HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN SASTRA MELAYU KLASIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh PUTRI DINTHA NIM 109013000070
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
1
I
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERIIADAP MATERI PELAJARAN SASTRA MELAYU KLASIK DENGAN HASIL BELAJAR DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGTINAN UIN SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
Skripsi DiajukankapadaFakultasTarbiyahdanKeguruan Untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh GelarSarjanaPendidikan
Oleh Putri Dintha Nim 109013000079
Di BawahBimbinsan
f
rembimbing
w4
NurvatiDiihadah.M.Pd..M.A. NIP. I 9660829t999032003
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGTIRUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA 2013
/ i
I
:.-
LEMBAR PENGESAHANUJIAN MUNAQASAH Skripsi berjudul"HubunganPersepsiSiswaTerhadapMateri PelajaranSastra Melayu Klasik denganHasil Belajar Siswadi MadrasahAliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"diajukan kepadaFakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif HidayatullahJakarta,dan telah dinyatakanlulus dalam Ujian Munaqasah padatanggal30 September 2013di hadapandewanpenguji.Olehkarenaitu, penulisberhakmemperoleh gelarSarjana Pendidikan (S. Pd.)dalambidangPendidikan BahasadanSastraIndonesia. Ciputat,30 Septemb er 2013 PanitiaUjianMunaqasah KetuaPanitia(KetuaJurusan/Prodi)
Tanggal
Dra. MahmudahFitrivah ZA, M. Pd. NIP. 196402121997032 001
1/:./3.7.!..1
Sekretaris Panitia(Sekretaris Jurusan/Prodi) Dra. Hindun M. Pd. N r P .1 9 7 0 1 2 1250 0 9t 2 2 0 0 1
TandaTansan
I /N,b
t..../]9...1
PengujiI Drs. CecepSuhendi
PengujiII Dra. MahmudahFitriyah Za. M. Pd NIP. 196402121997032 00r
Mengetahui, DekanFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
NurlenaRifa'i M. A. Ph. D. NIP. 19591020 198603200r
ABSTRAK
PUTRI DINTHA,109013000070, “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Materi Pelajaran Sastra Melayu Klasik dengan Hasil Belajar di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta”. Dosen pembimbing Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A. September 2013. Banyak materi yang terdapat dalam pelajaran sastra melayu klasik di tingkat SLTA atau Madrasah, di antaranya adalah prosa,puisi dan drama. Prosa juga dibagi menjadi dua yaitu prosa klasik dan modren. Sedangkan puisi juga terbagi menjadi dua yaitu puisi lama dan modren, begitu juga dengan drama. Sastra melayu klasik cendrung dianggap sukar karena bahasa yang digunakan sulit untuk dipahami, selain itu metode yang digunakan kurang menarik sehingga berdampak kepada hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi hubungan antara persepsi siswa dengan hasil belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik korelasional. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu, persepsi siswa terhadap materi pelajaran sastra melayu klasik, dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang benar terdapat korelasi antara persepsi siswa dengan hasil belajar siswa akan tetapi,relasi antara kedua variabel sangat lemah,sehingga diabaikan.
Kata Kunci: Persepsi, Sastra Melayu Klasik, Hasil Belajar.
i
ABSTRACT
Putri Dintha, 109013000070. “Students’ Perception Relation Towards Material of Classical Melayu Literature with XI Grade-Students’ Evaluation Results in 2012/2013 at Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta”. Leader instruction Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A. ,September 2013 There are a lot of materials which are consisted in classical Melayuliterature in Madrasah or High School level, which are prose, poetry, and drama. Prose can be divided into two parts, which are classical prose and modern prose. Poetry can be divided into two parts too, which are old poetry and modern poetry, so can drama. Classical Melayu literature is often estimated as a difficult one because it is less interesting so that affect students’ evaluation result. This type of research is correlation for detecting relation between students’ perception and their evaluation results. Method which is used in this research is Survey Method with correlation technique. There are two variables in this research, they are students’ perception towards material of classical Melayu literature and also their evaluation result. This research was held in Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta. Population and sample in this research have 35 students. The result of this research shows that it is true that there is a correlation between students’ perception and students’ evaluation result. However, this relation of both variables is weak so that it is being ignored.
Keyword: Perception, Classical Melayu Literature, Grade Students Evaluation
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati yang teramat dalam kepada Dzat yang maha pemurah, maha pengasih, yang memiliki hari pembalasan pada yaumil akhir, Allah Swt atas nikmat yang tiada batas terutama nikmat iman dan islam serta tak lepas pula nimat sehat yang masih diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat seiring salam tak terhingga kepada Nabi Muhammad Saw, sahabatsahabatnya, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari alam jahiliyah yang gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan. Salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana Sastra Satu (S-1) di perguruan tinggi negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
MATERI PELAJARAN SASTRA MELAYU KLASIK
DENGAN HASIL BELAJAR DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” Selama pembuatan skripsi ini, penulis tidak sedikit mengalami kesulitan dan hambatan, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahanbahan atau data maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu alhmdulillah dapat teratasi dengan baik, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, sepantasnyalah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan persembahan yang setinggi-tingginya kepada: 1.
Nurlena Rifa’i M.A,Ph.D. selaku Dekan FITK UIN Jakarta, yang telah mempermudah dan memperlancar penyelesaian skripsi ini.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini.
iii
3. Nuryati Djihadah, M. Pd, M.A. selaku dosen pembimbing, yang tidak kenal lelah dan meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarih Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan. 5. Ayah tercinta Syafrudin dan Ibunda Yelli Efrita yang selalu berjuang dan berusaha memberikan dukungan moral dan spiritual, serta merekalah sumber motivasi bagi penulis dalam menjalani semua aktivitas, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Yayasan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua keluarga di rumah khusunya buat adik bungsuku Tesha Pertiwi dan saudara-saudara sepupu,teman-teman di kampung halaman dan teristimewa kepada adik-adikku yang ada di Griya Semanggi, terima kasih untuk bantuan do’anya. 8. Seluruh mahasiswa/mahasiswi PBSI angkatan 2009 terima kasih untuk doanya, terima kasih karena telah menginspirasi saya selama barada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terakhir sebagai insan akademik, merasa bangga dan senang apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah Swt, penulis menyerahkan segalanya dengan harapan semoga karya ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 24 September 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah...................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
5
D. Rumusan Masalah......................................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
5
F. Tinjauan Pustaka........................................................................
6
G. Sistematika Penulisan ................................................................
6
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Hakikat Persepsi ......................................................................
8
B. Hakikat Karya Sastra Melayu Klasik ...................................... 15 C. Hasil Belajar ............................................................................ 25 D. Kerangka Berfikir.................................................................... 34 E. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian.................................................................... 36 B. Variabel Penelitian .................................................................. 36 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 36 D. Populasi dan Sampel ............................................................... 36 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37 F. Instrumen Penelitian................................................................ 38 G. Teknik Pengolahan Data ......................................................... 40 H. Teknik Analisis Data ............................................................... 41
v
Bab IV HASIL PENELITIAN A. Profil Madrasah Aliyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ...................................................................... 45 B. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta ....................................................................... 47 C. Sarana dan Prasarana..................................................................... 47 D. Analisi Data .................................................................................. 49 E. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 61 F. Interpretasi Data ............................................................................ 64 BAB V PENUTUP A. Simpulan......................................................................................... 66 B. Saran ............................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 68 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi
3.2
Pedoman Interpretasi Terhadap Angka Indeks “r” Product Moment
3.3
Ketentuan Skala Prosentase
3.4
Ketentuan Tingkat Kriteria
3.5
Tenaga Kependidikan
4.2
Penjabaran Prosentase Persepsi Siswa terhadap Materi yang Ada Dalam Pelajaran sastra melayu klasik.
4.22
Kriteria Persepsi Siswa
4.23
Nilai Tes Formatif Hasil Belajar Siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta Tahun Ajaran 2012-2013.
4.24
Interval, frekuensi Absolute, Frekuensi komulatif, Batas Bawah Nyata dan Frekuensi Relatif
4.25
kategori kelas
4.26
Distribusi Korelasi antara Persepsi Siswa Terhadap Materi Pelajaran Sastra Melayu Klasik dengan Hasil Belajar Siswa.
4.27
Skala Product Moment
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dewasa ini. Terlebih pada masa ini pendidikan merupakan sebuah kebutuhan utama bagi manusia. Dunia pendidikan dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Tidak hanya itu dunia pendidikanpun dituntut untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab baik kepada manusia dan terlebih lagi kepada tuhan yang Maha Esa. Berkaitan dengan hal ini ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi pemerintah terus melakukan kebijakan khususnya kebijakan yang menyangkut peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi sistem pendidikan nasional. Sebagai bentuk dari realisasinya adalah dengan telah diundangkannya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 11 pasal 3 menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Selanjutnya agar sistem pendidikan bisa berjalan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang tersebut dapat terwujud maka, diperlukan usaha dan metode tertentu.
1
Undang-Undang Dasar RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (Jakarta: BP Darma Bhakti, 2005). hlm. 24
1
2
Di dalam dunia pendidikan peserta didik sebagai sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk maju, maka harus digali dan dikembangkan. Potensi ini mempunyai peluang untuk menempatkan peserta didik dalam kehidupan yang semakin kompetitif, salah satunya melalui penguasaan ilmu pengetahuan sebagi kunci untuk keberhasilan hidup. Peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya merupakan upaya yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu wujud dari peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui beragam perbaikan dan pembaharuan, karena peningkatan kualitas tidak akan terlepas dari dampak perubahan paradigma dalam dunia pendidikan yang mempersyaratkan
penyelenggaraan
pendidikan
agar
berpotensi
untuk
menciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral,dan etika dalam bidang akademik Selanjutnya keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran selain ditentukan oleh faktor kondisi siswa juga ditentukan oleh faktor sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan. Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam bidang pendidikan,salah satunya adalah dengan cara melihat keberhasilan prose belajar mengajar dan persepsi siswa tersebut dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya materi tentang sastra melayu klasik bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap sastra melaku klasik itu sendiri. salah satunya adalah hikayat. Hikayat adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sastra melayu klasik. Dibutuhkan pemahan yang baik agar bisa menyerap materi tentang sastra melayu klasik. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk memberikan kompetensi yang ada guna membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan sistem pendidikan Nasional banyak berkontribusi dalam bentuk pembangunan ilmu sastra. Dari tujuan tersebut perlu diciptakan adanya sistem lingkungan yang lebih kondusif, dan siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar melalui proses pembelajaran yang diatur oleh guru. mengingat kedudukan siswa sebagai subyek dalam pengajaran maka initi proses pengajaran tidak lain
3
adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Tujuan ini amat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan siswa dalam belajar. Pengajaran materi tentang sastra melayu klasik dewasa ini sepertinya belum mencapai hasil yang maksimal jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini juga terkait dengan persepsi siswa tentang materi tersebut. Sastra melayu klasik merupakan salah satu materi yang dipelajari oleh siswa SLTA maupun MA. Namun rendahnya minat siswa terhadap materi ini sangat disayangkan. Persepsi merupakan satu hal yang pasti dimiliki oleh setiap individu. Begitu pula dengan siswa juga memiliki persepsi. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda. Individu (siswa) yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu objek (materi sastra melayu klasik) maka ia akan memiliki motivasi belajar yang positif juga,akan tetapi apabila individu memiliki persepsi yang negatif atau buruk. Ini membuktikan bahwa persepsi siswa terhadap materi sastra melayu klasik sangat berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan pembelajaran mengenai materi sastra melayu klasik ditingkat SLTA ataupun MA. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, bila dilihat dari sudut pandang psikologis maka minat belajar siswa terhadap materi sastra melayu klasik masih agak kurang .Hal ini disebabkan tidak ada antusias yang tinggi sehingga membuat materi tentang sastra melayu klasik ini menjadi salah satu materi dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tidak kalah penting dibandingkan dengan materi-materi yang lain. Selain itu materi tentang sastra melayu klasik ini dirasakan oleh siswa begitu monoton, kurang hidup, dan cenderung jatuh kepada pola pemahaman yang agak membingungkan dalam proses KBM, sehingga siswa menjadi bosan, kurang tertarik, kurang minat dan motivasi belajar. Oleh karena itu guru sebagai seorang pendidik harus bisa memberikan motivasi kepada siswa agar persepsi siswa terhadap materi ini bisa menjadi positif. Selain itu guru diharapkan dapat membantu siswa untuk memancing minat belajar siswat terhadap sastra melayu klasik. Selanjutnya hasil belajar siswa juga ditentukan lewat proses belajar yang berjalan sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar sikap itu berfungsi sebagai
4
“dynamic forces”yaitu sebagai kekuatan yang akan menggerakkan orang untuk belajar. Sedangkan peranan minat dalam belajar lebih besar atau kuat dari sikap yaitu minat akan berperan sebagai “motivating forces”yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikap senang) kepada materi tertentu akan tanpak terus terdorong untuk tekun belajar. Selanjutnya untuk mengukur prestasi belajar atau hasil belajar siswa selain tes formatif juga bisa menggunakan tes harian sebagai umpan balik dalam bentuk nilai guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. Siswa akan lebih giat dan berusaha lebih keras lagi apabila mereka mengetahui bahwa akhir dari program ini akan diketahui nilai dan prestasi mereka. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa salah satunya adalah , yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah: “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN SASTRA MELAYU KLASIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Rendahnya motivasi belajar siswa sehingga kurang memahami materi tentang karya sastra melayu klasik seperti hikayat,syair, pantun klasik yang diajarkan oleh guru. 2. Penggunaan metode yang kurang menarik sehingga motivasi belajar siswa terhadap materi satra melayu klasik kurang antusias. 3. Peran guru mata pelajaran bahasa indonesia di sekolah 4. Persepsi siswa di sekolah terhadap materi sastra melayu klasik seperti hikayat,syair dan pantun.
