BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1.
Gambaran Wilayah
2.1.1. Letak Geografis Secara geografis Kabupaten Blora terletak di antara 111°016' s/d 111°338' Bujur Timur dan diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan. Secara administratif terletak di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) disisi timur Provinsi Jawa Tengah. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 57 km dan jarak terjauh dari utara ke selatan 58 km. Kabupaten Blora memiliki luas wilayah administrasi 1820,59 km² (182058,797 ha). 2.1.2. Letak Administrasi Untuk batas wilayah secara administratif Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:
Utara
: Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati
Timur
: Kabupaten Tuban dan Bojonegoro Provinsi Jawa Timur
Selatan
: Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur
Barat
: Kabupaten Grobogan
Administrasi Kabupaten Blora ditampilkan pada Peta 2.1. Kabupaten Blora terdiri dari 16 kecamatan meliputi 271 desa dan 24 kelurahan dengan rincian seperti tabel 2.1 berikut 2.1.3. Topografi Topografi Kabupaten Blora datar sampai bergelombang, pada bagian Utara membujur Pegunungan Kendeng Utara dari arah Barat ke Timur, sedangkan di sebelah Selatan membujur Pegunungan Kendeng Selatan yang membujur dari Barat ke Timur. Ditinjau dari ketinggiannya Kabupaten Blora terbagi dalam tiga bagian yaitu: 1.
Ketinggian 25 - 40 m dari permukaan laut, terdapat di daerah Kradenan, Kedungtuban dan Cepu.
2.
Ketinggian 40 - 100 m dari permukaan air laut, terdapat di daerah Jati, Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Blora, Tunjugan , Banjarejo, Japah, Ngawen, Kunduran dan Todanan.
3.
Ketinggian 100 - 500 m dari permukaan air laut, terdapat di derah Jati, Randublatung Kradenan, Kedungtuban, Sambong, Jiken, Bogorejo, Tunjungan, Japah , Ngawen, Kunduran , dan Todanan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-1
Berdasarkan kondisi topografi yang demikian maka rata-rata ketinggian wilayah Kabupaten Blora berbeda-beda, dengan posisi wilayah terendah di daerah Cepu yaitu 31 m dari permukaan air laut dan tertinggi di daerah Japah (280 m). Sedangkan ditinjau dari kemiringan wilayah Kabupaten Blora dikelompok dalam empat kelas yaitu: 1.
Kelas lereng 1 (kemiringan 0-2%) meliputi daerah seluas 567,46 km2 atau 31,7%.
2.
Kelas lereng 2 (kemiringan 2-15%) meliputi daerah seluas 750,30 km2 atau 41,21%.
3.
Kelas lereng 3 (kemiringan 15-40%) meliputi daerah seluas 500,20 km2 atau 27,47%.
4.
Kelas lereng 4 (kemiringan > 40%) meliputi daerah seluas 261,00 km2 atau 0,14%.
Secara keruangan mengenai kelerengan Kabupaten Blora ditampilkan pada Peta 2.3.
Tabel 2.1. Luas Administratif dan Luas Wilayah Terbangun Kabupaten Blora Luas Wilayah Nama Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jumlah Kelurahan /Desa
Jati 0/12 Randublatung 2/16 Kradenan 0/10 Kedungtuban 0/17 Cepu 6/11 Sambong 0/10 Jiken 0/11 Jepon 1/24 Blora 12/16 Tunjungan 0/15 Banjarejo 0/20 Ngawen 2/27 Kunduran 1/25 Todanan 0/25 Bogorejo 0/14 Japah 0/18 TOTAL 24/271=295 Sumber Data : Blora dalam Angka, Tahun 2014
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
Administrasi (Ha) 18.362,05 21.113,10 10.950,84 10.685,81 4.914,54 8.875,01 16.816,66 10.772,38 7.978,61 10.181,52 10.362,22 10.098,19 12.798,29 12.873,92 4.980,48 10.305,19 182.068,8
(%) thd total administrasi 10,09% 11,60% 6,01% 5,87% 2,70% 4,87% 9,24% 5,92% 4,38% 5,59% 5,69% 5,55% 7,03% 7,07% 2,74% 5,66%
Terbangun (Ha) 1.452,47 1.568,93 1.082,29 1.186,09 1.064,15 526,31 727,59 1.187,42 1.721,83 881,93 1.313,71 1.013,61 1.122,43 1.065,97 533,90 513,03 16.961,66
(%) thd luas administrasi 0,80% 0,86% 0,59% 0,65% 0,58% 0,29% 0,40% 0,65% 0,95% 0,48% 0,72% 0,56% 0,62% 0,59% 0,29% 0,28% 9,32%
II-2
Gambar. 2.1 Peta Orientasi Adminsitrafif Kabupaten Blora
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-3
Gambar. 2.2. Peta Wilayah Kajian SSK Blora Sumbet: RTRW Kabupaten Blora 2011-2031
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-4
2.2.
KEPENDUDUKAN Jumlah Penduduk Kabupaten Blora pada tahun 2013 sebesar 844.444 Jiwa, dengan jumlah kepala rumah tangga tercatat sebesar 241.926. Rata – rata pertumbuhan penduduk kabupaten Blora 0,53% setiap tahun. Data mengenai jumlah penduduk dan perkiraan jumlah pada tahun perencanaan di tampilkan pada tabel dibawah ini. .
