BAB lll PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI
3.1
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) dan Promosi Higiene
Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. PHBS, khususnya di skala rumah tangga dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga pemerintah. Derajat kesehatan dan pola hidup masyarakat di Kabupaten Pati secara umum dapat terlihat dari angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk. Salah satu indikator yang sangat berhubungan erat dengan permasalahan sanitasi adalah jumlah kasus kejadian penyakit diare. Dari data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, kejadian kasus diare setiap tahun mengalami peningkatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.1 berikut ini. Grafik. 3.1 Kasus diare di Kabupaten Pati tahun 2009-2011 KASUS DIARE KABUPATEN PATI 2009-2011 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 DIARE
2009
2010
2011
18631
23794
24483
Sumber : Dinas Kesehatan, 2012 Berdasarkan hasil study EHRA yang dilakukan terhadap 16.240 responden dengan pertanyaan siapa anggota keluarga yang terakhir menderita diare didapatkan hasil anggota keluarga yang menderita diare paling tinggi adalah usia dewasa dengan prosentase 14,9 % atau 2.417 responden sedangkan urutan terkecil adalah remaja laki-laki dengan prosentase 3,4% atau 604 responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.2 dibawah ini.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.1
Grafik 3.2 Anggota keluarga yang menderita diare
2417
Dewasa (P)
1727
Dewasa (L) Remaja (P)
639
Remaja (L)
604
Anak-Anak Balita
963 1738
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) ini, yang akan dibahas mengenai permasalahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hanya pada tataran rumah tangga dan sekolah saja. Hal ini dikarenakan pada kedua lokasi tersebut mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam pencapaian program PHBS. 3.1.1
Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga adalah suatu alat ukur yang membatasi focus perhatian untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya hidup, dan upaya kesehatan masyarakat. Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga yang digunakan di Provinsi Jawa Tengah terdapat 16 Indikator, yang terdiri dari 10 indikator Nasional dan 6 Indikator lokal Jawa Tengah. a. Indikator Nasional adalah sebagai berikut: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2. Memberikan ASI Eksklusif (ASI saja) kepada bayi sampai usia 6 bulan 3. Makan dengan gizi seimbang 4. Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 5. Menggunakan jamban sehat untuk buang air besar (BAB). 6. Kepadatan hunian rumah minimah 9 M2 7. Menggunakan lantai rumah yang kedap air (bukan lantai tanah) 8. Melakukan aktifitas fisik (berolah raga) setiap hari. 9. Bebas asap rokok (anggota keluarga tidak ada yang merokok.) 10. Menjadi anggota JPK / Dana Sehat / Asuransi kesehatan lainnya b. Indikator lokal Jawa Tengah 1. Menimbang balita / batita setiap bulan (minimal 8 kali setahun). 2. Membuang sampah pada tempat yang disediakan 3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.2
4. Menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari. 5. Tidak menyalah gunakan miras / napza (narkoba). 6. Anggota rumah tangga melakukan PSN. Penentuan kriteria strata rumah tangga ditentukan dengan menghitung jumlah indikator yang telah dilaksanakan oleh keluarga meliputi: a. Sehat Pratama : indikator yang terpenuhi antara 1 s/d 5 indikator b. Sehat Madya : indikator yang terpenuhi antara 6 s/d 10 indikator c. Sehat Utama : indikator yang terpenuhi antara 11 s/d 15 indikator d. Sehat Paripurna : semua indikator dapat terpenuhi Untuk melihat kondisi higiene tatanan rumah tangga di Kabupaten Pati dalam menciptakan lingkungan yang sehat, digunakan 6 (enam) indikator yaitu : 1. Menggunakan air bersih. 2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun pada 5 waktu penting 3. Menggunakan jamban sehat 4. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 5. Tempat sampah 6. Rumah sehat Adapun kondisi kesehatan higiene tatanan rumah tangga di Kabupaten Pati berdasarkan indikator kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut : 3.1.1.1 Penggunaan Air Bersih Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap prosentase keluarga yang memiliki akses air bersih di Kabupaten Pati, telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pati pada tahun 2011, seperti terlihat dalam tabel 3.1. dibawah ini. Dari 385.638 keluarga yang ada, 49,6 % menggunakan sumur gali, 0,1 % menggunakan sumur pompa tangan, 9,7 % menggunakan jaringan perpipaan, 0,9 % menggunakan penampungan air hujan, 0,2 % menggunakan sumur artesis dan 25,3 % menggunakan sumber air lainnya. Dari data tersebut, prosentase keluarga yang sudah mendapatkan akses air bersih sebesar 85,8% dari jumlah keluarga yang ada di Kabupaten Pati.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.3
Tabel 3.1. Akses Sarana Air Bersih Per Puskesmas NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Puskemas SUKOLILO I SUKOLILO II KAYEN TAMBAKROMO WINONG I WINONG II PUCAKWANGI I PUCAKWANGI II JAKEN BATANGAN JUWANA JAKENAN PATI I PATI II GABUS I GABUS II MARGOREJO GEMBONG TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA I WEDARIJAKSA II TRANGKIL MARGOYOSO I MARGOYOSO II GN WUNGKAL CLUWAK TAYU I TAYU II DUKUHSETI JUMLAH
Jumlah Jiwa KK 48,433 14,301 42733 12283 74832 22985 50091 17951 33820 7936 25774 7395 34.829 10274 16864 14428 53083 6264 41039 12811 95096 28422 49232 15595 60543 17136 47455 13689 27167 9814 28561 8778 55,842 17,662 42618 13477 49849 17157 34784 8720 23552 7452 60.158 18686 37021 10631 36947 8484 37454 12327 44769 15317 45512 13384 23218 6828 58439 15451 1,184,823 385,638
SGL 4842 6574 17388 8818 4673 4258 6755 11036 4737 2039 3474 11495 14953 5412 2629 3994 4333 3535 6549 5697 2757 16171 1603 6501 8413 2656 5302 5066 9451 191,111
% 33.9 53.5 75.6 49.1 58.9 57.6 65.7 76.5 75.6 15.9 12.2 73.7 87.3 39.5 26.8 45.5 24.5 26.2 38.2 65.3 37.0 86.5 15.1 76.6 68.2 17.3 39.6 74.2 61.2 49.6
SPT 749 3114 655 3997 3052 1601 0 1761 642 3634 0 1971 1187 6514 1821 2189 0 0 0 23 2121 2215 8210 721 1107 0 5061 58 2810 55,213
Jumlah KK yang mempunyai akses sarana air bersih % PP % PAH % 5.2 2401 16.8 0 0 25.4 0 0.0 0 0 2.8 1300 5.7 0 0 22.3 931 5.2 0 0 38.5 0 0.0 0 0 21.6 0 0.0 0 0 0.0 2419 23.5 0 0 12.2 98 0.7 83 0.6 10.2 61 1.0 15 0.2 28.4 744 5.8 2214 17.3 0.0 14948 52.6 671 2.4 12.6 629 4.0 129 0.8 6.9 0 0.0 0 0 47.6 403 2.9 0 0 18.6 669 6.8 0 0 24.9 0 0.0 174 2.0 0.0 859 4.9 0 0 0.0 6681 49.6 0 0 0.0 1452 8.5 0 0 0.3 0 0.0 0 0 28.5 654 8.8 0 0 11.9 0 0.0 0 0 77.2 0 0.0 0 0 8.5 0 0.0 0 0 9.0 0 0.0 0 0 0.0 2664 17.4 0 0 37.8 484 3.6 0 0 0.8 0 0.0 0 0 18.2 0 0.0 0 0 0.1 37,397 9.7 3,286 0.9
SA 0 473 0 0 0 0 0 0 0 0 0 419 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 892
% 0 3.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.2
Lain2 6,309 2,122 3,642 4,205 211 1,536 1,100 1,450 809 4,180 9,329 952 996 1,360 4,695 2,421 12,470 3,261 9,156 3,000 1,920 300 818 1,262 2,807 9,997 2,537 1,704 3,190 97,739
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.4
% 44.1 17.3 15.8 23.4 2.7 20.8 10.7 10.0 12.9 32.6 32.8 6.1 5.8 9.9 47.8 27.6 70.6 24.2 53.4 34.4 25.8 1.6 7.7 14.9 22.8 65.3 19.0 25.0 20.6 25.3
Sedangkan hasil pemantauan terhadap kepemilikan sarana air bersih per puskesmas, dari 385.638 keluarga, hanya dilakukan survey terhadap 225.573 keluarga atau 58,5 % saja dari seluruh keluarga di Kabupaten Pati. Dari hasil survey yang dilakukan, 51,2 % menggunakan sumur gali, 9,3 % menggunakan sumur pompa tangan, 12,0 % menggunakan jaringan perpipaan, 0,3 % menggunakan penampungan air hujan, 0 % menggunakan sumur artesis dan 20,6 % menggunakan sumber air lainnya. Dari data tersebut, sebanyak 93,4 % dari responden telah memiliki sarana air bersih. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 3.4. Kabupaten Pati sebagai wilayah yang memiliki masalah dalam ketersediaan air bersih terutama pada saat musim kemarau. Pelayanan air bersih oleh PDAM Tirta Bening di Kabupaten Pati saat ini sudah mencakup 14 kecamatan dari sebanyak 21 kecamatan. Pada tahun 2010 cakupan pelayanan air bersih dari PDAM mencapai 138.028 jiwa atau 39,78% dari daerah cakupan pelayanan yaitu 347.016 jiwa jumlah penduduk pada 14 Kecamatan, sedangkan berdasarkan jumlah penduduk pada akhir tahun 2010 dari total penduduk 1.197.602 jiwa baru dilayani oleh PDAM sebesar 11,53%. Pada tahun 2009 cakupan pelayanan air bersih dari PDAM mencapai 135.410 jiwa atau 39,02% dari daerah cakupan pelayanan yaitu 347.016 jiwa jumlah penduduk pada 14 Kecamatan, sedangkan berdasarkan total penduduk pada tahun 2009 sebanyak 1.265.225 jiwa baru dilayani oleh PDAM sebesar 10,70%. Pada tahun 2008 cakupan pelayanan air bersih dari PDAM mencapai 131.620 jiwa atau 40,20% dari daerah cakupan pelayanan yaitu 327.394 jiwa jumlah penduduk pada 14 Kecamatan, sedangkan berdasarkan total penduduk pada tahun 2008 sebanyak 1.256.182 jiwa baru dilayani oleh PDAM sebesar 10,48%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat perkembangan pelayanan pelanggan dari tahun 2008 – 2010 sebesar 6.408 jiwa atau 4,87%. Tabel 3.2. Data Pelayanan Pelanggan PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati Tahun 2008-2010 Jumlah Pelanggan No
1 2 3
Tahun
2008 2009 2010
Jumlah Jumlah Penduduk Cakupan (Administrasi) Pelayanan 1.256.182 1.265.225 1.197.602
327.394 347.016 347.016
Sambungan SR
HU
Total
Penduduk Terlayani
(Unit) 19.620 20.285 20.738
(Unit) 139 137 136
(Unit) 19.759 20.422 20.874
(Jiwa) 131.620 135.410 138.028
% Cakupan Pelayanan Daerah Administrasi Pelayanan (Jiwa) (Jiwa) 10,48 40,20 10,70 39,02 11,53 39,78
Sumber: PDAM Tirta Bening Pati
Upaya untuk meningkatkan akses terhadap air bersih juga dilakukan oleh program Pamsimas di Kabupaten Pati. Pada tahun 2008 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 9 desa yang terdiri dari 26 dusun, dengan daerah cakupan 19.283 jiwa dan yang terlayani air bersih adalah 7.090 jiwa atau 36,77%, sedangkan dari total penduduk tahun 2008 sebanyak 1.256.182 jiwa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,52%. Pada tahun 2009 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 11 desa yang terdiri dari 40 dusun, dengan daerah cakupan 26.503 jiwa dan yang terlayani air bersih adalah 5.260 jiwa atau 19,85%, sedangkan dari total penduduk tahun 2009 sebanyak 1.265.225 jiwa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,42%. Pada tahun 2010 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 16 desa reguler dan 2 desa replikasi yang terdiri dari 69 dusun, dengan daerah cakupan 50.510 jiwa dan yang terlayani air bersih adalah 26.574 jiwa atau 52,61%, sedangkan dari total penduduk akhir tahun 2010 sebanyak 1.197.602 jiwa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 2,22%.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.5
Pada tahun 2011 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 14 desa reguler dan 2 desa replikasi yang terdiri dari 87 dusun, dengan daerah cakupan 46.514 jiwa Hasil yang telah dilakukan Program Pamsimas untuk penyediaan sarana air bersih selama kurun waktu tahun 2008 – 2010 pada 38 desa dengan jumlah penduduk 96.296 Jiwa telah terlayani air bersih sebanyak 38.324 jiwa atau 39,80%. Tabel 3.3. Data PAMSIMAS Bidang Sarana Air Minum Kabupaten Pati Tahun 2008-2010 SARANA AIR MINUM NO
Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah Desa
Jumlah Dusun
Jumlah Penduduk Desa
Jumlah Dusun Yang Dilayani
Jumlah Penduduk Yang Dilayani
% Cakupan Pelayanan
PELAYANAN
Administ rasi
Daerah Pelayanan
SR
HU
3
4
5
6
7
8
11
12
1
2
3
1
2008
1.256.182
9
26
19.283
14
6.490
0,52
33,66
1.208
-
2
2009
1.265.225
11
40
26.503
24
5.260
0,42
19,85
1.052
-
3
2010
1.197.602
18
69
50.510
34
26.574
2,22
52,61
5.454
56
38
135
96.296
72
38.324
39,80
7714
56
TOTAL
Sumber : DMAC Pamsimas Kabupaten Pati
Dari hasil study EHRA terhadap pertanyaan sumber air yang digunakan untuk minum masih ada keluarga yang mengunkan sumber air untuk minum dari sumur gali tidak terlindungi sebanyak 484 responden, Mata air tak terlindungi 249 responden, air hujan 579 responden, dan dari sungai 119 responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini Grafik 3.3 Sumber air yang digunakan untuk minum
600 500 400 300 200 100 0
579
484 249
119
SGL Tdk MA Tdk Air Hujan Terlindungi Terlindungi
Air Sungai
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.6
Tabel 3.4. Akses Sarana Air Bersih Per Puskesmas
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Jumlah
Puskemas SUKOLILO I SUKOLILO II KAYEN TAMBAKROMO WINONG I WINONG II PUCAKWANGI I PUCAKWANGI II JAKEN BATANGAN JUWANA JAKENAN PATI I PATI II GABUS I GABUS II MARGOREJO GEMBONG TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA I WEDARIJAKSA II TRANGKIL MARGOYOSO I MARGOYOSO II GN WUNGKAL CLUWAK
Jiwa 48,433 42733 74832 50091 33820 25774 34.829 16864 53083 41039 95096 49232 60543 47455 27167 28561 55,842 42618 49849 34784 23552 60.158 37021 36947 37454 44769
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
KK 14,301 12283 22985 17951 7936 7395 10274 14428 6264 12811 28422 15595 17136 13689 9814 8778 17,662 13477 17157 8720 7452 18686 10631 8484 12327 15317
Jumlah yang disurvey Jml % 6836 47.8 5718 46.6 17906 77.9 8635 48.1 3984 50.2 3706 50.1 9110 88.7 9616 66.6 4128 65.9 2711 21.2 27901 98.2 11470 73.5 12790 74.6 5312 38.8 3139 32.0 3522 40.1 5187 29.4 9851 73.1 7489 43.6 7392 84.8 3093 41.5 13768 73.7 1363 12.8 5589 65.9 7290 59.1 5422 35.4
Jumlah KK Memiliki Sarana air bersih SGL 1,639 3,518 13,154 4,331 1,712 1,452 4,099 7,442 2,582 324 425 9,823 11,048 2,182 604 1,817 1,063 927 2,500 4,682 1,020 11,395 242 4,981 5,742 1461
% 24.0 61.5 73.5 50.2 43.0 39.2 45.0 77.4 62.5 12.0 1.5 85.6 86.4 41.1 19.2 51.6 20.5 9.4 33.4 63.3 33.0 82.8 17.8 89.1 78.8 26.9
SPT 254 1,667 495 1,964 797 922 0 1,347 485 578 0 1,453 1,036 2,171 328 996 0 0 0 15 785 1,917 361 553 755 0
% PP 3.7 1,148 29.2 0 2.8 1,013 22.7 448 20.0 0 24.9 0 0.0 1,234 14.0 65 11.7 40 21.3 157 0.0 14,491 12.7 0 8.1 0 40.9 156 10.4 214 28.3 0 0.0 252 0.0 4,884 0.0 634 0.2 0 25.4 271 13.9 0 26.5 0 9.9 0 10.4 0 0.0 1943
% PAH % SA 16.8 0 0 0 0.0 0 0 0 5.7 0 0 0 5.2 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0 13.5 0 0 0 0.7 55 0.6 0 1.0 10 0.2 0 5.8 468 17.3 0 51.9 0 0 0 0.0 95 0.8 0 0.0 0 0 0 2.9 0 0 0 6.8 0 0 0 0.0 70 2.0 0 4.9 0 0 0 49.6 0 0 0 8.5 0 0 0 0.0 0 0 0 8.8 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0 35.8 0 0 0
% Lain2 % 0 2,448 35.8 0 48 0.8 0 2,666 14.9 0 1,892 21.9 0 22 0.6 0 296 8.0 0 1,606 17.6 0 379 3.9 0 15 0.4 0 1,184 43.7 0 12,985 46.5 0 99 0.9 0 691 5.4 0 18 0.3 0 76 2.4 0 278 7.9 0 3,319 64.0 0 3,285 33.3 0 4,355 58.2 0 690 9.3 0 974 31.5 0 456 3.3 0 760 55.8 0 55 1.0 0 793 10.9 0 2,018 37.2 Halaman | III.7
NO 27 28 29
Jumlah
Puskemas TAYU I TAYU II DUKUHSETI JUMLAH
Jiwa KK 45512 13384 23218 6828 58439 15451 1,184,823 385,638
Jumlah yang disurvey Jml % SGL 5118 38.2 2,100 4392 64.3 3,759 13135 85.0 9,451 225,573 58.5 115,475
Jumlah KK Memiliki Sarana air bersih % SPT 41.0 2,005 85.6 43 72.0 0 51.2 20,927
% PP 39.2 185 1.0 0 0.0 0 9.3 27,135
% PAH 3.6 0 0.0 0 0.0 0 12.0 698
% SA 0 0 0 0 0 0 0.3 0
% Lain2 0 828 0 590 0 3,684 0 46,510
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Pati, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.8
% 16.2 13.4 28.0 20.6
3.1.1.2 Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Pada 5 Waktu Penting Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti penyakit diare, typhus perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Sejak dulu kala, nenek moyang kita sudah mengajarkan kepada anak cucunya supaya menjaga kebersihan diri. Salah satunya adalah dengan melakukan cuci tangan dengan air bersih sebelum makan dan tentunya juga sesudahnya. Metode sederhana ini, ternyata banyak dilupakan orang, sehingga belum menjadi budaya atau belum menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan sesuatu yang kotor, seperti pakaian, badan, dan alat-alat rumah tangga. Saat ini sabun merupakan bahan kebutuhan primer bagi setiap orang untuk kebersihan. Tangan adalah bagian dari tubuh manusia yang paling sering berhubungan dengan mulut dan hidung secara langsung, sehingga tangan menjadi salah satu penghantar utama masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia. Apabila tangan manusia menyentuh tinja/feses, akan terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Virus dan bakteri tidak terlihat, sehingga sering diabaikan dan mudah masuk kedalam tubuh manusia. Cuci tangan pakai sabun, bagi sebagian besar masyarakat sudah menjadi kegiatan rutin seharihari. Tapi, bagi sebagian masyarakat lainnya, cuci tangan pakai sabun belum menjadi kegiatan rutin, terutama bagi anak-anak. Cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan penyakit infeksi saluran nafas akut. Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun, namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting. Tidak terbatas bagi orang awam atau anak-anak, bahkan di kalangan petugas medis pun kebiasaan ini acapakali belum membudaya. Hasil study EHRA di Kabupaten Pati dengan responden 16.240 orang yang tersebar di 406 desa dengan pertanyaan waktu kritis Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menunjukan bahwa baru 18,86 % responden sudah CTPS sebelum makan, 60,31 % responden sudah CTPS sebelum menyiapkan makanan, masih ada responden sebanyak 13,92 % belum CTPS setelah BAB , 34,42 % belum CTPS setelah menceboki bayi dan 76,58 % responden sudah CTPS setelah memegang hewan. Tabel 3.5. Hasil Study EHRA tentang waktu kritis CTPS
No 1 2 3 4 5
Waktu Kritis CTPS Setelah BAB Setelah Menceboki Bayi Sebelum Makan Sebelum Menyiapkan makanan Setelah memegang Hewan
YA
%
13,953 10,611 3,063
85.92 65.34 18.86
Jawaban Responden TIDAK TIDAK % MENJAWAB 2,260 13.92 27 5,590 34.42 39 13,158 81.02 19
9,794
60.31
6,425
39.56
21
0.13
16,240
12,436
76.58
3,782
23.29
22
0.14
16,240
%
JUMLAH
0.17 0.24 0.12
16,240 16,240 16,240
Sumber: Olah data survey EHRA, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.9
3.1.1.3 Menggunakan Jamban Sehat Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu “wadah” atau sebut saja jamban keluarga. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban cemplung, atau jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari bahan keramik. Dari hasil study EHRA terhadap pertanyaan dimana anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin buang air besar didapatkan hasil sebagian besar sudah BAB di jamban pribadi yaitu sebanyak 13.344 responden dan masih ada yang BABS sebanyak 1.588 responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini Grafik 3.4 Kebiasaan BAB keluarga usia dewasa
13344
15000 10000 5000 0
187
761
259
381
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Sementara dari pertanyaan anggota keluarga yang sering buang air besar di tempat terbuka (seperti kebun, halaman, sungai, pantai, laut, selokan/got, saluran irigasi) di dapatkan hasil bahwa kebiasan BABS terbanyak pada laki-laki usia 5 – 12 tahun sebanyak 1.820 responden dan kebiasaan BABS terendah pada usia remaja perempuan sebanyak 1.121 responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.10
Grafik 3.5 Anggota Keluarga Yang Masih BABS
1611 1712 1660 1734
P Tua L Tua P Dewasa L Dewasa
Remaja P Remaja L Umur 5-12 P Umur 5-12 L
1121 1279 1564 1820
