PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Alfian Novrizal NIM: 1111015000026
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK
Alfian Novrizal (NIM: 1111015000026). Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan pada bulan Maret hingga April 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media video. Sampel yang kedua berjumlah 32 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. Kategori N-Gain yang diperoleh di kelas eksperimen yaitu kategori tinggi (0,75) 75%, sedangkan kategori N-Gain yang diperoleh kelas kontrol yaitu kategori sedang 0,54 (54%). Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 4,84 dan ttabel 1,66 pada taraf signifikan 5%, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Kata Kunci : Media Video, Hasil Belajar Siswa
i
ABSTRACT
Alfian Novrizal (NIM: 1111015000026). Video Media Influence on Student Results on Geography Subjects (Quasi Eksperiment Research Pada Class of X at SMAN 8 South Tangerang City).
This study aims to determine the effect of the use of video media on student learning outcomes. This research was conducted at SMAN 8 South Tangerang City on March until April 2015. The research method is quasi experiment. Sampling was taken with purposive sampling technique. The research first sample were 32 students for experiment class by using video media and the research second sample were 32 students for control class without video media. The result of students learning achievement of experiment class (mean = 85,62 and deviation standart = 7,37) is higger than control class (mean = 77,19 and deviation standart = 6,61). N-Gain category obtained in experiment class is 0,75 (75%) higher category. While N-Gain category obtained in control class is 0,54 (54%) middle category. The result of the processing data taken from both group are 4,84 for test and 1,66 for ttable at 5% significance level, therefore, ttest > ttable. This shows that there is influence of an video media on student results on geography subjects. Keywords : Video Media, Learning Result.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji Syukur Segala Puji Bagi Allah SWT yang dimana telah membantu hamba-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat beserta salam kita curahkan kepada junjungan dan nabi kita semua yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat-sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah syarat akademis untuk menyelesaikan studi S1 Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)”. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang telah sangat membantu sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
iii
5.
Ibu Zaharah, M.Ed, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
6.
Bapak Imam Supingi, S.Pd, MM, selaku Kepala Sekolah SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
7.
Bapak Drs. Sudarno, selaku guru mata pelajaran geografi SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.
8.
Seluruh keluarga besar SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia membantu selama penelitian.
9.
Ayahanda Sudiharno dan Ibunda Ajeng, yang selalu memberikan motivasi, semangat, do’a dan rasa kasih sayangnya tiada henti kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada kakak dan adik tercinta (Ivan Leo Riza dan Andita Isviani) yang tiada hentinya memberikan motivasi, semangat, dan do’a kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Kepada Dedi Firman Prasetyo, Fikri Abdillah, Nur Ariyani, dan Vina Viniati Dewi yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian skripsi ini. 12. Teman-teman kursus bahasa perancis, Fakhri Fauzi, Mela Silviana, Delima Nabila Cahyani, Aqib, Bela, yang masih kompak dan mengisi waktunya untuk ceria bersama selama di kampus dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini. 13. Teman-teman semasa SMP dan SMA, yang selalu memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi ini. 14. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS khususnya prodi Geografi angkatan 2011.
iv
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitian mengenai pendidikan, baik itu sebagai referensi maupun hal-hal yang lain dalam penelitian.
Jakarta, 29 Juni 2015
Penulis,
Alfian Novrizal
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
i
ABSTRACT ....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .................................................................
4
D. Perumusan Masalah ...................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ......................................................................
7
1. Media ..................................................................................
7
a. Pengertian Media ...........................................................
7
b. Macam-Macam Media ...................................................
8
c. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media ...........................
10
d. Kriteria Pemilihan Media ...............................................
10
e. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ......................
11
2. Video ...................................................................................
13
a. Pengertian Video ............................................................
13
b. Macam-Macam Video ....................................................
14
3. Belajar dan Hasil Belajar ....................................................
16
a. Pengertian Belajar ..........................................................
16
vi
b. Pengertian Hasil Belajar .................................................
17
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ............................................................................
18
4. Geografi ..............................................................................
20
a. Pengertian Geografi .......................................................
20
b. Pengajaran Geografi .......................................................
21
c. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi .............................
22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................
23
C. Kerangka Berpikir .....................................................................
25
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................
29
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................
29
C. Populasi dan Sampel .................................................................
30
1. Populasi ..............................................................................
30
2. Sampel ................................................................................
31
D. Variabel Penelitian ...................................................................
31
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
32
1. Tes .......................................................................................
32
2. Angket atau Kuesioner .......................................................
32
3. Observasi ............................................................................
34
4. Wawancara .........................................................................
34
F. Instrumen Penelitian ..................................................................
34
1. Instrumen Tes ......................................................................
34
2. Instrumen Non Tes .............................................................
35
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................
39
1. Validitas ............................................................................. .
39
2. Reliabilitas ..........................................................................
40
3. Tingkat Kesukaran Soal ......................................................
41
4. Daya Pembeda Soal ............................................................
42
vii
H. Teknik Analisis Data ................................................................
43
1. Uji Sampel Penelitian ..........................................................
43
a. Uji Normalitas ............................................................. ...
43
b. Uji Homogenitas .............................................................
44
2. Analisis Data .......................................................................
46
a. Normalized Gain ............................... .............................
46
b. Persentase Angket ................................................. .........
46
c. Uji Hipotesis ..................................................................
47
I. Hipotesis Statistik .....................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Profil Sekolah ............................................................................
49
B. Deskripsi Data ..........................................................................
54
C. Analisis Data .............................................................................
59
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian .............................
85
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
87
B. Saran ..........................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
89
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Desain Penelitian ........................................................................
30
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar Siswa ....................
34
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Angket .................... ..................................
36
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Guru .................... ......
37
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ........................
37
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Guru........................
38
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa ......................
39
Tabel 3.8
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda .............................. ........
43
Tabel 4.1
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... .
55
Tabel 4.2
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........
56
Tabel 4.4
Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................
58
Tabel 4.6
Data Uji Normalitas Pretest Kedua Kelas ..................................
59
Tabel 4.7
Data Uji Normalitas Posttest Kedua Kelas ................................
60
Tabel 4.8
Data Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas ............................. .
61
Tabel 4.9
Data Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas ............................
62
Tabel 4.10 Data Uji Hipotesis Pretest Kedua Kelas ............................. .......
63
Tabel 4.11 Data Uji Hipotesis Posttest Kedua Kelas ...................................
63
Tabel 4.12 Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Eksperimen ....................
69
Tabel 4.13 Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Kontrol ...........................
70
Tabel 4.14 Pernyataan Nomor 1 (Saya Menyukai Mata Pelajaran Geografi) ....................................................................................................
72
Tabel 4.15 Pernyataan Nomor 2 (Saya Jenuh Dengan Mata Pelajaran Geografi) ....................................................................................
72
Tabel 4.16 Pernyataan Nomor 3 (Penggunaan Metode Ceramah Membuat Saya Cenderung Semangat Untuk Belajar) ................................
73
Tabel 4.17 Pernyataan Nomor 4 (Penggunaan Metode Ceramah Membuat Saya Merasa Bosan Ketika Belajar) ..........................................
73
Tabel 4.18 Pernyataan Nomor 5 (Saya Dapat Dengan Mudah Memahami Materi Mengenai Geografi) ........................................................
ix
74
Tabel 4.19 Pernyataan Nomor 6 (Saya Sulit Dalam Memahami Materi Mengenai Geografi) ...................................................................
74
Tabel 4.20 Pernyataan Nomor 7 (Saya Suka Belajar Dengan Materi Mengenai Geografi) ...................................................................
75
Tabel 4.21 Pernyataan Nomor 8 (Saya Tidak Jenuh Dengan Penggunaan Media Video Dalam Kegiatan Belajar) .....................................
75
Tabel 4.22 Pernyataan Nomor 9 (Penggunaan Media Video Menjadikan Suasana Belajar Menjadi Lebih Kondusif) ................................
76
Tabel 4.23 Pernyataan Nomor 10 (Penggunaan Media Video Membuat Saya Menjadi Semangat Untuk Belajar) ....................................
76
Tabel 4.24 Pernyataan Nomor 11 (Saya Menyukai Kegiatan Belajar Dengan Menggunakan Media Video) .......................................
77
Tabel 4.25 Pernyataan Nomor 12 (Saya Lebih Cepat Fokus Ketika Belajar Dengan Menggunakan Media Video) ........................................
78
Tabel 4.26 Pernyataan Nomor 13 (Media Video Mempermudah Saya Dalam Memahami Materi Geografi) .........................................
78
Tabel 4.27 Pernyataan Nomor 14 (Saya Lebih Suka Belajar Dengan Menggunakan Media Video Dibandingkan Dengan Metode Ceramah) ....................................................................................
79
Tabel 4.28 Pernyataan Nomor 15 (Media Video Yang Digunakan Sesuai Dengan Materi) ..........................................................................
79
Tabel 4.29 Pernyataan Nomor 16 (Media Video Menjadikan Saya Lebih Aktif Dalam Belajar) .................................................................
80
Tabel 4.30 Pernyataan Nomor 17 (Media Video Menjadikan Suasana Belajar Di Kelas Menjadi Menyenangkan) ............................... Tabel 4.31 Pernyataan
Nomor
18
(Dengan
Media
Video
Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Saya) ............................................ Tabel 4.32 Pernyataan
Nomor
19
(Dengan
Media
Video
80
81
Dapat
Meningkatkan Motivasi Belajar Bagi Saya) ..............................
81
Tabel 4.33 Pernyataan Nomor 20 (Guru Selalu Memberikan Evaluasi Ketika Pelajaran Akan Berakhir) ...............................................
x
82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir ........................................................
27
Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-Rata (Mean) Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........................
57
Gambar 4.5 Persentase Rata-Rata (Mean) N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................................................
xi
59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP Kelas Eksperimen ...........................................................
92
Lampiran 2
RPP Kelas Kontrol..................................................................
115
Lampiran 3
Kisi-Kisi Soal .........................................................................
138
Lampiran 4
Soal Uji Coba..........................................................................
140
Lampiran 5
Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...............................................
151
Lampiran 6
Soal Pretest dan Posttest ........................................................
152
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ..............................
158
Lampiran 8
Uji Validitas Soal ...................................................................
159
Lampiran 9
Uji Reliabilitas ........................................................................
163
Lampiran 10
Tingkat Kesukaran Soal .........................................................
165
Lampiran 11
Daya Pembeda Soal ...............................................................
167
Lampiran 12
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................
Lampiran 13
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol ...............................
Lampiran 14
179
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Posttest Kelas Kontrol .............................
Lampiran 16
175
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Posttest Kelas Eksperimen .......................
Lampiran 15
171
183
Data Hasil Penghitungan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................
187
Lampiran 17
Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen ...........
192
Lampiran 18
Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Kontrol .................
194
Lampiran 19
Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen .........
196
Lampiran 20
Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Kontrol ................
198
Lampiran 21
Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest ..........................
200
Lampiran 22
Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest ..........................
201
Lampiran 23
Uji Hipotesis Hasil Nilai Pretest ...........................................
202
Lampiran 24
Uji Hipotesis Hasil Nilai Posttest .........................................
204
xii
Lampiran 25
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Guru ......................
206
Lampiran 26
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Eksperimen ..
207
Lampiran 27
Rekap Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Eksperimen ............................................................................
209
Lampiran 28
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Kontrol ........
215
Lampiran 29
Rekap Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Kontrol .
217
Lampiran 30
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol) ............................................
223
Lampiran 31
Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen) ......
224
Lampiran 32
Lembar
Hasil
Observasi
Aktivitas
Siswa
(Kelas
Eksperimen) ..........................................................................
226
Lampiran 33
Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Kontrol) .............
232
Lampiran 34
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Kontrol) ...
234
Lampiran 35
Persentase Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................
240
Lampiran 36
Kisi-Kisi Instrumen Angket ..................................................
243
Lampiran 37
Angket
Persepsi
Siswa
Mengenai
Pembelajaran
Menggunakan Media Video .................................................. Lampiran 38
244
Skor Angket Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Menggunakan Media Video ..................................................
246
Lampiran 39
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Guru ..................
248
Lampiran 40
Pedoman Wawancara Guru ...................................................
249
Lampiran 41
Hasil Wawancara Guru .........................................................
250
Lampiran 42
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa ................
252
Lampiran 43
Pedoman Wawancara Siswa .................................................
253
Lampiran 44
Hasil Wawancara Siswa ........................................................
254
Lampiran 45
Hasil Dokumentasi Penelitian ...............................................
264
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita perhatikan di era yang sedang maju perkembangan teknologinya saat ini. Proses pendidikan akan sering kita jumpai pada salah satu tempat, yakni sekolah, dimana pada umumnya terdapat proses pembelajaran. Di dalam buku Diana Indriana dijelaskan, dalam proses pembelajaran, terdapat sistem yang harus kita perhatikan dengan baik. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena di dalamnya memiliki komponenkomponen yang saling berkaitan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen tersebut terdiri atas tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.1 Semua komponen yang dijelaskan sebelumnya merupakan satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan. Jika kita perhatikan pada era yang canggih saat ini, ada salah satu komponen yang perkembangannya terus maju, dan komponen tersebut adalah media. Media dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang tidak akan pernah lepas dari proses kegiatan belajar mengajar. Dengan hal tersebut, proses kegiatan belajar mengajar pun dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan media dalam proses pembelajaran tersebut tentunya mempermudah para guru dalam kegiatan mengajarnya, begitu juga dengan para siswanya lebih mudah mengerti dalam menerima materi yang disampaikan oleh gurunya tersebut. Mengingat bahwa semua mata pelajaran dapat menggunakan media sebagai langkah dalam mempermudah proses pembelajaran, ditambah seorang guru diupayakan menggunakan media yang dirasa paling tepat sesuai dengan materi yang ingin disampaikan. 1
Diana Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: DIVA Press , 2011), Cet. 1, h. 20.
1
2
Guru harus menggunakan media yang terbaik untuk memfasilitasi pembelajaran atau meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran. Sebab, proses komunikasi untuk memfasilitasi pembelajaran bisa menjadi sebuah proses yang menantang, yang sering kali membutuhkan usaha-usaha kreatif untuk mencapai sebuah ragam tujuantujuan pengajaran yang implisit.2 Dari paparan yang telah dituliskan di atas, maka sangatlah diperlukan setiap mata pelajaran yang terdapat di sekolah menggunakan media dalam proses pembelajarannya, mengingat saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat. Dan salah satu mata pelajaran yang sangat diperlukan media dalam proses pembelajarannya adalah mata pelajaran geografi. Penggunaan media dalam pembelajaran geografi sangat diperlukan mengingat pembahasan mengenai berbagai materi dalam mata pelajaran geografi cukup banyak. Diketahui pula bahwa dalam mempelajari materi berupa teori-teori dan pemahaman konsep pada mata pelajaran geografi tidak cukup hanya dengan membaca dan mengerjakan soal-soal saja. Ditambah lagi pada mata pelajaran geografi pada kelas X alokasi waktunya hanya 1 x 45 menit di tiap minggunya. Dalam buku Iwan Hermawan dijelaskan, luas dan beragamnya sumber pembelajaran geografi, menuntut guru untuk memiliki kemampuan dalam menseleksi terhadap berbagai materi tersebut, sehingga dengan proses penseleksian tersebut diharapkan proses belajar mengajar di kelas menjadi efektif dan efisien serta mampu menumbuhkan proses kreatif dan kritis pada siswa. Jika guru telah mampu menumbuhkan sikap kritis dan kreatif pada diri siswa, maka proses pembelajaran geografi tidak lagi menjadi kegiatan yang membosankan dan tidak memberi tantangan pada siswa untuk berfikir kritis, namun dapat menjadi kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien sekaligus menyenangkan bagi siswa dan guru.3 Peneliti telah melakukan observasi dan wawancara singkat dengan salah satu guru geografi dan beberapa siswa kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan sebelum penelitian dilaksanakan, yakni pada tanggal 4-5 Maret 2015. Dalam kegiatan mengajar, guru geografi masih jarang menggunakan media, 2 3
118.
Ibid., h. 20. Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), h.
3
terutama video. Sedangkan pada siswa diperoleh keterangan bahwa mereka mengatakan belajar di dalam kelas, guru geografi masih jarang menggunakan media dalam kegiatan mengajarnya. Selain itu, hasil belajar siswa yang terlihat masih rendah, dimana hal ini dibuktikan pada hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS) geografi semester genap, tahun pelajaran 2014/2015 yang nilainya masih di bawah KKM, dimana nilai rata-ratanya adalah 66,5 sedangkan nilai KKM di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan adalah 75. Dari masalah tersebut, maka diperlukan sebuah jalan untuk proses kegiatan belajar serta merubah cara belajar siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran geografi tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah memikirkan bagaimana cara yang tepat agar siswa merasakan kemudahan dalam kegiatan belajarnya, dan salah satu cara yang tepat yakni dengan menggunakan bantuan media dalam pembelajarannya. Selain itu, kegiatan belajar yang demikian juga dapat diharapkan menghilangkan perasaan jenuh siswa di saat guru mata pelajaran geografi sedang mengajar, terutama pada materi-materi yang meliputi aspek fisik dalam mempelajarinya. Dan hal yang kedua untuk dilakukan adalah mengupayakan media tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa, terutama dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri. Kita bisa melihat materi pada mata pelajaran geografi yang cukup dan banyak melibatkan unsur audio dan visual pada kelas X SMA, khususnya pada beberapa materi yang bersifat fisik. Dalam penyampaian materi tersebut tidaklah cukup hanya dengan ceramah saja ataupun dengan media yang hanya menjelaskan satu aspek penglihatan ataupun pendengaran saja, melainkan menggunakan bantuan media seperti yang dapat menampilkan gambar gerak dan suara, yakni video, mengingat pada materi tersebut diperlukan alur yang benar-benar jelas dalam menyampaikan materinya. Selain itu penyampaian dengan hanya menggunakan gambar saja yang terdapat pada buku pelajaran sangatlah tidak cukup. Hal ini dikhawatirkan akan membuat siswa masih belum paham dengan jelas pada alur yang sempurna mengenai materi tersebut.
