Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah Kota Yogyakarta terletak antara 110°24’19” - 110°28’53” Bujur Timur dan 07°15’24” 07°49’26” Lintang Selatan dengan luas sekitar 32,5 Km2. Kota Yogyakarta memiliki kemiringan lahan yang cukup datar 0-2% dengan ketinggian rata-rata 114 meter diatas permukaan air laut (dpa). Terdapat tiga buah sungai mengaliri Kota Yogyakarta dari utara ke selatan yaitu: Sungai Gajah Wong yang mengalir di sisi timur, Sungai Code yang mengalir di sisi tengah dan Sungai Winongo yang mengalir di sisi barat. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara
: Kabupaten Sleman
Sebelah timur
: Kabupaten Bantul dan Sleman
Sebelah selatan
: Kabupaten Bantul
Sebelah barat
: Kabupaten Bantul dan Sleman
Peta Wilayah Kajian SSK dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :
II-1 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
PEMUTAHIRAN STRATEGI SANTASIKOTA YOGYAKARTA DAN MEMORANDUM SANITASI PETA WILAYAH KAJIAN SSK KOTA YOGYAKARTA
Sumber :RTRW Kota Yogyakarta 2008-2028
Gambar 2. 1. Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kota
II-2 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Luasan lahan yang sudah terbangun ataupun belum dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut. Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah perKecamatan serta Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan/ Desa
Administrasi Km²
(Ha)
Terbangun
(%) terhadap Total Administrasi
Km²
(Ha)
(%) terhadap Luas Administrasi
Mantrijeron
3
2,61
261
8,0
2.38
238
91,19
Kraton
3
1,40
140
4,3
1.10
115
82,14
Mergangsan
3
2,31
231
7,1
1.96
196
85
Umbulharjo
7
8,12
812
25
6.22
622
78
Kotagede
3
3,07
307
9,4
2.36
236
77
Gondokusuman
5
3,98
398
12,3
3.20
320
80,40
Danurejan
3
1,10
110
3,4
0.89
89
80,91
Pakualaman
2
0,63
63
1,9
0.57
57
90,48
Gondomanan
2
1,12
112
3,4
0.83
101
90,27
Ngampilan
2
0,82
82
2,5
0.64
64
78,05
Wirobrajan
3
1,76
176
5,4
1.50
150
85.23
Gedongtengen
2
0,96
96
3
0.65
65
67,71
Jetis Tegalrejo
3 5
5,2 9,0 100
1.59 2.74
159 274
93,53 94.48
1,70 170 2,90 290 Total 32,50 3.250 Sumber: BPS Kota Yogyakarta dalam angka 2014
Penggunaan lahan paling banyak adalah untuk perumahan yaitu sebesar 64.6%, jasa 8.6%, perusahaan 9.3%, industri 1.6%,pertanian 3,4%, non-produktif 0,6% dan lain-lain 11,9%. Jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebanyak 402.679 jiwa dengan rincian 195.712 jiwa penduduk laki-laki dan 206.967 jiwa penduduk perempuan, dengan prosentase kenaikan jumlah penduduk pertahun rata-rata sebesar 1,6% maka di tahun 2015 jumlah penduduk kota Yogyakarta menjadi 410.217
jiwa dan di tahun 2020 sebanyak
411.275 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Umbulharjo dengan 79.209 jiwa dan terendah Kecamatan Pakualaman dengan jumlah penduduk 11.198 jiwa. Kepadatan penduduk Kota Yogyakarta adalah 12.390 per km2. Untuk kecamatan paling padat adalah Kecamatan Ngampilan dengan kepadatan 20.361 jiwa per km2 dan terjarang adalah Kecamatan Umbulharjo yaitu 9.984 jiwa per km2. Jumlah Penduduk ini disajikan pada Tabel 2.2 berikut ini.
II-3 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2. 2. Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang
Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perkotaan Nama Kecamatan
Tahun 2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Mantrijeron
32.383
32.595
32.806
33.018
33.229
33.441
33.653
33.864
Kraton
22.154
22.366
22.577
22.789
23.000
23.212
23.424
23.635
Mergangsan
36.574
36.786
36.997
37.209
37.420
37.632
37.844
38.055
Umbulharjo
78.786
78.998
79.209
79.421
79.632
79.844
80.056
80.267
Kotagede
31.159
31.371
31.582
31.794
32.005
32.217
32.429
32.640
Gondokusuman
42.328
42.540
42.751
42.963
43.174
43.386
43.598
43.809
Danurejan
21.111
21.323
21.534
21.746
21.957
22.169
22.381
22.592
Pakualaman
10.775
10.987
11.198
11.410
11.621
11.833
12.045
12.256
Gondomanan
15.190
15.402
15.613
15.825
16.036
16.248
16.460
16.671
Ngampilan
18.619
18.831
19.042
19.254
19.465
19.677
19.889
20.100
Wirobrajan
13.863
14.075
14.286
14.498
14.709
14.921
15.133
15.344
Gedongtengen
20.778
20.990
21.201
21.413
21.624
21.836
22.048
22.259
Jetis
27.740
27.952
28.163
28.375
28.586
28.798
29.010
29.221
Tegalrejo
36.321
36.533
36.744
36.956
37.167
37.379
37.591
37.802
416.671
419.625
422.593 425.561
407.781 410.749 413.703 Jumlah Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja Sanitasi
428.515
Jumlah Kepala Keluarga Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebanyak 100.993 KK denganprosentase rata-rata kenaikan jumlah KK pertahun sebesar 0,82 % maka di tahun 2015 jumlah KK Kota Yogyakarta menjadi 105.442 KK dan di tahun 2020 sebanyak 109.150 KK. Jumlah terbanyak ada di Kecamatan Umbulharjo dengan 19.802 dan terendah Kecamatan Pakualaman dengan jumlah KK sebanyak 2.800. Tabel 2.3 menyajikan jumlah KK saat ini di Kota Yogyakarta dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang. Tabel 2. 3. Jumlah Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Jumlah Kepala Keluarga (KK) Wilayah Perkotaan
Nama Kecamatan
Tahun 2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Mantrijeron
8.096
8.149
8.202
8.254
8.307
8.360
8.413
8.466
Kraton
5.539
5.591
5.644
5.697
5.750
5.803
5.856
5.909
Mergangsan
9.144
9.196
9.249
9.302
9.355
9.408
9.461
9.514 II-4
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Umbulharjo
19.697
19.749
19.802
19.855
19.908
19.961
20.014
20.067
7.790
7.843
7.896
7.948
8.001
8.054
8.107
8.160
10.582
10.635
10.688
10.741
10.794
10.847
10.899
10.952
Danurejan
5.278
5.331
5.384
5.436
5.489
5.542
5.595
5.648
Pakualaman
2.694
2.747
2.800
2.852
2.905
2.958
3.011
3.064
Gondomanan
3.798
3.850
3.903
3.956
4.009
4.062
4.115
4.168
Ngampilan
4.655
4.708
4.761
4.813
4.866
4.919
4.972
5.025
Wirobrajan
3.466
3.519
3.572
3.624
3.677
3.730
3.783
3.836
Gedongtengen
5.195
5.247
5.300
5.353
5.406
5.459
5.512
5.565
Jetis
6.935
6.988
7.041
7.094
7.147
7.200
7.252
7.305
9.080 9.133 9.186 Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja
9.239
9.292
9.345
9.398
9.451
Kotagede Gondokusuman
Tegalrejo
Proyeksi pertumbuhan penduduk merupakan data dasar yang diperlukan dalam menyusun strategi sanitasi kota. Dengan mengetahui proyeksi penduduk akan di dapatkan kondisi kepadatan penduduk untuk beberapa kurun waktu ke depan. Proyeksi penduduk dapat didekati dengan metode statistika. Metode statistika yang paling umum digunakan dalam proyeksi penduduk yaitu: 1. Metode aritmatika ; 2. Metode Geometrik ; 3. Metode Least Square. Berdasarkan beberapa penelitian mengenai proyeksi penduduk untuk Kota Yogyakarta yang paling sesuai berdasarkan data penduduk yang ada maka digunakan metode Aritmatika dengan persamaan sebagai berikut:
Pn P0 Ka .(Tn T0 ) Ka
P2 P1 T2 T1
Dengan: Pn
= jumlah penduduk pada tahun ke – n (jiwa)
P0
= jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
Tn
= tahun pada akhir tinjauan
T0
= tahun pada awal tinjauan
Ka
= koefisien pertumbuhan penduduk
P2
= jumlah penduduk akhir tinjauan (jiwa)
P1
= jumlah penduduk awal tinjauan (jiwa
Tabel 2.4 dibawah ini menyajikan tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu lima tahun mendatang. II-5 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.4. Tingkat pertumbuhan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Tingkat Pertumbuhan (%) Nama Kecamatan
Tahun 2015
2016
2017
2018
2019
2020
Mantrijeron
0.65
0.65
0.64
0.64
0.63
0.63
Kraton
0.95
0.94
0.93
0.92
0.91
0.90
Mergangsan
0.58
0.57
0.57
0.57
0.56
0.56
Umbulharjo
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.26
Kotagede
0.67
0.67
0.67
0.66
0.66
0.65
Gondokusuman
0.50
0.49
0.49
0.49
0.49
0.49
Danurejan
0.99
0.98
0.97
0.96
0.95
0.95
Pakualaman
1.93
1.89
1.85
1.82
1.79
1.76
Gondomanan
1.37
1.36
1.34
1.32
1.30
1.29
Ngampilan
1.12
1.11
1.10
1.09
1.08
1.06
Wirobrajan
1.50
1.48
1.46
1.44
1.42
1.40
Gedongtengen
1.01
1.00
0.99
0.98
0.97
0.96
Jetis
0.76
0.75
0.75
0.74
0.73
0.73
Tegalrejo
0.58
0.58
0.57
0.57
0.57
0.56
Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja
Analisis kepadatan penduduk merupakan hasil bagi antara luas wilayah yang ada dengan jumlah penduduk yang menempati wilayah tersebut. Kecamatan Ngampilan merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan paling tinggi yaitu 23.222 jiwa per kilo meter persegi (km2). Sedangkan untuk Kecamatan Wirobrajan menduduki peringkat terakhir kepadatan penduduknya yaitu 8.117 jiwa per kilometer persegi (km2). Untuk proyeksi kepadatan penduduk dalam lima tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 2.5 dibawah ini.
Tabel 2.5. Tingkat kepadatan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Kepadatan Penduduk per km Nama Kecamatan
2
Tahun 2015
2016
2017
2018
2019
2020
Mantrijeron
12.569
12.651
12.732
12.813
12.894
12.975
Kraton
16.127
16.278
16.429
16.580
16.731
16.882
Mergangsan
16.016
16.108
16.199
16.291
16.383
16.474 II-6
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Umbulharjo
9.755
9.781
9.807
9.833
9.859
9.885
Kotagede
10.287
10.356
10.425
10.494
10.563
10.632
Gondokusuman
10.742
10.795
10.848
10.901
10.954
11.007
Danurejan
19.577
19.769
19.961
20.154
20.346
20.538
Pakualaman
17.775
18.111
18.447
18.783
19.118
19.454
Gondomanan
13.940
14.129
14.318
14.507
14.696
14.885
Ngampilan
23.222
23.480
23.738
23.996
24.254
24.513
Wirobrajan
8.117
8.237
8.358
8.478
8.598
8.718
Gedongtengen
22.085
22.305
22.525
22.746
22.966
23.187
Jetis
16.567
16.691
16.816
16.940
17.064
17.189
Tegalrejo
12.670
12.743
12.816
12.889
12.962
13.035
Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja.
