IMPLEMENTATION THE COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE of QUESTION STUDENT HAVE on THE CONCEPT of POPULATION and ENVIRONMENTAL PROBLEMS on 7th GRADE THE FIRST PUBLIC HIGH SCHOOL SUKARAJA at TASIKMALAYA DISTRICT Nopi Handayani*) Purwati Kuswarini Suprapto *)
[email protected] *) Biology Education Programe Faculty of Education Science and Teacher’s Training Siliwangi University Tasikmalaya 24th Siliwangi Street Po Box 164 Phone (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 Abstract : The objective of this research was to know the increasing the result of student’s learning process which its learning process used cooperative learning model type of Question Student Have on the concept of population and environmental problem at 7th grade the first publich high school Sukaraja Tasikmalaya district. The method research used true experimental. This research was carried out in October 2012 up to Mei 2013. The populaion were 7th grade the first public high school Sukararaja which amounting 10 classes with amount of students were 343 student’s in 2012/ 2013. The sample has been taken by using the cluster random sampling teachnique, the first VII-H class was experiment and the second VII-G class was control. To measured the result of learning process used result of learning test instrument. The technique of analysis the data by giving the pretest – posttest the the experiment class and control class by using t test. Persuant to the result of analysis the data and examining of the hypothesis indicated that there was increasing the result of student’s learning process which its learning process had used the cooperative learning model type of Question Student Have on the concept of population and environmental problems at 7th grade the first publich high school Sukaraja Tasikmalaya district. Keyword : Cooperative learning model type of Question Student Have, Result of learning, population and environmental problem
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE PADA KONSEP KEPENDUDUKAN DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA
Nopi Handayani*) Purwati Kuswarini*)
[email protected]
*)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRAK
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have pada konsep kependudukan dan permasalahan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 – Mei 2013 di kelas VII SMP Negeri 1 Sukaraja yang berjumlah 10 kelas dengan jemlah peserta didik 343 orang pada tahun 2012/2013. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, kelas VII H sebagai kelas eksperimen dan kelas VII G sebagai kelas kontrol. Untuk mengukur hasil proses belajar menggunakan instrumen tes hasil belajar. Teknik analisis data dengan memberikan pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil proses belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have pada konsep kependudukan dan permasalahan lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukaraja kabupaten Tasikmalaya.
Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe question student have, Hasil Belajar, Kependudukan dan permasalahan Lingkungan
2
Pendahuluan Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi peserta didik karena merekalah yang akan belajar. Peserta didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaanperbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham. Dengan demikian guru mengharapkan partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahaminya. Bertanya adalah cara untuk mengungkapkan rasa keingintahuan akan jawaban yang tidak atau belum diketahui. Rasa ingin tahu merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari jawaban. Kegiatan bertanya di kelas adalah aktivitas yang penting dalam proses belajar mengajar. Bukan hanya bagi guru, namun juga bagi para peserta didik. Aktivitas di kelas adalah pertanda bahwa kegiatan belajar mengajar di dalam kelas itu ada. Namun fakta yang terjadi adalah masih banyak dari peserta didik yang justru diam membisu ketika guru bertanya atau memberikan kesempatan untuk bertanya di kelas. Hal ini sebabkan karena ketidakpercayaan diri peserta didik untuk bertanya. Guru merasa dirinya sebagai pemegang kontrol penuh atas kelas, sehingga guru tersebut merasa tidak ingin diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan peserta didik. Guru juga merasa ingin terlihat lebih menonjol dibandingkan peserta didiknya, sehingga guru yang terus-menerus berbicara di kelas dan tidak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya dan peserta didik akan jarang bertanya di kelas ketika metode yang dipakai dalam kelas adalah pembelajaran konvensional atau teacher centre learning dimana guru yang aktif, sedangkan peserta didik lebih pasif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas jelas sekali bahwa yang akan aktif di kelas adalah gurunya, bukan peserta didiknya. Jadi, budaya bertanya di kelas juga sangat jarang tejadi. Selain itu peserta didik kurang berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar dan kurang peduli di kelas karena metode dan media pengajaran yang digunakan oleh guru dinilai sangat monoton dan membosankan. 3
