PENGARUH KONDISI EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN USAHA DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PELAKSANAAN ETIKA BISNIS ISLAM (STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGERANG)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NURMALA HAYATI NIM : 109046100027
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435/2014
SKRIPSI PENGARUH KONDISI EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN USAHA DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PELAKSANAAN ETIKA BISNIS
ISLAM (STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGERANG)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (SE.Sy)
Disusun Oleh
NURMALA HAYATI NIM:109046100027
DiBawah Bimbingan Pembiryping Skri
7
412132003121002
PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
I t-
I
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha dan Pendidikan Agama terhadap Pelaksanaan Etika Bisnis rslam (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Tradisional Kreo Tangerang) yung ditulis oleh Nurmala Hayati NIM 109045100027, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014. Skdpsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi irluarnalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 8 Mei 2014 Mengesahkan
Dekan Falanltas Syariah dan Hukum
H. JM. Muslimin, MA
IP. 196808 1 21999031014
PANITIA UJIAN MTINAQASYAH Ketua
Dr. Euis Amalia. M.Ae NrP. 1 9700 4161997 03 1004
Sekretaris
Mu'min Rauf, M.A NrP. 1 97004161997 03 1004
Pembimbing
Fahmi Muhammad Ahniadi. M.Si
NIP. Penguji I
1
9741 2132003
t21002
Dr. Hj. Isnawati Rais. MA. NrP. 19571 027 r98s03200r
Penguji II
Hermawan Setiawan. S.Si. M.TI
NtP. 19740 623 t993r 2 r 00
r
PENGARTIH KONDISI EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN USAHA
DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PALAKSANAAN ETIKA BISNIS ISLAM (STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGNRANG)
LEMBAR PERI\IYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
l.
Skripsi
ini merupakan
hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar shata I di Universitas Islam Negeri (tm.Q Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan dengan ketentuan yang berlaku
ini telah saya cantumkan
sesuai
di Universitas Islam Negeri (lm.D Syarif Hidayatullah
Jakarta. a J,
Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil kmya asli saya atau merupakan hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(IIIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta,
12Mei20l4
ABSTRAK NURMALA HAYATI. NIM: 109046100027. Pengaruh Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha Dan Pendidikan Agama terhadap Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Tradisional Kreo, Tangerang) . Strata Satu (1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang di Pasar Kreo, Tangerang. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di Pasar Kreo, Tangerang. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor persaingan usaha memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang, pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang, dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Kata Kunci
: Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha, Pendidikan Agama, Pasar Tradisional, Etika Bisnis Islam
Pembimbing
: Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si.
Daftar Pustaka
: Tahun 1984 s.d. Tahun 2013
i
KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini. Alhamdulillah, EKONOMI,
penelitian
TINGKAT
yang
berjudul
PENDIDIKAN,
“PENGARUH
PERSAINGAN
KONDISI
USAHA
DAN
PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PELAKSANAAN ETIKA BISNIS ISLAM (STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGERANG)” telah penulis selesaikan. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari segala macam bantuan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Phil. JM Muslimin, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum; 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum; 3. Bapak Mu’min Rouf, S.Ag.,MA., sebagai Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum; 4. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si.,sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dari mulai awal penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini, terima kasih untuk seluruh arahan dan masukan yang telah Bapak berikan; Sehat dan bahagia selalu untuk Bapak dan Keluarga. ii
5. Segenap dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis. 6. Seluruh Responden (Pedagang di Pasar Kreo Tangerang), yang telah bersedia mengisi kuesioner yang penulis ajukan; 7. Kedua Orang Tuaku (Ayahanda Fathul Arifin dan Ibunda Nani) dan Adik-adikku (Hilman Hidayat, Ummu Humaidah, Ahmad Bahroni, fachrul Azhari dan Rizqina Khairiyyah) yang selalu memberikan doa, semangat, serta dukungan moril yang sangat berarti bagi penulis, kalian adalah motivasi terbesar dalam hidup. 8. Sahabatku, Keluarga Besar PS-A 2009, sahabat-sahabat terbaikku untuk sekarang dan seterusnya. Terima kasih atas kebersamaan, canda tawa, dan pelajaran yang selalu kalian berikan. Semoga Allah selalu menjaga persahabatan kita. Sukses untuk kita semua! 9. Seluruh Keluarga Besar Kahfi BBC khususnya Om Bagus dan Mbak wi, terimakasih atas semua motivasi dan ilmu yang telah diberikan selama ini. 10. Sahabat Kahfi, terimakasih selalu memotivasi , membantu dan mendukung penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini
speciall thanks too: My
Lovely Teachers Kak Ibnu, Kak Ab, Kak Lina, Kak Icha Villa Andreass. My besties too: Azka, Pia,Dimas, Kak Umam, Kak Ridho Mufti, Arifin, Kak Lukman, kak Lingga, Herman, Fajar, salby dan seluruh team FRAME 12 Production House. Sukses untuk kita semua! 11. Speciall thanks too: Sahabat seperjuangan seangkatan (2009): Dina Raisa&Idea Sukma, Syafaat&Zahra serta Farhan Rabbani. Semoga keberkahan selalu menyertai kalian.
iii
12. Serta Seluruh Pihak yang telah berjasa namun belum mampu penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT dengan Ridho-Nya membalas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 12 Mei 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5
E. Sistematika Penulisan
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar
8
1. Pengertian Pasar
8
2. Mekanisme Pasar
10
B. Etika Bisnis
12
1. Pengertian Etika Bisnis
12
2. Dasar-dasar Hukum Etika Bisnis Islam
14
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etika Bisnis islam
20
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis
33
1. Faktor Internal
20
2. Faktor Eksternal
22
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
24
A. Ruang Lingkup Penelitian
24
B. Teknik Pengumpulan Data
25
C. Metode Analisis Data
26
1. Statistik Deskriptif
26
2. Uji Kualitas Data
26
3. Uji Asumsi Klasik
27
4. Uji Hipotesis
29
5. Operasional dan Pengukuran Variabel
31
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
36
1. Tempat dan Waktu Penelitian
36
2. Karakteristik Profil Responden
37
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
40
1. Hasil Uji Statistik Deskiptif
40
2. Hasil Uji Kualitas Data
41
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
46
4. Hasil Uji Hipotesis
50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
57
B. Implikasi
58
C. Keterbatasan
59
D. Saran
59
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 61
vi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
3.1
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
27
3.2
Variabel, Indikator dan Butir Pertanyaan Kuesioner
34
4.1
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
37
4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir
38
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis dagangan
39
4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
40
4.5
Hasil Uji Validitas Persaingan Usaha
41
4.6
Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam
42
4.7
Hasil Uji Reliabilitas Kondisi ekonomi
42
4.8
Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pendidikan
43
4.9
Hasil Uji Reliabilitas Persaingan Usaha
44
4.10
Hasil Uji Reliabilitas Pendidikan Agama
44
4.11
Hasil Uji Reliabilitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam
43
4.12
Hasil Uji Multikolonieritas
46
4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
50
4.14
Hasil Uji Statistik f
51 vii
4.15
Hasil Uji Statistik t
52
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
4.1
Gambar Hasil Uji Normalitas
58
4.2
Grafik Scatterplot
63
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1
Surat Penelitian
2
Kuesioner Penelitian
3
Output Hasil Pengujian Data
ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Ekonomi Islam hadir sebagai bagian dari totalitas kesempurnaan Islam
itu
sendiri. Islam harus dipeluk secara kaffah oleh umatnya, maka konsekuensinya umat Islam harus mewujudkan keislamannya dalam segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan ekonomi. Karena sesungguhnya umat Islam telah memiliki system ekonomi tersendiri dimana garis-garis besarnya telah digambarkan secara utuh dalam al-Qur’an dan as-Sunah. Haruslah diakui perkembangan peradaban hingga saat ini sangatlah luar biasa. Demikian pula pola kehidupan sangatlah kompleks. Sehingga umat Islam pada umumnya dan ilmuwan muslim pada khususnya perlu amat sangat proaktif dalam upaya melakukan revitalisasi konsep-konsep muamalah, melalui penggalian nilai-nilai yang ada dalam alQur’an dan as-Sunah. Islam tidak hanya mengatur perihal shalat di masjid (ibadah) dengan berbagai bentuknya; akan tetapi juga memberikan pedoman yang jelas dan nyata tentang tata aturan muamalah dalam konteksnya yang sangat luas dan sekalipun luwes. Aturan muamalah ini di dalamnya termasuk dalam bidang ekonomi-bisnis dan keuangan yang menjadi salah satu pilar bagi kehidupan umat manusia. 1
11
DR. Husain shahatah dan DR. Shiddiq Muhammad al-Amin adh-Dharir, “Transaksi & Etika Bisnis Islam”, Visi Insani Publishing, Oktober 2005: h. 5
1
Bisnis berjalan sebagai proses yang telah menjadi kegiatan manusia sebagai individu atau masyarakat untuk mencari keuntungan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan hidupnya. Namun saat ini, hanya konsep-konsep materialistiknya saja yang mendominasi kebanyakan orang, khususnya para pelaku bisnis. Kebanyakan mereka melupakan nilai-nilai moral dan perilaku yang sehat dalam berbisnis. Banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan guna mendapatkan keuntungan semata, mulai dari mengurangi atau mengakali timbangan untuk penjualan barang dagangannya, berbohong mengenai kualitas barang, melakukan penawaran atau permintaan palsu (bai’ul Najasy), bersaing secara tidak sehat dengan pedagang lain dan sebagainya. Keserakahan dan pola pikir yang negatif semakin mendominasi pebisnis dalam berperilaku. Karena itulah, setiap saat masalah bisnis seringkali bertambah, sedangkan keberkahan dalam berusaha menjadi berkurang. Dalam islam, segala kegiatan bisnis atau perdagangan tidak dapat dipisahkan dari etika atau nilai-nilai moralitas. Perdagangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial bagi semua orang di seluruh Negara dan pada semua lapisan masyarakat. Sejak awal lahirnya, Islam mengizinkan adanya perdagangan, karena Rasulullah sendiri juga melakukan kegiatan bisnis/perdangangan dalam jangka waktu yang cukup lama. Etos kerja dan moralitas yang baik sudah seharusnya dimiliki oleh setiap pebisnis atau pedagang, mencakup pebisnis professional mau pun pedagang tradisional. Untuk pebisnis professional yang notabene rata-rata berpendidikan tinggi saja masih banyak yang minim dalam hal etos kerja dan moralitas dalam bersaing dengan lawan bisnisnya, apalagi dengan pedagang tradisional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa saat ini etos kerja 2
yang negative, terutama yang diterapkan para pedagang tradisional, menjadi salah satu masalah yang ada dalam masyarakat Indonesia. Bahkan, masalah ini seringkali menimbulkan kekhawatiran. Banyak hal yang mungkin bisa dijadikan alasan seorang pebisnis atau pedagang melanggar etika dalam berbisnis, mulai dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak buruk yang nantinya akan terjadi, atau merasa tidak ingin kalah dengan kompetitor baru dengan produknya yang lebih menarik, ingin menguasai pasar, kurangnya pendidikan, pemahaman tentang ilmu agama atau pengetahuan mengenai etika itu sendiri dalam berbisnis, atau mereka banyak mengalami kegagalan dalam usaha yang membuatnya cenderung untuk melakukan kecurangankecurangan, atau memang kurang adanya ketegasan dalam penegakan hukum yang bisa secara tegas memberikan sanksi atau hukuman kepada pelakunya.
