
5
-
15
9
12
5
4
+
16
26
3
1
0
+
17
8
9
7
6
-
18
12
14
3
1
+
19
9
12
4
5
-
20
16
9
3
2
+
21
13
12
4
1
+
22
18
6
5
1
+
23
3
7
12
8
-
24
6
7
14
3
-
25
23
7
0
0
+
116
Analisis Data Hasil Jawaban Angket Siswa pada Siklus I *Dimensi 1: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran Butir Soal (+) 1. 7. 12. 15. 20.
Skor Angket 4 3 2 17 x 4 = 68 6 x 3 = 18 7 x 2 = 14 12 x 4 = 48 9 x 3 = 27 6 x 2 = 12 11 x 4 = 44 12 x 3 = 36 7 x 2 = 14 9 x 4 = 36 12 x 3 = 36 5 x 2 = 10 16 x 4 = 64 9 x 3 = 27 3x2=6 Jumlah Skor (F) Frekuensi
1 0x1=0 3x1=3 0x1=0 4x1=4 2x1=2
Butir Soal (-) 9. 11. 17. 23
Skor Angket 1 2 3 0x1=0 3x2=6 21 x 3 = 63 4x1=4 6 x 2 = 12 15 x 3 = 45 8x1=8 9 x 2 = 18 7 x 3 = 21 3x1=3 7 x 2 = 14 12 x 3 = 36 Jumlah Skor (F) Frekuensi
4 6 x 4 = 24 5 x 4 = 20 6 x 4 = 24 8 x 4 =32
Skor (F) : 469 + 330 = 799 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 9 x 4 = 36 NS : = = 26,63
Jumlah 100 90 94 86 99 469 Jumlah
P = =
93 81 71 85 330
x 100% X 100%
= 73,98%
*Dimensi 2: Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar Butir Soal (+) 16. 25. Butir Soal (-) 2. 6.
Skor Angket 3 2 3x3=9 1x2=2
4 26 x 4 = 104 23 x 4 = 92 7 x 3 = 21 0x2=0 Jumlah Skor (F) Frekuensi Skor Angket 1 2 3 1x1=1 1x2=2 14 x 3 = 42 1x1=1 0x2=0 19 x 3 = 57 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 101 + 98 = 199 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 4 x 4 = 16 NS : = = 6,63
Jumlah 1 0x1=0
115
0x1=0
113 228 Jumlah
4 14 x 4 = 56 10 x 4 = 40 P = =
x 100% X 100%
= 41,43%
101 98 199
117
*Dimensi 3: Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar Butir Soal (+) 13. 21. 22.
Skor Angket 4 3 2 13 x 4 = 52 9 x 3 = 27 5 x 2 = 10 13 x 4 = 52 12 x 3 = 36 4x2=8 18 x 4 = 72 6 x 3 = 18 5 x 2 = 10 Jumlah Skor (F) Frekuensi
1 3x1=3 1x1=1 1x1=1
Butir Soal (-) 8. 14.
Skor Angket 1 2 3 8x1=8 10 x 2 = 20 7 x 3 = 21 7x1=7 10 x 2 = 20 8 x 3 = 24 Jumlah Skor (F) Frekuensi
4 5 x 4 = 20 5 x 4 = 20
Skor (F) : 290 + 140 = 430 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 5 x 4 = 20 NS : = = 14,33
Jumlah 92 97 101 290 Jumlah
P = =
69 71 140
x 100% X 100%
= 71,65%
*Dimensi 4: Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru Butir Soal (+) 3. 4. 18.
Skor Angket 4 3 2 10 x 4 = 40 13 x 3 = 39 5 x 2 = 10 10 x 4 = 40 14 x 3 = 42 2x2=4 12 x 4 = 48 14 x 3 = 42 3x2=6 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Butir Soal (-) 10. 24.
Skor Angket 1 2 3 13 x 1 = 13 5 x 2 = 10 4 x 3 = 12 6x1=6 7 x 2 = 14 14 x 3 = 42 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 278 + 141 = 419 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 5 x 4 = 20 NS : = = 13,96
Jumlah 1 2x1=2 4x1=4 1x1=1
91 90 97 278 Jumlah
4 8 x 4 = 32 3 x 4 = 12 P = =
67 74 141
x 100% X 100%
= 69,80%
118
*Dimensi 5: Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan Butir Soal (+) 5.
Skor Angket 4 3 2 4 x 4 = 16 7 x 3 = 21 13 x 2 = 26 Jumlah Skor (F) Frekuensi
1 6x1=6
Butir Soal (-) 19.
