PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS DAN TIPE THINK PAIR SHARE PADA SUB MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP THE DIFFERENCE OF STUDENTS ACHIEVEMENT THAT IT’S LEARNING PROCESS USED THE COOPERATIVE LEARNING MODEL PAIR CHECKS TYPE AND THINK PAIR SHARE TYPE OF SUB MATTER CHARACTERISTIC OF THE CREATURE / CREATURE CHARACTERISTIC Siti Rumbainah, Purwati Kuswarini Suprapto Endang Surahman Biologi Education of Study Program, Teachers Biology Education Science Faculty, Siliwangi University Jl. Siliwangi No. 20 Tasikmalaya – Jawa Barat
ABSTRACT This research purpased to know the difference of the students achievement that’s is learning process used the cooperative learning model pair checks type and this pair share type, experiment study at class VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. The method which used in this research was the pre-experiment and the data collection technical used in this research was the test technical and also the instrument that used in this research was the test of the students achievement of the sub metter characteris the students achievement of the sub matter characteristic of the creature. The population in this research all are the students of class VII SMP Negeri 15 Negeri Tasikmalaya Periode 2014/2015 Consisted of 8 class with the the totality 256 students. The sample was taken by the porposive sampling technical with the consideration of the students activity to follow the learning process. The data analysis technical that used was the ttest with significant level 5% from the analysis, pointed that there is difference of the students achievement that it’s learning process used the cooperative model pair checks type and think pair share type of sub matter the creature characteristic. Keywords : Pair checks, think pair share, students achievement, the creature characteristic
1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS DAN TIPE THINK PAIR SHARE PADA SUB MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP Siti Rumbainah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 20 Tasikmalaya Jawa Barat ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checksdan tipe think pair sharestudi eksperimen pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah delapan kelas dengan jumlah siswa sebanyak 256 orang. Sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangantingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.Teknik analisis data yang digunakan adalah uji tdengan taraf signifikan 5%.Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data,Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaanhasil belajarsiswayang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipepair checksdan tipethink pair sharepadasub materi ciri-ciri makhluk hidup(studi eksperimen pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalayatahun ajaran2014/2015) Kata kunci:Pair checks, think pair share, hasil belajar, ciri-ciri makhluk hidup
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu usaha yang disengaja dan terencana dalam mengantarkan manusia untuk menemukan pribadinya sebagai orang dewasa yang dapat berdiri sendiri dan penuh rasa tanggung jawab yang berdasarkan kepada falsafah bangsa, sehingga dirinya mampu mengembangkan daya cipta, rasa dan karsanya demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara. Upaya pemerintah ini dapat kita lihat dengan diselenggarakannya pendidikan disekolah, salah satunya Sekolah Menengah Pertama yang kita sebut dengan SMP. Proses pembelajaran di SMP masih didominasi oleh pendekatan ekspositorik atau konvensional, sehingga dalam pembelajaran tersebut para siswa selalu diposisikan sebagai pemerhati ceramah guru. Salah satu hambatan yang dihadapi oleh peserta didik adalah kondisi mereka yang telah terbiasa dengan model pembelajaran konvensional, adalah model pembelajaran yang masih terpusat pada guru. ini mengakibatkan siswa tidak terbiasa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan kurang perhatian siswa dalam proses belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya diperoleh suatu kenyataan bahwa sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, diantara mereka ada yang melamun, mengobrol dengan teman, melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar di kelas, bahkan ada yang tidur. Jika hal ini dibiarkan dan tidak direspon dengan cermat, maka hal yang mungkin terjadi adalah kompetensi yang sudah ditetapkan tidak tercapai dan menghambat mutu pendidikan. Hasil tersebut juga diperkuat melalui hasil nilai UAS semester ganjil pada Mata Pelajaran Biologi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. Menurut Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang , penilaian hasil belajar dapat dilihat dari ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, dan ujian nasional.Terdapat tujuh kelas yang perolehan nilai rata-rata UAS nya masih di bawah KKM atau tidak tuntas. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas VII (tujuh), perolehan nilai rata-rata 3
