BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN BOYOLALI 3.1
Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten
Boyolali
merupakan
salah
satu
kabupaten
yang
mendapatkan penghargaan Adipura pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi umum sanitasi di Kabupaten Boyolali sudah cukup baik. Berikut adalah gambaran umum kondisi sanitasi di Kabupaten Boyolali yang meliputi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan, kesehatan dan pola hidup
masyarakat,
kuantitas
dan
kualitas
air
yang
dapat
diakses
masyarakat, kepemilikan jamban keluarga serta pemenuhan air bersih, pencemaran udara, pembuangan limbah industri dan limbah medis. Selain gambaran umum kondisi sanitasi juga dipaparkan hasil kompilasi dan analisis data sekunder pengelolaan air limbah, persampahan, drainase, dan penyediaan air bersih berdasarkan aspek legal formal, institusi, cakupan pelayanan, teknis operasional dan teknologi yang digunakan, peran serta masyarakat dan jender, dan permasalahan yang ada serta pembiayaan sanitasi kabupaten. 3.1.1 Kesehatan Lingkungan Secara umum kesehatan lingkungan dapat dilihat dari seberapa besar akses masyarakat dalam mendapatkan layanan sanitasi yang layak. Berbagai upaya dilakukan di Kabupaten Boyolali untuk peningkatan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar antara lain melalui Program Penyehatan Lingkungan seperti yang telah dilaksanakan selama ini, namun untuk percepatan pencapaian target MDG’s salah satu upaya melalui Program
Pamsimas
(Penyediaan
Air
Minum
dan
Sanitasi
Berbasis
Masyarakat) yaitu dengan mengembangkan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan program-program penyehatan lingkungan lainnya, serta program AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan). Dalam
Rencana
Aksi
Program
Penyehatan
Lingkungan
Dinas
Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2011 – 2015 pada capaian kinerja program
tahun
2009;
berdasarkan
profil
kesehatan
jumlah
rumah
seluruhnya 235.091 buah, diperiksa 85.254 buah (36,3%) dengan kondisi Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali rumah sehat 59.863 buah (70,2%). Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut kecamatan, jumlah KK 261.470 KK diperiksa 83.763 KK yang memiliki persediaan air bersih 75.900 KK (90,81%), memiliki jamban 54.965 KK (65,62%), memiliki tempat sampah 58.589 KK (69,95%), memiliki pengelolaan air limbah 22.451 KK ( 26,80%). Tempat-tempat umum seperti hotel sebanyak 14 buah diperiksa 11 buah dan yang sehat 8 buah (72,7%), restoran/rumah makan sebanyak 524 buah diperiksa 146 buah dan yang sehat 84 buah (57,5%), pasar sebanyak 88 buah diperiksa 41 buah dan yang sehat 10 buah (24,4%), sedangkan institusi yang ada sebanyak 6.275 buah dibina 1.682 (26,8%). Tabel 3.1. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten Boyolali Tahun 2009
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-2
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Akses terhadap sanitasi dasar selama ini kurang dapat dipantau secara baik, hal ini disebabkan karena akses hanya berdasarkan pada cakupan sarana, misalnya cakupan jamban 59% maka diperkirakan akses buang
air
besar
juga
sebesar
59%.
Hal
ini
sebenarnya
belum
menggambarkan secara pasti akses buang air besar di jamban. Dengan adanya program Pamsimas kegiatan ini dapat terpantau sebelum dan sesudah adanya intervensi. Jumlah desa Pamsimas tahun 2008 sebanyak 9 desa, tahun 2009 sebanyak 16 desa dan tahun 2010 sebanyak 13 desa. Kegiatan ini mempunyai daya ungkit yang cukup tinggi dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan jamban keluarga. Pamsimas tahun 2008 dapat meningkatkan jumlah jamban sebanyak 997 buah dan akses buang air besar di jamban sebanyak 5.179 orang. Sedangkan tahun 2009 meningkatkan jumlah jamban sebanyak 3.375 buah dan meningkatnya akses masyarakat buang air besar di jamban sebanyak 17.670 orang. Jumlah sarana air bersih terbanyak menggunakan perpipaan dengan mengambil sumber air yang berasal dari air tanah melalui pengeboran maupun berasal dari penampungan mata air. Rekapitulasi sarana sanitasi dasar dan akses air bersih serta akses buang air besar Kabupaten Boyolali tahun 2009 dan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Rekapitulasi sarana sanitasi dasar dan akses air bersih serta akses BAB Kabupaten Boyolali Jiwa KK Rumah Sehat Sarana air bersih (SAB) - PDAM (SR) - PP - PMA - MA - SPT - SGL - PAH Kepemilikan SAB - Punya sendiri - Tidak punya Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Tahun 2009 950.003 250.281 229.635 125.290
Tahun 2010 951.717 250.281 243.256 125.289
20.867 26.281 2 410 6.071 85.027 10.253
23.163 26.281 2 410 6.039 (ada yg rusak) 85.027 10.253
61,2% 38,8%
61,4% 38,6% III-3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Akses air bersih - PDAM (SR) - PP (SR) - PMA - MA - SPT - SGL - PAH Penduduk akses BAB - Sarana - Non sarana Kepemilikan jamban - LA - Non LA - Cakupan jamban - Tidak punya jamban Akses BAB - Milik sendiri; LA - Milik sendiri; Non LA - Milik orang lain/numpang; LA - Milik orang lain/numpang; Non LA - Umum; LA - Umum; Non LA - BAB di jamban - BAB Sembarangan Sumber data: Dinas Kesehatan
91.640 115.758 235 33.863 27.338 473.752 33.916
187.610 115.758 235 33.863 27.248 (ada yg rusak) 473.752 33.916
81,7% 18,3%
79,5% 20,5%
88.840 58.094 -
106.852 62.851 69,8% 30,2%
417.548 238.185 -
466.806 237.276 25.324
-
22.930
301 9 77% 23% Kabupaten Boyolali
Data sarana sanitasi dasar dan akses air bersih serta akses buang air besar Kabupaten Boyolali tahun 2009 dan tahun 2010 selengkapnya pada tabel berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-4
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-4
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Rekapitulasi pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT) Kabupaten Boyolali tahun 2009 dan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Rekapitulasi pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT) Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Tahun 2010 (9 kecamatan, 16 (10 kecamatan, 13 desa) desa) Jenis sarana - PP 13 12 - Sumur bor 13 8 - MA 5 4 - Lain-lain 0 0 Kondisi sarana - AT 0 0 -T 0 0 -R 15 10 -S 1 2 Kondisi fisik air - Berbau; Ya 0 0 Tidak 16 12 Berwarna; Ya 1 0 Tidak 15 12 Berasa; Ya 0 0 Tidak 16 12 Jumlah sampel air 48 45 diambil Hasil pemeriksaan kualitas - Bakteriologis; MS 17 4 TMS 13 20 - Kimiawi; MS 16 17 TMS 2 (unsur Fe) 4 (unsur Mn, Fe) Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Keterangan: Kecamatan dan desa berbeda lokasinya
antara tahun 2009 dan
2010
Data pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT) Kabupaten Boyolali tahun 2009 dan Tahun 2010 selengkapnya pada tabel berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-8
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-9
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-10
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Berdasarkan hasil studi EHRA terlihat bahwa sebagian besar responden menggunakan air sumur gali tidak terlindungi untuk minum, masak, mencuci piring dan gelas, mencuci pakaian dan gosok gigi sebanyak 35,94% responden. Responden yang mengggunakan air bersih dari air sumur gali terlindungi sebanyak 17,72% dan sebanyak 12,62% menggunakan air bersih dari PDAM. Grafik 3.1. Sumber air yang digunakan oleh responden Studi EHRA untuk minum, masak, mencuci piring dan gelas, mencuci pakaian dan gosok gigi di Kabupaten Boyolali (N = 1.600)
Berdasarkan hasil analisis studi EHRA menunjukkan bahwa jika sumber air minum responden dari sumur gali (SGL) atau sumur pompa Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-11
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali tangan
(SPT),
jarak
sumber
air
tersebut
dengan
tempat
penampungan/pembuangan tinja sebanyak 22% berjarak kurang dari 10 M, dan sebanyak 37% jaraknya lebih dari 10 M, sekitar 10% responden menjawab tidak tahu atau lupa.
Sekitar 32% responden sumber air
minumnya tidak berasal dari SGL atau SPT. Grafik
3.2. Jarak sumber air penampungan/pembuangan tinja (N= 1.600)
(SGL
dan
SPT)
ke
tempat
Berdasarkan hasil analisis studi EHRA terkait dengan keamanan pengolahan air minum diketahui bahwa responden yang mengolah air minumnya dengan cara direbus menunjukkan mayoritas yaitu sebanyak 98,69%. Sekitar 1,06% menambahkan kaporit, dan sekitar 0,25% menggunakan filter keramik. Grafik 3.3. Cara responden mengolah air untuk diminum (N= 1.600)
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Data sekolah sehat di Kabupaten Boyolali dilaporkan oleh Dinas Kesehatan terkait
kegiatan Monitoring Higiene dan Sanitasi Sekolah
Program Pamsimas Komponen B. Data tahun 2009 di 27 sekolah TK, SD, MI dengan 139 unit kelas di 9 kecamatan menunjukkan siswa STOP BABS 96,10%, siswa CTPS 73,60%, tempat sampah 93,20%, SPAL 81,48%. Jamban siswa laki-laki dan perempuan di 27 sekolah yang sudah dipisahkan 55,55%, belum dipisahkan 37,04%, belum ada jamban 7,41%. Sedangkan jamban guru laki-laki dan perempuan 22,22% sudah dipisahkan, 55,56% belum dipisahkan, 22,22% belum ada jamban. Sarana CTPS di 27 sekolah tersebut 89,65% tersedia air bersih, 72,41% ada tempat CTPS, 65,52% ada sabun, 89,65% ada kain lap, 0% media. Data tahun 2010 di 60 sekolah TK, SD, MI, SMP dengan 275 unit kelas di 10 kecamatan menunjukkan siswa STOP BABS 84,30%, siswa CTPS 81,80%, tempat sampah 73,30%, SPAL 50%. Jamban siswa laki-laki dan perempuan di 60 sekolah yang sudah dipisahkan 50%, belum dipisahkan 16,67%, belum ada jamban 33,33%. Sedangkan jamban guru laki-laki
dan
perempuan
21,67%
sudah
dipisahkan,
40%
belum
dipisahkan, 38,33% belum ada jamban. Sarana CTPS di 60 sekolah tersebut 81,67% tersedia air bersih, 81,67% ada tempat CTPS, 75% ada sabun, 73,33% ada kain lap, 0% media. Terdapat perbedaan lokasi antara data sanitasi sekolah tahun 2009 dan 2010. Data selengkapnya disajikan pada Tabel berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Tabel 3.4 Laporan Monitoring Higiene dan Sanitasi Sekolah Program Pamsimas Komponen B Tahun 2009
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Tabel 3.5 Laporan Monitoring Higiene dan Sanitasi Sekolah Program Pamsimas Komponen B Tahun 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-14
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-15
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 3.1.2
Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Secara umum tingkat kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat di
Kabupaten Boyolali dapat terlihat dari angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk seperti ditunjukkan melalui angka kesakitan HIV/AIDS, IMS (infeksi menular seksual), DBD, Diare pada balita, dan Malaria. Jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk tahun 2009 yaitu HIV/AIDS 2 kasus, IMS 5 kasus, DBD 334 kasus, Diare 13.963 kasus dimana jumlah penderita diare balita 3.847 orang, Malaria klinis 20 orang. Desa terkena KLB ada 2 desa yang berada di kecamatan Musuk dan Kecamatan Simo. Tabel 3.6. Penyakit Utama yang diderita penduduk Boyolali Tahun 2009
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-16
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Kualitas
lingkungan
digambarkan
dari
kondisi
kesehatan
masyarakat dan kesehatan lingkungan. Kesehatan masyarakat dapat digambarkan dengan profil angka penyakit yang perantaranya air (water borne disease). Sedangkan untuk kesehatan lingkungan diindikasikan dengan banyaknya kasus pencemaran akibat pembuangan limbah rumah tangga. Sebagai gambaran, berikut data pola 10 besar penyakit di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Boyolali. Tabel 3.7. Pola 10 Besar Penyakit Di Kabupaten Boyolali Tahun 2010 N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sumber
Jenis Penyakit
Jumlah
Influenza 79.117 Diare 14.684 Thypus 2.924 Diare Berdarah 1.108 Demam berdarah Dengue 227 Campak 71 Pneumonia 57 Gonorhoe 21 Hepatitis 10 Tetanus 3 data : Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
Tabel 3.8. Pola 6 Besar Water Borne Disease Per Kecamatan Di Kabupaten Boyolali Tahun 2010 No
Kecamata n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Banyudono Sawit Sambi Ngemplak Nogosari Andong Simo Klego Kemusu
Water Borne Diseases Diare Berdarah 43 63 33 0 77 0 41 0 305 73 343 18 0 0 13 1
Diare
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
650 1174 715 828 788 1428 183 742 1550 1330 1269 427 355 219 572 669
Thypu s 10 153 5 0 144 0 0 4 355 2 1628 234 28 0 57 51
Hepatiti s 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0 3 0 0 0 0 0
Campa k 2 16 2 5 6 0 5 1 1 5 4 5 0 0 0 13
Tetanu s 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 III-18
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 17
Karanggede 11 633 Wonosegor 18 o 46 908 19 Juwangi 41 244 Jumlah 1108 14684 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
56 123 74 2924 Boyolali
1
4
0
0 0 10
2 0 71
0 0 3
III-19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Seluruh jenis penyakit utama tersebut berkaitan dengan derajat kesehatan lingkungan masyarakat. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali melalui Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Seksi Penyehatan Lingkungan serta Seksi Promosi Kesehatan
mencoba
mengatasi
masalah
tersebut
menggunakan
pendekatan STBM, yaitu pemberdayaan masyarakat melalui kesadaran buang air besar sesuai syarat kesehatan. Hal ini didasarkan pada hasil studi kasus WHO (2007) yang menyebutkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar dapat menurunkan kejadian Diare 32%, perilaku mencuci tangan pakai sabun 45% dan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga 39%. Sedangkan, dengan mengintegrasikan ketiga perilaku tersebut, Diare menurun sebesar 94%. Kabupaten Boyolali pada 14 September 2011 mendeklarasikan 8 desa berstatus Desa Open Defecation Free (ODF) artinya tidak ada satupun penduduk desa tersebut yang Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat. Desa yang sudah mendeklarasikan diri sebagai desa ODF adalah Desa Tarubatang dan Desa Suroteleng Kecamatan Selo; Desa Candigatak, Desa Genting, Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo; Desa Ngadirejo Kecamatan Ampel; dan Desa Kunti, Desa Sempu Kecamatan Andong. Rekapitulasi hasil perubahan sarana dan perilaku kegiatan STOP BABS program Pamsimas Kabupaten Boyolali tahun 2009 menunjukkan penurunan kasus diare. Tahun 2008 kasus diare menunjukkan angka 1.450, tahun 2009 semester II kasus diare menjadi 750, tahun 2010 semester I kasus diare 170, dan pada semester II turun menjadi 168. Lebih jelasnya data hasil perubahan sarana dan perilaku kegiatan STOP BABS program Pamsimas Kabupaten Boyolali tahun 2009 dan tahun 2010 disajikan pada Tabel di bawah ini.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Tabel 3.9.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-21
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Munculnya berbagai macam waterborne disease di Kabupaten Boyolali dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah kesadaran warga akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang kurang.
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Boyolali
sudah
melakukan
beberapa program untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga dalam melakukan PHBS di lingkungannya yang disalurkan melalui UPTD Puskesmas maupun melalui perkumpulan ibu-ibu PKK di setiap desa. Sosialisasi dan Pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS guna memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Tujuan dari kegiatan PHBS ini adalah meningkatnya rumah tangga sehat di Kabupaten Boyolali. Beberapa sosialisasi PHBS yang sudah pernah dilaksanakan antara lain sosialisasi penanganan sampah, saluran air limbah, dan pemberantasan sarang nyamuk 30 menit di Desa Sranten Kecamatan Karanggede. Persentase
rumah
tangga
berperilaku
hidup
bersih
sehat
Kabupaten Boyolali tahun 2009 adalah 63.429 rumah tangga dipantau; rumah tangga dengan kategori pratama 4.094 (6,45%), rumah tangga kategori madya 20.274 (31,96%), rumah tangga kategori utama 33.801 (53,29%) dan rumah tangga kategori paripurna 5.260 (8,29%). Persentase
rumah
tangga
berperilaku
hidup
bersih
sehat
Kabupaten Boyolali tahun 2010 adalah 152.807 rumah tangga dipantau; rumah tangga dengan kategori pratama 5.501 (3,60%), rumah tangga kategori madya 45.114 (29,52%), rumah tangga kategori utama 96.174 (62,94%) dan rumah tangga kategori paripurna 6.018 (3,94%). Lebih jelasnya data rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tahun 2009 dan tahun 2010 disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.10.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-22
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-23
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Upaya
kesehatan
bersumberdaya
masyarakat
(UKBM)
di
Kabupaten Boyolali di 19 kecamatan tahun 2009 dengan jumlah desa/kelurahan 267, Desa Siaga aktif 188 buah (70,41%), Forum Kesehatan Desa (FKD) aktif 88 buah (70,41%), jumlah Poskesdes 201 buah dan Posyandu 1.767 buah. Tabel 3.11.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-24
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 3.1.3. Kuantitas dan Kualitas Air Pencemaran air tanah atau penurunan kualitas air tanah yang terjadi pada suatu daerah berhubungan erat dengan tingkat kepadatan penduduk di daerah tersebut, sebab semakin banyak jumlah penduduk maka limbah yang dibuang ke lingkungan akan semakin besar. Pencemaran air bawah tanah terutama diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik seperti adanya rembesan air limbah rumah tanggga, hotel, industri dan lain sebagainya. Hal ini akan sangat membahayakan bagi kesehatan penduduk pengguna air sumur. Sumur gali yang terdapat pada rumah-rumah penduduk yang dibuat dekat dengan permukaan tanah (dangkal) rentan mengalami pencemaran. Jumlah kebutuhan air bersih seluruh penduduk Kabupaten Boyolali sebagai berikut. Tabel 3.12.
Kebutuhan air bersih seluruh penduduk Kabupaten
Boyolali No.
Tahun
Jumlah Tangga (KK)
Rumah Jumlah Kebutuhan Air Bersih (m3)
1
2007
256.429
56.821,56 m3/hari
2
2008
259.491
56.975,64 m3/hari
3
2009
264.169
57.103,02 m3/hari
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Tabel 3.13. Kebutuhan air bersih yang terlayani oleh PDAM No.
Tahun
Jumlah Tangga (KK)
Rumah Jumlah Kebutuhan Bersih (m3/tahun)
1
2007
18.564
4.214.245
2
2008
19.585
4.361.184
3
2009
20.776
4.596.825
Air
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Boyolali berbeda antar daerah. Beberapa wilayah memanfaatkan pelayanan dari PDAM, sumur, mata air, dan air hujan. Tabel 3.14. Sarana Air Bersih Yang Digunakan Warga
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-25
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali KECAMATA N
PDA M (SR)
PP
PM A
MA
Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Sawit Banyudono Sambi
0 161 1598 232 7131 1037 2347 710 968 26
3353 7052 6178 5561 471 0 0 0 113 26
0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0 16 21 13 6 6 6 15 86 307
Ngemplak
0
0
0
0
0 776 200 332 429 303 174 1420 1784 4
92 1851 0 0 0 1122 0 462 2628 1
0 0 0 0 0 0 0 0
12 85 13 5 0 59 7 22
2
679
Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi JUMLAH
SPT
DK 0 0 0 0 106 0 534 787 395 307 123 9 104 0 195 444 0 737 165 0 90 603 9
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Boyolali, 2010
DL 21 7 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32
SGL
PAH
0 4673 673 1183 3052 4495 2271 5114 8778 2338 1119 8
0 0 226 9914 0 106 0 0 0 0
4450 4477 3681 5884 8246 5888 6289 2337 8502 7
0 2 0 5 0 0 0 0 1025 3
0
Keterangan : SGL : Sumur Gali PAH : Penampung Air Hujan MA : Mata Air PMA : Penampungan mata air SR : Sambungan Rumah SPT : Sumur Pompa Tangan PP : PAM Proyek (dikelola KSM)
Sumber air bersih yang berasal dari PDAM digunakan sebagian besar warga di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali kecuali di Kecamatan Selo, Ngemplak, Nogosari. Pemanfaatan sumber air bersih dari sumur gali dilakukan sebagian besar warga di Cepogo, Ampel, Mojosongo, Kemusu, Andong, dan Wonosegoro. Hanya di daerah Musuk dan Boyolali saja yang sebagian kecil penduduknya menggunakan sumur, sedangkan di Selo tidak ada yang menggunakan sumur gali karena kedalaman air tanah yang terlalu dalam.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-26
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.15. Kualitas Air PDAM N o.
Tahu n
1
2008
2
3
2009
2010
Jumlah kali pemantauan Pemenuhan Baku Mutu dalam (frekuensi x jumlah titik Lampiran III KeMenkes No. yang dipantau) 907/MENKES/SK/VII/2002 1-2x 7 (untuk Fisika Kimia Bakteriologis: Air);1 x 1 (untuk MNP/100 ml.Gol Kolo bakteriologis) MNP/100 ml Koli Tinja Hasil memenuhi baku mutu
1-2 x 3 (untuk Fisika Kimia Air); Bakteriologis
Fisika Kimia Terbatas A. Fisika: bau, TDS, kekeruhan, rasa, suhu B. Kimia; aluminium, besi, fluoride, kesadahan (CaCO3), chloride, mangan, nitrat sebagai NO3, nitrit sebagai NO2, pH. Hasil memenuhi baku mutu. Bakteriologis: MNP/100 ml. Gol Kolo MNP/100 ml Koli Tinja Hasil memenuhi baku mutu.
