EFEKTIFITAS WORKSHOP ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) DAN PEER TEACHING TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN (Penelitian Tindakan Pada Kelompok Guru MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali Tahun 2013)
Oleh SITI KHOMSATUN NIM : M111040
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS Nama
: SITI KHOMSATUN
NIM
: M111040
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi
: Magister Pendidikan Agama Islam (M.Pd.I)
Tanggal Ujian
: 6 Maret 2014
Judul Tesis
: EFEKTIFITAS WORKSHOP ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) DAN PEER TEACHING TERHADAP PENINGKATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN (Penelitian Tindakan Pada Kelompok Guru MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali Tahun 2013)
Panitia Munaqosah Tesis 1. Ketua Penguji
: Dr. H. Sa’adi, M. Ag
____________
2. Sekretaris
: Dr. H. Zakiyuddin B. M. Ag
____________
3. Penguji I
: Dr. H. M. Zulfa, M. Ag
____________
4. Penguji II
: Prof. Dr. Muh Zuhri, M. A
____________
5. Penguji III
: Dr. Winarno, M. Pd
____________
ABSTRAK Judul : EFEKTIFITAS WORKSHOP ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) DAN PEER TEACHING TERHADAP PENINGKATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN (Penelitian Tindakan Pada Kelompok Guru MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali Tahun 2013) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penemuan kemampuan padagogik para guru aqidah akhlak dalam kelompok MGMP aqidah akhlak yang masih kurang terutama dalam pengelolaan pembelajaran. Ini dapat dilihat dari perangkat pembelajaran (RPP) yang dikumpulkan pada pertemuan MGMP ke-2 di MTs. Negeri Sumber Simo Boyolali tanggal 28 nopember 2012 lalu. Dari RPP tersebut tampak ada penerapan metode yang sama dengan materi yang berbeda, kelas berbeda, tujuan pembelajaran yang berbeda, serta waktu yang berbeda, kemudian pemanfaatan media pembelajaran yang kurang tepat, serta sistem evaluasi yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Ini perlu mendapat perhatian dari segenap pengurus MGMP aqidah akhlak untuk membantu mengatasinya. Lebih lanjut perlu dilakukan penelitian tindakan melalui Workshop Achievement Motivation Training (AMT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas Workshop Achievement Motivation Training(AMT) dan Peer Teaching untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak dalam pengelolaan pembelajaran. Selain itu juga digunakan untuk menemukan kegiatan yang tepat untuk mengatasi permasalahan para guru yang ada serta memberdayakan dan mengembangkan profesi serta kompetensi guru Aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat khususnya kepada para guru aqidah akhlak untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi,dan wawancara. Analisis dilakukan melalui catatan perubahan yang terjadi dalam setiap pelaksanaan tindakan sampai ditemukan data jenuh, kemudian disimpulkan secara menyeluruh.
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain kemampuan pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Guru adalah pendidik profesional. Mendidik adalah pekerjaan profesional. Oleh karena itu guru sebagai pelaku utama pendidikan adalah pendidik yang profesional. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan pedagogik mengelola proses belajar mengajar
yang
meliputi
kemampuan
mempersiapkan
pembelajaran,
kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan pedagogik diperoleh melalui upaya belajar terus menerus sepanjang hayat. Berdasarkan buku Pedoman Pelaksaan Penilaian Kinerja Guru, tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru adalah
mengenal
karakteristik
peserta
didik,
menguasai
teori-teori
pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, mampu mengembangkan kurikulum,
menciptakan
kegiatan
pembelajaran
yang
mendidik,
2
mengembangkan potensi peserta didik, melakukan komunikasi dengan peserta didik, serta menilai dan mengevaluasi pembelajaran.1 Kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya pada para guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali, keempat unsur itu belum dapat bersinergi dan terintegrasi dalam kinerja para guru, terutama kemampuan pedagogik
dalam pengelolaan pembelajaran. Hal ini dapat
dilihat dari administrasi RPP yang dikumpulkan dari masing-masing sekolah pada saat pertemuan MGMP yang ke-2 di MTs Negeri Sumber Simo Boyolali pada tanggal 28 Nopember 2012. Dari administrasi RPP yang dikumpulkan, tampak ada penerapan metode yang sama dengan materi yang berbeda, kelas berbeda, tujuan pembelajaran yang berbeda, serta waktu yang berbeda, kemudian pemanfaatan media pembelajaran yang kurang tepat, serta sistem evaluasi yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Padahal untuk menyajikan sebuah pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan kreatifitas guru
dalam
menguasai
dan
memadukan
berbagai
macam
metode
pembelajaran, pemanfaatan media yang tepat, serta sistem evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. MGMP tingkat MTs. merupakan wadah kegiatan guru pada jenjang MTs. untuk memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang terjadi di lapangan serta menyempurnakan proses pembelajaran. Melalui wadah MGMP para guru bermusyawarah untuk melakukan perbaikan dalam menyempurnakan proses pembelajaran, sehingga hal ini akan meningkatkan 1
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru,Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru, Jakarta: 2012, 8.
3
mutu pendidikan. Melalui kegiatan MGMP diharapkan guru dapat memaksimalkan keempat kompetensi guru tersebut. MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten boyolali sebagai wadah bagi para guru untuk pemberdayaan dan pengembangan profesi serta kompetensi guru Aqidah akhlak mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dengan berbagai upaya. Untuk itu, sebagai salah satu pengurus MGMP Aqidah Akhlak, peneliti mencoba untuk menuangkan ide mengadakan sebuah penelitian tindakan guna mengatasi permasalahan tersebut.
B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan buku Pedoman Pelaksaan Penilaian Kinerja Guru, tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru adalah mengenal karakteristik peserta didik, menguasai teori-teori pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, mampu mengembangkan kurikulum, menciptakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan potensi peserta didik, melakukan komunikasi dengan peserta didik, serta menilai dan mengevaluasi pembelajaran.2 Kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya pada para guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali, keempat
2
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru,Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru, Jakarta: 2012, 8.
4
unsur itu belum dapat bersinergi dan terintegrasi dalam kinerja para guru, terutama kemampuan pedagogik dalam pengelolaan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari administrasi RPP yang dikumpulkan dari masing-masing sekolah pada saat pertemuan MGMP yang ke-2 di MTs Negeri Sumber Simo Boyolali pada tanggal 28 Nopember 2012. Dari administrasi RPP yang dikumpulkan, tampak ada penerapan metode yang sama dengan materi yang berbeda, kelas berbeda, tujuan pembelajaran yang berbeda, serta waktu yang berbeda, kemudian pemanfaatan media pembelajaran yang kurang tepat, serta sistem evaluasi yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Padahal untuk menyajikan sebuah pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan kreatifitas guru dalam menguasai dan memadukan berbagai macam metode pembelajaran, pemanfaatan media yang tepat, serta sistem evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sementara dari ke 42 anggota MGMP 70 % sudah disertivikasi yang artinya bahwa 70% mereka sudah mendapat pengakuan keprofesionalan dan mendapat berbagai pelatihan dan tes. Untuk itu perlu ada kajian mendalam tentang hal ini. 2. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan dalam pemahaman terhadap penelitian ini, maka perlu peneliti sampaikan batasan-batasan masalahnya.
5
a. Pengelolaan pembelajaran, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan menyusun sebuah rencana pembelajaran dengan menggunakan metode, media pembelajaran, serta sistem evaluasi yang tepat sesuai materi dan tujuan pembelajaran. Hal ini diamati dari hasil pembuatan RPP para guru aqidah akhlak serta prakteknya dalam kegiatan Peer Teaching. b. Workshop Achievement Motivation Training (AMT), yang akan dilakukan dan diterapkan dalam tindakan ini adalah pemberian motivasi kepada para guru aqidah akhlak agar mengembangkan diri sehingga mau dan mampu menciptakan sebuah pembelajaran yang menarik. Workshop Achievement Motivation Training (AMT) di terapkan sebanyak tiga kali dengan waktu 2-3 jam dalam setiap workshop. c. Peer Teaching, yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mendemonstrasikan hasil pembuatan RPP setelah workshop Achievement Motivation Training di depan teman-teman sesama guru aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. Dilaksanakan sebanyak tiga kali setelah pemberian Workshop Achievement Motivation Training (AMT). 3. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Efektifkah workshop Achievement Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
6
aqidah akhlak dalam pengelolaan pembelajaran guru kelompok MGMP aqidah akhlak MTs. kabupaten Boyolali?
C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mendiskripsikan kegiatan Workshop Achievement Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak dalam pengelolaan pembelajaran guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. b. Untuk mengetahui efektifitas penerapan Workshop Achievement Motivation
Training
(AMT)
dan
Peer
Teaching
dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak dalam pengelolaan pembelajaran guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. c. Memberdayakan dan mengembangkan profesi serta kompetensi guru Aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Para Guru Aqidah Akhlak Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat bagi para guru aqidah akhlak, sehingga mampu
7
memberdayakan dan mengembangkan profesi serta kompetensi guru aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali b. Bagi Kelompok Kerja Kepala Madrasah (K3M) Semoga dapat menjadi gambaran dan laporan langkahlangkah kegiatan kami dalam upaya mengembangkan profesi dan kompetensi guru, sehingga kami berharap untuk senantiasa diberikan dukungan, semangat, serta fasilitas dalam kegiatan MGMP. c. Bagi Para Supervisi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi para supervisi dalam membimbing, membina, melatih, serta mengevaluasi kinerja kami para guru aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. d. Bagi Akademisi dan para peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi serta kajian bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
D. Kajian Pustaka Penelitian dalam hal MGMP sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya adalah penelitian (tesis) dari Maria Yetsiana Wea dengan judul “Hubungan antara pengalaman pembelajaran, partisipasi dalam kegiatan MGMP, dan motivasi kerja dengan kompetensi profesionali guru matematika SMP kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan yang positif
8
dan signifikan antara: (1) pengalaman pembelajaran, partisipasi dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan motivasi kerja dengan kompetensi profesional guru matematika SMP di Kabupaten Manggarai, (2) pengalaman pembelajaran dengan kompetensi profesional guru matematika SMP di Kabupaten Manggarai, (3) partisipasi dalam kegiatan MGMP dengan kompetensi profesional guru matematika SMP di Kabupaten Manggarai, dan (4) motivasi kerja dengan kompetensi profesional guru matematika SMP di Kabupaten Manggarai. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah : “...bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) pengalaman pembelajaran (X1), partisipasi dalam kegiatan MGMP (X2), dan motivasi kerja (X3) dengan kompetensi profesional guru matematika SMP (Y). Kontribusi yang diperoleh sebesar 64,3% dengan model regresi Y = 16,320 + 0,3321 + 0,4562 + 0,2213, (2) pengalaman pembelajaran dengan kompetesi profesional guru matematika SMP dengan kontribusi sebesar 41,2% serta kontribusi murninya sebesar 13,24%, (3) partsipasi dalam kegiatan MGMP dengan kompetensi profesional guru matematika SMP dengan kontribusi sebesar 48,7% serta kontribusi murninya sebesar 19,35%, dan (4) motivasi kerja dengan kompetensi profesional guru matematika SMP dengan kontribusi sebesar 44,4% serta kontribusi murninya sebesar 14,68%.”3
Kedua penelitian (tesis) dari Liliek Triani dengan judul “Analisisn kontribusi peran MGMP terhadap kemampuan profesional guru, Studi korelasi pada MGMP biologi tingkat SMA yang bersertifikat wilayah pemerintah kota Malang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan variabel masing-masing peran MGMP (reformator, mediator, supporting agency, kolaborator, evaluator, clinical and
3
Maria Yetsiana Wea, Hubungan antara Pengalaman Pembelajaran, Partisipasi dalam Kegiatan MGMP, dan Motivasi Kerja dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Yogyakarta, 2012.
9
academic supervisor), kemampuan profesional guru pada anggota MGMP Biologi tingkat SMA wilayah Pemkot Malang, (2) mengetahui pengaruh peran MGMP (reformator, mediator, supporting agency, kolaborator, evaluator, clinical and academic supervisor) secara simultan maupun secara parsial terhadap kemampuan profesional guru. Adapun hasil dari penelitian ini adalah : “Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1a) deskripsi peran MGMP sebagai reformator dalam merumuskan model pembelajaran efektif dan model penilaian dalam bentuk pelatihan dibutuhkan dalam upaya pembaharuan paradigma guru yang berkaitan dengan pembelajaran efektif, peran MGMP sebagai mediator diperlukan dalam upaya memprakarsai pengembangan dan peningkatan potensi guru tentang kurikulum dan sistem pengujian, peran MGMP sebagai Supporting Agency diperlukan dalam upaya memotivasi anggotanya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam KBM, peran MGMP sebagai Kolaborator diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru, peran MGMP sebagai evaluator diperlukan dalam upaya melakukan evaluasi kinerjanya, peran MGMP sebagai Clinical and academic supervisor diperlukan dalam upaya memberikan program layanan supervisi akademik/klinis kepada anggotanya, (1b) Kecenderungan responden mempunyai kompetensi yang baik dalam pedagogik, kepribadian dan sosial, serta profesional, (2a) ada pengaruh yang signifikan antara peran MGMP (reformator, mediator, supporting agency, kolaborator, evaluator, clinical and academic supervisor) secara simultan terhadap kemampuan profesional guru, (2b) ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing peran MGMP (reformator, mediator, supporting agency, kolaborator, evaluator, clinical and academic supervisor) secara parsial terhadap kemampuan profesional guru.”4
Kemudian penelitian dari Yeye Rodiah (pengawas kabupaten Bandung Jawa Barat) dengan judul “ Peningkatan kompetensi Guru dalam mengelola pembelajaran Pakem melalui Peer Teaching dalam MGMP sistem Sel”. Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tindakan yang terbagi dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat 4
Liliek Triani, “Analisis Kontribusi peran MGMP Terhadap Kemampuan Profesional Guru”, UMM Malang, (tesis) 2007.
