Bab 2 Pofil Sanitasi Saat Ini 2.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Lampung Tengah dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Lampung Tengah tanggal 20 April 1999. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 maka Kabupaten Lampung Tengah yang semula mencakup wilayah Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro secara resmi dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah sendiri. Kemudian pada tahun itu juga terjadi perpindahan Ibu Kota dari Metro ke Gunung Sugih. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebelum pemekaran adalah 8.208,52 ha. Setelah pemekaran berdasarkan UU No. 12 tahun 1999 luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah adalah 4.789,82 Km². , yang merupakan bagian dari Propinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Lampung Tengah terletak di tengah Propinsi Lampung yaitu antara 104035’ – 105050’ Bujur Timur dan 4030’ – 4015’ Lintang Selatan, dengan ibukota kabupaten adalah Gunung Sugih. Kabupaten yang terdekat dari berbagai arah dapat dirinci sebagai berikut : a.Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Tulang Bawang dan Tulangbawang Barat. b.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pesawaran, dan Kabupaten Lampung Selatan. c.Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota Madya Metro. d.Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat. Peta 2.1 Wilayah Kajian SSK Kabupaten Lampung Tengah
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
5
Kabupaten Lampung Tengah dengan luas wilayah sebesar 4.789,82 Km² yang terdiri dari 28 kecamatan, 294 Kampung dan 10 kelurahan. Kabupaten Lampung Tengah merupakan kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Lampung (13,57 persen dari total luas wilayah Provinsi Lampung). Kecamatan yang memiliki wilayah terluas di Kabupaten Lampung Tengah adalah Kecamatan Bandar Mataram dengan luas sebesar 1.055,28 Km2 sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Bumi Ratu Nuban seluas 65,14 Km2. Tabel 2.1 Nama dan luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kecamatan Padang Ratu Anak Ratu Aji Selagai Lingga Pubian Anak Tuha Kalirejo Sendang Agung Bangun Rejo Gunung Sugih Bekri Bumi Ratu Nuban Trimurjo Punggur Kota Gajah Seputih Raman Terbanggi Besar Seputih Agung Way Pengubuan Terusan Nunyai Seputih Mataram Bandar Mataram Seputih Banyak Way Seputih Rumbia Bumi Nabung Putra Rumbia Seputih Surabaya Bandar Surabaya Jumlah
Jumlah Kampung/Kelurahan Kampung Kelurahan 15 6 13 19 12 13 9 15 11 4 8 10 11 3 9 6 14 7 3 9 7 7 12 12 13 6 8 6 10 13 10 294 10
Luas Wilayah Km2 204,44 308,52 173,88 161,64 68,39 101,31 108,89 132,63 130,12 93,51 65,14 68,43 118,45 68,05 146,65 208,65 122,27 210,72 302,05 120,01 1.055,28 145,92 77,84 106,09 108,94 95,02 144,6 142,39 4.789,82
% 4,27 6,44 3,63 3,37 1,43 2,12 2,27 2,77 2,72 1,95 1,36 1,43 2,47 1,42 3,06 4,36 2,55 4,40 6,31 2,51 22,03 3,05 1,63 2,21 2,27 1,98 3,02 2,97 100,00
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah Dalam angka Tahun 2013
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
6
Tabel 2.2 Jumlah penduduk Kab. Lampung Tengah saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk (orang) Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan Tahun 2015 Padang Ratu 49,735 Anak Ratu Aji 32,754 Selagai Lingga 42,459 Pubian 37,010 Anak Tuha 16,110 Kalirejo 65,823 Sendang Agung 37,735 Bangun Rejo 57,882 Gunung Sugih 65,021 Bekri 26,283 Bumi Ratu 29,785 Nuban Trimurjo 51,173 Punggur 37,646 Kota Gajah 33,118 Seputih Raman 48,000 Terbanggi 112,541 Besar Seputih Agung 48,130 Way 38,621 Pengubuan Terusan Nunyai 46,492 Seputih 47,828 Mataram Bandar 76,702 Mataram Seputih Banyak 43,626 Way Seputih 17,688 Rumbia 35,111 Bumi Nabung 32,211 Putra Rumbia 18,072 Seputih 46,392 Surabaya Bandar 34,031 Surabaya TOTAL
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
2019 50,204 33,063 42,859 37,359 16,262 66,443 38,091 58,427 65,634 26,531 30,066
Wilayah Perdesaan Tahun 2015 24.476 26.587 53.532 54.868 51.692 53.607 76.209 87.589 60.334 0 61.784
2019 30.765 31.908 55.543 55.890 51.908 55.129 80.234 90.465 63.099 0 62.765
Tahun 2015 24.476 26.587 53.532 54.868 51.692 53.607 76.209 87.589 60.334 107.082 61.784
2019 30.765 31.908 55.543 55.890 51.908 55.129 80.234 90.465 63.099 110.654 62.765
51,655 38,001 33,430 48,452 113,601
66.895 78.841 48.444 27.652 54.743
67.091 80.543 50.123 30.000 56.120
66.895 78.841 48.444 27.652 54.743
67.091 80.543 50.123 30.000 56.120
48,584 38,985
68.595 53.006
70.387 55.084
68.595 53.006
70.387 55.084
46,930 48,279
63.376 52.133
65.120 53.476
63.376 52.133
65.120 53.476
77,424
50.743
52.093
50.743
52.093
44,037 17,855 35,442 32,515 18,243 46,829
