Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Bab.2 Profil Sanitasi Saat ini 2.1
Gambaran Wilayah
2.1.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Klungkung, merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali dengan luas 315 km2. Secara geografis terletak diantara 115.21’28” - 115.37’43’ Bujur Timur dan 008.27o 37
o
– 008.49o 00
o
Lintang Selatan. Batas-
batas wilayah Kabupaten Klungkung adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bangli, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, sebelah selatan Samudera India dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gianyar. Secara detail peta orientasi Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Peta 2.1, peta administrasi Kabupaten Klungkung dan cakupan wilayah kajian dapat dilihat pada Peta 2.2a, peta rencana pusat layanan Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Peta 2.2b dan peta rencana pola ruang Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Peta 2.3
Peta 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Klungkung
Sumber : Geogle Earth tahun 2012
1
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Peta 2.2a Peta Administrasi Kabupaten Klungkung
kaji
Sumber: RTRW Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2031
2
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Secara administratif Kabupaten Klungkung terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan dan terdiri atas 59 desa dengan 394 banjar adat. Adapun kecamatan dan luas wilayah masing masing kecamatan serta persentase terhadap total wilayah Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Luas wilayah Kabupaten Klungkung menurut kecamatan
No
Nama Kecamatan
Jumlah Keluraha n/Desa
Luas Wilayah (Ha) Terbangun
Administrasi (Ha)
(% ) Terhadap total Administrasi
1
Klungkung
18
2.905
9.22
2
Banjarangkan
13
4.573
14.52
3 4
Dawan Nusa Penida
12 16
3.738 20.284
Total
59
31.500
(Ha)
(% ) Terhadap Luas Administrasi
1.271,46 644,67
43,76 14,10
11.87 64.39
1.155,00
30,90
5.046,00
29,31
100
9.071,13
28,63
Sumber: BPS, Klungkung dalam Angka 2015
Jarak dari Ibukota Kabupaten Klungkung (Kota Semarapura) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota Denpasar) sekitar 40 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-25 km, dimana Kecamatan Nusa Penida merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten.
2.1.2. Demografi Penduduk merupakan salah satu unsur pembentuk suatu pemerintahan. Penghitungan jumlah penduduk menjadi penting karena dengan diketahuinya jumlah penduduk suatu wilayah maka akan menjadi dasar pengambilan kebijakan-kebijakan kependudukan pada waktu tertentu. Berdasarkan data pemduduk dari Kantor Catatan Sipil Kabupaten Klungkung, tercatat penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2015 berjumlah 223.643 jiwa. Dengan pertumbuhan penduduk mencapai 0,95% pada tahun 2014 maka dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk dan jika tidak dibatasi bisa menimbulkan beberapa masalah kependudukan. Berdasarkan data lima tahun terakhir penduduk Kabupaten Klungkung pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 berjumlah 172.100 jiwa dan
pada tahun 2015 menjadi 223.643 jiwa. Dilihat dari sex ratio-nya selama lima tahun
terakhir tahun 2011-2014 jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada penduduk perempuan dengan sex ratio-nya 97,96 yang artinya setiap 100
penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki. Pertumbuhan penduduk baik yang disebabkan oleh tingkat kelahiran, 3
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
kematian serta migrasi menunjukan kecendrungan yang terus meningkat berakibat pada tingkat kepadatan penduduk yang terus mengalami peningkatan pula. Adapun angka kepadatan penduduk dari tahun 2011-2015 selalu mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2011 angka kepadatan penduduk mencapai 546 jiwa/km2, meningkat menjadi 728 jiwa/km2 di tahun 2015. Gambaran kondisi kependudukan dapat dilihat pada tabel dibawah Tabel 2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan Kepadatannya Tahun 20112015 Tahun
Luas Wilayah (km2)
Penduduk (jiwa) Laki-laki
Perempuan
2015
315,00
114.119
2014
315,00
2013
Jumlah
Sex Ratio
Kepadatan (jiwa/km2)
115.344
229.463
97,96
728
106.500
108.300
214.800
97,96
682
315,00
101.000
107.900
203.900
97,84
663
2012
315,00
95.500
97.400
192.900
97,83
612
2011
315,00
85.100
87.000
172.100
97,82
546
Sumber: BPS. Klungkung Dalam Angka, 2015
Gambar 2. Grafik Penduduk Tahun 2011-2015 Kepadatan penduduk per km2 semakin tinggi yaitu mencapai 728 jiwa/km2 meningkat 7,00% dibandingkan tahun sebelumnya. Memang dari angka per tahun tidak terlalu besar, tetapi ketika tidak ada pengendalian akan menjadi masalah tersendiri pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu, dinas terkait dalam hal ini BKKBN gencar mensosialisasikan program 4
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
keluarga berencana. Kepadatan penduduk yang semakin meningkat akan menimbulkan masalah
tersendiri
seperti
meningkatnya
pemukiman
kumuh,
sanitasi
yang
buruk,
pembangunan perumahan yang tidak teratur, dan lain sebagainya. Ditinjau menurut kelompok umur, persentase penduduk produktif masih tergolong ideal yaitu mencapai 65,84% dengan rasio beban tanggungan sebesar 52,66%. Dengan angka tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar penduduk Klungkung masih memiliki kesempatan untuk bekerja produktif mencari nafkah sehingga kesejahteraan dapat tercapai Jumlah penduduk Kabupaten Klungkung berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2015 tercatat sebanyak 213.792 jiwa, terdiri dari 106.425 jiwa penduduk laki-laki dan 107.367 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Klungkung relatif terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2011 berdasarkan data Klungkung Dalam Angka Tahun 2015,
penduduk Kabupaten Klungkung
bertambah 57.363 jiwa atau 33.33%. Dengan adanya proyeksi penduduk, untuk 5 tahun mendatang, menggunakan metode sesuai trend yang terjadi, apabila diperhatikan maka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klungkung selama 5 tahun terakhir sampai Tahun 2020 cenderung meningkat dengan rata-rata perkembangan (r) sebesar 0,95 % (0,0095). Proyeksi penduduk di Kabupaten Klungkung dengan perhitungan yang menggunakan tahun awal adalah Tahun 2015 sebesar 229.463 jiwa dan asumsi angka pertumbuhan (r) per tahun adalah 0,0095, maka jumlah penduduk Kabupaten Klungkung
pada akhir tahun 2020 sebanyak 240.572 jiwa. Sedangkan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 60.143 KK, disajikan pada Tabel 2.3. Distribusi penduduk Kabupaten Klungkung tidak tersebar secara merata untuk masingmasing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Klungkung dengan 67.986 jiwa, sedangkan Kecamatan Dawan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 44.692 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2015 adalah 728 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Klungkung dengan tingkat kepadatan sebesar 2.340 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Nusa Penida memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 327 jiwa/km2. Kepadatan penduduk per Kecamatan di Kabupaten Klungkung dan proyeksinya 5 tahun kedepan adalah seperti tabel 2.5
5
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Jumlah Penduduk (Orang) No
Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
35.096
35.424
35.776
36.106
36.449
36.795
32.890
33.202
33.518
33.836
34.158
5.828
5.881
5.937
5.994
6.051
6.108
44.653
45.077
45.505
45.938
2020
2015
2016
34.482
67.986
68.632
46.374
46.816
50.481
2017
2018
2019
2020
69.284
69.942
70.607
71.277
50.961
51.445
51.933
52.427
52.925
1
Klungkung
2
Banjarangkan
3
Dawan
27.656
27.919
28.184
28.452
28.722
28.995
17.036
17.198
17.361
17.526
17.693
17.861
44.692
45.117
45.545
45.978
46.415
46.856
4
Nusa Penida
12.187
12.303
12.420
12.538
12.657
12.777
54.117
54.631
55.150
55.674
56.203
56.737
66.304
66.934
67.570
68.212
68.860
69.514
80.767
81.534
82.309
83.091
83.880