Fisika Kimia Terbatas A. Fisika: bau, TDS, kekeruhan, rasa, suhu B. Kimia: aluminium, besi, fluoride, kesadahan (CaCO3), chloride, mangan, nitrat sebagai NO3, nitrit sebagai NO2, pH. Hasil memenuhi baku mutu. 1-2 x 7 (untuk Fisika Kimia Bakteriologis: Air); 1 x 1 (untuk MNP/100 ml. Gol Kolo bakteriologis) MNP/100 ml Koli Tinja Khusus untuk IKK Musuk Hasil memenuhi baku mutu. dipantau 12 kali dalam 1 tahun. Fisika Kimia Terbatas C. Fisika: bau, TDS, kekeruhan, rasa, suhu D. Kimia: aluminium, besi, fluoride, kesadahan (CaCO3), chloride, mangan, nitrat sebagai NO3, nitrit sebagai NO2, pH. Hasil memenuhi baku mutu.
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Tabel 3.16. Kualitas Air Sumur N o.
Tahu n
1
2008
Jumlah kali pemantauan (frekuensi x jumlah titik yang dipantau) (12 x 7)
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Pemenuhan Baku Mutu dalam Lampiran III KeMenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002 Fisika Kimia Terbatas III-27
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1-2 x 3 (untuk Fisika Kimia Air)
2
2009
(12 x 8) 1-2 x 2 (untuk Fisika Kimia Air)
3
2010
(12 x 10) 1-2 x 3 (untuk Fisika Kimia Air) 1-2 x 3 (untuk bakteriologis)
A. Fisika: bau, TDS, kekeruhan, rasa, suhu B. Kimia: aluminium, besi, fluoride, kesadahan (CaCO3), chloride, mangan, nitrat sebagai NO3, nitrit sebagai NO2, pH Hasil memenuhi baku mutu Fisika Kimia Terbatas C. Fisika: bau, TDS, kekeruhan, rasa, suhu D. Kimia: aluminium, besi, fluoride, kesadahan (CaCO3), chloride, mangan, nitrat sebagai NO3, nitrit sebagai NO2, pH Hasil memenuhi baku mutu Fisika Kimia Terbatas E. Fisika: bau, TDS, kekeruhan, rasa, suhu F. Kimia: aluminium, besi, fluoride, kesadahan (CaCO3), chloride, mangan, nitrat sebagai NO3, nitrit sebagai NO2, pH Hasil memenuhi baku mutu
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-28
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.17. Pemeriksaan Bakteriologis Air Bersih, Air Badan Air, dan Air Minum N o
Lokasi
Hasil Pemeriksaan MPN/10 MPN/100 0ml ml Gol.Coli
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
Mata Air Tlatar (Pengilon) Kebon Bimo Boyolali
Coli Tinja
Kadar Maksimum yang diperbolehk an
p H
240
-
50
7, 5
Mata Air Sidalem Mudal Boyolali
75
-
50
7, 6
Sungai Pepe (Hulu) Mudal Boyolali
1500
-
1000
7
2,2
2,2
0
7, 8
210000
-
1000
7
43
-
50
7, 2
1100
-
50
7, 1
46000
-
1000
7
Kran PDAM Singkil Karangeneng, Boyolali Sungai Gede Siswodipuran, Boyolali Sumur Kridanggo Siswodipuran, Boyolali Mata Air Guyangan Pengging Banyudono Boyolali Sungai Tempuran Pengging Banyudono Boyolali Sumur Warga Pengging Banyudono Boyolali IKK Teras Teras Boyolali
23
-
50
7
16
16
0
7, 2
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Kesimpula n Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Memenuhi Syarat Bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s Memenuhi Syarat Bakteriologi s Tidak memenuhi syarat bakteriologi s
Ket.
Air Bersih
Air Bersih
Air Bersih
Air Bersih
Air Badan Air Air Bersih
Air Bersih
Air Badan Air
Air Bersih
Air Minu m
III-29
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1 1
Sumur Masjid Teras Teras Boyolali
1 2
SR PAM Warga Teras Boyolali
23
-
50
7, 1
0
0
0
7
Memenuhi Syarat Bakteriologi s Memenuhi Syarat Bakteriologi s
Air Minu m Air Minu m
Sumber : Hasil Laboratorium, Laporan Bantek Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Boyolali 2011 Keterangan: - MPN : Most Propable Number - Satuan : Jumlah Per 100 ml Sampel - SAB : Sarana Air Bersih - SR : Sambungan Rumah - Air Minum Mengacu Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 - Air Bersih Mengacu Keputusan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/Per/IX/1990 - Air Badan Air Mengacu PP No.82 Th.2001
Dalam Laporan Bantek Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Boyolali Tahun 2011, identifikasi mikrobiologis dilakukan dengan mengambil sampel
sumber-sumber
air
yang
digunakan
oleh
masyarakat
di
Kabupaten Boyolali. Parameter yang digunakan adalah Total Coli (Coliform)
untuk
mengetahui
pencemar
yang
berasal
dari
kegiatan/buangan limbah domestik. Air Permukaan (Air Sungai) Air sungai yang digunakan sebagai sampel diambil dari 3 sungai yakni Sungai Pepe bagian hulu di wilayah Mudal, Sungai Gede di wilayah Siswodipuran dan Sungai Tempuran di wilayah Pengging. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri coli di Sungai Pepe sebesar 1.500 MPN; di Sungai Gede sebesar 210.000 MPN dan di Sungai Tempuran sebesar 46.000 MPN. Hasil uji kualitas air ketiga sungai tersebut telah melebihi baku mutu badan air menurut PP no.82 Tahun 2001 dimana seharusnya kadar maksimum bakteri coli yang diperbolehkan adalah 1000 MPN. Konsentrasi coli yang tinggi akan memberikan indikasi sebagai berikut : a.
Terdapat sumber pencemar dari kegiatan domestik yang membuang limbahnya dan telah mencemari sungai-sungai tersebut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-30
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali b. Terdapat kegiatan yang belum melakukan pengelolaan limbah domestiknya dengan baik dan benar karena langsung membuang limbahnya ke sungai-sungai tersebut c.
Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
untuk
melakukan
pengelolaan limbah domestiknya. d. Belum adanya regulasi yang mengatur pengelolaan sungai dan sanksi tegas bagi pencemar.
e.
Belum adanya budaya hidup sehat untuk menganggap sungai sebagai komponen yang harus dilindungi dan bukan sebagai tempat buangan.
Mata Air Mata Air yang digunakan sebagai sampel diambil dari mata air Pengilon di Tlatar, mata air Sidalem di Mudal, dan mata air Guyangan di Pengging. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri coli di mata air Pengilon sebesar 240 MPN; di mata air Sidalem sebesar 75 MPN; dan mata air Guyangan sebesar 1.100 MPN. Hasil uji kualitas air ketiga mata air tersebut telah melebihi baku mutu air bersih menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990 dimana kadar maksimum coli yang diperbolehkan adalah 50 MPN. Konsentrasi coli yang tinggi memberikan indikasi sebagai berikut : a.
Terdapat sumber pencemar dari kegiatan domestik yang membuang limbahnya dan telah mencemari mata air tersebut.
b.
Terdapat kegiatan di sekitar mata air yang belum melakukan pengelolaan limbah domestiknya dengan baik dan benar dan langsung membuang limbahnya ke mata air tersebut.
c.
Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
untuk
melakukan
pengelolaan limbah domestiknya. d. Belum adanya regulasi yang mengatur pengelolaan mata air dan sanksi tegas bagi pencemar. e.
Belum adanya budaya hidup sehat untuk menganggap mata air sebagai komponen yang harus dilindungi dan bukan sebagai tempat buangan.
Air Tanah
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-31
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Air tanah yang digunakan sebagai sampel diambil dari sumur gali Kridanggo di Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, sumur gali masjid di wilayah Teras, dan sumur gali warga di Kelurahan Pengging Kecamatan Banyudono. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri coli di sumur Kridanggo sebesar 43 MPN; di sumur masjid Teras sebesar 23 MPN, dan di sumur Pengging sebesar 23 MPN. Hasil tersebut dua diantaranya sudah memenuhi syarat sebagai air bersih sedangkan satu sumur lainnya yaitu sumur Kridanggo masih belum memenuhi syarat air bersih menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990
dimana
kadar
maksimum
Coli
yang
diperbolehkan adalah 50 MPN. Konsentrasi coli yang tinggi memberikan indikasi sebagai berikut : a.
Septic Tank yang dimiliki penduduk telah melebihi usia pengurasan, sehingga kemampuan pengolahan dan resapan tidak optimal.
b. Konstruksi Septic Tank yang dimiliki tidak sesuai dengan standar teknis. c.
Terdapat kelompok masyarakat yang tidak memiliki septic tank sehingga limbah tinja mencemari air tanah.
d.
Masih adanya masyarakat yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah domestiknya.
Air Bersih dari PDAM Air bersih yang digunakan sebagai sampel diambil dari Hidran umum di wilayah Teras, kran air penduduk di wilayah Teras dan kran penduduk
di
daerah
Singkil,
Kelurahan
Karanggeneng
Kecamatan
Boyolali. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri coli di Hidran umum Teras sebesar 16 MPN; di SR Teras sebesar 0 MPN; dan di SR Singkil sebesar 2,2 MPN. Hasil tersebut menunjukkan bahwa air dari PDAM ada yang terkontaminasi coli. Adanya bakteri coli memberikan indikasi berikut : a. Terdapat kebocoran sistem perpipaan sehingga bakteri coli yang bersumber dari limbah domestik mampu mengkontaminasi air dari PDAM b. Desinfeksi yang dilakukan PDAM kurang optimal
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-32
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali c. Terdapat sumber pencemaran limbah domestik pada sekitar sistem penyediaan air bersih. d. Perilaku Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada sekitar sumber air bersih belum baik.
3.1.4.Limbah Cair Rumah Tangga Air limbah adalah limbah hasil buangan dari perumahan, bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenisnya. Air limbah rumah tangga (domestic) juga diartikan sebagai air buangan yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci, dimana volume air limbah atau grey water sekitar 50-80% dari kebutuhan air bersih rata-rata sebesar 125 liter/orang, sehingga volume air limbah grey waternya 100 liter/orang per hari. Untuk air limbah black water sebesar 0,2 kg/ orang per hari. Sehingga total volume air limbah grey water dan black water di Kabupaten Boyolali sebagai berikut Tabel 3.18. Total volume air limbah grey water dan black water Tahun 2010 N o
Kawasa n
1
Kota Boyolali
2
Kabupa ten
Jumlah Pendu duk (Jiwa)
Volume timbulan air limbah grey water (liter/orang /hari)
Total timbulan grey water
Volume timbulan air limbah black water (kg/orang/h ari)
Total timbulan black water
68.943
100
6.894,3
0,2
13.788,6
953.83 9
100
95.383,9
0,2
190.767,8
(m3/hari)
(kg/hari)
Sumber data :BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011. Keterangan: Estimasi air yang dihasilkan adalah 80% kebutuhan air bersih per jiwa yang tercatat pada PDAM.
Tabel 3.19. Ketersediaan pusat pengelolaan air limbah domestic N o
Tahun
Jenis sarana pengelolaan Air Limbah Domestik PD PAL
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
IPAL Komunal (selain PD PAL)
Lain-lain
III-33
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Unit
Kapasitas (liter atau m3)
Unit
Kapasitas (m3)
Unit
Kapasitas (liter atau m3)
1
2008
-
-
-
-
-
-
2
2009
-
-
-
-
-
-
3
2010
-
-
1
14,4
-
-
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011. Keterangan: IPAL Domestik sebagai demplot IPAL pada Perumahan Bumi Singkil Permai II dibangun pada tahun 2010.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-34
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.20. Jumlah rumah tangga yang tersambung dengan pusat pengelolaan air limbah domestic No
Tahun
Jumlah rumah tangga tersambung (KK) PD PAL
IPAL Komunal PD PAL)
(selain Lain-lain
1
2008
-
-
-
2
2009
-
-
-
3
2010
-
24
-
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011.
Tabel 3.21. Jumlah rumah tangga yang tidak tersambung dengan pusat pengelolaan air limbah domestic dan jenis pengelolaan air limbah domestiknya. No
Tahun
Jumlah rumah tangga tidak tersambung
Jenis pembuangan air limbah domestik Septictank
Sungai, dll.
1
2008
259.491
653.976 (jiwa)
299.908 (jiwa)
2
2009
264.169
655.733 (jiwa)
298.151 (jiwa)
3
2010
Belum ada data
156.911
59.288
Sumber data: BLH Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Kabupaten Boyolali sudah memiliki operator pengelolaan limbah domestik yaitu Badan Lingkungan Hidup, tetapi belum memiliki bangunan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). Teknis pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Boyolali diwujudkan dalam beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, antara lain : 1.
Pengujian Limbah Cair Domestik
2.
Pengujian Air Sungai dan Badan Air yang lain
3.
Perlindungan pada sumber - sumber Mata Air
4.
Penegakan Hukum terhadap pelanggaran baku mutu lingkungan Upaya yang dilakukan oleh BLH dan Dinas Kesehatan sebagai SKPD
yang berwenang dalam pemantauan dan pengawasan terhadap limbah domestik antara lain melalui beberapa kegiatan yaitu :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-35
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1.
Meningkatkan Pemantauan Kualitas Lingkungan
2.
Meningkatkan Pengendalian dan Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup 3.
Meningkatkan Pembinaan Teknis Pengendalian Lingkungan Hidup
4.
Meningkatkan
peran
serta
masyarakat
dalam
pengedalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Dalam Laporan Bantek Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 disebutkan kondisi pengelolaan air limbah domestik yang ada saat ini hanyalah berupa penyediaan sarana buang air besar. Pada umumnya jamban/tempat buang air besar sendiri berada di daerah perkotaan (urban) sedangkan tempat buang air besar komunal/umum, sungai, dan lainnya sebagian besar berada di daerah perdesaan. Tabel 3.22. Limbah Padat Domestik Kabupaten Boyolali Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kecamatan Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Sawit Banyudono Sambi Ngemplak Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi
Jumlah Pendudu k 26.937 68.965 53.280 60.717 59.641 51.459 45.951 32.993 45.078 48.657 71.111 60.788 43.667 40.492 46.023 61.852 46.400 54.865 34.963
Tinja Satuan Jumlah (kg/hari (kg/hari ) ) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
5.387 13.793 10.656 12.143 11.928 10.292 9.190 6.599 9.016 9.731 14.222 12.158 8.733 8.098 9.205 12.370 9.280 10.973 6.993
8989
Jumlah 953.839 190.768 Sumber data: Kabupaten Boyolali dalam Angka Tahun 2010 (belum terbit) Keterangan: Asumsi; dalam 1 hari orang menghasilkan 0,2 kg tinja
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-36
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Jenis jamban yang ada di Kabupaten Boyolali sebagian besar sudah menggunakan kloset leher angsa meskipun ada beberapa wilayah yang masih menggunakan kloset jenis cemplung bahkan masih buang air besar di sungai. Berikut adalah tabel akses buang air besar warga di Kabupaten Boyolali yang diperoleh dari data Rekapitulasi Sarana Sanitasi Dasar Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2010.
Tabel 3.23. Akses Buang Air Besar Warga Kabupaten Boyolali No
Jenis Jamban
Rumah Tangga (%)
. 1. Milik sendiri 72,1 2. Bersama 4,9 3. Umum /Tidak memiliki 23,0 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, 2010
Tabel 3.24. Jenis Jamban Yang Digunakan Warga Di Kabupaten Boyolali No
Jenis Jamban
Rumah Tangga (%)
. 1. Leher angsa 2. Cemplung 3. Sembarang tempat Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali,
43,77 24,97 31,26 2010
Berikut adalah gambar jamban dan septictank yang digunakan masyarakat Kabupaten Boyolali.
Kloset Leher Angsa Gambar 3.1.
Septic tank
Sarana Sanitasi (Sumber: Dokumentasi Konsultan,
2011)
Berdasarkan hasil studi EHRA anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin buang air besar (BAB) adalah ke jamban pribadi sebanyak 76,31%. Tetapi masih ada anggota keluarga yang BAB ke sungai sekitar 9,30% dan ke kebun/pekarangan sekitar 2,13%.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-37
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Grafik 3.4.
Perilaku anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin
buang air besar (N= 1.600)
Berdasarkan hasil studi EHRA kemana tempat penyaluran akhir tinja responden, diketahui sebanyak 67,50% membuang limbah tinjanya ke tangki septic, sekitar 13,69% membuang limbah tinjanya ke cubluk/lubang tanah, dan sekitar 6,56% membuang limbah tinjanya ke sungai.
Grafik 3.5. Tempat penyaluran buangan akhir tinja (N = 1.080)
Hasil analisis studi EHRA menunjukkan aman tidaknya tangki septic terhadap pencemaran lingkungan. Suspect tidak aman ditunjukkan oleh banyaknya responden yang tidak pernah mengosongkan tangki septicnya yaitu sebanyak 52,44%.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-38
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Grafik 3.6. Kapan tangki septic terakhir dikosongkan (N= 1.080)
Berdasarkan studi EHRA menunjukkan bahwa bila tangki septic dikosongkan kemana Lumpur tinja dibuang hasilnya adalah ke sungai sekitar 2,44% dan 1,76% dikubur. Mengingat Kabupaten Boyolali belum memiliki IPLT dikhawatirkan pembuangan Lumpur tinja akan mencemari sungai dan air tanah. Grafik 3.7. Tempat pembuangan Lumpur tinja (N= 1.080)
Diagram sistem sanitasi (DSS) pengelolaan air limbah domestic
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-39
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
3.1.5. Limbah Padat (Sampah) Dalam Laporan Periodik Sampah Kabupaten Boyolali Tahun 2010 penanganan persampahan digambarkan sebagai berikut: Wilayah Perkotaan/Administrasi 1. Timbulan Sampah perkotaan
: ± 81,8 m3/ hari
: ± 65,2 m3/ hari
2. Sampah Terangkut
Tabel 3.25a Tabel Volume Timbulan Sampah Tahun 2010 N o
Kawasan
Jumlah
Volume timbulan sampah (Kg/orang/hari)
Penduduk (Jiwa)
1
Kota Boyolali
2
Kabupaten
68.943 953.839
Total timbulan sampah (Ton/hari)
0,3
20,68
0,3
286,152
Tabel 3.25b. Prosentase Komposisi Sampah Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Meta/ Gelas Kerta Karet Plasti Kayu Kain loga / Organik lain-lain s / kulit k m kaca 0,5 0.5 0.5 1 1 1
3 4 4 4 4 4
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
15 14 14 16 16 16
0,5 0,5 1 1 1
0,5 1 1 1 1 1
75 75 75 72 72 72
5 4 4 4 4 4
III-40
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 3. Sistem Pengelolaan Sampah kota Metode pengelolaan TPA yang digunakan adalah controll landfill menuju sanitary landfill. 4. Kegiatan 3 R (Reuse, Reduce dan Recycling) apa yang telah tersedia dan dilaksanakan di daerah anda serta jumlah dengan kapasitasnya, sebagai berikut: a. Teknologi pengomposan : A. Pengomposan di TPA Kuncen Winong dan Sie Pertamanan DPUPPK a. Sampah yang masuk TPA mula-mula dipilahkan menurut jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Jenis sampah
organik
selanjutnya
dengan
menggunakan
alat
diproses
menjadi
pengomposan
yang
kompos sudah
tersedia di TPA;
b. Sampah
organik
dimasukkan
dalam
mesin
pencacah.
Sampah yang sudah dicacah diberi campuran bahan-bahan antara lain katul, disiram dengan air yang telah dicampur dengan
tets
dan
EM4
untuk
mempercepat
proses
pengomposan. Kemudian sampah yang telah dicampur bahan tadi ditutup dengan plastik untuk mempercepat proses fermentasi. Agar fermentasi dapat baik sampah tadi dibolak-balik, apabila diraba terasa panas (± 2 hari sekali). Setelah kurang lebih 2 bulan kompos sudah siap dipakai. Saat ini sampah yang dibuat kompos kurang lebih 20 M3/ bulan. B. Pengomposan (Komposting Rumah Tangga) di Perumahan Warga yaitu di lokasi
sebagai berikut :
1. Kampung Bhayangkara RW XV Kelurahan Siswodipuran yang terdiri dari RT 3 dan RT 4 ; 2. Perumahan Bumi Singkil Permai I RW X Desa Karanggeneng; 3. Perumahan Bumi Singkil Permai II RW XI RT 08 Desa Karanggeneng; 4. Perumahan Pulisen Kelurahan Pulisen; 5. Perumahan Surodadi;
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-41
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 6. Perumahan Surowedanan Dengan proses pengomposan sederhana sebagai berikut.
Khusus di Perumahan Surowedanan proses komposting dilakukan sebagai berikut : Pemilahan Pencacahan / perajangan Pengolahan Pengayakan Penyimpanan dan Pengepakan Penjualan Pengolahan kompos Siapkan larutan aktivator dengan cara : Ambil 4 sendok makan penuh aktivator (Green Phoskko) Ambil 2 sendok makan gula pasir Larutkan dalam 8 liter air Aduk hingga merata Diamkan selama 2-4 jam Masukkan sampah organik basah kedalam mesin pengolah sampah Siramkan larutan aktivator kedalam sampah yang berada dalam mesin pengolah hingga semua bagian terkena merata Campurkan 2,5 kg bahan penggembur / serbuk gergaji ke dalam mesin pengolah Tutup rapat mesin pengolah
Hari ke 1-5 putar mesin pengolah sebanyak 3 kali sehari selama kurang lebih 15 menit pada jam yang sama
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-42
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Pada hari ketiga tiap pagi keluarkan lindi atau cairan kompos cair dari lubang yang sudah disediakan, tampung dalam ember, kemudian simpan dalam dirigen khusus lindi
Hasil berupa : 1. Pupuk Kompos organik 2. Pupuk Cair organik
C. Pengomposan di Sekolah yaitu di lokasi sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 6. 7.
SMKN 1 Mojosongo; SMKN 1 Boyolali; SMUN 3 Boyolali; SMPN 1 Boyolali; SMPN 2 Boyolali; SMPN 4 Boyolali; SD N 4 Boyolali; SD N 9 Boyolali.
Gambar :
b. Teknologi Pembuatan kertas daur ulang dan plastik : Masyarakat/warga yang mengolah sampah kertas bekas menjadi produk tersebut berlokasi di Perumahan Bumi Singkil Permai.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-43
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
c. Teknologi logam : Tidak ada d. Teknologi pembuatan gelas : Tidak ada e. Teknologi pembakaran : Pembakaran sampah dengan menggunakan incinerator dilaksanakan di RSU Pandanaran dan Puskesmas Kota I Boyolali. Karakteristik sampah yang dibakar adalah sampah medis. 5. Kegiatan 3 R apa yang dilaksanakan di daerah anda dengan menggunakan sebagian dananya menggunakan DAK. Pada Tahun 2010 ini kegiatan dari DAK Bidang Lingkungan Hidup digunakan untuk pengadaaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
khususnya pemanfaatan
sampah
menjadi sumber
energi (briket sampah, dan kompor gasifikasi). a.
