PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI PENJUALAN, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP IMPULSE BUYING (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh : EKO WAHYU HIDAYAT 1110081000114
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Eko Wahyu Hidayat
No Induk Mahasiswa : 1110081000114 Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya 2. Tidak melakukan plagiat tehadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Ciputat, 6 Juni 2016 Yang menyatakan
i (Eko Wahyu Hidayat)
CURICULUM VITAE
Nama
: Eko Wahyu Hidayat
Tempat tgl lahir
: Tangerang, 01 januari 1992
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Tarumanegara no 72, pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
No Tlp/Hp
: 081284200685
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL SD Madiun Lor 08
1998 - 2004
SMPN 12 Madiun
2004 - 2007
SMAN 2 Madiun
2007 - 2010
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2010 - 2016
PENGALAMAN ORGANISASI OSIS SMPN 12 Madiun 2005-2006 OSIS SMAN 2 Madiun 2008-2009 Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen FEB Periode 2011-2012 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2013-2014
ii
PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI PENJUALAN, KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP IMPULSE BUYING (Studi Kasus Pada konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh EKO WAHYU HIDAYAT NIM : 1110081000114 Di bawah bimbingan
ELA PATRIANA, MM, AAAIJ (NIP196905282008012010)
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H / 2016M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini 13 Mei 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama
: Eko Wahyu Hidayat
2. NIM
: 1110081000114
3. Jurusan
: Manajemen
4.
Judul Sekripsi: “Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall)”
Setelah
mencermati
dan
memperhatikan
penampilan
serta
kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa
tersebut
di
atas
dinyatakan
LULUS
dan
diberi
kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 13 Mei 2015 1. Fitri Amalia, M.Si
(________________)
NIP: 19820710 200912 2 002
Dosen Penguji I
2. Amir Syarifuddin, SH.,MM
(________________)
NIP :
Dosen Penguji II
3. Cut Erika Ananda, MBA
(________________)
NIP : 19741018 201411 2 001
Dosen Penguji III
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini kamis, 23 juni 2016 telah melakukan ujian skripsi atas mahasiswa: 1. Nama
: Eko Wahyu Hidayat
2. NIM
: 1110081000114
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: “Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasisiwa di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 23 juni 2016
Titi Dewi Warminda NIP. 197312212005012 002
(_________________________) Ketua
Ella Patriana, MM, AAAIJ NIP : 196905282008012010
(_________________________) Sekertaris
Cut Erika Ananda, MBA NIP: 19741018 201411 2 001
(_________________________) Penguji Ahli
Ella Patriana, MM, AAAIJ NIP : 196905282008012010
(_________________________) Pembimbing I
v
ABSTRACT INFLUENCE STORE ATMOSPEHERE, SALES PROMOTION, PRODUCT QUALITY AND SERVICE QUALITY TOWARD IMPULSE BUYING
This study aims to analyze how store atmosphere, sales promotion, product quality, and service quality influence impulse buying. The primary sample data was taken from 60 ACE Hardware Pondok Indah consumers , the questionnaire containing 37 items of questions. The data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that simultaneously and partially variables of store atmosphere, sales promotion, product quality, and service quality have significantly influence on impulse buying.
Keywords: store atmosphere, sales promotion, product quality, and service quality, impulse buying
vi
ABSTRAK PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI PENJUALAN, KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP IMPULSE BUYING
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 37 butir pernyataan yang disebarkan kepada 60 responden dengan pernyataan-pernyataan yang disesuaikan dengan variabel-variabel yang ingin diteliti yaitu Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random sampling dengan metode analisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan terlebih dahulu mengacu pada uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan dan parsial variabel Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan berpengaruh positif terhadap Impulse Buying
Kata kunci: Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Impulse Buying
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Kemalasan dan ketidakgiatan hanya akan melahirkan pikiran-pikiran yang negatif, kesengsaraan, penyakit kejiwaan, kerapuhan jaringan syaraf, keresahan dan kegundahan. Sedangkan kerja dan semangat akan mendatangkan kegembiraan, suka cita, dan kebahagiaan”.- La Tahzan
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 286) “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyiroh: 6-8).
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, papa Subagyo, mama Mardiyah, kedua adik taufik indra maulana dan dyah ayu laila fitria Yang selama ini selalu mendukung mengingatkan dan memarahi dalam pengerjaan skripsi
viii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan petunjuk-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall di Ciputat Timur)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ucapan terima kasih yang tiada akhir, untuk bapak, dan ibuku, dan adik-adiku. Berkat do'a dan kasih sayang merekalah yang selalu membangkitkan harapan. 2. Bapak Dr Arief Mufraini,Lc, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Titi Dewi Warminda, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Alm. Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikanya skripsi ini. 5. Ibu Ela Patriana, MM, selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikanya skripsi ini.
ix
6. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Konomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mentrasfer ilmu kepada semua mahasiswa khususnya penulis. 7. Seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah membantu proses administrasi dalam penulisan skripsi. 8. Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall selaku responden dalam penelitian ini. 9. Teman-teman kuliah Jurusan Manajemen yang telah memberikan dukungan, semangat serta sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama kuliah dan merantau. Terutama Faheem, Arvan, Faizal, Aggitketum, Gus Rohman, hasan, Basir, Mufti, Bilal, Haikal, Yayan, Rio, Fazlur, Dicky, Samsons, Ipul, Bhito Bianca, Okidocki, DZ, Dimas, Lukman, Aldo, Uji, Angga, Surya, Jeko, AlyFay, Arfiyan, Andresj, Aditya, Yusran, Agung, Billy, Yudi, Rizky, Bang chairul & sahmi, dan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah bersama sama saling membantu dalam proses penulisan, penyebaran kuesioner, dan pengolahan data selama penyusunan skripsi.Terimaksih banyak. Semoga semua pihak yang penulis sebutkan diatas diberikan balasan pahala oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya. Jakarta, 3 Juni 2016
Eko
x
Wahyu
Hidayat
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................
I
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................
II
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................
III
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...........................................................................
IV
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .........................................
V
ABSTRACT ...................................................................................................
VI
ABSTRAK ......................................................................................................
VII
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. VIII KATA PENGANTAR ...................................................................................
IX
DAFTAR ISI ..................................................................................................
XI
DAFTAR TABEL ......................................................................................... XVI DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... XVII DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. XVIII BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
13
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
13
D. Manfaat Penelitian ................................................................
14
xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Store Atmosphere ...................................................................
15
1. Pengertian Store Atmosphere ............................................
16
2. Dimensi Store Atmosphere ................................................
18
B. Promosi Penjualan..................................................................
22
1. Promosi ..............................................................................
22
2. Pengertian Promosi Penjualan ...........................................
24
3. Dimensi Promosi Penjualan ..............................................
26
C. Kualitas Produk .....................................................................
28
1. Pengertian Kualitas Produk ...............................................
28
2. Dimensi Kualitas Produk...................................................
34
D. Kualitas Pelayanan ................................................................
33
1. Pengertian Kualitas Pelayanan ..........................................
36
2. Dimensi Kualitas Pelayanan ..............................................
38
E. Impulse Buying ......................................................................
41
1. Perilaku Konsumen ...........................................................
41
2. Pengertian Impulse Buying ................................................
43
3. Karakteristik Impulse Buying ............................................
45
4. Dimensi Impulse Buying ...................................................
46
F. Penelitian Terdahulu .............................................................
48
G. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian ................................
52
xii
1. Hubungan Store Atmosphere dengan Impulse Buying.. .... 52
BAB III
2. Hubungan Promosi Penjualan dengan Impulse Buying ....
52
3. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Impulse Buying .....
53
4. Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying ..
54
H. Kerangka Teori ......................................................................
55
I. Hipotesis Penelitian ...............................................................
56
METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
58
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................
58
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................
60
1. Data Primer........................................................................
61
2. Data sekunder ....................................................................
63
D. Metode Analisis ....................................................................
63
1. Uji kualitas data ................................................................
63
a) Validitas .......................................................................
64
b) Uji Reliabilitas .............................................................
64
2. Uji Asumsi Klasik .............................................................
65
a) Uji Normalitas ...............................................................
65
b) Uji Multikolinieritas .....................................................
66
c) Uji Heteroskedastisitas .................................................
68
3. Koefisien Determinasi ......................................................
69
xii
BAB IV
4. Uji Hipotesis .....................................................................
70
a) Uji t (parsial ...................................................................
70
b) Uji F (simultan) ............................................................
71
5. Analisis Regresi Liniear Berganda ...................................
72
E. Operasional Variabel Penelitan .............................................
73
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................
79
1. Sejarah Perkembangan ACE Hardware ............................
79
2. Bentuk Badan Usaha Ace Hardware .................................
81
3. Mendambakan Perusahaan Perkakas Multinasional .........
83
4. Sejarah Perkembangan Ace Hardware Di Indonesia.........
84
5. Visi, Misi dan Tujuan ACE Hardware .............................
86
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ................................................
87
1. Deskriptif Responden ........................................................
87
2. Distribusi Jawaban Kuesioner ..........................................
89
C. Pembahasan dan Analisis Data .............................................
96
1. Analisis Deskriptif ............................................................
96
2. Uji Validitas Data .............................................................
98
a) Uji Validitas .................................................................
98
b) Uji Reliabilitas ..............................................................
106
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................
107
xiv
BAB V
a) Uji Multikolinieritas ....................................................
108
b) Uji Normalitas ..............................................................
109
c) Uji Heteroskedastisitas ................................................
110
4. Uji Koefisien Determinasi .................................................
112
5. Uji Hipotesis .....................................................................
113
a) Uji t parsial ..................................................................
113
b) Uji F simultan ...............................................................
119
6. Uji Regresi Linier Berganda..............................................
121
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan dan Saran............................................................
xv
126
DAFTAR TABEL
2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
48
3.1
Jawaban Setiap Item Instrumen Menggunakan Skala Likert
62
3.2
Operasional Variabel
76
3.3
Operasional Variabel
77
4.1
Data Sampel Penelitian
88
4.2
Jenis Kelamin Responden
88
4.3
Usia Responden
89
4.4
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere
90
4.5
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Penjualan
91
4.6
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk
92
4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Pelayanan
94
4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying
95
4.9
Hasil Uji Statistik Deskripstif
97
4.10
Hasil Uji Validitas Store Atmosphere
99
4.11
Hasil Uji Validitas Promosi Penjualan
100
4.12
Hasil Uji Validitas Kualitas Produk
101
4.13
Hasil Uji Kualitas Pelayanan
103
4.14
Hasil Uji Impulse Buying
105
4.15
Hasil Uji Reliabilitas
107
4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
108
4.17
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
109
4.18
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser
112
4.19
Uji Koefisien Determinan R2
113
4.20
Uji Statistik t
113
4.21
Uji Statistik F
120
4.22
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
121
xvi
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Hal
1.1
Grafik perilaku konsumen Indonesia
3
1.2
Hasil TOP BRANDS INDO
10
1.3
Tabel iktisar keuangan ACE Hardware Indonesia
11
2.1
Kerangka pemikiran
55
4.1
Salah satu toko ACE Hardware pada awal mula berdiri
80
4.2
Grafik P-PLOT hasil uji normalitas
109
4.3
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
111
4.4
Gambar Uji t store atmosphere
114
4.5
Gambar Uji t promosi penjualan
116
4.6
Gambar Uji t kualitas produk
117
4.7
Gambar Uji t kualitas pelayanan
119
4.8
Gambar Uji F simultan
121
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Hal
1
Kuesioner Penelitian
135
2
Data Mentah Jawaban Responden
142
3
Hasil Perhitungan SPSS 20.0
150
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produkproduk global ke dalam pasar domestik (Wikipedia.com). Seiring perkembangan pertumbuhan ekonomi yang cepat di era globalisasi saat ini, membuat perusahaan harus terus berupaya untuk mengembangkan
usahanya.
Sopiah
dan
Syihabuddin
(2008:121)
mengungkapkan Globalisasi juga merupakan faktor utama terciptanya permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa ritel. Hal ini membuat perkembangan perusahaan ritel nasional semakin meningkat. Berkembangnya perusahaan ritel saat ini membuat persaingan perusahaanperusahaan sejenis di dalam negeri menjadi sangat kompetitif.
1
Seperti halnya bisnis ritel di Indonesia, pengaruh dari globalisasi menyebabkan banyak pengusaha ritel dari luar negeri dengan kemampuan kapital yang luar biasa melakukan aktivitasnya di Indonesia. Menurut Utami, (2010) ada beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan para peritel internasional tersebut antara lain karena pasar domestik yang semakin dewasa/jenuh, sistem dan keahlian, dan hilangnya batas perdagangan. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan pertumbuhan industri ritel tahun ini maksimal hanya 10% atau sekitar Rp 184 triliun. Angka ini naik 2% dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 8% atau Rp 168 triliun. Target pertumbuhan tahun ini pun dianggap masih terasa berat hingga akhir tahun sehingga ekspansi Toko ritel kurang agresif. Pasalnya, tahun lalu pun pertumbuhan industri ritel hanya 8%, meleset dari perkiraan awal yakni 10-15% Sepanjang 2014, omzet industri ritel sekitar Rp 168 triliun, angka ini tidak sesuai dengan target di awal tahun senilai Rp 175 triliun. Namun APRI optimistis omzet industri ritel tahun ini bisa mencapai Rp 184 triliun. Toko adalah tempat dimana pembeli membeli produk baik direncanakan atau tidak direncanakan. Toko menjual ratusan bahkan ribuan produk seharihari dan konsumen mengkonsumsi produk tersebut dengan biaya dari pendapatan mereka. Berapa banyak dan berapa kali kunjungan ke toko untuk membeli produk tergantung atas pendapatan mereka. Biasanya terlihat bahwa pembeli membeli produk yang tidak mereka rencanakan, dan fenomena pembelian tidak direncanakan disebut sebagai impulse buying (Tirmizi, 2009
2
:522-532). Impulse buying didefinisikan sebagai "pembelian yang tidak direncanakan" yang dicirikan oleh (1) pembuatan keputusan relatif cepat, dan (2) bias subjektif langsung mendukung kepemilikan . Adapun 10 karakter unik konsumen Indonesia seperti yang tercantum dalam harian Bisnis Indonesia, konsumen Indonesia memiliki karakteristik antara lain (Bisnis Indonesia Edisi minggu 4 Mei, 2013) (1) Memori jangka pendek. (2) Tidak memiliki perencanaan. (3) Suka berkumpul baik bersama teman, keluarga, kolega. (4) Gagap teknologi. (5) Mengutamakan konteks bukan konten. (6) Fanatic terhadap barang buatan luar negri. (7) Konsumen religius dan supranatural. (8) Pamer dan gengsi. (9) Kekuatan sub-kultur atau budaya. (10) Rendahnya kesadaran akan lingkungan.
Gambar 1.1. Grafik perilaku konsumen Indonesia.
