PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh Rohaithoh NIM 18090183000038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rohaithoh NIM : 18090183000038 Jurusan / Parodi : PGMI / Dual Mode : Jalan Rasamala VII Alamat Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Jakarta Selatan MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama Pembimbing NIP Jurusan/Program Studi
: Dindin Ridwanudin, M. Pd. : 197711212011011001 : KI/Bahasa Indonesia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerim segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, Desember 2014 Yang Menyatakan Materai 6000
Rohaithoh
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh,
Rohaithoh NIM 18090183000038
Dosen Pembimbing,
Dindin Ridwanudin, M. Pd. NIP 197711212011011001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI AlKhairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 disusun oleh Rohaithoh, NIM. 18090183000038, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Desember 2014 Yang mengesahkan, Pembimbing
Dindin Ridwanudin, M. Pd. NIP 197711212011011001
iii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI AlKhairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 disusun oleh Rohaithoh, Nomor Induk Mahasiswa 18090183000038, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 Januari 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta, 28 Januari 2015 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanda Tangan
Tanggal
Dr. Fauzan, MA. NIP.19761107 200701 1 013
-----------------------
Tanda Tangan
----------------------------
Sekretaris
Asep Ediana Latif, M.Pd NIP.198106230091 1 003
----------------------- ----------------------------
Penguji I
Dra. Hindun, M. Pd NIP.19701215 200912 2 001
-----------------------
----------------------------
-----------------------
----------------------------
Penguji II
Nuryati Djihadah, M.Pd. NIP.19520520 198103 1 001
Mengetahui: Dekan,
Dra. Nurlena, MA. Ph.D. NIP.19591020 198603 2 001 iv
ABSTRAK
ROHAITHOH (18090183000038) Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) untuk meningkatkan keterampilan membaca mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) untuk meningkatkan keterampilan membaca. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Namun, untuk menghindari anggapan bahwa hasil penelitian pada siklus I hanya kebetulan, peneliti melanjutkan penelitian ke dalam siklus berikutnya (siklus II) dengan hasilnya meningkat menjadi 82,74 yang berarti bahwa angka tersebut telah melampaui target minimal kelengkapan, dengan ratarata naik sebesar 11,12, dimana seluruh siswa mendapatkan nilai melebihi nilai KKM yang telah ditentukan (KKM sebesar 70). Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Kata kunci: Keterampilan Membaca, Metode SQ3R
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dan segala puji bagi Allah Swt Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terwujud. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabiyyina, Wasyafi‟ina, Wamaulana Muhammad beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang shalih dan Shalihah. Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Waktu, tenaga, dan pikiran telah dicurahkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis menimba ilmu di fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada: 1. Dra. Nurlena, M.A. Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2. Fauzan M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 3. Dindin Ridwanudin, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi, 4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan tuntunan kepada penulis selama perkuliahan,
vi
5. Ust. Ma‟mun Syarbani, S. Pd. I., selaku kepala sekolah beserta staf guru yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengadakan penelitian di sekolah MI Al-Khairiyah Jakarta dan dapat meluangkan waktunya untuk wawancara, 6. Suamiku tercinta, dengan kesabaran dan do‟a yang selalu mengiringi setiap langkahku menjadi kekuatan yang tak terhingga, 7. Kawan-kawan PGMI Dual Mode System khususnya kelas A , yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih kuliah, 8. Semua pihak yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada semuanya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang mereka berikan. Dan apabila penulis ada kesalahan, kekurangan, kekhilafan mohon dimaafkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan kritik, dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin Jakarta, Desember 2014 Penulis,
Rohaithoh
vii
DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ……………………………......
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ………………………......
ii
LEMBAR PENGESAHAN ..…………………………………………………......
iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...... iv DAFTAR ISI……………………………………………………………………....
vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………
ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
x
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………
x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………
ix
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………
1
A. Latar Belakang ……………………………….……………………..
1
B. Identifikasi Masalah…………………...…………………………....
3
C. Pembatasan Masalah………...……………………………………...
3
D. Rumusan Masalah……………...……………………………………
3
E. Tujuan Penelitian……………………...………………..…………...
4
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………..
4
BAB II KAJIAN TEORETIK, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR….……………….……...…………..………………….
5
A. Keterampilan………………………………………………………
5
B. Membaca…….…………….………………………………………
6
C. Metode SQ3R……………………………………………………….. 25 D. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………...
30
E. Kerangka Berpikir…………………………………………………..
30
F. Hipotesis Tindakan………………………………………………….
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….
32
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian……………….
32
C. Subjek Penelitian…………………………………….……………...
35
viii
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……..…………………...
36
E. Tahapan Intervensi Tindakan…………………...…………………...
36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan…………...………….... 38 G. Data dan Sumber Data……………………………………………....
38
H. Instrumen Penelitian………..………………….……………………. 38 I. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 39 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness)……………...
40
K. Analisis Data dan Interprestasi Data………………………………...
40
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan……………………………..
41
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN…………......
42
A. Deskripsi Data………………………………………………………. 42 B. Pemeriksaan Keabsahan Data……………….. ………………...…...
49
C. Analisis Data………………………………………………...………
62
D. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian….………………………...…
64
BAB V PENUTUP………………………………………………………………...
66
Kesimpulan…………………………………………………………….
66
Saran ……………………………………………………………….......
66
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 68 LAMPIRAN………………………………………………………………………
ix
69
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian..…………………………………………………….... 32
Tabel 3.2.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas…………………………………...
Tabel 4.1.
Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di MI. Al Khairiyah…………... 43
Tabel 4.2.
Keadaan Guru MI. Al Khairiyah……………..…………………………
46
Tabel 4.3.
Keadaan Siswa MI. Al Khairiyah Tahun Pelajaran 2012-2013……...…
47
Tabel 4.4.
Data Tanah dan Bangunan MI. Al KHairiyah……………………..…...
48
Tabel 4.5.
Data Ruang Gedung MI. Al Khairiyah…………………………..……..
49
Tabel 4.6.
Hasil observasi guru……………..…………………………………….
51
Tabel 4.7.
Hasil observasi siswa………………………………….……………….
52
Tabel 4.8.
Hasil belajar siklus I……………….…………………….……………...
53
Tabel 4.9.
Refleksi kegiatan tindakan siklus I……..….……..…………………...
55
Tabel 4.10.
Hasil observasi guru siklus II….…………………...…………………...
59
Tabel 4.11.
Hasil observasi siswa siklus II……………….…………...…………....
60
Tabel 4.12.
Hasil belajar siswa siklus II….……………………………..………....
61
Tabel 4.13.
Rekapitulasi tingkat keterampilan membaca ……….……………….…. 63
x
37
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1.
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas………………………....
34
Gambar 4.1.
Peta Lokasi MI Al Khairiyah………………………..……...
42
Gambar 4.2.
Struktur Organisasi MI. Al Khairiyah……….………………
48
Grafik 4.1.
Tingkat keterampilan membaca siswa siklus I………………. 54
Grafik 4.2.
Tingkat keterampilan membaca siswa siklus II………..……
xi
63
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 4.1.
Tingkat keterampilan membaca siswa siklus I……………….
54
Grafik 4.2.
Tingkat keterampilan membaca siswa siklus II………..……
63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Lembar Uji Referensi…………………………………………….. 97
Lampiran 2
Observasi Awal Wawancara Responden Guru Pra-Penelitian…..
101
Lampiran 3
Kisi-kisi Hasil Belajar IPS Kelas IV Siklus I…………………….
103
Lampiran 4
Pretest dan Posttest Siklus I………………………………………
108
Lampiran 5
Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Siklus I……………………..
110
Lampiran 6
Kisi-kisi Hasil Belajar IPS Kelas IV Siklus II……………………
111
Lampiran 7
Pretest dan Posttest Siklus II……………………………………..
114
Lampiran 8
Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Siklus II…………………….
116
Lampiran 9
Skoor Data Dibobot………………………………………………
117
Lampiran 10
RPP Siklus I………………………………………………………
127
Lampiran 11
RPP Siklus II……………………………………………………..
133
Lampiran 12
Lembar Observasi Aktivitas Siswa……………………………….
142
Lampiran 13
Lembar Observasi Aktivitas Guru………………………………..
143
Lampiran 14
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran……………………….
145
Lampiran 15
Angket Pemahaman Siswa Terkait Nilai Praktis…………………
146
Lampiran 16
Surat Izin Penelitian……………………………………………… 147
Lampiran 17
Surat Keterangan Selesai Penelitian……………………………...
xiii
148
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana dan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa kita dapat mengetahui kecermatan, kelogisan, dan keteraturan jalan pikir seseorang serta mengungkapkan segala ide atau gagasan. Bahasa Indonesia dalam kurikulum sekolah mendapatkan posisi yang cukup penting dan strategis. Penting, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa komunikasi di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Strategis, karena bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi yang dapat terintegrasi dalam proses pemyampaian pembelajaran, baik formal maupun non formal. “Pada dasarnya ruang lingkup pembelajaran bahasa mencakup empat aspek, yakni (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis.”1 Setiap keterampilan berbahasa erat hubungannya dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa maka semakin jelas dan terang pikirannya. Untuk mengasah keterampilan diperlukan latihan secara terus menerus agar dikuasai dan terlatih, melatih berbahasa berarti melatih proses berpikir juga. “Hakikat pengajaran keterampilan berbahasa itu adalah (1) berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan (2) berorientasi pada siswa sebagai subjeck belajar.”2 Orientasi pada pelatihan penggunaan bahasa ditandai oleh adanya kegiatan yang secara langsung melatih siswa berbahasa dan kegiatan itu harus mendominasi sebagian besar waktu belajar. Sedikitnya dua pertiga dari waktu belajar digunakan berlatih bahasa.
1
Abd.Rozak,dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta, FITK Press.,2010) h.361 2
Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta, Universitas Terbuka.,2008) h. 1.4
1
2 Membaca merupakan salah satu keterampilan penting dan paling efektif untuk melihat cakrawala dunia secara objektif, mandiri, dan kreatif. Dengan membaca, kita akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman. Bahkan dengan membaca kita akan menjadi seorang yang kreatif, kritis, dan bijak atau sekurang-kurangnya kita bisa hijrah dari orang yang tidak tahu menjadi orang yang tahu. Keterampilan membaca bertujuan agar siswa dapat membaca dan memahami
isi
bacaan/pesan
yang
disampaikan
oleh
penulis.
Tujuan
mengisyaratkan adanya satu kemampuan yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan membaca. Pembelajaran keterampilan membaca siswa di kelas V MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, bahkan kerapkali siswa hanya ditugaskan untuk membaca buku lalu mengerjakan soal yang telah disediakan. Penggunaan metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran keterampilan membaca sampai sekarang masih monoton. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa menjadi jenuh, serta proses belajar mengajar mejadi kurang efektif. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang menggemari kegiatan membaca hingga kemampuan siswa dalam keterampilan membaca sangat rendah. Selain itu pengetahuan guru terhadap metode pembelajaran keterampilan membaca yang minim mengakibatkan faktor ketidaktertarikan dan ketidakseriusan dalam pembelajaran keterampilan membaca. Guna meningkatkan keterampilan membaca siswa perlu diberikan solusi. Salah satu alternatif solusi tersebut adalah penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran keterampilan membaca. Metode SQ3R dapat melatih siswa dalam keterampilan membaca dengan dilakukan Survey untuk meneliti hal-hal yang penting dari setiap bacaan, lalu ada Question, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari apa yang sudah siswa lakukan di tahap Survey. Selanjutnya, ada Read, siswa diminta untuk membaca secara keseluruhan isi teks bacaan tersebut dengan teliti. Lalu di tahap Recite, siswa mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuatnya setelah membaca, untuk mengingatkan siswa kembali isi bacaannya. Kemudian, tahap terakhir adalah Review, di tahap ini siswa diminta untuk membacakan kembali isi teks
3
tersebut dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri, dengan ini guru dapat melihat kemampuan siswa dalam keterampilan membaca. Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penggunaan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi: 1. Proses pembelajaran bahasa Indonesia di MI. Al-Khairiyah kelas V masih berjalan dengan metode konvensional, yaitu ceramah.. 2. Beberapa siswa merasa malas untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia ketika diminta untuk membaca. 3. Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, karena kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan metode yang efektif. 4. Hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, peneliti perlu membatasi masalah sebagai berikut: Peningkatan keterampilan membaca melalui penggunaan metode SQ3R pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah
penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014?
4
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat: 1. Bagi guru bahasa Indonesia a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman guru bahasa Indonesia dan dijadikan metode pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran keterampilan membaca. b. Sebagai arah dan pedoman bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca.
2. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan membuat siswa lebih kompeten membaca dalam bidang mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan membaca. 3. Bagi peneliti Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan lebih lanjut dalam menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan fungsional khusunya metode SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca. 4. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk memperbanyak, memperluas dan memperjelas bahasan materi dalam pembelajaran yang lebih kreatif dan fungsional khusunya metode SQ3R.
BAB II KAJIAN TEORETIK, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR
Teori Membaca Guna mengkaji lebih dalam lagi tentang judul skripsi ini, maka perlu di ketengahkan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Untuk itu penulis mengambil beberapa pendapat dan pikiran pokok para ahli, yang kemudian dijadikan acuan guna menunjang penelitian ini. A. Keterampilan Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa maka salah faktor penunjang adalah tingkat keterampilan siswa itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keterampilan seorang siswa, maka akan dapat meningkatkan kinerja. Defenisi/
pengertian
dari
keterampilan
yaitu
kemampuan
untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan/ kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada. Sehingga untuk menjadi seorang yang terampil yang memiliki keahian khusus pada bidang tertentu haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun supaya
dapat
menguasai
bidang
tersebut
dan
dapat
memahami
dan
mengaplikasikannya. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan tersebut dapat dilatih sehingga mampu melakukan sesuatu, tanpa adanya latihan dan proses pengasahan akal, fikiran tersebut tidak akan bisa menghasilkan sebuah keterampilan yang khusus atau terampil karena keterampilan bukanlah bakat yang bisa saja didapat tanpa melalui proses belajar yang intensif dan merupakan kelebihan yang sudah diberikan semenjak lahir.
