Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terletak paling utara dari propinsi Kalimantan Selatan. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 – 2034, Ruang lingkup wilayah administrasi penataan ruang meliputi wilayah Kabupaten Tabalong seluas ± 3.646,52 Km² atau ± 364.652 Ha, yang secara geografis terletak antara 115°9' - 115°47' Bujur Timur dan 1°18' - 2°25' Lintang Selatan. Sedangkan Grid Provinsi Kalimantan Selatan dari proyeksi UTM terletak pada Grid CE-25 sampai BD-39 dengan koordinat x=295.000M dan y=9.735.000M pada zona 5°LS, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kaliantan Tengah.
Luas wilayah kabupaten Tabalong adalah ± 3.646,52 Km² atau sebesar 10,61 persen dari luas propinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Muara Uya dengan 924,16 km2, kemudian kecamatan Jaro dengan 819,00 km2. Sedangkan daerah terkecil adalah kecamatan Muara Harus dengan 62,90 km2. Bentuk morfologi wilayah dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu daratan alluvial, dataran, bukit dan pegunungan. Jika dilihat dari persentasenya ternyata wilayah ini didominasi oleh dataran sebesar 41,34 persen dan pegunungan sebesar 29,79 persen. Wilayah kabupaten Tabalong banyak dialiri oleh sungai antara lain sungai Tabalong, sungai Anyar, sungai Jaing, sungai Kinarum, sungai Ayo, sungai Mangkupum, sungai Tamunti, sungai Walangkir, sungai Gendawang, sungai Awang, sungai Masingai, sungai Lumbang, sungai Juran, sungai Hunangin, sungai Umbu, sungai Karawili dan lain-lain. Wilayah administrasi kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terdiri dari 12 kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian selatan meliputi kecamatan Banua Lawas Pugaan, Kelua dan Muara Harus. Banyaknya desa/kelurahan di kabupaten Tabalong ini sebanyak 122 desa dan 9 kelurahan, dimana kecamatan Tanjung dan Banua Lawas mempunyai desa terbanyak yaitu 15 desa dan yang paling sedikit adalah kecamatan Upau dengan 6 desa. Seluruh desa/kelurahan ini sudah sampai pada tingkat swa sembada. Jarak terjauh menuju ibukota pemerintahan kabupaten dari kecamatan adalah kecamatan Jaro 60 km. Dan yang terdekat adalah kecamatan Tanjung yaitu 2 km. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten Tabalong yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tabalong antara lain wilayah sungai (WS) dan cekungan air tanah (CAT). Wilayah Sungai (WS) yang ada di Kabupaten Tabalong yaitu WS Barito yang merupakan WS
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
lintas provinsi yaitu WS Barito – Kapuas dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sub DAS Tabalong yang merupakan kewenangan nasional terdiri atas sub-sub DAS Tabalong Kiwa, sub-sub DAS Tabalong Kanan, sub-sub DAS Kumap; dan sub-sub DAS Hayup. Kabupaten Tabalong merupakan wilayah yang beriklim tropis. Kelembaban udara maksimum di Tabalong pada tahun 2010 berkisar antara 98 - 100 persen dan kelembaban udara minimum antara 80 - 95 persen, sementara kelembaban udara rata-rata setiap bulan adalah 92 – 97,5 persen. Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada tahun 2010 berkisar antara 250C sampai 310C, temperatur udara minimum berkisar antara 190C sampai 23,50C dan rata-rata temperatur udara setiap bulan berkisar antara 220C sampai 270C GAMBAR 2.1. PROPORSI LUAS WILAYAH KABUPATEN TABALONG
TABALONG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 No
Kecamatan
Luas (km2)
Jarak Menuju Ibukota
(1)
(2)
(3)
(4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tabalong
Banua Lawas Pugaan Kelua Muara Harus Tanta Tanjung Murung Pudak Haruai Upau Muara Uya Jaro Bintang Ara 3.946,00
161,67 64,06 115,78 62,90 172,10 323,34 118,72 469,77 323,00 924,16 819,00 391,50
XXX
30 26 20 15 6 2 5 25 44 48 60 25
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Tabel 2.1 Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan serta Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun (km2)
12 BANUA LAWAS
-
905
394.600
96
16.167
Hapalah
-
8
1.540
Batang Banyu
-
4
260
Sungai Durian
-
6
435
Pematang
-
8
1.010
Hariang
-
7
596
Bungin
-
4
344
Bangkiling
-
7
1.550
Bangkiling Raya
-
5
1.010
Banua Lawas
-
8
380
Habau
-
6
2.870
Banua Rantau
-
9
1.025
Habau Hulu
-
4
2.117
Purai
-
8
900
Talan
-
4
1.800
Sungai Anyar
-
8
330
-
PUGAAN
30
6.406
Pampanan
6
2.340
Tamunti
3
1.500
Pugaan
5
500
Halangan
4
750
%
3.946
394.600,00
56
0,01
162
4,10
4
0,03
15,4 2,6 4,35 10,1 5,96 3,44 15,5 10,1 3,8 28,7 10,25 21,17 9 18 3,3 64
23,4 15 5 7,5
0,39
0,239
0,02
0,07
0,105
0,04
0,11
0,231
0,05
0,26
0,375
0,04
0,15
0,418
0,07
0,09
0,178
0,05
0,39
0,281
0,02
0,26
0,218
0,02
0,10
0,377
0,10
0,73
0,428
0,01
0,26
0,332
0,03
0,54
0,214
0,01
0,23
0,284
0,03
0,46
0,224
0,01
0,08
0,279
0,08
1,62
1,627
0,03
0,59
0,329
0,01
0,38
0,193
0,01
0,13
0,275
0,06
0,19
0,22
0,03
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Sei Rukam I
4
150
Sei Rukam II
3
880
Jirak
5
286
-
KELUA
68
4
350
Pudak Setegal
5
834
Bahungin
6
825
Takulat
4
389
Kel. Pulau
6
264
Masintan
8
1.768
Paliat
4
200
Sungai Buluh
5
1.107
Binturu
6
1.774
Karangan Putih
7
1.053
Pasar Panas
4
567
Ampukung
9
2.447
-
33
6.290
Madang
5
1.232
Padangin
5
955
Harus
4
705
Tantaringin
6
1.014
Manduin
4
851
Mantuil
4
200
Murung Karangan
5
1.333
-
TANTA Walangkir
8,8 2,86
11.578
Telaga Itar
MUARA HARUS
1,5
77
17.210
4
1.238
115,78
3,5 8,34 8,25 3,89 2,64 17,68 2 11,07 17,74 10,53 5,67 24,47 63
12,32 9,55 7,05 10,14 8,51 2 13,33 172
12,38
0,04
0,198
0,13
0,22
0,161
0,02
0,07
0,251
0,09
2,93
5,511
0,05
0,09
0,41
0,12
0,21
0,548
0,07
0,21
0,314
0,04
0,10
0,371
0,10
0,07
0,73
0,28
0,45
0,602
0,03
0,05
0,405
0,20
0,28
0,467
0,04
0,45
0,428
0,02
0,27
0,379
0,04
0,14
0,189
0,03
0,62
0,668
0,03
1,59
1,653
0,03
0,31
0,168
0,01
0,24
0,176
0,02
0,18
0,157
0,02
0,26
0,274
0,03
0,22
0,211
0,02
0,05
0,258
0,13
0,34
0,409
0,03
4,36
4,875
0,03
0,31
0,263
0,02
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Pulau Ku’u
5
616
Tamiyang
3
590
Warukin
10
1.618
Padang Panjang
9
2.450
Barimbun
5
1.673
Padangin
3
550
Luk Bayur
5
837
Mangkusip
6
1.671
Tanta
5
1.250
Tanta Hulu
5
1.250
Puain Kanan
7
1.692
Pamarangan Kanan
5
1.325
Murung Baru
5
450
120
32.334
Banyu Tajun
6
1.560
Sungai Pimping
7
2.597
Pamarangan Kiwa
6
3.230
5
2.310
Kel. Jangkung
12
2.736
Kel. Tanjung
17
430
Kel. Agung
6
750
Kambitin
5
2.795
Kel. Hikun
8
1.050
18
1.760
Wayau
10
4.770
Juai
6
2.190
6
TANJUNG
Puain Kiwa
Kambitin Raya
2
4
6,16 5,9 16,18 24,5 16,73 5,5 8,37 16,71 12,5 12,5 16,92 13,25 4,5 323
15,6 25,97 32,3 23,1 27,36 4,3 7,5 27,95 10,5 17,6 47,7 21,9
0,16
0,314
0,05
0,15
0,195
0,03
0,41
0,504
0,03
0,62
0,561
0,02
0,42
0,416
0,02
0,14
0,303
0,06
0,21
0,358
0,04
0,42
0,475
0,03
0,32
0,44
0,04
0,32
0,305
0,02
0,43
0,276
0,02
0,34
0,268
0,02
0,11
0,197
0,04
8,19
8
0,03
0,40
0,466
0,03
0,66
0,436
0,02
0,82
0,514
0,02
0,59
0,302
0,01
0,69
1,008
0,04
0,11
1,58
0,37
0,19
0,674
0,09
0,71
0,317
0,01
0,27
0,808
0,08
0,45
0,593
0,03
1,21
0,575
0,01
0,55
0,297
0,01
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Garunggung
6
2.520
Kitang
5
3.215
Mahe Seberang
3
421
109
11.872
MURUNG PUDAK
Sulingan
10
1.142
Kel. Pembataan
14
581
Kel. Mabu’un
11
400
Maburai
4
1.100
Kel. Belimbing Raya
18
1.020
Kel. Belimbing
21
440
Kapar
14
1.351
Masukau
7
2.526
Kasiau
6
2.197
Kasiau Raya
4
1.115
-
HARUAI
88
46.977
Lok Batu
4
8.722
Kembang Kuning
4
2.450
Seradang
7
1.950
Halong
5
2.300
Suput
6
3.800
Catur Karya
5
1.000
Mahe Pasar
4
3.000
Suriyan
6
1.000
Hayup
17
7.600
Bongkang
7
5.500
Wirang
6
2.500
25,2 32,15 4,21 119
11,42 5,81 4 11 10,2 4,4 13,51 25,26 21,97 11,15 470
87,22 24,5 19,5 23 38 10 30 10 76 55 25
0,64
0,347
0,01
0,81
0,295
0,01
0,11
0,153
0,04
3,01
9,963
0,08
0,29
1,253
0,11
0,15
0,998
0,17
0,10
1,683
0,42
0,28
0,985
0,09
0,26
0,887
0,09
0,11
0,373
0,08
0,34
1,535
0,11
0,64
0,176
0,01
0,56
1,608
0,07
0,28
0,465
0,04
11,90
6
0,01
2,21
0,272
0,00
0,62
0,384
0,02
0,49
0,382
0,02
0,58
0,444
0,02
0,96
0,542
0,01
0,25
0,168
0,02
0,76
0,364
0,01
0,25
0,207
0,02
1,93
0,819
0,01
1,39
0,535
0,01
0,63
0,548
0,02
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Nawin
10
4.155
Marindi
7
3.000
BINTANG ARA
-
48
39.150
Waling
4
2.750
Usih
6
2.750
Bintang Ara
7
3.750
Argo Mulyo
8
1.250
Burum
3
3.000
Panaan
5
11.900
Hegar Manah
3
5.000
Dambung Raya
6
7.500
Bumi Makmur
6
1.250
6
UPAU
47
32.300
15
1.800
13
1.800
6
3.400
Kaong
6
11.000
Pangelak
4
5.300
Kinarum
3
9.000
120
92.416
Masingai II
4
Masingai I Bilas
2
-
MUARA UYA Ribang
14
2.000
Kupang Nunding
8
2.050
Mangkupum
9
10.384
Kampung Baru
4
5.670
Palapi
10
1.732
Pasar Batu
9
2.550
41,55 30 392
27,5 27,5 37,5 12,5 30 119 50 75 12,5 323
18 18 34 110 53 90 924
20 20,5 103,84 56,7 17,32 25,5
1,05
0,487
0,01
0,76
0,793
0,03
9,92
2
0,01
7,02
0,258
0,01
0,70
0,327
0,01
0,95
0,409
0,01
0,32
0,185
0,01
0,76
0,207
0,01
3,02
0,372
0,00
1,27
0,143
0,00
1,90
0,333
0,00
0,32
0,119
0,01
8,19
1,66
0,01
0,46
0,345
0,02
0,46
0,312
0,02
0,86
0,357
0,01
2,79
0,177
0,00
1,34
0,294
0,01
2,28
0,175
0,00
23,42
6,185
0,01
0,51
0,545
0,03
0,52
0,463
0,02
2,63
0,577
0,01
1,44
0,296
0,01
0,44
0,376
0,02
0,65
0,346
0,01
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Simpung Layung
11
380
Uwie
15
13.500
Muara Uya
11
580
Lumbang
9
900
Santu’un
5
15.670
Binjai
6
19.000
Salikung
6
14.000
Sungai Kumap
3
4.000
-
JARO
69
81.900
Namun
6
18.500
Muang
6
18.800
Teratau
6
600
Purui
4
1.500
Nalui
8
10.900
Jaro
17
14.500
Garagata
8
13.100
Solan
9
1.600
Lano
5
2.400
905
394.600
TOTAL
Sumber : Tabalong Dalam Angka Tahun 2015
3,8 135 5,8 9 156,7 190 140 40 819
185 188 6 15 109 145 131 16 24 3946,00
0,10
0,467
0,12
3,42
0,55
0,00
0,15
0,857
0,15
0,23
0,8
0,09
3,97
0,338
0,00
4,82
0,266
0,00
3,55
0,234
0,00
1,01
0,07
0,00
20,76
4,026
0,00
4,69
0,365
0,00
4,76
0,398
0,00
0,15
0,426
0,07
0,38
0,138
0,01
2,76
0,403
0,00
3,67
0,881
0,01
3,32
0,454
0,00
0,41
0,685
0,04
0,61
0,276
0,01
100,00
56
1,43
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gambar 2.2 Peta Orientasi Wilayah Perkotaan Kabupaten Tabalong
Sumber : Bapeda KabupatenTabalongTahun 2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gambar 2.3 Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitai Kabupaten Tabalong
u Sumber : Bappeda Kabupaten Tabalong Tahun 2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.1.1. Kecamatan Banua Lawas
Secara geografis Kecamatan Banua Lawas terletak pada posisi 2° Lintang Selatan dan 116° Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 161,67 Km² atau 4,10% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Banua Lawas memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Kelua;
Sebelah Timur
: Kecamatan Kelua dan Kecamatan Pugaan;
Sebelah Selatan
: Kabupaten Hulu Sungai Utara;
Sebelah Barat
: Provnsi Kalimantan Tengah;
Kecamatan Banua Lawas memiliki fasilitas pendidika disetiap desanya sudah memiliki fasilitas kesehatan minimalposyandu atau poskesdes. Merupakan Kecamatan yang memiliki komoditas unggul dibidang ertanian dan ternak unggas. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banua Lawas dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. TABEL 2.2 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANUA LAWAS
Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun
(km2)
BANUA LAWAS
-
96
16.167
1
Hapalah
-
8
1.540
2
Batang Banyu
-
4
260
3
Sungai Durian
-
6
435
4
Pematang
-
8
1.010
5
Hariang
-
7
596
6
Bungin
-
4
344
7
Bangkiling
-
7
1.550
8
Bangkiling Raya
-
5
1.010
9
Banua Lawas
-
8
380
10
Habau
-
6
2.870
162
4,10
15,4 2,6 4,35 10,1 5,96 3,44 15,5 10,1 3,8 28,7
4
%
0,03
0,39
0,239
0,02
0,07
0,105
0,04
0,11
0,231
0,05
0,26
0,375
0,04
0,15
0,418
0,07
0,09
0,178
0,05
0,39
0,281
0,02
0,26
0,218
0,02
0,10
0,377
0,10
0,73
0,428
0,01
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
11
Banua Rantau
-
9
1.025
12
Habau Hulu
-
4
2.117
13
Purai
-
8
900
14
Talan
-
4
1.800
15
Sungai Anyar
-
8
330
10,25 21,17 9 18 3,3
0,26
0,332
0,03
0,54
0,214
0,01
0,23
0,284
0,03
0,46
0,224
0,01
0,08
0,279
0,08
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Banua Lawas Tahun 2014
2.1.2. Kecamatan Pugaan Kecamatan Pugaan secara geografis berada pada 115 9’ – 115 47’ Bujur Timur dan 1 18’ – 2 25’ Lintang 0
0
0
0
Selatan, dengan luasan wilayah mencapai ± 64,06 km atau 1,62% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. 2
Kecamatan Pugaan memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan;
Sebelah Timur
: Kacamatan Muara Harus;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten HSU;
Sebelah Barat
: Kecamatan Banua Lawas;
Kecamatan Pugaan merupakan kecamatan yang kegiatan penduduknya banyak bergerak di bidang pertanian dimana komoditas unggulannya adalah sektor tanaman bahan makanan khususnya padi dan ternak, juga industri kecil kerajinan anyaman purun dan rumbia. Di Kecamatan Pugaan di setiap Desanya memiliki fasilitas Pendidikan dan fasilitasi kesehatan yaitu minimal satu buah SD,Posyandu atau Poskesdes.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Pugaan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut : TABEL 2.3 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN PUGAAN Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
PUGAAN
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun
(km2)
%
-
30
6.406
64
1,62
1,627
0,03
1
Pampanan
-
6
2.340
23,4
0,59
0,329
0,01
2
Tamunti
-
3
1.500
15
0,38
0,193
0,01
3
Pugaan
-
5
500
5
0,13
0,275
0,06
4
Halangan
-
4
750
7,5
0,19
0,22
0,03
5
Sei Rukam I
-
4
150
1,5
0,04
0,198
0,13
6
Sei Rukam II
-
3
880
8,8
0,22
0,161
0,02
7
Jirak
-
5
286
2,86
0,07
0,251
0,09
GRAFIK PERSENTASE LUAS WILAYAH KECAMATAN PUGAAN
2.1.3. Kecamatan Kelua Secara geografis, Kecamatan Kelua terletak pada posisi 2° LS dan 166° BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 115,78 km atau 2,93% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Kelua memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: 2
Sebelah Utara
: Kecamatan Muara Harus dan Propinsi Kalimantan Tengah;
Sebelah Timur
: Kecamatan Muara Harusdan Kecamatan Pugaan;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Banua Lawas dan Propins Kalimantan Tengah;
Sebelah Barat
: Kecamatan Pugaan;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Kecamatan Kelua merupakan bagian dari pusat kota (CBD) Kabupaten Tabalong di wilayah Selatan, menitik beratkan disektor pertanian pangan, padi merupakan tanaman unggulan. Memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan yang ramai dan jasa .Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Kelua dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.
