BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. GAMBARAN WILAYAH 2.1.1.
Letak Geografis dan Administrasif Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan ini adalah wilayah Kabupaten Grobogan secara keseluruhan yang terletak di sebelah timur dari Ibukota Propinsi Jawa Tengah (Kota Semarang) dan berada diantara dua pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur. Secara geografis, Kabupaten Grobogan terletak diantara 110° 15' Bujur Timur - 111° 25' Bujur Timur dan 7° - 7° 30' Lintang Selatan. Adapun batas-batas administrasi sebagai berikut : - Sebelah Utara
: Kabupaten Demak, Pati, Kudus dan Blora.
- Sebelah Selatan
: Kabupaten Semarang, Boyolali, Sragen dan Kabupaten Ngawi (Provinsi Jawa Timur).
T - Sebelah Barat a
: Kabupaten Semarang dan Demak.
- Sebelah Timur b
: Kabupaten Blora.
Wilayah Kabupaten Grobogan memiliki relief daerah pegunungan kapur dan perbukitan serta daratan di bagian tengahnya, secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok :
1.
Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan antara 0 – 8% meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Gubug, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Grobogan sebelah selatan dan Wirosari sebelah selatan.
2.
Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan 8 – 15 % meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara dan Wirosari Sebelah Utara.
3.
Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15%, meliputi wilayah kecamatan yang berada di sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Grobogan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Program Kehutanan tentang iklim di Kabupaten Grobogan yang terletak di antara Daerah Pantai Utara bagian timur dan daerah Bengawan Solo Hulu mempunyai tipe iklim D yang bersifat 1 s/d 6 bulan kering dan 1 s/d 6 bulan basah dengan suhu minimum 26° C.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hotrikultura sebagaimana tercantum dalam dokumen Grobogan Dalam Angka (BPS 2011), kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Grobogan sebagai berikut : Rata-rata hari hujan tahun 2010 : 157 hari dan rata-rata curah hujan tahun 2010 : 2.901 mm. Yang dimaksud dengan curah hujan adalah "Satuan Kuantitatif" hujan, yaitu tinggi/tebal hujan yang jatuh di permukaan bumi, diukur dalam satuan milimeter. Satuan curah hujan terukur yang jatuh di permukaan bumi setara dengan satu liter setiap 1 m2 satuan luas atau dapat diperkirakan dengan satu juta liter setiap satu kilometer persegi, dengan catatan air hujan tersebut tidak ada yang menguap kembali (evapotranspirasi), melimpah (run off) dan merembes ke dalam permukaan bumi (perkolasi). Wilayah Kabupaten Grobogan dilewati tiga aliran sungai yang cukup besar dan airnya selalu ada disepanjang tahun yaitu sungai Lusi, Tuntang dan Serang. Selain itu masih ada juga sungai-sungai kecil yang airnya berasal dari mata air/sendang yang berada di Kabupaten Grobogan dan sungai kecil lainnya yang merupakan sungai tadah hujan atau sungai yang ada airnya bila pada musim penghujan. Wilayah Kabupaten Grobogan masuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana). Pada Sub DAS Tuntang, Serang dan Lusi Hilir sudah banyak dibangun bangunan irigasi (Dam/Waduk) seperti diantaranya Waduk Butak, Simo, Nglangon, Gambrengan, Sanggeh, Kenteng serta bendungan Kedungombo, Bendung Dumpil, Klambu, Sidorejo, Sedadi, Lanang dan jaringan irigasinya. Secara kewilayahan, sistem DAS di Kabupaten Grobogan termasuk dalam SWP Jratun Seluna dengan DAS meliputi 1.
DAS Tuntang dengan sub DAS yaitu tuntang hilir (Godong, Gubug, Kedungjati, dan Tanggungharjo), Blorong ds (Gubug, Kedungjati, Tanggungharjo), Jajar Hulu (Godong, Gubug, Karangrayung, Penawangan, dan Kedungjati), Temuireng (Gubung, Karangrayung, Kedungjati, Tanggungharjo), Tuk Bening T Hulu (kedungjati, dan Tanggungharjo).
2.
DAS Jragung DS dengan sub DAS yaitu Jragung Wonokerto (Gubug, Kedungjati, Tanggungharjo, dan Tegowanu), dan Klampok (Kedungjati).
3.
DAS Juwana DS dengan sub DAS yaitu Landaraguna (Brati, Grobogan), Sukosungging (Wirosari).
4.
DAS Serang dengan sub DAS yaitu Geyer (Geyer, Toroh, Purwodadi, Penawangan, Brati, dan Klambu), Glugu (Geyer, Toroh, Purwodadi, Brati, Grobogan, Klambu, dan Tawangharjo), Ingasjajar (Ngaringan), Karangboyo (Geyer, Karangrayung, Kedungjati), Kedungwaru (Ngaringan dan Wirosari), Lanang (Geyer, Toroh, Penawangan, Karangrayung), Medang (Gabus, Kradenan, Wirosari, dan Ngaringan), Ngantru
(Grobogan, Purwodadi, Pulokulon, Tawangharjo, dan Wirosari), Peganjing (Geyer, Toroh, Pulokulon, Purwodadi, Tawangharjo, dan Wirosari), Tirto (Ngaringan, Wirosari, dan Tawangharjo), dan Uter (Geyer)
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Grobogan Nama DAS Luas (Ha) Debit (m3/dtk) DAS Tuntang 38.594 9,70 – 18,10 DAS Jragung 17.446 12,60 – 28,40 DAS Serang 109.769 31,40 – 123,70 DAS Juwana 31.777 57,90 – 101,50 Sumber : RTRW Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2031 & BBWS Pemali Juana, 2016
Secara administratif Kabupaten Grobogan memiliki 19 Kecamatan dan 280 Desa/Kelurahan serta memiliki luas wilayah meliputi 197.589.511 ha. Peta administrasi Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Nama dan luas wilayah untuk masing- masing kecamatan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan di Kabupaten Grobogan
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan /Desa
Kecamatan Kedungjati Kecamatan Karangrayung Kecamatan Penawangan Kecamatan Toroh Kecamatan Geyer Kecamatan Pulokulon Kecamatan Kradenan Kecamatan Gabus Kecamatan Ngaringan Kecamatan Wirosari Kecamatan Tawangharjo Kecamatan Grobogan Kecamatan Purwodadi Kecamatan Brati Kecamatan Klambu Kecamatan Godong Kecamatan Gubug Kecamatan Tegowanu Kecamatan Tanggungharjo TOTAL
12 19 20 16 13 13 14 14 12 14 10 12 17 9 9 28 21 18 9 280
Sumber : Grobogan Dalam Angka, BPS 2015
Luas Wilayah Administrasi (%) thd total (Ha) administrasi 13,034 7% 14,059 7% 7,418 4% 11,931 6% 20,120 10% 13,365 7% 10,774 5% 16,537 8% 11,672 6% 15,432 8% 8,360 4% 10,456 5% 7,765 4% 5,490 3% 4,656 2% 8,678 4% 7,111 4% 5,167 3% 6,063 3% 198,089 100%
Terbangun (%) thd luas (Ha) administrasi 1,141 9% 2,083 15% 1,244 17% 2,238 19% 890 4% 2,171 16% 2,019 19% 2,037 12% 1,351 12% 1,797 12% 1,062 13% 1,735 17% 2,141 28% 1,045 19% 581 12% 1,387 16% 1,601 23% 623 12% 817 13% 27,963 14%
Tabel 2.2.1: Luas Wilayah per Kecamatan berdasarkan Penggunaan Tanah Tahun 2016 No
Nama Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kec. Kedungjati Kec. Karangrayung Kec. Penawangan Kec. Toroh Kec. Geyer Kec. Pulokulon Kec. Kradenan Kec. Gabus Kec. Ngaringan Kec. Wirosari Kec. Tawangharjo Kec. Grobogan Kec. Purwodadi Kec. Brati Kec. Klambu Kec. Godong Kec. Gubug Kec. Tegowanu Kec. Tanggungharjo Jumlah
Tanah Basah (ha)
388,226 2.355,000 4.623,000 4.330,000 1.911,300 5.685,000 3.915,000 3.901,000 4.080,000 4.112,000 2.502,000 2.871,000 4.442,000 2.472,000 2.360,000 6.510,000 3.482,000 2.721,000 775,000 63.435,526
Sumber : Grobogan Dalam Angka, BPS 2015
Tanah Kering (ha)
12.646,216 11.704,342 2.797,450 7.600,891 17.707,676 7.681,100 6.858,672 12.635,770 7.592,120 11.318,410 5.858,051 7.585,180 3.322,630 3.017,610 2.296,356 2.169,490 3.628,165 2.445,980 5.287,876 134.153,985
Luas Total Wilayah (ha)
13.034,442 14.059,342 7.420,450 11.930,891 19.618,976 13.366,100 10.773,672 16.536,770 11.672,460 15.430,410 8.360,051 10.456,180 7.764,630 5.489,610 4.656,356 8.679,490 7.110,165 5.166,980 6.062,876 197.589,511
Peta 2.1 : Peta Administrasi Kabupaten Grobogan dan Cakupan Wilayah Kajian
Sumber : Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2031
2.1.2.
Demografi Berdasarkan hasil proyeksi penduduk akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Grobogan tahun 2014 adalah sebesar 1.343.764 orang dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,57 persen. Dari hasil angka proyeksi tersebut, diperoleh rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Grobogan masih di bawah 100 yaitu sebesar 97,90, artinya jika ada 100 penduduk perempuan maka ada 98 laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Tetapi bila dirinci masing-masing kecamatan di Kabupaten Grobogan, terdapat 3 kecamatan yang memiliki angka sex ratio diatas 100, yakni Ngaringan, Brati dan Klambu dengan masing masing angkanya secara berurutan 103,20; 101,70; dan 101,80; artinya di 3 kecamatan ini jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak dibandingkan dengan perempuannya. Sedangkan Kecamatan Tawangharjo merupakan kecamatan yang memiliki angka sex ratio paling kecil yakni 94,20. Dilihat dari golongan umur lima tahunan, dapat diperoleh piramida penduduk Kabupaten Grobogan dimana jumlah penduduk yang berusia lebih dari 50 tahun hingga usia 75 tahun ke atas berangsur-angsur berkurang jumlahnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah keluarga juga mengalami peningkatan dari 412.480 pada tahun 2009 menjadi 426.902 pada tahun 2010, dengan rata-rata anggota rumah tangga 3 orang, baik pada tahun 2009 maupun 2010. Sejalan dengan kenaikan penduduk maka kepadatan penduduk dalam kurun waktu empat tahun (2010 – 2014) cenderung mengalami kenaikan, pada tahun 2010 tercatat sebesar 664 jiwa/km2, sedangkan pada tahun 2014 menjadi 684 jiwa/km2. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi penyebaran
penduduk
di
tiap
kecamatan.
dengan
pemerataan
Kepadatan penduduk di Kecamatan yang
wilayahnya sebagian besar perkotaan mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang wilayahnya masih merupakan daerah pedesaan. Wilayah terpadat tercatat di Kecamatan Purwodadi dengan kepadatan 1.747 jiwa/km dan terjarang penduduknya adalah Kecamatan Kedungjati yaitu 306 jiwa/km2.
Tabel 2.3.1. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (orang) Wilayah
Wilayah
2015 Jiwa
Kec. Kedungjati
2016 KK
Jiwa
Perkotaan
Perdesaan
Tahun
Tahun
2017 KK
Jiwa
2018 KK
Jiwa
2019 KK
Jiwa
2020 KK
Jiwa
2015 KK
Jiwa
2016 KK
Jiwa
2017 KK
Jiwa
Total Tahun
2018 KK
Jiwa
2019 KK
Jiwa
2020 KK
Jiwa
2015 KK
Jiwa
2016 KK
Jiwa
2017 KK
Jiwa
2018 KK
Jiwa
2019 KK
Jiwa
2020 KK
Jiwa
KK
5,479 1,798 5,482 1,799 5,484 1,800 5,487 1,801 5,490 1,802 5,493 1,802 34,342 11,311 34,359 11,317 34,376 11,322 34,394 11,328 34,411 11,334 34,428 11,339 39,821 13,109 39,841 13,116 39,861 13,122 39,881 13,129 39,901 13,135 39,921 13,142
Kec. Karangrayung 17,858 6,235 17,954 6,269 18,051 6,303 18,149 6,337 18,247 6,371 18,345 6,405 71,842 23,607 72,230 23,734 72,620 23,863 73,012 23,992 73,406 24,121 73,803 24,251 89,700 29,842 90,184 30,003 90,671 30,165 91,161 30,328 91,653 30,492 92,148 30,656 Kec. Penawangan
9,288 3,372 9,336 3,390 9,385 3,407 9,434 3,425 9,483 3,443 9,532 3,461 49,496 17,655 49,753 17,747 50,012 17,839 50,272 17,932 50,534 18,025 50,796 18,119 58,784 21,027 59,090 21,136 59,397 21,246 59,706 21,357 60,016 21,468 60,328 21,579
Kec. Toroh
26,329 9,655 26,458 9,702 26,588 9,750 26,718 9,798 26,849 9,846 26,980 9,894 80,444 28,676 80,838 28,817 81,234 28,958 81,632 29,100 82,032 29,242 82,434 29,385 106,773 38,331 107,296 38,519 107,822 38,708 108,350 38,897 108,881 39,088 109,415 39,279
Kec. Geyer
10,998 3,782 11,003 3,784 11,009 3,786 11,015 3,788 11,020 3,790 11,026 3,791 49,226 18,176 49,251 18,185 49,275 18,194 49,300 18,203 49,325 18,212 49,349 18,221 60,224 21,958 60,254 21,969 60,284 21,980 60,314 21,991 60,345 22,002 60,375 22,013
Kec. Pulokulon
26,428 6,814 26,547 6,845 26,666 6,875 26,786 6,906 26,907 6,937 27,028 6,969 74,260 23,485 74,594 23,591 74,930 23,697 75,267 23,803 75,606 23,911 75,946 24,018 100,688 30,299 101,141 30,435 101,596 30,572 102,053 30,710 102,513 30,848 102,974 30,987
Kec. Kradenan
15,645 4,776 15,714 4,797 15,783 4,818 15,852 4,839 15,922 4,861 15,992 4,882 60,477 19,472 60,743 19,558 61,010 19,644 61,279 19,730 61,548 19,817 61,819 19,904 76,122 24,248 76,457 24,355 76,793 24,462 77,131 24,569 77,471 24,678 77,811 24,786
Kec. Gabus
15,608 4,768 15,614 4,770 15,620 4,772 15,627 4,774 15,633 4,776 15,639 4,778 52,258 19,498 52,279 19,506 52,300 19,514 52,321 19,521 52,342 19,529 52,363 19,537 67,866 24,266 67,893 24,276 67,920 24,285 67,947 24,295 67,975 24,305 68,002 24,315
Kec. Ngaringan
9,582 3,374 9,651 3,398 9,720 3,423 9,790 3,447 9,861 3,472 9,932 3,497 56,665 18,512 57,073 18,645 57,484 18,780 57,898 18,915 58,315 19,051 58,735 19,188 66,247 21,886 66,724 22,044 67,204 22,202 67,688 22,362 68,176 22,523 68,666 22,685
Kec. Wirosari
13,040 4,834 13,123 4,865 13,207 4,896 13,292 4,927 13,377 4,959 13,463 4,991 72,767 27,043 73,233 27,216 73,701 27,390 74,173 27,566 74,648 27,742 75,126 27,920 85,807 31,877 86,356 32,081 86,909 32,286 87,465 32,493 88,025 32,701 88,588 32,910
Kec. Tawangharjo 18,809 6,699 18,939 6,745 19,069 6,792 19,201 6,839 19,334 6,886 19,467 6,933 34,972 11,130 35,213 11,207 35,456 11,284 35,701 11,362 35,947 11,440 36,195 11,519 53,781 17,829 54,152 17,952 54,526 18,076 54,902 18,201 55,281 18,326 55,662 18,453 Kec. Grobogan
24,185 6,811 24,434 6,881 24,686 6,952 24,940 7,024 25,197 7,096 25,456 7,169 50,421 14,999 50,940 15,153 51,465 15,310 51,995 15,467 52,531 15,627 53,072 15,788 74,606 21,810 75,374 22,035 76,151 22,262 76,935 22,491 77,728 22,723 78,528 22,957
Kec. Purwodadi
77,619 21,770 78,411 21,992 79,211 22,216 80,018 22,443 80,835 22,672 81,659 22,903 56,735 18,428 57,314 18,616 57,898 18,806 58,489 18,998 59,085 19,191 59,688 19,387 134,354 40,198 135,724 40,608 137,109 41,022 138,507 41,441 139,920 41,863 141,347 42,290
Kec. Brati
24,894 7,693 25,061 7,745 25,229 7,796 25,398 7,849 25,568 7,901 25,739 7,954 21,293 6,884 21,436 6,930 21,579 6,977 21,724 7,023 21,869 7,070 22,016 7,118 46,187 14,577 46,496 14,675 46,808 14,773 47,122 14,872 47,437 14,972 47,755 15,072
Kec. Klambu
9,395 3,492 9,434 3,506 9,472 3,521 9,511 3,535 9,550 3,550 9,589 3,564 25,246 9,439 25,350 9,478 25,453 9,517 25,558 9,556 25,663 9,595 25,768 9,634 34,641 12,931 34,783 12,984 34,926 13,037 35,069 13,091 35,213 13,144 35,357 13,198
Kec. Godong
12,535 3,988 12,595 4,007 12,656 4,026 12,716 4,046 12,777 4,065 12,839 4,085 66,236 21,725 66,554 21,829 66,873 21,934 67,194 22,039 67,517 22,145 67,841 22,251 78,771 25,713 79,149 25,836 79,529 25,960 79,911 26,085 80,294 26,210 80,680 26,336
Kec. Gubug
13,463 3,880 13,530 3,899 13,598 3,919 13,666 3,938 13,734 3,958 13,803 3,978 63,242 18,172 63,558 18,263 63,876 18,354 64,195 18,446 64,516 18,538 64,839 18,631 76,705 22,052 77,089 22,162 77,474 22,273 77,861 22,384 78,251 22,496 78,642 22,609
Kec. Tegowanu
11,173 2,968 11,297 3,001 11,422 3,034 11,549 3,068 11,677 3,102 11,807 3,136 42,098 12,204 42,565 12,339 43,038 12,476 43,515 12,615 43,999 12,755 44,487 12,897 53,271 15,172 53,862 15,340 54,460 15,511 55,065 15,683 55,676 15,857 56,294 16,033
Kec. Tanggungharjo 12,443 3,885 12,503 3,904 12,563 3,922 12,623 3,941 12,684 3,960 12,745 3,979 26,973 8,786 27,102 8,828 27,233 8,871 27,363 8,913 27,495 8,956 27,627 8,999 39,416 12,671 39,605 12,732 39,795 12,793 39,986 12,854 40,178 12,916 40,371 12,978
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi Kab Grobohan Tahun 2016, diolah.
Tabel 2.3.2. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun
Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun
Nama Kecamatan
Kepadatan Penduduk ( Orang/Ha ) Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Kec. Kedungjati Kec. Karangrayung
0.05%
0.05%
0.05%
0.05%
0.05%
0.05%
35
35
35
35
35
35
0.54%
0.54%
0.54%
0.54%
0.54%
0.54%
43
43
43
44
44
44
Kec. Penawangan
0.52%
0.52%
0.52%
0.52%
0.52%
0.52%
47
47
47
48
48
48
Kec. Toroh
0.49%
0.49%
0.49%
0.49%
0.49%
0.49%
48
48
48
49
49
49
Kec. Geyer
0.05%
0.05%
0.05%
0.05%
0.05%
0.05%
68
68
68
68
68
68
Kec. Pulokulon
0.45%
0.45%
0.45%
0.45%
0.45%
0.45%
46
46
46
47
47
47
Kec. Kradenan
0.44%
0.44%
0.44%
0.44%
0.44%
0.44%
38
38
38
39
39
39
Kec. Gabus
0.04%
0.04%
0.04%
0.04%
0.04%
0.04%
33
33
33
33
33
33
Kec. Ngaringan
0.72%
0.72%
0.72%
0.72%
0.72%
0.72%
49
49
50
50
50
51
Kec. Wirosari
0.64%
0.64%
0.64%
0.64%
0.64%
0.64%
48
48
49
49
49
50
Kec. Tawangharjo
0.69%
0.69%
0.69%
0.69%
0.69%
0.69%
51
51
52
52
52
53
Kec. Grobogan
1.03%
1.03%
1.03%
1.03%
1.03%
1.03%
43
43
44
44
45
45
Kec. Purwodadi
1.02%
1.02%
1.02%
1.02%
1.02%
1.02%
63
64
64
65
66
66
Kec. Brati
0.67%
0.67%
0.67%
0.67%
0.67%
0.67%
44
44
45
45
45
45
Kec. Klambu
0.41%
0.41%
0.41%
0.41%
0.41%
0.41%
60
60
60
61
61
61
Kec. Godong
0.48%
0.48%
0.48%
0.48%
0.48%
0.48%
57
57
58
58
58
58
Kec. Gubug
0.50%
0.50%
0.50%
0.50%
0.50%
0.50%
48
48
48
49
49
49
Kec. Tegowanu
1.11%
1.11%
1.11%
1.11%
1.11%
1.11%
85
86
87
88
89
90
Kec. Tanggungharjo Kabupaten Grobogan
0.48%
0.48%
0.48%
0.48%
0.48%
0.48%
48
48
48
49
49
49
0.57%
0.57%
0.57%
0.57%
0.57%
0.57%
48
48
49
49
49
49
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi Kab Grobogan Tahun 2016, diolah
Pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun di Kabupaten Grobogan berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2010 sampai tahun 2015 adalah 0,57%. Tingkat pertumbuhan rata-rata tertinggi per kecamatan
adalah
di
Kecamatan
Tegowanu
dan
Terendah
di
Kecamatan
Kedungjati.