10
kegiatan pokok, yaitu :perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi/ revisi. Tindakan yang dilakukan berupa peer teaching dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis PAKEM dalam MGMP sistem SEL. Kesimpulan yang diperoleh adalah; Peer Teaching dalam MGMP sistem SEL dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran berbasis PAKEM.5
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh L.Yekti Setyowati di SMP Negeri 36 Semarang dengan judul “Peningkatan profesionalisme guru dalam pengelolaan pembelajaran melalui IHT dan pemberdayaan MGMP tingkat sekolah di SMP Negeri 36 Semarang tahun 2011/2012”. Pada penelitian ini dilakukan melalui dua siklus. Siklus pertama adalah kegiatan IHT dengan melakukan workshop secara bersama-sama. Siklus yang ke-dua melakukan pemberdayaan MGMP tingkat sekolah. Hasil dari penelitian tersebut adalah perbandingan hasil siklus ke-1 dan siklus ke-2 menujukkan peningkatan yang signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan MGMP tingkat sekolah sangat efektif untuk dilakukan.6 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nunuh di SMP Negeri 2 Sukahening kabupaten Tasikmalaya dengan judul “Peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP melalui workshop penyusunan rencana program pembelajaran (RPP) pada kegiatan MGMP
5
Yeye Rodiah, Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pakem melalui Peer Teaching dalam MGMP Sistem Sel, Bandung, 2012. 6 L.Yekti Styowati, Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran melalui IHT dan Pemberdayaan MGMP Tingkat Sekolah di SMP Negeri Semarang 36 Tahun Pelajaran 2011/2012.
11
di SMP Negeri 2 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya.” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bebrapa hal yaitu
masih terdapatnya guru yang
kurang terampil dalam menyusun RPP, masih adanya guru yang agak malas dalam menyusun RPP, masih adanya guru yang kurang memahami secara mendalam tentang tata cara menyusun RPP yang baik dan benar, dan masih terdapatnya RPP yang kurang lengkap dan sistematis. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahw terjadi peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP melalui workshop pada kegiatan MGMP di SMP Negeri 2 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori baik, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 151, berada pada katagori sangat baik, dan aktivitas guru dalam mengikuti workshop penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu .7 Penelitian selanjutnya penelitian (skripsi) dari Agung Fajar Dwi Nugraha dengan judul “Upaya musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) fiqih kabupaten Sleman dalam peningkatan profesionalisme guru fiqih Madrasah Tsanawiyah Sleman.” Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya MGMP fiqih kabupaten Sleman dalam peningkatan profesionalisme guru, pengelolaan dan keefektifan upaya tersebut dan hambatan apa saja 7
Nunuh, Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru dama Menyusun RPP melalui Workshop Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) pada Kegiatan MGMP di SMP Negeri Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, Tasikmalaya, 2010
12
yang dialami MGMP fiqih kabupaten Sleman. Hasil dari penelitian ini adalah : upaya MGMP fiiqih kabupaten Sleman dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui supervisi, pembinaan, dan pelatihan yang terwujud dalam program rutin dan program pengembangan.8 Penelitian selanjutnya dari Siti Arofah, dengan judul “Peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SMA di kabupaten Tegal.” Hasil dari penelitian ini adalah bahwa peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SMA di Kabupaten Tegal antara lain dalam peningkatan efektifitas pembelajaran yaitu membahas dan memilih metode PAI yang efektif dan efisien, pembahasan tentang pendalaman dan pengembangan materi pai, menentukan dan menetapkan cara-cara evaluasi PAI, mewajibkan setiap anggota MGMP untuk membuat dan menyerahkan perangkat pembelajaran (Protan, Promes, RPP dan KKM), dalam peningkatan kreatifitas dan skill(keahlian) guru PAI yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan penggunaan metode dan perangkat pembelajaran, menyusun bahan ajar untuk siswa dalam bentuk LKS, menyusun kisi-kisi soal ujian dan semester, membahas dan mengkaji buku PAI, dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan Pendidikan Agama Islam yaitu mengadakan in house training (IHT), mengadakan study banding disekolah atau lembaga pendidikan yang lebih maju, mengadakan bedah buku dan seminar, mengidentifikasi masalah dan cara memecahkan
8
Agung Fajar Dwi Nugraha, Upaya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fiqih Kabupaten Sleman dalam Peningkatan Profesionalisme Guru Fiqih Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Sleman, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.
13
masalah, menentukan cara pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan PAI di sekolah.9 Tetapi dari kesekian penelitian diatas belum ada yang mencoba menerapkan tindakan Achievement Motivation Training(AMT) dan Peer Teaching, dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hasil perubahan yang terjadi jika pendekatan tersebut diterapkan. Selain itu peneliti juga merujuk dari sumber-sumber dari buku yang membahas hal tersebut, antara lain dari M. Saleh Mumtasir, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Abdullah Munir, dan Munif Chatib yang menjelaskan berbagai macam strategi pendekatan dalam pembelajaran.
E. Sistematika Penulisan Dalam bab 1 (pendahuluan) akan dibahas latar belakang masalah (untuk mengetahui penyebab permasalahan yang ada), rumusan masalah (identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah), signifikansi penelitian (tujuan dan manfaat penelitian), kajian pustaka, dan sistematika penulisan tesis. Bab II tentang kompetensi pengelolaan pembelajaran, achievement motivation training, peer teaching, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
9
Siti Arofah, Peran MGMP dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI SMA Kabupaten Tegal, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SEMARANG, Semarang, 2008.
14
Bab III tentang metode penelitian, jenis penelitian, setting penelitian, menjelaskan tentang cara-cara dalam memperoleh data penelitian, cara melaksanakan tindakan, serta cara menganalisa data penelitian. Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan, menjelaskan tentang hasil-hasil temuan dari penelitian setelah diterapkan tindakan, membahas, menganalisa, dan menyimpulkan hasil penelitian. Bab V, tentang kesimpulan dan saran
15
1. 2. 3. 4.
G15 G22 G30 G38
-
-
-
0 0 0 0
Adapun jumlah anggota yang hadir dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus 1 sebanyak 15 orang (35,7 % dari total jumlah peserta 42 orang), siklus 2 sebanyak 32 orang (76,2 % dari total jumlah peserta 42 orang), siklus 3 sebanyak 36 orang (85,7 % dari total jumlah peserta 42 orang). Untuk lebih jelas prosentase kehadiran peserta, perhatikan tabel berikut!
TABEL 4.13 Analisis Prosentasi Kehadiran Peserta dalam Siklus Tindakan Jumlah Subjek
42 Prosentase Kehadiran
Jumlah Kehadiran Siklus 1 15 35,7 %
Jumlah Kehadiran Siklus 2 32 76,2%
Jumlah Kehadiran Siklus 3 36 85,7 %
1. Jumlah Poin Peserta Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada poin nilai peserta setelah diberikan tindakan, maka perlu kita sajikan data nilai peserta dari awal sebelum tindakan hingga sampai pada siklus ketiga a) Poin A (Kemampuan merancang RPP)
16
Poin A merupakan poin untuk mengukur kemampuan merancang sebuah pembelajaran dalam sebuah rancangan (RPP) yang terdiri dari kejelasan perumusan tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber dan media pembelajaran, skenario
kejelasan
pembelajaran,
skenario kesesuaian
pembelajaran, teknik
kerincian
dengan
tujuan
pembelajaran, serta kelengkapan instrumen. TABEL 4.14 Analisis Perubahan Nilai Poin A No
Kode Subyek
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25
Perbandingan Poin Setelah Tindakan Pra 1 2,8 3,3 2,8 3,4 2,8 3,4 2,8 3,5 2,6 3,3 2,8 2,6 2,7 2,8 3,3 2,7 3,6 2,7 2,7 2,7 2,6 2,7 2,7 2,6 2,8 3,3 2,6 2,6 2,9 2,7 2,7 3,3 2,6 2,5 2,7 2,7 -
Ket N
-
TN/S
-X -
Perbandingan Poin Setelah Tindakan 1 2 3,3 4,9 3,4 4,8 3,4 4,8 3,5 4,8 3,3 4,7 4,6 4,9 4,9 3,3 4,8 3,6 4,7 4,5 4,9 2,6 4,8 4,9 3,3 4,8 2,9 4,8 4,5 3,3 4,6 4,5 4,2
Ket N
TN/S
--
Perbandingan Poin Setelah Tindakan 2 3 4,9 4,9 4,8 4,8 4,8 4,8 4,8 4,8 4,7 4,8 4,6 4,6 4,9 4,9 4,9 4,8 4,8 4,8 4,7 4,7 4,5 4,5 4,9 4,9 4,8 4,6 4,9 4,8 4,5 4,8 4,8 4,5 4,8 4,8 4,5 4,6 4,6 4,7 4,2 4,5 4,5 4,2 4,1
Ket N
-
TN/S
X X X X -X X X X X X X X X -X X -X X
17
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
2,7 2,7 2,8 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,7 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6
3,3 3,4 3,3 3,1 -
-
-
3,4 3,3 3,1 -
4,8 4,8 4,8 4,8 4,9 4,8 4,8 4,9 4,6 4,5 4,3 4,2
-
4,8 4,8 4,8 4,8 4,9 4,8 4,8 4,9 4,6 4,5 4,3 4,2
4,0 4,5 4,0 4,5 4,5 4,7 4,7 4,6 4,7 4,7 4,8 4,5 4,5
Keterangan warna = Kode nilai poin peserta yang naik
= Kode nilai poin peserta yang tidak naik atau sama atau turun = Kode nilai poin peserta yang naik tetapi diperbandingkan dengan poin awal sebelum tindakan. = Kode nilai poin peserta yang pasif
Dari tabel di atas, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Kode subyek G1, G2, G3, dan G4 mengalami peningkatan nilai poin pada siklus 1 dan siklus 2, tetapi tidak meningkat atau sama bahkan menurun pada siklus ke 3. 2) Kode subyek G5 mengalami peningkatan sampai pada siklus ke 3.
-X X X X X X X X X -
18
3) Kode subyek G6, G7, G8, mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1. G6, G7 nilai sama pada siklus ke 3, sedang G8 mengalami penurunan. 4) Kode subyek G9, G10 mengalami peningkatan nilai poin pada siklus 1 dan siklus 2, tetapi tidak meningkat atau sama bahkan menurun pada siklus ke 3. 5) Kode subyek G11, G12, mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1. G11, G12 nilai sama pada siklus ke 3. 6) Kode subyek G13 turun pada siklus 1, naik pada siklus ke 2, dan turun pada siklus ke 3. 7) Kode subyek G14, mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1. G14, nilai turun pada siklus ke 3. 8) Kode subyek G17, G19, G21 meningkat pada siklus 1, G 17 dan G19 sama pada siklus 3, dan G21 meningkat pada siklus 3. 9) Kode subyek G16, G18, G20 mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1 dan 2, G20 meningkat pada siklus ke 3. 10) Kode subyek G22, G23, G24, G25, G26, G27, G28, G29, mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir
19
pada siklus 1, G24, G25, G27, dan G29 menurun atau sama pada siklus ke 3. 11) Kode subyek G31, G32, G34, G37, G39, G40, G42, mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1, dan menurun atau sama pada siklus ke 3. 12) Kode subyek G35 dan G36 naik pada siklus 1 dan 2, tetapi menurun pada siklus 3. 13) Kode subyek G41 naik pada siklus 1 dan 2, tetapi vakum di siklus ke 3.
b) Poin B (Kemampuan Mengaplikasikan RPP dalam Peer Teaching) Point B adalah poin untuk mengukur kemampuan peserta dalam mengaplikasikan rancangan RPP yang sudah dibuat yang terdiri dari aplikasi pra pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, pendekatan atau strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan melibatkan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan penutup.
TABEL 4.15 Analisis Perubahan Nilai Poin B No
Kode Subyek
1. 2.
