Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1. GAMBARAN WILAYAH 2.1.1
Wilayah Administratip Letak geografis Kabupaten Cilacap berada di Propinsi Jawa Tengah bagian Barat Daya dan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat dan merupakan salah satu kota Pusat Kegiatan Nasiona (PKN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Kabupaten
Cilacap secara geografis berada di antara 108o4’30” – 109o30’30” BT dan 7o30’ – 7o45’20” LS, dengan luas 225.360,84 Ha (termasuk Pulau Nusakambangan). Sedangkan secara umum kondisi topografi Kabupaten Cilacap bila dilihat dari arah barat laut merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 100 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan puncak tertinggi berada di G. Subang (1.210 meter dpl) yang berada di Kecamatan Dayeuhluhur. Selanjutnya ke arah tenggara terbagi menjadi dua kawasan bentang alam, di bagian utara berupa pegunungan dan bagian selatan berupa dataran miring landai ke arah barat daya – selatan, berelevasi kurang dari 100 meter dpl dan berbatasan dengan pantai Segara Anakan. Bagian paling timur berupa dataran dan di bagian selatan
berbatasan
langsung
dengan
Samudera
Indonesia.
Pulau
Nusakambangan memanjang dari barat ke timur, membatasi Segara Anakan dan Samudera Hindia, pulau tersebut memiliki bentang alam pegunungan namun tidak begitu tinggi (kurang dari 100 meter dpl). Wilayah Kabupaten Cilacap mempunyai topografi yang beragam, namun rata-rata
merupakan dataran rendah. Kondisi ini juga didukung oleh letak
Kabupaten Cilacap yang berada pada daerah pesisir (terletak di tepi pantai). Kabupaten Cilacap secara administratif letaknya berbatasan dengan :
Sebelah Timur
: Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat
: Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Kuningan (Prop. Jabar)
Sebelah Utara
: Kabupaten Brebes
Secara administratif, wilayah Kabupaten Cilacap terdiri dari 24 wilayah kecamatan, 284 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan yang terlingkup dalam wilayah Kabupaten Cilacap meliputi (Lihat Gambar 2.1.):
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
12
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Tabel 2.1 : Luas Wilayah per Kecamatan
Nama Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah Kelurahan / Desa
Administrasi (Ha)
Terbangun
(%) thd total administrasi
(Ha)
(%) thd luas administrasi
1. Dayeuhluhur
14
18.506,10
0,349
949,23
5,13
2. Wanareja
16
18.973,31
0,357
2.866,75
15,11
3. Majenang
17
13.856,19
0,261
2.330,22
16,82
4. Cimanggu
15
16.744,24
0,315
1.148,94
6,86
5. Karangpucung
14
11.198,95
0,211
777,38
6,94
6. Cipari
11
12.148,00
0,229
1.671,00
13,76
7. Sidareja
10
5.495,48
0,104
868,14
15,80
8. Kedungreja
11
7.143,90
0,135
590,40
8,26
9. Patimuan
7
7.530,00
0,142
600,00
7,97
10. Gandrungmangu
14
14.319,2
0,270
2.042,2
14,26
11. Bantarsari
8
9.553,70
0,180
2.351,00
24,61
12. Kawunganten
12
12.062,26
0,227
2.028,81
16,82
13. Kampung Laut
4
14.221,80
0,268
598,20
4,21
14. Jeruklegi
13
9.679,50
0,182
1.509,70
15,60
15. Kesugihan
16
8.230,62
0,155
2.376,49
28,87
16. Adipala
16
6.118,68
0,115
1.453,78
23,76
17. Maos
10
2.804,15
0,053
694,22
24,76
18. Sampang
10
2.730,13
0,051
694,10
25,42
19. Kroya
17
5.883,39
0,111
2.318,25
39,40
20. Binangun
17
5.142,43
0,097
1.777,78
34,57
21. Nusawungu
17
18.009,28
7,991
6.926,70
38,46
22. Cilacap Selatan
5
910,61
0,017
622,96
68,41
23. Cilacap Tengah
5
2.215,25
0,042
1.483,60
66,97
24. Cilacap Utara
5
1.883,83
0,035
886,80
47,07
225.361,00
100,00
39.566,65
17,56
Total
284
Sumber : Data Dasar Kecamatan 2014
Mengenai Wilayah Administrasi Kabupaten Cilacap serta letak dan kedudukan terhadap wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.1 2.1.1
Wilayah Kajian SSK Dari 24 kecamatan di Kabupaten Cilacap yang terdiri dari 284 desa/kelurahan keseluruhannya menjadi kajian dari Dokumen Strategi Sanitasi
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
13
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Kabupaten ini, hal ini dikarenakan pengembangan sanitasi untuk 5 tahun kedepan tidak memandang wilayah perkotaan ataupun pedesaan tidak pula membedakan daerah dengan jumlah penduduk dan kepadatan tertentu ataupun wilayah dengan faktor kemiskinan, tetapi seluruh wilayah di Kabupaten Cilacap. Meskipun demikian
arah program dan kegiatan sanitasi dalam buku ini tidak
mungkin menjangkau seluruh desa / kelurahan di Kabupaten Cilacap, tetapi akan memprioritaskan daerah yang membutuhkan penanganan paling tinggi yang lebih diutamakan. Sehingga daerah yang telah mandiri didorong untuk membangun fasilitas sanitasi secara swadaya. Daerah kajian dalam SSK ini dapat dilihat dalam peta dibawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
14
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Gambar 2.1 : Peta Wilayah Kajian SSK
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
15
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini 2.1.3
Kependudukan Penduduk Kabupaten Cilacap setiap tahun terus bertambah, menurut hasil Sensus (Enumerasi) yang dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Cilacap pada akhir tahun 2009 mencapai 1.744.128 jiwa. Selama 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 0,40 persen, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008 (0,47 persen), dan terendah pada tahun 2009 (0,32 persen). Komposisi penduduk menurut kelompok usia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu usia produktif dan usia non produktif, sedangkan untuk usia non produktif sendiri dibedakan menjadi 2 (dua) lagi, yaitu usia belum produktif (usia sekolah) dan usia tidak produktif. Kelompok usia belum produktif (usia sekolah adalah antara usia 0 tahun sampai 14 tahun yang merupakan tanggungan orang tua, karena mereka belum bisa bekerja, sedangkan yang termasuk dalam usia tidak produktif adalah usia 60 tahun keatas. Adapun untuk usia produktif adalah usia antara 15 tahun sampai dengan usia 59 tahun.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
16
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk dan Proyeksi 5 Tahun Kedepan Jumlah Penduduk No
Kecamatan 2015
1
Dayeuhluhur
2
2016
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
8.346
8.373
8.401
8.429
8.456
8.484
41.225
41.361
41.497
41.634
41.772
41.910
49.571
49.734
49.898
50.063
50.228
50.394
Wanareja
19.655
19.820
19.986
20.154
20.323
20.494
77.055
77.702
78.355
79.013
79.677
80.346
96.710
97.522
98.341
99.167
100.000
100.840
3
Majenang
72.108
72.541
72.976
3.414
73.854
74.298
55.824
56.159
56.496
56.835
57.176
57.519
127.932
128.699
129.472
130.249
131.030
131.816
4
Cimanggu
8.326
8.355
8.384
8.413
8.443
8.472
89.018
89.329
89.642
89.956
90.270
90.586
97.343
97.684
98.026
98.369
98.713
99.059
5
Karangpucung
7.311
7.340
7.370
7.399
7.429
7.458
66.959
67.226
67.495
67.765
68.036
68.308
74.270
74.567
74.865
75.164
75.465
75.767
6
Cipari
7.887
7.944
8.001
8.059
8.117
8.176
51.755
52.128
52.503
52.881
53.262
53.645
59.643
60.072
60.504
60.940
61.379
61.821
7
Sidareja
31.899
32.021
32.142
32.264
32.387
32.510
26.173
26.273
26.372
26.473
26.573
26.674
58.073
58.293
58.515
58.737
58.960
59.184
8
Kedungreja
8.262
8.303
8.345
8.386
8.428
8.470
72.535
72.897
73.262
73.628
73.996
74.366
80.796
81.200
81.606
82.014
82.425
82.837
9
Patimuan
8.023
8.084
8.144
8.205
8.267
8.329
38.470
38.758
39.049
39.342
39.637
39.934
46.493
46.842
47.193
47.547
47.904
48.263
10
Gandrungmangu
24.854
24.993
25.133
25.274
25.415
25.557
80.535
80.986
81.440
81.896
82.354
82.816
105.389
105.979
106.573
107.169
107.769
108.373
11
Bantarsari
23.616
23.736
23.857
23.979
24.101
24.224
46.062
46.297
46.533
46.771
47.009
47.249
69.678
70.034
70.391
70.750
71.111
71.473
12
Kawunganten
30.347
30.411
30.475
30.539
30.603
30.667
50.560
50.666
50.773
50.879
50.986
51.093
80.907
81.077
81.247
81.418
81.589
81.760
13
Kampung Laut
7.098
7.141
7.184
7.227
7.270
7.314
10.382
10.444
10.507
10.570
10.633
10.697
17.480
17.585
17.691
17.797
17.903
18.011
14
Jeruklegi
21.939
22.114
22.291
22.469
22.649
22.830
40.929
41.256
41.587
41.919
42.255
42.593
62.868
63.371
63.878
64.389
64.904
65.423
15
Kesugihan
37.893
38.086
38.281
38.476
38.672
38.869
58.325
58.622
58.921
59.222
59.524
59.827
96.218
96.709
97.202
97.698
98.196
98.697
16
Adipala
22.292
22.397
22.502
22.608
22.714
22.821
57.221
57.490
57.760
58.032
58.305
58.579
79.513
79.887
80.262
80.640
81.019
81.399
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
17
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Jumlah Penduduk No
Kecamatan
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
17
Maos
16.241
16.298
16.355
16.412
16.470
16.528
30.643
30.750
30.858
30.966
31.074
31.183
46.884
47.048
47.213
47.378
47.544
47.710
18
Sampang
15.252
15.362
15.472
15.584
15.696
15.809
22.377
22.538
22.700
22.864
23.028
23.194
37.629
37.900
38.173
38.447
38.724
39.003
19
Kroya
31.757
31.935
32.114
32.294
32.474
32.656
72.031
72.434
72.840
73.248
73.658
74.070
103.788
104.369
104.954
105.541
106.132
106.727
20
Binangun
9.982
10.011
10.040
10.069
10.099
10.128
56.741
56.905
57.070
57.236
57.402
57.568
66.723
66.917
67.111
67.305
67.501
67.696
21
Nusawungu
4.589
4.611
4.633
4.655
4.678
4.700
73.783
74.137
74.493
74.850
75.210
75.571
78.372
78.748
79.126
79.506
79.887
80.271
22
Cilacap Selatan
78.020
78.691
79.368
80.050
80.739
81.433
0
0
0
0
0
0
78.020
78.691
79.368
80.050
80.739
81.433
23
Cilacap Tengah
84.375
85.488
86.617
87.760
88.919
90.092
0
0
0
0
0
0
84.375
85.488
86.617
