MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/ 2014)
oleh MOCHAMAD ARIFIN NIM. M.1.11.013
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
i
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/ 2014)
oleh MOCHAMAD ARIFIN NIM. M.1.11.013
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 01 April 2014
Dr. Imam Sutomo, M.Ag PEMBIMBING
ii
iii
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M.1.11.013
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi
: PAI
Tanggal Ujian
: 11 April 2014
Judul Tesis
Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( Studi Komparasi
SDIT
Assalamah
dengan
SDI
Istiqomah
Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang.
Panitia Munaqosah Tesis 1. Ketua Penguji : Dr. H. Sa’adi, M.Ag
_________________
2. Sekretaris
: AsfaWidiyanto, MA, Ph.D
_________________
3. Penguji I
: Dr.H.M. Zulfa M, M.Ag
_________________
4. Penguji II
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag
_________________
5. Penguji III
: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
_________________
iv
NOTA PEMBIMBING Dr. Imam Sutomo, M.Ag Dosen Pembimbing Magister Pendidikan Islam Pascasarjana STAIN Salatiga
Nota Dinas Hal : Tesis Saudara Mochamad Arifin,S.Ag
Kepada Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga
Assalaamu’alaikum w.w Setelah membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap tesis saudara : Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M.1.11.013
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang)
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk melanjutkan dalam siding uji tesis pada Program Pasca Sarjana STAIN Salatiga Wassalaamu’alaikum w.w Salatiga, 28 Maret 2014 Pembimbing
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827198303 1002
v
NOTA PEMBIMBING Dr. Budiyono Saputro, M.Pd Dosen Pembimbing Magister Pendidikan Islam Pascasarjana STAIN Salatiga
Nota Dinas Hal : Tesis Saudara Mochamad Arifin,S.Ag
Kepada Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga
Assalaamu’alaikum w.w Setelah membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap tesis saudara : Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M.1.11.013
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi
Komparasi
SDIT
Assalamah dengan
SDI
Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang) Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk melanjutkan dalam siding uji tesis pada Program Pasca Sarjana STAIN Salatiga Wassalaamu’alaikum w.w Salatiga, 28 Maret 2014 Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd NIP. 19740630 200912 1001
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang sudah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya”.
Salatiga, 11 April 2014 Yang Membuat Pernyataan
Mochamad Arifin
vii
ABSTRAK Mochamad Arifin, M.11.1.013. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah di Kec Ungaran Barat Kab Semarang. Tesis. Magister Pendidikan Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2011, Pembimbing (1) Dr. Imam Sutomo, M.Ag (2) Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan manajemen pembelajaran di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah yang terdiridari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (2) Mengetahui perbedaan manajemen pembelajaran PAI antara SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang. Adapun fokus penelitian ini adalah manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah sehingga sobyek penelitiannya melibatkan kepala sekolah, guru PAI, Waka Kurikulum dan siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan analisis datanya adalah teknik analisis diskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajamen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah memiliki perbedaan dalam perencanaan program yang sudah dijelaskan dalam struktur kurikulum, perencanaan program tersebut isinya tentang jumlah jam pertemuan dalam satu minggu di SDIT Assalamah 35 menit atau 1 jam pertemuan dan pembelajaran PAI hanya dilaksanakan mulai kelas 56, adapun kurikulum lokal yang dijadikan cirikhas meliputi pelajaran kitabah, tahsin, tahfid dan tilawah, sedangkan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah 105 menit atau 3 jam pertemuan dalam satu minggu dimulai kelas 1-6, adapun kurikulum lokal yang dijadikan cirikhas keunggulan meliputi tartil, tahfid dan khot. Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah guru PAI akan mendapatkan penghargaan dari yayasan apabila mereka mampu memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan secara holistik, sedangkan penghargaan yang diberikan oleh yayasan kepada guru PAI di SDI Istiqomah sifatnya insidentil. Dalam pembagian alokasi waktu belajar SDIT Assalamah menggunakan proses pembelajaran dengan program Full Day School sedangkan sistem pembelajaran di SDI Istiqomah menggunakan proses pembelajaran dengan program standard yang telah ditentukan oleh Yayasan Istiqomah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa guru sebagai kunci keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan, hendaknya antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI bersinergi di dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kata Kunci: Manajemen Pembelajaran, SDIT Assalamah, SDI Istiqomah. ABSTRACT
viii
Mochamad Arifin. M.11.1.013. management of moeslem education learning (Comparative study SDIT Assalamah with SDI Istiqomah in Ungaran Barat, Semarang) Thesis. Magister managemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2011, Advisors (1) Dr Imam Sutomo, M.Ag (2) Dr Budiyono Saputro, M.Pd. This research aims to (1) describe the education management in SDIT Assalamah and SDI Istiqomah. Which are consirt of planning, execution, and evaluation (2) know the difference between SDIT Assalamah and SDI Istiqomah in case of education management. Thefacus of this research is the management of Islamic education in SDIT Assalamah and SDI Istiqomah which involves headmaster, teacher, curriculum, and students. The methods of this research are observation, interview, and documentation this research uses descriptive expiorative analysis to analyse the data The research shows that there is a different program planning in SDIT Assalamah and SDI Istiqomah, such as curriculum structure. That program planning consist of the summary of meeting hours in SDIT Assalamah, They have 35 minutes for each meeting in a week. He is only available for students in grade 5-6. The curriculum including kitabah, tahsin, tahfidz and tilawah. However in SDI Istiqomah they have 105 minutes or three times meeting in a week for Islamic studies the study available for students in grade 1-6, and the curriculum including tartil, tahfid and khot. In learning process of SDIT Assalamah, religion teachers will get reward from the foundation if they can fulfill teachers report which given by the foundation hollysti call however, in SDI Istiqomah teachers will get incidental reward from the foundation for time allocation, SDIT Assalamah use full day school program which have been fixed by the foundation. The result of this research conclude that teacher is a key of success in learning management of Islamic studies, thay should make plans, execute and evaluate the education optimally, to increase the quality of education in SDIT Assalamah and SDI Istiqomah moreaver, between headmaster, teachers and curriculum sector, they have to relate each other in making plans, execution and evaluation based on program.
Key words: Learning management, SDIT Assalamah, SDI Istiqomah
ix
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis, dan Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kehadiran Nabi Muhammad SAW, Alhamdulillah penulisan tesis dengan judul Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Islam Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang) selesai sesuai rencana. Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam. Penulisan ini bisa selesai atas bantuan banyak pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi–tinginya kepada yang terhormat: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga, yang telah memberikan berbagai sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga. 2. Dr. H. Sa’adi, M.Ag selaku Direktur Program Pascasarjana STAIN Salatiga, yang telah mendidik penulis selama kuliah, sehingga penulis cukup memiliki bekal pengetahuan dan wawasan ilmu yang menunjang penulisan tesis. 3. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku pembimbing I yang telah mencurahkan perhatian dan saran-saran dalam penulisan tesis ini. 4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing II yang telah mendampingi dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. 5. Seluruh dosen Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam, yang dengan sabar dan ikhlas yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dan wawasan keilmuan kepada penulis.
x
6. Kepala Sekolah SDIT Assalamah Ungaran Barat yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian di unit kerjanya. 7. Kepala Sekolah SDI Istiqomah Ungaran Barat yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian di unit kerjanya. 8. Seluruh guru dan karyawan SDIT Assalamah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang yang telah membantu penulis dalam tahap pengumpulan data sehingga proses penulisan tesis berjalan lancar. 9. Seluruh guru dan karyawan SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang yang telah membantu penulis dalam tahap pengumpulan data sehingga proses penulisan tesis berjalan lancar. 10. Rekan-rekan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam Salatiga yang selalu menjaga kebersamaan di dalam merumuskan dan mendiskusikan bahan-bahan kuliah serta dengan motivasi yang tulus untuk segara menyelesaikan studi. 11. Bapak Sabar (Alm), Ibu Maemonah (Alm) dan Bapak Imam Buwaity (Alm), Ibu Siti Syarifatun (mertua) yang selalu memberikan kasih sayang do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan lancar. 12. Dra Nur Hasanah, M.Pd (istri) dan anak-anakku Fiki Ulayatunnisa’, Muhammad Zidni Al-Farih atas motivasi dan pengertiannya selama mengikuti pendidikan. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini Salatiga,10 April 2014
Mochamad Arifin, S.Ag
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING..............................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................
v
ABSTRAK.................................................................................................
vi
PRAKATA.................................................................................................
vii
DAFTAR ISI..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xii
DAFTAR LAMBANG...............................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN...........................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Rumusan dan Batasan Masalah......................................................
13
C. Signifikansi Penelitian....................................................................
14
D. Kajian Pustaka................................................................................
15
E. Metode Penelitian...........................................................................
19
F. Sistematika Penulisan.....................................................................
20
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................
22
A. Pengertian Manajemen Pembelajaran ............................................
22
B. Fungsi Manajemen Pembelajaran PAI...........................................
33
C. Pendidikan Agama Islam................................................................
39
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.........................................
39
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam..............................
45
3. Fungsi Pendidkan Agama Islam.................................................
48
4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam.........................................
50
D. Sekolah Dasar Islam Terpadu.........................................................
63
1. Pengertian Sekolah Dasar Islam Terpadu..................................
63
xii
2. Karakteristik Sekolah Dasar Islam Terpadu............................
66
3. Kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu...............................
67
4. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
68
Islam Terpadu.......................................................................... BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.............................................
72
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian..................................................
72
B. Lokasi Penelitian..........................................................................
73
C. Subyek Penelitian................................................................... .....
74
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................
75
1. Metode Observasi..................................................................
76
2. Metode Dokumentasi..............................................................
77
3. Metode Interview/wawancara................................................
77
E. Teknik Analisis Data...................................................................
78
F. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................
81
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................
84
A. Profil SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat................................
84
1. Lokasi SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat.........................
84
2. Visi, Misi Dan Tujuan..............................................................
84
3. Struktur Organisasi..................................................................
85
4. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik.........................................
86
5. Mutu Lulusan...........................................................................
88
6. Prestasi Peserta Didik..................................................... ........
88
7. Struktur Kurikulum.................................................................
90
B. Profil SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat......................................
90
1. Lokasi SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat..........................
91
2. Visi, Misi Dan Tujuan.............................................................
92
3. Struktur Organisasi..................................................................
93
4. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik.........................................
94
5. Mutu Lulusan...........................................................................
96
6. Prestasi Peserta Didik .............................................................
96
7. Struktur Kurikulum..................................................................
97
xiii
C. Hasil Penelitian.................................................................................
98
1. Manajemen Pembelajaran PAI SDIT Assalamah...................
98
2. Manajemen Pembelajaran PAI SDI Istiqomah.......................
104
3. Hasil wawancara SDIT Assalamah dengan SDI
114
Istiqomah................................................................................. D. Pembahasan....................................................................................
123
1. Manajemen Pembelajaran PAI...............................................
123
2. Perbedaan Manajemen Pembelajaran PAI SDIT Assalamah
126
dengan SDI Istiqomah............................................................ BAB V. PENUTUP..................................................................................
129
A. Simpulan.........................................................................................
129
B. Saran...............................................................................................
133
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
136
LAMPIRAN...............................................................................................
140
BIOGRAFI PENULIS...............................................................................
202
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kualifikasi Pendidikan guru dan karyawan............................................ 87 Tabel 2. Data perkembangan peserta didik............................................................87 Tabel 3. Daftar nilai rata-rata UASBN..................................................................88 Tabel 4. Prestasi peserta didik................................................................................88 Tabel 5. Struktur Kurikulum SDIT Assalamah......................................................90 Tabel 6. Data kualifikasi pendidikan guru dan karyawan......................................95 Tabel 7. Data perkembangan peserta didik............................................................95 Tabel 8. Daftar nilai rata-rata UASBN..................................................................96 Tabel 9. Prestasi peserta didik................................................................................96 Tabel 10. Struktur Kurikulum SDIT Istiqomah.....................................................97 Tabel 11. Data penelitian penulis.........................................................................117 Tabel 12. Lembar jawab responden.....................................................................149 Tabel 13. Silabus pembelajaran.......... ................................................................202 Tabel 14. Contoh Progta Pembelajaran PAI........................................................237 Tabel 15. Contoh Prgmes Pembelajaran PAI.......................................................239 Tabel 16. Contoh RPP Pembelajaran PAI...........................................................240
xv
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1. Kedudukan manajemen dalam pembelajaran...........................................33 2. Model analisis diskriptif eksploratif.........................................................75 3. Struktur organisasi sekolah.......................................................................88 4. Foto gedung SDIT Assalamah.................................................................202 5. Foto Gedung SDI Istiqomah...................................................................203 6. Foto kegiatan pembiasaan siswa SDIT Assalamah.................................204 7. Foto kegiatan pembiasaan siswa SDI Istiqomah....................................205 8. Foto Ruang perpustakaan SDIT Assalamah............................................206 9. Foto ruang perpustakaan SDI Istiqomah.................................................207 10. Foto kegiatan ekstrakurikuler SDIT Assalamah.....................................208 11. Foto kegiatan ekstrakurikuler SDI istiqomah.........................................209 12. Foto kejuaraan lomba Mapsi SDIT Assalamah.....................................210 13. Foto kejuaraan lomba Mapsi SDI Istiqomah..........................................211 14. Foto wawancara peneliti dengan kepala SDIT Assalamah.....................212 15. Foto wawancara peniliti dengan Guru PAI SDIT Assalamah.................213 16. Foto wawancara peniliti dengan Waka kurikulum SDIT Assalamah.....214 17. Foto wawncara peneliti dengan siswa SDIT Assalamah........................214 18. Foto wawancara peneliti dengan kepala SDI Istiqomah........................215 19. Foto wawancara peniliti dengan Guru PAI SDI Istiqomah...................215 20. Foto wawancara peniliti dengan Waka kurikulum SDI Istiqomah.........215 21. Foto wawncara peneliti dengan siswa SDI Istiqomah............................216
xvi
xvii
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan bagian Pendidikan Nasional yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang isinya sebagai berikut Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berahlaq
mulia, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis dan urgen dalam pembentukan suatu bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa. Sebab lewat pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to know dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be, supaya how to be berwujud, maka diperlukan transfer budaya dan kultur. Pendidikan pada dasarnya merupakan sarana strategis untuk meningkatkan potensi bangsa agar mampu berkiprah dalam tataran yang
1
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka cipta, 2002, 14.
1
lebih global. Menurut Hanson dan Brembeck dalam Hadiyanto menyebutkan bahwa pendidikan itu sebagai investment in people , untuk mengembangkan individu dan masyarakat, dan sisi lain pendidikan merupakan sumber untuk pertumbuhan ekonomi. 2 Sehingga demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan pendidikan maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan tersebut, yang dipayungi dalam Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu, semesta dalam arti terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara, menyeluruh dalam arti mencakup semua jalur, jenjang, jenis pendidikan dan terpadu dalam arti adanya saling keterkaitan
antara Pendidikan Nasional dengan seluruh
pembangunan nasional. Pendidikan
Nasional
mempunyai
visi
terwujudnya
sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab perubahan zaman. 3 Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan
2
Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 29. 3 Haidara Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2009, 47.
2
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncana, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan
kemandirian
sesuai
dengan
bakat,
minat
dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada suatu pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kreteria
3
minimal proses pembelajaran pada suatu pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Repeblik Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.4 Dengan lahirnya suatu budaya baru, budaya the n-generation, maka tentunya proses pembelajaran dan proses belajar menampakkan wajah yang baru. Yang dimaksud proses pembelajaran ialah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Proses belajar adalah cara bagaimana para pelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri. Dewasa ini kita mengenal suatu proses pembelajaran yang tradisional, baik yang berbentuk klasikal maupun dalam bentuk belajar sendiri. Dominasi guru sangat kental begitu pula dengan sumber-sumber pembelajaran yang tradisional seperti perpustakaan, dan mungkin juga sudah digunakan alat-alat bantu lainnya. Di dalam n-generation tentunya akan terjadi interaksi bukan hanya antara peserta didik dan pendidik tetapi juga peserta didik yang menghadapi dunia informasi yang terbentang tanpa batas. Pada usia yang sangat muda sudah tentu diperlukan bimbingan pendidik dalam arti yang tradisional, namun demikian 4
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung: Rajawali Pers, 2011, 3.
4
bimbingan tersebut semakin lama semakin menghilang dan berubah menjadi seorang fasilitator yang membuka jalan bagi peserta didik untuk mengembara (roaming) secara mandiri dalam dunia informasi yang tanpa tepi.5 Adapun kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai. Konteks tersebut sama halnya dengan mesin pendidikan yang digelar di sekolah, apakah telah melakukan pencerahan terhadap anak-anak didik ataukah tidak. Yang jelas, sepanjang sejarah pendidikan dilakukan belum ada kemajuan luar biasa yang dapat disumbangkan di negeri kita. Sehingga sangat wajar apabila belum mampu menjadi tulang punggung bagi perubahan pemikiran anakanak didik. Apa yang salah dalam persoalan tersebut? Jawabannya berujung pada ketidakseriusan pembelajaran yang digelar dalam kelas. Aktivitas belajar mengajar yang masih mengandalkan pendekatan tekstual merupakan persoalan mendesak praktisi pendidikan untuk melakukan penanganan serius. Kegiatan belajar mengajar yang masih kaku dan belum mampu membangun kondisi belajar yang kondusif merupakan masalah yang menghambat keberhasilan dalam pendidikan kita. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru membawa kondisi pendidikan yang stagnan. Dengan kondisi demikian,mengharapkan proses pembelajaran yang mendidik dan mampu membuka nalar berpikir anak-anak didik hanya
5
Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, 128-129 .
5
menjadi isapan jempol belaka, bahkan, masih rendahnya kemampuan pendidik dalam mengelola kelas merupakan persoalan yang lain yang menambah kemacetan dalam pembelajaran yang dinamis dan dialogis.6 Sedangkan sistem pendidikan yang dianut bukan lagi suatu upaya pencerdasan kehidupan bangsa agar mampu mengenal realitas diri dan dunianya, melainkan suatu upaya pembuatan kesadaran yang disengaja dan terencana yang menutup proses perubahan dan perkembangan. Teori stimulus-respon yang sudah bertahun-tahun dianut dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, tampak sekali mendukung sistem pendidikan di atas. Teori ini mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode indoktrinasi, munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Hubungan stimulus-respon, individu pasif, perilaku yang tampak, pembentukan perilaku dengan penataan kondisi yang ketat, reinforcement dan hukuman, dianggap sebagai unsur-unsur penting dalam pembelajaran. Karena peserta didik adalah manusia yang identitas insaninya sebagai subyek berkesadaran perlu dibela dan ditegakkan lewat sistem dan model pendidikan yang bersifat “bebas dan egaliter”. Hal ini hanya dapat dicapai lewat proses pendidikan bebas dan metode pembelajaran aksi dialogal. Kerena itu peserta didik harus diperlakukan dengan amat
6
Moh Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta: Diva Press, 2010, 5-6.
6
hati-hati, keaktifan siswa menjadi unsur amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar.7 Dalam hal ini sebagaimana Pendidikan Islam di Indonesia sering kali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan. Diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kompetensi dan profesionalisme pembelajaran,
guru, sarana
pola
hubungan
prasarana,
guru
evaluasi
murid,
pembiayaan
metodologi dan
lain
sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan ini sering berjalan apa adanya, alami dan tradisional, karena dilakukan tanpa perencanaan konsep yang matang, akibat dari keadaan demikian, maka mutu pendidikan Islam sering menunjukkan keadaan yang kurang menggembirakan.8 Menurut Barmawi Munthe bahwa kualitas pembelajaran seorang dosen atau guru sangat strategis, karena ia berfungsi sebagai ujung tombak terjadinya perubahan (the agent of change) dari belum bisa menjadi bisa dari belum menguasai menjadi menguasai dari belum mengerti menjadi mengerti, melalui proses pembelajaran, oleh karena itu, keberhasilan perubahan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan kualitas proses pembelajaran.9 7
Asri Budinigsih, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004, 4-5 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Konsep, Strategi dan Aplikasi), Yogyakarta: Sukses Ofset, 2009, 4. 9 Barmawi Munthe,Desain Pembelajaran,Yogyakarta:Pustaka Insan Madani, 2009.1. 8
7
Sehingga untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan seorang pendidik yang mampu dan berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa.10 Otonomi dalam mengelola pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Oleh karena itu, guru juga berperan sebagai seorang manajer yang mengelola pembelajaran dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses manajemen (pengelolaan), guru Pendidikan Agama Islam terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), kepemimpinan
(leading),
dan
evaluasi
(controling)
dalam
pembelajaran.11 Hal ini sebagaimana definisi manajemen yang dikemukan oleh Terry sebagai berikut: management is distinct process consisting of planning (manajemen adalah proses yang berbeda yang terdiri dari perencanaan), dan kebiasaan yang dilakukan secara sadar, terus menerus dalam bentuk organisasi. Adapaun semua organisasi mempunyai orang yang bertanggung jawab untuk mencapai sasaran atau tujuan.12 Sedangkan menurut Nanang Fatah dalam bukunya yang berjudul landasan manajemen pendidikan sebagai berikut: manajemen diartikan sebagai
proses
merencana,
10
mengorganisasi,
memimpin
dan
.Muhaimin dkk,Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung :Tri Ganda Karya,1993. Suharsimi Arikunto,Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,BPPE, Yogyakarta:1980.23 12 James A.F Stoner dkk, Manajemen., PT Buana Ilmu Populer, 1996, 7. 11
8
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspek agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman, menentkan strategi, kebijakan, taktik dan program. Semua itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah. Fungsi pengorganisasian meliputi penetuan fungsi, hubungan dan stuktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang sedang strukturnya dapat horizontal dan vertikal. Semuanya itu memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana. Fungsi
pemimpin
menggambarkan
bagaimana
manajer
mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat
9
kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen dapat diukur.13 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 pasal 12 Bab V menerangkan bahwa setiap peserta didik pada satuan pndidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya dan menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan 14 Sedangkan dalam operasionalnya Pendidikan Agama di sekolah umum diatur oleh Menteri Agama dengan menteri Pendidikan Kebudayaan (sekarang
bernama Menteri Kebudayaan Nasional)
Di
sekolah-sekolah negeri bahkan swasta sejak dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah, pendidikan Agama dilaksanakan dua jam pelajaran setiap minggunya. 15 Adapun kurikulum yang digunakan
di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Assalamah dengan Sekolah dasar Islam Istiqomah adalah pembelajaran terpadu, Ada beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu dikemukakan oleh beberapa orang pakar diantaranya :
13
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Rosdakarya Offset,1996, 2. Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003, 7. 15 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004,38. 14
10
1.
Menurut Oemar Hamalik bahwa, pembelajaran terpadu adalah sistem pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin pembelajaran yang berpusat pada suatu masalah atau topik atau proyek, baik teoritis maupun praktis, dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program yang terpadu berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dam memadukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa yang terintegrasi.
2.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti
ini
disebut juga dengan kurikulum
(DEPDIKBUD, 1990: 3) 3.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.16
4.
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang bercirikan Islam setingkat sekolah dasar umum biasa yang memadukan kurikulum standar sekolah negeri dengan kurikulum lokal sekolah bernuansa Islam. Pada umumnya
16
Sekolah
Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011, 44.
11
Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Dasar Islam ini menggunakan acuan dua kurikulum yaitu Kementerian Agama (Madrasah Ibtidaiyah) dan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, sehingga untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperlukan dalam sekolah ini lebih jauh dan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah dasar pada umumnya.17 Realita secara umum kondisi fisik SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah sangat membanggakan baik dari bangunan maupun dari jumlah siswa. Adapun kedua SDIT tersebut merupakan sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional yang mempuyai visi dan misi tidak jauh berbeda yaitu mengantarkan generasi islam yang beriman bertaqwa berahlaqul karimah. Namun di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah ada perbedaan. Hal ini dapat dilihat dalam
struktur kurikulum di antara kedua SDIT tersebut yang
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, tergantung pada kondisi masing-masing sekolah tersebut. Ketertarikan peneliti terhadap SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah
Ungaran Kabupaten Semarang untuk dijadikan obyek
penelitian karena sekolah tersebut merupakan salah satu Sekolah Dasar Islam di Kecamatan Ungaran Barat yang telah mengkolaborasikan antara kurikulum diknas dengan kurikulum kementerian Agama, misalnya 17
Ahmad Mahzum, Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences SDIT Assalamah, Surakarta : 10-11.