Jumlah penduduk miskin di Kota Yogyakarta sebanyak 60.230 jiwa atau 18.881 KK atau 14,66 % dari jumlah penduduk tahun 2014 yang ada di Kota Yogyakarta. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 41.147 jiwa yang termasuk rawan miskin, 19.982 jiwa adalah penduduk miskin, dan 101 jiwa fakir miskin. Jumlah penduduk miskin ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini. Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Miskin tiap Kecamatan
NO
KECAMATAN / KELURAHAN
Penduduk
KK
RM
M
FM
RM
M
FM
1
Kec Tegalrejo Kricak Karangwaru Tegalrejo Bener
4383 1280 1224 1152 727
1949 296 647 421 585
12 0 0 0 12
1410 411 382 378 239
571 96 181 115 179
3 0 0 0 3
2
Kec Jetis Bumijo Cokrodiningratan Gowongan
3670 1577 1170 923
1540 1005 222 313
1 0 1 0
1130 492 355 283
482 317 74 91
1 0 1 0
Kec Gondokusuman Demangan Kotabaru Klitren Baciro
4328 657 302 1107 1266
1454 198 41 308 704
0 0 0 0 0
1322 196 95 331 404
471 72 17 91 222
0 0 0 0 0
3
II-7 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Terban
996
203
0
296
69
0
Kec Danurejan Suryatmajan Tegalpanggung Bausasran
2758 579 1524 655
1991 535 949 507
4 0 0 4
834 179 447 208
587 167 259 161
1 0 0 1
Kec Gedongtengen Sosromenduran Pringgokusuman
2720 681 2039
660 86 574
4 0 4
875 225 650
210 27 183
1 0 1
Kec Ngampilan Ngampilan Notoprajan
1327 876 451
540 283 257
6 3 3
428 280 148
180 103 77
3 2 1
7
Kec Wirobrajan Pakuncen Wirobrajan Patangpuluhan
3383 1301 1122 960
1469 945 269 255
29 28 0 1
998 355 353 290
470 280 96 94
7 6 0 1
8
Kec Mantrijeron Gedongkiwo Suryodiningratan Mantrijeron
3296 1582 1045 669
1541 571 602 368
0 0 0 0
1085 499 372 214
495 183 197 115
0 0 0 0
9
Kec Kraton Patehan Panembahan Kadipaten
2881 1082 1186 613
1101 247 418 436
12 1 3 8
897 323 359 215
380 81 144 155
7 1 2 4
10
Kec Gondomanan Ngupasan Prawirodirjan
1387 332 1055
854 250 604
13 0 13
425 93 332
277 83 194
3 0 3
11
Kec Pakualaman Purwokinanti Gunungketur
1375 776 599
318 218 100
0 0 0
420 242 178
103 68 35
0 0 0
12
Kec Mergangsan Keparakan Wirogunan Brontokusuman
3684 1301 1338 1045
3023 1226 899 898
20 5 6 9
1192 442 412 338
907 341 287 279
5 1 2 2
13
Kec Umbulharjo Semaki Muja-Muju Tahunan Warungboto Pandeyan
3266 460 555 363 289 333
1455 310 339 52 68 227
0
989 144 171 103 89 102
472 100 108 13 25 73
0 0 0 0 0 0
4
5
6
0 0 0 0 0
II-8 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Sorosutan Giwangan
716 550
355 104
Kec Kotagede Rejowinangun Prenggan Purbayan
2689 944 683 1062
1087 147 628 312
0
Jumlah Kota Yogyakarta
41147
18982
14
0 0
214 166
123 30
0 0
0 0 0
862 303 204 355
378 47 209 122
0 0 0 0
101
12867
5983
31
Sumber : TKPK Kota Yogyakarta Th 2014
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota yang terdiri dari pelayanan kota, rencana sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan dapat dilihat pada gambar 2.1, sedangkan pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
II-9 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Sumber :RTRW Kota Yogyakarta 2008-2028
Gambar 2. 2. Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kota II-10 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Sumber :RTRW Kota Yogyakarta 2008-2028
Gambar 2.3. Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta
II-11 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam rangka Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) disajikan pada Tabel 2.7 sampai Tabel 2.9 berikut: a. Air limbah domestik Tabel 2.7. Kemajuan SSK Air Limbah Domestik di Kota Yogya Strategi Sanitasi Kota tahun 2012-2017
SSK saat ini
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan sistem pengelolaan air limbah yang terhubung di IPAL Sewon
Jumlah pelanggan terpenuhi menjadi 5000 pelanggan atau meningkat dari 63% ke 100 % tahun 2014
Jumlah sambungan rumah sebanyak 10.478 pelanggan
Jumlah sambungan rumah sebanyak 15.270 pelanggan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana IPAL komunal
Partisipasi masyarakat dalam perawatan sarana IPAL meningkat tahun 2014
Pemakaian IPAL komunal belum dimanfaatkan secara optimal
Optimalisasi IPAL komunal
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang septik-tank yang aman
Masyarakat meningkatkan perawatan terhadap sarana septink-tank tahun 2014 Jumlah 25000 (Kartamantul) pelanggan IPAL terpenuhi tahun 20152017 atau melayani 100% kebutuhan SR kota
Jumlah septik tank komunal 45 dan melayani 1.429 kk
Jumlah septik tank komunal meningkat menjadi 56 unit dan melayani 1.997 kk
Jumlah sambungan rumah sebanyak 10.478 pelanggan
Jumlah sambungan rumah sebanyak 15.270 pelanggan. (Kuota untuk kota sudah terpenuhi, jika kuota Sleman dan Bantul tidak dipakai, maka bisa dimanfaatkan oleh Kota)
Peningkatan Kapasitas IPAL Terpusat di Sewon
Data dasar*
Pemungutan retribusi untuk biaya perawatan IPAL komunal
Sumber: :Analisa Pokja *(Data dasar BPS 2012)
II-12 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
b. Pengelolaan Persampahan Tabel 2.8. Kemajuan SSK Persampahan di Kota Yogya Strategi Sanitasi Kota tahun 2012-2017 Tujuan Mendorong regulasi tentang persampahan
Sasaran Tersedianya regulasi tentang persampahan di tahun 2014
Data dasar* Terciptanya regulasi pengelolaan persampahan
Meningkatkan sarana/prasarana persampahan
Peningkatan jumlah layanan pengangkut an sampah dari 78% ke 90% ditahun 2016
Sampah dipilah kemudian diolah tidak semua masuk ke TPA Piyungan
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting nya pengelolaan persampahan
Menurunkan menjadi 0% masyarakat yang membuang sampah sembarangan , meningkatkan pengelolaan sampah dengan pola 3R
Penyebarluasan tentang pengeloaan sampah dan perilaku hidup bersih sehat oleh Dinas terkait
SSK saat ini Perda No. 5 tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, Perda No 10 Tahun 2012, tentang Pengelolaan Persampahan Dalam persiapan IPST di beberapa wilayah Kota Yogyakarta. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan melakukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya (rumah,sekolah, kantor dll) Sampah dikelola dengan 3 R. (316 Bank sampah di Kota) Pembentukan bank sampah di tingkat RW
*Data Dasar: BPS 2012
c. Drainase Perkotaan Tabel 2.9. Kemajuan SSK Drainase di Kota Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota tahun 2012-2017 Tujuan Adanya regulasi tentang pengelolaan drainase yang komprehensif
Sasaran Terbentuknya regulasi tentang pengelolaan drainase tahun 2014
Data dasar* Belum adanya sanksi kepada masyarakat yang menggunakan saluran drainase bukan untuk peruntukannya
Terwujudnya pembangunan antar kawasan mengenai sistem pengelolaan drainase yang komprehensif
Mengurangi titik-titik genangan dengan pembuatan sudetan dengan cakupan layanan dari 50% menjadi 81% di tahun 2015
Jumlah titik genangan masih ada 57 titik(KPY) Studi genangan di tahun 2013 ada 50 titik
SSK saat ini Merencanakan untuk menciptakan peraturan maupun UU tentang drainase Merencanakan mengurangi titiktitik genangan yang berjumlah 35 titik(10 ha dari luas wilayah 3.200 ha) Rencana II-13
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Terpeliharanya sarana/prasarana drainase
Saluran drainase yang mengalami kerusakan dibeberapa titik (13%) harus diperbaiki sampai tahun 2017
Saluran drainase banyak yang tidak berfungsi sebagai SAH, saluran drainase banyak yang sudah tua sehingga perlu perbaikan
Meningkatkan kesadaran masya rakat akan penting nya saluran drainase
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tdak membuang limbah di saluran drainase
Peran serta masya rakat dalam pengelolaan dan perawatan saluran drainase
melakukan Studi genangan setiap 5 tahun sekali yaitu di tahun 2018 Perbaikan yang sudah dilaksanakan sudah mencapai 50.%
Perlunya gerakan penyadaran masyarakat untuk merawat saluran drainase
2.3. Profil Sanitasi Saat Ini 2.3.1. Air Limbah Domestik Limbah domestik diklasifikasikan menjadi dua yaitu grey water dan black water. Air limbah yang termasuk dalam kategori grey water adalah air limbah rumah tangga berupa limbah cucian dapur, cucian pakaian (sabun), dan air buangan dari kamar mandi. Sedangkan yang termasuk dalam black water adalah, tinja manusia, urine, air penggelontor, kertas pembersih, dan air pembersih. Secara umum dari hasil survey air limbah relatif
terkelola dengan baik. Limbah rumah tangga selain tinja masuk dalam
saluran air limbah ataupun sumur peresapan, sedangkan limbah tinja terkelola dengan tangki septik ataupun instalasi air limbah baik on site maupun off site.
1. Sistem dan Infrastruktur Pengelolaan air limbah ini sangat mempengaruhi derajat kesehatan di masyarakat. Jika limbah tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan terutama pada air tanah. Pengelolaan air limbah yang baik dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kesadaran masyarakat akan kesehatan, sarana dan prasarana infrastruktur yang mendukung, dan kelembagaan yang ada. Di kota Yogyakarta ini sistem pengelolaan air limbah di masyarakat dapat dijelaskan pada Gambar 2.4 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah di bawah ini.
II-14 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Black Water Black Water Black Water Black Water Grey Water Grey Water Grey Water
Tanki septic IPAL komunal IPAL Sewon/Regional Sungai Peresapan Sungai IPAL Regional (Sewon)
Sumur peresapan Sungai Sungai
Gambar 2.4. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa yang termasuk dalam sistem pengelolaan air limbah adalah: 1. Black water, ditampung dengan tanki septik, selanjutnya airnya diresapkan dalam sumur peresapan, sehingga meresap ke dalam tanah, dan menambah suplai air tanah. 2.
Black water ditampung di IPAL komunal, kemudian effluent-nya dibuang ke sungai.
3. Black water langsung di buang di IPAL Regional dengan sistem perpipaan, dan effluent-nya di buang ke sungai, Di sini masyarakat yang terkoneksi dengan saluran air limbah ini dikenakan wajib retribusi (WR).
II-15 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
4. Black grey dibuang langsung ke sungai tanpa diolah di tanki septik, jadi dari kloset langsung ke sungai. Hal ini dikarenakan lokasi penduduk yang dekat dengan sungai, namun lahan tidak ada untuk membangun tangki septik maupun tangki septik komunal. Ada penduduk yang buang air besar langsung ke sungai, hal ini dikarenakan rumah dekat dengan sungai, dan sudah menjadi kebiasaan buang air besar langsung ke sungai. 5. Grey water langsung diresapkan ke dalam sumur peresapan. 6. Grey water langsung dibuang ke Sungai 7. Grey water dibuang ke IPAL Regional dengan sistem perpipaan, dan masyarakat dikenakan retribusi (WR) Dari Gambar 2.5 dibawah ini dapat dijelaskan bahwa di Kota Yogyakarta ini bahwa masih ada masyarakat Yogyakarta yang buang air besar di sungai, saluran terbuka, ataupun ditempat lain yang tidak di jamban (BABS) atau dengan kata lain sanitasi yang tidak layak, yaitu seperti di Kelurahan Terban, Kricak, Tegalrejo,Kotabaru, Baciro, dan Pandeyan. Biasanya masyarakat ini tempat tinggalnya dekat dengan sungai ataupun saluran terbuka, sehingga mereka kalau mau BAB langsung ke sungai. Selain kebiasaan BAB di sungai, faktor keterbatasan lahan manjadi penyebab masyarakat tersebut tidak membuat jamban. Hal ini perlu segera diatasi dengan membuat jamban komunal, ataupun IPAL komunal, ataupun tangki septik komunal, dan jika memungkinkan dengan saluran air limbah yang langsung ke Sewon (IPAL Regional). Masyarakat yang masih mempunyai – kebiasaan BABS di Kota Yogyakarta ini sebesar 0,22% dari penduduk Kota Yogyakarta, seperti yang disajikan pada Tabel 2.10 dibawah ini. Sanitasi yang tidak layak selain BABS adalah masyarakat yang menggunakan jamban untuk BAB dengan tangki septik yang tidak layak seperti cubluk, bocor, ataupun rusak. Tangki septik yang dikatakan layak adalah jika tangki tersebut kedap air, tidak bocor dan dapat melakukan proses penguraian limbah oleh bakteri yaitu tangki septik dengan lubang penghawaan. Sarana dan prasarana pendukung juga masih kurang seperti tidak adanya mobil pelayanan sedot tinja. Belum terdapat Masterplan air limbah skala Kota Yogyakarta juga merupakan permasalahan pembangunan sanitasi kota. Diperlukan juga SDM yang memadai untuk pembangunan dan pengelolaan air Limbah Kota Yogyakarta.