84.677
148.696
150.109
151.535
152.974
154.427
155.895
229.463
231.643
Total
233.844
236.065
238.308
240.572
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2015
Tabel.2.4. Jumlah Kepala Keluarga (KK) saat ini dan proyeksinya 5 th kedepan Jumlah Kepala Keluarga(KK) No
Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Tahun
Total
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
Tahun
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1
Klungkung
8.774
8.857
8.941
9.026
9.112
9.199
8.223
8.301
8.380
8.460
8.540
8.621
16.697
17.158
17.321
17.486
17.652
17.819
2
Banjarangkan
1.457
1.471
1.485
1.491
1.513
1.528
11.163
11.269
11.376
11.484
11.593
11.703
12.620
12.740
12.861
12.983
13.107
13.231
3
Dawan
6.914
6.980
7.046
7.113
7.180
7.249
4.259
4.299
4.340
4.382
4.423
4.465
11.173
11.279
11.386
11.494
11.604
11.714
4
Nusa Penida
3.047
3.076
3.105
1.135
3.164
3.195
13.529
13.658
13.787
13.918
14.050
14.184
16.576
16.733
16.892
17.053
17.215
17.378
20.192
20.384
20.577
20.773
20.970
21.170
37.174
37.527
37.884
38.244
38.607
38.974
57.366
57.911
58.461
59.016
59.577
60.143
Total
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
6
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Tabel 2.5. Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Tingkat Pertumbuhan (%)
Tingkat Kepadatana (Orang/Ha)
Tahun
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1 Klungkung
67.986
68.632
69.284
69.942
70.607
71.277
66
67
68
698
69
70
2 Banjarangkan
50.481
50.961
51.445
51.933
52.427
52.925
75
76
77
77
78
79
3 Dawan
44.692
45.117
45.545
45.978
46.415
46.856
62
62
63
64
64
65
4 Nusa Penida
66.304
66.934
67.570
68.212
68.860
69.514
36
36
36
37
37
37
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
2015
7
2016
2017
2018
2019
2020
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2.1.2.
Jumlah Penduduk Miskin.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klungkung dari tahun 2009 sampai dengan 2013 secara umum mengalami peningkatan pada tahun 2009 persentase penduduk miskin 5,23% sedang pada tahun 2013 sebanyak 7,01%, sesuai dengan Tabel 2.6 Tabel 2.6. Jumlah dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Klungkung
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk Miskin (%)
2009
8.800
5,23
2010
12.900
7,58
2011
10.700
6,10
2012
9.300
5,37
2013
12.200
7,01
Sumber : Klungkung Dalam Angka tahun 2015
Dalam tahun 2015 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Klungkung
jumlah penduduk miskin setiap kecamatan adalah seperti
tabel.2.6
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Klungkung per Kecamatan Tahun 2015 Tahun 2015
Kecamatan Jumlah Penduduk (KK)
Jumlah Penduduk Miskin (KK)
Prosentase (%)
01. Klungkung
16.997
2.238
13,57
02. Banjarangkan
12.620
1.651
13,08
03. Dawan
11.173
1.637
14,65
04. Nusa Penida
16.576
5.668
34,19
57.366
11.192
19,51
Kabupaten
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
8
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2.1.3
Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung (tahun 2011-2031) pada
dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dari pembangunan daerah. Oleh karena itu, tujuan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung hendaknya sejalan dengan
tujuan
atau
visi
pembangunan
daerah
Kabupaten
Klungkung,
yaitu
:“Terwujudnya Masyarakat yang Sejahtera, Berbudaya, dan Berkeadilan,
dalam Wilayah Klungkung yang Bersih, Aman, Lestari dan Indah BALI”. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dirumuskanlah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung untuk jangka 20 (dua puluh) tahun ke depan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah;
2.
pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur;
3.
peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing;
4.
pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual;
5.
pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan; dan
6.
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Pengembangan tata ruang wilayah kabupaten tidak dapat dilepaskan dari kedudukan atau peranannya dalam lingkup antar wilayah, dimana Kabupaten Klungkung tidak hanya berperan dalam konteks intra wilayah, melainkan juga sangat berperan dalam skala wilayah Provinsi Bali. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro adalah sebagai berikut : a.
Karakteristik fisik geografis Kabupaten Klungkung sebagai wilayah yang berada pada jalur lintasan transportasi darat (jalur Tohpati - Gianyar - Semarapura – Padangbai di sebelah utara dan jalur Tohpati – Kusamba (Sunrise Road) – Padangbai di sepanjang pantai) baik antara Bali Timur dan Bali Selatan, maupun antara Bali dengan Nusa Tenggara Barat;
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
9
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
b.
Keterkaitan spasial antar Kota Semarapura dan dengan kota-kota utama di kabupaten lainnya di Propinsi Bali dan dengan kota-kota di propinsi lainnya yang tergantung pada perhubungan darat dan laut.
c.
Kedudukan Kota Semarapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk kawasan Bali Timur yang melayani Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli.
Berdasarkan hal diatas, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro/antar wilayah akan diarahkan pada pengembangan dengan meningkatkan hubungan dengan pusat-pusat pelayanan regional di Bali Selatan melalui jaringan jalan arteri yang menghubungkan Kabupaten Klungkung dengan wilayah kabupaten lainnya di Propinsi Bali serta melalui jaringan jalan arteri Tohpati - Kusamba untuk pengembangan pusat-pusat utama di Bali Timur. Keberadaan jalan tersebut merupakan prasarana yang diharapkan dapat memperkuat keterkaitan wilayah Kabupaten Klungkung dengan kabupaten dan propinsi lainnya dengan memanfaatkan kekuatan interaksi antara dua dermaga penyeberangan Gilimanuk di bagian barat dan dermaga penyeberangan Padangbai di bagian timur Pulau Bali. Kedudukan Kota Semarapura, Dawan, Banjarangkan dan Sampalan sebagai pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Klungkung didukung oleh Pelabuhan Rakyat di Kusamba, rencana Pelabuhan Penyeberangan di Gunaksa dan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida serta disebelah timurnya terdapat Pelabuhan Padangbai, memiliki prospek cerah dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Klungkung, terutama Kawasan Pariwisata Nusa Penida. Strategi untuk mencapai kebijakan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1) Strategi pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah, meliputi : a.
mengembangkan fungsi wilayah Klungkung Daratan sebagai pengembangan pertanian dalam arti luas, perdagangan dan jasa wilayah, pariwisata, dan pelestarian sejarah dan budaya meliputi wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan;
b.
mengembangkan
fungsi
wilayah
Klungkung
sebagai
pengembangan
pertanian, kawasan pariwisata, kawasan agropolitan, kawasan minapolitan, serta
konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi wilayah Kecamatan
Nusa Penida.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
10
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
c.
meningkatkan aksesibilitas transportasi laut melalui pemantapan pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida yang telah ada dan percepatan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Klungkung, yang didukung sebaran pelabuhan rakyat lainnya.
d.
mengintegrasikan rencana pengembangan jalan bebas hambatan, jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten dan penyeberangan di wilayah Klungkung Daratan dalam pengembangan sistem transportasi wilayah kabupaten;
e.
mengembangkan dan meningkatkan kualitas jalan lingkar Nusa Penida dan jembatan penghubung Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah Klungkung Kepulauan;
f.
meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (urban-rural linkage); dan
g.
meningkatkan jangkauan pelayanan sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan prasarana lingkungan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat.