5
C. Pembatasan Masalah Agar pembatasan masalah dalam penlitian ini lebih terarah dan operasional, maka penulis membatasi masalah kepada: 1. “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Materi Pelajaran Sastra Melayu Klasik dengan Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah hubungan persepsi siswa terhadap materi yang ada dalam sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
E. Manfaat Penelitian a. Teoritis Dapat memperkaya khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai persepsi siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia dengan hasil belajar, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang berbeda dan dengan sampel penelitian yang lebih banyak.
b.
Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi kepala sekolah dan guru untuk dapat meningkatkan persentasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia guna meningkatkan mutu lembaha pendidikan. Bagi siswa diharapkan dapat memberikan sikap dan pandangan positif terhadap mata sastra melayu klasik, karena begitu pentingnya diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
sehingga dapat
6
F. Penelitian yang Relevan Hubungan Persepsi dengan hasil belajar siswa
merupakan hal yang
menarik bagi penulis untuk dijadikan sebuah penelitian karena, persepsi seseorang terhadap sesuatu itu pasti berbeda-beda dan juga akan mempengaruhi hasil belajar. Untuk mengetahui perbedaan persepsi, peneliti membuat sebuah pernyataan kepada responden. Namun, ada beberapa sumber yang menjadi pegangan dalam melakukan penelitian ini. Pertama, penulis melihat skripsi Yuli Yanti , 10601300026 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjudul Persepsi Siswa SMP PGRI 1 CIPUTAT Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia . Skripsi tersebut berbeda dengan skripsi yang penulis buat. Perbedaannya yaitu Yuli Yulianti membicarakan tentang persepsi siswa terhadap bahas a Indonesia secara global atau keseluruhan. Sedangkan penulis membahas tentang hubungan
persepsi siswa terhadap satra melayu klasik dengan hasil
belajar siswa. Kedua, penulis melihat skripsi YENI, 208013000020, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjudul Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Metode Diskusi dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas XI di SMK Islamiyah Ciputat. Skripsi tersebut membicarakan tentang persepsi siswa dan hubungannya dengan motivasi belajar siswa terhadap bahasa Indonesia. Ketiga adalah penulis melihat skripsi Rahmah, 105011000113, dari jurusan Pendidikan Agama Islam. Skripsi tersebut membicarakan Hubungan dimensi aqidah, dimensi syariat, dan dimensi akhlak terhadap hasil belajar siswa.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki beberapa sub-sub yaitu: Bab I. Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
7
Bab II Landasan Teoritis, terdiri atas: Hakikat Persepsi ,Hakikat Sastra Melayu Klasik,Hasil Belajar, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis. Bab III.Metodologi Penelitian, terdiri atas: Metode Penelitian, Variabel Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik
Pengumpulan
Data,
Instrumen
Penelitian,
Teknik
Pengolahan Data, dan Teknik Analisis Data. Bab IV.Hasil Penelitian, terdiri dari: Profil Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta, Analisis , Pengujian Hipotesis, Interpretasi Data Bab V. Penutup terdiri atas simpulan dan saran
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori 1. Hakikat Persepsi Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Perception” yang berarti penglihatan, tanggapan daya memahami atau menanggapi sesuatu objek atau rangsangan.1 Persepsi pada hakikatnya adalah “proses kognitif seorang individu dimana
memiliki
kesempatan
untuk
memilih,
mengorganisasikan,
dan
memberikan arti kepada stimulus lingkungan dimana individu berada2 Shaleh mendifinisikan persepsi “sebagai suatu proses penggabungan berupa data-data yang terdapat pada alat indera manusia untuk kemudian dikembangkan sehingga manusia atau individu tersebut dapat menyadari kehidupan disekelilingnya.3 Selain itu shaleh memberikan definisi lain mengenai persepsi
yaitu
“kemampuan
seorang
individu
dalam
membedakan,
mengelompokkan, dan menfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsangan. Dalam proses pengelompokan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman individu terhadap suatu peristiwa atau objek yang diamati.”4 Persepsi merupakan proses yang terjadi dalam diri seseorang terhadap suatu hal. Persepsi itu menggabungkan data-data yang terdapat dalam fikirian manusia lalu di olah menjadi sebuah ujaran dalam menanggapi suatu objek. Jadi persepsi bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan atau instan. Akan tetapi persepsi dapat tumbuh dan berkembang melalui proses yang dibentuk baik secara sikologis maupun faktor luar.
1
John M. Echlos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia), Cet. Ke- 24, hlm 424. 2 Jhon M. Ivancevic, dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Edisi ketujuh, Terj. dari Organiztional Behavior And Management, Seventh Edition oleh Gina Gania (Jakarta: Erlangga, 2006), Cet. Ke-4, hlm 45 3 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul wahab, Psikologi suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet ke- 1 hlm. 88 4 Ibid halaman. 89
8
9
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Siswa Persepsi siswa terhadap suatu objek pastilah tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Setiap siswa pasti memiliki persepsi yang berbedabeda karena pada hakektanya tidak ada manusia yang sama, pasti memiliki perbedaan yang mendasar. David Krech dan Ricard Crutcfield membagi faktorfaktor yang menentukan persepsi yaitu: faktor fungsional dan faktor struktural.5 a. Faktor Fungsional Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan dan pengalaman. Faktor fungsional menentukan persepsi adalah obyekobyek yang memenuhi tujuan individual yang melakukan persepsi. Dalam hal ini objek-objek tersebut yaitu perbedaan karakteristik, kesiapan, mental, suasana emsional dan latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan objek-objek tersebut dapat memberikan pengaruh sehingga menyebabkan beberapa persepsi yang berbeda. b. Faktor Struktural Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah, tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Tertarik atau tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal (kebiasaan, minat, emosi, dan keadaan biologis) dan faktor eksternal (intensitas,kebaruan,gerakan, dan pengulangan stimulus)
5
Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke- 23, hlm 51
10
c. Faktor eksternal (1) Gerakan:
secara visual manusia tertarik pada obyek-obyek
yang bergerak. Karena 80% visual sangat mempengaruhi manusia. (2) Intensitas stimuli: stimuli yang lebih dominan atau menonjol dapat menarik perhatian individu. (3) Kebaruan (novelty): bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbeda akan lebih menarik perhatian. (4) Pengulangan: hal-hal yang disajikan secara berulang-ulang atau berkali-kali dan disertai dengan variasi akan lebih menarik perhatian individu. d. Faktor Internal (1) Kebiasaan: kecendrungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa krisis pada pendapat otoritas. (2) Minat: suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan sendiri. (3) Emosi: sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi, walaupun emosi bukan hambatan utama (4) Keadaan biologis: misalnya keadaan lapar, maka seluruh pikiran didominasikan oleh makanan. Sedangkan bagi orang yang kenyang akan menaruh perhatian pada hal-hal lain. Kebutuhan bilogis menyebabkan persepsi yang berbeda.6 Jadi antara faktor intrenal dan eksternal itu saling melengkapi tidak akan seimbang kalau hanya ada faktor eksternal saja. Gerakan , intensistas stimuli, kabaruan, pengulangan adalah bagian dari faktor eksternal yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 6
Ibid, halaman 52-55
11
Sedangkan kebiasaan, minat, emosi dan keadaan biologis adalah bagian dari faktor internal yang mempengaruhi jalannya persepsi seseorang.
3. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi tidak terjadi dengan sendirinya banyak tahaptahap yang harus dilalui dan dilewati. Persepsi sama halnya dengan anggapan sementara. Persepsi setiap orang itu berbeda-beda tidak ada yang sama, karena pada hakekatnya tidak manusia yang sama,pasti mempunya berbeda satu dengan yang lainnya. Tak terkecuali pemikiran Menurut Bimo Walgito,terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu sebagai berikut: a. Suatu objek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indra. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman. b. Stimulus suatu objek yang diterima oleh alat indra, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indra secara normal. c. Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari objek yang diterima oleh alat indranya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini proses persepsi terjadi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu objek berdasarkan stimulus yang mengenai alat indranya. Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama berikut.7 a. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. b. Interpretasi, adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
7
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia,2009), Cet. 2, h. 447
12
c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Jadi banyak proses yang harus dilalui oleh seseorang dalam pembentukan persepsi. Persepsi tidak datang dengan sendirinya. Faktor dalam diri manusia adalah penyebab pertama dari munculnya dorongan persepsi. Menurut David Krech dan Richard S. Crutchfield dalam buku Jalaludin Rakhmat yang berjudul Psikologi Komunikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya: a. Perhatian (attention) Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah. b. Faktor fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus,tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus itu. c. Faktor struktural Faktor-faktor struktural semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efekefek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu.8 Jadi ada perhatian, kebutuhan, efek-efek syaraf merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor fungsional merupakan kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang. Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda begitu juga dengan persepsi pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi siswa diantaranya adalah perhatian (attention), faktor fungsional dan faktor stuktural. 8
58.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosda Karya, 2008), Cet, h 51-
13
Ketiga faktor ini sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya sebuah persepsi.
4. Ciri-Ciri Umum Dunia Persepsi Ada beberapa ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi: a. Modalitas: rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat dasar dan masing-masing indera (cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan
bagi peraba dan
sebagainya). b. Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat mengatakan atas bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar belakang, dan lain-lain. c. Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda, dan lain-lain. d. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejalagejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.9 Jadi perspsi itu dapat kita kenali dengan cara mendeteksi karakteristik yang ada dalam persepsi tersebut. Diantaranya adalah modalitas yang merupakan rangsangan yang direspon sesuai dengan indera. Selanjutnya dimensi ruang yang mempunyai sifat ruang, dimensi waktu seperti, cepat dan lambat, struktur konteks dengan keseluruhan yang menyatu. 5. Fisiologi Persepsi Persepsi tergantung pada empat cara kerja, yaitu pengenalan (deteksi), pengubahan diri satu energi ke bentuk energi yang lain (transaksi), penerusan (tranmisi) dan pengolahan informasi
9
Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. 1, h. 89-90.
14
a. Sistem sensorik Sistem sensorik dirancang untuk mengumpulkan informasi yang ditangkap sehingga kita bisa membuat rencana dan mengendalikan serta gerakan tubuh kita. b. Pemrosesan informasi: kasus penglihatan Pemrosesan informasi terjadi ditempat yang berbeda dalam sistem sensorik pada syaraf, misalnya pada penglihatan, proses terjadi di mata, di tempat yang bermacam-macam di dalam otak dan neuronneuron yang berhubungan dengan itu. Pada bagian ini, penglihatan menggambarkan
bagaimana
cara
persepsual
terjadi.
Namun,
berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses informasi lebih banyak terjadi dalam otak dari pada di dalam mata. Otak yang memperoleh informasi yang baik akan menjamin tingkah laku yang baik juga. c. Dimensi pengindraan Pengalaman
inderawi
tergantung
dari
sifat-sifat
diterimanya
rangsangan sehingga kita mempunyai pengalaman inderawi yang dapat dipaparkan d. Ambang pengindraan Ambang dalam pengindraan berarti intensitas suatu rangsanga tertentu agar dapat disadari. e. Alat-alat indera Alat-alat indera adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing. f. Pengamatan dunia nyata Persepsi bersifat subjektif karena bersifat bukan sekedar penginderaan. Persepsi kita terhadap dunia nyata merupakan olahan semua informasi yang diterima oleh indera-indera yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan pengalaman.10
10
Ibid, h. 94-109
15
Jadi fisiologi persepsi itu terbagi atas 6 macam diantaranya adalah sistem sensorik, pemrosesan informasi, dimensi pengindraan, ambang pengindraan, alatalat indra dan pengamatan dunia nyata. Dimana satu sama lain mempunyai korelasi yang tidak bisa dipisahkan.
6. Perubahan Persepsi Persepsi itu bersifat dinamis. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan persepsi,diantaranya adalah faktor psikologis. Proses perubahan persepsi dari faktor psikologis ini tergambar dalam perubahan sikap. Perubahan sikap dalam psikologi biasanya diterangkan sebagai proses belajar atau sebagai proses kesadaran (kognisi). Dalam proses belajar, yang menjadi fokus adalah adanya rangsangan dari luar (stimulus),sedangkan dalam proses kognisi yang utama adalah adanya dorongan atau kehendak dari dalam diri individu sendiri. Selain itu proses perubahan juga disebabkan karena adanya proses fisiologikdari sistem syaraf pada indera-indera manusia. Jika stimulus tidak mengalami perubahan, misalnya, akan terjadi adaptasi dan habituasi, yaitu respons terhadap stimulus itu makin lama makin rendah. 11 Jadi persepsi yang dimiliki oleh seseorang itu tidak bersifat statis akan tetapi,bersifat dinamis dengan kata lain berubah-ubah. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan persepsi terhadap seseorang salah satunya adalah faktor psikologi yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang.
7. Sastra Melayu Klasik Kata kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sastra, su berarti „baik‟, indah dan sastra, berarti „tulisan‟, „karangan‟. Jadi, secara harfiah sastra dapat diartikan sebagai tulisan yang indah. Dengan demikian, sastra merupakan buah pikiran yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang dituliskan dengan bahasa indah untuk mengekspresikan pikiran seseorang. Berbeda dengan tulisan ilmiah atau berita, sastra lebih mementingkan kesan daripada informasi
11
Ibid, h. 121-123.
16
yang ditampilkan. Sastra memang sedikit banyak informatif, tetapi kesannyalah yang membuat seseorang mendapatkan pengalaman lain ketika membaca. 12 Jadi sastra merupakan tulisan dan karangan yang bisa dinikmati oleh semua orang. Karena sastra adalah sebuah tulisan yang indah,dan mempunyai daya tarik yang tinggi. 8. Genre Sastra Sastra memiliki genre atau ragam. Secara garis besar, sastra dibagi dalam beberapa genre, yaitu sebagai berikut: 9. Prosa Prosa adalah karangan yang bersifat naratif. Prosa berasal dari bahasa Yunani yang berarti „terus terang‟ jadi, sebenarnya dari awal prosa lebih dibuat untuk mengungkapkan fakta-fakta yang ada dalam prosa tersebut. Berikut adalah pengertian prosa menurut para ahli: 1. Aminuddin: “Prosa adalah kisah atau cerita yang diemban oleh pelakupelaku tertentu dengan pemeranan”. 2. M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono: “ Bentuk cerita atau kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi”. 3. Sudjiman: “kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi”. Berdasarkan, pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosa adalah sebuah cerita atau kisah yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang tidak bisa dipisahkan dari prosa itu sendiri, seperli penokohan, alur dan daya khayal.