46.972 63.373 41.966 76.544 0 0
47.126 65.401 42.753 77.190 0 0
46.972 63.373 41.966 76.544 113.302 87.357
47.126 65.401 42.753 77.190 120.712 89.654
Total
34,352
7
Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Kab. Lampung Tengah saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah KK Nama Kecamatan
Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Sukodadi Lampung Tengah Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong TOTAL
Wilayah Perkotaan Tahun 2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21.416 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22.660 17.471 61.547
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23.065 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.296 19.543
Wilayah Perdesaan Tahun 2015 4.895 5.317 10.706 10.974 10.338 10.721 15.242 17.518 12.067 0 12.357 13.379 15.768 9.629 5.530 10.427 10.149 9.394 12.675 8.393 10.949 13.719 10.601 12.675 15.309 0 0 268.733
Total 2019 5.942 7.542 12.098 14.305 12.885 13.510 17.543 19.085 14.532 0 14.082 14.823 17.268 11.592 7.102 11.205 11.002 10.298 14.532 8.980 12.638 15.209 12.391 14.290 16.542 0 0
Tahun 2015 4.895 5.317 10.706 10.974 10.338 10.721 15.242 17.518 12.067 21.416 12.357 13.379 15.768 9.629 5.530 10.427 10.149 9.394 12.675 8.393 10.949 13.719 10.601 12.675 15.309 22.660 17.471
2019 5.942 7.542 12.098 14.305 12.885 13.510 17.543 19.085 14.532 23.065 14.082 14.823 17.268 11.592 7.102 11.205 11.002 10.298 14.532 8.980 12.638 15.209 12.391 14.290 16.542 25.296 19.543
8
Tabel 2.4 Tingkat pertumbuhan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama Kecamatan Padang Ratu Anak Ratu Aji Selagai Lingga Pubian Anak Tuha Kalirejo Sendang Agung Bangun Rejo Gunung Sugih Bekri Bumi Ratu Nuban Trimurjo Punggur Kota Gajah Seputih Raman Terbanggi Besar Seputih Agung Way Pengubuan Terusan Nunyai Seputih Mataram Bandar Mataram Seputih Banyak Way Seputih Rumbia Bumi Nabung Putra Rumbia Seputih Surabaya Bandar Surabaya
Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun 2015 2019 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.95 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.95 0.94 0.94 0.94 0.94
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Tengah Keluarga miskin yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 sebesar 84.694 KK yang tersebar di tiap kecamatan. Parameter keluarga miskin ini ditinjau dari faktor eknomi yaitu mata pencaharian keluarga, pendapatan keluarga, dan tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga. Kecamatan dengan keluarga miskin terbanyak adalah Kecamatan Brondong yaitu sebanyak 4284 KK, sedangkan kecamatan dengan keluarga miskin terkecil adalah Kecamatan Sukorame yaitu sebnayak 843 KK. Adapun jumlah keluarga miskin tiap kecamatan Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
9
Tabel 2. 5 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
Nama Kecamatan Padang Ratu Anak Ratu Aji Selagai Lingga Pubian Anak Tuha Kalirejo Sendang Agung Bangun Rejo Gunung Sugih Bekri Bumi Ratu Nuban Trimurjo Punggur Kota Gajah Seputih Raman Terbanggi Besar Seputih Agung Way Pengubuan Terusan Nunyai Seputih Mataram Bandar Mataram Seputih Banyak Way Seputih Rumbia Bumi Nabung Putra Rumbia Seputih Surabaya Bandar Surabaya
Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun 2015 2019 4.395 3.468 3.629 2.72 1.892 4.4 2.28 2.719 6.892 2.209 1.485 2.902 1.986 1.787 2.349 3.255 1.842 2.54 2.555 3.612 8.659 2.744 1.167 1.877 2.64 2.316 3.958 2.694
Peta terkait Kebijakan Tata Ruang (RTRW), yang meliputi Peta Rencana Struktur Ruang dan Peta Pola Ruang; menunjukkan setidaknya wilayah permukiman saat ini dan yang akan datang dan wilayah yang termasuk wilayah perdagangan dan jasa saat ini dan mendatang. Kebijakkan tatruang kabupaten lampung tengah diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 – 2031. Kebijakkan tata ruang wilayah berdasarkan PERDA diatas terkait sanitasi di kabupaten lampung tengah dapat dijelaskan sebagai berikut : a.Prasarana Air Limbah. Pengembangan, Pembangunan, dan Pemantapan Prasarana dan Sarana Air Limbah. Pengadaan Truk Tinja. Pembangunan IPLT Komunal PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
10
Pengembangan SANIMAS Pengembangan IPAL skala kawasan Masterplan Air Limbah Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pengembangan & Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Pengelolaan Air Limbah
b.Prasarana Persampahan. Pengembangan dan Pemantapan Prasarana dan Sarana Persampahan Pemenuhan prasarana sarana persampahan Pengembangan SOKLI Pengembangan sistem 3R dan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Pengembangan sistem sanitary landfill Pembuatan rencana induk persampahan (Masterplan Persampahan) c. Draenase.