3
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa perilaku kosumen Indonesia biasanya lebih menyukai merencanakan apa yang ingin dibeli tetapi terkadang membeli item tambahan. Perilaku konsumen yang menarik ini yaitu adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian yang tidak direncanakan. Impulse buying adalah bagian dari sebuah kondisi yang dinamakan “unplanned purchase” atau pembelian yang tidak direncanakan yang kurang lebih adalah pembelanjaan yang terjadi ternyata berbeda dengan perencanaan pembelanjaan seorang konsumen. Negara dan Dharmmesta (2003), mendefinisikan impulse buying sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan, sesuai dengan suasana hati. Konsumen yang tertarik secara emosional (terutama untuk produk low involvement) seringkali tidak lagi melibatkan rasionalitas dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Seperti yang sebagian besar orang alami mereka seringkali berbelanja melebihi apa yang direncanakan semula. Bahkan kadang tak sedikit membeli barang-barang yang tidak masuk dalam daftar belanja yang sudah dipersiapkan Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Konsumen cenderung untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan otomatis. Impulse buying dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti display yang menarik ataupun karena harga diskon (Mulia, 2010). Terjadinya impulse buying pada konsumen apabila pertama produk yang memiliki harga yang
4
rendah, kedua produk-produk yang memiliki mass marketing, sehingga ketika berbelanja konsumen ingat bahwa produk tersebut tersebar pernah diiklankan di televisi. Ketiga adalah produk-produk dalam ukuran kecil dan mudah disimpan. Biasanya konsumen mengambil produk ini karena dianggap murah dan tidak terlalu membebani keranjang atau kereta belanjanya. (Arifianti, 2013). Sejak bulan juli 2014, sebagian besar warga Negara Indonesia mendapat 3x kenaikan gaji untuk wilayah jabodetabek dan kenaikan upah minimum rata-rata di kota kota lainnya. Peningkatan pendapatan konsumen seperti ini menyebabkan kebutuhan konsumen juga ikut meningkat. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat menyebabkan tingkat belanja konsumen ikut meningkat. Pada tingkat pendapatan yang meningkat atau tinggi Konsumen cenderung lebih sering melaukan impulse buying dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan nya. Hal ini harus dimanfaatkan perusahaan ritel untuk meningkatkan tingkat penjualannya. Dengan kenaikan gaji atau pendapatan, konsumen dalam pemenuhan kebutuhan kemudian menjadi lebih memilih kualitas produk yang tidak hanya memiliki fungsi originalnya, melainkan mencari fungsi lainnya seperti image prestis, desain menarik, kemudahan penggunaan dan memiliki nilai jual kembali. Keadaan seperti ini dilihat oleh retail sebagai suatu peluang yang bagus yaitu, di mana pihak retail menciptakan produk yang menarik dan memenuhi keinginan konsumen. Dengan adanya kualitas produk yang baik
5
dan sesuai minat konsumen, tingkat penjualan melalui impulse buying akan meningkat. Hermawan Kertajaya (2006:102) ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang membeli sesuatu diluar rencana, yaitu (1) Hasrat untuk mencoba barang atau merk baru. (2) Pengaruh dari iklan yang ditonton sebelumnya. (3) Display dan kemasan produk yang menarik. (4) Bujukan Salesman atau Sales Promotion Girl. Dalam kondisi ini promosi penjualan (sales promotion) merupakan salah satu elemen dari marketing mix menjadi sangat penting. Menurut Aruman (2007:20-21) Anggaran iklan dan promosi penjualan 70 : 30, kini berbalik menjadi 30 : 70. Dengan kata lain promosi penjualan mempunyai dampak terhadap penjualan. Ini dikarenakan trend perilaku konsumen Pertama, sensitif terhadap harga namun tetap mementingkan kualitas. Kedua, tidak menyukai suatu kelebihan yang sifatnya sama. Mereka ingin sesuatu yang lebih baik dan berbeda. Ketiga, kebutuhannya bergeser dari hal-hal yang kelihatan nyata ke sesuatu yang sifatnya tidak kasat mata. Mereka selalu menginginkan sesuatu yang eksperimental. Kenyataan ini membuat promosi penjualan beraneka ragam. Bentuk promosi penjualan untuk meningkatkan penjualan di toko adalah diskon harga, hadiah gratis, dan banded atau penjualan bersama-sama (bundling). Namun dalam berjalannya bentukbentuk asli promosi penjualan berkembang dan mengalami modifikasi. Tujuan dari promosi penjualan
ini tentunya meningkatkan volume
penjualan jangka pendek untuk perusahaan dengan menciptakan tampilan dan
6
aktivitas yang menarik dan menimbulkan impulse buying. Bentuk promosi penjualan beraneka ragam. Yang paling dikenal adalah POP atau point-ofpurchase. POP meliputi segala bentuk visual yang dibuat oleh pemilik merek, mulai dari pemasangan hanging display, iklan di lantai sampai penempatan produk dengan bentuk atau urutan yang menarik. Selain POP, promosi penjualan juga bisa dilakukan dalam bentuk kontes. Biasanya, para pemilik merek menempatkan stan-stan permainan di dalam pasar swalayan dan menyelenggarakan beberapa lomba berhadiah. Banyaknya pilihan toko ritel saat ini membuat pengusaha ritel harus berlomba dalam menarik minat konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menarik minat konsumen selain media promosi yaitu dengan mempertimbangkan store atmosphere. Store atmosphere atau lingkungan toko merupakan rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen seperti cahaya, musik, warna dan bau. Yistiani, et al. (2012)
mengungkapkan
apabila
pelanggan
merasa
nyaman
dengan
lingkungan toko ditambah dengan motivasi emosional maka akan memungkinkan meningkatnya pembelian secara impulsive. Menurut Kusuma, et al. (2013) untuk meningkatkan penjualan, peritel harus memberikan perhatian lebih pada lingkungan belanja mengingat konsumen yang hedonis cenderung lebih memilih lingkungan berbelanja yang nyaman. Store atmosphere merupakan lingkungan toko yang dibuat semenarik mungkin untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Kegiatan belanja konsumen selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti store
7
atmosphere juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu sifat emosional seperti hedonic shopping value. Hedonic shopping value merupakan persepsi dimana belanja dianggap sebagai hal yang emosional dan bermanfaat pada saat kondisi emosi sedang dalam keadaan positif , Irani and Hanzaee, (2011). Konsumen yang memiliki kecenderungan hedonic merupakan konsumen potensial, karena hedonic dianggap sebagai kegiatan untuk mencari kegembiraan dan menghindari masalah dengan masuk kedalam dunia fantasi dari belanja ,Arnold and Reynolds, (2012). Hedonic shopping value memberikan perasaan senang dan puas pada konsumen saat berbelanja. Konsumen yang merasa senang ketika berbelanja cenderung akan mengulangi kegiatan tersebut, karena konsumen merasa hedonic shopping value dapat memberikan pengalaman belanja yang bisa menghilangkan penat. Kualitas pelayanan yang baik juga menjadi faktor timbulnya impulse buying. Pelayanan meliputi segala fasilitas nonfisik yang di tawarkan perusahaan kepada konsumen. Pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk keperluan orang lain. Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses konsumsi jasa tersebut, Raharjani (2010) Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada produsen harus di jaga dengan baik karena kredibilitas produsen sangat dipertaruhkan di sini. Produsen harus menjaga nama baik,
8
tepat waktu dalam pengiriman, sifat amanah, ramah dalam membalas atau merespon pesan yang dikirim oleh konsumen. Selanjutnya, faktor eksternal dari pembelian impulse buying adalah rangsangan eksternal pembelian impulsif mengacu pada rangsangan pemasaran yang dikontrol dan dilakukan oleh pemasar, Maymand & Mostafa, (2011). Dawson dan Kim (2009), menyatakan faktor eksternal memegang peran penting karena faktor eksternal inilah yang dapat dimaksimalkan dan diatur perannya oleh peritel untuk dapat memikat konsumen untuk melakukan impulse buying. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah kualitas produk. Kotler & Amstrong, (2012:283) menyatakan kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut data AC Nielsen 2010 Wiguna dan Nurcaya (2013). sekitar 85% pembeli di pusat belanja ritel moderen membeli sesuatu barang tanpa rencana. Jika dibiarkan, perilaku ini nantinya akan menimbulkan dampak pada kondisi sehari-hari karena dalam beberapa kasus seorang impulsive buyer bisa menghabiskan waktu berjam-jam memilih dan melihat-lihat katalog belanja baik offline maupun online. Salah satu perusahaan ritel modern yang dinyatakan sukses berdiri di Indonesia dan terus berkembang adalah ACE HARDWARE INDONESIA yang dikenal dalam bursa saham sebagai ACES. Ace Hardware adalah perusahaan ritel perlengkapan keras atau hardware terbesar dan terkemuka
9
pada saat ini di Indonesia Perusahaan ini menunjukkan kesuksesannya melalui jumlah penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ace Hardware Indonesia menjual lebih dari 80.000 produk. Produk-produk ini dikategorikan dalam tiga segmen utama: • Perlengkapan rumah • Gaya hidup • Mainan Berikut ini adalah
Tabel TOP BRANDS INDO yang menyatakan
bahwa ACE Hardware menjadi perusahaan ritel perkakas rumah dan dekorasi terbaik di Indonesia. SUPERMARKET PERKAKAS RUMAH & DEKORASI
MEREK
TBI
TOP
ACE Hardware
47.4%
TOP
AJBS
10.2%
TOP
Depo Bangunan
8.3%
MITRA 10
7.6%
Gambar 1.2. Hasil TOP BRANDS INDO (www.topbrand-award.com) ACE Hardware membukukan perkembangan yang solid dalam beberapa tahun terakhir karena bisnis ritel Indonesia terus berkembang berkat keadaan makroekonomi yang positif: Indonesia memiliki populasi besar dengan daya beli yang terus meningkat tinggi. Salah satu karakteristik perekonomian Indonesia adalah konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama 10
pertumbuhan ekononomi, mencakup sekitar 55% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Ikhtisar Keuangan ACE Hardware Indonesia:
2009 Penjualan Bersih
2010
2011
2012
2013
2014
1,358.8 1,641.1 2,409.9 3,223.3 3,895.4 4,541.5
Laba Kotor
552.4
708.6
Laba Bersih
154.4
171.0
279.5
428.8
503.0
548.9
Laba Usaha
178.2
208.7
381.6
562.5
651.2
716.3
Laba sebelum Pajak
206.3
220.0
370.8
537.3
623.0
681.9
Jumlah Aset
974.9
Jumlah Liabilitas
120.3
173.4
219.9
298.9
563.4
585.1
9,18
10,0
16,29
24,98
29,70
32,44
0.76
0.92
5.19
2.50
10.0
6.0
1,119.6 1,551.6 1,933.5 2,193.6
1,198.0 1,451.7 1,916.9 2,478.9 2,947.3
Laba Bersih per Saham¹² Dividen Kas per Saham¹²
Gambar 1.3. Tabel iktisar keuangan ACE Hardware Indonesia (indoinvestmens.com) Di tahun 2014 lalu, ACE Hardware Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 16,7% menjadi Rp 4,6 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang dengan SSG sebesar 3,1% dan kontribusi Toko baru yang dibuka selama tahun 2013 dan 2014. Laba tahun berjalan adalah Rp 585 miliar atau naik sebesar 9,1% dibanding tahun 2013.
11
Di tengah hadirnya tantangan baru dari perusahaan IKEA yang gencar melakukan promosi, PT Ace Hardware Indonesia Tbk masih bisa meningkatkan penjualan sepanjang semester satu 2015. Terhitung hingga 30 Juni 2015, ritel perabotan yang terafiliasi dengan Kawan Lama Group itu berhasil meningkatkan pejualan 2,3% menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,15 triliun. (marketeers.com). Hal ini menunjukkan bahwa ACE hardware memiliki strategi yang baik dalam melaksanakan kegiatan unit bisnisnya Adapun, total gerai saat ini mencapai 115 gerai dengan penambahan 5 gerai baru di Lampung dan Karawang sehingga gerai ACES tersebar di 32 kota.Pada saat bersamaan, ACES akan terus memberikan pelayanan premium untuk mengundang pelanggan dan menawarkan banyak produk berkualitas atau sebanyak 80.000 item melalui berbagai program promosi yang menarik. Salah satu cabang Ace Hardware dalam penelitian ini yakni Ace Hardware Pondok Indah Mall yang menyediakan berbagai macam perlengkapan rumah tangga. Toko ACE Hardware ini berada di dalam sebuah mall atau pusat perbelanjaan, berbeda dengan kebanyakan toko ACE Hardware lainnya yang berdiri sendiri di suatu tempat. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pengunjung toko ACE Hardware memungkinkan adalah pengunjung yang sebenarnya tidak berniat sebelumnya untuk berkunjung ke ACE Hardware. Berbagai macam media promosi dan program pun dilakukan untuk menarik pelanggan, dengan adanya program-program tersebut hal ini akan memicu impulse buying. Berdasarkan latar belakang yang telah
12
dijelaskan diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan
judul
“PENGARUH
STORE
ATMOSPHERE,
PROMOSI
PENJUALAN, KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI PADA KONSUMEN ACE HARDWARE PONDOK INDAH MALL)” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dapam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengaruh Store Atmosphere terhadap impulse buying ? 2. Apakah pengaruh promosi penjualan terhadap impulse buying ? 3. Apakah pengaruh kualitas produk terhadap impulse buying ? 4. Apakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying ? 5. Apakah pengaruh store atmosphere, promosi, kualitas produk, dan kualitas pelayanan terhadap impulse buying ? C. Tujuan Penilitian Sesuai dengan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisa pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying . 2. Untuk menganalisa pengaruh promosi penjualan terhadap impulse buying . 3. Untuk menganalisa pengaruh kualitas produk terhadap impulse buying . 4. Untuk menganalisa pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying . 5. Untuk menganalisa pengaruh store atmosphere, promosi, kualitas produk, kualitas pelayanan, secara simultan terhadap impulse buying .
13
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang perilaku konsumen mengenai impulse buying. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pihak produsen Memahami perilaku pembelian tidak terencana yang memberikan suatu pedoman pada retail untuk mengembangkan strategi dalam membuat kesempatan saat konsumen berbelanja. b. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian sejenis. c. Bagi penulis Sebagai sarana menambah cakrawala pemikiran dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Store Atmosphere Bauran pemasaran merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan ritel. Penerapan bauran pemasaran diharapkan akan mampu menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memilih suatu perusahaan ritel guna melakukan transaksi pembelian terhadap suatu produk dalam hal pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Utami (2010:253) bauran pemasaran ritel adalah strategi pemasaran yanng mengacu pada beberapa variabel, dimana peritel dapat mengombinasikan variabelvariabel tersebut menjadi jalan alternatif dalam upaya menarik konsumen. Menurut Ma’ruf (2006:113) bauran pemasaran ritel terdiri dari enam elemen yang meliputi: a. Lokasi: merupakan faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh wiraniaga yang sama banyaknya, dan sama terampilnya, dan sama-sama punya pengaturan atmosfer yang bagus. b. Merchandise: merupakan keseluruhan produk yang dijual oleh peritel dalam gerai. c. Harga: penetapan harga dalam pemasaran ritel merupakan hal yang penting mengingat penetapan harga akan menghasilkan dampak yang
15
besar bagi usaha ritel itu sendiri karena akan menentukan laba/rugi yang akan diperoleh peritel. d. Promosi: promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran usaha ritel. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh peritel biasanya bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran perusahaan dan bauran pemasarannya. Program promosi yang biasanya diterapkan oleh peritel terdiri atas terdiri atas iklan, sales promotion , public (publisitas), dan personal selling. e. Atmosfer gerai : atmosfer toko atau suasana gerai berperan penting dalam memikat pembeli dan membuat pembeli nyaman dalam memilih barang belanjaan. Atmosfer yang dimaksud adalah hasil perpaduan dari unsurunsur gerai, perencanaan gerai, penataan audio visual gerai, penataan barang dalam gerai. f. Pelayanan Ritel : bertujuan untuk memberikan berbagai jenis fasilitas kepada konsumen saat konsumen berbelanja dalam gerai ritel. Pelayanan bersama dengan unsur bauran pemasaran lain mempunyai fungsi dalam memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja. 1. Pengertian Store Atmosphere Menurut Sutisna, (2003:105) “suasana toko (store atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya. Suasana dapat menciptakan perasaaan yang santai atau pun sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap ramah atau pun
16
dingin, terorganisir atau kacau, atau suasana hati menyenangkan atau serius”. Menurut Schiffman dan Kanuk 2004:611 (dalam maria 2011): “store atmosphere is influenced by such attributes as lighting, layout, presentation of merchandise, fixtures, floor coverings, colors, sounds, odors, and the dress and behaviour of sales and service personnel”. Menurut Utami, (2010:255) suasana toko (store atmosphere) merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperature, music, aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen. Melalui suasana toko yang sengaja diciptakan oleh ritel, ritel berupaya untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan layanan, harga maupun ketersediaan barang dagangan yang bersifat fashionable. Dapat disimpulkan bahwa suasana toko merupakan salah satu bagian dari bauran ritel yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya suasana toko yang baik, maka akan menarik pengunjung dan melakukan pembelian. Suasana toko adalah suatu karakteristik fisik yang sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.
17
2. Dimensi Store Atmosphere Utami (2010:47), menyatakan terdapat dua macam motivasi berbelanja yang menjadi perhatian peritel dalam menyediakan atmosfer dalam Toko yang sesuai. Pertama adalah kelompok yang berorientasi pada motif utilitarian yang lebih mementingkan aspek fungsional. Meskipun demikian, kelompok tersebut minimal akan memilih Toko yang tertata baik, bersih, dan berpendingin udara. Daya tarik visual dan fasilitas tambahan bukan hal yang terlalu penting bagi konsumen. Kelompok kedua adalah kelompok yang berorientasi rekreasi, faktor ambience, visual merchandising, dan fasilitas-fasilitas yang lengkap menjadi faktor penentu keputusan konsumen dalam mengunjungi suatu Toko. Oleh karena itu, peritel harus mendandani tempat belanja dengan semenarik mungkin. Elemen-elemen suasana toko menurut Berman dan Evans, 2005:17 (dalam purwaningsih, 2013) terdiri dari empat elemen sebagai berikut: 1. Tampak depan toko (storefront): Karakter storefront memiliki pengaruh yang besar pada store image dan harus direncanakan secara matang. Facade toko dapat didefinisikan dengan kondisi eksterior dari toko tersebut. Termasuk di dalamnya adalah signage, pintu masuk, efek lighting, dan material konstruksi. Dengan tampak luar yang atraktif, sebuah toko dapat menjadi menarik untuk dikunjungi. Display windows juga mempunyai peranan yang penting yaitu untuk mengidentifikasikan toko dan menarik perhatian pengunjung untuk masuk. Proporsi bentuk yang menarik secara visual akan memperindah bentuk eksterior.
18
2. Interior Toko: Termasuk di dalam lingkup pembentuk suasana ruang adalah
bidang-bidang
plafon,
dinding
dan
lantai.
Perpaduan
penggunaan material dan bahan yang tepat akan memberikan kesan serasi
dan
menyatu.
Selain
elemen-elemen
tersebut,
warna,
pencahayaan, bau-bauan dan sound. 3. Layout Toko (store layout): Store layout direncanakan sesuai dengan program ruang yang biasanya disusun berdasarkan observasi mengenai kebutuhan ruang. Tiap toko memiliki luas lantai yang berbeda, namun yang terpenting adalah bagaimana melakukan pembagian antara selling, merchandise, personnel space, dan customer area, yang memiliki fungsi yang berbeda. 4. Interior Display (point of purchase): Interior display (poit of purchase) bertujuan
untuk
memberikan
informasi
pada
konsumen
yang
berbelanja, merupakan tambahan untuk memberikan kesan berbeda pada store atmosphere dan berfungsi sebagai alat promosi. Ma’ruf, (2006:202)
memaparkan bahwa atmosfer dan ambience
dapat tercipta dari gabungan unsur-unsur sebagai berikut. 1. Desain Toko Desain Toko merupakan strategi penting dalam menciptakan atmosfer yang dapat membuat pelanggan merasa betah berada dalam suatu Toko. Desain Toko bertujuan untuk memenuhi syarat fungsional sekaligus menyediakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan
19
sehingga mendukung terjadinya transaksi. Desain Toko mencakup desain di lingkungan Toko, yaitu desain eksterior, layout, dan ambience. Desain eksterior mencakup wajah Toko, marquee, pintu masuk, dan jalan masuk. Layout atau tata letak berkaitan dengan alokasi ruang untuk penempatan produk yang akan dijual. Ambience adalah atmosfer dalam Toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur-unsur interior, pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara, dan pelayanan. Desain Toko yang tepat akan membantu tercapainya sasaran komunikasi visual. 2. Perencanaan Toko a) Layout (tata letak) : Ada beberapa macam layout, yaitu tata letak lurus disebut gridiron layout (grid layout), tata letak arus bebas (free flow layout atau curving layout), tata letak butik (boutique layout), dan tata letak arus berpenurun (guided shopper flows). b) Alokasi ruang : Alokasi ruang toko terbagi ke dalam beberapa jenis ruang atau area, yaitu selling space, merchandise space, customer space, dan personnel space. 3. Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah komunikasi perusahaan ritel dengan konsumennya melalui wujud fisik berupa identitas peritel, grafis, dan in-store communication. Identitas peritel berupa wajah Toko dan marquee, kedua hal inilah yang pertama kali dilihat oleh calon pembeli
20
ketika berniat berbelanja, sedangkan grafis merupakan pendukung dari komunikasi dalam Toko yang melibatkan tata suara, tekstur, entertainment, promosi, dan personal. 4. Penyajian Merchandise Berkenaan dengan teknik penyajian barang-barang dalam Toko untuk menciptakan situasi dan atmosfer tertentu. Teknik dan penyajian merchandise berkenaan dengan keragaman produk, koordinasi kategori produk, display contoh, pencahayaan, tata warna, dan window display. Penyajian merchandise sering kali dikaitkan dengan teknik visual merchandising. Visual merchandising adalah gabungan unsur-unsur desain lingkungan Toko, penyajian merchandise, dan komunikasi dalam Toko, contohnya adalah display harga khususnya harga yang menciptakan citra ritel dan atmosfer ritel di benak pelanggan. Penyajian merchandise dan visual merchandising bertujuan memikat pelanggan dari segi penampilan, suara, dan aroma, bahkan pada rupa barang yang disentuh konsumen. Gabungan
unsur-unsur
atmosfer
Toko
tersebut
dapat
menggambarkan momen of truth, yaitu situasi langsung yang dirasakan konsumen saat berbelanja. Jika setting dari gabungan unsur-unsur tersebut dapat berjalan optimal, peritel akan dapat peluang untuk meningkatkan pangsa pasar serta memenangkan hati konsumen.
21
B. Promosi Penjualan 1. Promosi Dewasa ini promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu, kegiatan promosi harus dapat dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran serta diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi tersebut benar-benar dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya untuk meningkatkan volume penjualan. Promosi penjualan ialah salah satu kegiatan untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Julian Cummins dan Roddy (2008 : 4-6) terdapat enam alasan utama untuk perkembangan promosi penjualan yang sangat luas dan alasan bagi para manajer untuk menyatakan bahwa promosi sangat penting dalam membangun hubungan dengan pelanggan : a. Perusahaan makin lama bekerja makin baik. Promosi penjualan menawarkan pemutus rantai (chain breaker) di pasar yang sebagian besar produk yang ditawarkannya sempurna. b. Pelanggan mencari kelebihan dari merek yang mereka beli. Promosi penjualan menawarkan sesuatu yang baru, kegembiraan dan humor di tempat pembelian. c. Tekanan untuk memperoleh hasil dalam jangka pendek makin meningkat.
22
d. Pemirsa TV terfragmentasi sejalan dengan meningkatnya jumlah saluran acara sehingga untuk mencapai kelompok pemirsa tertentu menjadi makin mahal. e. Makin banyaknya merek dan produk yang saling bersaing membuat orang menutup mata dari pesan iklan yang diarahkan ke mereka. f. Riset iklan menunjukkan bahwa pengaruh penjualan dari iklan TV adalah dua sampai tujuh kali lebih besar apabila berbarengan dengan promosi. Dalam melakukan promosi agar dapat berjalan efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Terdapat lima jenis bauran atau kegiatan promosi antara lain Kotler dan Amstrong, ( 2008:264:312) : 1) Periklanan Bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 2) Penjualan Tatap Muka Bentuk promosi secara personal dengan persentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 3) Publisitas Suatu bentuk promosi non personal mengenai,pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi atau berita tentangnya
23
4) Pemasaran Langsung Suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen. 5) Promosi Penjualan Suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Promosi penjualan berupa sampel produk, kupon, pembelian dalam pembelian, diskon atau rabat, dan bonus.
