IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU MI SE KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
Oleh SIDDIQOH NIM. M1.12.016 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
MOTTO
“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qur‟an Surat Al-Qashash, ayat 77)
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku (Bp. Jumadi dan Ibu Maryatun), yang telah membesarkan dan mendidikku hingga aku dewasa; 2. Kedua mertuaku (Bp. Asmawi dan Ibu Munjianah) yang selalu mendo‟akan aku; 3. Suamiku tercinta (Pak Rofi‟) yang selalu menyayangi dan memotivasi aku; 4. Anakku tersayang (Dek Azka), sebagai motivator untuk selalu berjuang; 5. Kakakku (Mbak Bis), beserta keluarga yang selalu mendukungku; 6. Keluarga besar mertua, yang ikut mendo‟akan aku; dan 7. Seluruh pembaca yang budiman.
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil‟alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang menguasai seluruh alam jagat raya. Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan, dan atas limpahan rahmat, taufiq, beserta hidayah-Nya kita masih diberikan ketetapan iman dan taqwa kepada-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW, sebagai revormator dunia yakni yang telah merubah zaman kegelapan (jahiliah) menjadi zaman yang terang benderang dengan manusia yang berakhlak melalui ajaran agama Islam yang dibawanya, serta syafaatnya senantiasa kita harapkan di hari kiamat kemudian. Atas pancaran ilmu-Nya yang dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen
Kepemimpinan
Kepala
Madrasah
dan
Manajemen
Pembelajaran Guru MI Se Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014 dengan baik, lancar serta dapat menempuh perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan. Semua ini tidak lain adalah atas pertolongan dari Allah SWT. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Bpk. Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. (Periode 2011-2014) dan Bp. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. (Periode 2014-2018). 2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. dan Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. selaku pembimbing yang penuh dengan keihlasan, kesabaran dan kejelian untuk memberikan bimbingan dan arahan sampai selesai penyusunan tesis ini. 3. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendekatan dan Strategi Pendidikan Nilai sebagai inspirator tema penelitian pendidikan karakter, beserta seluruh dosen dan karyawan Program Pascasarjana STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis. 4. Bpk. Slamet Tirmidzi, S.Ag., Ibu Siti Mustainah, S.Pd.I. dan Ibu Nur Khasanah S.Pd.I. (Kepala Madrasah dan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01), Ibu Siti Khodijah, S.Pd.I. dan Ibu Siti Rochyati, S.Pd.I (Kepala Madrasah dan guru MI Al Ittihad Semowo), Bpk. Sukron Hakim, S.H.I. dan Ibu Atik Muzdalifah (Kepala Madrasah dan guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak), Bpk. M.A. Busaeri, S.Pd. dan Bpk. Mahasin Billah, S.Pd.I. (Kepala Madrasah dan guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor ), Bpk Abdul Mu‟id, S.Pd.I. dan Ibu Umi Lisaniyah, S.Pd.I. (Kepala Madrasah dan guru MI Pabelan), beserta seluruh dewan guru, karyawan dan peserta didiknya yang telah memberikan kesempatan dan bantuan demi terselesainya penelitian kepada penulis.
ABSTRAK
Siddiqoh.
2014.
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI se Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014.
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. dan Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Manajemen, Kepemimpinan Dan Pembelajaran. Penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru untuk mengetahui manajemen kepala madrasah dan guru dalam mengimplementasikan program pendidikan karakter dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, yakni kepala madrasah sebagai pemimpin dan guru sebagai pendidik dan pengajar. Penelitian ini berdasarkan pada realita karakter anak bangsa yang telah mangalami perubahan dalam tatanan sosial bermasyarakat, serta masih kurang nampak adanya pelaksanaan program pendidikan karakter secara sistematis oleh para lembaga pendidikan. Dengan ini peneliti mencoba membedah masalah tersebut di Madrasah Ibtidaiyah (MI) wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Secara spesifik peneliti ingin mengetahui gambaran karakter peserta didiknya, pemahaman dan implementasi pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru. Untuk mengkajinya, peneliti menggunakan metodologi penelitian berjenis kualitatif deskriptif, dengan cara peneliti hadir dan mengamati langsung objek penelitian, serta mengadakan wawancara langsung pada para guru dan kepala madrasah. Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa peserta didik MI di wilayah Kecamatan Pabelan memiliki banyak karakter baik yang menonjol seperti religius, jujur, kreatif, tanggung jawab, peduli lingkungan dan sosial, komunikatif dan sopan santun. Hal ini menunjukkan bukti adanya pemahaman para kepala madrasah dan guru terhadap program pendidikan karakter yang dalam manajemennya secara umum nampak pada visi, misi, tujuan dan program madrasah yang bernafaskan pendidikan karakter. Di samping itu, guru selalu berusaha menjadi teladan dan motivator yang baik. Adapun faktor yang mendukung terlaksananya program pendidikan karakter adalah adanya kerja sama yang baik, lingkungan yang kondusif, sarana dan prasarana yang memadahi, dan adanya perhatian dan komunikasi yang baik antara pihak madrasah dengan orang tua/wali peserta didik. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah adanya peserta didik yang kurang memiliki motivasi dari pihak keluarga atau lingkungan rumah/keluarga yang kurang mendukung program madrasah.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. ii HALAMAN PERNYATAAN………………………………………….…… iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………….………………………….. iv PRAKATA ………………………………………………………………….. v ABSTRAK ………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI………………………………………………………………… ix DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xiii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………........ 1 A. Latar Balakang Masalah……………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5 C. Signifakasi Penelitian………………………………………………… 6 D. Kajian Pustaka……………………………………………………....... 7 E. Metode Penelitian…………………………………………………….. 10 F. Sistematika Penulisan………………………………………………… 18 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….... 20 A. Pendidikan Karakter……………………………………………........... 20 1. Definisi Karakter………………………………………………….. 20 2. Pendidikan Karakter……………………………………………..... 22
3. Etika, Akhlak, dan Moral…………………………………………. 25 4. Karakter Bangsa…………………………………………………... 27 5. Implementasi Pendidikan Karakter……………………………….. 31 B. Manajemen Kepemimpinan dan Pembelajaran……………………….. 38 1. Manajemen………………………………………………………... 38 2. Kepemimpinan………………………………………………......... 43 3. Pembelajaran……………………………………………………… 50
BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN……………………………......... 63 A. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan…………………. 63 B. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………………………... 65 1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01………………………………….. 65 2. MI Al Ittihad Semowo……………………………………………... 74 3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak……………………………………… 79 4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor………………………………… 83 5. MI Pabelan………………………………………………………..... 88 C. Pendidikan Karakter di MI Kecamatan Pabelan……………………… 90 1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01………………………………….. 90 a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01……………………………………………....….. 90 b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01. …………………………………………....….... 93 2. MI Al Ittihad Semowo……..………………………………………. 103 a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo…….. 103 b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Al Ittihad Semowo… 105 3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak……………………………………… 111 a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak …………………………………………………………………. 111 b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak ……………….………………………………………………… 112
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor………………………………… 121 a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor……………………………………………………………… 121 b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor……………………………………………………………… 122 5. MI Pabelan………………………………………………………..... 129 a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Pabelan…………............ 129 b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Pabelan…………….. 131
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN………………………………....... 138 1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01…………………………………... 138 2. MI Al Ittihad Semowo……………………………………………... 148 3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak…………………………………........ 158 4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor………………………………… 169 5. MI Pabelan…………………………………………………………. 178
BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 187 1. Simpulan…………...………………………………………………. 187 2. Saran……………………….………………………………………. 189
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 191 LAMPIRAN………………………………………………………………….. 196 BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………........... 197
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Data Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel Data Guru 3.2 MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran 2013/2014 Tabel 3.3
Data Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.4
Waktu Pembelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.5
Data Guru MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.6
Data Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.7
Data Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.8
Data Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.9
Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.10 Data Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014 Tabel 3.11 Data Guru MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 Tabel 3.12 Data Peserta Didik MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Gambar 3.2 Srtuktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo Gambar 3.3 Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Gambar 3.4 Struktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data prestasi MI Kecamatan Pabelan Lampiran 2: Contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 3: Bukti kehadiran peneliti Lampiran 4: Pedoman observasi Lampiran 5: Pedoman wawancara Lampiran 6: Daftar pertanyaan angket dan hasilnya Lampiran 7: Transkip wawancara Lampiran 8: Foto-foto yang terkait dengan tema penelitian Lampiran 9: Lembar bimbingan Lampiran 10: Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 11: Surat keterangan bukti penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejarah telah mencatat bahwa di jazirah Arab khususnya pada masa sebelum lahir dan diutusnya Nabi Muhammad oleh Allah SWT. telah mengalami keterpurukan akhlak atau lebih dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah (kebodohan)
yaitu zaman di mana para
keangkaramurkaan,
berjudi,
kaumnya
minum-minuman
keras,
selalu berbuat bergonta-ganti
pasangan, musyrik, melupakan etika, moral, akhlak, serta melupakan karakter pada diri pribadinya sebagai mahkluk Tuhan. Sehingga diutuslah seorang Rasul dengan membawa misi besar, yakni untuk mengentaskan para kaum yang tidak berkarakter menuju pada manusia yang berkarakter dengan agama serta ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang didakwahkan kepada seluruh umatnya hingga pada masa sekarang, sehingga disebutlah Islam sebagai agama rahmatal lil‟alamiin. Dunia selalu berputar begitu pula zamannya, di samping zaman yang dikenal pada masa sekarang adalah zaman era globalisasi yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Justru di tengah-tengah kemajuan inilah telah terulang kembali zaman yang pernah dientaskan oleh Rasulullah yakni zaman di mana para manusia telah hanyut dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga melupakan jati dirinya sebagai manusia yang harus memiliki sebuah karakter dalam diri pribadinya.
Etika dan akhlak telah tersingkirkan dari pribadi manusia yang belum mampu mengimbangi adanya perubahan peradaban yang merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Indonesia khususnya yang dulunya terkenal sebagai bangsa yang paling santun, akan tetapi pada abad sekarang ini telah berputar balik arah, dengan berbagai bukti yang telah terekspos di berbagai media dan sudah tidak menjadi sebuah rahasia lagi. Mulai dari para kaum pemuda-pemudinya baik di daerah pusat kota maupun di berbagai pelosok desa, bahkan sampai pada pejabat-pejabatnya dengan predikat manusia yang tidak memiliki karakter lagi. Berakar dari kenyataan tersebut menjadi keprihatinan bagi bangsa Indonesia sendiri, akhirnya pemerintahlah yang merasa tertuntut untuk mempertanggungjawabkan semua ini. Terutama yang mendapatkan tudingan atas terjadinya perubahan nilai di sini adalah instansi atau lembaga pendidikan. Sehingga pemerintah memfokuskan perbaikan moral dengan cara mengambil sebuah kebijakan yaitu adanya penekanan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan sebagai tujuan pendidikan nasional. Program pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mempertegas tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Berdasar pada fungsi dan tujuan pendidikan tersebut seluruh lembaga pendidikan harus menekankan adanya pendidikan karakter terhadap peserta didiknya untuk mendapatkan kualitas manusia yang diharapkan sesuai dengan gambaran yang tercantum dalam undang-undang tersebut. Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum yang diwujudkan dalam proses belajar-mengajar efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sehingga berjalan pada alurnya, ujung-ujungnya gurulah yang paling berperan dalam mensukseskan program tersebut. Berbagai program sosialisasi pendidikan karakter telah dilaksanakan dari tahun ke tahun agar supaya program tersebut benar-benar terlaksana secara maksimal baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Pelaksanaan sebuah program akan membuahkan hasil yang baik ketika program tersebut benar-benar direncanakan secara sistematis dengan manajemen yang matang. Manajemen atau administrasi program pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan
efisisen.2
Pelaksanaan program pendidikan karakter di dalam lembaga pendidikan formal khususnya telah dipercayakan dapat menjadi pemeran utama dalam agen perubahan karakter anak bangsa melalui manajemen pendidikan yang ada di lembaganya masing-masing.
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, 41.
Memperhatikan terhadap realita yang selama ini berjalan di lembaga pendidikan khususnya swasta serta berada dalam kategori wilayah pedesaan tentang pelaksanaan program pendidikan secara umum dinilai masih berjalan sesuai apa adanya. Dalam arti kebanyakan dari mereka menggunakan prinsip asal masuk tanpa menggunakan sebuah perencanaan terlebih manajemen pembelajaran secara baik. Hal ini merupakan salah satu kendala pemerintah dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara merata. Meraup pada program pendidikan karakter secara ideal ketika dapat terlaksana secara efektif di seluruh instansi dan lembaga pendidikan, diawali dengan sebuah manajemen atau perencanaan yang matang dipastikan hasilnya akan mendekati sempurna sesuai yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Karena dengan manajemen akan ditemukan di mana letak
kemudahan, kelebihan serta kesulitan sehingga akan lebih mudah untuk dicarikan jalan terbaiknya. Menjadi sebuah kemungkinan dari adanya fakta belum berhasilnya program pendidikan karakter adalah berawal dari kurangnya pemahaman para guru atau bahkan kepala sekolah tentang kebijakan penekanan pendidikan karakter itu sendiri. Selain itu bisa juga disebabkan tidak adanya sebuah manajemen yang baik dari kepala sekolah/madrasah dan guru dalam mengimplementasikan program pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar di lembaganya masing-masing. Berdasarkan pada pernyataanpernyataan dalam sebuah realita tersebut di atas peneliti berkehendak melakukan sebuah penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter
dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagi berikut: Pertama, kondisi masyarakat masih berada pada taraf nilai karakter yang masih rendah. Kedua, kurangnya pemahaman serta penerapan kepala sekolah/madrasah maupun guru terhadap pendidikan karakter. Ketiga, belum adanya manajemen yang baik oleh kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran karakter para peserta didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014? 2. Bagaimana pemahaman kepala madrasah terhadap pendidikan karakter serta implementasinya dalam manajemen kepemimpinan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014? 3. Bagaimana pemahaman guru terhadap pendidikan karakter serta implementasinya dalam manajemen pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014?
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014?
C. Signifikasi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui gambaran karakter para peserta didik MI se Kecamatan Pabelan pada tahun 2014 . b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman kepala madrasah terhadap pendidikan karakter serta pengimplementasiannya dalam manajemen kepemimpinan di MI se Kecamatan Pabelan pada tahun 2014. c. Untuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap pendidikan karakter
serta
pengimplementasiannya
dalam
manajemen
pembelajaran di MI se Kecamatan Pabelan pada tahun 2014. d. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendudukung serta menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di MI se Kecamatan Pabelan pada tahun 2014. 2. Kegunaan Penelitian a. Manfaat teoritis 1) Dengan penilitian ini diharapkan menambah hazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam pengembangan pendidikan karakter.
2) Dapat dijadikan referensi bagi para peneliti berikutnya dalam tema yang sama. 3) Dapat dijadikan gambaran bagi para lembaga pendidikan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. b. Manfaat praktis 1) Menjadi tolak ukur bagi pihak atasan dari lembaga pendidikan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan program pendidikan karakter. 2) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para guru dan kepala sekolah/madrasah untuk lebih memperhatikan terhadap pendidikan karakter. 3) Menambah koleksi hasil penelitian bagi STAIN Salatiga.
D. Kajian Pustaka
Penelitian tentang pendidikan karakter hampir serupa dilakukan oleh Djuharis Rasul yang berjudul Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, dan Kewirausahaan dalam Belajar Aktif di SMK. Dengan menggunakan analisis data kualitatif dalam kesimpulannya menyebutkan di antaranya berhubungan dengan komitmen warga sekolah dan perencanaan program sudah mencapai 88%
telah berkomitmen untuk melaksanakan
pendidikan karakter, dan 86% telah memasukkan pendidikan karakter ke
dalam program sekolah, namun baru 59% yang merealisasikan ke dalam dokumen sekolah, dari sampel yang diteliti.3
Penelitian lain juga dilakukan oleh Rahmah Hastuti dan Sri Tiatri, diketahui bahwa pendidikan karakter merupakan materi yang harus diajarkan, dikuasai dan diimplementasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ada tiga karakter utama yang diajarkan secara bersamaan di sekolah berbasis agama Islam ini, yaitu karakter motivasi (courage), kemanusiaan (humanity) dan transendensi (transcendence). Metode yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pendidikan karakter dengan keteladanan, permainan peran, penataan lingkungan, pengarahan, penugasan dan pembiasaan.4
Sri Judiani juga melakukan penelitian tentang pendidikan karakter dengan judul „Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan Kurikulum‟ yang bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar. Dengan menggunakan kajian literatur ditemukan jawaban bahwa implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar dapat diintegrasikan ke dalam mata
3
Djuharis Rasul, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, dan Kewirausahaan dalam Belajar Akif,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 19, Number 1(Maret 2013), 77-93. 4 Rahmah Hastuti, Sri Tiatri, Pendidikan Karakter oleh Guru (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam di Jakarta), Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, 2012.
pelajaran yang sudah ada, muatan lokal, pengembangan diri, dan budaya sekolah.5
Penelitian lain juga dilakukan oleh Masrukhi, yang mengangkat masalah tentang manajemen pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai pembangun karakter dengan objek penelitian pada guru PKn yang ada di Kota Semarang. Melalui angket terstruktur dan analisisnya menghasilkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter didukung dengan adanya pemahaman guru terhadap pendidikan karakter, dukungan dari kepala sekolah serta budaya sekolah yang berkarakter.6
Adapun yang berhubungan dengan manajemen kepemimpinan telah ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Utomo, yaitu meneliti tentang Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah yang Efektif. Penelitian dilakukan di SD dan MI yang ada di wilayah Jawa Timur, yaitu MIN Malang I, SDN Kauman I, dan SDN Madyapuro IV. Dengan penelitian kualitatif menghasilkan kesimpulan diantaranya manajemen yang dilakukan kepala madrasah untuk menciptakan keefektifan adalah dengan cara memanajemen
5
Sri Judiani, “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan Kurikulum , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 16, Edisi Khusus III (Maret 2013), 280-288. 6
Masrukhi, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pembangun Karakter”, Universitas Negeri Semarang, Tahun 2008.
kesiswaan, manajemen kurikulum, dan manajemen sumber daya manusia yang ada.7
Paparan pendidikan karakter dan manajemen atau perencanaan dari beberapa penelitian maupun buku memang telah cukup banyak, sehingga dapat saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi penulis sejauh ini belum menemukan penelitian tentang pendidikan karakter yang memfokuskan pada implementasinya dalam manajemen oleh kepala madrasah dan juga para guru. Dengan ini penulis akan mencoba meneliti hal tersebut yang akan mengambil objek penelitian di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Pabelan.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju untuk memperoleh data yang benar dan terpercaya tentang implementasi pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala madrasah serta manajemen pembelajaran oleh para guru. Dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan efektivitas implementasi pendidikan karakter pada Madrasah. Penelitian yang dilaksanakan di lapangan adalah meneliti masalah yang sifatnya kualitatif, yakni prosedur data penelitian yang menghasilkan data 7
Sugeng Utomo, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah yang Efektif, dalam jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/311/347. Diukutip Tanggal 20 Juni 2014, Jam 21.00. WIB.
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.8 Penelitian
ini
akan
mendeskripsikan
tentang
implementasi
pendidikan karakter di lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam manajemen kepemimpinan oleh kepala madrasah serta mamanajemen pembelajaran oleh para guru. 2. Lokasi Penelitian Penelitian
ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah yang berada di
wilayah Kecamatan Pabelan. Adapun Madrasah yang ada di Kecamatan Pabelan berjumlah 15 Madrasah, dengan ini peneliti nantinya hanya akan mengambil lima Madrasah yang benar-benar solid dalam kelembagaannya serta lembaga yang representative untuk dijadikan penelitian, sehingga dapat djadikan contoh bagi lembaga lainnya. Adapun yang dijadikan pedoman peneliti sebagai penentu lokasi penelitian di antaranya adalah, madrasah yang yang dipimpin oleh Kepala Madrasah bergelar Sarjana, berpredikat minimal telah terakreditasi B, memiliki guru kelas yang telah bersetifikat pendidik, dan memiliki jumlah peserta didik rata-rata 15 anak per kelas. 3. Sumber Data Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, peneliti mengambil sumber data dari subjek dan informan penelitian yang telah ditentukan. Adapun subjek penelitian adalah “Sumber data utama penelitian yang 8
36.
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997,
memiliki data mengenai variabel yang diteliti … dan pada dasarnya yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian,” 9. Dalam penelitan kualitatif yang merupakan sumber utama data adalah kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.10 Data-data utama dalam penelitian ini akan didapatkan dari siswa, kepala madrasah dan guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan. Informan adalah orang dalam pada latar penelitian, dan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.11 Adapun karyawan, siswa atau guru yang tidak dijadikan sebagai sumber data utama, masyarakat sekitar lingkungan madrasah akan dijadikan sebagai informan. 4. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Sebagaimana beberapa pendekatan modern yang digunakan oleh para sarjana Muslim dan Barat dalam mengkaji agama-agama termasuk Islam adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis digunakan peneliti untuk mengkaji apakah para kepala madrasah dan guru benar-benar telah memahami adanya kebijakan penekanan pendidikan karakter serta dalam pelaksanaannya benar-benar terencana secara sitematis baik berupa komitmen maupun
9
Saefuddin Azwar, Metode Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, 34-35. 10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, 112. 11 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, …, 90.
dalam
bentuk
dokumentasi
tertulis,
mulai
dalam
manajemen
kepemimpinan oleh para kepala madrasahnya, maupun manajemen pembelajaran oleh para gurunya. 5. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik yang akan dilakukan untuk mencari data-data yang dibutuhkan sesuai dengan pokok masalah yaitu: a. Wawancara Wawancara akan dilaksankan secara langsung kepada kepala madrasah dan guru kelas yang ada di MI se Kecamatan Pabelan dengan menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Metode ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para kepala madrasah dan guru terhadap kebijakaan pendidikan karakter, serta implementasinya
dalam
manajemen
kepemimpinan
dan
pembelajarannya. b. Observasi Observasi akan dilakukan kepada guru ketika dalam proses pembelajaran, serta siswa selama di dalam kelas maupun di luar kelas untuk dapat menyimpulkan tentang gambaran karakter para siswa. c. Angket Metode angket akan dilakukan untuk mencari tahu tentang gambaran karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari secara tertulis yang merupakan hasil dari pembelajaran selama berada di lingkungan
madrasah. Indikator yang dijadikan pedoman dalam angket adalah berdasarkan pada 18 nilai-nilai pendidikan karakter sebagaimana terlampir. Prinsip
peneliti
dalam
menganalisis
angket
adalah
menggunakan kesimpulan sederhana, yakni dari pilihan jawaban (selalu, sering, dan kadang-kadang) tiap-tiap indikator yang dijadikan pernyataan peneliti menyimpulkan apabila lebih dari sama dengan 75% dari jumlah responden menjawab selalu atau sering maka gambaran karakter peserta didik di sebuah madrasah tersebut adalah baik dan kuat. Dan sebaliknya apabila kurang dari 75% memilih jawaban selalu atau sering maka disimpulkan gambaran karakter peserta didik di sebuah madrasah tersebut adalah masih kurang baik dan lemah. d. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mencari bukti-bukti kongkrit yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan kepala madrasah serta
pembelajaran
oleh
guru.
Selain
itu
juga
akan
mendokumentasikan dari hasil observasi yang telah dilakukan. 6. Teknik Analisis Data Menurut Bodgan & Biklen yang dikutip Lexy J. Moleong Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.12 Proses pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya tidak mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara serempak, artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti dengan menganalisis data, kemudian hasil analisis data ini ditindak lanjuti dengan pengumpulan data ulang. Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen utama yaitu:13
a. Reduksi Data Reduksi
data
merupakan
suatu
bentuk
analisis
yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Maka dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari sumber data utama, yaitu kepala madrasah, guru, dan siswa MI disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitupun data yang diperoleh dari informan disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. b. Penyajian Data (Display Data) Dalam hal ini, Matthew B. Miles dan A. M. Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun 12
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, …, 248. Matthew B. Miles dan A. M. Huberman, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah: Roehendi Rohidi, Jakarta, UI Press, 1992, 16. 13
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jadi, data yang sudah direduksi dan diklasifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti, sehingga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang sudah disusun secara sistematis pada tahapan reduksi data, kemudian dikelompokkan berdasarkan pokok permasalahannya hingga peneliti
dapat
mengambil
kesimpulan
terhadap
implementasi
pendidikan karakter dalam manajemen kepimpinan Kepala Madrasah dan pembelajaran guru di MI se Kecamatan Pabelan. c. Verifikasi (Menarik Kesimpulan) Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan berdasarkan tema, untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan. Kesimpulan ini terus diverifikasi selama penelitian berlangsung hingga mencapai kesimpulan yang lebih mendalam. Ketiga komponen analisa tersebut terlibat dalam proses saling berkaitan, sehingga menentukan hasil akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis berdasarkan tema-tema yang dirumuskan. Tampilan data yang dihasilkan digunakan untuk interpretasi data. Kesimpulan yang ditarik setelah diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara, pengamatan dan observasi. 7. Pengecekan Keabsahan Data Tujuan pengecekan keabsahan data adalah untuk mengetahui kebenaran
dari
data-data
yang
didapatkan
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan agar penelitian ini mendapatkan keabsahan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Pengamatan secara terus menerus Pengamatan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
tentang pelaksanaan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah yang berada
di
lingkungan
Kecamatan
Pabelan
dalam
proses
pembelajarannya baik di dalam kelas maupun di luar kelas pada tahun 2014, dalam situasi yang sangat relavan dengan persoalan yang menjadi tema dalam penelitian ini. Untuk menghasilkan data yang komplit, maka penelitian ini dilaksanakan dengan penuh teliti dan rinci sehingga dapat memahami kegiatan yang berlangsung. b. Triangulasi Yang dimaksud dengan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.14 Dalam Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperolah melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif
yakni
teknik
ini
dilaksanakan
dengan
membandingkan data yang satu dengan sumber data yang lain, seperti
14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, …,178.
perbandingan hasil pengamatan (observasi) dengan hasil wawancara atau dokumentasi. c. Mengadakan “Member Check” Salah satu cara yang sangat penting agar apa yang dipaparkan tidak mengalami kekeliruan, yakni dengan cara pada akhir wawancara diulangi garis besarnya berdasarkan catatan, apa yang dikatakan oleh responden dengan tujuan agar memperbaiki apabila ada kekeliruan atau menambah apa yang masih kurang. Atau sebagaimana yang dijelaskan oleh Lincoln dan Guba member check berarti mencocokkan pemahaman anda (peneliti-penleliti) mengenai data dengan orangorang
yang
dikaji,
dengan
menerangkan,
mengulangi,
atau
memparafrasekan.15 Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengecekan ulang terhadap data yang ada dengan mengajukan hasilhasil data pada sumber data, untuk mengetahui adanya kekurangan serta mendapatkan keabsahan data.
F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
15
Christine Daymon, Metode-metode Riset Kualitatif dalam Publik Relation dan Marketing Communication, Jogjakarta: Bintang, 2008, 149.
Bab II Landasan Teori. Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada kajian atau landasan teoritis dalam menunjang permasalahan yang berisikan pendidikan karakter, manajemen, kepemimpinan kepala madrasah, dan pembelajaran. Bab III Deskripsi Data Penelitian Pada bab ini akan dikemukakan tentang bentuk gambaran umum MI se Kecamatan Pabelan, gambaran karakter peserta didik MI se Kecamatan Pabelan,
implementasi
pendidikan
karakter
dalam
manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru MI se Kecamatan Pabelan, faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter di MI se Kecamatan Pabelan. Bab IV Analisis Data Penelitian
Pada bab ini berisi pemaparan analisis dari data hasil penelitian: gambaran karakter peserta didik, implementasi pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan kepala madrasah, implementasi pendidikan karakter dalam manajemen pembelajaran guru, serta faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter MI se Kecamatan Pabelan. Bab V Penutup. Dalam bab ini, penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang disertai rekomendasi sebagai implikasi dari sebuah penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Karakter 1. Karakter Kata Karakter dalam kamus Inggris Indonesia diterjemahkan dengan mengukir, melukis, memahat atau menggoreskan. 16 Kemudian dalam Bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai tabi‟at, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan.17 Dari beberapa pengertian tersebut disimpulkan oleh Darmiyati bahwa orang yang berkarakter berarti orang yang memiliki kepribadian atau berperilaku, bersifat, bertabi‟at, atau berwatak.18 Dengan lebih sederhana karakter dapat dipahami sebagai sesuatu hal (sikap, sifat atau perilaku) yang melekat, tertanam pada diri seseorang sebagai suatu acuan penilaian dari diri seseorang tersebut . Secara terminologis, maka karakter telah dikemukakan banyak pakar yang secara umum mereka mengambil pengertian dasar dari Lickona yang mengungkapkan karakter adalah “A reliable inner disposition to respond to situations in amorally good away”, kemudian 16
John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 2006, 214. 17 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, 445. 18 Darmiyati Zuchdi, dkk. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: UNY Press, 2013, 16.
ditambah dengan “Character so conceived has three interrated parts: moral knowing, moral feeling ang moral behavior”.19 Dari sini dapat dipahami dari apa yang telah diungkapkan Lickona, bahwa karakter mulia (Good Character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral knowing), lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral behavior). Dengan kata lain karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivation), serta perilaku dan keterampilan (behavior and skill). Di samping itu juga disebutkan karakter adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.20 Darmiyati Zuchdi memperjelas dengan bahasanya, yakni karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.21 Karakter adalah segala sesuatu yang telah terukir pada diri manusia yang dilahirkan melalui sikap ataupun sifat tanpa adanya suatu perencanaan (kesengajaan) yang dapat dilihat oleh orang lain secara langsung, atau bahkan hubungan dengan Tuhannya ada yang kalanya 19
Thomas Lickona, Educating for Character: How Our School Can TeachRespect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books, 1991, 51. 20 Dharma Koesoema, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, 11. 21 Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi, …, 16-17.
karakter positif maupun karakter negatif. Dan yang pasti karakter positiflah yang harus ditanamkan dan dikembangkan pada diri seseorang menyangkut dalam tingkat sebagai anak bangsa atau warga negara, yang dijadikan cermin dari kesejahteraan sebuah bangsa itu sendiri. Sehingga dari sinilah muncul adanya konsep pendidikan karakter.
2. Pendidikan Karakter Konsep pendidikan karakter dalam Islam lebih dikenal dengan pendidikan akhlak. Dan inilah misi utama Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT di muka bumi ini. Dalam firman-Nya Al-Qur‟an surat al-Ahzab ayat 21 telah menjelaskan hal tersebut:
Artinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”22 (QS. al-Ahzab [33]: 21). Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW diutus adalah agar supaya menjadi contoh bagi seluruh umat karena kekuatan karakter kepribadiannya telah menjadikan beliau sebagai sosok yang harus diteladani. Rasulullahpun telah menjelaskan dengan bahasa yang lebih jelas dalam haditsnya yang berbunyi:
22
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya Al-Jumānatul „Alī, CV Penerbit J-Art, 2004, 420.
.(َا م ِإا َا ْث َا ْث َا ِإ )رو ه أح د
ِإ َّن م َا ُب ِإ ْث ُب ِإ ُب َا ِإ ِّم َا
Artinya: ”Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti).”24 (HR. Ahmad). Berdasarkan pada ungkapan tersebut di atas guru telah berperan sebagai penerus perjuangan Nabi dalam mengajarkan akhlak serta menanamkan karakter pada peserta didiknya sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional tersebut di atas.