Unit 3R ( sebutkan pengelolanya masing-masing dan sumber
sampahnya) I. Volume sampah yang dibuat kompos untuk saat ini adalah sebagai berikut : (i). Kegiatan pengomposan oleh masyarakat sebesar ± 10 kg/ hari, yang terinci sebagai berikut : - Kampung Bhayangkara RW XV sebesar 2 kg/ hari - Perumahan Bumi Singkil Permai I sebesar 2 kg/ hari - Perumahan Bumi Singkil Permai II sebesar 4 kg/ hari - Perumahan Madu Mulyo, Pulisen sebesar 1 kg/ hari - Perumahan Surodadi sebesar 1 kg/ hari - Perumahan Surowedanan hijau 20 kg/ minggu
(ii). Kegiatan pengomposan oleh Pemkab Boyolali sebesar 0,8 m 3 / hari, yang terinci sebagai berikut: - TPA Winong sebesar 0,7 m3/ hari - Sie Pertamanan sebesar 0,1 m3/ hari
(iii)
Kegiatan pengomposan oleh Sekolah sebesar ± 5-10 kg/ hari
II. Pelaksana komposting 1. Komposting yang
dilakukan
di
tingkat
perumahan/pemukiman dilakukan oleh masyarakat Kampung
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-44
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Bhayangkara, Masyarakat Bumi Singkil Permai I dan II dengan pembinaan dari dinas/ instansi terkait, Camat Boyolali bersama perangkat Kalurahan; 2. Komposting
Alam
Lestari
dilaksanakan
oleh
Subdin
Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran DPUPPK; 3. Sedangkan untuk lokasi sekolahan dilaksanakan oleh para siswa/pelajar dengan pembinaan guru. b. Proses 3 R 1. Proses pengomposan yang digunakan di TPA Kuncen Winong saat ini adalah dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus Tahun 2007 yaitu berupa mesin pencacah sampah dengan kapasitas 500 kg/ jam 2. Proses 3 R yang digunakan di Perumahan dan Sekolahan adalah - Pemilahan Sampah organik dan anorganik rumah tangga; - Pencacahan sederhana sampah Organik; - Pengomposan dengan gentong/ drum, komposter c.
Siklus atau alur sistem 3 R (sebutkan sesuai dengan pengelola dan lokasi yang ada) sedikitnya meliputi sumber sampah-unit proses 3R – produk 3R-pemanfaat produk 3 R.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-45
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Uraian singkat proses 3 R di Kota Boyolali;
1. Sumber sampah berasal dari Jalan, Rumah Tangga, Sekolah, Kantor dsb. 1.a. Sebagian Sampah organik rumah tangga dipisahkan dan dibuat
komposting
oleh
warga
masyarakat
dengan
menggunakan teknologi sederhana dan memanfaatkan gentong-gentong; 1.b.
Kompos yang sudah jadi dan bisa dimanfaatkan
sendiri. 2. Sebagian sampah yang masih tercampur dikumpulkan ke dalam tong-tong sampah;
3. Pengangkutan sampah dengan gerobak sampah. 4. Pengumpulan sampah di TPS-TPS tertutup; 5. Sampah diangkut dengan menggunakan truk pengangkut sampah; 6. Sampah yang sudah terangkut dibawa ke TPA; 6.a.
Sebagian sampah organik dipisahkan dan dicacah untuk dijadikan kompos.
I, II Proses pengoposan dan hasil yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman di wilayah perkotaan 6.b Sebagian sampah plastik dipilah dan dikumpulkan oleh pemulung; 7,8 Sampah yang tersisa (residu) dikelola dengan menggunakan sistem Sanitary Landfill. Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sampah rumah tangga dikelola oleh sebagian besar responden dengan cara dibakar sekitar 69,94%, dibuang ke lahan kosong sekitar 12,81%, dan dibuang dan dikubur sekitar 10,06%.
Sedangkan responden yang menerima
pelayanan dari petugas pengangkut sampah hanya sekitar 1,44%. Grafik 3.8. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola (N = 1.600)
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-46
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Hasil analisis studi EHRA menunjukkan bahwa dari sebanyak 1,44% penerima pelayanan dari petugas pengangkut sampah sebanyak 1,06% responden mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah setiap hari, dan sekitar 0,38% beberapa kali dalam seminggu.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-47
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Grafik 3.9. Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah (N = 23)
Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sebanyak 1,25% responden mengatakan pelayanan pengangkutan sampah tepat waktu dan sekitar 0,19% mengatakan sering terlambat. Grafik 3.10. Ketepatan pengangkutan sampah (N= 23)
Hasil analisis studi EHRA menunjukkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara melakukan pemilahan sampah dilakukan sering oleh sekitar 10% responden dan 24,19% responden melakukannya kadang-kadang. Grafik 3.11 Perilaku pemilahan/pemisahan sampah di rumah sebelum dibuang (N= 1.600)
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-48
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Hasil analisis studi EHRA menunjukkan bahwa hanya 13,69% responden yang melakukan daur ulang sampah rumah tangga untuk dibuat kompos atau pupuk hijau. Grafik 3.12. Apakah sampah rumah tangga didaur ulang (N= 1.600)
Diagram sistem sanitasi (DSS) pengelolaan sampah
Drainase Lingkungan Sistem drainase berfungsi untuk mengalirkan dan menghilangkan genangan air kotor di permukaan ke badan air penerima sehingga kota
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-49
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali dan lingkungan permukiman yang dilengkapi dengan drainase akan lebih baik dan sehat. Kondisi jaringan drainase yang terdapat di Kabupaten Boyolali memiliki
kondisi permanen dan
direncanakan
dengan
tujuan
semi permanen. Sistem drainase
menghindari
terjadinya
banjir
atau
genangan pada suatu wilayah dalam luasan tertentu, ketinggian tertentu dan dalam waktu tertentu. Diharapkan dengan pengendalian terhadap ketiga parameter di atas, air yang tidak tertangani masih dapat ditoleransi dan tidak menimbulkan dampak negatif. Pada
saat
ini
kondisi
yang
terjadi
di
Kabupaten
Boyolali
penggunaan saluran drainase difungsikan bukan hanya sebagai penyalur air hujan atau air banjir, tetapi juga sebagai penampung atau penyalur limbah cair domestik (rumah tangga). Jaringan drainase yang ada umumnya masih menyatu dengan jaringan sanitasi (limbah rumah tangga dari mandi dan cuci). Jaringan drainase memanfaatkan sungai dan jaringan irigasi, sebagai jaringan pematusan dan tempat bermuara akhir aliran air. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat di Kabupaten Boyolali antara
lain: Kali Serang
yang melintasi
Kecamatan
Kemusu dan
Wonosegoro, Kali Cemoro yag melintasi Kecamatan Simo dan Nogosari, Kali Butak, Kali Pepe yang melintasi Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sambi, dan Ngemplak, Kali Tempel dan Kali Gandul yang melintasi Kecamatan Selo, Cepogo dan Musuk, Mojosongo, Teras dan Sawit serta sungai Bedoyo yang cukup besar. Umumnya sungaisungai di Kabupaten Boyolali bermuara di Sungai Bengawan Solo. Pada titik-titik lokasi tertentu, kawasan perkotaan masih ada genangan
akibat
luapan/limpasan
yang
disebabkan
drainase
perkotaannya kurang optimal atau tidak sesuai lagi dimensi badan saluran karena tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa dan perdagangan menjadi kawasan terbangun. Dinas PUPPK pada Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Boyolali belum memiliki database yang mencatat panjang saluran drainase. Tahun ini kabupaten Boyolali menerima bantuan program penyusunan master plan dan DED drainase dari Dinas PU PLP Provinsi Jawa Tengah.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-50
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Saluran drainase yang berfungsi sebagai saluran sekunder maupun tersier menghubungkan daerah-daerah tangkapan air untuk dialirkan ke saluran primer/kolektor yang selanjutnya dialirkan ke sungai. Jaringan drainase sekunder mempunyai fungsi sebagai saluran perantara untuk mengalirkan air limpasan hujan, air buangan rumah tangga, industri dan penggunaan lain sebelum masuk ke saluran kolektor yang selanjutnya masuk ke sistem pembuangan akhir (sungai). Ketika curah hujan puncak terjadi banjir yang melanda beberapa desa antara lain Desa Banyudono dan Desa Cangkringan di Kecamatan Banyudono, Desa Karangduren di Kecamatan Sawit, Desa Sawahan dan Desa Pandeyan di Kecamatan Ngemplak, dan Desa Ngleses di Kecamatan Juwangi. Banjir terjadi rata-rata 2 jam dimana luas jangkauan banjir ke daerah aman berjarak antara 100-200 M. Penanganan korban banjir dilakukan secara insidental karena dinilai tidak membahayakan yaitu dengan menyelamatkan jiwa dan harta masyarakat, dievakuasi ke daerah terdekat yang aman dari banjir.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-51
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Gambar 3.2. Peta Genangan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-52
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sebanyak 32,25% responden mempunyai SPAL berupa parit, sekitar 8,38% mempunyai sumur resapan, dan sekitar 3,81% drainase lingkungannya berupa sarana lain. Grafik 3.13. Keberadaan drainase lingkungan (N= 1.600)
Berdasarkan hasil studi EHRA menunjukkan bahwa sebanyak 3,25% responden terkena banjir sekali dalam setahun, sekitar 1,13% beberapa kali dalam setahun, dan sekitar 0,06% sesekali atau beberapa kali dalam setahun. Grafik 3.14. Kejadian banjir di rumah atau lingkungan sekitar rumah (N= 1.600)
Berdasarkan hasil studi EHRA juga diketahui bahwa responden yang terkena banjir sebanyak 0,31% lama banjirnya kurang dari 1 jam, sekitar 1,75% lama banjirnya antara 1-3 jam, sekitar 1,31% lama banjirnya setengah hari, dan sekitar 0,75% lama banjirnya satu hari atau lebih dari 1 hari.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-53
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Grafik 3.15. Lama banjir mengering (N= 71)
Diagram sistem sanitasi (DSS) pengelolaan drainase lingkungan
Pencemaran Udara Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri di Kabupaten Boyolali dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH). Kegiatan yang ada meliputi penyuluhan pengendalian pencemaran udara dan uji kualitas udara ambien dan emisi cerobong perusahaan. Uji
kualitas
udara
dilaksanakan
oleh
BLH
Laboratorium
terakreditasi
ambien
dan
Kabupaten Balai
emisi
Boyolali
Besar
dan
cerobong
perusahaan
bekerjasama Teknologi
dengan
Pencegahan
Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang. Hasil uji kualitas ambien dan emisi di 4 perusahaan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan kecuali untuk parameter hidrokarbon di 4 perusahaan tersebut (PT Hanil Indonesia, PT Sari Warna, PT Delta Merlin, PT Safari Junie) masih melebihi baku mutu yang dipersyaratkan (Laporan kegiatan subbid pengendalian pencemaran air dan udara BLH tahun 2010) Limbah Industri
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-54
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Limbah industri adalah air limbah bersumber dari pabrik atau industri rumah tangga yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah cair industri antara lain kandungan BOD5 dan COD. Kabupaten Boyolali terbagi atas 19 Kecamatan dan 263 Desa serta 4 Kelurahan dengan kepadatan penduduk rata-rata 938 jiwa/km2 tahun 2009. Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah tumbuhnya dunia industri di Kabupaten Boyolali yang terus meningkat. Dari sumber Boyolali Dalam Angka (BDA) jumlah industri mengalami kenaikan, untuk jumlah industri kecil – menengah, industri agro sebanyak 2.846 buah, industri kimia dan hasil hutan sebanyak 3.174 buah dan industri logam mesin dan perekayasaan sebanyak 189 buah. Disatu sisi, industri ini membawa peningkatan dalam bidang ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Namun disisi lain timbul permasalahan-permasalahan baru di bidang lingkungan. Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Boyolali
mengawasi,
memantau dan melakukan monitoring pengelolaan air limbah oleh usaha dan atau kegiatan non skala menengah ke atas seperti industri, hotel, rumah
makan,
rumah
sakit
dan
industri
besar,
juga
menangani
pengelolaan air limbah kegiatan usaha skala kecil (USK) dan pengelolaan air limbah domestik penduduk. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali melalui Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan
beserta
DPUPPK
dan Dinas
Peternakan dan Perikanan dari tahun 2000 sampai pada tahun 2010 telah membangun beberapa IPAL Biogas Ternak, IPAL Biogas Industri Kecil Tahu, dan IPAL Domestik Komunal. Berikut adalah beberapa IPAL yang pernah dibangun dengan bantuan dana dari pemda maupun dari pemerintah pusat.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-55
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.26. IPAL Biogas Ternak dan Industri Kecil Kabupaten Boyolali No Nama Alamat Jenis Usaha 1. Bejo Ds. Pelem, Simo Ind kecil tahu 2. Sugiyanto Ds. Gagak Sipat, Ind kecil Ngemplak tahu 3. H. Daryono Ds. Bendan, Ind kecil Banyudono tahu 4. Winarno Ds. Bendan, Ind kecil Banyudono tahu 5. Suwarto An Ds. Donohudan, Ind kecil KUB Gotong Ngemplak tahu royong 6. Hadi Sakinu Ds. Singosari, Ternak Sapi Mojosongo 7.
Wiryo parno
8.
Wiyadi
9 10
KUB Subur Makmur Suradi
11
Joko
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Marjono Suyono Abdurrahman Priyono Sriyanto Maeyano Domo Suwarno Nardi
21 22
Hadi Sumarjo Sumidi
23
Budi
24 25 26 27 28 29
Sutarno Slamet Sumanto Miyono Sutoyo Kelompok Tani ”Karya Tani” Kelompok
30
Tahu Di Keterangan Bant. pemda 2000 Bant Pemda 2002 Bant. pemda 2002 Bant Pemda 2003 Bant. pemda 2003
Swadaya & bantuan Pemda 2000 Ds. Tambak, Ternak Sapi Bant Pemda Mojosongo 2004 Ds. Winong, Boyolali Ternak Sapi Bant. pemda 2004 Ds. Donohudan, Ind kecil Bant Pemda Ngemplak tahu 2005 Ds. Pengkol, Ind kecil Bantuan pemda Karanggede tahu 2005 Ds. Bantengan, Ind kecil Bantuan Pemda Karanggede tahu 2006 Ds. Sruni, Musuk Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Sruni, Musuk Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Mliwis, Cepogo Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Mliwis, Cepogo Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Kemiri, Mojosongo Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Kemiri, Mojosongo Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Kemiri, Mojosongo Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Urut Sewu, Ampel Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Karanggeneng, Ternak Sapi DAK 2007 Boyolali Ds. Winong, Boyolali Ternak Sapi DAK 2007 Ds. Gagak Sipat, Ind kecil DAK 2007 Ngemplak tahu Ds. Gagak Sipat, Ind kecil DAK 2008 Ngemplak tahu Ds. Sruni, Musuk Ternak Sapi DAK 2008 Ds. Pagerjurang, Musuk Ternak Sapi DAK 2008 Ds. Kemiri, Mojosongo Ternak Sapi DAK 2008 Ds. Madu, Mojosongo Ternak Sapi DAK 2008 Ds. Metuk, Mojosongo Ternak Sapi DAK 2008 Ds. Kaligentong, Ampel Ternak Sapi DAK 2008 Ds. Kaligentong, Ampel
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Ternak Sapi
DAK 2008 III-56
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali No 31
Nama Tani ”Karya Tani Jiyo kusnan
32
Parjo
33 34 35 36 37
Wito hadi Sukamto Suharno Warsito Sarmo Wasi Sudomo
38
Purwanto
39
Haryadi
40
Jiyarno
41 42 43
Wiradat Narto Gunanto
44
Joko Rudiyanto Agus Haryono
45
Alamat
Jenis Usaha
Keterangan
Ds. Bendan, Banyudono Ds. Gagak Sipat, Ngemplak Ds. Jelok, Cepogo
Ind kecil DAK 2008 tahu Ind kecil DAK 2008 tahu Ternak Sapi DAK 2009
Ds. Paras, Cepogo Ds. Sruni, Musuk Ds. Cluntang, Musuk Ds.Singosari, Mojosongo Ds.Mojosongo , Mojosongo Ds. Gagak Sipat, Ngemplak Ds. Kragilan, Mojosongo Ds. Sukorejo, Musuk Ds. Pagerjurang, Musuk Ds. Candi Gatak, Cepogo Ds. Candi Gatak, Cepogo Ds.Butuh , Mojosongo
Ternak Ternak Ternak Ternak
Sapi Sapi Sapi Sapi
DAK DAK DAK DAK
2009 2009 2009 2009
Ternak Sapi
DAK 2009
Ind tahu Ind tahu Ternak Ternak Ternak
Sapi Sapi Sapi
DAK 2010 DAK 2010 DAK 2010
Ternak Sapi
DAK 2010
Ternak Sapi
DAK 2010
kecil DAK 2009 kecil DAK 2009
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-57
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Tabel 3.27. Data Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Boyolali
No .
1
Nama Pengusaha / Usaha
Alamat
Kapasi tas Produk kg/hari
Kebutu han Bhn Pokok kg/hari
Jml Tena ga Kerja
Kebutu han Air/hari ltr/hari
3
4
5
6
7
I
2 KECAMATAN BANYUDONO
1
Parmadi
Ds. Bendan
00
2
Winarno
Ds. Bendan
00
3
Wargono
Ds. Bendan
00
4
Maryoto
Ds. Bendan
00
5
5 00
4 4
Ds. Bendan
50
Warsiti
Ds. Bendan
00
7
Hj. Suharti
Ds. Bendan
00
8
Juminem Bodro
Ds. Bendan
00
9
Jamini
Ds. Bendan
00
50
Wartopo
Ds. Bendan
00
00
4
00
00
3
00
3
00
3
00
3
00
4 00
3 4
31 5
4,4 55
21 0
22,2 75
1,0 50
5,9 40
13,5
4 00
83
18,0
3 00
42 0
6,6
67,5
28 0
4,4 55
18,0
21 0
5,9 40
Ijin
10
11
Biog as Biog as
0129/11.32/SIUI.K/X /04 0121/11.32/SIUI.K/I X/05
28
8,9
13,5
IPA L
0
10 20,2
3
28 0
5,9
27,0
1,5 00
5,9 40
50
35 0
40 18,0
3
00 4
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
3
Limb ah Padat (kg/h ari) 9
7,4 25
18,0
3
1,5
10
00
4
3 6
3 6
00 4
Jiyo Kusnan
00
4 00
6 5
22,5 3
4 00
Limbah Volum e Air Limbah (ltr/hari ) 8
Biog as Biog as Biog as Biog as
0122/11.32/SIUI.K/I X/05
0124/11.32/SIUI.K/I X/05 0122/11.32/SIUI.K/I X/05
28 0
-
III-58
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
II
KECAMATAN NGEMPLAK
1
Budi Amiarso
2
Budi Sriyanto
3 1
Giyanto 2
4
Nurdi
5
Sainu
6 7
Sarmin Suhardi
8
Sumidi
9
Suparjo
10
Supardi
11 12 13 14 15 16
Tamami Suratmo Hariyadi Parwanto Siswanto Swasto
Dk. Kanoman RT. 02/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 03/08, Ds. Gagak Sipat 3 Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 05/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 05/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 03/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 05/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 03/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 02/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 02/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 04/08, Ds.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
4
00
4
00
3
00
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
4
00
3
00
4 00
4
00
3
00
3
00
4
5 3 3 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
00 6
3 3 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5
3
00
36
00
4 2
00 00
4
00
3
00
4
00
4 3 4 3 3
00 00 00 00 00
18,0 18,0 13,5 7 13,5 13,5 22,5 13,5 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 22,5 1,8 13,5 22,5
40 40 55
55 55 25 55 40 40 40 40 40 25 40 55
5,9 5,9 4,4 8 4,4 4,4 7,4 4,4 5,9 5,9 5,9 5,9 5,9 7,4 5,9 4,4 7,4
28
0
28
0
21
0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 21
Biog as Biog as 10
11
-
35 21 28 28 28 28 28 28 28 21 35
Biog as Biog as
0089/11.32/SIUI.K/V II/05
Biog as -
III-59
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
17 18 19 20
Warsanto Tasyim Mulyono Kel. Subur Makmur 1
Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 02/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 01/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Kanoman RT. 01/08, Ds. Gagak Sipat Dk. Tegalan, Ds. Donohudan
00 00
00
22
Agus
Dk. Tegalan, Ds. Donohudan
00
23
Wahono
Dk. Tegalan, Ds. Donohudan
00
24
Suwarto
Dk. Tegalan, Ds. Donohudan
00
25
Sugimin
Dk. Njebol, Ds. Donohudan
00
II 1
KECAMATAN KARANGGEDE 2
2 3 4 5
Dinomo
3
Pengkol
Blono
Pengkol
Siswanto / Sari Rukun Jimo
Pengkol Pengkol
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
3
50
Dk. Tegalan, Ds. Donohudan
Pengkol
5
00
Kel. Subur Makmur 2
Muji
5
00
21
1
00 5
4 4 7 4 1
00
5
00
3
50
4
00
4
00
7
00
4
00
1
00
00 50
80
50 1
00
00
4
00
4
00
4
00
2
50
3
00
3
00
4
00
3
00
2
00
5 1
80
00
5
00
4 00
4 5
6 2 2 1 2 2
2 2 2 2
25 22,5 22,5 22,5 15,7 18,0 18,0 31,5 18,0 4,5
25 25 25 98 40 40 95 40 85
7 00 50 50 00
9,0 11,2 6,7 9,0 9,0
70 13 28 70
0 7,4 7,4 7,4 5,1 5,9 5,9 10,3 5,9 1,4
8 2,9 3,7 2,2 2,9 2,9
35
0
35
0
35
0
24
5
49
0
28
0
7
0
9
5 0
Biog as
28
0
5
-
28
0
0
-
14 17 10 14 14
Biog as
0078/11.32/SIUI.K/V I/05
10
11
-
0071/11.32/SIUI.K/V I/05
III-60
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
80 6
Mujiyono / Sumber Waras
Pengkol
00
7
Dasimin / Sumber Agung
Pengkol
00
8 9
Nurhadi
Pengkol
Siti Maryam
Pengkol
00 00
10
Suradi / Sidodadi
Pengkol
50
11
Suwardi
Pengkol
00
12 13 14
Sumardi / Sumber Rejeki Paimin
Pengkol Pengkol
Tukiman/ Sumber Rejeki
15
Joko
IV
KEC. WONOSEGORO
1
Tegalsari
00 00 00
Bantengan
50
Jumadi / Mekarsari
Wonosegoro
00
2
Sardi
Wonosegoro
00
V
KEC. MOJOSONGO
1
Jiyarno
Dk. Karanganyar, Ds.Kragilan
00
2
Kamto
Dk. Lawang, Ds. Juruk
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
00
00 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2
1 1
2 3
50 00 00 00 00 50 75 00 00 50
00 00
00 00
2 3 2 1 5 3 1 1 2 3 2
1 1
2 3
00
2
50
2
00
2 2
00 00
4
00
2
50
2 2 4
75 00 00
4
50
2
00
2
00
2
00
4
00
70 15,7 9,0 4,5 22,5 13,5 6,7 7,8 9,0 13,5 11,2
4,5 4,5
9,0 13,5
98 70 85 25 55 28 99 70 55 13
85 85
70 55
0 5,1 2,9 1,4 7,4 4,4 2,2 2,5 2,9 4,4 3,7
1,4 1,4
2,9 4,4
5 0 0 0 0 5 3 0 0 5
0 0
0 0
24 14 7 35 21 10 12 14 21 17
7 7
14 21
-
0076/11.32/SIUI.K/V I/05 0072/11.32/SIUI.K/V I/05
Biog as Biog as Biog as
-
Biog as
0075/11.32/SIUI.K/V I/05 0191/11.32/SIUI.K/V II/04 0073/11.32/SIUI.K/V I/05 0074/11.32/SIUI.K/V I/05 0077/11.32/SIUI.K/V I/05
0063/11.32/SIUI.K/V /05 0064/11.32/SIUI.K/V /05
-
III-61
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
VI 1 1 2 3
KEC. BOYOLALI 2 no name no name no name
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Karanggeneng Kiringan Siswodipuran
Sumber data: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-62
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Tabel 3.28. Boyolali
N o
Kecamat an
1
Mojoson go
2
Teras
3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3
Selo Cepogo Musuk Sawit Boyolali Banyudo no Sambi Ngempla k Ampel Simo Nogosari
Kuda (m3)/ day
Kamb ing (m3)/ day
0. 84 0. 58 0. 17 0. 19 0. 77 7. 53 4. 47 2. 24 0. 49 0. 47 0. 77
13. 20 13. 54 2. 42 31. 02 67. 57 8. 38 11. 18 15. 27 17. 24 8. 80 29. 06
0. 34
16. 07
-
18. 54
Babi (m3/d ay)
1. 31 18. 29 2. 11 24. 14 1. 05 24. 14 0. 66 3. 38
Ayam dagin g (m3/d ay)
Ayam telur (m3/d ay)
Itik (m2/d ay)
0 4.48 3.51 4.24 5.85
0. 78 1. 07 33. 30 1. 44
.44 4 .22
8.70 5.09
55. 31 0. 30
.08
7
.77 0 .14 .21 0 .22 7 .39 0
3.02 1 3.84
-
.89 4
-
.87 0
-
4.62
-
.20
-
3 7.58
2. 59
.83
0 0
-
3.90
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
-
10 .92 22 .38
0
3 3.07
Puyu h (m3/d ay)
.98
0. 16 0. 40 2. 16 2. 72 10 .92 0. 98 11 .14 6. 40 13 .25 1. 68
Data Air Limbah Kabupaten
Sapi (m3/d ay)
695 .80 79 .50 129 .58 505 .53 665 .83 35 .78 108 .75 45 .23 126 .25 86 .75 298 .53 152 .88 181 .40
Debit Limbah Domes tik Warga (liter/d etik)
30. 39 25. 95 12. 01 24. 31 28. 36 15. 14 43. 19 27. 21 22. 40 46. 96 36. 83 27.