5
6
B. Membaca a. Pengertian Membaca Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri. “Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu: 1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca. 2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal. 3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna”.1 Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambanglambang tertulis. Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang
tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap
1
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10 2
Ibid., hlm. 7
7
pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process). Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca. Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”3 Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”4. DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan”5. Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan. 3
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4 5 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228 4
8
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. b. Tujuan Membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. “Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut: 1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). 2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). 3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization). 4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). 5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify). 6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate). 7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).“6 Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi. 6
Henry Guntur Tarigan, Loc. Cit
9
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. “Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku. Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat. Mendapatkan informasi tentang sesuatu. Mengenali makna kata-kata. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar. 6. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra. 7. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia. 8. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli. 9. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang. 10. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan. 11. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.”7
7
Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru 1989) hlm. 14
10
c. Aspek-aspek Membaca Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. “Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup: a) Pengenalan bentuk huruf b) Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain). c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis). d) Kecepatan membaca bertaraf lambat. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup: a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal). b) Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca). c) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.8 d. Jenis-jenis Membaca Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenisjenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas: 1) Membaca yang Bersuara Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup: a) Membaca nyaring dan keras Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna 8
Henry Guntur Tarigan, Op. Cit hlm. 11-12
11
menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. b) Membaca Teknik Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi: (1)
Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
(2)
Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
(3)
Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam apresiasi sastra. 2) Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati) Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakupi: a) Membaca teliti. b) Membaca pemahaman. c) Membaca ide. d) Membaca kritis. e) Membaca telaah bahasa. f) Membaca skimming. g) Membaca cepat.
12
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi. Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu: a) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. b) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok9. ”Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan”10. a. Kemampuan Membaca “Menurut
DP.
Tampubolon
yang
dimaksud
dengan
kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan”13.
9
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 84
10
Ibid., hlm. XIV-XV
13
DP. Tampubolon, Op. Cit., hlm. 7
13
Menurut Akhmad bahwa “Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam materi cetak”14. Sedangkan menurut Yeti Mulyati, bahwa “Kemampuan membaca adalah kesanggupan melihat serta memahami isi dari pada yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati”15. Kemampuan
membaca
dapat
ditingkatkan
dengan
penguasaan teknik-teknik membaca efektif dan efisien. Membaca pemahaman dan efektif bukan berarti asal membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai baca tak ada yang diingat dan dipahami. Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat. Biarkan bagian yang kurang penting bahkan melewatinya bila memang tidak diperlukan. b. Teknik Pengajaran Membaca 3) Lihat dan Baca Teknik ini dapat berupa Fonem, kata, kalimat, ungkapan, katakata mutiara, semboyan dan puisi pendek. 4) Menyusun Kalimat Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar menyusun kalimat. Teknik pengajaran membaca melalui penyusunan kalimat melibatkan keterampilan membaca dan menulis. 5) Menyempurnakan Paragraf Suatu paragraf yang telah disusun oleh guru dihilangkan sebuah kata pada setiap kalimat. Paragraf ini kemudian diberikan kepada
14 15
Akhmad, Membaca 2 (Jakarta: Cipta Karya 1996) hlm. 88 Yeti Mulyati, Membaca (Jakarta: Cipta Karya 1997) hlm. 65
14
guru untuk dibaca kemudian mengisi kotak kosong dengan kata yang tepat. 6) Mencari Kalimat Topik Suatu bacaan yang panjang dalam suatu cerita dapat disingkat dengan mengambil kalimat topik. 7) Menceritakan Kembali Melaui kegiatan ini siswa mampu menceritakan kembali suatu informasi yang telah diterimanya melalui suatu bacaan. 8) Parafrase Guru mempersiapkan bahan bacaan puisi bila perlu menerangkan makna kata-kata puisi yang dianggap sukar, setelah itu siswa membaca kembali puisi itu dengan teliti lalu mengekspresikan isinya dengan kata-kata sendiri. 9) Melanjutkan Cerita Guru memilih suatu cerita yang cocok untuk siswa, cerita tiu dihilangkan sebagian. Bagian yang dihilangkan boleh permulaan cerita atau akhir cerita, setelah siswa membawa cerita yang sebagian itu mereka ditugaskan melengkapi cerita yang kemudian dibandingkan dengan cerita aslinya. 10) Mempraktikkan Petunjuk Membaca petunjuk sering kali kita praktikkan dalam hidup sehari-hari. Obat yang kita beli selalui mengikuti petunjuk cara pemakaiannya.
Radio
yang
kita
belipun
ada
petunjuk
pengoperasiannya. 11) Baca dan Terka Kecermatan membaca dan menangkap isi dalam baca dan terka sangat diperlukan. Tidak hanya isi yang tersurat kadang-kadang pun isi yang tersirat. Beda yang tidak pernah disebutkan
15
namanya secara ekplisit. Karena itu diperlukan kejelian dan ketajaman pemahaman. 12) Membaca Sekilas Membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan umum dari sesuatu bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian pembaca hanya kepada butir-butir yang dibicarakan. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari intisari bahan bacaan. 13) Membaca Sepintas Dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara tepat. Informasinya sudah ditentukan sebelumnya. Membaca sepintas walaupun cepat harus teliti dan penuh kesiapan menangkap informasi. 14) SQ3R Salah satu teknik pengajaran membaca yang digunakan dalam kelas 3 tinggi ialah metode telaah tugas atau SQ3R. S adalah singkatan dari Survey, Q adalah singkatan dari Question, R1 adalah singkatan dari Read, R2 adalah singkatan dari Ricite dan R3 adalah singkatan dari Review. 15) Individualize Intruction Salah satu teknik pengajaran membaca yang tergolong maju dan modern ialah Individualize Intruction. Prinsip dasar yang mendasari teknik pengajaran ini adalah bahwa anak normal dapat belajar membaca dan dapat mempunyai sikap cinta membaca. c. Metode Pengajaran Membaca Metode pengajaran membaca akan sedikit banyak dipengaruhi oleh materi, tugas metode-metode yang lazim di pakai antara lain: a)
Metode Ceramah Penuturan bahan pengajaran secara lisan.
16
b)
Metode Diskusi Yakni
bertukar
informasi,
pendapat,
dan
unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Metode ini berusaha mendiskusikan suatu masalah dan mencari jalan keluarnya serta melatih keterampilan berpikir murid secara kritis. c)
Metode Pemberian Tugas Yakni memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soalsoal.
d)
Metode Tanya Jawab Yakni metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat terarah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
e)
Metode Sosio Drama atau Bermain Peran Dan lain-lain Semua metode pada dasarnya baik. Hal ini berhubungan dengan jenis materi, tujuan materi, tujuan dan situasi serta keterampilan guru yang menggunakannya. Pemilihan metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran membaca inilah yang dinamakan teknik. Jadi teknik adalah operasional yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.
f)
Metode Karyawisata Mengajar dengan peragaan secara langsung berupa objek pelajaran yang sesungguhnya, sehingga murid memperoleh gambaran langsung tentang apa yang dipelajarinya.
17
g)
Metode Demontrasi dan Eksperimen Mencoba
mengusahakan
agar
para
murid
memperoleh
pengertian lebih jelas tentang suatu hal, misalnya dengan peragaan atau murid mencoba sendiri. h)
Metode Drill Metode mengajar dengan latihan-latihan.
d. Faktor yang menyebabkan anak tidak mampu membaca, diantaranya ialah: 1) Faktor Eksternal Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari luar anak didik, meliputi: a) Lingkungan Keluarga (1)
Perhatian orang tua terhadap minat baca anak masih bersikap masa bodoh.
(2)
Kemampuan ekonomi orang tua yang rendah.
(3)
Perpustakaan rumah belum dibina karena terbentur perekonomian yang tidak menunjang.
(4)
Kondisi orang tua dan keluarga masih bersikap tradisional, yaitu lihat, dengar, dan ngomong.
b) Lingkungan Sekolah (1)
Kurangnya dorongan guru terhadap anak didik.
(2)
Kurangnya bahan bacaan yang bermutu tentang membaca, baik substansi maupun metedologi membaca serta penataan perpustakaan sekolah yang masih amburadul.
c) Lingkungan Masyarakat (1)
Suasana lingkungan sosial masyarakat yang tidak kondusif (bising).
(2)
Teman sebaya yang lebih suka melakukan hal-hal yang negatif.
18
(3)
Media elektronik yang digunakan secara berlebihan dan tidak pada tempatnya, seperti TV, radio, komputer dan sejenisnya.
2) Faktor Internal Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari dalam diri anak didik, meliputi: a) Rasa ingin tahu yang minim terhadap fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan sebagainya. b) Tak merasa haus akan informasi, karena merasa tidak membutuhkannya. c) Belum tertanam “membaca merupakan kebutuhan rohani”
e. Pengembangan Keterampilan Membaca Tugas guru ialah membimbing dan membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan membaca. Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca ialah: 1) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara: a) Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata dasar yang mendasar sama. b) Memperkenalkan imbuhan (awalah, sisipan dan akhiran). c) Mengira-ngira
makna
kata-kata
dari
konteks
atau
hubungan kalimat. d) Menjelaskan arti suatu kata abstrak. 2) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagai dan diberikan seperlunya. 3) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, pribahasa.
19
4) Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu paragraf, menunjukan kalimat yang kurang baik, menyuruh membuat rangkuman. 5) Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang terbatas, bibir tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat berhasil dengan baik di informasikan kepada siswa tentang tujuan membaca itu, misalnya: Dapat menjawab pertanyaanpertanyaan pikiran pokok dan sebagainya.
Apabila
langkah-langkah
itu
telah
dilakukan
oleh
guru,
besar
kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat. Maka perlu sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas. Berbagai
cara dapat
dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan
keterampilan membaca. Beberapa contoh langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan-kemapuan membaca: 1) Melatih kemampuan membaca ide pokok sebuah wacana, langkah-langkah sebagai berikut: a) Setiap paragraf, kelompok menentukan ide pokok. b) Setelah itu didiskusikan untuk menetapkan judul yang tepat. c) Setiap pasangan memusatkan perhatian pada kalimat topik serta paragraf wacana tersebut. d) Setiap pasangan memperhatikan/membaca rangkuman bab terakhir. 2) Melatih kemampuan memahami bagian sebuah wacana, langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Bahan bacaan ditentukan guru. b) Setiap kelompok mencatat sebanyak-banyaknya bagian yang terdapat pada bacaan untuk mempermudah digaris bawahi. c) Setelah itu pasangan membacakan hasil kerjanya, kemudian dicocokkan dengan yang asli. d) Guru dan siswa memeriksa hasil jawaban yang berpedoman pada kunci jawaban.
20
3) Melatih kemampuan mengenal kalimat yang tak ada hubungannya dalam wacana. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Bahan bacaan ditentukan guru. b) Setiap pasangan atau kelompok menentukan tempat kalimat yang salah (tidak berhubungan). c) Mendiskusikan. d) Diperiksa bersama hasil dari tiap-tiap kelompok, dibicarakan kesalahankesalahan. 4) Melatih kemampuan untuk kritis terhadap bacaan, langkah-langkahnya sebagai berikut: a)
Setiap kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai isi bacaan.
b) Setelah itu antara kelompok tukar pekerjaan dan memberikan penilaian yang sebelumnya telah diarahkan oleh guru.
DP. Tampubolon mengatakan bahwa “Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi.”16 Kemampuan membaca ditentukan oleh faktor-faktor pokok yang berikut: 1) Kompetensi Kebahasaan Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia) secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata. 2) Kemampuan Mata Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien. 3) Penentuan Informasi Fokus Yaitu menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.
16
DP. Tampubolon, Loc. Cit., hlm. 242
21
4) Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca Yakni cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah baca pilih, baca lompat, baca-layap, dan baca-tatap. 5) Fleksibilitas Membaca Yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi baca. Yang dimaksud dengan strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca, dan gaya membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan. 6) Kebiasaan Membaca “Yaitu minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri seseorang.”17 Faktor kebiasaan membaca akan penulis kemukakan lebih lanjut lagi.
C. Keterampilan Membaca a. Pengertian Keterampilan Membaca Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan/terampil. Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama. Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu masyarakat)18.
