Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1
Gambaran Wilayah
Kondisi Geografis, Topografis Dan Geohidrologi Kabupaten Musi Banyuasin 2.1.1
Kondisi Geografis Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265,96 km2 atau sekitar 15
persen dari luas Propinsi Sumatera Selatan, Secara geografis terletak pada posisi antara 1,3° sampai dengan 4° Lintang Selatan dan 103° sampai dengan 104° 45’ Bujur Timur. Batas daerah ini adalah
Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat
: : : :
Provinsi Jambi Kabupaten Muara Enim Kabupaten Banyuasin Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265,96 km² atau sekitar 15 persen dari luas Provinsi Sumatera Selatan, terbagi atas 14 wilayah kecamatan dan 236 desa / kelurahan. Dari 14 kecamatan, Kecamatan Bayung Lencir memiliki luas terbesar yaitu 4.925 Km², sedang Kecamatan Lawang Wetan merupakan kecamatan yang terkecil dengan luas 232 Km² Secara geografis terletak pada posisi antara 1,3° sampai dengan 4° Lintang Selatan dan 103° sampai dengan 104° 45’ Bujur Timur. 2.1.2
Iklim Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curahhujan
antara 87,83 – 391,6 mm sepanjang tahun 2010. Curah hujan paling banyak pada bulanJanuari. Hari hujan pada tahun 2010 menunjukkan variasi antara9,00 – 17,60 hari, dengan hari hujan paling banyak pada bulan Januari 2010. 2.1.3
Kondisi Hidrologi Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dan sungai besar serta kecil seperti
Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Batanghari Leko dan lain-lain. Untuk aliran Sungai Musi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 1
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
yang berada di bagian Timur dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Disamping itu daerah ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil. kelestarian fungsi sumber daya air. Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya air dibedakan menjadi air tanah dan air permukaan. Air permukaan terdiri dari sungai, danau, rawarawa dan perairan laut, sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kab. Musi Banyuasin beserta debit rata-rata hariannya adalah sebagai berikut : Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Panjang Luas DAS Sungai (KM) (Ha) Sungai Ibul ( Anak Sungai Musi ) 35 14.500 Sungai A. Calik ( Anak Sungai A.Banyuasin ) 57 96.400 Sungai Dawas ( Anak Sungai A. Calik ) 50 6.500 Sungai Supat ( Anak Sungai A. Calik ) 32 22.600 Sungai Keluang ( Anak Sungai A. Calik ) 19 9.400 Sungai Tungkal ( Anak Sungai A. Calik ) 82 149.500 Sungai Lalan ( Anak Sungai A.Banyuasin ) 243 830.300 Sungai Merang ( Anak Sungai Lalan ) 66 83.900 Sungai Bohar ( Anak Sungai Lalan ) 20 10.000 Sungai Medak ( Anak Sungai Lalan ) 72 108.300 Sungai Tungkal ( Anak Sungai Lalan ) 25 5.900 Sungai Serdang ( Anak Sungai Lalan ) 34 8.300 Sungai Meranti ( Anak Sungai Lalan ) 28 15.100 Sungai Kepahiang ( Anak Sungai Lalan ) 16 13.300 Sungai Mangsang ( Anak Sungai Lalan ) 18 7.400 Sungai Mendis ( Anak Sungai Lalan ) 19 3.900 Sungai Batang Hari Leko (Anak Sungai Musi) 176 374.600 Sungai Kapas (Anak S. Batang Hari Leko) 63 71.300 Sungai Meranti (Anak S. Batang Hari Leko) 38 26.400 Sungai Putat (Anak S. Batang Hari Leko) 38 20.100 Sungai A. Aur (Anak S. Batang Hari Leko) 19 12.700 Sungai Rampasan (Anak S. Batang Hari Leko) 19 11.600 Sungai Angit (Anak S. Batang Hari Leko) 13 5.300 Sungai Kukui (Anak S. Batang Hari Leko) 15 10.200 Sungai Lalang (Anak S. Batang Hari Leko) 25 21.900 Sumber : Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan Kab. Musi Banyuasin Nama DAS
2.1.4
Debit (M3/dtk) 3,3 28 1,6 5,1 2,1 33,6 196,8 24,4 2,2 25,7 1,9 2,4 4,4 3,9 1,8 0,9 103,9 16,9 8,8 8,6 5,4 4,9 2,3 4,3 5,2
Kondisi Topografi Pola topografi ini sedikit banyak mempengaruhi bentuk tata guna lahan yang ada, kondisi
pola topografi di Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut : di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan Bayung Lencir kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 2
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah lainnya merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas permukaan laut. 2.1.5 Jenis Tanah Keadaan tanah di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu : Organosol Klei Humus Alluvial Padzolik
2.1.6
: : : :
didataran rendah atau rawa-rawa. penyebarannya lihat Organosol di sepanjang sungai Musi. di daerah berbukit-bukit.
Administrasi Secara Administrasi Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 14 Kecamatan dan 240
desa/kelurahan. Untuk melihat jumlah Desa/Kelurahan dan Luas wilayah di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin dapat di lihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Nama Kecamatan
Jumlah Desa/ Kelurahan
Administrasi
Terbangun
(Ha)
(%) terhadap total Administrasi
(Ha)
(%) terhadap Luas Administrasi
Plakat Tinggi
15
24.700
1,73
598,50
2,42
Babat Toman
13
129.100
9,05
584,83
0,45
Batang Hari Leko
16
210.779
14,77
449,41
0,21
Sanga Desa
19
31.700
2,22
517,81
1,63
Sekayu
14
70.160
4,92
897,50
1,28
Lais
15
75.553
5,30
1.989,32
2,63
Sungai Keruh
22
62.900
4,41
953,75
1,52
Sungai Lilin
15
37.426
2,62
1.168,55
3,12
Keluang
14
40.057
2,81
728,43
1,82
Lalan
27
103.100
7,23
1.246,00
1,21
Bayung Lencir
23
484.700
33,98
1.779,18
0,37
Tungkal Jaya
16
82.119
5,76
987,26
1,20
awang Wetan
15
23.200
1,63
545,76
2,35
Babat Supat
16
51.102
3,58
677,75
1,33
1.426.596
100,0
13.124,05
21,55
TOTAL
240
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi dan diolah oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 3
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2.1. Wilayah Kajian SSKumber : RTRW Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011-2031 Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 4
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
penduduk total Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2016 sebesar 629.320 jiwa dengan 91.462 jiwa di perkotaan dan 537.858 jiwa di pedesaan. Jumlah penduduk yang paling banyak adalah di Kecamatan Sekayu dengan jumlah 83.358 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling rendah adalah di Kecamatan Batanghari Leko yaitu 23.239 jiwa. Kecamatan Bayung Lencir merupakan kecamatan terbesar kedua setelah Kecamatan Sekayu, ditinjau dari pertumbuhan ekonomi (perdagangan dan jasa) selain itu lokasi Kecamatan Sekayu yang strategis karena dilewati oleh jalan Arteri Primer Palembang – Lubuk Linggau yang mengakibatkan Kecamatan tersebut memiliki jumlah penduduk yang besar. Sedangkan, Kecamatan Bayung Lencir yang berada di jalan Arteri Primer Palembang – Jambi, Sedangkan Kecamatan Batanghari Leko didominasi dengan guna lahan pertanian yang luas dengan luas lahan terbangun yang sedikit sehingga pertumbuhan penduduknya lebih sedikit. Untuk memperkirakan jumlah penduduk hingga 5 tahun kedepan dibuat perhitungan Proyeksi Penduduk 5 Tahun berdasarkan trend penduduk 5 Tahun terakhir. Metode yang digunakan dalam Proyeksi ini adalah metode eksponensial dikarenakan memiliki simpangan kuadrat terkecil jika dibandingkan metode perhitungan lainnya. Secara jelas mengenai jumlah penduduk dan proyeksi 5 tahun di Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada tabel 2.2
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 5
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksi 5 tahun Jumlah Penduduk (orang) Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Babat Toman
9.078
9.241
9.406
9.575
9.920
10.281
22.862
23.270
23.690
24.114
24.982
25.891
31.940
32.511
33.096
33.689
34.902
36.171
Babat Supat
-
-
-
-
-
-
36.656
37.314
37.984
38.666
40.067
41.518
36.656
37.314
37.984
38.666
40.067
41.518
Batanghari Leko
-
-
-
-
-
-
23.434
23.782
24.184
24.593
25.430
26.349
23.434
23.782
24.184
24.593
25.430
26.349
Bayung Lencir
9.566
9.839
10.119
10.407
11.009
11.645
75.288
77.432
79.637
81.905
86.637
91.642
84.854
87.271
89.757
92.313
97.646
103.287
Keluang
4.115
4.165
4.216
4.268
4.373
4.481
26.359
26.682
27.009
27.340
28.014
28.704
30.474
30.847
31.225
31.608
32.387
33.185
Lais
-
-
-
-
-
-
56.629
57.420
58.222
59.035
60.696
62.404
56.629
57.420
58.222
59.035
60.696
62.404
Lalan
-
-
-
-
-
-
40.909
41.483
42.065
42.655
43.861
45.100
40.909
41.483
42.065
42.655
43.861
45.100
Lawang Wetan
-
-
-
-
-
-
25.432
25.696
25.963
26.232
26.779
27.337
25.432
25.696
25.963
26.232
26.779
27.337
Plakat Tinggi
-
-
-
-
-
-
28.573
29.927
31.347
32.833
36.021
39.518
28.573
29.927
31.347
32.833
36.021
39.518
Sanga Desa
5.546
5.638
5.731
5.826
6.021
6.222
27.529
27.984
28.448
28.919
29.885
30.883
33.075
33.623
34.179
34.745
35.906
37.105
Sekayu
47.572
48.069
48.570
49.078
50.108
51.159
36.052
36.429
36.809
37.193
37.974
38.771
83.624
84.497
85.379
86.271
88.081
89.930
-
-
-
-
-
-
44.264
44.909
45.563
46.226
47.582
48.978
44.264
44.909
45.563
46.226
47.582
48.978
15.171
15.504
15.845
16.193
16.912
17.662
44.926
45.913
46.921
47.951
50.080
52.304
60.097
61.417
62.765
64.144
66.992
69.966
-
-
-
-
-
-
44.331
45.027
45.733
46.451
47.920
49.435
44.331
45.027
45.733
46.451
47.920
49.435
91.049
92.456
93.889
95.347
533.245
543.269
553.574
564.114
585.927
608.833
624.293
635.725
647.462
659.461
684.269
710.283
Sungai Keruh Sungai Lilin Tungkal Jaya JUMLAH
98.342 101.450
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 6
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.3. Jumlah Kepala Keluarga saat ini dan proyeksi 5 tahun Jumlah KK Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Babat Toman
2.269
2.310
2.352
2.394
2.480
2.570
Babat Supat
-
-
-
-
-
Batanghari Leko
-
-
-
-
Bayung Lencir
2.392
2.460
2.530
Keluang
1.029
1.041
Lais
-
Lalan
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
5.716
5.818
5.922
6.029
6.246
6.473
7.985
8.128
8.274
