PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
AGUSTIN TAKARINI NIM : 1110046100126
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari tebuktu karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 12 April 2014
Agustin Takarini NIM. 1110046100126
ABSTRAK
AGUSTIN TAKARINI. NIM: 1110046100126. Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012. Strata Satu (1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan syariah yang diproksikan dengan return on asset. Dan variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diproksikan dengan IB-VAIC (Islamic banking-value added intellectual capital), dan kualitas penerapan GCG yang diproksikan dengan hasil self assessment. Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia untuk periode 2010-2012. Sampel yang diseleksi dengan menggunakan purposive sampling dan terpilihlah 8 bank. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kata Kunci
: Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, Struktur Modal, Kinerja Keuangan
Pembimbing
: Ir. Aries Koentjoro, SE, MM
Daftar Pustaka
: 2001 s.d 2013
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang. Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN
STRUKTUR
MODAL
TERHADAP
KINERJA
KEUANGAN
PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012” telah dapat penulis selesaikan. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Phil. JM Muslimin, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat yang telah memberikan arahan dalam penelitian skripsi penulis.
3.
Bapak Mu’min Rauf, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah banyak membantu dalam hal akademik terkait penyelesaian studi penulis.
4.
Bapak Ir. Aries Koentjoro, MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini terselesaikan dengan baik. ii
5.
Segenap dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis.
6.
Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Alam Berdikari dan Ibunda Sri Darwati yang telah banyak memberikan motivasi, saran, dukungan, dan doa bagi penulis. Among Hartanti, tante yang selalu mendukung penulis walaupun terpisah oleh jarak.
7.
Keluarga Perbankan Syariah C angkatan 2010, terutama Meliawati, Syifa Nisfiyani dan Siti Aisyah teman diskusi dan sharing yang tak kenal bosan. Terima kasih atas ilmu, pengertian dan semua saran-sarannya.
8.
Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi), Keluarga Besar Kos Al-Barkah 2 Bawah terkhusus Uni dan Keluarga KKN Mentari 2013. Terima kasih telah menjadi keluarga kecil yang hangat.
9.
Teman satu perjuangan dalam memperjuangkan ujian akhir di studi strata 1 ini Nimas, Nisrina, Ka Ridha. Semoga kelak kita selalu diliputi keberkahan dalam mengarungi ujian-ujian setelah ini.
10.
Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun belum mampu penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT dengan Ridho-Nya membalas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada gading yang tak retak“ masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.
Jakarta, 12 April 2014 Penulis iii
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR........................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian ................................................................1 B. Identifikasi Masalah .........................................................................6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................7 1. Pembatasan Masalah....................................................................7 2. Perumusan Masalah .....................................................................8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................................8 1. Tujuan Penelitian .........................................................................8 2. Manfaat Penelitian........................................................................9 E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) .....................................10 F. Kerangka Teori ...............................................................................13 G. Kerangka Konsep ...........................................................................14 H. Sistematika Penulisan.....................................................................15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 17 iv
A. Intellectual Capital ........................................................................17 1. Definisi Intellectual Capital ......................................................17 2. IB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital) ......................................................................................20 B. Good Corporate Governance .........................................................27 1. Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance ...............27 2. Prinsip Dasar Good Corporate Governance ..............................29 C. Struktur Modal................................................................................31 D. Kinerja Keuangan ...........................................................................35 1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan..................................35 2. Rasio Keuangan..........................................................................37 E. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ......40 1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah ...................................................40 2. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah ..41 3. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keungan Perbankan Syariah .....................................................................42 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................43 A. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................43 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................43 1. Variabel Terikat .........................................................................43 v
2. Variabel Bebas...........................................................................44 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................49 D. Teknik Analisis Data ......................................................................50 1. Statistik Deskriptif .....................................................................51 2. Uji Asumsi Klasik......................................................................51 a. Uji Multikolonieritas.............................................................51 b. Uji Heteroskedatisitas ...........................................................52 c. Uji Normalitas.......................................................................53 d. Uji Autokorelasi ...................................................................53 3. Uji Hipotesis ..............................................................................54 4. Uji Statistik ................................................................................55 a. Koefisien Determinasi .........................................................55 b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................56 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ..............57 E. Hipotesis .........................................................................................57 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................59 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................59 1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................59 2. Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................59 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian..................................................62 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................62 2. Uji Asumsi Klasik .....................................................................65 vi
a. Uji Multikolonieritas.............................................................65 b. Uji Heteroskedatisitas ...........................................................66 c. Uji Normalitas ......................................................................68 d. Uji Autokorelasi ...................................................................69 3. Uji Hipotesis ..............................................................................70 a. Koefisien Determinasi ..........................................................71 b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................72 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ...............73 4. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 75 BAB V
PENUTUP...........................................................................................81 A. Kesimpulan.....................................................................................81 B. Saran ...............................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................83 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................86
vii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
3.1
Operasional Variabel ................................................................................. 49
4.1
Proses Seleksi Sampel ............................................................................... 61
4.2
Daftar Bank Umum Syariah ...................................................................... 62
4.3
Statistik Deskriptif ..................................................................................... 64
4.4
Uji Multikolonieritas ................................................................................. 66
4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 67
4.6
Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 68
4.7
Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 70
4.8
Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) ............................................ 71
4.9
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................................ 72
4.10
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .............................. 73
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Skema Kerangka Pemikiran...................................................................... 15
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Halaman
1
Data Sampel Penelitian .......................................................................... 86
2
Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 89
3
Uji Multikolonieritas .............................................................................. 89
4
Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 89
5
Uji Normalitas ........................................................................................ 90
6
Uji Autokorelasi ..................................................................................... 90
7
Uji Koefisien Determinasi ...................................................................... 91
8
Uji Signifikansi Simultan........................................................................ 91
9
Uji Signifikansi Parameter Individual .................................................... 91
x
DAFTAR GRAFIK
No.
Keterangan
Halaman
4.1
Grafik Perkembangan Pembiayaan .......................................................... 79
xi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah selama satu tahun terakhir, sampai dengan bulan Oktober 2013 (yoy) sangat berkembang pesat. Aset bank syariah meningkat menjadi Rp 229,5 trilyun. Bila ditotal dengan aset BPR Syariah, maka aset perbankan mencapai Rp 235,1 trilyun. Dengan peningkatan market share yang juga mencapai ± 4,8%. Dan jumlah rekening ± 12 juta rekening atau 9,2% dari total rekening perbankan nasional serta jumlah kantor mencapai 2.925 kantor. 1 Perkembangan ini tidak luput dari beberapa sumberdaya yang menunjang penciptaan nilai dan keuntungannya. Terdapat dua tipe sumberdaya yakni (1) sumberdaya berwujud (tangible resources), dan (2) sumberdaya tidak berwujud (intangible resources). Sumberdaya berwujud adalah aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud yang dapat disajikan dalam neraca (balance sheet assets); sedangkan sumber daya tidak berwujud adalah aktiva tidak berwujud yang tidak dapat disajikan dalam neraca (off balance sheet assets). Pandangan klasik memberikan perhatian lebih pada aset karena peranannya dianggap lebih dominan dalam menghasilkan keuntungan.2 Bermula dari teori Modgilani-Miller (1958) capital structure irrelevance proposition, yang mengasumsikan bahwa tidak terdapatnya bankruptcy cost, 1
Bank Indonesia. “Outlook Perbankan Syariah” (2013), h. 1 Moh. Nasih, “Perdan Strategis Intellectual Capital Sebagai Variabel Antara Pengaruh Financial Capital Terhadap Kinerja Keuangan” (T.t, t.p, t.th), h. 1 2
1
2
agency cost, asymmetric information dan berada pada pasar yang efisien sehingga nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut didanai (hutang dan ekuitas) dan bagaimana kebijakan dividennya. Menurut Stewart C. Myers (1984) teori M&M ini mempengaruhi munculnya pengembangan struktur modal seperti trade off theory dan pecking order theory. Dilihat dari sudut pandang kreditor, modal juga merupakan jumlah pinjaman yang tertanam di perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan di mata kreditor, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan kreditor untuk meminjamkan dananya kepada pihak bank dengan tingkat kepercayaan yang tinggi pada bank tersebut. Selain dari sudut pandang kreditor, struktur modal pada perusahaan yang sudah go public juga dapat dilihat dari sudut pandang pemegang sahamnya. Para pemegang saham tentunya akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik.3 Selain itu, kinerja suatu entitas bisnis maupun manajemen bisnis dewasa ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan. Tanggung jawab keuangan yang ditampakkan dengan ukuran moneter, akuntansi maupun rasio-rasio tertentu juga harus dilengkapi dengan kinerja non-keuangan seperti penerapan good corporate governance, pelaksanaan corporate social responsibility, dan socially responsible
3
Serra Ekowati, Oman Rusmana, dan Mafudi., “ Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaam Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” (T.t, t.p, t.th), h. 2.