Debit Limbah Karyaw an Perusah aan (liter/de tik)
Debit Limbah Perush (liter/detik)
(Debit Limbah Domestik+Pers h)xKoefisien Transmisi
0.68
5,710.00
31.07
0.66
380,000.00
26.61
-
-
16.82
-
-
34.03
-
-
39.71
0.04
11,600.00
15.17
0.15
273,311.20
43.35
3.00
431,400.00
30.21
0.05
32,000.00
22.45
0.08
14,432.00
47.04
0.08
-
36.92
0.05
24,000.00
27.23
0.02
34,000.00
28.69
18 28. 67
Debi t Limb ah Indu stri Tahu
Debit Tinja Langsu ng ke Sungai (liter/d etik)
6. 68
0.07
-
0.04
-
0.00
-
0.00
-
0.04
-
0.02
77. 96
0.01
119. 55
0.10
Jumlah BAB (orang)
-
0.03
16,720 .00 10,123 .00 752 .00 895 .00 9,911 .00 5,004 .00 2,253 .00 7,253 .00 23,223 .00 24,019 .00 6,100 .00
-
0.03
6,565 .00
-
0.09
21,069 .00
0.03
0.10
III-63
Sungai
S. Gandul S. Gandul S. Gandul S. Gandul S. Gandul S. Gandul S. Pepe S. Pepe S. Pepe S. Pepe S. Pepe S. Cemor o S. Cemor
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
o 1 4 1 5
-
Andong
-
Kemusu
N o
Kecamat an
1 8 1 9
Wonoseg oro Juwangi
TOTAL
28. 15 25. 71
Kuda (m3)/ day
Kamb ing (m3)/ day
0. 26 0. 39 19. 52
24. 67 21. 55 393 .56
4 -
3.41
-
.47 0
-
5.27
Babi (m3/d ay)
Ayam dagin g (m3/d ay)
-
.19
Ayam telur (m3/d ay)
Itik (m2/d ay)
0 -
7.07
-
-
2.79 12 9.82
-
75. 07
.43 94.
79
0 .27 38 .54
3. 84 2. 40 Puyu h (m3/d ay)
0. 24 100 .36
196 .53 80 .40
Sapi (m3/d ay)
104 .73 74 .70 3,82 5.40
28. 82 23. 77 Debit Limbah Domes tik Warga (liter/d etik)
25. 21 15. 28 505. 76
-
-
40.34
-
-
33.27
Debit Limbah Karyaw an Perusah aan (liter/de tik)
4.82
Debit Limbah Perush (liter/detik)
82,560.00 5,187.64
(Debit Limbah Domestik+Pers h)xKoefisien Transmisi
35.29 21.39 591.32
-
0.05
-
0.08
Debi t Limb ah Indu stri Tahu
Debit Tinja Langsu ng ke Sungai (liter/d etik)
2. 97
0.09
259. 51
0.05 0.94
11,088 .00 19,781 .00
Jumlah BAB (orang)
21,357 .00 11,074 .00 224,17 3
Sumber data: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-64
Sungai
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Pengelolaan air limbah kegiatan usaha skala kecil (USK) sebagai berikut. Tabel 3.29. Jumlah usaha dan atau kegiatan skala kecil yang menghasilkan air limbah (baik air limbah proses maupun air limbah domestiknya) No Tahun Jumlah dan jenis usaha dan atau kegiatan (unit) Pembuat Bengk Logam Peternakan Lain-lain tahu/tempe el (temba (unit) (unit) ga) 1 2008 49 56 Sapi: 239 2 2009 49 56 Sapi: 245 3 2010 49 56 Sapi: 250 Sumber data: Buku Adipura Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Tabel 3.30. Jumlah usaha dan atau kegiatan skala kecil yang mempunyai sarana pengelolaan air limbah sendiri maupun terpusat No Tahun Jumlah dan jenis usaha dan atau kegiatan Pengusaha tahu Ternak sapi Unit Kapasitas Unit Kapasitas 1 2008 15 18 m3 239 13 m3 2 2009 17 18 m3 245 13 m3 3 2010 17 18 m3 250 13 m3 Sumber data: Buku Adipura Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2011
Tabel 3.31. Jumlah sarana pengelolaan air limbah untuk skala kecil yang terpusat No
1 2 3
Tahun
2008 2009 2010
Jumlah dan jenis usaha dan atau kegiatan Unit Kapasitas (M3) Unit skala kecil air limbah yang dapat dilayani Tidak ada Tidak ada Tidak ada -
Sumber data: Buku Adipura 2010-2011
Kualitas air limbah yang dibuang oleh setiap pusat pengolahan air limbah USK (usaha skala kecil) belum dilakukan uji pada masing-masing IPAL tetapi pemantauan dilakukan pada badan air penerima usaha kegiatan. Limbah Medis Kabupaten Boyolali mempunyai 10 Rumah Sakit (3 Rumah Sakit Daerah, 7 Rumah Sakit Swasta) dibawah pemantauan Badan Lingkungan Hidup, dan 29 Puskesmas dibawah pemantauan Dinas Kesehatan dalam pengelolaan limbah padat dan air limbahnya. Sejumlah 5 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit Daerah sudah memiliki incinerator, serta seluruh Rumah
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-65
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Sakit sudah memiliki IPAL. Bagi Puskesmas dan Rumah sakit yang tidak memiliki incinerator pemusnahan akhir sampah dirujuk ke 5 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit Daerah serta ke Rumah Sakit Swasta Dr. Oen di Surakarta. Pengelolaan
limbah
medis
padat
dinilai
tidak
menimbulkan
masalah karena sudah dipilahkan dari sumber/asal timbulan sampah. Secara umum, di setiap sarana pelayanan kesehatan sudah dilakukan pemisahan antara sampah medis maupun non medis, selanjutnya limbah medis padat dimusnahkan dengan incinerator yang berada di 5 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit Daerah serta Rumah Sakit Swasta Dr. Oen di Surakarta. 3.2. 3.2.1
Pengelolaan Air Limbah Landasan Hukum/Legal Operasional 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene 2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor: 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 3853 )
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang
Perubahan
atas
Keputusan
Presiden
Republik
Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-66
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 9. Peraturan Menteri negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2007 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup bagi usaha dan atau kegiatan yang tidak memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2010.
14. Keputusan Menteri Kesehatan 1205/Menkes/Per/X/2004
Republik
tentang
Indonesia
Pedoman
Nomor
Persyaratan
Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah di Provinsi Jawa Tengah
17. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 6 Tahun 1989 tentang Ketertiban, Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan.
18. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010
19. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup di Kabupaten Boyolali
20. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 di Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-67
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 21. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran Air di Kabupaten Boyolali.
22. Peraturan
Bupati
Nomor
17
Tahun
2011
tentang
Ijin
Pembuangan Air Limbah di Kabupaten Boyolali
23. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 854 Tahun 1991 tentang Penjabaran Lebih Lanjut Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 146 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 6 Tahun 1989 Tentang Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, dan Kesehatan Lingkungan
24. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 1009 Tahun
1998
tentang
Ketentuan
Pungutan
dan
Biaya
Operasional Retribusi Kebersihan
25. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 514 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali
3.2.2
Aspek Institusional Kelembagaan yang bertanggung jawab sebagai operator dalam
pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Boyolali adalah Badan Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2011 tentang Ijin Pembuangan Air Limbah di Kabupaten Boyolali. Institusi pelayanan untuk pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten
Boyolali
adalah
Badan
Lingkungan
Hidup,
Dinas
Boyolali
masih
Kesehatan, dan Dinas PU-PPK. Program-program
sanitasi
di
Kabupaten
ditangani oleh dinas-dinas terkait berdasarkan tupoksinya masingmasing. SKPD yang terkait dengan pengelolaan limbah domestic (rumah tangga) baik dalam perencanaan, pelaksanaan pelayanan dan pengontrolan pengelolaan pelayanan pengelolaan limbah cair adalah sebagai berikut :
1. Dinas
Pekerjaan
Umum,
Pertambangan,
Perhubungan
dan
Kebersihan (DPU-PPK), Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, Seksi Penyehatan Lingkungan.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-68
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali DPUPPK Boyolali merupakan unit/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang dibentuk berdasarkan ; a. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah kabupaten Boyolali. b. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Nomor 13). 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Bidang Fisik, Prasarana dan Sumber Daya Alam, Sub Bidang Pertambangan Energi, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Bappeda
merupakan
pemerintahan
daerah
bertanggungjawab
unsur yang
kepada
perencana berkedudukan
Bupati
melalui
penyelenggaraan di
bawah
Sekretaris
dan
Daerah.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali.
3. Dinas Kesehatan (Dinkes), Bidang P3 dan PL, Seksi Penyehatan Lingkungan. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dasar hukum pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali adalah Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Dinas daerah Kabupaten Boyolali. 4. Badan Lingkungan Hidup (BLH), Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. BLH merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-69
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Struktur Organisasi dan Tata Kerja BLH Kabupaten Boyolali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali. Pemkab Boyolali juga mempunyai Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja) Operasionalisasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) seperti yang tertuang dalam SK Bupati No 050 Tahun 2011. Tugas Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja) AMPL adalah sebagai berikut : 1. Tim Koordinasi :
a. mengoordinasikan dan mensosialisasikan Kebijakan AMPL; b. mengkaji masukan dari Pokja AMPL; c. memberikan arahan dan mengoordinasikan kegiatan Pokja dalam pelaksanaan tugasnya;
d. memberikan arahan dan membantu Pokja dalam menyusun program,
kegiatan
dan
lokasi
calon
penerima
program
pembangunan AMPL. 2. Kelompok Kerja (Pokja) : a. melaksanakan kegiatan dalam rangka penyusunan rencana kerja Operasionalisasi Kebijakan AMPL berbasis masyarakat, termasuk Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS);
b. melaksanakan kegiatan sosialisasi, observasi, pengolahan data dan sinkronisasi Operasionalisasi Kebijakan AMPL;
c. memfasilitasi
proses
penyusunan
program,
kegiatan
dan
pemilihan/penentuan desa yang akan menerima bantuan; d. memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat bagi terselenggaranya keberlanjutan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat;
e. memberikan bantuan teknis pada masyarakat penerima program kegiatan; f. melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi hasil program kegiatan. Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-70
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG PENYUSUNAN PERENCANAAN, EVALUASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIDANG E K O NO MI
SUB BIDANG PENDATAAN DAN EVALUASI
SUB BIDANG PENYUSUNAN PERENCANAAN, DANLITBANG
BIDANG PEMERINTAHAN DAN SOSIAL BUDAYA
SUB BIDANG PEMERINTAHAN
SUB BIDANG PERTANIAN
BIDANG FISIK PRASARANA DAN SUMBER DAYA ALAM
SUB BIDANG
PERTAMBANGAN ENERGI, LINGK. HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
SUB BIDANG S O S I A L BU D A Y A
SUB BIDANG PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN JASA
SUB BAGIAN PERENCANAAN PENELITIAN DANPELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BIDANG INFRASTRK UT U R
UPT
Gambar 3.3.
Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Boyolali
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM , PERTAMBANGAN,PERHUBUNGAN , DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA
BIDANG PENGAIRAN
BIDANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN
SEKSI PEMBANGUNAN SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI BANGUNAN DAN PERUMAHAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI BINA MANFAAT SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI TATA RUANG
BIDANG PERTAMBANGAN & ENERGI
SEKSI PERTAMBANGAN UMUM
SEKSI PEMANFAATAN ENERGI SEKSI AIR BAWAH TANAH
SUB.BAG. KEUANGAN
BIDANG PERHUBUNGAN
SEKSI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
SEKSI T E K N IS
SEKSI PENGENDALI
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PELAPORAN
BIDANG KEBERSIHAN, PERTAMANAN, DAN PEMADAM KEBAKARAN
SEKSI PERTAMANAN DA N PENERANGAN SEKSI KEBERSIHAN DAN PEMAKAMAN SEKSI PEMADAM KEBAKARAN
UPT
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-71
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Gambar 3.4. Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, Perhubungan, dan Kebersihan (DPUPPK) Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-72
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN
BIDANG PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN PENYAKIT , DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BIDANG KESEHATAN KELUARGA
BIDANG PROMOSI, KESEHATAN INSTITUSI, DAN LITBANG
SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI KESEHATAN
SEKSI
SEKSI GIZI
SEKSI KESEHATAN INSTITUSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
SEKSI PENYEHATANLINGKUNGAN
SEKSI KELURGA BERENCANADAN KESEHATAN REPRODUKSI
SEKSI PEMBIAYAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
SEKSI AKREDITASI & KENDALI MUTU (QUALITYASSURANCE)
SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN
SEKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK
SEKSI PENCE GAHAN DAN SURVAILANS
SEKSI FARMASI, MAKANAN, MINUMAN DAN OBAT ASLI INDONESIA
SUB. BAG KEUANGAN
UPT
Gambar 3.5. Bagan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADANLINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSI ONAL
SEKRETARIAT
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN
SUB BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN G SUB BIDAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN
BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
SUB BIDANGPENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PELAPORAN
BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LAHAN DAN SUMBERDAYA AIR SUB BIDANG PENGENDALIAN KER USAKAN KAWASAN KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
UPT
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-73
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Gambar 3.6.
Bagan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali
Gambar 3.7. Susunan Keanggotaan Tim Koordinasi Operasionalisasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Boyolali Sumber: BAPPEDA Kabupaten Boyolali, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-74
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA (POKJA) OPERASIONALISASI KEBIJAKAN AIR MIN UM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL) KABUPATEN BOYOLALI
KETUA Kabid Fisik Prasarana &SDA Bappeda Boyolali
SEKRETARIS I Kabid Pemerintahan dan Sosbud Bappeda Boyolali
WAKIL KETUA Kabid Cipta Karya dan Tata Ruang DPUPPK Boyolali
Anggota 1
SEKRETARIS II Kabid P3PL Dinkes Boyolali
Anggota 2
Anggota 3
Anggota 4
Anggota 5
Kasubbid Pemberdayaan, Sarana Prasarana Dasar, Pengembangan Pemanfaatan SDA dan TTG Bapermaskin
Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup
Kasi Penyehatan Lingkungan DPUPPK
Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes
Kasubbid Sosbud Bappeda Boyolali
Anggota 6
Anggota 7
Anggota 8
Anggota 9
Kasi Promkes Dinkes Boyolali
Kabag Perencanaan PDAM Boyolali
Pengajar Poltekkes Surakarta
Ketua (YPAM) Boyolali
Staff Administrasi Staff Bappeda Boyolali (3 orang)
Gambar 3.8. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja (POKJA) Operasionalisasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Boyolali Sumber: BAPPEDA Kabupaten Boyolali, 2011 3.2.3 Cakupan Pelayanan Cakupan
akses
masyarakat
terhadap
sanitasi
cukup
menggembirakan karena setiap tahun terjadi peningkatan, namun jika ditinjau cakupan akses sanitasi di perdesaan dan perkotaan menunjukkan penduduk di perdesaan yang telah mengakses sanitasi
layak
perdesaan.
baru
sekitar
78,3
%
Sedangkan di perkotaan,
mengakses sanitasi layak
dari
jumlah
penduduk
penduduk yang sudah
90,1 % dari jumlah penduduk di
perkotaan, akses sanitasi di Kabupaten Boyolali sebesar 79,1 % dengan cakupan sarana jamban keluarga sebesar 73,1 %. Tabel 3.32. Capaian Akses Penduduk terhadap Sanitasi layak Perkotaan dan perdesaan Kabupaten Boyolali, Tahun 2010 Wilayah Perkotaan
Penduduk 68.943 882.774
Punya Akses 61.597 691.212
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
% 90,1 78,3
Belum Punya akses 7.346 263.893
% 9,90 29,3 III-75
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Perdesaan Jumlah
951.717
752.809
79,1
271.239
28,5
Sumber : DKK Boyolali
Cakupan sarana jamban cukup baik yaitu 69,8 % dengan rincian leher angsa
(63,0 %) dan non leher angsa (73,0
%) sedangkan masyarakat yang telah mempunyai akses buang air besar di jamban sebesar 79,1 %, jika dibandingkan dengan SPM Provinsi Jawa Tengah sebesar 68 % maka
akses sanitasi
berkelanjutan di Kabupaten Boyolali lebih tinggi, demikian dibandingkan
dengan
Nasional.
Sebanyak
12
jika
Kecamatan
mempunyai cakupan akses buang air besar di jamban cukup tinggi (> 80 %), namun masih ada 3 Kecamatan dengan cakupan kurang dari SPM Jawa Tengah. Ada perbedaan antara cakupan sarana (69,8 %) dengan akses buang air besar di jamban (79,1 %), karena akses dalam satu rumah terdiri dari beberapa keluarga, numpang di tempat tetangga, keluarga, MCK umum.