87.760
88.919
90.092
24
Cilacap Utara
70.395
70.986
71.583
72.184
72.790
73.402
0
0
0
0
0
0
70.395
70.986
71.583
72.184
72.790
73.402
Total
650.467
655.041
659.654
664.304
668.994 673.723 1.118.601 1.124.360
Sumber: Perhitungan dari Data Badan Pusat Statistik
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
18
1.130.153 1.135.978 1.141.836 1.147.728 1.769.068 1.779.402 1.789.806 1.800.282 1.810.830 1.821.451
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Tabel 2.3 : Jumlah Kepala Keluarga dan Proyeksi 5 Tahun Kedepan
No
Kecamatan 2015
Wilayah Perkotaan Tahun 2016 2017 2018 2019
2020
2015
Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Perdesaan Tahun 2016 2017 2018 2019
2020
2015
2016
Total Tahun 2017 2018
2019
2020
1 Dayeuhluhur
2.520
2.528
2.537
2.545
2.553
2.562
12.861
12.903
12.946
12.988
13.031
13.074
15.381
15.431
15.482
15.533
15.585
15.636
2 Wanareja
5.207
5.250
5.294
5.339
5.384
5.429
21.814
21.997
22.182
22.368
22.556
22.746
27.021
27.248
27.477
27.707
27.940
28.175
3 Majenang
18.451
18.562
18.673
18.785
18.898
19.012
14.854
14.943
15.033
15.123
15.214
15.305
33.305
33.505
33.706
33.909
34.112
34.317
4 Cimanggu
1.923
1.929
1.936
1.943
1.950
1.957
21.441
21.516
21.591
21.667
21.743
21.819
23.364
23.445
23.527
23.610
23.692
23.775
5 Karangpucung
2.110
2.118
2.127
2.135
2.144
2.152
20.140
20.220
20.301
20.382
20.464
20.546
22.249
22.338
22.428
22.518
22.608
22.698
6 Cipari
1.266
1.275
1.285
1.294
1.303
1.313
13.409
13.506
13.603
13.701
13.800
13.899
14.675
14.781
14.888
14.995
15.103
15.211
7 Sidareja
6.587
6.612
6.637
6.662
6.687
6.713
7.811
7.840
7.870
7.900
7.930
7.960
14.397
14.452
14.507
14.562
14.617
14.673
8 Kedungreja
1.954
1.963
1.973
1.983
1.993
2.003
17.601
17.689
17.778
17.867
17.956
18.046
19.555
19.653
19.751
19.850
19.949
20.049
9 Patimuan
2.338
2.356
2.373
2.391
2.409
2.427
10.514
10.593
10.672
10.752
10.833
10.914
12.852
12.949
13.046
13.143
13.242
13.341
10 Gandrungmangu
6.209
6.244
6.279
6.314
6.349
6.385
18.680
18.785
18.890
18.996
19.102
19.209
24.889
25.029
25.169
25.310
25.451
25.594
11 Bantarsari
6.337
6.369
6.401
6.434
6.467
6.500
14.607
14.681
14.756
14.832
14.907
14.983
20.944
21.050
21.158
21.266
21.374
21.483
12 Kawunganten
7.005
7.019
7.034
7.049
7.064
7.079
12.676
12.702
12.729
12.756
12.782
12.809
19.680
19.722
19.763
19.805
19.846
19.888
13 Kampung Laut
1.760
1.771
1.781
1.792
1.803
1.814
2.480
2.495
2.510
2.525
2.540
2.555
4.240
4.266
4.291
4.317
4.343
4.369
14 Jeruklegi
5.948
5.996
6.044
6.092
6.141
6.190
11.181
11.270
11.360
11.451
11.543
11.635
17.129
17.266
17.404
17.543
17.683
17.825
10.944
11.000
11.056
11.112
11.169
11.226
17.709
17.800
17.890
17.982
18.073
18.165
28.653
28.799
28.946
29.094
29.242
29.391
16 Adipala
5.856
5.883
5.911
5.939
5.967
5.995
14.962
15.032
15.103
15.174
15.245
14.962
20.748
20.845
20.943
21.042
21.141
21.240
17 Maos
3.576
3.588
3.601
3.613
3.626
3.639
7.387
7.413
7.439
7.465
7.491
7.387
10.937
10.975
11.014
11.052
11.091
11.130
18 Sampang
4.880
4.915
4.950
4.986
5.022
5.058
6.143
6.188
6.232
6.277
6.322
6.143
10.979
11.058
11.138
11.218
11.299
11.380
15 Kesugihan
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
19
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
No
Kecamatan 2015
Wilayah Perkotaan Tahun 2016 2017 2018 2019
2020
2015
Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Perdesaan Tahun 2016 2017 2018 2019
2020
2015
2016
Total Tahun 2017 2018
2019
2020
19 Kroya
7.823
7.867
7.911
7.955
8.000
8.045
17.467
17.565
17.663
17.762
17.862
17.467
25.193
25.334
25.476
25.619
25.762
25.906
20 Binangun
2.820
2.828
2.836
2.845
2.853
2.861
14.251
14.292
14.334
14.375
14.417
14.251
17.030
17.079
17.129
17.178
17.228
17.278
21 Nusawungu
1.484
1.491
1.498
1.505
1.512
1.520
20.406
20.504
20.602
20.701
20.801
20.406
21.792
21.897
22.002
22.107
22.214
22.320
22 Cilacap Selatan
19.279
19.445
19.612
19.780
19.951
20.122
-
-
-
-
-
-
19.279
19.445
19.612
19.780
19.951
20.122
23 Cilacap Tengah
23.561
23.872
24.187
24.507
24.830
25.158
-
-
-
-
-
-
23.561
23.872
24.187
24.507
24.830
25.158
24 Cilacap Utara
18.143
18.295
18.449
18.604
18.760
18.918
-
-
-
-
-
-
18.143
18.295
18.449
18.604
18.760
18.918
167.979
169.177
170.386 171.605
301.105 302.662 304.228 305.803
465.996
468.734
471.491 474.267
477.063
479.877
Total
172.834 174.074 298.018 299.557
Sumber: Perhitungan dari Data Badan Pusat Statistik
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
20
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Tabel 2.4 : Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Beserta Proyeksi 5 Tahun Kedepan
No
Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kepadatan Penduduk (org/ha) Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Dayeuhluhur
0,33
0,33
0,33
0,33
0,33
0,33
2,68
2,69
2,70
2,71
2,71
2,72
2 Wanareja
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
5,10
5,14
5,18
5,23
5,27
5,31
3 Majenang
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
9,23
9,29
9,34
9,40
9,46
9,51
4 Cimanggu
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
5,81
5,83
5,85
5,87
5,90
5,92
5 Karangpucung
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
6,63
6,66
6,68
6,71
6,74
6,77
6 Cipari
0,72
0,72
0,72
0,72
0,72
0,72
4,91
4,95
4,98
5,02
5,05
5,09
7 Sidareja
0,38
0,38
0,38
0,38
0,38
0,38
10,57 10,61 10,65 10,69 10,73 10,77
8 Kedungreja
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
11,31 11,37 11,42 11,48 11,54 11,60
9 Patimuan
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
6,17
6,22
6,27
6,31
6,36
6,41
10 Gandrungmangu
0,56
0,56
0,56
0,56
0,56
0,56
7,36
7,40
7,44
7,48
7,53
7,57
11 Bantarsari
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
7,29
7,33
7,37
7,41
7,44
7,48
12 Kawunganten
0,21
0,21
0,21
0,21
0,21
0,21
6,71
6,72
6,74
6,75
6,76
6,78
13 Kampung Laut
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
1,23
1,24
1,24
1,25
1,26
1,27
14 Jeruklegi
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
6,49
6,55
6,60
6,65
6,71
6,76
15 Kesugihan
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
11,69 11,75 11,81 11,87 11,93 11,99
16 Adipala
0,47
0,47
0,47
0,47
0,47
0,47
13,00 13,06 13,12 13,18 13,24 13,30
17 Maos
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
16,72 16,78 16,84 16,90 16,95 17,01
18 Sampang
0,72
0,72
0,72
0,72
0,72
0,72
13,78 13,88 13,98 14,08 14,18 14,29
19 Kroya
0,56
0,56
0,56
0,56
0,56
0,56
17,64 17,74 17,84 17,94 18,04 18,14
20 Binangun
0,29
0,29
0,29
0,29
0,29
0,29
12,98 13,01 13,05 13,09 13,13 13,16
21 Nusawungu
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
22 Cilacap Selatan
0,86
0,86
0,86
0,86
0,86
0,86
85,68 86,42 87,16 87,91 88,66 89,43
23 Cilacap Tengah
1,32
1,32
1,32
1,32
1,32
1,32
38,09 38,59 39,10 39,62 40,14 40,67
24 Cilacap Utara
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
37,37 37,68 38,00 38,32 38,64 38,96
4,35
Sumber: Perhitungan dari Data Dasar Kabupaten Cilacap dan BPS
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
21
4,37
4,39
4,41
4,44
4,46
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini 2.1.4
Kemiskinan Data dari Bappeda dan BPS tahun 2013 menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Cilacap sebanyak 131.642 Jumlah penduduk miskin perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk miskin laki-laki yaitu sebanyak 318,716 jiwa atau sebesar 50.14% dari total penduduk miskin sebanyak 635,655 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 : Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kabupaten Cilacap
No
JUMLAH KELUARGA MISKIN (KK)
KECAMATAN
1
Dayeuhluhur
3.926
2
Wanareja
7.364
3
Majenang
9.524
4
Cimanggu
7.715
5
Karangpucung
7.273
6
Cipari
6.170
7
Sidareja
5.779
8
Kedungreja
9.899
9
Patimuan
2.943
10
Gandrungmangu
9.046
11
Bantarsari
6.616
12
Kawunganten
7.440
13
Kampung Laut
1.006
14
Jeruklegi
6.338
15
Kesugihan
5.473
16
Adipala
5.097
17
Maos
1.968
18
Sampang
2.505
19
Kroya
6.427
20
Binangun
3.857
21
Nusawungu
6.578
22
Cilacap Selatan
4.265
23
Cilacap Tengah
2.787
24
Cilacap Utara
1.646
Jumlah / Total
131.642
Sumber : Data Dasar Kabupaten Cilacap 2014
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
22
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Penduduk miskin usia 15 tahun keatas di Kabupaten Cilacap yang bekerja sebanyak 337,765 orang atau sebesar 67.76% dari total penduduk miskin usia 15 tahun keatas. Laki-laki yang bekerja memperlihatkan angka yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tenaga kerja laki-laki yang bekerja sebanyak 183,619 orang atau sebesar 54.36% sedangkan tenaga kerja perempuan sebanyak 154,146 orang atau sebesar 45.64%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 2.1.5
Tinjauan Tata Ruang Wilayah Tujuan pemanfaatan ruang kota adalah untuk pengembangan semua sektor demi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan, kenyamanan, dan keamanan masyarakat serta pertahanan keamanan. Adapun muatan rencana tata ruang kota meliputi rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang serta rencana pengelolaan kawasan lindung, budidaya kota, dan kawasan khusus. Rencana ini terdiri dari struktur pemanfaatan ruang yang meliputi distribusi penduduk, sistem kegiatan pembangunan dan sistem pusat-pusat pelayanan permukiman perkotaan termasuk pusat pelayanan koleksi dan distribusi, sistem prasarana transportasi, sistem telekomunikasi, sistem energi, dan sistem pengairan, serta pola pemanfaatan ruang yang meliputi kawasan lindung, kawasan permukiman, kawasan jasa, dan kawasan perindustrian.
1. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota a. Rencana Distribusi Pusat-Pusat Pelayanan Kota 1). Pusat Pemerintahan/Perkantoran Pusat pemerintahan ini berada di pusat Kota Cilacap untuk mendukung fungsi utama Kota Cilacap sebagai ibukota Kabupaten Cilacap. Kawasan ini terletak di bagian selatan kota dan di Cilacap Tengah (sekitar Jl. Kalimantan) yang cenderung memiliki tingkat kepadatan tinggi dan berkontur datar. Kawasan perkantoran pemerintahan ini dihubungkan oleh jaringan jalan arteri maupun kolektor dan jalan-jalan lingkungan dengan kawasan-kawasan lain di kota, seperti permukiman, industri, pariwisata, dan lain-lain. 2). Pusat Perdagangan dan Jasa Aktivitas perdagangan dan jasa (perekonomian) cenderung berkembang di sepanjang jalan utama kota, yaitu jalan arteri dan kolektor. Kawasan perdagangan skala regional terletak di pusat kota (bagian selatan kota) di sepanjang jalan arteri dan kolektor tersebut, yaitu ruas Jalan A. Yani, GumilirCilacap, Jl. Teluk Penyu, dan lain-lain. Sedangkan kawasan perdagangan Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
23
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini dengan pelayanan skala lingkungan mulai tumbuh di jalan kolektor dan lokal, khusus di daerah pusat kota. Untuk daerah-daerah lain di kota, juga tersebar fasilitas perdagangan skala lokal/lingkungan, seperti toko-toko kecil, warung, kios, dan sebagainya. 3). Pusat Industri Kawasan perindustrian di Kota Cilacap sebagian besar direncanakan terpusat di Zona Industri yang berada di Kelurahan Donan dan Lomanis serta Karangtalun. Namun ada pula yang direncanakan berada di Desa Karangkandri dan sekitarnya (Menganti dan Slarang), yaitu untuk rencana pengembangan PLTU. Sedangkan untuk industri kecil yang ada di Kota Cilacap kebanyakan adalah industri rumah tangga, sehingga lokasinya terletak pada kawasan sekunder Kota Cilacap (daerah perumahan). Maka sesuai dengan sifat perencanaan kota yang di samping menata ruang, juga diharapkan dapat merangsang kegiatan-kegiatan urban yang lain. Sama halnya dengan kawasan perkantoran pemerintah, kawasan industri ini juga dihubungkan oleh jaringan jalan utama kota. 4). Pariwisata Kawasan pariwisata yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Kota CIlacap, yaitu: a). Kawasan Wisata Pantai Teluk Penyu termasuk kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Benteng Pendem, berada di Kelurahan Cilacap Kecamatan Cilacap Selatan dengan luas kurang lebih 9 Ha. b). Pengembangan pancingan laut lepas, di kawasan perairan/pantai Cilacap dan sekitarnya. c). Wisata Hutan Payau di Kelurahan Tritih Kulon Kecamatan Cilacap Utara. d). Wisata Rawa Bendungan, berada di Desa Menganti dan Kuripan Kidul Kecamatan Kesugihan. 5). Pusat Kawasan Pelabuhan a). Pelabuhan Samudra (Tanjung Intan). Pelabuhan ini hanya melayani angkutan barang dari dan ke luar Cilacap, tidak melayani angkutan penumpang, terletak di Kelurahan Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan. b). Pelabuhan Perikanan Nasional, berlokasi di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan. c). Pelabuhan khusus, meliputi Pelabuhan Pertamina, PT. Semen Cibinong, PT. Pusri, PT. Antam Tbk, dan PT. Pangan Mas Inti Persada, terletak di ujung selatan Kelurahan Cilacap.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
24
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini d). Pelabuhan Angkatan Laut, terletak di Kelurahan Tambakreja, Cilacap Selatan. e). Pelabuhan Penyeberangan ke arah Kawunganten (Kampung Laut), Pulau Nusakambangan, dan Pangandaran. Pelabuhan ini direncanakan berada di 2 lokasi, yaitu Lomanis dan Sleko. 6). Pusat Pelayanan utama untuk skala kota, meliputi pusat pelayanan kesehatan, pendidikan dan fasilitas sosial lainnya. Pusat pelayanan ini dikembangkan searah dengan kepentingan kota. Pusat pelayanan kesehatan yang berskala kota dan regional ialah rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Di Kota Cilacap terdapat 4 buah rumah sakit, yang terbagi menjadi 3 zona karena semuanya terletak di pusat kota (Cilacap Utara, Selatan, dan Tengah) yang cenderung mempunyai kepadatan sedang sampai tinggi dan bertopografi datar. Sedangkan pelayanan kesehatan lain yang berskala lingkungan/lokal pada umumnya tersebar merata di lingkunganlingkungan
kecamatan
dan
kelurahan/desa,
seperti
puskesmas,
klinik,
posyandu, dokter praktek, dan bidan desa. Untuk pelayanan pendidikan yang berskala kota dan regional, yaitu SLTA dan pendidikan tinggi, direncanakan terpusat di Kecamatan Cilacap Tengah. Sedangkan pelayanan pendidikan lainnya yang berskala lingkungan, seperti TK, SD, dan SLTP menyebar di kecamatan-kecamatan dan desa/kelurahan. Demikian
pula
dengan
fasilitas-fasilitas
sosial
lainnya
yang
berskala
lokal/lingkungan, juga tersebar di seluruh wilayah kota. 7). Terminal Untuk menunjang fungsi pelayanan kota, terminal angkutan/bus antar kota direncanakan
dipindah
di
Desa
Karangkandri
Kecamatan
Kesugihan.
Sedangkan fungsi terminal yang sekarang ada di Gunung Simping dapat dialihfungsikan sebagai sub terminal angkutan dalam kota. 8). Pusat Bandara (Pelabuhan Udara) Pelayanan bandara di wilayah Kota Cilacap dipusatkan di sekitar lokasi bandar udara yang terletak di Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi, yaitu di Kelurahan Tritih Kulon Kecamatan Cilacap Utara dan Desa Tritih Wetan, Jeruklegi. Adanya bandara ini tentunya akan memberikan dampak bagi perkembangan kawasan di sekitarnya dan Kota Cilacap khususnya, karena bandara ini merupakan salah satu akses bagi Kabupaten Cilacap dan Kota Cilacap sendiri, dan dengan keberadaannya akan memacu sektor penunjang untuk tumbuh dan berkembang
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
25
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini di sekitarnya, seperti perdagangan (toko-toko), jasa, dan aktivitas perekonomian lain, seperti restoran/ rumah makan dan perhotelan/penginapan. 9). Pusat Kegiatan Olahraga Kegiatan olahraga dengan skala pelayanan kota terpusat di kawasan GOR di daerah Kelurahan Kebonmanis. Sedangkan kawasan yang penggunaannya berfungsi sebagai pelayanan lingkungan sub wilayah kota, ditempatkan secara merata di lingkungan yang dilayani tersebut. b. Rencana Pembagian Wilayah Kota di Wilayah Perencanaan RUTRK Kota Cilacap Berdasarkan arahan Permendagri No. 2 Tahun 1987, sistem pembagian wilayah kota adalah untuk pendekatan dalam sistem pelayanan lingkungan. Dasar pembagian dan penentuan fungsi tiap Bagian Wilayah Kota adalah: a. Pola dominasi penggunaan tanah (ruang kota) dan penyebaran fasilitas kota b. Pola orientasi pergerakan penduduk c. Pola jaringan jalan dan pencapaian 1). Penentuan Fungsi Tiap Bagian Wilayah Kota a). Kesamaan fungsi penggunaan tanah (ruang tanah) Penggunaan tanah yang bersifat campuran di Kota Cilacap menyebabkan kemungkinan terjadinya kesamaan dominan fungsi kegiatan/aktivitas antara satu kawasan/daerah dengan daerah lainnya. Di dalam wilayah Kota Cilacap, kegiatan perdagangan dan jasa dominan terdapat di daerah Kecamatan Cilacap Selatan dan Cilacap Tengah. Demikian pula dengan kegiatan perkantoran, baik pemerintah maupun swasta, juga dominan terdapat di kedua kecamatan tersebut. Daerah pemukiman penduduknya pun juga cenderung padat. Sedangkan penggunaan tanah untuk kegiatan industri terutama industri sedang dan besar dominan berada di Kecamatan Cilacap Utara, meskipun tersebar pula di lingkungan permukiman penduduk untuk industri kecil dan rumah tangga. Selanjutnya, penggunaan lahan pertanian sebagian besar terdapat di Kecamatan Jeruklegi dan Kesugihan. Sehingga berdasarkan fungsi penggunaan tanah ini dapat ditentukan pembagian wilayah kotanya. b). Kesamaan karakteristik pengembangan Berdasarkan analisis kecenderungan pengembangan kota, diketahui bahwa terdapat kesamaan karakteristik kecenderungan perkembangan, antara lain seperti pengembangan pelayanan kesehatan skala regional cenderung di daerah
Kecamatan
Cilacap
Tengah,
lalu
pengembangan
kawasan
pendidikan cenderung berada di Cilacap Selatan, dan pengembangan Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
26
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini daerah pelabuhan cenderung di Cilacap Selatan dan Tengah. Berikutnya perkembangan lingkungan permukiman baru cenderung mengarah ke daerah-daerah di Kecamatan Jeruklegi dan Kesugihan. Begitu pula dengan kecenderungan
pengembangan
kegiatan
pertanian
juga
berada
di
Kesugihan dan Jeruklegi. c). Efisiensi pelayanan fasilitas umum Pelayanan fasilitas umum, seperti kantor-kantor pelayanan pemerintahan tingkat regional terpusat di Kecamatan Cilacap Selatan dan Cilacap Tengah. Sedangkan pelayanan perkantoran tingkat lokal/lingkungan tersebar di setiap desa/kelurahan. Sehingga, tercipta efisiensi pelayanan fasilitas umum tersebut terhadap penduduk, karena lokasinya yang dekat dengan lingkungan pemukiman penduduk membuat jangkauan pelayanannya menjadi mudah dan cepat. Hal ini tentu memudahkan dalam pembagian BWK di Kota Cilacap. d). Efisiensi sistem pergerakan Pergerakan baik manusia maupun barang tentu dihubungkan oleh sistem transportasi atau bisa disebut aksesibilitas. Ini ditunjang oleh adanya jaringan jalan sebagai penghubung antara manusia dan berbagai aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pergerakan-pergerakan ini membentuk pola pergerakan, yang antara lain meliputi pola pergerakan untuk orientasi pendidikan, perkantoran, kesehatan, pedagangan, dan lainlain. Untuk efisiensi sistem pergerakan tersebut, berarti pembagian BWK haruslah dapat memudahkan pola pergerakan manusia tersebut. e). Batas fisik alamiah Batas fisik alamiah ini dapat berupa sungai, topografi (perbukitan), jalan, dan lain-lain yang bisa menjadi batas atau pemisah antara dua daerah/bagian. Di dalam wilayah Kota Cilacap memang terdapat beberapa sungai, namun tidak sebagai batas Bagian Wilayah Kota, melainkan berfungsi sebagai batas fisik wilayah kota, karena sungai-sungai yang cukup besar terletak di pinggiran kota sebelah barat dan selatan-timur. Sehingga pembagian BWK di Kota Cilacap cenderung memakai batas administrasi wilayah kecamatan. 2). Batas-batas Bagian Wilayah Kota a). Bagian Wilayah Kota I Merupakan BWK yang berfungsi sebagai pengembangan pusat kota dengan dominasi dan kesamaan fungsi penggunaan ruang sebagai pusat Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
27
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini kegiatan perdagangan, perkantoran swasta maupun pemerintah, pelayanan kesehatan, pendidikan, industri, serta permukiman padat. BWK I meliputi seluruh wilayah administrasi Kecamatan Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. BWK ini dibagi menjadi 3 Sub Bagian Wilayah Kota, yaitu SBWK I khusus diperuntukkan bagi kegiatan industri, SBWK II untuk kegiatan perkantoran, serta perdagangan dan jasa, lalu SBWK III dikembangkan sebagai kawasan pendidikan, kesehatan, dan pelabuhan perikanan. b). Bagian Wilayah Kota II BWK ini meliputi seluruh wilayah administrasi Kecamatan Cilacap Utara. BWK ini juga dibagi lagi menjadi 3 SBWK, satu SBWK diantaranya khusus diperuntukkan bagi kegiatan industri, sedangkan 2 lainnya dikembangkan sebagai lingkungan permukiman, rekreasi perkotaan, dan pertanian. c). Bagian Wilayah Kota III BWK ini merupakan wilayah pemekaran kota, yang meliputi daaerah-daerah di Kecamatan Kesugihan dan Jeruklegi. BWK ini juga dibagi menjadi 3 SBWK,
yaitu
untuk
pengembangan
kegiatan
pertanian/konservasi,
lingkungan permukiman baru, dan transportasi, serta 1 SBWK lainnya diperuntukkan bagi pengembangan industri, khususnya PLTU di sekitar Karangkandri. 3). Arahan Fungsi Tiap-tiap BWK a). Bagian Wilayah Kota I, merupakan daerah pusat kota, wilayah kota berpusat di wilayah ini untuk selanjutnya kota dikembangkan ke arah utara dan timur. Arahan fungsi Bagian Wilayah Kota I ialah sebagai berikut:
Sebagai
daerah
perkantoran
pemerintah
tingkat
pelayanan
kota/kabupaten dan BWK, yang terpusat di sekitar alun-alun yang meliputi
berbagai
instansi
seperti
kantor
Kabupaten,
Dinas
Pertambangan dan Energi, dan perkantoran pendukung seperti bank, Kantor PLN, dan sebagainya.
