PENERAPAN NILAI NILAI AKHLAK ISLAMI PADA KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH TENAGA MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DAN PASIEN RAWAT INAP DI RST dr ASMIR SALATIGA
Oleh : BAMBANG SUKOWATI NIM : M1.12.003
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 21 September 2014 Yang Membuat Pernyataan
Bambang Sukowati, S.Pd.I
iii
MOTTO
HIDUP DENGAN IKHTIAR DILANDASI SABAR, IKHLAS DAN SENANTIASA MENGHARAP RIDLO ALLAH SWT (Bambang Sukowati)
iv
ABSTRAK Penerapan nilai nilai akhlak Islami pada kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di RST dr Asmir Salatiga (Studi kasus perilaku akhlak Islami petugas medis rawat jalan dan rawat inap RST dr Asmir Salatiga pada kegiata pelayanan kesehatan terhadap pasien Th 2014). Kata Kunci : Penerapan, Nilai nilai akhlak islami, Pelayanan, Tenaga medis, Pasien rawat jalan, Pasien rawat inap.Tujuan penelitian: (1) Untuk mengetahui perilaku Islami petugas medis pada saat melayani pasien di Instalasi rawat inap dan rawat jalan RST dr Asmir Salatiga ; (2) Untuk mengetahui tanggapan pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap pelayan berakhlak Islami oleh tenaga medis di RST dr Asmir Salatiga ; (3) Untuk mengetahui tanggapan keluarga penunggu pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap pelayan berakhlak Islami oleh tenaga medis di RST dr Asmir Salatiga; (4) Untuk mengetahui perlunya penerapan nilai-nilai akhlak Islami oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research) dengan pendekatan fenomenologis. Mengambil objek studi pada petugas pelayanan kesehatan, pasien dan keluarga penunggu pasien instalasi rawat jalan dan rawat inap RST dr Asmir Salatiga . Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi partisipan, dokumentasi dan wawancara bebas. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Deduktif analitik. Hasil temuan penelitian ini adalah bahwa perilaku petugas medis pada saat melayani pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di RST dr. Asmir Salatiga berjalan sesuai dengan perilaku akhlak islami hal ini terbukti dari tanggapan tanggapan yang berhasil dihimpun penulis dari para narasumber yang menyatakan bahwa pelayanan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dirumah sakit dr Asmir Salatiga dilaksanakan dengan ikhlas, sabar, ramah, sopan, santun dan bernuansa islami seperti mengucap salam, menggunakan jilbab, senantiasa berdzikir dan berdo’a dalam menjalankan tugas pelayanan kepada pasien serta amanah. Tanggapan pasien maupun keluarga penunggu pasien terhadap perilaku petugas medis saat menjalankan tugas sangat positif, puas dan nyaman termasuk tanggapan petugas medis itu sendiri,semuanya merasa perlu diterapkannya nilai nilai akhlak islami pada pelaksanaan pelayanan kepada pasien di rumah sakit dr Asmir Salatiga.
v
PRAKATA
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul “ PENERAPAN NILAI NILAI AKHLAK ISLAMI PADA KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN OLEH TENAGA MEDIS
TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DAN PASIEN RAWAT INAP DI RST dr ASMIR SALATIGA ” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat islam Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabatnya, keluarganya, serta pengikutnya sampai akhirul jaman. Di samping itu, apa yang telah tersaji pada tesis ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga. 3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan restu dan selalu mendo’akan pada penulisan tesis ini. 4. Dr. Asfa Widiyanto, MA , selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan restu dan selalu mendo’akan pada penulisan tesis ini. 5. Seluruh dosen Pascasarjana STAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini.
vi
6. Letkol CKM dr Sukirman Sp.KK., selaku komandan dan Mayor CKM Hadi Juanda selaku atasan langsung yang telah memberikan ijin untuk mengikuti kuliah di pasca sarjana STAIN Salatiga. 7. Mayor CKM dr Sumanta Sembiring Sp.B. selaku kepala rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di tempat yang beliau pimpin. 8. Kepada Seluruh Petugas kesehatan unit pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang
bersedia
memberikan
berbagai
informasi
guna
terlaksananya
penyusunan tesis ini. 9. Istri dan anakku tercinta yang selalu mensuport dan memberikan inspirasi hingga selesainya penulisan ini 10. Sahabatku Ali Imron dan Sutrisno yang selalu bersama saling memotifasi demi terlaksananya pembuatan tulisan ini serta semua teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu persatu yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses penulisan tesis ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki serta diperdalam lagi. Oleh karena hanya sebatas ini yang dapat penulis sampaikan, maka segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, demi perbaikan pada kajian-kajian mendatang.
Salatiga, 21 September 2014 Penulis
vii
Bambang Sukowati, S.Pd.I NIM: M.1.12.003
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988
A. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
Alif
-
Tidak dilambangkan
ب
Ba’
B
-
ت
Ta’
T
-
ث
Sa
S
S dengan titik diatas
ج
Jim
J
-
ح
HA’
H
H dengan titik dibawah
خ
Kha’
Kh
-
د
Dal
D
-
ذ
Zal
Z
Z dengan titik diatas
ر
Ra’
R
-
ز
Za’
Z
-
س
Sin
S
-
ش
Syin
Sy
-
ص
Sad
S
S dengan titik dibawah
ض
Dad
D
D dengan titik dibawah
viii
ط
T
T
T dengan titik dibawah
ظ
Za’
Z
Z dengan titik dibawah
ع
’ain
‘
Koma terbalik (apotrof tunggal)
غ
Gain
G
-
ف
Fa’
F
-
ق
Qaf
Q
-
ك
Kaf
K
-
ل
Lam
L
-
م
Mim
M
-
ن
Nun
N
-
و
Waw
W
ه
Ha’
H
-
ء
Hamzah
.
Koma lurus miring (tidak untuk awal kata)
ى
Ya’
Y
-
ة
Ta’ Marbutah
H
Dibaca ah ketika mauquf
...ة
Ta’ Marbutah
H/t
Dibaca ah / at ketika mauquf
B. Vokal Pendek ARAB
LATIN
KETERANGAN
CONTOH
-
A
Bunyi fathah pendek
اﻓﻞ
-
I
Bunyi kasrah pendek
ﺳﻠﻢ
ix
-
U
Bunyi dammah pendek
اﺣﺪ
C. Vokal Panjang ARAB
LATIN
KETERANGAN
CONTOH
ا
a
Bunyi fathah panjang
ﻛﺎن
ى/ ي
i
Bunyi kasrah panjang
ﻓﯿﻚ
و-
u
Bunyi dammah panjang
ﻛﻮﻧﻮ
D. Diftong ARAB
LATIN –و....
ي
...
KETERANGAN
CONTOH
aw
Bunyi fathah diikuti wau
ﻣﻮز
ai
Bunyi fathah diikuti ya
ﻛﯿﺪ
E. Pembauran kata sandang tertentu ARAB ... ال
ش- ال
LATIN
KETERANGAN
aL-Qa
Bunyi al Qomariyyah
Asy-sy …
Bunyi al Syamsiyyah dengan / (el)
CONTOH اﻟﻘﻤﺮ
اﻟﺸﻤﺴﯿﺔ
Diganti huruf berikutnya
... وال
Wal / Wasy-sy
Bunyi al Qomariyyah / al Syamsiyyah diawali huruf hidup, maka tidak terbaca mandiri
x
واﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ واﻟﺘﺮﺑﯿﺔ
وﷲ اﻋﻠﻢ ﺑﺎ ﻟﺼﻮاب
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................
iii
MOTTO ....................................................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................
v
PRAKATA ................................................................................................
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ..............................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xvii
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
11
C. Signifikansi Penelitian .........................................................
12
D. Kajian Pustaka .....................................................................
14
E. Metode Penelitian ................................................................
23
F. Sistematika Penulisan ..........................................................
28
BAB II: PROFIL RUMAH SAKIT DR. ASMIR SALATIGA ...............
30
xi
A. Profil ....................................................................................
30
B. Denah lokasi .........................................................................
31
C. Visi, misi, moto ....................................................................
33
D. Tugas dan Tanggung jawab pelayanan .............................
33
E. Populasi pelayanan ...............................................................
35
F. Fasilitas pelayanan ................................................................
35
G. Pengembangan satuan ...........................................................
36
H. Kerjasama pendidikan...........................................................
37
I. Sarana dan prasarana .............................................................
38
J. Organisasi ..............................................................................
39
BAB III: HASIL PENELITIAN ...............................................................
44
A. Petugas kesehatan (medis/paramedis)...................................
44
1. Wawancara Petugas Rawat Jalan ......................................
45
2. Wawancara Petugas Rawat Inap .......................................
50
3. Akhlak Islami Petugas Pelayanan .....................................
55
B. Pasien ....................................................................................
56
1. Wawancara Pasien Rawat Jalan ........................................
56
2. Wawancara Pasien Rawat Inap .........................................
60
3. Akhlak Islami Petugas menurut Pasien .............................
65
C. Keluarga / penunggu pasien ..................................................
66
1. Wawancara Keluarga penunggu pasien rawat jalan..........
66
2. Wawancara Keluarga penunggu pasien rawat inap ..........
71
3. Akhlak Islami Petugas menurut Keluarga Pasien .............
75
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................
77
xii
A. Analisis penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh petugas tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap .........................................................................................
77
1. Ramah................................................................................
78
2. Senyum ..............................................................................
80
3. Salam dan Tegur sapa........................................................
82
4. Berdo’a ..............................................................................
85
5. Tanggung jawab dan Amanah ...........................................
88
6. Mengucap Basmallah saat mulai bekerja ..........................
90
7. Mengucap Alhamdulillah selesai bekerja..........................
92
8. Menasehati, Mengingatkan dan mengajak pasien berdzikir, sabar menghadapi ujian sakit ............................
95
B. Analisis tanggapan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis ......................................................................................
97
1. Mengucap Istighfar...........................................................
98
2. Menggunakan kerudung / berhijab ....................................
101
3. Tidak membeda bedakan status pasien .............................
102
4. Melayani dengan kasih sayang terhadap pasien ................
105
5. Berjabat tangan ..................................................................
106
C. Analisis tanggapan keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis ...................................................................
xiii
108
1. Memberi pertolongan dengan cepat dan ikhlas……………
109
2. Sabar dalam melayani pasien….. ......................................
111
3. Menghargai privasi dengan menawarkan menerima atau menolak tindakan yang dilakukan petugas yang berbeda jenis kelamin......................................................................
114
4. Berpakaian rapi..................................................................
117
D. Analisis tanggapan perlunya penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis........................................................................
120
BAB V: PENUTUP ................................................................................
122
A. Simpulan ..............................................................................
122
B. Saran ....................................................................................
124
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
126
LAMPIRAN .............................................................................................
129
BIOGRAFI PENULIS ..............................................................................
147
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Struktur Organisasi RST dr Asmir Salatiga ..................................
40
2.2
Daftar Personel RST dr Asmir Salatiga.........................................
40
2.3
Agama Personel RST dr Asmir Salatiga .......................................
41
2.4
Jumlah dokter RST dr Asmir Salatiga ...........................................
41
2.5
Kwalifikasi Anggota RST dr Asmir Salatiga ................................
42
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Halaman
Denah Lokasi RST dr Asmir Salatiga..............................................
xvi
32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Pedoman Wawancara ...................................................................... 129
2.
Foto-foto Penelitian ......................................................................... 141
3.
Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................... 144
4.
Surat Pemberian Ijin Penelitian ....................................................... 145
5.
Surat Bukti telah Melakukan Penelitian .......................................... 146
6.
Biografi penulis ............................................................................... 147
xvii
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sarana
pelayanan
kesehatan
diera
globalisasi
ini,
berupaya
meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Implementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana pelayanan kesehatan dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan tujuan menciptakan kepuasan pasien. Dengan berkembangnya beberapa rumah sakit di Kota Salatiga, masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang mereka pandang memberikan kepuasan maksimal bagi mereka.
Oleh karena itu
setiap rumah sakit berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Dalam hal ini rumah sakit harus mengutamakan pihak yang dilayani yaitu pasien, maka banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu rumah sakit bila mengutamakan kepuasan pasien. Diantaranya yaitu terciptanya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang puas tersebut akan memberitahukan kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara akumulatif akan berdampak menguntungkan rumah sakit itu sendiri karena merupakan upaya promosi secara tidak langsung.
1
2
Konsep pelayanan (service), menurut Gronroos (1990) : “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.” Istilah pelayanan publik, menurut UU No. 25 Tahun 2009, adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.1 Tolak ukur pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut McDonald & Lawton (1977), tolak ukur pelayanan menyangkut efisiensi dan efektivitas (efficiency and effectiveness). Menurut Salim & Woodward (1992), tolak ukur meliputi ekonomi, efisiensi, efektivitas, dan keadilan (economy, efficiency, effectiveness, and equity). Menurut Lenvine (1990), tolak ukur pelayanan dapat dilihat dari segi responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas (responsiveness, responsibility, and accountability). Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990), tolak ukur pelayanan ada 10, yakni: ketampakan
fisik
(responsiveness),
1
(tangibles), kompetensi
reliabilitas (competence),
(reliability), kesopanan
responsivitas (courtessy),
UU No. 25,Undang undang Tentang Pelayanan Publik. Jakarta: DPR RI, 2009.
3
kredibilitas (credibility), keamanan (assurance), akses (access), komunikasi (communication),danpengertian(understanding).2 Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, karena dengan kondisi yang sehat kita dapat beribadah secara khusyuk kepada Allah. Dan sebagai seorang muslim haruslah yakin bahwa semua penyakit pasti ada obatnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW : 1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya : “Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).3 2. Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”.4 2
Rusdi Lamsudin, Nilai-nilai Islam Dalam Layanan Kesehatan, Yogyakarta: Gema Muhammadiyah, 2012, 6-7. 3 H Zainuddin Hamidy, Dkk, Terjemah Hadist Shahih Bukhari, Jakarta, : PT Bumi Restu,1992,Cetakan ke 13,37. 4 Muslim, Tentang setiap penyakit meiliki obat, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No.5705.
4
Romantika
kehidupan manusia senantiasa diwarnai oleh hal-hal yang
saling kontradiktif, yang saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah
atau
pelajaran dibalik itu semua. (Q.S. Shaad : 27).
َ ض َو َﻣﺎ َﺑ ْﯿﻨَ ُﮭ َﻤﺎ ﺑَﺎ ِط ًﻼ ٰ َذﻟِ َﻚ ظﻦﱡ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َﻛﻔَ ُﺮوا ﻓَ َﻮ ْﯾ ٌﻞ َو َﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻟ ﱠ َ ﺴ َﻤﺎ َء َو ْاﻷَ ْر ﻟﱢﻠﱠ ِﺬﯾﻦَ َﻛﻔَ ُﺮوا ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠﺎ ِر “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orangorang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” 5 Islam mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian terhadap sesama
dalam
suatu
ajaran
khusus,
yakni
akhlaq,
yang
diamalkan/dipraktekkan harus mengandung unsur aqidah dan syari’ah. Praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengamalan akhlaq. Oleh karena asuhan medik dan asuhan keperawatan merupakan bagian dari akhlaq, maka seorang muslim yang 5
Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001,1013.
5
menjalankan fungsi khalifah harus mampu berjalan seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba Allah dengan demikian melaksanakan pelayanan kesehatan adalah bagian dari ibadah. Ahlak secara etimologi berasal dari kata khuluq dan jama’nya akhlaq yang berarti budi pekerti, etika, moral. Pengertin etimologi tersebut berimplikasi bahwa akhlak mempunyai kaitan dengan tuhan pencipta yang menciptakan sifat batin manusia luar dan dalam, sehingga tuntutan akhlak harus dari kholiq yang mengisyaratkan adanya akhlak dari ketetapan manusia bersama, sehingga dalam kehidupan manusia harus berkhlak baik menurut ukuran Allah dan ukuran manusia. Sedangkan menurut istilah, para pakar dalam bidang ini mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut; 1. Ibnu Miskawaih
ﺲ دَا ِﻋﯿَﺔٌ ﻟَ َﮭﺎ اِ ٰﻟﻰ اَ ْﻓ َﻌﺎﻟِ َﮭﺎ ِﻣﻦْ َﻏ ْﯿ ِﺮ ﻓِ ْﻜ ٍﺮ َو َﻻ ُر ِوﯾَ ٍﺔ ِ َﺣﺎ ٌل ﻟِﻠﻨﱠ ْﻔ “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.6 2. Imam Al-Gazali
ْﺴ ِﺮ ِﻣﻦ ْ ُﺴﮭُ ْﻮﻟ ٍﺔ َوﯾ ْ ﺳ َﺨﺔٌ َﻋ ْﻨ َﮭﺎ ﺗ ُ َِﺼ ُﺪ ُر ْاﻻ ْﻓ َﻌﺎ ُل ﺑ ِ ﺲ َرا ِ ِﻋﺒَﺎ َرةٌﻋَﻦْ َھ ْﯿﺌَ ٍﺔ ﻓِﻰ اﻟﻨﱠ ْﻔ ﺎﺟ ٍﺔ اِ ٰﻟﻰ ﻓِ ْﻜ ٍﺮ َو ُر ْؤﯾَ ٍﺔ َ َﻏ ْﯿ ِﺮ َﺣ ”Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. 3. Ibrahim Anis 6
Muhaimin, Tadjab,ABD Mudjib, dimensi-dimensi studi islam,(Surabaya: 1994. Karya Abditama). Hal. 243
6
ﺎﺟ ٍﺔ َ َﺼ ُﺪ ُر َﻋ ْﻨ َﮭﺎ ْاﻻَ ْﻓ َﻌﺎ ُل ِﻣﻦْ َﺧ ْﯿ ٍﺮ اَ ْو ْ ﺳ َﺨﺔٌ ﺗ َ ﺷ ﱟﺮ ِﻣﻦْ َﻏ ْﯿ ِﺮ َﺣ ِ ﺲ َرا ِ َﺣﺎ ٌل ﻟِﻠﻨﱠ ْﻔ اِ ٰﻟﻰ ﻓِ ْﻜ ٍﺮ َو ُر ْؤﯾَ ٍﺔ “Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.7 4. Prof. Dr. Ahmad Amin
ً ﺷ ْﯿﺄ َ ْاﻻ َرا َد ِة ﯾَ ْﻌﻨِﻰ أَنﱠ ْاﻹ َرا َدةَ اِ َذا ا ْﻋﺘَﺎدَت َ ُﻀﮭُ ُﻢ ا ْﻟ ُﺨﻠ ُ َﻋ ﱠﺮ فَ ﺑَ ْﻌ ِ ْ ُﻖ ﺑِﺄَﻧﱠﮫُ ﻋَﺎ َدة ﻖ َ ﻓَ َﻌﺎ َدﺗُ َﮭﺎ ِھ َﻲ ا ْﻟ ُﻤ ِ ُﺴ ﱠﻤﺎةُ ﺑِﺎ ْﻟ ُﺨﻠ Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah “kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”. 8 Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Dengan memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi. Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya bahaya yang akan
7
Prof, Dr, H, Abuddin Nata, MA. Ahlak Tasawuf dan Ahlak Mulia. Jakarta, Rajawali Pers, 2010 : 02. 8 A. Mustofa,Drs,H. Ahlak Tasawuf. Bandung; Pustaka Setia, 1995,13.
7
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Akhlak islami dapat diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang kata akhlak dalam menempati sebagai sifat. Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging, dan sebenarnya yang didasarkan pada agama islam. Akhlak merupakan perilaku yang dibangun berbasis hati nurani. Meski ada yang mengklasifikasikan menjadi akhlak mulia dan akhlak tercela, tapi pada lazimnya akhlak adalah suatu sebutan bagi perilaku terpuji yang berakar dari Iman. Menurut Imam Ghazali, akhlak yang mulia mempunyai empat perkara yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan hawa nafsu) dan bersifat adil. Etika, moral, budi pekerti, meskipun pada dasarnya adalah kebiasaan, adat-istiadat masyarakat, tapi di kalangan umat beragama, perilaku yang terbiasa, dapat disesuaikan dan di jiwai oleh akhlak yang di ajarkan agama. Karena itu banyak kita temui etika, moral, dan budi pekerti yang saling mengisi dengan ajaran akhlak yang dibimbing oleh agama. Motivasi terpenting dan terkuat bagi manusia terutama bagi para pelaku moral dan berakhlak adalah agama. Secara substansial, etika, moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan
8
keburukan itu sendiri. Etika atau moral adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya itu adalah akal karena memang moral adalah bagian dari filsafat. Sedangkan akhlak yang secara kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang bicara tentang baik dan buruk yang ukurannya adalah wahyu Tuhan. Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik
dan yang
buruk,
terpuji atau tercela,
menyangkut
perkataan dan perbuatan manusia lahir batin. Dalam kehidupan manusia ada
perbuatan yang
dilaksanakan
dengan
kehendak
dan ada pula
perbuatan yang dilaksanakan tanpa kehendak. Perbuatan yang dilaksanakan dengan
kesadaran dan dengan kehendak disebut perbuatan budi pekerti.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang di anggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang di anggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Moral membicarakan persoalan yang betul atau salah, apa yang perlu dilakukan dan ditinggalkan atas sebab-sebab tertentu dan dalam keadaan tertentu. Pertimbangan moral bergantung kepada suasana atau keadaan yang membentuk individu. Misalnya sistem sosial, kelas sosial dan kepercayaan yang dianuti.
9
Menurut ajaran Islam pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang bermoral dan berakhlak . Dalam arti mempunyai potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh dengan nilai-nilai atau normanorma. Suci tidaknya hati manusia tergantung mana yang paling dominan dalam hatinya, jika nafsu syahwaniah dan gadhabiyah yang mendominasi dirinya, maka yang muncul adalah akhlak yang buruk (akhlak al-mazmumah), tetapi jika nafsu “al-nafs al-nathiqah” yang mendominasi hatinya, maka akhlak al-kharimah-lah yang akan muncul dari dirinya. Kegiatan medis dirumah sakit
merupakan manifestasi dari fungsi
manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan tugas kemanusiaannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual maupun potensial. Permasalahan klien (pasien) dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaikbaiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal yang berakhlak islami. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
9
Profesi tenaga kesehatan
atau tenaga medis
bagi umat Islam diyakini suatu profesi yang bernilai
ibadah,
kepada
mengabdi
manusia
dan
kemanusiaan
(humanistik),
mendahulukan kepentingan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan 9
Depkes, Undang Undang No 36 bab 1pasal 1Tentang Tenaga kesehatan, Jakarta: CV Medika Jaya, 2009, 32.
10
masyarakat di atas kepentingan sendiri dengan menggunakan pendekatan holistik. Dengan demikian paradigma pelayanan kesehatan Islam memiliki komponen utama, yaitu; manusia-kemanusiaan, lingkungan, sehat-kesehatan, medis dan keperawatan. Islam juga mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan komprehensif baik bio-psiko-sosio-kultural maupun spritual yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat. Rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga adalah rumah sakit tipe D milik TNI AD yang memiliki tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan bagi personel TNI,PNS dan keluarganya. Sebagai upaya peran aktif dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat, rumah sakit dr Asmir juga memberikan
pelayanan
kesehatan
bagi
masyarakat
umum.
Dalam
menjalankan praktek pelayanan kesehatan rumah sakit dr Asmir Salatiga didukung dengan sarana dan fasilitas fasilitas yang lengkap dan diantaranya adalah instalasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Instalasi rawat jalan meliputi poliklinik umum, poliklinik penyakit dalam, poliklinik
THT, poliklinik bedah, poliklinik obstetri genokologi,
poliklinik gigi, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik anak, poliklinik mata, hemodialisa, poliklinik
syaraf
sedangkan instalasi rawat inap melayani
rawat inap untuk kelas 3, 2, 1, VIP dan melayani pasien Militer/ PNS TNIAD
dan keluarga, JAMKESMAS, JAMKESDA, ASKES dan Pasien
Umum.10
10
dr.Sumanta Sembiring,Sp,B. Profil Rs dr Asmir Salatiga, Salatiga:Admin Rs, 2013, 8-10.
11
Penulis adalah salah satu personel TNI AD yang bertugas di rumah sakit tentara dr Asmir salatiga dengan latar belakang
akademik sarjana
pendidikan agama islam dan saat ini sedang menempuh pendidikan pascasarjana serta sedang menyusun tesis guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister pendidikan islam di sekolah tinggi agama islam negeri Salatiga. Sehingga berkewajiban membuat tulisan ilmiah dan tertarik melakukan penelitian di rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga disamping sebagai kewajiban moral untuk membina dan mensyiarkan syariat agama Islam pada pelaksanaan kinerja personel rumah sakit tanpa menyinggung kemerdekaan beragama bagi personel yang beragama nonmuslim dan menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas , peneliti tertarik untuk meneliti penerapan nilai nilai akhlak islami pada kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di rumah sakit dr asmir Salatiga serta bagaimana tanggapan pasien terhadap pelaksanaan penerapan nilai nilai akhlak islami tersebut. Dalam penulisan tesis ini akan dibahas analisis nilai nilai akhlak Islami yang terkandung dalam kegiatan pelayanan dirumah sakit dr Asmir Salatiga serta tanggapan pasien terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut. Dan
sebagai batasan masalah agar pembahasan tulisan tidak mengembang dan melebar maka obyek pada penelitian ini hanya terbatas pada pelayanan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di rumah sakit dr Asmir Salatiga.