Melihat hal ini, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha dan Pendidikan Agama Terhadap Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Tradisional Kreo Tangerang)”.
B.
Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi adalah sebagai berikut:
Dalam berbisnis, mencari keuntungan adalah point utama yang menjadi alasan seseorang dalam berbisnis, ada pula yang memang berniat untuk mencari keberkahan dan ridho dari Allah, SWT. Namun, saat ini banyak ditemukan kecurangan atau 3
pelanggaran dalam berbisnis yang membuat keberkahan dalam mencari rezeki berkurang. Apakah yang salah dengan pola pikir masyarakat saat ini?
Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi seorang pebisnis atau pedagang melanggar etika dalam berbisnis, mulai dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak buruk yang nantinya akan terjadi, atau merasa tidak ingin kalah dengan kompetitor baru dengan produknya yang lebih menarik, ingin menguasai pasar, kurangnya pendidikan atau pengetahuan mengenai etika itu sendiri dalam berbisnis, atau mereka banyak mengalami kegagalan dalam usaha yang membuatnya cenderung untuk melakukan kecurangan-kecurangan, atau memang kurang adanya ketegasan dalam penegakan hukum yang bisa secara tegas memberikan sanksi atau hukuman kepada pelakunya.
Pelanggaran-pelanggaran etika dalam berbisnis ini menjadi suatu permasalahan besar yang ada dalam masyarakat Indonesia. Namun penyelesaian dan solusinya belum juga secara tegas diterapkan. Padahal sudah jelas, dalam Islam, segala macam etika dalam berbisnis sudah dijelaskan dan ada aturan yang mengaturnya, apakah tuntunan agama sendiri masih belum bisa dijadikan pengingat dan pengendali akhlak dalam berbisnis?
C.
Pembatasan dan Perumusan Masalah Ada banyak factor yang menyebabkan pelaku usaha dalam bisnis atau perdagangan melakukan kecurangan-kecurangan atau penyimpanganan dalam berbisnis.
4
Agar pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis hanya membatasi penelitian ini pada pengaruh faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap perilaku pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berikut adalah rumusan masalahnya: a) Apakah kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang di Pasar Tradisional Kreo Tangerang? b) Manakah diantara kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang di Pasar Tradisional Kreo Tangerang?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat bukti empiris mengenai pengaruh faktor kondisi ekonomi, pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap etika bisnis pedagang pasar tradisional Kreo kota Tangerang. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini disamping memberian dan menambah pengetahuan penulis tentang etika bisnis Islam, juga merupakan apresiasi terhadap teori-teori yang pernah penulis dapatkan selama menempuh pendidikan program strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, memberikan dan menambah wawasan para pengusaha tentang etika bisnis yang dapat memberikan 5
keuntungan bagi kelangsungan kegiatan perdagangan mereka, dan dapat menjadi sumber dan menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi kalangan akademisi dalam menunjang akademisnya.
E.
Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub bab. Untuk menjadikan pembahasan ini lebih terarah dan mudah dipahami, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Dalam bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang pasar terlebih dahulu, yang didalamnya terdapat penjabaran mengenai definisi pasar dan mekanisme pasar. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang etika bisnis Islam yang di dalamnya terdapat penjabaran mengenai definisi etika bisnis islam dan dasar-dasar hukum Islam. Sub bab ketiga menjabarkan tentang
6
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan etika bisnis, yang di dalamnya menjabarkan faktor secara internal dan eksternal.
BAB III
: METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, sub bab yang kedua menjelaskan tentang metode pengumpulan data, sub bab yang ketiga menjelaskan tentang metode analisis data, sub bab yang keempat menjelaskan tentang uji hipotesis, dan sub bab yang kelima menjelaskan tentang operasional dan pengukuran variabel.
BAB IV
: PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian. Bab ini terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama tentang gambaran umum objek penelitian dan sub bab kedua tentang hasil uji instrumen penelitian.
BAB V
: PENUTUP Bab ini merupakan bagian akhir yang terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama yaitu kesimpulan, sub bab kedua berisi tentang implikasi, sub bab ketiga berisi tentang keterbatasan penelitian, dan sub bab keempat tentang saran. Bab ini juga disertai dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian yang dibutuhkan.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pasar 1. Pengertian Pasar Pasar adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa atau sumber daya.2 Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih luas daripada hanya sekadar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual-beli barang/jasa. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak atau interaksi antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang yang diperjualbelikan ada pasarnya; ada pasar ikan, pasar rokok kretek, pasar tekstil, pasar modal, dan pasar tenaga kerja.3 Berdasarkan segi fisiknya, pasar diklasifikasikan menjadi: a. Pasar Tradisional Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
2
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Edisi ketiga, hlm. 6.
3
Gilarso T., Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius, 2003. Hal. 33.
8
menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
b. Pasar Raya
Pasar raya disebut juga dengan toko serba ada atau Toserba, dalam bahasa Inggris disebut dengan Department Store, yaitu suatu bentuk toko swalayan yang menjual barang dagangan eceran. Pada umumnya Toserba lebih besar dari supermarket. Suatu Toserba terdiri dari supermarket,department store, food court serta sarana hiburan (game station) yang biasanya terdapat pada lantai yang terpisah.
c. Pasar Abstrak Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung. Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon dan lain-lain. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi dan lain-lain. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan konsumen sekaligus. d. Pasar Swalayan pasar swalayan atau supermarket adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil dari bahasa Inggris ini 9
artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.Selain supermarket dikenal pula minimarket, midimarket, dan hypermarket.
Perbedaan istilah minimarket, supermarket dan hypermarket adalah di format, ukuran dan fasilitas yang diberikan. Contohnya
Minimarket berukuran kecil (100m2 s/d 999m2)
Supermarket berukuran sedang (1.000m2 s/d 4.999m2)
Hypermarket berukuran besar (5.000m2 ke atas)
Grosir berukuran besar (5.000m2 ke atas)
2. Mekanisme Pasar Mekanisme pasar adalah terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran yang akan menentukan tingkat harga tertentu. Sehingga dengan adanya transaksi tersebut akan mengakibatkan terjadinya proses transfer barang dan jasa yang dimiliki oleh setiap objek ekonomi tersebut. Dengan kata lain, adanya transaksi pertukaran yang kemudian disebut sebagai perdagangan adalah satu syarat utama dari berjalannya mekanisme pasar.4 Konsep penentuan harga dalam Islam dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran, pertemuan permintaan
4
Ibid., hlm. 13.
10
dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pasar tingkat harga tersebut.5 Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil. Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang.6 1. Talaqqi rukban dilarang karena pedagang yang menyongsong di pinggir kota mendapat keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampong akan harga yang berlaku dikota. Mencegah masuknya pedagang desa ke kota ini (entry barrier) akan menimbulkan pasar yang tidak kompetitif. 2. Mengurangi timbangan dilarang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit. 3. Menyembunyikan
barang
cacat
dilarang
karena
penjual
mendapatkan harga yang baik untuk kualitas yang buruk. 4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang karena takaran kurma basah ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar. 5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang dilarang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya.