17
Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 244
18
DP. Tampubolon, Op. Cit., hlm. 229
22
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa “apabila membaca buku itu diwajibkan untuk mengulang berkali-kali maka akan terbentuklah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca”19. b. Kebiasaan Sejak Kecil Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut: 1) Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca. 2) Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan. 3) Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata20. Secara tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa. c. Membentuk Kebiasaan membaca Efisien Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan kemauan serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat oleh motivasi. Selain itu faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak mendorong, dan bahkan menghambat, maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk. Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara). 19
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak (Jakarta: Ghalia Indonesia 1987) hlm. 105 20 Soedarso, Loc. Cit
23
d. Usaha-usaha Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak Banyak usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Namun usaha-usaha itu memiliki sasaran yang berbeda. Bagi anak-anak yang belum dapat membaca, bertujuan utama untuk menumbuhkan minat membaca, yang sendirinya juga untuk mencapai kesiapan membaca. Akan tetapi, bagi anak-anak yang sudah dapat membaca, usaha-usaha itu mempunyai tujuan bukan hanya menumbuhkan, melainkan juga mengembangkan minat dan kebiasaan membaca. Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh dan Peranan Orang tua Komisi Plowden (1964) mengadakan survei nasional atas Sekolahsekolah Dasar menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kemajuan anak di sekolah adalah tingkat perhatian orang tua pada anak di rumah. Begitu pula Komisi Bullock (1975) menyimpulkan penelitiannya bahwa peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama pada tingkat
prasekolah dan SD, khususnya
dalam membaca
dan
perkembangan bahasa. Pengaruh dan peranan orang tua dapat dilakukan dengan: a) Mendorong perkembangan bahasa anak. b) Menjadi teladan dalam membaca. c) Membaca dan bercerita. d) Bermain dengan bacaan dan tulisan. e) Memanfaatkan sarana-sarana lingkungan21 Mendorong perkembangan bahasa anak dapat dilakukan terutama melalui percakapan-percakapan dengan anak. Cara mendorong perkembangan bahasa anak yaitu melalui peniruan, penyempurnaan, pengomentaran, dan responsi dorongan. 21
DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak (Bandung: Angkasa 1991) hlm. 45-61
24
Orang tua harus menjadi teladan bukan hanya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca. Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan
minat
dan
kebiasaan
membaca,
tetapi
juga
dalam
mengembangkan bahasa dan pikiran anak. Bermain-main dengan bacaan dan tulisan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca dan menulis dalam diri anak-anak. Selain dari kegiatan-kegiatan di rumah dengan memanfaatkan saranasarana yang ada, orang tua juga perlu memanfaatkan berbagai sarana yang terdapat dalam lingkungan seperti toko buku, perpustakaan, kantor pos, televisi (TV), plaza, dan toko swalayan, dan lain-lain. 2) Membaca Dini Membaca dini ialah membaca yang diajarkan secara terprogram (secara formal) kepada anak prasekolah. DP. Tampubolon mengemukakan ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar mengajar: a) Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak. b) Situasi akrab dan informal di rumah dan di kelompok bermain (KB) atau taman kanak-kanak (TK) merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar. c) Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur. d) Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat.22 Bertitik tolak dari pengertian bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, dan membaca dini merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar, DP. Tampubolon menyebutkan lima prinsip pokok membaca dini, yaitu: 22
DP. Tampubolon, Ibid., hlm. 63
25
(a) Materi bacaan harus terdiri dari kata-kata, frase-frase, dan kalimat-kalimat. Ini berarti bahwa bacaan itu harus mempunyai makna yang dapat dipahami oleh anak. (b) Membaca terutama didasarkan pada kemampuan memahami bahasa lisan, dan bukan pada kemampuan berbicara. (c) Mengajarkan membaca bukan mengajarkan aspek-aspek kebahasaan seperti tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain, dan bukan mengajarkan logika atau cara berpikir (walaupun membaca tidak terlepas dari proses berpikir). Bahan-bahan pelajaran membaca dini haruslah yang berada dalam ruang lingkup kemampuan bahasa dan berpikir anak. (d) Membaca tidak harus bergantung pada pengajaran menulis. Ini berarti bahwa anak dapat diajar membaca, walaupun dia belum dapat menulis. (e) Pengajaran membaca harus menyenangkan bagi anak. Dari penjelasan di atas kiranya dapat dilihat bahwa pengajaran membaca adalah bersifat individual. Program dan metode harus disesuaikan dengan perkembangan setiap anak. Dengan demikian, pada dasarnya orang tua atau guru KB atau TK dapat juga menyusun dan mengembangkan program (bahan-bahan pelajaran) nya sendiri dan juga metode mengajar sesuai dengan perkembangan anak atau anak-anak yang bersangkutan.
C. Metode SQ3R 1.
Pengertian metode SQ3R Ada banyak metode membaca yang ditawarkan ilmuwan. Pada
kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum
tentang
bahan
yang
dipelajari,
menumbuhkan
pertanyaan
dari
judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan. Metode SQ3R yang di kembangkan oleh Prof.Francis P.Robinson,seorang guru besar psikologi dari Ohio State Unifersity sejak tahun 1941. SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional.
26
Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi. Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis, dan efisien. SQ3R merupakan singkatan dari sejumlah kegiatan yang seharusnya dipahami dilampaui oleh pembaca. Model ini merupakan sebuah system yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca atau belajar berupa Survei (Survey), Bertanya (Question), membaca (Read), Menyatakan kembali (Recite), dan Mereviu (Mereviw)-SQ3R. dikatakan „sistem‟, karena model ini merupakan sebuah mata rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal.”3 Berikut penjelasan Lima Tahap Metodae SQ3R 1. Survey Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?Baca Judul Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab.Baca Pendahuluan Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab Baca kepala judul/subbab Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran Perhatikan grafik, diagram Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks. Perhatikan alat Bantu baca Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat. 2. Question Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
3
Muriadi, dkk, Pembaca Teknik Jitu Terampil, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm.155
27
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”. 3. Read Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.Ingat, Jangan Membaca di Tempat Tidur !! 4. Recite Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab. Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku. 5. Review Review membantu kita untuk meyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
28
Kegiatan membaca cepat merupakan suatu kebutuhan. Realita menuntut kita untuk memiliki kemampuan membaca cepat mengingat begitu banyaknya informasi melalui berbagai medi cetak yang terbit berjuta_juta eksemplar setiap harinya atau karena kebutuhan penyelesaian tugas atau lainnya.Membaca cepat pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak melupakan masalah pemahaman serta mengatur irama sesuai dengan keadaan bahan yang dibacanya. Membaca cepat memiliki tujuan antara lain untuk: mengenali topic bacaan, mengetahui pendapat orang lain (opini); untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya; mengetahui organisasi penulisan,urutan ide pokok; dan untuk menyegarkan kembali apa yang pernah dibaca. Ada beberapa faktor yang menghambat kecepatan membaca, yaitu vokalisasi atau membaca dengan suara atau bergumam,menggerakkan bibir atau pada saat membaca,menunjuk dengan jari atau benda lain,kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang,dan subvokalisasi atau melafalkan dalam hati atau pikiran kata-kata yang dibaca. Ada dua teknik membaca cepat yang digunakan, yaitu Skimming dan Scaning. Skiming adalah upaya untuk mengambil intisari dari suatu bacaan,yaitu ide pokok atau detil penting. Scaning adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, tetapi langsung pada masalah yang dicari. 2.
Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membaca metode SQ3R. Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membaca metode SQ3R antara lain: 1. Langkah Pertama: memberi tugas membaca Buku. Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menelaah suatu buku. Buku tersebut sebaiknya buku mata pelajaran. Dalam menelaah buku ini siswa melaksanakan langkah-
29
langkah survey, bertanya, baca, menceritakan kembali dan meninjau kembali isi bahan bacaan. 2. Langkah kedua: Apersepsi Saat pembelajaran dimulai, guru melakukan apersepsi. Apersepsi hendaknya diarahkan pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana cara membaca dan mempelajari buku. Apersepsi ini diajukan dengan memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa. 3. Langkah ketiga: melakukan survey buku Pada kegiatan survey buku, guru meminta siswa untuk mengeluarkan buku yang seragam dimiliki. Selanjutnya mengajak siswa memperhatikan sampul luar dari buku itu. Lalu tanyakan kepada siswa informasi apa saja yang dapat ditemukan dari sampul luar buku tersebut ? dari judul buku, pengarang dan penerbitnya? Apakah hal tersebut penting diketahui? Informasi dari sebuah buku perlu diketahui sebagai gambaran umum dari isi buku tersebut. Selain itu pembaca dapat mempertimbangkan tingkat kadaluarsa atau tidaknya buku tersebut, serta terkenal atau tidak pengarang tersebut. 4. Langkah keempat: Latihan Membuat Pertanyaan (Question) Apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan maka cara membaca lebih hati-hati serta seksama dan siapapun akan mengingat lebih baik apa yang dibacanya. Dalam survey buku, seseorang mungkin telah menemui beberapa butir yang telah membangkitkan rasa ingin tahu: mengapa gambar ini dipakai di sini? Mengenai apakah diagram itu? Latihan siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan itu. 5. Langkah kelima: Membaca Langkah selanjutnya adalah kegiatan membaca sendiri. Setiap siswa diminta untuk membaca uraian bab tersebut. Kegiatan membaca mulamula dilakukan secara bertahap di bawah bimbingan dan instruksi guru. 6. Langkah keenam: Mencatat Jawaban Pertanyaan Setelah kegiatan membaca selesai, selanjutnya diikuti oleh kegiatan penceritaan ulang hasil baca. Sebagai tolok ukur, para siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu
30
penceritaan hasil baca. Jika siswa sudah merasa yakin bahwa dirinya dapat memahami buku yang dibacanya, kegiatan dapat dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan yang sudah dibuatnya. 7. Langkah ketujuh: meninjau Ulang Kegiatan dan Hasil Membaca Sebelum menutup pelajaran, guru dan siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian buku itu, mulai dari halaman judul hingga akhir halaman buku. Bagian-bagian yang diperiksa itu hanyalah bagian-bagian penting yang dianggap dapat menyegarkan kembali ingatan dan pemahaman kita terhadap hasil baca kita. D. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan berbagai kajiannya akan menjadi masukan untuk melengkapi penelitian ini. Penelitian relevan tersebut antara lain: 1. Skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Baca Buku Teks Siswa Dalam Membaca Buku Bahasa Indonesia Dengan Metode SQ3R (Penelitian Tindakan Kelas XI, Jurusan Akademik Perkantoran SMK Bintang Nusantara Cileduk Tangerang). Penulis Rukiza Nim: 208013000209 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. 2. Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Penerapan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas IV SD Attoyibah Sawangan Baru Kota Depok. Penulis Nuryati Nim: 107013000091 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
E. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari Penelitian Tindakan Kelas ini disusunlah kerangka pikir penelitian ini, yaitu pembelajaran keterampilan membaca di sekolah dasar melalui metode SQ3R. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu media atau buku bacaan yang kurang menarik yang tersedia di perpustakaan, penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif dalam pembelajaran keterampilan membaca.
31
Pembelajaran membaca siswa cenderung hanya disuruh menganalisis isi bacaan dan menjawab pertanyaan dengan murid membaca kembali bagian yang berisi jawaban pertanyaan isi bacaan, dengan demikian proses membaca dilakukan berulang-ulang sebanyak jumlah pertanyaan isi bacaan. Kondisi semacam ini tentu sangat mengganggu mentalitas siswa untuk menggali pengetahuan dengan membaca. Oleh karena itu, agar tidak berlanjut kondisi tersebut perlu dicarikan solusi yang dapat menyadarkan siswa membaca tanpa membebani siswa dengan kegiatan rutinitas yang membosankan. Salah satu solusi yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan model SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete, Review) dalam pelaksanaan model pembelajaran yang inovatif. Model SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete, Review) ini diyakini dapat mengembangkan berbagai aspek pada diri siswa.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses peningkatan keterampilan membaca siswa kelas V semester ganjil
MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Dengan menggunakan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete, Review
F.
Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah “Metode SQ3R Dapat Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan. .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V, tepatnya yang beralamat di Jalan Mampang Prapatan IV No.71 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014 mulai bulan September sampai dengan bulan Desember 2013. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Kegiatan Persiapan dan Perencanaan Observasi (Studi Lapangan) Kegiatan Penelitian Analisis dan Deskripsi data Laporan penelitian
Agustus
Sept
Bulan Okt Nop
Des
Jan‟14
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan: 1. Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan yang mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan: menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam peelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas: dalam hal ini terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah 32
33 kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.4 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan kegiatan mengumpulkan data untuk meningkatkan kualitas dengan melakukan kegiatan atau tindakan yang sengaja dilakukan baik dalam ruang kelas maupun luar kelas yang penting terdapat sekelompok siswa dan guru serta pelajaran yang sama. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan mengungkapkan pengertian penelitian tindakan sebagai berikut: Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.5 Sehingga dalam hal ini penelitian tindakan merupakan penyempurnaan terhadap suatu kegiatan agar lebih baik lagi dengan melakukan tindakan-tindakan yang disengaja, jika dalam lingkungan pendidikan penelitian tindakan ini dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, dan konselor. Sedangkan menurut Kunandar dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas mengunkapkan “Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.”6 Sehingga dalam hal ini masing-masing siklus meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai yaitu telah tercapainya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan perbandingan nilai pretest dan post-test meningkat. 4
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, h. 2-3. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 140. 6 Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), Cet. V,h. 46.
34
Menurut David Hopkins dalam buku Penelitian Tindakan Kelas karangan Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi “PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru yang menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah”.7 Sehingga dalam hal ini, PTK dilakukan untuk menguji anggapan dan melaksanakan program agar lebih baik. Suharsimi Arikunto, dkk. Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas juga mengungkapkan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sehingga tahapan tersebut dapat divisualisasikan dalam gambar di bawah ini: Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
PERENCANAAN
REFLEKSI
SIKLUS I
PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI
SIKLUS II
PELAKSANAAN
PENGAMATAN
7
Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Tinta Emas, 2008), Cet. I, h. 4.
35
Tahap 1: Perencanaan (planning), sebelum penelitian dilakukan maka peneliti melakukan perencanaan yang matang mengenai apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Setelah itu mempersiapkan semua instrument yang dibutuhkan seperti lembar tes hasil belajar, lembar observasi, lembar catatan lapangan, lembar angket, dan lembar wawancara yang telah divalidasi baik secara konstruk maupun empirik. Tahap
2:
Pelaksanaan
(acting),
pelaksanaan
penelitian
dengan
menerapkan metode SQ3R sesuai dengan rancangan peneliti, dalam pelaksanaan ini terdiri dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses pembelajaran dan siswa. Tahap 3: Pengamatan (observasi), Suharsimi Arikunto, dkk dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas mengungkapkan bahwa “Pengamatan sebetulnya sedikit kurang tepat kalau dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.”8 Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam pelaksanaan ini terdiri dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses pembelajaran dan siswa sehingga kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan melainkan satu kesatuan. Tahap 4: Refleksi (reflecting), Suharsimi Arikunto, dkk. Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas juga mengungkapkan bahwa “Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflekction yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.9 Dalam hal ini, peneliti mendiskusikan tindakan dan proses pembelajaran dengan menerapkan Metode SQ3R . C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang berjumlah 34 orang pada tahun ajaran 2013-2014. 8 9
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2007) h.19. Ibid.