12
Sesuai dengan latar belakang dan identiffikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah
penerapan nilai-nilai akhlak islami pada kegiatan
pelayanan kesehatan oleh petugas tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di RST dr. Asmir Salatiga ? 2.
Bagaimanakah tanggapan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga ?
3.
Bagaimanakah tanggapan keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat
inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh
tenaga medis pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga ? 4.
Mengapa perlu diterapkan nilai-nilai akhlak Islami oleh tenaga medis terhadap pasien rawat inap
dan
pasien rawat jalan pada kegiatan
pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga tahun 2014 ? C. Signifikansi Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai akhlak islami pada kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di RST dr. Asmir Salatiga.
13
b.
Untuk mengetahui tanggapan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir.
c.
Untuk mengetahui tanggapan keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga.
d.
Untuk mengetahui perlunya penerapan nilai-nilai akhlak Islami oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga.
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini penulis harapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : a.
Manfaat Secara Teoritis. Secara ilmiah atau teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk : 1) Memperkaya khasanah keilmuan khususnya yang berkenaan dengan Kegiatan Pelayanan pasien secara islami dirumah sakit. 2) Mengembangkan wawasan tentang nilai nilai akhlak Islami yang terkandung
dalam
pelaksanaan
pelayanan
dirumah
sakit tentara dr . Asmir Salatiga sehingga dengan pemahaman yang bersifat Agamis /religius akan memotifasi personel untuk memiliki rasa pengabdian yang tinggi, ikhlas dan bernilai ibadah.
14
3) Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya serta bahan masukan bagi siapapun yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini pada bidang penelitian yang relevan. b.
Manfaat Praktis. 1) Memberikan masukan kepada personel rumah sakit tentara dr Asmir, khususnya
tenaga
medis (petugas) unit
pelayanan
pasien rawat jalan dan rawat inap agar memahami dan mau menerapkan nilai nilai akhlak Islami dalam menjalan kan tugas. 2)
Memberikan masukan kepada managemen rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga akan manfaat dan pentingnya penerapan nilai nilai akhlak Islami dalam kegiatan pelayanan dirumah sakit sehingga dapat dijadikan acuan dan bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.
D. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Untuk menghindari adanya duplikasi dari hasil penelitian serta untuk mengetahui arti pentingnya penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan adanya dokumentasi dan kajian atas hasil penelitian yang pernah ada pada masalah yang hampir sama. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sebagai tinjauan penelitian terdahulu adalah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan orang lain, sebagai berikut: Tesis yang disusun oleh Rudi Hartono Zakaria, tahun 2008, mahasiswa
sekolah pasca sarjana Universitas Sumatra Utara Medan
15
melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis pelayanan kesehatan bernuansa Islami di Puskesmas kota Langsa”. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa semua perawat, bidan dan dokter yang ada di puskesmas kota langsa menerapkan kebiasaan salam dan salim kepada semua pasien yang ada, selain itu dalam pelayanan harus diawali dengan bacaan “basmalah” bagi yang beragama Islam.11 Tesis yang disusun oleh Mariaty Silalahi, tahun 2007, mahasiswa sekolah pasca sarjana Universitas Sumatra Utara Medan melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis pengaruh kualitas pelayanan dalam kaitannya dengan loyalitas pasien rawat inap di rumah sakit Islam Malahayati Medan”. Hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh pada kualitas pelayanan yang baik terhadap loyalitas pasien rawat inap di rumah sakit Islam Malahayati Medan. Semakin baik pelayanan yang diberikan pada pasien, pasian semakin merasa memilki rumah sakit tempat dia dirawat sehingga semakin loyal terhadap rumah sakit. Misalnya; ikut menjaga kebersihan, mentaati segala peraturan dan bersikap baik kepada semua karyawan rumah sakit termasuk bidan dan dokter.12 Tesis yang disusun oleh dr Ulung Pribadi, tahun 2012, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melakukan penelitian yang berjudul “ Nilai nilai agama dan pelayanan publik”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai-nilai agama sangat penting sebagai dasar 11
Rudi Hartono Zakaria, Analisis pelayanan kesehatan bernuansa Islami di Puskesmas kota Langsa Tahun 2008, Medan: PPS Universitas Sumatra Utara, 2008. 12 Mariaty Silalahi, Analisis pengaruh kualitas pelayanan dalam kaitannya dengan loyalitas pasien rawat inap di rumah sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2007, Medan: PPS Universitas Sumatra, 2007
16
dalam memberikan pelayanan publik, hal ini dikarenakan nilai agama memberikan warna norama susila yang positif sehingga akan membuat pemberian pelayanan publik semakin baik dan penuh rasa ihlas.13 Dari penelitian terdahulu di atas, minimal dapat dijadikan sebagai acuan dalam menganalisa penerapan nilai nilai islami pada kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga. Secara umum perbedaan pendekatan dari penelitian sekarang dengan ketiga contoh penelitian terdahulu (Prior research) adalah dari sifat penelitian dimana penelitian-penelitian terdahulu menggunakan pendekatan kuantitatif sementara
penulisan penelitian yang ditulis saat
ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Secara Substansi
perbedaan
penelitian terdahulu dengan
penelitian yang peneliti lakukan adalah : Penelitian yang sudah ada pada umumnya mengambil obyek satu jenis bentuk layanan pasien (inap atau jalan), dan penelitian terdahulu lebih penekanan pada layanan pablik yang masih bersifat umum sedangkan penelitian yang sekarang disusun penulis menggunakan obyek pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap serta lebih secara spesifik meneliti dari aspek akhlak islami. 2. Kajian Teori a. Teori Akhlak
13
Ulung Pribadi, Nilai nilai agama dan pelayanan publik, Yogyakarta: PPS Universitas Muhammadiyah, 2012.
17
Menurut Prof. KH. Farid Ma’ruf yang dikutip Abdul Mujib mengartikan
akhlak ini sebagai Kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.14 Ahlak secara etimologi berasal dari kata khuluq dan jama’nya akhlaq yang berarti budi pekerti, etika, moral. Pengertin etimologi tersebut berimplikasi bahwa akhlak mempunyai kaitan dengan tuhan pencipta yang menciptakan sifat batin manusia luar dan dalam, sehingga tuntutan akhlak harus dari kholiq yang mengisyaratkan adanya akhlak dari ketetapan manusia bersama, sehingga dalam kehidupan manusia harus berkhlak yang baik menurut ukuran Allah dan ukuran manusia.15 Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran, oleh karena itu Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Mukasyafatul Qulub” yang dikutib Abdul Mujib menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwat (nafsu). Maka barang siapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan melata lebih baik dari pada manusia itu. Sebaliknya bila manusia 14 15
Abdul Mudjib, Dimensi-dimensi Studi Islam,Surabaya:. Karya Abditama, 1994, 243. Ahmad Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 1998, 42.
18
dengan akalnya dapat mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat.16 Sedangkan Akhlak islami dapat diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati sebagai sifat. Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging, dan sebenarnya yang didasarkan pada islam. 17 Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat universal. Dasar-dasar penerapan nilai akhlak Islami yang dijelaskan oleh Aunur Rahim Faqih antara lain sebagai berikut :18
ﻖ َﻋ ِﻈ ْﯿ ٍﻢ ٍ َُواِﻧﱠ َﻚ ﻟَ َﻌﻠﻰ ُﺧﻠ Artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang berakhlak mulia. (Surat Al-Qolam (68);4) Dalam Surat Al Ahzab 21 :
...ٌﺴﻨَﺔ ْ ُ ﺳ ْﻮ ِل ﷲِ ا ُ ﻟَﻘَ ْﺪ َﻛﺎنَ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ َر َ ﺳ َﻮةٌ َﺣ Artinya: “Sungguh bagi kamu pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik...” Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah bersabda :
ُ إِ ﱠﻧ َﻣﺎ ُﺑ ِﻌ ْﺛ .ﺎر َم ْاﻷَ ْﺧﻼَ ْق ِ ت ﻷِ َﺗ ﱢﻣ َم َﻣ َﻛ 16 17
Abdul Mudjib, Dimensi-dimensi Studi Islam, Hal 247. Aunur Rahim Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam, Yogyakarta: UII Press Indonesia,
1998, 86 18
Aunur Rahim Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam Yogyakarta: UII Press Indonesia, 1998, 91-93
19
Artinya: “Sesungguhnya saya menyempurnakan ahklak yang mulia”.19
diutus
hanyalah
untuk
Dari uraian diatas, maka dapat diuraikan bahwa penerapan nilai akhlak islami tidak semata-mata kehendak pribadi yang tanpa dasar, akan tetapi semua tindakan nilai akhlak islami memiliki dasar dan tuntunan yang jelas dalam agama. Islam mengajarkan agar kita senatiasa bertindak yang islami, diantaranya: lemah lembut, kasih sayang, jujur, adil, bijaksana dan saling menghormati. Tindakan islami merupakan cerminan dari iman seseorang dalam pengimplementasian khablum minallah dan khablum minannas. b. Akhlak sebagai nilai pendidikan Islam Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial
yang
membawa
umatnya
kepada
penghambaan
dan
pengaplikasian ajaran Islam secara komprehensif. Agar umatnya memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan Islam harus dimaknai secara rinci, maka sumber rujukan ajaranya harus bersumber dari yang utama, yaitu Al Qur’an dan Hadits. Pendidikan Islam memiliki makna yang sangat luas dan mendalam, didalamnya dibahas akhlak kepada sesama muslim khususnya dan kepada semua mahluk pada umumnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman agar terjadi kehidupan yang selaras, harmonis, tentram dan damai. Sebagai mahkluk sosial, manusia tentunya tidak ingin merasa terganggu
19
No.273.
Hadist Bukhori, Tentang Akhlak, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist,
20
oleh manusia lainya. Oleh sebab itu, disinilah arti pentingnya bagaimana memahami agar hak (kekuatan diri) tidak terganggu sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. c. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Islami Pelayanan kesehatan Islami adalah segala bentuk kegiatan asuhan medik dan asuhan keperawatan yang dibingkai dengan kaidah-kaidah Islam. Islam telah mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlaq, yang diamalkan/dipraktekkan
harus
mengandung
unsur
aqidah
dan
syari’ah.20 Profesi dokter dan keperawatan bagi umat Islam diyakini suatu profesi yang bernilai ibadah, mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan (humanistik), mendahulukan kepentingan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat di atas kepentingan sendiri dengan menggunakan pendekatan holistik. Dengan demikian paradigma pelayanan kesehatan Islam memiliki komponen utama, yaitu; manusia-kemanusiaan, lingkungan, sehat-kesehatan, medis dan keperawatan. Islam telah mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan komprehensif baik bio-psiko-sosiokultural maupun spritual yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat.
20
Rusdi Lamsudin, Nuansa Pelayanan Kesehatan yang Islami di Rumah Sakit Islam, Suara Muhammadiyah; Edisi 20-02, 2002, 22.
21
Kegiatan medis dan keperawatan dalam Islam merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiaannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual maupun potensial. Permasalahan klien (pasien) dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal. Untuk dapat memberikan asuhan medik dan asuhan keperawatan kepada pasien, dokter dan perawat dituntut memiliki ketrampilan intelektual,
interpersonal,
tehnikal
serta
memiliki
kemampuan
berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar.21 Melaksanakan pelayanan kesehatan profesional yang Islami terhadap individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam, medik dan keperawatan yang mencakup: (1) menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan mengutamakan pedoman pada Al-Qur’an dan Hadits, (2) melaksanakan asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan Islami melalui kegiatan kegiatan pengkajian yang berdasarkan
bukti
(evidence-based
healthcare),
(3)
mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan yang berdasarkan bukti (evidence-based healthcare), (4) berlaku jujur, ikhlas
21
Rusdi Lamsudin, Nuansa…, 26.
22
dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara individu, keluarga,
kelompok
maupun
masyarakat
dan
semata-mata
mengharapkan ridho Allah, (5) bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
kesehatan
dan
menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang berorientasi pada asuhan medik dan asuhan keperawatan yang berdasarkan bukti (evidence-based healthcare). Dokter dan perawat muslim harus menyadari dan menginsyafi bahwa mengobati orang sakit karena Allah, adalah suatu amal yang amat tinggi nilainya. Dengan demikian, mereka telah melaksanakan dakwah Islam, bahwa Allah-lah yang telah menurunkan penyakit dan Dia pulalah yang menurunkan obatnya. Dokter dan perawat hanya dapat mengenali jenis penyakit dan mengobati dan merawat pasien, namun hanya Allah jualah yang menyembuhkan. Dokter dan perawat muslim
harus
menghilangkan
angggapan
bahwa
dialah
yang
menyembuhkan pasiennya. Dengan demikian para dokter dan perawat muslim harus menyadari mereka adalah khalifah Allah dalam pelayanan kesehatan. Beberapa bentuk layanan kesehatan yang islami dapat berwujud: 1). Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah semata, sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan memberikan barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis-garis yang ditetapkan agama dan profesi.
23
2). Pekerjaan yang rapih, senantiasa berorientasi kepada kualitas yang tinggi karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah SWT. 3). Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas segala aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau memiliki kualitas yang tinggi. Sehingga “ikhsan dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah menentukan mutu pelayanan.22 E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan metode observasi dengan melakukan pengamatan, dan interview yaitu tanya jawab terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap yang beragama islam, petugas kesehatan, serta keluarga / penunggu pasien guna mendapatkan data data tentang penerapan nilai nilai akhlak islami pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Dan menggunakan metode library reseach (Penelitian Kepustakaan) atau metode pengumpulan bahan tulisan. Yaitu dengan mengkaji literature yang berhubungan dengan masalah masalah yang akan dibahas. serta dokumentasi melalui metode pengambilan gambar. Untuk memudahkan penulisan tesis ini penulis menggunakan pedoman penulisan tesis dan artikel publikasi ilmiah Program Pasca Sarjana (S2) Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga.
22
Ridwansyah, Keperawatan Islami, Bandung: Gema Insan Press, 2008, 18.
24
2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dirumah sakit tentara dr Asmir Salatiga yaitu rumah sakit tentara dijajaran kesehatan kodam IV Diponegoro yang secara tehnis dibawah tanggung jawab Direktorat Kesehatan Angkatan Darat. Alasan pemilihan lokasi rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga sebagai tempat penelitian adalah oleh karena penulis berdinas ditempat ini, sementara penulis memiliki latar belakang sarjana Islam sehingga memiliki kewajiban moral untuk mensyiarkan agama Islam dilingkungan rumah sakit. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan atau pengamatan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen. Data primer penelitian yaitu data mengenai akhlak Islami yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan dirumah sakit sedangkan sumber data tambahan (sekunder) yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dokumen data umum seperti gambaran umum rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga dan data khusus seperti struktur organisasi kegiatan pelayanan rumah sakit dan program kerja rumah sakit tentara dr Asmir Salatiga. 4. Pendekatan Penelitian dilaksanakan di lapangan meneliti masalah yang sifatnya kualitatif, yakni prosedur data penelitian yang menghasilkan data
25
deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.23 Karakteristik penelitian kualitatif ini akan berlangsung dalam latar belakang alamiah. Peneliti sendiri bertindak sebagai pengumpul data yang utama. Meskipun studi lapangan, penelitian ini tetap melakukan kajian pustaka (library research) yang berfungsi sebagai sumber landasan teori, khususnya ketika mengkaji masalah-masalah yang memerlukan wawasan. 5. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan untuk mempelajari dan memahami perilaku yang terlibat serta menggunakan observasi langsung dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam observasi pengamat tinggal memberi tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Berkaitan dengan pengamatan dalam penelitian dilakukan observasi terhadap kegiatan pelayanan, kinerja tenaga medis dan respon pasien. b. Metode Interview
23
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 36.
26
Metode dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (indepth interview) yaitu bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. 24 Dalam proses wawancara, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara
bebas
terpimpin
yang
mencantumkan
pertanyaan-
pertanyaan yang harus dihimpun tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus di bahas sekaligus menjadi data dan mengecek apakah aspek aspek tersebut telah ditanyakan kepada masing-masing informan. Metode ini digunakan peneliti
untuk mengetahui penerapan
akhlak islami pada kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. c. Metode dokumentasi Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai informasi melalui bahan dokumentasi yang berkaitan dengan penerapan akhlak islami pada kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. 6. Teknik Analisis Data Menurut Bodgan & Biklen yang di kutib Lexy J. Moleong Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja 24
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif : Paradiga Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006, 180.
27
dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.25 Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian berlangsung. Teknik analis dalam penelitian ini menggunakan tiga prosedur yaitu: reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Tahap pertama adalah melakukan reduksi data, yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk menyederhanakan data kasar yang diperoleh di lapangan. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan sejak awal kegiatan hingga akhir pengumpulan data. Data yang diperoleh dituangkan dalam uraian yang terperinci, Laporan lapangan tersebut akan direduksi, dirangkum dipilih hal-hal yang pokok, sesuai dengan fokus penelitian. Tahap kedua adalah melakukan penyajian data. Penyajian data yang dimaksudkan adalah menyajikan data yang sudah diedit dan diorganisasi secara keseluruhan dalam bentuk naratif deskriptif. Tahap ketiga adalah melakukan penarikan kesimpulan yaitu merumuskan kesimpulan setelah melakukan tahap reduksi dan penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan secara induktif, dalam hal ini penulis mengkaji sejumlah data spesifik mengenai masalah yang menjadi objek penelitian, kemudian membuat kesimpulan secara umum. 25
Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005, 248.
28
Sementara itu Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam data tersebut meliputi data reduction, data display, dan data conculution drawing/verification.26 F. Sistematika Penulisan Tesis Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya. 1. Bagian Awal Bagian Awal ini terdiri dari: Halaman judul, Abstrak, Halaman Pengesahan, Pernyataan Keaslian Tesis, Halaman Persembahan, Motto, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Dafatar Gambar, dan Daftar Lampiran. 2. Bagian Isi Bab satu, Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan tesis Bab dua, Berisi
tentang
deskripsi
RS Dr Asmir Salatiga
yang menjelaskan tentang latar belakang, Visi, Misi, Moto, Tugas dan Tanggung Jawab Pelayanan,Fasilitas Pelayanan, Pengembangan Satuan,
26
246.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010,
29
Sarana dan Prasarana, Organisasi dan struktur organisasi rumah sakit Dr asmir Salatiga. Bab tiga membahas laporan hasil penelitian lapangan yang meliputi: Bentuk penerapan nilai-nilai akhlak islami para karyawan, perawat dan dokter dalam melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit Dr asmir Salatiga. Tanggapan dan pendapat para pasien rawat inap dan rawat jalan tentang penerapan nilai-nilai akhlak islami para karyawan, perawat dan dokter dalam melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit Dr asmir Salatiga Bab empat analisis data hasil penelitian lapangan dan pembahasan. Bab lima penutup, meliputi: simpulan, dan Saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir berisi tentang: Daftar Pustaka, LampiranLampiran, Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dan Daftar Riwayat Hidup.
BAB II PROFIL RUMAH SAKIT DR. ASMIR SALATIGA
A. Profil Rumah sakit Tk. IV 04.07.03 Dr. Asmir
berlokasi
di
Jl. Dr.
Muwardi No. 50 Salatiga, di Wilayah Kodim 0714 Salatiga, Korem 073/Makutarama, dengan batas wilayah Rumah Sakit: sebelah barat Jl. Dr. Muwardi; sebelah utara Jl. Pahlawan; sebelah timur Jl. Tanggul Retno dan sebelah selatan Jl. Nanggulan. Nomor Telepon (0298) 314616 dan (0298 326045). Status tanah milik TNI AD. Luas tanah dan bangunan kurang lebih 5.347 m2 untuk tanah dan 3.917 m2 untuk bangunan. Sebagian besar bangunan Rumah sakit merupakan
bangunan lama peninggalan kolonial
Belanda yang dibangun tahun 1920, keseluruhan bangunan meliputi: klinik umum, laboratorium, ruang klinik spesialis, klinik fisioterapi, klinik bedah, kamar bedah, ICU, klinik kebidanan/kandungan, klinik gigi, ruang dokter jaga, ruang komite keperawatan, dua ruang isolasi, gedung koperasi, kamar jenazah, kamar mandi penunggu, dua mushola, ruang rekam medis (RM), dapur apotik dinas, ruang radiologi, ruang USG, ruang kepala rumah sakit dan staf, apotik umum, ruang urusan medik, bangsa dahlia, gudang dan kamar mandi perawat, bangsal persalinan, laundry, ruangan instalasi HD (haemodialisa), ruang bedah, bangsal utama, ruang perawatan utama. Dalam pelayanan Listrik. Instalasi listrik yang dipergunakan untuk Rumah sakit adalah menggunakan tenaga listrik dari PLN dengan tenaga 30
31
220 Vol namum demikian Rumah sakit juga menyediakan Genset ( Disel listrik ) untuk keadaan darurat. Sedangkan untuk air bersih, rumah sakit menggunakan air PDAM dan sumur bor 1 buah untuk kebutuhan kantor dan pasien. Untuk pembuangan limbah padat dimusnahkan kerjasama dengan RSUD Salatiga dan PT Arah Semarang, sedangkan limbah cair kimiawi ditampung di septic tank. Sarana telekomunikasi di Rumkit terdapat dua titik yang dipergunakan
untuk
kepentingan
dinas dan pelayanan pasien,
penggunaannya dibatasi untuk penghematan biaya. Dalam memberikan pelayanan sarana transportasi pasien tersedia 3 ambulance dengan kondisi baik satu buah, 2 lainnya merupakan kendaraan tua yang terbatas operasionalnya.1 B. Denah lokasi RST dr Asmir Salatiga. Rumah sakit tentara dr. Asmir Salatiga terletak di tengah-tengah kota salatiga yang memiliki representatip tinggi, dikarenakan rumah sakit tentara dr. Asmir Salatiga kehadirannya sangat membantu masyarakat dalam memberikan
layanan
kesehatan.
Selain
mudah
dalam
pelayanan
administrasinya juga mudah dan ramah dalam pelayanan medisnya. Lokasi yang sangat luas dengan penataan ruang yang ideal membuat rumah sakit tentara dr. Asmir Salatiga sangat nyaman bagi para pasien yang melakukan Pengobatan baik rawat jalan maupun rawat inap. Berikut denah lokasi rumah sakit tentara dr. Asmir Salatiga:2
1
Staf Admin, Dokumentasi Profil RST DR. Asmir, Salatiga: RST DR. Asmir, 2014, Copy tanggal. 28 Agustus 2014. 2 Staf Admin, Dokumentasi Denah Lokasi, Salatiga: RST DR. Asmir, 2014, Copy tanggal. 28 Agustus 2014.
32
Gambar 2.1 Denah lokasi RST dr Asmir Salatiga
33
C. Visi Misi dan Motto 1. Visi Menjadi Rumah Sakit kebanggaan prajurit dan masyarakat umum dengan pelayanan prima. 2. Misi a.
Menjadi penyelenggara pembinaan Kesehatan Angkatan Darat yang dipercaya dengan dilandasi profesionalisme, disiplin, bermoral dan soliditas
b. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang handal,
pelayanan
kesehatan yang prima serta fungsi organik yang seksama. c.
Memberikan
pelayanan
kesehatan
prima
dilandasi
disiplin,
profesionalisme dan bermoral 3. Motto : Kami melayani dengan hati. 3 D. Tugas dan Tanggung jawab Pelayanan 1. Tugas a. Tugas Pokok 1) Pelayanan Kesehatan Kesehatan
Preventif:
Imunisasi,
pengawasan,
kesehatan
lingkungan penyuluhan kesehatan. 2) Pelayanan keluarga berencana.
3
Sumanta Sembiring, Profil Rs dr Asmir Salatiga, Salatiga: Admin Rs, 2013, 4-5.
34
Pelayanan
Kesehatan
Kuratif:
Pelayanan
berobat jalan,
pelayanan rawat Inap,merujuk penderita yang memerlukan penanganan ketingkat lebih tinggi b. Tugas Tambahan 1) Penyuluhan kesehatan: Upaya pencegahan penyakit, Rumah Sakit Tk IV 04. 07. 03 memberikan penyuluhan kesehatan kepada Prajurit, PNS dan keluarganya, Organisasi serta kepada masyarakat umum diwilayah Kodim 0714 Salatiga dan sebagian wilayah Kabupaten Semarang. 2) Bhakti Sosial : Dalam rangka pembinaan teritorial Denkesyah 04.04.03, Rumah Sakit Tk IV 04. 07.03 melaksanakan bhakti sosial berupa pengobatan massal, khitanan massal bagi masyarakat tidak mampu di wilayah Kodim 0714 Salatiga dan sebagian wilayah kabupaten Semarang, serta Operasi Katarak diwilayah
Korem
073/Mkt. 2. Tanggung Jawab pelayanan Rumah Sakit dr Asmir memiliki tanggung jawab pelayanan terhadap satuan antara lain: a.
Satuan
Dinas
Jawatan
meliputi Ma Korem 073/Makutarama,
Kodim 0714 Salatiga, Den Pom IV/3, Den Zibang 3/IV, Denkesyah 04.04.03, Den Bek Ang IV.44.03, Hubyah 41.03, Benglap “B” 04.44.06, Lan Ajen Rem 073, Kan Min Vet Cad IV/20.
35
b.
Satuan Tempur & Satuan Banpur meliputi, Yonif 411/Kostrad di Salatiga,Yonkav 2/Serbu di Ambarawa, Yon Zipur 4/TK di Banyubiru.
c.
Masyarakat umum Kota Salatiga, dan Kabupaten Semarang.
