BAB 2 PROFIL SANITASI KABUPATEN MAGELANG
2.1.
Gambaran Kondisi Umum Daerah
2.1.1.
Aspek Geografi
2.2.1.1.
Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang mempunyai luas 108.573 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Magelang mempunyai 21 kecamatan dan terdiri dari 367 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Kajoran (83,41km2), sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Ngluwar (22,44 km2).
Sumber: RTRW, 2010-2030
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-1
Wilayah Kabupaten Magelang berbatasan dengan wilayah lain, yaitu: Sebelah utara
: Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang,
Sebelah timur
: Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali,
Sebelah selatan
: Kabupaten Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
Sebelah barat
:
Kabupaten
Temanggung
dan
Kabupaten
Wonosobo,
sedangkan di tengahnya terdapat Kota Magelang. Letak Kabupaten Magelang yang strategis dapat dilihat dari posisi Kabupaten Magelang yang terletak di antara kota besar yaitu Kota Yogyakarta dan Kota Semarang. Selain itu letak strategis kabupaten tersebut juga dapat dilihat dari letaknya yang di antara jalur pantura dengan jalur selatan-selatan, jalur utaraselatan dan di tengah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magelang juga berada di antara
perlintasan
jalur
ekonomi
yaitu
Semarang-Magelang-Purwokerto
dan
Semarang-Magelang-Yogyakarta-Solo sehingga memudahkan aksesibilitas dan juga dapat mendorong perkembangan ekonomi Kabupaten Magelang. Adapun
luas
masing-masing
kecamatan,
luas
daerah,
jarak
terdekat/termudah dari ibu kota kabupaten ke kecamatan dan ketinggian dari permukaan laut di Kabupaten Magelang disajikan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Luas Daerah, Jarak Terdekat/Termudah dari Ibu Kota Kabupaten ke Kecamatan se-Kabupaten Magelang dan Ketinggian dari Permukaan Laut, Tahun 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kecamatan Salaman Borobudur Ngluwar Salam Srumbung Dukun Muntilan Mungkid Sawangan Candimulyo Mertoyudan Tempuran Kajoran Kaliangkrik Bandongan Windusari Secang Tegalrejo Pakis Grabag
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
2
Luas (km ) 68,87 54,55 22,44 31,63 53,18 53,40 28,61 37,40 72,37 46,95 45,35 49,04 83,41 57,34 45,79 61,65 47,34 35,89 69,56 77,16
Persentase Luas 6,34 5,02 2,07 2,91 4,90 4,92 2,64 3,44 6,67 4,32 4,18 4,52 7,68 5,28 4,22 5,68 4,36 3,31 6,41 7,11
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten (km) 15 4 22 19 19 21 17 7 15 17 6 8 31 34 20 25 22 22 29 33
Ketinggian dari Permukaan Laut (mdpl) 208 235 202 336 501 578 348 320 575 437 347 210 578 823 431 525 470 478 841 680
II-2
No.
Kecamatan
21.
Ngablak
Total Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2014
2.2.1.2.
2
Luas (km ) 43,80 1.085,73
Persentase Luas 4,03 100.00
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten (km) 37
Ketinggian dari Permukaan Laut (mdpl) 1.378 360
Letak dan Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110 001’51”-
110026’58” Bujur Timur dan 7 019’13”-7042’16” Lintang Selatan. Dengan posisi ini, Kabupaten Magelang terletak di tengah pulau Jawa, tepatnya di persilangan lalu lintas ekonomi dan wisata antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan PurworejoMagelang-Temanggung.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-3
Sumber: Bappeda Kabupaten Magelang, 2011
Gambar 2.2. Posisi Kabupaten Magelang Diantara Jalur Transportasi Provinsi Jateng Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-4
Jarak antara ibu kota Kabupaten Magelang dengan beberapa ibu kota kabupaten/kota lain di Jawa Tengah disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.2.
Jarak antara Ibu Kota Kabupaten Magelang (Kota Mungkid) ke Beberapa Ibu Kota Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Ibu Kota Kabupaten/Kota
Jarak (km)
Ibu Kota Kabupaten/Kota
Jarak (km)
Kab. Cilacap
182,0 Kab. Kudus
141,0
Kab. Banyumas
163,0 Kab. Jepara
161,0
Kab. Purbalingga
149,0 Kab. Demak
116,0
Kab. Bajarnegara
117,0 Kab. Semarang
64,5
Kab. Kebumen
92,7 Kab. Temanggung
33,7
Kab. Purworejo
53,3 Kab. Kendal
91,0
Kab. Wonosobo
77,3 Kab. Batang
108,0
Kab. Boyolali
48,4 Kab. Pekalongan
148,0
Kab. Klaten
62,0 Kab. Pemalang
181,0
Kab. Sukoharjo
94,5 Kab. Tegal
210,0
Kab. Wonogiri
134,0 Kab. Brebes
220,0
Kab. Karanganyar
114,0 Kota Magelang
13,2
Kab. Sragen
124,0 Kota Surakarta
94,1
Kab. Grobogan
154,0 Kota Salatiga
67,4
Kab. Blora
204,0 Kota Semarang
95,4
Kab. Rembang
219,0 Kota Pekalongan
148,0
Kab. Pati
164,0 Kota Tegal
210,0
Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2014
2.2.1.3.
Topografi Wilayah Kabupaten Magelang secara umum merupakan dataran tinggi yang
berbentuk ‘basin’ (cekungan) dengan dikelilingi gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, dan Sumbing) dan pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo, dengan beberapa cabang anak sungai yang bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar 8.599 ha, bergelombang 44.784 ha, curam 41.037 ha dan sangat curam 14.155 ha. Ketinggian wilayah antara 153-3.065 meter di atas permukaan laut. Ketinggian rata-rata 360 m di atas permukaan laut. Kelerengan lahan dapat dilihat pada tabel berikut: Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-5
Tabel 2.3. No 1
Kemiringan 0-2%
2.
2 - 15 %
3.
15 - 40 %
4.
> 40 %
Kelerengan Lahan di Kabupaten Magelang Klasifikasi
Datar Bergelombang sampai berombak Bergelombang sampai berbukit Berbukit sampai bergunung-gunung
Wilayah Kecamatan Mertoyudan, Secang, Windusari, Sawangan dan Salaman (kurang lebih 1,5% dari luas wilayah). Sebagian besar kecamatan (17 kecamatan) atau 55% dari seluruh wilayah. Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Srumbung, sebagian Ngablak, Pakis, Sawangan dan sedikit di Kecamatan Dukun (meliputi 25,5% dari seluruh wilayah). Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Srumbung, Ngablak, Pakis, Sawangan dan Dukun (18% dari luas wilayah).
Sumber : RTRW Kabupaten Magelang 2010-2030
Variasi wilayah dengan kemiringan lereng seperti yang ada di Kabupaten Magelang tersebut memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi Kabupaten Magelang. Dampak positifnya adalah variasi tersebut merupakan faktor penunjang pengembangan kegiatan ekonomi yang bertumpu pada alam di Kabupaten Magelang seperti kegiatan pariwisata, pertanian dan perkebunan. Sedangkan dampak negatifnya adalah variasi kemiringan lereng tersebut merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Magelang yaitu gerakan tanah (tanah longsor). 2.2.1.4.
Geologi Kabupaten Magelang di bagian barat daya (Salaman dan Borobudur bagian
selatan) tersusun dari batuan breksi, andesit, dasit, tufa, tufa lapili, aglomerat dan lava andesit yang merupakan bagian dari formasi andesit tua. Batuan dari gunung berapi yang ada di sekeliling wilayah ini merupakan unsur batuan yang membentuk dataran Magelang berupa tanah endapan alluvial yang subur. Sementara itu, Kabupaten Magelang di bagian tengah merupakan tanah endapan/alluvial yang merupakan lapukan dari batuan induknya. Sedangkan di lereng dan kaki gunung merupakan tanah endapan vulkanis. Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Magelang adalah:
Alluvial kelabu, alluvial coklat, regosol coklat kelabu dan coklat tua yang banyak terdapat di daerah dataran seperti, Kecamatan Mertoyudan, Mungkid, Candimulyo, Salaman, Secang, Tegalrejo, Muntilan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-6
Regosol kelabu dan coklat tua, andosol coklat, lithosol latosol coklat, banyak terdapat di daerah lereng pegunungan seperti, Kecamatan Windusari, Kajoran, Kaliangkrik, Ngablak, Grabag, Pakis, dan Bandongan.
Latosol coklat kemerahan ada di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
Latosol coklat tua kemerahan ada di Kecamatan Salam, Kajoran, Kaliangkrik, Salaman, Tempuran, Bandongan dan Windusari.
Latosol merah kekuningan ada di wilayah Kecamatan Salaman dan Borobudur. Kondisi fisiografi Kabupaten Magelang yang berbentuk cekungan yang
dikelilingi oleh Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Pegunungan Bukit Menoreh memberikan manfaat positif bagi Kabupaten Magelang seperti berlimpahnya bahan tambang galian B dan C.
Bahan tambang galian B dan C
tersebut banyak tersebar di seluruh Kabupaten Magelang. Hanya saja jenis bahan tambang di Kabupaten Magelang yang menghasilkan produk dengan jumlah relatif banyak adalah sirtu dan marmer. Marmer selama ini hanya ditambang saja tetapi pengolahan menjadi barang lain tidak dilakukan di Kabupaten Magelang. Padahal apabila bisa diolah menjadi produk lain bisa mendatangkan tambahan PAD bagi Kabupaten Magelang dan juga akan mengurangi frekuensi kegiatan pertambangan marmer
tersebut
sehingga
mengurangi
kemungkinan
terjadinya
kerusakan
lingkungan.
Tabel 2.4.
Penyebaran Sumber Daya Mineral dan Kegunaannya
1.
Jenis Bahan Galian Trass
2.
Tanah Liat
Bahan baku pembuatan batu bata, gerabah, genteng, semen, dan keramik.
3.
Batu gamping
4.
Marmer
Digunakan dalam berbagai macam bidang seperti aneka industri kimia, industri bangunan dan pertanian Untuk pembuatan tegel, meja, patung, pilar dan perangkat toilet
5.
Andesit
No
Kegunaan
Lokasi
Bahan baku pembuatan semen puzolan, bahan baku pembuatan batako, bahan bangunan konstruksi ringan/berat, semen alam, dan tanah urug.
Kecamatan Salaman Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur Desa Bawang Kecamatan Tempuran Kecamatan Salaman Desa Karanganyar Kecamatan Borobudur Desa Sidoagung dan Somoketro Kecamatan Salam Kecamatan Salaman Kecamatan Borobudur
Bahan pondasi: bangunan gedung, jalan raya, dan dam. Selain itu bisa digunakan sebagai batu split, pasir, dan abu batu sebagai bahan utama pembuatan beton
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Kecamatan Salaman Kecamatan Borobudur Desa Gripurno Kecamatan Borobudur Desa Bawang Kecamatan Tempuran
II-7
No 6
Jenis Bahan Galian Sirtu
Kegunaan
Lokasi
Bahan bangunan perumahan, jalan dan saluran air
7.
Kaolin
Bahan baku industri keramik, filler dalam industri kertas, karet, cat, dan plastik
8.
Oker
Sebagai pigmen dan serbuk poles, bahan pewarna cat, pembuatan semen, plester, campuran karet dan campuran plastik
9.
Mangaan
Menjadi bahan baku industri metalurgi maupun non metalurgi. Bahan non metalurgi bisa menjadi produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, dan proses produksi uranium Sumber : RTRW Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030
2.2.1.5.
Kecamatan Windusari Kecamatan Bandongan Kecamatan Borobudur Kecamatan Srumbung Kecamatan Dukun Kecamatan Sawangan Kecamatan Pakis Kecamatan Salam Kecamatan Candimulyo Desa Karanganyar Kecamatan Borobudur
Desa Salamkanci Kecamatan Bandongan Desa Giripurno Kecamatan Borobudur Desa Giripurno Kecamatan Borobudur Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman
Hidrologi Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan tinggi dan memiliki sumber
air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian, rumah tangga, dan industri serta kebutuhan lainnya. Wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan Bogowonto. DAS Progo bagian hulu terdapat sungai yang cukup besar, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. DAS Progo ini meliputi wilayah di Kecamatan Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid, Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan, Dukun, dan Srumbung. Sedangkan DAS Bogowonto berada di sebagian kecil wilayah Kecamatan Salaman dan Kajoran. Wilayah Kabupaten Magelang mempunyai 10 (sepuluh) sungai besar/sedang dengan jumlah debit maksimum 2.314 m 3/detik dan minimum 110,5 m3/detik, serta 52 (lima puluh dua) mata air dengan jumlah debit 8.284 liter/detik. Wilayah Kabupaten Magelang sebagai daerah yang dikelilingi gununggunung merupakan daerah tangkapan air hujan. Dalam neraca air Tahun 2000, cadangan air tanah dangkal/bebas yang dimanfaatkan 1.492,99 juta m 3/tahun, dan untuk air tanah sedang/semi artesis 3.732,48 juta m 3/tahun. Curah hujan potensial 4.067,14 juta m 3/tahun atau dengan intensitas 3.746 mm/tahun. Dan air hujan tertampung 78,32 juta m3/tahun. Potensi
hidrologi
yang
dimiliki
Kabupaten
Magelang
yang
dimanfaatkan adalah: Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-8
dapat
Air Permukaan Yaitu air yang mengalir di sungai-sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Sungai yang melintas di Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5. No
Sungai yang Melintas di Kabupaten Magelang Sungai
1 Progo 2 Elo 3 Pabelan 4 Blongkeng 5 Lamat 6 Putih 7 Bebeng 8 Batang 9 Krasak 10 Tangsi Sumber : RTRW, 2010-2030
Debit (m3/detik) Maksimum Minimum 120 30,0 113 7,0 140 12,0 120 10,0 66 5,5 125 8,0 225 15,0 55 5,5 145 9,5 125 8,0
Air Tanah Air Tanah di Kabupaten Magelang berdasarkan hidrologi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) mandala air tanah, yaitu: 1) Mandala Air Tanah Gunung Api Strato Air tanah jenis ini terletak diantara puncak sampai lereng Gunung Api Merbabu, Merapi dan Sumbing. 2) Mandala Air Tanah Antar Pegunungan Air tanah jenis ini berada diantara Gunung Api Merbabu, Merapi dan Sumbing yang terletak diketinggian berkisar antara 300-500 meter di atas permukaan air laut. Air tanah didaerah ini tersedia cukup banyak dengan produktivitas aquifer yang tinggi dan muka air tanah ini cukup dangkal (<10 m) dan debit sumur mencapai 4 liter/detik. Posisi Kabupaten Magelang yang terletak di hulu DAS Progo dan dikelilingi oleh 3 (tiga) gunung api menyebabkan Kabupaten Magelang kaya akan mata air. Jumlah mata air di Kabupaten Magelang sebanyak 185 mata air. Mata air tersebut berada di sekitar kaki gunung api yang ada di Kabupaten Magelang. Berdasarkan data BPS Kabupaten Magelang Tahun 2014, jumlah mata air yang digunakan oleh PDAM adalah 18 mata air. Selain itu, ketiga gunung api yang ada di Kabupaten Magelang dengan kondisi fisiknya yang spesifik merupakan recharge area bagi DAS Kabupaten Magelang. Mata air yang bermunculan di kaki gunung Merapi, Merbabu, dan Sumbing tersebut merupakan discharge area. Berdasarkan kondisi tersebut maka Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-9
dapat dikatakan bahwa recharge area dan discharge area di Kabupaten Magelang berada dalam satu wilayah administrasi. Hal tersebut akan mempermudah pengelolaan lingkungan utamanya dalam pengelolaan sumberdaya air sehingga akan terwujud tata kelola lingkungan yang lebih baik. Potensi sumberdaya air yang ada di Kabupaten Magelang selain mata air adalah sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Data LP2B Kabupaten Magelang menyebutkan bahwa Kabupaten Magelang mempunyai 261 sungai baik sungai besar maupun sungai kecil dengan jumlah debit maksimum 2.314 m3/detik pada musim penghujan dan minimum 110,3/detik pada musim kemarau. Berdasarkan sebaran akuifer bisa menggambarkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang mempunyai akuifer dengan produktifitas sedang sampai dengan tinggi. Akuifer adalah suatu unit geologi yang dapat menyimpan dan melalukan air dalam jumlah banyak (Sudarmadji, 2012).
Berdasarkan definisi
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Magelang mempunyai banyak ketersediaan air tanah. Hal tersebut dibuktikan dari struktur geologinya yang mampu menyimpan dan melalukan air dalam jumlah cukup banyak sehingga sumber daya air memang merupakan salah satu sumber daya alam yang potensial untuk dikelola dengan baik. Sudarmadji (2013) menyebutkan bahwa mata air yang muncul di sekitar gunung api pada umumnya mempunyai kualitas sangat baik, airnya jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengandung unsur kimia yang berbahaya sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku air minum. 2.2.1.6.
Klimatologi Suhu rata-rata di Kabupaten Magelang adalah 25,62 0 C, dengan kelembaban
udara 82%. Sedangkan curah hujan rata-rata 2.589 mm/th, dengan rata-rata hari hujan 121 hari, dan kecepatan angin 1,8 knot. Curah hujan merupakan salah satu sumber daya air yang juga mempengaruhi besaran debit mata air. Berdasarkan data BPS Kabupaten Magelang Tahun 2014, rata-rata curah hujan pada Tahun 2012 berkisar antara 3-394 mm/bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan yang tinggi. Kabupaten Magelang terbagi menjadi beberapa tipe iklim sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-10
Tabel 2.6.
Tipe Iklim di Kabupaten Magelang
Kecamatan Ketinggian (dpl) Sc. Ferguson Mohr Oldeman Bandongan 431 B I C2 Borobudur 325 C III C3 Candimulyo 437 B I B2 Dukun 578 C I B3 Grabag 682 B I B2 Kajoran 578 B I B1 Kaliangkrik 823 B I B2 Mertoyudan 343 B I B2 Mungkid 325 B II C3 Muntilan 358 C I C3 Ngablak 1.362 C I C2 Ngluwar 202 Pakis 841 C I B3 Salam 336 B I B3 Salaman 208 B I B2 Sawangan 575 B I C3 Secang 407 B II C2 Srumbung 501 B I B1 Tegalrejo 478 B I B2 Tempuran 310 B I B2 Windusari 534 B I C2 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang, 2014
2.2.1.7.
Penggunaan Lahan Berdasarkan data BPS Tahun 2014, alokasi penggunaan lahan di Kabupaten
Magelang mencakup luas 86,410 ha lahan pertanian, yang terdiri dari lahan sawah (wetland) seluas 36,892 ha dan lahan kering seluas 41,923 ha, adapun peruntukan lahan sawah diantaranya adalah sawah irigasi seluas 28,801 ha dan tadah hujan (reservation) seluas 8,091 ha. Sedangkan peruntukan lahan kering adalah tegal kebun seluas 32,679 ha, perkebunan seluas 394 ha, ditanami pohon/hutan rakyat seluas 6,312 ha, padang penggembalaan seluas 2 ha, sementara tidak ditanami/diusahakan seluas 107 ha, dan lainnya (kolam/empang/ hutan negara, dan lain-lain) seluas 10,024 ha. Sedangkan lahan bukan pertanian mencakup area seluas 22,163 ha. Komposisi penggunaan lahan pada Tahun 2014 disajikan dalam Gambar 2.3.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-11
Sumber: RTRW, 2010-2030
Gambar 2.3. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Magelang Tahun 2014 Variasi penggunaan lahan di Kabupaten Magelang merupakan salah satu potensi sumber daya lahan. Data menunjukkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah lahan pertanian (80 persen). Oleh karena itu sektor pertanian dijadikan unggulan, karena adanya daya dukung potensi/ketersediaan lahan. Berdasarkan
profil
penggunaan
lahan
tersebut
maka
lahan
sawah
merupakan sumber daya lahan paling besar (35 persen) di Kabupaten Magelang yang berarti menandakan bahwa kegiatan pertanian yang dominan berkembang adalah kegiatan usaha tani padi. Apabila diperbandingkan antara luasan lahan pertanian lahan basah dengan luasan lahan pertanian lahan kering, luasan lahan pertanian lahan kering lebih sempit dibandingkan luasan lahan pertanian lahan basah. Perkembangan
penggunaan
lahan
selama
kurun
waktu
2010-2014
selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.7.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 (ha)
Penggunaan Lahan A. Lahan Pertanian Lahan Sawah 1. Berpengairan beririgasi 2. Tadah Hujan Lahan Bukan Sawah 1. Kebun 2. Perkebunan 3. Hutan Rakyat 4. Padang Rumput 5. Sementara tidak ditanami
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
2010 79.287 37.221 28.965 8.256
2011 79.284 37.219 28.964 8.255
Tahun 2012 78.748 36.974 29.254 7.720
2013 86.410 36.892 28.801 8.091
2014 86.405 36.882 28.028 8.854
42.066 36.234 256 2.971 2 NA
42.065 36.033 276 3.171 2 8
41.774 35.493 296 3.665 2 107
49.518 32.679 394 6.312 2 107
49.523 32.437 399 6.562 2 107
II-12
2010 2.603
2011 2.575
Tahun 2012 2.211
B. Lahan Bukan Pertanian 29.286 1. Jalan, Pemukiman, Kantor, 29.286 dll 2. Lahan Bukan Pertanian Jumlah 108.573 Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2014
29.289 29.289
29.825 29.825
108.573
108.573
Penggunaan Lahan 6.
Kolam, Tambak, Empang
2013 10.024
2014 10.016
22.163
22.168 22.168
22.163 108.573
108.573
Sumber: RTRW, 2010-2030
Gambar 2.4. Peta Rencana Tata Guna Lahan Kabupaten Magelang 2.1.2.