Skor Angket 1 2 3 9x1=9 12 x 2 = 24 4 x 3 = 12 Jumlah Skor (F) Frekuensi
4 5 x 4 = 20
Skor (F) : 64 + 65 = 129 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 2x4=8 NS : = = 4,3
Rata-Rata Nilai
= = = = 77,62%
Jumlah 64 64 Jumlah
P =
x 100%
=
X 100%
= 53,75%
65 65
119
Lampiran 9 Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 2 No. Butir Soal
SS
S
TS
STS
Kategori
1
21
9
0
0
+
2
0
1
19
10
-
3
21
9
0
0
+
4
20
9
1
0
+
5
11
15
3
1
+
6
0
2
15
13
-
7
17
13
0
0
+
8
5
3
14
8
-
9
1
0
15
14
-
10
4
5
16
5
-
11
4
1
18
7
-
12
19
11
0
0
+
13
18
8
3
1
+
14
3
7
14
6
-
15
21
7
1
1
+
16
19
9
1
1
+
17
6
3
11
10
-
18
19
11
0
0
+
19
5
5
17
3
-
20
12
16
2
0
+
21
20
7
3
0
+
22
22
4
4
0
+
23
2
1
16
11
-
24
14
5
10
1
-
25
24
6
0
0
+
120
Lampiran Analisis Data Hasil Jawaban Angket Siswa pada Siklus II *Dimensi 1: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran Butir Soal (+) 1. 7. 12. 15. 20. Butir Soal (-) 9. 11. 17. 23
Skor Angket 4 3 2 21 x 4 = 84 9 x 3 = 27 0x2=0 17 x 4 = 68 13 x 3 = 39 0x2=0 19 x 4 = 76 11 x 3 = 33 0x2=0 21 x 4 = 84 7 x 3 = 21 1x2=2 12 x 4 = 48 16 x 3 = 48 2x2=4 Jumlah Skor (F) Frekuensi Skor Angket 1 2 3 1x1=1 0x2=0 15 x 3 = 45 4x1=4 1x2=2 18 x 3 = 54 6x1=6 3x2=6 11 x 3 = 33 2x1=2 1x2=2 16 x 3 = 48 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 535 + 371 = 906 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 9 x 4 = 36 NS : = = 30,2
Jumlah 1 0x1=0 0x1=0 0x1=0 1x1=1 0x1=0
111 107 109 108 100 535 Jumlah
4 14 x 4 = 56 7 x 4 = 28 10 x 4 = 40 11 x 4 = 44 P = =
102 88 85 96 371
x 100% X 100%
= 83,88%
*Dimensi 2: Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar Butir Soal (+) 16. 25. Butir Soal (-) 2. 6.
Skor Angket 4 3 2 19 x 4 = 76 9 x 3 = 27 1x2=2 24 x 4 = 96 6 x 3 = 18 0x2=0 Jumlah Skor (F) Frekuensi Skor Angket 1 2 3 0x1=0 1x2=2 19 x 3 = 57 0x1=0 2x2=4 15 x 3 = 45 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 111 + 200 = 311 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 4 x 4 = 16 NS : = = 10,36
Jumlah 1 1x1=1 0x1=0
106 105 111 Jumlah
4 10 x 4 = 40 13 x 4 = 52 P = =
99 101 200
x 100% X 100%
= 64,79%
121
*Dimensi 3: Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar Butir Soal (+) 13. 21. 22. Butir Soal (-) 8. 14.
Skor Angket 4 3 2 18 x 4 = 72 8 x 3 = 24 3x2=6 20 x 4 = 80 7 x 3 = 21 3x2=6 22 x 4 = 72 4 x 3 = 12 4x2=8 Jumlah Skor (F) Frekuensi Skor Angket 1 2 3 5x1=5 3x2=6 14 x 3 = 42 3x1=3 7 x 2 = 14 14 x 3 = 42 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 318 + 168 = 486 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 5 x 4 = 20 NS : = = 16,2
Jumlah 1 1x1=1 0x1=0 0x1=0
103 107 108 318 Jumlah
4 8 x 4 = 32 6 x 4 = 24 P = =
85 73 168
x 100% X 100%
= 81%
*Dimensi 4: Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru Butir Soal (+) 3. 4. 18.
Skor Angket 4 3 2 21 x 4 = 84 9 x 3 = 27 0x2=0 20 x 4 = 80 9 x 3 = 27 1x2=2 19 x 4 = 76 11 x 3 = 33 0x2=0 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Butir Soal (-) 10. 24.
Skor Angket 1 2 3 4x1=4 5 x 2 = 10 16 x 3 = 48 14 x 1 = 14 5 x 2 = 10 10 x 3 = 30 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 329 + 140 = 469 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 5 x 4 = 20 NS : = = 15,63
Jumlah 1 0x1=0 0x1=0 0x1=0
111 109 109 329 Jumlah
4 5 x 4 = 20 1x4=4 P = =
82 58 140
x 100% X 100%
= 78,16%
122
*Dimensi 5: Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan Butir Soal (+) 5. Butir Soal (-) 19.