2. Pengertian Promosi Penjualan Menurut Kotler dan Amstrong (2012:442-445) promosi penjualan adalah jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari produk atau jasa. Alat promosi penjualan terbagi menjadi tiga bagian : 1) Promosi konsumen termasuk kupon, rabat, paket harga, premium, iklan spesial, hadiah, bentuk penyajian, demonstrasi dan kontes, dan juga permainan perminan menarik. 2) Alat promosi perdagangan termasuk diskon dan tunjangan. 3) Alat promosi bisnis digunakan untuk melaksanakan kepemimpinan, mestimulasi pembelian, penghargaan konsumen, dan memotivasi tenaga penjualan. Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, (2009:29) promosi penjualan adalah promosi yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen, dan yang dapat meningkatkan efektivitas para distributor atau retailer dengan
24
mengadakan pameran, display, eksibisi, peragaan, dan berbagai kegiatan penjual lainnya yang dilakukan sewaktu-waktu dan bersifat tidak rutin. Dalam promosi penjualan ini perusahaan menggunakan alat-alat tertentu, seperti hadiah, paket harga, peragaan, pameran, demonstrasi, dan contoh barang. Selanjutnya Lovelock dan Wirtz (2004 : 138) Sales promotion for service firms may take such forms as samples, coupons and other discounts, gift,sign-uprebates, and prize promotions. Artinya sales promotion yang dikemukakan di atas lebih menekankan pada jasa bukan barang. Jasa dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan yang doberikan suatu perusahaan pada konsumen yang membeli. Menurut Wikibooks' mengemukakan Sales promotion describes promotional methods using special short-term techniques to persuade members of a target market to respond or undertake certain activity. Intinya menawarkan sesuatu yang bernilai dan mengharapkan suatu respon yang baik dari konsumen yaitu dengan adanya suatu pembelian yang dapat menguntungkan perusahaan. Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah upaya pemasaran untuk mendorong calon pembeli agar membeli lebih banyak dan lebih sering (Cummins dan Mullin, 2008 : 1) Intinya promosi penjualan adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan dalam jangka panjang.
25
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah segala bentuk promosi dan insentif yang ditawarkan kepada calon konsumen ataupun pelanggan dan untuk agen retailer oleh perusahaan yang bertujuan untuk menarik minat beli dan menambah jumlah pembelian dengan kurun waktu pelaksanaan yang relatif singkat atau jangka pendek. 3. Dimensi Promosi Penjualan Menurut Freddy Rangkuti (2009:37) Promosi penjualan dapat dibedakan berdasarkan dua jenis kegiatan,yaitu Pull Strategy atau disebut sebagai Consummer Promotion dan Push Strategy atau disebut sebagai Trader Promotion. 1) Pull strategy untuk memotivasi pelanggan sehingga melakukan pembelian. Apabila pelanggan mulai tertarik dan mencari produk/jasa tersebut, pengaruhnya akan mendorong para retailer untuk meningkatkan stok barang yang dicari tersebut. 1) Sampel, memberikan contoh produk secara gratis konsumen atau memberikan kesempatan utuk mengamati lebih dalan akan sebuah produk dengan cara menayangkan melalui layar TV atau banner. 2) Kupon, mengkombinasikan strategi promosi penjualan lainnya seperti kontes dan potongsn harga, sehingga konsumen tertarik 3) Premium, memberikan pelayanan tambahan atas produk yang dibeli
26
4) Kontes dan undian kontes, mengadakan games menarik untuk menarik antusias konsumen dan mengadakan undian berhadiah untuk setiap pembelian atau akumulasi pembelian. 5) Rabat dan diskon, memberikan sebagian biaya dari harga produk atau mengurangi harga produk untuk menarik minat beli konsumen. 6) Bonus, menawarkan produk dengan harga normal disertai dengan pemberian bonus, yang bertujuan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau membeli lebih banyak. 2) Push Startegy untuk memotivasi para agen atau retailer agak meningkatkan pemesanan dan meningkatkan penjualannya di masing-masing outlet. Caranya adalah dengan menggunakan: a. Strategi volume discount,yaitu strategi dengan memberikan diskon harga bagi diler atau retailer yang membeli dalam jumlah besar. b. Strategi allowance,yaitu berupa pemberian reward atas performance c. Strategi dealer contest,yaitu strategi mengadakan perlombaan atau kontes diantara para diler atau retailer. d. Strategi dealer leader,yaitu strategi dengan memberikan rak khusus berisi produk-produk yang ingin dijual. e. Strategi sales training,yaitu strategi dengan memberikan pelatihan kepada para penjual untuk mengetahui product knowledge. f. Strategi Point of Purchase, Materi yang digunakan dalam POP adalah banner ,poster, counter stand, flour stand, TV plasma, video
27
media interaktif, serta berbagai rak pajang atau gantungan produk sehingga mencermikan produk yang dijual. Display dapat meningkatkan impulse buying Sedangkan menurut menurut Lovelock dan Wirtz (2004 : 135) Sales promotion for service firms may take such forms as samples, coupons and other discounts, gift,sign-up rebates, and prize promotions. Sampel disini adalah upaya konsumen merasakan produk atau jasa secara gratis atau dengan harga miring. Kupon adalah sebuah sertifikat dengan nilai tertulis tertentu yang ditunjukkan kepada toko pengecer guna mendapatkan pengurangan harga produk tertentu selama periode waktu tertentu. Gifts/hadiah merupakan barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai insentif karena membeli suatu produk. Sedangkan Sign-up Rebates adalah Tawaran untuk mengembalikan sebagian uang pembelian suatu produk kepada konsumen. Prize Promotion yaitu Promosi yang menawarkan penurunan harga. Intinya alat promosi penjualan menitikberatkan pada 6 (enam) item.
C. Kualitas Produk 1. Pengertian Kualitas Produk Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2012:243).
28
Menururt Kotler dan Keller (2012 : 349) ada tiga klasifikasi produk yaitu: 1. Berdasarkan
Daya
Tahan
Dan
Keberwujudan
Produk
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) Adalah barangbarang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kalimpenggunaan. Contoh : sabun dan bir b) Barang tahan lama (durable goods) Adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali. Contoh: Lemari dan pakaian. c) Jasa (services) Adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Contoh : dokter terhadap pasien dan tukang pangkas rambut orang yang akan di pangkas rambutnya. 2. Berdasarkan Penggunaan Klasifikasi Barang Konsumen (consumer goods), adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk di konsumsi secara pribadi. Banyaknya barang yang dibeli konsumen dapat di klasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen yang meliputi : a) Barang sehari-hari (convenience goods), adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit.Contoh : rokok, koran.
29
1. Kebutuhan pokok (staples goods), yaitu barang yang dibeli konsumen secara teratur.Contoh : pasta gigi. 2. Barang dadakan (impulse goods), yaitu barang yang dibeli konsumenn secara dadakan tanpa perencanaan atau upaya pencarian. Contoh :minuman ringan atau permen. 3. Barang darurat (emergency goods), yaitu barang yang dibeli pada saat suatu kebutuhan mendesak. Contoh : payung saat hujan atau jas hujan. b) Barang Toko (shopping goods), adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contoh : furniture, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama. 1. Barang toko homogen (homogenous shopping goods), yaitu barangbarang yang memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari segi harga sehingga dapat menjadi alasan perbandingan dalam berbelanja. 2. Barang toko heterogen (heterogeneous shopping goods), yaitu barang yang berbeda dalam hal keistimewaan dan jasa produk yang mungkin lebih penting dari harganya.Contoh : handphone, camera. 3. Barang Khusus (specialty goods), adalah barang-barang dengan karakteristik unik dan/atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup
30
besar
bersedia
melakukan
usaha
khusus
untuk
membelinya.Contoh : mobil mewah, rumah mewah dan barangbarang antik. 4. Barang yang tidak dicari (unsought goods), adalah barang yang tidak diketahui pembeli, atau diketahui tetapi biasanya mereka tidak berfikir untuk membelinya. Contoh : batu nisan, asuransi jiwa, tanah kuburan. c) Klasifikasi Barang Industri (industrial goods), adalah barang yang dibeli untuk pemrosesan lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Barang industri dapat di klasifikasikan cara barang itu memasuki proses produksi: 1. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts), adalah barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen. 2. Barang modal (capital item), adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk akhir. 3. Perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services), adalah barang dan jasa yang berumur pendek (tidak tahan lama) yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:254), “Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut” Kotler dan Armstrong (2012:255) menyatakan ada beberapa komponen atribut produk, diantaranya:
31
a) Kualitas Produk: Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama untuk pemasar. Mempunyai dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. b) Fitur Produk: Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. c) Gaya dan Desain ProdukL: Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain mempertimbangkan faktor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing. d) Penetapan Merek: Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen akan memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk. e) Kemasan: Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Fungsi utama kemasan adalah menyimpan dan melindungi produk. Kemasan yang inovatif bisa memberikan manfaat kepada perusahaan melebihi pesaing dan mendorong penjualan.
32
f) Label: Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan. Label mempunyai beberapa fungsi. Label menunjukan produk atau merek,. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk: siapa yang membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakaianya, dan himbauan dalam penggunaan. g) Pelayanan Pendukung Produk: Pelayanan pelanggan adalah elemen lain dalam strategi produk. Penawaran perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau bagian besar dari seluruh penawaran. Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “The totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi
atau
melebihi
harapan
konsumen.
(www.jurnal-
sdm.blogspot.com).
33
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:283) Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Kualitas
produk
merupakan
pemahaman
bahwa
produk
merupakan peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan inovasi yang berbeda dari produk lainnya. Kualitas produk menggambarkan sejauh mana kemampuan produk tersebut dalam memenuhi
kebutuhan konsumen. Definisi
dari kualitas produk
mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemudahan dalam pengemasan dan
kemajuan,
reparasi
kekuatan,
produk dan ciri-ciri
lainnya. 2. Dimensi Kualitas Produk Fandy tjiptono, (2008:25) untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui delapan dimensi sebagai berikut : 1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
34
2) Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar,
berkaitan
dengan
pilihan-pilihan
produk
dan
pengembangannya. 3) Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. 4) Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5) Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. 6) Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. 7) Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. 8) Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan
35
pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing Suatu produk dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik bila di dalam produk tersebut tercakup dimensi tersebut. Dengan adanya dimensi tersebut dalam suatu produk, maka diharapkan agar produk tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan produk pesaing. Membangun kualitas produk merupakan langkah strategis yang harus ditempuh oleh perusahaan. Hal ini disebabkan bahwa kualitas produk merupakan nilai lebih atau superior value dimata para pelanggan. D. Kualitas Pelayanan 1.
Pengertian Kualitas Pelayanan Perilaku impulse buying hampir secara exclusive dikendalikan oleh rangsangan. Pembeli-pembeli impulsif kemungkinan besar terbuka dan fleksibel terhadap pikiran pembelian tiba-tiba atau pembelian yang tidak diduga-duga. Jadi, pembeli-pembeli impulsif kemungkinan besar untuk merespon secara positif dan segera untuk membeli dengan rangsangan produk-produk, pelayanan toko, atau lingkungan toko. Kualitas Pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2008:51). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2008: 71). 36
Menurur Raharjani, 2005 (dalam Luthfiana, 2014:12), pelayanan meliputi segala fasilitas nonfisik yang di tawarkan perusahaan kepada konsumen.pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk keperluan orang lain. Lewis dan Booms (1983) dalam Tjiptono (2008 : 85) mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan, berdasarkan definisi ini, kualitas layanan ditentukan oleh kemampuankemampuan perusahaan memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan sesuai dengan ekspektasi pelanggan Menurut Kotler dan Amstrong, (2012:223) terdapat 4 karakteristik pelayanan: 1. Tidak berwujud (intangibility), Tidak seperti barang yang dijual, layanan tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh service intangibility, pelanggan berusaha untuk mencari bukti yang dapat dilihat atau tangible yang dapat memberikan informasi dan keyakinan mengenai pelayanan tersebut. 2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability), mengandung arti bahwa pelanggan merupakan bagian dari produk Di sebagian besar bisnis layanan, penjual maupun pembeli harus hadir sehingga transaksi dapat terjadi. Pelanggan menghubungi karyawan merupakan bagian dari produk yang dijual.
37
3. Berubah-ubah (variability), artinya layanan sifatnya berubah-ubah, layanan tergantung pada siapa yang menyediakan, kapan dan dimana serta bagaimana layanan tersebut disediakan. 4. Tidak tahan lama (perishability), artinya layanan
tidak
dapat
disimpan dan tidak bertahan lama, dalam pengertian layanan dirasakan pada saat konsumen membeli. Kualitas pelayanan merupakan sikap yang berhubungan dengan keunggulan suatu
jasa
pelayanan
atau
pertimbangan
konsumen
tentang kelebihan suatu perusahaan. Parasuraman, et al , 1988 Reaksi emosional kepada pelayan toko juga dapat mempengaruhi maksud pembelian pelanggan. Pelayan toko seringkali mendorong atau meyakinkan pelanggan untuk membeli lebih banyak produk dalam toko. Park dan Lennon, (2006) menemukan bahwa impulse buying dipengaruhi oleh kuantitas dari interaksi dengan pelayan toko di dalam toko. Daya tarik emosional akan produk yang diinginkan sepanjang interaksi dengan pelayan toko dapat menstimulasi pembeli-pembeli untuk menerima gagasan pembelian tiba-tiba dan pembelian yang tidak diduga-duga selama berbelanja. 2. Dimensi Kualitas Pelayanan Ada beberapa pakar pemasaran yang menentukan kriteria atau dimensi dari kualitas jasa baik berdasarkan riset empiris maupun yang bersifat deskriptif teoritis. Parasuraman dkk dalam Tjiptono (2008 : 108) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa ada sepuluh kriteria atau
38
dimensi yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pelayanan yaitu ten dimension of servqual (SERVice QUALity). Diantaranya: 1) Reliabilitas, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). 2) Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan atau kesiapan para karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera. 3) Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 4) Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui dan kemudahan kontak, seperti lokasi mudah dijangkau, komunikasi tidak susah dihubungi, mengantri tidak terlalu lama dan sebagainnya. 5) Kesopanan (courtesy), meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan yang dimiliki para contak person (seperti resepsionis, operator telepon, dll). 6) Komunikasi (communication), artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka fahami, serta selalu mendengar saran dan keluhan pelanggan. 7) Kredibilitas (credibility) yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kreadibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi karyawan, dan interaksi dengan pelanggan.
39
8) Keamanan (security) yaitu bebas dari bahaya, resiko, atau keragu raguan baik didalamnya keamanan secara fisik, keamanan financial, privasi, dan kerahasiaan. 9) Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler. 10) Fasilitas fisik (tangibel), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, dan refresentasi fisik dari jasa. Lupioadi dan Hamdani (2006 : 182) menyimpulkan bahwa terdapat limadimensi SERVQUAL yang didasarkan pada salah satu studi mengenai SERVQUAL oleh Parasuraman tahun 1988 yang melibatkan 800 pelanggan (yang terbagi dalam empat perusahaan) brusia 25 tahun keatas. Limadimensi tersebut adalah: 1) Berwujud (tangibel), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitar merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, peralatan yang digunakan, serta penampilan karyawan. 2) Keandalan
(reliabilty),
yaitu
kemampuan
perusahaan
untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan secara
40
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. 3) Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan menyampaikan informasi yang jelas. 4) Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan, hal ini meliputi komunikasi, keamanan, kompetensi, dan sopan santun. 5) Empati (empathi), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indivual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana perusahaan diharap memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. E. Impulse Buying 1.
Perilaku Konsumen Strategi yang paling penting yang harus dilakukan oleh pemasar khususnya di toko ritel modern adalah dengan memiliki pengetahuan tentang perilaku belanjakonsumen/pelanggan yang menjadi pasar sasaran di toko ritel modern (swalayan/self-service). Karena pengetahuan tentang perilaku konsumen merupakan kunci dalam memenangkan persaingan di
41
pasar. Konsumen merupakan penyampai pesan yang jelas akan suatu produk atau jasa dapat dikatakan sukses atau tidak. Konsumen dalam melakukan menggunakan,
tindakan-tindakannya menentukan
dalam
produk/jasa
usaha termasuk
memperoleh, pengambilan
keputusan yang mendahului dan mengikutinya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Fandy Tjiptono (2008:19) Salah satu faktor fundamental dalam studi perilaku konsumen adalah premis bahwa “people often buy product not for what they do, butfor what they mean”. Artinya, konsumen membeli sebuah produk bukan semata-mata karena mengejar manfaat fungsionalnya, namun lebih dari itu juga mencari makna tertentu (seperti citra diri, gengsi, bahkan kepribadian). Oleh karena itu, kajian akan perilaku konsumen perlu dipelajari sebagai langkah bagi pelaku usaha di dunia ritel modern untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen di dalam toko ritel modern. Dan selanjutnya bisa dijadikan referensi untuk membuat strategi pemasaranyang baik. Perilaku konsumen yang menarik di dalam toko ritel modern yaitu adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian yangntidak direncanakan. Impulse buying adalah bagian dari sebuah kondisi yangndinamakan “unplanned purchase” atau pembelian yang tidak direncanakan yangnkurang lebih adalah pembelanjaan yang terjadi ternyata berbeda dengannperencanaan pembelanjaan seorang konsumen
42
2. Pengertian Impulse Buying Impulse Buying didefinisikan sebagai “tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko” (Sinaga et al. 2012) impulse buying sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba dan otomatis. Dari definisi ini terlihat bahwa impulse buying merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan reaksi cepat. Impulse buying terjadi pada saat konsumen masuk ke toko ritel dan ternyata membeli produk ritel itu tanpa merencanakan sebelumnya. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007 : 511) impulse buying merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati. Emosi dapat menjadi sangat kuat dan kadangkala berlaku sebagai dasar dari motif pembelian yang dominan. Terjadinya impulse buying pada konsumen umumnya adalah pertama produk yang memiliki harga yang rendah sehingga konsumen tidak perlu berfikir untuk menghitung bajet yang dikeluarkan. Kedua adalah produk-produk yang memiliki mass marketing, sehingga ketika berbelanja konsumen ingat bahwa produk tersebut tersebar pernah diiklankan di televisi. Ketiga adalah produk-produk dalam ukuran kecil dan mudah disimpan
43
Setiap keputusan pembelian mempunyai motif di baliknya. Motif pembelian dapat dipandang sebagai kebutuhan yang timbul, rangsangan atau gairah. Motif ini berlaku sebagai kekuatan yang timbul yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan yang timbul. Persepsi seseorang mempengaruhi atau membentuk tingkah laku ini. Pemahaman akan motif pembelian memberikan alasan pada penjual mengapa pelanggan tersebut membeli. Tingkah laku pembeli menunjukkan bahwa orang-orang membuat keputusan pembelian berdasarkan pada motif pembelian emosional dan rasional. Impulse buying adalah adalah satu yang mendorong calon pelanggan untuk bertindak karena daya tarik atas sentimen atau gairah tertentu.(Manning, Reece, 2001 : 159). Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa impulse buying adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu dan dorongan keras untuk langsung membeli suatu barang. Ini dilakukan secara cepat tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat. Dengan kata lain seorang penjual harus melakukan segala cara untuk menemukan emosi yang mempengaruhi keputusan pembelian.. Penjual yang mampu mengenali dan memuaskan motif pembelian emosional telah memberikan layanan yang terpenting.
44
3.