12
Edy, Sembodo, Contekan Pintar Sastra Indonesia ( Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika, 2010), Cet. 1, h. 1
17
10. UnsurIntrinsik Prosa a. Tokoh Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam suatu cerita (Sudjaman, 1990). Tokoh terbagi atas beberapa jenis. Tokoh yang menjadi tokoh central dalam cerita disebut tokoh protagonis, sedangkan tokoh yang mengimbangi peran biasanya menjadi lawan disebut dengan tokoh antagonis. Diantara tokoh protagonis dan antagonis terdapat tokoh yang hanya bersifat membantu dan tak berperan besar dalam cerita. Tokoh ini disebut dengan tokoh bawahan. Tokoh protagonis tidak selalu bersifat jahat. Bila tokoh protagonis yang menjadi titik berat cerita digambarkan bersifat jahat, tokoh antagonis tidak selalu bersifat jahat. Bila tokoh protagonis yang menjadi titik berat cerita digambarkan bersifat jahat, tokoh antagonis bisa saja digambarkan baik atau bahkan lebih jahat. Tokoh antagonis lebih bersifat penyeimbang tokoh protagonis dan berperan dalam konflik dalam cerita. Dilihat dari segi perkembangankarakternya, tokoh juga dapat dibagi menjadi tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar tidak megalami perubahan karakter dan pergulatan pikiran. Karakter seperti ini cenderung mengikuti stereotip yang ada, misalnya ibu tiri, anak yang manja, dan atasan yang angkuh. Sementara itu tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki karakter yang berubah dan kompleks. Tokoh jenis ini mengalami perkembangan karakter sejalan dengan rangkaian cerita. b. Plot atau alur Rangkaian peristiwa yang terjalin dalam suatu cerita. Alur mengalami perkembangan yang teratur dalam cerita dan biasanya diakhiri dengan klimaks atau anti klimaks. Alur sederhana terdiri dari perkenalan, awal, konflik, klimaks atau antiklimaks. Alur sederhana terdiri dari perkenalan, awal konflik, klimak dan anti klimaks. Urutan tersebut bisa saja diubah sedemikian rupa menurut kebutuhan penulisnya. Alur yang tadinya maju bisa dirangkai dengan alur mundur (flashback)agar cerita terasa lebih intens dan menarik.
18
c. Latar Lingkungan yang melingkupi tokoh-tokoh yang ada pada cerita. Lingkungan tersebut dapat memengaruhi perasaan tokoh dan begitupula sebaliknya. Latar dapat berupa waktu, tempat, dan perasaan yang dirasakan tokohnya. Keberadaan latar cukup penting dalam cerita karena akan banyak memengaruhi narasi yang dibangun. Latar dibedakan menjadi dua, yaitu latar material dan latar sosial. d. Sudut pandang Penempatan pandangan pada tokoh utama. Umumnya, sudut pandang yang sering dipakai adalah sudut pandangan orang pertama (aku-an). Sudut pandang orang pertama banyak dipakai pada masa-masa awal perkembangan sastra Indonesia, seperti pada masa Balai Pustaka dan Pujangga. Sementara itu, sudut pandang orang ketiga sering dipakai kemudian pada masa-masa 1950-an ke atas saat berbagai pandangan dan aliran berkembang terutama eksistensialisme, di Indonesia. Namun, hal ini dipermainkan dengan cerdik pada roman Atheis karya Achdiat Karta Miharja, Dia mengganti sudut pandang dari sudut aku-an kedia-an dalam pemaparan ceritanya. Sudut pandang orang kedua memakai kata kau atau kamu akan tetapi, sangat jarang sekali digunakan. e. Tema Permasalahan yang diangkat dalam suatu cerita dan menjadi garis besar permasalahan yang dipaparkan. Selanjutnya, dapat mengambil kesimpulan dengan memahami apa yang disampaikan seorang pengarang melalui cerita yang dibuatnya dan inilah yang disebut sebagai amanat. Setiap karya memiliki tendensi dan muatan yang berbeda-beda tergantung kepada tujuan awal pengarangnya. Sebagai contoh roman „Bumu Manusia‟ karya Pramoedya Antara Toer mengambil tema perjuangan manusia untuk mendapatkan haknya tanpa memandang kelas atau status sosial. Jadi dalam sebuah karya sastra salah satunya prosa terdapat unsur yang membangun karya tersebut,yaitu unsur implisit yaitu, unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut. tokoh,plot, latar, alur, sudut pandang dan tema adalah unsur yang terdapat dalam sebuah prosa.
19
11. Unsur Ekstrinsik Prosa Adalah unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi juga banyak mempengaruhi bentuk dan tujuan pembuatan karya sastra. Secara umum, ada empat unsur Ekstrinsik yang mempengaruhi sebuah karya sastra. a. Pengarang, yaitu segala hal yang berhubungan dengannya. Tentunya latar belakang pengarang akan memengaruhi seperti apa karya yang dibuatnya. Aliran dan kepercayaan juga merupakan hal yang dapat menyetir seorang pengarang dalam berkarya. b. Kondisi sosial, yaitu keadaan sekeliling sang pengarang yang mendorong dan memengaruhi dalam berkarya. Tentunya pengarang akan terpengaruh sekali oleh tempat dia tinggal dan bersosialisasi. Seorang pengarang yang tinggal di daerah tertentu akan terbawa cara berpikir dan budayanya. c. Masa penulisan, yaitu waktu atau periode ketika pengarang menulis karyanya. Masa tertentu akan menyebabkan kecendrungan tema dan muatan karya seorang sastrawan. d. Penerbit, yaitu wadah sang penulis untuk menyebarkan karyanya agar sampai ke tangan pembacanya. Sebuah penerbit tentunya memiliki standar
pandangan
sendiri
terhadap
karya
sastra
yang
akan
diterbitkannya. Inilah penyebab suatu karya dari penerbit tertentu sering kali memiliki tipe yang sama dan tema yang diangkat pun memiliki ragam tertentu. Penerbitlah yang menjadi badan sensor untuk sebuah karya sastra, mereka berhak mengubah, menambah, atau mengurangi muatan suatu karya. Inilah yang menyebabkan kesamaan tema dan bentuk pada suatu masa tertentu. Ini terlihat salah satunya pada masa Balai Pustaka dan Pujangga Baru yang memiliki standar ketat terhadap karya-karya yang diterbitkannya. Jadi pengarang,kondisi sosial, masa penulisan dan penerbit merupakan unsur yang berada di luar karya sastra,akan tetapi sangat mempengaruhi terhadap hasil dari karya itu sendiri
20
12. Jenis-Jenis Prosa Lama a. Hikayat Hikayat yaitu bentuk prosa lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa, pangeran atau putri kerajaan, dan raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Hikayat juga sering menceritakan kepahlawanan tokoh yang ada di dalamnya. Contoh hikayat antara lain Hikayat Hang Tuah, Hikayat si Pahit Lidah, dan Hikayat Kuda Terbang. Hikayat berasal dari India Arab. Terkadang tokoh yang ada merupakan tokoh sejarah. b. Dongeng Bentuk prosa lama yang mengandung ajaran kebaikan. Dongeng ditunjukkan untuk anak-anak, oleh karena itulah, dongeng biasanya selalu klise. Isisnya selalu berbicara tentang kebaikan. Contoh dongeng antara lain Timun Mas, Kebo lwa, dan Candra Kirana. c. Mitos Mitos adalah cerita yang dipercaya secara turun-temurun sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan berprilaku. Mitos juga kadang dikaitkan dengan asal mula suatu silsilah suku tertentu. Ada juga yang percaya bahwa tokoh dalam suatu mitos benar-benar ada dan menjadi nenek moyangnya. Contoh mitos antara lain adalah Nyi Roro Kidul, Cerita Rama-Sinta, dan cerita Mahabrata. d. Fabel Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya merupakan binatang yang berprilaku seperti manusia. Fabel biasanya diciptakan untuk memudahkan pemahaman anak-anak dalam menggambarkan perwarakan atau karakter tokohnya. Fabel kebanyakan diperuntukkan bagi anak-anak sehingga tokohtokohnya dibuat menarik simbolis. Contoh mudahnya,untuk menggabarkan tokoh yang cerdik dan cekatan, fabel biasanya menyimbolkan dengan binatang kancil. Bila ingin menggambarkan karakter yang jahat, biasanya dalam fabel digambarkan buaya atau harimau yang keduanya merupakan binatang buas. Contoh fabel antara lain Cerita si Kancil, Cerita Kura-Kura dan Kelinci, dan Cerita Kera dan Ikan Mas.
21
e.
Legenda
Legenda, yaitu prosa lama yang menceritakan asal mula suatu tempat, benda peninggalan sejarah, atau fenomena alam. Contoh dari legenda antara lain Legenda Pulau Samosir, Legenda Tangkuban Perahu,dan Legenda Candi Mendut. Jadi, hikayat, dongeng, mitos, fabel dan legenda merupakan jenis-jenis dari prosa lama yang mempunyai keunikan tersendiri. Perbedaan yang terdapat dari masing-masing jenis prosa ini adalah, kalau hikayat merupakan prosa lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa, untuk dongen ceritanya ditunjukkan untuk anak-anak. Sedangkan mitos adalah cerita zaman dahulu yang belum dipastikan kebenarannya, fabel adalah cerita yang diperankan oleh binatang. Sedangkan legenda adalah prosa lama yang menceritakan asal mula suatu tempat contohnya, legenda Tangkuban Perahu.
13. Puisi Puisi adalah ungkapan imajinatif yang dirangkai dengan irama dan memerhatikan pemaknaan. Secara etimologis, puisi berasal dari bahasa Yunani, yaitu poino yang artinya‟aku mencipta‟. Puisi adalah salah satu genre sastra yang defenisinya telah dijelaskan sebelumnya, sedangkan sajak adalah karyanya. Adapun jenis puisi terbagi dua yaitu puisi lama dan puisi modren. Akan tetapi yang akan dipaparkan disini adalah puisi lama.
14. Puisi Lama Puisi lama adalah salah satu genre sastra yang bentuknya masih terikat. Puisi pada awalnya berbentuk mantra yang hanya digunakan pada ritual tertentu atau keperluan lain yang bersifat mistis. Hal ini disebabkan mantra lebih menekankan penekanan pada bunyi yang berulang-ulang, mirip dengan fungsi asonansi dan rima yang kita kenal pada puisi lama atau modren. Berikut adalah contoh mantra.
22
Mantra bagi Perempuan yang Mau Bersalin (dibacakan air putih,kemudian diminum) Aku membaca ajiku sibelut putih Melancar lekas Galir gelugur Merojol-rojol atas iradat Tuhan Senyampang terlenggang Terlenggang Terlenggang Terlenggang Terlenggang Sekonyong-konyong Jadi salah satu bentuk dari puisi lama adalah mantra yang merupakan bentuk dari karya sastra klasik yang memilki makna yang indah.
15. Jenis-Jenis Puisi Lama a. Syair Adalah sajak yang terdiri atas empat baris dalam satu bait. Baris pertama hingga terakhir pada syair berima a-a-a-a. Contoh: Sengsara gerangan takdirnya untung (a) Sebagai nasib si bunga betung (a) Hanyut di sungai terkatung-katung (a) Diejekkan kera dan luntung (a) b. Karmina yakni sajak yang terdiri atas dua baris saja. Karmina umumnya berisi tentang sindiran atau gurauan yang agak menyentik. Contoh: Kayu lurus dalam ladang Kerbau kurus banyak tulang
23
c.
Pantun Adalah sajak yang terdiri atas empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan yang ketiga dan keempat adalah isi. Pantun menggunakan rima a-b-a-b. Mengenai isinya, larik pertama (dua baris pertama) tidak berhubungan dengan larik kedua, tetapi keduanya saling mengisi dalam kesamaan rima. Baris pertama dan ketiga menggunakan rima a dan baris kedua dan keempat menggunakan rima b. Untuk lebih mudahnya perhatikan contoh berikut: Pantun Berkasih-kasihan Kalau tuan mandi ke hulu Ambilah saya bunga kamboja Kalau tuan matilah dulu Nantikan saya di pintu surga
d. Talibun Talibun dapat dikategorikan dengan pantun, tetapi talibun memiliki perbedaan dalam bentuk yang berlainan dengan pantun. Jika pantun hanya terdiri dari empat baris, maka talibun hanya memiliki lebih dari empat baris. Jumlah barisnya pun bervariasi mulai dari enam baris dan seterusnya. Contoh talibun enam baris: Selasih di rimba jambi Putus akarnya di jerami Merajut asa daun meranti Kasih pun baru dimulai Tuan bawa berjalan jauh Itu menghina hati kami e.
Gurindam Gurindam adalah puisi lama yang isi dan temanya sebenarnya tak berbeda dengan pantun, karena kebanyakan berisi nasihat dan mendidik. Namun yang membedakannya adalah jumlah baris pada setiap baitnya. Gurindam hanya memiliki dua baris pada setiap
24
baitnya. Gurindam memiliki rima a-a pada setiap baitnya. Karena gurindam hanya memilki dua baris pada setiap baitnya, sampiran dan isinya masing-masing hanya terdiri dari satu baris yaitu, sampiran pada baris pertama dan isi pada baris kedua. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Gurindam karya Raja Ali Haji ini memiliki dua belas baris, sesuai dengan judulnya, Gurindam Dua Belas. Jadi dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya, syair, karmina, pantun, talibun, gurindam, drama merupakan jenisjenis dari puisi lama. Perbedaan yang terdapat di dalamnya, kalau syair sajaknya hanya terdiri dari empat baris dalam satu bait. Karmina sajak yang terdiri dari dua baris saja. Pantun sajaknya terdiri atas empat baris sedangkan talibun jumlah barisnya bervariasi. Untuk gurindam sendiri, hanya memiliki dua baris pada setiap baitnya. 16. Drama Drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti dialog dalam bentuk puisi atau prosa. Padanan kata drama dalam bahasa Indonesia adalah sandiwara. Sandi berati „rahasia‟ dan wara berarti „kabar‟. Jadi, sandiwara dapat diartikan sebagai kabar yang dirahasiakan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa drama merupakan bagian dari sastra melayu yang merupakan sandiwara atau pertunjukan yang dimainkan oleh beberapa pelakonnya.