2.1.3.
Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2031 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan No. 7 Tahun 2012. Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan sebagai pusat pertumbuhan wilayah di bagian timur Jawa Tengah dengan berbasis sektor pertanian dan didukung oleh sektor perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan pariwisata. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten, meliputi: a) Pengembangan
sistem
pusat
pelayanan
dengan
mengintegrasikan
pusat
pelayanan
perkotaan dan perdesaan di seluruh wilayah Kabupaten terutama dalam koridor pengembangan Kedungsepur. b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah secara terpadu guna mendukung posisi strategis Kabupaten di bagian timur Jawa Tengah. c) Pengembangan kawasan peruntukan industri dan kawasan agropolitan Kutosaringan yang berdaya saing dalam skala pelayanan nasional. d) Pengembangan sentra pemasaran hasil komoditas unggulan Kabupaten yang didukung peningkatan produktifitas hasil komoditasnya. e) Pengelolaan fungsi kawasan sesuai daya dukung lahan, daya tampung kawasan, dan konservasi sumberdaya alam demi pengembangan wilayah berkelanjutan. f) Pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. g) Peningkatan fungsi kawasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten meliputi :
a)
Strategi untuk mewujudkan pengembangan
sistem
pusat
pelayanan
dengan
mengintegrasikan pusat pelayanan perkotaan dan perdesaan di seluruh wilayah Kabupaten terutama dalam koridor pengembangan Kedungsepur, meliputi: a) Meningkatkan peran dan fungsi kawasan perkotaan Purwodadi sebagai simpul strategis pengembangan wilayah koridor Kedungsepur; b) Memantapkan dan mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan PKL; c) Mendorong pertumbuhan kawasan perkotaan baru yang dipromosikan sesuai dengan kewenangan kabupaten; d) Mengembangkan kawasan perkotaan PPK di wilayah Kabupaten; e) Meningkatkan peran dan fungsi kawasan perdesaan; dan f) b)
Meningkatkan dan mengembangkan jangkauan pelayanan PPL.
Strategi untuk mewujudkan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah secara terpadu guna mendukung posisi strategis Kabupaten di bagian timur Jawa Tengah, meliputi: a) Meningkatkan aksesibilitas antar pusat perkotaan, antar pusat desa, antar pusat perkotaan dan pusat desa; dan b) Mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah secara menyeluruh dengan memprioritaskan dan mengintegrasikan sistem prasarana transportasi, pengairan, energi, telekomunikasi dan lingkungan.
c)
Strategi untuk mewujudkan pengembangan kawasan peruntukan industri dan kawasan agropolitan Kutosaringan yang berdaya saing dalam skala pelayanan nasional, meliputi: a) Mengembangkan kawasan peruntukan industri untuk mewujudkan nilai tambah dan meningkatkan perekonomian daerah; b) Mempersiapkan dan mengembangkan kawasan industri yang mampu mendukung pengembangan wilayah Kedungsepur; c) Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian secara terpadu; d) Mengembangkan kegiatan agroindustri di kawasan agropolitan Kutosaringan; e) Meningkatkan pelayanan perdesaan dan pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan agropolitan Kutosaringan; dan f)
d)
Memantapkan kawasan sentra produksi dan kawasan pemasaran.
Strategi untuk mewujudkan pengembangan sentra pemasaran hasil komoditas unggulan Kabupaten yang didukung peningkatan produktifitas hasil komoditasnya, meliputi: a) Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pemasaran hasil komoditas unggulan kabupaten; b) Membangun sentra pemasaran baru; c) Meningkatkan peran PKL sebagai pengumpul dan distribusi hasil komoditas unggulan; d) Meningkatkan
aksesibilitas
antar
pusat
produksi
dan
pusat
pemasaran.
e)
Strategi untuk mewujudkan pengelolaan fungsi kawasan sesuai daya dukung lahan, daya tampung kawasan, dan konservasi sumberdaya alam demi pengembangan wilayah berkelanjutan, meliputi: a)
Menetapkan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung;
b)
Mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Daerah Aliran Sungai;
c)
Melestarikan fungsi dan daya dukung lingkungan di kawasan perlindungan setempat;
d)
Mengarahkan sebagian kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung;
e)
Melestarikan fungsi dan daya dukung lingkungan di kawasan karst;
f)
Mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan;
g)
Melestarikan sumber air dan mengembangkan sistem cadangan air untuk musim kemarau;
h)
Memelihara kawasan peninggalan sejarah dan situs budaya sebagai objek penelitian dan pariwisata;
i)
Mengoptimalkan pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat; dan
j)
Mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan dan peruntukan industri berwawasan lingkungan.
f)
Strategi untuk mewujudkan pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional, meliputi: a) Menetapkan kawasan pertanian pangan berkelanjutan secara optimal untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Kabupaten dan menunjang keberadaan kawasan permukiman; b) Mempertahankan luasan lahan sawah beririgasi teknis dan mengembangkan lahan sawah beririgasi teknis baru pada kawasan potensial; c) Mengoptimalkan kawasan pertanian lahan kering; dan d) Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur yang
mendukung
pengembangan
pertanian. g)
Strategi untuk mewujudkan peningkatan fungsi kawasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara, meliputi: a) Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara; b) Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; c) Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budi daya terbangun; dan d) Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.
Kebijakan dan strategi penataan ruang yang ada terjabarkan melalui rencana tata ruang mencakup wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang menggambarkan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang mengindisikasikan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Kawasan rawan bencana alam di wilayah Kabupaten Grobogan terdiri atas kawasan rawan banjir, kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan kekeringan. Kawasan rawan banjir meliputi sebagian wilayah Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Geyer, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Klambu, Kecamatan Penawangan, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Godong dan Kecamatan Gubug. Kawasan rawan tanah longsor meliputi sebagian wilayah Kecamatan Klambu, Kecamatan Brati, Grobogan, Kecamatan
Kedungjati,
Kecamatan
Karangrayung, Kecamatan Toroh, Kecamatan
Kecamatan
Tanggungharjo,
Kecamatan
Geyer, Kecamatan Tawangharjo,
Kecamatan Wirosari, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Gabus.
Kawasan
rawan
kekeringan
meliputi
sebagian
wilayah
Kecamatan
Ngaringan, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Gabus, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Geyer, Kecamatan Penawangan, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Tanggungharjo dan Kecamatan Tegowanu.
7 01 Mei 2012
7 01 Mei 2012
2.1.4.
Sosial dan Budaya Peningkatan pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembangunan di Indonesia. Baik dilihat dari sudut pandang penduduk sebagai obyek pembangunan maupun sebagai subyek pembangunan. Keberhasilan pembangunan disuatu daerah dapat ditengarai salah satunya dengan tingginya tingkat pendidikan penduduknya. Tentunya hal ini tidak lepas dari sarana pendidikan yang tersedia di daerah tersebut. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pendidikan adalah terpenuhinya sarana pendidikan seperti jumlah sekolah dan juga tenaga pendidik. Pada tingkat pendidikan SD diketahui ada 851 Sekolah Dasar yang dilayani oleh 4733 guru. Sekolah Dasar yang ada tersebut secara akumulasi memiliki 146.151 murid, yang berarti rata-rata setiap Sekolah Dasar memiliki 172 murid. Tabel 2.8: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Sarana Pendidikan
No
Nama Kecamatan SD
Umum SLTP
Agama MTs
MA
31 63 39 65 48 59 46 46 38 50 32 42 75 32 26 49 50 33 27
6 12 3 6 6 9 8 6 6 9 3 5 13 2 2 7 9 6 3
1 2 1 2 1 2 2 1 4 1 1 7 3 4 2
2 1 2 1 2 3 1 6 1 6 1 1
5 5 4 7 4 10 1 1 2 6 6 4 6 2 6 4 1 -
3 3 4 5 1 8 6 2 3 4 4 5 8 2 3 4 6 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 4 4 1 2
Jumlah 851 Sumber: Grobogan dalam Angka, 2015
121
34
27
74
78
27
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kedungjati Karangrayung Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati Klambu Godong Gubug Tegowanu Tanggungharjo
SMA
SMK
MI
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Grobogan antara lain meliputi Rumah Sakit baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Apotek dan Posyandu. Jika dilihat dari jumlah eksisting fasilitas kesehatan masih belum optimal pelayanannya dan dari segi jumlahnya masih sangat kurang. Fasilitas kesehatan terbesar yaitu rumah sakit jumlahnya hanya 4 (empat) unit dan terletak di Kecamatan Purwodadi. Untuk fasilitas puskesmas persebarannya merata di seluruh kecamatan.
Tabel 2.9. Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Kedungjati Karangrayung Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati Klambu Godong Gubug Tegowanu Tanggungharjo
8,522 14,335 6,735 13,363 16,992 28,505 18,225 13,763 15,038 13,803 11,712 17,186 10,086 7,481 4,643 9,334 10,389 7,646 6,638
Jumlah Sumber: Grobogan Dalama Angka, 2015
234,396
Jenis rumah di Kabupaten Grobogan pada tahun 2016 terdiri dari rumah permanen, semi permanen dan non permanen. Jumlah jenis rumah terbanyak didominasi rumah non permanen dengan jumlah 240.080 unit, sedangkan untuk jenis permanen dan semi permanen berturut- turut sebesar 35.019 dan 106.134 unit rumah. Tabel 2.10. Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Kecamatan
Kedungjati Karangrayung Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati
Jenis Rumah Semi Permanen Permanen 737 7.815 860 11.152 1.413 3.278 2.480 15.631 1.193 1.593 782 1.338 1.032 4.385 2.425 1.863 1.282 12.157 4.412 17.030 790 2.718 1.921 3.060 6.035 7.223 948 2.943
Non Permanen 3.449 12.318 13.392 15.321 15.779 26.004 15.550 16.595 13.442 760 9.454 13.747 19.652 9.473
Jumlah 12.001 24.330 18.083 33.432 18.565 28.124 20.967 20.883 26.881 22.202 12.962 18.728 32.910 13.364
Jenis Rumah Semi Permanen Permanen 15 1.467 1.098 Klambu 16 2.738 5.623 Godong 17 3.275 4.422 Gubug 18 692 1.292 Tegowanu 19 537 1.513 Tanggungharjo 35.019 106.134 Jumlah Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2015 No
Nama Kecamatan
Non Permanen 5.924 15.876 14.487 10.740 9.117 241.080
Jumlah 8.489 24.237 22.184 12.724 11.167 382.233
Mengacu pada hasil Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Perkotaan yang merupakan kegiatan Dinas Cipta Karya Tata Ruang & Kebersihan Kabupaten Grobogan Tahun 2011 diperoleh kawasan kumuh di 4 (empat) Kawasan Perkotaan seluas 117,987 hektar dengan perincian sebagaimana berikut : 1. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Godong seluas 17 hektar meliputi Desa Bugel, Desa Godong, Desa Ketitang dan Desa Klampok; 2. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Gubug seluas 11 hektar meliputi Desa Gubug, Desa Kemiri, Desa Kuwaron dan Desa Pranten; 3. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Purwodadi seluas 60,936 hektar meliputi Kelurahan Kuripan, Kelurahan Danyang, Kelurahan Purwodadi, sebagian Desa Ngraji, sebagian Desa Karanganyar, sebagian Desa Getasrejo dan sebagian Desa Menduran; 4. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Wirosari seluas 29,051 hektar meliputi Desa Kelurahan Wirosari dan Kelurahan Kunden.
2.1.5.
Kelembagaan Pemerintah Daerah Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Grobogan dibentuk dengan peraturan daerah, yaitu : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Grobogan; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Grobogan; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Grobogan. Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Grobogan berbentuk: 1. Sekretariat Daerah; merupakan unsur staf dipimpin oleh sekretaris daerah 2. Sekretariat DPRD; merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh sekretaris dewan 3. Dinas daerah; merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas 4. LEMTEKDA; merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, dapat berbentuk badan, kantor, dan rumah sakit. Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh direktur Inspektorat; merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh inspektur 5. Kecamatan; merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten, dipimpin oleh camat, 6. Kelurahan; merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dalam wilayah kecamatan, dipimpin oleh lurah Selain perangkat daerah tersebut di atas dalam rangka menggerakan perekonomian daerah di Kabupaten Grobogan, telah dibentuk 5 BUMD, yaitu 1. PD BPR BKK Purwodadi 2. PD BPR Purwa Artha 3. PD Purwa Aksara 4. PD Aneka Usaha Pertanian, dan 5. PDAM
Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Daerah, Asisten, Kepala Bagian, Staf Ahli dan Sekretaris DPRD. 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun perumusan kebijakan, mengoordinasikan dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan, pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan daerah, administrasi, organisasi dan tata laksana, pengelolaan sumberdaya aparatur serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. 1.1. Asisten Pemerintahan Asisten Pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan dan mengoordinasikan pelaksanaan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang penyelenggaraan pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan desa, pertanahan, hukum dan hak azasi manusia serta hubungan masyarakat dan keprotokolan. a. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kepala Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan di bidang penyelenggaraan tata pemerintahan yang meliputi pemerintahan umum, otonomi daerah dan administrasi pertanahan. b. Kepala Bagian Pemerintahan Desa Kepala Bagian Pemerintahan Desa mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis pembinaan di bidang penyelenggaraan
pemerintahan
desa/kelurahan
yang
meliputi
administrasi,
kelembagaan, perangkat dan kekayaan desa/kelurahan. c. Kepala Bagian Hukum dan Hak Asazi Manusia Kepala Bagian Hukum dan Hak Asazi Manusia mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang hukum, perundang- undangan, pengkajian produk hukum dan bantuan hukum, mendokumentasikan
produk
hukum,
pelaksanaan hak azasi manusia di daerah.
mempublikasikan
serta
pengoordinasian
d. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Keprokolan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat dan layanan keprotokolan pada acara resmi yang bersifat kenegaraan/daerah.
1.2. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok membantu tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi, pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, mengoordinasikan pelaksanaaan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk
teknis
di
bidang
perekonomian,
pembangunan,
kesejahteraan rakyat serta pengolahan data.
a. Kepala Bagian Perekonomian Kepala Bagian Perekonomian mempunyai
tugas pokok mengoordinasikan
bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis dan pembinaan di bidang perekonomian daerah, sumberdaya alam, pertambangan dan energi, sarana prasarana perekonomian, peningkatan produksi pertanian, industri, Badan Usaha Milik Daerah, lembaga keuangan dan pengelolaan/kelestarian lingkungan hidup. b. Kepala Bagian Pembangunan Kepala Bagian Pembangunan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pelaksanaan dan penyelenggaraan pembangunan di daerah. c. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok pengoordinasian bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pembangunan di bidang
kesejahteraan
rakyat,
kehidupan
beragama,
pendidikan,
kesehatan,
kebudayaan, pemuda, olah raga, pariwisata dan penanganan masalah sosial. d. Kepala Bagian Pengolahan Data Kepala Bagian Pengolahan Data mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis bidang pengolahan data, pengembangan program jaringan dan sistem komunikasi dan informasi data.
1.3. Asisten Administrasi Asisten Administrasi mempunyai tugas pokok membantu tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan pemerintahan dan kebijakan daerah bidang administrasi, pendayagunaan aparatur, organisasi dan ketatalaksanaan,
kepegawaian,
keuangan,
ketatausahaan pimpinan, umum, perlengkapan dan asset daerah serta persandian.
a. Kepala Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Kepala Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan daerah di bidang organisasi, kelembagaan daerah, ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur dan akuntabilitas kinerja yang meliputi penataan kelembagaan perangkat daerah, pelaksanaan analisis jabatan, penetapan formasi jabatan, naskah kedinasan, penyusunan standar kompetensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sumberdaya aparatur serta pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat Daerah. b. Kepala Bagian Keuangan Kepala
Bagian Keuangan
mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan
penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pengelolaan keuangan, perencanaan anggaran, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi dan pelaporan, serta mengoordinasikan administrasi pengelolaan keuangan sesuai peraturan perundang- undangan di bidang keuangan di lingkungan Sekretariat Daerah. c. Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan administrasi umum di bidang Tata Usaha Pimpinan yang meliputi Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah dan Asisten Sekretaris Derah.
d. Kepala Bagian Umum Kepala Bagian Umum mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk
teknis
di
bidang
administrasi
umum,
kesekretariatan, sandi dan telekomunikasi, rumah tangga, perlengkapan dan pemeliharaan.
2. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Sekretariat
Daerah
mempunyai tugas dan
tanggung jawab membantu sebagian tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan keahlian, keterampilan dan spesialisasinya masing-masing dan bersifat mandiri.
3. Staf Ahli Bupati 3.1. Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang hukum dan politik. 3.2. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan 3.3. Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang pembangunan.
3.4. Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas pokok
melakukan
telaahan,
kajian
dan
memberikan
saran,
masukan
serta
pertimbangan kepada Bupati di bidang kemasyarakatan dan sumberdaya. 3.5. Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang ekonomi dan keuangan.
4. Sekretaris DPRD Kabupaten Grobogan Sekretaris DPRD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah Dasar keberadaan dinas yang ada di Kabupaten Grobogan adalah Peraturan Daerah No 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Dinas-Dinas Daerah, dimana di dalam Peraturan Daerah ini dinas-dinas yang ada di lingkungan Kabupaten Grobogan adalah: 1. Dinas Pendidikan, 2. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Olahraga; 3. Dinas Kesehatan; 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; 5. Dinas Perhubungan, Informasi, dan Transmigrasi; 6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi; 9. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura; 10. Dinas Peternakan dan Perikanan; 11. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 12. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan; 13. Dinas Pengairan; 14. Dinas Bina Marga; dan 15. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Sedangkan berdasar pada Peraturan Daerah No 9 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, maka Lembaga Teknis Daerah yang ada di Kabupaten Grobogan terdiri dari: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, selanjutnya dapat disebut Bappeda; 2. Badan Kepegawaian Daerah, selanjutnya dapat disebut BKD; 3. Inspektorat Daerah, selanjutnya dapat disebut Inspektorat; 4. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindangan Anak dan Keluarga Berencana; 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat; 6. Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, selanjutnya dapat disebut Bakesbanglinmas; 7. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu selanjutnya dapat disebut BPPT; 8. RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiharjo; 9. Badan Ketahanan Pangan, selanjutnya dapat disebut BKP; 10. Badan Lingkungan Hidup, selanjutnya dapat disebut BLH; 11. Kantor Perpustakaan Daerah; 12. Kantor Arsip Daerah; dan 13. Kantor Satpol PP.
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Grobogan
Gambar 2.2 : Bagan Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan & Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Grobogan
2.2. KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK SSK adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK Kabupaten Grobogan merupakan penjabaran dari strategi sanitasi yang memuat empat sub sektor pilar utama sanitasi yaitu sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase, dan sub sektor PHBS. Penyusunan dokumen SSK Kabupaten/Kota ini berdasarkan Buku Putih Sanitasi (BPS) di mana BPS sebagai dokumen yang memuat data dasar kondisi sanitasi Kabupaten/Kota saat ini. Kedudukan SSK diantara dokumen perencanaan di bidang sanitasi lainnya yang terdapat di Kabupaten Grobogan adalah sebagai pelengkap dan penyempurna dokumen-dokumen perencanaan bidang sanitasi yang telah ada, seperti : 1. SSK Kabupaten Grobogan merupakan pelengkap dari dokumen perencanaan resmi yang ada di Kabupaten Grobogan, seperti RPJMD tahun 2016 - 2020, Renstra SKP tahun 2016 - 2020 dan Renja SKPD tahun 2016; 2. SSK Kabupaten Grobogan merupakan penjabaran secara lengkap sebagian dari RPIJM tahun 2016 – 2020 khususnya dalam bidang sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase); 3. SSK Kabupaten Grobogan akan menjadi masukan bagi penyusunan RPJMD untuk kepala daerah periode berikutnya (2015 – 2020); 4. Penyusunan SSK Kabupaten Grobogan mengacu pada dokumen perencanaan tata ruang wilayah (RTRW tahun 2011 – 2031) Kabupaten Grobogan, khususnya berkaitan dengan zonasi pembangunan sarana sanitasi.