4
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan media dalam pembelajarannya, dalam hal ini media yang digunakan adalah dalam bentuk berupa media tipe audio visual, yakni video. Alternatif dengan menggunakan media video sebagai bahan untuk kegiatan belajar mengajar akan memungkinkan siswa lebih cepat memahami materi dan konsep dalam mata pelajaran geografi, mengingat materi pada mata pelajaran geografi dibutuhkan penyampaian materi yang sangat detail dan jelas. Selain itu media video ini diharapkan dapat menjadikan proses belajar lebih efektif dan efisien. Sebagaimana yang telah diuraikan dan dipaparkan di atas, maka disini peneliti mengambil judul penelitian untuk skripsi yang sesuai dengan hal tersebut, yakni: “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan).”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan yang telah dipaparkan dalam latar belakang tersebut, maka hal ini dapat diketahui untuk diidentifikasikan masalahnya seperti berikut: 1. Guru masih jarang menggunakan media dalam kegiatan mengajarnya, terutama media video. 2. Hasil belajar siswa yang masih kurang dan rendah pada mata pelajaran geografi.
C. Pembatasan Masalah Dalam hal ini, mengingat luasnya masalah, maka dilakukan pembatasan masalah sehingga mendapatkan fokus dari penelitian ini. Dan fokus dalam penelitian ini adalah tentang penggunaan media video terhadap hasil belajar pada mata pelajaran geografi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.
5
D. Rumusan Masalah Berdasarkan apa yang dijelaskan pada latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam melakukan kegiatan penelitian ini. Dan rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh pada penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi?"
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilaksanakan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dari kegiatan penelitian yang dilakukan ini diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian yang dilakukan ini dapat menambah pemahaman terhadap penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yakni melalui dengan media tipe audio visual berupa video. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa: Menjadikan pengalaman baru dalam belajar terutama pada ranah memahami materi yang telah dipelajarinya,. b. Bagi guru: Guru mengetahui penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, serta mendukung untuk lebih mudah dalam proses penyampaian materi kepada siswa. c. Bagi SMAN 8 Tangerang Selatan: Kegiatan dan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat dari penggunaan media pembelajaran berupa
6
video dalam rangka proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. d. Bagi peneliti: Peneliti mendapatkan serta menambah informasi mengenai pengalaman dalam pengajaran materi pada mata pelajaran geografi, terutama dalam rangka mengenai pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1. Media a. Pengertian Media Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film, televisi, diagram, media cetak (printed materials), komputer, instruktur, dan lain tersebut sebagainya.1 Media merupakan alat yang dapat membantu dalam keperluan dan aktivitas, yang dimana sifatnya dapat mempermudah bagi siapa saja yang memanfaatkannya. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.2 Adanya media dirasakan memang sangat membantu proses belajar mengajar, hal tersebut dikarenakan guru akan mudah dalam kegiatan mengajarnya serta dapat meningkatkan perhatian siswa pada kegiatan belajarnya. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) dalam buku Arief Sadiman, dkk, media adalah bentukbentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan 1
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: DIVA Press , 2011), Cet. 1, h. 13. 2 Azhar Rasyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 14, h. 3.
7
8
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3 Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.4 Jadi, media bisa disebut juga dengan suatu alat atau segala sesuatu yang dapat dijadikan sarana penyaluran komunikasi dan pesan. Dalam kegiatan belajar mengajar, media merupakan sesuatu yang sangat baik dan bermanfaat, dimana sebagai sesuatu yang bisa menjadi penghubung komunikasi antara guru dan siswa.
b. Macam-Macam Media Pembelajaran Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.5 Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, visual dan media audiovisual. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film serangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti bisu, film kartun. Sedangkan media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua. 3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 7. 4 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 65. 5 Ibid., h. 67.
9
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. Dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film audio-cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi 2 (dua), yaitu pertama, media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.6 Menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, jika dilihat dari bahan pembuatannya media dibagi atas pertama, media sederhana, yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. Kedua, media kompleks yakni media dengan bahan yang sulit didapat, alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal.7 Dari paparan yang dijelaskan dapat diambil kesimpulan, yakni macammacam media terbagi menjadi 3 macam, sedangkan dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi 2 (dua). Pada media audio visual terbagi menjadi 2 macam, yakni media audio visual dibagi menjadi audio visual murni dan audio visual tidak murni. Dan pada pembagian jenisnya, media audio visual adalah yang lebih baik dibandingkan dengan kedua jenis media lainnya. Pada
6 7
Ibid., h. 67-68. Ibid., h. 68.
10
media ini lebih lengkap yakni dapat dilihat dan didengar, sehingga media jenis ini dengar, sehingga media jenis ini diharapkan dapat lebih tepat dengan proses kegiatan belajar mengajar.
c. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Beberapa penyebab orang memilih media adalah: a) Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media. b) Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi; c) Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret; dan d) Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Jadi, dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.8 Media yang dipilih memang didasarkan pertimbangan yang sangat matang, sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan secara mudah dan sesuai dengan apa yang diinginkan atau dicapai. Dari paparan yang dijelaskan di atas, maka dasar pertimbangan pemilihan media kesimpulannya adalah yang memang secara jelas dapat membuat lebih dari yang biasa dilakukan, serta mencapai hal dan tujuan yang memang hendak dicapai. Dan hal ini sangatlah perlu diperhatikan serta diperlukan mengenai materi pada mata pelajaran geografi
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Kriteria pemilihan media sangatlah perlu untuk dipikirkan dan dilakukan, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana hal tersebut tentunya akan berdampak pada proses pelaksanaan kegiatannya. Selain itu 8
Arief S. Sadiman, dkk, op.cit., h. 84.
11
kemudahan yang didapat seperti penggunaan, kenyamanan, dan lain-lain akan terlaksana, sehingga menghasilkan suasana kegiatan belajar mengajar yang nyaman, baik untuk guru maupun siswa. Menurut Profesor Elly dalam buku Arief S. Sadiman, dkk, mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (misalnya siswa dan guru).9 Kriteria pemilihan media sangatlah perlu untuk dipikirkan dan dilakukan, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana hal tersebut tentunya akan berdampak pada proses pelaksanaan kegiatannya. Selain itu kemudahan yang didapat seperti penggunaan, kenyamanan, dan lain-lain akan terlaksana, sehingga menghasilkan suasana kegiatan belajar mengajar yang nyaman, baik untuk guru maupun siswa. Kesimpulan dari paparan yang di atas adalah bahwa kriteria pemilihan media yakni media dilihat dan dipertimbangkan berdasarkan harga, waktu untuk keperluan digunakannya media tersebut, serta hal apa yang memang menjadikan siswa maupun guru menjadi lebih senang dan tertarik dalam seleranya terhadap media yang dipilih tersebut.
e. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
9
Ibid., h. 85-86.
12
b. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata bal melalui penuturan kata-kata bal melalui penuturan kata-kata bal melalui penuturan katakata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.10
Manfaat media yang diperoleh tersebut diharapkan dapat membantu kegiatan belajar mengajar agar lebih baik, hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh pada hasil belajar siswa setelah merasakan aktivitas belajar dengan menggunakan media. Menurut Kempt & Dayton dalam buku Rusman, fungsi utama media pembelajaran adalah: a. Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik utama drama atau hiburan. b. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. c. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa.11 Dari kesimpulan yang diambil pada paparan yang di atas adalah fungsi dan manfaat dari media pembelajaran diantaranya dapat menjadikan siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh gurunya, serta media merupakan sarana agar siswa lebih termotivasi dalam minat, tindakan, serta belajar.
10
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 2, h. 164. 11 Ibid., h. 164.
13
2. Video a. Pengertian Video Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan.12 Menurut Agnew dan Kellerman dalam buku Munir, mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggimaka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.13 Video merupakan salah satu media yang bersifat menyeluruh, yang dmaksudkan disini adalah video merupakan media dengan tipe audio visual. Dalam kegiatan belajar, para siswa tentunya akan lebih antusias dan lebih merasa antusias dengan media yang melibatkan penglihatan dan pendengaran. Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita.14
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah bahwa media video merupakan salah satu media yang melibatkan unsur gerak dan sangat populer dalam masyarakat saat ini. Pesan yang disampaikan salah satunya bersifat edukatif, dimana hal tersebut sangatlah bermanfaat bagi kegiatan belajar mengajar.
12
Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 1, h. 289. 13 Ibid., h. 290. 14 Arief S. Sadiman, dkk., op.cit., h. 74.
14
b. Macam-Macam Video Ada beberapa macam video, yaitu: 1. Video Streaming a. Pengertian Video Streaming Pengertian video streaming berasal dari pengertian video dan streaming. Video adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai penerima
gambar
dan
suara.
Streaming
adalah
proses
penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya. Dalam kasus, streaming bisa berarti pengaliran atau mengalirkan. Jadi video streaming adalah salah satu cara untuk mengetahui informasi atau berita secara audio maupun visual dari seluruh dunia melalui internet.15 b. Kegunaan Video Streaming Banyak manfaat yang didapat dari sebuah teleconference melalui video streaming, antara lain biaya yang dibutuhkan jauh lebih murah daripada mengunjungi suatu daerah, sehingga anggaran bisa ditekan lebih rendah. Teleconference membutuhkan bandwidth yaitu lebar pita akses internet. Bandwidth yang dibutuhkan harus lebih besar, agar terjadi akses yang baik dan tidak terjadi noise/gangguan. Semakin besar maka semakin jelas gambar yang dihasilkan tanpa putus-putus. Untuk gambar memang dibutuhkan bandwidth jauh lebih besar daripada suara.16
2. Video Conference a. Pengertian Video Conference Video
conference
adalah
seperangkat
teknologi
telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau
15 16
Munir, op. cit., h. 304. Ibid., h. 305.
15
lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan.17
b. Kelebihan Video Conference Video conference mempunyai kelebihan antara lain: 1. Komunikasi menjadi lebih baik. 2. Informasi lebih dimengerti dan saling berbagi. 3. Aliran informasi lebih baik. 4. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, sikap dan nada suara dapat mengungkapkan segalanya. 5. Perangkat kolaborasi dapat digunakan secara simultan. 6. Berbagi presentasi, dokumen dan aplikasi yang berkaitan dengan agenda meeting atau pertemuan.18
3. Teleconference a. Pengertian Teleconference Teleconference adalah penggunaan video/teknologi suara dan komputer yang memungkinkan orang pada lokasi yang berjauhan untuk saling melihat, mendengar, dan berbicara satu sama lain. Dalam konferensi video data yang ditansmisikan dalam bentuk video atau audiovisual. Video conference adalah telekomunikasi dengan menggunaka audio dan video sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua lokasi yang berbeda (point-to-point) atau mengikutsertakan beberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan konferensi (multi-point).19 b. Cara Kerja Teleconference Cara
kerja
teleconference
dapat
menggunakan
voice
activation, continuous presence, atau gabungan dari keduanya. Penggunaan lain seperti pada saat setiap peserta dalam sebuah 17
Ibid., h. 308. Ibid., h. 309. 19 Ibid., h. 314. 18
16
panggilan teleconference kemungkinan diminta untuk dial-in ke sebuah lokasi sentral, baik yang telah ditetapkan, konferensi bebas pulsa nomor telepon, atau hanya ke nomor di dalam bisnis.20
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan adalah video sebagai media yang termasuk pada media audio visual, yang dimana melibatkan penglihatan dan pendengaran dalam menyimak media tersebut. Dalam paparan yang dijelaskan di atas, video memiliki beberapa macam seperti, yakni video streaming, video conference, dan teleconference. Dan masingmasing memiliki pengertian, kelebihan, dan kegunaan yang berbeda-beda.
3. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.21 Belajar memiliki pengertian pada aktivitas dan proses dalam mencari ilmu pengetahuan, yang dimana hal tersebut dapat membawa pengaruh atau perubahan besar dalam hidup. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.22
20
Ibid. Azhar Arsyad, op. cit., h. 1. 22 Rusman, op. cit., h. 85. 21
17
Selain pada ranah pembentukan pribadi dan perilaku individu, proses belajar juga dapat meningkatkan kemampuan perkembangan otak menjadi lebih baik. Menurut Howard L. Kingsley dalam buku Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.23 Dalam
pandangan
konstruktivisme,
belajar
adalah
menyusun
pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar pada hakikatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain.24 Dari kesimpulan yang bisa diambil dari penjelasan di atas, yakni belajar merupakan hal dalam rangka
menyusun pengetahuan. Selain itu belajar
merupakan hal yang dapat bahkan sangat berpengaruh dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.25 Hasil belajar merupakan suatu hal yang didapatkan setelah dilakukannya proses belajar. Hasil yang dimaksud dapat berupa pengalaman, pengetahuan, dan lain-lain yang bisa membentuk karakter dari orang yang mengalami proses belajar tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, hasil belajar dirasakan oleh para siswa, dimana setelah mereka belajar, tentunya 23
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13. Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Cet.1, h. 62. 25 Ibid., h. 123. 24
18
akan mendapatkannya dari para guru, baik itu berupa pengetahuan, pengalaman, dan lain-lainnya. Hasil belajar juga memiliki suatu indikator. Indikator hasil belajar merupakan target suatu pencapaian kompetensi yang secara operasional dari suatu kompetensi yang dimana harus dinilai agar diketahui bagaimana dan seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut. Hal dalam pencapaian itu diperoleh dari penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kesimpulan dari paparan di atas yakni hasil belajar merupakan hal yang diperoleh oleh siswa berupa sejumlah pengalaman, dan hal itu bisa dalam bentuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar 1. Faktor Internal a. Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.26 b. Faktor Psikologis Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan
26
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), Cet. 3, h. 24-25.
19
dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.27
2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.28 b. Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar, misalnya kita lihat dari sisi tujuan kurikulum, setiap tujuan kurikulum merupakan pernyataan keinginan tentang hasil pendidikan.29 Tinggi dan rendahnya kualitas siswa dalam belajar berbedabeda, hal tersebut dikarenakan setiap dari masing-masing siswa memiliki kelebihan dan kekurangannya. Faktor-faktor internal maupun eksternal yang berbeda-beda pada tiap kemampuan, psikologis, dan lain-lainnya dalam diri siswa memicu terhadap ranah pada aspek hasil belajarnya masing-masing.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari faktor internal dan faktor eksternal, dimana tentunya setiap siswa akan memiliki faktor-faktor yang tidak sama satu sama lain, yang dimana menyebabkan hasil belajar yang tidak sama juga. 27
Ibid., h. 26. Ibid., h. 31. 29 Ibid., h. 32. 28
20
4. Geografi a. Pengertian Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan.30 Menurut Elsworth Huntington dalam buku Iwan Hermawan, geografi adalah studi tentang alam dan persebarannya serta relasi antara lingkungan alam dengan kualitas/ aktifitas manusia. Batasan ini lebih menekankan geografi sebagai ilmu tenang ruang (korologi) yang merupakan hasil berbagai faktor alam dan sosial serta relasi antara faktor-faktor tersebut.31 Perkembangan istilah geografi terutama di Indonesia perlu diketahui agar tidak salah dalam menginterpretasinya. Seperti diketahui, kalangan yang bergerak di bidang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah bahkan perguruan tinggi mempergunakan istilah ilmu bumi, untuk mata pelajaran yang mempelajari bumi, bukan geografi seperti yang dikenal sekarang. Kala itu pun istilah biologi juga tidak dikenal melainkan ilmu hayat, ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Kedua cabang disiplin ini menjadi bagian dari publik karena menjadi pelajaran di sekolah rakyat waktu itu setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Sesuai kurikulum yang berlaku pada jenjang pendidikan sekolah dasar (sekolah rakyat waktu itu), juga di sekolahsekolah menengah dan di Perguruan Tinggi. Persoalannya adalah, tepatkah ilmu bumi diganti dengan istilah geografi?, jawabannya adalah sangat tepat. Marilah kita coba bandingkan kedua nama ini, ilmu bumi boleh jadi dapat disejajarkan dengan nama disiplin geologi, secara etimologis kata geo = gea = bumi, logos artinya ilmu, jadi geologi adalah ilmu tentang bumi, khusus menyangkut kajian terhadap proses genesis, struktur, jenis, sifat dari batuan yang membentuk kulit bumi atau litosfer.32
30
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, h. 227. 31 Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), h. 55. 32 I Gusti Bagus Arjana, Geografi Lingkungan: Sebuah Introduksi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 20-22.
21
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi atau aspek kebumian. Di dalamya mempelajari bagaimana bumi itu terbentuk sampai kepada apa saja isi yang terdapat di dalam bumi tersebut. Kesimpulan yang dari penjelasan di atas bahwa geografi merupakan ilmu yang bisa disebut juga dengan ilmu kebumian dan istilah geografi itu juga merupakan hal yang tepat sebagai istilah penggati nama ilmu bumi. Mempelajari bumi memanglah diperlukan dalam kegiatan belajar siswa, agar mereka mengerti proses terbentuknya bumi sampai kepada ranah apa saja yang terdapat dalam bumi yang kita pijak ini.
b. Pengajaran Geografi Pengajaran geografi merupakan pengajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing,. Hakekat dari geografi adalah pengajaran tentang aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya masing-masing.33 Pada pelaksanaan proses pengajaran geografi di sekolah penjabaran konsep dan pokok bahasannya harus disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat pengalaman serta perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan tertentu. Sehingga dalam proses pengajarannya diperlukan kesiapan guru dalam melakukan seleksi akan materi pengajaran serta metode dan pendekatan yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar tersebut. Tujuannya, agar siswa memperoleh pengetahuan geografi sesuai dengan tingkatan usia pada tiap jenjang pendidikan, dengan kata lain pengajaran geografi dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan usia siswa.34 Kesimpulan yang bisa diambil dari penjelasan di atas bahwa dalam pengajaran geografi, penjabaran konsep dan pokok bahasannya harus 33 34
Iwan Hermawan, op. cit., h. 108. Ibid., h. 109-110.
22
disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat pengalaman serta perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan tertentu. Pengajaran geografi juga harus disesuaikan dengan tingkatan usia peserta didiknya, sehingga pengajaran mata pelajaran geografi menjadi lebih baik dan terarah mencapai tujuan yang sebenarnya.
c. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi Bagi geografi, manusia dengan segala aktifitasnya dan lingkungan alam sebagai tempat dimana manusia hidup merupakan ruang lingkup studinya, termasuk di dalamnya ruang lingkup pembelajarannya di sekolah. Yang menjadi ruang lingkup geografi secara rinci adalah:35 1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia. 2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya. 3. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan.
