PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY (ROE), INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index Periode 2009-2013)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Agista Nuraini NIM: 108082000056
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Agista Nuraini
NIM
: 108082000056
Jurusan
: Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS), terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index) Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliaanya. Apabila ternyata kemudian hari, penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.
Jakarta, 20 Oktober 2015
Agista Nuraini 108082000056
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
: Agista Nuraini
2.
Tempat tanggal lahir
: Tangerang, 16 Agustus 1990
3.
Alamat
: Jalan Merpati Raya Gg.Waru Rt 007/001 Sawah Baru Ciputat – Tangerang Selatan 15413
4.
Telepon
: 0856-1684-409
5.
E-mail
:
[email protected] [email protected]
II.
PENDIDIKAN 1.
SDN Jombang 2
Tahun 1996-2002
2.
SMPN 3 Ciputat
Tahun 2002-2005
3.
SMK Dua Mei Ciputat
Tahun 2005-2008
4.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2008-2015
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: A. Sanwani
2. Ibu
: Nurmainah
3. Adik
: Ifah Pebrianti Isnaini Andika Rahmat Firmansyah
4.
Alamat
: Jalan Merpati Raya Gg.Waru RT 007/001 Sawah Baru-Ciputat, Tangerang Selatan 15413
IV.
PENGALAMAN MAGANG 1.
Agustus 2012-Sampai Sekarang: Asistensi BMN di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta
vi
INFLUENCE OF DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET TO VALUE OF THE COMPANY ABSTRACT The purpose of the research is to test the effect of dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), and investment opportunity set (IOS) to value of the company. Populations of this research are all of company listed on Indonesian Stock Exchange during the period 2009-2013 and include on Jakarta Islamic Index. The sampling technique is purposive, so the sample unit is 12 companies. This research uses multiple regression analysis. The result of the research show that simultaneously dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), and investment opportunity set (IOS) have a significant effect to dividend policy. But partially only dividend payout ratio (DPR) and investment opportunity set (IOS) have a significant effect to value of the company. Adjusted R square value (R2) that is equal to 54,2% while the remaining 45,8% is influenced by other factors not included in the research model.
Keyword : dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, investment opportunity set, and value of the company
vii
PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SETTERHADAP NILAI PERUSAHAAN ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 dan termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, perusahaan yang menjadi sampel berjumlah 12 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, secara parsial hanya dividend payout ratio (DPR), dan investment opportunity set (IOS) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai Adjusted R square (R2) sebesar 54,2% sedangkan sisanya sebesar 45,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Keyword : dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, investment opportunity set, dan nilai perusahaan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi semua umat manusia (khususnya umat muslim) di dunia. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua penulis, Bapak A. Sanwani dan Mama Nurmainah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti kepada penulis. 2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Amilin, SE., M. Si., Ak., selaku wakil dekan bidang akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag. MH. selaku wakil dekan bidang administrasi umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA, selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Ibu Dr. Rini, SE., Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 7. Ibu Yusro SE., Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. 8. Ibu Yessi Fitri SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Pak Heppi Prayudiawan SE., Ak, MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ix
10. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan. 11. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 12. Kedua adik penulis, Ifah dan Diko yang telah memberikan doa, perhatian, pengertian, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman AKUNTANSI B 2008, Dita, Nabil, Syawal, Ikrimah, Ririz, Nurul, Sifa, Aba, Helmy, Asri, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan. 14. Teman-teman AKUNTANSI 2008, Siti Nurohmah, Fatma Khaizan, Mutmainah terima kasih atas doa, dukungan, informasi dan kerja samanya. 15. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen.
Agista Nuraini
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi Abstract ................................................................................................................. vii Abstrak ............................................................................................................... .viii Kata Pengantar ..................................................................................................... ix Daftar Isi .............................................................................................................. xi Daftar Tabel ......................................................................................................... xv Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9 1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9 2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9 A. Kontribusi Teoritis ......................................................................... 10 B. Kontribusi Praktis .......................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12 A. Tinjauan Literatur ................................................................................... 12
xi
1. Kinerja Keuangan .............................................................................. 12 A. Kebajikan Dividen ....................................................................... 13 B. Kebijakan Utang .......................................................................... 16 C. Profitabilitas ................................................................................. 18 D. Investment Opportunity Set (IOS) ................................................ 20 E. Nilai Perusahaan ........................................................................... 24 F. Pasar Modal Syariah ..................................................................... 27 1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal .......................................... 28 2) Fungsi Pasar Modal Syariah ..................................................... 31 2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian ............................. 32 A. Teori Agensi (Agent Theory) ....................................................... 32 B. Signaling Theory ........................................................................... 34 3. Penelitian-penelitian Terdahulu ......................................................... 35 4. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 43 5. Hipotesis ............................................................................................. 44 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 49 A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 49 B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 49 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 50 xii
D. Metode Analisis ..................................................................................... 51 1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 52 2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 52 a. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 52 b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 52 c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 54 d. Uji Normalitas ................................................................................. 55 3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 55 a. Koefisien Determinasi (AdjustedR2) ............................................... 56 b. Uji Statistik F ................................................................................. 57 c. Uji Statistik t ................................................................................... 58 E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 59 1. Variabel Independen ........................................................................... 59 2. Variabel Dependen ............................................................................. 61 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 64 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 64 B. Analisis dan Pembahasan ....................................................................... 70 1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 70 a. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 70 b. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 71 xiii
1. Hasil Uji Multikolonieritas...................................................... 72 2. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 73 3. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 75 4. Hasil Uji Normalitas ............................................................... 76 c. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 78 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 78 2. Hasil Uji Statistik F ............................................................... 79 3. Hasil Uji Statistik t ................................................................ 80 2. Analisis dan Interpretasi ............................................................. 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88 A. Kesimpulan ............................................................................................. 88 B. Implikasi ................................................................................................. 89 C. Saran ....................................................................................................... 89 Daftar Pustaka Lampiran – Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 36
3.1
Operasional Variabel .................................................................................. 63
4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ......................................................... 68
4.2
Sampel Perusahaan ..................................................................................... 69
4.3
Statistik Deskriptif ....................................................................................... 70
4.4
Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................................... 73
4.5
Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 74
4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 78
4.7
Hasil Uji Statistik F .................................................................................... 79
4.8
Hasil Uji Statistik t ...................................................................................... 80
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ................................................................................... 43
4.1
Grafik Scatterplot ........................................................................................ 75
4.2
Grafik Histogram ......................................................................................... 77
4.3
Grafik Normal P-Plot ................................................................................. 77
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
1
Nama Perusahaan ...........................................................................................95
2
Daftar Perusahaan Jakarta Islamic Index .......................................................96
3
Daftar Dividend Payout Ratio ......................................................................99
4
Daftar Debt to Equity Rato .............................................................................101
5
Daftar Return On Equity..................................................................................103
6
Daftar Investment Opportunity Set ..................................................................105
7
Daftar Nilai Perusahaan ..................................................................................107
8
Hasil Uji Regresi SPSS .................................................................................108
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan dalam industri, menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan, perkembangan teknologi yang makin cepat, tumbuhnya perhatian perusahaan terhadap faktor lingkungan, krisis energi, dan tanggung jawab sosial menjadikan para manajer keuangan untuk bertindak sebagai general manager (Ningsih, 2011:2). Semua manajer dituntut fleksibilitasnya dalam menghadapi cepatnya perubahan di masa datang untuk mengambil keputusan secara cepat dan akurat.
Persaingan
dalam
industri
membuat
setiap
perusahaan
semakin
meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam, ada perusahaan yang tujuannya hanya berfokus pada keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya, ada juga yang bertujuan untuk memakmurkan kepentingan pemiliknya, dan ada pula yang berpendapat bahwa perusahaan harus dapat mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosialnya (Wongso, 2012:1). Dari semua pendapat, dapat disimpulkan bahwa tujuan perusahaan secara substansial tidak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
vi
Menurut Jensen (2001) dalam Wahyudi (2006) dalam Sukrini (2012), bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, waran, maupun saham preferen.
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Bagi para investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Wongso, 2012:2). Nilai perusahaan yang tinggi, menjadi harapan bagi para pemegang saham, karena semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar kemakmuran yang akan di terima oleh pemegang saham (Rakhimsyah, 2011:32).
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini juga bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan
yang
diperoleh.
Suatu
perusahaan
akan
berusaha
untuk
memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan dapat terjadi apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan keuangan, dengan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.
Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham perusahaan, sehingga harga saham
vii
merupakan harga yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005) dalam Gany dan Surya Raharja, (2012:2).
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan (Sari, 2013:2). Dalam hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan perusahaan dan kebijakan dividen.
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retained earning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan (Putri, 2013:2).
Dividen memiliki arti penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pengalokasian laba yang tepat sehingga pertumbuhan perusahaan dan kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen
tunai
membantu
mengurangi
ketidakpastian
investor
dalam
menanamkan dananya kedalam perusahaan. Total pengembalian (return) kepada pemegang saham selama waktu tertentu terdiri dari peningkatan harga saham ditambah dividen yang diterima. Jika perusahaan menetepakan dividen
viii
yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka return yang diperoleh investor akan semakin tinggi (Umi dkk, 2012:2).
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba guna pembiayaan di masa yang akan datang (Wongso, 2012:2). Perusahaan dalam menetapkan kebijakan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen, karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham (Sukirni, 2012:4).
Kebijakan hutang juga dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Penggunaan hutang sangat sensitif pengaruhnya terhadap perubahan naik atau turunnya nilai perusahaan. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak. Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan (Weston dan Copeland, 1996:53) dalam Herawati (2012:2). Besarnya hutang yang ditetapkan oleh perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan itu sendiri.
Menurut Yuli (2008), kebijakan hutang merupakan bagian dari perimbangan jumlah hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa dan perusahaan akan berusaha mencapai tingkat struktur modal yang optimal. Kebijakan hutang sangat penting bagi perusahaan
ix
dan pemegang saham. Perusahaan umumnya menyukai tingkat hutang yang lebih tinggi karena dengan tingginya tingkat hutang maka perusahaan akan memperoleh bunga yang tinggi. Tingginya tingkat bunga akan mengurangi pajak perusahaan. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembayaran dividen. Jika beban hutang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan berdampak pada pembayaran dividen. Sehingga pembayaran bunga pada kreditor atas modal yang dipinjam perusahaan haruslah didahulukan sebelum laba dibagikan kepada para pemegang saham. Dan penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menghadapi biaya kebangkrutan dan biaya agensi yang tinggi. Dengan demikian peningkatan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun pada titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan.