2.2.1.
Air Limbah Domestik Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selain visi dan misi sanitasi juga diperlukan penajaman dari visi dan misi tersebut yang dituangkan menjadi sebuah tujuan, sasaran serta strategi untuk mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Di dalam sub sektor air limbah domestik, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.9 Kemajuan Pelaksanaan SSK bidang Air Limbah Domestik
Tujuan (1)
SSK Tahun 2017 – 2021 Sasaran (2) Optimalisasi dan
Data dasar* (3)
SSK (saat ini) Status saat ini (2016) (4)
efektifitas pelayanan penyedotan lumpur tinja
Tahun 2016 IPLT
ke IPLT Ngembak
Ngembak sedang
dengan menambah
dilakukan Revitalisasi
cakupan pelayanan dari 11,4% menjadi 40% pada Tahun 2021. Mengoptimalkan pengelolaan air limbah di perkotaan dan perdesaan yang bersih, sehat dan berwawasan lingkungan untuk perbaikan kesehatan masyarakat
Berkurangnya praktek BABS menjadi 25 % di wilayah Kabupaten Grobogan pada tahun 2017
Tahun 2016 di Kabupaten Grobogan sudah 0% BABS
Meningkatkan cakupan
Tahun 2016 di
kepemilikan jamban
Kabupaten
keluarga dengan
Grobogan yang
penggunaan tangki
menggunakan
septik dari 56.7%
Tangki septik
menjadi 76.3% pada
individual
akhir tahun 2021.
berkisar 76.3%
Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal dari 20 unit menjadi 100 unit di
Kabupaten Grobogan telah ODF di tahun 2016, artinya sudah tidah ada masyarakat yang melakukan BABS Tahun 2016 di Kabupaten Grobogan yang menggunakan
Tangki septik individual berkisar 76.3% Cakupan layanan Ipal
Cakupan Komunal di Kabupaten layanan eksisting Grobogan berkisar 600 sekitar 0.1% KK
Tujuan (1)
SSK Tahun 2017 – 2021 Sasaran (2) wilayah padat kumuh
Data dasar* (3)
miskin di akhir tahun 2021 Pengembangan perangkat peraturan perundangan dan perencanaan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman
Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2017 Meningkatkan anggaran
Peningkatan dan
Anggaran APBD/APBD-
pengembangan
Desa untuk air limbah
alternatif sumber
sebesar 3% pada tiap
pendanaan
tahunnya
pembangunan
Meningkatkan jumlah
prasarana dan
dana sektor swasta baik
sarana air limbah
dengan dana CSR
pemukiman.
maupun penanaman modal investasi
meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan air limbah
Peningkatan Jumlah Jamban yang dibangun secara swadaya/nonsubsidi oleh masyarakat sebesar 10 Milyar selama lima tahun sampai Tahun 2021
Sumber: Pokja AMPL Kabupaten Grobogan Tahun 2016
SSK (saat ini) Status saat ini (2016) (4)
2.2.2.
Pengelolaan Persampahan Di dalam sub sektor persampahan, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.10 Kemajuan Pelaksanaan SSK bidang Pengelolaan Persampahan Tujuan (1)
SSK Tahun 2017 – 2021 Sasaran (2) Peningkatan sampah wilayah perkotaan yang dapat terangkut/dikelola
Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan perkotaan
di TPA menjadi 80% di tahun 2021 Penyediaan sarana prasarana TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) di 6 (enam) ibu kota kecamatan pada tahun 2021 Penetapan Perda dan Perbup yang mengatur pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana
Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan
prasarana persampahan pada Tahun 2016. Meningkatkan Status dan kapasitas institusi pengelola dalam penerapan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
Pengurangan
Meningkatnya
sampah
partisipasi masyarakat
Data dasar* (3)
SSK (saat ini) Status saat ini (2016) (4)
Tujuan (1) semaksimal
SSK Tahun 2017 – 2021 Sasaran (2) dalam pengelolaan
mungkin dimulai
sampah dengan sistem
dari sumbernya
3R skala rumah tangga
Data dasar* (3)
dari 1,7 % menjadi 5% pada tahun 2021 Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah. Meningkatnya jumlah dana dari APBD Propinsi dan APBN sebesar 10 Milyar dalam peningkatan Pengembangan alternatif sumber pendanaan
pengelolaan Persampahan di Kabupaten Grobogan pada Tahun 2021. Meningkatnya dana CSR dan investasi sektor swasta dalam pengelolaan persampahan
Sumber: Pokja AMPL Kabupaten Grobogan Tahun 2016
SSK (saat ini) Status saat ini (2016) (4)
2.2.3.
Drainase Perkotaan Di dalam sub sektor drainase, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.11 Kemajuan Pelaksanaan SSK bidang Drainase Perkotaan Tujuan (1) Meningkatkan
SSK Tahun 2017 – 2021 Sasaran (2)
kapasitas kelembagaan dan
Tersedianya Regulasi
peraaturan
drainase lingkungan
perundanga-
pada tahun 2015.
undangan mengenai Drainase Lingkungan Meningkatkan perencanaan pengelolaan sistem drainase secara menyeluruh dan terpadu dalam penanganan banjir
Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2017
dan genangan. Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Grobogan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2017
Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Grobogan sebesar 15% dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2017
Meningkatnya
Meningkatnya peran
intensitas upaya
media dan masyarakat
penyadaran
dalam penyadaran
Perilaku Hidup
perilaku hidup bersih
Data dasar* (3)
SSK (saat ini) Status saat ini (2016) (4)
Tujuan (1) Bersih dan Sehat
SSK Tahun 2017 – 2021 Sasaran (2) dan sehat di 30
secara terus
desa/kelurahan rawan
menerus di sub
banjir pada akhir tahun
drainase
2017.
Data dasar* (3)
lingkungan. Meningkatnya jumlah dana dari APBD Propinsi dan APBN Pengembangan
sebesar 5 Milyar dalam
alternatif sumber
peningkatan
pendanaan
pengelolaan Persampahan di Kabupaten Grobogan pada Tahun 2017.
Sumber: Pokja AMPL Kabupaten GroboganTahun 2016
SSK (saat ini) Status saat ini (2016) (4)
2.3. PROFIL SANITASI SAAT INI Pembangunan di Kabupaten Grobogan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya yang ada diharapkan akan bermuara kepada kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman. Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Grobogan lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Grobogan difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi terhadap air tanah oleh limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi masyarakat. Seiring dengan aktifitas pembangunan yang meningkat dengan bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi. Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di sekitarnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah rumah tangga ke saluran drainase, sungai-sungai dan pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya ikut memperburuk kondisi sanitasi di Kabupaten Grobogan. Dari semua persoalan sanitasi di Kabupaten Grobogan, penyebab utamanya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi yang berakibat kepada kurangnya kesadaran terhadap pentingnya sanitasi dalam kehidupan.
2.3.1 Pengelolaan Air Limbah Domestik 2.3.1.1. Kelembagaan Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air;
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Utilitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Keputusan Menteri Republik Indonesia 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih; 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan; 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik; 3.
Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis engelolaan Drainase Perkotaan;
4.
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus;
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK.
Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Perda Kabupaten Grobogan No. 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Penyedotan Kakus. Aspek Institusional Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan limbah cair antara lain: Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan.
2.3.1.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan air limbah permukiman dapat dilakukan dengan sistem on-site atau sistem off-site atau kombinasi dari kedua sistem ini : Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sistem off-site diterapkan pada kawasan Kepadatan > 100 org/ha Bagi kawasan berpenghasilan rendah dapat menggunakan sistem septic tank komunal (descentralised water treatment) dan pengaliran dengan konsep perpipaan shallow sewer. Dapat juga melalui sistem kota/modular bila ada subsidi tarif. Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan 500–1000 sambungan rumah disarankan menggunakan basis modul. Sistem ini hanya menggunakan 2 atau 3 unit pengolahan limbah yang paralel. Sistem pengolahan
air limbah setempat
(on-site system) adalah sistem penanganan
air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber. Sistem on-site diterapkan pada: Kepadatan < 100 org/ha Kepadatan > 100 org/ha
sarana on site dilengkapi pengolahan tambahan
seperti kontak media dengan atau tanpa aerasi Jarak sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani penduduk urban > 50.000 jiwa atau bergabung dengan kawasan urban lainnya
3.2.2.1 Sistem Terpusat/Off-site System Kabupaten Grobogan tidak memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat (IPAL terpusat). Hal ini disebabkan
kepadatan
penduduk
dan
kondisi topografi Kabupaten Grobogan tidak
memungkinkan untuk dibangunnya sarana IPAL terpusat. Kabupaten Grobogan sudah mempunyai Unit Pengolah Lumpur Tinja (IPLT), IPLT ini ibangun pada tahun 1999 di area TPA Ngembak. Jumlah personel yang bertugas dalam operasional IPLT berjumlah 2 (dua) orang dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan. IPLT Ngembak didesain mampu mengolah limbah lumpur tinja sebanyak 15 m3/hari. Jumlah ini hanya mampu
melayani sekitar 15% dari jumlah penduduk Kabupaten Grobogan.
Sistem Pengolahan lumpur tinja di IPLT Grobogan menggunakan rangkaian pengolahan fisik-biologis, dengan unit pengolahan tangki imhoff, kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam maturasi, dan bak pengering lumpur. Kondisi pelayanan di IPLT Ngembak belum optimal, dimana masih dijumpai kerusakan/retak bangunan pada beberapa bagian.
Gambar 3.2. IPLT di Area TPA Ngembak
Kondisi cakupan pelayanan Air Limbah (penyedotan tinja) untuk Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan oleh Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan sangat minimal, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasara serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan tanki septic sesuai standar kesehatan, maka diperkirakan sedikit dari jumlah total penduduk Kabupaten Grobogan yang mampu dilayani. Untuk
pelayanan
pengangkutan
tinja,
sementara ini hanya dilayani oleh 2 mobil tinja, yaitu 1 dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan dan 1 mobil tinja swasta.
3.2.2.2 Sistem IPAL Komunal IPAL dengan sistem komunal tidak terlalu banyak terdapat di Grobogan. Paling tidak ada empat lokasi di Grobogan. Keempat lokasi tersebut dibangun dengan skema Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan SLBM di 4 (empat) Kecamatan yaitu : Kec. Brati (Ds. Menduran, Ds. Katekan), Kec. Ngaringan (Ds. Sarirejo, Ds. Kalangdosari, Ds. Sendangrejo, Ds. Trowolu), Kec. Wirosadi (Ds. Mojorejo), Kec. Karangrayung (Ds. Jetis, Ds. Karangsono, Ds. Cekel) Teknologi yang digunakan untuk IPAL Komunal program SLBM menggunakan skema pengolahan dengan menggunakan komponen: 1. Komponen toilet berupa inlet dari rumah berasal dari WC, kamar mandi, dapur dan cucian. Air limbah dapur dilengkapi dengan grease trap 2. Komponen pemipaan sekunder dari rumah ke pipa utama (house connection) menggunakan pipa PVC dilengkapi bak kontrol 3. Komponen pemipaan utama menggunakan PVC dilengkapi bak kontrol 4. Komponen IPAL terdiri atas inlet, bak sedimentasi, baffle reaktor dan anaerobik filter 5. Komponen pembuangan: sungai
Gambar 3.3. Konstruksi IPAL Komunal di Desa Jetis Kec. Karangrayung yang dibangun Tahun 2011.
3.2.2.3 Sistem setempat/on-site system Pada sistem onsite ada dua jenis sarana yang digunakan untuk menampung kotoran tinja manusia yaitu cubluk dan septik tank. Cubluk adalah lubang yang digali didalam tanah dengan diameter 1.5 m sedalam 2m dan biasanya diberi dinding batu kosong untuk memudahkan penyerapan air ke dalam tanah. Air dan kotoran dari kakus dialirkan ke dalam lubang ini. Adapun kriteria pemakaian cubluk adalah sebagai berikut : 1) Mempunyai lahan pekarangan cukup (>500 m2) 2) Ditempatkan berjarak > 10 m dari sumber air 3) Kedalaman air tanah > 3 m 4) Dasar galian berjarak > 50 cm dari muka air tanah 5) Jenis tanah tidak mudah longsor
6) Digunakan diperumahan dengan kepadatan penduduk rendah dan di pedesaan 7) Diupayakan tidak dimasuki air hujan dan air permukaan 8) Ditutup agar tidak bau dan tidak dimasuki serangga (lalat dan nyamuk) 9) Dihubungkan dengan kakus yang menggunakan leher angsa 10) Perencanaan lubang cubluk untuk dapat menampung lumpur anggota rumah tangga dengan rate 30 ltr/org.thn 11) Lubang diuruk setelah penuh dan dibiarkan lumpur jadi kompos selama setengah tahun 12) Kompos dapat dikeluarkan dan kemudian dijadikan pupuk, dan kemudian lubang tersebut dapat dipergunakan kembali 13) Ketika lubang cubluk penuh dan menunggu proses pengkomposan, perlu disediakan cubluk cadangan/baru . Septic tank adalah bak di dalam tanah dari pasangan batu kedap air yang terdiri dari dua kompertemen yang dibatasi oleh sekat berlubang utuk meningkatkan effisiensi pengendapan. Bangunan septic tank dilengkapi bidang peresapan air. Air dan kotoran dari kakus dialirkan ke bak ini, dan kemudian terjadi proses pengendapan yang memisahkan antara lumpur dan cairan/supernatan. Air kemudian dialirkan ke bidang peresapan (terdiri dari batu koral dilapisi ijuk) untuk diresapkan ke dalam tanah. Lumpur kotoran pada septic tank berakumulasi sampai penuh (biasanya s/d 2 tahun) untuk siap di sedot oleh truk tinja dan dibawa ke Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Adapun kriteria penggunaan septic tank adalah sebagai berikut : 1) Pembuatannya memerlukan cukup pendanaan. 2) Dilengkapi dengan bidang resapan untuk meresapkan cairan supernatan yang keluar dari tangki septik. 3) Bagi kepadatan hunian dengan > 100 org/ha dan belum ada sistem sewerage dan sistem komunal, maka bidang resapan perlu digantikan dengan anaerobik bio filter. 4) Luas dan dalam bidang resapan tergantung permeabilitas tanahnya yg dilhitung dari hasil tes perkulasi. 5) Bagi daerah yang muka air tanahnya tinggi (kawasan pasang surut) dianjurkan penggunaan septic tank vertikal dan dilengkapi bio filter. 6) Kondisi air payau akan mempengaruhi degradasi bahan organik yang prosesnya lebih lambat, maka proses di septic tank dan biofilter harus kedap terhadap air payau.
Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Air Limbah Domestik
Input
A
B
C
D
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
E Pembuangan/ Daur
F Kode/Nama Aliran
Ulang
-
-
Air Limbah (AL 1)
WC Sentor
Tangki Septik
Sungai
-
WC Sentor
Tangki Septik
-
Air Limbah
-
(AL 2) Tanah
-
Air Limbah
-
(AL 3) Sungai
Jumbleng
Air Limbah
-
(AL 4)
Truk Tinja WC Sentor
WC Sentor
Tangki Septik
(Swasta)
-
-
IPLT
Air Limbah (AL 5) Septick tank/ IPAL Komunal
Sungai
Input
A
B
C
D
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
E Pembuangan/ Daur
F Kode/Nama Aliran
Ulang
-
-
WC Sentor
(AL 7) Septick tank/ IPAL Komunal
Grey Water (Air Curah
-
dari dapur,air untuk
Air Limbah (AL 8) Sungai
-
Air Limbah
-
Pembuangan Kamar Mandi
(AL 9) Sungai
Pembuangan Air Cuci Pakaian
Sungai
-
Tangki Septik
-
pakaian
Air Limbah
-
MCK Umum/ MCK Plus
mandi, air cucian
(AL 6) Sungai
-
Pembuangan langsung
Air Limbah
-
-
Air Limbah
-
(AL 10) Sungai
Input
A
B
C
D
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
E Pembuangan/ Daur
F Kode/Nama Aliran
Ulang
-
Pembuangan Cucian Dapur
Sumber : POKJA Sanitasi/AMPL Kab. Grobogan 2016
-
Air Limbah
-
(AL 11) Tanah
Tabel 2.15 Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kabupaten Grobogan Akses Layak (KK)
No
(i) 1
Nama Kec
(ii)
On-Site Jml Penduduk (KK)
(iii)
Tangki Septik Individual
Tangki Septik Komunal (≤10KK)
(iv)
(v)
Akses Dasar (KK)
Off-Site
MCK ***
Tangki Septik Komunal (≥ 10KK)
IPAL Komunal
IPAL Kawasan
IPAL Kota
Tangki Saptik Individual Belum Aman ***
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(xi)
Kec. Kedungjati Kec. Karangrayung
4.036
1.468
2
1
0
0
0
2
4.921
6.503
2.270
1
0
1
0
3
Kec. Penawangan
0
6.239
794
0
0
1
0
4
Kec. Toroh
1.379
8.828
1.525
0
0
0
0
5
Kec. Geyer
1.714
8.619
815
0
0
1
0
6
Kec. Pulokulon
203
5.544
128
0
0
1
0
7
Kec. Kradenan
335
15.138
1.010
0
0
6
0
8
Kec. Gabus
83
12.210
2.815
2
0
2
0
9
Kec. Ngaringan
1.433
8.682
1.099
0
0
2
0
10
Kec. Wirosari
1.342
4.758
112
0
0
0
0
11
Kec. Tawangharjo
254
7.957
1.324
0
0
0
0
12
Kec. Grobogan
1.239
6.501
1.049
0
0
0
0
13
Kec. Purwodadi
1.533
4.619
1.864
0
0
0
0
14
Kec. Brati
2.117
6.733
2.631
0
0
0
0
15
Kec. Klambu
1.068
11.205
669
1
0
0
0
16
Kec. Godong
1.380
12.134
248
0
0
0
0
17
Kec. Gubug
111
7.184
396
0
0
0
0
18
Kec. Tegowanu
83
12.210
2.815
2
0
2
0
19
Kec. Tanggungharjo
765
8.224
363
1
0
0
0
BABS (KK) * Cubluk
Tabel 2.16 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No
Jenis
(i) (ii) SPAL Setempat (Sistem On-Site) 1
2 3
4
Tangki Septik Komunal < 10 KK MCK Truck Tinja
IPLT : Kapasitas
Satuan (iii)
Jumlah/ Kapasitas (iv)
4
(vii)
unit
M3/hari
KK
3
Keterangan
unit
SPAL Terpusat (Sistem Off-Site) 1 Tangki Septik Komunal >10
2
Kondisi Berfungsi Tdk berfungsi (v) (vi)
Ipal Komunal
unit
Ipal Kawasan
unit
Ipal Terpusat
Sumber: Instrumen Sanitarian dan Bappeda Kab Grobogan Tahun 2016
Tahap Pelaksanaan : Lokasi : 2015 Study Kelayakan : 2015 DED : 2016 Pembangunan : 2017 Pengadaan Armada & OP : 2018
Peta 3.1 Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
Tabel 3.22. Kelompok Fungsi a User Interface
Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Grobogan Teknologi yang digunakan b SLBM Komunal
User Interface
Jenis (Perkiraan) Nilai Data Data Sekunde C D rJumlah 20 unit (5.776 Jiwa) Jumlah 53,4 % total Penduduk Jumlah 71,3 % total Penduduk Jumlah 5 % total Penduduk
Sumber Data e DCTRK
68 % total Penduduk 21 % total Penduduk 1 bh (3000 lt) milik Pemkab, 4 bh (3000 lt) milik swasta Ngembak
Survey EHRA Dinkes
15 m3/hari S. Tuntang, S. Serang, S. Lusi 3 m3/bln
DCTRK DCTRK
Tempat Cuci Makanan / Piring User Interface WC Jongkok dan WC Duduk User Interface WC helikopter dan Pembuangan langsung(Kebun,Sawah) Penampungan Tangki Septik Jumlah Awal Penampungan Jumbleng Jumlah Awal Pengaliran Truck Tinja juml ah arm ada Pengolahan IPLT Nama IPLT Akhir Kapasita sNA Sungai Pembuanga n/ Daur MA Ulang SUN Pembuanga Kompos Jumlah GAI n/ Daur Ulang
Survey EHRA Survey EHRA Survey EHRA
DCTRK dan Survey SSA
DCTRK
DCTRK
Sedangkan menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Fasilitas sanitasi individual terutama sarana buang air besar telah mencapai 306.134 unit (71,64%) yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Grobogan. Pada umumnya masyarakat merasa puas dengan fasilitas sanitasi tersebut kecuali jamban cemplungan/cubluk terbuka, yang sering menimbulkan bau tidak enak serta lalat dan nyamuk. Tabel 3.23 merangkum jumlah KK yang memiliki sarana dan mempunyai akses terhadap jamban di Kabupaten Grobogan. Membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran drainase masih sering dijumpai. Kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik, dan oleh karena itu kebiasaan ini harus ditinggalkan. Tabel 3.23 Jumlah KK yang memiliki Sarana dan Akses Jamban di Kabupaten Grobogan Jamban
Jumlah NO
Puskesmas
Puskesmas Jiwa
1 2 3
Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung
Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung I Karangrayung II
42.421 40.918 54.436 43.806
KK 12.755 12.493 16.569 12.105
jml KK memiliki jamban Sehat
%
8.263 5.908 13.161 11.446
64,79 47,29 79,43 94,56
Jml pendd Akses jamban TOTAL 39.265 36.542 54.436 43.806
% 92,56 89,31 100,00 100,00
Sehat 39.265 19.350 54.436 43.806
% 92,56 47,29 100,00 100,00
Jamban
Jumlah NO
Puskesmas
Puskesmas Jiwa
4
Penawangan
5
Toroh
6
Geyer
7
Pulokulon
8
Kradenan
9
Gabus
10 11
Ngaringan Wirosari
12 13 14
Tawangharjo Grobogan Purwodadi
15 16 17
Brati Klambu Godong
18
Gubug
19
Tegowanu
Penawangan I Penawangan II Toroh I Toroh II Geyer I Geyer II Pulokulon I Pulokulon II Kradenan I Kradenan II Gabus I Gabus II Ngaringan Wirosari I Wirosari II Tawangharjo Grobogan Purwodadi I Purwodadi II Brati Klambu Godong I Godong II Gubug I Gubug II Tegowanu
KK
jml KK memiliki jamban
Jml pendd Akses jamban
31.343 33.985 76.960 40.265 46.928 23.502 52.584 57.916 35.583 49.244 35.762 39.817 67.503 48.807 42.579 52.154 68.961 77.112 53.989 46.309 35.428 45.274 42.911 49.823 26.378 50.667
10.429 10.541 24.140 12.585 13.091 8.627 15.556 17.813 9.989 14.980 11.358 13.833 21.829 13.795 12.407 15.209 21.811 23.411 16.782 15.389 10.605 13.368 11.850 13.327 8.251 16.038
Sehat 8.647 8.511 18.408 11.383 7.428 6.071 11.179 6.996 8.999 13.242 7.785 9.047 9.966 12.953 10.630 13.078 16.158 17.188 8.545 10.402 9.581 9.112 8.853 3.865 5.496 13.832
% 82,92 80,74 76,26 90,45 56,74 70,37 71,86 39,27 90,09 88,40 68,54 65,40 45,65 93,90 85,67 85,99 74,08 73,42 50,92 67,59 90,35 68,16 74,71 29,00 66,61 86,24
TOTAL 31.343 33.985 76.960 40.153 46.200 23.091 50.627 49.176 35.583 49.244 31.568 39.106 49.830 48.807 42.579 50.842 18.540 51.564 49.029 37.373 35.428 35.893 32.330 25.459 25.186 50.667
% 100,00 100,00 100,00 99,72 98,45 98,25 96,28 84,91 100,00 100,00 88,27 98,21 73,82 100,00 100,00 97,48 26,88 66,87 90,81 80,70 100,00 79,28 75,34 51,10 95,48 100,00
Sehat 31.343 33.985 68.916 36.419 26.628 16.539 37.788 22.746 35.583 49.244 24.512 28.236 21.190 48.807 42.579 47.457 13.611 44.157 31.323 36.501 35.428 33.760 28.937 13.455 17.570 50.667
% 100,00 100,00 89,55 90,45 56,74 70,37 71,86 39,27 100,00 100,00 68,54 70,91 42,52 100,00 100,00 90,99 19,74 85,64 58,02 78,82 100,00 74,57 67,43 27,01 66,61 100,00
1.413.365
430.936
306.134
71,04
1.234.612
87,35
1.034.238
73,18
Sumber : Dinas Kesehatan, 2012 1.