Pendidikan menurut John Dewey yang dikutip oleh Muslich adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. 25 Para pakar yang menekuni tentang hal ini (character education), sebagaiman Frye mendefinisikan pendidikan karakter sebagai, “A national movement creating schools that foster ethical, responsible, and caring young people by modeling and teaching good character through an emphasis on universal values that we all share”.26 Jadi, pendidikan karakter harus menjadi gerakan nasional yang menjadikan sekolah sebagai agen untuk membangun karakter siswa melalui pembelajaran dan pemodelan. 23
Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Jilid 2, Bairut: Maktabah Islami, 1978 M/1398 H, 381. 24 Moh Rifa‟i, 300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim, Semarang: Wicaksana, 1996, 55. 25 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, ..., 67. 26
Mike Frye, at all. (Ed.) (2002).Character Education: Informational Handbook andGuide for Support and Implementation of the Student Citizent Act of 2001. North Carolina: Public Schools of North Carolina. 2002, 2.
Melalui pendidikan karakter sekolah harus berpotensi untuk membawa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter mulia seperti hormat dan peduli pada orang lain, tanggung jawab, memiliki integritas, dan disiplin. Di sisi lain pendidikan karakter juga harus mampu menjauhkan peserta didik dari sikap dan perilaku yang tercela dan dilarang. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada anak, akan tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Lebih ringkas disebutkan pendidikan karakter adalah terminologi yang mendiskripsikan berbagai aspek dalam pembelajaran guna mengembangkan kepribadian.27 Buku karya Koesoema, mengemukakan bahwa ruang lingkup pendidikan karakter selain terdapat dalam diri individu, juga memiliki konsekuensi kelembagaan, yang keputusannya tampil dalam kinerja dan kebijakan lembaga pendidikan. Pendidikan karakter memiliki dua dimensi sekaligus, yakni dimensi individual dan dimensi sosio-struktural. Dimensi individual berkaitan erat dengan pendidikan nilai dan pendidikan moral seseorang. Sedangkan dimensi sosio-kultural lebih melihat bagaimana menciptakan sebuah sistem sosial yang kondusif bagi pertumbuhan individu.28
27
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik, Yogyakarta: UNY Press, 2011, 165. 28 Doni A Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo, 2010, 193-198.
Dengan demikian, pendidikan karakter membawa misi yang sama dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral. Memahami tentang arti karakter itu sendiri terdapat beberapa kata yang memiliki makna yang hampir sama di antaranya etika, moral dan akhlak. Untuk menyatukan pemahaman sedikit akan dijelaskan tentang kesamaan atau perbedaan dari kata-kata tersebut.
3. Etika, Akhlak dan Moral Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.29 Sedangkan moral dalam Dictionary of Education dijelaskan sebagai “a term used to dilimit those character, traits, intentions, judgments or acts which can appropriately be designated as right, wrong, good, bad.”30 (yaitu suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, buruk). 31 Adapun akhlak berasal dari bahasa Arab “al-akhlaq” merupakan bentuk jamak dari kata “al-khuluq” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi‟at.32 Kemudian penjelasan Imam Ghozali yang dikutip oleh Wahid Ahmadi, disebutkan bahwa akhlak (khuluk) secara terminologis
29
Hamzah Ya‟qub, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1983, 13. Carter V Good, (ed), Dictionary of education, New York: Mc. Graw Hill Book Co, 1973, 372 31 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, 8. 32 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Yogyakarta: Al-Munawwir, 1984, 393. 30
adalah kondisi jiwa yang telah tertanam kuat yang darinya terlahir sikap, amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 33 Hal yang mendasar dari kata-kata tersebut oleh Dharma Kesuma dkk. disimpulkan dari beberapa kamus umum memang memiliki arti yang sama.34 Berbeda dengan penjelasan dari Prof. Furqon Hidayatullah yang menempatkan posisi karakter lebih tinggi dari akhlak, yakni berawal dari keimanan seseorang untuk selalu bertaqwa kepada Tuhan YME serta melakukan amal shaleh akan menjadikan akhlak pada diri seseorang tersebut, serta ketika akhlak telah dimiliki seseorang maka akan menjadi sebuah karakter yang melekat pada diri pribadinya. 35 Menelaah dari beberapa pengertian dari karakter, akhlak, etika maupun moral didapatkan bahwa akhlak memiliki arti yag lebih lengkap, yakni karakter, etika dan moral adalah bagian dan perwujudan dari akhlak.adapun dari segi persamannya dari beberapa definisi tersebut secara sederhana dapat dipahami bahwa kata etika, moral, akhlak dan karakter adalah sama-sama merujuk kepada suatu penilaian terhadap perbuatan dan sikap yang baik atau benar yang melekat pada diri seseorang.
33
Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak, Jakarta: Era Intermedia, 2004, 13. Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, …, 24. 35 Furqon Hidayatullah, Pidato Kuliah: Pendekatan Strategi Pendidikan Nilai, 12 Oktober 2013: 08.30 WIB. 34
4. Karakter Bangsa
Bangsa yang satu dengan yang lain memiliki kekuatan politik yang berbeda-beda sehingga melahirkan karakter bangsa yang berbeda-beda juga. Menyinggung pendidikan karakter, karakter bangsa yang diperlukan di Indonesia pastilah berbeda dengan karakter bangsa di Jepang, Cina, atau negara-negara lainnya. Hal ini karena karakter bangsa merupakan watak dan sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok dan digeneralisi pada masyarakatnya.36 Apa yang membedakan satu bangsa atas bangsa yang lain adalah suatu kombinasi yang khas dari berbagai faktor yang dimiliki masing-masing bangsa, pola interaksi dan saling ketergantungan di antara faktor-faktor tersebut dan sifat-sifat karakter yang dihasilkannya.37
Sebagaimana terungkap di atas karakter merupakan perwujudan dari sebuah nilai maka dapat merujuk dalam persepektif Islam karakter kepribadian yang sangat kuat dapat mereferensi dari sifat-sifat Rasul yang esensinya sebagaimana telah diketahui yaitu sidiq, amanah, tablig, dan fatonah. Di samping Rasulullah sangatlah dikenal sebagai sosok yang arif, sabar, bijaksana, profesional, serta sifat-sifat terpuji lainnya di semua kalangan.
36
Darmiyati Zuchdi, Karakter Bangsa: dalam Perspektif Teori dan Praktik, ...,
37
Darmiyati Zuchdi, Karakter Bangsa: dalam Perspektif Teori dan Praktik, ...,
160. 161.
Banyak nilai yang dapat menjadi perilaku/karakter dari berbagai pihak. Adapun nilai-nilai yang diidentifikasi dalam kehidupan saat ini di antaranya:38
a. Nilai yang terkait dengan diri sendiri: jujur, kerja keras, tegas, sabar, ulet, ceria, teguh, mandiri, tanggung jawab, dan lain sebagainya. b. Nilai yang terkait dengan orang/makhluk lain: toleransi, pemurah, komunikatif, kerjasama, peduli, adil, dan lain sebagainya. c. Nilai yang terkait dengan ketuhanan: ikhlas, iman, ihsan, taqwa, dan lain sebagainya.
Adapun Ary Ginanjar lebih memfokuskan pada nilai tujuh budi utama yaitu: Jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan peduli.39 Sedangkan dalam kajian Pusat Pengkajian Pedagogik Universitas Pendidikan Indonesia (P3 UPI) menyebutkan bahwa nilai yang perlu diperkuat untuk pembangunan bangsa saat ini adalah: jujur, kerja keras, dan ikhlas.40
Apabila nila-nilai ini dapat direalisasikan dalam kehidupan manusia maka akan dihasilkan manusia yang sempurna (insan kamil), maka akan terciptalah kehidupan yang sejahtera dengan masyarakat yang bermartabat. Dengan ini Indonesia khususnya, telah memiliki target 38
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, ..., 12 39 Ari Ginanjar Agustia, Bangkit dengan 7 Budi Utama, Jakarta: PT Arga Publishing, 2009, 21. 40 Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, ..., 16-20.
karakter bangsa sebagaimana dirumuskan dalam Pusat Kurikulum, bahwa materi pendidikan karakter meliputi aspek-aspek sebagai berikut:41
a. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran teradap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. c. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e. Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan apa yang telah dimiliki. g. Mandiri: sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
41
Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah, 2011, 10.
h. Demokratis: cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i. Rasa ingin tahu, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j. Semangat kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k. Cinta tanah air: cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. l. Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat/komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. n. Cinta damai: sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya. p. Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. r. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam implementasinya diharapkan dapat terintegrasi di seluruh mata pelajaran yang menjadi kurikulum di setiap satuan pendidikan melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung, intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga terlahir dalam dan sikap perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Wujud perilaku peserta didik yang sesuai dengan indikator dari nilai-nilai pendidikan karakter membuktikan bahwa peserta didik tersebut memiliki karakter kuat dalam diri pribadinya.
5. Implementasi Pendidikan Karakter Pendidikan
karakter
yang
terimplementasi
dalam
proses
pembelajaran mengkaitkan antara moralitas pendidikan dengan berbagai aspek pribadi dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain mencakup penalaran, pembelajaran sosial dan emosional, pendidikan moral, pendidikan keterampilan hidup, memperhatikan dan menyayangi masyarakat, pendidikan kesehatan, mencegah kekerasan, menengah dan
memecahkan konflik etika kehidupan. Peserta didik perlu mempelajari semua itu agar mereka dapat memecahkan permasalahan dalam mengambil keputusan dalam hidupnya dengan cepat.42
Adapun Masnur Muslich mengemukakan penerapan pendidikan budi pekerti (pendidikan karakter) dapat diintegrasikan melalui dua stretegi
yaitu,
pengintegrasian
dalam
kegiatan
sehari-hari,
dan
pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan. 43
Implementasi pendidikan karakter di lembaga pendidikan/sekolah dapat mengacu pada pendekatan, strategi, maupun metode sebagai berikut:
a. Pendekatan pendidikan karakter
Implementasi pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Merujuk pada hasil penelitian Superka, yang dikutip oleh Masnur Muslih disebutkan ada lima pendekatan pendidikan karakter, yaitu:44
1) Pendekatan peanaman nilai
42
C. Gholar, Character Education: Creating a Framework for Exellence. Urban Programs Resource Network, Retrieved, 2004. Dalam http://www.urbanext.uiuc.edu, Dikutip 05 Mei 2014, Jam: 21.00 WIB. 43 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 175. 44
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, ..., 108-118.
Pendekatan ini merupakan pendekatan tradisional yang mana menurut pendekatan ini metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain. Secara umum pendekatan ini telah digunakan terutama dalam penanaman nilainilai budaya dan agama.
2) Pendekatan perkembangan kognitif
Disebut
pendekatan
kognitif
karena
pendekatan
ini
menekankan pada aspek kognitif, yakni mendorong siswa untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral.
Ada dua tujuan
utama dalam pendekatan ini yaitu: Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasan ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral.
3) Pendekatan analisis nilai
Pendekatan analisis nilai memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berfikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Di samping itu pendekatan ini juga menekankan pada siswa untuk selalu berfikir rasional dan analitik dalam menghubungkan dan
merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka. Metode yang digunakan biasanya berupa tugas individu atau kelompok untuk mengadakan penyelidikan kepustakaan atau lapangan, dan diskusi kelas.
4) Pendekatan klarifikasi nilai
Pendekatan klarifikasi nilai mengajak para siswa untuk mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran tentang nilai-nilai mereka sendiri. Disini guru hanya berperan sebagai role model dan pendorong, bukan pengajar.
5) Pendekatan pembelajaran berbuat
Pendekatan ini menggunakan model-model dari pendekatan nilai dan klarifikasi nilai karena pendekatan ini bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama, berdasarkan
nilai mereka sendiri. Dan juga mendorong siswa
untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan sesama yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya.
b. Metode, Strategi dan Prinsip Implementasi Pendidikan Karakter
Howard Kirschenbaum menguraikan 100 cara untuk bisa meningkatkan nilai dan moralitas (karakter/akhlak mulia) di sekolah yang bisa dikelompokkan ke dalam lima metode, sebagaimana dikutip oleh Darmiyati Zuhdi, yaitu:
1) Inculcating values and morality (penanaman nilai-nilai dan moralitas); 2) Modeling values and morality (pemodelan nilai-nilai dan moralitas); 3) Facilitating values and morality (memfasilitasi nilai-nilai dan moralitas); 4) Skill for values development and moral litercy (ketrampilan untuk pengembangan nilai dan litersi moral); 5) Developing a values education program (mengembangkan program pendidikan nilai).45
Adapun Darmiyati Zuchdi sendiri telah memberikan beberapa strategi
yang
dapat
digunakan
dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter di sekolah secara efektif dan efisien yaitu:46
1) Tujuan, sasaran, dan target yang akan dicapai harus jelas dan konkret.
45
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi,..., 24. 46 Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi,..., 25.
2) Ada kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. 3) Menyadarkan pada semua guru akan peran yang penting dan bertanggung jawab
dalam
keberhasilan
melaksanakan
dan
mencapai tujuan pendidikan karakter. 4) Kesadaran guru akan perlunya “hidden curriculum”.
Dalam pelaksanaan program pendidikan karakter agar dapat berjalan secara efektif dan efisien, dikemukakan ada sebelas prinsip yang harus diperhatikan sebagaimana tercantum dalam bukunya Masnur Muslich yaitu:47
1) Kembangkan
nilai-nilai
etika
inti
dan
nilai-nilai
kinerja
pendukungnya sebagai fondasi karakter yang baik; 2) Definisikan „karakter‟ secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku; 3) Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif dalam pengembangan karakter; 4) Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian; 5) Beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral; 6) Buat kurikulum akademik yang bermakana dan menantang yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter dan membantu siswa untuk berhasil; 7) Usahakan mendorong motivasi diri siswa; 47
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,..., 129.
8) Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral; 9) Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter; 10) Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter; 11) Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter yang baik.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah akan berhubungan dengan hal-hal yang harus direncanakan oleh kepala sekolah melalui manajemen kepemimpinan ataupun guru dengan manajemen pembelajaran. Ketika kepala sekolah atau guru telah mampu memahami arti pendidikan karakter dan memiliki programprogram yang berbasiskan pendidikan karakter sebagai wujud implementasi pendidikan karakter, maka hal tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah telah memahami dan mengimplementasikan pendidikan karakter dengan baik.
Secara inti apapun program yang direncanakan akan terlaksana dengan baik ketika memiliki manajemen yang baik serta terjalin kerjasama yang kuat antara semua pihak yang terkait. Program pendidikan karakter dalam lembaga sekolah atau madrasah dapat diimplementasikan secara maksimal apabila secara teratur dapat
melaksanakan strategi serta mengerti akan prinsip-prinsipnya serta menggunakan metode yang paling sesuai dengan situasi sumber daya yang ada sebagaimana tersebut di atas.
B. Manajemen Kepemimpinan dan Pembelajaran 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen Beberapa pengertian manajamen telah diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut: 1) Manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengendalian
yang
pengerjaannya ditentukan dan didasarkan pada tujuan tertentu dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. 48 2) Manajemen adalah penyelesaian segala sesuatu dalam sebuah tim mulai proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian dari seluruh aktifitas guna tercapainya tujuan organisasi. 49 3) Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi
dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 50 48
George R Terry, Asas-asas Managemen (Terj. Winadi), Bandung: Alumni,
1986, 4. 49
S. Prajudi Atmosudirjo, Administrasi dan Manajemen Umum: Jilid: II, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1976, 71. 50 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Toeritik dan Permasalahannya, … , 94.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah perencanaan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok organisasi dengan mamanfaatkan segala sumber daya yang ada dalam rangka mencapai sebuah tujuan secara maksimal sesuai yang diharapkan.
b. Indikator Manajemen Memahami
dari beberapa pengertian tersebut di atas
manajemen merupakan sebuah rangkaian atau proses kegiatan yang harus dilalui secara bertahap. Sebagaimana Stoner menyebutkan manajemen khususnya di sekolah meliputi beberapa aspek yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan.51 1) Merencanakan
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan
mengandung rangkaian-rangkaian
putusan
dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan-penentuan metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal kegiatan sehari-hari.”52
51
James A.F. Stoner, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam Manajemen, Penerjemah: Drs. Sahat Simanora, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993, 2224. 52 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Potensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, 15-16.
Merencanakan merupakan awal dari sebuah penentuan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah sebuah proses berfikir yang sistematis, maka prosesnya meliputi: adanya tujuan, melihat data atau fakta, membandingkan antara tujuan dan fakta, menentukan pilihan dan menyusun tujuan dengan memperhatikan bahan, manusia, metode, dana dan keadaan pasar.53 Merencanakan
yang
merupakan
aktualisasi
dari
perencanaan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut: a) Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian; b) Menghindari pemborosan sumber daya; c) Alat bagi pengembangan quality assurance; d) Upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan.54 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa inti dari sebuah manajemen adalah perencanaan dari keseluruhan program sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 2) Mengorganisasikan Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujan bersama. Pengorganisasian diwujudkan dengan menetapkan bidang-bidang/fungsi-fungsi yang termasuk 53
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen, Jakarta: CV. Gunung Agung, 1985, 125. 54 Udin Syaefudin Sa‟ud & Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2005, 5.
ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok
kerjasama
pengorganisasian
tertentu.55
adalah
suatu
Disebutkan proses
juga
untuk
bahwa
menentukan,
mengelompokkan tugas-tugas dan pengaturan secara bersama aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas, menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas tersebut.56 Pengorganisasian juga diartikan sebagai suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkordinasi hasil hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.57 Kesimpulannya pengorganisasian adalah membagi tugas kepada seluruh anggota lembaga atau organisasi sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing, sehingga dapat diusahakan mencapai tujuan secara maksimal. 3) Memimpin Kata memimpin identik dengn istilah menguasai. Dengan ini memimpin dapat berarti dalam sebuah manajemen harus ada 55
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung,
1984, 27. 56
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen, … 1988, 154. 57 Hasibun, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Gunung Agung, 1985, 23.
orang yang menjadi nomer satu dalam mempertanggungjawabkan terhadap pelaksanaan sebuah program tertentu, sehingga dapat dijadikan satu patokan untuk menentukan arah atau mengambil sebuah keputusan. Hal ini dapat meminimalkan kemungkinan adanya simpang siur antara anggota atau bahkan pemimpin yang dapat menimbulkan salah arah sehingga tidak mengarah pada tujuan program yang ada. 4) Mengendalikan Indikator ini dapat menjadi sebuah tujuan manajemen yaitu mengendalikan segala kondisi yang ada. Dengan adanya sebuah manajemen dapat dijadikan sebagai pengendali dalam sebuah proses
pelaksanaan
sebuah
program
sehingga
menutup
kemungkinan adanya kejadian berlebihan. Dari indikator-indikator yang ada memang merupakan sebuah urutan proses, sehingga pengendalian menjadi kunci akhir dari proses-proses sebelumnya yakni mulai dari merencakan, mengorganisasikan sampai pada memimpin. Setelah sebuah program
terencana
dengan
baik
maka
mengorganisasikan
merupakan langkah berikutnya yakni mengaktualisasikan rencana pada kerja nyata yang terbagi pada setiap pelaksana sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. Kepemimpinan a. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi. 58 Di samping kepemimpinan juga merupakan suatu proses di mana individu mempengaruhi kelompok untuk mancapai tujuan umum. Berbeda
dari
pengertian
tersebut
dijelaskan
bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisai untuk mencapai tujuan organisasi.59 Dan lebih terperinci disebutkan kepemimpinan adalah meliputi proses mempengaruhi dan menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku
pengikut
untuk
mencapai
tujuan
dan
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. 60 Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses dalam sebuah organisasi untuk mendapatkan kepercayaan dan kesatuan paham dari seluruh anggota, dalam rangka mencapai tujuan secara maksimal.
58
Koontz, et.al, Management, seventh sedition, Mc Grow Hill, Inc., 1980,
659-686. 59
A. J. Dubrin, Leadership: Research Finding Practices and Skills, Boston: Hougthon Mifflin Company, 2001, 3. 60 Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, 63.
b. Gaya kepemimpinan Sebagaimana disebutkan dalam bukunya Wahjosumidjo, di bawah ini merupakan macam-macam gaya kepemimpinan yang secara umum diimplementasikan oleh para pemimpin yaitu:61 1) Gaya directing (mengarahkan) Pemimpin lebih banyak memberikan petunjuk yang spesifik dan
mengawasi
secara
ketat
penyelesaikan
tugas.
Pola
kepemimpinan ini cocok untuk diterapkan pada bawahan yang kinerjanya rendah namun punya komitmen yang cukup baik. 2) Gaya coaching (melatih) Pemimpin
menggunakan
directive
dan
supportive
secukupnya artinya pengarahan dan pengawasan tetap dilakukan secara ketat oleh pemimpin, namun disertai dengan penjelasan keputusan, permintaan saran dari bawahan, dan dukungan akan kemajuan. 3) Gaya supporting (mendukung) Kepemimpinan seperti ini lebih banyak directive khususnya untuk
61
bawahan
yang
komitmennya
kurang
baik,
dengan
Kennenth Blanchard et.al. “Leadership and the One Minute Manager” diterjemahkan oleh Agus Maulana, Kepemimpinan dan Manajer Satu Menit: Meningkatkan Efektifitas Melalui Kepemimpinan Situasional, dalam Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, 195.
memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan ke arah penyelesaian tugas-tugas mereka. 4) Gaya delegation (mendelegasikan) Gaya ini diimplementasikan dengan bawahan yang sudah menjadi “orang kepercayaan”, serta pemimpin lebih banyak menyerahkan pengambilan keputusan dan tanggung jawab kepada bawahan. Dari beberapa gaya tersebut dapat diaplikasikan dengan menyesuaikan potensi dari sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang ada. c. Tipe Kepemimpinan Telah disebutkan macam-macam tipe seorang pemimpin, sebagaimana disebutkan oleh Purwanto sebagai berikut:62 1) Tipe otoriter/otokrasi Yaitu
cara
memimpin
yang
dikembangkan
disebut
“working on his group”, yakni hanya melaksanakan perintah atasan, dan bawahan tidak diberikan kesempatan untuk berinisiatif dan mengeluarkan pendapatnya. 2) Tipe laissez faire
62
M. Halim Purwanto, et. al. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1991, 46.
Kepemimpinan
ini
merupakan
kebalikan
dari
kepemimpinan otoriter, yakni memberikan kebebsasan penuh kepada bawahannya, sedangkan pemimpin hanya berfungsi sebagai penasehat. 3) Tipe demokratis Yakni hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin diwujudkan dalam bentuk human relationship yang didasari prinsip saling menghargai dan saling menghormati. Sehingga kepemimpinan ini bersifat aktif, dinamis dan terarah yang berusaha memanfaatkan setiap orang untuk kepentingan kemajuan dan perkembangan organisasi. 4) Tipe pseudo demokratis Tipe
kepemimpinan
ini
hanya
seolah-olah
bersifat
demokratis akan tetapi hal itu hanya untuk mencari perhatian dan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpin namun keputusan tetap berada di pikirannya. Hampir serupa disebutkan juga oleh Sondang P. Siagian tipetipe kepemimpinan sebagai berikut:63 1) Tipe otokrasi 2) Tipe militeristis 63
1989, 141.
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta: CV. Haji Masagung,
3) Tipe peternalistik 4) Tipe karismatik 5) Tipe demokratis Seorang pemimpin secara natural memiliki tabiat atau watak sendiri-sendiri, sehingga dari situlah lahir tipe-tipe kepemimpinan sesuai dengan tingkat pengalaman serta kekuatan emosional mereka masing-masing. Secara ideal dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut yang paling baik menurut penulis, yang dapat digunakan sebagai acuan adalah tipe demokratis. Karena pemimpin akan memiliki sikap yang sangat bijak, dengan dasar saling menghargai dan menghormati akan memberikan ruang kepada para bawahannya untuk berfikir dalam arah kebaikan dan kemajuan organisasi yang dipimpinnya d. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan kepala sekolah adalah suatu perwujudan kepemimpinan nasional, yaitu kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila mencapai tujuan nasional dalam mencapai tujuan tertentu.64 Sekolah merupakan organisasi yang sangat unik berbeda dari organisasi-organisasi yang lain yakni sekolah memiliki karakter sendiri 64
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ..., 119.
di mana terjadi proses belajar mengajar serta pembudayaan kehidupan umat manusia. Dari keunikan tersebut maka dibutuhkanlah tingkat koordinasi yang tinggi untuk mencapai sebuah keberhasilan dari tujuan organisasi tersebut. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Dengan ini kapala sekolah menjadi sebuah penentu dalam keberhasilan dari sekolah itu sendiri. Disebutkan kepala sekolah memiliki peran sebagai berikut: 1) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah; 2) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.65 Kepala sekolah memiliki multi peran di samping sebagai seorang pemimpin, yaitu kepala sekoah juga menduduki sebagai seorang manajer, yang harus mampu memanajamen lembaganya untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah itu sendiri. Pemimpin atau kepala sekolah merupakan seorang manajer bagi lembaganya yang mana seorang kepala sekolah harus mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin serta mengendalikan untuk mencapai sebuah tujuan kelembagaan. Manajemen seorang pemimpin akan mempengaruhi jalannya program di suatu lembaga sebagaimana kepala madrasah yang memimpin madrasahnya akan 65
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ..., 82.
menjadi kekuatan tersendiri bagi seluruh anak buahnya dalam mencapai visi serta misi lembaga yang terurai dalam sebuah tujuan pembelajaran mata ajar oleh setiap guru.
Telah disebutkan bahwa salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan dan bertanggung jawab dalam menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah, yaitu perilaku kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan tuntutan perkembangan.66
Kemudian disebutkan oleh Asmani bahwa manajemen yang baik tanpa pemimpin yang baik hanya ada dalam teks verbal, tidak mampu menggerakkan gerbang kemajuan secara cepat secara faktual, dan sebaliknya pemimpin yang baik tanpa manajemen yang baik akan membuat agenda berjalan lamban, stagnan, dan tidak ada sinergi secara professional dengan elemen yang lain.67
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin lembaga pendidikan memiliki peran ganda, yakni selain seorang kepala/pemimpin, kepala sekolah tetap menduduki fungsi utamanya yakni sebagai pengajar atau 66
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ...., VII. Jamal Ma‟mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional, Jogjakarta: Diva Press, 2009, 67-68. 67
pendidik. Dengan ini dengan posisinya menjadi kepala sekolah tidak dapat menghilangkan atau melimpahkan tugasnya sebagai seorang guru terhadap bawahannya atau dewan guru. Dan yang paling penting adalah perannya sebagai seorang manajer yang harus mampu memanajemen lembaganya untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah. 3. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Hamalik menjelaskan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.68 Berbeda dengan pengertian tersebut oleh Abdul Fattah Jalal dengan bahasa lain mengartikan pembelajaran dengan menggunakan bahasa arab yaitu ta‟lim ( لي pengetahuan,
pemahaman,
penanaman
amanah.69
) yang berarti proses pemberian pengertian,
tanggung
jawab,
dan
Kemudian Muhammad Rosyid Ridlo
menjelaskan ta‟lim adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.70
68
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2003, 57. 69
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 47. 70 Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan,..., 48.
Definisi ini selaras dengan ayat Al-Qur‟an yang termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 31, yaitu :
Artinya: ”Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama (benda) itu jika kamu mamang benar !" 71
Selain itu dengan lebih terperinci Hamalik menyebutkan definisi pembelajaran sebagai berikut:72 1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. 2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses yang terjadi sebuah interaksi orang yang belajar dan orang yang diajar dalam rangka mencapai tujuan untuk menambah suatu wawasan atau mengetahui sesuatu hal.
71
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya: CV. Karya Utama, 2005, 6. 72 Oemar Hamalik , Kurikulum dan Pembelajaran,..., 58-64.
b. Ciri Pembelajaran Pada hakikatnya pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran yang dibahas di sini adalah pembelajaran yang berlangsung secara sistematis dan direncanakan dalam sebuah bangku pendidikan. Pembelajaran sebagai suatu proses belajar dan mengajar secara terperinci dari segi belajar telah memiliki ciri-ciri tersendiri sebagaimana diungkapkan oleh Sriyanti mengutip pendapat Baharudin dan Esa N. W yaitu : 1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. 2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen. 3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial. 4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengamalan. 5) Pengamalan atau latihan itu dapat memberikan penguatan.73 Dari sini nampak jelas bahwa ciri-ciri orang yang telah belajar maka akan didapatkan suatu perubahan pada dirinya. Adapun ciri-ciri pembelajaran yang dilangsungkan dalam ruangan menurut Hamalik adalah sebagai berikut :74 73
Lilik Sriyanti , dkk., Teori-Teori Pembelajaran, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009, 24.
1) Rencana, 2) Kesalingketergantungan (Interdependence), 3) Tujuan, Rencana berarti adanya sebuah kesengajaan penataan terhadap semua unsur-unsur sistem pembelajaran yang termasuk di dalamnya yaitu penataan ketenagaan, material dan prosedur untuk mempermudah dalam melangkah pada hal-hal yang hendak menjadi tujuan. Kesaling ketergantungan berarti adanya saling kait mengkait antara unsur-unsur pembelajaran yang satu dengan yang lainnya dengan selaras, serasi, dan sistematis. Ini berarti pembelajaran tidak akan terjadi ketika tidak ada keterpaduan dalam unsur-unsur pembelajaran. Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak ditentukan atau memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu dalam proses pembelajaran tersebut. Maka dengan adanya tujuan akan lebih mudah mengarah dan dapat menfokuskan pembicaraan dalam pembahasan materinya, sehingga peserta didik akan lebih mudah untuk menerima dan memahami. Berbeda dengan Hamalik, Djamaroh menyebutkkan ciri-ciri pembelajaran secara lebih terperinci sebagai berikut:75
74
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,..., 64-66. Syaiful Bakhri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, 39-42. 75
1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sehingga perhatian dipusatkan pada anak didik. 2) Prosedur yang direncanakan dan didesain secara sistematik dan relevan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat tercapai tujuan yang optimal. 3) Materi sesuai tujuan dengan memperhatikan komponen anak didik dan
komponen-komponen
lain
serta
disiapkan
sebelum
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 4) Aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental. 5) Guru sebagai pembimbing harus dapat memotivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. 6) Kedisiplinan dalam pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. 7) Adanya batas waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 8) Evaluasi dalam rangka untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Berdasarkan pada ciri-ciri yang ada menunjukkan bahwa pembelajaran adalah suatu pelaksanaan yang tertata secara sistematis, dan mengarah dalam mencapai tujuan, yang mana tujuan utamanya adalah adanya suatu perubahan atas bimbingan dari seorang guru.
c. Unsur-unsur Pembelajaran Unsur dapat dikatakan suatu komponen yang harus ada. Unsur pembelajaran berarti segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebenarnya unsur pembelajaran juga dapat mejadi ciri dari pembelajaran, maka isi dari unsur pembelajaran hampir sama dengan yang disebutkan dalam ciri-ciri pembelajaran. Secara mendasar unsur yang paling utama adalah guru, siswa dan materi. Menurut
Djamaroh
yang
termasuk
dalam
unsur-unsur
pembelajaran adalah:76 1) Tujuan pembelajaran; 2) Bahan pelajaran (materi); 3) Kegiatan belajar mengajar; 4) Metode pembelajaran; 5) Alat dan alat bantu pembelajaran; 6) Sumber pelajaran; 7) Evaluasi. Slameto menyebutkan unsur-unsur pembelajaran dengan bahasa yang berbeda, bahwa dalam membuat strategi belajar mengajar mencakup delapan unsur perencanaan tentang:77 1) Komponen-komponen sistem yaitu guru/ dosen, siswa/ mahasiswa. 2) Jadwal Pelaksanaan;
76
Syaiful Bakhri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar,..., 41-50. Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 91-92. 77
3) Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari dan yang telah diidentifikasikan; 4) Materi/bahan ajar, alat pelajaran dan alat bantu mengajar; 5) Masukan dan karakteristik siswa; 6) Bahan pengait; 7) Metode dan teknik; 8) Media yang digunakan. Berdasarkan pada beberapa unsur yang telah disebutkan dapat disimpulkan secara umum unsur-unsur pembelajaran adalah : 1) Guru dan siswa atau pengajar dan yang diajar. 2) Materi yang akan diajarkan. 3) Metode pembelajaran. 4) Media pembelajaran. 5) Alat bantu (dapat berupa media atau bahan pengait materi). 6) Sumber pelajaran. 7) Tujuan pembelajaran. 8) Evaluasi. Dengan terpenuhinya semua unsur pembelajaran maka niscaya proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuannya. d. Model Pembelajaran Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran maka seorang guru dituntut untuk aktif dan tanggap dalam memperlakukan peserta didiknya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Pembelajaran
yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas pasti tetap harus direncanakan dengan matang dalam menggunakan teknik yang akan digunakan. Adapun yang harus diperhatikan adalah pembelajaran di dalam kelas di mana seorang guru harus mampu menjadikan satu kesatuan (satu pandangan yang sama) dalam satu ruangan dengan kondisi peserta didik yang berbeda-beda. Dengan ini disebutkan model-model mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelas adalah:78 1) Model pemprosesan informasi; Model pemprosesan informasi adalah seorang guru harus berusaha menjelaskan pada siswa untuk memberikan suatu tanggapan terhadap hal-hal yang datang pada dirinya (seperti pergaulan, trand, dan lain-lain). 2) Model pribadi; Model pribadi adalah mengarahkan pada siswa untuk mengekpresikan kreatifitas yang dimiliki secara pribadi (potensi). 3) Model interaksi sosial; Model interaksi sosial berarti guru mengarahkan pada siswa untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan sikap demokrasi, terutama kepada teman-temannya. 4) Model perilaku. 78
Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: CV. Misaka Galisa, 2003, 132-133.