12
Pendidkan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa walaupun masih ada kurikulum lokal yang menjadi unggulan atau keunikan dari SDIT Assalamah maupun SDI Istiqomah. Manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah yang dilaksanakan akan mempengaruhi kepribadian, perilaku, dan pengetahuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Artinya, berhasil tidaknya proses pembelajaran akan sangat ditentukan oleh manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik
untuk
mengetahui
bagaimana
manajemen
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014 B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai ciri khas sekolah agama di SDIT Assalamah? 2. Bagaimanakah manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai ciri khas sekolah agama di SDI Istiqomah? 3. Bagaimanakah perbedaan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah ?
13
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka perlu adanya pembatasan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam 3. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam C. Signifikansi Penelitian Temuan-temuan
dalam
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut : 1. Secara Teoretik a. Memberikan sumbangan berupa manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah. b. Memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah. 2. Secara Praktis a. Sebagai masukan bagi lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah. b. Sebagai alternatif manajemen pembelajaran yang unggul bagi lembaga pendidikan Islam c.
Sebagai
masukan
bagi
guru
untuk
pembenahan
pembelajaran di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah.
14
manajemen
d. Sebagai masukan bagi para guru di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah bahwa keberhasilan dalam mengajar ditentukan oleh manajemen pembelajaran yang berkualitas. e. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait dengan manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah. f. Sebagai bahan alternatif bahwa manajemen pembelajaran PAI yang diunggulkan oleh lembaga pendidikan islam D. Kajian Pustaka 1.
Endang Listyani (2012) melakukan penelitian terhadap manajemen pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMP Nasima Semarang. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada administrasi pembelajaran yang dibuat oleh guru Pendidikan Agama Islam,(2) pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima menyeimbangkan teori dan praktik. Dapat dilihat dengan adanya pembiasaan dan rutinitas keagamaan yang dilakukan setiap hari, dan (3) Penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya sudah dilaksanakan secara kesinambungan. Terbukti dalam pelaksanaan
15
penilaian dilakukan secara bertahap, mulai dari
ulangan harian
terprogram, mid semester, dan ulangan akhir semester.18 2.
Fahmi Ahmad Lestusen (2010) melakukan penelitian terhadap aplikasi manajemen pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Batu. Dalam penelitian ini guru merupakan faktor yang dominan dan paling penting dalam pendidikan formal, apalagi guru agama sangat besar perannya dalam meningkatkan spiritual dan mental keagamaan yang ada pada diri siswa. Seorang guru agama memiliki tanggung jawab yang besar, karena seorang guru tidak semata-mata mentrasfer ilmu saja, akan tetapi sebagai pendidik dan pembimbing. Dalam aplikasi manajemen pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru merupakan faktor yang paling dominan dan paling bertanggung jawab dalam hal ini. Guru memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan batin, yang ditempuh melalui pendidikan Agama dan pendidikan umum. Maka dari itu pendidik harus mampu mendidik diberbagai hal,
18
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman/article/view/63 Senin pukul 14.00 tanggal 01 Juli 2013.
16
agar ia menjadi pendidik yang profesional, sehingga mampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya.19 3. Umi Farida, (2009) melakukan penelitian terhadap manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai upaya guru dalam menciptakan
siswa,Aktif,Di,SD
Alam,Insan,Mulia,.Adapun
tujuan
peneliti memilih judul tersebut karena ingin mengetahui sejauhmana manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam diterapkan di sekolah dan langkah-langkah yang digunakan dalam menciptakan siswa aktif. Masalah yang diteliti yaitu: Bagaimana manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Alam Insan Mulia Surabaya, apa saja upaya guru yang di lakukan dalam menciptakan siswa aktif di SD Alam Insan Mulia Surabaya. Dan bagaimana manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai upaya guru dalam menciptakan siswa aktif . Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan penelitian kualitatif secara deskriptif, dalam mencari data peneliti menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi tentang manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sebagai upaya guru dalam
menciptakan siswa aktif di SD Alam Insan Mulia Surabaya. Manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Alam Insan Mulia Surabaya adalah pembelajaran yang menggunakan pola tematik yang diselaraskan dengan pola perkembangan pemikiran anak. SD Alam Insan Mulia Surabaya juga menggupayakan untuk mengintegrasikan 19
http://umi farida.blogspot.com/2010/03/manajemen-pembelajaran-pendidikan-agama.html. Selasa pukul 10.00 tanggal 15 April 2014.
17
mata pelajaran, misalnya: materi pendidikan agama yaitu aqidah akhlaq. Dalam prakteknya, materi tersebut tidak langsung disampaikan secara sendiri tetapi disampaikan secara terpadu bersama materi lain. Langkahlangkah guru dalam menciptakan siswa aktif yaitu menggunakan beberapa strategi diantaranya active learning, CTL, problem based learning, moving class. Sedangkan konsep pendidikannya menggunakan tiga konsep dasar yaitu integrated learning, joyfull learning, dan cooperatif learning. 4.
Abdul Falah, (2012) melakukan penelitian terhadap pengaruh pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pembinaan Kepribadian Siswa (PKS ) terhadap Karakter Siswa ini dilatar belakangi oleh
kenyataan
bahwa
SMP
Negeri
16
Tasikmalaya
dalam
kurikulumnya memuat Pendidikan Agama Islam , dan juga program pembinaan kepribadian siswa, yang keduanya mendidik siswa agar mempunyai karakter baik. Seharusnya dengan kedua program tersebut, terbentuk siswa yang mempunyai karakter baik. Namun masih terdapat siswa yang kurang memiliki karakter. Tesis ini menjelaskan besarnya pengaruh pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan
pembinaan kepribadian siswa terhadap karakter siswa. Metode yang digunakan adalah metode ex-postfacto korelasi dengan pendekatan kuantitatif, dengan melakukan analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, pembinaan
kepribadian siswa dan karakter siswa. Analisis dilakukan pada data yang
18
diperoleh melalui kuisioner yang terlebih dahulu disusun secara terstruktur dan melalui uji coba serta diuji validitas dan reabilitasnya. Populasi siswa di SMP Negeri 16 Tasikmalaya kelas VIII berjumlah 178 siswa. Penarikan sampel dilakukan secara acak sebanyak 64 siswa diambil untuk dijadikan objek penelitian.20 Berdasarkan pada kajian pustaka di atas maka perbedaan dengan peneliti yang terdahulu adalah lokasi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, jenis penelitian serta teknik analisis. Sehingga penulis optimis untuk melakukan penelitian dengan judul adalah Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah di Kec Ungaran Barat Kab Semarang Tahun pelajaran 2013/2014).
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambaran dari naskah wawancara, catatan lapangan dan dokumen pribadi, deskriptif yang penuh nuansa, yang lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka. 2.
Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah di Kec Ungaran Barat selama enam bulan. Dengan tahapan
20
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=08710025. Diakses pukul 10.00 tanggal 15 April 2013
19
penelitian antara lain: melakukan observasi, menentukan key person, informan dengan teknik snowbolling. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tesis sebagai berikut : Bab I Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah,rumusan dan batasan
masalah,signifikansi
penelitian,
Kajian
Pustaka,
Metode
Peneltian, Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka yang meliputi : Teori manajemen, Fungsi manajemen Pembelajaran PAI, Prinsip-Prinsip manajemen pembelajaran, komponen-komponen manajemen pembelajaran,faktor-faktor manajemen pembelajaran dan unsur-unsur manajemen pembelajaran, pengertian pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam,
dampak-dampak
yang
mempengaruhi manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Pengertian Sekolah Dasar Islam Tepadu. Bab III Metodologi penelitian meliputi : Jenis dan pendekatan penelitian, kegiatan penelitian, sobyek penelitian dan objek penelitian , teknik pengumpulan data, analisis data. Bab IV Analisis data dan hasil penelitian meliputi:Teknik analisis data dalam penelitian ini diskriptif-eksploratif, analisis yaitu mendiskripsikan pendapat kepala sekolah, waka kurikulum , guru, dan siswa kemudian dianalisis tentang manajemen pembelajaran PAI. Adapun alur yang digunakan interprestasi data, dalam penelitian ini adalah teori yang
20
dikemukan oleh Miles dan Huberman , yaitu reduksi data, sajian data, dan verivikasi.21 Bab V Kesimpulan dan saran
21
Mils dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press,1984,19.
21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Pembelajaran Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Menurut Ngalim Purwanto manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia/orang-orang atau sumber daya lainnya.22 Menurut Parker manajemen ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through people). Meskipun banyak definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai pendangan dan pendekatannya masing-masing sebagaimana berikut: 1. Dalam bukunya Made Pidarta manajemen adalah pusat administrasi, administrasi berawal dan berakhir pada manajemen. Manajemen adalah inti administrasi, karena manajmen merupakan bagian utama
22
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya, 1988, 8.
22
administrasi,
dengan
tugas-tugasnya
yang paling menentukan
administrasi. Inilah yang merupakan hakikat manajemen, suatu aktivitas yang menjadi pusat administrasi, pusat atau inti kerjasama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.23 2. Pendapat Terry (1997 : 4) yang mengemukakan “ Management is a district process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources “ Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia/orang-orang dan sumber daya lainnya. 24 3. Sulistyorini
dalam
bukunya
Manajemen
Pendidikan
Islam
mengemukakan arti manajemen sebagai berikut kegiatan seseorang dalam mengatur organisasi, lembaga atau sekolah yang bersifat manusia maupun non manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga atau sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.25 4. Sukamto Reksohadiprodjo dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen mengartikan manajemen sebagai berikut: manajmen bisa berarti fungsi, peranan maupun keterampilan manajmen sebagai fungsi meliputi
usaha
perencanaan,
23
pengorganisasian,
pengarahan,
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Melton Putra, 1988, 17. Ibid, hlm 19. 25 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, 11. 24
23
pengkoordinasian dan pengawasan . Manajemen sebagai peranan adalah antar pribadi pemberi informasi dan pengambil keputusan. Manajemen dapat pula berarti pengembangan keterampilan, yaitu teknis, manusiawi dan konseptual26 Dari beberapa pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan secara efesien dan efektif. Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatau lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.27 Sedangkan Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku , perubahan itu mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik psikis maupun pisik.28 Sehingga dalam Satuan pendidikan di sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi ,
26
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1996. 13. Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011, 4. 28 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Pres, 2004, 49. 27
24
sosialisasi dalam transformasi bagi siswa/peserta didik. Bermutu tidaknya penyelenggaraan sekolah dapat diukur berdasarkan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (dasain) sebagai upaya untuk membelajarkan murid. Itulah sebabnya dalam belajar murid tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinterkasi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, oleh karena itu pembelajaran memusatkan perhatian pada Bagaimana membelajarkan murid dan bukan pada apa yang dipelajari murid, adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari murid agar dapat tercapai secara optimal. Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : 1. Duffy dan Roehler pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.29 2. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam bukunya Rusmono mengartikan
pembelajaran
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan Miarso mengemukan bahwa pembelajaran adalah suatu
29
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Arr-Ruzz, 2006, 140.
25
usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain30 3. Menurut Hamalik pembelajaran sebagai suatu sistem artinya suatu keseluruhan
dari
komponen-komponen
yang
berinteraksi
dan
berinterelasi antara satu sama lain dan keseluruhan itu terdiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa komponen dimaksud terdiri atas: (1) siswa, (2) Guru, (3) Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi, dan (8) Lingkungan/konteks.31 Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas, dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran. Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain, berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
30
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning ,Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, 6. 31 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung: Bumi Aksara, 2009, 45.
26
Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi manajemen pembelajaran tersebut, maka dapat dibedakan antara pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen pembelajaran dalam arti sempit. Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan peserta didik dengan diawali
dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar belakang profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna mencapai tujuan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.
27
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Dalam proses Pembelajaran perencanaan dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di saat pembelajaran sedang berlangsung. Perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran hendaknya dibuat secara tertulis. Hal ini dilakukan agar guru dapat menilai diri sendiri selama melaksanakan pembelajaran. Atas dasar penilaian itu guru dapat mengadakan koreksi
28
atas hasil kerjanya, dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik makin lama makin meningkat.32 Bahwa perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. 2. Untuk merancang sesuatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem. 3. Perencanaan desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang belajar. 4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran mengacu pada siswa secara perorangan. 5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengring dari pembelajaran. 6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. 7. Perencanaan
pembelajaran
harus
melibatkan
semua
variabel
pembelajaran.
32
Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Gelotra Aksara Pratama, 2006, 72.
29
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa yang dilakukan pendidik. Oleh karena itulah, untuk mendapatkan proses pembelajaran yang berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya perencanaan. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini pendidik membuat perangkat pembelajaran.
30
Pada
kegiatan
mengorganisasikan
pembelajaran,
pendidik
mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran, baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai. Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam kegiatan menilai itulah pendidik dapat menemukan bagaimana proses
berlangsungnya
pembelajaran
serta
sejauh
mana
tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan pembelajaran. Manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, dalam penyusunan materi diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah psikomotorik, rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, rancangan tugas ajar dalam ranah kognitif .
31
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang direncanakan untuk tujuan
membantu siswa dalam rangka untuk mencapai
yang dinginkan. Adapun upaya
perbaikan pembelajaran ini
dilakukan sebagai berikut: a. Untuk memperbaiki mutu pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem. c. Perencanaan
desain
pembelajaran
diacuhkan
pada
bagaimana
seseorang belajar. d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacuhkan pada murid secara perorangan. e. Pembelajaran yang dilakukan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran. f. Sasaran akhir dari
desain pembelajaran adalah mudahnya murid
untuk belajar. g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkatkan semua variable pembelajaran.
32
h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.33 B. Fungsi Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbicara tentang fungsi manajemen pembelajaran pendidikan Agama Islam perencanaan menempati fungsi pertama dan utama di antara fungsi-fungsi lainnya, Sukamto Reksohadiprodjo mengatakan bahwa
fungsi
dasar
manajemen
suatu
usaha
merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.34 Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka kami kelompokan menjadi fungsi manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan perencanaan, pengarahan, pengawasan yang saling berhubungan tak dapat dipisahkan. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Agama Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Agama Islam. Sebab perencanaan 33
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: Raja wali Pers,2008,107-108. 34 Ibid, hlm 13.
33
merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan Pendidikan Agama Islam akan berakibat sangat fatal bagi keberlangsungan PendidikanAgama Islam. Sedangkan dalam proses belajar mengajar, perencanaan program pembelajaran
memegang
menentukan
langkah
peranan
pelaksanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem
yang dan
sangat
penting,
evaluasi.
sebab
Keterpaduan
bukan hanya antara komponen-
komponen proses belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya dan guru dalam melaksanakan program pembelajaran
benar-benar
harus
sesuai
dengan
yang
telah
direncanakan.35 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajemen Pendidikan Agama Islam perencanaan me rupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan. 2. Pengorganisasian (organizing) Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
35
R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, 8.
34
Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan struktur itu semua subyek , perangkat lunak dan perangkat keras yang semuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan porposinya masing-masing.36 Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan. Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam dan akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam. Karena dalam satuan pendidikan di sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi, sosialisasi dalam transformasi bagi siswa/peserta didik. Bermutu tidaknya penyelenggaraan sekolah dapat diukur berdasarkan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Untuk dapat memahami kedudukan manajemen dalam pembelajaran dapat dilihat kerangka di bawah ini.
36
Ibid, hlm. 9.
35
Sarana belajar
Manajemen
Pembelajaran
Fisik penampilan
Sekolah berkualitas
Hasil yg diharapkan
Partisipasi Masyarakat
sekolah
Gambar 01 : Kedudukan manajemen dalam pembelajaran Gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Untuk efektif dan efisien, maka di perlukan manajemen. Artinya bahwa tanpa adanya manajemen yang baik dipastikan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal. Karena di dalam manajemen tercakup aspek planning, organizing, leading dan controlling yang semua mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.37 Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan
yang telah dibuat
sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja 37
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri,Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatis Di Era Kompetitif, Malang, UIN Maliki Press, 2010,122.
36
untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan. 3. Pengarahan (directing). Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan. Dalam manajemen Pendidikan Agama Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan di luar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan
37
berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguhsungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam. 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. Dalam Pendidikan Agama Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekuen baik yang bersifat materiil maupun spirituil yang disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benarbenar dicapai. Untuk mengetahui hasil yang dicapai benar-benar sesuai dengan rencana yang telah disusun diperlukan informasi komunikasi dengan bawahan.38
38
Ibid, hlm 9.
38
melalui
C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Bangsa Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Islam telah bersepakat dan bertekad untuk membentuk satu Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan Islam. Namun Pancasila dan UUD 1945 menjamin kemerdekaan bagi umat Islam untuk melaksanakan dan mengembangkan pendidikan Agama Islam. Dalam Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang. Menurut para penyusun, yang dimaksud dengan satu sistem pengajaran nasional adalah suatu sistem pendidikan dan pengajaran yang memelihara pendidikan kecerdasan akal budi secara merata kepada seluruh rakyat Indonesia,yang bersendi agama dan kebudayaan bangsa,untuk mewujudkan keselamatan dan kebahagian masyarakat bangsa Indonesia seluruhnya. Dikuatkan dengan UndangUndang No. 2 Tahun 1989 Bab II Pasal menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaiitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
39
jasmani. dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan.39 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem
Pendidikan Nasional, merupakan Undang-Undang yang mengatur penyelenggaraan
satu
sistem
pendidikan
nasional
sebagaimana
dikehendaki UUD 1945,melalui proses yang melelahkan,sejak Indonesia merdeka hingga tahun 1989 dengan kelahiran UU Nomor 2 Tahun 1989, dan kemudian disempurnakan menjadi UU Nomor 20 Tahun 2003, merupakan puncak dari usaha mengintegrasikan pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional.Dengan demikian berarti UU Nomor 20 Tahun 2003 merupakan wadah formal terintegrasikan pendidikan Islam dalam sistem Pendidikan Nasional, dan dengan adanya wadah tersebut, pendidikan Islam mendapatkan peluang serta kesempatan untuk terus dikembangkan. Karena pendidikan Islam secara terintegrasi dalam sistem Pendidikan Nasional tersebut dapat dilihat pada pasal-pasal UU Nomor 2003 , seperti berikut ini. Di dalam Pasal 1 ayat (2), disebutkan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman, tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa yang berarti berakar pada masyarakat bangsa Indonesia, dengan demikian jelas 39
Kartino Kartono, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Pradnya Paramita, 1997, 83.
40
bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian intergral dari sistem Pendidikan Nasional. Secara terminologis Pendidikan Agama Islam berorientasi tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan agama yang sifatnya Islamologi, melainkan lebih menekankan aspek mendidik dengan arah pembentukan pribadi Muslim yang ta’at, berilmu dan beramal shalih. Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami,
menghayati dan
mengamalkan ajaran islam. Pendidikan Agama Islam merupakan komponen yang tak terpisahkan dari pendidikan Islam yanga jangkauan dan sasarannya lebih luas, namun berfungsi sangat strategi untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam fungsi disiplin ilmu yang dipelajari oleh subyek didik. Kekhususan Pendidikan Agama Islam ini dapat ditinjau baik dari tujuan maupun meteri yang diajarkan hal ini tampak dalam penjelasan pasal 39.Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang pendidikan agama. Pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan. Hal ini berarti tujuan dan materi yang diajarkan disesuaikan dengan ajaran Islam, sehubungan
41
dengan itu
tujuan pendidikan agama Islam berintikan tiga aspek yaitu iman, ilmu dan amal.40 Adapun Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi yang berbeda dari subyek pelajaran yang lain. Ia dapat memilki fungsi yang bermacam-macam, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh masingmasing lembaga pendidikan
Fungsi yang diemban olehnya akan
menentukan berbagai aspek pengajaran yang dipilih oleh pendidik agar tujuan tercapai. Secara umum. Pendidikan Agama Islam dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu konfesional, neo konfesional, konfesional tersembunyi, implisit, dan non kenfensional. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami,menghayati,hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukununnya antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Zakiyah Darajat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada ahirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
40
Islam sebagai pandangan hidup. Dan Tayar Yusuf
Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma IlmuPendidikan, Semarang: Aditya Media, 103.
42
mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk
mengalihkan
pengalaman,
pengetahuan,
kecakapan
dan
ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A.Tafsir pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Serta Azizy mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu ketika kita menyambut pendidikan Islam , maka akan mencakup dua hal (a) mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam subyek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.41 Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan tentang pendidikan agama seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan ( padahal Islam penuh dengan nilai-nilai ) yang harus dipraktekkan. Pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan TuhanNya penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respon kritis terhadap pendidikan agama . Hal ini disebabkan penilaian kelulusan siswa dalam pelajaran agama diukur dengn berapa banyak hafalan dan mengerjakan ujian tertulis di kelas yang terdapat didemonstrasikan oleh siswa.
41
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: 2004. 130.
43
Memang pola pembelajaran tersebut khas pola pendidikan agama. Pendidikan agama secara umum pun diakui oleh para ahli dan pelaku pendidikan Negara yang juga mengidap maslah yang sama .Masplah besar dalam pendidikan selama ini adalah kuatnya dominisi pusat dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga yang muncul uniform sentralistik kurikulum, model hafal dan monolog, materi ajar yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa. Mata
pelajaran
pendidikan
agama
Islam
itu
secara
keseluruhannya dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-hadis, keimanan, ahlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan haubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya ( Hablum minallah wa hablum minannas ). Jadi Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 42 Memperhatikan ke empat definisi mengenai Pendidikan Agama Islam di atas, jelaslah bahwa proses pendidikan agama Islam sekalipun konteksnya sebagai suatu bidang studi. Tidak sekedar menyangkut
42
Ibid, hlm 40.
44
pemberian ilmu pengetahuan agama kepada siswa, melainkan yang lebih utama menyangkut pembinaan, pembentukan
dan pengembangan
kepribadian muslim yang ta’at beribadah dan menjalankan kewajibannya. 2.
Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan bidang studi yang dipelajari di sekolah, mulai dari tingkat Taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pendidikan Agama Islam dalam rangka pembentukan suatu kepribadian yang sesuai dengan tujuan dan tuntunan serta falsafah bangsa dan agama yang dianutnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Sebagaimana yang tercantum dalam ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang berbunyi. Kurikulum perlu terus dikembangkan secara dinamis dengan memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah serta pekembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan Kewarganegaraan, terus ditingkatkan dan dikembangkan disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan nasional, ilmu dasar, ilmu pengetahuan alam dan eksakta, ilmu pengetahuan sosial dan humaniora perlu dikembangkan secara serasi dan seimbang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa ini kurikulum tiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
45
pendidikan
Pancasila,
pendidikan
Agama
dan
pendidikan
kewarganegaraan. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk dapat ditinjau dari berbagai segi,yaitu : 1. Dasar Yuridis/Hukum Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam yaitu : a. Dasar ideal,yaitu dasar falsafah Negara pencasila,sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Dasar setruktural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1) Negara berdasrkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV /MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.IV/MPR 1978 jo. Ketetapan
MPR
Np.II/MPR/1983,
diperkuat
oleh
Tap.
MPR
No.II/MPR/1988 dan Tap.MPR No.II/MPR 1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam
46
kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. 2. Segi Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain : 1. Q.S.An-Nahl 25: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. 2. Q.S. Al-Imran 104: Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. 3. Al-hadis Sampaikan ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit. 3. Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan masyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik dalam individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan
47
yang mengakui adanya Zat yangmaha Kuasa,tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya . Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa.43 Adapun Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal. Ketiga aspek tersebut
berisi untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga manjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, ketaqwaaan, berbangsa dan bernegara.44 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam Bahwa Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia harus melalui proses yang panjang, dengan resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat,
sehingga
kegagalan
atau
kesalahan-kesalahan
langkah
pembentuknya terhadap anak didik dapat dihindarkan. Oleh karena itu, lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang 43 44
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Depag, 1986, 239. Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 1983, 84
48
tumbuh dan berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan. Bila kita salah membentuk, maka kita akan sulit memperbaikinya. Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-nilai agama Islam disamping menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai
nilai-nilai
tersebut,
juga
mengembangkan
kemampuan
berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya adalah merupakan proses ikhtiariah yang secara paedagogis mampu mengembangkan hidup anak didik kepada arah kedewasaan/kematangan yang menguntungkan dirinya. Oleh karena itu, usaha ikhtiariah tersebut tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan atas trial and error (coba-coba) atau atas dasar keinginan dan kemauan pendidik tanpa dilandasi dengan teori-teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara paedagogis. Selain itu juga, pendidikan agama Islam memberikan bahanbahan informasi tentang pelakasanaan Pendidikan agama Islam tersebut. Ia memberikan bahan masukan yang berupa (Input) kepada ilmu ini, mekanisme proses kependidikan Islam dari segi operasional dapat dipersamakan dengan proses mekanisme yang berasal dari penerimaan in put (bahan masukan), lalu di proses dalam kegiatan pendidikan (dalam bentuk kelembagaan atau non kelembagaan yang disebut truput. Kemudian berakhir pada output (hasil yang yang diharapkan). Dari hasil yang diharapkan itu timbul umpan balik (feed back) yang mengoreksi bahan masukan (input). Mekanisme proses semacam ini berlangsung
49
terus selama proses kependidikan terjadi. Semakin banyak diperoleh bahan masukan (input) dari pengalaman operasional itu, maka semakin berkembang pula pendidikan agama Islam. 45 5.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta Pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Selain itu, juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu keberhasilan pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju. Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bukti nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan
45
Ahmadi, Abu&Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2001.