2) Strategi pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur, meliputi : a.
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial ekonomi Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Bali Timur;
b.
meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antara Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai PKW dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai PKN maupun Pusat Kegiatan Lokal dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Wilayah Bali Bagian Timur;
c.
memperluas deliniasi Kawasan Perkotaan Semarapura dengan
pusat-pusat
kegiatan skala wilayah di sekitarnya sebagai satu kesatuan kawasan perkotaan; d.
meningkatkan kualitas dan jatidiri Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai kota pusaka yang memiliki jatidiri budaya Bali; dan
e.
meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur perkotaan.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
11
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
3) Strategi peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian,
industri kecil,
potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing, meliputi : a.
mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dengan kegiatan lainnya, untuk meningkatkan pendapatan, pemeliharaan lingkungan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya;
b.
mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-sentra industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan;
c.
memantapkan dan meningkatkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, pesisir dan kelautan yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang;
d.
memantapkan potensi pertanian lahan kering, perkebunan dan peternakan melalui pengembangan Kawasan Agropolitan Nusa Penida
e.
memantapkan integrasi pertanian dengan pariwisata melalui pengembangan agrowisata dan hasil pertanian sebagai pemasok industri pariwisata;
f.
meningkatkan peran dan potensi Kawasan Minapolitan Nusa Penida yang saling mendukung dengan Kawasan Konservasi Perairan;
g.
mengembangkan kawasan Nusa Penida sebagai pusat pembibitan sapi Bali; dan
h.
mengembangkan pertanian organik secara bertahap untuk mendukung Bali sebagai pulau organik dan provinsi hijau.
4) Strategi pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual, meliputi : a.
mengembangkan kawasan pariwisata Nusa Penida melalui pengembangan blok-blok kawasan efektif pariwisata untuk mendorong percepatan fungsi kawasan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata;
b.
pemantapan dan pengembangan sebaran kawasan DTW baik di daratan, kepulauan maupun potensi perairan dan bawah laut;
c.
mengembangkan secara terpadu Kawasan Eks Galian C dan sekitarnya sebagai pusat pembangkit perekonomian daerah yang terintegrasi dengan fungsi DTW (DTW) terpadu;
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
12
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
d.
melestarikan ekosistem perairan sebagai asset pariwisata bahari dan terintegrasi dengan Kawasan Konservasi Perairan;
e.
menguatkan eksistensi desa pekraman, subak dan organisasi kemasyarakatan lainnya dalam memantapkan kearifan lokal sebagai pondasi pengembangan pariwisata berbasis ekowisata;
f.
mengembangkan pola kerjasama yang memberikan perlindungan kepada hak-hak kepemilikan lahan masyarakat lokal; dan
g.
meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.
5) Strategi pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan, meliputi : a.
mewujudkan kawasan yang berfungsi lindung di daratan dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah;
b.
memantapkan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida dalam rangka pelestarian ekosistem hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, perikanan lestari serta potensi DTW bahari;
c.
melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya, bangunan bersejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki keunikan dan nilai sejarah;
d.
melindungi kelestarian kawasan suci dan kawasan tempat suci, dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang aktivitas spiritual;
e.
mengembangkan partispasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan;
f.
menurunkan luasan lahan kritis di kawasan lindung maupun kawasan budidaya melalui rehabilitasi tanaman yang memiliki fungsi pelestarian dan nilai ekonomi;
g.
mengembangkan sistem mitigasi bencana wilayah secara terpadu;
h.
mengembangkan jalur-jalur dan tempat-tempat evakuasi bencana; dan
i.
mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dan sistem organik secara bertahap dan yang adaptif terhadap perubahan iklim.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
13
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
6) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi : a.
mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b.
mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
c.
mengembangkan
kawasan
lindungdan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan d.
turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
Dalam Indikasi Program Utama Penataan Ruang Kabupaten Klungkung telah ditetapkan sebagai berikut : a) Perwujudan Sistem Prasarana Lingkungan : a.
Sistem Penyediaan Air Minum - Peningkatan dan pemerataan layanan air minum perpipaan/non perpipaan di kawasan perkotaan dan perdesaan, - Pemanfaatan rencanan pengembangan waduk estuary dam untuk SPAM - Pemeliharaan dan peningkatan kapasitas IPA yang telah ada - Pengembangan SPAM terpadu
b.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah - Pengembangan sistem 3R secara berkesinambungan - Peningkatan sarana pengangkutan persampahan dan TPS - Pengembangan teknologi baru pengelolaan sampah
c.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah - Pengembangan sistem jaringan perpipaan terpadu di kawasan perkotaan - Pengembangan sistem sanitasi masyarakat pada skala lingkungan padat - Fasi.litasi peningkatan pengelolaan limbah setempat
d.