Menurut Kartika (2005) yang menyatakan bahwa penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Sebaliknya, pada tingkat penggunaan hutang yang rendah perusahaan mengalokasikan dividen yang
tinggi
sehingga
sebagian
besar
keuntungan
digunakan
untuk
kesejahteraan pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan
x
bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungannya yang bisa dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya. Menurut Sujoko dan Subiantoro (2007) dalam Ayuningtyas (2013:2), menjelaskan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, terutama dalam memberikan dividen kepada pemegang saham.
Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang yaitu dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui seberapa besar return yang dapat diterima oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Weston and Copeland, (1996:2) dalam Herawati (2012:2), mengemukakan bahwa profitabilitas adalah efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan atau investasi perusahaan. Peningkatan profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan itu tergantung dari bagaimana persepsi investor terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Persepsi investor dalam menanggapi profitabilitas akan mempengaruhi harga saham sekaligus nilai dari perusahaan tersebut.
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau
xi
proyek yang memiliki net present value positif. Menurut Myers (1997) dalam Hasnawati (2005), memperkenalkan set peluang investasi (Investment Opportunity Set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurutnya Investment Opportunity Set (IOS) memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen akan mempengaruhi cara pandang investor dan pemilik perusahaan sehingga mempengaruhi nilai perusahaan. Hubungan antara Investment Opportunity Set (IOS) dan nilai perusahaan merupakan signaling, dimana investor akan memberikan sinyal positif terhadap perusahaan yang memiliki IOS tinggi, karena lebih menjanjikan return di masa yang akan datang.
Pengukuran Investment Opportunity Set (IOS) beragam, baik yang menggunakan faktor tunggal maupun menggunakan kombinasi beberapa faktor, sebagian besar menggunakan ukuran data-data pasar modal dalam menghitung Investment Opportunity Set (IOS) karena lebih banyak menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi dari Investment Opportunity Set (IOS).
Investment Opportunity Set (IOS)
dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa mendatang. Nilai perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga saham, karena harga saham mencerminkan present value dari arus kas di masa mendatang yang akan diterima investor.
xii
Pengaruh DPR, DER, ROE, IOS terhadap nilai perusahaan telah di uji oleh Sri Hasnawati, Oktaviana, Gany Ibrahim, Dwi Ayuningtyas, Dwi Sukirni, Dewi Kusuma, Amanda Wongso, Nani Martikarini dan Umi Mardiyati, penelitian-penelitian yang telah di lakukan dengan variabel-variabel yang berbeda, dan menunjukan hasil yang berbeda, serta sampel penelitian yang berbeda juga. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali bagaimana pengaruh masing-masing variabel DPR, DER, ROE, IOS terhadap nilai
perusahaan. Dengan menggunakan objek penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam daftar JII ( Jakarta Islamic Index) selama periode 2009-2013. Dimana perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar JII telah melalui proses seleksi sehingga dianggap memiliki prospek yang bagus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013? 2) Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara
xiii
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai hal-hal berikut:
1) Menganalisa pengaruh Dividend Payout
Ratio (DPR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013. 2) Menganalisa pengaruh Dividend Payout
Ratio (DPR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013.
2.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
A. Kontribusi Teoritis
xiv
1) Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam penilaian terhadap perusahaan dengan melihat nilai perusahaan berdasarkan harga saham di pasar saham.
2) Bagi manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat membantu manajemen dalam memberikan masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang tepat sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.
3) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada literaturliteratur terdahulu mengenai kebijakan investasi, profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan nilai perusahaan dalam memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.
4) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh selama masa kuliah, meningkatkan pengetahuan, dan menambah wawasan yang lebih tentang kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, profitabilitas, dan nilai perusahaan serta mempertajam kemampuan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya.
xv
B. Kontribusi Praktis
1) Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penilaian perkembangan perusahaan berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
2) Bagi manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penilaian yang membantu manajemen dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar tidak terjadi asimetri informasi antara agen dan principal.
3) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana penilaian kemampuan mahasiswa dalam memahami teori yang diterima selama masa kuliah.
4) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang diperoleh selama kuliah, meningkatkan pengetahuan, dan menambah wawasan yang lebih tentang kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, profitabilitas, dan nilai perusahaan serta mempertajam kemampuan dalam menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhinya.
xvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1.
Kinerja Keuangan
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan lain yang bersifat penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. (Wirawan : 2009) dalam Fahrizal (2012:12).
Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan secara konsisten memperbaiki kelemahankelemahan perusahaan dan memanfaatkan keunggulan perusahaan.
Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat tercapai, maka perlu di ambil berbagai keputusan keuangan (financial decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan.
xvii
A. Kebijakan Deviden
Dividen adalah bagian dari laba bersih (retained earning) atau laba setelah pajak (earning after tax) yang dibagikan kepada para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa di bagi sebagai dividen atau laba yang di tahan untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan bisa membagi dividen dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk saham (stock dividend).
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik atau buruknya suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan (Umi dkk, 2012;3).
Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Jadi, kenaikan harga saham tersebut pada dasarnya merupakan akibat dari kenaikan laba. Pemberian dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan tetap membagi dividen meskipun perusahaan menderita kerugian. Semakin banyak dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan, semakin besar kemungkinan berkurangnya laba di tahan.
Setiap perusahaan di satu pihak menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan, dan di lain pihak juga ingin membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Sehingga perusahaan akan berupaya mempertahankan
xviii
dividend payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperoleh. Oleh karena itu, Dividend Payout Ratio (DPR) sering kali dikaitkan dengan Signaling theory (Jogiyanto Hartono : 1998 dalam Hardiyanti : 2012). Dividen payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki prefensi yang sangat kuat atas dividen. Dividen tunai merupakan keuntungan finansial yang diharapkan pemegang saham dalam menginvestasikan modal pada perusahaan. Adanya pemberian dividen tunai maka tujuan pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan tercapai dan masalah dengan agent (manajemen) dapat dikurangi. Karena agent kecenderungan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh, daripada membagikan dividen tunai dengan tujuan agar perusahaan terus mengalami pertumbuhan.
Besarnya
dividend
tergantung
kebijakan
dividen
masing-masing
perusahaan. Menurut (Naveli, 1989 dalam Suharli dan Oktorina 2005), secara umum kebijakan dividen yang di tempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 (tiga) kebijakan ini, yaitu:
1) Constant Dividend Payout Ratio Terdapat beberapa cara mengatur dividend payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam persentase atau rasio tertentu, yaitu:
xix
a) Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan tahunan. b) Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya. c) Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
2) Stable Per Share Dividend Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba yang tinggi.
3) Regular Dividend Plus Extra Dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti, dan memberikan tambahan apabila perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini, diproksikan oleh dividend payout ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) dipakai sebagai alat ukur kebijakan dividen karena kualitas saham suatu perusahaan tidak bisa dijamin dari tiap lembar saham yang di bagikan jika menggunakan dividend per shared (DPS).
Moeljadi (2006) merumuskan DPR sebagai berikut :
xx
B. Kebijakan Utang
Pengertian utang menurut FASB dalam SFAC NO. 6 utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
Pengertian utang (kewajiban) menurut PSAK No. 57. Utang (kewajiban) merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana tersebut. Dana tersebut bisa diperoleh dengan cara memasukan modal baru dari pemilik perusahaan atau dengan cara melakukan pinjaman ke pihak di luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya tersebut.
Penggunaan utang merupakan keputusan yang bersifat strategik, karena membawa konsekuensi finansial jangka panjang yang berdampak pada resiko dan nilai perusahaan. Setiap perusahaan akan menetapkan proporsi utang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial yang dihadapi. Terkait dengan
xxi
proporsi utang, menurut Myers : 1977 (dalam Herry Subagyo:2011-60) dalam Balancing theory menjelaskan bahwa proporsi penggunaan utang dapat meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat tertentu, akan tetapi setelah melewati batas optimal penggunaan hutang dapat menurunkan nilai perusahaan.
Kebijakan utang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin tinggi penggunaan utang, maka kemungkinan resiko keuangan dan kegagalan perusahaan juga semakin tinggi. Jadi seharusnya keberadaan utang jika dikelola secara efektif maka akan meningkatkan harga saham. Namun apabila keberadaan utang tersebut dikelola secara tidak efektif maka akan menurunkan harga saham.
Kebijakan utang dalam penelitian ini, diproksikan oleh Debt to equity ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) di pakai sebagai alat ukur kebijakan utang karena menyangkut tentang bagaimana membiayai perusahaan dalam melunasi utang dan ekuitas apa yang harus digunakan, atau jenis sekuritas utang serta ekuitas khusus apa yang harus diterbitkan pada perusahaan. Debt to equity ratio dapat juga menggambarkan sumber pendanaan perusahaan yang akan berakibat pada reaksi pasar saham, volume perdagangan saham sehingga secara otomatis berpengaruh pada harga saham.
Brigham dan Houston (2001) merumuskan DER sebagai berikut :
xxii
C. Profitabilitas
Menurut Hermuningsih (2013) profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan investasi. Profitabilitas penting bagi perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya
dalam
jangka
panjang,
karena
profitabilitas
menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang.
Menurut Wirajaya dan Dewi (2013), para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor. Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), dalam Ayuningtias (2013), menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik dan kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, sehingga investor akan merespon sinyal positif tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini, dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, akan mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan penilaian yang positif dari investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Dengan begitu, meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan juga.
xxiii
Proksi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
Return on Equity.
Menurut Brigham dan Houston (2001) ROE merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Sedangkan menurut Sutrisno (2001:267), ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Berdasarkan definisi ROE diatas maka dapat disimpulkan bahwa ROE
merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi dan Halim, 1996:85). Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka Return on Equity berhasil dicapai. Semakin besar Return on Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor
serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Rasio ini berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam menjalankan modalnya, semakin tinggi ROE berarti semakin efisien dan
xxiv
efektif perusahaan menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan investor atas modal yang diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih baik serta dapat memberi pengaruh positif bagi harga sahamnya di pasar. Return on Equity enunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi ROE perusahaan dianggap sebagai sinyal yang baik, karena ROE yang besar berarti semakin besar peluang para investor untuk memperoleh laba bersih dari setiap modal yang diinvestasikan (Prabowo, 2015:15).