Karakteristik Impulse Buying Menurut Manning dan Reece (2001:159)
impulse buying
menitikberatkan pada daya tarik atas sentimen dan gairah membeli. Artinya berkaitan dengan emosi seseorang. Daya tarik di sini berkaitan dengan barang yang ditawarkan suatu toko tertentu, sehingga mereka tertarik dan mempunyai gairah untuk membelanjakannya. Menurut Utami (2010:68) terdapat empat tipe dari pembelian tak terencana, yaitu : 1) Pure Impulse Pembelian yang memang benar-benar murni secara spontan. 2) Suggestion Impulse Ketika calon pembeli tidak mempunyai pengetahuan sebelumnya atas produk tersebut dan baru pertama kali melihat dan merasa membutuhkan produk tersebut. 3) Reminder Impulse Ketika pembeli mengingat persediaan produk di rumah hampir habis atau belum memiliki produk tersebut dan mengingat barang tersebut setelah melihat atau mendengarkan lewat iklan. 4) Planned Impulse Ketika calon pembeli memasuki toko dengan harapan untuk mencari barang dengan harga spesial, penukaran kupon, dan sebagainya Menurut Engel et al Impulse buying memiliki beberapa karakteristik (2003:156) yaitu sebagai berikut :
45
1) Spontanitas: pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung ditempat penjualan. 2) Kekuatan, kompulsi, dan intensitas: mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak seketika. 3) Kegairahan dan stimulasi: desakan mendadak untuk membeli sering disertai
emosi
yang
dicirikan
sebagai
“menggairahkan”
,
”menggetarkan” atau “liar”. 4) Ketidakpedulian akan akibat: desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa impulse buying itu adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu. Ini dilakukan secara cepat tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat. 4. Dimensi Impulse Buying Fandy Tjiptono (2004:213) menyimpulkan bahwa hasil riset tentang faktor faktor penentu pembelian impulsi. Hasil riset ini menghasilkan skala pengukuran pembelian impulsif, yaitu: 1) Desakan untuk berbelanja Menurut Rook (1987:193) Desakan tibatiba tampaknya dipicu oleh konfrontasi visual dengan produk atau iklan-iklan promosi, namun hasrat berbelanja tidak selalu bergantung pada stimulasi visual langsung.
46
2) Emosi positif Menurut Rook (1987:190) Psikonanalisis yang menggambarkan kendali hasrat sebagai hal yang dibutuhkan secara social yang melahirkan prinsip kepuasan yang mendorong gratifikasi yang segera namun dinyatakan sebagai seorang yang bereaksi pada kecenderungan prinsip kenyataan terhadap kebebasan rasional 3) Emosi negatif Menurut Rook (1987: 195) reaksi atau pun konsekwensi negatif yang diakibatkan dari kurang kendali terhadap hasrat dalam berbelanja. Dan membiarkan hasrat belanja memandu konsumen ke dalam masalah yang lebih besar. Misalnya rasa dikaitkan dengan masalah financial
penyesalan yang
rasa kecewa dengan membeli
produk berlebihan, dan hasrat berbelanja telah memanjakan rencana (non-keuangan). 4) Melihat-lihat toko Menurut Hatane (2005:145) sebagian orang menganggap
kegiatan
belanja
dapat
menjadi
alat
untuk
menghilangkan stress, dan kepuasan konsumen secara positif berhubungan terhadap dorongan hati untuk membeli atau belanja yang tidak terencanakan 5) Kesenangan belanja Menurut Semuel Hatane (2006:108) adalah sikap pembeli atau
pembelanja yang berhubungan dengan memperoleh
kepuasan, mencari, bersenang dan bermain, selain melakukan pembelian, diukur sebelum mengikuti perlakuan. Sedangkan menurut Rook (1987: 194) kesenangan belanja merupakan pandangan bahwa
47
pembelian impulsif sebagai sumber kegembiraan individu. Hasrat ini datang tiba-tiba dan memberikan kesenangan baru yang tiba-tiba. 6) Ketersediaan waktu Menurut Babin et.al., dalam Semuel Hatane (2005:145) faktor-faktor internal yang terbentuk dalam diri seseorang akan menciptakan suatu
keyakinan bahwa lingkungan toko
merupakan tempat yang menarik untuk menghabiskan waktu luang. 7)
Ketersediaan uang Menurut Semuel Hatane (2005:145) sebagian orang menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati seseorang berubah secara signifikan, dengan kata lain uang adalah sumber kekuatan.
8) Kecenderungan pembelian impulsif. Menurut Stern dalam Semuel Hatane (2006: 107) adalah tingkat kecenderungan
partisipan
berperilaku untuk membeli secara spontan, dan tiba-tiba atau ingin membeli karena mengingat apa yang pernah dipikirkan, atau secara sugesti ingin membeli, atau akan direncanakan untuk membeli
F. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain: Tabel 2.1 Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu NO.
Peneliti (tahun)
Metodologi
Hasil Penelitian
48
& Judul 1
Penelitian
Persamaan
Lisda
Structural
Variabel
Rahmasari
Equaition
environment dan emosi positif dan
(2010)
Model
personal
Menciptakan
(SEM).
berpengaruh
Impulse Buying
store Terdapat Variabel
selling in-storepromotion
positif
yang berpengaruh
terhadap posiitif
impulse buying
2
Perbedaan
Ria
Arifianti analisis
tahun
Korelasi
2013 linier
impulse buying
kuat
antara
promosi
Pengaruh
sederhana.
penjualan dengan
Promosi
Insidental
impulse buying.
Penjualan
sampling
Uji
Terhadap
pada
Impulse
orang.
Buying
terhadap
hipotesis
100 promosi
pada
penjualan berpengaruh
Hypermarket
positif
di
impulse buying
kota
terhadap
Bandung 3
A A Ngr Indra analisis
Kualitas
Wiguna
dan memberikan Fashion
I
dan linier
Nyoman berganda.
Nurcaya
Purposive
Produk Terdapat variabel
pengaruh dan
positif Involvement, dan
signifikan Kewajaran Harga
49
Tahun 2013
sampling
Pengaruh
pada
Fashion
orang
terhadap Impulse memberikan
200 Buying
pengaruh dan
positif
signifikan
Involvement,
terhadap Impulse
Kualitas
Buying
Produk
dan
Harga terhadap Impulse Buying
pada
NEVADA 4
Okky
Ratna analisis
variabel
kualitas Terdapat variabel
Utami dan Ni linier
layanan, atmosfer demografi
Made Rastini
berganda.
toko berpengaruh juga berpengaruh
Tahun 2015
Purposive
signifikan
Pengaruh
sampling,
impulse buying di signifikan
variabel
pada
demografi,
orang
180 Hypermart Bali Galeria.
pada positif
yang
dan
Mal terhadap impulse buying.
kualitas layanan,
dan
atmosfer toko pada
impulse
buying Hypermart Bali
50
5
Vika
Ary Path
variabel
store variabel
store
Ratnasari
analisis
atmosphere
atmosphere
Srikandi
Purposive
berpengaruh
berpengaruh
Kumadji
dan sampling.
signifikan
signifikan
Andriani
Pada
Kusumawati
orang.
105 terhadap variabel terhadap variabel impulse buying;
hedonic shopping
Tahun 2015
value;
Pengaruh Store
hedonic shopping
Atmosphere
value
Terhadap
berpengaruh
Hedonic
signifikan
Shoping Value
terhadap variabel
Dan
impulse buying
Impulse
Buying
variabel
(Pada
Konsumen Hypermart Matos) 6
G.
Review
Murugananth
jurnals
m
&
Ravi about
of Store environment, promotion,
Shankar
impulse
product
Bhakat
buying
are
Tahun 2013
quality
factor
to
create an impulse
51
A Review of
buying.
Impulse Buying Behavior
G. Keterkaitan Antar Variabel (Hipotesis) 1. Hubungan antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying Store atmosphere atau lingkungan toko merupakan rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen seperti cahaya,
musik,
warna
dan
bau.
Yistiani,
et
al.
(2012:140)
mengungkapkan apabila pelanggan merasa nyaman dengan lingkungan toko ditambah dengan motivasi emosional maka akan memungkinkan meningkatnya pembelian secara impulsif Menurut Kusuma, et al. 2013 untuk meningkatkan penjualan, peritel harus memberikan perhatian lebih pada lingkungan belanja mengingat konsumen yang hedonis cenderung lebih memilih lingkungan berbelanja yang nyaman. Store atmosphere merupakan lingkungan toko yang dibuat semenarik mungkin untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. H1: Variabel Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap Impulse buying
52
2. Hubungan antara Promosi Penjualan dengan Impulse buying Promosi penjualan (sales promotion) merupakan salah satu elemen dari marketing mix menjadi sangat penting. Menurut Aruman (2007 : 2021) Anggaran
iklan dan promosi penjualan
70 : 30, kini berbalik
menjadi 30 : 70. Dengan kata lain promosi penjualan mempunyai dampak terhadap penjualan. Keadaan ini mengakibatkan suatu konsumen mempunyai satu motif pembelian. Motif ini berlaku sebagai kekuatan yang merangsang tingkah laku yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan yang timbul. Intinya promosi penjualan dapat mengakibatkan terjadinya pengambilan keputusan yang salah satunya adalah bersifat emosional. Hal senada diungkapkan oleh Cummins dan Mullin (2008 : 41-44) mengatakan salah satu tujuan dari promosi penjualan adalah menciptakan ketertarikan dan mengalihkan perhatian dari harga. Intinya ketertarikan itu akan menimbulkan gairah atau antusiasme pembeli untuk membeli suatu produk dan tetap membeli kepada toko yang bersangkutan. Promosi
terhadap
nilai
yang
menciptakan
ketertarikan
dan
mengakibatkan pembelian tidak terencana (impulse buying) Tujuan dari promosi penjualan ini tentunya meningkatkan volume penjualan jangka pendek untuk perusahaan dengan menciptakan tampilan dan aktivitas yang menarik dan menimbulkan impulse buying. H2: Variabel Promosi Penjualan Berpengaruh positif terhadap Impulse Buying
53
3. Hubungan Antara Kualitas Produk Terhadap Impulse Buying Faktor eksternal dari pembelian impulse buying adalah rangsangan eksternal pembelian impulsif mengacu pada rangsangan pemasaran yang dikontrol dan dilakukan oleh pemasar (Maymand & Mostafa, 2011). Dawson dan Kim (2009: 23) menyatakan, faktor eksternal memegang peran penting karena faktor eksternal inilah yang dapat dimaksimalkan dan diatur perannya oleh peritel untuk dapat memikat konsumen untuk melakukan impulse buying. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah kualitas produk dan kewajaran harga. Kotler & Amstrong, (2012:156) menyatakan kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. H3 : Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Impulse Buying 4. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying Kualitas pelayanan yang baik juga menjadi faktor timbulnya impulse buying. Pelayanan meliputi segala fasilitas nonfisik yang di tawarkan perusahaan kepada konsumen. Pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk keperluan orang lain. Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif
dalam
proses
konsumsi
jasa
tersebut
(Raharjani,
2010).
Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada produsen harus di jaga
54
dengan baik karena kredibilitas produsen sangat dipertaruhkan di sini. Produsen harus menjaga nama baik, tepat waktu dalam pengiriman, sifat amanah, ramah dalam membalas atau merespon pesan yang dikirim oleh konsumen. (Ari, 2012). H3 : Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Impulse Buying
55
H. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ACE Hardware
Store Atmosphere
Promosi Penjualan
Kualitas Produk
Kualitas Pelayanan
Impulse Buying
Uji Validitas dan Reliabilitas
Regresi Linear Berganda
Uji Asumsi Klasik: 1. Normalitas 2. Heterokedastisitas 3. Multikolinieritas
Uji Hipotesis: 1. Uji F (Simultan) 2. Uji R Determinasi 3. Uji t (Parsial)
Kesimpulan dan Implikasi
56
I. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid, 2010:16). Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka pemikiran diatas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1.
Pengaruh variabel store atmosphere terhadap impulse buying H01 : β1 = 0 ;
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel store atmosphere tehadap impulse buying.
Ha1 : β1 ≠ 0 ;
Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store atmosphere tehadap impulse buying.
2.
Pengaruh variabel promosi penjualan terhadap impulse buying H02 : β2 = 0 ;
Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada promosi penjualan tehadap impulse buying.
Ha2 : β2 ≠ 0 ;
Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada promosi penjualan tehadap impulse buying.
3. Pengaruh variabel kualitas produk terhadap impulse buying H03 : β3 = 0 ;
Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada kualitas produk tehadap impulse buying.
57
Ha3 : β3 ≠ 0 ;
Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store atmosphere tehadap impulse buying.
4. Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap impulse buying H04 : β4 = 0 ;
Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada kualitas pelayanan tehadap impulse buying.
Ha4 : β4 ≠ 0 ;
Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada kualitas pelayanan tehadap impulse buying.
5. Pengaruh variabel store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse buying. H05 : β1234 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse buying. Ha5 : β1234 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse buying.
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam ruang lingkup diperlukan adanya penenkanan batasan lokasi, waktu atau sektor sektor dan variabel-variabel yang dibahas. Hal ini sangat diperlukan agar penulis tidak keluar dari wilayah yang ditelitinya, dan akan sangat berguna bagi para pemula (Hamid, 2010:17). Dalam penelitian ini ruang lingkupnya dibatasi pada store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk,dan kualitas pelayanan, sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian yang bersifat deskriptif ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang membahas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Impulse buying produk ACE Hardware Pondok Indah Mall. Lokasi dan obyek yang akan diteliti adalah pengunjung yang berbelanja di ACE Hardware Pondok Indah Mall. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi
Menurut
Sugiyono
(2012:117)
adalah
“Wilayah
generalisasi (umum) yang terdiri atas: Obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tetentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
59
Menurut R.Gunawan Sudarmanto (2013:26) adalah “totalitas semua nilai yang mungkin mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota yang lengkap dan jelas serta dipelajari sifat-sifatnya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para konsumen yang pernah membeli produk ACE Hardware Pondok Indah Mall dalam periode bulan Desember 2015 – Mei 2016 2. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2012:118): ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”. Menurut Riduwan (2012:58): “Simple Random Sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut “ Teknik Sampel yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini adalah Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 93). Simple Random Sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Simple Random Sampling dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb. Untuk ukuran sample penelitian menurut Roscoe dalam Ahmad Faisal (2010)
menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam
60
penelitian adalah antara 30 sampai 500. Menurut champion dalam Hanneman (2012) mengatakan bahwa sebgaian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30-60 atau 120-130 responden. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe (2009: 129-130), bahwa ukuran sampel yang layak bila penelitian akan melakukan analisis multivariat maka jumlah anggota sampel minimal 12 dikali jumlah variabel yang diteliti. Jumlah variabel dalam penelitian adalah 5, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 60 (12 x 5) sampel responden pada konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebesar 60 sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. C. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2012:193) “Merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian , karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan . Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Dalam memperoleh data tersebut penulis melakukan penelitan di ACE
61
Hardware Pondok Indah Mall. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: 1. Data Primer (Primary Data) Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan, seperti: a. Studi Lapangan (Field Research) yaitu mengunjungi secara langsung ke ACE Hardware Pondok Indah Mall. Hal ini dilakukan dengan cara survei (wawancara atau tanya jawab pada karyawan) dan observasi . b. Kuesioner (quistionaire), kuesioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang teridiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab responden.(Malhotra, 2009:325). Dalam melakukan penelitian data yang telah dikumulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah
yang ada sehigga data-data yang
dikumpulkan tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Penulis membagikan kuesioner langsung kepada konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall,. Tampilan kuesioner dirancang dengan menggunakan pernyataan tertutup (skala ordinal) dalam tabel-tabel sehingga memudahkan responden untuk memahami diantara beberapa alternative
yang
diajukan
.terdapat
pula
kata
pengantar
yang
menginformasikan tujuan penelitian dan adanya keterangan pengisian kuisioner
disetiap
variabel
yang
diteliti.
Pertanyaan–pertanyaan
kuesioner didasarkan pada indikator operasional variabel yang telah disesuaikan dengan objek penelitian. Digunakan mengukur respon 62
konsumen terhadap masing-masing variabel penelitian. Dimana jawaban setiap pertanyaan akan diolah sedemikian rupa untuk dapat menjawab hipotesis yang telah dibangun, untuk memecahkan masalah yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang penulis buat sebagai teknik dalam mengumpulkan data dapat diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar antara “ sangat setuju” dan “sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing dari serangkaian pertanyaan mengenai objek stimulus. (Malhotra, 2009:298). Skala 1-5 untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau nilai. Tabel 3.1 Jawaban Setiap Item Instrumen Menggunakan Skala Likert Dari Sangat Setuju Sampai Sangat Tidak Setuju NO.
JENIS JAWABAN
BOBOT
1
SANGAT SETUJU (SS)
5
2
SETUJU (S)
4
3
NETRAL (N)
3
4
TIDAK SETUJU (TS)
2
5
SANGAT TIDAK SETUJU (STS)
1
sumber : Malhotra, 2009
63
2. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang atau lewat dokumen. Data sekunder umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut. Data ini dapat diperoleh dari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah, maupun data dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam proses pengumpulann data ini, peneliti mengumpulkan datadata yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian, sehingga, dapat menjadi materi pendukung dalam penelitian tersebut. Sumber studi kepustakaan ini berasal dari buku konsentrasi mata kuliah, jurnal jurnal ilmiah, majalah ekonomi, website, dan sumber sumber lain yang layak. D. Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah dan dianalisis dengan tujuan data yang diolah tersebut menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik dapat lebih mudah dipahami untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20 1. Uji Kualitas Data Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-
64
persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji realibilitas. a) Uji Validitas Data Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung denga nilai r table dengan degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011:53). b) Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk - konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
65
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dengan melihat besaran nilai Cronbach Alfa. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan memberikan nilai nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011:48) 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan tahapan awal yang digunakan sebelum analisis linier berganda (Ghozali, 2011: 105). Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent dan variabel dependent keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011: 160). Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya dengan melihat kurva normal probability plot. Normalitas dapat dilihat dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang
66
mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011: 160). Untuk Uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji nonparametik Kolmogorov-Smrirnov (K-S) untuk mengetahui signifikansi data terdistribusi normal. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, suatu data dikatakan normal jika nilai asymptotic significance lebih dari 0,05 (Ghozali, 2011: 161). b) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independent atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi dengan variabel bebas (independent). Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011: 171). Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
67
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent. 2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak berarti
bebas
dari
multikolinieritas.
Multikolinieritas
dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independent. 3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi variabel dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat
68
kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independent mana sajakah yang saling berkolerasi. c) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2011:138). Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di - studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan
69
jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011: 139). 3. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependent (Ghozali, 2011:97). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independent maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai R². Jika nilai R² adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independent dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependent. Nilai R² berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent. Sebaliknya, jika nilai R² semakin medekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independent untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependnt (Ghozali, 2011: 97).
70
4. Uji Hipotesis a) Uji Signifikasi Parsial (Uji Statistik t) Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi variabel dependen. Jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap varibel dependen (koefisien regresi tidak signifikan) sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali, 2011:98). Selain itu dalam bukunya Duwi Puriyatno (2013:120) juga menjelaskan kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak jika – t hitung < – t tabel atau t hitung > t tabel. Menurut Duwi Priyatno (2010: 69), dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji statistik t adalah sebagai berikut: 1)
Ho : β = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidakmempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
71
2)
Ha : β ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. b) Uji Signifikasi simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat ntuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai probability F lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh (Ghozali, 2011:84). Selain itu dalam bukunya Duwi Priyatno (2013: 122) dijelaskan kriteria pengujian uji F adalah Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel dan Ho ditolak bila F hitung > F tabel. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji statistic F adalah sebagai berikut: 1) Ho : β1,2,3,4,5 = 0 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat.
72
2) Ha : β1,2,3,4,5 ≠ 0 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 5. Analisis Regresi Linier Berganda Dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang mempunyai tema hampir sama dengan penelitian ini, sebagian besar penelitian tersebut menggunakan analisis regresi linier berganda, maka alasan inilah yang membuat peneliti juga memakai analisis regresi linier berganda. Menurut Duwi Priyatno (2013:116) Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis yang dapat digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas. variabel independent dan variabel dependent yaitu antara store atmosphere (X1), promosi penjualan(X2), kualitas produk (X3), kualitas pelayanan (X4) dan impulse buying (Y) . Mencari persamaan garis regresi linier berganda menggunakan rumus: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Dimana: Y = impulse buying α = harga Y bila X = (0 harga Konstan)
73
X1 = store atmosphere β1 = koefisien regresi store atmosphere X2 = promosi penjualan β2 = koefisien regresi promosi penjualan X3 = kualitas produk β3 = koefisien regresi kualitas produk X4 = kualitas pelayanan β4 = koefisien regresi kualitas pelayanan e = standar error
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:59). Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). a) Variabel Bebas (X) Variabel bebas atau independent variable adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2012: 61).