Tabel 3.33. Cakupan Sarana dan Akses Sanitasi Dasar Di Kabupaten Boyolali, Tahun 2010 Kepemilikan Jamban
Kecamatan
Jumlah Pendu duk
Jumlah Rumah
1
Selo
26.845
2
Ampel
3
N o
LA
Non LA
Jml
6.280
2.318
2.431
4.749
68.781
18.778
7.696
5.279
12.975
Cepogo
53.101
12.780
8.034
4.387
12.421
4
Musuk
60.328
15.002
7.859
5.639
13.498
5
Boyolali
59.411
16.506
10.923
907
11.830
6
Mojosongo
51.330
12.383
4.670
7.164
11.834
7
Teras
45.628
8.808
4.750
2.076
6.826
8
Sawit
32.996
6.960
3.967
1.133
5.100
9
Banyudono
45.194
11.008
8.981
1.046
10.027
10
Sambi
48.583
13.122
3.490
2.931
6.421
11
Ngemplak
70.861
20.535
10.153
4.517
14.670
12
Nogosari
60.524
16.527
8.369
4.172
12.541
13
Simo
43.633
11.611
4.665
3.157
7.822
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Akses BAB Cak (%)
MCK
Jamban
%
75, 6 69, 1 97, 2 90, 0 71, 7 95, 6 77, 5 73, 3 91, 1 48, 9 71, 4 75, 9 67,
0
25.195
93,9
0
57.574
83,7
0
52.357
98,6
11
51.540
85,4
11
58.325
98,2
0
41.978
81,8
0
35.621
78,1
1
27.689
83,9
13
39.773
88,0
0
33.365
68,7
1
57.119
80,6
1
46.879
77,5
0
39.497
90,5
III-76
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 4 14
40.570
10.715
1.304
2.132
3.436
15
Karangged e Klego
45.907
11.819
4.326
3.953
8.279
16
Andong
61.924
14.044
5.894
3.977
9.871
17
Kemusu
46.310
12.033
3.673
2.626
6.299
18
Wonosegor o Juwangi
54.734
14.280
2.681
2.850
5.531
35.057
10.065
3.099
2.474
5.573
Jumlah
951.71 7
243.25 6
106.85 2 63,0
62.85 1 37,0
169.70 3
19
Persentase
32, 1 70, 0 70, 3 52, 3 38, 7 55, 4
1
20.691
51,0
1
44.789
97,6
1
51.817
83,7
1
31.567
68,2
1
30.968
56,6
0
21.934
62,6
43
752.80 9
69, 8
79,1
Sumber : DKK Boyolali
Tabel 3.34. Penerima Bantuan Jamban Kabupaten Boyolali Tahun 2010 Jumlah Penerima Kecamatan Bantuan Jamban 1 Selo 70 50 2 Ampel 100 150 3 Boyolali 65 50 4 Musuk 275 198 5 Mojosongo 25 50 6 Teras 20 210 7 Simo 50 100 8 Klego 20 210 9 Ngemplak 115 100 10 Sawit 230 100 11 Nogosari 105 12 Wonosegoro 225 13 Kemusu 190 14 Juwangi 30 15 Banyudono 210 16 Karanggede 100 Jumlah 1.520 1.528 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, 2010 N o
Jumlah Penerima Bantuan Stimulan Jamban
Cakupan kepemilikan jamban di Kabupaten Boyolali tahun 2009 mencapai 67,89%, dan pada tahun 2010 mencapai 69,8%. Sasaran/target dalam Rencana Aksi Program Penyehatan Lingkungan (Lingkungan Sehat) Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2011-2015 adalah meningkatnya cakupan kepemilikan jamban minimal 50% bagi yang Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-77
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali belum mempunyai jamban dan meningkatnya jamban sehat dan akses penduduk buang air besar di jamban. Kabupaten
Boyolali
belum
mempunyai
bangunan
SANIMAS
(sanitasi berbasis masyarakat), yang limbahnya dapat diproses menjadi gas melalui sistem digester.
Mulai tahun 2008 sampai dengan tahun
2011 DPUPPK Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali telah membangun 22 unit MCK Umum, dimana 7 unit MCK Umum menggunakan system off site/ SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis masyarakat). Bangunan MCK Umum system off site tersebut berada di dekat bangunan pengolahan air limbah SLBM dengan tujuan untuk menyediakan sarana BAB bagi masyarakat yang terbiasa BAB di sungai, dan untuk merubah perilaku BABS. Kabupaten Boyolali mempunyai 11 pasar yang tersebar di 9 kecamatan dimana di setiap pasar terdapat MCK Umum yang dikelola oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar. MCK Umum juga terdapat di Stadion Pandanaran dan GOR Boyolali yang dikelola oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, dan di tempattempat pariwisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Prosentase rumah yang memilki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) pada tahun 2009 sebesar 35,03% dari sasaran/ target sebesar 50% bagi semua rumah tangga yang dituangkan dalam Rencana Aksi Program Penyehatan Lingkungan (Lingkungan Sehat) Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2011-2015. MCK umum yang dibangun oleh DPUPPK Bidang Cipta Karya sebagai berikut: Tabel 3.35. MCK Umum Di Kabupaten Boyolali No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun Dibangun 2008
2009
Lokasi Desa/ Kalurahan Ringinlarik Musuk Pulisen Bendan Sembungan Ringinlarik Bendan Dukuh Kadipaten
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Keterangan Kecamatan
Musuk Musuk Boyolali Banyudono Banyudono Musuk Banyudono Banyudono Andong
III-78
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 10 11 12 13 14 15 16
Ketitang Giriroto Guwo Wonosegoro Pinggir Klego Bendan
Nogosari Ngemplak Kemusu Wonosegoro Karanggede Klego Banyudono
Karanggeneng
Boyolali
Banaran
Boyolali
19
Karangduren
Sawit
20
Cepoko Sawit
Sawit
21
Sawahan
Ngemplak
22
Cangkringan
Banyudono
2010
17 18
2011
Sistem SLBM Sistem SLBM Sistem SLBM Sistem SLBM Sistem SLBM Sistem SLBM Sistem SLBM
Off
site/
Off site/ Off site/ Off site/ Off site/ Off site/ Off site/
Sumber data: DPUPPK Kabupaten Boyolali, 2011. MCK Umum yang berada di terminal di wilayah UPT Terminal DPUPPK Kabupaten Boyolali sebagai berikut: Tabel 3.36. Daftar Pengelola MCK Terminal a. UPT Terminal Sunggingan No 1
Nama Suratmi
2
Rusmanto
3
Suradi
4
Nur Suwanti
5
Wagiyono
Alamat, Identitas (KTP) Tunggulsari RT 14 RW 04 Sukabumi, Cepogo, Boyolali Tegalsari RT 01 RW 07 Siswodipuran, Boyolali Dawung RT 05 RW 05 Tawangsari, Teras, Boyolali Kebontimun RT 05 RW 05 Kiringan, Boyolali Jatisari RT 07 RW 02 Sambon, Banyudono, Boyolali
Lokasi/ Ukuran MCK Sub Terminal Cepogo 4 m2 (2m x 2m) Terminal Sunggingan 18 m2 (2,5m x 7,2m) Terminal Sunggingan 6 m2 (2m x 3m) Terminal Sunggingan 32 m2 (4m x 8m) Terminal Sunggingan 9 m2 (3m x 3m)
b. UPT Terminal Karanggede No 1
Nama Muhadi
Alamat, Identitas (KTP) Kebonan RT 02 RW 01 Karanggede
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Lokasi/ Ukuran MCK Terminal Karanggede 12 m2 III-79
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 2
Atet Tohidin
Karangnongko RT 03 RW 07 Utut Sewu, Ampel 3 Cicik Sri Tompen RT 03 RW 01 Mariawati Bangak, Banyudono Sumber data: DPUPPK Kabupaten Boyolali, 2010
Terminal Simo 6 m2 (2m x 3m) Sub Terminal Bangak 6 m2 (2m x 3m)
3.2.4.Aspek Teknis dan Teknologi A.
Sanitasi Berbasis Masyarakat pada Kawasan Di bidang Penyehatan Lingkungan, Pemda Kabupaten Boyolali
melalui DPU-PPK mulai tahun 2010 mempunyai program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang telah dilaksanakan di beberapa wilayah yakni : a.
Tahun 2010 :
- Kampung Ledoksari, Kelurahan Karanggeneng, Kecamatan Boyolali - Desa Bendan, Kecamatan Banyudono b. Tahun 2011 :
- Desa Banaran, Kecamatan Boyolali - Desa Cangkringan, Kecamatan Banyudono - Desa Cepoko Sawit, Kecamatan Sawit. - Desa Karangduren, Kecamatan Sawit - Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak. SLBM ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ada di masing-masing wilayah SLBM. Setiap lokasi SLBM mampu melayani 100 KK sehingga program SLBM ini sudah mempunyai cakupan layanan total 700 KK. Kriteria wilayah yang mendapat bantuan program SLBM dari Pemda Boyolali yakni wilayah-wilayah dengan kepadatan tinggi, kondisi eksisting sanitasi kumuh dan terletak di pinggir kali.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-80
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
N o
Tabel 3.37. Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat Kawasan Siste Tahun Cakup Keterang Teknologi m Diban an an yang gun Pelaya Digunakan nan
1.
Ds. Karanggeneng, Kec. Boyolali
Off Site
2010
100 KK
Sudah Beroperasi
2.
Ds. Bendan Kec. Banyudono
Off Site
2010
100 KK
Sudah Beroperasi
Anaerobic Baffled Reactor
3.
Ds. Banaran Kec. Boyolali
Off Site
2011
100 KK
Sudah Beroperasi
Anaerobic Baffled Reactor
4.
Desa Cangkringan Kec. Banyudono
Off Site
2011
100 KK
Sudah Beroperasi
Anaerobic Baffled Reactor
5.
Ds. Cepoko Sawit Kec. Sawit
Off Site
2011
100 KK
Sudah Beroperasi
Anaerobic Baffled Reactor
6.
Ds. Karangduren Kec. Sawit
Off Site
2011
100 KK
Sudah Beroperasi
Anaerobic Baffled Reactor
7.
Ds. Sawahan Kec. Ngemplak.
Off Site
2011
100 KK
Sudah Beroperasi
Anaerobic Baffled Reactor
Anaerobic Baffled Reactor
Sumber data : DPUPPK Kabupaten Boyolali, 2011
Bangunan SLBM
Bangunan SLBM
Gambar 3.9. Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Karanggeneng
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-81
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Sumber: Dokumentasi Konsultan, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-82
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Bangunan SLBM
Aktifitas Warga di Lokasi SLBM
Akses Jalan di Lokasi SLBM
Aktifitas Warga di Lokasi SLBM
Gambar 3.10. Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Bendan Sumber: Dokumentasi Konsultan, 2011
B.
Rumah Sehat Sederhana (RSH) Di Kabupaten Boyolali, terdapat pengelolaan limbah skala kawasan
yang terletak di Perumahan Taman Sentosa, Kecamatan Ngemplak. Pembangunan prasarana air limbah rumah tangga di kawasan RSH Taman Sentosa meliputi :
- Pembangunan IPAL - Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa induk - Pengadaan dan pemasangan pipa lateral sampai dengan sekah di halaman. Penyaluran air limbah di RSH menggunakan sistem perpipaan dimana air limbah yang dikelola hanya yang berasal dari WC, kamar mandi dan dapur. Pembangunan RSH ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan limbah rumah tangga dimana pembuatan tangki septik yang
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-83
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali kemungkinan besar tidak memenuhi persyaratan teknis karena jarak antar rumah yang pendek. Dengan adanya RSH diharapkan akan terjadi peningkatan pelayanan sanitasi masyarakat.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-84
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Kondisi Lingkungan
Pemasangan Sekah
IPAL di RSH
Mainhole
Gambar 3.11. RSH Taman Sentosa Sumber: Dokumentasi Konsultan, 2011
3.2.5. Peran Serta Masyarakat dan Gender dalam Penanganan Air Limbah Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan air limbah Kabupaten Boyolali. Peran serta masyarakat tersebut dapat berupa antara lain: 1.
Partisipasi masyarakat merawat sarana buang air besar (BAB) yang ada, seperti MCK dan sejenisnya.
2.
Penyediaan sarana sanitasi mandiri.
3.
Partisipasi dalam mentaati peraturan yang ada.
4.
Peran serta dalam memasukkan dana kas daerah (PAD) melalui pembayaran retribusi.
5.
Peran serta dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-85
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Saat ini peran serta masyarakat di Kabupaten Boyolali masih sebatas penyediaan sarana sanitasi secara mandiri serta menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini dikarenakan sistem pengelolaan air limbah domestik belum berjalan. Wilayah yang telah mendapat bantuan program SLBM dari Pemkab Boyolali juga telah menunjukkan partisipasinya melalui wadah KSM yang merupakan pengelola SLBM. Tanpa adanya partisipasi masyarakat segala upaya yang dilakukan dalam pengaturan pengelolaan air limbah tidak akan berarti. Adanya dorongan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mengelola air limbah terutama limbah rumah tangga sangat diperlukan.
Menjaga Kebersihan WC Umum
Penyediaan Tempat Sampah
Gambar 3.12. Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sumber: Dokumentasi Konsultan, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-86
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.38.
Program/Proyek/Layanan yang Berbasis Masyarakat
Sub Sektor Air Limbah KABUPATEN : BOYOLALI TAHUN : 1998 – 2011 Dinas N Sub Nama Pelaks o. Sekt Program/Proyek/ ana or Layanan
Tahu n Dimu lai
Kondisi saat ini
Fun gsi 1
2 Air Limb ah
3 A. Program Peningkatan Pengendalian Polusi Proyek Pembangunan Tempat Pembuangan Benda Padat/Cair yang menimbulkan polusi Layanan: - Pembanguna n IPAL Industri Tahu: 16 Unit - Pembanguna n IPAL Biogas Ternak: 47 Unit - Pembanguna n IPAL Domestik Komunal: 2 Unit B. Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) Layanan: Pembangunan sistem off site air limbah rumah tangga pada wilayah padat, sanitasi kumuh, daerah pinggir sungai C. PLPBK (Penataan Lingkungan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Tida k Fun gsi 7
Aspek PMK
Rus ak
P M
JD R
MS K
8
9
10
11
4 BLH
5 2002
6
DPUPPK
2010
Bapped a, DPU
2011
III-87
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Permukiman Berbasis Komunitas)
Keterangan : PM : Pemberdayaan Masyarakat JDR : Jender MSK : Miskin
3.2.6.Permasalahan Beberapa permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik adalah : 1. Kabupaten Boyolali belum memiliki IPLT dan tidak memiliki mobil penguras lumpur tinja. 2. Belum tersusunnya program master plan untuk penanganan air limbah baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.
3. Sudah ada institusi khusus yang menangani air limbah domestik yaitu Badan Lingkungan Hidup didukung Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2011 tentang Ijin Pembuangan Air Limbah di Kabupaten Boyolali, tetapi masih kurang didukung dengan
sarana
penyidikan
dan
penegakan
hukum
yang
memadai.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-88
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 4. Sudah terbentuk institusi Pokja AMPL pada bulan Maret 2011 sebagai
pelaksana
‘payung’
program
sanitasi,
yang
membutuhkan dukungan pusat dan provinsi untuk penguatan kapasitas
kelembagaan
Pokja
AMPL
dalam
pelaksanaan
sosialisasi dan sinkronisasi program/kegiatan sanitasi utamanya dalam pengelolaan limbah cair domestik. 5. Kabupaten Boyolali memiliki keterbatasan sumber pembiayaan dari
pemerintah
daerah,
dan
program/kegiatan
sanitasi
dilakukan oleh instansi yang berbeda. 6. Cakupan pelayanan masih belum sesuai dengan target MDGs.
7. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik perlu ditingkatkan. 3.3.
Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)
3.3.1. Landasan Hukum/Legal Operasional 1.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2.
Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
4.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
5.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah.
6.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
7.
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 6 Tahun 1989 tentang Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, dan Kesehatan Lingkungan.
8.
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-89
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 9.
Peraturan Bupati Boyolali Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2011.
10.
Keputusan Bupati Boyolali Nomor 660/87 Tahun 2010 tentang Penunjukan Sekolah Adiwiyata Kabupaten Boyolali Tahun 2010.
11.
Keputusan Boyolali
Kepala Nomor
Pembentukan
Badan
Lingkungan
660.3/498/25
Tim
Penilai
Hidup
Tahun
Lomba
Kabupaten
2010
Kreatifitas
tentang
Pengolahan
Sampah Antar Sekolah Kabupaten Boyolali Tahun 2010.
12.
Surat
Keputusan
Kepala
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Pertambangan, Perhubungan, dan Kebersihan Kabupaten Boyolali Nomor 974/918/15 Tahun 2010 tentang Pengaturan Dana Pengembalian Retribusi Kebersihan Rumah Tangga dan Jasa Usaha Tahun 2010. 3.3.2.Aspek Institusional Unit pengelola kebersihan/persampahan di Kabupaten Boyolali adalah Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, Kebersihan
(DPU-PPK)
pada
Bidang
Kebersihan,
Perhubungan, dan Pertamanan,
dan
Pemadam Kebakaran yang bertanggung jawab secara langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan di tingkat kelurahan dan desa sudah terbentuk kelompok-kelompok kebersihan yang didanai dari swadaya masyarakat. Mekanisme dan penanggung jawab pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.39.
Mekanisme dan Penanggung jawab Pengelolaan
Sampah N o. 1.
Kegiatan Penyapuan a. Rumah Tangga/Sekolah/ Kantor/ dll b. Fasilitas Umum (Jalan,Trotoar,Taman) c. Pasar dan Terminal
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Penanggung Jawab Pemilik/ Pengelola Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (Disperindagsar &
III-90
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
2.
3.
d. Badan Usaha/Perusahaan Pewadahan a. Rumah Tangga/Sekolah/ Kantor/ dll b. Fasilitas Umum (Jalan,Trotoar,Taman) c. Pasar dan Terminal
Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (Disperindagsar dan DPPKAD/ Terminal) Pemilik/ Pengelola Pemilik/ Pengelola Pemkab Boyolali (DPU-PPK)
Pasar dan Terminal
Pemkab Boyolali (Disperindagsar dan Dipenda/ Terminal) Pemilik/ Pengelola
d. Badan Usaha/Perusahaan Pengangkutan a. Rumah Tangga/Sekolah/ Kantor/ dll b. Fasilitas Umum (Jalan,Trotoar,Taman) c. Pasar dan Terminal d.
5.
Pemilik/ Pengelola
d. Badan Usaha/Perusahaan Pengumpulan a. Rumah Tangga/Sekolah/ Kantor/ dll b. Fasilitas Umum (Jalan,Trotoar,Taman) c.
4.
Dipenda) Pemilik/ Pengelola
Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (DPU-PPK)
Badan Usaha/Perusahaan
Pembuangan Akhir a. Rumah Tangga/Sekolah/ Kantor/ dll b. Fasilitas Umum (Jalan,Trotoar,Taman) c. Pasar dan Terminal d.
Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (DPU-PPK) Pemkab Boyolali (DPU-PPK)
Badan Usaha/Perusahaan
Sumber data : Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010 Institusi pelayanan untuk pengelolaan persampahan (limbah padat) di Kabupaten Boyolali adalah Dinas PU-PPK, Badan Lingkungan Hidup, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pengelolaan Pasar. Program-program
sanitasi
di
Kabupaten
Boyolali
masih
ditangani oleh dinas-dinas terkait berdasarkan tupoksinya masingmasing. SKPD yang terkait dengan pengelolaan persampahan (limbah
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-91
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali padat)
baik
dalam
perencanaan,
pelaksanaan
pelayanan
dan
pengontrolan pengelolaan pelayanan persampahan (limbah padat) adalah sebagai berikut :
1. Dinas
Pekerjaan
Umum,
Pertambangan,
Perhubungan
dan
Kebersihan (DPU-PPK), Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, Seksi Penyehatan Lingkungan. DPUPPK Boyolali merupakan unit/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang dibentuk berdasarkan ; c. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah kabupaten Boyolali. d. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Nomor 13). 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Bidang Fisik, Prasarana dan Sumber Daya Alam, Sub Bidang Pertambangan Energi, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Bappeda
merupakan
pemerintahan
daerah
bertanggungjawab
unsur yang
kepada
perencana berkedudukan
Bupati
melalui
penyelenggaraan di
bawah
Sekretaris
dan
Daerah.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali. 3. Badan Lingkungan Hidup (BLH), Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. BLH merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Struktur Organisasi dan Tata Kerja BLH Kabupaten Boyolali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-92
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali. 4. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar. Dinas
Perindustrian,
merupakan
unsur
Perdagangan
pendukung
dan
Pengelolaan
pelaksanaan
tugas
di
Pasar bidang
Pengelolaan dan Pengembangan Pasar, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Struktur
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Boyolali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali.
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG PENYUSUNAN PERENCANAAN, EVALUASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIDANG EKONO MI
SUB BIDANG PENDATAAN DAN EVALUASI
SUB BIDANG PENYUSUNAN PERENCANAAN, DAN LITBANG
BIDANG PEMERINTAHAN DAN SOSIAL BUDAYA
SUB BIDANG PERTANIAN
SUB BIDANG PEMERINTAHAN
SUB BIDANG SOSIAL BU D AYA
SUB BIDANG PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN JASA
SUB BAGIAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG FISIK PRASARANA DAN SUMBER DAYA ALAM SUB BIDANG
PERTAMBANGAN ENERGI, LINGK. HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
SUB BIDANG INFRASTRU KTUR
UPT
Gambar 3.13. Bagan Organisasi Bappeda Kabupaten Boyolali
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM , PERTAMBANGAN, PERHUBUNGAN , DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
BIDANG BINA MARGA
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN
SEKSI PEMBANGUNAN SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI BANGUNAN DAN PERUMAHAN
SEKSI
SEKSI
SEKSI
BIDANG PERTAMBANGAN & ENERGI
SEKSI PERTAMBANGAN UMUM
JALAN BINA MANFAAT TATA R UANG PokjaPEMELIHARAAN AMPL Boyolali DAN JEMBATAN Kabupaten SARPRAS PENGAIRAN
UPT
SUB.BAG. KEUANGAN
BIDA NG PERHUBUNGAN
SEKSI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
SEKSI PEMANFAATAN ENERGI
SEKSI TEKNI S
SEKSI AIR BAWAH TANAH
SEKSI PENGENDALI
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PELAPORAN
BIDANG KEBERSIHAN, PERTAMANAN, DAN PEMADAM KEBAKARAN
SEKSI PERTAMANAN DA N PENERANGAN
SEKSI KEBERSIHAN DAN PEMAKAMAN SEKSI PEMADAM KEBAKARAN
III-93
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Gambar 3.14. Bagan Organisasi DPU-PPK Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-94
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN
SUB BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN SUB BIDANG PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN
BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DANPELAPORAN
BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
SUB BIDANGPENGENDALIAN KERUSAKAN LAHAN DAN SUMBERDAYA AIR
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA
SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN KAWASAN KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
UPT
Gambar 3.15. Bagan Organisasi BLH Kabupaten Boyolali
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN BOYOLALI
KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN
SUB.BAG. KEUANGAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PELAPORAN
BIDANG PERDAGANGAN
BIDANG PENDAPATAN PASAR
BIDANG PENGELOLAANDAN PENGEMBANGAN PASAR
SEKSI INDUSTRI HASIL PERTANIAN
SEKSI PEMASARAN DAN DISTRIBUSI
SEKSI PENDATAAN POTENSI PASAR
SEKSI PENGEMBANGAN
SEKSI INDUSTRI HASIL NON PERTANIAN
SEKSI EKSPORDANIMPOR
SEKSI PENETAPAN
SEKSI STANDARDISASI MUTU
SEKSI BINA USAHA DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
SEKSI PENDAPATAN DAN PENAGIHAN PASAR
BIDANG INDUSTRI
SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI PEMBINAAN DAN PENATAAN PEDAGANG
UPT
Gambar Boyolali
3.16.