36
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru peneliti dengan bantuan rekan sejawat sebagai kolaboratif untuk melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya tindakan.10 Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang pengamat (observer) yaitu dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Khairiyah. Observer membantu penelitian dalam mengamati proses pembelajaran, baik yang dilakukan guru maupun siswa.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan 1, peneliti akan dilanjutkan dengan tindakan II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III, dan seterusnya. Adapun uraian rencana kegiatan penelitian adalah: 1. Pra penelitian a. Observasi keadaan kelas. Pada kegiatan ini, peneliti melihat pembelajaran dalam keterampilan membaca siswa masih terlihat kurang baik, siswa masih terlihat belum bisa memahami bacaan, dengan penerapan metode ceramah. Kegiatan ini bertujuan mengetahui proses pembelajaran keterampilan membaca dengan penerapan metode ceramah. b. Analisis dan refleksi Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini dilakukan menganalisis data yang diperoleh pada pra penelitian dan 10
Suharsimi, Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2009) Cet. 9, h. 17.
37
kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.
Tabel 3.2. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Tindakan
- Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran (RPP) - Menentukan pokok bahasan - Mengembangkan skenario pembelajaran - Membuat instrument-instrumen penelitian - Menyiapkan sumber belajar - Mengembangkan format evaluasi pembelajaran - Menerapkan tindakan mengacu pada skenario rencana pembelajaran (RPP) - Melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran metode SQ3R dalam proses pembelajaran keterampilan membaca siswa dan aktivitas pembelajaran guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. - Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan - Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang scenario RPP - Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya - Evaluasi tindakan I - Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah - Pengembangan program tindakan II - Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan
- Pengumpulan data tindakan II
Reffleksi
- Evaluasi tindakan II
Perencanaan: Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah
Tindakan Pengamatan Siklus I
Reffleksi
Perencanaan: Siklus II
38
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 1. Nilai ketuntasan membaca mencapai KKM 70. 2. Aktivitas pembelajaran berjalan sesuai dengan bentuk-bentuk pembelajaran SQ3R. G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif: 1.
Data kualitatif seperti: lembar observasi, catatan lapangan dan hasil dokumentasi.
2.
Data kuantitatif: hasil tes keterampilan membaca siswa. Sumber data peneliti adalah siswa atau peneliti.
H. Instrument Penelitian Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Instrument Tes “Teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi”.11 Pelaksanaan tes yang dilakukan peneliti adalah tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda. Tes tertulis adalah penilaian dilakukan dengan memberikan tes secara tertulis dan jawaban dari testi juga secara tertulis. Tes yang dilakukan peneliti merupakan bentuk tes obyektif. Soal bentuk pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan kemungkinan jawaban. Pokok soal dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan tidak lengkap atau dalam bentuk pertanyaan. Tipe soal ini mampu mengungkap jenjang kemampuan siswa yang kompleks, peluang untuk menebak jawaban lebih kecil karena pokok soal dibuat lebih banyak. Kaidah-kaidah penyusunan soal bentuk pilihan ganda adalah persoalan yang digambarkan dalam pokok soal harus jelas dan tegas, kemungkinan jawaban disusun secara homogen, alternatif jawaban yang disediakan hendaknya konsisten dengan pokok 11
Uyu Wahyudin, Evaluasi Pembelajaran SD,(Bandung:UPI Press,2006), h. 41.
39
persoalan, jumlah jawaban yang benar pada setiap soal hendaknya disediakan sesuai dengan petunjuk, hati-hati penggunaan kata-kata negatif. Tes digunakan unuk mengetahui keterampilan membaca siswa dalam menyelesaikan soal keterampilan membaca dengan metode SQ3R. tes diberikan pada setiap akhir siklus. 2. Instrumen Non Tes Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai dengan tes, tetapi juga dapat dinilai oleh teknik dan alat penilaian bukan tes atau non-tes. “Teknik non-tes digunakan untuk menilai aspek-aspek pada diri siswa yang sulit atau tidak dapat diukur dengan angka”.12 a. Lembar Observasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi sebagai instrument non tes. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa yang berhubungan dengan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R. peneliti berperan sebagai pelaksana selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam penelitian tindakan kelas. b. Dokumentasi Dokumentasi berupa foto proses pembelajaran keterampilan membaca dengan penerapan metode SQ3R. dokumentasi dibuat untuk melengkapi kejadian-kejadian penting yang terjadi di dalam kelas dan sebagai data pendukung penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan berdasarkan lembar observasi terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran, dan hasil tes kemampuan membaca siswa setiap akhir siklus.
12
Ibid, h. 54.
40
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness) Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis penelitian, membandingkan hasil orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data valid. Adapun tindakan yang dilakukan adalah: 1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dengan mengamati siswa, wawancara siswa, memeriksa hasil kerja dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bias dilakukan oleh peneliti atau guru. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan membaca pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa dan mengadakan wawancara dengan guru. 3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalankejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan. Data yang dilaksanakan adalah analisis catatan lapangan yang diperoleh dari observasi oleh kolaborator, peneliti, dan balikan dari siswa diperoleh selama observasi untuk mengetahui informasi tersebut dan hasil belajara yang berupa nilai tes setiap akhir siklus. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimulai dari analisis terhadap aktivitas pembelajaran SQ3R dalam proses pembelajaran dengan metode SQ3R. adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah: 1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan analisis deskriptif yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana. 2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
41
Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut;
Skor siswa Nilai =
X 100 Skor total
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Apabila setelah tindakan pertama atau siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan peningkatan keterampilan membaca maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskrifsi Data 1. Gambaran Umum MIS. Al Khairiyah Mampang Prapatan a. Letak Geografis MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan terletak di Jalan Mampang Prapatan IV No.71 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Disebelah Utara : rumah penduduk Disebelah Selatan : MTs dan MA. Al Khairiyah Disebelah Barat : rumah penduduk Disebelah Timur : rumah penduduk Secara geografis letak MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan ini sangat strategis karena jauh dari keramaian / kebisingan dan terletak di jalan yang dilalui transportasi umum walaupun agak kedalam sedikit namun jalan mudah di capai. Gambar 4.1. Peta Lokasi MI. Al-Khairiyah
MI. Al-Khairiyah
42
43
b. Sejarah singkat berdirinya MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan Perguruan Al-Khairiyah adalah salah satu Perguruan Islam yang tertua di Jakarta Selatan, khususnya di kecamatan Mampang Prapatan. Perguruan Al-Khairiyah didirikan sejak tahun 1928 oleh Bapak H. Musa dan Ibu Hj.Aminah. Pertama-tama dibentuk adalah merupakan pengajian kitab kuning di mushollah yang dipimpin oleh Bapak KH.Ishak Musa, kemudian berbentuk sekolah formal yang dipimpin oleh Bapak KH. A.Hadi Musa, sehingga beberapa puluh tahun terkenal dengan sebutan “Sekolahan Adi”. Setelah beliau uzur diteruskan oleh adiknya Bapak KH.Abdulloh Musa dan Bapak KH. Bunyamin Musa dengan dibantu oleh Ust.H.Rahmatulloh Ri‟i, Bapak Muhammad Ali Kate, Bapak Ust. Ahmad Siraj H. Mansyur, Ust H. A.Rahim Nawi dan lainlain. Berdirinya Perguruan Al-Khairiyah atas saran dan restu Al Habib Ali bin Abd. Rahman Al Habsyi Kwitang Jakarta Pusat. Para Guru dan pimpinan saat itu tidak ada yang berpendidikan keguruan, mereka hanya belajar dari buku tentang Belajar Mengajar ( ) التعليم المتعلم, karena mereka mengajar dengan ikhlas dan bertujuan mengembangkan pengetahuan agama Islam. Al Hamdulillah murid-muridnya banyak yang menjadi Guru dan mendirikan Madrasah baru. Tabel 4.1. Kepala Sekolah yang pernah menjabat di MI. Al Khairiyah
1. 2. 3. 4. 5.
NAMA KH. Abdul Hadi Musa KH. Bunyamin Musa H. Abdul Aziz Ahmad H. A. Fahmi Bunyamin Musa Ma‟mun Syarbani, S. Pd. I.
PERIODE TUGAS 1928 s.d. 1970 1971 s.d. 1979 1980 s.d. 1994 1995 s.d. 2009 2009 s.d. 2014
Sumber Data: MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan
c. Profil MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan Profil sekolah merupakan satu gambaran tentang peta lokasi, kedudukan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, program guru, pegawai dan staf tata laksana sekolah serta berbagai keadaan yang merupakan kekuatan sekolah.
44
Identitas Sekolah Nama Sekolah : MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan Alamat
: Jalan Mampang Prapatan IV No.71 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Website: www.alkhairiyah.sch.id Email :
[email protected] No. Telp: (021) 7996110 No. Fax: (021) 7996110
d. Visi, Misi dan Tujuan MI. Al Khairiyah a. Visi : Mewujudkan tamatan
yang berkualitas, berwawasan,
terdepan
dalam
pengembangan IPTEK dan IMTAQ. Indikator visi: 1. Sekolah dalam kesehariannya menerapkan di siplin waktu dan sikap sopan santun taat akan tata tertib sekolah, dan taat terhadap norma dan hukum yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. 2. Sekolah membina peserta didik untuk taat beribadat kepada Tuhan Yang Maha Esa 3. Sekolah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing pada perlombaanperlombaan akademik maupun non akademik 4. Sekolah dalam kegiatan sehari-hari berbasis teknologi informasi dan komunikasi 5. Sekolah mencoba untuk memenuhi standar nasional pendidikan agar bisa menjadi lebih maju dalam mengembangkan belajar. b. Misi: 1. Mendidik siswa agar memiliki sikap, berilmu amaliah, beramal ilmiah, berakhlaqul karimah berwawasan luas dan mandiri. 2. Mengembangkan manajemen pendidikan yang berorientasi pada mutu dan professional.
45
c. Tujuan 1. Peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaqul karimah. 2. Peserta didik sehat jasmani dan rohani. 3. Peserta
didik
memiliki
dasar-dasar
pengetahuan,
kemampuan,
dan
keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya. 5. Peserta didik kreatif, terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. 6. Peserta didik berlatih hidup mandiri melalui berbagai kecakapan hidup dan keterampilan hidup. 7. Peserta didik dapat mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler. 8. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan budi pekerti luhur sebagai cerminan akhlaq mulia. 9. Mampu menghafal surah-surah pendek dan hadits pilihan. 10. Mampu melanjutkan ke SMP atau MTs pilihan. 11. Mampu menunjukkan pola hidup bersih, bugar dan sehat. 12. Mampu berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah. 13. Mampu mengoperasikan komputer untuk program Microsoft. 14. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik, non akademik baik tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. 15. Memiliki kecakapan hidup (lifeskill) dan keterampilan hidup.
e. Kepegawaian serta jumlah siswa MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan 1) Keadaan Guru Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor dalam menentukan apakah guru tersebut berkompeten atau tidak dalam mengajar.
46
Guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidang ajarnya serta menguasai disiplin ilmu kependidikan, mampu memberikan kualitas pengajaran yang akan terlihat pada output yang dihasilkan dari lembaga pendidikan tersebut. Pada tahun ajaran 2012-2013, jumlah guru yang bertugas di MI. Al Khairiyah sebanyak 28 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan dan 13 lakilaki. Untuk lebih jelas mengenai data guru atau tenaga pengajar dan latar belakang pendidikannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. 2. Keadaan Guru MI. Al Khairiyah No. Nama Guru Jabatan 1 Ma‟mun Syarbani, S.Pd. I. Kepala Sekolah 2 Agus Herlan, S. Pd. I. Wakil Kepala 3 H. A. Ma‟mun Mansyur Guru 4 Zikri, S. Pd. Guru 5 Ahmad Fauzi Guru 6 Ahmad Syukroni, S.Pd. Guru 7 Hj. Siti Faizah Guru 8 Hj. Nurfah, S. Pd. Guru 9 Agustinawati, S.Pd.I. Guru 10 Atiyah, S. Pd. I. Guru 11 Ahmad Faiz, S. Ag. Guru 12 Rohaithoh, A. Md. Guru 13 Aisyah, S. Pd. Guru 14 Faridah, S. Pd. I. Guru 15 Humaeroh, S. Pd. Guru 16 Muzainah, S. Ag. Guru 17 Syamsuddin, S. Ag. Guru 18 Neneng Fauziah, S. Ag. Guru 19 Ahmad Yusuf, S. Ag. Guru 20 Ahmad Syukri, S.Pd.I. Guru 21 Musanif, S.Ag. Guru 22 Nurul Hilaliyah, S.Pd.I. Guru 23 Soliha Guru 24 Saidah, S. Ag. Guru 25 Riyani Hidayah Guru 26 Nurhayati, S. Pd.I. Guru 27 H. Hulaimi AS. Guru 28 Mansur Guru 29 Dini Yanuarni Guru 30 M. Yusuf Guru Sumber Data: MI. Al Khairiyah
Pendidikan S-1 S-1 PGA S-1 Aliyah S-1 Aliyah S-1 S-1 S-1 S-1 D-3 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 SLTA S-1 SLTA S-1 Aliyah SMP
Bidang Studi Qur‟an IPA Fiqih Guru Kelas Qir‟at IPS Aqidah Akhlak Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas B. Inggris Guru Kelas Guru Kelas SBK IPS B. Indonesia Bahasa Arab Guru Kelas Matematika PJOK Qur‟an Hadits Aqidah Akhlak Guru Kelas SKI Fiqih IPA Kepramukaan IPS,TIK Staff TU OB
47
2) Keadaan Peserta Didik. Data terakhir siswa MI. Al Khairiyah tahun ajaran 2012-2013 terdiri dari 427 orang yang keseluruhannya berjenis kelamin laki-laki. Sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3. Keadaan Siswa MI. Al Khairiyah Tahun Pelajaran 2012-2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kelas L I-A 30 I-B 26 I-C 29 II-A 29 II-B 33 II-C 28 III-A 30 III-B 30 IV-A 37 IV-B 34 V-A 34 V-B 30 VI-A 26 VI-B 29 Jumlah 427 Sumber Data: MI. Al Khairiyah
P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 30 26 29 29 33 28 30 30 37 34 34 30 26 29 427
f. Struktur Organisasi Sekolah sebagai satu lembaga pendidikan memerlukan adanya organisasi yang baik agar kegiatan sekolah berjalan lancar sesuai dengan tujuannya. Dari struktur organisasi tersebut akan terlihat tugas dan wewenang serta jabatan dari masingmasing personil. Struktur organisasi MI. Al Khairiyah di lihat sebagai berikut :
48
Gambar 4. 2. Struktur Organisasi MI. Al Khairiyah
g. Sarana dan Prasarana Terdiri dari Tanah dan Gedung 1) Tanah Tanah sekolah sepenuhnya milik wakaf. Luas areal seluruhnya sesuai dengan yang tertera dalam sertifikat tanah MI. Al Khairiyah adalah 1885 m2. Tabel 4.4. Data Tanah dan Bangunan MI. Al Khairiyah Status Luas Tanah Luas Bangunan Sumber Data: MI. Al Khairiyah
Wakaf 1335 550
2) Gedung Sekolah MI. Al Khairiyah saat ini memiliki 14 kelas, dengan bentuk bangunan terdiri dari 3 lantai. Pembelajaran berlangsung mulai pukul 06.45 s.d. 11.50 WIB. Selain itu, keberadaan sarana penunjang lain masih terus dibenahi dan dilengkapi. Berikut ini adalah gambaran tentang gedung dan sarana prasarana yang dimiliki MI. Al Khairiyah.