D. Investment Opportunitty Asset (IOS)
Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama (1978) dalam Hasnawati (2005:118) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977) dalam Hasnawati (2005:118) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
xxv
dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment opportunity set (IOS), yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati (2005:118) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya
tergantung
pada
pengeluaran-pengeluaran
manajemen dimasa yang akan datang, pilihan-pilihan investasi yang diharapkan
yang
ditetapkan
dimana pada saat ini merupakan akan menghasilkan return yang
besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian, IOS bersifat tidak dapat observasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan, dan lain-lain. Berbagai macam proksi pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan dalam satu set kesempatan investasi atau Investment Opportunitty Asset (IOS) yang telah digunakan oleh peneliti. Kallapur dan Tombley (1999) dalam Hasnawati (2005:117) menjelaskan proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
xxvi
1. Proksi IOS berbasis pada harga Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah: market value of equity plus book value of debt, ratio of book to market value of asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book value of property, plant, and equipment to firm value, ratio of replacement value of assets to market value, ratio of depreciation expense to value dan earning price ratio. 2. Proksi IOS berbasis pada investasi Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah: ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense to total assets, ratio of
xxvii
R&D expense to sales, ratio of capital addition to firm value, dan ratio of capital addition to asset book value. 3. Proksi IOS berbasis pada varian Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi IOS yang berbasis varian adalah : VARRET (variance of total return), dan Market model Beta. IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga saham. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki.
IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio
sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009:7) menyebutkan bahwa investment opportunity set dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila
xxviii
suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu
perusahaan.
Secara
sistematis
variabel
investment
opportunity
diformulasikan sebagai berikut: (
)
E. Nilai Perusahaan Nilai
perusahaan
merupakan
persepsi
investor
terhadap
tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebintoro, 2007 dalam Hardiyanti:2012) Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada proyek perusahaan di masa depan. Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), ada beberapa konsep yang menjelaskan nilai perusahaan yaitu nilai nominal, nilai intristik, nilai likuidasi, nilai buku, nilai pasar, dan nilai intristik. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham sedangkan konsep yang paling representatif untuk menentukan nilai suatu perusahaan adalah konsep intrinstik. Nilai perusahaan
xxix
dalam nilai konsep nilai instristik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan nilai asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. Memaksimumkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan. Penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penelitian, meliputi : 1) Nilai ditentukan untuk waktu atau periode tertentu, 2) Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar, 3) Penilaian tidak di pengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu,
Secara umum banyak metode dan teknik yang di kembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah :
a) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyek laba, b) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas, c) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen, d) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva, e) Pendekatan harga saham, f) Pendekatan economic value added (EVA)
Weston dan Copeland (1997) dalam Herawati (2012:2) menyatakan bahwa ukuran yang paling tepat digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah
xxx
rasio penilaian (valuation), karena rasio mencerminkan rasio (resiko) dengan rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian sangat penting karena rasio berkaitan langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham.
Rasio penilaian tersebut adalah market value ratio yang terdiri dari 3 macam ratio yaitu price earning ratio, price/cash flow ratio, price to book value ratio.Price earning ratio adalahrasio harga per lembar saham terhadap laba per lembar saham. Rasio ini menunjukan berapa banyak jumlah rupiah yang harus dibayarkan oleh para investor untuk membayar setiap rupiah laba yang di laporkan. Price/cash flow ratio adalah harga per lembar saham dengan dibagi oleh arus kas per lembar saham. Sedangkan price to book value ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan hubungan antara harga pasar saham perusahaan dengan nilai buku perusahaan.
Menurut John J Hampton, rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
a)
Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban–kewajiban yang harus dipenuhi. Rasio likuiditas antara lain rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran piutang (receivable turn over), dan perputaran persediaan (inventory turn over).
b)
Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio
xxxi
profitabilitas antara lain margin keuntungan (profit margin), margin laba kotor (gross profit margin), perputaran aktiva (operating assets turn over), imbal hasil dari investasi (return on investment), dan rentabilitas modal sendiri (return on equity). c)
Rasio kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam mengevaluasi
aktivitas
dan
kebijaksanaan
perusahaan
yang
berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Rasio kepemilikan antara lain keuntungan per lembar saham (earning per share), nilai buku per lembar saham (book value per share), serta rasio utang dan modal sendiri (capital structure ratio).
F. Pasar Modal Syariah
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Pasar Modal Syariah merupakan tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah, dalam bertransaksi yang berpedoman pada ajaran Islam dan menjauhi hal-hal yang dilarang, seperti penipuan dan penggelapan (Rodoni, 2009:62). Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
xxxii
perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah (Rodoni, 2009:62). Pasar modal syariah dibuka secara resmi oleh Menkeu Boediono pada tanggal 14 Maret 2003 yang didampingi oleh Ketua Bapeppam Herwidayatmo, dan perwakilan-perwakilan lainnya, seperti MUI, DSN (direksi SRO), direksi perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi profesi di pasar modal Indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal syariah harusnya diresmikan pada awal November 2012, namun Bapeppam dan Dewan Syariah Nasional belum siap. Sebelumnya Bapeppam telah mengkaji cukup lama dan telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat mekanisme beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal syariah dunia (Sholahuddin, 2006:155 dalam Akhmad Faozan 2009:3).
Sistem pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Di Indonesia,
Pasar
operasionalnya,
modal
menerapkan
sistem
syariah
islam
dalam
sementara ini masih dalam bentuk indeks yaitu Jakarta
Islamic Index (JII) pada PT. Bursa Efek Jakarta (Rodoni, 2009:62).
1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal
Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu:
xxxiii
a. Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip syariah, seperti saham syariah dan sukuk (obligasi syariah) yang terbebas dari unsur riba (interest) dan gharar (ketidakpastian atau ketidaklengkapan informasi yang tidak dapat di manage dan potensial menimbulkan penyesalan dan pertengkaran). b. Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan etika ajaran islam. Seperti usaha kasino, perusahaan rokok, minuman keras, dan bisnis asusila akan membuat emiten tidak boleh masuk dalam bursa saham dan obligasi Islam. c. Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau transaksi yang riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang. Oleh karena itu, hasil investasi yang akan diterima pemodal merupakan fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau harta hasil penjualan efek (al-aid). d. Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan (gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar) yang lebih tepat disebut dengan permainan asumsi kosong. e. Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang piutang seperti tidak dibenarkan jual-beli hutang dengan cara diskon; emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kemballi hutang (bai‟ad-dain bi ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek diterima
xxxiv
perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil; tidak boleh ada kompensasi
yang
(restructuring/rescheduling)
berdasarkan dari
utang;
pada dan
pembaharuan tidak
dibenarkan
melakukan jual beli masa datang (forward) untuk transaksi valuta asing.
Prinsip-prinsip dan petunjuk fundamental Al-Quran yang dapat dibangun dalam tatanan muamalah, khususnya dalam pembiayaan dan investasi keuangan, antara lain: a) Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan yang halal, spesifik, dan bermanfaat. b) Uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan atau investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan usaha. c) Akad yang terjadi antara pemilik harta dan emiten harus jelas. Tindakan maupun informasinya harus transparan dan tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat merugikan salah satu pihak, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; “Tidak halal bagi seorang muslim menjual dari saudaranya suatu jual-beli di dalamnya ada aib, cacat, kecuali ia menjelaskannya”. (HR. Bukhari).
d) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian. Dalam sebuah hadis shahih, Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik orang beriman
xxxv
adalah orang yang toleran dalam menjual, toleran dalam membeli, toleran dalam membayar dan toleran dalam mencari keadilan”.
e) Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehatian baik pada investor maupun emiten.
Konsekuensi dari prinsip-prinsip tersebut, dalam tataran operasional pasar modal syariah harus memenuhi kriteria berikut:
a) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang dan jasa yang halal. b) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada manipulasi fakta. c) Tidak boleh memprtukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda. d) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik. e) Larangan
untuk
merekayasa
permintaan
untuk
mendapatkan
keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand. f) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek, pelaku, dan periodenya sama. 2) Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono, menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar modal syariah tersebut adalah sebagai berikut (Sudarsono 2007: 186):
xxxvi
a) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya. b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas. c) Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya. d) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional. e) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.
2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian
A. Teori Agensi (Agent Theory)
Jansen dan Mackling (1976) dalam Paramitha (2012) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Dalam hubungan keagenan tersebut, teori keagenan (agency theory) telah menjadi penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001).
Dalam teori agensi, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa, dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham
xxxvii
(principal) dengan manajer (agent), akan berpotensi menimbulkan konflik (agency conflict).
Pihak pemegang saham (principal) bertujuan untuk memaksimumkan kekayaan dengan melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi perusahaan, sedangkan manajer (agent) memiliki tujuan pada peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Principal dapat memberikan penilaian terhadap kinerja agent melalui laporan keuangan yang telah dibuat oleh agent selama perusahaan berlangsung. Principal selalu mengharapkan agar agent bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, namun terkadang terjadi suatu konflik kepentingan diantara principal dan agent.
Konflik
kepentingan
antara
principal
dan
agent
terjadi
karena
kemungkinan agent tidak selalu melakukan yang sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi konflik tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pengawasan sehingga dapat menyelaraskan atau menyamakan berbagai kepentingan yang ada antara principal dan agent di dalam perusahaan. Menurut Jensen dan Mecking (1976) mengindentifikasikan biaya keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the monitoring expenditure by the principal adalah biaya pengawasan yang harus dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding cost adalah biaya yang harus dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkan principal kepada agent; 3) the residual loss yaitu pengorbanan akibat berkurangnya kemakmuran principal karena perbedaan keputusan antara principal dan agent.
xxxviii
Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah dengan meningkatkan dividen perusahaan. Membayar dividen lebih besar menurunkan arus kas internal yang berkaitan dengan kebijakan manajemen dan memaksa perusahaan untuk mencari lebih banyak pendanaan internal (Apriani, 2005:77 dalam Andini, 2012:25). Menurut Suharli (2007) kebijakan dividen kas dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingannya sendiri.
B. Signaling Theory
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar, sehingga pasar dapat membedakan perusahaan yang baik dan tidak (Sukirni, 2:2012).