Pentingnya penggunaan keterampilan bertanya secara tepat adalah untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu proses belajar mengajar di kelas, yaitu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu pokok bahasan, memusatkan perhatian peserta didik terhadap suatu pokok bahasan atau konsep, mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat peserta didik belajar, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkritisi suatu informasi yang didapatkan, mendorong peserta didik mengemukakan pendapatnya dalam diskusi, menguji dan mengukur hasil belajar peserta didik. Pentingnya peserta didik bertanya di kelas juga untuk mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik agar peserta didik lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab terhadap pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini bertujuan agar menciptakan sistem pembelajaran student centre learning, dimana peserta didik yang aktif di dalam kelas sedangkan guru menjadi fasilitator, bukan pemegang kekuasaan penuh atas kelas. Pada tingkatan-tingkatan dalam Bloom taxonomy dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kognitif peserta didik dalam membuat pertanyaan-pertanyaan yang progresif. Tingkatan-tingkatan Bloom taxonomy yang terdapat pada pertanyaanpertanyaan peserta didik yaitu urutan pertanyaan untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dan kompleks. Tingkatan-tingkatan itu diantaranya adalah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keberhasilan proses kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kondisi peserta didik, sehingga diharapkan peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat membangkitkan keaktifan belajar peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model mengajar yang banyak digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran khususnya pada biologi adalah model pembelajaran langsung. Dalam pengunaan model pembelajaran langsung sedikit sekali melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga peserta didik menjadi pasif, bosan terhadap pelajaran biologi dan menyebabkan minat belajar biologi peserta didik berkurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan adanya suatu variasi dalam model pembelajaran. 4
Salah satu cara untuk melibatkan peserta didik lebih aktif adalah dengan menggunakan model pembelajaran kelompok atau cooperative learning. Model ini tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis, kemampuan membantu teman, bertindak sebagai pemimpin, tanggung jawab dan sebagainya. Terdapat banyak tipe dalam model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah question student have. Question student have merupakan suatu cara yang mudah untuk mempelajari sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan daripada percakapan. Pelaksanaan teknik ini peserta didik diberikan kertas kosong kemudian meminta peserta didik menyusun pertanyaan pada materi yang telah diajarkan pada kegiatan ini akan tercipta keaktifan peserta didik dalam belajar. Permasalahan utama yang ditemukan di SMPN 1 Sukaraja khususnya di kelas VII adalah masih banyak ditemukan guru yang mengajar dengan menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya sehingga dirasa monoton oleh peserta didik dan kondisi peserta didik di dalam mengikuti mata pelajaran IPA masih pasif, terbukti setelah proses pembelajaran peserta didik masih banyak yang belum dapat memahami konsep materi yang disampaikan pada proses pembelajaran tersebut dibuktikan hasil tes akhir yang diperoleh peserta didik masih banyak yang kurang dari nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu 74. Menurut peserta didik pelajaran IPA sulit dipahami karena didalamnya terdapat banyak istilah, rumus dan pemahaman-pemahaman. Konsep Kependudukan dan Permasalahan Lingkungan merupakan salah satu konsep yang oleh penulis akan dicoba dalam pengajarannya dengan menggunakan pembelajaran question student have sebagai model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil belajar, karena dalam proses belajar mengajarnya dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman yang dilatar belakangi oleh pengalaman dan pengetahuan awal peserta didik Metode Penelitian Metode yag digunakan dalam penelitian ini adalah true eperimental. Metode ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student question have sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Desain dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control 5
group design. Dalam desain ini dua kelas/kelompok dipili secara random kemudian diberi pretest, selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perlakuan, diberikan posttest. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan empat options. Soal yang di diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII IPA SMP Negeri 1 Sukaraja tahun ajaran 2012/2013. Pengmbilan sampel dengan mengunakan teknik cluster random sampling. Hasil pengamblan sampel menunjukkan kelas VII H sebagai kelas eksperimen dan kelas VII G sebagai kelas kontrol. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari peneitian ini meiputi data pretest, posttest, gain dan N-gain kelas eksperimen dan data pretest, posttest, gain dan N-gain kelas kontrol pada konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas VII SMP Ngeri 1 Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 1 Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
Pretest
Posttest
Eksperimen
14,07
24,47
Kontrol
13,15
21,03
Berdasarkan tabel 1. Skor rata-rata pretest di kelas eksperimen adalah 14,07 dan rata-rata pretest di kelas kontrol adalah 13,15. Skor rata-rata posttest di kelas eksperimen adalah 24,47 dan rata-rata posttest di kelas kontrol adalah 21,03. Tabel 2 Skor Rata-rata Gain dan N-gain Kelas
Gain
N-gain
Eksperimen
10,90
0,67
Kontrol
7,79
0,46
Berdasarkan tabel 2, skor rata-rata masing-masing gain kelas ekperimen dan kelas kontrol sebesar 10,90 dan 7,79 sedangkan skor rata-rata masing-masing Ngain kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,67 dan 0,46.