74
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah store atmopshere (X1), promosi panjualan (X2), kualitas produk (X3) dan kualitas pelayanan (X4). 1) Store atmosphere, adalah suatu karakteristik fisik yang sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Indikator yang di teliti (a) desain toko, (b) perencanaan toko, (c) komunikasi visual, (d)penyajian produk. 2) Promosi penjualan adalah promosi penjualan adalah segala bentuk promosi dan insentif yang ditawarkan kepada calon konsumen ataupun pelanggan dan untuk agen retailer oleh perusahaan yang bertujuan untuk menarik minat beli dan menambah jumlah pembelian dengan kurun waktu pelaksanaan yang relatif singkat atau dalam jangka waktu yang pendek. Indikator yang di teliti (a) Sampel, (b) Premium, (c) Rabat dan Diskon 3) Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha
memfokuskan
membandingkannya
dengan
pada produk
kualitas yang
produk ditawarkan
dan oleh
perusahaan pesaing. Indikator yang di teliti (a) fungsional, (b) daya
75
tahan, (c) kesesuaian dengan spesifikasi, (d) keistimewaan tambahan, (e) reabilitas, (f) estetika, (g) kesan kualitas 4) Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Indikator yang di teliti (a) Bentuk fisik yang berwujud, (b) Keandalan, (c) Daya tanggap, (d) Jaminan, (e) Empati Menurut Sugiyono (2012: 134) skala likert adalah jenis skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial yang sedang berlangsung. b) Variabel Dependen (Y) Variabel ini sering disebut variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi oleh independent variable atau variabel bebas (Sugiyono,2012: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah impulse buying (Y) ACE Hardware Pondok Indah Mall. Impulse buying adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu dan dorongan keras untuk langsung membeli suatu barang. Ini dilakukan secara cepat tanpa
76
berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat. Indikator yang diteliti (a) pure impulse, (b) suggestion impulse, (c) reminder impulse, (d) planned impulse, (e) stimulasi Skala pengukurannya adalah dengan skala likert. terdiri 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
77
Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel
Sub variabel 1. Desain Toko
Store atmosphere X1 maa'ruf H (2006)
2. perencanaan toko 3. komunikasi visual
4. penyajian produk
Indikator
skala
1. Desain eksterior 2. Suasana toko 3. tata letak produk 4. alokasi ruangan 5. komunikasi grafis/gambar 6. display informasi produk 7. display produk 8. pengelompokan produk
ordinal
1. Sampel
Promosi Penjualan X2 fredy rangkuti (2009)
2. premium
ordinal 1. memberikan informasi akan produk baru 2. insentif extra atas pembelian
ordinal
3. penawaran kredit 3. rabat dan diskon
ordinal 4. potongan harga
1. fungsional
ordinal 1. kemudahan penggunaan 2. kenyamanan penggunaan
kualitas produk X3 Fandy tjiptono (2008)
2. daya tahan
3. umur ekonomis produk
3. kesesuaian dengan spesifikasi
ordinal 4. kesesuaian standar kualitas produk (SNI) 5. menambah ordinal ketertarikan konsumen terhadap produk ordinal 6. tidak mudah/sering rusak 7. desain model yang ordinal artistik
4. keistimewaan tambahan 5. reabilitas 6. estetika
ordinal
78
7. kesan kualitas
8. reputasi produk dan. tanggung jawab perusahaan
ordinal
TABEL 3.3 OperasionalVariabel 1. tempat bersih dan rapi 1. bentuk fisik yang berwujud
kualitas pelayanan X4 Parasuraman (1988) dalam Lupioadi dan Hamdani (2006)
Impulse Buying Y ( Engel et al 2003)
2. kerapian karyawan 3. fasilitas lengkap 2. keandalan 4. ketepatan pelayanan 5. kecepatan pelayanan 6. ketepatan menjawab pertanyaan 3. daya tanggap 7. menanggapi keluhan, masalah dan bersedia membantu konsumen 8. mengetahui informasi produk 4. jaminan 9. garansi akan produk yang diberikan secara langsung oleh ACE hardware 10. perhatian secara individual 5. empati oleh karyawan pada konsumen 1. spontanitas 1. tidak direncanakan tapi tetap dibeli 2. kekuatan 2. mengetahui fungsi produk kompulsif dan 3. memiliki kebutuhan akan intensitas produk 3. kegairahan 4. merasa diingatkan akan dan stimulasi kebutuhan suatu produk 5. terdapat motivasi dan gairah untuk membeli 4.ketidakpedulia 6. ketika memasuki gerai n akan akibat timbul rencana membeli produk
ordinal
ordinal
ordinal
ordinal
ordinal ordinal
ordinal ordinal
ordinal ordinal
79
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan Ace Hardware Perjalanan sejarah dan perkembangan toko perkakas merk Ace ini sangat menarik untuk dikaji, karena bukan hanya mengandung nilai-nilai historis yang dalam, melainkan juga mengandung makna dan pengetahuan tentang perjalanan usaha yang merentang ke segala penjuru dunia. Toko Ace Hardware saat ini sudah berumur 82 tahun dan beredar lebih dari 70 negara di dunia dan jumlah produk- produknya dengan merk “Ace” mencapai 7000 jenis barang. Bermula dari Mr. Richard Hesse mengambil alih usaha sebuah toko perkakas kecil pada tahun 1920 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Pada tahun 1922, Mr. Hesse mengumpulkan beberapa pemilik toko perkakas dan mengusulkan untuk menggabungkan toko mereka menjadi suatu koperasi yang menjual alat-alat kebutuhan rumah tangga dan kebun yang memiliki posisi lebih kuat dan berpengaruh terhadap para produsen barang, khususnya dalam hal penentuan harga. Pada tahun 1924, Mr. Hesse bertemu dengan Mr. Frank Burke dari Waukegan, Illinois yang juga memiliki ide yang sama tentang pembentukan koperasi, sehingga pada tahun itu juga, mereka menggabungkan kedua perusahaan tersebut. Pada tahun
1928,
secara
resmi,
the
ACE
Company
(http://www.acehardware.co.id/home_page.htm). 80
Inc,
didirikan.
Pada tahun 1930, Amerika Serikat mengalami depresi ekonomi yang berkepanjangan, tetapi Ace Hardware tetap tumbuh berkembang dengan ditandai semakin bertambahnya anggota yang bergabung, jenis produk yang dijual dan pembukaan cabang-cabang baru di seluruh Amerika. Pada tahun 1931, kantor
pusat Ac Hardware pindah dari Chicago ke
Winsconsin dan kemudia berkembang pesat ke area Midwest sampai dengan pertengahan tahun 1940. Pada tahun 1950, Ace Hardware mulai melakukan standarisasi penampilan toko dan aspek-aspek operasionalnya. Istilah “self-service” mulai diperkenalkan di industri ritel. Pada tahun ini, jumlah tokoace hardware sudah berjumlah 325 diseluruh Amerika.
Gambar 4.1. Salah satu toko ACE Hardware pada awal mula berdiri Pada tahun 1974, MR.Hesse, pendiri ACE Hardware, menjual seluruh sahamnya kepada para dealer. Semenjak itu ACE Hardware berkembang menjadi koperasi terbesar di Amerika Serikat. Sampai dengan akhir tahun 2000, ACE Hardware telah berkembang menjadi 5.500 toko di seluruh dunia. Hingga saat ini ACE telah memiliki pabrik sendiri yang
81
memproduksi produk-produknya dengan merk “ACE” dengan jumlah produk mencapai 7000 jenis barang. Ace Paint, menduduki ranking ke-2 dari 10 pabrik cat terbesar di Amerika. (http:thehardwarecatalog.com) Perusahaan Ace Hardware telah berkembang menjadi sebuah korporasi yang mendunia. Di mulai dengan sebuah toko kecil di Chicago, kini Ace Hardware telah merambah ke banyak negara termasuk Indonesia. Di kota-kota besar Indonesia, Ace Hardware relatif mudah ditemui, karena memiliki 34 toko. Markas utama perusahan berlokasi di Oak Brook, Illinois, Amerika Serikat (AS). Selain di Indonesia, tokonya sudah merambah di lebih dari 60 negara. Mulai dari Asia Tengah sampai Inggris, dan dari Indonesia sampai Meksiko. Dengan total lebih dari 5000 toko di seluruh dunia. Ace Hardware mencetak total volume usaha lebih dari 3 miliar dolar AS per tahun. Di setiap negara, termasuk Indonesia, Ace Hardware hadir tak ubahnya sebuah toko korporasi biasa. 2. Bentuk Badan Usaha Ace Hardware Dalam daftar 300 perusahaan global tahun 2008 yang dibuat International Cooperative Alliance (ICA)
, Ace Hardware menduduk
urutan ke 66. Sejarah terbentuknya perusahaan Ace Hardware, sangat unik. Mulanya, adalah perusahaan ritel biasa, yang digagas oleh empat pengusaha, yaitu Richard Hesse, E.Gunnard Lindquist, Frank Burke dan Oscar Fisher pada 1924, di Chicago. Dalam gagasan itu, mereka merasa perlunya mengorganisir perusahaan secara baik. Namun, baru pada 1928
82
gagasan
tersebut terwujud, ditandai dengan berdirinya Ace Hardware
(http://www.acehardwareintl.com). Setelah berjalan 45 tahun, tepatnya pada 1975, Ace Hardware melakukan perubahan organisasi secara dramatis, menjadi perusahaan ritel terlengkap. Kantor pusatnya, pindah ke Oak Brook, sampai sekarang. Prinsip dasar perusahaan yang diterapkan antara lain, setiap pemilik gerai, adalah anggota. Mereka menjalankan gerainya secara otonom, kecuali untuk hal tertentu seperti standar produk, pelayanan sampai desain gerai, yang harus patuh pada standar Ace Hardware. Dengan berhimpun dalam anggota perusahaan, anggota Ace Hardware bisa memperoleh suplai barang dengan harga lebih murah, karena pembeliannya dilakukan secara bersama. Keuntungan dari pembelian bersama yang diperoleh anggota perusahaan pun, masih dibagikan kepada anggota secara proporsional. Anggota juga diuntungkan dengan iklan, bantuan teknis dan berbagai bentuk dukungan dari anggota perusahaan. Sejak itu, jaringan Ace Hardware berkembang pesat, hingga seperti sekarang. Pengelolaan bisnisnya, benar-benar dilakukan secara profesional, antara lain dengan menerapkan standar sistem operasi secara ketat, dan sangat memperhatikan kebutuhan serta kepuasan pelanggan gerai. Karena anggota perusahaan Ace Hardware sudah sangat besar, maka untuk menjadi anggota tidak lagi mudah. Calon anggota harus menyediakan dana cukup besar. Biaya aplikasi saja sudah 5 ribu dolar AS, dan simpanan sebagai saham 5 ribu dolar AS juga. Sedangkan modal untuk memulai sebuah gerai, minimal 740 ribu dolar AS. Modal sebanyak itu,
83
250 ribu dolar AS di antaranya disediakan calon anggota, sedangkan 390 ribu dolar AS merupakan pinjaman dari Ace Hardware. Modal tersebut, belum termasuk kepemilikan atau sewa gedung, yang lokasi dan luasnya harus memenuhi standar Ace Hardware (http://www.acehardwareintl.com). Setelah menjadi raksasa ritel perkakas di tanah kelahirannya, AS, Ace Hardware masih terus melebarkan sayap bisnisnya, dengan melakukan ekspansi di berbagai negara. Seperti perusahaan lain yang skala usahanya sudah meraksasa terutama di AS, Ace Hardware pun kemudian lebih banyak bergerak sebagai korporat (perusahaan biasa). Namun, dengan menjalankan
sistem
waralaba,
Ace
Hardware
memang
memberi
kesempatan kepada pemodal di manapun, untuk memiliki gerai sendiri, lengkap dengan brand dan standar pelayanan ACE. Di Indonesia, misalnya, Ace Hardware berkibar dengan PT Ace Hardware Indonesia, yang sebagian besar (60 persen) sahamnya dimiliki PT Kawan Lama. Selain menawarkan sistem waralaba untuk merangkul pengusaha lokal, keberhasilan gerai Ace Hardware di berbagai negara, juga didukung oleh strategi yang jitu dalam mengikutsertakan berbagai produk lokal. Sampai akhir 2008, dengan cakupan operasional di lebih dari 60 negara, Ace Hardware mempekerjakan lebih dari 100 ribu orang. 3. Mendambakan Perusahaan Perkakas Multinasional Dalam jagat perusahaan perkakas secara global, saat ini Ace Hardware merupakan salah satu perusahaan perkakas terbesar di dunia. 84
Perusahaan perkakas lain yang sudah mendunia, adalah perkulakan Makro asal
Belanda.
Jadi
sekarang
perusahaan-perusahaan
ini
lebih
memperlihatkan wajahnya sebagai korporasi, terutama ketika beroperasi di negara-negara lain. Sudah pasti, ada alasan rasional di balik semua itu. Bisnis, memang kerap menuntut langkah cepat yang ringkas dan efisien, tanpa ampun. Lagi pula, kalau perusahaan sudah menjelma menjadi bisnis raksasa, jelas tidak mudah bagi orang lain yang akan bergabung menjadi anggota baru. Sebab, sebagai calon pemilik, tentu saja ia harus menyetor simpanan atau saham, yang nilainya disesuaikan dengan aset perusahaan. Karena menyentuh kebutuhan orang banyak, perusahaan perkakas memang termasuk yang memungkinkan dibentuk secara lintas negara, atau multinasional, seperti Multinational Corporation (MNC) pada perusahaan swasta. Perusahaan multinasional sebetulnya sudah ada, yaitu Coop Norden. Perusahaan konsumen ini beroperasi sebagai perusahaan murni di tiga negara, yaitu Norwegia, Swedia dan Denmark. Namun, prosesnya tidak dalam bentuk ekspansi sebuah perusahaan, melainkan hasil merger perusahaan konsumen besar di setiap negara bersangkutan, yang terjadi pada 2002, yaitu NKL (Norwegia),
The Swedish Co-operaive Union
(KF) dan FDB (Denmark). Jika di Indonesia ada perusahaan perkakas yang kuat, hal serupa mungkin bisa dilakukan dengan perusahaan ritel yang masuk ke negeri ini, seperti perusahaan Ace Hardware dari AS. Meskipun, prosesnya tidak akan sederhana (http://thehardwarecatalog.com).
85
4. Sejarah Perkembangan Ace Hardware Di Indonesia PT. Ace Hardware Indonesia. Didirikan pada tahun 1995 sebagai anak perusahaan dari PT. Kawan Lama Sejahtera - pusat perlengkapan teknik dan industri #1 di Indonesia, PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk. ialah pemegang lisensi tunggal ACE Hardware di negeri ini, yang ditunjuk secara langsung oleh ACE Hardware Corporation, Amerika. Toko ACE Hardware Indonesia pertama dibuka di Supermal Karawaci, Tangerang, pada tahun yang sama, diikuti rentetan toko lain di berbagai wilayah secara cepat. Pertumbuhan pesat ini ditunjang penuh oleh berbagai gudang logistik di titik-titik sentral, sistem distribusi modern yang terintegrasi, beserta para staf profesional yang kemampuannya senantiasa ditingkatkan via berbagai training, seminar, dan sistem peningkatan keterampilan yang lain. Saat ini ACE adalah Pionir dan Pusat Perlengkapan Rumah & Gaya Hidup Terlengkap, dengan 99 toko di beraneka pusat keramaian pada kotakota besar di Indonesia. Toko ACE terbesar, yang sekaligus paling besar di Dunia, terletak di Alam Sutera, Serpong - Tangerang. ACE Alam Sutera ialah Flagship dari Toko ACE di negeri ini, yang memiliki luas 15.000 meter persegi, dan menyediakan lebih dari 75.000 tipe produk berkualitas dalam kategori lengkap. Terobosan dalam hal menyediakan banyak macam produk di bawah satu atap membuat ACE menjadi destinasi utama dalam mencari solusi perlengkapan rumah dan gaya hidup keluarga modern.
86
Komitmen dalam memberikan kepuasan pelanggan secara maksimal dibuktikan dengan penganugerahan Quality Management System ISO 9001-2000 Certificate, membuat ACE menjadi toko perlengkapan rumah pertama yang mendapat sertifikat tersebut di Indonesia. Tahun 2011 ACE juga menerima SERVICE QUALITY GOLDEN AWARD 2011 dalam kategori
Modern
Home
Builder
&
Retailer,
dari
SERVICE
EXCELLENCE Magazine (Grup Majalah Marketing) & Carre - Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre - CCSL). ACE berusaha untuk menjadi pemimpin dalam konsep "Do-ItYourself" (kerjakan secara mandiri), yang berarti, kami tak hanya menyediakan produk, namun juga pengetahuan yang diperlukan dalam memasang, mengoperasikan, serta memelihara produk tersebut dengan tepat. Sementara konsep "The Helpful Place" menjadi jawaban dari beraneka kebutuhan yang jamak ditemui pelanggan sehari-hari. Selain melalui koleksi lengkap produk, kami terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik, dari presales hingga aftersales, di antaranya Free Delivery Service, Free Installation, 10 Days Return Policy, Price Guarantee, dan lain sebagainya. ACE menawarkan bukan sekedar transaksi jual beli barang secara konvensional, namun lebih dari itu, pengalaman berbelanja yang memberi nilai lebih (rewarding shopping experience).
87
5. Visi dan Misi ACE Hardware 5.a. Visi Kami berusaha menjadi pusat ritel perlengkapan rumah dan gaya hidup yang terdepan di Indonesia. 5.b Misi Kami bertujuan memberikan pilihan lengkap untuk produk berkualitas tinggi dengan harga kompetitif, ketersediaan stok, lingkungan belanja yang nyaman dan ditunjang pelayanan pelanggan oleh tim profesional 5.c Budaya Perusahaan Dibangun berlandaskan kesuksesan panjang dalam bidang ritel, ACE Hardware Indonesia (dikenal juga dengan sebutah AHI) telah menciptakan budaya yang disesuaikan dengan kebutuhan para personil perusahaan, produk dan area kerja, serta filosofi layanan profesional yang ada. Itu adalah empat intisari ACE yang telah membentuk pondasi untuk kami tumbuh dan berkembang pesat.
B. Pembahasan Hasil Kuesioner 1. Deskriptif Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah Konsumen (yang pernah berbelanja di ACE Hardware Pondok Indah Mall. Berikut ini adalah deskripsi mengenai jumlah data responden dan identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin dan usia.
88
a. Data jumlah kuisioner yang disebarkan Tabel 4.1 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1 Jumlah kuesioner yang disebar 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer
Jumlah Presentase 60 100% 0 0% 0 0% 60 100%
Sebanyak 60 responden Konsumen (yang pernah berbelanja di ACE Hardware Pondok Indah Mall) b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki 46 Perempuan 14 Jumlah 60 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 76,7% 23,3% 100%
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 46 orang atau 76,7% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 14 orang atau 23,3% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menjelaskan bahwa mayoritas sebagian besar responden adalah lakilaki.
89
c. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia. Tabel 4.3 Usia Responden Usia Frekuensi < 30 tahun 24 31-45 tahun 30 > 45 tahun 6 Jumlah 60 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 40% 50% 10% 100%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang mengisi kuesioner 40% diantaranya dalam rentang usia dibawah 30 tahun, sedangkan yang berusia antara dari 31-45 tahun sebanyak 50%, dan sisanya adalah responden yang berusia diatas 45 tahun sebesar
10%. Rata-rata
responden yaitu berusia dibawah 30 tahun dan 31-45 tahun dimana usia tersebut adalah usia yang ideal untuk mengkonsumsi produk yang dijual ACE Hardware.