49
Tabel 4.5. Data Ruang Gedung MI. Al Khairiyah No Nama Ruang 1 Ruang Kepala Sekolah 2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 3 Ruang Guru 4 Rung Tata Usaha 5 Ruang Kelas 6 Ruang Laboratorium IPA 7 Ruang Praktik Komputer 8 Ruang Perpustakaan 9 Ruang Bimbingan Konseling 10 Ruang UKS/PMR 11 Masjid/Mushola 12 Kantin 13 WC/Kamar Mandi Siswa 14 WC/Kamar Mandi Guru 15 Gudang Sumber Data: MI. Al Khairiyah
Jumlah 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 14 7 1 1
Keterangan Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
B. Pemeriksaan Keabsahan Data 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I tindakan awal yang yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuannya 2x35 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I adalah:
a. Tahapan Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V, dengan Kompetensi Dasar (KD) menemukan kalimat utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata pada tiap paragraph melalui membaca intensif. Instrument pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, lembar penilaian dan lembar soal tes. Perangkat lainnya yang disiapkan adalah bahan teks bacaan. Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V di MI Al-Khairiyah Pagi
50
dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review). Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mampu meneliti teks bacaan,mampu membuat pertanyaan, mampu membaca, menjawab pertanyaan dan mampu mengulang bacaan dengan menggunakan katakata sendiri.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan alokasi
waktu
(2x35
menit)
tiap
pertemuannya.
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 10.05 sampai dengan 11.50 WIB, pokok bahasan yang disampaikan adalah membaca tek bacaan dengan menemukan gagasan utama dari teks. Kegiatan ini diawali dengan membua kegiatan dengan pembelajaran dan apersepsi. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir. Memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembalajaran berlangsung dalam kelas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan
pembelajaran
selanjutnya
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan kembali mengenai penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review), yaitu guru memberikan teks bacaan secara sekilas, setelah tahap pertama dikerjakan selanjutnya siswa memberikan pertanyaan dari teks bacaan secara individual,lalu siswa membaca teks bacaan dengan keseluruhan dengan didampingi oleh guru dengan cara bersama-sama, kemudian siswa mulai melakukan tahap keempat dengan
51
menjawab pertanyaan yang sudah mereka kerjakan pada tahap kedua dan selanjutnya siswa membacakan kembali teks bacaan tanpa teks dengan menggunakan kata-kata sendiri di depan kelas di hadapan teman-temannya. Sebagian besar siswa terlihat sudah cukup baik. Siswa yang maju ke depan sudah
menunjukkan
kalau
dia
bisa
memahami
teks
bacaan
dengan
membacakannya kembali yang diambil dari pertanyaan dan jawaban yang sudah dibuat, tapi masih ada juga yang belum bisa memahami bacaan dan masih segan untuk membaca. Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas saat pembelajaran siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas siswa masih kurang dalam membaca teks dan memahaminya. Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Tabel 4.6 Hasil Obsevasi Guru No.
Aspek yang diamati
1
Kegiatan Awal Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo‟a Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang akan disampaikan dengan menggunakan metode pembelajran SQ3R Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran membaca intensif Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran SQ3R. Guru menyuruh siswa mensurvey judul, sumberdan ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari setiap paragraph Guru menyuruh siswa membuat pertanyaan dari hasil survey Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan secara mandiri Guru mengamati aktifitas siswa saat membaca dan memberi bantuan atau bimbingan seperlunya Guru meminta siswa untuk menjawab setiap pertanyaan yang sudah mereka buat
2
3 4
5 6
7 8 9 10
Skala Penilaian Ya Tidak
52
11 12
13
14
15
Guru meminta siswa untuk membacakan isi teks bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri Guru meminta siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir Penutup Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama Guru mengingatkan siswa untuk mempelari kembali materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapkan salam
Hasil observasi guru sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dibuat dengan baik, walaupun hasil penilaian di siklus I ini masih terlihat beberapa siswa yang nilainya belum mencapai nilai KKM. Table 4.7 Hasil Observasi Siswa No.
Aspek yang diamati
1
Kegiatan Awal Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
2
Siswa menjawab pertanaan dari guru
3
Siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Kegiatan Inti Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pembelajaran Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan dari guru
4
5 6
Siswa mengerti tentang metode pembelajaran SQ3R
7
Siswa mensurvey judul, sumber dan ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari setiap paragraph
8
siswa membuat pertanyaan dari hasil survey
9
Siswa membaca teks bacaan
10
Siswa mencatat jawaban pertanyaannya
11
Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri
Skala Penilaian Ya Tidak
53
12
13
Siswa secara bersama memeriksa ulang bagianbagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir Penutup Siswa memperhatikan dan mencatat kesimpulan dari guru
14
Siswa mengemukakan pendapat kepada temannya
15
Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa
16
Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
Berdasarkan hasil observasi siswa ini semuanya sudah sesuai dengan tahapantahapan metode SQ3R, namun pada siklus I ada beberapa siswa yang nilai hasil belajarnya masih belum mencapai KKM 70. Tabel 4.8 Hasil Belajar Siklus I Nomor Urut Induk 1 3579 2 3580 3 3582 4 3583 5 3538 6 3584 7
3868
8 9 10 11 12 13
3588 3505 3542 3591 3779 3592
14
3594
15 16 17 18 19 20
3599 3556 3547 3557 3559 3679
Nama Siswa A. Hafizh, Surmana A. Muslih, Effendy Ismail A. Syaefulloh, Surifto A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini A. Zakaria, Djarkasi Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto Bagas Yudha Pratama, Ade Firdijansyah Fadil Fazari, Iwan Shalahudin Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan Lutfhi Ahmad Maulana, Agus Rohmani M. Arifin Said, H. M. Amin M. Azka Tanzila, Rusydi M. Dhia Ramadhan, Hilaludin M. Fadhlan Ilyasa, Munawir M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo
KKM NILAI 70 70 70 70 70 70
60 60 70 95 70 87
70
77
70 70 70 70 70 70
95 58 60 77 60 65
70
75
70 70 70 70 70 70
95 85 70 66 77 60
54
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
3550 3598 3561 3552 3553 3563 3603 3564 3566 3567 3568 3571 3572 3610
M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus M. Zaydan Ardabili, Rohmani M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf Marwan Hadid, Ali Nurdin Naufal Firza Zahran,M.Sibli Nizar Yafi, Oon Zamroni Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar Raihan Al Farisi, Era Buhairah Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur Taufiqurrahman Bakri, Haryadi Tegar Amirul Ichsan Dwiputra Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli JUMLAH RATA-RATA
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
65 60 60 90 58 60 70 80 94 60 80 70 66 60 2435 71,62
Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan tes keterampilan membaca pemahaman siswa siklus I. Hasil tes akhir ini dijadikan dalam bentuk grafik sebagai berikut. Grafik 4.1 Tingkat Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus I
c. Tahap Refleksi
55
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa, serta hasil tes keterampilan membaca pemahaman siswa, maka diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi sebagai berikut. Tabel 4.9 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I No. 1
2
Aspek Penerapan metode pembelajaran SQ3R
Aktivitas pembelajaran
Temuan Guru Pengaturan waktu belum konsisten dengan rencana pembelajaran Alokasi waktu mengerjakan LKS dan menjelaskan kembali kurang
Kesulitan membimbing siswa dalam membaca dan memahami suatu bacaan Pengamatan yang kurang merata terhadap siswa Belum dapat mengkondisikan dengan baik
Rencana Perbaikan Siswa Siswa masih Mengoptimalkan sedikit kesulitan waktu untuk dalam mengerjakan LKS menjalankan dan menjelaskan metode kembali pembelajaran Guru memberikan SQ3R penjelasan kembali bagaimana Siswa masih kesulitan dalam pelaksanaan menyimpulkan pembelajaran isi teks bacaan metode SQ3R dan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas Siswa belum Aktifitas siswa serius dalam ditingkatkan membaca dan dengan cara memahami membeikan suatu bacaan motivasi dan yang telah dorongan terhadap dibacanya siswa dalam membaca Siswa antusias saat membuat Memberikan pertanyaan dari suasana yng teks yang menyenangkan dan dibacanya santai dalam kelas agar siswa senang Suasana kelas dalam membaca cukup berisik saat membaca Guru bertindak teks bacaan lebih tegas lagi untuk menghadapi Keaktifan siswa siswa yang tidak saat membaca disiplin masih kurang disiplin dan Guru memberikan terlihat tidak motivasi supaya semuanya setiap siswa yang membaca maju ke depan kelas dapat Aktifitas siswa
56
3
Kemampuan membaca
Teks bacaan yang diberikan kurang menarik
untuk dikerjakan dengan membacakan baik teks kembali teks bacaan dengan menggukanakan kata-kata sendiri masih dirasa kurang Beberapa siswa Guru akan terlihat masih memberikan teks ada yang belum bacaan yang bisa menarik siswa menyimpulkan untuk senang teks bacaan membaca Guru memberikan arahan yang lebih detail cara menyimpulkan isi teks bacaan
2. Tindakan pembelajaran siklus II a. Tahapan perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Bahasa Indonesia, menyiapkan materi ajar, LKS (Lembar Kerja Siswa), menyiapkan soal tes keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siklus II, menyimpulkan lembar observasi peneliti dan siswa, dan keperluan pembelajaran lainnya. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Guru akan memberikan teks bacaan yang lebih menarik siswa untuk membaca dari siklus I dan memberikan arahan yang lebih detail cara menyimpulkan isi teks bacaan. Pengaturan waktu harus lebih optimal seperti alokasi waktu untuk mengerjakan LKS ditambah menjadi 35 menit dari sebelumnya 30 menit agar siswa dapat menyelesaikan secara maksimal. Guru pun lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan secara detail dan memberikan suasana kelas yang menyenangkan dan santai tapi serius serta memberikan reward kepada siswa yang sudah berani membaca tanpa teks di depan teman-temannya agar siswa yang lainnya termotivasi baik keaktifannya
57
maupun dalam membacanya. Selain itu posisi duduk siswa diubah, agar siswa tidak mudah bosan dan dapat berbaur dengan teman lainnya. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah mencari informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dalam teks bacaan melalui metode SQ3R, dengan indicator keberhasilan siswa dapat menemukan informasi tersirat, menemukan rujukan kata dan menentukan makna kata dari teks bacaan. Target pada siklus II ini siswa semakin baik dalam menggunakan metode pembelajaran SQ3R dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa semakin meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu sesuai dengan target pencapaian penilaian ini minimal nilai rata-rata kelas siswa mencapai >70.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya.
1) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dalam siklus II berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari jam 10.50-12.50 WIB. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi kepada siswa dan selanjutnya guru mengabsen siswa yang berjumlah 34 orang. Kemudian guru mengkondisikan kelas dengan lebih tegas agar semua siswa lebih disiplin, kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi siklus II dan memberikan penjelasan dan pengarahan supaya proses pembelajaran lebih baik lagi dan siswa semakin baik dalam menerapkan metode pembelajaran SQ3R
yaitu dalam memahami suatu teks
dengan menggunakan metod SQ3R. Siswa disurh mencari informasi tersirat dan rujukan kata dalam teks tersebut yang sudah dibagikan oleh guru kepada siswa, sebelumnya guru memberikan contoh kepad siswa cara mencari informasi tersirat dan rujukan kata dalam teks yang nantinya kan dibaca terlebih dahulu, setelah siswa mengerti apa itu informasi tersirat dan rujukan kata, saatnya guru memberikan penjelasan mengenai materi tersebut kepada siswa agar lebih mengerti lagi materi yang akan dipelajarinya. Tahap selanjutnya yang dilakukan
58
guru seperti siklus I di pertemuan 1-2 pembelajaran melakukan pembelajarannya menggunakan metode SQ3R. Pada pertemuan ketiga ini, siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran metode SQ3R dengan ini siswa sudah mulai bisa memahami teks bacaan yang sudah mereka baca. Pada pertemuan ketiga ini, sebagian besar siswa sudah dapat menceritakan kembali teks bacaan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan menyimplkan apa yang telah dilaksanakan dan memberikan saran agar pada pertemuan selanjutnya lebih baik lagi dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode SQ3R.