3
investment yang memadai.4 Penerapan good corporate governance pada bank syariah menjadi sangat penting. Ini dikarenakan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank konvensional, salah satunya adalah penerapan shariah compliance. Dan penerapan shariah compliance inilah yang menjadi pilar penting keberlangsungan entitas bank syariah. Salah satu turunan dari penerapan shariah compliance ini adalah adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). Yang mana tugas dari para DPS ini adalah mengawasi operasional perbankan syariah agar sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Dalam pokok-pokok hasil penelitian Bank Indonesia menyatakan bahwa nasabah yang menggunakan jasa syariah, sebagian memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah antara lain karena keraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah. Kepatuhan dan kesesuain bank syariah terhadap prinsip syariah sering dipertanyakan nasabah. Secara implisit hal tersebut menunjukkan bahwa praktik perbankan syariah selama ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip syariah, salah satu penyebab reputasi dan kepercayaan masyarakat pada bank syariah akan berdampak pada loyalitas masyarakat pengguna jasa bank syariah. Peningkatan reputasi dan kepercayaan nasabah dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perkembangan bank syariah dan sekaligus sebagai prediksi
4
Dhaniel Syam dan Taufik Najda, “Analisis Kualiatas Penerapan Good Corporate Governance pada Bank Umum Syariah di Indonesia Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pengembalian dan Risiko Pembiayaan”, Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 1 (April 2012), h. 195
4
keberhasilan bank syariah di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan market share-nya5 Selain itu, entitas industri perbankan merupakan industri yang cukup concern dalam pengembangan sumber daya berdasarkan pengetahuan, modal seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya menjadi nomor dua dibandingkan dengan modal yang berdasarkan pengetahuan dan inovasi teknologi. Ini disebabkan dengan menggunakan ilmu dan teknologi kita dapat menggunakan modal lainnya secara efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan.6 Selain itu Roots (1997) juga mengungkapkan bahwa banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar atas perusahaan – perusahaan tersebut sangat tinggi.7 Sehingga memang market value perusahaan yang terbentuk, berasal dari sumbangsih konsep model intelektual yang mana dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Melalui penerapan knowledge based business, maka penciptaan nilai perusahaan akan berubah. Berkembangnya perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan dalam
5
Siti Maria Wardayati, Implikasi Sharia Governance Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah, Jurnal Walisongo, Vol 19 No 1 (Mei 2011), h. 5 6 Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1 No. 2 (Juli 2008), h. 214. 7 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38.
5
menciptakan nilai perusahaan.8 Manajemen perusahaan tercermin dari para karyawan yang tidak lain adalah para penggerak, penggagas, serta pengambil keputusan demi keberlangsungan eksistensi perusahaan. Sehingga di mana aset yang dimiliki perusahaan yang semula dalam bentuk aset tetap kini menjadi aset tak berwujud (intangible asset) yaitu intellectual capital atau modal intelektual yang mengandung unsur pemikiran yang dimiliki karyawan. 9 Menurut Abidin (2000), intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini dikarenakan, perusahaan – perusahaan di Indonesia lebih memilih menggunakan modal kovensional dalam membangun bisnisnya. Namun, intellectual capital mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 tentang aktiva tidak berwujud.10 Dari sisi akuntansi, sejumlah penelitian telah dilakukan di berbagai negara untuk mengkaji bagaimana metode untuk mengidentifikasi, mengukur, melaporkan, dan menyajikannya dalam
laporan perusahaan. Berbagai metode juga telah
ditawarkan, salah satunya adalah VAIC (value added intellectual coefficient). VAIC dikonstruksikan oleh Pulic (2000) untuk menilai kinerja IC pada perusahaan konvensional (private sector, profit motife, non syariah).
8
Isma Dewi Br Panjaitan dan Isfenti Sadalia, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah “ (T.t, t.p, t.th), h. 2. 9 A.C. Murti, “Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI) dalam Lora Anjis Susilo, “Analisis Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI)”, (Skripsi S1 Jurusan Akuntansi, STIE Asia Malang, 2012), h. 1. 10 Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1 No. 2 (Juli 2008), h. 124.
6
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Intellectual Capital Kualitas Penerapan GCG (Good Corporate Governance) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010 – 2012” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar balakang di atas, maka diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut: 1.
Struktur modal pada perbankan syariah menjadi salah satu pendorong eksistensi operasionalnya.
2.
Pelaporan good corporate governance pada bank syariah merupakan aturan
yang
harus
dilaksanakan
sesuai
dengan
PBI
No
11/33/PBI/2009. Dan keberadaanya bisa menjadi tolak ukur dalam penilaian shariah compliance. 3.
Tingkat kompetitif perusahaan yang semakin pesat, mengharuskan konversi labor-based business ke knowledge based-bussiness. Intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia.
4.
Pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat setiap tahunnya melebihi pertumbuhan perbankan konvensional.
5.
Sudah ada formula model penilaian kinerja intellectual capital untuk perbankan syariah yaitu IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Capital) yang merupakan modifikasi dari model yang
7
telah ada, VAIC. 6.
Sudah ada self asessment untuk indikator penilaian kualitas penerapan GCG pada bank syariah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti akan membatasi permasalahan yang akan diteliti pada Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan GCG (Good Corporate Governance) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010 – 2012, di antaranya adalah: a. Data intellectual capital yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya berupa total output, total input, total ekuitas, dan beban karyawan. b. Data kualitas penerapan GCG yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah hasil self assessment GCG. c. Data struktur modal yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah nilai total modal dan ATMR (aktiva
8
tertimbang menurut risiko). d. Data kinerja keuangan yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah laba bersih dan total aset (ROA) 2.
Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah periode 2010–2012? 2. Apakah kualitas penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010– 2012? 3. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010–2012? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank syariah periode 2010–2012. 2. Untuk meneliti dan menganalisis kualitas penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode
9
periode 2010–2012. 3. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010–2012. 2.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi. 2. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. 3. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 4. Membantu investor untuk mengetahui competitive advantage suatu perusahaan perbankan syariah dengan melihat kinerja moneter maupun non-moneter. 5. Membantu memberikan saran dan masukan bagi kinerja manajer dalam mengelola intellectual capital, stuktur modal yang dimiliki sehingga menciptakan nilai lebih bagi perusahaan. Dan juga pengevaluasian kinerja keuangan perbankan yang diproyeksikan
10
melalui pelaporan GCG E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan dengan peneliti terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas. Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas Intellectual Capital, Kualitas Penerapan GCG, Struktur Modal, dan Kinerja Keuangan Perbankan, yakni : 1. Damar Asih Dwi Rachmawati yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan”, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh intellectual capital terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan penelitian ex-post facto dan penelitian kausal komparatif dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Return On Asset (ROA). Persamaan penelitian ini dengan yang akan penulis teliti adalah salah satu variable X yang digunakan yaitu intellectual capital serta alat analisis yang digunakan dan juga proyeksi kinerja keuangan yaitu ROA. Perbedaan penelitian yang akan penulis susun terdapat pada penambahan pada variabel X yaitu kualitas penerapan GCG, struktur modal. Dan juga sampel yang digunakan yaitu perbankan syariah. 2. Angrum Pratiwi (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) yang berjudul “Analisis Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
11
Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2007-2012)”, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas penerapan GCG terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Income Margin (NIM), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif dengan menggunakan motede analisis regresi linier berganda. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa variabel kualitas penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio CAR, FDR, dan BOPO. Sedangkan kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ROA dan ROE, namun tidak berpengaruh terhadap rasio NPF dan NIM. Persamaan penelitian ini dengan yang akan peneliti tulis adalah variabel kinerja keuangan (variabel Y) dan juga metode penelitian yang digunakan. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti tulis terdapat pada variabel X nya yaitu terdapatnya variabel non-moneter (intellectual capital dan kualitas penerapan GCG) dan variabel moneter (struktur modal). 3. Uniariny (Mahasiswi Universitas Indonesia) yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan modal intelektual
12
terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi liner berganda. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan modal intelektual tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan yang peneliti tulis adalah kesamaan variabel X yaitu adanya variabel struktur modal dan modal intelektual dan juga penggunaan analisis regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti tulis adalah penambahan pada variabel X yaitu variabel kualitas penerapan GCG dan juga variabel Y, kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA.. 4. Serra Ekowati, dkk (Universitas Jenderal Soedirman) yang berjudul “Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal fisik, modal finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia. Penelitian ini menggunakan model analisis jalur dengan menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS). Berdasarkan tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara modal fisik, modal finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009. Persamaan penelitian ini dengan yang peneliti tulis adalah kesamaan variabel X yaitu adanya variabel struktur modal dan modal intelektual. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti
13
tulis adalah penambahan pada variabel X yaitu variabel kualitas penerapan GCG, dan variabel Y kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Dan metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. F. Kerangka Teori Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.11 Terdapat dua tipe sumberdaya yakni (1) sumberdaya berwujud (tangible resources), dan (2) sumberdaya tidak berwujud (intangible resources). Sumberdaya berwujud adalah aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud yang dapat disajikan dalam neraca (balance sheet assets); sedangkan sumber daya tidak berwujud adalah aktiva tidak berwujud yang tidak dapat disajikan dalam neraca (off balance sheet assets). Kondisi lingkungan saat ini yaitu terciptanya abad informasi dan globalisasi, perusahaan tidak dapat lagi menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan hanya dengan menerapkan teknologi baru ke dalam pengelolaan sumber daya berwujud. Namun lebih jauh dari pada itu, kemampuan sebuah perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi aset tak berwujudnya menjadi jauh lebih menentukan dibandingkan dengan melakukan investasi dan mengelola aset
yang berwujud.