II-16 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Sumber:RTRW Kota Yogyakarta 2008-2028
Gambar 2.5. Peta Cakupan Akses dari Sistem Air Limbah di Kota Yogyakarta
II - 15 II-17 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Keterbatasan kapasitas IPAL Regional juga muncul sebagai permasalahan sanitasi khususnya pengelolaan air limbah domestik. Pada Tabel 2.10, masyarakat yang tangki septiknya tidak layak atau tidak aman sebesar 2,09%.Tangki septik yang tidak layak ini masih dijumpai di Kelurahan Baciro, Klitren, Demangan,
Sorosutan, Pandeyan, Giwangan,dan Rejowinangun. Cakupan akses dan
sistem layanan air limbah domestik per kecamatan dan kelurahan disajikan pada Tabel 2.10 berikut ini:
II-18 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.10. Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kota Yogyakarta Sanitasi Tidak Layak
Sanitasi Layak Sistem On Site
Sistem Off Site
Individual No
Nama Kecamatan
Keterangan BABS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Kawasan/ Terpusat
Sistem Berbasis Komunal
Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Kraton Kecamatan Mergangsan Kecamatan Umbulharjo Kecamatan Kotagede Kecamatan Gondokusuman Kecamatan Danurejan Kecamatan Pakualaman Kecamatan Gondomanan Kecamatan Ngampilan
Cubluk Jamban Tidak Aman
Cubluk Aman/Jamban Keluarga dgn Tangki Septik aman
MCK Komunal
Tangki Septik Komunal (>10KK)
IPAL Komunal
Sambungan Rumah yang berfungsi
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
(KK)
-
-
6.705
90
-
40
1.903
-
124
2.626
445
-
-
2.344
-
922
6.549
760
200
113
1.156
3
99
15.569
182
-
332
1.135
-
41
7.387
97
33
232
-
139
516
9.448
261
-
41
177
-
196
3.460
617
21
102
882
-
-
1.295
386
-
33
980
-
-
2.121
605
60
119
893
-
-
2.220
300
230
289
1.616
(KK)
II-19 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
11 12 13 14
Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Gedongtengen Kecamatan Jetis Kecamatan Tegalrejo
Jumlah
-
246
5.310
352
-
233
665
-
-
3.258
354
-
51
1.532
-
-
5.080
145
111
241
1.358
87
35
7.970
151
-
246
591
229 0.22%
Maka Prosentase Layanan Limbah adalah
2.179 2.09%
78.995 75.88%
77.97% 82.53%
0.22% 2.31%
4.745 4.56%
655 0.63%
2.072 1.99%
7.18%
15.232 14.63% 14.63%
17.25% 97.69%
Sumber: Hasil survei *Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, sungai ** Tidak Aman : Tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali *** Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibanguun di area dengan kepadatan > 50 org/Ha dan jarak sumber air bersih yang bukan perpipaan <10m **** MCK komunal : cakupan layanan 10-200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodegester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet)
II-20 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.11. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik No
Jenis
Satuan
Jumlah/ kapasitas
Kapasitas
Kondisi Tidak Berfungsi berfungsi
Keterangan
SPAL Setempat (On Site) 1 2 3
Berbasis Komunal MCK Komunal
unit
982
Truk Tinja
unit
1
3
IPLT
982 1
m /hari
25
1
unit
21
21
unit
57
47
1
1
SPAL Terpusat (Off Site) 1
Tangki Septik Komunal > 10 KK IPAL Komunal
2
IPAL Kawasan/Terpusat Kapasitas
3
m /hari
10
25.000
Sistem
2. Kelembagaan dan Peraturan Dinas yang terkait dalam penanganan air limbah domestik di Kota Yogyakarta adalah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil). Guna mendukung target pencapaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta telah diatur dalam: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 3. Keputusan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air minum dan Sanitasi; 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNPSPLAP); 5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total berbasis Masyarakat;
II-21 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
7. Keputusan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
648-82/Kep/Bangda/2015
tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-565/Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015; 8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah; 9. Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 03 tahun 2013 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik; 10. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik;
2.3.2. Persampahan Masalah persampahan menjadi masalah klasik di setiap wilayah, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Volume sampah akan selalu meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan sampah supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan di masyarakat, baik itu sampah di tingkat rumah tangga, tingkat RT, RW, ataupun tingkat perkotaan. Pengelolaan sampah dapat dibagi dalam dua kegiatan utama yaitu: a. Pengumpulan sampah b. Pemrosesan akhir Kegiatan pengumpulan sampah dapat dimulai dari lingkup rumah tangga, kemudian lingkup RT, dan kemudian lingkup kota. Pengelolaan sampah ini harus ada organisasi pengelola, dari mulai tahapan pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan tahapan pemrosesan akhir baik oleh kelompok masyarakat, ataupun yang dikelola oleh dinas terkait. Aktifitas pengelolaan sampah di tingkat masyarakat Kota Yogyakarta ini ada beberapa model, yaitu: 1. Produksi sampah (rumah tangga) dikumpul di depan rumah dengan bak sampah dan kemudian diambil oleh petugas sampah dengan gerobak sampah untuk ditampung di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Selanjutnya dari TPSS diangkut dengan truk sampah oleh petugas dari dinas terkait ke tempat pembuangan akhir. 2. Sampah rumah tangga dibuang langsung ke TPSS, kemudian dari TPSS diangkut dengan truk sampah oleh petugas ke tempat pembuangan akhir. II-22 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
3. Sampah rumah tangga dipilah atau dilkelompokan dalam beberapa jenis yaitu organik, kertas, kaca, dan plastik oleh setiap rumah tangga, dan kemudian dibawa ke bank sampah terdekat. Dalam hal ini sampah kering yang di bawa ke bank sampah. Selanjutnya dari bank sampah dijual ke pengepul, sedangkan sampah organik di buang ke tempat pembuangan sampah sementara untuk diangkut petugas sampah, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. 4. Sampah rumah tangga dikumpul di arm roll dan diangkut oleh petugas dengan truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir. 5. Sampah rumah tangga dikumpul dan dibakar, sedangkan sampah organik dikumpul di lubang tanah dan ditimbun. Model pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta ini dapat dijelaskan dalam diagram sanitasi pengelolaan sampah berikut ini:
Gambar 2.6. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah Model pengelolaan di masyarakat yang lainnya adalah dengan memilah dan kemudian melakukan 3 R yaitu mengurang (reduce), menggunakan kembali yang masih bisa dipakai (reuse), dan mendaur ulang(recycle) sampah menjadi barang yang lebih bernilai. Pengelolaan 3 R oleh masyarakat di kota Yogyakarta dilakukan secara berkelompok dengan II-23 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
membentuk Bank Sampah. Di kota Yogyakarta ini terbentuk Bank Sampah kurang lebih 323 kelompok. Di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 timbunan sampah per harinya rata-rata 245.074 kg/hari, yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 220.000 kg/hari. Dari hasil studi lapangan yang telah dilaksanakan permasalahan yang timbul dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta adalah bahwa masyarakat masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya, keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan lahan. Pola pengelolaan sampah dari produksi sampah sampai pembuangan akhir disajikan pada Gambar 2.5 berikut ini. Cakupan akses pelayanan sampah di Kota Yogyakarta tahun 2014 disajikan pada Gambar 2.7 dan Tabel 2.12 berikut. Tabel 2.13 menyajikan timbulan sampah di Kota Yogyakarta per kecamatan.
II-24 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Sumber :Pokja Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.7. Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kota Yogyakarta
II-25 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2. 12 Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kota Yogyakarta tahun 2014 Volume Sampah Yang terangkut Ke TPA
Pengelolaan 3R Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan %
m3/hari
Total %
Total
Wilayah Perkotaan
m3/hari
%
m3/hari
%
m3/hari
Mantrijeron
0.44%
0.68
0.44%
0.68
7.9%
69.79
6.81%
70.47
Keraton
0.41%
0.63
0.41%
0.63
5.5%
48.03
4.71%
48.66
Mergangsan
0.66%
1.02
0.66%
1.02
8.9%
78.70
7.71%
79.73
Umbulharjo
1.22%
1.88
1.22%
1.88
19.1%
168.50
16.47%
170.38
Kota Gede
0.18%
0.28
0.18%
0.28
7.6%
67.18
6.52%
67.46
Gondokusuman
0.75%
1.15
0.75%
1.15
10.3%
90.94
8.90%
92.10
Danurejan
0.41%
0.63
0.41%
0.63
5.2%
45.81
4.49%
46.44
Pakualaman
0.12%
0.19
0.12%
0.19
2.7%
23.82
2.32%
24.01
Gondomanan
0.25%
0.39
0.25%
0.39
3.8%
33.21
3.25%
33.60
Ngampilan
0.28%
0.43
0.28%
0.43
4.6%
40.51
3.96%
40.94
Wirobrajan
0.40%
0.61
0.40%
0.61
3.5%
30.39
3.00%
31.00
Gedong Tengen
0.53%
0.82
0.53%
0.82
5.1%
45.10
4.44%
45.92
Jetis
0.48%
0.73
0.48%
0.73
6.8%
59.91
5.86%
60.64
Tegalrejo
0.76%
1.17
0.76%
1.17
8.9%
78.17
7.67%
79.34
93.11%
143.56
93.11%
143.56
13.88%
143.56
TPST ( 6 unit)
II-26 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Volume Sampah Yang terangkut Ke TPA
Pengelolaan 3R Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan %
Jumlah
100%
Akses Layanan
Total
m3/hari
%
154.19
100%
14.91%
Total
Wilayah Perkotaan
m3/hari 154.19
%
m3/hari
100%
880.07
% 100%
m3/hari 1.034.26
85.09%
Sumber : BLH Kota Yogyakarta
Timbulan sampah di Kota Yogyakarta per Kecamatan pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.13 berikut ini
II-27 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2. 13. Timbulan sampah per kecamatan, di Kota Yogyakarta, tahun 2014 Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan
Volume Timbulan Sampah
Wilayah Perdesaan
Wilayah Perkotaan
Total
Orang
Orang
Orang
Mantrijeron
32.806
Kraton
22.577
Mergangsan
36.997
Umbulharjo
79.209
Kotagede
31.582
Gondokusuman
42.751
Danurejan
21.534
Pakualaman
11.198
Gondomanan
15.613
Ngampilan
19.042
Wirobrajan
14.286
Gedongtengen
21.201
Jetis
28.163
32.806 22.577 36.997 79.209 31.582 42.751 21.534 11.198 15.613 19.042 14.286 21.201 28.163
Wilayah Perdesaan (%)
3
m /hari
Wilayah Perkotaan
(%)
m3/hari
Total
(%)
3
m /hari
7.93%
82.02
7.93%
82.02
5.46%
56.44
5.46%
56.44
8.94%
92.49
8.94%
92.49
19.15%
198.02
19.15%
198.02
7.63%
78.96
7.63%
78.96
10.33%
106.88
10.33%
106.88
5.21%
53.84
5.21%
53.84
2.71%
28.00
2.71%
3.77%
39.03
3.77%
39.03
4.60%
47.61
4.60%
47.61
3.45%
35.72
3.45%
35.72
5.12%
53.00
5.12%
53.00
6.81%
70.41
6.81%
70.41
28.00
II-28 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan
Volume Timbulan Sampah
Wilayah Perdesaan
Wilayah Perkotaan
Total
Orang
Orang
Orang
Tegalrejo
36.744 Jumlah
413.703
36.744 413.703
Wilayah Perdesaan (%)
m3/hari
Wilayah Perkotaan
(%)
m3/hari
Total
(%)
m3/hari
8.88%
91.86
8.88%
91.86
100.00%
1.034.26
100.00%
1.034.26
Sumber : BLH Kota Yogyakarta
Kondisi sarana dan prasarana persampahan juga sangat menentukan keberhasilan dari tujuan pengelolaan sampah. Untuk kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kota Yogya disajikan pada Tabel 2.14 terkait jumlah tempat pembuangan sampah sementara dan jumlah gerobak sampah , dan Tabel 2.15 terkait kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kota Yogya.
II-29 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2. 14. Rekapitulasi Jumlah TPSS dan Gerobak Sampah Saat ini dan Usulan di Kota Yogyakarta NO
KELURAHAN
JUMLAH SAAT INI (UNIT)
JUMLAH USULAN (UNIT)
TPSS
GS
TPSS
GS
1
Baciro
3
21
0
13
2
Bausasran
0
0
60
12
3
Bener
1
0
0
0
4
Bumijo
1
1
7
3
5
Cokrodiningratan
1
0
0
0
6
Demangan
1
12
0
12
7
Giwangan
1
3
0
0
8
Gunungketur
1
1
0
1
9
Klitren
1
1
0
0
10
Kotabaru
7
5
1
1
11
Kricak
0
10
0
0
12
Muja-muju
0
0
0
60
13
Ngupasan
0
3
0
0
14
Notoprajan
0
1
0
1
15
Panembahan
2
4
1
1
16
Patehan
1
2
0
7
17
Prawirodirjan
0
3
0
0
18
Pringgokusuman
1
0
0
0
19
Purbayan
0
0
0
5
20
Rejowinangun
2
1
0
5
21
Semaki
0
5
0
4
22
Sosromenduran
2
0
1
15
23
Suryatmajan
0
5
0
5
24
Tegalpanggung
4
4
0
4
25
Tegalrejo
1
0
0
0
26
Terban
22
2
0
0
27
Wirogunan
0
10
0
15
Jumlah
52 94 442 Sumber : Pemetaan Sarana dan Prasarana, Kota Yogyakarta
164
II-30 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Untuk kondisi sarana dan prasarana persampahan disajikan pada Tabel 2.15 Tabel 2. 15. Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No
Jenis Prasarana/ Sarana
Satuan
Jumlah/luas total terpakai
Kapasitas daya tampung
Ritasi/ hari
M3 (i)
1
2
3
4
5
(ii)
Keterang an **
Kondisi
Baik
Rusak ringan
Rusak berat
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
Gerobak
unit
1
1
-
-
-
-
Becak/Becak Motor(roda 3)
unit
1
1
-
-
-
-
Kendaraan Pick Up
unit
2
2
-
-
-
-
Bak Sampah (beton/kayu/fiber)
unit
-
-
-
-
-
-
Container
unit
-
-
-
-
-
-
Transfer Stasiun
unit
-
10
3
baik
-
-
SPA (Stasiun Peralihan Antara)
unit
-
20
5
baik
-
-
Dump Truck
unit
35
20
-
-
-
-
Arm Roll Truck
unit
-
-
-
-
-
-
Compactor Truck Pengolahan Sampah Sistem 3R
unit
-
-
-
-
-
-
unit
-
-
-
-
-
-
Incinerator
unit
-
-
-
-
-
-
(x)
Pengumpulan Setempat
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Pengangkutan
TPA/TPA Regional Konstruksi: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
II-31 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
6
7
Operasional: lahan urug saniter/ lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
-
-
-
-
-
-
Luas total TPA yang terpakai
-
-
-
-
-
-
-
Luas sel Landfill
-
-
-
-
-
-
-
Daya tampung TPA
-
-
-
-
-
-
-
BLH
Alat Berat Bulldozer
unit
-
-
-
-
-
-
Whell/truck loader
unit
-
-
-
-
-
-
Excavator/backhoe
unit
1
-
-
-
-
-
Truck tanah
unit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
IPL: Sistem kolam/aerasi/… Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): Efluen di Inlet Efluen di Outlet
-
IPL: Instalasi Pengolahan Lindi * daya tampung TPA: m3/tahun
2.