17. Unsur-Unsur Drama a. Naskah lakon, berguna untuk menetapkan urutan adegan dan dialog yang ada dalam drama. b. Sutradara, yaitu orang yang mengatur dan mengonsep sebuah drama yang dimainkan. c. Pemain, yaitu orang yang memaikan perannya di panggung drama.
25
Unsur-unsur yang terdapat dalam drama harus sangat diperhatikan karena, unsur ini merupakan bagian yang sangat penting dalam keberhasilan sebuah drama. 18. Drama Tradisional Sebelum drama modern masuk dan berkembang di Indonesia, ternyata tanah air kita sudah menyimpan berbagai ragam drama yang merupakan seni tradisional. Setiap daerah memiliki seni drama tradisional yang diadakan dengan barbagai macam keperluan, tetapi secara umum diadakan sebagai bentuk hiburan. Drama tradisional ini secara turun -temurun tetap dipertahankan, biasanya cendrung tidak berubah dan tetap mempertahankan keasliannya. Berikut adalah contoh-contoh dari drama tradisional: a. Ketoprak dari Jawa Timur b. Ludruk Jawa Timur c. Ubruk dari Banten d. Longseng dari Jawa Barat e. Mamanda dari Kalimantan Selatan f. Lenong dari Betawi. Jadi, drama tradisional merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Drama tradisional terdapat di bernagai daerah yaitu dari sabang sampai merauke. Kehadiran drama tradisional ini merupakan aset budaya yang tidak dihilangkan bahkan harus dipertahankan.
19. Hasil Belajar a. Hakekat Belajar Belajar merupakan hal yang sangat menyennagkan dan kompleks. Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika berada di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengrtian belajar.
26
1. Skinner,
Barlow
Syah
(1985)
dalam
bukunya
Educational
Psycology. The Teaching-Lerning Procces berpendapat bahwa: “belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respon.
Pendapat
ini
diungkapkan
dalam
pernyataan
yang
singkatnya, bahwa belajar adalah procces of progressive behavior adaption. Berdasarkan eksperimennya Skinner Purwanto percaya bahwa proses adaptasi tersebut mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguat.13 2. Watherington, seperti dikutip Purwanto mengemukakan bahwa: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.14 Jadi, belajar adalah suatu proses adaptasi dalam rangka menciptakan suatu perubaha di dalam diri seseorang yang melibatkan banyak aspek seperti, kecakapan, sikap, kebiasaan,kepandaian serta etika yang terkait dengan proses belajar. b. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar Bentuk dan tipe belajar sangat banyak sekali,namun setiap peserta didik pasti memiliki tipe belajar yang berbeda, tidak mungkin semuanya sama. Bentuk dan tipe belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa juga hendaknya harus mengetahui termasuk tipe apakah dalam belajar,sehingga hasil yang di dapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu proses belajar mengajar adalah alat untuk mencapai tujua. Ada beberapa pendapat yang melihat proses belajar mengajar dan dari semua pendapat tersebut dapat di kelompokkan menjadi tiga sudut pandang, yakni: (a) memandang belajar sebagi proses, (b) memandang belajar sebagai hasil, (c) 13
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosyda Karya), 2008, hal. 90 14 M. Ngalin Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya), 2002, hal. 84
27
memandang belajar sebagai fungsi. Ketiga cara itu diperlukan oleh seorang guru, karena tugas guru adalah membina/membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa, agar memperoleh hasil yang telah dirancang sebelumnya. Gagne, seperti dikutip oleh Sudjana mengemukakan bahwa ada lima kategori tipe hasil belajar, yakni (a) verbal information(b)intelektual skill, (c) cognitife strategi (d) Attitude, (e) motoric skill. Sementara itu Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan menjadi 3 bidang yakni: (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, (c) bidang psikomotorik.15 Walaupun sistem pendidikan di negara kita Indonesia menganut teori yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom, namun ada baiknya dikemukakan pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat menambah pengetahuan pembaca. Berikut ini adalah macam-macam tipe belajar 1. Tipe Hasil Belajar kognitif a. Tipe belajar pengetahuan hafalan (knowledge) Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge. Cakupan dalam pengetahuan hafalan akan termasuk pula pengetahuan dan sifat faktual. b. Tipe belajar pemahaman (Comprehension) Tipe hasil belajar ini setingkat lebih tinggi dari tipe hasil belajar pengetahuan, hafalan, dan pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. c. Tipe hasil belajar penerapan (application) Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstrakkan suatu konsep,ide,rumus,hukum dalam situasi yang baru. d. Tipe belajar analisis Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai,suatu integritas
15
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004) h. 45
28
e. Tipe belajar hasil sintesis dan evaluasi Tipe belajar sisntesis terjadi apabila ada tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna. Sedangkan evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai berdasarkan jugdmen yang dimilikinya. 2. Tipe belajar afektif Ada beberapa tingkatan dalam bidang afektif: a. Receiving/attending, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar dalam diri siswa. b. Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. c. Valuing atau penilaian, yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala stimulus tadi. d. Organization atau organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan yang lain. e. Internalisasi atau karakteristik nilai, yakni keterpaduan dari semua nilai dengan nilai yang lain. 3. Tipe hasil belajar psikomotorik a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan tidak sadar) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. c. Kemampuan perceptual termasuk didalamnya membedakan visual, audio motorik dan lain-lain. d. Kemampuan dibidang fisik e. Gerakan-gerakan skill f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Jadi, setiap peserta didik pasti memiliki tipe belajar yang berbada satu dengan yang lainnya. Kalau tipe belajar kognitif adalah lebih kepada pengetahuan yang bersifat hafalan, pehaman, penerapan, analisis dan sintesis evaluasi.
29
Sedangkan untuk peserta didik yang menganut tipe belajar afektif lebih cenderung kepada kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar. Untuk tipe psikomotorik lebih cenderung kepada keterampilan, kemampuan perceptual, fisik, gerakan, dan kemampuan.
20. Komponen Belajar Mengajar (KBM) Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen-komponen yang meliputi: a. Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan tersebut akan dibawa. Dalam kegiatan belajar mengajar tujuan adalah, suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik, baik dalam lingkungan sosialnya maupun diluar sekolah. b. Bahan Ajar Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok, dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi
30
anak-anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. c.
Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, dan akan menetukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan agar dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itulah, siswa yang lebih aktif dan guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaliknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis.
d. Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya, bila tidak menguasai metode mengajar. Oleh karena itu disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Dengan menguasai berbagai macam metode dan bisa menempatkan pada situasi dan kondisi yang sesuai dengan keadaan siswa. e.
Alat Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yakni
sebagai
perlengkapan, membantu
mempermudah usaha
mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah dan larangan. Sedangkan
31
alat bantu pengajaran adalah berupa globe,papan tulis, kapur tulis, gambar, diagram, slide, vidio dan sebagainya. f.
Sumber Belajar Sumber
Belajar
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat asal untuk belajar seseorang. Jadi sumber belajar itu merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar. Jadi dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) banyak komponen yang harus diperhatikan. Komponen-komponen tersebut harus ada dalam dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercipta proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari belajar itu sendiri. Berikut adalah RPP dari kegiatan Belajar Mengajar Sastra Melayu Klasik :
32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS
: Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid : Bahasa Indonesia : X1
STANDAR KOMPETENSI : Membaca : 15. Memahami sastra Melayu klasik
KOMPETENSI DASAR : 15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
MATERI PEMBELAJARAN : Naskah sastra Melayu klasik : nilai-nilai (budaya, moral, agama)
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI No
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Budaya Kewirausahaan/ Dan Karakter Ekonomi Kreatif Bangsa
1 Menemukan nilai-nilai dalam karya Bersahabat/ sastra Melayu Klasik komunikatif 2 Membandingkan nilai-nilai dalam Kreatif sastra Melayu Klasik dengan nilainilai masa kini
Kepemimpinan Keorisinilan
3 Mengartikan kata-kata sulit
TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat: Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik Membandingkan nilai-nilai dalam sastra Melayu Klasik dengan nilainilai masa kini Mengartikan kata-kata sulit
33
METODE PEMBELAJARAN : Penugasan Diskusi Tanya Jawab Ceramah Demonstrasi StrategiPembelajaran Tatap Muka
Terstruktur
Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
Contoh Karya sastra Melayu klasik : nilainilai (budaya, moral, agama)
Mandiri Siswa dapat Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
No.
Kegiatan Belajar
1.
Kegiatan Awal : Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.
Bersahabat/ komunikatif
2.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Mendiskusikan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik Membandingkan nilai-nilai dalam sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Kreatif
3.
Kegiatan Akhir : Refleksi Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Bersahabat/ komunikatif
34
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
SUMBER BELAJAR/ALAT ATAU BAHAN : Karya satra Melayu klasik : Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai PENILAIAN : Jenis Tagihan: tugas individu ulangan Bentuk Instrumen: uraian bebas pilihan ganda jawaban singkat
B. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar terkadang seorang siswa dipengaruhi oleh faktor intelegensi, kreatifitas dan persepsi dalam diri siswa itu sendiri. Hasil belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila dalam dirinya timbul suatu keinginan untuk berhasil. Selanjutnya hasil belajar akan lebih optimal apabila dalam belajar seorang siswa memiliki keinginan kuat dan persepsi yang baik dalam pembelajaran. Dengan adanya persepsi memungkinkan seseorang untuk bisa mendapatkan hasil belajar yang baik. Selanjutnya, dalam proses belajar mengajar, yang dilakukan oleh pendidik merupakan suatu kegiatan yang menjembatani siswa untuk memahami materi yang diberikan. Selain itu persepsi juga dapat mempengaruhi siswa dalam memahami suatu materi dan diharapakan dengan adanya persepsi positif maka akan berkolerasi dengan hasil belajar siswa. Dengan demikian diduga terdapat korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap materi pada pelajaran sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa kelas XI Tahun Ajaran 2012-2013 di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta.
35
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap materi yang ada dalam sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa. Jika ditulis dalam bentuk hipotesis statistik adalah Ho: Pxy = 0 Ha: Pxy kecil 0 Keterangan: Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap materi yang ada dalam pelajaran sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa. Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap materi yang ada dalam pelajaran sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa. xy
: koefisien korelasi antara persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik
(x) dengan hasil belajar siswa (Y)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik korelasional. Penelitian ini adalah jenis penelitian cross section correlation study. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi hubungan antara variabel yang relevan untuk menjawab masalah.
B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu: 1. Variabel bebas yaitu persepsi siswa terhadap
materi pelajaran sastra
melayu klasik (X) 2. Variabel terikat hasil belajar (Y) Persepsi siswa terhadap materi pelajaran sastra melayu klasik, sebagai skor yang diperoleh subjek pada jawaban kuesioner yang telah dibagikan sedangkan hasil belajar diperoleh melalui nilai formatif siswa dalam materi sastra melayu klasik.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta yang terletak diJl. Ibnu Taimia IV Komplek Syarif Hidayatullah Ciputat, Tanggerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni Tahun 2013
D. Populasi dan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi.1 1
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 3, h. 12.
36
37
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syahid, Ciputat Kota Tanggerang Selatan yang
berjumlah 35 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling yang dalam hal ini peneliti tidak mengendalikan salah satu variabel tersebut dan setiap responden akan diberikan kesempatan yang sama. Dengan perincian bahwa sampel tersebut telah mewakili dan sesuai dengan perbandingan frekuensi di dalam populasi secara keseluruhan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang peneliti gunakan dalam memperoleh data adalah: 1. Observasi,merupakan metode ilmiah yang biasanya dimaknai dengan pengamatan secara langsung oleh peneliti. Melalui observasi ini maka penulis memperoleh data mengenai kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana dan prasarana di MA Pembangunan UIN Syahid, Jakarta. 2. Wawancara (interview), adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.2 Dalam hal ini penulis mengadakan komunikasi langsung secara individual kepada guru bidang studi bahasa Indonesia, untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian. 3. Study Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan pada subjek penelitian, namun melalui melalui dokumen.3 Melalui dokumen-dokumen tersebut penelitian mengambil data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti dokumen sekolah, daftar inventaris, daftar jumlah siswa. 4. Angket (Questionaire),yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya dan hal-hal yang ia ketahui. Cara angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yakni angket yang ada pada setiap 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006) Cet. 13, h. 155. 3 Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 7, h. 81
38
itemnya tersedia alternatif-alternatif jawaban sehingga responden dapat dengan mudah memilih salah satu jawaban dari jawaban alternatif yang telah tersedia. Urutan penyusunan angket terdiri dari beberapa aspek. Aspek yang pertama adalah
aspek identitas. Aspek yang kedua adalah aspek petunjuk
pengisian, dan aspek yang ketiga adalah aspek pernyataan, yang peneliti gunakan untuk mengetahui tentang persepsi siswa kelas X1 di Madrasah Aliayah Pembangunan UIN Syahid Jakarta terhadap sastra melayu klasik.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner (angket). Angket yang digunakan dalam pengambilan data yaitu angket tentang persepsi siswa terhadap materi sastra melayu klasik (X) . Dan hasil belajar siswa (Y) di ambil melalu nilai formatif berupa skor atau angka yang sudah dikalkulasikan. Tabel berikuti ini memberikan gambaran lebih jelas mengenai penyebaran butir-butir item dari tiap-tiap variebel penelitian.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi Variabel Persepsi Siswa
Aspek Persepsi Siswa
Indikator Sikap
Terhadap Sastra
Motif/keinginan
Melayu Klasik
Keterikatan Harapan Karakteristik objek Faktor situasi Sastra Melayu
Mendengarkan
Klasik
Puisi Syair
39
Berbicara Cerpen Membaca Cerpen Hikayat Menulis Cerpen puisi
Untuk mengetahui apakah item yang digunakan dalam penelitian ini telah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat diandalkan konsistensinya, maka harus dilakukan uji Validasi dan Reabilitas terlebih dahulu, untuk memenuhi persyaratan seperti dikemukan oleh Suharsimi Arikunto bahwa: instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.4 1. Validitas Suatu Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Untuk menganalisis validitas butir angket mengenai Persepsi Siswa kelas X1 di
Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syahid Jakarta terhada Sastra Melayu Klasik, maka digunakan rumus:5
rXY
( =
√*
(
) +*
)(
) (
) +
2. Reliabel Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila isntrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dalam instrumen penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas butir soal mengenai persepsi siswa kelas XI 4
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid
Ibid, h. 168. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet 7, h. 72. 5
40
Jakarta terhadap sastra melayu klasik, maka penulis menggunakan rumus Alpa Cronbach6: α = K/K-1 = (1-Σ/a) Keterangan:
α
= Koefisien Alpa
K
= Banyaknya butit pertanyaan
Σα2- = Varias total α2
= Varias Total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap terhadap koefisien relibialitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: Apabila α sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 maka instrumen yang sedang diuji relibilitasnya dinayatakan telah memiliki relibilitas yang tinggi (reliabel). Akan tetapi apabila α lebih kecil dari 0,07 maka instrumen yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliabel).