Aspek Demografi Penduduk Kabupaten Magelang pada Tahun 2014 diperkirakan mencapai 1.233.695 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 sebanyak 1.221.681 jiwa atau sekitar 3,67% dari jumlah penduduk Jawa Tengah, terdiri dari laki-laki sebanyak 613,112 jiwa (50,19%)
dan
perempuan
sebanyak
608,569
jiwa
(49,81%), dengan sex ratio sebesar 101%, Sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak
319,642 rumah tangga(Tahun 2010) dan penduduk per rumah tangga
3,70. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-13
Dilihat dari sisi persebaran per kecamatan, pada Tahun 2013, terlihat bahwa penduduk tersebar hampir merata di semua kecamatan. Penduduk paling banyak berada di Kecamatan Mertoyudan (9 persen) dan Kecamatan Grabag (7 persen), sementara kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil berada di Kecamatan Ngablak dan Ngluwar, masing-masing tiga persen. Data sebaran penduduk selengkapnya disajikan dalam gambar 2.6.
Sumber: RTRW, 2010-2030
Gambar 2.5. Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013 Perkembangan jumlah penduduk dan sebaran per kecamatan Tahun 20102014, selengkapnya tersaji pada tabel berikut:
Tabel 2.8. No
Kecamatan
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014 (jiwa) 2010
2011
Tahun 2012
2013*
2014*
1.
Salaman
66,002
66,690
67,358
68,016
68,656
2.
Borobudur
55,668
56,191
56,697
57,193
57,672
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-14
No
Kecamatan
2010
Tahun 2012
2011
2013*
2014*
3.
Ngluwar
29,920
30,153
30,374
30,590
30,795
4.
Salam
44,575
45,028
45,465
45,896
46,314
5.
Srumbung
44,928
45,543
46,146
46,747
47,340
6.
Dukun
43,017
43,475
43,920
44,359
44,787
7.
Muntilan
74,991
75,783
76,549
77,306
78,043
8.
Mungkid
68,836
69,763
70,672
71,574
72,464
9.
Sawangan
53,730
54,320
54,892
55,458
56,010
10.
Candimulyo
45,459
45,971
46,471
46,963
47,445
11.
Mertoyudan
105,180
106,722
108,239
109,753
111,248
12.
Tempuran
46,526
47,030
47,520
48,003
48,475
13.
Kajoran
51,589
51,878
52,146
52,403
52,644
14.
Kaliangkrik
52,409
52,912
53,399
53,875
54,339
15.
Bandongan
54,636
55,158
55,661
56,156
56,636
16.
Windusari
46,404
46,994
47,571
48,144
48,707
17.
Secang
74,889
76,014
77,123
78,230
79,325
18.
Tegalrejo
53,307
53,993
54,665
55,332
55,989
19.
Pakis
52,342
52,689
53,015
53,330
53,628
20.
Grabag
81,686
82,440
83,166
83,878
84,567
21.
Ngablak
37,997
38,170
38,326
38,475
38,611
1,184,091
1,196,917
1,209,375
1,221,681
1,233,695
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2014
*) angka sementara Berdasarkan
tabel
tersebut,
dapat
dilihat
bahwa
persentase
laju
pertumbuhan penduduk secara keseluruhan antara Tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 4,19. Sementara itu, jumlah penduduk Kabupaten Magelang berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.9. No
Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (jiwa) Kecamatan
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 34,211 34,445
1.
Salaman
2.
Borobudur
28,860
3.
Ngluwar
15,189
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Jumlah
Sex Ratio
68,656
99.32
28,812
57,672
100.17
15,606
30,795
97.33
II-15
No
Kecamatan
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 23,096 23,218
Jumlah
Sex Ratio
4.
Salam
46,314
99.47
5.
Srumbung
23,592
23,748
47,340
99.34
6.
Dukun
22,275
22,512
44,787
98.95
7.
Muntilan
39,019
39,024
78,043
99.99
8.
Mungkid
36,002
36,462
72,464
98.74
9.
Sawangan
28,350
27,660
56,010
102.49
10.
Candimulyo
23,872
23,573
47,445
101.27
11.
Mertoyudan
55,145
56,103
111,248
98.29
12.
Tempuran
24,542
23,933
48,475
102.54
13.
Kajoran
26,547
26,097
52,644
101.72
14.
Kaliangkrik
27,410
26,929
54,339
101.79
15.
Bandongan
28,561
28,075
56,636
101.73
16.
Windusari
24,843
23,864
48,707
104.10
17.
Secang
39,665
39,660
79,325
100.01
18.
Tegalrejo
29,160
26,829
55,989
108.69
19.
Pakis
26,780
26,848
53,628
99.75
20.
Grabag
42,568
41,999
84,567
101.35
21.
Ngablak Jumlah
19,438
19,173
38,611
101.38
619,125
614,570
1,233,695
100.74
Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2015
Perbandingan
antara
jumlah
penduduk
laki-laki
dengan
penduduk
perempuan (sex ratio) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 sebesar 101, artinya setiap 100 penduduk perempuan di Kabupaten Magelang terdapat 101 penduduk laki-laki. Sementara itu, terdapat 13 (tiga belas) kecamatan dengan Sex
Ratio>100, ini menunjukkan 13 (tiga belas) kecamatan di Kabupaten Magelang yang jumlah penduduk laki-lakinya lebih banyak dari pada perempuan. Kecamatan Tegalrejo merupakan kecamatan yang memiliki sex ratio terbesar (109) yang artinya jumlah penduduk laki-laki adalah 9 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Sedangkan sex ratio terkecil terdapat di Kecamatan Ngluwar yaitu 97 yang berarti setiap 100 perempuan hanya ada 97 penduduk lakilaki. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Muntilan, sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Kajoran. Hal ini terjadi karena penduduk di Kabupaten Magelang cenderung terkonsentrasi di kawasan strategis cepat tumbuh. Kawasan tersebut adalah Kecamatan Mertoyudan, Muntilan dan Secang. Kepadatan penduduk menurut kecamatan selengkapnya sebagaimana terlihat pada tabel. berikut: Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-16
Tabel 2.10.
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014
Luas (km2) 1 Salaman 68.87 2 Borobudur 54.55 3 Ngluwar 22.44 4 Salam 31.63 5 Srumbung 53.18 6 Dukun 53.4 7 Muntilan 28.61 8 Mungkid 37.4 9 Sawangan 72.37 10 Candimulyo 46.95 11 Mertoyudan 45.35 12 Tempuran 49.04 13 Kajoran 83.41 14 Kaliangkrik 57.34 15 Bandongan 45.79 16 Windusari 61.65 17 Secang 47.34 18 Tegalrejo 35.89 19 Pakis 69.56 20 Grabag 77.16 21 Ngablak 43.8 Kabupaten 1085.73 Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2014 No
Kecamatan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
2010 958 1,020 1,333 1,409 845 806 2,621 1,841 742 968 2,319 949 618 914 1,193 753 1,582 1,485 752 1,059 868 1,091
Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2) 2011 2012 2013 968 978 988 1,030 1,039 1,048 1,344 1,354 1,363 1,424 1,437 1,451 856 868 879 814 822 831 2,649 2,676 2,702 1,865 1,890 1,914 751 758 766 979 990 1,000 2,353 2,387 2,420 959 969 979 622 625 628 923 931 940 1,205 1,216 1,226 762 772 781 1,606 1,629 1,653 1,504 1,523 1,542 757 762 767 1,068 1,078 1,087 871 875 878 1,102 1,114 1,125
2014 997 1,057 1,372 1,464 890 839 2,728 1,938 774 1,011 2,453 988 631 948 1,237 790 1,676 1,560 771 1,096 882 1,136
II-17
Tabel 2.11.
No
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 2012
Kecamatan
Usia Produktif (15-64 Thn)
Usia Tidak Produktif (0-14 Th &>65 Th)
Jumlah
Dependency Ratio
1
Salaman
44.810
23.112
67.922
52
2
Borobudur
38.066
19.105
57.171
50
3
Ngluwar
20.123
10.505
30.628
52
4
Salam
30.381
15.464
45.845
51
5
Srumbung
30.884
15.649
46.533
51
6
Dukun
29.846
14.442
44.288
48
7
Muntilan
52.114
25.075
77.189
48
8
Mungkid
47.786
23.477
71.263
49
9
Sawangan
36.756
18.595
55.351
51
10
Candimulyo
30.587
16.272
46.859
53
11
Mertoyudan
75.176
33.971
109.147
45
12
Tempuran
32.033
15.885
47.918
50
13
Kajoran
34.299
18.283
52.582
53
14
Kaliangkrik
35.101
18.745
53.846
53
15
Bandongan
37.611
18.516
56.127
49
16
Windusari
31.232
16.737
47.969
54
17
Secang
51.936
25.833
77.769
50
18
Tegalrejo
37.845
17.277
55.122
46
19
Pakis
36.430
17.028
53.458
47
20
Grabag
55.395
28.467
83.862
51
21 Ngablak 27.013 Sumber : BPS Kabupaten Magelang, 2014
11.509
38.522
43
Pada Tahun 2012, Kabupaten Magelang penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 67%. Adapun penduduk usia non produktif Kabupaten Magelang adalah sebesar 33% dari total penduduk. Semakin besar proporsi penduduk usia tidak produktif, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif. Dengan rasio ketergantungan ( dependency ratio) sebesar 49,54 menunjukkan secara rata-rata 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kabupaten Magelang masih harus menanggung kurang lebih 50 penduduk usia non produktif. Komposisi jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-18
Tabel 2.12.
Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 – 2014 (jiwa)
Kelompok Umur
2010
2011
2012
2013
2014
0 - 14
307.308
264.974
261.090
220.129
272.003
15 - 64
781.961
938.964
948.751
928.551
886.499
65+ 92.454 109.251 108.697 111.824 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang, 2014
103.998
Secara lebih rinci luasan wialayah dan proyeksi penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.13.
Luas Administrasi Dan Luas Wilayah Terbangun Saat Ini Luas Wilayah Administrasi
Nama Kecamatan NO
Terbangun
(Ha)
(%) thd total administrasi
(Ha)
(%) thd luas administrasi
1
Salaman
6,920.3
6.50
1,296.84
7.06
2
Borobudur
5,518.0
5.19
1,150.24
6.26
3
Ngluwar
2,243.4
2.11
585.3
3.19
4
Salam
3,163.0
2.97
762.57
4.15
5
Srumbung
5,849.0
5.50
820.72
4.47
6
Dukun
5,340.0
5.02
508
2.77
7
Muntilan
2,864.0
2.69
934.28
5.09
8
Mungkid
3,446.7
3.24
887.64
4.83
9
Sawangan
7,237.0
6.80
684.33
3.73
10
Candimulyo
4,695.0
4.41
770.23
4.19
11
Mertoyudan
4,536.0
4.26
1,312.63
7.15
12
Tempuran
4,900.0
4.60
887.25
4.83
13
Kajoran
8,350.0
7.85
1,207.95
6.58
14
Kaliangkrik
5,734.0
5.39
669.61
3.65
15
Bandongan
4,579.0
4.30
759.89
4.14
16
Windusari
6,165.0
5.79
832.62
4.53
17
Scang
4,737.0
4.45
1,227.24
6.68
18
Tegalrejo
3,405.0
3.20
803.63
4.38
19
Pakis
4,774.0
4.49
632.64
3.45
20
Grabag
7,585.0
7.13
1,211.73
6.60
21
Ngablak
4,378.0
4.11
417.26
2.27
100
18362.6
100
TOTAL 106419.4 Sumber: BPS 2014, RTRW 2010-2030
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-19
Tabel 2.14.
Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan NO
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1
Salaman
4572
4678
4788
4900
5014
5132
66662
68221
69816
71449
73119
74829
71234
72899
74604
76348
78133
79960
2
Borobudur
9178
9368
9561
9759
9960
10166
50403
51445
52508
53593
54701
55831
59581
60813
62069
63352
64661
65997
3
Ngluwar
5275
5377
5481
5588
5696
5807
26513
27027
27552
28086
28631
29186
31788
32405
33033
33674
34327
34993
4
Salam
15480
15844
16216
16597
16987
17387
32589
33355
34139
34941
35762
36603
48068
49198
50355
51538
52750
53989
5
Srumbung
4164
4285
4410
4539
4671
4807
45350
46673
48035
49436
50878
52362
49514
50958
52445
53975
55549
57170
6
Dukun
5315
5435
5558
5683
5811
5942
41069
41996
42943
43913
44904
45917
46384
47431
48501
49596
50715
51859
7
Muntilan
26392
27007
27636
28279
28938
29611
54555
55826
57125
58456
59817
61209
80948
82833
84761
86735
88754
90821
8
Mungkid
6188
6361
6538
6720
6907
7100
69432
71367
73356
75401
77503
79663
75620
77728
79894
82121
84410
86763
9
Sawangan
4800
4906
5014
5124
5237
5352
53130
54298
55492
56712
57959
59233
57931
59204
60506
61836
63195
64585
10
Candimulyo
2051
2102
2154
2208
2263
2319
47285
48464
49673
50912
52182
53484
49335
50566
51827
53120
54445
55803
11
Mertoyudan
45392
46820
48293
49812
51379
52995
71374
73619
75935
78323
80787
83328
116766
120439
124227
128135
132165
136323
12
Tempuran
15325
15702
16088
16483
16888
17304
35068
35930
36814
37719
38646
39597
50393
51632
52901
54202
55535
56900
13
Kajoran
3640
3700
3761
3822
3885
3949
50494
51322
52163
53018
53887
54770
54135
55022
55924
56840
57772
58719
14
Kaliangkrik
3972
4056
4141
4227
4316
4407
52185
53278
54395
55535
56699
57887
56157
57334
58536
59763
61015
62294
15
Bandongan
6941
7090
7243
7399
7558
7721
51660
52773
53910
55071
56257
57469
58601
59863
61153
62470
63815
65190
16
Windusari
3528
3622
3718
3818
3919
4024
47217
48476
49768
51094
52456
53855
50745
52097
53486
54912
56376
57878
17
Scang
11297
11598
11908
12226
12552
12887
71166
73065
75016
77018
79074
81185
82462
84664
86924
89244
91626
94072
18
Tegalrejo
8933
9170
9413
9663
9919
10182
49374
50684
52029
53409
54826
56280
58307
59854
61442
63072
64745
66463
19
Pakis
4671
4752
4836
4921
5007
5095
50546
51432
52334
53252
54186
55136
55217
56185
57170
58172
59192
60230
20
Grabag
13156
13394
13636
13883
14134
14390
73783
75117
76476
77859
79267
80701
86939
88512
90112
91742
93401
95090
21
Ngablak
4335
4411
4488
4567
4647
4728
35502
36124
36756
37400
38054
38721
TOTAL
204604
209677
214880
220216
225690
231304
1075358
1100493
1126234
1152596
1179595
1207246
39837
40535
41244
41966
42701
43449
1279962
1310170
1341114
1372813
1405285
1438549
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-20
Tabel 2.15.
Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun JUMLAH KK
Nama Kecamatan NO
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1
Salaman
1186
1213
1242
1271
1300
1331
18061
18915
19810
20747
21729
22757
19246
20129
21052
22018
23029
24088
2
Borobudur
2379
2429
2479
2530
2582
2636
13652
14222
14816
15435
16079
16751
16032
16651
17295
17965
18662
19387
3
Ngluwar
1527
1556
1586
1617
1648
1680
8700
9041
9395
9763
10145
10542
10226
10597
10981
11380
11793
12223
4
Salam
3835
3925
4018
4112
4209
4308
9147
9582
10038
10516
11016
11540
12982
13508
14056
14628
15224
15847
5
Srumbung
1105
1137
1170
1204
1239
1276
12042
12755
13510
14309
15156
16054
13147
13892
14680
15514
16396
17329
6
Dukun
1486
1519
1554
1589
1625
1661
11611
12141
12695
13274
13880
14514
13097
13660
14249
14863
15505
16175
7
Muntilan
6920
7081
7246
7415
7588
7764
14474
15156
15870
16618
17401
18220
21395
22238
23116
24033
24988
25985
8
Mungkid
1652
1698
1746
1794
1844
1896
18120
19145
20227
21370
22578
23855
19773
20843
21973
23165
24423
25750
9
Sawangan
1316
1345
1375
1405
1436
1467
14837
15497
16186
16905
17657
18442
16154
16842
17560
18310
19093
19909
10
Candimulyo
511
523
536
550
563
577
12272
12892
13543
14227
14946
15701
12783
13415
14080
14777
15509
16278
11
Mertoyudan
11611
11977
12353
12742
13143
13556
18400
19576
20827
22158
23573
25080
30012
31553
33180
34900
36716
38636
12
Tempuran
3675
3766
3858
3953
4050
4150
8899
9342
9807
10295
10808
11346
12574
13108
13665
14248
14858
15496
13
Kajoran
994
1010
1027
1043
1061
1078
13841
14298
14771
15259
15763
16284
14835
15308
15797
16302
16824
17362
14
Kaliangkrik
930
949
969
989
1010
1031
13556
14130
14729
15352
16003
16681
14486
15079
15698
16342
17013
17712
15
Bandongan
1760
1798
1837
1877
1917
1958
13450
14036
14647
15285
15950
16645
15211
15834
16484
17161
17867
18603
16
Windusari
890
913
938
963
988
1015
11451
12070
12722
13409
14133
14897
12340
12983
13659
14371
15121
15911
17
Scang
2843
2919
2997
3077
3159
3243
17651
18606
19612
20674
21792
22971
20494
21525
22609
23750
24951
26214
18
Tegalrejo
973
998
1025
1052
1080
1109
11835
12471
13142
13848
14593
15377
12807
13470
14166
14900
15673
16486
19
Pakis
1236
1258
1280
1302
1325
1348
13271
13741
14227
14730
15251
15791
14508
14999
15507
16033
16577
17140
20
Grabag
3264
3323
3383
3444
3507
3570
19135
19833
20557
21307
22085
22891
22399
23156
23940
24752
25591
26461
21
Ngablak
1260
1282
1304
1327
1351
1374
10067
10423
10791
11172
11567
11976
51352 52621 53922 TOTAL Sumber: Instrumen Profil, 2015
55257
56625
58029
284474
297872
311921
326655
342106
358312
11327 335826
11705 350493
12096 365843
12500 381911
12918 398732
13350 416341
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-21
Tabel 2.16.
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Tingkat Pertumbuhan (%)
Nama Kecamatan NO
Kepadatan Penduduk (Orang/Ha)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1
Salaman
1.17
1.17
1.17
1.17
1.17
1.17
2.781
2.909
3.042
3.182
3.328
3.481
2
Borobudur
1.03
1.03
1.03
1.03
1.03
1.03
2.905
3.018
3.134
3.256
3.382
3.513
3
Ngluwar
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
4.559
4.724
4.895
5.07
5.26
5.45
4
Salam
1.17
1.17
1.17
1.17
1.17
1.17
4.104
4.271
4.444
4.62
4.81
5.01
5
Srumbung
1.45
1.45
1.45
1.45
1.45
1.45
2.248
2.375
2.51
2.65
2.80
2.96
6
Dukun
1.13
1.13
1.13
1.13
1.13
1.13
2.453
2.558
2.668
2.78
2.90
3.03
7
Muntilan
1.16
1.16
1.16
1.16
1.16
1.16
7.47
7.765
8.071
8.39
8.72
9.07
8
Mungkid
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
5.74
6.05
6.37
6.72
7.09
7.47
9
Sawangan
1.10
1.10
1.10
1.10
1.10
1.10
2.23
2.33
2.43
2.53
2.64
2.75
10
Candimulyo
1.24
1.24
1.24
1.24
1.24
1.24
2.72
2.86
3.00
3.15
3.30
3.47
11
Mertoyudan
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57
6.62
6.96
7.31
7.69
8.09
8.52
12
Tempuran
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
2.57
2.68
2.79
2.91
3.03
3.16
13
Kajoran
0.82
0.82
0.82
0.82
0.82
0.82
1.78
1.83
1.89
1.95
2.01
2.08
14
Kaliangkrik
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
2.53
2.63
2.74
2.85
2.97
3.09
15
Bandongan
1.08
1.08
1.08
1.08
1.08
1.08
3.32
3.46
3.60
3.75
3.90
4.06
16
Windusari
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
2.00
2.11
2.22
2.33
2.45
2.58
17
Scang
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
4.326
4.544
4.773
5.01
5.27
5.53
18
Tegalrejo
1.32
1.32
1.32
1.32
1.32
1.32
3.761
3.956
4.16
4.38
4.60
4.84
19
Pakis
0.88
0.88
0.88
0.88
0.88
0.88
3.039
3.142
3.248
3.36
3.47
3.59
20
Grabag
0.90
0.90
0.90
0.90
0.90
0.90
2.953
3.053
3.156
3.26
3.37
3.49
21
Ngablak
0.88
0.88
0.88
0.88
0.88
0.88
2.587
2.674
2.763
2.86
2.95
3.05
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Tabel 2.17. NO
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1
Salaman
2
Borobudur
3
Ngluwar
733
4
Salam
1099
5
Srumbung
1715
6
Dukun
1103
7
Muntilan
1005
8
Mungkid
1282
9
Sawangan
1023
10
Candimulyo
870
11
Mertoyudan
882
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
15943 696
II-22
NO
Nama Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
12
Tempuran
360
13
Kajoran
333
14
Kaliangkrik
309
15
Bandongan
373
16
Windusari
415
17
Scang
561
18
Tegalrejo
520
19
Pakis
892
20
Grabag
855
21
Ngablak
916
TOTAL Sumber: BPS 2014
2.1.3.
31886
Aspek Pelayanan Umum Kondisi umum pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu yang mencakup layanan urusan wajib dan pilihan.
2.1.3.1.
Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Magelang pada Tahun 2014 pada jenjang SD/MI 95.10; pada jenjang SMP/MTs 83.35 dan pada
SMA/SMK/MA
41.82; sedangkan perkembangan APS selengkapnya disajikan pada table berikut.
Tabel 2.18.
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 Indikator
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014*
SD/ MI (7 – 12 th)
98.32
98.03
99.36
98.20
95.10
SMP/ MTs (13 – 15 th)
85.21
85.89
86.49
89.36
83.35
SMA/SMK/MA (16-18 th)
48.02
68.25
62.96
59.29
41.82
Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2014. *) Dinas Dikpora Kab. Magelang 2015
b. Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio ketersediaan sekolah menunjukkan jumlah sekolah per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk usia pendidikan pada setiap Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-23
jenjang.
Perkembangan rasio
ketersediaan
sekolah
di
Kabupaten Magelang
dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 2.19.
Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah Tahun 2010-2014
Indikator
2010
2011
Tahun 2012
2013
2014*
SD/ MI
73.67
74.00
75.66
76.04
74.13
SMP/ MTs
33.37
33.72
33.49
33.49
31.48
15.55
15.93
15.37
15.37
16.06
SMA/SMK/MA Sumber :
BPS Kabupaten Magelang. 2014. *) Dinas Pendidikan. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang. 2015
c. Rasio Guru dan Murid Rasio guru terhadap murid merupakan perbandingan jumlah guru per 10.000 jumlah murid. yang mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Perkembangan rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Magelang dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 2.20.
Perkembangan Rasio Guru dan Murid Tahun 2010-2014
Indikator
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
SD/ MI
13.76
13.56
13.57
13.59
13.63
SMP/ MTs
12.21
12.40
8.90
8.98
13.05
SMA/SMK/MA
10.36
10.60
11.09
10.13
11.68
Sumber : Dinas Pendidikan. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.2.
Kesehatan Kinerja makro urusan kesehatan antara lain bisa dilihat dari beberapa
indikator yang mengacu pada SPM bidang kesehatan yaitu: 1.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani. cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. cakupan kunjungan bayi. cakupan desa/kelurahan
Universal Child Immunization (UCI). cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan. cakupan peserta KB aktif. cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit. cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-24
2.
Pelayanan kesehatan rujukan terdiri dari
cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin. 3.
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB terdiri dari cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam dan
4.
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat cakupan desa siaga aktif.
Tabel 2.21.
Kinerja Makro Urusan Kesehatan Tahun 2010-2014
Indikator
2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
100%
100%
100%
100%
127.68%
95.42%
100%
99.8%
99.81%
99.87%
100%
92.90%
100%
96.50%
104.26%
98.66%
100%
100%
100%
100%
99.37%
0
100%
100%
100%
100%
100%
100%
79.14%
81.3%
78.3%
79.9%
79.70%
3.90/ 100.000 pddk
2.60/ 100.000 pddk
1.64/ 100.000 pddk
0/ 100.000 pddk
1.31/ 100.000 pddk
11.90%
9.30%
6.80%
100%
94.51%
84.94%
100%
100%
100%
94.59%
94.59%
100%
55.22%
74.7%
67.18%
62.77%
58.87%
1/ 1.181.723 jiwa
1/ 1.191814 jiwa
1/ 1.219.371 jiwa
1/ 1.221.681 jiwa
1/ 1.221.681 jiwa
40.75
41.10
42.05
42.05
42.05
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar a. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan c. Cakupan kunjungan bayi d. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) e. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin f. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan g. Cakupan peserta KB aktif h. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 1. Acute Flacid Paralysisrate per 100.000 penduduk < 15 tahun 2. Penemuan Penderita Pneumonia Balita 3. Penemuan pasien baru TB BTA positif 4. Penderita DBD ditangani 5. Penemuan penderita diare
2.
i. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan Kesehatan Rujukan a. Rasio Rumah Sakit Pemerintah per satuan penduduk b.
3.
4.
Rasio Puskesmas per satuan penduduk Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif
100%
12.80% 89.01% 100% 91.54%
100%
12.80% 28.30% 100% 91.54%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. 2015
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-25
Cakupan pelayanan kesehatan dasar sebagian besar terfokus kepada upaya pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak. penanganan penderita penyakit dan cakupan pelayanan untuk masyarakat miskin.
Apabila diperhatikan. dalam kurun
2010-2014 cenderung stabil. Perubahan signifikan terjadi biasanya pada Tahun 2010/2011 sebagai akibat adanya erupsi Gunung Merapi yang berpengaruh pada semua sendi kehidupan masyarakat. Hal yang hampir sama terjadi pada data cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit. Sedangkan mengenai cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin pada Tahun 2011 melonjak persentasenya karena pada tahun itu seluruh penduduk terdampak erupsi Gunung Merapi. Sesuai kebijakan Menteri Kesehatan. dijamin kesehatannya melalui jamkesmas pasca bencana. Pada Tabel 2.45 di atas rasio rumah sakit pemerintah tidak bergerak dari angka 1 karena Pemerintah Kabupaten Magelang hanya memiliki 1 rumah sakit tipe C yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan. Demikian juga dengan rasio puskesmas per satuan penduduk yang cenderung stabil karena jumlah puskesmas tetap. Perubahan terjadi semata-mata jumlah penduduk yang bertambah. Sedangkan untuk penyelidikan epidemiologi. penanggulangan KLB. promosi kesehatan dan pemberdayaan bisa mencapai 100%. 2.1.3.3.
Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana dasar bagi warga
masyarakat meliputi pembangunan dan peningkatan jalan. jaringan irigasi. bendung. penyediaan air bersih. perumahan layak huni dan sebagainya. Kinerja makro urusan pekerjaan umum antara lain bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu proporsi panjang jaringan
dalam kondisi baik. rasio tempat
pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk. rasio permukiman layak huni. panjang jalan dilalui roda 4. jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk. panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik. panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase. sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar. sempadan sungai yang dipakai bangunan liar. drainase dalam kondisi baik. pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota. luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik. dan lingkungan permukiman. Data historis pencapaian kinerja pekerjaan umum disajikan pada tabel berikut Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-26
Tabel 2.22.
Kinerja Makro Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014
Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Panjang jalan dilalui roda 4 (km) Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1.5 m) Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Rasio jaringan irigasi
2010 70.70
2011 67.90
Tahun 2012 65.07
2013 67.58
2014 65.32
1.03
0.95
0.94
0.96
0.98
641.11
641.11
836.84
836.84
887.83
453.29
435.29
544.56
565.50
579.94
41.1
41.5
43
43.48
43.83
518.96
575.96
638.96
708.96
710.010
15.962.90
16.295.44
17.489.82
18.549.16
20.025
43
33.02
33.02
33.02
56.10
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.4.
Perumahan Kinerja makro urusan perumahan antara lain bisa dilihat dari beberapa
indikator yaitu rumah tangga pengguna air bersih. rumah tangga pengguna listrik. rumah tangga bersanitasi. lingkungan permukiman kumuh dan pembangunan rumah layak huni.
Tabel 2.23. Indikator Rumah Tangga
Kinerja Makro Urusan Perumahan Tahun 2010-2014 2010 319.643
2011 322.766
Tahun 2012 331.085
2013 336.432
Rumah tangga pengguna air 51.60 56.44 61.28 66.12 bersih (%) Rumah tangga pengguna 217.960 256.857 244.089 287.059 listrik Rumah tangga bersanitasi 62.81 64.2 65.50 70.58 (%) Lingkungan pemukiman 2.25 2.59 2.59 2.59 kumuh (%) Rumah layak huni (%) 55.3 55.3 55.3 55.94 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang. 2015
2014 336.452 84.79 322.121 81.31 2.59 53.04
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni dilakukan dengan memberikan bantuan pada keluarga berumah tidak layak huni pada tahun 2011 sebanyak 24 unit. pada tahun 2012 sebanyak 363 unit dan pada 2013 sebanyak 554 unit; pada tahun 2014 sebanyak 527 unit dengan anggaran APBD Kabupaten. .
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-27
Dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan bantuan dana rehab rumah tidak layak huni sebanyak 10 unit di tahun 2011. 10 unit di tahun 2012 dan 35 unit di tahun 2013; pada tahun 2014 sebanyak 50 unit Usaha pemenuhan rumah layak huni di Kabupaten Magelang tidak hanya dari sumber APBD Kabupaten Magelang dan APBD Provinsi Jawa Tengah. namun juga dari sumber dana lain. yang salah satunya adalah dari Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kementerian Perumahan Rakyat. sebanyak 125 unit di tahun 2011. 187 unit di tahun 2012 dan 744 unit di tahun 2013; pada tahun 2014 sebanyak 788 unit. Berdasarkan data Permasalahan Kesejahteraan dan Penanganan Menurut Jenis Penanganannya didapat Data Jumlah Rumah Tidak Layak Huni sebagai mana tabel berikut:
Tabel 2.24. Indikator
Perkembangan Jumlah Rumah Tidak Layak Huni 2010
Tahun 2012
2011
Jumlah Rumah Tidak 11.962 Layak Huni Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2015
27.238
2013
9.780
14.194
2014 12.829
Kebutuhan rumah di Kabupaten Magelang berdasarkan Sensus Penduduk 2010 sebanyak 30.207 unit atau 9.47% dari Keluarga yang ada. Dengan prosentase kebutuhan rumah tertinggi berada di Kecamatan Mertoyudan sebanyak 20.64% dan prosentase kebutuhan rumah terendah berada di kecamatan Windusari sebanyak 2.75 %.
Tabel 2.25. No
Kecamatan
Kebutuhan Rumah Menurut Kecamatan Jumlah KK
Jumlah Rumah
Kebutuhan Rumah
Persentase Kebutuhan Rumah (%)
1
Salaman
18.377
16.822
1.555
8.46
2
Borobudur
15.389
14.217
1.172
7.62
3
Ngluwar
8.752
7.933
819
9.36
4
Salam
12.479
11.534
945
7.57
5
Srumbung
12.394
11.692
702
5.66
6
Dukun
12.525
11.704
821
6.55
7
Muntilan
20.432
17.286
3.146
15.40
8
Mungkid
18.531
15.934
2.597
14.01
9
Sawangan
15.466
14.576
890
5.75
10
Candimulyo
12.168
11.371
797
6.55
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-28
No
Kecamatan
Jumlah Rumah
Jumlah KK
Persentase Kebutuhan Rumah (%)
Kebutuhan Rumah
11
Mertoyudan
27.989
22.212
5.777
20.64
12
Tempuran
11.978
11.001
977
8.16
13
Kajoran
14.360
13.524
836
5.82
14
Kaliangkrik
13.748
13.088
660
4.80
15
Bandongan
14.576
13.121
1.455
9.98
16
Windusari
11.708
11.386
322
2.75
17
Secang
19.442
16.908
2.534
13.03
18
Tegalrejo
12.154
11.299
855
7.03
19
Pakis
13.965
13.307
658
4.71
20
Grabag
21.610
19.967
1.643
7.60
21
Ngablak
10.941
9.895
1.046
9.56
Jumlah
318.984
288.777
30.207
9.47
Sumber : BPS Kabupaten Magelang. 2014
2.1.3.5.
Lingkungan Hidup Kinerja urusan lingkungan hidup antara lain bisa dilihat dari beberapa
indikator yaitu persentase penanganan sampah. persentase luas pemukiman yang tertata. dan tempat pembuangan sampah per satuan penduduk. jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air. jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati peryaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara. persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan dan jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti. Dari data historis diketahui bahwa kinerja makro urusan lingkungan hidup selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.26.
Kinerja Makro Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014 12
14
Tahun 2012 16
51.66
56.44
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuanpenduduk (%)
1.03
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang menaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (%) Jumlah usaha dan atau kegiatan yang
Indikator Persentase penanganan sampah (%) Persentase penduduk berakses air minum (%)
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
2010
2011
2013 18
2014 21.1
61.28
66.12
84.79
0.95
0.94
0.94
0.98
40
60
80
100
100
40
60
80
100
100
II-29
Indikator
2010
Tahun 2012
2011
2013
2014
menaati peryaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara (%) Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan (%) Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti (%)
0
0
0
0.20
20.57
100
100
75
100
166.67
Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum. Energi dan Sumber daya Mineral Kabupaten Magelang. 2015
Pelayanan persampahan baru mampu menjangkau wilayah di 7 (tujuh) ibu kota kecamatan dari 21 (dua puluh satu) kecamatan. Sedangkan untuk status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa telah dilakukan identifikasi areal yang dipergunakan untuk produksi biomassa dalam RTRW (areal kerja efektif). Luas areal efektif untuk potensi kerusakan tanah untuk produksi biomassa di Kabupaten Magelang adalah 95.054.665 ha dan sudah selesai dilakukan proses identifikasi kondisi awal tanah. overlay peta kondisi awal tanah. Verifikasi lapangan terbatas dan uji laboratorium. diharapkan bisa ditetapkan statusnya pada Th 2014 ini. Sementara itu dari sisi jumlah usaha/kegiatan yang mentaati peryaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan telah tercapai 80% pada Tahun 2012. begitu juga dengan pengendalian pencemaran air juga mencapai 80%. Sedangkan jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti pada Tahun 2012 mencapai 75%. Pelayanan persampahan di Kabupaten Magelang baru mampu menjangkau wilayah di 7 (tujuh) ibu kota kecamatan dari 21 kecamatan. 2.1.3.6.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kinerja makro urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
bisa dilihat dari beberapa indikator yaitu: Persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga
Pemerintah.
Rasio
KDRT.
Penyelesaian
Pengaduan
Perlindungan
Perempuan Dan Anak Dari Tindakan Kekerasan. Data historis kinerja makro urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak disajikan dalam tabel berikut
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-30
Tabel 2.27.
Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Tahun 2010-2014 Indikator
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
Tahun 2010
2011
2.41 59.79
2012
2.42 59.66
2.43 54.45
2013 2.44 NA
12
12
12
12
Indeks Pembangunan Perempuan (IPG)
61.25
69.15
69.41
NA
Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDG)
68.20
60.79
58.97
NA
Jumlah Anak dengan Disabilitas (anak)
2.318
2.482
2.129
2.295
Jumlah Anak Terlantar (anak)
810
1.601
1.678
1.263
Jumlah Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH)(anak)
128
141
156
194
3.654
4.598
4.081
3.776
49
41
40
45
0.023
0.030
0.043
0.03
Persentase keterlibatan perempuan di legislative (%)
Jumlah Anak PMKS (anak) Jumlah Kekerasan terhadap Anak (anak) Rasio KDRT
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan 100 100 100 100 anak dari tindakan kekerasan (%) Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat. Perempuan. dan Keluarga Berencana Kabupaten Magelang. 2015
Dari tabel di atas persentase keterlibatan perempuan di lembaga legislatif menunjukkan angka yang tetap dari tahun ke tahun ini disebabkan selama periode waktu tersebut masa bakti anggota Dewan yang perempuan tidak ada pergantian antar waktu (PAW). Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDG) menunjukkan penurunan. ini disebabkan adanya indikator sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. dimana sebagian besar perempuan di Kabupaten Magelang adalah bekerja di sektor informal sebagai petani yang tidak terdata secara jelas. Angka kekerasan terhadap anak menunjukkan angka yang tinggi ini disebabkan masih kuatnya budaya patriarki. budaya assertive pada anak rendah. dan kebijakan perlindungan anak masih bersifat sektoral. Media hiburan yang tidak mendidik juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh disamping kurangnya promosi kebijakan dan kepedulian para pengambil kebijakan terhadap kerentanan anak. Data penyandang masalah sosial anak di Kabupaten Magelang sangat tinggi. namun penanganannya belum dapat dilaksanakan secara optimal ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya belum adanya petugas/pekerja sosial yang akan mendampingi pola penanganan berbasis keluarga. Adapun pola penanganan PMKS berbasis panti. permasalahannya adalah Pemerintah Kabupaten Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-31
Magelang belum mempunyai panti/LKSA. Sebanyak 30 panti yang ada saat ini dikelola oleh masyarakat. Data anak berhadapan dengan hukum tiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. hal ini disebabkan oleh peran keluarga dan lingkungan masih rendah. dan kebijakan perlindungan anak yang belum berpihak. 2.1.3.7.
Peribadatan Dari keseluruhan penduduk Kabupaten Magelang yang beragama Islam
97%. Selebihnya berturut-turut adalah agama Katholik (2.12%).
Protestan
(0.76%). Hindu (0.02%). Budha (0.03%). dan lainnya (0.007%). Walaupun terdapat banyak agama dan beragam aliran. namun di Kabupaten Magelang tidak pernah terjadi konflik terkait agama. Harmoni antar elemen masyarakat senantiasa terjaga. Hal ini terjadi karena tingginya sikap toleransi antar pemeluk agama. Sehingga menjadi kewajiban bagi semua pemangku kepentingan untuk menciptakan dan menjaga harmoni dan kondusifitas kehidupan beragama. Sebagai kabupaten dengan penduduk mayoritas beragama Islam maka wajar apabila di Kabupaten Magelang terdapat 2.627 masjid. Jika dibagi jumlah desa/kelurahan sebanyak 372 maka setiap desa rata-rata terdapat 7 masjid. Ini artinya setiap 406 jama’ah muslim tersedia satu masjid. Sementara itu jumlah mushola sebanyak 3.308 buah (rata-rata per desa terdapat 9 mushola). Jika masjid dan mushola dijumlahkan. dengan asumsi bahwa antara masjid dan mushola bersifat kompatibel maka di setiap desa terdapat 16 masjid/mushola. Sedangkan sarana peribadatan bagi agama lain adalah Kristen (gereja) sejumlah 34. Katholik (gereja) 40. Hindu (pura) 1. Budha (vihara) 9. dan Klenteng 1. Sementara itu kondisi pendidikan keagamaan berbasis sekolah disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.28.
Banyaknya Sarana Pendidikan Keagamaan Islam. Murid dan Guru Tahun 2012-213
No
Jenjang
1
Bustanul Atfal/Raudhotul Atfal Madrasah Diniyah Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah
2 3 4
Sekolah 2012 2013 436 429
Murid 2012 2013 14.479 15.717
Guru 2012 2013 1.079 1.147
174 310 71
180 310 71
17.310 32.100 12.937
17.734 32.535 14.018
1.388 2.554 1.201
1.638 2.651 1.341
18
18
3.235
3.897
393
430
5 Madrasah Aliyah Sumber: BPS Kabupaten Magelang. 2014
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-32
2.1.3.8.
Kebudayaan Kinerja makro urusan kebudayaan antara lain bisa dilihat dari beberapa
indikator yaitu penyelenggaraan festival seni dan budaya. sarana penyelenggaraan seni dan budaya serta benda. situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan. Data historis kinerja makro urusan kebudayaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.29.
Tabel 2.30.
Kinerja Makro Urusan Kebudayaan Tahun 2010-2014 Tahun
Indikator 2010 2011 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 30 30 (kali) Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 5 5 (buah) Benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya 101 400 yang dilestarikan (buah) Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang. 2015
2.1.3.9.
2012
2013
2014
33
36
54
18
18
25
508
600
681
Kepemudaan dan Olah Raga Kinerja makro urusan pemuda dan olahraga antara lain bisa dilihat dari
beberapa indikator yaitu jumlah organisasi pemuda. jumlah organisasi olah raga. jumlah kegiatan kepemudaan. jumlah kegiatan olah raga. jumlah gelanggang/balai remaja dan jumlah lapangan olah raga. Data historis kinerja makro Makro Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2010-2014. disajikan dalam tabel berikut
Tabel 2.31.
Kinerja Makro Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2010-2014 Tahun
Indikator Jumlah organisasi pemuda (buah)
2010 18
2011 21
Jumlah organisasi olah raga (buah)
21
Jumlah kegiatan kepemudaan (buah) Jumlah kegiatan olah raga (buah) Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) Lapangan olah raga (buah)
2012 21
2013 21
22
28
28
28
12
13
15
17
17
18
18
25
23
23
0
0
0
0
0
253
253
260 260 260 Sumber: Dinas Pendidikan. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang. 2015
2014 14
2.1.3.10. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Urusan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Desa
dilaksanakan untuk
meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan. pelaksanaan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-33
pengendalian dan pengawasan pembangunan yang dilaksanakan antara lain melalui
kegiatan perencanaan
fasilitasi pengembangan keuangan
kepada
tekonologi
tepat
partisipatif
masyarakat
Pemerintah guna.
dan
pembangunan desa
Desa.
masyarakat
melalui
pemberian
pemasyarakatan
peningkatan
peran
desa.
bantuan
dan pemanfaatan
serta masyarakat
dalam
pengembangan Posyandu dan PKK. serta Bulan Bhakti Gotong-Royong (BBGR).
Tabel 2.32.
Perkembangan Pembentukan Kelembagaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014
No 1
Uraian 2010 2011 Usaha Ekonomi Desa Simpan 2 3 Pinjam (UED-SP 2 Pasar Desa 58 58 3 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes 1 3 4 Cadangan Pangan 1 2 Pemerintah Desa (CPPD) 5 Usaha Peningkatan 10 12 Pendapatan Keluarga (UP2KPKK 6 Desa Berpartisipasi dalam 345 345 PNPM-MP 7 Unit Pengaduan Masyarakat 1 0 TKPKD Sumber: Bapermaspuan dan KB Kabupaten Magelang Tahun 2015
2012 4
2013 5
2014 7
58 8 3
58 9 6
60 11 6
14
16
18
345
345
345
0
1
1
2.1.3.11. Komunikasi dan Informatika Pelayanan urusan komunikasi semakin
ditingkatkan
untuk
dan informatika di
mendukung
semakin
Kabupaten Magelang terbukanya jaringan
komunikasi dan informasi masyarakat. melalui kegiatan antara lain fasilitasi pembentukan pengembangan informasi.
media sumber
penyampaian
tradisional daya
(FK
Metra). pemantauan
informasi. fasilitasi
informasi hasil-hasil
isi
peningkatan
pembangunan
siaran. pelayanan
melalui
media
massa serta penyelenggaraan dialog interaktif. Pelayanan komunikasi dan informatika di Kabupaten Magelang tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.33.
Pelayanan Komunikasi dan Informatika Tahun 2010-2014 Indikator
No
2010 32
2011 32
Tahun 2012 32
2013 32
2014 47
0.24
0.25
0.25
0.25
0.25
9/3
9/3
9/3
9/3
9/3
6
6
6
6
7
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1
Jumlah jaringan komunikasi
2 3
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Jumlah surat kabar nasional/lokal
4
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
5
Web site milik pemerintah daerah
6
Pameran/expo
8
8
8
8
8
7
Pengawasan isi siaran
0
4
4
4
4
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-34
Indikator
No
2010
Tahun 2012
2011
2013
2014
(Lembaga Penyiaran 8
Pelayanan Perijinan (Lembaga Penyiaran Fasilitasi FK-METRA
9
0
0
1
1
1
0
0
1
1
4
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang. 2015
2.1.4.
Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
2.1.4.1.