G1 G2
Perbandingan Poin Setelah Tindakan Pra 1 3,6 3,8 3,6 3,9
Ket N
TN/S
-
Perbandingan Poin Setelah Tindakan 1 2 3,8 4,7 3,9 4,6
Ket N
TN/S
-
Perbandingan Poin Setelah Tindakan 2 3 4,7 4,9 4,6 4,8
Ket N
TN/S
-
20
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
3,6 G3 3,6 G4 3,4 G5 3,6 G6 3,4 G7 3,3 G8 3,2 G9 3,5 G10 3,5 G11 3,7 G12 3,3 G13 3,7 G14 3,3 G15 3,4 G16 3,2 G17 3,4 G18 3,4 G19 3,5 G20 3,3 G21 3,4 G22 3,7 G23 3,5 G24 3,3 G25 3,3 G26 3,3 G27 3,2 G28 3,4 G29 3,4 G30 3,4 G31 3,6 G32 3,8 G33 3,2 G34 3,5 G35 3,4 G36 3,6 G37 3,4 G38 3,4 G39 3,4 G40 3,4 G41 3,4 G42 Keterangan warna:
3.8 3,9 3,7 3,8 3,9 3,4 3,8 3,4 3,7 3,9 3,9 3,7 3,1 -
- -
X X -
3.8 3,9 3,7 3,8 3,9 3,4 3,8 3,4 3,7 3,9 3,9 3,7 3,1 -
4,6 4,6 4,7 4,6 4,3 4,1 4,6 4,7 4,5 4,1 4,6 4,1 4,6 4,6 4,5 4,8 4,5 4,6 4,0 4,6 4,6 4,6 4,1 4,6 4,6 4,1 4,8 4,4 4,3 4,4
-
4,6 4,6 4,7 4,6 4,3 4,1 4,6 4,7 4,5 4,1 4,6 4,1 4,6 4,6 4,5 4,8 4,5 4,6 4,0 4,6 4,6 4,6 4,1 4,6 4,6 4,1 4,8 4,4 4,3 4,4
4,7 4,8 4,7 4,8 4,3 4,4 4,7 4,8 4,7 4,2 4,9 4,6 4,5 4,7 4,5 4,8 4,8 4,8 4,9 4,9 4,8 4,7 4,8 4,7 4,9 4,8 4,7 4,9 4,8 4,8 4,8 4,7 4,7
X X X X -
21
= Kode nilai poin peserta yang naik = Kode nilai poin peserta yang tidak naik atau sama, turun = Kode nilai poin peserta yang naik tetapi diperbandingkan dengan poin awal sebelum tindakan. = Kode nilai poin peserta yang pasif
Dari tabel di atas, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Kode subyek G1, G2, G3, G4, G5, G9, G10, G13, G17, G21, G35, G36 mengalami peningkatan nilai pada siklus 1, 2, dan 3, tetapi untuk G5 poin sama pada siklus ke 3. 2) Kode subyek G6, G7, G8, G11, G12, G14, G16, G18 dan G20 mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1. G6, G7, G8, G11, G12, G14 mengalami peningkatan pada siklus ke 3. G16 dan G 18 hadir pada siklus 3 saja, sedang G20 hadir pada siklus 2 saja. 3) Kode subyek G23, G24, G25, G26,G27, G28, G29, G31, G32, G34, G37, G39, G40, G42 mengalami peningkatan pada siklus ke 2, tetapi tidak hadir pada siklus 1. G23, G26, G28, hadir hanya pada siklus ke 3 saja. Kesemuanya meningkat pada siklus ke 3 kecuali G39. 2. Perubahan Rata-rata Poin Peserta (Poin A + Poin B / 2) Untuk mengetahui jumlah perubahan yang terjadi secara menyeluruh dengan adanya pemberian tindakan, maka perlu dijumlahkan poin peserta (poin A dan poin B), kemudian dibuat rata-
22
rata. Setelah itu dianalisis perubahan nilai poin rata-rata yang terjadi. Perhatikan tabel berikut! TABEL 4.16 Analisis Perubahan Nilai Rata-rata No
Kode
Subyek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra 1 3,2 3,6 3,2 3,7 3,2 3,6 3,2 3,7 3,0 3,5 3,2 3,0 3,0 3,0 3,6 3,1 3,8 3,1 3,2 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,6 3,0 3,0 3,2 3,1 3,0 3,5 3,0 3,1 3,1 3,0 3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,2 3,1 3,2 3,6 3,0 3,1 3,2
Ket
N
TN/S
X -
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2 3,6 4,8 3,7 4,7 3,6 4,7 3,7 4,7 3,5 4,7 4,6 4,6 4,5 3,6 4,7 3,8 4,7 4,5 4,5 3,0 4,7 4,5 3,6 4,7 3,2 4,7 4,5 3,5 4,7 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 3,6 4,5 3,2 4,7
Ket
N
TN/S
-
Perbandinga n Rata-rata Setelah Tindakan 2 3 4,8 4,9 4,7 4,8 4,7 4,75 4,7 4,8 4,7 4,75 4,6 4,7 4,6 4,6 4,5 4,6 4,7 4,75 4,7 4,75 4,5 4,6 4,5 4,55 4,7 4,75 4,5 4,7 4,5 4,7 4,75 4,5 4,7 4,8 4,5 4,6 4,7 4,75 4,5 4,5 4,7 4,4 4,5 4,4 4,4 4,6 4,4 4,7 4,7 4,7 4,75 4,7 4,75 4,5 4,7 4,7 4,75
Ket
N
TN/S
-
23
36. 37 38 39 40 41 42
3,0 3,0 G36 3,1 G37 3,0 G38 3,0 G39 3,0 G40 3,0 3,1 G41 3,0 G42 Keterangan Warna:
X -
-
3,0 3,1 -
4,7 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
-
4,7 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
4,75 4,75 4,6 4,6 4,6
-
= Kode nilai poin peserta yang naik = Kode nilai poin peserta yang tidak naik atau sama, turun = Kode nilai poin peserta yang naik tetapi diperbandingkan dengan poin awal sebelum tindakan. = Kode nilai poin peserta yang pasif
Dari tabel di atas untuk mengetahui perubahan rata-rata poin peserta, maka dapat kita sederhanakan dengan mengelompokkan berdasarkan kehadiran peserta, sebagai berikut: 1) Nilai peserta yang hadir 3 siklus TABEL 4.17 Analisis Perubahan Nilai Rata-rata No Kode Subyek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
G1 G2 G3 G4 G5 G9 G10 G13 G17 G19 G21 G35 G36
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra 1 3,2 3,6 3,2 3,7 3,2 3,6 3,2 3,7 3,0 3,5 3,0 3,6 3,1 3,8 3,0 3,0 3,0 3,6 3,0 3,2 3,0 3,5 3,1 3,2 3,0 3,0
Ket
N
-
TN/S
X X
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2 3,6 4,8 3,7 4,7 3,6 4,7 3,7 4,7 3,5 4,7 3,6 4,7 3,8 4,7 3,0 4,7 3,6 4,7 3,2 4,7 3,5 4,7 3,2 4,7 3,0 4,7
Ket
N
TN/S
-
Perbandinga n Rata-rata Setelah Tindakan 2 3 4,8 4,9 4,7 4,8 4,7 4,75 4,7 4,8 4,7 4,75 4,7 4,75 4,7 4,75 4,7 4,75 4,7 4,75 4,7 4,8 4,7 4,75 4,7 4,75 4,7 4,75
Ket
N
TN/S
-
24
TABEL 4. 18 Prosentase Perubahan Nilai Rata-rata No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kode
G1 G2 G3 G4 G5 G9 G10 G13 G17 G19 G21 G35 G36
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra
1
3,2 3,2 3,2 3,2 3,0 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5
3,1 3,0
3,2 3,0
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
Prosentase Perubahan
8% 10 % 8% 10 % 10 % 12 % 14 % 0% 12 % 4% 10 % 2% 0%
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 3,2 3,0
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
Prosentase Perubahan
24 % 20 % 22 % 20 % 24 % 22 % 18 % 34 % 22 % 30 % 24 % 30 % 34 %
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,8 4,75 4,75 4,75
Prosentase Perubahan
Prosentase Total Prosentase Perubahan
2% 2% 1% 2% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 1% 1% 1%
34 % 32 % 31 % 32 % 35 % 35 % 33 % 35 % 35 % 36 % 35 % 33 % 35 %
Catatan: Nilai Tertinggi adalah 5,0
Dari tabel di atas, prosentase kenaikan tertinggi dicapai peserta dengan kode subyek G19 sebesar 36 %, terendah peserta dengan kode subyek G3 sebesar 31 %, sedangkan nilai prosentase ratarata peserta sebesar 35 %. 2) Nilai peserta yang hadir 2 siklus TABEL 4. 19 Analisis Perubahan Nilai Rata-rata No Kode
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Subyek G6 G7 G8 G11 G12 G14 G20 G24 G25
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra 1 3,2 3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,1 3,1 3,0 -
Ket
N
-
TN/S
-
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2 4,6 4,6 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4
Ket
N
TN/S
-
Perbandinga n Rata-rata Setelah Tindakan 2 3 4,6 4,7 4,6 4,6 4,5 4,6 4,5 4,6 4,5 4,55 4,5 4,7 4,5 4,6 4,5 4,7 4,4 4,5
Ket
N
TN/S
-
25
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
G27 G29 G31 G32 G34 G37 G39 G40 G41 G42
3,0 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0
3,1 -
-
-
-
4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
3,1 -
-
4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
4,6 4,7 4,75 4,75 4,7 4,75 4,6 4,6 4,6
-
TABEL 4. 20 Prosentase Perubahan Nilai Rata-rata No
Kode
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
G6 G7 G8 G11 G12 G14 G20 G24 G25 G27 G29 G31 G32 G34 G37 G39 G40 G41 G42
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra
1
3,2 3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,1 3,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0
3,1 -
Prosentase Perubahan
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
2%
3,1 -
4,6 4,6 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
Prosentase Perubahan
24 %
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
4,6 4,6 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
4,7 4,6 4,6 4,6 4,55 4,7 4,6 4,7 4,5 4,6 4,7 4,75 4,75 4,7 4,75 4,6 4,6 4,6
Prosentase Perubahan
Prosentase Total Perubahan
2% 0% 2% 2% 1% 4% 2% 4% 2% 4% 0% 1% 1% 4% 5% 3% 6%
30 % 32 % 32 % 30 % 27 % 34 % 30 % 32 % 30 % 32 % 30 % 31 % 33 % 34 % 33 % 32 % 32 % 32 %
Dari tabel di atas, prosentase kenaikan tertinggi dicapai peserta dengan kode subyek G14 dan G34 sebesar 34 %, terendah dengan kode subyek G12 sebesar 27 %, rata-rata 32 %.
26
3) Nilai peserta yang hadir 1 siklus TABEL 4. 21 Analisis Perubahan Nilai Rata-rata No Kode
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Subyek G16 G18 G23 G26 G28 G33
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra 1 3,0 3,0 3,1 3,0 3,2 3,2 3,6
Ket
N
TN/S
-
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2 3,6 -
Ket
N
TN/S
-
-
Perbandinga n Rata-rata Setelah Tindakan 2 3 4,5 4,5 4,5 4,4 4,8 -
Ket
N
TN/S
-
-
TABEL 4. 22 Prosentase Perubahan Nilai Rata-rata No
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kode
G16 G18 G23 G26 G28 G33
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra
1
3,0 3,0 3,1 3,0 3,2 3,2
3,6
Prosentase Perubahan
8%
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
3,6
-
Prosentase Perubahan
-
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
-
4,5 4,5 4,5 4,4 4,8 -
Prosentase Perubahan
Prosentase Total Perubahan
-
30 % 30 % 28 % 28 % 32 % -
Dari tabel di atas, prosentase kenaikan tertinggi dicapai peserta dengan kode subyek G28 sebesar 32 %, terendah dengan kode subyek G23 dan G26 sebesar 28 %. 3. Hambatan dan Kendala yang dihadapi Dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala atau hambatan, antara lain:
27
a) Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan tidak stabil dan berubah setiap kali pertemuan. b) Jadwal waktu tindakan yang mengikuti jadwal dari kegiatan MGMP Aqidah Akhlak MTs Kabupaten Boyolali, tidak pasti, sehingga sering mundur dari jadwal awal. c) Lokasi kegiatan yang mengikuti arus kegiatan MGMP MTs Kabupaten Boyolali, jauh-jauh.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian antara lain workshop achievement motivation training dan peer teaching memberikan dampak positif mampu meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran para guru peserta MGMP Aqidah Akhlak MTs kabupaten Boyolali. Hal ini dapat dilihat dari prosentase peningkatan poin peserta, presentase peningkatan tertinggi sebesar 36 % dengan jumlah poin
28
4,8 (96 %) diperoleh peserta dengan kode G19 yang nilai awalnya 3,0 (60 %). Sedangkan nilai tertinggi adalah 5,0 (100 %). Nilai prosentase terendah diperoleh peserta dengan kode G12 sebesar 27 %, dengan nilai awal 3,2 (64 %) kemudian meningkat menjadi 4,55 (81 %). Workshop achievement motivation training dan peer teaching mampu meningkatkan motivasi
berprestasi
menampilkan hal
terbaik
dalam
pengelolaan pembelajaran yang memang kemampuan ini sudah dikuasai oleh para peserta terutama yang sudah sertifikasi. Fungsi achievement motivation training dalam penelitian ini sebagai pembangkit semangat bagi para peserta. Setelah termotivasi peserta diminta menuangkannya dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian diaplikasikan dalam kegiatan peer teaching. Untuk selanjutnya dari kegiatan ini para peserta sebagai guru Aqidah Akhlak MTs kabupaten Boyolali menjadi terinspirasi untuk membuat sebuah laboratorium Aqidah Akhlak, dimana kami para guru Aqidah Akhlak bebas bereskpresi untuk membuktikan Kebesaran Allah SWT, sesuai dengan tantangan Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd bahwa guru Aqidah Akhlak adalah orang yang petama kali yang harus „menemui Allah SWT, sebelum mengajak para siswa untuk „bertemu‟ dengan Allah SWT. Hanya api yang terbakar yang akan mampu membakar kayu lain. menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan pembelajaran para peserta sebenarnya sudah dikuasai oleh para peserta terutama para peserta yang sudah sertifikasi dengan mengikuti berbagai pelatihan, tetapi ketiadaan
29
motivasi untuk berprestasi pada diri peserta yang menyebabkan para peserta enggan untuk berkreasi mengelola pembelajaran yang penuh semangat berprestasi. Anggapan awal mereka bahwa berkreasi atau tidak berkreasi tidak mempengaruhi jumlah gaji yang akan mereka terima. Dengan achievement motivation training dan peer teaching, peserta diingatkan kembali akan tugas-tugas sebagai seorang guru aqidah akhlak, diantaranya mereka harus mampu mengelola pembelajaran serta meluruskan niat memotivasi berprestasi bukan karena gaji tetapi karena Ilahi, sehingga tugas-tugas yang dikerjakan sebagai seorang guru bukan lagi terasa sebagai beban, tetapi merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk berkreasi dan berprestasi. B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran bahwa kegiatan pemberian achievement motivation training kepada para guru aqidah akhlak ini perlu dilanjutkan untuk menggugah dan mengingatkan kembali semangat berprestasi para guru ditengah beban-beban tugas berat yang harus mereka kerjakan. Tidak dipungkiri bahwa tugas-tugas guru yang teramat banyak jika tidak diantisipasi secara cerdas dan cermat akan menjadikan kita sebagai sosok yang suka mengeluh, bahkan sanggup mengubah paradigma berpikir kita. Maka perlu diingatkan kembali, sering dimotivasi lagi untuk tetap eksis dan berprestasi, sehingga ilmu yang sebenarnya sudah dikuasai mampu diamalkan secara maksimal.