2. Distribusi Jawaban Kuesioner a) Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere. Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 8 pertanyaan yang disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Store Atmosphere dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:
90
No 1
2
3
4
5
6
7
8
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere STS TS N S SS Total Pernyataan % % % % % % Desain eksterior ACE Hardware menarik perhatin 0 0 65 35 100 mata Suasana di dalam gerai ACE Hardware yang sejuk dan 0 0 3,3 63,4 33,3 100 harum membuat anda nyaman berada di dalam nya Alokasi ruangan seperti AC ruangan, sound system, tempat kasir, display produk, papan 0 0 0 66,7 33,3 100 promosi, dsb tertata dengan baik Barang barang di letakkan dengan baik dan tertata dengan 0 0 0 66,7 33,3 100 rapi Dalam gerai ACE Hardware terdapat TV atau monitor 0 0 0 51,7 48,3 100 sebagai sarana informasi tentang produk Setiap barang memiliki informasi terkait barang 0 0 3,3 78,4 18,3 100 tersebut seperti spesifikasi dan harga Barang – barang yang dijual di posisikan secara menarik, dan 0 memudahkan untuk melihat atau mengambilnya Barang – barang yang dijual ACE Hardware dikelompokan 0 sesuai kategori barang Sumber : Data primer yang diolah
0
3,3
63,4
33,3
100
0
3,3
56,7
40
100
Tabel 4.4 menunjukan bahwa pada variabel Store Atmosphere jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa indikator store atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying karena
91
suasana toko yang nyaman menyenangkan dan menarik memberikan stimulus akan keinginan membeli yang kuat sehingga mendorong adanya impulse buying dari pengunjung ACE Hardware. d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Penjualan Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 5 pertayaan yang disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Promosi Penjualan dijelaskan pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Penjualan No.
Pernyataan
STS %
TS %
N %
S %
SS %
Total %
1
ACE Hardware memberikan informasi setiap ada barang baru yang dijual
0
0
0
55
45
100
2
ACE Hardware memberikan ekstra point kepada pemegang member card
0
0
0
66,7
33,3
100
3
ACE hardware menawarkan pembelian secara cicilan 0% untuk pengguna credit card
0
0
0
51,7
48,3
100
4
ACE hardaware menawarkan pemberian diskon secara langsung pada beberapa barang yang dijualnya
0
0
3,3
78,4
18,3
100
5
ACE hardware menawarkan potongan harga atau tambahan bonus bagi pengguna credit card
0
0
0
75
25
100
Sumber : Data primer yang diolah
92
Tabel 4.5 menunjukan bahwa indikator promosi penjualan berpengaruh terhadap impulse buying, dimana pengunjung menjadi tertarik mengalihkan perhatian pada gerai / toko ACE Hardware kemudian membeli prodk secara spontan karena merasa mendapat keuntungan akan promosi penjualan yang ditawarkan ACE Hardware e. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk. Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 8 pertayaan yang disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Kualitas Produk dijelaskan pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk STS %
TS %
N %
S %
SS %
Total %
0
0
1,6
51,7
46,7
100
0
0
0
51,7
48,3
100
3
Produk ACE Hardware dikenal lebih awet atau tidak mudah rusak.
0
0
3,3
78,4
18,3
100
4
Barang yang ditawarkan ACE Hardware semua sesuai dengan SNI
0
0
3,3
63,4
33,3
100
5
Barang yang ditawarkan ACE Hardware memiliki ketertarikan tersendiri dibandingkan barang sejenis di toko lainnya
0
0
0
66,6
33.3
100
No. 1
2
Pernyataan ACE hardware menawarkan barang yang mudah digunakan ACE Hardware menawarkan barang yang aman & nyaman dalam penggunaanya
93
6
ACE Hardware menawarkan barang yang memiliki desain menarik dan menambah nilai
0
0
1,6
71,7
26,7
100
7
Barang di ACE Hardware memilki pilihan warna untuk setiap jenisnya sehingga lebih menarik
0
1,6
6,7
51,7
40
100
8
Barang yang dijual oleh ACE Hardware sudah dikenal akan kualitas dan garansi nya.
0
0
6,7
33,3
60
100
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.6 menunjukan bahwa pada variabel kualitas produk jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa indikator kualitas produk berpengaruh pada impulse buying, dimana pengunjung menjadi mengenal dan mngetahui kualitas akan suatu produk yang dijual di ACE Hardware kemudian timbul keinginan spontan untuk membeli produk tersebut. f. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Pelayanan. Variabel X4 pada penelitian ini diukur melalui 10 pertayaan yang disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Kualitas Pelayanan dijelaskan pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Pelayanan No. 1
Pernyataan ACE Hardware memliki gerai
STS % 0
TS % 0
N % 0
S % 51,7
SS % 48,3
Total % 100
94
yang bersih dan penataan produk rapi
2
Pelayan ACE Hardware mengenakan pakaian yang rapi dan seragam
0
0
3,3
78,4
18,3
100
3
ACE Hardware menyediakan fasilitas berbelanja seperti Troly dan kasir yang banyak
0
0
3,3
63,4
33,3
100
4
Pelayan memberikan layanan sesuai dengan apa yang anda butuhkan saat berbelanja
0
0
0
66,7
33,3
100
5
Anda mendapatkan bantuan atau pelayanan yang cepat oleh pelayan ACE Hardware
0
0
0
66,7
33,3
100
0
0
0
51,7
48,3
100
7
Pelayan merespon dengan bantuan atas keluhan atau masalah yang anda dapatkan saat berbelanja
0
0
3,3
78,4
18,3
100
8
Pelayan ACE Hardware mengetahui informasi tentang produk
0
0
3,3
63,4
33,3
100
9
Pelayan dapat berkomunikasi dengan baik, ramah, dan sopan
0
0
0
66,7
33,3
100
10
Anda mendapatkan perhatian dan layanan yang baik, ramah dan sopan ketika berada di gerai ACE Hardware
0
0
1,6
71,7
26,7
100
6
Pelayan memberikan informasi dan jawaban akan pertanyaan secara tepat dan sesuai
Sumber : Data primer yang diolah
95
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel Kualitas Pelayanan jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa indikator kualitas pelayanan berpengaruh terhadap impulse buying pengunjung ACE Hardware, dimana setelah pengunjung mendapatkan pelayanan menjadi tertarik dan timbul rasa ingin membeli produk walaupun tidak ada rencana membeli sebelumnya atau hanya berniat melihat lihat. g. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 6 pertayaan yang disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Impulse Buying dijelaskan pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying STS %
TS %
N %
S %
SS %
Tota l%
1
Anda membeli secara spontan membeli barang di ACE Hardware tanpa ada niat sebelumnya
0
0
1,6
51,7
46,7
100
2
Dengan mengetahui fungsi produk anda membeli produk
0
0
3,3
63,3
33,4
100
3
Anda tersugesti memilki kebutuhan akan produk yang berada di gerai kemudian membeli produk
0
0
0
66,7
33,3
100
4
Anda diingatkan akan produk yang anda butuhkan kemudian
0
0
0
66,7
33,3
100
No.
Pernyataan
96
anda melakukan pembelian
5
Anda melakukan pembelian karena mendapat dorongan dan gairah membeli setelah merasakan kenyamanan, ditawarkan promosi, mengetahui kualitas produk dan pelayanan yang terdapat pada ACE Hardware
0
0
0
51,7
48,3
100
6
Rencana pembelian anda timbul setelah anda memasuki gerai ACE Hardware
0
0
3,3
78,3
18,4
100
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel Impulse Buying jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa impulse buying banyak terjadi dalam motif pembelian konsumen ACE Hardware . C. Pembahasan dan Analisis Data 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Impulse Buying akan diuji secara statistik deskriptif seperti pada tabel 4.9.
97
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
STOREATMOSPHERE
60
29.00
40.00
34.6167
2.66230
PROMOSIPENJUALAN
60
20.00
25.00
21.6667
1.61210
KUALITASPRODUK
60
29.00
40.00
34.8000
2.67316
KUALITASPELAYANAN
60
38.00
50.00
43.1167
3.33493
IMPULSEBUYING
60
23.00
30.00
26.0500
2.08648
Valid N (listwise)
60
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 menjelaskan bahwa pada variabel Store Atmosphere memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 29 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 34,60 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 2,662.
Variabel
Promosi Penjualan memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 20 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 25 dengan rata-rata total jawaban 21,66 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
standar deviasi sebesar
1,612. Variabel Kualitas Produk memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 29 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban sebesar 34,80 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
98
standar deviasi sebesar 2,673. Sedangkan variabel Kualitas pelayanan memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 38 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 50, dengan rata-rata total jawaban sebesar 43,11 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,330. Sedangkan variabel Impulse Buying memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 23 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban sebesar 26,05 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 2,086. 2.
Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Store Atmosphere (SA), Promosi Penjualan (PP), Kualitas Produk (KPRO), Kualitas Pelayanan (KP) dan Impulse Buying (IB) dengan 60 sampel responden.
99
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Uji Validitas Store Atmosphere (SA) Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Store Atmosphere Correlations SA1 Pearson Correlation SA1
SA2
tailed) N Pearson Correlation SA2
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
SA3
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
SA4
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
SA5
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
SA6
Sig. (2tailed) N
60 .312
*
.222
.015
.088
60
60
1 .269
60
.222 .269
*
*
**
-.170
.312
*
.083
.088
.000
.193
.015
.528
.000
60
60
60
60
60
60
.269
*
.479
.336
**
.453
**
**
.777
**
.851
**
**
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
*
.172
1 1.000
*
1.00 0
**
.088
.038
.000
60
60
60
*
*
.448
**
.448
**
.321
*
.269
.679
**
.000
.000
.012
.038
.188
.000
60
60
60
60
60
60
*
.172
1
.448
**
.321
*
.269
.679
**
.000
.012
.038
.188
.000
60
60
60
60
60
60
**
1
.049
**
.083
.709
.009
.527
.000
60
60
60
.448
*
*
.000
.009
.000
.000
60
60
60
60
60
60
*
.049
1
.453
1.000
.464
.000
60
-.170
SAT
.000
60
.336
SA8
.009
60
**
SA7
.038
.038
.222 .269
SA6
.038
.088
.479
SA5
.222
.015 60
SA4
*
1 .312
Sig. (2-
SA3
.336
.595
**
*
*
.321
*
.321
.193
.000
.012
.012
.709
60
60
60
60
60
60
.453
**
.325
*
.508
**
.000
.011
.000
60
60
60
100
Pearson Correlation SA7
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
SA8
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
SAT
Sig. (2tailed) N
.312
*
1.00 0
.269
**
*
.269
*
.336
**
.453
**
1
.015
.000
.038
.038
.009
.000
60
60
60
60
60
60
*
.172
.172
.083
.325
.528
.000
.188
.188
.527
.011
.000
60
60
60
60
60
60
60
*
*
.083
.464
**
.777
.851
.777
**
.851
**
.000
.000
60
60
60
**
1
*
.679
.679
**
.595
**
.508
*
**
.777
.851
**
.663
**
.000 60
60
**
1
.663
*
*
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.10
menunjukkan
variabel
Store
Atmosphere
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel store atmosphere dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian. 2) Uji Validitas Promosi Penjualan (PP) Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Promosi Penjualan Correlations PP1 Pearson Correlation PP1
1
Sig. (2-tailed) N
PP2
PP2
60
Pearson Correlation
.213
Sig. (2-tailed)
.102
PP3
PP4
PP5
PPT
**
-.080
.102
.000
.544
.001
.000
60
60
60
60
60
1
**
*
**
.213
.734
.448
.000
.321
.012
.406
.816
**
.000
.692
.811
**
**
.000
101
N Pearson Correlation PP3
Sig. (2-tailed)
PP4
Sig. (2-tailed)
PP5
Sig. (2-tailed)
PPT
Sig. (2-tailed)
.448
60 1
.000
60
60
-.080
.321
*
.544
.012
.709
60
60
60
**
**
**
.406
.816
60
60
.049
**
.366
60 .786
**
.709
.004
.000
60
60
60
60
.049
1
-.022
.366
.355
**
.868
.005
60
60
60
-.022
1
.746
**
.001
.000
.004
.868
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
1
N Pearson Correlation
**
.000
N Pearson Correlation
60
**
.734
N Pearson Correlation
60
.692
.811
.786
.355
.000
.746
.000
.000
.000
.005
.000
60
60
60
60
60
N
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.11 menunjukkan variabel Promosi Penjualan (PP) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel promosi penjualan dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian. 3) Uji Validitas Kualitas Produk (KPR) Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kualitas Produk Correlations
Pearson Correlation KPR1
KPR1
KPR2
1
.500
Sig. (2-
KPR2
Pearson Correlation
.282
KPR4 *
.532
**
KPR5 .334
**
KPR6 .418
**
KPR7 .420
KPR8
KPRT
**
.234
.740
**
.000
.029
.000
.009
.001
.001
.072
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
**
1
.049
**
-.018
.165
.083
tailed) N
**
KPR3
.500
.336
**
.448
.501
102
**
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation KPR3
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
KPR4
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
KPR5
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
KPR6
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
KPR7
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
KPR8
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
KPRT
Sig. (2tailed) N
.000
.709
.009
.000
.893
.207
.530
.000
60
60
60
60
60
60
**
.244
.257
60
60
60
*
.049
1
.029
.709
60
60
.282
.532
**
.336
**
.543
60
60
60
60
60
60
60
**
1
.269
.453
.321
*
*
.506
**
.362
**
.000
60
60
60
60
60
60
*
1
.301
*
.133
.019
.040
.309
.000
60
60
60
60
60
*
1
.240
.287
.065
.026
.000
60
60
.269
*
.265
60
60
60
60
**
-.018
.001
.893
.000
.000
.019
60
60
60
60
60
60
60
**
.165
.244
*
.240
1
.001
.207
.060
.005
.040
.065
60
60
60
60
60
60
.234
.083
.257
*
.133
.287
.072
.530
.047
.032
.309
.026
.003
60
60
60
60
60
60
60
**
.501
**
.596
**
**
.032
.038
*
.736
.005
.012
**
*
.000
.000
.543
.277
.038
.009
.740
**
.000
60
.420
.596
.047
60
.418
*
.060
60
**
*
.000
.000
.448
.321
.012
.009
**
**
.000
.000
.334
.453
.506
.362
**
**
.277
.736
**
.301
.265
.587
**
.629
*
**
.381
*
**
.587
.629
.657
**
**
**
.003
.000
60
60
60
**
1
.381
.657
**
.563
**
.000 60
60
**
1
.563
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
103
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: data primer yang diolah Tabel 4.12 menunjukkan variabel Kualitas Produk (KPR) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel kualitas produk dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian. 4) Uji Validitas Kualitas Pelayanan Tabel 4.13 Hasil Uji Kualitas Pelayanan Correlations KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pearson Correlati
1
.049
.336
*
.448
*
.448
*
**
.049
.000
.000
60
60
*
.049
*
*
*
.709
.009
.000
60
60
60
60
.049
1
on KPL1
Sig. (2tailed) N Pearson Correlati
KPL2
Sig. (2-
N Pearson Correlati
*
*
.321
*
.321
.709 60 .336
*
60 .453
*
Sig. (2-
.009
.000
N
60
60
Pearson Correlati on
.448
*
*
.448
*
-.018
.709
.009
.000
.893
.000
60
60
60
60
60
1.00 .453 0
*
**
*
.321
*
.543
.611
**
*
*
*
.640
**
.012
.012
.709
.000
.000
.012
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
*
1.00
1 .269
*
.269
*
.336
*
.453
*
*
0
**
.269
*
.506
*
*
.727
**
.038
.038
.009
.000
.000
.038
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
*
1
*
1.00
*
.321
*
.000
*
*
.336
*
on
tailed)
KPL4
0
on
tailed)
KPL3
.453
1.00
KPLT
.269
1.00 .448 0
**
*
*
.321
*
.269
0
**
.301
*
.777
104
**
Sig. (2tailed) N Pearson Correlati KPL5
.012
.038
60
60
60
60
*
1.00
.448
*
*
Sig. (2-
N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N
Correlati
Sig. (2-
N Pearson Correlati
Sig. (2-
N Pearson Correlati
.000
60
60
60
60
1.00 **
.049
.000 60
0
.049
.336
*
Sig. (2-
N
*
.000
.012
.038
.000
.019
.000
60
60
60
60
60
60
60
*
1.00
1
60 .448
*
*
*
.709
.009
.000
.000
60
60
60
60 *
*
.321
60
60
60
60
1
.049
.000
.893
.000
60
60
60
60
60
60
.049
1
60
*
1.00
.009
.000
.000
.038
60
60
60
60
*
1.00
.448
*
*
.321
*
.269
0
**
.336
*
60 .453
*
.038
.009
.000
60
60
60
0
*
*
60
60
1 .269
60
*
.321
*
.269
*
.012
.038
60
60
60
60
60
60
60
60
*
-.018
*
*
*
.893
.000
.000
.019
.019
60
60
60
60
60
*
.506
*
*
.727
**
.038
.000
.000
60
60
60
*
**
.301
**
60
.000
*
.640
60
.000
.301
*
.000
.000
.506
*
.000
.038
*
.543
.012
.012
.543
*
.000
.000
-.018
.321
*
*
1.00 .448
.453
.611
**
.009
60
**
*
.709
60
0
.448
-.018
60
*
*
*
60
*
.336
*
60
*
**
60
.709
.269
.777
60
.012
*
*
.000
.012
.269
.301
.019
.000
.453
**
.000
.000
*
0
.038
*
.321
.269
.012
.709
.336
*
.000
*
0
.321
*
*
1.00 .453
.448
**
Pearson Correlati
.448
.000
*
on
tailed)
KPL10
0
**
.038
on
tailed)
KPL9
.269
.012
on
tailed)
KPL8
*
.000
Pearson
KPL7
.321
on
tailed)
KPL6
.000
.543
*
.506
1 .301
*
.777
**
.019
.000
60
60
60
*
1
*
.301
*
*
.893
.000
.000
.019
60
60
60
60
.571
**
on Sig. (2tailed) N
.000 60
60
105
Pearson Correlati
.611
*
.640
*
.727
*
.777
*
.777
*
.611
*
.640
*
.727
*
.777
*
.571
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
1
on KPLT
Sig. (2tailed) N
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.14
menunjukkan
Kualitas
Pelayanan
(KP)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel kualitas pelayanan dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian. 5) Uji validitas Impulse Buying Tabel 4.14 Hasil Uji Impulse Buying Correlations IB1 Pearson Correlation IB1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation IB3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
IB4
Sig. (2-tailed) N
IB5
1
Sig. (2-tailed) N
IB2
IB2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
60 .532
**
IB3
.532
**
.334
.282
.724
**
.000
.029
.000
60
60
60
60
60
60
1
*
*
**
**
60 *
.269
.269
.691
**
.000
.000
60
60
60
60
60
1
**
**
*
60
60
**
*
**
1.000
.009
.038
.000
60
60
60
**
**
**
.009
.453
.009
60
.336
.336
.038
.038
.269
.269
.038
.009
.000
.500
IBT *
.009
**
.500
.334
IB6 **
.009
60
.334
IB5 **
.000
.000
.334
IB4 **
.448
.000
1.000
.448
.321
.786
**
.000
.000
.012
.000
60
60
60
60
1
**
*
.448
.321
.786
**
.000
.012
.000
60
60
60
60
**
1
.049
.448
.000
.709
.670
**
.000
106
N
IB6
60
60
60
60
60
*
**
*
*
.049
1
Sig. (2-tailed)
.029
.000
.012
.012
.709
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
1
Sig. (2-tailed) N
.724
.691
.321
.786
.321
.786
.670
.558
**
.282
Pearson Correlation
.453
60
Pearson Correlation
N
IBT
60
.000
.558
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber:data primer yang diolah Tabel 4.14 menunjukkan Impulse Buying (IB) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel Impulse Buying dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
107
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Store Atmosphere Promosi Penjualan Kualitas Produk Kualitas Pelayanan Impulse Buying Sumber : Data primer yang diolah
Cronbach’s Alpha 0,764 0,711 0,753 0,766 0,776
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.16 menunjukkan nilai cronbach‟s alpha atas variabel Store Atmosphere sebesar 0,764, Promosi Penjualan sebesar 0,771, Kualitas Produk 0,753, kualitas pelayanan sebesar 0,766 dan Impulse Buying sebesar 0,776. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach‟s alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3.
Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.16 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
108
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Error (Constant)
1
-2.439
.651
-3.745
.000
Store A
.210
.051
.268
4.112
.000
.105
9.537
Promosi P
.282
.051
.218
5.477
.000
.283
3.530
Kualitas Pro
.125
.037
.160
3.412
.001
.203
4.915
Kualtas Pel
.250
.054
.399
4.641
.000
.061
6.527
a. Dependent Variable: IMPULSEBUYING
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance store atmosphere sebesar 0,105, promosi penjualan sebesar 0,283, kualitas produk sebesar 0,203, dan kualitas pelayanan sebesar 0,061. Selain itu nilai VIF untuk store atmospehere sebesar 9537, promosi penjualan sebesar 3,530, kualitas produk sebesar 4,915, dan kualitas pelayanan sebesar 6,527. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
109
b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
60 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 .32714683
Absolute
.086
Positive
.086
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.665
Asymp. Sig. (2-tailed)
.769
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel 4.17 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,769 atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka signifikan diatas 0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara normal.
110
Gambar 4.1 Hasil uji normalitas P-plot
Sumber: data yang diolah Normalitas dapat dilihat dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Jika data (titik) mengikuti dan mendekati garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
111
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
impulse
buying
berdasarkan
variabel
yang
mempengaruhinya, yaitu store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, dan kualitas pelayanan. Kemudian pada tabel 4.18 berikut ini adalah hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan metode Uji Glejser. Dengan 112
asumsi data regresi yang diterima adalah jika nilai t hitung lebihkecil dari t tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 Tabel 4.18 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
-2.537
2.949
Store Atmosphere
-.039
.043
1 Promosi Penjualan
.159
Kualitas Produk KualitasPelayanan
Beta -.860
.393
-.124
-.903
.370
.098
.227
1.627
.109
.026
.035
.100
.745
.460
.023
.042
.073
.549
.585
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: data yang diolah Pada tabel 4.18 diatas, t hitung lebih kecil dari t tabel 2,396 dan pada nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
4.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
113
Tabel 4.19 Uji Koefisien Determinan R2 Model Summary Model
R
1
R Square
.988
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.975
.974
.33883
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Store Atmosphere
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.19 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,975 atau 97,5%, ini menunjukkan bahwa variabel impulse buying yang dapat dijelaskan oleh variabel store astmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, kualitas pelayanan sebesar 97,5%. Sedangkan sisanya sebesar 0,250 atau 2,5% variabel yang lain atau variabel yang tidak di teliti penulis seperti lokasi, hedonic motive, harga dan lain sebagainya. 5.
Uji Hipotesis a. Hasil Uji Statistik t (parsial) Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.20, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011:98). Tabel 4.20 Uji Statistik t Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
-2.439
.651
.210
.051
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance -3.745
.000
4.112
.000
VIF
1 Store A
.268
.105
9.537
114
Promosi P
.282
.051
.218
5.477
.000
.283
3.530
Kualitas Pro
.125
.037
.160
3.412
.001
.203
4.915
Kualitas Pel
.250
.054
.399
4.641
.000
.061
6.527
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.20, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -2,439 + 0,210 X1+ 0,282X2 + 0,125X3+0,250X4 + e
1) Hipotesis 1 : Pengaruh Store Atmosphere terhadap impulse buying. Ho
:Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada Store Atmosphere terhadap impulse buying secara parsial.
Ha
:Terdapat pengaruh yang signifikan pada pada Store Atmosphere terhadap impulse buying secara parsial.. Pada tabel diatas untuk variabel Store atmosphere (X1)
dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 4,112. Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5= 55, maka didapat nilai ttabel 2,396 Gambar 4.4 Hasil Uji Statistik t Untuk Variabel Store Atmosphere (X1) Daerah Daerah Penerimaan Ha
Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0 -ttabel= -2,396 thitung= 4,112 Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
ttabel= 2,396
115
Karena nilai thitung = 4,112 > nilai ttabel = 2,396 dan nilai signifikan t (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa store atmosphere
berpengaruh
secara
signifikan terhadap impulse
buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Vika Ary Ratnasari, Srikandi Kumadji dan Andriani Kusumawati (2015)) dimana store atmosphere berpengaruh positif terhadap impulse buying. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisda Rahmasari (2010) bahwa store environment berpengaruh
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap
maka
impulse
disimpulkan
buying. store
Dengan
atmosphere
mempunyai peranan penting dalam menimbulkan impulse buying pada pengunjung sehingga melakukan pembelian. 2) Hipotesis 2 : Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying secara parsial.
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan pada Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying secara parsial. Pada tabel diatas untuk variabel promosi penjualan (X1)
dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 5,477.
116
Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5= 55, maka didapat nilai ttabel 2,396 Gambar 4.5 Hasil Uji Statistik t Untuk Variabel Promosi Penjualan (X2) Daerah Daerah Penerimaan Ha
-ttabel= -2,396
Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 thitung= 5,477
ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Karena nilai thitung = 5,477 > nilai ttabel = 2,396 dan nilai signifikan t (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa store atmosphere
berpengaruh
secara
signifikan terhadap impulse
buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall. Hasil penelitian ini seseuai dengan penelitian terdahulu oleh Ria Arifianti (2013) dimana promosi penjualan
memberikan
pengaruh yang positif terhadap impulse buying. Penelitian oleh Nur Fahmi Winawati dan Saino (2015) menunjukan hal yang sama bahwa promosi penjualan berpengaruh positif pada impulse buying. Dengan berpengaruh positif maka disimpulkan adanya promosi penjualan yang dilakukan oleh toko atau ritel mempunyai peranan penting dalam
menimbulkan impulse buying pada pengunjung
sehingga melakukan pembelian.
117
3) Hipotesis 3 : Pengaruh Kualitas Produk terhadap Impulse Buying Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada Kualitas Produk terhadap variabel impulse buying secara parsial.
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan pada Kualitas Produk terhadap variabel impulse buying secara parsial. Pada tabel diatas untuk variabel kualitas produk (X3) dapat
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 3,412. Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5= 55, maka didapat nilai ttabel 2,396 Gambar 4.6 Hasil Uji Statistik t Untuk Variabel Kualitas Produk (X3) Daerah Daerah Penerimaan Ha
-ttabel= -2,396
Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 thitung= 3,412
ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Karena nilai thitung = 3,412 > nilai ttabel = 2,396 dan nilai signifikan t (0,001) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
berpengaruh
secara
signifikan terhadap
impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
118
Pengaruh positif yang ini maka disimpulkan dengan pemberian informasi akan kualitas produk mempunyai peranan penting dalam
menimbulkan impulse buying pada pengunjung
sehingga melakukan pembelian.. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh A A Ngr Indra Wiguna dan I Nyoman Nurcaya (2013) dimana kualitas produk memberikan pengaruh yang positif terhadap impulse buying. 4) Hipotesis 4 : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying H4o
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada Kualitas Pelayanan terhadap variabel impulse buying secara parsial.
H4a
: Terdapat pengaruh yang signifikan pada Kualitas Pelayanan terhadap variabel impulse buying secara parsial. Pada tabel diatas untuk variabel kualitas pelayanan (X4)
dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 4,614. Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5= 55, maka didapat nilai ttabel 2,396
119
Gambar 4.7 Hasil Uji Statistik t Untuk Variabel Kualitas Pelayanan (X4) Daerah Daerah Penerimaan Ha
-ttabel= -2,396
Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 thitung= 4,641
ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015 Karena nilai thitung = 4,641 > nilai ttabel = 2,396 dan nilai signifikan t (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
secara
signifikan terhadap
impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall. Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin baik dan menyenangkan kualitas pelayanan yang diberikan pada konsumen saat berada dalam toko menimbulkan keinginan untuk membeli sehingga terjadi impulse buying. Hasil penelitian ini seseuai dengan penelitian terdahulu oleh Okky Ratna Utami dan Ni Made Rastini (2015) dimana kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap impulse buying. b. Hasil Uji Statistik F (Simultan) Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji
120
secara simultan. Tabel 4.21 berikut menggambarkan hasil uji statistik F. Tabel. 4.21 Uji Statistik F a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
F
250.536
4
62.634
6.314
55
.115
256.850
59
Sig.
545.550
.000
a. Dependent Variabel: Impulse Buying b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Store Atmosphere
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.21 didapat nilai F hitung sebesar 545,550 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap impulse buying Hipotesis 5 : Pengaruh variabel store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse buying. H05 : β1234 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk,
kualitas
pelayanan
secara
(simultan)
terhadap impulse buying.
121
b
Ha5 : β1234 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk,
kualitas
pelayanan
secara
(simultan)
terhadap impulse buying. Berikut adalah gambar penjelasan penerimaan hipotesis 5 dengan uji F Gambar 4.8 Hasil Uji Statistik F Daerah
Daerah
Penerimaan Ha
-Ftabel= -2,54
Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 Fhitung=545.550
Ftabel= 2,54
Sumber: Data Primer yang diolah Karena nilai Fhitung = 545.550 > nilai Ftabel = 2,54 dan nilai signifikan F (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
5.
Uji Regresi Linear Berganda Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel
122
independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut: Tabel 4.22 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Error (Constant)
1
-2.439
.651
-3.745
.000
Store A
.210
.051
.268
4.112
.000
.105
9.537
Promosi P
.282
.051
.218
5.477
.000
.283
3.530
Kualitas Pro
.125
.037
.160
3.412
.001
.203
4.915
Kualtas Pel
.250
.054
.399
4.641
.000
.061
6.527
a. Dependent Variable: IMPULSEBUYING
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.22 diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+ e Y = -2,439 + 0,210 X1 + 0,282 X2 + 0,125X3 + 0,250 X4 + e Keterangan : Y = Impulse Buying a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b 1 = Koefisien regresi Store Atmosphere X1 = Store Atmosphere b2 = Koefisien regresi Promosi Penjualan X2 = Promosi Penjualan 123
b3 = Koefisien regresi Kualitas Produk X3 = Kualitas Produk b4 = Koefisien Kualitas Pelayanan X4 = Kualitas Pelayanan e
= Standar eror Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai a sebesar
2,439 berarti jika X1 (store atmosphere), X2
(pomosi penjualan), X3 (kualitas produk) dan X4 (kualitas pelayanan) bernilai 0, maka kepuasan kerja akan bernilai 2,439. b. Koefisien regresi dari variabel X1 (store atmosphere) sebesar 0,210 menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat sebesar 0,210
untuk
setiap
tambahan
satu
satuan
X1
(store
atmosphere ) dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila store atmosphere mengalami peningkatan satu satuan, maka kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0,210. c. Koefisien regresi dari variabel X2 (promosi penjualan) sebesar 0,282 menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat sebesar 0,282 untuk setiap tambahan satu satuan X2 (promosi penjualan)
dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila
promosi penjualan mengalami peningkatan satu satuan, maka impulse buying akan meningkat sebesar 0,282
124
d. Koefisien regresi dari variabel X3 (kualitas produk) sebesar 0,125 menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat sebesar 0,125 untuk setiap tambahan satu satuan X3
(kualitas produk)
dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila kualitas produk mengalami peningkatan satu satuan, maka impulse buying akan meningkat sebesar 0,125. e. Koefisien regresi dari variabel X4 (kualitas pelayanan) sebesar 0,250 menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat sebesar 0,250 untuk setiap tambahan satu satuan X3
(kualitas
pelayanan) dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila kualitas pelayanan mengalami peningkatan satu satuan, maka impulse buying akan meningkat sebesar 0,250 Untuk
mengetahui
diantara
variabel
bebas
tersebut
yang
berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai koefisien beta masing-masing. Koefisien beta merupakan nilai dari koefisien regresi yang telah distandarisasi dan berguna untuk membandingkan mana di antara variabel bebas yang dominan terhadap variabel terikat. Dari tabel dapat dilihat nilai koefisien beta untuk masing-masing variabel bebas tersebut:
125
1. Nilai koefisien beta X1 (store atmosphere) adalah 0,210. 2. Nilai koefisien beta X2 (promosi penjualan) adalah 0,282. 3. Nilai koefisien beta X3 (kualitas produk) adalah 0,125. 4. Nilai koefisien beta X4 (kualitas pelayanan) adalah 0,250. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara variabel bebas dalam penelitian ini yang lebih dominan pengaruhnya adalah promosi penjualan yaitu sebesar 0,282 atau 28,2%.
126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden tentang pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying ACE Hardware Pondok Indah Mall, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: Melalui analisis faktor dapat diperoleh enam faktor yang berpengaruh terhadap impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1. Secara parsial store atmospehere mempunyai pengaruh signifikan terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall. 2. Secara parsial promosi penjualan
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall.. 3. Secara parsial kualitas produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall.. 4. Secara parsial kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall.. 5. Berdasarkan hasil uji F variabel store atmospehere, promosi penjualan , kualitas produk dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap impulse buying ACE Hardware Pondok Indah Mall
127
6. Variabel paling dominan adalah variabel Promosi Penjualan dimana nilai koefisien beta paling tinggi diantara varibel yang lain
B. SARAN Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu: 1. Bagi pihak ACE Hardware Pondok Indah Mall, a) Peningkatan yang berkelanjutan dari store atmosphere sangat disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying ACE Hardware Pondok Indah Mall. Menjaga dan meningkatkan store atmosphere agar lebih menarik perhatian pengunjung Pondok Indah Mall. b) Peningkatan yang berkelanjutan dari promosi penjualan sangat disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying ACE Hardware Pondok Indah Mall. Memperbanyak Promosi Penjualan agar pengunjung tertarik untuk membeli produk ACE Hardware. c) Peningkatan yang berkelanjutan dari kualitas produk sangat disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial variabel tersebut
memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying ACE
Hardware Pondok Indah Mall. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk ACE Hardware adapun produk dengan merk lain sebaiknya dipilih merk merk yang memiliki atribut produk yang baik.
128
d) Peningkatan yang berkelanjutan dari kualitas pelayanan sangat disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying ACE Hardware Pondok Indah Mall. Menjaga dan mengedukasi karyawan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan membuat pengunjung menjadi merasa tertarik untuk menjadi konsumen. 2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan pengkajian dengan cara memperdalam atau mengembangkan variabel penelitian dengan sampel dan populasi yang lebih besar. Pengkajian ini diharapkan dapat menemukan hasil temuan baru yang dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran.
129
DAFTAR PUSTAKA Abdul Hamid, Ahmad Faisal. 2010. “ Panduan Penulisan Skripsi:. Cetak 1. FEIS. UIN Press. Jakarta Arifianti, Ria. 2013. Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying pada Hypermarket di Kota Bandung. Jurnal Manajemen Pemasaran UNPAD Arnold, Mark J., and Kristy E. Reynolds. 2012. Approach and Avoidance Motivations: Investigating Hedonic Consumption in a Retail Setting. United States: Journal of Retailing Arruman . 2007. Sebuah Dunia (Tanpa ?) Promosi Penjualan. Mix Marketing Xtra. Jakarta. Berman, Barry and Joel R.Evans. 2007. Retail Management. NewJersey: Prentice Hall Cummins, Julian. Roddy Mullin. 2008. Sales Promotion . PPM. Jakarta Dawson, Sandy dan Minjeong Kim.(2009). External and Internal Trigger Cues of ImpulseBbuying Online. An International Journal. Emerald Article, 3(1), pp: 20-34. Dharmemesta, Basu Swasta dan Handoko, Hani. 2003. Manajemen pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE Engel. J. F., R.D Blackwell, dan P.W Miniard. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi keenam. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara Fandy, Tjiptono,dkk. 2004. Marketing Scales. Yogyakarta: Andi Offset Fandy, Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
130
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro. Hermawan, Kertajaya. 2006. Seri 9 Elemen Marketing. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Irani, Neda and K. H Hanzaee. 2011. The Effects of Variety-seeking Buying Tendency and Price Sensitivity on Utilitarian and Hedonic Value in Apparel Shopping Satisfaction. International Journal of Marketing Studies. Kotler, P., dan Gary, Amstrong. 2012. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 13 jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kusuma, G.W., Idrus, S., dan Atim Djazul., 2013. The Influence of Hedonic shopping Motivations on Buying Decision with Gender as Dummy Variable. Malang: Europan Journal of Business and Management Loudon, David L, Albert J, Della Bitta, consumer behavior 4th edition, New York: Mc Graw Hill. 1993 Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Malhotra, N.K. 2009. Riset Pemasaran. Edisi keempat: Jilid 1. PT Indeks: Jakarta
131
Maria, Imaculada C.A de Olivera. 2011. Pengaruh Suasana Toko dan Gaya Hidup terhadap Pembelian Impulsif pada The Oasis Factory Outlet Bandung. Bandung: JBPTUNIKOMPP Maymand, Mohammad Mahmoud, & Mostafa Ahmadinejad. 2011. Impulse Buying: The Role of Store Environmental Stimulation and Situational Factors (An empirical investigation). African Journal of Business Management, 5(34), pp: 13057-13065. Mulianingrum,
Wikartika.
2010.
Jurnal
Analisis
Faktor
yang
Mempengaruhi Impulse Buying pada Merk Super T-shirt. Surakarta Nagara, Danes Jaya dan Dharmemesta, Basu Swasta. 2003. „Normative Moderators of Impulse Buying Behaviour International Journal of Bussines” Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Statistik Data Dengan SPSS.Yogyakarta: Mediakom Purnama, Luvi. 2011. Pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap Minat
Beli
Konsumen
di
Alfamart
Margahayu
Bandung.
JurnalEkonomi Universitas Pasundan. Purwaningsih, Ayu. 2013. Pengaruh Suasana Toko terhadap Minat Beli Konsumen pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Jurnal Manajemen Universitas Jendral Soedirman Raharjani, Jeni. 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja,
132
dalam
Jurnal
Manajemen
Pemasaran
Fakultas
Ekonomi,
Universitas Diponegoro, 2010. Rangkuti, Freddy.2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Samuel, Hanneman. 2012. Peter Berger: Sebuah Pengantar Ringkas. Depok: Kepik. Schiffman, Leon G. Leslie Lazar Kanuk. 2007. Consumer Behavior. Pearson Prentice Hall. America Sopiah dan Syihabudin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: Andi offset Srikandi Kumadji, Ary Ratnasari dan Andriani Kusumawati. 2015. Pengaruh Store Atmosphere terhadap Hedonic Shoping Values dan Impulse Buying. Malang: Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Sudarmanto,R.
Gunawan.2013.Statistik
Terapan
Berbasis
Komputer
Dengan Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta:PT Mitra Wacana Media Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta
133
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi pemasaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Tirmizi, Muhammad Ali, Kashif.ur.Rahman dan M.Iqbal Saif. 2009. “An Empirical Study of Consumer Impulse Buying Behavior in Markets”. European Journal of Scientific Research. ISSN 1450216X Vol.28 No.4 Utami,
Christina
Whidya.
2010.
Manajemen
Ritel:
Strategi
dan
Implementasi Ritel Modern. Jakarta : Salemba Empat. Wiguna, AA Nur Indra dan Nurcaya, I Nyoman. 2013. Pengaruh Fashion Involvement, Kualitas Produk dan Kewajaran Harga terhadap Impulse Buying. Bali: Jurnal fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Yistiani, N.N.M., Yasa, N.N.K., dan I. Suasana. 2012. Pengaruh Atmosfer Gerai dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian Impulsif. Denpasar: Jurnal Management, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan.