Dividen
mengandung informasi atau sebagai syarat (signal) akan prospek perusahaan. Kebijakan dividen mengkomunikasikan informasi mengenai prospek masa depan perusahaan bagi investor. Berdasarkan kandungan informasi dari dividen atau penjelasan signaling, pengumuman dividen kas menyampaikan informasi yang bernilai mengenai penilaian manajemen terhadap profitabilitas masa datang perusahaan.
xxxix
3. Penelitian-penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan rasio pertumbuhan laba, telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut juga
memberikan informasi pada penelitian ini dalam menguji
hubungan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba. Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
xl
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan Menggunakan “Dampak Set Peluang variabel investment Mengganti variabel price book value, Investasi Terhadap Nilai opportunity set dengan dividend payout ratio, debt to Perusahaan Publik di Bursa equity ratio dan return on equity. Efek Jakarta" Judul Penelitian/Tahun
JAAI, Volume 9, Nomor 2, Tahun 2005. 1
Sri Hasnawati (2005)
-
-
-
-
-
Tidak menggunakan perusahaan publik selain Bank dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) Model penelitian menggunakan structural equation modelling tetapi menggunakan regresi linear berganda Metode Sampling : measurment model dan permodelan structural tetapi penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Hasil Penelitian
Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
No
Peneliti
Judul Penelitian/Tahun “Pengaruh Investasi, Pendanaan, Kebijakan Terhadap Perusahaan"
2
Arie Afzal dan Abdul Rohman (2012)
Keputusan Keputusan dan Dividen Nilai
Tabel 2.1 (lanjutan) Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan Menggunakan Mengganti variabel price variabel dividend earnings ratio, price payout ratio, dan debt book value, dan earnings to equity ratio per share dengan return on equity dan investment opportunity set
Hasil Penelitian keputusan investasi dan keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
Diponegoro Journal of Accounting, Hal. 9, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.
-
Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
Kebijakan deviden berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
-
Analisis : regresi linear berganda
-
-
-
Metode Sampling : purposive sampling
-
-
Bersambung pada halaman selanjutnya
42
No
Peneliti
-
Tabel 2.1 (lanjutan) Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan Menggunakan variabel Mengganti variabel dividend payout ratio, kepemilikan manajerial, dan debt to equity kepemilikan institusional, ratio dengan return on equity dan investment opportunity set Tidak menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) Analisis : regresi berganda -
-
Metode Sampling : purposive sampling
Judul Penelitian/Tahun “Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen dan kebijakan hutang analisis terhadap nilai perusahaan.” Accounting Analysis Journal, 2012
3
Dwi Sukirni (2012)
-
Hasil Penelitian kepemilikan manajerial berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional dan kebijakan hutang berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, serta kebijakan deviden berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. -
Bersambung pada halaman selanjutnya
43
Tabel 2.1 (lanjutan) No
4
Peneliti
Gani Ibrahim Fenandar dan Surya Raharja (2012)
Judul Penelitian/Tahun “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan" Diponegoro Journal of Accounting, Hal. 1-10, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan Menggunakan Mengganti variabel price variabel dividend book value, dan payout ratio, dan debt CPA/BVAdengan return to equity ratio on equity dan investment opportunity set Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
-
-
Analisis berganda
:
regresi
-
Metode Sampling : purposive sampling
Hasil Penelitian Keputusan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Kebijakan deviden dan kebijakan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
-
-
-
-
Bersambung pada halaman selanjutnya 44
No
Peneliti
Tabel 2.1 (lanjutan) Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Judul Penelitian/Tahun Persamaan Perbedaan Mengganti variabel price “Pengaruh Kebijakan Menggunakan variabel book value, dan good Dividen, Kebijakan Hutang, dividend payout ratio, debt to equity ratio, dan corporate governance dan Profitabilitas Terhadap return on equity. dengan investment Nilai Perusahaan opportunity set. Manufaktur yang terdaftar
Hasil Penelitian Kebijakan deviden berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010"
5
Umi Mardiyati, Gatot Nadzir, dan Ria Putri (2012)
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2012.
-
-
-
-
-
Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
Kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Metode Sampling yang di gunakan kausal koperatif. Dalam penelitian ini, metode sampling menggunakan purposive sampling. Analisis : regresi linear berganda
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
-
Bersambung pada halaman selanjutnya 45
No
6
Peneliti
Dwi Ayuningtyas, dan Kurnia (2013)
Tabel 2.1 (lanjutan) Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Judul Penelitian/Tahun Persamaan Perbedaan Menggunakan variabel Mengganti variabel return “Pengaruh Profitabilitas dividend payout ratio. on investment dan price Terhadap Nilai Perusahaan : book value, dengan debt to Kebijakan Dividen dan equity ratio, return on Kesempatan Investasi equity, dan investment sebagai Variabel Antara" opportunity set. Jurnal Ilmu dan Riset Tidak menggunakan Akuntansi, Volume 1, perusahaan manufaktur Nomor 1, Januari 2013. yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
-
Metode Sampling purposive sampling
:
-
Analisis : regresi linear berganda
Hasil Penelitian Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kesempatan investasi
-
Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
-
-
Bersambung pada halaman selanjutnya
46
No
Peneliti
Tabel 2.1 (lanjutan) Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Judul Penelitian/Tahun Persamaan Perbedaan Mengganti variabel price “Pengaruh Keputusan Menggunakan variabel earnings ratio dan price Investasi, Keputusan dividend payout ratio dan debt to equity ratio. book value, dengan return Pendanaan dan Kebijakan on equity, dan investment Dividen Terhadap Nilai opportunity set. Perusahaan" Management Analysis Journal,, 2013 -
7
Oktavina Tiara Sari (2013)
-
Metode Sampling purposive sampling
:
-
Analisis : regresi linear berganda
Hasil Penelitian Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tidak menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tetapi menggunakan perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII)
Keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
-
Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
-
-
47
4. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terlihat dalam gambar 2.1 Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index Periode 2009-2013
Variabel Independen :
DPR DER ROE IO
Variabel Dependen : Nilai Perusahaan
Uji Model regresi
Uji Asumsi Klasik : 1. 2. 3. 4.
Normalitas Multikolonieritas Autokorelasi Heterokedastisitas
Regresi Berganda Uji Hipotesis 1. 2. 3.
Uji R2 Uji F Uji t
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
48
5. Hipotesis
a. Dividend Payout Ratio (DPR) dengan Nilai Perusahaan
Pada dasarnya, laba bersih perusahaan bisa dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Menurut Wijaya dan Wibawa (2010) dalam Arie Afzal (2012), terdapat sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut dengann teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan yang di sebut dengna Bird In The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividen payout ratio (DPR) suatu perusahaan, maka nilai suatu perusahaan akan semakin rendah. Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) dapat membuktikan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
Dengan demikian, keterkaitan antara Dividend Payout Ratio (DPR) dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
H1: Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
49
b. Debt To Equity Ratio (DER) dengan Nilai Perusahaan
Peningkatan hutang dapat diartikan oleh pihak luar perusahaan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya dimasa depan atau perusahaan memiliki resiko bisnis yang rendah. Peningkatan pendanaan melalui hutang juga merupakan salah satu cara mengurangi biaya keagenan. Hutang dapat mengendalikan manager untuk mengurangi tindakan yang tidak efisien
dan
kinerja perusahaan menjadi lebih efektif sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat (Wongso, 2012:3).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukirni (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitiannya didukung dengan Trade Off Theory dimana tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak mencapai jumlah
yang
maksimal
terhadap
biaya
kesulitan
keuangan.
Teori
ini
memperbandingkan manfaat dan biaya atau keseimbangan antara keuntungan dari kerugian atas penggunaan hutang.
Dengan demikian, keterkaitan antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
H2: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
50
c. Return On Equity Ratio (ROE) dengan Nilai Perusahaan
ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh rasio Return On Equity (ROE), secara langsung dapat mempengaruhi return pemegang saham. Dengan asumsi bahwa Return On Equity (ROE) dalam hal ini menunjukkan kinerja perusahaan bagus sehingga perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang baik pula, maka harga saham akan mengalami kenaikan pula, dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut Martikarini (2012:12) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang disebabkan oleh keuntungan yang tinggi akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi dkk (2012:4) yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki nilai yang positif signifikan dimana semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
51
Dengan demikian, keterkaitan antara Return On Equity (ROE) dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
H3: Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
d. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan bentuk investasi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menghasilkan nilai bagi perusahaan di masa mendatang dan dinilai tinggi oleh investor. Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk, penggantian mesin, pembelian aktiva, pengembangan research dan development (Myers, 1977 dalam Hasnawati:2005).
Pengeluaran modal perusahaan (capital ependiture) sangat penting untuk meningkatkan nilai perusahan karena jenis investasi ini memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang dan mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan yang di proksi melalui return saham (Fama dan French, 1998 dalam Gany dkk, 2012:6).
Dengan demikian, keterkaitan antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
52
H4 : Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
e. Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
Menurut Wongso (2012:5), Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. Begitupun dengan peneilitan yang dilakukan oleh Gani (2012:2-3) yang menyatakan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. Adapun Arie Afzal (2012:6) juga menyatakan bahwa pengaruh investasi, Dividend Payout Ratio (DPR), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Nani (2012: 12) menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan dan signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wongso (2012), Gani (2012), Arie Afzal (2012) dan Nani (2012) dapat disimpulan bahwa secara simultan Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dapat dirumuskan dengan hipotesis berikut :
53
H5 : Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh simultan dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu Rasio Keuangan yang meliputi Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap variabel dependen, yaitu kebijakan dividen yang diproksikan dengan Nilai Perusahaan. B. Metode Penentuan Sampel Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 dan termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, teknik penentuan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya, atau memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Beberapa kriteria yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
55
1. Perusahaan terdaftar di BEI pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 dan tidak delisting pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 serta termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII).
2. Perusahaan membagikan dividen berturut-turut pada periode pengamatan yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan dan berakhir pada 31 Desember tiap tahunnya. Perusahaan yang tidak memiliki kriteria ini dikeluarkan dari sampel untuk menghindari pengaruh waktu parsial dalam pengukuran variabel.
4. Perusahaan harus tidak menunjukkan saldo ekuitas dan laba yang negatif selama tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013, sebab laba dan ekuitas yang negatif sebagai penyebut dalam perhitungan rasio menjadi tidak bermakna.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian lapangan dan penelitian pustaka. 1) Penelitian Lapangan (Field Research) Dengan cara mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan setiap sampel perusahaan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dengan bersumber dari company profile, annual report, dan fact book yang 56
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diklasifikasian kedalam Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini diambil selama periode 5 tahun (series) yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. 2) Penelitian Pustaka (Library Research) Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang di teliti melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal artikel di situs internet, skripsi maupun thesis. D. Metode Analisis Analisis yang digunakan dalam peneltitian ini adalah analisis berganda (multiple regression). Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali 2006:85). Metode ini menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen melalui Program Statistical Package For Social Scienses (SPSS). Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenaimetode analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
57
1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). (Ghozali, 2006: 19).
2. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikoliniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. a) Uji Multikoliniearitas Pengujian multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011:95). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10, nilai tersebut menunjukkan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2011:105-106). b) Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi liniar terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan 58
kesalahan pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut
waktu
(time
individu/kelompok
series) cenderung
karena
“gangguan”
mempengaruhi
pada
seseorang
“gangguan”
pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson. (Ghozali, 2006:99-100). Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi HA : ada autokorelasi Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1) 0 < d < dL : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi positif
2) 4-dL < d < 4 : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi
3) dU < d < 4-dU : Terima Ho, meyatakan tidak ada autokorelasi
59
4) dL ≤ d ≤ dU : Tidak dapat disimpulkan
5) 4-dU ≤ d ≤ 4-dL : Tidak dapat disimpulkan
c) Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011:139). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah studentized. (Ghozali, 2011: 139). Dasar pengambilan keputusan adalah jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta
60
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011:139). d) Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2011:147). Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu menggunakan grafik. Analisis grafik
yang
dilakukan
dengan
melihat
grafik
histogram
yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dan metode lainnya, dengan melihat grafik Normal Probablitiy Plot (P-Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari disrtribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distirbusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Ghozali, 2011:160-161). 3.
Uji Hipotesis Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Dividend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), Return On 61
Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS). Sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diproksikan oleh mbe/pve. Persamaan regresi berganda yang digunakan sebagai berikut: NP = a+b1DPR+b2DER+ b3ROE+ b4IOS+e Keterangan: NP
: Nilai Perusahaan
a
: Konstanta
b1 2 34 5
: Koefisien regresi
DPR
: Dividend Payout Ratio
DER
: Debt to Equity Ratio
ROE
: Return On Equity
IOS
: Investment Opportunity Set
e
: Kesalahan Regresi (regression error)
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat analisis yaitu berupa koefisien determinasi, uji statistik F dan uji t. a) Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen 62
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2011:97). b) Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05. (Ghozali, 2011:98) Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variable independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Artinya, semua variabel
independensecara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik F ini adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas di bawah 0,05 maka semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
63
2) Jika nilai probabilitas di atas 0,05 maka semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak. c) Uji Statistik t Uji statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA), parameter suatu variabel
tidak sama dengan nol.
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik t ini adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
64
E. Operasional Variabel Penelitian Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Dalam operasionalisasi penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa variabel pengujian yang dikelompokkan menjadi: 1. Variabel independen (bebas atau terikat) Variabel
independen
adalah
variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam bab ini meliputi dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS). a) Dividend Payout Ratio (DPR) Dividend Payout Ratio (DPR), rasio yang digunakan untuk perbandingan antara dividen per saham dengan pendapatan per saham (Fahmi, 2012:84).
b) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Fahmi, 2012:73).
65
c) Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri pada perusahaan tersebut. Rasio ini sangat diminati oleh para investor, karena ROE merupakan indikator mengenai laba bagi para pemegang saham, karena semakin tinggi ROE maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh laba, dan tingkat pengembalian akan semakin besar. Sehingga akan berdampak pada harga saham perusahaan tersebut. (Kusumawardani, 2010:6)
d) Investment Opportunity Set (IOS) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang (Andini, 2012:55). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005), Investment Opportunity Set (IOS) dapat diukur meliputi : 1) Total Assets Growth 2) Market to book value of equity 3) Earning to price ratio 4) Ratio capital expenditure to BVA 5) Current assets to total assets
66
Dalam pengukuran Investment Opportunity Set (IOS), peneliti menggunakan market to book value of equity karena merupakan proksi berdasarkan harga. Dimana proksi ini menggambarkan permodaln suatu perusahaan, sehingga dengan proksi ini dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Rasio ini dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga penutupan saham terhadap total ekuitas (Nurcahyo dan Putriani, 2009:9 dalam Fahrizal, 2013:42). (
)
2. Variabel dependen (tidak bebas atau terikat) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya (Sekaran, 2009:116). Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan di ukur oleh Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James Tobin (1967) yang merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya (Vinola, 2008:100 dalam Fahrizal, 2013:43 ).
67
Tobin’s Q adalah rasio yang menunjukkan estimasi pasar keuntungan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dollar investasi. Rasio ini diukur dengan rumus :
Keterangan : Tobin’s Q
: nilai perusahaan
MVE
: nilai ekuitas pasar (market value of equity)
D
: nilai buku dari total hutang
BVE
: nilai buku dari ekuitas (book value of equity)
Untuk menghitung nilai MVE (market value of equity) diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar di akhir tahun. Sedangkan BVE (book value of equity) diperoleh dari hasil selisih total aset dengan total kewajiban. (Vinola, 2008:103 dalam Fahrizal, 2013:43). Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Namun jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva memberikan nilai yang lebih rendah daripada pengeluaran investasi. Selengkapnya untuk definisi operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
68
Tabel 3.1 Operasional Variabel Nama Variabel Variabel Independen
Variabel Independen
Variabel Independen
Variabel Independen
Variabel Dependen
Indikator Variabel
Skala
Pengukuran
Dividend Payout Ratio (Fahmi,
Rasio
DPR
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
2012:48) Debt to Equity Ratio (Fahmi,
Rasio
DER
2012:73)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Return On Equity (Kusumawardani,
Rasio
ROE
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑋 100 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
2010:6) Investment Opportunity Set
Rasio
MBVE
(𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑋 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
(Fahrizal, 2013:42) Nilai Perusahaan (Fahrizal, 2013:43)
Rasio
Sumber : diolah dari beberapa peneliti sebelumnya
Tobin's Q
𝑀𝑉𝐸+𝐷 𝐵𝑉𝐸+𝐷
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk ke dalam indeks saham JII (Jakarta Islamic Index) pada periode 2009-2013. Dengan berkembangnya sistem syariah, dan tingginya permintaan akan investasi yang islami terutama di pasar modal menyebabkan semakin banyak institusi-institusi maupun instrumen investasi yang ditawarkan (Rodoni, 2009:42). Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Pasar modal syariah di kembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang mau melakukan investasi di pasar modal sesuai prinsip syariah (Rodoni, 2009:62). Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang di kembangkan oleh BEI yang bekerja sama dengan Danareksa Investment Management
untuk
merespon
kebutuhan
informasi yang berkaitan dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) adalah salah satu index saham yang ada di Indonesia, yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis sahamsaham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Index (JII) dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. (website : www.idx.co.id)
Pembentukan instrumen syariah ini dilakukan untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Setiap periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic Index (JII) berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah yang dilakukan per
6 (enam) bulan sekali. Jakarta Islamic Index (JII)
melakukan penyaringan (filter) terhadap saham yang listing. Dasar penyaringan adalah fatwa syariah yang di keluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEI memilih emiten yang unit usahanya sesuai dengan syariah (Rodoni, 2009:72). Tujuan
pembentukan
Jakarta
Islamic
Index
(JII)
adalah
untuk
meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. Jakarta Islamic Index (JII) juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. Jakarta Islamic Index (JII) menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi tolak ukur kinerja (benchmarks) dalam memilih portofolio saham yang halal. Perbedaan mendasar antara indeks islam dan indeks konvensional adalah indeks konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa
dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku. Adapun syarat suatu saham yang di keluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah adalah sebagai berikut : 1) Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengolahan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain: a) Usaha
perjudian
atau permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang di larang, b) Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional, c) Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram, d) Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. e) Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya. 2) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas saham syariah yang dikeluarkan.
3) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki Syariah Compliance Officer (fatwa DSN No. 40.2003). Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) harus melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang lsiting : 1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercata lebih 3 (tiga) bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar, 2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%, 3) Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir. 4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir. Saham-saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah. Selain itu, juga dipertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten, salah satunya rasio leverage
perusahaan
maksimal 90% hal ini menunjukkan bahwa saham-saham yang masuk dalam
JII memiliki rasio yang lebih terbatas dan kualitas yang lebih baik karena adanya pembatasan tingkat leverage emiten yang masuk dalam JII. Setiap 6 (enam) bulan sekali emiten yang sahamnya masuk dalam JII dipantau dan dievaluasi melalui laporan keuangan yang diterbitkan emiten dan data publik lainnya. (Sinarti dan Nai’im, 2010:2-3) dalam (Andini, 2013:58-59). Berdasarkan populasi perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sampel yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari company profile tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan fact book tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Berikut adalah rincian perolehan sampel perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) dengan kriteria-kriteria yang di tentukan sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian No. 1
2
Kriteria Perusahaan terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dan tidak delisting pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 serta termasuk dalam Jakarta Islamic Index Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
Jumlah 30
5
No.
Kriteria Perusahaan yang tidak berhasil di peroleh dan tidak menerbitkan laporan keuangan lengkap 3 selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 4 Perusahaan yang menjadi outlier Jumlah perusahaan go public dalam daftar 5 Jakarta Islamic Index yang menjadi sample Sumber : Data sekunder yang di olah
Jumlah 7 6 12
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan, dengan pengamatan 5 tahun berturut-turut. Maka tahun observasi 5 tahun x 12 sampel = 60 observasi. Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah tabel sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Go Public yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index No 1 2 3 4 5
Kode AALI ADRO ASII KLBF LPKR
6
LSIP
7
PGAS
8
PTBA
9 10 11
SMGR UNTR UNVR
Emiten Astra Argo Lestari Adaro Energy Astra Internasional Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatra Indonesia Perusahaan Gas Negara Tambang Batubara Bukit Asam Semen Indonesia United Tractors Uniliver Indonesia
12 WIKA Wijaya Karya Sumber : Data sekunder B. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Instrumen Penelitian a) Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang di lihat dari nilai manimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dihasilkan dari variable penelitian. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah di lakukan terhadap perusahaan sampel. Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah di lakukan, sedangkan mean (rata-rata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel. Variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan di uji secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS seperti yang di lihat dalam tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Descriptive Statistics
DPR DER ROE
N
Minimum
Maximum
Mean
60 60 60
0,13 0,01 0,04
1,09 2,14 1,00
0,4805 0,4545 0,2772
Std. Deviation 0,2381 0,55005 0,18636
IOS 60 0,01 NP 60 0,01 Valid N 60 (listwise) Sumber : data sekunder yang di olah
0,65 0,20
0,1383 0,056
0,16577 0,0527
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai minimum variabel dividend payout ratio (DPR) setelah di logaritma adalah sebesar 0,13 dan nilai maksimum sebesar 1,09 dengan nilai rata-rata sebesar 0,4805 dan standar deviasi sebesar 0,2381. Nilai minimum variabel debt to equity ratio (DER) setelah di logaritma adalah sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 2,14 dengan nilai rata-rata sebesar 0,4545 dan standar deviasi sebesar 0,55005. Nilai minimum variabel return on equity (ROE) adalah sebesar 0,04 dan nilai maksimum sebesar 1 dengan nilai rata-rata sebesar 0,2772 dan standar deviasi sebesar 0,18636. Nilai minimum variabel investment opportunity set (IOS) adalah sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 0,65 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1383 dan standar deviasi sebesar 0,16577. Untuk variabel investment opportunity set (IOS) nilai minimum adalah sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 0,65 dengan nilai ratarata sebesar 0,1383 dan standar deviasi sebesar 0,16577. b) Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut: 1) Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2006) syarat yang digunakan untuk uji multikoliniearitas adalah: a) Nilai tolerance > 10% (0,1) dan nilai VIF < 10 maka tidak ada multikoliniearitas.