TABEL 2.4 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN KELUA
Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun
(km2)
-
KELUA
68
11.578
1
Telaga Itar
-
4
350
2
Pudak Setegal
-
5
834
3
Bahungin
-
6
825
4
Takulat
-
4
389
5
Kel. Pulau
-
6
264
6
Masintan
-
8
1.768
7
Paliat
-
4
200
8
Sungai Buluh
-
5
1.107
9
Binturu
-
6
1.774
10
Karangan Putih
-
7
1.053
11
Pasar Panas
-
4
567
12
Ampukung
-
9
2.447
115,78
3,5 8,34 8,25 3,89 2,64 17,68 2 11,07 17,74 10,53 5,67 24,47
%
2,93
5,511
0,05
0,09
0,41
0,12
0,21
0,548
0,07
0,21
0,314
0,04
0,10
0,371
0,10
0,07
0,73
0,28
0,45
0,602
0,03
0,05
0,405
0,20
0,28
0,467
0,04
0,45
0,428
0,02
0,27
0,379
0,04
0,14
0,189
0,03
0,62
0,668
0,03
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1 Telaga Itar 3,02% 2 Pudak Setegal 7,20%
3 Bahungin 7,12 % 4 Takulat 3,35% 5 Kel. Pulau 2,28% 6 Masintan 15,27 % 7 Paliat 1,72% 8 Sungai Buluh 9,56% 9 Binturu 15,32% 10 Karangan Putih 9,09 % 11 Pasar Panas 4,89% 12 Ampukung 21,13% Grafik persentase luas wilayah Kecamatan Kelua
2.1.4. Kecamatan Muara Harus Secara geografis Kecamatan Muara Harus terletak pada posisi 2° 09'11’’ LS dan 116°24'04’’ BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 62,90 km atau 1,59 % dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Muara Harus memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: 2
Sebelah Utara
: Kecamatan Kelua;
Sebelah Timur
: Kecamatan Tanjung;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Tanta;
Sebelah Barat
: Kecamatan Kelua;
Kecamatan Muara Harus merupakan kecamatan yang kegiatan penduduknya banyak bergerak di bidang pertanian dimana komoditas unggulannya adalah sektor tanaman bahan makanan khususnya padi dan ternak. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Muara Harus dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
TABEL 2.5 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN MUARA HARUS
Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Jumlah RW
RT
Luas Area Administratif Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun (km2)
MUARA HARUS
-
33
6.290
1
Madang
5
1.232
2
Padangin
5
955
3
Harus
4
705
4
Tantaringin
6
1.014
5
Manduin
4
851
6
Mantuil
4
200
7
Murung Karangan
5
1.333
63
12,32 9,55 7,05 10,14 8,51 2 13,33
%
1,59
1,653
0,03
0,31
0,168
0,01
0,24
0,176
0,02
0,18
0,157
0,02
0,26
0,274
0,03
0,22
0,211
0,02
0,05
0,258
0,13
0,34
0,409
0,03
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Muara Harus
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.1.5. Kecamatan Tanta
Secara geografis Kecamatan Tanta terletak pada posisi 2° LS dan 116° BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 172,10 km atau 4,36% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Tanta memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: 2
Sebelah Utara
: Kecamatan Murng Pudak ;
Sebelah Timur
: Kecamatan lampihong kabupaten Balangan ;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Muara Harus ;
Sebelah Barat
: Kecamatan Tanjung ;
Kecamatan Tanta bila dibandingkan dengan kecamatan yang lain memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sebanyak 18.643 jiwa, dengan jumlah penduduk yang cukup besar ini akan berdampak pada permintaan perumahan, kecukupan pangan. Kecamatan Tanta masuk dalam wilayah eksplorasi pertambangan minyak oleh Pertamina dan batubara yang dikuasai penambangannya oleh PT.Adaro, wilayah yang terkena tambang batubara berada didesa Padang Panjang/Wara.
Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Tanta dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut. TABEL 2.6 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN TANTA Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun (km2)
-
TANTA
77
17.210
1
Walangkir
4
1.238
2
Pulau Ku’u
5
616
3
Tamiyang
3
590
4
Warukin
10
1.618
5
Padang Panjang
9
2.450
6
Barimbun
5
1.673
7
Padangin
3
550
8
Luk Bayur
5
837
9
Mangkusip
6
1.671
172
12,38 6,16 5,9 16,18 24,5 16,73 5,5 8,37 16,71
%
4,36
4,875
0,03
0,31 0,16
0,263
0,02
0,314
0,05
0,15
0,195
0,03
0,41
0,504
0,03
0,62
0,561
0,02
0,42
0,416
0,02
0,14
0,303
0,06
0,21
0,358
0,04
0,42
0,475
0,03
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
10
Tanta
5
1.250
11
Tanta Hulu
5
1.250
12
Puain Kanan
7
1.692
13
Pamarangan Kanan
5
1.325
14
Murung Baru
5
450
12,5 12,5 16,92 13,25 4,5
0,32
0,44
0,04
0,32
0,305
0,02
0,43
0,276
0,02
0,34
0,268
0,02
0,11
0,197
0,04
Grafik persentase luas wilayah Kecamatan Tanta
2.1.6. Kecamatan Tanjung Secara geografis, Kecamatan Tanjung terletak pada posisi 3° LS dan 116° BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 3.233.400 Ha atau 8,19 % dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Tanjung memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Haruai ;
Sebelah Timur
: Kacamatan Murung Pudak dan KecamatanTanta ;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Kelua dan Muara Harus ;
Sebelah Barat
: Provinsi Kalimantan Tengah ;
Kecamatan Tanjung merupakan ibukota kabupaten Tabalong, merupakan bagian dari pusat kota (CBD) dari Kabupaten Tabalong yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing-
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
masing kelurahan/ Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Tanjung dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut. TABEL 2.7 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN TANJUNG Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
Luas Wilayah Terbangun
(%) Terhadap Total Administrasi
(km2)
%
TANJUNG 6
120
32.334
1
Banyu Tajun
-
6
1.560
2
Sungai Pimping
-
7
2.597
3
Pamarangan Kiwa
-
6
3.230
4
Puain Kiwa
2
5
2.310
5
Kel. Jangkung
-
12
2.736
6
Kel. Tanjung
-
17
430
Kel. Agung
-
6
750
8
Kambitin
-
5
2.795
9
Kel. Hikun
-
8
1.050
10
Kambitin Raya
4
18
1.760
11
Wayau
-
10
4.770
12
Juai
-
6
2.190
13
Garunggung
-
6
2.520
14
Kitang
-
5
3.215
15
Mahe Seberang
-
3
421
7
323
8,19
15,6 25,97 32,3 23,1 27,36 4,3 7,5 27,95 10,5 17,6 47,7 21,9 25,2 32,15 4,21
8
0,03
0,40
0,466
0,03
0,66
0,436
0,02
0,82
0,514
0,02
0,59
0,302
0,01
0,69
1,008
0,04
0,11
1,58
0,37
0,19
0,674
0,09
0,71
0,317
0,01
0,27
0,808
0,08
0,45
0,593
0,03
1,21
0,575
0,01
0,55
0,297
0,01
0,64
0,347
0,01
0,81
0,295
0,01
0,11
0,153
0,04
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1 Banyu Tajun 4,87%
2 Sungai Pimping 8,03% 3 Pamarangan Kiwa 9,99% 4 Puain Kiwa 7,18%
5 Kel. Jangkung 8,40% 6 Kel. Tanjung 1,40% 7 Kel. Agung 2,31%
8 Kambitin Raya 8,64% 9 Kel. Hikun 3,29% 10 Kambitin Raya 5,48% 11 Wayau 14,74% 12 Juai 6,69% 13 Garunggung7,79% 14 Kitang 9,87 % 15 Mahe Seberang 1,34 %
Grafik persentase luas wilayah Kecamatan Tanjung
2.1.7. Kecamatan Murung Pudak
Secara geografis Kecamatan Murung Pudak terletak pada posisi 2° 09'11'' LS dan 116° 2
24'04'' BT,dengan luasan wilayah mencapai ± 118,72 km atau 3,01% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Murung Pudak memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Haruai ;
Sebelah Timur
: Kabupaten Balangan ;
Sebelah Selatan
: Kacamatan Tanta ;
Sebelah Barat
: Kecamatan Tanjung ;
Kecamatan Murung Pudak merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Murung Pudak dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
TABEL 2.8 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN MURUNG PUDAK Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun
(km2)
%
MURUNG PUDAK -
109
11.872
1
Sulingan
10
1.142
2
Kel. Pembataan
14
581
3
Kel. Mabu’un
11
400
4
Maburai
4
1.100
5
Kel. Belimbing Raya
18
1.020
6
Kel. Belimbing
21
440
7
Kapar
14
1.351
8
Masukau
7
2.526
9
Kasiau
6
2.197
10
Kasiau Raya
4
1.115
119
11,42 5,81 4 11 10,2 4,4 13,51 25,26 21,97 11,15
3,01
9,963
0,08
0,29
1,253
0,11
0,15
0,998
0,17
0,10
1,683
0,42
0,28
0,985
0,09
0,26
0,887
0,09
0,11
0,373
0,08
0,34
1,535
0,11
0,64
0,176
0,01
0,56
1,608
0,07
0,28
0,465
0,04
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Murung pudak
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.1.8. Kecamatan Haruai Secara geografis Kecamatan Haruai terletak pada posisi 3° LS dan 116 BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 4.697.700 Ha atau 11,90 % dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Haruai memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Muara Uya dan Kecamatan Bintang Ara ;
Sebelah Timur
: Kecamatan Upau dan Kabupaten Balangan ;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak ;
Sebelah Barat
: Provinsi Kalimantan Tengah ;
Kecamatan Haruai merupakan Kecamatan yang penduduknya paling majemuk bila dibandingkan dengan Kecamatan lain. Merupakan kecamatan yang selain bergerak di pertanian karet juga industri palawija kelapa sawit. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Haruai dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut. TABEL 2.9 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN HARUAI
Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
Luas Wilayah Terbangun
(%) Terhadap Total Administrasi
(km2)
%
HARUAI -
88
46.977
1
Lok Batu
-
4
8.722
2
Kembang Kuning
-
4
2.450
3
Seradang
-
7
1.950
4
Halong
-
5
2.300
5
Suput
-
6
3.800
6
Catur Karya
-
5
1.000
7
Mahe Pasar
-
4
3.000
8
Suriyan
-
6
1.000
9
Hayup Bongkang
17 7
7.600
10
-
470
11,90
87,22 24,5 19,5 23 38 10 30 10 76 55
6
0,01
2,21
0,272
0,00
0,62
0,384
0,02
0,49
0,382
0,02
0,58
0,444
0,02
0,96
0,542
0,01
0,25
0,168
0,02
0,76
0,364
0,01
0,25
0,207
0,02
1,93
0,819
0,01
0,535
0,01
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
5.500 11 12
13
Wirang
-
6
2.500
Nawin
-
10
4.155
Marindi
-
7
3.000
1,39 25 41,55 30
0,63
0,548
0,02
1,05
0,487
0,01
0,76
0,793
0,03
1 Lok Batu 19% 2 Kembang Kuning 5% 3 Seradang 4 % 4 Halong 5% 5 Suput 8% 6 Catur Karya 2% 7 Mahe Pasar 6% 8 Suriyan 2% 9 Hayup 16 % 10 Bongkang 12 % 11 Wirang 5% 12 Nawin 9% 13 Marindi 6%
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Haruai
2.1.9. Kecamatan Bintang Ara Secara geografis Kecamatan Bintang Ara terletak pada posisi 2° LS dan 116° BT, dengan luasan 2
wilayah mencapai ± 391.50 km atau 9,92 % dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Bintang Ara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Muara Uya dan Provnsi kalmantan Tengah ;
Sebelah Timur
: Kecamatan Haruai ;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Haruai ;
Sebelah Barat
: Provinsi Kalimantan Tengah dan Kecamtan Tanjung ;
Kecamatan Bintang Ara mempunyai kualifikasi sebagai wilayah adminstrasi desa yang menganut sistem desa pemilihan, Sebagian besar wilayah Bintang Ara berupa pegunungan dengan sumber daya alamnya yang melimpah, misalnya Kayu Hutan, Penduduk di Kecamatan Bintang Ara banyak
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
melakukan usahanya dibidang perkebunan dan kehutanan khususnya perkebunan Karet
Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut : TABEL 2.10 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BINTANG ARA Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
Luas Wilayah Terbangun
(%) Terhadap Total Administrasi
(km2)
%
BINTANG ARA -
48
39.150
1
Waling
4
2.750
2
Usih
6
2.750
3
Bintang Ara
7
3.750
4
Argo Mulyo
8
1.250
5
Burum
3
3.000
6
Panaan
5
11.900
7
Hegar Manah
3
5.000
8
Dambung Raya
6
7.500
9
Bumi Makmur
6
1.250
9 Bumi Makmur 3,19% 3% 8 Dambung Raya 19, 16% 19%
7 Hegar Manah 12,77% 13%
392
9,92
27,5 27,5 37,5 12,5 30 119 50 75 12,5
Bintang Ara
6 Panaan 30,39% 30%
2
0,01
7,02
0,258
0,01
0,70
0,327
0,01
0,95
0,409
0,01
0,32
0,185
0,01
0,76
0,207
0,01
3,02
0,372
0,00
1,27
0,143
0,00
1,90
0,333
0,00
0,32
0,119
0,01
1 Waling 7,02% 7%
2 Usih 7,02 % 7% 3 Bintang Ara 9,58% 10% 4 Argo Mulyo 3,19% 3% 5 Burum 7,67 % 8%
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Bintang Ara
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.10. Kecamatan Upau Secara geografis Kecamatan Upau terletak pada posisi 2° LS dan 166° 47' BT, dengan 2
luasan wilayah mencapai ± 323,00 km atau 8,19% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Upau memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kecamatan Haruai ;
Sebelah Timur
: Provinsi Kalimantan Timur ;
Sebelah Selatan
: Kabupaten Balangan ;
Sebelah Barat
: Kecamatan Haruai ;
Kecamatan Upau memiliki penduduk yang paling majemuk bila dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain dengan mayoritas penduduk suku Dayak Upau . Pada umumnya di setiap desa di kecamatan ini sudah tersedia fasilitas kesehatan minimal posyandu atau poskesdes dan terdapat fasilitas pendidikan di Kecamatan ini.
Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Upau dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut. TABEL 2.11 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN UPAU Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun
(km2)
6
UPAU
47
32.300
15
1.800
13
1.800
6
3.400
Kaong
6
11.000
5
Pangelak
4
5.300
6
Kinarum
3
9.000
1
Masingai II
2
Masingai I
3
Bilas
4
4
2
323
18 18 34 110 53 90
%
8,19
1,66
0,01
0,46
0,345
0,02
0,46
0,312
0,02
0,86
0,357
0,01
2,79
0,177
0,00
1,34
0,294
0,01
2,28
0,175
0,00
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1 Masingai II 5,57 % 2 Masingai I 5,57 % 3 Bilas 10,53% 4 Kaong 34,06% 5 Pangelak 16,41% 6 Kinarum 27,86%
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Bintang Ara
2.1.11. Kecamatan Muara Uya 0
0
Secara geografis Kecamatan Muara Uya terletak pada posisi 115 9’ - 115 47’ Bujur Timur 0
2
0
dan 1 18’ - 2 25’ Lintang Selatan, dengan luasan wilayah mencapai 924,16 km atau 23,42 % dari luas
wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Muara Uya memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Provinsi Kalimantan Tengah ;
Sebelah Timur
: Kecamatan Jaro dan Provinsi Kalimantan Timur ;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Haruai ;
Sebelah Barat
: Provinsi Kalimantan Tengah ;
Kecamatan Muara Uya merupakan bagian dari pusat kota (CBD) wilayah utara Kabupaten Tabalong, yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Muara Uya dapat dilihat pada tabel 2.12 berikut:
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
TABEL 2.12 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN MUARA UYA
Luas Wilayah Kecamatan
Luas Area Administratif
Jumlah Kelurahan/ Desa
RW
RT
(%) Terhadap Total Administrasi
Ha
Luas Wilayah Terbangun
Km2 (km2)
MUARA UYA
-
120
92.416
1
Ribang
14
2.000
2
Kupang Nunding
8
2.050
3
Mangkupum
9
10.384
4
Kampung Baru
4
5.670
5
Palapi
10
1.732
6
Pasar Batu
9
2.550
7
Simpung Layung
11
380
8
Uwie
15
13.500
9
Muara Uya
11
580
10
Lumbang
9
900
11
Santu’un
5
15.670
12
Binjai
6
19.000
13
Salikung
6
14.000
14
Sungai Kumap
3
4.000
924
20 20,5 103,84 56,7 17,32 25,5 3,8 135 5,8 9 156,7 190 140 40
%
23,42
6,185
0,01
0,51
0,545
0,03
0,52
0,463
0,02
2,63
0,577
0,01
1,44
0,296
0,01
0,44
0,376
0,02
0,65
0,346
0,01
0,10
0,467
0,12
3,42
0,55
0,00
0,15
0,857
0,15
0,23
0,8
0,09
3,97
0,338
0,00
4,82
0,266
0,00
3,55
0,234
0,00
1,01
0,07
0,00
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1 Ribang 2,16% 2 Kupang Nunding 2,22% 3 Mangkupum 11,24%
4 Kampung Baru 6,13% 5 Palapi 1,87 % 6 Pasar Batu 2,76% 7 Simpung Layung 0,41% 8 Uwie 14,61% 9 Muara Uya 0,63% 10 Lumbang 0,94% 11 Santu’un 16,95% 12 Binjai 20,56% 13 Salikung 15,15% 14 Sungai Kumap 4,33%
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Muara Uya
2.1.12. Kecamatan Jaro Secara geografis Kecamatan Jaro terletak pada posisi 1° 18- 2° 25 ' LS dan 115° 09' -115° 2
47' BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 819,00 km atau 20,76% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan Jaro memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Propinsi Kalimantan Timur ;
Sebelah Timur
: Propinsi Kalimantan Timur ;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Muara Uya ;
Sebelah Barat
: Kecamatan Muara Uya ;
Kecamatan Jaro merupakan kawasan strategis kabupaten juga merupakan bagian dari pusat kota (CBD) wilayah utara kabupaten Tabalong yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Komoditas unggulan pertanian di Jaro adalah Padi dan karet. Sebagian penduduk di Kecamatan Jaro adalah pendatang/migrasi dari Pulau Jawa dengan pola transmigrasi sebelumnya Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing Desa dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel 2.13 berikut :
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
TABEL 2.13 WILAYAH ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN JARO Luas Wilayah Kecamatan Kelurahan/ Desa
Luas Area Administratif
Jumlah RW
RT
Ha
Km2
(%) Terhadap Total Administrasi
Luas Wilayah Terbangun
(km2)
-
JARO
69
81.900
1
Namun
6
18.500
2
Muang
6
18.800
3
Teratau
6
600
4
Purui
4
1.500
5
Nalui
8
10.900
6
Jaro
17
14.500
7
Garagata
8
13.100
8
Solan
9
1.600
9
Lano
5
2.400
819
185 188 6 15 109 145 131 16 24
%
20,76
4,026
0,00
4,69
0,365
0,00
4,76
0,398
0,00
0,15
0,426
0,07
0,38
0,138
0,01
2,76
0,403
0,00
3,67
0,881