E. Populasi Pelayanan Data terakhir sampai dengan bulan Agustus 2014 Rumah sakit Tk IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga melayani populasi anggota Militer, PNS dan keluarganya dibidang kesehatan sebanyak 9.788 orang. Serta masyarakat yang berobat secara umum, Askes, BPJS, dan Jamkesda sebanyak 9.211 orang. 4 F. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit TK IV 04.07.03
dr Asmir
Salatiga tersedia pelayanan kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap, pelayanan Gawat Darurat yang siaga selama 1 X 24 jam Serta pelayanan pendukung diagnosa. Kegiatan pelayanan yang diselenggarakan meliputi : 1.
Instalasi Rawat Jalan, terdiri dari: Klinik Umum, Klinik Gigi, Klinik Anak, Klinik Kebidanan dan Kandungan, Klinik Rehabilitasi Medik, Klinik Syaraf, Klinik Bedah, Klinik Kulit Kelamin dan kecantikan, Klinik THT, Klinik Penyakit Dalam, Instalasi Haemodialisa.
2.
Instalasi Rawat Inap, terdiri dari tiga ruang perawatan dan satu ruang khusus berkapasitas 92 tempat tidur, terdiri dari : Ruang Wijaya Kusuma, Ruang Vip I s/d Vip IV, Ruang Anggrek, Ruang Melati, Ruang 4
Sukirman.Uraian tugas dan tanggung jawab ( job discription ) Personel denkesyah 04.04.03. Salatiga: Admin Denkesyah 04.04.03, 2011,30-32.
36
Bougenfil, Ruang Mawar, Ruang Flamboyan, Ruang Dahlia, Ruang Sakura, Ruang ICU, Instalasi Bedah dan Anestesi, Ruang Operasi 2 ruangan, Ruang pulih sadar 1 ruangan, Klinik bedah 1 ruangan. 3.
Unit Penunjang Diagnostik, Radiologi Instalasi radiologi berfungsi menunjang diagnosa dan memantau perjalanan penyakit melalui pembacaan foto rontgen. Adapun kegiatannya terdiri dari : Radiografi, Foto Rontgen (Thorax, BNO, Cranium, anggota badan ), USG dan EKG. Laboratorium (darah, feses, urine, kimia darah), Instalasi farmasi, Instalasi Gizi, Rekam medik / Urmed, PKBRS ( Klinik keluarga berencana dan kamar bersalin )
4.
Unit pemeriksaan kesehatan (Rikkes), meliputi: Medikal ceck up ringan, Medical cack up sedang
5.
Unit Bank darah
6.
Hemodialisa (HD)5
G. Pengembangan Satuan Peningkatan
Pendidikaan
Dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
pendidikan tenaga medis Rumah sakit Tk IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga. Secara intens berupaya untuk mengupgrade kompetensi
anggota rumah
sakit, diantaranya : 1. D III Keperawatan menjadi S1 Keperawatan. 2. S1 Kedokteran menjadi S2 Dokter Gigi. 3. 23 perawat disekolahkan dari SPK menjadi D III Keperawatan. 5
Sumanta Sembiring, Profil Rs dr Asmir Salatiga, Salatiga: Admin Rs, 2013, 14-17.
37
4. Secara rutin setiap hari sabtu menyelenggarakan program “in house training”. 5. Mengikut sertakan tenaga medis dan non medis untuk mengikuti kegiatan seminar, symposium, work shop, dll. H. Kerjasama Pendidikan Beberapa institusi dari perguruan tinggi telah menjalin kerja sama dengan Diklat
Rumkit Tk IV 04.07.03 dr. asmir Salatiga. Termasuk
sebuah perguruan tinggi yang berada di luar pulau jawa memilih Rumkit Tk IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga sebagai tempat bagi mahasiswanya untuk menuntut ilmu praktek secara real. Bahkan 04.07.03 dr. Asmir
mendapat
kepercayaan
Rumkit dari
IDI
Tk
IV
(Ikatan Dokter
Indonesia) sebagai Rumah Sakit tempat Praktek bagi dr. Internsif. Adapun institusi yang telah menjalin kerja sama sejak Januari sampai Juli dengan Diklat Rumkit Tk IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga, yaitu : 1. Stikes Maranata Kupang 2. Stikes Ahmad Yani Jogja 3. Stikes Ngudi Waluyo Semarang 4. Stikes Karya Husada Semarang 5. Stikes Kusuma Husada Surakarta 6. Akper Kesdam IV Diponegoro 7. SMK An-Nur Ampel Boyolali 8. Fakultas Kedokteran Unimus Semarang6 6
Sumanta Sembiring, Laporan Satuan, Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2014,7-10.
38
I.
Sarana dan Prasarana Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana telah dan sedang dilaksanakan : 1. Bangsal Dahlia Ruang dahlia yang diperuntukkan bagi pasien Jamkesmas atau pasien BPJS kelas III, di perbaiki bangunannya agar pasien merasa nyaman untuk menunjang kesembuhan pasien, dan menambah bed atau tempat tidur dikarenakan banyaknya pasien Jamkesmas atau BPJS kelas III. 2. Ruang Bedah Ruang bedah yang lama dipergunakan untuk ruang poliklinik bedah baru bersebelahan dengan ruang ICU, dengan kapasitas dua ruangan bedah yang sudah berstandar ruang bedah modern. 3. Ruang ICU Ruang ICU dibangun disamping ruang bedah dalam rangka persyaratan menjadi Rumah sakit tipe C yang berkapasitas kapasitas 4 bed 4. Instalasi Gawat Darurat (IGD) Sebagai tampilan performance dirumah sakit telah dilakukan make over Instalasi Gawat Darurat (IGD) agar letaknya mempermudah akses bagi pasien yang membutuhkan penanganan secara langsung. 5. Asrama Renovasi asrama dilakukan agar mahasiswa yang melaksanakan praktik di Rumkit Tk IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga mendapatkan
39
kenyamanan, kemudahan dan keamanan dalam menjalankan praktik klinik. 6. Kamar jenazah Kamar jenazah dilakukan perbaikan agar tampak rapi, bersih dan representative.7 J.
Organisasi 1. Struktur Sesuai dengan peraturan Kasad yang terbaru yaitu Nomor : Perkasad/16/III/2008 tanggal 28 Maret 2008 tentang organisasi dan tugas Denkesyah dan Rumkit, susunan organisasi Rumkit Tk. IV terdiri dari : Unsur Pimpinan (Ka/Waka Rumkit), Pembantu Pimpinan (Paur Tuud, Urmed, Unsur Komite Medik), Pelayanan (Instal Watlan, Watnap, Bedah dan Anestesi) dan Pelaksana (Unit Farmasi, Jangdiag, Jangwat, Rikkes, Unsur SMF)8
7
Sumanta Sembiring,Laporan Satuan. Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2014,12-15. Sukirman.Uraian tugas dan tanggung jawab ( job discription ) Personel denkesyah 04.04.03. Salatiga: Admin Denkesyah, 2011,30. 8
40
Tabel 2.1
STRUKTUR ORGANISASI RS. TK. IV 04.07.03 DR ASMIR SALATIGA KEPALA
WAKIL KEPALA
KOMITE MEDIK
SMF
URJANG MED
URYANMED
DEP. BEDAH & ANESTESI
UR INFOKES
DEP. OBGYN
UR TUUD
PAM
PERS
Urdal
DEP. PENY DLM &
DEP. THT
DEP. GILUT
KESWA
INSTAL WATLAN Sugeng p
INSTAL WATNAPp Sugeng
INSTAL JANGWAT Sugeng p
INSTAL JANGDIAG Sugeng p
INSTAL Sugeng p FARMASI
INSTAL DIK
UNIT
Sugeng p
RIKKESp Sugeng
2. Personil.9 Tabel 2.2 Personil Menurut DSPP
9
NO
PANGKAT/GOL
DSPP
NYATA
A.
MILITER
1.
KURANG
LEBIH
Pamen
1
1
2.
Pama
8
3
3.
Bati
2
4
2
4.
Ba
2
9
7
5
Tamtama
2
4
2
JUMLAH
15
21
11
5
Sumanta Sembiring,Laporan Satuan. Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2014,17-20.
KET
41
B.
PNS
C.
III
3
12
-
9
II
67
18
49
-
JUMLAH
70
30
49
9
-
107
-
-
-
107
-
-
Karyawan Wiyata Bhakti JUMLAH
158
3. Agama Tabel 2.3 Jenis Agama NO
PANGKAT/GOLONGAN
1. 2. 3
Militer PNS KWB JUMLAH
AGAMA ISLAM NON ISLAM 20 1 26 4 104 3 150 8
KET
158
4. Jumlah Dokter Tabel 2.4 Tenaga Medik NO
Jenis Pendidikan
Militer
PNS
KWB
Tamu
Jml
1 Dokter Umum
-
1
5
3
9
2 Dokter Gigi
-
2
-
-
2
3 Dokter Penyakit Dalam
-
-
-
2
2
4 Dokter spesialis Syaraf
-
-
-
1
1
5 Dokter Radiologi
-
-
-
1
1
6 Dokter Obsgyn
-
-
-
1
1
7 Dokter Bedah
1
-
-
1
2
8 Dokter Spesialis Anak
1
-
-
-
1
42
9 Dokter Anastesi
2
-
-
2
4
10 Dokter THT
-
-
-
1
1
11 Dokter SPKK
-
-
-
1
1
4
3
5
13
25
Jumlah
5. Tenaga Berdasarkan Status Kepangkatan dan kwalifikasi Tabel 2.5 Tenaga Berdasarkan Status Kepangkatan dan kwalifikasi NO
Jenis Keahlian/Pendidikan
Militer
PNS
KWB
JML
1 Apoteker
1
1
-
2
2 Akper
2
9
31
42
3 SPK
7
4
-
11
4 AKBID
-
4
20
24
5 SPRG
-
-
1
1
6 Juru kesehatan
1
6
1
8
7 Keslap
4
-
4
8 Akademi Gizi
-
-
1
1
9 Akademi Analis/lab
-
3
3
6
10 Akademi Fisioterapi
-
1
1
2
11 Asisten Apotekes/SMF
-
1
3
4
12 Rekamedis
-
-
5
5
13 Atem
1
-
-
1
14 Non Medis Tenkes
2
2
15
19
15 Apro
-
1
-
1
43
16 Sekolah Analis Kes
-
-
1
1
17 Sarjana Keperawatan
1
-
3
4
18 Lain-lain
7
2
13
22
BAB III HASIL PENELITIAN
Sebagaimana
kegiatan observasi
dan wawancara yang penulis lakukan
terhadap pelaksanaan pelayanan perilaku islami petugas kesehatan ( medis / paramedis ) pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit dr Asmir Salatiga, serta keluarga penunggu pasien secara tidak langsung dengan tujuan agar mendapatkan data yang obyektif. Sedangkan untuk metode dokumentasi penulis mengambil gambar pada saat melakukan interview ( wawancara ). Kegiatan wawancara dilakukan dengan menggunakan instrument pedoman wawancara yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh petugas kesehatan, pasien, dan keluarga/penunggu pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit dr Asmir Salatiga. Disamping itu penulis juga memanfaatkan sebagian catatan medik pasien guna mendapatkan data narasumber. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap nara sumber maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: A. Petugas Kesehatan (Medis/Paramedis) Dalam mendapatkan data dari informan penulis melakukan observasi dan wawancara terhadap 20 orang narasumber yang terdiri dari 10 orang petugas rawat jalan dan 10 orang petugas rawat inap.
44
45
1. Hasil wawancara dengan petugas rawat jalan Menurut petugas foto rontgen berinisial SH seorang PNS yang Lahir di Kab. Semarang, 17 Oktober 1981 dengan Jabatan TVR Radiologi dan juga sebagai tenaga
medis di Rumkit TK IV 04.07.03
dengan Pendidikan
Terakhir: D III berpendapat bahwa Ada nilai-nilai akhlak Islami yang di jalankan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien rawat jalan di rumah sakit dr. Asmir. Wujud perilaku akhlak Islami yang kami lakukan antara lain: Memberikan salam, menyapa, melaksanakan pemeriksaan sesuai permintaan dokter dan yang dikeluhkan pasien. Selain itu dalam memeriksa pasien hanya pada bagian yang dibutuhan dengan tetap menggunakan baju pasien. Sedangkan respon para pasien terhadap prilaku islami tenaga medis para pasien mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang diberikan. Dari prilaku medis ada yang bisa dilakukan secara Islami ada juga yang tidak, karena pelayanan pasien harus didasarkan pada standar prosedur operasional yang digunakan di Rumah Sakit.1 Menurut Kh Khot, petugas medis Fisioterapi lahir di kota Jepara, 25 Juli 1981, Pendidikan: D 3 Fisio Terapi, menjelaskan bahwa pelayanan prilaku Islami yang diterapkan adalah Sopan dan santun kepada konsumen (pasien) diantaranya dengan bentuk memberikan salam, memberikan penjelasan dengan baik, memperlakukan pasien tidak kasar dan pasien beserta
1
S H, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 26 Agustus 2014, Pukul. 09.00 WIB.
46
keluarga memberikan tanggapan dengan baik dan senang, dengan pelayanan menggunakan prilaku islami dapat meningkatkan kualitas pelayanan.2 Dev W, petugas medis IGD RS DKT Salatiga, Pendidikan Terakhir D III Kebidanan memberikan jawaban dan penjelasan bahwa pelayanan dengan prilaku islami ada pada setiap tenaga medis antara lain Ketika pasien datang memberikan ucapan selamat pagi / siang / malam, “ada yang bisa dibantu Bapak / Ibu”. Apabila menemui pasien kesakitan dipimpin / dibantu untuk membaca istigfar /
sesuai ajaran agama masing-masing. Dari prilaku islami
yang diterapkan Pasien merasa senang dan berterima kasih dengan pelayanan yang diberikan. Pelayanan prilaku islami diterapkan karena Pelayanan prilaku islami merupakan bagian dari suatu pelayanan kepada masyarakat/pasien dan kenyamanan.3 A St selaku Kepala Rekam Medik RST dr.Asmir memberikan penjelasan bahawa dalam melaksanakan pelayanan medis para tenaga medis menggunakan pelayanan dengan prilaku islami antara lain menyambut pasien dengan ramah dan senyum, memberi penjelasan dengan santun, mengarahkan pasien dengan santun, menanggapi pasien dengan sabar, menyapa /memberi salam kepada pasien (selamat siang pak/bu, ada yang
bisa saya bantu),
menjelaskan alur pelayanan di RST dr. Asmir Salatiga dengan sopan. dan para
2
KhKho, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 26 Agustus 2014, Pukul. 10.00 WIB. 3 Dev W, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 28 Agustus 2014, Pukul. 09.30 WIB.
47
pasien juga membalas dengan senyum. Pelayanan dengan prilaku islami diterapkan karena jika kegiatan pelayanan pasien dilakukan secara Islami maka akan tercipta suasana yang nyaman antara petugas dan pasien.4 Menurut Hen perawat Haemo Dialisa di RS DR
Asmir Salatiga
mengatakan ada pelayanan prilaku islami terhadap pasien yang dilakukan para tenaga medis, yaitu selalu mengucapkan assalamu’alaikum/menjawab salam pasien yang datang, selalu membaca basmalah saat mau melakukan tindakan dan alhamdulilah setelah selesai, selalu memberikan pengertian kepada pasien tentang semua yang kita berikan (pelayanan) karya usaha manusia biasa tapi untuk kesembuhan semua tergantung Allah yang memberikan dan kita wajib berdoa dan pasien biasanya ikut mengamini dan juga minta doanya supaya cepat diberikan kesembuhan. Pelayanan pasien dengan prilaku islami sangat perlu karena agama adalah landasan / untuk setiap muslim dalam melakukan segala hal dan dengan nilai agama yang tertanam di setiap tindakan kita, maka diharapkan akan selalu baik, baik bicara, berperilaku ataupun melayani pasien.5 Menurut M P Rus selaku Ka HD Rumkit TK IV 04-04-07 bahwa di RS DR Asmir Ada pelayanan dengan prilaku islami yang dilakukan para tenaga
4
medis
terhadap
para
pasien,
antara
lain
sebelum
A Set, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 26 Agustus 2014, Pukul. 11.00 WIB. 5 Hen, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 28 Agustus 2014, Pukul. 10.00 WIB.
48
melakukan/menjalankan mesin/mengawali cuci darah kami berdoa terlebih dahulu. Pasienpun juga kami tuntun untuk mengajak berdoa dahulu sebelum melakukan terapi cuci darah, saat menensi / tindakan menyuntik / atau keperawaan diutamakan membaca basmalah dahulu. Dengan pelayanan secara islami para pasien merespon sanagt baik dan pasien lebih tenang / enjoi. maka pelayanan dengan prilaku islami perlu diterapkan karena semua tindakan medis tanpa rido Allah SWT akan sia-sia.6 Menurut An selaku salah satu Dokter Rumkit dr. Asmir Salatiga, di RS DR Asmir ada penerapan pelayanan prilaku islami oleh para tenaga medis contohnya sewaktu melakukan tindakan semisal menyuntik diawali dengan “Bismillah”, memberikan pengertian terhadap pasien bahwa kesembuhan itu dari Allah SWT. Obat sejatinya hanya membantu. Jadi meskipun sudah minum obat. Jangan lupa berdoa meminta kesembuhan pada Allah SWT. Tidak lupa membaca “Bismillah” disetiap melakukan tindakan/pemeriksaan terhadap pasien.Tidak lupa memberikan saran terhadap pasien selain rutin minum obat, harus juga berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan. Para pasien responnnya baik dan pasien menyadari kalau kesembuhan dari Allah SWT. Obat sejatinya hanya membantu. Kalau itu
6
M P Rus, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 26 Agustus 2014, Pukul. 11.15 WIB.
49
pasien muslim perlu dilakukan secara Islami karena meminta ridho dari Allah SWT.7 Menurut jawaban yang diberikan W Gl selaku petugas fisio terapi RS dr. Asmir menjelaskan bahwa di RS DR Asmir ada pelayannan prilaku islami terhadap pasien dengan senyum, menyapa pasien, sebelum melakukan kegiatan membaca bismillah, para pasien menanggapinya dengan Baik, dengan senang.8 Nn Yul selaku karyawan poliklinik Den Kes Yah 04 04 03, RS DR. Asmir Salatiga, menjelaskan bahwa pelayanan prilaku islami di RS DR. Asmir Salatiga ada, yaitu berbentuk santun, senyum memberikan motivasi ke pasien menganjurkan untuk berdoa / tawakal agar pasien tersebut menerima penyakit tersebut dengan lapang dada dan termotivasi untuk sembuh dengan kontrol rutin dan berdoa. Respon pasien terhadap pelayanna prilaku islami para petugas medis baik dengan bukti semakin bertambahnya jumlah pasien rawat jalan. pelayanna dengan prilaku islami perlu karena kebanyakan pasien juga beragama Islam, dan walaupun ada yang berbeda agama tetapi tetap lebih banyak agama Islam yang berobat. Dan yang beragama lain juga pasti
7
An Nov, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 26 Agustus 2014, Pukul. 12.00 WIB. 8 W Gum, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 1 Septenber 2014, Pukul. 09.00 WIB.
50
menerima dengan baik jika cara penyampaian kita baik tanpa menyinggung perasaannya.9 Bas selaku Ka Pol. Umum, menjawab bahwa dirumah sakit DR. Asmir ada penerapan prilaku islami dalm melayani pasien dimana sebagai perawat jalan di Pol. Umum bagi umat muslim wajib mengucapkan assalamu’alaikum WWB, wajib senyum kepada setiap pasien, dengan menolong ikhlas lahir dan batin. Tanggapannya setiap pasien merasa puas dengan pelayanan kita. Prilaku islami dalam melayani pasien Perlu sekali, karena setiap yang berobat rata-rata beragama Islam, alasannya perlu pertolongan yang Sempurna, karena dijaman modern seperti sekarang pelayanan harus yang serba berkualitas segalanya.10 2. Hasil wawancara dengan petugas rawat inap Li H.S. Bidan ruang Sakura, mengemukakan bahwa pelayanan dengan prilaku islami di RS. DR. asmir ada, yaitu dengan wujud Ramah, dan murah senyum, Baca basmallah sebelum tindakan, sehingga pasien merasa Senang, nyaman. Maka prilaku islami dalam pelayanan terhadap pasien perlu diterapkan, agar pasien nyaman.11 T Nur selaku salah satu bidan di RS DR. Asmir menjelaskan bahwa di RS DR. Asmir ada pelayanan dengan prilaku islami oleh para tenaga 9
N Yul, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 1September 2014, Pukul. 09.30 WIB. 10 Bas, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 1 September 2014, Pukul. 11.15 WIB. 11 LiHS, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 Septenber 2014, Pukul. 08.00 WIB.
51
medisnya terhadap para pasien dengan bentuk bersikap empati dan simpati terhadap pasien, Menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) terhadap pasien, memberikan pelayanan dengan ramah terhadap pasien, melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan terhadap pasien. dan Respon pasien puas dan senang terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien. Karena dengan pelayanan yang Islami dapat meningkatkan kesembuhan pasien, memberikan rasa aman dan senang kepada pasien.12 Sy selaku Kepala Ruang Kebidanan, menjelaskan bahwa di RS DR. Asmir ada pelayanan terhadap pasien dengan prilaku islami, yaitu dengan cara bersikap secara Islami, menerapkan dalam setiap tindakan. Contoh-contoh nilai-nilai akhlak Islami dalam kegiatan pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit dr. Asmir : Bayi baru lahir kita beri kesempatan orang tuanya untuk mengadzani, Memberikan ucapan salam atau menjawab salam, Sebelum dan sesudah bekerja kita baca do’a, Misal mau melakukan tindakan baca Basmalah, selesai operasi pasien sadar “baca Alhamdulillah”, Memberikan dukungan moril untuk banyak berdoa biar lekas sembuh. Tanggapan pasien pun tampak senang dan bahagia Menurutnya Kegiatan pelayanan pasien
12
Tt Nur, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 08.30 WIB.
52
dengan nilai-nilai akhlak Islami perlu diterapkan karena akan menyejukkan hati pasien dan keluarga pasien.13 I Wah menjelaskan di RS DR. Asmir bahwa ada pelayanan dengan prilaku islami terhadap pasien, dengan bentuk: Ramah terhadap pasien berbicara sopan terhadap pasien dan keluarga pasien, Berdo’a sebelum melakukan tindakan terhadap pasien, para pasien memberi respon yang baik terhadap apa yang dilakukan petugas saat melakukan tindakan keperawatan, dan pasien bisa diajak bekerjasama saat petugas melakukan tindakan keperawatan. Misalnya saat petugas melakukan tindakan pasang infus, DC dan lain lain. Maka dari itu pelayanan secara islami Sangat perlu dilakukan sebagai bimbingan kerohanian.14 T Bd Ra menjawab bahwa di RS DR Asmir ada penerapan pelayanan prilaku islami oleh para tenaga medis contohnya Bersikap ramah terhadap pasien, berbicara dengan nada halus dan tidak menyinggung pasien, sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti injeksi pasang infus, pasang kateter dan lain-lain berdoa dulu. Pasien mau bekerjasama dalam melakukan tindakan keperawatan. Perlu Untuk mempercepat penyembuhan pasien selain usaha dari tenaga medis.15
13 Sy, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 10.00 WIB. 14 I W, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 10.10 WIB. 15 T B Ra, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 10.20 WIB.
53
Sn Pra perawat ruang Dahlia di RS DR Asmir mengatakan ada penerapan pelayanan prilaku islami oleh para tenaga medis contohnya Jika ada pasien baik muslim ataupun bukan, perawat berusaha ramah dan tersenyum terhadap pasien dan berdoa menurut agama masing-masing supaya lekas sembuh Selalu ramah terhadap pasien, murah senyum terhadap pasien, mengamalkan
ucapan-ucapan
seperti
astagfirullah
alhamdulillah,
lailahaillaillah, jika bertemu pasien memberi salam dan menyapa. Pasien merespon dengan senyum. Pelayanan secara islami perlu diterapkan karena dengan pelayanan Islami petugas akan cenderung bersikap ramah.16 O I Pras perawat di Ruang Dahlia II mengutarakan ada penerapan pelayanan prilaku Islami oleh para tenaga medis contohnya Melaksanakan tugas atau tindakan keperawatan berdasarkan ajaran agama dan tidak bertentangan dengan agama. Contohnya berdoa sebelum dan sesudah bekerja. Membaca basmallah ketika atau melaksanakan tindakan, mengucapkan doa sebelum tindakan keperawatan. Membimbing dan khususnya pasien muslim ketika Sakaratul Maut. Pasien mengucapkan terima kasih dan terlihat lebih bersemangat dalam melawan sakit yang diderita. Menurutnya pelayanan islami dilakukan dengan tidak menyinggung pasien yang non muslim.17
16
Sn Pra, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 10.25 WIB. 17 O I Pras, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 10.20 WIB.