2) Pertemuan keempat Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai pukul 10.50-12.50 WIB. Pembelajaran diawali dengan pembukaan dan mengecek daftar hadir siswa lalu memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, selanjutnya memberikan materi kepada siswa. Kali ini materinya menentukan makna dari teks bacaan, petama-tama guru memberikan contoh nyata kepada siswa makna kata dari teks bacaan yang lainnya. Pada pembahasan kali ini siswa sudah sangat mengerti dan pada pertemuan keempat ini siswa jauh lebih baik dari pertemuan 1, 2 dan 3. Pada pertemuan keempat ini guru memberikan tes akhir siklus II diakhir pembelajaran yang berisi pertanyaan dari isi wacana yang dibaca siswa, selama proses berlangsung suasana pun menjadi sepi dan hening setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes akhirnya kepada guru.
c. Tahap observasi Tindakan pembelajaran silus II ini dapat dikatakan sudah baik, karena dari pertemuan ketiga pembelajaran sudah berjalan tetib dan lancer. Sudah tampak terlihat keaktifan siswa dalam meneliti, membuat pertanyaan dan menjawabnya, membaca teks dan menyimpulkannya dengan bahasa sendiri. Sudah mulai tercipta suasana aktif dalam kelas. Semangat siswa untuk menjadi yang terbaik diantara siswa lainnya terlihat lebih meningkat disbanding pada siklus I. Pada siklus II
59
keberanian siswa dalam menceritakan kembali teks bacaan dengan bai dihadapan teman-temannya. Jika pada silus II ini siswa mulai terbiasa dengan metode pembelajaran SQ3R dan menjalankannya dengan baik. Walaupun tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang terjadi. Hasil pengamatan aktivitas siswa melalui lembar observasi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Obsevasi Guru No.
Aspek yang diamati
1
Kegiatan Awal Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo‟a Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang akan disampaikan dengan menggunakan metode pembelajran SQ3R Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran membaca intensif Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran SQ3R. Guru menyuruh siswa mensurvey judul, sumberdan ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari setiap paragraph Guru menyuruh siswa membuat pertanyaan dari hasil survey Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan secara mandiri Guru mengamati aktifitas siswa saat membaca dan memberi bantuan atau bimbingan seperlunya Guru meminta siswa untuk menjawab setiap pertanyaan yang sudah mereka buat Guru meminta siswa untuk membacakan isi teks bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri Guru meminta siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir Penutup Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama Guru mengingatkan siswa untuk mempelari kembali materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya
2
3 4
5 6
7 8 9 10 11 12
13
14
Skala Penilaian Ya Tidak
60
15
Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapkan salam
Tabel 4.11 Hasil Observasi Siswa No.
Aspek yang diamati
1
Kegiatan Awal Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
2
Siswa menjawab pertanaan dari guru
3
Siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Kegiatan Inti Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pembelajaran Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan dari guru
4
5 6
Siswa mengerti tentang metode pembelajaran SQ3R
7
Siswa mensurvey judul, sumber dan ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari setiap paragraph
8
siswa membuat pertanyaan dari hasil survey
9
Siswa membaca teks bacaan
10
Siswa mencatat jawaban pertanyaannya
11
Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri Siswa secara bersama memeriksa ulang bagianbagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir Penutup Siswa memperhatikan dan mencatat kesimpulan dari guru
12
13
14
Siswa mengemukakan pendapat kepada temannya
15
Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa
16
Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
Skala Penilaian Ya Tidak
61
Berdasarkan hasil observasi siswa dan guru di siklus II ini, sudah dilakukan dengan baik dan semua langkah-langkah observasi telah tercapai dan hasil nilai pembelajaran siswa telah mencapai nilai KKM 70.
Tabel 4.12 Hasil Belajar Siklus II Nomor Urut Induk 1 3579 2 3580 3 3582 4 3583 5 3538 6 3584 7
3868
8 9 10 11 12 13
3588 3505 3542 3591 3779 3592
14
3594
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
3599 3556 3547 3557 3559 3679 3550 3598 3561 3552 3553 3563 3603 3564 3566
Nama Siswa A. Hafizh, Surmana A. Muslih, Effendy Ismail A. Syaefulloh, Surifto A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini A. Zakaria, Djarkasi Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto Bagas Yudha Pratama, Ade Firdijansyah Fadil Fazari, Iwan Shalahudin Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan Lutfhi Ahmad Maulana, Agus Rohmani M. Arifin Said, H. M. Amin M. Azka Tanzila, Rusydi M. Dhia Ramadhan, Hilaludin M. Fadhlan Ilyasa, Munawir M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus M. Zaydan Ardabili, Rohmani M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf Marwan Hadid, Ali Nurdin Naufal Firza Zahran,M.Sibli Nizar Yafi, Oon Zamroni Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar Raihan Al Farisi, Era Buhairah
KKM NILAI 70 70 70 70 70 70
77 77 77 90 77 80
70
77
70 70 70 70 70 70
94 87 77 80 80 80
70
87
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
97 77 80 80 80 80 80 87 80 97 87 77 80 90 87
62
30 31 32 33 34
3567 3568 3571 3572 3610
Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur Taufiqurrahman Bakri, Haryadi Tegar Amirul Ichsan Dwiputra Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli JUMLAH RATA-RATA
70 70 70 70 70
90 90 77 80 77 2813 82,74
Berdasarkan hasil belajar siswa di silus II ini siswa sudah mencapai nilai di atas KKM 70, di antaranya yang mendapat nilai 77 sebanyak 10 orang, nilai 80 sebanyak 12 orang, nilai 87 sebanyak 5 orang, nilai 90 sebanyak 4 orang, nilai 94 sebanyak 1 orang, nilai 97 sebanyak 2 orang. Di siklus II ini sudah terlihat siswa mengerti dan sudah jauh lebih baik dari siklus I atau dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Nilai tertinggi di siklus II ini 97 dan nilai terendahnya 77 dan nilai rata-rata di siklus II ini 82.74, selisih nilai rata-rata dari siklus I 71.62 dan siklus II 82.74 adalah 11,12, sudah terlihat peningkatan siswa di siklus II ini meningkat dari siklus I.
d. Tahap Refleksi Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan guru pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu metode pembelajaran SQ3R. Dalam pembelajaran ini semua tahapan dan langkah-langkahnya sudah sesuai dengan baik. Pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan metode SQ3R membantu siswa dalam pembelajaran, hasilnya siswa jauh lebih baik dalam membaca. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan melalui lembar observasi sudah baik dalam menerapkan metode pembelajaran SQ3R. hasil tes keterampilan membaca pemahaman siswa siklus II sudah menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil siswa yang sudah mencapai nilai KKM 70.
63 C. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut: 1. Data hasil tes keterampilan membaca pemahaman siswa pada setiap akhir siklus. Dari hasil analisis diperoleh tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa tinggi. Tingkat keterampilan membaca pemahaman terendah dan rata-rata keterampilan membaca pemahaman siswa yang dirangkum dalam tabel berikut: Table 4.13 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Membaca Pemahaman Membaca Tingkat keterampilan membaca siswa Tingkat Tinggi Tingkat rendah Rata-rata tingkat
Hasil tes keterampilan membaca siswa Siklus I Siklus II 95 97 58 77 71 82
Indikator ketercapaian keterampilan membaca pemahaman siswa dalam penelitian ini adalah jika siswa mendapat nilai rata-rata keseluruhan ≥ 70, maka penelitian dihentikan. Dilihat dari presentase tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa melalui peningkatan mulai dari tes awal ke siklus I kemudian ke siklus II. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,12. Persentase tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa dapat dikonversikan dalam grafik berikut: Grafik 4.2 Tingkat Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus II
2. Lembar observasi
64
Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti didampingi oleh observer. Observer tersebut adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V yang diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru yang menerapkan inovasi pembelajaran. Kemudian observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan membaca siswa dalam memahami teks bacaan atau yang mereka baca yang dilakukan oleh peneliti dan observer.
D. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Keterampilan membaca Pada dasarnya keterampilan membaca baru pertama kali diterapkan di sekolah ini. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan kebiasaan guru yang mengajar tanpa menggunakan metode, teknik, ataupun strategi lainnya, termasuk pada pembelajaran membaca pemahaman. Guru hanya menyuruh siswa untuk membaca secara lisan dengan mimic dan ekspresi seadanya. Oleh sebab itu keterampilan membaca pemahaman siswa masih kurang menonjol. Berdasarkan penelitian telah terbukti bahwa keterampilan membaca sebagai pembelajaran mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas V sehingga mereka mampu memahami bacaan yang mereka baca. Hal ini sesuai dengan teori keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang harus dilatihkan kepada siswa. Sebagai keterampilan yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, semestinya keterampilan membaca ini
dapat dimiliki oleh setiap siswa dengan baik. Teori yang
dikemukakan oleh Tarigan membaca adalah sejenis kegiatan membaca yang berupaya menafsirkan pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan yang telah diketahui, menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bahasa (bacaan) tertulis.
2. Metode SQ3R Metode merupakan suatu cara yang digunakan guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Seperti pembahasan pada bab terdahulu bahwa pada pembelajaran
65
membaca metode yang cocok digunakan adalah SQ3R, agar siswa mudah mengingat dan memahami bacaan yang mereka baca. Sedangkan metode/teknik yang digunakan adalah membaca dengan tahapan-tahapan metode SQ3R siswa mampu memahami bacaan yang mereka baca, mereka tidak hanya membaca tetapi mereka paham dengan yang mereka baca. Sesuai dengan yang terjadi di lapangan, bahwa dengan penetapan metode SQ3R yang dapat memahami bacaan dengan mudah. Dengan metode/teknik yang tepat ini pula dpat tercipta suasana belajar yang kondusif, maka pelajaran aka terasa lebih menyenangkan.
3. Perbandingan dengan penelitian relevan Pada pembahasan sebelumnya telah terlihat bahwa ada perbedaan ke arah yang lebih baik tentang bercerita kembali siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil keterampilan membaca pemahaman kembali siswa meningkat dari rata-rata 71.62 pada siklus I menjadi 82.74 pada siklus II. Artinya terjadi peningkatan sebesar 11.12. Sama halnya dengan Yuni Ambarsari yang berjudul “Penerapan metode SQ3R dalam Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Trirejo”. Memberikan kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan menerapkan metode SQ3R siswa kelas IV SD Negeri Trirejo. Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat dari rata-rata 83.05 pada siklus I meningkat menjadi 85.02 pada siklus II. Perbedaan hanya pada perolehan angka yang didapat oleh peneliti.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua silus dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V di MI AlKhairiyah Pagi mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa dlam proses pembelajaran yang semaakin meningkat dalam siklusnya, yaitu nilai rata-rata siklus I 71.62 menjadi 82.74 di siklus II, peningkatan nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II mencapai 11.12. Dari siklus I perolehan nilai hasil tes msih di bawah nilai KKM 70, sedangkan di siklus II siswa meningkat hampir semuanya mencapai nilai KKM ≥70. Sesuai dengan hasil penelitia tindakan kelas di atas, hipotesis yang telah dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa hasil belajar meningkat. Keterampilan membaca pemahaman melalui metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Khairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 20132014.
b. Saran Berdasarkan simpulan di atas beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi ini adalah: 1. Bagi guru dapat memperoleh keterampilan baru dengan menggunakan metode SQ3R ini untuk menambah variasi belajar untuk siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pem,ahaman siswa. 2. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia. 3. Bagi peneliti dapat menggunakan dan menerapkan metode SQ3R dalam kemampuan membaca pemahaman di sekolah dan menambah wawasan dan kreativitas. 66
67
4. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai bahan membuat kebijakan untuk meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
68
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Membaca 2, Jakarta: Cipta Karya 1996 Arikunto Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Fatra, Maifalinda. A. Rozak. Bahan Ajar PLPGPenelitian Tindakan Kelas. 2010. Jakarta: FITK UIN Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010 Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia 1984 Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. 2011. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyati Yeti, Membaca, Jakarta: Cipta Karya 1997 Muriadi, dkk, Pembaca Teknik Jitu Terampil, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008 Natalia, Margaretha Mega dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Tinta Emas, 2008 Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca, Bandung: CV. Sinar Baru 1989 Rozak, Abd.,dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta, FITK Press.,2010 ______________, Standar Sarana Prasarana dan Tenaga Kependidikan , Jakarta, FITK Press.,2010 Sukmadinata, Nana Syaodih, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak, Jakarta: Ghalia Indonesia 1987 Suwendi. Metodologi Penelitian. 2011. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif , Jakarta: PT. Gramedia 1989 Tampubolon, DP., Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien Bandung: Angkasa 1986
69
Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa 1979 Wahyudin, Uyu, Evaluasi Pembelajaran SD, Bandung:UPI Press,2006 Y,
Budinuryanta, dkk., Pengajaran Universitas Terbuka.,2008
Keterampilan
Berbahasa,
Jakarta,
70
LEMBAR REFERENSI
Nama : Rohaithoh NIM : 18090183000038 Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan
Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014
BAB No. I
1.
2. II
1.
2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
Referensi Abd.Rozak,dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta, FITK Press.,2010) h.361 Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta, Universitas Terbuka.,2008) h. 1.4 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10 Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru 1989) hlm. 14 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 84 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228 Akhmad, Membaca 2 (Jakarta: Cipta Karya 1996) hlm. 88 Yeti Mulyati, Membaca (Jakarta: Cipta Karya 1997) hlm. 65
Paraf Pembimbing
71 12.
13.
14.
15. 16. 17.
18. III
1. 2.
3. 4.
5. 6.
DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak (Jakarta: Ghalia Indonesia 1987) hlm. 105 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 84 DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak (Bandung: Angkasa 1991) hlm. 45-61 Muriadi, dkk, Pembaca Teknik Jitu Terampil, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm.155 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, h. 2-3. Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 140. Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), Cet. V,h. 46. Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Tinta Emas, 2008), Cet. I, h. 4. Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2007) h.19. Uyu Wahyudin, Evaluasi Pembelajaran SD, (Bandung:UPI Press,2006), h. 41.
