PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: Amalia Arbinuri NIM: 1111082000008
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
II.
III.
IDENTITAS PRIBADI Nama : Amalia Arbinuri Jenis Kelamin : Perempuan Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang Selatan, 15 Mei 1993 Agama : Islam Alamat : Komp. Bukit Pamulang Indah A 3 no. 14, Pamulang Timur, Pamulang, Tangerang Selatan 15417 No. Telepon : 089637598649/0217404202 Email :
[email protected] PENDIDIKAN 1999-2002 : SD Islam Darul Ma‟arif 2002-2005 : SDN Pamulang Indah 2005-2008 : SMPN 1 Pamulang 2008-2011 : SMAN 34 Jakarta 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Young on Top Tangerang (2012-2013) 2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2013) 3. Anggota Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2014)
IV.
V.
PENGALAMAN KERJA 1. Pengajar privat di berbagai lembaga privat (2013-2015) SEMINAR DAN PELATIHAN 1. “Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi”, 8 November 2012 2. Seminar “Pakistani Youth Role in Preventing Pro-Violence Ideology”, 13 Maret 2013 3. Diskusi Interaktif Muda Bicara 2013 “APEC di Mata Anak Muda”, 2 Oktober 2013 4. Simulasi Pasar Modal “Knowing More Doing More to Be Smart Investor”, 12 November 2013
vi
INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE, FIRM SIZE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE AND EARNING MANAGEMENT TO FIRM VALUE ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of managerial ownership, institutional ownership, leverage, firm size, corporate social responsibility disclosure and earning management to firm value. This research population was finance companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2010-2014 period. The number of companies that become sample is 13 companies with 5 year observation. Based on method purposive sampling, the total research sample is 65 financial statements and 65 annual report. The hypothesis of this research uses multiple regression analysis. The results of this research indicate that managerial ownership and leverage had siginificant influence to firm value. However, instutional ownership, firm size, corporate social responsibility disclosure, and earning management had no influence to firm value. It is considered simultaneously that based on the result of F test, independent variable examination which is consist of managerial ownership, institutional ownership, leverage, firm size, corporate social responsibility disclosure and earning management to firm value. Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Leverage, Firm Size, Corporate Social Responsibility Disclosure, Earning Management, and Firm Value.
vi
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTUTISIONAL, PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan instutisional, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel adalah 13 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 65 laporan keuangan dan 65 laporan tahunan. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan instutisional, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, ukuran perusahaan, dan manajamen laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa secara simultan berdasarkan hasil uji F, variabel independen yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan instutisional, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, dan manajemen laba berpengaruh sigifikan terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan instutisional, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, manajemen laba dan nilai perusahaan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Tuhan Penguasa segala ilmu, Sang Maha Benar atas segala ilmu. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan ajaranajarannya. Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari nilai sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Inilah hasil kerja maksimal yang dapat penulis berikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 1. Almarhumah Ibu Binti, Bapak Ahmad, serta Ummi Lilis tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, nasihat, dan do‟a yang tak pernah putus-putusnya untuk Lia, serta telah sangat sabar menunggu dan memperhatikan salah satu perjalanan panjang dalam pendidikan anaknya. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. Yahya Hamja, MM dan Ibu Atiqah, S.E., M.S.,Ak yang telah meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengatahuannya kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. 4. Yessi Fitri, M. Si. Ak selaku Kepala Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, salah satu figur yang saya kagumi.
vi
5. Bapak Hepi Prayudiawan SE,.MM,.Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen favorit dalam hal kelulusan. 6. Kakak-kakak ku tersayang, Mas Abi, Mas Iman dan Kak Tia; Keponakanku Kirana, Tsabita dan Ibrahim Tante Ani, serta keluarga besar ku terima kasih banyak atas nasihat, semangat, perhatian dan doa. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
bekal ilmu
pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 8. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 9. Seluruh teman-teman Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011. Terima kasih atas kebersamaan, canda, tawa dan tangis yang kita lewati. 10. Seluruh teman-teman KKN Ceria 2014. Terima kasih untuk semua hal yang kita lalui 11. Seluruh pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuannya. Semoga Allah membalas berkali-kali lipat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta November 2015
Amalia Arbinuri
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...........................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...........................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................
vi
ABSTRACT ..........................................................................................................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
12
xi
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 12 1. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 12 2. BAB II
Manfaat Penelitian ....................................................................................... 13 TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ....................................................................................................... 16 1. Teori Keagenan ......................................................................................................... 16 2. Toeri Legitimasi ......................................................................................................... 18 3. Teori Signalling .......................................................................................................... 19 4. Toeri Pecking Order ............................................................................................. 20 5. Kepemilikan Manajerial ...................................................................................... 20 6. Kepemilikan Instutisional .................................................................................... 22 7. Leverage .................................................................................................................... 23 8. Teori Stakeholder ...................................................................................................... 25 9. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................................................................. 27 a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .......................................
27
b. Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................................................................................................... 32 c. Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ........................................... xi
34
d. Tahap-tahap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................. 38 e. Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan pada Laporan
Keuangan ..................................................................................................... 38 10. Ukuran Perusahaan ........................................................................................ 41 11. Manajemen Laba ............................................................................................ 42 12. Nilai Perusahaan ............................................................................................ 47 B. Penelitian Tedahulu ............................................................................................. 49 C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 54 1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan .................... 55 2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan ................. 57 3. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan ............................................ 58 4.
Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ............................................................................. 58
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan .......................... 59 6. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan .............................. 60 D. Perumusan Hipotesis .......................................................................................... 60 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 62 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 62 xi
C. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................
63
D. Metode Analisis Data .....................................................................................
64
1. Statistik Deskriptif ..................................................................................
64
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................
64
3. Uji Hipotesis .............................................................................................
67
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..........................................................
69
1. Variabel Independen . .........................................................................
69
a. b.
Kepemilikan Manajerial
69
Kepemilikan Institusional ..................................................
69
c. Leverage ......................................................................................
70
d. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..................
70
e. Ukuran Perusahaan .....................................................................
71
f. Manajemen Laba .........................................................................
72
2. Variabel Dependen .............................................................................
73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................
76
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................
76
2. Deskripsi Sampel Penelitian ...............................................................
77
B. Analisis dan Pembahasan .........................................................................
78
1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ..................................................
78
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................
82
a. Hasil Uji Multikoloniearitas .........................................................
82
xi
b. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................................. 83 c. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................................... 84 d. Hasil Uji Normalitas ................................................................................................ 85 3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................................... 86 a. Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................................. 86 b. Hasil Uji Statistik t ................................................................................................... 87 c. Hasil Uji Statistik F ................................................................................................... 92 4. Hasil Uji Regresi Berganda ...................................................................................... 93 a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan 93 b. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan 94 c. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan..................................................... 95 d. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan...................................................................... 96 e. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ................................... 97 f. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan ....................................... 98 g. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan................................................................................................................... 99 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................................. 100 xi
B. Implikasi .................................................................................................................. 101 C. Keterbatasan ........................................................................................................... 103 D. Saran ........................................................................................................................ 104 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 105 LAMPIRAN .................................................................................................................... 109
xi
DAFTAR TABEL 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 49 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................... 73 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................................... 75 4.2 Deskripsi Sampel Perusahaan ...................................................................... 76 4.3 Statistik Deskriptif ........................................................................................ 77 4.4 Hasil Uji Multikoloniearitas ......................................................................... 81 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 82 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ......................................................................... 83 4.7 Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 84 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 85 4.9 Hasil Uji Statistik t ........................................................................................ 86 4.10 Hasil Uji Statistik F ...................................................................................... 91
xi
DAFTAR GAMBAR 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................55
xi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Data Perusahaan Sampel .............................................................................. 109 2. Perhitungan Kepemilikan Manajerial ........................................................... 110 3. Perhitungan Kepemilikan Instutisional ......................................................... 111 4. Perhitungan Leverage ................................................................................... 112 5. Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................ 113 6. Perhitungan Ukuran Perusahaan .................................................................. 121 7. Perhitungan Manajamen Laba ...................................................................... 122 8. Perhitungan Nilai Perusahaan ...................................................................... 123 9. Hasil Output SPSS..........................................................................................124
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk mencapai laba yang sebesar-besarnya, memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders) serta memaksimalkan nilai
perusahaan. Tujuan perusahaan tersebut
sebenarnya
secara
substansial tidak banyak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Harjito dan Agus, 2005 dalam Susanto dan Subekti, 2013). Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006) nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik. Salah satu cara agar perusahaan dapat memaksimalkan nilai perusahaan adalah dengan memenangkan kompetensi di dalam dunia usaha, yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan yang ditandai dengan adanya peningkatan nilai investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Selain laba dan pertumbuhan, ada hal lain yang menjadi indikator keberhasilan
perusahaan
yaitu
keberlanjutan
(sustainability).
Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan
1
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan hidup. Banyak fakta yang terjadi bagaimana perlawanan masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspekaspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. Pengurangan dampak negatif atas kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang semakin berkembang, membuat perusahaan semakin sadar dan melaksanakan tanggung
jawab
sosialnya.
Banyak
perusahaan
swasta
kini
mengembangkan Coporate Social Responsibility (CSR). Hal tersebut sejalan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008) dimana saat ini dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Dasar pemikiran bahwa dengan menggantungkan hanya pada kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Selain itu pemikiran yang mendasari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan kepada pemegang saham (shareholder), tetapi kewajiban yang menjangkau lebih dari kepentingan di atas, seperti stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan stakeholder (Nurlela dan Islahuddin, 2008).
2
Kajian CSR semakin berkembang pesat seiring banyak kasus yang terjadi, dimana perusahaan tidak memberikan kontribusi positif secara langusung kepada masyarakat. Pentingnya CSR telah mendapat perhatian pemerintah dan perusahaan yang ada di Indonesia. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (pasal 74 ayat 1a) menyatakan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan
dengan
memperhatikan
kepatutan
dan
kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan). Adanya undang-undang tersebut, perusahaan khusus perseroan yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. CSR di Indonesia baru diwajibkan bagi perusahaan bidang tertentu saja terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim (Utama, 2007 dalam Cheng dan Christiawan 2011). Peraturan lain yang diterapkan, terdapat dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (pasal 15 ayat 1), yaitu setiap penanaman modal berkewajiban menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik,
3
dan pada ayat 2, yaitu setiap penanam modal berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan adanya undang-undang tersebut, perusahaan khusus perseroan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan: “Barang siapa yang melawan
hukum
dengan
sengaja
melakukan
perbuatan
yang
mengakibatkan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1) menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancamdengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratusjuta rupiah”. Adanya undang-undang tersebut, banyak penelitian sebelumnya mengangkat isu penerapan tanggung jawab sosial hanya pada perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap dampak lingkungan atas aktivitas operasional perusahaan, seperti perusahaan pertambangan dan manufaktur. Padahal penerapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak terbatas pada jenis dan ukuran perusahaan. Perusahaan yang bergerak di
4
sektor jasa seperti keuangan juga dapat menerapkan tanggung jawab sosial, hal ini didasari bahwa institusi keuangan juga mempunya kontribusi penting dalam kondisi keuangan nasional dan mempunyai hubungan yang erat dengan para stakeholdersnya seperti investor, calon investor, dan pemerintah dalam penyediaan informasi dalam kegiatan sosial mereka. Seperti yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik Pasal 6: “Informasi yang wajib dimuat dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 paling kurang meliputi: (a) informasi umum Emiten atau Perusahaan Publik; (b) informasi bagi pemodal atau investor; (c) informasi tata kelola perusahaan; dan (d. informasi tanggung jawab sosial perusahaan.” Secara khusus peraturan tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi Bank Umum Syariah juga telah diatur oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/13/PBI/2013, menyatakan: “Salah satu faktor penting dalam mewujudkan terciptanya industri perbankan yang sehat, kuat, dan dipercaya masyarakat adalah terciptanya pengelolaan kelembagaan bank secara profesional baik dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia maupun dalam perencanaan pembukaan, perubahan status, pemindahan alamat, dan/atau penutupan kantor bank sehingga mampu mendukung pertumbuhan usaha secara sehat. Untuk mencapai maksud tersebut maka Bank perlu menerapkan prinsip tata kelola yang baik (good
5
corporate governance) guna memitigasi berbagai risiko yang mungkin terjadi serta memastikan pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku”. Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perasurasian Pasal 4 ayat (1) menyatakan: “Perusahaan Perasuransian wajib melaksanakan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.” Institusi keuangan yang ingin tetap menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis nasional, selain mengejar keuntungan juga harus peduli dan berperan aktif dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat ekonomi kelas rendah. Daniri (2008) menyatakan bahwa pelaksanaan Corporate Social Responsibility dapat menjadi suatu strategi bisnis yang baik bagi bank untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan Menurut Darwin (2004) dalam Rakhiemah dan Agustia (2009) perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat dari praktik dan pengungkapan CSR apabila dipraktekkan dengan sungguh-sungguh, diantaranya:
dapat
mempererat
komunikasi
dengan
stakeholders,
meluruskan visi, misi, dan prinsip perusahaan terkait dengan praktik dan aktivitas bisnis internal perusahaan, mendorong perbaikan perusahaan secara berkesinambungan sebagai wujud manajemen risiko dan untuk
6
melindungi reputasi, serta untuk meraih competitive advantage dalam hal modal, tenaga kerja, supplier, dan pangsa pasar. Investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa keamanan dan kualitas produk serta aktivitas lingkungan. Selain itu mereka menginginkan informasi mengenai etika, hubungan dengan karyawan dan masyarakat (Eipstein dan Freedman, 1994 dalam Anggraini 2006). Hal tersebut didukung oleh Handy (2003) dalam Radyati (2008:5), kini keberadaan bisnis adalah tidak hanya mencari keuntungan, tetapi melakukan sesuatu yang lebih baik dengan tujuan tidak hanya memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholders), akan tetapi juga memaksimalkan nilai para pemangku kepentingan (stakeholders). Stakeholders perusahaan ada yang berada di dalam perusahaan (internal stakeholders), dan ada yang berada di luar perusahaan (external stakholders). Internal stakeholders terdiri dari para karyawan dan seluruh anggota perusahaan, termasuk pemegang saham. External stakeholders terdiri dari pemasok, komunitas lokal, masyarakat luas, pesaing pemerintah, perusahaan lain, dan masyarakat dunia Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen
yang
notabene
merupakan
pihak
yang
mempunyai
kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah (agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional).