Setiap perusahaan dituntut
untuk mengembangkan
kemampuan, kompetensi, dan keunggulannya untuk tetap eksis. 11
Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012), h. 167.
14
Good corporate governance adalah suatu praktik pengelolaan perusahaan secara
amanah
dan
bijaksana
dengan
mempertimbnagkan
keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Good governance government dalam hal ini juga merupakan suatu bentuk tanggung jawab non moneter seperti halnya corporate social responsibility. Sehingga penilaian kinerja perbankan syariah melalui instrumen ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan di satu pihak saja. G. Kerangka Konsep Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti akan menguraikan beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai pegangan dalam memecahkan masalah.
15
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran IB-VACA (Islamic Banking Value Added Capital Employed)
IB-VAHU (Islamic Banking Value Added Human Capital)
IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Capital)
Struktur Modal
[X1]
[X2]
IB-STVA (Islamic Banking Value Added Human Capital)
Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG) [X3]
ROA (Return on Assets) [Y]
H. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan.
16
BAB II : KAJIAN TEORITIS Kajian teoritis, pada bab ini akan disajikan teori terkait intellectual capital, kualitas penerapan GCG, struktur modal dan kinerja keuangan perbankan syariah. BAB III: GAMBARAN UMUM DAN METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian, terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis, dan penjelasan mengenai operasional variabel. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan, berisi data penelitian mengenai Pengaruh Intellectual Capital, Struktur Modal, dan Pelaporan GCG terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012 BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Intellectual Capital 1. Definisi Intellectual Capital Sampai saat ini, definisi modal intelektual seringkali dimaknai berbeda-beda. Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk kepada modal-modal tidak berwujud (intangible assets) yang mana terkait dengan pengetahuan manusia atau teknologi yang digunakan. Menurut Sawarjuwono dan Kadir intellectual capital dapat didefinisikan sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan teknologi yang dapat memberi nilai lebih bagi perusahaan keunggulan bersaing organisasi.1 Lalu menurut Williams intellectual capital adalah proses penciptaan nilai melalui pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan pada pekerjaan. Dan menurut Sveiby intellectual capital adalah bagian dari neraca keuangan yang tidak terlihat yang dapat diidentifikasikan melalui kompetensi individual, struktur internal, dan struktur eksternal.2 Sedangkan Society of Management Accountants Canada mendefinisikan modal intelektual sebagai item perusahaan 1
Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38. 2 Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan”, Jurnal Nomina, Vol. 1 No. 1 (2012), h. 36.
17
18
yang akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang bagi perusahaan. 3 Sehingga dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intellectual capital adalah jumlah dari apa yang dihasilkan dari tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang mana hal-hal tersebut berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang bisa memberikan nilai lebih bagi perusahaan dan juga keunggulan
bersaing yang mencakup pengetahuan,
pengalaman, ketrampilan, reputasi, dan juga kemampuan teknologi. Berikut tiga komponen bentuk intellectual capital4 : a.
Human Capital (modal manusia) Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Di sinilah sumber inovasi dan improvement, namun merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, ketrampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolekif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat, jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Brinker memberikan
3
Sri Iswati, “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (2006), h. 162 4 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38.
19
beberapa karateristik dasar yang dapat diukur dari modal ini yaitu training programs, credential, experience, competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual potential, dan personality. Human capital antara lain terdiri dari: know-how, pendidikan, pengetahuan, dan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan, kualifikasi kejuruan, semangat kewirausahaan, kemampuan reaktif, inovatif, proaktif, dan kemampuan merubah. b.
Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi) Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya; sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
c.
Relational Capital atau Customer Capital (modal pelanggan) Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan
20
hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut. Relational capital antara lain terdiri dari: merk, pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan perjanjian franchise. 2. IB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital) Metode value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan.5 Akun - akun yang digunakan dalam menghitung VAIC adalah akun-akun
5
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 111.
21
yang lazim digunakan pada perusahaan konvensional. Namun, di sisi lain belum ada instrumen sejenis yang dapat digunakan untuk menilai kinerja IC perbankan syariah. Padahal perkembangan bank syariah cukup signifikan. Terbukti bahwa aset perbankan syariah per April 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 44% yaitu menembus angka Rp 207.800 trilyun. Lalu angka pembiayaannya sudah mencapai Rp 163.407 trilyun. Penghimpunan dana pihak ke tiga sebesar Rp 158.519 trilyun. Serta tingkat FDR yang mencapai 103,08%.6 Sehingga seharusnya model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah ini diperlukan mengingat eksistensinya. Dalam penelitiannya, Ulum (2013) memformulasikan model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient) yang mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan– perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memiliki
jenis
transaksinya sendiri
yang relatif berbeda dari
perbankan
umum/konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:7 1.
Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA). IBVA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut: IB-VA = OUT – IN
6
http://m.detik.com/ramadan/read/201308/18/075234/2333137/1522/ diakses pada 10 Oktober 2013 pukul 22:57 7 Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h.199.
22
OUT (output) : Total pendapatan, diperoleh dari: a.
Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utana kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer. Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri: 1) Pendapat penyalur dana a) Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin murabahah) b) Pendapatan bersih salam parallel c) Pendapatan bersih istishna parallel d) Pendapatan sewa ijarah e) Pendapatan bagi hasil musyarakah f) Pendapatan bagi hasil mudharabah g) Pendapatan dari penyertaan h) Lainnya 2) Dari Bank Indonesia a) Bonus SBIS b) Lainnya 3) Dari bank-bank lain di Indonesia a) Bonus dari bank syariah lain b) Pendapatan bagi hasil mudharabah
23
c) Tabungan mudharabah d) Deposito mudharabah e) Sertifikat investasi mudharabah antar bank f) Lainnya b.
Pendapatan operasi lainnya 1) Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah) 2) Jasa layanan 3) Pendapatan dari transaksi valuta asing 4) Koreksi PPAP 5) Koreksi
penyisihan
penghapusan
transaksi
administrasi 6) Lainnya c.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer 1) Pihak ketiga bukan bank a) Tabungan mudharabah b) Deposito mudharabah c) Lainnya 2) Bank Indonesia a) FPJP syariah b) Lainnya 3) Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia a) Tabungan mudharabah
rek.
24
b) Deposito mudharabah c) Sertifikat investasi mudharabah antar bank d) Lainnya d.
Pendapatan non operasional
IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban kepegawaian/karyawan. Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian: 1) Beban penyisihan kerugian aset produktif-bersih 2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 3) Beban operasi lainnya 4) Beban bonus titipan wadiah 5) Beban administrasi dan umum 6) Beban penurunan nilai surat berharga 7) Beban transaksi valuta asing 8) Beban promosi Value added (IB – VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut: IB – VA = OP + EC + D + A Keterangan OP : operating profit (laba operasi/laba usaha) EC : employee costs (beban karyawan)
25
D : depreciation (depresiasi) A : amortization (amortisasi) 2.
Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Employed (IB – VACA). IB – VACA adalah indikator untuk IB-VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan. IB – VACA =
Keterangan IB – VACA : Value Added Capital Employed; rasio dari IB – VA terhadap CE IB – VA
: Value Added
CE
: Capital Emloyed; dana yang tersedia (total ekuitas)
3.
Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital (IB – VAHU). IB – VAHU menunjukkan berapa banyak IB – VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi. IB-VAHU =
26
Keterangan IB – VAHU : Value Added Human Capital; rasio dari IB – VA terhadap HC
4.
IB – VA
: Value Added
HC
: Human capital; beban karyawan
Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value Added (IB – STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB – VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. IB-STVA =
Keterangan STVA : Structural Capital Value Added; rasio dari SC terhadap IB–VA SC
: Structural capital; IB – VA – HC
IB – VA : Value Added 5.