8.422
8.726
9.043
-
9.164
9.329
9.496
9.666
10.017
10.379
9.164
9.329
9.496
9.666
10.017
10.379
-
-
5.858
5.946
6.046
6.148
6.358
6.587
5.858
5.946
6.046
6.148
6.358
6.587
2.602
2.752
2.911
18.822
19.358
19.909
20.476
21.659
22.911
21.214
21.818
22.439
23.078
24.411
25.822
1.054
1.067
1.093
1.120
6.590
6.671
6.752
6.835
7.003
7.176
7.619
7.712
7.806
7.902
8.097
8.296
-
-
-
-
-
14.157
14.355
14.555
14.759
15.174
15.601
14.157
14.355
14.555
14.759
15.174
15.601
-
-
-
-
-
-
10.227
10.371
10.516
10.664
10.965
11.275
10.227
10.371
10.516
10.664
10.965
11.275
Lawang Wetan
-
-
-
-
-
-
6.358
6.424
6.491
6.558
6.695
6.834
6.358
6.424
6.491
6.558
6.695
6.834
Plakat Tinggi
-
-
-
-
-
-
7.143
7.482
7.837
8.208
9.005
9.880
7.143
7.482
7.837
8.208
9.005
9.880
Sanga Desa
1.387
1.410
1.433
1.457
1.505
1.555
6.882
6.996
7.112
7.230
7.471
7.721
8.269
8.406
8.545
8.686
8.976
9.276
Sekayu
11.893
12.017
12.143
12.269
12.527
12.790
9.013
9.107
9.202
9.298
9.493
9.693
20.906
21.124
21.345
21.568
22.020
22.483
-
-
-
-
-
-
11.066
11.227
11.391
11.557
11.896
12.244
11.066
11.227
11.391
11.557
11.896
12.244
3.793
3.876
3.961
4.048
4.228
4.416
11.232
11.478
11.730
11.988
12.520
13.076
15.024
15.354
15.691
16.036
16.748
17.492
-
-
-
-
-
-
11.083
11.257
11.433
11.613
11.980
12.359
11.083
11.257
11.433
11.613
11.980
12.359
22.762
23.114
23.472
23.837
24.585
25.362
133.311
135.817
138.393
141.028
146.482
152.208
156.073
158.931
161.866
164.865
171.067
177.571
Sungai Keruh Sungai Lilin Tungkal Jaya Jumlah
2016
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi dan diolah oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 7
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Kepadatan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin rata-rata adalah 107 jiwa/ha dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten 1,764 % per tahun. Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Sungai Lilin, dengan kepadatan populasi 172 jiwa/ha. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Batanghari Leko yaitu sekitar 12 jiwa/ha.. Untuk lebih lengkapnya mengenai tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat dalam table 2.5 berikut : Tabel 2.4. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan saat ini dan proyeksi 5 tahun Tingkat Pertumbuhan Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk (orang/Ha)
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan 2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
BABAT TOMAN
1,79
1,79
1,79
1,79
1,79
1,79
24
24
25
25
26
26
BABAT SUPAT
1,79
1,79
1,79
1,79
1,79
1,79
69
70
72
73
74
76
BATANG HARI LEKO
1,69
1,69
1,69
1,69
1,69
1,69
11
11
11
11
11
12
BAYUNG LENCIR
2,85
2,85
2,85
2,85
2,85
2,85
17
17
18
18
19
19
KELUANG
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
1,22
75
76
77
78
79
80
LAIS
1,40
1,40
1,40
1,40
1,40
1,40
73
74
75
76
77
78
LALAN
1,40
1,40
1,40
1,40
1,40
1,40
42
42
43
44
44
45
LAWANG WETAN
1,04
1,04
1,04
1,04
1,04
1,04
107
108
109
111
112
113
PLAKAT TINGGI
4,74
4,74
4,74
4,74
4,74
4,74
109
114
120
125
131
137
SANGADESA
1,66
1,66
1,66
1,66
1,66
1,66
101
102
104
106
108
109
SEKAYU
1,04
1,04
1,04
1,04
1,04
1,04
116
118
119
120
121
123
SUNGAI KERUH
1,46
1,46
1,46
1,46
1,46
1,46
68
69
70
71
72
74
SUNGAI LILIN
2,20
2,20
2,20
2,20
2,20
2,20
155
158
161
165
169
172
TUNGKAL JAYA
1,57
1,57
1,57
1,57
1,57
1,57
52
53
54
55
56
57
Sumber : Muba Dalam Angka 2015 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Muba
Keluarga miskin yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 sebanyak 54.766 KK yang tersebar di tiap kecamatan. Parameter keluarga miskin ini ditinjau dari faktor ekonomi yaitu mata pencaharian keluarga, pendapatan keluarga, dan tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga yang tercantum dalam pra keluarga sejahtera dan sejahtera 1 (satu) serta 2 (dua). Kecamatan dengan keluarga miskin terbanyak adalah Kecamatan Lais yaitu sebanyak 8.249 KK, sedangkan kecamatan dengan keluarga miskin terkecil adalah Kecamatan Batanghari Leko yaitu sebanyak 1.493 KK. Adapun jumlah keluarga miskin tiap kecamatan Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut :
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 8
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan NO
NAMA KECAMATAN
JUMLAH KK MISKIN
JUMLAH PENDUDUK MISKIN
1
PLAKAT TINGGI
2.394
8.208
2
BABAT TOMAN
2.638
9.853
3
BATANG HARI LEKO
1.493
5.364
4
SANGADESA
3.349
13.215
5
SEKAYU
6.701
26.183
6
LAIS
8.249
29.652
7
SUNGAI KERUH
3.815
13.881
8
SUNGAI LILIN
5.293
17.574
9
KELUANG
2.586
8.337
10
LALAN
4.984
17.367
11
BAYUNG LENCIR
5.240
18.200
12
TUNGKAL JAYA
3.335
12.140
13
LAWANG WETAN
1.976
7.581
14
BABAT SUPAT
2.713
9.809
54.766
197.364
JUMLAH Sumber : Data BPS Tahun 2015
2.4. Tata Ruang Wilayah 2.4.1.Rencana Pusat Layanan Kabupaten/Kota Dasar pertimbangan penetapan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Seperti yang telah dilakukan pada analisis, meliputi : Berdasarkan rencana struktur tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Selatan, Kebijakansanaan Spasial (Perwilayahan) Kabupaten Musi Banyuasin, dan hasil analisis mengenai analisis sistem kota-kota, aksessibilitas, dan analisis hubungan antar wilayah. Rencana pengembangan sistem Perkotaan di Kabupaten Musi Banyuasin disusun Dengan mempertimbangkan kepada: 1. Kebijakan sistem perkotaan dalam RTRW Nasional; 2. Hasil-hasil analisis yang menggambarkan sistem kota-kota saat ini dan evaluasi persoalan yang diakibatkannya; 3. Rumusan sistem perkotaan yang dikemukakan dalam RTRW masing-masing kabupaten/kota; 4. Optimasi sistem kota-kota untuk mewujudkan sistem perkotaan yang hirarkis dan seimbang.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 9
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
No
Ibukota/kecamatan
Hirarki Fungsi
1
Sekayu
PKW
2
Sungai Lilin
PKL
Bayung Lencir
PKL
4
Babat Toman
PKLp
5
Plakat Tinggi
PPK
6
Lalan
PPK
7
Lais
PPK
3
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
2016
Keterangan Pusat pemerintahan kabupaten Musi banyuasin Pusat Perdagangan dan jasa Pusat pendidikan Pusat pelayanan Kesehatan Pusat pelayanan transportasi darat Pusat pengembagan pariwisata Permukiman Perkotaan Kawasan hutan produksi konversi Pemerintahan dan pelayanan sosial skala kecamatan dan sub wilayah Pelayanan pendidikan dasar, menegah dan tinggi Pusat perdagangan dan jasa sub wilayah Zona industri Pertanian lahan basah Permukiman perkotaan Transportasi skala wilayah Kawasan suaka alam dan hutan wisata Pemerintahan dan pelayanan sosial skala kecamatan dan sub wilayah Pelayanan pendidikan dasar, menegah dan tinggi Pusat perdagangan dan jasa sub wilayah Pertanian lahan basah Perikanan darat Peternakan perkebunan Permukiman perkotaanl Kawasan lindung bawahannya Kawasan suaka alam dan hutan wisata Pemerintahan dan pelayanan sosial skala Kecamatan dan sub wilayah Pelayanan pendidikan dasar sampai atas Perdagangan dan jasa skala lokal Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Perkebunan Permukiman perkotaan Pemerintahan dan pelayanan sosial skala Kecamatan Pelayanan pendidikan dasar sampai atas Perdagangan dan jasa skala lokal Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Perkebunan Pemerintahan dan pelayanan sosial skala Kecamatan Pelayanan pendidikan dasar sampai atas Perdagangan dan jasa skala lokal Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Perkebunan Pemerintah dan pelayanan sosial sekala lokal Perkebunan Tanaman pangan lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Kawsan hutan produksi tetap Permukiman perdesaan Pusat distribusi energy listrik II - 10
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
8
Sanga Desa
PPK
9
Sungai Keruh
PPK
10
Batanghari Leko
PPK
11
Keluang
PPK
12
Lawang Wetan
PPK
13
Tungkal Jaya
PPK
14
Babat Supat
PPK
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
2016
Pemerintahan dan pelayanan sosial skala kecamatan Perkebunan Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan kawasan hutan produksi konversi permukiman perdesaan Pemerintahan dan pelayanan sosial skala kecamatan Pendidikan dasar sampai menegah Tanaman pangan lahan kering Peternakan Kawasan hutan produksi tetap Pemerintahan dan pelayanan sosial skala kecamatan Perkebunan Pertanian lahan basah dan lahan kering Kawasan lindung daerah bawahannya Permukiman perdesaan Kawasan suaka alam dan hutan wisata Kawasan hutan produksi tetap,terbatas dan konversi Pemerintahan dan pelayanan sosial skala lokal Pusat pertanian lahan basah dan lahan kering Diistribusi barang dan jasa skala lokal Perdagangan skala lokal Transportasi skala sub wilayah Pengembangan pertambangan Migas Kawasan suaka alam dan hutan wisata Pemerintahan dan pelayanan sosial skala Kecamatan Pelayanan pendidikan dasar sampai atas Perdagangan dan jasa skala lokal Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Perkebunan Pemerintahan dan pelayanan sosial skala Kecamatan Pelayanan pendidikan dasar sampai atas Perdagangan dan jasa skala lokal Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Perkebunan Pemerintahan dan pelayanan sosial skala Kecamatan Pelayanan pendidikan dasar sampai atas Perdagangan dan jasa skala lokal Pertanian lahan basah,lahan kering dan hortikultura Peternakan Perkebunan
II - 11
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Berdasarkan RTRW Musi Banyuasin Tahun 2011-2031 kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dirumuskan sebagai berikut : Kebijakan 1 : Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Kawasan pertambangan yang berwawasan lingkungan Strategi : a. Terwujudnya pemanfaatan dan pengelolaan Kawasan pertambangan yang berkelanjutan dan pemanfaatan energi non migas sebagai alternatif energi di masa yang akan datang. b. Meningkatkan peranan perusahaan pertambangan dalam pengelola sumber daya alam untuk lebih berperan terhadap lingkungan disekitarnya terutama lingkungan masyarakat. Kebijakan 2 : pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna dan terpadu. Adapun strategi pencapaian kebijakan I, meliputi : Strategi : a. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis); b.