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-5
Tabel 2.2 Jumlah penduduk dan kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama
Jumlah Penduduk
Kecamatan
(orang)
2015
2016
Wilayah Perkotaan
Wilayah Perdesaan
Tahun
Tahun
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
Total Tahun 2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
46.285
46.457
46.629
46.802
46.976
1. 2.
Jati Randublatung
13.601
13.651
13.701
13.752
13.802
13.853
32.513
32.634
32.755
32.878
33.000
33.123
46.114
25.827
25.924
26.021
26.118
26.216
26.348
49.929
50.116
50.303
50.491
50.680
50.935
75.757
76.040
76.324
76.609
76.896
77.283
3.
Kradenan
24.389
24.480
24.571
24.663
24.755
24.897
15.371
15.428
15.486
15.544
15.602
15.691
39.760
39.908
40.057
40.207
40.357
40.587
4.
Kedungtuban
16.803
16.865
16.928
16.992
17.055
17.122
38.774
38.918
39.064
39.210
39.356
39.535
55.576
55.784
55.992
56.202
56.412
56.657
5.
Cepu
50.305
50.493
50.682
50.871
51.061
51.252
23.389
23.476
23.564
23.652
23.741
23.829
73.694
73.969
74.246
74.523
74.802
75.081
6.
Sambong
9.434
9.470
9.505
9.541
9.576
9.615
16.063
16.123
16.183
16.243
16.304
16.373
25.497
25.592
25.688
25.784
25.880
25.988
7.
Jiken
12.702
12.749
12.797
12.844
12.892
12.950
26.020
26.118
26.215
26.313
26.412
26.600
38.722
38.867
39.012
39.158
39.304
39.550
8.
Jepon
18.104
18.172
18.240
18.308
18.377
18.445
43.011
43.172
43.333
43.495
43.658
43.821
61.115
61.344
61.573
61.803
62.034
62.266
9.
Blora
51.329
51.521
51.713
51.907
52.100
52.295
42.431
42.589
42.748
42.908
43.068
43.229
93.759
94.110
94.461
94.814
95.169
95.524
10
Tunjungan
9.843
9.879
9.916
9.953
9.990
10.028
36.619
36.756
36.893
37.031
37.170
37.308
46.462
46.635
46.810
46.984
47.160
47.336
11
Banjarejo
10.592
10.632
10.672
10.712
10.752
10.792
47.854
48.033
48.212
48.392
48.573
48.755
58.446
58.665
58.884
59.104
59.325
59.546
12
Ngawen
9.015
9.049
9.082
9.116
9.150
9.185
48.347
48.528
48.709
48.891
49.074
49.257
57.362
57.576
57.791
58.007
58.224
58.442
13
Kunduran
13.153
13.203
13.252
13.301
13.351
13.401
50.315
50.503
50.692
50.881
51.072
51.262
63.469
63.706
63.944
64.183
64.423
64.663
14
Todanan
5.063
5.082
5.101
5.120
5.139
5.158
53.135
53.334
53.533
53.733
53.934
54.136
58.198
58.416
58.634
58.853
59.073
59.294
15
Bogorejo
3.037
3.048
3.059
3.071
3.082
3.094
21.080
21.159
21.238
21.317
21.397
21.477
24.117
24.207
24.297
24.388
24.479
24.571
16
Japah
7.984
8.014
8.044
8.074
8.104
8.134
26.280
26.378
26.477
26.576
26.675
26.775
34.264
34.392
34.521
34.650
34.779
34.909
281.181
282.231
283.285
284.342
285.404
286.569
571.131
573.265
575.407
577.557
579.714
582.105
852.312
855.496
Total
858.691
861.899
865.119
868.675
Sumber:Analisis Pokja AMPL 2015
Strtegi Sanitasi kabupaten Blora
II-6
Tabel 2.3 Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama
Jumlah KK
Kecamatan
2015
2016
Wilayah
Wilayah
Perkotaan
Perdesaan
Tahun 2017 2018
2019
2020
2015
2016
Tahun 2017 2018
Total 2019
2020
2015
2016
Tahun 2017 2018
2019
2020
1
Jati
4.254
4.270
4.286
4.301
4.317
4.333
13.944
13.996
14.049
14.104
14.154
14.207
18.198
18.265
18.335
18.405
18.471
18.540
2
Randublatung
5.907
5.937
5.967
5.997
6.028
6.058
16.151
16.232
16.314
16.396
16.479
16.561
22.058
22.170
22.281
22.393
22.506
22.619
3
Kradenan
7.131
7.171
7.212
7.254
7.295
7.337
4.591
4.617
4.643
4.670
4.696
4.723
11.721
11.788
11.855
11.923
11.991
12.059
4
Kedungtuban
4.733
4.756
4.779
4.802
4.825
4.848
10.972
11.023
11.075
11.127
11.179
11.231
15.705
15.779
15.854
15.929
16.004
16.080
5
Cepu
14.327
14.390
14.453
14.516
14.579