Skor Angket 4 3 2 11 x 4 = 44 15 x 3 = 45 3x2=6 Jumlah Skor (F) Frekuensi Skor Angket 1 2 3 5x1=5 5 x 2 = 10 17 x 3 = 51 Jumlah Skor (F) Frekuensi
Skor (F) : 96 + 78 = 174 NH : Jumlah Soal x Skor Angket : 2x4=8 NS : = = 5,8
Rata-Rata Nilai
= = = = 95,08%
Jumlah 1 1x1=1
96 96 Jumlah
4 3 x 4 = 12 P =
x 100%
=
X 100%
= 72,5%
78 78
123
Lampiran 10 HASIL WAWANCARA GURU PRA PENELITIAN Hari/Tanggal
: Senin/14 Oktober 2013
Tempat
: SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Tujuan wawancara
:
Mengidentifikasi
kondisi
awal
proses
pembelajaran
matematika pada kelas yang akan diteliti
Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Pra Penelitian 1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas IV pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung? Termasuk banyak siswa yang terlihat kurang semangat mengikuti pelajaran dan jarang yang bertanya terkait materi yang belum dipahami. 2. Bagaimana usaha yang Ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa? Saya kaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga mereka bisa dengan mudah memahaminya. 3. Bagaimana keaktifan siswa kelas IV dalam belajar matematika? Sebagian besar siswa sulit diatur, masih ada yang tidak memperhatikan saat materi diberikan bahkan mengobrol dengan temannya. 4. Bagaimana hasil belajar matematika kelas IV? Masih banyak nilai siswa yang rendah. 5. Apakah Ibu pernah melakukan pembelajaran berkelompok? Pernah mencobanya, tetapi menyita banyak waktu jadi jarang saya terapkan dan kebanyakan siswa malah bermain-main dengan temannya. 6. Bagaimana tanggapan siswa dengan pembelajaran matematika secara kelompok? Mereka sebenarnya senang mungkin hanya perlu bimbingan dan pengarahan. 7. Apakah motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat jika diterapkan pembelajaran secara berkelompok? Saya rasa bisa.
124
8. Apakah dengan pembelajaran secara berkelompok juga dapat meningkatkan aspek-aspek lainnya misalnya seperti aktifitas belajar atau hasil belajarnya? Saya rasa jika motivasi belajarnya baik dapat berdampak baik pula pada hal lainnya seperti aktifitas belajar dan bahkan hasil belajar siswa. 9. Model apa saja yang Ibu gunakan pada pembelajaran matematika? Model secara ceramah, tanya jawab, latihan soal, dan pemberian tugas.
Mengetahui, Wali Kelas IV/Guru Matematika
Ida Darsawati NIP. 19650413 198503 2 003
125
Lampiran 11 HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PENELITIAN SIKLUS I Hari/Tanggal
: Senin/28 Oktober 2013
Tempat
: SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Tujuan wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada tindakan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
Daftar Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus I 1. Berdasarkan pengamatan Ibu selama penelitian ini, apakah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD? Saya rasa ada peningkatan walaupun belum maksimal. 2. Apa saja motivasi belajar siswa yang meningkat selama ibu melakukan pengamatan? Siswa sudah mulai berani bertanya meskipun masih terlihat ragu-ragu, siswa berpikir bersama untuk mengerjakan soal yang diberikan. 3. Berdasarkan pengamatan Ibu selama siklus ini, bagaimana aktifitas belajar matematika siswa? Siswa mulai menyukai pelajaran secara perlahan-lahan terlihat dari sikap siswa yang perhatian dan ingin tahu tentang materi pelajaran. 4. Menurut Ibu, adakah pengaruh lainnya bagi siswa yang terlihat selama proses pembelajaran matematika dengan model STAD berlangsung? Ada, misalnya seperti siswa belajar menghargai teman, saling membantu siswa yang belum bisa, dan saling bekerjasama. 5. Apakah siswa terlihat menyukai model ini? Sebagian besar terlihat menyukai kegiatan pembelajaran ini 6. Menurut ibu, apakah kekurangan dalam penerapan model STAD selama penelitian siklus I ini?
126
Menurut saya, kekurangannya yaitu alat peraga hanya berupa gambar di papan tulis, penataan tempat duduk kelas yang kurang leluasa, setiap kelompok hanya diberikan satu LKS sehingga hanya mengandalkan teman yang mampu mengerjakan saja, dan penghargaan kelompok yang unggul terlihat masih kurang ada pengaruhnya bagi kelompok lainnya. 7. Apa solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I? Alat peraga menggunakan alat yang konkrit, penataan tempat duduk kelompok lebih diatur lagi. Pembagian LKS diberikan kepada setiap siswa dan LKS disisipi kata-kata mutiara terkait dalam hal persaudaraan, persahabatan dalam Islam, maupun penyemangat belajar siswa. Setiap kelompok yang mendapatkan penghargaan dikumpulkan poin penghargaannya, kelompok yang terbanyak penghargaan akan mendapatkan hadiah setelah materi selesai dipelajari.