0,01
3,32
0,454
0,00
0,41
0,685
0,04
0,61
0,276
0,01
Grafik persentase luas wilayah kecamatan Jaro
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2..2 Demografi 2.2.1 JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk yang besar dengan disertai kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan suatu keuntungan bagi daerah yang bersangkutan. Hal ini merupakan modal penting dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar tanpa disertai kualitas yang handal, akan berpotensi menjadi factor penghambat pembangunan daerah. Jumlah penduduk Tabalong pada tahun 2014 sebesar 235.777 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 60 jiwa/km2. Laju pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun pada tahun 2013 sebesar 1,75 persen, yang dipengaruhi oleh migrasi penduduk ke Tabalong. Adapun jumlah rumah tangga pada tahun tersebut sekitar 66.480 ruta dengan perkiraan rata-rata setiap rumah tangga terdiri dari 3,55. Pada periode yang sama, rasio jenis kelamin Kabupaten Tabalong sebesar 103,47 artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 orang penduduk laki-laki. Ditinjau dari piramida penduduk, tampak bahwa sebagian besar penduduk masih berusia muda (0-14 tahun). Kondisi tersebut menggambarkan tingkat fertilitas dan mortalitas di Kabupaten Tabalong yang tinggi, serta angka harapan hidup yang rendah.. Rasio jenis kelamin penduduk di kabupaten Tabalong yang berada di bawah 100 persen terdapat di kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, Muara Harus dan Upau. Artinya di wilayah kecamatan tersebut penduduk perempuan rata-rata lebih banyak daripada penduduk laki-laki, salah satu penyebabnya adalah migrasi penduduk laki-laki keluar dari wilayah kecamatan tersebut untuk bekerja. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tabalong mencapai 1,75 persen pada tahun 2014
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tabel 2.14 Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga Kabupaten Tabalong Kecamatan
Populasi (org) Sumber Tahun
Populasi (org) BPS
2007
BPS
2007
2008
Total
Laki
2008
Pr Kelurahan
Laki
0
Pr
191.001
BANUA LAWAS
8.513 Hapalah Batang Banyu Sungai Durian Pematang Hariang Bungin Bangkiling Bangkiling Raya Banua Lawas Habau Banua Rantau Habau Hulu Purai
9.140
17.653
8.095
Rata2 tahunan calc
8.781
BPS 2009
Total
growth %
193.640
1,38%
16.876
Populasi (org)
-4,40%
Laki
2009
Pr
Total 206.830
8.054
8.968
17.022
465
499
964
442
480
922
-4,40%
440
490
930
234
251
486
223
242
464
-4,40%
222
247
468
396 672 760 341
425 721 816 366
821 1.393 1.576 706
376 639 723 324
408 693 784 351
785 1.332 1.507 675
-4,40% -4,40% -4,40% -4,40%
375 635 719 322
417 708 801 359
792 1.343 1.520 681
575
618
1.193
547
593
1.140
-4,40%
544
606
1.150
412
443
855
392
425
818
-4,40%
390
435
825
768 813 723 603 685
825 873 776 647 735
1.593 1.686 1.500 1.250 1.420
730 773 688 573 651
792 839 746 622 706
1.523 1.612 1.434 1.195 1.358
-4,40% -4,40% -4,40% -4,40% -4,40%
727 769 684 570 648
809 857 762 635 722
1.536 1.626 1.446 1.205 1.370
Talan
413
444
857
393
426
820
-4,40%
391
436
827
Sungai Anyar
652
700
1.353
620
673
1.293
-4,40%
617
687
1.304
PUGAAN
3.096 Pampanan Tamunti Pugaan
567 399 549
3.261 597 420 578
6.357 1.165 818 1.126
3.091 566 398 548
3.256 596 419 577
6.347 1.163 817 1.125
-0,16% -0,16% -0,16% -0,16%
2.936 538 378 520
Rata2 tahunan calc
3.186 584 410 565
6.122 1.122 788 1.085
Populasi (org) BPS 2010
growth %
Laki
2010
Pr
4,06% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,80% -1,86% -1,86% -1,86% -1,86%
Rata2 tahunan calc
Total
Populasi (org) BPS 2011
growth %
Laki
Rata2 tahunan calc
2011
Pr
218.620
4,60%
17.997
0,65%
8.820
9.293
Total
growth %
224.386
4,11%
18.113
0,65%
8.750
9.247
482
501
983
0,65%
483
495
978
0,36%
232
263
495
0,65%
235
263
498
0,64%
378
459
837
0,65%
377
455
832
0,33%
687
733
1.420
0,65%
693
741
1.434
0,73%
789
818
1.607
0,65%
793
819
1.612
0,56%
316
404
720
0,65%
316
405
721
0,52%
581
635
1.216
0,65%
584
634
1.218
0,52%
406
466
872
0,65%
399
462
861
0,17%
819
805
1.624
0,65%
827
810
1.637
0,68%
874
845
1.719
0,65%
894
856
1.750
0,93%
745
784
1.529
0,65%
745
788
1.533
0,55%
611
663
1.274
0,65%
621
675
1.296
0,91%
732
716
1.448
0,65%
737
719
1.456
0,62%
444
430
874
0,65%
452
438
890
0,94%
654
725
1.379
0,65%
664
733
1.397
0,81%
3.172
3.307
6.479
0,64%
3.199
3.328
6.527
0,66%
580
607
1.187
0,64%
581
611
1.192
0,58%
432
402
834
0,64%
440
403
843
0,75%
554
594
1.148
0,64%
559
597
1.156
0,65%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Halangan Sei Rukam I Sei Rukam II Jirak KELUA Telaga Itar Pudak Setegal Bahungin Takulat
380 291
454 400 307
884 780 598
430 379 291
453 399 306
883 779 597
-0,16% -0,16% -0,16%
408 360 276
443 391 299
851 751 575
480
506
986
479
505
984
-0,16%
455
494
950
10.094
10.512
20.606
10.204
10.585
20.789
0,89%
10.511
10.896
21.407
608 961 845 687
633 1.001 880 715
1.240 1.962 1.725 1.401
614 971 854 694
637 1.008 886 720
1.251 1.979 1.740 1.414
0,89% 0,89% 0,89% 0,89%
633 1.001 880 715
656 1.037 912 741
1.289 2.038 1.792 1.456
Kel. Pulau
1.145
1.193
2.338
1.158
1.201
2.358
0,89%
1.192
1.236
2.428
Masintan
930
969
1.899
940
975
1.916
0,89%
968
1.004
1.972
Paliat Sungai Buluh Binturu Karangan Putih Pasar Panas Ampukung MUARA HARUS Madang Padangin Harus Tantaringin
TANTA
431
830 758 833 942 590
864 789 868 981 614
1.694 1.547 1.701 1.923 1.204
839 766 842 952 596
870 795 874 988 618
1.709 1.561 1.716 1.940 1.215
0,89% 0,89% 0,89% 0,89% 0,89%
864 789 868 981 614
896 818 900 1.017 637
1.760 1.607 1.767 1.998 1.251
966
1.006
1.972
977
1.013
1.990
0,89%
1.006
1.043
2.049
2.819
3.000
5.819
2.906
2.992
5.898
1,35%
2.706
2.879
5.584
304 311 246 560
323 331 262 596
627 642 508 1.156
313 321 254 577
322 330 261 594
636 651 515 1.171
1,35% 1,35% 1,35% 1,35%
292 298 236 537
310 318 251 572
602 616 487 1.109
Manduin
333
354
686
343
353
696
1,35%
319
340
659
Mantuil Murung Karangan
445
473
918
458
472
930
1,35%
427
454
881
621
661
1.282
640
659
1.299
1,35%
596
634
1.230
7.065
7.503
14.568
7.678
7.732
15.410
5,78%
8.471
7.807
16.278
-1,86% -1,86% -1,86% -1,86% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% 1,93% -2,04% -2,04% -2,04% -2,04% -2,04% -2,04% -2,04% -2,04% 5,71%
452
449
901
0,64%
461
455
916
0,89%
394
401
795
0,64%
401
408
809
0,92%
284
325
609
0,64%
282
326
608
0,43%
476
529
1.005
0,64%
475
528
1.003
0,43%
11.211
11.417
22.628
3,17%
11.619
23.057
2,85%
655
707
1.362
3,17%
661
714
1.375
2,61%
1.055
1.099
2.154
3,17%
1.081
1.119
2.200
2,91%
954
940
1.894
3,17%
974
957
1.931
2,86%
761
778
1.539
3,17%
773
786
1.559
2,70%
1.296
1.271
2.567
3,17%
1.322
1.291
2.613
2,82%
971
1.114
2.085
3,17%
977
1.121
2.098
2,53%
920
940
1.860
3,17%
944
960
1.904
2,97%
883
816
1.699
3,17%
899
823
1.722
2,71%
957
911
1.868
3,17%
984
938
1.922
3,10%
1.049
1.063
2.112
3,17%
1.088
1.108
2.196
3,37%
671
651
1.322
3,17%
695
674
1.369
3,27%
1.039
1.127
2.166
3,17%
1.040
1.128
2.168
2,39%
5.901
0,47%
2.937
3.021
5.958
0,59%
11.438
2.904
2.997
323
313
636
0,47%
324
310
634
0,27%
315
336
651
0,47%
314
333
647
0,19%
243
272
515
0,47%
246
273
519
0,54%
566
606
1.172
0,47%
573
617
1.190
0,73%
345
351
696
0,47%
349
352
701
0,53%
470
461
931
0,47%
487
477
964
1,23%
642
658
1.300
0,47%
644
659
1.303
0,41%
8.774
8.430
17.204
5,70%
9.051
8.635
17.686
4,97%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Walangkir Pulau Ku’u Tamiyang Warukin Padang Panjang Barimbun Padangin Luk Bayur Mangkusip
384 480 215
408 510 229
792 990 444
417 522 234
420 525 236
837 1.047 469
5,78% 5,78% 5,78%
460 576 258
424 530 238
885 1.106 496
809
859
1.668
879
885
1.765
5,78%
970
894
1.864
1.035
1.099
2.135
1.125
1.133
2.258
5,78%
1.241
1.144
2.385
549 402 449 646
583 427 477 686
1.132 830 926 1.333
597 437 488 702
601 440 491 707
1.198 878 979 1.410
5,78% 5,78% 5,78% 5,78%
658 483 538 775
607 445 496 714
1.265 927 1.034 1.489
Tanta
585
621
1.206
636
640
1.276
5,78%
701
646
1.347
Tanta Hulu
487
517
1.004
529
533
1.062
5,78%
584
538
1.122
Puain Kanan Pamarangan Kanan Murung Baru TANJUNG
378 361 284 14.164
Banyu Tajun Sungai Pimping Pamarangan Kiwa Puain Kiwa Kel. Jangkung Kel. Tanjung Kel. Agung
613
401 384 301 14.163 613
779 745 585 28.327 1.227
411 393 308 14.897 645
413 395 311 14.589 632
824 788 619 29.486 1.277
5,78% 5,78% 5,78% 4,09% 4,09%
453 433 340 15.713 681
417 399 314 15.001 650
870 833 654 30.714 1.330
726
726
1.451
763
747
1.511
4,09%
805
769
1.574
806
806
1.611
847
830
1.677
4,09%
894
853
1.747
423 1.506 2.743 1.162
423 1.506 2.743 1.162
846 3.013 5.486 2.324
445 1.584 2.885 1.222
436 1.552 2.825 1.197
881 3.136 5.710 2.419
4,09% 4,09% 4,09% 4,09%
469 1.671 3.043 1.289
448 1.595 2.905 1.230
917 3.266 5.948 2.519
Kambitin
641
640
1.281
674
660
1.333
4,09%
711
678
1.389
Kel. Hikun Kambitin Raya
1.456
1.456
2.911
1.531
1.499
3.030
4,09%
1.615
1.542
3.157
933
933
1.866
981
961
1.942
4,09%
1.035
988
2.023
Wayau
1.267
1.267
2.534
1.333
1.305
2.638
4,09%
1.406
1.342
2.748
5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 5,71% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 4,13%
479
456
935
5,70%
488
460
948
4,61%
584
585
1.169
5,70%
601
604
1.205
5,04%
247
277
524
5,70%
251
283
534
4,74%
995
975
1.970
5,70%
1.051
1.027
2.078
5,65%
1.429
1.092
2.521
5,70%
1.539
1.155
2.694
5,99%
664
673
1.337
5,70%
665
676
1.341
4,32%
495
485
980
5,70%
502
490
992
4,56%
545
548
1.093
5,70%
555
556
1.111
4,67%
766
808
1.574
5,70%
776
816
1.592
4,54%
708
716
1.424
5,70%
723
726
1.449
4,70%
618
568
1.186
5,70%
643
587
1.230
5,20%
451
469
920
5,70%
456
472
928
4,47%
449
431
880
5,70%
455
435
890
4,54%
344
347
691
5,70%
346
348
694
4,36%
16.406
16.034
32.440
4,62%
16.398
33.237
4,08%
678
727
1.405
4,62%
696
742
1.438
4,05%
812
850
1.662
4,62%
839
872
1.711
4,20%
906
939
1.845
4,62%
916
949
1.865
3,73%
508
461
969
4,62%
520
467
987
3,92%
1.757
1.693
3.450
4,62%
1.816
1.737
3.553
4,21%
3.197
3.085
6.282
4,62%
3.260
3.137
6.397
3,92%
1.312
1.349
2.661
4,62%
1.357
1.391
2.748
4,28%
740
727
1.467
4,62%
767
754
1.521
4,39%
1.727
1.607
3.334
4,62%
1.767
1.640
3.407
4,01%
1.154
983
2.137
4,62%
1.195
1.015
2.210
4,32%
1.454
1.448
2.902
4,62%
1.493
1.486
2.979
4,13%
16.839
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Juai Garunggung Kitang Mahe Seberang MURUNG PUDAK Sulingan Kel. Pembataan Kel. Mabu’un Maburai Kel. Belimbing Raya Kel. Belimbing Kapar Masukau Kasiau Kasiau Raya HARUAI
518 597 541
Seradang Halong Suput Catur Karya Mahe Pasar Suriyan Hayup Bongkang
597 541
1.036 1.194 1.083
545 628 569
533 615 558
1.078 1.243 1.127
4,09% 4,09% 4,09%
574 662 601
548 632 573
1.123 1.294 1.174
233
233
465
245
240
484
4,09%
258
246
505
16.339
15.786
32.125
16.339
15.786
32.125
0,00%
23.820
18.456
42.276
1.485 2.725 3.248
1.435 2.633 3.138
2.919 5.359 6.387
1.485 2.725 3.248
1.435 2.633 3.138
2.919 5.358 6.386
0,00% 0,00% 0,00%
2.165 3.973 4.736
1.677 3.078 3.669
3.842 7.052 8.405
1.049
1.013
2.062
1.049
1.013
2.062
0,00%
1.529
1.185
2.714
2.785
2.691
5.476
2.785
2.691
5.476
0,00%
4.061
3.146
7.207
1.766
1.706
3.471
1.766
1.706
3.471
0,00%
2.574
1.994
4.568
4,13% 4,13% 4,13% 4,13% 14,72% 14,72% 14,72% 14,72% 14,72%
588
598
1.186
4,62%
597
607
1.204
3,84%
660
707
1.367
4,62%
680
729
1.409
4,23%
635
605
1.240
4,62%
654
617
1.271
4,09%
278
255
533
4,62%
282
255
537
3,64%
23.677
21.011
44.688
11,63%
25.217
22.153
47.370
10,20%
2.095
1.966
4.061
11,63%
2.138
1.991
4.129
9,05%
3.972
3.482
7.454
11,63%
4.336
3.801
8.137
11,01%
4.858
4.026
8.884
11,63%
5.496
4.507
10.003
11,87%
1.790
1.079
2.869
11,63%
2.016
1.152
3.168
11,33%
3.963
3.655
7.618
11,63%
4.121
3.784
7.905
9,61%
2.486
2.343
4.829
11,63%
2.454
2.313
4.767
8,25%
1.919
1.998
3.917
11,63%
1.937
2.026
3.963
8,92%
635
681
1.316
11,63%
640
688
1.328
8,85%
1.683
1.484
3.167
11,63%
1.775
1.559
3.334
10,01%
276
297
573
11,63%
304
332
636
11,47%
10.316
10.100
480
14,72%
1.432 481 1.158 210 9.791
Lok Batu Kembang Kuning
518
1.384 465 1.119 202 9.685
2.816 946 2.277 412 19.476
1.432 481 1.158 210 10.102
1.384 465 1.119 202 10.032
2.816 946 2.277 412 20.134
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 3,38%
2.088 701 1.688 305 9.866
1.618 543 1.308 237 9.452
3.706 1.245 2.996 542 19.318
461
456
917
476
472
948
3,38%
464
445
909
582
576
1.158
601
597
1.197
3,38%
587
562
1.149
611 740 861 285 586 327 1.347 1.035
604 732 852 282 579 324 1.333 1.024
1.215 1.471 1.713 567 1.165 651 2.680 2.060
630 763 889 294 604 337 1.390 1.068
626 758 883 292 600 335 1.380 1.061
1.256 1.521 1.771 586 1.204 673 2.770 2.129
3,38% 3,38% 3,38% 3,38% 3,38% 3,38% 3,38% 3,38%
616 745 868 287 590 330 1.357 1.043
590 714 832 275 565 316 1.301 1.000
1.205 1.459 1.699 562 1.155 645 2.658 2.043
14,72% 14,72% 14,72% 14,72% 14,72% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41% -0,41%
20.416
1,58%
10.479
481
961
1,58%
482
650
564
1.214
1,58%
658
616
1.274
748
794
885
10.231
20.710
1,55%
482
964
1,26%
671
574
1.245
1,83%
1,58%
677
634
1.311
1,91%
1.542
1,58%
754
795
1.549
1,30%
911
1.796
1,58%
892
922
1.814
1,44%
309
285
594
1,58%
320
295
615
2,07%
589
632
1.221
1,58%
602
645
1.247
1,72%
347
335
682
1,58%
356
342
698
1,77%
1.448
1.361
2.809
1,58%
1.458
1.371
2.829
1,36%
1.056
1.103
2.159
1,58%
1.082
1.130
2.212
1,80%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Wirang Nawin Marindi BINTANG ARA Waling Usih Bintang Ara Argo Mulyo Burum
945 809 1.202
935 800 1.189
1.880 1.609 2.391
975 835 1.240
969 829 1.231
1.944 1.664 2.471
3,38% 3,38% 3,38%
952 815 1.211
913 781 1.160
1.865 1.596 2.371
3.853
3.648
7.501
3.878
3.725
7.603
1,36%
3.991
3.517
7.508
436
413
849
439
422
860
1,36%
452
398
850
640 661 306 361
605 626 290 342
1.245 1.287 596 702
644 665 308 363
618 639 296 349
1.262 1.304 604 712
1,36% 1,36% 1,36% 1,36%
662 685 317 374
584 603 279 329
1.246 1.288 596 703
Panaan
650
616
1.266
654
629
1.283
1,36%
674
593
1.267
Hegar Manah Dambung Raya
211
200
411
213
204
417
1,36%
219
193
412
Bumi Makmur UPAU
375 213 3.117
Masingai II Masingai I
574 580
355 202 3.150 580 586
731 415 6.267 1.154 1.165
378 215 3.232 595 601
363 206 3.306 609 615
741 421 6.538 1.204 1.216
1,36% 1,36% 4,32% 4,32% 4,32%
389 221 3.336 614 620
343 195 3.324 612 618
731 415 6.660 1.226 1.238
Bilas
637
644
1.282
661
676
1.337
4,32%
682
680
1.362
Kaong
398
402
800
412
422
834
4,32%
426
424
850
Pangelak Kinarum MUARA UYA
620 309 9.917
626 312 9.760
621 19.677
320 9.987
328 9.784
648 19.771
4,32% 0,48%
330 10.689
329 9.829
660 20.518
1.046
0,48%
566
520
1.086
Mangkupum Kampung Baru
904
890
1.794
910
892
1.802
0,48%
974
896
1.870
476
468
944
479
469
948
0,48%
513
471
984
0,48%
670
773
1.324
518
1.240
840
661
529
613
0,48%
663
1.042
626
1.554
4,32%
517
1.234
769
1.300
525
612
785
657
780
622
1.547
643
Ribang Kupang Nunding
Palapi
767
1.246
616
1.613
1.287
-0,41% -0,41% -0,41% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 3,08% 3,08% 3,08% 3,08% 3,08% 3,08% 3,08% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11%
1.011
960
1.971
1,58%
1.018
967
1.985
1,36%
855
832
1.687
1,58%
872
840
1.712
1,56%
1.280
1.226
2.506
1,58%
1.295
1.234
2.529
1,42%
7.935
1,89%
4.105
3.853
7.958
1,49%
4.089
3.846
447
451
898
1,89%
453
454
907
1,67%
664
653
1.317
1,89%
679
662
1.341
1,87%
692
669
1.361
1,89%
689
667
1.356
1,32%
332
298
630
1,89%
338
304
642
1,89%
380
363
743
1,89%
384
366
750
1,65%
687
652
1.339
1,89%
713
672
1.385
2,28%
241
194
435
1,89%
221
176
397
-0,88%
412
361
773
1,89%
398
349
747
0,55%
234
205
439
1,89%
230
203
433
1,07%
3.526
3.520
7.046
3,98%
3.605
3.600
7.205
3,55%
640
657
1.297
3,98%
658
676
1.334
3,70%
654
656
1.310
3,98%
675
674
1.349
3,73%
713
728
1.441
3,98%
729
744
1.473
3,54%
455
444
899
3,98%
464
452
916
3,45%
707
694
1.401
3,98%
720
711
1.431
3,52%
357
341
698
3,98%
359
343
702
3,12%
11.067
10.622
21.689
3,30%
10.781
22.053
2,89%
863
842
1.705
3,30%
871
850
1.721
2,70%
562
586
1.148
3,30%
579
601
1.180
3,17%
990
987
1.977
3,30%
1.006
997
2.003
2,80%
532
508
1.040
3,30%
542
520
1.062
3,00%
700
660
1.360
3,30%
708
663
1.371
2,67%
11.272
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Pasar Batu Simpung Layung Uwie
518 816 943
510 803 928
1.028 1.619 1.871
522 821 949
511 805 930
1.033 1.626 1.880
0,48% 0,48% 0,48%
558 879 1.016
513 808 934
1.072 1.688 1.951
Muara Uya
1.405
1.382
2.787
1.415
1.386
2.800
0,48%
1.514
1.392
2.906
Lumbang
1.398
1.376
2.773
1.408
1.379
2.787
0,48%
1.507
1.385
2.892
Santu’un Binjai Salikung Sungai Kumap JARO Namun Muang Teratau Purui Nalui Jaro
550 492 378 113
541 484 372 112
1.090 975 749 225
553 495 380 114
542 485 373 112
1.096 980 753 226
0,48% 0,48% 0,48% 0,48%
592 530 407 122
545 487 374 112
1.137 1.017 781 235
6.390
6.233
12.623
6.429
6.235
12.664
0,32%
6.895
6.528
13.423
643
627
1.270
647
627
1.274
0,32%