50
kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah beban kurikulum sekolah kita
terkenal sangat sarat dengan berbagai macam mata pelajaran
sehingga sangat mendera peserta didik. Dalam era informasi hal ini menjadi berlebihan (redundant), ploliferasi ilmu bukan berarti penambahan beban kurikulum, yang perlu adalah bagaimana cara kita dapat menguasai informasi sebanyak dan setepat mungkin.46 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
46
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional,Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001,176
51
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Kewenangan
sekolah
dalam
menyusun
kurikulum
memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan/atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar. Sedangkan
Kurikulum
Pendidikan
Agama
Islam
untuk
sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut: 1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menannamkan keimanan dan ketakwaaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
52
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan , pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkatan perkembangan . 2. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. 3. Penyesuaian
mental
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya baik langkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. 4. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,kekurangankekurangan dan kelemahan-kelamahan peserta didik dalam keyakinan , pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 6. Pengajaran tentang ilmu pengatahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir nyata), sistem dan fungsionalnya. 7. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khususnya di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.47
47
Ibid,hlm 40.
53
6. Tujuan Pengembangan Kurikulum Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu akan dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2.
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. kelompok mata pelajaran estetika. 5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
54
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran No.
Kelompok Mata
1 AgamaPelajaran dan Akhlak .
Mulia
Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan
peserta
didik
untuk
menjadi
membentuk
manusia
yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak 2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan Kepribadian
dan
kepribadian
dimaksudkan
untuk
mulia mencakup etika, pekerti, atau peningkatan kesadaran danbudi wawasan peserta moral akan sebagai perwujudan dari pendidikan didik status, hak, dan kewajiban dalam agama. kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk No.
Kelompok Mata Pelajaran
wawasan kebangsaan, jiwa, dan
patriotisme bela negara, penghargaan terhadap Cakupan hak-hak asasi manusia, kemajemukan krasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada bangsa, pelestarian lingkungan hidup, hukum, ketaatan membayar pajak, dan kesetaraan gender, demosikap serta perilaku anti- korupsi, kolusi dan nepotisme.
55
3
Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
.
Teknologi
dan teknologi pada jenjang SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
4
Estetika
teknologi, Kelompok serta matamenanamkan pelajaran kebiasaan estetika berpikir dan berperilaku yang kritis, dimaksudkan untuk ilmiah meningkatkan
.
kreatif, dan mandiri. sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan ke- indahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, 5
Jasmani, olahraga, dan
Kelompok pelajaranindividual jasmani, olahraga, baik dalammata kehidupan sehingga
.
Kesehatan
dan kesehatan jenjang SD/MI/SDLB mampu menik- pada mati dan mensyukuri hidup dimaksudkan untuk meningkat-makan syarakat potensi maupun dalam kehidupan fisik sertamampu menanamkan sportivitas dan kesehingga menciptakan kebersamaan sadaran hidup sehat. yang harmonis.
Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran tersebut, dapat Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut: sikap, dan pe- rilaku hidup sehat yang 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa bersifat individual ataupun yang bersifat kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan 2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan perilaku seksual bebas, kecanduan dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia. muntaber, dan penyakit lain yang poten- sial untuk mewabah. 56
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri. 4.Meningkatkan
sensitivitas,
kemampuan
mengekspresikan,
dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. 5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Adapun muatan kurikulum pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkembangkan akidah melalui pembelian, pemupukan, dan
pengembangan
pengetahuan,
penghayatan,
pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah,cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.48 b. Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
48
Dokumen KTSP SD Istiqomah Tahun Pelajaran 2013/2014
57
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Berdasarkan ketentuan tersebut, kurikulum SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut. 1. Berpusat
pada
potensi,
perkembangan,
kebutuhan
dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Selain itu, juga menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung
pencapaian
tujuan
tersebut,
pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, serta tuntutan lingkungan. 2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang. Kurikulum juga dikembangkan berdasarkan jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial, ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
58
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tersebut. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan
kurikulum
dilakukan
dengan
melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi di pendidikan dengan kebutuhan kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan berpikir,
keterampilan
keterampilan
sosial,
pribadi, keterampilan
keterampilan
akademik,
dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian, keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berke- sinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum
diarahkan
kepada
proses
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
pengembangan, yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsurunsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memerhatikan
59
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seluruhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dalam pelaksanaannya, kurikulum dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini, peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
60
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memerhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhanan, ke- individuan, kesosialan, dan moral. 4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madia mangun karsa, tut wuri handayani (di depan memberikan contoh dan teladan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di belakang memberikan daya dan kekuatan). 5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar, dan berkembang di masyarakat, lingkungan sekitar, serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan). 6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan
61
memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. Selain itu, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP). Adapun Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan
(SKL-SP) selengkapnya adalah: Menjalankan
ajaran
agama
yang
dianut
sesuai
dengan
tahap
perkembangan anak. 1. Mengenal kekurangan dan kelebihan. 2. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya. 3. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya. 4. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif 5. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru/pendidik. 6. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 7. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 8. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar. 9. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan. 10. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia.
62
11. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal. 12. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang. 13. Berkomunikasi secara jelas dan santun. 14. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. 15. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis. 16. Menunjukkan
keterampilan
menyimak,
berbicara,
membaca,
menulis, dan berhitung. Sebagaimana
disebutkan
pada
Tujuan
Pengembangan
Kurikulum, Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok- kelompok mata pelajaran seperti berikut: 1. Agama dan Akhlak Mulia. 2. Kewarganegaraan dan Kepribadian. 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 4. Estetika. 5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.49 C. Sekolah Dasar Islam Terpadu 1. Pengertian Sekolah Dasar Islam Terpadu Sekolah
Dasar
Islam
Terpadu
adalah
sekolah
yang
diselenggarakan berada dalam satu kelompok dan di kelola secara
49
Dokumen , Kurikulum Satuan Pendidikan SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah, 2013, 5
63
terpadu baik dari aspek kurikulum, pembelajaran, guru, sarana dan prasarana, manajemen, dan evaluasi, sehingga menjadi sekolah yang efektif dan berkualitas. Kualitas yang dimaksud adalah sekolah tersebut minimal Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada setiap aspeknya, memenuhi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
pembiayaan,
menyelenggarakan
serta
pengelolaan,
penilaian
menghasilkan
lulusan
dan
telah
dengan
cirri
keinternasionalan. Sekolah terpadu mengedapankan prinsip seamless educationl yaitu pendidikan yang saling berkesinambungan dan terpadu. Building image menjadi satu, sehingga SD, SMP, dan SMU merupakan satu bagian yang utuh, seperti guru, staf, lab, ruang kelas, gedung atau sumber daya sekolah lainnya merupakan milik bersama (resources sharing).50 Sedangkan Sekolah Dasar Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah
yang
mengimplementasikan
konsep
pendidikan
Islam
berlandaskan Al-Quran dan As sunnah. Dalam aplikasinya Sekolah Dasar Islam Terpadu diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraannya
dengan
memadukan
pendidikan
umum
dan
pendidikan agama menjadi suatu jalinan kurikulum. Sekolah Dasar Islam Terpadu juga menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sekolah Dasar Islam Terpadu juga memadukan pendidikan aqliyah,
50
Ibid, hlm 5.
64
ruhiyah
dan
jasadiyah.
Dalam
penyelenggaraannya
memadukan
keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu sekolah, rumah dan masyarakat. Dengan sejumlah pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Sekolah
Islam
Terpadu
adalah
sekolah
islam
yang
diselenggarakan dengan memadukan secara integrative nilai dan ajaran Islam dalam bangunan kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif antara guru dan orang tua , serta masyarakat untuk membina karakter dan kompetensi murid. Sekolah Dasar Islam Terpadu yang muncul sebagai alternatif solusi dari keresahan sebagai masyarakat muslim yang menginginkan adanya
sebuah
institusi
pendidikan
Islam
yang
berkomitmen
mengamalkan nilai - nilai Islam dalam sistemnya, dan bertujuan agar siswanya mempunyai kompetensi seimbang antara ilmu kauniyah dengan ilmu qauliyah, antara fikriyah, ruhiyyah dan jasadiyyah, sehingga mampu melahirkan generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas dan bermanfaat bagi ummat. Dengan tujuan menciptakan siswa yang memiliki kecerdasan Intelektual (Intelegen Quotient), Kecerdasan Emosional (Emotional
Quotient) dan
Kecerdasan
Spiritual (Spritual
Quotient) yang tinggi serta kemampuan beramal (kerja) yang ihsan. Visi sekolah Dasar Islam Terpadu
Menjadi model Sekolah Dasar Islam
Terpadu yang berkualitas yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus sholih yang menggabungkan iptek dan
65
imtak, berakhlak mulia, cerdas, terampil dan estetis, terdepan dalam prestasi dan inovasi. Misi Menjadikan seluruh warga sekolah bertauhid, taat beribadah, berakhlak mulia, kreatif, cerdas, sehat, disiplin dan berwawasan Islam yang bersih dari syirik, bid’ah dan pemikiran sesat. Mengoptimalkan pembelajaran Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam. Meningkatkan
kualitas
sumber
bidangnya. Mengembangkan
daya
sekolah
manusia sebagai
sesuai Pusat
dengan Dakwah
Islamiyah. Berusaha mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Menumbuhkembangkan cinta bangsa dan tanah air serta estetika .Menghasilkan output/outcome yang berkualitas. 51 2. Karakteristik Sekolah Dasar Islam Terpadu Dengan pengertian sebagaimana diuraikan diatas, maka sekolah Dasar Islam Terpadu memiliki karakteristik utama yang memberikan penegasan akan keberadaanya. Karakteristik yang dimaksud adalah : a. Menjadikan Islam sebagai landasam filosofis. b. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam bangunan kurikulum. c. Menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran
untuk
mengoptimalisasi proses belajar mengajar. d. Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk karakter peserta didik. e. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan sekolah menumbuhkan kemaslahatan
dan meniadakan kemaksiatan
dan
kemungkaran. 51
http://20200.siap-sekolah.com/sekolah-profil/sekolah-visi/diakses Selasa, 12 Maret 2014. 20.00
66
f. Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. g. Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga sekolah. h. Membangun budaya rawat, resik, runut, rapi, sehat dan asri. i.
Menjamin
seluruh
proses
kegiatan
sekolah
untuk
selalu
berorientasi pada mutu. j. Menumbuhkan budaya profesionalisme yang tinggi dikalangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kesepuluh ciri atau karakteristik tersebut menjadi acuan bagi Sekolah Dasar Islam Terpadu untuk mengembangkan dirinya menjadi sekolah yang diinginkan oleh masyarakat.52 3. Kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu Kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah dengan memadukan muatan kurikulum Diknas, kurikulum Kemenag dan yayasan dengan menekankan empat ciri khas, yaitu : a. Penerapan nilai-nilai Islam (religius) b. Kemandirian (personality) c. Ketrampilan (skill) d. Kepemimpinan (leadership) 52
http://ismanita.wordpress.com/2009/10/25/sekolah-islam-terpadu-sebagai-penerapandari/diakses Rabu,pukul 4.00 Maret 2014 .
67
4. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam
terpadu a. Perencanaan pembelajaran Kalender pendidikan Sekolah Dasar
Islam Terpadu disusun
berpedoman kepada Kalender Pendidikan Nasional dan kalender Kementerian Agama yang disesuaikan dengan program yang ada di sekolah. Setelah menentukan kalender sekolah para guru Pendidikan Agama Islam menetukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang merujuk pada standard isi dan selibus untuk dibuat Program tahunan (Prota) dan program semesteran (Promes). Dalam prota dan promes dijelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan ditempuh selama satu tahun atau setiap semester. Seperti menghafal surat pendek dalam Al-Qurān, mengenal rukun iman, membiasakan perilaku terpuji, mengenal tata cara bersuci, mengenal rukun Islam dan lain-lain. Silabus dibuat setiap materi pelajaran. Dalam silabus terdapat kompetensi dasar yang akan diajarkan, materi pokok/pembahasan, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian (teknik, bentuk instrumen, contoh instrumen), alokasi waktu dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dibuat setiap sekali pertemuan. Pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
bertujuan untuk memandu seorang guru
dalam proses pembelajaran, agar pembahasan tidak salah arah dan memboroskan waktu. Dalam RPP terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam pembelajaran serta indikator yang akan ditempuh. Selain itu, dalam RPP juga dijelaskan alokasi waktu yang
68
dibutuhkan dalam satu kali pertemuan, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode yang akan dipakai dalam pelaksanaan, langkahlangkah pembelajaran yang diurutkan secara rinci dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, alat/sumber belajar sertapenilaian/evaluasi. Guru Pendidikan Agama Islam menetukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang merupakan nilai minimal yang harus dicapai oleh semua siswa di Sekolah dasar Islam Terpadu. Adapun nilai ketuntasan minimal pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang harus ditempuh peserta didik dalam satu semester dalam setiap kelas bervariasi kerena KKM tersebut tergantung pada kompleksitas materi, daya dukung, intake siswa. b. Pelaksanaan pembelajaran Gambaran umum pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Setiap hari masuk pada pukul 06.30 seluruh siswa
berbaris di halaman sekolah untuk mendengarkan tausiyaħ dari guru sekitar 5 menit dan dilanjutkan dengan şalāħ dhuhā. Selanjutnya siswa masuk kelas mengumpulkan buku catatan penghubung antara guru dan orang tua, berdo’a dan dilanjutkan dengan hafalan Al-Qurān surat pendek selama 15 menit dengan harapan target kelas VI siswa hafal 2 juz. Selanjutnya siswa belajar baik muatan Kurikulum dari pendidikan Nasional maupun Kementerian Agama . Istirahat ke-1 dilakukan pada pukul 09.45-10.15, kemudian siswa belajar kembali. Pada pukul 11.4513.15 seluruh siswa, guru dan staf melaksanakan wudu, şalāħ zuhur
69
berjamaah, makan siang bersama dan istirahat ke-2 (siswa ada yang menonton TV, main kerambol, catur, main congklak, baca buku di perpustakaan,Pada pukul 13.15-14.45 siswa masuk kelas kembali untuk belajar materi yang dianggap ringan seperti Baca Tulis Al-Qurān, KTK, komputer dan ekstrakurikuler. Pada pukul 14.45-15.30 siswa, guru, dan staf melaksanakan wudu dan salat asar berjamaah. Selanjutnya pada pukul 15.30 seluruh siswa pulang. Pelaksanaan pembelajaran di kelas dalam proses pembelajaran di kelas, tidak terlepas dari tiga hal pokok, yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Dalam pembukaan mencakup pengkondisian siswa, menanyakan kehadiran siswa serta appersepsi. Dalam kegiatan inti mencakup penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, penyampaian materi dan sub-submateri serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sedangkan pada kegiatan penutup mencakup evaluasi, motivasi serta pemberian tugas. c. Evaluasi Dalam proses penutupan pembelajaran, satu hal yang tidak terlewatkan yaitu evaluasi atau proses penilaian akhir. Hal ini diperlukan untuk mengetahui proses perkembangan siswa dalam pembelajaran. Dalam memperoleh penilaian akhir, guru memberikan tugas berupa Pekerjaan Rumah (PR) ataupun Pilihan Ganda (PG) dan essay yang ada di buku paket. Selain evaluasi sehari-hari, guru Pendidikan Agama Islam juga melakukan evaluasi di tengah dan akhir semester yang berupa ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Evaluasi
70
Pembelajaran Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan, dengan tujuan untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. Evaluasi di SDIT dilakukan pada pertengahan dan akhir semester yaitu berupa evaluasi sumatif. Namun, selain di tengah dan akhir semester. Evaluasi juga dilakukan setelah selesai pembelajaran,yaitu setiap setelah selesai satu pokok bahasan yang dipelajari (evaluasi formatif).Baik yang harus langsung dikerjakan berupa pilihan ganda (PG) dan essay, ataupun pekerjaan yang dilakukan di rumah (PR). Proses evaluasi yang ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu berjumlah tiga macam yaitu tes tertulis (written test), tes lisan (oral test), tes perbuatan (performance test). Aspek kognitif biasanya menggunakan tes tertulis maupun lisan, sedangkan aspek psikomotorik menggunakan tes perbuatan.53
53
Ganjar Eka Subakti ,Implementasi PAI di SD Islam Terpadu ,28 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 1 Maret 2012, diakses
pukul 21.00 ,13 Maret 2014.
71
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena datanya akan dipaparkan akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian kualitatif memerlukan ketajaman Analisis, objektifitas, sistematis sehingga diperoleh ketepatan dalam interprestasi. Ada dua model pokok proses analisis yaitu model analisis mengalir dimana tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan atau verivikasi) dilakukan saling menjalin dengan proses pengumpulan data dan mengalir bersama dan model analisis interaksi dimana kompunen reduksi data dan sajian data dialkukan bersamaan dengan proses pengumpulan data , setelah data terkumpul tiga kompunen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan)berinterakasi. Dan dari dua model tersebut peneliti lebih tertarik dengan menggunakan model analisis mengalir.54 Untuk mendukung proses analisis tersebut, maka data yang diperoleh harus lengkap dan menyeluruh dalam latar lingkungan. Oleh karena itu, apabila kesimpulan dirasakan kurang mantap atas dasar
54
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 92.
72
pengamatan pertama (terdahulu), peneliti kembali mengumpulkan data untuk menyempurnakan hasil berdasar temuan yang lebih mantap lagi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati, menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Pada umumnya, penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis (non hipotesis) sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.55 Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dan kajiannya di dasarkan pada proses pencarian data secara lengkap. Untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif alam bentuk kata-kata. B. Lokasi Penelitian Lokasi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Assalamah yang beralamat Jl Gatot Subroto 104 B Ungaran Kab Semarang dan dekat dengan Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang juga menjadi akses kendaraan dari arah Solo -Semarang. Sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam (SDI) Istiqomah yang beralamat di Jl Diponegoro No 36 Telp 024 76912668 Ungaran Barat yang letaknya sangat strategis, karena sekolah tersebut terletak diantara masjid Agung Istiqomah dan dekat dengan Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang yang menjadi akses kendaraan dari arah Solo – Semarang. 55
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam,Jakarta: Radar Jaya Offset, 1998, 305.
73
C. Subyek Penelitian Data merupakan hal yang sangat penting untuk menguak suatu permasalahan dan data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau mengisi hipotesis yang sudah dirumuskan. Data adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data untuk suatu keperluan. Sedangkan sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh.Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan masalah yang diteliti. Seperti dikatakan Moelong, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam suatu penelitian.50 Adapun data primer dalam penelitian ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 4 orang. Sedangkan subyek penelitiannya antara lain: a. Kepala Sekolah. b. Waka kurikulum. c. Guru Pendidikan Agama Islam d. Siswa
74
Data kedua adalah data skunder, yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan penelitian. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Moelong menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi Buku riwayat hidup, jurnal, dokumendokumen, arsip-arsip, evaluasi, buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sebagai sumber data tambaha.
56
Sedangkan yang termasuk data skunder dalam penelitian ini adalah, dokumenter, berupa informasi dari arsip-arsip seperti profil SDI Istiqomah dengan SDIT Assalamh Kec Ungaran Barat, Laporan hasil belajar siswa, dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian ini dan kepustakaan, yang berupa buku-buku ataupun artikel-rtikel yang ada kaitannya dengan penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid pada suatu penelitian, maka teknik pengumpulan data sangat membantu dan menentukan kualitas dari penelitian
dengan
kecermatan
memilih
dan
menyusun.
Tehnik
pengumpulan data ini akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah yang valid. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodemetode sebagai berikut:
56
Ibid, hlm 67.
75
1. Metode Observasi Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dengan demikian pengamatan atau observasi dapat dilaksanakan secara langsung dan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian untuk memperoleh data tentang permasalahan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Dengan kata lain, peneliti terjun langsung ke lapangan yang akan diteliti, tujuannya agar terdapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. berdasarkan jenisnya observasi dibagi 2 yaitu sebagai berikut : a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan di mana observer berada bersama objek yang diselidiki. b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak ada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti,misalnya melalui film,rangkaian slide, atau rangkaian foto.57 Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung dilapangan, terutama tentang: a. Kondisi fisik dan non fisik SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah b. Manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Fasilitas dan sarana pendidikan yang ada.
57
Lexy J moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 184.
76
2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah Cara mengumpulkan data melalui peningggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau hukum, dan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 58 Dari rujukan diatas, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa data-data tertulis seperti: arsip-arsip, catatan-catatan administrasi yang berhubungan dengan penelitian. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang profil di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang, Lokasi Sekolah, tata tertib, Jumlah guru dan karyawan, Jumlah seluruh siswa, sarana dan prasarana, hasil prestasi siswa, struktur Kurikulum. 3. Metode Interview Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. Lexy J. Moleong, menjelaskan wawancara (interview) merupakan percakapan-percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilaksanakan oleh dua pihak yaitu pewawancara
58
(interviewer)
yang
Ibid,hlm 67.
77
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.59 Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah. Adapun sumber informasi (informan) adalah kepala sekolah, waka kurikulum, siswa dan guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 4 orang. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini diskriptif-eksploratif analisis, yaitu mendiskripsikan pendapat kepala,Waka kurikulum,guru dan siswa kemudian dianalisis tentang manajemen pembelajaran guru PAI. Adapaun alur yang digunakan yang digunakan interprestasi data dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan: 1. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan) yang terperinci dan sistematis, meninjilkan pada pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan. Reduksi data merupakan satu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang
59
Ibid, hlm 71.
78
hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Display data merupakan upaya penyajian data untuk melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Data yang dikumpulkan tidak semuanya valid dan reliable, karenanya perlu dilakukan reduksi agar data yang akan dianalisis benar-benar memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. 2. Sajian Data Sajian data
adalah
rangkaian organisasi
informasi
yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data diperlukan peneliti untuk lebih mudah memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman. Sajian data dapat berupa berbagai jenis matrik, gambar skema, jaringan kerja yang berkaitan dengan kegiatan dan juga table. 3. Penarikan kesimpulan Sejak awal kegiatan pengumpulan data seorang peneliti sudah harus memahami arti berbagai hal yang dimulai dengan mulai melakukan pencatatan-pencatan
peraturan-peraturan,
pola-pola,
pernyataan-
pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan berbagai proposisi. Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan
79
sebagainya. Pengambilan kesimpulan atau verifikasi dilakukan secara bertahap. Pertama-tama dirumuskan kesimpulan sementara, akan tetapi dengan bertambahnya data perlu dilakukan dengan cara mempelajari kembali data-data yang terkumpul, baik yang telah direduksi maupun yang telah Disajikan. Demikian juga verifikasi ini dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak yang berkompeten, misalnya kepala, Waka Kurikulum, guru dan siswa . Teknik pengambilan kesimpulan dan penelitian ini adalah teknik analisis induksi berdasarkan bagian-bagian
yang
telah
dikumpulkan,
kemudian
dikelompok-
kelompokkan yang saling berhubungan. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar.Tiga jenis kegiatan analisis (Reduksi data, sajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan) dan kegiatan pengumpulan data merupakan siklus dan interaktif. Pencatatan data mempersyaratkan reduksi data selanjunya, setelah matriks terisi, kesimpulan awal dapat ditarik, dan menggiring pada pengambilan keputusan, misalnya untuk menambah kolom lagi pada matriks itu untuk dapat menguji kesimpulan tersebut, untuk lebih jelasnya tiga komponen dalam kegiatan penelitian ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
80
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 2, Model Analisis Interaktif ( Miles dan Huberman 1992:20) F. Pengecekan Keabsahan Data Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut diperlukan tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut: 1. Perpanjangan Kehadiran Peneliti Perpanjangan
kehadiran
peneliti
akan
memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu, menuntut peneliti untuk terjun kedalam lokasi penelitian dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Dipihak lain perpanjangan kehadiran peneliti juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan pada subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Jadi, bukan hanya menerapkan tehnik yang menjamin untuk mengatasinya. Tetapi
81
kepercayaan
subyek
dan
kepercayaan
diri
merupakan
proses
pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah usaha coba-coba dari pihak subyek. 2. Observasi Yang Diperdalam Dalam penelitian ini, memperdalam observasi dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal
ini
berarti
bahwa
peneliti
hendaknya
mengadakan
pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaah kembali secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah di pahami dengan cara yang biasa. Untuk keperluan itu tehnik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. 3. Trianggulasi Yang
dimaksud
trianggulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu, tekniknya dengan pemeriksaan sumber data lainnya.60 Adapun Tahap-tahapan dalam Penelitian yaitu :
60
Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2007.