54
St Ba perawat Ruang Krisan di RS DR Asmir mengatakan ada penerapan pelayanan prilaku Islami oleh para tenaga medis sehingga pasien merasa senang dan menerima dengan baik pelayanan yang diberikan perawat. Contohnya setiap menuju ke pasien terlebih dahulu memberi salam kepada pasien, memotivasi pasien untuk selalu berikthiar dan mengingatkan keluarga dan pasien untuk selalu berdo’a demi kelancaran dan kesembuhan penyakit yang diderita berdo’a walaupun dalam keadaan sakit. Menurut pendapatnya Penerapan pelayanan islami perlu karena pasien akan lebih senang jika kegiatan pelayanan dilakukan secara islami sehingga pasien akan merasa lebih tenang.18 Hes 26 Th Petugas ruang perawatan bangsal Sakura mengatakan bahwa ada perilaku islami petugas kesehatan dalam menjalankan tugas pelayanan pasien habis melahirkan, dan menilai hal tersebut baik sebagai contoh mempersilahkan suami pasien mengadzani bayinya yang baru lahir, memberitahu suami dan keluarga untuk memberikan support mental dan rohani kepada pasien yang akan melahirkan, mengingatkan keluarga dan pasien untuk selalu berdoa demi kelancaran proses persalinan. Menurut pendapat Hesti pasien senang dan puas dengan pelayanan berakhlak islami
18
S Bait, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 11.15 WIB.
55
tersebut serta perlu diterapkan di tempat dia bertugas. Karena pasien akan lebih tenang dan merasa lebih nyaman.19 R Anis seorang Bidan di RS DR Asmir mengatakan ada penerapan pelayanan prilaku Islami oleh para tenaga medis contohnya Saat datang kontraksi dan ibu mulai kesakitan dianjurkan untuk beristigfar dan tidak lepas dari doa, beristifgfar saat pasien mulai kesakitan dan gelisah. Saat bayi lahir, dianjurkan untuk bapak dari bayi mengadzani dulu. Pasien Senang dan mengikuti anjuran islami yang kami anjurkan serta merasa perlu adanya perilaku berakhlak islami karena pelayanan secara Islami akan membuat pasien lebih nyamanL:OO 3. Akhlak islami petugas pelayanan Berdasarkan hasil wawancara dengan para petugas medis instalasi rawat jalan dan rawat inap serta setelah melalui tahap reduksi data maka dapat dijelaskan bahwa akhlak islami para petugas medis rawat jalan dan rawat inap pada saat menjalankan tugas mereka berusaha melayani pasien dengan sikap sopan, ramah, murah senyum, mengucap salam dan tegur sapa kepada pasien, berdoa sebelum melakukan tindakan medis, tanggung jawab dan amanah dalam menjalankan tugas, membaca basmallah saat memulai pekerjaan, mengakhiri tindakan dengan mengucap Alhamdulillah, mengingatkan dan mengajak pasien berdzikir. 19
Hes, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 2 September 2014, Pukul. 10.00 WIB.
56
B. Pasien Dalam mendapatkan data dari pasien penulis melakukan observasi dan wawancara terhadap 20 orang narasumber yang terdiri dari 10 orang pasien rawat jalan dan 10 orang pasien rawat inap. 1. Hasil wawancara dengan pasien rawat jalan Menurut D Vid seorang wanita pasien rawat jalan yang lahir di Kab. Blora, 16-11-1976 dengan Pendidikan Terakhir: D III berpendapat bahwa ada nilai-nilai akhlak Islami yang di
jalankan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien rawat jalan di rumah sakit dr. Asmir. Wujud akhlak Islami yang dilakukan petugas kesehatan antara lain: Memberikan salam, menyapa, senyum sopan santun kepada pasien. Sebelum melakukan tindakan kepada pasien membaca bismillah dan sesudah melakukan tindakan membaca hamdalah. Pada saat dilakukan tindakan bila pasien kesakitan, petugas membimbing untuk membaca istighfar. Menganjurkan pasien untuk selalu berdoa agar diberi kesehatan dan kesembuhan. Sedangkan respon para pasien terhadap prilaku islami tenaga medis para pasien sangat senang dan puas. Serta merasa perlu untuk dilakukan pelayanan berakhlak islami dengan alasan dapat menjadikan motivasi bagi pasien secara moril, sehingga pasien merasa nyaman , termotivasi dan semangat untuk berusaha sembuh dengan ikhtiar dan doa.20 20
D Vid, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 3 September 2014, Pukul. 10.15 WIB.
57
Menurut Mun seorang pasien wanita poliklinik gigi dengan pendidikan Terakhir S1 Yang beralamat Dusun Krumpu RT 6/2 Pukis menjelaskan bahwa pelayanan petugas perawat gigi memiliki akhlak islami ramah ramah dan baik –baik serta menyampaikan bahwa “Pada waktu mau mencabut gigi saya, petugas membaca bismilah walau terdengar pelan”. Dan berpendapat perlu untuk diterapkan akhlak islami pada pelayanan pasien Karena merasa nyaman dan tenang jika dilayani secara Islami21 Ibu Ngat seorang pasien poliklinik gigi lainnya yang lahir di kota Magelang 11 Juni 1970 dan beralamat di Banyubiru berpendapat ada akhlak islami pada pelayanan yang diterimanya. Dia berkomentar “saya pas kesana petugasnya memberikan salam pada saya, Petugas medis dan paramedis bagian gigi semua memakai kerudung, ramah pada saya dan keluarga saya”. Dan dia merasa senang dengan petugas poli gigi yang memakai kerudung dan ramah-ramah serta berpendapat perlu penerapan akhlak islami oleh para petugas pelayanan kesehatan di rumah sakit dr Asmir karena dia seorang muslim sehingga memerlukan pelayanan secara Islam.22 Spr pasien poliklinik penyakit dalam seorang pekerja swasta dengan pendidikan SMP beralamat di Pabelan mengatakan ada pelayanan islami yang diterimanya dimana menurutnya petugas kesehatan baik dan ramah serta 21
Mun, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 3 September 2014, Pukul. 11.25 WIB. 22 Ibu Ngat, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 3 September 2014, Pukul. 11.45 WIB.
58
sopan. Dia merasa senang dan puas serta berpendapat perlu pelayanan yang islami agar pasien cepat sembuh.23 E Wiy seorang pasien rawat jalan yang lahir Boyolali,
4-4-1969
pekerjaan swasta dengan pendidikan Terakhir SMA mengatakan ada pelayanan berakhlak islami. Sebagai contoh pada saat dia berobat menjumpai petugas kesehatan yang ramah, tidak membedakan pasien dan teliti ramah serta memuaskan. Dia berpendapat perlu untuk diterapkan pelayanan kesehatan berakhlak islami karena
dengan pelayanan islami dapat
memuaskan pasien.24 Menurut Yn A Sas pegawai swasta pasien poliklinik Bedah beralamat di Lawang mengatakan “Ya. Ada” ketika ditanya tentang pelayanan petugas kepada pasien yang berakhlak islami. Menurutnya petugasnya baik dan sopan sesuai norma agama serta mengobati sesuai prosedur sampai sembuh, bersahabat ( ramah). Perasaannya senang dan menganggap perlu pelayanan islami agar pengobatan berjalan sesuai prosedur sampai sembuh.25 Mul seorang pasien dinas anggota TNI berpangkat Sersan kepala lahir di KLaten pada 10-10-1980 pendidikan Terakhir SMA mengatakan bahwa terdapat nilai islami pada proses pelayanan pasien dipoliklinik dan 23
Sup, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 3 September 2014, Pukul. 12.30 WIB. 24 En w, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 3 September 2014, Pukul. 09.45 WIB. 25 Menurut Y ASas,Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 10.45 WIB.
59
memberikan kesan baik terhadap pelayanan tersebut, sebagai contoh petugas kesehatan berpakaian sopan,dan ramah. Dia senang dengan pelayanan terhadap pasien oleh petugas kesehatan dan perlu dipertahankan sebab hal tersebut membuat pasien senang dan merasa diperhatikan seperti keluarga sendiri.26 Seorang pasien anggota TNI
lainnya berpangkat Sersan mayor
bernama A R lahir di kota Bangkalan pada 15 april 1977 berpendidikan Terakhir SMA beralmat di Dsn Gelangan Rt 2/1 Pabelan mengatakan “Ya. Ada”
pelayanan
bernuansa
islami
misalnya
mengucapkan
salam
(assalamualaikum), mengajak berjabat tangan dan senyum pada pasien. Sehingga dia merasa senang dengan pelayanan tersebut dan perlu untuk dibiasakan karena menurutnya dengan pelayanan islami dapat meringankan penyakit pasien.27 Bapak Su seorang petani berumur 62 Th pendidikan terakhir SD beralamat di Dukuh Bayur mengatakan bahwa pelayanan pasien berakhlak islami ada dan dilakukan petugas kesehatan dengan baik sebagai contoh petugas kesehatan memberikan salam dan senyum pada pasien sehingga
26
Mul, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 11.15 WIB. 27 A R, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 11.15 WIB.
60
membuat senang perasaannya dan berpendapat perlu dipertahankan agar pasien cepat sembuh.28 E S As seorang Ibu Rumah Tangga berumur 19 Th beralamat di Jl Talang Tirto II, No 12 RT 3/4
Pancuran Salatiga mengatakan bahwa
pelayanan berakhlak islami terhadap pasien rawat jalan ada dan dilaksanaan dengan baik sebagai contoh petugas memberikan pertolongan dengan ramah, sopan, menghargai pasien, dan memberi semangat
senyum pada pasien
sehingga membuat hatinya senang. Menurut pendapatnya hal tersebut perlu untuk dilakukan agar pelayanan terhadap pasien rawat jalan berjalan dengan baik.29 2. Hasil wawancara dengan pasien rawat inap D Kai 24 Th seorang pasien rawat inap dengan alamat rumah gaglik 2/12 Ledok Salatiga mengatakan bahwa ada pelayanan terhadap pasien berakhlak islami ditandai petugasnya ramah ramah dalam menjalankan tugas dan senantiasa mengucap “Bismillah” sebelum melakukan tindakan medis sehingga membuat perasaannya senang dan nyaman. Menurutnya hal tersebut perlu untuk dilaksanakan agar pasien menjadi nyaman.30
28
Bapak Sum, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 11.30 WIB. 29 E S A, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 13.10 WIB. 30 Di Ka, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 13.30 WIB.
61
Menurut E Setyo
19 Th seorang pasien yang tinggal di Baran
Gembyang RT 03 / 01 Kec. Ambarawa dia mengatakan ada pelayanan berakhlak islami oleh petugas kesehatan dibangsal perawatan rawat inap kebidanan. Menurutnya pelayanannya cukup baik bahkan dia dan keluarganya disarankan untuk selalu berdoa termasuk petugasnya sendiri dalam menjalankan tugas terlebih dahulu berdo’a sebelum melakukan aktivitas seperti operasi atau melahirkan dll. Sehingga membuat perasaannya cukup senang dan berpendapat
perlu untuk dilakukan pelayanan secara Islami
karena pasien cukup ikut tenang bila diberikan pelayanan dengan nilai-nilai akhlak Islami.31 N A umur 18 Th seorang pasien yang dirawat dibangsal perawatan Dahlia bekerja sebagai seorang tani beralamat rumah di
Pandean
Ngablak kota Magelang mengatakan ada pelayanan petugas perawat yang bernuansa islami dan dijalankan dengan baik misalnya perawatnya sabar dalam melayani pasien, mengucap salam kepada pasien pada saat mau masuk ruangan pasien sehingga
membuat perasaannya senang dan perlu
dilaksanaakan terus karena sesuai dengan keyakinannya.32 Pasien rawat inap diruang Mawar bernama Nur seorang karyawan Swasta dengan pendidikan terakhir SMK lahir di Salatiga pada 23 Oktober 31
E S, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 4 September 2014, Pukul. 14.10 WIB. 32 Nr Aini , Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 09.30 WIB.
62
1981 beralamat di Karang Padang RT 01/03 Salatiga mengatakan “Ya ada” ketika ditanya tentang pelayanan berakhlak islami. Dia terkesan baik dan setuju dengan pelayanan islami tersebut sebagai contoh petugas kesehatan membimbing pasien untuk berdoa saat pasien kesakitan atau sedang dirawat hal tersebut membuatnya senang dan merasa perlu untuk dijalankan oleh petugas kesehatan terutama kepada pasien yang seagama / muslim agar pasien lebih tenang dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.33 Sud S War seorang anggota TNI berpangkat Pelda, berdinas di Anjenrem, beralamat di Tanduk RT 03 RW 01 Ampel Boyolali salah satu pasien rawat inap yang mondok diruang Tulip mengatakan bahwa ada pelayanan islami yang baik dan memuaskan di ruang perawatan tempat dia dirawat sebagai contoh petugas kesehatan memberikan pelayanan dengan sikap ramah dan dengan penuh kasih sayang kepada dirinya sehingga dia merasa senang dan menyarankan agar pelayanan islami perlu untuk dilaksanakan oleh petugas kesehatan karena dengan pelayanan islami petugas kesehatan akan melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab dan dengan hati nurani penuh kelembutan.34 Win warga Krajan RT 02/ V Suruh menjelaskan bahwa dibangsal rawat inap tempat dirinya dirawat ada pelayanan dengan prilaku islami yang 33
Nur, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 09.10 WIB. 34 Sud S W, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 09.50 WIB.
63
baik dan memuaskan terhadap pasien, diwujudkan dalam
bentuk setiap
sebelum melakukan tindakan selalu membaca basmallah dan selesai mengucap Alhamdulilah, hal tersebut membuat dirinya senang. Maka dari itu pelayanan secara islami sangat perlu dilakukan sebagai salah satu upaya menegakkan tanggung jawab dan bekerja dengan hati nurani serta penuh simpati.35 A Suhar anggota TNI berpangkat Serda, lahir di Brebes, 4 Juli 1974 pendidikan Terakhir SPK beralamat rumah di Busungan 4/4 Tambakboyo Ambarawa mengatakan ada pelayanan berakhlak islami yang dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Sebagai contoh sebelum melakukan setiap tindakan selalu membaca doa dan mengucap salam kepada pasien sehingga pasien merasa senang dan mengatakan “ya perlu untuk dijalankan pelayanan pasien berakhlak islami”. Karena merupakan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.36 S Fat seorang pasien ruang perawatan Tulip berprofesi sebagai guru SD, beralamat di Tanjungsari Ngasinan Susukan mengatakan ada pelayanan islami yang dijalankan dengan baik. Sebagai contoh Sebelum melayani pasien petugas menyapa ramah uluk salam dan berjabat tangan, baik, santun apabila ada pasien yang minta pertolongan segera dilayani. Siti Fatimah berpendapat 35
Win, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 10.15 WIB. 36 Ade Suh, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 10.45 WIB.
64
“Selama saya di rumah sakit amat senang dan nyaman tidak ada gangguan juga tidak dengar ada yang komplain padahal saya tidurnya dekat ruang perawat”. Harapannya agar pelayanan yang baik dan mengesankan tersebut perlu dijalankan oleh petugas kesehatan agar pasien nyaman dan cepat sembuh.37 M Yo seorang pasien bedah dirawat di ruang Dahlia yang lahir di Padang, 8-11-1965 pekerjaan Wiraswasta tinggal di Perum GMS I Karang Tengah berpendapat ada pelayanan berakhlak islami yang bagus dilaksanakan oleh petugas kesehatan sebagai contoh perawat memulai tindakan perawatan luka dengan membaca Bismillah dan mengakhiri dengan Basmallah. Hal tersebut membuatnya nyaman dan tenang serta berpendapat akhlak tersebut sangat perlu sekali untuk di biasakan dan dijalankan oleh petugas kesehatan karena dapat membantu kesembuhan pasien.38 Menurut I Shol pasien ruang Utama yang lahir di Kab. Semarang, 7 Juli 1996 berpendidikan Terakhir SLTP alamat Batur, Kroya, Bringin, Kab. Semarang mengatakan bahwa ada pelayanan berakhlak islami yang dinilainya bagus dan harus ditingkatkan misalnya tidak membeda-bedakan antara pasien yang mampu dan kurang mampu, mau menolong pasien pada saaat membutuhkan dan ikhlas dalam menjalankannya. Hal tersebut membuatnya 37
S Fat, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 11.15 WIB. 38 M Yoh, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 12.30 WIB.
65
senang dirawat di Rumah sakit dr Asmir Salatiga dan berpendapat perlu di jalankan pelayanan berakhlak islami tersebut karena akhlak Islam adalah akhlak yang mulia yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya dan harus dilakukan kepada setiap orang.39 3. Akhlak islami petugas pelayanan kesehatan menurut tanggapan pasien rawat jalan dan rawat inap Berdasarkan Hasil wawancara penulis dengan informan sebagaimana yang telah dibahas pada uraian diatas selanjutnya menghasilkan data bahwa tanggapan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap pelayanan berakhlak islami di rumah sakit dr Asmir Salatiga terdapat tanggapan yang sama. Adapun tanggapan pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap pelayanan berakhlak islami petugas kesehatan di Rumah Sakit dr Asmir Salatiga yang sama adalah : Petugas mengawali tindakan medis dengan mengucap Bismillah, mengakhiri kegiatan dengan mengucap Hamdallah, mengingatkan pasien untuk berdoa dan berdzikir, petugas ramah, sopan, mengucap salam dan senyum pada pasien. Adapun tanggapan pasien yang belum dibahas pada bahasan dan analisis sebelumnya adalah : Petugas membimbing pasien beristighfar saat merasa kesakitan, petugas wanita menggunakan kerudung, pasien merasa tidak dibeda bedakan statusnya saat dilayani petugas kesehatan, petugas 39
Iis Shol, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 5 September 2014, Pukul. 13.45 WIB.
66
melayani pasien dengan kasih sayang, petugas kebidanan mengajak berjabat tangan kepada pasien kebidanan yang selesai melahirkan. C. KELUARGA / PENUNGGU PASIEN Pada pembahasan berikut ini penulis akan memaparkan tanggapan hasil wawancara dari keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di rumah sakit dr Asmir Salatiga yang terdiri dari 10 orang keluarga penunggu pasien rawat jalan dan 10 orang keluarga penunggu pasien rawat inap. 1. Hasil wawancara keluarga penunggu pasien rawat jalan. T seorang pelajar yang mengantar orang tuanya berobat kepoliklinik gigi mengatakan bahwa pelayanan berakhlak islami di RS dr Asmir ada dan membuatnya merasa nyaman sebagai contoh pada saat melayani pasien petugas kesehatan gigi
berpakaian rapi, berhijab, berpakaian muslimah,
mengucapkan salam, dan bertutur kata ramah. Sehingga membuatnya merasa senang dan nyaman. Tika berpendapat perlu untuk dilakukan pelayanan islami terutama bagi pasien muslim dengan alasan ”saya juga seorang muslim, sekarang saya merasa nyaman bila ada nilai islam dalam pelayanan kesehatan” kata Tika.40 Kopda Sum TA Mudi Denpal ‘A’ Salatiga beralamat di Perum Taman Mutiara RT 3/X Tingkir Salatiga ketika mengantar Komandannya berobat menuturkan bahwa pelayanan berakhlak islami di instalasi Fisioterapi ada 40
T, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 6 September 2014, Pukul. 08.45 WIB.
67
dilakukan
dengan
sangat
baik,
nyaman
dan
menyenangkan.
Dia
mencontohkan perilaku islami tersebut misalnya memberikan salam awal, mendoakan pasien agar cepat sembuh, memberikan ucapan salam penutup, mengajak ngobrol, memberikan pelayanan dengan tidak membeda-bedakan, melayani pasien dengan tidak takut kotor. Menurutnya hal tersebut membuat dirinya dan komandannya yang sedang berobat merasa sangat senang serta menyarankan perlunya diterapkan di pelayanan rumah sakit karena dengan pelayanan kesehatan berakhlak islami akan membuat pasien seperti keluarga sendiri karena mendapatkan pelayanan yang tulus, lebih sabar dan berperasaan.41 Mar 47 Th pekerja swasta beralamat Rumah di dusun Timpik RT 1/9 ketika mendampingi istri berobat jalan mengatakan bahwa ada pelayanan bernuansa islami yang dijalankan petugas kesehatan di instalasi rawat jalan RS dr Asmir dirinya mengangap bagus pelayanan tersebut karena petugasnya ramah dan sopan dalam melayani pasien sehingga dia dan istrinya merasa puas serta berharap agar pelayanan berakhlak dan memiliki nilai islami diterapkan di seluruh pelayanan rumah sakit Agar rumah sakit menjadi maju dan lebih baik.42
41
Kopda Sum, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 6 September 2014, Pukul. 09.15 WIB. 42 Mar, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 6 September 2014, Pukul. 09.30 WIB.
68
Nur umur 29 Th
beralamat rumah di Klumpit RT 02/01 , Salatiga
ketika mengantar anaknya berobat gigi mengatakan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan petugas gigi memiliki niliai akhlak islami yang bagus sebagai contoh Jika ada pasien masuk disambut salam, bersalaman, dan ucapan terima kasih kepada mereka, Jika akan melakukan tindakan pada pasien membaca basmalah dan mengahiri dengan kata hamdallah terhadap semua pasien. Hal tersebut membuat dirinya senang. Dan berpendapat perlu diterapkan pada setiap pelayanan dirumah sakit karena bekerja di Rumah Sakit harus mengutamakan pelayanan43. Medal 38 Th beralamat di Asrama Yonif 411 / Raider, Salatiga ketika mengantar anaknya berobat menjelaskan bahwa perilaku islami petugas kesehatan poliklinik anak ada dan dilaksanakan dengan bagus misalnya Memberikan salam “Assalam’mualaikum” saat bertemu dengan pasien, Selalu mengucapkan “ Bismillahirohmannirohim” dalam setiap melakukan tindakan terhadap pasien, Mendoakan agar klien lekas sembuh dalam setiap melakukan tindakan keperawatan, Memberikan pengarahan dari ahli agama kepada keluarga klien yang mengalami keadaan kritis untuk mendo’akan klien. Dengan pelayanan tersebut dirinya merasa sangat senang sekali, karena kesembuhan seorang klien bukan hanya dari Obat –obatan saja, tetapi dari sikap perawat yang selalu memberikan suport dan pelayanannya. Terutama 43
Nur Mus, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 6 September 2014, Pukul. 10.00 WIB.
69
kesembuhan berasal dari doa, atas ijin dari Allah SWT. Menurutnya perilaku islami tersebut sangat perlu sekali dilaksanakan. Sebab sesungguhnya kesembuhan itu semua berasal dari diri klien itu sendiri dan Allah SWT, dimana perawat dan dokter hanyalah perantara.44 Ap Put pengantar pasien dari Bringin menyampaikan kesan bahwa pelayanan kesehataan berakhlak islami dari perilaku petugas kesehatan ada dan dilakukan dengan ikhlas misalnya pada saat petugas melakukan tindakan medis selalu mengucapkan Basmalah dan diahiri Hamdalah, mengucapkan salam melayani dengan ramah, berpakaian secara islami dengan menutup aurat dan bersikap santun. Hal itu membuat dirinya sangat senang dan puas serta berharap perlu untuk diterapkan pelayanan islami di rumah sakit dr Asmir Salatiga Alasannya, sebagai seorang muslim jika dirawat secara Islami maka perasaan menjadi tenang dan nyaman sehinga bisa memberikan dampak positif bagi kesembuhan dan termotivasi untuk sembuh.45 Rb 54 Th berprofesi sebagai supir Angkot beralamat di Nangulan Ketika mengantar anak berobat jalan diinstalasi HD menuturkan bahwa ada perilaku petugas yang memiliki makna islami yang membuatnya senang, yaitu petugas HD ramah, diingatkan agar sabar dalam menghadapi ujian anak sakit serta petugas HD melayani dengan kasih sayang. Hal tersebut membuatnya 44
Medal, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 6 September 2014, Pukul. 10.30 WIB. 45 Ap Put, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 6 September 2014, Pukul. 11.05 WIB.
70
senang dan puas. Dia berpendapat perlu dijalankan perilaku islami oleh seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dr Asmir Salatiga agar pasien cepat sembuh dan sehat.46 Ded Ar orang tua pasien poliklinik
penyakit dalam seorang
wiraswasta yang beralamat di Dusun Gamol, RT 03/ 06 Kecandran Salatiga mengatakan ada ketika ditanya tentang perilaku petugas kesehatan yang islami bahkan dia menilai positif dan Sangat setuju dan sangat perlu untuk diterapkan oleh petugas pelayanan kesehatan di rumah sakit dr Asmir Salatiga karena selain menunjukan jati diri sebagai muslim juga bisa menumbuhkan semangat untuk pasien dan keluarga pasien yang menunggu. Hai itu terbukti saat melaksanakan tindakan dengan membaca Basmallah, menunjukan Jiwa muslimnya saat melakukan tindakan, perawat perempuan memakai jilbab, saat perawat masuk ke ruangan pasien muslim dia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.47 Triy 22 Th seorang petani dari Desa Pringapus RT 17/06 Krandon ketika mengantar orang tuanya berobat menjelaskan ada perilaku islami petugas kesehatan ketika ditanya tentang pelayanan berakhlak islami dan dia terkesan senang menurutnya petugas kesehatan bersikap ramah dan sopan, peduli terhadap pasien, melegakan hati apalagi yang member pelayanan dan 46
Rab, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 8 September 2014, Pukul. 09.05 WIB. 47 Dedy Aryanto, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 8 September 2014, Pukul. 09.35 WIB.
