PENGARUH MEDIA FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Kelas X MIPA Sub Konsep Pencemaran Lingkungan SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2016/2017) The Influence of Fishbone Diagram Media on the Students’ Critical Thinking Ability (Experimental Study at the 10th Grade Math & Science in Sub Concept Environmental Pollution of Senior High School 3 Tasikmalaya City) Rina Wulandari, Purwati Kuswarini Suprapto, Suharsono
[email protected] Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl Siliwangi No 24 Kode Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRACT This study aimed to know there is an influence of fishbone diagram media on the students’ critical thinking ability at the 10th Grade Math & Science in Sub Concept Environmental Pollution of Senior High School 3 Tasikmalaya City. This study was conducted on Desember 2016 – Juni 2017. The research method is true experiment. The population of this research are 8 classes of the 10th Grade Math & Science at Senior High School 3 Tasikmalaya City which consist of 287 students and the samples are 2 classes using cluster random sampling technique that are the experiment class and the control class. The data collection technique is critical thinking ability test which is done before and after the learning process. The instrument used in this study were critical thinking ability test with eleven essay question. Processing and analysing data technic use t-test with significant level (α) = 0,05. Based on the research result, it can be concluded there is influence fishbone diagram media on critical thinking ability at the 10th Grade Math & Science in Sub Concept Environmental Pollution of Senior High School 3 Tasikmalaya City. Keywords : fishbone diagram media, critical thinking ability, environmental pollution
1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh media fishbone diagram terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas X MIPA pada sub konsep pencemaran lingkungan SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Juni 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya sebanyak 8 kelas yang terdiri dari 287 peserta didik dan sampel yang digunakan 2 kelas diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data berupa tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian sebanyak 11 soal. Teknik pengolahan data dan analisis data menggunakan uji t dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh media fishbone diagram terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas X MIPA sub konsep pencemaran lingkungan SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya. Kata kunci : media fishbone diagram, kemampuan berpikir kritis, pencemaran lingkungan Pendahuluan Pada proses pembelajaran, salah satunya pada pembelajaran biologi diajarkan untuk membekali pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan bagi peserta didik untuk dapat berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah sehingga kemampuan ini ditentukan dengan cara berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan
masalah-masalah
kehidupan
yang dihadapinya.
Selain
itu
pembelajaran biologi juga dapat memfasilitasi keterampilan dan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di kelas X MIPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran biologi kelas X MIPA masih menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Dalam pembelajaran di kelas ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa peserta didik yang bisa menjawab dan jawaban dari pertanyaan tersebut masih sebatas ingatan dan pemahaman materi saja, peserta didik belum menunjukkan jawaban analisis terhadap pertanyaan guru. Hal ini
2
dirasakan guru terutama pada sub konsep pencemaran lingkungan, padahal pada sub konsep ini menuntut peserta didik untuk menentukan sebuah keputusan dalam penyelesaian sebuah masalah. Pembelajaran biologi pada kalangan peserta didik masih dianggap berupa kumpulan konsep yang harus dihafal sehingga berdampak buruk terhadap kemampuan kognitif peserta didik. Peserta didik masih kesulitan akan menerapkan pengetahuannya ke kehidupan sehari-hari, sehingga ketika peserta didik dihadapkan dengan permasalahan yang dilaluinya dalam kegiatan penyelidikan maka peserta didik masih kebingungan. Jika prinsip penyelesaian masalah ini diterapkan dalam pembelajaran maka peserta didik dapat terlatih dan membiasakan diri untuk berpikir kritis secara mandiri. Berpikir kritis merupakan sebuah proses berpikir dengan tujuan untuk membuat keputusan secara rasional dalam memutuskan sesuatu yang merupakan hasil dari penganalisaan. Kemampuan berpikir kritis ini penting bagi peserta didik, hal ini didukung oleh pernyataan Candy (Rahma, Alifa Noora. 2012) “Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan paling penting dalam segala tingkat pendidikan”. Kemampuan berpikir kritis erat kaitannya dengan kemampuan pemecahan masalah karena dengan berpikir kritis maka kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah secara optimal akan meningkat karena akan memandang masalah dari berbagai pandangan. Pada proses pemecahan masalah banyak cara yang bisa digunakan untuk menyimpulkan suatu permasalahan, salah satunya dengan menggunakan fishbone diagram (Azizi, Asrorul, et.al. 2014). Fishbone diagram merupakan alat yang mudah diterapkan untuk digunakan dalam menganalisis kemungkinan penyebab masalah (Andersen dan Fagerhaug dalam Doggett, A.Mark. 2005:35). Berdasarkan hal tersebut, maka peniliti akan menggunakan media fishbone diagram yang diharapkan dapat merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada sekaligus mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan media fishbone diagram dalam proses pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik bisa memiliki pembelajaran yang mendalam, hal ini sejalan dengan tujuan berpikir kritis yaitu
3
yang dikemukakan oleh Johnson, Elaine B (2014:185) bahwa “Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, yang memungkinkan proses pengungkapan makna di balik suatu kejadian”. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan cara merekonstruksi pemikiran dan aktivitas
yang
telah
dilakukan
selama
proses
pembelajaran,
sehingga
menumbuhkan sikap tanggung jawab dan pembelajaran yang mandiri. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya sebanyak 8 kelas yang terdiri dari 287 peserta didik dan sampel yang digunakan 2 kelas diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu kelas X MIPA 4 sebagai kelas eksperimen, dan X MIPA 5 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data berupa tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan proses pembelajaran selesai. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis yang berbentuk uraian sebanyak 11 butir soal yang mengacu pada aspek kemampuan berpikir kritis yang digunakan
Ennis
yaitu
memberikan
penjelasan
sederhana,
membagun
keterampilan dasar, membuat inferensi, memberikan penjelasan lebih lanjut, mengatur strategi dan taktik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretestposttest control group design. Dalam desain ini, peneliti menerapkan pretest dan posttest pada dua kelompok ini. Meski demikian, yang di-treatment hanya kelompok eksperimen saja. Teknik pengolahan data uji normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat (X2) karena data yang digunakan lebih dari 20, setelah
data
berdistribusi
normal
dilanjutkan
uji
homogenitas
dengan
menggunakan uji Fmaksimum, dan karena data bedistribusi normal dan homogen dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t, serta perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari hasil pretest dan posttest.