b) Nilai tolerance < 10% (0,1) dan nilai VIF > 10 maka terdapat multikoliniearitas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model Tolerance
VIF
(Constant)
1
DER
0,652
1,534
IOS
0,646
1,548
ROE
0,567
1,765
LN_DPR
0,735
1,360
a. Dependent Variable : LN_Nilai Perusahaan Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 2) Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka digunakan uji Durbin Watson Test. Pengujian
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
membandingkan nilai Durbin Watson Test (d) dengan tabel uji Durbin Watson (dU dan dL). Dengan formulasi sebagai berikut: 0 < d < dL
: Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi positif
4-dL< d < 4
: Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi
dU< d < 4-dU : Terima Ho, meyatakan tidak ada autokorelasi d L ≤ d ≤ dU
: Tidak dapat disimpulkan
4-dU ≤ d ≤ 4-dL: Tidak dapat disimpulkan Level of significant (α) yang digunakan adalah 5% jumlah sampel 60 (n) dan jumlah variabel bebas4 (k = 4) maka dalam tabel Durbin Watson didapatkan nilai dL sebesar 1,4443 dan dU sebesar 1,7272. Nilai Durbin Watson dari uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 4.5: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
R Square
R 1
,757
a
0,573
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0,542
0,62621
DurbinWatson 1,357
a. Predictors: (Constant), LN_DPR, IOS, DER, ROE b. Dependent Variable: LN_NP
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,357. Nilai yang dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID atau ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak di pakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan variabel independen dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS). 4) Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendeteksi normal. Untuk mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan dengan melihat Normal Probability Plot (P-P Plot).
Gambar 4.2 Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah Gambar 4.3 Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah Dengan melihat tampilan grafik histogram (Gambar 4.2) maupun grafik normal plot (gambar 4.3) dapat disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Karena pada grafik histogram (Gambar 4.2) data menunjukkan distribusi normal dan pada grafik normal plot (Gambar 4.3) data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. c) Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik f. 1) Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji
koefisien
determinasi
dilakukan
untuk
mengukur
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat diihat dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary Model
R
1
.757
a. b.
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.573
.542
.62624
a
Predictors : (constant), LN_DPR, IOS,DER, ROE Dependent Variable : LN_NP Sumber : Data sekunder yang diolah Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 menunjukkan
nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0.542 atau 54.2%, nilai ini menunjukkan variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 54,2% oleh variabel dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opprtunity set (IOS), sedangkan sisanya 45.8% (100% - 54.2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikian institusional, price book value, price earnings ratio, return on investment, earnings per share, good corporate governance. 2) Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Berikut ini adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji statistik F. Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F a
ANOVA
Sum of Squares
Model
1
Mean Square
Df
Regression
28.980
4
7.244
Residual
21.570
55
.392
Total
50.548
59
F
Sig.
18.476
.000
b
a. Dependent Variabel : LN_NP b. Predictors : (Constant), DER, IOS, LN_DPR, ROE Sumber : Data sekunder yang diolah. Tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai Fhitungsebesar 18.476 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikasi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa variabel devidend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3) Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi (0.05). Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8 dibawah ini. Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
B (Constant) LN_DPR 1
DER LN_ROE IOS
Std. Error
-2.756
0.337
.656
.225
-.140
Beta -8.189
.000
.373
2.918
.006
.196
-.083
-0.714
.478
.190
.221
.128
0.861
.393
2.547
.656
.456
3.880
.000
a. Dependent variabel : nilai perusahaan Sumber : data sekunder yang di olah Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar -2.756 dengan nilai t hitung -8.189 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Konstanta sebesar -2.756 menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata nilai perusahaan adalah sebesar -2.756. DPR mempunyai t hitung sebesar 2.918 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.006 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0.373.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DPR mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha1 diterima. DER mempunyai t hitung sebesar -0.714 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.478 dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif
sebesar -0.830.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DER mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak
signifikan.
Hal ini
berarti Ha2 ditolak. ROE mempunyai t hitung sebesar 0.861 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.393 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0.128. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Hal ini berarti Ha3 ditolak. IOS mempunyai t hitung sebesar 3.880 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0.456. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha4 diterima. Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: NP : -2,756+0,656DPR-(-0,140DER)+0,190ROE+2,547IOS+0,337
Dimana: NP
= Nilai Perusahaan
DPR = Dividend Payout Ratio DER = Debt To Equity Ratio ROE = Return On Equity IOS = Investment Opportunity Set
2. Analisis dan Interpretasi
A. Dividend Payout Ratio (DPR) dengan Nilai Perusahaan
DPR mempunyai t hitung sebesar 2.918 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.006 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0.373.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DPR mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan oleh Oktavina Tiara (2013) dan Gani Ibrahim (2012), menjelaskan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ini
menunjukan
bahwa
perusahaan
yang
sudah
merencanakan untuk membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai dan tidak menahan labanya dalam bentuk capital
gain dapat meningkatkan nilai perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan atau emiten akan dianggap semakin baik, dan perusahaan yang memiliki kinerja baik dianggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik, yang umumnya dapat dilihat dari tingkat harga saham perusahaan. Dan sesuai dengan teori signaling yang menyatakan adanya pembayaran dividen akan ditangkap sebagai sinyal positif oleh pasar yang pada hasilnya akan menaikkan nilai perusahaan.
B. Debt To Equity Ratio (DER) dengan Nilai Perusahaan
DER mempunyai t hitung sebesar -0.714 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.478 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0.830.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DER mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan.
Hal ini
berarti Ha2 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan oleh Oktavina Tiara (2013), bahwa debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan dengan asumsi ada juga perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi tapi memiliki nilai perusahaan yang rendah. Dan debt to equity ratio (DER) bernilai negatif, karena hutang yang terlalu tinggi akan berdampak pada kurangnya kepercayaan
investor atau publik terhadap perusahaan. Dengan asumsi, apabila perusahaan menghasilkan laba, maka prioritas utama perusahaan untuk membayar hutang dari pada membagikan dividen untuk para pemegang saham, sehingga nilai perusahaan menurun.
C. Return On Equity Ratio (ROE) dengan Nilai Perusahaan
ROE mempunyai t hitung sebesar 0.861 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.393 dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif sebesar 0.128. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Hal ini berarti Ha3 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan Kusumawardani (2010), dimana nilai Return On Equity (ROE) bernilai tidak signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam melakukan investasi tidak hanya melihat kondisi lingkungan investasi. Apabila tingkat pengembalian tinggi tetapi iklim investasi tidak baik maka investor mempertimbangkan suatu investasi. Dan hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh return on equity (ROE) tidak diikuti oleh peningkatan penurunan nilai perusahaan (Anzlina, 2013:73).
atau
Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Martikarini (2012), dan Umi dkk (2012) dimana nilai return on equity (ROE) bernilai signifikan. Hal ini disebabkan keuntungan yang tinggi juga akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan
menyebabkan
nilai
perusahaan
meningkat
(Martikarini,
2012:12).
D. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
IOS mempunyai t hitung sebesar 53.880 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,456.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha4 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan Hasnawati (2005), menunjukan hubungan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluangpeluang investasi dan pengeluaran di masa depan. Pengeluaran investasi tersebut, memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan, dan penelitian ini juga mendukung teori signaling.
E. Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
Dari hasil perhitungan uji statistik F dengan nilai Fhitung sebesar 18.476
dengan
tingkat
signifikansi
sebesar
0,000.
Tingkat
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa variabel devidend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return onequity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh perusahaan.
secara
simultan
dan
signifikan
terhadap
nilai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public dan termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap 12 sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dividend payout ratio (DPR) berpengaruh signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktavina Tiara (2013), Wongso (2012) dan Gani Ibrahim (2012). Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktavina Tiara (2013). Return On Equity (ROE) berpengaruh tidak signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2010). Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005).
87
2. Dividend payout ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, implikasi dari penelitian ini mencakup dua hal yakni implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi perkembangan teori-teori yang membahas mengenai pengaruh dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi temuan penelitian terhadap keputusan investasi dari pihak-pihak yang berkepentingan atau investor, terutama investor yang lebih berorientasi untuk berinvestasi di pasar modal syariah yang berpatokan pada Nilai Perusahaan sebagai ukuran atas kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar sebagai anggota Jakarta Islamic Index (JII).
C. Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar ditambah sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta hasil yang lebih akurat. 2. Objek penelitian agar ditambah menjadi seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi dan lebih dijelaskan variabilitas data yang sesungguhnya.
88
3. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti mekanisme tanggung jawab sosial, tingkat likuiditas, pertumbuhan ataupun resiko perusahaan, dan lain sebagainya. Penggunaan model untuk mendeteksi nilai perusahaan dengan baik dan juga rentan mengalami kekeliruan pengolahan data. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan model lain yang lebih sederhana dan akurat.
89
DAFTAR PUSTAKA Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah:Jakarta, 2010. Afzal, Arie dan Abdul Rahman “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1 No.2, 2012. Andini, Rizki Gusti “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:Jakarta, 2012. Anzlina, Corry Winda dan Ruztam “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2006-2008”, Jurnal Ekonom, Volume 16, Nomor 2, April 2013. Ayuningtias, Dwi dan Kurnia “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan, Kebijakan Dividen, dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Antara”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013. Belkaoui, Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Buku 1, Edisi5, Salemba Empat:Jakarta, 2006. Bringham, Eugene F. dan Joel F Houston “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Salemba Empat:Jakarta, 2001. Christiawan, Jogi Julias dan Tarigan Josua. “Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Keuangan, Volume 9, Nomor 1, 2007. Dewi, Rosiyana R dan Tia Tarnia “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Goveernance Sebagai Variabel Moderasi”, Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Volume 6, Nomor 2, Halaman 115-132, Juli 2011. Fahmi, Irham “Analisis Kinerja Keuangan”, Edisi 1, Alfabeta:Bandung, 2011. Fahmi, Irham “Manajemen Alfabeta:Bandung, 2011.
Keuangan,
Teori
dan
Soal
Jawab”,
Fahrizal, Helmi “Pengaruh Return On Assete (ROA), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Islam Negeri Hidayatullah:Jakarta, 2013.
