PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA KOMPUTER DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X ( Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Dumai )
TESIS
Oleh : ARNI ISWARI NIM 1114
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010
ABSTRAK
Arni Iswari. 2010. Pengaruh Pembelajaran dengan Media Komputer dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Dumai, Propinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap :(1) Perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa yang diajar dengan media komputer dan siswa yang diajar dengan media sederhana; (2) Perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media komputer dan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana; (3) Perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media komputer dan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana; (4) Ada tidaknya interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Dumai. Sampel penelitian dipilih secara random. Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Dumai terdiri dari 5 kelas. Dari hasil undian yang dilakukan diperoleh kelas X5 dengan jumlah 34 orang sebagai kelas kontrol dan kelas X2 dengan jumlah 34 orang sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini adalah penelitan Quasi Eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2x2 dan diselenggarakan pada semester II tahun pelajaran 2009/2010. Data dikumpulkan melalui angket yang disusun berpedoman kepada skala Likert dengan alternatif jawaban SL, SR, KD, JR dan TP, serta tes hasil belajar. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji-t dan Anava. Hasil analisis data menunjukkan bahwa :(1) hasil belajar mata pelajaran matematika siswa yang diajar dengan media komputer memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan media sederhana; (2) hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana; (3) hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana; (4) tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika. ii
ABSTRACT
Arni Iswari . 2010. The effect of using Computer Media and Learning Motivation on Learning Achievement in Mathematics class X in SMA Negeri 2 Dumai, Riau. Thesis. Graduate Program of State University Padang. The goals of this research are to reveal: (1) Difference of learning achievement of the students in mathematics subject who were taught by using the computer media and those who were taught by using the simple media; (2) Difference of the students with high learning motivation and who were taught by using computer media and learning achievement in mathematics subjects compared to those who were taught by using the simple media; (3) Difference of the students with low learning motivation who were taught by using computer media and learning achievement in mathematic subjects than those with low learning motivation and were taught by using the simple media; and (4) interaction between learning computer media with learning motivation towards learning achievement in mathematics subjets. The population of this research was the first years of the students of SMA N egeri 2 Dumai. By using sample random sampling technique, the researcher chose 34 students of class X5 as control group and 34 students of class X2 as experimental group. The research was the quasi-experiment with the 2x2 factorial study conducted in the second semester of the academic year of 2009/2010. The data were collected using the Likert Scale with the alternative answer of SL, SR, KD, JR and TP and achievement test. The collected data were analysed by employing the t-test and anava. The data analysis showed that : (1) The learning achievement of the students in mathematics subject who were taught by using the computer media was higher those who were taught by using the simple media; (2) The students with high learning motivation and who were taught by using computer media had better learning achievement in mathematics subjects compared to those who were taught by using the simple media; (3) The students with low learning motivation who were taught by using computer media had better learning achievement in mathematic subjects than those with low learning motivation and were taught by using the simple media; and (4) There was an no interaction between learning computer media with learning motivation towards learning achievement in mathematics subjets.
i
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa: 1.
Karya tulis saya, tesis dengan judul “Pengaruh Pembelajaran dengan Media Komputer dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas x di SMA Negeri 2 Dumai“ adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.
2.
Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.
4.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.
Padang, Maret 2010 Saya yang menyatakan,
Arni Iswari
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang diberi judul “Pengaruh Pembelajaran dengan Media Komputer dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Dumai“ Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi program pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dalam melakukan penelitian dan penyusunan tesis ini khususnya dan selama pendidikan umumnya penulis banyak menerima bimbingan, arahan, masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada : 1. Prof.Dr.H.Mukhaiyar,M.Pd, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan fasilitas pada penulis dalam mengikuti perkuliahan. 2. Prof.Dr. Suparno.M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan sekaligus pembimbing I, atas bimbingan, arahan dan persetujuan atas tesis ini. 3. Dr.Nurhijrah Gestituati,M.Pd, selaku pembimbing II Yang telah bersedia membimbing dan memberikan petunjuk dalam penulisan ini. 4. Prof. H. Abizar, Dr. Ridwan, M. Sc., Ed, dan Dr. Jasrial,M.Pd, selaku dosen penguji dan sebagai nara sumber yang telah memberikan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan tesis ini.
iii
5. Drs. Heppi Syuryani, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Dumai dan majelis guru yang telah membantu dan memberikan dorongan selama penelitian. 6. Bapak dan Ibu dosen program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah membimbing dan mendorong penulis selama studi di PPs Universitas
Negeri
Padang hingga selesainya tesis ini. 7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. 8. Wan Yusnasusila,S.Pd yang bersama dengan saya dalam penyusunan hasil penelitian saya. 9. Papa Arifin Djudin, mama Alberwarneri dan anakku tercinta Citra Lestari Indarwati yang telah berkorban baik waktu, tenaga dan perhatiannya. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perbaikan mutu pendidikan khususnya pada pelajaran matematika, amin.
Padang, Maret 2010 Penulis
Arni Iswari
iv
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
............................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang .........................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................
6
D. Perumusan Masalah ................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ............................................................................................
9
1. Hasil Belajar Matematika .................................................................
9
a. Hasil Belajar ...............................................................................
9
b. Pembelajaran Matematika ..........................................................
11
2. Media Pembelajaran .........................................................................
14
a. Media Komputer ........................................................................
22
b. Media Sederhana ........................................................................
24
3. Motivasi Belajar ...............................................................................
25
B. Penelitian yang Relevan .........................................................................
26
C. Kerangka Konseptual .............................................................................
27
v
1. Perbedaan pembelajaran Media Komputer dan Media Sederhana ...............................................................................
27
2. Perbedaan Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Media Komputer dan Media Sederhana ...........................................
27
3. Interaksi Media Komputer dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar ......................................................................
28
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................
30
B. Populasi dan Sampel ...............................................................................
30
1. Populasi .............................................................................................
30
2. Sampel ...............................................................................................
31
C. Definisi Operasional ................................................................................
32
D. Rancangan Penelitian ...............................................................................
33
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
34
1. Tes ......................................................................................................
34
2. Angket ...............................................................................................
35
F. Instrumen Penelitian ................................................................................
36
a. Penyusunan Instrumen .......................................................................
37
b. Ujicoba Instrumen ..............................................................................
37
c. Analisis Hasil Ujicoba ........................................................................
38
G. Hipotesis Statistik ....................................................................................
42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian .........................................................................
49
B. Uji Persyaratan Analisis ............................................................................
56
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................................
60
D. Pembahasan ................................................................................................
65
vi
E. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................
68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................................
69
B. Implikasi ...................................................................................................
70
C. Saran – saran ............................................................................................
70
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Hasil Belajar Matematika Kelas x tahun 2008/2009 ........................................
2
2. Nilai Rata – rata Matematika Kelas x tahun 2009/2010 ...................................
31
3. Rancangan Penelitian ........................................................................................
33
4. Rancangan Perlakuan ........................................................................................
33
5. Kisi – kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ...................................................
36
6. Distribusi Frekwensi Data Motivasi Kelompok Media Komputer ....................
49
7. Distribusi Frekwensi Data Motivasi Kelompok Media Sederhana ....................
50
8. Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Komputer ............
53
9. Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Sederhana ............
54
10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar ...............
57
11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ............................................................
57
12. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ............................................................
58
13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ...........................................................................................................
59
14. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah Siswa yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Tinggi dan Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ......................................
60
viii
15. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 1 .............................................................
61
16. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 2 .............................................................
62
17. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 3 .............................................................
63
18. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 4 .............................................................
64
19. Daftar Anava Interaksi Media Komputer dan Motivasi Belajar ........................
64
20. Daftar Nilai Rata – rata Hasil Belajar Matematika ............................................
65
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerucut Pengalaman Dale ...................................................................................
19
2. Kerangka Konseptual ..........................................................................................
29
3. Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Komputer .........................
50
4. Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Sederhana .........................
51
5. Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Komputer ...............................
53
6. Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Sederhana ...............................
54
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Persiapan Pembelajaran Media Komputer .........................................................
75
2. Standar Ketuntasan Belajar Minimum ...............................................................
122
3. Kisi – Kisi Instrumen Tes dan Motivasi Belajar ...............................................
123
4. Angket Ujicoba Motivasi Belajar .......................................................................
125
5. Soal Ujicoba Tes Hasil Belajar ...........................................................................
128
6. Data Hasil Ujicoba Angket dan Hasil Belajar ....................................................
136
7. Analisis Validitas Angket Ujicoba Motivasi Belajar ..........................................
144
8. Analisis Reliabilitas Angket Ujicoba Motivasi Belajar ......................................
147
9. Analisis Ujicoba Tes Hasil Belajar .....................................................................
152
10. Reliabilitas Butir Ujicoba Tes Hasil Belajar .....................................................
154
11. Angket Penelitian Motivasi Belajar ...................................................................
155
12. Soal Penelitian Tes Hasil Belajar .......................................................................
158
13. Data Penelitian ....................................................................................................
165
14. Skor Mentah Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar .........................................
169
15. Skor Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana .................................................
171
16. Skor Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelompok Tinggi dan Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ...................................................................................................
172
17. Uji Normalitas .......................................................................................................
173
18. Uji Homogenitas ...................................................................................................
185
19. Uji Hipotesis .........................................................................................................
189
xi
0
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dimulai dari sekolah dasar dan membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Syahyenni (2008:28), tujuan pembelajaran matematika yaitu: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas,2006).
1
1
Berdasarkan tujuan di atas pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk perbaikan dan pembaharuan sistem pendidikan seperti perbaikan buku paket, penyempurnaan kurikulum, dengan meningkatkan kemampuan guru melalui penataran. Meskipun demikian, hasil belajar siswa masih rendah khususnya pada pelajaran matematika. Hal ini merupakan masalah bagi pengajar untuk memilih metode mengajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk belajar sehingga menimbulkan minat dan motivasi bagi siswa untuk berprestasi yang
juga
akan
mendukung
terhadap
hasil
belajar
matematika.
Berkaitan dengan hasil belajar, berdasarkan hasil yang diperoleh pada mata pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 2 Dumai tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa pada semester genap 2008/2009 masih rendah khususnya pada materi pokok ruang dimensi tiga. Hal ini didasarkan dari ketercapaian kompetensi masih di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Berikut ini adalah daftar tingkat ketuntasan belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Dumai pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Tabel 1: Hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 2 Dumai pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009 :
No
Pokok Bahasan
Persentasi Siswa Yang Mencapai KKM
1.
Perbandingan dan Fungsi Trigonometri
92,1%
2.
Logika Matematika
92,7%
3.
