No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juni 2015, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 100,36 atau mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 99,24. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 94,85, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 98,34, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 114,05, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 98,89 dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 105,75. Naiknya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks NTP pada semua subsektor. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Juni 2015 secara umum mencapai 121,46 atau mengalami inflasi sebesar 0,88 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 120,39. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makananan sebesar 1,85 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,83 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,77 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,33 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,03 persen, dan terakhir kelompok transportasi dan komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,01 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan Juni 2015 terdapat 25 provinsi mengalami kenaikan NTP, sebaliknya 8 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,33 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 1,41 persen.
Nilai tingkat
Tukar
Petani
kemampuan/daya
diperoleh dengan
dari
pertanian
Harga
NTP
yang
beli
perbandingan
Indeks
persentase.
(NTP)
juga dijual
merupakan petani
antara
Yang
dengan
daya
satu
pedesaan.
Indeks
Dibayar
menunjukkan petani
di
salah Harga
Petani tukar
barang
indikator
untuk
Penghitungan Yang
Diterima
melihat
indikator Petani
(IT)
(IB)
yang
(term
of trade) antara produk
dan
jasa
dinyatakan
ini
yang dibutuhkan
dalam petani
dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan
angka
tersebut,
maka
dapat
diketahui
apakah
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
peningkatan 1
pengeluaran
untuk
kebutuhan
petani
pendapatan
petani
dari
pertaniannya.
harga
produksi
jual
gilirannya
hasil
pertanian
meningkatkan
dapat
dapat
dikompensasi Atau
menambah
kesejahteraan
para
dengan
sebaliknya, pendapatan
petani.
pertambahan
apakah
kenaikan
petani
yang
pada
tinggi
nilai
NTP,
Semakin
relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Bulan Juni 2015, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar
1,13 persen dibanding NTP Mei 2015,
yaitu dari 99,24 menjadi 100,36. Naiknya NTP Bulan Juni 2015 ini disebabkan oleh
kenaikan indeks harga produk
pertanian yang diterima petani
yang lebih
besar dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Kenaikan semua
angka
subsektor
NTP
yang
dimana
tercatat
subsektor
pada
bulan
tanaman
Juni
2015
perkebunan
terjadi
rakyat
pada
mengalami
kenaikan terbesar yaitu mencapai 2,86 persen, diikuti subsektor peternakan naik sebesar 1,22 persen, subsektor tanaman pangan naik sebesar
0,80
persen, subsektor perikanan naik sebesar 0,56 persen dan subsektor hortikultura naik sebesar
0,12 persen.
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga
yang
beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juni 2015, secara umum
It
di
wilayah
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
mengalami
kenaikan
sebesar 1,81 persen dibandingkan dengan yaitu
dari
dengan
116,30
subsektor
menjadi
118,41.
tanaman
It Mei 2015,
Semua
perkebunan
indeks
Subsektor
rakyat
mengalami
mengalami
kenaikan
kenaikan
It
terbesar
mencapai 3,46 persen. Kenaikan terbesar selanjutnya adalah subsektor peternakan yaitu mencapai 1,70 persen, diikuti subsektor tanaman pangan naik 1,67 persen, subsektor perikanan naik 1,13 persen dan terakhir subsektor hortikultura sebesar 0,88 persen.
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada
Juni
2015
Ib
kenaikan sebesar 117,20 2
menjadi
di
wilayah
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
mengalami
0,67 persen bila dibandingkan Mei 2015, yaitu dari 117,98.
Kenaikan
Ib
terjadi
pada
semua
subsektor
dengan
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
kenaikan 0,86
terbesar
persen,
dialami
diikuti
subsektor
tanaman
perikanan
naik
oleh
0,47
persen.
pangan
disebabkan
subsektor
subsektor
perkebunan
sebesar
sebesar
oleh
0,56
oleh
hortikultura
rakyat persen,
Kenaikan
naik dan
Ib
naiknya
tanaman
harga
naik
sebesar terakhir
tertinggi
pangan
beberapa
sebesar 0,59
mencapai
0,76
persen,
subsektor
terjadi
yang
persen, subsektor
peternakan
naik
pada
subsektor
tanaman
komoditi
barang
konsumsi
rumahtangga seperti telur ayam ras, cabai hijau, kacang panjang, daging ayam ras, cabai merah dan gula pasir.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Juni 2015 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,80 persen. Naiknya NTPP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar
1,67
persen lebih
besar
dibanding kenaikan
indeks yang dibayar
petani yang sebesar 0,86 persen. Kenaikan indeks yang terjadi pada It disebabkan karena naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 0,85 persen dan subkelompok palawija naik sebesar
2,60
persen.
Komoditas
yang
menyebabkan
kenaikan
It
pada
subsektor ini terutama karena naiknya harga beberapa komoditi di antaranya ketela pohon, gabah dan jagung. Pada Ib naiknya indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,96 persen dan naiknya
Indeks
Biaya
Produksi
dan
Penambahan
Barang
Modal
(BPPBM)
sebesar 0,21 persen.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2) 113,00
Juni 2015 (3) 114,88
- Padi
107,36
108,27
0,85
- Palawija
120,20
123,32
2,60
(1) a. Indeks Diterima Petani (It)
b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
(4) 1,67
120,08
121,11
0,86
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,30
122,47
0,96
- Indeks BPPBM
112,74
112,98
0,21
94,10
94,85
0,80
100,22
101,68
1,45
c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Petanian
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
3
Pada Juni 2015, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen. Hal ini terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani
sebesar 0,88 persen, lebih besar dibanding
kenaikan indeks yang dibayar petani yang sebesar 0,76 persen. Kenaikan
It
disebabkan
oleh
naiknya
harga
pada
beberapa
komoditas
seperti cabai merah, salak, dan petai. Pada Ib kenaikan indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,87 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,23 persen.
Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2) 116,45
Juni 2015 (3) 117,47
- Sayur-sayuran
113,38
115,33
1,72
- Buah-buahan
119,26
120,14
0,74
- Tanaman Obat
113,53
111,42
-1,86
118,55
119,45
0,76
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,62
121,68
0,87
- Indeks BPPBM
110,04
110,29
0,23
98,22
98,34
0,12
105,82
106,51
0,65
(1) a. Indeks Diterima Petani (It)
b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
(4) 0,88
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2015 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 2,86 persen, hal ini terjadi karena persen,
lebih
besar
kenaikan indeks yang diterima petani
dibanding
kenaikan
indeks
yang
dibayar
sebesar 3,46 petani
yang
sebesar 0,59 persen. Kenaikan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 128,20 menjadi 132,64. Komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah kakao, kelapa dan tebu. Kenaikan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar
0,89
persen.
Sedangkan
indeks
biaya
produksi
dan
penambahan
barang modal (BPPBM) relatif tidak berubah dibanding bulan sebelumnya. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2) 128,20
Juni 2015 (3) 132,64
128,20
132,64
3,46
115,62
116,30
0,59
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
119,61
120,67
0,89
- Indeks BPPBM
108,72
108,73
0,00
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
110,89
114,05
2,86
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
117,92
121,99
3,45
(1) a. Indeks Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
(4) 3,46
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok (1) a. Indeks Diterima Petani (It)
Mei (2)
Juni 2015 (3)
Persentase Perubahan (4)
111,93
113,83
1,70
- Ternak Besar
110,34
111,98
1,48
- Ternak Kecil
110,65
112,42
1,60
- Unggas
121,73
124,73
2,47
- Hasil Ternak
112,82
115,30
2,20
114,57
115,11
0,47
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
119,78
120,73
0,80
- Indeks BPPBM
109,44
109,58
0,12
97,70
98,89
1,22
102,27
103,88
1,58
b. Indeks Dibayar Petani (Ib)
c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Pada
Juni
Naiknya
NTPT
sebesar
1,70
2015 terjadi persen,
terjadi
kenaikan
karena lebih
pada
kenaikan besar
NTPT
indeks
dibanding
sebesar
1,22
yang
dibayar
harga kenaikan
indeks
persen. petani
harga
yang
diterima petani sebesar 0,47 persen. Kenaikan harga beberapa komoditas seperti sapi potong, telur ayam ras, ayam ras pedaging adalah penyebab naiknya It pada subsektor peternakan di
bulan
karena
ini.
