PENGARUH OPINI AUDIT, INVESTMENT OPPORTUNITIES SET, DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: Cakra Yudi Putra NIM: 1113082000064
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M i
PENGARUH OPINI AUDIT, INVESTMENT OPPORTUNITIES SET, DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Cakra Yudi Putra NIM: 1113082000064 Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA NIP. 196205021993031003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis Tanggal 13 Bulan April Tahun Dua Ribu Tujuh Belas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1.! 2.! 3.! 4.!
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Cakra Yudi Putra : 1113082000064 : Akuntansi : Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 13 April 2017
1.! Dr. Rini, M.Si., Ak., CA NIP. 19760315 200501 2 002
(__________________________) Penguji I
2.! Masrul Huda, SE., M.Si NIP. 19630506 2014111001
(__________________________) Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Jumat 16 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1.! 2.! 3.! 4.!
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Cakra Yudi Putra : 1113082000064 : Akuntansi : Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 16 Juni 2017
1.! Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 197609242006042002
(____________________) Ketua
2.! Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA NIP. 196205021993031003
(____________________) Pembimbing
3.! Yusro Rahma, SE., M.Si NIP. 198005062008012016
(____________________) Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Fakultas Jurusan
: Cakra Yudi Putra : 1113082000064 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1.! Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2.! Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain 3.! Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4.! Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5.! Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, Mei 2017 Yang Menyatakan,
(Cakra Yudi Putra)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Cakra Yudi Putra
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 1 Juli 1996
3. Alamat
: Jl. Pulo Raya 3 No. 24A
4. Telepon
: 0816334058
5. Email
:
[email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Yudi Hidayat
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 21 Juni 1968.
3. Ibu
: Marliyana Susanti
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 8 Maret 1968.
III. PENDIDIKAN No
University / School
Dates From – To
1.
TK Sumbangsih Duren Bangka, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
2000 – 2002
2.
SD Sumbangsih Duren Bangka, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
2002 – 2008
3.
SMP Negeri 11 Jakarta
2008 – 2010
4.
SMA Labschool Kebayoran Jakarta
2010 – 2013
5.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2013 – 2017
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI No 1 2 3 4
Organisasi/Institution
Dates From-to
Ikatan Abang None Buku DKI Jakarta (IKANOBU Jakarta) Kelas Penyiar Indonesia
2012 – 2013
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FEB UIN Jakarta Youth Studies Institute
2015 – 2016
vii
2013 – 2014
2016 – 2017
ABSTRACT This study aimed to analyze and get empirical evidence about influence of the audit opinion, investment opportunities set, and industry specialist auditor have affect to audit report lag in the manufacturing company in Indonesia. Dependend variable which was used in the research is audit report lag and independent variables used in the research are audit opinion, investment opportunities set, and industry specialist auditor. Audit report lag in this research is defined as audit completion period, the period between a company’s fiscal year end and the audit report date. This research is done at manufacturing company which are listed in Indonesia Stock Exchange from period 2014 until 2015. This research used purposive sampling method and resulting to 144 samples found from 72 companies that fit the criteria. This research used Multiple Regression Analysis Method. The result of this research showed that audit opinion and investment opportunities set have significant influence to audit report lag, meanwhile on the other hand, industry specialist auditor does not have significant influence to audit report lag. Keywords: audit report lag, audit opinion, investment opportunities set, and industry specialist auditor.
viii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri terhadap audit report dalam perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur di Indonesia. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit report lag dan variabel tidak terikat yang digunakan dalam penelitian ini opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri. Audit report lag pada penelitian ini diproksikan dalam selisih jumlah hari antara tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan keuangan auditan dirilis. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 sampai 2015. Metode pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan 144 sampel dari 72 perusahaan yang memenuhi kriteria selama tahun 2014 sampai 2015. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa opini audit dan investment opportunities set berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan auditor spesialisasi industri terbukti tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Kata kunci : audit report lag, opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirohmannirohim Assalamulaikum Warohmatullahi Wabarakhatu Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015)”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat – syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama kepada : 1.! Kedua orang tua penulis, Ayahanda Yudi Hidayat dan Ibunda Marliyana Susanti yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, doa serta bantuan moril maupun materil yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. 2.! Kakak dan adikku, Andrawan Muhammad, Abdurrahman Maulana, Surya Yudiputra, Yunita Yudiputri, dan Chandra Yudiputra yang telah memberikan masukan, semangat serta dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3.! Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4.! Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta motivasi yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini. 5.! Ibu Nur Wachidah Yulianti, MS., Ak selaku Dosen Statistika yang selalu sabar dan meluangkan waktunya dalam membimbing penulis, serta
x
memberikan begitu banyak arahan dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. 6.! Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7.! Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8.! Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM selaku dosen jurusan manajemen yang telah memberikan begitu banyak pembelajaran organisasi kepada penulis selama menempuh jenjang pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9.! Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10.!Keluarga Besar DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2015 – 2016. Tempat penulis melakukan berbagai kegiatan organisasi, mendapatkan banyak pengalaman baru, teman-teman baru, dan suasana yang penuh makna. Penulis sangat bangga dan senang sekali dapat menjadi bagian dari kalian. 11.!Keluarga Besar #BersamaWujudkanMimpi, Bang Adam, Bang Judo, Bang Ibnoe, Bang Irlan, Bang Sonny, Bang Dimas, Bang Didit, Bang Reza, Ajeng, Adinda Vindri, Nabila Indria, Yazid, Fajar, Syarifah, Naufal, Irsan, Shavinia, Hilmi, Maajid, Farraz, Idham, Temon, Sujana, Dzul, Tanoe, dan Kresna yang telah memberikan nilai-nilai dan makna kehidupan serta setia menemani penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12.!Keluarga Besar Reboisasi Akuntansi yang telah senantiasa menyemangati dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 13.!Terima kasih kepada CR yang tak lelah memberikan semangat dan motivasi serta menemani penulis selama masa studi hingga mendorong penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 14.!Terima kasih kepada teman – teman seperjuangan Akuntansi 2013.
xi
15.!Terima kasih kepada kawan – kawan saya “Parto”, yaitu Jibril, Rifki, Cerdick, Taufik, Ivan, Irsan, Deyan, Iqbal yang telah memotivasi dan selalu menghadirkan suasana penuh canda tawa bagi penulis. 16.!Terima kasih kepada teman-teman Akuntansi B 2013 (Fitri Yani, Fitri Dwi, Muthia, Sita, Jehan, Ara, Iyel, Vivi, Syarah, Chika, Weni, Fatimah, Hani, Nurul, Kartika W, Anis, Tuti, Agi, Izil, Wina, Puji, Lia, Tatil, dan Dewi). Penulis sangat senang dan bahagia mempunyai teman-teman seperti kalian yang begitu baik dan menyenangkan. 17.!Terima kasih kepada kawan – kawan saya “Emping Manis”, yaitu Calvin, Anggie, Tania, Rama, dan Rani yang telah memberi warna lain selama masa studi dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 18.!Terima kasih kepada sahabat – sahabatku Tiana, Adila, Dwi, Yefananda dan Yudhi yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 19.!Terima kasih kepada teman-teman SMA penulis yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 20.!Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu terealisasikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tak luput dari kesalahan, sebagaimana tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Jakarta, Juni 2017
Cakra Yudi Putra
xii
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL ........................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .........................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................
vi
ABSTRACT.....................................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI....................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A.
Latar Belakang ..........................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................
10
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
13
A.
Tinjauan Literatur ....................................................................
13
1. Teori Kepatuhan ..................................................................
13
2. Teori Keagenan. ...................................................................
15
3. Teori Sinyal …….................................................................
21
4. Laporan Keuangan ...............................................................
23
5. Auditing……………………………………………………
30
6. Audit Report Lag ..................................................................
33
7. Opini Audit ..........................................................................
35
8. Investment Opportunities Set ...............................................
38
9. Auditor Spesialisasi Industri ................................................
40
xiii
B. C. D.
Penelitian Sebelumnya ............................................................
43
2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya…………………………….
43
Kerangka Pemikiran ................................................................
48
2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Teoritis……………………
48
Pengembangan Hipotesis .........................................................
49
1. Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Report Lag .............
49
2. Pengaruh Investment Opportunities Set Terhadap Audit Report Lag… ...................................................................................
51
3. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Audit Report Lag .......................................................................................
52
4. Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag.....
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................
56
A.
Ruang Lingkup.........................................................................
56
B.
Metode Penentuan Sampel .......................................................
56
C.
Metode Pengumpulan Data ......................................................
57
D.
Metode Analisis Data...............................................................
57
1. Analisis deskriptif ................................................................
57
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................
58
a. Uji Normalitas .............................................................
58
b. Uji Heterokedesitas .....................................................
59
c. Uji Multikolinearitas ...................................................
60
d. Uji Autokorelasi ..........................................................
60
3. Pengujian hipotesis ..............................................................
61
a. Uji Koefisien Determinasi...........................................
62
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)................................
62
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
63
Operasional Variabel Penelitian ..............................................
64
1. Audit Report Lag .................................................................
64
2. Opini Audit ..........................................................................
65
E.
xiv
3. Investment Opportunities Set ...............................................
65
4. Auditor Spesialisasi Industri ................................................
66
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................
68
A.
Sampel Penelitian ....................................................................
68
B.
Hasil Uji Deskriptif ..................................................................
69
C.
Hasil Uji Asumsi Klasik .........................................................
71
1. Hasil Uji Normalitas ............................................................
71
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...............................................
74
3. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................
75
4. Hasil Uji Autokorelasi .........................................................
77
Pengujian Hipotesis .................................................................
78
1. Hasil Uji Koefisein Determinasi ..........................................
79
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...............................
80
3. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .............
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
88
D.
A.
Kesimpulan .............................................................................
88
B.
Saran .......................................................................................
89
1. Bagi Investor dan Calon Investor ........................................
89
2. Peneliti Selanjutnya .............................................................
89
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
91
LAMPIRAN ..................................................................................................
95
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Status Penyampaian Laporan Keuangan Tahun 2014................... 5
2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya..........................................................43
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian..............................................67
4.1
Perolehan Sampel Penelitian..........................................................68
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif..........................................................69
4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.....................................................73
4.4
Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................76
4.5
Hasil Uji Runs Test........................................................................78
4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi....................................................79
4.7
Hasil Uji Statistik F........................................................................80
4.8
Hasil Uji Statistik t .......................................................................81
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran……………………………………...48
4.1
Grafik Normal P-Plot.....................................................................72
4.2
Grafik Scatterplot...........................................................................74
xvii
DAFTAR LAMPIRAN No.
Keterangan
Halaman
1.
Perusahaan Manufaktur Sampel………………………………….95
2.
Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Lag Perusahaan Sampel...97
3.
Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit......................................100
4.
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities Set...........104
5.
Hasil Perhitungan Variabel Auditor Spesialisasi Industri............112
6.
Hasil Uji Deskriptif......................................................................116
7.
Hasil Uji Normalitas.....................................................................116
8.
Hasil Uji Heteroskedastisitas........................................................117
9.
Hasil Uji Multikolinearitas...........................................................118
10.
Hasil Uji Autokorelasi..................................................................118
11.
Hasil Uji Koefisien Determinasi..................................................119
12.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Inividual (uji t).........................119
13.
Hasil Uji Signifikansi Simultam (uji F).......................................120
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. !Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang mencerminkan semua aktivitas usaha selama periode tertentu. Laporan keuangan menyajikan informasi sebagai salah satu pertimbangan para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan (Fahmi, 2011:28). Pengguna laporan keuangan terdiri dari investor, pemberi pinjaman atau kreditur, pemasok, pemegang saham, manajemen, pelanggan, pemerintah, karyawan, dan masyarakat. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mensyaratkan bahwa laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi harus memenuhi empat karakteristik kualitatif, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), dapat diandalkan (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability).
1
Laporan keuangan sebagai sebuah informasi harus relevan untuk pengambilan keputusan. Salah satu indikator untuk mengukur relevansi laporan keuangan adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu informasi
berarti
bahwa
informasi
tersedia
sebelum
kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan (Suwardjono, 2010:170). Apabila informasi tersebut tidak tersedia saat sebelum pengambilan keputusan, maka laporan keuangan tersebut telah kehilangan sisi informasinya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tahun 2017 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 3.29 menyatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Relevansi laporan keuangan sangat ditentukan oleh ketepatan waktu penyampaian informasi guna pengambilan keputusan. Manajemen perlu menyeimbangkan antara karakteristik relevansi dan keandalan dalam laporan keuangan. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan. 2
Manajemen seringkali menghadapi berbagai macam kendala ketika dituntut untuk menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu, salah satunya yaitu laporan keuangan harus diaudit terlebih dahulu oleh akuntan publik sebelum digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan opini atas kewajaran suatu laporan keuangan berdasarkan kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 1 dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyatakan bahwa dalam standar pekerjaan lapangan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya dan pemahaman yang memadai mengenai pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan, serta bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan informasi untuk digunakan sebagai dasar pernyataan pendapat dalam laporan audit (Mulyadi, 2009). Rumitnya prosedur audit yang dilakukan oleh auditor dalam rangka pemenuhan standar audit berdampak pada jangka waktu penyelesaian laporan audit, sehingga memengaruhi ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada masyarakat dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
3
Bapepam-LK mensyaratkan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus menyampaikan laporan keuangan berkala secara tepat waktu. Hal ini diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. X.K.2, Lampiran Keputusan
Ketua
Bapepam
Nomor:
Kep/346/BL/2011
tentang
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BapepamLK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Peraturan tersebut kemudian disempurnakan oleh Bapepam-LK dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-431/BL/2012 pada tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Peraturan ini efektif berlaku 1 Agustus 2012. Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan sampai batas waktu yang ditentukan akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal Bab XII pasal 63 huruf e yang menyatakan
4
bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dikenakan sanksi denda Rp1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Penetapan sanksi administrasi tersebut sudah selayaknya membuat perusahaan sadar akan pentingnya penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit secara tepat waktu. Namun, berdasarkan catatan Bursa per 1 April 2014 bahwa untuk status penyampaian laporan keuangan tahun 2013, terdapat 57 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan 2013 sampai tanggal 31 Maret 2014. Dari 57 emiten tersebut, 49 perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan dan delapan perusahaan belum wajib menyampaikan laporan keuangan karena perbedaan tahun buku (investasi.kontan.co.id, 2014). Sedangkan untuk penyampaian laporan keuangan tahun 2014, berikut adalah catatan bursa per 1 April 2015 untuk status penyampaian laporan keuangan. Tabel 1.1 Status penyampaian Laporan Keuangan tahun 2014 Hal
Jumlah
Total Perusahaan Tercatat (termasuk Reksadana KIK)
563
Keterangan Penjelasan atas 563 Perusahaan Tercatat tersebut adalah sebagai berikut: 1.! 2.! 3.! 4.! 5.!