694
657
1.350
572 672 222 803 1.412
558 656 217 784 1.377
1.130 1.328 439 1.587 2.789
576 676 224 808 1.421
558 656 217 784 1.378
1.134 1.332 441 1.592 2.798
0,32% 0,32% 0,32% 0,32% 0,32%
617 725 240 867 1.524
584 687 227 821 1.443
1.202 1.412 467 1.688 2.966
Garagata
701
684
1.385
706
684
1.390
0,32%
757
716
1.473
Solan
938
915
1.853
944
915
1.859
0,32%
1.012
958
1.970
Lano
426
416
842
429
416
845
0,32%
460
435
895
2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12% 3,12%
579
554
1.133
3,30%
581
558
1.139
2,60%
941
843
1.784
3,30%
971
865
1.836
3,20%
1.058
1.004
2.062
3,30%
1.073
1.021
2.094
2,86%
1.562
1.510
3.072
3,30%
1.603
1.541
3.144
3,06%
1.565
1.492
3.057
3,30%
1.608
1.524
3.132
3,09%
620
582
1.202
3,30%
633
589
1.222
2,89%
547
528
1.075
3,30%
557
531
1.088
2,77%
411
415
826
3,30%
409
414
823
2,37%
137
111
248
3,30%
131
107
238
1,41%
7.194
7.003
14.197
3,99%
7.358
7.154
14.512
3,55%
702
726
1.428
3,99%
725
751
1.476
3,84%
647
624
1.271
3,99%
659
630
1.289
3,34%
762
731
1.493
3,99%
779
744
1.523
3,49%
248
246
494
3,99%
251
247
498
3,19%
883
902
1.785
3,99%
908
931
1.839
3,75%
1.627
1.510
3.137
3,99%
1.642
1.523
3.165
3,21%
793
765
1.558
3,99%
812
785
1.597
3,62%
1.045
1.039
2.084
3,99%
1.067
1.060
2.127
3,51%
487
460
947
3,99%
515
483
998
4,34%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tabel 2.15 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya Selama 5 tahun Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Banua Lawas
18.113
18.230
18.347
18.466
18.585
18.705
4.528
4.557
4.587
4.616
4.646
4.676
Pugaan
6.527
6.570
6.614
6.657
6.701
6.746
1.632
1.643
1.653
1.664
1.675
1.686
Kelua
23.057
23.714
24.390
25.085
25.800
26.535
5.764
5.929
6.097
6.271
6.450
6.634
Muara Harus
5.958
5.993
6.029
6.064
6.100
6.136
1.490
1.498
1.507
1.516
1.525
1.534
Tanta
17.686
18.565
19.487
20.455
21.472
22.539
4.422
4.641
4.872
5.114
5.368
5.635
Tanjung
33.237
34.592
36.002
37.470
38.997
40.587
8.309
8.648
9.001
9.367
9.749
10.147
Murung Pudak
47.370
52.200
57.522
63.386
69.849
76.970
11.843
13.050
14.380
15.847
17.462
19.243
Haruai
20.710
21.031
21.356
21.686
22.022
22.363
5.178
5.258
5.339
5.422
5.506
5.591
Bintang Ara
7.958
8.076
8.197
8.319
8.443
8.568
1.990
2.019
2.049
2.080
2.111
2.142
Upau
7.205
7.461
7.725
7.999
8.283
8.577
1.801
1.865
1.931
2.000
2.071
2.144
Muara Uya
22.053
22.691
23.347
24.021
24.716
25.430
5.513
5.673
5.837
6.005
6.179
6.358
Jaro
14.512
15.027
15.560
16.112
16.683
17.275
3.628
3.757
3.890
4.028
4.171
4.319
Jumlah
224.386
233.607
243.207
253.201
263.606
274.439
56.097
58.402
60.802
63.300
65.902
68.610
Sumber : Data BPS
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.1.3 Kemiskinan Berdasarkan data hasil olahan Pemerintah Kabupaten Tabalong ada kecenderungan penurunan jumlah rumah tangga miskin, pada tahun 2005 terdapat 11.348 rumah tangga miskin (23,99%), tahun 2008 sebanyak 7.067 rumah tangga miskin (13,79%) dan tahun 2010 terdapat 6.239 rumah tangga miskin (10,71%). Data penduduk miskin perkecamatan sebagaimana tabel 2.16. Tabel 2.16 Jumlah penduduk miskin per Kecamatan
NO.
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
BANUA LAWAS
Hapalah
2
BANUA LAWAS
Batang Banyu
3
BANUA LAWAS
Sungai Durian
4
BANUA LAWAS
Pematang
5
BANUA LAWAS
Hariang
6
BANUA LAWAS
Bungin
7
BANUA LAWAS
Bangkiling
8
BANUA LAWAS
Bangkiling Raya
9
BANUA LAWAS
Banua Lawas
10
BANUA LAWAS
Habau
11
BANUA LAWAS
Banua Rantau
12
BANUA LAWAS
Habau Hulu
13
BANUA LAWAS
Purai
14
BANUA LAWAS
Talan
15
BANUA LAWAS
Sungai Anyar
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
PUGAAN
Pampanan
2
PUGAAN
Tamunti
3
PUGAAN
Pugaan
4
PUGAAN
Halangan
5
PUGAAN
Sei Rukam I
6
PUGAAN
Sei Rukam II
7
PUGAAN
Jirak
NO.
Angka Kemiskinan (%) 49 80 70 43 26 52 72 96 54 56 32 26 39 33 64
Angka Kemiskinan (%) 89 89 46 56 51 62 99
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
67,14
0,6714
200,03
2,0003
202,29
2,0229
147,82
1,4782
271,14
2,7114
283,38
2,8338
78,77
0,7877
82,51
0,8251
449,47
4,4947
62,99
0,6299
156,87
1,5687
63,24
0,6324
169,11
1,6911
51,05
0,5105
439,09
4,3909
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
54
0,54
59
0,59
245
2,45
128
1,28
564
5,64
74
0,74
374
3,74
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
KELUA
Telaga Itar
2
KELUA
Pudak Setegal
3
KELUA
Bahungin
4
KELUA
Takulat
5
KELUA
Kel. Pulau
6
KELUA
Masintan
7
KELUA
Paliat
8
KELUA
Sungai Buluh
9
KELUA
Binturu
10
KELUA
Karangan Putih
11
KELUA
Pasar Panas
12
KELUA
Ampukung
NO.
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
MUARA HARUS
Madang
2
MUARA HARUS
Padangin
3
MUARA HARUS
Harus
4
MUARA HARUS
Tantaringin
5
MUARA HARUS
Manduin
6
MUARA HARUS
Mantuil
7
MUARA HARUS
Murung Karangan
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
TANTA
Walangkir
2
TANTA
Pulau Ku’u
3
TANTA
Tamiyang
4
TANTA
Warukin
5
TANTA
Padang Panjang
6
TANTA
Barimbun
7
TANTA
Padangin
8
TANTA
Luk Bayur
9
TANTA
Mangkusip
NO.
NO.
Angka Kemiskinan (%) 49 33 24 21 17 42 34 24 55 31 31 37
Angka Kemiskinan (%) 26 44 52 45 26 36 44
Angka Kemiskinan (%) 27 36 41 18 23 29 15 29 23
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
419
4,19
278
2,78
247
2,47
426
4,26
1047
10,47
127
1,27
1002
10,02
165
1,65
113
1,13
216
2,16
251
2,51
95
0,95
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
55
0,55
73
0,73
78
0,78
124
1,24
99
0,99
500
5
104
1,04
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
83
0,83
204
2,04
106
1,06
115
1,15
111
1,11
109
1,09
197
1,97
149
1,49
107
1,07
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
10
TANTA
Tanta
11
TANTA
Tanta Hulu
12
TANTA
13
TANTA
Puain Kanan Pamarangan Kanan
14
TANTA
Murung Baru
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
TANJUNG
Banyu Tajun
2
TANJUNG
Sungai Pimping
3
TANJUNG
Pamarangan Kiwa
4
TANJUNG
Puain Kiwa
5
TANJUNG
Kel. Jangkung
6
TANJUNG
Kel. Tanjung
7
TANJUNG
Kel. Agung
8
TANJUNG
Kambitin
9
TANJUNG
Kel. Hikun
10
TANJUNG
Kambitin Raya
11
TANJUNG
Wayau
12
TANJUNG
Juai
13
TANJUNG
Garunggung
14
TANJUNG
Kitang
15
TANJUNG
Mahe Seberang
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
MURUNG PUDAK
Sulingan
2
MURUNG PUDAK
Kel. Pembataan
3
MURUNG PUDAK
Kel. Mabu’un
4
MURUNG PUDAK
5
MURUNG PUDAK
Maburai Kel. Belimbing Raya
6
MURUNG PUDAK
Kel. Belimbing
7
MURUNG PUDAK
Kapar
8
MURUNG PUDAK
Masukau
9
MURUNG PUDAK
Kasiau
10
MURUNG PUDAK
Kasiau Raya
NO.
NO.
25 16 20
128
1,28
144
1,44
58
0,58
33 41
72
0,72
165
1,65
Angka Kemiskinan (%) 33 39 39 31 16 9 12 23 15 17 20 19 24 26 21
Angka Kemiskinan (%) 7 6 5 4 7 6 18 19 13 22
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
98
0,98
69
0,69
62
0,62
45
0,45
137
1,37
1583
15,83
384
3,84
344
3,44
57
0,57
131
1,31
66
0,66
59
0,59
59
0,59
42
0,42
137
1,37
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
387
3,87
1396
13,96
2417
24,17
284
2,84
813
8,13
1194
11,94
315
3,15
57
0,57
157
1,57
56
0,56
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
HARUAI
Lok Batu
2
HARUAI
Kembang Kuning
3
HARUAI
Seradang
4
HARUAI
Halong
5
HARUAI
Suput
6
HARUAI
Catur Karya
7
HARUAI
Mahe Pasar
8
HARUAI
Suriyan
9
HARUAI
Hayup
10
HARUAI
Bongkang
11
HARUAI
Wirang
12
HARUAI
Nawin
13
HARUAI
Marindi
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
BINTANG ARA
Waling
2
BINTANG ARA
Usih
3
BINTANG ARA
Bintang Ara
4
BINTANG ARA
Argo Mulyo
5
BINTANG ARA
Burum
6
BINTANG ARA
Panaan
7
BINTANG ARA
Hegar Manah
8
BINTANG ARA
Dambung Raya
9
BINTANG ARA
Bumi Makmur
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
UPAU
Masingai II
2
UPAU
Masingai I
3
UPAU
Bilas
4
UPAU
Kaong
5
UPAU
Pangelak
6
UPAU
Kinarum
NO.
NO.
NO.
Angka Kemiskinan (%) 38 10 25 12 16 21 25 16 14 20 34 42 23
Angka Kemiskinan (%) 26 24 27 20 10 26 94 53 51
Angka Kemiskinan (%) 21 32 25 16 19 9
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
12
0,12
53
0,53
70
0,7
72
0,72
50
0,5
63
0,63
43
0,43
73
0,73
39
0,39
42
0,42
84
0,84
43
0,43
89
0,89
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
34
0,34
50
0,5
37
0,37
53
0,53
26
0,26
12
0,12
10
0,1
11
0,11
38
0,38
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
76
0,76
77
0,77
45
0,45
8
0,08
28
0,28
8
0,08
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
MUARA UYA
Ribang
2
MUARA UYA
Kupang Nunding
3
MUARA UYA
Mangkupum
4
MUARA UYA
Kampung Baru
5
MUARA UYA
Palapi
6
MUARA UYA
Pasar Batu
7
MUARA UYA
Simpung Layung
8
MUARA UYA
Uwie
9
MUARA UYA
Muara Uya
10
MUARA UYA
Lumbang
11
MUARA UYA
Santu’un
12
MUARA UYA
Binjai
13
MUARA UYA
Salikung
14
MUARA UYA
Sungai Kumap
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA
1
JARO
Namun
2
JARO
Muang
3
JARO
Teratau
4
JARO
Purui
5
JARO
Nalui
6
JARO
Jaro
7
JARO
Garagata
8
JARO
Solan
9
JARO
Lano
NO.
NO.
Angka Kemiskinan (%) 24 30 17 24 29 27 48 48 18 28 33 33 24 38
Angka Kemiskinan (%)
Sumber : Bappeda (Bid. Sosbud) Tahun 2016
34 21 71 9 29 23 19 15 30
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
92
0,92
60
0,6
20
0,2
20
0,2
84
0,84
48
0,48
504
5,04
16
0,16
569
5,69
365
3,65
8
0,08
6
0,06
6
0,06
7
0,07
Angka Kepadatan ( Org/ Km²)
Konversi Jiwa / Ha
8,42
0,0842
7,37
0,0737
271,5
2,715
35,9
0,359
17,86
0,1786
23,6
0,236
12,97
0,1297
142,12
1,4212
43,04
0,4304
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.1.4 Tata Ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memeliharan kelangsungan hidupnya. Sementara itu ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan pemanfaatan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan memprioritaskan pengembangan agribisnis berbasis sumber daya lokal, industri dan usaha pertambangan yang memperhatikan kelestarian sumber daya alam, daya dukung serta daya tampung lingkungan.
1.
Rencana Struktur Ruang
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 19 tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 – 2034 Strategi Penataan Ruang Strategi kebijakan peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten yang mendukung kelancaran kegiatan sosial ekonomi dan pengembangan potensi daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, meliputi : a. menjaga keterkaitan antar kawasan kecamatan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; b. mengembangkan infrastruktur PKL, PPK, dan PPL; c. menjaga keterkaitan antara PKL dengan PPK, dan PPL; d. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan yang ada; e. meningkatkan fasilitasi pengembangan jaringan telekomunikasi; f. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; g. meningkatkan kualitas jaringan prasarana persampahan dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan persampahan; dan h. meningkatkan kualitas jaringan prasarana sanitasi dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sanitasi. (2) Strategi kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi yang mendukung pengembangan kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, meliputi :
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat dan udara; b. meningkatkan manajemen transportasi darat; dan c. mengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kabupaten yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian regional dan nasional. (3) Strategi kebijakan perwujudan pengembangan kawasan strategis yang mendukung berkembangnya agribisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c, meliputi: a. menciptakan iklim investasi yang kondusif; b. mengoptimalkan pengembangan perkebunan karet, peternakan sapi, pertanian tanaman pangan, perbenihan dan perbesaran ikan; c. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan d. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan agribisnis. (4) Strategi kebijakan pemantapan kawasan lindung yang ditujukan untuk menjamin keseimbangan dan keserasian lingkungan hidup serta kelestarian pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya buatan sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d, meliputi: a. melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam; b. menetapkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah kabupaten yang disesuaikan dengan kondisi ekosistemnya; c. mengelola secara terpadu dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan secara ketat; d. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; e. membatasi kegiatan budidaya baik yang sudah ada maupun yang baru dalam kawasan lindung; f. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan; g. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan; h. membatasi kegiatan budidaya dalam kawasan cagar budaya, kecuali kegiatan yang berhubungan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alami yang ada; i. menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai batas-batas kawasan lindung dan budidaya, serta syarat-syarat pelaksanaan kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung; dan j. memindahkan kegiatan penduduk yang mengganggu secara bertahap keluar kawasan lindung.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(5) Strategi kebijakan pemantapan dan penetapan kawasan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e, meliputi : a. memetakan wilayah pertambangan mineral logam dan non logam serta batubara; b. menetapkan wilayah pertambangan batuan; dan c. mengelelola dan memanfaatkan kawasan pertambangan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta penanganan pasca tambang. (6) Strategi kebijakan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f, meliputi : a. mewujudkan dan meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; b. mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; c. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup; d. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; e. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; f. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan; g. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; h. mengelola sumber daya alam tak terbarukan dan terbarukan untuk menjamin keberlanjutannya; i. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana; dan j. menegakan hukum melalui upaya penerapan peraturan secara konsisten. (7) Strategi kebijakan pengembangan industri besar, sedang, kecil dan rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g, meliputi : a. mewujudkan keterpaduan kawasan industri besar dan menengah dengan akses transportasi; b. mengembangkan industri berbasis sumberdaya lokal; c. mengembangkan industri yang ramah lingkungan; dan d. mengembangkan pasar industri kecil dan rumah tangga. (8) Strategi kebijakan pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g, meliputi: a. menetapkan kawasan strategis kabupaten berfungsi lindung; b. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
c. membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis kabupaten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya; e. mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis kabupaten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun; dan f. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis kabupaten. (9) Strategi kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf h, meliputi: a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan d. turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, meliputi: a. pusat-pusat kegiatan; b. sistem jaringan prasarana utama; dan c. sistem jaringan prasarana lainnya. (1) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pusat-Pusat Kegiatan (1)Pusat-pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, meliputi : a. PKL; b. PPK; dan c. PPL. (2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu perkotaan Tanjung sebagai ibukota kabupaten, yang meliputi sebagian kecamatan Tanjung melingkupi Kelurahan Jangkung, Tanjung, Agung serta Hikun dan sebagian Kecamatan Murung Pudak melingkupi Kelurahan Sulingan, Pembataan, Belimbing Raya, Belimbing, Desa Kapar, Kelurahan Mabuun serta Desa Maburai.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(3) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas: a. Kepubamua yaitu singkatan dari Kelua, Pugaan, Banua Lawas, Muara Harus dan Tanta, yang pelayanannya meliputi kecamatan Kelua, Pugaan, Banua Lawas dan Muara Harus yang dipusatkan di Kelurahan Pulau Kecamatan Kelua; dan b. Habar Jamu yaitu singkatan dari Haruai, Bintang Ara, Jaro, Muara Uya dan Upau, yang pelayanannya meliputi Kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Jaro dan Muara Uya yang dipusatkan di Desa Muara Uya Kecamatan Muara Uya. (4) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas : a. Desa Banua Lawas di Kecamatan Banua Lawas b. Desa Tantaringin di Kecamatan Muara Harus; c. Desa Halangan di Kecamatan Pugaan; d. Desa Tanta di Kecamatan Tanta; e. Desa Pangelak di Kecamatan Upau; f. Desa Halong di Kecamatan Haruai g. Desa Usih di Kecamatan Bintang Ara; dan h. Desa Jaro di Kecamatan Jaro.
