PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN GROUP INVESTIGATION PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (The Differences Between Students’ Achievement by Using Cooperative Learning Model Co-op Co-op Type and Group Investigation in Sub Concept of Human Digestive System) Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail :
[email protected] ABSTRACT This research is aimed to know the differences between students’ achievement by Using Cooperative Learning Model Co-op Co-op and Group Investigation in Sub Concept of Human Digestive System. An Experimental Research at Class X of SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. This research has been conducted on March 2015 at SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Method that used in this research is Pre Experimental. Technique of collecting the data is using test. Instruments that used in this research is students’ achievement by using cooperative learning model co-op coop type and group investigation in sub concept of human digestive system. Population that used in this research is all class X Pharmaceutical Industry of SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya in academic year of 2014/2015. The sample is used cluster random sampling in two classes. Technique analyzing the data that used in this research is used T-Test with the significant level 5%. The research result shows that there are the differences between students’ achievement by using Cooperative learning model Co-op Co-op type and Group Investigation in sub concept of human digestive system at class X of SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya and models Cooperative Learning Group Investigation better than Cooperative Learning model Co-op Co-op. Keyword: Cooperatif Learning Model, Co-op Co-op type, Group Investigation type, result of learning, Human Digestive System. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop Co-op dan Group Investigation pada Sub Konsep Sistem Pencernaan Manusia Studi Eksperimen di Kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental. Teknik pengumpulan data berupa tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Sistem Pencernaan Manusia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X Farmasi Industri SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya pada tahun pelajaran 2014/2015. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dengan Group Investigation pada Sub Konsep Sistem Pencernaan Manusia di Kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Co-op Co-op, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, Hasil Belajar, Sistem Pencernaan Manusia. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, memperkuat kepribadian, dan meningkatkan semangat kebangsaan agar dapat membangun diri sendiri maupun bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Dengan adanya kurikulum menjadikan siswa terarah untuk lebih mengembangkan pengetahuan, meningkatkan pemahaman, kemampuan, sikap, nilai, dan minat dalam melakukan suatu bentuk kemahiran dengan penuh rasa tanggung jawab. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Proses belajar mengajar sebaiknya melibatkan mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu membangun suasana dialogis dalam kelas dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi di SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya, terdapat suatu permasalahan terutama pada konsep sistem pencernaan, dalam konsep ini terlalu banyak materi yang harus dikuasai sehingga sulit untuk dipahami dan dipelajari siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah pada pokok bahasan tersebut, yaitu sebesar 69 (2,76) sedangkan KKM pada konsep sistem pencernaan sebesar 74 (2,94) pada tahun ajaran 2013/2014. Belum tercapainya KKM di sekolah tersebut salah satunya disebabkan oleh guru yang kurang menggunakan model-model pembelajaran yang membuat siswa jenuh dan tidak merangsang siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu
guru harus lebih variatif dalam memilih model pembelajaran agar siswa tersebut lebih tertarik pada materi bahkan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran semakin hari semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari perkembangan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Dengan penerapan kurikulum 2013 di sekolah, diharapkan siswa mampu meraih masa depan dengan baik yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam semua aspek. Penilaian tidak hanya dinilai dari aspek nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai pengetahuan, nilai keterampilan, dan nilai sikap siswa dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. Selain pembelajaran yang berpusat pada siswa disini guru juga harus kreatif dalam hal pemilihan model pembelajaran, metode pembelajaran, atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar nantinya mampu memotivasi dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa di sekolah. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah melalui model pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi. Sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja tetapi juga suatu proses penemuan yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Akibat dari pemahaman yang baik dan tepat, maka guru akan mampu membuat siswa berhasil dalam meningkatkan hasil belajar biologi. Model pembelajaran mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran co-op co-op dan group investigation di kelas siswa dapat termotivasi untuk belajar biologi. Penerapan model pembelajaran co-op co-op dalam sub konsep sistem pencernaan manusia menjadikan setiap anggota kelompok memiliki peran-peran penting dan tanggung jawab individu terhadap kesuksesan kelompoknya. Sehingga tidak ada satu anggota kelompok pun yang tidak berperan. Sedangkan penerapan model pembelajaran group investigation dalam sub konsep sistem pencernaan manusia bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga siswa dapat membangun sebuah pemikiran yang luas dan kritis dalam suatu proyek investigasi. Kemudian melalui model pembelajaran group investigation siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam merencanakan proyek investigasi selanjutnya. Pada saat berlangsungnya kegiatan belajar guru bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi kesatuan kelas dengan menunjukan bagaimana tiap topik dalam sub konsep sistem pencernaan manusia dapat memberikan kontribusi penting kepada tujuan pembelajaran, yaitu menguasai unit pelajaran yang sedang dipelajari. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran co-op co-op dan group investigation pada sub konsep Sistem Pencernaan Manusia di kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK Bina Putera Kota Tasikmalaya sebanyak tiga kelas, dengan jumlah siswa 105 orang dan sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu kelas X Farmasi Industri I sebanyak 35 orang dan kelas X Farmasi Industri III sebanyak 33 orang. Desain penelitian yang dilakukan adalah one shot case study. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan post test (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada materi Sistem Pencernaan Manusia. Tes berupa pilihan ganda dengan lima option dengan jumlah 40 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data posttest pada materi sistem pencernaan manusia di kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Tabel 1 Rata-rata Post test Kelas VII B dan VII G Kelas Post test Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op
29,53
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
31,19
Berdasarkan tabel 1 Skor rata-rata posttest di kelas X FI-3 adalah 29,53 atau 73,82 dan rata-rata posttest di kelas X FI-1 adalah 31,19 atau 77,97. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji normalitas kaidah pengujian hipotesis yang digunakan sebagai berikut: jika x2hitung<x2tabel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2 Jika x hitung>x2tabel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op x2hitung = 4,02 dan 2 x tabel = 7,81 sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation x2hitung = 4,35 dan x2tabel = 7,81 dapat disimpulkan bahwa, data hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation keduanya berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kaidah pengujian hipotesis: tolak H0 jika Fhitung>Ftabel. Berdasarkan hasil analisis dari uji homogenitas tersebut Fhitung 1,03 dan Ftabel 1,79 dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut mempunyai varians yang homogen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak Ho jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukan bahwa nilai thitung sebesar -2,63 sedangkan ttabel sebesar 1,99 artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation di kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Untuk mengetahui apakah nilai posttest sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum digunakan perhitungan uji t deskriptif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tes hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation telah mencapai KKM dan tes hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op belum mencapai KKM. b. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari dua kelas yang berbeda, didapat bahwa hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dan tipe Group Investigation pada sub konsep sistem pencernaan manusia terdapat perbedaan, dimana hasil belajar siswa yang proses pembelajarnnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih tinggi daripada yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
77,97
74
73,82
KKM
Kelas X FI-3
Kelas X FI-1
Co-op Co-op
Group Investigation
KKM
Sumber: hasil pengolahan data Gambar 1 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Post test Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan Tipe Group Investigation
Berdasarkan hasil belajar siswa di kelas X FI-3 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op pada sub konsep sistem pencernaan manusia, didapat nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada sub konsep sistem pencernaan manusia belum mencapai KKM yang ditentukan, dengan demikian bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep pencernaan pada manusia di kelas X FI-3 SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Sedangkan data penelitian hasil belajar siswa yang diperoleh dari kelas X FI-1 yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada sub konsep sistem pencernaan manusia, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan telah mencapai KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa siswa yang proses pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatip tipe Group Investigation memiliki rata-rata nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. Berdasarkan hasil penilaian kinerja kelompok berikut adalah hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. 90
88 86 84 82 80
pertemuan 1
78
pertemuan 2
76
Column1
74 72 70 68
kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
Gambar 2 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Kelas X FI-3 SMK Bina Putera Nusantara
Dari data pertemuan pertama diketahui ada empat kelompok dengan dengan nilai 75 yakni kelompok I, II, III, dan VI, dan kelompok lainnya yaitu kelompok IV dan V mendapatkan nilai 81. Sedangkan untuk pertemuan kedua Kelompok I mendapatkan nilai 87,5. Dua kelompok dengan nilai 81 yaitu kelompok IV dan V, sedangkan kelompok II, III, dan VI mendapat nilai 75. Jika dilihat dari tabel tersebut menunjukan adanya peningkatan pada pertemuan kedua, hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok. Sedangkan hasil penilaian kinerja kelompok yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berikut adalah hasil penilaiannya. 90 88 86 84 82 80
pertemuan 1
78
pertemuan 2
76
Column1
74 72 70
68 kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
Gambar 3 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Kelas X FI-1 SMK Bina Putera Nusantara Dari data pertemuan pertama diketahui ada lima kelompok dengan dengan nilai 75 yakni kelompok II, III, IV, V, dan VI, dan kelompok lainnya yaitu kelompok I mendapatkan nilai 81. Sedangkan untuk pertemuan kedua ada satu kelompok dengan nilai 87,5 yaitu kelompok I. Kelompok II, IV, dan VI mendapatkan nilai 75. Kelompok III dan V mendapat nilai 81. Jika dilihat dari tabel tersebut menunjukan adanya peningkatan pada pertemuan kedua, hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok. Berdasarkan hal tersebut menunujukan adanya perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan Group Investigation pada sub konsep sistem pencernaan manusia di kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih
baik diterapkan karena menunjukan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. Tabel 2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan Group Investigation Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Model Pembelajaran Kooperatif Co-op Co-op Tipe Group Investigation Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan Siswa dapat a) Menjadikan siswa1) Sedikitnya materi Membutuhkan mengkonstruk semangat untuk yang di banyak waktu pengetahuan berinisiatif,kreati, sampaikan pada untuk persiapan sendiri, siswa dan aktif. Rasa satu kali materi kecil, mampu berfikir percaya diri dapat pertemuan. berdiskusi, dan kompleks ketika lebih meningkat. 2) Sulitnya mempresentasikan menganalisis b) Siswa belajar memberikan hasil diskusi materinya, untuk memecah penilaian secara memberikan personal. kelompok sehingga kan dan kesempatan menangani suatu 3) Diskusi dibutuhkan berdiskusi dan kelompok pengetahuan waktu masalah. bekerjasama Mengembangkan biasanya berjalan yang lebih efektif, dengan teman antusiasme siswa. kurang efektif. dan efisien. sekelas 1) Dapat meningkat
a)
b)
a)
b)
kan belajar bekerjasama, belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru, belajar menghargai pendapat orang lain. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan. Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan. Mampu mengembangkan
dan melatih keterampilan. c) Merencanakan dan mengorgani sasikan pekerjaannya. d) Menjadikan siswa berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan untuk dapat membuat suatu kesimpulan. Dalam penggunaan model pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan Group Investigation dalam pelaksanaannya guru sangat berperan penting dalam proses awal pengarahan pada siswa sampai siswa melaksanakan proses belajar di kelas, guru harus mempersiapkan materi dan menguasai setiap materi yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op, guru harus memberikan pengarahan terhadap ketua dari masing-masing kelompok, kemudian ketua kelompok memilih topik tugas yang akan dikerjakan, guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan topik tugas dengan anggota kelompok dan mencari informasi yang berhubungan dengan tugas tersebut. Setiap kelompok mendapatkan LKS agar membantu dalam memahami materi. Setelah mendapatkan LKS setiap anggota mendapatkan tanggung jawab dalam mencari informasi yang berhubungan dengan materi. Setelah mendapatkan informasi salah satu anggota secara berurutan mempresentasikan pembahasan kepada anggotanya agar anggota tersebut paham dengan materi, begitu sampai semua anggota berbicara dalam kelompoknya. Kemudian selanjutnya pembahasan dibuat untuk nantinya dilaporkan kepada anggota kelompok lain dikelas. Dengan menggunakan model Co-op Co-op siswa cenderung aktif secara individual dan hal ini membentuk siswa agar berani menyatakan pendapat sendiri. Sedangkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Group Investigation guru memberikan pengarahan kepada semua kelompok untuk menginvestigasi materi tugas dengan kerja kelompoknya agar memahami LKS yang diberikan dan memahami materi yang dipelajari pada saat itu. Dengan model pembelajaran Group Investigation siswa menjadi aktif berpendapat dalam kelompoknya, mampu merencanakan tugas dan menginvestigasi tugas dengan baik. Kemudian dalam hal menyatakan pendapat siswa dapat menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan kenyataan yang ditemukan di lapangan penulis menemukan beberapa kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan Group Investigation diantaranya:
a. karena kedua model tersebut dalam proses pembelajaranya melakukan diskusi kelompok, maka dalam pelaksanaanya seringkali kurang kondusif; b. terbatasnya waktu dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran; c. terdapat kesulitan ketika membimbing siswa secara langsung karena siswa yang tidak terbiasa pendiam dan tidak memperhatikan; Berdasarkan kendala-kendala yang telah dijelaskan tersebut, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: a. Penggunaan model pembelajaran Group Investigation baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi sistem pencernaan manusia; b. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran Group Investigation agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; c. Dari segi pengaturan waktu penggunaan model pembelajaran Group Investigation harus diperhatikan agar pembelajaran berlangsung dengan tepat waktu; d. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menyarankan untuk mencoba menerapkan model pembelajaran Group Investigation materi yang berbeda. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan tipe Group Investigation pada sub konsep sistem pencernaan manusia di Kelas X SMK Bina Putera Nusantara Kota Tasikmalaya. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation mampu menunjukan hasil belajar siswa yang lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op yang diterapkan pada pada sub konsep sistem pencernaan manusia dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan: a. Penggunaan model pembelajaran Group Investigation baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi sistem pencernaan manusia; b. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran Group Investigation agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; c. Dari segi pengaturan waktu penggunaan model pembelajaran Group Investigation harus diperhatikan agar pembelajaran berlangsung dengan tepat waktu;
d. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menyarankan untuk mencoba
menerapkan model pembelajaran Group Investigation materi yang berbeda. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistika Parametrik. Untuk Penelitian Pendidikan. Tasimalaya. Universitas Siliwangi. Tidak diterbitkan. Huda,
Miftahul. (2013). Model-model Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Riwayat Penulis Anisa Nabilasari adalah mahasiswa angkatan 2011 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2015).