14.643
6.461
6.490
6.518
6.547
6.576
6.605
20.789
20.880
20.971
21.063
21.154
21.247
6
Sambong
2.629
2.640
2.651
2.662
2.673
2.683
4.587
4.607
4.626
4.645
4.665
4.684
7.217
7.247
7.277
7.307
7.337
7.368
7
Jiken
3.510
3.538
3.567
3.595
3.624
3.653
7.173
7.231
7.288
7.347
7.405
7.465
10.684
10.769
10.855
10.942
11.029
11.118
8
Jepon
5.088
5.130
5.171
5.214
5.256
5.299
12.346
12.447
12.549
12.651
12.754
12.858
17.434
17.576
17.720
17.865
18.010
18.157
9
Blora
13.710
13.804
13.898
13.993
14.089
14.185
11.712
11.791
11.872
11.953
12.034
12.116
25.422
25.595
25.770
25.946
26.123
26.301
10
Tunjungan
3.016
3.041
3.065
3.090
3.115
3.141
10.545
10.630
10.713
10.797
10.892
10.980
13.561
13.671
13.779
13.888
14.008
14.121
11
Banjarejo
3.068
3.087
3.105
3.124
3.143
3.162
13.554
13.629
13.704
13.779
13.855
13.932
16.622
16.715
16.809
16.904
16.999
17.094
12
Ngawen
2.392
2.404
2.415
2.427
2.439
2.451
14.073
14.140
14.207
14.275
14.343
14.412
16.465
16.543
16.623
16.702
16.782
16.863
13
Kunduran
3.775
3.792
3.810
3.828
3.845
3.863
15.094
15.162
15.231
15.299
15.368
15.437
18.869
18.954
19.040
19.127
19.213
19.301
14
Todanan
1.433
1.438
1.444
1.449
1.455
1.460
15.685
15.743
15.801
15.860
15.919
15.978
17.118
17.181
17.245
17.309
17.373
17.438
15
Bogorejo
865
871
876
881
887
892
6.261
6.299
6.337
6.376
6.414
6.453
7.127
7.170
7.213
7.257
7.301
7.346
16
Japah
2.299
2.311
2.324
2.338
2.351
2.364
7.863
7.906
7.949
7.993
8.037
8.081
10.161
10.217
10.274
10.331
10.388
10.445
Total
78.139
78.580
79.024
79.471
79.920
80.372
171.012 171.942
172.878
173.818
174.771
175.723
249.151
250.523
251.902
253.289
254.691
256.095
Sumber: Analisis Pokja 2015
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
7
Tabel 2.4 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan Penduduk
% Tahun
Orang/Ha Tahun
Kecamatan
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1
Jati
0,37%
0,37%
0,37%
0,37%
0,37%
0,37%
32
32
32
32
32
32
2
Randublatung
0,50%
0,50%
0,50%
0,50%
0,50%
0,50%
48
48
49
49
49
49
3
Kradenan
0,57%
0,57%
0,57%
0,57%
0,57%
0,57%
37
37
37
37
37
38
4
Kedungtuban
0,47%
0,47%
0,47%
0,47%
0,47%
0,47%
47
47
47
47
48
48
5
Cepu
0,44%
0,44%
0,44%
0,44%
0,44%
0,44%
69
70
70
70
70
71
6
Sambong
0,42%
0,42%
0,42%
0,42%
0,42%
0,42%
48
49
49
49
49
49
7
Jiken
0,80%
0,80%
0,80%
0,80%
0,80%
0,80%
53
53
54
54
54
54
8
Jepon
0,82%
0,82%
0,82%
0,82%
0,82%
0,82%
51
52
52
52
52
52
9
Blora
0,68%
0,68%
0,68%
0,68%
0,68%
0,68%
54
55
55
55
55
55
10
Tunjungan
0,81%
0,81%
0,81%
0,81%
0,81%
0,81%
53
53
53
53
53
54
11
Banjarejo
0,06%
0,06%
0,06%
0,06%
0,06%
0,06%
44
45
45
45
45
45
12
Ngawen
0,48%
0,48%
0,48%
0,48%
0,48%
0,48%
57
57
57
57
57
58
13
Kunduran
0,45%
0,45%
0,45%
0,45%
0,45%
0,45%
57
57
57
57
57
58
14
Todanan
0,37%
0,37%
0,37%
0,37%
0,37%
0,37%
55
55
55
55
55
56
15
Bogorejo
0,61%
0,61%
0,61%
0,61%
0,61%
0,61%
45
45
46
46
46
46
16
Japah
0,62%
0,56%
0,56%
0,56%
0,56%
0,56%
67
67
67
68
68
68
Rata-Rata
0,53%
0,53%
0,53%
0,53%
0,53%
0,53%
51
51
51
52
52
52
Sumber:Analisi Pokja 2015
II-8
Tabel 2.5 Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Jepon Blora Tunjungan Banjarejo Ngawen Kunduran Todanan Bogorejo Japah
Jumlah keluarga miskin (KK) 8.500 8.989 5.459 5.200 7.118 5.009 8.718 10.931 9.478 6.909 8.579 7.175 10.084 9.372 3.682 5.961
Sumber: Blora dalam Angka 2014
-
Peta terkait Kebijakan Tata Ruang (RTRW), yang meliputi Peta Rencana Struktur Ruang dan Peta Pola Ruang; menunjukkan setidaknya wilayah permukiman saat ini dan yang akan datang dan wilayah yang termasuk wilayah perdagangan dan jasa saat ini dan mendatang.
II-9
Gambar 2.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Blora Sumber: RTRW Kabupten Blora 2011-2031
II -
10
Gambar 2.4 Peta Struktur Pola Ruang Sumber: RTRW Kabupten Blora 2011-2031
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-11
2.3.
Kemajuan pelaksanaan SSK a. Air limbah domestik Pengelolaan air limbah domestik oleh masyarakat kabupaten Blora saat ini sebagian besar masih menggunakan sistem setempat (on-site). Setelah perencanaan pembangunan sanitasi melalui SSK 2012 maka dapat dilihat kemajuan SSK untuk air limbah domestik dikabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk air limbah domestik
SSK Tahun 2012 – 2016 Tujuan
SSK (saat ini) Sasaran
Data dasar*
Status saat ini
(1)
(2)
Terwujudnya Kabupaten Blora yang sehat dengan meminimalkan pencemaran dari sumber air limbah rumah tangga dan industri pada tahun 2015
Terbentuknya institusi/lembaga khusus yang menangani limbah cair pada tahun 2013
Belum ada institusi khusus yang menangani air limbah Rumah Tangga. (masuk dibidang kebersihan dan pertamanan DPU)
(3)
Belum terbentuk lembaga Khusus (misal UPT)
Tersusunya aturan perundangan yang jelas tentang pengelolaan limbah cair pada tahun 2013
Perda belum ada.
Perda/peraturan tingkat kabupaten pengelolaan air limbah ada.
Pemanfaatan teknologi untuk penanganan limbah cair pada tahun 2012-2016
-
Terlaksananya pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-sumber pencemar pada tahun 2012-2016
Limbah cair rumah tangga teknologi mmenggunakan tangki septic (black water), untuk grey water belum ada. Penggunaan teknologi komunal.
-
Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pada tahun 20122013 Terbangunnya IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) Stop Buang Air Besar Sembarangan
(4)
-
19,6 penduduk melakukan BABS (EHRA)
Belum terealisasi pembagunan IPLT 14.09% penduduk melakukan BABS (STBM)
Peningkatan jumlah fasilitas BAB (kepemilikan)
78,36% cakupan layanan sanitasi
86,94% akses jamban (STBM)
Peningkatan Cakupan Akses Komunal
-
32 Unit IPAL Komunal
II-12
b. Pengelolaan persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Blora dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum di bidang Kebersihan dan Pertamananan, adapun status pelaksanaan pengelolaan persampahan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.7 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Persampahan SSK Tahun 2012 – 2016 Tujuan
SSK (saat ini) Sasaran
Data dasar*
(1)
(2)
Menciptakan lingkungan dan perilaku hidup yang bersih dari sampah maupun kotoran lainnya sehingga menjadikan masyarakat yang sehat di Kabupaten Blora.
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan pemanfaatan kembali, daur ulang, dan pengurangan dari sumbernya.
Status saat ini (3)
(4)
Data Kepemilikan Tempat Sampah 72,38% (Buku Putih Sanitasi 2010), Pemilahan sampah dilakukan 33% RT.
Menurunnya tingkat pencemaran lingkungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Adanya peraturan tentang pengelolaan sampah bagi perumahan dan industri rumah tangga. Meningkatnya cakupan pelayanan sampah dan tingkat layanan sampah di Kabupaten Blora 80%. Diterapkan teknologi pengelolaan persampahan berkelanjutan dan berbiaya rendah oleh SKPD terkait dan masyarakat di lokasi prioritas 5 kecamatan. Membangun TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
Perda Sampah No 11 Tahun 2011 Volume sampah yang diangkut di daerah pelayanan/perkotaan sebesar 72%
-
-
-
TPA ada 2 Unit 1). TPA di Desa Temurejo Kec. Blora, 2). TPA di Dusun Nglebok, Kel. Tambakromo, Kecamatan Cepu/ Open Dummping
TPA ada 2 Unit 1). TPA di Desa Temurejo Kec. Blora, 2). TPA di Dusun Nglebok, Kel. Tambakromo, Kecamatan Cepu/ Open Dummping
c. Drainase perkotaan Memberikan informasi mengenai status implementasi SSK periode sebelumnya untuk drainase perkotaan. Gunakan tabel sebagaimana contoh tabel di bawah. Tabel 2.8 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk drainase perkotaan SSK Tahun 2012 – 2016 Tujuan
SSK (saat ini) Sasaran
Data dasar*
(1)
(2)
Membangun drainase dan meningkatkan fungsi drainase di daerah permukiman dan pusat kegiatan ekonomi dengan membersihkan kotoran yang menyumbat serta menghilangkanmengurangi daerah genangan dan banjir pada tahun 2016
Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2012
Terpenuhinya kebutuhan drainase daerah genangan dan banjir sepanjang 5000 m pada tahun 2015 Meningkatnya peran serta pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat dalam pembangunan sub sektor drainase dan perawatannya.
Status saat ini (3)
27% KK mengalami banjir
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
-
-
Kota dan
27% KK mengalami Banjir
-
Meningkatnya sarana dan prasarana sub sektor drainase yang memadai. Meningkatnya peran dan fungsi dinas atau instansi antar sektor dalam penanganan sub sektor drainase.
(4) DED Drainase Cepu, Randublatung
-
2.4.
Profil Sanitasi Saat Ini a. Air Limbah Domestik Kondisi pengelolaan air limbah di Kabupaten Blora secara garis besar di uraikan dalam sub bab ini. (1) Sistem dan infrastruktur Informasi terkait sistem air limbah eksisting yang ada di Kabupaten Blora serta jenis dan jumlah infrastruktur yang telah dibangun dan disajikan dalam bentuk DSS dan tabulasi. Untuk memberi gambaran tentang sistem dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Blora maka di susun diagram sistem sanitasi (DSS)..
Produk Input
(A) User Interface
AIR LIMBAH DOMESTIK
(B) Pengumpulan & Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan/ Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan /atau Pembuangan Akhir
lumpur
Tangki Septik (Individual/Komunal)
Black
sungai
+ IPLT
Grey
DRAINASE LINGKUNGAN
BIDANG RESAPAN TANAH
Gambar 2.5 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik dan kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik per kecamatan yang ada di Kabupaten Blora disajikan dalam tabel berikut ini:
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
Tabel 2.9 Cakupan Layanan air Limbah Domestik Saat Ini Di Kabupaten Nama
Sanitasi tidak layak
Kecamatan Cubluk***, jamban tidak aman** (KK)
BABS* (KK) No (i)
(ii)
Sistem Onsite Cubluk MCK/ aman/ Jamban Jamban Bersama keluarga dgn tangki septik aman (KK)
Sistem Offsite Sistem Berbasis Komunal Skala Kawasan / terpusat MCK Tangki IPAL Sambungan Komu Septik Komu Rumah yg nal*** Komunal nal berfungsi (KK) * > 10 KK (KK) (KK)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Wilayah Perdesaan Jati 713 Randublatung 5.334 Kradenan 1.526 Kedungtuban 2.498 Cepu 366 Sambong 917 Jiken 1.497 Jepon 1.721 Blora 912 Tunjungan 266 Banjarejo 2.047 Ngawen 352 Kunduran 2.158 Todanan 1.019 Bogorejo 1.059 Japah 1.480
4.842 3.479 1.370 5.802 1.421 2.371 2.464 5.723 5.220 5.153 2.380 7.614 5.993 5.789 2.128 788
3.302 4.264 1.456 1.286 3.633 503 2.277 3.464 4.560 3.530 7.757 5.153 4.887 7.961 2.338 2.236
760 1.497 187 1.284 666 758 822 846 644 1.368 1.222 820 1.921 800 661 3.273
-
-
319 219 62 -
-
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Wilayah Perkotaan Jati 248 Randublatung 1.826 Kradenan 2.744 Kedungtuban 1.802 Cepu 647 Sambong 639 Jiken 437 Jepon 842 Blora 1.042 Tunjungan 69 Banjarejo 158 Ngawen 0 Kunduran 254 Todanan 16 Bogorejo 123 Japah 456
1.629 2.267 1.744 2.334 723 437 1.265 2.415 3.141 1.628 552 214 821 645 291 193
2.244 2.820 2.498 502 10.040 1.431 1.418 1.591 10.383 1.066 1.483 2.039 2.413 722 412 665
102 351 64 50 1.885 101 335 501 367 205 838 11 252 39 29 959
-
-
341 50 655 105 -
-
* Yang termasuk BABS:
(iii)
Sanitasi Layak
-
BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb.
** Tidak Aman: tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali ***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m. ****MCK Komunal: cakupan layanan 10 – 200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).
II-16
Tabel 2.10 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Jenis
Satuan
No
Kapasitas
(i)
(ii)
(iii)
Kondisi
Jumlah/
(iv)
Keterangan
Berfungsi
Tdk berfungsi
(v)
(vi)
-
-
(vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1
Berbasis komunal - MCK Komunal
2. 3
Truk Tinja IPLT : kapasitas
unit unit M3/hari
1 9
unit
-
-
unit
32
-
Kapasitas telah penuh
SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1
2
Berbasis komunal - Tangki septik komunal >10KK - IPAL Komunal IPAL Kawasan/Terpusat - kapasitas
-
M3/hari
-
-
sistem
IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik per kecamatan disajikan dalam Peta sebagai berikut:
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
Gambar 2.5 Peta Cakupan Akses dan Sistem Air Limbah Domestik per Kecamatan
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora II - 18
(2) Kelembagaan dan Peraturan Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Blora untuk sistem on-site di kelola oleh masyarakat sendir, sedangkan yang IPAL Komunal dikelola oleh KSM. Untuk IPLT dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Kebersihan dan Pertamanan. Untuk pelayanan penyedotan kakus di Kabupaten Bloratelah diterbitkan Perda Nomor 9 tahun 2013 tentang Retribusi Penyediaan dan /atau Penyedotan Kakus Informasi secara detail dimasukkan dalam Lampiran 1.3.3. b. Persampahan (1) Sistem dan infrastruktur Penanganan limbah padat/persampahan di kabupaten Blora dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Kebersihan dan Pertamanan. Cakupan wilayah yang mendapat pelayanan dari Bidang Kebersihan meliputi Kecamatan Blora (Kota Blora) dan Kecamatan Cepu (Kota Cepu) serta beberapa pasar yang ada di Kecamatan lain. Sistem pengolahan sampah yang ada di kabupaten Blora diantaranya yaitu dikumpulkan di TPS oleh masyarakat kemudian di angkut ke TPA. Sebagianuntuk wilayah perdesaaan yang tidak terlayani pengangkutan sampah dari pemerintah masyarakat dalam pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri dengan cara di buang di lubang tanah dan sebagian di bakar. -
Diagram sistem sanitasi(DSS) yang berlaku termasuk informasi mengenai lokasi infrastruktur pengelolaan persampahan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-19
Produk Input
(A) User Interface
Sampah Organik
Kegiatan 3R
(B) Pengumpulan Setempat
(C) Penampungan Sementara (TPS)
Gerobak Sampah
(D) Pengangkutan
(E) (semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(F) Daur Ulang/Pembuangan Akhir
Dump truk
TPS/ Bak
Lubang Tanah
Tempat
TPA
Sampah An Organik
Sampah
Arm Roll Truk
Kontainer Motor sampah
Jalan
RT
Kebun/Sungai/ Hutan
Taman
Gambar 2.6 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Tabel 2.11 Timbulan sampah per kecamatan Nama Kecamatan
(1) Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Jepon Blora Tunjungan Banjarejo Ngawen Kunduran Todanan Bogorejo Japah Total
Jumlah Penduduk Wilayah Wilayah Total Perdesaan Perkotaan orang orang orang (2) (3) (4) 32.272 49.494 15.227 38.449 23.200 15.936 25.718 42.504 41.987 36.191 47.415 47.938 49.903 52.742 20.875 26.039 565.890
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
13.501 25.602 24.160 18.960 49.899 9.361 14.743 17.891 50.791 9.727 10.489 8.938 13.044 5.025 3.007 7.910 283.048
45.773 75.096 39.387 57.409 73.099 25.297 40.461 60.395 92.778 45.918 57.904 56.876 62.947 57.767 23.882 33.949 848.938
Volume Timbulan Sampah Wilayah perdesaan (%)
Wilayah Perkotaan (%)
(5)
(M3/hari ) (6)
5,70% 8,75% 2,69% 6,79% 4,10% 2,82% 4,54% 7,51% 7,42% 6,40% 8,38% 8,47% 8,82% 9,32% 3,69% 4,60% 100%
80,68 123,74 38,07 96,12 58,00 39,84 64,30 106,26 104,97 90,48 118,54 119,85 124,76 131,86 52,19 65,10 1.415
Total (%)
(7)
(M3/hari ) (8)
(9)
(10)
4,77% 9,05% 8,54% 6,70% 17,63% 3,31% 5,21% 6,32% 17,94% 3,44% 3,71% 3,16% 4,61% 1,78% 1,06% 2,79% 100%
33,75 64,01 60,40 47,40 124,75 23,40 36,86 44,73 126,98 24,32 26,22 22,35 32,61 12,56 7,52 19,78 708
10,47% 17,79% 11,23% 13,49% 21,73% 6,12% 9,75% 13,83% 25,36% 9,83% 12,08% 11,63% 13,43% 11,10% 4,75% 7,40% 100%
114,43 187,74 98,47 143,52 182,75 63,24 101,15 150,99 231,95 114,80 144,76 142,19 157,37 144,42 59,71 84,87 2.122
(M3/hari)
II-20
Tabel 2.12 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan 3R
Volume sampah yg terangkut ke TPA Wilayah Perkotaan
Nama Kecamatan
Wilayah perdesaan (%)
Jati Randublatung
(M3)
-
-
-
Wilayah perkotaan (%)
(M3)
-
Total (%)
(M3)
(%)
-
-
-
(M3)
Total (%)
(M3)
-
-
1,44
0,1
1,44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kradenan
-
Kedungtuban
-
-
Cepu
-
-
0,1
10,5
0,6
10,5
0,23
16,55
0,23
16,55
Sambong
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jiken
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jepon
-
-
-
-
-
-
0,353
11,31
0,35
11,31
Blora
0,0063
1,055
0,35
3,62
0,45
4,68
0,324
54,61
0,32
54,61
Tunjungan
-
-
-
-
-
-
0,095
4,66
0,10
4,66
Banjarejo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ngawen
-
-
-
-
-
-
0,36
5,74
0,36
5,74
Kunduran
-
-
-
-
-
-
0,145
9,62
0,145
9,62
Todanan
-
-
-
-
-
-
0,48
6,03
0,48
6,03
Bogorejo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Japah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,04%
1,055
2,81%
14,0 9
6,56%
15,1 4
15,26%
121,3
15,26%
121,28
Total
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-21
Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
Kapasitas / daya tampung*
M3 (i) 1
2
3.
4 5
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Kondisi
Ritasi /hari
(vi)
Keterangan**
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
(vii)
(viiii)
(ix)
(x)
Pengumpulan Setempat - Gerobak unit 23 1 4 23 - Becak/Becak Motor unit 6 2 3 6 - Kendaraan Pick Up unit Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah unit (beton/kayu/fiber) - Container unit 46 6 46 unit 6 5 - Transfer Stasiun 5 unit - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan unit 3 6 3 3 - Dump Truck unit 6 6 3 6 - Arm Roll Truck unit - Compactor Truck Pengolahan Sampah unit 8 24 - Sistem 3R unit - Incinerator TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka - Luas total TPA yg Ha 3,5 terpakai - Luas sel Landfill Ha 2 - Daya tampung TPA (M3/ha 120 120 ri)
6
7
- Bulldozer - Whell/truck loader - Excavator / backhoe - Truk tanah IPL: Sistem kolam
unit unit unit
1 -
unit
1
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet1 - Efluen di Outlet
-
-
Alat Berat -
-
-
-
1 -
3 2.160 m
-
-
-
1
-
-
-
-
Kapasitas Penuh Tidak pernah di periksa
IPL: Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
Peta cakupan akses dan sistem pelayanan persampahan disajikan sebgai berikut:
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-22
Gambar 2.7 Peta Cakupan Akses dan Sistem Pelayanan Persampahan
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-23
(2) Kelembagaan dan Peraturan Pengelolaan persampahan di laksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Kebersihan dan Pertamanan. Demikian juga untuk pengelolaan TPA yang ada, dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Blora. Peraturan daerah tentang Pengelolaan Sampah telah diterbitakan yaitu Perda Nomor 1 Tahun 2011. Kemudian tentang retribusi pelayanan persampahan diatur melalui Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-24
c. Drainase Perkotaan Pengelolaan tata guna lahan sangat mempengaruhi aliran air yang ada, Kabupaten Blora dilewati oleh Sungai Bengawan Solo. Sehingga mengakibatkan sering terjadi banjir akibat luapan sungai bengawan solo. 1) Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM) pada area terbangun seperti tabel dan peta dibawah ini: Tabel 2.14 Lokasi Genangan dan perkiraan luas genangan No
Lokasi Genangan Kawasan Perumda, Kunden
Kawasan Ngareng, Cepu Kecamatan Cepu : Keluharan Cepu, Balun, Desa Ngelo, Nglanjuk, Sumber Pitu, Getas, Jipang, Ngloram, Gadon Kecamatan Kedung Tuban : Desa Gondel, ketuan, Jimbung, Panolan, Klagen Kecamatan Kradenan : Nglungger, Medalem, Mendenrejo, Ngrawoh, Nginggil, Nglebak, Megeri Perumahan Kamolan, banjarejo
Wilayah Genangan Luas (Ha) 1,2
Ketinggian (M) 0,3
2
0,5
23
10
0,2-0,5
0,2-0,5
12
1,3
0,2-0,5
0,3
Lama (jam/hari) 2 jam
Frekuensi (kali/tahun) 1
2
4
2
2
2
2
Luapan Sungai Bengawan Solo
2
2
Luapan Sungai Bengawan Solo
2
2
Dimensi saluran drainase kurang, lokasi berada lebih rendah dari jalan
Penyebab*** Dimensi saluran drainase kurang, lokasi berada lebih rendah dari lahan sekitarnya yang merupakan lahan persawahan yang cukup luas. Dimensi saluran drainase kurang, lokasi berada lebih rendah dari jalan Luapan Sungai Bengawan Solo
Infrastruktur* Keterangan** Jenis Saluran
*) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan. **) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan ***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-25
2) Sistem dan Infrastruktur Tabel 2.15 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
(ii)
(iii)
(i) 1
2 .
Saluran - S. Primer A - Saluran Sekunder A1 - Saluran Sekunder A2 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air - Kolam retensi - Trash rack/ saringan sampah - S. Primer B - Saluran Sekunder B1 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air - Kolam retensi - Trash rack/ saringan sampah
m m m
Dimensi
Bentuk Penampang Saluran*
unit unit unit m m
-
unit unit unit unit
-
B**
-
Kondisi
H***
Ber-fungsi
(iv)
(v)
Tdk berfungsi (vi)
-
-
-
Frekuensi Pemeliharaan (kali/tahun) (vii) -
Keterangan: *Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B:: lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran
Diagram Sistem Sanitasi : Drainase Lingkungan Produk Input
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
User Interface
Pengumpulan & Penampungan/Pengolahan Awal
Pengangkutan/ Pengangkutan
(Semi) Pengolahan Air Terpusat
Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
GREY WATER AIR CUCIAN DARI DAPUR AIR CUCIAN PAKAIAN
TEMPAT CUCI PIRING TEMPAT CUCI PAKAIAN
AIR BEKAS MANDI
KAMAR MANDI
ATAP BANGUNAN/
TALANG
DRAINASE/SUNGAI
SUMUR RESAPAN
HALAMAN JALAN
RUANG PUBLIK
Gambar Diagram Sistem Sanitasi Drainase Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-26
3) Peta lokasi genangan
Gambar 2.8 Peta lokasi Rawan Bencana Sumber: RTRW Kabupaten Blora
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-27
(4) Kelembagaan dan Peraturan Pengelolaan sungai dikelola oleh DPU bidang Sumber Dya Air, sedangkan saluran untuk drainase permukiman dikelola oleh Bidang Cipta Karya. Peraturan yang mengatur tentang bangunan dan grdung yang didalamnya mengatur juga tentang drainase belum diterbitkan. 2.5.
Area berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi a. Area.berisiko dan permasalahan air limbah domestik Memberikan informasi terkait area berisiko dan permasalahan yang dihadapi kota dalam pengelolaan air limbah domestik yang dihasilkan dari analisis menggunakan Instrumen Profil Sanitasi. Tabel 2.16 Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik Wilayah prioritas Area Berisiko*) Air Limbah
No 1.
Risiko 4
Sambongrejo (Sambong)
2.
Risiko 3
Gabusan (Jati) Pilang (Randublatung) Kalisari (Randublatung) Mendenrejo (Kradenan) Sumber (Kradenan) Nglebur (Jiken) Ketringan (Jiken) Tempellemahbang (Jepon) Jepon (Jepon) Sambiroto (Kunduran) Jeruk (Bogorejo)
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-28
Tabel 2.17 Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik.
No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhirpembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis BABS : 14,07% ( 11.033KK) Akses terhadap jamban yang tidak layak:33,99% (82.838.KK) Jumlah truk tinja tidak memadai (hanya 1 unit) Praktek pengurasan tinja sangat rendah pertahun (23,6% ) Kondisi IPLT tidak berfungsi optimal (kapasitas penuh) Tidak ada pengukuran kualitas efluen Belum memiliki Masterplan Pengelolaan Air Limbah 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-29
Gambar 2.9 Peta Area Berisiko Air Limbah
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-30
b. Area berisiko dan permasalahan persampahan Memberikan informasi terkait area berisiko dan permasalahan yang dihadapi kabupaten dalam pengelolaan persampahan yang dihasilkan dari analisis menggunakan Instrumen Profil Sanitasi. Tabel. 2.18 Area berisiko sanitasi Persampahan No
Area Berisiko*)
1.
Risiko 4
2.
Risiko 3
Wilayah prioritas Persampahan Cepu Balun Pilang (Randublatung) Mendenrejo (Kradenan) Kapuan (Cepu) Mulyorejo (Cepu) Tambakromo (Cepu) Ngelo (Cepu) Karangboyo (Cepu) Sambongrejo (Sambong) Pojokwatu (Sambong) Nglebur (Jiken) Jiken (Jiken) Jepon (Jepon) Kedungjenar (Blora) Jetis (Blora) Tambahrejo (Blora) Kauman (Blora) Tempelan (Blora) Karangjati (Blora) Banjarejo (Banjarejo) Ngawen Kunduran Todanan Japah
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-31
Daftar permasalahan terkait pengelolaan persampahan. Permasalahan yang paling mendasar dan paling prioritas yang dihadapi, yang menjadi permasalahan mendasar dalam pengelolaan persampahan.
Tabel 2.19 Daftar Permasalahan Persampahan
No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis Kapasitas TPA telah Penuh dan masih menggunakan Open Dummping Tingkat pelayanan masih rendah, tidak mencakup seluruh wilayah kabupaten Jumlah armada angkut sampah yang terbatas Tidak ada pengukuran kualitas efluen Belum memiliki Masterplan Pengelolaan Persampahan 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Belum dibentuk kelembagaan operator yang khusus menangani persampahan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-32
Area Berisiko Persampahan
Area berisiko persampahan.shp 1.Sangat Rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi
N W
E S
Gambar 2.10 Area Berisiko Persampahan
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-33
c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan Memberikan informasi terkait area berisiko dan permasalahan yang dihadapi kabupaten dalam pengelolaan drainaseyang dihasilkan dari analisis menggunakan Instrumen Profil Sanitasi. Tabel 2.20 Area berisiko sanitasi Drainase No
Area Berisiko*)
1.
Risiko 4
2.
Risiko 3
Wilayah prioritas Drainase Cepu Balun Mendenrejo (Kradenan) Megeri (Kradenan) Ngeblak (Kradenan) Ngrawoh (Kradenan) Nglungger (Kradenan) Medalem (Kedungtuban) Gondel (Kedungtuban) Ketuwan (Kedungtuban) Jimbung (Kedungtuban) Panolan (Kedungtuban) Klagen (Kedungtuban) Gadon (Cepu) Ngloram (Cepu) Jipang (Cepu) Getas (Cepu) Sumberpitu (Cepu) Nglanjuk (Cepu) Ngelo (Cepu) Karangboyo (Cepu) Ngroto (Cepu)
Catatan:
*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-34
Area berisiko Drainase
Area berisiko drainase.shp 1 2 3 4 N W
E S
Gambar 2.11 Area Berisiko Drainase
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-35
Tabel 2.21 Permasalahan Mendesak Drainase
No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhirpembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis Dokumen perencanaan drainase belum keseluruhan kecamatan ada. Kapasitas drainase lingkungan berkurang karena kurang perawatan 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Belum adanya peraturan tentan pengelolaan drainase dan penataan bangunan gedung.
Strategi Sanitasi Kabupaten Blora
II-36