Kelembagaan dan Peraturan Untuk melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta ini diperlukan
sebuah lembaga yang bertanggungjawab. Di Kota Yogyakarta ini dinas yang terkait adalah Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Dalam rangka pencapaian target pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Persampahan. Selain hal tersebut diatas bahwa untuk kewenangan dalam pengelolaan persampahan melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat. Di mana pemerintah memfasilitasi mulai perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pembinaan dan monitoring. Sedangkan swasta bisa berperan dalam pengadaan sarana dan prasarana persampahannya seperti armada angkutan sampah. persampahan untuk pemrosesan akhir, diatur dalam UU 18/2008 tentang pengelolaan sampah menyebutkan: 3 tahun setelah diundangkannya peraturan ini, maka sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi (pada 2011). Setelah 2012, maka, yang diperkenankan hanyalah sistem controlled dan sanitary landfill. Dari draf SPM yang II-32 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
ada, maka kota besar diharuskan menggunakan sistem sanitary landfill dan kota kecil menggunakan sistem controlled landfill. Dalam praktiknya, ini boleh diartikan TPA regional akan makin banyak dibangun. Keunggulan TPA regional adalah: i) skala ekonomisnya, ii) pembebasan tanah yang relatif lebih murah, iii) pengelolaan dan operasinya mudah dan lebih murah diberikan ke pihak ketiga, dan iv) dapat dilokasikan di luar kota. Perlu dicatat, draf SPM menyatakan juga bahwa, jika TPA diletakkan sejauh lebih dari 25 km dari pusat kota, maka diperlukan paling tidak satu tempat penampungan sementara (TPS) seluas mimimum 1 ha. Berikut ini beberapa peraturan yang terkait mengenai persampahan. 1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah; 2. Keputusan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
648-82/Kep/Bangda/2015
tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-565/Kep/Bangda/2014
tentang
Penetapan
Kabupaten/Kota
Sebagai
Pelaksana
Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/ 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis MAsyarakat 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah; 6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan; 7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
II-33 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
1.3.3. Drainase Perkotaan Drainase memegang peranan penting dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Drainase berfungsi untuk mengalirkan air hujan ataupun kelebihan air di permukaan yang disebabkan luapan sungai yang masuk ke pemukiman, sehingga tidak menimbulkan genangan air di lingkungan. Drainase dikatakan berfungsi dengan baik jika kapasitas dari saluran drainase itu mencukupi kebutuhan untuk mengalirkan kelebihan air permukaan. Kelebihan air di permukaan dapat menimbulkan genangan yang dapat menimbulkan masalah seperti: kekumuhan lingkungan yang
berdampak pada kondisi
kesehatan dan kenyamanan hidup. Genangan yang menimbulkan masalah yaitu jika tinggi genangan tersebut minimal 30 cm, dan tidak segera surut dalam selama 2 jam, dan terjadi minimal 2 kali dalam setahun. Kondisi saluran drainase perkotaan yang tidak terhubung oleh saluran drainase primer. Panjang saluran drainase yang ada di Kota Yogyakarta ini total 234.433,92 m dan disajikan pada Tabel 2.17, dan data lokasi genangan di Kota Yogyakarta pada tahun 2013 ada 50 titik genangan, dan sudah tertangani di beberapa titik, sehingga di tahun 2014 tinggal 35 titik genangan yang perlu di tangani selanjutnya, dan lokasi genangan rencana yang tersisa di tahun 2015 diharapkan hanya tinggal 10 titik. Data lokasi genangan dan penyebab genangan disajikan pada Tabel 2.16, sedangkan kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kota Yogyakarta disajikan pada Tabel 2.17 berikut ini.
II-34 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.16. Genangan dan Penyebabnnya di Kota Yogyakarta Infrastruktur
Wilayah Genangan No.
1
Lokasi
Jl.Kusumanegara Jl.Cendana, Jl.Soka, Jl.Sukonandi, Jl.Kapas, dan Jl. Kenari
Luas Gena ngan (ha)
1.6
Tinggi Gena ngan (m)
0.3
Lama Gena ngan (jam)
1
Frekuensi Kejadian Genangan per tahun
Penyebab
Jenis
5
Dimensi saluran tidak cukup, Kapasitas Kali Manunggal / Kali Belik sudah tidak mencukupi, Tambahan debit air irigasi dari jalan Gondosuli (Bendung Ngebruk)
Primer
Sekunder
2
Jl.Atmosukarto Jl.Krasak, Jl.Zakir, Jl.Trimo, dan Jl.Dr.Sutomo
1.7
0.4
1
4
Dimensi saluran tidak cukup, Tambahan debit air pengglontor limbah dari selokan Mataram, Khusus Jln.Atmosukarto posisi jalan lebih rendah, Banyaknya utilitas bawah tanah yang menghalangi aliran air
3
Jl.Menteri Supeno Jl.Batikan, Jl.Veteran, Jl.Sidikan
0.7
0.4
1
5
Luapan kali manunggal/kali belik.
Primer Primer
4
Jl.Sorogenen, Kel.Sorosutan
0.12
0.3
1
3
SAH bercampur dengan saluran irigasi, SAH yang ke arah sungai code terhalang oleh saluran irigasi sehingga dimensinya menyempit ,
5
Jl.WR.Monginsidi, Kel.Karangwaru
0.4
0.4
1
4
Posisi jalan lebih rendah (pada daerah cekungan)
Sekunder
6
Jl.Kartini, Jl.Sagan kidul dan Jl.Sagan timur, jl.Sagan barat
0.15
0.2
1
5
Inlet masih kurang, khusus untuk Jl.Sagan timur dan Jl.Kartini saluran belum ada
Sekunder
7
Jl.Pakuningratan, Kel.Cokrodiningratan
0.16
0.4
1
4
Jl.Pakuningratan sisi tengah posisi lebih rendah (cekungan), Dimensi saluran tidak cukup
Tersier
Ket
II-35 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
8
Jl.Jambon, Kel.Kricak
0.01
0.5
1
7
Dimensi saluran tidak cukup karena tambahan debit dari saluran irigasi
Primer
Primer
9
Jl.Secodiningratan, Kel.Prawirodirjan
0.006
0.3
1
5
Posisi jalan lebih rendah daripada Jl. Panembahan Senopati sehingga air dari utara dan dari timur masuk ke jalan yang posisinya paling rendah
10
Jl.Sorosutan, Kel. Sorosutan
0.02
0.3
1
3
Dimensi saluran tidak cukup dan terdapat beberapa penyempitan pada in-gang
Sekunder
11
JL. Bener, Kel. Bener
0.15
0.2
1
4
Luapan air irigasi
Sekunder
12
Jl.Wiratama Timur dan Jl.Indraprasta
0.5
0.3
2
8
Luapan air irigasi dan kapasitas saluran tidak cukup, Kapasitas kali widuri sudah tidak mencukupi
Primer
13
Jl.Perwakilan, Kel. Suryatmajan
0.18
0.3
1
4
Belum ada salurannya
14
Jl.Letnan Jendral S.Parman, Kel. Patangpuluhan
0.12
0.2
1
4
Posisi jalan cekung atau lebih rendah
Primer
15
Jl.Suryadiningratan, Kel. Suryadiningratan
0.08
0.3
1
4
Posisi jalan lebih rendah daripada Jl.Bantul, Saluran irigasi sudah tidak mencukupi menampung saluran air hujan dari Jl.Suryodiningratan
Primer
16
Jl.Kusbini, Kel. Demangan
0.23
0.4
1
5
Posisi jalan rendah, Kapasitas saluran tidak mencukupi
17 18
RW 13 Kel.Keparakan Jl.Manunggal, Kel. Bener
0.09 0.01
0.5 0.3
1 1
3 4
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai code Luapan air irigasi
Sekunder Primer Sekunder
II-36 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Saluaran drainase belum ada, Posisi jalan lebih rendah sehingga aliran air hujan dari Jl.Kebunraya masuk ke Jl.Karangsari
19
RT 48 RW 05 sampai Jl.Karangsari, Kel. Rejowinangun
20
RT 75 Barat Pasar Talok RW 18, Kel. Baciro
0.03
0.2
1
3
Belum ada SAH
21
Ngaglik Kel.Giwangan (Tamanan)
0.07
0.4
1
5
Gorong-gorong di Ring road selatan kecil
Sekunder
22
RW 14 RT 52, Kel. Karangwaru
0.002
0.4
1
5
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai Buntung
Tersier
23
RT 01 RW 01 dan RT 05 Rw 02, Kel. Wirogunan
0.07
0.5
1
5
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai Code
Primer
24
RW 17 RT 61,62, dan 63 Danunegaran, Kel. Mantrijeron
0.016
0.3
1
3
Tanah cekung dan tidak ada SAH
Tersier
25
RT 30 RW 07 (Sal.Urip Sumoharjo), Kel. Klitren
1.2
0.5
1
5
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai belik
Sekunder
0.11
0.3
1
4
Sekunder
26
RW 13 RT 54 (timur jembatan Jambu), Kel. Tegalpanggung
0.001
0.5
1
5
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai code
Sekunder
27
Sekitar Ledok Gondomanan RW 05, 14, 15, 16, 17, dan 18 bantaran kali Code, Kel. Prawirodirjan
0.03
0.5
1
5
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai code
Primer
28
Jl.Bimo Kunthing, Kel. Demangan