Tahap kelima menghitung Value Added Intellectual Coefficient (IB – VAIC). IB – VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). IB – VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya
27
IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
Hasil perhitungan IB – VAIC dapat dijadikan sebagai pemeringkat terhadap sejumlah perbankan. Sejauh ini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut, namun penelitian Ulum (2008) telah merumuskan untuk memberikan kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu:8 1. Top performers – skor VAIC di atas 3,00 2. Good performers – skor VAIC di antara 2,0 sampai 2,99 3. Common performers – skor VAIC antara 1,5 sampai 1,99 4. Bad performers – skor VAIC di bawah 1,5 B. Good Corporate Governance 1. Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance Good corporate governance didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak terkait, yang mana memuat peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam membuat keputusan yang terkait dengan keputusan perusahaan, merumuskan mekanisme penetapan-penentapan keputusan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai keobjektifitasan serta pemantauan kerja.9
8
Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h. 200. 9 Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: PT Ray Indonesia, 2005), h. 4.
28
Dan definisi good corporate governance yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan
(transparency),
akuntabilitas
(accountability),
pertanggung jawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness). Tujuan dan manfaat good corporate governance menurut Bassel Committee on Banking Supervision adalah sebagai berikut: a.
Mengurangi
agency
cost,
biaya
yang
timbul
karena
penyalahgunaan wewenang, atau pun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah timbulnya suatu masalah. b.
Mengurangi biaya modal yang timbul dari manajemen yang baik, yang mampu meminimialisir resiko.
c.
Memaksimalkan
nilai
saham
perusahaan,
sehingga
dapat
meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang. d.
Mendorong pengelolaan perbankan secara profesional, transparan, efisien
serta
memberdayakan
fungsi
dan
meningkatkan
kemandirian dewan komisaris, direksi, dan RUPS. e.
Mendorong dewan komisaris, anggota direksi, pemegang saham dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan yang dilandasi oleh moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku.
29
f.
Menjaga going concern perusahaan
Dan menurut Forum Corporate Governance in Indonesia, beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan GCG yaitu: a.
Meningkatkan kinerja perusahaan.
b.
Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
c.
Mengembalikan
kepercayaan
investor
untuk
kembali
menanamkan modalnya di Indonesia 2. Prinsip Dasar Good Corporate Governance Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum menjabarkan prinsipprinsip dasar GCG yang terdiri dari: 1.
Transparan
(transparency)
yaitu
keterbukaan
dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Konsep ini telah diungkapkan dalam Al-Qur’an pada penggalan surat AlBaqoroh ayat 22 “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, ...”. 2.
Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi, struktur,
30
sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3.
Pertanggung jawaban (responsibility) yaitu adanya kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini juga sejalan dengan ayat yang tertulis dalam Al-Qur’an surat AlAnfal ayat 27 “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepdamu, sedang kamu mengetahui”.
4.
Independensi (Independency) yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak mana pun.
5.
Kesetaraan dan Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa smua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara. Dan hal ini sejalan dengan yang dituliskan dalam Al-Quran di surat An-Nisa ayat 58 “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.
31
Yang mana pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance minimal harus diwujudkan dalam: a. Pelasanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, dan Direksi; b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank; c. Pelaksanaan prinsip syariah dalam operasional bank; d. Penanganan benturan kepentingan; e. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal; f. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; g. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; h. Rencana strategis bank; i. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank. C. Struktur Modal
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang
32
disebut dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko), atau ditambah dengan Resiko Pasar dan Resiko Operasional ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan/standar internasional yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS). Analisis mengukur struktur modal dalam penelitian ini menggunakan CAR yaitu membandingkan modal dengan aktiva beresiko. 10 Rumus perhitungan CAR adalah Modal Bank CAR =
x 100 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Keterangan: 1.
Modal Bank Modal bank dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkap: a. Modal Inti, terdiri dari: 1) Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. 2) Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham. 3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan
10
Slamet Riyadi, Banking Asset And Liability Management (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 161.
33
harga (apabila saham tersebut dijual). 4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS. 5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 6) Laba Ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan. 7) Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan penggunanya oleh RUPS (50%). 8) Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan (50%). 9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan,
yaitu
modal
inti
anak
perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. b. Modal Pelengkap, terdiri dari: 1) Cadangan revaluasi aktiva tetap 2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan (1,25% ATMR) 3) Modal pinjaman 4) Pinjaman subordinasi (maks. 50% dari modal inti) Khusus
menyangkut
modal
pinjaman
dari
pinjaman
34
subordinasi, bank syari’ah tidak dapat mengkategorikannya sebagai modal, karena pinjaman menurut bank syariah harus tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan syarat-syarat.11 2.
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini adalah mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan
nasabah,
penjamin
atau
sifat
barang
jaminan.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka rincian bobot risiko dan ATMR untuk semua aktiva adalah sebagai berikut: a. Aktiva Neraca: 1) Kas (0%) 2) Emas dan mata uang emas (0%) 3) Giro pada Bank Indonesia 4) Tagihan pada bank lain (20%) 5) Surat berharga yang dimiliki (0%) 11
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKP, 2002), h. 215-216.
35
6) Kredit yang diberikan 7) Penyertaan (100%) 8) Aktiva tetap dan inventaris nilai (nilai buku) (100%) 9) Antar kantor aktiva (netto) (100%) 10) Rupa-rupa aktiva (100%) b. Rekening Administratif: 1) Fasilitas kredit yang belum dipergunakan yang disediakan sampai dengan tahun takwim berjalan yang disediakan bagi atau dijamin oleh/dengan, atau dijamin surat berharga (0%) 2) Jaminan bank (0%) 3) Kewajiban membeli kembali aktiva bank dengan syarat repurchase agreement (100%) 4) Posisis netto kontrak berjalan valuta asing dan swap bunga (4%)12 D. Kinerja Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan Menurut Iswati, kinerja (performance) menjadi satu hal yang penting bagi manajemen, karena kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan
12
220.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), h. 217-
36
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. 13 Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan perusahaan adalah: 14 a. Mengetahui Tingkat Likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. b. Mengetahui Tingkat Solvabilitas Menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. c. Mengetahui Tingkat Rentabilitas Rentabilitas
atau
yang
sering
disebut
profitabilitas
menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Mengetahui Tingkat Stabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang tepat waktunya. 13
Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012), h. 167. 14 Slamet Munawir, Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat (Yogyakarta: Loiberty, 2009), h. 13.
37
Firer dan Williams menyatakan dimensi tradisional kinerja perusahaan terdiri dari: 1. Profitability 2. Productivity 3. Market Valuation 2. Rasio Keuangan Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan, yaitu:15 1.
Rasio Likuiditas Fred Weston, menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari: a. Rasio Lancar b. Rasio Sangat Lancar c. Rasio Kas d. Rasio Perputaran Kas
15
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana, 2009), h. 110 – 116.
38
e. Inventory to Net Working Capital 2.
Rasio Solvabilitas (Leverage) Rasio solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva lainnya. Dalam artian bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain: a. Debt to Assets Ratio b. Debt to Equity Ratio c. Long Term Debt to Equity Ratio d. Times Interest Earned e. Fixed Change Coverage
3.
Rasio Aktivitas Rasio aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efesiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan, penagihan, piutang, dan efisiensi lainnya. Rasio aktvitas juga digunakan
39
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu: a. Receivable Turnover b. Days of Receivable c. Inventory Turnover d. Days of Inventory e. Working Capital Turnover f. Fixed Assets Turnover g. Assets Turnover 4.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas sebagai berikut: a. Profit Margin on Sales b. Return on Investment c. Return on Assets
40
d. Return on Equity e. Laba per Lembar Saham 5.
Rasio Pertumbuhan Rasio
pertumbuhan
(growth
ratio),
merupakan
rasio
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio ini yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan dividen per saham. 6.
Rasio Penilaian Rasio penilaian (valuation ratio) yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti: a. Rasio harga saham terhadap pendapatan b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
E. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen 1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Melihat sudut pandang dari resource-based theory yang dipelopori oleh Penrose (1959), mengemukakan bahwa sumberdaya perusahaan bersifat heterogen dan jasa produktif yang berasal dari sumberdaya perusahaan memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Jika perusahaan mampu mengelola sumberdaya
41
secara baik maka akan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dibanding para pesaingnya. Sumberdaya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang dimiliki karyawan dengan baik, maka hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka kinerja perusahaan pun akan meningkat. Sebagian besar dari hasil-hasil penelitian, seperti misalnya Ulum (2008), Badingatus (2010), dan Faizal (2013) menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Good corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan manajemen akuntabilitas manajemen terhadap stakeholders dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Sehingga apabila ditinjau dari teori stakeholder, organisasi juga memiliki tanggung jawab, dengan mengakomodir keinginan stakeholder dan juga kebutuhannya. Dan juga beroperasi sesuai norma-norma yang ada di masyarakat. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Siti Maryam (2011) bahwa implementasi shariah governance memiliki pengaruh yang signifikan pada reputasi dan kepercayaan pelanggan terhadap perbankan syariah sehingga dapat meningkat market share dari perbankan syariah. Lalu penelitian Siti Nurlaela (2012)
42
menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja perusahaan adalah good corporate governance. 3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Menurut Athanasoglou (2005) bank yang memiliki kinerja yang baik dan pendanaan internal yang kuat mencerminkan capital yang kuat. Capital Adequacy Ratio menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Hal-hal yang mengenai risiko, terkait pada pemenuhan dana perusahaan bank yang berasal dari luar seperti kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain, dan lain-lain.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Bank Umum Syariah
periode 2010 sampai 2012 melalui instrumen laporan tahunan. Data yang berkaitan dengan permasalahan ini diperoleh dengan mengambil sampel penelitian dari perusahaan Bank Umum Syariah yang mempublikasikan secara lengkap laporan tahunnya di website masing-masing bank. Jenis data yang dikumpulkan mencakup data laporan tahunan selama periode penelitian yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital (IC), kualitas penerapan gcg (good corporate governance) (GCG) dan struktur modal terhadap kinerja keuangan (ROA) bank syariah di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data time series dari tahun 2010 hingga 2012. B.
Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
43
44
dipengaruhi variabel independen.1. Variabel terikat dalam penelitian ini berupa:
Kinerja Keuangan yang direpresentasikan dengan ROA (Return on Assets). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset dalam suatu periode, rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah ROA =
2.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel dependen maka variabel independen juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan dalam variabel independen maka akan terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini berupa:
Intellectual Capital; Metode value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk
1
mengukur
kinerja
intellectual
capital
perusahaan.
Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 63.
45
Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan.2 VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan – perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memiliki jenis
transaksinya
sendiri
yang
relatif
berbeda
dari
perbankan
umum/konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:3 1.
Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA). IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut: IB-VA = OUT – IN Keterangan; OUT (output) : Total pendapatan IN (input)
: Beban usaha/operasional dan beban non operasional
kecuali
beban
kepegawaian/karyawan. 2.
Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Employed (IB–VACA). IB–VACA adalah indikator untuk IBVA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio
2
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 111. 3 Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h.199.
46
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan. IB–VACA =
Keterangan; IB–VACA : Value Added Capital Employed; rasio dari IB – VA terhadap CE IB–VA CE 3.
: Value Added : Capital Emloyed; dana yang tersedia (total ekuitas)
Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital (IB–VAHU). IB–VAHU menunjukkan berapa banyak IB–VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
IB-VAHU = Keterangan; IB–VAHU : Value Added Human Capital; rasio dari IB – VA terhadap HC IB–VA
: Value Added
47
HC 4.
: Human capital; beban karyawan
Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value Added (IB–STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB – VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. IB-STVA =
Keterangan STVA
: Structural Capital Value Added; rasio dari SC terhadap IB–VA
SC
: Structural capital; IB–VA – HC
IB–VA : Value Added 5.
Tahap
kelima
Coefficient
menghitung
(IB–VAIC).
Value
Added
IB–VAIC
Intellectual
mengindikasikan
kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). IB–VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
Kualitas
penerapan
GCG,
definisi
operasional
kualitas
penerapan GCG adalah sejauh mana bank menjalankan peraturan
48
dan ketetapan BI tentang GCG. Diukur dengan nilai komposit peringkat kualitas penerapan GCG bank berdasarkan kesesuaian pelaksanaan aspek GCG oleh bank dengan faktor-faktor penilaian yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran BI No.12/13/DPbS Tahun 2010 yang mencakup 70 indikator pada 11 faktor.
Struktur modal dipresentasikan dengan CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Berikut rumus CAR yang digunakan; CAR =
x 100%
49
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Indikator
Skala
Independen
IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
Intellectual
IB – VACA =
Capital
IB-VAHU =
IB-STVA =
Kualitas Penerapan GCG
Dependen
Struktur Modal
C.
Nilai komposit peringkat kualitas penerapan GCG CAR (Capital Adequacy Ratio) =
Rasio
Rasio
Rasio
Modal/(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko)
Profitabilitas (PROFIT)
ROA =
Rasio
Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder
50
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data dokumenter
yang dipublikasikan dan
yang tidak dipublikasikan 4. Peneliti
memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari: 1.
Penelitian pustaka (library research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.
Penelitian lapangan (field research) Seluruh data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari laporan tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia dalam industri manufaktur tahun 2010, 2011 dan 2012 yang telah dipublikasikan secara lengkap di masing-masing website BUS tersebut.
D.
Teknik Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 20.0. Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pegaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena variabel independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda
4
Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 147.
51
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan uji statistik. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif dalam penelitian juga menjadi proses transformasi data dalam bentuk tabulasi. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.5 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri dari: a. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (bebas).
5
Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 170.
52
Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolonieritas.6 b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga mengakibatkan
penaksiran
regresi
yang
tidak
efisien.
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik karena lebih dapat menginterpretasikan hasil pengamatan. Uji statistik yang digunakan adalah uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
6
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 107.
53
heteroskedatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang maupun besar.7 c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu (residual) dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi datanya normal atau
mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik non-parametik KolmogorovSmirnov untuk menguji normalitas data. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu
7
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 139.
54
atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.8 Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji Box Pierce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametik digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka data terjadi secara random dan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. 3. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari model regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan atas enam variabel dengan menggunakan rumus persamaan matematis seperti di bawah ini :
8
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.
55
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε Dimana : Y
=
Kinerja Keuangan (ROA)
α
=
Konstanta (tetap)
β1- β5 = Koefisien variabel independen, apabila nilai β positif maka akan terjadi kenaikan pada variabel dependen (Y), sedangkan jika nilai β negatif akan terjadi penurunan pada variabel dependen (Y) X1
=
Intellectual Capital (IB-VAIC)
X2
=
Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
X3
=
Struktur Modal
ε
=
Kesalahan baku/error
4. Uji Statistik a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data
56
silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen ditambah, R2 akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R2 mampu naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya koefisien determinasi (R2), nilai adjusted R2 juga berkisar antara nol dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.9 b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) Uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis
ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
9
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 97.
57
H1 ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H1 diterima.10 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.11 Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 %. Hipotesis diterima jika tingkat signifikansi < 5% (kurang dari 0,05) dan hipotesis ditolak apabila tingkat signifikansi > 5%. E.
Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefiniskan dengan baik mengenai karakteristik populasi. Ada dua macama hipotesis yang dibuat dalam suatu percobaan penelitian yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. 12 Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y. Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.13
10
Ibid,: h. 98. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 99. 12 Ety Rochaeti dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 104. 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 112-113. 11
58
1.
Variabel Intellectual Capital H0
:
Intellectual capital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012 H1
:
Intellectual capital berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012 2.
Variabel Struktur Modal H0
:
Struktur Modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012 H1
:
Struktur Modal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012 3.
Variabel Kualitas Penerapan GCG H0
:
Kualitas penerapan GCG tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 20102012 H1
:
Kualitas penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012
59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
syariah yang sudah spin off menjadi Bank Umum Syariah dari tahun 2010 sampai 2012. Hal ini dipilih karena pertimbangan perkembangan industri perbankan syariah yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Selain itu pula, berdasarkan Islamic Forum Country Index (IFCI) saat ini perbankan syariah menempati peringkat 5 di seluruh dunia setelah Iran, Malaysia, Arab Saudi dan Emirat Arab (www.dnaberita.com). Sehingga dalam hal ini Indonesia masih menjadi pasar potensial dalam bidang jasa keuangan syariah di dunia. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Pemilihan periode pengamatan yang dimulai dari tahun 2010 didasari oleh penerapan GCG pada perbankan syariah yang baru dihimbau oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009. Sehingga pelaporan GCG pada bank syariah mulai intensif dipublikasikan pada tahun 2010. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan (judgement sampling). Sampel yang dipilih oleh peneliti adalah perusahaan yang menyajikan data 59
60
yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu total pendapatan, total beban, beban karyawan, rasio CAR (capital adequacy ratio), pelaporan GCG (good corporate governance), total laba bersih, dan total asset. Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian, yaitu: a.
Bank Umum Syariah yang sudah spin off mulai tahun 2010 hingga 2012
b.
Bank menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012.
c.
Laporan tahunan bank menggunakan bahasa Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam pelaporan unit moneternya.
Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
61
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel No
Kriteria
1.
Bank Umum Syariah yang sudah spin off mulai tahun 2010 hingga 2012 Laporan tahunan bank menggunakan bahasa Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam pelaporan unit moneternya Bank menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012 Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
2.
3.
Pelanggaran Jumlah Kriteria 11 11
(3)
Tahun pengamatan Jumlah total sampel
8
8 3 24
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total Bank Umum Syariah yang sudah spin off mulai dari 2010 berjumlah 11 bank. Namun, berdasarkan hasil seleksi sampel hanya ada 8 bank. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 3 (tiga) tahun, yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Jadi, total sampel yang diteliti sebanyak 24 data laporan tahunan bank umum syariah. Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menyajikan daftar nama bank sampel.