30
15
BAB II KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN, ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING, PEER TEACHING, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Kompetensi pengelolaan pembelajaran merupakan bagian atau salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Maka perlu kita bahas hal-hal sebagai berikut: 1. Guru Profesional a. Pengertian Profesi Guru Profesi mempunyai banyak pengertian. Menurut H. A. R Tilaar profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan dalam suatu hirarki birokrasi yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat.1
Sedangkan menurut Kunandar,
profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.2 H. Martinis Yamin berpendapat bahwa profesi yang disandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah suatu pekerjaan 1
yang
membutuhkan
pengetahuan,
ketrampilan,
H.A.R Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineke Cipta, 2002, 86. Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2007, 45. 2
16
kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku sesuai yang diharapkan.3 Profesional menurut Mc. Cully dalam bukunya Syafrudin Nurdin dan Basyirudin Usman mengatakan bahwa: “Profession is a vocation in wich professed kwnoledge of some departement of learning of science is used in its application to the affairs of other on in the practice of an art founded upon it (1969:130)” 4
Guru dalam pepatah jawa dipanjangkan menjadi digugu lan ditiru, yang berati bahwa guru merupakan sosok teladan dan panutan bagi siswanya. Dalam UU RI NO 14 TAHUN 2005 dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut
Zakiyah
Darajat
guru
adalah
pendidik
profesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul di pundak para orang tua.5
3
H. Martinis Yamin, Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007, 3. 4 Syafrudin Nurdin dan M. Basyirudin Usman, Guru Profesional&Implementasi Kurikulum, Jakarta: PT. Intermasa, 2003, 15. 5 Zakiyah Daradjat, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1992, 39.
17
M. Saleh Mumtasir berpendapat bahwa guru adalah tempat pribadi-pribadi mengendalikan diri.6 Pendapat dari M. Ngalim purwanto menyebutkan bahwa guru adalah seorang yang berjiwa besar terhadap masyarakat dan negara. Sedangkan Oemar Hamalik mengatakan bahwa guru adalah orang yang bertanggungjawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perekembangan yang diinginkan. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain mengatakan bahwa guru adalah seseorang yang menjadi salah satu sumber belajar yang berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.7 Profesi guru adalah profesi khusus dan luhur. Mereka memiliki
latar
belakang
yang
memadai
tentang
keguruan,
melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah melalui tahapan-tahapan pendidikan. Dari urai diatas dapat disimpulkan bahwa profesi guru merupakan profesi terdidik, terlatih, dan terampil.
6
M. Saleh Muntasir,Mencai Evidensi Islam, Analisis Awal Sistem Filsafat, Strategis, dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : CV. Rajawali, 1985, 139. 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2002, 88.
18
b. Kode Etik Guru Sebagai tenaga profesional sebagaimana insinyur, dokter, jaksa, hakim, maka guru juga memiliki kode etik dalam menjalankan profesinya. Kode etik tersebut mengatur tentang apa yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dilakukan guru dalam tugasnya. Menurut Suparlan, berikut ini adalah kode etik guru yang dirumuskan oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia. 1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. 2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. 3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. 4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjukkan berhasilnya proses belajar mengajar. 5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. 6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. 7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. 8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu. 9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.8
c. Tugas Pokok Guru Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang guru, pasal 52 ayat 1 kewajiban guru mencakup kegiatan pokok
yaitu
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
8
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005, 45.
19
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. 1) Merencanakan pembelajaran Guru Pembelajaran
wajib
membuat
(RPP)
sesuai
Rencana dengan
Pelaksanaan
rencana
kerja
sekolah/madrasah. Pembelajaran merupakan suatu hal yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran menjadi suatu yang wajib dilakukan oleh seorang guru profesional.
Akhmad
Muhaimin Azzet
berpendapat
bahwa: “Dalam rangka memberikan yang terbaik untuk anak didik, seorang guru harus menyiapkan materi dan metode yang baik”.9
Sedangkan Hamzah B. Uno terkait dengan kegiatan perencanaan pembelajaran berpendapat sebagai berikut ini: “Pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.”10
Dari uraian di atas, perencanaan merupakan suatu hal penting untuk dilaksanakan seorang guru. Karena sebuah pembelajaran merupakan suatu yang kompleks 9
Akhmad Muhaimin Azzet, Menjadi Guru Favorit, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, 131. Hamzah .B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, 134. 10
20
yang tidak dapat terselesaikan dengan cukup menguasai materi saja bagi seorang guru. 2) Melaksanakan Pembelajaran Melakasanakan kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Menurut E. Mulyasa, kegiatan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan ketrampilan guru dalam berkomunikasi.11 Di sini guru dituntut semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan sebuah pembelajaran yang menarik. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan, sehingga mampu tercapai indikator dan tujuan yang diharapkan. H. Martinis Yamin berpendapat bahwa: “Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar.”12
Kratifitas
guru
akan
dapat
menentukan
ketuntasan dalam kegiatan pembelajaran.
11
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011, 39 12 H. Martinis Yamin. Profesionalisasi Guru &Implementasi KTSP, 174.
21
3) Menilai Hasi Pembelajaran Menilai hasil pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pembelajaran. Menurut H. Martinis Yamin bahwa: “Evaluasi yang dilakukan berguna untuk melihat perubahan kecakapan dalam tingkat pengetahuan, kemahiran, dan ketrampilan, serta perubahan dalam sikap dalam satu unit pembelajaran atau dalam program pembelajaran yang telah dilakukan.”13
Guru
melakukan
evaluasi
atau
penilaian
berdasarkan indikator-indikator yang sudah ditentukan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran. 4) Membimbing dan melatih Peserta Didik Membimbing jika ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka mendidik dapat dilakukan dengan menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual masing-masing siswa. Selanjutnya jika dilihat dari strategi dan metode yang digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian 13
H. Martinis Yamin. Profesionalisasi Guru &Implementasi KTSP, 179.
22
motivasi dan pembinaan. Melatih: Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan hidup (life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan magang. d. Guru Profesional Guru menurut Undang Undang No. 14 tahun 2005 merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dituntut untuk mempunyai profesionalitas dalam menjalankan tugasnya. Guru yang profesional diharapkan dapat menciptakan kualitas lulusan yang dapat bersaing secara global. Profesionalitas guru
dibuktikan
dengan
dimilikinya
sertifikat
pendidik.
Profesionalitas guru dimaksudkan untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Profesionalitas ini diakui ketika guru telah memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik yang dipersyaratkan.
23
Pengertian guru profesional menurut Agus F. Tamyong sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman dalam bukunya Menjadi
Guru
Profesional
adalah
orang
yang
memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.14 Guru profesional menurut Kunandar adalah guru yang mengenal tentang dirinya, yaitu dirinya adalah pribadi yang dipanggil
untuk
mendampingi
peserta
didik
untuk/dalam
belajar.15 Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 juga dijelaskan bahwa seorang guru di katakan profesional apabila: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,ketaqwaan dan akhlak mulia. c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dan melaksanakan tugas keprofesionalan.
14 15
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999, Cet.X, 16.
Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 48.
24
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.16
2. Kompetensi Guru Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kompetensi yang disyaratkan, sebagaimana yang tercantum dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Profesionalisme guru meliputi 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, sosial dan personal, yang disebutkan dalam dalam bab IV pasal 10, yang berbunyi kompetensi guru...meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial,
dan
kompetensi
profesional...”17
a. Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi memiliki beberapa arti. Beberapa ahli berpendapat tentang kompetensi. Seperti halnya Usman yang dikutip oleh Kunandar yang mengatakan bahwa kompetensi merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif.18 Menurut Djohar, bahwa pada dasarnya kompetensi guru pada garis besarnya terdiri dari tiga hal yaitu :
16
228.
17
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007,
Dirjen Pendidikan Islam,Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama, 2007, 78. 18 Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi. 51.
25
1) Standard atau kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga ia dapat mengajar dengan menuaskan 2) Ketrampilan yang diperlukan oleh guru 3) Syarat seseorang yang telah memiliki ketrampilan itu19
Dari uraian tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa kompetensi merupakan kualifikasi yang harus ada pada diri seorang guru. b. Macam-macam Kompetensi Guru Profesionalisme guru meliputi 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, sosial dan personal, yang disebutkan dalam dalam bab IV pasal 10, yang berbunyi : “Kompetensi guru...meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi 20 kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional...” Berdasarkan pasal ini maka, kita uraikan masing-masing kompetensi sebagai berikut : 1) Kompetensi Pedagogik Pengertian kompetensi pedagogik terdapat dalam penjelasan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, sebagai berikut : “...kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik , perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
19
Djohar, Guru, Pendidikan & Pembinaannya (Penerapannya Dalam Pendidikan dan UU Guru), Yogyakarta: CV. Grafika Indah,2006, 17. 20 Dirjen Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, 78.
26
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”21
Menurut Mulyasa bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan
guru
dalam
pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : a) b) c) d) e)
Pemahaman wawasan/landasan pendidikan Pemahaman terhadap peserta didik Pengembangan kurikulum/silabus Perancangan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f) Pemanfaatan tehnologi pembelajaran g) Evaluasi hasil belajar (EHB) h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang 22 dimilikinya.
Sedangkan Asrorun Ni’am berpendapat bahwa kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan diri peserta didik uantuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada pada dirinya.23 Bisa disimpulkan berdasarkan penjelasan ini bahwa guru merupakan sosok pemegang kendali dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang dimulai dari adanya
21
Dirjen Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, 210. 22 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 75. 23 Asrorun Ni’am, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: ELSAS, 2006, 162.
27
sebuah
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi,
serta
pengayaan dan pengembangan bakat para peserta didik. 2) Kompetensi Kepribadian Pengertian
kompetensi
kepribadian
terdapat
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, sebagai berikut: “...kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.”24
Seorang guru merupakan contoh teladan bagi para peserta didiknya sebagaimana halnya Rasulullah yang menjadi teladan bagi ummat manusia. Terkait dengan ini Abdullah Munir berpendapat bahwa, rasulullah saw. adalah seorang guru. Beliau adalah eksemplar pendidik yang sukses.25 Dalam buku yang berjudul 40 Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, Abdul Fattah Abu Ghuddah bahwa Muhammad saw. Adalah sosok yang telah dipersiapkan oleh Allah untuk memiliki akhlak dan perbuatan yang paling mulia. Beliau juga merupakan orang yang memilii
24
Dirjen Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, 210. 25 Abdullah Munir, Spiritual Teaching, Agar Guru Mencintai Pekerjaan dan Anak Didiknya, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2006, 123.
28
kompetensi dan posisi tertinggi di sisi Allah serta perbuatan yang paling luhur.26 Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian yang mulia seorang guru merupakan hal penting yang harus ada pada dirinya sebagai contoh teladan bagi para peserta didiknya. 3) Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan emampuan guru untu beromuniasi dan bergaul secara efetif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyaraat sekitar. Berdasarkan kompetensi ini, menurut Kunandar seorang guru dituntut untuk mampu berkomuniasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidian, serta mampu beromunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didi dan masyarakat sekitar.27 4) Kompetensi Profesional Kompetensi
profesional
menurut
Kunandar
merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
26
Abdul Fattah Abu Ghuddah, 40 Pendidikan & Pengajaran Rasulullah, Bandung: Irsyad Baitus salam, 2009, 50. 27 Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 77.
29
dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.28 3. Kinerja Guru dalam Mendesain Proses Belajar Mengajar a. Kinerja Guru dalam mendesain Perencanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum melaksanakan sebuah kegiatan belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk bisa membuat sebuah perencanaan yang sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pentingnya sebuah perencanaan ini diungkapkan oleh Syafrudin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman sebagai berikut : “Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam situasi tertentu. Mengajar atau lebih spesifik lagi melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa mengikuti langkah-langkah tertentu. Sehingga dengan demikian pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan.”29
RPP ini akan menjadi panduan bagi melaksanakan
kegiatan
proses
belajar
guru untuk
mengajar.
Adapun
beberapa hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam membuat sebuah perencanaan pembelajaran menurut Kunandar adalah sebagai berikut :
28
Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 77. 29 Syafruddin Nurdin dan M.Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, 85.
30
1) Mengacu kepada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus. 2) Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikaan kecakapan hidup (life skil) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari. 3) Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung, 4) Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangan selaras dengan pengembangan silabus.30 Beberapa komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut Permendiknas dalam bukunya Kunandar antara lain sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Identitas mata pelajaran Standar kompetensi Kompetensi dasar Indiator pencapaian kompetensi Tujuan pembelajaran Materi ajar Alokasi waktu 8) Metode pembelajaran31
Prinsip-prinsip
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
menurut permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari : 1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik 2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik 3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
30
Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 265. 31 Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 265.
31
4) Memberikan umpan bali dan tindak lanjut 5) Keterkaitan dan keterpaduan 6) Menerapan tenologi informasi dan komunikasi b. Kinerja Guru dalam Melaksanankan Proses Belajar Mengajar Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas utama guru adalah mengkondisikan
lingkungan
agar
menunjang
terjadinya
perubahan perilaku peserta didik. Adams dan Decey dalam bukunya Basic Principle of Student Teaching, sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman, menyatakan bahwa peranan guru dalam proses belajar-mengajar antara lain gurusebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan konselor.32 c. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentuan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Kunandar mengartikan bahwa belajara adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
32
9.
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999, Cet.X,
32
menggunaan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolo ukur untuk memperoleh kesimpulan.33 B. Achievement Motivation Training Sebelum membahas achievement motivation training, terlebih dahulu perlu diketahui pengertian dari: a. Motivation (motivasi) Menurut Sardiman A. M, ”Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”34 Sedangkan menurut Mulyasa, “Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu.”35 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalaha suatu keadaan yang mendorong atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. b. Achievement (Prestasi) Menurut Sardiman A. M, ”Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara dua faktor yang
33
Kunandar, Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 383. 34 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Grafindo: Jakarta, 2006, 73. 35 Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung; Remaja Rosda Karya, 2003, 112.