Bagan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Organisasi
Disperindagsar
Kabupaten
III-95
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 3.3.3.Cakupan Pelayanan Pelayanan persampahan di Kabupaten Boyolali mencakup sampai ke pelayanan RW dan dihitung juga per KK. Jumlah RW yang telah mendapatkan pelayanan kebersihan adalah sebanyak 33 RW atau sejumlah 2.377 KK. Tabel berikut menjelaskan secara rinci mengenai tingkat pelayanan kebersihan di Kabupaten Boyolali.
Tabel 3.40. Tingkat Pelayanan Kebersihan Wilayah Kota Boyolali Tingkat Pelayanan No Pelayanan . 2005 2006 2007 2008 1 Jumlah penduduk Kec. 58.496 Boyolali jiwa 2 Luas Kab. Boyolali 101.510,1 101.510,1 101.510,1 101.510,1 ha ha ha ha 3 Luas Kec. Boyolali 2.625,1 ha 2.625,1 2.625,1 2.625,1 ha ha ha 4 Luas daerah pelayanan 660 (ha) 660 (ha) 660 (ha) 660 (ha) 5 Jumlah penduduk 14.780 14.780 15.137 15.387 terlayani jiwa jiwa jiwa jiwa 6 Jumlah penduduk 25,42 % 25,42 % 26,03% 26,31% terlayani terhadap jumlah penduduk perkotaan Sumber data: Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010 Tingkat pelayanan sampah biasanya diukur dari tingkat pelayanan kebersihan wilayah. Tingkat pelayanan kebersihan ini dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu:
1. Tingkat
pelayanan
kebersihan
berdasarkan
pendekatan
jumlah
timbulan sampah. a. Dihitung dari jumlah timbulan sampah dan jumlah timbulan sampah terangkut. Timbulan sampah di wilayah perkotaan Kabupaten Boyolali adalah sebesar 81,8 m3/hari, yang berasal dari perumahan, sarana kota dan lokasi lainnya. Sebagian besar timbulan sampah berasal dari perumahan yaitu sebesar 48,4 m 3/hari (59%). Dari jumlah timbulan sampah tersebut, baru sebesar 63,8 m 3/hari yang sudah terangkut ke TPA, atau sebesar 78% dari jumlah seluruh timbulan sampah wilayah perkotaan di Kabupaten Boyolali. Timbulan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-96
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali sampah dari masing–masing lokasi di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel 3.41. Volume Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut di Wilayah Perkotaan No . 1 2 3 4 5
Sampah terangkut (m3/hari) 31,0 27,8 5 63,8 Boyolali Tahun 2010
Timbulan (m3/hari)
Lokasi
Perumahan 48,4 Sarana kota 28 Perairan terbuka Pantai Wisata Lokasi lainnya 5,4 Total 81,8 Sumber data: Program Kerja DPU-PPK
Total timbulan sampah kota tahun 2009/2010 adalah 81,8 m3/hari. Jumlah sampah yang terangkut di wilayah kota adalah 63,8 m3/hari atau 78% tingkat pelayanan sampah yang dapat dipenuhi dalam satu hari. b. Dihitung dari kapasitas kendaraan/ peralatan pengangkut timbulan sampah. Tabel 3.42. Jenis alat angkutan sampah di Kabupaten Boyolali Tahun 2009/2010 DPU-PPK N o 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Alat Angkut
Jumla h
Gerobak sampah Truk terbuka besar Truk terbuka kecil Mini truk (kijang) Truk compactor besar Truk compactor kecil Dump truck besar
55
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Kapasi tas Total (m3)
Rita si
30,9
Masih Beroperasi Ya
Tidak
√
-
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1-2
√
-
4
32
III-97
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
8 9 1 0 1 1
Dump truck kecil Arm roll besar Arm roll kecil Trailer container
-
-
-
-
-
2
12
2-3
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber data: DPU-PPK Kabupaten Boyolali
DISPERINDAGSAR No Jenis alat angkut
1 2 3
Gerobag sampah Truk terbuka besar Truk terbuka kecil
Jumlah
Kapasit as (m3)
Ritas i
10 1 1
0,75 4 2,5
1 1 1
Masih beroperasi Ya Tidak √ √ √ -
Sumber data: Disperindagsar Kabupaten Boyolali
BLH No
Jenis alat angkut
Jumlah
Kapasit as (m3)
Ritasi
Masih beroperasi Ya
1
Motor sampah
1
1
Tida k
√
Sumber data:BLH Kabupaten Boyolali
2. Tingkat
pelayanan
kebersihan
berdasarkan
pendekatan
jumlah
penduduk yang dilayani.
Tabel 3.43. Tingkat Pelayanan Kebersihan Kota No
Pelayanan
Tingkat pelayanan 2006 660 (ha)
2007
2008
660 (ha)
680 (ha)
1
Luas daerah pelayanan
2
Jumlah terlayani
penduduk 14.780 jiwa
15.137 jiwa
15.387 jiwa
3
Jumlah terlayani jumlah perkotaan
penduduk 25,42% terhadap penduduk
26,03%
26,31%
Sumber data: DPU-PPK Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-98
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Dari
hasil
perhitungan
kebutuhan
pengembangan
sistem
persampahan di Kabupaten Boyolali dapat diketahui bahwa pelayanan sistem persampahan di Kabupaten Boyolali akan diperluas ke lima kawasan perkotaan yang meliputi kawasan perkotaan/IKK di Kecamatan Boyolali,
Ampel,
Ngemplak,
Banyudono,
dan
Teras.
Dari
kelima
kecamatan tersebut, baru Kecamatan Boyolali yang sudah terlayani jaringan persampahan yaitu sebesar 26,31% dari jumlah timbulan sampah di kawasan perkotaan Kecamatan Boyolali. Target
pelayanan
persampahan
di
Kabupaten
Boyolali
disesuaikan dengan target MDG’s yaitu pada tahun 2015 minimal 50% penduduk terlayani dari jumlah penduduk yang belum terlayani sampah. Khusus untuk tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Boyolali hingga tahun perencanaan 2016 ditingkatkan sedikit, yang dihitung berdasarkan rata-rata peningkatan pelayanan sampah di kawasan perkotaan Boyolali. Peningkatan pelayanan sampah di kawasan perkotaan Boyolali sebesar 7% per tahun. Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh target pelayanan sampah di masing-masing IKK seperti yang terlihat pada di bawah. Tabel 3.44. Target Cakupan Pelayanan Sistem Persampahan Di Kabupaten Boyolali Hingga Tahun 2016 KECAMAT AN
TINGKAT PELAYANAN (%) 2008 2015 2016
BOYOLALI NGEMPLA K
26,3
AMPEL BANYUDO NO
0,0
0,0
0,0
TERAS 0,0 Rata-rata Sumber data:
KETERANGAN
Peningkatan 7%/ tahun dari 68,4 MDG’s Peningkatan 7%/ tahun 50,0 53,8 dari MDG’s Peningkatan 7%/ tahun 50,0 53,8 dari MDG’s Peningkatan 7%/ tahun 50,0 53,8 dari MDG’s Peningkatan 7%/ tahun 50,0 53,8 dari MDG’s 52,6 56,7 Perhitungan Konsultan, Tahun 2011 63,2
Target pelayanan sistem persampahan di kawasan perkotaan Boyolali pada tahun 2016 adalah sebesar 68,4%, sedangkan target Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-99
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali pelayanan sistem persampahan di kawasan perkotaan Ngemplak, Ampel, Banyudono, dan Teras masing-masing sebesar 53,8%.
3.3.4.Aspek Teknis dan Teknologi
I.
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
A. Sampah di TPS Lamanya sampah di TPS:
1. Untuk
lingkungan
perumahan,
sekolah,
perkantoran,
dan
lingkungan jalan kurang dari satu hari (7–18 jam). Hal ini dapat dilakukan
karena
sudah
mulai
tumbuhnya
kesadaran
untuk
melakukan pembuangan sampah ke TPS sebelum jam pengambilan sampah dilakukan. Sehingga lamanya sampah yang berada di TPS semakin berkurang. 2. Di tempat fasilitas umum seperti pasar, terminal, karena sifatnya umum maka pembuangan sampah ke TPS dilakukan setiap saat oleh pengguna fasilitas umum tersebut, namun demikian sampah yang berada di TPS tidak lebih dari 24 jam, karena jadwal pengambilan sampah oleh truk sampah dilakukan setiap hari.
B. Jumlah Tempat Penampungan Sampah (TPS) menurut Jenis Sampah yang sudah diangkut kemudian ditempatkan di tempat pembuangan sampah sementara terlebih dahulu untuk kemudian diangkut menuju tempat pemrosesan akhir. Kabupaten Boyolali memiliki 2 buah transfer depo, 29 buah kontainer, 35 buah gerobak sampah, dan 61 buah TPS permanen. Jumlah TPS menurut jenis di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.45. Jumlah TPS Menurut Jenis
N o. 1. 2. 3. 4.
Jenis TPS Transfer Depo Kontainer Gerobak sampah TPS permanen
Jumlah (buah) 2 29 35 61
Sumber data: Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-100
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Transfer Depo terdapat di kantor Batahda dan di Jl Kemuning. Distribusi transfer depo dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.46. Distribusi Transfer Depo
N o.
Lokasi
Jumlah (buah)
1. Kantor Batahda 2. Jl. Kemuning Jumlah
1 1 2
Kapasi tas (m3) -
Sumber data: Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010
Kontainer sampah diletakkan di beberapa tempat terutama di sekitar kawasan yang berpotensi menimbulkan sampah seperti terminal, pasar, rumah sakit. Kapasitas 1 buah kontainer adalah sebesar 8,11 m 3. Jumlah dan distribusi kontainer di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.47. Jumlah dan Distribusi Kontainer Kapasit N Jumlah Lokasi as o. (buah) (m3) 1. Terminal Bus 1 8,11 2. Jl. Tentara Pelajar 1 8,11 3. Pasar Sunggingan 2 16,22 4. RSU Banyudono 1 8,11 5. Tacung 1 8,11 6. Pasar Randu Asri 1 8,11 7. Pasar Pelita 0 8,11 8.. RSU Pandanarang 1 8,11 9. Kabupaten 1 8,11 10 Timur Kodim 1 . 8,11 11 Tlatar 1 . 8,11 12 Dibawa armroll truck 2 . 16,22 13 Kantor DPU 10 81,1 . 14 Asrama Brimob 1 . 8,11 15 Kantor 2 16,22 .. 16 RSU Simo 1 8,11 .
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Keterangan Perempatan Kota
KUD
Depan Pasar Boyolali
cadangan
III-101
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 17 .
Jembatan Karangkepoh Jumlah
1
8,11
29
Sumber data: Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010
TPS permanen diletakkan di beberapa tempat terutama di sekitar kawasan
yang
berpotensi
menimbulkan
sampah
seperti
kawasan
pendidikan, permukiman, pasar, rumah sakit. Kapasitas 1 buah TPS berbeda tergantung luasan TPS yang disediakan. Jumlah dan distribusi TPS permanen di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.48. Distribusi TPS Permanen Jumla Kapasi N Lokasi h tas o. (buah) (m3) 1. SD Teladan 1 5,49 2. Anggrek I Kebonso 1 2,25 3. Anggrek II Kebonso 1 1,95 4. Telasih 1 4,00 5. Widuri 1 5,76 6. Widuri II 1 7,99 7. Regulo 1 4,99 8. Pengadilan Lama 1 4,24 9. Pasar Boyolali 1 4,99 10 1 Jl. Perintis K 5,0 . 11 1 Palma Swalayan 2,00 . 12 Kampung Madumulyo 1 2,00 . 13 1 SMEA 2,00 . 14 1 Kauman Baru 6,00 . 15 1 Pasar Boyolali 9,00 . 16 1 Jl. Pisang 1,90 . 17 1 Perumnas Mojosongo 5,35 . 18 1 Jl. Duren/ PDIP 5,00 . 19 1 Jl. Nanas 4,50 . 20 Jl. Perintis/ Karysma 1 2,00 . 21 1 Jl. Perintis/ BK 5,00 . 22 Stadion Sonolayu 1 2,80 Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Keterangan
Timur SMA Sudirman
Selatan radio Karysma Depan SMA BK
III-102
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali . 23 . 24 . 25 . 26 . 27 . 28 . 29 . 30 . 31 . 32 . 33 . 34 . 35 . 36 . 37 . 38 . 39 . 40 . 41 . 42 . 43 . 44 . 45 . 46 . 47 .
Jl. Pahlawan Asrama 408 Blkg SD Krg.geneng Jl. Cemara Jl. Waringin Prof. Suharso Kampung Suyudan Jl. Pandanaran Jl. Kutilang Depo Jl. Kemuning Jl. Kemuning I Jl. Kemuning II Jl. Cendana, Kalongan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3,60 2,40 1,50 2,00 4,33 1,00 3,00 1,60 3,00
Kerkop
6,00 5,25
Makam Pusung
1,40
1 5,75 1
Jl. Cendana 2
7,04 1
Jl. Cendana 3
Dekat Koramil 3,00
1 BSP Utara 1
4,65 1
BSP Utara 2
3,45 1
BSP Utara 3
4,00 1
BSP Utara 4
4,41 1
BSP Utara 5
3,40 1
BSP Utara 6
5,00 1
BSP RW XIV
5,75 1
BSP Selatan 1
3,60 1
BSP Selatan 2
3,20 1
BSP Selatan 3
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
6,00 III-103
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 48 . 49 . 50 . 51 . 52 . 53 . 54 . 55 . 56 . 57 . 58 . 59 . 60 . 61 . 62 63
1 BSP Selatan 4
4,50 1
BSP Selatan 5
6,00 1
BSP Selatan 6
5,00 1
Pasar Randuasri
3,00 1
Jl. Kates (MCK)
1
Jl Jambu/ MAN
1
Jl. Tentara Pelajar 2
1
Jl. Garuda 1
1
Jl. Garuda 2
1
Jl. Rajawali
1
GOR
2,25 5,25 Timur Asrama Polisi
2,40 2,60 2,60
Jembatan Karangkepoh
3,00 5,25
Jl. Perintis
1
2,99
Jl. Perintis
1
8,00
Depan Gapura Perumahan Griya Pulisen Patung Sapi Griya Pulisen
Jl. Perintis
1
5,40
Depan Toko Besi Bina Karya
Jl Tentara Pelajar Pulisen Jumlah
1 1 63
Sumber data: Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010
Kabupaten anorganik.
Boyolali
Penyediaan
juga
TPS
telah
menyediakan
organik-anorganik
ini
TPS
organik-
bertujuan
untuk
membudayakan pemilahan sampah dari sumbernya oleh masyarakat, sehingga ada beberapa TPS permanen yang dijadikan sebagai TPS organik-anorganik.
Jumlah
dan
distribusi
TPS
organik-anorganik
di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.49. Jumlah dan Distribusi TPS Organik – Anorganik Juml Kapasi N ah Lokasi tas Keterangan o. (bua (m3) h) 1. Jl. Anggrek II 1 1,95 Kebonso 2. Jl. Telasih 1 4,00
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-104
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 . 19 .
Jl. Widuri Jl. Pisang Jl. Duren/ PDIP Jl. Perintis/ BK Stadion Sonolayu Jl. Kemuning I Jl. Cendana 2 Jl. Cendana 3
1 1 1 1 1 1 1 1
5,76 1,90 5,00 5,00 2,80 5,25 7,04 3,00
Jl Jambu/ MAN
1
5,25
Jl. Rajawali
1
3,00
GOR
1
5,25
Jl. Perintis K
1
2,99
Jl. Perintis K
1
8,00
RW XIV, BSP
1
5,75
Jl. Cendana, Kalongan Jl. Perintis K, Driyan Blkg SD Krg.geneng Jumlah
1
5,75
1
5,75
1
5,75
19
89,19
Depan SMA BK
Dekat Koramil
Jembatan Karangkepoh
Depan Gapura Perumahan Griya Pulisen Taman Griya Pulisen
Radio Karysma
Sumber data: Program Kerja DPU-PPK Boyolali 2010
II. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) A.Keadaan TPA Winong
α. Nama
: Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Winong
β. Letak
:
Dukuh Kuncen, Desa Winong, Kecamatan
Boyolali
χ. Luas TPA seluruhnya
: 3 ha (30.000 m2)
δ. Luas TPA sudah penuh
: 1 ha (10.000 m2) di sebelah timur
kantor dan sekarang kondisinya ditutup dengan pengurugan.
ε. Luas TPA yang digunakan saat ini : 0.3 ha (3.000 m 2). Keadaan TPA Winong dapat dilihat pada Tabel 3.48.
Sedangkan
gambaran kondisi TPA Winong dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-105
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.50. Keadaan TPA Winong N Keadaan Uraian o 1 Letak Dk. Kuncen, Ds. Winong, Kec. Boyolali 2 Luas 30.000 m2 3 Kantor TPA 1 unit ( 6,15 m x 5,7 m) 4 Kamar mandi 1 unit (3 m x 3 m) 5 Garasi alat berat 1 unit gedung 6 Tempat komposting 1 unit (4 m x 18,75 m) 7. Mesin Pencacah 1 unit mesin Sampah Sumber data :Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010
Gambar 3.17. Kondisi TPA Winong Kabupaten Boyolali Sumber: Konsultan, Tahun 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-106
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Uraian ringkas mengenai kondisi eksisting TPA Winong berkaitan dengan kondisi topografi, geologi, hidrologi, lalu lintas kendaraan, sosial ekonomi dan lingkungan di TPA Winong dapat dlihat pada Tabel berikut. Tabel 3.51. Kondisi fisik TPA Winong I TOPOGRAFI 1 Elevasi medan EL. +450.00 2 Kondisi medan Berbukit, cekungan dan sungai/avuur alam 3 Peruntukan lahan sekitar Sawah, ladang, kebon sengon, pemukiman, pasar II GEOLOGI 1 Jenis tanah Lanau kelempungan, kerakal, batu lanau 2 Gradasi butiran Baik 3 Diameter butiran 0,25 – 15 mm 4 Berat jenis (γb) 1,75-1,80 t/m3 5 Kohesi ( C ) 0,21-0.26 kg/cm2 6 Sudut geser dalam (Ø) 23-28⁰ 7 Tekanan konus (>-3 m) 100-150 kg/cm2 (qc) 8 Total friction (>-3 m) 400-800 kg/cm ( ft ) 9 Daya dukung (>-3 m) dengan 5-8 kg/cm2 FS = 2,5 ( σ ) 1 0 1 1 1 2 II I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 I V
Lanjutan: Indikasi sesar, patahan, longsor Jenis lapisan tanah
- Ada potensi kecil patahan & sesar - Lereng cukup stabil karena banyak pohon pelindung Timur laut – Barat daya
Kemiringan lapisan tanah
30o
HIDROLOGI Curah hujan / thn Wil. Daerah Aliran Sungai Hulu sungai Muara sungai Muka air banjir tertinggi (MAB) Lebar sungai rata-rata Kemiringan sungai rata-rata Angka kekasaran manning dasar sungai Kecepatan arus banjir yang diijinkan Tinggi jagaan tanggul & jembatan LALU LINTAS KENDARAAN
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
> 2500 mm K. Serang G. Merbabu dan G.Merapi K. Serang 4,00 m dari dasar sungai 6-8 m 0,015-0.025 0,030 – 0,050 (Lanau pasir kerakalan) 0,80 – 1,50 m/det 1,00 m
III-107
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1 2 3 V 1 2 3 4
Asumsi LHR Dominasi kendaraan
200-400 smp Pick up, angkudes/angkutan umum, Spd. motor, truk 8 ton Jarang
Frek. Kend. di luar jam sibuk SOSIAL EKONOMI & LINGKUNGAN Mata pencaharian PNS, petani, karyawan, buruh Dukungan terhadap proyek Setuju Saran masyarakat Perlu sosialisasi & dilibatkan proyek Kepedulian thd lingkungan Baik Sumber: Survey Primer Konsultan, Tahun 2011
B. Volume Sampah Rata-Rata Harian TPA Winong Timbulan sampah dapat dihasilkan dari semua tempat, baik itu permukiman ataupun tempat–tempat pelayanan publik lainnya. Volume dari timbulan sampah itu sendiri juga berbeda–beda tergantung dari lokasi dan banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas didalamnya. Volume sampah rata-rata harian TPA Winong tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel III.14. Tabel 3.52. Volume Sampah Rata-Rata Harian TPA Winong Tahun 2009 Menurut Asalnya No Volume Jenis TPS . (m3/ hari) 1. Hasil sapuan jalan 9,7 2. Tempat/ fasilitas umum 18,1 (pasar, terminal) 3. Pemukiman / Warga 31,0 4. Badan Usaha (PT, CV dll) 5 Jumlah 63,8 Sumber :Program Kerja DPU-PPK Boyolali, Tahun 2010 C. Jarak TPA a. Jarak TPA dengan perumahan/ permukiman terdekat
: +
1
: +
3
km b. Jarak TPA dengan sungai/badan air terdekat
km c. Jarak TPA dengan pantai
: + 70 km
D. Metode Pengelolaan TPA
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-108
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali a. Metode pengelolaan TPA yang digunakan adalah control landfill. b. Jenis pelapis dasar TPA adalah tanah cadas (pelapis alami) dimana air lindi tidak dapat meresap ke dalamnya, sehingga dapat mencegah
atau
mengurangi
pencemaran
air
tanah
dan
air
permukaan secara alami yang berasal dari leachate (air lindi). E. Kegiatan 3R di TPA Sampah yang masuk TPA mula-mula dipilahkan menurut jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah an-organik. Jenis sampah organik selanjutnya
diproses
menjadi
kompos
dengan
menggunakan
alat
pengomposan yang sudah tersedia di TPA. Volume sampah yang dibuat kompos di TPA sebesar 0,75 m3/ hari. Sedangkan sampah an-organik (plastik, kertas, kaca, dan lain-lain) dikumpulkan oleh pemulung yang ada di
TPA,
selanjutnya
dijual
ke
pengepul
untuk
dilakukan
proses
pengolahan selanjutnya. Jumlah sampah anorganik hasil pemilahan sampah sebesar 0,71 m3/ hari.