naiknya
Sementara IKRT
itu,
sebesar
kenaikan 0,80
yang
persen
terjadi dan
pada
naiknya
Ib
disebabkan
indeks
BPPBM
sebesar 0,12 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
5
e. Subsektor Perikanan (NTN) Pada Juni 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen, hal ini dikarenakan
kenaikan
indeks
harga
yang
diterima
petani
sebesar
1,13
persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,56 persen. Kenaikan
It
subsektor
ini
disebabkan
oleh
kenaikan
It
subkelompok
penangkapan dan subkelompok budidaya masing-masing sebesar 1,13 persen. Sementara
itu
kenaikan
yang
terjadi
pada
Ib
disebabkan
karena
naiknya
IKRT sebesar 0,97 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,03 persen.
Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
119,88
121,23
1,13
- Penangkapan
125,54
126,95
1,13
- Budidaya
119,57
120,91
1,13
(1) a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
(4)
114,00
114,64
0,56
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,57
121,74
0,97
- Indeks BPPBM
106,37
106,40
0,03
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
105,16
105,75
0,56
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
112,71
113,95
1,10
Jika dilihat lebih dalam menurut subkelompoknya, maka NTP subkelompok ikan
tangkap
(Nilai
Tukar
Nelayan)
pada
Juni
2015
mengalami
kenaikan
sebesar 0,60 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (nelayan) sebesar
1,13 persen,
lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani (nelayan) sebesar 0,53 persen. Naiknya It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti pari, manyung, cakalang, kuwe/bebara dan gurita pada bulan ini.
Sedangkan
kenaikan
Ib
disebabkan
oleh
naiknya
IKRT
sebesar
0,97
persen, meskipun indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,02 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
125,54
126,95
1,13
- Penangkapan Perairan Umum
100,00
100,00
0,00
- Penangkapan Perairan Laut
125,56
126,98
1,13
(1) a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
(4)
118,07
118,69
0,53
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,41
121,58
0,97
- Indeks BPPBM
115,34
115,31
-0,02
c. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
106,32
106,96
0,60
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
108,84
110,09
1,15
Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya mengalami kenaikan indeks sebesar
0,56
persen
pada
Juni
2015.
Kenaikan
ini
disebabkan
oleh
kenaikan
indeks yang diterima petani sebesar 1,13 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,57 persen. Kenaikan It banyak disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti gurame dan udang. Sedangkan naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,97 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,03 persen.
Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
a. Indeks Diterima Petani
119,57
120,91
1,13
- Budidaya Air Tawar
119,57
120,91
1,13
b. Indeks Dibayar Petani
113,77
114,41
0,57
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,58
121,75
0,97
- Indeks BPPBM
(1)
(4)
105,87
105,90
0,03
c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan
105,10
105,68
0,56
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
112,94
114,18
1,09
5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya tanaman
perbedaan
pangan,
yang selama ini pada
kedua
karakteristik
hortikultura,
perkebunan
digambarkan dari
karakteristik
yang
tersebut
signifikan rakyat,
subsektor dengan
antara
dan
petani
peternak
di
subsektor
dengan
nelayan
perikanan, maka bisa dilihat NTP
memisahkan
penghitungan
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
NTP
antar
7
keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada Juni 2015 mencapai 100,20 atau naik sebesar 1,15 persen dibanding bulan Mei 2015. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani yang sebesar 1,83 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,68 persen.
Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Bulan
Kelompok dan Sub kelompok (1)
Persentase Perubahan
Mei 2015
Juni 2015
(2)
(3)
(4)
Indeks Harga yang Diterima Petani
116,19
118,32
1,83
Indeks Harga yang Dibayar Petani
117,29
118,09
0,68
Konsumsi Rumah Tangga
120,39
121,45
0,88
BPPBM
110,40
110,57
0,15
99,06
100,20
1,15
105,25
107,01
1,68
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Usaha Pertanian
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi pedesaan
di
di
wilayah
Daerah
pedesaan.
Istimewa
Indeks
Harga
Yogyakarta
pada
Konsumen Juni
(IHK)
2015
di
daerah
secara
umum
mencapai 121,46 atau mengalami inflasi sebesar 0,88 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 120,39. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makananan sebesar 1,85 persen,
diikuti
sebesar
0,83
kelompok persen,
makanan
kelompok
jadi,
minuman,
sandang naik
rokok
sebesar
dan
0,77
tembakau
persen,
naik
kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,33 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,03 persen, dan terakhir kelompok transportasi dan komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,01 persen. Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Kelompok
Persentase Perubahan
Juni 2015 (3) 121,46
- Bahan Makanan
128,49
130,86
1,85
- Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
117,79
118,76
0,83
(1) Konsumsi Rumah Tangga
8
Bulan Mei 2015 (2) 120,39
(4) 0,88
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
- Perumahan
116,52
116,55
0,03
- Sandang
116,45
117,34
0,77
- Kesehatan
111,49
111,69
0,18
- Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga
107,23
107,59
0,33
- Transportasi dan Komunikasi
119,59
119,60
0,01
7. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada Bulan Juni 2015 ada sebanyak 25 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 1,33 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil sebesar 0,16 persen terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam dan Provinsi Papua Barat. Kenaikan NTP terbesar di Provinsi Jambi terutama disebabkan oleh naiknya NTP pada
subsektor
tanaman
perkebunan
rakyat
dengan
naiknya
harga
beberapa
komoditi terutama karet. Sebanyak 8 provinsi pada bulan Juni 2015 ini mengalami penurunan NTP dengan
Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan terbesar yaitu
sebesar 1,41 persen, sedangkan mengalami
penurunan
NTP
Provinsi Papua
terkecil
yaitu
0,09
persen.
Penurunan
NTP
yang
terjadi di Provinsi DKI Jakarta banyak disebabkan oleh turunnya harga cumi-cumi dan tenggiri pada subkelompok perikanan tangkap subsektor perikanan. Tabel 10 NTP Provinsi dan Persentase Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Provinsi
Bulan
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
100,02
100,52
0,50
NAD
95,60
95,76
0,16
Sumatera Utara
98,75
98,47
-0,29
Sumatera Barat
96,83
97,54
0,73
Riau
95,24
96,24
1,05
Jambi
94,83
96,09
1,33
Sumatera Selatan
97,42
97,29
-0,13
Bengkulu
93,62
94,43
0,87
Lampung
102,16
102,42
0,25
Bangka Belitung
104,82
106,00
1,12
Kepulauan Riau
99,15
98,93
-0,22
DKI Jakarta
98,76
97,37
-1,41
Jawa Barat
102,48
103,08
0,58
97,93
98,49
0,57
99,24
100,36
1,13
102,50
103,05
0,53
(1)
Nasional
Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
(4)
9
Banten
102,30
103,22
0,90
Bali
103,05
103,93
0,86
Nusa Tenggara Barat
102,39
103,29
0,88
Nusa Tenggara Timur
100,89
101,71
0,82
Kalimantan Barat
96,18
96,68
0,52
Kalimantan Tengah
98,11
98,60