7
Struktur
kepemilikan
oleh
beberapa
peneliti
dipercaya
mampu
mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa, dan dalam melakukan hal itu mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Kewenangan yang dimilikinya ini, mungkin saja agen
tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan antara agen dengan pemilik, mengakibatkan agen dapat bertindak yang hanya menguntungkan dirirnya sendiri tanpa memperhatikan kepentingan pemilik. Selain itu, agen dianggap memiliki informasi yang lebih mengenai perusahaan dibandingkan pemilik, sehingga memungkinkan agen untuk memanipulasi informasi yang dapat menguntungkan agen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Manipulasi yang dilakukan manajemen perusahaan membuat pemegang saham kehilangan kepercayaan atas investasinya, sehingga menyebabkan pemegang saham menarik dana yang telah diinvestasikan sebelumnya, hal ini disebut sebagai masalah keagenan. Herawaty (2008) menjelaskan, bahwa salah satu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen sebagai agen yaitu dalam proses penyusunan laporan
8
keuangan manajemen dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan atau yang sering disebut dengan earning management . Menurut Scott (2014: 328) manajemen laba jika dilihat secara prinsip memang tidak menyalahi prinsip akuntansi yang berterima umum, namun manajemen laba dinilai dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Semakin menurunnya kepercayaan masyarakat, maka hal ini dapat menurunkan nilai perusahaan karena banyak investor yang akan menarik kembali investasi yang telah mereka tanamkan. Praktek manajemen laba dinilai merugikan karena dapat menurunkan nilai laporan keuangan dan memberikan informasi yang tidak relevan bagi investor. Selanjutnya, selain CSR, ukuran perusahaan digunakan dalam penelitian ini karena secara teoritis semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan Sembiring (2005) yang telah melakukan penelitian empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, mengenai karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasilnya berupa ukuran perusahaan, karakteristik dan jumlah dari jajaran komisioner memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial. Variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage juga digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan Penelitian Crutchley (1999) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006),
9
memberikan bukti bahwa ada keterkaitan antara keputusan leverage, dividend payout ratio, insider ownership, dan institutional ownership yang ditentukan secara simultan meskipun tidak menyeluruh. Pada penelitiannya Crutchley (1999) juga membuktikan bahwa kepemilikan institusional merupakan subtitusi kepemilikan manajerial. Chen (2000) menemukan hubungan negatif antara analyst coverage dan kepemilikan manajerial, hal ini mendukung hasil penelitian Crutchley (1999).
Perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah digunakan standar GRI (Global Reporting Initiative) dalam mengukur pengungkapan CSR di penelitian ini. Periode penelitian yang digunakan yaitu lima tahun pengamatan (2010 sampai 2014). Hal ini juga memperbaiki keterbatasan peneliti terdahulu yang hanya menggunakan satu tahun periode dan tidak digunakannya standar Global Reporting Index (GRI) dalam pengukuran pengungkapan sosial. Alasan digunakannya standar GRI di dalam penelitian ini, karena pengungkapan yang terdapat di dalam GRI bersifat internasional dan dapat digunakan untuk berbagai macam sektor dan ukuran perusahaan. Beberapa penelitian di atas memberikan teori-teori pendukung bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang terkait dengan nilai perusahaan. Adapun perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian terdahulu variabel independennya terdiri dari Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, 10
dan Ukuran Perusahaan. Sedangkan pada penelitian ini variabel independennya terdiri dari Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba 2. Pada penelitian terdahulu menganalisis perusahaan High Profile yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)., sedangkan pada penelitian ini menganalisis perusahaan keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Pada penelitian terdahulu menganalisis pada periode 20082012, sedangkan pada penelitian ini menganlisis pada periode 2010-2014. Berdasarkan kajian dan penjelasan penelitian terdahulu yang telah disebutkan, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Leverage, Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dituangkan sebagai berikut:
11
1. Apakah
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh
terhadap
Nilai
Perusahaan? 2. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 4. Apakah
Pengungkapan
Tanggung
Jawab
Sosial
Perusahaan
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 5. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 6. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 7. Apakah
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1 Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan. 2 Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan 3 Menganalisis Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
12
4 Menganalisis Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan 5 Menganalisis
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap Nilai
Perusahaan 6 Menganalisis
Pengaruh
Manajemen
Laba
terhadap
Nilai
Perusahaan 7 Menganalisis pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba secara simultan terhadap Nilai Perusahaan 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Mahasiswa jurusan akuntansi Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu akuntansi manajemen, sehingga dapat mengetahui Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan, serta dapat menerapkan di dunia pekerjaan. b. Masyarakat Sebagai sarana informasi tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan
13
Manajemen
Laba
terhadap
Nilai
Perusahaan
serta
dapat
menerapkan di dunia pekerjaan, juga wawasan dalam bidang akuntansi. c. Ilmu Akuntansi Manajemen Menambah bahan literatur dan acuan penelitian pada bidang akuntansi manajemen, terutama yang ingin meneliti lebih lanjut tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan. d. Universitas Sebagai referensi penelitian lain yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti, serta sebagai darma bakti Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada umumnya dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada khususnya. e. Peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan acuan dalam penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan, sehingga dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik.
14
f. Peneliti Diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang diperoleh
di
bangku
kuliah,
meningkatkan
pengetahuan,
menambah wawasan tentang pengungkapan tanggung jawasb sosial
perusahaan
serta
mempertajam
kemampuan
dalam
menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap
Nilai
Perusahaan.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan teori yang membahas isu-isu yang berkaitan dengan hubungan principal (pemegang saham) dan agent (manajemen), serta adanya pemisahan kepemilikan (ownership) dan pengendalian
(control)
dalam
badan
usaha.
Teori
keagenan
menganalisis kepentingan dan perilaku dari pihak yang bertindak sebagai pembuat keputusan bagi pihak lain yang bertindak sebagai pemberi wewenang kepada pihak pertama dengan maksud agar pihak pertama
bertindak
dan
membuat
keputusan
sesuai
dengan
kepentingannya selaku pemberi wewenang (Sholekah dan Venusita, 2014). Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai
atau
mempertahankan
tingkat
kemakmuran
yang
dikehendaki (Ali, 2002 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007). Jensen dan Meckling, 1976 serta Watts & Zimmerman, 1986 dalam Herawaty (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan yang
16
dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Jensen
dan
Meckling
(1976)
dalam
Muliati
(2011),
menyatakan bahwa jika kedua kelompok (agent dan principal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi kos keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the monitoring expenditure by the principal adalah kos pengawasan yang harus dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding cost adalah kos yang harus dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkan prinsipal kepada agen; 3) the residual loss adalah pengorbanan akibat berkurangnya kemakmuran prinsipal karena perbedaan keputusan antara prinsipal dan agen. Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia
tersebut
manajer
sebagai
manusia
akan
bertindak
opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
17
2. Teori Legitimasi Menurut Hadi (2011) dalam Sholekah dan Venusita (2014), legitimasi merupakan sistem pengolahan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan masyarakat (society), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat. Menurut Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti dan Wondabio (2007), dalam legitimacy theory perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan tersebut menjalankan setiap aktivitasnya. Menurut Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti dan Wondabio (2007), jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem
nilai
masyarakat,
maka
perusahaan
akan
kehilangan
legitimasinya dan selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan Menurut teori ini, legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat (Utami dan Prastiti, 2011) Uraian di atas menjelaskan bahwa teori legitimasi merupakan salah satu teori yang mendasari pengungkapan CSR.
18
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat, yang nantinya akan berpengaruh pula pada nilai perusahaan tersebut. 3. Teori Signaling Menurut Jogiyanto (2007:392) dalam Sholekah dan Venusita (2014) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan signal kepada pengguna laporan keuangan. Signal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Signal dapat berupa promosi atau informasi lainnya yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lainnya (Machfoedz, 1999 dalam Yasa, 2010) Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu mengintepretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
19
4. Teori Pecking Order Brealey dan Myers (2003:511) dalam Hadianto (2010) menyatakan teori pecking order diawali dengan kehadiran informasi yang tidak simetrik. Manajer lebih mengetahui keadaan perusahaan dibandingkan dengan investor. Informasi ini mempengaruhi pilihan antara pembiayaan internal dan eksternal. Menurut teori ini struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti suatu hirarki dimulai dari sumber dana termurah, dana internal hingga saham sebagai sumber terakhir. Jika struktur modal perusahaan dapat mempengaruhi biaya modalnya maka manajemen struktur modal merupakan hal penting dalam manajemen keuangan (Halomoan dan Djakman, 2004 dalam Indahningrum dan Handayani, 2009). Menurut Hanafi (2004:313) dalam Hadianto (2010), skenario urutan dalam pecking order theory yaitu: (1) Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan)
yang dihasilkan
dari
kegiatan
perusahaan,
(2)
Perusahaan menghitung target rasio pembayaran dividen didasarkan pada perkiraan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen diusahakan konstan atau jika berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan signifikan, (3) Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky) digabung dengan fluktuasi keuntungan dan
20
kesempatan investasi yang tidak dapat bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi, (4) Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan utang, kemudian dengan surat berharga campuran (hibrida) seperti obligasi konvertibel, dan saham sebagai pilihan terakhir. 5. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya (Susiana dan Herawaty, 2005 dalam Guna dan Herawaty, 2010). Shliefer dan Vishny (1988) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Menurut Jensen dan Meckling (1976), ketika kepemilikan saham oleh manajemen rendah maka ada kecenderungan akan terjadinya perilaku opportunistic manajer yang akan meningkat juga. Dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen. Sehingga permasalahan keagenen diasumsikan
akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik.
21
Morck, Shleifer dan Vishny (1988) Siallagan dan Machfoedz, (2006) yang menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemiliakan manajerial sampai dengan 5%, kemudian menurun pada saat kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian meningkat kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial secara berkelanjutan. 6. Kepemilikan Instutisional Baridwan (2004)
dalam
Fitriyah dan Hidayat
(2011)
mendefinisikan kepemilikan institusional sebagai proporsi saham yang dimiliki oleh suatu lembaga atau institusi pada akhir tahun. Selain itu, Siregar dan Utama (2005) mendefinisikan kepemilikan instutisional sebagai kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal (Tarjo, 2008 dalam Sholekah dan Venusita, 2014). Selain itu, Investor institusional dikatakan sebagai investor yang sophisticated sehingga dapat melakukan fungsi monitoring secara lebih efektif dan tidak percaya dengan tindakan manipulasi oleh manajer seperti tindakan manajemen laba (Bushee, 1998 dalam Jao dan Pagulung, 2011).
22
Matoussi dan Chakroun (2008) dalam Rustiarini (2011) menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar lebih mampu untuk memonitor kinerja manajemen. Investor institusional memiliki power dan experience serta bertanggungjawab dalam menerapkan prinsip corporate governance untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga mereka menuntut perusahaan untuk melakukan komunikasi secara transparan. Proses
komunikasi
yang
transparan
tersebut
dapat
memarik
stakeholders untuk menanamkan investasi di perusahaan, sehingga nilai perusahaan juga akan naik. 7. Leverage Makmun
(2002)
dalam
Sutanto
dan
Supatmi
(2012)
mengatakan bahwa leverage keuangan (ratio leverage) adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (para kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan makin meningkat (Tarjo, 2008 dalam Sholekah dan Venusita, 2014).. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.
23
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts and Zimmerman (1986) dalam Astuti (2005) hipotesis debt covenant bahwa motivasi debt covenant disebabkan oleh munculnya perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan yang berbasis kompensasi manajerial. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi [Belkaoui & Karpik (1989) dalam Anggraini (2006)]. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa leverage dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemberi pinjaman (bondholders). Perusahaan dengan tingkat leverage (debt to equity ratio) yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total ekuitas sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak kreditor (Dewi dan Keni, 2013). Leverage dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Leverage dengan menggunakan Debt to Equity Ratio untuk menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri (Husnan dan Pudjiastuti, 2006:70 dalam Sholekah dan Venusita, 2014).
24
8. Teori Stakeholder Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001) dalam Lawrence et. al. (2005: 7) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya yaitu stakeholder pasar dan stakeholder non pasar (Lawrence et. al. 2005: 7-8). Stakeholder pasar adalah individu atau kelompok yang terlibat dalam transaksi dengan perusahaan karena melakukan tujuan utamanya adalah menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat (untuk alasan ini, shareholders pasar kadang juga disebut stakeholders primer), meliputi : karyawan, stockholders, kreditur, distributor, konsumen dan pemasok. Kelompok stakeholder non pasardidefinisikan sebagai mereka yang mempengaruhi, atau dipengaruhi perusahaan, namun mereka tidak berhubungan dengan transaksi dengan perusahaan dan tidak esensial kelangsungannya (disebut juga stakeholder sekunder oleh beberapa ahli teori), meliputi: masyarakat, pemerintah, non pemerintah. Toeri Stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaan. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin kuat pula kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi dirinya sesuai dengan keinginan stakeholder. Dalam hal ini, pengungkapan sosial harus dianggap sebagai
25
wujud dialog antara manajemen dengan stakeholder (Cunningham, 2000 dalam Indrawati, 2009).