Note : jamban sehat : jamban permanen maupun jumbleng tertutup (tdk dapat dihinggapi lalat) yang memiliki jarak minimal 10 m dari sumber air tanah dan minimal 3 m dari muka air tanah
2.
Wilayah diluar dampingan Plan Indonesia
Tabel 3.24 Jumlah Keluarga yang mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2 Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung
3 Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung I Karangrayung II Penawangan I Penawangan II Toroh I Toroh II Geyer I Geyer II Pulokulon I Pulokulon II Kradenan I Kradenan II Gabus I Gabus II Ngaringan Wirosari I Wirosari II Tawangharjo Grobogan Purwodadi I Purwodadi II Brati Klambu Godong I Godong II Gubug I Gubug II Tegowanu
1 2 3
4
Penawangan
5
Toroh
6
Geyer
7
Pulokulon
8
Kradenan
9
Gabus
10 11
Ngaringan Wirosari
12 13 14
Tawangharjo Grobogan Purwodadi
15 16 17
Brati Klambu Godong
18
Gubug
19
Tegowanu
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH KELUARGA 4 11.802 41.993 14.861
SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI SEHAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 17 18 19 20 21 6.486 55,0 1.466 22,6 950 11.460 27,3 2.457 21,4 1.024 8.946 60,2 1.223 13,7 837
% 22 64,8 41,7 68,4
11.117
8.821
79,3
905
10,3
321
35,5
9.822 8.141 23.799 12.053 12.402 4.667 15.487 16.866 9.944 49.142 9.594 12.956 20.084 13.795 11.707 15.209 20.052 29.070 16.121 11.768 11.756 43.822 11.586 13.327 7.285 15.290
5.072 4.869 7.877 10.821 9.232 2.166 11.575 10.234 5.514 3.238 6.956 4.784 16.380 8.497 5.865 8.644 18.540 20.902 11.355 11.437 3.211 9.084 9.624 6.558 6.078 5.456
51,6 59,8 33,1 89,8 74,4 46,4 74,7 60,7 55,5 6,6 72,5 36,9 81,6 61,6 50,1 56,8 92,5 71,9 70,4 97,2 27,3 20,7 83,1 49,2 83,4 35,7
1.147 654 3.210 784 1.324 812 2.014 4.134 1.525 1.046 875 546 2.140 2.017 248 2.314 16.158 14.784 2.244 1.656 578 4.018 987 1.061 5.530 606
22,6 13,4 40,8 7,2 14,3 37,5 17,4 40,4 27,7 32,3 12,6 11,4 13,1 23,7 4,2 26,8 87,2 70,7 19,8 14,5 18,0 44,2 10,3 16,2 91,0 11,1
657 254 2.514 241 854 183 1.747 2.831 882 747 357 251 953 1.011 64 1.047 13.394 10.631 1.241 1.475 254 3.025 284 952 3.400 190
57,3 38,8 78,3 30,7 64,5 22,5 86,7 68,5 57,8 71,4 40,8 46,0 44,5 50,1 25,8 45,2 82,9 71,9 55,3 89,1 43,9 75,3 28,8 89,7 61,5 31,4
505.518
259.682
51,4
78.463
30,2
52.571
67,0
Sumber : Profil Kesehatan daerah Kab. Grobogan 2015.
2.3.1.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Peran serta serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Grobogan dalam pengolahan air limbah dapat di kategorikan sebagai berikut : a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa. b. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Secara keseluruhan Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Grobogan dalam pengolahan air limbah belum maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah Kabupaten Grobogan, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya. Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi maupun daerah untuk menstimulasi pemberdayaan peran serta masyarakat dalam sektor sanitasi sebenarnya sudah banyak.
Contoh beberapa kegiatan yang ada telah menunjukkan respon yang positip dari masyarakat dan relatif cukup berhasil adalah sebagai berikut : 1. kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan Pamsimas Komponen B. Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sampai periode Juni 2012 lalu program ini telah menjangkau 10 kecamatan di Kabupaten Grobogan. Hasil yang telah dicapai sebanyak 30.000 Kepala Keluarga yang telah membangun jamban sehat tanpa subsidi pemerintah. Bila itu diestimasi maka partisipasi masyarakat dengan swadaya murni melalui program ini mencapai Rp 12 milyar 2. kegiatan SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat). Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) adalah program yang diluncurkan oleh pemerintah pusat dengan mekanisme sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin dalam mengakses sarana jamban sehat. Program ini dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat merasa lebih menghargai dan memiliki sarana tersebut apabila kelak sudah terbangun.
Tabel 3.25 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No
Sub Sektor
Nama Program / Proyek / Layanan
1.
Air Limbah Domestik: Onsite Individual
Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
2.
Air Limbah Domestik: Onsite Individual Air Limbah Domestik: Onsite Individual
Pamsimas (Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) P2KP/PNPM-MP/PNPM Komponen B. Perdesaan. Dengan sasaran pembangunan jamban sehat untuk Program Fasilitasi masyarakat miskin Stimulan Perbaikan Kualitas Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat. (Sumber dana :Bantuan Provinsi Gemasutra (Gerakan Jateng) Masyarkat Menuju Sehat Sejahtera) Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat)
3.
4.
Air Limbah Domestik: Onsite Individual
5.
Air Limbah Domestik: Onsite Individual Air Limbah Domestik: Onsite Komunal
6.
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan bekerjasama dengan NGO Plan International Dinas Kesehatan, Bappeda, Indonesia bekerjasama dengan NGO Plan International Indonesia Bappeda, dan Bappermas.
2008
Kondisi Sarana Saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi v
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
v
v
v
2009
v
v
v
v
2009
v
v
v
v
Bappeda, dan Bappermas.
2009
v
v
v
v
Lintas sektor dengan leading sektor dari BP3AKB
2009
v
v
v
V
Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan 2009 Kebersihan
v
v
V
Tabel 3.26. Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat
No. 1
2 3
4
5
Des/Kecamatan Kecamatan Ngaringan - Desa Trowolu - Desa Sendangrejo - Desa Sarirejo - Desa Kalangdosari Kec. Wirosari - Desa Mojorebo Kec. Karangrayung - Desa Jetis - Desa Karangsono - Desa Cekel - Desa Dempel - Desa Ketro - Desa Sendangharjo - Desa Nampu Kec. Brati - Desa Menduran - Desa Katekan - Desa Kronggen - Desa Lemahputih - Desa Temon Kec. Klambu - Desa Klambu - Desa Kandangrejo - Desa Jenengan
RT
Jumlah Pddk miskin RW (KK)
Jumlah MCK dengan IPAL Komunal Jamban Keluarga
Dikelola RT
Dikelola RW
Dikelola CBO
Tahun MCK
Dikelola Masyarakat Penerima Program
dibangun
5 6 6 9
42 22 15 35
2.296 1.059 1.319 1.692
386 312 376 529
21 33 33 33
2011 2011 2011 2011
3
27
1.409
920
33
2011
4 6 3 3 7 12 10
22 35 21 20 43 69 47
719 1.482 797 879 1.418 2.269 2.025
421 874 267 436 963 1.435 785
30 29 30 30 30 30 30
2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012
7 6 10 4 6
49 31 43 25 23
1.857 1.321 2.039 1.129 1.442
948 721 993 531 660
30 29 30 30 30
2011 2011 2012 2012 2012
6 4 4
27 24 11
882 1.301 327
915 735 344
30 30 30
2012 2012 2012
Tahun Sanimas
Jumlah Sanimas Dikelola RT
Dikelola RW
Dikelola CBO
Dikelola Lainnya
dibangun
2.3.1.4. Pemetaan Media
Studi media merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja Sanitasi Kabupaten Grobogan dalam rangka melengkapi data untuk buku putih. Studi media dilakukan dengan tujuan: 1. Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah kabupaten dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk di sini adalah media yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan pembelajarannya 2. Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu sanitasi yang akan diangkat oleh pemda dan peluang-peluang kerjasama dengan media massa 3. Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya 4. Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatankegiatan kemasyarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi. Selain itu manfaat lain dari studi ini adalah terinformasikannya program pembangunan sanitasi kabupaten, pokja SANITASI kabupaten kepada nara sumber yang diwawancarai (instansi pemerintah dan media massa). Mengingat studi media memerlukan update sebelum kampanye dilakukan, metode yang digunakan adalah metode pemantauan cepat (rapid appraisa methods). Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainnya mengenai media komunikasi. Peta Media dengan Responden SKPD Pengumpulan data dari SKPD dilakukan dengan mewawancarai narasumber di masingmasing SKPD yang berhubungan dengan sanitasi. Adapun pertanyaan yang diajukan pada narasumber yaitu: Apa saja kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan? Isu apa saja yang diangkat? Siapa khalayak sasaran yang dituju? Media apa saja yang digunakan? (media massa, luar ruang, alternatif) Kalau media massa lokal yang digunakan, media massa yang mana saja yang diajak kerjasama ? Dan bagaimana bentuk kerjasamanya? Apa yang menarik yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran sosial yang pernah dilakukan ini? Untuk Kabupaten Grobogan, wawancara dilakukan dengan narasumber dari 6 (enam) SKPD/dinas yaitu Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan, Badan Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Kesehatan dan Bappermas. Rangkuman hasil survey peta media dengan narasumber dari SKPD/Instansi Pemerintah Daerah Kab. Grobogan dapat dilihat pada Tabel 3.27
Tabel 3.27 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Grobogan No 1
Mulai Tahun Sosialisasi SLBM untuk desa-desa yang 2009 mendapat DAK Sanitasi Kegiatan
Dinas Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Dinas Cipta Karya Tata Ruang Mengetahui dan Kebersihan Kab. masyarakat Grobogan Sanitasi
Khalayak Sasaran
kebutuhan Masyarakat bidang DAK
Buang Air Besar pada tempatnya. Perencanaan dan pelaksanaan fisik oleh masyarakat
2
Penyuluhan Langsung dan 2009 menggunakan media cetak elektronik dan Lomba PHBS Tingkat Kabupaten
Dinas Kesehatan Grobogan
3
Pemicuan Sanitasi
Badan Pembangunan Grobogan
4
Sosialisasi kepedulian lingkungan 2008 hidup, pelaksanaan adipura dan car free day
Badan Lingkungan Hidup Kab. Meningkatkan Grobogan masyarakat lingkungan hidup
5
Pelatihan pembuatan kompos dan 2010 pengelolaan sampah rumah tangga
Badan Lingkungan Hidup Kab. Meningkatkan Grobogan dan Dinas masyarakat Pertanian lingkungan hidup
6
Leaflet tentang pembuatan dan sekolah Adiwiyata
7
Sosialisasi perubahan perilaku BABS, 2010 CTPS dan PHBS
Badan Lingkungan Hidup Kab. Meningkatkan kepedulian Masyarakat/Guru/Siswa Grobogan masyarakat/siswa terhadap lingkungan hidup Bapermas Kab. Grobogan Merubah prilaku masyarakat Masyarakat pedesaan terkait dengan BABS, CTPS dan PHBS
8
Sosialisasi Grobogan Peduli Sanitasi
STBM
dan
Pemasaran 2008
kompos 2008
2010
kesadaran Masyarakat Kab. Meningkatakan masyarakat terkait dengan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) Perencanaan Sosialisasi program STBM Masyarakat Daerah Kab. (Sanitasi Total Berbasis Sasaran Masyarakat)
Sanitasi dasar rumah tangga
dalam
Lokasi Stop BABS dan CTPS
masyarakat kepedulian Kelompok tani, terhadap (Kelompok pengusaha, pemangku kepentingan) dan dinas/ instansi terkait kepedulian Kelompok masyarakat terhadap (Kelompok tani/masyarakat)
Dinas Perhubungan Informasi Meningkatakan pemahaman Masyarakat dan Komunikasi Kab. akan pentingnya sanitasi di Grobogan Grobogan masyarakat dan pemangku kepentingan
Pesan Kunci
Masalah lingkungan hidup
Masalah pengelolaan sampah rumah tangga maupun limbah peternakan Masalah lingkungan hidup
Keikutsertaan maasyarakat dalam program BABS, CTPS dan PHBS
Kabupaten Program BABS, CTPS dan PHBS
Tabel 3.28 Media komunikasi yang mengangkat isu sanitasi air limbah ada di Kabupaten Grobogan Isu yang Pendapat No Nama Media Jenis Acara Pesan Kunci Diangkat Media 1
2
3
4
Radio Suara Talkshow Mrapen 30 Abadi (Suoer Radio) menit setia p minggu dan ILM (Iklan Radio Purwodadi Talkshow Layanan60 FM Masyarakat) menit setia p minggu dan ILM (Iklan Website Artikel Layanan grobogan.go. Masyarakat) id
Cuci
Website Artikel Dinkes.grobogan.go. id
BABS
5
Website jatengprov.go. id
Artikel
6
Website sanitasi.or.id
Artikel
7
Website sanitasi.or.id
Artikel
8
Website kompas.com
Artikel
Mendorong Tanga Pentingnya n CTPS di Pakai Sabun Masyarakat
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Pentingnya Pemahaman STBM
Sanitasi
Program Peningkata n Kesehatan Masyaraka 40% t Warga Masyarakat Grobogan Belum Memiliki WC Grobogan / Jamban Teru s Berpacu Terbebas dari BABS Grobogan Bangun 17.29 8 Jamban Perayaan Senila 10 i 0Rp 9,28 Miliar Desa d i Grobogan Bebas Desa Buang Dua Air di Besar Sembarangan Grobogan Percontohan World Bank
(Buan g Air Besar Sembaranga n) Grobogan bebas BAB S (Buang Air Besar BABS Sembaranga (Buan n) g Air Besar Sembaranga BABS n) (Buan g Air Besar Sembaranga n) BABS (Buan g Air Besar Sembaranga n)
Positif Kedalamann ya memadai
Positif Sangat mendalam d dan i Masyarakat Partisipatif
Positif Kedalamann ya memadai
Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Kedalamann ya memadai
Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif
9
Website solopos.com
Artikel
10
Website solopos.com
Artikel
11
Website sindu.co.id Artikel
Persampahan Pemkab Kekurangan Truk Pengangkut Sampah BABS 49 Desa (Buan di g Air Grobogan Besar bebas BABS Sembaranga BABS MENDORONG n) (Buan SANITASI g Air SEHAT ALA Besar GROBOGANSembaranga Tidak Punya n) WC, Dilarang Bikin KTP
Positif Kedalamann ya memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif
No
Nama Media
12
Koran Suara Merdeka Artikel
13
Koran Suara Merdeka Artikel
Isu yang Diangkat Kebersihan dan persampaha n BABS (Buan g Air Besar Sembarangan )
Jenis Acara
Pendapat Media TNI-Polri Positif Bant Sangat u Pemkab mendalam Raih dan Seratus Adipura Desa Positif Partisipatif Dinyatakan Sangat Bebas BABS mendalam dan Partisipatif Pesan Kunci
WAWANCARA KELOMPOK MASYARAKAT Survey cepat pemetaan media juga dilakukan dengan responden masyarakat, survey terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok masyarakat yaitu ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja. Dari hasil wawancara dengan kelompok masyarakat didapatkan kesimpulan bahwasanya masyarakat Kabupaten Grobogan sumber informasi biasanya didapatkan dari menonton televisi (63%), membaca surat kabar (16%) dan mendengarkan radio (11%), sedangkan yang menjawab dari papan pengumuman yang ada di kelurahan / di balai desa (0%). Surat kabar yang sering dibaca adalah Suara Merdeka (75%), hal ini sesuai dengan slogan Suara Merdeka sebagai korannya masyarakat Jawa Tengah. Stasiun TV yang paling sering ditonton Metro TV (38%), dan RCTI (30%). Radio yang sering didengar masyarakat Grobogan adalah RSPD (27%), Radio Pop (10%). Sedangkan informasi sanitasi yang sering didengar adalah sector persampahan (31%), CTPS (28%), limbah (11%), air bersih (11%). Menurut hasil survei bahwa tema surat kabar yang paling diminati oleh masyarakat adalah berita, hiburan dan kriminal, sedangkan untuk acara radio yang paling diminati adalah lagu, talk show / kontak pendengar serta acara kesenian daerah. Sedangkan untuk informasi masalah sanitasi biasanya ibu-ibu mendapatkannya dari PKK di wilayah masing pada saat mengikuti kegiatan arisan, pengajian ataupun saat penyuluhan kesehatan. Rincian hasil survey peta media dapat dilihat pada Tabel Tabel 3.29 Hasil Survey Cepat Pemetaan Media dengan Responden Masyarakat No.