33
mempengaruhi baik dari dalam maupun luar individu dalam belajar.”36 Dari bebrapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah sebuah hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan baik dengan cara sendiri maupun cara kelompok. c. Training (Pelatihan) Training atau pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja kita dalam melakukan pekerjaan, baik pekerjaan secara fisik maupun pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain, terutama dalam perkembangan diri masingmasing individu. Achievement motivation training adalah adalah sebuah program pelatihan untuk pengembangan diri khususnya dalam hal peningkatan motivasi berprestasinya peserta. Yang dikembangkan dalam
achievement
motivation
training
adalah
motivasi
berprestasinya peserta, bukan untuk menilai kepribadian peserta, akan tetapi untuk membantu mengembangkan motif berprestasi . Motif berprestasi yang dikembangkan adalah suatu dorongan dalam diri seseorang yang membuatnya mencari kepuasan melalui usaha pencapaian yang bersifat prestatif (achieving)
36
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 46.
34
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan achievement motivation training adalah pelatihan yang dikemas untuk memotivasi peserta agar menjadi orang yang berprestasi. C. Peer Teaching Peer taeching dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah tutor sebaya, yaitu pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan teman sebaya, seusia, ataupun teman seprofesi. Menurut Masnur Muslich, metode peer teaching merupakan metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.37 Sedangkan menurut Cony Semiawan, “tutor sebaya (peer teaching) adalah siswa pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai.”38 Oemar
Hamalik
berpendapat,
“tutorial
adalah
bimbingan
pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.”39 Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peer teaching adalah pembelajaran yang melibatkan teman sebaya, sejawat, atau seprofesi untuk berperan sebagai guru atau tutor, sedangkan yang lain sebagai peserta atau siswa.
37
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.4, 203. 38 Cony Semiawan, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia, 1985, 70. 39 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sianar BaruAlgensindo, 2003 ,cet 3, 73.
35
D. Kerangka Berpikir Berdasarkan buku Pedoman Pelaksaan Penilaian Kinerja Guru, tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru adalah mengenal karakteristik peserta didik, menguasai teori-teori pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, mampu mengembangkan kurikulum, menciptakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan potensi peserta didik, melakukan komunikasi dengan peserta didik, serta menilai dan mengevaluasi pembelajaran. Kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya pada para guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak MTs. Kabupaten Boyolali, keempat unsur itu belum dapat bersinergi dan terintegrasi dalam kinerja para guru, terutama kemampuan pedagogik dalam pengelolaan pembelajaran.Hal ini dapat dilihat dari administrasi RPP yang dikumpulkan dari masing-masing sekolah pada saat pertemuan MGMP yang ke-2 di MTs Negeri Sumber Simo Boyolali pada tanggal 28 Nopember 2012. Dari administrasi RPP yang dikumpulkan, tampak ada penerapan metode yang sama dengan materi yang berbeda, kelas berbeda, tujuan pembelajaran yang berbeda, serta waktu yang berbeda, kemudian pemanfaatan media pembelajaran yang kurang tepat, serta sistem evaluasi yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan para guru anggota MGMP Aqidag Akhlaq MTs Boyolali yang berjumlah 42 orang, 75 % nya sudah sertifikasi, yang artinya bahwa keprofesionalan mereka sebagai seorang guru sudah diakui pemerintah. Kenapa terjadi demikian?
36
Dari
sinilah
peneliti
berpikir
memberikan
tindakan
guna
memberikan motivasi untuk berprestasi serta menggugah kembali kemampuan para guru melalui achievement motivation training serta mempraktekkannya dalam kegiatan peer teaching. Diharapkan dengan adanya tindakan ini mampu menggugah kembali semangat para guru MGMP Aqidah Akhlak MTs Boyolali, sehingga dapat berprestasi menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengamalkan ilmu secara maksimal. E. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa workshop Achievement Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching efektif untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran para guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak kabupaten Boyolali.
36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan. Dalam penelitian ini, ada sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan guna mengatasi permasalahan yang ada dalam kelompok guru MGMP Aqidah Akhlak kabupaten Boyolali secara terencana, terarah, terprogram, serta dievaluasi dan diukur tingkat perubahan yang terjadi. B. Setting/Lokasi Penelitian Setting atau lokasi dari penelitian ini adalah MGMP aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali yang keseketariatannya berada di MTs. Negeri Sumber simo, Jl. Raya Simo-Kacangan KM 7 Kodepos 57377 dimana peneliti adalah sekretaris dalam kepengurusan MGMP aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali. Adapun rencana lokasi pelaksaan kegiatan ini dilaksanakan tiga kali, yang pertama jatuh pada giliran MTs. Negeri Karanggede, kemudian yang kedua MTs. Negeri Sucen Simo Boyolali, dan ketiga di MTs. Negeri Sambi Boyolali. C. Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh guru aqidah akhlak yang tergabung dalam kelompok MGMP aqidah akhlak MTs. Kabupaten Boyolali yang berjumlah 42 orang (70 % sudah di sertifikasi). Adapun datanya sebagai berikut :
37
Tabel 3.1. Data perbandingan para guru kelompok MGMP Aqidah Akhlak antara yang sudah sertifikasi dengan yang belum sertifikasi NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
NAMA G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
ASAL MADRASAH MTs. Darussalam Bandung Wonosegoro MTs. Negeri Sumber Simo MTs. Negeri Karanggede MTs. SA.Al-Idrus Repaking Wonosegoro MTs. Negeri Wonosegoro MTs. N Teras MTs. Islamiyah Kemusu MTs. Al-Islam Banyusri MTs. Andong MTs. Negeri MTs. Negeri Boyolali Kota MTs. N Cepogo MTs. N. Ngemplak MTs. SA. Al-Ihlas MTs. N Wonosegoro MTs. N Andong MTs. Muhammadiyah Karanggede MTs. Ma’arif Karanggede MTs. Muhammadiyah Kemusu MTs. Muhammadiyah 3 Nogosari MTs. Muhammadiyah 7 Klego MTs. Al-Hikmah MTs Al-Islam 2 Ngemplak MTs. N Temon Simo MTs. Pulutan MTs. N Wonosegoro MTs. Muhammadiyah 06, Sambi MTs. Ma’arif Andong MTs. Muhammadiyah 04 Blagung MTs. Nurul Islam Musuk MTs. Muhammadiyah 06, Sambi MTs. Negeri Nogosari MTs Miftahul Ulum Karangmojo klego MTs. Negeri 2 Simo MTs. Negeri Karanggede MTs. Negeri Walen MTs. Negeri Sambi MTs. Sunan Kalijaga MTs. Yosodipuro, pengging, Banyudono MTs. Negeri Boyolali MTs. Yosodipuro, pengging, Banyudono MTs. Negeri Boyolali
SUDAH/BELUM Sudah Sudah Sudah Belum Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Belum Belum Sudah Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah Sudah Sudah Sudah Belum Belum Sudah Sudah Sudah Sudah Belum Sudah Sudah Belum Belum Sudah Belum Sudah
KET
38
D. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut : 1. Observasi yaitu pengamatan langsung pada waktu sebelum tindakan, pada saat proses pemberian tindakan, dan sesudah tindakan serta mencatat setiap perubahan yang terjadi dengan adanya tindakan. Adapun jenis obsevasi yang digunakan adalah observasi sistematis (terencana dengan persiapan instrumen sebelum pemberian tindakan) dan observasi insidental (dilakukan tanpa perencanaan). Terkait dengan keterlibatan peneliti, observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan. 2. Studi dokumentasi, mengarsipkan daftar hadir guru dalam kegiatan workshop, notulen kegiatan, RPP hasil kerja para guru, serta catatan pelaksanaan tindakan baik yang berupa laporan tertulis ataupun gambar 3. Wawancara, dilakukan secara langsung terhadap para guru sebelum tindakan, pada saat tindakan, dan setelah mendapatkan tindakan. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dirancang untuk mengetahui efektifitas achievement motivation training dan peer teaching terhadap upaya peningkatan pengeloaan pembelajaran para guru MGMP Aqidah Akhlak, dikerjakan sejak turunnya surat ijin penelitian yaitu tanggal 21 mei 2013. Adapun pelaksanaan penelitian
39
tindakan dilaksanakan sebagai berikut, yaitu siklus 1 pada hari selasa tanggal 28 mei 2013 di MTs. Negeri Karanggede, sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 oktober 2013 di MTs Negeri Sucen Simo Boyolali, kemudian siklus 3 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 desember 2013 di MTs Negeri Sambi Boyolali. Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus mengacu pada model yang diadopsi dari Hopkins sebagaimana yang dikutip oleh H. E. Mulyasa, dimana setiap siklus terdiri atas empat pokok kegiatan : perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan berlangsung secara simultan yang urutannya dapat mengalami modifikasi.1
1
H. E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009, cet Ke-1, 181.
40
Berdasarkan desain gambar di atas, tahapan penelitian secara garis besar dijelaskan setiap siklus sebagai berikut : 1. Kondisi Sebelum Pemberian Tindakan Gambaran kondisi kemampuan guru MGMP Aqidah Akhlak dalam kompetensi pengelolaan pembelajaran sebelum diadakan tindakan. 2. Siklus 1 a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi dan merumuskan cara efektif mengenai pemberian Achievemen Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching dalam proses peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Dalam hal ini isi motivasi lebih ditekankan pada motivasi spiritualitas para guru tentang pengenalan
terhadap
karakter
siswa
agar
dapat
menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan guru. 2) Merancang acara pelatihan atau workshop Achievement Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching. 3) Menyusun instrumen observasi dan wawancara b. Pelaksanaan Tindakan 1) Melaksanakan pelatihan Achivement Motivation Training (AMT) selama 2-3 jam tentang pentingnya pengelolaan
41
pembelajaran bagi seorang guru sebagai bentuk semangat spiritualitas. 2) Praktek pembuatan RPP oleh setiap guru peserta pelatihan 3) Pelaksaan Peer Teaching oleh setiap guru peserta pelatihan 4) Mengadakan wawancara terhadap para guru mengenai pendapat mereka dengan adanya kegiatan workshop atau pelatihan tersebut. c. Observasi dan Evaluasi Observasi dan evaluasi dilakukan terhadap hal-hal berikut ini : 1) Perubahan yang terjadi dalam penyusunan RPP setelah diadakan
pelatihan
atau
workshop
Achievement
Motivation Training (AMT). 2) Penerapan dalam Peer Teaching (Tingkat kesesuaian antara perencanaan dalam RPP dengan penerapannya dalam pembelajaran) d. Refleksi Menganalisis semua perubahan yang terjadi dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan sebagai bahan pertimbangan penerapan siklus selanjutnya. 3. Siklus 2 a. Perencanaan
42
1) Mengidentifikasi mengenai
dan
merumuskan
pemberian
cara
Achievemen
efektif
Motivation
Training (AMT) dan Peer Teaching dalam proses peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Dalam hal ini isi motivasi lebih ditekankan pada motivasi
spiritualitas
para
guru
tentang
cara
merancang sebuah media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Merancang
acara
pelatihan
atau
workshop
Achievement Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching. 3) Menyusun instrumen observasi dan wawancara b. Pelaksanaan Tindakan 1) Melaksanakan
pelatihan
Achivement
Motivation
Training (AMT) selama 2-3 jam tentang pentingnya pengelolaan pembelajaran bagi seorang guru sebagai bentuk semangat spiritualitas. 2) Praktek pembuatan RPP oleh setiap guru peserta pelatihan 3) Pelaksaan Peer Teaching oleh setiap guru peserta pelatihan
43
4) Mengadakan wawancara terhadap para guru mengenai pendapat mereka dengan adanya kegiatan workshop atau pelatihan tersebut. c. Observasi dan Evaluasi Observasi dan evaluasi dilakukan terhadap hal-hal berikut ini : 1) Perubahan yang terjadi dalam penyusunan RPP setelah diadakan
pelatihan
atau
workshop
Achievement
Motivation Training (AMT). 2) Penerapan dalam Peer Teaching (Tingkat kesesuaian antara perencanaan dalam RPP dengan penerapannya dalam pembelajaran) d. Refleksi Menganalisis semua perubahan yang terjadi dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan sebagai bahan pertimbangan penerapan siklus selanjutnya 4. Siklus 3 a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi dan merumuskan cara efektif mengenai pemberian Achievemen Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching dalam proses peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Dalam hal ini isi motivasi lebih ditekankan pada motivasi spiritualitas para guru dalam hsl
44
pelaksanaan evaluasi serta penguatan motivasi yang sudah dilaksanakan dari siklus 1 hingga siklus ke 3. 2) Merancang acara pelatihan atau workshop Achievement Motivation Training (AMT) dan Peer Teaching. 3) Menyusun instrumen observasi dan wawancara b. Pelaksanaan Tindakan 1) Melaksanakan pelatihan Achivement Motivation Training (AMT) selama 2-3 jam tentang pentingnya pengelolaan pembelajaran bagi seorang guru sebagai bentuk semangat spiritualitas. 2) Praktek pembuatan RPP oleh setiap guru peserta pelatihan 3) Pelaksaan Peer Teaching oleh setiap guru peserta pelatihan 4) Mengadakan wawancara terhadap para guru mengenai pendapat mereka dengan adanya kegiatan workshop atau pelatihan tersebut. c. Observasi dan Evaluasi Observasi dan evaluasi dilakukan terhadap hal-hal berikut ini : 1) Perubahan yang terjadi dalam penyusunan RPP setelah diadakan pelatihan atau workshop Achievement Motivation Training (AMT). 2) Penerapan dalam Peer Teaching (Tingkat kesesuaian antara perencanaan dalam RPP dengan penerapannya dalam pembelajaran)
45
d. Refleksi Menganalisis semua perubahan yang terjadi dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan sebagai bahan pertimbangan penerapan siklus selanjutnya 5. Kondisi Setelah diberikan tindakan Tahap ini adalah tahap untuk menceritakan berbagai perubahan kondisi yang terjadi setelah tindakan diberikan.
F. Analisis Data Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan kesimpulan peneliti seperti yang disarankan data.2 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dihimpun dan dianalisa sesuai keadaan dan situasi yang sebenarnya dengan tolok ukur ketentuan dan undang-undang yang berlaku, yaitu dengan cara menghimpun informasi secara mendalam mengenai keadaan dan kondisi sebenarnya dalam pemberian tindakan pada kegiatan MGMP ini. Sedangkan untuk teknik memeriksa keabsahan data, dalam penelitian ini digunakan metode triangulasi data. Menurut Lexy J Moleong, triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rieneke Cipta, 2005, 103.