6
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. uji t dilakukan karena data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan pengujian hipotesis antara pretest-posttest kelas eksperimen dan pretest-posttest kelas kontrol dengan menggunakan uj t dependen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak H0 jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Hasil perhitungan dengan uji t-dependen antara skor pretest-posttes kelas eksperimen dan pretest posttest kelas kontrol menunjukkan masing-masing untuk thitung sebesar -22,61 dan -13,38 sedangkan ttabel untuk uji t dependen sebesar -2,03 yang artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara hasil pretestposttes kelas eksperimen dan hasil pretest-posttest kelas kontrol. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dilakukan uji peningkatan dengan menggunaka uji t independen antara gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak H0 jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji t independen menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 4,03 sedangkan ttabel sebesar 1,99 artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe questions student have pada konsep Kependudukan dan Permasalahan Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. 2. Pembahasan Hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen menunjukkan adanya peningkatan yan lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik di kelas kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya pengaruh perlakuan yang diberikan. Perbedaan hasil belajar peserta didik di kelas kontrol dan di kelas eksperimen dapat di lihat pada gambar berikut ini.
7
Eksperimen 24.47
25
Kontrol 23.62
20 14.07
15
13.15 10.9
10
7.79
5 0 Pretest
Posttest
Gain
Gambar 1. Rata-rata Skor Pretest, Posttest, dan Gain kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 1, rata-rata skor pretest, posttest dan gain kelas di eksperimen dan di kelas kontrol menunjukkan adanya perbedaan. Skor pretest di kelas eksperimen dan di kelas kontrol secara berturut-turut adalah 14,07 dan 13,15, skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol secara berturut-turut adalah 24,47 dan 23,62, skor gain kelas eksperimen dan di kelas kontrol secara berturut-turut adalah 10,9 dan 7,79. Rata-rata N-gain peserta didik dapat di lihat pada gambar berikut ini.
Eksperimen
Kontrol
0.67
0.7 0.6
0.48
0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 N-gain
Gambar 2. Diagram Batang Rata-Rata Skor N-gain antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
8
Berdasarkan gambar 2, menunjukkan adanya perbedaan antara rata-rata skor N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada umumnya hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan salah satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe questions student have pada kelas eksperimen dan sebagai pembanding, di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung. Hasil yang didapat dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara skor pretest-posttets di kelas eksperimen dan terdapat peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe questions student have. Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe questions student have lebih baik dari pada model pembelajaran langsung. Model pembelajaran kooperatif tipe questions student have
merupakan metode
pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat dan pertanyaan. Selain itu dalam proses kooperatifnya, setiap peserta didik berdiskusi tentang ide atau pendapat pada materi atau pertanyaan yang sukar untuk dipahami ataupun untuk dijawab. Hal ini membuat model pembelajaran kooperatif tipe questions student have menjadi model pembelajaran yang membuat pesera didik lebih aktif dan kreatif dalam berinteraksi antar sesamannya maupun antar kelompok. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have pada konsep Kependudukan dan Permasalahan Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukaraja kabupaten Tasikmalaya. Saran Setelah penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dalam hal ini penulis ingin menyumbangkan beberapa pemikiran yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki diantaranya adalah.
9
1. Pada pertemuan awal pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen sebagian peserta didik masih kebingungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe question student have yang digunakan dengan alasan model pembelajaran baru diterapkan. Dengan demikian guru harus betul-betul memberikan informasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe question student have secara jelas sehingga peserta didik dapat memahami alur ataupun rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran. 2. Agar peserta didik lebih berani dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat hendaknya guru memberikan motivasi serta dalam proses pembelajaran guru lebih sering melakukan pembelajaran aktif. 3. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have pada proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan waktu jam pelajaran dan bahan ajar agar model pembelajaran yang digunakan dapat terlaksana dengan baik. 4. Untuk penelitian selanjutnya dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have pada konsep yang berbeda dari konsep yang telah peneliti gunakan di SMP Negeri 1 Sukaraja Tasikmalaya. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Asih, Endang Widi . (2010). Penerapan Strategi Pembelajaran Questions Students Have (QSH) pada Materi Sistem Kekebalan Tubuh di SMAN 1 Kedungwuni Pekalongan.SkripsiJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang : tidakditerbitkan. Badan Pusat Statistik.(2013). Kependudukan. [Online] Tersedia : http://www.datastatistik-indonesia.com ([01 Januari 2013]) Huda, Miftahul. (2011). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kesuma, Dharma. (2010). Contextual Teaching and Learning. Yogyakarta : Rahayasa. Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
10
Sudjana, Nana. (2005).Peniliaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibin. (2010). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. 1995.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yamin, Martinis. (2008).Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Jambi : Gaung Persada Press. Zaini, Hisyam. (2008). Strategi pembelajaran Aktif. Jogjakarta : Pustaka Insan Madani. RIWAYAT PENULIS Nopi Handayani adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
11