Sistem Jaringan Prasarana Utama Sistem jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, meliputi :
a. sistem jaringan transportasi darat; b. sistem jaringan perkeretaapian; dan c. sistem jaringan transportasi udara. Sistem Jaringan Transportasi Darat (1)
Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, terdiri atas : a. jaringan jalan dan jembatan; b. jaringan prasarana lalu lintas; dan c. jaringan layanan lalu lintas. (2) Jaringan jalan dan jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a, meliputi: a. jaringan jalan arteri primer, terdiri atas : ruas jalan yang menghubung Desa Tabur (batas Kabupaten Tabalong) - Kelua; Kelua – Batas Kota Tanjung; Jalan Antasari; Jalan A. Yani; Tanjung – Mabuun; Mabuun – Simp.4 Haruai; Jalan Putri Jaleha; Simp.4 Haruai – Batu Babi;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
b. jaringan jalan kolektor primer (K-1), terdiri atas : ruas jalan Pasar Panas (Batas Provinsi Kalimantan Tengah) – Kelua; Dahai – Mabuun; c. jaringan jalan kolektor primer (K-2) terdiri atas : ruas jalan Dahai - Tanjung; d. jaringan jalan kolektor primer (K-3) terdiri atas : ruas jalan Tanjung – Muara Uya; e. jalan kolektor primer (K-4), terdiri atas : 1. ruas jalan di Kecamatan Murung Pudak, yaitu : ruas jalan Sp.3 Pembataan – Sp.3 Belimbing; Pembataan – Komperta; Kapar – Hikun; Tanjung Selatan – Limau Manis; Sp.3 Pembataan – Sp.3 Fajar Baru (Bataman); Sp.3 Pembataan – Komp. Stadion; Terminal Mabuun – Sp. 3 Guru Danau; Bangun Sari – Sp.4 Mabuun; Sp.3 Kasiau – Marido; By pass Mabuun – Guru Danau; 2. ruas jalan di Kecamatan Tanjung, yaitu : ruas jalan Kamboja – Basuki Rahmat; Penghulu Rasyid – Kamboja; Jaksa Agung Suprapto – Basuki Rahmat; Cendrawasih – Bangun Sari; Padang Lumbu – Batas Kalteng; Jangkung – Wikau; Sei. Pimping – Luk Kulur; Kambitin II – Pangi; Wikau – Kambitin; 3. ruas jalan di Kecamatan Tanta, yaitu : ruas jalan Sp.3 Bayahin – Pamarangan Raya; Sp.3 Bayahin – Harus; Tanta – Sp.3 Bayahin; 4. ruas jalan di Kecamatan Muara Harus, yaitu : ruas jalan Harus – Masintan; Jembatan Baja Muara Harus – Muara Harus; 5. ruas jalan di Kecamatan Pugaan, yaitu : ruas jalan Jembatan Baja Tamunti – Pampanan; Sei Rukam II – Sp.3 Tamunti; Sp.3 Tamunti – Tamunti; 6. ruas jalan di Kecamatan Banua Lawas, yaitu : ruas jalan Sei. Anyar Kiri (I) – Pasar Arba; Pasar Arba – Sei. Durian; Sp.3 Sei. Durian – Tabur; Banua Rantau – Habau Hulu; 7. ruas jalan di Kecamatan Kelua, yaitu : ruas jalan Masintan – Ampukung; Pasintik/Bahungin – Purai; Luk Kulur – Pasintik/Bahungin; Purai - Baco; Karangan Putih – Habau Hulu; Sp.3 Baco – Pasar Arba; 8. ruas jalan di Kecamatan Haruai, yaitu : ruas jalan Mahe – Pujung; Sp.4 Wirang – Kinarum; Kembang Kuning – Nawin Hulu; Kembang Kuning – Bilas; Haruai – Sp.3 Hayup; Sp.3 Hayup – Sp. 3 Danau Trans; Sp.4 Wirang – Bongkang; Sp.3 Hayup – Ribang; 9. ruas jalan di Kecamatan Bintang Ara, yaitu : ruas jalan Pujung – Burum; Kuari – Miho; Burum – Sp.3 Miho; Sp.3 Kalingai – Rungun; Rungun – Missim; 10. ruas jalan di Kecamatan Upau, yaitu : ruas jalan Kinarum – Upau; Upau – Kaong; Temporejo – Upau; Kaong – Bilas; dan 11. ruas jalan di Kecamatan Muara Uya, yaitu : ruas jalan Muara Uya – Bangkar; Lumbang – Randu; Lumbang – Teratau; Muara Uya – Binjai; Simpung Layung – Uwie; Ribang I – Sp. 4 Ribang II; Simpung Layung – Santuul Tohe; Kayu Bawang – Kupang Nunding; Santuun – Salikung; Binjai – Salikung; Sp. 3 Kumap – Kumap. f. jalan kolektor sekunder (K-5), terdiri atas : 1. ruas jalan di Kecamatan Murung Pudak, yaitu : ruas jalan Sulingan – Tanjung Selatan; Koperum Peg.10 – Rumah Jabatan Bupati; Sp.3 Gambah – Sp.3 Belimbing; Kompl. Stadion – Sp.3 Majumbi; Sp.3 Mabuun – TPA Maburai; Sp.Tugu Mabuun Dalam – Sp.3 Maburai Mabuun;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2. ruas jalan di Kecamatan Tanjung, yaitu : ruas jalan Puteri Zaleha – Ujung Murung; Kenanga – Dr. Murjani; Dr.Murjani – Sp.3 Jaksa A. Suprapto; Cempaka – Penghulu Rasyid; Mawar – Penghulu Rasyid; Melati – Penghulu Rasyid; Palang Merah – Jend. Sudirman; Tepian – Jend. Sudirman; Mujahidin – Putri Zaleha; Gerilya – Jend. Sudirman; Pelajar – Belimbing; Pangkalan – Garuda; Wikau – Batas Kalteng; 3. ruas jalan di Kecamatan Tanta, yaitu : ruas jalan Murung Padangin – Mungkur Palawan; 4. ruas jalan di Kecamatan Haruai, yaitu : ruas jalan Mahe Luar – Mahe Dalam; Nawin Luar – Nawin Dalam; Bongkang Luar – Bongkang Dalam; Seradang Luar – Seradang Dalam; Kambitin I – Nawin Dalam; Suput Luar – Suput Dalam; Suput – Kambitin I; 5. ruas jalan di Kecamatan Muara Uya, yaitu : ruas jalan Santuul Tohe – Danau; Lumbang – Pasar Muara Uya; Bangkar – Ayah; Mangkupum – Pasar Batu; Mangkupum – Kampung Baru; Ayah – Kampung Baru; Simpung Layung – Desa Objek; Palapi Luar – Palapi Dalam; Mangkupum – Jambu; Lingkar Pasar Muara Uya – Terminal; dan 6. ruas jalan di Kecamatan Jaro, yaitu : ruas jalan Namun – Santuun; Teratau – Purui; g. jalan kolektor tersier kelas jalan III b terdiri atas : ruas jalan Upau – Balangan – Pasir; Kambitin – Bentot (Kal-Teng); Wikau – Pasar Panas (Kal-Teng); h. jalan lokal primer (L-4), terdiri atas : 1. ruas jalan di Kecamatan Murung Pudak, yaitu : ruas jalan Bangun Sari – Gunung Sari; Masukau-Pasar Panas; Simp.4 Murung Pudak – Masukau; Sei. Ulin – Jaing Hulu; Kasiau – Sei. Ulin; Kasiau – Kitang; Kasiau Raya – Kitang; Simp.3 Tanjung Selatan – Barimbun; Simp.3 SMP 3 Tjg – Sp.3 Barimbun; 2. ruas jalan di Kecamatan Tanta, yaitu : ruas jalan Kuranji – Tanta; Sp.3 Puain – Murung Baru; Bajud – Lajar; Walangkir – Duhat; Barimbun – Sp.3 Mungkur Palawan; Sp.3 Murung Palawan – Walangkir; Mangkusip – Pamarangan; Pamaranan Kanan – Mangkusip dalam; Tamiyang – Batas jalan pertamina; Sp.3 Tamiyang – Batas Kab. Balangan; Sp.3 Laburan – Komp. Trans; Sp.3 Limau Manis – Sp.3 Tanta; Pulau Ku’u – Unggang; 3. ruas jalan di Kecamatan Jaro, yaitu : ruas jalan Teratau – Namun; Simp.4 Jaro – Jaro Atas/Desa Nalui; Nalui – Peweh; Namun – Jaro Atas/Desa Nalui; Jaro Atas/Desa Nalui – Dam Jaro; Sp.4 Jaro – Liang Tapah; Liang Tapah – Garagata; Teratau – Muang Atas; Purui – Tawi; Pupuh – Tamperak; Solan – Pupuh; Jaro – Kampung Jawa; Sp.3 Purui – Purui Dalam; Sp.3 Pasar Jaro – Jaro; Tu’u – Solangai; Garagata – Dam; Solan – Tu’u; 4. ruas jalan di Kecamatan Tanjung, yaitu : ruas jalan Agung – Kutat; Mahe Seberang – Kitang; Sp.3 Sei.Pimping – Ja’an; Tebing Siring – Masukau; Kambitin – Komp. Trans; Kambitin II – Garunggung; Banyu Tajun – Batas Kalteng; Sp.3 J.A Soeprapto – Jangkung; Sidorejo – Sp.3 Pangi Dalam; Sp.3 Kambitin – Ktr.BBI Kambitin; Sp.3 Wikau – Pulau Padang; Nusantara – Sp.3 Jangkung; Kambitin II – Tembus Wayau; Sp.3 Pamarangan – Ja’an; Ja’an –Wikau; 5. ruas jalan di Kecamatan Muara Harus, yaitu : ruas jalan Desa Madang - Jirak; Sp.3 Padangin – Madang; Manduin – Tantaringin; Tantaringin – Sp.3 Padangin; Sp. Walangkir – Sp. Madang; Sp.3 Harus – Padangin;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
6. ruas jalan di Kecamatan Pugaan, yaitu : ruas jalan Sp.3 Pampanan – Kayu Getah; Jirak – Sp.3 Tamunti; Liang – Jirak; 7. ruas jalan di Kecamatan Banua Lawas, yaitu : ruas jalan Sei. Anyar Kiri (II) – Pasar Arba; Pasar Arba –Hapalah; Sp.3 Pematang – Sei. Anyar; Simp.3 Sei Durian – Batang Banyu; Sei. Gampa – Habau Hilir; Batang Banyu – Bangkiling; Bangkiling Seberang – Sampang Sari; Hariang – Pugaan; 8. ruas jalan di Kecamatan Kelua, yaitu : ruas jalan Purai – Tembus Kelua Kota; Sp.3 Talan – Batas Talan; Luk Kulur – Murung Karangan; Sp.4 Binturu – Karangan Putih; Pasar Minggu – Binturu; Sp.4 Binturu – Batas Kalteng; Kota Paris – Pasar Kelua; Sei. Buluh – Luk Kulur; Takulat – Makam Syekh Nafis; Binturu – Makam Syekh Nafis; Sp.3 Batas Kalteng – Pasar Panas; 9. ruas jalan di Kecamatan Haruai, yaitu : ruas jalan Bongkang – Tamporejo; Sp.3 Danau RT 07 – Ribang II; Danau – Rantau jari II; Sp.3 Kembg Kuning Dalam – Sp.3 Kambitin I Dalam; Sp.3 Kinarum – Kinarum; Nawin RT II – RT III Mesjid YAMP; 10. ruas jalan di Kecamatan Bintang Ara, yaitu : ruas jalan Sp.3 Rantau Jari I – Rantau Jari II; Pujung - Mantuyup; Mantuyup – Kutam; Rantau jari II – Argomulyo Dalam; Jabang – Komp PIR Trans Surian; Simp.3 Pujung – Bumi Makmur/Trans Rumbia; Usih – Komp.PIR Argomulyo Luar; Km 54/Kalingai – Sp.3 Kumap; Argomulyo Luar – Argomulyo Dalam; Sp.3 Batung Badinding – Rungun; Duyun – Usih Dalam; Bina Desa Rungun – Jembatan Sakuyah; 11. ruas jalan di Kecamatan Upau, yaitu : ruas jalan Masingai I – Lok Batu; Sp.3 Kaong – Buruk Balik; Sp.3 Lok Batu – Lok Batu; Sp.3 Bilas – Bilas; Sp.3 Masingai II – Jaing Hulu; Sp.3 Bilas – Masingai II; Upau – Halong (Batas Paringin); dan 12. ruas jalan di Kecamatan Muara Uya, yaitu : ruas jalan Sp.3 Simpung Layung – Trans PIR Simpung Layung; Ayah – Randu; Binjai – Nyali; Salikung – Memban; Santuun – Tamperak; Sp.3 Simpung Layung – Tohe Dalam; Pasar Batu – Tohe Kampung. i. jalan lokal sekunder, terdiri atas : 1. ruas jalan di Kecamatan Murung Pudak, yaitu : ruas jalan Tanjung Bunga – Komp. Perkantoran; Jl. Tanjung Putri – Kompl. Tanjung Putri; Sulingan/Jl. Suka Damai – Ir. PHM Noor/Depot Ayu; Pembataan – jl. Komp.Anggrek; Sp.3 Mabuun – Komp. Swadharma; Sp.4 Sulingan – Jl. Kasturi; Gg. Suka Maju – Tanjung Selatan; Sp.3 Pembataan – Perkantoran; Komp. Stadion – Permata Indah; Terminal Regional – Komp Pasar Mabuun; Jln Arjuna – Pertamina; Panca Bhakti – Pertamina; Jl. Anggrek 6 – Komp. Perumahan Rakyat; Sp.3 Pembataan – Flamboyan; Sp.SMEA – Tanjung Selatan; dan 2. ruas jalan di Kecamatan Tanta, yaitu : ruas jalan Tanta Muka Ktr Camat – Mangkusip. j. jalan strategis kabupaten, meliputi : rencana pembangunan dan peningkatan jalan lingkar dalam kabupaten (jalan lokal primer), meliputi : 1. ruas jalan Maburai – Tanjung Selatan – Tanta - Sulingan; Kambitin - Kapar – Masukau – Kasiau Raya – Kasiau – Cakung – Tepian Timur – Maburai; dan 2. ruas jalan Maburai – Tanta – Jangkung - Wikau – Kapar Hulu – Mabuun.
k. jaringan jalan khusus angkutan komoditas sumberdaya mineral dan perkebunan, terdiri atas :
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1. jalan angkutan khusus komoditas perkebunan yang berada di lokasi perkebunan besar swasta; 2. jalan angkutan khusus batubara yang berada di Kecamatan Murung Pudak dan Tanta sampai perbatasan Kabupaten Tabalong dengan Kabupaten Barito Timur; 3. jalan angkutan khusus minyak dan gas yang berada di Kecamatan Tanjung, Murung Pudak dan Tanta; 4. rencana pembangunan jalan angkutan khusus komoditas sumber daya mineral dan perkebunan di lokasi-lokasi perizinan pertambangan dan perkebunan menuju pelabuhan; 5. rencana peningkatan dan pengembangan jalan pada ruas jalan khusus angkutan komoditas sumber daya mineral dan perkebunan di Kabupaten Tabalong; 6. jalan khusus angkutan komoditas sumber daya mineral dan perkebunan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 3 di atas dapat berubah dan bertambah sepanjang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis; dan 7. ruas-ruas jalan khusus angkutan komoditas pada angka angka 1, angka 2, 3, dan angka 5 di atas akan dipersiapkan menjadi cikal bakal jalan umum apabila masa kontrak investor telah berakhir dan atau adanya kepentingan pengembangan wilayah dan kepentingan umum. l. rencana pembangunan jalan di Kecamatan Banua Lawas, meliputi : Ruas jalan Sei, Rukam – Pematang (jalan alternatif – Sei Anyar I) ; m. rencana pembangunan jalan di Kecamatan Kelua, meliputi: Ruas jalan tembus Kelua – Baco; n. rencana pelebaran jalan di Kecamatan Kelua, meliputi : Ruas jalan Sei. Pimping – Luk Kulur – Pasintik; o. rencana pembangunan jalan dari Desa Pugaan Kecamatan Pugaan ke Desa Maburai Kecamatan Murung Pudak; p. rencana pembangunan jalan Muara Uya – Bintang Ara sepanjang ± 17 km; q. rencana pembangunan jalan tembus di Kecamatan Murung Pudak ruas jalan Cenderawasih – Bataman sepanjang ± 800 meter; r. rencana pembangunan jembatan permanen dan jalan Kitang – Mahe (jalan lingkar pasar Mahe); s. rencana pembangunan jalan (pemindahan jalan kolektor primer K-3) di Desa Suput sepanjang ± 1 km; t. rencana pembangunan jalan (pemindahan arteri primer Kelua – Batas Kota Tanjung) sepanjang ± 30 km; u. rencana pembangunan jalan angkutan hasil alam dari desa Kembang Kuning – Kitang – Perbatasan Kalteng di dusun Labak; v. rencana pembangunan jalan lingkar luar selatan ke utara pada kawasan perkotaan ibukota kabupaten dari desa Kapar sampai ke desa Maburai; dan dari Kelurahan Mabuun sampai ke jalan tanjung selatan kelurahan Pembataan; w.rencana pembangunan jalan dalam kawasan perkotaan ibukota kabupaten, terdiri atas : 1. dari pertigaan jalan P.H.M. Noor sampai ke Bundaran Monumen Tanjung Puri;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2. dari jalan di Kelurahan Jangkung sampai ke pertigaan jalan Basuki Rahmat Kelurahan Hikun; 3. dari jalan di Kelurahan Belimbing sampai ke jalan A. Yani di Kelurahan Mabuun; 4. dari jalan Basuki Rahmat di Kelurahan Hikun sampai ke rencana pembangunan jalan kolektor primer Jangkung – pertigaan jalan Basuki rahmat Kelurahan Hikun; dan 5. dari jalan Basuki Rahmat sampai jalan di Kelurahan Pembataan – Bangun Sari. x. rencana pembangunan jalan lokal dalam kawasan perkotaan ibukota kabupaten. (3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b, meliputi : terminal penumpang terdiri atas : a. terminal regional tipe C di Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak dan akan ditingkatkan menjadi terminal regional tipe B; b. pembangunan terminal Kambitin Desa Kambitin Kecamatan Tanjung; c. teminal Kelua di Kelurahan Pulau Kecamatan Kelua; dan d. terminal Muara Uya di Desa Muara Uya Kecamatan Muara Uya. (4) Jaringan layanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek dan tidak dalam trayek yang terdiri atas : a. angkutan antar kota antar provinsi; b. angkutan antar kota dalam provinsi; c. angkutan perkotaan; d. angkutan perdesaan; e. angkutan orang dengan menggunakan taksi; f. angkutan orang dengan tujuan tertentu; g. angkutan orang untuk keperluan pariwisata; dan h. angkutan orang di kawasan tertentu.