46
data untuk pengecekan atau sebagai pembanding 3, yang dilaksanakan dengan cara: 1. Check recheck, yaitu pengulangan kembali data yang diperoleh dengan mengkornfirmasi sumber yang berbeda. 2. Cross checking, yaitu dilakukan checking data dengan mengkonfirmasi dan membandingkan antara data yang telah diperoleh dengan metode pengumpulan data lain, misalnya membandingkan data hasil wawancara dengan hasil observasi, hasil analisis dengan beberapa pendapat para tokoh dalam kajian teori. G. Indikator Keberhasilan Pemberian tindakan achievement motivation training dan peer teaching ini efektif jika para guru mampu menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta menyajikan pembelajaran dengan menyenangkan dapat mencapai poin BAIK. Berdasarkah aturan dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2007, poin penilaian untuk kemampuan pengelolaan pembelajaran untuk guru adalah: 1 = Sangat Tidak Baik 2 = Tidak Baik 3 = Kurang Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik
3
Moloeng, Lexy.j. Metode Peneitian Kuaitatif , Bandung, Rosdakarya, 2004, 330
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal Sebelum diberikan Tindakan Kondisi awal ini mulai diketahui pada pertemuan MGMP Aqidah Akhlak yang ke-2 di MTs. Negeri Sumber Simo tanggal 28 November 2012 dengan agenda kegiatan
pada saat itu salah satunya adalah
mengumpulkan perangkat pembelajaran Aqidah Akhlak dari masingmasing madrasah. Dari kegiatan tersebut, ada beberapa dari madrasah yang tidak mengumpulkan dengan alasan bahwa perangkatnya sama dengan yang lain. Dari peristiwa ini peneliti mencoba menganalisis perangkat-perangkat yang sudah dikumpulkan. Hasilnya sebagai berikut: TABEL 4.1 ANALISIS AWAL TERHADAP PERANGKAT PEMBELAJARAN JURNAL PENILAIAN RPP DAN PELAKSANAAN RPP NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
NAMA SUBJEK
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15
NILAI A 2,8 2,8 2,8 2,8 2,6 2,8 2,6 2,7 2,8 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7
NILAI B 3,6 3,6 3,6 3,6 3,4 3,6 3,4 3,3 3,2 3,5 3,5 3,7 3,3 3,7 3,3
48
JUMLAH 6,4 6,4 6,4 6,4 6,0 6,4 6,0 6,0 6,0 6,2 6,2 6,4 6,0 6,4 6,0
RATARATA 3,2 3,2 3,2 3,2 3,0 3,2 3,0 3,0 3,0 3,1 3,1 3,2 3,0 3,0 3,0
KET
49
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40
G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40
2,6 2,8 2,6 2,6 2,7 2,7 2,6 2,5 2,7 2,7 2,7 2,7 2,8 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,7 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6
3,4 3,2 3,4 3,4 3,5 3,3 3,4 3,7 3,5 3,3 3,3 3,3 3,2 3,4 3,4 3,4 3,6 3,8 3,2 3,5 3,4 3,6 3,4 3,4 3,4
6,0 6,0 6,0 6,0 6,2 6,0 6,0 6,2 6,2 6,0 6,0 6,0 6,2 6,4 6,0 6,4 6,2 6,4 6,0 6,2 6,0 6,2 6,0 6,0 6,0
3,0 3,0 3,0 3,0 3,1 3,0 3,0 3,1 3,1 3,0 3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,2 3,1 3,2 3,0 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0
41 42
G41 G42
2,6 2,6
3,4 3,4
6,0 6,0
3,0 3,0
B. Siklus 1 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Siklus 1 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 Mei 2013 di MTs. Negeri Karanggede Boyolali. Acara di mulai pukul 08.30 WIB, dengan rangkaian acara sebagai berikut: a. Pembukaan b. Sambutan-sambutan
49
50
1) Sambutan dari kepala MTs. Negeri Karanggede (Wakil dari K3M dan selaku tuan rumah) 2) Sambutan dari ketua MGMP Aqidah Akhlak Boyolali oleh Bapak Ihwan Shodiq, S. Pd. I c. Pelaksanaan Workshop Achievement Motivation Training (AMT) oleh Ibu Asdiqoh, M. Pd dan Puspo Nugroho S. Pd. I (Tim Konsultan Pendidikan dari Biro Konsultasi Tazkia Salatiga). d. Istirahat e. Pembuatan RPP f. Pelaksanaan Peer Teaching g. Lain-lain h. Penutup 2. Kehadiran Peserta MGMP Aqidah Akhlak Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 15 guru daftar hadir terlampir) 3. Nilai Poin Peserta
TABEL 4.2 JURNAL PENILAIAN RPP DAN PELAKSANAAN RPP NO 1. 2. 3. 4. 5.
NAMA SUBJEK
G1 G2 G3 G4 G5
NILAI A 3,3 3,4 3,4 3,5
NILAI B 3,8 3,9 3.8 3,9
JUMLAH
3,3
3,7
50
KET
7,1 7,3 7,1 7,4
RATARATA 3,6 3,7 3,6 3,7
7,0
3,5
KB
KB* KB KB KB
51
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
3,3 3,6 2,6 3,3 2,9 3,3 3,3 3,4 3,3 3,1 -
51
3,8 3,9 3,4 3,8 3,4 3,7 3,9 3,9 3,7 3,1 -
7,1 7,5 6,0 7,1 6,3 7,0 7,2 7,3 7,0 6,2 -
3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 3,6 3,2 3,0 3,1 -
KB KB KB KB KB KB KB KB KB KB
52
4. Analisis dan Refleksi Dari hasil nilai di atas, kemudian kita adakan analisis perubahan yang terjadi. Nilai diperbandingkan dengan nilai sebelum diadakan tindakan. a. Analisis Nilai
TABEL 4.3 ANALISIS PERUBAHAN DALAM SETIAP SIKLUS TINDAKAN NO
NAMA SUBJEK
SKOR AWAL
SKOR SIKLUS 1
3,2 3,2 3,2 3,2 3,0 3,2 3,0 3,0 3,0 3,1 3,1 3,2 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,1 3,0 3,0 3,1 3,1 3,0 3,0 3,0
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 -
KETERANGAN NAIK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27.
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27
52
TURUN
53
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
3,1 3,2 3,0 3,2 3,1 3,2 3,0 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0 -
G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
3,6 3,2 3,0 3,1 -
-
JUMLAH
b. Refleksi Dari tabel analisis perubahan nilai di atas, dapat dilihat bahwa dengan adanya pemberian tindakan, terjadi perubahan nilai walaupun jumlah kehadiran peserta sangat jauh dari harapan. Perlu diadakan tindakan lanjut untuk mengetahui perkembangan selanjutnya. C. Siklus 2 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Siklus 2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 Oktober 2013 di MTs. Negeri Sucen Simo Boyolali. Acara di mulai pukul 08.00 WIB, dengan rangkaian acara sebagai berikut: a. Pembukaan b. Sambutan-sambutan
53
54
1) Sambutan dari kepala MTs. Negeri Sucen Simo Boyolali (Wakil dari K3M dan selaku tuan rumah) diwakili oleh Bp.Triyanto,S. Pd. I 2) Sambutan dari ketua MGMP Aqidah Akhlak Boyolali oleh Bapak Ihwan Shodiq,S. Pd. I c. Pelaksanaan
Workshop
Achievement
Motivation
Training (AMT) oleh Tim Konsultan Pendidikan dari Biro Konsultasi Tazkia Salatiga( Bu Asdiqoh, M. Pd, Bp. Wahidin M. Pd, dan Mas Puspo Nugroho, S. Pd. I). d. Istirahat e. Pembuatan RPP oleh para guru peserta MGMP f. Pelaksanaan Peer Teaching oleh guru peserta MGMP g. Lain-lain h. Penutup 2. Kehadiran Peserta MGMP Aqidah Akhlak Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 32 guru (daftar hadir terlampir) 3. Nilai Poin Peserta TABEL 4.4 JURNAL PENILAIAN RPP DAN PELAKSANAAN RPP NO 1. 2. 3. 4. 5.
NAMA SUBJEK
G1 G2 G3 G4 G5
NILAI A 4,9 4,8 4,8 4,8 4,7
NILAI B 4,7 4,6 4,6 4,6 4,7
54
JUMLAH 9,6 9,4 9,4 9,4 9,4
RATARATA 4,8 4,7 4,7 4,7 4,7
KET B B B B B
55
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42.
G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
4,6 4,9 4,9 4,8 4,7 4,5 4,9 4,8 4,9 4,8
4,6 4,3 4,1 4,6 4,7 4,5 4,1 4,6 4,1 4,6
9,2 9,2 9,0 9,4 9,4 9,0 9,0 9,4 9,0 9,4
4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5 4,7
B B B B B B B B B B
4,8 4,5 4,6
4,6 4,5 4,8
9,4 9,0 9,4
4,7 4,5 4,7
B B B
4,5 4,2
4,5 4,6
9,0 8,8
4,5 4,4
B B
4,8
4,0
8,8
4,4
B
4,8
4,6
9,4
4,7
B
4,8 4,8
4,6 4,6
9,4 9,4
4,7 4,7
B B
4,9 4,8 4,8 4,9
4,1 4,6 4,6 4,1
9,0 9,4 9,4 9,0
4,5 4,7 4,7 4,5
B B B B
4,6 4,5 4,3 4,2
4,8 4,4 4,3 4,4
9,4 8,9 8,6 8,6
4,7 4,45 4,3 4,3
B B B B
55
56
4. Analisis dan Refleksi Dari hasil nilai di atas, kemudian kita adakan analisis perubahan yang terjadi. Nilai diperbandingkan dengan nilai sebelum diadakan tindakan. a. Analisis Nilai TABEL 4.5 ANALISIS PERUBAHAN DALAM SETIAP SIKLUS TINDAKAN NO
NAMA SUBJEK
SKOR SIKLUS 1
SKOR SIKLUS 2
KETERANGAN
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 -
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5
4,7
4,7 4,5 4,7
NAIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27.
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27
56
4,5 4,4 4,4
TURUN
57
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
3,6 3,2 3,0 -
G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
4,7 4,7 4,7 4,5 4,7 4,7 4,5
4,7 4,45 4,3 4,3
-
b. Refleksi Dari tabel analisis perubahan nilai di atas, dapat dilihat bahwa dengan adanya pemberian tindakan, terjadi perubahan nilai. Jumlah kehadiran meningkat tajam sebanyak 17 peserta. Perlu
diadakan
tindakan
lanjut
untuk
mengetahui
perkembangan selanjutnya. D. Siklus 3 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Siklus 3 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 Desember 2013 di MTs. Negeri Sambi Boyolali. Acara di mulai pukul 08.00 WIB, dengan rangkaian acara sebagai berikut: a. Pembukaan b. Sambutan-sambutan
57
58
1) Sambutan dari Koordinator MGMP Aqidah Akhlak MTs Kabupaten Boyolali , Bapak Drs. Mushonif, M. Pd. 2) Sambutan dari kepala MTs. Negeri Sambi Boyolali 3) Sambutan dari Kasi Mapenda Kabupaten Boyolali, Bapak Drs. Zarkasi, M. Pd. I c. Pelaksanaan Workshop Achievement Motivation Training (AMT) oleh Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd (Dosen dan konsultan pendidikan dari STAIN Salatiga). d. Istirahat e. Pembuatan RPP oleh para guru peserta MGMP f. Pelaksanaan Peer Teaching oleh guru peserta MGMP g. Lain-lain h. Penutup 2. Kehadiran Peserta MGMP Aqidah Akhlak Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 36 guru (daftar hadir terlampir). 3. Nilai Poin Peserta TABEL 4.6 JURNAL PENILAIAN RPP DAN PELAKSANAAN RPP NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
NAMA SUBJEK
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7
NILAI A 4,9 4,8 4,8 4,8 4,8 4,6 4,9
NILAI B 4,9 4,8 4,7 4,8 4,7 4,8 4,3
58
JUMLAH 9,8 9,6 9,5 9,6 9,5 9,4 9,2
RATARATA 4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,7 4,6
KET B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+
59
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
4,8 4,8 4,7 4,5 4,9 4,6 4,8
4,4 4,7 4,8 4,7 4,2 4,9 4,6
9,2 9,5 9,5 9,2 9,1 9,5 9,4
4,6 4,75 4,75 4,6 4,55 4,75 4,7
B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+
4,5 4,8 4,5 4,8 4,6 4,7 4,2 4,5 4,1 4,0 4,5 4,0 4,5
4,5 4,7 4,5 4,8 4,8 4,8 4,9 4,9 4,8 4,7 4,8 4,7
9,0 9,5 9,0 9,6 9,2 9,5 9,0 9,4 9,0 8,8 9,2 8,8 9,4
4,5 4,75 4,5 4,8 4,6 4,75 4,5 4,7 4,5 4,4 4,6 4,4 4,7
B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+
4,5 4,7
4,9 4,8
9,5 9,5
4,75 4,75
B+ B+
4,7 4,6 4,7 4,7
4,7 4,9 4,8 4,8
9,4 9,5 9,5 9,5
4,7 4,75 4,75 4,75
B+ B+ B+ B+
4,8 4,5
4,8 4,7
9,2 9,2
4,6 4,6
4,5
4,7
9,2
B+ B+ B+ B+
4,6 4,7
JUMLAH
59
60
4. Analisis dan Refleksi Dari hasil nilai di atas, kemudian kita adakan analisis perubahan yang terjadi. Nilai diperbandingkan dengan nilai sebelum diadakan tindakan. a. Analisis Nilai TABEL 4.7 ANALISIS PERUBAHAN DALAM SETIAP SIKLUS TINDAKAN NO
NAMA SUBJEK
SKOR SIKLUS 2
SKOR SIKLUS 3
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5
4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,7 4,6 4,6 4,75 4,75 4,6 4,55 4,75 4,7
KETERANGAN NAIK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28. 29.