Pengelolaan Sistem Drainase - Normalisasi alur sungai rawan banjir - Pengembangan dan pemeliharaan jaringan drainase jalan lingkungan.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
14
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Peta 2.2a Peta Rencana Pusat Layanan Kabupaten Klungkung
Sumber: RTRW Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2031
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
15
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Peta 2.2b Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Klungkung
Sumber: RTRW Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2031
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
16
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Klungkung. Implementasi Stategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Klungkung periode 2012-2015 untuk ketiga subsektor sanitasi meliputi air limbah,persampahan dan drainase dirinci seperti tabel dibawah ini : Tabel.2.2.1 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah SSK Periode 2012 - 2015
SSK 2016
Tujuan
Sasaran
Data Dasar *)
Status saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Turunnya angka BABS di Tahun 2017
Tersedianya 1 unit IPLT di Kecamatan Nusa Penida sampai dengan tahun 2017
Bertambahnya jumlah truk tinja di Tahun 2017
Terwujudnya pengolahan air limbah domestik terpadu dan terintegrasi sampai dengan tahun 2015
Berkurangnya praktek BABS dari 24% penduduk menjadi 4% di Tahun 2017 Tersedianya 1 unit IPLT di Kecamatan Nusa Penida dengan kapasitas 30 m3/hari sampai dengan Tahun 2017 Bertambahnya truk tinja dari 1 truk di tahun 2012 menjadi 5 truk sampai dengan tahun 2017 Tersedianya master plan air limbah skala Kabupaten Klungkung sampai dengan Tahun 2015 Tersedianya Peraturan Daerah yang mengatur tentang air limbah di tahun 2015
24% penduduk praktek BABS
18% penduduk praktek BABS
Tidak ada IPLT di Kecamatan Nusa Penida
Belum ada IPLT di Kecamatan Nusa Penida
1 truk tinja d DKP tahun 2012
2 truk tinja d DKP tahun 2015
Tidak ada master plan air limbah skala kabupaten Klungkung
Belum ada master plan air limbah skala kabupaten Klungkung
Adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang air limbah di tahun 2015
Tidak ada peraturan daerah yang mengatur tentang air limbah di tahun 2015
Berkurangnya jumlah penduduk yang membuang air limbah ke saluran drainase dari 30.28% menjadi 10% sampai dengan tahun 2017
Hanya 10% penduduk yang membuang air limbah ke saluran drainase sampai dengan tahun 2017
20.28% penduduk yang membuang air limbah ke saluran drainase
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
17
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Tabel.2.2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan SSK Periode 2012 - 2015
SSK 2016
Tujuan
Sasaran
Data Dasar *)
Status saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatkan pengolahan sampah dari open dumping ke sanitary landfill sampai dengan Tahun 2017 Mendorong pengolahan sampah dengan 3R di 7 desa hingga tahun 2017
luas TPA Sente 0.98 Ha
Tidak dioperasikan lagi. Pembuangan diarahkan ke TPA Regional di Bangli
jumlah timbulan sampah plastik, kaleng, besi ke TPA 35.27% dari total timbulan sampah
jumlah timbulan sampah plastik, kaleng, besi ke TPA 35.27% dari total timbulan sampah
Terwujudnya pengelolaan persampahan terpadu sampai dengan tahun 2017
Tersedianya master plan persampahan skala Kabupaten Klungkung sampai dengan Tahun 2015
Tidak ada master plan persampahan skala Kabupaten Klungkung
Tidak ada master plan persampahan skala Kabupaten Klungkung
Bertambahnya jumlah truk pengangkut sampah di Tahun 2017
Bertambahnya truk sampah dari 13 truk di tahun 2012 menjadi 23 truk sampai dengan tahun 2017 di DKP Bertambahnya jumlah Depo dari 5 unit menjadi 20 unit Depo di Tahun 2017 Meningkatnya kesadaran masyarakat membuang sampah di TPS dari 32.6% di Tahun 2012 menjadi 45% di Tahun 2017
13 truk di Tahun 2012
16 truk di Tahun 2015
5 unit Depo di Tahun 2012
8 unit Depo di Tahun 2015
32.6% masyarakat membuang sampah ke TPS
42.6% masyarakat membuang sampah ke TPS
Meningkatkan kapasitas TPA Sente di Tahun 2017
Meningkatkan pengolahan sampah dengan 3R di Tahun 2017
Meningkatkan jumlah Depo sampai dengan Tahun 2017 Perubahan perilaku di masyarakat mengenai hidup bersih dan sehat sampai dengan Tahun 2017
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
18
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Tabel.2.2.3 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase SSK Periode 2012 - 2015
SSK 2016
Tujuan
Sasaran
Data Dasar *)
Status saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Tersusunnya study kelayakan, DED dan master plan drainase Kabupaten Klungkung sampai dengan Tahun 2017 Terintegrasinya saluran drainase di Kabupaten Klungkung
Tersedianya study kelayakan, DED dan master plan drainase Kabupaten Klungkung sampai dengan Tahun 2017 Dibangunnya saluran drainase di Kecamatan Klungkung, Dawan, Banjarangkan dan Nusa Penida Sepanjang 35.7 km sampai tahun 2017
Tidak ada study kelayakan, DED dan master plan drainase Kabupaten Klungkung
Tidak ada study kelayakan, DED dan master plan drainase Kabupaten Klungkung
254.920 m saluran drainase di Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan dan kecamatan Nusa Penida
254.920 m saluran drainase di Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan dan kecamatan Nusa Penida
Mengurangi genangan akibat tersumbatnya saluran drainase sampai dengan Tahun 2017
Berkurangnya genangan akibat pembuangan air limbah dan sedimen ke saluran drainase sampai dengan Tahun 2017 dari 9% menjadi 3%
9% genangan air
5% genangan air
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
19
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2.3. Profil Sanitasi Saat ini. a. Air Limbah Domestik 1). Sistem dan Infrastruktur Besarnya standar untuk perkiraan air limbah yang dihasilkan menggunakan asumsi bahwa 70% dari kebutuhan air bersih merupakan air limbah. Jenis limbah tersebut dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : a) Air limbah manusia (tinja). b) Air rumah tangga (air bekas cucian, mandi, dan limbah dapur). c) Air limbah dari kegiatan industri kecil, perdagangan, dan jasa. Banyaknya air limbah yang dihasilkan diperkirakan dengan mengalikan unit atau banyaknya air limbah yang dihasilkan dengan jumlah penduduk, unit bangunan dan sebagainya. Unit air limbah yang dihasilkan diasumsi berdasarkan pemakaian air nyata dan perkiraan pemakaian untuk air bekas yang tidak akan sampai ke saluran seperti untuk penyiraman, cuci mobil dan sebagainya. Unit air limbah yang dihasilkan : 1. Air limbah rumah tangga Pada area permukiman, unit pemakaian air didasarkan pada tingkat pendapatan keluarga, dengan perkiraan sebagai berikut: - tingkat pendapatan tinggi : 200 l/org/hari - tingkat pendapatan sedang : 160 l/org/hari - tingkat pendapatan rendah: 100 l/org/hari 2. Air limbah komersil dan bangunan kantor/umum Data pemakaian air untuk bangunan komersil/pertokoan, kantor dan fasilitas umum diketahui pemakaian secara keseluruhan sebesar 15% dari pemakaian rumah tangga. 3. Air limbah hotel Air
limbah
yang
dihasilkan
dari
hotel
diperkirakan
rata-rata
sebesar
0,7m3/kamar/hari. 4. Air limbah industri Sistem perpipaan air limbah tidak direncanakan untuk menampung air limbah industri namun sulit untuk menghindari pembuangan air limbah dari industri rumah tangga. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka di dalam perencanaan diasumsi sebesar 5% dari air limbah yang dihasilkan.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