Sistem Jaringan Perkeretaapian Jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, meliputi: a. rencana pembangunan jalan kereta api angkutan penumpang dan barang antar kota PKN dengan PKW dan PKL, terdiri atas : Tanjung – Barabai – Rantau – Martapura – Banjarmasin; Tanjung – Tanah Grogot – Balikpapan; Tanjung – Buntok – Muara Teweh; b. rencana pembangunan jalan kereta api angkutan barang di sebelah barat Pegunungan Meratus, yaitu ruas : Batas Kalimantan Tengah di Kabupaten Barito Timur – Kabupaten Tabalong – Kabupaten Hulu Sungai Utara – Kabupaten Hulu Sungai Tengah – Kabupaten Hulu Sungai Selatan – Kabupaten Tapin – Kabupaten Banjar – Kabupaten Tanah Laut; c. rencana pembangunan jaringan prasarana kereta api untuk angkutan barang yaitu di Batas Kalimantan Tengah di Kabupaten Barito Timur – Kabupaten Tabalong – Kabupaten Balangan - Batas Kalimantan Timur di Kabupaten Pasir – Batakan/Tanjung Dewa di Kabupaten Kotabaru – Kabupaten Tanah Laut; dan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
d. rencana pembangunan stasiun kereta api sebagai simpul jaringan jalur kereta api diarahkan pada ibukota kabupaten. Sistem Jaringan Transportasi Udara Jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, meliputi :
a. tatanan kebandarudaraan meliputi: rencana peningkatan dan pengembangan untuk menunjang jalur penerbangan reguler perintis dan antar bandar udara perintis se – Kalimantan pada bandar udara pengumpan (spoke) Warukin di Desa Warukin Kecamatan Tanta; dan b. melaksanakan kegiatan kebandarudaraan untuk angkutan udara niaga berjadwal; dan c. ruang udara untuk penerbangan yang akan diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. sistem jaringan energi; b. sistem jaringan telekomunikasi; c. sistem jaringan sumber daya air; dan d. sistem prasarana pengelolaan lingkungan Sistem Jaringan Energi (1)
Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a,
meliputi :
a. pembangkit tenaga listrik; dan b. jaringan prasarana energi. (2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Maburai Tanjung; b. Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Murung Pudak (Desa Kasiau) dengan kapasitas sebesar 2 x 30 Mega Watt; c. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU IPP Kalimantan Selatan di Tanjung dengan kapasitas sebesar 2 x 100 Mega Watt; d. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di desa-desa yang belum terlayani jaringan ketenagalistrikan nasional yaitu Desa Hegar Manah, Panaan, Dusun Rakutat, Dusun Kuari, Dusun Miho, Dusun Kalingai, Dusun Kutam, Dusun Undul,
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Desa Dambung dan Dusun Kalingai di Kecamatan Bintang Ara; Desa Kumap, Salikung, Kampung Baru, Uwi, Tiara, Dusun Mimban dan Binjai Tangkan di Kecamatan Muara Uya; Desa Solan, Garagata, Purui, Nalui dan Lano di Kecamatan Jaro; Suput Dalam Kecamatan Haruai; Dusun Menaken di Kecamtan Upau; dan e. pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di desa-desa yang berpotensi mikrohidro dan belum terlayani jaringan ketenagalistrikan nasional yaitu di desa Kampung Baru Kecamatan Muara Uya dan desa Dambung Raya dan Hegar Manah Kecamatan Bintang Ara. (3) Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas : a. jaringan pipa minyak, terdiri atas : Stasiun Pengumpul Minyak dan gas bumi yaitu : SPM Manunggul yang ditetapkan sebagai objek vital nasional; dan b. jaringan transmisi tenaga listrik, terdiri atas : 1. jaringan transmisi sistem 150 (Seratus Lima Puluh) Kilo Volt, yaitu : Barikin – Tanjung I, Barikin – Tanjung II; 2. rencana pembangunan saluran transmisi, yaitu : Barikin – Tanjung, Tanjung – Perbatasan (Tamiang layang – Buntok); 3. Gardu Induk (GI.) terdiri dari : GI Tanjung; dan 4. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)/SUTET terdiri dari : SUTT GI Tanjung – GI. Barikin, GI. Tanjung di Kabupaten Tabalong – GI. Kuaro di Kabupaten Tanah Grogot/Provinsi Kalimantan Timur.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, meliputi : a. sistem jaringan kabel; dan b. sistem jaringan nirkabel. (2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas : Rencana pengembangan Stasiun Telepon Otomat (STO) Lokal pada STO Tanjung. (3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas : Rencana penembangan jaringan stasiun penguatan daya pancar/terima seluler (Base Transciever Station/BTS) terpadu (4) Sistem Jaringan Sumberdaya Air (1) Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c, meliputi : a. wilayah sungai ((WS); b. cekungan air tanah (CAT); c. jaringan irigasi; d. jaringan rawa; e. prasarana air baku untuk air bersih;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
f. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan g. sistem pengendali banjir. (2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan berbasis WS dan CAT serta keterpaduannya dengan pola ruang yang memperhatikan keseimbangan pemanfaatan sumberdaya air permukaan dan air tanah.
(3) Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana pada ayat (1) meliputi aspek konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air sesuai dengan arahan pola dan rencana pengelolaan sumberdaya air. (4) Wilayah sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu WS Barito yang merupakan WS lintas provinsi yaitu WS Barito – Kapuas dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sub DAS Tabalong yang merupakan kewenangan nasional, terdiri atas : a. sub-sub DAS Tabalong Kiwa; b. sub-sub DAS Tabalong Kanan; c. sub-sub DAS Kumap; dan d. sub-sub DAS Hayup. (5) Cekungan Air Tanah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi CAT Palangkaraya – Banjarmasin yang merupakan CAT lintas provinsi. (6) Jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. Daerah Irigasi (D.I) dan Daerah Irigasi Desa (D.I.D) kewenangan Pemerintah Kabupaten, terdiri atas : D.I. Jaro Atas seluas 816 (delapan ratus enam belas) hektar; D.I. Jaro Bawah seluas 200 (dua ratus) hektar; D.I. Liang Tapah/Garagata seluas 187 (seratus delapan puluh tujuh) hektar; D.I.D. Namun seluas 60 (enam puluh) hektar; D.I.D. Muang seluas 300 (tiga ratus) hektar; D.I. Lumbang seluas 600 (enam ratus) hektar; D.I. Salikung seluas 100 (seratus) hektar; D.I.D. Pasar Batu seluas 25 (dua puluh lima) hektar; D.I.D. Kampung Baru seluas 30 (tiga puluh) hektar; D.I.D. Uwie seluas 25 (dua puluh lima) hektar; D.I. Hayup seluas 80 (delapan puluh) hektar; D.I.D. Marindi seluas 450 (empat ratus lima puluh) hektar; D.I.D. Baruh Balang seluas 70 (tujuh puluh) hektar; D.I. Luk Batu seluas 80 (delapan puluh) hektar; D.I.D. Mambanin seluas 30 (tiga puluh) hektar; D.I.D. Nawin seluas 100 (seratus) hektar; D.I.D. Halong seluas 100 (seratus) hektar; D.I.D. Kupang Nunding seluas 100 (seratus) hektar; D.I.D. Bongkang seluas 50 (lima puluh) hektar; D.I.D. Mahe Pasar seluas 200 (dua ratus) hektar; D.I.D. Saradang seluas 100 (seratus) hektar; D.I. Kambitin seluas 250 (dua ratus lima puluh) hektar; D.I. Gumba seluas 269 (dua ratus enam puluh sembilan) hektar; D.I.D. Baruh Kumpai seluas 400 (empat ratus) hektar; D.I.D. Sei. Pimping seluas 50 (lima puluh) hektar; D.I.D. Puain Kiwa seluas 75 (tujuh puluh lima) hektar; D.I. Kadaman seluas 100 (seratus) hektar; D.I.D. Gambah seluas 100 (seratus) hektar; D.I. Tamiyang seluas 300 (tiga ratus) hektar; D.I.D. Pulau Ku’u seluas 600 (enam ratus) hektar; D.I.D. Mangkusip seluas 100 (seratus) hektar; D.I.D. Walangkir seluas 100 (seratus) hektar; D.I. Mamas seluas 450 (empat ratus lima puluh) hektar; D.I.D. Kaong seluas 400 (empat ratus) hektar; D.I.D. Masingai Luar seluas 100 (seratus) hektar; D.I. Bilas seluas 250 (dua ratus lima puluh) hektar; D.I.D. Masingai I seluas 150 (seratus lima puluh) hektar;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
b. rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan irigasi yang ada; c. rencana pengembangan saluran irigasi primer, terdiri atas : saluran irigasi primer Kinarum, Bilas dan Teratau; d. rencana pengembangan saluran irigasi sekunder, terdiri atas : saluran irigasi sekunder Kinarum, Bilas dan Teratau; e. rencana pengembangan saluran irigasi tersier, terdiri atas : saluran irigasi tersier Kinarum, Bilas dan Teratau; dan f. rencana pengembangan bendungan Jaro, bendung Kinarum, bendung Teratau, bendung Bilas. (7) Jaringan rawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas : pengembangan Daerah Rawa (DR) yang melayani daerah yang tersebar di kabupaten, yaitu di Kecamatan Banua Lawas meliputi ; DR Hapalah seluas 505 (lima ratus lima) hektar; DR Bangkiling Raya seluas 331 (tiga ratus tiga puluh satu) hektar; DR Bangkiling seluas 508 (lima ratus delapan) hektar; DR Banua Lawas seluas 125 (seratus dua puluh lima) hektar; DR Habau seluas 941 (sembilan ratus empat puluh satu) hektar; DR Habau Hulu. Seluas 694 (enam ratus sembilan puluh empat) hektar; DR Talan seluas 590 (lima ratus sembilan puluh) hektar; DR Purai seluas 295 (dua ratus sembilan puluh lima) hektar; DR Banua Rantau seluas 336 (tiga ratus tiga puluh enam) hektar; DR Sei. Anyar seluas 108 (seratus delapan) hektar; DR Hariang seluas 196 (seratus sembilan puluh enam) hektar; DR Pematang seluas 331 (tiga ratus tiga puluh satu) hektar; DR Sei. Durian seluas 143 (seratus empat puluh tiga) hektar; DR Bungin seluas 112 (seratus dua belas) hektar; DR Batang Banyu seluas 85 (delapan puluh lima) hektar; di Kecamatan Muara Harus meliputi ; DR Muara Harus seluas 200 (dua ratus) hektar; DR Luk Kulur – Tuhuran seluas 100 (seratus) hektar; DR Sei. Manduin Babarut seluas 250 (dua ratus lima puluh) hektar; DR Pintu Air Murung Karangan seluas 300 (tiga ratus) hektar; DR Padangin seluas 200 (dua ratus) hektar; DR Mantuil seluas 50 (lima puluh) hektar; DR Pintu Air Madang seluas 370 (tiga ratus tujuh puluh) hektar; di Kecamatan Pugaan meliputi : DR Sei. Rukam 1 seluas 37 (tiga puluh tujuh) hektar; DR Sei. Rukam 2 seluas 220 (dua ratus dua puluh) hektar; DR Halangan seluas 187 (seratus delapan puluh tujuh) hektar; DR Pugaan seluas 125 (seratus dua puluh lima) hektar; DR Tamunti seluas 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) hektar; DR Jirak seluas 71 (tujuh puluh satu) hektar; DR Pampanan seluas 584 (lima ratus delapan puluh empat) hektar; di Kecamatan Kelua meliputi ; DR Sei. Nanti seluas 200 (dua ratus) hektar; DR Ampukung seluas 500 (lima ratus) hektar; DR Sei. Rampang seluas 600 (enam ratus) hektar; DR Sei. Paliat seluas 475 (empat ratus tujuh puluh lima) hektar; DR Sei. Binturu seluas 150 (seratus lima puluh) hektar; DR Asam Pauh seluas 400 (empat ratus) hektar; DR Pintu Air Pudak Setegal seluas 350 (tiga ratus lima puluh) hektar; DR Sei. Awang Latuk seluas 200 (dua ratus) hektar; DR Telaga Itar/Tabat Hanau seluas 150 (seratus lima puluh) hektar; DR Pintu Air Pasar Minggu seluas 40 (empat puluh) hektar. (8) Jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas : a. air baku untuk air minum menggunakan sungai Tabalong untuk kawasan perkotaan; b. pengembangan sumber mata air terdapat di Muara Uya Kecamatan Muara Uya; dan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
c. pengembangan sumber air tanah pada CAT Palangkaraya – Banjarmasin yang terpantau pemanfaatannya dengan mengutamakan pemanfaatan air permukaan; (9) Jaringan air air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f merupakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), terdiri atas: a. pengembangan sumber air baku untuk air bersih dari air permukaan berupa Saluran Air Baku (SAB) PDAM Tabalong dan saluran pembawa primer PDAM Tabalong; b. pengembangan SAB Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang terdapat di Banua Lawas Kecamatan Banua Lawas; Halong Kecamatan Haruai; Kelua Kecamatan Kelua; Tantaringin Kecamatan Muara Harus; Simpung Layung di Kecamatan Muara Uya; Usih di Kecamatan Bintang Ara; Belimbing Raya Kecamatan Murung Pudak; Kelurahan Agung Kecamatan Tanjung; Tanta Kecamatan Tanta; dan c. rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Desa Kinarum Kecamatan Upau, Desa Sei. Rukam II Kecamatan Pugaan, dan Desa Solan Kecamatan Jaro. (10) Sistem pengendali banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, meliputi : a. penetapan zona banjir di Murung Kelurahan Tanjung Kecamatan Tanjung, di Sp. 3 Pangkalan Kelurahan Hikun, Timbuk Baru Kelurahan Agung, Desa Wayau, Desa Juai, Desa Pangi Kecamatan Tanjung; di Gambah Kelurahan Belimbing Raya, Pamasiran Kelurahan Belimbing Kecamatan Murung Pudak; Desa Tanta Kecamatan Tanta; Desa Mahe, Batu Pulut Hulu, Batu Pulut Hilir, Murung Layung di Desa Nawin Kecamatan Haruai; Desa Muara Uya, Kupang Nunding, Ribang, Simpung Layung Kecamatan Muara Uya; Desa Upau Kecamatan Upau; Desa Madang dan Padangin Kecamatan Muara Harus; dan b. pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir di Murung Kelurahan Tanjung Kecamatan Tanjung, di Sp. 3 Pangkalan Kelurahan Hikun, Timbuk Baru Kelurahan Agung, Desa Wayau, Desa Juai, Desa Pangi Kecamatan Tanjung; di Gambah Kelurahan Belimbing Raya, Pamasiran Kelurahan Belimbing Kecamatan Murung Pudak; Desa Tanta Kecamatan Tanta; Desa Mahe, Batu Pulut Hulu, Batu Pulut Hilir, Murung Layung di Desa Nawin Kecamatan Haruai; Desa Muara Uya, Kupang Nunding, Ribang, Simpung Layung Kecamatan Muara Uya; Desa Upau Kecamatan Upau; Desa Madang dan Padangin Kecamatan Muara Harus. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
(1) Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d, meliputi : a. sistem pengelolaan persampahan; b. sistem jaringan air minum; c. sistem jaringan sanitasi; d. sistem jaringan drainase; e. jalur dan ruang evakuasi bencana. (2) Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. pengembangan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang terdapat di semua kecamatan;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
b. pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang terdapat Desa Maburai Kecamatan Murung Pudak dan akan ditetapkan sebagai bank sampah, Desa Karangan Putih di Kecamatan Kelua, dan Desa Muara Uya di Kecamatan Muara Uya; dan c. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Desa Saradang Kecamatan Haruai. (3) Sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. instalasi air minum, yang terdapat di Banua Lawas Kecamatan Banua Lawas; Halong Kecamatan Haruai; Kelua Kecamatan Kelua; Tantaringin Kecamatan Muara Harus; Simpung Layung Kecamatan Muara Uya; Belimbing Raya Kecamatan Murung Pudak; Kelurahan Agung Kecamatan Tanjung; Tanta Kecamatan Tanta; Usih Kecamatan Bintang Ara; b. jaringan perpipaan air bersih yang terdapat di Kecamatan Banua Lawas; Kecamatan Haruai; Kecamatan Kelua; Kecamatan Muara Harus; Kecamatan Muara Uya; Kecamatan Murung Pudak; Kecamatan Tanjung; Kecamatan Tanta; Kecamatan Bintang Ara; dan c. rencana pembangunan instalasi air minum dan jaringan perpipaan air bersih di Desa Kinarum Kecamatan Upau, Desa Sei. Rukam II Kecamatan Pugaan, dan Desa Solan Kecamatan Jaro. (4) Sistem jaringan sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), terhadap setiap kegiatan yang wajib membuat dokumen lingkungan dan yang mengeluarkan limbah; dan b. pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), yang terdapat di Saradang Kecamatan Haruai. (5) Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. drainase alam, terdiri atas sungai di perkotaan; dan b. drainase buatan, terdiri atas konstruksi saluran drainase di perkotaan, jalan raya, dan gorong-gorong; (6) Jalur dan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi : a. jalur evakuasi bencana pada ruas jalan Putri Zaleha, jalan Basuki Rahmat, jalan Belimbing Raya, Belimbing, jalan desa Tanta, Wayau, Juai, Pangi, Mahe, Nawin, Muara Uya, Kupang Nunding, Ribang, Simpung Layung, Upau, Madang dan Padangin; b. ruang evakuasi bencana yang memanfaatkan ruang terbuka hijau, lapangan publik di Kelurahan Tanjung, Kelurahan Hikun Kelurahan Agung, Kelurahan Belimbing Raya, Kelurahan Belimbing, Desa Tanta, Wayau, Juai, Pangi, Mahe, Nawin, Muara Uya, Kupang Nunding, Ribang, Simpung Layung, Upau, Madang, dan Padangin; dan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
RENCANA POLA RUANG WILAYAH (1) Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi : a. rencana kawasan lindung; dan b. rencana kawasan budidaya. (2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini Kawasan Lindung Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a, terdiri atas :
1. Kawasan hutan lindung; 2. Kawasan perlindungan setempat; 3. Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya; dan 4. Kawasan rawan bencana alam.
Kawasan Hutan Lindung (1) Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, seluas 86.669 (delapan puluh enam ribu enam ratus enam puluh sembilan) hektar, meliputi: a. kawasan hutan lindung di Kecamatan Haruai dengan luas 1.420 (seribu empat ratus dua puluh) hektar; b. kawasan hutan lindung di Kecamatan Bintang Ara dengan luas 3.785 (tiga ribu tujuh ratus delapan puluh lima) hektar; c. kawasan hutan lindung di Kecamatan Muara Uya dengan luas 66.905 (enam puluh enam ribu sembilan ratus lima) hektar; d. kawasan hutan lindung di Kecamatan Jaro dengan luas 8.621 (delapan ribu enam ratus dua puluh satu) hektar; dan e. kawasan hutan lindung di Kecamatan Upau dengan luas 5.938 (lima ribu sembilan ratus tiga puluh delapan) hektar. (2) Dalam kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat areal pencadangan untuk pembangunan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Desa Purui dan Nalui Kecamatan Jaro seluas 1.000 (seribu) hektar.
Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b, terdiri atas : a. kawasan resapan air; b. kawasan sempadan sungai; c. kawasan sekitar danau/waduk;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
d. kawasan sekitar mata air; dan e. ruang terbuka hijau kawasan perkotaan. (2) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berada di sekitar danau di desa Hegarmanah Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 2 (dua) hektar dan di Kawasan Wisata Tanjung Puri Desa Kasiau Kecamatan Murung Pudak seluas kurang lebih 2 (dua) hektar. (3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dikembangkan bagi seluruh aliran sungai baik sungai besar maupun anak sungai yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kawasan permukiman penduduk lokal pada sepanjang sempadan sungai. (4) Kawasan sekitar danau/waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dikembangkan danau di desa Hegarmanah Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 2 (dua) hektar dan di Kawasan Wisata Tanjung Puri Desa Kasiau Kecamatan Murung Pudak seluas kurang lebih 2 (dua) hektar. (5) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dikembangkan pada mata air di Desa Kinarum Kecamatan Upau seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar, Kambitin Raya Kecamatan Tanjung seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar, Simpung Layung Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar, Hegarmanah Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar, Garagata Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar. (6) Ruang Terbuka Hijau kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas : a. kawasan hutan kota seluas kurang lebih 4 (empat) hektar yang berada di Bataman Kelurahan Belimbing Raya Kecamatan Murung Pudak; b. kawasan taman kota, taman lingkungan kantor Pemerintah Daerah dan gedung Sarabakawa seluas kurang lebih 2 (dua) hektar yang berada di Kelurahan Tanjung; c. kawasan taman kota seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar yang berada di komplek Pertamina Kelurahan Belimbing Kecamatan Murung Pudak; d. lapangan golf Murung Pudak seluas kurang lebih 20 (dua puluh) hektar di Kecamatan Murung Pudak; e. pembangunan Tanjung City Centre (TCC) seluas kurang lebih 2 (dua) hektar di Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak; f. taman terminal regional seluas kurang lebih 1 (satu) hektar di Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak; g. taman lingkungan Islamic Centre di Maburai Kecamatan Murung Pudak seluas 6 (enam) hektar; h. kawasan tempat wisata Danau Tanjung Puri seluas kurang lebih 8 (delapan) hektar di Kecamatan Murung Pudak; i. kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan Taman Makam Pahlawan (TMP) seluas kurang lebih 4 (empat) hektar di Kelurahan Tanjung dan Jangkung Kecamatan Tanjung dan Kelurahan Belimbing, Belimbing Raya, Mabuun Kecamatan Murung Pudak;
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
j. taman di lingkungan rumah jabatan bupati, GOR dan stadion Pembataan seluas kurang lebih 7 (tujuh) hektar; k. rencana pembuatan taman di rencana lokasi kawasan Perkantoran Pemerintah Daerah kurang lebih 2 (dua) hektar di Kelurahan Mabuun; l. jalur kiri-kanan jalan Ir. P.H.M. Noor, jalan Basuki Rahmat, jalan Tanjung Selatan, dan jalan Tanjung Baru Maburai; m. rencana pengembangan areal murung di Kelurahan Tanjung menjadi hutan kota seluas kurang lebih 18 (delapan belas) hektar; n. penanaman pohon-pohon yang diwajibkan pada komplek-komplek perumahan; dan o. rencana pembangunan taman kota tersebar di Kecamatan Murung Pudak dan Tanjung dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) hektar. Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, meliputi :
a. kawasan Taman Wisata Alam (TWA) seluas kurang lebih 2 (dua) hektar yang berada di Desa Jaro Kecamatan Jaro; dan b. kawasan cagar budaya, terdiri atas : Situs Gua Batu Babi seluas kurang lebih 1 (satu) hektar di Gunung Batu Buli Kecamatan Muara Uya. Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf d, meliputi : a. kawasan rawan banjir yang terdapat di Murung Kelurahan Tanjung Kecamatan Tanjung, di Sp. 3 Pangkalan Kelurahan Hikun, Timbuk Baru Kelurahan Agung, Desa Wayau, Desa Juai, Desa Pangi Kecamatan Tanjung; di Gambah Kelurahan Belimbing Raya, Pamasiran Kelurahan Belimbing Kecamatan Murung Pudak; Desa Tanta Kecamatan Tanta; Desa Mahe, Batu Pulut Hulu, Batu Pulut Hilir, Murung Layung di Desa Nawin Kecamatan Haruai; Desa Muara Uya, Kupang Nunding, Ribang, Simpung Layung Kecamatan Muara Uya; Desa Upau Kecamatan Upau; Desa Madang, Padangin Kecamatan Muara Harus; dan b. kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan terdiri atas : kawasan kebakaran pada kawasan hutan, lahan kritis, padang alang-alang, kawasan perkebunan dan, kawasan pertanian lahan kering yang terjadi setiap musim kemarau di Kecamatan Jaro, Muara Uya, Haruai, Upau, Bintang Ara, Murung Pudak, Tanjung, Tanta, Kelua, Muara Harus, Banua Lawas dan Pugaan.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Kawasan Budidaya Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf b, terdiri atas :
a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perkebunan; d. kawasan peruntukan peternakan; e. kawasan peruntukan perikanan; f. kawasan peruntukan industri; g. kawasan peruntukan pariwisata; h. kawasan peruntukan permukiman; i. kawasan peruntukan pertambangan; dan j. kawasan peruntukan lainnya. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi (1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a, meliputi : a. kawasan hutan produksi terbatas; b. kawasan hutan produksi tetap; dan c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi. (2) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas 53.983 (lima puluh tiga ribu sembilan ratus delapan puluh tiga) hektar, meliputi : a. kawasan hutan produksi terbatas di Kecamatan Bintang Ara dengan luas 1.124 (seribu seratus dua puluh empat) hektar; b. kawasan hutan produksi terbatas di Kecamatan Muara Uya dengan luas 44.793 (empat puluh empat ribu tujuh ratus sembilan puluh tiga) hektar; dan c. kawasan hutan produksi terbatas di Kecamatan Jaro dengan luas 8.066 (delapan ribu enam puluh enam) hektar. (3) Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas 96.247 (sembilan puluh enam ribu dua ratus empat puluh tujuh) hektar, meliputi : a. kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan Murung Pudak dengan luas 4.390 (empat ribu tiga ratus sembilan puluh) hektar; b. kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan Haruai dengan luas 6.810 (enam ribu delapan ratus sepuluh) hektar; c. kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan Bintang Ara dengan luas 25.060 (dua puluh lima ribu enam puluh) hektar; d. kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan Muara Uya dengan luas 47.847 (empat puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh tujuh) hektar; e. kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan Jaro dengan luas 5.470 (lima ribu empat ratus tujuh puluh) hektar; dan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
f. kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan Upau dengan luas 6.670 (enam ribu enam ratus tujuh puluh) hektar. (4) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 2.397 (dua ribu tiga ratus sembilan puluh tujuh) hektar meliputi : a. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi di Kecamatan Tanjung dengan luas 2.332 (dua ribu tiga ratus tiga puluh dua) hektar; b. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi di Kecamatan Bintang Ara dengan luas 33 (tiga puluh tiga) hektar; dan c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi di Kecamatan Kelua dengan luas 32 (tiga puluh dua) hektar. (5) Pada kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pencadangan areal untuk pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas 6.015 (enam ribu lima belas) hektar di Desa Marindi Kecamatan Haruai; Desa Lumbang, Kampung Baru dan Mangkupum Kecamatan Muara Uya; Desa Kinarum dan Pangelak Kecamatan Upau; Desa Teratau Kecamatan Jaro. Kawasan Peruntukan Pertanian
(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b, meliputi : a. kawasan budidaya pertanian lahan basah; dan b. kawasan budidaya pertanian lahan kering dan hortikultura; (2) Kawasan budidaya pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas kurang lebih 18.673 (delapan belas ribu enam ratus tujuh puluh tiga) hektar, yang berada di Kecamatan Banua Lawas seluas 3.571 (tiga ribu lima ratus tujuh puluh satu) hektar, Kecamatan Kelua seluas 1.782 (seribu tujuh ratus delapan puluh dua) hektar, Kecamatan Muara Harus seluas 919 (sembilan ratus sembilan belas) hektar, Kecamatan Pugaan seluas 1.521 (seribu lima ratus dua puluh satu) hektar, Kecamatan Tanta seluas 1.004 (seribu empat) hektar, Kecamatan Tanjung seluas 4.919 (empat ribu sembilan ratus sembilan belas) hektar, Kecamatan Murung Pudak seluas 340 (tiga ratus empat puluh) hektar, Kecamatan Haruai seluas 1.103 (seibu seratus tiga) hektar, Kecamatan Upau seluas 416 (empat ratus enam belas) hektar, Kecamatan Jaro seluas 1.334 (seribu tiga ratus tiga puluh empat) hektar, Kecamatan Muara Uya seluas 1.725 (seribu tujuh ratus dua puluh lima) hektar dan Kecamatan Bintang Ara seluas 40 (empat puluh) hektar. (3) kawasan budidaya pertanian lahan kering dan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas kurang lebih 3.914 (tiga ribu sembilan ratus empat belas) hektar, yang berada di Kecamatan Bintang Ara seluas 385 (tiga ratus delapan puluh lima) hektar, dan Kecamatan Haruai seluas 3.529 (tiga ribu lima ratus dua puluh sembilan) hektar. (4) Pembentukan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan cadangannya akan ditetapkan dengan peraturan daerah tersendiri.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf c, meliputi : (1) kawasan pengembangan perkebunan besar swasta kelapa sawit dan karet seluas kurang lebih 30.745 (tiga puluh ribu tujuh ratus empat puluh lima) hektar yang terdapat di Kecamatan Murung Pudak, Tanjung, Tanta, Haruai, Banua Lawas, Pugaan, Muara Harus dan Kelua. (2) kawasan pengembangan perkebunan rakyat berupa tanaman karet, kelapa sawit, kelapa dalam, kopi dan komoditas lainnya seluas kurang lebih 47.534 (empat puluh tujuh ribu lima ratus tiga puluh empat) hektar yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan membentuk sentra komoditas karet, kelapa dalam, kepala sawit dan kopi serta hasil komoditas lainnya baik swadaya dan pola kemitraan dengan perkebunan besar swasta.
Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan peruntukan peeternakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf d, akan dikembangkan dengan memperhatikan kaidah lingkungan, meliputi : (1) kawasan pusat pembibitan dan pengembangan ternak sapi di Desa Hayup, Surian dan Catur Karya Kecamatan Haruai; Desa Masingai I dan Masingan II Kecamatan Upau; Desa Garagata, Jaro, Nalui, Namun dan Muang Kecamatan Jaro; Desa Argomulyo dan Bintang Ara Kecamatan Bintang Ara; Desa Kambitin Kecamatan Tanjung. (2) kawasan pembibitan dan pengembangan unggas di Kecamatan Tanta, Kelua, Pugaan, Muara Harus dan Banua Lawas. (3) kawasan pengembangan ternak sedang di seluruh kecamatan. Kawasan Peruntukan Perikanan (1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf e, meliputi : a. kawasan peruntukan perikanan tangkap; b. kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan c. kawasan pengolahan ikan. (2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di Kecamatan Kelua, Banua Lawas, Muara Harus dan Tanta. (3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas : a. pembenihan dan perbesaran ikan di Desa Kambitin dan Kambitin Raya Kecamatan Tanjung dan Desa Jaro Kecamatan Jaro; b. pengembangan usaha perbesaran ikan di Kecamatan Kelua, Muara Harus, Pugaan, Banua Lawas, Jaro dan Tanjung; dan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
c. pengembangan minapadi, yang meliputi Kecamatan Muara Uya, Jaro, Haruai dan Upau. (4) Kawasan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dikembangkan di pusat-pusat sentra produksi ikan. Kawasan Peruntukan Industri (1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf f, meliputi : a. kawasan peruntukan industri besar, sedang dan kecil; dan b. kawasan peruntukan industri rumah tangga kerajinan dan produk makanan. (2) Kawasan peruntukan industri besar, sedang dan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dikembangkan dalam bentuk zona industri, meliputi : a. kawasan industri Murung Pudak seluas kurang lebih 841 (delapan ratus empat puluh satu) hektar di Desa Kasiau Kecamatan Murung Pudak dengan prioritas pengembangan untuk industri agro; b. kawasan industri Seradang seluas kurang lebih 1.017 (seribu tujuh belas) hektar yang sebagian terletak di Desa Seradang Kecamatan Haruai dan sebagian terletak di Desa Kaong Kecamatan Upau, untuk industri besar berbahan baku sumberdaya mineral logam dan non logam; dan c. kawasan industri sawit terletak di masing-masing lokasi kebun sawit khusus untuk pembuatan CPO. (3) Kawasan peruntukan industri rumah tangga kerajinan dan produk makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dikembangkan di seluruh kelurahan dan desa yang berpotensi.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf g, meliputi : a. kawasan peruntukan pariwisata budaya; b. kawasan peruntukan pariwisata alam; dan c. kawasan peruntukan pariwisata buatan. (2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas : Mesjid Pusaka Banua Lawas di Kecamatan Banua Lawas, Makam Syech Nafis di Kecamatan Kelua, Mesjid Puain Kanan dan Makam Datu Puain di Kecamatan Tanta, Makam Datu Harung di Kecamatan Murung Pudak, Makam Datu Abi (Datu Buaya) di Kecamatan Pugaan, Makam Gusti Buasan di Kecamatan Haruai, dan Pemukiman Suku Dayak di Kecamatan Tanta. (3) Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas : air terjun dan riam Kinarum di Kecamatan Upau, air terjun Mambanin di Kecamatan Haruai, air terjun di Lano, air terjun Tabur Berangin dan Melor di Kecamatan Jaro, air terjun Katingkang di Kecamatan Upau, Danau Undan di Kecamatan Banua Lawas, air panas di desa Tamiyang Kecamatan Tanta, arung jeram sungai Salikung di
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Kecamatan Muara Uya, batu pujung di Kecamatan Bintang Ara, air terjun tangkung dan riam tampalingun di desa Panaan kecamatan Bintang Ara, sumber air panas luyuh di Kecamatan Tanta, gua Liang Kantin di Kecamatan Jaro dan Muara Uya dan gua Batu Babi gunung Batu Buli di Kecamatan Muara Uya. (4) Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas : Tanjung Puri, danau dan sirkuit Marido, Islamic Centre dan Tanjung City Centre (TCC) di Kecamatan Murung Pudak, agro wisata dan danau sempalang jaya Desa Nalui Kecamatan Jaro.
Kawasan Peruntukan Permukiman (1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf h, meliputi : a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan seluas kurang lebih 2.784 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh empat) hektar; dan b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan seluas kurang lebih 17.250 (tujuh belas ribu dua ratus lima puluh delapan) hektar. (2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi seluruh kelurahan dan desa yang berada di wilayah PKL. (3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi PPK dan PPL serta seluruh desa dan anak desa di setiap kecamatan.
Kawasan Peruntukan Pertambangan (1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf i, meliputi : a. kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara; b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi; dan c. kawasan peruntukan pertambangan non logam dan batuan. (2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa : a. batubara terdapat di Kecamatan Tanjung, Murung Pudak, Tanta, Upau, Haruai, Bintang Ara, Muara Uya, dan Jaro; b. logam berupa emas terdapat di Kecamatan Jaro dan Murung Pudak; dan c. biji besi yang terdapat di Kecamatan Jaro dan Upau; (3) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yang berada di luar kawasan peruntukan kehutanan meliputi : a. wilayah usaha pertambangan batubara PKP2B terdapat di Kecamatan Haruai seluas kurang lebih 6.282 (enam ribu dua ratus delapan puluh dua) hektar di Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 0,02 (nol koma nol dua) hektar, di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 3.484 (tiga ribu empat ratus delapan puluh empat) hektar, di Kecamatan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Murung Pudak seluas kurang lebih 5.885 (lima ribu delapan ratus delapan puluh lima) hektar, di Kecamatan Tanta seluas kurang lebih 3.844 (tiga ribu delapan ratus empat puluh empat) hektar, di Kecamatan Upau seluas kurang lebih 765 (tujuh ratus enam puluh lima) hektar; b. wilayah usaha pertambangan batubara menurut izin usaha pertambangan terdapat di Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 1.645 (seribu enam ratus empat puluh lima) hektar, di Kecamatan Haruai seluas kurang lebih 10.581 (sepuluh ribu lima ratus delapan puluh satu) hektar, di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 689 (enam ratus delapan puluh sembilan) hektar di Kecamatan Tanjung seluas kurang lebih 2.688 (dua ribu enam ratus delapan puluh delapan) hektar, di Kecamatan Upau seluas kurang lebih 1.398 (seribu tiga ratus sembilan puluh delapan) hektar, dan c. wilayah usaha pertambangan logam menurut izin usaha pertambangan terdapat di Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 88 (delapan puluh delapan) hektar, di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 94 (sembilan puluh empat) hektar. (4) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yang berada di dalam kawasan peruntukan kehutanan meliputi : a. wilayah usaha pertambangan batubara PKP2B terdapat di Kecamatan Haruai seluas kurang lebih 4.621 (empat ribu enam ratus dua puluh satu) hektar, Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 3.129 (tiga ribu seratus dua puluh sembilan) hektar di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 8.193 (delapan ribu seratus sembilan puluh tiga) hektar, di Kecamatan Murung Pudak seluas kurang lebih 5.178 (lima ribu seratus tujuh puluh delapan) hektar, di Kecamatan Upau seluas kurang lebih 1.896 (seribu delapan ratus sembilan puluh enam) hektar, di Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 177 (seratus tujuh puluh tujuh) hektar; b. wilayah usaha pertambangan batubara menurut izin usaha pertambangan terdapat di Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 12.308 (dua belas ribu tiga ratus delapan) hektar, di Kecamatan Haruai seluas kurang lebih 2.159 (dua ribu seratus lima puluh sembilan) hektar, di Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 1.839 (seribu delapan ratus tiga puluh sembilan) hektar, di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 27.223 (dua puluh tujuh ribu dua ratus dua puluh tiga) hektar, di Kecamatan Murung Pudak seluas kurang lebih 1.005 (seribu lima), hektar di Kecamatan Tanjung seluas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar, di Kecamatan Upau seluas kurang lebih 1.115 (seribu seratus lima belas) hektar, dan c. wilayah usaha pertambangan logam menurut izin usaha pertambangan terdapat di Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 3.815 (tiga ribu delapan ratus lima belas) hektar, di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 3.186 (tiga ribu seratus delapan puluh enam) hektar. (5) Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di Murung Pudak dan Tepian Timur Kecamatan Murung Pudak; Tanjung dan Kambitin Kecamatan Tanjung; Dahor, Warukin dan Tanta Kecamatan Tanta; Surian Kecamatan Haruai; Kecamatan Kelua, Kecamatan Banua Lawas serta Kecamatan Pugaan, dan ditetapkan sebagai objek vital nasional.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(6) Kawasan peruntukan pertambangan non logam dan batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berupa marmer, batu gamping, andesit, lempung, batu rijang, pasir kuarsa, pasir berangkal, dan kerikil terdapat di Kecamatan Muara Uya, Jaro, Upau, Bintang Ara, Haruai, Murung Pudak, Tanjung, dan Kelua. (7) Kawasan peruntukan pertambangan non logam dan batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menurut izin usaha pertambangan yang berada di luar kawasan peruntukan kehutanan terdapat di Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 18 (delapan belas) hektar berada di luar kawasan peruntukan kehutanan dan kurang lebih 3 (tiga) hektar berada dalam kawasan peruntukan kehutanan, di Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 4 (empat) hektar berada di luar kawasan peruntukan kehutanan, dan di Kecamatan Upau seluas kurang lebih 1 (satu) hektar berada di luar kawasan peruntukan kehutanan dan kurang lebih 331 (tiga ratus tiga puluh satu) hektar berada dalam kawasan peruntukan kehutanan. (8) Kawasan peruntukan pertambangan non logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berupa pasir kuarsa terdapat di Kecamatan Banua Lawas seluas 212 (dua ratus dua belas) hektar. (9) Sebaran kawasan pertambangan sebagai dimaksud pada ayat (1) digambarkan kedalam peta tematik dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000 dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf j, meliputi kawasan pertahanan dan keamanan negara, terdiri dari :
a. Komando Distrik Militer (Kodim) 1008 Tanjung; b. Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh kecamatan; c. Kepolisian Resor (Polres) Tanjung; d. Kepolisian Sektor (Polsek) yang tersebar di seluruh kecamatan; e. Kompi A Yonif-621/Manuntung; dan f. Kiban Yonif-621/Manuntung.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK 2.2.1
DATA DASAR TAHUN 2013 -
Tabel 2.17: Tahapan pengembangan air limbah domestik kabupaten/kota Tahun 2013
No
Sistem
(a)
(b)
Cakupan layanan eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%) Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(c)
(d)
(e)
A
Sistem On-site
1
Individual (tangki septik)
62,45
68
72
73,5
2
Komunal (MCK, MCK++ dan IPAL komunal
1,25
3
5,7
17,1
B
Sistem Off-site
1
Skala Kota
-
-
-
-
2
Skala Wilayah/Kawasan
-
-
1
2
Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
Tabel 2.18: Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota Tahun 2013
Cakupan layanan* (%)
No
Sistem
Cakupan layanan eksisting* (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(c)
(d)
(e)
A
Penanganan langsung (Direct)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1
Kawasan komersial/perkotaan
B
Penanganan tidak langsung (indirect)
1
Kawasan non komersial/perkotaan
64,11
70,11
80
85
16,80
20
26
49
Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
Tabel 2.19: Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten/Kota Tahun 2013 Cakupan layanan* (%)
No
Sistem
Cakupan layanan eksisting* (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
1
Drainase skala besar
Belum tersedia data
100
2
Drainase skala kecil
Belum tersedia data
100
2.2.2 PENCAPAIAN SAAT INI Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang N o
1
Jenis Pelayanan Dasar
Penyediaan air minum
Persentase penduduk yang mendapatkan
Satuan
Target SPM Tahun 2019
% Penduduk
Sanga t Buruk
40%
Capaian EXTING Thn 2015 55,81%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
akses air minum yang aman
2
Penyediaan sanitasi
Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai Persentase pengurangan sampah di perkotaan Persentase pengangkutan sampah Persentase pengoperasian TPA Persentase penduduk yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun
Buruk Sedan g Baik
% Penduduk
50% 70% 80%
Sanga t Baik
100 %
Siste m On Site
60%
Siste m Off Site
5%
84,28%
% Penduduk
20%
3,22%
% Penduduk
70%
65,88%
% pengoperasian TPA
-
60,2%
50%
5,38%
% penduduk
% pengurangan genangan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
3
4
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Persentase jumlah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan
IMB
Penangan Pemukiman Kumuh Perkotaan
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
Ha
IMB 100%
89,74% HSBGN 100%
1%
10%
PENCAPAIAN SEBELUMNYA 2013-2016
TAHUN
2013
Air Limbah
1.