5
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu denga jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS 4:29) 6
Ibid., hlm. 153.
11
6. Transaksi Najasy dilarang karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik. 7. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. 8. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual diatas harga pasar.
B. Etika Bisnis Islam 1. Definisi Etika Bisnis Islam Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos. Kata ethos merupakan kata berbentuk tunggal mempunyai arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berpikir.7 Bentuk jamak kata ethos adalah ta etha. Kata inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika. Jadi, secara etimologis etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.8 Namun pengertian etimologis itu saja belum cukup untuk memahami istilah etika. Karena itu, kita perlu mencari pengertian etika yang sesungguhnya. Dalam bahasa Indonesia ada yang membedakan antara etik dan etika. Etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh
7
Sudirman Tebba, Berbisnis dengan Hati Nurani, Bisnis & Tasawuf. Yogyakarta: Penerit Scripta Perennia, 2005. Hal. 7.
8
K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 4.
12
suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).9 Adapun dalam kaitan dengan penggunaan istilah, di Indonesia studi tentang masalah etis dalam bidang ekonomi dan bisnis sudah akrab dengan nama “etika bisnis”, sejalan dengan kebiasaan umum dalam istilah bahasa inggris yaitu “Business Ethics”. Namun dalam kawasan lain seringkali digunakan istilah yang lain, misalnya dalam bahasa belanda pada umumnya dipakai nama bedrijfsethiek (etika perusahaan) dan dalam bahasa Jerman unterbehmensethik (etika usaha). Dalam bahasa Inggris kadang-kadang dipakai istilah corporate ethics (etikaa korporasi). Variasi lain adalah “etika ekonomis” atau “etika ekonomi”. Selain itu ditemukan juga nama management ethics atau managerial ethics (etika manajemen), disamping nama organization ethics (etika organisasi). Namun demikian, pada dasarnya semua nama ini menunjuk kepada studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis.10 Bisnis berasal dari kata inggris, business (biznes), artinya: perusahaan atau usaha, seperti dalam ungkapan: “the grocery business” = perusahaan sayur-sayuran, dan ungkapan: “this store is going out of business” = toko ini akan menghentikan usahanya.11 Dalam bahasa Indonesia, bisnis diartikan dengan: “Usaha komersil dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang.”12
9
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hal. 271. Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malang: UIN-Malang press, 2007. Hal 9-10.
10
11
Jhon M. Echols and Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), hlm. 90.
12
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996),
hlm 157.
13
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Sedangkan titik sentral dari etika bisnis Islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip dalam AlQur’an, antara ekonomi dan akhlak yang islami tidak akan pernah terpisah sama sekali seperti halnya tidak pernah terpisah antara ilmu dan akhlak, antara politik dan akhlak, dan antara perang dan akhlak. Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan Islami.13 Hubungan tasawuf, akhlak dan bisnis melahirkan etika bisnis dalam Islam. Hal ini terlihat pada penerapan ajaran akhlak dalam kegiatan-kegiatan bisnis, seperti investasi, produksi, distribusi, promosi, konsumsi dan juga hubungan karyawan dengan perusahaan tempat mereka bekerja harus berpegang kepada etika, yaitu mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjauhi akhlak yang tercela.14
2. Dasar-dasar Hukum Etika Bisnis Islam
Islam memiliki pedoman yang harus dipatuhi oleh pengikutnya, Pedoman inilah yang dijadikan petunjuk dan arahan untuk umatnya dalam melaksanakan setiap aktifitas/amalan. Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber ajaran islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsipprinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan 13
14
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Moral dalam Perekonomian Islam, 2001 (Jakarta: Robbani Press), hlm. 56. Sudirman Tebba, op. cit., hlm. 125.
14
zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dalam waktu. Islam seringkali dijadikan sebagai model tatanan kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk pengembangan lebih lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk tatanan kehidupan bisnis. Al-Qur’an
dalam
mengajak
manusia
untuk
mempercayai
dan
mengamalkan tuntutan-tuntutannya dalam segala aspek kehidupan seringkali menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti jual-beli, untung-rugi, dan sebagainya. Dalam konteks ini al-Qur’an menjanjikan dalam surat At Taubah ayat 111 yang artinya: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa mereka dan sebagai imbalannya mereka memperoleh surga. Siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) Allah maka bergembiralah dengan Jual-Beli yang kamu lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar”.(QS At-Taubah :111) Dan teradapat juga dalam surat Al Jumu’ah : 9 – 10 yang artinya: ““Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari jum’at. Maka bergegaslah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jualbeli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS Al-Jumu’ah:9-10) Ayat tersebut memberi pengertian agar berbisnis dilakukan setelah melakukan shalat dan dalam pengertian tidak mengesampingkan tujuan keuntungan yang hakiki yaitu keuntungan yang dijanjikan Allah. Oleh karena itu, walaupun mendorong
15
melakukan kerja keras termasuk dalam berbisnis, Al-Qur’an menggaris bawahi bahwa dorongan yang seharusnya lebih besar bagi dorongan bisnis adalah memperoleh apa yang berada di sisi Allah. Bisnis merupakan kegiatan muamalah. Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang nyaman dan berkah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbisnis, yaitu penerapan-penerapan ajaran akhlak dalam kegiatan yang berkaitan dengan bisnis, seperti investasi, produksi, distribusi, promosi, dan konsumsi. a. Investasi Investasi berarti pemupukan dan pendayagunaan dana dan sumber daya hari ini demi keuntungan hari esok15 Menurut Islam pada prinsipnya investasi dalam bisnis apa saja boleh, kecuali tidak untuk beberapa hal, yaitu bisnis daging babi dan barang konsumsi yang mengandung daging babi, bisnis minuman keras, perjudian dan seks. Berinvestasi itu bagi orang yang memiliki modal. Sedang orang yang hanya memiliki tenaga tentu bekerja dengan tenaganya, seperti menjadi pegawai. Namun baik bagi orang yang melakukan investasi atau menjadi pegawai samasama bekerja, dan bekerja itu hukumnya wajib.16 Allah berfirman: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah”.(al-Balad:4)
15
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen (Jakarta: Taka Binaman Pressindo, 1994), hlm. 72. 16 Sudirman Tebba, op. cit., hlm. 125-126.
16
Ayat tersebut menyiratkan bahwa manusia memiliki konsekuensi sebagai makhluk Allah yang ditakdirkan sebagai makhluk yang mulia. Kemuliaan ini hanya dapat dicapai dengan ketekunan dan kerja keras. b. Produksi Produksi dapat dilihat dari dua segi, yaitu aspek teknis ekonomis dan normatif, yakni mengenai dorongan dan tujuan produksi.17 Pandangan Islam tentang produksi adalah menyangkut aspek normative. Dalam Islam, sebagaimana terlihat dalam Al-Qur’an, terdapat ajaran tentang dorongan dan tujuan produksi, yaitu: “Dan karena rahmat-Nya Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari)”. (al-Qashash:73). Ayat tersebut mendorong umat manusia, khususnya umat Islam, untuk bekerja dan memproduksi segala hal keperluan hidup mereka agar bisa hidup makmur, bukannya miskin dan melarat. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa rezeki adalah karunia Allah yang harus diusahakan dengan cara produksi. c. Distribusi Distribusi meliputi distribusi barang dan kekayaan. Distribusi barang ialah proses penyebaran barang dari tempat produsen ke pemakai terakhir, yang mencakup semua pemasaran dan penjualan.18 Barang yang telah diproduksi harus segera didistribusikan agar keperluan masyarakat tetap tersedia di pasar.
17
Monzer Kahf, “The Thoery Of Production" dalam Rahman, sayyid Tahir, Aidit Ghazali, dan Syed Omar syed Agil, ed., Reading in Microeconomicus: An Islamic Perspective (Kuala Lumpur: Longman Malaysia, 1992), hlm. 113. 18 Panitia Istilah manajemen Lembaga PMM, op. cit., hlm. 48.
17
Menimbun barang dengan tujuan agar barang itu langka di pasar hukumnya haram, sebab hal ini merugikan konsumen. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menimbun barang adalah orang yang bersalah (berdosa)”. (HR. Muslim). d. Promosi Promosi dapat berarti naik pangkat atau jabatan. Sedang dalam kehidupan bisnis promosi berarti pemasaran melalui periklanan dan penjualan berupa pemotongan harga, hadiah dan pajangan toko. Promosi yang dimaksudkan disini adalah periklanan. Periklanan merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam bisnis atau pasar. Ekonomi pasar bebas ditandai dengan kompetisi yang kuat dalam persaingan pasar. Setiap perusahaan bersaing dalam menawarkan produknya kepada konsumen. Menurut Sudirman Tebba, dalam bukunya yang berjudul Berbisnis dengan Hati Nurani (Bisnis dan Tasawuf), seringkali periklanan itu memamerkan pola hidup yang konsumeristis, hedonistis dan materialistis, sehingga dianggap tidak mendidik. Di lihat dari segi Islam pola hidup seperti ini dapat dikategorikan sebagai israf atau berlebih-lebihan dan tabzir, dan hal ini dilarang. Dalam Islam, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam hal promosi, diantaranya: 1. Promosi atau periklanan tidak boleh mengumbar aurat, teruma aurat wanita.