20
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Di Kabupaten Klungkung belum terdapat instalasi pengolahan air limbah yang terpusat untuk mengolah air buangan dari kegiatan domestik ini. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Klungkung membuang limbah/air buangan domestiknya melalui septik tank/cubluk (untuk black water) sedangkan untuk grey water langsung disalurkan ke saluran drainase atau langsung dibuang ke sungai. Air buangan dari kegiatan komersial dan institusi ini berasal dari toko-toko, pasar, kantor-kantor, hotel dan restoran di Kabupaten Klungkung didapatkan bahwa sebagian besar dari hotel dan restoran memiliki fasilitas on-site sanitation. Black water dan grey water yang dihasilkan oleh hotel-hotel telah diolah dengan baik, namun untuk restoran masih ada yang membuang langsung grey water ke saluran drainase dan sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan perkantoran cendrung menggunakan septiktank. Jenis industri yang berkembang di Kabupaten Klungkung hanya berskala kecil (rumah tangga) dan menengah sehingga limbah yang dihasilkan juga tidak berdampak yang besar terhadap lingkungan. Limbah cair industri di Kabupaten Klungkung sebagian besar disalurkan ke selokan dan langsung di buang ke kali/got terdekat dan sebagian lain ada dibuatkan septictank/bak pengendapan limbah. Untuk menggambarkan proses pembuangan air limbah domestik baik
yang
ada di Kabupaten Klungkung dapat di gambarkan sesuai dengan diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah sebagai berikut :
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
21
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Diagram 2.1. Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (Black Water) Diagram Sistem PRODUK INPUT
(A) USER INTERFACE
(B)
(C)
(D)
(E)
PENGUMPULAN, PENAMPUNGAN DAN PENGOLAHAN SEMENTARA
PENGANGKUTAN / PENGALIRAN
(SEMI) PENGOLAHAN AIR TERPUSAT
DAUR ULANG DAN/ PEMBUANGAN AKHIR
Tangki septik
TrukTinja
IPLT
Reuse
BLA CK WAT ER Cubluk IPAL KOMUNA L
sungai
SALURAN IRIGASI, TEGALAN
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
22
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Diagram 2.2. Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (Grey Water) Diagram Sistem PRODUK INPUT
(A)
USER INTERFACE
(B)
(C)
(D)
(E)
PENGUMPULAN, PENAMPUNGAN DAN PENGOLAHAN SEMENTARA
PENGANGKUTAN / PENGALIRAN
(SEMI) PENGOLAHAN AIR TERPUSAT
DAUR ULANG DAN/ PEMBUANGAN AKHIR
GR EY W AT ER
Saluran drainase
sungai
Secara layanan air limbah masyarakat yang memiliki akses jamban layak dan sistem off site layak adalah 58,6 % sedangkan masyarakat Kabupaten Klungkung yang belum memiliki akses ke jamban layak sebanyak 41,4 % dan masih masih Buang Air Besar Sembarangan (BABs), rincian cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Klungkung Tahun 2015 dapat di lihat sesuai tabel di bawah ini :
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
23
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Tabel. 2.14 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Kabupaten Klungkung Tahun 2015 Akses Dasar (KK)
Akses Layak (KK) On-site No
Kecamatan
(i)
(ii) Kec. Klungkung Kec. Dawan Kec. Banjar Angkan Kec. Nusa Penida
Jml. Pendud uk (KK)
(iii)
Tangki septik Individu al (iv)
Tangki Septik Komunal (≤10 KK) (v)
Off-site
(vi)
Tangki Septik Komunal (≥10 KK) (vii)
IPAL Komuna l (viii)
IPAL Kawasa n (ix)
IPAL Kota (x)
MCK ***
Tangki septik Individual Belum Aman (xi)
Cubluk
(xii)
BABs (KK)
(xiii)
16.997
14.960
36
0
0
3
0
0
351
102
1.677
12.620
7.363
28
0
0
2
0
0
254
98
3.467
11.173
5.436
27
0
0
3
0
0
186
93
2.977
16.576
8.570
22
0
0
3
0
0
382
117
4.786
0
0
11
0
0
1.173
410
12.907
Jumlah
57.366 36.329 113 Sumber : Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten Klungkung Tahun 2016
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
24
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Sarana Prasarana yang ada di Kabupaten Klungkung yaitu 1 unit IPLT yaitu IPLT Lepang dan 11 unit IPAL Komunal. Untuk penangan limbah domestik secara komunnal dii Kabupaten Klungkung sudah dibangun 1 unit IPAL Komunal ang tersebar di 4 (empat) Kecamatan. Sebaran IPAL komunal dapat dirinci sebagai berikut : 3 unit di Kecamatan Klungkung,
2 unit di Kecamatan Dawan, 3 unit di Kecamatan Banjarangkan, 3 unit di
Kecamatan Nusa Penida. Kondiisi Prasarana dan Sarana pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Klungkung dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 2.15 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Kondisi
No
Jenis
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
13 0 1 1unit /25m3
v v v
11
v
Berfungsi
Tidak Berfungsi
Keterangan
(vi)
(vii)
SPAL Setempat (Sistem On-site) Tangki Septik Komunal ≤ 10 KK 2 MCK 2 Truk Tinja 3 IPLT kapasitas 1
SPAL Terpusat (Sistem Offsite) Tangki Septik Komunal ≥ 10 1 KK 2 IPAL Komunal 3 IPAL Kawasan 4 IPAL Terpusat
Unit Unit Unit M3/Hari
Unit Unit Unit Unit
Sumber : Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten Klungkung Tahun 2016
Sesuai tabel Kondisi Prasaran dan Sarana air limbah domestik yang ada di Kabupaten Klungkung hampir semua berfungsi sedangkan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Linggasana masih dalam tahap Pembangunan Optimalisasi, dan direncanakan Tahun 2016 sudah dapat beroperasi dengan maksimal. Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik perkecamatan dapat di lihat sesuai peta berikut :
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
25
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Peta 2.3a PetaCakupan Layanan Air Limbah.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
26
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2) Kelembagaan dan Peraturan. Unit kelembagaan yang menangani air limbah di Kabupaten Klungkung adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Klungkung, Bidang Kebersihan, Seksi Pengelolaan Sanitasi dan Seksi Pengolahan Limbah dan Sampah. Secara struktur organisasi pengelolaan IPLT Lepang masih di bawah DKP Kabupaten Klungkung, tetapi saat ini petugas di lapangan belum mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan yang dikerjakan dan belum pernah mendapat kursus atau
pelatihan
tentang
pengelolaan
IPLT
yang
benar.
Pengelola
tersebut
menjalankan fungsi sebagai operator dan regulator sekaligus dilakukan oleh DKP. Tugas pokok DKP adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang kebersihan dan pertamanan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, DKP mempunyai fungsi sebagai berikut:
Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati
Melaksanakan pemeliharaan kebersihan
Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau
Memberikan pembinaan/penyuluhan di bidang kebersihan dan ruang terbuka hijau sesuai dengan kewenangan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku
Peraturan yang mendukung dalam pengelelolaan limbah di Kabupaten Klungkung yaitu Perda Nomor 20 Tahun 2012 tentang Sanksi . Struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Gambar 2. 15.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
27
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Gambar 2.15 Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung.
KEPALA DINAS
Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretariat
Sub Bagian Umum
Bidang Kebersihan
Seksi Pengelolaan Sampah Seksi Pengelolaan Sanitasi Seksi Pengolahan Limbah dan Sampah
Sub Bagian Perencanaan
Bidang Angkutan dan Peralatan
Bidang Pertamanan dan RTH
Seksi Pembangunan dan Penataan Taman RTH
Bidang Penyuluhan
Seksi Angkutan
Seksi Penyuluhan dan Informasi
Seksi Peralatan
Seksi Sarana dan Prasarana Permukiman
Seksi Pemeliharaan Taman RTH Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Angkutan
Seksi Pengawasan Taman dan RTH
Sub Bagian Keuangan
Seksi Pelaporan
UPTD
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
28
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
b. Persampahan. 1) . Sistem dan Infrastruktur. Pengelolaan sampah adalah salah satu upaya untuk mengatasi masalah lingkungan dari timbulan sampah. Menurut Ilmu Kesehatan Lingkungan, pengelolan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi yaitu tidak mencemari udara, air, air tanah dan tanah, tidak menimbulkan bau, tidak mengganggu estetika, tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Answar,A.1986:56). Penanganan dan pengelolaan sampah harus tetap mendapat perhatian yang serius demi kelestarian dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Klungkung. Volume sampah selain dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk, juga dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan dan berubahnya pola hidup masyarakat yang serba instan, dan jenis usaha atau kegiatan lainnya. Peningkatan jumlah penduduk akan berkorelasi positif dengan meningkatnya timbulan sampah disebabkan setiap individu akan menghasilkan sampah setiap harinya. Kualitas dan kuantitas sampah yang dihasilkan akan semakin meningkat. Kota Semarapura yang merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan di Kabupaten Klungkug walaupun secara administratif luas wilayahnya paling kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Klungkung, namun sampah yang dihasilkan paling banyak yaitu 31.32% dari total jumlah timbulan sampah di Kabupaten Klungkung. Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber – sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat umum yang dikumpulkan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk sampah yang dilengkapi dengan jejaring ke TPA. Bagi daerah – daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan prasarana serta biaya operasional yang terbatas, telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerja sama dengan pihak lain seperti desa/kelurahan atau pihak swasta. Penanganan dengan cara tersebut cukup efektif. Beberapa usaha pemilahan sampah dilakukan oleh pemulung untuk sampah yang bisa didaur ulang sedangkan sampah yang mudah busuk dilakukan pengomposan. Usaha pengomposan masih menyisakan sampah yang harus dikelola dengan memerlukan lahan yang luas dan biaya yang tinggi. Saat ini Kabupaten POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
29
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Klungkung hanya memiliki 4 (empat) buah amrol dan 13 (tiga belas) dump truck. Pemeliharaan TPA secara terus menerus perlu dilakukan sehingga memudahkan untuk mencermati kondisi TPA. Kondisi sumur pantau Sente perlu diperbaiki, demikian pula diperlukan perhatian terhadap kolam leachete. Karakteristik sampah yang dihasilkan di Kabupaten Klungkung dibedakan atas sampah organik (dedaunan, kertas) dan sampah anorganik (plastik, besi, dsb). Perbedaan karakteristik sampah ini akan mempengaruhi strategi dan cara pengelolaan sampah sehingga sampah – sampah yang dihasilkan benar – benar dapat menjadi sumber daya yang akan memberikan nilai tambah dan penghasilan bagi masyarakat. Volume total sampah yang dihasilkan dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2013 mencapaii 81800 m3 atau ± 227.22 m3/hari. Dari keseluruhan timbunan sampah tersebut yang dapat diangkut ke TPA adalah 39.570 m3 atau sebanyak 45%. Sampah ditampung di 3 (tiga) lokasi TPA di Kabupaten Klungkung, yakni: 1.
TPA Sente di Kecamatan Dawan
2.
TPA Biaung di Kecamatan Nusa Penida
3.
TPA Lembongan di Kecamatan Nusa Penida Ketiga TPA tersebut dipersiapkan untuk menggunakan sistem Sanitary Landfill
namun karena terbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia sehingga sistem pengelolaan sampah masih secara open dumping. Wilayah yang sudah terlayani sampai Juni 2011 untuk pengangkutan sampah adalah 6 (enam) Kelurahan, Desa Akah, Desa Kusamba, dan Jalan Raya Banjarangkan. Sedangkan di Nusa Penida yang terlayani hanya 4 (empat) desa (Ped, Kutampi Kaler, Batununggul, Toyapakeh) yang ditampung di TPA Biaung dengan luas TPA 1.84 ha, untuk TPA Lembongan yang luasnya 0.90 ha melayani Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu. Manajemen persampahan yang diterapkan di Kabupaten Klungkung sebagai berikut: 1.
Timbunan sampah dan sampah terangkut
2.
Sistem Pengolahan Sampah Kota
Pengolahan sampah kota di Kabupaten Klungkung menggunakan sistem Sanitary
Landfill. Secara umum pengolahan sampah kota di Kabupaten Klungkung dimulai dengan meratakan sampah di TPA, kemudian menimbun sampah dengan tanah, serta menyiram sampah yang terbakar secara periodik untuk mengurangi timbulnya asap. Namun demikian, karena keterbatasan dana, penimbunan data, penimbunan dengan tanah baru dapat dilaksanakan tiap tiga bulan sekali.
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
30
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Diagram 2.3 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Diagram Sistem Saitasi Persampahan Domestik Produk Input
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara
Pengangkutan
Daurulang/ Pembuangan Akhir Lahankosong
sungai
pengankutan Lingkunganpermuki man
Penyapuan, pengumpulan, pewadahan ,pengankutanke TPA
TPS
TPA
Jalan jalan Pasar Fasilitas Umum
Masyarakat penerima manfaat pengolahan pelayanan persampahan adalah masyarakat di 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Semarapura Klod, Kelurahan Semarapura Kauh, Kelurahan Semarapura Kaja, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Klod Kangin dan Kelurahan Semarapura Tengah. Selain masyarakat di 6 Kelurahan tersebut, juga masyarakat di Desa Akah, Desa Kusamba, sekitar Jalan Raya Banjarangkan serta di sekitar TPA. Diagram sistem sanitasi pengelolaan POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
31
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
persampahan di Kabupaten Klungkung ditunjukkan dengan Tabel 3.18, sedangkan Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Klungkung ditunjukkan dengan Tabel 2.16. Cakupan layanan persampahan dan lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan dapat dilihat pada peta 3.2 dan peta 3.3 Tabel 2.16 Volume Sampah Non Permukiman dan Permukiman Di Kota Semarapura Tahun 2015
No
KELURAHAN
Volume Sampah (m3) Organik
Anoraganik
Total Volume Sampah (m3)
1
Semarapua Klod
13,45
9,15
22,26
2
Semarapua Klod Kangin
14,26
9,54
23,80
3
Semarapua Kangin
15,44
11,15
26,59
4
Semarapua Tengah
15,21
12,65
27,86
5
Semarapua Kauh
15,91
9,35
25,26
6
Semarapua Kaja
15,87
8,55
24,42
7
Desa Akah
8,34
4,55
12,89
8
Desa Kusamba
7,16
4,11
11,27
90,14
60,39
150,53
TOTAL
Besaran sampah yang dapat diangkut ke TPA adalah sebesar 135 M3/hari atau tingkat pelayanan di Kota Semarapura adalah 80 %. Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan volume sampah yang terangkut ke TPA tahun 2013 sebesar 39.570 M3, sesuai tabel dibawah ini.
Tabel 2.17 Volume Sampah Yang Terangkut Ke TPA Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bulan JANUARI FEbRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
Volume (m3) 3.632 3.306 3.683 3.604 3.723 3.516 3.638 3.635 32
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
9 10 11 12
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL
2016
3.536 3.536 3.761 3.227 39.570
Banyaknya volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sente, Biaung dan Lembongan yaitu rata-rata 135 m3 per hari. TPA Sente sendiri saat ini kondisinya sudah overload dan tidak dioperasikan lagi, sehingga ntuk pembuangan sampah selanjutnya menggunakan TPA Regional yang ada di Kabupaten Bangli. Timbulan sampah per kecamatan di Kabupaten Klungkung tahun 2015 seperti tabel 2.18. Tabel.2.18. Timbulan Sampah per Kecamatan Kabupaten KlungkungTahun 2015
Nama Kecamatan
Sampah Jumlah dikelola Penduduk Nama Kecamatan Mandiri di (jiwa) sumber % m3/hari
Sampah terproses 3R %
Timbulan Sampah Sampah Sampah Terangkut Tidak ke TPA terproses
m3/hari %
Klungkung
16.997
15
22,50
15
22,50
45
Dawan
12.620
35
22,24
15
9,53
Banjarangkan
11.173
30
15,72
15
Nusa Penida
16.576
25
21,41
15
Jumlah
57.366
81,88
m3/hari %
Total
m3/hari %
67,50
30
45,00
100
150,00
5
4,05
45
27,78
100
63,55
7,86
5
2,62
50
26,20
100
52,40
12.85
25
21,41
35
29,98
100
85,65
132,95
100
351,60
52,74
91,53
Kegiatan 3R yang berjalan di Kabupaten Klungkung hanya kegiatan pengomposan, yang utamanya dilaksanakan di TPA Sente Kecamatan Dawan sejak Tahun
2012.
Kegiatan
pengomposan
di
TPA.
Ini
dilaksanakan
di
rumah
pengomposan yang menempati bangunan seluas 35 x 12 m2, dengan peralatan penunjang yang tersedia berupa unit pencacah sampah. Namun demikian, kegiatan pengomposan ini belum optimal mengurangi sampah yang tertimbun di TPA. Rata – rata setiap hari kegiatan pengomposan hanya dapat menangani sampah organik ± 15% dari sampah yang masuk ke TPA. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan tenaga untuk memilah sampah di TPA. Sekarang telah dirintis pengomposan oleh rumah tangga melalui kegiatan penyuluhan sistem pengomposan dan cara pemilahan sampah serta pembagian alat POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
m3/hari
33
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
pengomposan skala rumah tangga. Komposter yang telah tersebar di berbagai tempat salah satunya perkantoran diharapkan dapat berfungsi maksimal sehingga selain dapat mengurangi beban pengangkutan juga dapat meningkatkan pengolahan sampah
menjad
kompos.Kegiatan
lain
yang
sudah
dilaksanakan
adalah
pendaurulangan sampah plastik melalui pemberian bantuan alat pencacah plastik kepada masyarakat Desa Lepang Kecamatan Banjarangkan. Gambar.2.16. Pola Pengelolaan Sampah Sumber Sampah
(R1, R2)
Timbulan Sampah Ket:
Pemilahan
R1 : Reduce R2 : Reuse R3 : Recycle
Pewadahan
(R2, R3)
Pengumpulan (R1) Pemindahan, Pengangkutan
Pengolahan
(R2, R3)
(R3) Pembuangan Akhir (R2, R3)
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
34
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
Tabel.2.19. Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Kabupaten Klungkung Kondisi No (i) 1
2
3
4
5
6
7
Jenis Prasarana/ Sarana (ii) Pengumpul Setempat - Gerobak sampah - Motor sampah - Pickup sampah Tempat Penampungan sementara (TPS) -Bak Biasa -Kontainer -Transfer Depo -SPA ( Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan -Dumptruck -Arm Roll Truck -Compactor Truck Pengolahan Sampah - TPS 3R - ITF - Bank Sampah - Incinerator TPA/TPA Regional - Lahan Urug Saniter - Lahan Urug Terkendali - Penimbunan terbuka - Luas total Lahan - Luas sel Landfill - Daya tampung TPA Alat Berat - Bulldozer - Excavator/ backhoe - Truck Tanah IPL Hasil pemeriksaan lab(BOD dan COD) - Efluen di Inlet - Efluen di Inlet
Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/hr
Keter angan
Baik Rusak Rusak Ringan Berat (vii) (viii) (ix)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
Unit Unit Unit
25 5 0
1 1,5
2 2
2 2
Unit
5
Unit
13
6 m3
2
8
Unit
4 0
Unit1
2
Unit
3
3
2
Ha
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
35
(x)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Peta 3.3 : Cakupan Layanan Persampahan
Sumber data: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung 2012
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
36
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2) Kelembagaan dan Peraturan Kelembagaan pelayanan persampahan dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung. Adapun bidang yang menangani adalah Bidang Kebersihan dan Bidang Peralatan dan Angkutan. Terkait dengan upaya optimalisasi pengelolaan sampah. Pemerintah Kabupaten Klungkung melakukan pengumpulan dan pengangkutan sampah ke TPA untuk fasilitas-fasilitas umum. Sedangkan untuk rumahtangga pengumpulang dilakukan masyarakat dan di bawa ke tempat pembuangan sementara atau ke trasfer depo. Peraturan dalam pengelolaan persampahan di kabupaten Klungkung diatur dalam PERDA Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2012 dan Peraturan Bupati Nomor 09 Taghun 2013 tentang restrubusi.
Kepala Dinas Jabatan Fungsional
Sekretaria t Sub. Bag. Umum & Kepegawaian
Bidang kebersihan
Bidang Pertanaman & R. Terbuka hijau
Bidang Angkutan & Peralatan
Sub. Bag Keuanga n
Sub. Bag. Prog. Evaluasi & Pelaporan
Bidang Penyuluhan
Seksi Pengelolaan Sampah
Seksi Pemb. & Penataan Taman & R. Terbuka Hijau
Seksi Angkutan
Seksi Penyuluhan & Informasi
Seksi Pengolahan Sanitasi
Seksi Pemeliharaan Taman & R. Terbuka Hijau
Seksi Peralatan
Seksi Sarana & Prasarana Penyuluhan
Seksi Pengelolaan Limbah & Sampah
Seksi Pengawaasan Taman & R. Terbuka Hijau
Seksi PML Sarana & Prasarana Angkutan
Seksi Pembinaan & Tindakan
UPTD Gambar 2.19. Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
37
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
c. Drainase Perkotaan Dalam wilayah Kota Semapura dilintasi oleh Sungai Tukad Unda dan terdapat beberapa anak sungai yang berfungsi sebagai pembuang utama dari sistem drainase. Pada satu sistem terdapat beberapa saluran sekunder maupun tersier yang merupakan satu kesatuan pola aliran menuju pembuang akhir yakni sungai. Kondisi gorong-gorong sebagai pendukung dari system drainase makro, saat ini kondisinya masih dalam tahap memprihatinkan, dari sekian banyak jumlah goronggorong yang ada hampir sebagian besar mengalami masalah yang sama, yakni tersumbat akibat sampah atau endapan sedimen. Saat memasuki musim penghujan banyak goronggorong tidak mampu mengalirkan air drainase, sehingga sering mengakibatkan genangan air di sekitar jalan atau perumahan. Hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di saluran-saluran drainase, dengan harapan nantinya sampah yang dibuang tersebut akan dialirkan oleh air yang melalui saluran drainase tersebut. 1) Lokasi Genangan dan perkiraan Luas Genangan Daerah-daerah yang berpotensi terjadi banjir dan genangan air di Kabupaten Klungkung
ada
genangan/limpasan
sebanyak saat
8
Desa/Kelurahan,
musim
penghujan.