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Prinsip utama tempat pembuangan tinja adalah suatu wadah atau tempat yang mampu menjaga atau mencegah tinja tersebut tidak mencemari air terutama air untuk sumber air minum dan tidak mencemari tanah. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Jamban (baik jamban individual, bersama dan jamban umum) dapat dikatakan sehat apabila jamban tersebut telah memiliki pengolahan/pengumpulan tinja yang dapat Mencegah kontaminasi tinja ke badan air (air sungai, air tanah), Mencegah kontak antara manusia dengan tinja, membuat tinja tidak dapat dihinggapi lalat atau serangga vektor lainnya, serta binatang liar atau binatang peliharaan, mencegah buangan dari menimbulkan bau, serta, konstruksi dudukan dibuat dengan baik dan aman. Dengan demikian, jamban sehat lebih dilihat pada sistem pengolahan dan pengumpulannya daripada konstruksi bangunan atasnya (dinding, atap, tipe kloset). Selama seseorang memiliki jamban dengan kriteria seperti diatas, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut sudah tidak melakukan BABS, walaupun konstruksi dinding terbuat dari bambu atau plastik dan tanpa atap. Berdasarkan survey EHRA yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa lama bangunan septic tank dibangun diperoleh data 445 responden menyatakan baru membangun septic tank antara 0 – 12 bulan, 2.826 responden antara 1 – 5 tahun, 2.713 responden antara 5 – 10 tahun, 2.133 responden menjawab lama bangunan septic tank lebih dari 10 tahun. Sedangkan pertanyaan kapan tangki septik terakhir dikosongkan, 143 responden menjawab antara 0 – 12 bulan yang lalu, 441 responden antara 1 – 5 tahun, 183 responden menjawab antara 5 – 10 tahun, 91 responden menjawab lebih dari 10 tahun dan 7.323 menjawab tidak pernah dikuras/dikosongkan. Sementara pertanyaan pembuangan lumpur tinja pada saat tangki septik dikosongkan di dapatkan hasil yang dibuang di sungai sebesar 10%, dikubur di halaman sebesar 9%, dikubur di tanah orang lain sebanyak 2% dan 79 % atau 1.679 responden menjawab tidak tahu. Dengan melihat data tersebut, dalam hal pembuangan lumpur tinja masih menjadi permasalahan serius dan berpotensi mencemari lingkungan.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.11
Grafik 3.6 Umur bangunan tangki septik 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Series1
0-12 bln 445
1-5 th 2826
5-10 th 2713
> 10 th 2133
Tdk Tahu 1115
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Grafik. 3.7 Waktu pengosongan tangki septik
7323 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
143 0-12 bln
441 1-5 th
183 5-10 th
1075
91 > 10 th
Tdk Pernah
Tdk Tahu
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Grafik 3.8 Pembuangan lumpur tinja sungai 10%
tidak tahu 79%
dikubur di halaman 9% dikubur dihalaman orang lain 2%
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.12
Kondisi jamban sehat di Kabupaten Pati, dari 157.186 keluarga yang diperiksa, yang memiliki jamban sebanyak 105.926 keluarga dan yang termasuk kategori jamban sehat sebesar 72.594 keluarga. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.6. Kepemilikan Jamban
NO
JUMLAH KELUARGA
JUMLAH RUMAH
SUKOLILO I SUKOLILO II KAYEN TAMBAKROMO
14,301 12,283 22,985 17,951
12,176 11,873 19,884 17,822
WINONG I WINONG II PUCAKWANGI I PUCAKWANGI II JAKEN BATANGAN JUWANA JAKENAN PATI I PATI II GABUS I GABUS II MARGOREJO GEMBONG TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA I WEDARIJAKSA II TRANGKIL MARGOYOSO I MARGOYOSO II GN WUNGKAL CLUWAK TAYU I TAYU II DUKUHSETI
7,936 7,395 10,274 14,428 6,264 12,811 28,422 15,595 17,136 13,689 9,814 3,778 17,662 13,477 17,157 8,720 7,452 18,686 10,631 8,484 12,327 15,317 13,384 6,828 15,451
8,315 7,207 8,855 4,214 12,898 11,024 23,525 10,730 14,586 12,976 8,463 7,583 15,533 13,558 14,044 9,234 6,745 16,318 8,056 8,484 10,504 14,332 12,564 6,588 16,243
KECAMATAN
1
SUKOLILO
2 3 4
KAYEN TAMBAKROMO
5
PUCAKWANGI
6 7 8 9 10
JAKEN BATANGAN JUWANA JAKENAN PATI
11
GABUS
12 13 14 15
MARGOREJO GEMBONG TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA
16 17
TRANGKIL MARGOYOSO
18 19 20
GN WUNGKAL CLUWAK TAYU
21
DUKUHSETI
WINONG
PUSKESMAS
JUMLAH
380,638
344,334
KELUARGA DIPERIKSA JUMLAH % 4,182 29.2 1,420 11.6 9,938 43.2 2,160 12.0 3,167 2,065 3,927 9,567 5,038 2,859 3,600 10,730 895 951 5,196 3,778 17,662 9,805 2,245 5,425 6,244 3,180 8,056 800 10,504 8,079 7,349 6,349 2,015 157,186
39.9 27.9 38.2 66.3 80.4 22.3 12.7 68.8 5.2 6.9 52.9 100.0 100.0 72.8 13.1 62.2 83.8 17.0 75.8 9.4 85.2 52.7 54.9 93.0 13.0 41.3
JAMBAN KELUARGA MEMILIKI JUMLAH % 2,035 48.7 1,420 100.0 6,364 64.0 2,108 97.6 3,167 1,992 2,953 449 1,823 1,699 2,487 8,053 889 885 5,071 3,335 9,779 7,447 2,102 2,675 3,963 2,703 6,963 532 6,944 6,263 5,900 4,277 1,648 105,926
100.0 96.5 75.2 4.7 36.2 59.4 69.1 75.1 99.3 93.1 97.6 88.3 55.4 76.0 93.6 49.3 63.5 85.0 86.4 66.5 66.1 77.5 80.3 67.4 81.8 67.4
SEHAT JUMLAH 734 1,237 5,648 1,775
% 36.1 87.1 88.7 84.2
2,609 809 2,012 333 1,291 1,287 2,315 3,247 887 843 3,153 2,068 6,161 4,423 1,918 1,323 2,363 2,030 6,046 431 4,261 5,447 4,233 2,267 1,443
82.4 40.6 68.1 74.2 70.8 75.8 93.1 40.3 99.8 95.3 62.2 62.0 63.0 59.4 91.2 49.5 59.6 75.1 86.8 81.0 61.4 87.0 71.7 53.0 87.6
72,594
68.5
Sumber : Dinkes Kab. Pati, 2012
3.1.1.4 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Salah satu kriteria rumah dinyatakan sehat adalah bebas jentik nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor. Indikator keberhasilan program pengendalian vektor adalah rumah atau bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes aegypti dengan angka toleransi ABJ ( Angka Bebas Jentik) 95%. Dari 344.334 rumah / bangunan yang ada di Kabupaten Pati, 258.321 rumah / bangunan telah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk Aedes aegypti dan dari rumah / bangunan yang telah diperiksa tersebut, 208.895 rumah / bangunan atau 80,9 % telah dinyatakan bebas jentik nyamuk Aedes aegypti.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.13
Tabel 3.7. Prosentase Rumah / Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun 2011
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
PUSKESMAS
SUKOLILO
SUKOLILO I SUKOLILO II KAYEN KAYEN TAMBAKROMO TAMBAKROMO WINONG WINONG I WINONG II PUCAKWANGI PUCAKWANGI I PUCAKWANGI II JAKEN JAKEN BATANGAN BATANGAN JUWANA JUWANA JAKENAN JAKENAN PATI PATI I PATI II GABUS GABUS I GABUS II MARGOREJO MARGOREJO GEMBONG GEMBONG TLOGOWUNGU TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA WEDARIJAKSA I WEDARIJAKSA II TRANGKIL TRANGKIL MARGOYOSO MARGOYOSO I MARGOYOSO II GN WUNGKAL GN WUNGKAL CLUWAK CLUWAK TAYU TAYU I TAYU II DUKUHSETI DUKUHSETI JUMLAH
JUMLAH RUMAH / BANGUNAN YANG ADA 12,176 11,873 19,884 17,822 8,315 7,207 8,855 4,214 12,898 11,024 23,525 10,730 14,586 12,976 8,463 7,583 15,533 13,558 14,044 9,234 6,745 16,318 8,056 8,484 10,504 14,332 12,564 6,588 16,243 344,334
RUMAH / BANGUNAN DIPERIKSA JUMLAH % 9,514 78.1 9,229 77.7 9,938 50.0 17,822 100.0 8,315 100.0 6,220 86.3 8,383 94.7 2,450 58.1 11,024 85.5 2,718 24.7 7,760 33.0 10,730 100.0 14,586 100.0 6,654 51.3 7,430 87.8 7,583 100.0 15,533 100.0 13,558 100.0 5,646 40.2 9,234 100.0 6,244 92.6 6,972 42.7 8,056 100.0 4,800 56.6 7,360 70.1 10,987 76.7 7,349 58.5 6,349 96.4 15,877 97.7 258,321 75.0
RUMAH / BANGUNAN BEBAS JENTIK JUMLAH 7,849 9,029 8,588 11,485 7,863 5,285 8,007 2,339 8,438 2,279 6,820 10,279 10,160 5,621 4,666 5,207 12,872 11,095 4,415 7,862 4,735 6,619 6,323 4,344 6,582 7,689 6,009 3,301 13,134 208,895
% 82.5 97.8 86.4 64.4 94.6 85.0 95.5 95.5 76.5 83.8 87.9 95.8 69.7 84.5 62.8 68.7 82.9 81.8 78.2 85.1 75.8 94.9 78.5 90.5 89.4 70.0 81.8 52.0 82.7 80.9
Sumber : Dinkes Kab. Pati, 2012
3.1.1.5 Tempat Sampah Produksi sampah semakin meningkat seiring bertambahnya populasi penduduk Indonesia, yang dihasilkan dari segala aktivitas di rumah, diluar rumah serta lingkungan. Sampah-sampah tersebut tidak semuanya mudah hancur dan larut, dan tumpukannya akan semakin mengganggu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan akan semakin meningkat sedangkan tempat pembuangan sampah akhir terbatas dan pihak pemerintah belum maksimal menyediakan pengelolaan sampah, agar bisa lebih bermanfaat atau menjadi sesuatu yang bernilai daripada mencemari lingkungan. Dalam penanganan sampah, tidak semuanya dibebankan kepada pemerintah. Masyarakat dapat mengambil peran dalam menyikapi permasalahan sampah, dimulai dari diri sendiri. Karena jika kondisi kebersihan rumah kita baik, maka akan berpengaruh juga terhadap lingkungan sekitarnya menjadi sehat. Mengelola sampah sendiri tidaklan sulit dan memerlukan peralatan canggih atau bermodal besar. Kita bisa mengelola sampah di mulai dari pemilahan tingkat rumah tangga dengan membedakan sampah organik dan anorganik. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.14
. Dari 344.334 rumah / bangunan yang ada di Kabupaten Pati, 157,186 rumah / bangunan telah dilakukan pemeriksaan kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga terutama tempat sampah keluarga, dan dari rumah / bangunan yang telah diperiksa tersebut, 108,839 rumah / bangunan atau 69.2 % telah memiliki sarana tempat sampah dan 73,726 rumah/ bangunan atau 67.7 %. mempunyai tempat sampah yang sehat. Tabel 3.8. Prosentase Rumah Memiliki Tempat Sampah Tahun 2011
No
Kec.
1
SUKOLILO
2 3 4
KAYEN TAMBAKROMO WINONG
5
PUCAKWANGI
6 7 8 9 10
JAKEN BATANGAN JUWANA JAKENAN PATI
11
GABUS
12 13 14 15
MARGOREJO GEMBONG TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA
16 17
TRANGKIL MARGOYOSO
18 19 20
GN WUNGKAL CLUWAK TAYU
21 DUKUHSETI JUMLAH
PUSKESMAS SUKOLILO I SUKOLILO II KAYEN TAMBAKROMO WINONG I WINONG II PUCAKWANGI I PUCAKWANGI II JAKEN BATANGAN JUWANA JAKENAN PATI I PATI II GABUS I GABUS II MARGOREJO GEMBONG TLOGOWUNGU WEDARIJAKSA I WEDARIJAKSA II TRANGKIL MARGOYOSO I MARGOYOSO II GN WUNGKAL CLUWAK TAYU I TAYU II DUKUHSETI
Jumlah Keluarga 14,301 12,283 22,985 17,951 7,936 7,395 10,274 14,428 6,264 12,811 28,422 15,595 17,136 13,689 9,814 3,778 17,662 13,477 17,157 8,720 7,452 18,686 10,631 8,484 12,327 15,317 13,384 6,828 15,451 380,638
Jumlah Rumah 12,176 11,873 19,884 17,822 8,315 7,207 8,855 4,214 12,898 11,024 23,525 10,730 14,586 12,976 8,463 7,583 15,533 13,558 14,044 9,234 6,745 16,318 8,056 8,484 10,504 14,332 12,564 6,588 16,243 344,334
Keluarga Diperiksa JML % 4,182 29.2 1,420 11.6 9,938 43.2 2,160 12.0 3,167 39.9 2,065 27.9 3,927 38.2 9,567 66.3 5,038 80.4 2,859 22.3 3,600 12.7 10,730 68.8 895 5.2 951 6.9 5,196 52.9 3,778 100 17,662 100 9,805 72.8 2,245 13.1 5,425 62.2 6,244 83.8 3,180 17.0 8,056 75.8 800 9.4 10,504 85.2 8,079 52.7 7,349 54.9 6,349 93.0 2,015 13.0 157,186 41.3
Tempat Sampah Keluarga Memiliki JML % 2,035 48.7 1,175 82.7 6,364 64.0 1,024 47.4 2,756 87.0 1,902 92.1 3,927 100 2,179 22.8 4,823 95.7 2,712 94.9 2,437 67.7 7,932 73.9 873 97.5 904 95.1 3,303 63.6 977 25.9 9,779 55.4 9,162 93.4 1,483 66.1 5,210 96.0 5,215 83.5 1,568 49.3 1,346 16.7 562 70.3 9,873 94.0 5,982 74.0 6,271 85.3 5,050 79.5 2,015 100.0 108,839 69.2
Sehat JML 146 1,175 6,125 900 1,471 1,050 2,229 1,508 4,042 2,170 2,366 72 871 862 1,105 613 6,161 6,933 1,256 3,656 3,018 1,259 1,346 421 9,361 4,534 5,129 1,966 1,981 73,726
% 7.2 100 96.2 87.9 53.4 55.2 56.8 69.2 83.8 80.0 97.1 0.9 99.8 95.4 33.5 62.7 63.0 75.7 84.7 70.2 57.9 80.3 100 74.9 94.8 75.8 81.8 38.9 98.3 67.7
Sumber : Dinkes Kab. Pati, 2012
3.1.1.6 Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan kesehatan . Oleh karena itu rumah harus sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan Rumah merupakan tempat tinggal bagi suatu keluarga yang berfungsi sebagai tempat perlindungan untuk memberi keamanan, tempat istirahat, tempat menjalin hubungan antar anggota keluarga, tempat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.15
tumbuh kembang anak, penyediaan makanan keluarga termasuk mandi, mencuci dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. Pengertian rumah disini mencakup ruangan yang ada didalam rumah, halaman dan area di sekelilingnya Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah di Kabupaten Pati pada tahun 2011 yang memenuhi kriteria rumah sehat adalah 142,452 rumah atau 55,1% dari 258,321 rumah yang diperiksa. Tabel 3.9. Prosentase Rumah Sehat Tahun 2011
NO 1
KECAMATAN
PUSKESMAS
SUKOLILO
SUKOLILO I SUKOLILO II 2 KAYEN KAYEN 3 TAMBAKROMO TAMBAKROMO 4 WINONG WINONG I WINONG II 5 PUCAKWANGI PUCAKWANGI I PUCAKWANGI II 6 JAKEN JAKEN 7 BATANGAN BATANGAN 8 JUWANA JUWANA 9 JAKENAN JAKENAN 10 PATI PATI I PATI II 11 GABUS GABUS I GABUS II 12 MARGOREJO MARGOREJO 13 GEMBONG GEMBONG 14 TLOGOWUNGU TLOGOWUNGU 15 WEDARIJAKSA WEDARIJAKSA I WEDARIJAKSA II 16 TRANGKIL TRANGKIL 17 MARGOYOSO MARGOYOSO I MARGOYOSO II 18 GN WUNGKAL GN WUNGKAL 19 CLUWAK CLUWAK 20 TAYU TAYU I TAYU II 21 DUKUHSETI DUKUHSETI JUMLAH Sumber : Dinkes Kab. Pati, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
JUMLAH YANG ADA 12,176 11,873 19,884 17,822 8,315 7,207 8,855 4,214 12,898 11,024 23,525 10,730 14,586 12,976 8,463 7,583 15,533 13,558 14,044 9,234 6,745 16,318 8,056 8,484 10,504 14,332 12,564 6,588 16,243 344,334
RUMAH JUMLAH % YANG DIPERIKSA DIPERIKSA 9,514 78.1 9,229 77.7 9,938 50.0 17,822 100 8,315 100 6,220 86.3 8,383 94.7 2,450 58.1 11,024 85.5 2,718 24.7 7,760 33.0 10,730 100 14,586 100 6,654 51.3 7,430 87.8 7,583 100 15,533 100 13,558 100 5,646 40.2 9,234 100 6,244 92.6 6,972 42.7 8,056 100 4,800 56.6 7,360 70.1 10,987 76.7 7,349 58.5 6,349 96.4 15,877 97.7 258,321 75.0
JUMLAH YANG SEHAT 1,456 3,915 6,364 7,931 4,331 3,073 3,956 1,011 9,193 1,223 4,747 2,103 11,582 5,811 3,507 3,461 10,871 10,082 2,706 3,629 4,306 3,861 3,782 3,532 3,897 7,712 5,224 2,007 7,179 142,452
Halaman | III.16
% RUMAH SEHAT 15.3 42.4 64.0 44.5 52.1 49.4 47.2 41.3 83.4 45.0 61.2 19.6 79.4 87.3 47.2 45.6 70.0 74.4 47.9 39.3 69.0 55.4 46.9 73.6 52.9 70.2 71.1 31.6 45.2 55.1
3.1.2
Tatanan Sekolah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan institusi pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat institusi pendidikan (pengajar, anak didik dll) dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Institusi pendidikan dalam hal ini adalah dari tingkat TK/RA/BA,SD/MI,SLTP/MTs sampai dengan SLTA/ MA. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru, dimana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. PHBS tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Ada 12 indikator dari 3 variabel yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah, salah satu variabel yaitu variabel lingkungan sekolah sehat dengan indikator air bersih, jamban, sampah dan warung sekolah. Upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi dasar (jamban) juga dilakukan oleh program Pamsimas di Kabupaten Pati. Pada tahun 2008 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 9 desa pada 14 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 1.773 siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 14 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 1.773 siswa atau 100% dari jumlah siswa. Sedangkan dari total penduduk tahun 2008 sebanyak 1.256.182 jiwa siswa yang terlayani oleh program Pamsimas sebesar 0,14%. Pada tahun 2009 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 11 desa pada 20 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 2.636 siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 17 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 2.296 siswa atau 87,10% dari jumlah siswa. Sedangkan dari total penduduk tahun 2009 sebanyak 1.265.225 jiwa siswa yang terlayani oleh program Pamsimas sebesar 0,18%. Pada tahun 2010 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 16 desa reguler dan 2 desa replikasi pada 37 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 4.668 siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 37 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 4.668 siswa atau 100% dari jumlah siswa. Sedangkan dari total penduduk akhir tahun 2010 sebanyak 1.197.602 jiwa siswa yang terlayani oleh program Pamsimas sebesar 0,39%. Pada tahun 2011 program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 14 desa reguler dan 2 desa replikasi pada 33 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 3.709 siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 24 unit dan tempat cuci tangan 32 unit dengan jumlah siswa SD/MI 3709 siswa atau 100% dari jumlah siswa. Hasil yang telah dilakukan Program Pamsimas untuk penyediaan sarana sanitasi dasar selama kurun waktu tahun 2008 – 2011 pada 54 desa dengan jumlah siswa SD/MI sebanyak 12.786 siswa telah terlayani sarana sanitasi dasar sebanyak 12.446 siswa atau 97,34%. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.17
Tabel 3.10 Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah
NO
NAMA SEKOLAH
JUMLAH SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SD TAYU WETAN 01 SD TAYU WETAN 02 SDTAYU WETAN 03 MI TAYU WETAN SD TAYU KULON 01 SD TAYU KULON 02 SD SAMBIROTO 01 SD SAMBIROTO 02 SD BOPKRI SD MARAHATHA SD KEBOROMO MI KEBOROMO SD JEPAT LOR MI JEPAT LOR SD JEPAT KIDUL
L 134 112 87 171 52 78 119 43 26 14 68 108 117 83 72
P 134 109 87 151 49 82 80 41 37 7 50 103 125 89 54
L 7 6 1 10 5 2 7 3 3 0 2 9 5 6 2
P 5 5 8 9 58 7 5 6 6 7 8 4 7 6 9
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
SD TUNGGULSARI SD N MARGOMULYO SD M. MARGOMULYO SD SALAFIYAH M SD KEDUNGSARI 01 SD KEDUNGSARI 02 SD PAKIS 01 SD PAKIS 02 MI PAKIS SD PONDOWAN 01 SD PONDOWAN 02 MI PONDOWAN SD SENDANGREJO MI SENDANGREJO SD TENDAS
29 88 151 73 57 72 109 63 86 61 100 19 89 77 70
34 52 99 70 45 72 93 48 73 56 108 37 83 71 68
6 2 3 6 4 4 1 3 3 2 5 9 3 4 6
6 9 9 4 8 6 10 9 6 5 7 5 7 9 4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
SUMBER AIR BERSIH
JUMLAH GURU
PDAM S -
K -
JUMLAH TOILET
SPT T
S v v v v v v v v v v
K
SGL T
S
v v
K
T
GURU
MURID
L 1 1 1 1 1 1 2 1 1
L
1 1 2 2 1
v v v v v v v v v v v v v v
1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
v v v v
JUMLAH TEMPAT KENCING
1 1
P
2
P 3 3 1 4 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 7 1 2 4 1 2 2 2 1 2 2 1
1
1
GURU
MURID
L
L
P
P
FASILITAS CUCI TANGAN Y v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
T
PERSE DIAAN SABUN Y v
T
SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA
GURU
Y
Y
T
PESURUH
T
v v v v v v v v v v v v v v
Y v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v
Halaman | III.18
T
NO
NAMA SEKOLAH
JUMLAH SISWA L
31 32 33 34 35
MI TENDAS MTS MMH Tayu Wetan MTS PIA Tayu Wetan SMP 01 Tayu SMP Muhammadiyah
36 37 38 40 42
SMP Bopkri MTS Jepat Lor MTS Nurul Huda, Margomulyo
50 51 52 53 54 55 56 57 58
MTS Raudlotut Tholibin, Pakis MTS Mambaul Hidayah, Pondowan MA MMH Tayu Wetan MAN 02 Pati SMA Negeri Tayu SMA PGRI TAYU SMK Muhammadiyah MA Raudlotut Tholibin Pakis SDN Gajahmati SDN Semampir SDN Mustokoharjo SDN Winong 01 SDN Winong 02 SDN Ngarus SDN Pati Kidul 03 SDN Pati Kidul 05 SDN Blaru
59 60 61 62 63 64 65 66
SDN Sidoharjo SDN Kalidoro SDN Dengkek SDN Puri 01 SDN Puri 03 SDN Puri 02 SDN Pati Wetan 01 SDN Pati Wetan 02
44 45 46 47 48 49
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
SUMBER AIR BERSIH
JUMLAH GURU
P
L
P
55 159 195 280 38
56 214 153 372 22
6 25 15 22 5
6 9 13 13 7
28 59 22 145 13
22 47 16 228 22
6 7 8 22 13
5 8 7 10 2
146 234 343 276 38 93
165 450 596 208 34 191
34 24 31 25 10 20
67 54 94 120 110 129 103 63 123
69 47 96 105 86 123 102 58 111
4 3 2 5 3 1 2 1
6 9
131
88
126 73 105 120 119 67
115 52 104 100 139 59
2 2 3 4 3 2 2 1
11 5 11 10 10 10 11 8
PDAM S
K
JUMLAH TOILET
SPT T
S
K
SGL T
S v
v v v v v v
K
T
GURU
MURID
L
L
1 1 1 3 1
v 1 1
1 1 1 1 1
11 16 25 26 12 8
1 2 1 1 1 1
2 2 1 2 0 1
9 3 9 10
V V V V V V V V V
7
1
V V V V V V V
P
P 1 2 5 6 1
3
GURU
MURID
L
L
P
P
FASILITAS CUCI TANGAN Y v
1 6
2 2 1 3 1 4 6 3 6 1
2
6 3 6 1
3 1
1 1 1 1 1 2 3 1 1
1 1 1 1
2 1 2 1 1
1 1 5 1 1
1 1
2 1
2 2
1 2 3
Y
T
SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA
GURU
Y
Y
T
PESURUH
T
v v v v v
v v v v v
v v v v v
v v v v v
v v v v v
v v
v v v v v v
v v v v v v
v v v V
V V V V V V V V V
V V V 1
V V
Y
v v v v
v
2 1 1 1 1 1 1 1 1 2
T
PERSE DIAAN SABUN
V V V
1 V
V V V V V V V V
V V V
1 V
JUMLAH TEMPAT KENCING
V
Halaman | III.19
T
NO
NAMA SEKOLAH
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