62
Tabel 4.2 Daftar Nama Bank Umum Syariah
B.
No.
Nama Bank Umum Syariah
Kode Bank
1.
Bank Muamalat Indonesia
BMI
2.
Bank Syariah Mandiri
BSM
3.
Bank BCA Syariah
BCAS
4.
Bank BRI Syariah
BRIS
5.
Bank BNI Syariah
BNIS
6.
Bank Panin Syariah
PANIN S
7.
Bank Bukopin Syariah
BUKOPIN S
8.
Bank Victoria Syariah
VICTORIA S
Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model regresi
berganda. Tujuannya adalah memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal) terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan perbankan syariah (ROA). 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
63
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).1 Pada penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan deskripsi dari masingmasing variabel. Tabel 4.3 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean (rata-rata), standar deviasi, dan sweakness. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan terhadap bank sampel. Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, sedangkan mean (rata-rata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel. Deskripsi variabel penelitian mengenai kinerja keuangan, intellectual capital, kualitas penerapan GCG dan struktur modal dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini
1
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 19.
64
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
IC
24
-1.40
9.47
3.3418
3.47494
GCG
24
1.15
2.20
1.6394
.27119
CAR
24
11.35
76.40 26.9979
18.27189
ROA
24
-1.56
Valid N (listwise)
24
3.20
.7776
.79580
Sumber Data Diolah (Output SPSS 20.0)
Variabel intellectual capital (IC) menunjukkan nilai minimum -1,40 dan maksimum 9,47. Hal ini berarti dalam sampel, performance perusahaan dalam hal pengelolaan intellectual capital paling kecil berjumlah -1,40 dan paling besar berjumlah 9,47. Rata-rata (mean) variabel intellectual capital sebesar 3,3418. Hal tersebut menunjukkan bahwa performa perusahaan perbankan syariah dalam pengelolaan intellectual capital berada pada Top Peformers. Variabel kualitas penerapan good corporate governance (GCG) menunjukkan nilai minimum 1,15 dan nilai maksimum 2,20. Hal ini berarti dalam sampel menunjukkan bahwa kualitas penerapan good corporate governance memiliki penilaian paling kecil dengan nilai 1,15 dan penilaian paling besar sejumlah 2,20. Dengan nilai rata-rata sebesar 1,6394. Hal tersebut
65
menunjukkan bahwa kualitas penerapan good corporate governance perbankan syariah berada pada tingkat baik. Variabel struktur modal diproksikan dengan capital adequacy ratio (CAR). Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan nilai minimum sebesar 11,35 dan nilai maksimum sebesar 76,40. Adapun rata-rata (mean) rasio CAR adalah 26,9979. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian rasio CAR pada bank umum syariah, sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%. Variabel kinerja keuangan yang proksikan dengan return on asset (ROA) menunjukkan nilai minimum sebesar -1,56 dan nilai maksimum sebesar 3,20. Adapun rata-rata (mean) ROA adalah sebesar 0,776. 2.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji multikolonieritas,
uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Multikolonieritas Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing-masing variabel seperti pada tabel 4.4 berikut
66
Tabel 4.4 Uji Multikoloniearitas Coefficientsa
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) IC
0.974
1.027
GCG
0.424
2.356
CAR
0.421
2.374
a. Dependent Variable : ROA Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari
tabel
4.4
menunjukkan
bahwa
hasil
perhitungan
menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance kurang dari 0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari tabel 4.4 juga dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua variabel independen memiliki nilai VIF yang rendah dan jauh di bawah angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi yang heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
67
berbagai data yang mewakili semua ukuran baik kecil, sedang, maupun besar.2 Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji glejser. Apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen (kurang dari 5%), maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, apabila probabilitas signifikansi di atas 5% maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedatisitas. Hasil dari uji heteroskedatisitas dapat dilihat dalam tabel 4.5 adalah : Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.106
.622
IC
.044
.024
GCG
.080
CAR
.003
Beta
t
Sig.
.171
.866
.386
1.870
.076
.457
.055
.174
.863
.007
.116
.370
.716
a. Dependent Variable: AbsUt Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi semua variabel di atas 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil output dalam tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen
2
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 139
68
yang signifikan mempengaruhi variabel dependen ROA. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu atau residual dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis uji statistik untuk mengetahui residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik non parametik Kolmogorov Smirnov (K-S) mempunyai kriteria jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan terkena problem normalitas. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Data mengenai uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
S N Normal Parameters
Most Extreme Differences
a
24 Mean
.0000000
Std. Deviation
.60803775
Absolute
.152
Positive
.088
Negative
-.152
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
.742 .640
69
Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari data pada tabel 4.6 dapat dikatakan bahwa data residual terdistribusi normal. Hal ini tercermin dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,640. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Problem autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Kondisi ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena adanya “gangguan” pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok
yang
sama
pada
periode
berikutnya.
Penelitian
ini
menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi.
70
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
.09500
Cases < Test Value
12
Cases >= Test Value
12
Total Cases
24
Number of Runs
11
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.626 .531
a. Median Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi random atau acak dengan nilai signifikansi 0,531 > 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut. 3.
Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam pengolahan
datanya. Analisis ini menggunakan uji statistik t dan uji statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H1 diterima.
71
a. Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen memberikan
hampir
semua
informasi
yang
dibutuhkan
dalam
memprediksi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square
untuk
mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R-square dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summaryb Model
R
1
.645a
R Square .416
Adjusted R Square .329
Std. Error of the Estimate .65205
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG b. Dependent Variable: ROA Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari tampilan output SPSS dalam tabel 4.8 dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R-square sebesar 0,329 atau 32,9%. Hal ini berarti 32,9% variabel dependen kinerja keuangan (ROA) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel independen tersebut
72
adalah intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal. Sedangkan sisanya sebesar 67,1% (100% - 32,9%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi dalam penelitian ini. b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Pengaruh secara simultan intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance (GCG), dan struktur modal dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
6.063
3
2.021
Residual
8.503
20
.425
14.566
23
Total
F 4.753
Sig. .012a
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG b. Dependent Variable: ROA Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Hasil pengolahan data dalam tabel 4.9 melalui uji Anova atau Ftest terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,012 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan model regresi dapat digunakan secara bersama - sama untuk memprediksi tingkat
73
kinerja keuangan (ROA). Hal ini membuktikan bahwa intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal bersama – sama secara simultan berpengaruh positif terhadap indeks kinerja keuangan. Hal ini menyimpulkan bahwa H1 diterima dalam model regresi penelitian ini. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel -variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H1 diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan H1 ditolak. Tabel 4.10 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Unstandardized Standardized a. D Coefficients Coefficients e Model p B Std. Error Beta e 1 (Constant) 2.782 1.048 n IC .128 .040 .557 d GCG -1.775 .770 -.605 e n CAR .018 .011 .408 t Variable: ROA Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
t
Sig.
2.654
.015
3.218
.004
-2.307
.032
1.551
.137
74
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa ada 1 variabel independen yaitu CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) (variabel dependen) yaitu sebesar 0,137 (karena lebih besar daripada tingkat signifikansi 5%). Sedangkan variabel independen intellectual capital dan kualitas penerapan GCG mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja keuangan dengan tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,004 dan 0,032 (lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%). Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hasil dari tabel 4.10 1) Intellectual Capital Variabel intellectual capital yang dilambangkan dengan IC mempunyai nilai t sebesar 3,218 dan tingkat signifikansi sebesar 0,04 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial variabel intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 2) Kualitas Penerapan GCG Kualitas Penerapan GCG yang dilambangkan dengan GCG berdasarkan tabel
mempunyai nilai t sebesar -2,307 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,032 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.
75
3) Struktur Modal Variabel struktur modal yang diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio mempunyai nilai t sebesar 1,551 dan tingkat signifikansi sebesar 0,137 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial variabel struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 4.