4
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data pretest, posttest dan N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada (Tabel 1). Tabel 1.
Statistik
Data Statistik Pretest, Posttest dan N-gain di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pretest Eksperimen
Posttest Eksperimen
N-gain Eksperimen
Pretest Kontrol
Posttest Kontrol
N-gain Kontrol
10
22
0,31
9
21
0,30
26
34
0,54
24
31
0,51
16,58
28,67
0,44
14,41
26,52
0,40
4,57
3,56
0,06
4,02
3,48
0,06
20,88
12,67
0,0036
16,16
12,11
0,0036
Skor minimum Skor maksimum Rata-rata Standar deviasi Varians
Setelah data memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t. Ringkasan perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada (Tabel 2): Tabel 2. Ringkasan Uji Hipotesis Data Pretest – Posttest Eksperimen Pretest – Posttest Kontrol N-gain Eksperimen – N-gain Kontrol
t hitung -26,67
t tabel -2,04
Hasil Analisis thitung < - ttabel
Kesimpulan Tolak Ho
Kesimpulan Analisis Hasil pretest tidak sama dengan Hasil posttest
-20,61
-2,04
thitung < - ttabel
Tolak Ho
Hasil pretest tidak sama dengan Hasil posttest
3,08
1,99
thitung > +ttabel
Tolak Ho
Ada pengaruh ada pengaruh media fishbone diagram terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada sub konsep pencemaran lingkungan di Kelas X MIPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya
b. Pembahasan Media fishbone diagram pada sub konsep pencemaran lingkungan memberikan pengaruh pada kemampuan berpikir kritis peserta didik.
5
Berdasarkan pengalaman peneliti selama dilapangan, adanya pengaruh tersebut disebabkan karena proses pembelajaran dicirikan dengan peserta didik diberi kesempatan untuk merumuskan, menganalisis, dan menemukan faktor penyebab menggunakan fishbone diagram, hal ini didukung oleh pernyataan Prasasti, Pinkan Amita Tri (2015:226) bahwa “Fishbone diagram dapat membantu peserta didik menganalisis kemungkinan penyebab suatu masalah pada pembelajaran yang diberikan” dan merumuskan solusi dari sebuah permasalahan nyata yang mereka pilih sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam berpikir dengan cara yang sistematis, mendorong partisipasi kelompok dalam mengungkapkan dan menerima pendapat, dapat memandirikan peserta didik serta meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri sendiri. Gheorghe dan Nadia dalam Tri, Ismia (2010:7) menyatakan bahwa “Fishbone diagram memiliki kelebihan yaitu struktur yang disediakan oleh diagram membantu anggota kelompok berpikir dengan cara yang sangat sistematis, mendorong partisipasi kelompok dan memanfaatkan pengetahuan proses dalam kelompok”. Berikut ini adalah rata-rata skor kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (Gambar 1). 35 28.67
30
26.52
Nilai
25 20
16.58
14.41
15 10 5 0
0.44
0.4
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretest
16.58
14.41
Posttest
28.67
26.52
Ngain
0.44
0.4
Gambar 1 Diagram Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-gain Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
6
Gambar 1 menjelaskan skor rata-rata pretest, posttest, dan N-gain kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan media fishbone diagram dengan model problem based learning (kelas eksperimen) adalah 16,58, skor rata-rarta posttest adalah 28,67 dan skor rata-rata ngain 0,44 termasuk kedalam kategori sedang. Sedangkan untuk kelas yang proses pembelajarannya menggunakan model problem based learning (kelas kontrol) memperoleh ratarata skor pretest 14,41, rata-rata skor posttest 26,52 dan rata-rata skor ngain 0,40 termasuk kategori sedang. Pada dasarnya kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki kesamaan dalam proses pembelajaran. Keduanya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok untuk merumuskan, menganalisis, menemukan faktor penyebab, dan menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan nyata terkait proses pembelajaran yang dilakukan, yang membedakan kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah adanya penggunaan fishbone diagram pada kelas eksperimen. Penggunaan fishbone diagram mendorong peserta didik dalam menganalisis dan menemukan faktor penyebab permasalahan lebih mendalam dan bermakna, sehingga pengetahuan yang didapatkan peserta didik mudah untuk diingat dan dapat mengeksplor pengetahuan yang dimiliki dengan maksimal. Hal tersebut juga dinyatakan Minnesota Departement of Health dalam Tri, Ismia (2014:11) “Fishbone diagram memungkinkan individu dan kelompok untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menampilkan semua penyebab yang mungkin terkait dengan suatu masalah atau kondisi” dan hal ini juga didukung oleh pernyataan Wibowo dalam Hindrasti, Nur, et.al (2014:78) bahwa “Penyusunan catatan dan gambar yang tepat dapat mempengaruhi bagaimana informasi diingat dan dibangun dengan baik secara efektif”. Selain itu, penggunaan fishbone diagram yang berbentuk tulang ikan membuat diskusi lebih terarah pada masalah dan membuat peserta didik lebih antusias dalam belajar, hal ini terlihat dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik
7
lebih aktif, teliti, kerjasama, serta dalam presentasi, bertanya dan menjawab peserta didik lebih baik. Hal tersebut dinyatakan oleh Asmoko (2013:3) bahwa salah satu manfaat dari penggunaan fishbone diagram yaitu “Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya” sedangkan pada penggunaan model problem based learning hal tersebut yang tidak ditemukan. Proses diskusi yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam berdiskusi membuat peserta didik merasa bosan ketika menemukan kebuntuan dalam menemukan ide-ide terkait permasalahan yang disajikan.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis menyimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media fishbone diagram pada sub konsep pencemaran lingkungan di kelas X MIPA SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2016/2017. Pembelajaran dengan menggunakan media fishbone diagram menunjukan kemampuan berpikir kritis cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas kontrol. Saran 1.
Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran yang menggunakan media fishbone diagram membutuhkan waktu yang lama baik dalam penggunaan fishbone diagram atau pada saat curah pendapat ketika presentasi dilakukan, sehingga guru harus bisa mengatur waktu agar proses pembelajaran masih tetap bisa dilakukan dengan baik.
2.
Guru yang menggunakan media fishbone diagram sebaiknya memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menganalisis permasalahan yakni dengan memberikan sebanyak mungkin kesempatan kepada peserta didik dalam menentukan berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya permasalahan yang disajikan.
8
3.
Dalam pelaksanaannya, guru harus bisa memantau kinerja peserta didik secara individu atau kelompok dengan peserta didik melakukan penilaian diri sendiri dan kelompoknya, supaya guru mengetahui peserta didik yang melakukan tugasnya dengan baik dan tidak melakukan tugasnya, sehingga guru dapat memberikan penilaian yang benar-benar objektif.
4.
Guru disarankan menggunakan media fishbone diagram karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
5.
Penelitian selanjutnya bisa dengan mencoba menggunakan media fishbone diagram pada materi yang karakteristiknya hampir sama dengan materi pencemaran lingkungan.
Daftar Pustaka Asmoko H. 2013. Teknik Ilustrasi Masalah-Fishbone Diagrams. Magelang (ID): Pusdiklat SDM Balai Penelitian dan Pendidikan Keuangan. Azizi, Asrorul. Suciati. Maridi. (2014). “Pembelajaran Biologi dengan Model PBL dengan Metode Eksperimen disertai Teknik “Vee diagram” dan “Fishbone Diagram” Ditinjau dari Aktivitas dan Kreativitas Belajar Siswa”. Jurnal Inkuiri. (-, III). Surakarta. Doggett, A. Mark. (2005). Root Cause Analysis: A Framework For Tool Selection. QMJ. (XII). G.llie dan Ciocoiu C.N. (2010). “Aplication of Fishbone Diagram to Determine the Risk of an Event with Multiple Cause”. Management Research and Practice. (-, II). Romania. Hindrasti, Nur Eka Kusuma. (2014). “Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen disertai Teknik Roundhouse Diagram dan Mind Map terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Siswa”. Jurnal Inkuiri. (-, III). Surakarta. Johnson, Elaine B. (2014). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung: Kaifa. Prasasti, Pinkan Amita Tri. (2015). “Efektivitas Model Problem Based Learning (PBL) disertai Fishbone Diagram (FD) untuk Memberdayakan Kemampuan Menganalisis”. Premiere Educandum. (Desember, V). Madiun.
9
Rahma, Alifa Noora. (2012). “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Berpendekatan SETS Materi Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati Siswa Terhadap Lingkungan”. Journal of Educational Research and Evaluation. (II). Semarang. Tri, Ismia. (2014). Pengaruh Model Problem Based Learning Dipadu Diagram Fishbone Terhadap Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. (Skripsi USM). Riwayat Penulis Rina Wulandari adalah mahasiswa angkatan 2013 pada Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
10