18
2. Promosi atau periklanan tidak boleh mengiklankan barang dan jasa yang diharamkan, seperti makanan yang mengandung unsur babi, minuman keras, perjudian dan prostitusi. 3. Promosi atau periklanan tidak berlebih-lebihan. e. Konsumsi Konsumsi adalah jumlah pembelanjaan dan perekonomian atas barang dan jasa yang digunakan pada periode tertentu, biasanya dalam jangka pendek. Pembelanjaan konsumsi ini tidak hanya meliputi barang-barang konsumsi saja, tetapi juga bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Konsumsi juga berarti proses fisik factual pemakaian barang dan jasa.19 Mengenai hal konsumsi ini Islam menentukan bahwa dalam melakukan kegiatan konsumsi hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang halal dan baik, serta dilakukan secara wajar, tidak berlebihan dan tidak bakhil atau kikir, sebagaimana dengan firman Allah dalam surat Al-Furqan: 67 yang artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengahtengah antara yang demikian”. Ketentuan-ketentuan dalam melakukan kegiatan konsumsi ini juga terdapat pada Surat Al-Araaf: 31 yang artinya: “Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
19
A. Nasution , Kamus Ekonomi (Semarang: Dahara Prize, 1989), hlm. 102.
19
f. Hubungan Antara Pedagang Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri, dalam menjalankan kehidupan manusia menjalin hubungan baik dengan pencipta-Nya maupun dengan sesamanya. Hubungan manusia dalam berbisnis tidak hanya terhadap konsumen tetapi juga terhadap sesama pengusaha mereka menjalin hubungan. Hubungan yang harmonis antar sesama pedagang dalam berkompetisi perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam. Dalam perkembangannya, etika bisnis dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal (dalam diri manusia) dan eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal diantaranya adalah agama (ketuhanan) serta tingkat pendidikan lalu faktor eksternal diantaranya adalah kondisi ekonomi, dan persaingan usaha. 1.
Faktor Internal a.
Agama Perdagangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial bagi semua orang di seluruh negara dan pada semua lapisan masyarakat. Pelaku bisnis yang Muslim tidak boleh berpendirian bahwa bisnis itu amoral atau tidak berkaitan dengan moral, sebab moralitas merupakan bagian dari ajaran agama Islam.
20
Pendidikan agama merupakan pondasi yang utama dalam setiap kegiatan bermuamalah. Demikian pula, pendidikan agama sangat berpengaruh terhadap perilaku pedagang.20
b.
Pendidikan Dalam
proses
produksi
sebagai
suatu
struktur
dasar
aktivitas
perekonomian, tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting, karena tenaga kerja tersebut bertindak sebagai pelaku ekonomi, berbeda dengan faktor produksi lainnya yang bersifat pasif (seperti : modal, bahan baku, mesin, dan tanah). Tenaga kerja berkemampuan bertindak aktif, mampu mempengaruhi dan melakukan manajemen terhadap faktor produksi lainnya yang terlibat dalam proses produksi (Sonny Sumarsono, 2003).21 Dalam bisnis yang baik, seorang pengusaha yang berkemampuan bertindak aktif, mampu mempengaruhi dan melakukan manajemen merupakan faktor penentu keberhasilan dari kegiatan bisnis dengan jalan yang benar dan baik. Salah satu faktor yang membentuk kemampuan bertindak aktif tersebut adalah pendidikan. Pendidikan punya peranan sangat penting dalam Innovation Driven Economy, yaitu tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu
20
Ahmad Faiz, “Pengaruh Tingkat Keagamaan terhadap Perilaku Pedagang Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif hidayatullah Jakarta, 2009). 21 Satrio Adi Setiawan, “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja, dan Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga kerja Terdidik di Kota Magelang”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2010), h. 19.
21
munculnya inovasi dalam bisnis.22 Adanya inovasi-inovasi di dalam bisnis tersebut, tentunya akan mengurangi bahkan menghilangkan segala macam kecurangan-kecurangan dalam persaingan usaha.
2.
Faktor Eksternal a.
Ekonomi Perekonomian yang sifatnya terbuka saat ini disamping memberikan manfaat positif bagi perkembangan dunia usaha, sebaliknya dapat memberikan pengaruh yang negatif. Pengaruh negatif ini dalam banyak hal, berupa ancaman dan dampak yang merugikan pada para pedagang, terutama pedagang tradisional yang belum siap menghadapi persaingan global dalam berbagai hal salah satunya kualitas etos kerja yang mereka lakukan. Tentunya, kondisi ekonomi, baik secara makro ataupun mikro, dan khususnya kondisi ekonomi pedagang sendiri, memiliki keberpengaruhan terhadap pelaksanaan etika bisnisnya. 23
b. Sosial Faktor sosial merupakan salah satu bagian dari dimensi eksternal dalam kegiatan usaha atau berbisnis. Dimensi sosial yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal, yaitu
perilaku etnis dan adat istiadat, pola gaya hidup
22
Sandiago Uno, “Entrepreneurship in Indonesia-Financial Club”, artikel diakses pada 25 november 2013 dari http://sandiaga-uno.com/enterpreneurship-in-indonesia-financial-club/ 23
Popon Herawati, “Bisnis dan Etika Lingkungan”, hal.5, artikel diakses pada 17 oktober 2013 dari http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31001-4-323350081917.doc
22
masyarakat, perubahan persepsi dan pola pembelian konsumen, lokasi geografi, agama, dan persaingan antar pedagang itu sendiri.24 Dalam penulisan ini,kami membagi bagian dimensi eksternal ini kedalam dimensi persaingan usaha. Yakni mengenai kebersaingan antar pedagang. Bagaimana pedagang bersikap dan bagaimana pola pikirnya mengenai persaingan yang sehat tersebut.
24
Ibid., hal.14
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kreo, Tangerang, dengan objek penelitian yaitu pedagang muslim di pasar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable independen (kondisi ekonomi, tingkat pendidikan,
dan persaingan usaha)
terhadap variable dependen (pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang) di Pasar Kreo, Tangerang.
B. Metode Pengumpulan Data 1. Teknik Penentuan Sampel Dalam penelitian ini, penentuan sampel
menggunakan Purposive Sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti.25 Penulis meneliti pedagang pasar tradisional Kreo Tangerang, yang terdaftar di Kantor Pemasaran Kios Pasar Kreo Tangerang, yaitu sejumlah 100 peserta. Kemudian dari 100 peserta tersebut diambil 80 peserta yang beragama Islam untuk dijadikan sampel pada penelitian ini, hal tersebut dilakukan karena penelitian ini berfokus 25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2008),h.218
24
terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam yang dilakukan oleh pedagang Muslim, jadi diharapkan data-data yang didapatkan bisa lebih terarah. 2. Jenis Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis dan sumber data dibagi dalam dua kategori, yaitu: a. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara dengan para pedagang yang beragama Islam dan para pihak lainnya yang dapat membantu penelitian ini. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dijadikan instrumen pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally administrated questionnaries, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Model jawaban dalam kuesioner menggunakan skala likert yang merupakan metode untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu. Skala likert menggunakan lima angka penilaian dari gradasi sangat positif sampai sangat negative atau sebaliknya. Adapun pemberian skor dari setiap pernyataan yang digunakan dalam peneltian ini ditentukan sebagai berikut: a. Sangat tidak setuju skornya satu b. Tidak setuju skornya dua 25
c. Ragu-ragu skornya tiga d. Setuju skornya empat e. Sangat setuju skornya lima
C. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtois, dan skewness (kemencengan distribusi).26 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.27 Uji validitas digunakan dengan menggunakan Person Correlation dengan cara menghitung korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai, dinyatakan valid jika signifikan > 0,05. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal 26
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 19 27 Ibid., 2009, h. 49
26
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS 16 akan menghasilkan Cronbach Alpha, yaitu di ukur berdasarkan skala tersebut dan dikelompokkan ke dalam lima kelas dan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti table berikut: Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha
Tingkat Reliabel
0,00 s/d 0,20
Kurang Reliable
> 0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
> 0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
> 0,60 s/d 0,80
Reliabel
> 0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
3. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variable independen dan dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji statistic. Uji statisktik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non parametric Kolmorgov – Smirnov (K-S). Uji K-S
27
dengan arti signifikansi > 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan signifikansi dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.28
b. Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengkaji apakah model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas (independen). Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieriats adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.29 c. Heteroskedestisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual/pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi varibel terikat (dependen) yaitu ZPERD dengan SRESID. Dasar analisinya adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.30
28
Ibid., 2011, h. 163 Ibid., h. 108 30 Ibid., h. 139 29
28
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis ini menggunakan model empiris yaitu metode statistik regresi berganda (multiple regression) dengan persamaan sebagai berikut:31 Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+e Dimana: Y
= Pelaksanaan Etika Bisnis Islam
a
= Konstanta (tetapan)
b1 – b4 = Koefisien Regresi x1
= Kondisi Ekonomi
x2
= Tingkat Pendidikan
x3
= Persaingan Usaha
x4
= Pendidikan Agama
e
= Error
a. Uji Koefisien Determinasi Uji Koefisien Determinasi untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui R2 (koefisien determinasi). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika R2 adalah sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen.32
31 32
Ibid., h. 99 Ibid., h. 97
29
b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.33 Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik t ini adalah sebagai berikut: 1)
Jika nilai probabilitas signifikansi di bawah 0,05, maka variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.34 Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik F ini adalah sebagai berikut:
33 34
Ibid., h. 98 Ibid., h.98
30
1) Jika nilai probabilitas di bawah 0,05, maka semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. 2) Jika nilai probabilitas di atas 0,05, maka semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
5. Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur
variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (lima) poin skala Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada lima variabel yaitu kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pelaksanaan etika bisnis islam. Dimana faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan dan persaingan usaha sebagai variabel independen sedangkan pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang sebagai variabel dependen.
