SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana dan prasarana belum lengkap, Tabel lokasi genangan kosong, Tabel kondisi sarana dan prasarana Drainase kosong
2.1
Gambaran Umum Kabupaten Tegal Gambaran umum Kabupaten Tegal menguraikan kondisi geografis, administrasi, tata guna
lahan dan demografi sampai dengan tahun 2016.
2.1.1
Wilayah Administrasi Secara geografis Kabupaten Tegal terletak pada posisi antara 108°57’06" BT - 109°21’30" BT
dan 6°50’41" LS - 7°15’03" LS, dengan luas wilayah 87.879 ha atau 878,79 km2. Adapun batas wilayah Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
:
Laut Jawa dan Kota Tegal
Sebelah Timur
:
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Selatan
:
Kabupaten Brebes dan Kota Tegal
Sebelah Barat
:
Kabupaten Pemalang
Kabupaten Tegal merupakan salah satu kabupaten di wilayah administratif Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kota kabupaten berada di Kota Slawi, yang terletak di pesisir Utara bagian Barat dan sebagian wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa atau dikenal dengan pantai Utara BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 1
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 (Pantura). Dengan keberadaan sebagai salah satu daerah yang melingkupi wilayah pesisir utara bagian barat Jawa Tengah, Kabupaten Tegal menempati posisi strategis di persilangan arus transportasi Semarang-Cirebon-Jakarta dan Jakarta-Tegal-Cilacap dengan fasilitas pelabuhan di Kota Tegal. Kecamatan-kecamatan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa adalah Kecamatan Suradadi, Kecamatan Kramat dan Kecamatan Warureja. Kabupaten Tegal secara administratif terdiri dari 18 kecamatan yang terdiri dari 281 desa dan 6 kelurahan. Pembagian kecamatan di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2.1.2
Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Kabupaten Tegal Jumlah Luas Wilayah Nama Kecamatan Administrasi (Ha) Desa Kel Margasari 13 8.682,53 Bumijawa 18 8.854,70 Bojong 17 4.308,05 Balapulang 20 7.490,00 Pagerbarang 13 4.163,87 Lebaksiu 15 4.096,00 Jatinegara 17 7.759,65 Kedung Banteng 10 8.760,91 Pangkah 23 3.551,37 Slawi 5 5 1.365,00 Dukuhwaru 10 2.720,13 Adiwerna 21 2.386,10 Dukuhturi 18 1.747,64 Talang 19 1.839,00 Tarub 20 2.682,64 Kramat 19 1 3.847,77 Suradadi 11 5.573,00 Warureja 12 6.231,45 JUMLAH 281 6 86.059,81
Letak dan Kondisi Geografis Secara topografis wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari 3 katagori daerah, yaitu (1) Daerah
pantai meliputi Kecamatan Kramat, Suradadi dan Warureja; (2) Daerah dataran rendah meliputi Kecamatan Adiwerna, Dukuhturi, Talang, Tarub, Pagerbarang, Dukuhwaru, Slawi, Lebaksiu
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 2
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 sebagian wilayah Suradadi, Warureja, Kedungbanteng dan Pangkah; dan (3) Daerah dataran tinggi/pegunungan meliputi Kecamatan Jatinegara, Margasari, Balapulang, Bumijawa, Bojong, sebagian Pangkah dan Kedungbanteng.
2.1.3
Topografi, Morfologi, Jenis Tanah, dan Klimatologi Dari segi topografi, wilayah Kabupaten Tegal mempunyai kemiringan tanah yang bervariasi
antara 0% hingga lebih dari 40%. Bila ditinjau ketinggiannya terhadap permukaan laut, secara garis besar wilayah Kabupaten Tegal terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu dataran rendah, kawasan dengan ketinggian 250-500 m dpl, kawasan dengan ketinggian 500-750 m dpl, dan kawasan dengan ketinggian di atas 750 m dpl. Ditinjau dari aspek morfologi, wilayah Kabupaten Tegal terbagi atas daerah dataran rendah, daerah perbukitan landai, daerah perbukitan bergelombang, dan daerah perbukitan terjal. Berdasarkan jenis tanahnya, wilayah Kabupaten Tegal terdiri atas tanah aluvial, litosol, regosol, dan grumosol. Sedangkan berdasarkan iklim, Kabupaten Tegal beriklim tropis dengan dua musim bergantian sepanjang tahun, yaitu musim penghujan dan kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan September. Kelembaban udara rata-rata berkisar 78 persen; tertinggi pada bulan Februari dan terendah pada bulan September.
2.1.4
Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Tegal didominasi oleh area non terbangun. Lahan sawah
dapat ditemui di daerah Utara kabupaten yang relatif datar; sementara daerah Selatan yang relatif berbukit didominasi oleh hutan. Dua jalur regional utama (pantura pulau Jawa dan jalur TegalPurwokerto) menjadi generator utama pertumbuhan wilayah. Kawasan terbangun tumbuh seturut kedua jaringan jalan tersebut. Luasan lahan sawah terus mengalami penurunan, sedangkan luasan permukiman mengalami kenaikan. Hal ini perlu menjadi perhatian, mengingat kecenderungan yang terjadi adalah maraknya konversi dari lahan pertanian subur beririgasi teknis menjadi lahan permukiman. Jika hal ini terjadi pada daerah hulu dan menutup saluran irigasi, maka sawah pada daerah hilir akan otomatis mati. Dengan adanya kebijakan lahan sawah berkelanjutan dan prioritas untuk menguatkan ketahanan pangan, isu konversi lahan ini sepatutnya menjadi hal yang diprioritaskan penanganannya.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 3
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
2.1.5
Konstelasi dengan Wilayah Sekitarnya Kabupaten Tegal memiliki posisi yang unik pada kawasan Provinsi Jawa Tengah, karena
memiliki 3 karakteristik fisik wilayah: kawasan pantai, kawasan dataran rendah, dan kawasan dataran tinggi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa-Bali, posisi Kabupaten Tegal (secara hirarki perkotaan) merupakan Pusat Kegiatan Lokal, sedangkan kawasan waduk Cacaban ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat. Dalam konstelasinya dengan Kabupaten Brebes dan Kota Tegal, maka kawasan Bregas ditetapkan sebagai kawasan andalan.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 4
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Gambar 2. 1 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Tegal Terhadap Prov. Jawa Tengah BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 5
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Gambar 2. 2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tegal BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 6
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Gambar 2. 3 Peta Tutupan Lahan BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 7
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Gambar 2. 4 Peta Sebaran Kepadatan Penduduk BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 8
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Jumlah No.
Nama Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KECAMATAN MARGASARI KECAMATAN BUMIJAWA KECAMATAN BOJONG KECAMATAN BALAPULANG KECAMATAN PAGERBARANG KECAMATAN LEBAKSIU KECAMATAN JATINEGARA KECAMATAN KEDUNG BANTENG KECAMATAN PANGKAH KECAMATAN SLAWI KECAMATAN DUKUHWARU KECAMATAN ADIWERNA KECAMATAN DUKUHTURI KECAMATAN TALANG KECAMATAN TARUB KECAMATAN KRAMAT KECAMATAN SURADADI KECAMATAN WARUREJA Jumlah Sumber: Tegal Dalam Angka (diolah), 2015
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Desa
Kel
13 18 17 20 13 15 17 10 23 5 10 21 18 19 20 19 11 12 281
5 1 6
Gambaran Wilayah Kabupaten Tegal Penduduk (Jiwa) Rasio Jumlah Jenis Laki - Laki Perempuan Penduduk (Jiwa) Kelamin 47.280 48.011 95.291 98,477 42.640 42.743 85.383 99,759 38.679 37.229 75.908 103,895 40.837 41.438 82.275 98,550 26.033 26.385 52.418 98,666 40.813 42.798 83.611 95,362 26.691 27.221 53.912 98,053 20.245 20.029 40.274 101,078 50.217 50.231 100.448 99,972 34.812 36.292 71.104 95,922 29.176 30.091 59.267 96,959 59.947 59.312 119.259 101,071 44.627 44.036 88.663 101,342 50.295 50.112 100.407 100,365 39.012 38.683 77.695 100,851 53.872 55.137 109.009 97,706 40.525 40.765 81.290 99,411 30.021 29.937 59.958 100,281 715.722 720.450 1.436.172
Rumah Tangga (KK) 26.315 20.298 18.173 25.862 14.422 20.983 13.584 14.225 23.608 18.673 15.023 30.532 26.819 24.564 23.673 31.092 20.730 18.413 386.989
Rata Rata (KK) 3,62 4,19 4,13 3,04 3,68 4,06 3,94 2,84 4,30 3,83 3,90 3,85 3,49 4,09 3,25 3,48 3,89 3,20 3,71
Luas Wilayah Administrasi Terbangun (Ha) (%) (Ha) (%) 8.682,53 10,09% 1.133,71 13,06% 8.854,70 10,29% 1.265,35 14,29% 4.308,05 5,01% 0,00% 7.490,00 8,70% 594,00 7,93% 4.163,87 4,84% 419,06 10,06% 4.096,00 4,76% 713,00 17,41% 7.759,65 9,02% 659,86 8,50% 8.760,91 10,18% 322,08 3,68% 3.551,37 4,13% 884,15 24,90% 1.365,00 1,59% 831,00 60,88% 2.720,13 3,16% 765,18 28,13% 2.386,10 2,77% 1.102,47 46,20% 1.747,64 2,03% 741,07 42,40% 1.839,00 2,14% 691,00 37,57% 2.682,64 3,12% 685,00 25,53% 3.847,77 4,47% 1.185,34 30,81% 5.573,00 6,48% 854,50 15,33% 6.231,45 7,24% 583,35 9,36% 86.059,81 100%
Kepadatan Penduduk (Org/Ha) 84,05 67,48 #DIV/0! 138,51 125,08 117,27 81,70 125,04 113,61 85,56 77,45 108,17 119,64 145,31 113,42 91,96 95,13 102,78
II - 9
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
NO.
NAMA KECAMATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KECAMATAN MARGASARI KECAMATAN BUMIJAWA KECAMATAN BOJONG KECAMATAN BALAPULANG KECAMATAN PAGERBARANG KECAMATAN LEBAKSIU KECAMATAN JATINEGARA KECAMATAN KEDUNG BANTENG KECAMATAN PANGKAH KECAMATAN SLAWI KECAMATAN DUKUHWARU KECAMATAN ADIWERNA KECAMATAN DUKUHTURI KECAMATAN TALANG KECAMATAN TARUB KECAMATAN KRAMAT KECAMATAN SURADADI KECAMATAN WARUREJA Jumlah Sumber: Tegal Dalam Angka (diolah), 2015
2016 2017 48.599 49.328 16.527 16.775 21.338 21.658 39.126 39.713 9.381 9.522 41.595 42.219 7.891 8.009 4.541 4.609 86.588 87.887 71.104 72.171 45.046 45.722 110.013 111.663 83.459 84.711 95.854 97.292 40.498 41.105 67.463 68.475 33.270 33.769 11.688 11.863 833.981 846.491
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) Kabupaten Tegal Tahun 2017 – 2021 JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total TAHUN TAHUN TAHUN 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 50.068 50.819 51.581 52.355 46.692 47.392 48.103 48.825 49.557 50.301 95.291 96.720 98.171 99.644 101.138 102.655 17.027 17.282 17.541 17.804 68.856 69.889 70.937 72.001 73.081 74.177 85.383 86.664 87.964 89.283 90.622 91.982 21.983 22.313 22.647 22.987 54.570 55.389 56.219 57.063 57.919 58.787 75.908 77.047 78.202 79.375 80.566 81.774 40.309 40.913 41.527 42.150 43.149 43.796 44.453 45.120 45.797 46.484 82.275 83.509 84.762 86.033 87.324 88.634 9.665 9.810 9.957 10.106 43.037 43.683 44.338 45.003 45.678 46.363 52.418 53.204 54.002 54.812 55.635 56.469 42.852 43.495 44.147 44.810 42.016 42.646 43.286 43.935 44.594 45.263 83.611 84.865 86.138 87.430 88.742 90.073 8.130 8.251 8.375 8.501 46.021 46.711 47.412 48.123 48.845 49.578 53.912 54.721 55.541 56.375 57.220 58.079 4.678 4.748 4.820 4.892 35.733 36.269 36.813 37.365 37.926 38.495 40.274 40.878 41.491 42.114 42.745 43.387 89.205 90.543 91.901 93.280 13.860 14.068 14.279 14.493 14.710 14.931 100.448 101.955 103.484 105.036 106.612 108.211 73.253 74.352 75.467 76.599 0 0 0 0 0 0 71.104 72.171 73.253 74.352 75.467 76.599 46.408 47.104 47.810 48.527 14.221 14.434 14.651 14.871 15.094 15.320 59.267 60.156 61.058 61.974 62.904 63.847 113.338 115.038 116.764 118.515 9.246 9.385 9.525 9.668 9.813 9.961 119.259 121.048 122.864 124.707 126.577 128.476 85.982 87.271 88.580 89.909 5.204 5.282 5.361 5.442 5.523 5.606 88.663 89.993 91.343 92.713 94.104 95.515 98.751 100.232 101.736 103.262 4.553 4.621 4.691 4.761 4.832 4.905 100.407 101.913 103.442 104.993 106.568 108.167 41.722 42.348 42.983 43.628 37.197 37.755 38.321 38.896 39.480 40.072 77.695 78.860 80.043 81.244 82.463 83.700 69.502 70.545 71.603 72.677 41.546 42.169 42.802 43.444 44.095 44.757 109.009 110.644 112.304 113.988 115.698 117.434 34.276 34.790 35.312 35.841 48.020 48.740 49.471 50.213 50.967 51.731 81.290 82.509 83.747 85.003 86.278 87.572 12.041 12.222 12.405 12.591 48.270 48.994 49.729 50.475 51.232 52.000 59.958 60.857 61.770 62.697 63.637 64.592 859.188 872.076 885.157 898.434 602.191 611.224 620.392 629.698 639.144 648.731 1.436.172 1.457.715 1.479.580 1.501.774 1.524.301 1.547.165
Metode proyeksi penduduk yang digunakan adalah Metode Geometrik (bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut : Pn = Po (1 + r)n Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir Po = jumlah penduduk tahun awal r = rata-rata pertumbuhan penduduk n = selisih tahun Asumsi: laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut tiap tahun semakin besar
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 10
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
NO.
NAMA KECAMATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KECAMATAN MARGASARI KECAMATAN BUMIJAWA KECAMATAN BOJONG KECAMATAN BALAPULANG KECAMATAN PAGERBARANG KECAMATAN LEBAKSIU KECAMATAN JATINEGARA KECAMATAN KEDUNG BANTENG KECAMATAN PANGKAH KECAMATAN SLAWI KECAMATAN DUKUHWARU KECAMATAN ADIWERNA KECAMATAN DUKUHTURI KECAMATAN TALANG KECAMATAN TARUB KECAMATAN KRAMAT KECAMATAN SURADADI KECAMATAN WARUREJA Jumlah Sumber: Tegal Dalam Angka (diolah), 2015
2016 12.301 3.908 4.948 11.281 2.441 10.019 1.911 1.528 19.833 18.673 11.256 27.923 25.027 23.433 12.630 18.770 7.793 3.355 217.030
2017 12.486 3.967 5.022 11.450 2.478 10.169 1.940 1.551 20.130 18.953 11.425 28.342 25.402 23.784 12.819 19.052 7.910 3.405 220.285
Proyeksi Jumlah Rumah Tangga (KK) Kabupaten Tegal Tahun 2016 – 2021 JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan TAHUN TAHUN 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 12.673 12.863 13.056 13.252 14.014 14.224 14.438 14.654 14.874 4.026 4.087 4.148 4.210 16.390 16.636 16.885 17.139 17.396 5.098 5.174 5.252 5.330 13.225 13.423 13.625 13.829 14.037 11.622 11.796 11.973 12.153 14.581 14.800 15.022 15.247 15.476 2.515 2.553 2.591 2.630 11.981 12.161 12.343 12.528 12.716 10.322 10.477 10.634 10.793 10.964 11.128 11.295 11.465 11.637 1.969 1.998 2.028 2.059 11.673 11.848 12.026 12.206 12.389 1.574 1.598 1.622 1.646 12.697 12.887 13.081 13.277 13.476 20.432 20.739 21.050 21.366 3.775 3.832 3.889 3.947 4.007 19.237 19.526 19.819 20.116 0 0 0 0 0 11.596 11.770 11.947 12.126 3.767 3.824 3.881 3.939 3.998 28.767 29.198 29.636 30.081 2.609 2.648 2.688 2.728 2.769 25.783 26.170 26.563 26.961 1.792 1.819 1.846 1.874 1.902 24.141 24.503 24.871 25.244 1.131 1.148 1.165 1.183 1.200 13.012 13.207 13.405 13.606 11.043 11.209 11.377 11.547 11.721 19.337 19.627 19.922 20.221 12.322 12.507 12.694 12.885 13.078 8.029 8.149 8.271 8.395 12.937 13.131 13.328 13.528 13.731 3.456 3.508 3.561 3.614 15.058 15.284 15.513 15.746 15.982 223.590 226.944 230.348 233.803 169.959 172.508 175.096 177.722 180.388
2021 15.097 17.657 14.247 15.708 12.907 11.811 12.575 13.678 4.067 0 4.058 2.811 1.930 1.218 11.896 13.274 13.937 16.222 183.094
2016 26.315 20.298 18.173 25.862 14.422 20.983 13.584 14.225 23.608 18.673 15.023 30.532 26.819 24.564 23.673 31.092 20.730 18.413 386.989
2017 26.710 20.602 18.446 26.250 14.638 21.298 13.788 14.438 23.962 18.953 15.248 30.990 27.221 24.932 24.028 31.558 21.041 18.689 392.794
Total TAHUN 2018 2019 27.110 27.517 20.912 21.225 18.722 19.003 26.644 27.043 14.858 15.081 21.617 21.941 13.995 14.204 14.655 14.875 24.322 24.686 19.237 19.526 15.477 15.709 31.455 31.927 27.630 28.044 25.306 25.686 24.389 24.754 32.032 32.512 21.357 21.677 18.970 19.254 398.686 404.666
2020 2021 27.930 28.349 21.544 21.867 19.288 19.577 27.449 27.861 15.307 15.537 22.271 22.605 14.418 14.634 15.098 15.324 25.057 25.433 19.819 20.116 15.945 16.184 32.406 32.892 28.465 28.892 26.071 26.462 25.126 25.503 33.000 33.495 22.002 22.332 19.543 19.836 410.736 416.897
Metode proyeksi penduduk yang digunakan adalah Metode Geometrik (bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut : Pn
= Po (1 + r)n
Pn
= jumlah penduduk tahun tertentu / akhir
Po
= jumlah penduduk tahun awal
r
= rata-rata pertumbuhan penduduk
n
= selisih tahun
Asumsi: laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut tiap tahun semakin besar
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 11
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Gambar Persebaran Tingkat Kepadatan BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 12
SSK Kabupaten Tegal 2017- 2021
Perdesaan, Perkotaan dan Daerah CBD BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 13
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7- 202 1
P r o y e k si Ti n g k at P ert u m b u h a n P e n d u d u k K a b u p at e n T e g al T a h u n 2 0 1 6 – 2 0 2 1 No
Na m a Keca m atan
Ti n g k at P ertu m b u h a n ( %) 2016
2017
2018
2019
2020
2021
1
KECAMATAN MARGASARI
0,1 4 8 %
0,1 5 0 %
0,1 5 3 %
0,1 5 5 %
0,1 5 7 %
0,1 6 0 %
2
K E C A M A T A N B U MIJA W A
0,1 4 8 %
0,1 5 0 %
0,1 5 2 %
0,1 5 4 %
0,1 5 7 %
0,1 5 9 %
3
KECA MATAN BOJONG
0,1 5 2 %
0,1 5 5 %
0,1 5 7 %
0,1 5 9 %
0,1 6 2 %
0,1 6 4 %
4
KECAMATAN BALAPULANG
0,1 4 8 %
0,1 5 1 %
0,1 5 3 %
0,1 5 5 %
0,1 5 8 %
0,1 6 0 %
5
KECAMATAN PAGERBARANG