Stakeholder dapat melaksanakan kekuasaan ekonomi, politik, dan kekuasaan lainnya dengan cara yang menguntungkan atau melawan organisasi. Stakeholder juga dapat bertindak secara independen atau membuat koalisi untuk mempengaruhi perusahaan. Manajer harus belajar bagaimana untuk terlibat secara interaktif dengan
stakeholder
untuk
menciptakan
hasil
yang
saling
menguntungkan. Hubungan yang positif dengan para stakeholder dapat menciptakan nilai. Sejumlah kekuatan yang luas membentuk hubungan antara bisnis dan masyarakat. Termasuk perubahan harapan masyarakat dan etika; redefinisi peran pemerintah; ekonomi global yang dinamis; keprihatinan
ekologi
dan
sumber
daya
alam;
dan
peran
transformasional teknologi. Untuk menangani secara efektif perubahan ini, strategi perusahaan harus menghadapi harapan-harapan para stakeholder (Lawrence et. Al., 2005: 19). Organisasi dapat mengadopsi strategi aktif atau pasif. Ullman (1985) dalam Ghozali dan Chariri (2007:410) mengatakan bahwa strategi aktif adalah apabila perusahaan berusaha mempengaruhi hubungan organisasinya dengan stakeholder yang dipandang berpengaruh penting. Sedangkan perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal
26
untuk menarik perhatian stakeholder. Akibat dari kurangnya perhatian terhadap
stakeholder
adalah
rendahnya
tingkat
pengungkapan
informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. 9. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Terjaminnya nilai perusahaan secara berkelanjutan apabila perusahaan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang. Dengan adanya praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Menurut Gray et al (1987) dalam Murwaningsari (2009) perusahaan bertanggung jawab secara sosial ketika manajemennya memiliki
visi
atas
kinerja
operasionalnya,
tidak
hanya
mengutamakan atas laba perusahaan tetapi juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada di sekitarnya. Sampai saat ini sebenarnya belum ada pengertian tunggal mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008), Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan
27
ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dalam Pasal 1 butir 3 disebutkan tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat sekitarnya. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Menurut Rajafi dan Irianto (2007), tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban setiap unit bisnis untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan lingkungan secara keseluruhan, selain kegiatan unit bisnis yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
28
Listyorini dan Greg Anggana (1998) dalam Januarti dan Apriyanti (2005) menjelaskan adanya dua pandangan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Pandangan pertama, argumen yang mendukung perlunya tanggung jawab sosial perusahaan, antara lain: 1) Kebutuhan dan harapan masyarakat semakin banyak sehingga tidak mungkin bisnis modern dapat berkembang tanpa menghiraukan dimensi sosial kehidupan manusia. Maka dalam rangka itulah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat besar, bukan sekedar tanggung jawab ekonomis. 2)
Kewajiban moral; bahwa dalam hubungannya dengan sistem sosial modern yang sedemikian kompleks dan terkait satu sama
lain, tidak dapat dipungkiri bahwa semua kegiatan bisnis bahkan yang bersifat internal sekalipun mau tidak mau mempunyai dampak bagi dunia eksternal. 3) Terbatasnya
sumber-sumber daya;
bahwa
bisnis harus
berlangsung di dalam kondisi sumber daya yang terbatas. Oleh sebab itu perusahaan harus memanfaatkan secara bertanggung jawab serta bijaksana guna memenuhi kebutuhan manusia dengan
mempertimbangkan
kelangsungannya
di
masa
kekuasaan;
bisnis
mendatang. 4) Perimbangan
tanggung
jawab
dan
mempengaruhi, konsumen, kondisi masyarakat dan lain
29
sebagainya. Kekuasaan bisnis yang terlalu besar dan tidak diimbangi dengan tanggung jawab, akan menyebabkan bisnis menjadi kekuatan yang merusak masyarakat. 5) Lingkungan sosial yang lebih baik; perusahaan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk ikut memelihara lingkungan sosialnya ke arah yang lebih baik. 6) Bisinis mempunyai sumber-sumber daya yang berguna; argumen ini menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya memiliki uang yang dapat dipakai untuk hal-hal yang bersifat sosial, melainkan juga mempunyai tenaga manajer yang kompeten, tenaga ahli yang terampil, tenaga keuangan yang professional yang semuanya sangat berguna bagi masyarakat. 7) Keuntungan jangka panjang; bahwa tanggung jawab sosial merupakan nilai yang lebih positif bagi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan, dapat menciptakan citra positif di mata masyarakat. Pandangan kedua, argumen yang menentang perlunya tanggung jawab sosial bagi suatu perusahaan, yaitu: 1) Tujuan bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar-besarnya; argumen ini menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (bila ada) adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
30
2) Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan; bahwa keterlibatan sosial perusahaan akan menimbulkan minat dan perhatian yang bermacam-macam dari para pemimpin perusahaan yang dapat membingungkan, di mana kebingungan ini akan membawa dampak negatif dalam pengambilan keputusan perusahaan. 3) Biaya keterlibatan sosial; bahwa keterlibatan perusahaan di bidang sosial justru malah memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan biaya yang digunakan untuk keterlibatan sosial terebut bukanlah biaya yang datang dari perusahaan, melainkan biaya yang dibebankan pada produk yang dijual. 4) Bisnis mempunyai kekuasaan yang sudah memadai, sehungga tidak membutuhkan lagi dukungan dari masyarakat yang harus dibayar dengan tanguung jawab sosial. Hal ini disebabkan bisnis mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh kehidupan manusia. 5) Kurangnya
tenaga
terampil;
bahwa
banyak
pemimpin
perusahaan dan tenaga bisnis tidak mempunyai keterampilan di bidang kegiatan sosial secara memadai. Maka tidak relevan bila menuntut keterlibatan sosial dari perusahaan. 6) Perusahaan tidak mampu membuat pilihan moral, argumen ini menyatakan
bahwa
pada
dasarnya
perusahaan
tidak
mempunyai kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan moral,
31
dikarenakan perusahaan adalah makhluk buatan yang tidak mempunyai rasio, tidak mempunyai kemauan dan suara hati. Pada dasarnya kemauan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial (social responsibility) tergantung pada tingkat kepekaan sosial (social sensiveness) manajemen perusahaan, di mana tingkat kepekaan perusahaan merupakan akumulasi dari tingkat kepekaan individu-individu yang menduduki berbagai tingkat jabatan organisasi perusahaan yang bersangkutan b. Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Setiap unit atau pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan (Nurlela dan Islahuddin, 2008), sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf ke sembilan: Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
32
Selain itu Daniri (2008) mengatakan bahwa setidaknya ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat
dan
oleh
karenanya
wajar
bila
perusahaan
memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Program yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Public Relations Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. 2) Strategi defensif Usaha yang dilakukan perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan, dan biasanya untuk melawan „serangan‟ negatif dari anggapan komunitas. Usaha CSR yang dilakukan adalah untuk merubah anggapan yang berkembang sebelumnya dengan menggantinya dengan yang baru yang bersifat positif.
33
3) Kegiatan yang berasal dari visi perusahaan Melakukan program untuk kebutuhan komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri. Selain itu, pengungkapan tanggung jawab sosial ini juga terdapat dalam keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. kep- 38/PM/1996 peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan dalam Murwaningsari (2009). Peraturan ini berisi mengenai
kebebasan
bagi
perusahaan
untuk
memberikan
penjelasan umum mengenai perusahaan, selama hal tersebut tidak menyesatkan dan bertentangan dengan informasi yang disajikan dalam bagian lainnya. Penjelasan umum tersebut dapat berisi uraian mengenai keterlibatan perusahaan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, program kemasyarakatan, amal, atau bakti sosial lainnya, serta uraian mengenai program perusahaan dalam rangka pengembangan SDM . c. Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi:
34
2) Akuntabilitas Suatu organisasi harus bertanggung jawab atas dampak dari aktivitas operasi usahanya terhadap masyarakat, ekonomi dan lingkungan hidup. Prinsip ini menunjukkan bahwa organisasi harus menerima pengawasan yang tepat dan juga menerima tugas untuk menanggapi pengawasan ini. Akuntabilitas
melibatkan
kewajiban
manajemen
untuk
bertanggung jawab kepada kepentingan pengendali organisasi dan organisasi yang akan bertanggung jawab kepada otoritas hukum berkaitan dengan hukum dan peraturan. Akuntabilitas juga mencakup menerima tanggung jawab di mana kesalahan telah terjadi, mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kesalahan dan mengambil tindakan untuk mencegah dari yang berulang. 3) Transparansi Sebuah organisasi harus mengungkapkan secara jelas, akurat dan lengkap, dan dalam tingkat yang wajar serta cukup tentang kebijakan, keputusan dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk mengetahui dampak serta kemungkinan terhadap masyarakat dan lingkungan. Informasi ini harus tersedia, langsung dapat diakses serta dipahami oleh pemegang saham (shareholders) dan para pemegang kepentingan lain (stakeholders).
35
4) Perilaku yang beretika Perilaku organisasi harus didasarkan pada nilai-nilai kejujuran, keadilan dan integritas. nilai-nilai ini menyiratkan perhatian bagi masyarakat, lingkungan dan komitmen untuk mengatasi dampak dari kegiatan organisasi dan keputusan pada kepentingan stakeholders. 5) Menghormati stakeholders dan kepentingannya Meskipun tujuan organisasi dapat terbatas pada kepentingan pemiliknya, anggota, pelanggan atau konstituen, individu atau kelompok lain juga mungkin memiliki hak, klaim atau kepentingan tertentu yang harus diperhitungkan. 6) Kepatuhan kepada hukum Dalam konteks tanggung jawab sosial, menghormati aturan hukum berarti bahwa suatu organisasi mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku. Ini berarti bahwa perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang harus diperhatikan hukum dan peraturan yang berlaku, untuk menginformasikan orang-orang dalam organisasi atas kewajiban mereka untuk mengamati dan melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan hukum yang berlaku. 7) Menghormati instrumen atau badan-badan internasional
36
Sebuah organisasi harus menghormati norma-norma internasional perilaku, serta berpegang pada prinsip penghormatan terhadap supremasi hukum a) Dalam situasi dimana hukum atau pelaksanaannya tidak menyediakan perlindungan lingkungan atau sosial yang memadai, sebuah organisasi harus berusaha untuk menghormati, minimal terhadap norma-norma perilaku internasional. b) Negara-negara pelaksanaannya
di
mana
hukum
dengan
atau
norma-norma
internasional,
organisasi
harus
menghormati
norma-norma
konflik perilaku
berusaha
tersebut
untuk
semaksimal
mungkin. c) Dalam situasi dimana hukum atau pelaksanaannya bertentangan
dengan
norma-norma
internasional
perilaku dan tidak mengikuti norma-norma ini akan memiliki
konsekuensi
yang
signifikan,
sebuah
organisasi harus meninjau sifat hubungan dan kegiatan dalam yurisdiksi tersebut secara layak dan tepat. 8) Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia yang dipengaruhi oleh kegiatan yang dijalankan perusahaan tersebut, sejalan dengan kewajiban dan komitmen pemerintah di negara tempat perusahaan beroperasi
37
d. Tahap-tahap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1) Tahapan perencanaan Perencanaa terdiri atas tiga langkah utama yaitu: a)
Awareses Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar lokakarya, dan lain-lain.
b) CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan meidentifikasi aspek-aspek yang perlu endapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR yang efektif. c)
CSR Manual Building, penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan
e. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Laporan Keuangan Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social
38
reporting, social accounting (Mathews, 1995 dalam Sembiring, 2005) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al., 1987 dalam Sembiring, 2005). Pertimbangan aspek sosial ke dalam akuntansi telah dilakukan oleh Trueblood Committee. Trueblood Committee dalam Januarti dan Apriyanti (2005) menyatakan bahwa tujuan sosial perusahaan tidak kalah penting daripada tujuan ekonomi. Trueblood Committee Report menyatakan An objective of financial statements is to report on those activities of the enterprise affecting society which can be determined and described or measured and which are important to the role of the enterprise in its social environment.
39
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bagian dari tujuan laporan keuangan. Belkaoui & Karpik (1989) dalam Anggraini (2008) meneliti hubungan antara (1) pengungkapan informasi sosial dengan kinerja sosial, (2) pengungkapan informasi sosial dengan kinerja ekonomi (atas dasar variabel pasar dan akuntansi), (3) kinerja sosial dengan kinerja ekonomi. Hasil perusahaan
yang
penelitiannya
mengungkapkan
menunjukkan bahwa informasi
sosial
(1)
menunjukkan keikutsertaaanya dalam kegiatan sosial, (2) memiliki risiko sistematis dan tingkat leverage yang rendah, dan (3) cenderung merupakan perusahaan yang berskala besar. Jadi pengungkapan informasi sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial. Menurut Gray et. al., (1995) ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan.
40
Pendekatan
alternatif
kedua
dengan
meletakkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 10. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan variabel independen yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Udayasankar (2007) mengungkapkan bahwa kaitan ukuran perusahaan dengan tanggung jawab sosial adalah tingkat visibilitas. Perusahaan besar mempunyai tingkat visibilitas tinggi sehingga akan lebih responsif dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Meznar dan Nigh (1995) dalam Udayasankar (2007) menyatakan bahwa
41
perusahaan besar lebih besar tingkat resistansinya, sehingga apabila tingkat respon sosialnya rendah akan mengakibatkan konflik. Ball dan Foster‟s (1982) dalam Indrawati (2012) memandang ukuran perusahaan (size) sebagai proksi untuk mengukur biaya dan keuntungan yang akan diperoleh dari pengungkapan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan besar biasanya melakukan perencanaan berupa biaya-biaya yang akan dikeluarkan dari aktivitas pengungkapan sosial (political visibility), penyiapan informasi pengungkapan sosial secara detail, dan merencanakan resiko-resiko yang mungkin akan terjadi. Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini seperti yang disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996) antara lain Sigh dan Ahuja (1983), Davey (1982) dan Ng (1985) dalam Sembiring (2005). Sebaliknya penelitian yang berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini antara lain Belkaoui dan Karpik (1989), Adam et. al., (1995, 1998), Hackston dan Milne (1996), Kokubu et. al., (2001), Sembiring (2005) dan Anggraeni (2006). 11. Manajemen Laba Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya, yang tidak
42
mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang (Widjaja, 2004 dalam Palestin 2006). Scott (2000) dalam Muliati (2011) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik
manajer
untuk
memaksimumkan
utilitasnya
dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs (oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana
manajemen laba memberi manajer suatu
fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang dirumuskan oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Halim et. al, (2005) adalah : a. The Bonus Plan Hypothesis Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey (tingkat laba
43
terendah untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). Jika laba berada di bawah bogey, tidak ada bonus yang diperoleh manajer sedangkan jika laba berada di atas cap, manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh bonus lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika laba berada di atas cap. Jadi hanya jika laba bersih berada di antara bogey dan cap, manajer akan berusaha menaikkan laba bersih perusahaan. b. The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis) Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi, manajer perusahaan cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian utang. c. The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis) Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.
44
Scott (2014: 448-457) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba : a. Bonus Purposes Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1985 dalam Scott, 2014:448). b. Other Contracting Motivations Manajemen laba digunakan untuk mengurangi
laba
yang
dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. c. Stock Offering Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan. d. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
45
Dalam manajemen laba ada tiga cara yang dapat digunakan pada laporan keuangan (Scott, 2000:424), yaitu: a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lainlain. b. Mengubah metoda akuntansi Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh : merubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus. c. Menggeser perioda biaya atau pendapatan. Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat/menunda
pengeluaran
pengembangan sampai
pada
untuk
penelitian
perioda akuntansi
dan
berikutnya,
mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai. Pola manajemen laba menurut Scott (2014:447) dapat dilakukan dengan cara: a. Taking a Bath
46
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang. b. Income Minimization Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. c. Income Maximization Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang. d. Income Smoothing Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. 12. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan
47
umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Samuel
(2000)
dalam
Nurlela
dan Islahuddin
(2008)
menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Murwaningsari (2010) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik.