Mengembangkan sentra - sentra kegiatan, perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan; dan
c.
Mengembangkan pusat perdagangan yang didukung kegiatan jasa dalam rangka meningkatkan nilai tambah ekonomi, daya saing dan memperkuat basis perekonomian wilayah.
Kebijakan 3 : peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian. Adapun strategi pencapaian kebijakan II, meliputi : Strategi : a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi lahan ; b.
Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat ; dan
c.
Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 12
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Kebijakan 4 : pengembangan sistem perkotaan yang efisien, efektif, rasional serta terintegrasi. Strategi : a. Merevitalisasi dan meningkatkan fungsi pusat-pusat perkotaan untuk pelayanan kedalam dan keluar wilayah kabupaten; dan b. Meningkatkan keterkaitan fungsi pusat-pusat kegiatan dengan kawasan belakangnya. Kebijakan 5 : pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang. Strategi : a. Membangun sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi secara terpadu dengan tetap memperhatikan daya dukung wilayah ; b. Mengembangkan dan membangun jaringan jalan untuk mendorong perkembangan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi di kawasan pesisir Kabupaten Musi Banyuasin ; c.
Mengembangkan dan membangun prasarana energi dan sistem jaringan distribusi untuk meningkatkan kapasitas, jangkauan dan kualitas layanan energi listrik secara berkelanjutan ;
d.
Membangun sistem prasarana pengolahan air bersih dan sistem jaringan distribusi untuk meningkatkan kapasitas sediaan, jangkauan, dan kualitas layanan air bersih secara berkelanjutan di kawasan perkotaan dan perdesaan;
e. membangun dan meningkatkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi (terestrial dan satelit) dikawasan perkotaan dan perdesaan untuk meningkatkan akses informasi bagi masyarakat Kebijakan 6 : penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung lainya Strategi : a. Memantapkan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi ; b.
Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan ;
c.
Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati ; dan
d.
penyusunan program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti longsor, banjir, dan kebakaran hutan.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 13
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
A. Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Musi Banyuasin disusun dengan mempertimbangkan kepada : 1.
Kebijakan sistem perkotaan dalam RTRW Nasional;
2.
Hasil-hasil analisis yang menggambarkan sistem kota-kota saat ini dan evaluasi persoalan yang diakibatkannya;
3.
Rumusan
sistem
perkotaan
yang
dikemukakan
dalam
RTRW
masing-masing
kabupaten/kota; 4.
Optimasi sistem kota-kota untuk mewujudkan sistem perkotaan yang hirarkis dan seimbang.
B. Sistem Kota-Kota Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Sistem kota-kota kabupaten merupakan gambaran kawasan perkotaan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan keadaan (linkage) pada saat ini dan rencana antar kota yang embentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan ominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten. Dalam menetapkan hirarki pusat pelayanan di abupaten Musi Banyuasin selain telahdiuji dengan menggunakan metodaskalogram,
dan juga melihat fungsi dan peran kota
terhadapkawasan
disekitarnya. Berdasarkan hasil analisismenggunakan metode alogram dan konseppengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, makarencana pengembangansistem pusat-pusat permukiman di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sebagai berikut : 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang merupakan kawasan kabupaten yang fungsinya melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Salah satu kawasan perkotaan di Kabupaten Musi Banyuasin yang termasuk kedalam PKW yaitu Kecamatan Sekayu. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang merupakan kabupaten yang Fungsinya melayanikegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.Terdapatnya dua Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin yang ditetapkan sebagai PKL antara lain : Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Bayung Lencir, 3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang merupakan kawasan kabupaten yang berfungis melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan, lokasi yang dijadikan PKLp adalah Kecamatan Babat Toman 4. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut (PPK) adalah kawasan kabupaten yang
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 14
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Terdapat 11 kecamatan di Kabupaten Musi banyuasin yang ditetapkan sebagai PKL antara lain Plakat Tinggi, Sungai Keruh, Lais, Sanga Desa, Lalan, Batanghari Leko, Lawang Wetan, Babat Supat, Tungkai Jaya, Bayung Lencir, Keluang.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 15
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2.2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Musi Banyuasin
Sumber : RTRW Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011-2031
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 16
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Rencana pola ruang Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan RTRW Kab. Musi Banyuasin tahun 2011-2031 adalah: Pola ruang wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan pola ruang wilayah yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Musi Banyuasin sebelumnya serta rencana-rencana lainnya yang terkait dengan pengembangan wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Pola Ruang di Kabupaten Musi Banyuasin secara garis besar diwujudkan dalam arahan pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan hidup. RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG KABUPATEN MUSI BANYUASIN A. Kawasan Hutan Lindung Kawasan untuk fungsi lindung mempunyai status yang amat penting dalam pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, nilai sejarah serta budaya. Untuk kepentingan pembangunan berkelanjutan, penetapan kawasan lindung berpedoman kepada Keppres No. 32/1990 yang pengidentifikasiannya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain ketinggian, kemiringan/sudut lereng, keadaan hidrologi serta kawasan-kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan bahaya alamiah maupun kawasan-kawasan berupa cagar alam dan taman nasional. B. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi untuk dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumber daya alam, manusia dan buatan. Termasuk dalam kawasan budidaya ini adalah kawasan pertanian, kawasan permukiman dan industri. Pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara spasial mencakup wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong sangat tinggi dan tinggi, baik untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian maupun perkotaan. Kriteria penetapan kawasan budidaya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG Kawasan lindung yang akan dimantapkan diwilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang dinyatakan sebagai kawasan non-budidaya adalah kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yaitu daerah-daerah yang memiliki kendala fisik tertentu seperti lereng
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 17
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
curam, rawan banjir, rawan longsor dan erosi. Selain itu juga dimaksudkan untuk melindungi kelestarian wilayah bawahannya berupa kawasan budidaya yang keberadaannya sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat. Kawasan tersebut adalah perkebunan rakyat dan lahan pertanian lahan basah/sawahirigasi. Di Kabupaten Musi Banyuasin yang terdapat 3 (tiga) jenis kawasan lindung, yaitu: (1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, (2) Kawasan perlindungan setempat, dan (3) Kawasan rawan bencana alam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta rencana pola ruang Kabupaten Musi Banyuasin. KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASANBAWAHANNYA KAWASAN RESAPAN AIR Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Dengan Indicator sebagai berikut : Kawasan ini terletak di daerah tangkapan air (chathment area) hulu sungai, yakni disebagian kawasan ini merupakan kawasan hutan produksi dan sebagian lainnya merupakan ladang/tegalan, dan permukiman. Secara fisik kawasan ini memiliki karakteristik bentuk wilayah agak bergunung dan bergunung (lereng>40%), jenis tanah umumnya podsolik litik, dengan kemampuan meresapkan air cukup baik, dan curah hujan cukup tinggi>2000 mm/tahun. Fungsi ekologis kawasan ini perlu dilestarikan agar kemampuan untuk meresapkan air hujan dapat dijaga dan ditingkatkan. Untuk itu pemanfaatan lahan di kawasan ini perlu dilaksanakan dengan pengendalian ketat dengan mempertahankan tutupan lahan secara optimal.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 18
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2. 1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Musi Banyuasin
Sumber : RTRW Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011-2031 Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 19
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2.2
Kemajuan Pelaksanaan SSK
a.