Dimensi Tiga
34,5%
2
Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa masih rendah. Penyebab rendahnya hasil pembelajaran matematika siswa adalah kurangnya kemampuan siswa untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Karena materi dimensi tiga sangat sulit dibandingkan dengan materi matematika kelas X yang lainnya dan pelajaran dimensi tiga disampaikan oleh guru
selama ini
menggunakan media sederhana yang cara penyampaiannya kurang menarik siswa. Pembelajaran selama ini menggunakan media sederhana seperti papan tulis dalam menggambar bangun ruang sulit untuk menunjukkan ke siswa mana yang perpotongan setengah ataupun yang duapertiga, karena dalam gambar manual kelihatannya seperti setengah padahal duapertiga. Dengan menggunakan alat peraga berupa balok, kubus ataupun lainnya, sulit guru menunjukkan kepada siswa yang mana proyeksi atau sudut antar bidang dan lainnya. Meskipun siswa mengatakan mengerti ketika ditanya oleh gurunya, dan mengerjakan soal latihan dengan baik kemungkinan besar siswa bisa melihat jawabannya kepada siswa yang lebih pintar dari yang lain, tetapi ketika diambil ulangan dapat dilihat siswa yang dibawah nilai KKM lebih banyak daripada siswa yang di atas nilai KKM. Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru inilah sangat berpengaruh terhadap hasil proses belajar mengajar yang dilihat dari tabel 1 di atas.Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mencoba untuk mengatasinya dengan cara menerapkan penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran.
3
Komputer bisa menghadirkan benda-benda untuk dijadikan contoh dalam bentuk gambar atau animasi yang lebih menarik dan berkesan, sehingga pembelajaran bisa dirasakan siswa lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu media pembelajaran bisa mempercepat proses pembelajaran.
Arends dalam Trianto (2009:41), model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu,yang diajarkan selangkah demi selangkah dan pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. Penggunaan komputer
sebagai
media
pembelajaran
bisa
memudahkan
guru
dalam
menyampaikan materi, dan mempermudah siswa untuk menyerap apa yang disampaikan guru. Hujair (2009:4) menyatakan media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap konsep matematika diantaranya : 1. Penggunaan media dengan alat peraga yang selama ini diterapkan oleh guru dalam pembelajaran matematika belum mampu meningkatkan aktivitas, motivasi belajar dan hasil belajar siswa 2. Perlunya penggunaan media pembelajaran yang tepat dan mampu merangsang aktivitas positif,
motivasi belajar sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa 3. Pengetahuan guru yang masih rendah terhadap media pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang berkembang dengan baik 4. Perlunya penggunaaan media yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika 5. Siswa sering lupa konsep – konsep yang sudah dipelajari baik dalam bentuk rumusan maupun dalam mengerjakan soal - soal 6. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk bertanya dan mengerjakan soal ke depan kurang 7. Pemahaman materi yang dipelajari belum mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan 8. Siswa cendrung merasa bosan dalam belajar matematika karena tidak tertariknya bahan pelajaran tersebut
5
C. Pembatasan Masalah Mengingat
banyaknya
faktor
yang
mempengaruhi
hasil
belajar
matematika, pada siswa SMA Negeri 2 Dumai maka penelitian ini dibatasi pada perlunya penggunaaan media yang dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika Dalam penulisan ini penulis sudah meneliti Pengaruh pembelajaran dengan media komputer dan motivasi terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Dumai.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar
matematika siswa yang diajar menggunakan media sederhana ? 2. Apakah hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi tinggi yang diajar menggunakan media sederhana ? 3. Apakah hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah diajar dengan menggunakan media komputer lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi rendah yang diajar menggunakan media sederhana?
6
4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan media komputer dan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa ? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan : 1. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan media sederhana. 2. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi diajar dengan menggunakan media komputer dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi tinggi yang diajar menggunakan media sederhana. 3. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah diajar dengan menggunakan media komputer dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi rendah yang diajar menggunakan media sederhana. 4. Ada tidaknya interaksi antara pembelajaran menggunakan media komputer dan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa : dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui penggunaan media komputer yang lebih efektif
7
2. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Dumai : memberikan masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan ketuntasan pembelajaran mata pelajaran matematika 3. Guru lain : membantu guru untuk mengembangkan wawasan dan kemampuan mengajar mata pelajaran matematika dengan menggunakan media komputer dan memberikan masukan kepada guru lain untuk menerapkan pembelajaran menggunakan media komputer 4. Peneliti lain : memberi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka pengembangan media pembelajaran yang efektif.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika a. Hasil Belajar Good dan Brophy dalam Hamzah (2009:194), belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman – pengalaman itu sendiri. Driscoll dalam Hamzah (2009:195), dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan (2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan sesuatu kegiatan baru yang bersifat menetap daripada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara individu. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik sipeserta didik atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan 9
9
siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri siswa harus belajar. Bila siswa belajar maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa. Skinner dalam Dimyati (2006:9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Gagne dalam Dimyati (2006:10) menyatakan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Aunurrahman (2009:37) menyatakan hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan timgkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati. Azhar (1996:9) Belajar dengan menggunakan indera ganda-pandang dan dengar- akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki pandangan searah mengenai hal ini. Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya. Berdasarkan penjelasan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya yang menyangkut mengenai perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
10
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif), dan terjadi sebagai akibat adanya interaksi dengan lingkungan bukan karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat – obatan. Perubahan tersebut harus bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah terjadinya interaksi atau adanya perubahan tingkah laku dalam bentuk nilai kognitif, di mana nilai atau skor yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses belajar. Skor tersebut diperoleh melalui serangkaian tes penguasaan terhadap standar kompetensi yang telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran matematika. b. Pembelajaran Matematika John (2008:12), matematika adalah ilmu tentang pola dan urutan. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia. Guru matematika harus memberi tugas – tugas yang didasarkan pada matematika yang penting dan logis, pengetahuan tentang pemahaman, ketertarikan dan pengalaman siswa serta pengetahuan tentang cara – cara yang berbeda siswa belajar matematika. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat secara dini.
11
Pembelajaran matematika sekarang ini lebih diarahkan pada kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, mental maupun sosial. NCTM dalam Turmudi (2008:70), Guru yang efektif adalah guru yang dapat menstimulasi siswa belajar matematika. Hatano dalam Turmudi (2008:74), prestasi matematika sebagai suatu keseluruhan tentang prestasikognitif dan prestasi afektif sehingga cocok dalam mengevaluasi siswa kalau dilibatkan domain kognitif dan afektif. Hasil belajar diperoleh dari suatu proses materi yang terdiri dari banyak komponen, masing – masing komponen pembelajaran tidak berjalan sendiri – sendiri, akan tetapi secara teratur, bergantung dan berkesinambungan. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, guru harus mengembangkan materi yang disajikan berdasarkan pada prinsip pengelolaan yang mempertimbangkan strategi pengajaran yang dirancang secara konseptual, realistis dan fleksibel. Wina Sanjaya (2008:102) mengemukakan uraian hasil belajar kepada tiga ranah kemampuan siswa antara lain ranah kognitif sebagai ranah proses berfikir, ranah afektif sebagai ranah sikap atau nilai dan ranah keterampilan . Hasil belajar matematika termasuk kedalam ranah kognitif, karena dalam pembelajaran matematika terdapat kegiatan berfikir yang mengoptimalkan kinerja otak kiri. Dan dalam ranah kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu : (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis dan (6) Evaluasi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 mengatakan bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran matematika adalah : (1)
12
memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor, serta menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah, (2) menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi invers, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan persamaan garis singgungnya, suku banyak, algoritma pembagian dan teorema sisa, program linier, matriks dan determinan, vektor, transformasi geometri dan komposisinya, barisan dan deret, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah, (3) menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang di ruang dimensi tiga serta menggunakannya dalam pemecahan masalah, (4) memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri, rumus sinus dan kosinus jumlah dan selisih dua sudut, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah, (5) memahami limit fungsi aljabar dan fungsi trigonometri di suatu titik dan sifat – sifatnya, turunan fungsi, nilai ekstrim, integral tak tentu dan integral tentu fungsi aljabar dan trigonometri, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah , (6) memahami dan mengaplikasikan penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, gambar, grafik dan ogive, ukuran pemusatan, letak dan ukuran penyebaran, permutasi dan kombinasi, ruang sampel dan peluang kejadian dan menerapkannya dalam pemecahan masalah, (7) memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan, dan (8) memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif , serta mempunyai kemampuan bekerja sama .
13
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pelajaran matematika adalah nilai yang diperoleh siswa setelah terjadinya interaksi
atau adanya perubahan tingkah laku dalam bentuk kognitif yang
membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu memahami, mengaitkan dan mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari – hari. 2. Media Pembelajaran Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang artinya perantara. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa. Yusufhadi Miarso (2007:458) media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan
dan
terkendali.
Penggunaan
media
dalam
proses
pembelajaran perlu diperhatikan pedoman penggunaannya. Hal ini diungkapkan Yusufhadi Miarso (2007:461) bahwa : a. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masing – masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi beberapa media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran b. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
14
c. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan d. Penggunaan
media
harus
disesuaikan
dengan
bentuk
kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan e. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup, seperti mempriview media yang akan diapakai mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan diruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk f. Peserta didik perlu dipersiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar dapat mengarahkan perhatian pada hal – hal yang penting selama penyajian berlangsung g. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta Hujair AH.Sanaky (2009:3), media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Hujair AH.Sanaky (2009:4) menyatakan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk : 1. Mempermudah proses pembelajaran dikelas 2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran 3. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan 4. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran Rossi dan Breidle dikutip Wina Sanjaya (2008:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
15
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sudjana dan Rivai dikutip Azhar Arsyad (1996:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran ini dalam proses belajar siswa yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata – mata komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005:4) menyatakan dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria – kriteria sebagai berikut : 1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan – tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan – tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa
16
3. Kemudahan memperoleh media artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak – tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar 4. Keterampilan guru dalam menggunakannya artinya apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada
medianya tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya 5. Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran 6.