Hubungan
non-monotonik
antara
kepemilikan
manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat. Suranta dan Machfoedz (2003) dalam Herawaty (2008) menyimpulkan bahwa tobin‟s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan.
48
B. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai Nilai Perusahaan telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah penelitian oleh Sholekah dan Venusita (2014) yang meneliti
tentang
pengaruh
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, leverage, firm size, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial dan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan, Kepemilikan Instutisional dan Firm Size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, serta Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ada sebagai berikut: 1) Variabel yang digunakan oleh Sholekah dan Venusita (2014) adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, firm size, dan corporate social responsibility yang diduga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel manajemen laba yang diambil dari penelitin Herawaty (2008) yang berjudul Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai Perusahaan 2) Sampel yang digunakan dalam penelitian oleh Sholekah dan Venusita (2014) adalah perusahaan high profile yang terdaftar di
49
BEI periode tahun 2008-2012. Sedangkan dalam penelitian ini mengambil sampel perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
50
Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
1.
Untung Wahyudi Hartini Prasetyaning Pawestri (2006)
Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening
2.
Hamonangan Siallagan dan Mas‟ud Machfoedz (2006)
Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Objek Kepemilikan Penelitian, manajerial, Tanggung Kepemilikan Jawab Sosial Institusional, Perusahaan Nilai Perusahaan
Variabel Kepemilikan manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, leverage, dan Nilai Perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
51
Komisaris independen, komite audit, kualitas laba, Objek Penelitian
Hasil Penelitian 1.
Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen. 2. Struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai perusahaan. 3. Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan
Judul Penelitian
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Variabel IOS, kepemilikan dan Objek Institusional, Penelitian managerial, ukuran perusahaan, CSR dan Nilai perusahaan. Variabel CSR Objek Kepemilikan Penelitian, dan Manajerial, dan Nilai Perusahaan
No
Peneliti (Tahun)
4.
Andri Rahmawati dan Hanung Triatmoko (2007)
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaru hi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan
5.
Rika Nurlela dan Islahudin (2008)
Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating
6.
Krishna Udayasankar (2008)
Corporate Social Responsibility and Firm Size
Variabel CSR dan Ukuran Perusahaan
Objek Penelitian
7.
Tendi Haruman (2008)
Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan Dan Nilai Perusahaan (Survey Pada Perusahaan Manufaktur Di PT. Bursa Efek Indonesia)
Variabel Kepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan dan Kepemilikan
Variabel Keputusan Keuangan dan Objek Penelitian
Bersambung ke halaman selanjutnya
52
Hasil Penelitian Kepemilikan institusional dan managerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Corporate Social Responsibility, persentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Perusahaan besar mempunyai tingkat visibilitas tinggi, sehingga lebih responsif dalam pengungkapan tanggung jawab sosial 1. Managerial Ownership, Institutional Ownership dan Dividend Payout Ratioberpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio; 2. Seluruh variabel independen berpengaruh terhadap Investasi; 3. manajerial ownership, Debt to
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
8.
Vinola Herawaty (2008)
Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai perusahaan.
9
Wahyu Ardimas (2012)
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Go Public yang Terdaftar di BEI
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Institusional
Variabel Earning Management, Kepemilkan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan nilai perusahaan Variabel CSR dan Nilai Perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
53
Objek Penelitian, Corporate Social Responsibility
Kinerja Keuangan, Objek Penelitian
Hasil Penelitian Equity Ratio (DER), dan risiko perusahaan berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio; 4. managerial ownership, institutional ownership investasi dan DPR mempengaruhi variabel MVE 1. Earning management berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel corporate governance mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap nilai perusahaan yang bervariasi tergantung model regresinya.
Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, serta ROA, ROE, operating profit margin, net profit margin, dan Corporate Social Responsibility mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan
No Peneliti (Tahun) 10. Priyatna Bagus Susanto dan Imam Subekti (2013)
11. Febrina Wibawati Sholekah dan Lintang Venusita (2014)
Judul Penelitian Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm Size, dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (High Profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012) Diolah dari berbagai sumber
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel CSR, Objek Kepemilikan Penelitian Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Nilai Perusahaan
Variabel Objek Kepemilikan Penelitian Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm Size, CSR dan Nilai Perusahaan
54
Hasil Penelitian 1. corporate social responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan 2. Komisaris independen dan Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan 3. Komite audit dan Kepemiikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Kepemilikan Manajerial dan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan, Kepemilikan Instutisional dan Firm Size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, serta Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teoritis dari penerapan diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan model penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan”
Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan Variabel Independen
Variabel Dependen
Kepemilikan Manajerial (X1) Kepemilikan Instiusional (X2 Leverage (X3)
Nilai Perusahaan (Y)
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (X4) Ukuran Perusahaan (X5) Manajemen Laba (X6)
Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran Gambar 2.1 Keangka Pemikiran
55
1.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Menurut Haruman (2008), perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham mengakibatkan manajemen berperilaku curang dan tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara manajemen dengan saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajamen dan pemegang saham (outsider ownership), apabila perusahaan tersebut berhasil maka manajemen akan memperoleh manfaat langsung namun sebaliknya akan menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Maka manajemen cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabennya adalah dirinya sendiri. Peningkatan kepemilikan saham oleh manajemen menyebabkan penurunan agency cost sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan peningkatan permintaan saham akan berimbas kepada peningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh
56
manajemen maka berkurang kecenderungan manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sehingga mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin's Q. 2.
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Shleifer
dan
Vishny
(1986)
dalam
Haruman
(2007)
menyatakan bahwa jumlah pemegang saham besar mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyebutkan bahwa struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai perusahaan. Didukung dengan penelitian dari Hitt et al., (1997:291) dalam Sholekah dan Venusita (2014) menyatakan semakin meningkatnya jumlah pemegang saham dengan jumlah kepemilikan saham yang relatif kecil menyebabkan investor institusional kurang melakukan pengawasan terhadap aktivitas keputusan manajer di setiap perusahaan, dimana keputusan manajerial dapat mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan.
57
3.
Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan Pratiwi
(2011)
dalam
Sholekah dan Venusita
(2014)
menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan. Hutang yang besar akan menjadi resiko bagi investor sehingga akan direaksi secara negatif oleh investor yang berdampak pada penurunan nilai perusahaan. Hasil berbeda ditunjukkan Ming dan Zuwe (2011) dalam Sholekah dan Venusita (2014) serta Sudiyatno dan Puspitasari (2010), menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara leverage dan nilai perusahaan. Pengaruh positif leverage terhadap nilai perusahaan cenderung lebih kuat ketika kualitas keuangan perusahaan lebih baik. 4.
Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Telah disebutkan dalam UU PT bahwa perusahaan yang aktivitasnya berhubungan dengan lingkungan alam wajib menerapkan CSR. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut [Gray, et al. (1988) dalam Anggraini (2006)] . Nurlela
dan
Islahuddin
(2008)
menganalisis
pengaruh
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan prosentase
kepemilikan
sebagai
variable
moderating.
penelitian itu didapatkan kesimpulan bahwa corporate social
58
Dalam
responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara corporate social responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Terdapat dua pandangan tentang bentuk hubungan ukuran perusahaan
terhadap
nilai
perusahaan.
Pandangan
pertama
menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan nilai perusahaan. Binter et. al. (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) melakukan penelitian antara manajemen laba sebagai proksi kualitas laba dan nilai perusahaan dengan menggunakan variabel leverage dan firm size. Ditemukan bukti bahwa baik dengan menggunakan laba bersih atau ordinary income yang digunakan sebagai sasaran manajemen laba, leverage merupakan determinan negatif yang signifikan secara statistik. Sedangkan firm size berhubungan secara negatif namun secara statistik tidak signifikan. Pandangan kedua menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
hubungan
positif
dengan
nilai
perusahaan,
karena
perusahaan besar memiliki aset yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
kecil,
sehingga
meningkatkan nilai perusahaan.
59
lebih
besar
kemungkinan
untuk
Uyun (2010) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. 6.
Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan Menurut Haris (2004) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja saham, yang nantinya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan Binter dan Dolan (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) yang melakukan penelitian antara manajemen laba sebagai proksi kualitas laba dan nilai perusahaan dengan menggunakan variabel leverage dan firm size. Ditemukan bukti bahwa baik dengan menggunakan laba bersih atau ordinary income yang digunakan sebagai sasaran manajemen laba
D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang telah diuraikan, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: H1
: Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H2
: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H3
: Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
60
H4
: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H5
: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H6
: Manajemen Laba berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H7
: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba berpengaruh secara simultan terhadap
Nilai
61
Perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan apakah terdapat pengaruh dari Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan .
Populasi yang digunakan adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
B. Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan keuangan untuk periode pengamatan 2010-2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive samping, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan keuangan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. 2. Perusahaan keuangan yang mempublikasikan annual report untuk tahun buku 2010-2014.
62
3. Perusahaan
keuangan
yang
mempublikasikan
(mengungkapkan)
laporan pertanggungjawaban sosial untuk tahun buku 2010-2014. 4. Perusahaan keuangan yang secara konsisten menyajikan laporan keuangan selama periode penelitian 5. Memiliki data perusahaan yang lengkap sesuai dengan variabel yang diteliiti yaitu yang memiliki kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional.. Periode dalam penelitian ini dibatasi antara tahun 2010-2014, dengan harapan akan diperoleh akurasi hasil penelitian. Data time series selama lima tahun diambil dari seluruh perusahaan keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa kumpulan data laporan tahunan, dan juga laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
63
D. Metode Analisis Data Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences). 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). 2. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. a. Uji Multikoliniearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
64
independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10, nilai tersebut menunjukkan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2011:105-106). b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
autokorelasi
dapat
menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson sebagai berikut: 1) Jika nilai DW lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl, maka signifikan terdapat autokorelasi; 2) Jika nilai DW berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari 4-du, berarti tidak terdapat autokorelasi; 3) Jika nilai DW berada antara du dan dl atau berada diantara 4du dan 4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil kesimpulan atau ragu-ragu.
65
c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) . Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0: Data residual tidak bersditribusi normal
66
HA:
Data residual bersditribusi normal (Ghozali,
2013:164). 3. Uji Hipotesis Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah metode statistik regresi berganda. Analisis regresi bertujuan untuk mencari adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hipotesis yang diajukan di atas, maka model yang digunakan untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, serta ukuran perusahaaan terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut: Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + βnD + β5X5 + β6X6 + e Keterangan: Y : Nilai Perusahaan α : Konstanta X1 : Kepemilkan Manajerial X2 : Kepemilkan Institusional X3 : Leverage D : Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan X5 : Ukuran Perusahaan X6 : Manajemen Laba e : Standar error
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat analisisberupa koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
67
a. Uji Koefisien Determinasi 2
Uji Adjusted R pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu 2
atau (0 < x < 1). Nilai adjusted R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan
variabel-
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen
memberikan
hampir
semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:97). b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Menurut Ghozali (2013:99) jika nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
68
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak dipengaruhi oleh variabel apapun. Variabel independen merupakan variabel
yang
mempengaruhi
variabel
independen.
Dalam
penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel independen yaitu: a. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Gideon, 2005 dalam Ujiayantho, 2007). MAN =
b. Kepemilikan Institusional Menurut Gideon (2005) dalam Ujiyantho (2007) kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Presentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan
laporan
keuangan
yang
tidak
menutup
kemungkinan terdaat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Rumus yang digunakan untuk menghitung kepemilikan institusional adalah sebagai berikut: INST =
69
c. Leverage Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh persahaan menggunakan hutang. Leverage dapat diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dengan persamaan: LEV =
d. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Variabel
independen
pada
penelitian
ini
adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan definisi operasional praktek pengungkapan sosial yang diterapkan dalam penelitian ini adalah banyaknya item-item pengungkapan sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Variabel ini dapat diukur dengan melihat banyaknya item pengungkapan sosial yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan, serta dilakukannya checklist. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam 7 kategori yang disebutkan oleh Heckston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005), yaitu : lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Menurut Sembiring (2005), berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 12 item dari 90 item pengungkapan yang
70
tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya
dilakukan
penyesuaian
dengan
cara
menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan. Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial. Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0. Maka untuk mendapatkan rasio dalam variabel ini, ditentukan rumus sebagai berikut: Indeks = x 100% Dimana: n : Jumlah item pengungkapan yang dipenuhi k : Jumlah semua item yang mungkin dipenuhi e. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan dan total assets yang dimiliki. Ukuran perusahaan dapat diproksi melalui Ln total aset (TA) dengan persamaan Sari (2012) dalam Sholekah dan Venusita (2014): Size = Ln natural (total aset)
71
f. Manajemen Laba Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy discreationery accruals (DA) menggunakan model modified Jones (1991). model modified Jones (1991) merupakan perkembangan dari model Jones yang dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan model-model lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007), perhitungannya dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menghitung total accrual (TACCit), caranya adalah dengan mengurangkan laba bersih dalam satu tahun dengan arus kas dari operasi dalam periode yang sama. Persamaan rumusnya sebagai berikut: TACCit = EBXTit –OCFit Dimana : TACCit : Total accruals perusahaan i pada periode t EBXTit : Earnings Before Extraordinary Items perusahaan i pada periode t OCFit
: Operating Cash Flow perusahaan i pada periode t
2) Menghitungnon discreationary accruals (NDACCit), yaitu :
72
NDACCit = α1(1/TAi,t-1) + α2 ((ΔREVit-ΔRECit)/TAi,t1)+ α3(PPEit/TAi,t-1) Dimana : NDACCit
: Non Discreationary Accruals perusahaan
TAi,t-1
: Total aktiva perusahaan i pada periode t-1
REVit
: Pendapatan bersih perusahaan i pada pada periode t
RECit
: Piutang usaha perusahaan i pada periode t
PPEit
: Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t
3) Menghitung discreationary accrual (DACCit), caranya adalah dengan mengurangkan total akrual yang telah dibagi dengan total asset periode sebelumnya dengan non discreationary accruals DACCit= (TACCit/TAi,t-1)-NDACCit
Dimana : DACCit
: Discreationary Accrual
TACCit
: Total accruals perusahaan i pada periode t
TAi,t-1
: Total aktiva perusahaan i pada periode t-1
NDACCit
: Non Discreationary Accruals
2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel lain. Variabel Dependen yang digunakan
73
dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Tobins Q). Tobins Q adalah perbandingan antara Market Value Of Equity ditambah Debt dengan Book Market Value ditambah dengan hutang (debt). Menurut Herawati (2008), nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s Q, yang diformulasikan: Tobins Q = Dimana: Tobins Q : Nilai perusahaan EMV
: Nilai Ekuitas Pasar (closing price x jumlah saham yang beredar)
D
: Nilai buku dari total hutang
EBV
: Nilai buku dari total aktiva
74
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Jenis Nama Variabel Variabel Independen Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Pengukuran
Rasio
Rasio
INST =
Leverage
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dependen
Rasio
LEV =
Banyaknya item pengungkapan sosial yang terdapat pada laporan tahunan. Jika perusahaan mengungkapkan diberi skor satu (1), namun jika tidak mengungkapkan diberi skor (0). Indeks =
Ukuran Perusahaan Manajemen Laba Nilai Perusahaan
Skala
Nominal
x 100%
Size = Ln natural (total aset)
Rasio
DACCit= (TACCit/TAi,t-1)-NDACCit
Rasio
Tobin‟s Q =
75
Rasio
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Perusahaan keuangan dipulih peneliti didasarkan pada pertimbangan akan tingginya nilai perusahaan dalam aktivitas produksinya dan kelompok industri ini yang relatif lebih tingi resikonya jika dibandingkan dengan kelompok industri lain di Bursa Efek Indonesia, mengingat dana yang diperoleh perusahaan keuangan sebagian besar berasal dari pihak ketiga. Pemilihan perusahaan keungan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alasan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa efek terbesar di Indonesia. Tahun penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 2010-2015. Dalam analisis statistik, peneliti menggunakan data lima tahun, namun ada variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1), sehingga untuk tahun 2009 tidak semuanya dimasukkan, data tersebut digunakan hanya untuk menglengkapi data tahun 2010 Adapun tahun penelitian terdiri atas 5 (lima) periode, dimana sampel yang dipilih dari populasi menggunakan teknik purposive 76
sampling yaitu proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Melalui metode tersebut diharapkan sampel dapat mewakili populasi dan tidak menimbulkan bias bagi tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang dipilih pada penelitian ini adalah: Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria No 1.