31
a. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini ada empat, yaitu faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama. Variabel yang pertama, yaitu kondisi ekonomi. Faktor kondisi ekonomi yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal, yaitu kepemilikan harta dan benda, mengenai modal awal dan modal sekarang dan lain sebagainya. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju. Variabel independen yang kedua yakni tingkat pendidikan. Pendidikan diidentifikasi dengan kemampuan para pedagang untuk melakukan Innovation Driven Economy, yaitu tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu munculnya inovasi dalam bisnis.35 Dengan munculnya inovasi-inovasi ini, maka pelaku bisnis tidak perlu lagi untuk melakukan cara-cara kotor demi memajukan bisnisnya, mereka hanya perlu melakukan inovasi yang tepat untuk dapat bersaing dengan rivalnya. Tentunya untuk mencapai inovasi-inovasi tersebut dibutuhkan pengalaman dan juga pendidikan. dalam penulisan ini, pendidikan pedagang diukur dari tingkat pendidikan yang telah dilalui, baik tingkat pendidikan secara formal maupun informal pedagang. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.
35
Sandiago Uno, “ntrepreneurship in Indonesia-Financial Club”, artikel diakses pada 16 Mei 2012 dari http://sandiaga-uno.com/enterpreneurship-in-indonesia-financial-club/
32
Variabel independen yang ketiga adalah persaingan usaha. Faktor persaingan usaha yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal diantaranya adalah mengenai teknik pemasaran, pelayanan, kejujuran pedagang dalam melayani dan bersaing dengan pedagang lainnya di pasar tersebut. Variabel independen yang empat adalah pendidikan agama. Faktor pendidikan agama yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal diantaranya adalah mengenai pendidikan keagamaan yang telah didapatkan baik dari sekolah formal maupun kegiatan informal seperti mengaji, pesantren dan lain sebagainya. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju. b. Variabel Dependen Variabel dependen diwakili oleh pelaksanaan etika bisnis Islam. Yang dimaksud dengan etika bisnis islam atau etika bisnis dalam Islam, ialah ilmu yang membahas perihal usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta salah dan benar menurut standar akhlak Islam.36
36
Prof. Dr. Drs. H. Amin Suma, SH., MA., MM, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, 2008 (Jakarta: Qolam Publishing), hlm. 293.
33
Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju Tabel 3.2 Variabel, Indikator, dan Butir Pertanyaan untuk Kuesioner
Variabel Kondisi Ekonomi (X1)
Tingkat Pendidikan (X2)
Persaingan Usaha (X3)
Indikator Pola pikir terhadap modal yang dimiliki untuk membangun sebuah usaha dan mengenai kepemilikan hartabenda
Pengalaman mengenyam pendidikan secara informal maupun nonformal
Mengenai teknik pemasaran, pelayanan, kejujuran pedagang dalam melayani dan bersaing dengan pedagang lainnya
34
Butir pertanyaan Perasaan dan pola pikir mengenai modal yang sedikit Seberapa cukup keuntungan yang didapat untuk memenuhi kebutuhan Seberapa banyak aset yang dimiliki
Jenjang pendidikan yang telah diselesaikan Database lain mengenai informasi yang telah didapat Pemahaman mengenai jual-beli yang baik dan benar Pola pikir mengenai pembeli yang berdagang di toko lain Strategi dalam bersaing dengan pedagang lain Pemahaman dan pengaplikasian sistem diskon untuk menarik pelanggan Pelayanan terhadap pembeli atas sebuah komplain Pelayanan yang ramah, sopan, dan akrab kepada pelanggan
Pendidikan Pengalaman Agama (X4) mengenyam pendidikan baik formal maupun informal
Etika Bisnis Islam (Y)
Perihal usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta salah dan benar menurut standar akhlak Islam
35
Pernah menjadi santri di pondok pesantre Mengikuti pengajian atau organisasi keagamaan Pemahaman dan aplikasi mengenai sholat dan berzakat
tidak menjual barang yang kotor, memabukkan dan haram menjaga hubungan baik dengan pelanggan ataupun pedagang lain tidak menjual barang yang belum jelas kualitas dan kuantitasnya tidak melakukan ikhtikar (penimbunan barang;untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya) tidak pernah menipu pembeli dengan menyuruh orang untuk berpura-pura membeli agar dagangan terlihat bagus atau lebih murah. Pola pikir mengenai keberkahan yang diharapkan bukan hanya keuntungan.
BAB IV PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Kreo, Tangerang, Banten. Pasar Kreo dikelola oleh badan swasta. Pemilik Pasar Kreo ini adalah Bapak H. Mastur. Terdapat 100
kios pedagang yang tercatat di Kantor Pemasaran Kios Pasar Kreo,
Tangerang.. Pedagang yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi pedagang sayurmayur, pedagang buah, pedagang sembako, pedagang pakaian, pedagang tahu-tempe, pedagang daging, pedagang emas dan perhiasan, pedagang elektronik, pedagang ikan dan pedagang kosmetik. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, yaitu pedagang yang terdaftar di Pasar Kreo, Tangerang. Penyebaran kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret 2014 hingga 23 Maret 2014. Peneliti mengambil sampel sebanyak 80 pedagang dari 100 pedagang yang ada. Sampel pada penelitian tersebut adalah pedagang yang beragama Islam. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 80 buah kuesioner atau 100%.
36
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah pedagang yang berdagang di Pasar Kreo, Tangerang. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan jenis barang dagangan.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.1 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Total
Persentase 46,2% 53,8% 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 43 orang atau 53,8% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 37 orang atau 46,2% responden berjenis kelamin perempuan.
37
b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.2 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir SD SMP SMA PT Total
Persentase 12,5% 46,2% 38,8% 2,5% 100%
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMP sebanyak 46,2%, dan sebanyak 38,8% responden berpendidikan terakhir SMA, 12,5% responden berpendidikan terakhir SD, dan sisanya sebanyak 2,5% responden adalah lulusan Perguruan Tinggi.
c. Deksripsi responden berdasarkan jenis dagangannya Tabel 4.3 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis dagangannya.
38
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Dagangan Jenis Dagangan
Sayur-mayur Buah-buahan Sembako Pakaian Tahu-tempe Daging Emas/perhiasan Toko elektronik Ikan Toko kosmetik Total
Frekuensi Absolut
Persentase
13 9 13 6 10 9 2 3 11 4 80
16,2% 11,2% 16,2% 7,5% 12,5% 11,2% 2,5% 3,8% 13,8% 5,0% 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 13 orang atau 16,25% merupakan pedagang sayur-mayur, dan sebanyak 13 orang juga atau 16,25% responden merupakan pedagang sembako, sebanyak 11 orang atau 13,8 % responden merupakan pedagang ikan, dan sebanyak 10 orang atau 12,5% responden merupakan pedagang tahu dan tempe, lalu sebanyak 9 orang atau 11,2 % responden merupakan pedagang daging dan sebanyak 9 orang atau 11,2% juga merupakan pedagang buah, sebanyak 6 orang atau 7,5% responden merupakan pedagang pakaian, sebanyak 4 orang atau 5,0% responden merupakan pedagang kosmetik, sebanyak 3 orang atau 3,8% responden merupakan pedaelektronik, dan sisanya 2 orang atau 2,5% responden merupakan pedagang emas/perhiasan.