SDN Pati Wetan 03 SDN Pati Lor 04 SDN Pati Lor 02 SDN Pati Lor 03 SDN Pati Lor 01 SDN Pati Lor 05 SDN Geritan SDN Parenggan SDI Kauman SD Muhammadiyah SDN Panjunan 02 SD SEJOMULYO 01 SD SEJOMULYO 02 SD BRINGIN SD KETIP SD PEKUWON SD KARANG SD KARANGREJO 01 SD BUMIREJO SD JEPURO SD TLUWAH SD DOROPAYUNG 01 SD DOROPAYUNG 02 SD MINTOMULYO SD GADINGREJO SD MARGOMULYO 01
93 94 95 96 97 98 99
SD MARGOMULYO 02 SD LANGGENHARJO 01 SD LANGGENHARJO 02 SD GENENGMULYO 01 SD GENENGMULYO 02 SD AGUNGMULYO SD BAKARAN KULON 01
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
JUMLAH SISWA L 135 117
P 96 115
SUMBER AIR BERSIH
JUMLAH GURU L 3 2
P 10 8
124
84
2
8
76 64 51 45 56 48 116 78 99 110 138 124 177 25 85 65 128 48 85 102 107
59 76 51 24 43 44 110 66 85 103 100 130 158 29 73 80 122 35 75 108 118
2 2 2 2 4 2 4 2 3 4 6 2 6 3 3 3 4 3 4 3 6
7 7 10 12 7 9 5 7 6 5 7 10 9 4 5 5 6 6 7 6 6
41 99 81 74 69 126 144
44 99 61 68 67 134 139
7 5 3 2 4 5 4
3 5 9 9 5 8 9
PDAM S
K V
JUMLAH TOILET
SPT T
S
K
V V V V V
SGL T
S
K
T
JUMLAH TEMPAT KENCING
GURU
MURID
L 1
L 2 1 2 1 2
P
v v v v v v v v v v v v v v v
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
v v v v v v v
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
1
V V V V V
FASILITAS CUCI TANGAN
GURU
MURID
L
L
1 2 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2
P 3 2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 4 0 0 1 1 0 1 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
v v v v v v v v v v v v v v v
3 1 5 1 1 2 3
0 0 0 0 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
v v v v v v v
1
P
P
Y V
T
V V V V V
PERSE DIAAN SABUN Y
T
SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA
GURU
Y
Y
T
PESURUH
T
V
V V V V V V
V V V V v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Y V V V V V V V V V V V v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v
Halaman | III.20
T
NO
100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
NAMA SEKOLAH
SD BAKARAN KULON 02 SD BAKARAN KULON 03 SD BAKARAN WETAN 01 SD BAKARAN WETAN 03 SD DUKUTALIT 01 SD DUKUTALIT 02 SD GROWONG KIDUL 02 SD GROWONG LOR 01 SD GROWONG LOR 03 SD KAUMAN 01 SD KAUMAN 02 SD KUDUKERAS 01 SD KEBONSAWAHAN 01 SD KEBONSAWAHAN 02 SD BAJOMULYO SD BENDAR SD TRIMULYO 01 SD TRIMULYO 02 SD RAJAWALI SDIT UMAR BIN KHOTOB MI LANGGENHARJO MI MARGOMULYO MI DUKUTALIT MI BAJOMULYO
JUMLAH SISWA L 84 85 129 129 88 56 212 141 90 137 139 127 151 137 135 163 95 118 68 192 124 71 136 86
P 83 74 134 109 75 54 223 107 65 139 118 99 149 146 118 141 85 98 84 176 118 39 139 71
SUMBER AIR BERSIH
JUMLAH GURU L 2 0 2 2 4 3 5 4 3 4 3 6 3 2 2 4 1 4 3 4 5 8 7 4
P 6 6 10 14 5 5 14 9 5 9 8 9 10 12 8 7 6 7 7 9 10 6 7 7
PDAM S v
K
JUMLAH TOILET
SPT T
S
K
SGL T
S
K
v v v v v v v v v v v v
v v
v v v v v v v v v V
T
JUMLAH TEMPAT KENCING
GURU
MURID
L 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
L 4 1 2 6 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 1 7 2 3 2 2 2 1 3 2
P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 2 1 2 3 0 0 2 2 0 0 0 0
GURU
MURID
L 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L 1 0 3 5 0 0 0 0 0 0 4 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
FASILITAS CUCI TANGAN Y v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v V
T
PERSE DIAAN SABUN Y v v v v v
T
SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA
GURU
Y
Y
T
PESURUH
T
v v v v v v v v v v v v v v v v v v V
Sumber : Dinkes Kab. Pati, 2012 Keterangan: L = laki-laki, P = perempuan, S = selalu tersedia air , SPT = Sumur pompa tangan, Y = ya,
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
K = kadang-kadang, SGL = Sumur gali, T = tidak
T = tidak ada persediaan air,
Halaman | III.21
Y v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v V
T
Tabel 3.11 Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan hygiene)
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Sekolah
SD TAYU WETAN 01 SD TAYU WETAN 02 SDTAYU WETAN 03 MI TAYU WETAN SD TAYU KULON 01 SD TAYU KULON 02 SD SAMBIROTO 01 SD SAMBIROTO 02 SD BOPKRI SD MARAHATHA SD KEBOROMO MI KEBOROMO SD JEPAT LOR MI JEPAT LOR SD JEPAT KIDUL SD TUNGGULSARI SD N MARGOMULYO SD M. MARGOMULYO SD SALAFIYAH M SD KEDUNGSARI 01 SD KEDUNGSARI 02 SD PAKIS 01 SD PAKIS 02 MI PAKIS SD PONDOWAN 01 SD TAYU WETAN 01
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat Tidak pertemuan / Mata pelajaran pernah penyuluhan PenJas di kelas tertentu v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Tidak
Cara Pengelolaan Sampah Dikum pulkan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Dipisah Dibuat kan kompos
Tempat buangan air kotor Dari Dari Kamar Toliet Mandi v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kapan Tangki Septik Dikosong kan
Kondisi Higiene Sekolah
Trivial Trivial Trivial Low Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Low Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Low Trivial Trivial Trivial Low Trivial Low Low Trivial Trivial Halaman | III.22
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 40 42 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
SD TAYU WETAN 02 SDTAYU WETAN 03 MI TAYU WETAN SD TAYU KULON 01 SD TAYU KULON 02 SD SAMBIROTO 01 SD SAMBIROTO 02 SD PONDOWAN 02 MI PONDOWAN SD SENDANGREJO MI SENDANGREJO SD TENDAS MI TENDAS MTS MMH Tayu Wetan MTS PIA Tayu Wetan SMP 01 Tayu SMP Muhammadiyah SMP Bopkri MTS Jepat Lor MTS Nurul Huda MTS Raudlotut Tholibin, Pakis MTS Mambaul Hidayah, Pondowan MA MMH Tayu Wetan MAN 02 Pati SMA Negeri Tayu SMA PGRI TAYU SMK Muhammadiyah MA Raudlotut Tholibin
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
SDN Gajahmati SDN Semampir SDN Mustokoharjo SDN Winong 01 SDN Winong 02 SDN Ngarus SDN Pati Kidul 03 SDN Pati Kidul 05 SDN Blaru
v v v v v v v v v
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Trivial Trivial Low Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Low Trivial Low Low Trivial Trivial Trivial Trivial Low Low Low Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial Trivial
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v
Medium Medium Medium Low Medium Low Medium Medium Medium Halaman | III.23
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
SDN Sidoharjo SDN Kalidoro SDN Dengkek SDN Puri 01 SDN Puri 03 SDN Puri 02 SDN Pati Wetan 01 SDN Pati Wetan 02 SDN Pati Wetan 03 SDN Pati Lor 04 SDN Pati Lor 02 SDN Pati Lor 03 SDN Pati Lor 01 SDN Pati Lor 05 SDN Pati Kidul 01 SDN Geritan SDN Parenggan SDI Kauman SD SEJOMULYO 01 SD SEJOMULYO 02 SD BRINGIN SD KETIP SD PEKUWON SD KARANG SD KARANGREJO 01 SD BUMIREJO SD JEPURO SD TLUWAH SD DOROPAYUNG 01 SD DOROPAYUNG 02 SD MINTOMULYO SD GADINGREJO SD MARGOMULYO 01 SD MARGOMULYO 02 SD LANGGENHARJO 01 SD LANGGENHARJO 02 SD GENENGMULYO 01 SD GENENGMULYO 02 SD AGUNGMULYO
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
v v v v v v v v v v v v v v v v v v V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
v v v v v v v v v v v v v v v v v v V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
v v v v v v v V V v v v v v
v v v v v
v v v V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V
V
v v v v v v v v v v v v v v v v v V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
v v v v v v v v v v v v v v v v v V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Medium Medium Medium Medium Medium Medium Low Low Medium Low Low Medium Medium Low Low Medium Medium Medium kurang kurang cukup cukup cukup cukup baik kurang kurang kurang baik baik kurang baik baik baik cukup cukup kurang kurang Cukup Halaman | III.24
107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
124 125 126 127 128 129 130 131
SD BAKARAN KULON 01 SD BAKARAN KULON 02 SD BAKARAN KULON 03 SD BAKARAN WETAN 01 SD BAKARAN WETAN 03 SD DUKUTALIT 01 SD DUKUTALIT 02 SD GROWONG KIDUL 02 SD GROWONG LOR 01 SD GROWONG LOR 03 SD KAUMAN 01 SD KAUMAN 02 SD KUDUKERAS 01 SD KEBONSAWAHAN 01 SD KEBONSAWAHAN 02 SD BAJOMULYO SD BENDAR SD TRIMULYO 01 SD TRIMULYO 02 SD RAJAWALI SDIT UMAR BIN KHOTOB MI LANGGENHARJO MI MARGOMULYO MI DUKUTALIT MI BAJOMULYO
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
baik baik cukup baik cukup cukup kurang baik baik cukup baik baik baik baik baik baik baik kurang kurang baik baik cukup cukup cukup cukup
Sumber : Dinkes Kab. Pati, 2012 Keterangan Trivial : Baik Low : Jelek
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.25
3.2
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Pengelolaan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pati pada saat ini belum tersedia sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik, khususnya untuk air limbah rumah tangga (grey water) dan air limpasan dibuang langsung ke sistem drainase. Sedangkan untuk limbah black water seperti limbah dari kamar mandi (tinja) menggunakan pengolahan setempat (on site system). Kelemahan dari kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standart teknis dan kesehatan yang telah ditentukan. Salah satu syarat yang kurang diperhatikan oleh masyarakat saat membangun tangki septik adalah jarak antar tangki septik dan sumber air/sumur gali kurang dari 10 meter, terutama di kawasan-kawasan permukiman dan perumahan padat penduduk. Berdasarkan studi EHRA, masyarakat yang mempunyai sarana pembuangan air limbah selain tinja sebesar 70,43% sedangkan yang tidak mempunyai sarana tersebut adalah 29,15%. Di Kabupaten Pati, khusus untuk pengelolaan limbah black water sudah dibangun biogas untuk pemanfaatan tinja sebanyak 7 unit di lingkungan pondok pesantren yang tersebar di kecamatan Margoyoso, Trangkil, Tayu dan Wedarijaksa, seperti yang terlihat pada peta 3.1. Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Pati berdasarkan data dari Daftar Isian Non Fisik Program Adipura 2010 – 2011 Kabupaten Pati adalah sebagai berikut : Tabel 3.12 Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Pati No 1 2 3
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah Rumah Tangga Estimasi Total Air Limbah (KK) Domestik Dihasilkan 356.368 10.691.040 lt/hr 381.645 11.449.350 lt/hr 347.890 10.436.700 lt/hr
Sumber : Daftar Isian Non Fisik rogram Adipura 2010 – 2011 Kabupaten Pati, 2011
Berdasarkan data dari survey EHRA, pembuangan air limbah rumah tangga/domestik di Kabupaten Pati yang dilakukan oleh masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke badan air tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sebesar 15,87%. 2. Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke alam bebas setelah melalui pengolahan awal yang sangat sederhana berupa tangki septik sebesar 15,49%. 3. Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke saluran terbuka, sebesar 37,95%. 4. Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke saluran tertutup, sebesar 12,14%.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.26
Peta 3.1 Wilayah pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) tinja
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.27
3.2.1
Kelembagaan Untuk mengetahui kelembagaan dilingkungan pengelolaan air limbah rumah tangga, Pokja Sanitasi telah melakukan study kelembagaan, terkait dengan pengelolaan air limbah baik yang berasal dari rumah tangga/domestik dan industri menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Badan Lingkungan Hidup merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan di Kabupaten Pati, oleh karena itu BLH merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang lingkungan hidup. Berdasarkan Perda tersebut di atas, struktur organisasi yang ada di BLH adalah sebagai berikut : a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub bagian Program; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Tata Lingkungan, membawahkan : 1. Subbidang Kebijakan Lingkungan; dan 2. Subbidang Laboratorium Lingkungan dan Pengkajian Dampak Lingkungan. d. Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, membawahkan : 1. Subbidang Pengendalian Pencemaran/Kerusakan Lingkungan dan Bahan Berbahaya dan Beracun; dan 2. Subbidang Pemulihan Lingkungan, Konservasi dan Keanekaragaman Hayati e. Bidang Kepatuhan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas, membawahkan : 1. Subbidang Kepatuhan Lingkungan; dan 2. Subbidang Peningkatan Kapasitas. f. Unit Pelaksana Teknis Badan; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga, pembagian peran antar stakeholder, swasta dan masyarakat perlu untuk dilakukan, mengingat tidak semua kewajiban dibebankan kepada pemerintah. Dari pembahasan dalam study kelembagaan, teridentifikasi Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Pati seperti tersaji dalam tabel berikut ini. Tabel 3.13 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Swasta Kabupaten
Masya rakat
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala Kabupaten
√
-
-
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
√
-
-
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka
√
-
-
pencapaian target PENGADAAN SARANA
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
-
Halaman | III.28
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Swasta Kabupaten
Masya rakat
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
√
-
-
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)
√
-
-
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
√
-
-
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa
√
√
-
√
√
-
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
√
√
-
Mengelola IPLT dan atau IPAL
√
√
-
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
√
√
-
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan
√
-
-
√
√
√
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
√
-
kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN
air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air
limbah domestic skala Kabupaten Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domes-tic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
Sumber : Study kelembagaan Pokja Sanitasi Kab. Pati, 2012
Dalam pengelolaan air limbah, terdapat payung hukum yang mengatur tentang tatacara dan tatalaksana pengelolaan air limbah di Kabupaten Pati, yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Pati No 3 Tahun 2003 tentang pembuangan air limbah dan Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2009 tentang ijin pembuangan air limbah ke air atau sumber air serta Peraturan Bupati No. 60/2010 tentang rencana penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal BLH Kabupaten Pati. Berikut disampaikan peta peraturan air limbah domestik Kabupaten Pati pada tabel di bawah ini :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.29
Tabel 3.14 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Pati Ketersediaan Peraturan AIR LIMBAH DOMESTIK • Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten ini
Ada (sebutkan)
Tidak ada
Perbup No. 60/2010 tentang rencana penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal BLH Kabupaten Pati
• Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik • Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik • Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah • Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menye-diakan √ sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha • Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha • Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri √ rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik • Retribusi penyedotan air limbah domestik √ • Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi Mengacu Perda No 3 Tahun 2003 kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran tentang pembuangan air limbah dan Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2009 tentang ijin pembuangan air limbah ke air atau sumber air • Kewajiban dan sanksi bagi swasta dalam pengelolaan air limbah domestik • Layanan Pemerintah Kabupaten bagi masyarakat yang tidak mampu dalam pengelolaan air limbah domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Pelaksanaan
√ √ √ √
√
√ √
√ √
Halaman | III.30
Efektif di Belum efektif Tidak efektif laksanakan dilaksanakan dilaksanakan
Ket.
3.2.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Sistem sanitasi permukiman di Kabupaten Pati, khusus untuk black water pada umumnya menggunakan sistem on site, dimana limbah yang ada ditampung pada suatu wadah yang disebut dengan tangki septic dan terjadi penguraian oleh bakteri anaerobik. Dari penguraian ini menghasilkan limpahan tangki septik yang dimasukkan ke dalam sumur resapan dan langsung meresap ke dalam air tanah, selain itu juga menghasilkan endapan lumpur yang mengendap di dasar tangki. Lumpur ini tidak boleh dibuang ke sungai karena BOD nya masih terlalu tinggi yaitu > 2000 mg/liter, dan perlu diolah melalui instalasi pengolahan limbah, jadi masih memerlukan off site untuk lumpurnya . Peta 3.2. Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestic Peta 3.1 tidak tersedia karena di Kabupaten Pati belum ada pengolahan air limbah sistem terpusat (offsite). Perencanaan pelayanan pengelolaan air limbah domestik yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Pati, tertuang dalam RTRW Kabupaten Pati 2010-2030. seperti tertera dalam peta di bawah ini : Peta 3.3 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.31
Untuk mengetahui kondisi pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Pati, digunakan metode dengan menggunakan alat bantu Diagram Sistem Sanitasi (DSS). Adapun hasil dari pemetaan kondisi sanitasi terkait dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, baik black water maupun grey water di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.15 Diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Pati
Input
User Interface
Black Water
WC Sentor
Tangki Septik
Truk Tinja
IPLT
Reuse
Aliran Limbah AL1
Pati Kota
Black Water
WC Sentor
Tangki Septik
Truk Tinja
-
Sungai
Aliran Limbah AL2
Juwana, Jaken, sebagian Pati
Black Water
WC Helikopter
-
-
-
Sungai
Aliran Limbah AL3
Sepanjang Sungai
WC Sentor
Tangki Septik
-
-
Resapan
Aliran Limbah AL4
Mayoritas Kabupaten Pati
Tempat Cuci, Kamar mandi
-
Drainase
-
Sungai
Aliran Limbah AL5
Mayoritas Kabupaten Pati
Aliran Limbah AL6
Sebagian Wilayah Sepanjang Sungai
Black Water Grey Water Grey Water
Penampungan Pengolahan Pembuangan / Kode / Nama Pengaliran Awal Akhir Daur Ulang Aliran
Tempat Cuci, Kamar mandi
-
Drainase Saluran Irigasi
Sungai
Wilayah
Sumber : DSS Kab. Pati, 2012
Tabel 3.16 Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pati
Kelompok Fungsi
Teknologi yang Digunakan
Jenis Data Sekunder
Nilai Data (Perkiraan)
Sumber Data
a. Black Water
Data kepemilikan jamban
232.046 Rumah
Dinas Kesehatan
Pengumpulan dan Penampungan/pengolahan Tangki Septik awal
Data kepemilikan jamban
158.951 tangki septik
Dinas Kesehatan
Pengangkutan/pengaliran
Truk tinja
Laporan Persampahan
1 unit truk tinja
BLH
Semi Pengolahan akhir terpusat
IPLT, Biogas Tinja
DPA SKPD
1 unit IPLT, 7 Unit Biogas Tinja
DPU, BLH
Daur Ulang dan/atau pembuangan akhir
TPA
Laporan Persampahan
1 Lokasi IPLT
BLH
Tempat cuci, kamar mandi
Data SKPD
347,890 KK
BLH
User Interface
WC Sentor
b. Grey Water
User Interface
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.32
Kelompok Fungsi Pengangkutan/pengaliran Semi Pengolahan akhir terpusat Daur Ulang dan/atau pembuangan akhir
Teknologi yang Digunakan Saluran drainase Bidang Resapan Saluran terbuka(sungai, kanal, dll)
Estimasi SKPD
Nilai Data (Perkiraan) 30%
DPU
Estimasi SKPD
0,02%
BLH
Data sungai
93 sungai
BLH
Jenis Data Sekunder
Sumber Data
Sumber : DSS Kab. Pati, 2012
3.2.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK (Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan) Berdasarkan studi EHRA yang dilaksanakan di Kabupaten Pati, sistem sanitasi dalam pengelolaan air limbah masih banyak yang tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, karena langsung di buang ke badan air/sungai sebanyak 15,87%, dibuang ke alam (kebun, halaman, jalan) sebanyak 5,49% dan di saluran terbuka 37,39%.