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MI Al-Khairiyah Pagi
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/II
Pertemuan ke
:1/2
Alokasi waktu
: 4 x 35 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai dan membaca cerita anak Kompetensi Dasar
: 7.1. Membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas
Indikator
: 1. Menentukan gagasan utama dari teks bacaan 2. menentukan informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan
Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan gagasan utama dari teks bacaan dengan benar. 2. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan informasi tersurat dan rinci tersurat dengan tepat
Materi Pokok
: Teks bacaan
Uraian Materi
: 1. Gagasan utama 2. Informasi tersurat dan rinci tersurat
Metode Pembelajaran : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Mengucapkan salam dan berdo‟a Menjawab salam dan berdo‟a Religious Menyampaikan tujuan Memperhatikan Rasa ingin tahu pembelajaran
73 Melakukan apersepsi Memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dibahas dengan metode SQ3R
Menjawab pertanyaan Memperhatikan
Mandiri Rasa ingin tahu
II. KEGIATAN INTI (Waktu : 50 menit) A. Eksplorasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Menjelaskan pengertian metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Memberikan siswa kesempatan untuk bertanya tentang metode SQ3R Membaca teks bacaan
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang metode SQ3R Membaca teks bacaan
Rasa ingin tahu
Menyuruh siswa untuk mencari gagasan utama dan informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan yang sudah dibaca Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya Memberikan contoh dari satu paragraph mengenai gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan Meminta siswa untuk mensurvey atau meneliti judul, topic dan gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan Meminta siswa untuk membuat beberapa pertanyaan dari hasil survey siswa Meminta kepada siswa untuk membaca teks bacaan secara bersamaan dengan mengikuti instruksi dari guru Mengamati proses saat siswa membaca teks bacaan Meminta siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah mereka buat di tahap ke dua
Melakukan perintah yang diberikan oleh guru Bertanya kepada guru jika tidak mengerti Memperhatikan saat guru sedang memberikan contoh mengenai materi dari teks bacaan Siswa menerima tugas yang diberikan oleh guru Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru Siswa membaca teks bacaan secara bersama-sama dan mengikuti instruksi guru Siswa membaca teks bacaan Siswa melakukan perintah yang diberikan oleh guru untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah mereka buat
Tanggung jawab, teliti Rasa ingin tahu, teliti
Rasa ingin tahu, berani Perhatian, rasa ingin tahu, konsentrasi Kerjasama, tanggung jawab, saling menghargai Tanggung jawab, teliti, rasa ingin tahu Tanggung jawab, disiplin
Teliti, tanggung jawab Tanggung jawab, teliti, rasa ingin tahu
74 B. Elaborasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Mengamati prose pembelajaran Siswa melakukan kegiatan melalui metode SQ3R (Survey, dengan metode SQ3R Question, Read, Recite, Review) Meminta beberapa siswa untuk Siswa secara bergantian membacakan kembali isi teks membacakan isi teks bacaan bacaan dengan menggunakan dengan kalimat atau katakalimat atau kata-kata sendiri kata sendiri Memberikan reward kepada Siswa menerima reward setiap siswa yang sudah kepada setiap siswa yang membacakan isi teks bacaan sudah membacakan isi teks dengan baik dan benar dari teks bacaan dengan baik dan bacaan benar dari teks bacaan
Nilai Karakter Kerjasama, disiplin Rasa ingin tahu, tanggung jawab
Motivasi, kompetensi
III. KEGIATAN PENUTUP (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan inti
Secara klasikal siswa dapat menyimpulkan isi teks bacaan dengan baik Mengajukan post test kompetensi Mengerjakan post test hasil pembelajaran kompetensi secara individu Berdo‟a dan menjawab salam Berdo‟a dan mengucapkan salam Sumber Belajar
: Paket buku pelajaran Bahasa Indonesia BSE
Media
: Hand Out, Tulis
Nilai Karakter Perhatian
Percaya diri Religious
PENILAIAN :
No. 1
Indikator Menentukan gagasan utama
Teknik Bentuk Tes
Instrumen
Kunci Jawaban
Skor
Tertulis 1. Apa yang Gagasan utama Perhatian -Uraian dimaksud adalah ide singkat gagasan utama ? pokok bahasan pada suatu wacana. Gagasan utama terletak pada kalimat di awal paragraph, di akhir paragraph, atau di awal dan akhir paragraf
75
2
Menentukan informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan
Tes
Mengetahui : Kepala Sekolah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I. NIP. 196003122006041018
Tertulis 2. apa yang -uraian dimaksud singkat informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan ?
2. informasi 50 tersurat adalah bacaan nyata yang ada dalam teks bacaan dan kalau rinci tersurat adalah kata kunci yang terdapat dari teks bacaan tapi tidak ada jawabannya dalam teks bacaan.
Jakarta, 28 Januari 2014 Guru Mata Pelajaran,
Rohaithoh, A. Md.
76
Hand Out:
Semut dan Jangkrik
Sebelum
musim
dingin
tiba
sekumpulan
semut
bekerja
keras
mengumpulkan makanan ke dalam sarangnya. Mereka bekerja dengan giat dan saling bekerja sama. Jangkrik melihat semut yang bekerja keras menyindir, “untuk apa kalian bekerja keras seperti itu sedangkan musim dingin masih lama?” kata jangkrik. “ ini adalah bekal kami ketika nanti musim digin tiba, jadi kami tidak akan susah-susah untuk mencari makan di hari yang dingin.” kata semut dengan nada merendah. Namun jangkrik malah tertawa sambil meninggalkan kawanan semut dia bermain sulingnya dengan nyaring. Ketika musim dingin tiba, tampak kawanan semut sedang asyik menikmati makanan yang mereka kumpulkan. Sedang asyiknya mereka makan, terdengar suara minta tolong.”Tolong,…tolong,…tolong,….”. suara itu sangat dekat terdengar.” Itu seperti suara jangkrik? Tetangga kita!” kata semut. “ayo kita lihat, mungkin ada yang dapat kita lakukan untuknya!” kata semut lagi. Maka kawanan semut melihat ke sarang jangkrik. Benar saja terlihat jangkrik sedang merintih kesakitan. Rupanya dia kelaparan. Tidak ada persediaan makanan sedikitpun dalam sarangnya. Lalu kawanan semut memberikan sebagian makanannya kepada jangkrik. Jangkrik merasa sangat malu dan menyesal dengan apa yang dia lakukan tempo hari kepada kawanan semut. Jangkrik mengucapkan banyak terima kasih kepada kawanan semut. Akhirnya mereka bersama-sama hidup rukun dan saling tolong menolong. Mereka makan dan bernyanyi bersamasama. Indahnya kebersamaan dengan saling peduli dan saling tolong. Setelah membaca wacana di atas jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. 2. 3. 4. 5.
Apa yang dilakukan semut sebelum masuk musim dingin? Apa yang dilakukan jangkrik? Siapa yang meminta tolong? Apakah semut menolong jangkrik? Jelaskan! Mengapa semut menolong jangkrik?
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MI Al-Khairiyah Pagi
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/II
Pertemuan ke
:1/2
Alokasi waktu
: 4 x 35 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca intensif, membaca nyaring dan membaca pantun Kompetensi Dasar
: 7.1. menemukan kalimat utama, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata pada tiap paragraph melalui membaca intensif
Indikator
: 1. Menentukan informasi tersirat dari teks bacaan 2. Menemukan rujukan kata dari teks bacaan 3. Menentukan makna kata dari teks bacaan
Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan informasi tersirat dari teks bacaan dengan benar. 2. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan Rujukan kata dari teks bacaan dengan benar 3. Melalui metode SQ3R siswa dapat menentukan makna kata dari teks bacaan dengan tepat
Materi Pokok
: Teks bacaan
Uraian Materi
: 1. Menemukan informasi tersirat 2. Menemukan rujukan kata 3. Menentukan makna kata
Metode Pembelajaran : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
78 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru Mengucapkan salam dan berdo‟a Menyampaikan tujuan pembelajaran Melakukan apersepsi Memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dibahas dengan metode SQ3R
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Menjawab salam dan berdo‟a Religious Memperhatikan Rasa ingin tahu Menjawab pertanyaan Memperhatikan
Mandiri Rasa ingin tahu
II. KEGIATAN INTI (Waktu : 50 menit) A. Eksplorasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Menjelaskan pengertian metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Memberikan siswa kesempatan untuk bertanya tentang metode SQ3R Membaca teks bacaan
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang metode SQ3R Membaca teks bacaan
Rasa ingin tahu
Menyuruh siswa untuk mencari gagasan utama dan informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan yang sudah dibaca Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya Memberikan contoh dari satu paragraph mengenai gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan Meminta siswa untuk mensurvey atau meneliti judul, topic dan gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat dari teks bacaan Meminta siswa untuk membuat beberapa pertanyaan dari hasil survey siswa Meminta kepada siswa untuk membaca teks bacaan secara bersamaan dengan mengikuti instruksi dari guru Mengamati proses saat siswa membaca teks bacaan
Melakukan perintah yang diberikan oleh guru Bertanya kepada guru jika tidak mengerti Memperhatikan saat guru sedang memberikan contoh mengenai materi dari teks bacaan Siswa menerima tugas yang diberikan oleh guru Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru Siswa membaca teks bacaan secara bersama-sama dan mengikuti instruksi guru Siswa membaca teks bacaan
Tanggung jawab, teliti Rasa ingin tahu, teliti
Rasa ingin tahu, berani Perhatian, rasa ingin tahu, konsentrasi Kerjasama, tanggung jawab, saling menghargai Tanggung jawab, teliti, rasa ingin tahu Tanggung jawab, disiplin
Teliti, tanggung jawab
79 Meminta siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah mereka buat di tahap ke dua
Siswa melakukan perintah yang diberikan oleh guru untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah mereka buat
Tanggung jawab, teliti, rasa ingin tahu
B. Elaborasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Mengamati prose pembelajaran Siswa melakukan kegiatan melalui metode SQ3R (Survey, dengan metode SQ3R Question, Read, Recite, Review) Meminta beberapa siswa untuk Siswa secara bergantian membacakan kembali isi teks membacakan isi teks bacaan bacaan dengan menggunakan dengan kalimat atau katakalimat atau kata-kata sendiri kata sendiri Memberikan reward kepada Siswa menerima reward setiap siswa yang sudah kepada setiap siswa yang membacakan isi teks bacaan sudah membacakan isi teks dengan baik dan benar dari teks bacaan dengan baik dan bacaan benar dari teks bacaan
Nilai Karakter Kerjasama, disiplin Rasa ingin tahu, tanggung jawab
Motivasi, kompetensi
III. KEGIATAN PENUTUP (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan inti
Secara klasikal siswa dapat menyimpulkan isi teks bacaan dengan baik Mengajukan post test kompetensi Mengerjakan post test hasil pembelajaran kompetensi secara individu Berdo‟a dan menjawab salam Berdo‟a dan mengucapkan salam Sumber Belajar
: Paket buku pelajaran Bahasa Indonesia BSE
Media
: Hand Out, Tulis
Nilai Karakter Perhatian
Percaya diri Religious
PENILAIAN :
No. 1
Indikator Menentukan informasi tersirat dari teks bacaan
Teknik Bentuk Tes
Instrumen
Tertulis 1. Kesimpulan -Uraian bacaan di atas singkat adalah ?
Kunci Jawaban Gagasan utama adalah ide pokok bahasan pada suatu wacana. Gagasan utama
Skor 30
80
2
Menemukan rujukan kata dari teks bacaan
Tes
3
Menentukan makna kata dari teks bacaan
Tes
Mengetahui : Kepala Sekolah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I. NIP. 196003122006041018
terletak pada kalimat di awal paragraph, di akhir paragraph, atau di awal dan akhir paragraf Tertulis 2. Temukan 2. Menentukan -uraian rujukan kata kata ganti aku, singkat dari teks bacaan di, mereka, ? kamu dari teks bacaan. Contoh: aku kembali kepada nama tokoh dari teks bacaan Tertulis 3. menentukan Sinonim adalah -uraian sinonim dan dua kata atau singkat antonim dari lebih yang teks bacaan artinya sama atau mirip. Contohnya: sederhana dan simple Antonim adalah kata-kata yang berlawanan arti. Arti kata-kata berantonim itu saling bertentangan. Contonya: kaya dan miskin Jakarta, Februari 2014 Guru Mata Pelajaran,
Rohaithoh, A. Md.
30
40
81
Hand Out:
Berkunjung Ke Masjid Baiturrahman
Pernahkah kamu mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman? Masjid Raya Baiturrahman yang terletak di jantung Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam ini merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia yang memiliki bentuk khas. Masjid ini terasa enak dipandang, mempunyai sentuhan arsitektur agung dengan elemen-elemen seni ukir yang menarik, halaman yang luas, dan terasa sejuk apabila berada di dalamnya. Keberadaan Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya dikenal di Kota Serambi Makkah tersebut, namun juga dikenal masyarakat mancanegara. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai salah satu Masjid termegah di Asia Tenggara. Sejumlah referensi menyebutkan, Masjid Raya Baiturrahman dulunya merupakan masjid kerajaan Aceh. Masjid ini dibangun pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang sangat giat mengembangkan ajaran agama islam di wilayah kerajaan Aceh. Ketika Belanda menyerang Kota Banda Aceh tahun 1873, masjid ini dibakar. Rakyat Aceh menuntut masjid itu dibangun kembali. Kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya. Waktu itu masjid yang dibangun berkubah tunggal dan selesai dibangun 27 Desember 1883. Selanjutnya masjid tersebut diperluas menjadi tiga kubah pada tahun 1935, dan terakhir diperluas lagi menjadi lima kubah (19591968). Dalam sejarahnya Masjid Raya baiturrahman juga pernah digunakan sebagai markas dan tempat pertahanan ketika pasukan perang Aceh melawan pemerintah kolonial. Bahkan pasukan Aceh yang bermarkas di masjid Raya Baiturrahman ini berhasil menewaskan seorang Jenderal Belanda bernama J. H. R. Kohler dalam suatu pertempuran pada tanggal14 April 1873. Tewasnya sang jenderal menyebabkan serdadu Belanda ditarik kembali ke Batavia.
82
Setelah membaca wacana di atas jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Dimana letak masjid Raya Baiturrahman? 2. Bagaimana ciri masjid Raya Baiturrahman/ 3. Siapa yang membangun masjid Raya Baiturrahman? 4. Apa yang terjadi ketika Belanda menyerang Aceh? 5. Siapa nama gubernur jenderal Belanda yang tewas pada masa perang Aceh?
83
Nama Kelas/Semester Mata Pelajaran Hari/Tanggal
: ………………………………. : V /II : Bahasa Indonesia : …………../…………………..