90
Fenandar, Gany Ibrahim dan Surya Raharja “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2, Halaman 1-10, 2012. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang, 2006. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 edisi 5”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang, 2011. Hamid, Abdul “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:Jakarta, 2010. Hasnawati, Sri “Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, JAAI, Volume 9, Nomor 2, Halaman : 117-126, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung:Lampung, 2005. Herawati, Titin “Pengaruh Kebiijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Negeri Padang:Padang, 2012. Hermuningsih, Sri dan Dewi KW “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan dan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening”, Siasat Bisnis, Volume 25, Nomor 1, Halaman 27-38, Januari 2011. Indonesian Capital Market Directory (ICMD), 2009-2013, “Institute for Economic and Financial Research (ECFIN)”, PT Bursa Efek Jakarta:Jakarta, 2013. Jensen, M dan Meckling, W. “Theory of The Firm : Managerial Behaviour Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Finance Economics 3, pp. 305-360. Kusumawardani, Angrawit “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL,DER, CR, ROA pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009”, Universitas Gunadarma:Depok, 2010. Mardiyati, Umi dkk. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode 2005-2010”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Volume 3, Nomor 1, Halaman 1-17, 2012.
91
Martikarini, Nani “Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”, Fakultas Ekonomi, Universitas Gundarma:Depok, 2012. Martono dan D. Agus Harjito “Manajemen Keuangan”, Ekonisia:Yogyakarta, 2005. Ningsih, Putri Prihatin dan Iin Indarti “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”,Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala:Semarang, 2011. Paramitha, Anggia Puteri “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), dan MekanismeCorporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Universitas Diponegoro:Semarang, 2012. Nurcahyo, Bagus dan A.D Putriani Anugrah “Analysis Of The Effect of Investment Opportunity Set (IOS) on Return Stock Company Manufacturing Sector”, Universitas Gunadarma : Depok, 2009. Prabowo, Kinanti N “Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Islam Negeri Hidayatullah:Jakarta, 2015. Putri, Dithi Amanda “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”,Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang:Padang, 2013. Rakhimsyah, Leli Amnah dan Barbara Gunawan “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Investasi, Volume 7, Nomor 1, Halaman 31-45, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:Yogyakarta, 2011. Rustendi, Tedi dan Farid Jimmi, “Pengaruh Hutang dan Kepemilikian Manajerial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur” Jurnal Akuntansi, Volume 3, Nomor. 1, Fakultas Ekonomi : Universitas Siliwangi, 2008. Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”, Cetakan Pertama, Lembaga Penelitian UIN Jakarta:Jakarta, 2009. Sari, Oktavina Tiara “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”,Management Analysis Journal 2, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang:Semarang, 2013.
92
Sartono, Agus “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi”, Edisi Ke-4, Cetakan Ke-4, BPFE Yogyakarta:Yogyakarta, 2010. Sekaran, Uma “Research Methods for Business”, Buku 1, Edisi 4, Salemba Empat:Jakarta, 2009. Sekaran, Uma “Research Methods for Business”, Buku 2, Edisi 4, Salemba Empat:Jakarta, 2009. Subagyo, Herry “Efektifitas Kebijakan Struktur Modal dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 18, Nomor 1, Halaman 59-68, Universitas Stikubank Semarang:Semarang, 2011. Suharli, Michell dan Megawati Oktorina, “Hubungan Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Tunai dengan Kecukupan Kas dan Likuiditas Sebagai Moderating Variabel”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 7, Nomor 2, 2007 Sukirni, Dwi “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan”, Accounting Analysis Journal, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang:Semarang, 2012. Sutrisno, “Manajemen Keuangan”, Ekonesia:Yogyakarta, 2001. Vinola, Herawaty “Peran PrakterCorporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XI 23-24 Juli, Pontianak, 2008. Wijaya, Lihan Rini dan Bandi Anas Wibawa “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”,Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010. Wongso, Amanda “Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Teori Agensi dan Teori Signaling”,(email:
[email protected]).
93
LAMPIRAN 1 NAMA PERUSAHAAN No 1 2 3 4 5
Kode AALI ADRO ASII KLBF LPKR
6
LSIP
7
PGAS
8
PTBA
9 10 11 12
SMGR UNTR UNVR WIKA
Emiten Astra Argo Lestari Adaro Energy Astra Internasional Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatra Indonesia Perusahaan Gas Negara Tambang Batubara Bukit Asam Semen Indonesia United Tractors Uniliver Indonesia Wijaya Karya
94
95
96
97
LAMPIRAN 2: Daftar Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Tahun 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode AALI AALI AALI AALI AALI ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ASII ASII ASII ASII ASII KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF LPKR LPKR LPKR LPKR LPKR LSIP LSIP LSIP LSIP LSIP PGAS PGAS PGAS PGAS PGAS PTBA PTBA
Nama Tahun Astra Argo Lestari 2009 Astra Argo Lestari 2010 Astra Argo Lestari 2011 Astra Argo Lestari 2012 Astra Argo Lestari 2013 Adaro Energy 2009 Adaro Energy 2010 Adaro Energy 2011 Adaro Energy 2012 Adaro Energy 2013 Astra Internasional 2009 Astra Internasional 2010 Astra Internasional 2011 Astra Internasional 2012 Astra Internasional 2013 Kalbe Farma 2009 Kalbe Farma 2010 Kalbe Farma 2011 Kalbe Farma 2012 Kalbe Farma 2013 Lippo Karawaci 2009 Lippo Karawaci 2010 Lippo Karawaci 2011 Lippo Karawaci 2012 Lippo Karawaci 2013 PP London Sumatra Indonesia 2009 PP London Sumatra Indonesia 2010 PP London Sumatra Indonesia 2011 PP London Sumatra Indonesia 2012 PP London Sumatra Indonesia 2013 Perusahaan Gas Negara 2009 Perusahaan Gas Negara 2010 Perusahaan Gas Negara 2011 Perusahaan Gas Negara 2012 Perusahaan Gas Negara 2013 Tambang Batubara Bukit Asam 2009 Tambang Batubara Bukit Asam 2010
DPR 0,65 0,65 0,65 0,45 0,68 0,21 0,44 0,47 0,30 0,32 0,45 0,45 0,45 0,45 0,22 0,26 0,51 0,60 0,51 0,17 0,13 0,29 0,25 0,25 0,20 0,56 0,61 1,00 0,66 0,46 0,99 0,60 0,55 0,59 0,21 0,31 0,34 98
No 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kode PTBA PTBA PTBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR WIKA WIKA WIKA WIKA WIKA
Nama Tahun Tambang Batubara Bukit Asam 2011 Tambang Batubara Bukit Asam 2012 Tambang Batubara Bukit Asam 2013 Semen Indonesia 2009 Semen Indonesia 2010 Semen Indonesia 2011 Semen Indonesia 2012 Semen Indonesia 2013 United Tractors 2009 United Tractors 2010 United Tractors 2011 United Tractors 2012 United Tractors 2013 Uniliver Indonesia 2009 Uniliver Indonesia 2010 Uniliver Indonesia 2011 Uniliver Indonesia 2012 Uniliver Indonesia 2013 Wijaya Karya 2009 Wijaya Karya 2010 Wijaya Karya 2011 Wijaya Karya 2012 Wijaya Karya 2013
DPR 0,67 0,88 0,46 0,55 0,50 0,50 0,45 0,41 0,40 0,37 0,38 0,40 0,14 0,80 0,90 1,09 0,94 0,95 0,31 0,17 0,17 0,22 0,28
99
LAMPIRAN 3: Daftar Debt to Equiry Ratio (EPR) Perusahaan Tahun 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode AALI AALI AALI AALI AALI ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ASII ASII ASII ASII ASII KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF LPKR LPKR LPKR LPKR LPKR LSIP LSIP LSIP LSIP LSIP PGAS PGAS PGAS PGAS PGAS PTBA PTBA
Nama Tahun Astra Argo Lestari 2009 Astra Argo Lestari 2010 Astra Argo Lestari 2011 Astra Argo Lestari 2012 Astra Argo Lestari 2013 Adaro Energy 2009 Adaro Energy 2010 Adaro Energy 2011 Adaro Energy 2012 Adaro Energy 2013 Astra Internasional 2009 Astra Internasional 2010 Astra Internasional 2011 Astra Internasional 2012 Astra Internasional 2013 Kalbe Farma 2009 Kalbe Farma 2010 Kalbe Farma 2011 Kalbe Farma 2012 Kalbe Farma 2013 Lippo Karawaci 2009 Lippo Karawaci 2010 Lippo Karawaci 2011 Lippo Karawaci 2012 Lippo Karawaci 2013 PP London Sumatra Indonesia 2009 PP London Sumatra Indonesia 2010 PP London Sumatra Indonesia 2011 PP London Sumatra Indonesia 2012 PP London Sumatra Indonesia 2013 Perusahaan Gas Negara 2009 Perusahaan Gas Negara 2010 Perusahaan Gas Negara 2011 Perusahaan Gas Negara 2012 Perusahaan Gas Negara 2013 Tambang Batubara Bukit Asam 2009 Tambang Batubara Bukit Asam 2010
DER 0,18 0,19 0,21 0,33 0,46 1,42 1,18 1,32 1,23 1,11 0,02 0,06 0,01 0,10 0,04 0,07 0,44 0,02 0,03 0,07 0,30 0,02 0,02 0,30 0,50 0,27 0,22 0,16 0,20 0,21 1,25 1,73 0,58 0,40 0,38 0,40 0,36 100
No 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kode PTBA PTBA PTBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR WIKA WIKA WIKA WIKA WIKA