39
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha, dan pelaksanaan etika bisnis Islam yang akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
X1 (Kondisi Ekonomi)
80
1.00
4.000
2.74
0.694
X2 (Tingkat Pendidikan)
80
0.166
2.000
0.685
0.497
X3 (Persaingan Usaha
80
2.600
4.400
3.377
0.440
X4 (Pendidikan Agama)
80
0.000
2.000
0.80
0.366
Y (P. Etika Bisnis Islam)
80
0.000
5.000
4.404
0.424
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel tersebut menjelaskan bahwa pada variable X1 (Kondisi Ekonomi) jawaban minimum responden sebesar 1,00 dan maksimum sebesar 4,00, dengan rata-rata total jawaban 2,74 dan standar deviasi sebesar 0,694. Variable X2 (Tingkat Pendidikan) , jawaban minimum responden sebesar 0,166 dan maksimum sebesar 2,00, dengan ratarata sebesar 0,497 dan standar deviasi 0,497. Variable X3 (Persaingan Usaha), jawaban minimum sebesar 2,600 dan maksimum 4,400 dengan rata-rata sebesar 3,377 dan standar deviasi sebesar 0,440. Variable X4 (Pendidikan Agama), jawaban minimum responden sebesar 0,000 dan maksimum sebesar 5,000 dengan rata-rata sebesar 4,404 dan standar deviasi 0,424. Variabel Y (Etika Bisnis), jawaban minimum sebesar 0,000
40
dan maksimum sebesar 5,000 dengan rata-rata total jawaban sebesar 4,404 dan standar deviasi sebesar 0,424. Nilai standar deviasi untuk tiap variabel lebih kecil dari nilai mean mengartikan bahwa standar error dari penelitian ini rendah sehingga penentuan variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk diteliti lebih lanjut.
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansiya dibawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu persaingan usaha dan pelaksanaan etika bisnis Islam, dengan sampel 30 responden.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Persaingan Usaha (X3) Nomor Pearson Butir Pertanyaan Corelation E2 (Persaingan Usaha 2) 0,679** E3 (Persaingan Usaha 3) 0,593** E4 (Persaingan Usaha 4) 0,614** E5 (Persaingan Usaha5) 0,580** Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Tabel di atas menunjukkan variabel persaingan usaha mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 41
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (Y)
Nomor Butir Pertanyaan F1 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 1) F2 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 2) F3 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 3) F4 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 4) F5 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 5) F6 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 6) Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pearson Corelation 0,711** 0,710** 0,790** 0,740** 0,830** 0,610**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel di atas menunjukkan variabel pelaksanaan etika bisnis Islam mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel-tabel
berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel
kondisi ekonomi (X1), variable tingkat pendidikan (X2), variable Persaingan usaha (X3) dan variable pelaksanaan etika bisnis Islam (Y). Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variable Kondisi Ekonomi (X1) Variabel X1 Total korelasi D1 (Kondisi Ekonomi 1) 0,526 D2 (Kondisi Ekonomi 2) 0,529 D3 (Kondisi Ekonomi 3) 0,349 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 42
Cronbach’s Alpha 0,469 0,443 0,744
Keterangan Cukup Reliabel Cukup Reliabel Reliabel
Pada uji reabilitas variable kondisi ekonomi (X1), Cronbach’s Alpha pada butir pertanyaan D1 yaitu menunujukkan angka 0,469, itu berarti bahwa variable tersebut masuk kedalam kelas 0,40 s/d 0,60 dengan tingkat realibilitasnya yaitu cukup reliable. butir pertanyaan D2 menunjukkan 0,443, memiliki tingkat reliabilitas yang sama dengan D1 yaitu cukup reliable. Pada butir D3 menunjukkan 0,744, variable tersebut masuk kedalam kelas 0,60 s/d 0,80 dengan tingkat realibilitasnya yaitu reliable. Itu berarti bahwa variable kondisi ekonomi dalam instrument penelitian ini dikatakan reliable.
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variable Tingkat Pendidikan (X2)
Variabel B1 (Tingkat Pendidikan b.1) B2 (Tingkat Pendidikan b.2) B3 (Tingkat Pendidikan b.3) B4 (Tingkat Pendidikan b.4) B5 (Tingkat Pendidikan b.5)
Total korelasi 0,430 0,752 0,548 0.532 0.486
Cronbach’s Alpha 0,658 0,687 0,745 0.639 0.620
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pada uji reabilitas variable tingkat pendidikan (X2) dalam setiap butir pertanyaan menunjukkan nilai cronbach’s alpha berada di atas kelas 0,6 s/d 0,80. Pada butir pertanyaan B1 yaitu menunjukkan angka 0,658. Butir pertanyaan B2 menunjukkan angka 0,687. Butir pertanyaan B3 menunjukkan angka 0,745. Butir B4 menunjukkan angka 0,639. Butir pertanyaan B5 menunjukkan angka 0,620. Dengan demikian, itu berarti
43
bahwa variable tingkat pendidikan (X2) dalam instrument penelitian ini dikatakan reliable.
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variable Persaingan Usaha (X3) Variabel SE2 (Persaingan Usaha 2) E3 (Persaingan Usaha 3) E4 (Persaingan Usaha 4) E5 (Persaingan Usaha 5)
Total korelasi 0,407 0,316 0,241 0,312
Cronbach’s Alpha 0,346 0,440 0,508 0,464
Keterangan Agak Reliabel Cukup Reliabel Cukup Reliabel Cukup Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pada uji reabilitas variable tingkat persaingan usaha (X3), Pada butir pertanyaan E2 menunjukkan angka 0,346, variable tersebut masuk kedalam kelas 0,20 s/d 0,40 dengan tingkat realibilitasnya yaitu agak reliable. Butir pertanyaan E3, E4 dan E5, masing-masing menunjukkan angka di kelas 0,40 s/d 0,60 dengan tingkat realibilitasnya yaitu cukup reliable. Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variable Pendidikan Agama (X4) Variabel SC3 (Pendidikan agama 3) C4 (Pendidikan agama 4) C7 (Pendidikan agama 7) C9 (Pendidikan agama 9)
Total korelasi 0,729 0,481 0,286 0,89
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
44
Cronbach’s Alpha 0,205 0,288 0,444 0,525
Keterangan Agak Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Cukup Reliabel
Pada uji reabilitas variable Pendidikan Agama (X4), Pada butir pertanyaan C3 menunjukkan angka 0,205, variable tersebut masuk kedalam kelas 0,20 s/d 0,40 dengan tingkat reliabilitasnya yaitu agak reliable. Demikian pula dengan butir pertanyaan C4 menunjukkan angka 0,288, variable tersebut tingkat reliabilitasnya juga dikatakan agak reliable. Butir pertanyaan C7 dan C9, masing-masing menunjukkan angka di kelas 0,40 s/d 0,60 dengan tingkat realibilitasnya yaitu cukup reliable, masing-masing yaitu 0,444 dan 0,525.
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variable Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (X3)
Variabel F1 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 1) F2 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 2) F3 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 3) F4 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 4) F5 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 5) F6 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 6)
Total korelasi 0,591 0,585 0,691 0,562 0,702 0,471
Cronbach’s Alpha 0,795 0,796 0,776 0,807 0,769 0,817
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pada uji reabilitas variable pelaksanaan etika bisnis Islam (Y) dalam setiap butir pertanyaan
menunjukkan nilai cronbach’s alpha berada di atas 0,6. Pada butir
pertanyaan F1 yaitu menunjukkan angka 0,795. Butir pertanyaan F2 menunjukkan angka 0,767. Butir pertanyaan F3 menunjukkan angka 0,776. Butir pertanyaan F4 menunjukkan angka 0,807. Butir pertanyaan F5 menunjukkan angka 0,769. Butir pertanyaan F6
45
menunjukkan angka 0,817. Dengan demikian, itu berarti bahwa variable pelaksanaan etika bisnis Islam (Y) dalam instrument penelitian ini dikatakan reliable.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.805
1.243
.824
1.213
.877
1.140
.887
1.128
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk kondisi ekonomi (X1), tingkat pendidikan (X2), persaingan usaha (X3), Pendidikan Agama (X4) dan pelaksanaan etika bisnis Islam (Y) berturut-turut sebesar 0,805, 0,824, 0,877 dan 0,887, serta VIF sebesar 1,243, 1,213, 1,140 dan 1,128. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
46
persamaan regresi tidak terdapat problem multikol dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Data berdistribusi normal, jika sig (signifikansi) > 0,05
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
47
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa pada tabel histogram, sebaran data mengikuti garis lengkung dan pada gambar Normal P-Plot, data menyebar mengikuti garis diagonal. Artinya, data menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
48
Gambar 4.2
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan gambar
di atas, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi pelaksanaan etika bisnis Islam berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama.
49
4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
R
.584
a
R Square
Adjusted R Square
.341
.305
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.15 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,305. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama bisa menjelaskan sebesar 30,5% variasi variabel pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Sedangkan sisanya, yaitu 69,5% dijelaskan oleh sebab-sebab
50
lain di luar variabel kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha.dan pendidikan agama.
b. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
4.858
4
1.214
Residual
9.407
75
.125
14.265
79
Total
F 9.682
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel diatas menunjukkan hasil uji statistik F antara seluruh variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut: Pengaruh kondisi ekonomi,
51
tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang.
Tabel di atas memperlihatkan nilai sig hasil uji F sebesar 0,000, artinya nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama berpengaruh secara bersama-sama terhadap etika bisnis pedagang.
c. Hasil Uji Statistik t Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variabel dependen, serta untuk membuktikan variabel mana yang paling dominan. Berikut tabel yang menunjukkan hasil uji t yang dihasilkan.
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t
T
Sig.