Ruang lingkup inilah yang memberikan ciri dan karakteristik terhadap pengajaran geografi. Apa pun yang diproses dan dipelajari pada pengajaran geografi, materinya selalu digali dari permukaan bumi pada suatu lokasi untuk
mengungkapkan
corak
kehidupan
manusia.
Kondisi
tersebut
memberikan ciri khas kepada wilayah tersebut sebagai hasil interaksi faktorfaktor geografis pada lokasi yang bersangkutan secara bertahap dan makin lama makin luas serta mendalam. Materi-materi geografi tersebut dalam proses beiajar-mengajamya tidak keluar dari ruang lingkup pengajaran geografi yang menjadi ciri khasnya.36 Kesimpulan dari paparan di atas adalah ruang lingkup geografi pengajaran geografi adalah alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia, penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya, dan interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan. Hal yang
35 36
Ibid., h. 116. Ibid., h. 117.
23
dipelajari dalam mata pelajaran geografi berupa tentang semua hal dan fenomena yang terdapat pada permukaan bumi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Terdapat penelitian yang relevan mengenai ini, diantaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Afiatun Nufus, yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa: (1) penggunaan media pembelajaran video memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. (2) Hasil belajar siswa pada setiap ranah kognitif (C1-C4) untuk kelas eksperimen dan kontrol keduanya mengalami peningkatan yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. (c) Semua siswa mengalami peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari nilai N-Gain. Kelas eksperimen lebih mendominasi pada kategori N-Gain tinggi, sedangkan kelas kontrol lebih mendominasi pada N-Gain kategori sedang. (d) Hasil angket menunjukkan bahwa siswa merespon positif penggunaan media pembelajaran video dengan kategori baik.37 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sifa Aulia, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 12 Kota Tangerang Selatan)”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi di SMP Negeri 12 Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,046. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Pengaruh dari penggunaan video terlihat pada semua jenjang 37
Eva Afiatun Nufus, “Pengaruh Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 66, 2014.
24
kognitif yaitu dari CI hingga C4. Namun, pengaruh tertinggi dari penggunaan video terlihat jelas pada jenjang kognitif C3. 38 3. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Febriyanti R, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa: (a) Penggunaan media video berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi ciriciri makhluk hidup. (b) Penggunaan media video berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi ciri-ciri makhluk hidup. (c) Sebagian besar (99%) siswa kelas kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media video.39 4. Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Andy Nugraha, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Pengoperasian Mesin Bubut”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa: (a) Hasil belajar siswa yang menggunakan media video dalam pembelajaran kompetensi dasar pengoperasian mesin bubut lebih baik daripada hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Ditandai dengan adanya perbedaan antara nilai rata-rata tes kelompok eksperimen yaitu 79,83 dan nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 74,71. (b) Terdapat pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,5720 antara penggunaan media video terhadap
38
Sifa Aulia, “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 62, 2013. 39 Eva Febriyanti R, “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung, h. 52, 2014.
25
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada kompetensi dasar pengoperasian mesin bubut. (c) Hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengoperasian mesin bubut dipengaruhi oleh media video sebesar 32,72%.40 5. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Risqi Citra Primavera, yang berjudul “Pengaruh Media Audia-Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa (a) Pembelajaran menggunakan media audio-visual (video) terbukti lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Sedangkan
pembelajaran
di
kelas
kontrol
yang
menggunakan
pembelajaran konvensional lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1). (b) Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media audio-visual (video) berada pada kategori baik.41
C. Kerangka Berpikir Media dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dan digunakan saat-saat ini. Dengan bantuan media tersebut, pembelajaran yang diharapkan baik, cepat, dan tepat akan terwujud. Melihat saat ini tidak sedikit jumlah para guru yang masih belum menggunakan media dalam kegiatan mengajar dan pembelajarannya. Hal tersebut menyebabkan proses waktu yang lama dalam memahami materi pada siswanya. Selain itu juga proses yang cukup membosankan, jenuh, dan tidak menyenangkan dalam belajar bagi para siswa. Dengan bantuan media dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya maka hasil dari proses tersebut akan berjalan lebih baik dibandingkan dengan yang 40
Alfian Andy Nugraha, “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Pengoperasian Mesin Bubut”, Journal of Mechanical Engineering Learning, 2014, h. 62. 41 Ika Risqi Citra Primavera, “Pengaruh Media Audia-Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 60, 2014.
26
tidak menggunakan media. Ditambah macam-macam media saat ini tipenya sangat beragam, seperti audio, visual, maupun audio visual. Selain itu dalam proses belajarpun siswa akan lebih tertarik, antusias, menghilangkan rasa mengantuk, bahkan senang dengan kegiatan belajar yang memiliki gaya dan berjalan seperti itu, dibandingkan dengan mereka belajar yang dimana guru mereka hanya mengajarkan metode-metode yang sudah lama (seperti metode ceramah saja) dan lama juga dalam meningkatkan hasil belajar siswanya. Saat ini, teknologi sudah semakin maju perkembangannya, semua aktivitas yang dilakukan semua orangpun saat ini lebih praktis, mudah, dan cepat
dalam
menyelesaikannya,
maka
tidak
salah
para
pengajar
memanfaatkan serta menggunakan teknologi dan alternatif terbaru lainnya tersebut sebagai bahan untuk dijadikan media dalam pembelajaran atau dalam proses dia mengajar kepada siswa. Jika dalam proses pembelajaran menggunakan bantuan media yang mendukung, maka hal tersebut dapat membantu siswa lebih semangat dan senang dalam proses mereka belajar, hal itu dikarenakan adanya pembelajaran yang baru dan hal ini juga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang membuat tipe-tipe media seperti audio, visual, maupun audio visual lebih hidup dan mudah dalam menggunakannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media tipe audio visual berupa video, dimana media tipe tersebut sangat disenangi oleh mayoritas siswa saat era teknologi sudah maju dan canggih sekarang ini. Selain itu juga hal tersebut dikarenakan media dengan tipe tersebut lebih menarik untuk disimak, yakni bisa dilihat maupun didengar, layaknya sebuah film, berbeda dengan media tipe audio yang hanya bisa didengar dan media visual yang hanya bisa dilihat saja. Jadi, dengan alasan tersebut peneliti menggunakan media tipe audio visual agar proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih menyenangkan dan menjadikan siswa lebih aktif dan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar melalui pengaruh penggunaan media video dengan tipe audio visual tersebut.
27
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Guru
Masih jarang menggunakan media atau media yang digunakan kurang menarik dalam proses mengajarnya.
1. Siswa kurang paham mengenai materi yang disampaikan guru. 2. Siswa merasa jenuh dan tidak tertarik dengan metode serta media yang digunakan oleh gurunya.
Menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah
Penggunaan media video (Audio Visual) dalam kegiatan pembelajaran
Siswa paham dan lebih mengerti dengan materi yang telah disampaikan guru.
Siswa tertarik dan antusias dengan kegiatan belajar yang menyenangkan
Menyebabkan hasil belajar siswa menjadi meningkat
28
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan hal yang diuraikan sebelumnya mengenai peneliitian ini, maka hipotesis penelitiannya adalah: Ho = Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Ha = Terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dijadikan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah bertempat di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester genap, tahun pelajaran 2014/2015, yaitu pada tanggal 18 Maret – 16 April 2015.
B. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen, dimana metode ini yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilaksanakan. Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menetapkan hukum sebabakibat dengan mengisolasi variabel kausal. Pandangan yang lebih ringan tentang asumsi-asumsi filosofis di belakang penelitian eksperimental adalah bahwa “kadang-kadang” dan “dalam cara yang sama”, dunia bekerja menurut hukum-hukum kausal.1 Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan
sebab
akibat
variabel
penelitian.
Dalam
implementasinya, penelitian eksperimen memerlukan konsep dan variabel yang terukur. Secara umum, pelaksanaan penelitian ekperimen ini biasanya dilakukan dengan menyertakan kelompok kontrol (control group) di samping kelompok yang akan diteliti (treatment group). Namun demikian, penelitian eksperimen juga sesungguhnya dapat dilakukan tanpa harus menyertakan kelompok kontrol.2
1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 63. 2 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 17.
29
30
Quasi-experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.3 Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design, dimana desainnya dapat divisualisasikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan: O1
= Pretest, tes dilakukan sebelum diberikan perlakuan
O2
= Posttest, tes dilakukan setelah diberikan perlakuan
X1
= Perlakuan dengan menggunakan media video
X2
= Perlakuan tanpa menggunakan media video
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian. Secara definitif populasi diartikan sebagai suatu kelompok manusia, binatang, rumah, buah-buahan, dan semacamnya, yang paling sedikit memiliki karakteristik atau ciri tertentu yang sama. Pengertian populasi tersebut harus dideskripsikan dengan jelas dan cermat, sehingga ciri yang dimilikinya dapat diidentifikasi dengan mudah. Kejelasan deskripsi populasi akan mempermudah untuk mengetahui keluasan populasi yang tercakup di dalamnya. Pada dasarnya populasi suatu penelitian dapat dikenali dari judul atau masalah penelitian, dengan demikian tugas peneliti berkenaan
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 16, h. 114.
31
dengan populasi tersebut mengenali ciri pokoknya yang seterusnya membuat deskripsi secara tepat dan jelas.4 Dalam penelitian ini, yang termasuk populasinya adalah seluruh siswa kelas X tahun pelajaran 2014/2015 di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, yakni sebanyak 275 siswa.
2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Kata dipilih di sini mengandung pengertian digunakan teknik dan prosedur yang tepat dalam proses pemilihan anggota sampel. Proses pemilihan sampel disebut teknik sampling.5 Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana berdasarkan adanya pertimbangan tertentu dan tujuan yang ingin dicapai. Sampel penelitiannya adalah mengambil dua kelas dari seluruh kelas X yang ada di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, dimana kelas X1 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas X2 sebagai kelas kontrol. Dan masing-masing kedua kelas tersebut terdapat sebanyak 32 siswa. Pengambilan sampel tersebut menggunakan purposive sampling dikarenakan kedua kelas tersebut memiliki kesamaan sifat dan nilai-nilai hasil belajar yang yang hampir sama, serta memiliki alokasi waktu belajar dan guru yang sama.
D. Variabel Penelitian Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, terdapat 2 (dua) variabel, yakni media video yang disimbolkan dengan huruf X, dimana variabel tersebut diposisikan sebagai variabel bebas (independen variable). Sedangkan variabel yang satu lagi adalah hasil belajar, disimbolkan dengan huruf Y, dimana variabel tersebut diposisikan sebagai variabel terikat (dependen variable).
4
Sudjarwo dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2009), h. 255. 5 Ibid., h. 254.
32
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data, diantaranya: 1. Tes Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.6 Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.7 Tes yang dilakukan berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal (pretest) diberikan sebelum perlakuan sedangkan tes akhir (posttest) diberikan sesudah perlakuan. Tes yang diberikan berupa tes objektif dalam bentuk tes pilihan ganda.
2. Angket atau kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.8 Peneliti menggunakan angket atau kuesioner, lalu disebarkan kepada semua siswa yang telah melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan media video.
6
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet. 8, h.
170. 7
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 226. 8 Sugiyono, op.cit., h. 199.
33
3. Observasi Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.9 Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang observasi mengenai kegiatan guru yang disini selaku peneliti (data diperoleh dari observer, yakni teman sebaya dengan jurusan kuliah yang sama) dan keaktifan siswa dalam memahami dan mengerti materi pada mata pelajaran geografi, dimana dalam pembelajarannya, peneliti menggunakan salah satu media, yakni media video.
4. Wawancara Semula istilah wawancara (interview) diartikan sebagai tukar menukar pandangan antara dua orang lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih lanjut, yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya-jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. Tujuan wawancara sendiri adalah mengumpulkan data atau informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan dan sebagainya) dari suatu pihak tertentu.10 Metode ini digunakan peneliti untuk menghubungi dan melakukan wawancara terhadap guru geografi dan siswa kelas X SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, pada guru dilakukan wawancara mengenai kegiatan dan proses mengajarnya di dalam kelas, khususnya dalam penggunaan media, sedangkan pada siswa tentang apa yang mereka rasakan setelah belajar dengan menggunakan media video.
9
Ibid., h. 203. Arief Subiyantoro dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007), h. 97. 10
34
F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif (dengan taksonomi
Bloom),
yakni
C1 (mengingat),
C2 (memahami),
C3
(menerapkan), dan C4 (menganalisis). Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif dan Kompetensi Dasar
Indikator
C1 Mendeskrip
Penger
sikan
tian
pengertian
dari
dari
hidros
hidrosfer
fer
Menganalisis
Mendeskrip
hidrosfer dan
sikan
dampaknya
pengertian
terhadap
hidrologi
kehidupan di
serta siklus
muka bumi
hidrologi
Macammacam siklus hidrologi
Jumlah
Nomor Soal
Materi
C2
1
C3
C4
Soal
1
Penger tian hidrolo gi dan
2
3
2
siklus hidrolo gi Macam -macam 4, siklus
5*,
hidrolo
6*
gi
3
35
Menguraika
Proses-
n proses-
proses
8*,
proses yang
pada
9*,
terdapat
siklus
11*,
pada siklus
hidrolo
12
hidrologi
gi Jenisjenis
Mengidenti fikasikan mengenai jenis-jenis perairan darat
perai ran darat dan proses terben tuknya masingmasing
7*, 10*,
7
19
13*, 16, 17*,
14*,
18*,
15,
21,
20*,
22,
24,
23,
27*,
28*,
31*,
29,
37*,
34*,
40*
25, 26, 38*
30, 32, 33*,
27
39*
35*, 36*
* = Soal-soal Pretest dan Posttest Jumlah butir soal yang valid terdapat 23 soal dan jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest sebanyak 20 soal.
2. Instrumen Non Tes Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain angket, observasi, dan wawancara. a. Angket Angket digunakan untuk mengetahui respon atau persepsi siswa mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan media video pada mata pelajaran geografi. Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah model angket skala Likert yang terdiri dari 20 pernyataan dan disebarkan kepada siswa. Siswa menjawab pernyataan-pernyataan
36
dengan pilihan: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Kisi-kisi angket disajikan pada tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket
No.
1
Indikator Angket
Pernyataan mengenai mata pelajaran geografi
Nomor
Jumlah
Pernyataan
Soal
1,2,5,6,7
5
3,4,20
3
Respon terhadap penggunaan metode 2
ceramah (tidak menggunakan media video) dan guru
3
Penggunaan media video pada mata pelajaran geografi Jumlah Soal
8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19 20
12 20
Dari tabel di atas, indikator angket pada kisi-kisi instrumen dibagi menjadi 3 aspek, sedangkan jumlah pernyataan yang disajikan dalam angket adalah sebanyak 20 pernyataan.
b. Observasi Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa di dalam kelas. Observasi yang dilakukan pada kedua ranah tersebut diamati pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada observasi guru, meliputi kegiatan guru saat mengajar di dalam kelas, sedangkan observasi pada siswa meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir mereka selama kegiatan belajar di dalam kelas Kisi-kisi instrumen observasi terhadap guru dan siswa yang disajikan dalam tabel 3.4 di bawah ini:
37
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Guru Nomor Aspek No.
Indikator Observasi
Kegiatan 1
awal
guru
Jumlah
Observasi Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
1-5
1-4
6-12
5-9
13-15
10-12
saat
melakukan aktivitas mengajar di dalam kelas Kegiatan
2
inti
guru
saat
melakukan aktivitas mengajar di dalam kelas Kegiatan
3
akhir
guru
saat
melakukan aktivitas mengajar
Butir Aspek
5(E) dan 4(K)
7(E) dan 5(K)
3(E) dan (K)
di dalam kelas
15(K) Jumlah
15
12
dan 12(E)
Keterangan: (E): Kelas Eksperimen
(K): Kelas Kontrol
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol) No.
1
2
Indikator Observasi Sikap siswa saat kegiatan awal sebelum belajar di dalam kelas
materi
Jumlah Aspek
Kegiatan
Yang Diamati
Kegiatan Awal
Aktivitas siswa di saat guru sedang menyampaikan
Jenis
pelajaran
di
Kegiatan Inti
2
5
38
dalam kelas 3
Aktivitas siswa saat kegiatan belajar akan selesai di dalam kelas
Kegiatan
1
Akhir
Jumlah Total
8
Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa di dalam kelas dilaksanakan pada 2 kelas, yakni siswa di dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah aspek yang diamati masing-masing sebanyak 8 aspek.
c. Wawancara Instrumen wawancara untuk penelitian ini ditujukan kepada guru georafi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan dan siswa. Wawancara ini merupakan data yang terakhir diperoleh setelah tes, angket, dan observasi. Kisi-kisi wawancara dapat disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Guru No.
1
2
3
4
Indikator Wawancara Pengalaman
mengajar
guru
selama
mengajar siswa di dalam kelas Cara mengajar guru selama di dalam kelas pada sekolah Penggunaan media video dalam kegiatan mengajar di dalam kelas Pernyataan dan saran penggunaan media video yang dilakukan oleh peneliti Jumlah
Nomor
Jumlah
Pertanyaan
Pertanyaan
1
1
2,3,4
3
5,6,8,9
4
7,10
2
10
10
Kisi-kisi instrumen wawancara yang dilaksanakan terhadap guru dibagi menjadi 4 ranah dengan semua ranah tersebut terdapat 10 pertanyaan. Ranah pertama terdapat 1 pertanyaan, ranah kedua terdapat 3 pertanyaan, ranah ketiga terdapat 4 pertanyaan, dan ranah keempat terdapat 2 pertanyaan.
39
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa No.
1
2
media video Kegiatan belajar dengan menggunakan media video terhadap
peneliti
dan
Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan
Pengalaman belajar dengan menggunakan
Respon 3
Nomor
Indikator Wawancara
1,2,3
3
4,5,6,8,9
5
7,10
2
10
10
saran
mengenai media video yang digunakan oleh peneliti Jumlah
Kisi-kisi instrumen wawancara yang dilaksanakan terhadap siswa dibagi menjadi 3 ranah dengan semua ranah tersebut terdapat 10 pertanyaan. Ranah pertama terdapat 3 pertanyaan, ranah kedua terdapat 5 pertanyaan, dan ranah ketiga terdapat 2 pertanyaan.
G. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dan bagaimana kualitas pengumpulan data. Dan instrumen penelitian tersebut dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 1. Validitas Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur; derajat ketepatan mengukurnya benar; validitasnya tinggi.11 Pengujian validitas pada instrumen soal menggunakan korelasi point biserial atau point biserial correlation. Dan rumus korelasi point biserial adalah: 11
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h. 148.