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29
4,5 4,75 4,5 4,8 4,6 4,75
4,7 4,7 4,5 4,7
4,5 4,7 4,5 4,4 4,6 4,4 4,7
4,5 4,4 4,4 4,7
60
TURUN
61
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
4,7 4,7 4,5 4,7 4,7 4,5
4,75 4,75
4,7 4,75 4,75 4,75
4,7 4,45 4,3 4,3
4,6 4,6
4,6
JUMLAH
b. Refleksi Pada siklus yang ketiga terjadi kenaikan poin terutama pada poin A yang akhirnya meningkatkan jumlah poin sebelumnya. Jumlah peserta pun bertambah menjadi 36 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan ini memberikan pengaruh yang signifikan.
E. Pembahasan Setelah data terkumpul dan disajikan dari pra siklus sampai dengan siklus
tiga,
maka
peru
diadakan
langkah
selanjutnya
yaitu
membandingkan data hasil pengamatan (daftar hadir) dengan data hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan hasil penilaian peserta, membandingkan kesimpulan keseluruhan data dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas, dalam hal ini adalah pendapat dalam kajian teori. 61
62
1. Membandingkan data observasi atau hasil pengamatan (daftar hadir) dengan data hasil wawancara Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat pemberian tindakan, terlihat bahwa para peserta pelatihan sangat antusias dalam kegiatan. Mereka aktif bertanya berbagai hal yang yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Kesan
menyenangkan dan
semangat juga disampaikan oleh para peserta baik melalui lesan maupun secara tertulis. Jumlah peserta yang hadir pada siklus 1 sebanyak 15 peserta. Dari jumlah peserta yang hadir pada siklus 1 sebanyak 15 peserta,
pada tes wawancara tertulis 14 menyatakan
sangat puas terhadap pemberian tindakan achievement motivation training dan peer teaching. Sedangkan yang satu menyatakan susah dengan alasan usia yang sudah tua sangat sulit untuk berpikir kreatif. Pada siklus 1 ini beberapa peserta yang tidak hadir sebanyak 27 orang. Beberapa diantaranya memberikan alasan ketidakhadiran karena sakit sebanyak 2 peserta, karena bertepatan dengan kegiatan sekolah 10 orang, dan tanpa alasan 15 orang. Pada siklus ke-2, jumlah kehadiran meningkat tajam menjadi 32 peserta atau meningkat sebanyak 17 peserta. Hasil wawancara tertulis menunjukkan bahwa ke-32 peserta menyampaikan kesan menyenangkan dan puas terhadap kegiatan yang sudah diberikan (Lihat lampiran).
62
63
Pada siklus 3 peserta juga mengalami peningkatan menjadi 36 peserta, atau bertambah 4 peserta dari jumlah peserta sebelumnya. Hasi wawancara tertulis juga menunjukkan 36 peserta menyatakan senang dan puas terhadap kegiatan yang diadakan. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan baik secara kuantitas kehadiran dengan kualitas kegiatan melalui hasil wawancara tertulis. TABEL 4. 8 Analisis Kehadiran Anggota MGMP Aqidah Akhlak NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26. 27. 28.
Nama Subyek G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28
Siklus 1
Siklus 2
-
-
63
Siklus 3
Ket. Jumlah Kehadiran 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 0 1 3 1 3 2 3 0 1 2 2 1 2 1
64
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38 39 40 41 42
G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
-
2 0 2 2 1 2 3 3 2 0 2 2 2 2
2. Membandingkan data hasil observasi (daftar hadir) dengan data hasil penilaian peserta Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada poin nilai peserta yang hadir dalam setiap tindakan setelah diberikan tindakan, maka perlu kita sajikan data nilai peserta dari awal sebelum tindakan hingga sampai pada siklus ketiga. a) Nilai peserta yang hadir 3 siklus
64
65
TABEL 4. 9 Prosentase Perubahan Nilai Rata-rata No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kode
G1 G2 G3 G4 G5 G9 G10 G13 G17 G19 G21 G35 G36
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra
1
3,2 3,2 3,2 3,2 3,0 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5
3,1 3,0
3,2 3,0
Prosentase Perubahan
8% 10 % 8% 10 % 10 % 12 % 14 % 0% 12 % 4% 10 % 2% 0%
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 3,2 3,0
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
Prosentase Perubahan
24 % 20 % 22 % 20 % 24 % 22 % 18 % 34 % 22 % 30 % 24 % 30 % 34 %
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,8 4,75 4,75 4,75
Prosentase Perubahan
Prosentase Total Prosentase Perubahan
2% 2% 1% 2% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 1% 1% 1%
34 % 32 % 31 % 32 % 35 % 35 % 33 % 35 % 35 % 36 % 35 % 33 % 35 %
Catatan: Nilai Tertinggi adalah 5,0
Dari tabel di atas, prosentase kenaikan tertinggi dicapai peserta dengan kode subyek G19 sebesar 36 %, terendah peserta dengan kode subyek G3 sebesar 31 %, sedangkan nilai prosentase ratarata peserta sebesar 35 %. b) Nilai peserta yang hadir 2 siklus
65
66
TABEL 4. 10 Prosentase Perubahan Nilai Rata-rata No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Kode
G6 G7 G8 G11 G12 G14 G20 G24 G25 G27 G29 G31 G32 G34 G37 G39 G40 G41 G42
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra
1
3,2 3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,1 3,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0
3,1 -
Prosentase Perubahan
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
2%
3,1 -
4,6 4,6 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
Prosentase Perubahan
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
4,6 4,6 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
24 %
4,7 4,6 4,6 4,6 4,55 4,7 4,6 4,7 4,5 4,6 4,7 4,75 4,75 4,7 4,75 4,6 4,6 4,6
Prosentase Perubahan
Prosentase Total Perubahan
2% 0% 2% 2% 1% 4% 2% 4% 2% 4% 0% 1% 1% 4% 5% 3% 6%
30 % 32 % 32 % 30 % 27 % 34 % 30 % 32 % 30 % 32 % 30 % 31 % 33 % 34 % 33 % 32 % 32 % 32 %
Catatan: Nilai Tertinggi adalah 5,0
Dari tabel di atas, prosentase kenaikan tertinggi dicapai peserta dengan kode subyek G14 dan G34 sebesar 34 %, terendah dengan kode subyek G12 sebesar 27 %, rata-rata 32 %. c) Nilai peserta yang hadir 1 siklus TABEL 4. 11 Prosentase Perubahan Nilai Rata-rata No
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kode
G16 G18 G23 G26 G28 G33
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra
1
3,0 3,0 3,1 3,0 3,2 3,2
3,6
Prosentase Perubahan
8%
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
3,6
66
-
Prosentase Perubahan
-
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
-
4,5 4,5 4,5 4,4 4,8 -
Prosentase Perubahan
Prosentase Total Perubahan
-
30 % 30 % 28 % 28 % 32 % -
67
Dari tabel di atas, prosentase kenaikan tertinggi dicapai peserta dengan kode subyek G28 sebesar 32 %, terendah dengan kode subyek G23 dan G26 sebesar 28 %. 3. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil penilaian peserta Berdasarkan hasil wawancara tertulis, maka dapat diketahui bersama bahwa kegiatan ini membawa dampak positif bagi peserta. Tetapi apakah ini membawa pengaruh positif juga bagi kemampuan pengelolaan pembelajaran bagi para guru peserta MGMP Aqidah Akhlak? Maka perlu kita uraikan dan kita sajikan sebagai berikut. Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Wawancara dengan Nilai Perubahan Poin Peserta dalam Setiap Siklus Tindakan N o
Kode Subje k
1
G1
2
G2
3
G3
4
G4
5
G5
6
G6
7
G7
8
G8
9
G9
10
G10
11
G11
12
G12
13
G13
14
G14
15
G15
16
G16
17
G17
18
G18
Perbandingan Ratarata Setelah Tindakan W1 Pra 1 (S/TS)
S S S S S S S TS S -
3,2
3,6
3,2
3,7
3,2
3,6
3,2
3,7
3,0
3,5
3,2
-
3,0
-
3,0
-
3,0
3,6
3,1
3,8
3,1
-
3,2
-
3,0
3,0
3,0
-
3,0
-
3,0
-
3,0
3,6
3,0
-
Ket
N
TN/ S
N N N N N N N N -
S -
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan W2 1 2 (S/T S)
S S S S S S S S S S S S S S S -
67
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 -
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5 4,7 -
Ket
N
TN/ S
N N N N N N N N N N N N N N
N
-
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan W3 2 3 (S/T S)
S S S S S S S S S S S S S S S S S
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5 4,7 -
4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,7 4,6 4,6 4,75 4,75 4,6 4,55 4,75 4,7 4,5 4,75 4,5
Ket
N
TN/ S
N N N N N N N N N N N N N N N N
S -
68
19
G19
20
G20
21
G21
22
G22
23
G23
24
G24
25
G25
26
G26
27
G27
28
G28
29
G29
30
G30
31
G31
32
G32
33
G33
34
G34
35
G35
36
G36
37
G37
38
G38
39
G39
40
G40
41
G41
42
G42
S S S S S -
3,0
3,2
3,1
-
3,0
3,5
3,0
-
3,1
-
3,1
-
3,0
-
3,0
-
3,0
-
3,1
-
3,2
-
3,0
-
3,2
-
3,1
-
3,2
3,6
S -
3,0
-
3,1
3,2
3,0
3,1
3,1
-
3,0
-
3,0
-
3,0
-
3,0
3,1
3,0
-
N N N N N --
-
S S S S S S S S S S S S S S S
3,2 3,5 3,6 3,2 3,1 -
4,7 4,5 4,7 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,7 4,7 4,5 4,7 4,45
N N N
N -
-
S S
3,1 -
4,3 4,3
N N N N N N N N
-
S S S S S S S S S S S S S S S S S S
N N
-
S
N N N N
4,7 4,5 4,7 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,7 4,7 4,5 4,7 4,4 5 4,3 4,3
4,8 4,6 4,75 4,5 4,7 4,5 4,4 4,6 4,4 4,7 4,75 4,75 4,7 4,75 4,75 4,75 4,6 4,6
N N N N N N N N N N N N N N N N
S T -
4,6
N
-
Dari tabel tersebut di atas, dapat kita lihat perbandingan hasi wawancara dengan perolehan hasil poin peserta serta perkembangannya dalam setiap kali pemberian tindakan. Dari para peserta yang menyatakan “Senang/Puas” terhadap kegiatan yang dilaksanakan melalui poin wawancara, hampir secara keseluruhan mengalami peningkatan poin peniaian pembelajaran, waaupun ada peserta yang menyatakan senang tetapi poin peniaian yang dikumpulkan ternyata adalah sama. Peningkatan poin tertinggi dicapai peserta dengan kode G19, dari jumlah poin 3,0 meningkat
68
69
menjadi 4,8. Sedangkan poin terendah dialami oleh peserta dengan kode G12, dari kemampuan awal 3,2 menjadi 4,55 saja. Untuk mengetahui prosentase perubahan nilai poin peserta, maka perlu kita adakan penghitungan sebagai berikut : Tabel 4.13 Prosentase Perubahan Poin Peserta dalam Setiap Pemberian Tindakan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode Subjek
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan Pra 1
3,2 3,2 3,2 3,2 3,0 3,2 3,0 3,0 3,0 3,1 3,1 3,2 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,1 3,0 3,0 3,1 3,1 3,0 3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,2 3,1 3,2 3,0 3,1 3,0
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 3,6 3,2 3,1
Prosentase Perubahan
(%)
11,1 13,5 11,1 13,5 14,3 16,7 18,4 0 16,7 6,25 14,3 11,1 3,13 3,23
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 1 2
3,6 3,7 3,6 3,7 3,5 3,6 3,8 3,0 3,6 3,2 3,5 3,6 3,2 3,1
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5 4,7 4,7 4,5 4,7 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,7 4,7
69
Prosentase Perubahan
(%)
25 21,3 23,4 21,3 25,5 23,4 19,1 36,2 23,4 31,9 25,5 31,9 34
Perbandingan Rata-rata Setelah Tindakan 2 3
4,8 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,6 4,5 4,7 4,7 4,5 4,5 4,7 4,5 4,7 4,7 4,5 4,7 4,5 4,4 4,4 4,7 4,7 4,7 4,5 4,7 4,7
4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,7 4,6 4,6 4,75 4,75 4,6 4,55 4,75 4,7 4,5 4,75 4,5 4,8 4,6 4,75 4,5 4,7 4,5 4,4 4,6 4,4 4,7 4,75 4,75 4,7 4,75 4,75
Prosentase Perubahan
Total Prosentase Perubahan
(%)
(%)
2,04 2,08 1,05 2,08 1,05 2,13 0 2,17 1,05 1,05 2,17 1,1 1,05 4,26 1,05 2,08 2,17 1,05 4,26 2,22 4,35 0 1,05 1,05 4,26 1,05 1,05
35 33 33 33 37 32 35 35 37 35 33 30 37 36 33 37 33 38 33 37 31 34 33 32 35 30 32 33 35 36 35 37
70
37 38 39 40 41 42
G37 G38 G39 G40 G41 G42
3,1 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
3,1 -
3,23 -
3,1 -
4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
27,9 -
4,5 4,7 4,45 4,3 4,3
4,75 4,6 4,6 4,6
5,26 -2,2 3,26 6,52
Dari tabel tersebut di atas dapat kita ketahui jumlah proesentase perubahan niai point peserta. Prosentase perubahan tertinggi diperoleh peserta dengan kode G19 sebesrar 36% dari penguasaan awa yang hanya mencapai 60% meningkat menjadi 96% setelah diberikan tindakan. Adapun prosentase perubahan terendah dialami oleh peserta dengan kode G12 dengan jumlah sebesar 27% dari penguasaan awal sebesar 64% meningkat menjadi 81% saja. Tabel 4.14 Prosentase Perubahan Nilai Peserta Pra Siklus dan Siklus Akhir No
Kode Subjek
Pra Siklus
Siklus 3
Prosentase Perubahan (%)
Ket. Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25
3,2 3,2 3,2 3,2 3,0 3,2 3,0 3,0 3,0 3,1 3,1 3,2 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,1 3,0 3,0 3,1 3,1 3,0
4,9 4,8 4,75 4,8 4,75 4,7 4,6 4,6 4,75 4,75 4,6 4,55 4,75 4,7 4,5 4,75 4,5 4,8 4,6 4,75 4,5 4,7 4,5
35% 33% 33% 33% 37% 32% 35% 35% 37% 35% 33% 30% 37% 36% 33% 37% 33% 38% 33% 37% 31% 34% 33%
B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+
70
35 35 35 35
71
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42
3,0 3,0 3,1 3,2 3,0 3,2 3,1 3,2 3,0 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
4,4 4,6 4,4 4,7 4,75 4,75 4,7 4,75 4,75 4,75 4,6 4,6 4,6
32% 35% 30% 32% 33% 35% 36% 35% 37% 35% 35% 35% 35%
B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+ B+
Berdasarkan tabel-tabel perbandingan perubahan tersebut di atas, menunjukkan bahwa pemberian tindakan memberikan dampak positif dalam upaya peningkatan pengeloaan pembelajaran bagi bpara guru. Melihat jumlah peningkatan yang sangat tinggi, ini bisa dikatakan efektif untuk diterapkan dalam mengatasi permasalah para guru MGMP Aqidah Akhak MTs Kabupaten Boyolali. Berdasarkan perbandingan data-data dari sumber yang berbeda di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan achievement motivation training dan peer teaching dalam upaya meningkatkan kemampuan pengeolaan pembelajaran para guru MGMP Aqidah Akhak MTs Kabupaten Boyolali efektif. Ini dapat dilihat dari peningkatan poin nilai seluruh peserta mampu mencapai nilai di atas 4, yang artinya status kemampuan peserta menjadi baik, karena status nilai 4 berdasarkan aturan dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
71
72
Depdiknas, 2007 adalah baik. Gambaran secara jelas akan terlihat pada tabel berikut: TABEL 4.15 PROSENTASE JUMLAH PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA
NO
Siklus
Jumlah
ke
Peserta
Jumlah yang mengalami
Prosentase
perubahan
Peningkatan
Naik
Turun/Sama
1
I
15
14
1
93,3%
2
II
32
32
0
100%
3
III
36
34
2
94,4%
4. Membandingkan kesimpulan keseluruhan data dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas, dalam hal ini adalah pendapat beberapa ahli dalam kajian teori. Untuk menguji penelitian ini, maka perlu dikaitkan antara data-data hasil analisis penelitian di lapangan dengan kajian teori yang mengambi dari beberapa pendapat para ahli mengenai achievement motivation training dan peer teaching. Hal ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari sebuah teori. a. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang guru, pasal 52 ayat 1 kewajiban guru mencakup kegiatan pokok
yaitu
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
72
73
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Profesionalisme guru meliputi 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, sosial dan personal, yang disebutkan dalam dalam bab IV pasal 10, yang berbunyi : “Kompetensi guru...meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional...”1 Berdasarkan pasal ini maka, kita uraikan masing-masing kompetensi sebagai berikut : 1) Kompetensi Pedagogik Pengertian kompetensi pedagogik terdapat dalam penjelasan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, sebagai berikut : “...kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik , perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan 2 berbagai potensi yang dimilikinya.”
