APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE OF GAMES TOURNAMENT TEAMS (TGT) WITH EXPLORE ACTIVITY STUDENT LEARNING RESULT IN CONCEPT PLANT STRUCTURE (Experimental Study in Fourth Grade Salebu Elementary School Tasikmalaya District Academic 2012/2013 Year) Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)
[email protected] *Biologi Education Study Program Faculty of Training and Educational Science Siliwangi University Tasikmalaya Siliwangi Street Number 24 Post Box 164 Phone (0265) 330634 Tasikmalaya Postal Code 46115 e-mail:
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to investigate the improvement of student learning result that the process of learning to used cooperative learning model type of Teams Games Tournament (TGT) with explore activity on concept of Plant Structure. The research method used was true experimental. The research was conducted in October 2012 until May 2013. The population used in this study were all fourth grade Salebu Tasikmalaya District, amounting to 41 students with 20 students in the experimental class and 21 student in the control class. Samples were taken using a saturated sampling technique. To measure the learning result using achievement test instruments. Data analysis techniques to provide pretestposttest in the experimental class and the control class using the dependent t test, n-gain for experiment and control classes using independent t test with significance level α=0.05. Based on the results of data analysis and hypothesis testing shows that there were increase in student learning result using cooperative learning model type of TGT with explore activities in concept of Plant Structure in 4th grade Elementary Salebu School Tasikmalaya District Academic 2012/2013 Year.
Keywords: cooperative learning, Teams Games Tournament (TGT) with explore activities, in concept of Plant Structure, learning result.
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN KEGIATAN MENJELAJAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN (Studi Eksperimen di Kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013) Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)
[email protected] Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jln. Siliwangi No.24 Post Box 164 Telepon (0265) 330634 Tasikmalaya Kode Pos 46115 e-mail:
[email protected] Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah pada konsep Struktur Tumbuhan . Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Mei di SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 41 orang dengan 20 orang siswa di kelas eksperimen dan 21 orang di kelas. Sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Untuk mengukur hasil belajar menggunakan instrumen tes hasil belajar. Teknik analisis data dengan memberikan pre test-post test di kelas eksperimen, dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t dependen, untuk n-gain kelas eksperimen dan n-gain kelas kontrol menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kegiatan menjelajah pada konsep Struktur Tumbuhan di Kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah,pada sub konsep struktur tumbuhan, hasil belajar
2
Pendahuluan Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan fondasi awal dan pengenalan pada anak untuk kehidupan di masyarakat dan untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam peranannya dimasa akan datang. Proses belajar mengajar ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya adalah interaksi antara siswa dengan alam sekitarnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Sejauh ini, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran tidak terkecuali di Sekolah Dasar. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menggali potensi dirinya. Proses pembelajaran di kelas hanya dipusatkan kepada guru (teacher oriented) dan anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu dengan ikut berperan serta dalam proses pembelajaran, bahkan untuk lebih mempertegas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya kegiatan pembelajaran dipusatkan kepada siswa (student oriented). ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang mempelajari makhluk hidup dan segala seluk beluknya. Untuk mengantisipasi agar siswa tidak bosan dan jenuh dalam mempelajari ilmu ini, guru harus senantiasa berinovasi dalam pembelajaran agar siswa dapat memahami materi dengan cepat. Perkembangan ilmu pengentahuan dan teknologi yang cepat menuntut guru harus profesional dan berinovasi dalam pengelolaan dan penerapan metode pembelajaran biologi di dalam maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya, diperoleh permasalahan yaitu sulitnya pemahaman siswa terhadap materi-materi pelajaran IPA nilai rata-rata ulangan harian siswa pada konsep struktur tumbuhan semester 2 tahun ajaran 2011/2012 masih kurang dari kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai yaitu 65,0. Salah satu penyebabnya adalah model pembelajaran yang monoton atau tidak