40
Keterangan: rpbis
: Koefisian korelasi point biserial
Mp
: Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.
Mt
: Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).
St
: Standar deviasi skor total.
p
: Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.
q
: 1 – p.12
Untuk mengetahui valid atau tidak validnya soal, maka rpbi dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Dimana jika rpbi > rtabel, maka soal tersebut valid, sedangkan jika rpbi < rtabel, maka soal tersebut tidak valid. Lalu soal yang valid tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar. Dari uji coba 40 soal pilihan ganda, terdapat 23 soal yang valid, yakni soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 20, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40.
2. Reliabilitas Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Kalau alat evaluasi itu reliabel, maka hasil dari dua kali atau lebih pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang senilai (ekivalen) pada masing-masing pada masing-masing pengetesan di atas akan sepengetesan di atas akan serupa. Suatu alat evaluasi (tes atau nontes) dikatakan baik bila, antara lain, reliabilitasnya tinggi.13 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), Cet. 15, h. 326-327. 13 Ruseffendi, op. cit., h. 158-159.
41
Pada penelitian ini, untuk melihat reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa digunakan rumus Kuder Richardson (K-R 20) sebagai berikut:
Dengan keterangan:14 = reabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1).
3. Tingkat Kesukaran Soal Soal atau tes yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah, dalam arti soal yang terlalu mudah yaitu soal yang dapat dijawab benar oleh seluruh siswa sebagai peserta tes, juga soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar, dalam arti soal yang terlalu sukar adalah soal yang tidak dijawab dengan benar oleh seluruh siswa sebagai peserta tes.15 Bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal disebut “Indeks Kesukaran (Difficulty Index)”, besarnya indeks kecil karena ini menunjukkan tingkat kesukaran soal.16 Pada penelitian ini menggunakan indeks kesukaran pada suatu soal tes, dan rumus indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
14
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 231. Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. 140. 16 Ibid., h. 141. 15
42
P=
Dimana: P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: -
Soal dengan P 0,00 – 0,30 termasuk soal yang sukar
-
Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
-
Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah17
4. Daya Pembeda Soal Selain mencari taraf kesukaran tiap soal, diperlukan juga dalam mengetahui daya pembeda di tiap masing-masing soal tersebut. Rumus untuk mencari daya pembeda pada suatu butir soal adalah:
Dimana: D
= daya pembeda butir.
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul. BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul. JA = banyaknya subjek kelompok atas. JB = banyaknya subjek kelompok bawah.18
17
Ibid. Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. 1, h. 241. 18
43
Untuk menginterpretasikan dari daya pembeda di tiap butir soal dapat menggunakan kriteria pada tabel sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda19 Nilai Dp
Intrepretasi
Dp < 0,00
Sangat Jelek
0,00 < Dp < 0,20
Jelek
0,20 < Dp < 0,40
Cukup
0,40 < Dp < 0,70
Baik
0,70 < Dp < 1,00
Sangat Baik
H. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini yang dilakukan peneliti ini, tidak hanya dalam proses mengumpulkan data saja, tetapi data yang telah dikumpulkan tersebut disusun dan di analisa. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah, diantaranya: 1. Uji Sampel Penelitian a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu pengujian sekelompok data untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut membentuk kurva normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan kepada setiap kelompok data yang dimiliki peneliti, misalnya apabila peneliti memiliki dua kelompok data (dua variabel) maka kedua kelompok data itu harus dilakukan uji normalitas s uji normalitas secara masing-masing.20
19 20
Ibid., h. 243. Yusri, Statistika Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 2, h. 139.
44
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus uji Liliefors, dan rumusnya sebagai berikut:21 Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan: Lo
= Harga mutlak terbesar
F (Zi)
= Peluang angka baku
S (Zi)
= Proporsi angka baku
Jika Lhitung < Ltabel, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Sedangkan jika Lhitung > Ltabel, maka Ho diterima, yang berarti sempel tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas sampel menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi.22 Uji homogenitas yang digunakan peneliti adalah dengan cara “varians terbesar dibandingkan atau dibagi dengan varians terkecil”, dengan menggunakan rumus uji Fisher.
21
Anjayudin, “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 49, 2014. 22 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 363-364.
45
Berikut di bawah ini adalah rumus dan langkah-langkah dalam melakukan perhitungan uji homogenitas:23
F=
Keterangan: F = nilai yang digunakan untuk menguji homogenitas varians populasi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat. 2) Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistik. 3) Cari Fhitung dengan menggunakan rumus:
4) Tetapkan taraf signifikansi (α). 5) Hitung Ftabel dengan rumus: Ftabel = F1/2 α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil - 1) 6) Tentukan kriteria pengujian Ho yaitu: Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima (homogen). 7) Bandingkan Fhitung dengan Ftabel. 8) Buatlah kesimpulannya.24
23
Yusri, op. cit., h. 292. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 2, h. 133-134. 24
46
2. Analisis Data a. Normalized Gain Untuk melihat hasil tes pemahaman konsep, dapat menggunakan instrumen tes pretest dan posttest pada soal-soal yang digunakan untuk penelitian (soal berbentuk pilihan ganda). Pemahaman konsep tersebut dapat diketahui hasilnya serta dapat dilihat selisih nilainya, yakni dengan menggunakan rumus Normalized Gain. Rumus Normalized Gain: 25
g=
Keterangan: % posttest = skor post-test % pretest
= skor pre-test
Kriteria tingkat gain adalah: a) g < 0,30
: rendah,
b) 0,30 < g < 0,70
: sedang,
c) 0,70 < g
: tinggi.
b. Persentase Angket Persentase angket dilakukan untuk penghitungan serta mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap media video yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Dan rumus yang digunakan adalah:26
25
R. Ariesta, dkk, “Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7, 2011, h. 64. 26 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 23, h. 43.
47
Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) p = angka persentase
c. Uji Hipotesis Untuk melihat perbedaan hasil tes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji t, dan rumusnya yaitu: 27
thit =
Keterangan: thit
= Uji-t = Rata-rata nilai eksperimen = Rata-rata nilai kontrol
S
= Standar Deviasi
n1
= Jumlah siswa kelas eksperimen
n2
= Jumlah siswa kelas kontrol
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada beberapa tahap yang harus dilakukan atau ditempuh, diantaranya: 1. Mengajukan hipotesis 2. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t 3. Menentukan derajat kebebasan (dk), yakni dengan rumus : dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
27
Hotman Simbolon, Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet.2, h.161.
48
4. Menentukan nilai ttabel dengan taraf kepercayaan = 95% atau α = 0,05 5. Melakukan dan menguji hipotesis Jika thitung < ttabel maka Ho diterima Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
I.
Hipotesis Statistik Untuk dalam hal mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar pada mata pelajaran geografi, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan : µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar (posttest) kelas eksperimen µ2 = Nilai rata-rata hasil belajar (posttest) kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah 1. Letak Geografis SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan merupakan penjelmaan (reinkarnasi) dari SMA Negeri Cireundeu yang pernah berdiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat Tahun 1986. Namun karena ketiadaan lahan, maka SMA Cireundeu menghilang dan sebagai gantinya berdiri SMA Negeri 2 Ciputat di Komplek Pamulang Permai II. Namun karena status wilayah Pamulang yang semula berupa Kemantren berubah menjadi Kecamatan, maka nama SMA Negeri 2 Ciputat berubah menjadi SMA Negeri 1 Pamulang. Akhirnya pada tahun 2006 niat masyarakat Cireundeu dan sekitarnya untuk memiliki SMA Negeri akhirnya tercapai juga setelah berdirinya SMA Negeri 3 Ciputat pada tanggal 26 April 2006 berdasarkan SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-Huk/2006, dan sekarang telah berganti nama menjadi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berdasarkan Perwal No. 10 Tanggal 25 Mei 2009. Secara geografis SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berada di Kecamatan Ciputat Timur, dan mempunyai lokasi yang strategis karena terletak pada jalur lalu lintas utama yang menghubungkan daerah Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Tangerang Selatan yaitu langsung berbatasan dengan Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan dan Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Kota Depok. Sehingga sekolah ini diharapkan akan menjadi sekolah kebanggaan masyarakat Kecamatan Ciputat Timur dan sekitarnya. Beberapa kepala sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, antara lain :
49
50
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Masa Jabatan / TMT
Drs. H. Enan Trivansyah
30 Juni 2006 s.d 13
Sastri, M.Si
Februari 2008
Dra. Hj. Ara Juhara,
13 Februari 2008 s.d
M.M.Pd
18 September 2012
Dra. Hj. Yuliani, M.Pd
Imam Supingi, S.Pd, MM
18 September 2012 s.d 17 Oktober 2014
Keterangan Promosi dari SMAN 1 Ciputat Mutasi dari SMAN 1 Sepatan Mutasi dari SMAN 5 Tangsel
17 Oktober 2014 s.d
Plt Kepala
sekarang
Sekolah
2. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
NSS
: 301300410011
NPSN
: 20613552
Status Sekolah
: Negeri
Tahun Mulai Berdiri
: 2006
Tahun Mulai Berdiri Sendiri : 2008 Pendirian
: SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-Huk/2006
Tahun berdiri
: 26 April 2006
SK Perubahan Nama
: Perwal Kota Tangsel Tahun 2009
Tahun Perubahan
: 25 Mei 2009
Akreditasi
:A
No.Akreditasi
: 73/BAP-S/M-SK/VIII/2014
Tanggal Akreditasi
: 5 Agustus 2014
Alamat
: Jl. Cireundeu Raya No. 5 RT.004/01 Kel. Cireundeu – Kec. Ciputat Timur
51
No.Telepon/Fax
: (021) 7445375 / (021) 7445401
Website
: http://sman8tangsel.sch.id
E-mail
:
[email protected]
3. Visi dan Misi SMAN 8 Kota Tangerang Selatan a. Visi “Unggul dalam prestasi, terampil, mandiri yang dilandasi iman dan taqwa” Visi Unggul dalam prestasi
Indikator (Visi) 1. Unggul dalam bahasa 2. Unggul dalam sains 3. Unggul dalam lomba karya ilmiah 4. Unggul dalam lomba seni budaya 5. Unggul dalam lomba olahraga 6. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi favorit lokal maupun Internasional
Terampil
1. Terampil dalam mengaplikasi-kan alat musik 2. Terampil mengoperasikan IT
Mandiri
1. Mandiri untuk menentukan pilihan ke jenjang yang lebih tinggi 2. Mandiri dalam kewirausahaan 3. Mandiri dalam memasuki DUDI
Beriman dan bertaqwa 1. Unggul dalam disiplin 2. Unggul dalam aktivitas keagamaan 3. Unggul dalam kepedulian sosial dan lingkungan
52
b. Misi Misi
Indikator (Misi)
Menciptakan
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
lulusan yang
secara efektif sehingga peserta didik dapat
kompetitif,
dapat berkembang secara optimal
berbudaya
2. Menjadikan/mendorong
lulusan
yang
berlandaskan iman
mandiri
dalam bidang kewirausahaan
dan taqwa
sehingga
dapat
diterima
di
dunia
usaha/dunia industri dan masyarakat 3. Menjadikan/mendorong
lulusan
yang
terampil dalam mengaplikasikan alat musik sehingga dapat mengembangkan
potensi
dirinya 4. Menjadikan/mendorong lulusan yang siap bersaing dijenjang pendidikan yang lebih tinggi baik lokal maupun Internasional 5. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah 6. Menumbuhkan
semangat profesionalisme
pendidik dan tenaga kependidikan 7. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dapat dikembangkan secara optimal 8. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi kearifan kearifan dalam bertindak 9. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan
53
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah 10. Menyiapkan peserta didik menjadi kader generasi yang berkwalitas baik moral, mental, spiritual, intelektual, emosional maupun fisik dan keterampilan
4. Keadaan Guru, Pegawai / Personil Tahun Pelajaran 2014/2015 a. Keadaan Guru No
Jenis Guru
Jumlah
1.
Kepala Sekolah
1
2.
Guru Negeri
31
3.
Guru Tidak Tetap
13
Jumlah
Ket
PNS
45
b. Kondisi Guru Jumlah
Ijasah Tertingi
Guru Tetap
Guru Tidak Tetap
S.1
27
12
S.2
5
1
D3/D2/D1
-
-
c. d. e. f.
c. Keadaan Tata Usaha No.
Jenis Tata Usaha
Jumlah
1
Tata Usaha Tetap / PNS
1
2
Tata Usaha Tidak Tetap
5
3
Penjaga dan Kebersihan
6
Jumlah
12
Keterangan
54
5. Keadaan Siswa Dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2014/2015 Jumlah No
Kelas
Rombel
Siswa L
P
Jumlah Total
1
X
8
158
117
275
2
XI IPA
4
57
97
154
3
XI IPS
3
59
51
110
4
XII IPA
4
59
68
127
5
XII IPS
3
57
61
118
22
363
420
784
Jumlah
Keterangan
B. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. Sampel pada penelitian ini adalah 2 kelas dari seluruh kelas X, yakni kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol, dimana masing-masing kelas terdapat 32 siswa. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada kelas eksperimen kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media video, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan media power point slide. Pelaksanaan tes berupa pretest dan posttest dilakukan di luar perlakuan, dimana pretest dilakukan sebelum perlakuan dimulai serta posttest dilakukan setelah 3 pertemuan dengan perlakuan tersebut. Soal-soal pretest dan posttest terdapat 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda. Tiap-tiap soal memiliki skor 5 atas jawaban yang benar dan memiliki skor 0 atas jawaban yang salah. Penggunaan media video dalam kegiatan belajar ini mempunyai kelebihan dimana siswa lebih fokus dan tertarik dalam menyimak video yang sedang diputar dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu menjadi aktif dan berani mengajukan beberapa pertanyaan mengenai keingintahuannya pada materi yang disampaikan melalui media video
55
tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelas eksperimen hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, dimana hal ini dapat dilihat pada posttest atau tes akhir hasil belajar mereka, serta hal ini dapat dilihat juga pada hasil N-Gain kelas eksperimen yang lebih tinggi. Setelah penghitungan N-Gain, selanjutnya dilakukan pengujian, yakni uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan rumus uji Liliefors, uji homogenitas dengan menggunakan rumus uji Fisher, sedangkan pada pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t.
1. Perhitungan Hasil Pretest Berdasarkan hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (tes dilakukan sebelum perlakuan), maka dapat diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data
Kelas Eksperimen
Kontrol
Nilai Tertinggi
60
65
Nilai Terendah
30
35
Mean
46,56
50,16
Median
47,85
52,2
Modus
46,85
52,35
Varians
55,37
38,29
Standar Deviasi
7,44
6,19
Jumlah Siswa
32
32
Berdasarkan tabel di atas, pada kelas eksperimen rentang nilainya adalah 30-60. Lalu terdapat hasil 46,56 pada nilai rata-rata (mean), 47,85 pada nilai median dan 46,85 pada nilai modus. Lalu pada hasil
56
nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 55,37 dan 7,44. Sedangkan hasil pada kelas kontrol rentang nilainya adalah 35-65. Lalu terdapat hasil 50,16 pada nilai rata-rata (mean), 52,2 pada nilai median dan 52,35 pada nilai modus. Sedangkan pada nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 38,29 dan 6,19.
2. Perhitungan Hasil Posttest Berdasarkan hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (tes dilakukan setelah perlakuan), maka dapat diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data
Kelas Eksperimen
Kontrol
Nilai Tertinggi
100
95
Nilai Terendah
70
65
Mean
85,62
77,19
Median
87,65
78,95
Modus
87,85
80,33
Varians
54,3
43,73
Standar Deviasi
7,37
6,61
Jumlah Siswa
32
32
Berdasarkan tabel di atas, pada kelas eksperimen rentang nilainya adalah 70-100. Lalu terdapat hasil 85,62 pada nilai rata-rata (mean), 87,65 pada nilai median dan 87,85 pada nilai modus. Lalu pada hasil nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 54,3 dan 7,37. Sedangkan hasil pada kelas kontrol rentang nilainya adalah 65-95. Lalu terdapat hasil 77,19 pada nilai rata-rata (mean), 78,95 pada nilai
57
median dan 80,33 pada nilai modus. Sedangkan pada nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 43,73 dan 6,61. Berikut ini data hasil nilai pretest dan posttest yang disajikan dalam bentuk diagram batang (Mean = Rata-rata): Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-Rata (Mean) Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pretest Posttest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
3. N-Gain N-Gain diperoleh setelah dilaksanakannya pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di luar perlakuan, serta tes ini dalam bentuk soal tipe pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hal ini dengan rincian dimana pretest dilaksanakan sebelum perlakuan, sedangkan posttest dilaksanakan setelah perlakuan, yakni pada kelas eksperimen, perlakuan dalam berupa pembelajaran menggunakan media video, sedangkan pada kelas kontrol perlakuan dalam berupa pembelajaran dengan tidak menggunakan media video. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan melalui pretest dan posttest, maka diperoleh N-Gain pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol yang dimana data pada kedua kelas tersebut disajikan pada tabel 4.4 dengan rincian sebagai berikut:
58
Tabel 4.4 Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data
Kelas Eksperimen
Jumlah Sampel
32
32
Rata-Rata N-Gain
0,75
0,54
Kategori dan
Kategori dan
pemahaman tinggi
pemahaman sedang
Kesimpulan
Kelas Kontrol
Dari data pada tabel 4.4 di atas dapat diperoleh N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,75 (75%), sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,54 (54%). Dimana pada kelas eksperimen ini, nilai N-Gain termasuk ke dalam kelompok
N-Gain
kategori
dan
peningkatan
pemahaman
tinggi.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gain termasuk ke dalam kelompok N-Gain kategori dan peningkatan pemahaman tinggi. Untuk patokan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yakni 75. Pada hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol belum ada yang mencapai KKM. Sedangkan pada hasil posttest, kelas eksperimen sebesar 96,87% yang mencapai KKM dan kelas kontrol sebesar 71,87% siswa yang mencapai KKM patokan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. Maka kesimpulan dari tabel di atas bahwa hasil N-Gain kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan N-Gain kelas kontrol. Dan penggunaan media video pada kelas eksperimen pada mata pelajaran geografi lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video. Persentase rata-rata (mean) N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 sebagai berikut:
59
Gambar 4.5 Persentase Rata-Rata (Mean) N-Gain Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 80% 70% 60% 50%
Kelas Eksperimen
40%
Kelas Kontrol
30% 20% 10% 0%
C. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian dengan menggunakan uji Liliefors. Hal ini untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak. Taraf signifikan α = 0,05, dengan kriteria sebagai berikut: Ho diterima jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal Ho ditolak jika Lhitung > Ltabel, maka data tidak berdistribusi normal 1. Uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.6 sebagai berikut ini: Tabel 4.6 Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kedua Kelas Data
Pretest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Lhitung
0,1356
0,1483
Ltabel
0,1566
0,1566
N
32
32
Kesimpulan
Normal
Normal
60
Penentuan Lhitung ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak. Dari perhitungan, diperoleh Lo atau Lhitung pretest kelas eksperimen = 0,1356 dan Lo atau Lhitung pretest kelas kontrol = 0,1483. Sedangkan Ltabel diperoleh dari harga kritis Liliefors, dimana Ltabel
= 0,1566 untuk kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Dan dari penghitungan data, diperoleh Lo atau Lhitung kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari Ltabel, maka kedua data dua kelas tersebut berdistribusi normal.
2. Uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.7 di bawah berikut ini: Tabel 4.7 Data Hasil Uji Normalitas Posttest Kedua Kelas Data
Posttest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Lhitung
0,1556
0,1003
Ltabel
0,1566
0,1566
N
32
32
Kesimpulan
Normal
Normal
Penentuan Lo atau Lhitung ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak. Dari perhitungan, diperoleh Lhitung posttest kelas eksperimen = 0,1556 dan Lo atau Lhitung posttest kelas kontrol = 0,1003. Sedangkan Ltabel diperoleh dari harga kritis Liliefors, dimana Ltabel
= 0,1566 untuk kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Dan dari penghitungan data, diperoleh Lo atau Lhitung kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari Ltabel, maka kedua data dua kelas tersebut berdistribusi normal.
61
b. Uji Homogenitas Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan Uji Fisher. Kriteria pada pengujian ini adalah: Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 1. Uji homogenitas nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.8 di bawah berikut ini: Tabel 4.8 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas Data Varians atau S2
Pretest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
55,37
38,29
Fhitung
1,45
Ftabel
1,84
N
32
32
Kesimpulan
Homogen
Homogen
Penentuan Fhitung ditentukan dari perhitungan Uji Fisher, dimana varians terbesar dibagi dengan varians terkecil. Dari perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,45. Sedangkan Ftabel diperoleh 1,84 pada taraf signifikansi 5%, dengan derejat kebebasan pembilangnya = 31 dan derajat kebebasan penyebutnya = 31. Dan dari penghitungan data, diperoleh Fhitung < Ftabel (1,45 < 1,84), maka data sampel hasil nilai pretest kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen.
2. Uji homogenitas nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini:
62
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Posttest
Data Varians atau S
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
54,3
43,73
2
Fhitung
1,24
Ftabel
1,84
N
32
32
Kesimpulan
Homogen
Homogen
Penentuan Fhitung ditentukan dari perhitungan Uji Fisher, dimana varians terbesar dibagi dengan varians terkecil. Dari perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,24. Sedangkan Ftabel diperoleh 1,84 pada taraf signifikansi 5%, dengan derajat kebebasan pembilangnya = 31 dan derajat kebebasan penyebutnya = 31. Dan dari penghitungan data, diperoleh Fhitung < Ftabel (1,24 < 1,84), maka data sampel hasil nilai pretest kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen.
c. Pengujian Hipotesis Setelah menguji normalitas dan homogenitas data, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus uji-t. Dengan kriteria seperti berikut: Jika thitung < ttabel = Maka Ho diterima Jika thitung > ttabel = Maka Ho ditolak 1. Uji hipotesis nilai pretest. Hasil uji hipotesis pada kedua kelas dapat disajikan dalam tabel 4.10 berikut ini:
63
Tabel 4.10 Data Hasil Uji Hipotesis Pretest Kedua Kelas Data Mean (Rata-rata)
Pretest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
46,56
50,16
thitung
- 2,34
ttabel
1,66
N
32
32
Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan Kesimpulan
media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi
Penentuan thitung ditentukan dari perhitungan rumus uji-t. Dari perhitungan, diperoleh thitung = - 2,34. Sedangkan untuk ttabel = 1,66 diperoleh pada taraf signifikan 0,05 serta dengan menghitung derajat kebebasan = 32 + 32 – 2 = 62. Dengan demikian, maka dapat diperoleh thitung < ttabel (- 2,34 < 1,66), maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi sebelum diberikan perlakuan.
2. Uji hipotesis nilai posttest. Hasil uji hipotesis pada kedua kelas dapat disajikan dalam tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Data Hasil Uji Hipotesis Posttest Kedua Kelas Data Mean (Rata-rata)
Posttest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
85,62
77,19
thitung
4,84
ttabel
1,66
64
N
32
32
Terdapat pengaruh dalam penggunaan media Kesimpulan
video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi
Penentuan thitung ditentukan dari perhitungan rumus uji-t. Dari perhitungan, diperoleh thitung = 4,84. Sedangkan untuk ttabel = 1,66 diperoleh pada taraf signifikan 0,05 serta dengan menghitung derajat kebebasan = 32 + 32 – 2 = 62. Dengan demikian, maka dapat diperoleh thitung > ttabel (4,84 > 1,66), maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
2. Hasil Observasi Observasi yang dilakukan pada penelitian ini terdapat 2 macam observasi, yakni yang pertama observasi terhadap guru, dalam hal ini peneliti sebagai guru dalam memberikan treatment dan materi dalam pembelajaran serta yang kedua adalah observasi terhadap siswa. Dalam hal pelaksanaan observasi terhadap guru, peneliti meminta bantuan terhadap teman sebaya atau satu angkatan dengan jurusan serta prodi yang sama sebagai observer terhadap peneliti yang menjadi guru dalam kegiatan mengajar di dalam kelas.
a. Observasi guru 1. Pengamatan terhadap guru pada kelas eksperimen Dalam hal ini observer (teman sebaya) melihat kegiatan mengajar guru (peneliti) dari waktu awal sampai selesai mengajar di dalam kelas. Observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi kepada siswa, serta menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan
65
media video memiliki kemampuan yang cukup. Dalam hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori baik. Pada pengamatan guru terhadap siswa di pertemuan ke-1, pada ranah pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran termasuk ke dalam kategori baik, lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, serta memiliki kemampuan yang baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Guru memiliki kemampuan yang cukup dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dan dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan pada tahap akhir pembelajaran
guru
memiliki
kemampuan
yang
baik
dalam
memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan evaluasi pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran. Observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi kepada siswa, serta menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media video memiliki kemampuan yang cukup. Dalam hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori baik. Pada pengamatan guru terhadap siswa di pertemuan ke-2, observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru memiliki kemampuan yang cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan baik dalam motivasi kepada siswa serta dalam menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media video. Dalam
66
hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori baik. Pada
ranah
pemusatan
perhatian
siswa
terhadap
proses
pembelajaran termasuk ke dalam kategori cukup, lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, serta memiliki kemampuan yang baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dan dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan evaluasi pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran. Dan di pertemuan ke-3, observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan baik dalam motivasi kepada siswa serta dalam menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media video. Dalam hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori sangat baik. Pada
ranah
pemusatan
perhatian
siswa
terhadap
proses
pembelajaran termasuk ke dalam kategori baik, lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, serta memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dan dalam hal
67
memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan evaluasi pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran.
2. Pengamatan terhadap guru pada kelas kontrol Dalam hal ini observer (teman sebaya) melihat kegiatan mengajar guru (peneliti) dari waktu awal sampai selesai mengajar di dalam kelas. Observer menilai guru (peneliti) pada kelas kontrol memiliki kemampuan yang hampir sama dalam mengajar pada kelas eksperimen. Pada pengamatan guru terhadap siswa di pertemuan ke-1, kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik, guru memiliki kemampuan yang cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, dalam motivasi kepada siswa, dan pada pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menerima respon dari pertanyaan
siswa.
memiliki
kemampuan
yang
cukup
dalam
memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan memahami materi dan memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang cukup dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta dalam memberikan evaluasi pembelajaran. Dan baik dalam menutup kegiatan pembelajaran. Di pertemuan ke-2, kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik, guru memiliki kemampuan yang cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan dalam
68
pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran. Baik dalam motivasi kepada siswa. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menerima respon dari pertanyaan siswa, memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan memahami materi serta dalam memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan, memberikan evaluasi pembelajaran, dan baik dalam menutup kegiatan pembelajaran. Dan di pertemuan ke-3, guru memliki kemampuan yang baik dalam kesiapan memulai mengajar, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran,
pemusatan
perhatian
siswa
terhadap
proses
pembelajaran, motivasi kepada siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan memahami materi serta dalam memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan guru memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan, memberikan
evaluasi
pembelajaran,
dan
menutup
kegiatan
pembelajaran.
b. Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Pada tahap ini guru melihat bagaimana aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya di dalam kelas. Observasi yang dilakukan ini dilakukan terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
69
Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan media video, sedangkan perlakuan pada kelas kontrol tanpa menggunakan media video. 1) Observasi terhadap aktivitas siswa di kelas eksperimen Berikut ini disajikan tabel 4.12 mengenai data observasi terhadap aktivitas siswa di dalam kelas eksperimen, dimana pembagian penilaian dijadikan menjadi 3 ranah. Ranah tersebut diantaranya kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Data pada masingmasing kelas ditampilkan dan disajikan dalam bentuk persentase. Tabel 4.12 Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan di Kelas No
Eksperimen
Tahap Pembelajaran 1
2
3
1.
Kegiatan Awal
80%
80%
90%
2.
Kegiatan Inti
80%
88%
96%
3.
Kegiatan Akhir
80%
80%
100%
80%
82,67%
95,33%
Rata-Rata
Berdasarkan data hasil observasi yang telah dilakukan, terlihat bahwa kegiatan mengajar cukup baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dimana presentasi dari pertemuan 1 hingga 3 rata-rata mengalami kenaikan pada kedua kelas tersebut. Di kelas eksperimen, untuk rata-rata presentasenya yakni pertemuan ke-1 dengan 80%, pertemuan ke-2 dengan 82,67%, dan pertemuan ke-3 dengan 95,33%. Secara rinciannya adalah pada kegiatan awal pertemuan ke-1 sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 90%. Pada kegiatan inti, pertemuan ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 88%, dan pertemuan ke-3 sebesar 96%. Sedangkan pada pertemuan
70
ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 100%. Kesimpulan dari observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa di kelas eksperimen adalah aktivitas siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir rata-rata persentasenya naik atau kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan.
2) Observasi terhadap aktivitas siswa di kelas kontrol Observasi terhadap aktivitas siswa pada kelas kontrol disajikan dalam pembagian penilaian menjadi 3 ranah sama seperti kelas eksperimen. Ranah tersebut diantaranya kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Data ditampilkan dan disajikan dalam bentuk persentase. Berikut ini data observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol yang disajikan dalam tabel 4.13: Tabel 4.13 Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Kontrol No
Tahap Pembelajaran
Pertemuan Ke1
2
3
1.
Kegiatan Awal
70%
80%
80%
2.
Kegiatan Inti
72%
80%
84%
3.
Kegiatan Akhir
60%
80%
80%
67,33%
80%
81,33%
Rata-Rata
Di kelas kontrol, untuk rata-rata presentasenya yakni pertemuan ke-1 dengan 67,33%, pertemuan ke-2 dengan 80%, dan pertemuan ke-3 dengan 81,33%. Secara rinciannya adalah pada kegiatan awal, pertemuan ke-1 sebesar 70%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 80%. Pada kegiatan inti, pertemuan ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 72%, pertemuan ke-2 sebesar
71
80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 84%. Sedangkan pada pertemuan ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 60%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 80%. Dari persentase yang disajikan pada tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir ratarata persentasenya naik atau kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada kelas kontrol mengalami peningkatan.
3. Hasil Angket Hasil angket yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara menyebarkan secara rata kepada siswa yang termasuk ke dalam kelas ekperimen, yakni kelas yang menggunakan media video dalam kegiatan pembelajarannya di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi mengenai media video yang digunakan dalam mata pelajaran geografi. Dalam lembar angket yang dibuat peneliti terdapat 20 butir pernyataan, yang dimana tiap nomor diisi oleh siswa. Lembar angket tersebut dalam berupa bentuk format:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
R
= Ragu – Ragu
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
Berikut di bawah ini data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa. Data yang disajikan dalam bentuk tabel, dimana setiap tabel menerangkan masing-masing persentase dari 20 butir pernyataan yang telah dibuat oleh peneliti.
72
Tabel 4.14 Pernyataan Nomor 1 (Saya Menyukai Mata Pelajaran Geografi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
20
62,5%
3
Ragu-Ragu
12
37,5%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 62,5%, ragu-ragu 37,5%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju menyukai mata pelajaran geografi.
Tabel 4.15 Pernyataan Nomor 2 (Saya Jenuh Dengan Mata Pelajaran Geografi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
3
9,375%
3
Ragu-Ragu
8
25%
4
Tidak Setuju
20
62,5%
5
Sangat Tidak Setuju
1
3,125%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 9,375%, ragu-ragu 25%, tidak setuju 62,5%, dan sangat tidak setuju 3,125%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju merasakan jenuh dengan mata pelajaran geografi.
73
Tabel 4.16 Pernyataan Nomor 3 (Penggunaan Metode Ceramah Membuat Saya Cenderung Semangat Untuk Belajar) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
3
9,375%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
18
56,25%
5
Sangat Tidak Setuju
1
3,125%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 9,375%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 56,25%, dan sangat tidak setuju 3,125%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju penggunaan metode ceramah membuat cenderung semangat untuk belajar.
Tabel 4.17 Pernyataan Nomor 4 (Penggunaan Metode Ceramah Membuat Saya Merasa Bosan Ketika Belajar) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
18
56,25%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
3
9,375%
5
Sangat Tidak Setuju
1
3,125%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 56,25%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 9,375%, dan sangat tidak setuju 3,125%. Hal ini menunjukkan
74
bahwa sebagian besar siswa setuju dimana penggunaan metode ceramah membuat bosan ketika belajar.
Tabel 4.18 Pernyataan Nomor 5 (Saya Dapat Dengan Mudah Memahami Materi Mengenai Geografi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
3,125%
2
Setuju
19
59,375%
3
Ragu-Ragu
12
37,5%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 3,125%, setuju 59,375%, ragu-ragu 37,5%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dapat dengan mudah memahami materi mengenai geografi.
Tabel 4.19 Pernyataan Nomor 6 (Saya Sulit Dalam Memahami Materi Mengenai Geografi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0%
2
Setuju
1
3,125%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
20
62,5%
5
Sangat Tidak Setuju
1
3,125%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 3,125%, ragu-ragu 31,25%, tidak
75
setuju 62,5%, dan sangat tidak setuju 3,125%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju sulit dalam memahami materi mengenai geografi.
Tabel 4.20 Pernyataan Nomor 7 (Saya Suka Belajar Dengan Materi Mengenai Geografi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
3,125%
2
Setuju
18
56,25%
3
Ragu-Ragu
12
37,5%
4
Tidak Setuju
1
3,125%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 3,125%, setuju 56,25%, ragu-ragu 37,5%, tidak setuju 3,125%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju suka belajar dengan materi mengenai geografi.
Tabel 4.21 Pernyataan Nomor 8 (Saya Tidak Jenuh Dengan Penggunaan Media Video Dalam Kegiatan Belajar) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
3,125%
2
Setuju
20
62,5%
3
Ragu-Ragu
9
28,125%
4
Tidak Setuju
1
3,125%
5
Sangat Tidak Setuju
1
3,125%
76
Jumlah
32
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 3,125%, setuju 62,5%, ragu-ragu 28,125%, tidak setuju 3,125%, dan sangat tidak setuju 3,125%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju tidak jenuh dengan penggunaan media video dalam kegiatan belajar.
Tabel 4.22 Pernyataan Nomor 9 (Penggunaan Media Video Menjadikan Suasana Belajar Menjadi Lebih Kondusif) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
9,375%
2
Setuju
19
59,375%
3
Ragu-Ragu
3
9,375%
4
Tidak Setuju
2
6,25%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 59,375%, ragu-ragu 9,375%, tidak setuju 6,25%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju penggunaan media video menjadikan suasana belajar menjadi lebih kondusif.
Tabel 4.23 Pernyataan Nomor 10 (Penggunaan Media Video Membuat Saya Menjadi Semangat Untuk Belajar) Nomor 1
Pernyataan Sangat Setuju
Jumlah
Persentase
3
9,375%
77
2
Setuju
19
59,375%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 59,375%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju penggunaan media video membuat mereka menjadi semangat untuk belajar.
Tabel 4.24 Pernyataan Nomor 11 (Saya Menyukai Kegiatan Belajar Dengan Menggunakan Media Video) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
6,25%
2
Setuju
24
75%
3
Ragu-Ragu
6
18,75%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 6,25%, setuju 75%, ragu-ragu 18,75%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju menyukai kegiatan belajar dengan menggunakan media video.
78
Tabel 4.25 Pernyataan Nomor 12 (Saya Lebih Cepat Fokus Ketika Belajar Dengan Menggunakan Media Video) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
6,25%
2
Setuju
20
62,5%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 6,25%, setuju 62,5%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju lebih cepat fokus ketika belajar dengan menggunakan media video.
Tabel 4.26 Pernyataan Nomor 13 (Media Video Mempermudah Saya Dalam Memahami Materi Geografi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
9,375%
2
Setuju
19
59,375%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 59,375%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
79
sebagian besar siswa setuju media video mempermudah mereka dalam memahami materi geografi.
Tabel 4.27 Pernyataan Nomor 14 (Saya Lebih Suka Belajar Dengan Menggunakan Media Video Dibandingkan Dengan Metode Ceramah) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
9,375%
2
Setuju
23
71,875%
3
Ragu-Ragu
4
12,5%
4
Tidak Setuju
2
6,25%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 71,875%, ragu-ragu 12,5%, tidak setuju 6,25%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju lebih suka belajar dengan menggunakan media video dibandingkan dengan metode ceramah.