Perusahaan tercatat (Saham dan Obligasi):547 KIK EBA:6 ETF:8 DIREKIK:1 DJPPR:1
5
Tabel 1.1 (Lanjutan) Hal
Jumlah
Keterangan
Menyampaikan Laporan Keuangan secara tepat waktu Belum menyampaikan Laporan Keuangan Belum wajib menyampaikan Laporan Keuangan Tidak Wajib menyampaikan Laporan Keuangan
503
503 Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2014.
52
52 emiten belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten.
7
Penjelasan atas 7 Perusahaan Tercatat yang belum wajib menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2014 adalah karena Perusahaan Tercatat berbeda tahun buku. Penjelasan atas Efek tersebut adalah DJPPR.
1
Sumber: http://www.neraca.co.id/article/52481/payah-52-emiten-telat-laporkankeuangan Beradasarkan tabel di atas terdapat 52 Perusahaan Tercatat hingga tanggal 1 April 2015 belum menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2014 dengan rincian tujuh perusahaan belum wajib menyampaikan laporan keuangan karena terdapat perbedaan tahun buku perusahaan dan yang tidak wajib menyampaikan laporan keuangannya sebanyak satu entitas, yaitu Ditjen Pengelolaan Utang Negara (DJPPR). Hingga 7 Agustus 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan 95 sanksi administratif dan 386 sanksi denda pada pelaku pasar modal. Dari 386 sanksi denda yang dikenakan dengan total Rp7,96 miliar, 350 denda sebesar Rp6,33 miliar dikarenakan keterlambatan penyampaian laporan keuangan berkala maupun bukan dan keterlambatan pengumuman keterbukaan informasi. Meski
6
jumlahnya masih cukup besar, sebenarnya sanksi yang dikenakan OJK relatif membaik dibandingkan tahun 2014 total ada 777 sanksi administratif, 60 sanksi peringatan tertulis, 713 sanksi denda, dua sanksi pencabutan izin, dan dua sanksi pembekuan izin yang telah dikeluarkan OJK (ift.co.id, 2015). Keterlambatan publikasi laporan keuangan perusahaan go public disebabkan karena laporan keuangan tersebut harus terlebih dahulu diaudit sebelum dipublikasi (Hossain dan Taylor, 1998). Auditor independen membutuhkan sejumlah waktu tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan audit. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan disebut dengan audit report lag atau ARL (Soetedjo, 2006). Laporan keuangan memuat berbagai informasi penting, seperti laba, yang merupakan indikator kinerja perusahaan bagi investor dan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi sehingga audit report lag yang melewati batas waktu akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar. Chambers dan Penman (1984) dalam Alvina (2013) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menunjukkan hasil sebaliknya, karena investor pada umumnya menganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan.
7
Audit report lag dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nelson dan Shukeri (2011) menemukan bahwa opini audit sebagai salah satu dari karakteristik tata kelola perusahaan (corporate governance) berpengaruh signifikan terhadap audit delay di Malaysia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari, dkk (2015) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap audit report lag. Pemberian opini audit unqualified opinion merupakan berita baik (good news) yang akan menarik minat calon investor untuk melakukan investasi. Perusahaan yang menerima opini audit unqualified opinion akan cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang menerima qualified opinion dari auditor. Namun, hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Parwati dan Suhardjo (2009), Tiono dan Jogi C. (2013), dan Fadoli (2015) yang tidak menemukan hubungan signifikan antara opini audit dengan audit report lag. Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, dengan menyadari pentingnya perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, maka auditor perlu mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag tersebut agar dapat ditekan seminimal mungkin. Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai opini audit terhadap audit report lag masih menunjukkan hasil 8
yang tidak konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian
yang
berjudul
“Pengaruh
Opini
Audit,
Investment
Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2015) ”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Trung Pham, dkk (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1.! Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah investment opportunities set yang diduga mempengaruhi audit report lag. Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti menambahkan dua variabel independen yaitu opini audit dan spesialisasi industri auditor dan variabel independen opini audit. Penambahan variabel tersebut merupakan saran dari penelitian terdahulu. 2.! Populasi dalam penelitian sebelumnya adalah perusahaan di Amerika Serikat pada tahun pengamatan 2010 – 2012. Sedangkan, populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2015.
9
B.! Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.! Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag? 2.! Apakah investment opportunities set berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag? 3.! Apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag? 4.! Apakah opini audit, investment opportunities set, dan spesialisasi industri auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit report lag?
C.! Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.! Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: a.! Menganalisis pengaruh opini audit terhadap audit report lag. b.! Menganalisis pengaruh investment opportunities set terhadap audit report lag. c.! Menganalisis pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap audit report lag. d.! Menganalisis pengaruh opini audit, investment opportunities set, dan spesialisasi industri auditor terhadap audit report lag. 10
2.! Manfaat Penelitian a.! Kontribusi Teoritis 1)! Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2)! Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 3)! Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang audit report lag sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang. b.! Kontribusi Praktis 1)! Bagi auditor, memberikan informasi agar mampu merencanakan pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat meminimalisir keterlambatan pelaporan keuangan dalam usaha untuk memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan ataupun mempercepat publikasi laporan auditan. 2)! Bagi masyarakat, sebagai sarana informasi tentang audit report lag serta
menambah pengetahuan akuntansi khususnya
auditing dan akuntansi keuangan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh opini audit, investment opportunities set, dan spesialisasi industri auditor terhadap audit report lag. 11
3)! Bagi investor, dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan tersendiri dalam melakukan investasi.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.! Tinjauan Literatur Penelitian ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dasar-dasar ilmu yang menjadi fondasi dan landasan teori. Beberapa teori yang menjadi landasan dasar dan ilmu yang menjadi pertimbangan dijelaskan sebagai berikut: 1.! Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-limu sosial khususnya di bidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler dalam (Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dasar dalam literatur sosialogi mengenai kepatuhan pada hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through
13
morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku. Dengan demikian, teori kepatuhan dapat memotivasi individu agar berperilaku sesuai peraturan yang berlaku. Komitmen normatif tersebut sudah seharusnya diterapkan pada praktik bisnis, termasuk dalam bidang akuntansi. Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penciptaan nilai perusahaan sehingga setiap perusahaan harus mematuhi seluruh aturan yang berlaku seperti kode etik perusahaan, aturan pemerintah, UU, dan lain sebagainya (Harahap, 2011). Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam-LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Kemudian peraturan tersebut disempurnakan oleh Keputusan Bapepam Kep-431/BL/2012 peraturan X.K.6 yang menetapkan perusahaan publik wajib menyampaikan
14
laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Maka dari itu, relevansinya dengan teori kepatuhan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan keuangan auditan dan laporan tahunan berkala secara tepat waktu dan memenuhi ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh badan hukum terkait, dalam hal ini Bapepam-LK. Adanya batas waktu tertentu yang disyaratkan oleh Bapepam-LK dalam penyampaian laporan keuangan auditan kepada publik membuat perusahaan dan auditor harus meminimalisasi audit report lag perusahaan. 2.! Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principal dan agent. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984). Dalam praktik bisnis, pihak principal adalah pemilik dan pemegang saham, sedangkan pihak agent adalah manajemen perusahaan yang mengelola operasional perusahaan. Dengan demikian teori keagenan digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pemilik dan pemegang saham yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan dengan manajemen yang mengelola kekayaan perusahaan serta menyusun laporan keuangan (Putri, 2014).
15
Teori keagenan dapat diterapkan dalam wujud kontrak kerja yang disetujui oleh prinsipal dan agen yang mengatur tentang proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk mekanisme bagi hasil dalam bentuk keuntungan, return, maupun risiko-risiko yang telah disetujui. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen (Arifin, 2005). Kontrak kerja harus didesain secara tepat agar dapat dijadikan acuan untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu (Eisenhard, 1989 dalam Arifin, 2005): a.! Asumsi tentang sifat manusia Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion).
16
b.! Asumsi tentang keorganisasian Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara prinsipal dan agen. c.! Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Ketiga asumsi di atas menjadi dasar pemikiran bahwa baik prinsipal maupun agen mempunyai posisi, fungsi, kepentingan, dan latar belakang yang berbeda namun saling membutuhkan sehingga menimbulkan adanya bargaining position antara prinsipal dan agen. Asumsi tentang sifat manusia yang cenderung mementingkan diri sendiri (self interest) akan menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen yang disebut dengan Agency Problem. Prinsipal berusaha untuk memenuhi kepentingannya dengan mengadakan hubungan kontraktual yang memaksimalkan profitabilitas sehingga dividen yang diterima pun akan meningkat, sedangkan agen termotivasi untuk
memaksimalkan
pemenuhan
kebutuhan
ekonomi
dan
psikologisnya dengan harapan bahwa akan menerima bonus/insentif atas kinerja agen.
17
Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen menyebabkan terjadinya asimetri informasi, yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi yang tidak merata antara prinsipal dan agen (Arifin, 2005). Agen atau dalam perusahaan adalah manajer sebagai pengelola perusahaan pasti memiliki lebih banyak informasi tentang perusahaan dibandingkan pemilik yang telah mendelegasikan wewenangnya.
Oleh
karena
itu
sebagai
pengelola,
manajer
berkewajiban memberikan informasi mengenai perusahaan kepada pemilik dan investor serta pemegang saham dan kreditur agar mereka mengetahui keadaan perusahaan (Ayushabrina, 2014). Akan tetapi, perbedaan kepentingan menyebabkan manajer terkadang mengurangi pengungkapan informasi kepada pemilik dan investor bila dirasa menguntungkan pihak manajemen. Asimetri informasi menyebabkan pemilik dan investor tidak bisa menilai secara tepat kinerja manajemen dalam
tugasnya
mengelola
kekayaan
perusahaan
yang
telah
didelegasikan oleh pemilik dan investor kepada pihak manajemen. Konflik agensi juga terjadi pada pada perusahaan dengan kesempatan
investasi
(investment
opportunities)
yang
tinggi,
dikarenakan manajer pada perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi mempunyai informasi yang lebih tentang kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan dan pilihan alternative investasi bergantung pada pengeluaran diskresioner yang dibuat oleh manajer (Lai, 2009 dalam Trung Pham, dkk, 2014). Ketidakpastian yang terjadi 18
pada perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi meningkatkan risiko perusahaan dan membutuhkan pengawasan secara berkala. Biaya pengawasan merupakan salah satu unsur dari biaya agensi. Biaya agensi merupakan biaya yang ditanggung oleh prinsipal untuk mendorong agen dalam memaksimalkan kesejahteraan prinsipal (Anthony dan Govindrajan, 2011 dalam Putri, 2014). Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen dapat meningkatkan biaya agensi. Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan (agency cost), yang menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari : a.! The monitoring expenditures by the principle. Biaya monitoring dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, termasuk juga usaha untuk mengendalikan (control) perilaku agen melalui budget restriction, dan compensation policies. b.! The bonding expenditures by the agent. The bonding cost dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang akan merugikan prinsipal atau untuk menjamin bahwa prinsipal akan diberi kompensasi jika ia tidak mangambil banyak tindakan. c.! The residual loss yang merupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal maupun agen setelah adanya agency relationship. Residual loss adalah nilai kerugian yang dialami prinsipal akibat
19
keputusan yang diambil oleh agen yang menyimpang dari keputusan yang dibuat oleh prinsipal (Maharani, 2010). Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya/monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang merupakan salah satu dari agency cost. Biaya pengawasan (monitoring cost) merupakan
biaya
perilaku agen apakah agen telah
untuk bertindak
sesuai
mengawasi kepentingan
principal dengan melaporkan secara akurat semua aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer. Berdasarkan fungsinya, pengawasan terhadap perusahaan terbagi menjadi pengawasan internal dan eksternal sehingga fungsi internal audit diperlukan untuk memastikan bahwa setiap elemen dalam perusahaan, khususnya pihak manajemen sebagai agen taat pada sistem yang berlaku. Sedangkan peran auditor eksternal dibutuhkan dalam hal pemberian opini terhadap laporan keuangan perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan pemilik dan investor selaku prinsipal. Lebih lanjut dijelaskan bahwa variasi karakteristik industri dapat mempengaruhi biaya agensi sehingga juga dapat meningkatkan permintaan spesialisasi auditor untuk mendeteksi lebih baik (Putri, 2014). Auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (prinsipal) dengan pihak manajer (agen) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk menilai kelayakan strategi manajemen dalam upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, peran dan fungsi 20
internal audit serta audit atas laporan keuangan sangat krusial dalam memastikan bahwa perusahaan yang dikelola manajemen telah beroperasi dalam tingkat yang diharapkan oleh pemilik dan investor sehingga dapat mengurangi selisih kepentingan yang terjadi, dengan demikian maka tidak akan menyebabkan audit report lag yang lama. 3.! Teori Sinyal (Signaling Theory) Signaling theory menjelaskan tentang suatu pihak (agent) menyampaikan informasi tentang dirinya sendiri kepada pihak lain (Connelly, 2011). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik (Jama’an, 2008). Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005 dalam Putri, 2014). Berdasarkan definisi di atas, teori sinyal menekankan pada pentingnya upaya perusahaan dalam memberikan petunjuk kepada investor berupa pengumuman informasi terkait kinerja perusahaan yang akan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
21
timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan (Immaculatta, 2006). Informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan laporan tahunan yang memuat semua informasi keuangan dan non keuangan yang mencerminkan kinerja perusahaan. Sesuai dengan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan keuangan, maka laporan keuangan harus disajikan secara andal, dapat diperbandingkan, mudah dipahami, dan relevan yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan. Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan) penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada pihak publik sehingga dapat memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi yang bermanfaat atau memiliki good news (Ayushabrina, 2014). Jika pengumuman informasi tersebut dianggap sebagai signal baik maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Investor mengindikasikan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik sebagai sinyal positif dari perusahaan bahwa mereka memiliki good news yang harus segera disampaikan ke publik. Sedangkan pengumuman laba yang terlambat merupakan sinyal buruk bagi investor. Investor menganggap keterlambatan pelaporan keuangan tersebut mengindikasikan kondisi kesehatan perusahaan yang buruk (Lindrianasari,
dkk,
2015).
