No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2016, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 103,21 atau mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 102,90. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 99,01, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 99,42, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 124,82, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 97,57, dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 104,34. Naiknya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks NTP subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat meskipun indeks NTP subsektor hortikultura, subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Mei 2016 secara umum mencapai 126,81 atau mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 126,52. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,96 persen, diikuti kelompok perumahan naik sebesar 0,85 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,20 persen, dan kelompok sandang naik sebesar 0,11 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,13 persen, diikuti kelompok transportasi, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,10 persen. Sementara itu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga relatif tidak mengalami perubahan indeks dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan Mei 2016 terdapat 22 provinsi mengalami kenaikan NTP, sebaliknya 11 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,13 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten sebesar 1,35 persen.
Nilai tingkat
Tukar
Petani
kemampuan/daya
diperoleh dengan
dari
pertanian
NTP
yang
beli
perbandingan
Indeks
persentase.
(NTP)
Harga juga dijual
merupakan petani
antara
Yang
dengan
daya
satu
pedesaan.
Indeks
Dibayar
menunjukkan petani
di
salah Harga
Petani tukar
barang
indikator
untuk
Penghitungan Yang
Diterima
melihat
indikator
ini
Petani
(IT)
(IB)
yang
(term
of trade) antara produk
dan
jasa
dinyatakan
yang dibutuhkan
dalam petani
dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
1
perkembangan
angka
tersebut,
maka
dapat
pengeluaran
untuk
kebutuhan
petani
pendapatan
petani
dari
pertaniannya.
harga
produksi
jual
gilirannya
hasil
pertanian
meningkatkan
dapat
dapat
diketahui
apakah
peningkatan
dikompensasi
dengan
pertambahan
Atau
menambah
kesejahteraan
para
sebaliknya, pendapatan
petani.
apakah
kenaikan
petani
yang
pada
tinggi
nilai
NTP,
Semakin
relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Bulan Mei 2016, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar
0,29 persen dibanding NTP April 2016,
yaitu dari 102,90 menjadi 103,21. Kenaikan NTP bulan disebabkan lebih
oleh
kenaikan
besar
dibanding
Kenaikan
indeks
indeks
kenaikan
harga produk indeks
harga
Mei 2016 ini
pertanian
yang
diterima
petani
yang
dibayar
barang
dan
jasa
bulan
Mei
2016
petani. NTP
yang
tercatat
pada
terjadi
pada
subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor tanaman pangan, sebaliknya subsektor
hortikultura, subsektor
peternakan
dan subsektor
perikanan mengalami
penurunan indeks NTP. Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan indeks terbesar yaitu 1,70 persen, diikuti subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,90 persen. Sebaliknya subsektor hortikultura, subsektor peternakan dan subsektor perikanan masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,72 persen, 0,44 persen dan
0,29 persen.
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga
yang
beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Mei 2016, secara umum
It
di
wilayah
sebesar
0,46
menjadi
126,06.
Daerah
persen
Istimewa
dibandingkan
Subsektor
tanaman
Yogyakarta
dengan
It
perkebunan
mengalami
April
2016,
rakyat
kenaikan
yaitu
mengalami
dari
indeks 125,48
kenaikan
It
terbesar yaitu mencapai 1,90 persen diikuti subsektor tanaman pangan naik 1,04 persen.
Sebaliknya
subsektor
hortikultura
turun
sebesar
0,48
persen,
diikuti
subsektor peternakan turun 0,32 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 0,16 persen.