Mengetahui, Wali Kelas IV/Guru Matematika
Ida Darsawati NIP. 19650413 198503 2 003
127
Lampiran 12 HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PENELITIAN SIKLUS II Hari/Tanggal
: Rabu/6 Oktober 2013
Tempat
: SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Tujuan wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada tindakan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
Daftar Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus II 1. Berdasarkan pengamatan Ibu selama siklus ini, apakah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD? Setelah dilakukan pembelajaran dengan maksimal oleh guru, motivasi belajar matematika siswa meningkat lebih baik dari siklus sebelumnya. 2. Apa saja motivasi belajar matematika siswa yang meningkat selama ibu melakukan pengamatan? Semua siswa lebih perhatian dan antusias dalam belajarnya sehingga terlihat peningkatan motivasi belajar yang lebih baik dari siklus sebelumnya. 3. Menurut Ibu, adakah pengaruh lainnya bagi siswa yang terlihat selama proses pembelajaran matematika dengan model STAD berlangsung pada siklus ini? Ada, seperti saling memaafkan, membantu temannya, berani bertanya dan mengajukan pendapatnya, dan terlihat lebih percaya diri. 4. Apakah siswa terlihat menyukai model ini? Semua siswa terlihat menyukai pembelajaran ini. 5. Menurut ibu, apakah kekurangan dan solusi pada siklus ini? Saya rasa sudah lebih baik dari siklus sebelumnya jadi tidak perlu solusi.
128
Lampiran 13 HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH PENELITIAN SIKLUS I No. 1.
Pertanyaan Bagaimana menurut
Kemampuan Siswa Tinggi Menyenangkan
Sedang Cukup sulit
kamu mengenai pelajaran dan seru
Rendah Susah dipahami
matematika? 2.
Apakah belajar
Iya, sangat
matematika secara
menyenangkan
Iya, tentu
Iya, karena ramai-ramai
berkelompok menyenangkan? 3.
4.
5.
Apakah soal yang
Tidak, soalnya
Ada yang sulit
diberikan terlalu sulit?
mudah
dan ada yang
dipahami
mudah
Apa kesan kalian setelah
Ingin setiap
Ada teman
Belajarnya
belajar matematika
hari belajar
yang tidak
bisa santai
dengan cara
matematika
mau bantu
berkelompok?
berkelompok
belajar
Apakah dengan belajar
Ya, saya jadi
Iya, bisa
Iya, jadi aku
berkelompok membuat
bersemangat
belajar bareng
tidak diam
kalian lebih aktif dan
belajar karena
teman-teman
saja
ingin terus belajar?
bisa belajar bareng teman
Sangat sulit
129
Lampiran 14 HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH PENELITIAN SIKLUS II Kemampuan Siswa
No.
Pertanyaan
1.
Bagaimana menurut kamu
Sangat
mengenai pelajaran
menyenangkan kan, asik juga
Tinggi
Sedang Menyenang-
matematika? 2.
Iya, sangat
Iya, jadi tau
Iya, karena
matematika secara
menyenangkan yang belum
belajarnya
paham
barengbareng
Apakah soal yang
Tidak, soalnya
diberikan terlalu sulit?
mudah
sulit, ada
dimengerti
yang mudah
Tidak, biasa aja
Ada yang
Apa kesan kalian setelah
Senang, ingin
Jadi lebih
Belajarnya
belajar matematika
terus belajar
paham karena
asik karena
dengan cara
kelompok
belajarnya
sama teman
berkelompok? 5.
sulit, tapi
Apakah belajar
menyenangkan?
4.
Lumayan
seru
berkelompok
3.
Rendah
bareng teman
Apakah dengan belajar
Iya, saya jadi
Iya, ingin terus
Iya, saingan
berkelompok membuat
ingin terus
belajar
sama
kalian lebih aktif dan
belajar supaya
kelompok dan
kelompok
ingin terus belajar?
dapat
belajar bareng
yang lain
peringkat yang
teman di rumah
bagus
130
Lampiran 15
KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS BELAJAR SISWA
NO.
INDIKATOR
NO ITEM
1.
Memperhatikan penjelasan guru
1
2.
Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS
2
3.
Bekerja sama dalam kelompok
3
4.
Mempresentasikan hasil kerja kelompok
4
5.
Memperhatikan pendapat orang lain
5
6.
Mengerjakan latihan soal/kuis
6
7.
Berani bertanya
7
8.
Berani menjawab pertanyaan dari guru
8
RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI AKTIFITAS BELAJAR KELOMPOK NO 1.
ASPEK Memperhatikan penjelasan guru
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
2.
Bertanya atau mencari informasi terkait materi/tugas
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
3.
Terlibat dalam berdiskusi
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
KRITERIA PENILAIAN Jika semua siswa setiap kelompok mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru. Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru adalah 4 orang. Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru adalah 3 orang. Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru adalah 2 orang. Jika semua siswa setiap kelompok mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS Jika jumlah siswa setiap kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 4 orang Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 3 orang Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 2 orang Jika semua siswa dalam satu kelompok berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan LKS Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan LKS adalah 4 orang Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan LKS adalah 3 orang Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan LKS adalah 2 orang
131
4.