22
Semakin
lama
audit
report
lag
menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam pengambilan keputusan karena informasi kehilangan sifat relevannya. Lamanya audit report lag memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news sehingga tidak dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu (Givoly dan Palmon, 1982). Signaling theory menjelaskan hubungan opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Opini yang diberikan auditor atas laporan keuangan perusahaan mengindikasikan kinerja perusahaan yang bersangkutan sehingga perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan opini audit pada tingkat yang paling baik, yaitu wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Dengan demikian, perusahaan yang meraih predikat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion ) dari auditor merupakan sinyal positif bagi investor cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik (good news). 4.! Laporan Keuangan a.! Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (Standar Akuntansi Keuangan, 2009). Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan 23
(Baridwan, 1997 dalam Dinita, 2011). Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang mencerminkan semua aktivitas usaha selama periode tertentu. b.! Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil
pertanggungjawaban
manajemen
atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset, (b) liabilitas, (c) ekuitas, (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan (f) arus kas (Standar Akuntansi Keuangan, 2009). c.! Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif informasi laporan keuangan yang berguna terdiri dari karakteristik kualitatif fundamental dan karakteristik 24
kualitatif peningkat (Ikatan Akuntan Indonesia, 2017:7), yaitu: 1.! Karakteristik kualitatif fundamental a.! Relevansi Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki
mempengaruhi
kualitas
keputusan
relevan
ekonomi
jika
pemakai
dapat dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi keuangan dan kinerja masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang
lanhsung
menarik
perhatian
pemakai,
seperti
pembayaran deviden dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. b.! Representasi Tepat Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin 25
relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih
dipersengketakan,
mungkin
tidak
tepat
bagi
perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam
neraca,
meskipun
mungkin
tepat
untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. 2.! Karakteristik Kualitatif Peningkat a.! Keterbandingan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar
periode
untuk
mengidentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. b.! Keterverifikasian Informasi laporan keuangan harus merepresentasikan
26
fenomena ekonomi secara tepat sebagaimana mestinya. Informasi laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh berbagai pengamat independen dengan pengetahuan yang berbeda – beda sehingga mencapai suatu kesepakatan bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi yang tepat. c.! Ketepatwaktuan Informasi laporan keuangan harus tersedia tepat waktu bagi pengguna laporan keuangan sehingga mempengaruhi keputusan mereka. Secara umum, semakin lawas suatu informasi maka akan semakin berkurang kegunaan informasi tersebut. d.! Keterpahaman Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam
laporan
keuangan
tidak
dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu .
27
d.! Ketepatan Waktu (Timeliness) Penyampaian Laporan Keuangan. Salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah relevan, yang dimana relevansi laporan keuangan dapat diukur dari ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Ketepatan waktu juga digunakan sebagai indikator transparansi dan kualitas laporan keuangan. Informasi pada laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu agar tersedia sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi. Informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (Hendriksen dan Van Breda, 2000 dalam Dinita, 2011). e.! Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam-LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
28
tahunan. Kemudian peraturan tersebut disempurnakan oleh Keputusan Bapepam Kep-431/BL/2012 peraturan X.K.6 yang menetapkan perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Laporan keuangan yang diserahkan kepada Bapepam-LK harus terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik untuk memberikan pendapat tentang kewajaran suatu laporan keuangan secara keseluruhan. f.! Sanksi Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan publik (emiten) yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan ke publik sesuai waktu yang ditentukan oleh BAPEPAM-LK, yaitu selambat-lambatnya 90 hari setelah tahun buku berakhir, maka akan dikenakan sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa sanksi administratif yang terdiri dari peringatan tertulis, denda sejumlah uang tertentu, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan, dan pembatalan pendaftaran. Bila emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Bila pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan melayang. Sanksi ini disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta. 29
Selanjutnya, jika pada hari kalender ke-61 hingga ke-90, perseroan masih bandel, maka bursa akan kenakan peringatan tertulis III disertai denda Rp 150 juta (Otoritas BEI, 2014). 5.! Auditing “Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, Vol 47) memberikan definisi auditing sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersiasersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Boynton dan Johnson, 2002). Definisi lain auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens, 2010). Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka auditing adalah suatu proses sistematis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi
kegiatan
dan
peristiwa
ekonomi,
dengan
tujuan
memperoleh keyakinan apakah penyajian laporan keuangan perusahaan 30
telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu, dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. a.! Standar Audit Standar auditing yang diakui secara luas dalam kaitan dengan profesi akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten generally accepted auditing standards (sepuluh standar auditing yang berlaku umum). Standar audit menentukan mutu kinerja serta seluruh tujuan yang harus dicapai dalam audit laporan keuangan (Boynton dan Johnson, 2002). Sepuluh standar audit tersebut dibagi dalam tiga bagian besar (Mulyadi, 2009), yaitu: 1.! Standar Umum a.! Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b.! Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c.! Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2.! Standar Pekerjaan Lapangan a.! Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b.! Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus 31
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c.! Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui prosedur audit sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3.! Standar Pelaporan d.! Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. e.! Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan
keuangan
periode
berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. f.! Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. g.! Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam praktiknya, pelaksanaan audit dituntut untuk sesuai 32
dengan standar- standar tersebut, namun pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar akan membutuhkan waktu semakin lama, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan tahunan. 6.! Audit Report Lag Pertumbuhan jumlah emiten atau perusahaan go public yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dalam kurun lima tahun terakhir kian meningkat, yaitu sekitar lima persen per tahun dan hal ini diikuti dengan peningkatan atas permintaan jasa audit laporan keuangan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting karena merupakan salah satu indikator utama untuk dapat memberikan informasi yang relevan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mensyaratkan bahwa laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi harus memenuhi empat karakteristik kualitatif, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), dapat diandalkan (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability). Sesuai dengan PSAK tahun 2012 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 43 menjelaskan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
33
Keterlambatan publikasi laporan keuangan perusahaan go public disebabkan karena laporan keuangan tersebut harus terlebih dahulu diaudit sebelum dipublikasi (Hossain dan Taylor, 1998). Auditor independen
membutuhkan
sejumlah
waktu
tertentu
untuk
meneyelesaikan pekerjaan audit sehingga menimbulkan audit report lag. Bustamam dan Kamal (2010) mendefinisi audit report lag sebagai rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal tutup buku perusahaan hingga tanggal penerbitan laporan audit. Berdasarkan peraturan yang telah ditentukan Bapepam-LK, yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit paling lambat tiga bulan setelah tanggal tutup buku perusahaan, yaitu 31 Desember. Perusahaan yang melebihi batas yang telah ditentukan Bapepam diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Dyer dan McHugh (1975) menjelaskan tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan antara lain: 1.! Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa. 2.! Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. 3.! Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
34
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan rata-rata audit report lag berbeda-beda. Hasil penelitian yang dilakukan Lindrianasari, dkk (2015) menunjukkan rata-rata audit report lag pada perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar 81,77 hari sedangkan di Malaysia sebesar 101 hari berdasarkan penelitian Nelson dan Shukeri (2011). Trung Pham, dkk (2014) menunjukkan rata-rata audit report lag di Amerika sebesar 66 hari. 7.! Opini Audit Opini audit adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan (Ardiyos, 2007). Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Dengan demikian, opini auditor merupakan output dari proses audit atas laporan keuangan yang berisi tentang pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan. Opini yang diberikan auditor bergantung pada keyakinannya atas kepatuhan suatu laporan keuangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihakpihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan karena laporan auditor dapat menambah kredibilitas laporan keuangan, 35
dengan demikian maka dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Opini audit yang diterbitkan auditor terbagi menjadi lima tipe pokok, (Mulyadi, 2009) yaitu: 1.! Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report). Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. 2.! Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion reports with explanatory language). Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelas, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha klien, auditor menerbitkan laporan audit ditambah dengan bahasa penjelas. 3.! Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion reports). Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam
36
laporan audit. a.! Lingkup audit dibatasi oleh klien. b.! Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisikondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor. c.! Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. d.! Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan
keuangan
tidak
diterapkan
secara
konsisten. 4.! Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion reports). Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
37
5.! Laporan yang didalamnya tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion reports). Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan adalah: a.! Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit. b.! Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. 8.! Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunities Set) Myers (1977) memperkenalkan set peluang investasi (investment opportunity set) untuk pertama kalinya dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Myers (1977) menguraikan tentang pengertian perusahaan yang terdiri dari suatu kombinasi antara aset yang dimiliki oleh perusahaan dengan pilihan investasi masa depan perusahaan. Menurut Myers (1977)
Investment opportunity set memberikan
petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Investment Opportunity Set adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan (Hartono, 1999). IOS merupakan suatu keputusan investasi yang merupakan bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran 38
yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut pengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi (Purnamasari dkk, 2009). Keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti investasi ke dalam kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang, dan persediaan maupun investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap lainnya. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Investment Opportunity Set (IOS) merupakan proksi kombinasi dari pertumbuhan perusahaan (Smith dan Watts, 1986). Nilai IOS dihitung dengan kombinasi dari berbagai jenis proksi yang menggambarkan nilai aktiva ditempat dan nilai kesempatan tumbuh perusahaan dimasa depan (yang digambarkan berupa nilai pasar). IOS merupakan kombinasi dari nilai aktiva ditempat dan nilai kesempatan di masa depan. Adapun proksi IOS yang digunakan dalam perhitungan ketika perusahaan ingin melakukan sebuah investasi untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka, diantaranya :
39
a.! Book Value of Gross Property, Plant, and Equipment to the Book Value of the Assets Ratio(PPE/BVA). b.! Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE). c.! Market Value to Book Value of Assets Ratio (MVA/BVA). d.! Capital Addition to Assets Book Value Ratio (CAP/BVA). e.! Price Earnig Ratio (PER). Dari beberapa ratio yang ada untuk melakukan perhitungan Investment Opportunities Set penelitian ini menggunakan proksi perhitungan Market Value to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) karena menurut penelitian Sami dkk (1999) dalam Fitrijanti dan Hartono (2002) MVE/BVE merupakan salah satu proksi yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan Investment Opportunities Set. 9.! Auditor Spesialisasi Industri Auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka- angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Perkembangan berbagai industri menuntut auditor untuk tidak hanya memiliki pengetahuan dalam pengauditan, melainkan juga mengenai industri klien (Rustiarini dan Sugiarti, 2013). Spesialisasi auditor dalam suatu industri tertentu memilliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding auditor yang tidak memiliki spesialisasi. Auditor dikatakan sebagai spesialis di suatu industri apabila memperoleh pengetahuan industri melalui pengalaman langsung misalnya telah mengikuti pelatihan- pelatihan yang berfokus pada tugas 40
audit dalam suatu industri tertentu (Solomon dan Whittington, 1999). Pemahaman yang baik dari auditor atas industri klien diperlukan karena perlakuan akuntansi pada berbagai industri dapat berbeda, sehingga auditor spesialisasi industri diyakini memiliki kemampuan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan secara lebih baik dan efisien. Auditor spesialisasi industri mempunyai kapabilitas yang lebih baik untuk meminimalisasi waktu yang dibutuhkan dalam proses audit. Auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak klien dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan cara yang digunakan oleh Craswell et al. (1995) yaitu mempunyai minimal sampel yang digunakan dalam industri sebanyak tiga puluh perusahaan atau diukur dengan pengalaman auditor yang telah mengaudit 20% dari total perusahaan yang ada dalam suatu industri. Namun, pengukuran spesialisasi berdasarkan kriteria pangsa pasar tersebut
masih
memiliki
beberapa
keterbatasan.