71
bantuan adalah anggota TNI. Sehingga dia merasa perlu untuk diterapkan pada pelayanan di rumah sakit dr Asmir Salatiga karena hal
tersebut
membuat pasien nyaman dan cepat sembuh.48 A W 16 Th seorang pelajar SMP beralamat rumah di Randu Ares RT 03/01 Salatiga saat mendampingi ibunya berobat mengatakan ada pelayanan bernuansa islami sesuai syariat islam dirinya sangat berterimakasih karena orang tuanya dilayani dengan seerius, sopan dan ramah sehingga dia menganggap perlu untuk diterapkan pada pelayanan pasien di rumah sakit agar perintah Allah untuk saling tolong menolong dapat dilaksanakan.49 2. Hasil wawancara keluarga penunggu pasien rawat inap. Kr 36 Th seorang keluarga pasien rawat inap yang beralamat di Jln. Benoyo 859 B RT 06/05 Kutowinangun Salatigaketika menunggu suaminya mondok di ruang mawar mengatakan ada perilaku islami petugas kesehatan saat menjalankan tugas hal tersebut dibuktikan dengan perilaku petugas jika mau masuk ruangan memberikan salam terlebih dahulu dan mengetuk pintu, Sebelum melakukan tindakan baca Basmallah. Dia merasa sangat senang dan berpendapat perlu penerapan perilaku islami pada pelayanan di rumah sakit. Karena semua itu sesuai dengan pedoman hidup seorang Muslim.50 48
Triyono, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 8 September 2014, Pukul. 09.50 WIB. 49 Ayu Wulandari, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 9 September 2014, Pukul. 19.50 WIB. 50 Kr, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 9 September 2014, Pukul. 20.15 WIB.
72
Bar 29 Th seorang wiraswasta warga Suruh ketika menunggu anaknya dirawat di ruang melati mengatakan ada perilaku islami petugas saat merawat anaknya hal tersebut sangat baik dan memuaskan. Perilaku islami tersebut misalnya sebelum melakukan setiap tindakan selalu membaca doa dan mengucap salam sehingga membuatnya senang dan berpendapat perlu dilaksanakan terus karena membuatnya nyaman dan senang serta petugas akan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.51 Ny. St Fat 55 Th seorang Guru / PNS yang beralamat di Tanjung Sari Ngasinan Susukan ketika menunggu suaminya mondok di ruang Krisan mengatakan adabnperilaku islami petugas kesehatan yang menurutnya pelayanannya baik. Perilaku islami tersebut antara lain perawat ruang Krisan ramah,
rajin,
rapih
,tanggung
jawab
murah
senyum,
santun
dan
sopan.sehingga memberi kesan baik. Dia menganggap perlu dipertahankan karena perilaku yang berakhlak islami tersebut sangat baik sekali.52 Nun warga Perum GMS Karang Tengah Boyolali penunggu suami yang sedang dirawat di ruang Tulip menceritakan bahwa terdapat perilaku islami pada pelayanan terhadap pasien (suaminya) yang dilaksanakan dengan baik contohnya mulai kerja dengan dengan mengucap Bismillah sehingga membuat nyaman pasien dan keluarganya. Dia berkomentar perlunya 51
Bar, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga: RS. DR. Asmir, Tanggal 9 September 2014, Pukul. 20.25 WIB. 52 Ny. St Fat Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 19.35 WIB.
73
diterapkan perilaku islami petugas kesehatan dirumah sakit guna membantu kesembuhan pasien.53 Nur Fa 18 Th warga Batur Kroya Bringin, Kab. Semarang mengataka ada dan menjumpai perawat berperilaku akhlak islami saat merawat pasien yang terkesan tidak dengan perasaan terpaksa (ikhlas) sikap tolong menolong sesama dan tidak memandang pamrih.Sehingga membuat perasaannya senang dan menganggap perlu dan harus dilakukan secara ikhlas tentunya. Karena bisa membantu kenyamanan pasien dan keluarganya.54 Fah 21 Th seorang wiraswasta beralamat rumah di Penggung / Boto Bancak Semarang menjelaskan tentang adanya perilaku akhlak islami perawat ruang Bogenfil saat merawat orangtuanya yang dinilainya baik sebagai contoh perawat bersikap sabar, murah senyum kepada pasien dan keluarga penunggu pasien sehingga membuatnya merasa sangat Menyenangkan dan perlu diberlakukan kepada semua pasien agar pasien lekas sembuh.55 Seorang penunggu pasien bernama T Er berpendidikan terakhir SMEA tinggal di Ngentak II No. 20 RT XI / 05 Salatiga berpendapat ada perilaku islami petugas kesehatan saat menjalankan tugas perawatan yang dijalankan dengan ramah dan tulus ikhlas contoh perilaku mereka adalah 53
Sebelum
Nun, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 21.00 WIB. 54 Nur, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 16.30 WIB. 55 Fah, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 16.30 WIB.
74
diadakan tindakan, pasien diajak untuk berdoa, Sebelum dioperasi pasien harus puasa, Semua pasien diberi dorongan moril, agar pasien cepat sembuh. Hal itu membuatnya senang dan puas serta perlu diterapkan pada pelayanan pasien karena pelayanan secara islami akan berarti bagi pasien.dan hal itu juga termuat dalam ajaran Agama Islam.56 Fi S. orang tua pasien yang sedang dirawat diruang anak beralamat di Asrama Garnisun 5/7 Salatiga mengatakan bahwa dia menjumpai adanya perilaku islami petugas kesehatan saat anaknya dirawat diruang perawatan anak yang menyenangkan hatinya sebagai contoh Jika ada petugas RS masuk ke ruangan pasien mengucapkan salam terlebih dahulu, saat akan memulai tindakan membaca basmallah, kemudian bersikap ramah, sopan santun, selanjutnya jika sudah selesai tidak lupa berpamitan.”Saya merasa senang, nyaman serta perlu diterapkan pada pelayanan pasien” kata Fitri. Ketika ditanyakan alasannya apa menurutnya
ajaran agama islam memberikan
contoh yang baik.57 Ris bapak pasien yang sedang dirawat di ruang mawar berprofesi sebagai anggota TNI berpangkat
SERTU mengatakan ada perilaku islami
petugas kesehatan pada saat anaknya dirawat, dia menganggap positif pelayanan petugas kesehatan tersebut. Sebagai contoh sebelum memasuki 56
Tri Er, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 19.10 WIB. 57 F S, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 18.30 WIB.
75
ruang bangsal pasien, petugas kesehatan terlebih dahulu mengetuk pintu dan ucap salam sesuai situasi (pagi, siang / malam) dan berpakaian rapi serta sopan. Sebelum menangani pasien petugas selalu menyampaikan untuk mengawali minum obat ataupun pemeriksaan dianjurkan berdoa terlebih dahulu. (bagi umat muslim baca doa Basmallah). Hal tersebut membuatnya nyaman dan percaya anaknya akan cepat sembuh dengan penanganan yang islami dan berhrap perilaku tersebut senantiasa dijalaankan petugas perawatan agar pasien lekas sembuh dan keluarga pasien menjadi nyaman.58 Dah Roh 30 Th beralamaat di Ngentak Mulya 3 6/5 Salatiga Saat mendampingi anaknya dirawat di ruang perawatan anak menyampaikan kesannya bahwa ada perilaku islami perawat kesehatan yang menyenangkan hatinya. Sebagai contoh berpakaian sopan dan menutup auratnya, sebelum melakukan tindakan membaca Basmallah, sehingga membuatnya nyaman dan tenang. Dia berpendapat sangat perlu diterapkan akhlak islami kepada pasien dirumah sakit agar pasien merasa nyaman dan tenang59 3. Akhlak islami petugas pelayanan kesehatan menurut pendapat keluarga penunggu pasien rawat jalan dan rawat inap Adapun tanggapan keluarga penunggu pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap pelayanan berakhlak islami di Rs dr Asmir Salatiga yang sama 58
Ris, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 19.30 WIB. 59 Dah Roh, Wawancara Tentang Pelayanan Dengan Prilaku Islami, Salatiga : RS. DR. Asmir, Tanggal 10 September 2014, Pukul. 20.15 WIB.
76
dan sudah dibahas dan dianalisis pada pembahasan sebelumnya adalah : Petugas wanita menggunakan kerudung (berhijab), petugas ramah, sopan, mengucapkan salam, tidak membedakan pelayanan, mengucap Basmalah saat mengawali pekerjaan, mengucap Hamdallah selesai melakukan tindakan, berdoa, melayani dengan kasih sayang, mengingatkan pasien agar berdzikir dan sabar menghadapi ujian, tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan. Sementara itu pendapat informan yang belum dibahas dan dianalisis adalah : petugas memberikan pertolongan dengan cepat dan terlihat ikhlas, sabar dalam melayani pasien, berpakaian rapi, menghargai privasi dengan menawarkan menerima atau menolak tindakan yang dilakukan petugas.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini akan dikemukakan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus S/d September 2014, dengan menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Sebanyak 60 informan telah diwawancari terdiri dari 10 orang pasien rawat jalan, 10 orang pasien rawat inap, 10 orang petugas pelayanan rawat jalan, 10 orang petugas pelayanan rawat inap, 10 orang keluarga penunggu pasien rawat jalan dan 10 orang keluarga penunggu pasien rawat inap dengan hasil wawancara sebagaimana yang tertuang pada bab III, para informan tersebut telah memberikan tanggapan bervariasi yang berfungsi sebagai sumber data. Setiap tanggapan dari informan yang berkaitan dengan pelayanan medis akan dianalisa dan didiskripsikan sesuai kajian islami, bila terdapat data yang sama dari tanggapan informan akan didiskripsikan pada pembahasan analisa yang pertama dan selanjutnya tidak akan diulang kembali pada pembahasan berikutnya. A. Analisis penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh petugas tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Berdasarkan hasil wawancara dengan para petugas medis instalasi rawat jalan dan rawat inap serta setelah melalui tahap reduksi data maka dapat dijelaskan bahwa akhlak islami para petugas medis rawat jalan dan rawat inap pada saat menjalankan tugas mereka berusaha melayani pasien dengan sikap sopan, ramah, murah senyum, mengucap salam dan tegur sapa kepada pasien,
77
78
berdoa sebelum melakukan tindakan medis, tanggung jawab dan amanah dalam menjalankan tugas, membaca basmalah saat memulai pekerjaan, mengakhiri tindakan dengan mengucap Alhamdulillah, mengingatkan dan mengajak pasien berdzikir. 1. Bersikap ramah Dari hasil wawancara dengan 20 orang petugas medis saat melayani pasien sejumlah 12 orang diantara mereka mengatakan bahwa dalam menjalankan tugas pelayanan mereka berusaha untuk bersikap ramah terhadap pasien. Dengan sikap dan perilaku
ramah petugas kesehatan terhadap
pasien saat menjalankan tugas sesungguhnya tanpa mereka sadari mereka juga telah mengamalkan nilai nilai akhlak islami oleh karena Sikap ramah dan lemah lembut merupakan salah satu ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam. Sifat Ar-Rifq (lemah lembut) merupakan sifat yang dicintai oleh Allah SWT dan juga dengannya akan bisa meraih segala kebaikan dan keutamaan. Berlemah lembut dan menebarkan keramahan dalam interaksi sosial tidak saja mendatangkan kemuliaan, tapi juga membuat orang lain merasa damai dan nyaman dalam hidupnya. Orang yang ramah dan lembut tutur katanya hampir selalu diterima dalam pergaulan, selain itu tutur kata yang lembut juga akan meruntuhkan dan meluluhkan pendirian yang salah. Dengan sikap pelayanan ramah terhadap pasien akan membuat pasien menjadi senang, tenang dan merasa dilayani dan dihormati. Sebagai umat Islam juga punya teladan yang luar biasa
79
mengenai cara bersikap yang lemah lembut kepada sesama yaitu Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah berkata kasar kepada sahabatsahabatnya, beliau juga selalu memberikan sikap yang tulus kepada sesamanya. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda :
ج اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ؛ َ ِﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋ ِ َز ْو،َﺸﺔ ﻖ ﯾُ ِﺤ ﱡﺐ ٌ ﺸﺔُ! إِنﱠ ﷲَ َرﻓِ ْﯿ َ ِﺳ ْﻮ َل ﷲِ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻗَﺎ َل ”ﯾَﺎ ﻋَﺎﺋ ُ أَنﱠ َر َو َﻣﺎ ﻻَ ﯾُ ْﻌﻄَﻲ َﻋﻠَﻰ.ﻒ َ اﻟ ﱢﺮ ْﻓ ِ ﻖ َﻣﺎ ﻻَ ﯾُ ْﻌﻄَﻲ َﻋﻠَﻰ ا ْﻟ َﻌ ْﻨ ِ َوﯾُ ْﻌ ِﻄﻲ َﻋﻠَﻰ اﻟ ﱢﺮ ْﻓ.ﻖ .“ُﺳ َﻮاه ِ َﻣﺎ Hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya.1 Dikisahkan bahwa suatu ketika Rasulullah sedang duduk-duduk bersama para shahabat radhiyallahu ‘anhum di dalam masjid. Tiba-tiba muncul seorang ‘Arab badui (kampung) masuk ke dalam masjid, kemudian kencing di dalamnya. Maka, dengan serta merta, bangkitlah para sahabat yang ada di dalam masjid, menghampirinya seraya menghardiknya dengan ucapan yang keras. Namun Rasulullah melarang mereka untuk menghardiknya dan memerintahkan untuk membiarkannya sampai orang tersebut menyelesaikan hajatnya. Kemudian setelah selesai, Rasulullah meminta untuk diambilkan setimba air untuk dituangkan pada air kencing 1
Hadist Muslim, Tentang Sikap Lemah Lembut, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No. 2593.
80
tersebut. (HR. Al Bukhari). Kemudian beliau memanggil ‘Arab badui tersebut dalam keadaan tidak marah ataupun mencela. Rasulullah pun menasehatinya dengan lemah lembut: “Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk membuang benda najis atau kotor. Hanya saja masjid itu dibangun sebagai tempat untuk dzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al Qur’an.” (HR. Muslim). Melihat sikap Rasulullah yang demikian lembut dan halusnya dalam menasehati, timbullah rasa cinta dan simpati ‘Arab badui tersebut kepada beliau Rasulullah. Maka ia pun berdoa: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua.” Mendengar doa tersebut Rasulullah tertawa dan berkata kepadanya: “Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas (rahmat Allah).” (HR. Al Bukhari) Rasulullah saw juga menyatakan :
.“ ﯾُ ْﺤ َﺮ ِم ا ْﻟ َﺨ ْﯿ َﺮ،َﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل ” َﻣﻦْ ﯾُ ْﺤ ِﺮ ُم اﻟ ﱢﺮ ْﻓﻖ Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda : Barang siapa mengharamkan kelembutan (tidak bersikap lembut) maka tidak akan memperoleh kebaikan.2 2. Senyum Tersenyum kepada Orang lain merupakan cara termudah untuk
meraih keridhaan hatinya dan menghilangkan semua kebencian dan kedengkian yang ada di dalam hatinya. Demikian pula dengan petugas kesehatan dr Asmir Salatiga saat menjalankan tugas pelayanan kepada pasien dari hasil wawancara ada 6 orang petugas yang mengatakan selalu 2
H Salim Bahreisy, Tarjamah Riadhus Shalihin, Bandung : PT Al Ma’arif, 2000, 478
81
berusaha untuk tersenyum agar pasien merasa nyaman dan puas dengan pelayanannya. Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam menganjurkan agar
hendaknya seorang muslim tidaklah melihat ke arah saudaranya kecuali dalam keadaan tersenyum, dan beliau sendiri telah melakukan apa yang beliau anjurkan. Karena selain senyum merupakan cara termudah untuk mempererat persaudaraan, tersenyum juga merupakan cara termudah untuk mendapatkan pahala dari Allah, karena setiap senyum yang kita lakukan akan dinilai sebagai sedekah kita kepada saudara kita. Dan dengan senyum pula segala persoalan berat menjadi ringan, masalah rumit menjadi cair serta dengan mudah akan mendatangkan rejeki. Dari Abu Dzarr radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وف َوﻧَ ْﮭﯿُﻚَ ﻋَﻦْ ا ْﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ ﺗَﺒَ ﱡ َ ﺴ ُﻤ َﻚ ﻓِﻲ َو ْﺟ ِﮫ أَ ِﺧﯿ َﻚ َﻟ َﻚ ِ ﺻ َﺪﻗَﺔٌ َوأَ ْﻣ ُﺮ َك ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ ﺼ ُﺮ َك ﻟِﻠ ﱠﺮ ُﺟ ِﻞ ض اﻟ ﱠ َ َﺻ َﺪﻗَﺔٌ َوﺑ َ ﻀ َﻼ ِل ﻟَ َﻚ َ ِ ﺻ َﺪﻗَﺔٌ َوإِ ْرﺷَﺎ ُد َك اﻟ ﱠﺮ ُﺟ َﻞ ﻓِﻲ أَ ْر ْﺻ َﺪﻗَﺔٌ َوإِ َﻣﺎطَﺘُ َﻚ ا ْﻟ َﺤ َﺠ َﺮ َواﻟﺸ ْﱠﻮ َﻛﺔَ َوا ْﻟ َﻌ ْﻈ َﻢ ﻋَﻦ َ ﺼ ِﺮ ﻟَ َﻚ َ َاﻟ ﱠﺮ ِدي ِء ا ْﻟﺒ ٌﺻ َﺪﻗَﺔ َ ﺻ َﺪﻗَﺔٌ َوإِ ْﻓ َﺮا ُﻏ َﻚ ِﻣﻦْ َد ْﻟ ِﻮ َك ﻓِﻲ َد ْﻟ ِﻮ أَ ِﺧﯿ َﻚ ﻟَ َﻚ َ َﯾﻖ ﻟَﻚ ِ اﻟﻄﱠ ِﺮ “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah.”3
3
1956.
Hadist At-Tirmizi, Tentang Senyum, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist,
82
Selain tersebut di atas keutamaan senyum juga dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW sebagaimana dalam riwayat riwayat di bawah ini: Dari Jarir bin Abdillah radhiallahu anhu dia berkata:
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻠَ ْﻤﺖُ َو َﻻ َرآﻧِﻲ إِ ﱠﻻ ْ َﺳﻠﱠ َﻢ ُﻣ ْﻨ ُﺬ أ ُ َﻣﺎ َﺣ َﺠﺒَﻨِﻲ َر َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ﷲ ِ ﺳﻮ ُل ﱠ ﺴ َﻢ ﻓِﻲ َو ْﺟ ِﮭﻲ ﺗَﺒَ ﱠ “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menolak aku untuk duduk bersama beliau. Dan tidaklah beliau melihatku kecuali beliau tersenyum kepadaku.” 4 3. Mengucap Salam dan Tegur sapa. Sebagai mahluk sosial manusia tentunya senantiasa berinteraksi dengan manusia yang lainnya, untuk itu diperlukan silahturahmi. Akhlak Islam sangat menekankan dan memerintahkan untuk menjaga silahturahmi karena dengan silahturahmi persatuan umat, persaudaraan, rasa kasih sayang dan ukhuwah islam akan terpelihara. Dan dalam bersilaturahmi tidak bisa terjalin dengan erat tanpa sikap saling kenal mengenal yang diwujudkan dengan amalan saling tegur sapa dan saling mengucap salam. Hal tersebut difahami dan sudah dijalankan oleh 7 orang petugas medik RST dr Asmir Salatiga saat melayani pasien. ALLAH swt melalui Rasulullah SAW telah menerangkan jalan yang seharusnya ditempuh untuk mengantarkan kepada terciptanya kasih sayang tersebut sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa 86
4
Hadist Al-Bukhari dan Muslim, Tentang Senyum, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9
Imam Hadist, no. 6089 dan no. 4523.
83
ﺴﻦَ ِﻣ ْﻨ َﮭﺎ أَ ْو ُردﱡوھَﺎ إِنﱠ ﱠ ﷲَ َﻛﺎنَ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ﱢﻞ َ َوإِ َذا ُﺣﯿﱢﯿﺘُ ْﻢ ﺑِﺘَ ِﺤﯿﱠ ٍﺔ ﻓَ َﺤﯿﱡﻮا ﺑِﺄ َ ْﺣ ﺴﯿﺒًﺎ ِ َﻲ ٍء َﺣ ْ ﺷ Artinya : Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.5 Dan diantaranya sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam, yang menganjurkan salam adalah :
ﯾﺎ أﯾﮭﺎ اﻟﻨﺎس أﻓﺸﻮا اﻟﺴﻼم و أطﻌﻤﻮا اﻟﻄﻌﺎم و ﺻﻠﻮا أرﺣﺎم و ﺻﻠّﻮا و اﻟﻨﺎس ﻧﯿﺎم ﺗﺪﺧﻠﻮا اﻟﺠﻨﺔ ﺑﺴﻼم Artinya: “Hai manusia sebarkan salam, berilah makan orang lain, hubungkanlah sanak keluarga, dan dirikanlah sholat ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan salam (damai) 6 Dalam hadist lainnya dinyatakan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat: “Wahai Rasulullah. Ajaran Islam manakah yang terbaik?” Beliau lalu Menjawab, “Memberi makan orang lain, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal” (Muttafaq ‘alaih) Sebenarnya sangat mudah pengucapan salam itu, namun tak sedikit dari muslim dan muslimah yang kurang dan belum menjadikan salam sebagai kebiasaan baik dalam kehidupannya. Yang masih enggan menyebarkan salam kecuali hanya kepada orang-orang yang dikenal saja. 5
Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 174. Hadist Tirmidzi, Tentang Menyebarkan Salam, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, no. 3157. 6
84
Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya yang lain berkaitan dengan anjuran mengucap salam :
ﯾﺎ رﺳﻮل ﷲ: و ﻗﯿﻞ.إن أوﻟﻰ اﻟﻨﺎس ﺑﺎ ﻣﻦ ﺑﺪأھﻢ ﺑﺎﻟﺴﻼم .. أوﻻھﻤﺎ ﺑﺎ ﺗﻌﺎﻟﻰ:اﻟﺮﺟﻼن ﯾﻠﺘﻘﯿﺎن أﯾﮭﻤﺎ ﯾﺒﺪأ ﺑﺎﻟﺴﻼم؟ ﻗﺎل رواه اﻟﺘﺮﻣﺬي “Orang yang paling dekat dengan Allah ialah yang memulai salam” Ada yang bertanya; “Ya Rasulallah, ada dua orang yang bertemu, yang manakah yang memulai salam? Beliau menjawab ; “ Orang yang paling dekat dengan Allah ” .7
“ أَ َو َﻻ أَ ُدﻟﱡ ُﻜ ْﻢ َﻋﻠَﻰ. َو َﻻ ﺗ ُْﺆ ِﻣﻨُﻮا َﺣﺘﱠﻰ ﺗ ََﺤﺎﺑﱡﻮا،َﻻ ﺗَﺪ ُْﺧﻠُﻮنَ ا ْﻟ َﺠﻨﱠﺔَ َﺣﺘﱠﻰ ﺗ ُْﺆ ِﻣﻨُﻮا ﺴ َﻼ َم ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ َﻲ ٍء إِ َذا ﻓَ َﻌ ْﻠﺘُ ُﻤﻮهُ ﺗ ََﺤﺎﺑَ ْﺒﺘُ ْﻢ؟ أَ ْﻓﺸُﻮا اﻟ ﱠ ْ ”ﺷ “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak
akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian kutunjukkan tentang sesuatu yang jika kalian praktekkan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian”. 8 Disamping sebagai bentuk do’a dan penghormatan bagi orang lain salam juga dapat mempererat dan mempermudah dalam pergaulan karena salam juga berfungsi sebagai kata atau kesan pembukaan dalam berinterakasi dengan orang lain sebelum melanjutkan komunikasi atau silahturahmi. Tegur sapa antar sesama manusia terutama sesama muslim sangat dianjurkan oleh Rasulullah bahkan seorang muslim dilarang untuk tidak
7
Hadist Tirmidzi, Tentang Memulai Salam, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, no. 2618. 8 Hadist Muslim, Tentang Menyebarkan Salam, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, no. 81.
85
bertegur sapa melebihi dari 3 hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺎل َ ﺴﻠِ ٍﻢ أَنْ ﯾَ ْﮭ ُﺠ َﺮ أَ َﺧﺎهُ ﻓَ ْﻮ ْ َﻻ ﯾَ ِﺤ ﱡﻞ ﻟِ ُﻤ ِ ق ﺛَ َﻼ ٍ َث ﻟَﯿ “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak menyapa) saudaranya lebih dari 3 hari.” 9 Hadist lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
َث ﻓَ َﻤﺎت َ ﻓَ َﻤﻦْ ھ ََﺠ َﺮ ﻓَ ْﻮ،ث َ ﺴﻠِ ٍﻢ أَنْ ﯾَ ْﮭ ُﺠ َﺮ أَ َﺧﺎهُ ﻓَ ْﻮ ْ َﻻ ﯾَ ِﺤ ﱡﻞ ﻟِ ُﻤ ٍ ق ﺛَ َﻼ ٍ ق ﺛَ َﻼ د ََﺧ َﻞ اﻟﻨﱠﺎ َر
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.”10 4. Berdoa. Sebagai umat beragama diantara perilaku yang tidak pernah ditinggalkan oleh petugas kesehatan rumah sakit dr Asmir saat melayani pasien adalah senantiasa berdoa. Karena mereka sadar bahwa kesembuhan pasien yang dirawatnya semata mata adalah hanya atas ijin Allah saja. Demikian juga para petugas kesehatan pada saat diwawancari penulis mereka mengatakan selalu berdoa dalam menjalankan tugas. Doa dalam bahasa arab, berasal dari kata ( ) َدﻋَﺎ – ﯾَ ْﺪﻋُﻮ – َد ْﻋ َﻮةyang berarti, memanggil, memohon atau meminta. Orang yang berdoa artinya orang yang mengajukan permohonan kepada Allah tentang kebaikan diri,
9
Hadist Muslim, Tentang Haram Mendiamkan Lebih Dari Tiga Hari, Lidwa Pustaka i-
Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, no. 4644. 10
Hadist Abu Daud, Tentang Haram Mendiamkan Lebih Dari Tiga Hari, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, no. 4268.