Menurut Mulyasa bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan
guru
dalam
pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Pemahaman wawasan/landasan pendidikan b) Pemahaman terhadap peserta didik 1
Dirjen Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, 78. 2 Dirjen Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, 210.
73
74
c) Pengembangan kurikulum/silabus d) Perancangan pembelajaran e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f) Pemanfaatan tehnologi pembelajaran g) Evaluasi hasil belajar (EHB) h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang 3 dimilikinya.
Sedangkan Asrorun Ni‟am berpendapat bahwa kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan diri peserta didik uantuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada pada dirinya.4 Bisa disimpulkan berdasarkan penjelasan ini bahwa guru merupakan sosok pemegang kendali dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang dimulai dari adanya sebuah perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pengayaan dan pengembangan bakat para peserta didik. Berdasarkan paparan teori tersebut di atas, menjadi suatu yang mutlak bagi guru untuk mampu merancang dan menciptakan sebuah pembelajaran yang kreatif, inovati. Hal ini tentu tidak akan maksimal jika kompetensi guru dalam pembuatan RPP dan pelaksanaannya masih dibawah standar baik. Keragaman siswa, kemampuan 3 4
potensi
peserta
didik
yang
berbeda,
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 75. Asrorun Ni‟am, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: ELSAS, 2006, 162.
74
tujuan
75
pembelajaran yang berbeda, situasi dan waktu yang berbeda, tuntutan media yang berbeda, menuntut guru untuk mau berkreasi merancang sebuah perencanaan yang mampu menyesuaikan komponen-komponen tersebut di atas dengan metode-metode yang sesuai pula. Setelah diberikan tindakan dalam kegiatan MGMP Aqidah Akhlak MTs ini, berdasarkan poin penilaian peserta dapat dilihat peningkatannya dalam pembuatan perencanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya dalam kegiatan peer teaching. b. Achievemen Motivation Training Achievement motivation training adalah sebuah program pelatihan untuk pengembangan diri khususnya dalam hal peningkatan motivasi berprestasinya peserta. Yang dikembangkan dalam
achievement
motivation
training
adalah
motivasi
berprestasinya peserta, bukan untuk menilai kepribadian peserta, akan tetapi untuk membantu mengembangkan motif berprestasi . Motif berprestasi yang dikembangkan adalah suatu dorongan dalam diri seseorang yang membuatnya mencari kepuasan melalui usaha pencapaian yang bersifat prestatif (achieving). Dalam penelitian ini pemberian motivasi kepada peserta selama tiga kali pertemuan ternyata mampu memacu semangat para
guru
peserta
kegiatan
untuk
membuat
RPP
dan
menerapkannya dengan lebih baik lagi dari sebelumnya. Motivasi
75
76
yang diberikan terutama dalam materi hypno teaching sangat menyentuh para peserta karena menyajikan materi keihlasan tertinggi dalam menjalani profesi sebagai seorang guru atau tenaga pendidik. Bahkan dari kegiatan ini para peserta sangat tertarik untuk benar-benar „mengenal Allah‟melalui pembuatan „laboratorium‟ Aqidah Akhlak. Seorang guru Aqidah Akhlak adalah orang yang pertama kali „mengenal Allah‟. c. Peer Teaching Peer taeching dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah tutor sebaya, yaitu pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan teman sebaya, seusia, ataupun teman seprofesi. Menurut Masnur Muslich, metode peer teaching merupakan metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.5 Oemar Hamalik berpendapat, “tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.”6 Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peer teaching adalah pembelajaran yang melibatkan teman
5
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.4, 203. 6 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sianar Baru Algensindo, 2003, cet 3, 73.
76
77
sebaya, sejawat, atau seprofesi untuk berperan sebagai guru atau tutor, sedangkan yang lain sebagai peserta atau siswa. Dalam penelitian ini peer teaching dilaksanakan oleh para guru peserta kegiatan. Dimana para guru setelah menyusun RPP, mereka diminta menampilkan rancanagan atau RPP tersebut kedalam sebuah kegiatan pembelajaran dihadapan para guru peserta lain. Sedangkan beberapa lainnya menjadi dewan juri penilai kegiatan dan hasil rancangan RPP.
F. Hambatan dan Kendala yang Dialami dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala atau hambatan, antara lain: 1. Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan tidak stabil dan berubah setiap kali pertemuan. 2. Jadwal waktu tindakan yang mengikuti jadwal kegiatan MGMP Aqidah Akhlak MTs Kabupaten Boyolali, tidak pasti, sehingga sering mundur dari jadwal awal. 3. Jarak lokasi kegiatan yang sangat jauh-jauh mengikuti arus kegiatan MGMP MTs Kabupaten Boyolali, sering menyita waktu penelitian.
77
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian antara lain bahwa pemberian tindakan achievement motivation training dan peer teaching efektif untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran para guru peserta MGMP Aqidah Akhlak MTs kabupaten Boyolali. Hal ini dapat dilihat dari prosentase peningkatan poin peserta. Nilai poin pada siklus terakhir rata-rata di atas nilai 4 (Baik). Siklus 1 nilai poin peserta yang meningkat tertinggi sebesar 12% dari penguasaan awal 60% menjadi 72%, siklus ke 2 nilai poin peserta tertinggi sebesar 34% dari penguasaan siklus 1 30% menjadi 94%, dan siklus ke 3 nilai peningkatan poin peserta tertinggi sebesar 2% dari penguasaan siklus 2 sebesar 94% menjadi 96%. Prosentase peningkatan tertinggi secara keseluruhan sebesar 36% denagn jumlah poin 4,8 (96%) diperoleh peserta dengan kode G19 yang nilai awalnya 3,0 (60%). Sedangkan nilai tertinggi adalah 5,0 (100%). Nilai prosentase terendah diperoleh peserta dengan kode G12 sebesar 27%, dengan nilai awal 3,2 (64%) kemudian meningkat menjadi 4,55 (81%). Workshop achievement motivation training dan peer teaching efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi menanpilkan hal terbaik dalam pengelolaan pembelajaran yang memang kemampuan ini sudah dikuasai oleh
78
79
para peserta terutama para peserta yang sudah sertifikasi. Fungsi achievement motivation training dalam penelitian ini sebagai pembangkit semangat bagi para peserta. Setelah termotivasi peserta diminta menuangkannya dalam sebuah RPP, kemudian diterapkan dalam kegiatan peer teaching. Untuk selanjutnya dari kegiatan ini para peserta sebagai guru Aqidah Akhlak MTs Kabupaten Boyolali menjadi terinspirasi untuk membuat sebuah laboratorium Aqidah Akhlak, dimana para guru Aqidah Akhlak bebas berekspresi untuk membuktikan Kebesaran Allah SWT, sesuai dengan tantangan pemateri bahwa guru Aqidah Akhlak adalah orang yang pertama kali yang harus „menemui Allah SWT, sebelum mengajak para siswa untuk „bertemu‟ dengan Allah SWT. Hanya api yang terbakar yang akan mampu membakar kayu lain. Dengan achievement motivation training dan peer teaching, peserta diingatkan kembali akan tugas-tugas sebagai seorang guru aqidah akhlak, diantaranya mereka harus mampu mengelola pembelajaran serta meluruskan niat memotivasi berprestasi bukan karena gaji tetapi karena Ilahi, sehingga tugas-tugas yang dikerjakan sebagai seorang guru bukan lagi terasa sebagai beban, tetapi merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk berkreasi dan berprestasi.
B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran bahwa kegiatan pemberian achievement motivation training kepada
79
80
para guru aqidah akhlak ini perlu dilanjutkan untuk menggugah dan mengingatkan kembali semangat berprestasi para guru ditengah beban-beban tugas berat yang harus mereka kerjakan. Tidak dipungkiri bahwa tugas-tugas guru yang teramat banyak jika tidak diantisipasi secara cerdas dan cermat akan menjadikan kita sebagai sosok yang suka mengeluh, bahkan sanggup mengubah paradigma berpikir kita. Maka perlu diingatkan kembali, sering dimotivasi lagi untuk tetap eksis dan berprestasi, sehingga ilmu yang sebenarnya sudah dikuasai mampu diamalkan secara maksimal.
80
DAFTAR PUSTAKA
Azzet, Akhmad Muhaimin. Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Semiawan, Cony. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia, 1985. Daradjat, Zakiyah. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Dirjen Pendidikan Islam. Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama, 2007. Dirjen Pendidikan Islam. Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Djohar. Guru, Pendidikan & Pembinaannya (Penerapannya Dalam Pendidikan dan UU Guru. Yogyakarta: CV. Grafika Indah, 2006. Ghuddah, Abdul Fattah Abu. 40 Pendidikan & Pengajaran Rasulullah. Bandung: Irsyad Baitus salam, 2009. Hamalik, Oemar. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sianar Baru Algensindo, 2003. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru. 2012. Kunandar. Guru Profesionali implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2007. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011. Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003. Munir, Abdullah. Spiritual Teaching, Agar Guru Mencintai Pekerjaan dan Anak Didiknya. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2006.
Muntasir, M. Saleh. Mencai Evidensi Islam, Analisis Awal Sistem Filsafat, Strategis, dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : CV. Rajawali, 1985. Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Ni’am, Asrorun. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: ELSAS, 2006. Nugraha, Agung Fajar Dwi. Upaya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fiqih Kabupaten Sleman dalam Peningkatan Profesionalisme Guru Fiqih Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Sleman. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Nunuh. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Menyusun RPP melalui Workshop Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) pada Kegiatan MGMP di SMP Negeri Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya. 2011. Rodiah, Yeye. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pakem melalui Peer Teaching dalam MGMP Sistem Sel. Bandung, 2012. Styowati, L. Yekti. Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran melalui IHT dan Pemberdayaan MGMP Tingkat Sekolah di SMP Negeri Semarang 36 Tahun Pelajaran 2011/2012. Semarang, 2011. Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Grafindo: Jakarta, 2006. Suparlan. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005. Syafrudin Nurdin dan M. Basyirudin Usman. Guru Profesional&Implementasi Kurikulum. Jakarta: PT. Intermasa, 2003. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002. Tilaar, H. A. R. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineke Cipta, 2002. Triani, Liliek. Analisis Kontribusi peran MGMP Terhadap Kemampuan Profesional Guru. UMM Malang, 2007. Uno, Hamzah.B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.
Wea, Maria Yetsiana. Hubungan antara Pengalaman Pembelajaran, Partisipasi dalam Kegiatan MGMP, dan Motivasi Kerja dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta, 2012. Yamin, H. Martinis. Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007.
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga,…………… Yang membuat pernyataan:
Siti Khomsatun