Model perilaku berarti siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih berfokus pada hal-hal yang lebih spesifik Dari
keempat
model
ini
pengajaran
berfungsi
untuk
mengarahkan pada siswa agar dapat menguasai serta bertanggung jawab atas dirinya, bersosial, dan serius dalam belajar. Dalam
pelaksanaannya
model-model
pembelajaran
dipraktekkan dengan berbagai metode atau cara pembelajaran. Sehingga pembahasan model pembelajaran juga seakan mengarah pada metode yang digunakan dalam pembelajaran. Telah disebutkan secara garis besar metode mengajar di klasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : 1) Metode mengajar konvensional; dan 2) Metode mengajar inkonvensional.79 Adapaun metode yang secara umum digunakan adalah metode mengajar konvensional. Metode inkonvensional baru diterapkan bagi sekolah-sekolah
yang
sudah
modern.
Contoh-contoh
metode
konvensional adalah metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode drill, beserta metode-metode lain yang sering dibahas dalam buku metodologi pembelajaran. e. Peran Guru dalam Pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran sebagai berikut:80 79
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002, 23.
1) Fasilitator Seorang guru harus memberikan fasilitas dari seluruh kebutuhan pembelajaran. Karena hanya sebagai seorang fasilitator maka seorang guru tidak perlu secara aktif menguasai proses pembelajaran, melainkan hanya mendukung, memberikan atau menciptakan kondisi agar siswa mempunyai kreatifitas di dalam belajar. 2) Manajer Guru memegang peranan penting untuk mengolah proses pembelajaran sehingga arah dan tujuan tercapai. Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai peranti yang harus dikelola dengan benar dan baik agar dapat berperan secara aktif dan efisisen. Kemampuan guru mengelola pembelajaran menunjukkan tingkat keberhasilannya dalam proses pembelajaran. 3) Motivator Motivasi yang diberikan oleh guru bersifat membangun kondisi positif dari diri siswa dan semua itu bangkit atas prakarsa siswa sendiri, krena motivasi guru hanyalah sebagai pemicu sekaligus pemacu semangat siswa dalam belajar.
80
79.
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006, 74-
4) Evaluator Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa bertujuan untuk mengubah kondisi, kompetensi, dan sikap peserta didik agar menjadi lebih baik dengan penguasaan secara maksimal semua materi pendidikan yang diajarakan oleh guru. Untuk mengukur tingkat keberhasilannya maka harus dilakukan sebuah evaluasi. Proses pembelajaran yang efektif akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang maksimal oleh karena itu sebuah lembaga pendidikan harus senantiasa menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mendukung keefektifan pembelajaran. Darmiyati Zuchdi mengutip pendapatnya Kyle, menyebutkan ada lima faktor yang menentukan keefektifan proses pembelajaran di sekolah yaitu: 1) Iklim sekolah yang kondusif untuk belajar 2) Adanya harapan dan keyakinan guru bahwa semua siswa dapat berprestasi 3) Penekanan pada kemampuan dasar (basic skills) dan tingkat time on task siswa yang maksimal 4) Sistem instructional (pembelajaran) yang mempunyai keterkaitan jelas antara tujuan, pementauan, dan assesment-nya
5) Kepemimpinan kepala sekolah yang memberi intensif untuk pembelajaran.81
Guru sebagai seorang manajer harus mampu mengatur, merencanakan, serta mendesain pembelajaran secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.82 Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di barbagai mata ajar diharapkan benar-benar akan membentuk karakter pada peserta didik yang menjadi harapan masa depan bangsa, serta mewujudkan SDM yang menjadi andalan masyarakat pada umumnya dan yang akan membawa nama baik bagi bangsa Indonesia.
Desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektifitas pencapaian tujuan.83 Diharapkan segala yang dilalui dalam proses pembelajaran, mulai dari metode, strategi, media mengandung sebuah nilai karakter yang dapat dipetik oleh peserta didik sebagai bentuk implementasi pendidikn karakter.
81
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai Target, Yogyakarta: UNY Press, 2009, 57. 82 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, 29. 83 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ..., 67.
Uraian tentang manajemen, kepemimpinan dan pembelajaran yang mengarah pada upaya pancapaian tujuan pembelajaran melalui proses pembelajaran yang efektif dapat disimpulan bahwa, tujuan pembelajaran akan tercapai apabila direncanakan dengan baik oleh kepala sekolah serta guru, sehingga akan menimbulkan penilaian terhadap manajemen kepemimpinan dan pembelajaran yang baik pula. Manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang baik adalah seorang kepala sekolah yang memiliki perencanaan program secara matang, kemudian diorganisasikan dengan membuat pembagian tugas dan pelaksanaan jadwal kegiatan program yang direncanakan. Selain itu kepala sekolah tetap memiliki tanggung jawab secara penuh walaupun dalam pelaksanaannya sudah dilimpahkan pada anak buahnya. Begitu pula seorang guru memiliki manajemen pembelajaran yang baik apabila telah menerapkan seluruh aspek pembelajaran mulai dari materi, strategi metode dan juga evaluasi secara sistematis sesuai dengan desain pembelajaran yang dikembangkan. Secara ideal pengembangan desain pembelajaran adalah dimulai dari silabus, RPP, dan pelaksanaan sesuai dalam susunan RPP yang ada.
BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN
A. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan Kecamatan Pabelan merupakan salah satu dari 19 (sembilan belas) kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di Kecamatan Pabelan berjumlah 15 (lima belas) yang terletak di beberapa desa, bahkan ada beberapa desa yang memiliki dua Madrasah Ibtidaiyah. Secara administrasi madrasah-madrasah tersebut telah terkreditasi dengan nilai rata-rata B, jumlah peserta didik yang variatif serta memiliki guru yang bersertifikat pendidik. Dalam arti secara akademis Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di Kecamatan Pebelan telah memenuhi standar sebagai lembaga pendidikan formal yang dipercaya oleh masyarakat sekitarnya untuk menunjang pendidikan dasar bagi putra-putrinya. Adapun kelima belas madrasah tersebut adalah:
Tabel 3.1 Data Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
Nama Madrasah Ibtidayah
Nilai Akreditasi
1
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 MI Nurul Huda Sumberejo 02 MI Nurul Azhar Terban MI Muhammadiyah Tukang MI Al-Khoiriyah Semowo MI Al-Ittihad Semowo MI Tarbiyatul Ulum Jembrak MI Miftahul Falah Kadirejo 01 MI Miftahul Ulum Kadirejo 02 MI Tarbiyatul Aulad Giling MI Busanul Muta‟alimin Bejaten MI Falahul Mukminin Padaan 01 MI Falahul Mukminin Padaan 02 MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Pabelan
A
Jumlah Peserta Didik 211
Belum
33
B
85
B
85
Budiyanto, S.Pd.I.
Ada
B
60
Ada
B
121
B
111
B
52
Dra. Siti Markamah Siti Khodijah, S.Pd.I. Syukron Hakim, S.H.I. Dimyati, S.Pd.I.
C
55
Widodo, A.Ma.
Ada
C
104
Mahasin, S.Pd.I.
Ada
B
56
Anik Zulicah, S.Pd.I.
Ada
C
60
Emi Fitriyati, S.Pd.I.
Ada
C
106
Ada
B
111
Khoirul Muttaqin, S.Pd.I. M. A. Busyeri, S.Pd.
B
140
Abdul Mu‟id, S.Pd.I.
Ada
2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12
13
14
15
Kepala Madrasah
Guru Kelas Bersertifikat Pendidik (Ada/ Tidak) Ada
No
Slamet Tirmidzi, S.Ag. M. Muhroni, S.Pd.I. Prayetno, S.Pd.I.
Tidak ada Ada
Ada Ada Ada
Ada
Sumber: Data KKM (Kelompok Kerja Madrasah) MI Kec. Pabelan
Sebagaimana tersebut pada bab pendahuluan mengenai lokasi/objek penelitian tentang implementasi pendidikan karakter ini akan dilakukan di
Madrasah Ibtidaiyah yang solid dalam kelembagaannya serta representative untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Adapun pedoman yang dijadikan untuk memenuhi kategori tersebut adalah Madrasah Ibtidaiyah yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Dipimpin oleh Kepala Madrasah yang berpendidikan S1; 2. Memiliki nilai akreditasi minimal B; 3. Memiliki guru kelas yang bersertifikat pendidik (sertifikasi); 4. Memiliki peserta didik rata-rata 15 anak per kelas. Berdasarkan pada kriteria tersebut maka ditentukan Madrasah yang menjadi objek penelitian adalah: 1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01; 2. MI Al-Ittihad Semowo; 3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak; 4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor; 5. MI Pabelan.
B. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01 a. Letak Geografis MI Miftahul Huda Sumberejo 01 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 merupakan satu dari dua Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Desa Sumberejo, yang tepatnya berada di Dusun Krajan Kidul
RT 01 RW 03 Desa Sumberejo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Secara geografis madrasah
ini terletak di kawasan pedesaan yang letaknya strategis yaitu berada persis di pinggir jalan raya jurusan Salatiga-Dadapayam Km 7 dari Kota Salatiga. Letaknya yang hanya 25 m dari Jalan Raya, menjadikan Madrasah yang sangat dekat dengan lingkungan ini mudah dijangkau oleh para peserta didik yang mulai tersebar di enam desa di wilayah Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Tengaran. Karena Desa Sumberejo itu sendiri terletak di ujung selatan dari wilayah Kecamatan Pabelan, dan berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Suruh dan Tengaran. Ini menjadikan harapan yang semakin besar kepada MI Miftahul Huda Sumberejo 01 untuk selalu berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang mampu memenuhi harapan sebagian besar masyarakat. b. Sejarah Berdirinya MI Miftahul Huda Sumberejo 01 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 semula merupakan Madrasah Diniyah yang didirikan oleh seorang ulama bernama Kyai Damanhuri pada tanggal 25 Agustus 1956. Adapun tujuan didirikannya madrasah tersebut adalah sebagai berikut : 1) Untuk memberikan pondasi agama yang kuat kepada anak-anak di Desa Sumberejo dan disekitarnya. 2) Banyaknya
anak-anak
yang hanya
pendidikan agamanya sangat minim.
Sekolah
Rakyat
yang
3) Kesanggupan para ustadz untuk mengelola dan dukungan dari masyarakat. Madrasah Diniyah ini dengan nama Miftahul Hidayah dan berlangsung sejak tahun 1962. Perkembangan
selanjutnya, pada
tahun 1963
dijadikan
Madrasah Wajib Belajar (MWB) masuk pagi yang berlangsung hingga tahun 1970. Kemudian pada tahun 1971 sampai tahun 1982 masih tetap sebagai Lembaga Pendidikan dasar Islam, dengan nama Madrasah Ibtidaiyah (MI). Selanjutnya sejak tahun 1983 Madrasah Ibtidaiyah ini diberi nama “Miftahul Huda” yang sampai sekarang masih tetap dengan nama MI Miftahul Huda Sumberejo 01. Perjalanan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 sejak berdiri hingga saat ini mengalami beberapa kemajuan, antara lain : 1) Pada tahun 1995 terakreditasi dengan status Diakui. 2) Pada tahun 2000 terakreditasi lagi dengan status Disamakan. 3) Pada tahun 2005 kembali terakreditasi dengan status nilai B (Baik). 4) Pada tahun 2011 diakreditasi dengan nilai A yang masih berlaku hingga sekarang.
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 1) Visi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Adapun visi dari MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah: “Mencetak Generasi Muslim yang Beriman, Bertakwa, Berakhlak Mulia, Berkualitas, Peka Terhadap Komunitasnya, serta Mampu Mengembangkan Potensi yang Dimiliki”84
2) Misi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Adapun visi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah: a) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. b) Membiasakan akhlak yang mulia. c) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis komunitas. d) Mengadakan training penguasaan teknologi informasi. e) Menggali dan mengembangkan potensi anak didik secara maksimal.85
3) Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah sebagai berikut: a) Menguasai bacaan dan gerakan sholat. b) Mampu mengaplikasikan sholat lima waktu dalam kehidupan sehari-hari. c) Mampu melaksanakan puasa Ramadhan. d) Menghormati orang tua, yang lebih tua, dan guru. e) Mampu bergaul dengan baik di tengah-tengah komunitasnya f) Menguasai kurikulum Depag dan kurikulum Depdiknas. g) Mampu mengoperasikan komputer Ms. Word dan Ms. Exel. 86
84
Dokumentasi Profil Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014. 85 Dokumentasi Profil Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014. 86 Dokumentasi Profil Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014.
d. Srtuktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Struktur organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tergambar dalam bagan sebagai berikut: Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Kepala Madarasah
Wakil Kepala Madrasah
Tenaga Kependidikan
Bendahara
Tenaga Pendidik Pagi
Tenaga Pendidik /sore
Sumber: Dokumentasi Papan Sruktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2013/2014.
e. Data Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014 Adapun data tenaga pendidik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 telah tersaji dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Data Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran 2013/2014
No
Nama Guru
Pendidikan/ Status Sertifikasi
Tugas
1
A. Slamet Tirmidzi, S.Ag
S1/Sudah
Ka Mad
2
Nur Khasanah, S.Pd.I
S1/Sudah
Kls III
3
Raudlotul Hidayah, S.Pd.I
S1/Sudah
4
Lutfiana Putri, S.Pd.I
S I/Sudah
5
Siti Maskanah, A.Ma
D2/Belum
Mapel
6
Rika Umami, S.T
S1/Sudah
Kls II Al Jabar
7
Siti Muti‟ah
SMA/Belum
Kls IV
8
Siti Zulaikah, S.Pd.I
S1/Sudah
Kls II Al Bukhori
9
Siti Mustainah, S.Pd.I
S1/Sudah
Kls VI
10
Etik Faridatul Kumala
SMA/Belum
Kls V
11
Suhardjo
D3/Belum
12
M. Safari
SMA/Belum
13
A. Rifa'i
SMA+Pesantren/Belum
TBA
14
A. Sajadi, Al-Hafidh
SMP+Pesantren/Belum
TBA
15
M. Amin dakhlan, Al-Hafidh
SMA+Pesantren/Belum
TBA
16
Munadhirah, Al –Hafidhah
Pesantren/Belum
TBA
17
Nur Latifah, Al-Hafidhah
SMA/Belum
TBA
18
Supriyanto.
SMA/Belum
TBA + Kls IV
19
Nur Muawanah, .S.Pd.I.
S1/Belum
TBA
20
Umi Mu'allimah, Al-Hafidhah
SMA/Belum
TBA
Kls I Al Bukhori Kls I Al Jabar
Pembantu Umum TBA + Kls V
f. Data Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014 Data peserta didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran 2013/2014
No
Kelas
Rombel
Lk
Pr
Jumlah
1
I
2
28
23
55
2
II
2
27
13
41
3
III
1
12
18
29
4
IV
1
13
18
31
5
V
1
15
15
30
6
VI
1
12
13
25
7
TOTAL
8
107
104
211
g. Program MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014 Kegiatan pembelajaran di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah sebagai berikut: 1) Materi Pelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01 a) Agama: Fikih, Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, (Kurikulum Kementerian Agama) b) Umum: Matematika, Bahasa Indonesia, Sains (IPA), IPS, Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan (Kurikulum Depdiknas)
c) Mulok: Bahasa Jawa d) Bahasa Asing: Bahasa Inggris, Bahasa Arab 2) Kegiatan Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler) a) Komputer Alternatif (KA) b) Drum Band c) Fresh Camp (Kemah Segar) d) Berkebun e) Seni Kaligrafi f) Tartilul Qur‟an g) Volly Ball h) Bulu Tangkis 3) Program Unggulan a) TBA (Tuntas Baca Al-Qur‟an) Program ini memiliki tujuan untuk membekali kunci ilmu pengetahuan agama pada anak didik sehingga anak mampu membaca Al-Qur‟an dengan bancar (benar dan lancar). Adapun targetnya adalah khatam Al-Qur‟an 30 Juz, serta menghafal Juz „Amma dengan bancar (benar dan lancar). b) Kepedulian Lingkungan (Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik) Program ini untuk membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya serta sesuai klesifikasi pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik.
4) Waktu Pembelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pembelajaran di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dilaksanakan sehari penuh (full day school), selama empat hari, dan setengah hari selama dua hari sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 3.4 Waktu Pembelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014
No
Hari
Pengembangan
Program Unggulan
Mapel Reguler
Diri (Ekstra
TBA
Kurikuler)
1
Senin
Pukul 07.00 – 12.15
Pukul 12.45 – 14.30
-
2
Selasa
Pukul 07.00 – 12.15
Pukul 12.45 – 14.30
-
3
Rabu
Pukul 07.00 – 12.15
Pukul 12.45 – 14.30
-
4
Kamis
Pukul 07.00 – 12.15
Pukul 12.45 – 14.30
-
5
Jum‟at
Pukul 07.00 – 10.45
-
Pukul 13.00 – 16.00
6
Sabtu
Pukul 07.00 – 12.10
-
Pukul 13.00 – 16.00
7
Ahad
-
-
Pukul 07.00 – 09.00
h. Prestasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dalam waktu tiga tahun terakhir telah meraih beberapa kategori yang diperlombakan mulai dari tingkat kecamatan, kota, kabupaten bahkan sampai pada tingkat provinsi. Di antaranya juara tartilul qur‟an putra dan putri pada tahun 2011 mendapatkan juara satu di tingkat Kecamatan Pabelan dan Kabupaten Semarang, dan mendapat juara dua di tingkat Kota Salatiga.
Pada tahun 2012 menjuarai tahfidzul qur‟an, olimpiade sain, puisi, sprint, dan lain sebagainya. Untuk gurunya pada tahun yang sama menjuarai media pembelajaran aktif dan mathematic innovation competition. Dan pada tahun 2013 mendapat prestasi dalam bidang yang sama. Adapun rincian prestasi tersebut adalah
sebagaimana
terlampir.
2. MI Al-Ittihad Semowo a. Letak Geografis MI Al Ittihad Semowo Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ittihad Semowo berada tengahtengah dari peta wilayah Kecamatan Pabelan yang lebih tepatnya kurang lebih 7 Km ke Timur dari Kantor Kecamatan Pabelan. Letaknya cukup strategis karena berada tepat di tepi jalur menuju Kota Salatiga dari wilayah tersebut dengan jarak kurang lebih 10 Km dari Kota Salatiga ke arah Utara (Timur Laut). b. Sejarah Berdirinya MI Al Ittihad Semowo MI Al Ittihad Semowo merupakan pendidikan tingkat dasar yang didirikan pada tahun 1942 di bawah Yayasan Al Ittihad Desa Semowo yang diketuai oleh Bapak KH. Nur Salim. Didukung oleh segenap warga masyarakat setempat Madrasah ini didirikan, yang akhirnya terus berkembang dan senantiasa mengalami kemajuan di setiap periodesasi kepemimpinan. Terlebih sampai pada masa sekarang ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, Yayasan Al Ittihad
Semowo telah memiliki Lembaga Pendidikan mulai dari tingkat PAUD, Raudhatul Athfal (RA), dan MTs sebagai lembaga pendidikan formalnya. Dan ada TPQ, Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal, serta dilengkapi dengan Panti Asuhan anak yatim piatu. Namun secara administrasi MI Al Ittihad Semowo menginduk pada Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU. c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Al Ittihad Semowo 1) Visi MI Al Ittihad Semowo Adapun visi dari MI Al Ittihad Semowo adalah: “Terwujudnya generasi muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkualitas, peka terhadap lingkungan, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki.”87
2) Misi MI Al Ittihad Semowo MI Al Ittihad Semowo memiliki misi sebagai berikut: a) b) c) d) e)
Menumbuhkembangkan keimana dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Membiasakan berperilaku mulia. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Mengadakan training penguasaan teknolofgi informasi Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal.88
d. Srtuktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo Struktur organisasi MI Al Ittihad Semowo tahun ajaran 2013/2014 tergambar dalam bagan di bawah ini:
87 88
Dokumentasi Profil MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 Dokumentasi Profil MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Gambar 3.2 Srtuktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo
Kepala Madrasah
Guru Kelas 1
Guru Kelas 2
Guru Kelas 3
Guru Agama
Guru Bhs. Inggris
Guru Mulok
Komite
Guru Kelas 4
Siswa
Guru Kelas 5
Guru Penjaskes
Guru Kelas 6
Pramuka
BP
Siswa
Masyarakat Sekitar
Keterangan: Garis Koordinasi Garis Komando Sumber: Dokumentasi Papan Struktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
e. Data Guru MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 Melengkapi dari struktur organisasi yang ada didapatkan data guru MI Al Ittihad Semowo tahun ajaran 2013/2014 yaitu:
Tabel. 3.5 Data Guru MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
No
Nama
Pendidikan/ Status Sertifikasi
Tugas
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Siti Khodijah S.Pd.I
S.I/ Sudah
M. Nashihul Ummah Siti Rochayati, S.Pd.I Moh Robbani Wibowo, S.Pd.I Avif Nuravifah Sih Winarti, S.E Widayati Kurnia Ulfah, S.Pd Zulvatul Karimah, A.Ma Farida Ibadah Evi Setyaningsih, S.Pd
MAN/Belum SI/Sudah
Kepala Madrasah dan Guru Kelas II Guru Mapel Guru Kelas VI
SI/Belum
Guru Kelas IV
SMA/Belum S1/Belum S1/Belum D2/Belum SMA/Belum S1/Belum
Sugiyatno
SMP
Guru Mapel Guru Kelas V Guru Kelas III Guru Kelas I Guru Mapel Guru Mapel Penjaga Madrasah
f. Data Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 MI AlIttihad Semowo pada tahun ajaran 2013/2014 memiliki peserta didik sejumlah pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Data Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 No
Kelas
1
I
Jumlah Rombel 1
Pr
Lk
Jumlah
9
10
19
2
II
1
11
15
26
3
III
1
7
12
19
4
IV
1
11
12
23
5
V
1
13
7
20
6
VI
1
11
8
19
Jumlah
6
62
65
125
g. Jadwal Kegiatan MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 Jadwal pembelajaran di MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 adalah: 1) Hari efektif hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu (Hari libur mingguan diambil pada hari Jum‟at). 2) Kegiatan sehari-hari dijadwalkan sebagai berikut:
Pukul 07.00-07.30: Sholat Dhuha (kecuali hari senin Upacara bendera)
Pukul 07.30-08.45: Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Pukul 08.45-09.00: Istirahat Pertama
Pukul 09.00-10.45: Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Pukul 10.45-11.00: Istirahat Kedua
Pukul 11.00-12.00: Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Pukul 12.00-12.25: Sholat Dhuhur Berjamaah.
Pukul 12.25-13.00: Kegiatan akhir
h. Prestasi yang Pernah Diraih MI Al Ittihad Semowo Dari dokumentasi tropi kejuaraan tertulis beberapa prestasi yang pernah diraih oleh MI Al Ittihad Semowo di antaranya pidato Bahasa Jawa, Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Arab, SKI, IPA, dan Kaligrafi pada tahun 2006 tingkat Kabupaten Semarang. Juara Tilawatil Qur‟an pada tahun 2007 tingkat Kecamatan Pabelan, juara Jambore pada tahun 2008, dan Tahsinul Khot pada tahun 2009 tingkat Kecamatan Pabelan.
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak a. Letak Geografis MI Tarbiyatul Ulum Jembrak MI Tarbiyatul Ulum berada di DusunTegalsale Rt 03 Rw 02 Desa Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Lokasi Madrasah ini berada di tengah-tengah desa yang cukup jauh dari keramaian jalan raya, tepatnya 1Km dari jalan raya Semowo-Salatiga, sehingga tercipta suasana yang tenang dan kondusif. Walaupun berada di tengah- tengah desa, madrasah ini mampu menjadi kepercayaan masyarakat di sekitarnya untuk memasukkan putra putrinya, bahkan dapat merambah pada wilayah-wilayah desa tetangga. Adapun jarak dari MI Al Ittihad Semowo kurang lebih 4 Km arah ke barat, dan 6 Km mengarah ke Kantor Kecamatan Pabelan. b. Sejarah Berdirinya MI Tarbiyatul Ulum Jembrak MI Tarbiyatul Ulum Jembrak berdiri pada tahun 1966 oleh tokoh masyarakat setempat yang menginduk pada Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU. Pendirian Madrasah ini dilatar belakangi adanya
kesadaran
masyarakat
setempat
akan
pentingnya
pendidikan dasar bagi putra-putrinya, sedangkan di kawasan tersebut belum ada lembaga pendidikan yang dekat dalam satu wilayah. Sejak berdirinya madrasah tersebut sampai sekarang telah mengalami sembilan kali pergantian kepala madrasah, yang mana dalam beberapa periodesasi kepemimpinan ini selalu mengalami
kemajuan dan pengembangan program. Salah satu buktinya pada tahun 2005 MI Tarbiyatul Ulum Jembrak telah mengajukan penilaian akreditasi dengan hasil nilai i C, kemudian pada tahun 2009 mengulangi akreditasi dengan memperoleh nilai B. c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Tarbiyatul Ulum Jembrak 1) Visi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Madrasah
ini
memiliki
visi
sebagai
berikut:
“Terwujudnya Lulusan yang Beriman, Bertaqwa, Berakhlakul Karimah, Berpengetahuan danTerampil”.89 2) Misi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Adapun misi dari MI Tarbiyatul Ulum Jembrak adalah: a) Memberikan pendidikan keagaamaan secara optimal dengan pendekatan kesadaran b) Membudayakan kedisiplinan c) Menanamkan kesadaran menuntut ilmu sebagai cerminan generasi Islami d) Membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berguna di masyarakat e) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.90
d. Srtuktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Struktur organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak tergambar dalam bagan sebagai berikut:
89
Dokumentasi Data Profil MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014 90 Dokumentasi Data Profil MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014
Gambar 3.3 Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Kepala Madrasah Komite Bendahara Perpustakaan Tata Usaha Kelompok Jabatan Fungsional
Guru Kelas 1
Guru Kelas 2
Guru Kelas 3
Guru Kelas 4
Guru Penjaskes
Guru Kelas 5
Guru Kelas 6
Guru Bhs. Inggris
Siswa
Masyarakat
Keterangan: Garis Koordinasi Garis Komando Sumber: Dokumentasi Papan Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014.
e. Data Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014 MI Tarbiyatu Ulum Jembrak memiliki tenaga pendidik sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Data Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014 No
Nama Guru
1
Sukron Hakim, S.H.I
2
Dra. Nurul Dwiyatiningsih Atik Muzdalifah, S.Pd.I Siti Kholidah, S.Pd.I M.Mahfud Ani Maslihatul Maghfiroh, S.Pd.I Sri Wahyuningsih, S.Pd.I Sriyanto, S.Pd.I
3 4 5 6 7 8
Pendidikan/Status Tugas Sertifikasi S1/Belum Kepala Madrasah S1/Sudah Guru Kelas VI S1/Sudah S1/Belum PGA/Belum S1/Belum
Guru Kelas III Guru Kelas II Guru PJOK Guru Kelas VI
S1/Belum
Guru Kelas I
S1/Belum
Guru Kelas IV
f. Data Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014 Adapun jumlah peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak tahun ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Data Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014 No 1 2 3 4 5 6
Kelas I II III IV V VI Total
Jumlah Rombel 1 1 1 1 1 1 6
Lk
Pr
Jumlah
11 13 12 7 8 8 58
13 8 7 8 9 7 50
24 21 19 15 17 15 111
g. Prestasi yang Pernah Diraih MI Tarbiyatul Ulum Jembrak MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pernah meraih beberapa prestasi di antaranya Calistung (Baca Tulis Hitung), Mapel
Agama, dan Mapel Umum tingkat Kecamatan Pabelan pada tahun 2011, cerdas cermat dan olimpiade matematika pada tahun 2012, juara satu olimpiade IPA di tingkat Kecamatan Pabelan dan Kabupaten Semarang pada tahun 2013.
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor a. Letak Geografis MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Miftahun Najihin dengan nomor statistik madrasah 111233220058 terletak di Desa Kauman Lor yaitu desa yang berbatasan langsung dengan desa Kecamatan Pabelan arah utara dalam jarak kurang lebih 3 Km dari kantor Kecamatan. Lokasi madrasah ini sangat strategis karena bertepatan di pinggir jalan masuk jalur angkota Kota Salatiga jurusan Macanan 5 Km dari Kota Salatiga arah ke Utara. MI
Miftahun
Najihin
Kauman
Lor
telah
menjadi
kepercayaan masyarakat setempat bahkan sampai desa-desa tetangga karena selain tempatnya mudah dijangkau, secara kebetulan madrasah ini berdekatan dengan Yayasan Pondok Pesantren dan Panti Asuhan yang juga terletak di Desa Kauman Lor itu sendiri. b. Sejarah Berdirinya MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Miftahun Najihin berdiri pada tahun 1961 oleh pengurus NU Kec. Pabelan, sehingga kelembagaannya madrasah
ini
menginduk
kepada
LP
Ma‟arif
NU.