3
bervariasi, sehingga siswa banyak terpusat pada guru yang mengakibatkan motivasi belajar siswa sangat rendah dan terjadi kejenuhan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang dipandang lebih baik adalah model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif terlibat langsung sehingga terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa dan antar siswa itu sendiri. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Pendidikan juga bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan keterampilan serta perkembangan diri anak. Kemampuan atau kompetensi ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai proses pembelajaran di sekolah. Salah satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi di atas adalah melalui pembelajaran di luar kelas (outdoor). Pembelajaran seperti ini sangat penting untuk menunjang pemahaman siswa lebih dalam, dengan pembelajaran di luar kelas siswa dapat melihat objek secara langsung sehingga siswa dapat lebih mengerti tentang materi yang sedang disampaikan.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true experimental yang melibatkan dua kelas dengan pemberian perlakukan yang berbeda. Kelas pertama diberikan perlakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah yang disebut kelas eksperimen dan kelas kedua diberikan perlakuan pembelajaran langsung yang disebut kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah adalah pre test-post test control group design. Dalam desain ini
4
terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test (tes awal) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan post test (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilihan ganda dengan empat options. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1 kelas yang dibagi menjadi 2 kelas. Jumlah peserta didik sebanyak 41 orang dengan jumlah siswa di kelas eksperimen sebanyak 20 orang dan di kelas kontrol sebanyak 21 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota digunakan sebagai sampel. Pada penelitian ini terpilih 20 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan 21 orang siswa sebagai kelas kontrol.
Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meiputi data pre test, post test, dan n-gain kelas eksperimen dan data pre test, post test dan n-gain kelas kontrol pada konsep struktur tumbuhan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 1 Skor Rata-rata Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
Pre Test
Post Test
N-gain
Eksperimen Kontrol
20,15 15,62
28,5 22,71
0,58 0,35
5
Kategori Ngain Sedang Sedang
Berdasarkan tabel 1 skor rata-rata masing-masing pre test dan post test kelas eksperimen sebesar 20,15 dan 28,5 , sedangkan skor rata-rata masingmasing pre test dan post test kelas kontrol sebesar 15,62 dan 22,71 Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen dengan Menggunakan Uji t Dependen thitung
ttabel
Hasil Analisis
-3,99
2,99
thitung berada di luar interval thitung < - ttabel.
Kesimpulan Analisis
Kesimpulan Penelitian
Tolak Ho
Hasil pre test tidak sama dengan post test
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa thitung berada di luar interval dan terletak di daerah penolakan Ho. Artinya yaitu hasil pre test tidak sama dengan hasil post test. Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol dengan Menggunakan Uji t Dependen thitung -8,88
ttabel
Hasil Analisis
2,09
thitung berada di luar interval thitung < - ttabel.
Kesimpulan Analisis
Kesimpulan Penelitian
Tolak Ho
Hasil pre test tidak sama dengan post test
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa thitung berada di luar interval dan terletak di daerah penolakan Ho. Artinya yaitu hasil pre test tidak sama dengan hasil post test.