Gambar 3.1 Kondisi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan perlu dikembangkan adanya sikap dan perilaku yang arif terhadap lingkungan, yang intinya adalah kesadaran bahwa alam mempunyai daya dukung yang terbatas. untuk menanamkan sikap pembangunan yang arif terhadap lingkungan, harus dipertimbangkan empat faktor yaitu : 1. Kesadaran terhadap lingkungan hidup harus dikembangkan sampai setiap individu mengetahui peran yang dimilikinya sebagai anggota masyarakat di dunia, 2. Dikembangkannya etika baru dalam penggunaan sumber daya alam, 3. Sikap terhadap alam lingkungan dikembangkan berdasarkan keharmonisan, 4. Manusia mengembangkan pemikiran bahwa untuk generasi yang akan datang perlu diwariskan keuntungan bukan malapetaka. Perilaku berwawasan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat pendidikan, status sosial, keinovatifan, pengetahuan tentang lingkungan, sikap terhadap kebersihan lingkungan dan sebagainya. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan kesadaran melalui program pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaan pemberdayaan hendaknya masyarakat dilibatkan sejak awal, sehingga mereka merasa menjadi bagian penting dalam sistem lingkungan. Berikut disampaikan hasil pemetaan study PMJK di Kabupaten Pati sbb : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.33
Tabel 3.17 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat Jumlah Kecamatan
Pddk miskin Sukolilo 80 477 61.868 Kayen 70 432 42.140 Tambakromo 62 340 32.042 Winong 82 469 32.068 Pucakwangi 68 329 29.864 Jaken 81 311 37.166 Batangan 53 273 26.930 Juwana 87 366 34.736 Jakenan 57 343 29.405 Pati 99 565 41.620 Gabus 76 401 25.868 Margorejo 63 311 18.737 Gembong 85 270 23.905 Tlogowungu 71 321 31.435 Wedarijaksa 58 339 28.155 Trangkil 60 374 30.122 Margoyoso 80 336 78.956 Gn Wungkal 47 241 15.810 Cluwak 77 309 14.709 Tayu 72 380 41.739 Dukuhseti 46 345 31.014 Sumber : Dinkes Kabupaten Pati 2012 RW
RT
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Tahun MCK
Jumlah MCK Jamban Keluarga 6.959 12.283 14.719 17.519 7.936 7.134 7.726 677 2.267 7.613 19.635 11.704 17.021 12.739 9.578 3.335 9.779 10.236 16.064 4.300 4.730
Dikelola RT 30 32 -
Dikelola RW -
Dikelola CBO -
Dikelola Lainnya -
Halaman | III.34
dibangun 2009 2010 -
Tahun Sanimas
Jumlah Sanimas Dikelola RT -
Dikelola RW -
Dikelola CBO -
Dikelola Lainnya -
dibangun -
Tabel 3.18 Kondisi sarana MCK
Kecamatan
Pemakai
Lokasi MCK RT RW
MCK L
P
PDAM S
K
SPI T
Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunung Wungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Sumber : Olah data Pokja Sanitasi, 2012 Keterangan: L = laki-laki S = selalu tersedia air P = perempuan T = tidak ada persediaan air
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Jml toilet/WC
SGL
Jml kmr mandi
Fas. Cuci Persediaan Tangan Sabun
Ada biaya pemakaian MCK
Tempat buangan air kotor T. Septik Cubluk
S
K
T
S
K
T
L
P
L
P
Y
T
Y
T
Y
T
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
K = Kadang-kadang
Y = ya T = tidak
Halaman | III.35
SPT = Sumur pompa tangan SGL = Sumur gali
-
-
Kapan tangki septik dikosongkan -
Tabel 3.19 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
I.
Nama Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun mulai
BLH
2012
BLH
2007
BLH
2007
BLH
2007
BLH
2007
BLH
2008
BLH
2008
8
Pembangunan IPAL domestik usaha kecil dan menengah (UKM) Pembuatan Teknologi Biogas untuk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kec. Margorejo Pembuatan Teknologi Biogas untuk Industri Tahu di Desa Jepat Lor Kec. Tayu Pembuatan Teknologi Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Banyuurip Kec. Margorejo Pembuatan Teknologi Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Ketanggan Kec. Gembong Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Bermi Kec Gembong Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Sirahan Kec Cluwak Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Waturoyo Kec Margoyoso
BLH
2008
9
Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Trangkil Kec Trangkil
BLH
2008
10
Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Lengkong Kec Batangan
BLH
2008
11
Pembuatan Teknologi Biogas utk Peternakan Sapi di Desa Tunjungrejo Kec Margoyoso
BLH
2008
12
Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Tayu Wetan Kec. Tayu
BLH
2008
Sub Sektor
No
Air Limbah Domestik (on-site individual)
1 2 3 4 5 6 7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.36
Kondisi Sarana Saat Ini Tdk Fungsi Rusak Fungsi
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
-
-
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
Sub Sektor
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Nama Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun mulai
Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Puluhan Tengah Kec. Jakenan Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Sumberejo Kec. Jaken Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Kajen Kec Margoyoso Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kec. Margorejo Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Baturejo Kec. Sukolilo Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Ketanen Kec. Trangkil Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Blaru Kec. Pati Pembuatan Teknologi Biogas utk Peternakan Sapi di Desa Sendangrejo Kec Tayu Pembuatan Teknologi Biogas utk Peternakan Sapi di Desa Nguren Kec Wedarijaksa Pembangunan Percontohan Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Kec Margoyoso Pembangunan Percontohan Biogas utk Industri Tahu di Desa Pundenrejo Kec. Tayu Pembangunan Percontohan Biogas utk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kec. Margorejo Pembangunan Percontohan Biogas utk Industri Tahu di Desa Gembong Kec. Gembong Pembangunan Percontohan Biogas untuk Industri Tahu di Desa Pundenrejo Kecamatan Tayu Pembangunan Percontohan Biogas untuk Industri Tahu di Desa Tambahmulyo Kecamatan Jakenan
BLH
2008
BLH
2008
BLH
2009
BLH
2009
BLH
2009
BLH
2009
BLH
2009
BLH
2009
BLH
2009
BLH
2010
BLH
2010
BLH
2010
BLH
2010
BLH
2011
BLH
2011
Halaman | III.37
Kondisi Sarana Saat Ini Tdk Fungsi Rusak Fungsi
Aspek PMJK PM
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
JDR
MBR
Sub Sektor
No 28 29 30 31 32 33 34 35 36
II
Air Limbah Domestik (on-site komunal)
1
2
Nama Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun mulai
Pembangunan Percontohan Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Pembangunan Percontohan Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Tondomulyo Kecamatan Jakenan Pembangunan Percontohan Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Gembong Kecamatan Gembong Pembangunan Percontohan Biogas Pemanfaatan Tinja untuk Ponpes di Desa Kadilangu Kecamatan Trangkil Pembangunan Percontohan Biogas untuk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo Penataan sanitasi desa Sukoharjo TPA kec. Margorejo Penataan sanitasi desa Raci kec. Batangan Penataan sanitasi dk. Ngeluk, desa Panjunan kec. Pati Penataan sanitasi dk. Rambutan, desa Pohgading kec. Gembong Pengembangan teknologi pengolahan air limbah tapioka (IPAL Percontohan industri kecil tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso)
BLH
2011
BLH
2011
BLH
2011
BLH
2011
BLH
2011
DPU
2009
DPU DPU
2009 2009
DPU
2009
BLH
1998
Pengembangan teknologi pengolahan air limbah industri tahu tempe (IPAL Biogas industri tahu tempe di Desa Angkatan Lor Kecamatan Tambakromo)
BLH
Sumber : Data BLH Kab. Pati, 2012 Keterangan : PM = Pemberdayaan Masyarakat, MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah, JDR = Jender
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.38
Kondisi Sarana Saat Ini Tdk Fungsi Rusak Fungsi
Aspek PMJK PM
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
√
√
√
2007
JDR
MBR
3.2.4
Pemetaan Media Peran media dalam pengelolaan air limbah adalah sangat penting, karena sebagai salah satu bentuk kampanye kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat di Kabupaten Pati. Berdasarkan study media dan komunikasi oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Pati, beberapa kegiatan komunikasi yang telah dilakukan di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut: Tabel 3.20 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Pati No
Kegiatan
Dinas Khalayak Tujuan kegiatan Pesan kunci pelaksana sasaran 2009- BLH Meningkatkan Masyara Kesadaran 2012 pengetahuan kat masyarakat masyarakat dalam dalam pengelolaan mengelola sampah sampah Tahun
1.
Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat
2.
Sarasehan Pengelolaan lingkungan
2012
BLH
3.
Leaflet Tentang 2009 Tata laksana permohonan ijin pembuangan air limbah industri ke sungai / badan air
BLH
Sebagai wahana untuk penyampaian aspirasi masyarakat sebagai pelaku dalam pengelolaan lingkungan Sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada pelaku industri dalam mengajukan ijin pembuangan air limbah industri
Masyara kat
Pelaku industri
Pembelajaran
Masyarakat memahami arti penting mengelola sampah dan melaksanakan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari Media komuni- Memberikan kasi antar ins- Pemahaman kepada tansi pemerin- semua pihak dalam tah dan masya- mengelola lingkungan rakat dalam mengelola lingkungan Aturan Memberikan pengajuan ijin pemahaman kepada pembuangan air pelaku industri dalam limbah industri mengelola air ke badan limbahnya air/sungai
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012 Target utama kegiatan komunikasi dengan melibatkan peran media massa ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan perlunya memprioritaskan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah rumah tangga dalam kehidupannya yang memacu perubahan pola hidup kearah perilaku hidup bersih dan sehat. Adapun media komunikasi yang turut berperan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.21 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Pati No 1 2 3 4. 5.
Isu yang Diangkat Artikel Sanimas Pemberitaan Infrastruktur sanitasi, pengelolaan sampah Talk Show Cuci Tangan Pakai Sabun Talk Show Pengelolaan lingkungan Artikel Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Nama Media Jenis Acara Warta Jateng Jawa Pos Harbos FM PAS FM Majalah BMT
Pesan Kunci
Pendapat Media
Keterlibatan Masyarakat Positif Perbaikan Infrastruktur Sanitasi, Kedalamannya memadai peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah Mendorong Pentingnya CTPS Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Menumbuhkan perilaku/budaya Positif Sangat mendalam hidup bersih pada masyarakat dan Partisipatif Menumbuhkan budaya Positif mengelola sampah pada masyarakat
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.39
Berdasarkan media komunikasi yang digunakan dalam kampaye hidup bersih dan sehat di Kabupaten Pati mempunyai beberapa kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kesadaran masyarakat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3.22 Kerjasama terkait Sanitasi No
Nama Kegiatan
Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Pendidikan penyuluhan 2. kesehatan di sekolahsekolah lokasi PAMSIMAS 3. Pembangunan MCK ++ Penyediaan sarana dan 4. prasarana persampahan Peningkatan operasional pengelolaan persampahan 5. 1.
Jenis Kegiatan Sanitasi PHBS
Mitra Kerja Sama -
Penyuluhan dan praktek cucitangan pakai sabun
Unilever
-
Bentuk Kerjasama Melaksanakan demo tata cara cuci tangan
Dinkes Kabupaten - Pembangunan jamban Pati dan sarana cuci tangan
Pembangunan Infrastruktur - Bapermades Pemberian bantuan tempat - BLH sampah dan alat pengomposan Membangun Tempat - BLH Pemrosesan Sampah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Pembangunan MCK Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan
Kegiatan CSR (Coorparate Social Responsibility) merupakan kewajiban dari perusahaan untuk menyisihkan sekitar 1,5% keuntungan perusahaan antara lain untuk kegiatan yang bergerak di bidang lingkungan. Berdasarkan data yang ada, beberapa perusahaan yang menjadi mitra kerja dalam pengelolaan lingkungan antara lain : Tabel 3.23 Daftar Mitra Potensial No 1.
Nama Mitra Unilever
Jenis Kegiatan Sanitasi PHBS Bantuan operasional TPS 3R, Bantuan tempat 2. Garuda Food sampah pilahan untuk umum 3. Dua Kelinci Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 4. PT. Sinar Indah Kertas Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 5. PG. Trangkil Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 6. Bank Jateng Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 7. Danamon Bantuan tempat sampah di pasar 8. BPR BKK Bank Pasar Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 9. BPR BKK Pati Kota Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 10. BNI Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 11. BRI Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum 12. PNPM Pembangunan sarana sanitasi Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Bentuk Kerjasama In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In kind dan in cash
3.2.5
Partisipasi Dunia Usaha Berdasarkan kajian dalam study Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) sampai dengan saat ini, Kabupaten Pati belum mempunyai penyedia layanan air limbah domestik yang dijalankan oleh swasta. Selama ini, kegiatan layanan air limbah seperti penyedotan tinja dan air limbah baik domestik dan industri dilayani oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, sedangkan untuk swasta selama ini didatangkan dari daerah Kudus dan sekitarnya. Hal tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.24 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Pati No
Nama Provider
1 DPU, Bidang Cipta Karya Sumber : DPU Kab. Pati, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Tahun mulai operasi 1997
Jenis kegiatan Usaha sedot tinja
Halaman | III.40
3.2.6
Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan dari sub sektor pengelolaan air limbah selama ini sesuai dengan hasil study keuangan, berasal dari pemerintah yaitu APBD sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 3.25 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan air limbah domestik No
Subsektor / SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
a
b
c
d
e
f
g
A
Air limbah
1.482.625.000
876.148.700
B
Retribusi
-
-
4.208.590.500 67.375.000 4.164.414.000 -
-
-
h
Pertum buhan (%) i
2.159.830.640
15,80
-
-
Rata-rata
Sumber : Study Keuangan Pokja Sanitasi Kabupaten Pati, 2012
3.2.7
Isu strategis dan permasalahan mendesak Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pati merupakan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. Untuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati Berdasarkan visi, misi dan tupoksinya dapat diidentifikasi potensi dan kendala kemudian dikaji adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan evaluasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan pada faktor-faktor yang teridentifikasi dalam pengelolaan air limbah domestik didapatkan : a. Kekuatan (strenght) : 1. Sudah ada Perda yang berkaitan dengan masalah lingkungan 2. Lembaga yang menangani lingkungan hidup adalah Eselon 2 3. Sudah ada sumber dana dari APBD Kab, DAK, DBHC 4. Sudah mempunyai sarana dan prasarana penunjang kegiatan yang menyangkut permasalahan lingkungan 5. Sudah mempunyai SDM yang ahli dibidangnya 6. Melibatkan peran serta masyarakat terkait pengelolaan lingkungan 7. Melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan yang sudah berjalan 8. Sudah mempunyai peralatan radio FM 9. Adanya perda RTRW Kabupaten Pati b. Kelemahan (Weakness) 1. Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan 2. SDM belum mencukupi 3. Peralatan lab belum menunjang 4. Kendaraan operasional belum mencukupi 5. Belum dapat melaksanakan peraturan secara optimal 6. Belum mampu mengoperasionalkan peralatan radio FM c. Peluang ( Opportunity) 1. Masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan 2. Adanya anggaran APBD Prov 3. Adanya anggaran APBN 4. SKPD diluar BLH ikut berperan aktif 5. Adanya tokoh masyarakat peduli lingkungan 6. Adanya LSM peduli lingkungan 7. Adanya CSR dari swasta Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.41
d.