Air Limbah Domestik
2016
Kondisi limbah cair rumah tangga/limbah domestik di Kabupaten Musi Banyuasin sebagian sudah melalui proses pengolahan ada pula yang langsung di salurkan menuju sungai atau diresapkan ke dalam tanah. Pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Musi Banyuasin sebagian besar masih memanfaatkan sistim pengolahan konvensional yaitu menggunakan septic tank di masing-masing rumah tangga, namun demikian kondisi septic tank ini belum menjamin bahwa hasil pengolahan sudah memenuhi persyaratan. Tabel 2.6. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik SSK (periode sebelumnya) Tahun 2012 – 2014
SSK (saat ini)
Tujuan
Sasaran
Data Dasar
Status Saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Belum adanya dokumen Masterplen tentang pengelolaan air limbah domestik
Belum adanya dokumen Masterplen tentang pengelolaan air limbah domestik
1. Pembuatan Dokumen 1. Tersusunnya 1 dokumen Acuan pembangunan Masterplen tentang sarana/prasarana pengelolaan air limbah /pengawasan domestik dan industri /perizinan dan rumah tangga skala pengelolaan air limbah permukiman pada akhir tahun 2017 2. Pengembangan 2. Tersedianya Regulasi perangkat peraturan - Regulasi Pengelolaan Air perundangan Limbah Kab. Muba penyelenggaraan pengelolaan Air Limbah 3. Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat
Belum adanya - Regulasi Pengelolaan Air Limbah Kab. Muba
Meningkatnya akses prasarana dan sarana air limbah sistem on site Cakupan Layanan di perkotaan dan 49,1 % (data EHRA) perdesaan dari 49,1 % menjadi 70% pada tahun 2017
Belum adanya - Regulasi Pengelolaan dan Retribusi Air Limbah Kab. Muba
Cakupan Layanan 43,37% (Hasil Perhitungan Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten)
Sumber : Data dari SSK Muba 2012 dan dikaji olah pokja sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016
Dari tabel 2.6 tersebut di atas terlihat bahwa banyak rencana kegiatan yang belum terlaksana terutama mengenai peraturan pengelolaan air limbah dan dokumen Masterplan
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 20
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Pengelolaan air limbah, jumlah desa yang sudah ODF yang semula 3 Desa/kelurahan pada tahun 2012 menjadi 8 desa/kelurahan b.
Pengelolaan Persampahan Komposisi sampah di Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan sumbernya terdiri dari
sampah domestik dan sampah non domestik. Sampah domestik berasal dari perumahan sedangkan sampah non domestik yaitu berasal dari pasar, pertokoan/ perdagangan/jasa, industri, dan fasilitas kesehatan. Sistem pengumpulan sampah baik domestik maupun non domestik dilakukan dengan pola individual yaitu sistem pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan alat angkut gerobak yang kemudian dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Implementasi SSK pada subsektor persampahan dapat diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.8. Tabel 2.7. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan SSK (periode sebelumnya) Tahun 2012 – 2016
SSK (saat ini)
Tujuan
Sasaran
Data Dasar
Status Saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Pembuatan Dokumen Acuan pembangunan sarana/prasarana pengelolaan persampahan
Tersusunnya 1 dokumen Masterplen tentang pengelolaan Persampahan kabupaten yang terintegrasi di akhir tahun 2014
Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan persampahan
Tersusunnya Regulasi - Sudah ada Perda tentang pengelolaan Retribusi persampahan pada tahun Persampahan 2017 - Belum adanya Regulas tentang pengelolaan persampahan
Belum adanya Masterplen tentang pengelolaan Persampahan
Belum adanya Masterplen tentang pengelolaan Persampahan
Belum adanya Regulasi tentang pengelolaan persampahan
Meningkatkan sistem Meningkatnya Sistem dan - Belum ada TPA Sudah dibangun : pelayanan persampahan cakupan layanan Sanutary Landfill - TPA Controll Landfil di yang berkelanjutan pengelolaan persampahan Sungai Medak di 4 Kota Kecamatan (CBD) : Sekayu, Babat - Belum ada TPST-3R - Sudah dibangun 1 Unit TPST-3R di kelurahan Toman, Sungai Lilin dan Serasan Jaya, Kecamatan Bayung Lencir dari 65 % Sekayu (59.181 Jiwa) menjadi 85%
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 21
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
(77.390 Jiwa)
layanan - cakupan layanan - cakupan persampahan di 4 Kota persampahan di 4 Kota Kecamatan Kecamatan (CBD) : Sekayu, (CBD) : Sekayu, Babat Babat Toman, Sungai Lilin Toman, Sungai Lilin dan Bayung Lencir dari 75% dan Bayung Lencir dari (68.286 Jiwa) (data hasil 65% (studi EHRA perhitungan DKPPLJ) 2012) Sumber : Data dari SSK Muba 2012 dan dikaji olah pokja sanitasi Kab. Musi Banyuasin Tahun 2016
Dari tabel 2.8 tersebut diatas dapat diketahui bahwa pelayanan persampahan diperkotaan pada tahun 2012 baru tertangani 65% dan pada tahun 2016 terlayani sampai dengan 75% terjadi peningkatan terhadap layanan persampahan mencapai 10% target pelayanan persampahan sebesar 85% pada tahun 2019 c.
Drainase Perkotaan Sistim drainase makro Kabupaten Musi Banyuasin pada umumnya memanfaatkan sungai
sebagai saluran pembuang akhir. Di Kabupaten Musi Banyuasin dilalui oleh satu sungai besar yaitu Sungai Musi, Cakupan pelayanan sistem drainase di Kabupaten Musi Banyuasin meliputi saluran drainase primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Saluran sekunder berfungsi untuk menampung beberapa saluran pembuang tersier serta daerah sekitarnya dimana air hujan dialirkan ke saluran Primer /sungai. Tabel 2.8. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan SSK (periode sebelumnya) Tahun 2012 – 2014
SSK (saat ini)
Tujuan
Sasaran
Data Dasar
Status Saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatkan kapasitas Tersedianya Regulasi Regulasi kelembagaan dan tentang pengelolaan pengelolaan peraturan perundang- drainase pada tahun 2017 belum ada undangan mengenai drainase. Tersedianyan sarana dan Meningkatnya cakupan 50 Tiik prasarana drainase layanan sarana lingkungan penanganan sistim jaringan drainase dari 50 Titik genangan menjadi 25
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
tentang Regulasi tentang drainase pengelolaan drainase belum ada
27 Tiik (123,6 ha)
II - 22
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tersedianya dokumen 1. Belum mempunyai 1. Sudah ada Outline plan perencanaan sistem dokumen perencanaan drainase perkotaan drainase kabupaten yang drainase (master-plan, 2. Sedang dilakukan terintegrasi di akhir tahun Outline plan dan DED penyusunan DED 2015 Drainase) Drainase Kota Sekayu Pengembangan dan Tersedianya database/ Belum tersedia data base Belum tersedia data base peningkatan Sistem sistem informasi drainase sistem informasi drainase sistem informasi drainase informasi Drainase skala kabupaten Sumber : Data dari SSK Muba 2012 dan dikaji olah pokja sanitasi Kab. Musi Banyuasin Tahun 2016
Dari tabel 2.9. tersebut diatas dapat terlihat bahwa belum tercapainya Target pembuatan peraturan daerah (PERDA) tentang pengelolaan drainase dan penyusunan dokumen perencanaan drainase belum sepenuhnya terpenuhi yaitu belum disusunnya Masterplan drainase perkotaan pada tahun hingga akhir tahun 2016. 2.3
Profil Sanitasi Saat Ini
a.
Air Limbah Domestik Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipial wastewater) yang
terdiri dari atas yang pertama black water yaitu air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari tinja manusia, urine, air pembersih, air pengelontor dan kertas pembersih dan yang kedua grey water yaitu air limbah domestik yang berasal dari air cucian dapur dan cucian pakaian. Pengolahan air limbah domestik dengan On-site System banyak dijumpai di Perkotaan Kabupaten Musi Banyuasin Adapun teknologi atau pengolahan yang dipakai pada On-site system ini adalah jamban yang biasanya dibangun di masing-masing rumah atau di tempat-tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau kolektif untuk beberapa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan ketersediaan lahan. Tingkat ekonomi penduduk sedang dan tinggi mampu untuk membuat toilet yang memenuhi syarat di rumah masing-masing, sedangkan untuk masyarakat dengan penghasilan sedikit/rendah biasanya tidak bisa membuat jamban sendiri tetapi mereka mendapatkan fasilitas berupa jamban secara kolektif. Pada kenyataannya sampai saat ini masih sering dijumpai masyarakat ekonomi lemah yang memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi dan buang air besar atau pekarangan belakang rumah. Hal ini yang masih dijumpai pada masyarakat di pedesaan Kabupaten Musi Banyuasin
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 23
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Oleh karena itu Pemerintah Daerah melalui dinas terkait telah membangun sarana sanitasi umum MCK sejak tahun 2009 dan melaksanakan program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) sejak tahun 2012. Pembangunan sanitasi MCK ++ dari program SLBM pada tahun 2012 terdapat di Desa Ulak Paceh Kec. Lawang Wetan, Desa Trimulya Agung Kec. Lalan, Desa Karang Sari Kec. Lalan, Desa Banjar Jaya Kec. Tungkal Jaya, Desa Sinar Harapan Kec. Tungkal Jaya, Desa Pangkalan Bulian, Kec. Batang Hari Leko dan Kec Tungkal Jaya dan Desa Bukit Sejahtera Kec. Batang Hari Leko Cakupan pelayanan 70 KK sampai dengan 85 KK. (1) Sistem dan Infrastruktur Sistem sanitasi pada sektor Air Limbah Domestik dijabarkan dalam bentuk diagram sistem sanitasi (DSS) yang memuat informasi mengenai infrastruktur pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Musi Banyuasin. Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Air Limbah dapat dilihat pada tabel 2.9. Tabel 2. 9 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sarana pembuangan air limbah domestik di Kabupaten Musi Banyuasin meliputi cubluk/ jamban tidak aman, cubluk dengan septiktank, jamban bersama dan MCK komunal, MCK Komunal
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 24
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin melalui Dinas PU Cipta Karya yang tersebar di beberapa desa. Secara jelas mengenai, cakupan layanan air limbah di Kabupaten Musi Banyuasin , dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut ini. Tabel 2.9. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Musi Banyuasin
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Tahun 2016
* Yang termasuk BABS: BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb. ** Belum Aman: jamban tidak dilengkapi tangki septik sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali. Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m. *** MCK : termasuk jamban bersama layak & MCK Komunal.
Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Musi Banyuasin sebagian besar telah berfungsi dengan baik dan digunakan secara maksimal oleh warga. Untuk pemeliharaan sarana prasarana air limbah domestic seperti MCK Komunal, biasanya dilakukan sendiri oleh warga dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Di Kabupaten Musi Banyuasin sudah dibangun IPLT yang lokasinya berdampingan dengan TPA Sungai Medak di Kecamatan Sekayu, untuk Lebih jelasnya mengenai kondisi prasarana dan sarana air limbah domestic di Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada tabel 2.11.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 25
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.11. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Jumlah/ No
Jenis
Satuan
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Kondisi Tdk berfungsi
Keterangan
(v)
(vi)
(vii)
Kapasitas Berfungsi
SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1
Tangki septik komunal < 10 KK
unit
12
12
0
2
MCK
unit
10
10
0
3
Truk Tinja
unit
1
1
0
4
IPLT : Kapasitas
M³/hari
6
√
SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1
Tangki septik komunal > 10 KK
unit
0
Belum ada
2
IPAL Komunal
unit
0
Belum ada
3
IPAL Kawasan
unit
0
Belum ada
4
IPAL Kota
unit
0
Belum ada
Keterangan : IPLT : Intalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL : Intalasi Pengolahan Air Limbah
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 26
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Gambar 2.4. Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 27
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
(2)
2016
Kelembagaan dan Peraturan
Di Kabupaten Musi Banyuasin pengelolaan dan pengembangan bidang-bidang prasarana dan sarana permukiman dilakukan oleh tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai pengelola, juga berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelola. Sebagai pengatur, Dinas-dinas tersebut bertugas membuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dalam tata pengelolaan dan pembangunan prasarana dan sarana permukiman. Sebagai pengawas, fungsi instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan yang telah dibuat dan memberikan sanksi bila dalam pelaksanaan tugasnya tidak mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Fungsi sebagai pembina pengelolaan pada instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah melakukan peningkatan kemampuan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihanpelatihan maupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan pengelolaan infrastruktur di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Dalam manajamen pegelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang dioperasionalkan, tiap-tiap instansi pemeritahanan tersebut juga mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan prasarana dan sarana wilayah yang didapatkan dari sumber-sumber pemerintah daerah dan retribusi jasa pelayanan. Instansi yang terkait dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Musi Banyuasin adalah Seksi Drainase, Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum; Seksi Penyehatan Lingkungan dan makanan minuman pada Dinas Kesehatan. Seksi Penampungan Sampah Pengolahan Tinja dan Lumpur pada Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan Sedangkan peraturan terkait air limbah di Kabupaten Musi Banyuasin belum mempunyai peraturan air limbah. Gambar 2.2. Gambar Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan
Sumber : DKPPLJ 2016
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 28
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Pemerintah Kabupaten memegang fungsi perencanaan untuk seluruh wilayah kabupaten. Sedangkan Masayarakat memiliki peran dalam fungsi pengadaaan sarana, yakni menyediakan sarana pembuangan air limbah domestik dan membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki septik). Sedangkan sarana pengangkutan dari tangki septik atau penyediaan truk tinja, dilaksanakan pihak Pemkab dan swasta. Untuk pembangunan SPAL dan pembangunan sarana IPLT atau IPAL merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Pada tahap berikutnya yakni fungsi Pengelolaan, Pengaturan dan Pembinaan, serta Monitoring dan Evaluasi merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Untuk lebih detilnya, data tersaji pada tabel 2.12 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik. Tabel 2.12 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
-
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA
-
-
-
-
-
-
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
-
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
-
-
Mengelola IPLT dan atau IPAL
-
-
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
-
-
-
-
-
-
-
-
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestic Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 29
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
(pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestic Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
Swasta
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 2.13 Tabel Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Musi Banyuasin Ketersediaan Peraturan
AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
Ada (Sebutkan)
-
-
-
-
-
Tidak Ada
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
Pelaksanaan Ket
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
II - 30
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi penyedotan air limbah domestik Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2016
Keterangan : di Kabupaten Musi Banyuasin belum ada Perda tentang air limbah.
b.
Persampahan Pelayanan pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan
dan Pemeliharaan Lampu Jalan (DKPPLJ) Kabupaten Musi Banyuasin meliputi pengumpulan sampah dari fasilitas umum, pengangkutan sampah dari TPS (Tempat Pengumpulan Sementara) ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), dan pengelolaan TPA. Pengumpulan sampah dari sumber sampah ke TPS dilakukan oleh perorangan atau petugas kebersihan RT/ RW. Pola operasional penanganan sampah di Kabupaten Musi Banyuasin masih bertumpu pada penanganan sampah dari sumber sampai di TPA. Penerapan pengurangan sampah masih belum berjalan optimal. Sampah yang masuk ke TPA setiap harinya sebanyak 86 m3 pada tahun 2015. Tahapan
operasional
penanganan
sampah
meliputi
pewadahan,
pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir di TPA. Secara umum kondisi eksisting penanganan persampahan di Kabupaten Musi Banyuasin diuraikan di bawah ini. Penanganan dan Pengurangan Sampah di Sumber Penanganan sampah di sumber meliputi kegiatan pemilahan, pewadahan, dan pengolahan. Saat ini kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya masih rendah. Sebagian besar pewadahan sampah yang dilakukan masyarakat saat ini masih dijadikan satu.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 31
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Pengurangan sampah di sumber belum banyak dilakukan oleh masyarakat. Beberapa daerah di Musi Banyuasin telah melakukan kegiatan pengurangan sampah melalui adanya bank sampah dan Tempat Penampungan Sementara Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R). Wadah sampah yang ada di sumber sampah, terutama di rumah tangga disediakan oleh setiap penghasil sampah sendiri, sedangkan wadah komunal dan wadah sampah untuk pejalan kaki disediakan oleh BLH Musi Banyuasin . Pengumpulan Sampah dan Penyapuan Teknik pengumpulan sampah dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengumpulan secara langsung dilakukan oleh penghasil sampah dibawa ke TPS. Pengumpulan secara tidak langsung dilakukan oleh masing-masing penghasil sampah ke tempat penampungan sampah komunal. Petugas kebersihan/pengumpul kemudian mengambil sampah dari tempat-tempat pengumpulan komunal tersebut dan dibawa ke TPS atau depo yang selanjutnya dipindahkan ke kontainer/dump truck dan diangkut ke TPA. Kegiatan pengumpulan sampah dari kegiatan pembersihan/penyapuan jalan pada daerah pusat kota seperti ruas jalan protokol, pusat perdagangan, taman kota, saluran dan lain-lain dilakukan oleh regu penyapuan jalan. Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah dilakukan untuk mengangkut sampah dari TPS atau depo menuju TPA. Kendaraan yang digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA berupa dump truck dan armroll truck. Kedua tipe truk ini memiliki kemampuan membongkar muatan secara hidrolis, sehingga lebih efisien dan lebih cepat. Cara pengangkutan menggunakan sistem kontainer yang diganti yaitu dimulai dari pool; armroll truck membawa kontainer kosong (C0) menuju kontainer pertama (C1), menurunkan kontainer kosong dan mengambil kontainer penuh (C 1) secara hidrolis untuk selanjutnya diangkut menuju TPA. Kontainer kosong (C1) yang dari TPA dibawa menuju landasan kontainer (TPS) ke dua, menurunkan kontainer (C1) kemudian mengambil kontainer penuh (C2) untuk dibawa ke TPA, selanjutnya menuju ke kontainer berikutnya demikian seterusnya. Setelah rit yang terakhir, kontainer terakhir (Cn) yang kosong dibawa kembali menuju ke garasi.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 32
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Pengelolaan TPA Pada saat ini Kabupaten Musi Banyuasin memiliki satu TPA yang masih beroperasi yaitu TPA Sungai Medak yang beroperasi sejak tahun 2014 Metode penimbunan sampah di TPA Sungai Medak dilakukan dengan sistem Controlled Landfill dan memiliki 3 TPS yang lokasinya sangat jauh sehingga tidak memungkinkan untuk diangkut ke TPA Sungai Medak, untuk daerah pelayanan II (Kec. Babat Toman, Kec Sanga Desa, Lawang Wetan) pembuangan sampah dibawa ke TPS Babat Toman, untuk wilayah pelayanan III (Kec. Babat Supat, Kec. Sungai Lilin, Kec Tungkal Jaya dan Kec. Bayung Lencir) pembuangan sampah dibawa ke TPS Sungai, jarak ketiga TPA ini sangat berjauhan sehingga akan memerlukan biaya operasional yang sangat tinggi untuk dibawa ke TPA Sungai Medak. Luas TPA Sungai Medak tersebut 10 Ha sedangkan tiga TPA yang lain masingmasing memiliki lahan 1 ha. Belum ada prosedur yang berlaku untuk mengatur tata cara pembuangan dan penimbunan sampah di TPA sehingga pembuangan dan penimbunan sampah belum tertata dengan baik. Untuk pengelolaan persampahan, terdapat beberapa jenis aliran persampahan, dengan jumlah aliran persampahan yang teridentifikasi seperti yang tersaji pada Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan persampahan di gambar 2.4 di bawah ini : Gambar 2.4. Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan Persampahan domestik Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan Setempat