2. 3.
Keterangan Perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada 2010-2014 Perusahaan sampel memiliki data lengkap terkait variabel yang diteliti Perusahaan sampel yang menjadi outlier penelitian
Jumlah
Jumlah 70
(53) (4) 13
Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan proses seleksi terhadap sampel tersebut, diperoleh 13 perusahaan dengan rincian nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode penelitian 2010-2014 dan dapat dilihat dalam tabel 4.2.
77
Tabel 4.2 Deskripsi Sampel Perusahaan No
Kode Emiten
Nama Perusahaan
1.
BBKP
Bank Bukopin Tbk.
2.
BCAP
MNC Kapital Indonesia Tbk.
3
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk.
4
BFIN
BFI Finance Indonesia Tbk.
5
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk.
6
BSIM
Bank Sinar Mas Tbk.
7
BSWD
Bank of India Indonesia Tbk.
8
BTPN
9
MAYA
10
MCOR
11
MFIN
Mandala Multifinance Tbk.
12
NISP
Bank OCBC NISP Tbk.
13
TRIM
Trimegah Securities Tbk.
Bank Tabungan Pensiunan Naisonal Tbk. Bank Mayapada International Tbk. Bank Windu Kentjana International Tbk.
Sumber: Data sekunder diolah B. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Pada penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan deksripsi masing-masing variabel. Tabel 4.3 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini akan meliputi nilai minimum, maksimum, mean (rata-rata), standar deviasi. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah
78
dilakukan
terhadap
perusahaan
sampel.
Nilai
maksimum
menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis yang dilakukan, sedangkan mean (ratarata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel. Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif perusahaan sampel secara keseluruhan: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KM
65
,0000001
,0506000
,009493758
,0132716364
KI
65
,1859707
,9692000
,717417538
,2024255943
LEV
65
,2630518 15,4500000 5,964259848 3,4570689696
CSR
65
,2077922
SIZE
65
EM
65
-,1634929
1,9130812
,230341942
,2803922862
VAL
65
,31879
1,06274
,6222749
,11508998
,4230769
,280578254
,0467697088
26,9214539 33,0827564 30,35033906
1,717413916
Valid N (listwise) 65
Sumber: Data sekunder diolah
Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.0000001 dan nilai maksimum sebesar 0.0506000
dengan
rata-rata
(mean)
sebesar
0.009493758,
sedangkan standar deviasi sebesar 0.0132716364. Variabel Kepemilikan Instutisional (KI) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.1859707 dan nilai maksimum sebesar 0.9692000
dengan
rata-rata
(mean)
sebesar
sedangkan standar deviasi sebesar 0.2024255943.
79
0.717417538,
Dari nilai mean dapat diketahui bahwa lebih dari setengah saham
yang
beredar
dimiliki
oleh
institusi
dibandingkan
kepemilikan keluarga ataupun manajerial. Dari nilai minimum dapat diketahui pula bahwa masih ada saham yang dimiliki keluarga ataupun manajerial walaupun jumlahnya tidak begitu signifikan seperti kepemilikan institusi. Hal ini mengindikasikan bahwa pemilik institusi dapat dengan mudah mengintervensi manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan dikarenakan jumlah proporsi saham yang dimilliki institusi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah saham manajerial. Variabel leverage (LEV) yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio menunjukkan nilai minimum sebesar 0.2630518 dan nilai maksimum sebesar 15.4500000 dengan rata-rata (mean) sebesar
5.964259848,
sedangkan
standar
deviasi
sebesar
3,4570689696. Dari nilai mean dapat diketahui bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang sebesar 5.964259848 kali lebih besar dari modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Nilai minimum sebesar 0.2630518 dapat diketahui bahwa sampel terendah hanya memiliki 0.2630518 kali dari modal sendiri, sedangkan nilai maksimum sebesar 15.4500000 dapat diketahui bahwa sampel tertinggi memiliki hutang 15.4500000 kali dari modal sendiri.
80
Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.2077922 dan nilai maksimum sebesar 1,06274 dengan rata-rata (mean) sebesar 0.280578254, sedangkan standar deviasi sebesar 0.0467697088. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) diproksikan dengan logaritman natural dari total aset menunjukkan nilai minimum sebesar 26,9214539 dan nilai maksimum sebesar 33,0827564 dengan rata-rata (mean) sebesar 30,35033906, sedangkan standar deviasi sebesar 1,717413916. Variabel
ukuran
perusahaan
dalam
penelitian
ini
digambarkan dari total aset. Dengan tingginya nilai maksimum maka dapat disimpulkan semakin besar total aset perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan yang besar akan lebih mendapat banyak perhatian dari publik sehingga perusahaan yang besar cenderung lebih berhati-hati daalm menyajikan laporan keuangan perusahaannya. Variabel manajemen laba (EM) diproksikan dengan Dicreationary accruals (DA) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,1634929 dan nilai maksimum sebesar 1,9130812 dengan ratarata (mean) sebesar 0,230341942, sedangkan standar deviasi sebesar 0,2803922862. Berdasarkan nilai mean yang didapat, menunjukkan rata-rata perusahaan masih melakukan manajemen laba (DA) dilihat dari total aset.
81
Variabel nilai perusahaan (VAL) diproksikan dengan tobin‟s Q menunjukkan nilai minimum sebesar 0,31879 dan nilai maksimum sebesar 1,9130812 dengan rata-rata (mean) sebesar 0,6222749, sedangkan standar deviasi sebesar 0,11508998. Berdasarkan nilai minimum, maksimum dan mean yang didapat, menunjukkan rata-rata perusahaan memiliki niai perusahaan yang hampir sama di antara sampel yang teliti . 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Hasil Uji Multikoliniearitas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antar variabel bebasnya. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10 (Ghazali 2013: 96)
82
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
(Constant) CSR
,582
1,720
KM
,758
1,320
KI
,916
1,092
LEV
,650
1,538
SIZE
,421
2,373
EM
,982
1,018
a. Dependent Variable: VAL Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0.10 untuk semua variabel independen, serta nilai VIF < 10 untuk semua variabel, maka variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas, sehingga dapat digunakan dalam penelitian. b.
Hasil Uji Autokorelasi
Regresi yang bebas dari autokorelasi memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2.
83
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model Durbin-Watson 1 1,879 a. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE b. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1.879. Nilai yang dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. c. Hasil Uji Heterokedastisitas Dalam
penelitian
ini,
uji
heterokedastisitas
dilakukan melalui uji Park. Regresi yang bebas dari heterokedastisitas memiliki nilai signifikasi > 0.05.
84
Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Model
Sig.
1(Constant)
,945
LnKM
,092
LnKI
,431
LnLEV
,865
LnCSR
,415
LnSIZE
,796
LnEM
,814
a. Dependent Variable: LnVAL
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji heterokedastisitas menunjukkan nilai signifikasi > 0.05 untuk semua variabel independen, maka variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat masalah heterokedastisitas sehingga dapat digunakan dalam penelitian d. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
85
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
65
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
-,0000000 ,10184720
Absolute
,123
Positive
,122
Negative
-,123
Kolmogorov-Smirnov Z
,993
Asymp. Sig. (2-tailed)
,277
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig memiliki nilai > 0,05, Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi semua variabel independen 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian
hipotesis dalam penel iti an ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi (regression analysis), yaitu dilakukan melalui:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
86
dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model
R
R Square a
,466
1
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,217
,136
,1069855439
a. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE b. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil
uji
koefisien
determinasi
pada
tabel
4.8
2
menunjukkan nilai Adjusted R Square (Adjusted R ) sebesar 0.136 atau 13.6%. Nilai ini menunjukkan bahwa manajemen laba dapat dijelaskan sebesar 13.6% oleh kepemelikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, ukuran perusahaan dan manajamen laba. Sedangkan sisanya 86.4% (100%-13.6%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam informasi laporan keuangan yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. b. Hasil Uji Statistik t Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing
variabel
independen
secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
87
signifikansi 0.05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.9 dibawah ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
1,027
,311
3,303 ,002
-2,643
1,158
-,305 -2,283 ,026
,032
,069
LEV
-,012
,005
-,371 -2,573 ,013
CSR
-,190
,375
-,077
-,507 ,614
SIZE
-,008
,012
-,113
-,632 ,530
,002
,048
,005
,045 ,964
KM KI
EM
Std. Error
Beta
t
,056
Sig.
,464 ,644
a. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t variabel kepemilikan manajerial (KM) memiliki nilai t hitung sebesar -2.283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.02 dan nilai unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar 2.643,
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
kepemelikan
manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t variabel kepemilikan instutisional (KI) memiliki nilai t hitung sebesar 0.464 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.644 dan
88
nilai unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar 0.032,
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
kepemilikan
instutisional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t variabel leverage (LEV) memiliki nilai thitung sebesar -2.573 dengan
tingkat
signifikansi
sebesar
0.013
dan
nilai
unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0.012, sehingga dapat dikatakan bahwa leverage berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) memiliki
nilai
thitung
sebesar
-0.507
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0.614 dan nilai unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0.190, sehingga dapat dikatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai thitung sebesar -0.632 dengan
tingkat
signifikansi
sebesar
0.530
dan
nilai
unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0.008,
89
sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil uji statistik t variabel manajemen laba (EM) memiliki nilai thitung sebesar 0.045 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.964 dan nilai unstandardized coefficient beta bernilai 0.002, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan Berdasarkan tabel 4.9 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y=0.981 – 2.643X1 + 0.032X2 – 0.012X3 - 0.190D - 0.008X5 + 0.002X6 + e
Keterangan: Y : Nilai Perusahaan α
: Konstanta
X1 : Kepemilkan Manajerial X2 : Kepemilkan Institusional X3 : Leverage D : Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan X5 : Ukuran Perusahaan X6 : Manajemen Laba e : Standar error
90
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 0.981 menyatakakan jika keenam variabel independen tersebut dianggap konstan, maka nilai perusahaan akan konstan sebesar 0.981. Koefisien regresi pada variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar -2.643, hal ini berarti jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan berkurang sebesar 2.643 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar -2.643, hal ini berarti jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan berkurang sebesar 2.643 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien
regresi
pada
variabel
kepemilikan
instutisional (KI) sebesar 0.032, hal ini berarti jika variabel kepemilikan instutisional bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan bertambah sebersar 0.032 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel leverage (LEV) sebesar -0.012., hal ini berarti jika variabel leverage bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan berkurang sebesar 0.012 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
91
Koefisien
regresi
pada
variabel
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebesar -0.190, hal ini berarti jika variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan berkurang sebesar 0.190 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebesar -0.008, hal ini berarti jika variabel ukuran perusahaan bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan berkurang sebesar 0.008 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada manajemen laba (EM) sebesar 0.002, hal ini berarti jika variabel manajemen laba bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan bertambah sebesar 0.002 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. c. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Berikut ini adalah tabel 4.10 yang menunjukkan hasil uji statistik F
92
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F a
ANOVA Model
Sum of Squares df
1 Regression
,184
Mean Square
6
Residual
,664 58
Total
,848 64
F
Sig.