0,1 4 7 %
0,1 4 9 %
0,1 5 2 %
0,1 5 4 %
0,1 5 6 %
0,1 5 8 %
6
K E C A M A T A N LE B A K SIU
0,1 4 9 %
0,1 5 1 %
0,1 5 3 %
0,1 5 5 %
0,1 5 8 %
0,1 6 0 %
7
K E C A M A T A N J A TIN E G A R A
0,1 4 7 %
0,1 4 9 %
0,1 5 1 %
0,1 5 3 %
0,1 5 6 %
0,1 5 8 %
8
KECAMATAN KEDUNG BANTENG
0,1 4 9 %
0,1 5 1 %
0,1 5 4 %
0,1 5 6 %
0,1 5 8 %
0,1 6 1 %
9
KECAMATAN PANGKAH
0,3 6 2 %
0,3 6 7 %
0,3 7 3 %
0,3 7 8 %
0,3 8 4 %
0,3 9 0 %
10
KE CA M AT A N SLA WI
0,7 4 8 %
0,7 5 9 %
0,7 7 1 %
0,7 8 2 %
0,7 9 4 %
0,8 0 6 %
11
KECAMATAN DUKUH WARU
0,4 4 2 %
0,4 4 9 %
0,4 5 6 %
0,4 6 3 %
0,4 6 9 %
0,4 7 7 %
12
K E C A M A T A N A DI W E R N A
0,1 4 8 %
0,1 5 0 %
0,1 5 2 %
0,1 5 5 %
0,1 5 7 %
0,1 5 9 %
13
K E C A M A T A N D U K U H T U RI
0,1 5 0 %
0,1 5 2 %
0,1 5 5 %
0,1 5 7 %
0,1 5 9 %
0,1 6 2 %
14
KECA MATAN TALANG
0,9 2 2 %
0,9 3 6 %
0,9 5 0 %
0,9 6 4 %
0,9 7 8 %
0,9 9 3 %
15
KECAMATAN TARUB
0,4 8 5 %
0,4 9 2 %
0,5 0 0 %
0,5 0 7 %
0,5 1 5 %
0,5 2 2 %
16
KECAMATAN KRAMAT
1,2 4 7 %
1,2 6 6 %
1,2 8 5 %
1,3 0 4 %
1,3 2 4 %
1,3 4 4 %
17
K E C A M A T A N S U R A D A DI
0,1 4 8 %
0,1 5 0 %
0,1 5 2 %
0,1 5 5 %
0,1 5 7 %
0,1 5 9 %
18
KECAMATAN WARUREJA
0,1 4 7 %
0,1 4 9 %
0,1 5 1 %
0,1 5 3 %
0,1 5 6 %
0,1 5 8 %
S u m b e r: T e g al D al a m A n g k a ( di ol a h), 2 0 1 5
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7- 202 1 Pr o y e k si K e p a d ata n P e n d u d u k K a b u p ate n Te g al Ta h u n 2 0 1 6 – 2 0 2 1 No
Na m a Keca m atan
K e p a datan Pen d u d uk (oran g/Ha) 2016
2017
2018
2019
2020
2021
1
KECAMATAN MARGASARI
8 4,0 5
8 5,3 1
8 6,5 9
8 7,8 9
8 9,2 1
9 0,5 5
2
K E C A M A T A N B U MIJA W A
6 7,4 8
6 8,4 9
6 9,5 2
7 0,5 6
7 1,6 2
7 2,6 9
3
KECA MATAN BOJONG
0,0 0
0,0 0
0,0 0
0,0 0
0,0 0
0,0 0
4
KECAMATAN BALAPULANG
1 3 8,5 1
1 4 0,5 9
1 4 2,7 0
1 4 4,8 4
1 4 7,0 1
1 4 9,2 1
5
KECAMATAN PAGERBARANG
1 2 5,0 8
1 2 6,9 6
1 2 8,8 7
1 3 0,8 0
1 3 2,7 6
1 3 4,7 5
6
K E C A M A T A N LE B A K SIU
1 1 7,2 7
1 1 9,0 3
1 2 0,8 1
1 2 2,6 2
1 2 4,4 6
1 2 6,3 3
7
K E C A M A T A N J A TIN E G A R A
8 1,7 0
8 2,9 3
8 4,1 7
8 5,4 3
8 6,7 2
8 8,0 2
8
KECAMATAN KEDUNG BANTENG
1 2 5,0 4
1 2 6,9 2
1 2 8,8 2
1 3 0,7 6
1 3 2,7 2
1 3 4,7 1
9
KECAMATAN PANGKAH
1 1 3,6 1
1 1 5,3 1
1 1 7,0 4
1 1 8,8 0
1 2 0,5 8
1 2 2,3 9
10
KE CA M AT A N SLA WI
8 5,5 6
8 6,8 5
8 8,1 5
8 9,4 7
9 0,8 1
9 2,1 8
11
KECAMATAN DUKUH WARU
7 7,4 5
7 8,6 2
7 9,8 0
8 0,9 9
8 2,2 1
8 3,4 4
12
K E C A M A T A N A DI W E R N A
1 0 8,1 7
1 0 9,8 0
1 1 1,4 4
1 1 3,1 2
1 1 4,8 1
1 1 6,5 4
13
K E C A M A T A N D U K U H T U RI
1 1 9,6 4
1 2 1,4 4
1 2 3,2 6
1 2 5,1 1
1 2 6,9 8
1 2 8,8 9
14
KECA MATAN TALANG
1 4 5,3 1
1 4 7,4 9
1 4 9,7 0
1 5 1,9 4
1 5 4,2 2
1 5 6,5 4
15
KECAMATAN TARUB
1 1 3,4 2
1 1 5,1 2
1 1 6,8 5
1 1 8,6 0
1 2 0,3 8
1 2 2,1 9
16
KECAMATAN KRAMAT
9 1,9 6
9 3,3 4
9 4,7 4
9 6,1 7
9 7,6 1
9 9,0 7
17
K E C A M A T A N S U R A D A DI
9 5,1 3
9 6,5 6
9 8,0 1
9 9,4 8
1 0 0,9 7
1 0 2,4 8
18
KECAMATAN WARUREJA
1 0 2,7 8
1 0 4,3 2
1 0 5,8 9
1 0 7,4 8
1 0 9,0 9
1 1 0,7 3
1.7 9 2,19
1.8 1 9,07
1.8 4 6,36
1.8 7 4,06
1.9 0 2,17
1.9 3 0,70
Ju mlah S u m b e r: T e g al D al a m A n g k a ( di ol a h), 2 0 1 5
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7- 202 1 A d a p u n p e n d u d u k mi s ki n K a b u p at e n T e g al p er k e c a m a ta n d a p at di g a m b a r k a n s e b a g ai b eri k ut :
J u mla h Pe n d u d u k Mis kin p er K e c a m ata n No
Na m a Keca m atan
Ju mlah Penduduk (K K)
SM
M
HM
RML
(Sa n g at Mis kin)
( Mis ki n)
(Ha m pir Mis kin)
(Re nta n Mis kin)
T otal
1
KECAMATAN MARGASARI
2 6.3 1 5
1.1 3 9
1.4 5 1
4.1 7 9
6.1 2 7
1 2.8 9 6
2
K E C A M A T A N B U MIJA W A
2 0.2 9 8
1.5 5 9
1.8 2 9
4.6 2 3
5.2 7 9
1 3.2 9 0
3
KECA MATAN BOJONG
1 8.1 7 3
1.5 7 9
1.6 0 1
3.4 5 4
3.1 6 1
9.7 9 5
4
KECAMATAN BALAPULANG
2 5.8 6 2
1.3 3 2
1.6 5 8
4.5 3 4
5.6 3 6
1 3.1 6 0
5
KECAMATAN PAGERBARANG
1 4.4 2 2
404
493
1.3 6 6
2.4 0 7
4.6 7 0
6
K E C A M A T A N LE B A K SIU
2 0.9 8 3
832
1.1 6 8
3.4 2 2
4.7 6 2
1 0.1 8 4
7
K E C A M A T A N J A TIN E G A R A
1 3.5 8 4
851
962
2.6 1 5
4.7 4 1
9.1 6 9
8
KECAMATAN KEDUNG BANTENG
1 4.2 2 5
272
492
2.2 4 3
5.4 5 8
8.4 6 5
9
KECAMATAN PANGKAH
2 3.6 0 8
583
992
3.7 3 0
7.8 9 5
1 3.2 0 0
10
KE CA M AT A N SLA WI
1 8.6 7 3
486
563
1.7 5 4
3.4 0 4
6.2 0 7
11
KECAMATAN DUKUH WARU
1 5.0 2 3
533
678
2.0 0 3
3.8 3 4
7.0 4 8
12
K E C A M A T A N A DI W E R N A
3 0.5 3 2
995
1.1 8 0
2.9 8 7
4.5 6 9
9.7 3 1
13
K E C A M A T A N D U K U H T U RI
2 6.8 1 9
587
675
1.9 9 5
5.7 8 8
9.0 4 5
14
KECA MATAN TALANG
2 4.5 6 4
544
800
2.5 5 6
4.3 7 7
8.2 7 7
15
KECAMATAN TARUB
2 3.6 7 3
1.0 1 0
1.1 0 1
2.9 9 2
4.9 1 2
1 0.0 1 5
16
KECAMATAN KRAMAT
3 1.0 9 2
508
662
1.9 8 1
4.0 4 5
7.1 9 6
17
K E C A M A T A N S U R A D A DI
2 0.7 3 0
579
853
3.4 0 3
6.7 4 8
1 1.5 8 3
18
KECAMATAN WARUREJA
1 8.4 1 3
439
726
2.5 1 6
5.5 5 4
9.2 3 5
3 8 6.9 8 9
1 4.2 3 2
1 7.8 8 4
5 2.3 5 3
8 8.6 9 7
1 7 3.1 6 6
Ju mlah S u m b e r: D at a K e m i s ki n a n P P L S 2 0 1 1
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.1.6
Potensi Pengembangan Wilayah Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Tahun 2012 – 2032, maka pengembangan Kabupaten Tegal memperhatikan pola ruang dan struktur ruang wilayah. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Sedangkan Struktur ruang adalah susunan pusat – pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tegal yang selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Tegal adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah Kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah Kabupaten, rencana struktur ruang wilayah Kabupaten, rencana pola ruang wilayah Kabupaten, penetapan kawasan strategis Kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten. Penataan ruang wilayah bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten Tegal berbasis industri yang didukung oleh pertanian berkelanjutan dan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Tegal terdiri atas: a. Pengembangan kegiatan industri kecil dan industri rumah tangga di seluruh wilayah Kabupaten serta industri menengah dan besar di bagian utara dan selatan wilayah Kabupaten; b. Pengembangan kawasan agropolitan di bagian selatan wilayah Kabupaten; c. Pengendalian kawasan pertanian pangan berkelanjutan secara ketat; d. Pengembangan kawasan minapolitan di bagian utara wilayah Kabupaten; e. Pengembangan sistem pelayanan perkotaan didukung infrastruktur wilayah yang terpadu; f. Pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan industri dan sentra produksi pertanian; g. Pemantapan pelestarian kawasan lindung; h. Pengembangan kawasan pariwisata; dan i. Peningkatan fungsi kawasan kepentingan pertahanan dan keamanan negara.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 17
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0
R e n c a n a P ola R u a n g K a b u p ate n Te g al Kawasan
L o k a si
A. K a w a s a n Lin d u n g 1. K a w a s a n H ut a n Li n d u n g
a. K e c a m a t a n B u m ij a w a; b. K e c a m a t a n B oj o n g; d a n c. K e c a m a t a n B al a p ul a n g.
K a w a s a n h u t a n li n d u n g d e n g a n l u a s k u r a n g l e bi h 2. 9 6 1 , 4 1 h a 2. K a w a s a n y a n g m e m b e ri k a n p e rli n d u n g a n t er h a d a p k a w a s a n
a . K e c a m a t a n B a l a p u l a n g d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 3 7 1 (ti g a r a t u s t u j u h p u l u h s a t u )
b a w a h n y a b er u p a k a w a s a n r e s a p a n air d e n g a n lu a s k ur a n g le bi h
h e k t a r ; b . K e c a m a t a n J a ti n e g a r a d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 5 3 8 (li m a r a t u s ti g a p u l u h
1.5 7 0 ha
d el a p a n ) h e kt ar; c. K e c a m at a n K e d u n g b a nt e n g d e n g a n l u a s k ur a n g l e bi h 6 2 ( e n a m p u l u h d u a ) h e k t a r ; d . K e c a m a t a n L e b a k s i u d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 4 1 3 ( e m p a t ra t u s ti g a b e l a s ) h e k t a r ; d a n e . K e c a m a t a n P a n g k a h d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 1 8 6 ( s e r a t u s d el a p a n p ulu h e n a m ) h e kt ar.
3. K a w a s a n P e rli n d u n g a n S e t e m p a t a. K a w a s a n s e m p a d a n s u n g ai d e n g a n lu a s k ur a n g le bih 5 .2 0 6 h a
s el ur u h K e c a m a t a n di K a b u p at e n.
b. K a w a s a n s e m p a d a n p a nt ai d e n g a n lu a s k ur a n g l e bi h 2 3 4 h a.
a. K e c a m a t a n Kr a m a t; b. K e c a m a t a n S u r a d a di; d a n c. K e c a m a t a n W a r ur ej a.
c. K a w a s a n s e kitar m at a air d e n g a n l u a s k ur a n g le bi h 3 1 5 h a.
a . S u m b e r M a t a Air B a n y u m u d a l di K e c a m a t a n B oj o n g ; b. S u m b e r M a t a Air B u m i j a w a di K e c a m a t a n B u m ij a w a ; c . S u m b e r M a t a Air S e r a n g di K e c a m a t a n B oj o n g ; d. S u m b e r M a t a A i r S u r e n d i K e c a m a t a n B u m i j a w a ; e . S u m b e r M a t a A i r S u c i di K e c a m a t a n B o j o n g ; f. S u m b e r M a t a A i r G o m b o n g d i K e c a m a t a n B o j o n g ; g . S u m b e r M a t a Air W a n g o n di K e c a m a t a n B oj o n g ; h. S u m b e r M a t a Air C a w i t ali di K e c a m a t a n B u m i j a w a ; i. S u m b e r M a t a A i r B a t u m i r a h d i D e s a B a t u m i r a h K e c a m a t a n B u m i j a w a ; j. S u m b e r M a t a Air Ci nt a m a n ik di D e s a Ci nt a m a n i k K e c a m a t a n B u m ij a w a ; k. S u m b e r M a t a A i r B u m i j a w a d i D e s a B u m i j a w a K e c a m a t a n B u m i j a w a ; l. S u m b e r M a t a A i r D u k u h B ul a k a n di D e s a B u m ij a w a K e c a m a t a n B u m ij a w a ; m . S u m b e r M a t a Air D u k u h B u l a k a n di D e s a B u m i j a w a K e c a m a t a n B u m i j a w a ; n . S u m b e r M a t a A i r W i n o n g I di D e s a M u n c a n g l a r a n g K e c a m a t a n B u m ij a w a ; o. S u m b e r M a t a Ai r W i n o n g II di D e s a M u n c a n glara n g
Keca m atan
B u m ij a w a ; p. S u m b e r M a t a
Air
Wi n o n g III di D e s a
M u n c a n g l a r a n g K e c a m a t a n B u m ij a w a ; q. S u m b e r M a t a Air L a n g e n Tirt a di D e s a M u n c a n glara n g B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
Keca m atan
B u m i j a w a ; r. S u m b e r M a t a
Air P a g e r k a s i h di D e s a II - 1 8
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si P a g erk a sih
Keca m atan
D u k u hte n g a h
B u m ij a w a ;
Keca m atan
B oj o n g;
s.
Su m ber
M ata
Air
Duk u hte n g a h
di
De s a
t.
Su m ber
M ata
Air
Duk u hte n g a h
di
De s a
D u k u h t e n g a h K e c a m a t a n B o j o n g ; u. S u m b e r M a t a A i r R e m b u l di D e s a R e m b u l K e c a m a t a n B oj o n g ; v. S u m b e r M a t a Air S u ni a r si h di D e s a S u ni a r si h K e c a m a t a n B o j o n g ; w . S u m b e r M a t a A i r D a n a s a r i d i D e s a D a n a s a r i K e c a m a t a n B o j o n g ; x. S u m b e r M at a Air K e d a w u n g di D e s a K e d a w u n g K e c a m a t a n B oj o n g; y. S u m b e r M a t a A i r B o j o n g di D e s a B o j o n g K e c a m a t a n B o j o n g ; z . S u m b e r M a t a A i r C u r u g K a l i w i r u di D e s a K a r a n g m a l a n g K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; a a. S u m b e r M a t a Air K alis u s u di D e s a K ar a n g a n y a r K e c a m a ta n K e d u n g b a nt e n g; b b. S u m b e r M at a Air J e n a wi di D e s a D e r m a s u ci K e c a m a t a n P a n g k a h; cc. S u m b e r M at a A ir D ur e n di D e s a D er m a s u ci K e c a m a t a n P a n g k a h ; d d. S u m b e r M a t a Air Ji m a t di D e s a D e r m a s u c i K e c a m a t a n P a n g k a h;
ee.
Su m ber
M ata
Air
Su m ur
Dure n
di
Desa
D a n ar aja
Keca m a tan
M a r g a s a r i ; ff. S u m b e r M a t a A i r N y a i K u n i d i K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; g g . S u m b e r M a t a A i r A r e s di D e s a D u k u h b e n d a K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; h h . S u m b e r M a t a A i r L i m u t K i d u l di D e s a
C e ri h
K e c a m a t a n J ati n e g a r a; d a n
ii. S u m b e r
M ata
Air di D e s a
Ti m b a n gr eja K e c a m at a n L e b a k siu. d. K a w a s a n s e kit ar w a d u k de n g a n lu a s k ur a n g le bi h 3 9 4
ha
a . K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; d a n b. K e c a m a t a n J a ti n e g a r a .
t erl et a k di W a d u k C a c a b a n . e . R u a n g t e r b u k a hij a u ( R T H ) k a w a s a n p e r k ot a a n
R T H p er k ot a a n ter s e b a r di sel ur u h ib u k ot a k e c a m a t a n d e n g a n lu a s k ur a n g lebi h 2 . 6 0 3 h e k t a r at a u 3 0 % d a ri lu a s w il a y a h k a w a s a n p e r k o t a a n.
4. K a w a s a n s u a k a al a m, p ele st aria n ala m , d a n c a g a r b u d a y a. a. C a g a r al a m ;
a. C a g a r Al a m G u ci di K e c a m a t a n B u m ij a w a d e n g a n lu a s k ur a n g l e bi h 2 ( d u a ) h e kta r; d a n b. C a g a r Al a m S u b V a k 1 8 c , 1 9 b J a ti n e g a r a di K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g d e n g a n l u a s 6, 6 ( e n a m k o m a e n a m ) h e k t ar.
b. K a w a s a n s u a k a al a m l a ut d a n p e r air a n l ain n y a;
K a w a s a n K o n s e r v a si P er aira n D a e r a h K a r a n g J er u k K e c a m a t a n Kr a m a t d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 1 0 , 6 3 5 ( s e p u l u h k o m a e n a m r a t u s t i g a p u l u h li m a ) h e k t a r .
c. K a w a s a n p a nt ai b er h ut a n b a k a u; d a n
p e sisir K e c a m a t a n W a r u r eja.
d . C a g a r b u d a y a d a n il m u p e n g e t a h u a n .
a. M a k a m Ki G e d e S e b a y u di D e s a D a n a w a ri h K e c a m a t a n B al a p ul a n g; b. M a k a m
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 1 9
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si P a n g e r a n P u r b a y a di D e s a K ali s o k a K e c a m a t a n D u k u h w a r u ; c. M a k a m Ki A g e n g H a n g g a w a n a di D e s a K alis o k a K e c a m a t a n D u k u h w a r u ; d. M a k a m S u n a n A m a n g k u r a t I di D e s a P e s a r e a n K e c a m a t a n A d i w e r n a ; e . M a k a m S y e c h M a u l a n a M a g h r i b i d i D e s a D a n a r a j a K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; f. M a k a m
D a t u k K a fi di D e s a P a g o n g a n
K e c a m a t a n D u k u h t u ri; g. M a k a m S u r o p o n ol a w e n di D e s a P a gi y a n t e n K e c a m a t a n A d i w e r n a ; h . S i t u s S e m e d o d i D e s a S e m e d o K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; i. Si t u s C a n di
Keberkahan
Makam
Mbah
Tro n d ol
di
Desa
L e b a k siu
Ki d ul
Ke ca m atan
L e b a k s i u ; j. M a k a m S a y i d A b d u l r a c h m a n I b r a h i m A l Z a m z a m i d i D e s a P e s a r e a n K e c a m a t a n P a g e r b a r a n g ; k . J e m b a t a n M e r a h d i K e c a m a t a n T a l a n g ; l. C a n d i B u l u s d i D e s a P e d a g a n g a n K e c a m a t a n D u k u h w a r u ; m . C a n d i K e s u b e n , di D e s a K e s u b e n K e c a m a t a n L e b a k s i u; n. C a n di B u m ij a w a di D e s a B u m i j a w a K e c a m a t a n B u m ij a w a ; o. M a k a m M b a h T a nj u n g di D e s a L e b a k si u Ki d ul K e c a m a t a n L e b a k si u; p. M a k a m M b a h J i n t e n di D e s a B a l a m o a K e c a m a t a n P a n g k a h ; q . M a k a m
M b a h B u y u t di D e s a
B a n j a r a g u n g K e c a m a t a n W a r u r e j a ; r. M a k a m M b a h R i n d i k d i D e s a T u w e l K e c a m a t a n B o j o n g ; s . R a n d u a l a s di K e c a m a t a n S l a w i ; t. M e n a r a A i r d i K e c a m a t a n S l a w i ; u . G a r d u P L N d i K e c a m a t a n T a l a n g ; v . G e d u n g S D N e g e r i 4 D e s a S l a w i K u l o n di K e c a m a t a n Sl a wi; w. J e m b at a n tala n g air S u n gl o n R o n t a s di D e s a L e b a k si u L o r K e c a m a t a n L e b a k s i u; x. M a k a m D e p o k di D e s a Sl a r a n g L o r K e c a m a t a n D u k u h w a r u ; y . R u m a h D i n a s d a n l o k o a n t i k P a b r i k G u l a P a n g k a d i K e c a m a t a n P a n g k a h ; z. R u m a h Di n a s d a n s e b a gi a n R u m a h S a k it U m u m D r. S o e s el o di K e c a m a t a n Sl a w i; a a . P e n d o p o K a nt or K e c a m a t a n B u m ij a w a di K e c a m a t a n B u m ija w a; b b. M a k a m M b a h P e n g i l o n di D e s a S l a w i K u l o n K e c a m a t a n S l a w i ; d a n c c . J e m b a t a n K a l i G u n g T u w e l di K e c a m at a n B ojo n g. 5. K a w a s a n ra w a n be n c a n a ala m. a. k a w a s a n r a w a n b e n c a n a t a n a h l o n g s o r;
a.
Keca m atan
Bala p ula n g ;
b.
Keca m atan
Bojo n g; c.
Keca m atan
B u m ij a w a ;
d.
K e c a m a t a n J a ti n e g a r a ; e . K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; f. K e c a m a t a n L e b a k s i u ; g . K e c a m a t a n M a r g a s a ri; d a n h . K e c a m a t a n P a n g k a h b . K a w a s a n r a w a n b e n c a n a b a n j i r; B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
a.
Keca m atan
Kr a m a t;
b.
Keca m atan
Adi w er n a;
c.
Keca m atan
B ala p ula n g;
d.
II - 2 0
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si K e c a m a t a n B oj o n g ; e. K e c a m a t a n B u m ij a w a ; f. K e c a m a t a n D u k u h t u ri; g. K e c a m a t a n D u k u h w aru;
h.
Keca m atan
J ati n e g a r a;
i.
Keca m atan
L e b a k siu;
j.
Keca m ata n
P a n g k a h ; k . K e c a m a t a n T a l a n g ; l. K e c a m a t a n T a r u b ; m . K e c a m a t a n W a r u r e j a ; n . K e c a m a t a n S u r a d a di; o. K e c a m a t a n Sl a w i; d a n p. K e c a m a t a n M a r g a s a ri. c. K a w a s a n r a w a n a b r a si;
a. K el ur a h a n D a m p y a k K e c a m a t a n Kr a m a t; b. D e s a M a ri b a y a K e c a m a t a n Kr a m at ; c. D e s a K e d u n g k el or K e c a m a t a n W a r ur ej a; d. D e s a D e m a n g h a rj a K e c a m a t a n S ur a d a di; e . D e s a S u r a d a d i K e c a m a t a n S u r a d a d i ; f. D e s a B o j o n g s a n a K e c a m a t a n S u r a d a d i ; d a n g. D e s a P u r w a h a m b a K e c a m a t a n S u r a d a di;
d. K a w a s a n r a w a n a n gi n a to p a n;
s eluru h k e c a m at a n di K a b u p at e n
e. K a w a s a n r a w a n k e k e ri n g a n ;
a.
Keca m atan
Bala p ula n g ;
b.
Keca m atan
Bojo n g; c.
Keca m atan
B u m ij a w a ;
d.
K e c a m a t a n J a ti n e g a r a ; e . K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; f. K e c a m a t a n L e b a k s i u ; g . K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; h . K e c a m a t a n P a g e r b a r a n g ; i. K e c a m a t a n P a n g k a h ; d a n j. K e c a m at a n W a r ur eja. f.
K a w a s a n g elo m b a n g p a s a n g; d a n
g. K a w a s a n ra w a n k e b a k ara n lah a n
a. K e c a m a t a n Kr a m a t; b. K e c a m a t a n S u r a d a di; d a n c. K e c a m a t a n W a r ur ej a. a.
Keca m atan
Bala p ula n g ;
b.
Keca m atan
Bojo n g; c.
Keca m atan
B u m ij a w a ;
d.
K e c a m a t a n J a ti n e g a r a ; e . K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; f. K e c a m a t a n L e b a k s i u ; g . K e c a m a t a n M a r g a s a ri; h. K e c a m a t a n P a n g k a h ; d a n i. K e c a m a t a n W a r u r ej a. 6. K a w a s a n li n d u n g g e o l o gi. a. K a w a s a n r a w a n b e n c a n a ala m g e olo gi; d a n
a. K e c a m a t a n B u m ij a w a; d a n b. K e c a m a t a n B oj o n g.
b . K a w a s a n y a n g m e m b e r i k a n p e rl i n d u n g a n t e r h a d a p a i r t a n a h
a . K e c a m a t a n D u k u h t u ri; b. K e c a m a t a n T a r u b ; c. K e c a m a t a n S u r a d a d i; d. K e c a m a t a n
b er u p a ka w a s a n i m b u h a n air ta n a h u nt u k C A T T e g al - Br e b e s
W a r ur eja;
e.
d a n C A T B u miay u.
P a g erb ara n g;
Keca m atan h.
Keca m atan
Duku h w aru; L e b a k siu;
f. i.
Keca m ata n Keca m atan
Sl a wi; M a r g a s a ri.
g. j.
Keca m a tan Keca m a tan
B a l a p u l a n g ; k . K e c a m a t a n B u m i j a w a ; l. K e c a m a t a n J a t i n e g a r a ; d a n m . K e c a m a t a n B ojo n g 7. K a w a s a n li n d u n g l ai n n y a.
a . K e c a m a t a n B u m ij a w a d e n g a n l u a s k u r a n g l e bi h 8 5 2 ( d el a p a n r at u s li m a p ul u h d u a )
K a w a s a n li n d u n g d i l u a r k a w a s a n h u t a n y a n g m e m i l i k i k ri t e r i a
h e k t a r ; b . K e c a m a t a n B o j o n g d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 5 3 ( li m a p u l u h t i g a ) h e k t a r ;
fi s i o g r a f i s e p e r t i h u t a n l i n d u n g d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 1 . 5 6 6 h a .
c . K e c a m a t a n B a l a p u l a n g d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 9 1 ( s e m b i l a n p u l u h s a t u ) h e k t a r; d . K e c a m a t a n J ati n e g a r a d e n g a n l u a s k u r a n g l e bi h 1 1 3 ( s e r at u s ti g a b e l a s ) h e k t a r ;
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 2 1
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si e. K e c a m a t a n P a n g k a h d e n g a n lu a s k ur a n g le bi h 2 2 9 (d u a r at u s d u a p ul u h s e m bila n ) h e k t ar; d a n
B. K a w asan Budaya 1. K a w a s a n peru nt uk a n h uta n pro d u k si; a. K a w a s a n h ut a n pr o d u k si terb at a s d e n g a n lu a s 6.6 7 2, 4 h a
a.
Keca m atan
B u m ij a w a ;
b.
Keca m atan
B ojo n g;
c.
Keca m atan
M a r g a s a ri;
d.
K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; e . K e c a m a t a n L e b a k s i u ; f. K e c a m a t a n J a t i n e g a r a ; d a n g . K e c a m ata n K e d u n g b a nte n g . b. K a w a s a n h ut a n pr o d u k si teta p d e n g a n lu a s 1 4.0 9 7, 3 4 h a.
a.
Keca m atan
K eca m atan
B u m ij a w a ;
b.
Keca m atan
B ojo n g;
c.
Keca m atan
M a r g a s a ri;
d.
P a g e r b a r a n g ; e . K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; f. K e c a m a t a n L e b a k s i u ; g .
K e c a m a t a n J a ti n e g a r a ; h . K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; d a n i . K e c a m a t a n P a n g k a h . 2. K a w a s a n p er u nt u k a n p erta nia n;
K eca m atan
Su m b a n g;
K eca m atan
Batura d e n;
K eca m atan
Ke d u n g b a nte n g;
K e c a m a t a n Cilo n g o k; K e c a m a t a n K ar a n gl e w a s; K e c a m a t a n P e k u n c e n; K e c a m a t a n G u m e l ar; K eca m atan
Keca m atan J a til a w a n g ;
Ajibar a n g; Keca m atan
Keca m atan
L u m b ir;
Keca m atan
P u r w o j ati;
Keca m atan
R a w alo;
Wangon; Keca m a tan
K e b a s e n; d a n K e c a m at a n T e g al. 3. K a w a s a n p er u nt u k a n p erta nia n ; a. K a w a s a n b u di d a y a ta n a m a n p a n g a n;
a . k a w a s a n p e r t a n i a n l a h a n b a s a h s e l u a s k u r a n g l e b i h 3 5 . 9 4 6 h e k t a r t e r s e b a r di s e l u r u h w i l a y a h K a b u p a t e n ; d a n b . k a w a s a n p e r t a n i a n l a h a n k e ri n g s e l u a s k u r a n g le bi h 6. 6 3 0 h e kt ar ter s e b a r di s el ur u h wil a y a h K a b u p at e n.
b . K a w a s a n b u di d a y a h o rti k ultu r a;
a. K e c a m a t a n B u m ij a w a d e n g a n l u a s k ur a n g l e bi h 4 4 h e kt ar; d a n b. K e c a m a t a n B oj o n g d e n g a n l u a s k ur a n g le bi h 7 4 2 h e k t ar.
c. K a w a s a n b u di d a y a p erk e b u n a n; d a n
K a w a s a n b u d i d a y a p e r k e b u n a n d e n g a n l u a s k u r a n g l e b i h 3 . 9 6 6 h e k t a r t e r d i ri a t a s : a . P e r k e b u n a n k el a p a m eli p uti: 1. K e c a m a t a n J ati n e g a r a ; 2 . K e c a m a t a n B oj o n g ; d a n 3. K e c a m a t a n B u m ij a w a; b . P e r k e b u n a n c e n g k e h m eli p u ti: 1. K e c a m a t a n B oj o n g ; 2 . K e c a m a t a n B u m ij a w a ; 3. K e c a m a t a n B al a p ul a n g ; d a n 4. K e c a m a t a n J a ti n e g a r a. c. P erk e b u n a n
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
kapuk
m eli p u ti:
1.
Keca m atan
L e b a k si u;
dan
2.
Keca m atan II - 2 2
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si B al a p ula n g. d . P e r k e b u n a n t e h m e l i p u ti : 1 . K e c a m a t a n B u m i j a w a ; d a n 2 . K e c a m a t a n B o j o n g . e. P erkebu n an
kakao
m elip u ti:
1.
Keca m atan
J a ti n e g a r a ;
2.
pet er n a k a n
s a pi
Keca m atan
K e d u n g b a nt e n g; d a n 3. K e c a m at a n B ojo n g. d. K a w a s a n b u di d a y a p eter n a k a n
s eluru h
keca m atan
p etern ak a n
sa pi
di
Ka b u p ate n
perah;
c.
t e r d i ri
pet er n a k a n
at a s : iti k ;
a.
d.
pe tern a k a n
ka m bin g
poto n g ;
b.
pera h;
e.
p e t e r n a k a n d o m b a ; f. p e t e r n a k a n a y a m p o t o n g ; d a n g . p e t e r n a k a n a y a m t e l u r . 4. K a w a s a n p e r u n t u k a n p erik a n a n ; a. P e ri k a n a n t a n g k a p ;
K a w a s a n p e r u n t u k a n p e ri k a n a n t a n g k a p a d a l a h p e r i k a n a n t a n g k a p d i p e r a i r a n u m u m L a u t J a w a y a n g t e r d i ri a t a s : a . J al u r p e n a n g k a p a n ik a n I A m e li p uti p e r air a n p a n t ai s a m p a i d e n g a n 2 ( d u a ) mil la u t y a n g di u k ur d ari p er m u k a a n air l a ut p a d a s ur ut t er e n d a h; d a n b . J al u r p e n a n g k a p a n i k a n I B m eli p uti p e r air a n p a n t ai dil u a r 2 ( d u a ) mil l a ut 2( d u a ) s a m p a i d e n g a n 4 ( e m p a t) m i l l a ut. , m eli p uti: a. K e c a m a t a n K r a m a t; b. K e c a m a t a n S u r a d a di; d a n c. K e c a m a t a n W a r u r ej a.
b. P e ri k a n a n b u di d a y a ; d a n
a. K a w a s a n p e n g e m b a n g a n b u di d a y a ta m b a k d e n g a n k o m o dit a s u d a n g d a n ik a n bandeng
m e l i p u ti :
1.
Keca m atan
Kr a m at;
2.
Keca m atan
S ur a d a di;
dan
3.
K e c a m at a n W a r ur eja. b . K a w a s a n p e n g e m b a n g a n b u di d a y a k ol a m d e n g a n k o m o d i t a s i k a n nil a, ik a n l el e , i k a n p a ti n d a n g u r a m e m e l i p u t i s e l u r u h k e c a m a t a n d i k a b u p a t e n . c. P e n g e m b a n g a n pr a s ar a n a p e ri k a n a n .
P e n g e m b a n g a n p r a s a r a n a p e ri k a n a n m e li p uti: a. P e n g e m b a n g a n B al ai B e ni h Ik a n ( B B I) di K e c a m a t a n K e d u n g b a nt e n g; b. P e n g e m b a n g a n p el a b u h a n p e ri k a n a n p a nt ai b e s ert a P el a b u h a n P e n d a r at a n Ik a n ( P PI) M u nj u n g a g u n g di K e c a m at a n Kr a m at; d a n c. P e n g e m b a n g a n p el a b u h a n p e ri k a n a n p a nt ai b e s ert a T e m p a t P el el a n g a n Ik a n ( T P I) S u r a d a di di K e c a m a t a n S u r a d a di.
5. K a w a s a n p er u nt u k a n p erta m b a n g a n; a . K a w a s a n p e r u n t u k a n p e rt a m b a n g a n m i n e r al; B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 2 3
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
Kawasan pertambangan mineral bukan logam; dan
L o k a si a . b a t u g a m p i n g di K e c a m a t a n M a r g a s a ri; b . t a n a h li a t m e l i p u ti : 1. K e c a m a t a n D u k u h t u r i ; 2 . K e c a m a t a n K r a m a t ; 3 . K e c a m a t a n S u r a d a di; 4. K e c a m a t a n W a r ur ej a; 5. K e c a m a t a n A diw e r n a; 6. K e c a m a t a n T ar u b ; 7. K e c a m a t a n T al a n g; 8. K e c a m a t a n P a g e r b a r a n g; 9. K e c a m a t a n D u k u h w a r u; 1 0. K eca m atan K eca m atan
Sl a wi;
11.
Keca m atan
Ke d u n g b a nten g;
L e b a k siu;
1 4.
1 2.
Keca m atan
K eca m atan
M a r g a s a ri;
Pa n g k a h;
15.
1 3.
Keca m atan
B a l a p ul a n g ; d a n 1 6 . K e c a m a t a n J a ti n e g a r a. c. gip s u m di K e c a m at a n K e d u n g b a nt e n g.
Kawasan pertambangan mineral batuan.
a . t a n a h u r u g m e l i p u ti : 1 . K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; 2 . K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; d a n 3. K e c a m at a n W a r ur eja. b . a n d e s it ( b at u k ali) m eli p uti; 1. K e c a m a t a n B al a p ul a n g ; 2. K e c a m a t a n B oj o n g ; 3. K e c a m a t a n B u m ij a w a; 4. K e c a m a t a n L e b a k si u; d a n 5. K e c a m a t a n Sl a wi. c . k e r i k i l b e r p a s i r al a m i ( s i rt u ) m e l i p u t i : 1 . K e c a m a t a n
M a r g a s a ri; 2. K e c a m a t a n
P a n g k a h; 3. K e c a m a t a n Sl a wi; d a n 4. K e c a m a t a n L e b a k si u. d . tr a s m e l i p u t i : 1 . K e c a m a t a n B o j o n g ; 2 . K e c a m a t a n B u m i j a w a ; d a n 3 . K e c a m a t a n J atin e g a r a. b. K a w a s a n p er u ntu k a n p ertam b a n g a n p a n a s b u mi; d a n
a . W K P p a n a s b u m i B a t u r a d e n mli p uti: a. K e c a m a t a n B o j o n g ; d a n b. K e c a m a t a n B u m ij a w a. b. W K P
panas
bu mi
G u ci m e li p uti: a.
Keca m atan
Bojo n g;
dan
b.
Keca m atan
B u m ij a w a. c. K a w a s a n p er u ntu k a n p ertam b a n g a n mi n y a k d a n g a s b u mi.
s el u r u h wil a y a h k e c a m a t a n .
6. K a w a s a n p e r u nt u k a n p ariw i s at a; a. K a w a s a n p a ri wi s at a al a m ;
a . P a n t a i P u r w a h a m b a I n d a h d i K e c a m a t a n S u r a d a d i ; b . P e m a n d i a n a i r p a n a s G u c i di K eca m atan
B ojo n g
dan
K eca m atan
B u m ij a w a ;
c.
Tel a g a
P u t ri
di
Keca m ata n
B u m i j a w a ; d . G u a L a w a d i K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; e . G u a S a n t ri d i K e c a m a t a n B al a p ula n g;
f.
T el a g a
air
C e n g gi ni
di
Keca m atan
B al a p ul a n g;
dan
g.
P a nt ai
M u nj u n g a g u n g, K e c a m at a n Kr a m at. b. K a w a s a n p a ri wi s at a b u at a n ; d a n B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
a . O b y e k wi s at a K ali b a k u n g di K e c a m a t a n B al a p ul a n g ; d a n b. W a d u k C a c a b a n y a n g II - 2 4
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si t e rl e t a k d i K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g .
c. K a w a s a n p a ri wi s at a b u d a y a .
a. M a k a m Ki G e d e S e b a y u di D e s a D a n a w a ri h K e c a m a t a n B al a p ul a n g; b. M a k a m P a n g e r a n P u r b a y a di D e s a K ali s o k a K e c a m a t a n D u k u h w a r u ; c. M a k a m Ki A g e n g H a n g g a w a n a di D e s a K alis o k a K e c a m a t a n D u k u h w a r u; d. M a k a m A m a n g k u r a t I di K e c a m a t a n A di w e r n a; e. M a k a m S u r o p o n ol a w e n di D e s a P a gi y a nt e n K e c a m a t a n A d i w e r n a ; f. M a k a m M b a h T a n j u n g d i B u k i t T a n j u n g K e c a m a t a n L e b a k s i u ; g . M a k a m S y e h M a u l a n a M a g h r i b i di D e s a D a n a r a j a K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; h . S i t u s S e m e d o d i d e s a S e m e d o K e c a m a t a n K e d u n g b a n t e n g ; i. Si t u s C a n d i K e b e r k a h a n a t a u M a k a m M b a h T r o n d o l di D e s a L e b a k s i u K i d u l K e c a m a t a n L e b a k s i u ; d a n j. M a k a m M b a h Ji nt e n di D e s a B al a m o a K e c a m a t a n P a n g k a h
7. K a w a s a n p e r u nt u k a n i n d u stri; d a n a . I n d u s t ri B e s a r ;
a . k a w a s a n I n d u s t ri M a r g a s a r i d i K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; b . k a w a s a n I n d u s t ri P a n t u r a m e l i p u t i : 1 . K e c a m a t a n K r a m a t ; 2 . K e c a m a t a n S u r a d a d i ; d a n 3. K e c a m at a n W a r ur eja.
b . I n d u s t ri M e n e n g a h ; d a n
a . k a w a s a n I n d u s t ri M a r g a s a r i d i K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; b . k a w a s a n I n d u s t ri P a n t u r a m e l i p u t i : 1 . K e c a m a t a n K r a m a t ; 2 . K e c a m a t a n S u r a d a d i ; d a n 3. K e c a m at a n W a r ur eja.
c . I n d u s t ri K e c i l d a n i n d u s t r y r u m a h t a n g g a .
a. K e c a m a t a n Kr a m a t; b. K e c a m a t a n A di w e r n a; c. K e c a m a t a n T al a n g; d. K e c a m a t a n P a n g k a h;
e.
Keca m atan
P a g erb ara n g;
f.
Keca m atan
S u r a d a di;
g.
Keca m atan
B a l a p u l a n g ; h . K e c a m a t a n D u k u h t u ri ; i. K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; d a n j. K e c a m a t a n W a r ur eja. 8. K a w a s a n peru nt uk a n perm u ki m a n . a. K a w a s a n p er m u ki m a n p e d e s a a n d e n g a n lua s kur a n g lebih
ter s e b a r di s el ur u h wila y a h K a b u p at e n.
7.2 7 5 hektar b. K a w a s a n p er m u ki m a n p erk ot a a n d e n g a n lu a s 8. 6 7 6 h e ktar
9. K a w a s a n p e r u n t u k a n lai n n y a b er u p a k a w a s a n p ert a h a n a n d a n k e a m a n a n n e g ara. B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
t e r s e b a r d i s e ti a p i b u k o t a k e c a m a t a n .
a . K o m a n d o D i s t ri k M i lit e r (K o d i m ) 0 7 1 2 / T e g a l d i K e c a m a t a n D u k u h t u r i ; b . K o m a n d o R a y o n M i li t e r ( K o r a m i l ) di s e l u r u h k e c a m a t a n ; c . B ri g a d e I n f a n t e ri ( B r i g i f ) 4 / D e w a II - 2 5
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan
L o k a si R a t n a d i K e c a m a t a n S l a w i; d . B a t a l y o n I n f a n t e ri ( Y o n i f ) 4 0 7 / P a d m a K u s u m a di K eca m atan
Adi w er n a;
e. K o m pi
A
B at aly o n
Z e ni T e m p u r ( Y o n zip ur)
4/ T a n p a
K a w a n d y a di K e c a m a t a n S l a w i ; d a n f . S a t u a n R a d a r (S a t r a d a r ) d i D e s a K e d u n g k e l o r K e c a m at a n W a r ur eja.