82
a. Tahap pra lapangan 1. Memilih lapangan, dengan pertimbangan bahwa SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah adalah salah satu Sekolah Dasar Islam termuda dan menjadi sekolah unggulan di Kab Semarang. 2. Mengurus perizinan, secara formal (ke pihak sekolah). 3. Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian dengan SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah sebagai
sekolah yang
menjadi obyek penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan 1. Mengadakan observasi langsung ke SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah, terhadap manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data. 2. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses pembelajaran dan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan. 3. Berperan serta sambil mengumpulkan data.
83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang 1. Lokasi SDIT Assalamah Kec. Ungaran Barat Kab.Semarang SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat berlokasi cukup strategis di tengah kota yaitu beralamat di jalan Gatot Subroto 104 B Kelurahan Bandarjo Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang telp 0246926373 website : sdit-assalamah@gmail-com atau email : sdit
[email protected] 2. Visi,Misi dan Tujuan SDIT Assalamah mempunyai visi, Misi dan tujuan yang sangat luhur. Visi SDIT Assalamah Ungaran Barat adalah “mewujudkan peserta didik yang unggul dalam aqidah,akhlaq dan prestasi akademik. Sedangkan misi SDIT Assalamah adalah melaksanakan pembelajaran bagi peserta didik yang berorientasi pada penanaman Aqidah yang kuat, Akhlaq Karimah dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam serat sikap andiri dengan membekali ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar yang cukup untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggidan sebagai bekal hidup bersam ditengah keluarga dan masyarakat,
melaksanakan
pengembangan
kurikulum,
proses
pembelajaran dan penilaian, melaksankan peningkatan kompetensi guru dan karyawan.
84
Adapun secara umum tujuan yang ingin dicapai oleh SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat adalah anak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, anak mampu menghafal juz amma dan memahami beberapa kutipan Al-Qur’an yang relevan dengan kurikulum, ank mampu menghafal 20-30 hadist dan doa serta dapat membiasakan dalam kehidupan sehari-hari, mengerti dan memahami nilai-nilai dasar matematika, Bahasa Indonesia , Sain, Pengetahuan Sosial, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris serta dapat memanfaatkan untuk kepentingan umat. Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan tersebut SDIT Assalamah Kec. Ungaran Barat ingin mewujudkan sekolahnya menjadi sekolah yang unggul dalam proses, output dan outcome serta berkualitas baik dari sisi aqidah, akhlaq, prestasi akademik atau nono akademik serta berkarakter yang Islami. Memberi pelayanan terbaik kepada walidan peserta didik dengan menggaransikan ketercapaian tujuan sekolah menjadi sebuah jaminan mutu lulusan. 3. Struktur Organisasi Agar roda organisasi sekolah berjalan sesuai dengan semestinya, maka disusunlah struktur organisasi sekolah yang menggambarkan garis instruksi dan koordinasi sesuai tugas, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing.
85
Gambar 03 : Struktur Organisasi SDIT Assalamah
Yayasan Assalamah Ungaran
DIKNAS / DEPAG
Bendahar a
Kepala Sekolah
Komite
Eva Agustyaningsih, S.Pd.
Sekolah
Tata UsahaPe
ndiri Waka. Kurikulum Fery Kun H, S.Si.Yayasan
Kabag. KBMHj
Waka. Rumah Tangga
Waka. Kesiswaan
Sukardi, S.Pd.I.Assalamah Kabag. PubkominfoR
Pramuka
Slamet Santoso, S.Ag.Ungaran Kabag. Sosial Emosional
uqayyah Kabag. Kepegawaian
Kabag. Spiritual
Kabag. PSB
Kabag. Mental Intelektual Kabag. Fisik
4. Tenaga pengajar dan peserta didik Dalam melaksanakan program-program sekolah pada tahun pelajaran 2013/2014, kepala sekolah dibantu 3(tiga) wakil kepala sekolah (bidang kurikulum,bidang kesiswaan dan bidang rumah tangga) bekerja keras bersama-sama dengan 46 (empat puluh enam) guru dibantu 5(lima) tenaga administrasi sesuai denga tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Adapun kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
86
di SDIT Assalamah sebagai berikut : Tabel 1 : Kualifikasi Pendidikan guru dan karyawan Jumlah NO
Status
D2
1
Kepala Sekolah
2
Guru Tetap
3
Guru Bantu/WB
4
Karyawan
D3
S1
Jumlah
S2
1 2
2
38
2
1 1
43
1
1
3
5
Total
50
Dari aspek pencitraan, SDIT Assalamah Ungaran Barat menjadi salah satu icon dan barometer pendidikan tingkat dasar di kabupaten Semarang, baik dari aspek pengelolaan maupun pengembangan program, hal ini terbukti dengan mutu lulusan, prestasi akademik maupun non akademik di setiap jenjang kompetisi
juga dapat dilihat dari angka
kenaikan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) yang signifikan bahkan menolak pendaftar karena tempat sudah penuh, meskipun biaya pendidikan tergolong menengah ke atas, berikut perkembangan peserta didik dalam lima tahun terakhir Table 2: Data perkembangan peserta didik baru No
Tahun Pelajaran
Jml Rombongan belajar
Jumlah Siswa
L
P
JML
1
2010/2011
20
325
399
724
2
2011/2012
20
355
400
755
87
3
2012/2013
20
388
360
748
4
2013/2014
21
406
364
770
5. Mutu Lulusan Tingkat lulusan setiap tahun selalu 100% dengan perolehan nilai rata-rata UN di atas 7.00 yaitu untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika, IPA, dan PAI. Tabel 3: Daftar nilai rata-rata UASBN No
Tahun Pelajaran B.IND
Rata-rata Mapel MAT IPA
PAI
1
2010/2011
8,33
7,21
7,47
8,50
2
2011/2012
7,53
7,63
7,17
8.00
3
2012/2013
8,62
8,03
6,90
8,67
4
2013/2014
-
-
-
-
6. Prestasi Peserta Didik SDIT Assalamah Sebagai salah satu sekolah pilihan di Kab. Semarang banyak prestasi kejuaraan akademik maupun non akademik telah diraih melalui dari tingkat Gugus sampai tingkat Nasional berikut data prestasi peserta didik tahun pelajaran 2013/2014. Tabel 4: Prestasi peserta didik NO Jemis Lomba 1 Tilawah Pa 2 Kaligrafi Pa 3 Cipta Khitobah 4 BTQ Pi 5 Tilawah
Tingkat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat
88
Hasil Juara 2 Juara 1 Juara 2 Juara 2 Juara 2
Ket Mapsi Mapsi Mapsi Mapsi Mapsi
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Rebana Gebsa Pi Gebsa Pa Dokcil OSN IPA OSM Mtk OSN IPA OSN IPA 3M 3M Bahasa Jawa Bahasa Jawa LCC Umum
Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang Prop Jateng Gugus Sudirman Kec.Ungaran Barat Gugus Sudirman Kec.Ungaran Barat Kec.Ungaran Barat
Juara 2 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 2 Juara 2 Juara 40 Juara 1 Juara 1 Juara 1 Juara 3 Juara 2
Mapsi Mapsi Mapsi Mapsi Mapsi Mapsi Pan Smg Masuk Thp 2 Pan.Gugus Pan.Kec Pan.Kec Pan.Kec Pan.Kec
Sumber: arsip SDIT Assalamah Ungaran 2013 SDIT
Assalamah
Ungaran
Barat
dalam
rangka
terus
meningkatkan mutu pendidikan selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada wali peserta didik dengan cara: 1. Melakukan standarisasi mutu guru dengan memberikan pelatihanpelatihan dan workshop yang terjadwal secara rutin. 2. Melakukan standarisasi mutu lulusan dengan memberikan supervise dan control terhadap perkembangan proses pembelajaran peserta didik. 3. Melakukan pemenuhan sarana prasarana pembelajaran secara bertahap dan pasti guna mendukung keberhasilan pembelajaran. 4. Melakukan kerjasama yang sinergi dengan komite sekolah dengan melakukan koordinasi dan komunikasi dalam pengembangan program sekolah
89
5. Melakukan lompatan paradigma pembelajaran guru dengan cara konsultasi pembelajaran kepada pakar maupun perguruan tinggi yang kompeten. 6. Kepala dan waka kurikulum Melakukan planning,organizing,directing dan controlling terhadap guru yang mengajar PAI. 7. Struktur Kurikulum SDIT Assalamah Kurikulum di SDIT Asslamah adalah merupakan kurikulum yang di kolaborasi
antara kurikulum diknas, kurikulum Kemenag dan
kurikulum lokal yang Assalamah.
Adapun
menjadi cirikhas dan keunggulan dari SDIT Penyusunan
perangkat
mata
pelajaran
ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Tabel 5: Struktur Kurikulum SDIT Assalamah ALOKASI WAKTU NO
KOMPONEN
KELAS I
II
III
IV
V
VI
1
PPKN
2
2
2
2
2
2
2
B.Indonesia
4
4
4
4
4
4
3
Matematika
4
4
4
4
5
5
4
IPA
2
2
2
2
4
4
5
IPS
2
2
2
2
2
2
6
Seni Budaya dan ketrampilan
2
2
2
2
2
1
90
7
Penjaskes
2
2
2
2
2
2
8
Mulok a. B.Inggris
2
2
2
2
2
2
b. B.Jawa
2
2
2
2
2
2
c. Komputer
2
2
2
2
2
2
d. Pendalaman materi
8
9
Pengembangan diri
2
2
2
2
2
2
10
Kemendarian
1
1
1
1
1
1
11
Pramuka
2
2
12
Pendidikan Agama a. Al-Qur’an Hadis
1
1
1
1
1
1
b. Fikih
2
2
2
2
2
2
c. Akidah Akhlaq
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
d. Bahasa Arab e. SKI f.
Kitabah
g. Tahsin Al-Qur’an
2
2
2
2
1
6
6
5
5
5
4
1
1
1
48
48
48
h. PAI Jumlah
41
41
41
B. Profil SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang 1. Lokasi SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat berlokasi cukup strategis di tengah kota dan satu lokasi dengan masjid besar Istiqomah yaitu
91
beralamat di jalan Diponegoro No.36 kode pos 50511 Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang telp 02476912668 email :
[email protected] 2. Visi,Misi dan Tujuan SDI Istiqomah mempunyai visi, Misi dan tujuan yang sangat luhur. Visi SDI Istiqomah Ungaran Barat adalah “mewujudkan keseimbangan
dan
kesempurnaan
dalam
kecerdasan
intelektual,
kecerdasan, emosional, dan kecerdasan spritual”. Sedangkan misi SDI Istiqomah adalah mengacu pada visi di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah Mengantarkan generasi muad Islam, khususnya para peserta didik agar memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq dan keluasan ilmu pengetahuan, memberikan pelayanan kepada warga lembaga masyarakat umum dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, mengembangkan school based management dengan melibatkan para stakeholder, termasuk di dalamnya anggota masyarakat, mewujudkan rujukan keteladanan dalam nilai-nilai dan budaya bangsa. Sebagaimana peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 SDI Istiqomah bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh SDI Istiqomah yaitu: setiap sekolah terpasang LCD, dinding kelas diciptakan dengan warna
yang indah
dan
mengandung
unsur
pembelajaran, semua masyarakat sekolah menciptakan suasana yang
92
ramah dan kondusif, selutuh kelas menerapkan pembelajaran PAKEM, di setiap kelas tersedia sound system yang memadai, disetiap kelas tersedia white
board,
disetiap
kelas
tersedia
fasilitas
yang
memadai,
melaksanakan pengemabngan diri siswa maksimal melalui kegiatan ekstrakurikuler sesuai karakteristik daerah industri dan wisata, juara dibidang extra, catur, kaligrafi, menciptakan suasana yang harmonis antar guru, orang tua dan masyrakat pada khususnya dan sekolah-sekolah lain pada umumnya. Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan tersebut SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat ingin mewujudkan sekolahnya menjadi sekolah yang unggul dalam proses, output dan outcome serta berkualitas baik dari sisi aqidah, akhlaq, prestasi akademik atau non akademik serta berkarakter yang Islami. Memberi pelayanan terbaik kepada wali dan peserta didik dengan menggaransikan ketercapaian tujuan sekolah menjadi sebuah jaminan mutu lulusan. 3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi
adalah
menggambarkan
dengan
jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam struktur organisasi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan. maka disusunlah struktur organisasi sekolah yang menggambarkan garis instruksi dan koordinasi sesuai tugas, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing sekolah. Gambar 3 : Struktur organisasi SDI Istiqomah
93
Yayasan Istiqomah
Majelis Istiqomah
Kepala SDI Istiqomah
Waka Kurikulum
TU
Wali Kesiswaan
Wali Kelas
Dewan Guru
Siswa
4. Tenaga pengajar dan peserta didik Dalam melaksanakan program-program sekolah pada tahun pelajaran 2013/2014, kepala sekolah dibantu 2(dua) wakil kepala sekolah (bidang kurikulum,bidang kesiswaan) bekerja keras bersama-sama dengan 21 (dua puluh empat) guru dibantu 2(dua) tenaga administrasi sesuai denga tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Adapun kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan di SDI Istiqomah sebagai berikut :
94
Tabel 6: Kualifikasi Pendidikan guru dan karyawan Jumlah NO
Status
SMU
1
Kepala Sekolah
2
Guru Tetap
3
Guru Bantu/WB
4
Karyawan
D2
D3
1
3
S1
S2
Jumlah
1
1
18
19
1
4
Total
24
SDI Istiqomah Ungaran Barat menjadi salah satu sekolah yang diidamkan oleh masyarakat di kabupaten Semarang, baik dari aspek pengelolaan maupun pengembangan program, hal ini terbukti dengan mutu lulusan, prestasi akademik maupun non akademik di setiap jenjang kompetisi juga dapat dilihat dari angka kenaikan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) yang signifikan bahkan menolak pendaftar karena tempat sudah penuh, meskipun biaya pendidikan tergolong menengah ke atas, berikut perkembangan peserta didik dalam lima tahun terakhir. Table 7: Data perkembangan peserta didik baru No
Tahun Pelajaran
Jml Rombongan belajar
L
P
JML
1
2011/2012
12
276
280
559
2
2012/2013
12
278
277
555
3
2013/2014
12
287
278
565
95
Jumlah Siswa
5. Mutu Lulusan Tingkat lulusan setiap tahun selalu 100% dengan perolehan nilai rata-rata UN di atas 7.00 yaitu untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika, IPA dan PAI. Tabel 8: Daftar nilai rata-rata UN No
Tahun Pelajaran B.IND
Rata-rata Mapel MAT IPA
PAI
1
2010/2011
8,33
7,21
7,47
8,50
2
2011/2012
7,53
7,63
7,17
8.00
3
2012/2013
8,62
8,03
6,90
8,67
4
2013/2014
-
-
-
-
6. Prestasi Peserta Didik SDI Istiqomah Sebagai salah satu sekolah pilihan di Kab. Semarang banyak prestasi kejuaraan akademik maupun non akademik telah diraih melalui dari tingkat Gugus sampai tingkat Nasional berikut data prestasi peserta didik tahun pelajaran 2013/2014. Tabel 9: Prestasi peserta didik NO Jenis Lomba 1 MTQ 2 Karate 3 Catur 4 Catur 5 Juara 6 Catur 7 Pawai 8 Kemah
Tingkat Kab Kab Kab Propinsi Kab Kab Kab Kab
Hasil II I I I I I I Juara Umum Sumber: arsip SDI Istiqomah Ungaran Barat 2013
96
Ket Mapsi Kab Pan Kab Pan Kab Pan Prop Pan Kab Pan kab Pan kab Pan Kab
7. Struktur Kurikulum SDI Istiqomah Kurikulum di SDI Istiqomah adalah merupakan kurikulum yang di kolaborasi
antara kurikulum diknas, kurikulum Kemenag dan
kurikulum lokal yang
menjadi cirikhas dan keunggulan dari SDI
Istiqomah. Adapun Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Tabel 10: Struktur Kurikulum SDI Istiqomah ALOKASI WAKTU KOMPONEN
KELAS I
II
III
IV
V
VI
3
3
3
3
3
3
PAI
2
PKN
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
8
8
8
4
Matematika
4
5
5
5
IPA
4
4
4
6
IPS
4
4
4
7
Seni Budaya dan ketrampilan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
TEMATIK
1
TEMATIK
NO
Penjaskes
9
B.Inggris
10
B.Jawa
11
B.Arab/Tahfidz
2
2
12
BTA/Al-Qur’an
2
2
TEMATIK
8
97
2
13
Fiqih.A.Akhlaq
14
Komputer
2
2
15
Pengembangan diri
2 35
Jumlah
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
35
39
45
45
45
C. Hasil Penelitian 1. Manajemen Pembelajaran PAI di SDIT Assalamah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di
SDIT
Assalamah yang berinisial SL pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014 diperoleh data bahwa secara umum manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah sudah baik karena alur yang dilakukan sudah melalui langkah-langkah yang telah ditentukan dari pihak sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk program perencanaan guru PAI di SDIT Assalamah mengadakan raker saat libur sekolah selama 3 hari, perencanaan tersebut dibuat
sesuai mata pelajaran yang diampunya misalnya Program
Tahunan (Progta), Program Semester (Porgmes) sehingga diawal tahun pelajaran semua program perencanaan sudah siap diberikan siswa, sehinga tidak menggangu siswa saat proses pembelajaran berlangsung, adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pelajaran serta media pembelajaran juga sudah disiapkan sebelum pembelajaran PAI disampaikan siswa.
98
Pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dalam satu minggu hanya 1 jam dengan alokasi waktu 35 menit, dalam pembelajaran Guru PAI tidak membedakan peserta didik jika ada anak yang tidak mampu maka ada jam tambahan, jam tambahan tersebut diluar jam pelajaran sehingga pihak guru memberikan informasi kepada orang tua wali melalui surat yang isiya bahwa siswa tersebut belum mampu untuk mengikuti mata pelajaran PAI sehingga ada jam tambahan, kendalakendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah masih ada anakanak yang belum siap menerima pelajaran, sehingga mereka masih asik bermain terutama untuk kelas bawah, bagi yang tidak mengerjakan PR maka anak disuruh menyusulkan di lain hari, upaya-upaya yang lakukan saat
proses
pembelajaran
disesuaikan
dengan
materi
dengan
menggunakan 3 ranah (kognitif, afektif, psikomotorik) Ketika
pembelajaran PAI sudah selesai Guru PAI di SDIT
Assalamah mengadakan evaluasi pembelajaran dengan melalui tes tertulis dan tes lisan, sehingga siswa diharapkan bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh guru, apabila ada anak yang belum terpenuhi atau belum tuntas di dalam mengikuti pembelajaran PAI maka guru PAI mengadakan remedial saat jam istirahat, bagi anak yang sudah tuntas Guru PAI tetap mengadakan pengayaan berupa pendalaman materi. Untuk membuktikan data di atas, maka peneliti juga megadakan wawancara dengan kepala sekolah SDIT Assalamah yang berinisial EV
99
pada Hari Rabu tanggal 05 Pebruari 2014 sebagai berikut : Bahwa Guru PAI di SDIT Assalamah dalam pembelajaran PAI sudah mempersiapkan pembelajaran dengan baik yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sebagaimana jawaban responden ketika ditanya oleh peneliti sebagai berikut : Pak guru PAI dalam mengawal pembelajaran PAI SDIT Assalamah labih mendalam kok dan lebih dipersiapkan di awal tahun, misalnya membuat program tahunan (progta), program semester (progmes) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disiapkan sebelum pembelajaran PAI diberikan siswa Bapak guru PAI di dalam pelaksanaan pembelajaran memang menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi dengan model
PAIKEM
(Pembelajaran
Aktif
Inovatif
Kreatif
dan
Menyenangkan) sehingga dengan model tersebut pembelajaran PAI akan berhasil dan siswa akan tambah semangat untuk belajar. Selaian bukti dari kepala, peneliti juga mencari bukti dari waka kurikulum yang berinisial VR pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut bahwa Bapak/ibu guru PAI dalam melaksanakan tugasnya
sudah
mempersiapkan
instrumen-instrumen
yang
akan
dibutuhkan dalam pembelajaran misalnya silabus, program tahunan (progta),progam
semester
(Progmes),
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Untuk meyakinkan bukti dari kepala dan waka kurikulum, peneliti juga mencari bukti dari salah satu siswa yang berinisial FN
100
(murid kelas V) pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut bahwa Bapak/Ibu guru PAI di SDIT Assalamah dalam
memberikan
pelajaran PAI sudah sesuai dengan jadwal. Bapak/Ibu guru PAI di dalam memberikan pelajaran sudah sesuai dengan
bidangnya, karena yang
mengajar di SDIT Assalamah semuanya sudah SI dan sudah bersertifikasi dalam arti beliau sudah profesional, sebagaimana jawaban responden ketika ditanya oleh peneliti sebagai berikut :Bagaimana jadwal pelajaran PAI di sekolah adik, bahwa jadwal PAI di sekolah saya sudah ditentukan oleh Bapak/Ibu guru dan setiap malam saya tinggal melihat jadwal tersebut sesuai dengan hari dan jam pelajaran yang ada. Hal ini sebagaiman wawancara peneliti dengan responden sebagai berikut : P
: “ Adik namanya siapa ?
FN : Nama saya FN P
: Dan adik kelas berapa
FN : Saya kelas V P
:
Bagaimana penjadwalan pembelajaran PAI di sekolah anda?
FN :
Jadwal PAI disekolah sudah ditentukan dari sekolah
P
Berapa jam pertemuan dik? Dalam satu minggu
:
FN : P
Dalam satu minggu 1 jam pertemuan selama 35 menit
: Bagaimana permulaan dan akhir pelajaran PAI disampaikan guru
FN :
Diawali dengan salam dan dilanjutkan berdoa setelah itu Bapak/Ibu guru menyampaikan isi materi yang akan diterangkan dan diakhiri dengan pertanyaan lisan dan ditutup dengan doa, salam
101
P
:
Apakah Bapak/Ibu guru PAI menguasai materi
FN :
Ya sangat menguasai
P
Apakah Bapak/Ibu juga menggunakann metode sesuai dengan
:
materi? FN :
Ya menggunakan metode misalnya Tanya jawab,bercerita
P
Apakah diakhir pembelajaran bapak/Ibu guru mengadakan evaluasi
:
/tes? FN :
Ya mengadakan evaluasi misalnya diberi sosl tertulis atau lisan
Dari
hasil
wawancara
tadi
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah memang untuk materi agama lebih dalam, adapun pembelajaran PAI dipecah menjadi 2 yaitu dengan menggunakan kurikulum kemenag untuk level bawah kelas 1,2,3,4 dan level atas menggunakan kurikulum diknas dan kemenag untuk kelas 5 dan 6, adapun pembelajaran PAI setiap seminggu 1 jam pertemuan dengan alokasi waktu 35 menit, dan upaya untuk optimalkan pembelajaran PAI diantara dengan supervisi administrasi dan observasi kelas berupa monitoring dan shering dengan dewan guru. Guru di SDIT Assalamah mayoritas sudah SI dan sudah mengikuti program sertifikasi dengan program sertifikasi berarti guruguru PAI sudah profesional dengan harapan Peningkatan mutu sekolah melalui peningkatan mutu guru merupakan salah satu upaya tepat. Karena guru sebagai pelaksana pendidikan merupakan ujung tombak
102
tercapainya
tujuan
pendidikan.
