PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA YANG SEBENARNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Mikroskop di Kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya) The Differences Between Result Students’ Learning that Using Direct Instruction Learning Model Between Using Powerpoint Media and Real Media on the Microscope
Concept in 7th Grade the First Public Junior High School Manonjaya
Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
*Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115
ABSTRACT The aim of this research to know the differences between result students’ learning used direct instruction learning model used power point media and real media on microscope sub concept. This research conducted on Desember 2013 until April 2014 in 7th grade first public junior high school Manonjaya. The method used pre experiment. The population of this research were all of the student of 7th grade the first public junior high school Manonjaya that consist of 10 classes and 326 students. The sampling were purposive sampling technique and choose E class for power point media, and G class for real media. For measuring result learning, used the result of learning test. Data analysis technique used independent t test with significant level about . The result shows that in the class which used direct instruction learning model and power point as a media, it had average 33.77, and the other class that used real media and direct instruction as learning model, show the average 29.36. Based on the analysis above, there was deferences student result learning on powerpoint media and real media, powerpoint media better.
Keywords: power point media, real media, direct instruction model, microscope.
1
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction pada sub konsep mikroskop di kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 s.d. April 2014 di Kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya Tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 10 kelas dengan jumlah 326 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII E dengan media powerpoint dan kelas VII G dengan media yang sebenarnya. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrument berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan Rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction memiliki sebesar 33,77 dan kelas yang menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction memiliki rata-rata 29,36. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dan media yang sebenarnya, media powerpoint lebih baik dari media yang sebenarnya.
Kata kunci: media powerpoint, media yang sebenarnya, model pembelajaran direct instruction, Mikroskop.
2
1. Pendahuluan Pengaruh globalisasi semakin terasa dengan semakin banyaknya saluran informasi dengan berbagai bentuk elektronik maupun non elektronik seperti surat kabar, majalah, TV, fax, komputer, internet, maupun film dalam kegiatan pendidikan. Pencapaian tujuan hasil belajar siswa dapat meningkat, hal ini mempengaruhi pada tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar IPA, dimana seorang guru memiliki tugas untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memberikan motivasi kepada siswa agar selalu belajar dengan baik dan semangat. Pada proses pembelajaran IPA masih tepusat pada guru, karena guru masih menjadi sumber utama pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 1 Manonjaya sebagian peserta didik di kelas VII masih kurang dalam memahami materi pembelajaran IPA. Rata-rata nilai ulangan IPA sub konsep Mikroskop hanya mencapai 73 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum di SMP Negeri 1 Manonjaya adalah sebesar 75. Hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPA, sehingga peserta didik tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Karena dalam proses pembelajarannya guru menerapkan metode ceramah di mana informasi yang diperoleh semata-mata hanya dari guru. Dilihat dari berbagai masalah tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran direct instruction dengan di bantu media powerpoint dan media yang sebenarnya. Karena model pembelajaran direct instruction adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada proses dan produk serta memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, eksperimen, dan demonstrasi dengan mempertimbangkan pemahaman konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa. Penggunaan model pembelajaran tersebut memberi dampak pada hasil belajar kognitif siswa yang cukup baik dan mengembangkan kemampuan psikomotorik siswa. Media powerpoint adalah software yang dirancang khusus untuk menampilkan program multimedia dengan menarik, dan sangat cocok dalam 3
meningkatkan kulitas pembelajaran. Sedangkan media yang sebenarnya digunakan sebagai alat bantu pembelajaran karena melalui media asli siswa melihat langsung peristiwa yang nyata, yang jauh lebih baik ketimbang sekedar membaca uraian atau deskripsi atau melihat dari gambar mengenai obyek tersebut. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction pada sub konsep Mikroskop di kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 10 kelas yaitu dari kelas VII A sampai dengan VII J dengan jumlah siswa sebanyak 326 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII E dan VII G SMP Negeri 1 Manonjaya, dengan alasan karena kelas tersebut memiliki kurang keaktifan yang sama. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alternative Treatment Postest Only With Nonequivalent Design. Desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statis, dengan
pengecualian
bahwa
kelompok
perbandingan
nonequivalent
menerima treatment yang berbeda. Group A
X1
O -------------
Group B
X2
O
Keterangan: A
= Kelas pertama
B
= Kelas kedua
X1
= Perlakuan (Treatment) pertama dengan menggunakan 4
media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction X2
= Perlakuan (Treatment) kedua dengan menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction
O =
Hasil observasi sesudah diberikan perlakuan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Mikroskop. Tes ini berupa pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 50 soal yang terdiri dari 4 option. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya semester II tahun pelajaran 2013/2014. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction pada sub konsep mikroskop di kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan media
powerponit
dengan model
pembelajaran direct instruction di kelas VII E dan yang proses pembelajarannya menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction di kelas VII G. Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
5
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction
N 30
x S2 33,77 10,89
S 3,3
30
29,36
2,72
7,40
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji t thitung
ttabel
Kesimpulan Analisis
Kesimpulan
5,72
2,00
thitung > ttabel
Terdapat perbedaan ratarata antara dua kelompok
b. Pembahasan 1) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Media Powerpoint dengan Model Pembelajaran Direct Instruction Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction diperoleh = 33,77 dengan s2 = 10,89 dari s = 3,3 dan nilai χ2hitung 7,57 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VII E SMP Negeri 1 Manonjaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII E SMP Negeri 1 Manonjaya pada sub konsep Mikroskop adalah 84,42. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa di kelas VII E yang menggunakan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction memiliki hasil belajar 6
