PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DAN STRATEGI SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (SQ4R) (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya pada Konsep Organisasi Kehidupan Tahun Ajaran 2015/2016) The Diference of Student’s Result Learning by Using Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Learning Strategy and Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Strategy (Eksperimental Study at The 7th Grade Junior High School 19th Tasikmalaya City on Living Organisation Concept School Period 2015/2016) Lia Nuraeni, Purwati Kuswarini, Suharsono E-mail:
[email protected] Biology Education Department Faculty of Educational Sciences and Teachers’ Training Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp. (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 E-mail:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research was to know the difference of the student’s learning achievement using Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) learning strategy and Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) strategy on Living Organisation Concept at the 7th grade Junior High School 19th Tasikmalaya City. The research was conducted in November 2015 to June 2016 in the Junior High School 19th Tasikmalaya City. The method that used in this research was pre experiment. The population was all of 7th grade of the Junior High School 19th Tasikmalaya City school period 2015/2016 as much as the 8 classes and sample used two classes are taken by cluster random sampling, each consisting of 30 students. Data collecting technique was test. The instrument used in this research is multiple choice were all 32 test with four option. The data analysis technique used was t test with significance level (α) = 5%. The average of the students’ achievement by using Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) strategy as 21,5 and Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) strategy as 24,5. Based on data analysis and hypothesis testing can be concluded that there were difference between the student’s learning achievement by using Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) strategy and Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) strategy on Living Organisation Concept at the 7th grade Junior High School 19th Tasikmalaya City. Keyword: SQ3R, SQ4R, Learning Strategy. 1
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan strategi pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) pada konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Juni 2016 di SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental. Populasinya adalah seluruh kelas VII SMP Negeri Kota 19 Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016 sebanyak delapan kelas dan sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yang diambil dari populasi secara cluster random sampling sebanyak dua kelas, yang masing-masing berjumlah 30 siswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 32 soal dengan 4 option. Teknik analisis data menggunakan uji t, dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) sebesar 21,5 dan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) sebesar 24,5. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) pada konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya Kata kunci: SQ3R, SQ4R, Strategi Pembelajaran. 1. Pendahuluan Sebagaimana diketahui bahwa setiap manusia dibekali dengan berbagai potensi yang dibawanya sejak lahir. Potensi tersebut tidak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya melainkan membutuhkan adanya suatu usaha untuk menumbuhkembangkannya. Usaha itulah yang disebut pendidikan. Melalui pendidikan, manusia diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itulah pendidikan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan tidak akan terlepas dari yang namanya pembelajaran. Menurut (Trianto, 2010) “Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”. Selain itu
proses
pembelajaran
juga
dipengaruhi
oleh
perkembangan
siswa. 2
Perkembangan siswa adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing siswa pada setiap aspek tidak selalu sama. Dengan demikian setiap guru harus melaksanakan pembelajaran secara kreatif dan inovatif sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi serta kebutuhan. Pembelajaran merupakan interaksi antara siswa sebagai anak didik dan guru sebagai pendidik. Sadia (Hernawati, Ni Wayan Malik, 2012:5) yang mengatakan guru masih mempunyai asumsi bahwa “Pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa, sehingga guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam kepala siswanya”. Untuk menjadi seorang guru profesional diperlukan latar belakang yang sesuai, yaitu latar belakang kependidikan keguruan. Karena pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis, tetapi pekerjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran
mengutamakan
aspek
harus sikap,
meningkatkan pengetahuan
dan
kreativitas
siswa
keterampilan.