Guru
yang
berkualitas
akan
memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Sebaliknya rendahnya kualitas guru akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan guru yang berkualitas Kepala mempunyai wewenang untuk memberikan kritikan atau masukan terhadap guru yang memberikan pembelajaran PAI yang kurang memenuhi sasaran, Di dalam monitoring kepala sudah menyiapkan jadwal untuk disosialisasikan kepada guru dan Guru PAI sebelum pembelajaran menyiapkan program pembelajaran, adapun waktu untuk menyusun program pembelajaran ditentu di awal tahun dengan cara merivisi kerena progta,progmes sudah ada sebelumnya sehingga guru cukup untuk mengedit. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAI di SDIT Assalamah diantaranya adalah kurangnya waktu di dalam persiapan pembuatan administrasi sehingga guru PAI masih menyempurnakan saat proses pembelajaran berlangsung dan diharapkan guru tetap menambah kreatifitas dan inovatif sehingga pembelajaran PAI bisa menarik dan menyenangkan, untuk menyiapkan instrumen pembelajaran yang lebih efektif guru PAI bisa merivew kembali administrasi sebelumnya dengan cara mengedit instrument yang ada misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , silabus, program tahunan, program semester dan jurnal kelas, sehingga guru PAI tidak mengalami kesulitan di dalam
103
menyampaikan pembelajaran karena tidak membuat administrasi pembelajaran dari awal. Selanjutnya untuk guru di SDIT Assalamah mayoritas sudah berkualifikasi SI, baik yang mengajar mata pelajaran PAI maupun yang mengajar mata pelajaran umum. Dan guru yang mengajar PAI rata-rata sudah sertifikasi sehingga akan membawa
dampak positif pada SD
tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar. Adapun kedisiplinan di SDIT Assalamah sangat dijunjung tinggi, baik kedisiplinan jam belajar maupun kedisiplinan dalam hal administrasi, adapun
metode
pembelajaran
PAI
di
SDI
Assalamah
sangat
menyenangkan karena metode pembelajaran PAI yang digunakan oleh guru dengan metode yang bervariasi sehingga akan menambah semangat dan siswa akan termotivasi untuk belajar. 2. Manajemen Pembelajaran PAI di SDI Istiqomah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di SDI Istiqomah yang berinisial BS pada hari Selasa,05 Pebruari 2014 diperoleh data bahwa secara umum manajemen pembelajaran PAI di SDI Istiqomah sudah sesuai melalui langkah-langkah yang telah dibuat oleh sekolah yaitu mulai dari perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi. Untuk program perencanaan guru PAI di SDI Istiqomah mengadakan raker saat libur sekolah selama 3 hari dengan sebutan parenting, di kegiatan raker tersebut guru untuk bersama-sama membuat Program Tahunan (Progta), Program Semester (Porgmes) sesuai dengan
104
mata pelajaran yang diampunya sehingga diawal tahun pelajaran semua program perencanaan sudah redy , sehingga tidak menggangu siswa saat proses pembelajaran berlangsung, adapun Pembelajaran (RPP), materi
Rencana Pelaksanaan
serta media pembelajaran yang akan
digunakan untuk pembelajaran sudah disiapkan sebelum pembelajaran PAI disampaikan siswa. Pelaksanaan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah dalam satu minggu 3 jam pelajaran dalam waktu 105 menit, dalam pembelajaran Guru PAI membedakan kemampuan peserta didik, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya kurang ketat saat menseleksi penerimaan siswa baru, kurangnya perhatian orang tua saat dirumah dan kurang mampunya orang tua dalam bidang agama sehingga sebagai guru PAI perlu membekali siswa dengan berbagai cara sehingga siswa yang belum mampu akan mendapatkan bimbingan dari guru PAI, bimbingan tersebut akan diberikan siswa saat diluar jam pelajaran melalui guru yang ditunjuk untuk menjadi asisten dan yang sesuai dengan keahliannya, kendala-kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran diantaranya intek siswa yang bervariasi ada siswa yang cepat faham dan ada juga siswa sulit diarahkan, bagi yang tidak mengerjakan PR maka guru PAI memberikan sanksi untuk mengerjakan diluar kelas dan diberi nasihat agar tidak mengulangi lagi. Ketika
pembelajaran PAI sudah selesai Guru PAI di SDI
Istiqomah mengadakan evaluasi pembelajaran dengan melalui tes tertulis
105
dan tes lisan, sehingga siswa diharapkan bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh guru, apabila ada anak yang belum terpenuhi atau belum tuntas di dalam mengikuti pembelajaran PAI maka guru PAI mengadakan remedial saat jam istirahat dan bagi anak yang sudah tuntas Guru PAI tetap mengadakan pengayaan dengan mengerjakan soal-soal latihan. Guru PAI juga mengadakan pemantauan peserta didik dan guru PAI mengadakan program tindak lanjut dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk membuktikan data di atas, maka peneliti juga megadakan wawancara dengan kepala sekolah SDI Istiqomah yang berinisial MS pada Hari selasa tanggal 05 Pebruari 2014 sebagai berikut : Bahwa Guru PAI di SDI Istiqomah dalam pembelajaran PAI sudah mempersiapkan pembelajaran dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sebagaimana jawaban responden ketika ditanya oleh peneliti sebagai berikut : Pak guru PAI dalam mengawal pembelajaran PAI SDI Istiqomah lebih dipersiapkan di awal tahun, misalnya membuat program tahunan (progta), program semester (progmes) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disiapkan sebelum pembelajaran PAI diberikan siswa. Bapak guru PAI di dalam pelaksanaan pembelajaran memang menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa akan
tertarik untuk semangat belajar. Selain bukti dari kepala,
106
peneliti juga mencari bukti dari waka kurikulum yang berinisial AL pada hari Selasa,05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut : Bapak/ibu
guru
PAI
dalam
melaksanakan
tugasnya
sudah
mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran misalnya silabus, program tahunan (progta), progam semester (Progmes), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk meyakinkan bukti dari kepala dan waka kurikulum, peneliti juga mencari bukti dari salah satu siswa yang berinisial FN (murid kelas V) pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut : Bapak/Ibu guru PAI di SDIT Istiqomah dalam memberikan pelajaran PAI sudah sesuai dengan jadwal dan Bapak/Ibu guru PAI di dalam memberikan pelajaran sudah sesuai dengan
bidangnya, karena yang
mengajar di SDIT Istiqomah semuanya sudah SI dan sudah bersertifikasi dalam arti beliau sudah profesional, sebagaimana jawaban responden ketika ditanya oleh peneliti sebagai berikut :Bagaimana jadwal pelajaran PAI di sekolah adik, bahwa jadwal PAI di sekolah saya sudah ditentukan oleh Bapak/Ibu guru dan setiap malam saya tinggal melihat jadwal tersebut sesuai dengan hari dan jam pelajaran yang ada. Hal ini sebagaiman wawancara peneliti dengan responden sebagai berikut : P
: “ Adik namanya siapa ?
SL
: Nama saya SL
P
: Dan adik kelas berapa
SL
: Saya kelas 6
107
P
:
Bagaimana penjadwalan pembelajaran PAI di sekolah anda?
SL
:
Jadwal PAI disekolah sudah ditentukan dari Bapak/Ibu guru
P
:
Berapa jam pertemuan dik? Dalam satu minggu
SL
:
Dalam satu minggu 3 jam pertemuan .
P
: Bagaimana permulaan dan akhir pelajaran PAI disampaikan guru.
SL
:
Diawali dengan salam dan dilanjutkan berdoa setelah itu Bapak/Ibu guru menyampaikan isi materi yang akan diterangkan dan diakhiri dengan pertanyaan lisan dan ditutup dengan doa, salam.
P
:
Apakah Bapak/Ibu guru PAI menguasai materi
SL
:
Ya sangat menguasai.
P
:
Apakah Bapak/Ibu juga menggunakann metode sesuai dengan materi?
SL
:
Ya menggunakan metode misalnya Tanya jawab,diskusi dll.
P
:
Apakah diakhir pembelajaran bapak/Ibu guru mengadakan evaluasi /tes?
SL
:
Ya mengadakan evaluasi misalnya diberi soal latihan. Dari
hasil
wawancara
tadi
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran PAI di SDI Istiqomah menggunakan kurikulum diknas dan kemenag, Untuk pembelajaran PAI setiap seminggu 3 jam pertemuan dengan alokasi waktu 35 menit, dan upaya untuk optimalkan pembelajaran PAI diantara dengan supervisi administrasi dan observasi kelas melalui rmonitoring dan shering dengan memberikan masukan terhadap guru yang memberikan pembelajaran PAI, Di dalam monitoring
108
kepala sudah menyiapkan jadwal
2 hari sebelumnya melalui papan
pengumuman untuk disosialisasikan kepada semua guru termasuk guru PAI.Adapun waktu untuk menyusun ditentu di awal tahun dengan cara merivisi kerena progta,progmes sudah ada sebelumnya sehingga guru cukup mengedit dari instrumen yang ada. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAI dalam merencanakan atau membuat administrasi rata-rata belum maksimal, untuk mengantisipasi hal tersebut guru diberi kelonggaran untuk mengedit instrumen tahun sebelumnya sehingga guru tidak terforsir di dalam pembuatan administrasi dan siswa tidak menjadi korban di dalam pembelajaran. Untuk guru di SDI Istiqomah sudah menyandang gelar sarjana (SI), baik yang mengajar mata pelajaran PAI maupun yang mengajar mata pelajaran umum. Dan guru yang mengajar PAI rata-rata sudah sertifikasi sehingga akan membawa dampak positif pada SD tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar. Adapun yang berkaitan dengan kedisiplinan di SDI Istiqomah sangat ditanamkan, baik kedisiplinan jam belajar maupun kedisiplinan dalam hal administrasi, metode pembelajaran PAI di SDI Istiqomah sangat menyenangkan karena metode pembelajaran PAI yang dipakai oleh guru dengan metode yang bervariasi sehingga akan menambah semangat dan senang pada peserta didik.
109
Dalam perencanaan manajemen Pembelajaran PAI di SD Istiqomah baik, karena peran kepala di SDI Istiqomah dalam mengawal perencanaan
pembelajaran
PAI
dengan
mengadakan
supervisi
administrasi dan supervisi pembelajaran secara berkala dan terprogram, Secara teori guru-guru di SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat PAI dalam merencanakan program pembelajaran PAI telah disiapkan diawal tahun pelajaran, dengan teknik kepala sekolah mengumpulkan semua guru untuk mengikuti rapat kerja (raker) yang inti dari raker tersebut guru PAI harus sudah mempersiapkan seperangkat pembelajaran diantaranya silabus, kalander Akademik (kaldik), program tahunan (Progta), program semester (progmes), Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sehingga saat di tahun pelajaran baru guru tidak disibukkan lagi tentang instrument pembelajaran sehingga guru PAI bisa konsentrasi saat pembelajaran berlangsusng dan selanjutnya guru tinggal mempersiapkan metode dan alat peraga yang sudah rencanakan, dengan harapan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah bisa memperoleh hasil yang maksimal. Adapun kurikulum yang dipakai di SDI Istiqomah untuk mata pelajaran PAI masih menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan) dengan memunculkan karakteristik peserta didik dan disetiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Adapun karakteristik masing-masing mata pelajaran dapat dilihat pada Standar Isi (Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006) yang isinya diantaranya
110
bahwa peserta didik adalah manusia
dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya). Dalam tahap perkembangannya, siswa berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini disajikan
perkembangan
yang
sangat
erat
kaitannya
dengan
pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Bahan ajar yag digunakan guru PAI dalam pembelajaran dibuat dan disusun mengacu kurikulum atau silabus yang berlaku, seperti rumusan Standard Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) yang kemudian dijabarkan dalam indikator, kemudian untuk materi PAI dapat dikembangkan sendiri oleh guru PAI dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya
upaya
guru
untuk
mempermudah
dalam
menyampaikan materi sehingga siswa mudah menerimanya. Maka guru saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat. Begitu juga guru PAI dalam upaya untuk menarik perhatian peserta didik agar terfokus dalam materi pembelajaran, guru PAI saat mengajar menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti gambar, foto dan sejenis media tiruan yang sifatnya sederhana dan guru PAI juga menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi seperti
111
laptop, LCD, internet yang semuanya
itu sudah difasilitasi oleh
sekolahan. Untuk mendukung situasi pembelajaran dapat berjalan lancar dan nyaman Guru-guru PAI di Istiqomah dalam mengelola kelas dengan memperhatikan perbedaan individu seperti membantu peserta didik yang belum tuntas dari KKM dengan mengadakan jam tambahan belajar dan mengadakan remedial sehingga peserta didik merasa senang dan tertolong dan bagi peserta didik yang sudah tuntas dari KKM guru PAI mengadakan pengayaan dengan cara memberikan soal-soal latihan atau mengaji dengan guru yang ditunjuk untuk menjadi asisten ,sehingga siswa yang belum tuntas maupun yang sudah tuntas dari KKM akan sama-sama diperhatikan dan bertambah ilmunya. Tugas guru PAI sebagai pendidik dan pengajar dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, agar materi bisa diterima oleh siswa dan siswa fokus terhadap pembelajaran, maka guru PAI memberi motivasi kepada siswa berupa hadiah (reward) dan hukuman(punismen), hadiah diberikan kepada siswa yang pandai dengan memberikan pesan positif berupa pujian misalnya pandainya anakku, cerdasnya anakku dan hebatnya anakku, dan guru PAI juga memberikan punismen bagi anak-anak yang melanggar peraturan atau kurang disiplin, adapun sanksi(punismen) yang diberikan bagi anak yang melanggar peraturan diantaranya berdiri didepan kelas, diskors dan dinasehati yang semuanya itu sifatnya mendidik.
112
Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar maka guru melaksanakan penilaian, penilaian ini biasanya dilaksanakan diakhir pembelajaran dilaksanakan melalui 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik adapun penilaian yang melalui aspek kognitif dengan ulangan tertulis, penilaian yang melalui aspek afektif dengan penanaman sikap dan penilaian yang melalui aspek psikomotorik dengan praktek dan ada juga penilian yang rutin setiap 3 bulan sekali yang disebut penilaian tengah semester dan 6 bulan sekali disebut penilain semesteran. Sedangkan untuk komponen penelitian yang ada kaitannya dengan Manajemen Pembelajaran PAI di SDI Istiqomah Kec Ungaran Barat belum pernah dilakukan, karena terbatasnya dana dan lemahnya motifasi untuk mengembangkan keilmuan yang dimiliki. Untuk membuktikan pendapat di tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan kepala SDI Istiqomah yang berinisial MS pada tanggal 05 Pebruari 2014 dan kepala SDIT Assalamah yang berinisial EV pada tanggal 11 Pebruari 2014 beliu menyatakan bahwa kualifikasi pendidikan guru PAI SDI Istiqomah dengan SDIT Assalamah mayoritas sudah SI dan sudah mengikuti program sertifikasi dengan program sertifikasi berarti guru-guru PAI sudah profesional dengan harapan Peningkatan mutu sekolah melalui peningkatan mutu guru merupakan salah satu upaya yang tepat. Karena guru sebagai pelaksana pendidikan merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkualitas akan memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
113
Sebaliknya rendahnya kualitas guru akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan guru yang berkualitas. 3. Hasil wawancara SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Hasil wawancara kepala sekolah SDIT Assalamah dengan kepala sekolah SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang pada tanggal 05 Maret 2014 bahwa kepala SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kepada guru PAI sebagai berikut: NO
Aspek Perencanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI Istiqomah
Penngembanagan
Assalamah 1
Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan program pembelajaran sesuai rencana kerja Sekolah?
Ya sesuai rencana kerja sekolah
Ya sesuai rencana kerja seklah
Perencanaan disesuaikan dengan program kerja sekolah
2
Apakah Bapak/Ibu guru di dalam mengajar PAI sudah sesuai dengan keahliannya ?
Ya sesuai dengan keahliannya
Ya sesuai dengan keahliannya
Guru diberi kesempatan untuk mengembangkan keilmuannya
3
Apakah setiap kegiatan pembelajaran guru PAI melakukan penyusunan program perencanaan? Mohon penjelasan program perencanaan yang dilaksanakan oleh guru PAI?
Ya sesuai dengan program perencanaan misalnya progta,progmes, RPP
Ya sesuai dengan program perencanaan misalnya progta,progmes,RPP
Di dalam pembuatan progta.progmes dan RPP Guru PAI dibimbing dan diarahkan
4
Kendala-kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi di dalam penyusunan program perencanaan pembelajaran PAI bagi guru di sekolah?
Sebetulnya tidak ada kendala,karena guru PAI rata-rata sudah mampu
Biasanya kepala SD/MI sering ada informasi rapat dinas yang mendadak
Guru PAI dilatih untuk belajar dengan teman sejawat atau belajar mandiri
114
5
NO
Apakah perencanaan pembelajaran yang Bapak/Ibu guru buat lebih efektif dalam pembelajaran PAI ?
Ya lebih efektif karena dengan perencanaan otomatis guru sudah siap mengajar
Ya efektif Karena guru tinggal mengedit instrument sehingga tidak mengganggu dalam pembelajaran
Realita di SDIT
Realita di SDI Istiqomah
Aspek Pelaksanaan
Guru harus kreatif dan inovatif
Penngembanagan
Assalamah 1
Bagaimanakah peran
Saya mengawal
Saya mengawal pelaksanaan
Agar guru yang
Bapak/Ibu sebagai
pelaksanaan PAI
PAI tidak rutin, karena
dimonev tidak punya
kepala sekolah dalam
kadang-
keterbatasan waktu dan
rasa takut,maka
mengawal pelaksanaan
kadang,karena
pikiran
sebagai kepala
PAI ketika proses
banyaknya guru
menyiapkan kata-
belajar mengajar ?
yang harus dilayani
kata yang sifatnya
sehingga kurang
positif
waktu 2
Langkah-langkah apa
Bersama waka
Menyiapkan instrument
Supervisi guru
saja yang harus
kurikulum saya
penilaian ,member
diusahakan
dilakukan Bapak / Ibu
mengumpulkan guru
informasi apabila guru
terprogram dan
sebagai kepala sekolah
untuk diberi
tersebut akan disupervisi
kontinyu
untuk mengawal
informasi kalau mau
pelaksanaan guru PAI
di
ketika proses
supervise,menyiapa
pembelajaran?
kan instrument penilaian
3
Bagaimanakah cara
guru akan diberikan
Guru akan diberi
Penghargaan
Bapak/Ibu sebagai
penghargaan oleh
penghargaan dari yayasan
terhadap guru itu
kepala sekolah untuk
yaysan apabila nilai
apabila penyampaian dalam
penting,maka di
memberikan
rapotnya baik , nilai
pembelajaran,pengharggann
dalam RAB sekolah
penghargaan kepada
rapot itu meliputi
ya berupa ucapan terima
dimunculkan dengan
guru PAI yang
nilai kedisplinan,
kasih
harapan guru akan
melakukan proses
nilai
pembelajaran dengan
pembelajaran,nilai
baik?
admistraisi,adapun
termotivasi
penghargaannya berupa ucapan terima kasih dan uang pembinaan 4
Bagaimanakah cara
Punismen yang
Punismen yang diberikan
Dilakukan
Bapak/Ibu sebagai
diberikan guru
guru sifatnya pembinaan
pembinaan bersama
kepala sekolah untuk
sifatnya pembinaan
baik dari kepala maupun
dan dimotifasi
memberikan punismen
baik dari kepala
dari yayasan
kepada guru PAI yang
maupun yayasan
tidak melakukan proses pembelajaran dengan baik?
115
5
Apakah Bapak/Ibu
Saya
Ya saya menyampaikan
Dilakukan evaluasi
menyampaikan
menyampaikannya
kepada wali murid saat
program secara
informasi kepada wali
kepada komite dan
penerimaaan Raport
menyeluruh
murid atau masyarakat
komite/yayasan
terhadap guru yang
menyampaiakn saat
berhasil dalam
PPDB
melakukan proses pembelajaran?
NO
Aspek Evaluasi
Realita di SDIT
Realita di SDI Istiqomah
Penngembanagan
Assalamah 1
Apakah Bapak/Ibu
Dalam evaluasi
Dalam evaluasi kepala dan
terlibat langsung di
kepala terlibat
waka
dalam pelaksanaan
langsung
langsung
kurikulum
terlibat
Dilakukan rapat bersama dan program tindak
evaluasi pembelajaran guru PAI di sekolah
lanjut terhadap guru
yang Bapak/Ibu pimpin
PAI
?
2
Bagaimanakah
Sebagai kepala
Saya sering member
Dilakukan supervise
Bapak/Ibu
tetunya berisfat adil
motifasi bagi yang sudah
terprogram dan guru
memberikan motifasi
dalam member
berhasil dalam pembelajaran
selalu dimotifasi
kepada guru di dalam
motifasi terhadap
dan memberikan nasihat
agar semangat
pelaksanaan evaluasi
guru, saya sering
bagi yang belum berhasil
pembelajaran?
membri masukan
dalam pembelajaran
dan ucapan terima kasih kepada guru yang berhasil dalam pembelajaran 3
Apakah Kurikulum
Ya dikembangkan
Ya dikembangkan misalnya
Dilakukan workshop
PAI yang ada di SD
misalnya ada jam
(Tahsin, kitabah,
untuk guru
Bapak/Ibu
pendalaman agama
Tilawah,Qiroati, Sholat
PAI/pelatihan secara
dikembangkan
(Iqro’,Praktek
Berjamaah, B Arab, Al-
menyeluruh.
sehinggga menjadi
sholat,Sholat
Qur’an Hadis, Fiqih,Aqidah
salah satu mata
berjamaah) dan ada
Akhlaq,SKI,)
pelajaran unggulan ?
Mapel agama yang memmakai kurikulum Kemenag
4
Apakah mata pelajaran
Pasti membawa
Ya membawa dampak
Dilakukan tes
PAI membawa
dampak positif
positif terhadap kepercayaan
seleksi masuk dan
dampak positif
terhadap
wali murid
penambaham sarana
terhadap kemajuan
kepercayaan
sekolah Bapak/Ibu
masyrakat terhadap
pimpin ?
SDIT Assalamah
prasarana
116
5
Prestasi-prestasi
apa
Diantaranya takfid ,
Juara yang didapatkan
Dilakukan
telah
Tilawah, LLC PAI,
MTQ, LCC PAI, Pawai
pembibitan bakat
didapatkan pada mata
Kaligarafi, Rebana ,
Ta’aruf,
sedini mungkin
pelajaran PAI ?
Cipta Khitobah
Bagaimana
Di dimasa liburan
Program tindak lanjut yang
Dilakukan Refleksi
tindaklanjut evaluasi
guru diajak
dilakukan diantaranya raker,
bersama kepala,
Bapak/Ibu sebagai
raker,study banding,
studi banding
yayasan, guru .
kepala sekolah
mendatangkan
terhadap proses
motifator
saja
6
yang
pembelajaran PAI di sekolah ?
Sumber: Data Penelitian Penulis (Februari 2014)
Hasil wawancara Guru PAI SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Pada hari Selasa tanggal 05 Pebruari 2014. bahwa Guru PAI SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut: No
1
Aspek Perencanaan
Bagaimanakah
langkah-
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Langkah-langkah yang
Langkah-langkah
Dilakukan
langkah yang Bapak/Ibu guru
saya lakukan
yang saya lakukan
rutin
lakukan
diantaranya
yaitu membuat
mempersiapakn
RPP, menyiapkan
silabus,standard
metode, membuat
isi,menghitung hari
media
efktif,progta,progmes,
pembelajaran
dalam
program
membuat perencanaan
Pembelajaran PAI ?
secara
membuat RPP dan materi yang akan diajarkan ,membuat alat peraga 2
Bagaimanakah langkah-
Diawali dengan
langkah Bapak/Ibu lakukan
menyiapkan materi yang
untuk mempersiapkan media
diajarkan , membuat
pembelajaranPAI ?
media
Menyiapkan materi ,membuat RPP, membuat media
pembelajaran,(power point, gambar, demontrasi,
117
pembelajaran, format penilaian
Dilakukkan secara terprogram
3
Bagaimanakah
langkah-
langkah
Bapak/Ibu
lakukan
untuk
guru
penilaian
pembelajaran PAI
Saya membuat soal sebelum pembelajaran
Langkah-langkah yang saya lakukan
diahiri misalnya siswa di tes secara tertulis atau lisan
Dilakukan Remidial
bagi
siswa yang belum mempersiapkan butir soal sebelum pembelajaran
tuntas
dan
pengayaan
bagi
siswa yang sudah tuntas KKM
berahir dan siswa mengerjakannya 4
Kendala-kendala apa sajakah
Sering menemukan anak
Inteks siswa yang
Dilakukan
yang dihadapi Bapak/Ibu di
yang kurang siap
bervariasi
konsultasi dengan
dalam mempersiapkan
menerima pelajaran
orang tua dan
pembelajaran PAI ?