Sesuai dengan taraf berfikir siswa di mana memilih media untuk pendidikan dan pengajaran
harus sesuai dengan taraf berfikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain – lainnya. Gagne dalam Harsja (1984:6), menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs dalam Harsja (1984:6), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sudarwan (2008:7), media pendidikan merupakan alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu disebut media pendidikan sedangkan
17
komunikasi adalah sistem penyampaiannya. AECT 1977 dalam Rudi (2007:5), segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Kemp dan Dayton dalam Rudi (2007:9), kontribusi media pembelajaran antara lain : 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan Ronald (1994:21), alat bantu Instruksional adalah media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar. Azhar (1996:7) ada tingkatan utama modus belajar yaitu pengalaman langsung, pengalaman gambar dan pengalaman abstrak. Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale, 1969) :
18
abstrak
Lambang kata Lambang Visual Gambar diam Rekaman Radio Gambar hidup pameran Televisi Karyawisata Demonstrasi Dramatisasi Benda Tiruan / pengamatan
konkret
Pengalaman Langsung
Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Dale
Wina Sanjaya dalam Azhari Zakri (2008:12) menyatakan uraian setiap pengalaman belajar seperti digambarkan dalam kerucut pengalaman Dale diatas, akan dijelaskan berikut ini : a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan mencapai tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecendrungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkrit sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi
19
b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya. Pengalaman tiruan sudah bukan pengalaman langsung lagi sebab obyek yang dipelajari bukan yang asli atau sesungguhnya, melainkan benda tiruan yang menyerupai benda aslinya. Mempelajari obyek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme c. Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan
situasi
yang
diciptakan
melalui
drama
(peragaan)
dengan
menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang jelas dan konkret d. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan. Pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain e. Pengalaman wisata yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan ke suatu obyek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat mengamat langsung mencatat dan bertanya tentang hal – hal yang dikunjungi f. Pengalaman melalui pameran . pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya g. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan
20
berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program dirancang h. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya menghandalkan salah satu indra saja j. Pengalaman melalui lambang visual seperti grafik, gambar dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan Dilihat dari kerucut pengalaman Dale dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung obyek yang dipelajari maka semakin konkret pengetahuan diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
21
a. Media Komputer Pembelajaran menggunakan media komputer tentunya akan lebih baik jika dirangkai dengan Liquid Crystal Display (LCD) untuk memproyeksikan materi dalam komputer, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi ajar. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran mungkin merupakan suatu hal yang baru bagi sekolah – sekolah. Hujair (2009:174), menyatakan suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu harus mampu merangsang pembelajar untuk mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat memberikan rangsangan belajar baru bagi pembelajar. Dengan demikian media yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengaktifkan pembelajar dalam menberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong pembelajar untuk melakukan praktik – praktik dengan benar. Azhar Arsyad (1996:170) mendefinisikan multimedia sebagai media yang berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Perpaduan dua atau lebih jenis media ditekankan pada kendali komputer sebagai penggerak dari seluruh gabungan media itu. Dengan demikian arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama – sama menampilkan informasi, pesan dan isi pelajaran. Konsep penggabungan multimedia ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing – masing tetap menjalankan fungsi utama sebagaimana
22
biasanya, komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu adalah komputer, video camera, video cassette recorder (VCR), overhead proyektor (OHP), multivision, compac disc (CD) player dan lain – lain. Munir (2008:144), media komputer merupakan media yang menarik bahkan atraktif dan interaktif. Munir (2008:145), beberapa hal yang perlu disiapkan dalam pembelajaran menggunakan komputer antara lain dari sisi peserta didik: (1) pelajari software terlebih dahulu; (2) kalau memungkinkan setiap peserta satu komputer; (3) gunakan in focus atau LCD projektor untuk penjelasan.; (4) amati kerja peserta satu persatu; (5) jelaskan prosedur pengoperasian dengan bahasa sederhana. Sedangkan dari sisi pengajar antara lain : (1) pengajar sebaiknya sudah dapat mengoperasikan LCD projektor dan komputer; (2) cantumkan poin – poin penting saja dalam powerpoint; (3) gunakan warna – warna menarik ; (4) gunakan animasi secukupnya agar tidak mengganggu; (5) kalau bisa sebaiknya dihindari suara yang muncul dari animasi, karena akan mengganggu pembicaraan fasilitator; (6) gunakan animasi gambar; (7) gunakan foto – foto secukupnya; (8) bila memungkinkan gunakan film pendek; (9) segera di-minimize-kan apabila powerpoint tidak sedang digunakan; (10) prinsip satu slide satu menit; (11) jangan terlalu banyak slide dalam setiap sesi, maksimal 20 slide. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan media komputer adalah media pembelajaran yang berbantuan komputer dalam pembelajaran dengan menggunakan tayangan melalui LCD yang proses penyampaiannya dengan menggunakan program aplikasi seperti microsoft
23
powerpoint, flash dan sebagainya, sehingga akan mempermudah siswa dalam memahami kompetensi. Media komputer dapat memanipulasi materi dari yang abstrak ke yang konkrit, dari yang jauh ke yang dekat, dari yang sulit ke yang mudah. b. Media Sederhana Azhar (1996:29) media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu :(1) media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dalam bentuk salinan tercetak yang meliputi teks, grafik, foto atau refresentasi fotografik dan reproduksi, (2) media hasil teknologi audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan perangkat keras, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber – sumber yang berbasis mikro-prosesor dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer adalah cara menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa media yang dikendalikan oleh komputer. Dari pengelompokkan media di atas maka media sederhana termasuk dalam media hasil teknologi cetak. Pengelompokkan media oleh Seels & Galsgow dalam Azhar Arsyad (2006:33) secara luas terbagi menjadi : (1) pilihan media tradisional yaitu visual diam yang diproyeksikan (proyeksi overhead, slides, filmstrips), visual yang tidak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info), visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video), cetak (buku teks, modul, majalah ilmiah, lembaran lepas), realia (model,peta,boneka), (2) pilihan
24
media teknologi mutakhir yaitu : media berbasis telekomunikasi (kuliah jarak jauh, telekonferen), media berbasis mikroprosesor (permainan komputer, sistem tutor intilijen, interaktif, hypermedia). Pembelajaran dengan menggunakan media sederhana pada penelitian menggunakan papan tulis, spidol ataupun alat peraga. Alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran dimensi tiga yaitu dengan gabus yang berbentuk bidang, kelereng sebagai titik dan bangun ruang yang terbuat dari besi. Sehingga media sederhana termasuk kedalam pilihan media tradisional. Dari uraian di atas, media sederhana adalah media yang digunakan guru dalam pembelajaran selain media komputer. 3. Motivasi Belajar Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mempunyai semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan keinginan untuk menambah ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah berakhir. Kunci untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan terpelihara dalam diri siswa untuk belajar. Oemar Hamalik (2008:158), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Oemar Hamalik (2008:161), Fungsi motivasi adalah untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak. Mc. Donald dalam Sardiman (1986:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Slameto (2010:26), motif keberhasilan terdiri dari 3 komponen: (1) dorongan kognitif, (2) harga diri dan (3) kebutuhan
25
Hamzah (2008:23), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Indikator untuk mengukur motivasi adalah dorongan keinginan belajar,
perhatian
belajar,
kemauan
belajar,
ketekunan
belajar,
dapat
mempertahankan pendapat dan tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. Dari uraian di atas, motivasi adalah dorongan atau keinginan yang kuat dari dalam diri siswa dalam rangka mencapai hasil belajar yang lebih baik, sedangkan yang dimaksud motivasi dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam belajar mata pelajaran matematika. B. Penelitian yang Relevan 1. H.Azhari Zakri (2008), melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media LCD dan motivasi terhadap hasil belajar, menunjukkan bahwa hasil belajar dengan media LCD lebih tinggi daripada mahasiswa yang belajar dengan media sederhana 2. Ajis (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi daripada hasil belajar konvensional 3. Syahyenni (2008), melakukan penelitian tentang efektivitas penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar matematika kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu AL ITTIHAD Rumbai 4. Yulinar (2008), melakukan penelitian tentang Penggunaan Program Animasi Multimedia pada Pembelajaran Dimensi Tiga di Kelas 1 SMKN 9 Padang
26
C. Kerangka Konseptual 1. Perbedaan pembelajaran media komputer dan media sederhana Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah ketepatan dalam penggunaan media sebagai alat bantu pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media sangat penting sangat dianjurkan untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar. Media komputer merupakan seperangkat alat bantu pembelajaran modern yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Media komputer adalah media yang dapat dilihat, didengar dan dapat dilihat didengar. Media komputer dapat menyajikan informasi belajar kepada siswa secara konsisten, dapat disimpan dan dapat diulang menurut kebutuhan pembelajaran. Selain itu dengan media komputer dapat dilihat gerakannya dan dapat langsung ditunjukkan didalam kehidupan sehari – hari, sedangkan media sederhana guru menggunakan alat peraga yang dijelaskan dengan anak tidak seefisien mungkin. 2. Perbedaan pengaruh motivasi belajar terhadap media komputer dan media sederhana Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan bersemangat dan merasa senang dalam belajar sehingga mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar dan menyelesaikan dengan cepat ketuntasan belajarnya atau standar kompetensinya. Siswa yang termotivasi akan selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah, dengan
27
demikian ia akan menguasai dengan penuh materi dan kompetensi yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan dapat membangkitkan motif belajarnya sehingga mengejar ketuntasannya dengan menggunakan media komputer. Media sederhana bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai pengaruh yang baik karena siswa dengan motivasi belajar tinggi akan selalu aktif dan bergairah dalam belajar. Tetapi bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah media sederhana akan berdampak kurang baik. Media ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan siswa beranggapan bahwa keberhasilan kelas ditentukan oleh siswa yang aktif dan memiliki kemampuan tinggi karena keberhasilan siswa secara keseluruhan dalam kelas ditentukan secara klasikal. 3. Interaksi media komputer dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Interaksi dapat terjadi jika ada pengaruh yang berbeda terhadap variabel – variabel terikat. Terjadinya dalam perlakuan ditandai dengan hasil belajar yang berbeda pada tingkat motivasi belajar yang berbeda. Jika interaksi dalam perlakuan tidak terjadi maka hal ini ditandai dengan hasil belajar yang sama pada tingkat motivasi belajar yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa terdapat interaksi antara media komputer dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konseptual pada gambar dibawah ini :
28
Pembelajaran Matematika Media Sederhana
Media Komputer
Hasil Belajar Matematika
Motivasi belajar tinggi dan rendah
Hasil Belajar Matematika
Gambar 2. KERANGKA KONSEPTUAL
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : 1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana 2. Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana 3. Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah diajar dengan menggunakan media komputer lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi rendah yang diajar dengan menggunakan media sederhana 4. Terdapat interaksi antara menggunakan media komputer dengan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, waktu dan tempat penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi eksperimen merupakan kajian eksperimen dan menggunakan analisis dengan bantuan statistik untuk menguji hipotesis dengan tujuan ada tidaknya perbedaan yang sifnifikan dari variabel – variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diajar dengan menggunakan media komputer dan kelompok kontrol diajar menggunakan media sederhana. Karena penelitian bersifat eksperimen maka penelitian ini mencoba untuk meneliti berapa besarnya pengaruh penggunaan media komputer pada pembelajaran matematika dan pemberian motivasi siswa terhadap hasil belajar dengan cara membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diperlakukan dengan satu atau lebih kelompok yang tidak menerima perlakuan sebagai kelas kontrol untuk pembanding. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Dumai pada kelas X semester II. Penelitian dilakukan dari tanggal 13 Februari sampai 18 Maret 2010. Penetapan jadwal disesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X sejumlah 168 orang di SMA Negeri 2 Dumai Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
30
30
Gambaran kelompok populasi dapat di lihat pada tabel dibawah ini : 2009/2010 dapat di lihat pada tabel II : Tabel II
: Nilai Rata – Rata mata pelajaran Matematika siswa kelas X semester Ganjil SMA Negeri 2 Dumai Tahun Pelajaran 2009/2010 : Kelas Jumlah Klasifikasi Rata – rata Siswa Nilai Akhir Semester 34 67 X1 34 66 X2 32 65 X3
34 66 X4 34 66 X5 Sumber : Guru Matematika SMA Negeri 2 Dumai 2. Sampel Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan melakukan undian. Tahapan pertama dilakukan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Menulis nama kelas pada lembar kertas kecil b. Memasukkan gulungan kertas kecil tersebut kedalam kotak untuk diundi c. Mencabut dua gulungan kertas, cabutan yang pertama sebagai kelas eksperimen dan yang kedua sebagai kelas kontrol Dilihat dari data pada populasi bahwa kelas X 1 memiliki kemampuan lebih tinggi dari kelas lain sehingga kelas X 1 tidak termasuk kelas yang akan diundi, karena untuk penelitian sebaiknya diambil dari kemampuan yang sama, yang terdapat pada kelas X 2 , X 4 dan X 5 . Berdasarkan hasil undian di dapat X 2
31
sebagai kelas eksperimen dan X 5 sebagai kelas kontrol sedangkan kelas uji coba diambil pada kelas X 4 . C. Definisi Operasional Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap istilah – istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini maka dikemukakan definisi operasional dari istilah – istilah tersebut sebagai berikut : 1. Media komputer adalah media pembelajaran yang berbantuan komputer dalam pembelajaran dengan menggunakan tayangan melalui LCD yang proses penyampaiannya dengan menggunakan program aplikasi seperti microsoft powerpoint, flash dan sebagainya, sehingga akan mempermudah siswa dalam memahami kompetensi.Kedua pembelajaran matematika yang diajarkan dengan menggunakan media sederhana yaitu pembelajaran yang digunakan guru selain dari media komputer. 2. Motivasi adalah dorongan atau keinginan yang kuat timbul dari dalam siswa dalam rangka pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Indikator untuk mengukur motivasi adalah dorongan keinginan belajar, perhatian belajar, kemauan belajar, ketekunan belajar, dapat mempertahankan pendapat dan tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. 3. Hasil belajar adalah nilai akhir siswa yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar yang dilakukan dengan pelaksanaan pada akhir penelitian.