yang Namun
kenyataannya interaksi aktif antara guru dan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang materi yang diajarkan terutama pendidikan sains salah satunya IPA. IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth), seperti yang diungkapkan oleh (Rahayu, Indah W et al. (2014). “Rendahnya pembelajaran IPA diakibatkan pengajaran fakta-fakta IPA dilakukan melalui ceramah dan kurang memberikan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menguasai konsep IPA pada ranah kongnitif yang lebih tinggi”. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya, diketahui nilai rata-rata ulangan harian siswa selama semester satu belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu baru mencapai rata-rata 62, sedangkan KKM tahun ajaran 2015/2016 3
adalah 75. Hal ini disebabkan karena guru di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya kurang menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang dapat menambah
ketertarikan
siswa
terhadap
materi pembelajaran
sehingga
mengurangi antusias dan semangat siswa dalam belajar yang mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya belum tuntas. Salah satu upaya untuk memecahkan permasalahan tersebut maka dipilihlah strategi Survey, Question, Read, Recite, Review dan strategi Survey, Question, Read, Reflec, Recite, Review yang merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mempunyai tujuan agar kegiatan membaca dapat dilakukan sesingkat mungkin tetapi dengan daya serap yang tinggi. Sehingga siswa akan lebih memahami dan mengingat materi yang dipelajari karena dalam proses belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review dan strategi Survey, Question, Read, Reflec, Recite, Review melalui beberapa tahapan yang secara langsung melibatkan keaktifan siswa. Pemilihan strategi pembelajaran sangat diperlukan, karena strategi pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran yang memungkinkan terciptanya keanekaragaman dan keefektifan proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran dimaksudkan untuk memberi atmosfer baru sehingga motivasi dan antusias belajar siswa meningkat. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan strategi pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) pada sub konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya”. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 8 kelas yang berjumlah 236 4
orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan cara cluster random sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VII-A dan VII-C SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya. Disain penelitian yang dilakukan adalah one shot case study, artinya penulis
mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan telah
memiliki
pengaruh, yang selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa diadakan tes tertulis berupa post test. Setelah data hasil penelitian diperoleh, data tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji t independen. Rancangan Prosedur
: kelas eksperimen I : R X1 O kelas eksperimen II: R X2 O : subjek diberi perlakuan x dan setelahnya dilakukan pengukuran (O) sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan
Keterangan: R = randomisasi X1 = perlakuan (treatment) pertama dengan menggunakan strategi Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) X2 = perlakuan (treatment) ke dua dengan menggunakan strategi pembelajaran Strategi Survey, Question, Read, Reflec, Recite, Review (SQ4R) O = hasil observasi sesudah treatment Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Organisasi Kehidupan. Tes ini berupa pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2015/2016. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis, diperoleh bahwa ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 5
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji t thitung
ttabel
-4,77
2,00
kesimpulan Analisis thitung < -ttabel
Kesimpulan Terdapat perbedaan ratarata antara dua kelompok
b. Pembahasan 1) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) KKM mata pelajaran IPA di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) pada materi Organisasi kehidupan adalah 67,19. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Setelah
melakukan pembelajaran dengan strategi Survey,
Question, Read, Recite, Review (SQ3R) siswa diberikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa. Berikut ini nilai rata-rata kelas tugas pengerjaan LKS selama dua pertemuan. 90 86
85 80
80
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
75 Nilai Rata-Rata LKS Gambar 1 Diagram Nilai Rata-Rata Kelas Tugas Lembar Kerja Siswa yang Proses Belajarnya Menggunakan Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Gambar 1 menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan ke satu dan ke dua dimana pada pertemuan kesatu, nilai rata-rata kelas yang 6
diperoleh yaitu 80. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 86. Hal ini menunjukkan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dapat merubah kebiasaan siswa dalam belajar, sehingga pada pertemuan kedua ada peningkatan nilai tugas LKS jika dibandingkan dengan pertemuan pertama. Berdasarkan pertemuan dalam pengamatan penelitian didapat kekurangan dan kelebihan penggunaan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R). Kelebihannya yaitu: a) adanya tahap membaca sekilas, dapat mendorong siswa untuk memiliki rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran; dan b) adanya tahap question dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Sedangkan kekurangan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yaitu: a. strategi ini mengharuskan ketersediaan buku sumber bagi setiap siswa. Sehingga dengan adanya beberapa siswa yang tidak membawa atau memiliki buku sumber, membuat mereka banyak mengalami kesulitan saat proses pembelajaran; dan b. strategi SQ3R kurang dapat membuat siswa dapat memahami materi secara utuh akibat pendalaman materi hanya terjadi pada tahap read. Sehingga secara umum siswa hanya memahami materi hanya sebatas pada jawaban atas pertanyaan yang mereka buat. Kelebihan dan kekurangan penggunaan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang ditemui peneliti tersebut sesuai dengan pendapat Trianto (2007) a. Kelebihan Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) antara lain: 1) dengan adanya tahap survey pada awal pembelajaran, hal ini membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar; 2) siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan membaca. Dengan demikian 7