Diantaranya
ketidakjelasan apakah keuntungan sebagai spesialis dalam suatu industri diperoleh dari pengalaman auditor mengaudit perusahaan dalam jumlah besar atau mengaudit perusahaan besar dalam jumlah terbatas (Gramling et al., 2001; Khrisnan, 2001). Hal ini mengakibatkan pemahaman yang bersifat ambigu atas pengukuran spesilasi industri suatu KAP. Tidak adanya pengukuran spesialisasi industri auditor yang telah terbukti paling relevan,
41
menyebabkan Balsam et al. (2003) menggunakan beberapa proksi sekaligus atas dasar konsistensi hasil penelitian terkait spesialisasi industri auditor. Pengukuran spesialisasi industri auditor dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama, mengacu pada pangsa pasar yang dapat diidentifikasi melalui penjualan perusahaan pada industri tertentu (Palmrose, 1986; Gramling dan Stone, 2001; Dunn dan Mayhew, 2004), serta diidentifikasi melalui biaya audit (audit fees) sesuai dengan penelitian Habib dan Bhuiyan (2011). Kedua, mengacu pada total aset dari perusahaan klien (Gul et al., 2009). Dalam hal ini auditor dinilai sebagai spesialis apabila akumulasi penjualan atau total aset dari seluruh perusahaan klien merupakan yang terbesar di suatu industri tertentu. Ketiga, spesialisasi industri dinilai melalui dominasi auditor tersebut pada suatu industri, dimana dalam hal ini auditor dikatakan sebgaai spesialis apabila memiliki jumlah klien yang paling banyak dalam suatu industri (Balsam et al., 2003; Ahmad et al., 2016).
42
B.! Penelitian Sebelumnya
No. 1
2
Peneliti (Tahun) Maslina Ahmad, Hamidah Mohamed, dan Sherliza Puat Nelson (2016)
Imam Fadoli (2015)
Judul Penelitian The association between industry specialist auditor and financial reporting timeliness- post MFRS Period
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2013)
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel auditor Variabel fungsi spesialisasi industri. investment Alat pengujian opportunities set, analisis regresi dan opini audit. berganda. Objek penelitian. Menggunakan purposive sampling.
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
43
Variabel independen investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Hasil Penelitian Auditor spesialisasi industri berpengaruh negatif signifikan terhadap Audit Report Lag. Perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi mempunyai Audit Report Lag yang lebih pendek. Maka dari itu, auditor spesialisasi industri dapat meningkatkan ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
3
Lindrianasari, Retno Yuni N. S., dan Grace Andani (2015)
4
Trung Pham Mai Dao dan Veena L. Brown (2014)
Investment Opportunities and Audit Report Lags: Initial Evidence
Variabel investment opportunities set . Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen opini audit dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian perusahaan di Amerika Serikat.
Perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi cenderung untuk mengalami audit report lag.
5
Alvyra Nesia Indah Putri, Indira Januarti (2014)
Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012
Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi berganda.
Variabel opini audit dan investment opportunities set. Objek penelitian
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa faktor ukuran perusahaan, leverage, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.
44
Perbedaan Variabel investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Hasil Penelitian
Persamaan Pengaruh Subsidiaries, Variabel opini audit. Audit Complexity, dan Menggunakan Opini Auditor purposive sampling. Independen terhadap Alat pengujian Audit Report Lag analisis regresi.
Masing-masing variabel yang diteliti, yaitu subsidiaries, audit complexity, dan opini auditor independen memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap audit report lag.
No. 6
Peneliti (Tahun) Alvina Noor Arifa (2013)
Judul Penelitian Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag dan Total Lag
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel opini audit. Variabel investment Menggunakan opportunities set dan purposive sampling. auditor spesialisasi Alat pengujian industri. Objek analisis regresi. penelitian.
Hasil Penelitian Variabel independen opini audit, audit committee size, dan ukuran KAP berpengaruh baik secara signifikan maupun parsial terhadap audit report lag maupun total lag. Hasil dari uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara audit report lag dan total lag.
7
Ivena Tiono dan Yulius Jogi C. (2013)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia
Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen investment opportunities set, auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Secara parsial, jenis industri mempengaruhi audit report lag. Sedangkan opini audit, profitabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
8
Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Mita Sugiarti (2013)
Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit Delays
Variabel opini audit dan auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi berganda.
Variabel investment opportunities set. Objek penelitian.
Hasil penelitian menunjuk k an bahwa spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada audit delay, sedangkan pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Sementara itu reputasi auditor, opini audit, dan lamanya waktu penugasan tidak berpengaruh pada audit delay.
45
No. 9
10
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Marselia Tedja (2012)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Naufal Arief Rahadianto (2012)
Analisis Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri, Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006) terhadap Audit Delay pada Industri Perbankan
Metodologi Penelitian Persamaan Variabel opini audit. Menggunakan purposive sampling. Alat pengujian analisis regresi.
Perbedaan Variabel investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen opini audit dan investment opportunities set. Objek penelitian perusahaan merupakan industri perbankan.
46
Hasil Penelitian Variabel ukuran perusahaan, opini audit, dan pos-pos luar biasa berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan laba/rugi perusahaan dan debt proportion tidak berpengaruh terhadap audit report lag Auditor spesialisasi industri dan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh positif terhadap audit delay. Sedangkan dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Dewan komisaris dan komite audit tidak terbukti dapat memperkuat pengaruh negatif hubungan auditor spesialisasi industri dengan audit delay. Kemudian auditor spesialisasi industri, dewan komisaris, dan komite audit tidak terbukti dapat memperlemah pengaruh positif hubungan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) dengan audit delay.
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Variabel auditor spesialisasi industri. Alat pengujian analisis regresi.
Perbedaan Variabel independen opini audit dan investment opportunities set. Objek penelitian perusahaan di New Zealand.
Perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi mempunyai Audit Report Lag yang lebih pendek. Selain itu, adopsi IFRS berpengaruh memperpanjang Audit Report Lag untuk semua auditor, terkecuali auditor spesialisasi industri.
11
Ahsan Habib dan Md. Borhan Uddin Bhuiyan (2011)
Audit firm industry specialization and the audit report lag
12
Sherliza Puat Nelson dan Siti Norwahida Shukeri (2011)
Corporate Governance and Audit Report Timeliness: Evidence from Malaysia
Variabel opini audit. Alat pengujian analisis regresi.
Variabel independen investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian perusahaan di Malaysia.
Audit report timeliness dipengaruhi oleh audit committee size, tipe auditor, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Sedangkan independensi dewan, audit committee meetings, kualifikasi anggota komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
13
Lina Anggraeny Parwati dan Yohanes Suhardjo (2009)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL)
Variabel opini auditor. Alat pengujian analisis regresi berganda. Menggunakan purposive sampling.
Variabel fungsi investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri. Objek penelitian.
Tiga variabel yaitu jenis industri, profitabilitas dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag sedangkan empat variabel lainnya yaitu rugi/laba, opini auditor, ukuran perusahaan dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
47
C.! Kerangka Pemikiran Banyak Perusahaan Go Public (Emiten) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang Melewati Batas Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Sesuai yang diatur oleh Bapepam-LK
Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan
Basis Teori: Teori Kepatuhan, Teori Keagenan, dan Teori Sinyal
Variabel Independen Opini Audit (X1)
Variabel Dependen
Investment Opportunities Set (X2)
Audit Report Lag (Y)
Spesialisasi Industri Auditor (X3)
Metode Analisis: Regresi
48
Metode Analisis: Regresi
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
D.! Pengembangan Hipotesis 1.! Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Report Lag Opini audit adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan (Ardiyos, 2007). Opini auditor merupakan output dari proses audit atas laporan keuangan yang berisi tentang pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan. Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan karena laporan auditor dapat menambah kredibilitas laporan keuangan, dengan demikian maka dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Opini yang diberikan auditor terbagi menjadi lima jenis, 49
yaitu : (1) wajar tanpa pengecualian (unqualified); (2) wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (unqualified opinion reports with explanatory language); (3) wajar dengan pengecualian (qualified); (4) tidak wajar (adverse); (5) tidak menyatakan pendapat (disclaimer). Opini yang diberikan auditor bergantung pada keyakinannya atas kepatuhan suatu laporan keuangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penelitian yang dilakukan oleh Nelson dan Shukeri (2011) mengenai pengaruh corporate governance dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (audit report timeliness) di Malaysia dengan sampel 703 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Malaysia (kecuali untuk sektor keuangan) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa audit report timeliness dipengaruhi oleh audit committee size, tipe auditor, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari dkk (2015) yaitu opini auditor berpengaruh terhadap audit report lag. Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga bahwa perusahaan
yang
menerima
opini
wajar
tanpa
pengecualian
(unqualified) akan lebih dapat dipercaya investor karena kredibilitas laporan keuangannya. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
50
H1: Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag. 2.! Pengaruh Investment Opportunities Set terhadap Audit Report Lag Investment Opportunity Set adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan (Hartono, 1999). IOS merupakan suatu keputusan investasi yang merupakan bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Maka dari itu, perusahaan harus melakukan perencanaan yang matang dalam mengalokasikan dana terkait keputusan investasi di masa depan karena akan menentukan keuntungan yang diperoleh terkait kegiatan investasi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Trung Pham dkk (2014) mengenai pengaruh kesempatan investasi dan audit report lag pada 8520 perusahaan di Amerika Serikat periode 2010-2012 menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan cenderung lebih lama dalam menyampaikan laporan keuangannya, maka investment opportunities berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Set kesempatan investasi yang tinggi pada perusahaan akan
51
meningkatkan risiko audit sehingga auditor independen harus memperluas ruang lingkup kerja audit agar dapat memetakan risiko audit dengan matang dalam rangka menentukan rencana kerja audit yang tepat. Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga perusahaan yang mempunyai set kesempatan investasi yang tinggi akan meningkatkan risiko audit yang menyebabkan penundaan penyelesaian pemeriksaan auditor independen. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H2: Investment Opportunities Set berpengaruh positif terhadap Audit Report Lag. 3.! Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Audit Report Lag Auditor dikatakan sebagai spesialis di suatu industri apabila memperoleh pengetahuan industri melalui pengalaman langsung misalnya telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berfokus pada tugas audit dalam suatu industri tertentu (Solomon dan Whittington, 1999). Pemahaman yang baik dari auditor atas industri klien diperlukan karena perlakuan akuntansi pada berbagai industri dapat berbeda, sehingga spesialisasi industri auditor diyakini memiliki kemampuan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan secara lebih baik dan efisien sehingga opini audit yang diterbitkan menjadi lebih akurat.
52
Hasil penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) serta Rustiarini dan Sugiarti (2013) menunjukkan bahwa auditor spesialis industri berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Auditor dengan spesialisasi industri tertentu memiliki pengetahuan yang spesifik tentang industri tersebut sehingga akan menyelesaikan proses audit lebih cepat daripada auditor non spesialis. Penelitian yang dilakukan oleh
Habib dan Bhuiyan (2011)
mengenai pengaruh spesialisasi auditor terhadap audit report lag (ARL) pada perusahaan – perusahaan yang listing di New Zealand Stock Exchange (ZX) tahun 2004-2005 menunjukan hasil bahwa perusahaan – perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri menghasilkan audit report lag (ARL) lima hari lebih cepat dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh audit yang bukan merupakan spesialis industri. Auditor spesialisasi industri mempunyai pemahaman yang superior atas suatu industri sehingga dapat dengan mudah memetakan risiko audit dengan efisien, sehingga mempersingkat proses audit yang dilakukan dan akan mengurangi penundaan penyampaian laporan keuangan. Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga bahwa auditor spesialisasi industri dapat mempersingkat waktu penyampaian laporan keuangan auditan kepada publik. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 53
H3: Auditor Spesialisasi Industri berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag. 4.! Pengaruh Opini Audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag Penelitian yang dilakukan oleh Nelson dan Shukeri (2011) mengenai pengaruh corporate governance dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (audit report timeliness) di Malaysia dengan sampel 703 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Malaysia (kecuali untuk sektor keuangan) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa audit report timeliness dipengaruhi oleh audit committee size, tipe auditor, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari dkk (2015) yaitu opini auditor berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Parwati dan Suhardjo (2009), Tiono dan Jogi C (2013), dan Imam Fadoli (2015) tidak menemukan pengaruh signifikan antara opini audit terhadap audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Trung Pham dkk (2014) mengenai pengaruh kesempatan investasi dan audit report lag pada 8520 perusahaan di Amerika Serikat periode 2010-2012 menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan cenderung lebih lama dalam menyampaikan laporan keuangannya, maka investment opportunities berpengaruh secara signifikan terhadap 54
audit report lag. Hasil penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) serta Rustiarini dan Sugiarti (2013) menunjukkan bahwa auditor spesialis industri berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Auditor dengan spesialisasi industri tertentu memiliki pengetahuan yang spesifik tentang industri tersebut sehingga akan menyelesaikan proses audit lebih cepat daripada auditor non spesialis. Dari uraian hasil penelitian sebelumnya, maka diduga opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit report lag. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: Opini audit, Investment Opportunities Set, dan Auditor Spesialisasi Industri berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Audit Report Lag.