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
5.
Mempresentasi kan hasil kerja kelompok
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
Jika semua siswa dalam satu kelompok mengerjakan dengan jelas,rapi dalam menyelesaikan LKS Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam menyelesaikan LKS adalah 4 orang Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam menyelesaikan LKS adalah 3 orang Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam menyelesaikan LKS adalah 2 orang Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban benar, cara tepat, dan berani Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah, cara tepat, dan berani Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah, cara tidak tepat, dan berani Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah, cara tidak tepat, dan tidak berani
132
133 Lampiran 17 Angket Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika No. Pernyataan SS S 1. Saya senang mengikuti pelajaran matematika Saya mudah putus asa jika ada soal matematika yang 2. tidak dapat saya kerjakan Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan 3. oleh guru matematika Saya akan belajar sungguh-sungguh agar prestasi belajar 4. matematika saya lebih baik dari teman-teman Saya mengerjakan soal-soal matematika tidak hanya 5. dari buku paket dan LKS 6. Saya merasa bosan dengan tugas-tugas matematika Saya membaca buku matematika terlebih dahulu 7. sebelum guru matematika memberikan pelajaran Saya mengabaikan tugas-tugas matematika yang 8. diberikan oleh guru sebelum ada yang menegur Setiap pelajaran matematika saya selalu keluar masuk 9. kelas berpura-pura izin ke toilet/wc Saya takut jika guru mulai memberikan pertanyaan 10. matematika kepada saya 11. Saya kurang suka membaca buku matematika 12. Saya selalu memperhatikan penjelasan guru matematika Saya lebih senang menyelesaikan tugas matematika 13. sendiri dari pada dibantu orang lain Saya hanya akan mngerjakan tugas matematika bila 14. dibantu teman Apabila ada waktu luang saya mencari buku bacaan 15. matematika untuk dibaca Seberat apapun soal-soal matematika yang diberikan 16. saya akan kerjakan dengan sungguh-sungguh Saya membaca buku matematika hanya pada saat akan 17. diadakan ulangan/tes Saya senang jika dapat menjawab pertanyaan yang 18. diberikan oleh guru matematika Saya kurang senang jika guru meminta siswa untuk 19. menyelesaikan masalah dalam materi matematika Saya tertarik untuk mempelajari buku-buku yang 20. berkaitan dengan matematika Saya berusaha menyerahkan tugas matematika tepat 21. waktu Saya yakin dapat menyelesaikan tugas matematika 22. dengan kemampuan sendiri Saya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan 23. pelajaran matematika Saya tidak ingin bersaing untuk meraih prestasi ketika 24. belajar matematika Saya selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan 25. oleh guru matematika
TS
STS
134
Lampiran 18
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR Nomor Dimensi
Elemen
Pernyataan
Jumlah
Positif
Negatif
a. Senang belajar matematika.
1
9
2
siswa terhadap
b. Memperhatikan guru mengajar
12
23
2
pelajaran
c. Rajin membaca buku
7, 15, 20
11, 17
5
25
6
2
16
2
2
21
8
2
13, 22
14
3
3, 18
10
3
4
24
2
5
19
2
1. Minat dan perhatian
2. Semangat siswa untuk a. Tekun menghadapi tugas melaksanakan tugastugas belajar 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan a. Tidak membuang waktu b. Tidak bergantung pada orang lain
tugas belajar 4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang
a. Bertanya serta menjawab pertanyaan b. Berusaha unggul
diberikan guru 5. Rasa senang dalam
a. Senang mencari serta
mengerjakan tugas
memecahkan masalah
yang diberikan Jumlah
25
135
Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata Penelitian Angket Motivasi Belajar pada Siklus I No.
Dimensi Minat dan perhatian siswa
1.
Nilai Harapan
Nilai Skor
(NH)
(NS)
Skor
X 100 %
799
9 x 4 = 36
= 26,63
x 100 % = 73,98 %
199
4 x 4 = 16
= 6,63
x 100 % = 41,43 %
432
5 x 4 = 20
= 14,33
x 100 % = 71,65 %
419
5 x 4 = 20
= 13,96
x 100 % = 69,8 %
129
2x4=8
= 4,3
terhadap pelajaran Semangat siswa untuk
2.
melaksanakan tugas-tugas belajar Tanggung jawab siswa
3.
dalam mengerjakan tugastugas belajar Reaksi yang ditunjukkan
4.
terhadap stimulus yang diberikan guru Rasa senang dan puas dalam
5.
mengerjakan tugas yang
x 100 % = 53,75 %
diberikan Rata-Rata Nilai Kategori Nilai
Keterangan: I. Tinggi II. Sedang III. Rendah
= = =
80 % - 100 % 50 % - 79 % < 50 %
= 77,62 % Sedang
136
Lampiran 20 Perhitungan Rata-Rata Penelitian Angket Motivasi Belajar pada Siklus II
No.