86
keluarga dan harta benda, urusan dunia, agama dan akhirat. Meminta turunnya rahmat dan terhindar dari bencana. Doa merupakan bentuk permohonan kepada sang Khaliq karena setiap manusia pasti menyadari bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan tanpa ijin atau bantuan dari Allah SWT. Sebagaimana perintah Allah SWT agar kita semua senantiasa memohon kepadanya
ﺴﺘَ ْﻜﺒِ ُﺮونَ ﻋَﻦْ ِﻋﺒَﺎ َدﺗِﻲ ْ َﺳﺘَ ِﺠ ْﺐ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ۚ إِنﱠ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ ﯾ ْ ََوﻗَﺎ َل َرﺑﱡ ُﻜ ُﻢ ا ْدﻋُﻮﻧِﻲ أ َﺳﯿَﺪ ُْﺧﻠُﻮنَ َﺟ َﮭﻨﱠ َﻢ دَا ِﺧ ِﺮﯾﻦ َ Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (Al Mukmin 60)11 Doa juga merupakan suatu ibadah, bahkan menjadi otaknya ibadah. Kenapa doa menjadi otaknya ibadah? Karena, dengan berdoa jelas sekali memperlihatkan penghambaan manusia kepada Allah. Dengan berdoa kepada Allah, maka terwujudlah: Allah, tempat meminta, tempat memohon, sedang si hamba adalah makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan. Sehingga karena suatu ibadah, maka berdoa sangatlah dianjurkan (diperintahkan) oleh agama, walaupun doa tidak memerlukan suatu syarat dan rukun yang ketat, seperti halnya ibadah shalat, zakat, dan puasa. Banyak firman Allah SWT. dan hadits Rasulullah SAW. yang menerengkan tentang doa dan merintahkan orang-orang beriman agar
11
1055
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, hal
87
berdoa diantaranya adalah sebagai berikut: Surat Al-A’raf ayat 55-56 Artinya: “ Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dan janganlah kamu berbuat kebinasa an di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap), bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan).” Surah Al-Baqarah ayat 186 Artinya: “Dan apabila hamba-hamba Ku ber tanya kepada engkau tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)- Ku dan hendaklah mereka beriman kepada - Ku, mudah - mudahan mereka mendapat petunjuk.” Surah Al-A’raf, ayat 180 Artinya: “Dan Allah mempunyai namanama yang sangat indah (Al-Asma’u al-Husna), maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu.” Surah Al-Isra’, ayat 110 Artinya: “Katakanlah olehmu hai Muhammad : berdoalah (pujilah) akan Allah atau berdoalah (pujilah), akan Ar-Rahmân (Maha penyayang).” Surah Yunus, ayat 10 Artinya : “Doa (percakapan) mereka di dalamnya (surga) adalah Allahumma (Mahasuci Engkau wahai Tuhan).”
88
Diriwayatkan dari Abu Dâud dan Al-Turmudzi Artinya: “Doa itu adalah lbadah. Diriwayatkan dari Al-Turmudzi yang artinya sebagai berikut: “Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan ‘afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetap -an Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian.” (HR. Al-Turmudzi). Diriwayatkan dari Al-Turmudzi Artinya: “Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang.” (HR Al-Thurmudzî). Dengan disertai doa pada saat melaksanakan pelayanan terhadap pasien diharapkan akan menimbulkan perasaan tenang pada diri petugas dan pasien itu sendiri karena pada hakekatnya segala penyakit asalnya dari Allah dan kesembuhan juga datangnya dari Allah pula. 5. Tanggung jawab dan amanah dalam menjalankan tugas. Sebagai Instansi militer yang bertugas melayani orang sakit RST dr Asmir sangat menekankan sifat amanah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Hal tersebut senantiasa ditekankan kepada semua
89
petugas pelayanan rumah sakit pada saat apel pagi waktu mengawali tugas pelayanan kepada pasien. Islam melarang sikap khianat atau tidak amanah terhadap tanggung jawab baik dalam masalah amalan dunia maupun masalah ibadah. Apalagi sebagai petugas kesehatan yang dituntut untuk senantiasa menjunjung tinggi kejujuran dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas oleh karena amanah tersebut berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan pasien Allah Swt berfirman
ْس أَن ِ إِنﱠ ﷲَ ﯾَﺄْ ُﻣ ُﺮ ُﻛ ْﻢ أَنْ ﺗُ َﺆدﱡوا ْاﻷَ َﻣﺎﻧَﺎ ِ ت إِﻟَﻰ أَ ْھﻠِ َﮭﺎ َوإِ َذا َﺣ َﻜ ْﻤﺘُ ْﻢ ﺑَﯿْﻦَ اﻟﻨﱠﺎ ﺗ َْﺤ ُﻜ ُﻤﻮا ﺼﯿ ًﺮ َ َﺑِﺎ ْﻟ َﻌﺪْل إِنﱠ ﷲَ ﻧِ ِﻌ ﱠﻤﺎ ﯾَ ِﻌﻈُ ُﻜ ْﻢ ﺑِ ِﮫ إِنﱠ ﷲَ َﻛﺎن ِ ﺳ ِﻤﯿ ًﻌﺎ َﺑ Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kalian jika kalian menetapkan hukum diantara manusia untuk menetapkan hukum dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS an-Nisa’ 4:58). 12
Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, yang menjelaskan wajibnya menunaikan amanah kepada pemiliknya, ia berkata:
، أَ ﱢد اﻷَ َﻣﺎﻧَـﺔَ إِﻟَﻰ َﻣ ِﻦ اﺋْـﺘَ َﻤﻨَ َﻚ:ﺳﻠﱠ َﻢ ُ ﻗَﺎ َل َر َ ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ِﺳ ْﻮ ُل ﷲ ُ َوﻻَ ﺗ ََـﺨﻦْ َﻣﻦْ َﺧﺎﻧَﻚ "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikanlah amanah kepada orang yang engkau dipercaya (untuk menunaikan amanah kepadanya), dan jangan khianati orang yang telah mengkhianatimu". 13 12 13
no. 3068.
Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 165. Hadist Abu Daud, Tentang Amanah, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist,
90
Tindakan menyia-nyiakan & tidak menunaikan amanah, memiliki implikasi / dampak buruk pada keadaan seseorang & dapat menjadi sebab kerusakan masyarakat. Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang waktu kiamat? Beliau menjawab,
َﺴﺎ َﻋﺔ ﺖ ْاﻷَ َﻣﺎﻧَﺔُ ﻓَﺎ ْﻧﺘَ ِﻈ ِﺮ اﻟ ﱠ ُ إِ َذا. ِ ﺿﯿﱢ َﻌ "Apabila amanat telah disia-siakan, maka tunggulah kiamat." 14
Berkenaan dengan sikap tidak bertanggung jawab ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : QS. Al-Anfaal 8:27.
َﺳﻮ َل َوﺗ َُﺨﻮﻧُ ٓﻮ ْا أَ َﻣ ٰـﻨَ ٰـﺘِ ُﻜﻢۡ َوأَﻧﺘُﻢۡ ﺗ َۡﻌﻠَ ُﻤﻮن ُ ﯾَ ٰـٓﺄَﯾﱡﮩَﺎ ٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨُﻮ ْا َﻻ ﺗ َُﺨﻮﻧُﻮ ْا ٱ ﱠ َ َوٱﻟ ﱠﺮ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” 15 6. Mengucap Basmallah saat memulai tindakan / pekerjaan Akhlak yang sudah menjadi kebiasaan para petugas medik saat bertugas adalah mengucap basmallah hal tersebut disampaikan oleh hampir semua informan pada saat wawancara. Hikmah yang tersimpan dalam mengawali perbuatan dengan bismillahirrahmaanirraahiim
adalah
demi
mencari
berkah
dengan
membacanya. Karena ucapan ini adalah kalimat yang berbarakah,
14
Hadist Bukhori, Tentang Amanah, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, no.
15
Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 347.
57.
91
sehingga apabila disebutkan pada saat petugas pelayanan memulai pekerjaan maka hal itu akan membuahkan barakah baginya. Selain itu di dalamnya juga terdapat permohonan pertolongan kepada Allah ta’ala agar pasien yang dilayani diberi kesembuhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Barang siapa yang membaca:
ﺴ َﻤﺎ ِء َوھُ َﻮ ْ ﻀ ﱡﺮ َﻣ َﻊ ا ْ ِﺑ ض َوﻻ ﻓِﻲ اﻟ ﱠ ُ َﷲ اﻟﱠ ِﺬي ﻻَ ﯾ ِ ﺴ ِﻢ ﱠ ْ ﺳ ِﻤ ِﮫ ﺷ ِ َﻲ ٌء ﻓِﻲ اﻷَ ْر ﺴ ِﻤﯿ ُﻊ ا ْﻟ َﻌﻠِﯿﻢ اﻟ ﱠ “Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan bisa memudharatkan bersama nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” pada setiap hari di waktu shubuh dan sore sebanyak tiga kali maka tidak akan memudharatkan baginya sesuatu apa pun.16
Rasulullah SAW
mencontohkan
agar senantiasa membaca
Basmalllah pada saat setiap mengawali pekerjaan : Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: “Telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam,
ﺴ ِﻢ ﱠ ﺴ َﻲ ﻓِﻲ أَ ﱠوﻟِ ِﮫ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُ ْﻞ ْ ِإِ َذا أَ َﻛ َﻞ أَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ طَ َﻌﺎ ًﻣﺎ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُ ْﻞ ﺑ ِ َﷲِ ﻓَﺈِنْ ﻧ ﷲ ﻓِﻲ أَ ﱠوﻟِ ِﮫ َوآ ِﺧ ِﺮ ِه ْ ِﺑ ِ ﺴ ِﻢ ﱠ “Bila salah seorang diantara kalian makan maka hendaknya ia mengucapkan bismillah, bila ia lupa diawalnya, maka hendaknya ia membaca bismillah fi awwalihi wa akhirihi.”17
16
Hadist At Tirmidzi, Tentang Do’a, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No.
17
Hadist At Tirmidzi, Tentang Do’a,…,1781.
3310.
92
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca:
ْ ِﺑ ِ ﷲ ﻻَ َﺣ ْﻮ َل َوﻻَ ﻗُ ﱠﻮةَ إِﻻﱠ ﺑِﺎ ﱠ ِ ﷲ ﺗَ َﻮ ﱠﻛ ْﻠﺖُ َﻋﻠَﻰ ﱠ ِ ﺴ ِﻢ ﱠ “Dengan nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.” Maka dikatakan padanya: “Engkau telah mendapat petunjuk, engkau tercukupi dan engkau telah terjaga (terbentengi), ” sehingga para setan lari darinya. Setan yang lain berkata: “Bagaimana urusanmu dengan seseorang yang telah mendapat petunjuk, tercukupi, dan terbentengi” 18 Dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ت ﺑَﻨِﻲ آ َد َم إِ َذا د ََﺧ َﻞ أَ َﺣ ُﺪھُ ْﻢ ا ْﻟ َﺨﻼَ َء أَنْ َﯾﻘُﻮ َل َ ِ ﺳ ْﺘ ُﺮ َﻣﺎ َﺑﯿْﻦَ أَ ْﻋﯿُ ِﻦ ا ْﻟ ِﺠﻦﱢ َوﻋ َْﻮ َرا ﷲ ْ ِﺑ ِ ﺴ ِﻢ ﱠ “Penutup antara pandangan-pandangan jin dengan aurat bani Adam ketika seseorang masuk wc adalah membaca Basmalah.” (HR. At Tirmidzi no. 551, dan dishahihkan oleh As Syaikh Al Albani) 19 7. Mengucap Alhamdulillah selesai melakukan pekerjaan pelayanan. Demikian juga perilaku yang sudah menjadi kebiasaan dari para petugas pelayanan rawat jalan dan rawat inap yaitu mengucap Alhamdulillah setelah selesai menjalankan tugas pelayanan sebagai rasa syukur kepada Allah karena telah diberi keberhasilan dalam menjalankan tugas. Bentuk syukur kepada Allah SWT adalah dengan menyampaikan pujia. kepada beliou atas segala limpahan karunianya yang telah memberi 18
Hadist Abu Daud, Tentang Do’a, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No
19
Hadist Tirmidzi, Do’a…, No 551.
4431
93
keselamatan, kesehatan dan kekuatan sehingga dapat melakukan suatu amalan dengan selamat termasuk di dalamnya kesempatan dalam mengabdi melayani pasien. Sebagai seorang muslim rasa syukur tersebut diimplementasikan dengan mengucapkan kalimat Hamdalah dengan harapan agar amalan amalan yang dilakukan diterima Allah dan bermanfaat serta membawa kesembuhan bagi pasien yang dilayani. Dari
segi
lafalnya,
"Alhamdulillah"
merupakan
kalam
khabariyah. artinya, segala puji bagi Allah itu merupakan berita yang tidak membutuhkan penjelasan lain. sedangkan dari segi maknanya merupakan kalam insyaiyah. artinya suatu puji an terhadap Allah S.W.T dengan baik yang bersifat ikhtiari untuk mengagungkan Allah S.W.T dan memuliakanNya. Saat memperoleh kenikmatan seorang mukmin diharuskan mengucapkan pujian bagi Allah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah. Sebab dengan mengucapkan kalimat yang menegaskan kembali bahwa segala karunia berasal hanya dari Allah, maka berarti ia menutup segala celah negative yang bias jadi muncul dan diolah setan, yaitu menganggap bahwa kenikmatan yang ia peroleh adalah karena kehebatan dirinya dalam berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia dengan menanamkan sifat ’ujub atau bangga diri bilamana baru meraih suatu keberhasilan atau kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang pada hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan.
94
Sebenarnya dalam kehidupan di dunia kenikmatan Allah senantiasa tercurah kepada segenap hamba-hambaNya. Bahkan jumlah nikmat yang diterima setiap orang selalu saja jauh melebihi kemampuan orang itu untuk mensyukurinya. Jangankan syukur seseorang melebihi nikmat yang ia terima dari Allah, bahkan sebatas mengimbanginya saja sudah tidak akan pernah sanggup. Banyak sekali keutamaan kalimat Hamdallah sebagaimana yang di sampaikan oleh Rasulullah SAW diantaranya :
ُاﻹﯾ َﻤﺎ ِن َوا ْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِ ﱠ ِ ﺗَ ْﻤ َﻸ ْ ﺷ ﺳﻠﱠ َﻢ اﻟ ﱡ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ َ ﻄﮭُﻮ ُر ُ ﻗَﺎ َل َر َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ﷲ ِ ﺳﻮ ُل ﱠ ِ ْ ﻄ ُﺮ ض ﷲ َوا ْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِ ﱠ ِ ﺗَ ْﻤ َﻶَ ِن أَ ْو ﺗَ ْﻤ َﻸُ َﻣﺎ ﺑَﯿْﻦَ اﻟ ﱠ ُ ا ْﻟ ِﻤﯿ َﺰانَ َو ِ ﺴ َﻤﺎ َوا ِ ﺳ ْﺒ َﺤﺎنَ ﱠ ِ ت َو ْاﻷَ ْر ﺿ َﯿﺎ ٌء َوا ْﻟﻘُ ْﺮآنُ ُﺣ ﱠﺠﺔٌ ﻟَ َﻚ أَ ْو َﻋﻠَ ْﯿﻚَ ُﻛ ﱡﻞ ﺼ َﺪﻗَﺔُ ﺑُ ْﺮھَﺎنٌ َواﻟ ﱠ ﺼ َﻼةُ ﻧُﻮ ٌر َواﻟ ﱠ َواﻟ ﱠ ِ ﺼ ْﺒ ُﺮ ﺴﮫُ ﻓَ ُﻤ ْﻌﺘِﻘُ َﮭﺎ أَ ْو ُﻣﻮﺑِﻘُ َﮭﺎ َ س ﯾَ ْﻐﺪُو ﻓَﺒَﺎﯾِ ٌﻊ ﻧَ ْﻔ ِ اﻟﻨﱠﺎ "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersuci adalah setengah dari iman, alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi, atau salah satunya memenuhi apa yang ada antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar, dan al-Qur'an adalah hujjah untuk amal kebaikanmu dan hujjah atas amal kejelekanmu. Setiap manusia adalah berusaha, maka ada orang yang menjual dirinya sehingga membebaskannya atau menghancurkannya."20
Dari jabir ra Rosululloh S.A.W bersabda yang artinya : " Allah S.W.T tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. apabila ia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila ia mengucapkan 20
Hadist Muslim, Tentang Keutamaan dzikir, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No. 328.
95
Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah S.W.T mengampuni dosa-dosanya. " (HR. Hakim dan Baihaqi) Dari Ibnu Umar ra. Rosululloh S.A.W bersabda yang artinya : "Perbanyaklah kalian membaca Alhamdulillah, karena sesungguhnya bacaan Alhamdulillah itu mempunyai mata dan sayap, yang selalu mendoakan di dalam syurga dan memohonkan ampunan bagi pembacanya dihari kiamat. (HR. Dailani) Dari abu Umamah ra. Rosululloh S.A.W bersabda : yang artinya "Allah S.W.T tidak akan memberi nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia memuji kepada-Nya, kecuali pujian itu akan lebih utama daripada nikmat tersebut, meski pun nikmat itu lebih besar. " (HR. Thabrani) 8. Menasehati, Mengingatkan dan mengajak pasien berdzikir, sabar
menghadapi ujian sakit. Di antara ciri manusia yang tidak akan merugi adalah sebagaimana yang diungkap dalam surat Al-Ashr, yaitu mereka yang senantiasa saling menasihati dengan kebenaran (saling menasihati untuk melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah) dan saling menasihati dengan kesabaran (maksudnya saling menasihati untuk bersabar menanggung musibah atau ujian). Allah Ta’ala berfirman :
ﺼ ِﺮ ْ َوا ْﻟ َﻌ ﺴ ٍﺮ ْ ﺴﺎنَ ﻟَﻔِﻲ ُﺧ َ اﻹ ْﻧ ِ ْ إِنﱠ ﺼ ْﺒ ِﺮ ﺻ ْﻮا ِﺑﺎ ْﻟ َﺤ ﱢ ﺻ ْﻮا ﺑِﺎﻟ ﱠ إِ ﱠﻻ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ آَ َﻣﻨُﻮا َو َﻋ ِﻤﻠُﻮا اﻟ ﱠ َ ﻖ َوﺗَ َﻮا َ ت َوﺗَ َﻮا ِ ﺼﺎﻟِ َﺤﺎ
96
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” QS. Al ‘Ashr: 1-3.21
Dalam surat Ali Imron 110 kaum muslimin juga diperintah agar senantiasa saling mengingatkan dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar serta beriman kepada Allah
وف َوﺗَ ْﻨ َﮭ ْﻮنَ َﻋ ِﻦ ِ س ﺗَﺄْ ُﻣ ُﺮونَ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ ِ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ َﺧ ْﯿ َﺮ أ ُ ﱠﻣ ٍﺔ أ ُ ْﺧ ِﺮ َﺟﺖْ ﻟِﻠﻨﱠﺎ َا ْﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َوﺗ ُْﺆ ِﻣﻨُﻮن َب ﻟَ َﻜﺎنَ َﺧ ْﯿ ًﺮا ﻟَﮭُ ْﻢ ِﻣ ْﻨﮭُ ُﻢ ا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨُﻮن ِ ﺑِﺎ ﱠ ِ َوﻟَ ْﻮ آَ َﻣﻦَ أَ ْھ ُﻞ ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎ ﺳﻘُﻮن ِ َوأَ ْﻛﺜَ ُﺮھُ ُﻢ ا ْﻟﻔَﺎ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Ali Imran: 110 22 Diantara hak seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bila diminta nasihat oleh saudaranya tentang sesuatu hal maka ia harus memberinya, dan ia harus menjelaskan kepada saudaranya apa yang baik dan yang benar. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim seorang pemimpin untuk suatu pasukan beliau memberi nasehat untuk selalu bertakwa kepada Allah, dan member nasehat kebaikan kepada kaum muslimin”.23
Dalam hadits lain disebutkan:
21
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., Hal 1417 H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., Hal 135 23 Hadist Tirmidzi, Tentang Nasehat, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No. 22
1542.
97
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻮ ُل ﱠ ﯿﺤﺔُ ﺛَ َﻼ َث ِﻣ َﺮا ٍر ﻗَﺎﻟُﻮا ُ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل َر َ ﺼ َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ِﷲ ِ ﺳﻠﱠ َﻢ اﻟﺪﱢﯾﻦُ اﻟﻨﱠ ﺳﻮ َل ﱠ ﺴﻠِ ِﻤﯿﻦَ َوﻋَﺎ ﱠﻣﺘِ ِﮭ ْﻢ ْ ﷲِ ﻟِ َﻤﻦْ ﻗَﺎ َل ِ ﱠ ِ َوﻟِ ِﻜﺘَﺎ ِﺑ ِﮫ َو ِﻷَﺋِ ﱠﻤ ِﺔ ا ْﻟ ُﻤ ُ ﯾَﺎ َر Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Agama itu adalah nasehat." Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Kemudian para shahabat bertanya, "Bagi siapakah wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Bagi Allah, Kitab-Nya, bagi para pemimpin dan kaum muslimin seluruhnya." 24 Agama sebagai nasihat, hal ini memiliki makna bahwa sendi dan tiang tegaknya agama adalah nasihat. Tanpa saling menasihati antara umat Islam maka agama tidak akan tegak. Demikian juga akhlak petugas kesehatan instalasi rawat jalan dan rawat inap RST dr Asmir Salatiga semestinya harus senantiasa membantu, mengingatkan atau membimbing pasien untuk bersabar dalam menghadapi ujian hidup dengan cara memperbanyak mengingat Allah agar diberi kekuatan serta mengembalikan masalah kepadanya dengan ikhlas, dan bersabar. B. Analisis tanggapan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis. Berdasarkan Hasil wawancara penulis dengan informan sebagaimana yang telah dibahas pada bab III menghasilkan data bahwa tanggapan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap pelayanan berakhlak islami di rumah sakit dr Asmir Salatiga terdapat tanggapan yang sama, untuk itu penulis tidak lagi membahas analisis secara islami dari tanggapan tersebut karena sudah di bahas dan dianalisis pada sub bab di atas, sehingga penulis hanya 24
1849.
Hadist Tirmidzi, Tentang Nasehat, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No.
98
akan membahas dan menganalisis tanggapan informan yang belum dibahas dan dianalisis secara islami. Adapun tanggapan pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap pelayanan berakhlak islami petugas kesehatan di Rumah Sakit dr Asmir Salatiga yang sama dan sudah dibahas dan dianalisis pada sub bab sebelumnya adalah : Petugas mengawali tindakan medis dengan mengucap Bismillah, mengakhiri kegiatan dengan mengucap Hamdallah, mengingatkan pasien untuk berdoa dan berdzikir, petugas ramah, sopan, mengucap salam dan senyum pada pasien. Sedangkan tanggapan pasien yang belum dibahas pada bahasan dan analisis pada sub bab sebelumnya adalah : Petugas membimbing pasien beristighfar saat merasa kesakitan, petugas wanita menggunakan kerudung, pasien merasa tidak dibeda bedakan statusnya saat dilayani petugas kesehatan, petugas melayani pasien dengan kasih sayang, petugas kebidanan mengajak berjabat tangan kepada pasien kebidanan yang selesai melahirkan. 1. Mengucap Istighfar Manusia adalah makhluk yang lemah, adakalanya ia sering berbuat khilaf dan dosa tanpa disadarinya, namun sebaik baiknya orang yang berbuat dosa adalah yang selalu memohon ampunan atas segala dosa yang ia lakukan dan Istighfar merupakan salah satu jalan untuk memohon ampunannya. Istighfar sendiri berarti memohon ampun atas dosa yang kita lakukan, sengaja atau tidak, kita ketahui atau tidak. Allah sendiri
99
memerintahkan kita untuk selalu beristighfar karena kita senantiasa berbuat dosa dengan lafadz “Astaghfirullahhal ‘adzim” yang berarti Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Secara aplikatif, kebiasaan beristighfar sudah dicotohkan oleh Rasulullah saw. Tercatat dalam sebuat riwayat bahwa Rasulullah (memberi pelajaran kepada umatnya) senantiasa beristighfar setiap hari tidak kurang dari 70 kali. Bahkan di riwayat lain beliau beristighfar setiap hari lebih dari 100 kali. Sebagaimana sabda nabi :
ﺳﻠﱠ َﻢ ﯾَﻘُﻮ ُل َو ﱠ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻮ َل ﱠ ُﻮب إِﻟَ ْﯿ ِﮫ ْ َﷲِ إِﻧﱢﻲ َﻷ ُ ﷲ َوأَﺗ ُ َر َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ِﷲ َ ﺳﺘَ ْﻐﻔِ ُﺮ ﱠ ًﺳ ْﺒ ِﻌﯿﻦَ َﻣ ﱠﺮة َ ْﻓِﻲ ا ْﻟﯿَ ْﻮ ِم ْﻛﺜَ َﺮ ِﻣﻦ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali." 25
ﺳﺘَ ْﻐﻔِ ُﺮ ﱠ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻮ َل ﱠ ْ َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ َل إِﻧﱠﮫُ ﻟَﯿُ َﻐﺎنُ َﻋﻠَﻰ ﻗَ ْﻠﺒِﻲ َوإِﻧﱢﻲ َﻷ ُ َر َ ِﷲ َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﷲ ﻓِﻲ ا ْﻟﯿَ ْﻮ ِم ِﻣﺎﺋَﺔَ َﻣ ﱠﺮ ٍة Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah, susungguhnya Aku beristighfar seratus kali dalam sehari." 26
Pelajaran yang diambil dari prilaku Rasulullah ini adalah bahwa beristighfar tidak harus menunggu setelah melakukan kesalahan, tetapi bagaimana hendaknya aktifitas ini berlangsung senantiasa menghiasi
25
Hadist Bukhori, Tentang Istighfar rasul Sehari semalam, Lidwa Pustaka i-SofwareKitab 9 Imam Hadist, No. 5832. 26 Hadist Muslim, Tentang Istighfar rasul Sehari semalam, Lidwa Pustaka i-SofwareKitab 9 Imam Hadist, No. 4870.