Nilai
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling benar dan tepat! Di bangunan Taman Kupu kita dapat menikmati panorama kupu-kupu. Bangunan ini terletak di samping Museum Ikan Air Tawar. Di sini pengunjung dapat melihat secara langsung berbagai jenis kupu-kupu. Bahkan, di sini juga ada penangkaran tempat berlangsungnya metamorphosis kupu-kupu. 1. Gagasan utama paragraf tersebut adalah…. A. Panorama Kupu-kupu B. Bangunan Taman Kupu C. Berbagi jenis kupu-kupu D. Tempat metamorphosis kupu-kupu Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memperkirakan sebanyak 1000 pengunjung hadir menjelang Tahun Baru 2014. Perkiraan ini dirasa tidak berlebihan mengingat membludaknya pengunjng pada tahun lalu. Sebagai daya tarik pengunjung, pengelola menyiapkan berbagai acara hiburan dengan tema “Pesta Rakyat”, di antaranya pesta kembang api. 2. Gagasan utama paragraf tersebut adalah…. A. Pesta kembang api di TMII B. Membludaknya pengunjung TMII C. Perkiraan jumlah pengunjung TMII D. Daya tarik pengelola TMII 3. Topik bacaan tersebut adalah…. A. Jalan-jalan B. Menjelang Tahun Baru 2014 C. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) D. Pengunjung yang ramai Bus Trans Jakarta yang lebih dikenal dengan sebutan Busway koridor VI antara Ragunan dan Halimun mogok. Mogok kendaraan ini diduga disebabkan karena kondisi mesin yang sudah lama dan tidak terawat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Penumpang dapat melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan busway yang lain. 4. Ide pokok paragraph di atas adalah…. A. Masyarakat harus hati-hati jika menggunakan busway B. Faktor kesalahan manusia juga harus diselidiki C. Mogoknya busway di jalan HR. Rasuna Said D. Sebaiknya busway dirawat dengan baik agar tidak mogok
Paraf
84
Setiap orang, baik muda maupun tua, tertarik pada kegiatan-kegiatan yang menarik. Umumnya, kegiatan menarik merupakan kegiatan yang menggembirakan, menyenangkan, dan mengasyikkan. Kegiatan menarik dapat berupa permainan, setenga pekerjaan, atau sepenuhnya pekerjaan, misalnya bermain sepak bola, bermain sandiwara, memelihara ikan, dan berternak kelinci. 5. Gagasan utama paragraf di atas adalah…. A. Setiap orang tertarik pada kegiatan-kegiatan yang menarik B. Kegiatan menarik merupakan kegiatan yang mengembirakan C. Kegiatan menarik merupakan kegiatan yang mengasyikkan D. Kegiatan menarik dapat berupa permaian, setenaga pekerjaan, atau sepenuhnya pekerjaan Pada hari Minggu di rumahku ramai sekali. Hari itu adalah hari ulang tahunku yang ke-11. Teman-teman dating ke rumahku. Ibu membuatkan kue ulang tahun untukku. Pesta ulang tahunku sangat meriah. Lilin ulang tahun dinyalahkan. Menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Saat itu aku merasa bahagia. 6. Suasana pestanya seperti apa…. A. Kacau B. Sepi C. Meriah D. Senang 7. Tiga hari sebelum hari Minggu…. A. Senin B. Rabu C. Selasa D. Kamis Sebulan yang lalu aku membersihkan bak mandi itu. Airnya sekarang terlihat keruh lagi. Ada jentik-jentik nyamuk di dasarnya. Endapan tanah juga sudah mulai muncul. Melihatnya saja aku sudah merinding, apalagi menggunakannya untuk mandi. 8. Gagasan pokok paragraph tersebut adalah…. A. Hati yang takut melihat air kotor B. Air bak mandi yang sudah kotor C. Kebiasaan yang tidak baik D. Bak mandi yang tidak pernah dibersihkan Buah apel sangat bermanfaat bagi tubuh. Banyak serat yang terkandung dalam buah ini. Selain sangat baik bagi pencernaan, buah ini juga dapat mencegah kanker. Bagi kaum perempuan, buah buah berkulit merah atau hijau sangat baik untuk menjaga kehalusan kulit.
85
9. Judul yang tepat untuk bacaan di atas adalah…. A. Apel buah berserat B. Zat dalam apel C. Apel kaya manfaat D. Apel pencegah penyakit 10. Buah apel selain banyak manfaatnya, apel juga dapat mencegah…. A. Paru-paru B. Ginjal C. Kanker D. Lambung Gondogan adalah penyakit infeksi akut (mendadak) yang disebabkan oleh virus Mixovirus. Bagian tubuh yang diserang adalah kelenjar ludah (paratis) yang terdapat dibagian bawah rahang, baik di sebelah kiri maupun kanan. Oleh karena itu, penyakit ini disebut dengan parotis. 11. Oleh karena menyerang kelenjar tubuh, penyakit gondogan ini disebut dengan istilah…. A. Paratis B. Mixovirus C. Kelenjar D. Kanker 12. Penyakit gondogan disebut juga…. A. Kanker B. Usus buntu C. Paru-paru D. Infeksi akut Kegemukan bias terjadi pada usia anak-anak. Pada usia anak-anak, kegemukan bisa berdampak secara psikologis, yaitu rasa percaya diri mereka menjadi rendah. Rasa itu timbul karena sering diejek oleh teman-temannya. Oleh karena itu, mereka menjadi sulit bergaul. Kondisi itupun menyebabkan mereka sulit mendapatkan teman. 13. Dampak psikologis dari kegemukan pada usia anak-anak adalah….mejadi rendah. A. Percaya diri B. Rendah hati C. Tanggung jawab D. Konsentrasi 14. Merasa sulit bergaul membuat anak-anak yang gemuk menjadi sulit…. A. Bermain B. Mencari teman C. Mendapatkan teman D. Bersenang-senang
86
15. Anak-anak yang kegemukan membuat rasa percaya diri mereka hilang karena…. A. Sering diejek teman B. Sering dipuji teman C. Sering diajak teman D. Sering didustai teman
87
Kunci jawaban soal: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
A B B D A C D D C C A D A B A
88 Hasil Belajar Siklus I Nomor Urut Induk 1 3579 2 3580 3 3582 4 3583 5 3538 6 3584 7
3868
8 9 10 11 12 13
3588 3505 3542 3591 3779 3592
14
3594
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
3599 3556 3547 3557 3559 3679 3550 3598 3561 3552 3553 3563 3603 3564 3566 3567 3568 3571 3572 3610
Nama Siswa A. Hafizh, Surmana A. Muslih, Effendy Ismail A. Syaefulloh, Surifto A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini A. Zakaria, Djarkasi Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto Bagas Yudha Pratama, Ade Firdijansyah Fadil Fazari, Iwan Shalahudin Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan Lutfhi Ahmad Maulana, Agus Rohmani M. Arifin Said, H. M. Amin M. Azka Tanzila, Rusydi M. Dhia Ramadhan, Hilaludin M. Fadhlan Ilyasa, Munawir M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus M. Zaydan Ardabili, Rohmani M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf Marwan Hadid, Ali Nurdin Naufal Firza Zahran,M.Sibli Nizar Yafi, Oon Zamroni Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar Raihan Al Farisi, Era Buhairah Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur Taufiqurrahman Bakri, Haryadi Tegar Amirul Ichsan Dwiputra Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli JUMLAH RATA-RATA
KKM NILAI 70 70 70 70 70 70
60 60 70 95 70 87
70
77
70 70 70 70 70 70
95 58 60 77 60 65
70
75
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
95 85 70 66 77 60 65 60 60 90 58 60 70 80 94 60 80 70 66 60 2435 71,62
89
Hasil Obsevasi Guru No.
Aspek yang diamati
1
Kegiatan Awal Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo‟a Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang akan disampaikan dengan menggunakan metode pembelajran SQ3R Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran membaca intensif Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran SQ3R. Guru menyuruh siswa mensurvey judul, sumberdan ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari setiap paragraph Guru menyuruh siswa membuat pertanyaan dari hasil survey Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan secara mandiri Guru mengamati aktifitas siswa saat membaca dan memberi bantuan atau bimbingan seperlunya Guru meminta siswa untuk menjawab setiap pertanyaan yang sudah mereka buat Guru meminta siswa untuk membacakan isi teks bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri Guru meminta siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir Penutup Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama Guru mengingatkan siswa untuk mempelari kembali materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapkan salam
2
3 4
5 6
7 8 9 10 11 12
13
14
15
Skala Penilaian Ya Tidak
90 Hasil Observasi Siswa No.
Aspek yang diamati
1
Kegiatan Awal Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
2
Siswa menjawab pertanaan dari guru
3
Siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Kegiatan Inti Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pembelajaran Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan dari guru
4
5 6
Siswa mengerti tentang metode pembelajaran SQ3R
7
Siswa mensurvey judul, sumber dan ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari setiap paragraph
8
siswa membuat pertanyaan dari hasil survey
9
Siswa membaca teks bacaan
10
Siswa mencatat jawaban pertanyaannya
11
Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri Siswa secara bersama memeriksa ulang bagianbagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir Penutup Siswa memperhatikan dan mencatat kesimpulan dari guru
12
13
14
Siswa mengemukakan pendapat kepada temannya
15
Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa
16
Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
Skala Penilaian Ya Tidak
91
Hasil Belajar Siklus II Nomor Urut Induk 1 3579 2 3580 3 3582 4 3583 5 3538 6 3584 7
3868
8 9 10 11 12 13
3588 3505 3542 3591 3779 3592
14
3594
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
3599 3556 3547 3557 3559 3679 3550 3598 3561 3552 3553 3563 3603 3564 3566 3567 3568 3571 3572 3610
Nama Siswa A. Hafizh, Surmana A. Muslih, Effendy Ismail A. Syaefulloh, Surifto A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini A. Zakaria, Djarkasi Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto Bagas Yudha Pratama, Ade Firdijansyah Fadil Fazari, Iwan Shalahudin Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan Lutfhi Ahmad Maulana, Agus Rohmani M. Arifin Said, H. M. Amin M. Azka Tanzila, Rusydi M. Dhia Ramadhan, Hilaludin M. Fadhlan Ilyasa, Munawir M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus M. Zaydan Ardabili, Rohmani M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf Marwan Hadid, Ali Nurdin Naufal Firza Zahran,M.Sibli Nizar Yafi, Oon Zamroni Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar Raihan Al Farisi, Era Buhairah Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur Taufiqurrahman Bakri, Haryadi Tegar Amirul Ichsan Dwiputra Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli JUMLAH RATA-RATA
KKM NILAI 70 70 70 70 70 70
77 77 77 90 77 80
70
77
70 70 70 70 70 70
94 87 77 80 80 80
70
87
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
97 77 80 80 80 80 80 87 80 97 87 77 80 90 87 90 90 77 80 77 2813 82,74
92
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/……../2013 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 20 Juni 2013
Kepada Yth: Kepala MI. Al-Khairiyah Pagi diTempat Assalamu‟alaikum Wr.Wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: ROHAITHOH : 18090183000038 : PGMI Dual Mode : VIII : PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN
Adalah benar mahasiswa/I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan Mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian yang dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. a.n. Dekan Kasubbag. Akd.&Kemahasiswaan
Imam Thobroni, SE. NIP. 19730605 199803 1 001
93
YAYASAN WAQFIYAH PERGURUAN AL-KHAIRIYAH
MI. AL-KHAIRIYAH PAGI Status Terakreditasi “B” Alamat: Jl. Mampang Prapatan IV No.71 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 Telp.021-7996110
SURAT KETERANGAN Nomor : 84.101/MI-AK/A/VII/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah AlKhairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan menerangkan bahwa: Nama
: Rohaithoh
NIM
: 18090183000038
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PGMI
Universitas
: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut di atas telah diterima untuk melaksanakan Penelitian/riset di MI Al-Khairiyah Pagi. Sehubungan dengan penyelesaian Skripsi dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.” Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 20 Juli 2013 Kepala Madrasah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I. NIP. 196003122006041018
94
YAYASAN WAQFIYAH PERGURUAN AL-KHAIRIYAH
MI. AL-KHAIRIYAH PAGI Status Terakreditasi “B” Alamat: Jl. Mampang Prapatan IV No.71 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 Telp.021-7996110
SURAT KETERANGAN Nomor : 85.107/MI-AK/A/I/2014
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah AlKhairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan menerangkan bahwa: Nama
: Rohaithoh
NIM
: 18090183000038
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PGMI
Universitas
: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi
: Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Bahwa nama tersebut di atas telah selesai melaksanakan Penelitian/riset di MI Al-Khairiyah Pagi dengan hasil Baik. Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 20 Januari 2014 Kepala Madrasah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I. NIP. 196003122006041018
95
DOKUMENTASI KEGIATAN
Persiapan proses pembelajaran dengan memberikan pengarahan mengenai metode SQ3R
Siswa aktif bertanya dan meneliti bacaan pada hand out yang diberikan guru
96
Guru memberikan penjelasan bagi siswa yang belum mengerti tentang metode SQ3R
Kegiatan guru di dalam kelas menerapkan metode SQ3R
97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ROHAITHOH, lahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari 1961 Putri dari pasangan H. Tamudji dengan Ibu Hj. Ruqoyah. Bertempat tingal di jalan Rasamala VII Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Kota Madya Jakarta Selatan. Menikah dengan Hasanuddin, M. Mn. Pada tahun 1983 dan telah dikaruniai 2 orang putri bernama Rifka Jamalia dan Rizki Amelia, dan 1 orang putra bernama Koko Baiquni.
Riwayat Pendidikan: Lulus MI. RPI pada tahun 1975 lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Al Khairiyah dan lulus pada tahun 1978 selanjutnya melanjutkan ke Madrasah Aliyah Al Khairiyah dan lulus pada tahun 1981 selanjutnya melanjutkan pendidikan D3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 2001, selanjutnya melanjutkan S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Bekerja: Sebagai guru di MI Al Awwabin dari tahun 1980 sampai 1981. Sebagai guru di MI Al Khairiyah sejak tahun 1994 sampai sekarang.