Tabel 4.28 Pernyataan Nomor 15 (Media Video Yang Digunakan Sesuai Dengan Materi) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
9,375%
2
Setuju
23
71,875%
3
Ragu-Ragu
6
18,75%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
80
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 71,875%, ragu-ragu 18,75%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju video yang digunakan sesuai dengan materi.
Tabel 4.29 Pernyataan Nomor 16 (Media Video Menjadikan Saya Lebih Aktif Dalam Belajar) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
3,125%
2
Setuju
21
65,625%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 3,125%, setuju 65,625%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju media video menjadikan mereka lebih aktif dalam belajar.
Tabel 4.30 Pernyataan Nomor 17 (Media Video Menjadikan Suasana Belajar Di Kelas Menjadi Menyenangkan) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
3,125%
2
Setuju
21
65,625%
3
Ragu-Ragu
8
25%
4
Tidak Setuju
2
6,25%
81
5
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
0%
32
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 3,125%, setuju 65,625%, ragu-ragu 25%, tidak setuju 6,25%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju media video menjadikan menjadikan suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan.
Tabel 4.31 Pernyataan Nomor 18 (Dengan Media Video Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Saya) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
9,375%
2
Setuju
19
59,375%
3
Ragu-Ragu
10
31,25%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 59,375%, ragu-ragu 31,25%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju media video dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Tabel 4.32 Pernyataan Nomor 19 (Dengan Media Video Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Bagi Saya) Nomor 1
Pernyataan Sangat Setuju
Jumlah
Persentase
2
6,25%
82
2
Setuju
19
59,375%
3
Ragu-Ragu
11
34,375%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 6,25%, setuju 59,375%, ragu-ragu 34,375%, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju media video dapat meningkatkan motivasi belajar bagi mereka.
Tabel 4.33 Pernyataan Nomor 20 (Guru Selalu Memberikan Evaluasi Ketika Pelajaran Akan Berakhir) Nomor
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
9,375%
2
Setuju
22
68,75%
3
Ragu-Ragu
5
15,625%
4
Tidak Setuju
2
6,25%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
32
100
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 9,375%, setuju 68,75%, ragu-ragu 15,625%, tidak setuju 6,25%, dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dimana guru selalu memberikan evaluasi ketika pelajaran akan berakhir.
Dari data hasil angket yang disajikan di atas, dapat disimpulkan dengan mewakili dari semua pernyataan yang terdapat di dalam angket bahwa sebagian besar siswa menyukai media video dalam kegiatan belajar mereka di dalam kelas, hal tersebut dikarenakan media video
83
sangat menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran, dimana dapat meningkatkan hasil belajar dan membuat suasana belajar mereka lebih menyenangkan, sehingga akan lebih kondusif dan fokus dalam menerima materi pembelajaran. Hal tersebut tentunya akan menjadikan mudahnya siswa dalam menerima dan memahami materi pada mata pelajaran geografi yang telah dipelajari, dalam kegiatan ini mempelajari tentang materi hidrosfer, siklus hidrologi, dan perairan darat.
4. Hasil Wawancara Hasil wawancara merupakan data berupa kualitatif yang menjadi penunjang bagi data kuantitatif. Wawancara yang dilakukan ini dilakukan kepada guru mata pelajaran geografi dan siswa sebagai peserta dan responden
mengenai
media
yang
digunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran. a. Data hasil dari wawancara dengan guru mata pelajaran geografi Hasil pada wawancara dengan guru mata pelajaran geografi diantaranya bahwa beliau telah mengajar sejak tahun 2006 atau di saat SMAN 8 Kota Tangerang Selatan berdiri, sudah 9 tahun, serta mengajar di kelas X, XI, dan XII. Lalu dikatakan pula siswa mayoritas tidak mengalami kesulitan selama mempelajari mata pelajaran geografi. Metode pembelajaran yang biasa dilakukan selama pembelajaran mata pelajaran geografi mayoritasnya adalah metode ceramah, lalu disusul dengan diskusi, adanya tugas dan daftar pustaka. Beliau pernah menggunakan media video dalam kegiatan pembelajaran namun jarang, serta mengatakan bahwa media video sangat sebagai media pembelajaran yang efektif. Pada kelebihan video, beliau mengatakan bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya, namun untuk kekurangannya mungkin apa yang sudah ditampilkan dalam media video perlu untuk penjelasan lagi materinya oleh guru yang bersangkutan. Menurut beliau
84
penggunaan media video yang peneliti gunakan sudah tepat dan baik serta media video dapat digunakan pada materi lain. Pada tahap akhir, dikatakan bahwa media video bisa dan dapat berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk saran atau perlunya peningkatkan mengenai media pembelajaran video yang diterapkan peneliti ini tidak ada, beliau mengatakan sudah cukup mengena dan bagus.
b. Data hasil dari wawancara dengan perwakilan siswa Pada tahap ini, wawancara dilakukan dengan pengambilan sampel dari perwakilan siswa kelas eksperimen, yakni sebanyak 5 (lima) siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kelima siswa senang dengan pembelajaran geografi dengan menggunakan video, ini menunjukkan para siswa senang dengan pembelajaran geografi dengan menggunakan video. 5 (lima) siswa mengatakan belum pernah melakukan pembelajaran dengan menggunakan video pada mata pelajaran geografi. Menurut mereka belajar dengan menggunakan media video lebih mudah, paham, praktis, cepat masuk ke dalam otak pikiran, dan mudah
dimengerti.
Mereka
lebih
menyukai
belajar
dengan
menggunakan video dan tidak kesulitan dalam memahami materi dengan menggunakan media video serta suka dan setuju jika media video digunakan pada pembahasan materi lain. Pada kinerja guru (peneliti), mereka mengatakan bahwa guru (peneliti)
sangat
membantu
dalam
memahami
materi
yang
disampaikan. Kelebihan video mayoritas menyebutkan lebih mudah dimengerti, dipahami, intensif, fokus, praktis, dan menarik sedangkan kekurangannya
tidak
ada.
Untuk
ketepatan
dan
cocoknya
pembelajaran dengan media video pada mata pelajaran geografi semua menjawab sudah tepat dan cocok. Dan saran mengenai
85
pembelajaran yang menggunakan video ini adalah mayoritas mengatakan ingin durasi videonya lebih lama.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian Hasil analisis data dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media video memberikan pengaruh yang lebih besar dan baik terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (menggunakan media video) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (tidak menggunakan media video) pada posttest. Hal ini juga dibuktikan pada hasil N-Gain yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol, yakni N-Gain = 0,75 pada kelas eksperimen dimana termasuk ke dalam N-Gain kriteria tinggi sedangkan N-Gain = 0,54 pada kelas kontrol dimana termasuk ke dalam N-Gain kriteria sedang. Pada pengujian hipotesis, hal ini dapat dilihat pada hasil belajar dalam posttest, yang dimana menunjukkan thitung = 4,84 dan untuk ttabel = 1,66 (diperoleh pada taraf signifikan 0,05). Dari data tersebut dapat diperoleh pengujian hipotesisnya dengan thitung < ttabel (4,84 < 1,66), maka Ho ditolak. Maka dapat diketahui bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut disebabkan media video merupakan salah satu media yang bersifat menyeluruh, yang dimaksudkan disini adalah video merupakan media dengan menggunakan 2 aspek yang terlihat nyata, yakni audio dan visual. Selain itu media video juga merupakan jenis media audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber, maka hal ini dapat mempermudah siswa lebih cepat paham akan materi yang disampaikan dan materi tersebut ditampilkan dengan alur yang lebih rinci dan jelas. Pada penggunaan media video ini, diperoleh beberapa temuan, yakni diantaranya media video dapat membuat suasana belajar menjadi kondusif serta antusias yang tinggi dari siswa dalam memperoleh materi dari media
86
video tersebut. Ditambah terdapat animasi gerak dan bersuara yang ditampilkan video pun menjadikan siswa lebih ingin tahu apa saja selengkapnya mengenai materi tersebut, yakni dengan cara aktis bertanya kepada guru. Hal ini berbeda dengan kelas yang tanpa menggunakan media video, yakni masih terdapat beberapa siswa yang masih mengobrol dengan temannya. Kemungkinan hal ini tidak menarik bagi siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga antusias dari mereka yang dirasa masih kurang dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran geografi. Dengan demikian dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Dan pada penelitian ini menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen yakni kelas yang menggunakan media video lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol yakni kelas yang tidak menggunakan media video dalam pembelajaran geografi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan hasil data yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui posttest pada kelas yang menggunakan media video (kelas eksperimen)
lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan media video (kelas kontrol). Hal ini dibuktikan dengan hasil penghitungan N-Gain yang menunjukkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,75, sedangkan pada kelas kontrol memiliki nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,54. Dan pada pengujian hipotesis dapat ditunjukkan dan terlihat pada hasil posttest yakni dengan thitung = 4,84 dan untuk ttabel = 1,66 diperoleh pada taraf signifikan 0,05. Maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan sebelumnya di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran, diantaranya: 1. Bagi guru Guru disarankan lebih banyak menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dan salah satu media tersebut adalah media video. 2. Bagi siswa Siswa disarankan agar memahami materi pada mata pelajaran geografi lebih dalam lagi sebagaimana materi yang dijelaskan melalui media video agar hasil belajar menjadi lebih baik.
87
88
3. Bagi pihak sekolah Pihak sekolah agar disarankan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang cukup menunjang dalam membantu kegiatan guru dalam mengajar dengan menggunakan media, dalam hal ini media video. 4. Bagi peneliti lain Mengingat hasil penelitian yang dilakukan peneliti ini masih sederhana, belum sempurna, dan bukan merupakan patokan untuk hasil akhir, maka untuk peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang selanjutnya atau adanya penelitian lebih lanjut untuk dikembangkan mengenai media video ini.
89
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013. Arjana, I Gusti Bagus. Geografi Lingkungan: Sebuah Introduksi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung: PT Refika Aditama, 2007. Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014. Hermawan, Iwan. Geografi: Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing, 2009. Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press, 2011. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. 8, 2010. Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010. Munir. Multimedia:
Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta, 2012 Rasyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
90
Ruseffendi. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005. Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2013. Sadiman, Arief S., dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007. Salam, Syamsir., dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sapriya, dkk., Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press, 2006. Simbolon, Hotman. Statistika: Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Subiyantoro, Arief dan Suwarto. FX. Metode dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Sudjarwo dan Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009. Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008. Yusri. Statistika Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
91
Jurnal: Ariesta,
R.,
dkk.,
Pengembangan
Perangkat
Perkuliahan
Kegiatan
Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7. 2011. Nugraha, Alfian Andy. “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Pengoperasian Mesin Bubut”, Journal of Mechanical Engineering Learning, 2014.
Skripsi: Anjayudin. “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2014. Aulia, Sifa. “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 12 Kota Tangerang Selatan)”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2014. Nufus, Eva Afiatun. “Pengaruh Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2014. Primavera, Ika Risqi Citra. “Pengaruh Media Audia-Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2014. R, Eva Febriyanti. “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 2014.
92
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2
Pertemuan Ke-
: 1
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menganalisis unsur-unsur geosfer
B. Kompetensi Dasar Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian tentang siklus hidrologi 2. Mengetahui alur proses terjadinya siklus hidrologi
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian tentang siklus hidrologi 2. Siswa mampu mengetahui alur proses terjadinya siklus hidrologi
E. Materi Pembelajaran 1. Materi Pokok: a. Pengertian siklus hidrologi b. Proses-proses pada siklus hidrologi
93
2. Uraian materi: Terlampir
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Video
2. Alat dan Bahan Bantu : LCD proyektor, speaker, dan papan tulis putih (white board)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan Guru Guru memberi salam kepada siswa
Guru mendata kehadiran siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa menjawab salam yang telah diucapkan oleh
Religius
guru Siswa mendengar dan menjawab kehadirannya
Jujur
masing-masing
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan Siswa mendengarkan
Semangat
dipelajari
B. Kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui media video
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa memperhatikan
Semangat dan
dengan baik
kerja keras
94
Guru menyajikan materi mengenai pengertian siklus
Siswa menyimak dan
hidrologi dan alur proses
memperhatikan media
terjadinya siklus hidrologi
video yang disajikan
melalui media video
Kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, dan mandiri
B.2 Elaborasi Kegiatan Guru Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai materi yang disampaikan
Kegiatan Siswa Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Nilai Karakter
Semangat dan kerja keras
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Siswa yang bisa dapat
Semangat dan
lainnya untuk memberikan
memberikan jawabannya
kerja keras
jawaban
B.3 Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan kembali
Siswa menyimak dan
Rasa ingin tahu,
materi yang telah
mendengarkan dengan
semangat, dan
disampaikan melalui media
baik
kerja keras
Guru bertanya kepada siswa
Siswa yang belum paham
Semangat, rasa
mengenai materi yang
bertanya kepada guru
ingin tahu, kerja
belum dipahami
mengenai materi yang
keras, dan
telah dipelajari
prestasi
video kepada siswa
95
C. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
Rasa ingin tahu,
kesimpulan mengenai
mendengarkan
semangat, dan
materi yang telah
kerja keras
disampaikan Guru menyampaikan materi
Siswa mendengarkan
Rasa ingin tahu
apa yang akan disampaikan
dengan baik
dan semangat
Siswa menjawab salam
Religius
pada pertemuan berikutnya dan memberikan penugasan dalam bentuk PR Guru mengucapkan salam
yang disampaikan guru
I. Sumber Belajar 1. Buku paket Geografi untuk SMA/MA kelas X. Karya Yoga Aribowo. Penerbit Ganeca Exact, Jakarta. Tahun 2007 2. Buku paket Geografi untuk SMA/MA, kelas X. Karya Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tahun 2009
J. Penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian tentang siklus hidrologi 2. Mengetahui alur proses terjadinya siklus hidrologi
Teknik
Bentuk
Penugasan PR
Contoh Instrumen 1. Apa yang dimaksud dengan siklus hidrologi? 2. Bagaimana alur proses yang
96
terdapat pada siklus hidrologi?
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 – 79
Cukup
2
56 – 67
Kurang
1
< 55
Tangerang Selatan, Maret 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Drs. Sudarno
Alfian Novrizal
NIP: 19960113200701105
NIM: 1111015000026
97
Materi Geografi Kelas X SMA Semester 2
Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
Materi Pokok
:
1. Pengertian siklus hidrologi 2. Alur proses terjadinya siklus hidrologi
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya.
ALUR PROSES TERJADINYA SIKLUS HIDROLOGI
Air di bumi yang meliputi air laut, air danau, dan air sungai akan mengalami penguapan yang disebabkan oleh pemanasan matahari. Penguapan dapat berasal dari badan air atau dari semua benda yang mengandung air, seperti tumbuhan, tubuh manusia, dan tubuh hewan. Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi. Penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jika penguapan dari permukaan air bersama-sama dengan penguapan dari tumbuh-tumbuhan disebut evapotranspirasi seperti yang terjadi pada tanaman padi yang digenangi air di sawah. Penguapan air dari dedaunan dan batang pohon yang basah disebut intersepsi. Proses intersepsi dapat terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Uap air hasil evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan intersepsi bergerak ke atmosfer dan setelah melalui beberapa proses, uap air akan menjadi awan.
98
Akibat proses angin yang berhembus, awan akan dibawa ke puncak-puncak pegunungan. Sebagian awan yang belum sampai di daerah pegunungan akan diturunkan sebagai hujan dan sebagian lainnya diturunkan di daerah pegunungan. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi adalah tetes air dari awan yang jatuh ke permukaan tanah. Hujan yang turun ke permukaan bumi jatuh langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau, sungai, laut, hutan, atau perkebunan. Air yang meresap ke tanah akan terus sampai ke kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah (ground water) yang disebut perkolasi. Air tanah bergerak terus menuju lereng yang lebih rendah. Jika aliran air tanah muncul atau keluar akan menjadi mata air (spring). Mata air yang keluar dengan cara rembesan disebut seepage. Aliran sungai ada yang langsung menuju danau dan waduk buatan yang dijadikan irigasi. Adanya penyinaran oleh sinar matahari, terjadilah proses evaporasi. Air bawah permukaan dan air tanah diserap akar tumbuhan dan menjadi bagian dari batang, ranting, dan daun pepohonan. Kemudian, terjadilah proses transpirasi yang disebabkan oleh penyinaran sinar matahari. Hasilnya menjadi awan dan siap diturunkan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya.
Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut. 1. Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan. 2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat). 3. Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke
99
permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian turun menjadi hujan, begitu seterusnya.
100
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2
Pertemuan Ke-
: 2
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menganalisis unsur-unsur geosfer
B. Kompetensi Dasar Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui macam-macam siklus hidrologi 2. Menjelaskan masing-masing alur proses dari macam-macam siklus hidrologi
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengetahui macam-macam siklus hidrologi 2. Siswa mampu menjelaskan masing-masing alur proses dari macam-macam siklus hidrologi
101
E. Materi Pembelajaran 1. Materi pokok: a. Macam-macam siklus hidrologi b. Alur proses pada macam-macam siklus hidrologi 2. Uraian materi: Terlampir
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Video
2. Alat dan Bahan Bantu : LCD proyektor, speaker, dan papan tulis putih (white board)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan Guru Guru memberi salam kepada siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa menjawab salam yang telah diucapkan oleh
Religius
guru
Guru menanyakan siswa
Siswa mendengarkan dan
yang tidak hadir
menjawab
Jujur
Guru mengulang serta menguji daya ingat siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya dengan pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan siklus
Siswa menjawab
Semangat dan
pertanyaan dari guru
kerja keras
102
hidrologi?” Guru meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang
Siswa mengumpulkan PR
Semangat dan
diberikan pada pertemuan
kepada guru
kerja keras
sebelumnya
B. Kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui media video
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa mendengarkan
Semangat dan
dengan baik
kerja keras
Guru menyajikan materi mengenai macam-macam siklus hidrologi dan alur proses dari macam-macam siklus hidrologi melalui
Siswa menyimak dan memperhatikan media video yang disajikan
Kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, dan mandiri
media video
B.2 Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan tugas, yakni tugas merangkum materi mengenai macam-
Siswa mengerjakan tugas
Kerja keras dan
macam siklus hidrologi
yang diberikan oleh guru
semangat
maksimal 2 paragraf selama 15 menit.