WEBSITE: BisnisIndonesiaOnline.com . 2008. Edisi minggu ke 4 Mei.(diakses pada november 2015) www.wikipedia.com (diakses pada agustus 2015) http://swa.co.id/businessstrategy/marketing/2012-bisnisritel-di-indonesiakian-menjanjikan\ (diakses pada november 2015)
134
http://radarpena.com/read/2015/01/24/15038/18/1/Aprindo-RamalkanPertumbuhan-Industri-Retail-Naik-10
(dikses
pada
november
2015) http://thehardwarecatalog.com .(diakses pada desember 2015) http://www.acehardwareintl.com (diakses pada desember 2015)
135
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tugas Akhir (Skripsi)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Kuesioner ini dimaksudkan nuntuk bahan dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir (skripsi) jenjang pendidikan S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen konsentrasi Pemasaran
Oleh: Eko Wahyu Hidayat 1110081000114 JudulSkripsi: Analisis Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall)
136
PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Untuk itu, kami memohon partisipasi anda untuk mengisi kuesioner ini. Dalam pengisian kuisioner ini tidak ada jawaban benar maupun salah. Yang terpenting adalah jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan anda. Semua jawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini, Anda boleh tidak mencantumkan nama Anda dalam kuesioner ini. Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang harus dijawab. Cara pengisian kuesioner ini akan dijelaskan dalam petunjuk pengisian pada bagian awal kuesioner. Anda diharapkan memperhatikan petunjuk pengisian kuesioner ini. Sebelum Anda mengerjakan, bacalah terlebih dahulu setiap penjelasan dan petunjuk pengisian yang diberikan. Setelah Anda menjawab, periksalah kembali kelengkapan jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati. Partisipasi Anda sangat berarti bagi kami. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Eko Wahyu Hidayat
137
DATA RESPONDEN PETUNJUK : untuk pertanyaan pilihan ganda isi dengan menyilang a,b atau c Nama (boleh tidak di isi)
:
Jenis kelamin
: a. Pria
b. Wanita
: a. >30 th
b. 31-45 th
Alamat rumah
:
Usia
c. 45<
PETUNJUK Dalam Kuesioner ini, Anda diminta untuk memberi penilaian terhadap sejumlah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia di setiap nomor. Berikanlah penilaian Anda pada setiap pernyataan, yaitu sejauh
mana Anda setuju dengan pernyataan tersebut – dengan
pedoman sebagai berikut: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju : Netral S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Contoh: Pernyataan
STS
TS
N
S
Saya menyukai hal-hal yang baru
SS X
Jawaban tersebut berarti anda sangat setuju pada hal-hal yang baru. Jika anda ingin mengubah jawaban anda, silahkan mengoreksi jawaban anda dengan mencoret jawaban salah dan memberikan tanda silang pada jawaban yang benar 138
Beri tanda (x) pada pilihan tanggapan pernyataan yang sesuai dengan anda. Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S
SS : Sangat Setuju
No 1 2
3
4 5
6
7
8
: Setuju Store atmosphere
N
: Netral
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
Desain eksterior ACE Hardware menarik perhatin mata Suasana di dalam gerai ACE Hardware yang sejuk dan harum membuat anda nyaman berada di dalam nya Alokasi ruangan seperti AC ruangan, sound system, tempat kasir, display produk, papan promosi, dsb tertata dengan baik Barang barang di letakkan dengan baik dan tertata dengan rapi Dalam gerai ACE Hardware terdapat TV atau monitor sebagai sarana informasi tentang produk Setiap barang memiliki informasi terkait barang tersebut seperti spesifikasi dan harga Barang –barang yang dijual di posisikan secara menarik, dan memudahkan untuk melihat atau mengambilnya Barang – barang yang dijual ACE Hardware dikelompokan sesuai kategori barang
Promosi Penjualan 1
ACE Hardware memberikan informasi setiap ada barang baru yang dijual
2
ACE Hardware memberikan ekstra point kepada pemegang member card
3
ACE hardware menawarkan pembelian
139
secara cicilan 0% untuk pengguna credit card 4
ACE hardaware menawarkan pemberian diskon secara langsung pada beberapa barang yang dijualnya
5
ACE hardware menawarkan potongan harga atau tambahan bonus bagi pengguna credit card
Kualitas Produk 1 2
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
ACE hardware menawarkan barang yang mudah digunakan ACE Hardware menawarkan barang yang aman & nyaman dalam penggunaanya
3
Produk ACE Hardware dikenal lebih awet atau tidak mudah rusak.
4
Barang yang ditawarkan ACE Hardware semua sesuai dengan SNI
5
Barang yang ditawarkan ACE Hardware memiliki ketertarikan tersendiri dibandingkan barang sejenis di toko lainnya
6
ACE Hardware menawarkan barang yang memiliki desain menarik dan menambah nilai
7
Barang di ACE Hardware memilki pilihan warna untuk setiap jenisnya sehingga lebih menarik
8
Barang yang dijual oleh ACE Hardware sudah dikenal akan kualitas dan garansi nya.
Kualitas Pelayanan
140
1
ACE Hardware memliki gerai yang bersih dan penataan produk rapi
2
Pelayan ACE Hardware mengenakan pakaian yang rapi dan seragam
3
ACE Hardware menyediakan fasilitas berbelanja seperti Troly dan kasir yang banyak
4
Pelayan memberikan layanan sesuai dengan apa yang anda butuhkan saat berbelanja
5
Anda mendapatkan bantuan atau pelayanan yang cepat oleh pelayan ACE Hardware
6
Pelayan memberikan informasi dan jawaban akan pertanyaan secara tepat dan sesuai
7
Pelayan merespon dengan bantuan atas keluhan atau masalah yang anda dapatkan saat berbelanja
8
Pelayan ACE Hardware mengetahui informasi tentang produk
9
ACE Hardware memberikan layanan retur akan produk yang rusak dalam waktu tertentu
10 Anda mendapatkan perhatian dan layanan yang baik, ramah, dan sopan ketika berada di gerai ACE Hardware
Impulse buying 1
STS
TS
N
S
SS
Anda membeli secara spontan membeli barang di ACE Hardware tanpa ada niat sebelumnya
141
2
Dengan mengetahui fungsi produk anda membeli produk
3
Anda tersugesti memilki kebutuhan akan produk yang berada di gerai kemudian membeli produk
4
Anda diingatkan akan produk yang anda butuhkan kemudian anda melakukan pembelian
5
Anda melakukan pembelian karena mendapat dorongan dan gairah membeli setelah merasakan kenyamanan, ditawarkan promosi, mengetahui kualitas produk dan pelayanan yang terdapat pada ACE Hardware
6
Anda memutuskan membeli karena keinginan yang timbul tidak dapat ditolak
142
Lampiran 2 Data mentah hasil jawaban Kuesioner Variabel Store Atmosphere 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
32 32 32 32 33 33 39 33 33 33 34 36 35 39 39 39 35 36 36 33 37 34 35 34 33 32 32 35 32 35 36 33 32 35 33 32 33
143
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
21 20 21 20 20 20 23 20 20 20 22 24 24 24 25 24
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
33 32 32 32 29 32 29 34 36 35 39 40 39 34 36 37 37 39 36 39 35 39 36
Variabel Promosi Penjualan 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
144
4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
22 20 22 21 22 22 22 22 22 20 20 20 20 24 24 20 20 20 22 20 22 21 20 20 20 20 20 20 22 24 24 24 25 24 22 20 22 23 23 22 23 22
145
4 4
5 4
5 4
5 5
4 4
23 21
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
Variabel Kualitas Produk 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 2 4 3 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
32 32 30 29 32 31 38 32 30 31 35 36 35 39 40 36 34 37 37 35 37 34 35 36 34 33 34 34 34 35 36 34 34 35 33 32 34 146
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
3 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
33 33 33 34 31 33 31 33 37 35 38 39 36 35 37 36 38 40 38 38 38 40 37
Variabel Kualitas Pelayanan 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4
40 40 40 40 40 40 50 40 40 40 42 45 45 48 50 47 147
4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5
43 43 44 40 44 42 44 42 42 40 41 42 40 45 45 40 41 42 42 40 42 42 40 40 40 38 40 38 41 45 45 48 50 47 43 43 44 47 50 45 49 46
148
5 4
5 5
5 5
5 4
5 4
5 4
5 5
5 5
5 4
5 5
50 45
Variabel Impulse Buying 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 24 23 24 24 24 30 24 24 24 26 28 27 29 30 29 26 26 27 25 27 26 27 26 25 24 24 25 24 27 28 25 24 25 25 24 25 149
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
25 24 24 24 23 24 23 26 28 27 29 30 29 26 26 27 28 30 27 29 28 30 27
150
Lampiran 3 Correlations SA1 Pearson Correlation SA1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson SA3
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
SA4
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
SA5
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
SA6
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
SA7
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
SA8
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
SAT
Sig. (2-tailed) N
SA3
SA4
SA5
*
.222
.222
.015
.088
60
60
60
*
1
.269
1
Sig. (2-tailed) N
SA2
SA2
.312
.312
.015
*
.312
*
.083
.088
.000
.193
.015
.528
.000
60
60
60
60
60
60
.269
*
.336
**
.453
**
60
60
60
*
.172
.038
.000
60
60
60
1 1.000
**
.448
**
.321
*
.038
.188
.000
60
60
60
60
60
60
60
**
1
*
.172
1.000
.448
**
.448
**
.321
*
.188
.000
60
60
60
60
60
60
**
1
.049
**
.083
.709
.009
.527
.000
60
60
60
.448
60
60
60
60
*
.049
1
.321
.193
.000
.012
.012
.709
60
60
60
60
60
.269
*
.269
*
.336
**
.336
.453
**
60
60
60
**
1
.453
.009
.000
60
60
60
60
60
60
**
.172
.172
.083
.325
.528
.000
.188
.188
.527
.011
.000
60
60
60
60
60
60
60
.679
**
.679
**
.595
**
**
60
.038
**
.508
.000
.038
.851
*
**
.011
.000
**
.325
.595
.000
.015
.464
**
.038
60
*
.679
.012
60
.321
.269
.000
.000
.777
**
.012
.000
.083
.679
.000
.009
**
.269
.000
.000
1.000
**
60
.088
*
.851
60
.269
.312
**
60
.222
**
.777
60
60
.453
**
**
.000
60
-.170
1.000
.464
.000
.038
**
-.170
.000
.088
.336
**
.479
.000
.269
**
SAT
.009
.222
.479
SA8
.038
60
*
SA7
.038
60
*
SA6
.508
*
**
.777
**
.851
**
.000
.000
60
60
60
**
1
.777
.851
**
.663
**
.000 60
60
**
1
.663
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
151
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .820
8
Correlations PP1 Pearson Correlation PP1
1
Sig. (2-tailed) N
PP2
60
Pearson Correlation
.213
Sig. (2-tailed)
.102
N Pearson Correlation PP3
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation PP5
N Pearson Correlation PPT
N
PP5
PPT
-.080
.102
.000
.544
.001
.000
60
60
60
60
60
1
**
*
**
60 **
.448
.734
.448
.816
**
.692
.811
**
**
.012
.000
.000
60
60
60
60
.049
**
1
.000
60
60
-.080
.321
*
.544
.012
.709
60
60
60
**
**
**
.816
.321
.406
.000
.000
.366
.786
**
.709
.004
.000
60
60
60
60
.049
1
-.022
.366
.355
**
.868
.005
60
60
60
-.022
1
.746
**
.001
.000
.004
.868
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
1
.692
Sig. (2-tailed)
PP4 **
.213
**
.406
Sig. (2-tailed)
PP3
60 .734
N
PP4
PP2
.811
.786
.355
.000
.746
.000
.000
.000
.005
.000
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .711
5
152
Correlations KP1 Pearson Correlation KP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson KP3
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
KP4
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
KP5
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
KP6
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
KP7
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
KP8
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KPT
1
Sig. (2-tailed) N
KP2
KP2
Sig. (2-tailed) N
KP3
.500
**
KP4
.282
*
KP5
.532
**
KP6
.334
**
KP7
.418
**
KP8
.420
**
KPT
.234
.740
*
*
.000
.029
.000
.009
.001
.001
.072
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
**
1
.049
**
-.018
.165
.083
.500
.000
.530
.000
60
60
60
60
60
60
**
.244
.257
1
.532
**
.336
**
.543
60
60
60
60
60
**
1
.269
.453
.321
*
**
.362
**
*
60
60
60
60
60
*
1
.301
*
.133
.269
**
-.018
.506
**
*
.265
.000
60
60
60
60
60
*
1
.240
.287
.065
.026
.000
60
60
.301
.000
.019
60
60
60
60
60
60
60
**
.165
.244
*
.240
1
.001
.207
.060
.005
.040
.065
60
60
60
60
60
60
.234
.083
.257
*
.133
.287
.072
.530
.047
.032
.309
.026
.003
60
60
60
60
60
60
60
.277
.736
**
*
.309
.000
**
*
.040
.893
.362
.587
.019
.001
**
*
60
60
.596
.736
.000
60
**
*
.032
60
*
.277
.005
60
**
.506
.000
.038
.543
*
.038
.012
.501
*
60
.000
**
*
60
.009
.740
.596
.000
60
.420
*
.047
60
.418
*
.060
60
**
.321
.000
.000
.448
**
.012
.009
**
.453
.000
.000
.334
*
.207
.049
60
*
.893
*
60
.501
.000
60
.709
.448
.009
60
.029
**
.709
60 .282
.336
.265
.587
**
.629
*
**
.381
*
**
.629
*
*
.657
*
*
.003
.000
60
60
60
**
1
.381
.657
**
.563
*
*
.000 60
60
**
1
.563
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
153
Cronbach's
N of Items
Alpha .774
8
Correlations
Pearson KPL
Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
2
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
3
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
4
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
5
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
6
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
7
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
8
Sig. (2-tailed) N Pearson
KPL
Correlation
9
Sig. (2-tailed) N
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
KPL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
60 .049
.049
*
**
.000
.000
60
60
.000
60
60
60
1
.453
*
*
.009
.000
60
60
.453
*
*
.321
*
*
.000
.893
.000
60
60
60
60
60
1.00 .453 0
**
*
60
60
60
60
60
*
1.00
*
*
**
1 .269
60
*
.269
*
.269
*
.269
*
**
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
*
1.00
1
60 1.00 **
1.00 .448
.448
*
.321
*
.038
.000
.019
.000
60
60
60
60
60
60
60
*
1.00
1
.448
.000
.000
60
60
60
60
.448
.321
*
*
.321
*
.777
**
.000
60
60
60
60
60
60
*
*
1
60
.049
.049
.709
.009
.000
.893
.000
60
60
60
60
60
1
60
60
60
60
60
60
60
*
*
1.00
*
*
*
*
**
.009
.000
.000
.038
60
60
60
60
.453
*
*
.038
.009
.000
60
60
60
.453
*
*
.321
*
.543
.611
**
-.018
.709
1.00 .448
.448
*
.012
.336
.336
*
.012
0
*
.019
.000
0
.301
.000
.000
**
**
.038
.709
1.00
0
.012
*
*
.269
.000
**
.269
0
*
*
*
**
.012
.009
.269
.777
.000
.709
*
*
.000
0
**
.301
*
*
.321
.269
**
*
*
.727
.000
*
.269
*
.038
*
*
.506
.000
0
*
*
.000
60
0
0
.269
.009
*
1.00 .453
.453
.038
60
.336
.336
*
.038
*
.321
**
*
60
*
.640
60
60
.448
*
60
60
.453
.543
60
.000
.336
*
60
.038
0
.321
*
.000
.012
.049
.009
.000
.000
60
.709
.012
60
.000
-.018
.000
60
0
*
*
.611
**
*
.000
*
.049
*
.709
60
**
.448
.012
.038
1.00
.049
*
.012
.012
*
.321
.336
.000
.000
.321
0
*
*
.321
1.00
.049
.009
*
*
*
.709
60
*
.448
*
*
.448
.448
*
60
.448
*
*
.709
.336
.336
KPLT
*
*
.640
**
.000
.012
.000
.000
60
60
60
60
1 .269
60
*
.506
*
*
.727
**
.038
.000
.000
60
60
60
*
**
*
.321
*
.269
*
.000
.012
.038
.000
.000
.000
.012
.038
60
60
60
60
60
60
60
60
1 .301
60
*
.777
**
.019
.000
60
60
154
Pearson
.543
-.018
KPL
Correlation
10
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
T
Sig. (2-tailed) N
.506
*
.301
*
.301
*
*
*
.893
.000
.000
.019
.019
60
60
60
60
*
*
*
*
.611
KPL
*
.640
.727
.777
-.018
.543
*
.506
*
.301
*
1
*
*
.893
.000
.000
.019
60
60
60
60
60
60
*
*
*
*
*
*
.777
.611
.640
.727
.777
.571
**
.000
.571
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60 1
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .875
10
Correlations IB2 Pearson Correlation IB2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation IB3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
IB4
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
IB5
Sig. (2-tailed) N
IB6
60 .532
**
IB3
.532
**
.334
**
**
.500
**
IBT
.282
*
.724
**
.009
.000
.029
.000
60
60
60
60
60
60
1
*
*
**
**
60
**
*
.269
.269
.691
**
.000
.000
60
60
60
60
60
1
**
**
*
60
60
**
*
**
1.000
.009
.038
.000
60
60
60
**
**
**
.448
1.000
.321
.786
**
.000
.012
.000
60
60
60
60
1
**
*
.448
.321
.786
**
.000
.012
.000
60
60
60
60
**
1
.049
.448
.009
.000
.000
60
60
60
60
*
**
*
*
**
.709
.000
60
60
60
.049
1
.029
.000
.012
.012
.709
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
1
Sig. (2-tailed) N
.691
.786
.786
.670
.558
**
Sig. (2-tailed)
.724
.321
.670
.282
Pearson Correlation
.321
.448
.000
.000
.453
.453
.009
60
.336
.336
.038
.038
.269
.269
.038
.009
.500
.334
IB6
.009
60
.334
IB5
.000
.000
.334
IB4
Pearson Correlation
N
IBT
1
Sig. (2-tailed) N
IB
IB
.000
.558
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
155
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .795
6
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
a
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error (Constant)
1
-2.439
.651
-3.745
.000
Store A
.210
.051
.268
4.112
.000
.105
9.537
Promosi P
.282
.051
.218
5.477
.000
.283
3.530
Kualitas Pro
.125
.037
.160
3.412
.001
.203
4.915
Kualtas Pel
.250
.054
.399
4.641
.000
.061
6.527
a. Dependent Variable: IMPULSEBUYING
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
60 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 .32714683
Absolute
.086
Positive
.086
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.665
Asymp. Sig. (2-tailed)
.769
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
156
Model Summary Model
R
1
R Square
.988
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.975
.974
.33883
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Store Atmosphere
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
250.536
4
62.634
6.314
55
.115
256.850
59
F
Sig.
545.550
.000
b
a. Dependent Variabel: Impulse Buying b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Store Atmosphere
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
a
Std. Error
-2.439
.651
Store A
.210
.051
Promosi P
.282
.051
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-3.745
.000
.268
4.112
.000
.105
9.537
.218
5.477
.000
.283
3.530
157
Kualitas Pro
.125
.037
.160
3.412
.001
.203
4.915
Kualitas Pel
.250
.054
.399
4.641
.000
.061
6.527
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Grafik histogram dan p-plot
158
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
-2.537
2.949
Store Atmosphere
-.039
.043
1 Promosi Penjualan
.159
Kualitas Produk KualitasPelayanan
Beta -.860
.393
-.124
-.903
.370
.098
.227
1.627
.109
.026
.035
.100
.745
.460
.023
.042
.073
.549
.585
a. Dependent Variable: abs_res
159