Pertanyaan
Jawaban n
1
Penting tidaknya sektor sanitasi
Penting tidak penting
2
informasi atau berita tentang sanitasi
Surat Kabar Radio TV Papan Reklame Lainnya Tidak tahu
Remaja %
10 0 10
10
100% 0%
100%
Surat Kabar yang sering dibaca?
Kompas Jawa Pos SM
0 0 7
Ibu-ibu %
0% 0% 70%
Bapak-bapak n %
n
Over All %
10 0 10
100% 0%
10 0 10
100% 0%
30 0 30
100% 0%
3 3 6
19% 19% 38% 0% 19% 6%
3 1 8
25% 8% 67% 0% 0% 0%
6 4 24 0 3 1 38
16% 11% 63% 0% 8% 3%
0% 17% 75%
0 2 24
0% 6% 75%
3 1 16
10 3
n
0 0 8
12 0% 0% 80%
2 9
No.
Pertanyaan
Jawaban n
Remaja %
Radio yang sering didengar?
10%
0
0%
8%
2
0%
0
0%
0%
0
0%
Tidak/Jarang baca
2
20%
2
20%
0%
4
13%
1
10%
RSPD
4
40%
RCTFM
2
20%
0%
0% 3
TVRI
3%
8
27%
0%
2
7%
0%
3
30%
3
10%
1
10%
1
10%
2
7%
6
60%
5
50%
14
47%
10
10
0%
2
13%
40%
5
31%
2
SCTV
4
40%
2
13%
1
Metro TV
2
20%
5
31%
7
0%
30 0%
2
5%
18%
11
30%
9%
7
19%
64%
14
38%
0%
0
0%
TV Lokal
0%
Lainnya
0%
13%
0%
2
5%
Tidak tahu
0%
0%
0%
0
0%
tidak/jarang nonton TV
0%
0%
9%
1
3%
2
16
11
3
30%
9%
6
19%
1
10%
0%
0%
1
3%
Musik Dangdut
1
10%
0%
0%
1
3%
5
50%
6
55%
Infotainment
0%
3
27%
Lainnya
0%
0%
1
0%
0%
0% 10
18%
37
Musik Pop
Ketua RT
2
1
Sinetron
Tidak tahu
9 1
0% 11 2
13%
0%
1
6%
Lurah
2
20%
1
6%
1
Kader Pos
1
10%
0
0%
Petugas Pusk
2
20%
3
19%
Lainnya
2
20%
4
25%
Spanduk
0%
1
6%
Poster
0%
1
6%
1
0
0%
20
63%
0%
3
9%
9%
1
3%
0
0%
0%
20%
RW
0% 82%
11
2
Billboard
3
32 25%
7
18%
0%
1
3%
8%
4
11%
1
8%
2
5%
2
17%
7
18%
0%
6
16%
3
25%
4
11%
0%
1
3%
10%
1
6%
0%
2
5%
Leaflet
0%
1
6%
1
8%
2
5%
Lainnya
0%
1
6%
1
8%
2
5%
Tidak ada
0%
0%
0
0%
10
sumber informasi yang paling Bapak/Ibu/Saudara percayai, tentang masalah air bersih, sampah, saluran air limbah rumah tangga
1
10%
4
Berita
8
0% 1
30%
RCTI
Kuis
Umumnya, dari siapa atau dari mana Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan informasi tentang masalah air bersih, sampah, saluran air limbah rumah tangga?
32
0%
10
7
0% 3
6%
30%
10
Jenis acara TV yang sering ditonton?
12
RRI
Tidak
6
Over All %
0
10
1
n
1
Lainnya
TV yang sering dilihat?
Bapak-bapak n %
Lainnya
Radio Pop
5
Ibu-ibu %
Solo Pos
10 4
n
Tokoh Agama
0% 16
0%
2
12
14%
38
0%
2
6%
Kelurahan/RT
1
10%
1
7%
3
27%
5
14%
Guru
4
40%
9
64%
5
45%
18
51%
Media Massa
4
40%
0%
4
11%
Papan Reklame
1
10%
1
7%
3
27%
5
14%
0%
1
7%
0%
1
3%
Lainnya 10
0%
14
11
35
No.
Pertanyaan
Jawaban n
9
Pertemuan apa yang pernah Bapak/Ibu/Saudara ikuti di RT/RW/Kelurahan/Desa tempat tinggal Bapak/Ibu/Saudara?
Arisan Pengajian Rapat RT Penyuluhan Kesehatan Lainnya Tidak pernah
Remaja %
1 6 2 1
11
Penyuluhan atau sosialisasi apa saja yang pernah Bapak/Ibu/Saudara ikuti?
sampah limbah drainase air bersih CTPS lainnya
Jenis kesenian tradisional apa yang Bapak/Ibu/Saudara biasanya tonton?
ketoprak ledek wayang kulit tari Lainnya tidak ada
3 1 2 1 3 10 4 3 1 2
3 3 5
25% 25% 42% 0%
0% 0%
1
8% 0%
12
Kegiatan yang orang ramai berkumpul, seperti pesta rakyat, apa saja yang pernah Bapak/Ibu/Saudara hadiri?
Peringatan hari besar upacara adat festival daerah lainnya tidak ada
Apakah jenis media komunikasi yang ada, sudah efektif dalam menginformasikan program sanitasi?
Ya Tidak
6 2 2
n
Over All %
0% 0% 60% 20%
4 9 13 3
13% 28% 41% 9%
20% 0%
3 0 32
9% 0%
10
3 2 1 1 6 1 14
21% 14% 7% 7% 43% 7%
5 1 1 1 3 1 12
42% 8% 8% 8% 25% 8%
11 4 2 4 10 5 36
31% 11% 6% 11% 28% 14%
40% 30% 10% 20% 0% 0%
4
40% 0% 40% 10% 10% 0%
1
9% 0% 73% 0% 0% 18%
9 3 13 3 1 2 31
29% 10% 42% 10% 3% 6%
4 1 1 10
8
2 11
4
40%
3
27%
5
42%
12
36%
5 1
50% 10% 0% 0%
8
73% 0% 0% 0%
4 1 1 1 12
33% 8% 8% 8%
17 2 1 1 33
52% 6% 3% 3%
90% 10%
7 3
70% 30%
23 7
77% 23%
10 13
Bapak-bapak n %
30% 10% 0% 20% 10% 30%
10 12
Ibu-ibu %
10% 60% 20% 10%
10 10
n
7 3
10
Sumber : Survey Cepat Peta Media PPSP Ta. 2016
11 70% 30%
9 1
10
10
30
2.3.1.5. Partisipasi Dunia Usaha
Peluang dunia usaha dalam penyediaan sarana prasarana air limbah sebenarnya sangat besar, tetapi di Kabupaten Grobogan masih sedikit yang terjun di dalam sektor ini. Beberapa peluang yang dapat diambil perannya oleh dunia usaha adalah sebagai berikut: 1. Peluang Usaha bidang WC Umum , Secara Finansial, bisnis WC Umum dipusat – pusat keramaian memang menggiurkan. Jumlah penggunanya dalam satu hari lebih banyak daripada MCK Pemukiman. Sementara kemampuan membayar dari penggunanya juga lebih baik. 2. Septic Tank , Setiap rumah dan gedung pasti membutuhkan Septic Tank untuk urusan pembuangan
Sanitasinya. Bisnis septic Tank kurang
berkembang namun dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk berpola hidup lebih sehat , sehingga peluang ini memberikan kesempatan bagi pebisnis untuk mengembangkan inovasi model dan bahan septic tank, dengan bentuk tanki plastik yang diperkuat fiber dll, dengan ukuran 0,5 – 1 m3 , yang didesain
sepraktis
dan
seeffisien mungkin dengan mempertimbangkan titik lubang kurasan dll. 3. Sedot Tinja. Tumbuhnya perumahan di
kota-kota
besar
yang
masing2 menempatkan septic Tank yang sewaktu-waktu harus selalu di sedot dan usaha ini akan semakin memberikan nilai keuntungan yang semakin baik apabila dilengkapi dengan IPLT ( Instalasi Pengolah Lumpur Tinja ). 4.
Sewerage system , kalau punya modal besar dapat membangun sendiri intalasi ini. Dari instalasi ini biasanya dibangun intregate atau menyatu dengan instalasi Pengolah Lumpur Tinja ( IPLT).
Peran dunia usaha dalam hal ini adalah peran serta dari sektor swasta dan lembaga non pemerintah dalam pengelolaan air limbah. Mengandalkan pemerintah agar memperbaiki dan membangun sarana sanitasi air limbah jelas membutuhkan dana yang besar. Dari data jumlah kepemilikan jamban di Kabupaten Grobogan yang hanya berkisar 71%, inilah saatnya peluang pihak swasta untuk ikut serta dalam pengadaan sarana air limbah yang terjangkau, cepat dan aman. Tabel 3.30 merangkum daftar mitra potensial dalam pengelolaan sektor persampahan baik dengan dana CSR-nya maupun yang akan langsung secara profesional menggeluti bisnis sektor air limbah.
Tabel 3.30 Daftar Mitra Potensial Dalam Pengelolaan Persampahan No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi Pembangunan sarana IPAL Komunal Pembangunan Infrastruktur air limbah dan Promosi Sanitasi
Bentuk Kerjasama In Kind
1
Bank Jateng
2
PT. Pertamina
3
Bank BNI, BRI, BCA, Danamon, Mandiri, Panin Bank.
Penyediaan sarana pengolahan air limbah
4
PT. Telkom, PT. Telkomsel, PT. Indosat.
Kampanye PHBS dan promosi higien.
PT. Djarum
Penyediaan sarana pengolahan In Kind/in cash air limbah komunal/jamban sehat individu.
PT. PLN
Penyediaan sarana pengolahan In Kind/in cash air limbah komunal/jamban sehat individu
5
6
PDAM Kab Grobogan/BPR. Purwa Artha/BPRBKK
In Kind
In Kind
In Kind/in cash
Penyediaan sarana pengolahan In Kind/in cash air limbah komunal/jamban sehat
No
Nama Mitra Purwodadi.
8.
9.
10.
11.
PT. Askes
PT. Pos Indonesia
PT. Unilever
NGO Plan International dan LSM sejenisnya
Jenis Kegiatan Sanitasi individu. Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu. Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu. Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu dan Kampanye PHBS/CTPS. Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu dan Kampanye PHBS/CTPS.
Bentuk Kerjasama In Kind/in cash
In Kind/in cash
In Kind/in cash
In Kind/in cash
Di Kabupaten Grobogan sudah mulai terlihat keterlibatan pihak non-pemerintah dalam pengadaan dan pemenuhan jamban. Berikut daftar partisipasi dunia usaha/swasta dalam sektor air limbah : Tabel 3.31 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Grobogan No
Nama Provider
a
B
Tahun mulai operasi c 2005
1
NGO Plan Internasional Indonesia
2
Paguyuban Pengusaha Sanitasi Grobogan (Papsigro)
2010
4
OCHA sedot tinja
2009
Jenis kegiatan D Plan International Indonesia telah membantu di Kabupaten Grobogan mulai tahun 2005, yang bergerak dalam bidang : Pendidikan, kesehatan, sanitasi dan air minum, sponshorship dan komunikasi, perlindungan anak. Jumlah personel : 46 orang. Sumber pendanaan Pan berasal dari sponsorship Negara masju (+ 18 negara). Salah satunya adalah keterlibatan LSM / NGO Plan yang turut berperan aktif dalam program STBM. Memproduksi jamban murah dan sehat, dengan harga paket mulai Rp. 500.000,/buah sampai Rp. 1.400.000,- / buah. Satu paket terdiri dari konstruksi closet local, bis beton, dan pipa PVC. Area pemasaran telah mencakup 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kec. Tegowanu, Kedungjati, Karangrayung, Godong, Penawangan, Klambu, Brati, Tawangharjo, Wirosari dan Kradenan. Usaha sedot tinja mulai beroperasi tahun 2009. Alamat : Jl. Syang Kata Blok C2 / Penganten – Ayodya. Jumlah personel : 3 orang. Jumlah armada truk tinja : 1 buah.
2.3.2
Pengelolaan Persampahan
Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang persampahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Keputusan Menteri Republik Indonesia Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
2.
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan.
Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Peraturan Daerah Kab. Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. 2.3.2.1.
Kelembagaan
Instansi Pemerintah Grobogan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan sampah (limbah padat) antara lain : Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan. Tabel 3.34 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Persampahan FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana composting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta
Masyarakat
Bappeda dan DCTRK Bappeda dan DCTRK Bappeda dan DCTRK
DCTRK dan BLH DCTRK
DCTRK
v
v
v
v
DCTRK
DCTRK DCTRK dan BLH DCTRK
v
DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK/BLH/KPT Terpadu
v
v Perijinan
DCTRK
DCTRK/BLH/Dinkes
-
DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes
DCTRK/Bappeda
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta
Masyarakat
terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Tabel 3.35: Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Grobogan Ketersediaan
Peraturan PERSAMPAHAN a. Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini
b. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah c. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah d. Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS e. Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS f. Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA g. Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah h. Retribusi sampah atau kebersihan
Ada (Sebutkan) Pelayanan kebersihan di 6 kecamatan (Kota Purwodadi, Kota Grobogan, kota Wirosari, kota Godong, Kota Kradenan, Kota Gubug) Melakukan pengumpulan dan pengangkutan serta pengelolaan sampah
Tidak Ada
Pelaksanaan Belum Efektif Efektif Dilaksa Dilaksa nakan nakan √
v
Mengikutsertakan masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah
√
Setiap warga wajib menyediakan sarana persampahan
√
Sekolahan, badan, kantor dan warga diharapkan melakukan 3R untuk mengurangi sampah dan bertanggung jawab sampai ke TPS Pengelolaan sampah menggunakan sistem modul. Jadi warga, kantor, badan usaha bertanggung jawab sampai TPS. TPS ke TPA menjadi tanggung jawab DKP Bisa bekerja sama
√
Sesuai lampiran Perda no 7 tahun 2001
√
√
√
Tidak Efektif Dilaksa nakan
Keterangan Perda Kab. Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampa han/Keber sihan.
2.3.2.2.
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Berdasarkan hasil Survey EHRA, sebagian pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Grobogan dilakukan dengan cara sederhana oleh masyarakat yaitu dengan cara Dibakar (65,4%), Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (11,6%), Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah (11,2%), Dibuang ke sungai/kali/laut/danau (3,4%), Dikumpulkan dan dibuang ke TPS (2,6%), Dibiarkan saja sampai membusuk (1,3%).
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tida k ta hu
,4 1,1
La in-lai n
11,6
Dibua ng ke laha n kosong/kebun/huta n da n dibiarka n membus uk
1,3
Dibiarka n sa ja s ampa i membus uk
3,4
Dibua ng ke s un gai/ka l i/laut/da na u
11,2
Dibua ng ke da lam lub ang tetapi tida k ditutup dengan tana h
2,9
Dibuang ke da l am luba ng dan ditutup dengan tana h
65,4
Diba ka r
2,6
Dikumpu lka n da n di buang ke TPS Dikum pulka n ol eh kolektor informa l ya ng mend aur ul ang
,1 ,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
Gambar 3.9 Pengelolaan Persampahan Rumah Tangga di Kab. Grobogan
Tabel 3.36 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input
A
B
C
User Interface
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara (TPS)
Pengangkutan
D Pengolahan Akhir Terpusat (Semi)
E
F
Pembuangan Akhir/ Daur Ulang
Kode/Nama Aliran
-
Tempat Sampah
Gerobak Sampah
TPS
Dump Truck
-
-
-
AL 1
TPA
Sampah Organik -
AL 2 Sungai
Tempat Sampah
AL 3 Tempat Sampah
Bank sampah
Input
A
B
C
User Interface
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara (TPS)
Pengangkutan
D Pengolahan Akhir Terpusat (Semi) -
E
F
Pembuangan Akhir/ Daur Ulang
Kode/Nama Aliran
-
Tempat Sampah
TPS Container
AL 4 TPA
Arm Roll truck
AL 5 Tempat Sampah
Dibakar
AL 1 Sampah Anorganik
Tempat Sampah
Gerobak Sampah
TPS
Dump Truck
TPA -
Tempat Sampah
-
-
AL 2 Sungai
Input
A
B
C
User Interface
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara (TPS)
Pengangkutan
D Pengolahan Akhir Terpusat (Semi)
E
F
Pembuangan Akhir/ Daur Ulang
Kode/Nama Aliran
AL 3 Tempat Sampah
Bank sampah -
Tempat Sampah
TPS Container
AL 4 Arm Roll Truck
TPA
AL 5
Tempat Sampah Dibakar Sumber : POKJA AMPL Kab. Grobogan, 2016
Tabel 2.31 Timbulan sampah per kecamatan
Volume Timbulan Sampah Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Sampah Dikelola Mandiri di Sumber
Sampah Terproses 3R
Sampah Terangkut ke TPA
Sampah Tidak Terproses
Total
(%)
(M3/hari)
(%)
(M3/hari)
(%)
(M3/hari)
(%)
(M3/hari)
(%)
(M3/hari)
Kec. Kedungjati Kec. Karangrayung
39,821
0
0
0
0
0
0
100
103,535
100
103,535
89,700
0
0
0
0
0
0
100
233,220
100
233,220
Kec. Penawangan
58,784
0
0
0
0
0
0
100
152,838
100
152,838
Kec. Toroh
106,773
0
0
0
0
15
6
85
277,610
100
277,604
Kec. Geyer
60,224
0
0
0
0
0
0
100
156,582
100
156,582
Kec. Pulokulon
100,688
0
0
0
0
0
0
100
261,789
100
261,789
Kec. Kradenan
76,122
0
0
0
0
15
9
85
197,917
100
197,908
Kec. Gabus
67,866
0
0
0
0
0
0
100
176,452
100
176,452
Kec. Ngaringan
66,247
0
0
0
0
0
0
100
172,242
100
172,242
Kec. Wirosari
85,807
0
0
0
0
50
15
50
223,098
100
223,083
Kec. Tawangharjo
53,781
0
0
0
0
18
6
82
139,831
100
139,825
Kec. Grobogan
74,606
0
0
0
0
15
5
85
193,976
100
193,971
Kec. Purwodadi
134,354
2
5
4
15
80
102
20
349,320
100
349,198
Kec. Brati
46,187
0
0
0
0
0
0
100
120,086
100
120,086
Kec. Klambu
34,641
0
0
3
12
20
6
80
90,067
100
90,049
Kec. Godong
78,771
0
0
0
0
50
10
90
204,805
100
204,795
Kec. Gubug
76,705
0
0
0
0
60
15
85
199,433
100
199,418
Kec. Tegowanu
53,271
0
0
0
0
0
0
100
138,505
100
138,505
Kec. Tanggungharjo
39,416
0
0
0
0
0
0
100
102,482
100
102,482
Sumber : POKJA AMPL Kab. Grobogan, 2016
Tabel 2.29 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
Kapasitas / daya tampung* M3
(i) 1
2
(ii) Pengumpulan Setempat - Gerobak - Becak/Becak Motor - Kendaraan Pick Up Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fiber) - Container - Transfer Stasiun - SPA (Stasiun Peralihan Antara)
(iii) unit unit unit unit unit unit unit
(iv)
Baik (vi)
(vii)
2-3 kali/ hr 2-3 kali/ hr
√ √ √
410
24 Jam
√
21 4
2-3 kali/ hr 24 Jam
√ √
4
-
68 3 1
(v)
Kondisi
Ritasi /hari
3
Rusak ringan (viiii)
Keterangan** Rusak Berat (ix)
(x)
3.