103
B.3 Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memeriksa dan
Siswa bersama guru
Rasa ingin tahu,
membahas tugas yang
mengoreksi tugas yang
semangat, dan
diberikan kepada siswa
telah dikerjakan
kerja keras
Guru bertanya kepada siswa
Siswa yang belum paham
Semangat, rasa
apakah ada materi yang
bertanya kepada guru
ingin tahu, kerja
belum dipahami
mengenai materi yang
keras, dan
telah dipelajari
prestasi
C. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru membantu siswa
Siswa bersama guru
Rasa ingin tahu,
untuk menyimpulkan materi
menyimpulkan materi
semangat, dan
yang telah telah dipelajari
yang telah telah dipelajari
kerja keras
Guru mengakhiri pelajaran
Siswa menjawab salam
Religius
dengan mengucapkan salam
yang disampaikan guru
I. Sumber Belajar 1. Buku paket Geografi untuk SMA/MA kelas X. Karya Yoga Aribowo. Penerbit Ganeca Exact, Jakarta. Tahun 2007 2. Buku paket Geografi untuk SMA/MA, kelas X. Karya Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tahun 2009
J. Penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Mengetahui macam-macam Penugasan Tertulis siklus hidrologi
Contoh Instrumen 1. Bagaimana alur proses dari
104
2. Menjelaskan masing-masing
macam-macam
alur proses dari macam-
siklus hidrologi?
macam siklus hidrologi
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 – 79
Cukup
2
56 – 67
Kurang
1
< 55
Tangerang Selatan, Maret 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Drs. Sudarno
Alfian Novrizal
NIP: 19960113200701105
NIM: 1111015000026
105
Materi Geografi Kelas X SMA Semester 2
Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
Materi Pokok
:
1. Macam-macam siklus hidrologi 2. Alur proses dari macam-macam siklus hidrologi
MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
Macam-macam siklus hidrologi, yaitu sebagai berikut: 1. Siklus pendek 2. Siklus sedang 3. Siklus panjang
ALUR PROSES DARI MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
1. Siklus pendek Penyinaran
matahari
pada
permukaan
laut
mengakibatkan
terjadinyapenguapan air laut. Uap air yang terbentuk mengalami pendinginan (kondensasi), yaitu membentuk titik-titik air yang disebut awan. Titik-titik air yang saling berhubungan (bergesekan) menimbuljan gaya berat yang lama kelamaan udara tidak kuat lagi menampung air hingga air jatuh ke laut menjadi hujan. 2. Siklus sedang Penyinaran matahari di permukaan laut mengakibatkan terjadinya penguapan air laut yang bergerak ke daratan karena pengaruh angin dan bergabung dengan awan di daratan pada saat udara sudah tidak mampu
106
menampung lagi titik-titik air, maka jatuhlah air menjadi hujan. Air berbentuk awan mengisi air tanah (ground water) sebgaian lagi awan mengalir di atas permukaan tanah (run off) yang akan menuju ke sungai dan kembali ke laut. Air yang ada di dalam tanah (ground water). Akhirnya juga bergerak menuju laut. Proses ini disebut siklus hidrologi sedang. 3. Siklus panjang Pada siklus ini hujan yang terjadi berupa hujan es dan salju. Hujan salju ini menumpuk di atas permukaan tanah dan baru akan mencair pada musim semi.
107
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2
Pertemuan Ke-
: 3
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menganalisis unsur-unsur geosfer
B. Kompetensi Dasar Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui macam-macam perairan darat 2. Menjelaskan tentang pengertian air pemukaan dan air tanah 3. Mengetahui macam-macam air permukaan dan air tanah
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengetahui macam-macam perairan darat 2. Siswa mampu menjelaskan tentang pengertian air pemukaan dan air tanah 3. Siswa mampu mengetahui macam-macam air permukaan dan air tanah
108
E. Materi Pembelajaran 1. Materi pokok: a. Perairan darat b. Pengertian dan macam-macam air permukaan dan air tanah 2. Uraian materi: Terlampir
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Video
2. Alat dan Bahan Bantu : LCD proyektor, speaker, dan papan tulis putih (white board)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan Guru Guru memberi salam kepada siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa menjawab salam yang telah diucapkan oleh
Religius
guru
Guru menanyakan siswa
Siswa mendengarkan dan
yang tidak hadir
menjawab
Jujur
Guru mengulang serta menguji daya ingat siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya dengan pertanyaan “Sebutkan macam-macam siklus
Siswa menjawab
Semangat dan
pertanyaan dari guru
kerja keras
109
hidrologi?”
B. Kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui media video
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa mendengarkan
Semangat dan
dengan baik
kerja keras
Guru menyajikan materi mengenai macam-macam perairan darat, pengertian
Siswa menyimak dan
air pemukaan dan air tanah,
memperhatikan media
dan macam-macam air
video yang disajikan
permukaan serta air tanah
Kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, dan mandiri
melalui media video
B.2 Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta kepada 4 orang siswa (2 laki-laki dan 2 perempuan) untuk
Siswa menjawab
Semangat,
mengulas kembali apa yang
pertanyaan yang diberikan
mandiri, dan
mereka ketahui mengenai isi oleh guru
kerja keras
materi dari media video yang telah disajikan
B.3 Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan kembali
Siswa menyimak dan
Rasa ingin tahu,
materi yang telah
mendengarkan dengan
semangat, dan
110
disampaikan kepada siswa
baik
kerja keras
Guru bertanya kepada siswa
Siswa yang belum paham
Semangat, rasa
mengenai apa yang belum
bertanya kepada guru
ingin tahu, kerja
dipahami pada materi yang
mengenai materi yang
keras, dan
telah disampaikan
telah disampaikan
prestasi
melalui media video
C. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
Rasa ingin tahu,
kesimpulan dan motivasi
mendengarkan dengan
semangat, dan
mengenai materi yang telah
baik
kerja keras
Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
Kerja keras dan
penugasan dalam bentuk PR
mendengarkan dengan
semangat
dan dikumpulkan pada
baik
disampaikan
pertemuan berikutnya Guru mengucapkan salam
Siswa menjawab salam
Religius
yang disampaikan guru
I. Sumber Belajar 1. Buku paket Geografi untuk SMA/MA kelas X. Karya Yoga Aribowo. Penerbit Ganeca Exact, Jakarta. Tahun 2007 2. Buku paket Geografi untuk SMA/MA, kelas X. Karya Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tahun 2009
111
J. Penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Mengetahui macam-macam Penugasan PR siklus hidrologi
Contoh Instrumen 1. Sebutkan dua macam perairan
2. Menjelaskan masing-masing
darat?
alur proses dari macam-
2. Apa yang
macam siklus hidrologi
dimaksud dengan air permukaan dan air tanah? 3. Sebutkan dan jelaskan macammacam air permukaan dan air tanah?
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 – 79
Cukup
2
56 – 67
Kurang
1
< 55
Tangerang Selatan, Maret 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Drs. Sudarno
Alfian Novrizal
NIP: 19960113200701105
NIM: 1111015000026
112
Materi Geografi Kelas X SMA Semester 2
Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
Materi Pokok
:
1. Macam-macam perairan darat 2. Pengertian air pemukaan dan air tanah 3. Macam-macam air permukaan dan air tanah
MACAM-MACAM PERAIRAN DARAT
Perairan darat secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Perairan darat yang berada di bawah permukaan bumi, seperti air tanah atau ground water. 2. Perairan darat yang ada di permukaan bumi, seperti danau, rawa, dan sungai.
PENGERTIAN AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
Air permukaan yaitu wilayah perairan yang terdapat dipermukaan bumi, sedangkan air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah (ground water) adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation). Air tanah tersimpan pada ruang pori-pori antara butir tanah atau pada celah-celah dan retakan batuan. Sebagian air tanah berasal dari air hujan yang meresap masuk ke dalam tanah yang merupakan proses siklus hidrologi. Air tanah tersebut disebut air tanah meteorik.
113
MACAM-MACAM AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
Macam-macam air permukaan diantaranya: 1. Sungai Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai. 2. Danau Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai, dan gletser. 3. Rawa Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relatif rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak terdapat di Pantai Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian selatan. 4. Gletser Gletser adalah massa besar es yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh. Timbunan salju lama kelamaan menjadi sangat tebal, sehingga akan terbentuk lapisan es di atas permukaan bumi. Lapisan es yang tebal menjadi materi yang plastis dan mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar, sehingga es tersebut secara perlahan-lahan bergerak menyebar ke daerah yang
114
lebih luas atau turun melalui lereng pegunungan. Massa es yang bergerak itulah yang disebut gletser.
Macam-macam air tanah diantaranya: 1. Air bawah tanah Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur. 2. Geiser Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan, maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis, maka geiser akan berhenti. 3. Travertin Travertin adalah endapan kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh mata air. Pada umumnya mata air travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indonesia terdapat di Pegunungan seribu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat. 4. Sungai Bawah Tanah Air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara di laut.
115
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2
Pertemuan Ke-
: 1
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menganalisis unsur-unsur geosfer
B. Kompetensi Dasar Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian tentang siklus hidrologi 2. Mengetahui alur proses terjadinya siklus hidrologi
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian tentang siklus hidrologi 2. Siswa mampu mengetahui alur proses terjadinya siklus hidrologi
E. Materi Pembelajaran 1. Materi pokok: a. Pengertian siklus hidrologi b. Proses-proses pada siklus hidrologi
116
2. Uraian materi: Terlampir
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Media power point
2. Alat dan Bahan Bantu : LCD proyektor dan papan tulis putih (white board)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan Guru Guru memberi salam kepada siswa
Guru mendata kehadiran siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa menjawab salam yang telah diucapkan oleh
Religius
guru Siswa mendengar dan menjawab kehadirannya
Jujur
masing-masing
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
Siswa mendengarkan
Semangat
dipelajari
B. Kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
Siswa memperhatikan
Semangat dan
dicapai melalui media
dengan baik
kerja keras
power point
117
Guru menyajikan materi mengenai pengertian siklus
Siswa menyimak dan
hidrologi dan alur proses
memperhatikan media
terjadinya siklus hidrologi
power point yang disajikan
melalui media power point
Kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, dan mandiri
B.2 Elaborasi Kegiatan Guru Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai materi yang disampaikan
Kegiatan Siswa Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Nilai Karakter
Semangat dan kerja keras
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Siswa yang bisa dapat
Semangat dan
lainnya untuk memberikan
memberikan jawabannya
kerja keras
jawaban
B.3 Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan kembali
Siswa menyimak dan
Rasa ingin tahu,
materi yang telah
mendengarkan dengan
semangat, dan
disampaikan melalui media
baik
kerja keras
Guru bertanya kepada siswa
Siswa yang belum paham
Semangat, rasa
mengenai materi yang
bertanya kepada guru
ingin tahu, kerja
belum dipahami
mengenai materi yang
keras, dan
telah dipelajari
prestasi
power point kepada siswa
118
C. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
Rasa ingin tahu,
kesimpulan mengenai
mendengarkan
semangat, dan
materi yang telah
kerja keras
disampaikan Guru menyampaikan materi
Siswa mendengarkan
Rasa ingin tahu
apa yang akan disampaikan
dengan baik
dan semangat
Siswa menjawab salam
Religius
pada pertemuan berikutnya dan memberikan penugasan dalam bentuk PR Guru mengucapkan salam
yang disampaikan guru
I. Sumber Belajar 1. Buku paket Geografi untuk SMA/MA kelas X. Karya Yoga Aribowo. Penerbit Ganeca Exact, Jakarta. Tahun 2007 2. Buku paket Geografi untuk SMA/MA, kelas X. Karya Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tahun 2009
J. Penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian tentang siklus hidrologi 2. Mengetahui alur proses terjadinya siklus hidrologi
Teknik
Bentuk
Penugasan PR
Contoh Instrumen 1. Apa yang dimaksud dengan siklus hidrologi? 2. Bagaimana alur proses yang terdapat pada
119
siklus hidrologi?
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 – 79
Cukup
2
56 – 67
Kurang
1
< 55
Tangerang Selatan, Maret 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Drs. Sudarno
Alfian Novrizal
NIP: 19960113200701105
NIM: 1111015000026
120
Materi Geografi Kelas X SMA Semester 2
Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
Materi Pokok
:
1. Pengertian siklus hidrologi 2. Alur proses terjadinya siklus hidrologi
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya.
ALUR PROSES TERJADINYA SIKLUS HIDROLOGI
Air di bumi yang meliputi air laut, air danau, dan air sungai akan mengalami penguapan yang disebabkan oleh pemanasan matahari. Penguapan dapat berasal dari badan air atau dari semua benda yang mengandung air, seperti tumbuhan, tubuh manusia, dan tubuh hewan. Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi. Penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jika penguapan dari permukaan air bersama-sama dengan penguapan dari tumbuh-tumbuhan disebut evapotranspirasi seperti yang terjadi pada tanaman padi yang digenangi air di sawah. Penguapan air dari dedaunan dan batang pohon yang basah disebut intersepsi. Proses intersepsi dapat terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Uap air hasil evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan intersepsi bergerak ke atmosfer dan setelah melalui beberapa proses, uap air akan menjadi awan.
121
Akibat proses angin yang berhembus, awan akan dibawa ke puncak-puncak pegunungan. Sebagian awan yang belum sampai di daerah pegunungan akan diturunkan sebagai hujan dan sebagian lainnya diturunkan di daerah pegunungan. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi adalah tetes air dari awan yang jatuh ke permukaan tanah. Hujan yang turun ke permukaan bumi jatuh langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau, sungai, laut, hutan, atau perkebunan. Air yang meresap ke tanah akan terus sampai ke kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah (ground water) yang disebut perkolasi. Air tanah bergerak terus menuju lereng yang lebih rendah. Jika aliran air tanah muncul atau keluar akan menjadi mata air (spring). Mata air yang keluar dengan cara rembesan disebut seepage. Aliran sungai ada yang langsung menuju danau dan waduk buatan yang dijadikan irigasi. Adanya penyinaran oleh sinar matahari, terjadilah proses evaporasi. Air bawah permukaan dan air tanah diserap akar tumbuhan dan menjadi bagian dari batang, ranting, dan daun pepohonan. Kemudian, terjadilah proses transpirasi yang disebabkan oleh penyinaran sinar matahari. Hasilnya menjadi awan dan siap diturunkan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya.
Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut. 1. Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan. 2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat). 3. Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke
122
permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian turun menjadi hujan, begitu seterusnya.
123
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2
Pertemuan Ke-
: 2
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menganalisis unsur-unsur geosfer
B. Kompetensi Dasar Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui macam-macam siklus hidrologi 2. Menjelaskan masing-masing alur proses dari macam-macam siklus hidrologi
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengetahui macam-macam siklus hidrologi 2. Siswa mampu menjelaskan masing-masing alur proses dari macam-macam siklus hidrologi
124
E. Materi Pembelajaran 1. Materi pokok: a. Macam-macam siklus hidrologi b. Alur proses pada macam-macam siklus hidrologi 2. Uraian materi: Terlampir
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Media power point
2. Alat dan Bahan Bantu : LCD proyektor dan papan tulis putih (white board)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan Guru Guru memberi salam kepada siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa menjawab salam yang telah diucapkan oleh
Religius
guru
Guru menanyakan siswa
Siswa mendengarkan dan
yang tidak hadir
menjawab
Jujur
Guru mengulang serta menguji daya ingat siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan
Siswa menjawab
Semangat dan
sebelumnya dengan
pertanyaan dari guru
kerja keras
pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan siklus hidrologi”
125
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang
Siswa mengumpulkan PR
Semangat dan
diberikan pada pertemuan
kepada guru
kerja keras
sebelumnya
B. Kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
Siswa mendengarkan
Semangat dan
dicapai melalui media
dengan baik
kerja keras
power point Guru menyajikan materi mengenai macam-macam siklus hidrologi dan alur proses dari macam-macam siklus hidrologi melalui
Siswa menyimak dan memperhatikan media power point yang disajikan
Kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, dan mandiri
media power point
B.2 Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan tugas, yakni tugas merangkum materi mengenai macam-
Siswa mengerjakan tugas
Kerja keras dan
macam siklus hidrologi
yang diberikan oleh guru
semangat
maksimal 2 paragraf selama 15 menit.
126
B.3 Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memeriksa dan
Siswa bersama guru
Rasa ingin tahu,
membahas tugas yang
mengoreksi tugas yang
semangat, dan
diberikan kepada siswa
telah dikerjakan
kerja keras
Guru bertanya kepada siswa
Siswa yang belum paham
Semangat, rasa
apakah ada materi yang
bertanya kepada guru
ingin tahu, kerja
belum dipahami
mengenai materi yang
keras, dan
telah dipelajari
prestasi
C. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru membantu siswa
Siswa bersama guru
Rasa ingin tahu,
untuk menyimpulkan materi
menyimpulkan materi
semangat, dan
yang telah telah dipelajari
yang telah telah dipelajari
kerja keras
Guru mengakhiri pelajaran
Siswa menjawab salam
Religius
dengan mengucapkan salam
yang disampaikan guru
I. Sumber Belajar 1. Buku paket Geografi untuk SMA/MA kelas X. Karya Yoga Aribowo. Penerbit Ganeca Exact, Jakarta. Tahun 2007 2. Buku paket Geografi untuk SMA/MA, kelas X. Karya Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tahun 2009
J. Penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Mengetahui macam-macam Penugasan Tertulis siklus hidrologi
Contoh Instrumen 1. Bagaimana alur proses dari
127
2. Menjelaskan masing-masing
macam-macam
alur proses dari macam-
siklus hidrologi?
macam siklus hidrologi
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 – 79
Cukup
2
56 – 67
Kurang
1
< 55
Tangerang Selatan, Maret 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Drs. Sudarno
Alfian Novrizal
NIP: 19960113200701105
NIM: 1111015000026
128
Materi Geografi Kelas X SMA Semester 2
Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
Materi Pokok
:
1. Macam-macam siklus hidrologi 2. Alur proses dari macam-macam siklus hidrologi
MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
Macam-macam siklus hidrologi, yaitu sebagai berikut: 1. Siklus pendek 2. Siklus sedang 3. Siklus panjang
ALUR PROSES DARI MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
1. Siklus pendek Penyinaran
matahari
pada
permukaan
laut
mengakibatkan
terjadinyapenguapan air laut. Uap air yang terbentuk mengalami pendinginan (kondensasi), yaitu membentuk titik-titik air yang disebut awan. Titik-titik air yang saling berhubungan (bergesekan) menimbuljan gaya berat yang lama kelamaan udara tidak kuat lagi menampung air hingga air jatuh ke laut menjadi hujan. 2. Siklus sedang Penyinaran matahari di permukaan laut mengakibatkan terjadinya penguapan air laut yang bergerak ke daratan karena pengaruh angin dan bergabung dengan awan di daratan pada saat udara sudah tidak mampu
129
menampung lagi titik-titik air, maka jatuhlah air menjadi hujan. Air berbentuk awan mengisi air tanah (ground water) sebgaian lagi awan mengalir di atas permukaan tanah (run off) yang akan menuju ke sungai dan kembali ke laut. Air yang ada di dalam tanah (ground water). Akhirnya juga bergerak menuju laut. Proses ini disebut siklus hidrologi sedang. 3. Siklus panjang Pada siklus ini hujan yang terjadi berupa hujan es dan salju. Hujan salju ini menumpuk di atas permukaan tanah dan baru akan mencair pada musim semi.