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
Pada
Mei
2016
Ib
di
kenaikan Ib sebesar
wilayah
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
mengalami
0,17 persen bila dibandingkan April 2016, yaitu dari
121,94 menjadi 122,14. Kenaikan Ib terbesar terjadi pada subsektor hortikultura yaitu
sebesar
sebesar
0,24
0,20
persen,
persen,
diikuti
subsektor
subsektor
tanaman
tanaman
pangan
perkebunan
naik
sebesar
rakyat 0,14
naik
persen,
subsektor perikanan naik sebesar 0,13 persen dan terakhir subsektor peternakan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,12 persen dibanding bulan April 2016. Kenaikan Ib
tertinggi
terjadi
pada
subsektor
hortikultura
disebabkan
oleh
naiknya
harga
beberapa komoditi barang konsumsi rumahtangga seperti gula pasir, gula merah, apel, kentang, kayu bakar dan rokok kretek filter.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Mei 2016 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,90 persen. Naiknya NTPP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar
1,04
persen lebih besar
dibanding
kenaikan
indeks yang dibayar
petani sebesar 0,14 persen. Kenaikan harga
indeks
yang
subkelompok
terjadi
palawija
pada
It
sebesar
disebabkan
2,30
persen,
karena
naiknya
meskipun
indeks
subkelompok
padi turun sebesar 0,22 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It pada
subsektor
ini
terutama
karena
naiknya
harga
beberapa
komoditi
terutama ketela pohon, jagung dan kacang kedelai. Pada Ib naiknya indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
sebesar
0,15 persen, dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,03 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
April 2016 (2) 123.78
Mei 2016 (3) 125.06
- Padi
110.64
110.40
-0.22
- Palawija
140.57
143.80
2.30
126.15
126.32
0.14
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
127.80
127.99
0.15
- Indeks BPPBM
116.27
116.30
0.03
98.12
99.01
0.90
106.46
107.53
1.01
(1) a. Indeks Diterima Petani (It)
b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Petanian
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
(4) 1.04
3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Mei 2016, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami
penurunan
indeks
sebesar
0,72
persen.
Hal
ini
terjadi
karena
turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,48 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas seperti cabai merah, pisang, cabai rawit, sawi/petsai dan kacang panjang. Pada
Ib
kenaikan
indeks
disebabkan
oleh
naiknya
IKRT
sebesar
0,27
persen, dan naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,12 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
April 2016 (2) 123.68
(1) a. Indeks Diterima Petani (It)
Persentase Perubahan
Mei 2016 (3) 123.08
(4) -0.48
- Sayur-sayuran
120.47
120.03
-0.37
- Buah-buahan
128.38
127.65
-0.57
- Tanaman Obat
110.48
109.98
-0.45
123.50
123.80
0.24
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126.32
126.66
0.27
- Indeks BPPBM
b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
111.90
112.03
0.12
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
100.14
99.42
-0.72
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
110.53
109.86
-0.60
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Mei 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 1,70 persen, hal ini terjadi karena
kenaikan indeks yang diterima petani
sebesar 1,90
persen ,lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,20 persen. Kenaikan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami
perubahan
indeks
yaitu
dari
147,81
menjadi
150,62.
Beberapa
komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah kelapa, kakao, tebu dan tembakau. Kenaikan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh naiknya IKRT sebesar 0,30 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,01 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) 4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
April 2016 (2) 147.81
Mei 2016 (3) 150.62
147.81
150.62
1.90
120.43
120.67
0.20
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125.90
126.27
0.30
- Indeks BPPBM
110.99
111.00
0.01
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
122.73
124.82
1.70
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
133.17
135.69
1.89
(1) a. Indeks Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
(4) 1.90
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
April 2016 (2)
(1) a. Indeks Diterima Petani (IT)
Mei 2016 (3)
Persentase Perubahan (4)
115.60
115.23
-0.32
- Ternak Besar
114.13
113.60
-0.47
- Ternak Kecil
114.40
112.89
-1.32
- Unggas
125.50
125.73
0.18
- Hasil Ternak
115.67
116.56
0.77
117.96
118.10
0.12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125.83
126.10
0.22
- Indeks BPPBM
110.21
110.23
0.02
98.00
97.57
-0.44
104.88
104.53
-0.34
b. Indeks Dibayar Petani (IB)
c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Pada
Mei
2016
terjadi
penurunan
pada
NTPT
sebesar
0,44
persen.
Turunnya NTPT terjadi karena turunnya indeks harga yang diterima petani 0,32 persen, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,12 persen. Turunnya
harga
beberapa
komoditas
seperti
harga
sapi
potong
dan
kambing adalah penyebab turunnya It pada subsektor peternakan di bulan ini. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,22 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,02 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
5
Pada Mei 2016, NTN mengalami penurunan sebesar 0,29 persen, hal ini dikarenakan turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,16 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,13 persen. penurunan It di subsektor ini disebabkan oleh turunnya It subkelompok ikan budidaya sebesar 0,22 persen meskipun subkelompok ikan penangkapan naik
sebesar
0,71
persen.