Pengembangan, Pembangunan, dan Pemantapan Sistem Drainase Pemeliharaan jaringan drainase Pembuatan rencana induk jaringan drainase Pengembangan sisterm drainase terpadu Pengendalian banjir
Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
11
Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten
2.2 Kemajuan pelaksanaan SSK Perkembangan Kabupaten Lampung Tengah memberikan implikasi yang sangat besar terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan utamanya peningkatan pelayanan utilitas kota seperti air limbah domestik, pengeloaan persampahan dan drainase perkotaan. a. Air limbah domestik Kondisi limbah cair rumah tangga/limbah domestik di Kabupaten Lampung Tengah sebagian sudah melalui proses pengolahan ada pula yang langsung di salurkan menuju sungai atau diresapkan ke dalam tanah. Pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Lampung Tengah sebagian besar masih memanfaatkan sistim pengolahan konvensional yaitu menggunakan septic tank di masing-masing rumah tangga, namun demikian kondisi septic tank ini belum menjamin bahwa hasil pengolahan sudah memenuhi persyaratan. Adapun kemajuan pelaksanaan SSk untuk air limbah domestic dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel kemajuan pelaksanaan SSK untuk air limbah domestik SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2017 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3) Menyusun data Tersusunnya data base Sampai saat ini base sanitasi yang sanitasi yang jelas belum adanya data terkait sanitasi terkait sanitasi mulai base yang jelas tahun 2014 terkait sanitasi PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Tersusunnya data base sanitasi
12
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk Tersusunnya peraturan berpartisipasi mengenai air limbah dalam pengelolaan tahun 2014 air limbah Mengurangi 92% penduduk yang pencemaran sungai mempunyai pengolahan dan tanah air limbah sistem onsite Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS da mempunyai jamban yang aman / Stop BABS Menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah
8% penduduk yang belum mempunyai jamban dan 21% penduduk yang belum mempunyai jamban yang aman
Sampai saat ini kabupaten Lampung Tengah belum mempunyai peraturan tentang pengelolaan air limbah Baru 39% penduduk yang mempunyai jamban melakukan penyedotan tinja Baru 92% penduduk yang mempunyai jamban dengan 21% tidak aman (dibuang ke sungai, laut, danau, tanah, kebun dll)
Tersusunnya peraturan mengenai air limbah
45% penduduk yang mempunyai pengolahan air limbah onsite
15% penduduk yang mempunyai jamban
Tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah di 50 desa ODF melalui kelompok swadaya
b. Pengelolaan persampahan Komposisi sampah di Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan sumbernya terdiri dari sampah domestik dan sampah non domestik. Sampah domestik berasal dari perumahan sedangkan sampah non domestik yaitu berasal dari pasar, pertokoan/ perdagangan/jasa, industri, dan fasilitas kesehatan. Sistem pengumpulan sampah baik domestik maupun non domestik dilakukan dengan pola individual yaitu sistem pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dengan alat angkut gerobak yang kemudian dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Adapun kemajuan pelaksanaan SSk untuk persampahan dapat dilihat pada table
di bawah ini : Tabel 2.7 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk persampahan SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2017 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3) Meningkatkan Mengurangi timbulan jumlah sarana dan sampah sebesar 28% Baru ada 11 dari prasarana pada tahun 2014 dan data total persampahan 50% pada tahun 2018 kebutuhan 32 unit
Meningkatkan upaya 3R sampah (reduce, reuse, recycle) dalam skala RT
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
- 72% penduduk kab. Lampung Tengah masih belum melakukan pemilahan sampah - Sudah ada 106 bank sampah yang tersebar
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Berkurannya timbulan sampah sebesar 45 %
Masih 50% penduduk kab.Lampung Tengah belum melakukan pemilahan sampah
13
pada 106 RT di wilayah kota Lampung Tengah dan sudah melakukan 3R - Kegiatan 3R baru dilakukan oleh penduduk kota & IKK Mengurangi Peningkatan TPA Open pencemaran tanah dumping dan control dan udara di TPA landfill menjadi sanitary landfill pada tahun 2015 Meningkatkan Meningkatkan dana anggaran sarana operasi pengelolaan dan prasarana sampah multi sektor 2% pengelolaan setiap tahun sampah Melakukan kerjasama dengan Perusahan yang peduli swasta dalam pengelolaan pengelolaan persampahan persampahan
TPA masih dikelola TPA sudah dengan sistem open landfill dumping
sanitary
Dana operasi Anggaran sanitasi pengelolaan sampah masih sekitar 1% multi sektor meningkat pertahun dari APBD setiap tahun 2% Masih belum ada kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan persampahan
Sudah ada kerjasam dengan swasta dalam pengelolaan sampah walaupun masih dalam skala kecil
c. Drainase perkotaan Sistim drainase makro Kabupaten Lampung Tengah pada umumnya memanfaatkan sungai sebagai saluran pembuang akhir. Cakupan pelayanan sistem drainase di Kabupaten Lampung Tengah meliputi saluran drainase primer, saluran sekunder dan saluran tersier Saluran sekunder berfungsi untuk menampung beberapa saluran pembuang tersier serta daerah sekitarnya dimana air hujan dialirkan ke sal. Primer /sungai. Saluran pada system jaringan existing, saluran buatan atau sekunder yang berupa , trotoar terletak di kanan kiri jalan, dimana saluran drainase tertutup maupun terbuka konstruksinya bersifat permanen pada umumnya kondisinya baik, saluran ini menerima limpasan air hujan lokal dan limbah perkotaan. Adapun kemajuan pelaksanaan SSk untuk drainase perkotaan dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 2.8 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk drainase perkotaan SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2017 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3) 7 daerah beresiko Mengurangi daerah sangat tinggi dan tinggi Saat ini daerah genangan terutama yang diakibatkan genangan di daerah beresiko genangan dari sungai kabupaten sanitasi akibat bengawasn dolo dan sebesar 32% genangan sungai bengawan jero Meningkatkan Peningkatan gerakan Keberadaan kepedulian peduli drainase di saluran drainase masyarakat dalam tingkat RT dimulai pada di sekitar rumah pemeliharaan tahun mencapai 75% draiase Meningkatkan Instansi terkait baik Masih kurangnnya koordinasi dalam pemerintah maupun koordinasi dalam PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