8.039
.000
.147
.883
1.334
.045
4.621
.000
1.726
.048
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
52
Tabel di atas menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut: Hasil uji H0(1) : Faktor kondisi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Tabel tersebut menunjukkan hasil bahwa variabel kondisi ekonomi (X1) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,883 dengan nilai beta positif 0,015. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 (1) ditolak sehingga dapat dikatakan kondisi ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Hasil uji H1(2) : Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa variabel tingkat pendidikan (X2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,045. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1(2) diterima sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap etika bisnis pedagang. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,138. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel pendidikan menunjukkan bahwa setiap peningkatan tingkat pendidikan akan membuat etika bisnis pedagang menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Popon Herawati yaitu, kenyataan empiris dan praktis menunjukkan bahwa perilaku seseorang, misalnya dalam pekerjaan yakni etika kerja, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal (dalam diri manusia) dan eksternal (diluar diri manusia). Faktor
53
pendidikan merupakan salah satu bagian dari dimensi internal kegiatan usaha dimana dimensi pendidikan mempengaruhi etika bisnis.37
Hasil uji H1(3) : Persaingan usaha berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa variabel persaingan usaha (X3) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1(3) diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap etika bisnis pedagang. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,645. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel persaingan usaha menunjukkan bahwa setiap peningkatan persaingan usaha mempengaruhi seseorang dalam beretika bisnis. Hasil uji H1(4): Pendidikan Agama berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa variabel pendidikan agama (X4) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,048. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1(4) diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan agama berpengaruh signifikan terhadap etika bisnis pedagang. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,72. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel pendidikan agama
menunjukkan bahwa setiap peningkatan pendidikan
agama mempengaruhi seseorang dalam beretika bisnis.
37
Popon Herawati, “Bisnis dan Etika Lingkungan”, hal.14, artikel diakses pada 17 oktober 2013 dari http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31001-4-323350081917.doc
54
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e
Keterangan: Y = Pelaksanaan Etika Bisnis Islam a
=
Konstanta
b
=
Koefisien regresi
X1
=
Kondisi Ekonomi
X2
=
Tingkat Pendidikan
X3
=
Persaingan usaha
X3
=
Persaingan usaha
e
=
Error
Dari output didapatkan model persamaan regresi:
Y = 2.633+ 0,009 X1 + 0,118 X2 + 0,446 X3 + 0,199X4 +e
Dari persamaan regresi ini, dapat dilihat variabel bebas (kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama) yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat (etika bisnis) adalah variabel persaingan usaha. Persaingan usaha memiliki nilai Beta sebesar 0,466, artinya apabila persaingan usaha mengalami perubahan sebanyak 10%, maka etika bisnis akan berubah sebanyak 4,66%.
55
Diurutan kedua yang berpengaruh adalah pendidikan agama memiliki nilai Beta sebesar 0,199, artinya apabila pendidikan semakin tinggi sebanyak 10%, maka etika bisnis akan berubah semakin baik sebesar 1,99%. Kemudian diurutan ketiga yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan, yang memiliki nilai Beta sebesar 0,118, artinya apabila tingkat pendidikan semakin tinggi sebanyak 10 % maka tingkat pendidikan akan berubah semakin baik sebesar 1,18 %. Lalu Kondisi ekonomi memiliki nilai Beta sebesar 0,009, artinya apabila kondisi ekonomi mengalami perubahan sebanyak 10%, maka etika bisnis akan berubah sebanyak 0,09 %.
56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Responden penelitian ini berjumlah 80 pedagang yang berdagang di Pasar Kreo, Tangerang. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel kondisi ekonomi (X1) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,883 dengan nilai beta positif 0,015. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0(1) ditolak sehingga dapat dikatakan kondisi ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. 2. Variabel yang berada diurutan pertama yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang adalah Variabel persaingan usaha (X3) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1(3) diterima sehingga dapat dikatakan bahwa persaingan usaha berpengaruh signifikan terhadap etika bisnis pedagang. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,645. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel persaingan usaha menunjukkan bahwa setiap peningkatan persaingan usaha mempengaruhi seseorang dalam beretika bisnis.
57
3. Variabel yang berada diurutan kedua yang berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang adalah Variabel pendidikan agama (X4) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,048. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1(4) diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan agama berpengaruh signifikan terhadap etika bisnis pedagang. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,72. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel pendidikan agama menunjukkan bahwa setiap peningkatan pendidikan agama mempengaruhi seseorang dalam beretika bisnis. 4. Variabel ketiga yang berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang adalah Variabel tingkat pendidikan (X2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,045. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1(2) diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap etika bisnis pedagang. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,138. Estimasi arah yang positif pada koefisien variabel pendidikan menunjukkan bahwa setiap peningkatan tingkat pendidikan akan membuat etika bisnis pedagang menjadi lebih baik.
B. Implikasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman kita mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi etika bisnis pedagang dalam menghadapi suatu permasalahan bisnis, yaitu kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam.
58
Hasil implikasi ini memiliki beberapa pengetahuan penting bagi pedagang atau pengusaha, akademisi, peneliti selanjutnya, pembaca dan peneliti sendiri. Perkembangan peradaban hingga saat ini sangatlah luar biasa. Demikian pula pola kehidupan sangatlah kompleks. Sehingga umat Islam pada umumnya dan ilmuwan muslim pada khususnya perlu amat sangat proaktif dalam upaya melakukan revitalisasi konsep-konsep muamalah. Pentingnya pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal, pendidikan umum
maupun pendidikan agama merupakan suatu hal yang harus terus diperhatikan guna meningkatkan etos kerja yang lebih beretika sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan Assunah.
C. Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Pasar Kreo saja, sehingga hasil penelitian ini terbatas generalisasinya. 2. Terbatasnya jumlah responden yang ingin diteliti, sehingga hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasi dengan baik.
D. Saran Penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
59
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel yang berbeda yang dapat mempengaruhi etika bisnis pedagang seperti variabel perekonomian internasional, keadaan politik, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. 2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa pedagang yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 3. Penelitian ini lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survey, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.dasar 4. Berdasarkan penelitian ini bahwa persaingan usaha, pendidikan agama dan tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Oleh karena itu, akan sangat baik untuk para pedagang tradisional mendapatkan pendidikan atau pengetahuan mendasar, baik itu mengenai pemahaman agama, bisnis, dan etika bisnis itu sendiri agar dapat tercipta pelaksanaan etika bisnis Islam dengan baik. Untuk itu, diharapkan kepada masyarakat ataupun pihak yang memiliki wewenang untuk mengadakan training atau penyuluhan mengenai etika bisnis Islam kepada para pedagang tradisional guna meningkatkan etos kerja pedagang tradisional yang sesuai dengan etika bisnis Islam.
60
DAFTAR PUSTAKA
Adi Setiawan, Satrio. “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja, dan Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga kerja Terdidik di Kota Magelang.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2010. Arijanto, Agus. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malang: UIN-Malang Press. 2007. Edwin Nasution, Mustafa dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta, Penerbit Kencana, 2007. Cetakan ke-2. Husein, Abdul Rahman. Bussiness with Love in Islam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Kahf, Monzer. Ekonomi Islam Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1995. Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
90
91
2007. Kartajaya, Hermawan dan M. Syakir Sula. Syariah Marketing. Bandung: Mizan. 2006. Lesmana, Erik. “Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha terhadap Perilaku Dagang.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Rahardjo, M. Dawam. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999. Rahardjo, M. Dawam. Etika dan Ilmu Ekonomi Suatu Sintesis Islami Syed Nawab Haider Naqvi. Bandung: Mizan, 1985: cet.1. Setiawan, Satrio Adi. “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja, dan Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga kerja Terdidik di Kota Magelang”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2010), h. 19. Shahatah, Husain dan Shiddiq Muhammad al-Amin adh-Dharir. Transaksi & Etika Bisnis Islam. Jakarta: Visi Insani Publishing, Oktober 2005: h. 5. Shihab, Alwi. Islam Inklusif. Bandung: Mizan, 1999. h. 172.
92
Sinn, Ahmad Ibrahim A. Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2008. Yenti, Elfina. Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Syariah terhadap Perilaku Bisnis Pedagang Minang pada Pasar Aur Kuning Bukittinggi. diakses pada 30 Juli 2013 dari http://pasca.unand.ac.id/id/wpcontent/uploads/2011/09/PENGARUH-PEMAHAMAN-NILAI-NILAISYARIAH.pdf
Yunus, Muh. Islam & Kewirausahaan Inovatif. Malang: UIN-Malang Press. 2008. http://www.artikelbagus.com/2012/11/pengertian-pendidikan.html artikel diakses pada 30 Julli 2013. http://www.tnp2k.go.id/program/sekilas/ artikel diakses pada 30 Juli 2013.
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31001-4323350081917.doc artikel diakses pada 9 Juni 2013.
www.smkn3-sukawati.sch.id/wp…/KEWIRAUSAHAAN/…/PersainganIsaha.pptx.artikel diakses pada 31 Juli 2013.
http://ahmadadamjulidar.blogspot.com/2012/03/sosial-budaya.html artikel diakses pada 30 Juli 2013.