5
seleksi sisiwa baru
Bagaimanakah upaya yang
Ya saya siapkan jauh-
Saya berusaha
Bapak/Ibu lakukan agar
jauh hari baik mulai
dengan
perencanaan pembelajaran PAI
perencanaan,pelaksanaan
menyiapkan
dapat optimal?
dan evaluasi
Dilakukan persiapan yang matang
metode bervariasi dan media pembelajaran yang interaktif
No
1
Aspek Pelaksanaan
Realiata di SDIT
Relita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Bagaimanakah pelaksanaan
Bahwa Mapel PAI dalam
Mapel PAI dalam
Guru harus pandai
program pembelajaran PAI
satu minggu 1 JP dan
satu minggu 3 JP
memanfaatkan
yang Bapak/Ibu lakukan ?
dimulai dari kelas 4-6
dimulai dari kelas
waktu belajar
1-6 2
Apakah Bapak/Ibu
Ya, meggunakan metode
Ya meggunakan
Dilakukan inovasi
menggunakan metode
pembelajaran yang
metode
metode dalam
pembelajaran sesuai materi
sesuai
pembelajaran yang
pembelajaran
yang diajarkan ?
3
sesuai
Apakah Bapak/Ibu guru
Ya, meggunakan media
Ya meggunakan
menggunakan media
pembelajaran yang
media
pembelajaran sesuai dengan
sesuai
pembelajaran yang
materi yang diajarkan ?
4
diusahakan LCD proyektor
sesuai
Apakah Bapak/Ibu di dalam
Ya, memperhatikan
Ya, memperhatikan
Dilakukan
proses
perbedaan peserta didik
perbedaan peserta
pembinaan secara
didik
ritun bagi yang
pembelajaran
memperhatikan
PAI
perbedaan
peserta didik ?
5
Setap kelas
kurang mampu
Kendala-kendala apa saja yang dihadapi melakukan
Bapak/Ibu penilaian
Waktu yang sempit
dalam saat
Kemampuan yang
Dilakukan Evaluasi
berbeda
kaitannya dengan jam pertemuan,
118
proses pembelajaran PAI ?
dibuatkan buku penghubung
6
Bagaimanakah upaya Bapak/Ibu
lakukan
yang untuk
melakukan penilaian proses
Mengadakan jam
Menyiapkan materi
tambahan diluar jam
dan alat evaluasi
Dilakukan pos tes
pelajaran
pembelajaran PAI ?
No
1
Aspek evaluasi
Apakah
Bapak/Ibu
guru
melakukan evaluasi di akhir
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Ya diahir pembelajaran
Ya diahir
mengadakan evaluasi
pembelajaran
pembelajaran PAI ? mohon penjelasan
Pengembanagan
Menyiapakan alat evaluasi yang tepat
mengadakan
pelaksanaan
evaluasi
evaluasinya !
2
Bagaimanakah cara yang harus
Setiap ulangan guru PAI
Remidial dan
menyiapkan soal
pengayaan
melakukan remedial di akhir
remedial dan pengayaan
dilaksanakan saat
pembelajaran PAI jika nilai
dan caranya setelah
jam istirahat
dilakukan
Bapak/Ibu
untuk
peserta didik belum tuntas ?
3
Bagaimanakah cara yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam pengayaan di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik sudah tuntas ?
Dilakukan SK dan KD
ulangan berahir
Caranya bersama-sama
Saat jam istirahat
Bagi yang
antara siswa yang di
siswa mengikuti
pengayaan solanya
remedi diberi soal yang
pengayaan diberi
diperdalam
lebih mudah dan yg
spal yang agak
pengayaan soalnya
sulit dan yang
dinaikkan greetnya
remidi solnya lebih mudah
4
5
Apakah Bapak/Ibu disetiap
Ya, melakukan
Ya, melakukan
Dilakukan
diakhir pembelajaran PAI
pemantauan kerana
pemantauan kerana
pembinaan secara
melakukan pemantauan
siswa di SDIT
siswa di SDI
rutin
kemampuan peserta didik?
Assalamah
Istiqomah
kemampuannya
kemampuannya
bervariasi
bervariasi
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Melalui nilai raport dan
Melalui nilai raport
Dilakukan secara
dalam melakukan pemantauan
hasil ulangan
dan hasil ulangan
rutin
Siswa dikutkan
Adanya
yang Bapak/Ibu lakukan untuk
pembinaan lewat
komunikasi antara
mengembangkan potensi siswa
kegiatan ekstra
pihak sekolah
potensi /kemampuan peserta didik ?
6
Bagaimanakah tindaklanjut
Diberi jam tambahan
dalam pembelajaran PAI ?
dengan wali murid
Sumber: Data Penelitian Penulis (Februari 2014)
119
Hasil wawancara peneliti dengan Waka Kurikulum SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang. Pada hari Selasa tanggal 05 Pebruari 2014, bahwa Waka kurikulum SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut: No
Aspek Perencanaan
Realita di SDIT Assalamah
1
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Pengembanagan
Istiqomah
Bahwa menyusun program kerja di saat anak libur sekolah
Bahwa menyusun program kerja di masa libur anak
Dilakukan bersama kepala,yayasan dan guru
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Bahwa untuk
Silabus PAI dari
menyusun silabus Pendidikan
silabus PAI di SDIT
diknas adan guru
Agama Islam ?
dikombinasi dng
PAI dilibat
Dilakukan inovasi dan metode pembelajaran
menyusun program kerja/program kegiatan sekolah ?
2
Realita di SDI
kemenag dan diknas dan guru PAI dilibat 3
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Dimusyawarahkan
Disesuaikan
Dibuatkan SK
dalam menyusun pembagian tugas
bersam guru PAI
kondisi guru waka
pembagian tugas
kurikulum Cuma
mengajar
mengajar guru ?
konsep 4
5
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Format diserahkan
Waka kurikulum
menyusun format pembelajaran
penuh oleh guru
sebatas konsep
Pendidikan Agama Islam?
PAI
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu di
Pembagian jam
Dimusyawarakan
dalam menyusun jam mengajar
mengajar serahkan
bersama
guru ?
penuh waka
Format di desain sama
Dilakukan cross cek sebelum jadi SK
kurikulum No
1
Aspek Pelaksanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Apakah Bapak/Ibu guru dalam
Ya, sesuai rencana
Ya, Sesuai rencana
Dilakukan
melaksanakan program
kerja
kerja
evaluasi
Ya, Sudah sesuai
Ya, sudah sesuai
Peningkatan
pembelajaran sesuai rencana kerja Sekolah?
2
Apakah Bapak/Ibu guru di dalam mengajar PAI sudah sesuai dengan
profisional guru
keahliannya ?
3
Apakah Bapak/Ibu guru di dalam
Ya, sesuai jadwal
120
Ya, sesuai jadwal
Ditingkatkan
melaksanakan
program
yang telah
yang telah
pembelajaran sesuai jadwal yang
ditetapkan
ditetapkan
kedisiplinan
Apakah Bapak/Ibu monitoring guru
Waka kurikulum
Waka kurikulum
Hasil monitoring
dalam kegiatan proses pembelajaran
sebatas memberikan
juga monitoring
ditindak lanjuti
Pendidikan Agama Islam ?
masukan
guru PAI
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Cara mengatasi
Untuk guru PAI
Dilakukan tugas
Mengatasi hambatan terhadap
hambatan PBM
tidak ada hambatan
portofolio
keberlangsungan proses belajar
dengan pemadatan
dalam mengajar,
mengajar ?
materi dan banyak
apabila ada
berlatih
kesulitan waka
sudah ditetapkan ?
4
5
kurikulum membantu No
1
2
3
4
Aspek Evaluasi
Bagaimanakah
Bapak/Ibu
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Karena materi
Tanya siswa ke
Dilakukan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran
banyak jam PAI
ranah afektif dan
program evaluasi
Pendidikan Agama Islam ?
ditambah
psikomotorik
Apakah
cara
Realita di SDIT
Yayasan yang
Dari yayasan yang
penghargaan terhadap guru yang
Bapak/Ibu
member
memberi
berprestasi ?
penghargaan
penghargaan
Apakah Bapak/Ibu memberi sanksi
Tidak sanksi namun
Tidak sanksi namun
Dilakukan
terhadap guru yang tidak disiplin ?
sifatnya pembinaan
sifatnya pembinaan
controlling
Berapa
Bapak/Ibu
Setiap minggu
Setiap minggu
Dilakukan
mengevalusi kegiatan pembelajaran
lewat program
sekali
evaluasi
PAI?
supervise
Lewat program
Berapa hari Bapak/Ibu mengadakan
Setiap seminggu
Seminggu sekali
Disiapkan
program
sekali guru disuruh
dengan
instrument
merangkum materi
menganalisis materi
bulan
memberi
Diprogramkan
supervise 5
tindak
lanjut
kegiatan pembelajaran PAI ?
dalam
Sumber: Data penelitian Penulis (Februari 2014) Hasil wawancara peneliti dengan siswa SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Pada hari Selasa tanggal 05 Pebruari 2014.Bahwa siswa SDIT Assalamah dengan SDI
121
Istiqomah telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut: No
1
2
Aspek Perencanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Bagaimanakah penjadwalan
Penjadwalan
Penjadwalan sudah
Dilakukan
Pembelajaran PAI di sekolah anda
sudah ditentukan
ditentukan dari
baik
?
dari sekolah
sekolah
Apakah
Bapak/Ibu
memberikan
Guru
yang
pembelajaran
PAI
Ya, sudah sesuai
Ya, sudah sesuai
dengan
Ditingkatkan kompetensinya
sesuai dengan bidangnya?
3
4
Apakah yang anda lakukan sebelum
Mempersiapkan
Mempersiapkan
Dilakukan inovasi
pelajaran PAI dimulai ?
materi yang
materi yang
pembelajaran
diajarkan
diajarkan
Permulaan diawal dengan doa , dan sebelum berakhir dipersilahkan untuk bertanya diberi pertanyaan baik lisan atau tulis dan ditutup dengan hamdallah
Permulaan diawal
Dilakukan
dengan doa , dan
dan postes
Ya
Ya
Bagaimanakah permulaan dan akhir pelajaran PAI yang disampaikan oleh guru anda ?
5
Apakah anda setiap pagi
pretes
sebelum berakhir diberi pertanyaan baik lisan atau tulis dan ditutup dengan hamdallah Dillakukan
mempersiapkan jadwal pelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan sekolah ?
No
Aspek Pelaksanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah 1
Pengembanagan
Istiqomah
Bagaimanakah Bapak/Ibu guru
Ya,menguasi
Ya, Menguasi
Dilakukan
dalam menyampaikan pembelajaran
materi
materi
monitoring dan
Pendidikan Agama Islam
Supervisi
menguasai materi ?
2
Apakah Bapak/Ibu Guru
Ya
Ya
menggunakan metode pembelajaran
Metode disesuaikan dengan materi
yang sesuai dengan materi yang disampaikan ?
3
Apakah Bapak/Ibu guru
Ya, menggunakan
Ya, menggunakan
Dilakkan inovasi
menggunakan media pembelajaran
media
media pembelajaran
pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang
pembelajaran
disampaikan ?
122
4
Kendala-kendala apa saja yang anda
Materinya
hadapi saat pembelajaran
banyaka, ada kata
ramai, agak susah
Pendidikan Agama Islam?
yang sulit,
jika ada tulisan arab
kadang-kadang
dan disuruh
ada materi yang
membaca atau
tidak sama buku 5
Ada anak yang
Dilakuakan evaluasi dan analisis
menghafalkannya
Bagaimana usaha anda saat
Jika ada kesulitan
Jika ada kesulitan
Dilakukan metode
menghadapi kesulitan didalam
Tanya sama
Tanya sama
PAIKEM
pembelajaran Pendidikan Agama
Bapak/Ibu guru
Bapak/Ibu guru
Islam ?
NO
1
2
Aspek Evaluasi
Realita SDIT
Realita SDI
Assalamah
Istiqomah
Apakah di setiap ahir pembelajaran
Ya, mengadakan
Ya, mengadakan
Bapak/ibu
evaluasi dengan
evaluasi kadang
evaluasi ?
soal latihan
tertulis kadang lisan
Apakah bapak/ibu guru mengadakan
Ya, mengadakan
Ya, mengadakan
remedial bagi siswa yang belum
remedial
remidial
Apakah Bapak/Ibu guru
Ya,mengadakan
Ya,mengadakan
mengadakan pengayaan bagi siswa
pengayaan
pengayaan
guru
mengadakan
Pengembangan
Dilakukan analisis
Dilakukan analisis
tuntas ?
3
Dilakuakan analisis
yang sudah runtas ?
4
5
Apakah
Ya, memberikan
Ya, memberikan
memberikan pujian/hadiah kepada
Bapak/Ibu
guru
pujian berupa
pujian berupa
Dilakukan motivasi
siswa yang pandai ?
ucapan terima
ucapan terima
kasih,hebat
kasih,hebat
Apakah Bapak/Ibu guru memberikan
Ya,memberikan
Ya, memberikan
Dilakuakan
sangsi/hukuman bagi anak yang
sanksi misalnya
sanksi misalnya
motivasi
tidak memperhatikan pelajaran atau
disuruh keluar
disuruh berdiri
tidak mengerjakan tugas ?
ruang jika membuat gaduh
Sumber: Data penelitian Penulis (Februari 2014) D. Pembahasan 1. Manajemen Pembelajaran PAI Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran PAI sudah direncanakan, dilaksanakan,
123
dan dievaluasi dengan baik, meskipun masih ada 4 indikator pertanyaan yang belum dijawab dengan tuntas misalnya dalam hal mengawal pembelajaran PAI, alokasi waktu dalam pembelajaran PAI, penguasaan media pembelajaran, melakukan evaluasi diahir pembelajaran PAI dan supervisi pembelajaran PAI, sebagaimana yang telah dikemukan oleh Abin Syamsuddin Makmun bahwa perencanaan dalam pendidikan itu menempati posisi strategis dalam seluruh proses pendidikan, karena dengan perencanaan pendidikan itu akan memberikan arah dalam usaha proses penyelenggara pendidikan. Perencanaan merupakan proses penyusunan
materi
pelajaran,
penggunaan
media
pembelajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kurikulum merupakan batasan yang harus diberikan peserta didik dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan guru di kelasnya. Kurikulum inilah yang memberikan batasan-batasan materi pelajaran untuk setiap tingkatan kelas. Kurikulum ini harus diikuti agar tujuan pembelajaran yang sudah termaktub di dalamnya dapat dicapai sesuai program. Setiap tahun kebutuhan materi pembelajaran menuntut guru untuk mempelajari kurikulum yang ada. Seorang
guru
agar dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif diharapkan mampu menterjemahkan kurikulum dan menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang
berhubungan
dengan
kemampuan
yang
dimiliki
siswa.
Sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar
124
pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 berbunyi KTSP SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Dalam hal evaluasi proses pembelajaran dapat dilakukan pada setiap ketuntasan dari aspek kompetensi yang diajarkan pada siswa. Ketuntasan aspek kompetensi ini meliputi pokok bahasan, subpokok bahasan, atau simpulan
dari materi pembelajaran. Setiap selesai
pembahasan, proses evaluasi dilakukan. Berkaitan dengan evaluasi inilah guru
memosisikan sebagai
evaluator. Gurulah yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi yang diharapkan pada setiap bahasan dalam proses pembelajaran. Dengan metode-metode yang sudah menjadi alat pengukuran penguasaan materi, guru menerapkan penilaian kompetensi siswa. Agar proses evaluasi ini dapat mendukung penciptaan kondisi pembelajaran yang kondusif, maka obyektifitas pada sata penilaian harus diutamakan oleh seorang guru. Obyektifitas ini merupakan kondisi nyata dari penguasaan kompetensi yang berhasil dicapai oleh sisiwa. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan.61
61
Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan suatu pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 42.
125
Dalam hal Supervisi itu sangat penting bagi dunia pendidikan untuk
memastikan
efektivitas
dan
produktivitas
program
yang
dicanangkan, kerana dengan supervisi akan membawa manfaat bagi guru dan pagawai sebagai berikut: 1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah agar menjalankan tugas sebaik-baiknya. 2. Agar
guru
dan
pegawai
administrasi
berusaha
melengkapi
kekurangan-kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan. 3. Bersama-sama mengembangkan, mencari, menggunakan metodemetode baru demi kemajuan proses pembelajaran yang baik. 4. Membina kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, training.62 2. Perbedaan Manajemen Pembelajaran PAI SDIT Assalamah dengan SD Istiqomah Berdasarkan
hasil
Penelitian
dan
wawancara
manajemen
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah pada tanggal 05 Pebruari 2014 sebagaimana peneliti paparkan di atas maka dapat diketahui perbedaan manajemen pembelajaran PAI sebagai berikut : Dalam perencanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah ada perbedaan, hal ini dapat dilihat dari indikator 4 yang berkaitan dengan penyusunan program perencanaan yang di
62
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Supervisi Pendidikan Sekolah, jogjakarta: Diva Press, 2012, 30.
126
dalamnya menjelaskan tentang jumlah jam pertemuan dalam satu minggu di SDIT Assalamah
35 menit atau 1 jam pertemuan dan pembelajaran
PAI hanya dilaksanakan mulai kelas 5 sampai dengan kelas 6 sedangkan untuk kelas 1 sampai dengan kelas 4 pembelajaran PAI menggunakan struktur kurikulum kemenag yaitu Bahasa Arab 2 JP, Al-Qur’an Hadis 2 JP, Fiqih 2 JP, Aqidah Akhlaq 2JP, SKI 2JP dan masih ditambah kurikulum lokal yang dijadikan sebuah keunggulan di SD tersebut misalnya pelajaran kitabah, tahsin, tahfid dan tilawah, sedangkan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan oleh yayasan Istiqomah, bahwa jumlah jam pertemuan untuk pembelajaran PAI dalam satu minggu 105 menit atau 3 jam pertemuan dimulai kelas 1 sampai dengan kelas 6, ditambah dengan materi Al-qur’an Hadis 2 JP, Bahasa Arab 2 JP,Fiqih 2 JP, Aqidah Ahlak 2 JP dan masih ada kurikulum lokal yang dijadikan sebuah keunggulan terhadap SD tersebut misalnya tartil, tahfid dan khot. Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah guru PAI akan mendapatkan penghargaan dari yayasan apabila mereka mampu memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan secara holistik, meliputi kedisiplinan dalam kehadiran, kedisiplinan dalam membuat administrasi pembelajaran dan mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik sehingga penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh SDIT Assalamah sifatnya menyeluruh, sedangkan penghargaan yang diberikan oleh yayasan
127
kepada guru PAI di SDI
Istiqomah
sifatnya
insidentil
sehingga
guru
termotifasi
dalam
meningkatkan kinerjanya. Dalam hal prestasi atau keunggulan antara SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah secara umum tidak jauh berbeda, karena berdasarkan data yang kami peroleh saat mengadakan penelitian dari kedua SDIT tersebut di dalam ajang kompetisi baik ditingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten bahkan ditingkat Propinsi sering mendapatkan kejuaraan, namun di dalam bidang mata pelajaran PAI prestasi siswa sering diraih oleh SDIT Assalamah. Dalam hal waktu belajar SDIT Assalamah menggunakan proses pembelajaran dengan program Full Day School dengan jadwal sebagai berikut untuk kelas 1-3 masuk jam 07.00 dan pulang jam 15.30 hari Senin s/d Kamis dan untuk hari Jum’at jam 07.00-11.00, sedangkan untuk hari Sabtu jam 07.00-09.15. Adapun sistem pembelajaran di SDI Istiqomah menggunakan proses pembelajaran dengan program standard yang telah ditentukan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan yaitu hari Senin s/d Kamis jam 6.30-14.00 dan untuk hari Jum’at , Sabtu jam 6.30-11.00.
128
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat maka persamaan dari dua SDI tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dalam perencanaan manajemen Pembelajaran PAI yang telah dilakukan oleh guru PAI baik di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah cukup baik karena dari 20 pertanyaan 95% bisa terjawab dengan tuntas dan 1 pertanyaan 5% perencanaan
belum terjawab dengan tuntas. Kaitannya denga
guru PAI belum
membuat program pembelajaran PAI
secara tuntas, karena berdasarkan wawancara bahwa guru PAI disaat melaksanakan pembelajaran belum sesuai alur dalam
pembuatan
administrasi pembelajaran. Adapun Langkah-langkah guru PAI dalam membuat administrasi pembelajaran pertama menentukan Standar Kompetensi dan kompetensi dasar, setelah itu menganalisis hari efektif yang sudah ada di dalam kalender
pendidikan dan dari kalender
pendidikan guru PAI membuat progta, progmes yang didistribusikan ke dalam pengembangan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan
129
daerah, serta dengan karakteristik peserta didik sehingga RPP yang dibuatnya lebih efektif, dan berhasil guna. 2. Dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI yang telah dilakukan oleh guru PAI baik, karena dari 21 pertanyaan 90% bisa terjawab dengan tuntas dan 2 pertanyaan 9,6% belum terjawab dengan tuntas yaitu guru PAI dalam hal mengoperasionalkan/menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi secara maksimal, dan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI guru perlu adanya pendahuluan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. Melalui kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin tahu dari setiap anak. Dengan demikian, melalui kegiatan pendahuluan siswa akan tergiring pada kegiatan inti baik yang berkaitan dengan tugas belajar yang harus dilakukannya maupun berkaitan dengan materi ajar yang harus dipahaminya. 3. Dalam evaluasi manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah sudah baik, dari 22 pertanyaan 95,5 % terjawab dengan tuntas dan 1 pertanyaan 4,5 % belum terjawab dengan tuntas misalnya dalam langkah-langkah evaluasi yaitu merumuskan tujuan dilakukannya
130
asesmen atau evaluasi, menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau psikomotor, memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. menggunakan teknik tes ataukah non tes. menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil belajar para peserta, menentukan metode penskoran jawaban siswa, menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi (kapan, berapa kali, dan berapa lama). Dan juga belum membuat alur penilaian secara tuntas yaitu analisis KKM, program penilaian, analisis butir soal, analisis ulangan harian, program perbaikan dan pengayaan, pelaksanaan perbaikan dan pengayaan, tugas mandiri terstruktur, tugas mandiri tidak tersetruktur. Berdasarkan
hasil
Penelitian
dan
wawancara
manajemen
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah pada tanggal 05 Pebruari 2014 sebagaimana peneliti paparkan di atas maka dapat diketahui perbedaan manajemen pembelajaran PAI sebagaimana berikut : 1. Dalam perencanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah ada perbedaan, hal ini dapat dilihat dari indikator 4 yang berkaitan dengan penyusunan program perencanaan yang di dalamnya menjelaskan tentang jumlah jam pertemuan dalam satu minggu di SDIT Assalamah 35 menit atau 1 jam pertemuan dan pembelajaran PAI hanya dilaksanakan mulai kelas 5 sampai dengan kelas 6 sedangkan untuk kelas 1 sampai dengan kelas 4 pembelajaran PAI menggunakan struktur
131
kurikulum kemenag yaitu Bahasa Arab 2 JP, Al-Qur’an Hadis 2 JP, Fiqih 2 JP, Aqidah Akhlaq 2JP, SKI 2JP dan masih ditambah kurikulum lokal yang dijadikan sebuah keunggulan di SD tersebut misalnya pelajaran kitabah, tahsin, tahfid dan tilawah, sedangkan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan oleh yayasan Istiqomah, bahwa jumlah jam pertemuan untuk pembelajaran PAI dalam satu minggu 105 menit atau 3 jam pertemuan dimulai kelas 1 sampai dengan kelas 6, ditambah dengan materi Alqur’an Hadis 2 JP, Bahasa Arab 2 JP,Fiqih 2 JP, Aqidah Ahlak 2 JP dan masih ada kurikulum lokal yang dijadikan sebuah keunggulan terhadap SD tersebut misalnya tartil, tahfid dan khot. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah guru PAI akan mendapatkan penghargaan dari yayasan apabila mereka mampu memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan secara holistik, meliputi kedisiplinan dalam kehadiran, kedisiplinan dalam membuat administrasi pembelajaran dan mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik sehingga penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh SDIT Assalamah sifatnya menyeluruh, sedangkan penghargaan yang diberikan oleh yayasan
kepada guru PAI di SDI
Istiqomah
guru
sifatnya
insidentil
sehingga
termotifasi
dalam
meningkatkan kinerjanya. 3. Dalam hal prestasi atau keunggulan antara SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah secara umum tidak jauh berbeda, karena berdasarkan data
132
yang kami peroleh saat mengadakan penelitian dari kedua SDIT tersebut di dalam ajang kompetisi baik ditingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten bahkan ditingkat Propinsi sering mendapatkan kejuaraan, namun di dalam bidang mata pelajaran PAI prestasi siswa sering diraih oleh SDIT Assalamah. Dalam hal waktu belajar SDIT Assalamah menggunakan proses pembelajaran dengan program Full Day School dengan jadwal sebagai berikut untuk kelas 1-3 masuk jam 07.00 dan pulang jam 15.30 hari Senin s/d Kamis dan untuk hari Jum’at jam 07.00-11.00, sedangkan untuk hari Sabtu jam 07.00-09.15. Adapun sistem pembelajaran di SDI Istiqomah menggunakan proses pembelajaran dengan program standard yang telah ditentukan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan yaitu hari Senin s/d Kamis jam 6.30-14.00 dan untuk hari Jum’at , Sabtu jam 6.30-11.00. B. Saran Berdasarkan data realita tentang manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat, maka ada beberapa saran kepada pihak yang terkait : 1. Kepala dan waka kurikulum SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat a. Manajemen pembelajaran PAI merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam proses menolong murid untuk
mencapai pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan pemahaman terhadap dunia di sekitarnya secara
133
efisien dan efektif, maka peran kepala dan waka kurikulum sangat diharapkan
untuk
menyusun
program
pembelajaran
secara
professional. b. Hendaklah kepala dan waka kurikulum dapat meningkatkan dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki melalui kualifikasi pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan ikut serta
dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah seperti : seminar, workshop, lokakarya, serta melakukan penelitian. 2. Guru a. Semua guru PAI terus berupaya meningkatkan komitmen dan integritas, karena guru yang ingin berhasil dituntut membuat perencanaan yang baik, terampil melakukan komunikasi efektif (pesan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik dengan benar), dan mengusahakan dengan kesungguhan dan pengharapan tinggi agar peserta didik memiliki prestasi yang tinggi. b. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi siswa akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
134
c. Agar tercipta pembelajaran atau pengajaran yang efektif, perlu digunakan pendekatan, model atau metode pembelajaran yang tepat.