(C) Penampungan Sementara (TPS)
(D) Pengangkutan
(E) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(F) Daur Ulang / Pembuangan Akhir
SUNGAI
TPS
BANK SAMPAH TEMPAT SAMPAH
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 33
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin 2016 Tabel 2.14 Timbulan sampah per kecamatan tahun 2015
Sumber : Musi Banyuasin Dalam Angka 2015 dan Analisa Pokja Sanitasi Musi Banyuasin
Dari Tabel 2.14 dapat diketahui bahwa pada user interface terdapat berbagai jenis, ada tempat sampah terpilah berupa tong bin, keranjang sampah yang berada di rumah tangga dan tempat sampah dari kegiatan penyapuan jalan serta taman ataupun fasilitas umum. Pengumpulan setempat yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin
terdiri atas TPS (Tempat Penampungan
Sementara), TPS-3R (Tempat Pemrosesan Sementara Reduce, Reuse, dan Recycle), Pengumpulan sampah dari sumber sampah ke TPS menggunakan gerobak ataupun kendaraan motor sampah roda tiga. Tidak semua desa/kecamatan mempunyai jumlah sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai sehingga masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan seperti ke sungai, dibakar, ke tanah kosong dan ke pinggir jalan, hal ini dapat menimbulkan pencemaran tanah, air dan udara. Untuk cakupan akses dan system persampahan kecamatan dijelaskan pada tabel 2.15. Dari tabel 2.15 dapat diketahui bahwa baru 5 kecamatan yang mendapat pelayanan yaitu Kecamatan Sekayu, Kecamatan Lais, kecamatan Sungai Lilin, kecamatan Bayung Lencir dan kecamatan Babat Toman.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 34
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.15. Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No
Jenis Prasarana/ Sarana
Sat u an
Jumlah
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(i) 1
2
3
4
5
6
7
Kapas itas M3
Kondisi Ritasi /hari
Keterangan
Baik
Rusak Ring an
Rusak Berat
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
Pengumpulan setempat -
Gerobag Sampah
Unit
121
1
3
121
-
-
DKPPLJ
-
Motor Sampah
Unit
33
1
3
33
-
-
DKPPLJ
-
Pick up Sampah
Unit
6
1
4
6
-
-
Operasional DKPPLJ
Tempat Penampungan Sementara (TPS) -
Bak Sampah (Beton/kayu/fiber)
Unit
27
1
3
27
-
-
DKPPLJ
-
Container
Unit
18
4
1
18
-
-
DKPPLJ
-
Transfer Stasiun
Unit
-
-
-
-
-
-
DKPPLJ
-
SPA (Stasiun Peralihan Antara)
Unit
-
-
-
-
-
-
DKPPLJ
Pengangkutan -
Dump Truck
Unit
29
4
2
29
-
-
DKPPLJ
-
Arm Roll Truck
Unit
3
3
4
3
-
-
DKPPLJ
-
Compactor Truck
Unit
-
-
-
-
-
-
DKPPLJ
Pengolahan Sampah -
TPS 3R
Unit
1
8
1
√
-
-
DKPPLJ
-
Bank Sampah
Unit
2
-
-
√
-
-
DKPPLJ
TPA/TPA Regional Kontruksi : lahan urug terkendali -
Luas total TPA yang terpakai
Ha
8
-
-
-
Luas sel landfill
Ha
6
-
-
-
Daya tampung TPA
(M3/ hari)
124
-
-
-
-
Alat Berat
DKPPLJ
-
Bulldozer
Unit
1
-
-
√
-
DKPPLJ
-
Excavator/backhoe
Unit
1
-
-
√
-
DKPPLJ
-
Truck tanah
Unit
1
4
1
-
-
DKPPLJ
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
IPL : Sistem Kolom /aerasi Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD) : - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
Mg/l
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
Hasil Pemerik saan Lab Tulis dibawah ini: ....................
II - 35
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Gambar 2.8. Peta cakupan akses dan sistem layanan persampahan
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Musi Banyuasin 2016 Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 36
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
1) Kelembagaan dan Peraturan Institusi yang berwenang dalam pengelolaan persampahan adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan (DKPPLJ), Sedangkan peraturan terkait pengelolaan persampahan Kabupaten Musi Banyuasin sudah mempunyai Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 2 Tahun 2009 tentang Retribusi Jasa Umum. c.
Drainase Perkotaan Sistem drainase yang buruk masih dijumpai di beberapa kawasan permukiman, baik di
perkotaan maupun di perdesaan, akibatnya masih terjadi kerawanan genangan di beberapa lokasi permukiman perkotaan dan di kawasan perdesaan uang secara topografi kurang menguntungkan bagi sistem drainase alamiah. Diperlukan pembangunan saluran drainase permanen pada kawasan prioritas penanganan genangan dan banjir. Drainase merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. Jaringan drainase meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun alur buatan yang bermuara di sungai.. Arahan penanganan drainase suatu wilayah dapat merujuk pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/KPTS/M/2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum. Kondisi eksisting sistem drainase di Kabupaten Musi Banyuasin sebagian besar masih memiliki fungsi ganda (multi fungsi), yaitu selain fungsi pembuangan air hujan, pada umumnya juga dimanfaatkan untuk saluran pembuangan limbah cair rumah tangga, bahkan juga menjadi satu dengan saluran irigasi. Memperhatikan hal ini maka diperlukan koordinasi yang intensif dan keterpaduan dalam penanganan sistem drainase. Rencana sistem jaringan drainase di Kabupaten Musi Banyuasin
meliputi pengelolaan
saluran drainase primer, sekunder dan tersier, dan arahan pengembangan sistem drainase sebagai berikut:
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 37
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Rencana pengelolaan sistem drainase yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin , meliputi arahan: 1. Mengutamakan system gravitasi atau pola aliran alamiah 2. Saluran primer, yaitu anak sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin , khususnya anak Sungai Musi dan Batang Hari Leko. 3. Saluran sekunder, yaitu saluran yang berfungsi mengumpulkan dan meneruskan air luapan dari saluran tersier (dari permukiman penduduk) ke saluran primer (sungai alami). 4. Saluran tersier merupakan jaringan drainase yang terdapat pada kawasan permukiman penduduk serta fasilitas pendukungnya (fasilitas umum,sosial dan komersial). a.
Adapun arahan pengembangan sistem drainase di Kabupaten Musi Banyuasin , adalah sebagai berikut: 1. Drainase Primer, meliputi: a) Penyusunan rencana induk system drainase wilayah Kabupaten, dan rencana penanganan system drainase pada kawasan tertentu yang rawan banjir; b) Memantapkan saluran drainase primer dengan pembangunan saluran drainase yang memperhatikan kontur wilayah, dengan arah buangan mengikuti pola aliran Sungai Musi, Sungai Batanghari Leko dan sungai lainnya 2. Drainase Sekunder berupa pembuatan saluran drainase sekunder tersendiri pada kawasan industri, perdagangan, perkantoran, dan pariwisata, yang terhubung ke saluran primer, sehingga tidak menganggu saluran drainase permukiman; 3. DrainaseTersier,meliputi: a) Pembuatan
saluran
drainase
tersier
yang
layak
pada
kawasan
permukiman dan sepanjang sisi jalan; b) Mengoptimalkan daya resap air ke dalam tanah untuk mengurangi beban saluran drainase dengan penghijauan dan kewajiban pembuatan sumur resapan pada kawasan-kawasan tertentu; dan c) Koordinasi pengelolaan saluran drainase khususnya pada saluran drainase permanen di kawasan perkotaan, baik yang terbuka maupun tertutup. Keberhasilan sistem drainase wilayah diindikasikan dengan tidak adanya peluang terjadinya genangan dan banjir sebagaimana disyaratkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 38
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
pekerjaan umum khusus drainase, yaitu : tidak ada genangan banjir di kawasan perkotaan/permukiman yang lebih dari 10 Ha, atau tidak terjadi lagi genangan banjir, dan bila terjadi genangan, tinggi genangan rata rata kurang dari 30 cm dengan lama genangan kurang dari 2 jam, serta frekuensi kejadian banjir kurang dari 2 kali setahun 1)
Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM) pada area terbangun seperti tabel 2.17. di bawah ini: Tabel 2.17 Tabel Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 22 25 26 27
Luas
Ketinggian
(Ha)
(M)
Desa Toman Kel. Babat
21,7 12,7
Desa Air Balui
13,5
Desa Nganti
4,1
Desa Jud II
4,6
Desa Jud I
1,3
Desa Ngulak III
4,7
Desa Ngunang
12,7
Kel. Ngulak I
11,8
Desa Ngulak II
6,9
Desa Terusan
2,6
Kel. Ngulak
1,8
Kel. Soak Baru
6,6
Kel. Balai Agung
13,9
Kel. Serasan Jaya
8,3
Kel. Kayuara
9,3
Desa Lumpatan
16,9
Desa Bailangu
21,2
Desa Bandar Jaya
26,7
Desa Lumpatan II
18,6
Lokasi Genangan
Wilayah Genangan Lama Frekuensi (kali (jam /hari) /tahun) 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4 2 s.d 8 2 s.d 4
Desa Bailangu Timur
4,9
Desa Danau Cala Desa Tanjung Agung Utara Desa Lais
33,6
0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8
2,5
0,3 – 0,8
2 s.d 8
2 s.d 4
20,9
2 s.d 8
Desa Teluk
22,3
Desa Epil Desa Tanjung Agung Selatan
78,2
0,3 – 0,8 0,3 – 0,8 0,3 – 0,8
2 s.d 8
2 s.d 4 2 s.d 4 2 s.d 4
7,0
0,3 – 0,8
2 s.d 8
2 s.d 4
2 s.d 8
Infrastruktur* Penyebab** *
Jenis
Keterang an**
Curah Hjan Tinggi (Sungai Meluap) dan Air Hujan
Pasang an Batu Bata
Per-tahun banjir saat musim hujan
389,4
Sumber : PUCK PR 2016
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 39
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Keterangan : *) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan. **) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan ***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase.