SSK (saat ini) Status saat ini (4) Daerah genangan air kabupaten Lampung Tengah menjadi 30%
14
pembagian swasta mempunyai kewenangan untuk tanggung jawab pengelolaan sarana pengelolaan drainase dan prasarana drainase antar instansi yang terkiat
Meningkatkan playanan air bersih agar dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
Meningkatkan cakupan pelayanan dan sarpras air bersih Meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan bersih
1. Menyediakan regulasi tarif minimal air bersih 2. Membentuk lembaga komunikasi antara pelanggan, PDAM, dan HIPPAM dalam sebuah forum di tahun 2017 di setiap kecamatan Terlayaninya masyarakat pengguna air bersih sampai 50% pada tahun 2014, 70% tahun 2017
air
pembagian kewenangan untuk pengelolaan sarana dan prasarana ddrainase antar instansi yang terkait
Sampai saat ini total pelayanan air bersih keseluruhan adalah 32,59%
Sampai saat ini total pelayanan air bersih keseluruhan adalah 32,59% Kebocoran yang cukup tinggi 45%
Sampai saat ini Menyediakan pelayanan air Masyarakat pada lokasi alternatif pelayanan bersih sulit air air bersih keseluruhan adalah 32,59%
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
15
2.3 Profil Sanitasi Saat Ini a. Air Limbah Domestik Rumah tangga di Kabupaten Lampung Tengah yang menggunakan tangki septik baru mencapai 45,2 %. Rumah tanga yang memiliki akses terhadap saluan air disekitar rumah baru mencapai 42,49 %. Sementara sekitar 57,51 % rumah tangga tidak memiliki akses pada saluran air limbah. Sistem pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Lampung Tengah masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah s etempat (on site System) baik itu secara individu maupun komunal. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif untuk lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh. Berdasarkan hasil Study EHRA dengan metode sampling pada 15 kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah, menemukan fasilitas BAB di Kabupaten Lampung Tengah yang paling umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban siram/leher angsa yang disalurkan ke tangki septic , proporsinya adalah sekitar 43,1% (siram) dan yang membuang tinja langsung ke ruang terbuka (parit, kolam, lobang galian) sebesar 28,6 % , sementara untuk jamban non siram ke septik tank sebesar 2,1 % dan keruang terbuka sebesar 26,2 %. Dari hasil wawancara Study EHRA diperoleh sekitar 45,2 % rumah tangga di Kabupaten Tanah Datar menggunakan tangki septik, yang mana lokasi septik pada umumnya terletak pada perkarangan belakang rumah. Kader-kader juga mengamati keberadaan salu ran air disekitar rumah terpilih, saluran yang dimaksud adalah saluran yan g digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur, bekas cuci piring/bahan makanan. Air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa sekitar 42,49 % memiliki akses pada saluran air disekitar rumahnya. Sementara sekitar 57,51 % rumah tangga tidak memiliki akses pada saluran air limbah. Sistem dan infrastruktur Aliran air limbah di Kabupaten Lampung Tengah secara terinci dan jelas dapat tergambarkan dalam bentuk Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik berikut ini. Tabel 2.9 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik No
Input
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Kode/Nama Aliran
a
b
c
d
e
f
g
h
1
Black Water
WC Sentor
Tanki septik
-
-
Sungai
Air Limbah (AL1)
2
Black Water
WC Sentor
-
-
-
Sungai
Air Limbah (AL2)
3
Black Water
WC Sentor
Cubluk
-
-
Sungai
Air Limbah (AL3)
4
Black Water
WC Cemplung
Cubluk
-
-
-
Air Limbah (AL4)
Sumber : Dinas PU Cipta Karya Kab. Lampung Tengah PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
16
Tabel 2.10 Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kabupaten/Kota Sanitasi tidak Sanitasi Layak layak Sistem Onsite Sistem Offsite BAB Skala S* Sistem Berbasis Komunal Kawasan / Nama terpusat No Kecamatan Cubluk** Cubluk MCK MCK Tangki IPAL Sambunga *, aman/ /Jamba Komun Septik Komun n Rumah jamban Jamban n al**** Komunal al yg (KK) tidak keluarga Bersam (KK) > 10 KK (KK) berfungsi aman** dgn tangki a (KK) (KK) (KK) septik aman (KK) (KK) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) 1. Wilayah Perdesaan Kecamatan A 5 5 0 0 0 0 0 0 Kecamatan B 24 2 7 25 0 0 0 0 Kecamatan C 21 16 4 10 0 0 0 0 Kecamatan D 19 12 0 10 0 0 0 0 …… 2. Wilayah Perkotaan Kecamatan A 27 33 118 62 0 0 0 0 Kecamatan B 122 0 420 24 0 0 0 0 Kecamatan C 234 14 900 66 0 0 0 0 Kecamatan D 164 23 450 31 0 0 0 0 …… * Yang termasuk BABS: BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb. ** Tidak Aman: tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali ***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m. ****MCK Komunal: cakupan layanan 10 – 200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
17
Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Satuan Kondisi Jumlah/ No Jenis Kapasita Berfungsi Tdk s berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal - MCK Komunal unit 2 v 2. Truk Tinja unit 0 v 3 IPLT : kapasitas M3/hari 0 SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal - Tangki septik unit 21 v komunal >10KK - IPAL Komunal unit v 2 IPAL v Kawasan/Terpusat - kapasitas M3/hari - sistem IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
Keterangan (vii)
Penanganan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lampung Tengah secara formal dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Lampung Tengah. Dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Lampung Tengah terdapat kelompok stakeholder sebagai berikut: 1. Kelompok Basis: Badan Lingkungan Hidup, Dinas Cipta Karya, Dinas Kesehatan, Bappeda, Walikota dan DPRD. 2. Kelompok Pendukung: Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Bagian Hukum, Satpol PP, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, PKK. 3. Kelompok Sasaran Pemberdayaan: masyarakat, kelurahan, dan swasta Sanitasi air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan sistem pengolahan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC, kamar mandi maupun dapur. Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten Lampung Tengah yaitu sistem pengolahan secara individu di masing-masing rumah atau sering disebut on-site system. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septik yang secara konstruksi tidak memenuhi persyaratan desain yang ditentukan.