130
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2
Pertemuan Ke-
: 3
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menganalisis unsur-unsur geosfer
B. Kompetensi Dasar Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui macam-macam perairan darat 2. Menjelaskan tentang pengertian air pemukaan dan air tanah 3. Mengetahui macam-macam air permukaan dan air tanah
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengetahui macam-macam perairan darat 2. Siswa mampu menjelaskan tentang pengertian air pemukaan dan air tanah 3. Siswa mampu mengetahui macam-macam air permukaan dan air tanah
131
E. Materi Pembelajaran 1. Materi pokok: a. Perairan darat b. Pengertian dan macam-macam air permukaan dan air tanah 2. Uraian materi: Terlampir
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Media power point
2. Alat dan Bahan Bantu : LCD proyektor dan papan tulis putih (white board)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan Guru Guru memberi salam kepada siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa menjawab salam yang telah diucapkan oleh
Religius
guru
Guru menanyakan siswa
Siswa mendengarkan dan
yang tidak hadir
menjawab
Jujur
Guru mengulang serta menguji daya ingat siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan
Siswa menjawab
Semangat dan
sebelumnya dengan
pertanyaan dari guru
kerja keras
pertanyaan “Sebutkan macam-macam siklus hidrologi?”
132
B. Kegiatan Inti B.1 Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
Siswa mendengarkan
Semangat dan
dicapai melalui media
dengan baik
kerja keras
power point Guru menyajikan materi mengenai macam-macam perairan darat, pengertian
Siswa menyimak dan
air pemukaan dan air tanah,
memperhatikan media
dan macam-macam air
power point yang disajikan
permukaan serta air tanah
Kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, dan mandiri
melalui media power point
B.2 Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta kepada 4 orang siswa (2 laki-laki dan 2 perempuan) untuk
Siswa menjawab
Semangat,
mengulas kembali apa yang
pertanyaan yang diberikan
mandiri, dan
mereka ketahui mengenai isi oleh guru
kerja keras
materi dari media power point yang telah disajikan
B.3 Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan kembali
Siswa menyimak dan
Rasa ingin tahu,
materi yang telah
mendengarkan dengan
semangat, dan
disampaikan kepada siswa
baik
kerja keras
133
melalui media power point Guru bertanya kepada siswa
Siswa yang belum paham
Semangat, rasa
mengenai apa yang belum
bertanya kepada guru
ingin tahu, kerja
dipahami pada materi yang
mengenai materi yang
keras, dan
telah disampaikan
telah disampaikan
prestasi
C. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
Rasa ingin tahu,
kesimpulan dan motivasi
mendengarkan dengan
semangat, dan
mengenai materi yang telah
baik
kerja keras
Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
Kerja keras dan
penugasan dalam bentuk PR
mendengarkan dengan
semangat
dan dikumpulkan pada
baik
disampaikan
pertemuan berikutnya Guru mengucapkan salam
Siswa menjawab salam
Religius
yang disampaikan guru
I. Sumber Belajar 1. Buku paket Geografi untuk SMA/MA kelas X. Karya Yoga Aribowo. Penerbit Ganeca Exact, Jakarta. Tahun 2007 2. Buku paket Geografi untuk SMA/MA, kelas X. Karya Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tahun 2009
J. Penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Mengetahui macam-macam Penugasan PR
Contoh Instrumen 1. Sebutkan dua
134
siklus hidrologi
macam perairan
2. Menjelaskan masing-masing
darat?
alur proses dari macam-
2. Apa yang
macam siklus hidrologi
dimaksud dengan air permukaan dan air tanah? 3. Sebutkan dan jelaskan macammacam air permukaan dan air tanah?
Kriteria Penilaian: Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 – 79
Cukup
2
56 – 67
Kurang
1
< 55
Tangerang Selatan, Maret 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Drs. Sudarno
Alfian Novrizal
NIP: 19960113200701105
NIM: 1111015000026
135
Materi Geografi Kelas X SMA Semester 2
Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer Kompetensi Dasar
: Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
Materi Pokok
:
1. Macam-macam perairan darat 2. Pengertian air pemukaan dan air tanah 3. Macam-macam air permukaan dan air tanah
MACAM-MACAM PERAIRAN DARAT
Perairan darat secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Perairan darat yang berada di bawah permukaan bumi, seperti air tanah atau ground water. 2. Perairan darat yang ada di permukaan bumi, seperti danau, rawa, dan sungai.
PENGERTIAN AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
Air permukaan yaitu wilayah perairan yang terdapat dipermukaan bumi, sedangkan air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah (ground water) adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation). Air tanah tersimpan pada ruang pori-pori antara butir tanah atau pada celah-celah dan retakan batuan. Sebagian air tanah berasal dari air hujan yang meresap masuk ke dalam tanah yang merupakan proses siklus hidrologi. Air tanah tersebut disebut air tanah meteorik.
136
MACAM-MACAM AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
Macam-macam air permukaan diantaranya: 1. Sungai Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai. 2. Danau Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai, dan gletser. 3. Rawa Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relatif rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak terdapat di Pantai Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian selatan. 4. Gletser Gletser adalah massa besar es yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh. Timbunan salju lama kelamaan menjadi sangat tebal, sehingga akan terbentuk lapisan es di atas permukaan bumi. Lapisan es yang tebal menjadi materi yang plastis dan mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar, sehingga es tersebut secara perlahan-lahan bergerak menyebar ke daerah yang
137
lebih luas atau turun melalui lereng pegunungan. Massa es yang bergerak itulah yang disebut gletser.
Macam-macam air tanah diantaranya: 1. Air bawah tanah Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur. 2. Geiser Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan, maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis, maka geiser akan berhenti. 3. Travertin Travertin adalah endapan kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh mata air. Pada umumnya mata air travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indonesia terdapat di Pegunungan seribu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat. 4. Sungai Bawah Tanah Air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara di laut.
138
Lampiran 3
Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa
Nama Sekolah
: SMAN 8 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Geografi
Jumlah Soal
: 40 Soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer Aspek Kognitif dan Nomor Soal Kompetensi Dasar
Indikator
C1 Mendeskripsikan 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
pengertian dari hidrosfer Mendeskripsikan pengertian hidrologi serta siklus hidrologi
Jumlah
Materi
Pengertian dari hidrosfer
Pengertian hidrologi dan siklus hidrologi
C2
1
2
C3
C4
Soal
1
3
2
139
Macam-macam siklus
Macam-macam siklus
hidrologi
hidrologi
Menguraikan prosesproses yang terdapat pada siklus hidrologi
4, 5*, 6*
3
Proses-proses pada
8*, *9,
7*, 10*,
siklus hidrologi
11*, 12
19
7
13*, 16, Mengidentifikasikan mengenai jenis-jenis perairan darat
Jenis-jenis perairan
17*, 18*,
14*, 15,
darat dan proses
21, 22, 23,
20*, 24,
25, 26,
30, 32,
terbentuknya masing-
28*, 29,
27*, 31*,
38*
33*, 39*
masing
34*, 35*,
37*, 40*
36*
Keterangan: = Soal-soal Pretest dan Posttest
27
140
Lampiran 4
SOAL UJI COBA
Nama
:
Kelas
:
Mata Pelajaran Geografi Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar pada huruf a, b, c, d, atau e!
1. Hidrosfer ialah .... a. Lapisan tanah yang ada di permukaan bumi b. Lapisan air yang ada di permukaan bumi c. Lapisan batuan yang ada di permukaan bumi d. Lapisan kehidupan yang ada di permukaan bumi e. Lapisan gas yang ada di atas permukaan bumi
2. Ilmu yang mempelajari air di daratan disebut .... a. Hidrologi b. Meteorologi c. Oseanografi d. Klimatologi e. Geologi
3.
1
Pergerakan dan perubahan air di dalam hidrosfer
2
Pergerakan dan perubahan gas di dalam atmosfer
3
Pergerakan dan perubahan tanah di dalam pedosfer
4
Pergerakan dan perubahan batuan di dalam litosfer
5
Pergerakan dan perubahan angin di dalam atmosfer
141
Yang merupakan pengertian siklus hidrologi terdapat pada nomor .... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
4. Di bawah ini yang merupakan 3 macam siklus hidologi ialah .... a. Siklus pendek, siklus panjang, dan siklus besar b. Siklus pendek, siklus lebar, dan siklus panjang c. Siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang d. Siklus sedang, siklus lebar, dan siklus besar e. Siklus sedang, siklus besar, dan siklus rapat
5. Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi. Proses tersebut merupakan .... a. Siklus pendek b. Siklus sedang c. Siklus panjang d. Siklus lebar e. Siklus besar
6. Siklus dimana hujan terjadi berupa es dan salju. Hujan salju ini menumpuk di atas permukaan tanah dan baru akan mencair pada musim semi. Dalam siklus hidrologi, hal tersebut merupakan .... a. Siklus pendek b. Siklus sedang c. Siklus panjang d. Siklus lebar e. Siklus luar
142
7. Di bawah ini merupakan bagian-bagian dari proses dalam siklus hidrologi, kecuali .... a. Infiltrasi b. Evaporasi c. Evapotranspirasi d. Kapilarisasi e. Presipitasi
8. Proses penguapan yang terkandung dalam tumbuhan disebut .... a. Evaporasi b. Intersepsi c. Evapotranspirasi d. Presipitasi e. Transpirasi
9. Di dalam siklus hidrologi terdapat salah satu proses yang merupakan nama lain dari peristiwa hujan, yakni proses .... a. Evaporasi b. Transpirasi c. Intersepsi d. Presipitasi e. Evapotranspirasi
10. Proses pada siklus hidrologi yang dimana penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari merupakan proses .... a. Evaporasi b. Transpirasi c. Evapotranspirasi d. Intersepsi e. Presipitasi
143
11. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut .... a. Anemometer b. Termometer c. Barometer d. Ombrometer e. Seismograf
12. Proses pembentukan awan pada siklus hidrologi dapat disebut juga dengan .... a. Evaporasi b. Evapotranspirasi c. Presipitasi d. Intersepsi e. Kondensasi
13. Air tanah dapat disebut juga dengan .... a. Ground water b. Effluent c. Influent d. Spring e. Soil water
14. Air tanah dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu .... a. Air tanah dalam dan air tanah luar b. Air tanah dalam dan air tanah hujan c. Air tanah dalam dan air tanah gravitasional d. Air tanah dangkal dan air tanah dalam e. Air tanah dangkal dan air tanah luar
144
15.
1
Influent
2
Effluent
3
Ground Water
4
Soil Water
5
Spring
Dari tabel di atas, yang merupakan pengertian dari peristiwa sungai yang mengisi air tanah terdapat pada nomor .... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
16. Air tanah yang terletak di atas lapisan impermeabel ialah .... a. Air tanah dalam b. Air tanah hujan c. Air tanah gravitasional d. Air tanah luar e. Air tanah dangkal
17. Air tanah yang terletak diantara 2 lapisan tanah yang impermeabel ialah .... a. Air tanah dalam b. Air tanah hujan c. Air tanah gravitasional d. Air tanah luar e. Air tanah dangkal
18. Mata air yang keluar dengan cara rembesan ialah .... a. Seepage b. Ground water
145
c. Influent d. Effluent e. Spring
19. Berikut ini merupakan pembagian air tanah berdasarkan akan bergantungnya kepada sifat batuan terutama teksturnya, kecuali .... a. Akuifer b. Akuiklud c. Akuiflug d. Akuitar e. Spring
20. Bila akuifer terpotong oleh lembah maka air tanah akan keluar sebagai .... a. Influent b. Air kapiler c. Air higroskopis d. Mata air (spring) e. Effluent
21. Lapisan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas disebut .... a. Akuifer bebas b. Akuifer tertekan c. Akuiklud d. Akuifug e. Akuitar
22. Air gravitasional ialah .... a. Air yang jatuh ke bawah karena pengaruh gaya gravitasi b. Air yang dapat diserap oleh akar tanaman c. Air yang terbentuk karena pencairan es
146
d. Air yang terletak di atas lapisan impermeabel e. Air yang terletak diantara dua lapisan tanah yang impermeabel
23. Danau ialah .... a. Suatu cekungan (basin) di permukaan bumi yang digenangi air dalam jumlah yang relatif banyak b. Bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir c. Genangan air di daratan pada cekungan yang relatif dangkal d. Lapisan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas e. Perairan yang luas dan dikelilingi oleh beberapa benua
24. Danau yang terbentuk akibat letusan gunung api, letusan tersebut dapat menghilangkan sebagian kerucut dan membentuk kawah ialah .... a. Danau alami b. Danau tektonik c. Danau vulkanik d. Danau karst e. Danau ladam
25. Membramo yang terdapat di Papua merupakan salah satu jenis perairan darat berupa .... a. Sungai b. Danau c. Rawa d. Laut e. Akifer
26. Danau toba merupakan danau jenis vulkano-tektonik yang terletak pada provinsi .... a. Sumatera Utara
147
b. Sumatera Barat c. Sumatera Selatan d. Riau e. Lampung
27.
1
Danau sebagai pembangkit listrik
2
Danau sebagai tempat rekreasi
3
Danau sebagai tempat perikanan darat
4
Danau sebagai tempat pelapukan makhluk hidup
5
Danau sebagai pengendali banjir
Yang merupakan manfaat danau terdapat pada nomor .... a. 1, 2, 3 b. 1, 2, 3, 4 c. 1, 2, 3, 5 d. 2, 3, 5 e. 2, 3, 4, 5
28. Sungai konsekuen ialah .... a. Sungai yang alirannya mengikuti kemiringan batuan b. Sungai yang arah alirannya sejajar dengan lurus lapisan batuan c. Sungai yang arah alirannya berlawanan dengan curah kemiringan lapisan batuan d. Sungai yang arah alirannya searah dengan sungai konsekuen dan alirannya masuk ke sungai subsekuen e. Sungai yang arah alirannya miring terhadap sungai konsekuen atau lurus batuan
29. Sungai yang airnya bersumber hanya dari air hujan ialah .... a. Sungai mata air b. Sungai hujan
148
c. Sungai gletser d. Sungai campuran e. Sungai subsekuen
30. Sungai yang airnya bersumber dari pencairan es atau salju serta sungai ini hanya ada di daerah lintang tinggi atau di puncak gunung yang tinggi. Paparan tersebut merupakan ke dalam jenis sungai .... a. Mata air b. Hujan c. Gletser d. Campuran e. Subsekuen
31. Selain sungai yang berada di permukaan, terdapat pula sungai bawah permukaan, yang disebut .... a. Sungai bawah tanah b. Sungai hujan c. Sungai campuran d. Sungai perenial e. Sungai insekuen
32. Berikut di bawah ini merupakan ciri-ciri daerah hulu pada sungai, kecuali .... a. Arus sungai deras b. Erosi ke dasar sungai besar c. Lembah sungai curam d. Lembah berbentuk V e. Kecepatan sungai melambat
33. Di bawah ini merupakan nama pola-pola sungai, kecuali .... a. Pola aliran dendritik b. Pola aliran paralel
149
c. Pola aliran trellis d. Pola aliran menimpang e. Pola aliran memusat
34. Pola aliran sungai berbentuk dendritik ialah .... a. Pola aliran sungai yang tidak teratur, terdapat di dataran rendah dan pantai dan batuannya homogen b. Pola aliran sungai yang aliran sungai induknya sejajar dengan anak sungai yang bermuara pada sungai induk c. Pola aliran sungai yang memusat ke suatu daerah biasanya terdapat di daerah pegunungan atau lembah d. Pola aliran sungai yang membentuk sudut siku-siku e. Pola aliran sungai yang berpencar, tetapi sungai orde satu berpusat pada sungai orde dua yang melingkar
35. Pola aliran yang dicirikan dengan percabangan anak-anak sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku ialah .... a. Pola aliran dendritik b. Pola aliran paralel c. Pola aliran trellis d. Pola aliran menyebar e. Pola aliran memusat
36. Pola aliran yang memusat pada suatu lahan tertentu disebut .... a. Pola aliran dendritik b. Pola aliran paralel c. Pola aliran trellis d. Pola aliran menyebar e. Pola aliran memusat
150
37. Genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisik, kimiawi, dan biologis ialah .... a. Danau b. Rawa c. Sungai d. Laut e. Waduk
38. Rawa Pening merupakan salah satu jenis rawa yang terdapat pada provinsi .... a. Jawa Barat b. Jawa Tengah c. Jawa Timur d. DKI Jakarta e. Banten
39. Danau Lais Da Rims di negara Swiss merupakan salah satu yang termasuk ke dalam bagian danau yang karst, hal ini disebabkan karena .... a. Terjadi pada daerah kapur, terbentuk akibat proses pelarutan batuan kapur oleh hujan b. Terjadi akibat letusan gunung api c. Terbentuk oleh tenaga endogen d. Terbentuk dari gabungan proses vulkanik dan tektonik e. Terbentuk karena es mencair
40. Danau bendungan, merupakan nama lain dari istilah .... a. Danau Tektonik b. Danau Ladam c. Waduk d. Danau karst e. Danau gletser
151
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. b
21. e
2. a
22. a
3. a
23. a
4. c
24. c
5. a
25. a
6. c
26. a
7. d
27. c
8. e
28. a
9. d
29. b
10. a
30. c
11. d
31. a
12. e
32. e
13. a
33. d
14. d
34. a
15. a
35. c
16. e
36. e
17. a
37. b
18. a
38. b
19. e
39. a
20. d
40. c