T a b el 2. 1 R e n c a n a Str u ktu r R u a n g K a b u p at e n T e g al Kawasan
L o k a si
1 . P u s a t K e g i a t a n L o k a l y a n g s el a nj ut n y a di si n g k a t P K L a d al a h
K a w a s a n P erkotaa n Sla wi-A di w ern a
k a w a s a n p erk ota a n ya n g berfu n g si unt u k m ela y a ni ke giat a n sk al a k a b u p at e n ata u b e b er a p a ke c a m at a n. P K L d e n g a n fu n g si se b a g ai p e m e r i n t a h a n , p e r d a g a n g a n , p e n d i d i k a n , i n d u s t ri d a n m i l i t e r ; 2 . P u s a t K e g i a t a n L o k a l p r o m o s i y a n g s el a nj ut n y a di sin g k a t P K L p a d al a h
PPK
yang sudah
lebih,
mis alny a
terd a p at
K a w a s a n P e r k ot a a n D u k u ht u ri
men u njukk a n ad a n y a perke m b a n g a n beb era p a
ke giata n
yang
m e m iliki
j a n g k a u a n p e l a y a n a n li n t a s k e c a m a t a n , s e h i n g g a d i p r o m o s i k a n m e nj a di
P KL.
PKLp
dengan
fu n g si
se b a g ai
pe m e rinta h a n ,
p e r d a g a n g a n d a n i n d u s t ri ; 3. P u s at
Pela y a n a n
a d al a h
ka wasan
k e giata n
sk ala
Kawasan
yang
s el a nj ut n y a
perkotaa n
yang
b erf u n g si
keca m atan
at a u
beberapa
di sin g k a t unt u k
d e s a.
PP K
PPK
m ela y a ni
1. K a w a s a n P e r k ot a a n P a n g k a h; 2. K a w a s a n P e r k ota a n D u k u h w a r u; 3. K a w a s a n P e r k ot a a n L e b a k siu; 4. K a w a s a n P erk ota a n B ojo n g; 5. K a w a s a n P er k ot a a n T ala n g ;
dengan
6. K a w a s a n P er k ot a a n Kr a m a t; 7. K a w a s a n P e r k ot a a n T ar u b; 8. K a w a s a n P er k ot a a n
fu n g si s e b a g ai p u s at p e m e ri nt a h a n , p er d a g a n g a n, pe r m u k i m a n
S u r a d a di; 9. K a w a s a n P er k ot a a n W a r ur ej a; 1 0. K a w a s a n P er k ot a a n B al a p ul a n g; 1 1 .
s k al a k e c a m a t a n m e li p u ti:
K a w a s a n P e r k o t a a n M a r g a s a ri; 1 2. K a w a s a n P e r k o t a a n P a g e r b a r a n g ; 1 3. K a w a s a n P erkotaa n
B u m ij a w a;
1 4.
Ka wasa n
Perkotaa n
J a ti n e g a r a ;
dan
1 5.
Kawasan
P erkotaa n K e d u n g b a nte n g. 4. P u s at
Pelay a n a n
Li n g k u n g a n
PPL
1 . D e s a G e m b o n g d a d i di K e c a m a t a n S u r a d a d i ; 2 . D e s a J a t i b o g o r d i K e c a m a t a n
a d al a h p u s at per m u ki m a n ya n g b erfu n g si untu k m ela y a ni ke giat a n
S u r a d a di; 3. D e s a K e rt a s a r i di K e c a m a t a n S u r a d a di; 4 . D e s a G u m a l a r di K e c a m a t a n
s k al a a nt ar d e s a. P P L s e b a g ai p u s at p e m e ri nt a h a n, p e r d a g a n g a n ,
A di w e r n a; 5. D e s a
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
yang
sela njutn y a
di s i n g k a t
K e d u n g s u k u n di K e c a m a t a n A diw e r n a;
6. D e s a B al a m o a
di
II - 2 6
P e m ut a k hira n S S K K a b. Te g al 201 6 - 202 0 Kawasan p e r m u k i m a n s k al a a nt a r d e s a m e li p u ti:
L o k a si K e c a m a t a n P a n g k a h; 7. D e s a P e n u s u p a n di K e c a m a ta n P a n g k a h; 8. D e s a C e rih di K e c a m a t a n J a ti n e g a r a ; 9 . D e s a K a l i b a k u n g d i K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; 1 0 . D e s a B a n j a r a n y a r di K e c a m a t a n B a l a p u l a n g ; 1 1 . D e s a J a t i l a b a d i K e c a m a t a n M a r g a s a r i ; 1 2 . D e s a J a ti m u l y a d i K e c a m a t a n L e b a k s i u ; 1 3 . D e s a G u n u n g j a t i d i K e c a m a t a n B o j o n g ; 1 4. D e s a K e d a w u n g di K e c a m a t a n B oj o n g ; 1 5 . D e s a R e m b u l di K e c a m a t a n B oj o n g; 1 6. D e s a Cik ur a di K e c a m a t a n B oj o n g; d a n 1 7. D e s a J ej e g di K e c a m a t a n B u m ij a w a.
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 2 7
SSK Kabupaten Tegal 2016 - 2020
Gambar 2. 5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tegal BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 28
SSK Kabupaten Tegal 2016 - 2020
Gambar 2. 6 Peta Struktur Ruang Kabupaten Tegal BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 29
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7 - 20 2 1 2. 1.7
K ele m b a g a a n P e m e rinta h Da er a h B e r d a s a r k a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r : 4 1 T a h u n 2 0 0 7 t e n t a n g O r g a n i s a s i P e r a n g k a t D a e r a h , s u s u n a n O r g a n i s a s i D a n T a t a K e rj a
P e m e ri nt a h
K a b u p a t e n T e g al p a d a t a h u n 2 0 0 8 i ni t el a h m e n y e s u ai k a n P e r at u r a n P e m e ri nt a h di m a k s u d d e n g a n P e r at u r a n D a e r a h K a b u p a t e n T e g al N o m o r 7 T a h u n 2 0 0 8 T e n t a n g P e m b e n t u k a n O r g a n i s a s i S e k r e t a r i a t D a e r a h D a n S e k r e t a ri a t D e w a n P e r w a k i l a n R a k y a t D a e r a h . P e r a t u r a n D a e r a h K a b u p a t e n T e g a l N o m o r 8 T a h u n 2 0 0 8 T e n t a n g P e m b e n t u k a n O r g a ni s a si Di n a s - Di n a s D a e r a h , P e r at u r a n D a e r a h K a b u p a t e n T e g a l N o m o r 9 T a h u n 2 0 0 9 T e n t a n g P e r u b a h a n At a s P e r a t u r a n D a e r a h K a b u p at e n T e g al N o m o r 6 T a h u n 2 0 0 8 T e nt a n g P ol a O r g a ni s a si P e m e ri nta h D a e r a h. P er at ur a n D a e r a h K a b u p at e n T e g al N o m o r 10 T a h u n 2 0 0 9 T e n t a n g P e r u b a h a n At a s P er at ura n D a e r a h K a b u p at e n T e g al N o m o r 9 T a h u n 2 0 0 8 T e nta n g P e m b e nt u k a n Or g a ni s a si Ins p e kt or at da n L e m b a g a T e k nis D a er a h. P er atur a n D a e r a h K a b u p at e n T e g al N o m o r 1 1 T a h u n 2 0 0 9 T e nt a n g O r g a ni s a si d a n T at a K e rja L e m b a g a L ai n K a b u p at e n T e g al.
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 3 0
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7 - 20 2 1
BAGAN POLA ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL BUPATI DPRD WAKIL BUPATI
SEKERTARIAT DAERAH (SEKDA)
STAF AHLI
LEMBAGA LAIN
(12) DINAS DAERAH
(16) LEMTEKDA (BADAN, INSPEKTORAT KANTOR DAN RSUD
UPT
UPT
(18) KECAMATAN
(281) DESA
SEKERTARIAT DPRD
(6) KELURAHAN
: GARIS KOMANDO : GARIS STAF : GARIS HUBUNGAN TEKNIS : GARIS KOORDINASI G a m b a r 2. 7 B a g a n P ol a O r g a ni s a si P e m e ri nt a h D a er a h K a b u p at e n T e g al
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 3 1
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 BUPATI
SEKRETARIT DPRD
DPRD
WAKIL BUPATI
SEKERTARIAT DAERAH
ASISTEN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
STAF AHLI
DINAS DAERAH
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Dinas Pekerjaan Umum; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; 4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 5. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan; 6. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan; 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 8. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; 9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 10. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 11. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 12. Dinas Koperasi, UKM dan Pasar. ar.
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Badan Kepegawaian Daerah; 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 5. Badan Lingkungan Hidup.
ASISTEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
LEMBAGA LAIN 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2 .Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) 3. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) 4. Badan Narkotika Kabupaten
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
Kantor 1. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 2. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; 3. Kantor Ketahanan Pangan; 4. Kantor Penanaman Modal; 5. Kantor Satpol PP
RSUD 1. RSUD dr. Soeselo Slawi; 2. RSUD Suradadi.
Gambar 2. 8 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 32
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7 - 20 2 1
BUPATI
BAPPEDA
Badan Lingkungan Hidup
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Perekonomian dan Pengembangan Infrastruktur
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Bidang Cipta Karya
Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
Bidang Tata Ruang, Pertamanan dan Kebersihan
G a m b a r 2. 9 Str u kt ur T u p o k si P e m b a n g u n a n S a nit a si K a b u p at e n T e g al
B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
II - 3 3
S S K K a b u p ate n Te g al 2 0 1 7 - 20 2 1 2.2
KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK D a l a m r a n g k a p e m b a n g u n a n s e k t o r s a n i t a s i , K a b u p a t e n T e g a l t a h u n 2 0 1 6 t e l a h m e n y u s u n P e m u t a k h i r a n St r a t e g i S a n i t a s i K a b u p a t e n y a n g b e r t u j u a n
s e b a g a i d o k u m e n p e r e n c a n a a n s e k t o r s a n i t a s i y a n g p e n g a n g g r a n y a b e r s u m b e r d a ri A P B D K a b u p a t e n , A P B D P r o p i n s i d a n A P B N m a u p u n d a r i m a s y a r a k a t d a n s e k t o r s w a s t a . U p a y a - u p a y a y a n g t e l a h d i l a k u k a n a n a t a r a l ai n d e n g a n p e n i n g k a t a n s a r a n a p r a s a r a n a s a n i t a s i m e l a l u i b e b e r a p a k e g i a t a n p r o g r a m s e p e r t i p r o g r a m R A D A M P L ( R e n c a n a A k si D a e r a h Air Mi n u m d a n P e n y e h a t a n Li n g k u n g a n ), P A M S I M A S ( P e n y e d i a a n Air M i n u m d a n S a nit a si B e r b a si s M a s y a r a k a t) , S A N I M A S ( S a nit a si B er b a sis
M a s y a r a k a t ) . P r o g r a m i n i dil a k u k a n d e n g a n k o o r d i n a s i li n t a s s e k t o r a t a u S K P D
dengan
m e l i b a t k a n a n t a r a la i n
Badan
Pere nc a n a a n
P e m b a n g u n a n D a e r a h ( B a p p e d a ), Di n a s K e s e h a t a n ( Di n k e s ) , Di n a s P e k e rj a a n U m u m ( D P U ) , B a d a n Li n g k u n g a n Hi d u p ( B L H ) , d a n B a d a n P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t d a n D e s a ( B a p e r m a s d e s ) . S e l a i n m e n i n g k a t k a n j u m l a h s a r a n a s a n i t a s i , j u g a dil a k u k a n p e n y a d a r a n p e r il a k u m a s y a r a k a t u n t u k m e n d u k u n g t e r c i p t a n y a k e s e h a t a n li n g k u n g a n y a n g o p t i m a l , b a i k m e l a l u i p e n y u l u h a n m a u p u n p e r l o m b a a n d i bi d a n g k e s e h a t a n li n g k u n g a n , s e p e r t i l o m b a s e k o l a h s e h a t m a u p u n s e k o l a h hij a u. 2. 2.1
A ir Li m b a h D o m e s tik
Belum ada
A d a p u n t i n g k a t p e n c a p a i a n n S S K T a h u n 2 0 1 3 – 2 0 1 5 s u b s e k t o r a i r li m b a h d o m e s ti k d a p a t d i g a m b a r k a n d a l a m t a b e l s e b a g a i b e r i k u t :
K e m aj u a n P el a k s a n a a n S S K S u b s e kt o r Air Li m b a h D o m e s tik S S K P e ri o d e S e b el u m n y a T ujuan
Sasaran
S t at u s S a at Ini D ata Dasar
P e ningk ata n sara n a prasara n a
M e nin gk atny a lay a n a n IPL T ya n g a d a
L a y a n a n p e n g e l o l a a n a i r li m b a h
s e b e s ar 1 0 % m e nj a di 7 5 % p a d a ta h u n
d e n g a n m e n g o pti m al k a n I P L T
2018
M e nyusun doku m e n Perencanaan
T e r w uj u d n y a m a st er pl a n p e n g e m b a n g a n
Dokumen
P e n g e m b a n g a n Air Li m b a h k a b u p at e n
a i r li m b a h d o m e s t i k u n t u k m e n d u k u n g
gunakan
s e c ar a m e n y el ur u h d ala m ja n g k a
P el a k s a n a a n d o k u m e n R P J M D s e kt or air
d o m e stik.
p e n d e k, m e n e n g a h d a n p a n jan g sk ala
li m b a h d i t a h u n 2 0 1 6
B elu m
K a b u p ate n B A B II P R O F I L S A N I T A S I S A A T I NI
I P L T ti d a k b e rf u n g s i s e c a r a o p ti m al
SSK
tahun
s e b a g ai
adanya
2016
m a ster
re g ula si
juga
dap at
di
pl a n
air
li m b a h
te n t a n g
air
li m b a h
d o m e stik d a n n o n d o m e stik II - 3 4
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Tujuan Meningkatkan kepemilikan jamban keluarga ditingkat masyarakat untuk mengurangi BABS
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan air limbah domestik
2.2.2
SSK Periode Sebelumnya Sasaran Berkurangnya kebiasaan masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat dari 54,3 % menjadi 80% pada tahun 2018
Status Saat Ini Data Dasar
Meningkatnya pemahaman dan Pengetahuan masyarakat tentang sarana pengolahan air limbah di 287 desa/kelurahan di Kabupaten Tegal pada tahun 2018
Desa/Kelurahan Kabupaten Tegal berstatus ODF sebanyak 49 Hasil Data STBM Tahun 2015 Stop BABS sebesar 33%, akibatnya masih di bawah stabdar yang ditetapkan. Terbangun 49 IPAL komunal Tempat buang ari besar baik menggunakan jamban dan MCK persentasenya sebesar 77,55%
Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tegal dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasaran, sumber daya manusia dan penerapan teknologi tepat
guna bagi SKPD pengelola persampahan. Disadari bersama bahwa dalam pengelolaan sampah tidak mungkin hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah, namun peran swasta dan masyarakat harus dilibatkan, melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Adapun perkembangan pengelolaan sampah adalah Tabel 2.9 sebagai berikut:
Tujuan Peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Tabel 2. 2 Kemajuan Pelaksanaan SSK Subsektor Persampahan SSK Periode Sebelumnya Sasaran Data Dasar 1. Masyarakat mampu mengelola sampah dengan benar
KOSONG Status Saat ini Masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah dengan membuang sampah II - 35
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Tujuan
SSK Periode Sebelumnya Sasaran 2. Meningkatkan nilai ekonomis sampah bagi masyarakat
3. Penyempurnaan regulasi persampahan Terwujudnya design perencanaan Terumuskan sebuah dokumen pengelolaan sampah yang dapat perencanaan/master plan mengatasi timbulan sampah di persampahan di Kabupaten Tegal Kabupaten Tegal Meningkatkan ketersediaan sarana 1. Mengurangi volume sampah dan prasarana pengelolaa sampah sebanyak 20 % di akhir tahun 2018 2. Meningkatkan system pengelolaan TPA Penujah dari Open Dumping ke Controll Landfill di tahun 2018 3. Mendorong upaya pembangunan TPA Regional “Bregaspemalang” di tahun 2016 Meningkatkan layanan pengangkutan Peningkatan cakupan pelayanan sampah pengangkutan sampah dari 60 % di tahun 2013 menjdi 80 % di akhir tahun 2018 Meningkatkan ketrampilan pekerja dan Upah pekerja sesuai dengan UMK di upah sesuai dengan UMK akhir tahun 2018
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Status Saat ini Data Dasar tidak pada tempatnya. Pemanfaatan sampah dengan mendaur ulang dan menjualnya kepada pemulung. Belum adanya regulasi tentang persampahan Dokumen SSK tahun 2016 juga dapat di gunakan sebagai master plan air limbah domestik. Volume sampah di Kabupaten Tegal sebesar Sistem pengelolaan TPAS masih menerapkan controll landfill. Dalam proses penyusunan
Cakupan pelayanan sampah masih
pengangkutan
Upah pekerja UMK Kabupaten Tegal sebesar
II - 36
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.2.3
Drainase Lingkungan Pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase menjadi salah satu target dalam rangka mengurangi luas wilayah, ketinggian dan waktu terjadinya
genangan. Untuk lebih memadukan pembangunan dibidang drainase, perlu dibuat master plan drainase yang akan memberikan arah dan pencapaian pembangunan dibidang drainase di Kabupaten Tegal. Adapun perkembangan pembangunan drainase di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut
Tujuan Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan drainase Terwujudnya peraturan daerah terkait pengembangan drainase
Meningkatkan anggaran operasional drainase Mengatasi dan mengurangi genangan secara bertahap
Tabel 2. 3 kosong Kemajuan Pelaksanaan SSK Subsektor Drainase SSK Periode Sebelumnya Status Saat ini Sasaran Data Dasar Terbebasnya saluran drainase dari Masih banyaknya sampah yang masuk ke drainase sampah yang dapat menghambat air yang menghambat jalur air. pada tahun 2018 Terumuskannya peraturan daerah Belum adanya Perda terkait pengembangan drainase tentang pengembangan drainase untuk lingkungan mengatasi banjir dan genangan pada tahun 2018 Meningkatnya proporsi biaya operasional Masih di bawah 2% dari total Belanja Langsung untuk sebesar 10 % terhadap total pendanaan pembiayaan pengembangan drainase lingkungan. drainase dari yang telah ada sekarang Tersusunya review master plan drainase Dokumen SSK tahun 2016 juga dapat di gunakan tingkat kabupaten di tahun 2016 sebagai master plan drainase lingkungan.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 37
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.3
PROFIL SANITASI SAAT INI Pembangunan di Kabupaten Tegal dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel
dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya yang ada diharapkan akan bermuara kepada kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman. Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan dan peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Tegal lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Tegal difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi terhadap air tanah oleh limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi masyarakat. Seiring dengan aktifitas pembangunan yang meningkat dengan bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi. Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di sekitarnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah rumah tangga ke saluran drainase, sungai-sungai dan pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya ikut memperburuk kondisi sanitasi di Kabupaten Kabupaten Tegal. Dari semua persoalan sanitasi di Kabupaten Kabupaten Tegal, penyebab utamanya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi yang berakibat kepada kurangnya kesadaran terhadap pentingnya sanitasi dalam kehidupan. Profil sanitasi Kabupaten Tegal saat ini, dapat digambarkan atau dilihat dari kondisi air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan.
2.3.1
Sistem dan Infrastruktur Air Limbah Domestik Kondisi sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Tegal pada dasarnya berupa pelayanan sanitasi
sistem setempat (individual) untuk limbah tinja berupa pengumpulan limbah tinja dari septik tank ke pengolahan akhir. Saat ini Kabupaten Tegal telah mempunyai Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di Desa Penujah Kecamatan Kedung Banteng, namun tidak berfungsi. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 38
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Secara umum pengelolaan limbah tinja di Kabupaten Tegal dilaksanakan sendiri oleh masyarakat secara individual, sedangkan limbah cair langsung ke saluran drainase. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik sehingga kebiasaan ini harus ditinggalkan. Pemerintah Kabupaten Tegal juga telah membangunkan WC umum untuk digunakan secara komunal. WC umum tersebut biasanya terdapat pada areal pasar. Untuk areal permukiman, golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas telah memiliki WC secara individu. Untuk masyarakat golongan menengah ke bawah kebanyakan belum memiliki WC secara individu. Adapun Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Air Limbah Kabupaten Tegal didasarkan pada data yang ada dimana hampir di semua wilayah Kabupaten Tegal menggunakan sistem pembuangan air limbah setempat (onsite sanitation). Limbah manusia ditampung dalam tangki septik atau cubluk dimana penguraian terjadi secara alamiah dan cairannya dibuang ke bidang tanah atau sumur resapan. Sedangkan untuk limbah mandi dan cuci (grey water) penanganannya langsung dibuang ke saluran drainase. Ditinjau dari peran serta pemerintah, sebagian besar pengelolaan air limbah terutama limbah domestik di Kabupaten Tegal masih dilaksanakan secara individual oleh masyarakat. Sampai saat ini peran pemerintah daerah dalam hal pengelolaan sanitasi terbatas dalam hal pemberian bantuan jamban kepada sebagian warga masyarakat serta fasilitasi pembangunan MCK komunal berbasis masyarakat di beberapa titik wilayah. Prasarana pengelolaan limbah meliputi pengelolaan limbah rumah tangga, dijabarkan sebagai berikut: a. Penanganan limbah secara Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (SPAL – S) dengan pembangunan jamban keluarga, jamban komunal dan Mandi cuci kakus umum; b. Penanganan limbah secara Sistem Pengolahan Air Limbah komunal dengan sistem perpipaan dengan membangun instalasi pengolah air limbah (ipal) komunal; c. Penanganan limbah padat dengan incenerator dan limbah tinja dengan instalasi pengolah lumpur tinja (IPLT); dan d. Menyediakan sarana pengangkutan limbah ke lokasi pengolahan limbah. Berikut kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: a. SPAL Setempat (Sistem Onsite), terdiri dari: i. MCK berbasis komunal terdapat 40 Unit yang berfungsi 25 Unit sedang sisanya 15 Unit tidak berfungsi karena belum optimalnya dalam perawatan dan pemeliharaan. ii. IPLT terdapat 1 Unit yaitu di Kecamatan Kedung Banteng Desa Penujah tidak berfungsi. b. Sistem Komunal, berupa IPAL Komunal terdapat 37 unit dan berfungsi dengan baik BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 39
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 28,97% 7,68% 59,25%
3,18% 0,9% Kloset jongkok leher angsa Tidak punya kloset Plengsengan Cemplung Kloset duduk leher angsa
Sumber: EHRA Kabupaten Tegal, 2013 Gambar 2. 10 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar Dari grafik di atas diperoleh data bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan jamban jenis kloset leher angsa (59,25%). Sedangkan yang menggunakan jamban non siram/tanpa leher angsa sebanyak 39,85% sementara masyarakat yang tidak mempunyai jamban sebesar 28,97%.
18,34%
27,65%
19,64%
27,57%
langsung ke drainase tidak tahu Pipa sewer Cubluk/lubang tanah
Sumber: EHRA Kabupaten Tegal, 2013 Gambar 2. 11 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Berdasarkan hasil wawancara dengan responden studi EHRA jenis terbanyak penyaluran akhir tinja adalah langsung ke drainase (27,65%), sedangkan yang disalurkan ke pipa sewer sebanyak 19,64% dan yang ke lubang tanah/cubluk sebanyak 18,34%. Namun masih banyak responden yang menjawab tidak tahu kemana saluran akhir tinja rumahnya yaitu sebesar 27,57%
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 40
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Kelembagaan Kabupaten Kabupaten Tegal belum mempunyai regulasi yang mengatur pengelolaan air limbah domestik. Aspek legal formal yang menjadi landasan pengelolaan air limbah domestik adalah Perda Kabupaten Tegal Nomor 8 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, Jabatan Struktural dan Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal. Adapun untuk daftar pemangku kepentingan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada Tabel 2.13. Berikut adalah struktur organisasi SKPD Pengawasan bidang Limbah Domestik
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 41
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 STRUKTUR ORGANISASI DINAS CIPTA PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TEGAL Berdasarkan Perda Kabupaten Tegal No. 8 Tahun 2008
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM
BIDANG TATA RUANG, PERTAMANAN, DAN KEBERSIHAN
BIDANG BINA PROGRAM
BIDANG BINA MARGA
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI SURVEY DAN PENELITIAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS KEBINAMARGAAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS CIPTA KARYA
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS PENGAIRAN
SEKSI TATA RUANG DAN PERKOTAAN;
SEKSI DATA DAN PENYUSUNAN PROGRAM
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
SEKSI PEMBANGUNAN
SEKSI PERTAMANAN
SEKSI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN PERMUKIMAN
SEKSI EKSPLOITASI DAN OPERASIONAL
SEKSI KEBERSIHAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Penyelenggaraan Pengelolaan Air Limbah Domestik
PU KECAMATAN
PENGAIRAN
PEMADAM KEBAKARAN
PENGOLAHAN SAMPAH
Gambar 2. 12 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 42
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Tabel 2. 4 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
DPU DPU DPU
-
-
PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
DPU DPU DPU DPU DPU
Ada Ada Ada -
Ada Ada Ada -
DPU DPU DPU DPU, BLH
Ada Ada -
Ada -
DPU, BLH
-
-
DPU DPU
-
-
PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 43
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
FUNGSI Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestic Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestic
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota Satpol PP -
Bappeda, DPU, DKK Bappeda, DPU, DKK, BLH Bappeda, DPU, DKK, BLH Bappeda, DPU, DKK, BLH
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Tabel 2.13 di atas, dapat terlihat Sub fungsi pengelolaan air limbah domestik yang belum ditangani oleh stakeholder manapun di Kabupaten Tegal, yaitu terkait dengan fungsi pembinaan dan pengaturan dengan subfungsi Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) dan Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten Tegal untuk mengakomodasi fungsi tersebut di masa mendatang. Selain itu, terlihat pula sub fungsi pengelolaan air limbah domestik dimana pihak swasta sudah mulai terlibat untuk mengelola yaitu terkait fungsi pengadaan prasarana dengan subfungsi berupa Menyediakan sarana pembangunan awal air limbah domestik dan Membangun sarana pembuangan awal air limbah domestik (Tangki Septik). Namun diharapkan dapat menjadi pilot project dimasa mendatang yang dapat mendatangkan sektor swasta yang lain untuk ikut terlibat. Adanya keterlibatan swasta tentunya cukup membantu Pemerintah yang notabene memiliki keterbatasan anggaran. Dengan demikian, pada masa mendatang perlu digalakkan adanya pola kemitraan Pemerintah dan swasta yang djuga didukung masyarakat untuk penanganan sanitasi. Disamping itu diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan sanitasi, sehingga dapat digunakan sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan oleh SKPD atau BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 44
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 pemangku kepentingan, dalam kaitannya dengan hal tersebut di Kabupaten Tegal masih dirasa kurang dalam hal kebijakan yang terkait dengan sanitasi utamanya air limbah, oleh karena itu kedepan masih diperlukan kebijakan yang mengatur tentang air limbah dengan secara terinci dan jelas. Kerangka kebijakan/peraturan terkait sanitasi air limbah di Kabupaten Tegal dapat dilihat dalam tabel 2.14 dibawah.
Peraturan
Tabel 2. 5 Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tegal Ketersediaan Ada Tidak Efektif (Sebutkan) Ada Dilaksanakan
AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah. Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha. Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha. Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic. Retribusi penyedotan air limbah domestik. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Ada (RPJMD)
-
-
V
-
V
Ada (Perda Bang. Gedung) Ada (Perda Lingkungan) -
V
-
V
Ada
V
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket.
V
-
-
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
V
V
V II - 45
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Peraturan
Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran.
Ketersediaan Ada Tidak (Sebutkan) Ada (SK Bupati) Ada (IMB)
V
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket.
V
Berdasarkan Tabel 2.14. di atas, ditemukan hanya ada 3 (tiga) isian tabel yang menyatakan bahwa Peraturan terkait air limbah domestik yang sudah ada, dan dilaksanakan secara efektif. Sebagian besar peraturan terkait limbah domestik yang sudah ada, namun belum berlaku atau tidak berlaku secara efektif, contohnya target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik, kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah, kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha. Hal tersebut sudah di atur, namun belum menyentuh pada aspek penegakan peraturan, tentunya ini juga menjadi tantangan Pemerintah dengan dukungan swasta dan masyarakat dalam upaya penegakan peraturan dan pencapaian target peraturan yang ada. Hal itu dapat dijadikan bahan evaluasi, bahwa selama ini peraturan yang dibuat selain Perda Tata Ruang, hanya memuat ketentuan sanksi bagi pelanggar dari unsur masyarakat, belum melibatkan unsur pemerintah sebagai pelayan masyarakat untuk dikenai sanksi pula jika tidak memenuhi kewajibannya. Berbeda halnya dengan peraturan terkait tata ruang yang sudah mengamanatkan adanya ketentuan sanksi yang dapat menjerat dua sisi baik itu pelanggar tata ruang dari unsur masyarakat/swasta maupun dari pejabat pemerintah yang memberikan izin yang tidak sesuai dengan tata ruang. Kedepannya, jika model peraturan yang ada mengakomodasi hal tersebut, tentunya dapat meningkatkan supremasi hukum peraturan yang ada.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 46
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Sistem dan Cakupan Pelayanan Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pada saat ini sistem pengelolaan limbah secara off-site belum dimiliki oleh Kabupaten Tegal. Secara umum masih dikelola oleh masyarakat sendiri dari masing-masing rumah tangga dengan cara yang sangat minim bahkan banyak yang belum dilakukan pengelolaan dengan kaidah – kaidah yang sehat. Dengan melihat kondisi yang demikian maka sejak tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Tegal berupaya untuk mengelola air limbah ini melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dan SLBM, dimana dalam kegiatan ini adalah membangun Septiktank komunal untuk sekelompok permukiman penduduk di wilayah perkotaan, yang selama ini karena kondisi topografi Tegal yang memiliki alur alur sebagai drainase alam sangat banyak sehingga masyarakat dengan mudah membuang limbah ke saluran/ alur tersebut. Peta Lokasi septictank komunal pada program SLBM/Sanimas dapat dilihat pada Gambar 2.16, di bawah. Air limbah domestik di Kabupaten Tegal yang dibuang dari permukiman, pada umumnya tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berdampak pada penurunan kualitas air pada perairan di wilayah Kabupaten Tegal. Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh kontaminasi dari air limbah yang dibuang dari daerah pemukiman penduduk. Penurunan kualitas perairan dapat berdampak pada penurunan kualitas air permukaan maupun air tanah. Padahal sebagian besar penduduk di wilayah Kabupaten Tegal masih menggunakan air permukaan dan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini dapat membahayakan kesehatan penduduk. Oleh karena itu maka pengelolaan air limbah yang terpadu sangat perlu dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan. Untuk mengetahui sistem dan infrastruktur pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal, digunakan Diagram Sistem Sanitasi (DSS), yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari pengguna (user interface), pengumpulan dan penampungan / pengolahan awal, pengangkutan / pengaliran, (semi) pengolahan akhir terpusat dan daur ulang / pembuangan akhir.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 47
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar 2. 13 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 48
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 49
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Produk Input
User Interface A
Data DSS Air Limbah Domestik Kabupaten Tegal Pengumpulan & Pengangkutan/ Penampungan / Pengaliran Pengelolaan Awal B
(semi) Pengolahan
Daur Ulang dan
Akhir Terpusat
Pembuangan Akhir
C
D
E
Truk Tinja:
1 Unit IPLT:
Swasta: 4 Unit
Belum berfungsi
WC Helikopter: 131.232 KK BABS Jamban Tidak Layak: 33.721 KK Black Water: Grey Water:
Septic Tank : Jamban Layak : 206.491 KK
206.491 Unit Cubluk : 33.721 Unit
Sistem Komunal :
Ipal Komunal :
2.059 KK
37 Unit
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Pemerintah: 2 Unit
Semua sungai menjadi tempat pembuangan Black & Grey Water
Drainase: Banyak digunakan untuk pembuangan air limbah
II - 50
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Dengan mengetahui diagram alir dari DSS tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal, adalah sebagai berikut: 1. Di Kabupaten Tegal masih terdapat masyarakat yang masih melakukan praktek buang air besar dengan menggunakan WC helikopter atau WC yang dibangun di atas badan air dengan tanpa melakukan pengolahan sama sekali. Masyarakat yang melakukan ini adalah yang tinggal disekitar bantaran sungai atau badan air yang lainnya. Untuk masyarakat wilayah perkotaan disekitar bantaran sungai, masyarakat langsung membuang limbah black water dan grey water langsung ke badan air, meskipun menggunakan closet untuk buang air besar, namun limbah black dan grey water tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu dan langsung dibuang ke badan air. 2. Masyarakat yang telah sadar akan pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga telah membuat jamban dengan system jongkok maupun duduk untuk kemudian dilakukan pengolahan awal limbah black water di instalasi tangki septic sedangkan untuk grey water langsung dialirkan ke drainase lingkungan. Setelah jangka waktu tertentu, lumpur tinja di tangki septic dilakukan pengurasan untuk selanjutnya diolah di instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). 3. Seiring dengan perkembangan penduduk, maka lahan untuk membangun tangki septic di Kabupaten Tegal semakin terbatas. Pemerintah melalui program SANIMAS telah memfasilitasi mesyarakat dengan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. Dengan IPAL komunal, masyarakat dapat melakukan praktek buang air besar dengan menggunakan jamban keluarga, namun limbah tinja tersebut dialirkan ke IPAL komunal untuk dilakukan pengolahan sementara. Setelah waktu tertentu, lumpur tinja dari IPAL komunal tersebut disedot dengan menggunakan mobil sedot tinja untuk selanjutnya dilakukan pengolahan di IPLT.
Sesuai pembahasan Diagram Sistem Sanitasi (DSS), berdasarkan isu pokok sanitasi air limbah domestik, permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal, sebagai berikut: 1. Bahwa tatanan pola hidup bersih dan sehat belum berkembang secara merata pada hampir semua lini kehidupan bermasyarakat, dukungan kelembagaan sanitasi dalam semua tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara belum tertata dengan baik.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 51
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Sistem kelembagaan yang lemah ini membawa konsekwensi luas terhadap PHBS dan kualitas lingkungan hunian dan permukiman penduduk. 2. Hampir semua pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Tegal baik di wilayah perdesaan maupun perkotaan adalah menggunakan on site system dengan tingkat teknologi sederhana, sementara pengelolaan dengan off site system (terpusat) masih belum berkembang, sistem jaringan belum terstruktur dengan baik, di antaranya pembuangan akhir dialirkan ke sungai atau saluran drainase terdekat. Sarana IPAL atau IPLT belum optimal. 3. Kondisi di atas tentunya membawa pengaruh besar di dalam menempatkan pengelolaan air limbah tidak memenuhi standar/pedoman sistem pengelolaan air limbah baik melalui on site system, lebih-lebih pada off site system. 4. Belum ada kelembagaan yang kuat di dalam mengatur tatanan sistem pengelolaan air limbah atau sistem sanitasi, baik dilingkungan Pemerintah, masyarakat, maupun swasta. 5. Keterlibatan pihak swasta sejauh ini hampir tidak kelihatan guna mendukung peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dan layanan pengelolaan limbah. 6. Kerjasama dengan dunia usaha, unsur-unsur media sejauh ini belum berkembang, belum ada upaya-upaya promosi, publikasi dan sosialisasi yang betul-betul menyentuh pada peningkatan kepedulian masyarakat. 7. Sistem kelembagaan yang lemah, kepedulian masyarakat, dunia usaha dan pemerintah yang lemah maka dukungan pendanaan dan pembiayaan dalam meningkatkan layanan sanitasi air limbah juga masih jauh diharapkan.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 52
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kabupaten Tegal Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)
No.
Kecamatan
Jml.
Jumlah
Penduduk
KK yang
(KK)
BABS
Sistem Komunal
Jumlah KK menggunakan
Jumlah KK
Jumlah KK
Jumlah
cubluk/tangki
menggunakan
menggunakan
KK yang
septik
tangki septik
jamban
terkoneksi
individual
individual
bersama
ke MCK
belum aman
Jumlah KK yang terkoneksi ke IPAL Komunal
Jumlah KK yang terkoneksi ke Tangki Septik Komunal (>10 SR)
(SPAL-T) Skala Perkotaan Jumlah KK yang terkoneksi ke IPAL skala kawasan /perkotaan)
1
KECAMATAN MARGASARI
26315
16281
0
9819
161
44
10
0
0
2
KECAMATAN BUMIJAWA
20298
4493
4353
10481
921
50
0
0
0
3
KECAMATAN BOJONG
18173
1056
2397
14073
465
0
188
0
0
4
KECAMATAN BALAPULANG
25862
8624
2113
14223
770
0
132
0
0
5
KECAMATAN PAGERBARANG
14422
6268
292
5667
2195
0
0
0
0
6
KECAMATAN LEBAKSIU
20983
9935
307
9510
1087
30
114
0
0
7
KECAMATAN JATINEGARA
13584
6434
0
7088
3
0
60
0
0
8
KECAMATAN KEDUNG BANTENG
14225
4260
1223
8643
99
0
0
0
0
9
KECAMATAN PANGKAH
23608
9302
3766
9964
359
80
130
0
0
10
KECAMATAN SLAWI
18673
793
5593
11599
383
161
143
0
0
11
KECAMATAN DUKUHWARU
15023
2220
251
12347
69
0
136
0
0
12
KECAMATAN ADIWERNA
30532
12253
1983
14392
1637
155
112
0
0
13
KECAMATAN DUKUHTURI
26819
5470
421
20376
352
160
40
0
0
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 53
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)
No.
Kecamatan
Jml.
Jumlah
Penduduk
KK yang
(KK)
BABS
Sistem Komunal
Jumlah KK menggunakan
Jumlah KK
Jumlah KK
Jumlah
cubluk/tangki
menggunakan
menggunakan
KK yang
septik
tangki septik
jamban
terkoneksi
individual
individual
bersama
ke MCK
belum aman
Jumlah KK yang terkoneksi ke IPAL Komunal
Jumlah KK yang terkoneksi ke Tangki Septik Komunal (>10 SR)
(SPAL-T) Skala Perkotaan Jumlah KK yang terkoneksi ke IPAL skala kawasan /perkotaan)
14
KECAMATAN TALANG
24564
10315
4312
9468
407
62
0
0
0
15
KECAMATAN TARUB
23673
9216
2584
11360
388
0
125
0
0
16
KECAMATAN KRAMAT
31092
6967
1957
21121
920
87
40
0
0
17
KECAMATAN SURADADI
20730
7255
37
10472
2966
0
0
0
0
18
KECAMATAN WARUREJA
18413
10090
2132
5888
303
0
0
0
0
386.989
131.232
33.721
206.491
13.485
829
1.230
0
0
TOTAL
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 54
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
No
Jenis
(i) (ii) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal MCK Komunal 2. Truk Tinja 3 IPLT : kapasitas SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal Tangki septik komunal >10KK IPAL Komunal 2 IPAL Kawasan/Terpusat kapasitas sistem
Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Kondisi Jumlah/ Satuan Kapasitas Berfungsi Tdk berfungsi (iii) (iv) (v) (vi)
unit unit M3/hari
37 2
Keterangan (vii)
Berfungsi Berfungsi Berfungsi
unit unit M3/hari
Kondisi eksisting sistem dan infrastruktur air limbah di kabupaten Tegal dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 55
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
Gambar2. 14PetaCakupanLayananPengelolaanAirLimbahDomestik BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 56
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
PetaTingkatLayaanAirLImbahDomestik BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 57
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.3.2
Sistem dan Infrastruktur Persampahan Sampah merupakan timbulan buangan hasil suatu proses atau aktivitas yang berbentuk padat.
Sampah dihasilkan oleh rumah tangga, pasar, rumah sakit, tempat rekreasi, jalan, pertanian dan industri serta berasal dari pembangunan. Secara fisik sampah dapat dibedakan menjadi sampah kering dan sampah basah. Sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Pembedaan sampah dapat pula dilakukan pada kandungan racun sehingga sampah dibedakan menjadi sampah beracun dan tidak beracun. Pembedaaan yang dikenal luas adalah pembedaan sampah organik dan anorganik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat sedangkan definisi Pengelolaan Sampah adalah semua kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respons masyarakat. Kegiatan pengurangan meliputi: 1. Pembatasan timbulan sampah; 2. Pendauran ulang sampah; dan/atau 3. Pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan meliputi: 1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah; 2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat pengolahan sampah 3R skala kawasan (TPS 3R), atau tempat pengolahan sampah terpadu; 3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu (TPST); 4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau 5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Penanganan persampahan di Kabupaten Tegal telah mengikuti sistem pengelolaan persampahan dimana sampah rumah tangga telah dilakukan pewadahan, kemudian juga telah terdapat tempat pembuangan sementara (TPS) yang berfungsi sebagai pengumpul sampah yang berasal dari pewadahan.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 58
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) tersebut kemudian diangkut lagi dan sampailah pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Tujuan pengelolaan sampah adalah untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Berdasar sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya. Pada prinsipnya sampah harus dikelola, karena adanya sampah dapat mengancam keberlanjutan keberadaan, kehidupan dan kesejahteraan manusia. Sampah merupakan buangan hasil suatu proses atau aktivitas yang berbentuk padat. Sampah dihasilkan oleh rumah tangga, pasar, rumah sakit, tempat rekreasi, jalan, pertanian dan industri serta berasal dari pembangunan. Secara fisik sampah dapat dibedakan menjadi sampah kering dan sampah basah. Pengelolaan persampahan rumah tangga di Kabupaten Tegal dimulai sejak dari pewadahan, pengangkutan dan pengumpulan di tempat pembuangan sementara (TPS). Sampah dari TPS tersebut kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Identifikasi pengelolaan sampah rumah tangga dalam studi EHRA di Kabupaten Tegal dibedakan berdasarkan cara pembuangan dan perilaku pemilahan sampah. Pada Gambar 2.18 disajikan pengelolaan sampah rumah tangga Kabupaten Tegal menurut kecamatan di bagian atas dan kelurahan di bagian bawah.
Berdasarkan grafik tersebut cara pengelolaan sampah yang lebih banyak dilakukan di Kabupaten Tegal secara berurutan adalah:
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 59
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 0,8 100% 90% 80%
Persentase
70% 60% 50%
0 60
22,86
74,51
15,69
10,63
60,05
26,87
4,76 5,91
42,86
17,14 9,8
62,58 27,87
6,52 1,09
29,98
20%
10% 0%
21,73 8,91 7,81 1
49,68
25,09
87,13
14,58 28,08
85,94 2
Tidak tahu
Lain-lain Dibuang di lahan kosong & dibiarkan busuk Dibiarkan sampai busuk Dibuang ke sungai/kali/laut/danau
9,52
10,42 30%
19,45 0,48 10,39
42,86
46,34 75
40%
2,42
1,16
54,07
Dibuang ke lubang tapi tak ditutup Dibuang ke lubang & ditutup di tanah Dibakar
1,53
3,96 6,25
0,7 0 0,5 0
3
4
4,59 1,45 TOTAL
Dibuang di TPS Didaur ulang
Kluster desa/kelurahan
Sumber: EHRA Kabupaten Tegal, 2013 Gambar 2. 15 Grafik Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara mendetail tabel di atas yang menggambarkan cara-cara utama membuang sampah rumah tangga di Kabupaten Tegal. Dalam tabel di bawah terlihat bahwa yang paling banyak dijumpai adalah rumah tangga yang membuang sampahnya dengan cara dibakar yakni sebesar 54,07%. Sisanya adalah perlakuan sampah dengan cara dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (19,45%), dibuang ke sungai/kali/danau (10,39%), di buang ke lubang tapi tidak ditutup (6,52%), dikumpulkan dan dibuang di TPS (4,59%), dikumpulkan ke kolektor untuk didaur ulang (1,45%), lain-lain (1,16%), dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah (1,09%) dan responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 0,8% sedangkan persentase yang paling sedikit adalah responden membiarkan sampah tersebut sampai membusuk (0,48%).
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 60
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 100% 90%
25,79
80% 70%
15,07
58
60%
87
50%
100 Sampah tidak dipisah/dipilah
40% 42,83
30% 20%
14,53
Sampah dipilah/dipisahkan 42,64
10%
13
0% 1
2
3
0 4
TOTAL
Kluster desa/kelurahan
Sumber: EHRA Kabupaten Tegal, 2013 Gambar 2. 16 Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga Masyarakat Kabupaten Tegal di semua kluster dari studi EHRA lebih banyak tidak memilah sampah rumah tangganya yauit sebesar 87% bahkan di salah satu kluster yaitu kluster 4 sebesar 100% rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang.
Kelembagaan Kabupaten Kabupaten Tegal belum mempunyai regulasi yang mengatur pengelolaan air limbah domestik. Aspek legal formal yang menjadi landasan pengelolaan air limbah domestik adalah Perda Kabupaten Tegal Nomor 8 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, Jabatan Struktural dan Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal. Adapun untuk daftar pemangku kepentingan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada Tabel 2.13. Berikut adalah struktur organisasi SKPD Pengawasan Sektor Persampahan
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 61
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TEGAL Berdasarkan Perda Kabupaten Tegal No. 8 Tahun 2008
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM
BIDANG TATA RUANG, PERTAMANAN, DAN KEBERSIHAN
BIDANG BINA PROGRAM
BIDANG BINA MARGA
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI SURVEY DAN PENELITIAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS KEBINAMARGAAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS CIPTA KARYA
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS PENGAIRAN
SEKSI TATA RUANG DAN PERKOTAAN;
SEKSI DATA DAN PENYUSUNAN PROGRAM
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
SEKSI PEMBANGUNAN
SEKSI PERTAMANAN
SEKSI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN PERMUKIMAN
SEKSI EKSPLOITASI DAN OPERASIONAL
SEKSI KEBERSIHAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan
PU KECAMATAN
PENGAIRAN
PEMADAM KEBAKARAN
PENGOLAHAN SAMPAH
Gambar 2. 17 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 62
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Tabel 2. 6 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target
DPU DPU BAPPEDA & DPU
PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana composting
BLH & DPU DPU DPU DPU DPU BLH & DPU
PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
DPU DPU DPU DPU BLH & DPU DPU DPU
Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada
Ada
Ada
Ada Ada Ada Ada
PENGATURAN DAN PEMBINAAN BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 63
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
FUNGSI Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota DPU BLH & DPU Ada DPU, Satpol PP
BAPPEDA & DPU BAPPEDA & DPU Bappeda, DPU, & BLH
1. Sub fungsi pengelolaan sampah mana yang belum ditangani oleh stakeholder, yaitu; Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah. Selama ini meski sudah ada peraturan tentang pelanggaran sampah, namun tidak ada upaya penegakan hukum. 2. Sub fungsi pengelolaan sampah mana yang sudah dikelola masyarakat secara mandiri, yaitu: Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah; Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS); Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS); Melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dan; Menyediakan sarana composting. Hanya saja dalam hal pemilahan sampah yang sudah dilakukan masyarakat terkesan sia-sia, karena begitu diangkut ke dalam armada sampah akhirnya menjadi satu bagian. Hal ini karena belum adanya armada yang dapat memisahkan sampah organik dan anorganik. 3. Sub fungsi pengelolaan sampah mana yang pihak swasta sudah mulai terlibat untuk mengelola sampah. Keterlibatan swasta ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat/corporate social responsibility (CSR), yaitu; Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah; Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS); Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS); Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan ; Menyediakan sarana composting.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 64
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Peraturan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Tabel 2. 7 Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Kabupaten Tegal Ketersediaan Pelaksanaan Tidak Efektif Belum Efektif Ada (Sebutkan) Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Ada (RPJMD Ada (Melakukan pengumpulan dan pengangkutan serta pengelolaan sampah) Ada (Mengikutsertakan masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah) Ada (Setiap warga wajib menyediakan tong sampah tertutup) Ada (Sekolahan, badan, kantor dan warga diharapkan melakukan 3R untuk mengurangi sampah dan bertanggung jawab sampai ke TPS)
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
√
√
√
√
√
II - 65
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Ketersediaan Peraturan
Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan
Ada (Sebutkan)
Ada (Pengelolaan sampah menggunakan sistem modul. Jadi warga, kantor, badan usaha bertanggung jawab sampai TPS. TPS ke TPA menjadi tanggung jawab DInas Pengelola Persampahan) Ada (Hibah tempeh sampah) Ada
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
√
√ √ (khususnya di perumahan)
Dari tabel 2.18 di atas, peta peraturan persampahan di atas, tampaknya di Kabupaten Tegal sudah memenuhi ketersediaan peraturan persampahan. Meksipun sudah ada, namun pelaksanaannya ada yang belum efektif. Peraturan terkait persampahan yang sudah ada, namun belum berlaku atau tidak berlaku secara efektif, diantaranya: Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintahan Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah; dan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan bahan usaha dalam pengelolaan sampah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 66
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Peraturan terkait persampahan yang sudah ada, dan dilaksanakan secara efektif: Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS; Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyadiakan tempat sampah dan membuang ke TPS; Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA; dan Retribusi sampah atau kebersihan.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 67
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Sistem dan Cakupan Layanan Pengelolaan sampah di Kabupaten Tegal bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan juga masyarakat dan swasta. Paradigma yang mengatakan bahwa masalah sampah adalah urusan pemerintah, pada dasarnya adalah salah besar, semestinya sampah adalah urusan masyarakat. Keterlanjuran paradigma harus terpaksa untuk dilanjutkan dengan kegiatan pengelolaan sampah yang dipimpin oleh pemerintah. Meskipun demikian, pemerintah bertanggung jawab dalam mengkoordinasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Untuk menunjang ketugasannya, seperti pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Ruang Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Tegal melakukan pengangkutan 2-3 kali per hari. Timbulan sampah harian di Kabupaten Tegal berdasarkan jumlah penduduk dan konstanta yang telah ditentukan sebesar 4.075 m3/hari. Berdasarkan jumlah timbulan sampah dapat diketahui bahwa penghasil sampah terbesar adalah areal permukiman perkotaan dan pasar. Sehingga sisa sampah yang tidak dapat dikirim ke TPA jumlahnya masih sangat besar dan perlu diperhatikan untuk dikelola agar tidak memberikan gangguan pada keberlanjutan keberadaaan, kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh DPU Kabupaten Tegal adalah pengolahan limbah sampah. Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Penujah telah digunakan sejak tahun 1987. Luas area yang ditempati seluas 4,17 Ha. Tempat Pembuangan Akhir (TPAS) terletak di Desa Penujah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, tepatnya pada koordinat 07001’35,9” dan 109010’ 53,5” BT.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 68
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar 2.1 PETA TPAS PENUJAH KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN TEGAL
2.1.2 Deskripsi Kegiatan Utama dan Kegiatan Pendukung Kegiatan utama yang dilakukan pada TPAS PENUJAH adalah pemadatan limbah sampah yang berasal dari sampah di Kabupaten Tegal. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh TPAS PENUJAH antara lain sebagai berikut : 1. Peruntukkan Lahan TPAS PENUJAH menempati areal lahan seluas 4,17 Ha (41,691 m2) milik Pemda bersertifikat, secara rinci pemanfaatan lahan digunakan sebagai berikut : a. Luas Area Non Aktif TPAS Penujah 6.754 m2 b. Luas Area Aktif TPAS Penujah 17.998,75 m2 c. Luas Area Pengembangan TPAS Penujah 16.711 m2 d. Luas Kantor Jaga TPAS Penujah 42 m2 e. Luas Garasi Alat Berat 90 m2 f. Luas Gudang Kompos 34,77 m2 g. Luas Gudang Limbah B.3 23,76 m2 h. Luas Rumah Pencacah Kompos 36,72 m2 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 69
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2. Pengelolaan Bahan Sampah yang berasal dari tempat sampah diangkut dengan gerobak kemudian ditampung di TPS atau container sampah yang ada, baru dari TPS atau container diangkut dengan menggunakan dum truk menuju TPAS PENUJAH dari wilayah angkut yang paling jauh 50 km yang terdekat 15 km sampai ke TPAS, sampah terangkut perhari = 251 m 3 3. Penggunaan Air Menggunakan air sumur hanya untuk keperluan mencuci sedangkan keperluan air minum menggunakan air yang lain (air galon). 4. Penggunaan Listrik Listrik yang digunakan dalam operasi TPAS PENUJAH menggunakan listrik dari PT. PLN dengan kapasitas daya listrik sementara baru 900 watt. 5. Peralatan Kegiatan TPAS PENUJAH Peralatan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan pada TPAS PENUJAH antara lain: Alat Utama : Buldozer yang berfungsi untuk memadatkan material sampah sejumlah 2 unit. Excavator 1 unit. Dump Truk dan amprol yang berfungsi untuk mengangkut material sampah dari TPS atau container menuju TPAS Alat Pendukung : Gerobak yang berfungsi untuk mengangkut sampah menuju TPS atau container yang tersedia. 6. Kapasitas Kegiatan Target sampah yang bisa diangkut ke TPAS PENUJAH sebesar ± 350 m3 per hari tetapi yang dapat terlaksana hanya ± 251 m3 per hari. 7. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang berada di TPAS PENUJAH berjumlah 9 orang dengan rincian 3 orang sebagai operator buldozer, 1 orang sebagai pembantu operator bulldozer, 1 orang sebagai operator exsavator, 3 orang sebagai penjaga malam, 1 orang sebagai petugas pencatat sampah. Waktu kerja dimulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore dan dari jam 4 sore sampai jam 8 malam.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 70
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Proses pengolahan limbah Sampah di TPAS PENUJAH menggunakan system control landfill. Adapun tahapan pengelolaan limbah yaitu : a. Proses Penampungan Awal 1. Pengangkutan sampah dengan Dump Truck Pengangkutan sampah di TPS menggunakan kendaraan Dump Truck, setiap Dump Truck terdiri dari 1 orang supir, dan 3 orang pekerja bongkar muat yang bertugas untuk memindahkan sampah dari TPS ke alat angkut.
Gambar 2.1 Pengangkutan Sampah Dengan Dump Truck b. Pengangkutan sampah dengan amproll truck Pengangkutan sampah dengan container menggunakan kendaraan amproll dimana setiap amproll truck terdiri dari 1 sopir yang melakukan pengangkutan sampah dari mulai mengoperasikan amproll sampai pengangkutan menuju TPAS. Setelah proses pemindahan sampah baik dari semua TPS atau container telah selesai dilaksanakan, sampah ditutup dengan terpal sebelum menuju ke TPAS untuk menghindari tercecernya sampah selama proses pengangkutan ke TPAS. Pengangkutan sampah dilakukan dua shift dalam sehari. Pengangkutan dilakukan dengan pembagian kerja yang sudah diatur selama satu minggu baik itu dengan dump truck maupun dengan amproll. Jumlah TPS yang sampahnya diangkut dengan dump truck ada sebanyak 51 TPS dengan jumlah armada dump truck sebanyak 19 buah. Sedangkan untuk jumlah armada amproll sebanyak 4 buah. Tim dump truck maupun amproll saling bekerjasama apabila terjadi kesulitan dalam pengangkutan supaya tidak terjadi penumpukan sampah di TPS.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 71
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar 2.2 Pengangkutan Sampah Dengan Kontainer SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG TPAS PENUJAH No. Uraian
Volume / Satuan
Keterangan
1
Peta TPAS Penujah
1 Lembar
Ada
2
Luas AreaTPAS Penujah
41.691 m2
3
Kantor Jaga TPAS Penujah
1 Unit (42 m2)
4
Luas Area Non Aktif TPAS Penujah
11.672 m2
Ada
5
Papan Nama TPAS Penujah
1 Unit
Ada
6
Dermaga Pembuangan Sampah TPAS Penujah
1 Unit
Ada
7
Luas Area Aktif TPAS Penujah
13.309 m²
Ada
8
Luas Area Pengembangan TPAS Penujah
16.710 m2
9
Perangkap Gas Metan TPAS Penujah
24 Titik
10
Garasi Bouldozer D.3 & HITACHI
1 Unit (42 m²)
Perlu Penambahan Perlu Penambahan Perlu Perbaikan
11
Garasi Bouldozer D.4
1 Unit (48 m²)
Perlu Perbaikan
12
Gudang Kompos TPAS Penujah
1 Unit
Ada
13
Rumah Pencacah Kompos TPAS Penujah
1 Unit
Ada
14
Mesin Kompos TPAS Penujah
1 Unit
Ada
15
Alat Berat / Bouldozer : HITACHI DX 75 M, Seri T 04055 D 502362 1 Unit CATERPILAR D3 LGP 3046, Seri CAT 00 D 36 1 Unit JBYR 01147 1 Unit CATERPILAR D4K LGP CANOPY
16
Exavator KOMATSU PC200-8
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
1 Unit
Ada & Perlu Penambahan Perlu Perbaikan / Pemindahan
Rusak Baik Baik Rusak
II - 72
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
17
Bak Penampung Air TPAS Penujah
I Unit
Ada
18
Jalan Tanah Menuju Saluran Lindi dan Bak 100 m Leachet
Belum ada
19
Saluran Lindi TPAS Penujah
109 m
Ada
20
Bakl Leachete TPAS Penujah
I Unit
Ada
21
Penghijauan / Vegetasi di TPAS Penujah
365 Phn Mahoni 2500 Phn Sengon
Ada
22
Pagar Tembok Keliling
256 m
23
Pagar Duri TPAS Penujah
30 m
24
Mesin potong rumput
2 Unit
25
Penerangan Area TPAS Penujah
12 Titik Lampu
Ada & Perlu Penambahan Ada & Perlu Perbaikan Ada & perlu penambahan Ada & Perlu Penambahan
Gambar Peralatan Alat Berat TPAS Penujah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 73
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
TABEL II.5 PRODUKSI SAMPAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 - 2015 2013 2014
NO.
URAIAN
1.
Produksi Sampah
967 m3/hari
970 m3/hari
973 m3/hari
2.
Sampah Terangkut
203 m3/hari
198 m3/hari
251 m3/hari
3.
Rasio Daya Tampung TPS
288 m3/hari
300 m3/hari
306 m3/hari
4.
Jumlah TPS
48 buah
50 buah
51 buah
5.
Jumlah Roda 4
18 buah
19 buah
23 buah
20 m3/hari
20 m3/hari
20 m3/hari
6 m3/hari
6 m3/hari
6 m3/hari
6. 7.
Daya Tampung rata – Rata Tiap TPS Daya Tampung Rata – rata Tiap Kontainer
2015
Sumber : DPU Kab. Tegal c. Proses Pemadatan Sampah Sampah yang sudah diangkut menuju TPAS PENUJAH diratakan dan dipadatkan menggunakan buldoser.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 74
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar Pemadatan Sampah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 75
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
Gambar2. 18PetaCakupanLayananPersampahan BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 76
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar 2. 19 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 77
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar 2. 29 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Data Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik Kabupaten Tegal Tahun 2015 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 78
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Produk Input
User Interface A Tong/ Tempat sampah :
Timbulan Sampah : 4.443 M3/Hari
6,4 % (EHRA)
Pengumpulan
Penampungan
Setempat
Sementara
B
C
Gerobak Sampah :
TPS :
98 Unit
58 Unit
Halaman : 70,3 %
Pengangkutan
Akhir Terpusat D
Daur Ulang dan/Pembuang-an Akhir E
Dump Truk : 20 Unit
TPS-T : 1 Unit
Pupuk Tanaman TPA Control Landfill :
Lubang Tanah :
Motor Sampah :
Kontainer :
Amroll Truk :
8,2 %
3 Unit
18 Unit
4Unit
Sungai : 3,3 %
(semi) Pengolahan
1 Unit
Sungai
Transfer Stasiun : 2 Unit
Untuk mengetahui sistem dan infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Tegal, digunakan Diagram Sistem Sanitasi (DSS), yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan persampahan mulai dari pengguna (user interface), pengumpulan setempat, penampungan sementara (TPS), pengangkutan, (semi) pengolahan akhir terpusat, daur ulang / pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari DSS tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tegal. Adapun sistem dan infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut : 1.
Di Kabupaten Tegal, masih ada sebagian masyarakat yang belum mengelola sampah dengan baik, namun langsung dibakar. Kebiasaan ini sebenarnya kurang baik karena dapat menimbulkan pencemaran dan bahaya kebakaran. Masyarakat yang melakukan kebiasaan ini biasanya yang tinggal di perdesaan dan belum masuk dalam cakupan wilayah pelayanan persampahan di Kabupaten Tegal.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 79
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.
Bagi masyarakat yang tinggal dipinggir sungai atau badan air masih banyak yang membuang sampahnya langsung ke sungai atau badan air. Kebiasaan ini sangat merugikan bagi lingkungan dikarenakan dapat menimbulkan pencemaran air dan berdampak pada penimbulan sampah di badan air yang akan menyebabkan banjir.
3.
Untuk masyarakat yang tinggal diwilayah cakupan pelayanan persampahan, masyarakat membuang sampah ditempat sampah rumah tangga, untuk selanjutnya diambil oleh gerobag sampah dan dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS). Dari TPS sampah diangkut dengan menggunakan dump truck ke TPA.
4.
Masyarakat yeng telah mengolah sampah dilingkungannya dengan menggunakan komposter / takakura sehingga jumlah timbulan sampah yang diangkut oleh gerobag sampah sudah berkurang. Selanjutnya gerobag sampah akan membuangnya ke TPS atau container sampah, yang kemudian akan diambil oleh dump truk atau truk arm roll ke TPA.
5.
Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di sebagian wilayah Kabupaten Tegal sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan sudah adanya bank sampah yang mengolah sampah an organik menjadi produk yang laku dijual. Residu sisa sampah yang tidak dapat diolah diangkut dengan gerobag sampah untuk dibuang ke TPS atau container sampah. Dari TPS atau container sampah kemudian diambil oleh dump truk atau truk arm roll ke TPA. Sebagian sampah organik yang masih terbawa diolah menjadi kompos di dalam instalasi pengolahan pupuk granule, sedangkan residu yang tidak dapat diolah ditempatkan dalam zona penimbunan sampah. Cairan sampah/lindi diolah dalam instalasi pengolahan lindi dan selanjutnya dibuang ke badan air.
No (I) 1.
Jenis Prasarana / Sarana (II) Pengumpulan Setempat - Gerobak sampah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Satuan (III)
unit
BANYAK KOLOM YANG KOSONG TANPA Tabel KETERANGAN Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Kondisi Jumlah Kapasitas Ritasi/hari Baik Rusak ringan Rusak Berat (IV) (V) (VI) (VII) (VII) (IX)
Keterangan* (X)
98 II - 80
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 No (I)
2.
3.
4.
5.