,031 2,677 ,023
b
,011
a. Dependent Variable: VAL b. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.10 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai Fhitung sebesar 2.677 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.023. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang dapat
disimpulkan
bahwa
semua
variabel
independen
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 4. Hasil Uji Regresi Berganda Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat disimpulkan atas hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebagai berikut: a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
manajerial
(KM)
berpengaruh
negatif
signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.026 < 0.05. Dikatakan
93
berpengaruh negatif karena variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar - 2.643. Maka dapat disimpulkan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Koefisien semakin
tinggi
yang
negatif
kepemilikan
menunjukkan
manajerial
bahwa
maka
nilai
perusahaan akan menurun, karena keberadaan pemegang saham manajerial dapat menurunkan nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Haruman (2008), Siallagan dan Machfoedz (2008), serta Herawaty (2008), tetapi bertentangan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008) serta Wahyudi dan Pawestri (200) yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. b. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan instutisional (KI) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.644 > 0.05. Maka dapat disimpulkan H2 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan instutisional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
94
Hasil ini sesuai dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006), Rahmwati dan Triatmoko (2007), Susanto dan Subekti (2013), Sholekah dan Venusita (2014). Hal ini disesabkan pihak institusional tidak dapat mengontrol perusahaan dengan lebih teliti sehingga kemungkinan manajemen melakukan manajemen laba lebih tinggi yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut. hasil ini teetapi bertentangan dengan Haruman (2008) dan Herawaty (2008) yang menyatakan kepemilikan instutisional berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. c. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel leverage (LEV) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.013 < 0.05. dikatakan berpengaruh negatif karena variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -0.012. Maka dapat disimpulkan H3 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan. Koefisien
yang
negatif
menunjukkan
semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan akan
95
bahwa
menurun, karena keberadaan pemegang saham manajerial dapat menurunkan nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Haruman (2008), Machfoedz dan Siallagan (2008), serta Herawaty (2008), tetapi bertentangan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008) serta Wahyudi dan Pawestri (200) yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, serta pada penelitian. d. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.614 > 0.05. Maka dapat disimpulkan H4 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian, Ardimas (2012) Susanto dan Subekti (2013), Sholekah dan Venusita (2014). Hal ini disesabkan perusahaan belum mengkomunikasikan corporate social responsibility secara tepat dan sebagian besar perusahaan publik hanya berfokus pada faktor keuangan (Susanto dan Subekti: 2013). Hasil ini
96
bertentangan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008), yang menyatakan CSR berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. e. Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Nilai
Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.530 > 0.05. Maka dapat disimpulkan H5 ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian, Sholekah dan Venusita (2014). Hal ini disesabkan para pemegang saham yang merupakan penentu dari nilai perusahaan tidak melihat besar atau kecilnya suatu perusahaan untuk menanamkan sahamnya. Mereka cenderung akan membeli saham yang harganya akan naik tiap tahunnya. Hasil ini bertentangan dengan Siallagan dan Machfoedz (2006), yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan, serta Herawaty (2008) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan.
97
f. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel manajamen laba (EM) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.964 > 0.05. Maka dapat disimpulkan H6 ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ujiyanto dan Pramuka (2007). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya manajemen laba oleh manajer tidak memberikan dampak terhadap harga saham yang merupakan salah satu indikator dalam penentu nilai perusahaan. Para investor tidak fokus pada kegiatan para manajer dalam mengelola laba perusahaannya, mereka lebih fokus pada harga saham perusahaan tersebut, apakah naik tiap tahunnya. Hasil ini bertentangan dengan Herawaty (2008), yang menyatakan manajemen laba berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan.
98
g. Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Leverage,
Manajerial,
Kepemilikan
Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan. Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, dan manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan proksi Tobin’s Q dengan tingkat signifikansi 0.023 atau lebih kecil dari 0.05. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dan manajemen laba secara bersama-sama dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Sehingga dapat dikatakan model regresi yang terbentuk adalah signifikan.
99
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kepemilikan Pengungkapan
Manajerial, Tanggung
Kepemilikan Jawab
Institusional,
Sosial
Perusahaan.
Leverage, Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian menggunakan perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi. Pengujian menggunakan model regresi berganda. Sampel penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Terdapat 70 perusahaan yang menjadi populasi dan sebanyak 13 perusahaan dijadikan sampel dalam penelitian ini sehingga jumlah data laporan keuangan dan laporan tahunan masing-masing sebanyak 5.(lima) Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan 2. Variabel kepemilikan instutisional tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan 3. Variabel leverage (LEV) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel nilai perusahaan
100
4. Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. 5. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan 6. Variabel manajamen laba (EM) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan 7.
Variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, dan manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
B. Implikasi Hasil
keseluruhan
penelitian
menunjukkan
bahwa
kepemilikan manajerial,kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, dan manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya setiap penambahan kepemilikan saham manajerial dan penambahan tingkat hutang akan meniurunkan nilai perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penelitian ini dapat diimplikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti bagi: 1. Manajemen perusahaan Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti kepemilikan manajerial dan leverage. Peningkatan kepemilikan manajerial secara umum berdampak pada
101
penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peningkatan leverage secara umum berdampak pada penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berhatihati
dalam
menentukan
kebijakan
hutang
dengan
mempertimbangkan tingkat manfaat dan risiko. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan perusahaan, karena setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruh keputusan keuaangan lain dan kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang 2. Investor Penelitian atas variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam memutuskan investasi yang akan dilakukan, sehingga memperkecil risiko keuangan yang akan dihadapi. 3. Akademisi Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dunia akademik khususnya ilmu pengetahuan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan teori-teori yang berhubungan dengan nilai perusahaan
102
C. Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga tidak dapat dikatakan mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
2.
Pengukuran variabel ukuran perusahaan menggunakan proksi logaritma natural (ln) dari total asset. Terdapat proksi lain untuk menggambarkan variabel ukuran perusahaan yang mungkin jika digunakan dalam penelitian ini akan memberikan hasil
yang
berbeda.
Penggunaan
model
perhitungan
manajemen laba dalam penelitian ini masih cukup rumit dan mudah terjadi kekeliruan data. Pengukuran variabel nilai perusahaan menggunakan proksi Tobin’s Q. Terdapat proksi lain untuk menggambarkan variabel nilai perusahaan yang mungkin jika digunakan dalam penelitian ini akan memberikan hasil yang berbeda. 3.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 (enam) variabel
independen
untuk
mempengaruhi nilai perusahaan.
103
menilai
faktor-faktor
yang
D. Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah populasi perusahaan yang akan dijadikan populasi penelitian diberbagai sektor seperti manufaktur,
konstruksi
bangunan,
maupun
lainnya
yang
mempunyai sektor yang berbeda. 2. Dalam penelitian selanjutnya variabel ukuran perusahaan dapat menggunakan proksi lain untuk pengukurannya seperti, total penjualan, dan kapitalisasi pasar. Penggunaan model untuk mendeteksi manajemen laba dalam penelitian ini mungkin belum mampu mendeteksi manajemen laba dengan baik dan juga merupakanmodel yang cukup rumit sehingga rentan mengalami kekeliruan pengolahan data. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan model lain yang lebih sederhana dan akurat. variabel nilai
perusahaan
dapat
menggunakan
proksi
lain
untuk
pengukurannya seperti price to book value dan sebagainya 3. Dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel baru untuk mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan seperti free cash flow, kebijakan dividen, profitabilatas dan sebagainya.
104
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Retno. "Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang, 2006. Ardimas, Wahyu. “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan pada Bank Go Public yang Terdaftar Di BEI”, Universitas Gunadarma, Depok, 2012. Astuti, Dewi Saptantinah Puji. “Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue”, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 2005. Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, 2011. Daniri, Mas Achmad. “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, Bisnis Indonesia, 2008. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. “Teori Akuntansi”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2007. Ghozali, Imam, “Aplikasi Ananlisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajamen Laba”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi dan Vol. 12 No. 1, Jakarta, 2010. Halim, Julia, C.Meiden dan R.L.Tobing.“Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005. Hamid, Abdul.“Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan IlmuSosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Hadianto, Bram. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order”, 2010.
105
Haruman, Tendi. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Herawaty, Vinola. “Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 10 No. 2, Jakarta, 2008. Indrawati, Novita. “Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Annual Report serta Pengaruhnya terhadap Political Visibility dan Economic Performance”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, 2009. ISO
26000 tentang Guidance on Social Responsibility diakses dari www.cnis.gov.cn/wzgg/201405/P020140512224950899020.pdf pada tanggal 10 Mei 2015.
Januarti, Indira dan Dini Apriyanti. ”Pengaruh Tanggung Jabab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan”, Jurnal MAKSI vol.5 No.2, 2005. Jao, Robert dan Gagaring Pagulung. “Corporate Governance, Ukuram Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 1, Makassar, 2011. Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, Vol. 3 No. 4, 1976. Khomsiyah, Deni Darmawati dan Rika Gelar Rahayu. “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8 No.1, 2005. Lawrence, Anne T. et. al. “Business and Society: Stakeholders, Ethics, Public Policy”, McGraw-Hill, Singapore, 2005/ Becchetti, Leonardo. et al. “Corporate Social Responsibility and Shareholder’s Value: An Empirical Analysis”, Bank of Finland Research Discussion Papers, Finland, 2009. Muliati, Ni Ketut, “Pengaruh Asimetri Infromasi dan Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,Tesis, Universitas Udayana, 2011. Murwaningsari, Etty. “Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, 2009.
106
Nurlela, Rika dan Islahuddin. ”Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XI Pontianak 2008, 2008. Palestin, Halima Shatila. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance Dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba”, Jakarta, 2006. Pernyataan standar akuntansi keuangan no. 1 (revisi 1998) penyajian laporan keuangan diakses dari www.russellbedford.co.id/downloads/resources/5ffe3_PSAK%2001%20R evisi%20%2898%29%20Pengungkapan%20Kebijakan%20Akuntansi.pdf pada tanggal 10 Mei 2015. Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar, 26-28 Juli, 2007. Radyati, Maria R. Nindita. “CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal”, Indonesia Bussiness Links, 2008. Rajafi, Lalu Roby dan Gugus Irianto. “Analisis Pengungkapan Laporan Sosial Dan Lingkungan Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Pada Bursa Efek Jakarta)”, TEMA, Volume 8, Nomor 1, 2007. Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. “Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, 2009 Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondobio, “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient”, Simposium Nasional Akuntansi X, AKPM-08, Makassar, 2007. Scott, William R. Financial Accounting Theory Seventh Edition. Pearson,Toronto, 2014. Sembiring, Edi Resmana. “Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta”. SNA VIII, Solo, 2005. Siallagan, Hamonangan dan Mas‟ud, Machfoedz, “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2007.
107
Sudiyatno, Bambang dan Elen Puspitasari. “Pengaruh Kebijakan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel Intervening”, Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2010. Susanto, Priyatna Bagus dan Imam Subekti. “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Universitas Brawijaya, 2013. Sutanto, Felicia Dwiputri dan Supatmi, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Intellectual Capital di Dalam Laporan Tahunan (Studi Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009)”, Seminar Nasional dan Call for Papers, Universitas Kristen Satya Wacana, 2012. Udayasankar, Krishna. “Coporate Social Responsibility and Firm Size”, Journal of Business Ethics, 2008. Ujiyantho, Arif Muh. dan B.A. Pramuka. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas diakses dari www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/58/787.bpkp pada tanggal 6 Mei 2015. Uyun, Shofwatul. “Pengaruh Manajemen Risiko, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Undergraduate thesis (unpublished), Universitas Airlangga, 2011. Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : dengan Keputusan Keuangan sebagai variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 2006.
108
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan
No
Kode Emiten
Nama Perusahaan
1.
BBKP
Bank Bukopin Tbk.
2.
BCAP
MNC Kapital Indonesia Tbk.
3
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk.
4
BFIN
BFI Finance Indonesia Tbk.
5
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk.
6
BSIM
Bank Sinar Mas Tbk.
7
BSWD
Bank of India Indonesia Tbk.
8
BTPN
Bank Tabungan Pensiunan Naisonal Tbk.
9
MAYA
Bank Mayapada International Tbk.
10
MCOR
Bank Windu Kentjana International Tbk.
11
MFIN
Mandala Multifinance Tbk.
12
NISP
Bank OCBC NISP Tbk.
13
TRIM
Trimegah Securities Tbk.