Sebagai pusat perdagangan skala kota dan regional, meliputi pusat perbelanjaan/swalayan di Jl. A. Yani dan Pasar Gede di Jl. Piere Tendean.
Kawasan pelayanan kesehatan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kota dan regional.
Sebagai lingkungan permukiman/perumahan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
28
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Fasilitas pendidikan skala kota dan regional, yaitu dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi.
Fasilitas jasa dan kegiatan komersial fungsi primer/regional, antara lain meliputi jasa penginapan, restoran/rumah makan, kursus, salon, dan lain-lain.
Kawasan hiburan dan rekreasi seperti gedung bioskop, pusat rekreasi pantai, dan hiburan-hiburan atau tempat rekreasi lainnya.
Sebagai daerah pelabuhan.
Sebagai pusat kawasan industri, baik industri besar maupun industri kecil.
Taman dan openspace sebagai daerah penyangga seperti alun-alun, sempadan pantai dan sungai, dan lain-lain.
b). Bagian Wilayah Kota II Merupakan daerah yang berkembang bagi pengembangan di daerah utara sehingga dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan pendukung/tumbuh sebagai suatu pusat lingkungan. BWK II ini diarahkan sebagai:
Pelayanan kesehatan skala lingkungan dan kota
Sebagai lingkungan permukiman.
Sebagai pusat olahraga tingkat kota.
Sebagai daerah wisata alam hutan payau.
Sebagai simpul transportasi regional jalan raya.
Kawasan campuran, meliputi perdagangan dan jasa pendukung lingkungan permukiman.
Kawasan sub terminal angkutan dan biro travel antar kota maupun jasa transportasi wisata.
Kawasan penunjang pengembangan bandara kelas nasional.
Jalur hijau dan open space sebagai daerah penyangga, seperti hutan payau (mangrove).
c). Bagian Wilayah Kota III Merupakan daerah yang berkembang bagi pengembangan kota ke arah utara
dan timur,
yang
dapat
berfungsi
sebagai
pusat
pelayanan
pendukung/tumbuh sebagai suatu pusat lingkungan. BWK III ini diarahkan sebagai:
Kawasan pengembangan perumahan baru dengan kepadatan sedang.
Kawasan pengembangan kegiatan pertanian.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
29
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Kawasan campuran, meliputi perdagangan dan jasa pendukung lingkungan permukiman.
Sebagai kawasan terminal antar kota dalam propinsi dan antar kota antar propinsi (terminal tipe A).
Kawasan penunjang pengembangan bandara kelas nasional.
Sebagai gerbang Kota Cilacap.
Kawasan penghijauan sebagai daerah penyangga.
Secara rinci karakteristik dan luas wilayah BWK dapat dilihat pada tabel 2.6 Tabel 2.6 : Pembagian BWK, Luas, dan Karakteristik di Wilayah Perencanaan RUTRK Kota Cilacap Pembagian BWK
Wilayah Kecamatan/ Kelurahan
BWK I
Kecamatan Cilacap Tengah dan Selatan: Kelurahan Lomanis, Donan, Sidanegara, Gunungsimping, Tambakreja, Tegalreja, Sidakaya, Cilacap, dan Tegalkamulyan
BWK II
Kecamatan Cilacap Utara: Kelurahan Kebonmanis, Gumilir, Mertasinga, Tritih Kulon, dan Karangtalun
BWK III
Kecamatan Kesugihan dan Jeruklegi: Desa Menganti, Karangkandri, Kuripan Kidul, Kuripan, dan Tritih Wetan
Jumlah Kota Cilacap
Luas (Ha)
2.282,326
1.883,930
2.631,005
6.797,161
Elemen Utama Kota Pusat pemerintahan skala kota/ kabupaten pusat perdagangan, jasa, dan hiburan skala kota dan regional Pusat permukiman padat Pusat pendidikan skala kota dan regional Pusat pelayanan kesehatan skala kota dan regional Pusat kawasan industri Daerah pelabuhan Permukiman kepadatan sedang sampai padat Pusat olahraga tingkat kota Pendidikan dan perdagangan skala lingkungan dan kota Pelayanan kesehatan skala lingk. & kota Industri kecil sampai menengah Kawasan sub terminal angkutan kota/ pedesaan Kawasan pengemb.bandara kelas nasional Pusat daerah hijau kota (hutan mangrove) Pengembangan perumahan baru dengan kepadatan sedang Pengembangan kegiatan pertanian Kawasan terminal antar kota dalam propinsi dan antar kota antar propinsi (terminal tipe A) Kawasan pengemb.bandara kelas nasional Pendidikan & perdagangan skala lingk. -
Pusat kota
Daerah pertumbuh an Kota Cilacap bagian utara
Daerah pengembangan/pe mekaran Kota Cilacap arah utara dan timur -
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
Karakteris -tik BWK
30
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini 4). Pembagian Pusat-Pusat Pelayanan Lingkungan a). Pusat Kota, sebagai pusat kegiatan untuk pusat pelayanan kota dan regional, ditetapkan Kecamatan Cilacap Selatan. b). Pusat BWK, sebagai pusat pelayanan lingkungan tingkat Bagian Wilayah Kota. Karena Kota Cilacap terbagi menjadi 3 BWK, maka terdapat 3 pusat BWK, yaitu:
Pusat BWK I ditetapkan Kecamatan Cilacap Selatan dengan dominasi fungsi pusat perkantoran serta perdagangan dan jasa.
Pusat BWK II ditetapkan Kecamatan Cilacap Utara dengan dominasi fungsi kawasan permukiman dengan fasilitas pelayanannya serta industri.
Pusat BWK III ditetapkan Kecamatan Kesugihan dengan dominasi fungsi kawasan pertanian dan permukiman.
c). Pusat Sub Bagian Wilayah Kota, sebagai pusat pelayanan tingkat Sub Bagian Wilayah Kota, ditetapkan sebagai berikut: BWK I
:
1. SBWK Ia : ditetapkan dominasi fungsi sebagai kawasan industri dengan pusat di Kelurahan Lomanis. 2. SBWK
Ib:
ditetapkan
dominasi
fungsi
sebagai
kawasan
perkantoran, perdagangan, jasa, dan pelabuhan dengan pusat di Kelurahan Cilacap. 3. SBWK Ic
:
ditetapkan
dominasi
fungsi
sebagai
kawasan
pendidikan, kesehatan, dan pelabuhan perikanan dengan pusat di Kelurahan Gunungsimping. BWK II : 1. SBWK Iia : ditetapkan dominasi fungsi kawasan industri dan konservasi dengan pusat di Kelurahan Karangtalun. 2. SBWK Iib : ditetapkan dominasi fungsi sebagai kawasan permukiman dan rekreasi kota dengan pusat di Kelurahan Gumilir. 3. SBWK Iic : ditetapkan dominasi fungsi sebagai kawasan pertanian dan permukiman dengan pusat di Kelurahan Mertasinga. BWK III : 1. SBWK IIIa : ditetapkan dominasi fungsi kawasan permukiman dan konservasi dengan pusat Desa Kuripan Kidul. 2. SBWK IIIb :
ditetapkan dominasi fungsi sebagai kawasan
permukiman baru dan transportasi dengan pusat di Desa Menganti. Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
31
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini 3. SBWK IIIc : ditetapkan dominasi fungsi sebagai kawasan industri dan konservasi pantai dengan pusat di Desa Karangkandri.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
32
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Gambar 2.2 : Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Cilacap
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
33
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Gambar 2.3 : Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Cilacap
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
34
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini 2.2. KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK Selama 5 tahun masa pelaksanaan SSK di Kabupaten Cilacap telah sedikit membawa perkembangan pada pembangunan sanitasi, hal ini dapat dilihat dari capaian yang didasarkan pada target pelaksanaan SSK 2010 (original). Bertolak dari SSK 2010 itulah maka pengembangan sanitasi dilanjutkan pada SSK 2015 (pemutakhiran) 2.2.1 Air Limbah Domestik Gambaran kemajuan pelaksanaan pembangunan sanitasi Sub Sektor Air Limbah Domestik dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.7 : Status Implementasi SSK Sub Sektor Air Limbah Domestik SSK 2010 Tujuan
SSK 2015
Sasaran
Data Dasar
Status Saat Ini
1. Meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor air limbah dari 0,097% pada tahun 2010 menjadi 1,5% pada akhir tahun 2015
belanja fisik sub sektor air limbah 0,097%
belanja fisik sub sektor air limbah 0,48 %
2.Meningkatnya pengetahuan personil SKPD terkait dan masyarakat tentang pilihan (opsi) teknologi pengelolaan air limbah berbiaya rendah pada akhir tahun 2015
pengetahuan personil SKPD terkait dan masyarakat tentang opsi teknologi pengelolaan air limbah masih rendah
pengetahuan personil SKPD terkait dan masyarakat tentang opsi teknologi pengelolaan air limbah sedikit meningkat
3.Meningkatnya volume lumpur tinja yang masuk IPLT dari 270 m3 per bulan pad tahun 2010 menjadi 500 m3 per bulan pada tahun 2015
lumpur tinja masuk IPLT 270 m3 per bulan
lumpur tinja masuk IPLT 300 m3 per bulan
4.Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik dari 85% pada tahun 2010 menjadi 90% pada akhir tahun 2015
akses jamban keluarga dengan tangki septik 85%
akses jamban keluarga dengan tangki septik 88 %
5.Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABs) dari 8,76% pada tahun 2010 menjadi 3% pada tahun 2015
praktek buang air besar sembarangan (BABs) 8,76%
praktek buang air besar sembarangan (BABs) 8 %
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
35
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini SSK 2010 Tujuan
SSK 2015
Sasaran
Data Dasar
Status Saat Ini
6.Tersedianya Regulasi air limbah domestik pada tahun 2015
belum tersedia regulasi air limbah domestik
7.Meningkatnya jumlah masyarakat yang mengelola air limbah domestik non tinja sebelum dibuang ke drainase dari 0,0064% pada tahun 2010 menjadi 0,04% pada akhir tahun 2015
pengelolaan air limbah domestik non tinja 0,0064%
pengelolaan air limbah domestik non tinja 0,01 %
2.2.2 Pengelolaan Persampahan Gambaran
kemajuan
pelaksanaan
pembangunan
sanitasi
Sub
Sektor
Persampahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.8 : Status Implementasi SSK Sub Sektor Persampahan SSK 2010 Tujuan
SSK 2015
Sasaran
Data Dasar
Status Saat Ini
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan pengangkutan persampahan permukiman dari 44% pada tahun 2010 menjadi 70% pada akhir tahun 2015
pengangkutan persampahan permukiman 44%
pengangkutan persampahan permukiman 50%
2.Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 70% pada tahun 2010 menjadi 85% pada akhir tahun 2015
cakupan pelayanan pengangkutan sampah 70%
cakupan pelayanan pengangkutan sampah 75%
3.Diterapkannya teknologi pengelolaan persampahan berkelanjutan dan berbiaya rendah oleh SKPD terkait dan masyarakat di lokasi prioritas 3 kelurahan pada akhir tahun 2015