Ancaman (Threatness) 1. Belum ada kesadaran sebagian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan 2. Belum semua perusahaan swasta memiliki IPAL 3. Mobil sedot tinja membuang kotorannya ke bantaran sungai 4. Masih banyak pengusaha / industri belum menjalankan dokumen UKL/UPL 5. Masih banyak pengusaha/ industri belum membuat dokumen UKL/UPL 6. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di saluran terbuka 3.3 Pengelolaan Persampahan 3.3.1. Kelembagaan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan Seksi Kebersihan. Dalam pelaksanaan tugasnya, seksi kebersihan mempunyai rincian tugas yaitu : a. Merencanakan program kegiatan di bidang kebersihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas b. Merumuskan sasaran program kegiatan kebersihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas c. Menyediakan bahan perumusan bijakan teknis kebersihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas d. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi guna kelancaran pelaksanaan tugas e. Memberikan bimbingan dan arahan pelaksanaan tugas kepada bawahan agar tugas berjalan lancar dan tepat waktu f. Menyediakan data dan informasi tentang kebersihan sebagai bahan pelaksanaan tugas g. Melaksanakan pemeriksaan terhadap alat-alat / kendaraan yang dipergunakan untuk melaksanakan operasional pengangkutan sampah h. Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pelayanan di bidang kebersihan jalan, lingkungan, pengangkutan dan pemanfatan sampah pada masyarakat, pekerja / pasukan kuning i. Melaksanakan dan memberikan petunjuk pengelolaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan / kebersihan j. Menyusun kebijakan pengembangan sarana dan prasarana persampahan, penetapan lembaga penyelenggara pengelolaan persampahan k. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kerja sama dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana dan sarana persampahan kabupaten l. Memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok masyarakat di kabupaten m. Menyelenggarakan pembiayaan pembangunan prasaranadan sarana persampahan di Kabupaten n. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan dalam rangka pembinaan karir o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang kebersihan p. Memberikan sarana dan pertimbangan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan atasan q. Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada atasan, dan r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan yang berkaitan dengan tugas seksi Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati, terutama untuk mengidentifikasi stakeholder yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan persampahan, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Pati melakukan study kelembagaan dan kebijakan dengan tujuan : a. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati b. Mendeskripsikan kelengkapan dan kondisi pelaksanaan kebijakan sanitasi di Kabupaten Pati. Adapun hasil dari study kelembagaan dan kebijakan dapat dilihat pada tabel peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan serta peta peraturan persampahan Kabupaten Pati.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.42
Tabel 3.26 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kabupaten Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Pemerintah Kabupaten Pati
PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta
Masyarakat
v v v Menyediakan tong sampah Menyediakan gerobak dan motor sampah Membangun TPS dan menyediakan kontainer sampah Menyediakan dumptruk dan armroll Membangun kolam lindi dan lubang sampah
Menyediakan tong sampah -
Menyediakan tong sampah Menyediakan gerobak saampah
-
-
-
-
-
-
Tukang sapu Petugas TPS Armroll Petugas TPA Menyediakan tong sampah terpilah Petugas retribusi -
-
PSB TPST TPST Pemulung, TPST
-
-
Membuat jadwal layanan sampah, pengangkutan sampah, personil dan peralatan Membuat papan larangan membuang sampah di sungai Menentapkan Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mengajukan aduan
Halaman | III.43
FUNGSI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Pemerintah Kabupaten Pati -
PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta -
Masyarakat Mengajukan aduan
Sumber : Study kelembagaan dan kebijakan, 2012
Tabel 3.27 Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Pati Ketersediaan Peraturan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan
Ada (Sebutkan) Permen PU Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan √
Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah
√
Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah
√
Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah
√
√
√
-
Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum Perda Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
√
Sumber : Study kelembagaan dan kebijakan, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Belum Efektif Dilaksanakan
Halaman | III.44
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
3.3.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan Timbulan sampah yang ada di Kabupaten Pati sebagian besar merupakan sampah dari kegiatan rumah tangga, pertokoan, perkantoran, industri, fasilitas pendidikan, pasar, jalan, taman serta area – area publik lainnya. Pengelolaan persampahan di sebagian wilayah Kabupaten Pati belum semua terlayani. Masih ada sebagian wilayah di Kabupaten Pati yang menggunakan sistem pembuangan open dumping dengan ditimbun atau dibakar. Sebagian wilayah yang kurang mempunyai lahan untuk membuang secara terbuka atau untuk membakar sampah, terpaksa dibuang ke sungai atau dipinggir jalan. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati dimulai dari sumber timbulan sampah sampai dengan pemprosesan akhir di TPA. 3.3.2.1 Pewadahan Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individu maupun komunal. Pewadahan merupakan bagian dari system pengelolaan setelah mengadakan kegiatan identifikasi dan inventarisasi sumber sampah. Adapun jenis – jenis wadah sampah yang terdapat di Kabupaten Pati terdiri dari : 1. Wadah yang disediakan DPU, terdiri dari : a. Drum / tong sampah, kapasitas 40 liter b. Ban bekas, kapasitas 125 liter c. Pasangan bata, kapasitas 100 liter d. Keranjang sampah dan kotak kayu, kapasitas 40 – 60 liter 2. Wadah yang disediakan Paguyuban Sampah Bersama Terdiri dari bin plastik, bin karet, bin tong dan pasangan batu bata yang diletakkan di halaman rumah. 3. Wadah yang disediakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Terdiri dari keranjang yang terbuat dari plastik dan diletakkan di depan kios – kios pasar 4. Wadah yang disediakan Warga Masyarakat Non – Paguyuban Sampah Bersama (PSB) Terdiri dari bak sampah plastik, drum, anyaman bambu dan ban bekas yang disediakan oleh masyarakat secara swadaya. 5. Wadah yang disediakan atas partisipasi dari pelaku usaha dan SKPD Sebagai tindak lanjut dari program Adipura, maka pelaku usaha dan SKPD menyediakan tempat sampah pemilahan dan ditempatkan di tempat – tempat umum dan SKPD terkait. 3.3.2.2 Pengumpulan Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah, becak sampah dan motor roda 3 (tiga). Adapun jumlah sarana pengumpulan sampah di Kabupaten Pati tersaji dalam Tabel di bawah ini. Tabel 3.28 Jumlah Kendaraan Pengumpul Sampah No Jenis Kendaraan Kapasitas Jumlah 1 Gerobak sampah 30 0,85 m³ 2 Becak sampah 85 0,85 m³ 3 Motor / roda tiga 8 1 m³ 4 Sepeda Keranjang 11 0,5 m³ Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
Pola pengumpulan sampah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Pola Individual Proses pengumpulan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber timbulan sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa proses pemindahan. Wilayah pelayanan pola individual ini meliputi pertokoan, perkantoran dan hotel. 2. Pola komunal Sampah yang berasal dari permukiman dikumpulkan dengan menggunakan becak sampah / motor sampah yang dikelola oleh Paguyuban Sampah Bersama (PSB) menuju tempat penampungan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.45
sementara (TPS) / kontainer terdekat. Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di dekat TPS/kontainer dan belum mendapatkan pelayanan secara individu serta tidak melakukan penanganan on site (setempat) membuang sampah langsung ke TPS/kontainer terdekat. Dari TPS/kontainer, petugas kebersihan mengangkut sampah ke TPA. Daerah yang melakukan pola komunal dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 3.29 Lokasi Pelayanan dengan Pola Komunal No
Lokasi Pemindahan
1
TPS Joyokusumo
2 3
TPS Puri TPS Sleko
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
TPS Pasar Gabus TPS Pasar Rogowangsan TPST Kalidoro TPS Pasar Trangkil TPS Pasar Tayu TPS Pasar Gembong RSUD RAA Soewondo TPST 3R Ds. Blaru TPS Ds. Panjunan TPS Polres TPS Pasar Juwana Baru TPS Terminal Juwana TPS Pasar Porda Juwana TPS terminal Sleko TPS Pasar Runting TPS BTN Bembleb TPS Pasar Puri TPS Pemda dan PKK TPS Tayu TPS RS Mitra Bangsa TPS Ds. Karaban TPS Stadion Joyo Kusumo
26 27 28 29 30 31 32
TPS Pasar Bulumanis TPS Bendar TPS SMA 1 Jakenan TPST 3R Winong Pati TPS Garud Food TPS PG Trangkil TPS PSAA
Lokasi Pengumpulan Muktiharjo, Winong, Sidokerto, Pati Lor, Kutoharjo, Parenggan, Perum Rondole Indah dan sampah jalan Winong, Ds. Puri, Plangitan, Ngarus, Kel. Pati Kidul, Pati Lor, Muktiharjo Kel. Pati Kidul, Pati Lor, Sidoharjo, Semampir, Pati Wetan, Ds. Panjunan, Gajahmati, Sarirejo, Mustokoharjo Pasar Gabus dan sekitarnya Pasar Rogowangsan Ds. Kalidoro Pasar Trangkil dan sekitarnya Pasar Tayu dan sekitarnya Pasar Gembong dan sekitarnya RSUD RAA Soewondo Ds. Blaru dan Panjunan Ds. Panjunan Kompleks Polres Pasar Juwana dan sekitarnya Terminal, kota dan jalan kota Juwana Pasar Porda Juwana dan sekitarnya Kompleks terminal Sleko dan sekitarnya Pasar Runting dan sekitarnya BTN Gembleb Pasar Puri Pemda dan PKK Tayu dan sekitarnya RS Mitra Bangsa Ds. Karaban Muktiharjo, Winong, Sidokerto, Pati Lor, Kutoharjo, Parenggan, Perum Rondole Indah dan sampah jalan Pasar Bulumanis Desa Bendar SMA 1 Jakenan Desa Winong Pati Garuda Food PG Trangkil PSAA
Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
3.3.2.3 Pemindahan Pemindahan sampah dari TPS / kontainer dibawa oleh alat pengangkut berupa dump truk atau arm roll ke TPA dengan 2 (dua) cara, yaitu : 1. Dump truk atau arm roll datang dengan muatan kosong lalu menaikkan sampah langsung dari TPS/kontainer. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS / kontainer yang jaraknya relative jauh atau berada di luar kota. 2. Dump truk / arm roll langsung menangkut sampah yang ada di TPS / kontainer untuk dibawa ke TPA. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS / kontainer yang jaraknya relative dekat atau berada di dalam kota. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.46
Alokasi TPS dan kontainer yang terdapat di Kabupaten Pati dapat diihat pada tabel berikut. Tabel 3.30 Alokasi Kontainer Kabupaten Pati Tahun 2011 No
Lokasi
Jml. Kontainer
Volume (m³)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Desa Blaru 1 7 Pasar Gembong 1 7 RSUD RAA Soewondo (dalam) 1 7 Desa Panjunan 1 7 RSUD RAA Soewondo (area parkir) 1 7 Polres 1 7 Pasar Trangkil 1 7 Pasar Juwana Baru 2 14 Terminal Juwana 3 21 Pasar Porda Juwana 2 14 Stadion Jaya Kusuma 2 14 Terminal Sleko Pati 1 7 Pasar Runting 1 7 BTN Gembleb 1 7 Pasar Gabus 1 7 Pasar Puri 3 21 Pasar Rogowongso 1 7 TPS Puri 2 14 TPS Joyo Kusumo 1 7 TPS Sleko 3 21 Pemda dan PKK 1 7 RS. Mitra Bangsa 1 7 SMA 1 Jakenan 1 7 Pasar Winong 1 7 RS. Kayen 1 7 TPS Tayu 1 7 TPS Desa Bendar 1 7 Garuda Food 1 7 PG Trangkil 1 7 TPS PSAA 1 7 Jumlah 40 280 Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
Selain TPS sebagaimana disebutkan diatas, Kabupaten Pati juga memiliki TPS 3R yang berada di Kelurahan Kalidoro, dengan kapasitas 5 m³ per hari dengan luas 12 x 8 m, jumlah tenaga kerja sebanyak 4 (empat) orang, yang melayani Kel. Kalidoro. Di TPST 3R ini dilaksanakan kegiatan pemilahan dan composting, sedangkan sampah yang sudah tidak bisa diolah lagi langsung diangkut ke TPA Sukoharjo. 3.3.2.4 Pengangkutan Pengangkutan sampah dilakukan dari kontainer maupun TPS ke TPA. Sarana pengangkutan yang dimiliki Bidang Kebersihan dan Pertamanan di DPU Kabupaten Pati hingga tahun 2011 adalah sebanyak 22 unit, yang terdiri dari : 1. Dump Truck sebanyak 6 (enam) unit Kendaraan pengangkut sampah dengan bak terbuka yang memiliki lengan hidrolis yang tersambung dnegan bak truk, dengan kapasitas 6 m³, untuk mengangkut sampah dari 4 (empat) depo
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.47
2. Arm roll Truck sebanyak 7 (tujuh) unit Kendaraan untuk mengangkut kontainer sampah sejumlah 36 unit kontainer yang tersebar di wilayah Kabupaten Pati. 3. Pick-up sebanyak 4 (empat) unit Kendaraan pick-up berkapasitas 2 m³ digunakan untuk melakukan penyisiran sampah, pelayanan / tindak lanjut, pengaduan masyarakat serta memobilisasi personil. 4. Kendaraan roda tiga sebanyak 8 (delapan) unit Kendaraan berkapasitas 1 m³ digunakan untuk melaksanakan operasional pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di jalan protokol, pertokoan, pasar dan berbagai fasilitas umum dan operasional taman. 5. Becak sampah sebanyak 85 (delapan puluh lima) unit Alat pengangkutan berkapasitas 0,85 m³ ini banyak digunakan untuk mengangkut sampah dari permukiman, pasar maupun jalan ke TPS 6. Truck penyedot tinja sebanyak 1 (satu) unit Kendaraan yang dilengkapi tangki dan mesin penyedot ini selain digunakan untuk penyedotan tinja juga digunakan untuk penyedotan kotoran dari saluran air yang tersumbat. Adapun kondisi sarana armada persampahan yang ada dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3.31 Kondisi dan Jumlah Sarana Prasarana Pengelolaan Persampahan Kondisi Rusak Rusak Baik Ringan Berat 1 Dump Truck 6 6 2 6 2 Arm Roll Truck 7 4 6 1 3 Kontainer 43 7 36 2 5 4 Pick up 4 2 2 4 5 Motor roda 3 8 1 2 5 3 6 Becak sampah 85 0,85 2 70 11 4 Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011 No
Jenis
Unit
Kapasitas (m³)
Ritasi (kali)
3.3.2.5 Pemrosesan Akhir Pemrosesan akhir sampah dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk memroses dan mengembalikan ke lingkungan secara aman. Kabupaten Pati memiliki 3 TPA yaitu TPA Sukoharjo, TPA Plosojenar dan TPA Sampok. TPA Sukoharjo saat ini sudah menggunakan system controlled landfill sedangkan TPA Plosojenar dan Sampok masih menggunakan sistem open dumping. 1. TPA Sukoharjo TPA ini berlokasi di Kec. Margorejo Kabupaten Pati dan dalam pengelolaan sampah menggunakan 2 sistem, yaitu : a. Controlled landfill Sampah dimasukkan dalam parit / lubang, daerah cekungan atau lereng kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. b. Daur ulang cell Sampah organik dimasukkan dalam kotak – kotak cell dan dibiarkan selama 2 – 3 tahun dan setelah itu dibongkar dan diayak menjadi kompos. Sisa produksi yang ada selama ini difungsikan sebagai tanah penutup untuk controlled landfill Proses Pengolahan Sampah a. Pemilahan sampah Proses ini adalah memisahkan antara sampah organik dan non organik untuk selanjutnya dilakukan proses daur ulang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.48
b. Pengolahan sampah Pengolahan sampah yang dilakukan di TPA Sukoharjo adalah pengomposan, dimana hasil dari proses tersebut berupa pupuk kompos masih digunakan dilingkungan TPA sendiri sebagai pupuk tanaman. Fasilitas Pendukung a. Pintu Gerbang, dibuat cukup menarik dan tidak berkesan akan menuju ke areal TPA. b. Kantor TPA c. Fasilitas jalan, yang terdiri dari : Jalan akses utama, yaitu jalan utama menuju TPA Sukoharjo yang sudah berupa jalan aspal Jalan kerja, adalah jalan yang menghubungkan satu fasilitas dengan fasilitas yang lain didalam komplek TPA d. Tempat parkir e. Taman bermain (rest area) f. Bumi Perkemahan g. Pondok taman baca h. Kebun binatang kecil (little zoo) i. Bangunan pengolah lindi (leachate) Lindi adalah cairan yang timbul sebagai limbah akibat masuknya air eksternal kedalam urugan atau timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil dekomposisi biologis. Air eksternal di TPA Sukoharjo berasal dari air hujan, saluran drainase, air tanah atau dari sumber lain. j. Pipa gas Digunakan untuk mengalirkan gas dari timbunan sampah agar tidak terjadi ledakan akibat terakumulasinya gas pada tumpukan sampah. k. Areal pengomposan Pengomposan adalah pengolahan sampah organik melalui pembusukan yang terkendali. Produk akhir dari kegiatan ini adalah pupuk kompos. Adapun profil TPA Sukoharjo secara detail seperti terlihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3.32 Profil TPA Margorejo No
Item
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis penimbunan Controlled landfill Lokasi Ds. Sukoharjo, Kec. Margorejo Waktu rencana umur TPA 1994 – 2014 Luas Keseluruhan 12,495 ha Luas Terpakai 2,5 ha Jarak dari permukiman 1,5 km Jarak dari pusat kota 6 km Jarak dari badan air 0,5 km Kantor TPA : - Luas kantor 6 x 12 m² - Bengkel & garasi 12 x 19 m² 10 Excavator 1 unit 11 Compactor 12 Mesin crusher 13 Jumlah petugas 10 orang 14 Instalasi lindi 2 unit 15 Sumur pantau 2 unit 16 Mesin pencacah sampah 2 unit 17 Tempat Pengomposan 6 x 9 m2 18 Taman Baca 5 x 9 m2 Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.49
Area TPA terdiri dari 6 zona, dimana zona 1 – 3 telah penuh (zona non aktif), sehingga pembuangan sampah saat ini dilakukan di zona 4 – 6 yang masih aktif. Pengurugan sampah dilakukan setiap 1 – 10 hari tergantung operasional mesin excavator. 2. TPA Sampok Sampai dengan saat ini, TPA masih menggunakan sistem open dumping, dimana sampah dibuang begitu saja tanpa dibuat zona pembuangan. TPA ini digunakan untuk menampung pembuangan sampah dari Kec. Tayu dan Margoyoso dikarenakan jarak ke TPA SUkoharjo terlalu jauh. Adapun profil TPA Sampok terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.33 Profil TPA Sampok No Item Keterangan 1 Jenis penimbunan Open dumping 2 Lokasi Kec. Gunungwungkal 3 Waktu rencana umur TPA 4 Luas 1.000 m² 5 Jarak dari permukiman 1 km 6 Kantor TPA 7 Excavator 8 Compactor 9 Mesin crusher 10 Jumlah petugas 11 Instalasi lindi Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
3. TPA Plosojenar TPA Plosojenar masih menggunakan sistem open dumping untuk menampung sampah dari Kec. Juwana. Adapun profil TPA Plosojenar terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.34 Profil TPA Plosojenar No Item Keterangan 1 Jenis penimbunan Open dumping 2 Lokasi Ds. Plosojenar, Kec. Jakenan 3 Waktu rencana umur TPA 4 Luas 9.000 m² 5 Jarak dari permukiman 0,8 km 6 Kantor / gudang 1 unit 7 Excavator 8 Compactor 9 Mesin crusher 10 Jumlah petugas 11 Instalasi lindi Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati secara resmi merupakan tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Saat ini, daerah pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati meliputi Kecamatan Pati, Juwana, Tayu, Trangkil, Gembong dan Gabus. Berdasarkan data tersebut, cakupan layanan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati hanya meliputi 6 (enam) kecamatan dan belum semua wilayah yang ada Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.50
di 6 (enam) kecamatan tersebut dapat terlayani. Dengan demikian, masih terdapat 15 kecamatan di Kabupaten Pati yang belum terlayani sama sekali. Adapun tingkat pelayanan persampahan diasajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.35 Tingkat Pelayanan Kebersihan Kota No
Tingkat Pelayanan 2009 2010 2011 27,3147 Ha 27,3147 Ha 27,3147 Ha 80.764 jiwa 80.573 jiwa 81.739 jiwa
Pelayanan
1 2 3
Luas daerah pelayanan Jumlah penduduk terlayani Jumlah penduduk terlayani terhadap jumlah 88,63 % 88,95 % 89,1 % penduduk perkotaan Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
Berdasarkan Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati tahun 2011, total timbunan sampah perkotaan sebesar 250 M³/hari atau 7500 M³/bulan, sedangkan kapasitas sampah terangkut ke TPA adalah sebesar 240 M³/hari atau 7200 M³/bulan. Data mengenai penanganan sampah disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.36 Penanganan Sampah No 1 2
3 4
Penanganan Diangkut ke TPA Diolah : 1. Kompos 2. Daur ulang 3. Pemanfaatan lain Dipilah (bank sampah) Tidak terangkut
7200
Prosentase (Dari total timbulan sampah) 96 %
3 20 -
0,04 % 0,27 % -
277
3,7 %
Volume (M³/bulan)
Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
Secara jelas, cakupan pelayanan pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.37 Daerah Cakupan Pelayanan Pengelolaan Persampahan No 1
Kecamatan Pati
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Daerah Layanan Kel. Pati Wetan Kel. Pati Lor Kel. Pati Kidul Kel. Kalidoro Kel. Parenggan Ds. Blaru Ds. Gajahmati Ds. Panjunan Ds. Puri Ds. Winong Ds. Ngarus Ds. Plangitan Ds. Kutoharjo Ds. Sidokerto
Keterangan Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo
Halaman | III.51
No
Kecamatan
Daerah Layanan Keterangan Ds. Semampir Ds. Sarirejo Ds. Sidoharjo Ds. Mustokoharjo Kawasan perkotaan 2 Margorejo Ds. Sukoharjo Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Ds. Muktiharjo 3 Juwana Pasar Juwana Diangkut ke TPA Plosojenar Pasar Porda Bumirejo Doropayung Bakaran Kulon Bakaran Wetan Dukutalit Growong Kidul Growong Lor Kauman Pajeksan Kebonsawahan Bajomulyo Bendar Trimulyo Kawasan perkotaan 4 Tayu Pasar Tayu Diangkut ke TPA Sampok Keboromo Sambiroto Tayu Wetan Tayu Kulon Kawasan perkotaan 5 Margoyoso Pasar Bulumanis Diangkut ke TPA Sampok Bulumanis kidul 6 Trangkil Pasar Trangkil Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo 7 Gembong Pasar Gembong Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo 8 Gabus Pasar Gabus Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Pasar Karaban 9 Winong Pasar Winong Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, 2011
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.52
Peta 3.4 Peta cakupan layanan persampahan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.53
Peta 3.5 Lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di Kecamatan Pati dan Margorejo Keterangan : No
Lokasi Pemindahan
1 2 3
TPS Joyokusumo TPS Puri TPS Sleko TPS Pasar Rogowangsan TPST Kalidoro BRSUD RAA Soewondo TPST 3R Ds. Blaru TPS Ds. Panjunan TPS Polres TPS terminal Sleko TPS Pasar Runting TPS BTN Bembleb TPS Pasar Puri TPS Pemda dan PKK TPS RS Mitra Bangsa TPS Stadion Joyo Kusumo TPST 3R Winong Pati TPS Garud Food TPS PSAA
5 6 10 11 12 13 17 18 19 20 21 23 25 29 30 32
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.54
Peta 3.6 Lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di Kecamatan Margoyoso dan Tayu Keterangan : No 8 22 26
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.55
Lokasi Pemindahan TPS Pasar Tayu TPS Tayu TPS Pasar Bulumanis
Peta 3.7 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di Kecamatan Trangkil
Keterangan : No 7 31
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.56
Lokasi Pemindahan TPS Pasar Trangkil TPS PG Trangkil
Peta 3.8 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di Kecamatan Juana dan Jakenan
Keterangan : No 14 15 16 27 28
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.57
Lokasi Pemindahan TPS Pasar Juwana Baru TPS Terminal Juwana TPS Pasar Porda Juwana TPS Bendar TPS SMA 1 Jakenan
Peta 3.9 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di Kecamatan Gembong
Keterangan : No 9
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.58
Lokasi Pemindahan TPS Pasar Gembong
Peta 3.10 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan di Kecamatan Gabus
Keterangan : No 4 24
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.59
Lokasi Pemindahan TPS Pasar Gabus TPS Ds. Karaban
Untuk mengetahui kondisi riil mengenai sistem pengelolaan persampahan dan teknologi yang digunakannya, maka Pokja Sanitasi melakukan identifikasi dengan menggunakan alat diagram sistem sanitasi. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, dapat diketahui berbagai sistem yang saat ini masih digunakan oleh Pemda maupun masyarakat dalam pengelolaan sampah, sehingga nantinya dapat dijadikan rekomendasi perbaikan sistem pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang. Adapun hasil kajian menggunakan metode diagram sistem sanitasi adalah sbb : Tabel 3.38 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan
Input
User Interface
1 Sampah jalan 2 Sampah Rumah 3 4 5 6 7 8
9 10 11
Semi Penampungan Daur Ulang / Pengang- Pengolahan Sementara Pembuangan kutan Akhir (TPS) Akhir (Terpusat) Becak Sampah Container Arm Roll TPA Truck Gerobak Container Arm Roll TPA Becak Sampah Truck Pengumpulan Setempat
Sampah Kantor/toko Sampah taman Motor Roda Tiga Sampah Sampah Rumah Sampah Rumah Sampah Rumah Sampah Rumah
Motor Roda Tiga Gerobak
Kode/ Nama Aliran AL 1 AL 2
Wilayah Pati, Juwana, Tayu Kota Pati, Juwana, Tayu Kota
-
TPA
AL 3
-
TPA
AL 4
-
TPA
AL 5
-
Dump truck Arm Roll Truck Dump Truck -
-
-
-
-
Di bakar / Ditimbun Sungai
-
-
Residu – TPA
-
-
Motor sampah -
-
TPA
Al 9
-
-
Al 10
-
Dump Truk
-
TPA Di pilah – daur ulang TPA, sampah organik dibuat Kompos
Al 11
-
Container Bak TPS
Kompos skala rumah tangga -
-
Bak TPS (Pilah) Organik (Kompos) Bak TPS
-
-
Sampah Fasilitas umum keprasan pohon
-
-
Pati bagian timur arah Juwana AL 6 Di luar wilayah pelayanan AL 7 Di luar wilayah pelayanan, di lewati sungai Al 8A Kalidoro Al 8B Kalidoro
Sumber : DSS Pokja Sanitasi, 2012
Tabel 3.39 Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Pati Teknologi yang digunakan b
Kelompok Fungsi a Pembuangan/Daur Ulang Penampungan Sementara Penampungan awal Pengangkutan
TPA TPS Kontainer Dump Truck Arm Roll Truck Kontainer Pick up Motor roda 3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Jenis Data Sekunder c Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
d 3
Sumber Data e DPU
32
DPU
40 6 7 43 4 8
DPU DPU DPU DPU DPU DPU
(Perkiraan) Nilai Data
Halaman | III.60
Kelompok Fungsi
Teknologi yang digunakan Becak sampah Gerobak sampah Sepeda Keranjang
Jenis Data Sekunder Jumlah Jumlah Jumlah
(Perkiraan) Nilai Data 85 30 11
Sumber Data DPU DPU DPU
Sumber : Persepsi SKPD
3.3.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK Dalam penanganan persampahan, kesadaran masyarakat menjadi kunci penting dalam keberhasilan pembangunan di sektor tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat sebagai sumber timbulan sampah perlu untuk mendapatkan pengetahuan dan penyadaran mengenai penanganan sampah yang dimulai dari sumbernya. Pemahaman yang salah mengenai penanganan sampah akan mengakibatkan permasalahan yang sulit untuk diselesaikan dikemudian hari. Untuk mengetahui faktor perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, Pokja Sanitasi Kabupaten Pati telah melakukan survey EHRA dalam rangka untuk mengetahui tingkat resiko sanitasi dalam suatu wilayah. Kondisi persampahan di masyarakat berdasarkan survey EHRA menunjukkan bahwa masih banyak sampah yang belum tertampung dalam tempat sampah, yang pada akhirnya akan mengotori dan menimbulkan permasalahan lingkungan. Adapun kondisi sampah di masyarakat adalah sbb : Tabel 3.40 Kondisi sampah dilingkungan RT/RW Uraian Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah Banyak tikus berkeliaran Banyak nyamuk Banyak kucing dan anjing mendatangi tumpukan sampah Bau busuk yang menggangu Menyumbat saluran drainase Ada anak-anak yang bermain di sekitarnya
Tidak 11,249
Jawaban % Ya 69.27 4,967
% 30.58
Jumlah responden 16240
11,091 5,657 4,327 11,507
68.29 34.83 26.64 70.86
5,128 10,564 11,892 4,714
31.58 65.05 73.23 29.03
16240 16240 16240 16240
13,854 14,377 11,109
85.31 88.53 68.41
2,367 1,843 5,103
14.58 11.35 31.42
16240 16240 16240
Sumber : Olah data Study EHRA, 2012
Dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Pati, sebagian besar masih dilakukan dengan dibakar (73,8 %). Hal ini tentunya tidak dapat dibenarkan, mengingat pengelolaan sampah dengan cara dibakar sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan cara dibakar mungkin disebabkan masih minimnya cakupan pelayanan yang mampu diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dan juga masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai metode – metode sederhana dalam pengelolaan sampah yang sesuai dengan standard. Adapun data pengelolaan sampah oleh masyarakat adalah sbb :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.61
Tabel 3.41 Pengelolaan sampah rumah tangga Uraian Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Sumber : Olah data Study EHRA, 2012
Menjawab Ya 194 801 11979 105 1556 550 40 672 41 281
% 1.2 4.9 73.8 0.6 9.6 3.4 0.2 4.1 0.3 1.7
Jumlah Responden 16240 16240 16240 16240 16240 16240 16240 16240 16240 16240
Pengelolaan sampah dari sumbernya sangatlah dibutuhkan dalam rangka mengurangi pencemaran dan beban TPA. Dengan hanya melakukan kegiatan pemilahan sampah dari sumbernya saja, sebenarnya sangatlah membantu dalam mencapai tujuan tersebut. Namun kenyataannya, berdasarkan survey EHRA masih belum banyak rumah tangga yang melaksanakan kegiatan pemilahan sampah tersebut. Adapun hasil dari survey EHRA mengenai pemilahan sampah adalah sbb : Tabel 3.42 Jenis sampah yang dipilah sebelum dibuang Uraian Sampah organik/sampah basah Plastik Gelas atau kaca Kertas Besi/logam Sumber : Olah data Study EHRA, 2012
Tidak 543 538 367 422 371
Jawaban % Ya 3.34 84 3.31 87 2.26 256 2.60 201 2.28 252
% 0.52 0.54 1.58 1.24 1.55
Jumlah Responden 16240 16240 16240 16240 16240
Pengelolaan sampah yang dilayani oleh Pemerintah Daerah, komunal maupun swasta tentunya sangat dipengaruhi oleh frekwensi pengambilan sampah oleh petugas. Semakin lama sampah dibiarkan dan tidak terangkut, akan semakin banyak menimbulkan permasalahan di permukiman tersebut. Dari olah data survey EHRA diperoleh data bahwa pelayana sampah di Kabupaten Pati masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang harus mendapatkan pelayanan tersebut. Apabila hal ini tidak segera ditangani, maka untuk masa yang akan datang akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang cukup serius.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.62
Tabel 3.43 Frekwensi petugas mengangkut sampah Menjawab Ya
Uraian Tiap hari Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu Beberapa kali dalam sebulan Sekali dalam sebulan Tidak pernah Tidak tahu Sumber : Olah data Study EHRA, 2012
231 346 89 24 14 210 465
Jumlah Responden
%
16240 16240 16240 16240 16240 16240 16240
1.42 2.13 0.55 0.15 0.09 1.29 2.86
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah di sumbernya perlu terus untuk mendapatkan perhatian dengan memberikan pengetahuan / teknologi tepat guna untuk mengolah sampah. Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati adalah dengan memberikan bantuan alat komposter dan pelatihan pembuatan kompos dari sampah rumah tangga. Namun sampai dengan saat ini, kegiatan tersebut belum cukup untuk mendorong masyarakat agar mau melakukan pengolahan sampah di sumbernya. Hal; tersebut terlihat dari hasil survey EHRA, dimana dari 16.240 responden, yang memiliki tempat untuk membuat kompos hanya 894 responden atau sebesar 5,50 % saja. Sedangkan apabila dilihat apakah sudah ada kompos yang bisa digunakan, jumlah yang menjawab menurun menjadi 743 responden atau 4,6 % saja. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, dimana masyarakat yang sudah mempunyai sarana pengolahan sampah belum tentu mempunyai kesadaran untuk mengolah sampah dari sumbernya. Selain melakukan survey EHRA, untuk lebih mendapatkan informasi mengani pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati juga dilakukan survei pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK), PHBS dan promosi higiene. Study PMJK PHBS dan promosi higiene diperlukan untuk menilai partisipasi masyarakat dengan pelibatan peran jender dan kemiskinan dalam pengelolaan sistem sanitasi baik dalam skala kecamatan maupun kabupaten serta prospek pengembangannya di masa depan. Selain itu survei PMJK, PHBS dan promosi higiene mengidentifikasikan Program / Proyek / Layanan Berbasis Masyarakat yang telah dilakukan oleh Kabupaten Pati, LSM, CBO (Community-based Organization) dan masyarakat untuk subsektor persampahan. Adapun hasil dari study PMJK PHBS dan promosi higiene adalah sbb : Tabel 3.44 Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan
Jenis kegiatan
Dikelola oleh Masyarakat RT
L Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS v Pengangkutan Sampah ke TPS v Pengangkutan sampah ke TPA v Pemilahan sampah di TPA v Para Penyapu Jalan Sumber : Study PMJK PHBS dan promosi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
RW P L v v v v v v higiene, 2012
P v v -
Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat Kelurahan / Kecamatan L P v v v v v v -
Dikelola Pihak Swasta L v v -
Keterangan
P
v
Halaman | III.63
Tabel 3.45 Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten
Jenis Kegiatan Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan
Dikelola oleh Kabupaten
Dikelola oleh Masyarakat
L
P
L
P
v v v v v
v v
v v v -
v -
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat L P
v v v v -
Dikelola Pihak Swasta
-
L
P
-
-
Sumber : Study PMJK PHBS dan promosi higiene, 2012
Tabel 3.46 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No
1
Sub Sektor
Nama Program / Proyek / Layanan
Persampahan TPS 3R Kembang Joyo Kel. Kalidoro Kec. Pati TPS 3R Desa Panjunan Kec. Pati
2
3 4 5
Pemberian bantuan alat pengomposan metode Takakura Pemberian bantuan komposter Pembangunan TPS 3R Desa Winong RW 3 Kec. Pati
Pelaksana /PJ BLH Awal perencanaan s/d pembangunan tanggung jawab Bappeda Kemudian operasionalnya menjadi tanggung jawab BLH BLH BLH BLH
Kondisi Sarana Saat ini
Tahun Mulai
Fungsi
2009
V
2008
Aspek PMJK
Tidak Rusak PM JDR MBR Fungsi -
-
V
V
V
-
V
2007
V
V
2011
V
V
2011
V
V
V
V
V V V
Sumber : Study PMJK PHBS dan promosi higiene, 2012
3.3.4 Pemetaan Media Pemetaan media merupakan upaya pengumpulan dan analisis data primer dan sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara stakeholder dan peta media terkait pembangunan sanitasi. Kajian ini diperlukan untuk menyusun strategi kampanye dan komunikasi, di samping juga bermanfaat sebagai sarana advokasi program pembangunan sanitasi ditingkat kabupaten untuk stakeholder kunci, yakni pemerintah dan media massa. Study media dan komunikasi ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Pati dalam menjalankan kampanye / pemasaran sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi. Pada akhirnya kajian ini harus mampu mengidentifikasi media yang efektif dan efisien dalam menjangkau target yang dituju. Hanya dengan cara demikian, kajian ini dapat membantu Kabupaten Pati Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.64
dalam menyusun perencanaan media yang baik. Adapun hasil dari kegiatan study media dan komunikasi yang dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Pati adalah sbb : Tabel 3.47 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten No
1.
Kegiatan
Dinas pelaksana
Tahun
Sosialisasi 2009pengelolaan 2012 sampah berbasis masyarakat
BLH
Tujuan kegiatan
Khalayak sasaran
Meningkatkan Masyarakat pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah
Pesan kunci
Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah
Pembelajaran
Masyarakat memahami arti penting mengelola sampah dan melaksanakan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Tabel 3.48 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Pati No
Nama Media
1.
Suara Merdeka
2.
Radio Pas FM
Jenis Acara Artikel
Isu yang Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media
Masalah persampahan, Masalah kebon binatang mini di TPA, Masalah penataan pohon di TPA, Penilaian Adipura Wawancara Masalah persampahan, Masalah kebon binatang mini di TPA, Masalah penataan pohon di TPA, Penilaian Adipura Profil TPA
Perbaikan Infrastruktur Sanitasi, peningkatan kesadaran masya-rakat dalam mengelola sampah Menumbuhkan budaya mengelola sampah pada masyarakat
3.
TV Simpang 5
4.
Jawa Pos
Pemberitaan Infrastruktur sanitasi, pengelo-laan sampah
5.
Majalah BMT
Artikel
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Kesadaran masyarakat TPA sebagai wahana wisata Kabupaten Pati mampu menjaga kebersihan
Cukup menarik
Kesadaran masyarakat TPA sebagai wahana wisata Kabupaten Pati mampu menjaga kebersihan
Cukup menarik
TPA Sukoharjo sangat baik untuk dikembangkan menjadi objek wisata
Kedalamannya memadai Positif
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Tabel 3.49 Kerjasama terkait Sanitasi No 1. 2.
Nama Kegiatan Pengadaan tempat sampah Pengadaan Pakaian kerja petugas sampah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Jenis Kegiatan Sanitasi Persampahan Persampahan
Mitra Kerja Sama Bank Jateng Bank Jateng
Bentuk Kerjasama In Kind In Kind
Halaman | III.65
Jenis Kegiatan Mitra Kerja Sama Sanitasi Penyediaan sarana dan Pemberian bantuan - BLH prasarana persampahan tempat sampah 3. dan alat pengomposan Peningkatan operasional Membangun - BLH pengelolaan persampahan Tempat Pemrosesan 4. Sampah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Sumber : Study media dan komunikasi, 2012 No
Nama Kegiatan
Bentuk Kerjasama -
Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan
-
Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan
Tabel 3.50 Daftar Mitra Potensial No
Nama Mitra
1. 2. 3.
Limbah Buana Plastik Safitri Jaya Garuda Food
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Dua Kelinci PT. Sinar Indah Kertas PG. Trangkil Bank Jateng Danamon BPR BKK Bank Pasar BPR BKK Pati Kota BNI BRI
Jenis Kegiatan Sanitasi Pengepul sampah Pengepul sampah Bantuan operasional TPS 3R, Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah di pasar Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Bentuk Kerjasama Pengurangan timbunan sampah di TPA Pengurangan timbunan sampah di TPA - In Kind -
In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind In Kind
3.3.5
Partisipasi Dunia Usaha Untuk memetakan tingkat partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati, dilakukan Survei Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment / SSA). Survey ini dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi di Kabupaten Pati. Penyedia layana sanitasi mencakup beberapa stakeholder, di antaranya : (i) Pemerintah, (ii) Dunia Usaha terkait sanitasi, (iii) LSM/KSM terkait sanitasi, dan (iv) Dunia usaha pada umumnya. Lingkup peran penyedia layanan yang akan dilakukan survey mencakup di antaranya investasi pada pembangunan dan pengoperasian TPA, kontrak pekerjaan penyapuan jalan protokol dan pengangkutan sampah, pengelolaan atau daur ulang sampah 3R, dan lain-lain. Hasil dari survei SSA diharapkan dapat menggambarkan peta penyedia layanan sanitasi serta potensinya dalam pembangunan sanitasi di K abupaten Pati. Hal lain yang lebih penting adalah pada saat pelaksanaan survey akan terjadi proses advokasi kepada para responden. Selanjutnya dari hasil advokasi tersebut diharapkan ada tindak lanjut berupa usaha penggalangan sinergi atau partsipasi antara para penyedia layanan sanitasi tersebut dengan pihak pemerintah. Hingga saat ini, masyarakat dan dunia usaha masih belum banyak yang menggeluti bisnis dibidang persampahan. Padahal apabila dilihat secara lebih detail, sampah dapat menjadi potensi ekonomi yang cukup besar dimasa yang akan datang. Kondisi saat ini, dunia usaha yang menggeluti bidang persampahan adalah usaha pengumpul dan pengepul barang bekas yang berasal dari sampah. Karena belum adanya regulasi yang mengatur mengenai badan hukum usaha ini. Hal inilah yang membuat kekuatan hukum usaha dibidang ini masih lemah dan keberadaannya masih dipandang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.66
sebelah mata. Padahal dengan adanya usaha pengumpul dan pengepul sampah ini akan sangat mengurangi beban TPA sebagai tempat pemprosesan akhir sampah. Untuk dimasa yang akan datang, perlu dibuat regulasi yang mengatur tentang usaha dibidang persampahan, dikarenakan pelaku nantinya akan menangani sampah yang kemungkinan mengandung bahan – bahan yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan, sehingga hal tersebut perlu diatur dan diberikan pengetahuan yang cukup bagi pelakunya. Adapun study SSA yang dilakukan pada pengepul sampah di Kabupaten Pati adalah sbb : Tabel 3.51 Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Pati No
Nama Provider
a
b
Tahun mulai operasi c
1
Pengepul Sampah Safitri Jaya
1998
2
Pengepul sampah Limbah Buana Plastik
2006
Jenis kegiatan d pengepul sampah yaitu usaha pemilahan sampah agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi pengepul sampah yaitu usaha pemilahan sampah agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi
Sumber : Olah data Survei SSA, 2012 3.3.6
Pendanaan dan Pembiayaan Untuk mengetahui profil pendanaan dan pembiayaan APBD bidang sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Pati telah melakukan study keuangan dan perekonomian. Study ini diperlukan untuk mengetahui profil keuangan dan perekonomian di Kabupaten Pati dalam mendukung pembangunan khususnya di sektor sanitasi serta pola penyerapannya untuk kemudian digunakan mendukung pembiayaan / pendanaan sanitasi di masa depan. Pemetaan keuangan diperlukan untuk mengukur ketepatan alokasi pendanaan / pembiayaan sanitasi dan kesinambungan pelayanan sanitasi di masa depan. Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah mencakup di antaranya : APBD dan belanja sanitasi per SKPD, belanja sanitasi per sub sektor, belanja sanitasi perpenduduk, realisasi retribusi sanitasi per subsektor, ruang fiskal dan perekonomian Kabupaten. Khusus untuk penganggaran dibidang persampahan, mengalami fluktuasi yang cukup berarti, namun menunjukkan trend yang naik. Untuk dimasa yang akan datang, belanja sanitasi bidang persampahan harus semakin ditingkatkan, mengingat pelayanan bidang persampahan belum dapat mencakup semua wilayah di Kabupaten Pati. Tabel 3.52 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan Subsektor/ SKPD A Persampahan
No
Retribusl B Sampah
2007
2008
2009
2010
1.977.410.000 627.899.000 829.766.500 702.454.000 602.380.000 147.000.000 147.000.000 233.910.000
Pertumbuh an (%) 322.875.000 892.080.900 14 % 2011
Rata-rata
238.379.000 273.733.800
25 %
Sumber : Study keuangan dan perekonomian, 2012
3.3.7
Isu strategis dan permasalahan mendesak Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode SWOT dapat diketahui isu strategis dan permasalahan mendesak terkait pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati yaitu sebagai berikut : a. Kekuatan : 1. Tersedianya lahan TPA yang telah dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Pati yaitu TPA Sukoharjo, TPA Plosojenar dan TPA Sampok 2. Adanya Perda No.7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.67
3. Adanya Perda No. 13 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum dalam hal ini Retribusi Persampahan 4. Telah dimiliknya sarana pengelolaan sampah yang berupa Kendaraan Pengangkut Sampah 5. Adanya tenaga kebersihan yang bertugas melaksanakan pengelolaan sampah yaitu Pasukan Kuning 6. Alokasi dana APBD 7. Adanya TPS b. Kelemahan : 1. Kurangnya Sumber daya manusia 2. Sarpras persampahan kurang 3. Ada TPA masih dengan sistem open dumping 4. Kurangnya Monev 5. Anggaran kurang 6. Sosialisasi Perda Kurang 7. Belum ada Kendaraan pengangkut sampah 3R 8. Belum semua wilayah di Kabupaten Pati terlayani 9. Belum adanya alat ukur timbulan sampah c. Peluang : 1. Penghargaan adipura 2. CSR pihak swasta 3. Adanya tempat sampah 3R 4. Sampah sebagai peluang ekonomi 5. Budaya untuk hidup bersih 6. Adanya kreatifitas, inovasi, improvisasi masyarakat 7. Adanya media tv lokal 8. Adanya media radio 9. Adanya media cetak 10. Adanya pendanaan dari APBN 11. Adanya pendanaan dari APBDProp d. Hambatan : 1. Masyarakat belum tahu Perda sampah 2. Masyarakat belum memilah sampah 3. Masyarakat belum berperan serta mengelola sampah 4. Budaya hidup bersih belum mengakar 5. Masyarakat belum berfikir sampah sebagai bisnis 6. Keengganan masyarakat menjadikan sampah sebagai peluang
3.4
PENGELOLAAN DRAINASE LINGKUNGAN
Drainase lingkungan di Kabupaten Pati pada umumnya kondisinya sudah cukup baik, namun masih ada beberapa wilayah / kawasan yang masih rawan terjadi banjir khususnya pada musim hujan. Hal tersebut terjadi karena belum adanya saluran drainase dan kapasitas saluran tidak sebanding dengan debit air yang mengalir.Untuk mengatasinya perlu adanya pembangunan saluran drainase, normalisasi, dan memperbesar dimensi saluran drainase. Permasalahan prioritas yang di hadapi terkait pengelolaan drainase lingkungan antara lain ; 1. Terbatasnya anggaran yang tersedia 2. Belum adanya master plan (DED) drainase Kabupaten Pati
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.68
3.4.1
Kelembagaan Terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan yang menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Dinas Pekerjaan Umum merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Pati, oleh karena itu DPU merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang lingkungan. Berdasarkan Perda tersebut di atas, yang menangani drainase lingkungan di bawah Bidang Tata Kota dan Perdesaan seksi Penyehatan Lingkungan. Adapun struktur organisasi yang ada di DPU adalah sebagai berikut : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Subbagian Program; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Umum dan Kepegawaian. b. Bidang Tata Kota dan Perdesaan, membawahkan : 1. Seksi Tata Ruang; 2. Seksi Air Bersih; dan 3. Seksi Penyehatan Lingkungan. c. Bidang Cipta Karya dan Perumahan, membawahkan : 1. Seksi Tata Bangunan/Gedung; 2. Seksi Permukiman dan Perumahan; dan 3. Seksi Jasa Konstruksi. d. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahkan : 1. Seksi Pertamanan; 2. Seksi Kebersihan; dan 3. Seksi Penerangan Jalan. e. Bidang Bina Marga, membawahkan : 1. Seksi Jembatan; 2. Seksi Peralatan; dan 3. Seksi Jalan. f. Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral, membawahkan : 1. Seksi Pembangunan dan Pengairan; 2. Seksi Bina Manfaat; dan 3. Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (4) Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. (5) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (6) Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (7) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk sebagai ketua kelompok dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (8) Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.69
Untuk mendapatkan informasi yang baik mengenai kondisi pengelolaan drainase di Kabupaten Pati, Pokja Sanitasi melakukan kajian k elembagaan dan k ebijakan terhadap pengelolaan sub sektor sanitasi. Kajian ini perlu untuk dilakukan karena sangat dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas gambaran atau peta kondisi kelembagaan sub sektor drainase yang saat ini telah ada di Kabupaten Pati. Dengan adanya peta kelembagaan ini, maka upaya penyusunan kerangka layanan drainase skala kota yang berkelanjutan dapat dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada kondisi dan potensi kelembagaan yang benar-benar nyata. Tujuan dilakukannya kajian kelembagaan dan kebijakan adalah : a. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase di Kabupaten Pati. b. Mendeskripsikan kelengkapan dan kondisi pelaksanaan kebijakan drainase di Kabupaten Pati. Lingkup kajian kelembagaan dan kebijakan mencakup di antaranya: pemetaan pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi, dan pemetaan kebijakan sanitasi kabupaten Pati. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menggambarkan peta kelembagaan dan kebijakan sub sektor drainase di Kabupaten Pati. Adapun hasil dari kajian kelembagaan dan kebijakan di Kabupaten Pati adalah sbb :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.70
Tabel 3.53 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan Sumber : Olah data kajian kelembagaan dan kebijakan, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.71
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
Swasta
Masyarakat
-
-
-
√ -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.54 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Pati Ketersediaan Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten ini
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubung-kannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Sumber : Olah data kajian kelembagaan dan kebijakan, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
Ada (Sebutkan) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
Halaman | III.72
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket.
3.4.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan Perencanaan pembangunan drainase di prioritaskan di kawasan yang kumuh, padat penduduk dan miskin. Peta 3.11 Peta jaringan drainase Kabupaten Pati
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.73
Guna memetakan kondisi riil mengenai sistem pengelolaan drainase dan teknologi yang digunakannya, maka Pokja Sanitasi melakukan identifikasi dengan menggunakan metode diagram sistem sanitasi. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, dapat diketahui berbagai sistem yang saat ini masih digunakan oleh Pemda maupun masyarakat dalam pengelolaan drainase, sehingga nantinya dapat dijadikan rekomendasi perbaikan sistem pengelolaan drainase dimasa yang akan datang. Adapun hasil kajian menggunakan metode diagram sistem sanitasi adalah sbb : Tabel 3.55 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan
No
Input
User Interface
Penam pungan Awal
Pengolahan Pengaliran Akhir
1
Grey Kamar Saluran water mandi Tersier 2 Grey Kamar Saluran water mandi Tersier 3 Grey Kamar Saluran water mandi Tersier 4 Air Air hujan / Saluran hujan Jalan Tersier 5 Grey Kamar Saluran water mandi Tersier 6 Air Air hujan / Saluran hujan Jalan Tersier 7 Grey Kamar water mandi Sumber : Diagram sistem sanitasi, 2012
Saluran sekunder Saluran sekunder
Pembu angan/ Daur Ulang Sungai
Kode/ Nama Aliran
Keterangan /Lokasi
AL 1
Dekat Sungai
Genangan
AL 2
Genangan
AL 3
Tidak di lewati sungai Batangan, Jakenan Tidak ada sungai, tidak ada sal sekunder Dekat sungai
Saluran sekunder Saluran sekunder Saluran sekunder Genangan
Sungai
AL 4
Saluran irigasi Saluran irigasi
AL 5 AL 6 AL 7
Ds kalidoro, Dosoman Pati Ds kalidoro, Dosoman Pati Pedesaan
Tabel 3.56 Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Pati Kelompok Fungsi a Pembuangan / daur ulang
Teknologi yang digunakan b Saluran induk
Jenis Data Sekunder c Panjang
Sungai
Panjang Jumlah Panjang Panjang Jumlah
Pengaliran Saluran sekunder Penampungan awal Saluran tersier User interface Kamar mandi Sumber : Diagram sistem sanitasi, 2012
(Perkiraan) Nilai Sumber Data Data d e 59,703 Km Renstra DPU 1,138,043 Km 93 Buah 558,202 Km 1,078,440 Km
Renstra DPU Renstra DPU Renstra DPU Renstra DPU 157,186 Rumah Dinkes kab pati
3.4.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK Kesadaran masyarakat dalam pembangunan drainase di Kabupaten Pati cukup tinggi. Mereka sudah sadar akan pentingnya drainase dalam hal mencegah banjir. Sebagian masyarakat juga dengan kesadaran sendiri ikut membersihkan drainase di lingkungan tempat tinggal mereka. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi drainase di Kabupaten Pati, Pokja Sanitasi melakukan study EHRA yang mencakup 406 desa / kelurahan di Kabupaten Pati. Penilaian baik atau buruknya drainase suatu wilayah biasanya dilihat dari kejadian banjir yang terjadi diwilayah tersebut. Adapun data mengenai kejadian banjir di rumah dan lingkungan tempat tinggal hasil study EHRA adalah sbb : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.74
Tabel 3.57 Kejadian banjir di rumah dan lingkungan tempat tinggal No 1 2 3 4 5
Kejadian banjir di rumah dan lingkungan tempat tinggal Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam setahun Sekali atau beberapa kali dalam sebulan Tidak tahu
Jumlah yang menjawab Ya 12.620 2.024 1.143 81 319
% 77.7 12.5 7.0 0.5 2.0
Jumlah Responden 16.240 16.240 16.240 16.240 16.240
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Berdasarkan survey EHRA, dari masyarakat yang mengalami kejadian banjir menyatakan bahwa kejadian banjir yang rutin sebesar 1.884 responden atau 11,6% sedangkan yang tidak rutin sebesar 2.090 atau 12,9%. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sanitasi juga harus mendapatkan perhatian. Berdasarkan data survey EHRA, belum semua masyarakat terbebas dari genangan yang diakibatkan oleh buruknya drainase di masing-masing rumah. Adapun data mengenai genangan yang terjadi di rumah adalah sbb : Tabel 3.58 Sumber genangan Asal genangan Air limbah kamar mandi Air limbah dapur Hujan Air limbah dari sumber lain Tidak tahu / tidak pasti
YA 1336 1197 1687 204 144
Jawaban responden % TIDAK 1581 8.2 1718 7.4 1233 10.4 2704 1.3 2734 0.9
% 9.7 10.6 7.6 16.7 16.8
Jumlah Responden 16240 16240 16240 16240 16240
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Adanya genangan di rumah tersebut lebih disebabkan karena faktor perilaku masyarakat yang belum memahami pengelolaan drainase dan resiko yang akan muncul apabila terjadi genangan dirumah. Faktor penyebab genangan yang terjadi di rumah berdasarkan survey EHRA kepada 16.240 responden menyatakan bahwa halaman bersih dari benda yang dapat menyebabkan air tergenang sebanyak 14.662 responden atau 90% sementara yang kondisi halaman rumahnya penuh dengan benda yang dapat menyebabkan air tergenang sebanyak 1.573 responden atau 9,7%. Munculnya genangan juga dapat diakibatkan oleh kondisi sarana dan prasarana drainase, dalam hal ini kondisi saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Berdasarkan data survey EHRA mengenai apakah air dalam saluran dapat mengalir didapatkan hasil sbb :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.75
Tabel 3.59 Kondisi air dalam saluran air No 1 2 3 4
Apakah air di saluran dapat mengalir YA TIDAK Tidak dapat dipakai / saluran kering Tidak ada saluran
Jumlah 11565 1089 507 3034
% 71.2 6.7 3.1 18.7
Jumlah Responden 16240 16240 16240 16240
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Faktor perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran drainase juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya genangan. Kebiasaan masyarakat membuang sampah di saluran drainase juga dapat menyebabkan genangan bahkan pada musim penghujan dapat menyebabkan banjir. Berdasarkan survey EHRA, perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran drainase dapat disajikan dalam tabel sbb : Tabel 3.60 Kebersihan saluran dari sampah No
Apakah saluran air bersih dari sampah
1 2 3 4 5
YA, bersih atau hampir selalu bersih dari sampah Tidak bersih dari sampah, tapi air masih dapat mengalir Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering Tidak ada saluran
Jumlah yang menjawab 6.836 5.287 604 659 2.818
% 42,1 32,6 3,7 4,1 17,4
Jumlah Responden 16.240 16.240 16.240 16.240 16.240
Sumber : Olah data survey EHRA, 2012
Untuk melihat lebih jauh mengenai peran masyarakat dalam penanganan drainase di Kabupaten Pati, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Pati melakukan survei pemberdayaan masyarakat jender dan kemiskinan (PMJK) dan promosi higiene. Survey ini diperlukan untuk menilai partisipasi masyarakat dengan pelibatan peran jender dan kemiskinan dalam pengelolaan drainase baik dalam skala kelurahan, kecamatan maupun kabupaten serta prospek pengembangannya di masa depan. Survei PMJK dan promosi higiene berusaha untuk dapat mengidentifikasikan program/proyek/layanan berbasis masyarakat yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati, LSM, CBO (Communitybased Organization) dan masyarakat untuk subsektor drainase lingkungan. Adapun hasil dari kegiatan tersebut adalah sbb :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.76
Tabel 3.61 Kondisi drainase lingkungan ditingkat kecamatan / kelurahan Jumlah No
Pembersihan Drainase
Kelurahan / Desa RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kondisi Drainase Saat Ini
Panjunan Gajahmati Mustokoharjo Semampir Pati Wetan Blaru Pati Kidul Plangitan Puri Winong Ngarus Pati Lor Parenggan Sidoharjo Kalidoro Sarirejo Geritan Dengkek Sugiharjo Widorokandang Payang Kutoharjo Sidokerto Mulyoharjo Tambaharjo Tambahsari Ngepungrojo
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
3 2 1 2 3 5 5 2 9 5 1 3 2 3 4 2 2 2 3 2 4 10 2 3 4 1 7
RW 23 8 4 8 17 20 41 20 32 39 8 33 9 14 13 25 11 10 15 13 22 52 20 19 23 7 31
Lancar
Rutin
Mampet L √
√ √
Tidak Rutin P
L
P
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Halaman | III.77
Pengelola oleh Pemerintah Kab √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) Swasta L P
Bangunan Di Atas Saluran Ada
Tidak Ada √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah No
Kelurahan / Desa
Kondisi Drainase Saat Ini
RT
RW
Lancar
5 2 3 2 4 2 3 5 1 1 1 1 3 3 3 3 4 6 2 5 3 3 4 3 3 2 3 1 4 5
20 8 19 10 13 11 16 20 6 3 2 3 9 9 9 19 29 13 9 16 12 15 17 21 12 8 12 5 16 15
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pembersihan Drainase Rutin
Mampet L
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Purworejo Sinoman Sejomulyo Bringin Ketip Pekuwon Karang Karangrejo Bumirejo Kedungpancing Jepuro Tluwah Doropayung Mintomulyo Gadingrejo Margomulyo Langgenharjo Genengmulyo Agungmulyo Bakaran Kulon Bakaran Wetan Dukutalit Growong Kidul Growong Lor Kauman Pajeksan Kudukeras Kebonsawahan Bajomulyo Bendar
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak Rutin P
L √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
P
Halaman | III.78
Pengelola oleh Pemerintah Kab √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) Swasta L P
Bangunan Di Atas Saluran Ada
Tidak Ada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah No
Kelurahan / Desa
RT
RW
Kondisi Drainase Saat Ini Lancar
Pembersihan Drainase Rutin
Mampet L
58 Trimulyo 4 17 Sumber : Survey PMJK, promkes dan higiene, 2012
Tidak Rutin P
L √
√
Bangunan Di Atas Saluran
Pengelola oleh
P
Pemerintah Kab
Masyarakat (RT /RW) Swasta L P
Kelurahan
Ada
Tidak Ada
√
√
Tabel 3.62 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
Sub Sektor Drainase
Pelaksana Tahun / PJ mulai
No
Nama Program/Proyek/Layanan
1
DPU
8
Perbaikan saluran Desa Ngarus, Kec. Pati Perbaikan saluran kompleks perumahan Rendole Blok F Desa Muktiharjo Perbaikan saluran Ds. Sukoharjo Gapuro depan RS KSH Pati Kec. Margorejo Perbaikan saluran Ds. Panjunan RT 10/ RW 02 Tembus Jl. Provinsi Kec. Pati Perbaikan saluran Desa Raci kec. Batangan Perbaikan saluran Desa Kuniran kec. Batangan Perbaikan saluran Desa Bulumanis Kidul RT 2 RW II Kec. Margoyoso Perbaikan Saluran Kompleks Eks Stasiun Kereta Api Ds. Puri Kec. Pati
9 10 11 12 13 14 15
Perbaikan Saluran Jl Melati Perumda Sukoharjo Kec. Margorejo Perbaikan saluran Ds. Soneyan Kec. Margoyoso Perbaikan saluran Ds. Lengkong Kec. Batangan Perbaikan saluran Ds. Ketitang Wetan Kec. Batangan Perbaikan saluran Ds. Bogotanjung Kec. Gabus Perbaikan saluran Ds. Puncel Kec. Dukuhseti Perbaikan saluran Ds. Pecangaan Kec. Batangan
2 3 4 5 6 7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.79
DPU
2011 2011
Kondisi Sarana Saat Aspek PMJK Ini Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi √ √ √ √ -
2011
√
2011
√
DPU
2011 2011 2011 2011
DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
DPU DPU DPU DPU DPU
-
-
-
-
√ √ √ √
-
-
-
√ √ √ √ √ √ √
-
√
-
-
-
-
-
-
-
√ √ √ √
-
-
-
√ √ √ √ √ √ √
-
-
√
Sub Sektor
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Program/Proyek/Layanan Perbaikan Saluran Ds. Tamansari Kec. Pati (Sisa dana DAK 2010) Normalisasi Saluran Drainase dan Gorong-gorong Jalan Ds. Tondomulyo Jakenan Drainase Ds. Dadirejo Margorejo Normalisasi Saluran Drainase dan Gorong-gorong Jalan Ds. Tondomulyo Jakenan Drainase Desa Bakaran Kulon Drainase Ds. Alasdowo Drainase Ds. Kudukeras Juwana Drainase Ds. Jatiroto Kayen Sanitasi Desa Lengkong Sanitasi Desa Bumimulyo Sanitasi Desa Kuniran Saluran Air Desa Pecangaan Drainase Desa Batursari Drainase Desa Mangunlegi Drainase Desa Puncel Drainase Desa Kalidoro
Kondisi Sarana Saat Aspek PMJK Ini Pelaksana Tahun / PJ mulai Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi DPU 2011 √ √ 2012 √ √ DPU -
Sumber : Survey PMJK, promkes dan higiene, 2012 Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.80
DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU
2012 2012
√ √
-
-
-
-
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
-
-
√ √
-
-
-
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
-
-
3.4.4
Pemetaan Media Untuk melakukan sosialisasi, kampanye dan advokasi mengenai pengelolaan drainase, diperlukan upaya untuk mengumpulkan dan menganalisis data primer dan sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara stakeholder dan peta media terkait pembangunan bidang drainase. Identifikasi yang tepat tentang pengalaman dan kapasitas stakeholder di Kabupaten Pati dalam menjalankan kampanye / pemasaran pengelolaan drainase serta sejauh mana pemahaman media massa dalam mendukung pembangunan dibidang drainase, akan menentukan perencanaan kedepan mengenai pembangunan drainase. Berdasarkan study media dan komunikasi yang telah dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Pati, diperoleh data sbb : Tabel 3.63 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten No
Kegiatan
Tahun
Dinas pelaksana
Sarasehan Pengelolaan lingkungan 1.
2.
2012
Leaflet Tentang Tata laksana permohonan ijin pembuangan air limbah industri ke sungai / badan air Sosialisasi SLBM
3.
BLH
2009
BLH
2011
DPU
Radio talk show 4.
Setiap tahun
Bappeda
Tujuan kegiatan
Khalayak sasaran
Pesan kunci
Pembelajaran
Sebagai wahana Media komuniuntuk penyamkasi antar inspaian aspirasi tansi pemerinmasyarakat tah dan Masyarakat sebagai pelaku masya-rakat dalam pengelolaan dalam lingkungan mengelola lingkungan Sebagai media Aturan untuk pengajuan ijin menyampaikan pembuangan informasi kepada air limbah pelaku industri industri ke Pelaku dalam mengajukan badan industri ijin pembuangan air air/sungai limbah industri
Memberikan Pemahaman kepada semua pihak dalam mengelola lingkungan
Pengenalan konsep sanitasi lingkungan berbasis masyarakat (SLBM)
Memberikan pemahaman mengenai kerjasama dalam penyelesaian masalah drainase
Sosialisasi dan pembahasan isu – isu strategis yang berkembang di Kabupaten Pati
Permasalahan sanitasi terutama drainase harus Masyarakat menjadi perhatian seluruh masyarakat Masyarakat memahami program pemerintah Masyarakat
Memberikan pemahaman kepada pelaku industri dalam mengelola air limbahnya
Masyarakat dapat ikut memberikan wawasan, pendapat mengenai program / kegiatan
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.81
Tabel 3.64 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Pati No 1
Nama Media
Jenis Acara
4.
Artikel Pemberitaan
Harbos FM
Talk Show
PAS FM
Talk Show
Pengelolaan lingkungan
Menumbuhkan perilaku/budaya hidup bersih pada masyarakat
Majalah BMT
Artikel
Menumbuhkan budaya mengelola sampah pada masyarakat
Simpanglima TV
Pemberitaan
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat PPSP
5.
6
Pesan Kunci
Warta Jateng Jawa Pos
2
3
Isu yang Diangkat Sanimas Infrastruktur sanitasi, pengelolaan sampah Cuci Tangan Pakai Sabun
Pendapat Media
Keterlibatan Masyarakat Positif Perbaikan Infrastruktur Sanitasi, Kedalamannya peningkatan kesadaran masya- memadai rakat dalam mengelola sampah Mendorong Pentingnya CTPS
Ajakan kepada stakeholder, masyarakat dan swasta untuk lebih peduli kepada sanitasi
Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif
Positif
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Tabel 3.65 Kerjasama terkait Sanitasi No
Nama Kegiatan Sosialisasi SLBM
1 Sosialisasi PNPM Perkotaan
Jenis Kegiatan Sanitasi Pengenalan konsep SLBM dalam pembangunan drainase dan limbah domestik
Pengenalan konsep pemberdayaan masyarakat 2 dalam penanganan sanitasi lingkungan dalam pembangunan drainase Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
Mitra Kerja Sama
Bentuk Kerjasama
Lembaga - Melibatkan LKM dalam Keswadayaan perencanaan, Masyarakat (LKM) pelaksanaan dan monev pembangunan drainase Badan - Bantuan teknis bangunan Keswadayaan drainase Masyarakat (BKM)
Tabel 3.66 Daftar Mitra Potensial No
Nama Mitra
1.
Unilever
2.
Garuda Food
3.
Dua Kelinci
4.
PT. Sinar Indah Kertas
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Jenis Kegiatan Sanitasi Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM
Bentuk Kerjasama Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Halaman | III.82
No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM Kerjasama pembangunan drainase lingkungan, bekerjasama dengan LKM dilokasi sasaran SLBM
5.
PG. Trangkil
6.
Bank Jateng
7.
Danamon
8.
BPR BKK Bank Pasar
9.
BPR BKK Pati Kota
10.
BNI
11.
BRI
12.
PNPM Perdesaan
Pembangunan saluran drainase
13.
PNPM Perkotaan
Pembangunan saluran drainase
14.
PT. Jati Agung
Pembangunan drainase dilingkungan perumahan
Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Bantuan pendanaan Pembangunan drainase lingkungan Pembangunan drainase lingkungan Pembangunan drainase lingkungan
Sumber : Study media dan komunikasi, 2012
3.4.5
Partisipasi Dunia Usaha Survei Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment) dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan drainase di Kabupaten Pati. Penyedia layana sanitasi mencakup beberapa stakeholder, di antaranya : a. b. c. d.
Pemerintah, Dunia Usaha terkait sanitasi, LSM/KSM terkait sanitasi, Dunia usaha pada umumnya.
Hasil dari survei ini diharapkan dapat menggambarkan peta penyedia layanan drainase serta potensinya dalam pembangunan drainase di K abupaten Pati. Hal lain yang lebih penting adalah pada saat pelaksanaan survey juga terjadi proses advokasi kepada para responden. Selanjutnya dari hasil advokasi tersebut akan dilakukan tindak lanjut berupa usaha penggalangan sinergi atau partisipasi antara para penyedia layanan drainase tersebut dengan pihak pemerintah. Adapun hasil dari survey SSA adalah sbb : Tabel 3.67 Penyedia layanan drainase yang ada di Kabupaten Pati
No
Nama Provider
1 PT. Jati Agung 2 PT. Griya Wijaya Mukti 3 Perum Perumnas 4 PT. Kawasan Margorejo Persada Sumber : Survey SSA, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Tahun mulai operasi 1989 2000 1986 2008
Jenis kegiatan Pembangunan drainase di kawasan perumahan Pembangunan drainase di kawasan perumahan Pembangunan drainase di kawasan perumahan Pembangunan drainase di kawasan perumahan
Halaman | III.83
3.4.6
Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.68 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan drainase
No A B
Subsektor/SKPD
2007
2008
6.073.593.000 16.110.239.547 Drainase Retribusl Drainase Lingkungan
2009 2010 -
-
-
-
2011
Rata-rata
500.000.000 4.536.766.509
-
-
Pertum buhan (%) 0,16
-
Sumber : Realisasi APBD Kabupaten Pati 2007 - 2011
3.4.7
Isu strategis dan permasalahan mendesak Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode SWOT dapat diketahui isu strategis dan permasalahan mendesak terkait pengelolaan Drainase di Kabupaten Pati yaitu sebagai berikut : a. Kekuatan : 1. Sudah ada pendanaan dari APBD dan DAK (APBN) 2. Sudah memiliki SDM sesuai keahliannya. 3. Telah melibatkan masyarakat dalam kegiatannya Alokasi dana APBD 4. Melakukan Perencanaan/Desain sesuai NSPM yang ada b. Kelemahan : 1. Sumber dana belum sesuai kebutuhan 2. SDM sudah ada tetapi secara kuantitas belum mencukupi 3. Belum adanya PERDA terkait drainase 4. Belum adaya Master Plan menyeluruh terkait drainase c. Peluang : 1. Adanya anggaran APBN 2. Adanya anggaran APBD Provinsi 3. Adanya anggaran dana LOAN (program USRI) 4. Masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam pengelolaan drainase lingkungan d. Hambatan : 1. Perilaku masyarakat sangat rendah dalam memelihara drainase lingkungan 2. Kurangnya lahan untuk lokasi sarana dan prasarana drainase 3. Belum adanya master plan drainase mempengaruhi turunnya bantuan dana 3.5 3.5.1
PENGELOLAAN KOMPONEN TERKAIT SANITASI Pengelolaan Air Bersih
Berkaitan dengan pengelolaan air bersih, di Kabupaten Pati telah ditetapkan peraturan Bupati Pati No. 62 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Pati Tahun 2011 – 2015. Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Pati berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat selama 2011 sampai dengan 2015 dalam rangka mendukung percepatan pencapaian tujuan pembanguan millennium. Kabupaten Pati memiliki jumlah sungai yang cukup banyak jumlahnya, yaitu terdapat 111 sungai/kali yang tersebar merata di seluruh wilayah. Ada beberapa sungai yang memiliki mata air, akan tetapi banyak juga yang tidak, yaitu bersumber dari drainase kota saja. Mata air sungai-sungai umumnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.84
bersumber dari mata air Gunung Muria, khususnya sungai-sungai yang terdapat di Wilayah Utara Kabupaten Pati. Selain sungai, terdapat juga bangunan-bangunan utama sebagai penampung air maupun sumber air sebagai upaya pemenuhan sumber daya air di Kabupaten Pati yang terdiri dari waduk 2 (dua) buah, bendung tetap 201 buah, bendung gerak 12 buah, pengambilan bebas 188 buah, mata air 36 buah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pati. 3.5.1.1 Pelayanan Air Bersih Pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Pati sebagian besar masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih, yaitu sebesar 191.111 KK. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua wilayah di Kabupaten Pati dapat terlayani oleh sistem perpipaan dalam pemenuhan air bersihnya. Untuk lebih jelasnya mengenai sumber air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Pati terlihat pada tabel dibawah ini. Grafik 3.9 Prosentasi akses air bersih 49,5
25,3
14,3 9,7
0,9 SGL
SPT
Keterangan : SGL = sumur gali SPT = sumur pompa tangan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
PP
PAH
0,2 SA
PP = perpipaan PAH = penampungan air hujan
Lain-lain
SA = sumur artesis
Halaman | III.85
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pati sebagai lembaga penyedia air bersih di Kabupaten Pati, dibentuk berdasarkan Surat Keputusn Bupati Kepala Daerah Tingkat II No. 539-690/569/1992 tanggal 7 Agustus 1992. Perusahaan Daerah Air Minum merupakan kelanjutan dari Perusahaan Daerah Air Minum yang ada sejak jaman Belanda yang air bakunya diambil dari sumber mata air Sonean dengan daerah pelayanannya khusus kota Juwana. Pada tanggal 26 November 1980 dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 110/KPTS/CK/XI/1980 dilebur menjadi Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Dati II Pati mulai beroperasi bulan Juli 1982. Sesuai Kebijaksanaan Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Dati II Pati menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No. 14 tahun 1991 tanggal 31 Desember 1991 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Dati II Pati. Untuk meneruskan pengelolaan dalam rangka memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat dan sebagai tangan panjang Pemerintah Daerah dalam rangka menyongsong Otonomi Daerah yang mandiri. Serah Terima / Alih Status dari Badan Pengelola Air Minum ke Perusahaan Daerah Air Minum secara resmi mulai tanggal 17 Pebruari 1992. Penetapan perubahan Peraturan Daerah (Perda) no. 25 tanggal 24 Agustus 2007 Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, membuka peluang peran serta pihak swasta dalam pengelolaan di Perusahaan Daerah Air Minum. Dengan dasar Surat Keputusan DPRD Kabupaten Pati nomor : 48/Kep/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Persetujuan Kerjasama Operasi (KSO) PDAM Kabupaten Pati, Surat Keputusan Bupati nomor : 690/168/2004 tanggal 27 Pebruari 2004 tentang penunjukan PT. Pragolapati Jayasakti Selaku Pihak Ketiga Kerjasama Operasional Optimalisasi Kinerja PDAM Kabupaten Pati dan MOU antara Pemerintah Kabupaten Pati dengan PT. Prqagolapati Jayasakti Nomor : 01/III/MOU 2004 dan 603/MOU/AM/IV/2004 tanggal 6 Maret 2004 tentang Kerjasama Operasional Optimalisasi Kinerja PDAM Kabupaten Pati. Maka Pengelolaan PDAM Kabupaten Pati Sepenuhnya oleh PT. Pragolapati Jayasakti. Serah terima Kerjasama Operasional Optimalisasi dari Pemerintah Kabupaten Pati ke PT. Pragolapati Jayasakti pada tanggal 22 Desember 2004. Dalam pengelolaan dan penyediaan air bersih di Kabupaten Pati, PDAM Tirta Bening belum sepenuhnya dapat melayani masyarakat di Kabupaten Pati. Adapun wilayah pelayanan PDAM Tirta Bening seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.69 Wilayah Pelayanan PDAM NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
NAMA DESA Kecamatan Juwana Ds. Doropayung Ds. Kauman Ds. Pajeksan Ds. Kudukeras Ds. Kebonsawahan Ds. Bajomulyo Ds. Growong Lor Ds. Growong Kidul Ds. Dukutalit Ds. Bakaran Wetan Ds. Bakaran Kulon Ds. Langgenharjo Ds. Geneng Mulyo Ds. Agung Mulyo Ds. Margomulyo Ds. Sejomulyo Ds. Bringin
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
PENDUDUK
Hidran Umum (HU)
Sambungan Rumah (SR)
2,986 2,318 962 2,989 967 4,623 6,846 5,092 3,439 5,013 5,925 6,001 3,146 2,335 1,137 3,778 1,972
1 2 2 1 7 7 1 2 3 5 4 3 1 -
372 448 247 496 129 798 987 599 352 495 435 328 356 306 326 358 189 Halaman | III.86
NO 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 1 2
NAMA DESA Ds. Ketip Ds. Pekuwon Ds. Karang Ds. Karangrejo Ds. Bumirejo Ds. Kedungpancing Ds. Jepuro Ds. Tluwah Ds. Bendar Ds. Tri Mulyo Ds. Mintomulyo Ds. Gadingrejo Jumlah Kec. Wedarijaksa Ds. Bangsalrejo Ds. Sidoharjo Ds. Tluwuk Ds. Jetak Ds. Kepoh Jumlah Kec. Batangan Ds. Kedalon Ds. Raci Ds. Ketitang Wetan Ds. Bumi Mulyo Ds. Jembangan Ds. Lengkong Ds. Mangunlegi Ds. Batursari Ds. Gajahkumpul Ds. Pecangaan Ds. Ngening Jumlah Kec. Pucakwangi Ds. Lumbung Mas Ds. Pucakwangi Jumlah Kec. Jakenan Ds. Karangrowo Ds. Tondomulyo Ds. Glonggong Ds. Sembatur Agung Ds. Sidoarum Ds. Tambah Mulyo Ds. Kalimulyo Jumlah Kec. Kayen Ds. Kayen Ds. Sumbersari Jumlah Kec. Tambakromo Ds. Tambakromo
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
2,154 2,161 2,767 3,602 1,980 677 585 1,123 3,120 4,293 2,203 2,162 86,356
Hidran Umum (HU) 1 3 1 1 2 3 1 51
Sambungan Rumah (SR) 269 152 166 461 348 116 74 176 592 666 400 350 10,991
2,082 2,132 2,442 1,618 1,698 9,972
2 1 3 6
33 1 253 1 1 289
4,106 4,349 2,180 1,927 2,063 2,112 1,387 2,345 1,217 1,040 2,023 24,749
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
20 228 85 120 75 117 124 334 30 117 47 1,297
2,069 4,934 7,003
10 6 16
17 214 231
922 1,769 1,820 2,685 1,451 4,180 1,713 14,540
-
1 186 87 216 193 27 214 924
11,215 5,104 16,319
-
317 8 325
4,050
2
147
PENDUDUK
Halaman | III.87
NO 3 4 5 6 7 8 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 1 1 2 3 4 1 2
NAMA DESA Ds. Mangurekso Ds. Sitirejo Ds. Kedalingan Ds. Karangmulyo Ds. Angkatan Lor Ds. Mojomulyo Jumlah Kec. Sukolilo Ds. Sukolilo Jumlah Kec. Pati Ds. Purworejo Ds. Sinoman Ds. Widorokandang Ds. Sugiharjo Ds. Panjunan Ds. Gajahmati Ds. Mustokoharjo Ds. Semampir Ds. Pati Wetan Ds. Blaru Ds. Pati Kidul Ds. Plangitan Ds. Puri Ds. Winong Ds. Ngarus Ds. Pati Lor Ds. Parenggan Ds. Sidoharjo Ds. Kalidoro Ds. Sarirejo Ds. Geritan Ds. Dengkek Ds. Kutoharjo Ds. Sidokerto Jumlah Kec. Tlogowungu Ds. Tlogorejo Ds. Wonorejo Jumlah Kec. Margorejo Ds. Muktiharjo Jumlah Kec. Gembong Ds. Gembong Ds. Bermi Ds. Wonosekar Ds. Semirejo Jumlah Kec. Gunungwungkal Ds. Gunung Wugkal Ds. Ngetuk
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
2,769 2,285 2,318 1,414 2,780 2,475 18,091
Hidran Umum (HU) 2
Sambungan Rumah (SR) 31 25 45 20 10 3 281
11,872 11,872
5 5
380 380
3,169 1,432 1,597 3,486 1,998 1,402 1,434 2,879 3,148 7,119 3,399 6,209 7,508 1,774 6,894 2,140 2,628 1,997 4,608 1,609 2,280 9,630 4,837 83,177
1 2 1 5 6 2 1 9 2 1 1 31
354 93 305 451 13 11 31 147 252 18 435 28 189 623 178 357 192 65 144 24 50 196 1,030 132 5,318
4,786 3,309 8,095
1 1 2
6 6
8,002 8,002
-
510 510
8,897 4,263 1,510 3,755 18,425
2 2 4
421 176 65
4,137 4,105
2 -
469 63
PENDUDUK
662
Halaman | III.88
NO
1
8,242
Hidran Umum (HU) 2
Sambungan Rumah (SR) 532
2,000 2,000 316,843
6 6 134
101 101 21,847
NAMA DESA
PENDUDUK
Jumlah Jumlah Total
Kec. Cluwak Ds. Sentul
Sumber : PDAM Tirta Bening, 2012 Peta 3.12 Peta cakupan layanan air bersih
Dalam rangka untuk menjamin kualitas air yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati, maka dilakukan analisa harian terhadap air hasil produksi agar tetap terjaga kualitas dan memenuhi baku mutu. Adapun hasil dari pemeriksaan harian seperti terlihat pada tabel dibawah ini: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.89
Sample
Tabel 3.70 Laporan Analisa Harian Kualitas Air PDAM
Parameter
Unit
1
Limit Value 8
Reservoir
pH Tbd TDS Temp CaCO3 Ca
NTU mg/L oC mg/L -
Sample
Parameter
NTU mg/L oC
Unit
Reservoir
Tbd TDS Temp CaCO3 Ca Free Chlor
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
NTU mg/L oC mg/L -
8
11
8
7 11
8
8 11
8
11
7.05
7.08
7.03
7.28
7.02
7.05
7.05
5 1000 T.Udara ± 3 500 -
0.00 167 29 134
0.00 168 29 136
0.00 173 29 125
0.00 223 30 136
0.00 169 29 137
0.00 168 29 134
0.00 165 29 125
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
7.08 1.1 115 29
7.11 1.1 110 29
7.05 1.1 118 29
7.31 1.2 115 30
7.11 1.2 118 29
7.08 1.1 110 29
7.11 1.1 115 29
6-9 500 1000 T.Udara ± 3
9
Limit Value 8
pH
11
6
6,5 - 8,5
Free Chlor pH Tbd TDS Temp Lanjutan
2
Tanggal Sample 3 5 Waktu Analisa 8 11 8 11
10 11
8
11
Tanggal Sample 12 13 Waktu Analisa 8 11 8 11
14 8
15 11
8
16 11
8
6,5 - 8,5
7.04
7.08
7.08
7.08
7.05
7.00
7.02
5 1000 T.Udara ± 3 500 -
0.00 167 29 125
0.00 165 29 132
0.00 166 30 125
0.00 168 30 134
0.00 169 29 125
0.00 165 29 125
0.00 168 29 132
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
Halaman | III.90
11
Sample Raw Water
Parameter
pH Tbd TDS Temp
Unit
NTU mg/L oC
9
Limit Value
6-9 500 1000 T.Udara ± 3
8 7.05 1.1 118 29
10 11
8 7.12 1.1 115 29
11
Tanggal Sample 12 13 Waktu Analisa 8 11 8 11 7.11 7.12 1.1 1.1 110 115 30 30
14 8 7.08 1.1 110 29
15 11
8 7.08 1.1 115 29
16 11
8 7.05 1.1 110 29
11
Raw Water
Reservoir
Sample
Lanjutan Parameter pH Tbd TDS Temp CaCO3 Ca Free Chlor pH Tbd TDS Temp
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Unit
NTU mg/L oC mg/L -
NTU mg/L oC
Limit Value 6,5 - 8,5 5 1000 T.Udara ± 3 500 6-9 500 1000 T.Udara ± 3
17 8 7.05 0.00 168 28 134 0.01 7.08 1.1 118 28
19 11
20
8 11 6.98 0.00 162 29 125
8 6.95 0.00 156 29 134
0.01 7.02 1.1 115 29
0.01 7.00 1.1 110 29
Tanggal Sample 21 22 Waktu Analisa 11 8 11 8 11 7.02 7.08 0.00 0.00 167 168 29 29 125 125
Halaman | III.91
0.01 7.00 1.1 118 29
0.01 7.09 1.1 115 29
23 8 7.05 0.00 168 29 134 0.01 7.08 1.1 110 29
24 11
8 7.08 0.00 169 29 125 0.01 7.10 1.1 118 29
11
Unit
Limit Value
Reservoir
Parameter
26 8 7.02 0.00 156 29 125
Raw Water
Sample
Lanjutan
0.01 7.05 1.1 115 29
pH 6,5 - 8,5 Tbd NTU 5 TDS mg/L 1000 Temp oC T.Udara ± 3 CaCO3 mg/L 500 Ca Free Chlor pH 6-9 Tbd NTU 500 TDS mg/L 1000 Temp oC T.Udara ± 3 Sumber : PDAM Tirta Bening, Kabupaten Pati, 2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
27 11
28
8 11 7.00 0.00 167 29 134
8 7.05 0.00 164 28 134
0.01 7.04 1.1 118 29
0.01 7.11 1.1 115 28
Tanggal Sample 29 30 Waktu Analisa 11 8 11 8 11 7.08 7.05 0.00 0.00 168 167 28 28 134 136
Halaman | III.92
0.01 7.12 1.1 110 28
0.01 7.11 1.1 115 28
31 8 7.08 0.00 169 28 134 0.01 7.15 1.1 118 28
11
8
11
Sampai dengan saat ini, PDAM Tirta Bening telah memiliki 7 cabang, terdiri dari cabang Juwana I, Juwana II, Batangan, Pati I, Pati II, Gunung Wungkal dan Kayen. Adapun spesifikasi teknis sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih PDAM Tirta Bening seperti terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.71 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Pati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Uraian Pengelola Tingkat Pelayanan (Wil Pelayanan) Tingkat Pelayanan (Wil se Kabupaten) Kapasitas Produksi Kapasitas Terpasang Jumlah Sambungan Rumah (Total) Jumlah Kran Air Kehilangan Air (UFW) Retribusi/Tarif (rumah tangga) Sosial Umum ( HU / KU ) Tempat Ibadah & Panti Asuan RT. 1A RT. 1B RT. 2 RT. 3
Satuan % % Lt/detik Lt/detik Unit Unit % M3 M3 M3 M3 M3 M3 M3
Sistem Perpipaan
Ket.
PDAM/ BPAM 44,61 12,19 248,41 351,00 21.968 134 30,29 1.400,1.500,1.750,2.600,3.500,3.750,-
3.5.1.2 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Dalam memetakan isu – isu strategis dan permasalahan di PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati, digunakan analisa SWOT dengan menggunakan program expert choice, dengan menghasilkan isu – isu sebagai berikut. Kekuatan 1 Sudah ada perda untuk PDAM 2 Sudah ada SOT dan job description 3 Sudah ada Perbub tarif air dan sambungan rumah (SR) 4 Pengembangan cakupan layanan cukup luas 5 Saldo kas sudah memenuhi batas aman 6 Adanya jaringan eksisting 7 Adanya anggaran CSR untuk wilayah sumber air baku 8 Keterlibatan PDAM dalam rakor kecamatan 9 Sebagian pegawai telah mempunyai diklat manajemen dan teknis 10 Jumlah SDM cukup Kelemahan 1 Belum ada Direktur definitif 2 Belum menerapkan GCG 3 Belum menerapkan standar ISO 4 Tarif belum FCR 5 Ada cabang yang defisit 6 Masih mempunyai hutang pada pemerintah 7 Biaya listrik terlalu tinggi 8 Ada sumur yang tidak dapat dimanfaatkan 9 Ada pipa transmisi yang sudah tua Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.93
10 Ada water meter pelanggan berumur lebih 5 th 11 Sebagian wilayah pelayanan belum 3 K 12 Belum ada forum komunikasi pelanggan 13 Kesejahteraan pegawai kurang memadai 14 Kurangnya pelatihan manajemen 15 Komposisi pegawai tidak seimbang 16 Etos kerja dan motivasi pegawai menurun Peluang 1 Daya beli konsumen cukup tinggi 2 Loyalitas konsumen cukup tinggi 3 Banyak dibangun permukiman baru 4 Kesadaran masy untuk hidup sehat 5 Daerah pelayanan dekat jaringan 6 Adanya rakor tingkat kecamatan 7 Adanya program SPAM regional 8 Kebanggan masy apabila mempunyai sambungan PDAM Ancaman 1 Perhatian Pemda kurang 2 Kebijakan Pemda kurang mendukung PDAM 3 Dampak reklasifikasi pelanggan 4 PLN tarif bisnis 5 Adanya Pamsimas diwilayah PDAM 6 Adanya UU perlindungan konsumen 7 Belum ada penyertaan modal dari pemerintah 8 Ketergantungan dengan PLN 9 Sumber air baku terbatas 10 Tuntutan masyarakat terhadap kompensasi PDAM sekitar sumber 11 Sumber air banyak dimiliki masyarakat secara pribadi 12 Kapasitas sumber air menurun 13 Kawasan hutan gundul 3.5.2
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati, Industri kecil terdiri dari industri makanan, minuman dan tembakau (430 unit), industri kayu, bambu, rotan termasuk perabotan rumah tangga (33 unit), industri kertas, percetakan dan penerbitan (30 unit), industri kimia, karet dan plastik (43 unit), industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara (52 unit), industri pakaian jadi dan kulit (78 unit) serta industri pengolahan lainnya (248 unit). Berdasarkan jenis air limbah yang dihasilkan, industri kecil yang berpotensi mencemari lingkungan antara lain industri tapioka dan tahu tempe yang tersebar di beberapa tempat di Kabupaten Pati. Berikut disampaikan data pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Pati: Tabel 3.72 Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten Pati Jenis Industri Rumah Tangga Tapioka
Kecamatan Margoyoso
Tapioka
Kecamatan Trangkil
Lokasi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Jumlah industri RT 286 38
Jenis Pengolahan Bahan Pangan, Industri Bahan Pangan, Industri
Kapasitas (m3/hari) 10.000- 12.000 760-1520
Halaman | III.94
Jenis Industri Rumah Tangga Tahu -tempe Tahu-tempe
Lokasi Desa Angkatan Lor Kecamatan Tambakromo Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo
Jumlah industri RT 18
Bahan Pangan
Kapasitas (m3/hari) 32-43
13
Bahan Pangan
39-52
Jenis Pengolahan
Beberapa industri kecil tersebut di atas dalam mengelola limbahnya sudah dibuatkan IPAL, dalam bentuk IPAL komunal dan biogas yang terletak di Desa Sekarjalak dan Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso untuk industri tapioka. Adapun untuk indutri tahu tempe sudah tersedia IPAL Biogas yang dikelola oleh masyarakat/pengrajin sendiri. Berikut disampaikan peta pengelolaan air limbah untuk usaha kecil dan menengah di Kabupaten Pati:
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.95
Peta 3.13 IPAL Domestik untuk UKM
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.96
Untuk industri kecil tapioka, perbandingan antara pengrajin yang mengolah limbah dan yang tidak persentasenya lebih besar yang tidak mengolah limbahnya, mengingat kapasitas IPAL Komunal yang dibangun oleh pemerintah tidak sebanding dengan kapasitas air limbah yang dihasilkan oleh proses pembuatan tepung tapioka tersebut. Sebagai informasi, kapasitas IPAL komunal yang dibangun di Desa Sekarjalak Kecamatan Margoyoso hanya mampu menampung air limbah dengan kapasitas 300 m3 sedangkan untuk IPAL Komunal yang dibangun di Desa Sidomukti masih dalam tahap penyelesaian, direncanakan akan mengolah air limbah dengan kapasitas sekitar 2700 m3/perhari. Gambar 3.2 IPAL Percontohan Tapioka Di Desa SekarJalak Kecamatan Margoyoso
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Halaman | III.97
Adapun Industri-industri kecil tapioka yang tidak dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah, limbah cair yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Air limbah yang dikeluarkan dari proses-proses yang dikeluarkan produksi tapioka di sentra industri kecil Kecamatan Margoyoso dibuang langsung ke sungai Suwatu, Sungai Bango dan ke sawah tanpa diolah terlebih dahulu. Setiap hari sekitar 10.000-12.000 meter kubik limbah cair dihasilkan dan mengalir di Sungai-sungai yang melintasi wilayah Margoyoso. Aktivitas pembuatan tepung tapioka yang dilakukan selama bertahun-tahun itu telah mengubah wajah sungai yang dulunya jernih menjadi putih pekat keabu-abuan dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Pencemaran sungai-sungai di Margoyoso menjadikan isue pencemaran sungai yang menjadi prioritas untuk ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Pati. 3.5.3
Pengelolaan Limbah Medis Limbah medis merupakan bahan yang berbahaya bagi kesehatan bila tidak dikelola dengan baik. Sampah medis yang ada di sarana pelayanan kesehatan salah satu pengelolaannya adalah dengan pengunaan incinerator. Penggunaan incinerator untuk pengelolaan sampah medis yang cukup memenuhi persyaratan teknis ada di RSUD RAA Soewondo Pati. Incinerator yang ada di RSUD RAA Soewondo Pati selain untuk keperluan pengelolaan sampah medis sendiri juga menerima sampah medis dari sarana pelayanan kesehatan lain. Incinerator juga tersedia di 15 UPT Puskesmas dari 29 UPT Puskesmas yang ada di Kabupaten Pati dengan kondisi seperti tabel dibawah ini Tabel 3.73 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Nama Fasilitas Kesehatan RSAA SOEWONDO RS Kayen
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pati
Lokasi Pati Kayen
Jenis Pengolahan Limbah Medis Limbah cair Limbah padat Limbah cair
Kapasitas (m3/hari) 60 – 70 m3 10 Kg 40 m3
Halaman | III.98