109
LAMPIRAN 2 Data sekunder dari BEI Perhitungan Kepemilikan Manajerial
No Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BBKP BDMN BNGA BSIM BTPN BSWD MAYA MCOR NISP BCAP BFIN MFIN TRIM
2010
jml saham oleh manager 2011 2012 2013
jml saham beredar
2014
2010
2011
2012
2013
2014
km 2010 2011 2012 2013 2014
13,794,999 13,862,327 6,154,100,296 7,955,034,791 7,970,061,291 8,500,687,441 9,086,620,432 0.0024077 0.0021202 0.0023613 0.0016228 13,767,887 25,870,272 25,870,272 20,849,772 17,223,642 8,417,125,466 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365 0.0016357 0.0026991 0.0026991 0.0021753 14,817,500 16,866,165 18,819,665
0.0015256 0.0017970
276,381 290,131 290,131 290,131 1,381 23,934,863,660 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843 0.0000115 0.0000115 0.0000115 0.0000115 0.0000001 650,000 2,750,000 3,554,375 440,000 440,000 7,280,500,000 9,078,869,400 10,283,836,238 13,116,881,498 14,040,168,349 0.0000893 0.0003029 0.0003456 0.0000335 0.0000313 9,174,500 49,743,500 49,618,500 49,618,500 46,967,100 1,132,723,428 5,663,617,140 5,840,287,257 5,840,287,257 5,840,287,257 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000
0.0080995 0.0087830 0.0084959 0.0084959 0.0080419
28,972,500 28,972,500 64,092,748 64,092,748 64,092,748 64,092,748 64,092,748 1,043,843 1,043,843 1,267,223 1,642,009 1,596,649 3,502,503 3,502,503 4,703,977 10,034,000 15,678,300
3,091,838,400 3,091,838,400 3,091,838,400 3,478,318,200 3,478,318,200
0.0056859 0.0056859 0.0093706 0.0083295 0.0083295
3,756,875,883 3,756,875,883 4,282,838,507 5,910,894,430 5,910,894,430
0.0170601 0.0170601 0.0149650 0.0108432 0.0108432
7,041,942,665 7,041,942,665 8,548,918,395 11,472,648,486 11,472,648,486
0.0001482 0.0001482 0.0001482 0.0001431 0.0001392
1,250,175,000 1,250,175,000 1,344,877,250 1,364,347,500 4,003,176,745
0.0028016 0.0028016 0.0034977 0.0073544 0.0039165
8,927,478 4,163,739 8,327,478 12,823,562 22,698,478 760,339,281 760,339,281 1,520,678,562 1,526,614,562 1,549,934,562 67,045,000 67,045,000 67,045,000 67,045,000 67,045,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 9,868,500 8,772,000 7,675,500 133,049,395 133,049,395 3,655,000,000 3,655,000,000 3,655,000,000 7,109,300,000 7,109,300,000
0.0117414 0.0054762 0.0054762 0.0084000 0.0146448
17,580,000 17,580,000 28,972,500
0.0161290 0.0161290 0.0161290 0.0161290 0.0161290
0.0506000 0.0506000 0.0506000 0.0506000 0.0506000 0.0027000 0.0024000 0.0021000 0.0187148 0.0187148
Perhitungan Kepemilikan Instutisional
No Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BBKP BDMN BNGA BSIM BTPN BSWD MAYA MCOR NISP BCAP BFIN MFIN TRIM
jml saham oleh institusi
2010
2011
2012
jml saham beredar
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
KI 2010 2011 2012 2013 2014
3,683,782,896 3,800,324,087 3,779,032,087 3,797,606,241 4,369,462,676 6,154,100,296 7,955,034,791 7,970,061,291 8,500,687,441 9,086,620,432
0.5985900 0.4777256 0.4741535 0.4467411 0.4808677
5,674,825,989 6,457,174,235 6,457,174,235 6,457,174,235 7,107,971,519 8,417,125,466 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365
0.6742000 0.6737000 0.6737000 0.6737000 0.7416000
23,195,276,373 24,357,553,352 24,357,553,352 24,357,553,352 24,357,553,352 23,934,863,660 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843
0.9691000 0.9692000 0.9692000 0.9692000 0.9692000
5,680,500,000 5,447,167,000 6,169,926,668 7,861,971,522 7,861,971,522 7,280,500,000 9,078,869,400 10,283,836,238 13,116,881,498 14,040,168,349
0.7802349 0.5999830 0.5999635 0.5993781 0.5599628
676,009,342 3,436,516,020 3,438,282,723
3,869,767,093 3,905,984,117 1,132,723,428 5,663,617,140 5,840,287,257 5,840,287,257 5,840,287,257 0.5968000 0.6067705 0.5887181 0.6625988 0.6688000
808,289,500 808,289,500 808,289,500 808,289,500 808,289,500 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 0.9312091 0.9312091 0.9312091 0.9312091 0.9312091 2,845,109,696 2,845,109,696 2,489,239,096 2,973,614,229 2,985,440,511 3,091,838,400 3,091,838,400 3,091,838,400 3,478,318,200 3,478,318,200
717,476,318 717,476,318 826,268,154
0.9202000 0.9202000 0.8051000 0.8549000 0.8583000
1,099,253,216 1,099,253,216 3,756,875,883 3,756,875,883 4,282,838,507 5,910,894,430 5,910,894,430 0.1909768 0.1909768 0.1929254 0.1859707 0.1859707
5,767,686,542 5,989,876,431 7,273,419,770 9,760,929,332 9,760,929,332 7,041,942,665 7,041,942,665 8,548,918,395 11,472,648,486 11,472,648,486
0.8190476 0.8506000 0.8508000 0.8508000 0.8508000
1,120,031,783 1,120,031,783 1,207,500,056 1,207,583,972 3,307,675,755 1,250,175,000 1,250,175,000 1,344,877,250 1,364,347,500 4,003,176,745
0.8959000 0.8959000 0.8978515 0.8851000 0.8262627
439,019,901 417,502,299 911,646,798 906,503,727 683,524,966 760,339,281 760,339,281 1,520,678,562 1,526,614,562 1,549,934,562
0.5774000 0.5491000 0.5995000 0.5938000 0.4410025
933,065,000 933,065,000 933,065,000 933,065,000 933,065,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000
0.7042000 0.7042000 0.7042000 0.7042000 0.7042000
3,054,118,000 3,054,118,000 2,938,985,500 4,928,166,760 4,367,242,990 3,655,000,000 3,655,000,000 3,655,000,000 7,109,300,000 7,109,300,000
0.8356000 0.8356000 0.8041000 0.6932000 0.6143000
Perhitungan Leverage
No Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2010
2011
LIAB 2012
2013
2014
2010
2011
EQUI 2012
DER
2013
2014
2010 2011 2012 2013 2014
BBKP 44,597,408,000 52,809,369,000 60,693,088,000 63,244,294,000 72,229,788,000 2,886,947,000 4,374,094,000 4,996,742,000 6,213,369,000 6,821,480,000 15.45 12.07 12.15 11.72 10.59 BDMN 99,597,545,000 116,097,931,000 127,057,997,000 152,684,365,000 162,691,069,000 18,449,787,000 25,836,501,000 28,733,311,000 31,552,983,000 33,017,524,000 4.49 4.26 4.84 4.84 4.93 BNGA 129,812,352,000 148,431,639,000 174,760,569,000 192,979,722,000 204,714,729,000 13,767,417,000 18,369,491,000 22,651,912,000 25,886,687,000 28,447,694,000 9.43 8.08 7.72 7.45 7.20 BSIM 10,320,685,000 15,363,688,000 13,326,284,000 14,693,195,000 18,099,067,000 911,494,000 1,294,968,000 1,825,608,000 2,754,260,000 3,160,482,000 11.32 11.86 7.30 5.33 5.73 BTPN 30,305,282,000 41,033,943,000 51,356,201,000 59,757,008,000 60,749,900,000 4,217,291,000 5,617,198,000 7,733,931,000 9,907,865,000 12,060,534,000 7.19 7.31 6.64 6.03 5.04 BSWD 1,251,617,000 1,733,939,000 2,166,971,907 3,146,474,324 4,638,597,072 318,715,000 346,488,000 373,769,087 454,861,542 560,587,547 3.93 5.00 5.80 6.05 8.27 MAYA 8,618,888,000 11,287,605,000 15,320,812,839 21,603,247,419 33,321,356,997 1,483,399,000 1,663,596,000 1,845,739,034 2,412,324,121 2,852,233,795 5.81 6.79 8.30 9.14 11.68 MCOR 3,833,040,000 5,895,160,000 5,739,581,000 6,881,835,000 8,549,452,000 521,420,000 557,634,000 755,665,000 1,035,379,000 1,220,139,000 7.35 10.57 7.60 7.66 7.01 NISP 39,942,316,000 53,244,018,000 70,190,261,000 84,027,985,000 88,216,003,000 4,532,506,000 6,590,379,000 8,951,476,000 13,496,552,000 14,907,176,000 8.81 8.08 7.84 6.23 5.92 BCAP 747,453,061,000 999,910,988,000 2,643,827,225,000 2,699,114,000,000 11,146,447,000,000 466,986,799,000 516,017,329,000 775,850,274,000 765,880,000,000 3,869,743,000,000 1.60 1.94 3.41 3.52 2.88 BFIN 1,929,241,000,000 2,938,545,000,000 3,708,642,000,000 4,895,968,000,000 6,056,433,000,000 1,940,850,000,000 2,366,232,000,000 2,861,854,000,000 3,397,356,000,000 3,614,270,000,000 0.99 1.24 1.30 1.44 1.68 MFIN 2,544,890,723,121 3,057,878,000,000 3,174,288,000,000 2,840,814,000,000 3,404,391,000,000 584,025,441,188 724,536,000,000 888,478,000,000 1,125,544,000,000 1,401,199,000,000 4.36 4.22 3.57 2.52 2.43 TRIM 490,908,493,000 314,485,776,000 250,989,948,000 140,122,279,000 356,964,554,000 367,379,323,000 683,575,114,000 240,857,433,000 532,679,335,000 541,079,327,000 1.34 0.46 1.04 0.26 0.66
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Indica tor Disclosure Economic performance
EC1 EC2 EC3 EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan pemerintah Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan EC5 wilayah kerja
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai EC6 lokasi kegiatan perusahaan. Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
BBKP
BDMN
BNGA
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
1 0 1
1 0 1
1 0 1
1 0 1
1 0 1
1 0 1.5
1 0 1
1 0 1
1 0 1
1 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1.5
1
1
1
0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya EC9 dampak yang terjadi EC8
Materials EN1 EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan. EN7 Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target EN3 EN4
Water EN9
Total pengambilan air berdasarkan sumber. Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN8
keanekaragaman hidup EN11 EN12 EN13 EN14 EN15
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area Habitat yang dilindungi dan dijaga Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan pada keanekaragaman hidup. Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
Emissions, effluents and waste
EN17
bobot/timbangannya. Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya EN21 Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan. Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim EN24 internasional dengan kapal. Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat EN25 lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
LA1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
LA2
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN16
EN22 EN23
Products and services EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport EN29
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Employment
Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal. asal. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada LA3 karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama Labor/management relations
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja. Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), LA5 termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif LA4
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor Disclosure
BBKP
BDMN
2010
2011
2012
2013
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
BNGA
2010
2011
2012
2013
2014
2010
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 1
0 0 0
0 0 0
0
0
0
0
0
0
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
0
0
0
Public policy Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan SO5 dan lobi kebijakan publik.
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2014
2011
2012
2013 2014
Occupational health and safety
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan LA6 program keselamatan dan kesehatan kerja.
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas LA7 yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah. Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat LA8 berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak LA9 kerja) dengan serikat pekerja. Training and education LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun). LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier. Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya. Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan LA14 kategori karyawan Investment and procurement practices
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu HR1 hak asasi manusia.
Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan HR2 isu hak asasi manusia Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi HR3 karyawan yang mengikuti pelatihan. Non-discrimination
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan HR4 perusahaan terhadap diskriminasi tersebut Freedom of association and collective bargaining
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan HR5 tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut Child labor
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk HR6 menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak Prevention of forced and compulsory labor
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan HR7 usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat) HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya Corruption SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi. SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, SO7 antitrust dan monopoli Compliance
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang SO8 berlaku Customer health and safety
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari PR1 produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang PR2 dihasilkan Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk PR3 dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan PR4 pemberian label produk/jasa. Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang PR5 mengukur kepuasan konsumen. Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing PR6 termasuk advertising, promosi dan sponsorship.
Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan PR7 sponsorship berdasarkan hasilnya. Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya PR8 data konsumen. Compliance
Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan PR9 produk/jasa yang dihasilkan
0.2436 0.2564 0.2821 0.2949 0.2692 0.2540 0.3175 0.4231 0.3333 0.4231 0.359 0.3506 0.3377 0.3247 0.3077
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor Disclosure
EC1 EC2 EC3 EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan pemerintah Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan EC5
wilayah kerja
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai EC6 lokasi kegiatan perusahaan. Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
BSIM
BTPN
BSWD
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0 1 0
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1 0 1
1 0 1
1 0 1
1 0 1
1 0 1
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya EC9 dampak yang terjadi EC8
Materials EN1 EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan. EN3 EN4
EN7
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
Water EN8
Total pengambilan air berdasarkan sumber. EN9 Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
keanekaragaman hidup EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area EN13 Habitat yang dilindungi dan dijaga Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan EN14 pada keanekaragaman hidup. Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di EN15 daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko EN12
Emissions, effluents and waste EN16 EN17
bobot/timbangannya. Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20 EN21
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan. Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim EN24 internasional dengan kapal. Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat EN25 lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan EN22 EN23
Products and services EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan EN29 pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan Overall EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Employment LA1 Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal. LA2 LA3
asal. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations LA4 LA5
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja. Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor Disclosure
BSIM
BSWD
BTPN
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014 2010
2011 2012
2013 2014
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1
0 1
0 1
0 1
0 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
Occupational health and safety
LA6 LA7
LA8
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan program keselamatan dan kesehatan kerja. Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah. Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak kerja) dengan serikat pekerja.
LA9 Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun). LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier. Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya. Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan LA14 kategori karyawan Investment and procurement practices HR1 HR2
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu hak asasi manusia. Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan isu hak asasi manusia Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawan yang mengikuti pelatihan.
HR3 Non-discrimination HR4
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining HR5
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut
Child labor HR6
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak
Prevention of forced and compulsory labor
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan HR7 usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat) HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya Corruption SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi. SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi. SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi. Public policy Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5
dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, SO7 antitrust dan monopoli Compliance
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang SO8 berlaku Customer health and safety PR1 PR2
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan
Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3 PR4 PR5
dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan pemberian label produk/jasa. Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6
termasuk advertising, promosi dan sponsorship. Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan
PR7
sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8
data konsumen.
Compliance Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9
produk/jasa yang dihasilkan
0.2987 0.3117 0.3506 0.3117 0.3377 0.2468 0.2468 0.2338 0.2078 0.2208 0.3397 0.3590 0.3205 0.3462 0.3333
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor Disclosure
EC1 EC2 EC3 EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan pemerintah Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan EC5 wilayah kerja
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai EC6 lokasi kegiatan perusahaan. Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
MAYA
MCOR
NISP
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya EC9 dampak yang terjadi EC8
Materials EN1 EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan. EN3 EN4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN9
Total pengambilan air berdasarkan sumber. Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN7
Water EN8
keanekaragaman hidup EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area Habitat yang dilindungi dan dijaga Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan EN14 pada keanekaragaman hidup. Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di EN15 daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko EN12
EN13
Emissions, effluents and waste EN16 EN17
bobot/timbangannya. Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan. Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim internasional dengan kapal. Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN21 EN22 EN23
EN24 EN25
Products and services EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan EN29 pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan Overall EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Employment LA1 LA2 LA3
Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal. asal. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja. Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), LA5 termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif LA4
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor Disclosure
MAYA
MCOR
2010
2011
2012
2013
0
0
0
0
0
1
2011 2012
NISP
2014
2010
2013 2014 2010 2011
2012
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
2013
2014
Occupational health and safety
LA6 LA7
LA8
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan program keselamatan dan kesehatan kerja. Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah. Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak kerja) dengan serikat pekerja.
LA9 Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun). LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier. Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya. Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan LA14 kategori karyawan Investment and procurement practices HR1 HR2
HR3
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu 1 hak asasi manusia. Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan 0 isu hak asasi manusia Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang 0 aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawan yang mengikuti pelatihan.
Non-discrimination
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan HR4 perusahaan terhadap diskriminasi tersebut Freedom of association and collective bargaining
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan HR5 tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut Child labor
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk HR6 menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak Prevention of forced and compulsory labor HR7
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat) HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya Corruption SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi. SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi. SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi. Public policy Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5
dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, SO7 antitrust dan monopoli Compliance SO8
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang berlaku
Customer health and safety PR1 PR2
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan
Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3 PR4 PR5
dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan pemberian label produk/jasa. Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6
termasuk advertising, promosi dan sponsorship. Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain
Indica
tor
Disclosure
yang
Customer privacy Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8
data konsumen.