yang masih di bawah KKM berjumlah 184 orang siswa atau 71,88%. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII pada Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya belum optimal. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang inovatif, yang akan mampu membangkitkan motivasi para siswa untuk memperkaya pengalaman belajarnya, menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar dan memfasilitasi para siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya. Model pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini adalah model pembelajaran kooperatif. Model ini berbeda dengan model pembelajaran konvensional yang selama ini lazim digunakan, yaitu berpusat pada guru, akibat yang terjadi dari penerapan model konvensional adalah siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Proses belajar mengajar yang baik adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk dapat aktif membangun pengetahuannya, dimana guru mempunyai fungsi sebagai moderator dan fasilitator kegiatan belajar mengajar. Apalagi mata pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan konsep-konsep yang harus dipahami siswa. Diantara beberepa bentuk model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dan tipe think pair share. Model pair checks (pasangan mengecek) menurut Herdian dalam Shoimin (2014:119) merupakan “Model pembelajaran di mana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan”. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe pair checks, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan memberi penilaian. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar. Dengan model pair checks memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat dan saling memberikan saran. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Kolegannya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Komalasari (2010: 64) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe think
pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk 4
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu satu sama lain, selain itu think pair share adalah mudah diterapkan untuk berbagai tingkat kemampuan berpikir dan dalam setiap kesempatan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa think pair share dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar khususnya semua aspek kognitif dari tingkat terendah sampai tertinggi serta siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya dengan baik Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, masalah dalam penulisan ini adalah “Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dan tipe think pair share pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya?”. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
yang proses pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran
Kooperatif tipe pair checks dan tipe think pair share pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas VII SMP Negri 15 kota Tasikmalaya. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dan tipe think pair share.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 256 orang. Sempel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari seluruh populasi sebanyak delapan kelas yang diambil dengan teknik purposive sampling yaitu dengan menunjukan langsung sampel. Dilihat dari 5
urutan kelas terendah yaitu kelas VII-C dan VII-H, maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C dan VII-H. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study, artinya penulis mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh, yang selanjutnya diadakan post test. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebelum dan setelah proses pembelajaran selesai satu pokok bahasan. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan majemuk dengan empatoption. Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai siswa. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes prestasi belajar, yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Penyusunannya berdasarkan pada indikator hasil belajar yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup. Instrumen yang digunakan berupa tes bentuk pilihan ganda (PG) yang berjumlah 50 soal dengan pemberian skor 1 (satu) setiap butir soal. Seluruh instrumen ini memuat Aspek yang diukur dalam penelitian ini meliputi jenjang pengetahuan faktual (K1), konseptual (K2), dan prosedural (K3), Serta dimensi proses kognitif pada jenjang mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5). TeknikAnalisis Data 1. Teknik Pengolahan data Setelah hasil data-data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t (uji stastistik parametrik) untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil post test pada materi ciri-ciri makhluk hidup, antara proses belajarnya yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe pair check dan tipe think pair share. 2. Uji Prasyarat a. Uji normalitas dengan menggunakan uji chi-kuadrat ( ) 2
6
b. Uji homogenitas dengan menggunakan uji F maksimum 3. Uji Hipotesis Jika semua data berdistribusi normal dan homogen maka analisis di lanjutkan ke langkah pengujian hipotesis dengan uji statistika parametrik (uji t).. PEMBAHASAN Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pait check diperoleh x = 33,06 dengan s2 = 8,45 dari s = 2,91 dan nilai χ2hitung 7,37 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VII-C SMP Negeri 15 Kota Tasikmalayaadalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-C SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup adalah 94.45. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe pair checkmencapai nilai
KKM yang telah ditentukan. Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru membagi siswa
menjadi delapan
kelompok, tiap kelompok terdiri dari empat orang, guru