6
Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis N-gain Eksperimen dan N-gain Kontrol dengan Menggunakan Uji t Independen thitung
ttabel
Hasil Analisis
2,33
2,01
- thitung berada di luar interval
Kesimpulan Analisis Tolak Ho
thitung > - ttabel
Kesimpulan Penelitian Ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) dengan kegiatan kegiatan pada konsep struktur tumbuhan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa thitung berada di luar interval dan terletak di daerah penolakan Ho. Dengan demikian, artinya ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah pada konsep struktur tumbuhan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya. 2. Pembahasan Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan model yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Menjelajah adalah kegiatan di luar kelas, belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di lapangan. pada konsep struktur tumbuhan kegiatan outdoor ini sangat cocok diterapkan apalagi untuk anak sekolah dasar dan Teams Games Tournament (TGT) bertindak sebagai evaluasi dalam pembelajaran. Sedangkan dalam model pembelajaran langsung siswa terlihat kurang antusias, jenuh serta bosan karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Dilihat dari proses belajar mengajar tentu saja penerapan model
7
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah lebih baik dibanding model pembelajaran langsung. Selain dilihat dari proses belajar mengajar, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk melihat perbedaan hasil belajar antara kedua kelas tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
30 25 20 15 10 5 0
28.5 22.71
20.15 15.62
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre Test
Post Test
Gambar 1 : Diagram Batang Rata-Rata Skor Pre test dan Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 1 menjelaskan hasil rata-rata pre test dan post test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen dengan rata-rata pre test 20,15 dan post test 28,5 sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata pre test 15,62 dan post test 22,71. 28.4 28.4 30 25 20 15 10 5 0
KKM Post Test Eksperimen Post Test Kontrol
Gambar 2 : Diagram Batang Skor KKM dan Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 2 menjelaskan KKM kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya untuk mata pelajaran IPA apabila diubah dalam bentuk skor
8
adalah 28,4. Untuk skor post test kelas eksperimen sebesar 28,4 berarti telah mencapai KKM yang telah ditentukan sedangkan skor post-test kelas kontrol adalah sebesar 22,71 berarti masih belum mencapai KKM yang ditentukan. Berdasarkan pada hasil hipotesis menggunakan uji t pada n-gain eksperimen – n-gain kontrol, kesimpulan yang didapat adalah tolak Ho yang artinya ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajaraannya menggunakan
model
pembelajaraan
kooperatif
tipe
Teams
Games
Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah pada konsep struktur tumbuhan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya. Untuk melihat perbedaan n-gain kelas eksperimen dan n-gain kelas kontrol, disajikan dalam gambar di berikut ini:
0.58 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
0.35 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N-gain
Gambar 3 : Diagram Batang Rata-Rata Skor N-gain antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 3 menjelaskan rata-rata n-gain di kelas eksperimen
lebih
besar dibanding dengan n-gain di kelas kontrol. Rata-rata n-gain di kelas eksperimen adalah 0.58, jika dilihat dari
kriteria n-gain termasuk dalam
kategori sedang, sedangkan rata-rata n-gain di kelas kontrol adalah 0,35, jika dilihat dari kriteria n-gain termasuk dalam kategori sedang. N-gain di kelas eksperimen kategori sedang berjumlah 18 orang, dan kategori tinggi berjumlah 2 orang. Sedangkan n-gain di kelas kontrol yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 6 orang dan kategori sedang berjumlah 15 orang.
9
Penutup 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis menyimpulkan bahwa : a. skor rata-rata post test kelas eksperimen yang memakai model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah yaitu 28,4 dan skor rata-rata post test di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung adalah 22,7. Nilai post test kelas eksperimen sudah mencapai nilai KKM pelajaran Biologi yaitu 65 yang apabila dikonversi menjadi 28,4 b. rata-rata N-gain pada kelas eksperimen adalah 0,58 dan N-gain pada kelas kontrol yaitu 0,35. jika dilihat dari kriteria N-gain termasuk dalam kategori sedang. c. pengujian hipotesis menggunakan uji t dependen menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah serta sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran langsung pada konsep struktur tumbuhan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya d. pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t independen menyimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah pada konsep struktur tumbuhan di kelas IV SD Negeri Salebu Kabupaten Tasikmalaya. e. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung, hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang lebih tinggi di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. 2. Saran a. Dalam penerapan model pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan
10
menjelajah hendaknya guru membimbing proses penjelajahan sehingga pemantapan materi lebih tepat. Dan guru juga dapat menyesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan. b. Guna mengefektifkan proses pembelajaran hendaknya guru dapat memodifikasi mekanisme model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah ini tanpa membuang unsur pokok yang digunakan. c. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kegiatan menjelajah pada konsep atau materi yang lain. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suprijono, Agus (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivisme. Jakarta: Gaung Persada Press.
RIWAYAT PENULIS Resti Tresnasih adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
11