4
5
6
7
Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck - Compactor Truck Pengolahan Sampah - Sistem 3R - Incinerator TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka - Luas total TPA Pagergunung yg terpakai - Luas total TPA Darupono yg terpakai - Luas sel Landfill - Daya tampung TPA Pagergunung - Daya tampung TPA Darupono Alat Berat - Bulldozer - Whell/truck loader - Excavator / backhoe - Truk tanah IPL: Sistem
unit unit unit
4 3 0
unit unit
0
1,8
Ha
0,9
unit unit unit unit
2-3 kali/ hr 2-3 kali/ hr
√ √
-
0
Ha
Ha (M3/har i) (M3/har i)
8 6
64
-
√
-
√
-
√
124 2 1 0 0
√
√
-
√ √
kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Bidang Kebersihan dan Pertamanan Kab Grobogan, 2016
Tabel 3.37. Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Grobogan Kelompok Fungsi User Interface
User Interface
User Interface User Interface Pengumpulan Setempat Pengumpulan Setempat Penampungan Sementara (TPS) Penampungan Sementara (TPS) Pengangkutan Pengangkutan Pengangkutan Pengangkutan Pengangkutan (Semi)Pengolahan Akhir terpusat Pembuangan Akhir / Daur Ulang Pembuangan Akhir / Daur Ulang
Tegnologi yang digunakan Pasar
Jenis data Sekunder (perkiraan) nilai data Jumlah Pasar (baik Pasar 30 bh Induk maupun pasar desa) Jumlah sampah terangkut (hanya di Kec. 48 m3/HR Purwodadi, Wirosari, Terminal Jumlah Terminal 5 bh Kradenan, Gubug) Jumlah sampah terangkut menjadi satu dgn pasar Rumah Tangga Jml KK 7018 kk Perorangan Kantin Rumah Makan Toko 651 Pelanggan Tong sampah di tepi jalan Jml 150 unit Container Jml 21 unit TPS besar Jml 13 unit TPST Jml 2 unit Gerobak sampah Jml 68 unit Dump truck Jml 3 bh Motor Sampah Jml 12 bh Armroll Jml 3 bh Truck terbuka Jml - bh TPA Nama TPA 3 Ngembak 106,06m / hari TPA Sampah terangkut Produksi kompos Jml produksi 3–5 Tanah (dibakar) Jml KK 65%Ton/bulan total penduduk
Sumber data DCTRK DCTRK
DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK
Kelompok Fungsi
Pembuangan Akhir / Daur Ulang Pembuangan Akhir / Daur Ulang
Tegnologi yang digunakan
Daur Ulang Plastik Sungai
Jenis data Sekunder
Jml Nama sungai
(perkiraan) nilai data Sumber data Kab. plastikGrobogan putih : 5,967 ton, plastik hitam : 3,653 ton, kertas/kardus : 3,474 ton PEMULUNG S. Glugu DCTRK
Peta 3.2 Peta Cakupan Pelayanan Persampahan
Penanganan PersampahanPerkotaan Penanganan terhadap permasalahan persampahan di Kabupaten Grobogan selama ini hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Grobogan/Dinas`Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan. Seharusnya berdasarkan Perda Kab. Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada pasal 5 (angka 1) menyebutkan bahwa badan atau orang penghasil sampah berkewajiban membersihkan, mengumpulkan dan membuang sampah dari sumber sampah ke TPS atau container sampah. Tetapi selama ini yang terjadi adalah semua tahapan pengelolaan persampahan dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan/ Dinas`Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kab. Grobogan. Partisipasi dari masyarakat maupun stakeholder lain dalam pengelolaan persampahan sangatlah rendah, sehingga beban kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan semakin berat. Sarana prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Grobogan sangat terbatas dan belum memadai untuk menjangkau semua wilayah administrasi. Biaya pengelolaan yang besar menjadi kendala dalam peningkatan kapasitas pengelolaan persampahan. Dengan alasan tersebut, kondisi pelayanan persampahan di Kabupaten Grobogan saat ini baru melayani 6 (enam) Ibu Kota Kecamatan (Kecamatan Purwodadi, Toroh, Wirosari, Kradenan, Godong dan Gubug) yang menggunakan pengolahan sistem open dumping (Pengolahan di Lokasi). Adapun pembagian Pelayanan sampah dan pembuangannya akhir sampah dapat dilihat pada Tabel dan rincian sebagai berikut: TPA Desa Ngembak di Kecamatan Purwodadi melayani Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Toroh dan Kecamatan Grobogan; TPA Desa Mojorebo di Kecamatan Wirosari akan melayani Kecamatan Wirosari, dan kradenan; TPA Desa Godong di Kecamatan Godong melayani Kecamatan Godong. TPA Desa Gubug di Kecamatan Godong melayani Kecamatan Gubug. Tabel 3.38 Pelayanan Persampahaan Eksisting di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 NO
NAMA IBU KOTA KECAMATAN (IKK)
JUMLAH PENDUDUK 2010 (JIWA) PERKOTAAN
JUMLAH PENDUDUK TERLAYANI SAAT INI (JIWA)
JUMLAH TIMBULAN SAMPAH TH. 2010 (M3/HARI)
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6
IKK Purwodadi IKK Grobogan IKK Wirosari IKK Kradenan IKK Gubug IKK Godong
71.210 17.311 15.235 7.685 22.462 16.472
56.600 14.150 4.125 3.375 7.500 5.000
126,0 34,6 30,5 15,4 27,9 25,4
101,46 5,00 15,00 9,00 15,00 12,58
150.376
90.750
260
149
TOTAL KABUPATEN
5
JUMLAH TIMBUNAN SAMPAH TERANGKUT TH. 2010 (M3/HARI)
Sumber : Hasil Analisis Pokja PPSP.
6
INFORMASI TPA NAMA TPA LUAS (HA)
7
8
TPA Ngembak TPA Ngembak TPA Mojorebo TPA Mojorebo TPA Gubug TPA Godong
4,5 Ha 2 Ha 0.3 Ha 1 Ha
Tabel 3.38.b Peta Layanan Persampahan IKK Terlayani Desa/Kelurahan Jenis Pelayanan Terlayani IKK Purwodadi Kel. Purwodadi Produksisampah terangkut : Sampah RT : 25 m3 Kel. Kunden Sampah perdagangan : 2 m3 Kel. Kuripan Sampah pasar : 35 m3 Kel. Danyang Lain-lain : 40 m3
IKK Grobogan
Ds. Grobogan
JumlahPelanggan : Pelanggan RT : 6.498 Rumah Pelanggan Toko :terangkut 451 buah/unit Produksisampah :
TPA TPA Ngembak
TPA Ngembak
Sampah RT : 5 m3 Sampah perdagangan : - m3 Sampah pasar : - m3 JumlahPelanggan : Pelanggan RT : 150 Rumah IKK Gubug
IKK Wirosari
IKK Godong
IKK Kradenan
Desa Kuwaron Desa Gubug
Produksisampah terangkut : Sampah RT : 7,5 m3 Sampah perdagangan : 3 m3 Sampah pasar : 4,5 m3
TPA Gubug
Kel. Kunden Kel. Wirosari
JumlahPelanggan : Pelanggan RT : 200 Rumah Pelanggan Toko : 150 Produksisampah terangkut : buah/unit Sampah RT : 6 m3 Sampah perdagangan : 3 m3 Sampah pasar : 6 m3
TPA Wirosari
Ds. Bugel Ds. Godong
JumlahPelanggan : Pelanggan RT : 70 Rumah Pelanggan Toko : 45 Produksisampah terangkut : buah/unit Sampah RT : 4 m3 Sampah perdagangan : 2 m3 Sampah pasar : 4 m3
TPA Godong
Ds. Kuwu Ds. Kradenan
JumlahPelanggan : Pelanggan RT : 100 Rumah Pelanggan Toko : 80 buah/unit Produksisampah terangkut : Sampah RT : 4 m3 Sampah perdagangan : 1,5 m3 Sampah pasar : 3,5 m3
TPA Wirosari
JumlahPelanggan : Pelanggan RT : 70 Rumah Pelanggan Toko : 45 buah/unit
Guna mendukung terselenggaranya pelayanan kebersihan kepada masyarakat diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, teknologi dan peran masyarakat yang besar dalam kontribusinya sebagai pengguna jasa kebersihan. Berikut merupakan kondisi, jumlah sarana prasarana persampahan dan ruang lingkup kegiatan pelayanan kebersihan yang yang ada : 1). Sarana dan Prasarana a. Pengumpulan NO 1.
JENIS SARANA
JUMLAH
Becak Sampah Kota Purwodadi IKK Gubug IKK godong IKK Wirosari IKK Kredenan IKK Grobogan
48 buah 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah
b. Pemindahan NO 1.
JENIS SARANA
Kontainer dan Landasan Kontainer a. Kontainer Jl. Hayam Wuruk b. Kontainer RSUD c. Kontainer Plendungan d. Kontainer Pasar Pagi e. Kontainer Pasar Induk f. Kontainer Jl. Brigjen Katamso g. Kontainer Pasar Nglejok h. Kontainer Pasar Danyang i. Kontainer Pasar Wirosari j. Kontainer Pasar Kuwu k. Kontainer Pasar Gubug l. Kontainer Pasar Godong m. Kontainer Perum Pondok Asri Grobogan NO n. Kontainer JENISPangkalan SARANAPasir o. Kontainer Pasar 2. Hortikultura TPS (Tempat Penampungan p. Terminal Sampah Sementara) Induk a. TPS GOR b. TPS Stadion c. TPS Graha Mukti d.TPS Dinkes e. TPS SMP 3 f. TPS MAN
JUMLAH Kontainer Lands Kontainer 19 unit 14 unit 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 2 unit 2 unit 1 unit
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
2 unit 2 unit 1 unit
2 unit 2 unit 1 unit
JUMLAH 18 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
g. TPS SMKN 1 h. TPS SMP 2 i. TPS Pasar Pagi j. TPS Gang Tirto k. TPS KODIM l. TPS Setda m. TPS Perhutani n. TPS SMP 1 o. TPS (armada) Keliling Kota
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
c. Pengangkutan NO 1.
2. 3.
JENIS SARANA
JUMLAH
Dump Truk Dump truk volume 8 m3 Dump truk volume 6 m3 Arm Roll Truk volume 6 m3 Pick Up volume 3 m3
3 buah 1 buah 3 buah 1 buah
d. Alat Berat NO 1.
JENIS SARANA Whell loader
e. Tempat Penampungan Akhir (TPA) 1). TPA Ngembak Purwodadi Luas Lahan Jarak ke Permukiman terdekat Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah (IKK Purwodadi dan IKK Grobogan) Rata-rata timbulan sampah yang dikelola Sistem pengelolahan sampah
JUMLAH 1 buah
: 4,5 Ha : 0,5 Km : 1993 s/d 2008 (14 th) : 177 m3/ hari : 106,06m3/ hari : Open Dumping
Informasi lainnya terkait TPA Ngembak. Jumlah personel dalam pengelolaan sampah di TPA sebanyak 12 orang (terdiri dari Ka. UPTD : 1 orang; Pengelola Kompos : 5 orang; administrasi : 3 orang; operator bulldozer : 1 orang dan penjaga : 1 orang). Jumlah dan jenis sarana di TPA berupa rumah dan mesin kompos sebanyak 3 unit, bulldozer 1 unit. Rata-rata biaya operasional harian untuk pengelolaan sampah sebesar Rp. 1.122.000,-/tahun. Pemulung di TPA Ngembak berkisar antara 39 orang, dengan perkiraan jumlah barang bekas yang dikumpulkan yaitu plastik putih : 5,967 ton, plastik hitam : 3,653 ton, kertas/kardus : 3,474 ton. Di lokasi TPA Ngembak telah dilakukan proses pengomposan dengan produksi kompos/panen : 3 – 5 ton/bulan, dengan volume sampah yang diolah menjadi kompos : 4 – 5 ton/bulan.
Gambar 3.10 Kondisi TPA Ngembak – Kec. Purwodadi
2). TPA Godong Luas Lahan Jarak ke Permukiman terdekat Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah Rata-rata timbulan sampah yang dikelola Sistem pengelolahan sampah
: 1 Ha : 3 Km : (3,5 th) : 25,4 m3 / hari : 10 m3/ hari : Open Dumping
3). TPA Gubug Luas Lahan
: 0,3 Ha
Jarak ke Permukiman terdekat
: 2 Km
Rencana pemakaian
: (1,05 th)
Rata-rata timbulan sampah Rata-rata timbulan sampah yang dikelola
: 27,9 m3 / hari : 15,48 m3/ hari
Sistem pengelolahan sampah
: Open Dumping
4). TPA Mojorebo Wirosari Luas Lahan
: 2 Ha
Jarak ke sungai terdekat
: 1 Km
Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah (IKK Kradenan dan IKK Wirosari)
: (7 th) : 35,3 m3 / hari
Rata-rata timbulan sampah yang dikelola
: 15 m3/ hari
Sistem pengelolahan sampah
: Open Dumping
Diagram Sistem Sanitasi Pelayanan Persampahan di Perkotaan. Pengelolaan sampah di Kabupaten Grobogan pada operasional penanganan sampah dari sumber timbulan sampai TPA melalui beberapa tahapan subsistem, yaitu penyapuan untuk areal layanan jalan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahan di tempat pemrosesan akhir. Bagan Pembagian dan Alur Penanganan Sampah dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:
GEROBAK
TPS
WARGA
KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH
KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH
UMUM
PENYAPUAN DAN PEMBERSIHAN SAMPAH JALAN
PASAR
TERMINAL
KONTAINER
TPS
KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH PASAR
KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH
Gambar 3.11 Diagram Sistem Sanitasi Sektor Persampahan
Waktu Pelaksanaan Pelayanan a. Penyapu Jalan Pagi hari dipekerjakan mulai pukul 05.30-09.00 WIB ; Siang hari (dialokasi tertentu), dipekerjakan mulai pukul 10.00-12.00 WIB; Sore hari (dialokasi tertentu), dipekerjakan mulai pukul 13.00-15.00 WIB b. Becak Sampah Pagi hari dipekerjakan mulai pukul 06.00-10.00 WIB; Siang hari dipekerjakan mulai pukul 12.00-14.00 WIB; Sore hari dipekerjakan mulai pukul 15.00-17.00 WIB; c. Armada Pick Up Dioperasionalkan untuk pengambilan sampah tambahan dari sumber samapah yang sudah terdaftar sebagai langganan dan melakukan pembersihan sampah kerja bhakti masyarakat. Pad waktu tertentu dioperasionalkan untuk pengambilan sampah di luar kota satu hari dalam satu minggu. Rute yang diwajibkan meliputi : keliling Kota Purwodadi mengangkut sampah yang tersisa atau tidak terjangkau oleh becak/armada dan membersihakan material bekas bahan bangunan, tebangan warga yang berserakan ditepi jalan dan rute luar kota IKK Kuwu, Wirosari, Grobogan, Godong dan Gubug untuk Gubug untuk patroli kebersihan. d. Armada Arm Roll/ Dump Truk e. Armada Arm Roll / Dump Truk
Diporasionalkan pagi hari mulai pukul 07.00-11.00 WIB, siang hari mulai pukul 12.00-16.00 dan malam hari mulai pukul 19.00-21.00 WIB. Pembagian tugas dan rute pengambilan dan pengangkutan sampah dari TPS dan TPA diatur sebagai berikut : Arm Roll No Polisi H 920 LS ( 6 m3) Rute yang diwajibkan meliputi : Container Pasar Nglejok 1 (satu) kali, Container Plendungan 2 (dua) kali, ke TPA Ngembak serta dari Container Pasar Umum Wirosari 2 (dua) kali dan Pasar Umum Kuwu 1 (satu) kali ke TPA Mojorebo Arm Roll No Polisi K 9588 F ( 6 m3) Rute yang diwajibkan meliputi Container Pasar Pagi 2 (dua) kali, Container Banaran 1 (satu), ke TPA Ngembak serta dari Container Pasar Umum Godong 2 (dua) kali, Pasar Umum Gubug 2 (dua) kali ke TPA Gubug dan TPA Karanganyar Godong Arm Roll No Polisi H 918 LS ( 6 m3) Siang Hari Rute yang diwajibkan meliputi : Coontainer Pasar Danyang 1 (satu) kali, Container Terminal Induk 1 (satu) kali, Container Terminal Lama 2 (dua) kali, Container RSU dr. Soedjati 1 (satu) kali, Container Grobogan 1 (satu) kali, ke TPA Ngembak. Malam Hari Rute yang diwajibkan shift malam hari meliputi 2 (dua) Container Pasar Induk Purwodadi 2 (dua) kali ke TPA Ngembak Dump Truck No Polisi K 9532 F ( 8 m3) Rute yang diwajibkan meliputi : TPS GOR, TPS Stadion, TPS Pasar Glendoh, Transfer Depo Plendungan, TPS An Nur, TPS Graha Mukti, TPS Perumda, TPS Dinas Kesehatan, TPS SMP 3, TPS MAN, TPS SMKN I, TPS SMP 2 ke TPA Ngembak Dump Truk No Polisi H 950 F Rute yang diwajibkan meliputi : Pasar Pagi, keliling kota, TPS Gang Tirto, TPS KODIM, TPS Setda, TPS Perhutani, TPS SMP 6, TPS SMP I ke TPA Ngembak Dump Truk SMP I TPA Ngembak Rute yang diwajibkan meliputi : TPS MAN, SMKN I, TPS SMP 2, Tranfer Depo Plendungan, Keliling Kota dan TPS Perhutani.
Kegiatan Lain-Lain Kegiatan komposting dilakukan untuk mengolah sampah organik yang ada sehingga dapat memberikan nilai lebih terhadap pendapatan Pemerintah Daerah kabupaten Grobogan, khususnya Dinas Ciptakarya, Kebersihan dan Tata Ruang.
Kegiatan Komposting dilakukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngembak Kota Purwodadi dan Kebun Pembibitan Plendungan Kota Purwodadi, dengan luasan 3x8 m = 24 m2 Dari kegiatan komposting yang dilakukan selama 70 hari pertama, diharapkan menghasilkan kompos sebanyak 700 kg
Gambar 3.12 Kegiatan Komposting dan Kebun Pembibitan Plendungan Kota Purwodadi 2.3.2.3.
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan sampah di rumah masing-masing, tetapi belum dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga. Sebagian besar masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun atau dibakar, terutama pada permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Pada pengelolaan sampah sudah ada keterlibatan perempuan sejak dari tingkat rumah tangga sampai tingkat kelurahan dan kecamatan.
Tabel 3.39 : Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan Dikelola oleh Masyarakat Jenis kegiatan
RT L
Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat Kelurahan/Kecamatan
RW P
L
P
L
P
Dikelola Pihak Swasta L
P
Pengumpulan sampah dari rumah Pemilhan sampah di TPS
3
2
3
-
-
-
-
Pengangkutan Sampah ke TPS
0
0
0
-
-
-
-
Pengangkutan sampah ke TPA
2
0
1
-
-
-
-
Pemilahan sampah di TPA
3
1
2
-
-
-
-
Para Penyapu Jalan
-
-
-
-
-
-
-
Sumber Data: Survey PMJK
-
Keterangan
Dari 10 Responden survey yang dilakukan
Tabel 3.40: Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten Grobogan
Jenis Kegiatan
Dikelola oleh Kabupaten L
P
Pengumpulan sampah dari rumah
12
-
Pemilahan sampah di TPS
8
-
Pengangkutan Sampah ke TPS
8
-
Pengangkutan sampah ke TPA
55
-
Pemilahan sampah di TPA
-
-
Para Penyapu Jalan
8
26
Pemilah dan pengompos di TPA
5
0
Dikelola oleh Masyarakat L
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat
P
L
P
12
7
10
5
16
13
Dikelola Pihak Swasta L
P
Sumber Data: Survey SSA
Tabel 3.41 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Sektor Persampahan. No 1.
Nama Program / Proyek / Layanan PNPM-MP/P2KP Pengolahan pupuk organik dari limbah peternakan (Alat Pengolah Pupuk Organik/APPO) Pembuatan bak sampah.
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
v
v
Bappermas, Bappeda
2009
v
v
2.
Gemasutra Pembuatan tong sampah
BP3AKB
2009
v
v
3.
(kegiatan BLH) Pengolahan sampah dari sumbernya. Biogas ternak/industri tahu
BLH
2010
v
v
4.
Pengelolaan Persampahan menjadi Pupuk Organik ( Sumbangan Dana CSR dari Bank Danamon) Program rumah kompos (APPO)
BLH
2010
v
v
Dinas Peternakan, Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dinas Peternakan dan Perikanan.
2009
v
v
5.
No
Nama Program / Proyek / Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
2.3.2.4.
Pemetaan Media
Program sanitasi sektor persampahan belum menjadi primadona sebagai bahan berita, tetapi akhir-akhir ini berita tentang permasalahan persampahan khususnya tentang TPA yang sering menimbulkan ekses sosial kemasyarakatan banyak diangkat di media massa, seperti kasus TPA Bantargebang-Jakarta, TPA Bandung, TPA Jatibarang dll. Begitu juga di berita tentang permasalahan persampahan yang belum tertangani dengan baik beberapa kali dimuat di media. Beberapa berita yang terekam di dunia maya/cetak yang memuat berita persampahn dapat dilihat pada Tabel. Tabel 3.42 Berita Persampahan Kabupaten Grobogan di Media Massa
2.3.2.5.
2.3.3.
Partisipasi Dunia Usaha
Pengolahan Drainase Lingkungan
Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. Keputusan Presiden Republik Indonesia Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. Petunjuk Teknis
MBR
1.
Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan. 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2031. 2.3.3.1.