Pemilihan
pendekatan,
model,
metode
pembelajaran
hendaknya didasarkan atas beberapa pertimbangan. d. Penilaiannya hasil pembelajaran yang dilakukan guru PAI hendaklah selalu ditingkatkan, sehingga hasil yang dihasilkan oleh siswa
benar-benar
bisa
dipertanggungjawabkan.
135
maksimal
dan
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma IlmuPendidikan, Semarang: Aditya Media. 2004. Ahmadi, Khoiru dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011. Ahmad
Widodo fungsi dan tujuan-pendidikan agama Islam, html /diakses pukul 17.00 tanggal 01 januari 2014.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakyek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Budinigsih, Asri, Belajar dan pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004. Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 1983. Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003. Fattah,
Nanang, Landasan Manajemen Pemndidikan, Bandung: Rodakarya Offset,
Ganjar Eka Subakti , Implementasi PAI di SD Islam Terpadu ,28 Jurnal tarbawi, ...............diakses Kamis, 13 Maret 2014, jam 21.00. Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Ismanita,Sekolah-Islam-Terpadu-Sebagai-Penerapan-dari/diakses
pukul
4.00
tanggal 12 Maret 2014. Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Radar Jaya Offset, 1998. Kartono, Kartini, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Pradnya Paramita, 1997. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
136
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Mahzum Ahmad, Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences SDIT Assalamah, Surakarta: 10-11. Ma’mur
Jamal Asmani, Manajemen Pengelolaan Profesional, Jogjakarta: Diva Press, 2009.
Dan
Kepemimpinan
Ma’mur Jamal Asmani, Tips Supervisi Pendidikan Sekolah, jogjakarta: Diva Press, 2012. Maimun, Agus dkk, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif Di Era Kompetitif, Malang: UIN Maliki Press, 2010. Mils dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press, 1984 Muthe, Barmawi , Desain Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009. Muhaimin dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Tri Ganda karya,1993. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Moh Nasir, Metode Penelitian,Yogyakarta: Galalia Indonesia, 1999. Moh
yamin, Manajemen Press,2010.
Mutu
Kurikulum
Pendidikan,Jogjakarta:
Diva
Moleong J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Pres, 2004, 49. Umi Farida.blogspot.com, Manajemen Pembelajaran Pendidika Agama.html. Selasa pukul 10.00 tanggal 15 April 2014. Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Melton Putra, 1988. R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
137
Saroni, Muhammad, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Arr-Ruzz, 2006. Syamsuddin Abin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 42. Thoha, Chabib dkk, Metodologi Pengajaran Agama,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Putra Haidar Daulay, Dinamika Pendidikan Islam Di Asia Tenggara,Jakarta, Asdi Mahasatya, 2009. Purwanto, Ngalim , Administrasi dan Supervise Pendidikan, Bandung, Ramajda Karya, 1988. James A.F Stoner dkk, Manajemen., PT Buana Ilmu Populer, 1996, 7. Reksohadiprodjo, Sukamto, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1996. Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru, Bandung: Rajawali Pers, 2011. Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011. Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning ,Bogor: Ghalia Indonesia, 2012. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam aplikasi),Yogyakarta: Sukses Offset, 2009.
(konsep,
strategi
dan
Terry,G.R, Principles Of Management,United State Of Amerika: 1977. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan Praktik,Jakarta: Raja wali Pers,2008. Willis Ratna Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2006. Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Depag, 1986.
138
Zuhriyah Nurul, Metodologi Penelitian sosial dan pendidikan, Malang: Bumi Aksara, 2007.
LAMPIRAN Lampiran 1: INSTRUMEN PENELITIAN
139
KEPALA SEKOLAH DI SDIT ASSALAMAH Biodata Kepala Sekolah Nama
: PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja Kepala Sekolah!
A. Perencanaan 1. Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal perencanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru-guru disekolah yang Bapak/Ibu pimpin ? 2. Apakah
upaya-upaya
bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
dalam
mengoptimalkan perencanaan pembelajaran PAI ? 3. Apakah setiap kegiatan pembelajaran guru PAI melakukan penyusunan program perencanaan? Mohon penjelasan program perencanaan yang dilaksanakan oleh guru PAI 4. Kendala-kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi di dalam penyusunan program perencanaan pembelajaran PAI bagi guru di sekolah? 5. Apakah perencanaan pembelajaran yang Bapak/Ibu guru buat lebih efektif dalam pembelajaran PAI ? B. Pelaksanaan
140
1. Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal pelaksanaan PAI ketika proses belajar mengajar ? 2. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan Bapak / Ibu sebagai kepala sekolah untuk mengawal pelaksanaan guru PAI
ketika proses
pembelajaran? 3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah untuk memberikan penghargaan kepada guru PAI yang melakukan
proses pembelajaran
dengan baik? 4. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah untuk memberikan punismen kepada guru PAI yang tidak melakukan proses pembelajaran dengan baik? 5. Apakah Bapak/Ibu menyampaikan informasi kepada kepada wali murid atau masyarakat terhadap guru yang berhasil dalam melakukan proses pembelajaran? C. Evaluasi 1. Apakah Bapak/Ibu terlibat langsung di dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin ? 2. Bagaimanakah Bapak/Ibu memberikan motifasi kepada guru di dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran? 3. Apakah Kurikulum PAI yang ada di SD Bapak/Ibu dikembangkan sehinggga menjadi salah satu mata pelajaran unggulan ? 4. Apakah mata pelajaran PAI membawa dampak positif terhadap kemajuan sekolah Bapak/Ibu pimpin ?
141
5. Prestasi-prestasi apa saja yang telah didapatkan pada mata pelajaran PAI ? 6. Bagaimana tindaklanjut evaluasi Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah terhadap proses pembelajaran PAI di sekolah ?
Lampiran 2: INSTRUMEN PENELITIAN GURU SDIT ASSALAMAH Biodata guru
142
Nama
: PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru!
A. Perencanaan 1. Bagaimanakah langkah-langkah yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam membuat program perencanaan Pembelajaran PAI ? 2. Bagaimanakah
langkah-langkah
Bapak/Ibu
guru
lakukan
untuk
mempersiapkan media pembelajaranPAI ? 3. Bagaimanakah langkah-langkah Bapak/Ibu guru lakukan untuk penilaian pembelajaran PAI 4. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi Bapak/Ibu di dalam mempersiapkan pembelajaran PAI ? 5. Bagaimanakah upaya yang Bapak/Ibu lakukan agar perencanaan pembelajaran PAI dapat optimal? B. Pelaksanaan 1. Bagaimanakah pelaksanaan program pembelajaran PAI yang Bapak/Ibu lakukan ? 2. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran sesuai materi yang diajarkan ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan ? 143
4. Apakah Bapak/Ibu di dalam proses pembelajaran PAI memperhatikan perbedaan peserta didik ? 5. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu dalam melakukan penilaian saat proses pembelajaran PAI ? 6. Bagaimanakah upaya
yang Bapak/Ibu lakukan untuk melakukan
penilaian proses pembelajaran PAI ? C. Evaluasi 1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran PAI ? mohon penjelasan pelaksanaan evaluasinya ! 2. Bagaimanakah cara yang harus dilakukan Bapak/Ibu untuk melakukan remedial di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik belum tuntas ? 3. Bagaimanakah cara yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam pengayaan di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik sudah tuntas ? 4. Apakah Bapak/Ibu disetiap diakhir pembelajaran PAI melakukan pemantauan kemampuan peserta didik? 5. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam melakukan pemantauan potensi /kemampuan peserta didik ? 6. Bagaimanakah
tindaklanjut
yang
Bapak/Ibu
lakukan
mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran PAI ? Lampiran 3: INSTRUMEN PENELITIAN SISWA SDIT ASSALAMAH Biodata Siswa
144
untuk
Nama 1.
:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
A. Perencanaan 1. Bagaimanakah penjadwalan Pembelajaran PAI di sekolah anda ? 2. Apakah Bapak/Ibu Guru yang memberikan pembelajaran PAI sesuai dengan bidangnya 3. Apakah yang anda lakukan sebelum pelajaran PAI dimulai ? 4. Bagaimanakah permulaan dan akhir pelajaran PAI yang disampaikan oleh guru anda ? 5. Apakah anda setiap pagi mempersiapkan jadwal pelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan sekolah ? B. Pelaksanaan 1. Bagaimanakah
Bapak/Ibu guru dalam menyampaikan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menguasai materi ? 2. Apakah Bapak/Ibu Guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan ? 4. Kendala-kendala apa saja yang anda hadapi saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam? 5. Bagaimana usaha anda saat menghadapi kesulitan didalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
145
C. Evaluasi 1. Apakah di setiap ahir pembelajaran Bapak/ibu guru mengadakan evaluasi ? 2. Apakah bapak/ibu guru mengadakan remedial bagi siswa yang belum tuntas ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang sudah runtas ? 4. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan pujian/hadiah kepada siswa yang pandai ? 5. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan sangsi/hukuman bagi anak yang tidak memperhatikan pelajaran atau tidak mengerjakan tugas ?
Lampiran 4: INSTRUMEN PENELITIAN WAKA KURIKULUM SDI ASSALAMAH Biodata Waka Kurikulum
146
Nama
: PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru!
A. Perencanaan 1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun program kerja/program kegiatan sekolah ? 2. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun silabus Pendikan Agama Islam ? 3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam menyusun pembagian tugas mengajar guru ? 4. Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu
menyusun
format
pembelajaran
Pendidikan Agama Islam? 5. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu di dalam menyusun jam mengajar guru ? B. Pelaksanaan 1. Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan
program pembelajaran
sesuai rencana kerja Sekolah? 2. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam mengajar PAI sudah sesuai dengan keahliannya ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam melaksanakan program pembelajaran sesuai jadwal yang sudah ditetapkan ? 4. Apakah Bapak/Ibu monitoring guru dalam kegiatan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam ? 147
5. Bagaimanakh cara Bapak/Ibu Mengatasi hambatan terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar ? C. Evaluasi 1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu mengevaluasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ? 2. Apakah Bapak/Ibu memberi penghargaan terhadap guru yang berprestasi ? 3. Apakah Bapak/Ibu memberi sanksi terhadap guru yang tidak disiplin ? 4. Berapa bulan Bapak/Ibu mengevalusi kegiatan pembelajaran PAI? 5. Berapa hari Bapak/Ibu mengadakan program tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran PAI ?
Lampiran 5: Hasil dari wawancara dengan Kepala di SDIT Assalamah. LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Bu Eva
Jabatan
: Kepala SD Assalamah
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
148
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai 1
Perencanaan
10.00
berahir Teknik mengawal pembelajaran PAI 10.10 SDIT Assalamah memang untuk materi agama
lebih
diperdalam,
adapun
pembelajaran PAI dipisah menjadi 2 yaitu
pembelajaran
PAI
dengan
kurikulum diknas dan pembelajaran PAI dengan kurikulum kementerian agama, sedangkan untuk level bawah atau kelas I,II,III,IV
bawah
menggunakan
kurikulum Kemenag kelas I,II,III,IV dan
level
atas
mmenggunakan
kurikulum diknas dan kemenag, kelas 5 dan 6, adapun pembelajaran PAI setiap seminggu 1 jam pertemuan dengan alokasi waktu 35 menit, dan upaya untuk optimalkan pembelajaran PAI diantara dengan supervise administrasi dan observasi kelas monitoring dan shering
dengan
memberikan
kritikan/masukan kepada guru yang belum
149
melaksanakan
program
pembelajaran PAI, Di dalam monitoring kepala sudah menyiapkan jadwal untuk disosialisasikan kepada guru dan Guru PAI sebelum pembelajaran menyiapkan program pembelajaran,adapun waktu untuk menyusun ditentu di awal tahun dengan
cara
merivisi
kerena
progta,progmes sudah ada sebelumnya sehingga guru cukup untuk mengedit Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah secara administrasi guru masih belum sempurna secara 100 % guru tetap dan
guru
dan
membuat sambil berjalan perlu
menambah
kreatif,inovatif sehingga pembelajaran PAI
bisa
menarik,
Adapun
pembelajaran efektif bisa dilakukan dengan cara mengedit instrument yang ada sehingga guru tidak membuat dari awal dan guru cukup menggunakan jurnal 2
Pelaksanaan
10.10
Kepala selalu mengawal tapi jauh dari 10.20 sempurna namun tetap berusaha dan
150
tetap
ada
supervisi,
mengupgrade pengetahuan bertambah banding
ilmunya yang
selalu
sehingga
dimiliki
selalu
dengan
study
work
Shop,
misalnya ,
guru
mengikuti
Seminar dll, kepala untuk mensupervisi guru lebih ke arah individu Adapun untuk supervise yang sifatnya insidentil belum dilakukan karena banyaknya kegiatan yang dilakukan kepala Langkah-langkah
yang
dilakukan
kepala dalam mensupervisi guru yaitu dengan bersama - sama waka kurikulum untuk
mengontrol
tentang
perkembangan guru dan kepala cara memberikan penghargaan terhadap guru secara holistic melalui raport guru yaitu tentang kehadiran,pembelajaran,admisitrasi,ada pun yang berhak menilai guru adalah kepala sekolah diteruskan kebidang kurikulum ,dan bagi guru yang tidak disiplin ada punismen yang sifatnya
151
moral hanya untuk keterlambatan ada tahapannya
dan
informasi
tentang
prestasi sekolah lewat komite dan saat penerimaan siswa baru menyampaikan profil sekolah 3
Evaluasi
10.20
Dalam evaluasi kepala terlibat langsung 10.40 karena kepala sebagai sumber data jadi kepala banyak terlibat di dalam evaluasi guru yang berhadapan langsung dengan guru, kepala selalu memberi masukan kepada
guru
dan
mendatangkan
motivator untuk memotivasi guru agar tetap semangat dan lebih bermakna, kurikulum
PAI
di
Assalamah
dikembangkan dalam tahsin dan tahfid /BTQ dengan mencari guru yang sesuai dengan ahlinya. Dan tersebut
include
mata pelajaran dalam
struktur
kurikulum,adapunpenghargaan terhadap prestasi guru PAI belum sesuai dengan harapan
baru
pembinaan,
cuma
dan
diberi
program
uang tindak
lanjutnya adalah dari hasil dievaluasi
152
dan terus belajar untuk mengembangkan ke profesionalisme guru dan guru diajak study banding
Lampiran 6: Hasil Wawancara dengan guru PAI di SDIT Assalamah LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Slamet Santoso,S.Ag
Jabatan
: Guru SD Assalamah
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
153
No
Pertanyaan
mulai
Jawaban
Waktu
menjawab 1
Perencanaan
10.20
berahir Langakah-langkah atau teknik 10.35 dalam
membuat
pembelajaran membuat
program
PAI
RPP,
yaitu
menyiapkan
metode/alat peraga yang akan diberikan
siswa,
pembelajaran
dan
yang
alat sesuai,
adapun langkah-langkah dalam membuat media pembelajaran adalah menyiapkan meteri dan menyiapkan
media
pembelajaran misalnya dengan power point
atau
gambar,
untuk pembelajaran pembiasaan misalnya sholat 5 waktu teknik yang dilakukan memantaunya
guru
untuk
diantaranya
dibuatkan kartu kendali sebagai alat kontrol yang dibantu oleh guru-guru yang berbasic agama, langkah-langkah penilaian yang
154
dilakukan guru PAI diantaranya setiap habis pembelajaran siswa sudah disiapkan soal dan diahir pembelajaran
guru
PAI
mengadakan
penguatan
baik
secara
lisan
dan
tertulis,
kendala-kendala yang dihadapi guru
PAI
kadang-kadang
menemukan anak yang kurang siap karena tidak belajar, upaya guru PAI menyiapkan jauh hari baik
mulai
pelaksanaan
perencanakan dan
evaluasi
sehingga anak akan menerima pembelajaran senang,
PAI dan
dengan sekaligus
ditanamkan
kerakter
siswa/akhlaq siswa. 2
Pelaksanaan
10.35
Pelaksanaaan
program
PAI 10.50
dalam satu minggu 1 jam pelajaran
35
materi PAI dimateri
155
menit
karena
sudah dirinci
Al-Qur’an
Hadis,
Fiqih, Aqidah Akhlaq, teknik untuk mengatasi materi yang padat dengan cara membentuk kelompok belajar dan setiap masing-masing kelompok untuk presentasi, guru PAI sabagai nara
sumber
sekaligus
menyimpulkan materi tersebut, Ya menggunakan metode dan media pembelajaran, Guru PAI tidak membedakan peserta didik jika ada anak yang tidak mampu maka ada jam tambahan untuk siswa
diluar
jam
pelajaran
melalui surat yang disampaikan oleh sekolah, kendala-kendala yang
dihadapi
saat
proses
pembelajaran adalah masih ada anak-anak bermain,bagi
yang yang
asik tidak
mengerjakan PR maka anak disuruh menyusulkan di lain hari,upaya-upaya yang lakukan
156
saat
proses
disesuaiakan
pembelajaran dengan
materi
dengan menggunakan 3 ranah 3
Evaluasi
Ya mengadakan evaluasi bisa 11.00 lisan dan tertulis, dan yang lisan tidak masuk didaftar penilain, saat ada anak yang belum tuntas tetap diadakan remidial saat jam istirahat dan bagi anak yang tuntas
diadakan
melalui
pengayaan
pendalaman
materi,
namun sabagian kecil guru tetap mengadakan misalnya
pemantauan sholat
guru
membuatkan kartu kendali yang ditandatangi oleh orang tua dan tidak masuk dipenilaian karena sifatnya bimbingancara untuk mengembangkan
potensi
peserta didik sebagai program tindak
lanjutnya
diantaranya
anak diberi tugas dengan materi selanjutnya
157
dan
bagi
yang
belum tuntas ada jam tambahan dan ada juga yang di leskan di rumah
Lampiran 7: Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum SDIT Assalamah LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Very Kunhariyati,S.Si
Jabatan
: Waka kurikulum
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Maret 2014
158
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
11.05
Cara
menyusun
program
kerja di SDIT Assalamah pertama menyiapkan struktur kurikulum
setelah
itu
dimasukkan
daftar
guru
sesuai dengan keahliannya kemudian
dibagi
per
kelas.Untuk mapel PAI di SDIT
Assalamah
dokombinasi
dengan
kurikulum kemenag misalnya ada Al-qur’an Hadis,Fiqih, SKI, B Arab, Akidah Ahlaq , tahsin, tahfid. Dan
untuk
mata pelajaran PAI di SDIT Assalamah minggu
dalam hanya
1
satu jam
pertemuan dalam waktu 35 menit khusus untuk kelas 5
159
dan 6. Cara menyusun silabus PAI guru dilibatkan dengan jumlah guru PAI
di SDIT
Assalamah ada 3 orang. Cara menyusun pembagian tugas mengajar
waka
kurikulum
ikut mengawal bahkan yang merekap dari awal sampai akhir.
Karena
memutuskan
Yayasan
bahwa
guru
yang mengajar minimal 24 JP. Adapun cara menyusun format
pembelajaran
PAI
diserahkan penuh oleh guru PAI dan Waka Kurikulum Cuma memantau bagaimana perkembangannya selanjutnya. Pembagian jam mengajar diserahkan waka kurikulum. 2
Pelaksanaan
11.20
Waka kurikulum mengikuti 11.30 program dari kepala sekolah. Guru-guru
160
di
SDIT
Assalamah
sudah
sesuai
dengan keahliannya. Guru PAI dalam mengajar sudah sesuai jam mengajar Waka
Kurikulum
memonitoring adapun
Guru
teknik
juga PAI, yang
dilakukannya yaitu pertama monitoring administrasi, dan yang kedua observasi kelas setelah itu hasil monitoring disampaikan
setiap
1
semester sekali dalam forum rapat. Hambatan yang dihadapinya diantaranya jam pertemuan yang kurang stadar. Karena jumlah materi yang banyak dan
jumlah
banyak.
anak
Untuk
yang
mengejar
materi PAI dengan cara anak banyak
berlatih
pemadatan di kelas 6
161
dan
3
Evaluasi
11.30
Dengan jam yang sedikit 11.40 maka
waka
kurikulum
memberikan masukan agar jam
pertemuan
pelajaran PAI
untuk kedepanya
ditambah. Ada penghargaan Guru PAI dari Yayasan . Waka
Kurikulum
hanya
memberikan data. Adapun bentuk penghargaan diantara piagam dan uang pembinaan. Jika ada guru yang lemah maka ada sangsi dengan cara ditegur dan dibina. Adapun program tindak lanjut guru disuruh merangkum soal dan kadang-kadang
di
adakan
pemadatan. Lampiran 8: Hasil Wawancara dengan siswa kelas 5 SDIT Assalamah LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Fina
Kelas
: Lima (5)
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
162
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
11.55
Penjadwalan pelajaran PAI 12.05 di SDIT Assalamah satu minggu
1
kali
setiap
pertemuan 35 menit. Guru yang mengajar PAI sudah sesuai
bidangnya
sudah sarjana.
karena Sebelum
pembalajaran PAI dimulai siswa menyiapkan buku PAI setelah guru datang berdoa setelah itu baru pelajaran dimulai.
Saat
permulaan
guru mengajak anak berdoa dan
setelah
itu
guru
menerangkan materinya, dan apabila ada materi yang belum paham siswa disuruh bertanya. Disetiap pagi siswa menyiapkan jadwal pelajaran karena
163
siswa
mempunyai
jadwal sesuai mata pelajaran yang diajarkan.
2
Pelaksanaan
12.05
Guru PAI menguasai materi 12.20 dengan
beberapa
pembelajaran
metode misalnya
metode
diskusi
siswa
membuat
kelompok
dan
didiskusikan materi tersebut dan
guru
yang
menyimpulkannya. Kendalakendala yang dihadapi saat pembelajaran PAI kadang materi tidak sama dengan buku dan ada kata-kata yang sulit kaitan dengan tulisan arab.
Cara
kesulitan
mengatasi
tersebut
tanya
dengan guru. 3
Evaluasi
11.20
Guru
juga
mengadakan 12.30
evalusi dengan pertanyaan lisan, kadang-kadang dengan tes tertulis. Cara meremedi
164
bagi anak yang belum tuntas dengan cara diberi soal lagi dan yang sudah tuntas diberi soal pengayaan. Guru PAI memberikan pujian kepada siswa
yang
berprestasi
dengan berupa ucapan dan penghargaan berupa hadiah. Bagi
anak
menaaati
yang
siswa
tidak tersebut
berdiri di depan kelas.
