Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan Tipe Group Investigation pada Materi Ekosistem (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya ) The Difference of Students’ Learning Result Which is the Process using Cooperative Learning Model Co-op Co-op Type and Group Investigation Type in Ecosystem Learning Material (Experimental Study At 7th Grade State Junior High School 9 Tasikmalaya) Irma Megasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati
[email protected] Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kode Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRACT This research aims to know the difference of students’ learning result which the process using cooperative learning model co-op co-op type and Group Investigation type in Ecosystem learning material in seventh grade State Junior High School 9 Tasikmalaya. This research was conducted in December 2015 until April 2016 in State Junior High School 9 Tasikmalaya. The method of this research is using pre experimental design with all of the seventh grade students State Junior High School 9 Tasikmalaya as the population, it consists of 11 classes and 374 students’, and the sample used is two classes which taken using cluster random sampling technique. Therefore, the research instrument used in this research is the result of students’ learning result in ecosystem learning material, the question sheet has 36 questions with multiple choices and four options. Technique of data analysis used is t-test with the degree of significance is (α)=5% and descriptive t-test to know whether the post test score has reached the standard or not. Research result shows that there is difference among students’ learning result which the process using cooperative learning model co-op co-op type and Group Investigation type in Ecosystem learning material in seventh grade State Junior High School 9 Tasikmalaya. The students that their learning process using cooperative learning model of group investigation type is better than co-op co-op type. Keywords: cooperative learning model, co-op co-op type, group investigation type, ecosystem. 1
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan tipe group investigation pada materi Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan April 2016 di SMP Negeri 9 Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan pre eksperimental design dengan populasi seluruh kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya sebanyak 11 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 374 orang siswa, dan sampel yang digunakan 2 kelas diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar siswa pada materi ekosistem berbentuk soal pilihan ganda dengan empat option berjumlah 36 soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α)=5% dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah nilai post test sudah mencapai KKM atau belum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan tipe group investigation pada materi Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dinilai lebih baik dibanding hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, ekosistem Pendahuluan Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan, kemampuan serta daya kreasi. Seorang guru tidak hanya perlu mengetahui hasil belajar siswa, tetapi guru harus mengetahui bagaimana cara yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri siswa sebagai hasil interaksi. Guru yang berkualitas adalah guru yang sanggup dan terampil dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Guru sebagai pengajar memiliki tugas-tugas membantu perkembangan
2
intelektual, afektif dan psikomotor melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan dan keterampilan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya, selama ini konsep ekosistem diberikan dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan metode ceramah. Masalah muncul setelah proses belajar mengajar berakhir, dimana guru memberikan tes atau evaluasi terhadap proses belajar mengajar dengan hasil belajar yang relatif masih jauh dari yang diharapkan oleh guru biologi. Terlihat dari nilai rata-rata ulangan biologi konsep ekosistem semester 2 tahun ajaran 2014/2015 di kelas VII adalah 70 sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang harus dicapai adalah 75. Berdasarkan permasalahan tersebut, penggunaan model pembelajaran yang sudah diterapkan belum memberikan hasil yang optimal. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep materi yang akan diberikan kepada siswa, salah satunya model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan ke dalam diskusi kelompok. Model kooperatif menuntut siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan masing-masing anggota kelompok dalam menyumbang nilai untuk kelompok. Model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe, pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan tipe group investigation. Menurut Slavin, Robert E (2005:229) Co-op co-op adalah sebuah bentuk Group Investigation yang cukup familiar. Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil, selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman-teman sekelasnya. Komalasari, Kokom (20013:75) menyatakan ”Group Investigation merupakan metode yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi”.
3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dan tipe Group Investigation pada materi Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya.
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 11 kelas yang berjumlah 374 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan cluster random sampling. Pada penelitian ini kelas yang pertama sebagai kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan kelas yang kedua menggunakan model pembelajran kooperatif tipe group investigation. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada materi ekosistem.tes berupa pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 9 Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2014/1015. Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot-case-study. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, kemudian ke dua kelompok tersebut diberikan treatmen. Untuk melihat rata-rata hasil dan membandingkan dari kedua kelompok tersebut dilakukan post-test. Teknik pengolahan data uji normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat (X2) karena data yang digunakan lebih dari 20, setelah data berdistribusi normal dilanjutkan uji homogenitas dengan menggunakan uji F
maksimum,
dan karena data bedistribusi normal dan homogen dilakukan uji
hipotesis menggunakan uji t.