55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. !Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri terhadap variabel dependen, yaitu audit report lag. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode waktu tahun 2014 - 2015. B. !Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode waktu 2014 dan 2015. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan kriteria sebagai berikut: 1.! Perusahaan – perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, lengkap dengan laporan keuangan dan laporan auditan selama periode tahun 2014 sampai tahun 2015 secara berturut – turut. 2.! Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan.
56
3.! Perusahaan memiliki periode akhir tahun buku per 31 Desember (menjamin bahwa sampel tidak meliputi laporan keuangan tahunan yang secara parsial). 4.! Adanya data – data yang dibutuhkan dalam perhitungan rasio – rasio dalam pengukuran variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan keuangan auditan dan laporan audit. Jangka waktu laporan auditan dan laporan audit adalah 2014 - 2015 yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. C.! Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara penelitian pustaka dimana peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. D.! Metode Analisis Data 1.! Analisis Deskriptif Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 57
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yang menghasilkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian sehingga secara kontekstual mudah dimengerti. 2.! Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik sebelum menguji hipotesis atas model regresi utama. Oleh karena itu dasar analisis regresi memerlukan uji asumsi. Pengujian ini juga dikenal dengan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) tujuan dari pengujian ini
digunakan
untuk
menghidari
terjadinya
multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. a.! Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal yaitu uji statistik dan analisis grafik (Ghozali, 2013). Analisis dilakukan dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot. Data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik dalam normal plot menyebar di sekitar garis 58
diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal atau dengan melihat grafik histogram, data berdistribusi normal apabila gambar data menyerupai lonceng. Kedua grafik ini dapat digunakan untuk menunjukkan normalitas data sehingga data layak untuk model regresi. Selain menggunakan grafik sebagai mengintepretasikan hasil data dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorof-smirnov dan shapiro-wilk, yaitu jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed)< 5% maka data residual berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5% maka data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2013) b.! Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik, yaitu jika tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Untuk pengujian heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), karena skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen atau tidak digunakan uji korelasi spearman rho. Jika nilai koefisien korelasi dibawah 5% (0,05) maka artinya heteroskedastisitas.
59
Sebaliknya jika nilai koefisien korelasi diatas 5% (0,05), artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. c.! Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki VIF di sekitar angka 1 (satu) dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (Santoso, 2010). Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 10, berarti terjadi multikolinearitas. d.! Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013).
60
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1.! Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. 2.! Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (di), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3.! Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4.! Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 3.! Pengujian Hipotesis Menurut Kuncoro, (2001) pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan analisis regresi berganda. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri. Sedangkan variabel dependennya adalah audit report lag. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka
61
rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: ARL = α + β1 OPINI + β2 IOS + β3 SPESIALIS + e Keterangan: ARL
= Audit Report Lag
α
= Konstanta
β
= Koefisien Regresi
OPINI
= Opini Audit
IOS
= Investment Opportunities Set
SPESIALIS
= Auditor Spesialisasi Industri
a.! Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2) Koefisien Deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013). b.! Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau 62
simultan terhadap variabel dependen. Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1.! Perumusan Hipotesis Ho : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Ha : ρ ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen.
2.! Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5 % 3.! Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan : Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. 4.! Pengambilan keputusan Uji F dilakukan dengan membandingkan p-value F hitung yang dihasilkan dari model regresi dengan derajat signifikansinya (α) yaitu 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas adalah jika p-value F hitung < α (α = 0,05) maka Ho ditolak. c.! Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian
statistik
t
digunakan
untuk
membuktikan
signifikansinya terhadap pengaruh variabel independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan tingkat
63
signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013): 1.! Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. 2.! Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. E.! Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1.! Audit Report Lag (ARL) Penelitian ini menggunakan variabel dependen audit report lag, yaitu lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006). Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel audit report lag diukur dari periode berakhir per 31 Desember sampai tanggal penerbitan laporan keuangan auditan.
64
Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari. 2.! Opini Audit (OPINI) Opini Audit diukur berdasarkan opini atau pendapat yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian ini opini audit diukur dengan variabel dummy. Perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 1 dan selain wajar tanpa pengecualian diberi nilai 0.
3.! Investment Opportunities Set (IOS) Penelitian ini menggunakan proksi perhitungan Market Value to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) karena menurut penelitian Sami dkk (1999) dalam Fitrijanti dan Hartono (2002) MVE/BVE merupakan salah satu proksi yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan Investment Opportunities Set. Rasio market value to book of equity merupakan proksi berdasarkan harga. Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga penutupan saham terhadap total ekuitas (Anugrah, 2008).
65
MVE/BVE = Jumlah lembar saham beredar x Harga penutupan saham Total Ekuitas 4.! Auditor Spesialisasi Industri (SPESIALIS) Spesialisasi industri auditor menggambarkan keahlian dan pengalaman auditor dalam mengaudit laporan keuangan pada suatu industri tertentu. Pada penelitian ini auditor spesialisasi industri diukur dengan variabel dummy karena penelitian ini tidak menilai seberapa auditor spesialis dalam industri melainkan menilai apakah auditor spesialis dalam industri atau bukan. Angka 1 akan diberikan untuk auditor yang berpredikat spesialisasi industri auditor dan angka 0 untuk auditor yang tidak berpredikat spesialis industri/non spesialisasi industri auditor. Pengukuran spesialisasi industri auditor dengan melihat pangsa pasar (market share) dari total aset klien dari perusahaan yang diaudit pada industri tertentu (Gul et al., 2009). Metode pengukuran ini mengasumsikan bahwa spesialis pada auditor merupakan hasil dari pengalaman melakukan audit atas volume bisnis yang besar dalam suatu industri. SPEC =
!"#$%&'($)*+',-.'/%$%#')+/"012) !"#$%&'0*$"2"&'*#)1*+'/%$%#')+/"012)
X
3*2%1%'%0*1'($)*+',-.'/%$%#')+/"012) 3*2%1%'%0*1'0*$"2"&'*#)1*+'/%$%#')+/"012)
Dari perhitungan diatas, hasil pengukuran spesialisasi industri auditor pada penelitian ini apabila berdasarkan perhitungan rumus diatas jumlah SPEC lebih dari 30% (Reichelt dan Wang, 2009). 66
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No.
1
2
3
Nama Variabel
Audit Report Lag
Opini Audit
Investment Opportunities Set
Jenis Variabel
Operasionalisasi Varibel
Dependen
Selisih jumlah hari antara tahun fiskal 31 Desember sampai laporan keuangan auditan diterbitkan
Independen
Variabel dummy dengan nilai 1 untuk opini wajar tanpa pengecualian, dan nilai 0 untuk opini selain wajar tanpa pengecualian
Independen
Jumlah lembar saham beredar x Harga penutupan saham
Skala
Rasio
Nominal
Rasio
Total Ekuitas
4
Auditor Spesialis Industri
Independen
Jumlah'klien'KAP'dalam'industri Jumlah'seluruh'emiten'dalam'industri
X
3*2%1%'%0*1'($)*+',-.'/%$%#')+/"012) 3*2%1%'%0*1'0*$"2"&'*#)1*+'/%$%#')+/"012)
Sumber: Data diolah
67
Rasio
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.! Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana sampel yang digunakan merupakan sampel yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosedur pemilihan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Perolehan Sampel Penelitian Kriteria
Jumlah
Perusahaan Sektor Manufaktur
131
Perusahaan sektor manufaktur yang tidak masuk dalam kriteria penelitian
(59)
Perusahaan yang menjadi sampel
72
Total perusahaan yang menjadi sampel selama periode penelitian 2014 – 2015 (2 tahun)
144
Jumlah sampel yang teridentifikasi sebagai outlier
(31)
Observasi sampel (tahun 2014 – 2015)
103
Sumber: Data diolah Berdasarkan prosedur tersebut, diperoleh 131 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 – 2015. 68
Kemudian dilakukan proses pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pengeluaran data outlier dengan mengeluarkan observasi yang memiliki nilai lebih (kurang) dari rata-rata ditambah (dikurangi) tiga dan dua kali standar deviasi untuk masing-masing variabel pada keseluruhan model penelitian. Proses pengeluaran outlier ini menghasilkan 103 observasi dari total 72 perusahaan sampel. B.! Hasil Uji Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi opini audit, investment opportunities set, auditor spesialisasi industri, dan audit report lag akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive!Statistics! N! Audit!Report!Lag! Investment! Opportunities! Set! Opini!Audit! Auditor!Spesialis! Industri! Valid!N!(listwise)!
Minimum! Maximum! 105!
Std.! Mean! Deviation!
103!
76!
89.81!
5.382!
103!
D2.70!
46.04! 2.7492!
5.72286!
103!
0!
1!
.63!
.485!
103!
0!
1!
.25!
.437!
103!
Sumber: Data diolah Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.3 di atas menunjukkan nilai rerata
69
dan standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum masing-masing variabel, baik variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia memiliki rentang penyelesaian audit yang relatif lebar, yakni antara 76 hingga 105 hari. Namun secara keseluruhan, terlihat bahwa penyelesaian audit atas laporan keuangan perusahaan manufaktur dilakukan dalam rentang waktu rata-rata selama 90 hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK mengenai publikasi Laporan Keuangan auditan untuk posisi akhir bulan Desember yang selambat-lambatnya dilakukan 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun laporan keuangan akhir tahun posisi akhir bulan Desember. Terlihat juga bahwa masih ada perusahaan yang mempunyai audit report lag lebih dari 90 hari sebagaimana aturan yang ditetapkan BAPEPAM-LK. Rerata yang ditunjukkan oleh variabel Opini Audit sebanyak 0.63 menunjukkan bahwa 63% dari perusahaan manufaktur sampel memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) selama rentang tahun 2014 hingga 2015. Rerata yang ditunjukkan oleh variabel Investment Opportunities Set sebanyak 2.75 dengan rentang nilai yang sangat lebar, yaitu mulai dari -2.7 sampai dengan 46 menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda-beda dalam hal mengambil keputusan investasi di masa
70
depan. Rerata yang ditunjukkan oleh variabel Auditor Spesialis Industri sebanyak 0.25 menunjukkan bahwa hanya 25% dari perusahaan manufaktur sampel yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor spesialis industri selama rentang tahun 2014 hingga 2015. C.! Hasil Uji Asumsi Klasik 1.! Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013) Peneliti menggunakan metode uji normalitas dengan menganalisis grafik dengan melihat metode normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dimana normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a.! Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b.! Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS versi 23
71
dapat dinyatakan pada gambar berikut : Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data diolah Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa penyebaran data berada di sekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas karena sebaran data cenderung mendekati garis diagonal. Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas ini juga dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Analisa
Kolmogorov-Smirnov
merupakan suatu pengujian normalitas secara univariate untuk menguji keselarasan data masing-masing variabel penelitian, dimana suatu
72
sampel dikatakan berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013). Perumusan hipotesa untuk uji normalitas melalui analisis Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut : Ha : data berasal dari populasi normal. Ho : data berasal dari populasi tidak normal. Kriteria keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: a.! Jika sig. < 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak. b.! Jika sig. > 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data diolah Pengujian asumsi klasik normalitas melalui uji KolmogorovSmirnov menunjukkan data terdistribusi normal seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.3 ditunjukkan bahwa nilai probabilitas pada Kolmogorv-Smirnov sebesar 0,059 lebih besar dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi normal sehingga model
73
regresi memenuhi uji asumsi klasik normalitas. 2.! Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dan residualnya (Ghozali, 2013). Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah Grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara merata di atas dan di bawah angka 0 atau diantara 2 dan -2 pada sumbu Y dan titik-titik tersebut tidak menunjukkan suatu bentuk atau pola
74
tertentu atau dapat dikatakan memenuhi persyaratan yang ada, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. 3.! Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinearitas. Salah satu untuk mengindikasikan keberadaan multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi
multikolinearitas. Perumusan
hipotesa
untuk
uji
multikolinearitas adalah sebagai berikut : Ha : tidak ada multikolinearitas Ho : ada multikolinearitas Kriteria keputusan uji multikolinearitas adalah sebagai berikut: a.! Jika VIF > 10 atau Tolerance < 0,1 maka Ha ditolak, ada multikolinearitas. b.! Jika VIF < 10 atau Tolerance > 0,1 maka Ha diterima, tidak ada multikolinearitas. 75
Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian multikolinearitas sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance lebih dari 0,1 dan kurang dari 1 serta nilai VIF berada dibawah angka 10. Nilai tolerance yang dihasilkan untuk variabel opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri adalah 0,894; 0,969; 0,883, sedangkan nilai VIF yang dihasilkan untuk variabel opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri adalah 1,118; 1,032; dan 1.132. Berdasarkan tabel 4.4, diketahui seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, yang artinya variabel independen tersebut tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian 76
tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi. Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 4.! Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji DurbinWatson (Uji DW). Untuk mengetahui terjadinya autokorelasi, kriteria yang digunakan adalah nilai Durbin-Watson harus berada pada kisaran antara dU dan 4dU (dU < DW <4-Du). Alternatif metode autokorelasi adalah dengan menggunakan Runs Test dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: a.! Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil (<) dari 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi b.! Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar (>) dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi Untuk melihat nilai tersebut maka digunakan tabel sebagai berikut:
77
Tabel 4.5 Hasil Uji Runs Test Runs!Test! Unstandardized! Residual! a Test!Value ! .48566! Cases!=!Test! 52! Value! Total!Cases! 103! Number!of! 45! Runs! Z! D1.484! Asymp.!Sig.!(2D .138! tailed)! a.!Median! Sumber: Data diolah ! Dari output SPSS data sekunder yang diolah pada table 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) model ini adalah sebesari 0.138 yang artinya lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi. D.! Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik. Hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan analisis regresi berganda (Kuncoro, 2001). Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan meregresikan model penelitian setelah memenuhi uji asumsi klasik.
78
1.! Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen opini audit, investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu audit report lag. Hasil uji koefisien determinasi terlihat pada tabel 4.6.JI Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model!Summaryb! Std.!Error!of! R! Adjusted!R! the! Model! R! Square! Square! Estimate! a 1! .468 ! .219! .195! 4.828! a.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,! Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit! b.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag! ! Sumber: Data diolah Tabel 4.6 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,195 atau 19,5%, ini menunjukkan bahwa variabel opini audit, investment opportunities set dan auditor spesialisasi industri adalah sebesar 19,5%, sedangkan sisanya sebesar 0,805 atau 80,5% (100%-19,5%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti profitabilitas (Parwati dan Suhardjo, 2009) dan (Nelson dan Shukeri, 2011), ukuran KAP (Parwati dan Suhardjo, 2009) dan (Arifa, 2013), dan pergantian auditor (Rustiarini dan Sugiarti, 2013).
79
2.! Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel 4.8 yang menunjukkan hasil uji statistik F. Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F ANOVAa! Sum!of! Mean! Model! Squares! df! Square! F! Sig.! 1! Regression! 646.620! 3! 215.540! 9.247! .000b! Residual! 2307.497! 99! 23.308! Total! 2954.117! 102! a.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag! b.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,! Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit! Sumber: Data diolah ! Hasil pada tabel 4.8 menunjukkan hasil uji statistik F dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Audit Report Lag. 3.! Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji statistik t digunakan untuk mengindikasikan tingkat signifikansi 80
pengaruh masing – masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji statistik t. Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t
Sumber: Hasil data sekunder diolah a.! Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Report Lag Hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel opini audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -3,554. Hal ini berarti hipotesis pertama diterima sehingga dapat dikatakan bahwa opini audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Audit Report Lag karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel opini audit lebih kecil dari 0,05. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nelson dan 81
Shukeri (2011), Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari dkk (2015) yang menemukan hubungan signifikan antara opini audit dan Audit Report Lag. Artinya bahwa perusahaan yang tidak menerima opini wajar tanpa pengecualian akan mengalami audit delay/ audit report lag yang lebih panjang karena memandang opini tersebut sebagai bad news dan akan memperlambat publikasi. Selain itu, opini tersebut mengindikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan. Pemberian opini selain wajar tanpa pengecualian berpotensi melibatkan proses negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit yang akan memakan waktu lebih banyak sehingga perusahaan yang tidak menerima opini WTP akan mengalami audit report lag yang lebih panjang. Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Parwati dan Suhardjo (2009), Rustiarini dan Sugiarti (2013), serta Tiono dan Jogi (2013), yang mengatakan bahwa opini auditor tidak berpengaruh pada audit report lag disebabkan karena auditor telah bekerja secara profesional sehingga apapun opini yang dikeluarkan auditor tidak mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian audit. Selain itu, untuk menentukan kewajaran dan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian, seorang auditor tentunya harus mengumpulkan buktibukti yang lengkap dan akurat sehingga proses pengauditan atas laporan keuangan klien tentunya memerlukan waktu yang cukup lama.
82
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa opini audit berpengaruh secara negatif signifikan terhadap audit report lag dikarenakan apabila perusahaan menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dari auditor, maka itu adalah sinyal yang baik dari perusahaan kepada publik, khususnya investor bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitas bisnis dengan baik serta mengungkapkan seluruh informasi keuangan secara kredibel dan komprehensif, sehingga perusahaan akan lebih cepat untuk memublikasikan laporan keuangan auditannya kepada publik. Sebaliknya, apabila perusahaan menerima opini selain wajar tanpa pengecualian, maka itu adalah indikasi bahwa perusahaan beroperasi secara tidak sehat atau membatasi ruang lingkup audit kepada auditor sehingga auditor tidak dapat memperoleh bukti – bukti yang cukup. Adanya indikasi yang buruk dari opini selain wajar tanpa pengecualian menyebabkan perusahaan cenderung untuk melakukan negosiasi dengan auditor sehingga menyebabkan publikasi laporan keuangan auditan menjadi lama. b.! Pengaruh Investment Opportunities Set terhadap Audit Report Lag Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel investment opportunities set mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,007 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,234. Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa investment opportunities set berpengaruh negatif secara 83
signifikan terhadap Audit Report Lag karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel investment opportunities set lebih kecil dari 0,05. Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Pham, dkk (2014) yang mengatakan bahwa investment opportunities set berpengaruh positif terhadap audit report lag disebabkan karena set kesempatan investasi yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan risiko audit sehingga auditor independen harus memperluas ruang lingkup kerja audit agar dapat memetakan risiko audit dengan matang dalam rangka menentukan rencana kerja audit yang tepat. Maka dari itu, dengan meningkatnya risiko audit maka dapat menunda penyelesaian pemeriksaan auditor independen. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa investment opportunities set berpengaruh secara negatif signifikan terhadap audit report lag dikarenakan set kesempatan investasi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari prospek pertumbuhan, sehingga perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik pada saat ini maupun rencana investasi perusahaan di masa depan. Perusahaan dengan set kesempatan investasi yang tinggi akan menyampaikan kinerja keuangannya yang baik sebagai good news kepada pihak manajemen, investor, serta kreditur. Hal ini karena prospek pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang menguntungkan
84
bagi investor, karena investasi yang ditanamkan diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian (return) saham yang tinggi. Sehingga dengan adanya indikator yang baik dari kinerja perusahaan tersebut, pihak manajemen akan cenderung untuk lebih cepat mengumumkan laporan keuangan auditan kepada publik sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi. c.! Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri terhadap Audit Report Lag Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel auditor spesialisasi inudstri mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,099 (p-value > 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -1,940. Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Report Lag karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel auditor spesialisasi industri lebih besar dari 0,05. Secara teori hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Rahadianto (2012) yang tidak menemukan hubungan yang negative signifikan antara auditor spesialisasi industri dan audit report lag pada industri perbankan. Penyebabnya mungkin adalah karena industri perbankan memiliki regulasi yang ketat, sehingga auditor yang memiliki spesialisasi
industri
akan
sangat
berhati-hati
untuk
menjaga
integritasnya dan memberi perlakuan khusus pada industri perbankan. Hal ini tentunya membuat proses audit memakan waktu lebih lama. 85
Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Habib dan Bhuiyan (2011), Rustiarini dan Sugiarti (2013), dan Putri (2014), yang mengatakan bahwa auditor dengan spesialisasi industri tertentu memiliki pengetahuan yang spesifik tentang industri tersebut sehingga memungkinkan auditor untuk lebih memahami karakteristik perusahaan dalam industri tersebut secara lebih komprehensif. Selain itu, auditor spesialis lebih cakap dalam menginterprestasikan kesalahan dalam pelaporan keuangan. Spesialisasi auditor juga memberikan tingkat kepastian (assurance) yang lebih tinggi daripada auditor non spesialisasi dalam industri tertentu (Craswell et al., 1995). Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh secara negatif signifikan terhadap audit report lag dikarenakan peranan auditor spesialisasi industri itu sendiri. Pada dasarnya bahwa semua auditor independen telah dibekali dengan ilmu dan keterampilan mengaudit dasar sebagai salah satu standar profesi yang dapat diterapkan dalam berbagai industri, sehingga peran auditor spesialis industri tidak signifikan dalam mengurangi audit report lag. Penyebab kedua diduga dikarenakan predikat auditor spesialis tidak dapat diketahui secara eksplisit. Penentuan auditor spesialis pun berbeda – beda menurut berbagai sumber serta tidak adanya aturan atau postulat resmi mengenai kriteria auditor spesialis itu sendiri. Penelitian Palmrose (1986) dan Gramling dan Stone (2001) mengacu pada pangsa pasar yang
86
dapat diidentifikasi melalui penjualan perusahaan pada industri tertentu. Penelitian Gul et al (2009) menghitung auditor spesialisasi industri berdasarkan pada total asset dari perusahaan klien, dalam hal ini auditor dinilai sebagai spesialis apabila akumulasi penjualan atau total asset dari seluruh perusahaan klien merupakan yang terbesar di suatu industri tertentu. Sedangkan penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) dan Ahmad et al. (2016) mengacu pada dominasi auditor pada suatu industri, dimana dalam hal ini auditor dikatakan sebagai spesialis apabila memiliki jumlah klien yang paling banyak dalam suatu industri. Hal ini mengakibatkan pemahaman yang bersifat ambigu atas pengukuran spesilasi industri suatu KAP. Penyebab ketiga diduga karena pada penelitian ini hanya terdapat dua KAP yang menyandang predikat sebagai auditor spesialisasi industri berdasarkan standar minimum sebesar 30% dominasi pasar dan total asset klien pada suatu industri (Reichelt dan Wang, 2009). Dua KAP tersebut yaitu Ernst & Young (EY) dan PriceWaterhouseCoopers (PWC). Padahal terdapat kemungkinan bahwa auditor yang menempati peringkat ketiga dan keempat juga merupakan auditor spesialisasi industri bila dihitung dengan penilaian lain.
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.! Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh opini audit, investment opportunities set, dan auditor spesialisasi industri pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2014 sampai 2015. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terdapat 144 sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.! Opini audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Audit Report Lag. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nelson dan Shukeri (2011), Tedja (2012), Arifa (2013), dan Lindrianasari dkk (2015) yang menemukan hubungan signifikan antara opini audit dan Audit Report Lag. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parwati dan Suhardjo (2009), Rustiarini dan Sugiarti (2013), serta Tiono dan Jogi (2013), yang mengatakan bahwa opini auditor tidak berpengaruh pada audit report lag. 2.! Investment Opportunities Set berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Audit Report Lag. Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Pham, dkk (2014) yang mengatakan bahwa investment opportunities set berpengaruh positif terhadap audit report lag. 3.! Auditor Spesialisasi Industri tidak berpengaruh negatif secara signifikan
88
terhadap Audit Report Lag. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rahadianto (2012) yang tidak menemukan hubungan yang negative signifikan antara auditor spesialisasi industri dan audit report lag. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011), Rustiarini dan Sugiarti (2013), dan Putri (2014), yang mengatakan bahwa auditor dengan spesialisasi industri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag.
B.! Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk peneliti selanjutnya yaitu : 1.! Bagi investor dan calon investor : Penelitian ini menyarankan untuk investor dan calon investor agar memperhatikan faktor Audit Report Lag sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Audit Report Lag menjadi salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk mematuhi peraturan dan menjaga kepentingan publik, khususnya investor. 2.! Bagi peneliti selanjutnya : 1.! Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian. 2.! Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan berkategori perusahaan manufaktur, tetapi dapat diperluas pada
89
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.! Menambahkan variabel bebas untuk memberikan hasil yang lebih beragam dan bervariasi seperti reputasi KAP, efektivitas komite audit, dan board diversity. 4.! Menggunakan proksi lain sebagai dasar pengukuran auditor spesialisasi industri, seperti audit fee, atau dominasi pasar klien suatu KAP.
90
DAFTAR PUSTAKA Alvina Noor Arifa. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay (Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag dan Total Lag serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya)”, Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang, 2013. Alvyra Nesia Indah Putri. “Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008 – 2012”, Vol. 3 No. 2, 1-10, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014. Anthi Dwi Putriani Anugrah. “Analisis Pengaruh Investment Opportunities Set (IOS) Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur”, Universitas Gunadarma, 2008. Ardiyos. “Kamus Standar Akuntansi”, Citra Harta Prima, Jakarta, 2007. Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and th AssuranceServices An Integrated Approach”, 13 edition, Pearson Education Inc., New Jersey, 2010. Arifin. “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan)”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Balsam, S., J. Khrishnan, and J.S. Yang. “Auditor Industry Specialization And Earning Quality”, Auditing: A Journal O f Practice & Theory 22, no. 2, 7197, 2003. Boynton, Johnson, dan Kell, dialihbahasakan oleh Ichsan Setiyo Budi dan Herman Wibowo. “Modern Auditing”, Jilid II, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 2003. Brian Pramaharjan, Nur Cahyonowati. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur”, Vol. 4 No. 4, 1-8, Universitas Diponegoro, Semarang, 2015. Connelly, B. L., S. T. Certo., R. D. Ireland., dan C. R. Reutzel. “Signalling Theory: A Review and Assessment”, Journal of Management. Vol. 37, No. 1. Hal. 3967, 2011. Craswell, A. T., J. R. Francis, and S. L. Taylor. “Auditor Brand Name Reputations and Industry Specializations”, Journal of Accounting and Economics May: 297-322, 1995.
91
Dunn, Kimberly A and Mayhew, Brian W. “Audit Firm Industry Specialization and Client Disclosure Quality”, Review of Accounting Studies, Vol. 9, pp 35-58, Kluwer Academic Publishers, Netherlands, 2004 Dewi, Permata dan Etna Nur Afri Yuyetta. “Pengaruh Kualitas Audit Dan Tenure Audit Terhadap Audit Repot Lag (Arl) Dengan Spesialisasi Auditor Industri Sebagai Variabel Moderasi”, Volume 3 Nomor 2, 1-11, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014. Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2011. Fina Ayushabrina. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Report Lag”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014. Fitrijanti, Tettet, Jogiyanto Hartono M. ”Set Kesempatan Investasi: Konstruksi Proksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”, Vol. 5, No 1, Januari, hal. 35-65, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2002. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Gramling, A.A., Johnson, V.E. & Khurana, I.K. “Audit Firm Industry Specialization and Financial Reporting Quality, “Working Paper, Georgia State University and University of Missouri-Columbia, 2001. Gul, Ferdinand A., Simon Fung, dan Bikki Jaggi. “Earning Quality : Some Evidence on the Role of Auditor Tenure and Auditors’ Industry Expertise”, Journal of Accounting Economics(JAE), 2009. Habib, A. and Bhuiyan, M.B.U. “Audit Firm Industry Specialization and The Audit Report Lag”, Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, 20, 32-44, 2011. Haryani, Jumratul dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada Audit Delay”, 6.1, 63-78, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali, 2014. Hossain, M.A. dan Taylor, P.J. “An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan”, Journal, http://www.hicbusiness.org/. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2017. Jama’an. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi Pada
92
Perusahaan Publik Di BEJ)”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Jensen, Michael C & Meckling, William H. "Theory ofThe Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs, and Ownership Structure", Journal of Financial Economics, Vol. 3 No.4, October, pp 305-360, 1976. Jensen, Michael C. and Clifford H. Smith Jr., eds. “The Modern Theory of Corporate Finance”. McGraw-Hill, 1984. Kuncoro, Mudrajat. “Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi”, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 2001. Lianto, N., Kusuma, B. H. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag”, 12(2), 97-106, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Universitas Tarumanagara, Jakarta, 2010. Lindrianasari, Retno Yuni N. S., dan Grace Andani. “Pengaruh Subsidiaries, Audit Complexity, dan Opini Auditor Independen terhadap Audit Report Lag”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, 2015. Marselia Tedja. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Universitas Katolik Widya, Vol.1 No.1, 2012. Maslina Ahmad, Hamidah Mohamed, Sherliza Puat Nelson. “The Association Between Industry Specialist Auditor And Financial Reporting Timeliness – Post MFRS Period”, Procedia Social and Behavorial Sciences, 219, 55 – 62, 2016. Mulyadi. “Auditing”, Edisi 6, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Myers, Stewart C. "Determinants of Corporate Borrowing", Journal of Financial Economics, No.5, pp 147-155, 1977. Naufal Arief Rahadianto. “Analisis Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri, Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006) Terhadap Audit Delay pada Industri Perbankan”, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok, 2012. Palmrose, Z. “Audit Fees and Auditor Size: Further Evidence”, Journal of Accounting Research, Vol. 24, No. 1, h. 97-110, 1986. Parwati, Lina Anggraeny dan Yohanes Suhardjo. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL)”, Jurnal Solusi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang, 8(3), h:29-42, 2009.
93
Rachmat Saleh. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VII. h.1-21, 2004. Reichelt, J. K. & Wang, D. “National and office-spesific measures of auditor industry expertise and effects on audit quality”, Journal of Accounting Research, 48(3), 647-686, 2009. Rustiarini, N. W., & Sugiarti, N. W. “ Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor Pada Audit Delay”, Volume 2 Nomor 2, 657-675, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2013. Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-431/Bl/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. Sherliza P. N., Siti N. S. “Corporate Governance and Audit Report Timeliness: Evidence from Malaysia”. Accounting in Emerging Economies, 11,109-127, 2011. Solomon, I.M. Shields, M. Dan Whittington, O.R. “What Do Industry Auditors Know?”, Journal of Accounting Research, 37 (1), 191-208, 1999. Suwardjono. “Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan”, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta, 2010. Tiono, Ivena dan Yulius Jogi. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia”, Vol. II, Business Accounting Review Universitas Kristen Petra, 2013. Trung P., Mai D., Veena L. B. “Investment Opportunities and Audit Report Lags: Initial Evidence”, Accounting and Finance Research, 3(4), 45-57, 2014. Wild, John J. Subramanyam, K.R. Halsey, Robert F. “Financial Statement Analysis”, First book, 10 edition, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
94
Lampiran 1 Perusahaan Manufaktur Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode Emiten ADES ALDO ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BIMA BTON BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS DVLA FASW GGRM GJTL HMSP ICBP IGAR IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDS INTP JECC JKSW JPRS KAEF KBLI
Nama Emiten Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Internatonal Tbk Astra Otoparts Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Charoen Pokphand Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pratiwi Nusantara Tbk Daya Varia LaboratoriaTbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma Tbk Indal Alumunium Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk
95
Lanjutan Lampiran 1 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
KBLM KBRI KIAS KICI KLBF KRAH LION LMPI LMSH MBTO MLBI MLIA MYTX NIPS PICO PYFA RMBA ROTI SCCO SIDO SIPD SKLT SMBR SMCB SMGR SMSM SPMA SQBB SRSN TCID TIRT TOTO TRST TSPC ULTJ UNIT VOKS YPAS
Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Tbk Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Kedaung Indah CAN Tbk Kalbe Farma Tbk Grand Kartech Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Martina Berto Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel International Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Supreme Cabel Manufacturing Tbk Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Semen Baturaja Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia Tbk Selamat Sempurna Tbk Suparma Tbk Taiso Pharmaceutical Tbk Indo Acidatama Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
96
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Lag Perusahaan Sampel
No
Kode Emiten
Nama Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ADES ALDO ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BIMA BTON BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS DVLA FASW GGRM GJTL HMSP ICBP IGAR IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDS INTP JECC JKSW JPRS KAEF KBLI
Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Internatonal Tbk Astra Otoparts Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Charoen Pokphand Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pratiwi Nusantara Tbk Daya Varia LaboratoriaTbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma Tbk Indal Alumunium Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk 97
Audit Report Lag (dalam hari) Tahun Tahun 2014 2015 92 91 86 105 90 90 91 95 89 90 57 83 56 76 91 118 90 123 90 96 91 98 90 91 90 92 90 120 89 112 76 118 90 117 89 109 79 99 79 113 63 84 89 98 90 91 69 74 90 120 91 119 82 113 90 92 78 77 91 91 90 95 89 91 64 74 89 97
Lanjutan Lampiran 2
No
Kode Emiten
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
KBLM KBRI KIAS KICI KLBF KRAH LION LMPI LMSH MBTO MLBI MLIA MYTX NIPS PICO PYFA RMBA ROTI SCCO SIDO SIPD SKLT SMBR SMCB SMGR SMSM SPMA SQBB SRSN TCID TIRT TOTO TRST TSPC ULTJ
Nama Emiten Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Tbk Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Kedaung Indah CAN Tbk Kalbe Farma Tbk Grand Kartech Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Martina Berto Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel International Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Supreme Cabel Manufacturing Tbk Industri Jamu Farmasi Sido Muncul Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Semen Baturaja Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia Tbk Selamat Sempurna Tbk Suparma Tbk Taiso Pharmaceutical Tbk Indo Acidatama Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 98
Audit Report Lag (dalam hari) Tahun Tahun 2014 2015 91 120 89 99 90 121 86 104 89 123 91 91 85 91 75 91 86 91 89 113 86 84 85 91 171 117 90 92 90 91 89 97 90 88 86 91 89 118 86 90 149 147 89 90 58 90 68 118 63 118 90 112 89 105 77 91 89 141 77 99 90 96 90 91 90 99 90 116 90 97
Lanjutan Lampiran 2 70 71 72
UNIT VOKS YPAS
Nusantara Inti Corpora Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
99
90 110 89
119 124 110
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit Tahun 2014 – 2015 No Kode Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ADES ALDO ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BIMA BTON BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS DVLA FASW GGRM GJTL
Nama Emiten Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Internatonal Tbk Astra Otoparts Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Charoen Pokphand Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pratiwi Nusantara Tbk Daya Varia LaboratoriaTbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk
100
Opini Audit 2014 Keterangan Kode WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0
Opini Audit 2015 Keterangan Kode WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0
Lanjutan Lampiran 3 No
Kode Emiten
Nama Emiten
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
HMSP ICBP IGAR IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDS INTP JECC JKSW JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KICI KLBF
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma Tbk Indal Alumunium Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Tbk Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Kedaung Indah CAN Tbk Kalbe Farma Tbk 101
Opini Audit 2014 Keterangan Kode WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1
Opini Audit 2015 Keterangan Kode WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1
Lanjutan Lampiran 3 No
Kode Emiten
Nama Emiten
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
KRAH LION LMPI LMSH MBTO MLBI MLIA MYTX NIPS PICO PYFA RMBA ROTI SCCO SIDO SIPD SKLT SMBR SMCB SMGR SMSM
Grand Kartech Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Martina Berto Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel International Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Supreme Cabel Manufacturing Tbk Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Semen Baturaja Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia Tbk Selamat Sempurna Tbk 102
Opini Audit 2014 Keterangan Kode WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0
Opini Audit 2015 Keterangan Kode WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP DPP 0 WTP DPP 0 WTP DPP 0
Lanjutan Lampiran 3 No
Kode Emiten
Nama Emiten
61 62 63 64 65 66 67 68 69
SPMA SQBB SRSN TCID TIRT TOTO TRST TSPC ULTJ
70 71 72
UNIT VOKS YPAS
Suparma Tbk Taiso Pharmaceutical Tbk Indo Acidatama Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
103
Opini Audit 2014 Opini Audit 2015 Keterangan Kode Keterangan Kode WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP DPP 0 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP 1 WTP WTP DPP WTP DPP WTP DPP
1 0 0 0
WTP WTP WTP DPP WTP DPP
1 1 0 0
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities Set Tahun 2014 No
Kode Emiten
Nama Emiten
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ADES ALDO ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BIMA BTON BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS DVLA FASW GGRM GJTL
Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Internatonal Tbk Astra Otoparts Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Charoen Pokphand Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pratiwi Nusantara Tbk Daya Varia LaboratoriaTbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk
589,896,800 550000000 101,533,011 616,000,000 434,000,000 40,483,553,140 4,820,000,000 86,000,000 180,000,000 4,099,000,000 297,500,000 16,398,000,000 16,013,181 331,129,952 1,115,925,300 2,478,000,000 1,924,088,000 3,484,800,000
104
Total Ekuitas
1,375 295,799,000,000 735 159,423,000,000 900 63,235,904,000 268 641,036,000,000 8,050 3,184,642,000,000 7,425 120,324,000,000,000 4,200 10,136,557,000,000 700 -193,918,969,257 540 146,640,000,000 107 913,351,000,000 1,500 537551172122 3,780 10,943,289,000,000 390,000 764,473,000,000 353 155,593,301,345 1690 962,431,483,000 1650 1,644,678,000,000 60,700 33,228,720,000,000 1,425 5,983,292,000,000
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 2.742092096 2.535706893 1.445060545 0.257533118 1.097046387 2.498174779 1.997127822 -0.310438944 0.662847791 0.480202025 0.830153524 5.664150878 8.169210149 0.751246179 1.959530408 2.48601854 3.514795081 0.829951137
Lanjutan Lampiran 4 No
Kode Emiten
Nama Emiten
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
HMSP ICBP IGAR IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDS INTP JECC JKSW JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KICI KLBF
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma Tbk Indal Alumunium Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Tbk Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Kedaung Indah CAN Tbk Kalbe Farma Tbk
4,383,000,000 5,831,000,000 972,204,500 791,383,786 2,765,278,412 3,099,000,000 316,800,000 181,035,556 8,780,000,000 656,000,000 3,681,231,699 151,200,000 150,000,000 750,000,000 5,554,000,000 4,007,235,000 1,120,000,000 8,688,000,000 14,929,100,000 138,000,000 46,875,122,110
68,650 13,100 315 118 4,000 355 350 238 6,750 1,600 25,000 2350 68 242 1,465 139 155 51 147 268 1,835 105
Total Ekuitas 13,498,114,000,000 15,039,947,000,000 166,708,000,00 178,657,000,000 6,727,022,634,910 591,963,000,000 145,842,103,885 115,759,878,140 41,228,400,000,000 1,828,319,000,000 24,785,000,000,000 171,400,000,000 -417,436,260,515 355,633,000,000 1,789,213,000,000 940,757,000,000 290,288,000,000 677045000000 2,116,797,000,000 78,680,000,000 9,817,476,000,000
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 22.29148087 5.07888093 1.837010926 0.52269593 1.644280724 1.858469195 0.760274276 0.372205491 1.43747999 0.57407925 3.713164917 2.073045508 -0.024434868 0.510357588 4.547591595 0.59208240 0.598026787 0.654443944 1.036744525 0.470055923 8.761503371
Lanjutan Lampiran 4 No
Kode Emiten
Nama Emiten
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
KRAH LION LMPI LMSH MBTO MLBI MLIA MYTX NIPS PICO PYFA RMBA ROTI SCCO SIDO SIPD SKLT SMBR SMCB SMGR SMSM
Grand Kartech Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Martina Berto Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel International Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Supreme Cabel Manufacturing Tbk Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Semen Baturaja Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia Tbk Selamat Sempurna Tbk
971,190,000 52,016,000 1,009,000,000 9,600,000 1,070,000,000 2,107,000,000 1,286,000,000 1,466,666,577 1,486,666,666 568,375,000 535,080,000 7,240,005,000 5,061,800,000 205,583,000 15,000,000,000 9,391,108,493 690,740,500 9,837,678,500 7,662,900,000 5,931,520,000 1,439,668,860
810 9,300 175 6,450 200 12,100 550 128 505 160 135 520 1,385 3,950 610 53 300 381 2,185 16,200 4,750 106
Total Ekuitas 186,676,000,000 443,979,000,000 399,131,000,000 115,951,000,000 453,749,000,000 553,797,000,000 1,321,572,000,000 -268,780,000,000 575,894,224,000 231,101,202,611 96,558,000,000 -1,396,853,000,000 960,122,354,744 808,598,000,000 2,634,659,000,000 1,287,006,215,394 153,368,106,620 2,717,247,000,000 8,758,592,000,000 25,002,452,000,000 1,147,000,000,000
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 22.29148087 5.07888093 1.837010926 0.52269593 1.644280724 1.858469195 0.760274276 0.372205491 1.43747999 0.57407925 3.713164917 2.073045508 -0.024434868 0.510357588 4.547591595 0.59208240 0.598026787 0.654443944 1.036744525 0.470055923 8.761503371
Lanjutan Lampiran 4 No
Kode Emiten
61 62 63 64 65 66 67 68 69
SPMA SQBB SRSN TCID TIRT TOTO TRST TSPC ULTJ
70 71 72
UNIT VOKS YPAS
Nama Emiten Suparma Tbk Taiso Pharmaceutical Tbk Indo Acidatama Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
1,492,046,658 10,240,000 6,020,000,000 201,066,667 1,011,775,000 990,720,000 2,808,000,000 4,500,000,000
197 315,000 50 17,525 86 3,975 380 2,865
804,600,054,999 368,879,000,000 328,836,000,000 1,283,504,000,000 82,154,363,037 1,231,192,000,000 1,761,493,000,000 4,132,339,000,000
2,888,000,000
3,720
2,265,097,000,000
75,422,200 831,120,519 668,000,089
366 795 500
241,653,000,000 515,855,000,000 161,879,412,678
107
Total Ekuitas
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 0.365315898 8.744330797 0.915349901 2.745369971 1.05913608 3.198617275 0.605758865 3.119903764 4.743002176 0.114232082 1.280865384 2.063264494
Lanjutan Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities Set Tahun 2015 No
Kode Emiten
Nama Emiten
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ADES ALDO ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BIMA BTON BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS DVLA FASW GGRM GJTL
Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Internatonal Tbk Astra Otoparts Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Charoen Pokphand Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pratiwi Nusantara Tbk Daya Varia LaboratoriaTbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk
589,896,800 550,000,000 101,533,011 616,000,000 434,000,000 40,483,553,140 4,820,000,000 86,000,000 180,000,000 4,499,000,000 595,000,000 16,398,000,000 800,659,050 331,129,952 1,115,925,300 2,478,000,000 1,924,088,000 3,484,800,000
108
Total Ekuitas
1,015 328,369,000,000 735 170,929,026,813 735 62,032,301,000 198 565,111,000,000 6,550 3,390,223,000,000 6,000 126,533,000,000,000 1,600 9,425,919,000,000 350 -202,012,514,927 435 149,104,000,000 63 1,105,300,000,000 675 639,893,514,352 2,600 12,561,427,000,000 5,200 849,621,000,000 387 223,427,964,789 1,300 973,517,334,000 1,040 2,445,346,000,000 55,000 38,007,909,000,000 530 5,394,142,000,000
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 1.823391526 2.365016683 1.20303071 0.215830164 0.838499414 1.919667745 0.81816956 -0.14900067 0.525136817 0.256434452 0.627643492 3.394104826 4.900334455 0.573550816 1.490166471 1.053887671 2.784284713 0.342398105
Lanjutan Lampiran 4 No
Kode Emiten
Nama Emiten
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
HMSP ICBP IGAR IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDS INTP JECC JKSW JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KICI KLBF
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma Tbk Indal Alumunium Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Tbk Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Kedaung Indah CAN Tbk Kalbe Farma Tbk
4,652,723,076 5,831,000,000 972,204,500 791,383,786 2,765,278,412 3,099,000,000 316,800,000 181,035,556 8,780,000,000 656,000,000 3,681,231,699 151,200,000 150,000,000 750,000,000 5,554,000,000 4,007,235,000 1,120,000,000 8,688,000,000 14,929,100,000 138,000,000 46,875,122,110
94,000 13,475 224 114 2,365 168 405 305 5,175 350 22,325 1,350 68 120 870 119 132 50 90 250 1,320 109
Total Ekuitas 32,016,060,000,000 16,386,911,000,000 310,464,000,000 69,033,000,000 6,697,091,857,105 592,709,000,000 239,820,902,657 154,051,308,997 43,121,600,000,000 1,919,319,000,000 23,865,950,000,000 367,800,000,000 -440,532,918,295 332,459,000,000 1,862,097,000,000 1,027,362,000,000 296,475,000,000 521,254,000,000 1,813,485,000,000 93,370,000,000 10,938,286,000,000
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 13.66051816 4.794846631 0.701446248 1.306878618 0.976525869 0.87839395 0.53499923 0.53499923 1.053683073 0.119625763 3.443546043 0.55497553 -0.023153775 0.270710073 2.594913154 0.464160603 0.498659246 0.8333749 0.740904391 13.66051816 4.794846631
Lanjutan Lampiran 4 No
Kode Emiten
Nama Emiten
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
KRAH LION LMPI LMSH MBTO MLBI MLIA MYTX NIPS PICO PYFA RMBA ROTI SCCO SIDO SIPD SKLT SMBR SMCB SMGR SMSM
Grand Kartech Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Martina Berto Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel International Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Supreme Cabel Manufacturing Tbk Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Semen Baturaja Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia Tbk Selamat Sempurna Tbk
971,190,000 520,160,000 1,009,000,000 96,000,000 1,070,000,000 2,107,000,000 1,276,000,000 1,466,666,577 1,486,666,666 568,375,000 535,080,000 7,240,005,000 5,061,800,000 205,583,000 15,000,000,000 939,110,900 690,740,500 9,837,678,500 7,662,900,000 5,931,520,000 1,439,668,860
2,190 1,050 113 575 140 8,650 650 51 390 128 112 510 1,265 3,725 550 850 370 291 995 11,400 4,760 110
Total Ekuitas 176,573,000,000 454,599,000,000 401,212,000,000 112,441,000,000 434,214,000,000 766,480,000,000 1,115,119,000,000 -567,926,000,000 609,002,000,000 247,090,984,313 101,222,000,000 -3,148,757,000,000 1,188,534,951,872 916,337,000,000 2,598,314,000,000 734,242,278,294 152,044,668,111 2,949,353,000,000 8,449,858,000,000 27,440,798,401,000 1,007,941,000,000
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 12.0454775 1.201428072 s0.28418143 0.490924129 0.344991179 23.77824601 0.743777122 -0.131707292 0.952049418 0.952049418 0.592054692 -1.172654019 5.38745368 0.83571510 3.175135877 1.087167395 1.680913827 0.970641508 0.902332974 2.464189526 12.0454775
Lanjutan Lampiran 4 No
Kode Emiten
61 62 63 64 65 66 67 68 69
SPMA SQBB SRSN TCID TIRT TOTO TRST TSPC ULTJ
70 71 72
UNIT VOKS YPAS
Nama Emiten Suparma Tbk Taiso Pharmaceutical Tbk Indo Acidatama Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
Jumlah Lembar Saham
Harga Penutupan Saham
1,492,046,658 10,240,000 6,020,000,000 201,066,667 1,011,775,000 1,032,000,000 2,808,000,000 4,500,000,000
100 338,000 50 16,500 50 6,950 310 1,750
752,677,119,911s 354,053,000,000 340,079,000,000 1,714,871,000,000 91,161,062,357 1,491,543,000,000 1,956,921,000,000 4,337,141,000,000
2,888,000,000
3,945
2,797,507,000,000
75,422,200 831,120,519 668,000,089
260 980 800
242,974,000,000 509,652,927,872 150,400,000,000
111
Total Ekuitas
Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) 0.198231967 9.775711546 0.885088465 1.934606163 0.554938136 4.808711516 0.444821227 1.81571224 4.072611793 0.080707286 1.598142705 0.198231967
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Variabel Auditor Spesialisasi Industri Tahun 2014 – 2015 No
Kode Emiten
Nama Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ADES ALDO ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BIMA BTON BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS DVLA FASW GGRM GJTL
Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Internatonal Tbk Astra Otoparts Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Charoen Pokphand Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pratiwi Nusantara Tbk Daya Varia LaboratoriaTbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk
Nama Kantor Akuntan Publik Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Arsyad & Rekan 0 Arsyad & Rekan Johannes Juara & Rekan 0 Johannes Juara & Rekan Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 Siddharta & Widjaja (KPMG) Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) AF. Rachman & Soetjipto WS 0 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 Amir Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 Siddharta & Widjaja (KPMG) Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 112
Kode 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
Lanjutan Lampiran 5 No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode Emiten HMSP ICBP IGAR IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDS INTP JECC JKSW JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KICI KLBF
Nama Emiten Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indofarma Tbk Indal Alumunium Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakarasa Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Tbk Keramik Indonesia Asosiasi Tbk Kedaung Indah CAN Tbk Kalbe Farma Tbk
Nama Kantor Akuntan Publik Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Hertanto, Grace, Karunawan 0 Hertanto, Grace, Karunawan Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Herman Dody Tanumihardja & Rekan Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) Hananta Budianto & Rekan 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Abubakar Usman & Rekan 0 Abubakar Usman & Rekan Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 Amir Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 113
Kode 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Lanjutan Lampiran 5 No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kode Emiten KRAH LION LMPI LMSH MBTO MLBI MLIA MYTX NIPS PICO PYFA RMBA ROTI SCCO SIDO SIPD SKLT SMBR SMCB SMGR SMSM
Nama Emiten Grand Kartech Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Martina Berto Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel International Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Supreme Cabel Manufacturing Tbk Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Semen Baturaja Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia Tbk Selamat Sempurna Tbk
Nama Kantor Akuntan Publik Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil 0 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Siddharta & Widjaja (KPMG) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 0 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan Griselda, Wisnu & Arum 0 Djoko, Sidik & Indra Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali Anwar, Sugiharto, & Rekan 0 Anwar & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali 0 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang, Ali Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 114
Kode 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1
Lanjutan Lampiran 5
61 62 63 64 65 66 67 68 69
Kode Emiten SPMA SQBB SRSN TCID TIRT TOTO TRST TSPC ULTJ
70 71 72
UNIT VOKS YPAS
No
Nama Emiten Suparma Tbk Taiso Pharmaceutical Tbk Indo Acidatama Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
Nama Kantor Akuntan Publik Tahun 2014 Kode Tahun 2015 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 Paul Hadiwinata & Rekan (PKF) Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) 1 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PWC) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 Amir Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 0 Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) Pieter, Uways & Rekan 0 Pieter, Uways & Rekan Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) 1 Purwantono, Suherman, & Surja (E&Y) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Gani Sigiro & Handayani Budiman,)Wawan,)Pamudji)&)Rekan)
115
0 0 0 0)
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Gani Sigiro & Handayani Teramihardja,)Pradhono)&)Chandra)
Kode 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0)
Lampiran 6 Hasil Output Pengujian SPSS 1. Hasil Uji Deskriptif Descriptive*Statistics! N! Audit!Report! Lag! Investment! Opportunities! Set! Opini!Audit! Auditor! Spesialis! Industri! Valid!N!(listwise)!
Minimum! Maximum!
Mean!
Std.! Deviation!
103!
76!
105!
89.81!
5.382!
103!
D2.70!
46.04!
2.7492!
5.72286!
103!
0!
1!
.63!
.485!
103!
0!
1!
.25!
.437!
103!
Lampiran 7 2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
116
Lanjutan Lampiran 7 3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Lampiran 8 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
117
Lampiran 9 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Lampiran 10 6. Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Runs Test Runs*Test! Unstandardi zed! Residual! a Test!Value ! .48566! Cases!=!Test! 52! Value! Total!Cases! 103! Number!of! 45! Runs! Z! D1.484! Asymp.!Sig.!(2D .138! tailed)! a.!Median! Sumber: Data diolah ! ! ! ! !
118
Lampiran 11 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model*Summaryb! Std.!Error!of! R! Adjusted!R! the! Model! R! Square! Square! Estimate! 1! .468a! .219! .195! 4.828! a.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,! Investment!Opportunities!Set,!Opini!Audit! b.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag! ! Lampiran 12 8. Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAa! Sum!of! Squares!
Mean! Square!
Model! df! F! Sig.! 1! Regressio 646.620! 3! 215.540! 9.247! .000b! n! Residual! 2307.497! 99! 23.308! Total! 2954.117! 102! a.!Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag! b.!Predictors:!(Constant),!Auditor!Spesialisasi!Industri,!Investment! Opportunities!Set,!Opini!Audit! Sumber: Data diolah !
119
Lampiran 13 9. Hasil Uji Parsial (Uji t) *! Unstandardized! Standardized! Coefficients! Coefficients! B! Std.!Error! Beta! t! Sig.! 93.181! .831! 112.120! .000! D3.554! 1.042! D.320! D3.409! .001!
Model! 1! (Constant)! Opini!Audit! Investment! D.234! .085! Opportunities!Set! Auditor!Spesialisasi! D1.940! 1.165! Industri! a.! Dependent!Variable:!Audit!Report!Lag! !
120
D.248!
D2.754!
.007!
D.157!
D1.665!
.099!