Nama Tahun Tambang Batubara Bukit Asam 2011 Tambang Batubara Bukit Asam 2012 Tambang Batubara Bukit Asam 2013 Semen Indonesia 2009 Semen Indonesia 2010 Semen Indonesia 2011 Semen Indonesia 2012 Semen Indonesia 2013 United Tractors 2009 United Tractors 2010 United Tractors 2011 United Tractors 2012 United Tractors 2013 Uniliver Indonesia 2009 Uniliver Indonesia 2010 Uniliver Indonesia 2011 Uniliver Indonesia 2012 Uniliver Indonesia 2013 Wijaya Karya 2009 Wijaya Karya 2010 Wijaya Karya 2011 Wijaya Karya 2012 Wijaya Karya 2013
DER 0,41 0,50 0,55 0,01 0,06 0,13 0,22 0,20 0,27 0,35 0,17 0,18 0,11 1,02 1,15 1,85 2,02 2,14 0,03 0,02 0,03 0,03 0,03
101
LAMPIRAN 4: Daftar Return On Equity (ROE) Perusahaan Tahun 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode AALI AALI AALI AALI AALI ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ASII ASII ASII ASII ASII KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF LPKR LPKR LPKR LPKR LPKR LSIP LSIP LSIP LSIP LSIP PGAS PGAS PGAS PGAS PGAS PTBA PTBA
Nama Tahun Astra Argo Lestari 2009 Astra Argo Lestari 2010 Astra Argo Lestari 2011 Astra Argo Lestari 2012 Astra Argo Lestari 2013 Adaro Energy 2009 Adaro Energy 2010 Adaro Energy 2011 Adaro Energy 2012 Adaro Energy 2013 Astra Internasional 2009 Astra Internasional 2010 Astra Internasional 2011 Astra Internasional 2012 Astra Internasional 2013 Kalbe Farma 2009 Kalbe Farma 2010 Kalbe Farma 2011 Kalbe Farma 2012 Kalbe Farma 2013 Lippo Karawaci 2009 Lippo Karawaci 2010 Lippo Karawaci 2011 Lippo Karawaci 2012 Lippo Karawaci 2013 PP London Sumatra Indonesia 2009 PP London Sumatra Indonesia 2010 PP London Sumatra Indonesia 2011 PP London Sumatra Indonesia 2012 PP London Sumatra Indonesia 2013 Perusahaan Gas Negara 2009 Perusahaan Gas Negara 2010 Perusahaan Gas Negara 2011 Perusahaan Gas Negara 2012 Perusahaan Gas Negara 2013 Tambang Batubara Bukit Asam 2009 Tambang Batubara Bukit Asam 2010
ROE 0,19 0,28 0,30 0,27 0,19 0,25 0,13 0,25 0,14 0,07 0,25 0,29 0,28 0,25 0,21 0,19 0,22 0,23 0,24 0,23 0,08 0,07 0,08 0,10 0,10 0,19 0,23 0,33 0,18 0,12 1,00 0,92 0,57 0,61 0,46 0,47 0,31 102
No 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kode PTBA PTBA PTBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR WIKA WIKA WIKA WIKA WIKA
Nama Tahun Tambang Batubara Bukit Asam 2011 Tambang Batubara Bukit Asam 2012 Tambang Batubara Bukit Asam 2013 Semen Indonesia 2009 Semen Indonesia 2010 Semen Indonesia 2011 Semen Indonesia 2012 Semen Indonesia 2013 United Tractors 2009 United Tractors 2010 United Tractors 2011 United Tractors 2012 United Tractors 2013 Uniliver Indonesia 2009 Uniliver Indonesia 2010 Uniliver Indonesia 2011 Uniliver Indonesia 2012 Uniliver Indonesia 2013 Wijaya Karya 2009 Wijaya Karya 2010 Wijaya Karya 2011 Wijaya Karya 2012 Wijaya Karya 2013
ROE 0,38 0,34 0,25 0,33 0,30 0,27 0,28 0,26 0,27 0,26 0,27 0,19 0,14 0,04 0,16 0,56 0,63 0,60 0,12 0,16 0,17 0,18 0,19
103
LAMPIRAN 5: Daftar Investment Opportunity Set (IOS) Perusahaan Tahun 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode AALI AALI AALI AALI AALI ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ASII ASII ASII ASII ASII KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF LPKR LPKR LPKR LPKR LPKR LSIP LSIP LSIP LSIP LSIP PGAS PGAS PGAS PGAS PGAS PTBA PTBA
Nama Tahun Astra Argo Lestari 2009 Astra Argo Lestari 2010 Astra Argo Lestari 2011 Astra Argo Lestari 2012 Astra Argo Lestari 2013 Adaro Energy 2009 Adaro Energy 2010 Adaro Energy 2011 Adaro Energy 2012 Adaro Energy 2013 Astra Internasional 2009 Astra Internasional 2010 Astra Internasional 2011 Astra Internasional 2012 Astra Internasional 2013 Kalbe Farma 2009 Kalbe Farma 2010 Kalbe Farma 2011 Kalbe Farma 2012 Kalbe Farma 2013 Lippo Karawaci 2009 Lippo Karawaci 2010 Lippo Karawaci 2011 Lippo Karawaci 2012 Lippo Karawaci 2013 PP London Sumatra Indonesia 2009 PP London Sumatra Indonesia 2010 PP London Sumatra Indonesia 2011 PP London Sumatra Indonesia 2012 PP London Sumatra Indonesia 2013 Perusahaan Gas Negara 2009 Perusahaan Gas Negara 2010 Perusahaan Gas Negara 2011 Perusahaan Gas Negara 2012 Perusahaan Gas Negara 2013 Tambang Batubara Bukit Asam 2009 Tambang Batubara Bukit Asam 2010
IOS 0,06 0,06 0,04 0,03 0,04 0,22 0,04 0,23 0,17 0,11 0,35 0,45 0,50 0,42 0,33 0,03 0,06 0,05 0,07 0,07 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,15 0,04 0,03 0,02 0,02 0,07 0,65 0,50 0,39 0,40 0,07 0,08 104
No 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kode PTBA PTBA PTBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR WIKA WIKA WIKA WIKA WIKA
Nama Tahun Tambang Batubara Bukit Asam 2011 Tambang Batubara Bukit Asam 2012 Tambang Batubara Bukit Asam 2013 Semen Indonesia 2009 Semen Indonesia 2010 Semen Indonesia 2011 Semen Indonesia 2012 Semen Indonesia 2013 United Tractors 2009 United Tractors 2010 United Tractors 2011 United Tractors 2012 United Tractors 2013 Uniliver Indonesia 2009 Uniliver Indonesia 2010 Uniliver Indonesia 2011 Uniliver Indonesia 2012 Uniliver Indonesia 2013 Wijaya Karya 2009 Wijaya Karya 2010 Wijaya Karya 2011 Wijaya Karya 2012 Wijaya Karya 2013
IOS 0,05 0,04 0,03 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,05 0,04 0,02 0,02 0,23 0,31 0,39 0,40 0,47 0,01 0,02 0,02 0,04 0,03
105
LAMPIRAN 6: Daftar Nilai Perusahaan (NP) Perusahaan Tahun 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode AALI AALI AALI AALI AALI ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ASII ASII ASII ASII ASII KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF LPKR LPKR LPKR LPKR LPKR LSIP LSIP LSIP LSIP LSIP PGAS PGAS PGAS PGAS PGAS PTBA PTBA
Nama Tahun Astra Argo Lestari 2009 Astra Argo Lestari 2010 Astra Argo Lestari 2011 Astra Argo Lestari 2012 Astra Argo Lestari 2013 Adaro Energy 2009 Adaro Energy 2010 Adaro Energy 2011 Adaro Energy 2012 Adaro Energy 2013 Astra Internasional 2009 Astra Internasional 2010 Astra Internasional 2011 Astra Internasional 2012 Astra Internasional 2013 Kalbe Farma 2009 Kalbe Farma 2010 Kalbe Farma 2011 Kalbe Farma 2012 Kalbe Farma 2013 Lippo Karawaci 2009 Lippo Karawaci 2010 Lippo Karawaci 2011 Lippo Karawaci 2012 Lippo Karawaci 2013 PP London Sumatra Indonesia 2009 PP London Sumatra Indonesia 2010 PP London Sumatra Indonesia 2011 PP London Sumatra Indonesia 2012 PP London Sumatra Indonesia 2013 Perusahaan Gas Negara 2009 Perusahaan Gas Negara 2010 Perusahaan Gas Negara 2011 Perusahaan Gas Negara 2012 Perusahaan Gas Negara 2013 Tambang Batubara Bukit Asam 2009 Tambang Batubara Bukit Asam 2010
NP 0,10 0,10 0,08 0,03 0,03 0,02 0,03 0,11 0,08 0,06 0,16 0,20 0,20 0,17 0,13 0,02 0,05 0,04 0,05 0,05 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,12 0,03 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04 0,03 0,02 0,02 0,05 0,06 106
No 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kode PTBA PTBA PTBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR WIKA WIKA WIKA WIKA WIKA
Nama Tahun Tambang Batubara Bukit Asam 2011 Tambang Batubara Bukit Asam 2012 Tambang Batubara Bukit Asam 2013 Semen Indonesia 2009 Semen Indonesia 2010 Semen Indonesia 2011 Semen Indonesia 2012 Semen Indonesia 2013 United Tractors 2009 United Tractors 2010 United Tractors 2011 United Tractors 2012 United Tractors 2013 Uniliver Indonesia 2009 Uniliver Indonesia 2010 Uniliver Indonesia 2011 Uniliver Indonesia 2012 Uniliver Indonesia 2013 Wijaya Karya 2009 Wijaya Karya 2010 Wijaya Karya 2011 Wijaya Karya 2012 Wijaya Karya 2013
NP 0,04 0,03 0,02 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 0,02 0,03 0,02 0,02 0,01 0,12 0,15 0,14 0,14 0,15 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
107
LAMPIRAN 6: HASIL OUTPUT SPSS Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
1,09 2,14 1,00 0,65 0,20
0,4805 0,4545 0,2772 0,1383 0,056
DPR 60 0,13 DER 60 0,01 ROE 60 0,04 IOS 60 0,01 NP 60 0,01 Valid N 60 (listwise) Sumber : data sekunder yang di olah
Std. Deviation 0,2381 0,55005 0,18636 0,16577 0,0527
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model Tolerance
VIF
(Constant)
1
DER
0,652
1,534
IOS
0,646
1,548
ROE
0,567
1,765
LN_DPR
0,735
1,360
b. Dependent Variable : LN_Nilai Perusahaan Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
R Square
R 1
,757
a
0,573
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0,542
0,62621
DurbinWatson 1,357
a. Predictors: (Constant), LN_DPR, IOS, DER, ROE b. Dependent Variable: LN_NP
108
Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah
109
Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
R
1
.757
a. b.
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.573
.542
.62624
Predictors : (constant), DER, IOS, LN_DPR, ROE Dependent Variable : LN_NP Sumber : Data sekunder yang diolah Hasil Uji Statistik F a
ANOVA Sum of Squares
Model
1
Mean Square
Df
Regression
28.980
4
7.244
Residual
21.570
55
.392
Total
50.548
59
F 18.476
Sig. .000
b
a. Dependent Variabel : LN_NP b. Predictors : (Constant), DER, IOS, LN_DPR, ROE Sumber : Data sekunder yang diolah. 110
Hasil Uji Statistik t Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant) LN_DPR 1
DER LN_ROE IOS
Std. Error
-2.756
0.337
.656
.225
-.140
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -8.189
.000
.373
2.918
.006
.196
-.083
-0.714
.478
.190
.221
.128
0.861
.393
2.547
.656
.456
3.880
.000
a. Dependent variabel : nilai perusahaan Sumber : data sekunder yang di olah
111