Dalam
masa
keberlangsungannya madrasah ini telah mengalami pergantian periodesasi kepala madrasah enam kali. Dalam tiap-tiap periode dipimpin oleh orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang besar sehingga berdampak pada kemajuan madrasah ini. Pada tahun 2009 telah mengajukan penilaian akreditasi dan mendapatkan nilai yang cukup baik, yaitu nilai B. Kemudian pada saat ini mereka sedang mempersiapkan akreditasi tahap perbaikan, yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahun Najihin Kauman Lor 1) Visi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Visi dari MI Miftahun Najihin Kauman Lor adalah: “Terdidik terampil dan berakhlakul karimah”.91 2) Misi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Adapun misi MI Miftahun Najihin Kauman Lor adalah sebagai berikut: a) Pengembangan proses belajar mengajar secara optimal b) Bimbingan dan pelatihan ketrampilan c) Memupuk kesadaran menjalankan ibadah dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.92
3) Tujuan MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki tujuan sebagai berikut:
91
Dokumentasi Profil MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014. 92 Dokumentasi Profil MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014
“Meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.”93
d. Srtuktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Srtuktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor tergambar dalam bagan sebagai berikut: Gambar 3.4 Struktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014
Pengurus Yayasan
Kepala Madrasah
Sekretaris
Pengurus Komite
Bendahara
Wali Kelas 1
Wali Kelas 4
Wali Kelas 2
Wali Kelas 5
Wali Kelas 3
Wali Kelas 6
Guru Kelas
Guru Mapel
Siswa
Keterangan: ………….. : Garis Koordinasi : Garis Komando Sumber: Dokumentasi Papan Struktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014.
93
2013/2014
Dokumentasi Profil MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
e. Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014 Adapun guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014 tercantum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.9 Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014 No
Nama
1 2
MA. Busaeri, S.Pd. Umi Sobihah, S.Pd.I
Pendidikan/Status Sertifikasi S1/Sudah S1/Sudah
3
Julikatun, S.E.
S1/Sudah
4 5 6 7 8 9 10
Mahasin Billah, S.Pd.I Umi Nadziroh, S.Pd.I Tri Handayani,S.Pd.I Sriyanti, S.Ag. Ning Siti Soimah, S.Pd.I Alfiana Taufiq, S.Pd.I Taufiq Ismail, S.Pd.I
S1/Sudah S1/Sudah S1/Sudah S1/Sudah S1/Sudah S1/Belum S1/Belum
Tugas Kepala Madrasah Guru Kelas VI dan Sekretaris Guru Kelas V dan Bendahara Guru Kelas IV Guru Kelas III Guru Kelas II Guru Kelas I Guru Kelas I Guru Mapel Guru Mapel
f. Data Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014 MI
Miftahun Najihin Kauman
Lor
Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki peserta didik sejumlah yang tercantum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Data Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran 2013/2014
No
Kelas
1 2 3 4 5 6
I II III IV V VI Jumlah
Jumlah Rombel 2 1 1 1 1 1 7
Pr
Lk
Jumlah
16 8 8 7 4 9 52
16 6 13 8 6 10 59
32 14 21 15 10 19 111
g. Prestasi yang Pernah Diraih MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Miftahun Najihin Kauman Lor juga memiliki banyak teropi kejuaraan yang pernah diraih dari berbagai kategori perlombaan
di
antaranya
Olimpiade
Sain,
Olimpiade
Matematika, Calistung, Puisi Islami, MTQ, Pidato, dan Lari tingkat Kecamatan Pabelan, Lomba Olompiade MIPABI (Matematika, IPA, Bahasa Indonesia) juara satu di tingkat Kabupaten Semarang pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2013 meraih juara MTQ, Calistung, Cerdas Cermat, Bulu Tangkis, tingkat Kecamatan Pabelan yang terinci sebagaimana terlampir.
5. MI Pabelan a. Letak Geografis MI Pabelan Madrasah Ibtidaiyah Pabelan adalah madrasah yang berada di wilayah Desa Pabelan yang menjadi Kota Kecamatan. Adapun lebih tepatnya berada di Jalan Wijayakusuma 300 meter dari Kantor Kecamatan Pabelan. Yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari jalan raya dan berada di tengah-tengah desa dan pinggir sawah yang sejuk, asri dan damai. b. Visi Misi MI Pabelan 1) Visi MI Pabelan Visi MI Pabelan adalah “ Terciptanya Generasi Muslim Yang Berprestasi Bertaqwa dan Berakhlakul Karimah ”94
2) Misi MI Pabelan MI Pabelan memiliki misi sebagai berikut: a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien b) Berperan aktif dalam berbagai perlombaan c) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama ala ahlus sunah waljamaah. 95
3) Tujuan MI Pabelan MI Pabelan memiliki tujuan sebagai berikut: a) b) c) d)
Peningkatan nilai rata-rata ujian akhir 8,0 Menjadi juara I lomba olimpiade MIPA tingkat kabupaten Melaksanakan sholat wajib berjamaah Membiasakan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.96 94 95 96
Data Dokumentasi Profil MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 Data Dokumentasi Profil MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 Data Dokumentasi Profil MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
c. Data Guru MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 MI Pabelan memiliki tenaga pendidik yang memiliki standar akademisi sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: Tabel 3.11 Data Guru MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
No
1 2 3 4
Nama
Pendidikan/Status Sertifikasi
Abdul Muid, S.Pd.I Husnu Robi‟ah, S.H.I Afifah Nur Aini, S.Pd.I Agus Khoirul Anwar, S.Pd.I Habib Ahmad, S.Pd.I Umi Lisaniyah, S.Pd.I Muh Musta‟in, A.Ma. Robi‟ah, S.Ag. Dyah Nur Basiroh, S.Pd.AUD.
5 6 7 8 9
Tugas
S1/Sudah S1/Belum S1/Sudah S1/Belum
Kepala Madrasah Guru Kelas IA Guru Kelas IB Guru Kelas II
S1/Belum S1/Sudah D3/Belum S1/Sudah S1/Sudah
Guru Kelas III Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI Guru Mapel SBK dan Ke NU-an
d. Data Peserta Didik MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 Peserta didik MI Pabelan pada tahun ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut: Tabel 3.12 Data Peserta Didik MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
No 1 2 3 4 5 6
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Jumlah Rombel 2 2 1 1 1 1 8
Pr
Lk 7 11 9 11 10 5 53
Jumlah 27 24 17 11 11 9 99
34 35 26 22 21 14 152
e. Prestasi yang Pernah Diraih MI Pabelan Prestasi MI Pabelan dalam waktu tiga tahun terakhir telah meraih beberapa prestasi, yang paling utama yaitu dapat menduduki nilai terbaik kedua UAMBN (Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional) MI dan peringkat pertama nilai UN (Ujian Nasional) tingkat Kemenag Kabupaten Semarang, peringkat ke tiga nilai UN SD dan MI tingkat Kecamatan pada tahun 2013. Selain dari itu di tahun yang sama MI Pabelan juga meraih juara tiga lomba TIK (Teknologi Informatika), LCC (Lomba Cerdas Cermat) PAI (Pendidikan Agama Islam), Olimpiade IPA, dan Aswaja tingkat Kabupaten Semarang, Calistung, Olimpiade Matematika putra dan putri. Dan juga ada beberapa prestasi yang telah diraih pada tahun-tahun sebelumnya sebagaimana terlampir.
C. Pendidikan Karakter di MI Kecamatan Pabelan 1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01 a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki kurang lebih 200 peserta didik, yang mana secara komulatif merupakan Madrasah yang memiliki jumlah pesera didik terbanyak diantara MI yang lain di tingkat Kecamatan Pabelan. Berdasarkan pada hasil observasi pada
peserta didik dihasilkan tentang gambaran karakter kepribadian peserta didik MI Miftahul Huda sebagai berikut: 1) Anak terbiasa berjabat tangan dengan guru ketika datang ke madrasah. 2) Anak terbiasa datang tepat waktu ketika berangkat sekolah. 3) Anak berpakaian dengan rapi sesuai jadwal seragam yang ditentukan. 4) Anak
terbiasa
mengucapkan
salam
ketika
masuk
ruang
guru/kantor. 5) Anak terbiasa disiplin dalam mentaati tata tertib, seperti ketika hendak upacara atau senam bersama anak sudah terbiasa berbaris sendiri dengan rapi tanpa tekanan-tekanan dari guru. 6) Anak mengikuti pembelajaran dengan baik dan penuh \semangat. 7) Anak membaca do‟a sebelum dan sesudah belajar bersama-sama dengan kompak. 8) Anak mengerjakan soal ulangan sendiri. 9) Anak berani mengakui kesalahan yang dilakukan. 10) Anak menerima tugas dengan senang hati. 11) Anak peduli pada teman yang melakukan kesalahan (berani menegur teman yang salah). 12) Anak terbiasa meminta ijin dengan sopan ketika keluar dari kelas pada waktu jam pembelajaran.
13) Anak terbiasa bertanya dengan baik pada guru, ketika kurang memahami sesuatu. 14) Anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, sehingga lingkungan madrasah nampak bersih dan asri. 15) Anak terbiasa merawat tanaman di halaman kelas. 16) Anak terbiasa mengikuti sholat jamaah dengan tertib. 17) Anak menyukai membaca buku di perpustakaan. 18) Anak bertanggung jawab atas tugas yang diberikan (seperti mengerjakan PR, jadwal piket kebersihan kelas).97 Adapun berdasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada 29 siswa menunjukkan bahwa secara umum tiap-tiap pernyataan yang sesuai dengan indikator dari 18 nilai-nilai pendidikan karakter, dengan rata-rata lebih dari 20 siswa memilih jawaban selalu atau sering sebagaimana terlampir. Secara sederhana dapat dikatakan peserta didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki karakter tanggung jawab, peduli lingkungan, bersikap saling menghormati serta memiliki budaya membaca yang baik. Tanpa mengesampingkan sebagai lembaga pendidikan madrasah karakter religius juga telah melekat sangat kuat dalam kepribadian serta kebiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan madrasah maupun di lingkungan tempat tinggal. 97
Hasil Observasi dan Wawancara MI Miftahul Huda Sumberejo 01
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 mengartikan pendidikan karakter sebagai pendidikan akhlak yang di antaranya kejujuran, kepemimpinan, kedisiplinan, sopan santun (hormat pada orang lain, orang tua, guru) yang tergambar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.98 Kepala Madrasah merespon program pendidikan secara positif serta berkomitmen untuk mengatur atau membuat program madrasah yang berbasis pendidikan karakter. a) Langkah awal yang diambil adalah mensosialisasikan program pendidikan karakter kepada seluruh stakeholder madrasah, di antaranya para guru dan karyawan, peserta didik, orang tua/wali, pengurus, komite dan masyarakat setempat. b) Menyususun
program
mengaplikasikan program-program sebagaimana
program MI
tersebut
kegiatan
madrasah
untuk
pendidikan
karakter.
Adapun
Miftahul dalam
Huda profil
Sumberejo madrasah
01
yakni
pembelajaran yang sesuai kurikulum yang ada ditambah dengan program unggulan, kegiatan ekstrakurikuler serta program pembiasaan. 98
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
Secara umum program pelaksanaan pendidikan karakter telah tersirat dalam visi, misi dan tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 sebagaimana tertulis di pembahasan profil madrasah. c) Pelaksanaan program madrasah. 99 Adapun secara rinci pelaksanaan program-program tersebut adalah sebagai berikut: (1) Program pembelajaran efektif dipercayakan penuh kepada para guru kelas masing-masing untuk memanajemen proses belajar mengajar. (2) Program unggulan yang ada yaitu TBA (Tuntas Baca Alqur‟an), dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan kamis pada waktu sore hari atau setelah pembelajaran reguler dipandu oleh guru-guru yang berkompeten dalam bidang Al-Qur‟an yaitu orang-orang hafal Al-Qur‟an (AlKhafidz). Program ini diterapkan untuk menumbuhkan sikap religius anak sebagai seorang muslim yang memiliki kewajiban untuk mempelajari kitabnya. Di samping itu juga dikarenakan lingkungan madrasah atau lingkungan tempat tinggal para peserta didik tidak terdapat lembaga Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ) atau sejenisnya. Sehingga 99
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
dapat dimungkinkan tidak semua orang tua memperhatikan pendidikan agama anaknya secara mandiri serta sistematis tanpa adanya lembaga khusus yang menanganinya. Dengan ini program TBA dimasukkan sebagai program unggulan di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dikarenakan benar-benar dilaksanakan secara intensif dan sistematis yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Serta sesuai tujuan yang ada peserta didik mampu membaca Al-Qur‟an dengan benar dan lancar. Dengan adanya program ini maka dapat dikatakan bahwa sistem pembelajaran yang ada di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah sistem pembelajaran sehari penuh (full day school). (3) Program Ekstrakurikuler Program ekstrakurikuler atau disebut juga dengan program pengembangan diri yang memang program ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki serta
menumbuhkan
rasa
kreatifitas
dalam
rangka
mempersiapkan
diri
untuk
menjalani
kehidupan
bermasyarakat di masa yang akan datang. 100 Sebagaimana
tersebut
dalam
profil
madrasah
beberapa program ektrakurikuler yang dilaksanakan yaitu: (a) Komputer Alternatif, diprogramkan agar supaya selain pendidikan agama peserta didik memiliki modal pengetahuan yang luas dalam menghadapi kemajuan iptek yang terus berkembang dengan arahan yang baik sehingga dari pelajaran ilmu komputer alternatif ini digunakan pada hal-hal yang positif. (b) Drum band, yang mana kegiatan drum band sejauh ini merupakan kegiatan yang menjadi favorit dan daya tarik tersendiri bagi para peserta didik. Dalam rangka menumbuhkan daya kreatifitas dan rasa percaya diri pada anak program ini dilaksanakan serta dapat menjalin kebersamaan para peserta didik. (c) Fresh camp, yaitu kegiatan yang biasa dilaksanakan pada jeda semester atau setelah menempuh ulangan semester. Program ini ditujukan untuk mengurangi rasa ketegangan serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kreatifitas pada diri anak. Kegiatan ini hampir sama
100
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
dengan kegiatan perkemahan dalam kepramukaan, namun selama ini pramuka memang belum masuk dalam program MI Miftahul Huda Sumberejo 01. (d) Berkebun, yaitu program yang melibatkan anak untuk berkebun secara langsung di lahan yang disediakan seperti menanam dan merawat pepohonan. Program ini dilaksanakan
untuk
membangun
rasa
kepedulian
lingkungan, tanggung jawab, rasa ingin tahu yang besar dan kebersamaan. (e) Seni kaligrafi, tartilul Qur‟an, bola volly, dan bulu tangkis, yaitu program yang disediakan oleh madrasah untuk mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik. (4) Program pembiasaan Ada beberapa program pembiasaan yang diterapkan dalam rangka untuk mengimplementasikan pendidikan karakter. Adapaun program-program tersebut di antaranya: (a) Upacara bendera setiap hari senin, program ini merupakan program yang umum diterapkan di seluruh lembaga
pendidikan,
yang
mengarah
pada
pengembangan karakter kedisiplinan dan cinta tanah air. Akan tetapi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ini memiliki strategi tersendiri untuk menciptakan suasana
hidmad, disiplin, kerapian sehingga dapat mencapai tujuan
secara
maksimal,
yaitu
diadakan
lomba
kedisiplinan dan kerapian antar kelas setiap upacara hari senin, yang mana nilainya akan dikomulasikan dan hasilnya diumumkan pada akhir tahun ajaran. (b) Program sholat dhuhur berjamaah yang didampingi secara langsung oleh wali kelas. Jam pembelajaran efektif di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memasuki
pada
waktu
sholat
dhuhur
yang
menjadi
kesempatan tersendiri untuk mengajarkan pembiasaan sholat berjamaah. Dalam kegiatan ini guru mengikuti secara
langsung
sehingga
peserta
didik
merasa
terkontrol dam mendapatkan keteladanan dari guru.101 (c) Lomba membaca buku dengan penilaian yang kelasnya paling banyak membaca buku yang akan menjadi pemenangnya.
Program
ini
ditujukan
untuk
menanamkan budaya membaca serta memiliki rasa ingin tahu yang besar pada peserta didik. (d) Program Jumat berlian (bersih lingkungan), yaitu program
yang
dilaksanakan
setiap
hari
Jumat
membersihkan lingkungan secara bersama-sama mulai dalam kelas, ke luar kelas, lingkungan madrasah dengan 101
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
dipandu oleh semua wali kelas masing-masing. Yang dilaksanakan setiap Jumat pagi sebelum pembelajaran aktif dalam kelas, yang sebelumnya di awali dengan senam bersama dengan diikuti oleh semua guru dan peserta didik.102 (e) Program pemisahan sampah, yaitu mengajak pada peserta didik untuk membiasakan membuang sampah pada
tempatnya
di
tempat
yang
sesuai
yaitu
memisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Berbagai program kegiatan dilaksanakan di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dalam rangka menanamkan karakter yang baik pada peserta didik sebagai target utama dalam implementasi pendidikan karakter. 2) Manajemen Pembelajaran Guru Guru telah mendapat kepercayaan penuh untuk dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif serta mendukung program-program madrasah yang ada. Seorang
guru
MI
Miftahul
Huda
mengungkapkan
pemahamannya tentang pendidikan karakter sebagai pendidikan 102
Hasil Observasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal 30 Mei 2014 Pukul 07.00-10.30 WIB.
mengarahkan pada akhlak peserta didik secara serentak yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan srtategi yang berbeda-beda pula.103 Guru menanggapi dengan cukup serius dengan adanya program pendidikan karakter, dengan ini guru selalu berusaha merencanakan sebuah strategi untuk dapat melaksanakannya secara maksimal. Adapun manajemen pembelajaran yang diterapkan guru MI Miftahul Huda 01 dalam mengimplemntasikan pendidikan karakter adalah melalui langkah-langkah seagai berikut: a) Mengidentifikasi kepribadian dan akhlak peserta didik, mulai dari kebiasaan selama di lingkungan madrasah, latar belakang keluarganya, serta lingkungan pergaulan ketika berada di rumah. b) Mengelompokkan peserta didik yang membutuhkan perhatian khusus tentang karakter atau akhlaknya. c) Memberikan proses tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Melalui kegiatan pembelajaran di kelas, guru selalu memberikan motivasi dan arahan pada saat
kegiatan
apersepi.
103
Wawancara Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01pada Tanggal 11 Juni 2014, pukul 09.00-11.00 WIB.
(2) Menyusun strategi pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi peserta didik, materi, serta alokasi waktu. (3) Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam materi yang akan diajarkan. (4) Membuat kegiatan rutin atau kebiasaan kelas (seperti menghafal asmaul husna, tanya jawab, kuis, piket kebersihan kelas). (5) Mengamati perkembangan peserta didik. (6) Memanggil secara khusus pada peserta didik yang benarbenar belum mengalami perkembangan secara baik dalam pendidikan karakternya. (7) Tanggap dan perhatian terhadap kondisi peserta didik. (8) Evaluasi.104 Selain itu guru juga bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan peserta didik yang sesuai dalam program madrasah. Karena pelaksana dari program madrasah secara umum juga merupakan
tugas
guru
untuk
membimbing
anak
dalam
melaksanakannya, mengawasi, serta mengevaluasi. Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran selalu ada,
sebagaimana
104
tertulis
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Wawancara Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01pada Tanggal 11 Juni 2014, pukul 09.00-11.00 WIB.
Pembelajaran (RPP) yang merupakan penjabaran dari silabus sebagaimana terlampir. Adapun evaluasinya, bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik secara pengamatan dan secara tertulis sebagaimana
telah
tersedia
format
penilaian
akhlak
dan
kepribadian dalam buku laporan hasil belajar siswa. c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Implementasi pendidikan karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 berjalan dengan baik disebabkan adanya beberapa faktor sebagai berikut: 1) Faktor Pendukung a) Pendidik dan tenaga pendidik yang berkompeten dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. b) Terjalin kerjasama yang harmonis antara seluruh stake holder madrasah. c) Kesadaran orang tua/wali peserta didik akan pentingnya pendidikan karakter. d) Lingkungan madrasah yang kondusif. e) Fasilitas dan sarana prasarana yang memadai.
f) Area atau lahan madrasah yang cukup luas.105 2) Faktor Penghambat a) Masih ada beberapa peserta didik yang memiliki latar belakang keluarga yang kurang harmonis. b) Karakter peserta didik yang berbeda-beda.106 Faktor penghambat yang ada sejauh ini hanya bermasalah pada ketuntasan pembelajaran pada peserta didik tertentu. 2. MI Al Ittihad Semowo a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo MI Al Ittihad Semowo memiliki jumlah peserta didik kurang lebih 121 anak, yang berasal dari Desa Semowo beserta anak-anak panti asuhan dan pondok pesantren yang datang dari berbagai wilayah. Berdasarkan pada hasil penelitian didapatkan gambaran karakter peserta didik MI Al Ittihad Semowo adalah sebagai berikut: 1) Karakter yang berkembang sangat baik: a) Anak mengikuti kegiatan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah dengan baik. b) Anak mengerjakan tugas ulangan sendiri. c) Anak berani bertanya pada guru ketika kurang paham.
105
Hasil Wawancara Guru dan Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 106 Hasil Wawancara Guru dan Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01
d) Anak
terbiasa
mengucapkan
salam
ketika
masuk
ke
kantor/ruang guru. e) Suasana kehidupan madrasah yang damai, rukun dan harmonis. f) Anak terbiasa berjabat tangan dengan guru dengan mencium tangan guru. g) Anak patuh saat diperintah oleh guru (contohnya: ketika dimintai pertolongan peserta didik langsung melaksanakan dengan ringan). h) Anak berjalan dengan sopan ketika lewat di depan salah seorang guru. i) Anak nampak rendah hati (tawadlu‟) dan sopan dalam bertingkah laku.107 2) Karakter peserta didik yang masih memerlukan bimbingan a) Anak masih kurang tertib dalam berpakaian. b) Anak masih terbiasa membawa makanan pada waktu pembelajaran. c) Anak masih kurang terbiasa membaca buku. d) Anak masih kurang terbiasa membuang sampah pada tempatnya. e) Buku pelajaran anak banyak yang kayuh. f) Masih ada anak yang terlambat masuk sekolah.108
107 108
Hasil Observasi, dan Wawancara di MI Al Ittihad Semowo. Hasil Observasi, dan Wawancara di MI Al Ittihad Semowo.
Disebutkan juga oleh para guru bahwa peserta didik di MI Al Ittihad Semowo sangat baik terutama dalam sikap menghargai orang lain terlebih orang yang lebih tua, hanya saja mereka masih ada beberapa yang sering terlambat masuk sekolah. Adapun berdasarkan hasil angket sebagaimana terlampir menunjukkan bahwa secara umum peserta didik memiliki karakter yang baik. b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Al Ittihad Semowo 1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Pendidikan
karakter
merupakan
pendidikan
yang
mengedepankan pembentukan sikap dan perilaku di samping penguasaan pengetahuan dan keterampilan.109 Program pendidikan karakter yang dicanangkan oleh pemerintah sejauh ini telah membawa dampak yang lebih baik bagi perkembangan akhlak dan kepribadian anak. Dari sini seluruh dewan guru mulai menyadari akan pentingnya pendidikan karakter yang tidak hanya melulu mengejar prestasi aspek ilmu pengetahuan umum. Kepala madrasah mensosialisasikan program pendidikan karakter kepada peserta didik dan juga wali peserta didik, agar supaya mereka tahu apa yang menjadi target program pendidikan 109
Wawancara Kepala MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 7 Juni 2014 Pukul 11.00-12.00 WIB.
saat ini. Karena mungkin sebelumnya para orang tua atau wali peserta didik hanya memperhatikan nilai matematikanya saja (contohnya), tanpa memperhatikan bagaimana perilaku dan kesopanan putra putrinya. Selain dari itu diharapkan dengan mengertinya para orang tua akan adanya program pendidikan karakter, mereka dapat bekerja sama dengan baik dengan pihak madrasah agar tidak terjadi simpang siur antara peraturan madrasah dan ketika ada di rumah. Adapun langkah selanjutnya yang diambil dalam rangka implementasi pendidikan karakter kepala madrasah sebagai manajerial membuat kebijakan-kebijakan yang menjadi peraturan madrasah itu sendiri, sebagai langkah awal untuk melaksanakan program pendidikan karakter. Adapun kebijakan-kebijakan tersebut di antaranya:110 a) Mengharuskan pada guru untuk mengembangkan strategi pembelajarannya agar supaya anak merasa nyaman dan aman ketika belajar, sehingga guru akan lebih mudah untuk menyelami kepribadian masing-masing peserta didik. b) Menekankan pendidikan karakter pada aspek rasa hormat, kedisiplinan, komunikatif, religius, rasa ingin tahu dan tekun.
110
Wawancara Kepala MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 7 Juni 2014 Pukul 11.00-12.00 WIB.
c) Membuat kegiatan rutin tahunan seperti peringatan hari kartini sebagai kegiatan untuk menumbuhkan sikap cinta tanah air, peringatan maulud Nabi, akhirussanah dan lain-lain. d) Membuat kegiatan pembiasaan di antaranya: Upacara bendera setiap hari senin, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, tadarus Al Qur‟an, mengucapkan salam apabila ketemu guru, berjabat tangan dengan mencium tangan guru secara benar (mencium tangan guru menggunakan hidung, bukan pipi dan bukan kening, serta kepala merunduk mengarah pada tangan guru).111 Dalam kegiatan sholat dhuha pelaksanaannya meliputi praktek ibadah/demonstrasi dan pelaksanaan ibadah. Dalam arti sholat dhuha dilakukan dua kali, yang pertama sholat dhuha dilakukan dengan cara membaca seluruh bacaan sholat secara bersama-sama dengan suara keras. Kemudian yang kedua kalinya adalah pelaksanaan ibadah sholat dhuha bersama (bacaan sholat dibaca sendiri-sendiri dengan pelan).112 Selain dari langkah-langkah program tersebut yang paling utama dalam implementasi pendidikan karakter adalah sikap
111
Wawancara Kepala MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 7 Juni 2014 Pukul 11.00-12.00 WIB. 112 Hasil Observasi di MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 4 Juni 2014 Pukul 07.00 WIB
keteladanan dan komitmen dalam peraturan atau tata tertib madrasah. 2) Manajemen Pembelajaran Guru MI Al Ittihad Semowo Arti dari pendidikan karakter itu sendiri adalah suatu bentuk usaha untuk membentuk karakter peserta didik menjadi berkaraketer yang menjadi kebiasaan dalam berperilaku seharihari.113 Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru MI Al Ittihad Semowo adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) Identifikasi Kompetensi Dasar (KD) pada silabus. b) Identifikasi pendidikan karakter yang akan diintegrasikan. c) Membuat RPP dengan menyebutkan pendidikan karakter yang akan detekankan. d) Pelaksanaan pembelajaran dengan proses sesuai RPP yang telah disusun. e) Evaluasi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
serta
implementasi pendidikan karakter yang telah diintegrasikan. Langkah-langkah tersebut merupakan langkah sistematis yang
direncanakan
oleh
seorang
guru
ketika
kegiatan
pembelajaran. Sedangkan di luar strategi tersebut beberapa hal 113
Hasil Wawancara Guru MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 11 Juni 2014 Pukul 11.00 WIB.
yang harus dilakukan oleh guru untuk mengimplementasikan pendidikan karakter yaitu: a) Keteladanan Guru merupakan teladan bagi semua peserta didik, dengan ini guru harus komitmen dengan peraturan dan program yang ditetapkan, agar supaya peserta didik merasa harus melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh guru. b) Nasehat Guru seharusnya tidak memiliki rasa bosan untuk selalu menasehati peserta didiknya, terlebih kepada mereka yang benar-benar
membutuhkan
perhatian khusus.
Menasehati
bukanlah memarahi, oleh karena itu ketika menasehati guru harus pandai-pandai mengambil hati anak sehingga anak tidak merasa dihakimi. c) Tindakan spontan Ketika guru melihat anak yang melanggar peraturan maka guru harus langsung menegur dengan baik, sehingga tidak akan diulangi untuk yang kedua kalinya.
d) Ikut bertanggung jawab atas kebijakan Kepala Madrasah atau program kegiatan madrasah, terutama hal-hal yang menyangkut pendidikan karakter peserta didik.114 Dengan
demikian
mengimplementasikan
guru
program
MI
Al
pendidikan
Ittihad karakter
Semowo melalui
pembelajaran langsung (terprogram) dan tidak langsung (spontan). c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Al Ittihad Semowo 1) Faktor Pendukung a) Kerjasama yang baik antar guru. b) Daya kreativitas guru yang berkembang dengan baik. c) Lokasi madrasah yang strategis (di lingkungan yayasan yang memiliki pesantren panti asuhan, madrasah diniyah, TPQ, serta lembaga pendidikan formal mulai dari PAUD, RA, MI, dan MTs, serta dekat dengan masjid). d) Pengaruh budaya pesantren yang melekat pada diri peserta didik. e) Sarana prasarana yang cukup memadahi.115 2) Faktor Penghambat a) Guru merasa kurangnya sosialisasi atau bahkan pelatihan bagi guru dalam hal pengimplementasian pendidikan karakter. 114
Hasil Wawancara Guru MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 11 Juni 2014 Pukul 11.00-12.00 WIB. 115 Hasil Wawancara Guru dan Kepala MI Al Ittihad Semowo.
b) Kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda. c) Banyak orang tua peserta didik yang imigran. d) Sebagian dari peserta didik adalah anak panti yang belum memiliki tingkat kedisiplinan yang cukup baik.116 Faktor penghambat di sini oleh pihak madrasah tidak dikatakan sebagai suatu penghambat melainkan menjadi sebuah tantangan tersendiri terutama untuk mewujudkan hasil program pendidikan karakter. Dengan ini pihak madrasah selalu berusaha untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada melalui kerja sama dengan seluruh dewan guru. 3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Karakter peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang berjumlah kurang lebih 111 anak secara umum tergambar sebagai berikut:117 Menurut hasil wawancara dan pengamatan, karakter peserta didik ada yang telah menonjol, dan ada yang masih harus dikembangkan,di antaranya: 1) Anak berpakaian seragam dengan rapi.