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
18
(1) Kelembagaan dan Peraturan Penanganan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lampung Tengah secara formal dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Lampung Tengah. Dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Lampung Tengah terdapat kelompok stakeholder sebagai berikut: 1. Kelompok Basis: Badan Lingkungan Hidup, Dinas Cipta Karya, Dinas Kesehatan, Bappeda, Walikota dan DPRD. 2. Kelompok Pendukung: Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Bagian Hukum, Satpol PP, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, PKK. 3. Kelompok Sasaran Pemberdayaan: masyarakat, kelurahan, dan swasta b.
Persampahan Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prosesproses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung Pengelolaan sampah perkotaan merupakan permasalahan yang akan terus menerus dihadapi baik oleh pemerintah Kabupaten maupun penduduknya. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tidak akan terlepas dari bertambahnya jumlah volume sampah. Sementara tempat pembuangan akhir sampah semakin hari semakin penuh. (1) Sistem dan infrastruktur Sampah di Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari sampah organik dan non organik yang bersumber dari perumahan dan pemukiman, pasar, pertokoan/perdgangan/jasa dan fasilitas kesehatan. Sistem pengumpulan sampah di Kabupaten Lampung Tengah dilakukan secara individual maupun oleh petugas di masing-masing sumber sampah ke TPS dan kontainer serta tong sampah terdekat untuk kemudian diangkut oleh petugas ke TPA. Radius layanan sejauh ± 0.5 – 5 Kilometer dari TPS. Jarak lebih dari 5 kilometer dianggap terlalu jauh sehingga kurang efektif. Teknik operasional melalui sistem pengumpulan sampah di permukiman, pasar, pertokoan/perdagangan/ jasa, industri, fasilitas kesehatan, dan sampah jalanan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Sistem Pengumpulan Sampah 1. Sistem Pengumpulan Sampah Permukiman Sistem pengumpulan sampah pemukiman dibagi menjadi 2 kelompok. Yang pertama; sampah domestik masyarakat langsung dibuang ke TPS atau kontainer milik Pemkab Lampung Tengah dan yang kedua masyarakat mengumpulkan sampah di tempat/ wadah yang diletakkan di depan rumah kemudian diangkut oleh petugas kemitraan yang bekerjasama dengan Dinas Ciptakarya Kabupaten Lampung Tengah kemudian sampah tersebut diangkut ke TPS atau Kontainer milik Pemkab Lampung Tengah. Alat angkut yang digunakan adalah gerobak
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
19
Beberapa wilayah di Kecamatan Gunung Sugih. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari Peta 3.3Cakupan Layanan Pengelolaan Persampahan dan penduduk terlayani di dua daerah tersebut. Cakupan layanan persampahan yang dikelola oleh Dinas Ciptakarya kabupaten Lampung Tengah hanya mencapai 8,68% dari seluruh wilayah di Kabupaten. sampah dengan kapasitas ± 1 m3. Periodisasi pengumpulan sampah di permukiman adalah setiap hari sekali. Sistem pengangkutan sampah dilakukan secara langsung dari sumber sampah (TPS dan Kontainer) ke TPA (system pengosongan container) secara langsung tanpa pemindahan (transfer depo) terlebih dahulu karena daya tampung TPS atau container masih memadai. Menurut hasil survey EHRA, pengumpulan sampah di pemukiman paling banyak ditumpuk saja tanpa wadah. Hal ini dikarenakan pada lingkungan desa halamannya masih cukup luas 2. Sistem Pengumpulan Sampah Pasar Pewadahan sampah yang digunakan di areal pasar antara lain dibawah meja lapaklapak oleh pedagang kemudian petugas kebersihan memindahkan sampah tersebut ke keranjang sampah dibagian luar kumpulan lapak kemudian sampah tersebut diangkut oleh mobil dump truck langsung ke TPA. Kapasitas dump truck sekitar 6 meter kubik. Cara kedua, Petugas kebersihan menyapu dan mengumpulkan sampah-sampah diseputar pasar dan langsung diletakkan dikontainer sampah. Pada hari itu juga kontainer sampah diangkut ke TPA. Kontainer sampah digunakan untuk menampung sampah dari toko-toko lainnya diluar lapak.Sekitar 20% sampah organic yang dihasilkan digunakan untuk bahan pembuatan kompos. 3. Sistem Pengumpulan Sampah Pertokoan/ Perdagangan/ Jasa Pewadahan sampah di areal ini berupa tempat sampah plastik dan tong sampah di sepanjang areal dimana belum terdapat pemilahan sampah organik maupun non organik. Sampah-sampah yang dihasilkan diangkut oleh petugas kebersihan dengan menggunakan dump truck kemudian langsung dibuang ke TPA. 4. Sistem Pengumpulan Sampah Industri Sampah-sampah industri baik yang berasal dari kawasan industri ataupun perusahan lain yang menyebar dikumpulkan dan dikelola sendiri oleh pihak perusahaan serta tidak dibuang ke TPA. 5. Sistem Pengumpulan Sampah Fasilitas Kesehatan Pewadahan sampah yang digunakan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya menggunakan kantong plastik dimana sudah terdapat pemilahan antara sampah medis dan non medis. Pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas rumah sakit dengan menggunakan gerobak. Untuk sampah medis diangkut menuju ke incinerator yang berkapasitas 400 kg untuk dibakar sedangkan sampah non medis akan diangkut menuju TPS yang tersedia di area rumah sakit yang berupa 2 kontainer. Rumah Sakit swasta dan fasilitas kesehatan lain yang belum memiliki incinerator melakukan kerjasama dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain yang telah memiliki incinerator. Untuk sampah medis di Puskesmas dikumpulkan dan dibakar di incinerator Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah. Jumlah sampah non medis rumah sakit sebesar 2 m3/hari yang diangkut oleh petugas kebersihan menuju TPA dengan menggunakan mobil container (arm roll). Secara umum jumlah kendaraan yang digunakan sekarang masih belum dapat melayani kebutuhan pengangkutan sampah. Namun perlu adanya frekuensi pengangkutan agar sampah yang menginap di TPS tidak terlalu lama karena gangguan bau yang tidak sedap dan dapat dijadikan tempat berkembangnya bibit penyakit PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