G. Teknik Pengolahan Data Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan atau kesalahan. 2. Skoring, setelah melalui tahap editing,maka selanjutnya adalah memberikan skor terhadap item-item pernyataan yang terdapat pada angket dalam bentuk pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan masing-masing diberi bobot nilai dari empat sampai satu sesuai dengan kualitas jawabannya yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4 b. Alternatif jawaban B, dengan bobot nilai 3 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 196.
41
c. Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2 d. Alternatif jawaban D, dengan bobot nilai 1 3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan ke dalam bentuk tabel selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase. 4. Menentukan tingkat kriteria.
H. Teknik Analisis Data 1. Mencari Angka Korelasi Dalam mencari angka korelasi antara persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik (X) dengan hasil belajar siswa kelas X1 tahun ajaran 2012-2013 di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta (Y), peneliti menggunakan Correlational Product Moment dengan rumus sebagai berikut: ( √*
(
) +*
)(
) (
) +
Keterangan: rxy
= Koefisien korelasi antara variebel X dan Variabel Y
N
= Jumlah sampel
ΣX = Jumlah skor item variabel X ΣX2= Jumlah kuadrat skor item variabel X ΣY
= Jumlah skor item variebel Y
ΣY2= Jumlah kuadrat skor item variabel Y ΣXY = Jumlah perkalian antara skor item variabel X dan Variabel Y dan skor total Analisis Product Moment dimaksud untuk mencari titik nilai korelasi antara variabel X dan Variabel Y apakah memiliki hubungan yang sangat kuat,kuat,cukup,lemah, atau sangat lemah. Setelah nilai rxy diketahui maka penulis akan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment. Setelah diketahui
42
hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data dengan dua cara sebagai berikut. a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r’ product moment secara sederhana dengan menggunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah
0,00- 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y
b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment, dengan jalan berkolerasi pada tabel nilai “r” product momen. Apabila cara kedua ini yang digunakan, maka prosedurnya secara berturut-turut sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) -
Ha = Terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y
-
Ho= Tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y
43
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah diajukan, dengan melihat tabel “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degree of freedom)
Df= N-nr
Keterangan : Df: Degree of freedom N: Number of cases nr: Banyaknya variabel yang dikorelasikan Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan nilai koefisien “r” product moment,baik pada taraf signifikansi 1% maupun pada taraf signifikasi 5%, karena jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 siswa, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka korelasinya signifikan atau Hoditerima dan Ha ditolak. Selanjutnya dalam teknik analisis data digunakan tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat hubungan antara kedua variabel yaitu variabel persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa. Untuk Data-data persepsi yang sudah terkumpul, selanjutnya diseleksi dan kemudian disusun secara rapi sistematis. Dalam hal ini data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data yang bersifat kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif yang bertujuan untuk mengambil kesimpulan. Adapun caranya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = X100% P: Prosentase F: Frekuensi jawaban responden N: Jumlah Responden Untuk Variabel X data-data yang diperoleh dari setiap item pertanyaan akan dibuatkan satu tabel yang di dalamnya terdapat frekuensi dan prosentase, kemudian langkah selanjutnya peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data-data tersebut.
44
Dengan ketentuan skala sebagai berikut:
Tabel 3.3 Ketentuan Skala Prosentase No Prosentase
Penafsiran
1
60%-99%
Sebagian Besar
2
51%-59%
Lebih dari setengahnya
3
50%
Setengahnya
4
40%-49%
Hampir setenganya
5
1%-39%
Sebagian Kecil
Untuk mengetahu tingkat kriteria persepsi siswa terhadap materi dalam pelajaran sastra melayu klasik, maka penulis menggunakan rumus: DP= n/N X 100 DP= Deskrifsi Persentase (%) n = skor empirik (skor yang diperoleh) Dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Ketentuan Tingkat Kriteria
Persentase
No
Kategori
1
90%-100%
Sangat Baik
2
80%-89%
Baik
3
70%-79%
cukup
4
Kurang dari 70%
Kurang
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Madrasah Pembangunan lahir barawal dari keinginan tokoh-tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembanguna Gedung Madrasah Komprehensif di bentuk oleh rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Bulan juni 1972, bertepatan dengan Lustrum 111 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangungan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 1974 pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah, Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari kelas 1:43 orang ,kelas 11:8 orang dan kelas 111:7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai “Hari kelahiran” Madrasah Pembangunan. Pada tahun 1977, Madrasah Aliyah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan yayasan Al Hidayah sebagai penyedian lahan. Sesuai dengan keputusan rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini diantaranya adalah, menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai madrasah laboratorium Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
45
46
Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh departemen agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: kep/D/03/1978. Berdasarkan keputusan tersebut kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadist, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Matematika telah diujicobakan sampai tahun 1985. Mulai tahun1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2000, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilimpahkan kepada yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembangan sebagai madrasah laboratoriun dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 lakilaki dan 22 perempuan. Setelah 4 tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan (khusunya Madrasah Aliyah), pada tahun Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun 1996/1997 sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembanguna UIN Jakarta. Tahun pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masayarakat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyah. Jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 rombongan belajar. Setelah 3 tahun berjalan, akhir tahun 2009 Madrasah Aliyah Pembanguna UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil Grade A kategori sangat memuaskan. Sebagai langkah awal pada tahun pelajaran 2010/2011 telah dimulai rintisan bilingual program secara terbatas yang secara intensdievaluasi dan disempurnakan. Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
47
mengimplemetasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 No. QSC 0083 untuk pelayanan pada seluruh satuan pendidikan (MI, MTS dan MA).
B. Visi dan Misi Madrasah Visi Menjadi lembaga pendidikan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan dengan mengapresiasi potensi peserta didik, serta perkembangan era global. Misi Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memilki kemampuan kompetitif dengan keunggulan komparatif. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasamani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat.
Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecendrungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian indonesia. Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global
yang
dijiwai
akhlak
mulia.
Melakukan
pembinaan
tenaga
kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadian yang Islami.
C. Sarana dan Prasarana 1. Gedung permanen dengan halaman yang luas dan asri 2. Ruang belajar ber-AC 3. Laboratorium Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) 4. Laboratorium Komputer 5. Perlengkapan Audio Visual 6. Perpustakaan
48
7. Masjid 8. Sarana futsal 9. Sarana basket 10. Sarana tenis meja 11. Sarana musik (alat dan sound system) 12. Antar jemput 13. Lapangan parkir 14. Petugas keamanan (Satpam) 15. Lokasi nyaman, aman dan strategis (di dalam kompleks) Tabel 4.1 Tenaga Kependidikan No 1
Nama Guru Pendidikan
Pendidikan Mata Pelajaran Terakhir S1 Yayat H.M. S.Pd.i
Agama Islam (untuk sekolah umum) 2
Al-Qur’an-
S1
Yayat H.M. S.Pd.i
S1
Yayat H.M. S.Pd.i
S2
Zakariya. M. A
S1
-Asep Mutaqin Abror. Spd. HC
Hadits (Untuk Madrasah) 3
Akidah Akhlak (Untuk madrasah)
4
Bahasa Arab (Untuk Madrasah)
5
Bahasa Inggris
- Isma Maryam. S. Pd
49
6
Ilmu
S1
-
Pengetahuan
Wage Wardana. S. Pd
Sosial
-
Dra.
Tri
Suanarsih -
-Halimatu sa’adah S. Pd
7
Matematika
S1
H. Darul Sanin S. Pd Denden Permana. S.Pd Ahmad S. Wafa. M. Pd
S2 8
Biologi
S1
Putri Nuryani. S.Pd
9
Fisikia
S1
Yanuar Anas B. S.SI
10
Kimia
S1
Dra. Ermawati
11
Bahasa
S1
Nidya Khoerina. S.Pd
Indonesia
D. Analisis Data Data hasil penelitian ini meliputi dua variabel yaitu, satu variebel bebas dan satu lagi variabel terikat. Penyajian data pada variabel (X) dalam skripsi ini adalah hasil dari penyebaran angket tentang persepsi siswa kelas XI terhadap sastra melayu klasik di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta, yang disebarkan kepada 35 siswa siswa. Setiap angket terdiri dari (20 ) pertanyaan yang terdiri dari pilihan ganda yang harus dipilih oleh siswa dengan cara memberikan tanda (v) (betul atau setuju). Langkah selanjutnya data dikumpulkan. Kemudian dari hasil angket yang disebarkan dan diolah dengan cara menggunakan rumus analisis statistik deskriptif dengan rumus: P = x 100% (Untuk menetukan prosentase persepsi siswa)
50
Sedangkan data dari variabel Y adalah data hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing responden pada materi sastra melayu klasik. Selanjutnya data dari dua variabel tersebut akan dideskripsikan dalam bentuk data. Untuk data persepsi siswa setiap item dibuatkan satu tabulasi data sehingga dapat memudahkan dan lebih terperinci penjelasannya. Berikut adalah penjabaran dari persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik.