116 117
Hasil Wawancara Guru dan Kepala MI Al Ittihad Semowo. Hasil Observasi dan Wawancara di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
2) Anak berjabat tangan dengan guru ketika sampai di sekolah. 3) Anak mengucapkan salam ketika masuk kantor/ruang guru. 4) Anak bebicara dengan guru secara sopan. 5) Anak mentaati tata tertib kelas dan sekolah. 6) Anak berangkat sekolah tepat waktu. 7) Anak menjaga kebersihan kelas dengan baik. 8) Anak mengikuti kegiatan upacara bendera dengan tertib. 9) Anak memiliki semangat belajar yang tinggi. 10) Anak mengerjakan tugas dari guru dengan baik (contoh: ketika anak ditinggali tugas oleh guru, mereka tetap mengerjakan walaupun tidak dalam pengawasa guru). 118 Uraian tersebut di atas merupakan gambaran dari kebiasaan peserta didik di madrasah yang menunjukkan gambaran karakternya. Sedangkan dalam pilihan jawaban angket tentang karakter peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak menunjukkan bahwa mereka memiliki karakter yang baik, terbukti jawaban yang mereka pilih rata-rata adalah selalu dan sering sebagaimana terlampir. b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak 1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Oleh Kepala Madrasah MI Tarbiyatul Ulum Jembrak menyebutkan pengertian pendidikan karakter sebagai suatu
118
Hasil Observasi dan Wawancara di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
pendidikan yang menitikberatkan pada pembentukan dasar karakter anak melalui kegiatan pembiasaan sehingga nantinya anak terbiasa untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.119 Program pendidikan karakter adalah program yang harus diimplementasikan oleh setiap lembaga pendidikan, terlebih Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dikenal dengan tingkat religiusnya, diharapkan juga baik dalam pembentukan karakter yang lainnya. Upaya yang dilakukkan untuk mewujudkan pelaksanaan pendidikan karakter adalah dengan mensosialisasikan terutama kepada orang tua/wali peserta didik beserta masyarakat setempat melalui pertemuan rutin tahunan antara pengurus, wali murid dan komite. Di samping itu, kepala madrasah juga mempercayakan kepada seluruh dewan guru mampu mengimplementasikan dalam proses pembelajarannya. Secara umum implementasi pendidikan karakter di MI Tarbiyatul
Ulum
Jembrak diatur dengan membuat target
pendidikan karakter yang paling ditekankan melalui programprogram madrasah yang di luar pembelajaran efektif peserta didik. Di antaranya program pembiasaan dengan berbagai kegiatan yang diharapkan pandidikan karakter yang terkandung dalam program 119
Hasil Wawancara Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB.
pembiasaan tersebut melekat pada kepribadian para peserta didik juga menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Program
pembiasaan
dijadwalkan
berdasarkan
pada
pendidikan karakter yang paling dtekankan untuk dikembangkan di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yaitu:120 a) Religius, bentuk kegiatannya: pembiasaan do‟a sehari-hari (selain pembiasaan do‟a sebelum dan sesudah belajar, di madrasah ini memiliki kebiasaan mempraktekkan do‟a seharihari, contohnya: ketika salah seorang peserta didik minta ijin untuk ke belakang, maka anak sebelumnya membaca do‟a masuk kamar mandi di hadapan guru, dan ketika masuk masjid anak-anak bersama-sama membaca do‟a masuk masjid baru masuk
bersama-sama),
menghafal
asmaul
husna
yang
dimasukkan dalam do‟a sebelum belajar, baca tulis alqur‟an, menghafal surat pendek, sholat dhuha bersama-sama, serta sholat dhuhur berjamaah. b) Disiplin, cinta tanah air dan semangat kebangsaan, melalui kegiatan upacara bendera setiap hari senin, pemeriksaan kelengkapan bersejarah
seragam nasional
siswa, (Hari
dan Kartini,
peringatan
hari-hari
Hardiknas,
Hari
Kemerdekaan RI, dll.).
120
Hasil Wawancara Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB.
c) Tanggung jawab dan kemandirian, yaitu dengan kegiatan cuci tangan pakai sabun, gosok gigi, dan pemeriksaan kuku serta rambut bagi anak laki-laki. d) Peduli sosial, dengan megadakan santunan anak yatim setiap bulan Muharrom. Selain dari pada itu, ada juga kegiatan terprogram yang dilaksanakan di MI Tarbiyatul Ulum yaitu: 121 a) Kepramukaan, kegiatan ini memiliki pendidikan karakter yang kuat
yaitu,
kebersamaan,
kreatifitas,
tanggung
jawab,
kemandirian, menghargai, serta percaya diri. b) Layanan bimbingan dan konseling, bertujuan agar anak lebih komunikatif, sehingga terjalin kedekatan yang baik antara guru dengan peserta didik. c) Pekan kreativitas siswa, yaitu kegiatan rutin perlombaan kreativitas dan karya cipta. Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar, tingkat kreativitas, toleransi, dan menghargai prestasi. d) Pesantren Ramadhan dan zakat fitrah, sebagai kegiatan keagamaan namun juga memiliki nilai karakter yang lain yaitu peduli lingkungan sosial.
121
Jembrak.
Dokumentasi Profil dan Program Kegiatan MI Tarbiyatul Ulum
e) Kegiatan keteladanan, yang meliputi pembinaan ketertiban Pakaian
Seragam
Anak
Sekolah
(PSAS),
pembinaan
kedisiplinan, penanaman nilai akhlak islami, dan penanaman budaya minat baca. Pelaksana dari program-program tersebut tidak lain adalah para dewan guru, adapun Kepala Madrasah mengawasi kegiatankegiatan yang telah dijadwalkan dengan memberikan himbauan bahwa keberhasilan dari program-program yang ada adalah sikap komitmen para guru terhadap peserta didiknya sekaligus menjadi panutan dalam setiap gerak geriknya. 2) Manajemen Pembelajaran Guru Pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran, itulah yang dipahami tentang pendidikan karakter oleh guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak. 122 Para guru mengetahui tentang program pendidikan karakter dan lebih memahaminya melaui buku-buku referensi, media internet, silabus, dan PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) bagi guru yang telah sertifikasi. Sejauh ini guru belum mengikuti pelatihan khusus tentang pendidikan karakter terlebih dalam
122
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13 Juni 2014 Pukul 09.00-11.00 WIB.
implementasinya. Sedangkan dari pihak kepala madrasah sendiri juga merasa bahwa para dewan guru pasti telah memahaminya. Manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: a) Memahami silabus yang telah tersedia. b) Membandingkan kondisi peserta didik dengan materi yang akan disampaikan dalam rangka untuk menentukan strategi atau model pembelajaran yang akan digunakan dalam penyampaian materi. c) Mengembangkan silabus ke dalam RPP d) Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam materi yang akan disampaikan. e) Mengkondisikan kelas.123 Selain langkah-langkah tersebut guru memiliki keinginan tersendiri terhadap perkembangan karakter peserta didiknya yang berangkat dari kondisi awal para peserta didik itu sendiri. Adapun pendidikan karakter yang paling ditekankan adalah tentang kedisiplinan, komunikatif, saling menghormati dan menghargai. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pembelajaran guru lebih sering menggunakan model pembelajaran yang disukai anak-anak, seperti demonstrasi/praktek, dan pembelajaran di luar 123
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB.
kelas. Adapun yang lebih mendasar pendekatan yang dilakukan oleh guru adalah menaruh empati dan perhatian yang lebih kepada para peserta didik, sigap dan tanggap terhadap perilaku peserta didik, serta memberikan bimbingan, arahan dan motivasi. Menjadi perhatian tersendiri dari apa yang ditekankan oleh Kepala Madrasah yaitu semua guru harus konsisten terhadap program dan peraturan yang ada di madrasah tersebut serta senantiasa mempersiapkan diri menjadi teladan bagi para peserta didiknya.124 Seorang guru menyatakan tentang pendapatnya dalam menanggapi realita bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dipandang sebagai sekolah agama (Islam), sempat mengalami kekurangan kepercayaan dari masyarakat karena dianggap MI belum bisa mengantarkan peserta didiknya untuk memiliki prestasi akademik yang lebih baik dibanding Sekolah Dasar (SD). Berjalannya
waktu
dengan
adanya
perbaikan
kurikulum
sebagaimana yang menjadi tema dalam penelitian ini yaitu program pendidikan karakter, serta adanya regenerasi dewan guru, MI mendapat motivasi yang baru terlebih pada saat yang sama banyak muncul lembaga pendidikan karakter yang menamakan dirinya dengan sebutan SD IT, yaitu SD akan tetapi memiliki
124
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13 Juni 2014 Pukul 09.00-10.00 WIB.
keunggulan dengan menambahkan pembelajaran agama Islam yang lebih intensif sebagai salah satu strategi dalam implementasi pendidikan karakter. Dengan ini bagaimana MI sendiri yang lebih dikenal sebagai madrasah yang memiliki kurikulum agama yang lebih banyak. 125 c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Pelaksanaan
pendidikan
karater
telah
nampak
dengan
terprogram dan berjalan dengan baik, disebabkan adanya beberapa faktor di antaranya adalah:126 1) Faktor Pendukung a) Dewan guru yang berkompeten dan secara akademis telah menyelesaikan pendidikan S1. b) Kerjasama yang baik antar guru. c) Perhatian yang tinggi dari pengurus dan komite. d) Kesadaran, perhatian dan keinginan dari sebagian orang tua untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. e) Faktor sosial masyarakat yang cukup baik. f) Lingkungan madrasah yang kondusif (tenang, dan jauh dari keramaian). 125
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13 Juni 2014 Pukul 09.00-10.00 WIB. 126 Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
2) Faktor Penghambat a) Fasilitas pembelajaran yang masih kurang memadahi. b) Lokasi madrasah jauh dari masjid setempat, sedangkan MI belum memiliki fasilitas sendiri. c) Latar belakang masyarakat yang abangan (fondasi dasar keagamaannya masih kurang). d) Guru tidak dapat mengontrol langsung kebiasan peserta didik ketika di rumah. e) Tingkat ekonomi orang tua peserta didik yang berbeda-beda dan mayoritas adalah bermata pencaharian petani. f) Keterbatasan dana untuk melaksanakan program-program tertentu. g) Pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter masih terbatas pada jam efektif belajar anak.127 Faktor-faktor penghambat yang ada, sejauh ini belum mendapatkan solusi yang tepat mengingat situasi dan kondisi dari madrasah itu sendiri atau dari pihak dewan guru yang tidak berdomisili di wilayah madrasah.
127
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Pendidikan karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor yang telah melekat pada diri peserta didik tergambar dalam hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Anak mengikuti kegiatan sholat dhuha setiap pagi dengan tertib dan khusyu‟. 2) Anak datang ke sekolah tepat pada waktunya. 3) Mengikuti kegiatan upacara bendera dengan tertib dan hikmad. 4) Anak mengikuti pembelajaran dengan semangat. 5) Anak berjabat tangan dengan guru ketika sampai di sekolah. 6) Anak mengucapkan salam ketika hendak masuk ke kantor. 7) Anak dapat menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil dengan baik. 8) Anak menghafal surat-surat pendek, beserta surat Yasin dan Tahlil bagi anak kelas enam. 9) Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. 10) Anak bertanya dengan guru ketika kurang memahami sesuatu. 11) Anak mengakui ketika berbuat salah (contoh: tidak mengerjakan PR).128
128
Hasil Obervasi, Wawancara dan Angket di MI Miftahun Najihin Kauman Lor.
Adapun hasil jawaban dalam angket menunjukkan bahwa peserta didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki karakter yang baik. Hanya saja ada beberapa karakter yang harus diperhatikan untuk lebih ditekankan, seperti gemar membaca, kemandirian dan kreatif. Dari indikator nilai-nilai karakter tersebut masih banyak yang memberikan jawaban kadang-kadang, sebagaimana tercantum dalam lampiran. Rincian-rincian gambaran karakter tersebut adalah sebagian besar dari peserta didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor sesuai dengan hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi madrasah. Akan tetapi dapat dipastikan ada beberapa peserta didik yang belum dapat memiliki karakter yang sesuai dengan harapan. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu terutama dari motivasi keluarga di rumah. b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor 1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengarah pada kepribadian peserta didik agar supaya anak memiliki karakter yang baik.129
129
Hasil Wawancara Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 10 Juni 2014 Pukul 08.00-09.00 WIB.
Menurut Kepala Madrasah MI Miftahun Najihin Kauman Lor, pendidikan karakter sebenarnya secara mendasar sudah dilaksanakan oleh lembaga pandidikan dasar Madrasah Ibtidaiyah (MI), terlebih tentang indikator pendidikan karakter religius yang merupakan basik utama dari MI itu sendiri. Walaupun demikian Kepala Madrasah tetap memberikan perhatian khusus adanya program pendidikan karakter ini. Sosialisasi program pendidikan karakter dilakukan terutama kepada peserta didik yaitu dengan memeberikan pengertian bahwa nilai yang didapatkan oleh anak merupakan gambaran dari karakter anak tersebut, atau dengan kata lain nilai tergantung pada karakter (sikap, perilaku, dan sopan santun) peserta didik. Kemudian ditekankan juga kepada orang tua/wali peserta didik untuk meminta bantuan dan kerjasama yang baik dalam melaksanakan program-program madrasah yang ada, karena bagaimanapun juga karakter para peserta didik tergantung dengan karakter lingkungan keluarganya. Adapun manajemen yang dilakukan oleh Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor adalah membuat program-program sebagai berikut:130
130
Hasil Wawancara Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 10 Juni 2014 Pukul 08.00-09.00 WIB.
a) Membuat visi, misi dan tujuan madrasah yang berbasis pendidikan karakter. b) Memberikan pengarahan, penekanan dan kepercayaan kepada dewan guru untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajarannya, terutama para guru yang menjadi wali kelas harus bertanggung jawab penuh terhadap motivasi belajar peserta didik. c) Menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat setempat, terutama lembaga Madrasah Diniyah. d) Mengharuskan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran di Madrasah
Diniyah,
dengan
tujuan
untuk
menunjang
pembelajaran agama yang lebih mendalam. Dengan ini maka dikatakan pembelajaran di MI Miftahun Najihin adalah semi full day (bagi peserta didik yang berasal dari luar daerah). e) Membuat target untuk peserta didik ketika lulus dari madrasah ini sudah menghafal bacaan Yasin dan Tahlil, sehingga menjadi syarat untuk pengambilan ijazah. f) Membuat kegiatan pembiasaan madrasah yaitu: (1) Sholat dhuha, membaca Asmaul Husna bersama-sama di Mushola terdekat setiap pagi (selain hari Senin dan Jum‟at) sebelum pembelajaran. (2) Tadarus surat pendek sebelum pembelajaran. (3) Upacara bendera setiap hari Senin.
(4) Sholat dhuhur berjamaah setiap hari (kecuali hari Jum‟at). (5) Ketika anak masuk Kantor/Ruang Guru, peserta didik harus menggunakan bahasa daerah (Jawa Krama Inggil). (6) Mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan mencium tangan ketika ketemu guru baik di lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah. (7) Senam bersama setiap Jum‟at pagi. g) Membuat agenda tahunan, seperti out bound, rekreasi, akhirusanah, dan mujahadah. h) Program pengembangan diri, seperti Drum Band, dan Pramuka. Untuk implementasinya Kepala Madrasah menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan seluruh dewan guru. 2) Manajemen Pembelajaran Guru Pendidikan karakter adalah pendidikan jasmani dan rohani peserta didik terutama yang berhubungan dengan akhlak.131 Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor berpendapat tentang realita karakter bangsa yang selama ini dinilai berada dalam keterpurukan merupakan hasil dari pendidikan yang ada selama ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan Indonesia telah gagal untuk membentuk anak bangsa yang membawa kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
131
Hasil Wawancara Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 16 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB.
Dengan ini guru menilai tentang program pendidikan karakter merupakan langkah yang sangat tepat untuk memperbaiki kondisi yang telah ada. Sehingga guru MI Miftahun Najihin sangat serius dalam menanggapi tentang program pendidikan karakter. Langkah pendidikan
yang diambil
karakter
dalam
dalam
mengimplementasikan
pembelajaran
adalah
dengan
mengutamakan karakter sebagai nilai utama baru kemudian nilai akademisnya. Ketika seorang peserta didik memiliki nilai bagus akan tetapi sikap dan perilakunya tidak baik maka belum bisa dikatakan bahwa anak tersebut adalah pandai dan berprestasi. Pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan dalam kelas adalah
menggunakan
pendekatan
yang
berkarakter
yaitu
komunikatif dan bersahabat. Pendekatan ini dianggap lebih efektif karena peserta didik akan merasa diperhatikan sehingga mereka juga akan memperhatikan gurunya. Dari hasil observasi nampak adanya persiapan guru yang matang sebelum pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran yang cukup menantang peserta didik yaitu guru mengajak aktif pada semua peserta didik, satu persatu dari mereka diperhatikan dan diberi motivasi. Guru akan langsung menanyakan ketika ada
yang berbeda dari kondisi peserta didik (kemungkinan kalau sakit).132 Dari pihak kepala madrasah sendiri juga telah menekankan adanya pembelajaran yang aktif yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Serta mendampingi peserta didik dalam kegiatan-kegitan madrasah seperti upacara pagi, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, dan tadarus surat pendek. Guru memiliki target dalam membentuk karakter pada diri peserta didik adalah menekankan karakter kejujuran pada mereka. Dikarenakan kejujuran merupakan kunci dari keseluruhan karakter. Ketika seorang peserta didik telah berbuat kebohongan maka pasti ia akan mencari kebohongan yang berikutnya untuk menutupi kebohongan sebelumhya dan begitu seterusnya. 133 Selain dari itu guru juga memiliki model pembelajaran dengan ciri khas masing-masing guru, seperti menghafal pelajaran dengan bernyanyi sehingga anak merasa terkesan dan lebih mudah untuk menghafal dan memahami pelajaran.134 Manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor berbasiskan pendekatan individual,
132
Hasil Observasi di MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 3 Juni 2014 Pukul 07.30-09.00 WIB. 133 Hasil Wawancara Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 16 Juni 2014 pukul 10.00-11.00 WIB. 134 Hasil Observasi di MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 3 Juni 2014 Pukul 07.30-09.00 WIB.
yakni menjalin kedekatan hubungan antara guru dengan peserta didik. c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Miftahun Najihin Kauman Lor telah melaksanakan program yang berbasis pendidikan karakter dengan cukup baik, dikarenakan adanya dukungan dari beberapa pihak di antaranya:135 1) Faktor Pendukung a) Lingkungan yang Islami, yaitu berdekatan dengan tempat ibadah (Mushola) milik desa setempat, pondok pesantren, dan panti asuhan yang tidak jauh dari madrasah. b) Guru memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. c) Terjalin kerjasama yang baik antara dewan guru, kepala madrasah, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat setempat. d) Adanya rasa memiliki terhadap madrasah oleh masyarakat setempat. e) Satu lokasi dengan lembaga pendidikan mulai PAUD, RA, dan MTs serta Madrasah Diniyah.
135
Lor.
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Miftahun Najihin Kauman
2) Faktor Penghambat a) Lokasi berada di lingkungan cukup ramai, yang dipenuhi dengan segala fasilitas teknologi, akan tetapi belum bisa mengimbangi perkembangan tersebut dengan memanfaatkan dalam hal-hal yang positif. b) Lingkungan
tempat
tinggal
peserta
didik
yang sudah
terpengaruh kehidupan individualitas. c) Ada beberapa anak yang latar belakang keluarganya kurang harmonis. d) Guru hanya dapat mengawasi selama berada di lingkungan madrasah, sehingga kesulitan untuk mengontrol ketika di luar madrasah.136 Faktor-faktor tersebut merupakan hasil dari analisis kepala madrasah dan guru, serta pengamatan peneliti. 5. MI Pabelan a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Pabelan MI Pabelan memiliki jumlah peserta didik yang cukup banyak dibanding dengan madrasah-madrasah yang lain, yang mana mereka memiliki karakter sebagai berikut: 1) Anak datang ke sekolah tepat pada waktunya. 2) Anak mengikuti apel setiap pagi dengan tertib. 3) Anak mengucapkan ikrar bersama setiap apel pagi secara kompak. 136
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor.
4) Anak rajin menjalankan sholat lima waktu setiap hari, apabila ada yang belum aktif adalah anak-anak kelas satu atau kelas dua. 5) Anak mengakui ketika ditanya dan belum melakukan sholat. 6) Anak berjabat tangan dengan guru ketika datang ke sekolah. 7) Anak terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan walupun di luar lingkungan madrasah. 8) Anak mengucapkan salam ketika hendak masuk kantor. 9) Anak bertanya dengan baik ketika ada yang kurang paham. 10) Anak menjaga kebersihan lingkungan madrasah dengan baik. 11) Anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya. 12) Anak suka berkunjung ke perpustakaan. 13) Anak memiliki daya kreatifitas yang cukup tinggi dengan menempel hasil karyanya sebagai hiasan kelas. 14) Anak menciptakan suasana kehidupan yang rukun dan damai. 15) Anak meminta ijin dengan baik ketika akan keluar kelas di saat pembelajaran.137 Peserta didik MI Pabelan memiliki banyak kebiasaan yang baik dalam sehari-hari di sekolah, hal ini menunjukkan sikap kesopanan dan ketertiban pada diri mereka. Selain dari itu dalam hasil angket menunjukkan bahwa peserta didik MI Pabelan memiliki karakter yang baik, diantaranya kejujuran, toleransi, kerja keras, dan lain-lain. Banyak indikator yang dijawab selalu dan sering oleh peserta didik. 137
Hasil observasi, wawancara, dan angket di MI Pabelan.
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Pabelan 1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan akhlak yang bertujuan mengembangkan peserta didik untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dapat memelihara halhal yang baik dengan diwujudkan dalam tingkah laku.138 Tanggapan terhadap program pendidikan karakter ini sangat positif dan menyambut dengan serius dalam mengupayakan implementasinya secara maksimal. Sebagaimana yang menjadi tujuan utama yaitu mewujudkan generasi bagsa yang memiliki karakter, sopan santun, dan akhlak mulia. Upaya yang dilakukan dalam merencanakan pelaksanaan pendidikan
karakter
langkah
utama
yang diambil
adalah
melakukan sosialisasi terutama terhadap para dawan guru. Karena dewan gurulah yang menjadi pemeran utama dalam implementasi pendidikan karakter. Disamping itu, secara kondisionil para guru, dan kepala madrasah saling komunikatif untuk membicarakan tentang program ini, baik secara resmi dalam rapat dewan guru, maupun secara terbuka saling berbagi pengalaman ketika di ruang guru di waktu luang atau luar jam pembelajaran. 138
Hasil Wawancara Kepala MI Pabelan pada Tanggal 9 Juni 2014 Pukul 07.30-09.00 WIB.
Selain dengan dewan guru program pendidikan karakter ini juga disampaikan kepada seluruh peserta didik melalui peraturan atau tata tertib yang ditentukan, serta jadwal kegiatan dan programprogram madrasah termasuk kepada orang tua/walinya melalui pertemuan-pertemuan rutin. Pelaksanaan program pendidikan karakter sejauh ini telah tergambar dalam visi, misi dan tujuan madrasah. Adapun realisasinya dijabarkan melaui program-program yang menjadi profil bagi MI Pabelan itu sendiri. Seperti program tahunan, program
semester,
ekstrakurikuler.
Di
program balik
pembiasaan,
program-program
dan
program
tersebut
telah
terkandung pembelajaran pendidikan karakter bagi peserta didik yang benar-benar dibutuhkan oleh mereka. Seperti religius, tanggung jawab, mandiri, komunikatif, rasa ingin tahu dan lainlain. Beberapa kegiatan yang menonjol dari program-program tersebut adalah:139 a) Upacara apel setiap pagi. Yaitu bertujuan mengkondisikan anak agar supaya benar-benar siap dan fokus untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan kondisi ini selanjutnya peserta didik akan masuk kelas masing-masing secara tertib dan tenang.
139
Hasil Wawancara Kepala MI Pabelan pada Tanggal 9 Juni 2014 Pukul 07.30-09.00 WIB.
b) Ikrar bersama di halaman madrasah setiap pagi. Yaitu bagian dari kegiatan apel pagi bertujuan untuk menumbuhkan rasa semangat belajar dan percaya diri para peserta didik. c) Menanyakan pelaksanaan sholat lima waktu setiap pagi. Dilakukan
setelah
ikrar
bersama,
dengan
cara
guru
mengintruksikan pada seluruh peserta didik untuk jujur dan mengakui apabila benar-benar belum melakukan sholat lima waktu secara rutin. Bagi yang belum melakukan maka pagi itu juga ada guru yang bertugas untuk mendampingi anak untuk mengqodlo (mengganti) sholat yang belum dilakukan. d) Sholat dhuha setiap pagi. e) Menjadikan semua peserta didik sebagai polisi kebersihan. Tekniknya semua peserta didik adalah polisi, ketika melihat salah seorang yang membuang sampah sembarangan maka dia berhak menembak dan meminta denda atas pelanggaran yang diperbuat. Ketika ada yang tertembak maka penembak langsung melaporkan pada guru, sehingga guru dapat langsung memberikan pengarahan dan pembelajaran bagi peserta didiknya.
2) Manajemen Pembelajaran Guru Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengutamakan pada tingkah laku peserta didik sehingga anak memiliki sikap dan perilaku yang baik.140 Langkah-langkah implementasi pendidikan karakter dalam manajemen pembelajaran:141 a) Keteladanan guru b) Memberikan punishment pada peserta didik yang berbuat ketidak sopanan. Contohnya ketika ada anak yang berkata jorok maka anak langsung diberi tugas untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi dengan dibubuhi tanda tangan orang tua/ wali, serta menulis istighfar sebanyak 20 kali. c) Memanajemen kelas untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi peserta didiknya: (1) Menghias kelas. Nampak adanya kelas yang banyak hasil karya para peserta didik yang terpajang hampir memenuhi ruang kelas mereka.142 (2) Menata tempat duduk dengan berbagai variasi
140
Hasil Wawancara Guru MI Pabelan pada Tanggal 5 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB. 141 Hasil Wawancara Guru MI Pabelan pada Tanggal 5 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB. 142 Hasil Observasi di MI Pabelan pada Tanggal 2 Juni 2014 Pukul 08.00-09.30 WIB.
(3) Tempat duduk bergilir (sesuai dengan nomor undian yang didapat stiap dua minggu sekali) (4) Infaq kelas, yakni setiap hari Jum‟at peserta didik diharuskan memasukkan uang infaq ke dalam kotak yang disediakan oleh tiap-tiap kelas. d) Menargetkan karakter yang paling utama untuk ditekankan dengan cara dijadikan kebiasaan dalam kelas. Adapun bentukbentuk kegiatan pembiasaan tersebut adalah: (1) Membaca do‟a dan asmaul husna sebelum belajar. (2) Mengulang cek sholat (sebelumnya telah ditanyakan ketika apel di halaman) sebelum pembelajaran. e) Memilih strategi dan model pembelajaran yang sesuai, terutama demonstrasi lebih diutamakan, sehingga anak tidak akan menerima pelajaran secara verbal. Contohnya, materi zakat atau infaq maka anak diajak secara langsung pergi ke salah seorang fakir miskin di kampung setempat untuk memberikan infaq atau zakat pada orang tersebut. Manajemen pembelajaran yang diterapakan oleh guru MI Pabelan selalu diupayakan membuat peserta didik merasa senang dan nyaman dalam belajar, untuk membentuk karakter peserta didik yang lebih kreatif, madiri dan tanggung jawab.
c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Pabelan MI Pabelan memiliki banyak faktor pendukung dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di antaranya:143 1) Faktor Pendukung a) Guru yang berkompeten dan memenuhi standar akademis, terlebih semua guru yang ada masih muda-muda dan idealis. b) Keteladanan guru yang sangat baik. c) Komunikasi dan kerjasama yang baik antar guru dan orang tua/wali. d) Sarana dan prasarana yang memadai. e) Lingkungan madrasah yang kondusif (jauh dari keramaian, dekat dengan masjid,masyarakat yang harmonis). f) Kepengurusan dan komite yang solid dan bertanggung jawab. 2) Faktor Penghambat a) Lingkungan keluarga peserta didik yang berbeda-beda, sehingga motivasi anak dari rumah juga berbeda-beda. b) Pergaulan peserta didik di rumah yang kurang terkontrol. c) Pengaruh televisi yang sulit dikendalikan, sehingga peserta didik sering mengimitasinya dalam kehidupan sehari-hari. d) Lingkungan rumah yang sering tidak sesuai dengan program madrasah. 143
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Pabelan.
Dari faktor-faktor yang ada terutama yang menghambat pihak guru ataupun madrasah masih merasa kesulitan untuk mencari solusi tentang pengaruh televisi yang kurang baik terhadap karakter peserta didik, terutama tentang imitasi peserta didik terhadap karakter negatif akibat dari acara televisi. Implementasi
pendidikan
karakter
dalam
manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru di MI Kecamatan Pabelan telah tergambar dari beberapa madrasah yang telah dijadikan objek penelitian. Adapun madrasah-madrasah yang lain sekiranya tidak jauh berbeda sebagaimana diketahui berdasarkan data awal tentang MI di Kecamatan Pabelan pada tabel 3.1.
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis data penelitian tentang implementasi pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Pabelan yang mengambil lima madrasah dari 15 Madrasah Ibtidaiyah yang ada di wilayah Kecamatan Pabelan terurai sebagai berikut: A. MI Miftahul Huda Sumberejo 01 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang terletak di ujung selatan wilayah Kecamatan Pabelan telah memiliki predikat sebagai madrasah yang paling banyak jumlah peserta didiknya, yang mana rata-rata MI di Kecamatan Pabelan ini memiliki kurang lebih 100 anak dalam setiap tahunnya, sedangkan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 mencapai kurang lebih 200 anak. Secara fisik memang tidak dapat dipungkiri bahwa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki sarana dan prasarana yang lengkap mulai dari gedung madrasah, sarana yang berbasis teknologi informatika, dan lahan yang luas telah dimiliki oleh madrasah ini. MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki visi, misi dan tujuan yang spesifik mengarah pada implementasi pendidikan karakter. Mulai dari karakter religius yaitu penanaman keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, pananaman akhlak mulia sebagai wujud karakter yang baik, mengembangkan
potensi yang dimiliki sebagai penanaman karakter kerja keras, mandiri, tanggung jawab serta menumbuhkan rasa ingin tahu pada peserta didik. Selain itu juga menjadi target utama yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah menguasai serta mengaplikasikan teknologi informatika minimal mampu menggunakan program Ms. Word dan Ms. Exel. Program ini ditujukan untuk membekali peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Pendidik atau guru yang berkompeten juga berperan dalam keberhasilan suatu madrasah, terlebih di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ini memiliki tenaga pendidik yang cukup banyak serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas apa yang menjadi tugasnya masing-masing terutama dalam berkomitmen untuk menjalankan segala program, tata tertib dan peraturan yang ada di madrasah tersebut. Hal ini bisa menjadi suatu alasan tersendiri bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya dalam memasukkan putra putrinya untuk sekolah di madrasah tersebut. 1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Karakter merupakan suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.144 Peserta didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki karakter kepribadian yang sangat kuat sebagaimana yang menjadi harapan utama dari madarsah itu sendiri yaitu mengutamakan penanaman pendidikan karakter dibanding dengan prestasi akademik.