2)
Sistem dan Infrastruktur
Guna optimalisasi pengelolaan drainase perkotaan di Kabupaten Musi Banyuasin, hal ini perlu di dukung dengan prasarana dan sarana pengelolaan drainase perkotaan yang bisa dilihat di Tabel 2.18 Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana drainase perkotaan seperti di bawah ini : Tabel 2.18 Tabel Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten/Kota
No (i) 1
2 .
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
(ii)
(iii)
Saluran - S. Primer - Saluran Sekunder A1 - Saluran Sekunder A2 - Saluran Tersier A1 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air - Kolam retensi - Trash rack/ saringan sampah - Bak kontrol - S. Primer B - Saluran Sekunder B1 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air - Kolam retensi - Trash rack/ saringan sampah
Bentuk Penam-pang Saluran*
(v)
Tdk berfung si (vi)
Frekuensi Pemeliharaan (kali/ tahun) (vii)
Dimensi B**
Kondisi H***
Berfungsi
(iv)
m
Segi empat
1,2
1.50
√
-
1
m m
Segi empat Trapesium
0.40 0.40; 0,8
0.80 0.80
√ √
-
1 1
-
-
-
-
-
0.80 -
0.80 -
√ -
-
1 -
-
unit unit unit unit m m unit unit unit unit
Segi empat -
-
-
Sumber :PU PR 2016 Keterangan: *Bentuk penampang saluran: segi empat atau Trapesium **B:: lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 40
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2.7 Peta Lokasi genangan Kabupaten Musi Banyuasin
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Musi Banyuasin 2016
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 41
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
3)
2016
Kelembagaan dan Peraturan Organisasi pengelola sektor Drainase di Kabupaten Musi Banyuasin adalah Dinas Cipta
karya dan Pengairan. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas PUCK PR Kabupaten Musi Banyuasin mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin nomor ... tahun ... tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin . Fungsi Dinas PUCK PR yaitu: 1.
Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Bidang Cipta Karya dan Pengairan
2.
Penyelenggaraan Urusan Bidang Keciptakaryaan serta Pelayanan Umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
3.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang kecipta Karyaan;
4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam pembangunan dan pengolahan drainase
melaksanakan fungsi sebagai perencana, penyedia sarana, pengelola, pengatur dan pembina, serta pengawas kegiatan. Swasta mendapatkan peran dalam membersihkan dan memperbaiki saluran drainase lingkungan sedangkan masyarakat memiliki peran tidak hanya dalam membersihkan dan memperbaiki saluran drainase lingkungan, lebih dari itu masayarakat juga menyediakan atau membangun sarana drainase. Keterangan selengkapnya tercantum pada tabel 2.18 sebagai berikut. Tabel 2.18 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
√
-
-
√
-
-
√
-
-
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
√
√
√
√
√ II - 42
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
FUNGSI
2016
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota
lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan Sumber: PUCK PR 2016
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
√
√
√
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
-
-
√
II - 43
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.19 Tabel Peta Peraturan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Ketersediaan Tidak Ada
Efektif Dilaksana kan
-
-
-
√
-
-
√
-
-
Peraturan
DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
Ada (Sebutkan)
(RPJMD, RPIJM dan RTRW)
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksana kan
√
Tidak Efektif Dilaksana kan
Keterang an
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
Sumber : PUCK PR
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 44
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
1.1.
2016
Area Berisiko Dan Permasalahan Mendesak Sanitasi
Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Area beresiko sanitasi adalah daerah yang terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan, dan atau lingkungan, akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan penetapan area beresiko adalah: Memetakan area-area yang memiliki resiko sanitasi. Mengklasifikasikan area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan dengan cakupan area desa per kecamatan. Penetapan proporsi area beresiko sanitasi didasarkan pada 3 aspek yaitu, data sekunder, hasil dari Studi EHRA, dan Persepsi SKPD yang tertuang dalam intrumen profil sanitasi dengan rincian sebagai sebagai berikut: a.
Data Sekunder
: 30%
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin antara lain; Kepadatan penduduk (populasi, luas area) ; Cakupan pelayanan air minum, jumlah KK miskin ; Jumlah jamban ; Jumlah sampah terangkut ; Luas genangan ; % wilayah terbangun dll. b.
Study EHRA
: 40%
Data hasil studi EHRA dalam pengumpulan data penetapan area berisiko, yang meliputi: Sumber Air yakni : Sumber air tercemar, Penggunaan sumber air tidak terlindungi, Kelangkaan air Air Limbah Domestik yakni : Tangki septic suspek aman, Pencemaran karena pembuangan isi tanki septic, Pencemaran karena SPAL Persampahan yakni : Pengelolaan sampah, Frekuensi pengangkutan sampah, Ketepatan waktu pengangkutan sampah, Pengelolaan setempat Genangan Air yakni : Adanya genangan air Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yakni : CTPS di 5 waktu penting, apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja, apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat, keberfungsian penggelontor, apakah ada sabun di dalam/dekat jamban, pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air, perilaku BABs c.
Persepsi SKPD : 30%
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 45
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Persepsi SKPD terkait yang mengetahui kondisi eksisting di wilayah studi dan juga memberikan pertimbangan terkait dengan fungsi tata ruang (urban function) dimasa mendatang. SKPD ini memberikan skor yang telah disepakati bersama terhadap desa-desa di Kabupaten Musi Banyuasin. Penentuan Area Beresiko Penentuan area beresiko dilakukan dengan cara:
Membandingkan seluruh hasil pemberian skor (data sekunder, EHRA, persepsi SKPD)
Melakukan diskusi dan sepakati cara menetapkan skor akhir.
Lakukan observasi lapangan untuk mengechek hasil kesepakatan
Sepakati hasil akhir dengan cara tiap desa sampling yang mewakili kluster akan mempengaruhi terhadap area beresiko pada desa di kluster yang sama.
Melakukan pemberian agreed score (skor kesepakatan bersama) terhadap desa-desa di Kabupaten Musi Banyuasin.