32
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk Quasi Eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Rancangan Penelitian Media pembelajaran Media Komputer ( eksperimen )
Media Sederhana ( kontrol )
Tinggi ( B 1 )
A1B1
A2 B1
Rendah ( B 2 )
A1B 2
A2 B2
Motivasi
Keterangan : A 1 B 1 = menggunakan media komputer di tinjau dari motivasi tinggi A 2 B 1 = menggunakan media sederhana di tinjau dari motivasi tinggi A 1 B 2 = menggunakan media komputer di tinjau dari motivasi rendah A 2 B 2 =menggunakan media sederhana di tinjau dari motivasi rendah Tabel 4 : Rancangan Perlakuan Kelompok/Kelas
Strategi Pembelajaran
1 Eksperimen
2 Media komputer
Kegiatan 3 1. Memberikan angket kepada siswa tentang motivasi belajarnya 2. Proses pembelajaran dengan langkah : - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran - Guru menyajikan materi dengan menggunakan media komputer - Melakukan diskusi kelas membahas materi pembelajaran - Siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
33
3. Tes hasil belajar Kontrol
Media sederhana
`1.
Memberikan angket motivasi belajar kepada siswa 2. Proses pembelajaran dengan langkah : - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran - Guru menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan media sederhana - siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran 3. Tes hasil belajar
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Pengumpulan data dengan tes hasil belajar siswa dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer dan kelompok siswa yang diajarkan dengan media sederhana. Tes disusun sesuai dengan kompetensi dasar dan pokok bahasan yang dieksperimen beserta indikator yang akan dicapai. Kompetensi dasar yang diujikan adalah (1) menentukan kedudukan, titik, garis dan bidang dalam ruang, (2) menentukan proyeksi bangun ruang, (3) menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga dan (4) menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga. Sedangkan indikator yang harus dicapai oleh siswa (lampiran 5 hal 88) adalah : 1. Menentukan kedudukan titik ke garis dalam ruang 2. Menentukan kedudukan titik ke bidang dalam ruang 3. Menentukan kedudukan garis ke garis dalam bangun ruang
34
4. Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang 5. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang 6. Menentukan proyeksi bangun ruang 7. Menentukan jarak titik dan garis dalam bangun ruang 8. Menentukan jarak titik dan bidang dalam bangun ruang 9. Menentukan sudut garis dan bidang dalam bangun ruang 10. Menentukan sudut antara dua bidang dalam bangun ruang 2. Angket Angket berguna untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa. Angket yang digunakan terlebih dahulu dibuat kisi – kisi angket. Berdasarkan kajian teori, angket disusun dari beberapa indikator yang dapat mengukur variabel motivasi belajar. Untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi siswa berupa instrumen motivasi belajar, menggunakan skala Linkert sebanyak 40 item dengan menyediakan 5 options: selalu (SL), sering (SR), kadang – kadang (KD), jarang (JR) dan tidak pernah (TP) dengan bobot nilai 1 s/d 5. Instrumen motivasi yang digunakan yaitu motivasi belajar yang meliputi 6 aspek yakni : (1) dorongan keinginan belajar, (2) perhatian belajar, (3) kemauan belajar, (4) ketekunan belajar, (5) dapat mempertahankan pendapat ,dan (6) tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. Siswa diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan dengan angket tertutup, tanpa intervensi dari pihak manapun. Jumlah item sebanyak 40, terdiri dari item positif dan item negatif yang masing – masing 20 butir. Adapun kisi – kisi instrumen motivasi (lampiran 4 hal 85) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
35
Tabel 5
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kisi – kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa Indikator Butir Item Positif 2,4,7,8,9 Dorongan keinginan belajar 1-9 11,12,13,15,17 10 -17 Perhatian belajar 21,22 18-22 Kemauan belajar 23,25,29,30 23-30 Ketekunan belajar 31,33 31-34 Dapat mempertahankan pendapat 35,36,37 35-40 Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini Jumlah 40 20
Negatif 1,3,5,6 10,14,16,17 18,19,20 24,26,27,28 32,34 38,39,40 20
F. Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2009:24), Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen tes yang digunakan adalah tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang diajar dengan media komputer dan media sederhana. Isi dari tes disesuaikan dengan perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), sedangkan instrumen untuk mengukur motivasi siswa dibuat dalam bentuk angket. Pilihan jawaban terhadap angket yang diajukan menggunakan model skala likert. Riduwan (2009:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Skala likert dengan alternatif jawaban untuk pernyataan positif, selalu (SL) yang diberi skor 5, sering (SR) dengan skor 4, kadang – kadang (KD) dengan skor 3, jarang (JR) dengan skor 2 dan tidak pernah (TP) dengan skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, selalu
36
(SL) yang diberi skor 1, sering (SR) dengan skor 2, kadang – kadang (KD) dengan skor 3, jarang (JR) dengan skor 4 dan tidak pernah (TP) dengan skor 5. a.
Penyusunan Instrumen Instrumen penelitian disusun dengan tahapan – tahapan sebagaimana yang
dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006:225) : 1. Mengidentifikasi variabel – variabel dalam rumusan judul penelitian 2. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub variabel 3. Mencari indikator setiap sub variabel 4. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator 5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir – butir instrumen 6. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar b. Ujicoba Instrumen Ujicoba
instrumen
dilakukan
untuk
mengetahui
validitas
dan
reliabilitasnya. Validitas dari tes dan angket diselidiki dengan meminta pendapat ahli terhadap butir soal yang dibuat. Dari pendapat ahli tersebut diketahui tes tersebut harus diperbaiki, baik kalimat soal, distraktor dan lain – lain. Setelah itu dilakukan ujicoba dan direvisi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan validitas dan reliabilitas tes. Hasil ujicoba dapat dilihat pada lampiran 6 – 9 hal 93. Ujicoba instrumen dilakukan terhadap siswa kelas x 4 yang termasuk dalam populasi, namun berada di luar sampel penelitian. Ujicoba dilaksanakan tanggal 28 Januari 2010 dengan jumlah peserta tes 34 orang. Jumlah soal angket yang diujicobakan sebanyak 40 butir item dan untuk tes hasil belajar sebanyak 25 butir soal.
37
Setelah dilakukan pengukuran taraf kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas untuk tes hasil belajar, serta validitas dan reliabilitas angket, maka diperoleh validitas motivasi belajar yakni koefisien antara – 0,15 sampai 0,78, dengan demikian ada 16 item yang tidak valid sedangkan reliabilitasnya 0,797. c. Analisis Hasil Ujicoba Hasil ujicoba perlu dianalisis sehingga diketahui butir – butir instrumen yang sahih dan andal yang dilakukan dengan prosedur : 1. Motivasi belajar a. Untuk kesahihan ( validity) Untuk menguji validitas empiris butir – butir angket motivasi belajar dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment : rxy =
n ∑ xy − (∑ x)(∑ y )
{n∑ x − (∑ x) 2 }{n∑ y 2 − (∑ y ) 2 } 2
Validitas angket motivasi belajar berkisar antara – 0,15 sampai 0,78 (lampiran 7 hal 101), hal ini menunjukkan bahwa angket yang dibuat valid sebanyak 24 dan tidak valid sebanyak 16 item. Menurut Sugiono dalam Dwi Priyatno (2009:54) Interpretasi terhadap koefisien korelasi : 0,800 - 1,00 = sangat tinggi 0,600 - 0,799= tinggi 0,400 - 0,699=cukup 0,200 - 0,399= rendah 0,000 - 0,199= sangat rendah
38
b. Uji keandalan (Reliabilitas) Suharsimi Arikunto dalam Dwi Priyatno (2009:25), reliabilitas angket motivasi belajar digunakan rumus Alpha : n ∑σ 1 ) r11 = ( )(1− σ 12 n −1 2
Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliabilitas bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product moment. Dari hasil analisis didapat nilai Alpha sebesar 0,797 (lampiran 8 hal 104). Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikasi 0,05 dengan jumlah data n = 40, didapat sebesar 0,312. Karena nilainya lebih dari 0,312 maka dapat disimpulkan bahwa butir – butir instrumen penelitian tersebut reliabilitas. 2.