144
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 11
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 membuktikan bahwa walaupun tidak memprioritaskan prestasi akademik akan tetapi ketika memiliki karakter yang sangat kuat maka akan dengan sendirinya mendapatkan prestasi-prestasi yang sangat baik, baik secara akademis maupun aspek potensi peserta didik . Karena tidak sedikit prestasi yang pernah diraih oleh MI Mifathul Huda Sumberejo 01 di sepanjang tahun sebagaimana bukti terlampir tentang prestasi yang pernah diraihnya. Kebiasaan peserta didik yang berawal dari kegiatan madrasah baik terprogram maupun spontan
menunjukkan bahwa mereka memiliki
karakter-karakter sebagai berikut: a. Religius, terbukti dari keseriusan peserta didik dalam mengikuti kegiatan keagamaan, membiasakan membaca do‟a sebelum dan sesudah belajar, sholat dzuhur berjamaah, serta prestasi-prestasi yang diraih seperti memenangkan perlombaan Tilawatil Qur‟an, Tartilul Qur‟an dan lain-lain. b. Komunikatif, yaitu nampak ketika anak berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika ada materi yang masih kurang paham, mengucapkan salam ketika bertemu guru, dan suka bermusyawarah. c. Disiplin, tergambar ketika peserta didik selalu datang tepat waktu, berbaris dengan rapi (ketika hendak melakukan upacara pada hari Senin atau senam pagi pada hari Jum‟at), berpakaian dengan rapi, serta mengikuti pembelajaran dengan rajin.
d. Mandiri. Karakter ini nampak ketika peserta didik berusaha mengerjakan soal ulangan tanpa menyontek pekerjaan teman yang lain, banyak dari mereka yang sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti mempersiapkan alat sekolah, dan mengurus dirinya sendiri (gosok gigi, cuci tangan, dll). e. Peduli lingkungan. Karakter ini ditunjukkan sikap kepedulian peserta didik dalam menjaga kebersihan lingkungan madrasah dengan membuang sampah pada tempatnya serta sesuai jenisnya (organik dan anorganik), menjaga tanaman-tanaman halaman madrasah, dan gemar menanam pohon. f. Peduli sosial, yang nampak pada kebiasaan peserta didik yang selalu peduli kapada teman-temannya, seperti menjenguk ketika sakit, dan mengingatkan ketika ada yang berbuat kesalahan. g. Tanggung jawab. Seperti ketika peserta didik diberi tugas pekerjaan rumah, maka mereka mengerjakannya dengan baik, dan mereka juga melaksanakan jadwal piket kebersihan kelas dengan rutin. h. Gemar membaca. Karakter ini tumbuh ketika dimotivasi dengan lomba membaca buku antar kelas. i. Keja keras. Terbukti pada kesungguhan para peserta didik dalam mengikuti segala kegiatan yang ada di madrasah dan mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan ektrakurikuler sesuai bakat yang dimiliki.
j. Rasa ingin tahu. Antusias dan aktivasi belajar anak yang cukup tinggi nampak ketika mereka menerima tugas dari guru dengan senang hati. k. Cinta tanah air dan semangat kebangsaan. Dibuktikan ketika mereka mengikuti kegiatan upacara bendera dengan penuh hikmat, antusias mengikuti kegiatan peringatan hari-hari bersejarah nasional, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Kartini, Hardiknas, dan lain-lain. Dari karakter-karakter yang dimiliki peserta didik MI Miftahul Huda sumberejo 01 telah memiliki karakter yang baik dan melekat pada diri peserta didik . 2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pemahaman Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tentang pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan akhlak yang tergambar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pengertian ini hampir senada dengan ungkapan Furqon Hidayatullah yang menyebutkan bahwa akhlak yang dimiliki seseorang nantinya akan menjadi sebuah karakter yang melekat pada diri pribadinya. 145 Implementasi pendidikan karakter menurut Superka yang dikutip oleh Masnur Muslih dapat menggunakan berbagai pendekatan, di antaranya pendekatan penanaman nilai, pendekatan perkembangan
145
Furqon Hidayatullah, Pidato Kuliah: Pendekatan Strategi Pendidkan Nilai, 12 Oktober 2013: 08.30 WIB.
kognitif, pendekatan analisis nilai, pendekatan klarifikasi nilai atau pembelajaran berbuat.146 Hal ini menunjukkan bahwa Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 telah memahami tentang adanya program pendidikan karakter serta menanggapinya dengan serius untuk diimplementasikan di madrasah pimpinannya dengan manajemen kepemimpinan yang diterapkan. Manajemen memiliki beberapa tahap yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan.147 Tahap-tahap tersebut secara tidak langsung telah terlaksana dalam kepemimpinan Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01. a. Perencanaan Dalam tahap ini nampak kepala madrasah merencanakan program-program untuk pembelajaran peserta didik, yang mana kegiatan tersebut mengacu pada visi, misi, dan tujuan yang bebasis pendidikan karakter di madrasah terebut. b. Pengorganisasian Kepala madrasah berupaya untuk mewujudkan keberhasilan program
madrasah.
Beberapa
hal
yang
dilakukan
yaitu
mensosialisasikan program madrasah kepada orang tua/wali peserta didik, para guru dan karyawan, pengurus dan komite madrasah dan masyarakat setempat. 146
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,..., hlm. 108-118. 147 James A.F. Stoner, Management, second edition, Englewood Cliffs, N.J.,:Prentice Hall, 1982, hlm. 8-13.
Dengan ini kepala madrasah meminta kerjasama dari semuanya, serta membagi tugas dengan guru dalam pelaksanaan program yang ada. c. Memimpin Guru telah diberi tugas sendiri-sendiri, akan tetapi kepala madrasah tetap memiliki kewenangan untuk memimpin pelaksanaan program pendidikan karakter secara umum, sehingga kepala madrasah tetap memiliki tanggung jawab atas jalannya kegiatan-kegiatan yang ada di madrasah. Kepemimpinannya nampak ketika kepala madrasah selalu memimpin secara langsung dari kegiatan-kegiatan madrasah seperti menyiapkan peserta didik untuk upacara, senam bersama, serta bersih-bersih. Walaupun dalam pelaksanaannya tetap dibantu oleh para guru atau wali kelas untuk mendampingi peserta didiknya. d. Mengendalikan Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 selalu mengendalikan pelaksanaan program-program madrasah dengan cara mengawasi secara langsung jalannya kegiatan-kegiatan yang ada, serta selalu menghimbau pada guru untuk selalu komitmen dengan tata tertib yang ada. Dari uraian tersebut telah nampak bahwa pemahaman terhadap pendidikan
karakter
dan
implementasinya
dalam
manajemen
kepemimpinan Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah sangat baik dan tertata rapi. 3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pendidikan karakter sebagai pendidikan akhlak secara serentak pada peserta didik. Pemahaman ini tidak jauh berbeda dengan pengertianpengertian sebelumnya, hanya saja guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memfokuskan pada strategi yang harus digunakan untuk implementasinya mengingat bawaan peserta didik yang berbeda-beda. Dengan dasar ini guru mengambil langkah dalam mengatur perencanaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran berbasis pendidikan karakter secara merata. Guru mengambil langkah awal dengan mengidentifikasi kepribadian peserta didik, untuk mengenali dan mengetahui
satu persatu dari mereka, sehingga perlakuan antara
peserta didik yang satu dengan yang lainnya pasti akan berbeda. Adapun dalam rangka menyampaikan materi pembelajaran yang harus dituntaskan guru menggunakan strategi dan model pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi peserta didik dan alokasi waktu. Selain program madrasah yang sudah ada guru juga membuat program pembiasaan kelas, yang merupakan strategi dari guru kelas masing-masing untuk menanamkan karakter pada peserta didik. Contohnya membiasakan memberikan kuis atau pertanyaan sebelum anak pulang sekolah, yang mana strategi ini dapat mendukung siswa untuk memiliki karakter kerja
keras dan rasa ingin tahu. Kemudian yang menjadi salah satu unsur utama pembelajaran adalah evaluasi, dan evaluasi juga telah dilaksanakan oleh para guru untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian pembelajaran sebagai bentuk tanggung jawab dari seorang guru. Dari gambaran tersebut nampak ada perencanaan yang matang dari seorang guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang berbasis pendidikan
karakter.
Selain
dari
itu
guru
juga
menunjukkan
keteladanannya yaitu memiliki daya kreatifitas yang cukup tinggi, sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi para peserta didik, serta sikap tanggung jawab atas segala yang menjadi tugas-tugasnya. Analisis menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil guru dalam memanajemen pembelajaran mengambil jalan lain dari teori yang ada, dengan ini berarti guru menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada dengan harapan lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan karakter. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 terhadap pendidikan karakter adalah sangat baik, serta diimplementasikan melalui manajemen pembelajaran yang baik pula.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pelaksanaan pendidikan karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 telah berjalan secara baik sesuai dengan perencanaan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter tersebut telah didukung oleh semua aspek mulai dari kinerja guru, kepedulian orang tua, lingkungan madrasah serta sarana dan prasarana yang ada. Membuktikan adanya ungkapan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melaksanakan pendidikan karakter secara efektif dan
efisien
yang
di
antaranya
menggunakan
pendekatan
yang
komprehensif, komunitas sekolah yang penuh perhatian, tumbuhkan kebersamaan, serta melibatkan orang tua sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter. Faktor-faktor tersebut sebagian besar telah dimiliki oleh MI Miftahul Huda Sumberejo 01 di samping adanya rasa tanggung jawab dan komitmen dalam pelaksanaan program yang ada beserta sarana dan prasarana yang belum tersebut dalam teori yang ada sebagai motivasi yang cukup kuat baik bagi para peserta didik maupun seluruh dewan guru yang ada. MI Miftahul Huda Sumberejo 01 merasa masih ada beberapa hal yang dirasa cukup menghambat pelaksanaan pendidikan karakter adalah faktor latar belakang masing-masing peserta didik yang bervariatif, mulai
dari faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal maupun karakter dasar masing-masing individu peserta didik. Secara teoritis masalah latar belakang keluarga yang berbeda-beda belum dibahas dalam upaya pelaksanaan pendidikan karakter secara efektif. Namun dapat dipahami bahwa salah satunya diungkapkan untuk memaksimalkan pelaksanaan pendidikan karakter secara aktif adalah harus ada keterlibatan keluarga sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter putra putrinya.
B. MI Al Ittihad Semowo MI Al Ittihad Semowo terletak cukup jauh dari keramaian kota akan tetapi madrasah tersebut menjadi jantung keramaian Desa Semowo itu sendiri. Tercipta suasana yang ramah dan damai karena terdapat sebuah yayasan yang memiliki lembaga pendidikan yang cukup lengkap yaitu mulai dari tingkat usia dini, dasar dan menengah pertama dalam satu lokasi. Secara geografis MI Al Ittihad Semowo memiliki aset besar dalam dunia pendidikan, sehingga masyarakat setempat memberikan kepercayaannya pada lembaga tersebut untuk mensekolahkan putra-putrinya. Hal ini karena madrasah telah memiliki prestasi tersendiri di mata masyarakat yaitu sebagai lembaga yang mampu menanamkan karakter pada peserta didik secara komprehensif terutama dalam penanaman nilai-nilai religius dan sopan santun. Dalam kelembagaannya tergambar sebuah organisasi yang sistematis serta menunjukkan adanya sebuah kerjasama dan kepemimpinan yang baik
serta memiliki dewan guru yang kompetensi akademisnya telah memenuhi standar sebagai seorang pendidik yaitu S1, serta masih ada beberapa yang masih dalam proses untuk menyelesaikan pendidikan tersebut. Berdasarkan pada data-data yang ada secara administratif MI Al Ittihad Semowo sudah cukup baik, beserta program-program yang ada juga telah menunjukkan arah pada implemetasi pendidikan karakter. Sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki yaitu mengedepankan penanaman keimanan dan ketaqwaan, akhlak mulia, peka terhadap lingkungan, dan pengembangan potensi diri. Dalam pelaksanaanya ada beberapa program yang hampir sama dengan madrasah-madrasah yang lainnya seperti sholat berjamaah dan upacara bendera setiap hari senin. Akan tetapi walaupun jenis dan sebutan kegiatannya adalah sama ada perbedaan dalam pelaksanaannya (mulai dari pendekatan atau strategi untuk memaksimalkan hasil pendidikan karakter dari kegiatan tersebut). Telah menjadi kegiatan yang sangat rutin serta dilaksanakan secara intensif adalah program pembiasaan sholat dhuha yang dilakukan secara bersama-sama. Ada strategi yang sangat efektif agar supaya peserta didik benar-benar dapat memahami tata cara melaksanakan sholat dhuha secara baik dan benar. Yaitu anak diajak langsung mempraktekkan sholat dhuha dua kali, yang pertama adalah sebagai pembelajaran yaitu anak diajak membaca dengan keras dari seluruh bacaan sholat secara bersama, dan yang kedua kalinya sebagai amalan ibadah.
Strategi tersebut di atas akan lebih mempermudah bagi anak untuk menghafal bacaan-bacaan sholat serta memahami tata caranya secara runtut. Dalam pelaksanaan kegiatan ini pihak madrasah mendatangkan guru di luar guru mata pelajaran atau guru kelas yang ada, yakni guru yang benar-benar mengusai atau memiliki ilmu agama yang sangat baik. Metode yang sangat tepat karena dengan cara seperti ini secara umum anak akan memiliki motivasi dan suasana yang berbeda, seperti halnya telah disebutkan dari salah satu metode ari 1001 metode pembelajaran yang dapat digunakan pelaksanaan pembelajaran aktif adalah dengan metode mendatangkan tamu. Tamu di sini adalah orang dari luar yang memilki kompetensi dalam suatu bidang yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada. Karakter religius yang dimiliki MI Al Ittihad Semowo juga telah nampak dalam jadwal kegiatan pembelajaran aktif yaitu dengan mengambil hari Jum‟at sebagai hari libur mingguan dan hari Minggu sebagai hari efektif belajar. Visi dan misi MI Al Ittihad Semowo yang menekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik telah dibuktikan dengan adanya beberapa prestasi yang telah diraih seperti seni kaligrafi, pidato berbagai bahasa, tilawatil Qur‟an, dan tahsinul khoth (menulis arab dengan bagus). Hal ini telah menunjukkan adanya komitmen madrasah dalam pelaksanaan program-program yang telah direncanakan.
1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo MI Al Ittihad Semowo memiliki jumlah peserta didik dengan ratarata 20 anak per kelas yang secara garis besar memiliki karakter yang baik, adapun karakter-karakter yang menonjol adalah sebagai berikut: a. Religius. Karakter ini nampak ketika anak setiap pagi langsung menuju ke masjid dengan tertib untuk melakukan kegiatan sholat dhuha bersama-sama. Anak betul-betul dapat menguasai dalam pelaksanaan ibadah tersebut, karena dalam pembelajaran itu anak dapat langsung mempraktekkan dengan intensif. Selain itu mereka juga menghafal beberapa surat pendek yang secara rutin dibaca bersama setelah melakukan sholat dhuha dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah secara tertib dan rutin. b. Bersahabat/komunikatif, ditunjukkan sikap anak yang terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan guru dengan mencium tangan serta berani mengajukan pertanyaan dengan sopan. c. Cinta damai dan peduli sosial, nampak dari sikap para peserta didik yang memiliki sopan santun dan menghargai orang lain serta tolong menolong. d. Sikap rendah hati yang tinggi, menghargai dan menghormati orang lain. Dari karakter-karakte tersebut ada karakter yang paling menonjol dari diri peserta didik MI Al Ittihad Semowo yaitu sikap sopan santun dalam bersikap pada orang lain terutama kepada guru atau orang yang
lebih tua, akan tetapi madrasah memiliki tugas yang harus dengan kerja keras yaitu menanamkan karakter terutama kedisiplinan pada diri peserta didik. Idealnya ketika anak memiliki sikap kepatuhan yang tinggi mereka akan cenderung mudah untuk dibentuk karakternya, sejauh mereka memiliki contoh yang kongkrit sebagai tolak ukur dalam bersikap. 2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah MI Al Ittihad Semowo Kepala Madrasah Al Ittihad Semowo memberikan pengertian pendidikan
karakter
sebagai
pendidikan
yang
mengedepankan
pembentukan sikap dan perilaku di samping pendidikan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan. Pengertian ini mengarah pada pengertian dasar dari kata karakter itu sendiri yaitu bahwa sikap dan perilaku merupakan wujud dari karakter seseorang terhadap lingkungannya. Implementasi pendidikan karakter di MI Al Ittihad Semowo sudah nampak pada gambaran-gambaran karakter para perserta didiknya serta kegiatan-kegiatan madrasah yang ada. Untuk menjalankannya kepala madrasah berupaya mengatur serta memutuskan melalui manajemen kepemimpinannya. Tanggapan dan kepedulian kepala madrasah terhadap program pendidikan karakter diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sebagai program-program madrasah. Analisis terhadap manajemen kepemimpinan Kepala MI Al Ittihad Semowo dalam implementasi pendidikan karakter terurai sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Perencanaan
pelaksanaan
program
pendidikan
karakter
tergambar dalam visi, dan misi yang digunakan sebagai tolak ukur utama dalam membuat program dan jadwal pelaksanannya. Pendidikan karakter nampak secara jelas dalam visi yang dimiliki MI Al Ittihad Semowo yaitu mewujudkan generasi muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan peka terhadap lingkungan. Dari visi dan misi tersebut diwujudkan dalam beberapa kegiatan pembelajaran baik dalam intra maupun ekstrakurikuler. Program pembiasaan yang secara rutin dilaksanakan yaitu sholat dhuha, hafalan surat pendek, upacara bendera, dan jamaah sholat dhuhur. Pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui programprogram kegiatan mewujudkan adanya komitmen dari pihak kepala madrasah untuk melaksanakan program pendidikan karakter secara baik dan berkesinambungan. 2. Tahap Pegorganisasian Mengarah pada hasil yang maksimal dari tujuan program pendidikan kepala madrasah mengambil beberapa cara secara terstruktur yaitu: mensosialisasikan kepada orang tua/wali peserta didik tentang adanya program penekanan pendidikan karakter, menekankan para guru untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode dan strategi
yang paling tepat, membuat tata tertib, menyusun program serta jadwal pelaksanaannya, menekankan pada guru untuk komitmen terhadap peraturan dan tata tertib yang ada sebagai wujud keteladanan bagi para peserta didiknya. 3. Tahap Memimpin Kepala MI Al Ittihad Semowo memiliki kewibawaan sebagai seorang pemimpin, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan atau program madrasah berada dalam keputusannya. Akan tetapi Kepala Madrasah tetap memberikan ruang kepada bawahannya (guru) untuk mengembangkan sesuai pengalaman dan wawasan yang dimiliki. 4. Tahap Mengendalikan Pengendalian dalam pelaksanaan program pendidika karakter yang dilakukan nampak ketika kepala madrasah mengontrol kegiatan dengan cara mengawasi, menanyakan, serta menuntut komitmen para guru dalam mentaati tata tertib yang ada. Berdasarkan analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pendidikan karakter serta implementasinya dalam manajemen kepemimpinan Kepala MI Al Ittihad Semowo adalah baik. 3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru MI Al Ittihad Semowo Manajemen
pembelajaran
mengimplementasikan
pendidikan
yang
diterapkan
karakter
dalam
nampak
rangka
sistematis.
Pemahamannya tentang pengertian pendidikan karakter cukup mengarah yakni suatu bentuk usaha untuk membentuk karakter peserta didik menjadi berkarakter yang menjadi kebiasaan dalam berperilaku sehari-hari. Indikator utama dari sebuah karakter atau akhlak adalah munculnya
sebuah perilaku tanpa adanya
suatu pemikiran dan
pertimbangan sehingga perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan. Dari pengertian tersebut juga menunjukkan bahwa yang diharapkan dari seorang guru tidak hanya di lingkungan madrasah saja anak berkarakter, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari di manapun tempat dan kapanpun waktunya termasuk di lingkungan keluarga, masyarakat setempat, serta di kehidupan masa depannya. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut tersusun rencana yang cukup
matang
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
sebagai
sarana
pembentukan karakter. Berbeda dengan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang mengambil langkah awal identifikasi terhadap peserta didiknya, untuk guru MI Al Ittihad Semowo mengambil langkah dengan mengidentifikasi KD (Kompetensi Dasar) terlebih dahulu baru kemudian mencari pendidikan yang paling tepat untuk diintegrasikan dalam materi yang akan disampaikan dengan dituangkan ke dalam RPP, pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen yang sangat sistematis dan idealis, akan tetapi ketika dikembalikan pada realitas peserta didik yang berbeda-beda, atau situasi dan kondisi yang berbeda pula terkadang akan lebih sering pelaksanaan belum sesuai dengan perencanaan. Karena menelaah dari
langkah-langkah tersebut guru memposisikan peserta didik pada satu garis yang sama, dengan kebutuhan yang sama pula. Akan terjadi sebuah kendala ketika ada beberapa peserta didik yang memerlukan perhatian secara khusus dengan adanya berbagai faktor. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka akan ada program-program secara tidak terstruktur dan kurang sistematis, seperti peneguran spontan, pemberian nasehat pada anak yang tidak mengikuti tata tertib atau berperilaku di luar tata krama. Tindakan ini secara umum akan di lakukan di setiap lembaga pendidikan, karena realita yang ada di manapun akan ditemukan anak yang selalu berbuat tidak sesuai dengan tata tertib yang ada. Manajemen pembelajaran guru MI Al Ittihad Semowo dalam implementasi pendidikan karakter sangat sistematis dan ideal, yaitu sesuai dengan teori yang ada yakni berawal dari pengembangan silabus kemudian dijabarkan dalam RPP. 4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di MI Al Ittihad Semowo Pendidikan karakter yang dimiliki oleh peserta didik MI Al Ittihad Semowo berbeda dengan yang dimiliki oleh peserta didik madrasah lainnya. Hanya saja MI Al Ittihad Semowo memiliki karakter yang paling menonjol yaitu sikap sopan santun dan rendah hati, yang mana karakter ini tumbuh disebabkan adanya faktor utama yaitu madrasah yang berada dan di dalam lokasi sebuah yayasan yang memiliki lembaga pendidikan
pondok pesantren selain dari pendidikan formal yang ada. Tradisi pesantren melekat sangat kuat pada diri peserta didik, membantu pihak madrasah untuk mempermudah menanamkan pendidikan karakter terutama dalam indikator menghormati dan menghargai orang lain. Sejauh ini guru merasa belum pernah menerima adanya sebuah pelatihan dengan tema implementasi pendidikan karakter, dengan ini menjadikan guru harus bersikap aktif dan kreatif untuk mengembangkan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan program pendidikan karakter itu sendiri. Cukup positif yaitu dengan adanya hambatan mendorong mencari solusi yang tepat,
sehingga memancing motivasi
untuk menumbuhkan daya kreatifitas guru. Namun bagaimanapun juga sebenarnya guru harus memiliki dasar atau referensi untuk implementasi pendidikan karakter secara efektif dan tepat. MI Al Ittihad Semowo merasa harus bekerja keras untuk menjadikan anak memiliki karakter disiplin, karena berdasarkan latar belakang para peserta didiknya banyak yang ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya sehingga mereka kurang adanya perhatian dari lingkungan keluarga. Seorang wali peserta didik akan berbeda rasa tanggung jawabnya dengan yang dimiliki oleh orang tua kandungnya. Tidak semua peserta didik memiliki latar belakang dan motivasi yang sama, karena ada juga peserta didik yang orang tuanya sangat memperhatikan serta dapat bekerja sama secara baik dengan guru. Anak yang seperti ini akan tumbuh secara ideal, berbeda dengan anak-anak yang
lain yang memang keadaan telah memaksakan anak harus memiliki perhatian secara khusus. Tidak akan bisa menyamakan perlakuan terhadap semua peserta didik, dikarenakan kebutuhan peserta didik adalah berbeda. Tantangan yang cukup berat harus dihadapi oleh pihak madrasah dalam hal ini, sehingga secara intensif proses pembelajaran masih kurang efektif karena belum dapat mencapai ketuntasan belajar secara merata.
C. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Secara geografis letak MI Tarbiyatul Ulum Jembrak memang sangat kondusif sebagai tempat kegiatan belajar dan mengajar secar efektif , yaitu jauh dari keramaian kota maupun jalan raya, bahkan berada di tengah-tengah perekebunan dan persawahan desa setempat. Sesuai dengan manajemen kelas untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif salah satunya adalah lingkungan yang tidak menggangu ketenangan belajar para peserta didik. Memperhatikan dari latar belakang pendirian dan perkembangannya madrasah ini telah memiliki kepercayaan dari masyarakat yang sangat kuat, hal ini menjadikan motivasi tersendiri untuk selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Sebagaimana telah dibuktikan melalui program-program yang ada yaitu melalui visi dan misi yang mengedepankan pendidikan akhlakul karimah, serta menciptakan kehidupan yang harmonis antara warga madrasah dengan lingkungannya. Nampak jelas sekali adanya nilai-nilai pendidikan karakter yang sangat tinggi dalam program-program tersebut, hal
ini menunjukkan bahwa MI Tabiyatul Ulum Jembrak telah berkomitmen untuk mengimplementasikan pendidikan karakter. Jumlah dewan guru MI Tarbiyatul Ulum telah mencukupi seluruh rombongan belajar yang ada dengan ditambah satu guru mapel, mereka mampu melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Hal ini menunjukkan bahwa para guru memiliki potensi, tanggung jawab dan komitmen yang baik untuk melaksanakannya. Selain itu secara akademis dari Kepala Madrasah dan enam guru kelas yang ada telah memiliki gelar sarjana. Dari faktor-faktor ini cukup menjadi bukti kongkrit bahwa pendidikan karakter telah benar-benar dilaksanakan di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak. Selain dari pada itu juga dapat diperhatikan dari beberapa prestasi yang pernah diraih oleh MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang di antaranya juara olimpiade beberapa mata pelajaran dan porseni dalam tiap-tiap tahunnya. Berdasarkan dari beberpa prestasi yang diraih ini membuktikan bahwa MI Tarbiyatul Ulum Jembrak mampu mengantarkan peserta didiknya untuk berani bersaing dan mulai meraih prestasi sesuai yang menjadi tujuan dari madrasah itu sendiri. 1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Berdasarkan pada hasil pengamatan dan wawancara sebagaimana terurai pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara
umum
tentang peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak memiliki karakter yang cukup baik yaitu disiplin, semangat, komunikatif, tanggung jawab, peduli lingkungan, disiplin dan sopan santun.
a. Disiplin, karakter ini nampak dalam kebiasaan peserta didik yang datang tepat waktu, berpakaian seragam secara rapi, serta mentaati peraturan dan tata tertib madrasah. b. Tanggung jawab, yaitu nampak ketika anak mengerjakan tugas dari guru dengan baik, dan melaksanakan jadwal piket kebersihan kelas. c. Peduli lingkungan, dibuktikan dengan adanya kondisi madrasah yang sangat bersih dan nyaman. d. Sopan santun, di antaranya nampak ketika seorang anak dipanggil oleh salah seorang guru untuk dimintai tolong langsung melaksanakan dengan baik. e. Mandiri, dibuktikan anak tidak mengenal menyontek atau bekerja sama ketika menghadapi ulangan, terbiasa menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, dan mencuci tangan dengan sabun. Memperhatikan karakter-karakter yang nampak pada peserta didik tersebut dapat dikatakan bahwa MI Tarbiyatul Ulum Jembrak cukup berhasil dalam mengimplementasikan pendidikan karakter walaupun belum maksimal sesuai yang diharapkan. 2. Implementasi Pendidikan Karakter
dalam Manajemen Kepemimpinan
Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Jembrak memahami tentang arti pendidikan karakter sebagai suatu pendidikan yang menitik beratkan pada pembentukan dasar karakter anak melalui kegiatan
pembiasaan sehingga nantinya anak terbiasa untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian tersebut sangat mudah dipahami, bahkan mengarah langsung pada bentuk implementasi pendidikan karakter itu sendiri yaitu dengan adanya sebuah program pembiasaan. Selain itu juga dapat dianalisis bahwa Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak betul-betul memahami adanya program pendidikan karakter yang dikehendaki oleh pemerintah, yaitu anak bangsa yang memiliki karakter yang sangat kuat dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak cukup dipahami, melainkan juga diimplementasikan dengan baik di madrasah yang dipimpinnya. Yakni melalui sosialisasi pada orang tua/wali peserta didik, pengurus dan masyarakat setempat, mengaharap adanya kerjasama yang baik untuk mewujudkan tujuan program pendidikan karakter. Program yang diterapkan adalah pembiasaan membaca do‟a harian, menghafal asmaul husna, baca tulis Al Qur‟an, sholat dhuha bersama yang ditujukan untuk membentuk karakter religius pada peserta didik. Religius sebagai karakter yang utama dimiliki oleh sebuah madrasah, dengan ini bukan berarti diabaikan karena sudah menjadi hal yang terbiasa melainkan justru harus dipertahankan dan diutamakan, sehingga benar-benar membuktikan bahwa anak madrasah adalah anak yang religius, bukan sekedar anggapan.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah upacara bendera setiap hari senin atau peringatan hari-hari nasional, sama halnya yang dilakukan oleh madrasah-madrasah lainnya. Kegiatan seperti ini sangat efektif untuk memberikan pembelajaran langsung pada siswa untuk berlatih disiplin, mengenal dan mencintai tanah airnya. Memperingati hari-hari besar nasional dapat mengetahui secara langsung hari apa yang diperingati serta mengambil suri teladan dari sejarah yang ada dalam peringatan hari tersebut, seperti Hari Kemerdekaan RI, Hari Kartini, Hardiknas, Hari Pahlawan, Hari Kesaktian Pancasila, dan lain sebagainya. Upaya MI Tarbiyatul Ulum Jembrak untuk menanamkan sikap tanggung jawab di antaranya dengan periksa kuku, rambut dan kebersihan gigi. Secara sederhana kegiatan ini mengarah pada kebersihan diri sehingga dapat dipahami bahwa tanggung jawab di sini adalah tanggung jawab terhadap kebutuhan pribadinya, ketika seseorang mampu merawat dirinya dapat diartikan bahwa ada rasa tanggung jawab pada pribadinya. Program-program pembiasaan yang diterapkan sebagai upaya untuk membiasakan peserta didik untuk berkarakter sudah tepat, tinggal mengembangkan pada karakter-karakter yang lainnya. Manajemen yang digunakan oleh Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak dalam implementasi pendidikan karakter selain melalui program pembiasaan ada pula kegiatan rutin yaitu pramuka yang menumbuhkan karakter kemandirian, keberanian, kebersamaan, tanggung jawab, saling menghargai serta kretifitas para peserta didik.
Kemudian ada kegiatan bimbingan konseling yang mengarah pada orientasi lingkungan madrasah, bimbingan belajar, dan juga masalah pribadi siswa. Cukup jelas bahwa kegiatan ini menginginkan agar anak lebih terbuka dan komunikatif sehingga pihak madrasah akan lebih mudah untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi peserta didik secara langsung, serta tercipta kedekatan antara guru dengan peserta didik. Layanan bimbingan konseling secara umum akan ada di sekolah atau madrasah di tingkat menengah. Sebuah penemuan yang baru ketika kegiatan ini diterapkan di tingkat pendidikan dasar yang notabennya berada di lingkungan pedesaan. Sangat efektif ketika program ini dapat berjalan dengan baik, karena guru akan mengetahui kebutuhan para peserta didiknya, sehingga apa yang dilakukan oleh guru akan tepat pada sasaran. Kegiatan rutin pekan kreativitas siswa yaitu ajang perlombaan yang diadakan setiap tahun sangat efektif karena akan memberikan motivasi yang besar pada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kompetensi yang dimiliki. Banyak pendidikan karakter yang terkandung dalam kegiatan tersebut yaitu, kerja keras, rasa ingin tahu, toleransi, menghargai prestasi, serta kebangsaan. Pemaksimalan karakter religius juga diupayakan dengan kegiatan pesantren ramadhan ketika dalam kalender pendidikan menemukan hari efektif pada bulan Ramadhan, sekaligus mengadakan kegiatan zakat fitrah dengan melibatkan anak sebagai praktek pembelajaran secara langsung.
Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan menunjukkan adanya pemahaman dan kesungguhan kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak dalam mengimplementasikan
pendidikan
karakter
melalui
manajemen
kepemimpinannya secara baik. 3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Pembelajaran yang dilakanakan oleh guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak selama ini sudah nampak dengan sangat jelas adanya implementasi pendidikan karakter, terbukti dalam pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sudah tertulis secara langsung adanya integrasi pendidikan karakter sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari implementasi yang ada guru memahami pendidikan karakter sebagai pembentukan karakter merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran. Sejauh ini guru merasa kurang adanya sosialisasi tentang pendidikan karakter karena selama ini guru hanya mendapatkan ketika pelaksanaan PLPG (Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru) teruntuk guru yang akan memiliki sertifikat pendidik. Dengan ini guru yang belum bersertifikat cukup mengetahui dari teman-teman guru dari mereka yang sudah mengikuti PLPG, serta dari media internet bagi mereka yang memiliki semangat untuk mempelajarinya.