teknologi pengelolaan persampahan berkelanjutan dan berbiaya rendah belum diterapkan
telah diterapkan teknologi pengelolaan persampahan berkelanjutan dan berbiaya rendah di 3 kelurahan prioritas
4.Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai
pengelolaan persampahan belum sesuai dengan UU
terjadi peningkatan pengelolaan persampahan sesuai
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
36
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini SSK 2010 Tujuan
SSK 2015
Sasaran
Data Dasar
dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2015
persampahan dan SPM
dengan UU persampahan dan SPM
belanja fisik sub sektor persampahan 0,088%
belanja fisik sub sektor persampahan 0,85%
6.Tersediannya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU Persampahan pada akhir tahun 2015
Tidak tersedia regulasi persampahan yang sesuai dengan UU Persampahan
Terdapat Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah dan Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan di Kabupaten Cilacap
7.Meningkatnya kesadaran masyarakat ber- PHBS dalam pengelolaan persampahan sebesar 60% dari jumlah penduduk pada tahun 2015
PHBS dalam pengelolaan persampahan 40%
PHBS dalam pengelolaan persampahan 50%
5.Meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor persampahan dari 0,088% pada tahun 2010 hingga 2,5% pada tahun 2015
Status Saat Ini
2.2.3 Drainase Perkotaan Gambaran kemajuan pelaksanaan pembangunan sanitasi Sub Sektor Drainase Perkotaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.9 : Status Implementasi SSK Sub Sektor Drainase Perkotaan SSK 2010 Tujuan
SSK 2015
Sasaran
Data Dasar
Status Saat Ini
1. Meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor drainase dari 0,09% hingga 1,5% pada akhir tahun 2015
belanja fisik sub sektor drainase 0,09%
belanja fisik sub sektor drainase 0,1%
2.Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik dari 67% menjadi 75% pada akhir tahun 2015
saluran drainase yang berfungsi baik 67%
saluran drainase yang berfungsi baik 70%
3.Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana drainase lingkungan dari 36,25% menjadi 75% pada akhir
akses terhadap sarana drainase lingkungan 36,25%
akses terhadap sarana drainase lingkungan 48,2 %
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
37
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini SSK 2010 Tujuan
SSK 2015
Sasaran
Data Dasar
Status Saat Ini
tahun 2015 4.Menurunnya luas area genangan dari 8 Ha (0,0035% luas wilayah Kabupaten Cilacapi) menjadi 4 Ha (0,0017% luas wilayah Kabupaten Cilacap) pada tahun akhir 2015
luas area genangan 8 Ha (0,0035%)
luas area genangan 5,5 Ha
5.Tersedianya Regulasi Drainase Lingkungan Pada Tahun 2015
tidak tersedia Regulasi Drainase Lingkungan
tidak tersedia Regulasi Drainase Lingkungan
6.Meningkatnya peran media dan masyarakat dalam penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam Pengelolaan Drainase pada akhir tahun 2015
peran media dan masyarakat dalam penyadaran PHBS sub sektor drainase masih rendah
terdapat peningkatan peran media dan masyarakat dalam penyadaran PHBS sub sektor drainase
2.3. PROFIL SANITASI SAAT INI 2.3.1 Air Limbah Domestik Pelayanan air limbah domestik di Kabupaten Cilacap saat ini belum merata, untuk daerah perkotaan lebih banyak terlayani dibanding wilayah perdesaan, hal ini sangat
wajar
mengingat
di
perkotaan
lebih
banyak
penduduknya
dan
kepadatannya lebih tinggi sehingga tingkat resiko juga lebih tinggi. Sebaliknya untuk wilayah perdesaan yang kepadatan penduduknya renggang lebih banyak terlayani sistem swadaya. a. Sistem dan infrastruktur Sistem pengelolaan air limbah selama ini terbagi dua yaitu untuk black water dan grey water,
untuk grey water pengalirannya memanfaatkan drainase
lingkungan, pada black water masih banyak masyarakat yang memanfaatkan lubang tanah sebagai pembungan akhir dan hanya sebagian kecil yang pembuangannya menuju IPLT. Disamping itu masih banyak masyarakat yang buang air besar di tempat terbuka. Sistem sanitasi dan cakupan layanan limbah domestik dapat dilihat pada tampilan di bawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
38
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Gambar 2.4 : Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik USER INTERFACE
PRODUK
PENGUMPULAN SETEMPAT
PENAMPUNGAN/ PENGOLAHAN PENGANGKUTAN AWAL
PENGOLAHAN ANTARA/AKHIR
PEMBUANGAN AKHIR/REUSE
I P LT
Sungai
IPAL Komunal
Mobil Tinja
Toilet Duduk T. Leher Angsa
Saluran
Tinja, Urine, Air
Pupuk
Septictank kedap/beton
Lahan Terbuka
Pembersih, Air pengglontor WC. Cubluk
Saluran
Tanah, Air Tanah
Septictank tidak kedap/bocor
Sumur
Kolam WC. Helikopter
Sungai
Sungai Kolam
Drainase
Air Bekas Mandi Air Cucian Pakean Air Cucian Dapur
Kamar mandi
Pipa Rumah
Tempat Cuci Pakaian
Tangga Saluran
: Sistem Ideal
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
: Sistem tidak ideal
39
SUNGAI/AIR TANAH
Drainase
Tempat Cuci Piring
Septic tank
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Tabel 2.10: Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini Sanitasi Tidak Layak
Sanitasi Layak Sistem Onsite
Sistem Offsite
BABS No
Sistem Berbasis Komunal
Nama Kecamatan (KK)
A
Wilayah Perdesaan
1
Dayeuhluhur
2
Cubluk, Cubluk MCK/Jam MCK Jamban Aman/Jamban ban Komu Tidak Keluarga dgn Bersama nal Aman Tangki Septik (KK) (KK) (KK) Aman (KK)
Skala Kawasan /Terpusat
Tangki Sambungan IPAL Septik Rumah yg Komuna Komunal berfungsi l (KK) >10KK (KK)
3.278
2.736
4.951
1.891
0
0
0
0
Wanareja
10.098
3.664
5.772
2.274
0
0
0
0
3
Majenang
3.628
3.756
3.680
3.786
0
0
0
0
4
Cimanggu
8.705
5.717
5.317
1.700
0
0
0
0
5
Karangpucung
9.106
3.679
5.882
1.466
0
0
0
0
6
Cipari
821
2.822
7.364
2.396
0
0
0
0
7
Sidareja
1.250
3.286
2.552
723
100
0
0
0
8
Kedungreja
3.420
3.869
7.860
2.955
0
0
0
0
9
Patimuan
4.450
3.703
2.326
32
0
0
0
0
10 Gandrungmangu
2.757
6.484
7.796
1.632
0
0
0
0
11 Bantarsari
4.338
2.499
6.338
1.428
0
0
0
0
12 Kawunganten
2.150
2.553
6.911
1.056
0
0
0
0
13 Kampung Laut
2.386
17
45
31
0
0
0
0
924
3.699
5.418
1.138
0
0
0
0
2.523
1.368
13.214
602
0
0
0
0
909
3.774
8.797
1.410
185
0
0
0
1.515
1.325
1.699
2.819
100
0
0
0
791
1.595
3.152
558
85
0
0
0
19 Kroya
2.693
5.052
6.453
3.170
0
0
0
0
20 Binangun
3.342
6.519
4.008
334
0
0
0
0
21 Nusawungu
7.048
6.975
4.474
1.803
0
0
0
0
483
737
1.023
277
0
0
0
0
14 Jeruklegi 15 Kesugihan 16 Adipala 17 Maos 18 Sampang
B
Wilayah Perkotaan
1
Dayeuhluhur
2
Wanareja
2.812
631
1.551
212
0
0
0
0
3
Majenang
4.978
3.548
6.880
3.042
0
100
0
0
4
Cimanggu
236
879
775
32
0
0
0
0
5
Karangpucung
922
276
824
87
0
0
0
0
6
Cipari
62
124
955
131
0
0
0
0
7
Sidareja
1.327
2.813
2.242
203
0
0
0
0
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
40
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Sanitasi Tidak Layak
Sanitasi Layak Sistem Onsite
Sistem Offsite
BABS No
Sistem Berbasis Komunal
Nama Kecamatan (KK)
Cubluk, Cubluk MCK/Jam MCK Jamban Aman/Jamban ban Komu Tidak Keluarga dgn Bersama nal Aman Tangki Septik (KK) (KK) (KK) Aman (KK)
Skala Kawasan /Terpusat
Tangki Sambungan IPAL Septik Rumah yg Komuna Komunal berfungsi l (KK) >10KK (KK)
8
Kedungreja
301
140
654
350
0
0
0
0
9
Patimuan
441
512
1.385
0
0
0
0
0
809
1.279
3.831
289
0
0
0
0
11 Bantarsari
1.284
591
4.079
382
0
0
0
0
12 Kawunganten
1.114
1.037
4.288
564
0
0
0
0
13 Kampung Laut
1.739
3
10
7
0
0
0
0
908
1.882
2.997
161
95
0
0
0
2.374
542
7.691
333
275
0
0
0
385
1.703
3.383
384
0
0
0
0
1.055
521
485
1.514
0
0
0
0
18 Sampang
514
1.498
2.358
508
0
0
0
0
19 Kroya
734
1.449
4.376
1.264
0
95
0
0
20 Binangun
437
1.759
608
15
0
0
0
0
21 Nusawungu
564
515
342
62
0
0
0
0
22 Cilacap Selatan
1.903
2.195
13.905
12.76
545
139
90
0
23 Cilacap Tengah
3.551
4.339
13.193
2.475
280
95
40
0
930
2.995
11.587
2.629
85
185
135
0
10 Gandrungmangu
14 Jeruklegi 15 Kesugihan 16 Adipala 17 Maos
24 Cilacap Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sistem off-site masih belum memasyarakat, hanya sebagian kecil masyarakat terlayani sistem tangki septik komunal dan IPAL komunal. Sedangkan sistem off-site skala kawasan dan terpusat masih belum disediakan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang infrastruktur limbah domestik di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
41
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Tabel 2.11 : Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kondisi
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
Berfungsi
(iii)
(iv)
(v)
- MCK komunal
unit
57
57
0
2
Truk tinja
unit
1
1
0
3
IPLT
unit
1
1
0
- Tangki septik komunal>10KK
unit
11
11
0
- IPAL komunal
unit
6
6
0
- kapasitas
-
-
-
-
- sistem
-
-
-
-
No
Jenis
(i) (ii) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1
Tdk Berfungsi (vi)
Keteran gan (vii)
Berbasis komunal
SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1
2
Berbasis komunal
IPAL kawasan/ terpusat
Infrastruktur pengelolaan limbah domestik tersebut diatas tersebar di beberapa kecamatan dan berbagai desa/kelurahan, meskipun jika dicermati fasilitas tersebut lebih banyak melayani daerah perkotaan yang padat penduduk dan tinggi tingkat resiko sanitasinya. Penyebaran fasilitas pengelolaan limbah domestik yang ada dapat tergambar pada peta 2.4
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
42
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Peta 2.4 : Cakupan Akses dan Layanan Limbah Domestik
100 kk MCK komunal 95 kk MCK komunal
85 kk MCK komunal 40 kk IPAL komunal 80 kk tangki septik komunal 180 kk MCK komunal 40 kk IPAL komunal 75 kk tangki septik komunal
95 kk MCK komunal
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
43
90 kk MCK komunal
85 kk MCK komunal 85 kk MCK komunal
IPLT
75 kk MCK komunal 40 kk IPAL komunal 95 kk tangki septik komunal 100 kk MCK komunal 90 kk IPAL komunal 155 kk tangki septik komunal
185 kk MCK komunal
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini b. Kelembagaan dan Peraturan Pada dasarnya SKPD pengelola air limbah domestik di Kabupaten Cilacap adalah Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang. Pada Badan Lingkungan Hidup lingkup tugasnya lebih kepada pembinaan dan monitoring yang sasarannya
untuk
industri
kecil
dan
pabrik.