0.1
0.3
1
4
Kapasitas saluran yang di Jl.Bimosakti tidak muat
Tersier
29
Jl.Kusbini, Kel. Klitren
0.06
0.3
1
5
Posisi jalan rendah, Kapasitas dimensi saluran tidak mencukupi
Sekunder
30
RW 12 RT 46, Kel. Bausasran
0.01
0.4
1
3
Tidak ada sumur resapan dan SAH
Sekunder II-37
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
31
Sekitar Utara Pertemuan Sungai Buntung dan kali Winongo RW 09, 12, dan 13 bantara Kali Winongo Kel. Kricak
0.02
0.5
1
5
Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai Code
Primer
32
Sekitar RW 07 dan 08 di bantaran kali Code, Kel. Ngupasan
0.01
0.2
1
5
luapan sungai Winongo
Primer
33
RT 44 RW 05 (5 titik), Kel. Notoprajan
0.05
0.2
1
5
luapan sungai Winongo
Primer
34
Jl.Kebun Raya , Kel. Rejowinangun,
0.04
0.2
1
5
belum ada saluran drainase
Sekunder
35
Jl.Gambiran sisi selatan
0.01
0.2
1
4
belum ada saluran drainase
Sekunder
0.11
0.20 1 4 Sumber: Kimpraswil Kota Yogyakarta
Jumlah/rata-rata
II-38 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.17. Data Kondisi Sarana dan Prasrana Drainase Perkotaan di Kota Yogyakarta Tipe No
Jenis Prasarana / sarana
Satuan
1
Saluran Primer
m
2
Saluran Sekunder
m
3
Saluran Tersier
m
4
Bangunan Pelengkap
Volume
Terbuka (m)
Tertutup (m)
Kondisi Dolker (m)
Baik (m)
Sedang (m)
Buruk (m)
1
60.301.55 191.586.22
Frekuensi Pemeliharaan (Kali/Tahun)
116.490.38
208.017.14
4.125.45
285.971.86
33.071.56
9.589.55
1 1
76.745.20
- Rumah Pompa
unit
-
-
-
-
-
-
-
-
- Pintu Air
unit
-
-
-
-
-
-
-
-
- Trash Rack/ Saringan Sampah
unit
-
-
-
-
-
-
-
-
328.632.97
116.490.38
Jumlah Prosentase
35.45%
208.017.14 63.30%
4.125.45 1.26%
285.971.86 87.02%
33.071.56 10.06%
9.589.55 2.92%
Sumber: Kimpraswil Kota Yogyakrta
II-39 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.18. Data Panjang Saluran Drainase di Kota Yogyakarta NO
NAMA JALAN
SISI JALAN
ARAH
PANJANG SALURAN (M)
1
Bugisan
Kanan
Selatan
188.56
2
Bugisan
Kanan
Selatan
212.46
3
Jl. A.Yani
Kiri
Selatan
259.11
4
Jl. A.Yani
Kiri
Selatan
214.14
5
Jl. Abubakar Ali
Kiri
Timur
266.04
6
Jl. Abubakar Ali
Kiri
Selatan
267.93
7
Jl. Ahmad Jazuli
Kiri
Selatan
658.25
8
Jl. Alun-Alun Kidul
Kn-Kiri
Selatan
295.48
9
Jl. Alun-Alun Kidul
Kr.-Kn
Selatan
277.97
10
Jl. Alun-Alun Utara
Kiri
Timur
165.87
11
Jl. Alun-Alun Utara
Kanan
Selatan
404.40
12
Jl. AM Sangaji
Kiri
Timur
660.32
13
Jl. AM Sangaji
Kanan
Selatan
605.23
14
Jl. AM Sangaji
Kiri
Selatan
604.63
15
Jl. AM Sangaji
Kiri
Selatan
466.30
16
Jl. AM Sangaji
Kanan
Selatan
475.40
17
Jl. AM Sangaji
Kiri
Selatan
511.92
18
Jl. Andong
Kanan
Selatan
289.51
19
Jl. Babaran
Kiri
Timur
1355.54
20
Jl. Bangirejo Taman
Kanan
Barat
547.63
21
Jl. Bangirejo Taman
Kanan
Selatan
194.06
22
Jl. Bantul
Kiri
Sel-Tim
560.07
23
Jl. Bantul
Kanan
Selatan
1640.43
24
Jl. Bantul
Kiri
Selatan
1148.93
25
Jl. Basuki
Kanan
Selatan
250.16
26
Jl. Batikan
Kanan
Selatan
802.61
27
Jl. Batikan
Kanan
Tim-Sel
500.51
28
Jl. Batikan
Kanan
Selatan
465.05
29
Jl. Bausasran
Kanan
Barat
787.25
30
Jl. Bayangkara
Kanan
Selatan
351.48
31
Jl. Bayangkara
Kiri
Selatan
341.07
32
Jl. Bayangkara
Kanan
Selatan
159.00
33
Jl. Bener
Kiri
Timur
338.60
34
Jl. Bener
Kanan
Selatan
529.18
35
Jl. Bener
Kiri
Selatan
529.00
36
Jl. Beskalan
Kanan
Bar-Sel
482.85
37
Jl. Bimokunting
Kiri
Timur
198.83
38
Jl. Bimosakti
Kiri
Timur
1716.17
39
Jl. Blunyahrejo
Kanan
Selatan
356.35
40
Jl. Blunyahrejo
Kiri
Selatan
587.88 II-40
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
41
Jl. Blunyahrejo
Kanan
Selatan
215.20
42
Jl. Brigjen Katamso
Kiri
Selatan
251.61
43
Jl. Brigjen Katamso
Kiri
Selatan
432.73
44
Jl. Brigjen Katamso
Kiri
Selatan
381.82
45
Jl. Brigjen Katamso
Kanan
Selatan
616.20
46
Jl. Brigjen Katamso
Kiri
Selatan
277.73
47
Jl. Brigjen Katamso
Kanan
Selatan
535.82
48
Jl. Bumijo
Kanan
Selatan
536.90
49
Jl. Bumijo Tengah
Kn.-Kiri
Barat
361.98
50
Jl. Bumijo Tengah
Kanan
Selatan
240.63
51
Jl. C.Simanjutak
Kanan
Selatan
450.32
52
Jl. C.Simanjutak
Kanan
Selatan
288.41
53
Jl. C.Simanjutak
Kiri
Selatan
900.79
54
Jl. Cantel I
Kiri
Selatan
734.95
55
Jl. Cantel I
Kanan
Selatan
680.10
56
Jl. Cempaka
Kanan
Selatan
189.43
57
Jl. Cendana
Kiri
Selatan
571.94
58
Jl. Cendana
Kanan
Selatan
537.83
59
Jl. Cik. Di Tiro
Kanan
Selatan
707.56
60
Jl. Dagen
Kanan
Barat
615.10
61
Jl. Depokan
Kiri
Selatan
648.50
62
Jl. Depokan
Kanan
Barat
409.70
63
Jl. Depokan
Kanan
Selatan
210.67
64
Jl. Diponegoro
Kiri
Timur
631.85
65
Jl. Diponegoro
Kanan
Timur
362.83
66
Jl. DR. Sarjito
Kanan
Selatan
266.18
67
Jl. DR. Sarjito
Kiri
Timur
328.44
68
Jl. DR. Sarjito
Kiri
Selatan
413.84
69
Jl. DR. Sarjito
Kiri
Barat
151.32
70
Jl. Dr. Sutomo
Kanan
Selatan
767.18
71
Jl. Dr. Sutomo
Kiri
Selatan
416.96
72
Jl. Dr. Sutomo
Kiri
Selatan
322.64
73
Jl. Dr. Wahidin Sudiro
Kiri
Timur
579.77
74
Jl. Dr. Wahidin Sudiro
Kiri
Selatan
432.15
75
Jl. Dr. Wahidin Sudiro
Kanan
Selatan
160.66
76
Jl. Dr. Wahidin Sudiro
Kiri
Selatan
281.04
77
Jl. Emplasemen Lempuyan
Kanan
Selatan
187.37
78
Jl. Emplasemen Lempuyan
Kiri
Selatan
189.47
79
Jl. FM. Noto
Kanan
Barat
80
Jl. FM. Noto
Kiri
Selatan
875.46
81
Jl. Gajah
Kanan
Selatan
679.98
82
Jl. Gajah
Kiri
Selatan
413.81
83
Jl. Gajah Mada
Kanan
Selatan
514.22
1239.86
II-41 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
84
Jl. Gajah Mada
Kiri
Selatan
514.51
85
Jl. Gambir Anom
Kanan
Selatan
696.40
86
Jl. Gambir Sawit
Kiri
Timur
391.88
87
Jl. Gambiran
Kiri
Timur
818.56
88
Jl. Gambiran
Kanan
Tim-Sel
946.55
89
Jl. Gambiran
Kiri
Selatan
610.71
90
Jl. Gamelan
Kanan
Selatan
65.62
91
Jl. Gamelan
Kiri
Selatan
539.26
92
Jl. Gampingan
Kanan
Selatan
411.61
93
Jl. Gampingan
Kiri
Selatan
377.71
94
Jl. Gandekan
Kanan
Selatan
191.46
95
Jl. Gandekan
Kiri
Selatan
194.02
96
Jl. Gandekan
Kanan
Selatan
158.50
97
Jl. Gandekan
Kiri
Selatan
154.42
98
Jl. Gandekan Kidul
Kiri
Bar-Sel
497.73
99
Jl. Gayam
Kiri
Timur
319.99
100
Jl. Gayam
Kanan
Barat
683.82
101
Jl. Gedong Kuning
Kanan
Selatan
1071.87
102
Jl. Gedong Kuning
Kanan
Selatan
882.93
103
Jl. Gejayan
Kanan
Selatan
587.21
104
Jl. Gejayan
Kiri
Selatan
402.08
105
Jl. Glagahsari
Kanan
Selatan
1233.53
106
Jl. Glagahsari
Kiri
Selatan
1063.14
107
Jl. Golo
Kiri
Timur
1462.27
108
Jl. Golo
Kanan
Selatan
480.17
109
Jl. Gondosuli
Kanan
Selatan
678.63
110
Jl. Gondosuli
Kiri
Selatan
887.24
111
Jl. Gotong Royong
Kiri
Timur
395.85
112
Jl. Gowongan Kidul
Kn-Kr
Sel-Tim
1002.02
113
Jl. Gowongan Kidul
Kiri
Sel-Tim
573.82
114
Jl. Gowongan Lor
Kiri
Sel-Tim
566.72
115
Jl. Harjono
Kiri
Selatan
449.05
116
Jl. Harjowinatan
Kanan
Selatan
395.61
117
Jl. Harjowinatan
Kiri
Selatan
587.39
118
Jl. Hayam Wuruk
Kanan
Selatan
345.80
119
Jl. Hayam Wuruk
Kiri
Selatan
345.18
120
Jl. HOS Cokroaminoto
Kanan
Selatan
773.80
121
Jl. HOS Cokroaminoto
Kiri
Selatan
761.07
122
Jl. HOS Cokroaminoto
Kiri
Selatan
157.73
123
Jl. HOS Cokroaminoto
Kanan
Selatan
253.67
124
Jl. HOS Cokroaminoto
Kiri
Selatan
258.95
125
Jl. HOS Cokroaminoto
Kiri
Selatan
470.35
126
Jl. HOS Cokroaminoto
Kanan
Selatan
899.65 II-42
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
127
Jl. HOS Cokroaminoto
Kiri
Selatan
401.81
128
Jl. I Dewa Nyoman Oka
Kanan
Selatan
319.84
129
Jl. I Dewa Nyoman Oka
Kiri
Selatan
323.08
130
Jl. Ibu Ruswo
Kanan
Barat
331.96
131
Jl. Imogiri
Kiri
Selatan
1278.18
132
Jl. Imogiri
Kanan
Selatan
483.34
133
Jl. Indraprasto
Kiri
Timur
382.49
134
Jl. Ipda Tut Harsono
Kn-Kiri
Timur
1563.09
135
Jl. Ipda Tut Harsono
Kanan
Selatan
320.37
136
Jl. Ipda Tut Harsono
Kiri
Timur
864.41
137
Jl. Ipda Tut Harsono
Kanan
Selatan
411.69
138
Jl. Ipda Tut Harsono
Kiri
Selatan
238.19
139
Jl. Ipda Tut Harsono
Kiri
Selatan
322.20
140
Jl. Ipda Tut Harsono
Kanan
Selatan
374.67
141
Jl. Ireda
Kiri
Timur
496.04
142
Jl. Ireda
Kanan
Selatan
448.44
143
Jl. Ireda
Kiri
Selatan
468.55
144
Jl. Ireda
Kanan
Selatan
324.22
145
Jl. Ireda
Kiri
Timur
908.51
146
Jl. Iromejan
Kanan
Selatan
263.49
147
Jl. Jagalan
Kiri
Selatan
403.13
148
Jl. Jambon
Kiri
Timur
360.91
149
Jl. Jatimulyo
Kn.-Kiri
Selatan
568.40
150
Jl. Jend. Sudirman
Kanan
Timur
393.47
151
Jl. Jend. Sudirman
Kanan
Barat
919.81
152
Jl. Jend. Sudirman
Kiri
Selatan
862.23
153
Jl. Jlagran
Kiri
Barat
968.37
154
Jl. Jlagran
Kanan
Barat
897.08
155
Jl. Jlagran
Kanan
Selatan
177.22
156
Jl. Jlagran
Kiri
Selatan
172.22
157
Jl. Jogonegaran
Kanan
Selatan
238.21
158
Jl. Jogonegaran
Kiri
Selatan
262.17
159
Jl. K.H. Ahmad Dahlan
Kiri
Barat
101.35
160
Jl. K.H. Ahmad Dahlan
Kanan
Barat
1041.73
161
Jl. K.H. Ahmad Dahlan
Kiri
Selatan
711.16
162
Jl. Kadipaten
Kiri
Barat
776.15
163
Jl. Kadipaten Kulon
Kiri
Selatan
441.96
164
Jl. Kapas
Kiri
Bar-Sel
434.99
165
Jl. Kapas
Kanan
Selatan
635.20
166
Jl. Kapas II
Kiri
Bar-Sel
441.48
167
Jl. Kapt. KKO Usman
Kiri
Selatan
837.98
168
Jl. Kapten Laut Samadik
Kanan
Barat
124.43
169
Jl. Kapten Laut Samadik
Kanan
Sel-Bar
343.10 II-43
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
170
Jl. Kapten Piere Tendea
Kanan
Selatan
472.22
171
Jl. Kapten Piere Tendea
Kanan
Selatan
440.97
172
Jl. Karanglo
Kiri
Timur
458.91
173
Jl. Kartini
Kiri
Selatan
705.20
174
Jl. Kauman
Kanan
Barat
229.67
175
Jl. Kebun Raya
Kanan
Utara
175.96
176
Jl. Kebun Raya
Kiri
Utara
178.20
177
Jl. Kebun Raya
Kanan
Selatan
690.41
178
Jl. Kebun Raya
Kiri
Selatan
689.74
179
Jl. Kemasan
Kiri
Barat
228.55
180
Jl. Kemasan
Kiri
Selatan
331.01
181
Jl. Kemasan
Kiri
Selatan
569.16
182
Jl. Kemasan
Kanan
Selatan
518.42
183
Jl. Kemetiran
Kiri
Selatan
173.05
184
Jl. Kemetiran
Kiri
Selatan
178.05
185
Jl. Kemetiran Kidul
Kiri
Timur
282.72
186
Jl. Kemitbumen
Kanan
Barat
158.07
187
Jl. Kenanga
Kanan
Selatan
382.50
188
Jl. Kenari
Kiri
Timur
189
Jl. Kenari
Kanan
Tim-Sel
662.33
190
Jl. Kenari
Kanan
Tim-Sel
300.41
191
Jl. Kerto
Kanan
Tim-Sel
367.81
192
Jl. Kerto
Kiri
Selatan
201.46
193
Jl. KH. Agus Salim
Kn.-Kiri
Barat
973.49
194
Jl. Ki Mangunsarkoro
Kiri
Timur
328.99
195
Jl. Ki Mangunsarkoro
Kanan
Tim-Sel
560.31
196
Jl. Ki Penjawi
Kn-Kiri
Barat
626.48
197
Jl. Kol. Sugiyono
Kanan
Timur
615.51
198
Jl. Kol. Sugiyono
Kiri
Timur
1024.45
199
Jl. Kompol B. Suprapto
Kiri
Timur
267.97
200
Jl. Kompol B. Suprapto
Kanan
Timur
265.22
201
Jl. Kompol B. Suprapto
Kanan
Barat
630.07
202
Jl. Kranggan
Kiri
Timur
646.80
203
Jl. Krasak
Kn-Kr
Barat
1113.05
204
Jl. KS Tubun
Kanan
Barat
787.14
205
Jl. Kusbini
Kiri
Timur
304.08
206
Jl. Kusbini
Kanan
Barat
279.32
207
Jl. Kusbini
Kiri
Timur
369.12
208
Jl. Kusumanegara
Kiri
Barat
164.64
209
Jl. Kusumanegara
Kanan
Timur
242.88
210
Jl. Kusumanegara
Kiri
Timur
1424.12
211
Jl. Kusumanegara
Kanan
Barat
420.94
212
Jl. Kusumanegara
Kiri
Barat
490.85
1306.10
II-44 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
213
Jl. Kyai Mojo
Kanan
Timur
469.55
214
Jl. Kyai Mojo
Kiri
Timur
571.64
215
Jl. Kyai Mojo
Kanan
Barat
395.90
216
Jl. Kyai Mojo
Kiri
Barat
367.95
217
Jl. Laksda Adisucipto
Kiri
Timur
1462.59
218
Jl. Laksda Adisucipto
Kanan
Selatan
182.99
219
Jl. Langenarjan Kidul
Kanan
Barat
180.25
220
Jl. Langenarjan Lor
Kanan
Barat
286.19
221
Jl. Langenastran Kidul
Kanan
Barat
283.82
222
Jl. Langenastran Lor
Kanan
Barat
314.15
223
Jl. Lempuyangan
Kiri
Selatan
705.84
224
Jl. Letjend S.Parman
Kanan
Timur
326.10
225
Jl. Letjend S.Parman
Kanan
Barat
224.43
226
Jl. Letjend S.Parman
Kiri
Timur
326.58
227
Jl. Letjend Suprapto
Kanan
Selatan
314.61
228
Jl. Letjend Suprapto
Kiri
Selatan
347.48
229
Jl. Letjend Suprapto
Kanan
Selatan
263.60
230
Jl. Letjend Suprapto
Kiri
Selatan
246.52
231
Jl. Letjend Suprapto
Kanan
Selatan
393.58
232
Jl. Letjend Suprapto
Kiri
Selatan
203.26
233
Jl. Letjend Suprapto
Kiri
Utara
166.30
234
Jl. Letjend Suprapto
Kanan
Utara
181.77
235
Jl. Lobaningratan
Kiri
Timur
304.51
236
Jl. Lor Pasar
Kanan
Tim-Sel
375.41
237
Jl. Lor Pasar
Kiri
Sel-Tim
436.64
238
Jl. Magelang
Kiri
Selatan
676.92
239
Jl. Magelang
Kanan
Selatan
159.11
240
Jl. Magelang
Kiri
Selatan
443.14
241
Jl. Magelang
Kanan
Sel-Bart
356.95
242
Jl. Magelang
Kanan
Selatan
467.14
243
Jl. Magelang
Kanan
Selatan
1276.85
244
Jl. Malioboro
Kiri
Selatan
263.96
245
Jl. Malioboro
Kiri
Selatan
362.90
246
Jl. Malioboro
Kanan
Selatan
652.47
247
Jl. Mangkubumi
Kiri
Selatan
706.27
248
Jl. Mangkuyudan
Kanan
Barat
665.16
249
Jl. Manunggal
Kanan
Selatan
458.83
250
Jl. Manunggal
Kiri
Selatan
450.39
251
Jl. Mas Suharto
Kiri
Barat
354.10
252
Jl. Mas Suharto
Kanan
Barat
418.42
253
Jl. Mataram
Kiri
Tim-Sel
535.12
254
Jl. Mataram
Kanan
Selatan
266.01
255
Jl. Mataram
Kiri
Selatan
237.00 II-45
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
256
Jl. Mataram
Kanan
Selatan
462.94
257
Jl. Mawar
Kiri
Selatan
854.55
258
Jl. Mayor Jendral Sutoy
Kiri
Barat
582.52
259
Jl. Mayor Jendral Sutoy
Kanan
Selatan
446.21
260
Jl. mayor Laut Wiratmo
Kanan
Selatan
103.17
261
Jl. Mayor Suryotomo
Kiri
Selatan
175.03
262
Jl. Mayor Suryotomo
Kiri
Selatan
276.86
263
Jl. Melati Wetan
Kiri
Selatan
379.91
264
Jl. Menteri Supeno
Kiri
Barat
384.54
265
Jl. Menteri Supeno
Kanan
Barat
709.55
266
Jl. Menteri Supeno
Kanan
Selatan
231.42
267
Jl. Mentok Raya
Kiri
Selatan
304.88
268
Jl. Menukan
Kiri
Timur
893.96
269
Jl. Menur
Kanan
Selatan
362.40
270
Jl. Menur
Kiri
Selatan
526.80
271
Jl. Minggiran
Kiri
Timur
162.74
272
Jl. Minggiran
Kanan
Barat
347.40
273
Jl. Mojo
Kiri
Selatan
236.14
274
Jl. Mojo
Kanan
Selatan
236.31
275
Jl. Mondorakan
Kanan
Bar-Sel
815.97
276
Jl. MT. Haryono
Kiri
Barat
614.73
277
Jl. MT. Haryono
Kanan
Barat
725.26
278
Jl. Munggur
Kanan
Selatan
461.87
279
Jl. Munggur
Kiri
Selatan
472.27
280
Jl. Nagan Kulon
Kiri
Selatan
414.15
281
Jl. Nagan Lor
Kiri
Timur
169.34
282
Jl. Nagan Lor
Kiri
Bar-Sel
366.25
283
Jl. Nagan Tengah
Kiri
Timur
135.94
284
Jl. Nagan Tengah
Kanan
Barat
200.50
285
Jl. Nagan Tengah
Kanan
Selatan
137.16
286
Jl. Namburan Lor
Kanan
Selatan
616.51
287
Jl. Ngasem
Kanan
Selatan
395.13
288
Jl. Ngasem
Kiri
Selatan
399.13
289
Jl. Ngeksigondo
Kiri
Barat
200.73
290
Jl. Ngeksigondo
Kanan
Selatan
421.97
291
Jl. Nitikan
Kiri
Selatan
884.42
292
Jl. Nogobondo
Kiri
Selatan
237.68
293
Jl. Nogobondo
Kanan
Selatan
229.22
294
Jl. Nogosari
Kanan
Selatan
252.95
295
Jl. Nyai Ahmad Dahlan
Kanan
Selatan
333.51
296
Jl. Nyi Adisoro
Kiri
Selatan
135.66
297
Jl. Nyi Pembayun
Kanan
Barat
732.76
298
Jl. Nyi Pembayun
Kanan
Selatan
558.51 II-46
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
299
Jl. P. Mangkurat
Kanan
Barat
498.52
300
Jl. P. Mangkurat
Kanan
Selatan
275.41
301
Jl. P. Mangkurat
Kiri
Selatan
558.10
302
Jl. P. Senopati
Kanan
Timur
198.17
303
Jl. P. Senopati
Kanan
Tim-Sel
660.75
304
Jl. Pakel Baru
Kanan
Selatan
999.50
305
Jl. Pakel Baru
Kiri
Selatan
1116.27
306
Jl. Pakuningratan
Kiri
Timur
651.42
307
Jl. Pakuningratan
Kiri
Selatan
452.44
308
Jl. Pandean
Kiri
Selatan
446.53
309
Jl. Pandean
Kanan
Selatan
473.33
310
Jl. Pandu
Kanan
Barat
696.67
311
Jl. Panembahan I (s1) J
Kanan
Selatan
535.15
312
Jl. Panembahan I (s1) J
Kiri
Selatan
536.14
313
Jl. Pangeran Romo
Kanan
Selatan
259.19
314
Jl. Pangeran Romo
Kiri
Bar-Sel
526.95
315
Jl. Panjaitan
Kiri
Selatan
283.48
316
Jl. Panjaitan
Kiri
Selatan
298.36
317
Jl. Panjaitan
Kiri
Selatan
414.62
318
Jl. Parangtritis
Kiri
Selatan
417.97
319
Jl. Parangtritis
Kiri
Selatan
619.40
320
Jl. Parangtritis
Kanan
Selatan
324.89
321
Jl. Parangtritis
Kanan
Selatan
399.80
322
Jl. Patehan Kidul
Kanan
Barat
614.38
323
Jl. Patehan Lor
Kanan
Barat
215.08
324
Jl. Patehan Tengah
Kanan
Selatan
139.72
325
Jl. Patehan Wetan
Kiri
Selatan
135.08
326
Jl. Patimura
Kanan
Selatan
379.34
327
Jl. Pembela Tanah Air
Kanan
Timur
303.54
328
Jl. Pembela Tanah Air
Kiri
Timur
315.81
329
Jl. Pengok Kidul
Kanan
Selatan
390.87
330
Jl. Pengok Kidul
Kiri
Selatan
502.12
331
Jl. Perintis Kemerdekaa
Kanan
Timur
232.71
332
Jl. Pesindenan
Kanan
Barat
197.71
333
Jl. Pingit
Kanan
Selatan
291.99
334
Jl. Pingit
Kiri
Selatan
276.68
335
Jl. Pingit
Kiri
Utara
159.88
336
Jl. Pingit
Kanan
Utara
162.07
337
Jl. Poncowinatan
Kiri
Sel-Tim
944.81
338
Jl. Poncowinatan
Kiri
Timur
643.01
339
Jl. Pramuka
Kanan
Selatan
340
Jl. Prapanca
Kanan
Barat
405.53
341
Jl. Prawirotaman
Kiri
Timur
920.64
1019.99
II-47 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
342
Jl. Pringgokusuman
Kiri
Timur
343
Jl. Prof. Dr. Soepomo
Kanan
Selatan
1238.49
344
Jl. Prof. Dr. Soepomo
Kiri
Selatan
1096.35
345
Jl. Prof. Dr. Soepomo
Kiri
Selatan
293.26
346
Jl. Prof. Dr. Soepomo
Kanan
Selatan
309.62
347
Jl. Pugeran
Kanan
Barat
252.28
348
Jl. Pugeran
Kanan
Selatan
431.95
349
Jl. Pugeran Timur
Kiri
Sel-Tim
579.00
350
Jl. Puntodewo
Kr.-Kan.