Guru menjalankan pembelajaran sesuai apa yang menjadi rencananya. Dengan manajemennya secara runtut disebutkan yaitu mulai dari memahami silabus, membandingkan kondisi peserta didik dengan materi yang akan diajarkan, mengembangkan silabus ke dalam RPP, mengintegrasikan pendidikan karakter yang sesuai dengan materi, kemudian pengkondisian kelas. Selain dari pendidikan karakter yang terkandung dalam materi pembelajaran tiap-tiap guru memiliki target khusus tentang karakter yang paling ditekankan terhadap peserta didiknya. Semua itu dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal guru selalu menggunakan strategi pembelajaran yang paling disukai oleh peserta didik, karena dengan cara seperti ini mereka akan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu guru memiliki rasa tanggung jawab yang penuh terhadap segala program kegiatan di madrasah tersebut, karena mereka menyadari adanya keteladanan para guru merupakan tolak ukur utama yang dijadikan alasan bagi peserta didik untuk berkarakter. Manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak hampir senada dengan yang dilakukan oleh guru MI Al Ittihad Semowo yaitu berawal dari silabus yang ada, yang mana di dalamnya terdapat kompetensi dasar sebagaimana yang digunakan sebagai tolak ukur oleh guru MI Al Ittihad Semowo.
Ada beberapa hal yang dapat digaris bawahi dari manajemen pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter oleh guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yaitu guru selalu berusaha mencari tahu dan mengikuti apa yang diinginkan oleh para peserta didik secara umum. Guru juga senantiasa memaksimalkan penekanan pendidikan karakter sesuai dengan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam materi-materi yang diajarkan. Berdasarkan uraian analisis tersebut telah nampak pemahaman guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak terhadap pendidikan karakter serta diimplementasinya dalam manajemen pembelajaran secara baik Sebuah opini dari seorang guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang dapat menjadi perhatian bagi seluruh madrasah yaitu bahwasanya Madrasah Ibtidaiyah lebih dikenal dengan lembaga pendidikan dasar yang berbasis agama, karena di sana terdapat materi pembelajaran agama yang lebih banyak. Akan tetapi dalam satu masa madrasah tersebut mengalami kekurangan kepercayaan dari masyarakat karena dirasa madrasah dianggap tertinggal dalam prestasi akademisnya. Waktu yang berlalu seiring munculnya para pendidik generasi muda serta perkembangan kurikulum yang ada di antaranya ditekankannya pendidikan karakter dalam tujuan pembelajaran menjadikan kekuatan baru bagi madrasah untuk mendapatkan simpati dari masyarakat yang sempat berkurang. Ada motivasi tersendiri karena banyak Sekolah Dasar (SD) yang menambah predikat dengan sebutan SD IT, yaitu Sekolah Dasar akan tetapi memiliki
keunggulan dalam bidang pendidka agama. Lembaga pendidikan yang pada dasarnya tidak memiliki kurikulum agama yang banyak akan tetapi mampu menanmkan karakter religius yang sangat kuat, apalagi Madrasah Ibtidaiyah seharusnya lebih mampu dan lebih mudah untuk menjadikan para peserta didiknya memiliki karakter religius yang lebih kuat. Realitas yang ada memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak lembaga pendidikan yang menamakan dirinya dengan sebutan SD IT untuk mencarai perhatian dari masyarakat. Sehingga madrasah merasa termotivasi dengan kenyataan ini untuk bangkit menjadi madrasah yang unggulan serta mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa mereka dapat memenuhi apa yang mereka inginkan, yaitu berhasil dalam prestasi akademis dan juga unggul dalam berkarakter. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter bagi para putra putrinya, serta kepedulian dari seluruh lembaga pendidikan untuk menekankan pendidikan karakter dalam madrasah atau sekolahnya. 4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Implmentasi Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak MI Tarbiyatul
Ulum
Jembrak telah mengimplementasikan
pendidikan karakter dengan baik, walaupun mereka merasa masih harus ada yang perlu dikembangkan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor baik yang mendukung maupun cukup menghambat
pelaksanaan
pendidikan karakter sebagaimana tersebut dalam paparan hasil penelitian.
Para dewan guru yang berkompetensi, kerja sama yang baik, serta adanya perhatian dari pengurus dan komite madrasah sebagai faktor pendukung terlaksananya program pendidikan karakter dengan baik. Sesuai dengan teori yang ada yaitu kerjasama dan adanya komunitas sekolah yang penuh perhatian
merupakan
faktor
yang
dapat
menetukan
keefektifan
implementasi pendidikan karakter. Selain itu implementasi pendidikan karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak juga didukung adanya keasadaran orang tua dan lingkungan masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter, dan lingkungan madrasah yang kondusif yaitu suasana yang tenang jauh dari keramaian.
Anggota
masyarakat
merupakan
mitra
yang
sangat
berpengaruh besar dalam efektifitas implementasi pendidikan karakter. MI Tarbiaytul Ulum Jembrak merasa ada beberapa hal yang kurang mendukung dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan karakter secara maksimal yaitu sarana dan prasarana yang kurang memadahi, dasar ilmu agama masyarakat yang masih kurang, guru tidak dapat mengontrol kebiasaan peserta didik di luar jam belajar, sedangkan jam belajar terbatas pada jam efektif. Pihak madrasah belum berani menambah jam di luar jam efektif dikarenakan kurangnya anggaran madrasah yang selama ini sumber utama hanya dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Adapun kondisi ekonomi orang tua/wali peserta didik rata-rata bermatapencaharian petani dengan hasil yang tidak menentu.
Faktor-faktor penghambat tersebut cukup berpengaruh karena pihak madrasah merasa kurang berani ketika akan melaksanakan kegiatankegiatan tertentu yang dapat mendukung perkembangan peserta didik. Akan tetapi dalam realitanya menurut pengamatan peneliti MI Tarbiyatul Ulum sejauh ini walaupun dalam keterbatasan telah berupaya secara
maksimal
dengan
kondisi
yang
sesuai
apa
adanya
mengimplementasikan pendidikan karakter dengan beberapa program kegiatan yang tidak membutuhkan banyak biaya. Keteladanan dari lingkungan madrasah menjadi unsur yang paling utama dalam pendidikan karakter sebagaimana program keteladanan yang telah ditetapkan sebagai bentuk komitmen MI Tarbiyatul Ulum untuk mendukung dan mewujudkan pendidikan karakter.
D. MI Miftahun Najihin Kauman Lor MI Miftahun Najihihin Kauman Lor yang terletak tepat di pinggir jalan cukup ramai menjadikan madrasah ini mudah dijangkau dari berbagai arah. Hanya saja pihak madrasah harus senantiasa untuk menghimbau para peserta didik untuk selalu berhati-hati karena banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang. Kondisi ini menunjukkan bahwa MI Miftahun Najihin berada di lokasi semi perkotaan, walaupun masuk dalam wilayah pedesaan. Dalam ilmu manajemen kelas disebutkan bahwa lokasi madrasah yang berada di pinggir jalan raya akan kurang kondusif sebagai tempat pembelajaran. Hanya saja
sejauh ini MI Miftahun Najihin tidak merasa bermasalah adanya kondisi tersebut, hal ini disebabkan karena peserta didik sudah merasa terbiasa, sehingga mereka tetap fokus pada proses pembelajaran. Walaupun demikian suasana ketenangan belajar tetap akan berbeda dengan madrasah-madrasah yang jauh dari keramaian jalan raya seperti MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, MI Miftahul Huda Sumberejo 01, dan juga termasuk MI Pabelan. Visi dan misi yang dimilki MI Miftahun Najihin adalah terdidik terampil dan akhlakul karimah. Visi yang singkat jelas dan terarah, yaitu mengutamakan pendidikan serta pengembangan potensi peserta didik dan menanamkam akhlakul karimah sebagai wujud dari implementasi pendidikan karakter. Secara sistematis terurai dalam misi dan diaktualisasikan melalui program-program yang dimiliki MI Miftahun Najihin Kauman Lor. Di antaranya program pembiasaan seperti sholat dhuha bersama, sholat dhuhur berjamaah, upacara hari senin, ekstrakurikuler drum band, pramuka, kegiatan tahunan (aut bound). MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki guru sebagai tenaga pendidik sejumlah 10 orang yang telah memiliki gelar sarjana. Dari data ini dapat digambarkan bahwa MI Miftahun Najihin sudah memiliki kualitas pendidik yang baik yaitu memenuhi standar sebagai seorang pendidik. Dengan adanya tenaga pendidik yang berkualitas secara ideal akan menghasilkan out put madrasah yang berkualitas pula. Ungkapan ini dapat dihubungkan dengan adanya bukti kongkrit bahwa MI Miftahun Najihin memiliki kualitas yang baik yaitu dibuktikan prestasi yang pernah diraih oleh madrasah ini tidak
sedikit, mulai meraih juara dari aspek potensi yang dimiliki peserta didik (bakat/minat) sampai pada aspek dari berbagai mata pelajaran. 1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Menyimpulakan dari uraian tentang kebiasaan para peserta didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor dapat di mengerti bahwa para mereka memiliki karakter yang sangat menonjol di antaranya: a. Religius, nampak pada kebiasaan peserta didik dalam mengikuti kegiatan sholat dhuha setiap pagi secara rutin dan tertib. Surat-surat pendek yang dijadikan target oleh madrasah juga telah dihafalkan dengan baik, terbukti ketika sesudah melaksanakan sholat dhuha dan sebelum kegiatan pembelajaran anak-anak menghafal bersama-sama secara kompak. b. Disiplin. Karakter ini nampak dalam segala kegiatan, seperti mulai dari datang ke sekolah tepat waktu, mengikuti kegiatan upacara dengan tertib, berpakaian dengan rapi, mengikuti pembelajaran dengan baik, dan keluar masuk kelas dengan sopan (minta ijin ketika akan keluar kelas dalam waktu pembelajaran). c. Rasa ingin tahu dan komunikatif. Karakter ini terlihat ketika peserta didik berada di kelas pada jam pembelajaran berani bertanya langsung pada guru ketika kurang memahami materi yang disampaikan. d. Sopan santun, terlihat ketika anak terbiasa berjabat tangan pada saat sampai di sekolah, masuk kantor mengucapkan salam, dan patuh saat diperintah.
e. Kejujuran, nampak ketika suatu ketika guru menanyakan peserta didik yang
tidak
mengerjakan
pekerjaan
rumah
(PR),
dengan
mengungkapkan alasannya secara runtut. Dari karakter-karakter yang nampak tersebut menunjukkan adanya keberhasilan dari program-program madrasah yang dilaksanakan secara rutin. Serta dapat disimpulkan bahwa secara umum peserta didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki karakter yang baik. 2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor Pendidikan karakter diartikan oleh Kepala MI Miftahun Najihin sebagai pendidikan yang mengarah pada kepribadian peserta didik agar supaya anak memiliki karakter yang baik. Pengertian yang sederhana akan tetapi mengarah pada tujuan pendidikan karakter itu sendiri, belum terurai tentang apa yang dimaksud dari karakter ataupun pendidikan karakter. Pendapat dari Kepala MI Miftahun Najihin bahwa sebelum adanya program pendidikan karakter, madrasah (MI) terlebih dahulu telah melakukan pendidikan karakter. Ungkapan yang tepat, karena memang madrasah sebagai „Sekolah Islam‟ sejak dari dulu mengajarkan ilmu pendidikan akhlak dalam satu mata pelajaran tersendiri. Menurut pengamatan peneliti, ungkapan tersebut tidak dapat disalahkan, hanya saja tetap ada perbedaan antar kondisi sebelum ada program pendidikan karakter dengan setelah adanya program tersebut.
Rasa tanggung jawab para guru lebih nampak ketika ada program pendidikan karakter, program yang sistematis, dan integrasi pendidikan karakter nampak lebih jelas dari pada ketika belum ada program tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh kepala MI Miftahun Najihin yang memanajemen madrasahnya untuk mensukseskan program pendidikan karakter. Adapun analisis tentang manajemen kepemimpinan Kepala MI Miftahun Najihin Terurai sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan terwujud dalam visi, misi dan tujuan yang secara jelas menunjukkan adanya tujuan untuk menjadikan peserta didik yang memiliki akhlakul karimah. Dari sini telah jelas bahwa program pendidikan karakter telah masuk dalam program MI Miftahun Najihin Kauman Lor. Upaya kepala madrasah untuk mensukseskan program tersebut dibuatlah kegiatan kongkrit yang menjadi program madrasah mulai dari kegiatan pembiasaan harian, mingguan, jeda semester dan tahunan. Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan tentang kegiatan dan jadwal pelaksanaanya, dengan ini dapat dianalisis bahwa komitmen untuk mengimplementasikan pendidikan karakter telah ada. Langkah awal setelah program tersusun pihak madrasah berusaha mensosialisasikan terutama kepada guru, sekaligus membagi tugas dalam pelaksanaan program yang ada, kepada peserta didik agar supaya mereka tahu dan memiliki target yang harus mereka raih
selama sekolah di madrasah tersebut, dan kepada orang tua/wali serta masyarakat setempat termasuk komite dan pengurus, agar supaya mereka ikut merasa bertanggung jawab, dengan cara menciptakan rasa memiliki terhadap madrasah yang ada. b. Pengorganisasian Pengorganisasian sebagaimana halnya yang dilakukan yaitu membagi tugas untuk implementasi pendidikan karakter, serta menuntut pertanggung jawabannya secara penuh terhadap tugas-tugas yang telah terbagi dengan disesuaikan terhadap kemampuan yang dimiliki masing-masing guru. Contohnya pelaksanaan sholat dhuha, maka penanggung jawab utama adalah guru yang benar-benar dengan ahlinya. Demi suksesnya pendidikan karakter kepala madrasah membuat kebijakan dan penetapan di luar kurikulum seperti mensyaratkan anak menghafal surat Yasin dan Tahlil untuk mengambil ijazah (kelas 6). c. Memimpin Setelah dibagi tugas dalam pelaksanaanya kepala madrasah telah memiliki hak untuk memimpin dan mengatur ketika ada hal-hal yang harus dibenahi. Adapun yang dilakukan kepala MI Miftahun Najihin adalah memberikan kepercayaan penuh kepada para guru untuk menyelesaikan tugasnya sebagai koordinator dalam programprogram kegiatan yang ada. Kepala madrasah tidak terlalu ikut campur agar supaya guru dapat memaksimalkan hasil dari tugasnya masing-
masing, cukup memberikan kata persetujuan ketika ada guru yang memiliki ide baik dalam pengembangan dari program yang telah ada. d. Mengendalikan Pengendalian dengan cara mengontrol kegiatan pada waktu pelaksanaan, atau dengan mengontrol hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam arti kepala madrasah di sini memiliki sifat kepemimpinan yang demokratis, yaitu tegas, komitmen, dan berupaya memberikan kesempatan pada guru untuk mengembangkan kegiatan yang ada. Manajemen Kepala MI Miftahun Najihin dalam implementasi pendidikan karakter sudah sangat bagus dan mengarah pada program pendidikan karakter secara tepat dan merata. Sistematis dan komitmen dari semua pihak di madrasah untuk menjalankan program yang ada. Adapun program kegiatan yang digunakan sebagai implementasi pendidikan karakter adalah sholat dhuha, tadarus surat pendek, upacara bendera setiap hari senin, sholat dhuhur berjamaah, membiasakan menggunakan bahasa Jawa (Krama Inggil), dan senam setiap Jum‟at pagi sebagai kegiatan pembiasaan harian. Kegiatan ini mengarah pada pembentukan karakter religius, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kebersamaan. Ada pula kegiatan out bound, pramuka, drum band, rekreasi, mujahadah, dan juga akhirusanah sebagai kegiatan tahunan dan pengembangan potensi diri.
Kegiatan-kegiatan yang ada telah cukup untuk menunjukkan adanya komitmen MI Miftahun Najihin dalam melaksanakan program pendidikan karakter sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh madrasah tersebut. Selain dari itu juga membuktikan bahwa kepala madrasahnya telah memahami pendidikan karakter dengan baik serta diimplementasikan dengan manajemen kepemimpinan yang matang. 3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Pengertian pendidikan karakter menurut guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor adalah sebagai pendidikan jasmani dan rohani peserta didik terutama berhubungan dengan akhlak. Pengertian ini hampir sama dengan pengertian dari guru-guru yang lain, hanya saja di sini disebutkan dengan bentuk pendidikannya yang berwujud pendidikan jasmani dan rohani. Cukup mudah untuk dimengerti, karena karakter yang merupakan sebuah kebiasaan yang nampak pada perilaku sebagai bentuk dari pendidikan jasmani, akan tetapi perilaku telah dijalankan oleh pikiran dan perasaan atau hati yang telah terstruktur sehingga tidak menunggu adanya berfikir panjang sebagai bentuk pendidikan rohani. Program
pendidikan
karakter
diimplementasikan
dalam
pembelajaran dengan menggunakan manajemen kelas yaitu menggunakan pendekatan dengan cara berkarakter seperti komunikatif untuk menjalin kedekatan
peserta
didik
dengan
guru,
sebagai
langkah
mempermudah mengarahkan peserta didik yang berkarakter.
untuk
Pendekatan yang baik dan cukup efisien, hanya saja menurut peneliti ketika menjalin kedekatan dengan peserta didik harus memiliki batasan-batasan kedekatan tersebut. Karena dikhawatirkan kedekatan peserta didik kepada guru biasanya menjadikan hilangnya rasa segan, dan rasa hormat para peserta didik pada gurunya, sehingga kewibawaan guru akan berkurang. Penekanan karakter yang ditargetkan oleh guru sangat baik yaitu sikap kejujuran. Satu karakter yang ditargetkan akan tetapi karakter ini dapat menunjukkan kepribadian peserta didik. Sistem penilaian yang diterapkan guru bahwasanya prestasi peserta didik bukan hanya prestasi akademik akan tetapi karakter kepribadian sebagai tolak ukurnya merupakan keputusan yang tepat sebagai wujud implementasi pendidikan karakter. Dapat disimpulkan tentang pemahaman pendidikan karakter adalah baik dan diimplementasinya melalui manajemen pembelajaran yang baik pula. Yaitu guru mengambil langkah dengan pengembangan desain pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor Pelaksanaan pendidikan karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki dukungan yang baik mulai dari sikap tanggung jawab guru, terjalin kerja sama yang baik, rasa kepemilikan dari masyarakat setempat, dan lingkungan yang mendukung yaitu dekat dengan lembaga pendidikan
pondok pesantren. Sama halnya yang dimiliki oleh madrasah-madrasah lain yaitu kerja sama yang baik merupakan faktor utama dalam keberhasilan program pendidikan karakter. Ada hal yang berbeda yaitu adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap madrasah tersebut menjadikan motivasi tersendiri bagi pihak madrasah, karena akan lebih mudah untuk menjalin kerja sama dan dukungan dari mereka.
E. MI Pabelan Madrasah Ibtidaiyah Pabelan yang terletak di pusat desa kecamatan memiliki lokasi yang sangat nyaman, karena gedung madrasahnya terletak cukup jauh dari jalan raya bahkan berada di tengah-tengah perkampungan dan persawahan. Sebagaimana tersebut dari lokasi ini dapat menunjukkan lokasi pembelajaran yang sangat nyaman dan kondusif. Visi, misi dan tujuan yang dimiliki senada dengan madrasah-madrasah yang lain yaitu mengutamakan pendidkan akhlaku karimah. Akan tetapi ada hal yang cukup signifikan yang membedakan dengan madrasah-madrasah yang lain yaitu adanya penekanan yang cukup serius terhadap prestasi akademis peserta didik, dengan harapan akan membawa prestasi bagi madrasah itu sendiri. Tersebut secara jelas bahwa tujuan pertama dari MI Pabelan adalah mendapatkan nilai rata-rata ujian akhir 8,0. Secara mendasar analisis peneliti menghawatirkan dengan adanya pengutamaan prestasi akademik akan mengesampingkan pendidikan karakter. Akan tetapi dalam pengamatan peniliti menemukan bahwa MI Pabelan
memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam melaksanakan program pendidikan karakter. Contoh kongkrit dalam menanamkan nilai religius sekaligus kejujuran yaitu setiap pagi hari ada kegiatan apel rutin di halaman bersama seluruh peserta didik, kemudian menanyakan keaktifan peserta didik dalam melaksanakan sholat lima waktu dengan jawaban yang sesungguhnya. MI Pabelan memiliki tenaga pendidik berjumlah sembilan dengan delapan dari mereka telah memiliki gelar sarjana, dan satu dari mereka berpendidikan D3, dan sedang dalam menempuh pendidikan Sarjana. Memperhatikan dari tenaga pendidik yang ada dapat dinilai madrasah ini memiliki kualitas yang baik, karena bagaimanapun juga tenaga pendidik (guru) memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Yaitu dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki akan berpengaruh pada manajemen yang digunakan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Prestasi yang dimiliki MI Pabelan dari berbagai macam perlombaan mulai dari akademis madrasah, cabang mata pelajaran yang mendominasi juara I, dan porseni dapat menunjukkan adanya keberhasilan madrasah dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan MI Pabelan itu sendiri. 1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Pabelan MI Pabelan yang dipandang sebagai madrasah yang berprestasi terbaik di Kecamatan Pabelan, menunjukkan bahwa peserta didiknya juga memiliki karakter yang baik. Terbukti dalam uraian tentang gambaran karakter peserta didik MI Pabelan pada bab sebelumnya dapat dianalisis
bahwa peserta didik MI Pabelan memiliki karakter yang sangat kuat terutama dalam indikator kejujuran, rasa ingin tahu yang besar, religius, tanggung jawab, peduli lingkungan, komunikatif, kreatif, cinta damai, dan sopan santun. a. Kejujuran nampak setiap pagi ketika ada kegiatan cek solat, yang mana selain ditanya guru juga bekerja sama dengan orang tua di rumah untuk mengontrolnya. b. Rasa ingin tahu yang besar terlihat dari motivasi belajar anak, sehingga dapat memiliki prestasi yang baik. c. Religius, yaitu rajin melaksanakan ibadah, berdo‟a dengan khusyu‟, mengikuti kegiatan madrasah seperti sholat dhuha dengan baik. d. Tanggung jawab, yaitu anak mengerjakan tugas dari guru dengan baik. e. Peduli lingkungan, terbukti kepedulian anak terhadap kebersihan madrasah. f. Komunikatif, nampak dari keaktifan anak ketika belajar di dalam kelas dan terbiasa mengucapkan salam. g. Kreatif, yaitu anak senang menghias kelas dengan berbagai karyanya sendiri-sendiri. h. Cinta damai, terlihat dari sikap saling menghargai, bekerja sama, dan toleransi antar sesama peserta didik. i. Sopan santun, nampak dari sikap dan perilaku anak yang memiliki rasa hormat pada guru atau orang tua.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa peserta didik MI Pabelan memiliki karakter kepribadian yang kuat dan baik. 2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala MI Pabelan Kepala
Madrasah
Ibtidaiyah
Pabelan menyebutkan
bahwa
pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan akhlak, yang bertujuan mengembangkan peserta didik untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga dapat memelihara hal-hal yang baik dengan diwujudkan dalam tingkah laku. Pengertian yang sangat lengkap dan mendasar, ini menunjukkan pemahaman kepala madrasah tentang pendidikan karakter yang harus diterapkan dalam madrasah yang dipimpinnya. Hal ini terbukti dari keseriusan dan komitmen kepala madrasah dalam membuat dan melaksanakan program-program madrasah yang berbasis pada pendidikan karakter. Ada beberapa program yang menonjol dibanding dengan madrasah lain yaitu penekanan sikap kejujuran melalui apel setiap pagi dan menanyakan pelaksanaan sholat lima waktu. Kegiatan ini berjalan dengan baik karena madrasah konsisten dan komitmen terhadap program tersebut serta menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik pula. Terbukti hari demi hari peserta didik yang tidak rutin melaksanakan sholat lima waktu semakin berkurang.
Adapun
program
yang
lain
adalah
penanaman
karakter
kebersihan/menjaga lingkungan, Kepala MI Pabelan menyebutnya dengan istilah „polisi siswa‟, yaitu semua siswa adalah polisi kebersihan yang memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan madrasah dan memiliki hak untuk menembak pelanggar yaitu anak yang membuang sampah di sembarang tempat. Program ini berhasil sesuai yang diharapkan terbukti adanya lingkungan madrasah yang bersih dan asri. Karena walaupun anak yang berperan tetapi guru tetap bertanggung jawab dan mengontrol ketika ada kejadian pelanggaran. Tidak dapat dipungkiri kalau MI Pabelan memiliki prestasi yang baik, karena di MI Pabelan ini tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik, akan tetapi juga berkarakter yang baik. Dari realita-realita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepala MI Pabelan memiliki manajemen yang sangat matang sebagai seorang pemimpin.
Telah
nampak
dalam
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian dari kepala madrasah terhadap programprogram madrasah. Yaitu membuat visi, misi, dan tujuan yang jelas, memberikan teladan kepada guru dan karyawan, menjalin kerja sama yang baik, serta konsisten dan komitmen yang kuat. 3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru MI Pabelan Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengutamakan pada tingkah laku peserta didik sehingga anak memiliki sikap dan perilaku yang
baik. Pengertian ini menunjukkan bahwa guru mengimplementasikan pendidikan karakter walaupun pengertian secara mendetail belum disebutkan.
Pendidikan
karakter
merupakan
proses
pembentukan
kecakapan secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.148 Dua pengertian yang nampaknya berbeda jauh dalam segi bahasanya, akan tetapi arahan atau tujuan yang ada adalah sama yaitu „proses pembentukan kecakapan ke arah alam dan sesama manusia‟ diwujudkan dalam tingkah laku baik terhadap orang lain maupun alam lingkungan sekitarnya termasuk Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta. Manajemen
pembelajaran
mengimplementasikan
pendidikan
yang
digunakan
karakter
adalah
guru
dalam
menggunakan
manajemen kelas yang kondusif dan komitmen terhadap tata tertib yang dibuat secara bersama-sama. Sesuai dengan hasil observasi menunjukkan adanya suasana kelas yang memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi baik dalam lingkungan fisik kelas maupun kehangatan suasana pembelajaran. Ada beberapa program kelas yang telah diterapkan untuk mewujudkan program pendidikan karakter selain dari program yang telah ada di madrasah secara umum. Hal ini menunjukkan rasa tanggung jawab guru yang maksimal terhadap apa yang menjadi kewajibannya. Yakni guru tidak cukup 148
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 67.
mengikuti program madrasah, melainkan guru juga memiliki target sendiri bagi
peserta
didiknya
yang
diimplementasikan
dalam
kegitan
pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian dapat dinilai bahwa ada daya saling mendukung antara guru, kepala madrasah, dan lingkungan madrasah dalam mewujudkan pendidikan karakter. Selain dari itu dalam manajemen pembelajaran guru juga dibuktikan telah terencana secara sistematis, mulai dari materi, metode dan evaluasi sebagaimana tertulis dalam administrasi kegiatan pembelajaran, mulai dari silabus, RPP, penilaian, absensi, dan partofolio peserta didik. Ada beberapa manajemen kelas yang menarik dan berbasiskan pendidikan karakter yaitu: menghias ruang belajar/kelas, menata tempat duduk yang bervariasi, tempat duduk bergantian secara periodik, infaq setiap hari jum‟at, punishmen terhadap anak yang berkata jorok/kotor, mempraktekkan materi pembelajaran yang sesuai secara langsung. Program-program ini berjalan dengan baik dan terbukti dapat memberikan motivasi pada peserta didik untuk komunikatif, kreatif, peduli, saling menghargai dan cinta damai. 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di MI Pabelan Implementasi pendidikan karakter di MI Pabelan telah berjalan dengan baik dan menunjukkan hasil yang cukup maksimal. Ini tidak lain
merupakan hasil kerja dari kepala madrasah, guru, karyawan, serta dukungan dari pihak orang tua dan masyarakat. Menelaah lebih dalam tentang faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter yang belum disebutkan oleh madrasahmadasah sebelumnya adalah keterlibatan dari pengurus dan komite yang sangat bertanggung jawab untuk menjadikan madasahnya yang lebih maju dan berprestasi. Sebagaimana disebutkan juga bahwa salah satu yang mendukung implementasi pendidikan karakter adalah adanya dewan guru yang masih muda-muda. Sangat dimengerti karena memang ketika gurunya masih muda-muda idealnya mereka akan memiliki spirit dan motivasi yang sangat tinggi. Adapun faktor-faktor yang lain adalah sebagaimana yang dimiliki oleh madrasah-madrasah lainnya seperti kerja sama yang baik, dukungan dari orang tua, atau bahkan pada aspek sarana dan prasarana. Adapun faktor-faktor yang dirasa cukup menghambat dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah lingkungan rumah atau keluarga yang belum sesuai dengan yang dikehendaki pihak madrasah. Faktor ini merupakan faktor yang secara umum dihadapi oleh madrasahmadrasah yang ada. Satu faktor yang belum disebutkan pada objek penelitian sebelumnya yaitu pengaruh televise yang begitu kuat untuk diikuti atau ditiru oleh peserta didik. Menurut peneliti yang pasti faktor ini dihadapi oleh semua madrasah selama peserta didik masih lebih memilih menonton televisi dari
pada membaca untuk belajar. Analisis peneliti mengarahkan bisa dimungkinkan ketika peserta didik tidak memiliki kegiatan atau aktifitas maka pilihan pertama untuk mengisi waktu luangnya adalah menonton televisi. Dengan kata lain ketika anak memiliki tugas dari guru contohnya, maka mereka akan lebih berkurang waktunya untuk menonton televisi. Akan tetapi kembali pada faktor yang lain yaitu bagaimanapun juga guru tetap memerlukan kerja sama yang baik dengan orang tua/wali di rumah, sebagai pengontrol langsung bagi putra putrinya. Bagaimana karakter orang tuanya dalam membagi waktu bagi anaknya, dengan memperhatikan kapan waktunya peserta didik untuk belajar dan kapan waktunya untuk bermain. Sejauh ini MI Pabelan sudah berada dalam tingkat keberhasilan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, karena target yang menjadi tujuan pembelajarnnya sudah banyak yang berhasil. Dalam arti faktor-faktor penghambat yang disebutkan bukanlah sesuatu hal yang menjadikan gagalnya pelaksanaan program pendidikan karakter. Hanya saja cukup menghalangi dalam pengembangan kegiatan, dan tidak dari semua peserta didik mengalami hal yang sama (penghambatan).
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis tentang implementasi pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru MI Kecamatan Pabelan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara umum peserta didik MI Kecamatan Pabelan memiliki karakter yang kuat di antaranya yang paling menonjol adalah religius, komunikatif, cinta damai, peduli sosial, sopan santun/menghargai, rasa ingin tahu, mandiri, cinta tanah air, kejujuran dan tanggung jawab. Bahkan ada beberapa madrasah yang peserta didiknya telah memiliki karakter disiplin yang tinggi, peduli lingkungan dan gemar membaca. Namun masih ada juga madrasah yang masih harus diperhatikan dari karakter-karakter tersebut. 2. Pendidikan karakter dipahami dan diimplementasikan dalam manajemen kepemimpinan oleh Kepala MI Kecamatan Pabelan dengan baik. Yakni Kepala MI Kecamatan Pabelan secara umum memahami pendidikan karakter sebagai pendidikan yang bertujuan membentuk akhlak mulia dan pembiasaan
perilaku
yang
baik
pada
peserta
didik.