4
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penenlitian ini meliputi data hasil belajr siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan tipe group investigation adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op Statistik Nilai Maksimum 34 Minimum 17 Rata-rata 25,59 Varians 14,86 Standar deviasi 3,85 KKM 27
Tabel 2. Statistik Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Statistik Nilai Maksimum 34 Minimum 18 Rata-rata 27,83 Varians 15,85 Standar deviasi 3,98 KKM 27
Untuk menguji kenormalan data digunakan uji chi-kuadrat, ringkasan perhitungan sebagai berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Jenis
2hitung
2tabel
Post test kelas Co-op Cop-op
0,24
7,81
Post test kelas Group Investigation
2,29
7,81
Hasil Analisis 𝜒2hitung <𝝌2 tabel
Kesimpulan Terima Ho
𝜒2hitung <𝝌2 tabel
Terima Ho
Kesimpulam analisis Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
5
Untuk mengetahui apakah kedua data hasil belajar tersebut variansnya homogeny atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum ringkasan perhitungan sebagai berikut: Table 4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Hasil Fhitung Ftabel Kesimpulan analisis 1,07
1,78
Fhitung < Ftabel
Terima H0
Kesimpulan Analisis Kedua varians homogen
Selanjutnya pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t untuk membandingkan pengaruh hasil dua perlakuan yang berbeda di dalam penelitian. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji t thitung ttabel Hasil analisis -2,33 1,99 t hitung < -t table
Kesimpulan Kesimpulan penelitian Tolak H0 Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan tipe group investigation pada materi ekosistem
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa t hitung < -t tabel sehingga dapat diambil kesimpulah tolak Ho. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan yaitu, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya memberikan hasil belajar yang berbeda. b. Pembahasan Penelitian ini menggunakan dua kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas VII E dan kelas VII D. Hasil belajar siswa di kelas VII E yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan kelas VII 6
D yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menunjukan hasil yang berbeda. Berdasarkan data hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh nilai t
hitung
-2,14 t
tabel
-1,694. Kesimpulannya
yaitu tolak Ho artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe co-op coop dan group investigation pada materi ekosistem di SMP Negeri 9 Tasikmalaya. Berikut ini merupakan diagram rata-rata hasil post test siswa kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya: 28 27.5 27 26.5 26 25.5 25 24.5 24
27.83 27
25.59
KKM KKM
Kelas VII E
Co-op co-op
Kelas VII D
Group Investigation
Gambar 1 Diagram Batang Rata-rata Post Test Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya Selain dilihat dari nilai rata-rata dan uji statistik, yang membuat model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op adalah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group inestigation siswa dapat menentukan sendiri topik yang akan dipelajari beserta cara untuk mempelajarinya yang mengakibatkan siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Namun pada model pembelajaran group investigation, guru sulit untuk memberikan penilaian secara personal karena dalam model pembelajaran ini data yang dihasilkan merupakan hasil analisis dari pendapat 7
setiap siswa. Ada juga siswa yang tidak memilih topik melainkan hanya mengikuti temannya saja sehingga dia tidak berkontribusi dalam proses pembelajaran saat mengerjakan lembar kerja siswa. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op setiap siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang mereka pelajari, kemudian pemahaman tersebut akan disampaikan kepada teman-temannya dan akan di diskusikan dengan teman-temanya sehingga akan menghasilkn suatu kesimpulan tentang materi yang dipelajari. Pada saat proses pembelajaran berlangsung terdapat kendala yaitu pada saat siswa mengerjakan LKS terlalu lama waktu yang terpakai, sehingga pada saat presentasi individu dan kelompok menjadi tidak kondusif. Kesempatan siswa untuk bertanya pun menjadi sedikit. Akibat dari kondisi ini siswa belum bisa memahami materi pelajaran yang dipelajarinya karena materi yang diberikan untuk setiap kelompok berbeda.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe coop co-op dan group investigation pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation mampu menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yang diterapkan pada materi ekosistem.
Saran 1. model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat bagus untuk digunakan pada materi pembelajaran ekosistem, karena model ini merupakan model pembelajaran yang memberikan tugas kepada siswa untuk bisa kerjasama antara satu individu dengan individu yang lainnya demi mencapai keberhasilan kelompoknya; 8
2. model pembelajaran co-op co-op dalam proses pembelajarannya, guru harus bisa membagi waktu sehingga semua kegiatan baik presentasi individu, menyiapkan laporan untuk presentasi tim dan presentasi kelompok bisa berjalan dengan baik; 3. model
pembelajaran
kooperatif
tipe
group
inevestigation
dalam
pelaksanaannya guru harus bisa memantau perjalanan diskusi siswa, supaya guru bisa tau antara siswa yang aktif mnegerjakan dan yang tidak mengerjakan sehingga guru dapat memberikan penilaian yang bener-benar objektif terhadap siswa; dan 4. guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam diharapkan mencoba menerapkan model pembelajaran koopertaif tipe group investigation pada materi ekosistem.
Daftar Pustaka Arikunto,Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Campbell, Neil A., et.al. (2004). Biologi (Edisi Kelima Jilid 3). Jakarta: Erlangga Daud, Firdaus dan Muh. Rizaldi Triaz Jaya Putra. (2011). “Perbandingan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Saraf dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group investigasi dan Model Pembelajaran Langsung pada Siswa Kelas IX IPA SMA Negeri 1 Sungguminasa”. Jurnal. Universitas Negeri Makasar Dewi, Ratih Puspita, et.al. (2012). “Penerapan Model Group Investigation terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia di SMP”. Jurnal. Universitas Negeri Semarang Indonesia. Haloho, Lurbin. (2014). “Perbaikan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division Pada Siswa Kelas X-3 SMA NEGERI 12 Medan”. Jurnal Saintech. Indrawan, Mochamad., et.al. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Irwan, Zoer’aini Djamal. 2014. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: PT Bumi Aksara
9
Khakiki, Sukarif Yusuf Nur. (2014). “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga”. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama Puger, Gusti Ngurah. (2008). “Pengaruh Pembelajaran Kooperativ Model Co-opco-op dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Peningkatan Produksi Pangan)”. Jurnal. UNDIKSHA Reece. (2009). Campbell Biology Ninth Edition. Pearson: United states of usa Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-Ruz media Slavin,Robert,E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media Subagja, Yusuf, dkk. (2007). Ekologi. Jakarta: Universitas Terbuka Suprapto, Purwati Kuswarini dan Diki Muhamad Chaidir. (2014). Buku Ajar Ekologi Hewan. Tasikmalaya: FKIP Biologi Universitas Siliwangi Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Susanto,Ahmad.(2013). Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suyono dan Hariyanto.(2013). Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya Riwayat Penulis Irma Megasari adalah mahasiswa angkatan 2012 pada Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
10