Dinas
kesehatan
bertugas
mengkampanyekan dan memicu keluarga agar meninggalkan buang air besar di tempat terbuka. Pada Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang lingkup tugasnya lebih kepada pengembangan infrastruktur, sehingga disini yang ditampilkan sebagai institusi penyelenggara pengelolaan limbah domestik adalah Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang
Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Sekretariat
Bidang Permukiman dan Tata Bangunan,
Bidang Pengelolaan Air Minum, Drainase dan Air Limbah,
Seksi Pengelolaan Air Minum
Bidang Persampahan dan Pertamanan
Seksi Drainase dan Air limbah.
Bidang Tata Ruang
Penyelenggara pengelolaan limbah domestik
Untuk regulasi berkaitan limbah domestik telah diterbitkan beberapa peraturan yang antara lain : Peraturan Daerah
Perda no. 27 tahun 2003 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Kabupaten Cilacap
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
44
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Perda no. 06 tahun 2006 tentang Retribusi Ijin Pembuangan dan/atau Pemanfaatan Air Limbah di Kabupaten Cilacap
Perda no. 06 tahun 2012 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus di Kabupaten Cilacap
Peraturan Bupati
Perbup no. 52 tahun 2011 tentang Ijin Pembuangan dan/atau Pemanfaatan Air Limbah di Kabupaten Cilacap
Perbup no. 25 tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Cilacap tahun 2012-2016
2.3.2 Persampahan Pelayanan sampah di Kabupaten Cilacap selama ini baru menyentuh wilayah perkotaan dari kecamatan dan daerah wisata serta pusat kota, pelayanan di perdesaan lebih banyak ditangani secara swadaya. Di beberapa tempat telah terjadi usaha pemanfaatan sampah seperti melalui TPS 3R dan pengomposan, dan tentu saja terbantu oleh adanya pemulung di TPS dan TPA. a. Sistem dan infrastruktur Sistem pelayanan persampahan yang ada hanya mengelola sampah organik dan anorganik, untuk limbah medis dan sampah B3 ditangani tersendiri secara khusus. Secara umum baik sampah organik maupun anorganik bermuara di TPA yang terletak di desa Trith Lor Kecamatan Jeruk Legi. Sebagian besar timbulan sampah di Kabupaten Cilacap dihasilkan oleh wilayah perdesaan hanya sekitar 30 % saja yang dihasilkan daerah perkotaan, tetapi akses dan layanan persampahan baru terpusat di perkotaan. Untuk mengetahui sistem sanitasi persampahan dan timbulan serta cakupan akses persampahan dapat dilihat pada diagram dan tabel dibawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
45
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Gambar 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan
PRODUK
USER INTERFACE
PENGUMPULAN SETEMPAT
PENAMPUNGAN/ PENGOLAHAN AWAL
Tong Sampah
TPS
PENGANGKUTAN
PENGOLAHAN ANTARA/AKHIR
PEMBUANGAN AKHIR/REUSE
Lobang Sampah Selokan/ sungai Sampah Organik
Lahan Terbuka
Pupuk/Kompos
Jalan Raya Pasar
Transfer Depo/ TPS
Terminal
TPS Terminal Tong Sampah
Sampah Anorganik
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
Truk Sampah
TPA
Diambil pemulung
Pengumpul barang bekas
pick up/truk pengusaha
Peleburan logam/ pabrik
Produk daur ulang
Lahan Terbuka Penampungan rumah
: Sistem Ideal
TPS
: Sistem tidak ideal 46
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Tabel 2.12 : Timbulan Sampah per Kecamatan Jumlah Penduduk Nama Kecamatan
Volume Timbulan Sampah
Wilayah Wilayah Total perdesaan perkotaan orang
orang
orang
Wilayah perdesaan (%)
(M3 /hari)
Wilayah Perkotaan (%)
(M3 /hari)
Total (%)
(M3 /hari)
Dayeuhluhur
41.225
8.346 49.571 2,33
85,09 0,47
17,23 2,80
102,31
Wanareja
77.055
19.655 96.710 4,36
159,041 1,11
40,567 5,47
199,608
Majenang
55.824
72.108 127.932 3,16
115,220 4,08
148,831 7,23
264,051
Cimanggu
89.018
8.326 97.343 5,03
183,732 0,47
17,184 5,50
200,916
Karangpucung
66.959
7.311 74.270 3,78
138,202 0,41
15,090 4,20
153,292
Cipari
51.755
7.887 59.643 2,93
106,822 0,45
16,280 3,37
123,102
Sidareja
31.899
26.173 58.073 1,80
65,840 1,48
54,021 3,28
119,862
Kedungreja
72.535
8.262 80.796 4,10
149,711 0,47
17,052 4,57
166,764
Patimuan
38.470
8.023 46.493 2,17
79,401 0,45
16,560 2,63
95,962
Gandrungmangu
80.535
24.854 105.389 4,55
166,225 1,40
51,298 5,96
217,523
Bantarsari
46.062
23.616 69.678 2,60
95,073 1,33
48,743 3,94
143,816
Kawunganten
50.560
30.347 80.907 2,86
104,356 1,72
62,636 4,57
166,992
Kampung Laut
10.382
7.098 17.480 0,59
21,428 0,40
14,651 0,99
36,079
Jeruklegi
40.929
21.939 62.868 2,31
84,478 1,24
45,281 3,55
129,759
Kesugihan
58.325
37.893 96.218 3,30
120,383 2,14
78,212 5,44
198,594
Adipala
57.221
22.292 79.513 3,23
118,105 1,26
46,011 4,49
164,115
Maos
30.643
16.241 46.884 1,73
63,247 0,92
33,522 2,65
96,769
Sampang
22.377
15.252 37.629 1,26
46,186 0,86
31,480 2,13
77,666
Kroya
72.031
31.757 103.788 4,07
148,672 1,80
65,546 5,87
214,218
Binangun
56.741
9.982 66.723 3,21
117,113 0,56
20,603 3,77
137,717
Nusawungu
73.783
4.589
152,287 0,26
9,472 4,43
161,759
4.453
4,17
Cilacap Selatan
0
78.020 78.020
0
0 4,41
161,033 4,41
161,033
Cilacap Tengah
0
84.375 84.375
0
0 4,77
174,149 4,77
174,149
Cilacap Utara
0
70.395 70.395
0
0 3,98
145,295 3,98
145,295
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
47
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Gambaran tentang akses layanan persampahan di Kabupaten Cilacap dapat terlihat dari jumlah dan asal sampah yang terbuang di TPA seperti tabel 2.13 di bawah ini.
Tabel 2.13 : Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Volume sampah yg terangkut ke TPA
3R Nama Kecamatan
Wilayah perdesaan
Wilayah perkotaan
Total
Wilayah Perkotaan
(%)
(M3)
(%)
(M3)
(%)
Dayeuhluhur
0,23
8,51
0,05
1,72
0,28 10,23
Wanareja
0,44 15,90 0,11
4,06
0,55 19,96
0,51
18,67
1,61 58,59
Majenang
0,32 11,52 0,41 14,88 0,72 26,41
0,77
28,12
2,22 80,93
Cimanggu
0,50 18,37 0,05
1,72
0,55 20,09
Karangpucung
0,38 13,82 0,04
1,51
0,42 15,33
0,37
13,58
1,21 44,24
Cipari
0,29 10,68 0,04
1,63
0,34 12,31
0,40
14,65
1,07 39,27
Sidareja
0,18
0,15
5,40
0,33 11,99
0,66
23,99
1,32 47,96
Kedungreja
0,41 14,97 0,05
1,71
0,46 16,68
0,92 33,36
Patimuan
0,22
0,05
1,66
0,26
0,53
Gandrungmangu
0,46 16,62 0,14
5,13
0,60 21,75
Bantarsari
0,26
0,13
4,87
0,39 14,38
Kawunganten
0,29 10,44 0,17
6,26
0,46 16,70
Kampung Laut
0,06
2,14
0,04
1,47
0,10
Jeruklegi
0,23
8,45
0,12
4,53
0,36 12,98
0,35
Kesugihan
0,33 12,04 0,21
7,82
0,54 19,86
Adipala
0,32 11,81 0,13
4,60
Maos
0,17
6,32
0,09
Sampang
0,13
4,62
6,58
7,94
9,51
(M3)
Total
(%)
(M3)
(%)
(M3)
0,56 20,46
1,1 40,18
9,60 0,49
18,05
19,2
1,69 61,55 0,78 28,76
0,51
18,54
0,2
7,22
12,94
1,06
38,9
0,64
23,51
1,72 63,23
0,45 16,41
0,59
21,47
1,49 54,29
3,35
0,27
9,68
0,40
14,69
0,93 34,04
0,09
3,15
0,21
7,77
0,23
8,58
0,66 24,12
Kroya
0,41 14,87 0,18
6,55
0,59 21,42
0,41
15,11
1,59 57,95
Binangun
0,32 11,71 0,06
2,06
0,38 13,77
0,20
7,14
0,96 34,68
Nusawungu
0,42 15,23 0,03
0,95
0,44 16,18
Cilacap Selatan
0,00
0,00
0,44 16,10 0,44 16,10
3,97
144,93
4,85 177,13
Cilacap Tengah
0,00
0,00
0,48 17,41 0,48 17,41
4,29
156,73
5,25 191,55
Cilacap Utara
0,00
0,00
0,40 14,53 0,40 14,53
3,58
130,77
4,38 159,83
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
48
3,61
1,43 51,94
0,89 32,36
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Untuk mewujudkan sistem pelayanan persampahan yang baik pihak Pemerintah Kabupaten telah memiliki sejumlah infrastruktur persampahan yang baik meskipun belum memenuhi standart minimal. Untuk melayani wilayah yang demikian luas disediakan 4 buah TPA (tempat pemrosesan akhir), sejumlah TPS dan alat angkut sampah Jumlah infrastruktur tersebut terlihat pada tabel 2.14
Tabel 2.14 : Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No Jenis Prasarana / Sarana
(i) 1
2
3.
4
5
Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
(ii) (iii) (iv) Pengumpulan Setempat - Gerobak unit 104 - Gerobak motor unit 6 -sampah Kendaraan Pick Up unit 1 Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah unit 20 (beton/kayu/fiber) - Container unit 30 - Transfer Stasiun unit 50 - SPA (Stasiun unit Peralihan Antara) Pengangkutan - Dump Truck unit 8 - Truk terbuka besar unit 1 - Truk terbuka kecil unit 1 - Arm Roll Truck unit 6 - Compactor Truck unit 0 Pengolahan Sampah - Sistem 3R unit 1 0 - Incinerator unit TPA/TPA Regional Konstruksi: -lahan urug saniter unit 0 -lahan urug terkendali unit 1 - penimbunan terbuka unit 3 Operasional : - lahan urug saniter - lahan urug terkendali - penimbunan terbuka - Luas total TPA yg terpakai - Luas sel Landfill
Kapasitas / daya tampung* M3
Kondisi Ritasi /hari
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
(v)
(vi)
(vii)
(viiii)
(ix)
0,5 1,2 2
3 2 1
94 6 1
10 0 0
0 0 0
6-10
2
2
0
0
3
2
2 50
0 0
0 0
6 6 3 6 0
3 3 1 4-5 0
6 1 1 6 0
2 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0
0
1 0
0 0
0 0
0 ha 6 ha 1,6 ha+1,4 ha + 8000 m2
-
0 1 3
0 0 0
0 0 0
unit unit unit
0 1 3
0 ha 6 ha 1,6 ha+1,4 ha + 8000 m2
-
0 1 3
0 0 0
0 0 0
unit
4
9,8 ha
-
4
0
0
Ha
-
-
-
-
-
-
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
49
Keterangan ** (x)
Untuk TPA control landfill bekerjasama dengan pihak ketiga
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
No Jenis Prasarana / Sarana
(i)
6
7
Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
Kapasitas / daya tampung* M3
(ii) (iii) (iv) (v) - Daya tampung (M3/h 4 unit 259,13 TPA ari) Alat Berat 2 - Bulldozer unit 1 - Whell/truck loader unit 2 - Excavator/back hoe unit - Truk tanah unit 0 IPL: Sistem Kolam anaerobik, fakultatif, maturasi Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
Kondisi Ritasi /hari
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
(vi)
(vii)
(viiii)
(ix)
-
-
-
-
-
2 1 2 0
0 0 0 0
0 0 0 0
-
-
-
-
Keterangan ** (x)
Gambaran kondisi sarana persampahan di atas adalah untuk melayani wilayah perkotaan dan tempat wisata yang merupakan wilayah padat penduduk dan banyak aktifitas di Kabupaten Cilacap, gambaran akses dan layanan persampahan tertuang dalam peta 2.5
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
50
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Peta 2.5 : Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan
C A
Tempat pemrosesan akhir (TPA)
B
Sistem 3R
C
Pelayanan tidak langsung (RT-TPS-TPA)
C
C C
C
C C
C C
C A
C C C
C C
C B
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
51
C
C
C
C C C
C
C
C C
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini b. Kelembagaan dan Peraturan Pengelola persampahan di Kabupaten Cilacap adalah Bidang persampahan dan Pertamanan pada Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang, Dinas ini tugasnya pada pelayanan dan pengembangan infrastruktur persampahan. Untuk pembinaan dan kampanye persampahan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Lingkungan hidup. Badan lingkungan Hidup juga membina TPS 3R dan para pemulung di sekitar TPA
Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Sekretariat
Bidang Permukiman dan Tata Bangunan
Bidang Pengelolaan Air Minum, Drainase dan Air Limbah
Bidang Persampahan dan Pertamanan
Seksi Persampahan
Penyelenggara pengelolaan persampahan
Bidang Tata Ruang
Seksi Pertamanan dan Pemakaman
Untuk regulasi berkaitan persampahan telah diterbitkan beberapa peraturan yang antara lain : Peraturan Daerah
Perda no. 03 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah dan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kabupaten Cilacap
Peraturan Bupati
Perbup no. 25 tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Cilacap tahun 2012-2016
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
52
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini 2.3.3 Drainase Perkotaan Sistem drainase di Kabupaten Cilacap selama ini hanya menggunakan pola grafitasi, belum pernah diterapkan adanya model dengan pemompaan. Sebagian besar wilayah ini pernah mengalami genangan meskipun tidak luas pada musim hujan, sehingga perlu dilakukan usaha untuk mengurangi luas genangan. a. Sistem dan Infrastruktur Wilayah yang menjadi langganan genangan ketika musim hujan tiba adalah daerah pusat kota meskipun dalam beberapa jam kemudian genangan menjadi surut, wilayah lain di perdesaan kadang juga tergenang tetapi situasional dan tidak rutin. Tempat-tempat yang biasa tergenang tersaji dalam tabel 2.15 berikut ini
Tabel 2.15 : Lokasi Genangan di Kabupaten Cilacap No
Lokasi Genangan
1 Jl. A. Yani 2
JL. MT. Haryono
Wilayah Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi (Ha) (M) (jam/hr) (kali/tahun)
Infrastruktur* Penyebab****
Jenis
0,5
0,3
3 jam
4
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
1
0,3
3 jam
4
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
3 Desa Menganti
2
0,3
4 jam
Tiap setelah hujan besar
4 Jl. Diponegoro
0,5
0,2
3 jam
3
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
5 Jl. Kelinci
0,5
0,3
2 jam
3
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
6 Jl. Shinta
0,5
0,3
2 jam
3
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
7 Jl. Nakula
0,5
0,25
2 jam
4
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
8 Jl. Ketapang
0,5
0,2
2 jam
3
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
9 Jl. Penyu
0,5
0,2
2 jam
Tiap setelah hujan besar
10 Jl. Bali
0,5
0,2
2 jam
3
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
53
Keterangan** tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Lokasi Genangan
No
Wilayah Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi (Ha) (M) (jam/hr) (kali/tahun)
Infrastruktur* Penyebab****
Jenis
11 Jl. Sulawesi
0,5
0,2
2 jam
3
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
12 Jl. Kendeng
0,5
0,5
2 jam
3
Kegagalan fungsi drainase
Drainase
Keterangan** tidak berfungsi sebagai mana mestinya tidak berfungsi sebagai mana mestinya
Luasnya daerah yang harus ditangani menjadikan sarana drainase tidak terakomodir di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap, wilayah bagian barat laut yang bergunung menjadikan daerah tersebut mampu terlayani dengan drainase alami secara grafitasi. Tempat-tempat yang memang membutuhkan drainase secara teknis dibuatkan sarana yang memadai. Infrastruktur drainase teknis yang ada terdapat dalam tabel 2.16
Tabel 2.16 : Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan
No
Jenis Prasarana / Sarana
(i)
(ii)
Frekuensi Dimensi Kondisi Bentuk Pemelihara Satuan Penampang Tdk an Saluran* B** H*** Berfungsi berfungsi (kali/tahun) (iii) m
Trapesium
14,00 2,00 6.145,89
0
m
Trapesium
6,00
2,00
0
m
Trapesium
4,00
1,00 2.063,59
0
m
Trapesium
2,00
1,50 1.992,56
0
5 Saluran Sekunder Kali Sentul
m
Trapesium
2,00
1,00 2.657,92
0
6 Saluran Sekunder Kali Kodok
m
Trapesium
12,00 1,90 1.425,73
0 0
1 Saluran Primer Kali Yasa Saluran Sekunder Kali Ciglagah Saluran Sekunder Kali 3 Tanjung Saluran Sekunder Kali 4 Karang Waru 2
(iv)
(v)
(vi)
(vii) 2.600
(viii)
7
Saluran Sekunder Kali Menganti
m
Trapesium
1,00
8
Saluran Sekunder Kali Beji
m
Trapesium
25,00 1,50 1.429,68
0
9
Saluran Sekunder Kali Cinyemeh
m
Trapesium
12,00 1,00
4.500
0
10 Saluran Sekunder Kali Donan
m
Trapesium
8,00
3,00
2.000
0
11 Saluran Sekunder Kali Watu
m
Trapesium
3,00
2,00
2.250
0
12
Bangunan Pelengkap
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
54
1,00
1.279
(ix)
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
No (i)
Jenis Prasarana / Sarana
Frekuensi Dimensi Kondisi Bentuk Pemelihara Satuan Penampang Tdk an Saluran* B** H*** Berfungsi berfungsi (kali/tahun)
(ii) - Rumah Pompa
(iii) unit
(iv) -
(v) -
(vi) -
(vii) -
(viii) -
- Pintu Air
unit
-
-
-
-
-
- Kolam retensi
unit
-
-
-
-
-
- Trash rack/ saringan sampah
unit
-
-
-
-
-
(ix)
Untuk menggambarkan wilayah yang rawan tergenang pada saat musim hujan tiba terlihat pada peta 2.6
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
55
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Peta 2.6 : Daerah Rawan Genangan Banjir
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
56
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini b. Kelembagaan dan Peraturan Pada dasarnya SKPD pengelola drainase di Kabupaten Cilacap adalah Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang yang lingkup tugasnya lebih kepada pengembangan infrastruktur drainase
Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Sekretariat
Bidang Permukiman dan Tata Bangunan,
Bidang Pengelolaan Air Minum, Drainase dan Air Limbah,
Seksi Pengelolaan Air Minum
Bidang Persampahan dan Pertamanan
Seksi Drainase dan Air limbah.
Bidang Tata Ruang
Penyelenggara pengelolaan drainase
Pada saat ini di Kabupaten Cilacap belum memiliki peraturan daerah tentang drainase, untuk kedepan akan dipikirkan tentang regulasi yang mengatur drainase. 2.4. AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI 2.4.1. Area beresiko dan permasalahan air limbah domestik Berdasar analisis dari study EHRA yang kemudian diolah dalam instrumen profil sanitasi, didapatlah peta area beresiko yang menggambarkan tingkat resiko kesehatan akibat limbah domestik pada setiap desa/kelurahan yang ada. Area resiko tersebut terbagi dalam 4 tingkat, tergambar seperti tabel dan peta dibawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
57
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Peta 2.7 : Area Beresiko Air Limbah Domestik
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
58
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
Tabel 2.17 : Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik
NO
KECAMATAN
WILAYAH PRIORITAS DENGAN RESIKO SANGAT TINGGI
TINGGI
1
WANAREJA
CIGINTUNG
-
2
MAJENANG
-
PAHONJEAN
3
CIMANGGU
PANIMBANG
4
KARANGPUCUNG
5
SIDAREJA
6
PATIMUAN
7
GANDRUNGMANGU
8
JERUKLEGI
KARANGSARI
-
KARANGPUCUNG
-
SIDAMULYA
-
CIRUYUNG
-
PAMULIHAN
-
TINGGARJAYA
-
RAWAAPU
-
CIMRUTU
-
MUKTISARI
-
KARANGGINTUNG
-
BREBEG
Tabel 2.18 : Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik PERMASALAHAN MENDESAK
NO
ASPEK TEKNIS : Pengembangan sarana-prasarana (user interface-pengolahan awalpengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir), Dokumen perencanaan teknis
1
Belum tersedia dukungan sistem yang terintegrasi untuk mulai menghubungkan daya dukung terhadap pelaksanaan Perda IMB dengan Perda Retribusi Penyedotan Tinja, yang akan mempermudah lembaga penanggungjawab untuk menegakkan aturan yang ada terkait dengan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Cilacap.