Tim-Sel
472.82
351
Jl. Pusponyidro
Kiri
Selatan
745.58
352
Jl. R. Ronggo I
Kiri-Kn
Selatan
568.56
353
Jl. R. Wolter Mongisidi
Kanan
Barat
560.69
354
Jl. R. Wolter Mongisidi
Kanan
Timur
240.15
355
Jl. R. Wolter Mongisidi
Kiri
Barat
514.01
356
Jl. Raden Ronggo
Kiri
Selatan
673.03
357
Jl. Rahayu tembus Samiron
Kanan
Selatan
717.61
358
Jl. Rahayu tembus Samiron
Kiri
Selatan
712.03
359
Jl. RE Martadinata
Kanan
Timur
312.45
360
Jl. RE Martadinata
Kiri
Timur
1146.01
361
Jl. Rejowinangun
Kanan
Barat
1197.46
362
Jl. Rejowinangun
Kiri
Bar-Sel
536.28
363
Jl. Reksobayan Ngupasan
Kanan
Selatan
380.58
364
Jl. Retno Dumilah
Kanan
Barat
743.47
365
Jl. Retno Dumilah
Kiri
Selatan
655.03
366
Jl. Retno Dumilah
Kanan
Selatan
657.26
367
Jl. Retno Dumilah
Kanan
Selatan
295.60
368
Jl. Retno Dumilah
Kiri
Bar-Sel
584.79
369
Jl. Ring Road
Kanan
Barat
831.46
370
Jl. Ringin Putih
Kiri
Bar-Sel
199.36
371
Jl. Ronodigdayan
Kanan
Barat
556.77
372
Jl. Sawit
Kanan
Selatan
496.57
373
Jl. Sawit
Kiri
Selatan
335.85
374
Jl. Sekarwidjan
Kiri
Timur
258.59
375
Jl. Semangu
Kanan
Utara
205.50
376
Jl. Semangu
Kiri
Utara
209.41
377
Jl. Serangan
Kanan
Selatan
442.47
378
Jl. Serangan
Kanan
Selatan
344.63
379
Jl. Sertu Harun M. Ali
Kiri
Bar-Utr
394.60
380
Jl. Sertu Harun M. Ali
Kanan
Selatan
419.72
381
Jl. Sidikan
Kiri
Timur
135.62
382
Jl. Sidikan
Kanan
Selatan
615.54
383
Jl. Sidikan
Kanan
Selatan
242.08
384
Jl. Sidikan
Kiri
Selatan
237.54
116.05
II-48 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
385
Jl. Sidobali
Kiri
Tenggara
459.86
386
Jl. Sidobali
Kanan
Teng-Sel
518.81
387
Jl. Sidobali Balerejo
Kanan
Selatan
369.18
388
Jl. Sidobali Balerejo
Kiri
Selatan
297.46
389
Jl. Sidokabul
Kiri
Selatan
1023.60
390
Jl. Singojayan
Kanan
Selatan
298.33
391
Jl. Sisingamangaraja
Kanan
Selatan
501.75
392
Jl. Sisingamangaraja
Kanan
Selatan
391.42
393
Jl. Sisingamangaraja
Kiri
Selatan
413.38
394
Jl. Soga
Kanan
Selatan
608.37
395
Jl. Soga
Kiri
Selatan
813.38
396
Jl. Sorogenen
Kiri
Timur
662.64
397
Jl. Sorosutan
Kanan
Selatan
989.82
398
Jl. Sorosutan
Kiri
Selatan
1161.61
399
Jl. Sosrowijayan
Kanan
Barat
751.77
400
Jl. Sriwedani
Kiri
Timur
641.84
401
Jl. Sriwedani
Kiri
Timur
681.88
402
Jl. Sugeng Jeroni
Kiri
Timur
261.50
403
Jl. Sugeng Jeroni
Kanan
Timur
270.55
404
Jl. Sugeng Jeroni
Kn.-Kiri
Barat
560.70
405
Jl. Sugeng Jeroni
Kanan
Barat
382.91
406
Jl. Suhartono
Kanan
Selatan
464.38
407
Jl. Suhartono
Kiri
Selatan
431.88
408
Jl. Sukonandi II
Kanan
Selatan
441.45
409
Jl. Sultan Agung
Kiri
Barat
121.94
410
Jl. Sultan Agung
Kanan
Barat
769.70
411
Jl. Sultan Agung
Kiri
Timur
224.82
412
Jl. Sultan Agung
Kiri
Selatan
342.28
413
Jl. Supadi
Kanan
Selatan
391.04
414
Jl. Suripto
Kanan
Selatan
236.69
415
Jl. Suronatan
Kanan
Selatan
332.17
416
Jl. Suronatan
Kiri
Selatan
477.34
417
Jl. Suryatmajan
Kiri
Timur
491.59
418
Jl. Suryatmajan
Kanan
Tim-Sel
657.78
419
Jl. Suryodiningratan
Kanan
Barat
151.62
420
Jl. Suryomentaraman
Kanan
Selatan
518.65
421
Jl. Suryonegaran
Kn.-Kiri
Barat
691.12
422
Jl. Suryopranoto
Kanan
Selatan
480.92
423
Jl. Suryopranoto
Kiri
Selatan
383.32
424
Jl. Tahunan
Kanan
Selatan
553.89
425
Jl. Taman
Kanan
Barat
666.07
426
Jl. Taman
Kiri
Selatan
401.44
427
Jl. Taman Siswa
Kanan
Selatan
516.51 II-49
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
428
Jl. Taman Siswa
Kanan
Selatan
213.88
429
Jl. Taman Siswa
Kiri
Selatan
403.93
430
Jl. Taman Siswa
Kanan
Selatan
776.22
431
Jl. Taman Siswa
Kiri
Selatan
752.57
432
Jl. Taman Siswa
Kiri
Selatan
323.39
433
Jl. Tegal Gendu
Kiri
Sel-Tim
609.21
434
Jl. Tegal Kemuning
Kanan
Selatan
306.63
435
Jl. Tegal Panggung
Kiri
Selatan
327.54
436
Jl. Tegal Turi
Kanan
Barat
410.84
437
Jl. Tegalmulyo
Kanan
Selatan
284.65
438
Jl. Tegalmulyo
Kiri
Selatan
282.71
439
Jl. Tembus Gedongkiwo
Kn.-Kiri
Bar-Sel
697.42
440
Jl. Tembus Jl. Bantul
Kanan
Barat
449.93
441
Jl. Tent. Rakyat Mataram
Kanan
Selatan
297.88
442
Jl. Tent. Rakyat Mataram
Kiri
Selatan
278.59
443
Jl. Tent. Rakyat Mataram
Kiri
Utara
243.26
444
Jl. Tent. Rakyat Mataram
Kanan
Utara
235.82
445
Jl. Tentara Pelajar
Kanan
Barat
933.52
446
Jl. Tentara Pelajar
Kiri
Selatan
256.32
447
Jl. Tentara Pelajar
Kanan
Selatan
255.36
448
Jl. Tilarso
Kanan
Selatan
198.07
449
Jl. Tilarso
Kiri
Selatan
201.05
450
Jl. Tilarso
Kanan
Selatan
200.01
451
Jl. Timoho
Kanan
Timur
368.59
452
Jl. Tirtodipuran
Kanan
Barat
632.74
453
Jl. Tompeyan
Kiri
Timur
196.83
454
Jl. Tompeyan
Kanan
Selatan
205.36
455
Jl. Tompeyan
Kiri
Selatan
208.52
456
Jl. Trikora
Kiri
Selatan
137.64
457
Jl. Trimo
Kanan
Barat
215.61
458
Jl. Tukangan
Kanan
Selatan
340.52
459
Jl. Tukangan
Kiri
Selatan
424.99
460
Jl. Tunjung
Kanan
Barat
365.49
461
Jl. Tunjung
Kiri
Timur
226.71
462
Jl. Turonggo
Kiri
Selatan
392.53
463
Jl. Urip Sumoharjo
Kanan
Timur
53.38
464
Jl. Urip Sumoharjo
Kiri
Barat
272.02
465
Jl. Urip Sumoharjo
Kiri
Timur
158.43
466
Jl. Urip Sumoharjo
Kanan
Barat
235.59
467
Jl. Urip Sumoharjo
Kanan
Tim-Sel
569.49
468
Jl. Veteran Penggal sel
Kiri-Kn
Timur
1037.07
469
Jl. Veteran Penggal sel
Kanan
Timur
831.96
470
Jl. Veteran Penggal sel
Kanan
Selatan
1255.20 II-50
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
471
Jl. Wachid Hasyim
Kanan
Selatan
440.13
472
Jl. Wachid Hasyim
Kiri
Selatan
460.51
473
Jl. Wachid Hasyim
Kanan
Selatan
343.86
474
Jl. Wachid Hasyim
Kiri
Selatan
613.57
475
Jl. Wachid Hasyim
Kiri
Selatan
449.10
476
Jl. Wijilan
Kanan
Selatan
303.45
477
Jl. Wiratamam
Kiri
Timur
588.13
478
Jl. Wiratamam
Kanan
Selatan
405.37
479
Jl. Wiratamam
Kn.-Kiri
Selatan
332.05
480
Jl. Wongsodirjan
Kiri
Sel-Tim
505.60
481
Jl. Yos Sudarso
Kiri
Bar-Sel
384.11
482
Lokananta
Kiri
Timur
176.21
483
Lokananta
Kiri
Selatan
428.43
484
Madu Murti
Kanan
Barat
419.71
485
Pareanom
Kiri
Timur
218.98
486
Patangpuluhan
Kiri
Barat
667.16
487
Patangpuluhan
Kanan
Barat
639.84
488
Tritunggal
Kanan
Barat
535.40
489
Werkudoro
Kiri
Timur
270.30
490
Werkudoro
Kiri
Selatan
746.42
Total panjang Saluran Sumber : data dari Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta
234433.92
II-51 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.8.
Gambar 2.6.Peta Prioritas Titik Genangan Tahun 2014
II-52 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
1.4. Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Hasil studi EHRA yang telah dilakukan menghasilkan area beresiko untuk beberapa Kelurahan. Dari hasil survei EHRA telah didapatkan untuk wilayah yang beresiko disajikan pada Tabel 2.20 berikut. Tabel 2.19. Hasil Skoring Studi EHRA Berdasarkan Indeks Resiko Cluster
Nilai IRS
Demangan
177
Gowongan
182
Klitren
176
Ngupasan
183
Notoprajan
178
Pakuncen
190
Patangpuluhan
173
Rejowinangun
186
Suryatmajan
175
Tegalpanggung
197
Tegalrejo
185
Bener
166
Cokrodiningratan
158
Keparakan
160
Kotabaru
139
Kricak
149
Prawirodirjan
166
Pringgokusuman
148
Sorosutan
158
Sosromenduran
143
Wirobrajan
144
Baciro
125
Brontokusuman
120
Bumijo
122
Gedongkiwo
108
Kadipaten
117
Karangwaru
133
Mujamuju
126
Patehan
124
Prenggan
133
Purbayan
119
Skor EHRA
Resiko sangat tinggi
Resiko tinggi
Resiko sedang
II-53 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Purwokinanti
108
Semaki
137
Tahunan
117
Terban
109
Warungboto
137
Wirogunan
128
Bausasran
100
Giwangan
88
Gunungketur
76
Mantijeron
106
Ngampilan
102
Pandeyan
93
Panembahan
92
Suryodiningratan
102
Resiko sedang
Resiko rendah
Dari hasil analisa survei EHRA dan penyesuaian dengan SKPD-SKPD terkait dihasilkan tingkatan resiko untuk wilayah-wilayah di Kota Yogyakarta. Tingkatan tersebut ada tiga tingkatan resiko, artinya tingkatan dengan resiko paling tinggi haruslah segera mendapatkan perhatian serius untuk segera ditangani. Dari tabel 2.21 di atas ada empat tingkatan yaitu sangat beresiko tinggi dengan skor 4 yang pada peta ditandai dengan warna merah, resiko tinggi dengan skor 3 di peta ditandai dengan warna kuning, resiko sedang dengan skor 2 pada peta ditandai dengan warna biru dan resiko rendah dengan skor 1 pada peta ditandai dengan warna hijau. Berikut ini permasalahan yang mendesak di sistem drainase di Kota Yogyakarta.
II-54 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kota Yogyakarta 2015 250
200
150
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
100
1. SUMBER AIR
50
-
Gambar 2.9. Peta Indeks Resiko Sanitasi Kota Yogyakarta, Tahun 2015
II-55 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Sumber : Hasil Analisa Survei EHRA, Pokja
Gambar 2.10 Peta Area Beresiko Sanitasi II-56 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.11 Peta Area Beresiko Sanitasi Penyesuaian
II-57 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
2.4.1.
Area Beresiko Air Limbah
Air limbah terutama limbah domestik yaitu limbah rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik bisa berpotensi menyebabkan permasalahan kesehatan lingkungan. Limbah rumah tangga ini berupa air buangan dari cucian dapur, cucian pakaian, kamar mandi (tergolong grey water) dan limbah tinja manusia, urine, air gelontor, pembersih dan kertas pembersih (black water). Pola pembuangan limbah di masyarakat juga bermacam-macam, relatif sudah menggunakan tanki septik, namun masih ada juga yang buang air besar di sungai, atau saluran terbuka. Kondisi perekonomian dan tingkat pendidikan kadang juga punya peran dalam membentuk perilaku masyarakat terhadap resiko kesehatan lingkungan. Tabel 2.21 berikut ini disajikan wilayah – wilayah yang beresiko akan air limbah. Tabel 2.20. Area Beresiko Air Limbah Domestik No
Area Beresiko *)
1 Resiko 3
Wilayah Prioritas Air Limbah Keparakan Tegalpanggung Wirogunan Prenggan Purbayan Rejowinangun Suryatmajan Prawirodirjan Pringgokusuman
2
Resiko 2
Gedongkiwo Patehan Panembahan Kadipaten Brontokusuman Sorosutan Warungboto Tahunan Muja-muju Semaki Baciro Demangan Klitren Terban Bausasran II-58
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Ngupasan Notoprajan Ngampilan Sosromenduran Bumijo Gowongan Cokrodiningratan Tegalrejo Kricak Bener Karangwaru 3 Resiko 1
Suryodiningratan Mantrijeron Giwangan Pandeyan Kotabaru Purwokinanthi Gunungketur Patangpuluhan Wirobrajan Pakuncen
Tabel 2.21. Permasalahan Mendesak Terkait Air Limbah Domestik, di Kota Yogyakarta No
Permasalahan Mendesak
1 Lahan sempit bahkan tidak ada untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah 2 Di Perkotaan air tanah riskan tercemar bakteri E-Coli, karena sumber air bersih berdekatan dengan peresapan atau septictank yang tidak layak 3 Penduduk di bantaran Sungai banyak yang tidak mempunyai tanki septik ataupun jamban, sehingga BAB langsung ke sungai ataupun dari jamban langsung ke sungai, tanpa melalul tanki septik 4 Kurangnya sarpras terkait limbah:Mobile sedot tinja, toilet portable Daerah yang sulit topografinya dan tidak terjangkau accenering, juga tidak ada lahan 5 untuk membangun IPAL 6 Penegakkan Perda yang belum maksimal 7 Belum ada kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah 8 Belum ada Masterplan Pengelolaan Air Llimbah Domestik skala Kota Yogyakarta 9 Kurangnya SDM yang menangani air limbah domestik 10 Terbatasnya kapasitas IPAL regional II-59 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
2.4.2.
Area Beresiko Sampah Kota Yogyakarta merupakan kota pendidikan, budaya, yang setiap tahunnya selau
terjadi peningkatan hunian. Seiring dengan meningkatnya yang menghuni ataupun yang berwisata, tentu akan meningkatkan volume sampah di Kota Yogyakarta. Masalah persampahan selalu menjadi masalah yang klasik di berbagai kota. Karena masalah sampah terkait banyak faktor terutama kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah. Pola pengelolaan sampah di masyarakat kota Yogyakarta juga berbeda-beda, seperti ada yang langsung membuang sampah di tempat pembuangan sampah sementara, namun masih ada juga yang membuang sampah di saluran drainase, dan di pinggir-pinggir jalan. Sampah dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Lingkungan Hidup menggalakkan program Bank Sampah dengan berbasis masyarakat di setiap RW minimal per RW ada satu Bank Sampah. Sehingga di Kota Yogyakarta ini sekarang ada 323 Bank Sampah yang tersebar di seluruh kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta. Kegiatan di Bank sampah ini adalah menerima tabungan berupa sampah kering yang sudah dipilah-pilah dari masyarakat seperti sampah kaca, kertas, plastic, dan kemudian ditimbang . Di Bank Sampah tersebut kalau kemudian menjualnya ke pengepul sesuai dengan jenis sampah.