1.
Nilai Harapan
Nilai Skor
(NH)
(NS)
x 100 %
Dimensi
Skor
Minat dan perhatian siswa
906
9 x 4 = 36
= 30,2
x 100 % = 83,88 %
311
4 x 4 = 16
= 10,36
x 100 % = 64,79 %
486
5 x 4 = 20
= 16,2
x 100 % = 81 %
469
5 x 4 = 20
= 15,63
x 100 % = 78,16 %
144
2x4=8
= 5,8
terhadap pelajaran Semangat siswa untuk
2.
melaksanakan tugas-tugas belajar Tanggung jawab siswa
3.
dalam mengerjakan tugastugas belajar Reaksi yang ditunjukkan
4.
terhadap stimulus yang diberikan guru Rasa senang dan puas
5.
dalam mengerjakan tugas
x 100 % = 72,5 %
yang diberikan Rata-Rata Nilai Kategori Nilai
Keterangan: I. Tinggi II. Sedang III. Rendah
= = =
80 % - 100 % 50 % - 79 % < 50 %
= 95,08 % Tinggi
137 Lampiran 21 Lembar Kerja Siswa (LKS) Judul Mata Pelajaran Kelas/Semester
: Menentukan besar sudut : Matematika : IV/1
Tujuan Siswa dapat: Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat putaran dalam satuan derajat Materi Mengidentifikasi sudut siku-siku bangun datar dan sudut pada empat arah mata angin
Untuk memahami materi hari ini, mari ikutilah kegiatan berikut ini! .... Tes 1 Sudut setengah putaran (180o) adalah .... Tes 2 Sudut seperempat putaran (90o) adalah Setelah memahami materi di atas, ayo kerjakanlah soal di bawah ini! NO. SOAL JAWABAN 1. Besar sudut di samping adalah...
2.
3.
Soni berjalan ke arah Utara kemudian berbelok ke arah kanan 90o, sekarang Soni berjalan ke arah mana? Berapakah besar sudut dari arah: a. Barat ke Timur? b. Timur ke Selatan? c. Selatan ke Utara? 1. Sudut ABC
= . . .o
6. Sudut EDA
= . . .o
2. Sudut ABF
= . . .o
7. Sudut EDF
= . . .o
3. Sudut BFH
= . . .o
8. Sudut HFG
= . . .o
4. Sudut BAD
= . . .o
9. Sudut GFD
= . . .o
5. Sudut CBF
= . . .o
10. Sudut GFH
= . . .o
**Jika ingin orang tua bahagia, jadilah anak shaleh dan shalehah**
138
LEMBAR JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
Tes 1: Sudut Lurus Tes 2: Sudut Siku-Siku 1. Besar sudut tersebut adalah 270o 2. Sekarang Soni berjalan ke arah Timur 3. Besar sudut dari arah: a. Barat ke Timur = 180o b. Timur ke Selatan = 90o c. Selatan ke Utara = 180o
1. Sudut ABC = 180o 2. Sudut ABF = 90o 3. Sudut BFH = 180o 4. Sudut BAD = 90o 5. Sudut CBF = 90o 6. Sudut EDA = 180o 7. Sudut EDF = 90o 8. Sudut HFG = 90o 9. Sudut GFD = 180o 10. Sudut GFH = 90o
139 Lampiran 22 Lembar Kerja Siswa (LKS) Judul Mata Pelajaran Kelas/Semester
: Menentukan hubungan antar satuan waktu : Matematika : IV/1
Tujuan Siswa dapat: Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad Membaca, menulis, dan menggambar jam Materi Hubungan antar satuan waktu Contoh: 1 menit = 60 detik 1 jam = 60 menit 1 hari = 24 jam 1 minggu = 7 hari 1 bulan = 4 minggu 1 bulan = 30 hari
1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 abad 1 windu 1 dasawarsa
= 12 bulan = 52 minggu = 365 hari = 100 tahun = 8 tahun = 10 tahun
Untuk memahami materi hari ini, mari ikutilah kegiatan berikut ini! Tes 1 3 menit = ... detik 1 menit = 60 detik, 3 menit = 3 x 60 detik = ... detik Tes 2 2 windu = ... bulan 1 windu = 8 tahun, 2 windu = 2 x 8 tahun = 16 tahun 1 tahun = 12 bulan, 16 tahun = 16 x 12 bulan = ... bulan Setelah memahami materi di atas, ayo kerjakanlah soal di bawah ini! No. SOAL JAWABAN No. SOAL 1. 3 jam = ... menit ... 6. 2,5 jam = ... menit 2. 2 jam = ... detik ... 7. 15 menit = ... detik 3. 120 menit = ... jam ... 8. 300 detik = ... menit 4. 720 menit = ... jam ... 9. 360 detik = ... menit 5. 420 menit = ... detik ... 10. 1,5 menit = ... detik
JAWABAN ... ... ... ... ...