Ketersediaan Air Bersih Wilayah Kabupaten Magelang memiliki cukup banyak sumber air dari mata
air yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Pemanfaatannya selama ini dilakukan oleh institusi maupun masyarakat sebagai sumber air bersih yang digunakan masyarakat sehari-hari maupun untuk keperluan pertanian dan peternakan. Akses air minum perpipaan tercatat untuk daerah perkotaan mencapai 88.31% dan di wilayah perdesaan mencapai 45.01%. Target cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan sampai Tahun 2015 tercatat 75.80%. Pelayanan air minum perpipaan berasal dari PDAM. SPAM DAK dan Pamsimas. Peningkatan cakupan air minum diwilayah perkotaan disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dibidang pelayanan air minum/bersih. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang memberikan pelayanan air bersih di Kabupaten Magelang adalah sebesar 20.83%
dengan jumlah pelanggan sampai dengan akhir Tahun
2013 adalah sebanyak 48.208 Sambungan Rumah (SR). Perkembangan atau penambahan pelanggan/Sambungan Rumah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang signifikan sebagaimana tabel sebagai berikut :
Tabel 2.34.
Perkembangan Pelanggan Air Minum PDAM Tahun 2010-2014 Tahun
Jumlah Pelanggan
2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : PDAM Kabupaten Magelang.
41.371 43.131 45.291 48.208 49.662 2014
Kualitas air selalu dibawah pengawasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang sehingga aman untuk konsumen karena memenuhi baku mutu standar
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-35
kualitas air minum dari Kementerian Kesehatan sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 492/Menkes/Per/IV/2010. Untuk melayani seluruh pelanggan yang ada saat ini PDAM Kabupaten Magelang memanfaatkan 15 (lima belas) mata air dan 1 (satu) unit sumur dalam sebagaimana tersebut dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.35. No
Sumber/ Air Minum PDAM Kabupaten Magelang
Nama Sumber/Mata Air
Lokasi Sumber/Mata Air
1
Sijajurang & Silincat
Desa Bumirejo Kecamatan Kaliangkrik
2
Semaren
Desa Sawangan Kecamatan Sawangan
3
Cotrosono
Desa Citrosono Kecamatan Grabag
4
Tlogorejo
Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag
5
Blambangan
Desa Mungkid Kecamatan Mungkid
6
Karangampel
Desa Tampir Wetan Kecamatan Candimulyo
7
Banyutemumpang
Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
8
Combrang
Desa Paremono Kecamatan Mungkid
9
Sidandang
Desa Tejosari Kecamatan Ngablak
10
Sidosari
Desa Sidosari Kecamatan Salaman
11
Sipragak
Desa Mangunrejo Kecamatan Salaman
12
Sigandulan
Desa Sukorejo Kecamatan Kajoran
13
Kanoman
Desa Sidomulyo Kecamatan Candimulyo
14
Nglimut/Rucah-Rucah
Desa Pagergunung Kecamatan Ngablak
15
Sumur Bor Gento Desa Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo Sumber : PDAM Kabupaten Magelang. 2014
Peningkatan cakupan layanan air minum di wilayah perdesaan banyak dikelola oleh masyarakat baik melalui perpipaan maupun bukan perpipaan. Pelayanan air minum perpipaan diwilayah perdesaan dibangun melalui program PAMSIMAS dan SPAM DAK. Terdapat 86 desa Pamsimas sampai dengan Tahun 2014. 2.1.4.2.
Fasilitas Listrik Kemajuan pembangunan segala bidang di Kabupaten Magelang menuntut
penyediaan kebutuhan listrik yang sangat besar. Lima tahun terakhir menunjukkan kebutuhan jaringan listrik bagi masyarakat meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan adanya pertambahan pemasangan. baik bagi perumahan. perkantoran maupun industri.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-36
Tabel 2.36. Tahun
Banyaknya Pelanggan Listrik. Kwh dan Nilai Disalurkan Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014
Jumlah Pelanggan
Pemakaian Listrik (kWh)
Nilai Yang Disalurkan (Rp)
2010
231.473
336.369.469
194.696.544.166
2011
275.116
455.888.225
293.440.103.508
2012
259.172
468.170.138
306.737.248.151
537.922.287 560.728.978
384.154.574.154 441.718.987.596
2013 307.588 2014 322.121 Sumber: BPS Kabupaten Magelang. 2014
Sebagian besar pemanfaatan listrik di Kabupaten Magelang adalah untuk keperluan rumah tangga. kemudian untuk keperluan sosial. untuk keperluan usaha. keperluan pemerintah dan keperluan industri. 2.1.4.3.
Ketersediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Ketersedian fasilitas perdagangan dan jasa ikut menjadi salah satu faktor
penunjang perkembangan suatu wilayah dan daya saing daerah. Sampai dengan Tahun 2013. di Kabupaten Magelang terdapat 5 hotel bintang. 34 hotel melati dan 287 homestay. Hotel dan homestay merupakan salah satu akomodasi pariwisata yang menjadi kebutuhan dasar bagi wisatawan selama berada di destinasi wisata. Tingkat hunian hotel tercatat berkisar lebih dari 28.10% pada Tahun 2013.
Tabel 2.37.
Jumlah Hotel dan Homestay
Tahun No Uraian Tahun 2011 Tahun 2012 2010 1 Hotel Bintang 5 1 1 1 2 Hotel Bintang 4 3 Hotel Bintang 3 2 2 3 4 Hotel Melati 25 25 29 5 Homestay 298 255 245 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang. Tahun 2015
Tabel 2.38.
a.
b.
1 3 31 245
Tahun 2014 2 1 2 31 245
Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Magelang Tahun 20102014
NO.
1
Tahun 2013
URAIAN
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014
PASAR TRADISIONAL
80
80
80
80
82
Pasar Pemerintah Kabupaten
22
22
22
22
22
- Pasar Umum
17
17
17
17
17
- Pasar Hewan
2
2
2
2
2
Pasar Ikan Pasar Kayu /Mebelair
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
Pasar Desa
58
58
58
58
60
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-37
NO.
URAIAN
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014
19
25
38
42
52
15
20
31
35
45
4
4
5
5
5
0 1 c. Sumber: Dinas Perdagangan dan Pasar Kabupaten Magelang. 2014
2
2
2
2 a. b.
PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN Minimarket Supermarket/Hypermarket/Dept. Store/Perkulakan (Grosir) Pusat Perbelanjaan/ Mal
2.1.5.
Tinjauan RTRW Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, menyebutkan bahwa Kabupaten Magelang masuk dalam Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dimana Kabupaten Magelang menjadi Kawasan Perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Kabupaten Magelang berdasarkan Struktur Ruang Provinsi Jawa Tengah dalam RTRW Jawa Tengah Tahun 2009-2029 masuk dalam sistem perwilayahan Purwomanggung meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi. Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah terdapat 5 (lima) kawasan di Kabupaten Magelang yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Mungkid, Muntilan, Mertoyudan, Borobudur, Secang. Sedangkan menurut pola ruangnya Kabupaten Magelang dapat dijabarkan dalam beberapa fungsi kawasan sebagai berikut:
-
Kawasan lindung, Meliputi beberapa kawasan hutan lindung kawasan Merapi-Merbabu, kawasan
hutan yang dikelola masyarakat, kawasan resapan air dan kawasan cagar budaya, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan letusan Gunung Merapi, kawasan rawan angin topan, kawasan perlindungan plasma nutfah.
-
Kawasan Budidaya, Meliputi kawasan hutan produksi tetap, kawasan hutan produksi terbatas,
kawasan hutan rakyat, kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan peternakan, kawasan perikanan, kawasan pertambangan bukan logam, kawasan pertambangan panas bumi, kawasan peruntukan industri, kawasan pengembangan pariwisata.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-38
Selain dari struktur ruang dan pola ruang, Kabupaten Magelang juga ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Strategis Provinsi (KSP) terkait Kabupaten Magelang adalah:
-
Kawasan Solo-Selo-Borobudur yang merupakan kawasan KSP dari sudut kepentingan ekonomi.
-
Kawasan Candi Borobudur merupakan KSP dari sudut kepentingan sosial budaya.
-
Kawasan Taman Nasional Merapi dan Kawasan Taman Nasional Merbabu sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Dalam perspektif inilah sekaligus untuk mengarahkan pembangunan di
Kabupaten Magelang dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030 menyebutkan bahwa wilayah Kabupaten Magelang dibagi dalam 2 (dua) kawasan, yaitu: 2.1.5.1.
Kawasan Lindung Kawasan lindung berfungsi utama untuk melindungi kelestarian sumber daya
alam, sumber daya buatan seperti tanah, air, iklim, tumbuhan, keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan lindung tersebut terdiri dari: 1. Kawasan hutan lindung. Kawasan yang termasuk dalam kategori kawasan hutan lindung di Kabupaten Magelang adalah pada sebagian: Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Ngablak, Pakis, Dukun, Srumbung dan Sawangan dengan luas 8.333 ha. 2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, berupa kawasan resapan air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air berada di sebagian wilayah, Sawangan, Kaliangkrik, Windusari, Grabag, Ngablak, Pakis, Dukun, dan Srumbung. 3. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: a. Kawasan sekitar mata air
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-39
Kawasan ini merupakan kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kriteria kawasan sekitar mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, terdapat 185
mata air
yang perlu dilindungi. b. Kawasan sempadan sungai Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan terhadap sungai-sungai yang ada, maka kawasan perlindungan sempadan sungai di Kabupaten Magelang meliputi sungai-sungai pada tabel. berikut:
Tabel 2.39.
Rencana Kawasan Lindung Sempadan Sungai di Kabupaten Magelang
No 1
Nama Sungai
Keterangan
Sempadan sungai besar:
Daerah perlindungan meliputi kawasan sepanjang kanan kiri sungai sekurang-kurangnya 100 meter dari tepi sungai.
a. Sungai Progo b. Sungai Elo 2
Sempadan sungai kecil: a. Sungai Krasak,
Daerah perlindungan meliputi kawasan sepanjang kanan kiri sungai sekurang-kurangnya 50 meter dari tepi sungai.
b. Sungai Putih c. Sungai Nongko d. Sungai Blongkeng, e. Sungai Pabelan, f.
Sungai Tangsi
g. Sungai Kluban 3
Sempadan perkotaan
sungai
di
kawasan
Daerah perlindungan ditentukan menyesuaikan dengan kondisi di sekitar sungai.
4. Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya. Kawasan pelestarian alam dan cagar Budaya di Kabupaten Magelang, meliputi: a. Kawasan Taman Nasional. Kawasan taman nasional di Kabupaten Magelang adalah Taman Nasional Gunung Merapi Merbabu yang meliputi:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-40
Lokasi Taman Nasional Gunung Merapi yang berada dalam wilayah Kabupaten Magelang adalah Kecamatan Srumbung (yang meliputi Desa Ngargosoko, Kemiren, Kaliurang dan Ngablak) dan Kecamatan Dukun (yang meliputi Desa Ngargomulyo, Krinjing, Paten dan Keningar).
Lokasi Taman Nasional Gunung Merbabu yang ada di Kabupaten Magelang mencakup 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Ngablak (meliputi Desa Tejosari, Desa Genikan, Desa Jogonayan), Kecamatan Pakis (meliputi Desa Petung, Desa Daleman Kidul, Desa Pogalan, Desa Ketundan, Desa Kenalan, Desa Kragilan, Desa Banyusidi, Desa Pakis, Desa Kaponan, Desa Gondangsari, Desa Munengwarangan, Desa Muneng, Desa Jambewangi), Kecamatan Sawangan (meliputi Desa Wulunggunung, Desa Wonolelo, Desa Banyuroto) dan Kecamatan Candimulyo (yang meliputi Desa Surodadi).
b. Kawasan Cagar Budaya. Kawasan cagar budaya yang harus dilindungi di Kabupaten Magelang antara lain sebagaimana pada tabel. berikut :
Tabel 2.40. No 1
Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Magelang
Obyek Wisata
Lokasi
Candi Borobudur
Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur
2
Candi Pawon
Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur
3
Candi Mendut
Kelurahan Mendut, Kecamatan Mungkid
4
Candi Ngawen
Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan
5
Candi Gunung Wukir/Canggal
Desa Somokaton, Kecamatan Salam
6
Makam Gunung Pring
Bukit Gunung Pring, Kecamatan Muntilan
7 8
Makam Kyai Raden Santri dan Mbah Jogorejo Makam Pasteur Van Lith
9
Bukit Gunung Pring, Kecamatan Muntilan Kecamatan Muntilan
Candi Asu
Desa Sengi, Kecamatan Dukun
10
Candi Pendem
Desa Sengi, Kecamatan Dukun
11
Candi Lumbung
Desa Sengi, Kecamatan Dukun
12
Makam Ky. Condrobumi
Kecamatan Candimulyo
13
Makam Sunan Geseng
Desa Tirto, Kecamatan Grabag
14
Air Terjun Seloprojo
Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak
15
Pemandian Kalibening
Kecamatan Secang
16
Candi Selogriyo
Desa Kembang Kuning, Kecamatan Windusari
17
Langgar Agung Pangeran Diponegoro
Desa Menoreh, Kecamatan Salaman
18 19
Pesarean Pangeran Singosari (Gunung Sari Salam) Makam Kyai Mijil
20
Makam Kyai Raden Syahid
Desa Salam, Kecamatan Salam
21
Candi-candi (baru dalam proses penggalian)
Kecamatan Salam
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Desa Gulon, Kecamatan Salam Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur
II-41
5. Kawasan rawan bencana alam. Kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Magelang antara lain: a. Kawasan Rawan Letusan Gunung Merapi, antara lain Kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan. b. Kawasan Rawan Gempa Bumi, terutama gempa vulkanik berada di Kecamatan Srumbung, Dukun, dan Ngluwar c. Kawasan Rawan Gerakan Tanah, Kawasan rawan gerakan tanah di Kabupaten Magelang ditunjukkan pada tabel. berikut:
Tabel 2.41.
Kawasan Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Magelang
Gerakan Tanah Rawan gerakan tanah tinggi
Rawan gerakan tanah menengah
Rawan gerakan tanah rendah Rawan gerakan tanah sangat rendah Sangat rendah
Lokasi Kecamatan Borobudur, Kajoran bagian utara, Kalingkrik, Pakis, Windusari bagian tengah, Salaman, Tempuran, Secang bagian utara, Tegalrejo dan Candimulyo, Ngablak bagian utara. Kecamatan Borobudur dengan kemiringan > 100 – 200, Kajoran bagian timur, Kaliangkrik lereng bagian atas Gunung Sumbing, Windusari bagian utara, Salaman bagian timur, Tempuran bagian selatan, sebagian Tegalrejo, Candimulyo. Kecamatan Salam, Ngluwar, Muntilan, Srumbung bagian timur, Salaman bagian timur, Ngablak bagian timur dan Borobudur bagian utara dan timur. Kecamatan Mertoyudan Secang bagian barat, Mungkid, Mertoyudan
6. Kawasan lindung lainnya berupa kawasan perlindungan plasma nutfah. Kawasan perlindungan plasma nutfah di Kabupaten meliputi: 1. Lereng Gunung Merbabu; 2. Lereng Gunung Merapi; dan 3. Kecamatan Borobudur. 2.1.5.2.
Kawasan budidaya
2.1.5.2.1.
Kawasan peruntukan hutan produksi Hutan peruntukan produksi di Kabupaten Magelang dikelompokkan menjadi
dua jenis yaitu:
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap memiliki luas kurang lebih 1.764 ha yang terletak di Kecamatan Grabag, Ngablak, Bandongan, Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, dan Tempuran.
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas memiliki luas kurang lebih 2.038 ha yang terletak di Kecamatan Grabag, Ngablak, Bandongan, Windusari, Kaliangkrik, dan Kajoran.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-42
2.1.5.2.2.
Kawasan hutan rakyat Kawasan hutan rakyat di Kabupaten Magelang mencapai luas ± 2.919 ha
yang tersebar di Kecamatan Borobudur, Ngluwar, Sawangan, Tempuran, Kajoran, Kaliangkrik, Bandongan, Windusari, Secang, Salaman dan Ngablak 2.1.5.2.3.
Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan basah kurang lebih 37.232 ha yang persebaran lahan basah meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Magelang meliputi Kecamatan Salaman, Borobudur, Ngluwar, Salam, Srumbung, Dukun, Muntilan, Mungkid, Sawangan, Candimulyo, Mertoyudan, Tempuran, Kajoran, Kaliangkrik, Bandongan, Windusari, Secang, Tegalrejo, dan Grabag. Kecamatan dengan luasan pertanian terbesar adalah Kecamatan Salaman, Mungkid, Mertoyudan, Secang, Grabag, Dukun, Bandongan dan Kajoran.
Kawasan pertanian lahan kering Kawasan budidaya lahan kering terbesar tersebar di Kecamatan Pakis, Ngablak, Sawangan, Dukun, Kajoran
Candimulyo, Windusari, Kaliangkrik, Grabag
dengan luas 9.149 ha. 2.1.5.2.4.
Kawasan peruntukan perkebunan Wilayah yang termasuk kawasan perkebunan tersebar di Kecamatan
Windusari, Kaliangkrik, Bandongan, Tempuran, Salaman, Borobudur, Srumbung, Dukun, Sawangan, Candimulyo, Tegalrejo, Pakis, Ngablak dengan luas ± 32.705 ha. 2.1.5.2.5.
Kawasan peruntukan perikanan Luas kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Magelang ± 2.263 ha
dengan pengembangan dipusatkan di Kecamatan Muntilan, Mungkid dan Sawangan sebagai sentra pembenihan dengan daerah penyangga perikanan di Kecamatan Dukun, Salam, Ngluwar, Mertoyudan dan Salaman sebagai sentra pembesaran. 2.1.5.2.6.
Kawasan peruntukan peternakan Kawasan peternakan diarahkan perkembangannya pada kawasan yang
mempunyai potensi alam, lahan hijauan makanan ternak cukup luas, yang artinya ketersediaan pakan hijau untuk ternak cukup banyak dan mudah didapatkan di wilayah tersebut, dan pada dataran tinggi dengan curah hujan tinggi serta pada Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-43
lokasi-lokasi yang mana memiliki sumber daya manusia yang berpotensi untuk bekerja di sektor peternakan. 2.1.5.2.7.
Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan batuan di Kabupaten Magelang lokasinya
tersebar di Kecamatan Borobudur, Salaman, Dukun, Srumbung, Salam, Tempuran, Windusari, Secang, Grabag, dan Mungkid. 2.1.5.2.8.
Kawasan peruntukan pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Magelang, meliputi :
a.
kawasan peruntukan pariwisata budaya;
b.
kawasan peruntukan pariwisata alam; dan
c.
kawasan peruntukan pariwisata buatan.
2.1.5.2.9.
Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan industri besar dan sedang adalah di Kecamatan
Tempuran dengan luas 1.600 ha. Selain kawasan peruntukan industri yang ditetapkan di Kecamatan Tempuran, secara existing terdapat juga industri besar dan sedang yang tersebar di beberapa kecamatan yang secara bertahap akan ditata kembali. 2.1.5.2.10.
Kawasan peruntukan permukiman Pengembangan
kawasan
permukiman
mendapatkan
prioritas
dalam
menentukan penggunaan lahan. Pengembangan kawasan permukiman dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan penduduk dan menepis kecenderungan pemanfaatan lahan yang hanya memusat pada kantong-kantong permukiman yang telah ada. Akibatnya, wilayah perdesaan sulit berkembang karena jauh dari jangkauan sarana. 2.1.5.2.11.
Kawasan peruntukan lainnya
Kawasan Pertahanan dan Keamanan Kawasan pertahanan dan keamanan di Kabupaten Magelang dipergunakan
untuk daerah latihan Akmil Magelang, Armed II, Rindam IV dan Secaba Rindam IV/Diponegoro. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-44
Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota menurut UU No. 26 Tahun
2007
adalah
area
memanjang
atau
jalur
dan/atau
mengelompok,
yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang ditanam. Selain berdasarkan potensi sebagaimana terpapar dalam struktur ruang sebagaimana tersebut di atas, di dalam RTRW Kabupaten Magelang juga telah menetapkan
Kawasan
Strategis
Kabupaten.
Kawasan
Strategis
Kabupaten
Magelang meliputi 3 (tiga) sudut pandang yaitu dari sisi ekonomi, sosial budaya dan dari sisi daya dukung lingkungan hidup. Dari sudut pandang ekonomi, yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah kawasan pada koridor jalan arteri nasional meliputi Perkotaan Secang dan sekitarnya, Perkotaan Mertoyudan dan sekitarnya, Perkotaan Mungkid dan sekitarnya, Perkotaan Muntilan dan sekitarnya dan Perkotaan Salam dan sekitarnya. Untuk mewujudkannya, perlu disusun Rencana Rinci Tata Ruang yang diikuti dengan pelaksanaan tahapan indikasi program prioritas pada kawasan strategis Kabupaten tersebut. Sampai dengan saat ini telah disusun Rencana Detail Tata Ruang pada KSK
tersebut. Adapun program yang telah dicapai dengan
membuka akses pengembangan usaha ekonomi pada kawasan-kawasan tersebut dan pengembangan kawasan perumahan permukiman pada kawasan-kawasan tersebut, namun tetap diikuti dengan pengendalian tata ruang. Selain kawasan pada koridor jalan arteri nasional, juga ditetapkan sebagai KSK adalah kawasan agropolitan meliputi Kawasan Agropolitan Borobudur, Kawasan Agropolitan Merapi
Merbabu, dan Agropolitan Sumbing.
Untuk
mendukung
perwujudan agropolitan, telah disusun Masterplan Agropolitan sebagai dokumen acuan dan atau road map dalam penganggaran dan pelaksanaan program. Selanjutnya Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut pandang sosial budaya. Kawasan strategis sosial dan budaya di Kabupaten Magelang adalah Kawasan Borobudur dan sekitarnya. Untuk mewujudkannya Pemerintah Kabupaten Magelang berkoordinasi aktif dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat karena juga sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN). Pada saat ini telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan sekitarnya yang diharapkan pada tahun-tahun berikutnya dapat teranggarkan program-program untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di kawasan Borobudur dan sekitarnya. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-45
Sedangkan untuk Kawasan Strategis Fungsi Daya Dukung Lingkungan Hidup, ditetapkan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu dan Kawasan DAS Mikro pada sub DAS Progo Hulu. Untuk menjaga kelestariannya Pemerintah Kabupaten Magelang mengendalikan secara ketat terhadap penutupan lahan pada kawasan atau area yang ditetapkan sebagai daerah tangkapan dan resapan air. 2.1.5.3.
Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Magelang rawan terhadap bencana alam khususnya bencana
gunung berapi dan gerakan tanah. Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Magelang merupakan konsekuensi dari kondisi morfologi, geologi, hidrologi wilayah dan keberadaan gunung Merapi. Ancaman bencana oleh faktor alam yang pernah terjadi di Kabupaten Magelang adalah: a) Tanah longsor di 17 kecamatan. b) Banjir di aliran sungai terutama Sungai Progo dan Sungai Elo. c) Banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. d) Angin lesus/puting beliung yang sering terjadi di 13 kecamatan. e) Kekeringan/krisis air bersih di 10 kecamatan (kemarau panjang) sedangkan pada musim kemarau pendek terjadi krisis air bersih di 3 kecamatan (6 desa), yaitu Kecamatan Kajoran (Kwaderan, Wonogiri), Kecamatan Salaman (Margoyoso dan Sriwedari), Kecamatan Borobudur (Kenalan dan Sambeng). f)
Kebakaran hutan.
g) Letusan Gunung Merapi, 3 (tiga) kecamatan berada di KRB III. Posisi Kabupaten Magelang yang dikelilingi oleh beberapa gunung api dan salah satunya masih aktif memberikan konsekuensi munculnya bencana alam seperti letusan gunung berapi yaitu Gunung Merapi. Sebagian wilayah Kabupaten Magelang masuk dalam wilayah KRB I, KRB II, dan KRB III, dengan perincian sebagai berikut:
KRB III, 3 kecamatan, 19 desa:
1) Kecamatan Srumbung di 8 desa (Kaliurang, Kemiren, Tegalrandu, Mranggen, Srumbung, Kamongan, Nglumut, Ngablak, Ngargosoko); 2) Kecamatan Dukun di 8 desa (Kalibening, Keningar, Sumber, Krinjing, Sengi, Mangunsuko, Sewukan, Ngargomulyo, Paten); 3) Kecamatan Sawangan di 3 desa (Wonolelo, Ketep, Kapuhan).
KRB II, 3 kecamatan, 21 desa:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-46
1) Kecamatan
Srumbung
(Bringin,
Kamongan,
Kradenan,
Banyuadem,
Pucanganom, Pandanretno, Jerukagung, Sudimoro, Polengan); 2) Kecamatan
Dukun
(Wates,
Banyudono,
Banyubiru,
Dukun,
Ngadipuro,
Mangunsuko); 3) Kecamatan Sawangan (Krogowanan, Sawangan, Gondowangi).
KRB I, 5 kecamatan, 24 desa:
1) Kecamatan Dukun (Ketunggeng); 2) Kecamatan Ngluwar di 5 desa (Blongkeng, Pakunden, Bligo, Somokaton, Ngluwar); 3) Kecamatan Mungkid di 4 desa (Pabelan, Progowati, Ngrajek, Bojong); 4) Kecamatan Salam di 8 desa (Salam, Mantingan, Sucen, Kadiluwih, Gulon, Jumoyo, Seloboro, Sirahan); 5) Kecamatan Muntilan di 7 desa (Muntilan, Ngawen, Gunungpring, Tamanagung, Gondosuli, Adikarto, Keji).
Sumber: RTRW Kabupaten Magelang, 2010-2030
Gambar 2.6. Peta Rawan Bencana di Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-47
Selain itu, sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang mempunyai kedalaman tanah >60 cm. Tanah yang cukup tebal dan kelerengan sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang >15% dan curah hujan cukup tinggi menyebabkan Kabupaten Magelang rawan terhadap bencana gerakan tanah. Untuk bencana gerakan tanah sebagian wilayah Kabupaten Magelang juga masuk dalam wilayah rawan gerakan tanah tingkat tinggi, tingkat menengah sampai dengan tingkat sangat rendah.
Sumber: Analisis Indikator Kinerja Pembangunan Daerah, 2013
Gambar 2.7. Peta Kedalaman Tanah di Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-48
Sumber: RTRW 2010-2030
Gambar 2.8. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Magelang
Sumber: RTRW, 2010-2030
Gambar 2.9. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-49
Sumber: RTRW, 2010-2030
Gambar 2.10. Peta Sistem Perkotaan Kabupaten Magelang Berdasarkan peta diatas, Secara rinci dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Magelang terbagi ke dalam Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan yaitu sebagai berikut: A.
SISTEM PERKOTAAN 1. Pengembangan PKL, yaitu: a. Kawasan Perkotaanungkid; b. Kawasan Perkotaan Muntilan; c. Kawasan Perkotaan Mertoyudan; d. Kawasan Perkotaan
Borobudur yang mengacu pada Kawasan Strategis
Nasional (KSN) Borobudur; dan e. Kawasan perkotaan Secang. 2. Pengembangan PPK, yaitu: a. Ibukota Kecamatan Salaman; b. Ibukota kecamatan Grabag; c. Ibukota Kecamatan Salam; d. Ibukota Kecamatan Sawangan; e. Ibukota kecamatan Bandongan; dan f.
Ibukota Kecamatan Tegalrejo.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-50
3. Pengembangan PPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (4) huruf c, meliputi: a. Ibukota Kecamatan Ngablak; b. Ibukota Kecamatan Pakis; c. Ibukota Kecamatan Windusari; d. Ibukota kecamatan Kaliangkrik; e. Ibukota Kecamatan Kajoran; f.
Ibukota Kecamatan Tempuran;
g. Ibukota Kecamatan Candimulyo; h. Ibukota Kecamatan Dukun; i.
Ibukota Kecamatan Srumbung; dan j.
4. Berdasarkan
potensi
pertanian
dan
Ibukota Kecamatan Ngluwar. pariwisata,
terdapat
pusat-pusat
pertumbuhan sebagai berikut: a. Pusat
pertumbuhan
Kota
Mungkid,
yang
didukung
oleh
wilayah
Kecamatan Borobudur, Mungkid, Mertoyudan, Salaman dan Tempuran diprioritaskan sebagai:
-
pusat pengembangan wisata budaya; dan
-
pusat
pengembangan
desa
wisata
dengan
mengarahkan pada
upaya pembibitan tanaman dan upaya konservasi lingkungan. b. Pusat
pertumbuhan
Kaliangkrik,
yang
didukung
oleh
wilayah
Kecamatan Kaliangkrik, Windusari, Kajoran dan Bandongan diprioritaskan sebagai:
-
pusat penghasil tanaman padi dan hortikultura;
-
pusat pengembangan wisata alam; dan
-
pusat
pemasaran
olahan
pertanian
daerah
ke
arah
Kabupaten
Temanggung dan Wonosobo. c. Pusat pertumbuhan Tegalrejo, yang didukung oleh wilayah Kecamatan Tegalrejo, Secang, Candimulyo, Grabag, Pakis dan Ngablak diprioritaskan sebagai:
-
pusat penghasil dan pemasaran tanaman sayuran dan bunga;
-
pusat pengembangan peternakan sapi potong dan ayam potong; dan
-
pusat
penelitian
bidang
pertanian
(Sekolah
Tinggi
Pertanian
di
Kecamatan Tegalrejo).
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-51
d. Pusat pertumbuhan Dukun, yang didukung oleh wilayah Kecamatan Dukun, Sawangan, dan Srumbung diprioritaskan sebagai:
-
pusat
perdagangan
hasil
pertanian
kawasan
agropolitan
Merapi-
Merbabu Pasar Sewukan); dan
-
pusat penghasil salak Nglumut.
e. Pusat pertumbuhan Salam, yang didukung oleh wilayah Kecamatan Salam, Muntilan, dan Ngluwar diprioritaskan sebagai:
-
pusat pemasaran hasil pertanian skala regional (antarkabupaten), nasional (antarprovinsi); dan
B.
pusat rest area daerah wisata.
SISTEM PERDESAAN Pengembangan desa pusat pertumbuhan dilakukan dengan menumbuhkan banyak pusat kegiatan dengan prioritas pengembangan sektor pertanian, pariwisata dan industri kecil menengah sebagai desa pusat pertumbuhan Yaitu:
-
Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan;
-
Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur;
-
Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo;
-
Desa Sewukan, Kecamatan Dukun;
-
Desa Losari dan Cokro, Kecamatan Grabag ;
-
Desa Sambak, Kecamatan Kajoran;
-
Desa Beseran, Kecamatan Kaliangkrik;
-
Desa Bondowoso dan Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan;
-
Desa Paremono, Kecamatan Mungkid;
-
Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan;
-
Desa Tejosari, Kecamatan Ngablak;
-
Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar;
-
Desa Kaponan, Kecamatan Pakis ;
-
Desa Gulon, Kecamatan Salam;
-
Desa Kalisalak dan Krasak, Kecamatan Salaman;
-
Desa Ketep, Kecamatan Sawangan;
-
Desa Pucang, Kecamatan Secang;
-
Desa Kamongan, Kecamatan Srumbung;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-52
-
Desa Banyuurip, Kecamatan tegalrejo;
-
Desa Bawang, Kecamatan Tempuran; dan
-
Desa Banjarsari, Kecamatan Windusari.
2.1.1.
Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, Bupati Kabupaten Magelang
dibantu oleh seperangkat institusi Pemerintah Daerah yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda namun terorganisir dan merupakan suatu kesatuan, dengan rincian Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Bagan organisasi Pemerintah Kabupaten Magelang dapat dilihat pada gambar berikut. Adapun institusi pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi terkait dengan sanitasi diantaranya :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
Badan Lingkungan Hidup;
Dinas Kesehatan;
Dinas Pekerjaan umum dan ESDM
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-53
Sumber: Pemerintahan Kabupaten Magelang, 2015
Gambar 2.11. Struktur Pemerintahan Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-54
Sumber: SK Pokja AMPL, 2015
Gambar 2.12. SKPD Yang Membidangi Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-55
2.2.
Kemajuan pelaksanaan SSK SSK adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK Kabupaten Magelang merupakan penjabaran dari strategi sanitasi yang memuat empat sub sektor pilar utama sanitasi yaitu sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase, dan sub sektor PHBS. Penyusunan dokumen SSK Kabupaten/Kota ini berdasarkan Buku Putih Sanitasi (BPS) di mana BPS sebagai dokumen yang memuat data dasar kondisi sanitasi Kabupaten/Kota saat ini. Kedudukan SSK diantara dokumen perencanaan di bidang sanitasi lainnya yang terdapat di Kabupaten Magelang adalah sebagai pelengkap dan penyempurna dokumen-dokumen perencanaan bidang sanitasi yang telah ada.
2.2.1.
Air Limbah Domestik Di dalam sub sektor Air Limbah Domestik, terdapat beberapa tujuan dan sasaran, strategi serta kemajuan pelaksanaan saat ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tujuan (1)
SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Status saat ini Data dasar* (2) (3)
Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standart baku mutu
Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dari 49,82 % menjadi 54 % pada tahun 2017
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Terbangunnya sarana prasarana air limbah domestik keluarga 2017
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Melakukan usaha teknik setempat seperti STBM dan on site sistem akibat keterbatasan teknologi karena belum dimilikinya IPLT dan IPAL serta belum meratanya pelayanan Meningkatkan peran, koordinasi, sinergi, SDM SKPD terkait dalam mengatasi masalah limbah melalui sosialisasi dan promosi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berbudaya PHBS Mengoptimalkan anggaran yang ada dalam APBD untuk mengatasi permasalahan limbah domestik akibat pertumbuhan dan
II-56
SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Status saat ini Data dasar* (2) (3)
Tujuan (1)
Meningkatnya cakupan pengolahan limbah domestik skala kota dari 0 % menjadi 5 % pada tahun 2017
Terbangunannya sarana prasarana air limbah domestik komunal 2017
SSK (saat ini) Status saat ini (4) persebaran penduduk yang tinggi dan miskin serta adanya daerah rawan bencana Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman yang memungkinkan Meningkatkan pelayanan limbah domestik dengan mengusahakan terbangunnya IPAL skala kota dan IPLT
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
2.2.2.
Persampahan Di dalam sub sektor Persampahan, terdapat beberapa tujuan dan sasaran, strategi serta kemajuan pelaksanaan saat ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Tujuan Status saat ini Data dasar* (1) (2) (3)
Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana persampahan yang sesuai dengan mutu dan standrat yang berlaku
Tercapainya pelayanan dan pengelolaan sampah perkotaan dari 7 kecamatan menjadi 10 kecamatan tahun 2017
Terangkutnya timbunan sampah di 10 ibukota kecamaan
Meningkatnya layanan persampahan di hilir dengan mengganti TPA open dumping yang telah
Beralihya pemrosesan akhir sampah dari TPA open dumping ke
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Melakukan usahausaha diversifikasi akibat terbatasnya jumlah dan kapasitas TPA serta teknologi yang masih open dumping sehingga pengelolaan sampah menjadi terpadu Meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga SDM yang ada mampu melakukan diversifikasi meskipun dalam keterbatasan personil dan sarana prasarana sehingga mampu melayani masyarakat dan melakukan kampanye kepada masyarakat umum dan sekolah tentang pentingnya pengelolaan sampah Mengoptimalkan penerangan dan pembinaan kepada masyarakat tentang usaha 3R sehingga wilayah yang belum
II-57
SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Tujuan Status saat ini Data dasar* (1) (2) (3) penuh dengan TPA TPA regional yang regional yang controll control landfill landfill tahun 2017
SSK (saat ini) Status saat ini (4) dapat dilayani mampu melakukan penanganan sampah secara mandiri Menyelenggarakan pemantauan,evaluasi pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan persampahan yang dilaksanakan di kabupaten magelang
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
2.2.3.
Drainase Di dalam sub sektor Drainase, terdapat beberapa tujuan dan sasaran, strategi serta kemajuan pelaksanaan saat ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Tujuan Status saat ini Data dasar* (1) (2) (3)
Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana drainase yang sesuai dengan mutu dan standrat yang berlaku
Tersedianya sarana drainase perkotaan dari cakupan 12 % menjadi 15,5 % tahun 2017
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Terbangunnya drainase permukiman
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Penertiban jaringan drainase yang tertutup bangunan untuk mengoptimalkan kapasitas jaringan supaya tidak over load Mengoptimalkan pengelolaan system drainase permukiman dengan menyediakan sarana prasarana drainase lingkungan yang terpadu Menyusun masterplan bagi IKK yang belum memiliki untuk mengatasi terjadinya genangan di musim hujan dan terjadinya penyumbatan jaringan Memperkuat kapasitas kelembagaan dengan meningkatkan kemampuan SDM dan memperjelas wewenang pengaturan untuk mengatasi masalah drainase Mengoptimalkan anggaran yang ada untuk melakukan pemeliharaan jaringan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan cara swadaya memelihara saluran dari sampah
II-58
SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Tujuan Status saat ini Data dasar* (1) (2) (3) Tersusunnya rencana induk drainase dari 8 kecamatan menjadi 21 kecamata tahun 2017
Tersedianya data base/sisitem informasi drainase
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan drainase Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat dalam mengelola dan memelihara drainase di lingkungan masingmasing
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
2.2.4.
Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Di dalam sub sektor PHBS dan promosi Higiene, terdapat beberapa tujuan dan sasaran, strategi serta kemajuan pelaksanaan saat ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Tujuan Status saat ini Data dasar* (1) (2) (3)
Tercapainya kebiasaan cuci tangan pakai sabun dari 47 % menjadi 60 % Tahun 2017
Meningkatnya masyarakat pengadopsi cuci tangan pakai sabun
Tercapainya peningkatan akses masyarakat kepada jamban sehat menjadi 80 % pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah masyarakat stop buang air besar sembarangan
Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Mengoptimalkan program promosi kesehatan melalui posyandu untuk mengurangi penularan penyakit berbahaya dan mengurangi perilaku masyarakat akibat buang sampah sembarangan Mengoptimalkan program promosi kesehatan dan memaksimalkan pelaksanaan posyandu untuk promosi cuci tangan pakai sabun dan mengurangi penderita gizi buruk dalam masyarakat Mendayagunakan program promosi kesehatan untuk sosialisasi tentang buang sampah sembarangan dan penyadaran tentang bahaya BAB di sungai/ saluran drainase Melakukan promosi kesehatan untuk memicu kesadaran masyarakat dalam melaksanakan sanitasi
II-59
SSK (periode sebelumnya) Thn 2013 – Thn 2017 Tujuan Status saat ini Data dasar* (1) (2) (3)
SSK (saat ini) Status saat ini (4) total berbasis masyarakat Mengoptimalkan program jambanisasi untuk mencegah BAB di sungai/ saluran drainase
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
2.3.
Profil Sanitasi Saat Ini Pembangunan di Kabupaten Magelang dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya yang ada diharapkan akan bermuara kepada kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman. Seiring
dengan
aktifitas
pembangunan
yang
meningkat
dengan
bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi. Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di sekitarnya. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Magelang telah berupaya meningkatkan sanitasi lingkungan baik dalam bentuk sarana dan prasarana fisik maupun bentuk pemberdayaan masyarakat. Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Magelang dapat diuraikan sebagai berikut : 2.3.1. Air Limbah Domestik 1. Sistem dan infrastruktur Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan satu salah tolak ukur dari Kualitas pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Magelang untuk
selalu
di
upayakan
kearah
perbaikan
sehingga
akan
memberikan
kesejahteraan masyarakatnya khususnya masyarakat miskin dan tidak mampu. Hal ini tentunya tidak hanya mengendalakn dari pemerintah saja, namun peran serta Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-60
swasta dan masyarakat juga diperlukan baik dari sisi perencanaan, penyediaan sarana prasarana maupun pengelolaan pemeliharannya agar tercapai kehidupan yang sehat dan berkualitas. Secara umum Air limbah domestik terdiri dari 2 jenis, yaitu grey water (air bekas mandi dan cuci) serta black water (tinja). Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kendal terdapat 2 sistem, yaitu sistem individu dan sistem komunal. Sistem individu adalah sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah masing-masing, baik menggunakan septik tank maupun cubluk. Sedangkan sistem komunal adalah sistem pengelolaan air limbah yang dikelola secara kelompok (KSM), baik berupa sistem perpipaan maupun MCK komunal. Secara umum limbah tinja di Kabupaten Magelang belum dikelola dengan baik, banyak masyarakat yang masih membuang air limbah langsung ke saluran drainase, perkebunan, lading maupun tempat lain yang dirasa memungkinkan. Masyarakat bahkan masih ada yang melakukan BABs di sungai secara langsung. Beberapa desa sudah telayani dengan sistem ipal komunal, MCK, septiktank individu maupun jamban bersama, namun demikian Sarana dan Prasarana pengelolaan masih terbatas pada skala rumah tangga saja dan masih belum tersebar secara merata. Sistem IPAL kawasan skala besar juga belum terdapat di Kabupaten Magelang hal ini karena keterbatasan lahan.sedangkan untuk pengelolaan lumpur tinja Kabupaten Magelang belum memiliki IPLT sehingga cenderung mengandalkan pembuangan melalui resapan tanah. Secara umum pengelolaaan air limbah di Kabupaten Magelang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang lainnya yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.42.
Diagram Sistem Sanitasi Air limbah domestic
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-61
Secara rinci cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestiki per kecamatan di Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut
Tabel 2.43. Nama
Cakupan Layanan Akses Sistem Air Limbah
Sanitasi tidak layak
Sanitasi Layak Sistem Onsite
Sistem Offsite
BABS* No
Kecamatan (KK)
Skala Kawasan / terpusat
Sistem Berbasis Komunal
Cubluk***, jamban tidak aman**
Cubluk aman/ Jamban keluarga dgn tangki septik aman
MCK /Jamban Bersama
MCK Komunal****
Tangki Septik Komunal > 10 KK
IPAL Komunal
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
Sambungan Rumah yg berfungsi (KK)
WILAYAH PERDESAAN Salaman
5,453
535
10,673
1,603
113
0
0
Ngluwar
3,864
102
5,396
479
0
0
0
Srumbung
4,892
148
6,598
755
19
0
0
Dukun
5,486
1,134
5,099
668
63
75
0
Sawangan
4,359
819
8,758
1,530
0
0
0
Candimulyo
2,006
4,434
3,944
1,709
0
75
0
Tempuran
3,029
533
7,289
1,077
50
0
0
Kajoran
5,132
1,443
6,617
1,093
0
75
0
Kaliangkrik
1,665
3,231
7,794
1,207
0
0
0
Pakis
1,375
1,783
7,874
2,917
0
63
0
Salam
3,301
54
8,461
577
0
0
0
Bandongan
3,645
1,954
8,107
744
0
126
0
Windusari
1,343
2,756
6,344
1,265
0
0
0
Tegalrejo
1,900
381
8,533
1,227
113
0
0
Grabag
2,339
1,465
14,724
2,932
0
150
0
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-62
Nama
Sanitasi tidak layak
Sanitasi Layak Sistem Onsite
Sistem Offsite
BABS* No
Kecamatan (KK)
Ngablak
687
Skala Kawasan / terpusat
Sistem Berbasis Komunal
Cubluk***, jamban tidak aman**
Cubluk aman/ Jamban keluarga dgn tangki septik aman
MCK /Jamban Bersama
MCK Komunal****
Tangki Septik Komunal > 10 KK
IPAL Komunal
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
2,106
5,677
2,132
0
339
0
Sambungan Rumah yg berfungsi (KK)
WILAYAH PERKOTAAN Borobudur
2,832
479
9,823
2,192
63
0
0
Muntilan
5,011
1,258
12,376
1,234
289
264
0
Mungkid
5,170
567
12,125
708
107
38
0
Mertoyudan
1,582
538
24,146
1,924
19
0
0
Scang 2,372 Sumber: Instrumen Profil, 2015
997
14,229
1,392
452
0
0
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-63
Tabel 2.44.