Kemudian
diimplementasikan melalui program kegiatan madrasah dan pembelajaran sehari-hari. 3. Para guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan memahami dan mengimplementasikan
pendidikan
karakter
dengan
baik
melalui
manajemen pembelajaran yang berfariatif dengan menyesuaikan situasi dan kondisi sumber daya madrasah yang ada. Guru MI Kecamatan Pabelan memahami pendidikan karakter sebagai usaha membentuk peserta didik menjadi berkarakter yang diterapkan dalam kebiasaan kehidupan sehari-hari. Implementasinya melalui pembiasaan atau manajemen kelas, keteladanan atau diintegrasikan dalam materi pembelajaran. 4. Secara umum implementasi pendidikan karakter di MI Kecamatan Pabelan dapat berjalan dengan baik dikarenakan adanya beberapa faktor yang mendukung di antaranya terjalin kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, orang tua/wali peserta didik, pengurus dan komite madrasah, serta lingkungan fisik dan sosial madrasah. Adapun hal-hal yang menghambat adalah adanya latar belakang keluarga peserta didik yang kurang memberikan motivasi dengan berbagai alasan/kondisi yang berbeda-beda, terlebih ada yang ditinggal pergi oleh orang tuanya. Serta ketika madrasah kurang adanya kerjasama sebagaimana tersebut di atas maka akan mengalami hambatan dalam implementasi pendidikan karakter.
B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian dari beberapa Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pabelan dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk kepala madrasah, diharapkan untuk selalu membuat perencanaan program
madrasah
yang
berbasis
pendidikan
karakter
dengan
menyesuaikan kondisi lingkungan yang ada, lebih tegas dan demokratis dalam memimpin, dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh stakeholder madrasah dan mengadakan evaluasi dari manajemen kepemimpinan yang diterapkan. 2. Untuk guru diharapkan selalu membuat perencanaan dan target dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran dan memperhatikan tingkat perkembangan karakter peserta didik. 3. Untuk pengurus, komite, dan masyarakat sekitar lingkungan madrasah diharapkan ada rasa memiliki terhadap madrasah yang dikelola, mendukung dan membantu jalannya program madrasah, senantiasa mengawasi keberlangsungan seluruh kegiatan madrasah untuk mengetahui tingkat perkembangannya. 4. Untuk orang tua/wali peserta didik diharapkan selalu mendukung program kegiatan madrasah untuk mencapai program pendidikan karakter yang maksimal, selalu mengawasi pergaulan putra-putrinya ketika di luar jam belajar di madrasah, dan ciptakan komunikasi yang baik antara orang tua/wali peserta didik dengan pihak madrasah.
5. Pusat Diklat Pendidikan diharapkan mengadakan pelatihan dan pendidikan tentang implementasi pendidikan karakter bagi guru-guru madrasah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Ari Ginanjar. Bangkit dengan 7 Budi Utama. Jakarta: PT Arga Publishing, 2009. Ahmad bin Hanbal. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Jilid 2. Bairut: Maktabah Islami, 1978 M/1398 H. Ahmadi, Wahid. Risalah Akhlak. Jakarta: Era Intermedia, 2004. Asmani, Jamal Ma‟mur. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional. Jogjakarta: Diva Press, 2009. Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Atmosudirjo, S. Prajudi , Administrasi dan Manajemen Umum: Jilid II. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1976. Azwar, Saifudin. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Daymon, Christine. Metode-metode Riset Kualitatif dalam Publik Relation dan Marketing Communication. Jogjakarta: Bintang, 2008. Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahannya Al-Jumānatul „Alī. Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2004. Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Surabaya: CV. Karya Utama, 2005. Djamaroh, Syaiful Bakhri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Dubrin, A. J.
Leadership: Research Finding Practices and Skills. Boston:
Hougthon Mifflin Company, 2001. Echols, John M & Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia, 2006.
Frye, Mike at all. (Ed.) (2002).Character Education: Informational Handbook andGuide for Support and Implementation of the Student Citizent Act of 2001. North Carolina: Public Schools of North Carolina, 2002. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung, 1988. Hasibun, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung, 1985. Hastuti, Rahma & Sri Tiatri. Pendidikan Karakter oleh Guru (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Islam Di Jakarta). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, 2012. Hidayatullah, Furqon. Pidato Kuliah: Pendekatan Strategi Pendidkan Nilai. 2 Oktober 2013: 08.30 WIB. Judiani, Sri. “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan Kurikulum , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 16, Edisi Khusus III (Maret 2013). Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah. 2011. Kesuma, Dharma. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Koesoema, Doni A. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo, 2010. Koontz, et.al, Management. seventh sedition. Mc Grow Hill, Inc., 1980. Lickona, Thomas. Educating
for Character: How Our School Can
TeachRespect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books, 1991. Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Potensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakary, 2008. Margono, S.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Masrukhi, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pembangun Karakter”. Universitas Negeri Semarang, 2008. Miles, Matthew B. & A. M. Huberman. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Roehendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992. Moloeng, Lexy J.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005. Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: CV. Misaka Galisa, 2003. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Munawwir,
Ahmad
Warson.
Al-Munawwir
Kamus
Arab-Indonesia.
Yogyakarta: Al-Munawwir, 1984. Muslich,
Masnur.
Pendidikan
Karakter:
Menjawab
Tantangan
Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Nasir, Ridlwan. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1984. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1982. Prabowo, Sugeng Listyo & Faridah Nurmaliyah. Perencanaan Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press, 2010. Purwanto, M. Halim. et. Al. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1991. Rasul, Djuharis. “Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, dan Kewirausahaan
dalam
Belajar
Akif.”
Jurnal
Pendidikan
dan
Kebudayaan 19 (2013). Rifa‟i, Moh. 300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim. Semarang: Wicaksana, 1996. Ryan, Kevin & Karen E. Bohlin. Building Character in Scools: Pactical Ways to Bring Moral Instruction to Life. San Francisco: Jossey Bass, 1999. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008.
Saroni, Muhammad. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006. Sa‟ud, Udin Syaefudin & Abin Syamsudin Makmun. Perencanaan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2005. Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi. Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989. Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Sriyanti , Lilik. dkk., Teori-teori Pembelajaran. Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009. Stoner, James A.F.
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen. Penerjemah: Drs. Sahat Simanora, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993. Terry, George R, Asas-asas Managemen (Terj. Winadi). Bandung: Alumni, 1986. Trewatha, Robert L & Newport M Gene, Management and Organization. Texas: Bussines Publication Inc, 1982. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Usman. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Prss, 2002. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Toeritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995. Ya‟qub, Hamzah. Etika Islam. Bandung: CV. Diponegoro, 1983. Zuchdi, Darmiyati, Pendidikan Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai Target. Yogyakarta: UNY Press, 2009. , Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press, 2011. , Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi Yogyakarta: UNY Press, 2013. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzukimag-integrasi-pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran-di-smp.pdf. Dikutip 19 April 2014, Jam: 19.00 WIB.
http://www.scribd.com/doc/69424102/Pendidikan-Budaya-Dan-KarakterBangsa, Dikutip 19 April, Jam: 19.00 WIB. http://www.urbanext.uiuc.edu, Gholar, Character Education: Creating a Framework for Exellence. Urban Programs Resource Network, Retrieved, 2004, dalam Dikutip 05 Mei 2014, Jam: 21.00 WIB. jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/311/347.
Utomo,
Sugeng.
Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah yang Efektif, dalam Diukutip Tanggal 20 Juni 2014, Jam 21.00. WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Data prestasi MI Kecamatan Pabelan Lampiran 2: Contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 3: Bukti kehadiran peneliti Lampiran 4: Pedoman observasi Lampiran 5: Pedoman wawancara Lampiran 6: Daftar pertanyaan angket dan hasilnya Lampiran 7: Transkip wawancara Lampiran 8: Foto-foto yang terkait dengan tema penelitian Lampiran 9: Lembar bimbingan Lampiran 10: Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 11: Surat keterangan bukti penelitian
BIODATA PENULIS
Nama
: Siddiqoh
Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang/ 16 September 1984 Alamat
: Padaan Rt 03 Rw 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
Pekerjaan
: Tenaga pendidik wiyata bakti RA Falahul Mukminin 02 Kec. Pabelan
Nomor Hp
: 085640149843
Alamat e-mail
:
[email protected]
Riwayat pendidikan : 1. Raudhatul Athfal (RA) Hidayatus Sibyan Giling Kec. Pabelan, lulus tahun 1990. 2. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Padaan Kec. Pabelan, lulus 1996. 3. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan, lulus tahun 1999. . 4. MAN 1 Salatiga , lulus tahun 2002. 5. Pondok Pesantren Al Ittihad Poncol Kec. Bringin, lulus tahun 2007. 6. S I Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, lulus tahun 2011.
Lampiran 1 : Data Prestasi MI Kecamatan Pabelan
Data Prestasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1) Juara 1 Kaligrafi Tingkat Kec.Pabelan (2011) 2) Juara 1 Kaligrafi Tingkat Kab.Semarang (2011) 3) Mewakili Kaligrafi Kab. Semarang Tingkat Propinsi Jawa Tengah (2011) 4) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putri Tingkat Kec.Pabelan (2011) 5) Juara 2 Tartilul Qur‟an Putra Tingkat Kota Salatiga (2011) 6) Juara 2 Tartilul Qur‟an Putri Tingkat Kota Salatiga (2011) 7) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putra Tingkat Kec.Pabelan (2011) 8) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putri Tingkat Kab.Semarang (2011) 9) Juara 2 Tartilul Qur‟an Putra Tingkat Kab.Semarang(2011) 10) Mewakili Tartilul Qur‟an Putri Kab. Semarang Tingkat Provinsi Jawa Tengah (2011) 11) Juara 2 Voley Ball Putra Tingkat Kec.Pabelan (2011) 12) Juara 2 Voley Ball Putri Tingkat Kec.Pabelan (2011) 13) Juara Umum Pawai Ta‟aruf Drum Band Tingkat Kec.Pabelan (2011) 14) Juara 1 Volley Ball Putra HUT RI Kec. Pabelan (2011) 15) Juara 2 Sepak Bola HUT RI Kec. Pabelan (2011) 16) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putri Dalam Silaturahmi Anak Muslim Salatiga (2011) 17) Juara 1 Pidato Bahasa Jawa Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 18) Juara 1 Pidato Bahasa Indonesia Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 19) Juara 1 Tahfidzul Qur‟an Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 20) Juara 2 Olimpiade Sains Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 21) Juara 2 Baca Puisi Islami Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 22) Juara 2 Sprint Putra Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 23) Juara 2 Sprint Putri Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012) 24) Juara 1 Pidato B.Jawa Porsema Tingkat Kab. Semarang (2012) 25) Juara 2 Tahfidhul Qur‟an Porsema Tingkat Kab.Semarang (2012) 26) Juara 1 Tartilul Qur‟an MTQ Pelajar Putri Tingkat Kec. Pabelan (2012)
27) Juara 3 Mathematic Innovation Competition Tingkat Nasional (2012) 28) Juara 1 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Kabupaten Semarang (2012) 29) Juara 7 Lomba Blog Tingkat Jawa Tengah (2012) 30) Juara 8 Lomba Web Sekolah Tingkat Jawa Tengah Tahun (2012) 31) Juara 10 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Jawa Tengah (2012) 32) Juara 7 Lomba Blog Tingkat Jawa Tengah (2013) 33) Juara 9 Lomba Web Sekolah Tingkat Jawa Tengah Tahun (2013) 34) Juara 9 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Jawa Tengah (2013) 35) Juara 1 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Kab. Semarang (2014).
Prestasi MI Al Ittihad Semowo 1) Juara II Pidato Bahasa Jawa Tingkat Kab. Semarang (2006). 2) Juara III Mapel Bahasa Arab Tingkat KKMI Kab. Semarang (2006). 3) Juara II Mapel SKI Tingkat KKMI Kab. Semarang (2006). 4) Juara II MApel IPA Tingkat KKMI Kab. Semarang (2006). 5) Juara III Pidato Bahasa Inggris Tingkat Departemen Agama Kab. Semarang (2006). 6) Juara III Kaligrafi Putri Tingkat Departemen Agama Kab. Semarang (2006). 7) Juara I Tilawatil Qur‟an Tingkat Kec. Pabelan (2007). 8) Juara Umum Putra Jambore Ranting Tingkat Kwaran Kec. Pabelan (2008). 9) Juara I Tahsinul Khoth Tingkat Kec. Pabelan (2009). 10) Juara I Karnaval Desa Semowo (2009). 11) Juara I Lomba Senam FSGWB Kec. Pabelan (2011). Prestasi MI Tarbiyatul Ulum 1) Juara II Lomba Olimpide IPA Porsema Tingkat Kab. Semarang (2013). 2) Juara I Lomba Olimpide IPA Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2013).
3) Juara I Lomba Olimpide IPA Porseni HAB Kemenag Tingkat Kec. Pabelan (2013). 4) Juara I Lomba Olimpiade Matematika Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2012). 5) Juara I Lomba Catur Porseni KKG MI se-Kecamatan Pabelan (2012). 6) Juara III Lomba Cerdas Cermat Aswaja Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2012). 7) Juara II Mapel Umum Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2011). 8) Juara II Mapel Agama Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2011). 9) Juara II Calistung Kelas I Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2011). 10) Juara I Lomba Catur Putri Porseni Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2010). 11) Juara III Lomba Blog Madrasah Tingkat Kab. Semarang (2014).
Prestasi Mi Miftahun Najihin Kauman Lor 1) Juara I Olimpiade Sains Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 2) Juara I Puisi Islami Tingkat MI Se Kec. Pabelan Tahun (2012) 3) Juara II Olimpiade Matematika Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 4) Juara I Calistung Putri Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 5) Juara II MTQ Putri Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 6) Juara II Pidato Bahasa Jawa Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 7) Juara I Lari 100 meter Putra Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 8) Juara II MTQ Putra Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 9) Juara III Lari 100 meter Putra Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012) 10) Juara I Olimpiade MIPABI Tingkat Pelajar MI Ma‟arif Se Kab. Semarang (2012) 11) Juara II Olimpiade IPA Porsema MI Ma‟arif Se Kab. Semarang (2012) 12) Juara I Olimpiade Ke-NU-an MI Se Kec. Pabelan (2012) 13) Juara I MTQ Putra Pelajar MI Se Kec. Pabelan (2013) 14) Juara II Calistung Putra Porsema MI Se Kec. Pabelan (2013) 15) Juara II Bulu Tangkis Pelajar MI Se Kec. Pabelan (2013)
16) Juara III MTQ LCC PAI dan Aswaja Porsema MI Ma‟arif KAb. Semarang (2013) 17) Juara II MTQ Putra Porsema MI Se Kec. Pabelan (2013) 18) Juara II Olimpiade Sains Putra Pelajar MI Se Kec. Pabelan (2013) 19) Juara III Bulu tangkis Porsema MI Se Kec. Pabelan (2013) 20) Juara I Marcing Band SD/MI Tingkat Kab.Semarang (2013) 21) Juara III Catur Perorangan HAB Kemenag Kab. Semarang (2014) Prestasi MI Pabelan 1) Peringkat 2 UAMBN MI Tk Kab. Semarang (2013) 2) Peringkat 1 UN 2013 Tk Kemenag Kab. Semarang 3) Peringkat 3 UN SD / MI 2013 Tk Kecamatan Pabelan 4) Juara III TIK Tk. Kab. Semarang Pabelan (2013) 5) Juara III LCC PAI & Aswaja Tk. Kab. Semarang Pabelan (2013) 6) Juara I Calistung Tk. Kecamatan Pabelan (2013) 7) Juara I LCC PAI & Aswaja Tk. Kecamatan Pabelan (2013) 8) Juara I TIK Tk. Kecamatan Pabelan (2013) 9) Juara I Olimpiade Matematika Putri Tk. Kecamatan Pabelan (2013) 10) Juara I Olimpiade Matematika Putra Tk. Kecamatan Pabelan (2013) 11) Juara II Olimpiade IPA Putra Tk. Kab. Semarang (2013) 12) Juara II Olimpiade IPA Putra Tk. Kecamatan Pabelan (2013) 13) Juara II Catur Putri Tk. Kab. Semarang (2012) 14) Juara III Lompat Jauh Putri Tk. Kab. Semarang (2012) 15) Juara I LCC PAI & Aswaja Tk. Kecamatan Pabelan (2011) 16) Juara I Lomba MIPABI Putra Tk. Kecamatan Pabelan (2011) 17) Juara I Lomba LCC PAI & Aswaja tingkat Kabupaten Semarang (2010) 18) Juara I Olimpiade Sains SD/MI Tk. Kecamatan Pabelan (2010) 19) Juara I LCC PAI & Aswaja Putri Tk. Kecamatan Pabelan (2010)
PEDOMAN OBSERVASI TENTANG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU MI SE KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
1. Suasana lingkungan madrasah. 2. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 3. Aktifitas siswa ketika di luar kelas. 4. Sikap/perilaku siswa secara umum dengan kepala madrasah, guru, staf, dan teman-temannya.
PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU MI SE KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
1. Wawancara Kepala Madrasah a. Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter? b. Bagaimana anda menanggapi program pendidikan karakter? c. Bagaimana anda mensosialisasikan program pendidikan karakter? d. Apa program anda dalam rangka implementasi pendidikan karakter di MI yang anda pimpin? e. Karakter apa yang paling ditekankan di MI yang anda pimpin? f. Bagaimana menurut anda tentang karakter siswa MI yang anda pimpin? g. Faktor apa yang mendukung dalam pelaksanaan program pendidikan karakter? h. Faktor apa yang menghambat pelaksanaan program pendidikan karakter? i. Apakah ada bukti otentik tentang pelaksanaan program pendidikan karakter di Madrasah yang anda pimpin? 2. Wawancara Guru Kelas a. Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter? b. Daari mana anda mendapatkan informasi tentang pendidikan karakter? c. Apakah Kepala Madrasah anda memperhatikan tentang implementasi pendidika karakter dalam pembelajaran guru?
d. Bagaimana
program/
langkah-langkah
anda
dalam
rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran? e. Karakter apa yang paling anda tekankan dalam tujuan pembelajaran anda? f. Apakah
ada
kiat-kiat
khusus
dalam
rangka
mencapai
tujuan
pembelajaran secara maksimal? g. Apakah anda sudah merasa berhasil dalam melaksanakan program pendidikan karakter? h. Apakah ada bukti otentik tentang implementasi pendidikan karakter? i. Hal-hal apa yang mendukung terlaksananya program pendidikan karakter dalam pembelajaran anda? j. Hal-hal apa yang menghambat dalam pelaksanaan program pendidikan karakter dalam pembelajaran anda? 3. Wawancara Informan. a. Bagaimana anda menilai tentang kepemimpinan Kepala Madrasah anda? (guru/ staf) b. Bagaimana karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah ini? (guru, staf, penjaga kantin, tukang kebun). c. Apakah siswa merasa semangat, senang,dan nyaman ketika belajar di Madrasah ini? (siswa). 4. Pertanyaan untuk Siswa Pertanyaan yang disebarkan dengan sistem angket mengacu pada 18 karakter yang telah di tetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.
PEDOMAN DOKUMENTASI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU MI SE KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
1. Dokumentasi dari hasil pengamatan. 2. Dokumentasi tentang profil sekolah. 3. Dokumentasi program kepemimpinan kepala madrasah. 4. Dokumentasi program pembelajaran guru.
TRANSKIP WAWANCARA
Topik
: Survey dan Mohon Ijin Penelitian
Nara Sumber : Kepala Madrasah Hari pertama tanggal 21 Mei 2014, sekitar pukul 10.30 WIB saya berkunjung ke MI Pabelan untuk meminta ijin penlitian di lokasi tersebut. Pihak madrasah menyambut dengan hangat atas kedatangan saya. Kepala Madrasah: “Silahkan mbak! Ada yang bisa kami bantu?” Peneliti :“Ya Pak! Terimakasih atas waktunya, begini pak! Adapun maksud kedatangan saya adalah ingin memohon ijin kepada bapak selaku kepala madrasah ini, untuk memberikan waktu dan tempat pada saya untuk melakukan penelitian dalam rangka untuk menyelesaikan studi saya.” Kepala Madrasah : “Oo…, ya, ya, ya, silakan! Tapi ya begini ini adanya madrasah kami, kira-kira data apa yang kamu butuhkan ? Peneliti :“Terima kasih pak! Nanti saya akan membutuhkan data-data yang berhubungan dengan tema penelitian saya yaitu tentang implementasi pendidikan karakter, dengan ini saya mohon maaf sebelumnya, karena nantinya saya akan banyak menyita waktu di madrasah ini, untuk itu saya minta bantuannya dengan sangat kepada bapak, guru, dan para peserta didik di madrasah ini.” Kepala Madrasah : “Ya, insya Allah…!” Peneliti : “Terimakasih , setelah ini nanti akan saya sampaikan jadwal pelaksanaan, agar dapat disesuaikan dengan kondisi madrasah.” Keterangan :Wawancara dengan kepala madrasah lain juga tidak jauh dari pembicaraan sebagaimana tersebut di atas. Yakni, tanggal 11 Mei 2014 pukul 11.00 WIB di MI Miftahun Najihin Kauman Lor, tanggal 22 Mei 2014 pukul 09.00 WIB di MI Al Ittihad Semowo, tanggal 22 Mei 20014 pukul 09.00 WIB di MI Miftahul Huda Sumberejo 01, dan pukul 10.30 WIB di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
Topik
: Penyerahan skedul pelaksanaan penelitian
Nara Sumber : Kepala Madrasah Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 2014 saya berkunjung kembali untuk menyampaikan skedul penelitian sekaligus kerja peneliti agar supaya dapat disesuaikan dengan waktunya. Diharapkan tidak akan terjadi saling tumbukan waktu antara madrasah yang satu dengan yang lainnya. Peneliti : “Sesuai dengan janji saya, saya akan menyampaikan skedul pelaksanaan penelitian yang telah saya buat, silahkan bapak amati, sekiranya dari waktu yang saya tentukan memungkinkan bagi saya melakukan penelitian.” Dari para nara sumber mengamati dengan baik sambil mengingat dan menghitung hari yang saya tentukan. Ada kalanya dari mereka yang langsung setuju dengan jadwal yang saya buat, akan tetapi ada juga yang minta ganti waktunya disebabkan adanya beberapa hal. Kepala Madrasah : “Begini mbak, sementara jadwal ini sesuai apa adanya, nanti sekiranya di waktu tersebut ada acara akan kami informasikan.” Topik
: Meminta data profil madrasah
Nara Sumber : Kepala Madrasah Waktu : 26 Mei 2014 : MI Miftahul Huda Sumberejo 01, MI Al Ittihad Semowo dan MI Tarbiyatul Ulum Jembrak. 28 Mei 2014 : MI Miftahun Najihin Kauman Lor. 02 Juni 2014:MI Pabelan. Peneliti : “Pertama yang kami butuhkan adalah data madrasah yang meliputi profil madrasah lengkap dengan letak geografis, sejarah pendirian, visi, misi, dan tujuan madrasah, struktur organisasi, kondisi guru dan peserta didik, program kegiatan tertulis, serta prestasi yang pernah diraih.” Kepala Madrasah : “Ya Mbak, sementara ini kamu dapat melihat, sekiranya data yang anda butuhkan ada, bisa ambil (seperti gambar susunan pengurus, data guru, dll). Adapun yang lain nanti akan kami persiapkan sesuai yang dibutuhkan lain hari bisa diambil.” Peneliti: “ Ya pak, terimakasih.”
Topik
Tanggal
: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan. : 7 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Al Ittihad Semowo Waktu yang kami gunakan untuk wawancara dengan kepala madrasah tidak pasti sama dengan wawancara pada guru. Seperti pada hari ini khusus saya ke MI Al Ittihad Semowo untuk wawancara langsung pada kepala madrasah. Peneliti :”Apa pemahaman ibu tentang pendidikan karakter?” Kepala
Tanggal
Madrasah : “Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengedepankan pembentukan sikap dan perilaku di samping penguasaan pengetahuan dan keterampilan.” : 9 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Pabelan Dengan pertanyaan yang sama, Kepala MI Pabelan memberikan jawaban sebagai berikut: Kepala Madrasah : “Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan mengembangkan peserta didik untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dapat mewujudkan hal-hal yang baik dengan diwujudkan dalam tingkah laku.” Tanggal
: 10 Juni 2104
Nara Sumber : Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor Peneliti : “Terimakasih atas waktu yang diberikan pada saya, mungkin langsung saja menuju ke pertanyaan pertama yaitu, tentang arti dan maksud dari pendidikan karakter, menurut bapak bagaimana?” Kepala Madrasah : “Ya, kalau saya memahami pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengarah pada kepribadian peserta didik agar supaya anak meiliki karakter yang baik.” Peneliti : “Bagaimana anda menanggapi tentang program pendidikan karakter ini?”
Kepala Madrasah : “Pendidikan karakter itu ya mbak, sebenarnya selama ini jauh sebelum adanya program pendidkan karakter, kita sebagai madrasah itu telah melaksanakan lebih dulu, terlebih dalam indikator religius.” Peneliti : “Betul sekali pak, dengan begini mungkin dari segi hasil atau program, apakah ada yang berbeda antara sebelum dan sesudah adanya program pendidikan karakter?” Kepala Madrasah : “Ya pasti ada, kita akan lebih menekankan, diantaranya kalau di madrasah kami, ada target tertentu yang harus dicapai peserta didik, bahkan kami syaratkan untuk mengambil tanda kelulusan, seperti, menghafal juz „amma, surat Yasin dan tahlil. Selain itu sepenuhnya kami percayakan pada semua guru untuk mengembangkan proses pembelajaran, serta berkomitmen dalam melaksanakan program kegiatan madrasah yang ada seperti sholat dhuha setiap pagi, sholat dhuhur berjamaah, dan lain-lain..” Tanggal
: 13 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Dari Kepala MI Tabiyatul Ulum Jembrak memberikan jawaban sebagai berikut: “Pendidikan karakter sebagai suatu pendidikan yang menitikberatkan pada pembentukan dasar karakter anak melalui kegiatan pembiasaan sehingga nantinya anak terbiasa untuk melaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.” Tanggal
: 14 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Miftahul Huda sumberejo 01 Sedangkan Kepala MI Miftahul Huda sumberejo 01menwab dari pertanyaan yang sama yaitu : Pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan akhlak yang diantaranya kejujuran, kepemimpinan, kedisiplinan, sopan santun seperti hormat pada orang lain, pada guru, yang tergambar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.”
Topik
: Implementasi pendidikan karakter dalam manajemen pembelajaran guru
Waktu
: 05 Juni 2014
Nara Sumber : Guru MI Pabelan Peneliti : “Terima kasih ibu! Karena telah meluangkan waktunya bagi saya untuk melengkapi data penelitian saya. Langsung saja, menurut ibu, apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?” Guru : “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengutamakan pada tingkah laku peserta didik sehingga anak meiliki sikap dan perilaku yang baik.” Peneliti :”Bagaimana anda mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran yang anda terapkan?” Guru : “ Pelaksanaannya adalah berawal dari keteladanan seorang guru itu sendiri, memberikan hukuman bagi anak yang berkata jorok, menghias kelas agar tumbuh karakter kreatif, dan ada pembiasaan-pembiasaan kelas yang rutin dilaksanakan seperti bergilir tempat duduk, infaq kelas, memotivasi anak setiap hari.” Peneliti : “Apabila dalam pembelajaran, bagaimana anda menerapkan pendidikan karakter?” Guru : “Ya, kita selalu berupaya memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi, seperti demonstrasi zakat fitrah dengan cara anak disuruh membawa beras dari rumah, kemudian disimulasikan dengan cara memberikan langsung pada fakir miskin yang ada di lingkungan dekat madrasah.” Waktu
: 11 Juni 2013
Nara Sumber : Guru MI Miftaahul Huda Sumberejo 01 Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?” Guru : “ Begini ya mbk, anak itu berbeda-beda karakternya. Dari 29 anak juga ada 29 karakter, jadi ya bagaimana ya, dalam arti anak yang satu dengan yang lainnya itu tidak bias disamakan.” Peneliti : “ Ya bu, betul sekali, kemudian dari anak-anak yang berbeda-beda tersebut bagaimana anda menerapkan program pendidikan karakter?”
Guru : “ Saya akan mengamati satu per satu dari mereka, kemudian akan saya dapatkan kepribadiannya masing-masing dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan begitu akan saya dapatkan peserta didik yang benar-benar membutuhkan perhatian khusus maka akan kami berikan tindakan yang lebih intensif.” Peneliti : “Tindakan-tindakan apa yang anda maksud?” Guru : “Ya, seperti dengan motivasi terus menerus ketika dalam kelas, kalau belum berhasil maka akan kami panggil secara pribadi.” Peneliti : “Tindakan apa yang anda lakukan secara terstruktur dalam implementasi pendidikan karakter?” Guru : “Mengintegrasikan dalam materi, tanggap dan perhatian pada peserta didik, dan mengadakan evaluasi.” Hari/tanggal : 13 Juni 2014 Nara Sumber : Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?” Guru : “Pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang merupakan hasil dari sebuah pembelajaran.” Peneliti : “Dari mana anda mendapatkan informasi tentang penekanan pendidikan karakter?” Guru : “Ketika saya mengikuti PLPG sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat pendidik.” Peneliti :“Apa yang anda terapkan dalam pembelajaran sebagai wujud dari pelaksanaan pendidikan karakter?” Guru : “Pertama saya akan memahami silabus, kemudian dibuat RPP, dalam RPP dicantumkan penekanan pendidikan karakter, kemudian disesuaikan dengan kondisi kelas.” Ketika ada waktu luang (menunggu kepala madrasah yang sedang bepergian), ada salah seorang guru yang menemani, di situ perbincangan cukup mengarah sehingga suatu ketika, guru tersebut mengungkapkan: “Madrasah Ibtidaiyah lebih dikenal dengan lembaga pendidikan dasar yang berbasis agama, karena di sana terdapat materi pembelajaran agama yang lebih banyak. Akan tetapi dalam satu masa madrasah tersebut
mengalami kekurangan kepercayaan dari masyarakat karena dirasa madrasah dianggap tertinggal dalam prestasi akademisnya. Waktu yang berlalu seiring munculnya para pendidik generasi muda serta perkembangan kurikulum yang ada diantaranya ditekankannya pendidikan karakter dalam tujuan pembelajaran menjadikan kekuatan baru bagi madrasah untuk mendapatkan simpati dari masyarakat yang sempat berkurang. Ada motivasi tersendiri karena banyak Sekolah Dasar (SD) yang menambah predikat dengan sebutan SD IT, yaitu Sekolah Dasar akan tetapi memiliki keunggulan dalam bidang pendidka agama. Lembaga pendidikan yang pada dasarnya tidak memiliki kurikulum agama yang banyak akan tetapi mampu menanmkan karakter religius yang sangat kuat, apalagi Madrasah Ibtidaiyah seharusnya lebih mampu dan lebih mudah untuk menjadikan para peserta didiknya memiliki karakter religius yang lebih kuat.” Hari/tanggal : 13 Juni 2014 Nara Sumber : Guru MI Al Ittihad Semowo Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?” Guru : “Pendidikan karakter adalah suatu bentuk usaha untuk membentuk karakter peserta didik menjadi berkarakter yang menjadi kebiasaan dalam berperilaku sehari-hari.” Peneliti : “Bagaimana anda mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran?” Guru : “Berawal dari identifikaasi KD pada silabus, identifikasi pendidikan karakter yang akan diintegrasikan, membuat RPP, pelaksanaan, dan evaluasi. Selain itu guru juga harus bias manjadi teladan, memberi nasehat, dan bertanggung jawab.” Tanggal
: 16 Juni 2014
Nara Sumber : Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?” Guru : “Pendidikan karakter adalah pendidikan jasmani dan rohani peserta didik terutama yang berhubungan dengan akhlak.” Peneliti : “Bagaimana anda mengimplementasikan pendidikan karakter?” Guru : “Saya memiliki target utama dalam menekankan pendidikan karakter peserta didik adalah karakter kejujuran. Kejujuran sebagai kunci dari seluruh karakter. Ketika seorang anak sudah berbohong maka akan berbuat kebohongan untuk menutupi kebohongan yang telah dilakukan.”