2
Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap belum optimal. Misalnya IPLT yang ada di Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi, belum bisa dimanfaakan secara optimal
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
59
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
ASPEK NON TEKNIS : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan, Peranserta Masyarakat, Dunia Usaha, Komunikasi
1
Masih rendahnya pemahaman bahwa pengelolaan air limbah domestik dalam rangka sanitasi lingkungan merupakan domain tugas dari BLH dan Dinas Kesehatan saja, sehingga program-program pendukung yang direncanakan belum diajukan secara terkoordinasi dan sinergis
2
Meskipun sudah nampak di lingkungan perairan bahwa salah satu sumber pencemar adalah air limbah domestik (grey water), sampai saat ini belum ada pemahaman dan kesepakatan pengelolaan air limbah domestik sebagai salah satu aspek prioritas yang akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap
3
Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta mengusulkan rencana program pengelolaan air limbah domestik dalam daftar usulan kegiatan prioritas yang dihasilkan pada proses musrenbang kelurahan dan kecamatan.
4
Belum adanya kesepakatan bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu aspek prioritas yang akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam kurun waktu tahun perencanaan yang telah berjalan.
5
Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta mengusulkan rencana program pengelolaan sampah dalam daftar usulan kegiatan prioritas yang dihasilkan pada proses musrenbang kelurahan dan kecamatan
6
Belum memadainya pedoman sosialisasi tentang pengelolaan air limbah domestik yang dimiliki oleh BLH. Belum efektifnya pola sosialisasi BLH tentang pedoman pengelolaan air limbah domestik yang sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan hidup
7
Keterbatasan perangkat monev yang telah dikembangkan di Kabupaten Cilacap. Belum optimalnya hasil sosialisasi dari proses monev pengelolaan air limbah domestik yang telah dilakukan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
8
Belum efektifnya upaya pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan berbagai pihak di Kabupaten Cilacap terhadap aturan-aturan yang ada terkait dengan pengelolaan air limbah domestik
9
Masih berkembang keyakinan yang keliru tentang pola pengelolaan air limbah domestik yang benar, sehingga belum terdapat penerimaan dan kesepakatan yang bulat tentang pola pengelolaan air limbah domestik yang seharusnya dijalankan oleh berbagai pihak. Belum adanya Perda yang secara tegas mewajibkan pengelolaan air limbah domestik pada seluruh pihak di Kabupaten Cilacap.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
60
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
10
Belum adanya kesepakatan bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu aspek prioritas yang akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam kurun waktu tahun perencanaan yang telah berjalan.
2.4.2. Area beresiko dan permasalahan persampahan Berdasar analisis dari study EHRA yang kemudian diolah dalam instrumen profil sanitasi, didapatlah peta area beresiko yang menggambarkan tingkat resiko kesehatan akibat sampah pada setiap desa/kelurahan yang ada. Area resiko tersebut terbagi dalam 4 tingkat, tergambar seperti tabel dan peta dibawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
61
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Peta 2.8 : Area Beresiko Persampahan
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
62
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Tabel 2.19 : Area Beresiko Sanitasi Persampahan
No
WILAYAH PRIORITAS DENGAN RESIKO
KECAMATAN
SANGAT TINGGI CIGINTUNG 1
2
3
4
WANAREJA
MAJENANG
5
CIPARI
6
SIDAREJA
7
8
9
GANDRUNGMANGU
-
WANAREJA
-
MADURA MULYASARI
PADANGSARI
PADANGJAYA
KARANGSARI
KARANGREJA
-
BANTARPANJANG
-
CIBALUNG
BENGBULANG
CIDADAP
SIDAMULYA
GUNUNGTELU
CIRUYUNG
SINDANGBARANG
PAMULIHAN
KARANGPUCUNG
-
TAYEM
-
SURU SUNDA
-
BABAKAN
CIPARI
KUTASARI -
TEGALSARI
BANGUNREJA
KALIWUNGU
-
JATISARI
-
CIKLAPA
-
KEDUNGREJA
-
TAMBAKSARI
-
REJAMULYA
PATIMUAN
RAWAAPU -
BANTARSARI
11
KAWUNGANTEN
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
CIMRUTU
MUKTISARI
GANDRUNGMANIS
KARANGGINTUNG
KERTAJAYA
10
CARUY
TINGGARJAYA
KEDUNGREJA
PATIMUAN
ADIMULYA
PAHONJEAN
CIMANGGU
KARANGPUCUNG
TINGGI
BANTARSARI -
63
CINANGSI BULAKSARI BRINGKENG
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini No
WILAYAH PRIORITAS DENGAN RESIKO
KECAMATAN
SANGAT TINGGI
TINGGI
-
UJUNGMANIK
-
KUBANGKANGKUNG
-
BOJONG
-
MENTASAN
-
UJUNGALANG
12
KAMPUNG LAUT
13
JERUKLEGI
JERUKLEGI WETAN
14
KESUGIHAN
MENGANTI
15
ADIPALA
16
BREBEG -
-
ADIREJA KULON
-
ADIPALA
MAOS
-
KLAPAGADA
17
SAMPANG
-
KETANGGUNG
18
KROYA
-
KROYA
19
BINANGUN
-
BINANGUN
-
JEPARA WETAN
20
21
22
CILACAP SELATAN
CILACAP TENGAH
TAMBAKREJA
-
CILACAP
-
TEGAL KAMULYAN
-
DONAN
CILACAP UTARA
KUTAWARU -
SIDANEGARA
-
KEBON MANIS
-
MERTASINGA
-
TRITIH KULON
Tabel 2.20 : Permasalahan Mendesak Persampahan NO
PERMASALAHAN MENDESAK
ASPEK TEKNIS : Pengembangan sarana-prasarana (user interface-pengolahan awalpengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir), Dokumen perencanaan teknis 1
Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang sudah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap saat ini masih dalam kondisi yang belum sepenuhnya memadai.
2
masih kesulitan untuk memastikan agar masyarakat Kabupaten Cilacap mulai
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
64
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
membiasakan diri untuk menjalankan pola pengurangan sampah dan menjalankan proses pengomposan ASPEK NON TEKNIS : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan, Peranserta Masyarakat, Dunia Usaha, Komunikasi 1
Belum adanya kesepakatan bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu aspek prioritas yang akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam kurun waktu tahun perencanaan yang telah berjalan.
2
Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta mengusulkan rencana program pengelolaan sampah dalam daftar usulan kegiatan prioritas yang dihasilkan pada proses musrenbang kelurahan dan kecamatan
3
Belum terdapat klausul yang menegaskan kewajiban pengangkutan sampah dari sumber sampah ke TPS.
4
Terdapat pasal yang memungkinkan orang pribadi atau Badan untuk melakukan pembuangan sampah sendiri ke TPA (pasal 7).
5
Masih terdapatnya kendala dalam pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan berbagai pihak di Kabupaten Cilacap terhadap aturan-aturan yang ada terkait dengan pengelolaan sampah
6
Masih belum selarasnya Perda yang ada Kabupaten Cilacap yang mengatur tentang pengelolaan sampah dengan UU No. 18 tahun 2008 yang seharusnya menjadi acuan bagi Perda di Kabupaten Cilacap.
7
Belum adanya sanksi yang tegas pada Perda yang dapat mendorong timbulnya kepatuhan bagi seluruh pihak di Kabupaten Cilacap.
2.4.3. Area beresiko dan permasalahan drainase Berdasar analisis dari study EHRA yang kemudian diolah dalam instrumen profil sanitasi, didapatlah peta area beresiko yang menggambarkan tingkat resiko kesehatan akibat drainase pada setiap desa/kelurahan yang ada. Area resiko tersebut terbagi dalam 4 tingkat, tergambar seperti tabel dan peta dibawah ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
65
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Peta 2.9 : Area Beresiko Drainase Perkotaan
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
66
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini Tabel 2.21 : Area Beresiko Sanitasi Drainase
No 1
2
3
4
KECAMATAN WANAREJA
KARANGPUCUNG
6
SIDAREJA
7
KEDUNGREJA
TINGGI
CIGINTUNG
CIMANGGU
CIPARI
9
SANGAT TINGGI
MAJENANG
5
8
WILAYAH PRIORITAS DENGAN RESIKO
PATIMUAN
GANDRUNGMANGU
-
-
PAHONJEAN
-
PADANGSARI
-
JENANG
-
KARANGSARI
-
KARANGPUCUNG
-
TAYEM
-
BENGBULANG
-
CIPARI
-
TINGGARJAYA
-
SIDAMULYA
-
BANGUNREJA
-
KEDUNGREJA
-
RAWAAPU
-
CIMRUTU
-
PATIMUAN
-
GANDRUNGMANIS
-
MUKTISARI
-
KARANGGINTUNG
-
BANTARSARI
-
KUBANGKANGKUNG
-
BOJONG
-
BREBEG
-
JERUKLEGI WETAN
10
BANTARSARI
11
KAWUNGANTEN
12
JERUKLEGI
13
KESUGIHAN
-
MENGANTI
14
ADIPALA
-
ADIREJA KULON
15
BINANGUN
-
JEPARA WETAN
TAMBAKREJA 16
17
CILACAP SELATAN
CILACAP TENGAH
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
SIDAKAYA
CILACAP
-
TEGAL KAMULYAN
-
DONAN
-
67
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini No
KECAMATAN
WILAYAH PRIORITAS DENGAN RESIKO SANGAT TINGGI SIDANEGARA
18
CILACAP UTARA
MERTASINGA -
TINGGI KEBON MANIS TRITIH KULON
Tabel 2.22 : Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan NO
PERMASALAHAN MENDESAK
ASPEK TEKNIS : Pengembangan sarana-prasarana (user interface-pengolahan awalpengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir), Dokumen perencanaan teknis 1
Masterplan drainase belum semuanya menjadi acuan bagi berbagai pihak dalam proses perencanaan pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan.
2
Proses pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan termasuk rumah tinggal, saat ini belum dilakukan secara merata untuk tiap ijin bangunan yang akan diterbitkan.
3
Belum semuanya mengacu pada masterplan drainase dalam proses pelaksanan program.
ASPEK NON TEKNIS : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan, Peranserta Masyarakat, Dunia Usaha, Komunikasi 1
Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk bertanggungjawab dalam hal pembangunan, dan pengelolaan drainase lingkungan
5
Pola sosialisasi dan pemicuan kesadaran yang dilakukan oleh unit-unit SKPD Pemerintah Kabupaten (Dinas PU, Bappeda, Dinas Kesehatan, DCKTR, dan BLH) tentang pengelolaan drainase lingkungan belum efektif. Belum efektifnya pola koordinasi yang diterapkan oleh kelurahan, kecamatan dan DCKKP untuk menjaga integrasi sistem drainase dalam tahap pelaksanaan program. Pola peningkatan kesadaran dan pembinaan yang dijalankan oleh berbagai pihak selama ini belum efektif, sehingga pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat untuk menjaga fungsi drainase lingkungan sebagai sarana pematusan air hujan belum terbangun secara baik. Keterbatasan perangkat monev yang telah dikembangkan di Kabupaten Cilacap.
6
Belum optimalnya hasil sosialisasi dari proses monev pengelolaan drainase
2
3
4
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
68
Bab 2-Profil Sanitasi Saat Ini
lingkungan yang telah dilakukan oleh DCKTR.
7
Aparat pelaksana dalam hal ini Satpol PP belum siap untuk melakukan penindakan hukum terhadap masyarakat yang melanggar Perda tersebut selama sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan terhadap masyarakat Kabupaten Cilacap belum cukup optimal. Upaya sosialisasi Perda IMB belum efektif.
8
Pola pembinaan pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan-aturan yang terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan belum efektif.
9
Belum adanya dukungan insentif kebijakan yang ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2015
69