F. Fasilitas Dasar Berbagai fasilitas prasarana dan sarana TPA telah dibangun dan dilengkapi guna mengoptimalkan kinerja TPA meliputi papan nama, pintu gerbang, pagar, kantor TPA, garasi alat berat, gudang, gudang kompos, unit produksi kompos, dan toilet. a. Papan Nama Papan nama TPA Winong Kabupeten Boyolali terletak di jalan masuk TPA berukuran 1 x 1,2 m. Papan nama ini juga berfungsi sebagai papan penunjuk lokasi TPA. Kondisi papan nama TPA Winong dapat dilihat pada Gambar di bawah.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-109
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Gambar 3.18. Papan nama TPA Winong Kabupaten Boyolali Sumber: Konsultan, Tahun 2011 b. Pintu Gerbang dan Pagar 1) Pintu Gerbang TPA Winong dilengkapi dengan pintu gerbang, sebagai penutup akses jalan masuk ke TPA. Lebar pintu gerbang sama dengan lebar jalan masuk ke dalam lokasi TPA yaitu 5 m. Kondisi pintu gerbang masih baik. Kondisi pintu gerbang TPA Winong dapat dilihat pada Gambar di bawah.
Gambar 3.19. Pintu Gerbang masuk TPA Winong Sumber: Konsultan, Tahun 2011 2) Pagar TPA Winong sudah dilengkapi dengan pagar keliling sebagai pembatas lokasi TPA. Pagar keliling TPA terbuat dari kawat berduri yang mengelilingi area TPA seluas 3 Ha. Kondisi pagar keliling masih baik. Kondisi pagar keliling TPA Winong dapat dilihat pada Gambar di bawah.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-110
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Gambar 3.20. Pagar keliling TPA Winong Sumber: Konsultan, Tahun 2011 c. Kantor Kantor TPA terletak setelah pintu gerbang berjarak 100 m dari pintu masuk. Kantor TPA merupakan 1 unit bangunan yang digunakan sebagai ruang registrasi sampah yang masuk ke lokasi area TPA. Ruangan
TPA
belum
dilengkapi
dengan
perlengkapan
untuk
menyimpan arsip-arsip dan data registrasi sampah. Kondisi kantor pengelola TPA Winong dapat dilihat pada Gambar di bawah.
Gambar 3.21. Kantor TPA Winong Sumber: Konsultan, Tahun 2011
d. Garasi Alat Berat TPA Winong dilengkapi dengan 1 unit garasi alat berat yang berfungsi untuk menyimpan alat berat. e. Gudang TPA Winong belum dilengkapi dengan bangunan gudang yang dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan bahan bakar, peralatan/perkakas reparasi alat berat, alat semprot insektisida, dan lain-lain.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-111
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali f. Workshop dan Peralatan Di lokasi TPA Winong tidak dilengkapi dengan workshop (bengkel) untuk perawatan dan perbaikan alat berat. g. Pemadam Kebakaran TPA Winong masih belum memiliki peralatan pemadam kebakaran seperti mobil alat pemadam kebakaran portable yang mudah dipindah-pindah atau jenis mobil pemadam kebakaran khusus di area TPA. h. Fasilitas Toilet TPA Winong sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet yang terdiri dari 1 ruangan. Toilet ini berada di belakang kantor pengelola TPA berukuran 3 x 3 m yang terdiri dari bak mandi dan toilet. i. Cuci Kendaraan TPA Winong sudah mempunyai tempat cuci kendaraan alat berat yang
berukuran
0,95
m
x
11
m.
Berdasarkan
pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan TPA sistem controlled landfill dan sanitary landfill, untuk TPA Winong yang berpedoman pada kriteria controlled landfill minimal harus ada faucet. j. Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih di TPA Winong menggunakan air dari sumur. k. Listrik Listrik di area TPA Winong digunakan untuk penerangan kantor dan pompa penyediaan air bersih.
l. Alat Komunikasi TPA Winong belum dilengkapi dengan alat komunikasi, sehingga agak sulit untuk berkoordinasi antar petugas di lapangan, terutama saat terjadi permasalahan di lapangan. Berdasarkan Pedoman
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-112
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Pengoperasian dan Pemeliharaan TPA Sistem Controlled landfill dan Sanitary landfill TPA diharuskan memiliki alat komunikasi. m. Ruang Jaga TPA Winong belum dilengkapi dengan bangunan untuk ruang jaga. Keberadaan
ruang
jaga
diperlukan
untuk
mengendalikan
pembuangan sampah di TPA supaya terhindar dari kemungkinan terjadinya
gangguan
lingkungan.
Berdasarkan
Pedoman
Pengoperasian dan pemeliharaan TPA Sistem Controlled landfill dan Sanitary landfill, TPA yang dioperasikan dengan Sistem Sanitary landfill diharuskan ada ruang jaga. n. Area Khusus Daur Ulang Area khusus daur ulang TPA Winong terdiri dari bangunan gudang kompos, ruang pengayakan dan pencampuran, ruang pemilahan. Area khusus daur ulang ini berada di depan kantor pengelola TPA. 1) Bangunan utama
a) Konstruksi baja permanen dengan rangka baja
b) Luas bangunan (16 x 7) = 112 m2 2) Conveyer Pemilah (Sortasi)
a) Mesin penggerak : Elektromotor 3 HP 2,2 KW 380 V + Gear Reducer type WPA 120 ratio 1 : 30 b) Dimensi : 6 m x 0,8 m x 1 m 3) Belt Conveyer Input
a) Mesin penggerak : Elektromotor 1 HP 0,75 KW 380 V + Gear Reducer type WPA 100 ratio 1 : 30 b) Dimensi : 5 m x 0,6 m x 2,4 m 4) Mesin Pencacah Sampah
a) Mesin penggerak : Engine 4 silinder 53 PK elektrik starter
b) Kapasitas cacah : minimal 5 m3/ jam c)
Dimensi : 2 m x 1,2 m x 1,7 m
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-113
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 5) Pengayak Kompos
a) Mesin penggerak : Elektromotor 1 HP 0,7 KW 380 V + Gear Reducer type WPA 100 ratio 1 : 30 b) Kapasitas cacah : 1,5 -2,5 ton kompos/ jam c)
Dimensi : 5 m x 2 m x 2,5 m
6) Mesin Pencacah Plastik
a) Mesin penggerak : Engine 20 PK b) Kapasitas cacah : 75 – 100 kg/ jam c)
Dimensi : 1,2 m x 0,7 m x 1,6 m
Kondisi fasilitas unit pengolah sampah di TPA Winong dapat dilihat pada Gambar di bawah.
Gambar 3.22. KONDISI FASILITAS UNIT PENGOLAH SAMPAH TPA WINONG Sumber: Konsultan, Tahun 2011
o. Area Transit Limbah B3 Rumah Tangga Saat ini TPA Winong belum dilengkapi area transit limbah B3 rumah tangga. Sehingga Limbah B3 Rumah Tangga yang masuk ke TPA masih bercampur dengan sampah jenis lainnya. Area Khusus Transit Limbah B3 Rumah Tangga berfungsi untuk meminimalkan dampak negatif dari karakteristik limbah B3 itu sendiri, yang antara lain bersifat korosif, mudah terbakar, mudah meledak, dan lain-lain. p. P3K Fasilitas P3K tersedia di Kantor TPA Winong. Ketersediaan peralatan P3K diperlukan di TPA untuk penanganan terjadinya kecelakaan ringan sebagai pertolongan pertama.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-114
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali q. Tempat Ibadah TPA
Winong
belum
dilengkapi
dengan
tempat
ibadah
yang
merupakan sarana penunjang untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-115
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Gambar 3.23. Peta lokasi TPA dan TPS Kabupaten Boyolali
3.3.5.Peran serta Masyarakat dan Gender dalam Pengelolaan Sampah Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan antara lain dengan membuang sampah rumah tangga ke tempat-tempat sampah/tong sampah yang sebagian sudah dipisah-pisahkan menurut jenisnya, yang selanjutnya diangkut oleh armada sampah (gerobak dan mobil sampah). Peran penanganan
masyarakat sampah
dalam
yang
pemilahan
berbasis
sampah
masyarakat
di
dan
sumber
melibatkan
perempuan keberhasilannya cukup baik, dimana perempuan berperan pada
proses
pemilahan
permukiman/perumahan
warga.
dan
pengomposan
Perempuan
juga
sampah berperan
di
dalam
mengolah sampah kertas bekas menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi sehingga telah membantu mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA. Sedangkan bentuk keterlibatan swasta dalam pengelolaan sampah antara lain adalah:
1. Keterlibatan swasta dalam pengelolaan sampah.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-116
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Selama ini Pemkab Boyolali senantiasa membuka kesempatan pihak ketiga untuk terlibat dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Boyolali, namun karena timbulan sampah di Kabupaten Boyolali relatif sedikit/ kecil yaitu sebesar + 63,8 m3/ hari (volume sampah TPA tahun 2009), belum menarik bagi pihak ketiga (investor) karena tidak sebanding dengan investasi yang akan ditanamkan.
2. Keterlibatan swasta dalam pengangkutan sampah Keterlibatan swasta secara khusus dalam pengangkutan sampah di Kabupaten
Boyolali
tidak
ada/
belum
perlu
mengingat
telah
tersedianya alat angkut 2 (dua) buah truck armroll dengan volume @ 6 m3 dan 4 (empat) buah dump truck volume @ 8 m3, sedangkan volume timbulan sampah yang perlu diangkut di Boyolali relatif sedikit/ kecil yaitu sebesar + 63,8 m3/ hari. Tabel 3.53. Daftar Program/Proyek/Layanan yang Berbasis Masyarakat
KABUPATEN : BOYOLALI TAHUN: 1998 – 2011 N o.
Sub Sektor
Nama Program/Proyek/La yanan
II
Persamp ahan
A. Program : Sosialisasi Pengelolaan Sampah Layanan : 1. SPAL 15 Unit 2. Sarana prasarana pengelolaan sampah a. Tempat sampah (20 Set) b. Kompostin g (30 Buah)
Dinas Pelaks ana
Tahu n Dimu lai
BLH
2007
BLH
Kondisi saat ini Fun Tida Rus gsi k ak Fun gsi
Aspek PMK P JD MS M R K
2009
B. Program : Bimbingan Teknis Persampahan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-117
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Layanan : 1. Sosialisasi Pengolahan Sampah Mandiri 2. Penyediaan sarana prasarana pengolahan sampah a. Pemilah sampah (100 unit) b. Tong sampah (220 set) c. Gentong Komposti ng (100 unit) d. Gerobak sampah 4 buah e. Komposte r (1 Paket) C. Program : Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan Layanan : 1. Sosialisasi Pengelolaan Persampahan 2. Penyediaan sarana prasarana pengolahan sampah a. Pemilah sampah (100 buah) b. Tong sampah (2 buah) c. Drum sampah (25 buah) d. Handspra yer (2 Buah) e. Sarung Tangan (5 Buah) f. Probiotik (100 Buah) g. Gancu (5 Buah) h. Komposte
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
BLH
BLH
2009
2009
III-118
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali r (2 Buah) D. Program : Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Layanan : 1. Gerobak sampah (6 buah) 2. Tong sampah (250 set) 3. Papan Pemilah (100 unit) 4. Gentong Komposting (100 Set) 5. Tong Komposter (20 set) E.
Pengembangan Teknologi Persampahan Layanan : 1. Sosialisasi 2. Pengadaan Mesin Pencacah Sampah (3 unit)
F.
Program : Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Layanan : Pengadaan Pembuatan Lubang Biopori di 25 sekolah
G.
BLH
BLH
2009
Bapped a, DPU, Dinas Pasar
pengelolaan
persampahan
(limbah
padat) adalah :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
2010
3.3.6.Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah terkait
PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas)
permasalahan
2009
Keterangan : PM : Pemberdayaan Masyarakat JDR : Jender MSK : Miskin
Beberapa
III-119
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1.
Pada Laporan antara perencanaan teknis manajemen persampahan dan DED Kabupaten Rembang dan Kabupaten Boyolali tahun 2011 diidentifikasi permasalahan persampahan di
TPA Winong (3 ha) :
a) Timbulan sampah 264 meter kubik per hari b) TPA masih menggunakan sistem open dumping c) TPA tidak memiliki saluran drainase keliling d) TPA tidak dilengkapi dengan tanggul penahan sampah e) Jalan operasi utama di TPA adalah jalan aspal lebar jalan 5 m dengan kondisi masih baik, selebihnya jalan operasi berupa tanah asli dengan lebar jalan 4 meter dan pada saat musin hujan selalu licin dan becek.
f) TPA belum dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti gudang, bengkel
alat
berat,
peralatan
pemadam
kebakaran,
alat
komunikasi, ruang jaga, area transit limbah B3 rumah tangga, dan tempat ibadah. 2. Belum
tersusunnya
program
master
plan
untuk
penanganan
persampahan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang. 3. Sudah terbentuk institusi Pokja AMPL pada bulan Maret 2011 sebagai pelaksana ‘payung’ program sanitasi, yang membutuhkan dukungan pusat dan provinsi untuk penguatan kapasitas kelembagaan Pokja AMPL
dalam
pelaksanaan
sosialisasi
dan
sinkronisasi
program/kegiatan sanitasi utamanya dalam pengelolaan sampah (limbah padat). 4. Kabupaten Boyolali memiliki keterbatasan sumber pembiayaan dari pemerintah daerah, dan program/kegiatan sanitasi dilakukan oleh instansi yang berbeda. 5. Cakupan pelayanan masih belum sesuai dengan target MDGs, serta dibutuhkan tambahan sarana prasarana pengelolaan sampah kota sehubungan akan ditambahnya wilayah pelayanan persampahan dari 1 kecamatan menjadi 5 kecamatan. 6. Peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah (limbah padat) perlu ditingkatkan. 4 3.4
Pengelolaan Drainase
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-120
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 33333 Landasan hukum/legal operasional 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
11. Keputusan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.
239/KPTS/1987
tentang fungsi utama saluran drainase sebagai drainase wilayah dan sebagai pengendalian banjir.
12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
13. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
14. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 534/2001 tentang Standart Pelayanan Minimal Drainase
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-121
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
16. Keputusan Menteri Kesehatan 1205/Menkes/Per/X/2004
Republik
tentang
Indonesia
Pedoman
Nomor
Persyaratan
Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
17. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031.
3 3 333
Aspek Institusional Institusi yang berwenang dalam pengelolaan drainase adalah
Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, Perhubungan, dan Kebersihan (DPU-PPK) pada Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, baik dalam pekerjaan fisik maupun pemeliharaan. Sedangkan untuk sungai-sungai kecil maupun saluran irigasi yang masuk dalam sistem drainase pengelolaannya merupakan wewenang dari DPU-PPK pada Bidang Pengairan. Pengelolaan
drainase
di
Kabupaten
Boyolali
yang
menjadi
tanggung jawab DPU-PPK pada Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang yang dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada di beberapa kecamatan. Hasil FGD yang difasilitasi oleh Konsultan Penyusunan master plan dan DED Kabupaten Boyolali pada 23 September 2011 teridentifikasi institusi pelayanan untuk pengelolaan drainase di Kabupaten Boyolali adalah Dinas PU-PPK pada Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang serta Bidang Pengairan, dan Badan Lingkungan Hidup. Program-program sanitasi di Kabupaten Boyolali masih ditangani oleh dinas-dinas terkait berdasarkan tupoksinya masing-masing. SKPD yang terkait dengan pengelolaan drainase baik dalam perencanaan, pelaksanaan
pelayanan
dan
pengontrolan
pengelolaan
pelayanan
drainase adalah sebagai berikut :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-122
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1. Dinas
Pekerjaan
Umum,
Pertambangan,
Perhubungan
dan
Kebersihan (DPU-PPK), Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, Seksi Penyehatan Lingkungan. DPUPPK Boyolali merupakan unit/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang dibentuk berdasarkan ; e. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah kabupaten Boyolali. f. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Nomor 13). 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Bidang Fisik, Prasarana dan Sumber Daya Alam, Sub Bidang Pertambangan Energi, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Bappeda
merupakan
pemerintahan
unsur
daerah
bertanggungjawab
yang
kepada
perencana
penyelenggaraan
berkedudukan
Bupati
melalui
di
bawah
Sekretaris
dan
Daerah.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali. 5. Badan Lingkungan Hidup (BLH), Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. BLH merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang BAGAN SUSUNAN ORGANISASI lingkungan hidup, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Struktur Organisasi KEPALA
dan Tata Kerja BLH Kabupaten Boyolali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT FUNGSIONAL
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok SUB BAGIAN SUBBAG UMUM DAN
SUB BAGIAN
PERENCANAAN PENELITIAN DAN PELAPORAN
KEUANGAN KEPEGAWAIAN Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Boyolali.
BIDANG PENYUSUNAN PERENCANAAN, EVALUASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIDANG EKONOMI
SUB BIDANG PENDATAAN DAN EVALUASI
SUB BIDANG PERTANIAN
BIDANG PEMERINTAHAN DAN SOSIAL BUDAYA
SUB BIDANG PEMERINTAHAN
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali SUB BIDANG PENYUSUNAN PERENCANAAN, DAN LITBANG
SUB BIDANG SOSIAL BUDAYA
SUB BIDANG PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN JASA
UPT
BIDANG FISIK PRASARANA DAN SUMBER DAYA ALAM
SUB BIDANG
PERTAMBANGAN ENERGI, LINGK. HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
SUB BIDANG INFRASTRU KTUR
III-123
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Gambar 3.24. Bagan Organisasi Bappeda Kabupaten Boyolali
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM , PERTAMBANGAN, PERHUBUNGAN , DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA
BIDANG PENGAIRAN
BIDANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
BIDANG PERTAMBANGAN & ENERGI
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN
SEKSI PEMBANGUNAN SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI PERTAMBANGAN UMUM
SEKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN SARPRAS PEN GAIRAN
SEKSI BANGUNAN DAN PERUMAHAN
SEKSI PEMANFAATAN ENERGI
SEKSI BINA MANFAAT SARPRAS PENGAIRAN
SEKSI TATA RUANG
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI AIR BAWAH TANAH
SUB.BAG. KEUANGAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DANPELAPORAN
BIDANG PERHUBUNGAN
SEKSI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN SEKSI T E K N IS
SEKSI PENGENDALI
BIDANG KEBERSIHAN, PERTAMANAN, DAN PEMADAM KEBAKARAN
SEKSI PERTAMANAN DA N PENERANGAN SEKSI KEBERSIHAN DAN PEMAKAMAN SEKSI PEMADAM KEBAKARAN
UPT
Gambar 3.25. Bagan Organisasi DPU-PPK Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-124
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADANLINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSI ONAL
SEKRETARIAT
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG ANALISIS DAMPAK BIDANG LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN LINGKUNGAN
SUB BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN SUB BIDAN G PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN, PENELITIAN DANPELAPORAN
BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LAHAN DAN SUMBERDAYA AIR
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA
SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN KAWASAN KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
UPT
Gambar 3.26. Bagan Organisasi BLH Kabupaten Boyolali 3.4.3.Cakupan Pelayanan Arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam pengelolaan drainase perkotaan adalah melindungi kawasan perkotaan dari kerusakan lingkungan yang merugikan, seperti banjir yang terjadi akibat buangan air hujan dari arah perbukitan, limpasan air dari kawasan yang lebih tinggi maupun limpasan air hujan di dalam kawasan perkotaan sendiri. Daerah-daerah yang terlayani drainase perkotaan hanya daerah yang terletak pada Kawasan Perkotaan Kabupaten Boyolali yang meliputi Kecamatan Boyolali, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Nogosari dan Kecamatan Banyudono. Sistem drainase yang ada di kecamatan tersebut mengalami permasalahan yang disebabkan antara lain topografi yang rendah (terutama daerah selatan), banyaknya alih fungsi lahan pada sempadan sungai, ukuran saluran drainase yang kurang sesuai dengan debit air, belum adanya drainase (50% dilimpahkan ke sawah), masih bercampurnya drainase dengan irigasi, perilaku masyarakat terhadap saluran drainase.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-125
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Layanan yang diberikan DPU-PPK Kabupaten Boyolali adalah melakukan
pengerukan
sedimen,
pembesaran
saluran
drainase,
pembuatan saluran drainase baru, pembuatan atau perbaikan goronggorong dan jembatan. Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase lingkungan (tersier) menjadi tanggung jawab masyarakat.
Tabel 3.54. Cakupan SPAL/ Drainase Kabupaten Boyolali Tahun 2010 Pengelolaan Limbah Rumah Tangga SPAL Drainase
N o.
Kecamat an
Jumlah Rumah
1 2
Selo Ampel
6.280 18.778
6.280 11.192
61,1 59,6
3 4
Cepogo Musuk
12.780 15.002
7.527 9.211
58,9 61,4
5 6
Boyolali Mojoson go Teras Sawit Banyudo no Sambi Ngempla k Nogosari Simo Karangg ede Klego
16.506 12.383
11.917 7504
72.2 60,6
8.808 6.960 11.008
5188 4162 6902
58,9 59,8 62,7
13.122 20.535
7821 11664
59,6 56,8
16.527 11.611 10.715
9734 7454 6118
58,9 64,2 57,1
11.819
6701
56,7
7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 Andong 14.044 8876 17 Kemusu 12.033 6642 18 Wonoseg 14.280 7911 oro 19 Juwangi 10.065 5969 Jumlah 243.156 146.331 Sumber : SKPD di Kabupaten Boyolali
%
63,2 55,2 55,4 59,3 56,3
Pembuangan limbah cair yang berasal dari rumah tangga dengan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan drainase, cakupannya sudah mencapai 56,3 %.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-126
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
3.4.4.Aspek Teknis dan Operasional Drainase
adalah
prasarana
yang
berfungsi
mengalirkan
air
permukaan ke badan penerima air atau ke bangunan resapan buatan. Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun buatan yang bermuara di sungai yang melewati kota tersebut atau bermuara ke laut di tepi kota. Di wilayah Kota Boyolali selama ini telah dilakukan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase perkotaan yang cukup intensif, terutama di pinggir jalan-jalan utama (pusat kota). Pada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Boyolali telah melakukan penyusunan kebijakan tentang Penyusunan Tata Ruang (Rencana Induk Drainase) Kota Boyolali. Kawasan Kota Boyolali merupakan daerah yang relatif berbukit dan termasuk dataran tinggi yang berhawa sejuk serta merupakan dearah dengan lahan pertanian yang produktif. Saluran drainase Kota Boyolali pada awalnya merupakan saluran irigasi
yang
perkembangan
berfungsi jumlah
untuk
mengairi
penduduk
dan
sawah,
tetapi
pembangunan
dengan
perumahan
mengakibatkan berkurangnya areal persawahan dan bertambah luasnya areal permukiman dan infrastrukturnya, sehingga saluran irigasi beralih fungsi sebagai saluran drainase. Saluran drainase yang juga merupakan saluran irigasi ini, sekarang berfungsi sebagai penggelontor saluran/ drainase kota pada daerah permukiman penduduk tetapi tidak efektif karena sedimentasi yang cukup banyak sehingga sulit bila digelontor saja dan harus diangkat. 3.4.5 Peran Serta Masyarakat dan Gender Dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan Peran serta masyarakat/ pihak swasta dalam penanganan drainase masih terbatas, terutama pada lingkungan perumahan sendiri-sendiri. Tabel 3.55. Daftar Program/Proyek/Layanan yang Berbasis Masyarakat KABUPATEN : BOYOLALI TAHUN : 1998 – 2011 N
Sub
Nama
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
Dinas Pelaksa
Tahu n
Kondisi saat ini
Aspek PMK
III-127
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali o.
Sekto r
Program/Proyek/L ayanan
na
Dimu lai Fun gsi
III .
Drain ase
A. PPK/ PNPM Perdesaan
Baperma skin
B. P2KP/ PNPM Perkotaan
Bappeda Bappeda, DPU
C. PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
Tida k Fun gsi
Rus ak
P M
JD R
MS K
1998
1998
2010
Keterangan : PM : Pemberdayaan Masyarakat JDR : Jender MSK : Miskin
3.4.6 Permasalahan Permasalahan
1.
yang
sering
dihadapi
dalam
penanganan drainase perkotaan, antara lain : -
Dimensi saluran sudah tidak mampu lagi menampung air
limpasan; -
Penyempitan badan saluran ;
-
Banyaknya timbunan sampah dan sedimentasi pada badan
saluran ; -
Pada saat pembuatan saluran Kurang memperhatikan elevasi
aliran -
Daerah resapan air yang berkurang karena permukaan tanah sebagian telah tertutup material padat, seperti : bangunan, jalan, dll. (alih fungsi lahan)
-
Belum
adanya
kebijakan
yang
mendukung
pengelolaan
drainase -
Kekurangan dana pengelolaan sub sektor drainase (kalah
dengan prioritas lain) 2.
Sasaran Drainase
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-128
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Sasaran penanganan drainase perkotaan ditujukan pada kawasan rawan genangan air dengan mengoptimalkan saluran drainase perkotaan yang ada. 3.
Rumusan Masalah Permasalahan drainase perkotaan di Kota Boyolali antara lain : a. Banyaknya endapan dan sampah pada badan saluran ; b. Pemeliharaan saluran/ drainase yang terbatas ; c. Dimensi saluran drainase yang tidak sesuai lagi dengan kondisi lapangan ; d. Elevasi saluran/ drainase kurang diperhatikan ; e. Masih mempergunakan sungai dan saluran irigasi sebagai drainase kota ; f. Belum dipisahkan antara sistem drainase air hujan/limpasan permukaan dengan sistem pembuangan air kotor (limbah cair) rumah tangga, industri dan penggunaan lainnya.
4. Belum tersusunnya program master plan untuk penanganan drainase baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, sehingga penanganan drainase masih belum terarah. 5. Masih belum ada bagian/seksi khusus di Dinas Tata Air Kota, yang tugas pokok dan fungsinya secara operasi dan pemeliharaannya menangani drainase yang terintegrasi secara keseluruhan mulai dari drainase tersier, sekunder sampai ke drainase primer. 3.5.
Penyediaan Air Bersih
3.5.1 Landasan Hukum/Legal Operasional 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-129
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004
tentang
Pedoman
Persyaratan
Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Kepegawaian PDAM.
10. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penetapan Tarif Air Minum dan Golongan/ Kelompok Pelanggan pada PDAM Kabupaten Boyolali. 3.5.2 Aspek Institusional PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Boyolali yang secara terus menerus dituntut meningkatkan pelayanan air bersih ke masyarakat, meningkatkan kinerja perusahaan serta berusaha memberikan kontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Kabupaten Boyolali. Struktur organisasi operator dalam struktur organisasi PDAM Kabupaten Boyolali sebagai berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-130
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali
Gambar 3.27. Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Boyolali
3.5.3 Cakupan Pelayanan Pelayanan air minum dari PDAM, kondisi eksisting terlayanani 66.095 jiwa dengan rincian di perkotaan 19.760 jiwa dan di pedesaan 46.335 jiwa dengan kapasitas terpasang 429,17 liter per detik dengan produksi 309,58 liter per detik, sehingga total indikasi Idle capacity 738,75 liter per detik. Kondisi eksisting PDAM dapat terlihat pada tabel berikut :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-131
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.56. Kondisi Eksisting Tingkat Pelayanan Air Minum Tahun 2010 PDAM Kabupaten Boyolali Jumlah Penduduk 2010 (Jiwa)
Cakupan Pelayanan (Jiwa)
Kapasitas Perkotaan (Liter / Detik)
N o
Status PDAM
Perkotaan
Perdesaan
Total
Perkotaan
Perdesaan
Total
Terpasang
Produksi
1
2
3
4
5=3+4
6
7
8=6+7
9
10
46.335
66.095
429,17
309,58
Sehat
68.943
882.774
951.71 7
19.760
Indikasi Kap.Idle 11 = 9 + 10
738,75
TOTAL PROVINSI
Sumber Data: PDAM Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-132
Indikasi Tk. Kebocoran (%) 12
24,72
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 3.5.4 Aspek Teknis dan Operasional Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Boyolali sampai dengan bulan Juni 2011 mencapai 15 Kecamatan dari 19 Kecamatan yang ada. Kapasitas Produksi sebanyak 306,58 liter/detik yang terdiri dari mata air (106,16 liter/dt), Sumur Bor (90,42 liter/dt) dan IPA (110 liter/dt). Wilayah dan penduduk terlayani air bersih dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.57. Wilayah dan Penduduk Terlayani PDAM Kabupaten Boyolali Juni 2011 Jumlah Jumlah Penduduk Terlayani Penduduk Pelanggan 1 Selo 26.845 0 0 2 Ampel 68.781 2.059 13.298 3 Cepogo 53.101 263 3.022 4 Musuk 60.328 513 4.116 5 Boyolali 59.411 6.564 37.212 6 Mojosongo 51.330 1.759 11.052 7 Teras 45.628 2.294 14.076 8 Sawit 32.996 85 492 9 Banyudono 45.194 1.100 6.976 10 Sambi 48.583 2.819 16.732 11 Ngemplak 70.861 0 0 12 Nogosari 60.524 0 0 13 Simo 43.633 634 3.300 14 Karanggede 40.570 114 524 15 Klego 45.907 116 522 16 Andong 61.924 95 424 17 Kemusu 46.310 250 1123 18 Wonosegoro 54.734 0 0 19 Juwangi 35.057 610 3.766 Kab Semarang 198 Jumlah 951.717 19.473 116.635 Sumber : PDAM Kabupaten Boyolali.
No.
Wilayah
Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sebanyak
% 0 19,3 5,7 6,8 62,6 21,5 30,8 1,5 15,4 34,4 0 0 7,6 1,3 1,1 0,7 2,4 0 10,7 12,3
951.717
jiwa yang terlayani PDAM sebanyak 19.473 pelanggan dengan jumlah jiwa 114.042 (11,98 %), pelanggan ada yang berasal dari luar
Kabupaten
Boyolali
yaitu
Desa
Papringan
Kabupaten
Semarang sebanyak 198 sambungan rumah.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-133
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Gambar 3.28. Peta Pembagian Wilayah Pelayanan PDAM Kabupaten Boyolali
Proporsi rumah tangga di Kabupaten Boyolali yang mempunyai akses ke air minum perpipaan dari PDAM terus meningkat, sebanyak 19.275 pelanggan pada bulan Juni 2011. PDAM Boyolali, baru melayani sebesar 12,3 % penduduk di Kabupaten Boyolali, dengan rincian di perkotaan (30,05 %) dan di perdesaan
(5,23
%)
penduduk.
Sehingga
masih
perlu
pengembangan jaringan dengan menggali potensi sumber air baku seperti : Embung Musuk (25 liter/detik), Embung Samiran (25 liter/detik), Embung Genting (25 liter/detik), Embung Sedaler (25 liter/detik). liter/detik
Potensi dengan
penambahan penambahan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
debit
SPAM
sambungan
Regional rumah
100
40.000 III-134
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali sambungan rumah. Namun demikian masih ada permasalahan yang ada yaitu menurunnya air baku pada musim kemarau termasuk usia jaringan pipa transmisi dan distribusi yang sudah tua. Di pedesaan masih banyak membutuhkan ketersediaan air minum, karena sumber air minum layak yang sangat terbatas. Di Kabupaten Boyolali, ketergantungan pada sistem air minum perpipaan semakin besar, akibat makin buruknya kualitas air minum yang bersumber dari air tanah dangkal dan atau air permukaan,
namun
ketersediaan
sumber
air
tidak
semua
Kecamatan mempunyai sumber air minum yang memadai karena kondisi geografi dan topografi. Tabel 3.58. Akses Air Minum Penduduk Menurut Sumber Air Minum Di Kabupaten Boyolali N o
Kecamat an
1
Selo
2
Ampel
3
Cepogo
4
Musuk
5
Boyolali
6 7
Mojosong o Teras
8
Sawit
9
Banyudo no Sambi
1 0 1 1 1 2 1 3
Ngempla k Nogosari Simo
Jumla h Pendu duk 26.84 5 68.78 1 53.10 1 60.32 8 59.41 1 51.33 0 45.62 8 32.99 6 45.19 4 48.58 3 70.86 1 60.52 4 43.63 3
PDAM
Akses Air Bersih Penduduk % PP % Pamsim /SAB as
0
0
13.29 8 3.022
19, 3 5,7
4.116
6,8
37.21 2 11.05 2 14.07 6 492
62, 6 21, 5 30, 8 1,5
6.976 16.73 2 0
15, 4 34, 4 0
0
0
3.300
7,6
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
13.94 2 33.68 6 32.13 2 15.58 5 11.50 1 23.76 8 16.67 8 28.79 9 32.62 0 14.14 0 61.02 5 47.56 0 21.89 6
51, 9 49, 0 60, 5 25, 8 19, 4 46, 3 36, 6 87, 3 72, 2 29, 1 86, 1 78, 6 50, 2
4.425 3.513 6.312
%
Jumla h
%
16, 5 5,1
18.36 7 50.49 7 41.46 6 22.37 6 48.71 3 34.82 0 31.88 2 29.29 1 39.59 6 34.40 4 61.02 5 48.69 7 28.75 8
68, 4 73, 4 78, 1 37, 1 82, 0 67, 8 69, 9 88, 8 87, 6 70, 8 86, 1 80, 5 65, 9
2.675
11, 9 4,4
0
0,0
0
0,0
1.128
2,5
0
0,0
0
0,0
3.532
7,3
0
0,0
1.137
1,9
3.562
8,2
III-135
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9
Karangge de Klego Andong Kemusu Wonoseg oro Juwangi Jumlah
40.57 0 45.90 7 61.92 4 46.31 0 54.73 4 35.05 7 951.7 17
564
1,4
512
1,1
409
0,7
1132
2,4
0
0
3.766
10, 7 12, 3
116.6 59
19.05 8 29.89 1 35.49 9 23.65 9 28.13 5 20.79 2 510.3 66
47, 0 65, 1 57, 3 51, 1 51, 4 59, 3 53, 6
4.943
4.746
12, 2 15, 4 7,7
3.004
6,5
4.204
7,7
2.225
6,3
52.486
5,5
7.080
24.56 5 37.48 3 40.65 4 27.79 5 32.33 9 26.78 3 679.5 11
Sumber : DKK Boyolali, 2010
PDAM baru dapat memberi pelayanan air minum sebesar 12,3 % jumlah penduduk, berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Akses penduduk terhadap air minum dengan menggunakan PDAM terbanyak di Kecamatan Boyolali (62,6 %) dan yang belum terlayani pelayanan PDAM adalah Kecamatan Selo, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Nogosari dan Kecamatan Wonosegoro. Akses penduduk yang menggunakan sarana PP non PDAM dan sarana air bersih sebesar 53,6 % dan akses air minum yang berasal dari Program Pamsimas sebesar 5,5 %. Total akses penduduk terhadap air minum yang layak 71,5 %.
3.5.5 Permasalahan Tantangan utama dalam meningkatkan akses air minum yang layak antara lain sebagai berikut: 1) Belum
lengkap
dan
terbaharukannya
perangkat
peraturan yang mendukung penyediaan air minum yang layak. Sejumlah peraturan yang ada sudah tidak sesuai dengan kondisi yang ada, sebagai contoh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yang belum direvisi, sehingga menyulitkan PDAM untuk melakukan korporasi. Di samping itu, peran dan tanggung jawab pemerintah daerah
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-136
60, 5 81, 6 65, 7 60, 0 59, 1 76, 4 71, 5
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali dalam bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan air minum perlu lebih diperjelas. 2) Belum adanya kebijakan komprehensif lintas sektor dalam penyediaan air minum yang layak. Banyak institusi dan lembaga yang membidangi pembangunan air minum, sehingga dibutuhkan koordinasi yang lebih intensif, terutama pada tataran pelaksanaan program. 3) Menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air minum. Masih banyaknya rumah tangga yang menggunakan sumber air minum non-perpipaan menurunkan kuantitas sumber daya air minum, ditambah lagi sistem sanitasi on-site yang ada juga belum
disertai
dengan
investasi
dalam
infrastruktur
penampungan, pengolahan, dan pembuangan limbah tinja sehingga meningkatkan pencemaran terhadap sumber air baku. 4) Terbatasnya sumber air dengan kondisi geografi di Kabupaten Boyolali, dan debit yang menurun. Kondisi geografi di Kabupaten Boyolali pada beberapa daerah sulit / terbatasnya sumber air serta kualitas air yang tidak memenuhi syarat menjadikan debit air yang dibutuhkan dirasa sangat kurang, apalagi jika pada saat musim kemarau sumber air yang ada menurun.
5) Belum diimbanginya pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan dengan pembangunan infrastruktur air minum yang layak. Tingkat investasi dalam penyediaan sambungan perpipaan khususnya di perkotaan tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk perkotaan.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-137
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali 6) Masih terbatasnya penyedia air minum yang layak baik oleh PDAM dan non-PDAM yang sehat (kredibel dan profesional), terutama di daerah perkotaan. Kinerja PDAM semakin diperburuk oleh anggapan masyarakat bahwa air adalah sesuatu yang dapat diperoleh secara cumacuma, bukan merupakan komoditas yang langka, apalagi dengan
keterbatasan
dibutuhkan
belum
mempersulit
sumber
tercukupi,
penyedia
air
sehingga
sehingga
layanan
untuk
debit
pada
yang
akhirnya
meningkatkan
layanannya melalui investasi baru. Jaringan pipa transmisi dan distribusi usianya cukup tua sehingga menimbulkan kehilangan air
dapat
sampai
mencapai
24,72
%.
Penetapan
dan
pengaturan tarif belum memenuhi prinsip pemulihan biaya (full-cost recovery). Di samping itu, dalam penyediaan air minum berbasis masyarakat, kualitas sumber daya manusia pada lembaga pengelola juga masih menjadi kendala.
7) Masih terbatasnya kapasitas pemerintah daerah untuk menangani sektor air minum, padahal penyediaan dan pengelolaan
air
minum
yang
layak
telah
menjadi
kewenangan pemerintah daerah. Dukungan perencanaan dan penganggaran untuk
penyediaan
air minum yang layak belum menjadi prioritas, tercermin dari rendahnya
alokasi
anggaran
daerah
dalam
mendukung
pembangunan baru maupun perbaikan infrastruktur air minum yang telah ada. Selain itu, masih minimnya kapasitas sumber daya manusia pelaksana pembangunan air minum di daerah juga menjadi kendala penyediaan air minum.
8) Investasi sistem penyediaan air minum yang layak masih kurang memadai, baik dari pemerintah maupun swasta. Hal tersebut antara lain diakibatkan oleh pendanaan yang masih bertumpu pada anggaran Pemerintah Pusat. Sementara itu, sumber pendanaan dari pihak swasta, baik dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) ataupun Corporate
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-138
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Social Responsibility (CSR) masih belum dimanfaatkan secara signifikan.
3.6.
Pembiayaan Sanitasi Kabupaten Pembiayaan sanitasi di Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari
rekapitulasi APBD Kabupaten Boyolali periode tahun 2007 – 2011 dibandingkan dengan Belanja sanitasi pada SKPD Kabupaten Boyolali periode tahun 2007 -2011. Proporsi pendanaan sanitasi merupakan perbandingan antara total belanja sanitasi dengan total belanja daerah tahun 2007-2011.
Gambar 3.29. Proporsi Belanja Sanitasi dengan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Dari tampilan gambar di atas terlihat proporsi belanja sanitasi di Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan
tahun
2011.
Meningkatnya
belanja
sektor
sanitasi
ini
menunjukkan adanya perhatian positif dari pemerintah daerah meskipun belum cukup signifikan nominalnya bila dibandingkan dengan belanja sanitasi ideal per kapita per tahun. Belanja sanitasi ideal per kapita per tahun adalah Rp. 47.000,-, sedangkan belanja sanitasi per kapita tahun 2011 Kabupaten Boyolali baru mencapai Rp 3.083,-. Data rekapitulasi APBD Kabupaten Boyolali tahun 2007-2011, Belanja sanitasi pada SKPD Kabupaten Boyolali tahun 2007-2011, dan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-139
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Belanja sanitasi per kapita Kabupaten Boyolali tahun 2007-2011 disajikan pada tabel berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-140
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.59. Rekapitulasi APBD (Periode 5 Tahun) No. 1 A
Mata Anggaran 2
2008 4
2009 5
2010 6
2011 7
Pendapatan
1
Pendapatan Asli Daerah
2
Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
3 4
Lain-lain Pendapatan yang Sah Transfer Propinsi Jumlah Pendapatan
B
2007 3 67,437,551,01 0 625,643,519,17 0 14,901,546,34 8
63,733,408,46 1 699,147,168,70 2 47,278,296,75 9
70,004,658,13 7 696,575,409,45 4 20,243,050,00 0
79,625,590,00 0 686,396,836,00 0 148,015,224,00 0
81,390,900,00 0 751,306,751,00 0 206,291,241,00 0
707,982,616,52 8
810,158,873,92 2
786,823,117,59 1
914,037,650,00 0
1,038,988,892,00 0
576,857,122,47 4 159,358,473,29 9 2,282,080,00 0 738,497,675,77 3
663,115,703,99 8 130,146,403,87 1
713,725,383,77 0 86,596,626,08 7 4,670,633,20 0 804,992,643,05 7
767,873,908,00 0 219,855,413,00 0 3,670,196,62 8 991,399,517,62 8
810,467,535,00 0 289,766,887,00 0 3,104,820,00 0 1,103,339,242,00 0
Belanja 1
Belanja Rutin/Aparatur/Tidak Langsung
2
Belanja Pembangunan/Publik/Langsung
3
Belanja Tidak Terduga Jumlah Belanja
793,262,107,86 9
Sumber data: Bappeda Kabupaten Boyolali, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-141
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.60. Belanja Sanitasi Pada SKPD Kabupaten (Periode 5 Tahun) No. 1 1 2 3 4 5
SKPD 2 Badan Lingkungan Hidup Dinas Kesehatan Dinas Peternakan dan Perikanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DPU Cipta Karya dan Tata Ruang/DPU PPK
2007 3 629,311,000 -
2008 4 355,450,000 800,000,000 76,000,000 65,954,000 302,000,000
2009 5 314,420,000 800,000,000 761,418,000
2010 6 588,993,000 800,000,000 231,500,000 735,830,000
2011 7 600,869,800 800,000,000 1,560,900,000
Jumlah Belanja Sanitasi
629,311,000
1,599,404,000
1,875,838,000
2,356,323,000
2,961,769,800
738,497,675,773
793,262,107,869
804,992,643,057
0.085
0.202
0.233
Jumlah Belanja Total Proporsi Belanja Sanitasi terhadap Belanja Total (%)
991,399,517,628 1,103,339,242,000 0.238
0.268
Sumber data: Bappeda Kabupaten Boyolali, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
III-142
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Profil Sanitasi Kabupaten Boyolali Tabel 3.61. Belanja Sanitasi Per Kapita (Periode 5 Tahun) No. Mata Anggaran 1 2 A Komponen Belanja Belanja Langsung (Sanitasi) B
C
2007 3
III-143
2011 7
1,875,838,000
2,356,323,000
2,961,769,800
947,026 -
949,594 0.35 328,890
951,717 0.35 328,890
931,537 0.35 328,890
960,626 0.34 328,890
664.5 -
1,684 4,863
1,971 5,704
2,530 7,164
3,083 9,005
47,000 44,510,222,000
47,000 44,630,918,000
47,000 44,730,699,000
47,000 43,782,239,000
47,000 45,149,422,000
738,497,675,773 0.06 629,311,000
793,262,107,869 0.06 1,599,404,000
804,992,643,057 0.06 1,875,838,000
991,399,517,628 0.04 2,356,323,000
1,103,339,242,000 0.04 2,961,769,800
Sumber data: Bappeda Kabupaten Boyolali, 2011.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
2010 6
1,599,404,000
Tingkat Belanja Sanitasi Per Kapita (Rp) Per Tahun Berdasarkan Jumlah Penduduk Kabupaten (Rp 1.000) Berdasarkan Jumlah Penduduk Terlayani (Rp 1.000)
Realisasi Total Belanja Pemda (Belanja Langsung) Simulasi (%) Belanja Ideal terhadap Total Belanja Realisasi Total Belanja Sanitasi Simulasi (%) Belanja Ideal terhadap Total Realisasi Belanja Sanitasi Persentase Belanja Sanitasi terhadap Belanja Total *) Anggaran Sumber : Realisasi APBD Kabupaten Boyolali
2009 5
629,311,000
Indikator Layanan Infrastruktur Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk Terlayani (%) Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa)
Jika Belanja Sanitasi Ideal Per Kapita Per Tahun adalah : (Rp) Belanja Ideal Sanitasi Kabupaten adalah (Rp 1.000)
2008 4
0.01 0.09
0.04 0.20
0.04 0.23
0.05 0.24
0.07 0.27