Tabel 4.2 Saya Tertarik Ketika Guru menjelaskan tentang Sastra melayu klasik (Hikayat,Syair,Pantun) N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
22
63%
2
Setuju
13
37%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.3 Hikayat,Pantun Klasik, Syair adalah materi yang menyenangkan N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
12
34,285%
2
Setuju
19
54,285%
3
Tidak Setuju
4
11,43%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
35
100%
51
Tabel 4.4 Saya Sangat Antusias Mengikuti Ketika Guru Memberikan Materi Tentang Hikayat, Syair, dan Pantun klasaik (Sastra Melayu Klasik) N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
16
45,71%
2
Setuju
18
51,43%
3
Tidak Setuju
1
2,86%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.5 Sastra Melayu klasik Membuat Saya Begitu Bersemangat Untuk mengenal budaya N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
21
60%
2
Setuju
12
34,28%
3
Tidak Setuju
1
2,86%
4
Sangat Tidak Setuju
1
2,86%
Jumlah
35
100%
52
Tabel 4.6 Cara Mengajar Guru Bahasa Indonesia Membuat Saya Menyukai Sastra Melayu KlasikN=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
18
51,43%
2
Setuju
17
48,57%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel4.7 Sastra Melayu Klasik (Hikayat,Syair,Pantun)Memberikan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-Hari N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
24
68,57%
2
Setuju
10
28,57%
3
Tidak Setuju
1
2,86%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
35
100%
Tabel 4.8 Dengan Adanya Materi Tentang Sastra Melayu Klasik, Saya Mendapatkan Pengetahuan yang Sangat Berguna bagi Kehidupan Saya N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
24
68,57%
2
Setuju
11
31,43%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
Jumlah
35
0% 100%
53
Tabel 4.9 Dengan mempelajari sastra melayu klasik Saya Menjadi Lebih Mudah untuk Mengenali Budaya Indonesia dengan Hasil Karya Sastra berupa Hikayat,syair dan lain-lain N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
9
25,71%
3
Tidak Setuju
1
2,86%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.10 Materi Sastra Melayu Klasik Membuat Saya Semangat untuk lebih mempelajarinya N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
21
60%
2
Setuju
14
40%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.11 Sastra Melayu Klasik Merupakan Pelajaran yang Mudah untuk Dipahami N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
10
28,57%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
54
Tabel 4.12 Dalam Situasi Apapun, Saya tetap Menyukai Materi Sastra Melayu Klasik N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
22
62,86%
2
Setuju
13
37,14%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.13 Saya Mampu Memberikan Komentar Tentang Materi Sastra Melayu Klasik, seperti Memberikan Pendapat Mengenai Isi dari Hikayat atau Syair yang Dibacakan Oleh Guru Saya N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
21
60%
2
Setuju
11
31,43%
3
Tidak Setuju
3
8,57%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
35
100%
Tabel 4.14 Saya Ikut Berpartisipasi untuk Menyampaikan unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dari Hikayat yang Sudah Saya Baca N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
8
22,86%
3
Tidak Setuju
2
5,71%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
55
Tabel 4.15 Saya dapat Menemukan Informasi Menganai Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hikayat yang Sudah Saya Baca N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
9
25,71%
3
Tidak Setuju
1
2,86%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4. 16 Saya Mampu Menuliskan Pesan Moral dalam Sebuah Hikayat yang Saya Dengar N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
10
28,57%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100 %
Tabel 4. 17 Saya Senang ketika Guru Menjelaskan tentang Materi Sayir N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
28
80%
2
Setuju
7
20%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
56
Tabel 4. 18 Saya Mampu Menceritakan Kembali Secara Lisan isi dari Hikayat dan Syair N=35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
18
51,43%
2
Setuju
15
42,86%
3
Tidak Setuju
2
5,71%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.19 Saya Mampu Menentukan Penokohan dan Gaya Bahasa dalam sebuah Hikayat N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
8
22,86%
3
Tidak Setuju
2
5,71%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
Tabel 4.20 Saya Mampu Menjelaskan dan Menuliskan Unsur Intrinsik dan Ektrinsik Sebuah Hikayat. N= 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
25
71,43%
2
Setuju
10
28,57%
3
Tidak Setuju
0
0%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%
57
Tabel 4.21 Saya Mampu Menuliskan dengan detail Isi Hikayat yang dibacakan oleh Guru Saya N = 35 No
Alternatif jawaban
F
%P
1
Sangat Setuju
26
74,3%
2
Setuju
6
17,13%
3
Tidak Setuju
3
8,57%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
35
100%s
Tabel 4. 22 Kriteria Persepsi Siswa Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta tentang Materi Pelajaran Sastra Melayu Klasik No 1
Pernyataan Saya Tertarik Ketika Guru
Persentase Keterangan 90%
Baik
70%
Cukup
85%
Baik
76%
Cukup
menjelaskan tentang Sastra melayu klasik (Hikayat,Syair,Pantun 2
Hikayat,Pantun Klasik, Syair adalah materi yang menyenangkan
3
Saya Sangat Antusias Ketika Guru Memberikan Materi Tentang Hikayat, Syair, dan Pantun klasaik (Sastra Melayu Klasik)
4
Sastra Melayu klasik Membuat Saya Begitu Bersemangat Untuk mengenal budaya
58
5
Cara Mengajar Guru Bahasa
87%
baik
91%
Sangat
Indonesia Membuat Saya Menyukai Sastra Melayu Klasik 6
Sastra Melayu Klasik (Hikayat,Syair,Pantun)
baik
Memberikan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-Hari 7
Dengan AdanyaSastra Melayu
92%
Klasik, Saya Mendapatkan
Sangat baik
Pengetahuan yang Sangat Berguna bagi Kehidupan Saya 8
Dengan mempelajari sastra
90%
melayu klasik Saya Menjadi
Sangat baik
Lebih Mudah untuk Mengenali Budaya dengan Hasil Karya Sastra berupa Hikayat,syair dan lain-lain 9
Materi Sastra Melayu Klasik
95%
Membuat Saya Semangat untuk
Sangat baik
lebih mempelajarinya Sastra Melayu Klasik mudah 10
untuk Dipahami
92%
Sangat baik
11
Dalam Situasi Apapun, Saya
90%
tetap Menyukai Sastra Melayu
Sangat baik
Klasik 12
Saya Mampu Memberikan Komentar Tentang Sastra Melayu Klasik, seperti Memberikan Pendapat
87%
Baik
59
Mengenai Isi dari Hikayat atau Syair yang Dibacakan Oleh Guru Saya 13
Saya Ikut Berpartisipasi untuk
91%
Menyampaikan unsur Intrinsik
Sangat baik
dan Ekstrinsik dari Hikayat yang Sudah Saya Baca 14
Saya dapat Menemukan
92%
Informasi Menganai Nilai-Nilai
Sangat baik
yang Terkandung dalam Hikayat yang Sudah Saya Baca 15
Saya Mampu Menuliskan Pesan Moral dalam Sebuah
97%
Hikayat yang Saya Dengar 16
baik
Saya Senang ketika Guru Menjelaskan tentang Materi Syair dan hikayat
17
Sangat
Sangat 96,5%
baik
88%
Baik
91%
Sangat
Saya Mampu Menceritakan Kembali Secara Lisan isi dari Hikayat dan Syair
18
Saya Tidak Mampu Menentukan Penokohan dan Gaya Bahasa dalam sebuah
baik
Hikayat 19
Saya Mampu Menjelaskan dan
95.5
Menuliskan Unsur Intrinsik dan
Sangat baik
Ektrinsik Sebuah Hikayat. 20
Saya Mampu Menuliskan dengan detail Isi Hikayat yang dibacakan oleh Guru Saya
91%
Sangat baik
60
Total keseluruhan= 1,786: 23 = 89,3 persepsi siswa secara keseluruhan (bergategori baik) akan tetapi untuk rincian nilai atau skor persepso dari masingmasing siswa dapat dilihat pada distribusi nilai atau lampiran.
Tabel 4.23 Nilai Tes Formatif Hasil Belajar Siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Tahun Ajaran 2012- 2013 Pembangunan UIN Syahid Jakarta No Resp 1
Nilai
Nilai
72
No Resp 8
No Resp 75
No Resp 22
Nilai
72
No. Resp 15
Nilai
67
No Resp 29
2
72
9
82
16
78
23
68
30
73
3
67
10
63
17
65
24
73
31
78
4
75
11
78
18
72
25
68
32
58
5
78
12
67
19
67
26
68
33
63
6
65
13
92
20
62
27
62
34
62
7
75
14
72
21
73
28
78
35
78
63
(Documentasi tes formatif siswa siswi kelas XII Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta Tahun Pelajaran 2012-2013) Hasil belajar diperoleh dari data dokumen yang diperoleh dari nilai tes formatif siswa kelas sebelas di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai hasil belajar terendah adalah 58 dan nilai tertinggi adalah 92. Perhitungan terhadap distribusi skor tersebut menghasilkan 1) Mean: 71,46 2) 78 3) Median 74 4) Standar deviasi: 711. Sebaran skor untuk variabel hasil belajar siswa (y) dalam bentuk distribus histograf sebagai berikut:
61
Tabel 4.24 No
Interval
Frekuensi
Frekuensi
Batas Bawah
Frekuensi
(Absolute)
(Komulatif)
Nyata (-0,5)
(Relatif)
1
58-63
6
6
57.5
17.14
2
64-69
9
15
63.5
25.71
3
70-75
11
26
69.5
41.43
4
76-81
6
32
75.5
17.14
5
82-87
2
34
81.5
5.27
6
88-93
1
35
87.5
2.86
Total
35
93.5
100
Dalam penetuan kategorisasi kelas terdiri dari kelas sangat baik, baik, cukup, kurang gagal. Untuk menentukan dikelas makankah nilai-nilai tersebut digolongkan. Maka untuk lebih jelasnya ada pada tebel dibawah ini: Tabel 4.25 Interval
Kategorisasi
80-100
Sangat Baik
70-79
Baik
60-69
Cukup
50-59
Kurang
0-49
Gagal
Berdasarkan pengkategorian kelas, maka nilai rata-rata siswa (mean= 71.46) pada tes formatif tergolong baik E. Pengujian Hipotesis Untuk melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil angka indeks korelasi (rxy). Namun sebelum itu peneliti terlebih dahulu merumuskan hipotesis (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
62
Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap materi yang ada dalam pelajaran sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa Ha= Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik dengan hasil belajar siswa Berikut ini, untuk memperoleh angka indeks korelasi (rxy), maka terlebih dahulu akan dibuatkan tabel perhitungannya sebagai berikut.
Tabel 4.26 Distribusi Korelasi antara persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik dengan Hasil Belajar Siswa No
Nama Responden
X
Y
XY
X2
Y2
1
A
74
72
5328
5476
5184
2
B
71
72
5112
5041
5184
3
C
70
67
4690
4900
4489
4
D
73
75
5475
5329
5625
5
E
71
78
5538
5041
6084
6
F
75
65
4875
5625
4225
7
G
73
75
5475
5329
5625
8
H
71
72
5112
5041
5184
9
I
75
82
6150
5625
6724
10
J
74
63
4662
5476
3969
11
K
77
78
6006
5929
6084
12
L
70
67
4690
4900
4489
13
M
72
92
6624
5184
8464
14
N
71
72
5112
5041
5184
15
O
72
75
5400
5184
5625
16
P
70
78
5460
4900
6084
63
17
Q
70
65
4550
4900
4225
18
R
71
72
5112
5041
5184
19
S
70
67
4690
4900
4489
20
T
73
62
4526
5329
3844
21
U
72
73
5256
5184
5329
22
V
72
67
4824
5184
4489
23
W
71
68
4828
5041
4624
24
X
71
73
5183
5041
5329
25
Y
71
68
4828
5041
4624
26
Z
71
68
4828
5041
4624
27
AA
71
62
4402
5041
3844
28
AB
73
78
5694
5329
6084
29
AC
70
63
4410
4900
3969
30
AD
71
73
5183
5041
5329
31
AE
73
78
5694
5329
6084
32
AF
70
58
4060
4900
3364
33
AG
76
63
4788
5776
3969
34
AH
74
62
4588
5476
3844
35
AI
80
78
6240
6400
6084
N= 35
2529
2481
179393
182915
177555
(ΣX)
(ΣY)
(ΣXY)
(ΣX2)
(ΣY2)
Setelah keseluruhan dihitung, diperoleh data sebagai berikut: N
= 35
ΣX
= 2529
ΣY
= 2481
ΣXY = 179393 ΣX2 = 182915 ΣY2 = 1775559
64
Langkah selanjutnya, untuk mengetahui tingkat korelasi antara persepsi siswa terhadap sastra melayu klasik (variabel X) dengan hasil belajar siswa (Y) maka data di atas akan diuji dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut: ( √*
(
( √*(
) +* )
)
√(
)(
) (
) +
(
)
+*(
)
)(
+
)
√
√
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai rxy sebesar 0,0007. Hal ini menunjukkan bahwa memang ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y akan tetapi diabaikan)
F. Interpretasi Data Dengan memperhatikan besarnya rxy maka untuk mengetahui apakah hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan atau tidak, maka rhitung akan dibandingkan dengan rtabel atau df (degree of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut
65
Df = N-nr = 35-2 = 33 Dengan df sebesar 33, maka jika dikonversikan ke rtabel
pada taraf
signifikasi 5% diperoleh harga sebesar 0,361, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga sebesar 0,463. Kriteria pengajuan ialah jika rhitung lebih besar dari pada rtabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Ternyata rxy yang besarnya , lebih kecil dari rtabel. Karena rxy lebih kecil dari rtabel maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nihil diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa kelas XI terhadap materi pelajaran sastra melayu klasik dengan hasil belar siswa di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid. Selanjutnya, apabila hasil tersebut diinterpretasikan dengan menyamakan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, ternyata besarnya rxy ( 0,007 berada antara posisi 0,00-0,200 yang berarti antara variabel X persepsi siswa kelas X1 terhadap sastra melayu klasik dan hasil belajar siswa terdapat korelasi akan tetapi diabaikan. Tabel 4.27 Skala Product Moment 0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah
0,00- 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y
66
Langkah Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, maka harus diketahui terlebih dahulu koefisien yang disebut dengan koefisien determinan atau koefisien penetu dengan rumus sebagai berikut. KD = r2 x 100% = (0.007)2 X 100% = 0,0049 X 100% = 0,49 Jadi, kontribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap Y adalah 0, 49 itu menandakan kotribusinya sedang atau cukup.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah penulis melakukan penelitian terhadap siswa-siswi kelas XI yang ada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta tentang “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Sastra Melayu Klasik dengan Hasil Belajar, maka hasil yang diperoleh melalui, penyebaran angket, observasi, wawancara, study dokumentasi dan nilai formatif hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa 1. Terdapat korelasi antara Persepsi siswa di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap materi dalam pelajaran sastra melayu klasik (X) dengan hasil belajar (Y) akan tetapi, korelasi yang terjalin sangat lemah. Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan secara matematis rxy yang di dapatkan dengan menggunakan product moment yaitu bernilai 0,007. Jadi Ha (hipotesis awal) ditolak dan Hipotesis nihil diterima. Dengan demikian berkorelasi lemah. B. Saran Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung,ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, berikut diantaranya: 1. Guru hendaknya memotivasi siswa untuk lebih giat lagi dalam mempelajarimateri-materi
yang
ada
dalam
sastra
melayu
klasik
(prosa,puisi,drama,hikayat, syiar dan pantun lama) agar tercipta persepsi positif terhadap sastra melayu klasik. 2. Guru bahasa dan sastra Indonesia seharusnya memberikan metode yang jauh lebih menarik, dengan tujuan agar materi yang disampaikan bisa menarik perhatian siswa,sehingga persepsi yang muncul dari dalam diri siswa terhadap suatu materi dalam hal ini tentang sastra melayu klasik bisa positif, dan hendaknya dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa.
66
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2007. Ayi,
Setia Budi. “Definisi Persepsi” sciences/psychology/183378
dari
http://id.shvoong.com/social
Departeman Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 2009. Echols,Jhon M dan Hasan Sadily. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Gramedia. 1995. Iska, Zikri Neni. Bimbingan dan Konseling. Jakarta Kizi Brtother. 2006. Hasan,Iqbal M. Pokok-Pokok Materi Metodologi Statistik 1 (Statistik Deskriptif) Jakarta: Bumi Aksara. 2005. Ivancevik, Jhon. Prilaku dan Manajemen Organisasi Edisi ketujuh, Terjemahan dari Organization Behavior And Managemen, Seventh Edition. Jakarta : Erlangga 2006. Ph. D. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Rahmat,Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005. Sambodja,Asep. Sastra Indonesia. Jakarta: Bukupop. 2010 Sembodo, Edy. Contekan Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika. 2010. Shaleh, Abdul Rachman, dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Islam. Jakarta: Pranada Media. 2005. Sobur, Alek. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia 2009 Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2004.
Syah, Muhibah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosyda Karya. 2008. 67
68
Purwanto, Ngalin. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosyda Karya. 2008. Rosidi, Ajip. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Bina Cipta. 1968. Rosidi,Ajip. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT Bina Aksara. 1988. Undang-Undang Dasar RI. No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. BP Darma Bhakti: 2005. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. 2004.
,F1
I
UINJAKARTA MADRASAH PEMBANGUF{AN - ALIYAH TINGKAT:IBTIDAIYAH- TSANAWIYAH
id http://www.mpuin-jkt.sch.