100
kehidupan sehari-hari kita tanpa terkecuali.Kita semua adalah mahluk yang lemah, yang tidak luput dari dosa. Adakalanya kita sering lalai dalam ketaatan kita terhadap Allah, berbuat dosa baik itu dengan atau tanpa kita sadari. Tapi Allah SWT selalu memberikan kita kesempatan untuk bertobat pada-Nya. Dan Istighfar merupakan jalan pertama untuk memohon ampunan-Nya. Ketika seseorang dilanda kegelisahan, cemas dan sesuatu yang membuat dia tidak tenang hatinya, maka satu jalan terbaik adalah memperbanyak istighfar. Karena istighfar termasuk bagian dari dzikrullah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang terdapat dalam surat : QS Ar Ra’d : 28.
ْ َﷲ ﺗ ْ َاﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َوﺗ ﻮب ُ ُﻄ َﻤﺌِﻦﱡ ا ْﻟﻘُﻠ ِ ﷲ أَﻻ ﺑِ ِﺬ ْﻛ ِﺮ ﱠ ِ ﻄ َﻤﺌِﻦﱡ ﻗُﻠُﻮﺑُﮭُ ْﻢ ﺑِ ِﺬ ْﻛ ِﺮ ﱠ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. 27 QS Muhammad (47) : 19
ﺳﺘَ ْﻐﻔِ ْﺮﻟِ َﺬﻧﺒِﻚ ْ َوا “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” 28
QS An-Nisa (4): 106
ّ ﺳﺘَ ْﻐﻔِ ِﺮ ًﷲ َﻛﺎنَ َﻏﻔُﻮراً ﱠر ِﺣﯿﻤﺎ ْ َوا َ ّ ﷲَ إِنﱠ
27
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, Hal
28
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., Hal 1140
535
101
“Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 29 2. Menggunakan kerudung / berhijab Berhijab adalah ibadah, dengan berhijab berarti sang wanita telah melaksanakan perintah Allah. Melaksanakan perintah berhijab sama dengan melaksanakan perintah sholat dan puasa. Barang siapa yang mengingkari kewajiban berhijab dengan tidak mau mengamalkannya berarti mengkufuri perintah Allah yang dapat dikategorikan sebagai murtad dari Islam. Allah SWT telah berfirman dalam al-Quran: Surat Al Ahzab : 59
ﺴﺎ ِء ا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِﯿﻦَ ﯾُ ْﺪﻧِﯿﻦَ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮭﻦﱠ َ ِﯾَﺎ أَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ ﻗُ ْﻞ ِﻷَ ْز َوا ِﺟ َﻚ َوﺑَﻨَﺎﺗِﻚَ َوﻧ ِﻣﻦْ َﺟ َﻼﺑِﯿ ِﺒ ِﮭﻦﱠ ۚ ٰ َذﻟِﻚَ أَ ْدﻧَ ٰﻰ أَنْ ﯾُ ْﻌ َﺮ ْﻓﻦَ ﻓَ َﻼ ﯾُ ْﺆ َذﯾْﻦَ ۗ َو َﻛﺎنَ ﱠ ﷲُ َﻏﻔُﻮ ًرا َر ِﺣﯿ ًﻤﺎ "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 30
َوﻻ ﯾُ ْﺒ ِﺪﯾﻦَ ِزﯾﻨَﺘَﮭُﻦﱠ إِﻻ َﻣﺎ ظَ َﮭ َﺮ ِﻣ ْﻨ َﮭﺎ Surat An Nur : 31 “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya” 31 Sebuah Riwayat rasulullah juga menjelaskan tentang perintah berjilbab:
29
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, Hal
30
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., Hal 942 H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., Hal 772
203 31
102
َﺻﻔِﯿﱠﺔ ْ ﺴ ِﻦ ْﺑ ِﻦ ُﻣ َ ْﺴﻠِ ٍﻢ ﻋَﻦ َ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ أَﺑُﻮ ﻧُ َﻌ ْﯿ ٍﻢ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ إِ ْﺑ َﺮا ِھﯿ ُﻢ ْﺑﻦُ ﻧَﺎﻓِ ٍﻊ ﻋَﻦْ ا ْﻟ َﺤ ﺿ َﻲ ﱠ } ُﷲُ َﻋ ْﻨ َﮭﺎ َﻛﺎﻧَﺖْ ﺗَﻘُﻮ ُل ﻟَ ﱠﻤﺎ ﻧَ َﺰﻟَﺖْ َھ ِﺬ ِه ْاﻵﯾَﺔ َ ِﺷ ْﯿﺒَﺔَ أَنﱠ ﻋَﺎﺋ َ ﺖ ِ ﺸﺔَ َر ِ ﺑِ ْﻨ ﺸﻘﱠ ْﻘﻨَ َﮭﺎ ِﻣﻦْ ﻗِﺒَ ِﻞ َ َﻀ ِﺮﺑْﻦَ ﺑِ ُﺨ ُﻤ ِﺮ ِھﻦﱠ َﻋﻠَﻰ ُﺟﯿُﻮﺑِ ِﮭﻦﱠ { أَ َﺧ ْﺬنَ أ ُ ْز َرھُﻦﱠ ﻓ ْ ََو ْﻟﯿ ْ َ ﺷﻲ ﻓ ﺎﺧﺘَ َﻤ ْﺮنَ ﺑِ َﮭﺎ ِ ا ْﻟ َﺤ َﻮا Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Nafi' dari Al Hasan bin Muslim dari Shafiyyah binti Syaibah bahwa 'Aisyah radliallahu 'anha pernah berkata; Tatkala turun ayat: Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.. (An Nuur: 31). Maka mereka langsung mengambil sarung-sarung mereka dan menyobeknya dari bagian bawah lalu menjadikannya sebagai kerudung mereka. 32 3. Tidak membeda bedakan status pasien Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan-Nya bermacammacam bangsa dan suku supaya saling mengenal dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak ada kemuliaan seseorang di sisi Allah kecuali dengan ketakwaannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam kitab suci Al Quran
ﺷ ُﻌﻮﺑًﺎ َوﻗَﺒَﺎﺋِ َﻞ ُ ﺎس إِﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻣﻦْ َذ َﻛ ٍﺮ َوأ ُ ْﻧﺜَﻰ َو َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ُ ﯾَﺎ أَ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟﻨﱠ ﷲِ أَ ْﺗﻘَﺎ ُﻛ ْﻢ إِنﱠ ﱠ ﻟِﺘَ َﻌﺎ َرﻓُﻮا إِنﱠ أَ ْﻛ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨ َﺪ ﱠ ﷲَ َﻋﻠِﯿ ٌﻢ َﺧﺒِﯿ ٌﺮ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)33
32
Hadist Bukhori, Tentang Jilbab, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No.
33
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, Hal
4387. 1159
103
Dalam suatu hadits riwayat Abu Hatim yang bersumber dari Ibnu Mulailah berkenaan turunnya ayat ini ialah bahwa ketika fathu Makkah, Bilal naik ke atas Ka’bah untuk adzan. Beberapa orang berkata, “Apakah pantas budak hitam adzan di atas Ka’bah?”. Maka berkatalah yang lain, “Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya. “Maka datanglah malaikat Jibril memberitahukan kepada Rasulullah saw apa yang mereka ucapkan. Maka turunlah ayat ini yang melarang manusia menyombongkan diri karena kedudukan, pangkat, kekayaan, dan keturunan dan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah dinilai dari derajat ketakwaannya. Ayat ini juga menyatakan bahwa persaudaraan Islam berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh bangsa, warna kulit, kekayaan dan wilayah melainkan didasari oleh ikatan aqidah. Persaudaraan merupakan pilar masyarakat Islam dan salah satu basis kekuatannya. Rasulullah saw pernah menganggap persaudaraan antar umat Islam adalah basis yang sangat penting sehingga hal yang dilakukan beliau adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar secara formal satu dengan yang lainnya ketika hijrah ke Madinah. Diriwayatkan pula dari Abu Malik Al-Asy’ari, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “sesungguhnya Allah tidak memandang kepada pangkat-pangkat kalian dan tidak pula kepada nasab-nasabmu dan tidak pula pada tubuhmu, dan tidak pula pada hartamu, akan tetapi memandang pada hatimu. Maka barang siapa mempunyai hati yang shaleh, maka Allah
104
belas kasih kepadanya. Kalian tak lain adalah anak cucu Adam. Dan yang paling dicintai Allah hanyalah yang paling bertaqwa diantara kalian.” Jadi jika kalian hendak berbangga maka banggakanlah taqwamu, artinya barang siapa yang ingin memperoleh derajat derajat tinggi hendaklah ia bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha tahu tentang kamu dan amal perbuatanmu, juga maha waspada tentang hatimu, maka jadikanlah taqwa sebagai bekalmu untuk akhiratmu. Banyak hadits pula yang menyebutkan hal di atas, yaitu semuliamulia manusia adalah yang paling bertakwa.
ﺳﻮ ُل ﱠ ﺻﻠﻰ ﷲ- ِﷲ ُ ﺳﺌِ َﻞ َر ُ ﻗَﺎ َل- رﺿﻰ ﷲ ﻋﻨﮫ- َﻋَﻦْ أَﺑِﻰ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮة س أَ ْﻛ َﺮ ُم ﻗَﺎ َل » أَ ْﻛ َﺮ ُﻣﮭُ ْﻢ ِﻋ ْﻨ َﺪ ﱠ ﻗَﺎﻟُﻮا.« ﷲِ أَ ْﺗﻘَﺎھُ ْﻢ أَ ﱡ- ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ِ ى اﻟﻨﱠﺎ ﺳﻒُ ﻧَﺒِ ﱡﻰ ﱠ ﷲِ ا ْﺑﻦُ ﻧَﺒِ ﱢﻰ ْ َﺲ ﻋَﻦْ َھ َﺬا ﻧ ُ س ﯾُﻮ َ ﻟَ ْﯿ ِ ﻗَﺎ َل » ﻓَﺄ َ ْﻛ َﺮ ُم اﻟﻨﱠﺎ.ﺴﺄَﻟُ َﻚ ﯿﻞ ﱠ ﷲِ ا ْﺑ ِﻦ ﻧَﺒِ ﱢﻰ ﱠ ﱠ » ﻗَﺎ َل.ﺴﺄَﻟُ َﻚ ْ َﺲ ﻋَﻦْ َھ َﺬا ﻧ َ ﻗَﺎﻟُﻮا ﻟَ ْﯿ.« ِﷲ ِ ِﷲِ ا ْﺑ ِﻦ َﺧﻠ ﻗَﺎ َل » ﻓَ ِﺨﯿَﺎ ُر ُﻛ ْﻢ ﻓِﻰ. ﻗَﺎﻟُﻮا ﻧَ َﻌ ْﻢ.« ﺴﺄَﻟُﻮﻧِﻰ ْ َب ﺗ ِ ﻓَ َﻌﻦْ َﻣ َﻌﺎ ِد ِن ا ْﻟ َﻌ َﺮ ﺳﻼَ ِم إِ َذا ﻓَﻘِﮭُﻮا ْ اﻹ ِ » ا ْﻟ َﺠﺎ ِھﻠِﯿﱠ ِﺔ ِﺧﯿَﺎ ُر ُﻛ ْﻢ ﻓِﻰ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” “Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang tersebut berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari nabi Allah, anak dari kekasih-Nya”, jawab beliau. Orang tersebut berkata lagi, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Apa dari keturunan Arab?”, tanya beliau. Mereka menjawab, “Iya betul”. Beliau bersabada, “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).” 34
34
HR. Bukhari, Tentang Orang yang paling mulia disisi Allah, Hadist no. 4689.
105
Dalam surat yang lain juga ditegaskan akan kesamaan derajad manusia dihadapan Allah.
ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ إِنﱠ ﱠ- ِﷲ ﺳﻮ ُل ﱠ ﷲَ ﻻَ ﯾَ ْﻨﻈُ ُﺮ ُ ﻋَﻦْ أَﺑِﻰ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮةَ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل َر ﺻ َﻮ ِر ُﻛ ْﻢ َوأَ ْﻣ َﻮاﻟِ ُﻜ ْﻢ َوﻟَ ِﻜﻦْ ﯾَ ْﻨﻈُ ُﺮ إِﻟَﻰ ﻗُﻠُﻮﺑِ ُﻜ ْﻢ َوأَ ْﻋ َﻤﺎﻟِ ُﻜ ْﻢ ُ إِﻟَﻰ Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” 35 4. Melayani dengan kasih sayang terhadap pasien. Rasa kasih sayang terhadap sesama akan menimbulkan sikap lemah lembut, termasuk dalam berdakwah atau 'amar ma'ruf nahi munkar. Berkat sikap penuh kasih dan kelembutan ini pula, Rasulullah Saw berhasil dalam mengemban risalah Islam. Kasih sayang adalah salah satu karakter menonjol syariat Islam, karena agama Islam datang dengan membawa dan menjunjung tinggi kasih sayang. Begitu banyak nas dari alQur’an maupun Sunnah yang menjelaskan keutamaan kasih sayang. Di antaranya:
Firman Allah ta’ala,
” َﺳ ْﻠﻨَﺎكَ إِﻻﱠ َر ْﺣ َﻤﺔً ﻟِ ْﻠ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿْﻦ َ ” َو َﻣﺎ أَ ْر Artinya: “Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam”. (QS. Al-Anbiya’: 107.)36 Juga sabda Nabi-Nya shallallahu’alaihiwasallam,
ْض؛ ﯾَ ْﺮ َﺣ ْﻤ ُﻜ ْﻢ َﻣﻦ ْ ، ُ”اﻟ ﱠﺮا ِﺣ ُﻤﻮنَ ﯾَ ْﺮ َﺣ ُﻤﮭُ ْﻢ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤﻦ ِ ار َﺣ ُﻤﻮا َﻣﻦْ ﻓِﻲ ْاﻷَ ْر “ﺴ َﻤﺎ ِء ﻓِﻲ اﻟ ﱠ 35
HR. Muslim, Tentang Allah tidak melihat pada rupa dan harta tetapi melihat amalan, Hadist no. 2564. 36 H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, hal 107
106
“Orang-orang yang penyayang akan disayangi Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa yang ada di atas muka bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh siapa yang ada di langit”. 37 Mengenai kasih sayang terhadap anak, kiranya kisah yang terjadi di zaman nubuwwah berikut bisa sedikit menggambarkannya. Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bertutur,
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻮ ُل ﱠ ع ُ ﺴﻦَ ﺑْﻦَ َﻋﻠِ ﱟﻲ َو ِﻋ ْﻨ َﺪهُ ْاﻷَ ْﻗ َﺮ ُ ”ﻗَﺒﱠ َﻞ َر َ ﺳﻠﱠ َﻢ ا ْﻟ َﺤ َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ِﷲ ﺸ َﺮةً ِﻣﻦْ ا ْﻟ َﻮﻟَ ِﺪ َﻣﺎ َ ”إِنﱠ ﻟِﻲ َﻋ:ع ُ ﻓَﻘَﺎ َل ْاﻷَ ْﻗ َﺮ.ﺴﺎ ً ِﺲ اﻟﺘﱠ ِﻤﯿ ِﻤ ﱡﻲ َﺟﺎﻟ ٍ ِْﺑﻦُ َﺣﺎﺑ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻮ ُل ﱠ :ﺳﻠﱠ َﻢ ﺛُ ﱠﻢ ﻗَﺎ َل ُ ﻓَﻨَﻈَ َﺮ إِﻟَ ْﯿ ِﮫ َر.“ﻗَﺒﱠ ْﻠﺖُ ِﻣ ْﻨ ُﮭ ْﻢ أَ َﺣﺪًا َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ِﷲ “” َﻣﻦْ َﻻ ﯾَ ْﺮ َﺣ ُﻢ َﻻ ﯾُ ْﺮ َﺣ ُﻢ “Suatu saat Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mencium (cucu beliau) al-Hasan bin ‘Ali dan saat itu ada al-Aqra’ bin Hâbis at-Tamimy duduk di samping beliau. Serta merta al-Aqra’ berkomentar, “Aku memiliki sepuluh anak, sungguh tidak pernah satupun di antara mereka yang kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam pun memandangnya seraya berkata, “Barang siapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi!”.HR. Bukhari.38 Dengan landasan Islami tentang pentingnya rasa kasih sayang tersebut petugas kesehatan instalasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap RS dr. Asmir Salatiga berupaya mengamalkannya dengan tujuan agar terjalin empati dengan pasien maupun keluarga sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. 5. Berjabat tangan Islam adalah agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Asasnya adalah aqidah yang benar, bagunannya adalah amal shalih dan hiasannya adalah akhlak yang mulia. Sebuah 37
Hadist Tirmidzi, Tentang Kasih sayang, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No. 1847. 38
No, 5538.
Hadist Bukhori, Tentang Kasih sayang, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist,
107
pondasi tidak akan bernilai tinggi, jika tidak ada bangunan di atasnya; Sebuah bangunan akan rapuh, meski terkesan kokoh jika pondasinya tidak kuat dan sebuah bangunan tidak akan enak dipandang jika hampa dari hiasan. Artinya, ketiga unsur merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Diantara akhlak islami yang mulia yang menghiasi diri kaum muslimin dan terhitung sebagai bukti atau kensekuen beberapa hadits yang menjelaskan sunnahnya berjabat tangan tatkala bersua, diantaranya :
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺼﺎﻓَ َﺤﺎ ْ ﺳﻠﱠ َﻢ إِ َذا ا ْﻟﺘَﻘَﻰ ا ْﻟ ُﻤ ُ ﻗَﺎ َل َر َ َﺴﻠِ َﻤﺎ ِن ﻓَﺘ َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ﷲ ِ ﺳﻮ ُل ﱠ َو َﺣ ِﻤﺪَا ﱠ ﺳﺘَ ْﻐﻔَ َﺮاهُ ُﻏﻔِ َﺮ ﻟَﮭُ َﻤﺎ ْ ﷲَ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ َوا "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dua orang bertemu kemudian saling berjabat tangan dan memuji Allah serta meminta ampun kepada-Nya, maka keduanya akan diberi ampunan." 39
Dalam riwayat lain :
ْﺲ أَ َﻛﺎﻧَﺖ ِ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ َﻋ ْﻤ ُﺮو ْﺑﻦُ ﻋَﺎ ٍ َﺻ ٍﻢ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ َھ ﱠﻤﺎ ٌم ﻋَﻦْ ﻗَﺘَﺎ َدةَ ﻗَﺎ َل ﻗُ ْﻠﺖُ ِﻷَﻧ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ َل ﻧَ َﻌ ْﻢ ْ َﺼﺎﻓَ َﺤﺔُ ﻓِﻲ أ َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ب اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ َ ا ْﻟ ُﻤ ِ ﺻ َﺤﺎ Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Ashim telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dia berkata; aku bertanya kepada Anas; "Apakah diantara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sering berjabat tangan?" dia menjawab; "Ya. " 40 Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan bahwa dalam hadits ini banyak terkandung faedah, diantaranya : "Disunnahkan berjabat tangan tatkala berjumpa. Ini merupakan sunnah yang tidak diperselisihkan." 39
Hadist Abu Daud, Tentang jabat tangan, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No, 4534. 40 Hadist Bukhori, Tentang jabat tangan, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No, 5792.
108
C. Analisis tanggapan keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat inap terhadap penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis. Pada pembahasan berikut ini penulis akan memaparkan tanggapan dari keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di rumah sakit dr Asmir Salatiga. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada pembahasan sub bab sebelumnya pada pembahasan sub bab ini akan membahas dan menganalisis tanggapan tanggapan dari informan yang belum dibahas dan dianalisis pada pembahasan sebelumnya. Adapun tanggapan keluarga penunggu pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap pelayanan berakhlak islami di Rs dr Asmir Salatiga yang sama dan sudah dibahasa dan dianalisis pada pembahasan sebelumnya adalah : Petugas wanita menggunakan kerudung (berhijab), petugas ramah, sopan, mengucapkan salam, tidak membedakan pelayanan, mengucap Basmalah saat mengawali pekerjaan, mengucap Hamdallah selesai melakukan tindakan, berdoa, melayani dengan kasih sayang, mengingatkan pasien agar berdzikir dan sabar menghadapi ujian, tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan. Sementara itu pendapat informan yang belum dibahas dan dianalisis adalah : petugas memberikan pertolongan dengan cepat dan terlihat ikhlas, sabar dalam melayani pasien, berpakaian rapi, menghargai privasi dengan menawarkan menerima atau menolak tindakan yang dilakukan petugas.
109
1. Memberi pertolongan dengan cepat dan ikhlas. Allah SWT mengirimkan manusia ke alam dunia ini tiada lain supaya manusia beribadah kepada Allah SWT. “Tidak ada suatu kegiatan, tiada suatu perbuatan dari bangun tidur sampai tidur kembali kecuali semata-mata untuk mengabdikan diri kita kepada Allah SWT, untuk beribadah kepada Allah SWT”. Bila ada manusia hidup di alam dunia ini diberi waktu satu hari satu malam (24 jam), dan tidak mengisinya dengan ibadah kepada Allah maka akan bertentangan dengan perintah Allah tadi. Oleh karena itu, marilah dalam segala aktivitas kehidupan kita selalu beribadah kepada Allah. Tentunya agar ibadah itu diterima, maka ibadah tersebut harus dilandasi dengan keimanan, ilmu, dan keikhlasan. Dalam menunaikan ibadah, baik mahdhah maupun ghairu mahdhah, bila tidak dilandasi dengan keimanan maka sia-sialah dihadapan Allah SWT. Keimanan sudah ada namun tidak dengan keikhlasan, maka ini juga kurang sempurna diterima oleh Allah SWT. Ibadah yang paling sempurna, ibadah yang paling istimewa, ibadah yang paling hebat dihadapan Allah yaitu ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dengan semata-mata berserah diri kepada Allah SWT. sebagaimana kita mengucapkan di dalam shalat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya semata-mata bagi Allah, Tuhan Semesta alam”. Dengan berharap kepada Allah dan dengan melaksanakan keikhlasan dalam beribadah maka akan berbuah nilai yang sangat bermakna dihadapan Allah SWT.
110
Amal seorang hamba muslim akan diterima dan diberi pahala oleh Allah apabila telah memenuhi syarat utama yaitu Ikhlas (( ُ اَ ِﻹ ْﺧﻼَصYang menjadikan ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah semata. Allah berfirman :
َﺼﻼَة ﺼﯿﻦَ ﻟَﮫُ اﻟﺪﱢﯾﻦَ ُﺣﻨَﻔَﺎ َء َوﯾُﻘِﯿ ُﻤﻮا اﻟ ﱠ ِ ِﷲ ُﻣ ْﺨﻠ َ َو َﻣﺎ أ ُ ِﻣ ُﺮوا إِﻻﱠ ﻟِﯿَ ْﻌﺒُﺪُوا ﱠ َوﯾُ ْﺆﺗُﻮا اﻟ ﱠﺰ َﻛﺎةَ َو َذ ِﻟ َﻚ ِدﯾﻦُ ا ْﻟﻘَﯿﱢ َﻤ ِﺔ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”. (QS. Al Bayyinah : 5)41
Kemudian hadits-hadits yang memerintahkan untuk ikhlas adalah : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺻ َﻐ ُﺮ ﯾَﺎ ْ َﺻ َﻐ ُﺮ ﻗَﺎﻟُﻮا َو َﻣﺎ اﻟﺸ ْﱢﺮ ُك ْاﻷ ْ َإِنﱠ أَ ْﺧ َﻮفَ َﻣﺎ أَ َﺧﺎفُ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ُﻢ اﻟﺸ ْﱢﺮ ُك ْاﻷ ﺳﻮ َل ﱠ ﷲِ ﻗَﺎ َل اﻟ ﱢﺮﯾَﺎ ُء ُ َر “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik kecil”, para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil? Rasulullah menjawab : “Riya”. 42 Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
41
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001,
hal 1408 42
Hadist Ahmad, Tentang Syirik kecil riya, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No, 22523.
111
ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻧﺖ ھﺠﺮﺗﮫ.إﻧﻤﺎ اﻷﻋﻤﺎل ﺑﺎﻟﻨﯿﺎت وإﻧﻤﺎ ﻟﻜﻞ اﻣﺮئ ﻣﺎﻧﻮي اﻟﻲ ﷲ ورﺳﻮﻟﮫ ﻓﮭﺠﺮﺗﮫ اﻟﻲ ﷲ ورﺳﻮﻟﮫ وﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ھﺠﺮﺗﮫ ﻟﺪﻧﯿﺎ ﯾﺼﯿﺒﮭﺎ أو اﻣﺮأة ﯾﻨﻜﺤﮭﺎ ﻓﮭﺠﺮﺗﮫ إﻟﻲ ﻣﺎ ھﺎﺟﺮ إﻟﯿﮫ “Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.”43
2.