Jenis Prasarana / Sarana (II) - Motor sampah - Pick up sampah Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak biasa - Kontainer - Transfer Depo - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck - Compactor Truck Pengolahan Sampah - TPS 3R - ITF - Bank Sampah - Incinerator TPA/TPA Regional: Lahan urug saniter Lahan urug terkendali Penimbunan terbuka - Luas total lahan TPA
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Satuan
Jumlah
Kapasitas
Ritasi/hari
(III)
(IV)
(V)
(VI)
unit unit
3
unit unit unit unit
57 18
unit unit unit
20 4
unit unit unit unit
1
Ha
4,17
Baik (VII)
Kondisi Rusak ringan (VII)
Rusak Berat (IX)
Keterangan* (X)
II - 81
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 No (I)
6.
7.
Jenis Prasarana / Sarana (II) - Luas sel Landfill - Daya tampung TPA Alat Berat - Bulldozer - Excavator / backhoe - Truk tanah IPLT Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Satuan
Jumlah
Kapasitas
Ritasi/hari
(III)
(IV)
(V)
(VI)
Ha (m3/hari)
1,33 251
unit unit
2 1
Baik (VII)
Kondisi Rusak ringan (VII)
Rusak Berat (IX)
Keterangan* (X)
unit mg/l
II - 82
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
NAMA KECAMATAN KECAMATAN MARGASARI KECAMATAN BUMIJAWA KECAMATAN BOJONG KECAMATAN BALAPULANG KECAMATAN PAGERBARANG KECAMATAN LEBAKSIU KECAMATAN JATINEGARA KECAMATAN KEDUNG BANTENG KECAMATAN PANGKAH KECAMATAN SLAWI KECAMATAN DUKUHWARU KECAMATAN ADIWERNA KECAMATAN DUKUHTURI KECAMATAN TALANG KECAMATAN TARUB KECAMATAN KRAMAT KECAMATAN SURADADI KECAMATAN WARUREJA Jumlah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Tabel 2. 8 Timbulan Sampah Per Kecamatan Volume Timbulan Sampah Jumlah Penduduk (Jiwa) Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Wilayah Wilayah Total 3 (%) (M /hari) (%) (M3/hari) Perkotaan Perdesaan 48.599 46.692 95.291 5,83% 121,50 7,75% 116,73 16.527 68.856 85.383 1,98% 41,32 11,43% 172,14 21.338 54.570 75.908 2,56% 53,35 9,06% 136,43 39.126 43.149 82.275 4,69% 97,82 7,17% 107,87 9.381 43.037 52.418 1,12% 23,45 7,15% 107,59 41.595 42.016 83.611 4,99% 103,99 6,98% 105,04 7.891 46.021 53.912 0,95% 19,73 7,64% 115,05 4.541 35.733 40.274 0,54% 11,35 5,93% 89,33 86.588 13.860 100.448 10,38% 216,47 2,30% 34,65 71.104 0 71.104 8,53% 177,76 0,00% 0,00 45.046 14.221 59.267 5,40% 112,62 2,36% 35,55 110.013 9.246 119.259 13,19% 275,03 1,54% 23,12 83.459 5.204 88.663 10,01% 208,65 0,86% 13,01 95.854 4.553 100.407 11,49% 239,64 0,76% 11,38 40.498 37.197 77.695 4,86% 101,25 6,18% 92,99 67.463 41.546 109.009 8,09% 168,66 6,90% 103,87 33.270 48.020 81.290 3,99% 83,18 7,97% 120,05 11.688 48.270 59.958 1,40% 29,22 8,02% 120,68 833.981 602.191 1.436.172 100% 2.084,95 100% 1.505,48
TOTAL (%) (M3/hari) 6,64% 238,23 5,95% 213,46 5,29% 189,77 5,73% 205,69 3,65% 131,05 5,82% 209,03 3,75% 134,78 2,80% 100,69 6,99% 251,12 4,95% 177,76 4,13% 148,17 8,30% 298,15 6,17% 221,66 6,99% 251,02 5,41% 194,24 7,59% 272,52 5,66% 203,23 4,17% 149,90 100% 3.590,43
II - 83
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Nama Kecamatan
Tabel 2. 9 Tabel Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Per Kecamatan 3R Volume sampah yg terangkut ke TPA Wilayah perdesaan Wilayah perkotaan Total Wilayah Perkotaan Total (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3)
KECAMATAN MARGASARI KECAMATAN BUMIJAWA KECAMATAN BOJONG KECAMATAN BALAPULANG KECAMATAN PAGERBARANG KECAMATAN LEBAKSIU KECAMATAN JATINEGARA KECAMATAN KEDUNG BANTENG KECAMATAN PANGKAH KECAMATAN SLAWI KECAMATAN DUKUHWARU KECAMATAN ADIWERNA KECAMATAN DUKUHTURI KECAMATAN TALANG KECAMATAN TARUB KECAMATAN KRAMAT KECAMATAN SURADADI KECAMATAN WARUREJA
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 84
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.3.3
Sistem dan Infrastruktur Drainase Lingkungan Kegiatan pengelolaan drainase, Jaringan drainase di Kabupaten Tegal pada dasarnya telah
memenuhi syarat sesuai dengan klasifikasinya baik primer, sekunder dan tersier. Namun ada beberapa lokasi yang tidak memenuhi syarat jaringan tersebut. Syarat tersebut berupa besaran ukuran, kedalaman dan jenis perkerasan. Selain itu, jaringan drainase utama yang berupa sungai tertutup oleh timbunan sampah dan berkembangnya permukiman di tepi sungai yang terkesan kumuh. Dengan kondisi tersebut mengakibatkan jaringan dranase utama tidak dapat berfungsi secara baik dalam mengalirkan air, Kondisi drainase yang ada banyak yang tidak berfungsi dengan baik dalam mengalirkan air hujan dengan lancar ke badan air penerima (sungai/laut), karena rusak dan mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur dan sampah. Selain itu, sistem drainase yang ada arah pembuangannya banyak tidak beraturan, ada yang membuang langsung ke sungai/laut dan ada pula yang membuang ke rawa-rawa atau ke lahan-lahan kosong disekitarnya. Hal ini merupakan salah satu penyebab sering terjadinya banjir yang menggenangi daerah permukiman, jalan dan sarana/prasarana umum lainnya di Kabupaten Tegal
100% 90% 80%
70% 60%
83,3
88,80
83,50
90,90
86,5
Tidak banjir Ya, banjir
50% 40% 30% 20% 10%
16,7
11,2
16,5
9,1
13,5
0% 1
2
3
4
TOTAL
Gambar 2. 20 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Studi EHRA di Kabupaten Tegal menemukan proporsi rumah tangga yang cukup besar atau sekitar 13,5% rumah tangga yang melaporkan pernah mengalami banjir dan yang menyatakan BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 85
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 mengalami banjir secara rutin sebesar hampir separuhnya yaitu 41,2%. Banjir yang dialami secara rutin sebagian besar responden mengatakan waktu banjir antara 1 sampai 3 jam yaitu sebesar 25,17%. Lokasi genangan paling sering terjadi di halaman rumah (74,6%) dan yang paling jarang terjadi di dekat kamar mandi (5,2%). 100% 90% 80% 49,1 59,3
70%
58,8
62,6
60%
Tidak rutin
50%
Ya, rutin
100,0
40% 30% 50,9 20%
40,70
37,40
2
3
41,20
10% 0% 1
0,00 4
TOTAL
Gambar 2. 21 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin 100% 90%
17,69
80%
11,80
11,88
13,18
11,80
3,96 0,00 6,93
9,80 50,00
15,10 70% 60%
14,20
16,65
12,16 13,00
Lebih dari 1 hari
0,00 ,0 20,28
30,1
26,7
10%
50,00
15,1 33,66 15,1
Satu hari Setengah hari
30% 20%
Tidak tahu
43,6
50% 40%
9,63
Antara 1 - 3 jam 25,17
22,50
0% 1
2
3
4
TOTAL
Gambar 2. 22 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 86
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Lainnya
6,20
Di dekat bak penamp…
6,40
Di dekat kamar mandi
5,20
Didekat dapur
9,6
Dihalama n rumah
74,6
,0
20,0
40,0
60,0
80,0
Gambar 2. 23 Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah
Tak punya SPAL 21,5%
Punya SPAL 78,5%
Gambar 2. 24 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 87
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
100% 90% 80% 70% 60%
83,4
86,9
78,7
84,3 97,7
50%
Tidak ada genangan
Ada genangan
40% 30% 20% 10%
16,6
13,10
21,30
15,70 2,30
0% 1
2
3
4
TOTAL
Gambar 2. 25 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga
Kelembagaan Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Bupati tentang tugas pokok dan fungsi detail setiap Lembaga Teknis, dan Dinas di Pemerintah Kabupaten dan kondisi aktual pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tegal,maka unit SKPD pengelola drainase adalah DPU Kabupaten Tegal Bidang Cipta Karya Seksi Perumahan dan Permukiman. Jadi, unit pengelola sampahnya adalah berbentuk Seksi. Subsektor drainase juga harusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan juga didukung oleh swasta dan masyarakat. Ketiga pihak inilah yang berperan menjadi pemangku kepentingan pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan. Fungsi-fungsi dalam pengelolaan drainase lingkungan dicoba untuk dipetakan menurut pemangku kepentingan, hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.29. Dalam pengelolaan drainase tingkat kabupaten sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Tegal Nomor 08 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang seksi Tata Lingkungan. Tupoksi dari seksi tersebut lebih terfokus pada pembangunan fisik, sedangkan aspek pemeliharaan belum terdefinisi secara jelas. Berikut adalah struktur organisasi SKPD Pengawasan Sektor Persampahan
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 88
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TEGAL Berdasarkan Perda Kabupaten Tegal No. 8 Tahun 2008
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM
BIDANG TATA RUANG, PERTAMANAN, DAN KEBERSIHAN
BIDANG BINA PROGRAM
BIDANG BINA MARGA
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI SURVEY DAN PENELITIAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS KEBINAMARGAAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS CIPTA KARYA
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS PENGAIRAN
SEKSI TATA RUANG DAN PERKOTAAN;
SEKSI DATA DAN PENYUSUNAN PROGRAM
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
SEKSI PEMBANGUNAN
SEKSI PERTAMANAN
SEKSI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN PERMUKIMAN
SEKSI EKSPLOITASI DAN OPERASIONAL
SEKSI KEBERSIHAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Penyelenggaraan Drainase Lingkungan
PU KECAMATAN
PENGAIRAN
PEMADAM KEBAKARAN
PENGOLAHAN SAMPAH
Gambar 2. 26 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 89
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Tabel 2. 10 Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan
DPU BAPPEDA & DPU BAPPEDA & DPU
DPU
v
v
DPU DPU
v v
v v
DPU & BPMPP
BAPPEDA & DPU BAPPEDA & DPU DPU, Bagian Hukum Setda, Bappeda Satpol PP
MONITORING DAN EVALUASI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 90
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota BAPPEDA & DPU
FUNGSI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktu rsarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
BAPPEDA & DPU BAPPEDA & DPU
Berdasarkan tabel 2.23 di atas, fungsi perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Meskipun demikian, dalam hal perencanaan seperti menyusun target pengelolaan drainase lingkungan belum menggunakan perhitungan teknis yang baik yang memperhatikan berbagai aspek. Dari berbagai fungsi di atas, belum ada satu pun yang melibatkan peran swasta dan masyarakat terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan. Semuanya masih menjadi tanggung jawab pemerintah.
Peraturan
Tabel 2. 11 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Tegal Ketersediaan Pelaksanaan Ada Tidak Efektif Belum Efektif (Sebutkan) Ada Dilaksanakan Dilaksanakan
DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Tidak Efektif Dilaksanakan
-
-
√
-
-
V
-
-
-
-
V
-
-
-
Ada
Keterangan
II - 91
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
-
√
-
-
V
-
-
-
Ada (IMB) -
Dari tabel 2.24, terkait peta peraturan drainase lingkungan di atas, hal yang perlu mendapat perhatian adalah adanya peraturan target capaian peayanan pengelolaan drainase di beberapa dokumen perencanaan memang telah ada, namun dalam pelaksanaannya belum efektif. Adapun peraturan yang belum ada adalah kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan drainase lingkungan, serta kewajiban dan sanksi bagi emerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 92
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Sistem dan Cakupan Layanan Sistem jaringan drainase di Kabupaten Kabupaten Tegal dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu drainase alam, drainase pedesaan dan drainase perkotaan. Drainase alam pada umumya merupakan sungai-sungai yang melintas di Kabupaten Kabupaten Tegal, berfungsi sebagai penampung pengaliran drainase Kabupaten dan air hujan yang kemudian dipatuskan ke laut. Drainase pedesaan pada umumnya sebagai saluran pembuangan limbah rumah tangga dan saluran pembuangan air hujan menuju saluran tersier. Drainase perkotaan pada umumnya sebagai saluran pembuangan limbah dan saluran pembuangan air hujan menuju saluran sekunder. Sistim drainase di Kabupaten Kabupaten Tegal terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Kondisi saluran-saluran tersebut sebagian ada yang sudah permanen, sebagian lagi semi permanen dan bahkan terdapat saluran yang masih berupa tanah. Saluran primer merupakan muara dari saluran-saluran drainase sekunder dan/atau tersier yang seterusnya akan mengalirkan air hujan maupun air limbah ke laut. Saluran sekunder merupakan muara bagi saluran drainase tersier atau drainase lingkungan. Kondisi saluran drainase sekunder saat ini bervariasi, dimana sebagian masih berupa saluran tanah serta sebagian lagi merupakan pasangan batu. Secara garis besar kondisi saluran tersebut masih cukup baik dan terawat dengan baik terbukti dengan pengaliran air yang relatif lancar. Saluran tersier merupakan upstream dari sistem drainase secara keseluruhan, terdapat di kanan-kiri jalan yang ada di permukiman yang bermuara pada saluran drainase sekunder. Kondisi saluran tersier di Kabupaten Kabupaten Tegal pada umumnya masih berupa saluran tanah dan hanya sebagian kecil saja yang telah dibangun dengan kontruksi pasangan. Kondisi saluran yang ada saat ini kurang terpelihara dimana banyak saluran tersumbat sampah, terjadi pendangkalan karena tingginya lumpur/ sedimen, sehingga aliran air kurang lancar. Kondisi sungai-sungai di Kabupaten Kabupaten Tegal adalah sungai-sungai alam yang sampai sekarang masih mampu untuk menampung air hujan, hanya saja perlu ditingkatkan pemeliharaanya baik secara rutin maupun periodik terhadap endapan lumpur dan pasir pada sungai-sungai tersebut.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 93
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
Gambar 2. 27 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 94
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Dalam memudahkan identifikasi sistem dan infrastruktur pengelolaan drainase di Kabupaten Tegal, dikembangkan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan drainase lingkungan mulai dari sumbernya, pengaliran dan pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari DSS tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Tegal. Permasalahan yang paling mendasar adalah masih tercampurnya air hujan dan grey water, sehingga kemungkinan dalam pengaliran terdapat pencemaran masih besar. Untuk kedepan perlu dikembangkan sistem yang terpisah antara air hujan dan grey water rumah tangga. Adapun sistem dan infrastruktur pengelolaan drainase di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: 1. Di Kabupaten Tegal masih terdapat pola pengaliran drainase, dimana air hujan dan grey water dialirkan semua ke selokan tanah untuk selanjutnya akan dibuang ke sungai. Model ini biasanya ditemukan di kawasan perdesaan, dimana saluran drainase belum dibuat permanen. 2. Pengembangan permukiman yang semakin banyak di Kabupaten Tegal mengharuskan perbaikan sarana dan prasarana drainase permanen. Dengan drainase model ini diharapkan pola pengaliran air buangan dapat berjalan lebih baik dan mengurangi pencemaran air permukiman apabila air buangan masih mengandung limbah cair yang tercemar. 3. Di Kabupaten Tegal masih terdapat sistem pengelolaan drainase yang kurang baik, dimana diwilayah tersebut belum terlayani sarana drainase, sehingga air hujan dan grey water tergenang di halaman atau kebun warga. Keadaan ini apabila dibiarkan akan menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit dikarenakan genangan air tersebut dapat menjadi tempat berkembangnya penyakit dan nyamuk. Wilayah perdesaan dan kawasan kumuh paling banyak terdapat sistem ini dikarenakan belum terbangunnya sarana drainase, tidak tersedianya lahan untuk pembangunan atau pola hidup masyarakat yang belum menyadari pentingnya sarana drainase dilingkungannya.
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 95
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
No
Lokasi Genangan
Luas (Ha)
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Tabel 2. 12 Tabel Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab (M) (jam /hari) (kali /tahun)
Infrastruktur* Jenis Keterangan**
II - 96
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Tabel 2. 13 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tegal
1
2 .
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
(i)
(ii)
(iii)
Saluran S. Primer A Saluran Sekunder A1 Saluran Sekunder A2 Bangunan Pelengkap Rumah Pompa Pintu Air Kolam retensi Trash rack/ saringan sampah S. Primer B Saluran Sekunder B1 Bangunan Pelengkap Rumah Pompa Pintu Air Kolam retensi Trash rack/ saringan sampah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Bentuk Penampang Saluran*
Dimensi B**
Kondisi
H***
Ber-fungsi
Tdk berfungsi
(iv)
(v)
(vi)
Frekuensi Pemeli-haraan (kali/ tahun) (vii)
m m m
unit unit unit m m unit unit unit unit
II - 97
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 98
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.4
AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI Area beresiko sanitasi kabupaten Tegal ditetapkan berdasarkan elaborasi antara data
sekunder, persepsi SKPD dan hasil study EHRA. Elaborasi data tersebut dilakukan dengan menggunakan Istrumen Profil Sanitasi. Adapun data sekunder dalam instrumen profil sanitasi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
2.4.1
Informasi Umum tentang Kabupaten Tegal meliputi : a. Luas Administrasi (ha); b. Luas Terbangun (ha); c. Pertumbuhan Penduduk; d. Jumlah Penduduk (org) 2015; e. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 2015; f. Kepadatan Penduduk (org/ha) 2015; g. Klasifikasi Perkotaan (urban) dan Perdesaan (rural) saat ini; h. Klasifikasi Perkotaan (urban) dan Perdesaan (rural) 20 Tahun Mendatang; i. Area CBD Saat Ini; dan j. Jumlah Penduduk Miskin (org) 2011. Data Air Limbah Domestik meliputi : a. Jumlah Kepala Keluarga BABS; b. Jumlah KK yang memiliki akses ke Jamban/Cubluk “tidak layak” ; c. Jumlah KK yang memiliki akses ke jamban/cubluk “yang layak”; d. Jumlah KK yang memiliki akses ke jamban bersama “yang layak” ; e. Jumlah unit MCK; f. Jumlah unit IPAL Komunal; g. Jumlah unit tanky septic komunal >10 KK; h. Jumlah unit yang terkoneksi dengan MCK; i. Jumlah KK yang terkoneksi dengan IPAL Komunal; dan j. Jumlah KK yang terkoneksi dengan tanky septic komunal. Data Persampahan a. Prosentase jumlah sampah rumah tangga yang terkumpul dan terangkut (%); b. Jumlah TPS yang ada (unit); c. Jumlah TPS 3 R yang ada; dan d. Jumlah pasar. Data Drainase a. Area terpengaruh oleh pasang surut ; dan b. Prosentase area permukiman rawan genangan.