Cakupan Layanan Sarana Prasarana Sistem Komunal (Communal based System)
NO Kecamatan
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total 1 Salaman 2 Borobudur 3 Ngluwar 4 Salam 5 Srumbung 6 Dukun 7 Muntilan 8 Mungkid 9 Sawangan 10 Candimulyo 11 Mertoyudan 12 Tempuran 13 Kajoran 14 Kaliangkrik 15 Bandongan 16 Windusari 17 Secang 18 Tegalrejo 19 Pakis 20 Grabag 21 Ngablak Sumber: Instrumen
63651 48383 25514 31109 42816 39276 52101 65717 50869 45011 67087 33405 48879 50064 49505 44797 67513 46855 48819 71185 34291 Profil, 2015
4365 8810 5076 14777 3931 5083 25205 5857 4596 1952 42666 14598 3524 3811 6651 3347 10717 8477 4511 12693 4184
Jumlah unit MCK
Jumlah unit IPAL Komunal
Jumlah unit Tangki Septik Komunal (>10 SR)
Total Unit
Jumlah KK yang terkoneksi ke MCK
Jumlah KK yang terkoneksi ke IPAL Komunal
Jumlah KK yang terkoneksi ke Tangki Septik Komunal (>10 SR)
Total KK
16
16
0
32
1,288
1,205
0
2,493
1 1 0 0 1 1 3 2 0 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 3 2 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 1 2 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 2 6 4 0 1 1 1 1 0 2 0 4 1 1 2 3
113 63 0 0 19 63 289 107 0 0 19 50 0 0 0 0 452 113 0 0 0
0 0 0 0 0 75 264 38 0 75 0 0 75 0 126 0 0 0 63 150 339
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
113 63 0 0 19 138 553 145 0 75 19 50 75 0 126 0 452 113 63 150 339
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-64
Tabel 2.45.
Kondisi Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No
Jenis
Satuan
(i)
(ii)
(iii)
Jumlah/
Kondisi
Kapasitas
Berfungsi
Tdk berfungsi
(iv)
(v)
(vi)
Keterangan (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1
Berbasis komunal -
MCK Komunal
unit
2
Truk Tinja
unit
3
IPLT : kapasitas
M3/hari
16
v
Dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal
16
v
Dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal
SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1
Berbasis komunal - Tangki septik komunal >10KK -
2
IPAL Komunal
unit unit
IPAL Kawasan/Terpusat -
kapasitas
-
sistem
M3/hari
Sumber : DPU ESDM, 2015
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Secara umum sarana prasana pengelolaan air limbah yang sudah dibangun di Kabupaten Magelang telah berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat.namun demikian masih pelayanannya masih belum merata di seluruh wilayah Kabupaten Magelang.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-65
Tabel 2.46.
Sarpras Pengolahan Air Limbah
LOKASI NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA IPAL KOMUNAL
2 MCK DAN IPAL MCK DAN IPAL IPAL KOMUNAL MCK DAN IPAL IPAL KOMUNAL MCK DAN IPAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL MCK MIX IPAL KOMUNAL MCK DAN IPAL MCK DAN IPAL MCK DAN IPAL MCK DAN IPAL
Alamat
3 2006 2007 2008 2008 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Kecamatan
Desa
Dusun
4
5
6
Kecamatan Muntilan Kecamatan Mungkid Kecamatan Muntilan Kecamatan Muntilan Kecamatan Secang Kecamatan Borobudur Kecamatan Secang Kecamatan Grabag Kecamatan Bandongan Kecamatan Muntilan Kecamatan Tegalrejo Kecamatan Dukun Kecamatan Mungkid Kecamatan Mertoyudan
KAPASITAS TERBANGUN (PxLxT/m3)/m2
JUMLAH KK/JIWA TERLAYANI PROGRAM
NAMA PAGUYUBAN PENGELOLA (KSM)
9
10
7
8
25
m3
250
JIWA
SANIMAS
BAROKAH
25
m3
250
JIWA
SANIMAS
GUYUB RUKUN
25
m3
250
JIWA
SANIMAS
GAMOL BERSERI
25
m3
250
JIWA
SANIMAS DAK
Desa Pucang
Dusun Nepen Dusun Karangkulon
30
m3
300
JIWA
SANIMAS
TERATE SUMBER MANFAAT
Desa Bumiharjo
Dusun Sigug
25
m3
250
JIWA
SANIMAS DAK
BAROKAH
Desa Madusari
Dusun Kembangan
30
m3
300
JIWA
SLBM DAK
KEMBANGSARI
Desa Grabag Desa Bandongan
Dusun Sawahan Dusun Karangkulon
30
m3
300
JIWA
SLBM DAK
REKIY
30
m3
300
JIWA
SLBM DAK
AMANAH
Desa Pucungrejo
Dusun Karangrejo
30
m3
300
JIWA
SLBM DAK
AN NADLOFAH
Desa Tegalrejo Desa Kalibening
Dusun Dlimas
7.5
m3
75
JIWA
SANIMAS
MANUNGGAL
Dusun Windusari
7.5
m3
75
JIWA
SANIMAS
ANUGRAH
Desa Paremono
Dusun Paremono Dusun NepakKaret
7.5
m3
75
JIWA
SANIMAS
7.5
m3
75
JIWA
SANIMAS
PANJI GUNA ANGGREK PUTIH
Kelurahan Muntilan
Kampung Kaweron Dusun Karanggondang Dusun Gatak Gamol
Desa Bojong Desa Pucungrejo Desa Gunungpring
Desa Bulurejo
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-66
LOKASI NO
1 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA IPAL KOMUNAL
2 MCK DAN IPAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL MCK MIX IPAL KOMUNAL MCK DAN IPAL MCK DAN IPAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL IPAL KOMUNAL DAN MCK IPAL KOMUNAL
Alamat
3
Kecamatan
Desa
Dusun
4
5
6
2011
Kecamatan Tempuran Kecamatan Ngablak
Desa Sidoagung Desa Sumberejo
2011
Kecamatan Dukun
Desa Dukun
2011
Kecamatan Grabag
2010
2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013
Kecamatan Kajoran Kecamatan Salaman Kecamatan Secang Kecamatan Ngablak Kecamatan Secang Kecamatan Mungkid Kecamatan Kajoran Kecamatan Pakis Kecamatan Candimulyo Kecamatan Bandongan
KAPASITAS TERBANGUN (PxLxT/m3)/m2
7
JUMLAH KK/JIWA TERLAYANI
8
PROGRAM
NAMA PAGUYUBAN PENGELOLA (KSM)
9
10
Dusun Meteseh
7.5
m3
75
JIWA
SANIMAS
Dusun Klabaran
35
m3
350
JIWA
SLBM DAK
MH SUMBER MAKMUR
Dusun Banggalan
35
m3
350
JIWA
SLBM DAK
IKLAS
Desa Grabag
Dusun Krajan II
35
m3
350
JIWA
SLBM DAK
MARSUDI UTAMANING MASYARAKAT
Desa Mranggen
Dusun Mranggen Kulon
35
m3
350
JIWA
SLBM DAK
KUNCUP MEKAR
Desa Ngadirejo Kelurahan Secang
35
m3
350
JIWA
SLBM DAK
35
m3
350
JIWA
SLBM DAK
AL MATHHAR SECANGKRING GEMILANG
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
MARGO DADI
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
ANUGRAH
Desa Ngrajek
Dusun Pendem Lingkungan Secang Atas Dusun Bandongan Kulon Dusun Kembangan Dusun Nglaseman
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
SIDO MILI
Desa Sidorejo
Dusun Burikan
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
NGUDI WARAS
Desa Pakis
Dusun Bowongan
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
LOH JINAWI
Desa Surodadi
Dusun Tepus wetan
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
Banyuwangi
Dusun Gemulung
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
DADI RUKUN GEMULING CLING
Desa Ngablak Desa Madusari
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-67
LOKASI NO
1
NAMA IPAL KOMUNAL
2
Alamat
3
IPAL KOMUNAL 2014 IPAL 30 KOMUNAL 2014 IPAL 31 KOMUNAL 2014 IPAL 32 KOMUNAL 2014 Sumber : DPU ESDM, 2015 29
Kecamatan
Desa
Dusun
4
5
6
Kecamatan Muntilan Kecamatan Muntilan Kecamatan Ngablak Kecamatan Mungkid
KAPASITAS TERBANGUN (PxLxT/m3)/m2
JUMLAH KK/JIWA TERLAYANI
7
8
PROGRAM
NAMA PAGUYUBAN PENGELOLA (KSM)
9
10
Desa Sedayu
Dusun Sedayu
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
IKHLAS SEJAHTERA
Desa Sokorini
Dusun Curah
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
CURAH CERIA
Desa Kanigoro
Dusun Trembel
40
m3
450
JIWA
SLBM DAK
NGUDI SEHAT
Desa Gondang
Dusun Galokan
20
m3
200
JIWA
SLBM DAK
GUYUB RUKUN
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-68
Berdasarkan rincian tabel diatas Peran serta masyarakat di Kabupaten Magelang dalam penanganan limbah cair masih terbatas pada kesadaran untuk hidup sehat dengan membangun jamban dan tangki septic sendiri tanpa bantuan pemerintah. Namun tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban rumah tangga maupun jamban umum masih rendah yang ditunjukkan dengan masih adanya sebagian masyarakat yang membuang limbah cair langsung dari toilet ke sungai maupun BABs. Beberapa sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh pemerintah telah Dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih rendah. Masih rendahnya peran masyarakat dalam penanganan dan pengolahan air limbah ditunjukkan dari masih banyaknya warag yang melakukan BABs, persebaran kepemilikan jamban dan sarana sanitasi lainnya masih terbatas serta banyak di jumpai fasilitas umum yang sudah terbangun namun belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya jadi terkesan kurang terawat. Pemerintah Kabupaten Magelang telah melakukan kegiatan untuk mendorong Peran serta masyarakat dalam penangan pembangunan instalasi pengolahan limbah cair rumah tangga melalui program/proyek layanan yang berbasis masyarakat seperti Program Sanimas dan SLBM dari tahun 2006 sampai tahun 2014 yang berada di 32 lokasi baik menggunakan sistem ipal komunal maupun mck plus.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-69
Sumber: RISPAM, 2014
Gambar 2.13. Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Air Limbah 2. Kelembagaan dan Peraturan Lembaga atau dinas yang mengelola limbah cair di Kabupaten Magelang adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral serta Badan Lingkungan Hidup. Dinas-dinas tersebut mempunyai tugas dan wewenang dalam hal pelayanan kepada masyarakat tentang limbah tinja. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-70
Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral
Sekretariat
Kelompok Jabatan Fungsional
Bidang Bina Marga
Bidang Cipta Karya
Bidang Pengairan
Seksi Tata Bangunan & Tata Kota
Seksi Penataan Ruang & Lahan
Seksi Permukiman
Bidang Kebersihan dan Pertamanan
Bidang ESDM
Penyelenggara pengelolaan limbah domestik
Sumber: BPS SSK 2013-2017
Gambar 2.14. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Energi dan Sumber Daya Mineral
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Sekretariat
Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup
Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan
Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air
Sumber: BPS SSK 2013-2017
Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Udara, Limbah Padat & B3
Bidang Pengkajian Dampak dan Pengamanan Lingkungan
Penyelenggara pengelolaan limbah domestik
Gambar 2.15. Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-71
Tabel 2.47.
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Air Limbah Domestik Fungsi
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestic skala kabupaten Menyusun rencana program air limbah domestic dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestic dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembangunan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septic ke IPLT (truk Tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa Kolektor) Membangun sarana IPLT atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT atau IPAL Melakukan penarikan restribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestic dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecakkan kelengkapan utilitas teknis bangunaan (tangkiseptik,dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestic (pengakutan,personil,peralatan) dll Melakukan Sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestic skala kabupaten Melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kepasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestic Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Pemangku Kepentingan Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
II-72
Tabel 2.48.
Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Magelang Ketersediaan
Peraturan
Ada (sebutkan)
AIR LIMBAH DOMESTIK Target Capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestic di kabupaten Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembngan untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestic di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestic di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat industry rumah tangga dan kantor pemilik tangki septic Restribusi penyedotan air limbah domestik Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman usaha rumah tangga dan perkantoran Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Tidak ada
Efektif dilaksanakan
Pelaksanaan Belum efektif dilaksanakan
Keterangan Tidak efektif dilaksanakan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2.3.2. Persampahan 1. Sistem dan infrastruktur Pengelolaan Pekerjaan
Umum
sampah Bidang
di
Kabupaten
Kebersihan
dan
Magelang
ditangani
Pertamanan. Cakupan
oleh
Dinas
pelayanan
pengelolaan sampah Kabupaten Magelang sampai saat ini masih melayani 7 kecamatan yang meliputi Kecamatan Muntilan, Kecamatan Mungkid, Kecamatan Borobudur, Kecamatan Salaman, Kecamatan Mertoyudan, Kecamatan Secang, Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-73
Kecamatan Grabag. Selebihnya dikelola secara partisipasi masyarakat baik secara dibakar, ditimbun, maupun dikelola dengan membentuk kelembgaan pengelolaan sampah. Secara umum pengelolaaan persampahan di Kabupaten Magelang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang lainnya yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.49.
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
Secara umum pengelolaan sampah di Kabupaten Magelang diolah mulai dari dari sumber sampai pemrosesan akhir. Dari sumber, sampah dimasukkan ke wadah kemudian dikumpulkan dengan gerobak/motor sampah atau dump truck atau pick up menuju TPS atau KONTAINER. Selanjutnya sampah dibuang ke TPA dengan dump truck dan arm roll truck. Berdasarkan jenis kegiatannya, aspek teknis operasional ini dapat
dibedakan
atas
sub-aspek
pewadahan,
pengumpulan,
pemindahan,
pengangkutan dan pemrosesan akhir. 1.
Pewadahan Pewadahan merupakan kegiatan memasukkan sampah dalam tempat sampah. Kegiatan pewadahan ini sebagai langkah awal dari upaya pengelolaan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-74
sampah yang penting dalam rangka memudahkan pengumpulan dan pengambilan. Jenis wadah yang digunakan di Kabupaten Magelang adalah tong plastik. Wadah tong plastik biasanya ditempatkan di tepi jalan dan di daerah dekat pemukiman warga.
Sumber : Dokumentasi, 2014
Gambar 2.16. Tempat Sampah Tong Plastik 2.
Pengumpulan Pengumpulan adalah proses pengambilan sampah dari pewadahan sampah pada sumber timbulan sampah ke tempat pengumpulan sementara atau stasiun pemindah ataupun pengangkutan langsung ke lokasi pembuangan akhir. Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan adalah penyapuan jalan. Berdasarkan lokasi pengumpulan yang dituju, pola pengumpulan dibedakan atas pengumpulan langsung dan
pengumpulan
tidak
langsung.
Pengumpulan
langsung
adalah
sampah
dikumpulkan secara langsung dari tempat sampah untuk diangkut ke lokasi pembuangan akhir. Pengumpulan tak langsung adalah kegiatan pengumpulan dari tempat sampah untuk kemudian dibawa ke TPS atau KONTAINER. Kegiatan pengumpulan langsung di Kabupaten Magelang dilakukan dengan mobil pick up sampah. Mobil sampah ini melayani sampah permukiman dan sebagai penyisir kebersihan sampah jalan. Jumlah mobil pick up sebanyak 11 unit. Kegiatan pengumpulan tidak langsung dilayani dengan gerobak dan motor sampah. Jumlah gerobak sampah adalah 21 unit, motor sampah sebanyak 8 unit.Kendaraan-kendaraan tersebut melayani objek-objek seperti pasar, pertokoan, jalan, dan permukiman. Jam kerja berlangsung dua (2) shift. Shift pertama berlangsung dari pukul 04.30-08.00, shift kedua berlangsung dari pukul 10.00-14.00. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-75
Termasuk dalam kegiatan pengumpulan adalah kegiatan penyapuan jalan. Frekuensi penyapuan jalan 2 kali sehari, yaitu pada pukul 04.00 - 07.30, dan 14.00 -18.00 dengan wilayah sapuan.
Sumber : Dokumentasi, 2014
Gambar 2.17. (a) mobil sampah (b) Gerobak Sampah (c) motor sampah(d) Bajaj 3.
Pemindahan Pemindahan
adalah
kegiatan
menampung
sementara
sampah
dari
kendaraan-kendaraan pengumpul. Jenis bangunan pemindah yang ada di Kabupaten Magelang
antara
lain
adalah
TPS
(tempat penampungan
sementara)
dan
KONTAINER. TPS adalah jenis bangunan pemindahan sampah berupa alas lantai yang dikelilingi tembok, tanpa dilengkapi dengan kontainer. Ukuran TPS bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan. Di Kabupaten Magelang ada 27 lokasi pelayanan yaitu Tape Ketan di Muntilan, Wonosari di Muntilan, Gunung Pring di Muntilan, Gatak Gamol di Muntilan, Sayangan di Muntilan, Sleko di Muntilan, Pasar Burung di Muntilan,.Ponalan di Muntilan,Taman Agung di Muntilan, Pasar Sayur di Muntilan,Pasar Gedhe di Muntilan,Blambangan Blabak di Mungkid,.Pasar Blabak di Mungkid,Blondo di Mungkid, Setda Kab.Magelang, Borobudur 1,Borobudur 2, Salaman, Mertoyudan 1, Mertoyudan 2, Mertoyudan 3, Secang 1, Secang 2, Grabag 1, Grabag 2, Ketep Sawangan, Payaman Secang. Unit pemindah berupa kontainer dan bangunan dengan jumlah tertentu dan pengaturan penjadwalan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-76
Sumber : Dokumentasi, 2014
Gambar 2.18. (a)TPS, (b) Kontainer 4.
Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari wadah sampah atau unit pemindah menuju ke lokasi pembuangan. Kegiatan yang mengambil sampah dari
wadah
sampah
menuju
lokasi
pembuangan
disebut
pengangkutan
langsung. Jenis kendaraan yang dipakai berupa dump truk, atau pick up sampah. Kegiatan mengambil sampah dari unit pemindah (TPS atau KONTAINER) disebut pengangkutan tak langsung. Armada yang digunakan biasanya berupa arm roll. Jenis kendaraan yang digunakan untuk pelayanan sampah di Kabupaten Magelang berupa dump truck, arm roll truck, dan pick up. Jumlah total keempat jenis armada pengangkut tersebut 11 unit yang kesemuanya layak beroperasi. Lokasi pool kendaraan berada di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magelang.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-77
Sumber : Dokumentasi, 2014
Gambar 2.19. (a) Dump Truck (b) Arm roll Truck (c) Pick up 5.
Pemrosesan Akhir Setelah proses pewadahan dan pengumpulan, sampah perlu diangkut ke tempat pemrosesan akhir yang aman serta tidak mengganggu lingkungan, baik setelah dilakukan pengolahan antara (pembuangan residu) maupun tanpa diolah terlebih dahulu. Dengan demikian tujuan pemrosesan akhir sampah adalah untuk memproses
sampah
domestik
atau
yang
diklasifikasikan
sejenis
ke suatu
tempat pemrosesan terakhir, jauh dari permukiman serta tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Upaya pengelolaan yang dimaksud berupa penimbunan dengan tanah, pemasangan pipa gas, pengolahan air lindi, beserta penyemprotan insektisida untuk mengendalikan
populasi
serangga.
Penimbunan
tanah
dimaksudkan
untuk
mengendalikan populasi tikus dan serangga serta mencegah penyebaran bau. Semakin sering frekuensi penimbunan sampah semakin baik. Pemasangan pipa gas ditujukan untuk mencegah akumulasi gas metan (CH4 ) dalam lapisan sampah. Gas metan perlu dikendalikan karena gas ini memacu ledakan. Pengolahan lindi dilakukan upaya air lindi yang terbentuk tidak mencemari air tanah dan badan air
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-78
terdekat. Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di Kabupaten Magelang diberi nama TPA Pasuruhan dan TPA Klegen
Sumber : Dokumentasi, 2014
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-79
Sumber : Dokumentasi, 2014
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-80
Tabel 2.50. Nama
Kecamatan
Timbulan sampah per kecamatan
Jumlah Penduduk Wilayah perkotaan orang
Volume Timbulan Sampah
Wilayah perdesaan
Total
orang
orang
Wilayah perkotaan
(%)
(M3/hari)
Wilayah perdesaan
(%)
(M3/hari)
Total
(%)
(M3/hari)
Salaman
4365
63651
68016
2.24
1.82
6.20
26.52
5.57
28.34
Borobudur
8810
48383
57193
4.52
3.67
4.71
20.16
4.68
23.83
Ngluwar
5076
25514
30590
2.61
2.11
2.48
10.63
2.50
12.75
14777
31109
45886
7.58
6.16
3.03
12.96
3.76
19.12
Srumbung
3931
42816
46747
2.02
1.64
4.17
17.84
3.83
19.48
Dukun
5083
39276
44359
2.61
2.12
3.82
16.36
3.63
18.48
Muntilan
25205
52101
77306
12.94
10.50
5.07
21.71
6.33
32.21
Mungkid
5857
65717
71574
3.01
2.44
6.40
27.38
5.86
29.82
2.36
1.91
4.95
21.19
4.54
23.11
Salam
Sawangan
4596
50869
55465
Candimulyo
1952
45011
46963
1.00
0.81
4.38
18.75
3.84
19.57
Mertoyudan
42666
67087
109753
21.90
17.78
6.53
27.95
8.98
45.73
Tempuran
14598
33405
48003
7.49
6.08
3.25
13.92
3.93
20.00
Kajoran
3524
48879
52403
1.81
1.47
4.76
20.36
4.29
21.83
Kaliangkrik
3811
50064
53875
1.96
1.59
4.88
20.86
4.41
22.45
Bandongan
6651
49505
56156
3.41
2.77
4.82
20.63
4.60
23.40
Windusari
3347
44797
48144
1.72
1.39
4.36
18.66
3.94
20.06
10717
67513
78230
5.50
4.47
6.57
28.13
6.40
32.59
Tegalrejo
8477
46855
55332
4.35
3.53
4.56
19.52
4.53
23.05
Pakis
4511
48819
53330
2.32
1.88
4.75
20.34
4.37
22.22
Grabag
12693
71185
83878
6.51
5.29
6.93
29.66
6.87
34.95
Ngablak
4187
34291
38478
2.15
1.74
3.34
14.29
3.15
16.03
194834
1026847
1221681
100.00
81.18
100.00
427.83
100.00
509.00
Scang
Total Asumsi
1 orang=0.372 kg/hr 1kg=1.12lt 1lt=0.98kg 1lt = 1/1000 m3 Sumber : Kajian Timbulan Sampah BLH, 2014
Beberapa sarana dan prasarana sampai saat ini masih berfungsi dnegan baik, adapun kerusakan masih dalam kategori ringan dan keberadaanya dipelihara dengan baik. Adapun secara lebih rinci jumlah sarana prasarana pengelolaan sampah dapat dilihat sebagai berikut
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-81
Tabel 2.51.