20
B. Tempat Pembuangan Sementara Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang disediakan oleh Dinas Ciptakaya yaitu berupa kontainer kecil yang berkapasitas 3,5 – 5 m3 yang didistribusikan pada tempat tertentu.Sarana tempat penampungan sampah sementara terdapat sebanyak 8 buah Kondisi TPS masih baik, namun ada sebagian sudah mengalami kerusakan yang harus segera diperbaiki agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar TPS tersebut. Bentuk TPS secara umum ada dua yaitu berbentuk landasan beton, dan landasan tanah. C. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Lampung Tengah memiliki 1 TPA didirikan pada tahun 2009 dengan Areal luas lahan TPA 6 Ha termasuk sebagian kecil untuk kantor dan taman.Volume sampah yang terdapat di TPA ratra-rata .....m3 setiap tahunnya. Di TPA sistem pembuangan open dumping (pembuangan sampah di lahan terbuka) dengan penimbunan tanah penutup. Sistem penimbunan yang diterapkan adalah sistem penimbunan setiap setengah bulan sekali pada zona aktif, dimana sampah ditimbun dengan tanah penutup setebal 10-15 cm.
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
21
Tabel 2.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Kelompok Fungsi
Teknologi yang digunakan
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
a
b
c
d
e
-
-
-
-
sumur resapan
kuantitas
500 unit
perkiraan
Selokan/got
kuantitas
1520 Km
perkiraan
nama sungai
Way Seputih & Way Sekampung
Dinas cipta karya
User interface Pengumpulan & penampungan / pengolahan awal Pengaliran/pengangkutan Semi pengolahan akhir terpusat Daur ulang/pembuangan akhir
sungai
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Lampung Tengah (2) Cakupan Pelayanan Pelayanan persampahan masih terpusat di ibu kota Kecamatan Terbanggi Besar dan beberapa wilayah di Kecamatan Gunung Sugih. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari Peta 3.3 Cakupan Layanan Pengelolaan Persampahan dan penduduk terlayani di dua daerah tersebut. Cakupan layanan persampahan yang dikelola oleh Dinas Ciptakarya kabupaten Lampung Tengah hanya mencapai 8,68% dari seluruh wilayah di Kabupaten.
Tabel 2.13 Timbulan sampah per kecamatan (informasi terdapat di dalam Instrumen Profil Sanitasi lembar kerja” Form 2”). Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah Wilayah Wilayah Total Wilayah Wilayah Perkotaan Total Nama perdesa perkota perdesaan Kecamatan an an orang oran (%) (M3/ (%) (%) (M3/hari orang (M3/hari) g hari) ) Kecamatan A Kecamatan B Kecamatan C Kecamatan … -
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
22
Tabel 2.14 cakupan akses dan sistem layanan persampahan kecamatan (informasi terdapat di dalam Instrumen Profil Sanitasi lembar kerja” Form 2”). Volume sampah 3R yg terangkut ke TPA Nama Kecamatan Wilayah Wilayah Total Wilayah Total perdesaan perkotaan Perkotaan (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) Kecamatan A 24% 25 24% 25 5% 5 5% 5 Kecamatan B 50 % 51 50 % 51 4% 4 4% 4 Kecamatan C 26 % 32 26 % 32 6% 6 6% 6 Kecamatan … -
-
Tabel kondisi sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
Tabel 2.15 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Kapasitas / Jumlah/ luas total daya Ritasi tampung* terpakai /hari
1
2
3.
4
5
(ii) Pengumpulan Setempat - Gerobak - Becak/Becak Motor - Kendaraan Pick Up Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fiber) - Container - Transfer Stasiun - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck - Compactor Truck Pengolahan Sampah - Sistem 3R - Incinerator TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan
(iii)
(iv)
(v)
Keterangan**
(vii)
Rusak ringan (viiii)
Rusak Berat (ix)
V V V V
-
-
-
V
--
-
-
V V V
-
-
V V V V V V V V
-
-
M3 (i)
Kondisi
Baik (vi)
(x)
112 unit unit unit
76 58 8 34
unit
254
unit unit unit
23 2
unit unit unit
9 1 1
unit unit
3 7 1
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
2
-
--
23
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Kapasitas / Jumlah/ luas total daya Ritasi tampung* terpakai /hari
6
7
-
Keterangan**
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
M3 terbuka - Luas total TPA yg Ha terpakai - Luas sel Landfill Ha - Daya tampung TPA (M3/har i) Alat Berat - Bulldozer unit - Whell/truck loader unit - Excavator / backhoe unit - Truk tanah unit IPL: Sistem kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet IPL: Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
Kondisi
Peta cakupan akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan (informasi terdapat di dalam Instrumen Profil Sanitasi lembar kerja” Form 2”). Semua peta digambarkan di dalam format A1 (skala peta mengacu pada skala peta tata ruang).