Sementara
itu
kenaikan
yang
terjadi
disebabkan karena naiknya IKRT sebesar
pada
Ib
0,41 persen
meskipun indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
122.75
122.55
-0.16
- Penangkapan
133.59
134.54
0.71
- Budidaya
122.15
121.88
-0.22
117.30
117.45
0.13
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126.42
126.94
0.41
- Indeks BPPBM
106.71
106.43
-0.26
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
104.65
104.34
-0.29
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
115.03
115.15
0.10
(1) a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
Jika
dilihat
lebih
dalam
menurut
subkelompoknya,
(4)
maka
indeks
NTP
subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan
indeks
yang
diterima
petani
(nelayan)
sebesar
0,71
persen,
lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani (nelayan) sebesar 0,27 persen. Naiknya It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti tongkol, tenggiri, dan manyung pada bulan ini. Naiknya Ib disebabkan
oleh
naiknya
IKRT
sebesar
0,41
persen
dan
naiknya
indeks
BPPBM sebesar 0,08 persen.
6
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan Perubahannya April - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
133.59
134.54
0.71
- Penangkapan Perairan Umum
100.00
100.00
0.00
- Penangkapan Perairan Laut
133.62
134.58
0.72
120.37
120.69
0.27
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126.26
126.78
0.41
- Indeks BPPBM
(1) a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
(4)
113.46
113.55
0.08
c. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
110.98
111.48
0.45
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
117.74
118.49
0.64
Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya mengalami penurunan indeks sebesar
0,34
persen pada
Mei
2016. Penurunan
ini
disebabkan
indeks yang diterima petani sebesar indeks
yang
dibayar
petani
naik
oleh
turunnya
0,22 persen, sebaliknya sebesar
0,12
persen.
Penurunan
It
banyak
disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditas seperti lele, nila dan udang. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,41 persen, meskipun indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar
0,28 persen.
Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
a. Indeks Diterima Petani
122.15
121.88
-0.22
- Budidaya Air Tawar
122.15
121.88
-0.22
b. Indeks Dibayar Petani
117.13
117.27
0.12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126.43
126.95
0.41
- Indeks BPPBM
(1)
(4)
106.33
106.03
-0.28
c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan
104.28
103.93
-0.34
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
114.87
114.95
0.07
5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya tanaman
perbedaan
pangan,
yang selama ini pada
kedua
karakteristik
hortikultura,
perkebunan
digambarkan dari
karakteristik
yang
tersebut
signifikan rakyat,
subsektor dengan
antara
dan
petani
peternak
di
subsektor
dengan
nelayan
perikanan, maka bisa dilihat NTP
memisahkan
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
penghitungan
NTP
antar
7
keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada Mei 2016 mencapai 103,17 atau naik sebesar 0,31 persen dibanding bulan April 2016. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani yang sebesar 0,48 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,17 persen.
Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
April 2016
Mei 2016
(2)
(3)
(4)
Indeks Harga yang Diterima Petani
125.56
126.16
0.48
Indeks Harga yang Dibayar Petani
122.08
122.28
0.17
Konsumsi Rumah Tangga
126.52
126.80
0.22
BPPBM
112.49
112.54
0.04
Nilai Tukar Petani
102.85
103.17
0.31
Nilai Tukar Usaha Pertanian
111.62
112.11
0.44
(1)
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Inflasi/Deflasi
di
Konsumsi
wilayah
Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan
pedesaan.
Indeks
Harga
Konsumen
(IHK)
di
angka daerah
pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Mei 2016 secara umum mencapai 126,81 atau mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya
yang
tercatat
126,52.
Kenaikan
IHK
bulan
ini
paling
banyak
dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,96 persen, diikuti kelompok perumahan naik sebesar 0,85
persen,
sandang
naik
kelompok
kesehatan
sebesar
0,11
naik
persen.
sebesar
0,20
Sebaliknya
persen,
kelompok
dan
kelompok
bahan
makanan
mengalami penurunan sebesar 0,13 persen, diikuti kelompok transportasi, rekreasi dan olahraga turun sebesar rekreasi
dan
olahraga
relatif
0,10 persen. Sementara itu kelompok tidak
mengalami
perubahan
indeks
pendidikan, dibandingkan
dengan bulan sebelumnya. Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Kelompok (1)
8
Bulan April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
Persentase Perubahan (4)
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
Konsumsi Rumah Tangga
126.52
126.81
0.23
- Bahan Makanan
141.15
140.97
-0.13
- Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
125.83
127.04
0.96
- Perumahan
118.99
120.00
0.85
- Sandang
123.51
123.65
0.11
- Kesehatan
115.17
115.40
0.20
- Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga
110.34
110.34
0.00
- Transportasi dan Komunikasi
115.56
115.44
-0.10
7. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada Bulan Mei 2016 ada sebanyak 22 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar sebesar
0,06 persen terjadi
terbesar
di
pada
Provinsi
subsektor
di
Kalimantan
tanaman
1,13 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil Provinsi Barat
perkebunan
Nusa
Tenggara
terutama rakyat
Timur.