Selesaikan masalah-masalah berikut! 1. Pada tahun 2012 Ibu Mirna berusia 5 windu. Tahun berapakah Ibu Mirna lahir? Jawab: ............................................................................................................................. 2. Umur Maya 40 hari lebih tua daripada umur Winda. Maya dilahirkan pada tanggal 12 Juni 1997. Tanggal berapakah Winda lahir? Jawab: ............................................................................................................................. 3. Pak Suko akan mengecat 17 kursi. Untuk mengecat sebuah kursi, Pak Suko membutuhkan waktu 20 menit. Jika Pak Suko mulai mengecat pada pukul 08:20, pukul berapakah Pak Suko selesai mengecat? Jawab: .............................................................................................................................
“Anak baik adalah anak yang suka membantu teman-temannya”
140
LEMBAR JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
Tes 1: 3 menit 1 menit 3 menit
= = = =
... detik 60 detik 3 x 60 detik 180 detik
Tes 2: 2 windu 1 windu 2 windu
= = = = = = =
... bulan 8 tahun 2 x 8 tahun 16 tahun 12 bulan 16 x 12 bulan 192 bulan
= = = = =
180 menit 7200 detik 2 jam 12 jam 25200 detik
1 tahun 16 tahun
1. 2. 3. 4. 5.
3 jam 2 jam 120 menit 720 menit 420 menit
6. 2,5 jam 7. 15 menit 8. 300 detik 9. 360 detik 10. 1,5 menit
= = = = =
150 menit 900 detik 5 menit 6 menit 90 detik
1. Tahun 2012 Ibu Mirna berusia 5 windu. 1 windu = 8 tahun, 5 x 8 tahun = 40 tahun. 2012 – 40 tahun = 1972. Jadi, Ibu Mirna lahir pada tahun 1972. 2. Maya lahir tanggal 12 Juni 1997, lebih tua 40 hari dari Winda. Bulan Juni tahun 1997 ada 30 hari. 12 Juni 1997 dikurangi 40 hari sebelumnya adalah 3 Mei 1997. Jadi, Winda lahir pada tanggal 3 Mei 1997. 3. Pak Suko akan mengecat 17 kursi. Setiap kursi membutuhkan waktu 20 menit. Pak Suko mulai mengecat pukul 08:20. 1 kursi = 20 menit, 17 x 20 menit = 340 menit. 340 menit = 5 jam lebih 40 menit. 08: 20 + 5 jam 40 menit = 14:00. Jadi, Pak Suko selesai mengecat 17 kursi pada pukul 14:00.
141
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Kelompok Siswa *Pertemuan 1 N Aspek yang Diamati o 1 Memperhatikan penjelasan guru 2 Mengerjakan LKS 3 Berdiskusi kelompok 4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 5 Memperhatikan pendapat temannya 6 Mengerjakan soal/kuis 7 Berani bertanya 8 Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
I 6 4 4 4 4 6 4 4 36 4,5%
Kelompok III IV V 9 7,5 9 6 5 6 6 5 6 6 5 6 6 5 6 9 7,5 9 6 5 6 6 5 6 54 45 54 6,7% 5,6% 6,7% 33,6% (5,6%) Sebagian Kecil (Sangat Rendah) II 6 4 4 4 4 6 4 4 36 4,5%
VI 7,5 5 5 5 5 7,5 5 5 45 5,6%
(∑)
(%)
45 30 30 30 30 45 30 30
7,5% 5% 5% 5% 5% 7,5% 5% 5% 45% 5,6%
(∑)
(%)
52 37 37 37 52 52 37 52
8,6% 6,1% 6,1% 6,1% 8,6% 8,6% 6,1% 8,6% 58,8% 7,3%
(∑)
(%)
69 69 69 69 46 69 69 69
11,5% 11,5% 11,5% 11,5% 7,6% 11,5% 11,5% 11,5% 88,1% 11%
*Pertemuan 2 N o 1 2 3 4 5 6 7 8
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
I 9 6 6 6 9 9 6 9 60 7,5%
*Pertemuan 3 Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
I 10,5 10,5 10,5 10,5 7 10,5 10,5 10,5 80 10%
Kelompok III IV V VI 10,5 9 7,5 9 7 6 7 6 7 6 7 6 7 6 7 6 10,5 9 7,5 9 10,5 9 7,5 9 7 6 7 6 10,5 9 7,5 9 70 60 50 60 8,7% 7,5% 6,2% 7,5% 43,6% (7,2%) Hampir Setengahnya (Rendah) II 7,5 5 5 5 7,5 7,5 5 7,5 50 6,2%
Kelompok III IV V 12 12 13,5 12 12 13,5 12 12 13,5 12 12 13,5 8 8 9 12 12 13,5 12 12 13,5 12 12 13,5 92 92 103 11% 11% 13% 64,6% (10,7%) Sebagian Besar (Rendah)
II 9 9 9 9 6 9 9 9 69 8,6%
VI 12 12 12 12 8 12 12 12 92 11%
142
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
*Pertemuan 4 Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
II 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 7 10,5 80 10%
I 18 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 9 13,5 108 13%