Compliance Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9
produk/jasa yang dihasilkan
0.2692 0.2597
0.2632 0.2632 0.2692 0.2658 0.2949 0.2564 0.2821 0.2692 0.289 0.237 0.250 0.276
0 0.263
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor Disclosure
EC1 EC2 EC3 EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan pemerintah Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan wilayah kerja
EC5
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai EC6 lokasi kegiatan perusahaan. Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
BCAP
BFIN
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011 2012
1
1
1
1
1
1
1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0 0
MFIN
TRIM
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010 2011
2012
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2013
2014
1
1
1
1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0 1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya EC9 dampak yang terjadi EC8
Materials EN1 EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan. EN3 EN4
EN7
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
Water EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber. EN9
Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
0 0
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
keanekaragaman hidup EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area Habitat yang dilindungi dan dijaga Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan EN14 pada keanekaragaman hidup. Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di EN15 daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko EN12 EN13
Emissions, effluents and waste EN16 EN17
bobot/timbangannya. Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20 EN21
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan. Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim EN24 internasional dengan kapal. Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat EN25 lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN22 EN23
Products and services EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance EN28 Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan. Transport EN29
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Employment LA1 Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal. LA2 LA3
asal. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja. Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), LA5 termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif LA4
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) Indica tor
BCAP
Disclosure
BFIN
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
2012
MFIN 2010
2011
2012
TRIM
2013
2014
2013
2014
2010
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
2011
2012
2013
2014
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
Occupational health and safety
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan LA6 LA7
LA8
program keselamatan dan kesehatan kerja. Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah. Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak kerja) dengan serikat pekerja.
LA9 Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun). LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier. Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya. Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan LA14 kategori karyawan Investment and procurement practices HR1 HR2
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu hak asasi manusia. Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan isu hak asasi manusia Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawan yang mengikuti pelatihan.
HR3 Non-discrimination
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan HR4 perusahaan terhadap diskriminasi tersebut Freedom of association and collective bargaining
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan HR5 tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut Child labor
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk HR6 menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak Prevention of forced and compulsory labor
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan HR7 usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat) HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya Corruption SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi. SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi. SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi. Public policy Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5
dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, antitrust dan monopoli
SO7 Compliance
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang SO8 berlaku Customer health and safety PR1 PR2
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan
Product and service labelling Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3 PR4 PR5
dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan pemberian label produk/jasa. Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6
termasuk advertising, promosi dan sponsorship. Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan
PR7
sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8
data konsumen.
Compliance Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9
produk/jasa yang dihasilkan
0.2821 0.2692 0.2564 0.2308 0.2436 0.2308 0.2756 0.2564 0.2179 0.2308 0.2564 0.2179 0.2692 0.2436
0.25
0.2179 0.2564 0.2692 0.2628 0.2436
Perhitungan Ukuran Perusahaan
No Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BBKP BDMN BNGA BSIM BTPN BSWD MAYA MCOR NISP BCAP BFIN MFIN TRIM
2010
2011
tot aset 2012
2013
2014
2010
2011
size 2012
2013
2014
47,489,366,000,000 57,183,463,000,000 65,689,830,000,000 69,457,663,000,000 79,051,268,000,000 31.49153 31.67729 31.81597 31.87174 32.00112 118,206,573,000,000 141,934,432,000,000 155,791,308,000,000 184,237,348,000,000 195,708,593,000,000 32.40345 32.58639 32.67954 32.84725 32.90765 143,652,852,000,000 166,801,130,000,000 197,412,481,000,000 218,866,409,000,000 233,162,423,000,000 32.59842 32.74782 32.91632 33.01948 33.08276 11,232,179,000,000 16,658,656,000,000 15,151,892,000,000 17,447,455,000,000 21,259,549,000,000 30.0498 30.44395 30.34915 30.49021 30.68783 34,522,573,000,000 1,570,332,000,000 10,102,288,000,000 4,354,460,000,000 44,474,822,000,000 1,202,580,000,000.00 3,870,091,000,000.00 3,128,916,000,000.00
46,651,141,000,000 59,077,911,000,000 69,661,464,000,000 75,014,737,000,000 31.17263 31.47372 31.70988 31.87467 31.94871 2,080,428,000,000 2,540,741,000,000 3,601,335,866,618 5,199,184,618,629 28.08231 28.36359 28.56348 28.91233 29.27952 12,951,201,000,000 17,166,552,000,000 24,015,571,540,000 36,173,590,792,000 29.94378 30.19221 30.47398 30.80972 31.21935 6,452,794,000,000 6,495,246,000,000 7,917,214,000,000 9,769,591,000,000 29.10222 29.49553 29.50209 29.70006 29.9103 59,834,397,000,000 79,141,737,000,000 97,524,537,000,000 103,123,179,000,000 31.42594 31.7226 32.00226 32.21113 32.26695 1,498,803,000,000.00 3,419,677,000,000.00 3,464,994,000,000.00 15,016,190,000,000.00 27.81549 28.03569 28.86057 28.87373 30.34015 5,304,777,000,000.00 6,570,496,000,000.00 8,293,324,000,000.00 9,670,703,000,000.00 28.9843 29.29963 29.51361 29.74647 29.90012 3,782,414,000,000.00 4,062,766,000,000.00 3,966,358,000,000.00 4,805,590,000,000.00 28.77171 28.96138 29.03289 29.00887 29.2008
858,288,000,000.00 683,575,000,000.00 491,857,000,000.00 672,801,614,000.00 898,043,881,000.00 27.47821 27.2506 26.92145 27.23472 27.52348
Perhitungan Manajemen Laba
No Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
BBKP BDMN BNGA BSIM BTPN BSWD MAYA MCOR NISP BCAP BFIN MFIN TRIM
TAit
NDAit DAit
TAit
2010
NDAit DAit TAit NDAit 2011
DAit
TAit
2012
NDAit DAit TAit NDAit DAit 2013
2014
0.02310 -0.12175 0.14485 0.03215 0.01361 -0.13751 0.15113 0.04385 0.02247 -0.16646 0.18893 0.03230 0.161285 -0.03755 0.19884 0.07597
-0.18796 0.22011 0.09611 -0.50095 -0.05932 0.10316 0.12135 -0.38865 -0.10155 0.13384 0.16536 -0.60277 -0.21145 0.28742 0.16737 0.05022
0.59706 0.51001 0.76813 0.11715
0.02661 -0.02010 0.04671 0.03233 -0.06385 0.09618 0.02741 -0.05373 0.08113 0.02586 0.00792 0.01794 0.01847 -0.02562 0.04409 0.02256 -0.05883 0.08139 0.041794 0.003515 0.03828 0.02231 -0.12191 0.14423
0.09432 0.01622 0.05123 0.09193 0.02095
-0.13383 0.20315 0.16737 -0.21843 0.23108 0.03000 -0.17439 0.26110 0.16737 -0.32073 0.37883 0.10393 -0.25454 0.29637 0.16737
-0.51102 -0.59691 -0.57408 -0.35176 -0.55413
0.67839 0.62691 0.74145 0.45569 0.72151
0.04270 0.04221 0.06828 0.02610 0.02661
0.144475 0.029217 0.11526 0.086363 -0.03664 0.12300 0.10613 -0.72224 0.065739 -0.30641 0.37215 0.137106 -0.08489 0.22200 0.06972 0.00688 0.153136 -0.36301 0.51614 0.146478 -0.05791 0.20439 0.06721 0.00124 0.004746 -0.13607 0.14082 0.016157 0.179649 -0.16349 0.00694 -0.05619
0.82838 0.06284 0.06597 0.06314
0.174874 0.30506 -0.13019 0.13575 -1.77733 1.91308 0.114698 -0.09751 0.21221 0.10319 0.081972 0.02122 0.066229 0.099417 -0.03319 0.06575 -0.1454 0.21115 0.155437 -0.13173 0.28717 0.13851 -0.24184 0.38035
-0.24393 0.33825 0.06932 -0.03784 0.05407 0.01265 -0.07588 0.12711 0.08671 -0.38876 0.48069 0.05810 -0.14307 0.16402 0.04182
-0.07964 0.12234 0.03472 -0.24191 0.28412 0.05439 -0.25147 0.31976 0.07813 -0.12149 0.14759 0.06903 -0.11026 0.13688 0.02676
-0.04965 0.08438 -0.10737 0.16176 -0.27058 0.34872 -0.11090 0.17994 -0.01658 0.04334
Nilai Perusahaan
No Emiten 1
BBKP
2010
2011
mve+d 2012
2013
2014
2010
2011
bve+d 2012
Q 2013
2014
2010 2011 2012 2013 2014
48,559,150,689,450 57,377,225,226,140 65,575,968,793,460 68,142,881,563,460 78,976,603,671,000 92,086,774,000,000 109,992,832,000,000 126,382,918,000,000 132,701,957,000,000 151,281,056,000,000 0.52732 0.52165 0.51887 0.51350 0.52205
2 BDMN 174,558,030,497,000 165,962,064,417,100 180,669,699,660,150 188,504,573,414,525 205,627,875,112,775 245,264,570,000,000 268,992,429,000,000 282,849,305,000,000 336,921,713,000,000 358,399,662,000,000 0.71171 0.61698 0.63875 0.55949 0.57374 3
BNGA
175,070,785,693,930 178,785,593,745,500 202,128,888,852,500 215,869,589,513,000 225,489,771,797,125 273,465,204,000,000 315,232,769,000,000 372,173,050,000,000 411,846,131,000,000 437,877,152,000,000
4
BSIM BTPN
13,232,025,475,000 17,790,141,388,000 15,609,772,153,550 17,808,786,559,520 21,933,346,785,936 21,552,864,000,000 32,022,344,000,000 28,478,176,000,000 32,140,650,000,000 37,327,617,000,000 0.61393 0.55555 0.54813 0.55409 0.58759
5
0.64019 0.56715 0.54310 0.52415 0.51496
45,107,712,760,800 60,097,678,298,000 81,202,377,016,000 83,312,589,851,200 83,588,343,316,800 64,827,856,000,000 87,685,084,000,000 109,925,395,000,000 128,111,951,000,000 135,764,637,000,000 0.69581 0.68538 0.73870 0.65031 0.61569
6 BSWD 1,599,641,132,338 732,289,190,679 3,507,511,106,790 3,705,032,324,455 5,583,849,082,582 2,821,948,532,338 2,297,125,190,679 4,707,712,906,790 6,747,810,191,073 9,837,781,690,211 0.56686 0.31879 0.74506 0.54907 0.56759 7 MAYA 9,689,896,581,000 15,664,704,449,000 25,727,901,399,000 31,072,968,718,500 39,795,202,830,840 15,721,176,409,000 24,238,806,437,000 32,487,364,839,000 45,618,818,959,000 69,494,947,789,000 0.61636 0.64627 0.79194 0.68114 0.57263 8 MCOR 4,390,936,068,450 6,594,389,739,124 6,494,302,801,538 7,624,940,090,622 9,749,070,423,130 8,187,500,000,000 12,347,954,000,000 12,234,827,000,000 14,799,049,000,000 18,319,043,000,000 0.53630 0.53405 0.53080 0.51523 0.53218 9
NISP
56,162,370,040,900 120,173,240,567,160 83,139,268,945,580 97,998,187,259,680 103,662,730,701,760 88,785,638,000,000 113,078,415,000,000 149,331,998,000,000 181,552,522,000,000 191,339,182,000,000 0.63256 1.06274 0.55674 0.53978 0.54177
10
BCAP
1,510,059,811,000 1,700,008,988,000 4,835,977,142,500 4,527,339,650,000 15,129,607,861,275 1,950,033,061,000 2,498,713,988,000 6,063,504,225,000 6,164,108,000,000 26,162,637,000,000 0.77438 0.68035 0.79755 0.73447 0.57829
11
BFIN
4,761,504,821,725 7,272,478,901,700 6,788,016,088,050 8,712,504,405,000 9,946,768,750,620 5,799,332,000,000 8,243,322,000,000 10,279,138,000,000 13,189,292,000,000 15,727,136,000,000 0.82104 0.88223 0.66037 0.66057 0.63246
12
MFIN
3,247,140,723,121 4,223,878,000,000 3,969,288,000,000 3,755,064,000,000 4,702,891,000,000 5,673,806,723,121 6,840,292,000,000 7,237,054,000,000 6,807,172,000,000 8,209,981,000,000 0.57230 0.61750 0.54847 0.55163 0.57283
13
TRIM
892,958,493,000 632,470,776,000 693,244,948,000 559,570,979,000 840,396,954,000 1,349,196,493,000 998,060,776,000 742,846,948,000 812,923,893,000 1,255,008,435,000 0.66184 0.63370 0.93323 0.68834 0.66963
LAMPIRAN 3 Hasil Analisis Uji Regresi 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KM
65
,0000001
,0506000
,009493758
,0132716364
KI
65
,1859707
,9692000
,717417538
,2024255943
LEV
65
,2630518 15,4500000 5,964259848 3,4570689696
CSR
65
,2077922
SIZE
65
EM
65
-,1634929
1,9130812
,230341942
,2803922862
VAL
65
,31879
1,06274
,6222749
,11508998
,4230769
,280578254
,0467697088
26,9214539 33,0827564 30,35033906
1,717413916
Valid N (listwise) 65
2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikoloniearitas
Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
(Constant) CSR
,582
1,720
KM
,758
1,320
KI
,916
1,092
LEV
,650
1,538
SIZE
,421
2,373
EM
,982
1,018
a. Dependent Variable: VAL Sumber: Data sekunder diolah
b. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary Model
1
R
R Square a
,466
,217
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,136
,1069855439
a. Predictors: (Constant), EM, SIZE, KI, KM, LEV, CSR b. Dependent Variable: VAL
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Model
Sig.
1(Constant)
,945
LnKM
,092
LnKI
,431
LnLEV
,865
LnCSR
,415
LnSIZE
,796
LnEM
,814
a. Dependent Variable: LnVAL
Sumber: Data sekunder diolah
Durbin-Watson
1,879
d. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
65
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
-,0000000 ,10184720
Absolute
,123
Positive
,122
Negative
-,123
Kolmogorov-Smirnov Z
,993
Asymp. Sig. (2-tailed)
,277
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder diolah
3. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model 1
R
R Square a
,466
,217
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,136
a. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE b. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
,1069855439
b. Hasil Uji Statistik t
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
1,027
,311
3,303 ,002
-2,643
1,158
-,305 -2,283 ,026
,032
,069
LEV
-,012
,005
-,371 -2,573 ,013
CSR
-,190
,375
-,077
-,507 ,614
SIZE
-,008
,012
-,113
-,632 ,530
,002
,048
,005
,045 ,964
KM KI
EM
Std. Error
a. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Beta
t
,056
Sig.
,464 ,644