[email protected] email:
Jakarta Alamat: Hidayatullah Jln.lbnuTaimia UINSyarif lVKompleks 56 Telpon: (021)740217 143,Fax.(021) 74211 2, (021)7401
SURAT KETERANGAN Nomor I LOL/ t'tlP-MA/R.2/ 2OL3
Y a n g b e * a n d a t a n g a n d i b a w a h i n i , K e p a l aM a d r a s a hA l i y a h P e m b a n g u n a n U I N S y a r i fH i d a y a t u l l aJha k a r t a ,m e n e r a n g k a bahwa : n
Nama Tempat,tgl.lahir NIM Jurusan Fakultas
Putri Dintha Solok-,20 September1990 109013000070 P e n d i d i k aB n a h a s aI n d o n e s i a& S a s t r a I l m u T a r b i y a hd a n K e E u r u a n
A d a l a h b e n a r m a h a s i s w aU I N S y a r i f H i d a y a t u l l a hJ a k a r t a , y a n g t e l a h melaksanakanpenelitiantentang" Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Sasfra Melayu Klasik Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas XI " di M a d r a s a hA l i y a hP e m b a n g u n aUn I N J a k a r t a . D e m i k i a ns u r a t k e t e r a n g a ni n i d i b e r i k a n ,u n t u k d i p e r g u n a k a ns e b a g a i m a n a mestinya.
20 September2013 Vladrasat2-
"H. Santihg .L96404052 0 7 0 1 1 0 3 4
I I
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FoRM(FR)
Jl, lr. H. Juanda No 95 Ciputat lS4I2lndonesia
No.Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl.Terbit : 1 Maret 2010 : 01 No.Revisi: 1t1 Hal
IZINPENELITIAN SURATPERMOHONAhI Jakarta,l6April 2013
N o mo :r U n .0 1 /F .1 /K M.01 .31........12011 Lamp. : Outline/Proposal lzin Penelitian Hal : Permohonan KepadaYth.
\.
K e p a l aM a d r a s a hA l i y a hP e m b a n g u n aUnI N S y a h i d di Tempat Assalam u'alaikum wr.wb. Denganhormatkamisampaikanbahwa, Nama
:PUTRIDINTHA.
NIM
:109013000070
Jurusan
: PENDIDIKANBAHASADAN SASTRAINDONESIA
Semester
:9
.:
.JudulSkripsi : HUBUNGANPERSEPSISISWATERHADAPSASTRAMELAYU KLASIK DENGAN HASIL BELAJARSISWA KELAS X1 TAHUN AJARAN 2012. UIN SYAHID 2013di MADRASAHALIYAHPEMBANGUNAN adalahbenar mahasiswa/i Fakuitasllmu Tarbiyahdan KeguruanUIN Jakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di yang Saudarapimpin. instansi/sekolah/madrasah U n t u k i t u k a m i m o h o n S a u d a r a d a p a t m e n g i z i n k a nm a h a s i s w at e r s e b u t m e l a k s a n a k apne n e l i t i adni m a k s u d . Atas perhatiandan kerjasama Saudara,kami ucapkanterimakasih. Wassalamtt'alaikum wr.wb. a . n .D e k a n
Tembusan: 1 . D e k a nF I T K 2. Pembantu DekanBidang Akad yangbersangkutan 3. Mahasiswa
JAI(/rRT,Q
Analisis dan Penjabaran Kriteria Persepsi Siswa kelas X1 di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syahid Terhadap Karya Sastra Melayu Klasik
No 1
Pernyataan Saya Tertarik Ketika Guru menjelaskan tentang Sastra melayu klasik (Hikayat,Syair,Pantun
SS S TS STS 22 13 0 0
SS 88
S TS STS Jumlah 39 0 0 127
Persentase 90%
2
Hikayat,Pantun Klasik, Syair adalah materi yang menyenangkan
12 19
4
0
48
57
8
0
113
70%
3
Saya Sangat Antusias Ketika Guru Memberikan Materi Tentang Hikayat, Syair, dan Pantun klasik (Sastra Melayu Klasik)
16 18
1
0
64
54
2
0
120
85%
4
Sastra Melayu klasik Membuat Saya Begitu Bersemangat Untuk mengenal budaya
21 12
1
1
84
36
2
1
122
76%
5
Cara Mengajar Guru Bahasa Indonesia Membuat Saya Menyukai Sastra Melayu Klasik
18 17
0
0
72
51
0
0
123
87%
6
Sastra Melayu Klasik 24 10 (Hikayat,Syair,Pantun) Memberikan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-Hari
1
0
96
30
2
0
128
91%
24 11
0
0
96
33
0
0
129
92%
25
1
0
100 27
0
0
127
90%
7 Dengan AdanyaSastra Melayu Klasik, Saya Mendapatkan Pengetahuan yang Sangat Berguna bagi Kehidupan Saya 8
Dengan mempelajari sastra melayu klasik Saya Menjadi Lebih Mudah untuk
9
Mengenali Budaya dengan Hasil Karya Sastra berupa Hikayat,syair dan lainlain 9
Materi Sastra Melayu Klasik Membuat Saya Semangat untuk lebih mempelajarinya
21 14
0
0
84
63
0
0
147
95%
10
Sastra Melayu Klasik mudah untuk Dipahami
25 10
0
0
100 30
0
0
130
92%
11
Dalam Situasi Apapun, Saya tetap Menyukai Sastra Melayu Klasik
22 13
0
0
88
39
0
0
127
90%
21 11
3
0
84
33
6
0
123
87%
12
Saya Mampu Memberikan Komentar Tentang Sastra Melayu Klasik, seperti Memberikan Pendapat Mengenai Isi dari Hikayat atau
Syair yang Dibacakan Oleh Guru Saya 13
Saya Ikut Berpartisipasi untuk Menyampaikan unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dari Hikayat yang Sudah Saya Baca
25
8
2
0
100 24
4
0
128
91%
14
Saya dapat Menemukan Informasi Menganai Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hikayat yang Sudah Saya Baca
25
9
1
0
100 27
2
0
129
92%
15
Saya Mampu Menuliskan Pesan Moral dalam Sebuah Hikayat yang Saya Dengar
25 10
0
0
125 40
0
0
165
97%
16
Saya Senang ketika Guru Menjelaskan tentang Materi Syair
28
0
0
122 21
0
0
143
96,5%
7
dan hikayat 17
Saya Mampu 18 15 Menceritakan Kembali Secara Lisan isi dari Hikayat dan Syair
2
0
72
45
4
0
124
88%
18
Saya Mampu Menentukan Penokohan dan Gaya Bahasa dalam sebuah Hikayat
25
8
2
0
100 24
4
0
128
91%
19
Saya Mampu Menjelaskan dan Menuliskan Unsur Intrinsik dan Ektrinsik Sebuah Hikayat.
25 10
0
0
125 30
0
0
155
95.5
20
Saya Mampu Menuliskan dengan detail Isi Hikayat yang dibacakan oleh Guru Saya
26
3
0
104 18
6
0
128
91%
6
: Total keseluruhan= 1,786: 23 =
89,3 persepsi siswa secara keseluruhan (bergategori baik)
PERHITUNGAN MEAN,MEDIAN DAN MODUS SERTA STANDAR DEVIASI UNTUK SKOR HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 di MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYAHID 1. Mean dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Mean = ΣY N = 250 34 = 71,4 2. Untuk menentukan harga median dan modus, maka skor yang diperoleh diurutkan dari yang terkecil sampai nilai yang tertinggi sebagai berikut: 58,62,62,63,63,63,65,67,67,67,67,68,68,68,72,72,72,72,72,73,73,73,75,75,75,78,78,78,78,78,78,82,82,92 Diperoleh harga median (Me) sebesar 72 dan harga modus (Mo) sebesar 78 yang muncul sebanyak 6 kali.
3. Harga standar deviasi (SD) atau simpangan baku dihitung dengan rumus sebagai berikut: SD
=
SD
=
SD
=
√√
( Σ ) (Σ ) (
)
√√
( (
√
)( )
)
SD
=
SD
=
SD
=
SD
=
√
√
50,60840336 7,113958 dibulatkan menjadi 7,11
4. Banyak kelas rentang nilai dan panjang kelas interval - Banyaknya kelas (K) K = 1+ 3,33 log N = 1+ 3,33 log 35 = 1+ 3,33 x 1,544 = 1+ 5,14515 = 6,1415 dibulatkan menjadi 6
-
-
Rentang Nilai (R) R = Xmax- Xmin = 92-58 = 34 Panjang Kelas Interval (I) 1 = R/K = 26/6 = 5,67 dibulatkan keatas menjadi 6
Tabel Distribusi Hasil Belajar No Interval
Frekuensi Frekuensi Batas Bawah (Absolute) (komulatif) Nyata
Frekuensi (Relatif)
1
58-63
6
6
57,5
17.14
2
64-69
9
15
63.5
25.71
3
70-75
11
26
69.5
31.43
4
76-81
6
32
75.5
17.14
5
82-87
2
34
81.5
5.72
6
88-89 Total
1
35
87.7
2.86
93.5
100
35
`
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS SEMESTER
: Madrasah Aliayah Pembangunan UIN Syahid Jakarta : Bahasa Indonesia : X1 :2
A.
STANDAR KOMPETENSI : Membaca : 15. Memahami sastra Melayu klasik
B.
KOMPETENSI DASAR : 15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
C.
MATERI PEMBELAJARAN : Naskah sastra Melayu klasik : nilai-nilai (budaya, moral, agama)
D.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI No
Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik 2 Membandingkan nilai-nilai dalam sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini 3 Mengartikan kata-kata sulit
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Bersahabat/ komunikatif Kreatif
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif Kepemimpinan Keorisinilan
E.
TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat: Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik Membandingkan nilai-nilai dalam sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini Mengartikan kata-kata sulit
F.
METODE PEMBELAJARAN : Penugasan Diskusi Tanya Jawab Ceramah Demonstrasi
1. Strategi Pembelajaran Tatap Muka
Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
Terstruktur
Contoh Karya sastra Melayu klasik : nilainilai (budaya, moral, agama)
Mandiri Siswa dapat Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik
2. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
No.
Kegiatan Belajar
1.
Kegiatan Awal : Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.
Bersahabat/ komunikatif
2.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Mendiskusikan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik Membandingkan nilai-nilai dalam sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini Konfirmasi
Kreatif
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. 3.
Kegiatan Akhir : Refleksi Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
G.
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
H.
SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN : Karya satra Melayu klasik : Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai
I.
PENILAIAN : Jenis Tagihan: tugas individu ulangan Bentuk Instrumen: uraian bebas pilihan ganda jawaban singkat
Bersahabat/ komunikatif
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS Semester Pertemuan 1
: MA PEMBANGUNAN : Bahasa dan Sastra Indonesia : X1 :2
A.
STANDAR KOMPETENSI : Membaca : 15. Memahami sastra Melayu klasik
B.
KOMPETENSI DASAR : 15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsur intrinsik sastra Melayu klasik
C.
MATERI PEMBELAJARAN : Karya sastra Melayu klasik ciri-ciri karya sastra Melayu klasik unsur-unsur karya sastra Melayu klasik (tema, alur, latar, penokohan, amanat) ringkasan isi karya sastra Melayu klasik
D.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI No
Indikator Pencapaian Kompetensi
: Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1 Mengidentifikasi karakteristik karya sastra Bersahabat/ komunikatif Melayu klasik 2 Menentukan struktur (unsur) karya sastra Kreatif
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif Kepemimpinan Keorisinilan
Melayu klasik 3 Menuliskan secara ringkas isi karya sastra Melayu klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraf E.
TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat: Mengidentifikasi karakteristik karya sastra Melayu klasik Menentukan struktur (unsur) karya sastra Melayu klasik Menuliskan secara ringkas isi karya sastra Melayu klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraf
F.
METODE PEMBELAJARAN : Penugasan Diskusi Tanya Jawab Inquiri
G.
Strategi Pembelajaran Tatap Muka
Memahami sastra Melayu klasik
Terstruktur
Contoh Karya sastra Melayu klasik
Mandiri Siswa dapat Menuliskan secara ringkas isi karya sastra Melayu klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraf
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : No.
Kegiatan Belajar
1.
Kegiatan Awal: Guru menjelaskan SK KD dan tujuan pembelajaran hari ini. Guru menjelaskan manfaat mempelajari sastra melayu klasik. Guru memutarkan rekaman (sinopsis) sastra melayu klasik (Hikayat Hang Tuah)
2.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : - Guru membagikan teks cerita sastra Melayu Klasik - Siswa membentuk kelompok diskusi yang beranggotakan 3 atau 4 siswa - Siswa membaca teks cerita dengan cermat. Siswa diinstruksikan untuk menganalisis karakteristik dari sastra melayu klasik yang sudah di baca Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Mendiskusikan struktur (unsur) karya sastra Melayu Klasik. Menuliskan secara ringkas isi karya sastra Melayu klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraf . Membacakan hasil diskusi yang sudah dilakukan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Bersahabat/ komunikatif
Kreatif
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui 3.
Kegiatan Akhir : Refleksi Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
H.
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
I.
SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN : Bahan: Teks bacaan karya satra Melayu klasik Alat: OHP
J.
PENILAIAN : Jenis Tagihan: tugas individu ulangan
Bentuk Instrumen: pilihan ganda
Bersahabat/ komunikatif
(Lampiran) (Sastra Melayu Klasik)
A. Jenis-jenis karya satra Melayu klasik a. Hikayat adalah: salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah ,cerita, dongen maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan,kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Salah satu hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah b. Karmina adalah pantun kilat,yang terdiri dari dua baris. Baris pertama sampiran dan baris kedua adalah isi. c. Pantun merupakan jenis pusis terdiri dari 4 baris,bersajak a-b-a-b d. Seloka adalah bentuk puisi Melayu klasik,berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. e. Syair adalah puisi dalam bentuk karangan yang terikat yang mementingkan irama sajak. f. Talibun B. Ciri-Ciri Sastra Melayu Klasik a. b. c. d. e. f.
Berbahasa Klise (Biasanya diawali dengan kata-kata Syahdan,Hatta, pada suatu hari,alkisah. Ceritanya seperti gambaran masyarakat yang statis. Digunakan untuk mendidik masyarakat sekitar pada zaman itu. Merupakan sastra lisan yang diceritakan. Tidak diketahui nama pengarangnya (Anonim) Ceritanya berkisar tentang kehidupan kerajaan atau kaum bangsawan.