Tes hasil belajar
a.
Uji kesahihan (validity) Derajat kesahihan suatu tes sangat tergantung pada karakteristik item –
itemnya. Untuk mendapatkan item – item yang baik, dilakukan dengan analisis item meliputi daya beda, tingkat kesukaran dan keberfungsian distraktor. (1) Daya Beda Analisis daya beda bertujuan untuk melihat kemampuan soal membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang bodoh. Untuk menentukan daya beda soal tes dilakukan pembagian kelompok menjadi dua bagian yakni kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Kemampuan tinggi ditunjukkan dengan perolehan skor yang tinggi dan
39
kemampuan rendah ditunjukkan dengan perolehan skor rendah. Indeks daya beda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas dengan proporsi jawaban benar kelompok bawah (Crocker dan Algina 1986 dalam Sumarna Surapranata (2004:23). Pembagian kelompok dapat dilakukan dengan berbagai macam metode tergantung keperluannya. Menurut Kelley 1939, Crocker dan Algina 1986 dalam Sumarna Surapranata,(2004:24) yang paling stabil dan yang paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Sehubungan dengan penelitian ini dengan jumlah siswa 34 orang maka kelompok atas dan bawah berdasarkan perhitungan 27%, maka di dapat 9 siswa untuk kelas atas dan 9 siswa untuk kelompok bawah. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Syahyenni (2008:48), Rumus yang digunakan: DB =
BA BB − JA JB
Keterangan : DB
= Daya beda
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
BB
=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda : < 0,19 = kurang baik 0,20 – 0,29
= sedang
0,30 – 0,39
= cukup baik
40
0,40
<
= sangat baik
Daya beda untuk hasil belajar berkisar antara – 0,333 sampai 0,778 (lampiran 9 hal 107). Hal ini menunjukkan bahwa kriterianya cukup baik. (2) Tingkat kesukaran Analisis indeks kesukaran bertujuan untuk melihat apakah suatu soal mudah atau sukar. Menurut Sumarna Surapranata (2006:12), Secara umum menurut teori klasik tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara diantaranya (1) proporsi menjawab benar, (2) skala kesukaran linier, (3) indeks Davis dan (4) skala bivariat. Proporsi jawaban benar (p) yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya. Persamaan yang digunakan antara lain : p=
∑x n
Keterangan : p
= tingkat kesukaran
∑x
= banyaknya peserta tes yang menjawab benar
n
= jumlah peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran : p
< 0,30 = sukar
0,30 ≤ p ≤ 0,70 = sedang p
> 0,70 = mudah
41
(3) Keberfungsian Distraktor Distraktor atau pengecoh dianggap efektif jika kelompok L (bawah) memilih jawaban yang menyebar pada semua alternatif jawaban. Distraktor tes hasil belajar berkriteria efektif, karena hampir semua alternatif jawaban telah dipilih oleh kelompok bawah. b. Uji Keandalan (Reliabilitas) Suharsimi Arikunto dalam Dwi Priyatno (2009:25), reliabilitas tes hasil belajar digunakan rumus Alpha : n ∑σ 1 ) )(1 − n −1 σ 12 2
r11 = (
Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliabilitas bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product moment. Dari hasil analisis didapat nilai Alpha sebesar 0,7384 (lampiran 10 hal 109). Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikasi 0,05 dengan jumlah data n = 25, didapat sebesar 0,396. Karena nilainya lebih dari 0,396 maka dapat disimpulkan bahwa butir – butir instrumen penelitian tersebut reliabilitas. G. Hipotesis Statistik Dari hipotesis penelitian yang dikemukakan pada bagian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut : 1. H o : Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media komputer sama dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media sederhana H 1 : Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media komputer lebih besar dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media sederhana
42
H o : μ A3 = μ A4 H 1 : μ A3 > μ A4 2. H o : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media komputer sama dengan hasil belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana H 1 : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media komputer lebih besar dari hasil belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana H o : μ A3B1 = μ A4B1 H 1 : μ A3B1 > μ A4B1 3. H o : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media komputer sama dengan hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana H 1 : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media komputer lebih besar dari hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana H o : μ A3B2 = μ A4B2 H 1 : μ A3B2 > μ A4B2 4. H o : Tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika H 1 : Terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika
43
H o : ( μ A3B2- μ A4B2) = ( μ A3B1- μ A4B1) H 1 : ( μ A3B2- μ A4B2) > ( μ A3B1- μ A4B1) Keterangan : A1
= Motivasi pembelajaran media komputer
A2
= Motivasi pembelajaran media sederhana
A3
= Hasil belajar dengan media komputer
A4
= Hasil belajar dengan media sederhana
B1
= Motivasi belajar tinggi
B2
= Motivasi belajar rendah
A1B1 = Menggunakan media komputer pada siswa dengan motivasi belajar tinggi A1B2 = Menggunakan media komputer pada siswa dengan motivasi belajar rendah A2B1 = Menggunakan media sederhana pada siswa dengan motivasi belajar tinggi A2B2 = Menggunakan media sederhana pada siswa dengan motivasi belajar rendah A3B1 = Hasil belajar dengan menggunakan media komputer pada siswa dengan motivasi belajar tinggi A3B2 = Hasil belajar dengan menggunakan media komputer pada siswa dengan motivasi belajar rendah A4B1 = Hasil belajar dengan menggunakan media sederhana pada siswa dengan motivasi belajar tinggi
44
A4B2 = Hasil belajar dengan menggunakan media sederhana pada siswa dengan motivasi belajar rendah Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis data yang pengolahannya dilakukan secara manual. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yakni uji normalitas data dan homogenitas varians populasi. Riduwan (2009:180), uji normalitas data digunakan Chi Kuadrat, adapun langkah – langkahnya sebagai berikut : 1.
Membuat daftar frekwensi yang diharapkan
2.
Menentukan batas kelas
3.
Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus : z=
4.
batas kelas − x S
Mencari luas daerah 0-z dari tabel Kurva Normal dari 0-z dengan menggunakan angka – angka untuk batas kelas
5.
Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka – angka 0-z
6.
Mencari frekwensi yang diharapkan (f e ) dengan mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden
7.
Mencari Chi-kuadrat (x 2 x2 =
( f0 − fe )2 ∑ f e
hitung
) dengan rumus :
45
8.
Membandingkan x 2
9.
Jika x 2
hitung
≤x2
hitung
tabel
dengan x 2
tabel
= Distribusi data normal
Setelah uji normalitas data dilakukan, selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians dengan uji F. Riduwan (2009:179), uji homogenitas data digunakan langkah – langkahnya sebagai berikut : 1.
Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus : F hitung =
2.
var ians terbesar var ians terkecil
Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus : dk pembilang = n – 1 ( untuk varians terbesar) dk penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil) Taraf signifikan ( α ) = 0,05, maka dicari pada tabel F (dk pembilang,dk penyebut) dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika F hitung ≥ F tabel berarti tidak homogen Jika F hitung ≤ F tabel berarti homogen Untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
menggunakan media komputer dan media sederhana terhadap kelompok siswa dengan motivasi tinggi dan rendah dianalisis dengan menggunakan statistik uji perbedaan atau uji t. Riduwan dan Sunarto (2009:126), tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan signifikasi hasil penelitian berupa yang berupa perbandingan dua rata – rata sampel. Langkah – langkahnya sebagai berikut :
46
1. Membuat H a dan H o dalam bentuk kalimat : H a = terdapat perbedaan yang signifikasi antara variabel 1 dan variabel 2 H o = tidak terdapat perbedaan yang signifikasi antara variabel 1 dan variabel 2 2. Membuat H a dan H o model statistik : H a : μ1 ≠ μ 2 H o : μ1 = μ 2 3. Mencari mean, standar deviasi, varians dan korelasi 4. Mencari t hitung dengan rumus : t hitung =
x1 − x2 1 1 SD + N1 N2
5. Menentukan kaidah pengujian
•
Taraf signifikasi α = 0,05
•
df = n 1 + n 2 - 2
•
lihat tabel distribusi t (df;0,05)
•
kriteria pengujian dua pihak : jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H a ditolak dan H o diterima
6. Membandingkan t tabel dengan t hitung Hasil perhitungan untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh t hitung = 2,14 dan t tabel = 2,042. Karena t hitung terletak diluar t tabel maka H a diterima, yang disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan media komputer dengan media sederhana (lampiran 19 hal 137).
Hasil perhitungan untuk pengujian
47
hipotesis kedua diperoleh t hitung = 2,29 dan t tabel = 2,120. Karena t hitung terletak diluar t tabel maka H a diterima, yang disimpulkan bahwa penggunaan media komputer memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar kelompok siswa yang bermotivasi tinggi (lampiran 19 hal 137). Hasil perhitungan untuk pengujian hipotesis ketiga diperoleh t hitung = 2,17 dan t tabel = 2,120. Karena t hitung terletak diluar t tabel maka H a diterima, yang disimpulkan bahwa penggunaan media komputer memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar kelompok siswa yang bermotivasi rendah (lampiran 19 hal 138). Hasil perhitungan untuk pengujian hipotesis keempat yang dianalisis dengan ANOVA diperoleh F hitung = 0,02 dan F tabel = 4,18 (lampiran 19 hal 138). Karena F hitung < F tabel dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara penggunaan media komputer dan motivasi terhadap hasil belajar.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Motivasi Belajar a. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa yang diajar dengan Menggunakan Media Komputer Data motivasi belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer diberi lambang A1. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 121 . Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut mean = 88 ; skor maksimum ideal = 120 ; standar deviasi = 5,9 ; variansi = 35 ; modus = 88,2 dan median = 87,5. Distribusi frekwensi data dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :
Tabel 6 Distribusi Frekwensi Data Motivasi Belajar Siswa Kelompok Media Komputer
Kelas Interval 77 -81 82 - 86 87 - 91 92 - 96 97 - 101
f 2 5 7 3 1
X 79 84 89 94 99
49
x² 6241 7056 7921 8836 9801
fx 158 420 623 282 99 1582
fx² 12482 35280 55447 26508 9801 139518
49
Gambar 3 Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Komputer b. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa yang diajar dengan Menggunakan Media Sederhana Data motivasi belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana diberi lambang A2. Data hasil tes tersebut dapat dilihat Lampiran 14 Halaman 121 . dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 87; skor maksimum ideal = 120; standar deviasi = 6,6 dan variansi = 43,6; modus = 90,7 dan median = 87. Deskripsi data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7 Distribusi Frekwensi Data Motivasi Belajar Siswa Kelompok Media Sederhana Kelas Interval F x x² fx fx² 75 - 79 3 77 5929 231 17787 80 - 84 4 82 6724 328 26896 85 - 89 4 87 7569 348 30276 90 - 94 5 92 8464 460 42320 95 - 99 2 97 9409 194 18818 1561 136097
50
Gambar 4 Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Sederhana c. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi yang Diajarkan Menggunakan Media Komputer Data motivasi belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar menggunakan media komputer dilambangkan dengan A1B1. Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 93; skor maksimum ideal = 120; standar deviasi = 3,8; variansi = 14,3; modus = 92 dan median = 92,4 (Lampiran 15 halaman 123).
d. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah diajar dengan Menggunakan Media Komputer Data motivasi belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer dilambangkan dengan A1B2. Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut: mean = 83; skor maksimum ideal = 120; standar deviasi = 3,2; variansi = 10,1; modus = 84 dan median 83,6 (Lampiran 15 halaman 123).