disebabkan
dengan
Kenaikan
NTP
naiknya
NTP
oleh
naiknya
harga
beberapa
komoditi terutama komoditi karet dan kelapa sawit. Sebanyak 11 provinsi pada bulan Mei 2016 ini mengalami penurunan NTP dengan 1,35
Provinsi Banten mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar
persen,
sedangkan
Provinsi
Sulawesi
Barat
mengalami
penurunan
NTP
terkecil yaitu 0,04 persen. Penurunan NTP yang terjadi di Provinsi Banten banyak disebabkan oleh turunnya harga gabah pada subsektor tanaman pangan. Tabel 10 NTP Provinsi dan Persentase Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100)
Provinsi (1)
NASlONAL KALBAR
Bulan
Persentase Perubahan
April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
101.22
101.55
0.32
(4)
95.64
96.72
1.13
BALI
104.81
105.94
1.08
DKI
100.61
101.67
1.06
JAMBI
98.62
99.57
0.97
SULTRA
98.62
99.55
0.94
BENGKULU
94.05
94.91
0.92
JATENG
98.99
99.86
0.89
104.82
105.69
0.83
KALTENG
96.92
97.73
0.83
NAD
96.15
96.92
0.80
103.54
104.13
0.57
KEPRI
98.66
99.18
0.53
JATIM
103.83
104.28
0.44
GORONTALO
LAMPUNG
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
9
SULTENG
99.48
99.91
0.43
RIAU
99.41
99.78
0.37
SUMSEL
94.55
94.90
0.37
102.90
103.21
0.29
98.02
98.27
0.25
NTB
103.58
103.81
0.22
SUMUT
100.80
100.91
0.11
PAPUA
96.14
96.24
0.11
NTT
100.02
100.08
0.06
SULBAR
106.65
106.61
-0.04
SULSEL
104.01
103.90
-0.10
SUMBAR
98.76
98.55
-0.21
KALSEL
97.54
97.22
-0.33
JABAR
104.67
104.29
-0.37
BABEL
103.65
103.21
-0.42
MALUKU
103.96
103.50
-0.44
PAPUA BARAT
100.45
99.94
-0.50
YOGYAKARTA KALTIM
SULUT
97.14
96.63
-0.52
MALUKU UTARA
105.34
104.64
-0.67
BANTEN
103.42
102.03
-1.35
Tabel 11 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan Persentase Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Provinsi (1)
NASIONAL KEPRI KALBAR
April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
Persentase Perubahan (4)
101.16
101.49
0.33
94.33
95.59
1.34
95.36
96.48
1.17
104.87
106.00
1.07
JAMBI
98.53
99.48
0.96
BENGKULU
93.95
94.85
0.95
KALTENG
96.13
97.03
0.93
JATENG
98.90
99.80
0.91
SULTRA
97.83
98.70
0.89
NAD
96.11
96.91
0.83
GORONTALO
105.03
105.90
0.83
LAMPUNG
103.70
104.29
0.58
JATIM
103.81
104.26
0.43
SUMSEL
94.37
94.75
0.40
SULTENG
99.04
99.43
0.38
RIAU
98.85
99.22
0.37
102.85
103.17
0.31
97.83
98.06
0.23
BALI
YOGYAKARTA KALTIM NTB
10
Bulan
103.71
103.93
0.21
PAPUA
95.54
95.66
0.13
SUMUT
100.86
100.98
0.12
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
NTT
99.97
100.03
0.07
SULBAR
106.92
106.88
-0.04
SULSEL
104.19
104.08
-0.10
SUMBAR
98.42
98.21
-0.21
KALSEL
96.51
96.18
-0.34
MALUKU
103.65
103.27
-0.37
JABAR
105.02
104.58
-0.42
PAPUA BARAT
100.03
99.59
-0.44
BABEL
103.51
103.04
-0.45
SULUT MALUKU UTARA BANTEN
97.00
96.50
-0.51
105.59
104.92
-0.64
103.34
101.91
-1.38
Tabel 12 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan Persentase Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Provinsi (1)
Bulan April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
Persentase Perubahan (4)
NASIONAL
107.37
107.61
0.22
SULTRA
112.87
114.80
1.71
LAMPUNG
104.95
106.52
1.50
DKI
107.15
108.71
1.45
BALI
108.66
110.22
1.44
JATIM
109.19
110.72
1.40
GORONTALO
104.87
106.26
1.33
SULTENG
112.34
113.82
1.31
JAMBI
107.62
108.87
1.17
JABAR
108.39
109.36
0.90
RIAU
116.94
117.86
0.79
SUMUT
101.32