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
24
(3) Kelembagaan dan Peraturan Unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam bidang kebersihan sampah, pertamanan, air limbah dan pelaksanaan tugas pemantauan di Kabupaten Lampung Tengah dilakukan oleh Dinas Cipta Karya. Dinas Cipta Karya mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Daerah di bidang Pengelolaan Persampahan sesuai dengan kebijakan Kepala Daerah. Berikut adalah fungsi dari Dinas Cipta Karya Kabupaten Lampung Tengah : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Persampahan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Pengelolaan Persampahan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Persampahan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas di bidang Pengelolaan Persampahan. Pada Dinas Ciptakarya bidang yang bertanggungjawab menangani sampah yaitu bidang Kebersihan dan tata kota, yang mempunyai tugas mengendalikan, menanggulangi dan memelihara kebersihan dan keindahan sebagai upaya mengatasi dampak lingkungan terutama di Perkotaan. c. Drainase Perkotaan Kabupaten Lampung Tengah sebagian besar secara fisik terletak di daerah dataran (80%), rawa (15%) dan berbukit (5%) dengan saluran drainse utamanya adalah sungai. Sistim saluran drainase terbagi menjadi dua yaitu sistim drainase makro dan drainase mikro. Secara umum kondisi drainase di Kabupaten Lampung Tengah terutama pada saluran drainase terbuka. Kondisinya banyak mengalami penurunan kualitas seperti terjadinya penumpukan sedimen lumpur atau sampah. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna jalan apabila terjadi genangan air akibat peningkatan intensitas curah hujan. Pada umumnya sungai-sungai didaerah Kabupaten Lampung Tengah berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan yang berada di Kabupaten Tanggamus dan bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat di daerah Kabupaten Lampung Tengah antara lain adalah Sungai Way Sekampung, Way Seputih dan sungai-sungai kecil lainnya. Sungai-sungai tersebut bermanfaat untuk pertanian dan perikanan. Tabel 2.16 Lokasi gengangan dan perkiraan luas genangan Wilayah Genangan No
Luas
Ketinggian
Lama
(Ha)
(M)
(jam /hari)
Frekuens i (kali /tahun)
Lokasi A
24
1
3
2
Lokasi B
25
1
2
2
Lokasi Genangan
Infrastruktur* Keteranga Jenis n** Penyebab** * Drainase Skunder Drainase Skunder
*) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan.
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
25
**) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan ***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase. 1) Sistem dan Infrastruktur Tinjauan kondisi drainase studi di wilayah studi merupakan bagian dari proses penyusunan RPIJM untuk komponen drainase. Dengan mengetahui kondisi sistem drainase makro maupun mikro yang ada di wilayah studi, maka akan dapat didefinisikan indikasi permasalahan yang ada secara lebih detail dan komprehensif, untuk selanjutnya dapat dirumuskan rencana penanganan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Ditinjau dari kondisi fisik kota yang merupakan dataran dengan saluran drainase utama berupa sungai, maka saluran yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah dapat dibagi menjadi 2 (dua) saluran, yaitu drainase makro dan drainase mikro. Tabel 2.17 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten/Kota No (i) 1
2 .
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
(ii)
(iii)
Bentuk Penampang Saluran*
Dimensi
Kondisi
B**
H***
Berfungsi
Tdk berfungsi
(iv)
(v)
(vi)
Frekuensi Pemeliharaan (kali/ tahun) (vii)
Saluran - S. Primer A m - Saluran Sekunder m A1 - Saluran Sekunder m A2 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam retensi - Trash rack/ unit saringan sampah - S. Primer B m - Saluran Sekunder m B1 Bangunan Pelengkap unit - Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam retensi - Trash rack/ unit saringan sampah Keterangan: *Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B:: lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
26
3. Cakupan Pelayanan Drainase Pengelolaan drainase di Kabupaten Lampung Tengah belum dapat dilaksanakan oleh Pemerintah daerah, hal ini dikarenakan pemerintah daerah belum mampu memberikan fasilitas pengelolaan drainase. Pemda Kabupaten Lampung Tengah dalam hal in Dinas Pekerjaan Umum hanya melakukan pembangunan drainase untuk pemukiman sebagai pelengkap dari pembangunan jalan utama. (4) Kelembagaan dan Peraturan Institusi yang bertanggung jawab pada sektor drainase adalah Bidang Pelayanan Lingkungan Perumahan (PLP) Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Tengah. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Tengah mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Penyelenggaraan Urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup dan tugasnya; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam rangka pencapaian target pelayanan pengelolaan drainase di Kabupaten Lampung Tengah telah diatur dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2008 tentang Pengendalian dan Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perda No. 14 Tahun 2007 tentang Irigasi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.30. Selain hal tersebut diatas bahwa untuk kewenangan dalam pengelolaan drainase melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat. Dimana pemerintah memfasilitasi mulai perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pembinaan dan monitoring. Sedangkan swasta bisa berperan dalam pengadaan sarana dan pengelolaannya. 2.4. Area Berisiko Dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Area berresiko di kabupaten lampung tengah berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.Wilayah Kurang berresiko ada 8 desa (26,32%). Penyebab resiko sanitasi diwilayah ini tertinggi berasal dari sektor limbah domestik kemudian PHBS, Persampahan, sumbr air bersih dan drainase lingkungan. 2.Wilayah berresiko Sedang ada 24 desa (7,89%). Penyebab resiko sanitasi diwilayah ini tertinggi berasal dari sektor Persampahan kemudian Air limbah domestik, PHBS, sumbr air bersih dan drainase lingkungan 3.Wilayah berresiko tinggi ada 82 desa (26,79%). Penyebab resiko sanitasi diwilayah ini tertinggi berasal dari sektor Persampahan kemudian Air limbah domestik, PHBS, sumbr air bersih dan drainase lingkungan 4.Wilayah berresiko Sangat tinggi ada 118 (38,32%). Penyebab resiko sanitasi diwilayah ini tertinggi berasal dari sektor Persampahan kemudian Air limbah domestik, PHBS, sumbr air bersih dan drainase lingkungan Dengan total desa sebanyak 304 desa. Wilayah berresiko Sangat tinggi tidak berkonsentrasi di satu kawasan saja melainkan menyebar beberapa wilayah secara merata. PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