Area Berisiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik Permasalahan yang ada dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tegal adalah: Tabel 2. 14
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 99
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik No. Permasalahan Mendesak 1 Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana ( user Interface-Pengolahan awal Pengangkutan-Pengolahan akhir-Pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis BABS: 33,91 % /131.232KK Akses terhadap jamban yang tidak layak : 8,71%/ 33.721KK Praktek Pengurasan Septic tank Tinja sangat rendah per tahun Ada IPLT Penujah tapi tidak difungsikan Belum optimal pemanfaaatan limbah cair tangki septik di masyarakat tidak pernah dikuras sebanyak 60,08 % (EHRA 2013) KK yang tidak membuang tinjanya pada tangki septik masih sebesar 16 %. (EHRA 2013) Sosialisasi kemanfaatan IPLT masih kurang 2
Aspek Non Teknis: Pendanaan kelembagaan Peraturan Perundangan Peranserta Masyararkat dan Dunia usaha , Komuniksi Belum memiliki Masterplan pengolahan air limbah Akses terhadap jamban yang tidak layak : 33.721 KK Belum teralokasi anggaran untuk pengelolaan air limbah pada instansi terkait Kelembagaan; Dalam hal ini belum ada instansi yang bertugas mengelolah air limbah secara tersendiri. Air limbah masih ditangani oleh berbagai instansi, sehingga sulit dalam mengkoordinasikan kegiatannya di lapangan. Belum memiliki Masterplan pengolahan air limbah Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah Sosialisasi kemanfaatan IPLT masih kurang Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis masyarakat Permasalahan mendesak air limbah diperoleh dari hasil FGD bersama sanitarian dan juga
perwakilan wilayah Kecamatan. Permasalahan paling utama yaitu, masih tingginya angka BABs untuk masing-masing wilayah. Selanjutnya juga terkait kualitas tangki septik menjadi permasalahan mendesak berikutnya yang diharapkan dapat segera tertangani pada tahun implementasi Strategi sanitasi Kabupaten ini. Tabel 2. 15 Hasil Skoring Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Resiko Air Limbah Nama Kecamatan Nama Desa/Kelurahan Tingkat Risiko Kecamatan Margasari Desa Jembayat 4 Desa Margasari 3 Desa Dukuh Tengah 4
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 100
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Marga Ayu Desa Kalisalak Desa Karangdawa Desa Jatilaba
Tingkat Risiko 3 4 4 3
Kecamatan Bumijawa Desa Cempaka Desa Dukuh Benda Desa Begawat Desa Gunung Agung Desa Jejeg Desa Cawitali Desa Sumbaga Desa Sokatengah Desa Sokasari
3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Cenggini Desa Sangkanjaya Desa Batuagung Desa Wringin Jenggot Desa Pamiritan Desa Balapulang Wetan Desa Balapulang Kulon Desa Cibunar
3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Kertaharja Desa Surokidul
3 3
Desa Dukuhlo Desa Pendawa Desa Balaradin Desa Kambangan Desa Tegalandong Desa Dukuhdamu Desa Slarang Kidul
3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Balapulang
Kecamatan Pagerbarang
Kecamatan Lebaksiu
Kecamatan Jatinegara
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 101
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Kedungwungu Desa Mokaha Desa Penyalahan Desa Sitail Desa Cerih Desa Gantungan Desa Argatawang Desa Padasari Desa Capar Desa Lebakwangi Desa Dukuhbangsa Desa Luwijawa Desa Lembasari Desa Wotgalih
Tingkat Risiko 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4
Desa Penujah Desa Karang Anyar Desa Kedung Banteng Desa Semedo
3 3 3 3
Desa Dermasuci Desa Grobog Kulon Desa Grobog Wetan Desa Talok Desa Paketiban Desa Rancawiru Desa Balamoa Desa Dermasandi Desa Purbayasa Desa Jenggawur Desa Kalikangkung Desa Pecabean Desa Bedug
3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3
Desa Dukuh Salam Kelurahan Slawi Wetan
3 3
Kecamatan Kedung Banteng
Kecamatan Pangkah
Kecamatan Slawi
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 102
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan Kecamatan Adiwerna
Nama Desa/Kelurahan
Tingkat Risiko
Desa Pedeslohor Desa Lumingser Desa Kedungsukun Desa Pagiyanten Desa Penarukan Desa Harjosari Lor Desa Harjosari Kidul Desa Tembok Kidul Desa Ujungrusi Desa Pecangakan Desa Gumalar Desa Bersole
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Desa Lawatan
3
Desa Pegirikan Desa Pekiringan Desa Gembong Kulon Desa Langgen Desa Bengle Desa Dukuhmalang Desa Pesayangan Desa Kebasen Desa Tegalwangi Desa Kaligayam Desa Kaladawa Desa Cangkring Desa Dawuhan Desa Getaskerep Desa Pacul Desa Wangandawa
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Jatirawa Desa Kabukan Desa Setu Desa Purbasana
3 3 3 3
Kecamatan Dukuhturi
Kecamatan Talang
Kecamatan Tarub
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 103
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Karangmangu Desa Lebeteng Desa Brekat Desa Karangjati Desa Tarub Desa Kedung Bungkus Desa Kedokan Sayang Desa Bumiharja
Tingkat Risiko 3 3 3 4 3 3 3 3
Kecamatan Kramat Desa Mejasem Timur Desa Tanjungharja Desa Plumbungan Desa Bongkok Desa Padaharja
3 3 3 3 3
Desa Harjasari Desa Jatimulya
3 3
Kecamatan Suradadi
Kecamatan Warureja Desa Kedungjati Desa Kreman Desa Kendayakan Desa Sukareja Desa Warureja Desa Rangimulya Desa Banjarturi Desa Banjar Agung Desa Kedungkelor Desa Demangharjo Sumber: Hasil Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Tegal 2016
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
Berdasarkan hasil rekapitulasi, dapat diperoleh bahwa area beresiko air limbah domestik di Kabupaten Tegal sebagai berikut: Tabel Rekapitulasi Skoring Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Resiko Air Limbah Domestik No. Tingkat Risiko 1 1 = Kurang Berisiko (Hijau) BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Jumlah Desa/Kelurahan
Persentase
53
18,47% II - 104
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2 3 4
2 = Berisiko Sedang (Biru) 3 = Risiko Tinggi (Kuning) 4 = Risiko Sangat Tinggi (Merah) Jumlah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
110 101 23 287
38,33% 35,19% 8,01% 100%
II - 105
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
Gambar2. 28PetaBeresikoAirLimbahDomestik BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 106
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.4.2
Area Berisiko dan Permasalahan Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tegal telah dilakukan dengan cukup baik. Hal
tersebut tercermin dari kebijakan-kebijakan yang memberikan peluang terhadap penanggulangan sampah di Kabupaten Tegal, antara lain komitmen pemerintah dalam penanggulangan sampah, adanya investor yang berminat dalam pengelolaan sampah dan adanya sumbangan pemikiran dari berbagai instansi dan lembaga swadaya masyarakat. Namun demikian ancaman dalam upaya penanggulangan sampah ini tetap ada, terutama disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat, meningkatnya konsumsi masyarakat, adanya pergesaran gaya hidup masyarakat dan adanya sampah kiriman dari wilayah sekitar. Selain itu, untuk penanggulangan sampah diperlukan pembagian peran yang jelas begitu juga peraturannya. Permasalahan dalam Penanggulangan Sampah di Kabupaten Tegal dapat dijelaskan sebagai berikut: Permasalahan Mendesak Persampahan No.
Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface - Pengolahan awal – Pengangkutan Pengolahan akhir - Pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis A B C D
Kurangnya sarana prasarana persampahan (truk sampah, dsb) Pembuangan sampah di luar kontainer sehingga berceceran Belum memadainya sarana prasarana pengelolaan sampah sehingga belum semua wilayah dapat terlayani. Masih banyak sampah yang dibakar sehingga menyebabkan polusi
E F G H I J
Masih banyak warga yang membuang sampah di sungai Kontainer sampah perlu ditambah Pengelolaan Bank Sampah belum optimal dan perlu dikembangkan Pengelolaan 3R belum optimal Kapasitas TPA sudah mulai penuh Masih kurangnya SDM petugas lapangan penyapuan jalan
K
Kesadaran untuk pemilahan sampah rumah tangga masih rendah
Aspek Non Teknis Pendanaan kelembagaan Peraturan Perundangan Peranserta Masyarakat dan Dunia usaha , Komuniksi A Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 107
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
No.
Permasalahan Mendesak
B
SDM masih kurang memadai, baik dari kualitas maupun kuantitas
C D
Belum adanya kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan pihak swasta ataupun investor dalam pengelolaan persampahan Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pengolahan persampahan
E
Masih kecilnya dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk sektor persampahan
F
Anggaran Sektor Persampahan belum menjadi prioritas oleh para pengambilan kebijakan
G
Masih rendahnya dana penarikan restribusi dan peraturan belum maksimal.
H.
Potensi masyarakat dalam mengelola sampah belum dikembangkan secara sistematis
I J
Adanya pergeseran gaya hidup masyarakat yang serba menggunakan plastik dan cenderung menggunakan barang-barang yang sekali pakai. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan buang sampah pada tempatnya.
K
Masih rendahnya investasi dunia usaha ataupun pihak swasta
L
Belum adanya skema strategi untuk bekerjasama dengan swasta/kelompok
Dari permasalahan persampahan tersebut di atas maka dapat digambarkan lokasi-lokasi area beresiko persampahan di Kabupaten Tegal bersarkan hasil pengolahan Data Sekunder, Studi EHRA dan persepsi Pokja/SKPD akan dianalisis oleh tools instrument profil sanitasi pada gambar berikut : Tabel 2. 16 Hasil Skoring Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Resiko Persampahan Nama Kecamatan Nama Desa/Kelurahan Tingkat Risiko Kecamatan Margasari Desa Prupuk Utara 4 Desa Wanasari 3 Desa Jembayat 3 Desa Margasari 3 Desa Dukuh Tengah 3 Desa Paku Laut 3 Desa Kalisalak 3 Desa Karangdawa 3 Desa Jatilaba 3 Kecamatan Bumijawa
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 108
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Cintamanik Desa Dukuh Benda Desa Guci Desa Batumirah Desa Gunung Agung Desa Jejeg Desa Bumijawa Desa Traju Desa Cawitali Desa Sumbaga Desa Sokatengah Desa Sokasari
Tingkat Risiko 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Bojong Desa Kedawung Desa Suniarsih Desa Karangmulyo Desa Tuwel Desa Bojong Desa Buniwah Desa Lengkong Desa Batunyana Desa Sangkanayu Desa Gunungjati Desa Kalijambu Desa Cikura
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
Desa Bukateja Desa Karangjambu Desa Cilongok Desa Tembongwah Desa Sangkanjaya Desa Danawarih Desa Pagerwangi Desa Harjowinangun Desa Batuagung Desa Banjaranyar Desa Sesepan Desa Pamiritan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Balapulang
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 109
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Balapulang Kulon
Tingkat Risiko 3
Kecamatan Pagerbarang Desa Rajegwesi Desa Sido Mulyo Desa Mulyoharjo Desa Randusari Desa Jatiwangi Desa Pagerbarang Desa Kertaharja Desa Kedungsugih Desa Surokidul
3 4 3 3 3 3 3 3 3
Desa Timbangreja Desa Lebaksiu Kidul Desa Lebaksiu Lor Desa Kajen Desa Dukuhlo Desa Pendawa Desa Jatimulyo Desa Lebak Goah Desa Balaradin Desa Tegalandong Desa Slarang Kidul
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
Desa Kedungwungu Desa Mokaha Desa Sitail Desa Cerih Desa Argatawang Desa Capar Desa Lebakwangi Desa Dukuhbangsa Desa Jatinegara Desa Lembasari Desa Tamansari Desa Wotgalih
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Lebaksiu
Kecamatan Jatinegara
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 110
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan Kecamatan Kedung Banteng
Nama Desa/Kelurahan
Tingkat Risiko
Desa Karang Anyar Desa Tonggara Desa Kedung Banteng Desa Sumingkir Desa Kebandingan Desa Karangmalang Desa Semedo
3 4 3 3 3 3 3
Desa Dermasuci Desa Dukuhjati Kidul Desa Penusupan Desa Bogares Kidul Desa Bogares Lor Desa Pangkah Desa Curug Desa Dukuhsembung Desa Grobog Kulon Desa Grobog Wetan Desa Talok Desa Rancawiru Desa Balamoa Desa Dermasandi Desa Purbayasa Desa Jenggawur Desa Kalikangkung Desa Pecabean
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Desa Kalisapu Desa Dukuh Salam Kelurahan Slawi Wetan Kelurahan Kagok Kelurahan Procot Kelurahan Kudaile Kelurahan Pakembaran
3 3 3 4 3 3 3
Desa Slarang Lor
3
Kecamatan Pangkah
Kecamatan Slawi
Kecamatan Dukuhwaru
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 111
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Selapura Desa Dukuhwaru Desa Kabunan Desa Kalisoka Desa Sindang
Tingkat Risiko 3 3 3 3 3
Kecamatan Adiwerna Desa Pedeslohor Desa Kedungsukun Desa Penarukan Desa Harjosari Lor Desa Tembok Lor Desa Tembok Banjaran Desa Tembok Luwung Desa Adiwerna Desa Lemahduwur Desa Pesarean Desa Ujungrusi Desa Kaliwadas Desa Pecangakan Desa Bersole
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Pengarasan Desa Kupu Desa Sidakaton Desa Sidapurna Desa Dukuhturi Desa Kepandean Desa Pagongan Desa Pepedan Desa Pekauman Kulon Desa Karanganyar Desa Sutapranan Desa Pengabean
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Pegirikan Desa Pekiringan Desa Gembong Kulon
3 3 3
Kecamatan Dukuhturi
Kecamatan Talang
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 112
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Langgen Desa Bengle Desa Dukuhmalang Desa Kajen Desa Kebasen Desa Tegalwangi Desa Kaligayam Desa Cangkring Desa Getaskerep Desa Pacul
Tingkat Risiko 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Tarub Desa Kabukan Desa Setu Desa Kemanggungan Desa Karangmangu Desa Brekat Desa Karangjati Desa Mindaka Desa Tarub Desa Kedokan Sayang Desa Kalijambe Desa Mangunsaren Desa Kesamiran Desa Kesadikan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Mejasem Timur Desa Dinuk Desa Kemantran Desa Kertaharja Desa Ketileng Desa Bangun Galih Desa Tanjungharja Desa Kemuning Desa Maribaya Desa Kramat Desa Bongkok Desa Munjung Agung Desa Padaharja
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Kramat
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 113
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan
Tingkat Risiko
Kecamatan Suradadi Desa Gembongdadi Desa Karangmulya Desa Jatimulya Desa Jatibogor Desa Sidoharjo Desa Purwahamba Desa Bojongsana
3 3 3 3 3 3 3
Desa Sidomulyo Desa Sigentong Desa Kendayakan Desa Sukareja Desa Warureja Desa Banjarturi Desa Banjar Agung Desa Kedungkelor
3 3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Warureja
Rekapitulasi Skoring Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Resiko Persampahan No. 1 2 3 4
Tingkat Risiko 1 = Kurang Berisiko (Hijau) 2 = Berisiko Sedang (Biru) 3 = Risiko Tinggi (Kuning) 4 = Risiko Sangat Tinggi (Merah) Jumlah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Jumlah Desa/Kelurahan
Persentase
8 83 188 8 287
2,79% 28,92% 65,51% 2,79% 100%
II - 114
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
Gambar2. 29PetaAreaBeresikoPersampahan BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 115
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 2.4.3
Area Berisiko dan Permasalahan Drainase Lingkungan Secara umum permasalahan drainase lingkungan yang dihadapi oleh Kabupaten Tegal
adalah : Tabel 2. 17 Permasalahan Mendesak Drainase Lingkungan No.
Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface - Pengolahan awal – Pengangkutan Pengolahan akhir - Pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis A Belum ada selokan sehingga grey water dan air hujan masih masuk ke comberan yang mengakibatkan genangan B Saluran air belum ideal sehingga terjadi sedimentasi diselokan. Kurangnya kapasitas saluran atau gorong-gorong dapat disebabkan oleh desain yang tak tepat atau tidak mempertimbangkan pertumbuhan kota dalam jangka waktu tertentu. C Adanya penumpukan sampah di sungai, saluran dan outlet-outlet saluran sehingga menimbulkan penyumbatan dan terjadi banjir D Pada umumnya, sitem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water) E Belum berfungsinya sistem drainase yang ada karena adanya penyempitan saluran akibat adanya bangunan/rumah penduduk yang pondasinya berdiri masuk di kanan kiri badan saluran. Hal ini mengakibatkan pembersihan dan perbaikan saluran sulit dilakukan. Pada beberapa tempat alur sungai mengalami penyempitan oleh bangunan dan permukiman penduduk. F Kesadaran masyarakat masih rendah/pembuangan dari kamar mandi, wastafel, air hujan dan industri rumah tangga tercampur jadi satu sehingga mengakibatkan polusi G Banjir dan genangan yang terjadi setiap Tahun disebabkan oleh meluapnya air sungai Aspek Non Teknis: Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan Perundangan, Peran serta Masyararkat dan Dunia Usaha, Komuniksi A Kurangnya sosialisasi dan kampanye tentang pengelolaan drainase B Area cakupan yang luas terbentur dengan SDM yang ada di Dinas Pekerjaan Umum. C Informasi mengenai saluran yang rusak belum optimal, pada beberapa bagian konstruksi saluran telah mengalami kerusakan (retak-retak). Hal ini disebabkan kurangnya pemeliharaan dan perbaikan saluran yang dilakukan baik rutin maupun berkala oleh instansi terkait. D Pengelola layanan drainase belum dilengkapi dengan uraian tugas dan kewenangan yang rinci serta belum didukung oleh anggaran yang memadai. E Kepedulian masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang sudah ada sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya saluran drainase yang dangkal akibat sampah yang dibuang oleh masyrakat kedalam saluran. Selain itu pada beberapa tempat di
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 116
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021
No.
Permasalahan Mendesak kawasan pusat kota dan kawasan perdagangan ditemukan adanya masyarakat yang menutup seluruh badan saluran badan untuk tempat parkir tanpa membuat manhole (lubang orang). Hal ini mengakibatkan saluran tersebut tidak dapat dibersihkan. Adapun penjabaran Desa/Kelurahan yang dirinci menurut skoring tingkat resiko drainase,
dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 2. 18 Hasil Skoring Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Risiko Drainase Lingkungan Nama Kecamatan Nama Desa/Kelurahan Tingkat Risiko Kecamatan Margasari Desa Prupuk Selatan 3 Desa Prupuk Utara 4 Desa Kaligayam 3 Desa Wanasari 3 Desa Danaraja 3 Desa Jembayat 3 Desa Margasari 3 Desa Dukuh Tengah 4 Desa Paku Laut 4 Desa Marga Ayu 3 Kecamatan Bumijawa Desa Sigedong
3
Desa Tuwel Desa Bojong Desa Buniwah Desa Lengkong
3 3 3 3
Desa Cenggini Desa Karangjambu Desa Cilongok Desa Danareja Desa Danawarih Desa Batuagung Desa Kaliwungu
3 3 3 3 4 3 3
Kecamatan Bojong
Kecamatan Balapulang
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 117
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan Kecamatan Pagerbarang
Nama Desa/Kelurahan
Tingkat Risiko
Desa Pesarean
3
Desa Timbangreja Desa Lebaksiu Kidul Desa Lebaksiu Lor Desa Kajen Desa Dukuhlo Desa Pendawa Desa Jatimulyo Desa Lebak Goah Desa Kesuben Desa Balaradin Desa Kambangan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Kedungwungu Desa Mokaha Desa Penyalahan
3 3 3
Desa Pener Desa Depok Desa Penusupan Desa Dukuhsembung Desa Kendalserut Desa Grobog Kulon Desa Bedug
3 3 3 3 3 3 3
Desa Dukuh Ringin Desa Dukuh Salam Desa Slawi Kulon Kelurahan Slawi Wetan Kelurahan Kagok Kelurahan Procot Desa Trayeman
3 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Lebaksiu
Kecamatan Jatinegara
Kecamatan Pangkah
Kecamatan Slawi
Kecamatan Dukuhwaru
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 118
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Dukuhwaru Desa Bulakpacing
Tingkat Risiko 3 3
Kecamatan Adiwerna Desa Pedeslohor Desa Lumingser Desa Kedungsukun Desa Pagiyanten Desa Penarukan Desa Tembok Banjaran Desa Adiwerna Desa Kaliwadas Desa Pecangakan Desa Gumalar Desa Bersole
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Ketanggungan Desa Pengarasan Desa Kupu Desa Sidakaton Desa Sidapurna Desa Dukuhturi Desa Lawatan Desa Kepandean Desa Pagongan Desa Grogol Desa Pepedan Desa Debong Wetan Desa Pekauman Kulon Desa Karanganyar Desa Bandasari Desa Sutapranan Desa Kademangaran
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Bengle Desa Dukuhmalang Desa Pesayangan Desa Kajen
3 3 3 3
Kecamatan Dukuhturi
Kecamatan Talang
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 119
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Kebasen Desa Tegalwangi Desa Talang Desa Kaligayam Desa Kaladawa Desa Cangkring Desa Dawuhan Desa Getaskerep Desa Pacul Desa Wangandawa
Tingkat Risiko 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
Kecamatan Tarub Desa Kemanggungan Desa Mindaka Desa Tarub Desa Kedung Bungkus Desa Kedokan Sayang Desa Bumiharja Desa Kalijambe Desa Mangunsaren Desa Margapadang Desa Kesamiran Desa Kesadikan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Desa Mejasem Barat Desa Mejasem Timur Desa Dinuk Desa Jatilawang Desa Kemantran Desa Babakan Desa Kertaharja Desa Ketileng Desa Kepunduhan Desa Bangun Galih Desa Tanjungharja Desa Kemuning Desa Plumbungan Desa Maribaya Desa Kramat
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
Kecamatan Kramat
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
II - 120
SSK Kabupaten Tegal 2017 - 2021 Nama Kecamatan
Nama Desa/Kelurahan Desa Kertayasa Desa Bongkok Desa Munjung Agung Desa Padaharja Kelurahan Dampyak
Tingkat Risiko 4 3 4 3 3
Kecamatan Suradadi Desa Jatimulya Desa Jatibogor Desa Sidoharjo Desa Purwahamba Desa Suradadi Desa Bojongsana
3 3 4 3 3 3
Desa Sukareja Desa Warureja Desa Rangimulya Desa Banjarturi Desa Banjar Agung Desa Kedungkelor Desa Demangharjo
3 3 3 3 3 4 4
Kecamatan Warureja
Rekapitulasi Skoring Desa/Kelurahan Menurut Tingkat Risiko Drainase Lingkungan No. 1 2 3 4
Tingkat Risiko 1 = Kurang Berisiko (Hijau) 2 = Berisiko Sedang (Biru) 3 = Risiko Tinggi (Kuning) 4 = Risiko Sangat Tinggi (Merah) Jumlah
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
Jumlah Desa/Kelurahan 39 109 124 15 287
Persentase 13,59% 37,98% 43,21% 5,23% 100%
II - 121
SSKKabupatenTegal 2017 - 2021
Gambar2. 30PetaAreaBerisikoDrainaseLingkungan BABII PROFILSANITASISAAT INI
II - 122