membagi lagi kelompok tersebut kedalam beberapa pasangan yaitu partner A dan B guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).guru memberikan kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal no 1 sedangkan partner B mengamati dan memberikan motivasi dan membimbing guru memberikan kesempatan kepada partner B untuk mengerjakan soal no sedangkan partner A mengamati dan memberikan motivasi. bila diperlukan partner B.siswa setelah mengerjakan 2 soal di selesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok setiap kelompok memproleh kesepakatan (sesaman pendapat atu cara memecahkan masalah ) kemudian guru memberikan reward setelah itu siswa menyelesaikan soal no 4,5 dan 6 diulang lagi untuk menyelsaikan soal no 3
7
dan 4, demikian seterusnya sampai smua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share diperoleh x = 18,73 dengan s2 = 9,58 dari s = 3,10 dan nilai χ2hitung -60,60 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VIII-H SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya adalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VIII-H SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya pada materi sistem respirasi adalah 16,05. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Hal tersebut disebabkan karena dalam model
think pair shareguru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran berupa lembar kerja siswa untuk dipikirkan oleh siswa dan guru memberikan kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabannya secara individu. guru membagi siswa ke dalam kelompok berpasang-pasangan, sesuai dengan tempat duduk di belakangnya yang di sebelah kanan dengan sebelah kanan, dan yang di sebelah kiri dengan sebelah kanan dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangannya untuk menyimpulkan jawaban yang dianggap paling benar guru meminta dari tiap-tiap pasangan hasilnya dipresentasikan atau dibicarakan kepada pasangan seluruh kelas didepan kelas dan dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab dan guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang sebuah konsep yang dipelajarinya.
8
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check dan Tipe Think Pair Share Dari hasil pengujian uji t maka diperoleh Fhitung = 1,13 < Ftabel = 2,00 Maka hasil analisis menunjukan thitung berada didaerah penolakan Ho, artinya Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar siswa pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup (studi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas eksperimen-I dan kelas eksperimen-II diperoleh data nilai rata-rata untuk kelas eksperimen-I 9,19 dan untuk kelas eksperimen-II 8,45 Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dimana hasil belajar kelas eksperimen-I yang proses pembelajarannya menggunkan model pembelajaran pair checks jauh lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar di kelas eksperimen-II yang proses pembelajarannya menggunakan model think pair share. Untuk melihat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen-I dan kelas eksperimen-II disajikan dalam gambar berikut: 9.4 9.2 9 8.8 8.6 8.4 8.2 8
9.19
8.45
pair checks
think pair share
Gambar 1 Daftar Nilai Rata-rata Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe pair Cheks danTipe Think Pair Share Berdasarkan gambar diatas diketahui rata-rata nilai kelas eksperimen-I adalah 9,19 dan rata-rata kelas eksperimen-II adalah1 8,45. Hal ini lebih menegaskan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
9
pair cheks membuat siswa menjadi lebih aktif Berarti, hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran pair cheks terhadap hasil belajar siswa pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengelolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis bersimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe pair checks dan tipe think pair share pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 15 Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan: 1. model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dan tipethink pair share perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar terutama dalam mempelajari pada sub materi ciri-ciri makhluk hidup karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya; 2. model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dan tipe think pair share harus lebih mudah dipahami agar dapat meningkatkan minat belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Campbell. (2004). Biologi. Terjemahan Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga. Cartono. (2005). BiologiUmum Untuk Perguruan Tinggi LPTK. Bandung: Parisma Press. Fajriah, Fera. (2012) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem di Kelas VII MTs Negeri Cirebon II. [Jurnal]. Cirebon: IAIN Syeh Nurjati Cirebon. Nupuz. (2003) KooperatifLearningterjemahan dari buku Kooperatif Learning karangan Silberman. Jakarta : Persada Gaung Group.
10
Rianto (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sudjana, Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugandi. (2002) Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw.Tesis UPI Bandung.Tidak Diterbitkan. Sugiono.
(2008).Metode Penelitian Bandung:Alfabeta.
Kiantitatif,
Kualitatif
dan
R&D.
Sukmadinata, Syaodih Nana. (1991). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Supadi (2006). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suprijono, Agus. (2012). Cooperatif Learning. Jakarta: Pustaka Belajar. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pedidikan Kostruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press Riwayat Hidup Siti Rumbainah, adalah mahasiswa angkatan 2011 pada Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2015).
11