dapat mendorong siswa berpikir kritis, aktif dalam belajar dan pembelajaran yang bermakna. b. Kekurangan Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) antara lain: 1) Guru akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan buku bacaan untuk masing-masing siswa jika tidak semua siswa memiliki buku bacaan. 2) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) KKM mata pelajaran IPA di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) pada materi Organisasi Kehidupan adalah 75,56. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan
strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review
(SQ4R) mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Setelah melakukan pembelajaran dengan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) siswa diberikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa. Berikut ini nilai rata-rata kelas tugas pengerjaan LKS selama dua pertemuan. 88 86 84 82 80 78
87
82
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
Nilai Rata-Rata LKS Gambar 2 Diagram Nilai Rata-rata Kelas Tugas Lembar Kerja Siswa yang Proses Belajarnya Menggunakan Strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Gambar 4.8 menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu, nilai yang diperoleh yaitu nilai 82. Sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh nilai rata-rata sebesar 8
87. Hal ini menunjukkan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) dapat merubah kebiasaan siswa dalam diskusi, sehingga pada pertemuan kedua ada peningkatan nilai tugas LKS jika dibandingkan dengan pertemuan pertama. Berdasarkan pertemuan dalam pengamatan penelitian didapat kekurangan dan kelebihan penggunaan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Kelebihannya antara lain: a) Sebagian besar siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena adanya tahap survey yang membuat mereka memiliki pengetahuan awal yang mendorong mereka termotivasi untuk mendalami materi; b) Kemampuan bertanya siswa dapat meningkat karena adanya tahap question; c) adanya tahap reflect yang mengharuskan siswa membaca secara berulang-ulang membuat mereka dapat memperoleh pengetahuan secara utuh. Sedangkan kekurangan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) antara lain strategi ini mengharuskan ketersediaan buku sumber bagi setiap siswa. Sehingga dengan adanya beberapa siswa yang tidak membawa atau memiliki buku sumber, membuat mereka banyak mengalami kesulitan saat proses pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan penggunaan strategi (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) (SQ4R) yang ditemui peneliti tersebut sesuai dengan pendapat Shoimin, Aris (2014:194-195) Kelebihannya antara lain: a) dengan adanya tahap survey pada awal pembelajaran, hal ini membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam dalam belajar; b) siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan membaca. Dengan demikian, dapat mendorong siswa berpikir kritis, aktif dalam belajar dan pembelajaran yang bermakna.
9
Kekurangannya antara lain: a) guru akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan buku bacaan untuk masing-masing siwa jika tidak semua siswa memiliki buku bacaan. 3) Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dengan Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Selama penelitian, peneliti menggunakan dua kelas yaitu sebagai kelas yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Hasil
belajar
siswa
di
kelas
yang
proses
pembelajarannya
menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) menunjukan hasil yang berbeda, tidak hanya dalam proses pembelajarannya tapi dapat dilihat dari nilai rata-rata KKM kedua kelas tersebut. Untuk melihat hasil pembelajaran dari kedua kelas tersebut, disajikan dalm gambar berikut ini: 80
75,56
75
Strategi (SQ4R)
KKM
75 70
67,19
65 60 Strategi (SQ3R)
Gambar 3 Diagram Daftar Nilai Rata-rata Hasil Belajar Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R), Strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) dan KKM Berdasarkan
diagram
tersebut
bahwa
siswa
yang
proses
pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R). Hal tersebut 10
menunjukan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R). Hal itu disebabkan pada pelaksanaan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) siswa dapat memahami materi dengan baik karena adanya tahap reflect yang mengharuskan siswa untuk membaca berulangulang materi. Sehingga dapat lebih merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang materi Organisasi Kehidupan. Sedangkan pada proses pembelajaran strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, hal ini dibuktikan pada saat guru mengulas materi dan melakukan tanya jawab dengan siswa, mereka masih sulit menjelaskan jawaban atas pertanyaan yang guru berikan. Hal ini disebabkan karena proses penggalian materi masih tergolong tanggung karena siswa hanya melakukan penggalian materi hanya sampai pada tahap recite. Sehingga mereka tidak mampu memahami materi secara utuh. Dengan demikian, proses pembelajaran yang menggunakan strategi Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) lebih tepat digunakan dibandingkan proses pembelajarannya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) pada materi Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajaranya menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dan Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) pada materi Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya.
11
DAFTAR PUSTAKA Andreson, Lorin W, dan David R. Krathwohl. (2013). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Assesment. Terjemahan Agung Prihatono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Kurniasih, Imas dan sani, Berlin. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionl Guru. Yogyakarta: Kata Pena. Ngalimun, et.al. (2015). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dala Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz media. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Kencana (PrenadaMedia Group), Jakarta. Widaningsih, Dedeh. (2013). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.
12