51
e. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana Data motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan A2B1. Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 92; skor maksimum ideal = 120; standar deviasi = 3,1 ; variansi = 9,5; modus = 92,8 dan median = 93 (Lampiran 15 halaman 123).
f. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah yang diajar dengan Menggunakan Media Sederhana Data motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan A2B2. Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 81; skor maksimum ideal = 120; standar deviasi = 3,8 ; variansi = 14,1; modus = 82 dan median = 81,6 (lampiran 15 halaman 123).
2. Hasil Belajar a. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Media Komputer Data hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan media komputer diberi lambang A3. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran 14 halaman 121). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 82 ; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 11,6; variansi = 135,7; modus = 80,3 dan median = 80.8. Distribusi frekwensi data dapat dilihat pada tabel berikut
52
Tabel 8 Distribusi Frekwensi Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Komputer
Kelas Interval 60 – 67 68 – 75 76 – 83 84 – 91 92 – 100
F 2 3 6 4 3
X 63,5 71,5 79,5 87,5 95,5
x² 4032,3 5112,3 6320,3 7656,3 9120,3
Fx 127 214,5 477 350 286,5 1455
fx² 8064,5 15336,8 37921,5 30625 27360,8 119309
Gambar 5 Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Komputer
b. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana Data hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan media sederhana diberi lambang A4. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran 14 halaman 121). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 78 ; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 11,5; variansi = 133,4; modus = 76,4 dan median = 76,4. Distribusi frekwensi data dapat dilihat pada tabel berikut :
53
Tabel 9 Distribusi Frekwensi Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Sederhana
Kelas Interval 55 - 63 64 - 72 73 - 81 82 - 90 91 - 100
f 2 4 7 3 2
x 59 68 77 86 95
x² 3481 4624 5929 7396 9025
fx 118 272 539 258 190 1377
fx² 6962 18496 41503 22188 18050 107199
Gambar 6 Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Sederhana c. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Media Komputer Data hasil belajar matematika kelmpok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer dilambangkan dengan A3B1. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran 16 hal 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 83;
54
skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 13,02; variansi = 169,5; modus = 87 dan median = 85,8.
d. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah yang Diajar dengan Menggunakan Media Komputer Data hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer dilambangkan dengan A3B2. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran 16 hal 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 81; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 10,8; variansi = 117,4; modus = 78 dan median = 79,1.
e. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana Data hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan A4B1. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran 16 halaman 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 79; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 13,2; variansi = 173,6; modus = 84,5 dan median = 81,2.
f. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana Data hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan A4B2. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran
55
16 halaman 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 76; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 10,2; variansi = 104,9; modus = 77 dan median = 75,9.
B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat pada taraf Alpha = 0,05. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 125. Hasil perhitungan terhadap masing – masing variabel penelitian baik siswa yang dibelajarkan dengan media komputer maupun siswa yang diajar dengan media sederhana dapat dilihat pada tabel 10 :
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Kelompok
N
x 2hitung
2 x tabel
Kesimpulan
A1
18
0,40
11,070
Normal
A2
18
1,32
11,070
Normal
A3
18
0,69
11,070
Normal
A4
18
1,09
11,070
Normal
Dari tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa motivasi belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer (A1) berdistribusi normal 2 karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05. Motivasi belajar kelompok
siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A2) berdistribusi 2 normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil belajar
56
kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer (A3) 2 berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A4) 2 berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05.
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah yang diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana Kelompok
N
x 2hitung
2 x tabel
Kesimpulan
A1B1
9
0,95
9,488
Normal
A1B2
9
0,59
9,488
Normal
A2B1
9
3,01
9,488
Normal
A2B2
9
0,87
9,488
Normal
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer 2 taraf Alpha = (A1B1) berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel
0,05. Motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer (A1B2) berdistribusi normal karena x 2hitung 2 lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05. Motivasi belajar kelompok siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A2B1) 2 taraf Alpha = 0,05. berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel
Motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
57
dengan menggunakan media sederhana (A2B2) berdistribusi normal karena x 2hitung 2 taraf Alpha = 0,05. lebih kecil dari x tabel
Tabel 12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika dengan Motivasi Belajar Tinggi dan M0tivasi Belajar Rendah yang diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana Kelompok
N
x 2hitung
2 x tabel
Kesimpulan
A3B1
9
1,92
9,488
Normal
A3B2
9
0,79
9,488
Normal
A4B1
9
0,56
9,488
Normal
A4B2
9
0,39
9,488
Normal
Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer (A3B1) berdistribusi normal 2 taraf Alpha = 0,05. Hasil belajar matematika karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel
kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang dengan diajar menggunakan 2 media komputer (A3B2) berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel
taraf Alpha = 0,05. Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A4B1) 2 berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil
belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A4B2) berdistribusi normal karena x 2 hitung
2 lebih kecil dari x tabel taraf Alpha = 0,05.
58
2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji F. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 134.
Tabel 13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswayang Diajar dengan Media sederhana dan Media Sederhana Data Uji F Hitung Tabel α = 0,05 Kesimpulan Motivasi Belajar 1,25 2,29 Homogen Hasil Belajar 1,02 2,29 Homogen Dari uji homogenitas dapat dilihat bahwa varian motivasi belajar dan hasil belajar matematika homogen, karena F hitung < F tabel pada Alpha = 0,05, demikian juga dengan kelompok siswa dengan motivasi tinggi dan rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer dan media sederhana. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 14.
Tabel 14 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah Siswa yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Tinggi dan Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana
Data
Motivasi Belajar
Hasil Belajar
Uji F
Kesimpulan
Tabel α =0,05 3,44 Homogen
Tinggi
Hitung 1,51
Rendah
1,39
3,44
Homogen
Tinggi
1,02
3,44
Homogen
Rendah
1,12
3,44
Homogen
59
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa keseluruhan data hasil belajar kelompok siswa dengan motivasi tinggi dan rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer dan media sederhana homogen.
C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Hasil
belajar
matematika
kelompok
siswa
yang
diajar
dengan
menggunakan media komputer lebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar dengan media sederhana. Perhitungan lebih lengkap lihat pada lampiran 19 halaman 137.
Tabel 15 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 1
Data
Komputer N 1 = 18 x1 = 82 S 2 = 135,7
t hitung t tabel Kesimpulan
Media Sederhana N 2 = 18 x2 = 78 S 2 = 133,4 2,14
2,042 Berbeda secara signifikan
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t sebagaimana terlampir pada lampiran 19 halaman 137 , diperoleh t hitung = 2,14 dan t tabel = 2,042. Pada taraf Alpha = 0,05, t hitung > t tabel dan hipotesis H o yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer sama dengan hasil belajar matematika kelompok siswa yang
60
diajar menggunakan media sederhana ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian (H 1 ) yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan media sederhana diterima. Tingkat perbedaannya tidak terlalu jauh karena selisih nilai t hitung dan t tabel sekitar 0,098
2. Hipotesis Kedua Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari kelompok siswa dengan motivasi tinggi yang diajar dengan media sederhana. Perhitungan lebih lengkap lihat pada lampiran 19 halaman 137.
Tabel 16 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 2
Data
Komputer N1 = 9 x1 = 83 S 2 = 169,5
t hitung t tabel Kesimpulan
Media Sederhana N2 = 9 x2 = 79 S 2 = 173,6 2,29
2,120 Berbeda secara signifikan
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t sebagaimana terlampir pada lampiran 19 halaman 137 , diperoleh t hitung = 2,29 dan t tabel = 2,120. Pada taraf Alpha = 0,05, t hitung > t tabel dan hipotesis H o yang mengatakan
61
bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer sama dengan hasil belajar matematika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian (H 1 ) yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi diajar dengan media sederhana diterima. Tingkat perbedaannya tidak terlalu jauh karena selisih nilai t hitung dan t tabel sekitar 0,17.
3. Hipotesis Ketiga Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari kelompok siswa dengan motivasi rendah yang diajar dengan media sederhana. Perhitungan lebih lengkap lihat pada lampiran 19 halaman 138.
Tabel 17 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 3
Data
Komputer N1 = 9 x1 = 81 2
S = 117,4
t hitung t tabel Kesimpulan
Media Sederhana N2 = 9 x2 = 76 S 2 = 104,9 2,17
2,120 Berbeda secara signifikan
62
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t sebagaimana terlampir pada lampiran 19 halaman 138 , diperoleh t hitung = 2,17 dan t tabel = 2,120. Pada taraf Alpha = 0,05, t hitung > t tabel dan hipotesis H o yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer sama dengan hasil belajar matematika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media sederhana ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian (H 1 ) yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah diajar dengan media sederhana diterima. Tingkat perbedaannya tidak terlalu jauh karena selisih nilai t hitung dan t tabel sekitar 0,05.
4. Hipotesis Keempat Tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Perhitungan lebih lengkap lihat pada lampiran 19 halaman 138.