93
Arijanto, Agus. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Besanko (et.al). Economics of Strategy. New Jersey: John Willey & Sons, 2004, Edisi Echols, Jhon and Hasan Shadily. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, 1984. Eldine, Achyar. “Etika Bisnis Islam.” Jurnal Khazanah Vol. 3. No. 3 (Oktober 2007) Faiz, Ahmad. “Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Perilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Fakultas Syari’ah dan Hukum, Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009. Cet. ke-4. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. Cet. ke-5. Herawati, H. Popon. “Bisnis dan Etika Lingkungan”. Artikel diakses pada tanggal 25 Januari
2012
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31001-4323350081917.doc
dari
94
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE, 1999. Edisi Pertama Juliansyah, Hafiz. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang di Pasar Ciputat.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
X1
80
1
4
2.74
.694
X2
80
.1667
2.0000
.685417
.4975282
X3
80
2.6000
4.4000
3.377500
.4409354
X4
80
0
2
.80
.366
80
3.5000
5.0000
Y
Valid N (listwise)
4.404167E
.4249390
0
80
Hasil Uji Validitas Persaingan Usaha (X3)
Correlations E2 E2
Pearson Correlation
E3
E3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E4
.243
.000
.405
.030
.000
80
80
80
80
80
**
1
.096
-.044
.399
.699
.000
80
80
X3
.480
.000 80
80
Pearson Correlation
.094
.096
1
Sig. (2-tailed)
.405
.399
80
80
**
1
.030
.699
.000
80
80
80
Sig. (2-tailed) N
**
.434
.614
**
**
80
80
**
1
.580
.000
.000
.000
80
80
80
80
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.580
.000
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
80
Sig. (2-tailed)
.593
.614
**
80
-.044
**
.593
**
80
*
.679
**
.679
.000
.243
Pearson Correlation
.434
*
.000
Pearson Correlation
N
X3
.094
.480
80
N E5
E5
**
1
Sig. (2-tailed) N
E4
80
Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam
Correlations F1 F1
Pearson Correlation
F2 1
.518
Sig. (2-tailed) N F2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
F3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
F4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
F5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
F6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
F3 **
F4
.525
**
F5
.368
**
F6
.493
**
Y
.327
**
.711
**
.000
.000
.001
.000
.003
.000
80
80
80
80
80
80
80
**
1
.518
.000 80 .525
**
**
80
80
80
**
1
.554
.311
**
**
**
.790
**
80
80
80
80
**
1
.453
.612
**
.740
**
80
80
80
**
1
.619
80 .297
**
.830
**
80
80
80
**
1
.364
.000
.007
.001
80
80
80
80
80
**
**
.000
.000
.740
.364
.001
.003
**
**
80
80
.790
.297
.000
80
**
**
.007
80
.382
.619
.000
.000
**
**
80
.000
.710
.382
.000
.000
**
**
.000
.000
.474
.612
.000
80
.418
.453
.000
80
.830
**
.610
**
.000 80
80
**
1
.610
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.710
80
80
**
**
80
.000
.711
.474
80
.005
**
**
.000
.001
.327
.418
.000
80
**
**
.000
80
.493
.311
.005
.000
**
**
.000
.000
.368
.554
80
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
X4, X2, X3, X1
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
b
Model Summary
Model
R
1
.584
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.341
.305
.3541647
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
4.858
4
1.214
Residual
9.407
75
.125
14.265
79
Total
Sig.
9.682
.000
a
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.633
.327
X1
.009
.064
X2
.118
X3 X4 a. Dependent Variable: Y
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
8.039
.000
.015
.147
.883
.805
1.243
.088
.138
1.334
.186
.824
1.213
.446
.096
.463
4.621
.000
.877
1.140
.199
.116
.172
1.726
.088
.887
1.128
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Dimensi Model
on
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
X1
X2
X3
1
1
4.560
1.000
.00
.00
.01
.00
.01
2
.285
4.001
.00
.00
.77
.00
.09
3
.112
6.394
.02
.03
.12
.01
.88
4
.036
11.204
.04
.94
.06
.07
.00
5
.008
24.164
.94
.03
.04
.92
.03
a. Dependent Variable: Y
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value
Residual
Maximum
3.893542
5.017611
-2.059
2.474
.048
.138
3.916403
5.019938
Mean
Std. Deviation
4.404167E
N
.2479749
80
.000
1.000
80
.086
.021
80
.2479007
80
.3450820
80
0
4.406083E 0
-
-
1.0140350E
.7103534 1.2048305
0
E-15
Std. Residual
-2.863
2.006
.000
.974
80
Stud. Residual
-2.938
2.050
-.003
1.005
80
.3673278
80
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
-
-
1.0678366E
.7418343 1.9161924
0
E-3
-3.103
2.096
-.004
1.018
80
Mahal. Distance
.438
11.058
3.950
2.422
80
Cook's Distance
.000
.092
.013
.017
80
Centered Leverage Value
.006
.140
.050
.031
80
a. Dependent Variable: Y
X4
Hasil Uji Multikolonieritas
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
X4, X2, X3, X1
a
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Model Summary
Model
R
1
.584
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.341
.305
.3541647
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
4.858
4
1.214
Residual
9.407
75
.125
14.265
79
Total
Sig.
9.682
.000
a
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.633
.327
X1
.009
.064
X2
.118
X3 X4
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
8.039
.000
.015
.147
.883
.805
1.243
.088
.138
1.334
.186
.824
1.213
.446
.096
.463
4.621
.000
.877
1.140
.199
.116
.172
1.726
.088
.887
1.128
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a.
Coefficients
Std. Error 2.633
.327
X1
.009
.064
X2
.118
X3 X4
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
8.039
.000
.015
.147
.883
.805
1.243
.088
.138
1.334
.186
.824
1.213
.446
.096
.463
4.621
.000
.877
1.140
.199
.116
.172
1.726
.088
.887
1.128
Dependent Variable: Y
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.805
1.243
.824
1.213
.877
1.140
.887
1.128
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Dimensi Eigenvalue
Model
on
1
1
4.560
1.000
.00
.00
.01
.00
.01
2
.285
4.001
.00
.00
.77
.00
.09
3
.112
6.394
.02
.03
.12
.01
.88
4
.036
11.204
.04
.94
.06
.07
.00
5
.008
24.164
.94
.03
.04
.92
.03
a. Dependent Variable: Y
VIF
Condition Index
(Constant)
X1
X2
X3
X4
Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
X4, X2, X3, X1
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y b
Model Summary
Model
R
1
.584
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.341
.305
.3541647
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4.858
4
1.214
Residual
9.407
75
.125
14.265
79
Total
F
Sig.
9.682
.000
a
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.633
.327
X1
.009
.064
X2
.118
X3 X4 a. Dependent Variable: Y
Coefficients Beta
t
Sig.
8.039
.000
.015
.147
.883
.088
.138
1.334
.186
.446
.096
.463
4.621
.000
.199
.116
.172
1.726
.088
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
3.893542
Residual
5.017611
a
Mean
Std. Deviation
4.404167E 0
-
-
1.0140350E
.7103534 1.2048305
0
E-15
N
.2479749
80
.3450820
80
Std. Predicted Value
-2.059
2.474
.000
1.000
80
Std. Residual
-2.863
2.006
.000
.974
80
a. Dependent Variable: Y
Nonparametric Correlations
Correlations Unstandardize d Residual Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X1
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
X2
X3
X4
1.000
-.004
.003
.062
.008
.
.969
.978
.588
.946
80
80
80
80
80
-.004
1.000
.969
.
.001
.024
.037
80
80
80
80
80
**
1.000
.265
*
.069
**
.253
*
.233
*
Sig. (2-tailed)
.978
.001
.
.018
.542
80
80
80
80
80
Correlation Coefficient
.062
.253
*
1.000
.258
Sig. (2-tailed)
.588
.024
.018
.
.021
80
80
80
80
80
Correlation Coefficient
.008
.233
*
.069
.258
*
1.000
Sig. (2-tailed)
.946
.037
.542
.021
.
80
80
80
80
80
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.360
.360
.003
N X4
X2
Correlation Coefficient
N X3
X1
*
.265
*
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
X4, X2, X3, X1
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Uji determinasi b
Model Summary
Model 1
R .584
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.341
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
.305
.3541647
UJI F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
4.858
4
1.214
Residual
9.407
75
.125
14.265
79
Total
Sig.
9.682
.000
a
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
UJI T Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error 2.633
.327
X1
.009
.064
X2
.118
X3 X4
Beta
t
Sig.
8.039
.000
.015
.147
.883
.088
.138
1.334
.086
.446
.096
.463
4.621
.000
.199
.116
.172
1.726
.088
a. Dependent Variable: Y a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value
Residual
Maximum
3.893542
5.017611
-2.059
2.474
.048
.138
3.916403
5.019938
Mean
Std. Deviation
4.404167E
N
.2479749
80
.000
1.000
80
.086
.021
80
.2479007
80
.3450820
80
0
4.406083E 0
-
-
1.0140350E
.7103534 1.2048305
0
E-15
Std. Residual
-2.863
2.006
.000
.974
80
Stud. Residual
-2.938
2.050
-.003
1.005
80
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
-
-
1.0678366E
.7418343 1.9161924
0
E-3
.3673278
80
-3.103
2.096
-.004
1.018
80
Mahal. Distance
.438
11.058
3.950
2.422
80
Cook's Distance
.000
.092
.013
.017
80
Centered Leverage Value
.006
.140
.050
.031
80
a. Dependent Variable: Y