27
Peta 2.6 Area beresiko Sanitasi
Tabel. 2.21 Permasalahan Utama air limbah domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman : 1.Aspek Pengembangan Kepemilikan Jamban di Kabupaten Lampung Tengah adalah 96,2%, dengan Sarana dan Prasarana: rincian 94,4% jamban pribadi dan MCK/WC Umum 1,8%, sedangkan sisanya ke lainnya. User Interface:
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
28
Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal:
Prosentase tangki septik aman: 65,5%
Tempat penyaluran akhir tinja Rumah Tangga: Dari hasil survey EHRA tahun 2012 didapatkan fakta bahwa 52,2% tinja dibuang ke tanki septik, 40,8% dibuang ke cubluk dan sisanya dibuang ke tempat lainya. Walaupun ada 53,7% yang mengaku tanki septiknya sudah berumur lebih dari 5 tahun, namun hanya ada 1% yang mengaku tanki septiknya pernah dikosongkan selama 5 tahun terakhir. Pengangkutan / Pengaliran: Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang / Pembuangan Akhir:
Belum ada truk penyedot tinja. belum ada IPLT belum dilakukannya daur ulang
Perencanaan Teknis dll. Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW B. Lain-lain: 2. Aspek Pendanaan:
3. Aspek Kelembagaan: 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari swasta (CSR)
Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
Masih rendahnya kesadaran masyarakat Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat Belum ada peran swasta dalam pengelolaan air limbah
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
29
6. Aspek Komunikasi, PMJK dll.
Masih minimnya jenis media komukasi
(sumber referensi: BPS bab 3 dan Study EHRA tahun 2012) Tabel 2.21: Permasalahan Utama Persampahan A. Sistem Persampahan Domestik 1.Aspek Pengembangan Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb: Sarana dan Tingkat layanan penanganan sampah RT: 0 , 5% diangkut Tukang Sampah, Prasarana 99,5% tidak diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke User Interface:
lahan kosong dsb) Pengelolaan Sampah pada RT:
Belum ada Praktek Pemilahan Sampah oleh RT. Pengumpulan setempat Baru ada 20 gerobak motor dan 10 truck sampah Masih diperlukan 2 unit gerobak sampah bersekat, 6 gerobag sampah bermotor bersekat, 2 keranjang sampah komposter, 2 mobil Pick Up dan 15 container untuk pengelolaan sampah dari sumbernya. Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok Penampungan Baru ada 27 dalam container penampung sampah masyarakat pengelolaan persampahan. Baru ada 1 TPS dari total kebutuhan 30 unit Sementara (TPS): Pengangkutan: Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada 8 dump truk pengangkut untuk wilayah perkotaan dari total kebutuhan 14 unit dump truk, 6 truk biasa, 3 compactor truk, 6 truk penyapu jalan, dan 6 amroll truk. Baru 8,68% masyarakat yang terlayani yaitu di kecamatan Gunung Sugih dan Bandar Jaya (Semi) Pengolahan Akhir Belum melakukan pemilahan Terpusat Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir: Perencanaan
Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
30
B. Lain-lain: 1. Aspek Kelembagaan: 2. Aspek Pendanaan:
3. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum:
Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Penganggaran terkait pengelolaan persampahan t a hu n 2 0 1 2 baru mencapai 0.15% Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas Pola penanganan sampah belum optimal Rendahnya dana penarikan restribusi Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Belum ada investasi dunia usaha / swasta Penerapan Perda belum efektif Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat
(sumber referensi: BPS bab 3 dan Study EHRA tahun 2012)
Tabel 2.22: Permasalahan Utama Drainase Lingkungan A. Sistem Drainase Lingkungan Berdasarkan study EHRA tahun 2012,Rumah Tangga yang rumahnya mengalami Userkungan Interface: banjir rutin setiap tahun ada 2,6%. Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 13,4 % rumah tangga sementara, sebagian besar atau 86,6% tidak secara rutin mengalami
Penampungan / Pengolahan Awal:
grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan
Pengangkutan / Pengaliran:
Sarana drainase masih kurang, banyak rusak, tersumbat / sedimentasi tinggi diakibatkan oleh pendangkalan dan tertimbun sampah. Biaya operasional dan pemeliharaan drainase masih terbatas. Kurangnya kesadaran masyakat, sehingga masih dijumpai banyak saluran drainase yang mengalami pendangkalan dan tertimbun sampah. masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase
Dokumen Perencanaan
Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
31
B. Lain-lain: 1. Aspek Kelembagaan:
Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
2. Aspek Pendanaan:
Penganggaran terkait pengelolaan drainase lingungan t a h u n 2 0 12 baru mencapai 0.45% Pengelolaan drainase lingungan belum menjadi prioritas
3. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 4. Aspek
Potensi peran serta masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Kesadaran sebagian masyarakat dalam ikut merawat sarana drainase yang ada masih kurang
Belum ada perda tentang drainase lingkungan Peraturan Perundangan dan penegakan (sumber referensi: BPS bab 3 dan Study EHRA tahun 2012) hukum:
PEMUTAHIRAN SSK LAMPUNG TENGAH
32