Tabel 18 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 4
Motivasi Tinggi
Media komputer ∑ x11 = 745
Media Sederhana ∑ x12 = 710
x 11 = 83
x 12 = 79
∑ x = 63025 ∑ x = 730
∑ x = 57400 ∑ x = 685
∑ R =120425 ∑ R =1415
x 21 = 81
x 22 = 76
R 2 = 78,5
2 11
Motivasi Rendah
21
∑x
2 21
= 60150
2 12
22
∑x
2 22
= 52975
∑R
1
=1455
R 1 = 81 2 1
2
∑R
2 2
=113125
63
∑K
1
∑K
=1475
K 1 = 82
∑K
2 1
2
=1395
K 2 = 77,5
=123175
∑K
2 2
=110375
∑ X = 2870 X = 79,75
∑X
2
= 233550
Dari tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi maupun motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer hampir sama. Nilai siswa ini menunjukkan adanya tidak adanya interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 19.
Tabel 19 Daftar Anava Interaksi Media Komputer dan Motivasi Belajar Sumber Variasi
JK
Baris(B) 44,44 Kolom(A) 177,78 Interaksi(AB) 2,78 Residu 4522,22 Total 4747,22
Dk
RJK
1 1 1 32 35
44,44 177,78 2,78 141,32
F Hitung 0,31 1,26 0,02
Tabel 4,18 4,18 4,18
Kesimpulan dari analisis data di atas adalah tidak berbeda secara signifikan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji F sebagaimana terlampir pada lampiran diperoleh F hitung = 0,02 dan F tabel = 4,18. Pada taraf Alpha = 0,05, F hitung < F tabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika di terima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika di tolak.
64
C. Pembahasan Dilihat dari hasil belajar siswa menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan media sederhana. I ni dapat dilihat dalam tabel 20 :
Tabel 20 Daftar Nilai Rata – rata Hasil Belajar Matematika
Media Kelompok Motivasi Belajar Tinggi Motivasi Belajar Rendah
Media komputer
83 81
Media Sederhana
79 76
Dapat dilihat dalam grafik interaksi ordinal pada gambar 7 seperti dibawah ini :
Gambar 7 Grafik Interaksi Ordinal Gambar di atas menunjukkan adanya peningkatan yang nyata antara hasil belajar matematika yang diajar menggunakan media komputer dan media sederhana. Pada gambar terlihat perbedaan, di mana garis skor hasil belajar kelas eksperimen tidak terlalu jauh di atas garis hasil belajar kelas kontrol. Hal ini membuktikan media komputer lebih baik dibandingkan dengan media sederhana, walaupun perbedaannya hanya sedikit sekali.
65
Salah satu kelebihan dari media komputer adalah mampu memadukan antara gambar dan teks yang mampu menggugah pikiran siswa,menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menganalisa materi yang disampaikan, media komputer lebih menarik perhatian siswa, serta lebih menghemat waktu pembelajaran. Kemudian penggunaan media bisa diatur, dipercepat, diperlambat bahkan diulang. Apabila siswa kurang paham maka media bisa dihentikan sementara dan siswa dapat berkonsultasi secara langsung dengan guru yang mengontrol jalannya proses pembelajaran. Hal ini bertolak belakang dengan media sederhana yang menggunakan papan tulis dan alat peraga sederhana akan statis dan kalau diulang pun kurang sesempurna yang pertama. Dalam penggunaan media sederhana kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa hanya keterpaksaan untuk melihat pembelajaran, bahkan perhatian siswa sekali – sekali keluar kelas ataupun hanya memperhatikan gurunya saja. Wina Sanjaya dalam kerucut pengalaman Dale, pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan mencapai tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecendrungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkrit sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi. Jika dilihat pengaruh media komputer terhadap siswa dengan motivasi tinggi dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil belajar. Siswa dengan motivasi tinggi melaksanakan dengan baik setiap
66
permasalahan yang dipaparkan media komputer. Dengan kemampuan yang dimiliki siswa lebih cepat memahami materi pelajaran dan mencari penyelesaian dari tugas yang diberikan, apalagi materi yang ditugaskan guru telah dikenal siswa sebelumnya. Sementara itu untuk siswa dengan motivasi rendah sangat membantu dan mendorong siswa berfikir secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap paparan materi yang diberikan. Siswa dengan motivasi rendah terdorong bekerja dengan baik karena media akan bisa diulang kembali sampai mereka paham dengan tingkat kesulitan, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Jadi semua siswa dapat berhasil menyelesaikan semua tugas yang diberikan dan mendapatkan kepuasan dari apa yang dikerjakan. Dari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media komputer merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru sebagai variasi dalam pembelajaran, hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa di sekolah.
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini dalam pelaksanaan tidak terlepas dari keterbatasan sebagai berikut : 1. Penelitian hanya dilakukan di kelas X SMA pada mata pelajaran matematika, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada mata pelajaran lain 2. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam penelitian ini hanya dilihat dari pengaruh media komputer dan motivasi belajar, hal – hal lain yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa tidak diteliti
67
3. Instrumen penelitian hanya mengukur hasil belajar kognitif siswa dan tentu belum dapat mengukur proses pembelajaran yang dilakukan siswa untuk mendapatkan prestasi belajar secara keseluruhan.
68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Kegiatan proses pembelajaran tidak terlepas dari peranan guru. Kemampuan
guru
menguasai
teknologi
pendidikan
untuk
medesain,
melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil pembelajaran menjadi sangat
dominan.
Kemampuan
menguasai
materi,
menggunakan
memotivasi siswa merupakan usaha guru guna meningkatkan
media, kualitas
pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan media komputer dan motivasi belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana,perbedaannya tidak terlalu tinggi. 2. Hasil belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar kelompok siswa dengan motivasi
belajar tinggi yang diajar dengan
menggunakan media sederhana, perbedaannya tidak terlalu tinggi. 3. Hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana, perbedaannya tidak terlalu tinggi. 69
69
4. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar, artinya tidak adanya pengaruh motivasi tinggi maupun motivasi rendah siswa dalam penggunaan media komputer terhadap hasil belajar siswa.
B. Implikasi Dari kesimpulan penelitian di atas, diperoleh implikasi sebagai berikut : 1. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru SMA, khususnya guru matematika SMA Negeri 2 Dumai 2. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa media komputer yang diterapkan dalam proses pembelajaran matematika cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar 3. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media komputer, guru perlu merancang dengan baik materi pembelajaran yang sudah dikenal siswa dan dipersiapkan semenarik mungkin untuk mendorong siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru
C. Saran – saran Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan sebagai berikut : 1. Kepada kepala sekolah untuk menerapkan media komputer dalam pembelajaran di sekolah. Supaya penerapan media tersebut dapat dilakukan
dengan
maksimal
maka
guru
perlu
meningkatkan
kemampuannya secara pribadi maupun kelompok mempelajari dan
70
mendalami media pembelajaran ini khususnya dalam pembelajaran matematika 2. Kepada guru untuk memperhatikan perbedaan dan karakteristik dan tingkat kesulitan media yang digunakan sehingga setiap siswa bertanggung jawab
dan bekerja secara
mandiri dalam menyelesaikan
setiap
permasalahan 3. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan sampel yang lebih besar, sehingga didapatkan data yang sempurna dan akurat tentang penerapan media komputer dan variabel lainnya yang mempengaruhi hasil belajar.
71
DAFTAR RUJUKAN
Ajis. 2007. “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar ( Studi Eksperimen pada mata pelajaran geografi di SMP Negeri 1 Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau )”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Azhari Zakri. 2008. “ Pengaruh Penggunaan Media LCD dan Motivasi terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen di PGSD D-II FKIP UNRI Ujungbatu Rokan Hulu )” . Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Azhar Arsyad. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. . 2006. Media Pembelajaran. Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. . 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi Priyatno. 2009. Mandiri Belajar SPSS. Yokyakarta: Mediakom. Darpon.2009. “ Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Media Komputer di kelas VI SDN 051 Pasir Sialang Bangkinang”. Tesis tidak diterbitkan. Padang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Harsja Bachtiar.1984. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yokyakarta: Safiria Insania Press. Karti Soeharto,dkk. 2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: SIC. Livia Riza. 2008. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) dengan Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukit Sundi Kabupaten Solok”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. 72
72
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. .1990. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Offset. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Panduan Penulisan Tesis. 2004. Program Pascasarjana. Padang: UNP. Ronald H. Anderson. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung :Alfabeta Riduwan dan Sunarto. 2009.Pengantar Statistika. Bandung : Alfabeta Saifuddin Azwar. 1992. Reliabilitas dan Validitas. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Suciati,dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudarman Danim. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta. Sumarna Surapranata.2006. Analisis, Validtas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya. Sumitri Elly. 2005. “Penerapan Metode Cooperative Learning dalam Mata Pelajaran Matematika ( Eksperimen di SD 13 dan SD 04 Purus Padang )”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Syahyenni. 2008. “Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Matematika kelas v Sekolah Dasar Islam Terpadu AL ITTIHAD Rumbai”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Inovatif
Progresif.
73
Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. . Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Yulinar. 2008. “Penggunaan Program Animasi Multimedia pada Pembelajaran Dimensi Tiga di kelas 1 SMKN 9 Padang”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Yusufhadi Miarso. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekom Diknas.
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan :I Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan proyeksi bangun ruang 2. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 3. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan kedudukan titik ke garis 2. Menentukan kedudukan titik ke bidang 3. Menentukan kedudukan garis ke garis
Alokasi Waktu 2 x 45 menit
:
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, garis ke garis dan contohnya dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, serta garis ke garis. B. Materi Pembelajaran Kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang : 1. Pengertian titik, garis dan bidang a. Suatu titik ditentukan oleh letaknya tetapi tidak memiliki ukuran (besaran) sehingga dikatakan bahwa titik tidak berdimensi. b. Garis adalah himpunan titik – titik yang hanya memiliki ukuran panjang, sehingga dikatakan garis berdimensi satu c. Bidang adalah himupnan titik – titik yang memiliki ukuran panjang dan luas. Sehingga bidang dikatakan berdimensi dua. 2. Kedudukan titik ke garis
75
a. Titik terletak pada garis , sebuah titik A dikatakan terletak pada garis g jika titik A dapat dilalui oleh garis g b. Titik di luar garis, sebuah titik A dikatakan berada di luar garis g, jika titik A tidak dapat dilalui oleh garis 3. Kedudukan titik ke bidang a. Titik terletak pada bidang, sebuah titik A dikatakan terletak pada bidang α , jika titik A dapat dilalui oleh bidang α b. Titik terletak di luar bidang, sebuah titik A dikatakan berada di luar bidang α , jika titik A tidak dapat dilalui oleh bidang α 4. Kedudukan garis ke garis a. Dua garis berpotongan jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan b. Dua garis sejajar jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang dan tidak memiliki satupun titik persekutuan c. Dua garis bersilangan jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah bidang d. Dua garis berimpit jika kedua garis tersebut mempunyai paling sedikit dua buah titik potong
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang pengertian titik, garis, bidang dan kedudukan titik terhadap garis, titik terhadap bidang serta garis terhadap garis d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru menyajikan informasi tentang pengertian titik, garis dan kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, serta garis ke garis presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan titik, garis dan kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, serta garis ke garis contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
bidang, melalui
bidang, beserta
76
c. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda d. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan e. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3.