101.97
0.65
NTB
105.73
106.37
0.61
KALBAR
104.39
104.95
0.54
BENGKULU
101.68
102.14
0.45
YOGYAKARTA
110.98
111.48
0.45
SULBAR
104.08
104.36
0.27
KALTIM
108.18
108.44
0.24
SUMSEL
97.95
98.08
0.14
BANTEN
120.17
120.23
0.05
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
11
KALTENG
112.67
112.58
-0.08
SULSEL
101.79
101.68
-0.11
BABEL
106.72
106.58
-0.13
JATENG
108.68
108.42
-0.25
KALSEL
112.54
112.26
-0.25
PAPUA
109.85
109.51
-0.31
NTT
104.27
103.86
-0.39
NAD
99.80
99.35
-0.45
SUMBAR
104.16
103.53
-0.61
SULUT
102.29
101.49
-0.79
MALUKU
106.23
105.07
-1.09
MALUKU UTARA
101.27
100.07
-1.19
PAPUA BARAT
105.70
104.39
-1.24
KEPRI
110.65
108.91
-1.58
Tabel 13 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan Persentase Perubahannya April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Provinsi
Persentase Perubahan
April 2016 (2)
Mei 2016 (3)
Nasional
98.92
99.00
0.08
JAMBI
94.81
95.69
0.93
BALI
89.28
90.04
0.85
PAPUA BARAT
89.88
90.61
0.81
SULTRA
95.75
96.51
0.80
PAPUA
89.07
89.64
0.63
KALTIM
89.14
89.67
0.59
JABAR
97.56
98.13
0.59
DKI
93.76
94.31
0.58
NAD
94.59
95.02
0.46
BABEL
94.81
95.12
0.33
SULTENG
89.47
89.57
0.11
NTB
89.52
89.60
0.09
NTT
99.62
99.68
0.05
BANTEN
96.46
96.48
0.03
KALSEL
102.18
102.19
0.02
(1)
SULSEL JATIM LAMPUNG
12
Bulan
(4)
99.87
99.86
-0.01
102.38
102.34
-0.04
95.53
95.49
-0.04
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
JATENG
101.02
100.91
-0.11
KEPRI
107.72
107.59
-0.12
SULUT
92.96
92.83
-0.14
100.70
100.52
-0.18
99.83
99.64
-0.19
RIAU KALBAR GORONTALO
89.89
89.69
-0.22
YOGYAKARTA
104.28
103.93
-0.34
SUMBAR
107.23
106.85
-0.35
MALUKU
107.84
107.37
-0.44
MALUKU UTARA
108.98
108.32
-0.61
SUMSEL
100.15
99.54
-0.61
BENGKULU
95.88
95.27
-0.64
SULBAR
96.41
95.79
-0.64
SUMUT
95.78
95.09
-0.72
KALTENG
97.95
97.16
-0.80
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
13
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2016 Berdasarkan hasil observasi terhadap 80 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama Mei 2016, sebanyak 57,50 persen berkualitas rendah dan sisanya 42,50 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP). Dibandingkan Mei 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKP turun 2,01 persen menjadi Rp. 4.439,71 per kg di tingkat petani dan turun 1,99 persen menjadi Rp. 4.489,71 per kg di tingkat penggilingan. Sebaliknya ratarata harga gabah kualitas rendah naik sebesar 11,02 persen menjadi Rp. 3.956,52 per kg di tingkat petani dan naik 10,87 persen menjadi Rp. 4.006,52 per kg di tingkat penggilingan. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 4.950,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Menthik Wangi terjadi di Kecamatan Seyegan (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.400,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di Kecamatan Pandak (Bantul). Selama Mei 2016, tidak dijumpai observasi harga gabah di bawah HPP baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan.
Pada Mei 2016, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 80 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten
yaitu
Kabupaten
Kulonprogo,
Kabupaten
Bantul,
dan
Kabupaten
Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas rendah sebanyak 46 observasi dan kualitas GKP sebanyak 34 observasi.