0,50
Kalimantan Selatan
99,68
100,60
0,93
Kalimantan Timur
98,66
97,66
-1,01
Sulawesi Utara
95,79
94,70
-1,14
Selawesi Tengah
96,70
97,62
0,94
Sulawesi Selatan
102,91
103,57
0,64
98,46
98,80
0,34
Gorontalo
101,09
101,38
0,29
Sulawesi Barat
103,79
104,76
0,93
99,60
100,20
0,61
Maluku Utara
101,98
101,22
-0,74
Papua Barat
101,19
101,35
0,16
97,07
96,98
-0,09
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua
10
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
Tabel 11 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan Persentase Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Provinsi
Bulan
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
Nasional
99,94
100,44
0,50
NAD
95,56
95,71
0,15
Sumatera Utara
98,81
98,53
-0,28
Sumatera Barat
96,38
97,11
0,76
Riau
94,71
95,76
1,10
Jambi
94,65
95,96
1,38
Sumatera Selatan
97,36
97,26
-0,10
(1)
(4)
Bengkulu
93,46
94,29
0,89
Lampung
102,24
102,51
0,27
Bangka Belitung
105,30
106,68
1,32
Kepulauan Riau
96,25
96,52
0,29
Jawa Barat
102,71
103,31
0,58
Jawa Tengah
97,87
98,42
0,56
D.I. Yogyakarta
99,06
100,20
1,15
Jawa Timur
102,46
103,00
0,52
Banten
102,24
103,16
0,90
Bali
103,03
103,92
0,87
Nusa Tenggara Barat
102,45
103,35
0,88
Nusa Tenggara Timur
100,84
101,68
0,83
Kalimantan Barat
96,06
96,55
0,52
Kalimantan Tengah
97,68
98,26
0,59
Kalimantan Selatan
98,88
99,80
0,92
Kalimantan Timur
98,77
97,60
-1,18
Sulawesi Utara
95,08
93,88
-1,26
Selawesi Tengah
96,14
97,05
0,94
Sulawesi Selatan
102,86
103,49
0,61
98,08
98,41
0,33
Gorontalo
101,11
101,46
0,35
Sulawesi Barat
103,99
104,93
0,90
98,82
99,52
0,71
Maluku Utara
101,95
101,25
-0,69
Papua Barat
100,75
100,83
0,08
96,55
96,35
-0,21
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
11
Tabel 12 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan Persentase Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Provinsi (1)
Nasional NAD
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
105,28
105,89
Persentase Perubahan (4) 0,57
98,22
99,68
1,49
Sumatera Utara
101,21
99,81
-1,38
Sumatera Barat
101,88
101,50
-0,37
Riau
107,12
108,16
0,97
Jambi
102,09
103,13
1,01
Sumatera Selatan
95,83
96,02
0,20
Bengkulu
99,37
99,55
0,18
Lampung
106,60
105,08
-1,42
Bangka Belitung
100,74
99,73
-1,01
Kepulauan Riau
106,46
104,61
-1,73
DKI Jakarta
102,29
100,20
-2,04
Jawa Barat
106,53
107,42
0,84
Jawa Tengah
105,40
105,11
-0,28
D.I. Yogyakarta
106,32
106,96
0,60
Jawa Timur
105,47
107,52
1,94
Banten
115,74
117,37
1,41
Bali
112,52
113,10
0,52
Nusa Tenggara Barat
105,47
107,02
1,47
Nusa Tenggara Timur
104,95
105,19
0,23
98,72
99,94
1,23
Kalimantan Tengah
107,50
106,50
-0,93
Kalimantan Selatan
111,11
112,76
1,49
Kalimantan Timur
104,54
104,47
-0,07
Sulawesi Utara
110,61
111,30
0,62
Selawesi Tengah
109,08
110,53
1,33
Sulawesi Selatan
106,66
107,61
0,89
Sulawesi Tenggara
104,34
105,62
1,22
Gorontalo
102,97
102,07
-0,88
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
12
Bulan
99,57
101,66
2,10
Maluku
105,48
105,25
-0,22
Maluku Utara
101,70
99,97
-1,70
Papua Barat
106,49
107,55
1,00
Papua
108,58
110,79
2,03
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
Tabel 13 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan Persentase Perubahannya Mei-Juni 2015(2012=100) Provinsi
Bulan
Persentase Perubahan
Mei 2015 (2)
Juni 2015 (3)
Nasional
99,27
99,66
0,40
NAD
95,17
94,48
-0,73
Sumatera Utara
92,07
92,45
0,41
Sumatera Barat
108,25
108,81
0,51
Riau
102,69
101,41
-1,24
(1)
Jambi
(4)
98,79