C. Unsur Instrinsik Sastra Melayu Klasik a. b. c. d. e.
Tema. Penokohan. Latar (waktu,tempat dan suasana) Alur (maju,mundur dan campuran) Amanat
A. PENILAIAN : B. Aspek Penilaian Kognitif Penilaian No
Materi Tepat
1.
Mampu mengidentifikasi karakteristik karya sastra Melayu klasik
2.
Mampu menentukan struktur (unsur) karya sastra Melayu klasik
3.
Mampu menuliskan secara ringkas isi karya sastra Melayu klasik dengan bahasa sendiri ke dalam beberapa paragraf
Kurang Tepat
Tidak Tepat
Pedoman Penskoran Tepat
: 81 – 100
Kurang Tepat
: 71 – 80
Tidak Tepat
: 60 – 70
Aspek Psikomotor Penilaian No
Materi 1
1. 2. 3.
2
3
4
Pedoman Penskoran 4
: Sangat Baik
3
: Baik
2
: Cukup
1
: Kurang
Aspek Afektif Penilaian No
Materi Baik
1.
Keaktifan dan Minat Belajar
2.
Kesopanan, etika dan sopan santun
3.
Kesiapan dalam menerima materi
Sangat Baik
Cukup
Pedoman Penskoran Sangat Baik
: 81 – 100
Baik
: 71 – 80
Cukup
: 60 – 70
Jawablah Soal dibawah ini dengan baik dan benar
Hikayat Hang Tuah Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana. Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan. Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit. Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu. Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan
Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara. a. Analisislah unsur Intrinsik dari hikayat “Hang Tuah” -tema -latar -alur -penokohan -amanat b. Identifikasilah karakteristik dari satra melayu klasik berdasarkan hasil bacaan dari hikayat hang tuah yang sudah Anda baca! c. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam hikayat diatas.
ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP SASTRA MELAYU KLASIK
Nama Sekolah
: MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Petunjuk 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan, kemudian jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Berilah tanda Chek list (v) untuk jawaban yang tepat berdasarkan pendapat anda sendiri. 3. Angket ini hanya dibuat untuk kepentingan ilmiah dalam rangka menyusun penelitian tidak ada tujuan lain. Oleh karena itu jawaban Anda akan dijamin kerahasiannya. Ketengaan Pilihan Jawaban: SS = Sangat Setuju S
= Setuju
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S 1 Saya Tertarik Ketika Guru menjelaskan tentang Sastra melayu klasik (Hikayat,Syair,Pantun) 2.
3
4
5
Hikayat,Pantun Klasik, Syair adalah materi yang menyenangkan Saya Sangat Antusias Mengikuti Ketika Guru Memberikan Materi Tentang Hikayat, Syair, dan Pantun klasaik (Sastra Melayu Klasik Sastra Melayu klasik Membuat Saya Begitu Bersemangat Untuk mengenal budaya Cara Mengajar Guru Bahasa Indonesia Membuat Saya Menyukai Sastra Melayu Klasik
T
STS
6
Sastra Melayu Klasik (Hikayat,Syair,Pantun) Memberikan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-Hari
7.
Dengan Adanya Materi Tentang Sastra Melayu Klasik, Saya Mendapatkan Pengetahuan yang Sangat Berguna bagi Kehidupan Saya Dengan mempelajari sastra melayu klasik Saya Menjadi Lebih Mudah untuk Mengenali Budaya Indonesia dengan Hasil Karya Sastra berupa Hikayat,syair dan lain-lain Materi Sastra Melayu Klasik Membuat Saya Semangat untuk lebih mempelajarinya Sastra Melayu Klasik Merupakan Pelajaran
8.
9
10
yang Mudah untuk Dipahami 11
Dalam Situasi Apapun, Saya tetap Menyukai Sastra Melayu Klasik
12. Saya Mampu Memberikan Komentar Tentang Materi Sastra Melayu Klasik, seperti Memberikan Pendapat Mengenai Isi dari Hikayat atau Syair yang Dibacakan Oleh Guru Saya 13 Saya Ikut Berpartisipasi untuk Menyampaikan unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dari Hikayat yang Sudah Saya Baca 14 Saya dapat Menemukan Informasi Menganai Nilai-Nilai
yang Terkandung dalam Hikayat yang Sudah Saya Baca. 15
Saya Mampu Menuliskan Pesan Moral dalam Sebuah Hikayat yang Saya Dengar.
16
Saya Senang ketika Guru Menjelaskan tentang Materi Syair
17. Saya Mampu Menceritakan Kembali Secara Lisan isi dari Hikayat dan Syair
18
19
Saya Mampu Menentukan Penokohan dan Gaya Bahasa dalam sebuah Hikayat Saya Mampu Menjelaskan dan Menuliskan Unsur
Intrinsik dan Ektrinsik Sebuah Hikayat. 20
Saya Mampu Menuliskan dengan detail Isi Hikayat yang dibacakan oleh Guru Saya
Lembar Evaluasi Kode soal 2 (Sastra Melayu klasik) Nama:... Kelas Waktu: .... Tanggal Jawablah Soal dibawah ini dengan baik dan benar
Hikayat Hang Tuah Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana. Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan. Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit. Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu. Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan
Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara. a. Analisislah unsur Intrinsik dari hikayat “Hang Tuah” -tema -latar -alur -penokohan -amanat -sudut pandang - gaya bahasa yang digunakan b. Identifikasilah karakteristik dari satra melayu klasik berdasarkan hasil bacaan dari hikayat hang tuah yang sudah Anda baca[p;l! c. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam hikayat diatas.
Kalau tuan hendak ke Padang Jangan lupa membeli tali Kalau tuan hendak berdagang Jangan lupa memuja ilahi
d. jelaskanlah dengan singkat isi dari pantun di atas! e. Pesan moral apa yang terdapat pada pantun diatas?
it EI
g
c
=
-
\ € e - g at H - =S - E g == u g
'vi, EI .E .8,
E
a
F.:t
5
gl
a
6
=
= -
-
l{
n
4
q
a
E
sl E
--
-
4
E 6
E
EL
E E @ E 6 E E E F E
I a N E E
N N E E D F o
o' N
n
s
N F
H
@
F g.
m
6 r 6
€ E
F E
a N F
r
r
E E
o
r 0
E E E g
E e E q F
N E E
F N n E E
N q
v E r
E
r6
€
E F
F
r
&
g
F @ @
@
5
r
s r
N E
N
N
N
@
F
$
F E 'N F
N
r
h q
E @ a r E E
@
@ h E
E E
E E
r r
E m F
E @ o
q ,E
o
e E
F F N N @
@ F N
e
@ @ E E E
F E E
N N
N
@ @
{ a F F F
-
N
<(
=
E
Q
<
4 h F
. r -
6 e
N
F e N @
<
l-
=<
== =z=
N E F
q
E
g
:J J
j
ay
.dF
-
J
.J
= q
. h
-
=B
e.3 = == F<
o
5.<
= =
e
J
J
N
@
N
N
N
a
L4
;
-
N N
r
E
E E
N
H=
€
E e
h
h
=
z
ci -
E
F
EO s
@
N
r
F F
€
6 N r 6
€ s
€ €
N 6 N
€
€
E
-
@ E
€
E a
o F E q
r
E I
r
5q
N
Fi
N
@
e
r=5 -:
i
=
z
=_ - = = - € €
6
=
E N,
-
_i
N
N
5 e o
= t
+ u
-
= = F'
e
-
r.-
EE
J Z
5 F
6
a
F
-
a
q E
n E
a N Q
-
s e
-
a
-
-
-
E
4
4 cir E b
-
J
J
_-
=
g J
d E E
N E g
z
Sx
a= =E ;-< =E
-
u
=g <= EE
m N
N
z
N
N
-
4 q
:E
=
!!
N
=
5 = -
4
z
i
4
-
=
= =
E
-
d
o
a
h q
N
@
=
E
N
N
= - -
a
-
N
H
a
z
-o -€
€
E
=
4
e
€ - a
g
a<
!=
E 5
a
N E
4
S<
J
-
q
g
o m
-
@ g
si
- , h
I
cd
.:
a
F-
E
a
5
4
q
Es
€ r
!E
6 @ E E E E
E F E
N
€ h
€
E
w
E e
F
g
-
-
I
=g -
@
E s r
h
q
N E F e
e 4
h
-(2
w s
F E
{ -o = - d< Ef r F
o
E
N
-
@
=5 e,
E
6 E N E N B E
6
-
-, >24
r
4
E
4
I
@
>s
=
B a N
m
F 5 6
6
H
E
q
F
=
*s
F E
m r m m
v
d
4 g
q.
-
E
E
s
-:
d
q
z
= r =
'o
E: J
f-=
e € -
4 g
:E
-E
J
@
E F N
6
E e E
N
I -
-
E
4
5 =-$ € = € *{ r - =s = g r E P s= s = r € d= ES E i ei =Q & = = = Ell 3 = q= -
<
-
'@
d
=
z
=
la IE
F E $
E
a
3
z
4 @
=
El -,
d
E
E
E
n r
s
N E
z
lE
o l= = 5 - =E -= q g e
E;<
-
r
E F
F
-E
6 6
= c E -u a
q E N a a @ a 6 q E
F
E F 6 6 N N F
E
,ts
r
r 9J e
r
e E E
E q
@
lg
\EL
-
:E
E
-
E .l E 4 E q
r a 6 q N E E E N E E
EL
<= <= z< -- g
2
g
E a
5
6
a E g E
E
-
6
i
-
4
4
E
= * €
G
l!
E
q
g
g i}
a - -
a
g
= = E
5 4
-<
g
E
E r
=, = g
E
E E g
g
n E g
= -
E
e z
e
a
@
6
6
h
=
4
t:
E r
-,
q
N
|:i
i!
I
I
I
E e
i.
;I
z,
E
N
_j Ett
€ 6
m h
E E
<( EL
=
-u
E E
-
E
fJ
* -
€
N
ti
-
E E
a.!
4
-
g
F'
q
E
=
e
:tlx ;r s
5
4
ir-i e IJ
e ci
-
a{
r
N
-
s E F E
E E
t
g
-- = t d
e q
)e
N
6
E
o q
+
N
=
r J
vi
<
z,
4 :ll
z
= 4
d
-
s n i
12:
5i
=
@
4
g=K
-.,-l a1
z
=
e
-
*
-
=
J
-
= 4
tt q
-
-
ii
rt
r NAMA
: PUTRIDINTIIA
I.{IM
: 109013000070
JUDIJLSKRIPSI
: IIUBUNGANPERSEPSI SISWATERHADAPMATERI PELAJARANSASTRAMELAYUKLASIK DENGAN HASIL BELAJARSTSWAKITLASXI TAHUN AJARAN 2OI2I2OI3 DI N,IADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIFTIIDAYATULLAHJAKARTA
:
:
Sj' G: Hi:
ffi s
Referensi
tri
ffi
Puraf
No
L $:
i:,
Judul Buku Arikunto, Sr"rharsirni. Dasar-DasarEvaluasiPendidikanJakarta: Bumi Aksara.200l. 2 . Arikunto,Suharsimi.ProsedurPenelitianSuatuPenddkatqn Praktik.Jakarta:RienekaCinta,2006 3 , Ayi, SetiaBudi."DefinisiPersepsl"dari http://id.shvoong.com/socialscienc,es4rs),cho l os),/183378 definisi persepsi/dial<ses 8 Juni2013 A Departeman PendidikanNasional-KamusBesarBahasa Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka. 2009 Indonesia. 5 . Ecl"rols,.llion Ir4dan HasanSadily.kantusBesarBaha,se Jakarta: Graruedia. I995. o . Iska,Zikri Neni.Binb ingandanKonseliirg. .lakartaKizi Brtother 2006. 7 , Hasan,lqbalM.Pokok-Pokok MateriMetodologiStatistikI (StatistikDeslcriptiflJakarta:Bumi Aksara.2005. Edisi 8 . Ivancevik,Jlnn. Prilaku dan Manajenten Organisasi ketujuh,Telemahan dari OrganizationBehat,iorAnd 2006' Managemen, SeventhEdition.Jakarta: Erlangga 9 . Ph. D, Sukardi.ldetodologiPenelitianPendidikan Kontpetensi dan Praktiknva Jakarra'. BurniAksara.2009. g : Renraja Rosda 1 0 . Ralrntat,JalalLrclin. Psi,tol og i Konumik.asi. Banclr-ur Karva.2005. l 1 S a m b o c l i a , A s eSt ra. s t r aI n c i o n e s i aJ a k a r t aB: L r l i u p o p2.0 1 0
L
{/ /'/
I ?
T.
t2.
7 7
?
I
: Setrrbodo,Edy . C'o nt ekctnP i ntar,Snsl r o I nrJrt n e.vict. .lakzrrta N { i z a n H i k m a hP T Publika.2010.
1 3 . Shalelr,Abdul Racllnan,danMuhbibAbdul Wahab.Psikologi [slam.Jakarta:PranadaMedia.2005.
1 4 . Sobur,Alek.PsikologiUmum.Bandung:PustakaSetia2009 1 5 . Sudjana,Nana.Dasar-DasarBelajarMengajar.Bandung:Sinar BaruAlsesindo.2004. 1 6 . Syah,Muhibah.Psikologi PendidikandenganPendekatanBaru. Banduns:RemaiaRosydaKan'a.2008 1 ' , ? L t. Purwanto, Ngalin.PsikologiPendidikanBandung:Re.rnaja RosvdaKarva.2008.
/ / (
4 (
r I
l
1 8 . Rosidi, Ajip, Ikhtisar SejarahSastraIndonesia.Band.upg:Bina /
lipta. 1968, 1 9 . Rosidi,Ajip.Sejarah Sastra Indonesia, Jakarta: PTBinaAksara. l 988, 20. Undang-Uridang DasarR.I.No 20Tahun2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta. BP.Darma Bhakti:2005 2 1 , Walgito, Bimo. PengantarPsikotogi[Jntum,Yogyakarta:Andi.
2004,
4 /', /
er 2013 25 Septemb Jakarta, DosenPembimbing
1999032003 NIP. I 9660829