Sabar dalam melayani pasien Firman Allah SWT :
ۡ ﯾَ ٰـٓﺄَﯾﱡ َﮭﺎ ٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨُﻮ ْا َﺼ ٰـﺒِ ِﺮﯾﻦ ﺼﻠَ ٰﻮ ِةۚ إِنﱠ ٱ ﱠ َ َﻣ َﻊ ٱﻟ ﱠ ﺼ ۡﺒ ِﺮ َوٱﻟ ﱠ ٱﺳﺘ َِﻌﯿﻨُﻮ ْا ﺑِﭑﻟ ﱠ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al Baqarah ayat 153) 44 Sabar adalah menahan diri ataupun menyiapkan diri untuk tidak mudah terganggu, tidak mudah tergoda dan tidak mudah dibawa kemanapun tanpa kejelasan. Maka di dalam menghadapi suatu ujian dan cobaan serta kesabaran ada tiga hal, sabar dalam menunaikan ibadah, sabar dalam menghadapi musibah dan sabar dalam menjauhi maksiat. Yang pertama sabar dalam menunaikan ibadah, ketika kita akan menunaikan suatu ibadah dengan penuh keikhlasan maka sabarlah dalam menghadapinya. Bila ada gunjingan dan cemoohan, maka sabar dan tahan 43
HR. Bukhari , Kitab Bad'i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689 dan Muslim Kitab al-Imarah, hadits no. 1907 44 H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, hal 51
112
untuk tidak mengikutinya. Yang kedua, sabar dalam menghadapi musibah. Apapun yang datang pada diri kita dan tidak menyenangkan diri kita maka hadapi dengan penuh kesabaran. Ataupun sabar dalam menghadapi maksiat, segala perbuatan yang tidak sesuai dengan tuntunan Allah SWT perlu dihadapi dengan kesabaran dan untuk menghindari dari perbuatan tersebut. Apabila kita bisa atau mampu menghadapi kehidupan yang tiga hal tadi dengan penuh kesabaran, maka di ujung kegiatan akan bertemu dengan keikhlasan. Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, untuk berjuang dan lain sebagainya. Karena, seseorang bisa di katakan sabar apabila dalam kehidupannya dia tidak selalu merasa menyesal, dalam hidupnya dia selalu memandang ke arah kemajuan(positive thinking), karena seseorang yang di limpahkan keimanan akan selalu meyakini janji Allah untuk selalu bersabar, sebagaimana janji-Nya dalam akhir surat Az-Zumar ayat 10:
….ﺴﺎب ّ إِﻧﱠ َﻤﺎ ﯾُ َﻮﻓﱠﻰ اﻟ َ ﺼﺒِ ُﺮ ْونَ أَ ْﺟ َﺮھُ ْﻢ ﺑِ َﻐ ْﯿ ِﺮ َﺣ
113
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.45 Dalam surat lain, Allah dengan indah menggambarkan bahwasanya orang-orang yang kelak mendapatkan keberkatan yang sempurna yaitu mereka yang masuk ke dalam kategori ayat ini:
ﺲ َ َِوﻟَﻨَ ْﺒﻠُ َﻮﻧﱠ ُﻜ ْﻢ ﺑ ِ ﺸ ْﯿ ٍﺊ ﱢﻣﻦَ ا ْﻟ َﺨ ْﻮ ٍ ع َوﻧَ ْﻘ ِ ُﺺ ﱢﻣﻦَ ْاﻷَ ْﻣ َﻮا ِل َو ْاﻷَ ْﻧﻔ ِ ف َوا ْﻟ ُﺠ ْﻮ ت َوﺑَ ﱢ َﺼﺒِ ِﺮﯾْﻦ ّ ﺸ ِﺮ اﻟ َ َ اَﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ إِ َذا أ, ﻗﺎَﻟُ ْﻮا إِﻧﱠﺎ ِ َوإِﻧﱠﺎ ِ َواﻟﺜﱠ َﻤ َﺮا.ٌﺼ ْﯿﺒَﺔ ِ ﺻﺎ َﺑ ْﺘ ُﮭ ْﻢ ﱡﻣ َإِﻟَ ْﯿ ِﮫ َرا ِﺟ ُﻌ ْﻮن Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun”46 Larangan Isti’jal (tergesa-gesa/tidak sabar). Sebagaimana dalam surat Al-Ahqaf ayat 35:
ﺴﺘَ ْﻌ ِﺠ ْﻞ ﻟَﮭُ ْﻢ ْ َﺳ ِﻞ َوﻻَ ﺗ ْ َﻓ ﺻﺒَ َﺮ أ ُ ْوﻟُﻮا ْاﻟ َﻌ ْﺰ ِم ِﻣﻦَ ﱡ ُ اﻟﺮ َ ﺎﺻﺒِ ْﺮ َﻛ َﻤﺎ “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…..”. 47
Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Baqarah akhir ayat 177:
ﺻ َﺪﻗُ ْﻮا ﺳﺎ ِء َواﻟ ﱠ َواﻟ ﱠ َ َس أ ُ ْوﻟَﺌِ َﻚ اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦ َ ْﺼﺒِ ِﺮﯾْﻦَ ﻓِﻰ ا ْﻟﺒَﺄ ِ ْﻀ ﱠﺮا ِء َو ِﺣﯿْﻦَ ا ْﻟﺒَﺄ ََوأ ُ ْوﻟَﺌِ َﻚ ھُ ُﻢ ا ْﻟ ُﻤﺘﱠﻘُ ْﻮن
45
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, hal
46
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., hal 52 H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., hal 1135
11026 47
114
“…Dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” 48 Dalam surat Ali Imran ayat 146 Allah SWT berfirman :
َﺼﺒِ ِﺮﯾْﻦ َوﷲُ ﯾُ ِﺤ ﱡﺐ اﻟ ﱠ “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” 49 Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Di jelaskan dalam surat al-anfaal ayat 46:
َﺼﺒِ ِﺮﯾْﻦ ْ َو ﷲ َﻣ َﻊ اﻟ ﱠ َ اﺻﺒِ ُﺮ ْوا إِنﱠ “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orangorang yang sabar.” 50
3. Menghargai privasi dengan menawarkan menerima atau menolak tindakan yang dilakukan petugas yang berbeda jenis kelamin. Esensi ajaran Islam adalah keselamatan dan membuat orang menjadi selamat. Karena itu, umat Islam harus menghindarkan diri dari perbuatan yang membuat orang lain terganggu, baik dari lisan maupun tangannya. ''Seorang Muslim adalah orang yang bisa membawa selamat bagi orang lain dari perkataan dan perbuatannya,'' Rasulullah SAW menjelaskan. Islam juga menganjurkan seseorang untuk menghormati dan memuliakan orang lain, seperti perintah menyebarkan salam, memuliakan tamu, serta menghormati tetangga.
48
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, hal
49
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., hal 146 H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, ..., hal 385
58 50
115
Islam memerintah umatnya agar mencintai sesama Muslim sebagaimana mencintai diri sendiri. Bahkan, kepada mereka yang beragama lain pun Islam memerintahkan orang beriman agar menghormati dan menjalin kehidupan yang damai dan rukun. Sikap menghargai orang lain meliputi aspek kehidupan, seperti bersikap baik kepada saudaranya dan memiliki sifat-sifat yang baik serta bermurah hati kepadanya. Seperti ungkapan yang digambarkan oleh Allah, bahwa orang-orang beriman bersikap kasih sayang kepada sesama mukmin dan bersikap tegas kepada orang-orang kafir. Sikap tegas kepada kaum non-Muslim yang dimaksud adalah tegas dalam
prinsip
akidah
dan
ibadah.
Tidak
ada
kompromi
dan
pencampuradukan dalam akidah dan ibadah. Tetapi, tetap menjalin hubungan yang baik selama mereka juga berbuat baik dan bersedia hidup damai dengan umat Islam. Termasuk dalam sikap hormat dan menghargai orang lain adalah menggunakan tutur kata yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari disebutkan Nabi SAW tidak pernah menggunakan bahasa yang jorok atau mengucapkan caci makian dan hinaan. Jika beliau ingin memperingatkan seseorang, beliau mengatakan, ''Apa yang terjadi pada dirinya, mungkin keningnya tertutupi debu.'' Menghargai orang lain juga dapat berupa menghormati pendapat orang lain yang berbeda, bahkan bertentangan. Tetapi, tetap mengajak berpikir kritis mencari kebenaran. Namun, apabila akhirnya tidak bisa dipertemukan, karena masing-masing memiliki argumen dan
116
acuan berpikir yang kuat, maka harus ditumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai pandangan orang lain. Bukankah perbedaan pendapat yang diikuti sikap saling memahami dan menghormati justru akan menjadi rahmat bagi masing-masing? Karena, dengan perbedaan tersebut akan tumbuh dinamika berpikir. Untuk menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati orang lain, harus diawali dari perbaikan kepribadian seseorang. Dimulai dengan menyadari diri yang penuh keterbatasan dan kekurangan. Selanjutnya diikuti dengan menghilangkan sikap yang menganggap benar sendiri, atau bahwa pendapatnya atau pendapat kelompoknya yang paling benar dan orang lain salah. Apabila sikap-sikap kepribadian tersebut telah tertanam kuat dalam jiwa seorang Muslim, maka sikap saling menghargai antara yang satu dan lainnya akan mudah diwujudkan. Sehingga, esensi ajaran Islam yang bermakna selamat, keselamatan, dan membuat orang lain selamat menjadi kenyataan. Namun, apabila pembinaan kepribadian tersebut tidak dapat terwujud, maka perbedaan pendapat justru akan membuahkan konflik dan perpecahan, bahkan bencana bagi umat. Dalam pelayanan pasien
pria dan wanita juga harus saling
menghormati dan menghargai baik dengan sikap dan tutur kata yang sopan maupun dengan perbuatan baik yang diridhai oleh Allah. Salah satu bentuk dari saling menghargai antara pria dan wanita adalah hendaknya mereka berusaha agar tidak terjadi fitnah.
117
Pelayanan pasien umat beragama lain, juga harus menjunjung tinggi prinsip toleransi antar beragama dengan menghormati dan menghargai orang yang berlainan agama. Misalnya, tidak mengolok-olok ajaran agama lain, tidak mendiskriminasi orang yang beragama lain dan tidak menyebarkan atau mengajarkan agama kepada umat agama lain. 4. Berpakaian rapi Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan pakaian untuk menutupi aurat, dan sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani seseorang. Sebagaimana ditegaskan Allah Swt, dalam firman-ya:
ﺎس اﻟﺘﱠ ْﻘﻮى ْ يﺑَﻨِ ْﻲ~ ا َد َم ﻗَ ْﺪاَ ْﻧ َﺰ ْﻟﻨَﺎ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻟِﺒَﺎﺛًﺎﯾُ َﻮا ِر ُ َﺳ ْﻮاﺗِ ُﻜ ْﻢ َو ِر ْﯾﺸًﺎ َوﻟِﺒ َ ي ﴾٢٦ : ﺖ ﷲ ﻟَ َﻌﻠﱠﮭُ ْﻢ ﯾَ ﱠﺬ ﱠﻛ ُﺮ ْونَ ﴿ اﻷءاف ِ ذﻟِ َﻚ َﺧ ْﯿ ٌﺮ ْذﻟِ َﻚ ِﻣ ْﻨﺎاﯾ Artinya: “Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26) 51
َوﺛِﯿﺎﺑَﻚَ ﻓَﻄَ ﱢﮭ ْﺮ Dan pakaianmu bersihkanlah (QS.Al-Mudatsir-4)52 Ayat tersebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh sifat takwa, yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tanpak simpati dan berwibawa serta anggun dipandangnya, bukan menggiurkan dibuatnya.
51
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001, hal
52
H Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an dan terjemahannya, 1318, hal 322
322
118
Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk selalu tampil rapi dan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Karena kerapian dan kebersihan ini, Rasulullah saw menyatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Artinya, orang beriman akan selalu menjaga kerapian dan kebersihan kapan dan di mana dia berada. Semakin tinggi imam seseorang maka dia akan semakin menjaga kebersihan dan kerapian tersebut. Sabda Rasulullah SAW. dari riwayat Ad Darimi :
ْ ﺷ ﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ َل اﻟ ﱡ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﻧَﺒِ ﱠﻲ ﱠ ﺎن َ ﻄ ُﮭﻮ ُر َ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َ ِﷲ ِ اﻹﯾ َﻤ ِ ْ ﻄ ُﺮ Artinya : “Kebersihan merupakan bagian dari iman”53 Pakaian yang kita kenakan harus sesuai dengan tuntutan Islam dan sebaliknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada saat menghadiri pesta, kita menggunakan pakaian yang cocok untuk berpesta, misalnya kemeja, baju batik, pada saat tidur, kita cukup menggunakan piyama; dan begitu seterusnya. Disamping itu, pemilihan model dan warna pakaian juga harus disesuaikan dengan badan kita, sehingga menjadi serasi dan tidak menjadi bahan tertawaan orang lain. Rasulullah sangat membenci seseorang yang berpenampilan di tengah-tengah orang banyak dengan pakaian kotor selama dia mampu mencuci dan membersihkan pakaiannya itu. Hal itu merupakan pelajaran bagi orang Muslim untuk selalu berpakaian bersih, berpenampilan rapi, serta enak dipandang. Beliau berkata : 53
Hadist Ad Darimi, Tentang Kebersihan Sebagian Iman, Lidwa Pustaka i-SofwareKitab 9 Imam Hadist, No, 651.
119
ﺳ َﻮى ﺛَ ْﻮﺑَ ْﻲ ِﻣ ْﮭﻨَﺘِ ِﮫ ِ َﻣﺎ َﻋﻠَﻰ أَ َﺣ ِﺪ ُﻛ ْﻢ إِنْ َو َﺟ ْﺪﺗُ ْﻢ أَنْ ﯾَﺘﱠ ِﺨ َﺬ ﺛَ ْﻮﺑَ ْﯿ ِﻦ ﻟِﯿَ ْﻮ ِم ا ْﻟ ُﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ “Jika salah seorang di antara kalian memiliki, maka hendaklah dia memakai dua pakaian untuk hari Jum’ at selain dua pakaian kerja”. 54 Melalui
nash-nashnya,
Islam
telah
menekankan
kepada
pemeluknya secara keseluruhan agar selalu berpenampilan bersih. Bertolak dari hal tersebut, Islam menginginkan agar mereka senantiasa bersih, memberi minyak wangi pada pakaiannya, serta menyebarkan bau harum di sekelilingnya. Inilah yang dilakukan Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Aku tidak pernah mencium bau wangi ambar, misik dan sesuatu yang lebih harum dari aroma Rasulullah.” Disebutkan Imam Bukhari dalam kitab Tarikhul Kabir, dari Jabir, bahwa Nabi tidak melewati suatu jalan, lalu ada orang yang menapaki jalan tersebut melainkan dia mengetahui bahwa beliau telah melewati jalan tersebut dari aroma minyak wangi beliau. Pada suatu ketika beliau pernah tidur di rumah Anas, lalu beliau mengeluarkan keringat, maka Ummu Anas datang membawa botol untuk mengumpulkan keringat tersebut ke dalam botol itu. Kemudian beliau bertanya kepadanya mengenai hal itu, maka dia pun menjawab : “Ini adalah keringatmu, kami menjadikannya sebagai minyak wangí, dan ia merupakan minyak wangi terwangi”. (HR. Muslim).
54
Hadist Abu Daud, Tentang Pakaian Untuk Salat, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist, No, 910.
120
Betapa kaum muslimin sangat membutuhkan percikan-percikan petunjuk Rasulullah yang sangat berharga seperti ini. Petunjuk beliau yang lainnya adalah perintahnya agar semua umatnya senantiasa merawat dan memperindah rambutnya, seperti yang telah ditetapkan syariat Islam. Demikian juga dengan petugas pelayanan kesehatan di instansi rawat jalan dan rawat inap dengan mengamalkan ajaran islam dalam berpenampilan maka akan membuat pasien nyaman dan menambah rasa percaya terhadap pelayanan yang diterimanya. D. Analisis tanggapan petugas medis, pasien dan keluarga penunggu pasien terhadap perlunya penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis Dari tanggapan seluruh informan yang terkumpul terdiri dari petugas pelayanan , pasien serta penunggu / keluarga pasien rawat jalan dan pasien rawat inap semuanya menyatakan perlunya penerapan akhlak islami pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan alasan : 1. Dengan pelayanan islami pasien terasa nyaman. Hal ini dikarenakan petugas pelayanan akan mengamalkan akhlak islami yang melayani dengan, ramah, penuh kesabaran, keikhlasan, tutur kata yang sopan, perilaku yang menghargai orang
lain, serta bertanggung
jawab dan amanah dalam menjalankan tugas. 2. Pasien merasa mendapat support dan motivasi agar lekas sembuh karena mendapat layanan yang berkualitas dan bertanggung jawab.
121
3. Pasien merasa tenang karena senantiasa didukung oleh petugas yang senantiasa mendekatkan diri dengan Allah SWT melalui do’a dan dzikir kepada Allah SWT serta berserah diri dalam menghadapi ujian sakit. Sebagaaimana telah diuraikan pada sub bab sebelumnya alasan perlunya akhlak islami atau perilaku islami petugas medis dalam melayani pasien rawat jalan maupun rawat inap telah dianalisis dan dibahas pada sub bab tersebut. Sehingga penulis tidak lagi mendeskripsikan analisis perilaku islami sebagi alasan perlunya pelayanan islami tersebut Disamping itu petugas pelayanan rawat jalan dan rawat inap RST dr Asmir Salatiga menganggap perlu pelayanan islami dikarenakan dengan pelayananan islami kualitas pelayanan rumah sakit akan berkualitas serta mempercapat proses kesembuhan pasien. Dan yang tak kalah penting adalah nilai ibadah yang terkandung dalam pelayanan yang bertanggung jawab dan amanah dalam menjalankan tugas pelayanan terhadap pasien.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan uraian dalam data yang telah dibahas dan dianalisis pada bab bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut : 1.
Kegiatan pelayanan kesehatan oleh petugas tenaga medis terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di RST dr. Asmir Salatiga berjalan sesuai dengan perilaku akhlak islami hal ini terbukti dari tanggapan tanggapan yang berhasil dihimpun penulis yang meliputi tanggapan dari pasien , keluarga/ penunggu pasien dan petugas pelayanan kesehatan itu sendiri yang menyatakan bahwa pelayanan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dirumah sakit dr Asmir Salatiga dilaksanakan dengan sabar, ramah, sopan, santun dan bernuansa islami seperti mengucap salam, menggunakan
jilbab,
senantiasa
berdzikir
dan
berdo’a
dalam
menjalankan tugas pelayanan kepada pasien serta amanah sehingga terkesan ikhlas. 2.
Tanggapan pasien rawat jalan
dan
pasien rawat
inap terhadap
penerapan nilai-nilai akhlak islami oleh tenaga medis pada kegiatan pelayanan kesehatan di RST dr. Asmir Salatiga sangat positif hal ini terbukti dari hasil wawancara yang diperoleh penulis pada saat menghimpun data dimana para pasien merasa puas dan nyaman terhadap
122
123
pelaksanaan pelayanan yang bernuansa islami sebagaimana dijelaskan pada bab III dan bab IV. Demikian juga dari hasil observasi peneliti dilapangan yang tidak menjumpai kekecewaan pasien terhadap pelayanan petugas kesehatan baik itu kekecewaan yang diungkapkan dengan ucapan maupun yang berupa ekspresi wajah dan tingkah laku. 3.
Sebagaimana Tanggapan pasien yang puas dan merasa nyaman terhadap pelayanan petugas pelayanan kesehatan, keluarga / penunggu pasien rawat jalan dan pasien rawat inappun merasa puas dan berpendapat perlu diterapkannya perilaku akhlak islami pada kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Mereka mengharapkan dengan pelayanan berakhlak islami akan membantu proses penyembuhan dan mendapat pelayanan yang bertanggung jawab dan berkwalitas.
4.
Seluruh petugas kesehatan pelayanan, pasien,
keluarga / penunggu
pasien berpendapat perlu diterapkannya nilai-nilai akhlak Islami pada kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap di RST dr. Asmir Salatiga tahun 2014. Hal ini dikarenakan perilaku positif yang dilakukan petugas kesehatan secara tidak langsung memiliki makna yang sangat berharga bagi moril pasien dan keluarga pasien. Mereka merasa diperhatikan, merasa mendapat ketenangan, dan kenyamaanan dikarenakan mendapat pelayanan kesehatan dari petugas petugas yang bertanggung jawab, amanah serta berperilaku sesuai norma dan etika. Sehingga dengan perlakuan yang berakhlak terhadap pasien
124
hal tersebut merupakan support dan motivasi bagi kesembuhan pasien. Bagi petugas pelayanan kesehatan dirumah sakit
tanpa disadari
sesungguhnya sudah terkandung akhlak islami pada saat melaksanakan tugas pelayanan. dan demikian juga sebaliknya perilaku akhlak islam hakekatnya mengandung ajaran perilaku dan akhlak yang seharusnya dilakukan oleh manusia pada umumnya dan petugas kesehatan saat menjalankan tugas pelayanan pada khusunya. Oleh karena itu disamping berguna bagi proses penyembuhan pasien perilaku akhlak islami pada pelayanan kesehatan sesungguhnya juga bermakna sebagai suatu ibadah sehingga hal tersebut sangat berguna bagi petugas pelayanan kesehatan sebagai bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan kehidupan diakherat nanti. B. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Petugas kesehatan agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan melalui pelayanan yang bermartabat dan berakhlak islami sehingga dengan pelayanan tersebut pasien merasa nyaman, tenang dan cepat
sembuh karena mendapat support dan motivasi dari petugas
kesehatan yang berahklak islami. 2. Petugas pelayanan agar mempertahankan dan meningkatkan motifasi dalam menjalankan pelayanan berakhlak islami karena pasien dan keluarga penunggu sangat merespon positif pelayanan barakhlak islami tersebut. Hal yang paling penting adalah bahwa dengan menjalankan
125
pelayanan secara ialami akan mempererat silahturahmi dan menambah syiar agama Islam. 3. Kegiatan pembinaan rohani islam agar diefektifkan dan diaktifkan di rumah sakit dr Asmir Salatiga mengingat mayoritas pegawai dan pasien rumah sakit adalah muslimin dan muslimat. Demikian juga dengan fasilitas ibadah bagi petugas kesehatan, pasien dan keluarga penunggu pasien agar disyiarkan. Sehingga dengan menjalankan tugas pelayanan disamping sebagai bentuk pengabdian kepada satuan sekaligus juga memiliki nilai ibadah kepada Allah SWT dalam rangka mengabdi kepada masyarakat,Bangsa, Negara dan Agama.
DAFTAR PUSTAKA A. Mustofa,Drs,H. Ahlak Tasawuf. Bandung, Pustaka Setia, 1995 :13. Abuddin Nata, MA, Dr, Prof, H. Ahlak Tasawuf
dan Ahlak Mulia. Jakarta,
Rajawali Pers, 2010 : 02. Bahreisy , Salim, H. Tarjamah Riadhus Shalihin, Bandung : PT Al Ma’arif, 2000 , Cetakan ke 15. Bisri, Mukti. Pendidikan Agama Bernuansa Kesehatan. Modul Guru. Jakarta: Pilar Media, 2007. Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah. Jakarta: Noura Books, 2012. Hamidy, Zainuddin dkk. Terjemah Hadist Shahih Bukhari, Jakarta, : PT Bumi Restu, 1992, Cetakan ke 13 (Edisi Khusus) Juanda,Hadi, Sp.PD, dr. Standar Operasional Prosedur. Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2013. Lamsudin, Rusdi. Nilai-nilai Islam Dalam Layanan Kesehatan. Yogyakarta: Gema Muhammadiyah, 2012. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Mendiknas. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI, 2005. Moeloeng, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif : Paradiga Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
126
127
Muhaimin, Tadjab,ABD Mudjib. dimensi-dimensi studi islam,(Surabaya: 1994. Karya Abditama). Notoatmodjo, Soekidjo. Pendiidkan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003. Pribadi, Ulung. Nilai nilai agama dan pelayanan public. ( Tesis ). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah, 2012. RI, Pemerintah. UU No. 25 Tentang Pelayanan Publik. Jakarta: DPR RI, 2009. RI, Pemerintah. UU No 36 Tentang Kesehatan. Jakarta: DPR RI, 2009. Ridwan. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2010. Sa’adi dkk. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Publikasi Ilmiah. Salatiga: PPS STAIN Salatiga, 2012. Sembiring,Sumanta. Sp.B,dr. Profil RST dr Asmir. Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2013. Sukirman,SpKK, dr. Uraian tugas dan tanggung jawab (job discription) Personel denkesyah 04.04.03. Salatiga: Admin Denkesyah 04.04.03, 2011. Sembiring,Sumanta, Sp.B,dr. Kebijakan Manajemen.Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2013. Sembiring,Sumanta, Sp.B,dr. Laporan Satuan. Salatiga: Admin RST dr Asmir, 2014 Silalahi, Mariaty. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dalam Kaitannya Dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah sakit Islam Malahayati. ( Tesis ). Medan:Program Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara, 2007.
128
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta, 2010. Sunarjo. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 174. Tasmara,Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Pers, 2002. Telkom Indonesia, PT. Ensiklopedia Hadist, Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadist. Tohaputra, H Ahmad. Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang : Asy Syifa, 2001 Zakaria, Rudi Hartono. Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami di Puskesmas Kota Langsa. ( Tesis ). Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara, 2009.