Analisis Regresi Berganda Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel 4.10 dengan
persamaan regresi sebagai berikut : ROA = 2,782 + 0,128IC – 1,775GCG + 0,018 CAR + Ɛ
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a) Koefisien konstanta sebesar 2,782 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa Y (ROA) akan bernilai 2,782, jika intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan capital adequacy ratio masing-masing bernilai 0. b) Variabel intellectual capital (IC) memiliki nilai koefisien regresi positif 0,128. Nilai koefisien regresi positif menunjukan bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA). Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu persen IC, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kinerja perusahaan (ROA)
76
sebesar 0,128. Nilai koefisien β=|0,557| yang berarti variabel intellectual capital mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,557. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,04. c) Variabel kualitas penerapan good corporate governance (GCG) memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar 1,775. Nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa GCG berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA). Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel GCG, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kinerja perbankan (ROA) sebesar 1,775. Nilai koefisien β=|-.605| yang berarti variabel GCG mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,605. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,032 d) Variabel struktur modal (CAR) memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,018. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA). Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel CAR, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kinerja perbankan (ROA) sebesar 0,018. Nilai koefisien β=|0,408| yang berarti variabel struktur modal (CAR) mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,408. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,137 Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat disimpulkan atas hasil penguian hipotesis yang telah dilakukan sebagai berikut:
77
a. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA) Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel intellectual capital berpengaruh positif terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan (ROA) yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,04 < 0,05. Dikatakan berpengaruh positif karena variabel intellectual capital memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,128. Hal tersebut berarti bahwa intellectual capital dalam perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini mendukung penelitian Damar Asih (2012) dan Ulum (2008) yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara intellectual capital dan kinerja keuangan (ROA). Peran karyawan sebagai human capital merupakan aset yang penting bagi kebelangsungan kinerja perusahaan dan juga pencipta value added yang memberikan manfaat ekonomi jangka panjang, sehingga menajemen perlu untuk menaruh perhatian dalam pengelolaan intellectual capital. b. Pengaruh kualitas penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA) Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kualitas penerapan GCG secara signifikan berpengaruh negatif terhadap variabel ROA yang dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,032 > 0,05. Variabel kualitas penerapan GCG memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar 1,775. Hal ini sejalan dengan teori yang ada, secara teoritis penerapan GCG
78
mampu menambah nilai perusahaan yang berakibat positif bagi kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang negatif, bukan berarti diinterpretasikan bahwa GCG berpengaruh negatif dengan kinerja secara operasional. Hal tersebut dikatakan demikian karena indikator kualitas penerapan GCG yang baik adalah nilai yang semakin kecil atau mendekati angka 1. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dhaniel (2012). Sehingga hasil penelitian ini linier dengan teori yang ada dan juga semakin menegaskan bahwa perbankan syariah sudah melaksanakan operasionalnya sesuai dengan kaidah-kaidah syariah yang berlaku. c. Pengaruh struktur modal (CAR) terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA) Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel struktur modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,137 > 0,05. Variabel struktur modal memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,018. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh antara struktur modal dan kinerja keuangan (ROA) tidak signifikan. Hal ini konsisten dengan penelitian Nur Fadillah (2009) dan Riski Agustiningrum (2012). Tidak signifikannya pengaruh struktur modal terhadap ROA antara lain disebabkan dengan semakin bertambahnya modal tidak diikuti oleh penyaluran pembiayaan kepada unit usaha produktif. Kegiatan utama dari bank yaitu pembiayaan, dana yang
79
dipinjamkan bank merupakan penghasilan bagi hasil dari mitra kerja yang memperoleh pembiayaan dari bank tersebut (earning asset). Hal ini diperkuat dengan laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012 yaitu pertumbuhan pembiayaan (yoy) pada bank-bank umum syariah tercatat sebesar 34,2%, melambat dibandingkan tahun 2011 sebesar 50,2%. Berikut grafik perkembangan pembiayaan. Grafik 4.1 Perkembangan Pembiayaan
Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012
80
d. Pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance,
dan
struktur
modal
terhadap
hipotesis
menunjukkan
kinerja
keuangan
perbankan syariah Hasil
uji
bahwa
semua
variabel
independen yaitu intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini terlihat dari Fhitung 4,753 > Ftabel 3,098 dan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa apabila salah satu dari variabel independen tidak ada maka dapat mengurangi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan menurun jika intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal tidak ada.
81
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Sumberdaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kinerja
operasional
perusahaan.
Perusahaan
diharuskan
untuk
mengelola
berbagai
sumberdaya-nya secara baik agar tercipta value added bagi perusahaan itu sendiri. Sehingga semakin baik perusahaan dalam mengelola sumberdaya, maka semakin baik pula output yang dihasilkan. Selain itu, kinerja suatu entitas bisnis maupun manajemen bisnis dewasa ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan. Tanggung jawab keuangan yang ditampakkan dengan ukuran moneter, akuntansi maupun rasiorasio tertentu juga harus dilengkapi dengan kinerja non-keuangan seperti penerapan good corporate governance. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini dilihat dari tingkat signifikansinya sebesar 0,04 < 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damar Asih (2012) dan Ulum (2008).
2.
Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel kualitas penerapan good corporate governance berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini ditunjukkan
81
82
melalui nilai koefisien regresi negatif sebesar 1,775. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhaniel (2012). 3.
Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel ini sebesar 0,137 > 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riski Agustiningrum (2012) dan Nur Fadillah (2009).
B.
Saran Penelitian
mempengaruhi
mengenai kinerja
faktor-faktor
keuangan
di
keuangan
dan
non-keuangan
yang
masa mendatang diharapkan dapat
mempertimbangkan saran berikut ini: 1.
Penelitian selanjutnya agar menggunakan jenis perusahaan yang berbeda sebagai pembanding, seperti Unit Usaha Syariah (UUS) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
2.
Penelitian selanjutnyadiharapkan untuk menggunakan indikator lain dalam hal pengukuran kinerja keuangan syariah.
3.
Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dengan asumsi bahwa industri keuangan syariah akan meningkat di setiap tahunnya.
4.
Penelitian selanjutnya dapat memperluas hubungan antara kinerja keuangan dengan aspek moneter maupun non-moneter lainnya.
83
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Pres, 2001. Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah. Jakarta: BI, 2013. Daniri, Mas Achmad. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Jakarta: PT Ray Indonesia, 2005. Daud, Rulfah M. dan Abrar Amri. “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol.1 No. 2. (Juli 2008). Ekowati, Serra, Oman Rusmana, dan Mafudi. “Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaam Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” (T.t, t.p, t.th). Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripisi. www.fsh-uinjkt.net diakses tanggal 5 Oktober 2013. Fovana, Rwisty Dhaka. “Pengaruh Kinerja Terhadap Tingkat Pengungkapan Good Corporate Governance: Studi Pada Bank Syariah di Asia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. 2008. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. http://m.detik.com/ramadan/read/201308/18/075234/2333137/1522/diakses pada 10 Oktober 2013 pukul 22:57. Indriantoro, Nur dan Bambang Suporno. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002. 83
84
Iswati, Sri. “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (2006). Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2009. Muhammad. Manajemen Bank Syariah. 84 Yogyakarta: UPP AMP YKP, 2002. Munawir, Slamet. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat Yogyakarta: Loiberty, 2009. Nasih, Moh. “Peran Strategis Intellectual Capital Sebagai Variabel Antara Pengaruh Financial Capital Terhadap Kinerja Keuangan” (T.t, t.p, t.th). Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Panjaitan, Isma Dewi Br dan Isfenti Sadalia. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah “ (T.t, t.p, t.th). Rachmawati, Damar Asih Dwi. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan”. Jurnal Nomina. Vol. 1 No. 1 (2012). Rivai, Veithzal. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2007. Riyadi, Slamet. Banking Asset And Liability Management. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Rochaeti, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2007. Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 5 No. 1 (Mei 2003). Setiawan, Azis Budi. “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia”. Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia. 30 Juli 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
85
Susilo, Lora Anjis. “Analisis Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi, STIE Asia Malang, 2012. Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakart: Kencana, 2009. Syam, Dhaniel dan Taufik Najda. “Analisis Kualiatas Penerapan Good Corporate Governance pada Bank Umum Syariah di Indonesia Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pengembalian dan Risiko Pembiayaan”, Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 1 (April 2012). Ulum, Ihyaul. “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan. Vol. 7 No. 1 (Juni 2013). Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital Konep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. Wardayati, Siti Maria. Implikasi Sharia Governance Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah. Jurnal Walisongo. Vol 19 No 1 (Mei 2011). Wijaya, Novia. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012). Yuliani, Santi. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2006-2007”. Skripsi S1 Program Ekstensi Manajemen Kekhusuasan Keuangan Syariah. Universitas Indonesia. 2012.