Penutup ( ± 10 menit ) a. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c. Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan LKS F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan : II Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan kedudukan garis ke bidang 2. Menentukan kedudukan bidang kebidang Alokasi Waktu 2 x 45 menit
:
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang kedudukan garis ke bidang, bidang ke bidang dan contohnya dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan kedudukan garis ke bidang serta bidang ke bidang. B. Materi Pembelajaran Kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang : 1. Kedudukan garis ke bidang a. Garis terletak pada bidang, sebuah garis g dikatakan terletak pada bidang α , jika garis g dan bidang α itu sekurang – kurangnya memiliki dua titik persekutuan b. Garis sejajar bidang, sebuah garis g dikatakan sejajar bidang α , jika garis g dan bidang α itu tidak memiliki satupun titik persekutuan c. Garis memotong atau menembus bidang, sebuah garis g dikatakan memotong atau menembus bidang α , jika garis g dan bidang α hanya memilki sebuah titik persekutuan 2. Kedudukan bidang ke bidang
78
a. Dua bidang berimpit, bidang α dan β dikatakan berimpit jika setiap titik yang terletak pada bidang α juga terletak pada bidang β atau sebaliknya b. Dua bidang sejajar, bidang α dan β dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak memiliki satupun titik persekutuan c. Dua bidang perpotongan, bidang α dan β dikatakan perpotongan, jika kedua bidang itu memiliki tepat sebuah garis persekutuan d. Tiga bidang perpotongan, jika tiga buah bidang berpotongan dan memiliki tiga buah garis persekutuan
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang kedudukan garis terhadap bidang, bidang terhadap bidang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru menyajikan informasi tentang garis dan bidang, bidang ke bidang, melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan kedudukan garis ke bidang, bidang ke bidang beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik c. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda d. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan e. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu 3. f. g. h.
Penutup ( ± 10 menit ) Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar
79
1. Media 2. Sumber Belajar LKS
: Komputer, LCD : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan : III Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : Proyeksi Bangun Ruang Alokasi Waktu 2x 45 menit
:
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang proyeksi bangun ruang titik pada garis, titik pada bidang, serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan proyeksi titik pada garis, titik pada bidang B.Materi Pembelajaran a. Proyeksi titik pada garis Proyeksi titik p pada garis q adalah titik p’ digaris q sehingga ruas pp’ ⊥ q Gambar :
81
b.Proyeksi titik pada bidang Proyeksi titik p pada α adalah titik tembus garis yang tegak lurus dari p pada bidang α Gambar :
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya jawab, presentasi berpasangan : Pembelajaran Langsung 2. Model
powerpoint,
kelompok
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang proyeksi bangun ruang Menyampaikan tujuan pembelajaran d. 2.
Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e. Guru menyajikan informasi tentang proyeksi bangun ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f. Guru membimbing siswa dalam menentukan proyeksi bangun ruang dalam bentuk contoh yang terdapat pada powerpoint g. Siswa diminta menuliskan jawaban contoh tersebut dibukunya masing – masing dan mendiskusikan kepada teman pasangan sebangkunya Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik h. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda i. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan j. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
82
3.
Penutup ( ± 10 menit ) a. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c. Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan LKS F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan : IV Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : Proyeksi Bangun Ruang Alokasi Waktu 2x 45 menit
:
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang proyeksi bangun ruang garis pada bidang, serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan proyeksi garis pada bidang B.Materi Pembelajaran a.Proyeksi garis pada bidang Misalkan titik k dan l adalah sebarang titik – titik pada garis g. Proyeksi titik k dan l pada bidang α berturut – turut adalah k’ dan l’. Kemudian dari titik k’ dan l’ dapat dibuat garis g’. Garis g’ disebut proyeksi garis g pada bidang α .
84
Jika ruas garis AB tegak lurus bidang α , maka proyeksinya pada bidang α berupa satu titik B yang terletak pada bidang α Gambar :
Jika ruas garis AB tidak tegak lurus bidang α dan menembus bidang α di titik B, maka proyeksi titik A pada bidang α adalah A’ dan proyeksi titik B pada bidang α adalah B’. Jadi proyeksi ruas garis AB adalah A’B Gambar :
Yang perlu diingat : a. Sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang apabila garis itu tegak lurus pada dua buah garis berpotongan yang terletak pada bidang tersebut b. Jika sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang, maka garis itu tegak lurus pada setiap garis yang terletak pada bidang tersebut
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya jawab, presentasi berpasangan 2. Model : Pembelajaran Langsung
powerpoint,
kelompok
85
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya Mengabsensi siswa b. c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang proyeksi bangun ruang Menyampaikan tujuan pembelajaran d. 2. Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru menyajikan informasi tentang proyeksi bangun ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan proyeksi bangun ruang dalam bentuk contoh yang terdapat pada powerpoint c. Siswa diminta menuliskan jawaban contoh tersebut dibukunya masing – masing dan mendiskusikan kepada teman pasangan sebangkunya Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik d. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda e. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan f. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu 3.
Penutup ( ± 10 menit ) a. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran sebelumnya dalam persiapan ulangan blok Memberi salam c.
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan LKS F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
86
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan :V Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang Alokasi Waktu 2 x 45 menit
:
A.Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang B.Materi Pembelajaran Jarak antara titik dan garis dalam ruang : Jarak antara titik A dan garis g (titik A di luar garis g) adalah panjang ruas garis AA’, dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada garis g. Dengan perkataan
87
lain jarak antara titik A dan garis g ditentukan dengan cara menarik garis dari titik A tegak lurus g sehingga memotong garis g di titik A’, maka garis AA’ adalah jarak antara titik A dan garis g, dilihat pada gambar dibawah ini:
Jika garis g terletak pada bidang α dan titik A berada diluar bidang α maka untuk menentukan jarak antara titik A dan garis g ditempuh dengan membuat garis AB yang tegak lurus bidang α , kemudian tariklah garis BC yang tegak lurus garis g, sehingga diperoleh panjang garis AC yang merupakan jarak antara titik A dan garis g. Dilihat pada gambar berikut ini :
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, Presentasi Powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya Mengabsensi siswa b. c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang Menyampaikan tujuan pembelajaran d.
88
2.
Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e. Guru menyajikan informasi tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f. Guru membimbing siswa dalam menentukan jarak antara titik dan garis beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik g. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda h. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan i. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup ( ± 10 menit ) a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam 4.
Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan LKS 5. Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis : Essay 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan : VI Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan jarak antara titik dan bidang dalam ruang Alokasi Waktu 2x 45 menit
:
A.Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui penyajian informasi tentang jarak antara titik dan bidang dalam ruang serta pemberian contoh dalam presentasi flash serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan jarak antara titik dan bidang dalam ruang B.Materi Pembelajaran Jarak antara titik dan bidang dalam ruang : Jarak antara titik A dan bidang α adalah panjang ruas garis AA’ dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada bidang α AA’ ⊥ a AA’ ⊥ bidang α AA’ ⊥ b
90
Digambarkan dengan :
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang jarak antara titik dan bidang dalam ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru menyajikan informasi tentang jarak antara titik dan bidang dalam ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan jarak antara titik dan bidang beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik c. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda d. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
91
e.
Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup ( ± 10 menit ) a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan 2. Sumber Belajar LKS F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan : VII Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dalam ruang Alokasi Waktu 2x 45 menit
:
A.Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang sudut antara garis dan bidang dalam ruang serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan sudut antara garis dan bidang dalam ruang B.Materi Pembelajaran Sudut antara garis dan bidang : Jika garis g tidak tegak lurus pada bidang α , maka sudut antara garis g dan bidang α adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis g dan proyeksi garis g pada bidang α ∠ (g, α ) = ∠ (g,g’) = ϕ
ϕ = sudut antara garis g dan bidang α
93
a. Jika garis g tegak lurus pada bidang α maka sudut antara garis g dan bidang α adalah 90 0 b. Jika garis g terletak pada bidang α atau sejajar dengan bidang α , maka sudut antara garis g dan bidang α adalah 0 0 Pada gambar :
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint : Pembelajaran Langsung 2. Model D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang sudut antara garis dan bidang dalam ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
3.
Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e. Guru menyajikan informasi tentang sudut antara garis dan bidang dalam ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f. Guru membimbing siswa dalam menentukan sudut antara garis dan bidang beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik g. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda h. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan i. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu Penutup ( ± 10 menit ) a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam
94
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan LKS F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Pertemuan : VIII Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar : 1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga 2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan besar sudut antara dua bidang dalam ruang Alokasi Waktu 2x 45 menit
:
A.Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penyajian informasi tentang sudut antara dua bidang dalam ruang serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan sudut antara dua bidang dalam ruang B.Materi Pembelajaran Sudut antara dua bidang : Sudut antara dua bidang (yang berpotongan) adalah sudut yang terbentuk oleh dua garis pada masing – masing bidang tadi di mana setiap garis itu tegak lurus pada garis potong kedua bidang tersebut di satu titik. Garis ( α , β ) = perpotongan bidang α dan β Garis m pada α dan m ⊥ ( α , β ). Garis n pada β dan n ⊥ ( α , β ) dimana ∠ SPQ = sdt tumpuan. Bidang γ = bidang tumpuan ( bidang yang memuat sudut tumpuan) Pada gambar :
96
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint : Pembelajaran Langsung 2. Model D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a.Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b.Mengabsensi siswa c.Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang sudut antara dua bidang dalam ruang d.Menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
3.
Kegiatan Inti ( ± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e.Guru menyajikan informasi tentang sudut antara dua bidang dalam ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f.Guru membimbing siswa dalam menentukan sudut antara dua bidang beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik g.Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda h.Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan i.Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu Penutup ( ± 10 menit ) a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD
97
2. Sumber Belajar LKS
: Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen Penilaian
: Tes Tertulis : Essay : Terlampir
Mengetahui Kepala Sekolah SMAN 2
Dumai, Januari 2010 Guru Mata Pelajaran
Dra. Heppi Syuryani NIP.196509301990032004
Arni Iswari, S.Si NIP.197907072005012012