Tabel 14 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Mei 2016
Kelompok Kualitas (1) GKG GKP
Harga* Harga Gabah di Tingkat Petani Rata-rata Selisih Harga Jumlah Pembelian (Rp/Kg) Harga Tingkat Observasi Pemerintah Penggilingan (%) (HPP) Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 0 4.600,00 (0,00%) (penggilingan) 34 (42,50%)
3.950,00
4.950,00
4.439,71
4.489,71
3.700,00 (petani)
739,71
19,99
3.750,00 (penggilingan)
739,71
19,73
-
-
Gabah Kualitas Rendah
46 (57,50%)
3.400,00
4.850,00
3.956,52
4.006,52
-
Total
80 (100,00%)
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : GKG : kadar air 14% dan kadar hampa/kotoran 3% GKP : kadar air (14,01%-25%) dan kadar hampa/kotoran (3,01%-10%) atau kadar air14% an kadar hampa3% Diluar kualitas : kadar air 25% atau kadar hampa/kotoran 10%
14
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
* HPP berdasarkan INPRES nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah tgl.17 Mei 2015 mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi
observasi atau
harga
42,50 persen
gabah dari
kualitas
GKG
dan
GKP
mencapai
34
selama
Mei
keseluruhan jumlah observasi
2016. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 46 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 57,50 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama Mei
2016,
yang
berpotensi
mengalami
kasus
harga
25,00
persen
masing-
masing berasal dari Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Bantul, dan 7,50 persen berasal dari Kabupaten Sleman.
Tabel 15 Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Mei 2016 Jumlah Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Observasi
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP
(1)
(2)
Tk. Petani (3)
Tk. Penggilingan (4)
Tk. Petani (5)
GKG
0
-
0 (0,00 %)
-
GKP
34
0 (0,00 %)
0 (0,00 %)
GKG dan GKP
34
-
0 (0,00 %)
Kualitas Rendah
46
Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP
Tk. Penggilingan (6)
Tk. Petani (7)
Tk. Penggilingan (8)
0 (0,00 %)
-
0 (0,00 %)
0 (0,00 %)
0 (0,00 %)
34 (100,00 %)
34 (100,00 %)
-
0 (0,00 %)
-
34 (100,00 %)
2.Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 4.950,00 per kg pada gabah
kualitas
GKP
dengan
varitas
Menthik
Wangi
terjadi
di
Kecamatan
Seyegan (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp.
3.400,00
per
kg
dengan
gabah
kualitas
rendah
varitas
IR64
terjadi
di
Kecamatan Pandak (Bantul). Tabel 16 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Maret - Mei 2016
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
15
Kadar Air (KA)
Kelompok Kualitas (1)
Kadar Hampa/Kotoran (KH)
Mar’2016
Apr’2016
Mei’2016
(2)
(3)
(4)
Mar’2016 Apr’2016 Mei’2016 (5)
(6)
(7)
GKG
-
-
-
-
-
-
GKP
14,86
14,93
11,95
8,10
6,54
8,11
KualitasRendah
22,26
24,04
20,21
11,64
11,51
11,55
Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 11,95 persen dan 8,11 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan Mei 2016 memiliki rata-rata KA dan KH masing-masing sebesar 20,21 persen dan 11,55 persen.
Tabel 17 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Maret - Mei 2016 Tingkat Petani (Rp / Kg) Kelompok Kualitas (1)
Mar’2016 (2)
Perub (4) thd (3) (%) (5)
Apr’2016 Mei’2016 (3)
Tingkat Penggilingan (Rp / Kg)
(4)
Mar’2016 Apr’2016 (6)
(7)
Perub (4) thd (3) (%) (9)
Mei’2016 (8)
GKG
-
-
-
-
-
-
-
GKP
4.488,00
4.530,88
4.439,71
-2,01
4.538,00
4.580,88
-
4.489,71
-1,99
Kualitas Rendah
3.819,44
3.563,73
3.956,52
11,02
3.869,44
3.613,73
4.006,52
10,87
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani turun
Rp. 91,18 per kg (2,01 persen) menjadi Rp
4.439,71 per kg, demikian pula di tingkat penggilingan turun Rp. 91,18 per kg (1,99 persen) menjadi Rp. 4.489,71 per kg. Sebaliknya rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar Rp. 392,80 per kg (11,02 persen) menjadi
Rp. 3.956,52 per kg dan naik Rp. 392,80
per kg(10,87 persen) menjadi Rp. 4.006,52 per kg di tingkat penggilingan.
Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, Mei 2015 -Mei 2016
/Kg
5600 5400 5200 16 5000 4800 4600 4400 4200
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :
Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183 Telp.0274-4342234 (Hunting) Fax. 0274-4342230 Email :
[email protected] Website : yogyakarta.bps.go.id
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016
17