86 LAMPIRAN Lampiran 1: Data Penelitian Bank
Tahun
BMI BMI BMI BSM BSM BSM BCA S BCA S BCA S BRI S BRI S BRI S BNI S BNI S BNI S PANIN S PANIN S PANIN S BUKOPIN S BUKOPIN S BUKOPIN S VICTORIA S VICTORIA S VICTORIA S
2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010
Output (Total Pendapatan) 1.944.054.551.000 1.538.706.819.000 1.134.009.681.000 7.744.560.894.951 6.640.327.717.883 4.500.571.157.017 131.488.746.068 99.534.858.940 51.109.427.112 1.514.489.000.000 1.153.400.000.000 743.301.000.000 1.259.589.000.000 2.020.717.000.000 771.001.000.000 146.685.853.000 66.862.131.000 32.377.167.000 311.220.062.756 245.305.959.145 223.155.327.611 128.076.000.000 88.336.000.000 32.414.000.000
Input (Total Beban)
Kewajiban
Ekuitas (CE)
Beban Karyawan (HC)
1.043.053.668.000 1.167.036.553.000 1.020.747.000.000 2.527.890.411.215 2.182.925.764.187 1.519.747.307.929 70.164.704.953 50.384.704.861 37.354.945.190 885.006.000.000 679.841.000.000 462.937.000.000 387.534.000.000 669.498.000.000 272.348.000.000 130.026.954.000 35.568.027.000 24.371.147.000 285.058.189.923 230.238.800.687 208.801.611.519 34.369.000.000 16.817.000.000 14.123.000.000
8.115.487.602.000 4.237.429.198.000 3.085.416.202.000 9.168.631.145.854 7.041.139.433.515 5.009.834.665.128 256.793.877.391 170.215.580.822 111.540.518.158 3.431.739.000.000 2.230.290.000.000 1.192.418.000.000 2.185.658.000.000 1.301.983.000.000 825.369.000.000 209.333.419.000 28.436.616.000 20.302.211.000 3.343.035.359.342 2.474.252.697.553 2.050.386.951.012 786.938.000.000 499.656.000.000 199.578.000.000
2.457.989.411.000 2.067.401.205.000 1.749.157.222.000 4.180.690.176.525 3.073.264.468.871 2.020.615.074.975 304.375.857.598 311.374.488.072 302.925.794.455 1.068.564.000.000 966.676.000.000 955.022.000.000 1.106.362.000.000 1.076.677.000.000 1.051.450.000.000 487.609.519.000 452.609.519.000 143.379.413.000 273.072.153.130 255.774.212.271 143.565.377.065 152.534.000.000 142.370.000.000 137.098.000.000
546.874.763.000 410.355.072.000 253.263.000.000 973.159.658.117 964.882.009.934 622.678.606.035 39.038.795.029 32.754.944.488 25.207.842.563 323.383.000.000 302.475.000.000 189.999.000.000 132.449.000.000 183.764.000.000 77.280.000.000 21.641.585.000 13.682.556.000 12.453.715.000 48.996.791.279 42.362.712.377 40.147.311.217 24.086.000.000 9.416.000.000 4.988.000.000
86
87
Bank
Tahun
Aset
Laba Bersih
BMI BMI BMI BSM BSM BSM BCA S BCA S BCA S BRI S BRI S BRI S BNI S BNI S BNI S PANIN S PANIN S PANIN S BUKOPIN S BUKOPIN S BUKOPIN S VICTORIA S VICTORIA S VICTORIA S
2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010
44.854.413.000.000 32.479.506.000.000 21.442.596.000.000 54.229.395.784.552 48.671.950.025.861 32.481.873.142.495 1.602.180.989.705 1.217.097.137.461 874.630.867.793 14.088.914.000.000 11.200.823.000.000 6.856.386.000.000 10.645.313.000.000 8.466.887.000.000 6.394.924.000.000 2.136.576.111.000 1.016.878.719.000 458.713.370.000 3.616.107.512.472 2.730.026.909.824 2.193.952.328.077 939.472.000.000 642.026.000.000 336.676.000.000
389.414.000.000 273.621.603.000 170.938.736.000 805.690.561.013 551.070.247.617 418.519.817.950 8.359.925.529 6.772.770.592 3.687.770.351 101.888.000.000 11.645.000.000 10.954.000.000 101.892.000.000 66.354.000.000 36.512.000.000 35.056.812.000 9.233.356.000 (7.172.640.000) 17.297.940.859 12.208.835.206 10.234.143.192 10.164.000.000 20.559.000.000 2.655.000.000
VA (Output - Input) 901.000.883.000 371.670.266.000 113.262.681.000 5.216.670.483.736 4.457.401.953.696 2.980.823.849.088 61.324.041.115 49.150.154.079 13.754.481.922 629.483.000.000 473.559.000.000 280.364.000.000 872.055.000.000 1.351.219.000.000 498.653.000.000 16.658.899.000 31.294.104.000 8.006.020.000 26.161.872.833 15.067.158.458 14.353.716.092 93.707.000.000 71.519.000.000 18.291.000.000
VACA (VA/CE) 0,366560116 0,179776555 0,064752716 1,247801263 1,450380206 1,475206182 0,201474721 0,157849008 0,04540545 0,589092464 0,489883891 0,293568106 0,788218504 1,254990122 0,474252699 0,034164425 0,069141507 0,055838002 0,095805715 0,058908044 0,099980346 0,614335165 0,502346 0,133415513
VAHU (VA/HC) 1,647545 0,905728 0,447214 5,360549 4,619634 4,787099 1,570849 1,500542 0,545643 1,946556 1,565614 1,475608 6,584081 7,353013 6,452549 0,769763 2,287153 0,642862 0,533951 0,35567 0,357526 3,890517 7,595476 3,667001
SC (VA – HC) 354.126.120.000 (38.684.806.000) (140.000.319.000) 4.243.510.825.619 3.492.519.943.762 2.358.145.243.053 22.285.246.086 16.395.209.591 (11.453.360.641) 306.100.000.000 171.084.000.000 90.365.000.000 739.606.000.000 1.167.455.000.000 421.373.000.000 (4.982.686.000) 17.611.548.000 (4.447.695.000) (22.834.918.446) (27.295.553.919) (25.793.595.125) 69.621.000.000 62.103.000.000 13.303.000.000
STVA (SC/VA) 0,393036374 -0,104083672 -1,2360675 0,813451959 0,783532645 0,791105199 0,36340146 0,333573921 -0,832700258 0,486272068 0,36127283 0,322313136 0,848118525 0,86400132 0,845022491 -0,299100559 0,562775275 -0,555543828 -0,872831949 -1,811592677 -1,796997722 0,742964773 0,868342678 0,727297578
88
Bank
Tahun
VAIC
BMI BMI BMI BSM BSM BSM BCA S BCA S BCA S BRI S BRI S BRI S BNI S BNI S BNI S PANIN S PANIN S PANIN S BUKOPIN S BUKOPIN S BUKOPIN S VICTORIA S VICTORIA S VICTORIA S
2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010
2,407142 0,981421 -0,7241 7,421803 6,853547 7,05341 2,135725 1,991964 -0,24165 3,02192 2,41677 2,091489 8,220418 9,472004 7,771824 0,504827 2,91907 0,143156 -0,24308 -1,39701 -1,33949 5,247817 8,966164 4,527714
ROA (Laba Bersih/Total Aset) 0,868173 0,842444 0,797192 1,485708 1,132213 1,288472 0,521784 0,556469 0,421637 0,723179 0,103966 0,159763 0,957154 0,783688 0,570953 1,640794 0,90801 -1,56364 0,478358 0,447206 0,466471 1,081884 3,202207 0,788592
GCG
CAR (Rasio KPMM)
1,15 1,4 1,3 1,675 1,6 1,72 1,8 1,9 2,1 1,38 1,55 1,61 1,25 1,675 1,625 1,35 1,95 2,2 1,5 1,6 1,5 2,07 1,69 1,75
11,7 12,01 13,26 13,88 14,7 16,25 31,5 45,9 76,4 11,35 14,74 20,62 14,22 20,75 27,68 32,2 61,98 54,81 12,78 15,29 11,51 28,08 45,20 41,14
89
Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
IC
24
-1.40
9.47
3.3418
3.47494
GCG
24
1.15
2.20
1.6394
.27119
CAR
24
11.35
76.40 26.9979
18.27189
ROA
24
-1.56
Valid N (listwise)
24
3.20
.7776
.79580
Lampiran 3: Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) IC
0.974
1.027
GCG
0.424
2.356
CAR
0.421
2.374
Lampiran 4: Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.106
.622
IC
.044
.024
GCG
.080
CAR
.003
Beta
t
Sig.
.171
.866
.386
1.870
.076
.457
.055
.174
.863
.007
.116
.370
.716
90
Lampiran 5: Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
24
a
Most Extreme Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation
.60803775
Absolute
.152
Positive
.088
Negative
-.152
Kolmogorov-Smirnov Z
.742
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
.640
Lampiran 6: Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
.09500
Cases < Test Value
12
Cases >= Test Value
12
Total Cases
24
Number of Runs
11
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median
-.626 .531
91
Lampiran 7: Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summaryb Model
R
1
.645a
Adjusted R Square
R Square .416
Std. Error of the Estimate
.329
.65205
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG b. Dependent Variable: ROA Lampiran 8: Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
6.063
3
2.021
Residual
8.503
20
.425
14.566
23
Total
F 4.753
Sig. .012a
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 9: Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
2.782
1.048
.128
.040
GCG
-1.775
.770
CAR
.018
.011
IC
Beta
t
Sig.
2.654
.015
3.218
.004
-.605 -2.307
.032
.557
.408
1.551
.137