Kelembagaan
Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase antara lain : Dinas Pekerjaan Umum Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Badan Lingkungan Hidup. Dinas Pengairan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Grobogan.
Tabel 3.47 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Kabupaten/Kota
FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana composting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kotamonitoring dan Melakukan
Masyarakat
Bappeda dan DCTRK Bappeda dan DCTRK
Bappeda dan DCTRK
DCTRK dan BLH
DCTRK
DCTRK
v
v
v
v
DCTRK
DCTRK DCTRK dan BLH
DCTRK
v
DCTRK DCTRK
v
DCTRK DCTRK DCTRK DCTRK/BLH/KPT Terpadu
v
Perijinan
DCTRK
DCTRK/BLH/Dinkes
-
DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes
DCTRK/Bappeda
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Kabupaten/Kota
FUNGSI
Masyarakat
evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Tabel 3.48. Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Grobogan Ketersediaan Peraturan
Pelaksanaan Ket.
Ada (Sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksanak an
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini
-
v
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan
-
v
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan
-
v
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder
-
v
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
-
v
-
-
-
-
DRAINASE LINGKUNGAN
2.3.3.2.
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Pada saat ini di Kabupaten Grobogan telah terdapat beberapa prasarana drainase, yaitu saluran drainase, bangunan pelengkap dan pembuangan akhir. Saluran drainase, bangunan pelengkap dan pembuangan akhir yang ada belum merupakan suatu jaringan sistem yang menyeluruh, saluran yang ada sebagian besar hanya digunakan sebagai
prasarana setempat saja. Adapun Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.49. Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan Input Greey water
User Interface - Pembuangan kamar mandi
Penamp ungan Awal
Pengaliran
Pengolah an Akhir
Pembuangan / Daur Ulang
Kode/Na ma Aliran
-
Selokan / parit
Sungai
Aliran drainase 1
-
Selokan / parit
Sungai
Aliran drainase 2
- Tempat cuci makanan/piring Air hujan
talang
- Atap bangunan - Halaman - Jalan
Tabel 3.50. Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Teknologi yang digunakan User interface - Pembuangan kamar mandi - Tempat cuci makanan/pirin Penampungan Awal - g - Talang Pengangkutan/ Selokan/parit/sal pengaliran ur an pembuang (avour) Kelompok Fungsi
Pembuangan akhir
Sungai
Jenis Data Sekunder Jumlah KK
(Perkiraan Sumber ) Nilai Data Data Survey EHRA 53,4% dari total jumlah KK atau sekitar 227.965 KK
-
-
-
-
-
Nama sunga i
S. Glugu, S. Lusi, S. Serang, S. Tuntang
Dinas Cipta Karya dan Dinas Pengairan Dinas Pengairan , BBWS Pemali Juana
Sistem jaringan drainase di dalam wilayah kota dibagi menjadi 2 yakni : drainase utama (major drainage) dan drainase lokal (minor drainage). Sistem drainase mayor dan minor dapat dibedakan menurut sifat, kriteria dan peruntukannya. 3.4.2.1 Drainase Makro Sistem drainase induk yang ada di wilayah Kabupaten Grobogan adalah sistem drainase alam, yaitu suatu sistem yang menggunakan sungai dan anak sungai sebagai sistem primer penerima air buangan dari saluran – saluran sekunder dan tersier yang ada. Keseluruhan sistem tersebut berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan limbah rumah tangga. Sebagian dari saluran drainase sekunder yang ada di Grobogan juga
menggunakan saluran irigasi sebagai saluran pembuangannya. Pada dasarnya terdapat 3 (sungai) sungai utama ( Sungai Serang, Sungai Lusi dan Sungai Tuntang ) sebagai badan penerima air akhir di wilayah Grobogan. Sungai – sungai tersebut membelah wilayah studi dari sisi selatan ke utara dan bermuara di Laut Jawa. 3.4.2.2 Drainase Mikro Drainase mikro berupa saluran – saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana sistem yang ada masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah tangga. Pada umumnya saluran drainase yang ada mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem aliran maupun sistem blok pelayanan. Secara umum jaringan drainase yang ada berupa saluran alami dan saluran buatan, baik saluran terbuka atau tertutup, saluran pasangan/beton maupun saluran galian tanah. Saluran drainase yang ada sebagian besar menjadi satu dengan saluran drainase jalan. Pada Tabel 3.51 merangkum panjang drainase perkotaan wilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Grobogan. Tabel 3.51. Panjang Drainase Perkotaan Wilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Grobogan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama IKK Purwodadi Grobogan Tawangharjo Pulokulon Kradenan Wirosari Gabus Ngaringan Geyer Brati Godong Klambu Karangrayung Toroh Tanggungharjo Gubug Kedungjati Tegowanu Penawangan JUMLAH
Saluran Primer 3.990 2.300 3.059 3.250 1.636 3.300 7.625 2.206 3.350 2.750 3.059 1.763 5.200 2.000 743 2.300 5.440 2.333 1.691 55.796
Panjang Saluran (m) Saluran Sekunder Saluran Tersier 4.620 28.750 12.100 12.900 3.353 8.353 3.450 8.900 4.418 11.018 11.138 28.500 8.250 12.750 1.853 10.147 1.710 3.500 2.050 1.400 3.353 8.353 2.325 12.195 8.240 21.213 6.987 8.027 3.071 2.557 12.100 12.900 4.560 10.720 1.667 14.933 18.622 22.429 111.685 232.401
Sumber : Hasil Analisis, 2016
Untuk wilayah daerah genangan dan banjir diatas baru dua wilayah yang sudah ada perencanaan drainasenya, yaitu Kota Purwodadi dan Gubug, sedangkan wilayah yang alain belum ada. Berdasarkan perencanaan drainase yang ada dapat digambarkan kondisi jaringan drainase di dua kota tersebut sebagai berikut : A. Kondisi drainase kota Purwodadi Kota Purwodadi dilalui oleh beberapa sungai besar yang berfungsi sebagai pengendali banjir. Aliran drainase diarahkan ke sungai – sungai yang ada. Sistem drainase
melayani area seluas 197.277,00 Ha. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya genangan yaitu : Terdapat permukiman di daerah rendah Dimensi saluran belum sesuai debit Banyak jaringan yang rusak Sistem drainase belum terpadu Meluapnya air dari saluran irigasi Saluran drainase yang ada di Kota Purwodadi sebagian besar telah dibuat permanen dengan sistem tertutup di bawah trotoir. Saluran drinase utama yang pada tahun 1986 direncanakan oleh PT. Indulexco Consulting Group Indonesia, PT. Sura Agung Consultants Indonesia dan Scott And Furphy Consulting Group Australia telah dilaksanakan pembangunannya dan telah difungsikan, namun karena kurangnya kepedulian masyarakat menyebabkan saluran tersebut tidak berfungsi secara maksimal. - Saluran Utama pertama (b) : Jl. Siswa Miharja ke Utara melintas Jl. Cempaka I, Jl. Piere Tendean, kemudian ke Barat melewati bawah pertokoan sampai pertigaan Jl. Jend. A Yani dan Jl. Untung Suropati. - Saluran Utama ke dua (c) Dari Jl. Suhada (depan KODIM) ke Selatan kemudian ke Barat, melintasi Jl. Letjen. MT. Haryono, Jl. Kol. Sugiyono sedikit ke arah Barat Daya, melintas Jl. Usaha lalu menyatu dengan Saluran Utama ke tiga. - Saluran Utama ke tiga (d): Dari Jl. Jend. A. Yani (Jalan menuju Semarang) di ujung pertokoan, ke arah Utara melintas Jl. Niti Karya menuju Sungai Lusi. Saluran Utama yang lain ada pada Jl. Srikaya ke Utara menuju sungai Lusi - Saluran Pengglontor Kota (a): Berada di Jl. Pangeran Diponegoro ke Utara membelok ke Barat (Jl. Soponyono V), menyatu dengan saluran dari Jl. Untung Suropati ke Utara dan menjadi satu dengan Saluran Utama ke tiga. Air untuk pengglontor kota ini diambil dari waduk Kedung Ombo dengan debit (Q) = 50 1/dt. Alur pembuangan akhir pada sistem jaringan drainase di kota Purwodadi sebagian diarahkan ke Sungai Lusi dan Sungai Glugu sedang lainnya ke Sungai Grobogan Tabel 3.52 Saluran Drainase Utama Yang Ada di Kota Purwodadi NO 1 2 3 4 5 6
LOKASI SALURAN PROFIL Jl. Kyai Busro (A1) Jl. Kyai Busro (A2) Jl. Kyai Busro Iv (A3) Jl. Kyai Busro Iv (A4) Jl. Getas Pendawa V (A5) Jl. Getas Pendawa V (A6)
DIMENSI
PROFIL Pas. Terbuka Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah
0 -
B1 0,60 0,60 0,70 0,70 1,30 0,60
B2 1,85 1,85 0,80 0,80 1,90 2,00
KONDISI H 0,90 0,90 0,70 0,70 1,00 0,80
NO 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
LOKASI SALURAN PROFIL Jl. Getas Pendawa Raya V (A7) Jl. Getas Pendawa Raya V (A8) (A9) (A10) Jl. Gatot Subroto (B1) Jl. Gatot Subroto (B2) Jl. Pegadaian (B3) Jl. Pegadaian (B4) Jl. Jend. Sudirman (B5) Jl. Suhada (B6) Jl. Brigjend.Katamso (B7) Jl. Brigjend.Katamso (B8) Jl. Brigjend.Katamso (B9) Jl. Brigjend.Katamso (B10) Jl. Brigjend.Katamso (B11) Jl. Kol. Sugijono (B12) Jl. Kol. Sugijono (B13) Jl. Kol. Sugijono (B14) Jl. Ampera (B16) Jl. Ampera (B15) Jl. Srikaya I (N17) Jl. Slametmriyadi (B 18) Jl. Sudirman (B 19) Jl. Palembahan (C1) Jl. Dr, Sutomo (C2) Jl. Hayam Wuruk (C3) Jl. Hayam Wuruk (C4) Jl. Banaran Iii (C5) Jl. Banaran Iii (C6) Jl. Hayam Wuruk (C7) Jl. Hayam Wuruk (C8) Jl. Pemuda (C9) Jl. Pemuda (C10) Jl. Hayam Wuruk (C11) Jl. Banaran Ii (C12) Jl. Banaran Ii (C13) Jl. Jetis Timur (C14) Jl. Piere Tendean (C15) Jl. Piere Tendean (C16) Jl. Cempaka I (C17) Jl. Cempaka I (C18) Jl. Gajah Mada (D1) Jl. Soponyono V (D2) Jl. Banyuono (D3) Jl. Soponyono Ii (D4) Jl. Soponyono Iii (D5) Jl. Soponyono Iii (D6) Jl. Soponyono Iii (D7) Jl. Banyuono (D8) Jl. Banyuono (D9) Jl. Soponyono Ii (D10) Jl. Soponyono Ii (D11) Jl. Soponyono I (D12) Jl. Soponyono I (D13) Tm. Pahlawan (14)
PROFIL 0 Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Tertutup Gorong-Gorong Gorong-Gorong Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Terbuka Sal. Tanah Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Tertutup Pas. Terbuka Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Sal. Tanah Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Pas. Terbuka Sal. Tanah -
DIMENSI B1 1,00 1,00 1,00 1,00 1,10 1,20 1,00 0,30 0,80 1,10 1,20 1,20 1,80 1,20 0,80 1,20 1,20 1,45 0,50 0,50 1,40 0,35 0,75 0,80 0,90 0,80 0,60 0,30 0,50 0,55 1,20 1,50 0,50 1,00 0,35 0,35 1,20 2,80 1,80 0,47 0,30 1,40 3,80 0,40 1,70 0,60 0,70 0,30 0,55 0,55 0,50 0,48 0,25 0,50 1,50
B2 2,00 2,00 1,70 1,70 1,10 1,20 1,90 0,50 0,80 1,10 1,20 1,20 1,80 1,20 0,80 1,20 1,20 1,45 0,70 0,80 1,40 0,50 0,75 0,80 1,60 1,20 1,20 0,30 0,50 0,55 2,00 2,70 1,50 1,50 0,35 0,35 1,60 2,80 1,80 0,47 0,30 1,40 4,90 0,50 3,50 0,60 0,70 0,30 0,55 0,55 0,50 0,48 0,25 0,50 2,00
KONDISI H 0,60 0,60 0,50 0,50 1,00 1,00 0,90 0,60 1,00 1,00 0,90 1,20 1,50 1,20 1,30 1,00 1,00 1,20 0,60 0,60 1,50 0,50 0,80 0,40 0,60 0,60 0,70 0,30 0,30 0,35 0,65 0,65 0,60 1,40 0,60 0,60 0,45 0,65 0,70 0,50 0,50 1,40 1,55 0,50 1,20 1,00 0,82 0,62 0,72 0,65 0,20 0,45 0,36 0,60 0,60
NO 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
LOKASI SALURAN PROFIL Jl. Letjen. Suprapto (D15) Jl. P. Diponegoro (E1) Jl. Gajah Mada (E2) Jl. Tentara Pelajar (F1) Jl. Brigjen. Sudiarto (F2) Jl. Tentara Pelajar (F3) Jl. Tentara Pelajar (F4) Jl. Tentara Pelajar (F5) Jl. Dr. Sutomo (F6) Jl. Ki Ageng Selo (F7) Jl. Ki Ageng Selo (F8) Jl. P. Diponegoro (F9) Jl. Dr. Sutomo (F10) Jl. Palembahan (F11)
DIMENSI
PROFIL Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Terbuka Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Sal. Tanah Pas. Terbuka Pas. Tertutup Pas. Tertutup Pas. Tertutup Sal. Tanah Pas. Terbuka
0 -
B1 0,80 1,10 1,15 1,20 0,80 0,80 1,00 1,30 1,00 0,90 1,60 1,40 0,90 0,60
B2 0,80 1,10 1,15 2,90 1,90 2,20 3,20 3,00 1,00 1,40 1,60 1,40 1,60 0,60
KONDISI H 0,90 1,10 1,23 1,00 0,50 0,65 1,30 0,80 0,80 1,00 1,20 1,20 0,50 0,50
Sumber : Master Plan Drainase Kota Purwodadi, 1996
Selain saluran-saluran utama yang telah dibangun terdapat pula alur-alur alam yang cukup membantu sistem pembuangan air hujan dan buangan rumah tangga di Purwodadi. Saluran-saluran tersebut adalah: - Pembuang di desa Sambak - Saluran alam di Dukuh Cebok - Saluran di Jl. Hayam Wuruk - Saluran di Jl. Pemuda - Saluran di sebelah Selatan Jl. Jend. A. Yani (belakang rumah penduduk).
Peta 3.3 Peta Jaringan Drainase Makro Kabupaten Grobogan
B. Sistem Drainase Kota Gubug Di Kota Gubug, sistem drainase yang ada saat ini melayani area kota seluas 383,325 Ha dengan jumlah penduduk yang terlayani 21.138 jiwa.Terdiri dari sistim drainase primer,sekunder dan lokal.Yang berfungsi sebagai sistim primer yaitu KB 15 yang melintasi kota Gubug sebagai badan penerima air dari sistim drainase sekunder.sedngkan drainase sekunder adalah badan penerima air dari saluransaluranlokal yang berasal dari kawasan pemukiman, perkantoran, perdagangan dan sebagainya. Saluran drainase ada di kota Gubug sebagian besar telah dibuat permanen baik terbuka ataupun tertutup,terutama saluran drainase sekitar jalan besar. Sedangkan yang berada ditengah kampung saluran drainasenya masih berupa saluran tanah. Adapun sistem pengelolaan drainase di kota Gubug terbagi menjadi : 1. Sistem primer dikelola oleh PSDA 2. Sistem sekunder dikelola oleh pemerintah Kabupaten. Sistem lokal dikelola oleh pemerintah Kabupaten Grobogan bersama-sama dengan masyarakat. Yang berfungsi sebagai drainase primer dikota Gubug adalah KB 15 dimana kondisi yang ada sekarang ini telah berkurang kapasitasnya akibat tingkat sedimentasi yang tinggi KB 16 terletak di sebelah barat kota Gubug yang mengalir dari selatan manuju ke utara, dimana apabila muka airnya tinggi akan meneyebabkan banjir karena aliran balik.
No. 1.
Tabel 3. 53 Kapasitas Bank Full Kb 15 Kota Gubug Lokasi A R I (m2) (m)
V Q (m/dt (m3/dt) ) 0,0051 3,86 146,2
37,875 2,17 Sebelum jembatan rel KA s/d sesudah sal. Sekunder 2. Sesudah sal. Sekunder 2 59,61 2,525 0,0022 2 s/d sebelum jembatan 3. Sebelum 76,00 2,91 0,0011 Smg-Pwdjembatan SmgPwd s/d sesudah sal. Sek.3 Sumber : Perencanaan sistem Drainase Kota Gubug, 2004
2,9
172,87
2,25
171,00
Secara garis besar sistem drainase sekunder di Kota Gubug terbagi menjadi empat bagian wilayah pelayanan sebagai berikut: 1. Saluran sekunder dari B.G. 3 di desa Kunjen mengalir ke barat kearah KB 15 melayani daerah sebelah selatan jalan kereta api 2. Saluran sekunder dari B.G. 5 mengalir ke barat ke arah KB 15 melayani daerah antara jalan A. Yani dan jalan kereta api 3. Saluran sekunder dari B.G. 7 mengalir ke barat kearah KB 15 melayani daerah antara Jalan A. Yani sampai desa Pranten. Sistem drainase lokal yang ada berupa saluran permanen dan saluran tanah dengan kondisi kotor, banyak endapan, rumput dan kapasitas yang tidak memadai. Air untuk penggelontoran Kota didapat dari saluran irigasi sekunder Gubug di B.G. 3, B.G. 6 lewat saluran drainase sekunder yang ada. Berdasarkan informasi dari instansi
terkait, pamong, masyarakat setempat dan survey lapangan, daerah-daerah yang sering terjadi genangan apabila terjadi hujan adalah sebagai berikut: - Sawah di sebelah jembatan timbang - Sepanjang Jl. A.Yani mulai dari terminal hingga ujung Jl. Suhada - Jalan masuk ke terminal - Ujung Jl. Bayangkara ke arah Jl. A. Yani - Sawah di belakang Terminal Gubug - Jalan ke arah Pranten - Jalan depan SD Pranten dan Balai Desa Pranten - Pertigaan depan Pasar Gubug - Jl. Letjen Suprapto
Tabel 3. 54 Daerah Banjir Dan Genangan di Kota Gubug
No
Lokasi/daerah genangan
1
Sawah yang dibatasi Jl. A. Yani, KB 15 dan saluran air baku Daerah sekitar jembatan timbang sampai dengan SMPN Sepanjang Jl. A. Yani mulai dari terminal hingga ujung Jl. Suhada
2
Data Kerugian yang ditimbulkan Genanganluas tinggi penye (jam) frekuensi (ha) (cm) bab hujan deras, air buangan tidak dapat 8 50 72 2 kali sawah tergenang sehingga masuk ke KB 15 karena muka air KB tidak bisa ditanami/padi yang tinggi sedangkan syphon mati, aktifitas jembatan dibawah saluran air baku mampet timbang dan SMPN sehingga air saluran terbendung terganggu arus lalu lintas hujan deras drainase 1,1 10 10 2 kali menggangu mampet dan kapasitas tidak memadai hujan deras, air buangan tidak dapat 21 50 72 2 kali sawah tergenang sehingga masuk ke KB 15 karena muka air KB tidak bisa ditanami/padi 15 yang tinggi sehingga air mati terbendung dan terjadi aliran balik ke arah kota, gorong-gorong mampet
3
Sawah di belakang terminal sampai dengan jalan kereta api
4
Jalan masuk ke terminal
hujan dan inlet drain tidak berfungsi
0,08
0-10
24
5
Ujung Jal. Bayangkara ke arah Jl. A. Yani Jalan ke arah Pranten (mbak ijo)
hujan dan inlet drain tidak berfungsi
0,01
0-10
24
hujan dan inlet drain tidak berfungsi
0,1
0-10
24
Sepanjang jalan depan SD Pranten I dan balai desa Pranten Pertigaan pasar Gubug seberang pangkalan ojek
hujan dan inlet drain tidak berfungsi
0,1
0-10
24
hujan, inlet drain tidak berfungsi dan saluran mampet
0,01
0-10
24
Sepanjang jalan Letjen Suprapto (jalan ke arah kedungjati), depan kantor kades Kuwaron
hujan dan inlet drain tidak berfungsi
0,01
0-10
24
6 7 8
9
Sumber : Perencanaan sistem Drainase Kota Gubug, 2016
tiap huja n tiap huja n tiap huja n tiap huja n tiap huja n tiap huja n
rusaknya badan jalan rusaknya badan bahu jalan rusaknya badan bahu jalan rusaknya badan bahu jalan rusaknya badan bahu jalan
jalan dan jalan dan jalan dan jalan dan
rusaknya bahu jalan
Permasalahan Genangan Genangan dengan parameter luas genangan, tinggi genangan, dan lamanya genangan merupakan permasalahan utama yang menjadi fokus perhatian studi. Terjadinya genangan pada beberapa lokasi di wilayah studi secara pasti akan menimbulkan permasalahan berkelanjutan pada system interaksi sosial, ekonomi, budaya, dan aspek interkasi masyarakat lainnya. Berdasarkan hasil survey EHRA ditemukan bahwa sebagian besar rumah tangga (73,9%) tidak mengalami banjir secara rutin dalam kurun waktu tertentu. Sebagian lainnya (26,1%) rumah tangga saja yang mengalami banjir dalam kurun waktu tertentu secara rutin. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Genangan Air / banjir
73,9
Ti da k a da gena ngan a i r
26 ,1
Ada genangan a i r (banj i r)
,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Gambar 3.13 Genangan Air/Banjir di kab. Grobogan
Frekuensi genangan mencapai lebih dari satu kali setahun dialami oleh 4,8 % rumah tangga sementara satu tahun sekali terjadi genangan dialami oleh 11 %, sebulan sekali dialami oleh 0,1 % rumah tangga, dan sebagian besar rumah tangganya sebesar 82,3% tidak pernah mengalami banjir dalam waktu setahun ini.