yang
memicu
Adapun
terjadinya
rincian
lokasi
genangan/limpasan dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 2.21Lokasi Genangan di Kabupaten Klungkung Wilayah Genangan No
Lokasi Genangan
Luas
Ketinggian
Lama
Frekuensi
(Ha)
(M)
(Jam/hari)
(kali/ tahun)
Infrastruktur Jenis Penyebab
1
Desa Gunaksa
1,15,
0.50
1,0 jam
5
2
Desa Paksebali
1,22
0.30
1,5 jam
6
3
Desa Kamasan
0,84
0.30
1,5 jam
8
4
Desa Besang
0,76
0.30
1,5 jam
5
Volume saluran kurang memadai Sampah yang menyumbat saluran Volume saluran kurang memadai Sampah yang menyumbat saluran Volume saluran kurang memadai
5
Desa Tusan
0,81
0.25
1,5 jam
6
6
Desa Gelgel Kel.Semarapura Klod
0,89
0.20
1,5 jam
4
1,03
0.35
1,5 jam
5
Volume saluran kurang memadai Volume saluran kurang memadai
4
Sampah yang menyumbat saluran
7 8
Desa Selat
Keterangan
0,91
0.20
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
1,5 jam
Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan
38
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2) Peta Lokasi Genangan di Kabupaten Klungkung
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
39
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2016
3) Sistem dan Infrastruktur Sistem Drainase kota Semarapura meliputi beberapa sistem senbagai berikut : Sistem I Kondisi sarana dan prasarana Drainase perkotaan Semarapura sebagian besar sudah dengan perekasan/pasangan batu kali yang be No (i) 1
Jenis Prasarana/Sarana (ii) Saluran Primer
Satuan
Bentuk Penampang
(iii)
(iv)
Dimensi
Kondisi
Lebar (m)
Tinggi (m)
Berfungsi
Tidak Berfungsi
Frekwensi pemeliharanaan (kali/tahun)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
m
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
40
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
4) Kelembagaan dan Peraturan Kelembagaan pelayanan drainase dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umur
Kabupaten Karangasem. Adapun bidang yang menangani adalah Bidang Tata Ruang Bangun Bangunan dan Perumahan..
KEPALA DINAS
JABATAN FUNGSIONA L
SEKRETARIAT
SUB BAG UMUM DAN KEPEGAWAIA N
BIDANG SUMBER DAYA AIR
BIDANG BINA MARGA
BIDANG BINA TEKNIK
SUB BAG KEUANGA N
SUB BAG SUNPROG, EVALUASI DAN PELAPORAN
BIDANG TATA RUANG BANGUNBANGUNAN DAN PERUMAHAN
SEKSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA AIR
SEKSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI DATA, INFORMASI MONITORING
Seksi Perencanaan dan pengawasan tata ruang bangun-bangunan & perumahan
SEKSI IRIGASI, OPERASI PEMILAHAN DAN KELEMBAGAAN
SEKSI PEMBANGUNAN, PENINGKATAN DAN PEMELIHARAAN JALAN
SEKSI BINA JASA KONTRUKSI
SEKSI TATA RUANG DAN BANGUNAN
SEKSI SUNGAI RAWA DAN PANTAI
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JEMBATAN
SEKSI PERALATAN DAN PERBENGKELAN
SEKSI PERUMAHAN DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
UPT
Gambar 2.20. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klungkung (yang menangani sektor drainase)
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
41
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
2.4. Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Pemetaan Area Beresiko di Kabupaten Klungkung menggunakan 3 kriteria penentuannya yaitu berdasarkan data skunder, berdasarkan studi EHRA dan berdasarkan persepsi SKPD. Pemetaan area beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi area berdasarkan resiko sanitasi yaitu area beresiko sangat tinggi, area beresiko tinggi, area beresiko rendah, dan area beresiko sangat rendah. Penilaian terhadap data sekunder dilakukan terhadap aspek-aspek Jumlah Penduduk, kepadatan penduduk, luas wilayah terbangun, kemiskinan, dan kawasan perkotaan. Disamping hal tersebut data cakupan air limbah, cakupan persampahan dan cakupan drainase menjadi data skunder yang menjadi pertimbangan. Penilaian terhadap persepsi SKPD dilakukan dengan melibatkan Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas PU, Bappeda, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat,Perempuan,Keluarga Berencana dan Pemerintahan Desa, Humas,dan Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset. Sedangkan
berdasarkan
studi
EHRA
yang
dilakukan
terhadap
59
desa/kelurahan sebagai sampel, dilakukan pendekatan terhadap desa yang dilakukan survey sesuai dengan stratanya. Pendekatan yang dilakukan adalah berdasarkan pembagian strata yang sudah dilakukan. Hasil akhir penilaian terhadap area berisiko untuk Kabupaten Karangasem ditetapkan oleh Pokja melalui rapat penentuan area beresiko antara pokja dan SKPD terkait. Hasil akhir penentuan area beresiko di Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Tabel 2.25 berikut. Tabel.2.25. Area Beresiko di Kabupaten Klungkung
Kecamatan
Drainase
Persampahan
Skor Risiko Sanitasi (Penyesuaian) Air Limbah
Drainase
Kelurahan/Desa
Persampahan
Kecamatan
Air Limbah
Skor Risiko Sanitasi
Klungkung Kelurahan Semarapura Klod Kelurahan Semarapura Klod Kangin Kelurahan Semarapura Kangin
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
42
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kelurahan Semarapura Tengah Kelurahan Semarapura Kauh Kelurahan Semarapura Kaja Desa Satra Desa Tojan Desa Gelgel Kampung Gelgel Desa Jumpai Desa Tangkas Desa Kamasan Desa Akah Desa Manduang Desa Selat Desa Tegak Desa Selisihan
1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0
1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0
2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0
2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0
2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0
3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 2.0 2.0
Banjarangkan Desa Negari Desa Takmung Desa Banjarangkan Desa Tusan Desa Bakas Desa Getakan Desa Tihingan Desa Aan Desa Nyalian Desa Bungbungan Desa Timuhun Desa Nyanglan Desa Tohpati
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0 2.0
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 3.0 2.0
2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0
2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0
Dawan Desa Kusamba Kampung Kusamba Desa Pesinggahan Desa Dawan Klod Desa Gunaksa Desa Sampalan Klod Desa Sampalan Tengah Desa Sulang Desa Paksebali Desa Dawan Kaler Desa Pikat Desa Besan
1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 3.0 2.0
1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 3.0 2.0
2.0 2.0 4.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0
2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0
1.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
2.0 2.0 4.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0
Nusa Penida Desa Sakti Desa Batumadeg Desa Klumpu Desa Batukandik Desa Sekartaji Desa Tanglad
2.0 2.0 1.0 1.0 3.0 2.0
2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 2.0
2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0
2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0
2.0 2.0 3.0 1.0 2.0 2.0
2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
43
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
Desa Suana Desa Batununggul Desa Kutampi Desa Ped Desa Toyapakeh Desa Lembongan Desa Jungutbatu Desa Bunga Mekar Desa Pejukutan Desa Kutampi Kaler
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 4.0 2.0 2.0 2.0
2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 4.0 2.0 2.0 2.0
2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 3.0 2.0 2.0 2.0
2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0
2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0
2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0
44
2016
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung
POKJA SANITASI KABUPATEN KLUNGKUNG
45
2016