PENERAPAN PETA PIKIRAN (MIND MAPS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PGRI BABAKANMADANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh : Resi Ayu Hanisyah (107013001027)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK Nama : Resi Ayu Hanisyah, Penerapan Peta Pikiran (Mind Maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul- Bogor, 2011 Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak duduk dibangku sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis adalah kemampuan dasar seseorang sebagai bekal belajar menulis dijenjang berikutnya. Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan paling sukar dalam tingkatan berbahasa. Pembelajaran menulis seringkali dianggap remeh oleh sebagian siswa, karena mereka menganggapnya membosankan dan mereka pun terkadang merasa kesulitan mengorganisasikan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulis. Pada penelitian ini saya mencoba menerapkan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis khususnya pada penulisan karangan eksposisi. Penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang dengan jumlah siswa 39 orang yang terdiri dari 19 laki-laki dan 20 perempuan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan menerapkan peta pikiran (mind maps). Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan penulis memberikan tes dan menyebarkan angket kepada siswa. Disamping itu, penulis melakukan wawancara kepada guru bidang studi bahasa Indonesia dan siswa. Pada saat pretes diperoleh rata-rata nilai sebesar 62,51 dengan nilai tertinggi adalah 70 dan terendah adalah 50. Sedangkan pada postes diperoleh ratarata nilai sebesar 75,21 dengan nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 70. Dari data tersebut diperolah kesimpulan bahwa pembelajaran menulis karangan eksposisi siswa kelas x sekolah menengah kejuruan (smk) PGRI babakanmadang meningkat setelah diterapkannnya peta pikiran (mind maps) dan siswa pun merasa termotivasi serta mampu menuangkan ide atau gagasan dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis karangan eksposisi siswa dapat terkembangkan secara optimal.
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, puji syukur penulis pajatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho dan bimbingan-Nya skripsi yang berjudul “Penerapan Peta Pikiran (Mind Maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor” dapat diselesaikan dengan lancar. Skripsi ini di susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd.) dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini beriskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skrispsi ini, banyak pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dukungan serta arahan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kash yang sedalam-dalamnya, penulis menyampaikan penghargaan kepada semua pihak dan orang-orang yang telah berjasa yaitu: 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dra. Budi Suci Nurani, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, atas bimbingan, arahan serta bantuannya lah skripsi ini diselesaikan dengan lancar. 4. Bapak dan Ibu guru beserta segenap staf dan karyawan SMK PGRI Babakamadang terutama Wibowo Saputro, MM.Pd., selaku kepala sekolah dan Masduki, M.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
iv
5. Ayahanda Ohan Burhan, S.Pd dan Umi Aisyah tercinta. Terima kasih telah memberikan kasih sayang yang tulus. Doa dan restumu adalah anugerah terindah dalam hidupku. Setiap tetesan keringatmu adalah semangat bagiku. 6. Adik-adikku tersayang yang tampan, terimakasih telah menghilangkan rasa bosan dan penat karena candaan dan keceriaan kalian. 7. Kekasihku Iwan Kurnia Rahmanto, yang selalu menemani di kala suka maupun duka. Terimakasih karena engkau tidak
pernah lelah
memotivasi, mengarahkan dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman seperjuanganku semua terutama teman-teman PBSI-B yang selalu memberikan
dukungan
serta
motivasi
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang perduli terhadap perkembangan dunia pendidikan. Oleh karena itu, penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan usulan bagi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah Swt jualah penulis memohon semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, 15 Desember 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Pembatasan Masalah
4
D. Rumusan Masalah
4
E. Tujuan Penelitian
5
F. Manfaat Penelitian
5
G. Tujuan Penulisan
7
BAB II LANDASAN TEORI
8
A. Hakikat Menulis
8
B. Karangan
11
C. Eksposisi
14
D. Peta Pikiran (Mind Maps)
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
22
A. Tempat dan Waktu Penelitian
22
B. Metode dan Rancangan Siklus PTK
22
vi
C. Persiapan PTK
23
D. Subjek Penelirian
24
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
24
F. Tahapan Intervensi Tindakan
24
G. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
25
H. Data dan Sumber Data
25
I. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data
26
J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
43
K. Teknik Pemeriksaan Studi
43
L. Teknik Analisis Data
44
M. Analisis Data dan Instrumen Hasil angket
44
N. Pengembangan Perencanaan Tindakan
46
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN 47
PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK PGRI Babakanmadang
47
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
48
C. Keadaan Guru, Staff, dan Administrasi
48
D. Deskripsi Data Hasil Pengamatan efek/Hasil Intervensi Tindakan
53
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
58
F. Analisis Data
59
G. Interpretasi Hasil Analisis
88
H. Pembahasan Temuan Penelitian
92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
96
A. Simpulan
96
B. Saran
97
vii
DAFTAR PUSTAKA
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Instrumen Pretes
26
Tabel 3.2
Instrumen Postes
27
Tabel 3.3
Pedoman Penilaian
28
Tabel 3.4
Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
45
Tabel 4.1
Keadaan Guru
48
Tabel 4.2
Staff dan Administrasi
51
Tabel 4.3
Nilai Pretes
52
Tabel 4.4
Urutan Nilai Pretes Terendah Sampai Tertinggi
54
Tabel 4.5
Nilai Postes
55
Tabel 4.6
Urutan Nilai Postes Terendah Sampai Tertinggi
56
Tabel 4.7
Kategori Pretes
58
Tabel 4.8
Kategori Postes
61
Tabel 4.9
Data Nilai Siswa Beserta Kategori Penilaian Pada Pretes dan Postes
64
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Siswa
66
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai Postes Siswa
67
Tabel 4.12
Data Pretes dan Postes Siswa
69
Tabel 4.13
Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa
Tabel 4.14
75
Saya lebih menyukai menulis karangan eksposisi dibandingkan dengan jenis karangan lain
76
Tabel 4.15
Menulis eksposisi sangat mudah
76
Tabel 4.16
Saya pernah menulis karangan eksposisi sebelumnya
77
Tabel 4.17
Karangan eksposisi sangat memberikan manfaat bagi pengetahuan siswa, karena banyak memberi informasi
ix
77
Tabel 4.18
Karangan eksposisi menjadikan siswa terampil dan cerdas dalam menulis
Tabel 4.19
Karangan eksposisi banyak memberi manfaat tidak hanya dalam pembelajaran
Tabel 4.20
79
Menulis karangan eksposisi tidak membutuhkan waktu yang lama
Tabel 4.21
78
79
Menulis karangan eksposisi membuat siswaantusias dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
80
Tabel 4.22
Saya baru mendengar metode peta pikiran (mind maps)
80
Tabel 4.23
Metode peta pikiran (mind maps) adalah metode yang sangat menarik. dan menyenangkan
Tabel 4.24
Metode peta pikiran (mind maps) membuat pembelajaran menulis menjadi semakin mudah
Tabel 4.25
81
Peta pikiran (mind maps) tidak membuat pikiran menjadi buntu
Tabel 4.26
81
82
Peta pikiran (mind maps) membuat siswa dapat mengeksplor segala pengetahuannya
83
Tabel 4.27
Peta pikiran (mind maps) sangat fleksibel
83
Tabel 4.28
Peta pikiran (mind maps) mengarahkan siswa untuk lebih terarah dalam menulis
Tabel 4.29
84
Menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran sangat membantu saya dalam mengorganisasikan ide-ide kreatif
Tabel 4.30
84
Saya tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind maps)
Tabel 4.31
Menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran
x
85
(mind maps) membuat siswa lebih rapi dan terarah dalam menulis Tabel 4.32
85
Saya merasa kemampuan menulis karangan eksposisi mengalami peningkatan setelah mempergunakan
Tabel 4.31
metode peta pikiran (mind maps)
86
Perolehan Nilai Menulis Dari Pretes Sampai Postes
93
xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan
berpikir,
mengungkapkan
gagasan,
perasaan,
pendapat,
persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dari empat keterampilan berbahasa lainnya dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam lembaga pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan menulis sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif. Dengan menulis seseorang akan lebih mengenali potensi dan kemampuan
dirinya
dalam
berpikir,
bernalar,
berpengetahuan,
mengembangkan gagasan dan menyerap berbagai informasi serta memperluas cakrawala keilmuan. Di samping itu bagi yang rajin menulis akan terlatih dalam memperluas gagasan secara sistematis dan logis, mengungkapkan 1
2
secara jelas dan menilai gagasanya secara objektif. Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu keterampilan menulis harus ditanamkan sejak dini. Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan suatu kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan. Walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa itu masing-masing saling melengkapi. Keterampilan menulis merupakan keterampilan paling sukar dalam tingkatan berbahasa. Untuk dapat menggunakan bahasa melalui sebuah tulisan, kita harus merangkaikan ide atau gagasan menjadi suatu tulisan yang bermakna utuh dan padu, agar pembaca dapat mengerti gagasan yang kita sampaikan. Selain mengorganisasikan idea tau gagasan, penulis juga harus dapat merangkaikan kalimat dengan tepat dan logis. Para pembaca sering kesulitan memahami dan mengartikan tulisan, karena kata-kata dalam kalimat yang dirangkaikan tidak jelas artinya atau tujuannya. Sebenarnya kemampuan menulis dapat dimiliki dengan cara berlatih terus-menerus. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia seringkali pembelajaran menulis sangat menjenuhkan. Dalam pelaksanaan KBM guru menyuruh siswa menulis karangan tanpa memberikan penjelasan. Padahal guru merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan KBM. Guru dituntut menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai kompetensi pembelajaran menulis yang akan
3
dicapai siswa. Menurut Smith dalam Suparno, pengalaman belajar menulis siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri.1 Dengan gambaran tersebut berbagai teknik pembelajaran dapat diterapkan untuk menunjang kemampuan menulis siswa. Salah satunya dengan strategi pembelajaran peta konsep atau peta pikiran (mind maps). Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Strategi peta pikiran dilakukan dengan membuat suatu sajian visual tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik dihubungkan satu sama lain. Peta pikiran sendiri bertujuan untuk membantu para siswa menuangkan gagasannya ke dalam tulisan yang lebih berstruktur. Salah satu pengajaran yang dapat diterapkan adalah dalam pembelajaran mengarang, misalnya karangan eksposisi. Dengan penerapan strategi peta pikiran siswa akan lebih mudah dan terarah. Peta pikiran akan membantu siswa membangkitkan ide-ide orisinil dan memacu ingatan secara lebih mudah.2 Siswa tidak akan merasa kesulitan karena strategi peta pikiran sangat menyenangkan dan memacu siswa lebih kreatif. Berkaitan dengan hal itu, penerapan teknik peta pikiran dalam menulis karangan eksposisi diharapkan mampu mengaktifkan kemampuan berpikir siswa dalam pengajaran bahasa. Selain itu, hasil belajar siswa diharapkan meningkat karena dalam proses pembelajarannya siswa digiring untuk memahami suatu konsep dan pengalaman. Berdasarkan gambaran diatas, peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Atas dasar itulah maka peneliti mengaplikasikanya dalam judul Penerapan Peta Pikiran (mind
maps) Sebagai Upaya Peningkatan Menulis Karangan
Eksposisi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang. Di SMK PGRI Babakanmadang, pemahaman tentang karangan eksposisi ini masih terbatas. Melalui penerapan peta pikiran ini, para siswa dapat dengan 1
Suparno dan Yunus Muhammad, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.4. 2 Bobby DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2005), h. 152.
4
mudah dalam membuat karangan eksposisi karena topik utama dan penjelas sudah dikonsep dan diarahkan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Belum ditemukan strategi pembelajaran menulis yang tepat. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan. 3. Penerapan peta pikiran (mind maps). 4. Menulis eksposisi. 5. Penerapan Peta Pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, penulis membatasi masalah penelitian ini pada “Penerapan Peta Pikiran (mind maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang”.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana penerapan peta pikiran (mind maps) terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor? 2. Seberapa besar peningkatan kemampuan
menulis karangan eksposisi
melalui penerapan peta pikiran (mind maps) pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor ?
5
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian umum dan khusus adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Umum a. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan
peta pikiran di kelas X SMK PGRI Babakanmadang,
Sentul-Bogor. 2. Tujuan Khusus Tujuan penelitian khusus ini adalah untuk: a. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan peta pikiran (mind maps) pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor. b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara efektif melalui peta pikiran (mind maps) dalam peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor. c. Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa setelah diterapkan peta pikiran.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya teori tentang teknik peta konsep dalam pembelajaran menulis. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk siswa, guru dan lembaga pendidikan yag terkait. a. Bagi Siswa 1) Tumbuhnya dorongan yang kuat pada diri siswa dalam proses pembelajaran menulis.
6
2) Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif maupun afektif. 3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang menulis. b. Bagi Guru 1) Diperolehnya teknik pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis karangan eksposisi. 2) Menambah keluasan dan kedalaman konsep menulis bagi guru bahasa dan sastra Indonesia. 3) Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga para guru dapat meningkatkan pembelajaran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada. 4) Membantu
memperlancar
proses
pelaksanaan
pembelajaran
menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran. 5) Mendorong guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk memperbaiki kinerjanya. c. Bagi Lembaga Pendidikan yang terkait 1) Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu. 2) Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar. 3) Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbiki proses belajar mengajar umumnya dan pembelajaran menulis karangan khususnya. 4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif. 5) Meningkatnya kemampuan menulis karangan eksposisi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
7
G. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana (S1). 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi setelah diterapkan teknik peta pikiran.
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis pada hakikatnya merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan aktif. 1 Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.2 Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.3 Jadi menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ber bentuk tulisan sebagai media yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada orang lain. Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung dua hal, yaitu isi dan cara pengungkapan atau penyajian. Keduanya saling mempengaruhi. Substansi sebuah tulisan dan tujuan penulisan akan menentukan cara pengungkapan, apakah lebih bersifat formal atau informal, dan ragam wacana yang akan digunakan, apakah lebih bersifat naratif, ekspositoris, argumentatif, atau persuasif. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Gorys Keraf mengemukakan bahwa manfaat menulis, yaitu untuk (1) Mengenal diri sendiri. (2) Lebih memahami orang lain. (3) Belajar mengamati dunia sekitar dengan cermat. 1
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3. 2 M. Atar Semi, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h. 16. 3 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.3.
8
9
(4) Mengembangkan proses berpikir secara jelas dan teratur. 4
2. Tahapan Menulis Secara umum tahapan menulis memiliki 4 tahapan di antaranya, pramenulis, menulis konsep, revisi, dan yang terakhir mengedit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan menulis. Betty mattix dalam bukunya yang berjudul Reasoning and Writing Well berpendapat bahwa Penilaian situasi retorik dapat dianggap sebagai tahap awal dari proses penulisan. Bagian 1 dari buku ini fokus pada tahap awal penulisan-yang mempertimbangkan situasi retorik, pra-penulisan, dan penyusunan. Bagian 2 fokus pada hal-hal yang muncul selama revisi dan pengeditan. Cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan menghilangkan segala mitos yang Anda mungkin telah dengar tentang menulis. Selanjutnya Anda akan memiliki kecenderungan untuk melakukan pendekatan " rancangan yang sempurna", yaitu mengharapkan untuk menyempurnakan setiap kalimat saat pertama kali dibuat. a. Pra-penulisan. Tahap pertama dari menulis adalah pengaturan berbagai ide secara sederhana dalam berbagai bentuk atau macam yang berguna bagi fragmen, daftar, kalimat, atau susunan yang anda buat. Tujuan dari pra-penulisan adalah untuk menangkap dan menyimpan ide-ide yang ada. b. Penyusunan. Ketika dalam penyusunan, Anda mengubah ide menjadi kalimat dalam cara yang kurang atau agak terorganisir. Tujuan berikutnya adalah membiarkan ide-ide Anda mengembangkan, memperluas,
dan
membentuk
hubungan-hubungan
yang
Penyusunan adalah tahap utama dalam penemuan dan eksplorasi.
4
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), h. 8-9.
ada.
10
c. Revisi. Meskipun revisi diklasifikasikan sebagai tahap ketiga dari menulis, hal itu terjadi setiap saat - berulang kapan saja diperlukan. Selama revisi, tujuan Anda adalah memikirkan kembali, memperbaiki, dan mengembangkan ide-ide yang ada. d. Mengedit / membaca kembali. Tahap akhir ini membutuhkan pengujian terhadap ide-ide, rincian, kata-kata, tata bahasa, dan tanda baca yang berpengaruh dalam setiap kalimat.5 Sedangkan dalam buku lain, tahapan menulis antara lain. a. Pramenulis (prewriting) Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan ditulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memperoleh gagasan untuk dituliskan dan memilih tema tulisan. b. Menulis konsep (drafting) Tahap ini siswa membuat konsep karangannya dalam bentuk kasar. Dalam tulisan kasar inilah penulis berupaya untuk menarik pembaca dengan tulisannya. Dengan demikian konsep tulisan yang masih kasar ini lebih mengutamakan isi bukan hal-hal bersifat mekanis. Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemetaan pikiran yang sudah dibuatnya pada langkah pramenulis. c. Merevisi (revising) Pada tahap perbaikan siswa membaca kembali tuisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan tulisannya. Siswa berkesempatan untuk merevisi kekeliruan yang dibuatnya, baik dalam kekeliruan dalam penenmpatan gagasan, penyususnan tulisan, atau terkait dengan isi tulisan.
5
Betty Mattix Dietsch, Reasoning and Writing Well: a rhetoric, research guide, reader, and handbook, (New York: McGraw-Hill, 2006), h. 10-11.
11
d. Mengedit (editing) Mengedit merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa mengedit kesalahan mekanikal yang dibuatnya pada waktu menulis draf kasar. Pengeditan lebih diarahkan pada ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal lainnya. e. Publikasi (publishing) Setelah semua tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap publikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kelas.6
B. Karangan 1. Arti Karangan Kata karangan terdiri atas kata dasar karang dan akhiran –an . di antara arti kata karang ialah : rangkai, susun, gubah, cipta. Karangan berarti : rangkaian, susunan, gubahan, ciptaan, komposisi, karya. Sebagaimana dikatakan di atas, berdasarkan makna katanya, karangan berarti rangkaian, susunan, atau komposisi. Yang dirangkai adalah beberapa kesatua pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah komposisi.7 Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.8 Robert Lado dalam wahyu wibowo mengungkapkan bahwa mengarang adalah
menurunkan
atau
melukiskan
lambang-lambang
grafik
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
6
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 119-121. 7
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), h. 228. Suparno, Mohammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 3.1. 8
12
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.9 Karangan bisa berpuluh-puluh atau beratus-ratus halaman dan ada yang dibagi-bagi menjadi beberapa bab. Akan tetapi, ada karangan dalam bentuk kecil/ bentuk mini yang disebut paragraf. Karangan mengandung satu pikiran utama atau topik yang dinyatakan dalam satu kalimat utama dan dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas, misalnya dua sampai lima kalimat. Jadi karangan adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang dirangkai dalam satu kesatuan pikiran yang bertujuan untuk mengungkapkan atau menyampaikan suatu gagasan ke dalam bentuk tulis.
2. Bentuk Karangan Penamaan ragam suatu karangan lebih didasarkan atas corak yang paling dominan pada karangan tersebut. a. Deskripsi (Pemerian) Deskripsi
adalah
ragam
wacana
yang
melukiskan
atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. b. Narasi (Penceritaan atau Pengisahan) Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
9
Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.. 56.
13
c. Eksposisi (Paparan) Eksposisi
adalah
ragam
wacana
yang
dimaksudkan
untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas apa yang akan disampaikannya. d. Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian) Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. e. Persuasi Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosioanal.10
3. Cakupan Karangan Di muka sudah diketengahkan arti karangan. Berdasarkan hal itu, bila kita membicarakan karangan, ada beberapa hal penting yang perlu dicatat, yaitu: topik (tema), struktur, dan bahasa. Topik adalah pokok pembicaraan atau inti bahasan. Yang dimaksud struktur adalah penyusunan (pengorganisasian) karangan. Telah dimaklumi 10
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.11-1.13.
14
bahwa alat utama kerangka adalah bahasa. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, atau kemauan disalurkan melalui bahasa. Dan agar bahasa, sebagai alat pelahir kesan batin, berfungsi sebagaimana mestinya, tuntutan bahasa yang baik dan benar harus dipenuhi, misalnya : kaidah ejaan, kaidah tata bahasa, pilihan kata (diksi), ragam yang sesuai, di samping penguasaan kosa kata.11
4. Bagian Utama Karangan Karangan yang tersusun lengkap biasanya memenuhi tiga bagian utama. Ketiga bagian itu adalah : pendahuluan, isi (tubuh) karangan, dan penutup. Bagian pendahuluan mengetengahkan hal-hal yang menarik perhatian pembaca tentang masalah yang dibahas dan alasan pembahasan. Isi (tubuh) karangan adalah rincian atau pengembangan apa yang dinyatakan pada pendahuluan. Bagian penutup diwujudkan dalam satu bab, yaitu kesimpulan dan saran.12
C. Karangan Eksposisi 1. Hakikat Eksposisi Eksposisi
adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk menuangkan ide,
menjelaskan fakta dan opini. Jenis tulisan ini seringkali digunakan dalam buku teks, artikel majalah, dan laporan penelitian ilmiah (exposition is the type of writing devoted to the exspression of ideas, to explanations of fact and opinion. It is the kind used in textbooks, magazine articles, and reports of scientific research).13 Eksposisi berasal dari kata bahasa inggris exposition yang berarti “membuka” atau “memulai”. Dan memang karangan eksposisi ini itu
11
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta, FITK UIN, 2004), h. 231. Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia,………………………., h. 232. 13 Louise E. Rorabacher and Georgia Dunbar, Assignments in Exposition: Sixth Edition, (New York, Harper & Row Publishers,___), h.3. 12
15
merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.14 Eksposisi adalah bentuk karangan yang menyampaikan informasi, menjelaskan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca.15 Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.16 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yag berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi. Ciri-ciri tulisan eksposisi adalah sebagai berikut. 1) Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan. 2) Tulisan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. 3) Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku. 4) Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis. 14
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.4. 15 Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN , 2004), h. 230. 16 Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Flores: Nusa Indah, 1982), h. 3.
16
5) Disajikan dengan nada netral, tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.17
2. Langkah-Langkah Penyusunan Eksposisi Langkah yang kita tempuh dalam membuat eksposisi ialah sebagai berikut: a. Menentukan topik karangan. b. Menentukan tujuan penulisan. c. Merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik.18
3. Teknik Pengembangan Eksposisi Proses kegiatan yang kita laksanakan dalam menulis eksposisi dimulai tatkala kita memikirkan topik karangan. Namun, kegiatan menulis “yang sesungguhnya”, dalam arti mengembangkan tulisan dalam karangan, kita mulai setelah kerangka karangan tersusun dan bahan-bahan penulisan terkumpul. Untuk mengembangkan karangan eksposisi, ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan. Teknik-teknik tersebut adalah:
a. Teknik identifikasi Teknik identifikasi adalah sebuah teknik pengembangan eksposisi yang menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Sesuatu yang diidentifikasi dapat bersifat fisik atau konkret, dapat pula bersifat nonfisik atau abstrak. Kalau kita menggunakan teknik ini, kita harus mengenal dan melacak ciri-ciri objek secara baik. Kemudian,
17
M. Atar Semi, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h.
71. 18
Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.7.
17
lakukan proses penggambaran atau penjabaran ciri-ciri khusus objek yang akan dipaparkan. b. Teknik Perbandingan Pengembangan eksposisi dengan teknik perbadingan ini kita lakukan dengan mengemukakan uraian yang membandingkan antara hal-hal yang kita tulis dengan sesuatu yang lain. Perbandingan ini kita lakukan dengan menunjukkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara keduanya. Hal lain yang digunakan sebagai bandingan tentunya adalah hal yang telah diketahui pembaca. Dengan mengetahui kondisi pembaca kita dapat memperkirakan hal-hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui pembaca. Dengan membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh pembaca dapat diharapkan pembaca lebih mudah memahami hal baru yang kita sampaikan. c. Teknik Klasifikasi Dengan klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-golongkan secara logis dan jelas menurut dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut. Hubungan yang logis dan jelas ini dapat dilihat ke bawah, ke atas, dan ke samping. d. Teknik Definisi Secara umum definisi itu adalah eksposisi terhadap arti kata-kata. Para pemakai bahasa biasanya selalu membatasi ragam arti kata-kata dalam bahasanya. Semakin jelas pembatasan arti itu, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, maka semakin jelas pula komunikasi gagasan atau ide dalam pikiran si penulis kepada pembacanya. Definisi kurang lebih merupakan penjelasan formal terhadap pembatasan-pembatasan arti-arti dengan tujuan
untuk jelasnya komunikasi. Oleh karena itu, definisi
banyak digunakan untuk mengembangka karangan eksposisi.
18
e. Teknik analisis Dalam karangan eksposisi kita menjelaskan sesuatu, memberi keterangan tentang sesuatu, atau kita mengembangkan sebuah gagasan. Supaya eksposisi kita mudah diterima oleh pembaca, karena jelasnya, maka kita gunakan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan teknik analisis. Analisis itu merupakan cara memecahkan suatu pokok masalah. Suatu pokok masalah dipecah menjadi bagian-bagian yang logis. Cara penganalisisan suatu pokok masalah dapat bermacam-macam cara, sesuai dengan penglihatan dan penalaran kita. Oleh karena itu, teknik analisis dalam karangan eksposisi bisa mengambil bentuk bermacam-macam, antara lain analisis proses, analisis sebab-akibat, analisis bagian, dan analisis fungsional.19
D. Peta Pikiran (Mind Maps) 1. Pengertian Peta pikiran (Mind Maps) Peta konsep atau Peta Pikiran, pertama kali ditemukan oleh Tony Buzan. Teknik ini didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.20 Pemetaan pikiran atau peta konsep adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.21 Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.22
19
Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.9-5.21. 20 Bobbi DePorter dan Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (New York: Dell Publishing. 1992), h. 153. 21 Mell Silberman, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2009), h. 188. 22 Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2004), h. 175.
19
Pembuatan peta pikiran adalah strategi untuk membuat catatan mengenai hal-hal yang dianggap penting sebelum menulis, dengan kata lain, menulis ide-ide tentang topik tersebut dan mengembangkan ide-ide sejenis tersebut yang telah diasosiasikan oleh pemikiran penulis (making mind maps is a strategy for note-making before writing, in other words, scribbling down ideas about the topic and developing those ideas as the mind makes associations).23 Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peta pikiran adalah proses berpikir kreatif peserta didik dalam menghasilkan ideide atau gagasan serta memudahkan dalam mengingat informasi. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Cara ini menenangkan, menyenangkan dan kreatif. Pikiran anda tidak akan menjadi mandeg karena mengulangi catatan jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran. Peta pikiran mudah dipelajari dan digunakan, dengan berlatih membuatnya dan kemudian menguasainya, siswa akan dapat segera memperbaiki kemampuan menulis dan mempergunakan waktu secara lebih efektif. Pemetaan pikiran memungkinkan siswa menuangkan informasi yang diperoleh di atas kertas sesuai cara pikiran siswa masing-masing dalam mengolahnya. Untuk membuat suatu peta pikiran, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat.
23
Tricia Hedge, Writing, (New York: Oxford University Press. 1990), h. 30.
20
Pemetaan pikiran memungkinkan siswa menuangkan informasi yang diperoleh di atas kertas sesuai dengan cara pikiran siswa mengolahnya, bukannya dalam bentuk garis besar yang kaku. Setiap peta pikiran adalah hasil khas pribadi orang yang membuatnya, tidak ada peta pikiran yang benar atau salah. Peta pikiran adalah teknik yang sangat tepat diterapkan dalam keterampilan menulis, karena dapat membantu siswa mengembangkan gagasan, ide, dan pikiran dalam bentuk tulisan. 2. Unsur-Unsur Peta Pikiran (mind maps) Pemetaan pikiran adalah pencatatan nonlinier, tetapi tidak semua bentuk pencatatan nonlinier termasuk pemetaan pikiran. Sewaktu mengembangkan dan meneliti teknik ini. Buzan menyadari bahwa ada beberapa keuntungan tertentu yang diperoleh dari tiap unsur pemetaan pikiran. Unsur-unsur ini adalah :
Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan, diletakkan di tengah halaman.
Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa peniaian.
Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.
Gagasan atau kata kunci dihubungkan ke focus pusat dengan garis.
Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan.
Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain.24
Menurut Dahar dalam Bobby, peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna.
24
Joyce Wycoff, Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 66-68.
21
Manfaat peta pikiran adalah sebagai berikut : 1. Fleksibel. 2. Dapat memusatkan perhatian. 3. Meningkatkan pemahaman. 4. Menyenangkan.25
25
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2005) , h. 172.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI Babakanmadang pada siswa kelas X. Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Agustus sampai November Tahun Akademik 2011-2012. B. Metode dan Rancangan Siklus PTK Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan atau arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.23 Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK partisipan. PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus pertama pretes dan siklus kedua postes untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama dalam menulis karangan eksposisi melalui teknik peta pikiran (mind maps). Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
23
E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.11.
22
23
Permasalahan
Siklus I
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/
Refleksi I
pengumpulan data I Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
Siklus II Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 1, Siklus Kegiatan PTK24
C. Persiapan PTK Sebelum PTK dilaksanakan dibuat berbagai input instrumen yang akan digunakan uuntuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD). Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) Lembar Kerja Siswa, (2) Lembar Pengamatan, (3) Lembar Angket, dan (4) Lembar Evaluasi.
24
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. Kesepuluh, h. 74.
24
D. Subjek Penelitian Dalam PTK ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor yang terdiri dari 39 siswa dengan komposisi perempuan 20 siswa dan laki-laki 19 siswa. E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencanaan tindakan, dan pelaksana tindakan. Peneliti dalam penelitia ini berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia SMK PGRI Babakanmadang. F. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan pelaksanaan tindakan terdiri dari satu siklus yang terdiri dari siklus satu pretes dan siklus satu postes, yang bergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini : 1. Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi dan mengambil data pretes, kemudian merumuskan masalah. b. Bersama
guru
Bahasa
Indonesia
yang lain (team teaching)
berkolaborasi menerapkan peta pikiran sebagai solusi pemecahan masalah menulis karangan eksposisi. c. Persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti: pembuatan silabus, rencana pembelajaran, dan lembar kerja siswa. d. Membuat alat evaluasi, 2. Pelaksanaan /Tindakan a. Guru menjelaskan rencana kegaiatan yang akan dilakukan. b. Guru membimbing siswa untuk membuat sebuah karangan eksposisi pada selembar kertas. c. Setiap siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain memperhatikan dan menilai hasil kerja temannya.
25
d. Guru memberikan latihan aplikasi konsep dan memberikan tugas yang sama pada pertemuan berikutnya, e. Memberi tes di akhir siklus sebagai postest. 3. Pengamatan Peneliti sebagai guru dibantu seorang observer mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil menulis karangan eksposisi siswa. 4. Refleksi Menganalisis dan mengulas data meliputi hasil tes dan hasil observasi. Analisis data dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi siswa, terutama setelah diterapkan peta pikiran. Jika dari refleksi pada siklus I, terlihat adanya kekurang sempurnaan maka dilakukan perbaikan-perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus I pada siklus berikutnya.
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 1. Siswa mampu memahami cara menulis karangan eksposisi. 2. Siswa mampu memahami tentang teknik peta pikiran. 3. Siswa dapat menerapkan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. 4. Siswa dapat menggunakan teknik peta pikiran dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi.
H. Data dan Sumber Data Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sumber Data : Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, guru dan peneliti. 2. Jenis Data
: Jenis data kualitatif yang terdiri dari hasil wawancara,
hasil observasi, hasil angket, dan hasil menulis karangan siswa.
26
I. Instrumen –Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Instrumen Tes Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.25 Tes dibagi menjadi tiga, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tes tertulis. Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal (pretes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.26 Teknik tes dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dari penggunaan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Teknik pengumpulan data tes berupa pretes dan postes. Pada waktu pretes, siswa diberikan tugas menulis karangan eksposisi. Pada waktu postes siswa diberi tugas mengembangkan karangan eksposisi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik ini sebagai berikut: 1) Mempersiapkan dan membuat instrumen tes 2) Mengujicobakan tes 3) Mengolah dan menganalisis hasil tes.
25
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 67 26 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 69-70.
27
Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian yang terdiri dari:
Tabel 3.1 Intrumen Pretes
Menulis Karangan Eksposisi (Pretes) Petunjuk 1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang disediakan. 3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Waktu mengerjakan 40 menit. Soal 1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan tema “Lingkungan Sekolah SMK PGRI Babakanmadang” dengan memperhatikan:
Isi gagasan yang diungkapkan yang didukung data dan peristiwa.
Penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kelogisan isi karangan.
Topik atau ide pokok.
Pemilihan kata.
SELAMAT MENGERJAKAN
28
Tabel 3.2 Instrumen Postes
Menulis Karangan Eksposisi (Postes) Petunjuk 1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang disediakan. 3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Waktu mengerjakan 40 menit. Soal 1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan tema “SENTUL CITY” dengan memperhatikan:
Isi gagasan yang diungkapkan yang didukung data dan peristiwa.
Penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kelogisan isi karangan.
Topik atau ide pokok.
Pemilihan kata.
SELAMAT MENGERJAKAN
29
Analisis tes dilakukan dengan cara menentukan komponen penilaian pengembangan karangan eksposisi dengan skala untuk masing-masing aspek penilaian. Adapun kriteria penilaian penulisan karangan eksposisi sebagai berikut :
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Teknik Penulisan Skor 1-25 1-20
1-15 1-5
Kriteria Penilaian Tulisan ditata dengan baik Tulisan sudah ditata dengan baik, walaupun ada bagian yang sedikit kurang lengkap Kekurangan dalam penataan tulisan seimbang, dengan hal-hal yang sudah baik Tulisan tidak ditata dengan baik, urutan penulisan kacau.
Dukungan Data (Fakta Peristiwa) Skor 1-25 1-20
Kriteria Penilaian Isi karangan sangan sesuai dengan data Ada sedikit hal yang tidak sesuai dengan data, walaupun tidak mengurangi isi karangan
1-15
Lebih banyak dijumpai hal yang tidak sesuai dengan data
1-5
Isi benar-benar tidak sesuai dengan data
30
Penggunaan Bahasa Skor 1-20 1-15
Kriteria Penilaian Struktur bahasa yag digunakan tidak satupun yang salah Terdapat sedikit kesalahan struktur bahasa, tetapi mungkin kekeliruan penulisan
1-10
Masih terdapat kesalahan struktur bahasa
1-5
Tulisan tidak ditata dengan baik, urutan tulisan kacau
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Skor 1-15
1-10
1-7 1-5
Kriteria Penilaian Sangat cermat, tidak ada penyimpagan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca Sudah cermat, walaupun ada sedikit kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca Terdapat cukup banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca Penggunaan ejaan dan tanda baca sangat kacau
Pilihan Kata/Diksi Skor 1-15
1-10
1-5
Kriteria Penilaian Kata-kata yang digunakan bervariasi dan penggunaan bentuk karangan sangat tepat Kata-kata yang digunakan bervariasi, hanya terdapat sedikit kata-kata yang kurang cocok dan penggunaan bentuk karangan sudah tepat Terdapat beberapa penggunaan kata atau istilah yang kurang tepat, tetapi tidak mengganggu pemahaman
31
2. Instrumen Nontes Penilaian nontes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat dan kepribadian.27 Dalam instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Lembar observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.28 Lembar observasi ini terbagi menjadi dua, yaitu lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa
dalam
kegiatan pembelajaran. Lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses pengajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran, apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengamati interaksi pembelajaran di kelas.
b) Interviu (interview) Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan interviu terpimpin atau guided interview , yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur.29
27
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 69. 28 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. Kesepuluh, h. 127. 29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. Ketigabelas, h. 155-156.
32
c) Angket atau Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadiya, atau hal-hal yang ia ketahui.30 Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau interpretasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan perasaan dan lain-lain.31Angket diberikan kepada siswa setelah berakhirnya penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui respon siswa setelah belajar menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran. Respon siswa yang ingin diketahui adalah apakah responnya baik, sedang, atau buruk.
d) Instrumen Perlakuan Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan peta pikiran. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cetakan ketigabelas, h. 151. 31 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas : sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 173.
33
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Sekolah
: SMK PGRI Babakanmadang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ semester
: X/Ganjil
Aspek
: Menulis
Alokasi Waktu
: 2 X 40 Menit (1 pertemuan)
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
A. Standar Kompetensi Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana. B. Kompetensi Dasar Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat. C. Indikator Karakter siswa yang diharapkan : -
Gemar menulis, siswa dengan materi dan metode ini akan menjadi senang dan rajin menulis.
-
Cermat, siswa akan semakin cermat dalam menulis secara runtut dan sistematis setelah adanya metode ini.
34
D. Materi Pembelajaran Pengertian karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.
Langkah-langkah menyusun karangan eksposisi Langkah yang kita tempuh dalam membuat karangan eksposisi adalah pertama, tentukan topik karangan, kedua menentukan tujuan penulisan, dan yang ketiga adalah merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Dalam membuat karangan eksposisi ada teknik-teknik yang harus diperhatikan di antaranya, teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik klasifikasi, teknik definisi, dan terakhir teknik analisis. E. Metode -
Tanya jawab
-
Ceramah
-
Penugasan
35
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pendahuluan -
Guru mengucap salam.
-
Guru membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa.
-
Guru membagikan memberikan modul tentang pembelajaran yang akan disampaikan.
-
Guru memberi apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi -
Siswa memikirkan serta membuat kerangka karangan eksposisi.
-
Siswa mengerjakan karangan secara individu.
-
Siswa diharuskan mengarang dengan kreatif sesuai tema.
b. Elaborasi -
Siswa didampingi guru mengerjakan tugas, dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami siswa dapat menanyakan langsung kepada guru.
-
Siswa memulai mengerjakan karangan eksposisi dengan tema ”SMK PGRI Babakanmadang” selama 35 menit.
c. Konfirmasi -
Guru memberi penguatan tentang materi hari ini.
G. Sumber Belajar 1. LKS
36
H. Penilaian Indikator pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
penilaian
instrumen
Setelah
Instrumen/soal
mempelajari
materi
ini,
siswa
diharapkan: 1) Mampu menetapkan topik
berdasarkan
tema tertentu. 2) Menyusun kerangka karangan eksposisi.
Buatlah karangan
3) Mengembangkan
Penugasan
kerangka yang telah disusun
menjadi
sebuah
karangan
eksposisi
eksposisi dengan cermat!
dengan
pemilihan bentuk
Tes uraian
kata,
ungkapan
kata, dan yang
tepat.
Alat penilaian/pedoman penilaian Tabel 1 Pretes No
Nama
I
II
III
IV
V
1-25
1-25
1-20
1-15
1-15
Jumlah
37
Keterangan Unsur yang dinilai
Skor
No.
Skor siswa Pretes
Maksimal
1.
Teknik penulisan
25
2.
Dukungan data/fakta peristiwa
25
3.
Penggunaan bahasa
20
4.
Penggunaan ejaan dan tanda baca
5.
Pilihan kata/diksi Jumlah
15
15 100
Babakanmadang, 17 September 2011 Peneliti
Resi Ayu Hanisyah
38
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Sekolah
: SMK PGRI Babakanmadang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ semester
: X/Ganjil
Aspek
: Menulis
Alokasi Waktu
: 2 X 40 Menit (1 pertemuan)
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
A. Standar Kompetensi Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana. B. Kompetensi Dasar Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat. C. Indikator Karakter siswa yang diharapkan : -
Gemar menulis, siswa dengan materi dan metode ini akan menjadi senang dan rajin menulis.
-
Cermat, siswa akan semakin cermat dalam menulis secara runtut dan sistematis setelah adanya metode ini.
39
D. Materi Pembelajaran Pengertian karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.
Langkah-langkah menyusun karangan eksposisi Langkah yang kita tempuh dalam membuat karangan eksposisi adalah pertama, tentukan topik karangan, kedua menentukan tujuan penulisan, dan yang ketiga adalah merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Dalam membuat karangan eksposisi ada teknik-teknik yang harus diperhatikan di antaranya, teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik klasifikasi, teknik definisi, dan terakhir teknik analisis.
E. Metode -
Tanya jawab
-
Ceramah
-
Peta Pikiran (mind maps)
-
Penugasan
40
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pendahuluan -
Guru mengucap salam.
-
Guru membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa.
-
Guru membagikan memberikan modul tentang pembelajaran yang akan disampaikan.
-
Guru memberi apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi -
Siswa memikirkan serta membuat kerangka karangan eksposisi.
-
Siswa mengerjakan karangan secara individu.
-
Siswa diharuskan mengarang dengan kreatif sesuai tema.
b.
Elaborasi -
Siswa didampingi guru mengerjakan tugas, dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami siswa dapat menanyakan langsung kepada guru.
-
Siswa memulai mengerjakan karangan eksposisi dengan tema ”SMK PGRI Babakanmadang” selama 35 menit.
c. Konfirmasi -
Guru memberi penguatan tentang materi hari ini.
G. Sumber Belajar 1. LKS
41
H. Penilaian Indikator pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
penilaian
instrumen
Setelah
Instrumen/soal
mempelajari
materi
ini,
siswa
diharapkan: 4) Mampu menetapkan topik
berdasarkan
tema tertentu. 5) Menyusun kerangka karangan eksposisi.
Buatlah karangan
6) Mengembangkan
Penugasan
kerangka yang telah disusun
menjadi
sebuah
karangan
eksposisi
eksposisi dengan cermat!
dengan
pemilihan bentuk
Tes uraian
kata,
ungkapan
kata, dan yang
tepat.
Alat penilaian/pedoman penilaian Tabel 1 Pretes No
Nama
I
II
III
IV
V
1-25
1-25
1-20
1-15
1-15
Jumlah
42
Keterangan Unsur yang dinilai
Skor
No.
Skor siswa Pretes
Maksimal
1.
Teknik penulisan
25
2.
Dukungan data/fakta peristiwa
25
3.
Penggunaan bahasa
20
4.
Penggunaan ejaan dan tanda baca
5.
Pilihan kata/diksi Jumlah
15
15 100
Babakanmadang, 24 September 2011 Peneliti
Resi Ayu Hanisyah
43
J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, menyebarkan angket, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa, serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian. Adapun tindakan yang diakukan adalah: 1. Pengambilan data dari berbagai nara sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa. 2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih akurat. Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, pedoan wawancara, menilai hasil praktik siswa. 3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. 4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 5. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
44
L. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. 1. Teknik Kuantitatif Pada teknik kuantitatif, peneliti menganalisis hasil kuantitatif dari siswa. Adapun yang diperoleh dari peneliti kemudian dikoreksi dengan memberikan nilai. Setelah itu nilai direkap keseluruhannya, untuk dihitung nilai rata-rata.
2. Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis teknik pengumpulan data yang berasal dari nontes, yaitu observasi atau pengamatan, angket, dan jurnal untuk mengetahui perubahan-perubahan dan perilaku siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I.
M. Analisis Data dan Intrumen Hasil Analisis Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan data.
32
Dari penelitian yang dilakukan data yag terkumpul
terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indicator keaktifan siswa, hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan peta pikiran (mind maps), dan hasil belajar yag berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah: a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana. b. Menentukan rata-rata keseluruhan siswa mengikuti tes, 1) Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal uraian.
32
Mahsun M.S, Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 253.
45
2) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus : Nilai akhir (NA)
= Jumlah skor yang didapat siswa X 100 Skor Maksimum
Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan : Nilai rata-rata (X)
= Jumlah skor seluruhnya Jumlah seluruh siswa
c. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai antara pretes ke postes dengan rumus: Selisih nilai
−
=
Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Persentase peningkatan nilai =
X 100 %
Keterangan: N = Jumlah siswa Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain pretes dan postes dengan menggunakan rumus
.
=
Keterangan : ∑
d=∑
−
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefisien t yang akan menunjukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi 5 % pada tingkat kepercayaan 95 %. Langkah-langkah penggunaan
sebagai berikut.
1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretes dan postes Md =
46
2) Mencari kuadrat deviasi ∑X²d = ∑
−
3) Mencari pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %. 4) Menguji signifikan koefisien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika
≥
, hipotesis diterima.
Jika
≤
, hipotesis ditolak.
Keterangan : Md
: mean dari perbedaan pretes dengan postes (postest-pretest)
Xd
: deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑x²d : jumlah kuadrat deviasi N
: subjek pada sampel
d.b.
: ditentukan dengan N-1.33
N. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia siswa, faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 306-308.
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK PGRI Babakanmadang Sekolah SMK PGRI Babakanmadang berdiri pada tahun 2002 dengan alamat . Jalan Raya Babakanmadang, Kec. Babakanmadang – Kab. Bogor. SMK PGRI ini diketuai oleh Bapak Wibowo Saputro, MM.Pd.
SMK PGRI
merupakan SMK swasta pertama yang berada di wilayah Babakanmadang.
47
ini
48
B. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah 1. Visi Sekolah Terwujudnya lulusan yang dapat diserap oleh dunia usaha. 2. Misi Sekolah 1. Melatih peserta didik untuk mampu berkarier. 2. Melatih peserta didik menjadi wirausahawan yang mandiri. 3. Membina siswa agar memiliki mental pekerja. 4. Mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan. 5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi secara optimal melalui kegiatan ekstrakurikuler. 3. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dari program SMK PGRI Babakanmadang adalah: 1. 2. 3. 4.
Pembenahan manajerial sekolah. Peningkatan mutu tenaga pendidik (guru). Pemeliharaan fasilitas sekolah. Pemenuhan sarana dan prasarana ruang kelas baru.
C. Keadaan Guru, Staf, dan Administrasi Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk menghantar anak didiknya kea rah yang lebih baik dan pada suatu taraf kematangan tertentu. Seorang guru dipercayakan untuk mengajar, dan juga dipercayakan untuk mengambil keputuan-keputusan, maka dari itu setiap lembaga pendidikan berupaya memiliki tenaga pengajar yang relevan dan berkompeten dengan pengembangan mata pelajaran di sekolah. SMK PGRI Babakanmadang daam hal ini juga selalu berupaya untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga pengajar yang professional dalam bidangnya dengan latar belakang pendidikan S1 dan S2.
49
TABEL 4.1 Keadaan Guru PROGRAM NORMATIF No
Pend. Terakhir
Nama Guru
Mengajar Mata Diklat
1
Drs. Yuyun Yuniardi
S1
Pend. Agama
2
Umar Nurdin
S1
Pend. Agama
3
Hj. Mursih S.Pd I
S1
PKN
4
Hendra Alamsyah, S.Pd
S1
Penjas
5
Masduki, MM.Pd
S II
Bahasa Indonesia
6
Drs. Sutoyo, MM.Pd
S II
Bahasa Indonesia
7
Drs. Saepudin
S1
Seni Budaya
8
Agus Suhendi, S.Pd
S1
Seni Budaya
Sumiarsih,
PROGRAM ADAFTIF 1
Marlina, A.Md
S1
Matematika
2
Rojayana, S Pd
S1
Matematika
3
Titik Astari, SE
S1
KKPI
4
Adam Malik, S. Sos. I
S1
Bahasa Inggris
5
Umar Nurdin
S1
Bahasa Inggris
6
Ade Suparmadi Susanto, S. Pd
S1
7
Fitri Suisti, SE
S1
Kewirausahaan
8
Neli Suantini, S. Pd I
S1
Bahasa Sunda (Mulok)
Kewirausahaan
50
9
Muhamad Sirinto, S.Pd.
S1
PLH (Mulok)
10
Drs. Sutoyo, MM.Pd
S II
PSP Jati Diri
11
Erom Irawan MM. Pd
S II
12
Effendi,
PSP Jati Diri
R. Ebudi Wangi Saputra, SE
S1
13
Siti Aminah, SE
S1
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
14
Marlina, A.Md
S1
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
15
R. Ebudi Wangi Saputra, SE
S1
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
PROGRAM PRODUKTIF - Melakukan Prosedur Adm - Pengadaan/pengumpulan dok - Memahami prinsip penyeleng.adm 1
Hery Rachmat Budiman, SH
S1
- Mengatur perjalanan dinas - Merencanakan &melaksanakan pertemuan - Menangani surat masuk & Keluar - Menerima prinsip kerjasm dg. kolega
2
Siti Aminah, SE
S1
- Memberikan pelayanan pd pelanggan - Bekerjasama dengan kolega
51
- Memproses transaksi keuangan - Mengg. Peralatan Kantor - Mengelola pertemuan rapat 3
Fitri Suisti SE
S1 - Menangani surat dan dok Kantor - Mengikuti Prosedur K3LH - Prosedur adm transaksi
4
Elya Puspita, SE
S1 - Mempersiapkan proses trans - melakukan negosiasi
- Melaksanakan konfirmasi bisnis 5
Qonita Ningrum, SE S1
- Melakukan konf kep pelanggan - Melak penyerahan produk - Mengoprs aplikasi perangkat
6
R. Ebudi Wangi Saputra, SE
S1
lunak - Membuat dokumen - Menerima prinsip prof.bekerja
7
Nining Rosini, MM.Pd
S II - Memahami prinsip-prinsip bisnis - Menata produk
8
Yulianingsih
S1
- Menemukan peluang baru - Melaksanakan pelayanan prima
52
Tabel 4.2 Staf dan Administrasi No
Nama
Ijazah tertinggi
Jurusan
Staf Bidang
1
H. Rahmat Priatna, MM.Pd
Strata II
Manajemen
Wakasek
2
Endang Sasmita, MM.Pd
Strata II
Manajemen
Pks.Bid Kurikulum
3
Istiarto, MM.Pd
Strata II
Manajemen
Pks. Bid. DU/DI
4
Subingat, MM.Pd
Strata II
Manajemen
Pks. Bid. Sarpras
5
Drs. Sutoyo, MM.Pd
Strata II
Manajemen
Pks. Bid. Humas
6
Ayun Lestari, S. Pd
Strata I
B. Indonesia Bendahara Sekolah
7
Elya Puspita, SE
Strata I
Ekonomi
Wakil Bendahara
8
Titik Astari, SE
Strata I
Ekonomi
Administrasi
9
Jenal Abidin
Strata I
Manajemen
Tata Usaha
10
Sandi Nur C Aditya
Strata I
IPA
Tata Usaha
11
Marsono, SE
Strata I
Manajemen
Tata Usaha
12
Suparta
SMP
-
Penjaga Sekolah
13
Endang
SD
-
Penjaga Sekolah
53
D. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan Pada penelitian ini, Jumlah murid SMK PGRI Babakanmadang kelas X sebanyak 39 siswa. Dari 39 siswa yang ada memiliki karakteristik yang berbedabeda, ada siswa yang aktif dan ada juga siswa yang pendiam. Jika dilihat dari tingkat kecerdasan, siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda, yaitu ada yang berkemampuan tinggi, sedang, bahkan rendah. Sedangkan dari latar belakang ekonomi umumnya adalah keluarga menengah ke bawah. Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, data yang telah terkumpul meliputi nilai pretes dan postes dari keseluruhan siswa. Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Dari hasil data nilai pretes dan postes siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Nilai Pretes
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Abdul Syukur Alfarizi Abdurahman B. Ace Abdul Jafar Ahmad Hakiki Ani Endang Oktaviani Arifin Barda Ali Suhada Deni Kurniawan Dede Rahmanudin Erna Wati Fardi Yana Fitriani Hamdani Hasan Basri
I 1-25 15 15 18 15 15 15 15 17 17 14 15 18 18 15
II 1-25 20 15 18 15 15 17 15 17 17 10 15 17 15 15
Pretes III 1-20 10 10 13 10 10 14 10 13 15 10 10 13 15 13
IV 1-15 8 8 10 8 10 10 7 8 8 8 7 8 8 10
V 1-15 7 7 8 7 8 10 7 8 8 8 7 8 8 8
Jumlah 60 55 67 55 58 66 54 63 65 50 54 64 64 61
54
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Hendra Gunawan Hidayatullah Hilda Indra Irawan Irma Sari Rahayu Irna Sofyan Kiki Pertiwi Marsiah Mulyadi M. Saefullah Nani Sumarni Neneng Herawati Nur Hasan Jamil mina Raras Susila Wati Riska Puspitasari Rusdi Sugiri Santi Sarah Siti Nuramilah Siti Sumiati Sri Maulani Tusnia Ningsih Tina Herlina Ubaedilah Winda Lestari Jumlah Rata-rata Ket:
15 18 17 17 17 17 18 18 18 18 13 15 18 15 18 15 15 18 18 15 18 18 18 15 13
I
: Teknik penulisan
II
: Dukungan data/fakta peristiwa
III
: Penggunaan bahasa
IV
: Penggunaan Ejaan dan tanda baca
V
: Pemilihan kata/diksi
15 18 18 15 18 18 13 18 18 18 14 15 18 17 18 15 17 19 18 15 18 15 19 20 15
13 13 13 13 15 12 10 15 15 15 12 13 15 13 17 12 13 13 17 15 17 15 13 15 13
8 10 8 8 8 8 8 10 8 8 7 7 10 8 8 8 7 10 8 8 9 8 10 10 7
7 10 8 10 10 8 8 9 8 8 7 8 9 8 8 7 7 10 8 8 8 8 10 10 7
58 69 64 63 68 63 57 70 67 67 53 58 70 61 69 57 59 70 69 61 70 64 70 70 55 2438 62.51
55
Dari nilai pretes yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai dari nilai yang terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut. Tabel 4.4 Urutan Nilai Pretes Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang 50
53
54
54
55
55
55
57
57
58
58
58
59
60
61
61
61
63
63
63
64
64
64
64
65
66
67
67
67
68
69
69
69
70
70
70
70
70
70
Berdasarkan tabel di atas nilai pretes terendah hingga tertinggi adalah nilai 50 ada 1 orang, nilai 53 ada 1 orang, nilai 54 ada 2 orang, nilai 55 ada 3 orang, nilai 57 ada 2 orang, nilai 58 ada 3 orang, nilai 59 ada 1 orang, nilai 60 ada 1 orang, nilai 61 ada 3 orang, nilai 63 ada 3 orang, nilai 64 ada 4 orang, nilai 65 ada 1 orang, nilai 66 ada 1 orang, nilai 67 ada 3 orang, nilai 68 ada 1 orang, nilai 69 ada 3 orang, nilai 70 ada 6 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah pretes 50 hanya 1 orang, dan nilai paling tinggi 70 hanya 6 orang. Sedangkan ratarata nilai yang diperoleh adalah 62,51 . Dari hasil pretes menulis karangan eksposisi di atas, siswa kelas X termasuk ke dalam kategori kurang baik. Sehingga, proses pembelajaran menulis karangan eksposisi harus ditindak lanjuti ke postes agar siswa mencapai nilai yang ingin diharapkan. Jika dilihat dari nilai-nilai siswa di atas maka pembelajaran menulis karangan eksposisi dikatakan belum berhasil. Banyak siswa yang tidak memperhatikan teknik penulisan, dukungan fakta, penggunaan bahasa, penggunaan ejaan, pemilihan kata, dan siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasannya.
56
Tabel 4.5 Nilai Postes
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Abdul Syukur Alfarizi Abdurahman B. Ace Abdul Jafar Ahmad Hakiki Ani Endang Oktaviani Arifin Barda Ali Suhada Deni Kurniawan Dede Rahmanudin Erna Wati Fardi Yana Fitriani Hamdani Hasan Basri Hendra Gunawan Hidayatullah Hilda Indra Irawan Irma Sari Rahayu Irna Sofyan Kiki Pertiwi Marsiah Mulyadi M. Saefullah Nani Sumarni Neneng Herawati Nur Hasan Jamil mina Raras Susila Wati Riska Puspitasari Rusdi Sugiri
I 1-25 18 20 20 18 20 18 18 20 20 20 18 20 20 20 20 18 18 20 22 20 18 20 18 20 18 22 20 18 18 18
II 1-25 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 18 23 20 22 20 20 22 20 20 18 20 18 20 20 20 20 18 18 20
Postes III 1-20 15 15 16 15 15 15 15 15 15 16 15 15 16 15 16 15 15 16 16 15 15 16 15 15 15 16 15 15 15 15
IV 1-15 12 10 12 10 10 10 10 10 10 12 10 10 12 10 12 10 10 11 12 12 10 12 10 10 10 12 10 10 10 10
V 1-15 10 10 12 10 10 10 10 10 10 12 10 10 12 10 12 10 10 11 10 10 10 12 10 10 10 12 10 10 10 10
Jumlah 75 75 80 73 75 73 73 75 75 80 73 73 83 75 82 73 73 80 80 77 71 80 71 75 73 82 75 71 71 73
57
31 32 33 34 35 36 37 38 39
Santi Sarah Siti Nuramilah Siti Sumiati Sri Maulani Tusnia Ningsih Tina Herlina Ubaedilah Winda Lestari Jumlah Rata-rata Ket:
18 20 20 17 22 18 18 20 18
18 20 20 18 21 20 20 20 20
I
: Teknik penulisan
II
: Dukungan data/fakta peristiwa
III
: Penggunaan bahasa
IV
: Penggunaan Ejaan dan tanda baca
V
: Pemilihan kata/diksi
15 15 15 15 15 15 15 16 15
10 10 10 10 12 10 10 10 10
10 10 10 10 12 10 10 10 10
71 75 75 70 82 73 73 76 73 2933 75.21
Dari nilai postes yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Urutan Nilai Postes Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang 70
71
71
71
71
71
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
76
77
80
80
80
80
80
82
82
82
83
58
Berdasarkan tabel di atas nilai Postes terendah hingga tertinggi adalah nilai 70 ada 1 orang, nilai 71 ada 5 orang, nilai 73 ada 12 orang, nilai 75 ada 10 orang, nilai 76 ada 1 orang, nilai 77 ada 1 orang, nilai 80 ada 5 orang, nilai 82 ada 3 orang, dan nilai paling tinggi 83 ada 1 orang. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 75,21. Dari hasil postes menulis karangan eksposisi di atas, nilai siswa kelas X termasuk ke dalam kategori baik. Proses pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan teknik peta pikiran (mind maps) dapat dikatakan berhasil setelah melihat hasil dan nilai siswa yang meningkat karangan eksposisi dengan teknik peta pikiran (mind maps). Teknik peta pikiran (mind maps) mampu membantu serta memudahkan siswa dalam memunculkan ide dan mengembangkan sehingga kemampuan menulis karangan eksposisi siswa dapat dikembangkan dengan optimal.
E. Pemeriksaan Keabsahan Data Tes kognitif yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar penguasaan/pemahaman yang terdiri dari pretes yaitu, tes yang dilakukan sebelum penerapan teknik yang akan digunakan guru yakni teknik peta pikiran (mind maps), dan postes yakni, tes yang dilakukan setelah diterapkan teknik peta pikiran pada siswa dalam proses penelitian pembelajaran berlangsung. Apabila nilai tersebut tidak sesuai dengan kriteria nilai yang diharapkan maka harus dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan dalam pembelajaran. Untuk
mengetahui
kemampuan
menulis
siswa
dan
memberikan
pengalaman belajar siswa maka dilakukan observasi yaitu tes unjuk kerja berdasarkan aspek keterampilan menulis siswa. Pada kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh observer. Tes ini terdiri dari dua tes yaitu tes secara langsung maupun tes tidak langsung yaitu melalui lembar kerja siswa secara tertulis dan berdasarkan lembar observasi. Selain itu untuk mengetahui pendapat/tanggapan siswa mengenai penerapan pembelajaran ini maka diberikan angket yang dibagikan kepada siswa. Angket diberikan pada akhrir pembelajaran.
59
F. Analisis Data 1. Analisis Nilai Siswa Hasil data nilai pretes, postes, beserta kriteria penilaian masing-masing siswa, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: a. Kategori Pretes Nilai-Nilai Siswa 50
53
54
54
55
55
55
57
57
58
58
58
59
60
61
61
61
63
63
63
64
64
64
64
65
66
67
67
67
68
69
69
69
70
70
70
70
70
70
1) Deviasi M= M=
= 62,51 Tabel 4.7 Kategori Pretes
No. 1
Nama Abdul Syukur Alfarizi
Skor Mentah
(x-m)/d
(x-m)²/d²
60
-2.51
6.31
2
Abdurahman B.
55
-7.51
56.44
3
Ace Abdul Jafar
67
4.49
20.13
4
Ahmad Hakiki
55
-7.51
56.44
5
Ani Endang Oktaviani
58
-4.51
20.37
6
Arifin
66
3.49
12.16
7
Barda Ali Suhada
54
-8.51
72.47
8
Deni Kurniawan
63
0.49
0.24
9
Dede Rahmanudin
65
2.49
6.19
10
Erna Wati
50
-12.51
156.57
11
Fardi Yana
54
-8.51
72.47
60
12
Fitriani
64
1.49
2.21
13
Hamdani
64
1.49
2.21
14
Hasan Basri
61
-1.51
2.29
15
Hendra Gunawan
58
-4.51
20.37
16
Hidayatullah
69
6.49
42.08
17
Hilda
64
1.49
2.21
18
Indra Irawan
63
0.49
0.24
19
Irma Sari Rahayu
68
5.49
30.11
20
Irna Sofyan
63
0.49
0.24
21
Kiki Pertiwi
57
-5.51
30.39
22
Marsiah
70
7.49
56.06
23
Mulyadi
67
4.49
20.13
24
M. Saefullah
67
4.49
20.13
25
Nani Sumarni
53
-9.51
90.49
26
Neneng Herawati
58
-4.51
20.37
27
Nur Hasan Jamil mina
70
7.49
56.06
28
Raras Susila Wati
61
-1.51
2.29
29
Riska Puspitasari
69
6.49
42.08
30
Rusdi Sugiri
57
-5.51
30.39
31
Santi
59
-3.51
12.34
32
Sarah
70
7.49
56.06
33
Siti Nuramilah
69
6.49
42.08
34
Siti Sumiati
61
-1.51
2.29
35
Sri Maulani
70
7.49
56.06
36
Tusnia Ningsih
64
1.49
2.21
37
Tina Herlina
70
7.49
56.06
38
Ubaedilah
70
7.49
56.06
39
Winda Lestari
55
-7.51
56.44
Jumlah
2) Standar Deviasi SD =
SD =
2,438.00
1,289.74
61
SD = 5,75
3) Standar Unit Deviasi SUD = SUD = 1,5 x SD SUD = 1,5 x 5,75 = 8,63 Batas Bawah C
Batas Atas C
C
= M – (1,5 x SUD)
C
= M + (0,5 x SUD)
C
= 62,51 – (0,5 x 8,63)
C
= 62,51+ (0,5 x 8,63)
C
= 58,20
C
= 66,82
Batas Bawah D
Batas Bawah B
D
= M – (1,5 x SUD)
B
= M + (1,5 x SUD)
D
= 62,51 – (1,5 x 8,63)
B
= 62,51 + (1,5 x 8,63)
D
= 49,57
B
= 75,45
Ket : Baik
=
76 – 100
Sedang
=
67 – 75,45
Cukup
=
59 – 66,82
Kurang
=
49,57 – 58,20
TL
=
Tidak Lulus
62
b. Kategori Postes Nilai-Nilai Siswa 70
71
71
71
71
71
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
76
77
80
80
80
80
80
82
82
82
83
1) Deviasi M= M=
= 75,21 Tabel 4.8 Kategori Postes
No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Abdul Syukur Alfarizi Abdurahman B. Ace Abdul Jafar Ahmad Hakiki Ani Endang Oktaviani Arifin Barda Ali Suhada Deni Kurniawan Dede Rahmanudin Erna Wati Fardi Yana Fitriani Hamdani Hasan Basri Hendra Gunawan Hidayatullah
Skor Mentah 75 75 80 73 75 73 73 75 75 80 73 73 83 75 82 73
(x-m)/d
(x-m)²/d²
-0.21 -0.21 4.79 -2.21 -0.21 -2.21 -2.21 -0.21 -0.21 4.79 -2.21 -2.21 7.79 -0.21 6.79 -2.21
0.04 0.04 22.99 4.86 0.04 4.86 4.86 0.04 0.04 22.99 4.86 4.86 60.76 0.04 46.17 4.86
63
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Hilda Indra Irawan Irma Sari Rahayu Irna Sofyan Kiki Pertiwi Marsiah Mulyadi M. Saefullah Nani Sumarni Neneng Herawati Nur Hasan Jamil mina Raras Susila Wati Riska Puspitasari Rusdi Sugiri Santi Sarah Siti Nuramilah Siti Sumiati Sri Maulani Tusnia Ningsih Tina Herlina Ubaedilah Winda Lestari Jumlah
73 80 80 77 71 80 71 75 73 82 75 71 71 73 71 75 75 70 82 73 73 76 73 2,933.00
2) Standar Deviasi SD = SD = SD = 3,55 3) Standar Unit Deviasi SUD = SUD = 1,5 x SD SUD = 1,5 x 3,55 = 5,33
-2.21 4.79 4.79 1.79 -4.21 4.79 -4.21 -0.21 -2.21 6.79 -0.21 -4.21 -4.21 -2.21 -4.21 -0.21 -0.21 -5.21 6.79 -2.21 -2.21 0.79 -2.21
4.86 22.99 22.99 3.22 17.68 22.99 17.68 0.04 4.86 46.17 0.04 17.68 17.68 4.86 17.68 0.04 0.04 27.09 46.17 4.86 4.86 0.63 4.86 492.36
64
Batas Bawah C
Batas Atas C
C
= M – (0,5 x SUD)
C
= 75,21 – (0,5 x 5,33) C
= 75,21 + (0,5 x 5,33)
C
= 72,54
= 77,87
C
C
Batas Bawah D
= M + (0,5 x SUD)
Batas Bawah B
D
= M – (1,5 x SUD)
B
= M + (1,5 x SUD)
D
= 75,21 – (1,5 x 5,33)
B
= 75,21 + (1,5 x 5,33)
D
= 67,21
B
= 83,20
Ket : Baik
=
84 - 100
Sedang
=
78 – 83,20
Cukup
=
73 – 77,87
Kurang
=
67,21 – 72,54
TL
=
Tidak Lulus
65
Tabel 4.9 Data Nilai Siswa Beserta Kategori Penilaian Pada Pretes dan Postes
No
Nama
Nilai Pretes
Kategori
Nilai Postes
Kategori
1.
Abdul Syukur Alfarizi
60
Cukup
75
Cukup
2.
Abdurahman B.
55
Kurang
75
Cukup
3.
Ace Abdul Jafar
67
Cukup
80
Sedang
4.
Ahmad Hakiki
55
Kurang
73
Cukup
5.
Ani Endang Oktaviani
58
Kurang
75
Cukup
6.
Arifin
66
Cukup
73
Cukup
7.
Barda Ali Suhada
54
Kurang
73
Cukup
8.
Deni Kurniawan
63
Cukup
75
Cukup
9.
Dede Rahmanudin
65
Cukup
75
Cukup
10.
Erna Wati
50
Kurang
80
Sedang
11.
Fardi Yana
54
Cukup
73
Cukup
12.
Fitriani
64
Cukup
73
Cukup
13.
Hamdani
64
Cukup
83
Baik
14.
Hasan Basri
61
Cukup
75
Cukup
15.
Hendra Gunawan
58
Kurang
82
Sedang
16.
Hidayatullah
69
Sedang
73
Cukup
17.
Hilda
64
Cukup
73
Cukup
18.
Indra Irawan
63
Cukup
80
Sedang
19.
Irma Sari Rahayu
68
Sedang
80
Sedang
20.
Irna Sofyan
63
Cukup
77
Cukup
21.
Kiki Pertiwi
57
Kurang
71
Kurang
22.
Marsiah
70
Sedang
80
Sedang
23.
Mulyadi
67
Sedang
71
Kurang
24.
M. Saefullah
67
Sedang
75
Cukup
25.
Nani Sumarni
53
Kurang
73
Cukup
66
26.
Neneng Herawati
58
Cukup
82
Sedang
27.
Nur Hasan Jamil mina
70
Sedang
75
Cukup
28.
Raras Susila Wati
61
Cukup
71
Kurang
29.
Riska Puspitasari
69
Cukup
72
Cukup
30.
Rusdi Sugiri
57
Kurang
73
Cukup
31.
Santi
59
Cukup
71
Kurang
32.
Sarah
70
Sedang
75
Cukup
33.
Siti Nuramilah
69
Sedang
75
Cukup
34.
Siti Sumiati
61
Cukup
73
Cukup
35.
Sri Maulani
70
Sedang
82
Sedang
36.
Tusnia Ningsih
64
Cukup
73
Cukup
37.
Tina Herlina
70
Sedang
73
Cukup
38.
Ubaedilah
70
Sedang
76
Cukup
39.
Winda Lestari
55
Kurang
73
Cukup
Jumlah
2,438.00
2,933.00
Hasil dari tabel di atas yang terdiri dari 39 siswa menunjukan bahwa dari pembelajaran pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis karangan eksposisi setelah diterapkannya peta pikiran (mind maps). Hal ini dapat dilihat dari kategori penilaian siswa di pretes dan postes. Analisis hasil evaluasi pembelajaran terdiri dari analisis pretes dan postes. Hasil penganalisis tersebut penulis lakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan lanjutan. Pada tahapan analisis data ini, pertama-tama yang penulis lakukan adalah membuat tabel 4.1 dan 4.2. Hal tersebut penulis lakukan untuk menghitungnilai rata-rata pretes dan postes yang diperoleh siswa. Adapun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
67
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang No.
Skor (F)
X
F(X)
1.
50
1
50
2.
53
1
53
3.
54
2
108
4.
55
3
165
5.
57
2
114
6.
58
3
174
7.
59
1
59
8.
60
1
60
9.
61
3
183
10.
63
3
189
11.
64
4
256
12.
65
1
65
13.
66
1
66
14.
67
3
201
15.
68
1
68
16.
69
3
207
17.
70
6
420
N = 39
∑F(X)= 2438
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi rata-rata pretes di atas, selanjutnya penulis mencari rata-rata nilai pretes: X
X
=
X
= 62,51
68
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang No.
Skor (F)
X
F (X)
1.
70
1
70
2.
71
5
355
3.
73
12
876
4.
75
10
750
5.
76
1
76
6.
77
1
77
7.
80
5
400
8.
82
3
246
9.
83
1
83
N = 39
∑F(X) = 2933
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi rata-rata postes di atas, selanjutnya penulis mencari nilai rat-rata dengan rumus sebagai berikut. Rumus mencari rata-rata nilai postes: X
X
=
X
= 75,21 Tahapan yang kedua, penulis mencari selisih nilai rata-rata pretes dan
postes. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menerapkan peta pikiran (mind maps). Berdasarkan nilai rata-rata pretes dan postes di atas, maka dapat diperoleh selisih nilai sebagai berikut.
69
Selisih nilai
=
−
= 75,21 − 62,51 = 12,7 Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh nilai sebagai berikut. Persentase peningkatan nilai
X 100 %
=
=
X 100%
= 32,56 % Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa dari pretes ke postes mengalami peningkatan sebanyak 32,56 %. Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain pretes dan postes dengan menggunakan rumus
.
=
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefisien t yang akan menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95 %. Langkah-langkah penggunaan
sebagai berikut.
1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretes dan postes Md =
70
2) Mencari kuadrat deviasi ∑ X²d = ∑
−
3) Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95%. 4) Menguji signifikan koefisien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika
≥
, hipotesis diterima.
Jika
≤
, hipotesis ditolak.
Keterangan : Md
: mean dari perbedaan pretes dengan postes (postes-pretes)
Xd
: deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑x²d
: jumlah kuadrat deviasi
N
: subjek pada sampel
d.b.
: ditentukan dengan N-1.
71
Tabel 4.12 Data Pretes dan Postes Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang
No.
Nama Siswa
Pretes
Postes
(XI)
(X2)
Gain (d)
1.
Abdul Syukur Alfarizi
60
75
15
225
2.
Abdurahman B.
55
75
20
400
3.
Ace Abdul Jafar
67
80
13
169
4.
Ahmad Hakiki
55
73
18
324
5.
Ani Endang Oktaviani
58
75
17
289
6.
Arifin
66
73
7
49
7.
Barda Ali Suhada
54
73
19
361
8.
Deni Kurniawan
63
75
12
144
9.
Dede Rahmanudin
65
75
10
100
10.
Erna Wati
50
80
30
900
11.
Fardi Yana
54
73
19
361
12.
Fitriani
64
73
9
81
13.
Hamdani
64
83
19
361
14.
Hasan Basri
61
75
14
196
15.
Hendra Gunawan
58
82
24
576
16.
Hidayatullah
69
73
4
16
17.
Hilda
64
73
9
81
18.
Indra Irawan
63
80
17
289
19.
Irma Sari Rahayu
68
80
12
144
20.
Irna Sofyan
63
77
14
196
21.
Kiki Pertiwi
57
71
14
196
22.
Marsiah
70
80
10
100
23.
Mulyadi
67
71
4
16
24.
M. Saefullah
67
75
8
64
72
25.
Nani Sumarni
53
73
20
400
26.
Neneng Herawati
58
82
24
576
27.
Nur Hasan Jamil mina
70
75
5
25
28.
Raras Susila Wati
61
71
10
100
29.
Riska Puspitasari
69
71
2
4
30.
Rusdi Sugiri
57
73
16
256
31.
Santi
59
71
12
144
32.
Sarah
70
75
5
25
33.
Siti Nuramilah
69
75
6
36
34.
Siti Sumiati
61
70
9
81
35.
Sri Maulani
70
82
12
144
36.
Tusnia Ningsih
64
73
9
81
37.
Tina Herlina
70
73
3
9
38.
Ubaedilah
70
76
6
36
39.
Winda Lestari
55
73
18
324
Total Rata-rata
495
∑d=12,69
7879 ∑d²=202,02
Dari data yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dilakukan penghitungan sebagai berikut. 1) Menghitung mean dari perbedaan hasil pretes dan postes. Md = Ket : ∑d
: Nilai rata-rata postes
Md
: Nilai mean
N
: Jumlah responden
Md
= = 0,32
73
2) Mencari kuadrat deviasi ∑X²d = ∑
−
Ket: ∑X²d : Kuadrat deviasi ∑
: Nilai rata-rata postes-pretes
(∑
: Rata-rata postes dikuadratkan
N
: Jumlah responden
∑X²d = 202,02 –
= 202,02 – = 202,02 – 4,12 = 197,9 3) Mencari koefisien dengan rumus sebagai berikut. =
Ket : Md ∑ ∑d²
: Nilai mean d :(∑
–
)
: Nilai rata-rata postes – pretes
(∑d²) : Rata-rata nilai postes N
: Jumlah responden =
74
=
=
=
= = 0,88 4) Melihat nilai t pada tabel dengan taraf signifikansi 5 % = 0.05 pada tahap kepercayaan 95 % t = t
terlebih dahulu dengan menetapkan db
dengan rumus sebagai berikut.
db
= N− 1 = 39 – 1 = 38
5) Menguji signifikasi koefisien t Berdasarkan analisis di atas, diperoleh derajat kebebasan yaitu 38 dalam tingkat kepercayaan 95 %. = t
(db)
=t
(38)
=t
(38)
= 0,05 Setelah data dihitung dengan menggunakan = 0,05 dan
, maka diperoleh
= 0,88. Untuk menguji signifikan koefisien t,
maka menggunakan ketentuan berikut.
75
Jika
≥
, hipotesis diterima.
Jika
≤
, hipotesis ditolak. ≥
Ternyata
yaitu 0,88 ≥ 0,05 . Artinya perbedaan pretes
dan postes siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peta pikiran (mind maps) jika diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dapat dipergunakan karena memberikan hasil yang baik. Dalam skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu menerapkan peta pikiran (mind maps) dalam pembelajaran menulis
karangan
eksposisi
pada
siswa
kelas
X
SMK
PGRI
Babakanmadang. b. Siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang mampu menerapkan peta pikiran (mind maps) dalam menulis karangan eksposisi. c. Peta pikiran (mind maps) tepat diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan khususnya karangan eksposisi pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang.
Hipotesis pertama (a) diterima. Hal ini didukung berdasarkan penilaian guru bahasa Indonesia di kelas X SMK PGRI Babakanmadang dengan nilai persentase yang dimaksud dalam kategori sangat baik dengan persentase kenaikan sebesar 32,56 %. Hipotesis kedua (b) diterima. Hal ini terbukti dari hasil pretes dengan ratarata 62,51 dan setelah mengikuti postes mencapai rata-rata 75, 21. Perbedaan ini menunjukkan peningkatan sebesar 32,56 %. Berdasarkan analisis hasil evaluasi membuktikan bahwa siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang mampu menerapkan peta pikiran (mind maps) dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi.
76
Hipotesis ketiga (c) diterima. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik pengujian
≥
.
Demikianlah data dari hasil evaluasi yang telah penulis analisis di atas, yang menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan semuanya dapat diterima.
2. Analisis Pengolahan Data Angket Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan peta pikiran (mind maps)
dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi, siswa diberi 20
pertanyaan terkait dengan pembelajaran menulis karangan eksposisi dan juga terkait dengan peta pikira (mind maps). Berikut respon siswa terhadap penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan menulis karangan eksposisi : Tabel 4.13 Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
4
13 %
2
Setuju
23
59 %
3
Ragu-ragu
11
28 %
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 13 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 59 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 28 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, siswa setuju bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa.
77
Tabel 4.14 Saya lebih menyukai menulis karangan eksposisi dibandingkan dengan jenis karangan lain No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
9
23 %
2
Setuju
27
69 %
3
Ragu-ragu
3
7%
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 23 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 69 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 7 % menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa setuju karangan eksposisi sangat menarik dibandingkan dengan jenis karangan lain. Tabel 4.15 Menulis karangan eksposisi sangat mudah No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
14
35 %
2
Setuju
21
53 %
3
Ragu-ragu
4
12 %
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
78
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 53 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 12 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa menulis karanga eksposisi sangat mudah. Tabel 4.16 Saya pernah menulis karangan eksposisi sebelumnya No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
5
12 %
2
Setuju
33
84 %
3
Ragu-ragu
1
2%
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 12 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 84 % responden menyatakan setuju, dan 2 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa mereka telah menulis karangan eksposisi sebelumnya.
Tabel 4.17 Karangan eksposisi memberikan manfaat bagi pengetahuan siswa, karena banyak memberi informasi No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
3
7%
2
Setuju
34
87 %
3
Ragu-ragu
2
5%
79
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 7 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 87 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 5 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa setuju dengan pokok bahasan menulis karangan eksposisi memberikan banyak manfaat bagi pengetahuan siswa. Tabel 4.18 Karangan eksposisi menjadikan siswa terampil dan cerdas dalam menulis No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
2
5%
2
Setuju
34
87 %
3
Ragu-ragu
3
7%
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebesar 5 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 87 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 7 % menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa karangan eksposisi menjadikan siswa lebih terampil dan cerdas dalam menulis.
80
Tabel 4.19 Karangan eksposisi banyak memberi manfaat tidak hanya dalam pembelajaran No.
Alternatif Jawaban
F
%
-
-
1
Sangat Setuju
2
Setuju
37
95 %
3
Ragu-ragu
2
5%
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 95 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 5 % menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa karangan eksposisi banyak memberi manfaat tidak hanya dalam pembelajaran. Tabel 4.20 Menulis karangan eksposisi tidak membutuhkan waktu yang lama No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
2
5%
2
Setuju
30
77 %
3
Ragu-ragu
7
18 %
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 5 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 77 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 18 % responden menyatakn ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa
81
setuju bahwa menulis karangan eksposisi tidak membutuhkan waktu yang lama. Tabel 4.21 Menulis karangan eksposisi membuat siswa antusias dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia No.
Alternatif Jawaban
F
%
-
-
1
Sangat Setuju
2
Setuju
38
97 %
3
Ragu-ragu
1
3%
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebesar 97 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 3 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa menulis karangan eksposisi membuat siswa termotivasi. Tabel 4.22 Saya baru mendengar peta pikiran (mind maps) No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
23
59 %
2
Setuju
16
41 %
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
82
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 59 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 41 % responden menyatakn setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa sangat setuju bahwa siswa baru mendengar peta pikiran (mind maps). Tabel 4.23 Peta pikiran (mind maps) adalah teknik pembelajaran yang sangat menarik dan menyenangkan No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
17
44 %
2
Setuju
22
56 %
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 44 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 56 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa teknik peta pikiran (mind maps) adalah teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Tabel 4.24 Peta pikiran (mind maps) membuat pembelajaran menulis menjadi semakin mudah No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
15
38 %
2
Setuju
24
62%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
83
5
Sangat tidak setuju Jumlah
-
-
39
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 38 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 62 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa peta pikiran (mind maps) membuat pembelajaran menulis menjadi semakin mudah. Tabel 4.25 Peta pikiran (mind maps) tidak membuat pikiran menjadi buntu No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
7
18 %
2
Setuju
31
80 %
3
Ragu-ragu
1
2%
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 18 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 80 % responden menyatakan setuju, dan sebesar 2 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa peta pikiran (mind maps) tidak membuat pikiran buntu.
84
Tabel 4.26 Peta pikiran (mind maps) membuat siswa dapat mengeksplor segala pengetahuannya No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
1
2%
2
Setuju
38
98 %
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 2 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 98 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa peta pikira (mind maps) membuat siswa mengeksplor segala pengetahuanya. Tabel 4.27 Peta pikiran (mind maps) sangat fleksibel No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
1
2,5 %
2
Setuju
37
95 %
3
Ragu-ragu
1
2,5 %
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 2,5 % responden menyatakan sangat setuju, sebesar 95 % responden menyatakan setuju, dan
85
sebesar 2,5 % responden menyatakan ragu-ragu. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa peta pikiran (mind maps) sangat fleksibel. Tabel 4.28 Peta pikiran (mind maps) mengarahkan siswa untuk lebih tararah dalam menulis No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
5
13 %
2
Setuju
34
87%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahu bahwa sebesar 13 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 87 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa peta pikiran (mind maps) mengarahkan siswa untuk lebih terarah dalam menulis. Tabel 4.29 Menulis karangan eksposisi dengan peta pikiran (mind maps) sangat membantu saya dalam mengorganisasikan ide-ide kreatif. No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
5
13 %
2
Setuju
34
87 %
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
86
Dari tabel di atas dapat diketahu bahwa sebesar 13 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 87 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa menulis karangan eksposisi dengan peta pikiran
(mind maps) sangat
membantu
siswa dalam
mengorganisasikan ide-ide kreatif. Tabel 4.30 Saya tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menerapkan peta pikiran (mind maps) No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
4
10 %
2
Setuju
35
90 %
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 10 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 90 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menerapkan peta pikiran (mind maps). Tabel 4.31 Menulis karangan eksposisi dengan peta pikiran (mind maps) membuat siswa lebih rapi dan terarah dalam menulis No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
2
5%
2
Setuju
37
95 %
87
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 5 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 95 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa menulis karangan eksposisi dengan peta pikiran (mind maps) membuat siswa lebih rapi dan terarah dalam menulis. Tabel 4.32 Saya merasa kemampuan menulis karangan eksposisi mengalami peningkatan setelah diterapkannya peta pikiran (mind maps) No.
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
3
8%
2
Setuju
36
92 %
3
Ragu-ragu
-
-
4
Tidak setuju
-
-
5
Sangat tidak setuju
-
-
39
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 8 % responden menyatakan sangat setuju, dan sebesar 92 % responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan, siswa setuju bahwa kemampuan menulis karangan eksposisi siswa meningkat setelah diterapkannya peta pikiran (mind maps).
88
G. Interpretasi Hasil Analisis 1. Siklus 1 a. Perencanaan Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan hari selasa, 13 September 2011 di sekolah dengan Bapak Masduki, MM.Pd selaku guru bahasa Indonesia SMK PGRI Babakanmadang. Adapun hal-hal yang didiskusikan antara lain: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, (2) peneliti mengajukan proposal PTK, (3) peneliti mengusulkan diterapkannya teknik peta pikiran (mind maps) dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi serta menjelaskan tentang cara penerapannya, (4) peneliti dan guru menyusun RPP, (5) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan tujuan pembelajaran, (6) guru dan peneliti bersama-sama membuat lembar penilaian siswa yaitu instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasl tulisan siswa. Instrumen nontes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam pembelajaran menulis, dan (7) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Adapun urutan tindakan yang direncanakan dalam siklus 1 (pretes) sebagai berikut: 1) Penulis membuka pelajaran bersama guru Bahasa Indonesia (team teaching) berkolaborasi menerapkan peta pikiran sebagai solusi pemecahan masalah. 2) Persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti : pembuatan silabus, rencana pembelajaran, dan lembar kerja siswa. 3) Membuat alat evaluasi.
89
b. Pelaksanaan Tindakan Guru memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa indonesia dengan mengucap salam kemudian berdoa sebagai pembuka pelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran (apersepsi). Pada langkah awal, guru memberi apersepsi mengenai pembelajaran menulis. Setelah memberi penjelasan teori kemudian peneliti menjelaskan petunjuk secara lisan mengenai kegiatan menulis karangan yang akan dilakukan kali ini. Setelah siswa siap, guru membagikan lembar kertas untuk ditulis kepada selurus siswa. Siswa diberi waktu dan kemudian siswa mengumpulkan hasil tulisannya, dan diakhir pembelajaran guru tidak lupa untuk menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap salam. c. Pengamatan Pengamatan dan pemantauan pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan di ruang kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan, semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. d. Refleksi Peneliti dan guru melakukan analisis terhadap hasil tulisan karangan eksposisi siswa. Adapun hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa: (1) kemampuan siswa dalam menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan karangan eksposisi ini masih ada beberapa siswa yang menuliskan dalam bentuk karangan lain seperti deskripsi, argumentasi, dan narasi, (2) siswa masih mengalami kesulitan dalam struktur penulisan, (3) siswa masih kesulitan dalam mencari kata-kata dan kalimat yang tepat untuk menulis (diksi), (4) nilai perolehan terendah siswa diperoleh 1 orang siswa dengan nilai 50, sedangkan nilai tertinggi diperoleh oleh 6 orang siswa dengan nilai 70.
90
2. Siklus 1 (postes) a. Perencanaan tindakan Proses pembeljaran menulis karangan eksposisi yang telah dilakukan pada siklus 1 (pretes) kurang baik. Hasil tulisan atau karangan siswa masih terdapat kekurangan sehingga memerlukan perbaikan. Untuk itu maka dilakukan pembelajaran pada siklus 1 (postes). Urutan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam siklus 1 (postes) sebagai berikut: 1)
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2)
Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
3)
Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan manfaat menulis.
4)
Guru merefleksi beberapa tulisan siswa pada siklus 1 (pretes) di depan kelas.
5)
Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menulis karangan eksposisi.
6)
Guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan peta pikiran (mind maps).
7)
Siswa ditugaskan untuk menulis kembali sebuah karangan eksposisi yang bertema “SENTUL CITY”.
8)
Siswa mengumpulkan hasil tugas menulisnya.
9)
Guru menyimpulkan pembelajaran, guru mempersilahkan
siswa
untuk bertanya. 10) Guru menutup pelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan Guru memulai pembelajaran dengan membaca doa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran guru mengkonfirmasi tulisan siswa pada sikus 1 (pretes) juga menjelaskan kesalahan dan kekurangan siswa dalam menulis karangan. Tidak lupa guru memberi pujian pada siswa yang hasil karangannya cukup baik dan memberikan motivasi pada siswa yang hasil
91
karangannya kurang baik. Guru memberika pengarahan tentang kegiatan pembelajaran menulis yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 September 2011. Pada pertemuan kali ini guru menjelaskan mengenai peta pikiran (mind maps) ,
yang mana akan membantu siswa dalam pembelajaran menulis
karangan yang lebih baik dan menyenangkan. Setelah guru menjelaskan, kemudian guru membagikan selebaran kertas dan siswa kembali ditugaskan untuk menulis karangan eksposisi dengan tema yang telah ditentukan dengan menerapkan peta pikiran (mind maps). Setelah waktu yag telah disediakan usai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, kemudian guru memberi simpulan atas materi yang diajarkan dan menutup pelajaran.
c. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan pada saat yang bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti pada pretes sebelumnya, pengamatan difokuskan pada situasi pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam pelajaran menulis karangan eksposisi. Selama dalam pembelajaran menulis eksposisi, siswa terlihat bersemangat dan serius mengerjakan tugas menulisnya karena selain telah dijelaskan materi lebih lanjut, siswa juga dapat menerapkan teknik baru yang dapat memudahkan mereka dalam menulis.
d. Analisis dan Refleksi Proses pelaksanaan tindakan pada siklus 1 (postes) berjalan dengan lancar. Kelemahan pada pretes dapat teratasi dengan baik. Hal ini membuat kualitas pembelajaran
menulis
mengalami
peningkatan.
Peningkatan
kualitas
pembelajaran ini terlihat dari peningkatan keaktifan, perhatian serta konsentrasi dalam pembelajaran. Hasil karangan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa. Dilihat dari segi isinya, tulisan siswa pada postes ini jauh lebih baik dibandingkan dengan pretes. Nilai tertinggi siswa pada siklus ini adalah 83 dan nilai terendah pada siklus ini adalah 70.
92
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada postes dikatakan berhasil. Dengan demikian pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan telah menunjukka adanya peningkatan.
H. Pembahasan Temuan Penelitian Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan peneliti dalam 2 siklus yang meliputi : (1) tahap perencanaan dan persiapan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Masing-masing dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui kondisi yang ada di lapanga. Berdasarkan kegiatan survey ini, bahwa kualitas proses dan hasl pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang masih tergolong rendah. Hal ini ditandai dengan indikator sebagai berikut: (1)
Adanya minat dan motivasi siswa yang rendah dalam menulis, (2)
sebagian siswa masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis sebagai ruang untuk mengungkapkan ide dan gagasan mereka, (3) siswa masih kesulitan dalam mencari kata-kata dan kalimat yang
tepat untuk menulis (diksi), (4)
sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan dalam bentuk kata-kata mengenai suatu tema, (5) siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, (6) siswa kurang mampu mengembangkan bahasa, dan (7) siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia kelas X untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan peta pikiran (mind maps) dalam proses peningkatan menulis karangan eksposisi. Pertama model pembelajaran peta pikiran (mind maps) adalah suatu teknik
pembelajaran yang dapat dirancang oleh masing-masing
siswa karena teknik ini dapat memudahkan siswa dan memberi ruang kepada mereka untuk menuangkan ide atau gagasan pribadi secara penuh. Teknik ini dimulai dengan cara membuat semacam kerangka tapi disini berupa jaring-jaring
93
baik itu vertikal, horizontal ataupun melingkar yang terpusat pada satu tema bahasan. Melalui teknik peta pikiran (mind maps) siswa dapat mengeksplor atau menuangkan ide dan gagasannya tanpa terpaku pada guru. Peneliti dan guru kelas X kemudian menyusun rencana untuk pretes. Ternyata masih terdapat kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. postes dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan yang ada pada pretes. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan pembelajaran menulis karangan ekspsosisi dengan menerapkan peta pikiran (mind maps) yang mampu membantu siswa dalam memunculkan ide dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis karanga eksposisi siswa dapat berkembang dengan optimal. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas karena teknik ini dapat diterapkan sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis terutama menulis karangan eksposisi. Keberhasilan teknik ini dalam upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan eksposisi dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Kualitas proses pembelajaran menulis karangan eksposisi meningkat. Tindakan-tindakan berupa penerapan peta pikiran (mind maps) yang dilaksanakan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang. Peningkatan dari segi proses pembelajaran dapat dilihat pada beberapa indikator berikut. a. Meningkatnya keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi mengalami peningkatan dari pretes ke postes. b. Meningkatnya perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran menulis khususnya menulis karangan eksposisi. c. Meningkatnya keterampilan guru dala mengelola kelas. 2. Kualitas pembelajaran menulis karangan eksposisi meningkat. a. Meningkatnya keterampilan menulis karangan eksposisi siswa. b. Perolehan nilai menulis siswa meningkat, hal ini dapat dilihat
94
dari persentase kenaikan sebesar 32,56 % serta peningkatan nilai dari pretes ke postes.
Tabel 4.33 Perolehan Nilai Menulis Dari Pretes Sampai Postes
No
Nama Siswa
Pretes
Postes
Keterangan
1.
Abdul Syukur Alfarizi
60
75
Meningkat
2.
Abdurahman B.
55
75
Meningkat
3.
Ace Abdul Jafar
67
80
Meningkat
4.
Ahmad Hakiki
55
73
Meningkat
5.
Ani Endang Oktaviani
58
75
Meningkat
6.
Arifin
66
73
Meningkat
7.
Barda Ali Suhada
54
73
Meningkat
8.
Deni Kurniawan
63
75
Meningkat
9.
Dede Rahmanudin
65
75
Meningkat
10.
Erna Wati
50
80
Meningkat
11.
Fardi Yana
54
73
Meningkat
12.
Fitriani
64
73
Meningkat
13.
Hamdani
64
83
Meningkat
14.
Hasan Basri
61
75
Meningkat
15.
Hendra Gunawan
58
82
Meningkat
16.
Hidayatullah
69
73
Meningkat
17.
Hilda
64
73
Meningkat
18.
Indra Irawan
63
80
Meningkat
19.
Irma Sari Rahayu
68
80
Meningkat
20.
Irna Sofyan
63
77
Meningkat
95
21.
Kiki Pertiwi
57
71
Meningkat
22.
Marsiah
70
80
Meningkat
23.
Mulyadi
67
71
Meningkat
24.
M. Saefullah
67
75
Meningkat
25.
Nani Sumarni
53
73
Meningkat
26.
Neneng Herawati
58
82
Meningkat
27.
Nur Hasan Jamil mina
70
75
Meningkat
28.
Raras Susila Wati
61
71
Meningkat
29.
Riska Puspitasari
69
71
Meningkat
30.
Rusdi Sugiri
57
73
Meningkat
31.
Santi
59
71
Meningkat
32.
Sarah
70
75
Meningkat
33.
Siti Nuramilah
69
75
Meningkat
34.
Siti Sumiati
61
70
Meningkat
35.
Sri Maulani
70
82
Meningkat
36.
Tusnia Ningsih
64
73
Meningkat
37.
Tina Herlina
70
73
Meningkat
38.
Ubaedilah
70
76
Meningkat
39.
Winda Lestari
55
73
Meningkat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa : 1. Penerapan peta pikiran (mind maps) dapat diterapkan dalam menulis karangan eksposisi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor. Hal ini terlihat pada perbandingan nilai pretes dan postes. Pada pretes rata-rata nilai siswa adalah 62,51 sedangkan rata-rata nilai postes adalah 75,21. 2. Penerapan peta pikiran (mind maps) mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor. Hal ini ditandai dengan nilai hasil tulisan siswa yang mengalami peningkatan baik dari segi struktur penulisan, data peristiwa, penggunaan bahasa, penggunaan ejaan (tanda baca), serta pemiliha kata (diksi). Hasil ini dapat dilihat dari nilai pretes terendah 50 dan nilai tertinggi 70, sedangkan nilai postes terendah 70 dan nilai tertinggi 83.
96
97
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia a. Guru hendaknya selalu berusaha memberi dorongan atau motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam menulis. b. Guru hendaknya mengajar dengan menggunakan metode atau teknik yag bervariasi sehingga membuat siswa tidak bosan dan siswa merasa nyaman. c. Guru hendaknya memberikan perhatian dan waktu yang lebih banyak pada pokok bahasan menulis karangan karena menulis merupakan keterampilan yang tidak mudah.
2. Bagi siswa a. Siswa hendaknya banyak membaca berbagai buku baik itu fiksi ataupun nonfiksi yang berkaitan dengan mengarang atau keterampilan menulis, dalam hal ini karangan eksposisi. b. Siswa hendaknya lebih banyak berlatih menulis karangan. c. Siswa hendaknya lebih aktif dan belajar menggali ide-ide atau gagasan melaui tulisan melalui berbagai sumber, yaitu salah satunya dengan menerapkan peta pikiran (mind maps).
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006. Betty Mattix Dietsch. Reasoning and Writing Well: a rhetoric, research guide, reader, and handbook. New York: McGraw-Hill. 2006. DePorter, Bobbi dan Mike. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. New York: Dell Publishing. 1999. DePorter, Bobbi, dkk. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. 2004. Hedge, Tricia. Writing. New York: Oxford University Press. 1990. Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. 2010. Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. 1984. ___________. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah. 1982. Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press. 2010. Mahsun. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005. Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN. 2004. Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001.
98
99
Resmini, Novi, dkk. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi, Bandung: UPI PRESS. 2008. Rorabacher, E. Louise and Georgia Dunbar. Assignment In Exposition. New York: Harper & Row Publishers. Semi, Atar M. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara. 1995. Silberman, Mel. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Suparno, Yunus Muhammad. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Tarigan, H. G. Menulis : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. Toner, Helen dan Elizabeth. AS Level English Language and Literature. Cambridge: Cambridge University Press. 2003. Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003. Wycoff, Joyce. Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa. 2003. http://pkab.wordpress.com/2008/02/29/peta-pikiran-mind-mapping/Kamis. di unduh tanggal 30 juni 2011, 14.03 .