Frekuensi terjadinya banjir 1,9
Ti dak ta hu Sekal i ata u beberapa da l a m s ebul a n
,1 4,8
Bebera pa kal i da l a m s eta hun
11,0
Sekal i da l a m s eta hun
82,3
Ti da k perna h ,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Gambar 3.14 Frekuensi Terjadinya Banjir dalam Setahun Terakhir
90,0
Berdasarkan wawancara diketahui bahwa dari 26,1 % responden yang mengalami banjir, genangan akibat banjir cukup lama terjadi sampai lebih dari satu hari yaitu sebanyak 35,8%, banjir selama satu hari dialami oleh 10,6%, banjir selama setengah hari dialami oleh 14,5% dan cukup banyak yang mengalami banjir selama beberapa jam 13,5 % dan kurang dari satu jam sebanyak 23 %. Prosentase tinggi air yang masuk ke rumah yang paling besar adalah setumit orang dewasa (45,7%), setengah lutut orang dewasa (24,5%), selutut orang dewasa (15,6%), sepinggang orang dewasa (9,6%), sebahu orang dewasa (3,9%). Selengkapnya dapat tergambarkan pada Grafik dibawah ini. Waktu Surut bajir
Tinggi air yang masuk ke dalam rumah saat banjir Ti dak tahu ,4
35,8
Lebih dari 1 hari ,9
Sebahu orang dewasa
2,5
Tidak tahu
Lebih tinggi dari orang dewasa ,4
10,6
Satu hari 9,6
Sepinggang orang dewasa
45,7
Setumit orang dewasa 5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
23,0
Antara 1 - 3 jam
24,5
Setengah lutut orang dewasa
,0
14,5
Setengah hari
15,6
Selutut orang dewasa
30,0
35,0
40,0
45,0
13,5
Kurang dari 1 jam ,0
50,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
Gambar 3.15 Tinggi Air yang Masuk ke dalam rumah dan waktu surut banjir
Di Kabupaten Grobogan menurut data dari Dinas Pengairan Kabupaten Grobogan, beberapa wilayah kecamatan yang merupakan daerah genangan air dan banjir, diantaranya di Kecamatan Purwodadi, Gubug, Klambu, Brati, Ngaringan, Klambu, Grobogan, Godong dan Tegowanu. Tabel 3.55 Data Genangan di Kabupaten Grobogan NO 1
NAMA KALI / SUNGAI TUNTANG
LOKASI KECAMATAN KEDUNGJATI
GUBUG
1 2 3 4 5 6 7
DESA KARANGLANGU WATES JUMO KEDUNGJATI NGOMBAK PADAS DERAS
Lama Genangan (jam) 3 3 3 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
TRISARI ROWOSARI NGROTO PAPANREJO GUBUG KUWARON PRANTEN JATIPECARON BATUR AGUNG RINGIN HARJO RINGIN LOR GINGGANG TANI JEKETRO GLAPAN
3 8 8 8 3 3 4 4 4 4 4 6 3 3
Tinggi Genangan (cm) 30 30 30 30 30 30 30 40 80 100 100 50 50 80 50 50 50 50 60 80 80
Luas Genangan (Ha)
KET.
35,0
40,0
NO
2
NAMA KALI / SUNGAI
K.B.1 DAN K.B. 15
LOKASI KECAMATAN
TEGOWANU
15 16 17
DESA SABAN MLILIR KEMIRI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Lama Genangan (jam)
Tinggi Genangan (cm)
3 3 3
50 60 60
SUKOREJO MEDANI GEBANGAN MANGUNSARI KEJAWAN KARANGPASAR TANJUNGSARI KEDUNGWUNGU CANGKRING PEPE CURUK TUNJUNG HARJO TANGGIREJO
8 8 8 8 8 4 8 8 4 4 4 4 8
80 80 100 100 100 80 60 60 60 60 60 60 80
GUBUG
1 2 3
ROWOSARI KUWARON GUBUG
8 3 3
80 50 50
3
JRAGUNG
TEGOWANU
1 2 3 4 5 6 7
KEBONAGUNG TLOGOREJO TAJEMSARI KARANGPASAR CANGKRING PEPE TLOGOMULYO
4 4 4 4 4 4 4
50 50 40 40 40 40 40
4
JAJAR BARU / JAJAR LAMA
KARANGRAYUNG
1
KARANGRAYUNG
3
30
2 3 4 5
MOJOAGUNG MANGIN PANGKALAN RAWOH
3 3 2 2
30 30 30 30
GODONG
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ANGGASWANGI KEMLOKO GUCI SUMBERAGUNG KLAMPOK GUYANGAN WERDOYO GODONG KETITANG
8 4 4 4 3 3 3 3 3
60 30 50 40 40 40 40 40 30
GEYER
1 2
JAMBANGAN ASEMRUDUNG
2 2
30 30
TOROH
1 2 3
BANDUNGHARJO GENENGSARI TUNGGAK
2 2 2
30 30 30
PURWODADI
1 2 3 4 5
NAMBUHAN KANDANGAN NGRAJI KALONGAN DANYANG
2 2 2 2 2
30 30 30 30 30
PURWODADI
1 2 3 4
PURWODADI KEDUNGREJO KARANGANYAR KURIPAN
3 3 3 8
40 40 40 50
5
6
GLUGU
LUSI
Luas Genangan (Ha)
KET.
NO
LOKASI
NAMA KALI / SUNGAI
KECAMATAN
Lama Genangan (jam) 8 8 8
Tinggi Genangan (cm) 80 80 60
5 6 7
DESA PUTATSARI PULOREJO NGLOBAR
BRATI
1 2 3 4 5 6
KRONGGEN KARANGSARI LEMAHPUTIH TEMON JANGKUNGHARJO MENDURAN
8 3 3 3 3 3
100 50 50 40 40 40
KLAMBU
1 2 3 4
KANDANGREJO KLAMBU MENAWAN SELOJARI
4 4 4 4
80 80 80 80
Luas Genangan (Ha)
KET.
Sumber : Data Kesbanglinmas Kab. Grobogan, Dinas Pengairan Kab. Grobogan.
2.3.3.3.
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Grobogan secara keseluruhan belum maksimal, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Sehingga perangkat Desa/gampong/lingkungan diharapkan secara aktif dapat menggiatkan masyarakat dalam melakukan gotong-royong di wilayah masing-masing termasuk membersihkan drainase dari sampah-sampah dan sedimen penyebab penyumbatan saluran. Beberapa hal masih terlihat perilaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut : a. Masyarakat masih terbiasa membuang limbah rumah tangga/home industri tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu. b. Masih ada masyarakat yang membuat sampah di saluran drainase. c. Masih ada masyarakat yang membuang air besar (BAB) di saluran drainase. d. Masih ada masyarakat yang mendirikan bangunan diatas drainase. e. Masih randahnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat dan fungsi drainase yang sesungguhnya.
Tabel 3.56. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan / Kelurahan Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kedungjati Prigi Ngombak Kentengsari Karanglangu Panimbo Padas Deras Klitikan Kedungjati Kalimaro Jumo Wates Karangrayung Gunungtumpeng Ketro Sendangharjo Karanganyar Parakan Nampu Karangsono Jetis Telawah Cekel Mangin Sumberjosari Mojoagung Pangkalan
RW 82 5 9 8 7 5 7 6 4 11 6 9 5 105 4 7 12 4 3 10 6 4 5 3 6 11 9 3
Lancar 319 18 26 26 39 18 22 28 11 46 29 30 26 589 20 43 69 21 14 47 35 22 27 21 38 63 46 20
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin
v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
v
v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
15 16 17 18 19 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 IV 1 2
Rawoh Dempel Termas Putatnganten Temurejo Penawangan Lajer sedadi Bologarang Karangwader Toko Pengkol Leyangan Watupawon Tunggu Jipang Kramat Curut Wedoro Kluwan Karangpaing Pulutan winong Wolo Ngeluk Penawangan Toroh Dimoro Genengadal
RW 3 3 3 6 3 87 11 7 5 6 3 7 4 4 4 2 4 3 2 5 3 2 5 4 2 4 151 11 8
Lancar 19 20 13 29 22 471 43 56 25 32 16 34 21 11 14 18 14 11 13 31 17 26 17 37 14 21 843 65 49
v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v
v v
v v
v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 VI
Sindurejo Bandungrejo Genengsari Kenteng Nrandah Tunggak Boloh Plosoharjo Tambirejo Depok Krangganharjo Sugihan Pilangpayung Katong Geyer Rambat Kalangbancar Juworo Monggot Ngrandu Bangsari Karanganyar Asemrudung Jambangan Geyer Ledokdawan Sobo Suruh Pulokulon
RW 10 10 6 11 8 7 11 13 10 15 4 11 8 8 100 5 4 9 8 10 8 8 6 7 12 9 8 6 126
Lancar 63 60 41 35 36 55 56 63 61 84 41 56 48 30 506 17 14 31 48 41 41 42 60 54 40 46 35 37 672
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota v
v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 VII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 VIII
Randurejo Mlowokarangtalun Pojok Jatiharjo Sidorejo Tuko Panunggalan Mangunrejo Jetaksari Pulokulon Jambon Karangharjo Sambungharjo Kradenan Bago Simo Rejosari Pakis Crewek Banjarsari Kradenan Sambongbangi Sengonwetan Banjardowo Kalisari Kuwu Grabagan Tanjungsari Gabus
RW 8 9 10 7 11 15 8 10 7 10 10 8 13 93 6 8 9 10 6 6 9 7 4 6 7 6 6 3 99
Lancar 43 38 54 40 66 77 58 37 35 64 56 48 56 543 25 41 48 55 37 32 59 42 32 41 49 33 29 20 538
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
v
v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 IX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 X 1
Kenyongan Suwatu Nglinduk Palem Sulursari Tlogotirto Gabus Pandanharum Tunggulrejo Tahunan Bendoharjo Kalipang Karangrejo Banjarejo Ngaringan Sendangrejo Sarirejo Kalangdosari Kalanglundo Trowolu Pendem Bandungsari Ngaringan Ngarap-arap Belor Tanjungharjo Sumberagung Wirosari Sambirejo
RW 4 5 8 8 8 5 13 7 7 5 7 7 6 9 90 6 6 9 11 5 3 10 4 5 7 13 11 93 6
Lancar 34 18 22 52 48 37 36 48 47 33 46 28 41 48 396 22 15 35 40 42 20 38 24 34 30 46 50 499 33
v v v v v v v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v
v
v
v
v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 XI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 XII 1 2 3 4
Tanjungrejo Kunden Tambahrejo Kropak Kalirejo Dapurno Mojorebo Wirosari Gedangan Tambakselo Karangasem Dokoro Tegalrejo Tawangharjo Pulongrambe Mayahan Jono Selo Tawangharjo Tarub Pojok Plosorejo Godan Kemaduhbatur Grobogan Getasrejo Rejosari Tanggungharjo Teguhan
RW 7 10 7 4 5 6 3 7 4 11 5 10 8 71 4 8 10 11 5 4 5 7 8 9 79 6 4 6 8
Lancar 36 55 37 30 34 22 27 31 20 44 44 41 45 349 21 39 31 58 33 36 35 37 31 28 440 40 24 38 48
v v v v v v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v
v v v v
v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota v
v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v
v v v v
v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
5 6 7 8 9 10 11 12 XIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 XIV 1 2
Ngabenrejo Grobogan Karangrejo Putatsari Lebak Lebengjumuk Sedayu Sumberjatipohan Purwodadi Candisari Genuksuran Danyang Kalongan Ngraji Kandangan Nambuhan Waru Kr anyar Nglobar Kedungrejo Karanganyar Purwodadi Kuripan Ngembak Cingkrong Pulorejo Putat Brati Klambu Jangkungharjo
RW 5 10 10 8 8 3 5 6 155 6 6 9 10 6 12 11 5 3 7 7 23 22 7 8 5 8 57 7 4
Lancar 33 33 37 64 45 14 24 40 877 39 40 56 51 65 42 49 34 23 29 42 134 97 52 56 32 36 277 49 36
v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v
v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota v
v v
v v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT 3 4 5 6 7 8 9
Temon Lemahputih Tirem Karangsari Kronggenan Katekan Tegalsumur
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kandangrejo Selojari Taruman Penganten Klambu Menawan Terkesi Jenengan Wandakemiri Godong Tungu Pahesan Latak Sumurgede Sambung Ketangirejo Anggaswangi Guci Werdoyo Guyangan Gundi
XV
XVI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RW 6 4 6 7 10 6 7 47 4 4 8 7 6 7 5 4 2 101 2 1 7 4 4 7 2 3 4 3 2
Lancar 23 25 22 27 43 31 21 184 24 12 23 21 27 20 35 11 11 506 14 10 26 28 21 29 8 8 15 16 14
v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 XVIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jatilor Sumberagung Bringin Klampok Kemloko Godong Bugel Ketitang Kopek Dorolegi Rajek Harjowinangun Karanggeneng Wanutunggal Manggarwetan Manggarmas Tinanding Gubug Penadaran Gelapan Ngroto Ginggangtani jeketro Saban Milir Kemiri Papanrejo Kunjeng Trisari
RW 7 3 2 3 7 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 105 5 5 6 4 3 2 6 4 4 4 4
Lancar 23 9 13 18 21 37 25 14 13 27 17 15 17 7 20 30 11 458 23 18 25 19 13 11 24 21 19 20 14
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
v v
v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 XVIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kuwaron Rowosari Gubug Pranten Jatipecaron Baturagung Tambakan Ringinkidul Ringinharjo Tlogomulyo Tegowanu Kebonagung Tlogorejo Medani Sukorejo Tanggirejo Mangunsari Gebangan Kejawan Tegowanu Wetan Tegowanu Kulon Tajemsari Karang Pasar Kedungwungu Pepe Curug Cangkring Gaji Tunjungharjo
RW 9 5 12 3 4 5 5 3 6 6 138 3 4 2 8 4 2 1 2 4 3 4 2 5 3 2 2 2 3
Lancar 35 20 60 9 13 29 20 10 24 31 738 22 17 6 18 8 10 3 8 19 18 12 9 20 18 11 10 10 21
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota v v
Kelurahan
Masyarakat (RT /RW) v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah No
Kelurahan/Desa RT
XIX 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tanggungharjo Ringinpitu Mrisi Ngabakrejo Kapung Kaliwenang Sugihmanik Tanggungharjo Brabo Padang
RW 43 5 5 4 5 3 8 6 3 4
Lancar 261 33 30 27 19 19 36 41 32 24
Mampet
Pembersihan Drainase Tidak Rutin Rutin
v v v v v v v v v
Pengelola oleh Pemerintah Kota
Kelurahan
v v v v v v v v v
Masyarakat (RT /RW)
Swasta
Bangunan Di Atas Saluran Tidak Ada Ada
v v v v v v v v v
v v v v v v v v v
Tabel 3.57. Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor
Nama Program / Proyek / Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi
Aspek PMJK PM
1.
DrainaseLingkungan Pembangunan saluran Drainase di Kecamatan Purwodadi
P2KP
Bappermas
2009
v
v
2.
Pembangunan saluran Drainase di Kecamatan Purwodadi
PLPBK
Bappeda/Bappermas
2012
v
v
Keterangan : PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
JDR
MBR
2.3.3.4.
Pemetaan Media
Peran media sangat penting dalam mengkampanyekan program sanitasi dan meliput perkembangan sanitasi di masyarakat. Saat ini, dengan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat mau tidak mau kampanye program sanitasi harus memanfaatkan media baik cetak maupun maya. Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia relatif tinggi, sehingga dengan memanfaatkan media maya kampanye program sanitasi dapat efektif dan efisien. Walaupun program sanitasi belum menjadi primadona sebagai bahan berita, tetapi akhir-akhir ini berita tentang sanitasi banyak menghiasi laman berita baik di media cetak/maya. Hal ini tak lepas dari fenomena pemasanan global dan target MDG’s yang gencar disuarakan oleh semua elemen dan stakeholder yang terlibat. Beberapa berita yang terekam di dunia maya/cetak dapat dilihat pada Tabel.
No 1
2 3
4 5 6
7
Tabel 3.58 Rekapitulasi Berita Sanitasi Sektor Drainase Lingkungan di Media Massa Nama Media Jenis Isu yang Pesan Kunci Pendapat Acara Diangkat Media Website Artikel Genangan Kurangi Genangan Positif Air, 160 Biopori Kedalamannya Banjir http://krjogja.com Disiapkan memadai psda.jatengprov.go.id Artikel Genangan Tanggul Sungai Positip, Banjir Cabean Kedalamannya Dimint memadai news.okezone.com Artikel Genangan Banjir Rendam Negatif, a Diperbaiki Banjir Dua Desa, Jalur Kedalamannya Utama memadai Grobogan-Kudus Solopos.com Artikel Genangan Banjir, Positif Putus drainase Banjir Kota Purwodadi Kedalamannya perlu ditata memadai Suaramerdeka.com Artikel Genangan Drainase Kota Perlu Positif Banjir Dinormalkan Kedalamannya memadai okezone.news Banjir Rendam Negatif, Grobogan, 1 Kedalamannya Orang Tewas memadai Tersengat Listrik Solopos.com Artikel Genangan Banjir landa Negatif, Banjir sebelas desa di Kedalamannya Tegowanu, memadai Grobogan
2.3.3.5.
Partisipasi Dunia Usaha
Partisipasi dunia usaha untuk sektor drainase lingkungan di Kabupaten Grobogan masih minim. Belum terdapat data akan keterlibatan
dunia usaha yang berskala besar pernah dilakukan di Kabupaten
Grobogan.
Harapannya, dunia usaha melalui dana CSR-nya berminat untuk ikut andil dalam penataan drainase lingkungan. Tak kalah pentingnya adalah tempat usaha
setiap
pembangunan
pabrik/gedung/toko
sebagai
harus
memperhatikan aspek teknis, sosial, budaya setempat sehingga air limbah domestik dan air hujan dapat mengalir ke tempat yang semestinya.
Tabel 3.59. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Yang Ada di Kabupaten Grobogan No
Nama Provider
1 2
-
Tahun mulai operasi -
Jenis kegiatan -
Tabel 3.60. Mitra Potensial dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan
2.4. AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN, MENDESAK SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/ desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan layanan fasilitas air bersih dan sanitasi dan data umum, meliputi Sambungan Rumah dan Hidran Umum (PDAM/ BPSPAM/ HIPPAM), jumlah jamban, nama kelurahan, jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta bila data tersedia, luas genangan. Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kota/ kabupaten. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan). Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder, diikuti dengan penilaian SKPD dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut. Dari kriteria tersebut diatas maka didapat …….. desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi, …….desa/ kelurahan, beresiko tinggi, …….desa/ kelurahan beresiko sedang dan ….. desa/ kelurahan kurang berisiko. Hasil penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/ derajat risiko ini dapat dilihat pada peta di bawah ini : Peta 2.10. Peta Area Berisiko Air Limbah (Proses) Peta 2.11. Peta Area Berisiko Persampahan (Proses) Peta 2.12. Peta Area Berisiko Drainase (Proses) Tabel 2.60 Area Berisiko Sanitasi Sanitasi Air Limbah Domestik (Proses) Wilayah Prioritas No
Area Beresiko *) Kecamatan
1
Kelurahan/Desa