Jumlah/ luas total terpakai
Jenis Prasarana / Sarana
No
Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
Satuan
Kapasitas / daya tampung *
Ritasi/ hari
Pengelola
M3 1
2
4
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
Pengumpulan Setempat Gerobak Sampah
21
unit
Motor Sampah
8
unit
Mobil Sampah
11
unit
8
2
Bajaj Sampah
5
unit
3
2
Penyapu Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fiber)
94
orang
1
unit
-
-
3
Kondisi
Container
27
- Transfer Stasiun - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan
2
2
v
DPU ESDM
2
unit
6
-
unit
-
unit
-
DPU ESDM v
v
DPU ESDM
v
DPU ESDM DPU ESDM
v
Dump Truck
4
unit
9
8
1
Arm Roll Truck
5
unit
9
6
3
v
Pickup
2
unit
3
4
1
v
Bajaj
5
unit
1
3
1
DPU ESDM
DPU ESDM v
DPU ESDM DPU ESDM
v
DPU ESDM
v
DPU ESDM
Pengolahan Sampah Sistem 3R
unit
Bank Sampah
27
Incinerator - Luas total TPA yg terpakai -
Luas sel Landfill
-
lokasi unit
2.2
Ha Ha
- Daya tampung (M3/ha 194.7 TPA ri) Sumber , kajian Timbulan Sampah, BLH 2014
200000
-
DPU ESDM
Sedangkan untuk TPS di Kabupaten Magelang memiliki 27 TPS yang tersebar di 7 kecamatan, sedangkan untuk TPS 3R hanya ada satu lokasi tepatnya di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-82
Tabel 2.52.
Jumlah TPS Kabupaten Magelang Jumlah
NO
Desa
Kecamatan
Jumlah TPS Yang ada
TPS 3R yang ada
Persentase jumlah sampah Rumah Tangga yang terkumpul dan terangkut (%)
1
Gunungpring
Muntilan
Tape Ketan Muntilan
1
30
2
Gunungpring
Muntilan
Wonosari Muntilan
-
20
3
Gunungpring
Muntilan
Gunung Pring Muntilan
-
20
4
Pucungrejo
Muntilan
Gatak Gamol Muntilan
-
30
5
Muntilan
Muntilan
Sayangan Muntilan
-
30
6
Muntilan
Muntilan
Sleko Muntilan
-
30
7
Taman Agung
Muntilan
Pasar Burung Muntilan
-
20
8
Taman Agung
Muntilan
Ponalan Muntilan
-
20
9
Taman Agung
Muntilan
Taman Agung Muntilan
-
15
10
Pucungrejo
Muntilan
Pasar Sayur Muntilan
-
20
11
Pucungrejo
Muntilan
Pasar Gedhe Muntilan
-
20
12
Mungkid
Mungkid
Blambangan Blabak
-
20
13
Mungkid
Mungkid
Pasar Blabak Mungkid
-
20
14
Blondo
Mungkid
Blondo Mungkid
-
20
15
Sawitan
Mungkid
Setda Kab.Magelang
-
15
16
Borobudur
Borobudur
Borobudur 1
-
20
17
Borobudur
Borobudur
Borobudur 2
-
20
18
Salaman
Salaman
Salaman
-
20
19
Mertoyudan
Mertoyudan
Mertoyudan 1
-
20
20
Mertoyudan
Mertoyudan
Mertoyudan 2
-
20
21
Sumberrejo
Mertoyudan
Mertoyudan 3
-
20
22
Secang
Secang
Secang 1
-
20
23
Secang
Secang
Secang 2
-
20
24
Grabag
Grabag
Grabag 1
-
20
25
Grabag
Grabag
Grabag 2
-
20
26
Sawangan
Sawangan
Ketep Sawangan
-
15
27
Payaman
Secang
Payaman Secang
-
20
Sumber: BLH, 2015
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-83
Sumber : RISPAM, 2014
Gambar 2.20. Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan
2. Kelembagaan dan Peraturan Hukum dan peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah sangat diperlukan untuk pelaksanaan aspek-aspek yang mendukung yaitu aspek teknis operasional, pembiayaan, kelembagaan dan peran serta masyarakat maupun swasta. Peraturan
yang
menjadi
dasar
pengelolaan
persampahan
Kabupaten
Magelang adalah Perda Kab. Magelang No:10 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Magelang dan Perda Kab. Magelang No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum. Lembaga atau dinas yang mengelola persampahan di Kabupaten Magelang adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral. Dinas-dinas tersebut mempunyai tugas dan wewenang dalam hal pelayanan kepada masyarakat tentang limbah tinja. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-84
Sumber : DPU ESDM Kab.Magelang, 2014
Gambar 2.21. Bagan Organisasi DPU Kab. Magelang
Bentuk-bentuk peran serta atau partisipasi masyarakat pada pengelolaan sampah bisa bermacam-macam. Bentuk partisipasi umum adalah dengan ikut serta membayar retribusi kebersihan. Di samping itu ada bentuk peran serta yang lain,seperti dengan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah terpadu. bank sampah. Pengelolaan sampah terpadu ini lazim disebut sebagai bank sampah yaitu adalah kegiatan menabung sampah sesuai dengan jenis sampah. Pengelolaan sampah terpadu ini sudah berjalan di beberapa wilayah di Kabupaten Magelang. Adapun profil bank sampah di Kabupaten Magelang
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-85
Tabel 2.53. No
Bank Sampah Kabupaten Magelang
Nama Bank Sampah
Alamat Kecamatan Muntilan
1
Kempling
Perum Wonolelo Indah RW 12 Kelurahan Muntilan, Kec.Muntilan
2
Berkah
Pepe RT 4, kel. Muntilan
3
Mandiri
Dsn.Tejowarno, Desa Tamanagung, Kec.Muntilan
4
Berkah
Dsn.Ponggol, Desa Tamanagung, Kec.Muntilan
5
Sido ayu
Dsn.Sedayu 1, Desa Sedayu, Kec.Muntilan
6
Pucungrejo
Dsn.Karangrejo, Ds.Pucungrejo
7
Mawar mandiri
Dsn.Kendalgrowong, Desa Pucungrejo, Kec.Muntilan
8
Mawar
Dsn.Sabrang, Desa Gunungpring
9
Dawis 7 dan 8
Dusun Sabrang, Desa Gunungpring
10
Ar-Rizky
Dsn.Ngadisalam, Desa Gunungpring
11
Perum Pringasri I
Perum Pring Asri, Desa Gunungpring
12
Qoriyah Toyyibah
Dsn.Demangan, Desa Congkrang
13
Bina Sejahtera
Dsn.Sudimoro, Desa Adikarto
14
Enggal Mekar
Dusun Ngemplak, Desa Gondosuli
15
Menayu
Dsn.Menayu, Desa Menayu
16
Kenanga
Dsn.Kepanjen, Ds.Menayu
17
SMA Marsudirini
SMA Marsudirini
18
Manis
Kauman, Kel.Muntilan
19
SD Gunungpring II
SD Gunungpring II
20
SD Tamanagung IV
SD Tamanagung IV
21
SDN Muntilan
SDN Muntilan
22
Perum Pringasri
Dsn.Ngadisalam, Desa Gunungpring Kecamatan Mertoyudan
1
Mandiri
Desa Bayanan Kecamatan Salam
1
Perum Permata Harapan
Perum Permata Harapan, Desa Salam Kecamatan Salaman
1
Kauman
Des Kauman Kecamatan Secang
1
SD Alam Al Hikmah
SD Alam Al Hikmah
2
Wetpas
Dsn.Teguwanon, Desa Payaman
Total
27 Unit Bank Sampah
Sumber: Kajian Timbulan Sampah, BLH 2014
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-86
Tabel 2.54.
Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Persampahan FUNGSI
PERENCANAA Menyusun Target pengelolaan sampah skala kabupaten Menyusun rencana Program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS Membangun sarana tempat penampungan sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana Komposing PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut Sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan Pemilahan Sampah* Melakukan penarikan Restribusi sampah Memberikan ijin usaha pengelola sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (Jam pengakutan,personil,peralatan,Dll) Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalan hal pengelolaan sampah Memberikan saksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan,dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√
II-87
Tabel 2.55.
Peraturan Persampahan Kabupaten Magelang Ketersediaan
Peraturan
Ada (sebutka n)
PERSAMPAHAN Target Capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan Sanksi bagi pemerintah Kab dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan Sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah menyediakan tempat sampah di hunian rumah dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas social/fasilitas umum untuk mengurangi sampah,menyediakan tempat sampah dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS dari TPS ke TPA pengelolaan di TPA dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerja sama pemerintah Kab dengan Swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Restribusi Sampah atau Kebersihan Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Tidak ada
Pelaksanaan Belum Tidak efektif efektif efektif dilaksa dilaksa dilaksana nakan nakan kan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan
√
2.3.3. Drainase Perkotaan 1. Sistem dan Infrastruktur Dengan asumsi teknis wilayah dapat dikategorikan wilayah genangan dengan asumsi genangan terjadi selama 3 jam, setinggi 30 cm, terjadi dalam dua kali selama musim hujan dan diwilayah permukiman. Berdasarkan hal tersebut, Wilayah Kabupaten Magelang hampir seluruhnya tidak pernah terjadi genangan berdasarkan kaegori tersebut. Jika terjadi musim hujan saat terjadi gengangan lebih diakibatkan karena tersumbat sampah selebihnya dapat surut dalam waktu kurang dari tiga jam. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan sampah warga secara pribadi masih rendah dan kurangnya kesadaran dalam dalam membuang sampah pada tempatnya. Secara umum panjang total drainase di Kabupaten Magelang yaitu 710Km dengan berbagai komdisi yang bervariasi, secara rinci adalah sebagai berikut: •
Sistem drainase tercampur oleh air hujan dan air buangan rumah tangga sehingga menimbulkan pencemaran air
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-88
•
Sebagian besar saluran drainase dalam keadaan kurang memadai akibat dari sedimentasi dan pencemaran air limbah
•
Banyak saluran yang tidak berfungsi baik karena penyumbatan saluran drainase
•
Perencanaan saluran drainase kurang sesuai (evelasi atau bahu jalan lebih tinggi dari muka jalan) sehingga menimbulkan genangan setiap kali hujan
•
Terdapat beberapa kawasan jalan yang belum memiliki saluran drainase yang memadai
•
Kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan saluran masih rendah
Tabel 2.56.
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan
Sumber: Review BPS SSK 2013-2017
2. Kelembagaan dan Peraturan Pelayanan pengelolaan drainase permukiman / perkotaan di Kabupaten Magelang di kelola oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Dan Sumber Daya Mineral. Dan ada 6 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di enam wilayah pembantu Bupati.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-89
Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral
Sekretariat
Kelompok Jabatan Fungsional
Bidang Bina Marga
Bidang Cipta Karya
Seksi Tata Bang-
Seksi Penataan
unan & Tata Kota
Ruang & Lahan
Bidang Pengairan
Bidang Kebersihan dan Pertamanan
Bidang ESDM
Seksi Permukiman
Penyelenggara pengelolaan drainase lingkungan
Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Gambar 2.22. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Energi dan Sumber Daya Mineral
Tabel 2.57.
Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan FUNGSI
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan/membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan drainase lingkungan Memperbaiki drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran Drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan di bangun Memastikan integrasi system drainase lingkungan (Sekunder) dengan sisitem drainase sekunder dan primer Melakukan Sosialisasi peraturan dan pembinaan dalan hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten √ √ √ √
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
II-90
lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacatena fungsi drainase lingkungan Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Tabel 2.58.
√ √ √
Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Magelang Ketersediaan
Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN Target Capain pelaynan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/kota ini Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam memberdayakan masyarakat dlam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan saksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainas lingkungan dan menghubungkannya dengan system drainase sekunder Kewajiban dan saksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Sumber : Review BPS SSK 2013-2017
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Ada (Sebutkan)
Tidak ada
Efektif di laksana kan
√
√
Pelaksana Belum Tidak Efektif efektif di Dilaksa laksana nakan kan
√
√
√
√
√
√
√
√
Ketera ngan
II-91
Sumber : RTRW, 2010-2030
Gambar 2.23. Peta Cakupan Akses Dan Sistem Drainase 2.4.
Area berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai pemetaan area berisiko untuk air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan saat ini berdasarkan hasil instrumen profil serta permasalahan mendesak yang dihadapi. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
A. Area Berisiko Dan Permasalahan Air Limbah Domestik Permasalahan Limbah cair yang dihadapi Kabupaten Magelang antara lain : 1. Ketersediaan Lahan Cukup Lahan di Kabupaten Magelang masih mencukupi untuk dibangun IPAL atau IPLT. 2. Sumber Air Bersih Cukup Banyak Sumber air bersih yang berasal dari mata air dan air permukaan mempunyai kuantitas yang cukup besar di musim hujan dan musim kemarau. Dengan sumber air yang cukup besar akan mampu menggelontor atau membersihkan air limbah domestik yang masuk ke sungai atau air permukaan maupun dalam perpipaan. 3. Belum ada IPLT
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-92
Sampai saat ini belum dibangun Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) padahal kebutuhan untuk pengolahan limbah tersebut sangat mendesak. 4. Belum ada master plan pengelolaan air limbah domestik Saat ini arah pengembangan pengelolaan air limbah domestik masih tumpang tindih sehingga diperlukan master plan pengelolaan air limbah domestik. Setelah ini direncanakan akan diadakan master plan tersebut. 5. Peluang Bisnis/ekonomi pemanfaatan Limbah Pengolahan air limbah bisa mendatangkan peluang ekonomi antara lain penyediaan truk tinja yang sampai saat ini belum disediakan oleh pemerintah padahal kebutuhan penyedotan tinja cukup besar. Selain itu limbah rumah tangga yang berasal dari peternakan sampai saat ini belum tergarap 6. Pertumbuhan Penduduk Cukup Tinggi dibanding Rata-rata pertumbuhan penduduk Jawa Tengah Pertumbuhan penduduk yang tinggi menambah beban jumlah air limbah domestik
sehingga
menambah
beban
pencemaran
sanitasi.
Padahal
pertumbuhan penduduk Kabupaten sebesar 0,6% lebih tinggi dari Jawa Tengah sebesar 0,4%. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang perlu lebih ditekan lagi. 7. KK Miskin masih Banyak KK Miskin mempunyai pendapatan yang rendah sehingga kemampuan untuk membuat sanitasi yang baik dan sehat tidak bisa. 8. Limbah Rumah Tangga Masuk Saluran Drainase Ketiadaan
saluran
penyaluran
limbah
sehingga
limbah
rumah
tangga
memanfaatkan saluran drainase sehingga saluran drainase menjadi kotor, penuh dan berbau. 9. Regulasi (Perda) belum ada tentang pengelolaan air limbah domestik Saat ini regulasi (perda) masih belum dibuat karena masih mengandalkan peraturan-peraturan dari pusat dan provinsi. Sesegera mungkin dibuat regulasi yang sesuai dengan kondisi Kabupaten Magelang sendiri. 10. Koordinasi antar SKPD belum ada atau belum jelas SKPD pengampu kegiatan ini sudah ada, tetapi koordinasi antar SKPD belum ada sehingga pembagian peran masih belum jelas. Direncanakan sesegera mungkin menyelenggarakan koordinasi antar lembaga pengampu air limbah domestik. 11. Sudah ada Contoh MCK Komunal Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-93
Saat ini DPU dan ESDM sudah membangun MCK Komunal di beberapa kawasan melalui program sanimas/SLBM. Kawasan ini mencakup daerah-daerah dengan jangkauan kecil setingkat RW atau dukuh. 12. Peran serta Perempuan mulai di Berdayakan Dalam perencanaan, pembangunan dan pengawasan pasca pembangunan sudah menyertakan kesetaraan gender, dimana wanita telah diberdayakan. Karena wanita merupakan pengguna utama dari sanitasi tersebut. 13. Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam yang memperhatikan Kelestarian Saat ini sebagian besar pengelolaan pembangunan sudah memperhatikan pengelolaan lingkungan sehingga tercipta pembangunan berkelanjutan yang menitikberatkan kepada kelestarian lingkungan.
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 2.24. Peta Area Beresiko Air Limbah B. Area Berisiko Dan Permasalahan Persampahan Pengelolaan sampah regional merupakan salah satu solusi pemecahan alternatif penanggulangan persampahan di Kabupaten Magelang. Sedangkan permasalahan mendesak yang dihadapi Kabupaten Magelang antara lain : Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-94
1. Sudah ada wacana TPA regional Saat ini Pemerintah Kabupaten Magelang berkoordinasi dengan Kota Magelang dan Provinsi Jawa Tengah merencanakan pengembangan TPA Regional di wilayah Kabupaten Magelang. Saat ini baru sinkronisasi dengan Kota Magelang agar memindahkan TPA-nya dari Kecamatan Tegalrejo ke Rencana TPA Regional yang direncanakan di Kecamatan Tempuran. 2. Sudah ada instansi yang melaksanakan/melayani pengelolaan persampahan Untuk pengelolaan persampahan secara umum dilaksanakan oleh DPU dan ESDM Bidang Kebersihan sedang BLH membantu untuk mereduksi sampah di permukiman. 3. Visi dan Misi mendukung program pengelolaan sampah berbasis pelestarian Visi dan Misi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magelang telah mendukung sepenuhnya program pengelolaan sampah yang berbasis pada pelestarian lingkungan. 4. Terdapat UU No 18 tahun 2009 tentang pengelolaan sampah. Peraturan pusat tentang pengelolaan sampah sudah diterapkan di Kabupaten Magelang. Saat ini sedang diterapkan dalam revisi perda pengelolaan kebersihan dan persampahan di Kabupaten Magelang. 5. Terdapat perda No 10/2006 tentang pengelolaan kebersihan Perda ini mengatur pengelolaan kebersihan dan pertamanan di Kabupaten Magelang dan saat ini sedang direvisi disesuaikan dengan peraturan pusat di atasnya dan perkembangan jaman. 6. Adanya pos pendanaan persampahan di APBD Kabupaten Magelang Untuk operasional pengelolaan persampahan, sudah ada pos anggaran yang jelas untuk pendanaan tersebut di APBD Kabupaten Magelang. 7. Sudah ada restribusi pelayanan persampahan Retribusi persampahan sudah dilaksanakan didasarkan payung perda Kabupaten Magelang. Pelaksanaan penarikan dilakukan staf khusus dari DPU dan ESDM Bidang Kebersihan. 8. Belum adanya master plan pengelolaan persampahan Arah pengembangan pengelolaan persampahan belum mempunyai arahan yang jelas karena belum memiliki master plan pengelolaan persampahan. Setelah ini segera akan direncanakan pembuatan master plan pengelolaan sampah tersebut. 9. Minimnya penganggaran untuk penanganan sampah Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-95
Penganggaran untuk pengelolaan sampah masih minim, sehingga saat ini masih mengandalkan sarana dan prasarana operasional yang masih terbatas dan tidak mencukupi. 10. Cakupan pelayanan persampahan baru di 7 kota kecamatan. Dengan anggaran yang terbatas maka pengelolaan persampahan hanya menjangkau 7 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Magelang. 11. Minimnya jumlah TPA Untuk melayani wilayah Kabupaten Magelang yang luas hanya bisa dilayani oleh TPA sejumlah 2 unit dengan kapasitas yang kecil. 12. Kapasitas TPA tidak mencukupi Kapasitas TPA yang sudah ada mempunyai daya tampung terbatas sehingga dalam 2 – 3 tahun ke depan akan penuh, sehingga perlu dicari alternatif daerah lain sebagai TPA. 13. TPA Masih Open dumping. Dengan minimnya penganggaran maka operasionalisasi TPA masih bersifat open dumping bukan sanitary landfill. 14. Terdapat pemanfaatan sampah untuk kerajinan dan kompos Di beberapa daerah sudah dilaksanakan pembuatan kompos dari sampah rumah tangga, dibantu dengan mesin pencacah dari Pemerintah Kabupaten Magelang. Selain itu dari hasil pemilahan sampah juga dihasilkan kerajinan yang bisa dijual. 15. Sebagian masyarakat sudah mengelola sampah dengan 3 R Beberapa daerah di Kabupaten Magelang telah melaksanakan 3 R, sehingga membantu program pemerintah untuk mereduksi volume sampah, dan akhirnya mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. 16. Terdapat tradisi dan budaya gotong royong kerja bakti di tingkat RT Tradisi gotong royong masih kental ada di masyarakat Kabupaten Magelang, sehingga membantu proses pemberdayaan masyarakat di tingkat terbawah. 17. Masalah Sampah belum menjadi prioritas Saat ini masalah sampah belum menjadi prioritas sehingga penanganannya belum dianggap terlalu serius oleh pemerintah daerah dan penganggarannya masih terbatas. 18. Belum adanya pengelolaan sampah secara terpadu SKPD pengampu persampahan sudah ada, tetapi saat ini baru merintis kerjasama antar SKPD sehingga pengelolaan sampah bisa terpadu. 19. Pertumbuhan penduduk tidak diimbangi peningkatan pelayanan persampahan. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-96
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi ternyata kurang diimbangi dengan pelayanan pengelolaan persampahan. 20. Kurang kesadaran masyarakat untuk menerima wilayah akan di bangun TPS. Di beberapa tempat kesadaran warga untuk menerima dibangunnya TPS masih kurang sehingga perlu penyadaran kembali dan pembelian tanah oleh pemerintah secara terencana sehingga masyarakat akan mengetahui daerahnya akan dibangun TPS.
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 2.25. Peta Area Beresiko Persampahan C. Area Berisiko Dan Permasalahan Drainase Kondisi drainase di Kabupaten Magelang menghadapi permasalahan antara lain : 1. Sudah disusun masterplan Di 8 IKK Saat ini sudah tersusun masterplan pengembangan drainase di 8 kecamatan di Kabupaten Magelang. Sehingga pengembangan drainase di 8 kecamatan tersebut sudah memiliki arah yang jelas dan terinci. 2. Master Plan Baru Mencakup 8 Kecamatan dari 21 kecamatan Dari 21 kecamatan di Kabupaten Magelang, baru terdapat 8 kecamatan yang memiliki
masterplan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
pengembangan
drainase
sehingga
terdapat
potensi II-97
pekerjaan yang masih cukup besar untuk dikerjakan di Pemerintah Kabupaten Magelang. 3. Alokasi Biaya yang minim untuk Pembangunan Alokasi anggaran pembangunan drainase di Kabupaten Magelang masih minim karena keterbatasan anggaran APBD. Diperlukan tambahan anggaran dari Pusat maupun Provinsi untuk membangun jaringan drainase yang ada di Kabupaten Magelang. 4. Kapasitas Jaringan Sudah Overload Dengan jariangan drainase yang sudah ada untuk melayani wilayah yang luas dan pengembangan jaringan yang terbatas maka jaringan yang ada sekarang kurang mampu menampung kapasitas yang semakin bertambah sehingga di beberapa daerah terjadi genangan walaupun cuma beberapa jam saja sehingga tidak terjadi banjir besar. 5. Topografi/kemiringan mendukung pengaliran Kondisi topografi Kabupaten Magelang yang bergunung-gunung mendukung proses pengaliran air dari jaringan drainase yang sudah ada. Sehingga memudahkan pengaliran secara gravitasi 6. Banyak sungai sebagai potensi saluran drainase primer Kabupaten Magelang memiliki sejumlah sungai dan anak sungai yang cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai saluran drainase primer. 7. Banyak Drainase yang wallet tersumbat Jaringan drainase Kabupaten Magelang pada saat ini di beberapa tempat mengalami sumbatan-sumbatan diakibatkan banyaknya kotoran-kotoran hasil pembangunan yang menutupi jaringan drainase yang sudah ada. Sehingga diperlukan pengawasan yang meluas terhadap jaringan yang sudah terbangun. 8. Jaringan Drainase di tutup Bangunan Jaringan drainase yang dibangun dekat bangunan perumahan, sehingga dengan semakin berkembangnya penduduk dan pemukimannya maka akan bisa menutupi jaringan drainase yang sudah ada. Diperlukan pengawasan yang meluas untuk menjaga keberadaan jaringan drainase.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-98
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 2.26. Peta Area Beresiko Drainase
Tabel 2.59.
Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Magelang AREA BERESIKO
DESA SUKOSARI TONOBOYO SIDOREJO REJOSARI KEDUNGSARI SUKADADI KEBONAGUNG KALEGEN GANDUSARI TRASAN NGEPANREJO SALAMKANCI BANYUWANGI BANDONGAN GIRIPURNO
KECAMATAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BANDONGAN BOROBUDUR
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
2
1
1
1
1
1
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
1
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
1
1
1
4
4
4
3
3
3
II-99
AREA BERESIKO DESA GIRITENGAH MAJAKSINGI KENALAN BIGARAN SAMBENG NGARGOGONDO WANUREJO BOROBUDUR TANJUNGSARI KARANGANYAR KARANGREJO NGADIHARJO KEBONSARI TEGALARUM WRINGINPUTIH BUMIHARJO KEMBANGLIMUS TUKSONGO CANDIREJO BATEH TRENTEN KEBONREJO KEMBARAN TEGALSARI PODOSOKO SIDOMULYO MEJING CANDIMULYO GIYANTI SONOREJO TEMBELANG TEMPURSARI PURWOREJO TAMPIR WETAN TEMPAK SUROJOYO TAMPIR KULON SURODADI KETUNGGENG NGADIPURO WATES
KECAMATAN BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR BOROBUDUR CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO CANDIMULYO DUKUN DUKUN DUKUN
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
3
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
1
1
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
4
4
4
2
2
2
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3 2
3 2
3 2
3
3
3
1
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
II-100
AREA BERESIKO DESA KALIBENING NGARGOMULYO SUMBER MANGUNSOKO SEWUKAN KRINJING KENINGAR BANYUBIRU SENGI DUKUN BANYUDONO PATEN LEBAK PUCUNGSARI GIRI WETAN COKRO SALAM KETAWANG BALEAGUNG KALIKUTO KARTOHARJO NGASINAN TIRTO TLOGOREJO SAMBUNGREJO CITROSONO SIDOGEDE KALIPUCANG SEWORAN BANJARSARI LOSARI NGRANCAH BANYUSARI SUMURARUM GRABAG PESIDI KLETER SUGIHMAS BANARAN KLEGEN WUWUHREJO
KECAMATAN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN DUKUN GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG GRABAG KAJORAN
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
1
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3 1
3 1
3 1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
1
1
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
2
3
3
3
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
4
4
4
II-101
AREA BERESIKO DESA WONOGIRI MADUKORO BUMIAYU NGARGOSARI NGENDROSARI MADUGONDO WADAS KRINJING MANGUNREJO SAMBAK BAMBUSARI PANDANRETNO KRUMPAKAN BANJARAGUNG SANGEN PUCUNGROTO SIDOREJO SUKOMULYO SUKOMAKMUR KUWADERAN BANGSRI PANDANSARI SUKOREJO SUTOPATI LESANPURO KAJORAN SIDOWANGI BANJARETNO KETANGI MADURETNO KEBONLEGI BALEKERTO TEMANGGUNG NGAWONGGO KALIANGKRIK GIRIREJO BUMIREJO BESERAN GIRIWARNO BALEREJO NGENDROKILO
KECAMATAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KAJORAN KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3 3 2 1
3 3 2 1
3 3 2 1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
1
1
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
2
1
3
3
3
II-102
AREA BERESIKO DESA MUNGGANGSARI MANGLI ADIPURO BANJAREJO SELOMOYO NGARGOSOKO PENGARENGAN DEYANGAN PASURUHAN DONOROJO SUKOREJO KALINEGORO JOGONEGORO DANUREJO BULUREJO MERTOYUDAN SUMBEREJO BONDOWOSO BANJARNEGORO BANYUROJO PROGOWATI MENDUT SAWITAN NGRAJEK AMBARTAWANG MUNGKID PAGERSARI SENDEN TREKO GONDANG RAMESANAK PABELAN PAREMONO BUMIREJO BLONDO BOJONG TANJUNG SUKORINI SRIWEDARI CONGKRANG ADIKARTO
KECAMATAN KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK KALIANGKRIK MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MERTOYUDAN MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNGKID MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
2
2
1
3
3
3
4
4
4
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
2
2
1
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
3
3
3
2
2
1
1
1
1
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
1
1
II-103
AREA BERESIKO DESA MENAYU GONDOSULI NGAWEN MUNTILAN KEJI SEDAYU GUNUNGPRING TAMANAGUNG PUCUNGREJO GENIKAN JOGONAYAN KEDITEN SUMBEREJO KANIGORO PANDEAN TEJOSARI GIRIREJO MAGERSARI BANDUNGREJO MADYOGONDO SELOMIRAH YOGOYASAN PAGERGUNUNG SELOPROJO NGABLAK BLIGO PAKUNDEN SOMOKATON JAMUSKAUMAN PLOSOGEDE BLONGKENG KARANGTALUN NGLUWAR KENALAN DASEH LOSARI BAWANG REJOSARI GUMELEM MUNENG KAJANGKOSO
KECAMATAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN MUNTILAN NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGABLAK NGLUWAR NGLUWAR NGLUWAR NGLUWAR NGLUWAR NGLUWAR NGLUWAR NGLUWAR PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
3
3
3
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
2
3
3
3
1
1
1
2
2
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
1
1
1
1
1
2
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
1 1
1 1
1 1
3
2
1
2
1
1
1 3
1 3
1 3
2
2
1
2
2
2
II-104
AREA BERESIKO DESA DALEMAN KIDUL POGALAN GEJAGAN JAMBEWANGI PETUNG KRAGILAN BANYUSIDI KAPONAN GONDANGSARI MUNENGWARANGAN KETUNDAN PAKIS SIRAHAN TERSANGGEDE BATURONO TIRTO SELOBORO SOMOKERTO KADILUWIH MANTINGAN SUCEN GULON JUMOYO SALAM NGARGORETNO PARIPURNO KALIREJO MENOREH NGADIREJO SIDOMULYO KEBONREJO SALAMAN KALISALAK SRIWEDARI JEBENGSARI TANJUNGANOM BANJARHARJO PURWOSARI NGAMPELDENTO SIDOSARI SAWANGARGO
KECAMATAN PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS PAKIS SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAM SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
3
3
3
3
3
3
2
2
1
2
2
2
3
3
3
1
1
1
1
1
1
4
4
4
2
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
4
4
4
3
3
3
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
1
1
II-105
AREA BERESIKO DESA KRASAK MARGOYOSO KALIABU MANGUNSARI TIRTOSARI PODOSOKO BUTUH KROGOWANAN GANTANG SORONALAN WULUNGGUNUNG JATI KETEP WONOLELO GONDANGWANGI SAWANGAN KAPUHAN BANYUROTO JAMBEWANGI CANDIRETNO PIRIKAN GIRI KULON DONOMULYO SIDOMULYO PUCANG CANDISARI KALIJOSO NGADIROJO MADYOCONDRO NGABEAN SECANG DONOROJO KARANGKAJEN PURWOSARI PANCURANMAS MADUSARI PAYAMAN KRINCING SUDIMORO NGLUMUT KALIURANG
KECAMATAN SALAMAN SALAMAN SALAMAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SAWANGAN SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SECANG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
4
4
4
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
2
2
2
2
1
1
4
2
1
2
2
2
3
2
1
2
2
2
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
II-106
AREA BERESIKO DESA KEMIREN JERUKAGUNG BANYUADEM NGABLAK BRINGIN MRANGGEN PUCANGANOM PANDANRETNO KAMONGAN NGARGOSOKO POLENGAN SRUMBUNG TEGALRANDU KRADENAN BANYUURIP TAMPINGAN PURWOSARI SIDOREJO SUROYUDAN SUKOREJO KEBONAGUNG JAPAN BANYUSARI DLIMAS GLAGAHOMBO NGASEM GIRIREJO PURWODADI WONOKERTO KLOPO NGADIREJO DONOROJO MANGUNREJO DAWUNG TEGALREJO RINGINANOM SUMBERARUM TANGGULREJO KALISARI GIRIREJO PRAJEKSARI
KECAMATAN SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG SRUMBUNG TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEGALREJO TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
Air_Limbah
Sampah
Drainase
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
1
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3 4 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1
3 4 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 4 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
II-107
AREA BERESIKO DESA TUGUREJO GROWONG TEMANGGAL PRINGOMBO KEMUTUK BAWANG SIDOAGUNG TEMPUREJO JOGOMULYO BALESARI BANJARSARI BANDARSEDAYU SEMEN GONDANGREJO UMBULSARI DAMPIT NGEMPLAK MANGUNSARI PASANGSARI TANJUNGSARI KEMBANGKUNING WINDUSARI CANDISARI GIRIMULYO GUNUNGSARI KENTENGSARI GENITO WONOROTO KALIJOSO
KECAMATAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN TEMPURAN WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI WINDUSARI
Air_Limbah
Sampah
Drainase
2
2
2
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
2
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
2
1
2
2
1
2
2
2
3
2
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
3
Sumber: Instrumen Profil, 2015 Keterangan Resiko Sangat Rendah Resiko Rendah Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Wilayah Non Prioritas
Wilayah Prioritas
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-108
2.1. Gambaran Kondisi Umum Daerah .................................................................................................... 1 2.1.1. Aspek Geografi ....................................................................................................................................... 1 2.2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi ..................................................................................... 1
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Magelang ................................................. 1 Tabel 2.1. Luas Daerah, Jarak Terdekat/Termudah dari Ibu Kota Kabupaten ke Kecamatan se-Kabupaten Magelang dan Ketinggian dari Permukaan Laut, Tahun 2013 .................................................................................................................................. 2 2.2.1.2.
Letak dan Kondisi Geografis ...................................................................................................... 3
Gambar 2.2. Posisi Kabupaten Magelang Diantara Jalur Transportasi Provinsi Jateng 4 Tabel 2.2. Jarak antara Ibu Kota Kabupaten Magelang (Kota Mungkid) ke Beberapa Ibu Kota Kabupaten/Kota di Jawa Tengah ...................................................... 5 2.2.1.3.
Topografi ......................................................................................................................................... 5
2.2.1.4.
Geologi ............................................................................................................................................. 6
2.2.1.5.
Hidrologi........................................................................................................................................... 8
2.2.1.6.
Klimatologi..................................................................................................................................... 10
2.2.1.7.
Penggunaan Lahan ..................................................................................................................... 11
Tabel 2.3. Kelerengan Lahan di Kabupaten Magelang .................................................. 6 Tabel 2.4. Penyebaran Sumber Daya Mineral dan Kegunaannya ............................... 7 Tabel 2.5. Sungai yang Melintas di Kabupaten Magelang ............................................. 9 Tabel 2.6. Tipe Iklim di Kabupaten Magelang ............................................................... 11 Gambar 2.3. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Magelang Tahun 2014 12 Tabel 2.7. Penggunaan Lahan di Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 (ha) ..... 12 Gambar 2.4. Peta Rencana Tata Guna Lahan Kabupaten Magelang ................... 13
2.1.2. Aspek Demografi .................................................................................................................................. 13
Gambar 2.5. Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013 ................. 14 Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014 (jiwa) ......... 14 Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (jiwa)..................................................................................................................... 15 Tabel 2.10. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014 ........... 17 Tabel 2.11. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 2012 ....................................................................................... 18 Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 – 2014 (jiwa) ........................................................................................... 19 Tabel 2.13. Luas Administrasi Dan Luas Wilayah Terbangun Saat Ini ................. 19 Tabel 2.14. Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun ............. 20 Tabel 2.15. Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun 21 Tabel 2.16. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun .................................................................................................. 22 Tabel 2.17. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan ............................................... 22
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum .................................................................................................................... 23 2.1.3.1. Pendidikan ..................................................................................................................................... 23
Tabel 2.18. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 ...................................................................................................................... 23 Tabel 2.19. Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah Tahun 2010-2014........... 24 Tabel 2.20. Perkembangan Rasio Guru dan Murid Tahun 2010-2014 ................ 24 Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-109
2.1.3.2.
Tabel 2.21. 2.1.3.3.
Tabel 2.22. 2.1.3.4.
Tabel 2.23. Tabel 2.24. Tabel 2.25. 2.1.3.5.
Tabel 2.26. 2.1.3.6.
Kesehatan ...................................................................................................................................... 24
Kinerja Makro Urusan Kesehatan Tahun 2010-2014 ............................ 25
Pekerjaan Umum ......................................................................................................................... 26
Kinerja Makro Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014............... 27
Perumahan .................................................................................................................................... 27
Kinerja Makro Urusan Perumahan Tahun 2010-2014 .......................... 27 Perkembangan Jumlah Rumah Tidak Layak Huni ............................... 28 Kebutuhan Rumah Menurut Kecamatan ................................................. 28
Lingkungan Hidup ....................................................................................................................... 29
Kinerja Makro Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014 ............ 29
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ........................................................ 30
Tabel 2.27. Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Tahun 2010-2014 ...................................................................................................................... 31 2.1.3.7.
Peribadatan .................................................................................................................................. 32
Tabel 2.28. Banyaknya Sarana Pendidikan Keagamaan Islam. Murid dan Guru Tahun 2012-213 ............................................................................................................. 32 2.1.3.8.
Tabel 2.30. 2.1.3.9.
Tabel 2.31. 2.1.3.10.
Kebudayaan .................................................................................................................................. 33
Kinerja Makro Urusan Kebudayaan Tahun 2010-2014 ........................ 33
Kepemudaan dan Olah Raga .................................................................................................. 33
Kinerja Makro Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2010-2014 ... 33
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ............................................................................. 33
Tabel 2.32. Perkembangan Pembentukan Kelembagaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 ............................................................................. 34 2.1.3.11.
Komunikasi dan Informatika .............................................................................................. 34
Tabel 2.33.
Pelayanan Komunikasi dan Informatika Tahun 2010-2014 ................. 34
Tabel 2.34. Tabel 2.35.
Perkembangan Pelanggan Air Minum PDAM Tahun 2010-2014 ...... 35 Sumber/ Air Minum PDAM Kabupaten Magelang ................................ 36
2.1.4. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ......................................................................................................... 35 2.1.4.1. Ketersediaan Air Bersih ............................................................................................................. 35
2.1.4.2.
Fasilitas Listrik .............................................................................................................................. 36
Tabel 2.36. Banyaknya Pelanggan Listrik. Kwh dan Nilai Disalurkan Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 ............................................................................. 37 2.1.4.3.
Ketersediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasa ................................................................... 37
Tabel 2.37. Tabel 2.38. 2010-2014
Jumlah Hotel dan Homestay ........................................................................ 37 Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Magelang Tahun 37
Tabel 2.39. Magelang Tabel 2.40. Tabel 2.41.
Rencana Kawasan Lindung Sempadan Sungai di Kabupaten 40 Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Magelang .................................. 41 Kawasan Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Magelang ................. 42
2.1.5. Tinjauan RTRW..................................................................................................................................... 38 2.1.5.1. Kawasan Lindung ........................................................................................................................ 39
2.1.5.2. Kawasan budidaya ...................................................................................................................... 42 2.1.5.2.1. Kawasan peruntukan hutan produksi ............................................................................... 42 2.1.5.2.2. Kawasan hutan rakyat........................................................................................................... 43 2.1.5.2.3. Kawasan peruntukan pertanian ......................................................................................... 43 2.1.5.2.4. Kawasan peruntukan perkebunan ..................................................................................... 43 2.1.5.2.5. Kawasan peruntukan perikanan ......................................................................................... 43
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-110
2.1.5.2.6. Kawasan peruntukan peternakan ...................................................................................... 43 2.1.5.2.7. Kawasan peruntukan pertambangan ................................................................................ 44 2.1.5.2.8. Kawasan peruntukan pariwisata ........................................................................................ 44 2.1.5.2.9. Kawasan peruntukan industri ............................................................................................. 44 2.1.5.2.10. Kawasan peruntukan permukiman .................................................................................... 44 2.1.5.2.11. Kawasan peruntukan lainnya .............................................................................................. 44 2.1.5.3. Wilayah Rawan Bencana........................................................................................................... 46
Gambar 2.6. Peta Rawan Bencana di Kabupaten Magelang .................................... 47 Gambar 2.7. Peta Kedalaman Tanah di Kabupaten Magelang................................ 48 Gambar 2.8. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Magelang ................................ 49 Gambar 2.9. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Magelang ........................ 49 Gambar 2.10. Peta Sistem Perkotaan Kabupaten Magelang ...................................... 50 Sumber: Pemerintahan Kabupaten Magelang, 2015 ....................................... 54 Gambar 2.11. Struktur Pemerintahan Kabupaten Magelang .................................... 54 Sumber: SK Pokja AMPL, 2015 .................................................................................... 55 Gambar 2.12. SKPD Yang Membidangi Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Magelang 55 2.2. 2.2.1. 2.2.2. 2.2.3. 2.2.4. 2.3. 2.3.1.
Kemajuan pelaksanaan SSK ............................................................................................................. 56 Air Limbah Domestik ........................................................................................................................... 56 Persampahan ........................................................................................................................................ 57 Drainase .................................................................................................................................................. 58 Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene ..................................................................................... 59 Profil Sanitasi Saat Ini ........................................................................................................................ 60 Air Limbah Domestik ........................................................................................................................... 60
Tabel 2.42. Diagram Sistem Sanitasi Air limbah domestik ........................................ 61 Tabel 2.43. Cakupan Layanan Akses Sistem Air Limbah .......................................... 62 Tabel 2.44. Cakupan Layanan Sarana Prasarana ........................................................ 64 Tabel 2.45. Kondisi Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik .. 65 Tabel 2.46. Sarpras Pengolahan Air Limbah ................................................................ 66 Gambar 2.13. Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Air Limbah ................... 70 Sumber: BPS SSK 2013-2017 ....................................................................................... 71 Gambar 2.14. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Energi dan Sumber Daya Mineral ............................................................................................................. 71 Sumber: BPS SSK 2013-2017 ....................................................................................... 71 Gambar 2.15. Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup ................................... 71 Tabel 2.47. Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Air Limbah Domestik ...................................................................................... 72 Tabel 2.48. Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Magelang .............. 73
2.3.2. Persampahan ........................................................................................................................................ 73
Tabel 2.49. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan ............................. 74 Gambar 2.16. Tempat Sampah Tong Plastik .................................................................. 75 Gambar 2.17. (a) mobil sampah (b) Gerobak Sampah (c) motor sampah(d) Bajaj 76 Gambar 2.18. (a)TPS, (b) Kontainer ................................................................................. 77 Gambar 2.19. (a) Dump Truck (b) Arm roll Truck (c) Pick up ................................. 78 Tabel 2.50. Timbulan sampah per kecamatan .............................................................. 81 Tabel 2.51. Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan ......................................... 82 Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-111
Tabel 2.52. Jumlah TPS Kabupaten Magelang ............................................................. 83 Gambar 2.20. Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan ................ 84 Gambar 2.21. Bagan Organisasi DPU Kab. Magelang ................................................. 85 Tabel 2.53. Bank Sampah Kabupaten Magelang.......................................................... 86 Tabel 2.54. Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Persampahan 87 Tabel 2.55. Peraturan Persampahan Kabupaten Magelang ..................................... 88
2.3.3. Drainase Perkotaan ............................................................................................................................. 88
Tabel 2.56. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan .............. 89 Gambar 2.22. Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Energi dan Sumber Daya Mineral ............................................................................................................. 90 Tabel 2.57. Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan .............................................................................................................. 90 Tabel 2.58. Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Magelang .............. 91 Gambar 2.23. Peta Cakupan Akses Dan Sistem Drainase ........................................... 92 2.4.
Area berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi ................................................................ 92
Sumber: Instrumen Profil, 2015 ........................................................................................... 94 Gambar 2.24. Peta Area Beresiko Air Limbah .............................................................. 94 Gambar 2.25. Peta Area Beresiko Persampahan ........................................................... 97 Gambar 2.26. Peta Area Beresiko Drainase .................................................................... 99 Tabel 2.59. Area Beresioko Sanitasi Kabupaten Magelang ....................................... 99
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
II-112