Masterplan air limbah
1.
Masterplan air limbah
2014 2.
Desa ODF 5 desa
Sampah
2.
Drainase
Pengadaan tanah untuk TPS3R di Unggung
1. Pengadaan truk arm roll dan dump truk 2 unit
1. Masterplan drainase
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1.
2015
2.
3.
2016
DED PS air limbah skala kawasan
4.
Dokumen Amdal dan DED IPLT
5.
Desa ODF 16 desa
Pengadaan tanah TPS3R di 1. DED Penanganan Genangan di Kel.Tanjung, Hikun koridor Jl Pembataan-Bangun Sari dan Depan DPRD (Penanganan Drainase daerah prioritas Pengadaan tanah IPLT dan berdasarkan Masterplan TPA drainase)
1. Pelaks dan supervisi pembI PS air limbah percontohan Skala RSH kota Tanjung
6. Penanganan saluran drainase di Belimbing Raya Rt.19
2. Perenc, pelaks dan supervisi MCK Saradang, Ampukung, Bintang Ara dan Muara Uya
9. Perenc. Teknis saluram drainase kawasan perdagangan, Tanjung Selatan dan kawasan pusaka bersejarah Banua lawas dan Syeik Nafis
3. Pelaks dan supervisi pembangunan IPLT 4. Perenc, Pelaks dan supervisi pemb tangki septiktank media bakteri desa
7. Drainase belakang Depag 8. Drainase Pembataan Rt.04
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Kapar 5. Perenc, pelaks, dan supervisi toilet umum di komplek TEC, Pasar kelua, Pasar Kapar
2.3
Profil Sanitasi Saat Ini Berisi penjelasan singkat mengenai sistem air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan saat ini serta cakupan layanannya termasuk rencana pengembangan berdasarkan master plan. Bagian ini juga dilengkapi penjelasan kajian-kajian EHRA maupun non EHRA yang mendukung penggambaran sanitasi saat ini di Kabupaten Tabalong.
a. Air Limbah Domestik (1) Sistem dan Infrastruktur Gambar 2.5 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabalong
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Perorangan/ Rumah tangga
Perorangan/ Rumah tangga
DPU Perorangan/ Rumah tangga
DPU, Swasta + Perorangan/ Rumah tangga
Untuk IPLT belum memiliki, TPA masih sistem Open dumping
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Tabalong
No
Jenis
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Kondisi Keterangan
Berfungsi
Tidak Berfungsi
(v)
(vi)
(vii)
SPAL Setempat (Sistem On Site) 1
Tangki Septik Komunal < 10 KK
Unit
-
-
2
MCK++
Unit
-
-
3
MCK Biasa/WC Umum
Unit
4
Truk Tinja
Unit
-
-
5
IPLT ; kapasitas
m³/unit
-
-
SPAL Terpusat (Sistem Off Site) 1
Tangki Septik Komunal > 5KK
Unit
2
IPAL Komunal
Unit
3
IPAL Kawasan
Unit
4
IPAL Terpusat
m³/unit
-
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Gambar 2. 6 Peta Cakupan Akses dan Layanan Air Limbah Kabupaten Tabalong Tahun 2016
Sumber : Bappeda Kabupaten Tabalong
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Tabel 3.8 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabalong PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Perencanaan Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Pengadaan Sarana Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic Membangun sarana pengumpulan dan pengelolaan awal (tangki septik) Menyediakan sarana pengangkutan dan tangki septik ke IPLT (truk Tinja) Membangun jaringan dan saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL Pengelolaan Menyediakan layanan pengelolaan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL
Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Melakukan penarikan retribusi pengelolaan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB Pengaturan dan Pembinaan Mengatur prosedur penyediaan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik Monitoring dan Evaluasi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Tanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki dasar pijakan yang kuat dalam penerapan kebijakan pengelolaan air limbah. Landasan hukum pelaksanaan pengelolaan limbah cair berdasarkan beberapa produk hukum nasional, antara lain berupa : a. Undang-Undang :
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
1) Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2) Kepmen No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 3) Kepmen No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel b. Peraturan pemerintah : 1) PP No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 2) PP Nomor 18 tahun 1999 jo PP No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 3) PP Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3 Tabel Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabalong Ketersediaan Peraturan
Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di hunian umum Keawajiban dan sanksi bagi Industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah
Ada
Tidak Ada
Pelaksanaan Efektif Dilaksanaka n
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Domestik di tempat usaha Keawajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat umum Kewajiban pengelolaan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi pengelolaan air limbah domestik Tata cara perizinan untuk kegiatan pembangunan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran a. Persampahan
(1) Sistem dan Infrastruktur Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Kabupaten Tabalong
Tabel Timbulan Sampah per Kecamatan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Tabel Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input Sampah perumahan Pasar Komersial Jalan Umum
User Interfase Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah
Penampungan Pengaliran awal TPS Armada angkut TPS Armada angkut TPS Armada Angkut TPST Armada angkut
Pengolahan akhir TPA
Pembuangan/Daur Kode/Nama ulang Aliran TPA P1
TPA
TPA
P2
TPA
TPST
P3
TPA
TPST
P4
Tabel Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Tabalong
Kelompok Fungsi
User Interfase Penampungan awal Pengaliran Pengolahan akhir Pembuangan/Daur ulang
Teknologi yang digunakan Tong samaph TPS/TPST
Jenis data sekunder Jumlah(kuantitas) Jumlah(kuantitas)
Armada angkut TPA TPA
Jumlah(kuantitas) Jumlah(kuantitas) Jumlah(kuantitas)
Nilai data(perkiraan)
Sumber Data Distakober Distakober Distakober Distakober Distakober
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Bila di kawasan-kawasan perumahan umumnya menggunakan jasa tenaga pengumpul, maka rumah tangga yang berada di kawasan permukiman, terutama yang didominasi golongan menegah ke bawah lebih memilih untuk membuang sendiri sampahnya ke TPS terdekat atau melakukan penanganan dengan cara lainnya seperti dibakar atau membuangnya ke dalam lubang galian yang telah disiapkan sebelumnya. Pola pewadahan sampah pada tingkat rumah tangga di Kota Banjarbaru saat ini sepenuhnya didasarkan pada swadaya masyarakat, yang menyebabkan pola pewadahan cukup beragam, ada yang menggunakan kantong plastik, tong plastik atau tong/ember dari karet. Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan N o.
Jenis Prasarana/ Sarana
Sat
Jumlah
Kapasitas
Ritasi/ hari
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
1
2
Pengumpulan Setempat - Gerobak Sampah
unit
- Motor Sampah
unit
- Pick Up Sampah
unit
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
3
- Bak Biasa
unit
- Kontainer
unit
- Transfer Depo
unit
- SPA (Stasiun Peralihan Antara)
unit
Pengangkutan - Dump Truck
unit
Kondisi Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
(vii)
(viii)
(ix)
Ket
(x)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
4
5
- Arm Roll Truck
unit
- Compactor Truck
unit
Pengolahan Sampah - TPS 3R
unit
- ITF
unit
- Bank Sampah
unit
- Incenerator
unit
TPA/TPA Regional : Lahan Urug Terkendali
6
7
- Luas Total Lahan TPA
ha
- Luas Sel Landfill
ha
- Daya Tampung TPA
(m³/ hari)
Alat Berat - Bulldozer
unit
- Excavator
unit
- Truk Tanah
unit
IPL
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
mg/l
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Keterangan : IPL : Instalasi Pengolahan Lindi (2) Kelembagaan dan Peraturan Di dalam struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Tabalong, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang dilimpahi kewenangan pengelolaan sampah adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Tabel Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota
Perencanaan - Menyusun target pengelolaan sampah skala kab./kota - Menyusun rencana program persapahan dalam angka pencapaian target - Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target Pengadaan Sarana - Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah - Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) - Menyediakan sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) - Membangun sarana TPA - Menyediakan sarana komposting
Swasta
Masyarakat
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Pengelolaan - Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS - Mengelola sampah di TPS - Mengangkut sampah dari TPS ke TPA - Mengelola TPA - Melakukan pemilahan sampah - Melakukan penarikan retribusi sampah - Memberikan izin usaha pengelolaan sampah Pengaturan dan Pembinaan - Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) - Melakukan sosialisai peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah Monitoring dan Evaluasi - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala - Memberikan sanksi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan - Memberikan sanksi terhadap efektivitas layanan persampahan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Tabel 3.25 Peta Peraturan Persampahan Domestik Kabupaten Tabalong Ketersediaan Peraturan
Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Banjarbaru Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Banjarbaru dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Banjarbaru dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha dikawasan komersial/ fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan
Ada
Tidak Ada
Pelaksanaan Efektif Dilaksanaka n
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
sampah dari TPS ke TPA Kerjasama Pemerintah Kota Banjarbaru dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Gambar 2.6 Peta Cakupan Layanan Persampahan
275000
300000
325000
350000
375000
KA BU PAT E N BAR IT O UT A RA PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
9850000
9850000
KABU P AT EN BA RI TO SE LAT AN PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN GAH
KA BU PAT E N PAS ER PR OVIN SI KA LIM AN T AN T IM UR
9825000
9825000
9800000
9800000
KA BU PAT E N BAR IT O T I MU R PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
TP A MUARA UY A U %
9775000
9775000
T PA MABURAI U %
9750000
9750000
U %
TP A KAR ANG AN P UT IH
K ABU PA T EN BA LAN G A N PR OVIN SI KA LIM AN T AN SE LAT A N
KABU P AT EN H U LU SU N G AI U TA RA PR O VI NS I KA LIM AN T AN S ELA TA N
275000
300000
325000
350000
375000
3.1. P ETA CAKUPAN LAYANAN PERSAMPAHAN WILAYAH KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN N
LEGEN DA U %
SKAL A 1 : 450 .00 0 100 00
0
100 00
200 00 Meters
Pr oyeksi : .................... Universal T ransverse Marcator Spheroit : .................... WGS 84 Sistem G rid : .................... Grid Univer sal Transver se Marcator Zone UTM : .................... 50 S SUMBER DATA 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Skala 1:50.000 Tahun 1991/1992, Edisi Digital Tahun 2007 2. Penentuan Batas Wilayah Kaltim - Kalsel SK. Mendagri No.185.5 T ahun 1973 3. Penentuan Batas Wilayah Kalsel - Kalteng SK. Mendagri No. 11 Tahun 1973 4. Hasil Kesepakatan tentang batas wilayah antara Pemerintah Kabupaten Tabalong dengan Pemerintah Kabupaten Paser
T itik T P A Su nga i Ja la n Ba tas K ab upa ten T et ang ga Cak up an La yan an W ila ya h U tara Cak up an La yan an W ila ya h T e nga h Cak up an La yan an W ila ya h S elata n
Ke ca ma tan Ba nua La was Binta ng Ara Harua i Ja ro Ke lu a Mua ra H arus Mua ra U ya Muru ng Pu dak Pu gaa n T anjun g T ant a Upa u
PEMERINT AH KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SEL ATAN
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
DRAINASE Kondisi Genangan / Banjir di Kabupaten Tabalong 1. Potensi Genangan di Koridor Jl. Mabuun Raya (Kawasan Hotel Aston - United Tractors)
Genangan yang terdapat di kawasan Hotel Aston adalah akibat adanya penyempitan saluran drainase sehingga sedimentasi saluran tersebut tinggi dan mengakibatkan saluran air tersumbat. Genangan air juga diakibatkan oleh elevasi di kawasan hotel aston yang rendah sehingga mendapat kiriman limpasan air dari daerah yang lebih tinggi. Selain itu diakibatkan juga oleh tidak adanya daerah resapan air karena alihfungsi lahan menjadi lahan terbangun di sekitar kawasan Hotel Aston. Akibatnya, kawasan perumahan yang ada di sekitar kawasan Hotel Aston dan United Tractors ikut tergenang akibat tidak ada resapan air di sekitar kawasan tersebut. 2. Potensi Genangan di Koridor Jl. Mabuun Raya (Depan SPBU -Terminal Kota) Potensi genangan air di kawasan ini diakibatkan oleh kondisi drainase yang sudah tertutup oleh lahan terbangun dan akibat aktivitas perdagangan dan jasa sehingga sedimentasi saluran tinggi. Akibatnya aliran air ketika musim penghujan dari kawasan yang lebih tinggi meluap dan tidak dapat ditampung oleh kapasitas drainase eksisting yang sudah tidak maksimal 3. Potensi Genangan di Koridor Jl. Ir. P.H.Muh Noor (Depan Polres)
Potensi genangan di kawasan ini diakibatkan oleh kontur kawasan yang membentuk cekungan sehingga menjadi titik pertemuan air. Potensi genangan ini juga diakibatkan oleh kondisi saluran drainase yang tidak maksimal akibat sedimentasi saluran yang tinggi sehingga kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu menampung air 4.Potensi Genangan di Kelurahan Tanjung
Potensi genangan di Kelurahan terdapat di beberapa lokasi yaitu di Koridor Jl. Penghulu Rasyid (depan Kantor Bappeda – Telkom), Koridor Jl. Jaksa Agung Suprapto, kawasan Pasar Tanjung dan di pertigaan Jl. Pahlawan. Potensi genangan di Kelurahan Tanjung diakibatkan oleh kontur kawasan yang membentuk cekungan sehingga menjadi titik pertemuan air. Potensi genangan ini juga diakibatkan oleh kondisi saluran drainase yang tidak maksimal akibat sedimentasi saluran yang tinggi sehingga kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu menampung air. 5.Potensi Genangan di Koridor Jl. Jenderal Ahmad Yani (Depan Kantor Kelurahan Jangkung)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Potensi genangan di kawasan kantor Kelurahan Jangkung adalah akibat kontur kawasan yang membentuk cekungan sehingga menjadi titik pertemuan air. Lokasi potensi genangan tersebut juga terletak di dekat Sungai Jangkung sehingga naiknya air sungai dapat mengakibatkan luapan pada lokasi potensi genangan tersebut. 6.Potensi Genangan di Koridor Jl. Pembataan Bangun Sari (Kawasan Hutan Kota)
Potensi genangan yang terjadi di Koridor Jl. Pembataan Bangun Sari (samping hutan kota) terjadi akibat adanya topografi kawasan yang membentuk cekungan sehingga menjadi titik pertemuan air. Genangan juga diakibatkan oleh adanya sedimentasi saluran drainase eksisting yang menyebabkan limpasan air sehingga kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu menampung air 7.Potensi Genangan di Perumahan Bumi Tabalong Damai, Kelurahan Mabuun Potensi genangan yang terjadi di Perumahan Bumi Tabalong Damai terjadi akibat limpasan air dari Jl. Mabuun Raya karena sistem saluran drainase eksisting yang tersumbat di kawasan sekitar Hotel Aston – United Tractors. 8.Potensi Genangan di Koridor Jl. Stadion (Depan Stadion Kabupaten Tabalong)
Potensi genangan di kawasan ini diakibatkan oleh limpasan air dari jalan utama yaitu Jl. Ir.P.H.Moch Noor yang tidak mampu menampung debit air limpasan pada saat musim hujan. Potensi genangan ini juga diakibatkan oleh kondisi saluran drainase yang tidak maksimal akibat sedimentasi saluran yang tinggi sehingga kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu menampung air. 9.Potensi Genangan di Koridor Jl. Ir.P.H.Moch Noor (Depan Hotel Jelita)
Potensi genangan di kawasan ini diakibatkan oleh kontur kawasan yang membentuk cekungan sehingga menjadi titik pertemuan air. Potensi genangan ini juga diakibatkan oleh kondisi saluran drainase yang tidak maksimal akibat sedimentasi saluran yang tinggi sehingga kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu menampung air.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Tabel 3.39 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Di Kabupaten Tabalong FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
Perencanaan Menyusun target pengelolaan drainase lingk. skala kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Pengadaan Sarana Menyediakan lingkungan
/
membangun
sarana
drainase
Pengelolaan Membersihkan sarana drainase lingkungan Memperbaiki sarana drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Pengaturan dan Pembinaan Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan Monitoring dan Evaluasi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan drainase lingkungan.
Tabel Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Tabalong Ketersediaan Peraturan
Ada
Tidak Ada
Pelaksanaan Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan Drainase Lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara drainase sebagai saluran pemutus air hujan a. Struktur Organisasi
Peta Jaringan Drainase
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
300000
325000
350000
375000
9850000
9850000
275000
K A B U P A T E N B A R IT O U TA R A P RO V INS I K A LIM A N TA N T E NG A H
KABU PAT EN PAS ER P RO V INS I K A LIM A N TA N T IMU R
K A B U P A TE N B A R ITO S E L A TA N P RO V INS I K A LIM A N TA N T E NG A H
9825000
9825000
9800000
9800000
K A B U P A T E N B A RIT O T IMU R P RO V INS I K A LIM A N TA N T E NG A H
9775000
9775000
9750000
9750000
K A B UP A TE N B A L A N G A N P RO V INS I K A LIM A N TA N S E L A T A N
K A B UP A TE N HU L U S UN G A I UT A RA P RO V INS I K A LIM A N TA N S E L A T A N
275000
300000
325000
350000
375000
3.3. PETA JARINGAN DRAINASE WILAYAH KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN N
LEGEND A U %
SKA LA 1 : 4 00. 0 00 100 00
0
100 00
Met er s
Pr oyeksi : .................... Universal Tr ansverse Marcator Spheroit : .................... WGS 84 Sistem Grid : .................... Grid Universal Transver se Marcator Zone UTM : .................... 50 S SUMBER DATA 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Skala 1:50.000 Tahun 1991/1992, Edisi Digital Tahun 2007 2. Penentuan Batas Wilayah Kaltim - Kalsel SK. Mendagri No.185.5 T ahun 1973 3. Penentuan Batas Wilayah Kalsel - Kalteng SK. Mendagri No. 11 Tahun 1973 4. Hasil Kesepakatan tentang batas wilayah antara Pemerintah Kabupaten Tabalong dengan Pemerintah Kabupaten Paser
Titik IK K /B NA Su nga i Ja la n Ba tas K ab upa ten Tet ang ga Ja rin gan Dra in as e
Ke ca ma tan Ba nua La was Binta ng Ara Harua i Ja ro Ke lu a Mua ra H arus Mua ra U ya Muru ng Pu dak Pu gaa n Tanjun g Tant a Upa u
PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten