Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Gaya Belajar Visual dengan Gaya Belajar Auditorial Pada Konsep Ekosistem Di Kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016 The Effect of Learning Style Visual and Auditorial to Result Learning Students on used Ecosystem Concept in 10th Grade of the 9th Public Senior High School at Tasikmalaya the Academic Year 2015/2016
Anna Pertiwi, Purwati Kuswarini Suprapto
[email protected]
Biology Department Faculty of Educational Sciences And Teacher’s Training Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected]
ABSTRACT The aimed of this research was to know the effect learning style to student result of learning, which used on the Ecosystem concept in 10th grade of the 9th Public Senior High School at Tasikmalaya. This research was held on 22th February to 5th March 2016 of the 9th Public Senior High School at Tasikmalaya. The population in this research were all of 293 the students natural sciences in 10th grade of the 9th Public Senior High School at Tasikmalaya used two classes, there were class as visual learning style and auditorial learning style. The instrument of this research were 40 multiple choice questions in which 5 options to be choosen. analysis techniques data used are independent t test. The result showed that the class of the learning process using a visual learning style has a rat-average result are higher at 26,95 compared to the class that the learning process using auditory learning style that is 25,09. The result showed that there are difference in student result learning process using a visual learning style with student learning process using auditory learning style on the ecosystem concept in 10th grade of the 9th Public Senior High School at Tasikmalaya.
Keyword: visual learning style, auditorial learning style, ecosystem
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan gaya belajar visual dengan gaya belajar auditorial pada konsep ekosistem pada di kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan 5 Maret 2016 di SMA Negeri 9 Tasikmalaya. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya sebanyak 8 kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 293 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas X.1 dan kelas X.2. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan 5 option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas yang proses pembelajarannya gaya menggunakan gaya belajar visual memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi yaitu 26,95 dibandingkan dengan kelas yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar auditorial yaitu 25,09. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar visual dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar auditorial pada konsep ekosistem di kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya.
Kata Kunci : gaya belajar auditorial, gaya belajar auditorial, ekosistem
Pendahuluan Pendidikan
merupakan
salah
satu
sektor
yang
penting
dalam
mengembangkan kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, pengembangan semua potensi yang dimilikinya ke arah yang positif. Oleh karena itu peningkatan mutu dalam pendidikan sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bisa meningkatkan perekonomian dan kehidupan negara. Komponen dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah kualitas dari pendidik/guru, guru bertugas menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajr yang optimal. Guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan juga mengetahui karakteristik
siswa.
Karakteristik
dan
kemampuan
awal
siswa
sangat
mempengaruhi cara belajrnya dan juga mempengaruhi perhatiannya dalam pembelajaran. Informasi tentang hal tersebut diperlukan oleh pengembang instruksional agar ia dapat mengembangkan sistem instruksional sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran guru hendaknya mengetahui hal tersebut agar dapat menerapkan cara penyampaian pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga selanjutnya diharapkan akan meningkatkan hasil belajar. Karakteristik siswa yang dimaksudkan dalam hal ini adalah gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana siswa menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Kemampuan menyerap informasi setiap siswa cenderung berbeda berdasarkan modalitas belajarnya. Ada siswa yang memiliki kecenderungan menyerap informasi lebih maksimal melalui indra penglihatan (visual), ada juga yang maksimal meyerap informasi melalui indra pendengaran (auditorial). Gaya belajar yang berbeda pada masing-masing siswa tentu mempengaruhi penyerapan pelajaran, demikian pula metode yang diterapkan oleh guru. Siswa dengan gaya belajar visual dibelajarkan dengan pembelajaran langsung yang di bantu oleh media powerpoint sedangkan pembelajaran siswa
yang menggunakan gaya belajar auditorial dibelajarkan dengan memanfaatkan recorder. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 9 Tasikmalaya, kelas X merupakan kelas yang memiliki kemampuan beragam, tetapi sebagian siswa di kelas tersebut masih kurang dalam memahami materi pembelajaran Biologi, Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang tidak memperhatikan gaya belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut maka guru menggunakan metode yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Pada penelitian ini siswa yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar visual dibelajarkan dengan menggunakan powerpoint
sedangkan siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan gaya belajar auditorial dibelajarkan dengan menggunakan recorder. Kedua metode ini tepat digunakan untuk tiap – tiap gaya belajar karena metode ini sesuai dengan karakteristik siswa yang bergaya belajar visual yang memanfaatkan indera penglihatannya untuk menyerap informasi sehingga guru menggunakan powerpoint dalam proses pembelajarannya, sedangkan siswa yang bergaya belajar auditorial dibelajarkan dengan recorder yang sesuai dengan karakteristik siswa yang bergaya belajar auditorial yang memanfaatkan indera pendengarannya dalam menyerap informasi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan gaya belajar visual dengan gaya belajar auditorial pada konsep Ekosistem di kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 8 kelas yang berjumlah 293 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sample. Pada penelitian ini kelas X.1 sebagai kelas yang menggunakan gaya belajar auditorial dan kelas X.2 sebagai kelas yang menggunakan gaya belajar visual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar siswa pada konsep Ekosistem. Tes berupa pilihan ganda dengan lima option dengan jumlah 50 soal. Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2014/2015. Disain penelitian yang dilakukan adalah alternative treatment post-testonly with nonequivalent groups design. Dalam disain ini setelah melakukan treatment pada satu kelompok eksperimental (A), peneliti memilih satu kelompok perandingan (B), lalu melakukan post-test pada kelompok perbandingan B. Teknik pengolahan dan analisis data hasil penelitian ini meliputi: a. Uji normalitas menggunakan Uji Chi Kuadrat (χ2); b. Uji homogenitas menggunakan uji Fmaksimum; dan c. Uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor post-test kelas dengan gaya belajar visual adalah 26,94. Sedangkan rata-rata skor post-test kelas dengan gaya belajar auditorial adalah 25,05. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut:
Tabel 1: Data Hasil Penelitian
Visual Auditorial
Post-test 26,94 25,05
Selanjutnya hasil Uji t adalah -ttabel > thitung yaitu 0,039 lebih besar dari -1,86. Tabel 2: Ringkasan Hasil Uji t Post-test gaya t hitung belajar visualauditorial -1,86
t tabel
0,039
Hasil Analisis
thitung<-ttabel
Kesimpulan
Kesimpulan Analisis
Tolak H0
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar vsual
dengan gaya belajar auditorial
b. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
di
kelas
X.2
yang
proses
pembelajarannya menggunakan gaya belajar visual diketahui bahwa ẍ post-test adalah 26,94 dan kelas X.1 yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar auditorial di ketahui bahwa ẍ post-test 25,05. Sedangkan untuk hasil uji t independent antara kelas X.2 dan kelas X.1 adalah tolak Ho karena thitung < -ttabel. Untuk KKM di kelas X untuk mata pelajaran Biologi SMA Negeri 9 Tasikmalaya hasil konversi adalah 25,2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan gaya belajar visual dengan gaya belajar auditorial pada konsep ekosistem. Hasil belajar siswa di kelas X.2 yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar visual dan kelas X.1 yang proses
pembelajarannya
menggunakan
gaya
belajar
auditorial
menunjukkan hasil yang berbeda. Siswa yang bergaya belajar visual hasil belajar kognitif nya bisa lebih tinggi dikarenakan pada proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dalam penyampaian materi dan siswa diarahkan untuk membuat mind mapping
sehingga hasil belajar nya pun lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang bergaya belajar auditorial. Di bawah ini disajikan pula perbandingan rata-rata hasil belajar siswa dari skor post-test antara siswa yang menggunakan gaya belajar visual dengan siswa yang menggunakan gaya belajar auditorial dalam bentuk diagram, yaitu sebagai berikut:
27.5 27 26.5 26 25.5 25 24.5 24
26.95
Visual 25.09
Auditorial
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan diagram di atas rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar visual lebih tinggi di bandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan gaya belajar auditorial. Hal ini dipengaruhi oleh: 1. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan gaya belajar visual, guru lebih maksimal dalam menyampaikan materi, karena dibantu gambar-gambar. Sedangkan dalam pembelajaran auditorial siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh rekannya, seharusnya guru memfasilitasi siswa yang bergaya belajar auditorial dengan recorder yang berisi materi. Kesimpulan 1. nilai rata-rata hasil belajar kelas X.2 yang menggunakan gaya belajar visual yaitu 29,94 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar kelas X.1 yang menggunakan gaya belajar auditorial yaitu 25,09. 2. ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan gaya belajar visual dengan yang menggunakan gaya belajar auditorial pada konsep Ekosistem di kelas X SMA Negeri 9 Tasikmalaya. Saran Dari hasil penelitian, maka beberapa saran perlu dikemukakan sebagai berikut: 1. Guru ataupun pengajar harus mengetahui gaya belajar siswa, sehingga pengajarannya pun disesuaikan dengan gaya belajar siswa, hal ini bertujuan agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Guru sebaiknya memahami metode yang paling sesuai yang bisa diterapkan untuk siswa yang menggunakan gaya belajar auditorial, seperti menggunakan recorder dalam proses pembelajarannya. 3. Guru harus bisa mengkombinasikan metode belajar untuk ketiga modalitas belajar siswa, karena siswa memiliki modalitas belajar yang berbeda pada setiap kelas nya. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta DePorter, B. dan Mike, H. (2011). Quantum Learning. Bandung: Kaifa Press. Gilakjani, A.P. (2012), Visual, Auditory, “Kinaesthetic Learning Styles and Their Impacts on English Language Teaching”. Journal of Studies in Education 1, 104-113. Hernawan, Edi. 2012. Pengantar Statistika Parametrik (Untuk Penelitian Pendidikan). Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak Dipublikasikan Huda, Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran: Isu-isu metodis dan paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Irianto, Koes (2014). Anantomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta Press. Jagantara, I.M (2014). “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA”. e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.Vol. 4. Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Rasyid, Harun dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung. CV Wacana Prima Ruseffendi. (2010). Dasar-Daras Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: PT. Tarsito. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sumiati dan Asra 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Suharsono. 2014. Bahan Ajar Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi: Tidak Dipublikasikan 84 Sumiati dan Asra 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, 83 dan Penilaian. Bandung : CV Wacana Prima Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Widaningsih, Dedeh. 2012. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Tasikmalaya: Tidak Dipublikasikan. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Pess (GP) Riwayat Penulis Anna Pertiwi adalah mahasiswa angkatan 2012 pada Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.