Lampiran 9: Hasil wawncara dengan siswa kelas 6 SDIT Assalamah LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Romzi Zainudin Zaidan
Kelas
: Enam (6)
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
165
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
12.30
Pembelajaran PAI terjadwal 12.40 satu minggu 1 jam pelajaran. Guru
PAI
sudah
sesuai
keahliannya.Sebelum pembelajaran PAI dimulai berdoa.diawal
meteri
kemarin diingatkan kembali dan diahiri dengan doa. Jadwal
pelajaran
PAI
disiapkan setiap malam . Guru PAI menguasi materi dengan metode pembelajaran sesuai dengan meteri. Guru
PAI
menggunakan
media pembelajaran yang ada misalnya
dengan
power
point, film sejarah Islam. Kendala-kendala
yang
dihadapi adalah jika ada yang kurang paham
166
tanya sama
guru. Dengan waktu yang sedikit maka meteri tersebut diringkaskan dan PR. Kesulitan
yang
dihadapi
kadang-kadang ada materi yang sulit dipahami. 2
Pelaksanaan
12.40
Ya sangat menguasai dengan 12.50 mengguna
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan
misalnya
dengan diskusi, dengan tanya jawab .materi yang diajarkan oleh
guru
PAI
mudah
dipahami dan ada pula yang sulit dipahami, dikarenakan jumlah terlalu
anak-anak banyak,
yang
sehingga
mempengaruhi
tentang
proses belajar.Jika ada anak yang belum tuntas dalam pembelajaran
PAI
maka
diadakan remedial atau jika sudah
167
tuntas
dalam
pembelajaran PAI diadakan pengayaan
atau
jam
tambahan Adapun
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
dimulai
dengan
doa
bersama,dilanjutkan pak guru menyampaikan
materi,
penutup untuk kegiatan awal biasanya guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan anak atau dengan aperepsi Kegiatan
inti
tergantung
materi yang diajarkan
3
Evaluasi
12.50
Siswa mengadakan evaluasi 13.00 dengan soal latihan. Teknik pengayaan dengan memperdalam materi yang diajarkan. Penghargaan yang berprestasi dengan pujian dan Untuk hadiah dikelas 6 tidak ada hadiah diberikan untuk
168
kelas bawah. Sangsi
siswa
yang
tidak
menaati
tata
tertib
anak
disuruh keluar dan jika ada anak yang membuat gaduh cukup dinesehati.
Lampiran 10: Instrumen SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat INSTRUMEN PENELITIAN KEPALA SEKOLAH DI SDI ISTIQOMAH
Biodata Kepala Sekolah Nama
:
169
PETUNJUK 1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja Kepala Sekolah!
A. Perencanaan 1. Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal perencanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru-guru disekolah yang Bapak/Ibu pimpin ? 2. Apakah
upaya-upaya
bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
dalam
mengoptimalkan perencanaan pembelajaran PAI ? 3. Apakah setiap kegiatan pembelajaran guru PAI melakukan penyusunan program perencanaan? Mohon penjelasan program perencanaan yang dilaksanakan oleh guru PAI 4. Kendala-kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi di dalam penyusunan program perencanaan pembelajaran PAI bagi guru di sekolah? 5. Apakah perencanaan pembelajaran yang Bapak/Ibu guru buat lebih efektif dalam pembelajaran PAI ? B. Pelaksanaan 1.
Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal pelaksanaan PAI ketika proses belajar mengajar ?
170
2.
Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan Bapak / Ibu sebagai kepala sekolah untuk mengawal pelaksanaan guru PAI ketika proses pembelajaran?
3.
Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
untuk
memberikan penghargaan kepada guru PAI yang melakukan proses pembelajaran dengan baik? 4.
Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
untuk
memberikan punismen kepada guru PAI yang tidak melakukan proses pembelajaran dengan baik? 5.
Apakah Bapak/Ibu menyampaikan informasi kepada kepada wali murid atau masyarakat terhadap guru yang berhasil dalam melakukan proses pembelajaran?
C. Evaluasi 1.
Apakah Bapak/Ibu terlibat langsung di dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin ?
2.
Bagaimanakah Bapak/Ibu memberikan motifasi kepada guru di dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran?
3.
Apakah Kurikulum PAI yang ada di SD Bapak/Ibu dikembangkan sehinggga menjadi salah satu mata pelajaran unggulan ?
7. Apakah mata pelajaran PAI membawa dampak positif terhadap kemajuan sekolah Bapak/Ibu pimpin ? 8. Prestasi-prestasi apa saja yang telah didapatkan pada mata pelajaran PAI ?
171
9. Bagaimana tindaklanjut evaluasi Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah terhadap proses pembelajaran PAI di sekolah ?
Lampiran 11: INSTRUMEN PENELITIAN GURU SDI ISTIQOMAH Biodata guru Nama
:
172
PETUNJUK 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujurjujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid! 2. Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru! A. Perencanaan 1. Bagaimanakah langkah-langkah yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam membuat program perencanaan Pembelajaran PAI ? 2. Bagaimanakah
langkah-langkah
Bapak/Ibu
guru
lakukan
untuk
mempersiapkan media pembelajaranPAI ? 3. Bagaimanakah langkah-langkah Bapak/Ibu guru lakukan untuk penilaian pembelajaran PAI 4. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi Bapak/Ibu di dalam mempersiapkan pembelajaran PAI ? 5. Bagaimanakah upaya yang Bapak/Ibu lakukan agar perencanaan pembelajaran PAI dapat optimal? B. Pelaksanaan 1. Bagaimanakah pelaksanaan program pembelajaran PAI yang Bapak/Ibu lakukan ? 2. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran sesuai materi yang diajarkan ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan ?
173
4. Apakah Bapak/Ibu di dalam proses pembelajaran PAI memperhatikan perbedaan peserta didik ? 5. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu dalam melakukan penilaian saat proses pembelajaran PAI ? 6. Bagaimanakah upaya
yang Bapak/Ibu lakukan untuk melakukan
penilaian proses pembelajaran PAI ? C. Evaluasi 1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran PAI ? mohon penjelasan pelaksanaan evaluasinya ! 2. Bagaimanakah cara yang harus dilakukan Bapak/Ibu untuk melakukan remedial di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik belum tuntas ? 3. Bagaimanakah cara yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam pengayaan di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik sudah tuntas ? 4. Apakah Bapak/Ibu disetiap diakhir pembelajaran PAI melakukan pemantauan kemampuan peserta didik? 5. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam melakukan pemantauan potensi /kemampuan peserta didik ? 6. Bagaimanakah
tindaklanjut
yang
Bapak/Ibu
lakukan
mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran PAI ?
174
untuk
Lampiran 12: INSTRUMEN PENELITIAN SISWA SDI ISTIQOMAH Biodata Siswa Nama
:
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid! 175
A. Perencanaan 1. Bagaimanakah penjadwalan Pembelajaran PAI di sekolah anda ? 2. Apakah Bapak/Ibu Guru yang memberikan pembelajaran PAI sesuai dengan bidangnya 3. Apakah yang anda lakukan sebelum pelajaran PAI dimulai ? 4. Bagaimanakah permulaan dan akhir pelajaran PAI yang disampaikan oleh guru anda ? 5. Apakah anda setiap pagi mempersiapkan jadwal pelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan sekolah ? B. Pelaksanaan 1. Bagaimanakah
Bapak/Ibu guru dalam menyampaikan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menguasai materi ? 2. Apakah Bapak/Ibu Guru menggunakan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang disampaikan ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan ? 4. Kendala-kendala apa saja yang anda hadapi saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam? 5. Bagaimana usaha anda saat menghadapi kesulitan didalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ? C. Evaluasi 1.
Apakah di setiap ahir pebelajaran Bapak/ibu guru mengadakan evluasi ?
176
2.
Apakah bapak/ibu guru mengadakan remedial bagi siswa yang belum tuntas ?
3.
Apakah Bapak/Ibu guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang sudah runtas ?
4.
Apakah Bapak/Ibu guru memberikan pujian/hadiah kepada siswa yang pandai ?
5.
Apakah Bapak/Ibu guru memberikan sangsi/hukuman bagi anak yang tidak memperhatikan pelajaran atau tidak mengerjakan tugas ?
Lampiran 13: INSTRUMEN PENELITIAN WAKA KURIKULUM SDI ISTIQOMAH
Biodata Waka Kurikulum Nama
: 177
PETUNJUK 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid! 2. Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru! A. Perencanaan 1.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun program kerja/program kegiatan sekolah ?
2.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun silabus Pendidikan Agama Islam ?
3.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam menyusun pembagian tugas mengajar guru ?
4.
Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu menyusun
format pembelajaran
Pendidikan Agama Islam? 5.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu di dalam menyusun jam mengajar guru ?
B. Pelaksanaan 1. Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan
program pembelajaran
sesuai rencana kerja Sekolah? 2. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam mengajar PAI sudah sesuai dengan keahliannya ? 3. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam melaksanakan program pembelajaran sesuai jadwal yang sudah ditetapkan ? 4. Apakah Bapak/Ibu monitoring guru dalam kegiatan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
178
5. Bagaimanakh cara Bapak/Ibu Mengatasi hambatan terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar ? C. Evaluasi 1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu mengevaluasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ? 2. Apakah Bapak/Ibu memberi penghargaan terhadap guru yang berprestasi ? 3. Apakah Bapak/Ibu memberi sanksi terhadap guru yang tidak disiplin ? 4. Berapa bulan Bapak/Ibu mengevalusi kegiatan pembelajaran PAI? 5. Berapa hari Bapak/Ibu mengadakan program tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran PAI ?
Lampiran 14: LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Masykur,S.Ag
Jabatan
: Kepala SD Istiqomah
Hari/Tanggal
: Rabu, 05 Maret 2014
179
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
9.20
Secara legalitas Kurikulum PAI
di
SD
Istiqomah
menggunakan
kurikulum
Diknas. Dan
pada mata
pelajaran PAI jumlah jam pertemuan selama seminggu 3 jam pertemuan namun untuk untuk menunjukkan ciri khas Islam kurikulum di SD
Istiqomah
mengkombinasi kurikulum Kemenag yaitu ada Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlaq, dan Bahasa
Arab.
mengawal
Dalam
perencanaan
pembelajaran
Kepala
mengadakan monitoring dan supervisi terhadap guru PAI. Adapun
180
kendala-kendala
9.45
yang
dihadapi
diantaranya
kepala
penyesuain
waktu untuk monitoring dan supervisi yang agak sulit di karenakan kegiatan kepala yang sering mengikuti rapat dinas. Dalam perencanaan pembelajaran efektif
PAI
karena
lebih
program
perencanaan dibuat dimasa liburan
sehingga
mengganggu
tidak proses
pembelajaran . 2
Pelaksanaan
9.45
Peran
kepala
mengawal
di
dalam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam diantaranya
melalui
pembinaan secara rutin dan juga pertemuan para guru yang
disebut
dengan
Parenting, di dalam forum tersebut guru diberi ilmu/ dibina
181
agar
di
dalam
10.00
pelaksanaan
pembelajaran
lebih efektif, kreatif dan inovatif
yang
endingnya
bisa
diharapkan
pembelajaran secara tuntas bisa mencapai KKM yang telah ditentukan guru. 3
Evaluasi
10.00
Di dalam evaluasi kepala terlibat langsung di dalam pembelajaran PAI. Ya
untuk
sebagai
memotifasi
kepala
tentunya
bersifat adil artinya bagi yang
pembelajaran
PAI
sudah bagus diberi reword misalnya
ucapan
terima
kasih dan bagi yang belum berhasil di beri nasehat atau dibina. Ya untuk kurikulum PAI dikembangkan bentuk
dalam pembiasaaan
misalnya anak diajak ke
182
10.15
masjid untuk
melakukan
praktek wudhu dan sholat berjamaah,selain itu di SDI istiqomah
juga
memodifikasi kurikulum
dengan Kementerian
Agama
yang
dijadikan
sebagai
mata
pelajaran
unggulan.
Lampiran 15: LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Basuki,Spd.I
Jabatan
: Guru SD Istiqomah
Hari/Tanggal
: Rabu,05 Pebruari 2014
183
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
10.20
Langkah-langkah dilakukan
yang
guru
PAI
(1).
Mempersiapkan silabus (2). Merencanakan pembelajaran(3) dan menuju kegiatan
pembelajaran.
Persiapan pembelajaran PAI diawali
dengan
doa
dan
dilanjutkan pada materi yang akan disampaikan, setelah itu mempersiapkan multi media dengan
power
point
dan
kebetulan di SD Istiqomah memiliki
fasilitas
internet
sehingga akan membantu di dalam pembelajaran PAI agar ebih efektif dan menarik. Penilaian yang saya lakukan yaitu penilaian
184
penilaian
tertulis,
proses/lesan,
10.35
peilaian praktek Adapun kendala-kendala yang saya hadapi
adalah intek
siswa yang bervariasi ada yang cepat paham dan ada yang sulit diarahkan. 2
Pelaksanaan
10.35
Ya sudah sesuai materi dan menggunakan
media
pembelajaran. Ya
saya
memperhatikan
perbedaan siswa, bagi anak yag kemampuannya kurang ada jam tambahan dan bagi anak
yang
sudah
mampu
belajar mengaji dengan guru yang ditunjuk menjadi asisten sekitar jam 6.30-7.00. Saat penilaian proses mengadakan
guru
pembelajaran
dengan kerja kelompok untuk mencoba
sampai
dimana
siswa mampu mengerjakan sampai ke hasil.
185
10.50
3
Evaluasi
10.50
Sekitar 15 menit disetiap ahir Pembelajaran PAI guru PAI mengadakan evaluasi dengan tes lisan maupun dengan tes tertulis. Ya mengadakan remedial bagi siswa yang belum tuntas dan bagi yang sudah tuntas diberi tugas dengan soal tambahan. Guru
PAI
mengadakan
Pemantauan peserta didik dan dari materi yang diberikan ada beberapa persen yang belum diserap. Dalam
rangka
mengembangkan
untuk potensi
siswa Guru PAI mengadakan Program tindak lanjut dengan teknik ekstrakurikuler
186
kegiatan
11.00
Lampiran 16: LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Aisyah Munawaroh
Kelas
: Lima (5)
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Pebruari 2014
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
187
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
11.50
Untuk jadwal sudah sesuai dengan rencana dan alokasi waktu mengajar PAI sudah tepat, dapaun pembelajaran PAI dalam satu minggu 4 jam pelajaran yaitu pada hari Selasa. Guru yang mengajar sudah sesuai keahliannya, sudah sarjana
dan
sudah
sertifikasi. Adapun
sebelum
pembelajaran PAI dimulai membaca dulu materi yang akan diajarkan permulaaan pembelajaran PAI diawal dan akhir ditutup dengan membaca diberi
basmallah
pertanyaan
santai, pembelajaran
188
dan secara
Adapun diahir
11.55
diarahkan pada pertanyaan lisan. Sesuai dengan jadwal dan mempersiapkan jadwal pada malam hari. 2
Pelaksanaan
11.55
Ya
sangat
menguasai
dengan mengguna metode pembelajaran
yang
menyenangkan
misalnya
dengan power point. Materi yang diajarkan oleh guru PAI mudah dipahami dan ada pula yang sulit dipahami, jumlah terlalu
dikarenakan anak-anak
banyak,
mempengaruhi
yang
sehingga tentang
proses belajar Jika ada anak yang belum tuntas dalam pembelajaran PAI
maka
diadakan
remedial atau jika sudah tuntas dalam pembelajaran
189
12.00
PAI diadakan pengayaan atau jam tambahan . Adapun
pelaksanaan
kegiatan
ada
penutup
untuk
awal
diawal,inti, kegiatan
biasanya
guru
menanyakan keadaan siswa dan kesiapan anak atau dengan aperepsi Kegiatan
inti
tergantung
materi yang diajarkan
3
Evaluasi
11.30
Adapun waka
cara mengevalusi kurikulum
cukup
dengan tanya siswa pada ranah
afektf
dan
psikomotorik. Ada
penghargaan
yayasan terima
sebatas kasih
dari ucapan
dan
ada
rencana bagi guru yang berprestasi diumrohkan
190
akan
11.40
Adapun Pembelajaran PAI akan
dievaluasi
minggu
setiap
dengan
cara
supervisi dan saat supervisi waka
kurikulum
menanyakan
Cuma ada
perkembangan apa tentang pembelajaran PAI dan ada keluhan
apa
.
Adapun
evaluasi secara komplit ada saat 1 semester . Adapun
program
tindak
lanjut ada dengan cara guru yang
belum
memiliki
kualifikasi S.I disarankan untuk kuliah dan bagi guru yang kurang baik dalam pembelajaranya diharapkan tahun depan diusahan lebih baik dan bagi guru yang belum disarankan pelatihan
191
ikut
pelatihan mengikuti
Lampiran 17: LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Silvi
Kelas
: Enam
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Maret 2014
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
192
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
11.55
Untuk jadwal sudah sesuai dengan rencana dan alokasi waktu mengajar PAI sudah tepat, dapaun pembelajaran PAI dalam satu minggu 3 jam pelajaran yaitu pada hari Rabu Guru yang mengajar sudah sesuai keahliannya, sudah sarjana dan sudah sertifikasi Adapun
sebelum
pembelajaran PAI dimulai membaca dulu materi yang akan diajarkan permulaaan pembelajaran PAI diawal dengan salam dan akhir pak guru
mengecek
ditutup
dengan membaca hamdallah dan diberi pertanyaan lisan. Sesuai dengan jadwal dan mempersiapkan jadwal pada
193
12.05
malam hari . 2
Pelaksanaan
12.05
Ya,sangat
menguasai
dengan mengguna metode pembelajaran
yang
menyenangkan
misalnya
pada materi ceritera dengan film dan praktek sholat dengan menggunakan LCD. kendala-kedala
yang
dihadapi kadang-kadang ada anak yang ramai ada juga yang tidak mengerjakan PR .
kesulitan
terhadap
pembelajaran menanyakan
PAI kepada
Pak
guru tentang Materi yang diajarkan oleh guru PAI, Ya mengadakan evaluasi dalam bentuk lisan dan kadang tertulis . Jika ada anak yang belum
tuntas
pembelajaran
PAI
dalam maka
diadakan remedial atau jika
194
12.20
sudah
tuntas
dalam
pembelajaran PAI diadakan pengayaan
dengan
membaca
materi
yang
diajarkan ,untuk KKM PAI 75. Guru PAI memberikan reword tapi kadang-kadang saat selesai pembelajaran dengan ucapan terima kasih, Kalau yang sifatnya materi diberikan kepada anak-anak yang prestasi saat kenaikan kelas
3
Evaluasi
11.20
Ya.. mengadakan evaluasi dalam bentuk lisan dan kadang tertulis . Jika ada anak yang belum tuntas di bawah
KKM
pembelajaran
PAI
dalam maka
diadakan remedial atau jika sudah
tuntas
dalam
pembelajaran PAI diadakan
195
12.30
pengayaan
dengan
membaca
materi
yang
diajarkan ,untuk KKM PAI 75. Guru PAI memberikan reword
saat
selesai
pembelajaran
kadang-
kadang
Cuma
memberi
reword
dengan
ucapan
terima
kasih
dan
memberikan sangsi terhadap anak
–anak
yang
tidak
mengerjakan tugas dengan cara
dikeluarkan
dari
ruangan
Lampiran 18: LEMBAR JAWABAN RESPONDES Nama
: Ali Spd
Jabatan
: Waka kurikulum
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Pebruari 2014
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
196
Waktu
mulai
berahir
menjawab 1
Perencanaan
11.05
Menyusun program kerja 11.25 dan membuat rencana kerja diahir tahun pelajaran adapun
waktu
,
yang
rencanakan yaitu pada masa liburan siswa dan untuk tahun
2013
dilaksanakan
tanggal 23-26 Juni 2013. Di dalam
raker
tersebut
disampaikan untuk jumlah jam
pertemuan
ditambah
jam pembiasaan serta mapel agama
sesuai
dengan
kurikulum depag Adapaun
silabus
yang
dipakai untuk PAI adalah silabus PAI dari diknas dan dikembangkan
sesuai
dengan kondisi sekolah Pembagaian tugas mengajar di sesuaikan dengan kondisi
197
guru terutama wali kelas dan
waka
Sebagai
kurikulum
waka
.
kurikulum
menformat pembagian tugas mengajar
sebatas
konsep
dan keputusan pada saat rapat /pertemuan guru yang sifatnya fleksibel.
2
Pelaksanaan
11.20
Ya sebisa mungkin apa 11.30 yang diberikan oleh kepala sekolah saya laksanakan . Secara
prinsip
kurikulum program
waka
melaksanakan sesuai
rencana
kerja kepala. Dan guru yang mengajar PAI sesuai dengan keahliannya, adapaun guru PAI yang mengajar di SD Istiqomah
1orang
sudah
sertifikasi, Ya sesuai dengan jadwal .Untuk pembagian tugas
198
mengajar
maupun
jadwal
waka
sebatas
kurikulum
konsep
semuanya
setelah
memberikan
tanda paraf maka kepala yang melegalkan Waka
kurikulum
sebatas
memberikan masukan dan yang berhak memonitoring adalah kepala sekolahdan waka
kurikulum
mengumpulkan Waka
kurikulum
Cuma admin tidak
pemegang kebijakan yang mengfinalkan adalah kepala Secara umum tidak ada hambatan
karena
guru
sudah melaksanakan tugas dengan baik dan tidak ada kusulitan
apabila terjadi
kesulitan waka kurikulum membantu bersama kepala 3
Evaluasi
11.30
Adapun waka
199
cara mengevalusi 11.40 kurikulum
cukup
dengan Tanya siswa pada ranah
afektf
dan
psikomotorik. Ada
penghargaan
yayasan terima
sebatas kasih
dari ucapan
dan
ada
rencana bagi guru yang berprestasi
akan
diumrohkan Adapun Pembelajaran PAI akan minggu
dievaluasi
setiap
dengan
cara
supervisi dan saat supervisi waka
kurikulum
menanyakan
Cuma ada
perkembangan apa tentang pembelajaran PAI dan ada keluhan
apa
.
Adapun
evaluasi secara komplit ada saat 1 semester. Adapun
program
tindak
lanjut ada dengan cara guru yang
200
belum
memiliki
kualifikasi S.I disarankan untuk kuliah dan bagi guru yang kurang baik dalam pembelajaranya diharapkan tahun depan diusahan lebih baik dan bagi guru yang belum disarankan pelatihan .
201
ikut
pelatihan mengikuti
Lampiran 4: Foto Gedung SDIT Assalamah
202
Lampiran 5: Foto Gedung SDI Istiqomah
203
Lampiran 6 :Foto Kegiatan Pembiasaan SDIT Assalamah
204
Lampiran 7: Foto Kegiatan Pembiasaan SDI Istiqomah
205
Lampiran 8: Ruang Perpustakaan SDIT Assalamah
206
Lampiran 9: Foto Ruang Perpustakaan SDI Istiqomah
207
Lampiran10: Kegiatan Ekstrakurikuler SDIT Assalamah
208
Lampiran 11: Kegiatan Ekstrakurikuler SDI Istiqomah
209
Lampiran 12: Foto Kejuaraan Mapsi SDIT Assalamah
210
Lampiran 13: Foto Kejuaraan MAPSI SDI Istiqomah
211
Lampiran 13: Wawancara Peneliti dengan Kepala di SDIT Assalamah
212
Lampiran 13: Wawancara peneliti dengan Waka kurikulum SDIT Assalamah
213
Lampiran 15: Wawancara peneliti dengan siswa kelas 5 SDIT Assalamah
Lampiran 16: Wawancara peneliti dengan siswa kelas 6 SDIT Assalamah
214
Lampiran 17: Wawancara peneliti dengan Kepala di SDI Istiqomah
Lampiran 18: Wawancarapeneliti dengan Waka Kurikulum SDI Istiqomah
215
Lampiran 19: Wawancara peneliti dengan siswa kelas 5 SDI Istiqomah
216
BIOGRAFI PENULIS
Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M111013
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tempat Tgl Lahir
: Kab Semarang,26 Desember 1969
Alamat
: Genuk RT 04 RW 03 Ungaran Barat e-mail: arifin
[email protected]
Program Studi
: PAI
Biografi Pendidikan
:
NO
NAMA SEKOLAH
TAHUN LULUS
KECAMATAN
1
SD Sidomulyo 01
1984
Ungaran
2
SMP Negeri 01
1987
Ungaran
3
MAN
1990
Suruh
4
Diploma 2
1992
Salatiga
5
STAIN
1999
Salatiga
217
218