II 16 12 12 12 12 12 8 12 96 12%
*Pertemuan 5 Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan *Pertemuan 6 Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
Kelompok III IV V 13,5 13,5 15 13,5 13,5 15 13,5 13,5 15 13,5 13,5 15 13,5 13,5 15 13,5 13,5 15 9 9 10 13,5 13,5 15 103 103 115 12% 12% 14% 71% (11,8%) Sebagian Besar (Rendah)
I 12 12 12 12 12 12 8 12 92 11%
I 15 15 20 15 15 15 15 15 125 15%
Kelompok III IV V 20 18 22 15 13,5 16,5 15 13,5 16,5 15 13,5 16,5 15 13,5 16,5 15 13,5 16,5 10 9 11 15 13,5 16,5 120 108 132 15% 13% 16% 84% (14%) Sebagian Besar (Sedang)
Kelompok III IV V 16,5 15 18 16,5 15 18 22 20 24 16,5 15 18 16,5 15 18 16,5 15 18 16,5 15 18 16,5 15 18 137 125 150 17% 15% 18% 95% (15,8%) Hampir Seluruhnya (Sedang) II 13,5 13,5 18 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 106 13%
VI 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 13,5 9 13,5 103 12%
VI 20 15 15 15 15 15 10 15 120 15%
VI 16,5 16,5 22 16,5 16,5 16,5 16,5 16,5 137 17%
(∑)
(%)
78 78 78 78 78 78 52 78
13% 13% 13% 13% 13% 13% 8,6% 13% 99,6% 12,4%
(∑)
(%)
114 85 85 85 85 85 57 85
19% 14% 14% 14% 14% 14% 9,5% 14% 112,5% 14%
(∑)
(%)
94 94 126 94 94 94 94 94
15,6% 15,6% 21% 15,6% 15,6% 15,6% 15,6% 15,6% 130,2% 16,2%
143
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
*Pertemuan 7 Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan
I 16,5 16,5 16,5 16,5 16,5 22 22 16,5 143 17%
*Pertemuan 8 Aspek yang Diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan LKS Berdiskusi kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Memperhatikan pendapat temannya Mengerjakan soal/kuis Berani bertanya Menjawab pertanyaan guru Jumlah Persentase (%) Rata-Rata Keterangan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kategori Motivasi:
I 24 18 24 18 18 18 24 24 168 21%
Persentase 100% 90% - 99% 60% - 89% 51% - 59% 50% 40% - 49% 20% - 39% 10% - 19% 0,1% - 9% 0% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
: : : : :
Kelompok III IV V 18 16,5 19,5 18 16,5 19,5 18 16,5 19,5 18 16,5 19,5 18 16,5 19,5 24 22 26 24 22 26 18 16,5 19,5 156 143 169 19% 17% 21% 109% (18,1%) Seluruhnya (Sedang)
II 15 15 15 15 15 20 20 15 130 16%
Kelompok II III IV V 22 26 22 28 16,5 19,5 16,5 21 22 26 22 28 16,5 19,5 16,5 21 16,5 19,5 16,5 21 16,5 19,5 16,5 21 22 26 22 28 22 26 22 28 154 182 154 196 19% 22% 19% 24% 126% (21%) Seluruhnya (Tinggi) Penafsiran Seluruhnya Hampir seluruhnya Sebagian besar Lebih dari setengahnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Sedikit Sedikit sekali Tidak ada sama sekali 25% - 30% 19% - 24% 13% - 18% 7% - 12% 0% - 6%
VI 18 18 18 18 18 24 24 18 156 19%
VI 24 18 24 18 18 18 24 24 168 21%
(∑)
(%)
103 103 103 103 103 138 138 103
17,1% 17,1% 17,1% 17,1% 17,1% 23% 23% 17,1% 148,6% 18,5%
(∑)
(%)
146 109 146 109 109 109 146 146
24,3% 18,1% 24,3% 18,1% 18,1% 18,1% 24,3% 24,3% 169,6% 21,2%
FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
SURAT KETERANGAN Nomor: ..............................................
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cengkareng Timur 01 Pagi Cengkareng-Jakarta Barat, dengan ini menerangkan bahwa:
Nama Mahasiswa
: Deni Irawan
NIM
: 109018300097
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Universitas
: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi
: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI”
Benar mahasiswa tersebut telah melaksanakan penelitian di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi Cengkareng-Jakarta Barat pada tanggal 21 Oktober 2013 s.d 7 November 2013, dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan skripsi. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Cengkareng, 11 November 2013 Kepala SDN Cengkareng 01 Pagi
Joko Sarwono, S.Pd NIP. 19590630 198409 1 002