yang lebih tinggi di bandingkan dengan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction, hal ini di karenakan proses
pembelajaran
yang
menggunakan
media
powerpoint
merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik dimana dalam penyajiannya terdapat variasi huruf, warna, dan efek. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa dari proses pembelajaran yang telah di lakukan. Berikut ini hasil lembar kerja siswa selama dua pertemuan:
Gambar 1 Hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu, nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 1 dengan nilai 85 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok lima dengan nilai 65. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok 3 dan 1 dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 90, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok 4 dengan nilai yaitu 75. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan dan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukan ada peningkatan pada pertemuan kedua. Hal ini membuktikan adanya 7
perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. 2) Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Media yang Sebenarnya dengan Model Pembelajaran Direct Instruction Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction diperoleh = 29,36 dengan s2= 7,40 dari s = 2,72 dan nilai χ2hitung 2,02 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM
pelajaran IPA di kelas VII G SMP Negeri 1
Manonjaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII G SMP Negeri 1 Manonjaya pada Sub Konsep Mikroskop adalah 73,4. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa di kelas VII G yang menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction memiliki hasil belajar yang lebih rendah di bandingkan dengan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction hal ini di karenakan proses pembelajaran yang menggunakan media yang sebenarnya tidak terdapat keterangan dan hanya tertumpu pada penjelasan guru saja. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media yang sebenarnya siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa dari proses pembelajaran yang telah di lakukan. Berikut ini hasil diskusi kelompok selama dua pertemuan:
8
Gambar 2 Hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 5 yaitu dengan nilai 75 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok satu dengan nilai 60. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok 3 dan 5 dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 80, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok satu yaitu dengan nilai 70. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan dan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukkan ada peningkatan pada pertemuan kedua. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. 3) Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Media Powerpoint dan Media yang Sebenarnya dengan Model Pembelajaran Direct Instruction pada Sub Konsep Mikroskop di Kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya. Dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menggunakan kelas VII E dan VII G sebagai sampel dan media powerpoint dan media yang sebenarnya sebagai perlakuan. 9
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dengan model pembelajaran direct instruction diperoleh x = 33,77 dengan = 10,89 dari
= 3,3 dan nilai χ2hitung 7,57 < χ2tabel 7,81 dengan
kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII E SMP Negeri 1 Manonjaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII E SMP Negeri 1 Manonjaya pada sub konsep Mikroskop adalah 84,42. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan media powerpoint telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direc instruction diperoleh = 29,36 dengan s2= 7,40 dan s = 2,72 dan nilai χ2hitung 2,02 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM
pelajaran IPA di kelas VII G SMP Negeri 1
Manonjaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII G SMP Negeri 1 Manonjaya pada Sub Konsep Mikroskop adalah 73,4. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan media yang sebenarnya belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut ini:
10
Media Powerpoint
Media yang Sebenarnya
Nilai Rata-rata KKM
Berdasarkan Gambar 3 tersebut bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media yang sebenarnya. Hal tersebut menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerponit dan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction. Hal ini disebabkan didalam pembelajaran menggunakan media powerpoint penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto, lebih merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, pesan informasi secara visual mudah dipahami siswa. Proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya dilihat dari hasil belajar lebih cocok menggunakan media powerpoint, hal ini disebabkan selama proses pembelajaran tidak membosankan karena penyampaiannya lebih interaktif dan menarik, selain itu siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan guru dan dalam penerapan media pembelajaran powerpoint, guru tidak perlu banyak menerangkan tentang materi yang disampaikan karena secara garis besar materi yang akan disampaikan sudah disajikan
11
dalam media powerpoint dan selain itu, media powerpoint menyajikan gambar dan keterangannya secara jelas dan terperinci. Sedangkan 12actor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media yang sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan media powerpoint, yaitu kurang efektif karena media sebenarnya hanya satu jenis saja, yaitu mikroskop cahaya, sedangkan didalam materi pembelajarannya memerlukan informasi beberapa media. Pembelajaran mengenai media sebenarnya, menggunakan metode demonstrasi yaitu dengan menggunakan satu jenis media saja, siswa hanya melihat dari jauh, dan tidak diberi kesempatan untuk mengamati secara detail sehingga siswa kurang memahaminya.
Berbeda
dengan
proses
pembelajaran
yang
menggunakan media powerpoint contoh yang diberikan lengkap yaitu 3 jenis mikroskop dan gambar tampak lebih jelas, sehingga berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 1 Manonjaya pada sub konsep Mikroskop sebaiknya digunakan media powerpoint. 5. Kesimpulan a. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media powerpoint dan media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction pada sub konsep mikroskop di kelas VII SMP Negeri 1 Manonjaya b. Proses pembelajaran yang menggunakan media powerponit dengan model pembelajaran direct instruction lebih baik dari media yang sebenarnya dengan model pembelajaran direct instruction.
12
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Creswell, Jhon W. (2013). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixdem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hamalik,Oemar. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Riandi.
(2012). Media Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305010 Riandi_Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf.[22Desember204]
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka cipta. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
13