97,27
-1,54
101,94
100,07
-1,83
Bengkulu
99,37
99,59
0,22
Lampung
97,02
96,96
-0,06
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
94,26
93,45
-0,86
Kepulauan Riau
107,55
107,64
0,09
DKI Jakarta
94,88
94,25
-0,66
Jawa Barat
97,69
98,27
0,60
Jawa Tengah
98,82
99,94
1,14
D.I.Yogyakarta
105,10
105,68
0,56
Jawa Timur
104,20
104,67
0,46
Banten
95,98
96,24
0,27
Bali
91,92
91,61
-0,34
Nusa Tenggara Barat
92,96
92,87
-0,10
Nusa Tenggara Timur
99,21
100,05
0,84
100,12
100,04
-0,08
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
96,45
96,55
0,10
Kalimantan Selatan
102,72
102,48
-0,23
Kalimantan Timur
89,99
90,41
0,47
Sulawesi Utara
96,06
95,69
-0,39
Selawesi Tengah
93,93
93,94
0,01
Sulawesi Selatan
101,71
102,91
1,18
Sulawesi Tenggara
98,92
97,20
-1,74
Gorontalo
94,06
93,62
-0,47
Sulawesi Barat
100,13
100,53
0,40
Maluku
109,12
109,23
0,10
Maluku Utara
108,09
109,35
1,17
Papua Barat
92,26
90,91
-1,47
Papua
91,83
91,22
-0,66
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
13
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JUNI 2015 Berdasarkan hasil observasi terhadap 57 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama Juni 2015, sebanyak 50,88 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP) sementara itu sisanya 49,12 persen Gabah Kualitas Rendah. Dibandingkan Rp. 4.631,03 penggilingan. Rp. 4.057,14 penggilingan.
Mei 2015, rata-rata harga gabah kualitas GKP mengalami kenaikan 4,35 persen menjadi per kg di tingkat petani dan naik 4,30 persen menjadi Rp. 4.681,03 per kg di tingkat Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah naik sebesar 8,55 persen menjadi per kg di tingkat petani dan naik 8,44 persen menjadi Rp. 4.107,14 per kg di tingkat
Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.000 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Galur (Kulonprogo). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.800,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis (Bantul). Selama Juni 2015, tidak dijumpai observasi harga gabah di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP.
Pada Juni 2015, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 57 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten
yaitu
Kabupaten
Kulonprogo,
Kabupaten
Bantul,
dan
Kabupaten
Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas GKP sebanyak 29 observasi dan kualitas rendah sebanyak 28 observasi. Tabel 14 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Juni 2015
Kelompok Kualitas (1) GKG GKP
Harga* Harga Gabah di Tingkat Petani Rata-rata Selisih Harga Jumlah Pembelian (Rp/Kg) Harga Tingkat Observasi Pemerintah Penggilingan (%) (HPP) Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 0 4.600,00 (0,00%) (penggilingan) 29 (50,88%)
4.000,00
5.000,00
4.631,03
4.681,03
3.700,00 (petani)
931,03
25,16
3.750,00 (penggilingan)
931,03
24,83
-
-
Gabah Kualitas Rendah
28 (49,12%)
3.800,00
4.900,00
4.057,14
4.107,14
-
Total
57 (100,00%)
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : GKG : kadar air 14% dan kadar hampa/kotoran 3% GKP : kadar air (14,01%-25%) dan kadar hampa/kotoran (3,01%-10%) atau kadar air14% an kadar hampa3% Diluar kualitas : kadar air 25% atau kadar hampa/kotoran 10% * HPP berdasarkan INPRES nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah tgl.17 Maret 2015 mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
14
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah
observasi
harga
gabah
kualitas