2.4.1 Area Berisiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik Hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh area beresiko sanitasi air limbah domestic dengan menggabungkan hasil data sekunder, Indeks Resiko Sanitasi (EHRA), dan persepsi SKPD. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin untuk menentukan area beresiko air limbah domestic sebagai berikut : Data Sekunder
30%
Study EHRA
40%
Persepsi SKPD
30%
Dari peta 2.7 dapat diketahui bahwa area beresiko sangat tinggi dan tinggi sebagian besar berada di kecamatan Sekayu, Sanga Desa, Babat Toman dan Lais karena merupakan kawasan dengan kepadatan tinggi dan CBD. :
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 46
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2. 7. Area Berisiko Air Limbah Domestik
Sumber : Peta pengembangan air limbah domestik hasil survey dan instrumen profil sanitasi diolah oleh Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 47
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.19. Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik No 1
Wilayah Prioritas Air Limbah
Area Berisiko
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Resiko 4
1
Sanga Desa
2
Desa Jud I Kel. Ngulak I
3
Sekayu
Kel. Soak Baru
4
Kel. Balai Agung
5
Kel. Serasan Jaya
6
Kel. Kayuara
7
Desa Lumpatan II
2
Resiko 3
1
Babat Toman
Kel. Babat
2
Sanga Desa
Desa Nganti
3
Desa Ngunang
4
Desa Terusan
5
Desa Panai
6
Desa Macang Sakti
7
Kel. Ngulak
8
Lais
Desa Danau Cala
9
Desa Tanjung Agung Utara
10
Desa Teluk Kijing II
11
Desa Tanjung Agung Selatan
12
Sungai Lilin
Kel. Sungai Lilin
13
Desa Pinang Banjar
14
Kel. Sungai Lilin Jaya
Sumber : Hasil instrumen profil sanitasi dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin 2016
Dari Tabel 2.19 area beresiko air limbah domestik disepakati bahwa area beresiko 4 (sangat tinggi) ada 7 desa/kelurahan yang tersebar di 2 kecamatan yang berbeda. Sedangkan area beresiko 3 (tinggi) ada 14 desa/kelurahan yang tersebar di 4 kecamatan yang berbeda. Adapun permasalahan terkait pengelolaan Air limbah terdapat dalam tabel dibawah ini : Akses penduduk terhadap jamban sehat (sarana prasarana yang layak) berdasarkan data dari Sekunder saat ini baru 43,37 % atau 68.238 Keluarga
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 48
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.4.2 Permasalahan Mendesak Air LImbah No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awalpengangkutan -pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis Berdasarkan data sekunder kabupaten Musi Banyuasin jumlah penduduk yang BABS saat ini adalah 56,63 % penduduk. User Interface
Jumlah KK yg tidak memiliki akses ke jamban yg " layak" sebesar 33,04%
Penampungan awal
Jumlah KK yg memiliki akses ke jamban/cubluk yg "tidak layak" 23,59%
Pengangkutan
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin baru mempunyai 1 Unit mobil sedot tinja
Pengolahan akhir
Pengelolaan IPLT (IPLT Sungai Medak) belum maksimal karena kurangnya dana Operasional dan SDM
Dok. Perencanaan
Belum memiliki Masterplan Pengelolaan Air Limbah
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Pendanaan
Belanja sanitasi (pengelolaan air limbah) Kabupaten Musi Banyuasin masih minim SDM Pengelola Air limbah masih terbatas
Kelembagaan
Pengelola Air limbah masih ada di lintas sektor yaitu di Dinkes dan PUCK dan DKPPLJ
Peran Masyarakat
Masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait sanitasi
Dunia Usaha/swasta
Belum adanya partisipasi dunia usaha/ swasta untuk pengelola air limbah
peraturan
Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah
Sumber : Hasil instrumen profil sanitasi dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin 2016
Dari tabel permasalahan mendesak air limbah domestik terlihat masih banyak masyarakat yang melakukan praktek BABS 56,63% dan cakupan akses sarana prasarana yang layak berdasarkan data dari Sekunder saat ini baru 43,37 % untuk itu perlu keseriusan Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin dalam menyelesaikan permasalahan mendesak tersebut.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 49
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
2.4.2 Area Berisiko dan Permasalahan Persampahan Hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh area beresiko sanitasi Persampahan dengan menggabungkan hasil data sekunder, Indeks Resiko Sanitasi (EHRA), dan persepsi SKPD. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin untuk menentukan area beresiko Persampahan sebagai berikut : Data Sekunder
30%
Study EHRA
40%
Persepsi SKPD
30%
Dari hasil pemetaan area beresiko sanitasi sub sektor persampahan dapat dilihat pada peta 2.8 dan tabel 2.17. Dari peta 2.8 dapat diketahui bahwa area beresiko sangat tinggi dan tinggi banyak tersebar di banyak wilayah dikecamatan dikarenakan penanganan persampahan di Kabupaten Musi Banyuasin masih terfokuskan pada wilayah kota, permasalahan persampahan banyak tersebar di kecamatan Sekayu dan Kecamatan Sungai Lilin yang memang secara keseluruhannya belum terkelola dengan baik.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 50
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2.8. Area Berisiko Persampahan
Sumber : Peta pengembangan Persampahan hasil survey dan instrumen profil sanitasi diolah oleh Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 51
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.21. Area Berisiko Sanitasi Persampahan No 1
Wilayah Prioritas Persampahan
Area Berisiko
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Resiko 4
1
Babat Toman
2
Kel. Babat Kel. Mangunjaya
3
Sekayu
Kel. Balai Agung
4
Kel. Serasan Jaya
5
Kel. Kayuara
6
Desa Lumpatan
7
Desa Lumpatan II
9
Sanga Desa
Desa Ngunang
10
Desa Ngulak II
11
Kel. Ngulak
2 1
Resiko 3 Sanga Desa
Desa Ngunang
2
Desa Ngulak II
3
Kel. Ngulak
4
Babat Toman
Desa Toman
5
Sekayu
Desa Sukarami
6
Kel Soak Baru
7
Desa Bailangu
8
Lais
Desa Lais
9
Sungai Lilin
Kel. Sungai Lilin
10
Desa Pinang Banjar
11
Kel. Sungai Lilin Jaya
Sumber : Hasil instrumen profil sanitasi dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin 2016
Dari tabel 2.17 area beresiko persampahan disepakati bahwa area beresiko 4 (sangat tinggi) ada 11 desa/kelurahan yang tersebar di 3 kecamatan. Sedangkan area beresiko 3 (tinggi) ada 11 desa/ kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan yang berbeda. Adapun permasalahan terkait pengelolaan persampahan terdapat dalam tabel dibawah ini :
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 52
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Tabel 2.4.3 Permasalahan Mendesak Pengelolaan Sampah No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutanpengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis User Interface
Masyarakat yang membung sampah sembarang (di perkotaan) 76,28%
Pengumpulan setempat
Sarana Kabupaten Musi Banyuasin hanya memiliki 121 unit gerobak sampah, 33 unit sepeda motor sampah.(dengaan kemampuan pengangkutan total sebesar 58,10% ). Terdapat potensi sampah yang tidak terangkut 41,9
Penampungan sementara
27 unit bak sampah (beton), 18 unit kontainer, 46 unit TPS Fiber, Tong Sampah 1550 unit hanya tersebar di wilayah perkotaan dan pasar, (kapasitas tampung 34,22%) terdapat potensi sampah yang tidak tertampung 65,78%
Pengangkutan
Pengangkutan kabupaten Musi Banyuasin menguunakan 24 dump truck, 3 Amroll Truk dan 6 mobil Pick up dengan kemampuan pengangkutan sebesar 288 m3 (36,32%). Terdapat potensi sampah yang tidak terangkut 63,77% 3 Truk amroll dengan kondisi baik, 18 bak amroll dengan kondisi baik.
Pengolahan akhir
Kabupaten Musi Banyuasin hanya memiliki 1 unit pengelolaan sampah 3R (dikelurahan Serasan Jaya, Kec. Sekayu)
Pembuangan akhir
Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 1 TPA yang pengelolaannya Sanitary landfill. 3 TPA Opendumping di Kec. Babat Toman, Kecamatan Sungai Lilin, dan kecamatan Lais
Perencanaan
Belum ada masterplan persampahan
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Pendanaan
Operasional Pengelolaan Sampah masih minim Jumlah SDM masih belum memadai
Kelembagaan
Pengelolaan TPA masih tingkat seksi pengelolaan sarana dan prasarana kebersihan di dinas DKPPLJ
Peran Masyarakat
Kesadaran masyarakat masih kurang dalam pengelolahan sampah setempat
Dunia Usaha/swasta
Belum dilibatkannya peran dunia usaha dalam pengelolahan sampah Masih minimnya peran swasta untuk CSR di bidang persampahan
peraturan
Baru memiliki perda retribusi
Sumber : Hasil instrumen profil sanitasi dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin 201
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 53
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
2.4.3 Area Berisiko dan Permasalahan Drainase Perkotaan Hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh area beresiko sanitasi drainase perkotaan dengan menggabungkan hasil data sekunder, Indeks Resiko Sanitasi (EHRA), dan persepsi SKPD. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin untuk menentukan area beresiko drainase perkotaan sebagai berikut : Data Sekunder
20%
Study EHRA
40%
Persepsi SKPD
40%
Dari hasil pemetaan area beresiko sanitasi sub sektor drainase perkotaan dapat dilihat pada peta 2.9 dan tabel 2.18. Dari peta 2.9 dapat diketahui bahwa area beresiko sangat tinggi dan tinggi tersebar di bebrapa wilayah kecamatan yaitu Kecamatan: Sekayu, Sanga Desa, Babat toman,Lais dan Sungai Lilin yang memang secara keseluruhannya merupakan wilayah rendah dan berada di sepanjang sungai Musi sehingga sering terkena banjir.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 54
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
2016
Peta 2.9. Area Berisiko Drainase Perkotaan
Sumber : Peta pengembangan Drainase, hasil survey dan instrumen profil sanitasi diolah oleh Pokja Sanitasi Kab. Musi Banyuasin Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 55
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
No
2016
Wilayah Prioritas Drainase Perkotaan
Area Berisiko
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Resiko 4 1
Sekayu
Kel. Balai Agung
2
Kel. Serasan Jaya
3
Kel. Kayuara
4
Desa Lumpatan
5
Desa Lumpatan II
2 1
Resiko 3 Sanga Desa
Desa Jud I
2
Desa Ngulak III
3
Desa Ngunang
4
Babat Toman
Kel. Ngulak I
5
Desa Ngulak II
6
Desa Terusan
7
Kel. Ngulak
8
Sekayu
Kel. Soak Baru
9
Desa Bailangu
10
Desa Bandar Jaya
11
Desa Bailangu Timur
12
Lais
Desa Danau Cala
13
Desa Tanjung Agung Utara
14
Desa Purwosari
15
Desa Teluk Kijing III
16
Desa Teluk Kijing II
17
Desa Lais
18
Desa Teluk
19
Desa Epil
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 56
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 – 2021
20
2016
Desa Tanjung Agung Selatan
21
Sungai Lilin
Kel. Sungai Lilin
22
Desa Pinang Banjar
23
Kel. Sungai Lilin Jaya
Dari tabel 2.18 area beresiko drainase perkotaan disepakati bahwa area beresiko 4 (sangat tinggi) ada 5 desa/kelurahan yang tersebar di kecamatan Sekayu. Sedangkan area beresiko 3 (tinggi) ada 23 desa/ kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan yang berbeda. Dan untuk permasalahan mendesak persampahan dapat dilihat pada gambar 2.5 sebagai berikut : Adapun permasalahan terkait drainase terdapat dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.4.4 Permasalan Mendesak Drainase No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutanpengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis Terdapat 27 titik genangan yang terjadi akibat air hujan dan luapan sungai ( Kec. Sekayu di Kel. Balai Agung, Kel. Serasan Jaya, Kel Kayuara dan Desa Lumpatan) Belum ada Masterplan Drainase 2. Belanja sanitasi masih minim Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Pendanaan
Belanja sanitasi dibidang drainase masih minim
Kelembagaan
Pengelola drainase ada di PUCK dan Pengairan yang merangkap regulator beserta operator
Peraturan
Belum ada perda drainase
Peran Swasta
peran swasta belum ada yang terlibat dalam sekor drainase
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin
II - 57