Uang hasil
penjualan sampah ini kemudian untuk dikembalikan kepada warga yang menabung sesuai dengan banyaknya sampah yang ditabung, dan juga untuk operasional Bank Sampah tersebut. Selain itu ada juga Bank Sampah yang juga melakukan 3R yaitu mengurangi sampah (reduce), menggunakan kembali barang yang masih bisa terpakai (reuse), dan mendaur ulang sampah (recycle). Namun demikian untuk pengelolaan sampah basah atau organik belum banyak yang melakukan, sehingga untuk sampah basah kebanyakan di buang di tempat pembuangan sampah sementara . Dari hasil survei EHRA dan penyesuaian dengan SKPD terkait area beresiko terkait persampahan terjadi di beberapa wilayah, dan disajikan pada Tabel 2.23 berikut ini.
II-60 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Tabel 2.22. Area Beresiko Sampah No 1
Resiko
Nama Kalurahan
No
Resiko
Nama Kalurahan
Tegal panggung
25
Kelurahan Gedongkiwo
2
Patangpuluhan
26
Kelurahan Suryodiningratan
3
Pandeyan
27
Kelurahan Mantrijeron
4
Warungboto
28
Kelurahan Patehan
5
Tahunan
29
Kelurahan Panembahan
Muja-muju
30
Kelurahan Kadipaten
7
Purbayan
31
Sosromenduran
8
Rejowinangun
32
Prenggan
9
Klitren
33
10
Pakuncen
34
Kelurahan Demangan
11
Brontokusuman
35
Suryatmajan
12
Keparakan
36
Kelurahan Purwokinanti
13
Wirogunan
37
Kelurahan Gunungketur
14
Giwangan
38
Ngupasan
15
Bausasran
39
Ngampilan
16
Prawirodirjan
40
Tegalrejo
Notoprajan
41
Karangwaru
6
17
4
3
2
18
Wirobrajan
19
Pringgokusuman
20
Bumijo
21
Gowongan
22
Cokrodiningratan
23
Bener
24
Kricak
1
Kelurahan Baciro
Sedangkan permasalahan yang mendesak yang terkait dengan persampahan adalah: Tabel 2.23. Permasalahan Persampahan No Permasalahan Mendesak 1 Kurangnya lahan untuk TPS 2 Tidak adanya lahan untuk land fill 3 Kurangnya Tenaga Teknis untuk mengawasi depo sampah Kurangnya sarana dan prasarana terkait pengelolaan sampah: amrol,alat mendaur 4 ulang sampah 5 Tidak adanya lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (selain di Piyungan) 6 Kurang penegakan hukum terkait sampah 7 Kompensasi bagi masyarakat sekitar TPS II-61 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
8 Terbatas nya kemampuan penganggaran APBD 9 Pungutan retribusi sampah belum efektif 10 Diperlukan biaya besar untuk pengelolaan sampah 11 TPA Regional yang sudah hampir penuh 12 Kekurangan Sarana dan Prasarana (depo,tps,armada dkk) 13 Kurangnya untuk dikembangkan konsep 3R
2.4.3. Area Beresiko Drainase Sesuai dengan kemajuan Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta saat ini, bahwa pemerintah kota terutama dinas terkait dengan masalah drainase yaitu Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta merencanakan untuk mengurangi titik – titik genangan yang berjumlah 35 titik dengan luas genangan kurang lebih 10 Ha. Dari data hasil studi dinas terkait titik – titik genangan telah disajikan pada Tabel 2.16 diatas. Dari hasil studi tersebut hanya di ruas Jalan Wiratama Timur dan Jalan Indraprasta yang titik genangannya paling beresiko karena lama genangan 2 jam, dengan tinggi genangan 0.30 m dengan frekuensi – kejadian 8 kali dalam setahun. Hal ini semestinya mendapat perhatian yang serius untuk segera diatasi. Dari hasil analisa survei EHRA dan penyesuaian dari SKPD – SKPD di Kota Yogyakarta, didapatkan area beresiko di beberapa Kelurahan yang di sajikan pada Tabel 2. 25 dan Gambar 2.12 berikut ini. Tabel 2.24. Area Beresiko Air Drainase No
Area Beresiko *)
Wilayah Prioritas Drainase
1
Resiko 4
Keparakan
2
Resiko 3
Giwangan Sorosutan Tahunan Muja-muju Demangan klitren Suryatmajan Tegalpanggung Prawirodirjan Gowongan Kricak Karangwaru Wirogunan II-62
Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
3
Resiko 2
Purbayan Rejowinangun Baciro Kotabaru Terban Ngupasan Notoprajan Tegalrejo Bener Mantrijeron
4
Resiko 1
Patehan Panembahan Kadipaten Brontokusuman Pandeyan Warungboto Semaki Prenggan Bausasran Purwokinanthi Gunungketur Ngampilan Patangpuluhan Wirobrajan Pakuncen Pringgokusuman Sosromenduran Bumijo Cokrodiningratan
Tabel 2.25. Permasalahan Terkait Drainasee Perkotaan No
Permasalahan Mendesak
1
Banyak kondisi SAH yang rusak (8.1 km)
2
SAH banyak lumpur (sedimentasi)
3
Sistem jaringan drainase /SAH kurang baik
II-63 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
4
Sungai-sungai menyempit,sehingga kalau curah hujan tinggi cepat penuh bahkan meluap
5
Inlet kurang karena banyaknya inlet yang tidak berfungsi
6
Tempat untuk meresapakan air kurang (perubahan tata guna lahan)
7
Efek topografi (pemukiman lebih rendah dari sungai jika hujan lebat)
8
Keterbatasan dana untuk perawatan dan perbaikan
9
Kekurangan tenaga analisis
10
Banyak rumah tangga yang membuang limbah langsung ke saluran drainase
Di Kota Yogyakarta ini SAH banyak yang rusak dikarenakan beberapa hal antara lain: 1. Umur sudah tua. 2. Tekanan akar pohon perindang. 3. Tekanan bangunan di atasnya. 4. Bencana Alam. 5. Keterbatasan dana untuk pemeliharaan.
SAH banyak sedimentasi (pelumpuran) bahkan banyak yang ditumbuhi rumput, sehingga mengurangi kapasitas saluran. Selain itu disebabkan juga oleh pembuangan sampah ke saluran drainase yang menyebabkan tersumbatnya saluran drainase. Hal ini menunjukan
kepedulian
danpartisipasi
masyarakat
sangat
diperlukan
supaya
ikut
berbartisipasi dalam memelihara saluran drainase, minimal menjaga perilaku untuk tidak membuang sampah di saluran air hujan atau drainase. Sistem drainase yang kurang baik yang menyebabkan masalah genangan dikarenakan: a. Banyak SAH berfungsi ganda (air hujan, irigasi, & air limbah) b. Banyak SAH dibangun untuk pematus jalan saja, kondisi sekarang menuntut kebutuhan SAH untuk pematus drainase kawasan / pemukiman c. Saluran-saluran yang ada (peninggalan jaman dulu) dimensinya sudah tidak cukup untuk kondisi sekarang
II-64 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
d. Pembangunan SAH bersifat parsial (faktor keterbatasan anggaran) sehingga tidak tuntas menyelesaikan masalah e. Banyak dimensi SAH yang mengecil karena terkena dampak pembangunan sarana lain (jalan, trotoar, tiang listrik, in-gank dll) f.
Terkendala banyaknya utilitas di bawah yang melintang saluran drainase seperti kabel, pipa dll. Sedangkan sungai yang menyempit dikarenakan banyak bangunan yang ada di
sungai atau sempadan sungai seperti bronjong, talud, serta bangunan lainnya yang menyebbabkan menyempitnya sungai. Peyebab permasalahan lainnya adalah banyaknya inlet yang rusak, tersumbat, sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik. Penyebab genangan lainnya adalah kurangnya lahan untuk meresapkan air bila hujan. Hal ini dikarenakan permukaan tanah yang diperkeras baik dengan beton, ataupun aspal, sehingga kurang area untuk peresapan. Efek topografi memang menjadi masalah bagi masyarakat yang pemukimannya di daerah yang rendah terutama lebih rendah dari permukaan air sungai, sehingga kalau terjadi hujan yang cukup deras sering terkena luapan air sungai. Peta area beresiko dari sistem drainase disajikan pada Gambar 2.11.. Selain itu kendala yang sangat urgent saat ini yaitu pendanaan untuk mengatasi permasalahan genangan di sekitar: 1. Jl. Kusumanegara – Jl. Kenari 2. Jl. Ki Penjawi – Jl. Babaran 3. Jl. Atmosukarto – Jl.Abu Bakar Ali 4. Jl. Pramuka – Jl. Tegalgendu Berikut ini disajikan Peta Area beresiko air limbah domestik, sampah, dan drainase, yang disajikan pada Gambar 2.10 sampai Gambar 2.15.
II-65 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.12 Peta Area Beresiko Air Limbah Domestik Penyesuaian
II-66 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.13 Peta Area Beresiko Sampah Penyesuaian
II-67 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.14 Peta Area Beresiko Drainase Penyesuaian
II-68 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Gambar 2.15 Peta Luas Genangan di Kota Yogyakarta
II-69 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
Table of Contents 2.1.
Gambaran Wilayah...........................................................................................................................................
2.2.
Kemajuan Pelaksanaan SSK..........................................................................................................................
2.3.
Profil Sanitasi Saat Ini ......................................................................................................................................
2.3.1. Air Limbah Domestik .................................................................................................................................... 1.
Sistem dan Infrastruktur ..............................................................................................................................
2.
Kelembagaan dan Peraturan ......................................................................................................................
2.3.2. Persampahan ................................................................................................................................................. 2.3.3.
Kelembagaan dan Peraturan ..................................................................................................................
2.3.4.
Drainase Perkotaan..................................................................................................................................
2.4.
Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi ................................................................................
2.4.1.
Area Beresiko Air Limbah……………………………………………………………..58
2.4.2.
Area Beresiko Sampah………………………………………………………………..60
2.4.3.
Area Beresiko Drainase………………………………………………………………..62
II-70 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Yogyakarta.................................................... 10 Gambar 2.2. Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta .................................................. 11 Gambar 2.3. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik ............................... 15 Gambar 2.4. Diagram Siatem Sanitasi Pengelolaan Sampah .................................................... 23 Gambar 2.5. Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kota Yogyakarta ..................................... 25 Gambar 2.6.......................................................................................................................................... 52 Gambar 2.7. Peta Indeks Resiko Sanitasi Kota Yogyakarta, Tahun 2015 ................................ 55 Gambar 2.8 Peta Area Beresiko Sanitasi ....................................................................................... 56 Gambar 2.9 Peta Area Beresiko Sanitasi Penyesuaian ............................................................... 57 Gambar 2.10 Peta Area Beresiko Air Limbah Domestik .................. Error! Bookmark not defined. Gambar 2.11 Peta Area Beresiko Air Limbah Domestik Penyesuaian ...................................... 66 Gambar 2.12 Peta Area Beresiko Sampah ........................................ Error! Bookmark not defined. Gambar 2.13 Peta Area Beresiko Sampah Penyesuaian ............................................................ 67 Gambar 2.14 Peta Area Beresiko Drainase ....................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.15 Peta Area Beresiko Drainase Penyesuaian ........................................................... 68 Gambar 2.16 Peta Luas Genangan di Kota Yogyakarta .............................................................. 69
II-71 Profil Sanitasi Saat Ini
Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah perKecamatan serta Jumlah Kelurahan ............................3 Tabel 2. 2. Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang ....................4 Tabel 2. 3. Jumlah Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang ........4 Tabel 2.4. Tingkat pertumbuhan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang ..........6 Tabel 2.5. Tingkat kepadatan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang ...............6 Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Miskin tiap Kecamatan ......................................................................7 Tabel 2.7. Kemajuan SSK Air Limbah Domestik di Kota Yogya ................................................. 12 Tabel 2.8. Kemajuan SSK Persampahan di Kota Yogya ............................................................. 13 Tabel 2.9. Kemajuan SSK Drainase di Kota Yogyakarta ............................................................. 13 Tabel 2.10. Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kota Yogyakarta........ 19 Tabel 2.11. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik ...................... 21 Tabel 2. 12 Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kota Yogyakarta tahun 2014 .................. 26 Tabel 2. 13. Timbulan sampah per kecamatan, di Kota Yogyakarta, tahun 2014 ................... 28 Tabel 2. 14. Rekapitulasi Jumlah TPSS dan Gerobak Sampah Saat ini dan Usulan di Kota 30 Tabel 2. 15. Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan ........................................................ 31 Tabel 2.16. Data Genangan Tahun 2013 ....................................................................................... 35 Tabel 2.17. Data Kondisi Sarana dan Prasrana Drainase Perkotaan di Kota Yogyakarta ..... 39 Tabel 2.18. Data Panjang Saluran Drainase di Kota Yogyakarta ............................................... 40 Tabel 2.19. Hasil Skoring Studi EHRA Berdasarkan Indeks Resiko .......................................... 53 Tabel 2.20. Area Beresiko Air Limbah Domestik ........................................................................... 58 Tabel 2.21. Permasalahan Mendesak Terkait Air Limbah Domestik, di Kota Yogyakarta .... 59 Tabel 2.22. Area Beresiko Sampah................................................................................................. 61 Tabel 2.23. Permasalahan Persampahan ...................................................................................... 61 Tabel 2.24. Area Beresiko Air Drainase.......................................................................................... 62 Tabel 2.25. Permasalahan Terkait Drainasee Perkotaan ............................................................ 63
II-72 Profil Sanitasi Saat Ini