GKG
dan
GKP
mencapai
29
observasi atau 50,88 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama Juni 2015. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 28 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 49,12 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama Juni 2015, yang berpotensi mengalami kasus berasal
dari
Kabupaten
Bantul,
15,79
harga sebanyak
persen
berasal
29,82 persen
dari
Kabupaten
Kulonprogo dan 3,51 persen berasal dari Kabupaten Sleman. Tabel 15 Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Juni 2015 Jumlah Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Observasi
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP
Tk. Penggilingan (4)
Tk. Petani (5)
Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP
(1)
(2)
Tk. Petani (3)
Tk. Penggilingan (6)
Tk. Petani (7)
Tk. Penggilingan (8)
GKG
0
-
0 (0,00 %)
-
0 (0,00 %)
-
0 (0,00 %)
GKP
29
0 (0,00 %)
0 (0,00 %)
0 (0,00 %)
0 (0,00 %)
29 (100,00 %)
29 (100,00 %)
GKG dan GKP
29
-
0 (0,00 %)
-
0 (0,00 %)
-
29 (100,00 %)
Kualitas Rendah
28
2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. gabah
kualitas
GKP
dengan
varitas
Ciherang
terjadi
5.000 per kg pada di
Kecamatan
Galur
(Kulonprogo). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.800,00
per
kg
dengan
gabah
kualitas
rendah
varitas
IR64
terjadi
di
Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis (Bantul). Tabel 16 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, April-Juni 2015 Kelompok Kualitas (1)
Kadar Air (KA) Apr’2015 (2)
Kadar Hampa/Kotoran (KH)
Mei’2015 Juni’2015 (3)
(4)
Apr’2015 Mei’2015 Juni’2015 (5)
(6)
(7)
GKG
-
-
-
-
-
-
GKP
15,06
13,47
13,08
6,45
7,34
6,82
KualitasRendah
25,46
23,80
24,85
11,71
14,14
9,46
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
15
Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan
ke
bulan.
Rata-rata
KA
dan
KH
gabah
kualitas
GKP
masing-masing
sebesar 13,08 persen dan 6,82 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan Juni 2015 memiliki rata-rata KA dan KH masing-masing sebesar 24,85 persen dan 9,46 persen.
Tabel 17 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas April-Juni 2015 Tingkat Petani (Rp / Kg) Kelompok Kualitas
Apr’2015
(1)
Mei’2015 Juni’2015
(2)
(3)
(4)
Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Perub (4) thd (3) (%) (5)
Apr’2015
Mei’2015 Juni’2015
(6)
(7)
(8)
Perub (4) thd (3) (%) (9)
GKG
-
-
-
-
-
-
-
-
GKP
4.225,76
4.437,88
4.631,03
4,35
4.278,03
4.487,88
4.681,03
4,30
Kualitas Rendah
3.654,48
3.737,50
4.057,14
8,55
3.704,48
3.787,50
4.107,14
8,44
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik
Rp. 193,16 per kg (4,35 persen) menjadi Rp
4.631,03 per kg dan di tingkat penggilingan naik
Rp. 193,16 per
kg (4,30 persen) menjadi Rp. 4.681,03 per kg. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar Rp. 319,64 per kg (8,55 persen) menjadi
Rp. 4.057,14 per kg, dan
rata-rata harga di tingkat penggilingan naik Rp. 319,64 per kg (8,44 persen) menjadi Rp. 4.107,14 per kg.
Rp/Kg
Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, Juni 2014 - Juni 2015 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 Jun-14
16
Jul-14
Aug-14
Sep-14
Oct-14
Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Berita Resmi Statistik Provinsi BulanD.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015 GKG
GKP
Kualitas Rendah
HPP GKG
HPP GKP
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 39/07/34/Th.XVII, 1 Juli 2015
17