PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN METODE DISKUSI DAN RESITASI (Studi Eksperimen pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas V SD N Tugu I Kota Tasikmalaya )
Differences Student Results The Process Learning Used Cooperative Learning Model Type Make A Match with Discussion and Recitation Method (Experimental Study On The Human Digestive System Concept at 5 th Grade The First Tugu Public Elementary School at Tasikmalaya)
Raisa Rahmawati, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115
ABSTRACT The purpose of this research was to know differences of student result learning used cooperative learning model type Make a Match with discussion and recitation method on concept human digestive system.The research conducted on November 2013 until March 2014 at 5th grade the first Tugu public elementary school Tasikmalaya . The method of the research was pre experiment. Population were of all 5th grade the first Tugu public elementary school Tasikmalaya as much as two totally 42 students. The sampel were total sampling, V-A class with discussion method and V-B class with resitassion method . The research instrument used in the form of test results on the concept of the Human Digestive System, this form of multiple choice 30 questions with four options . The data analysis technique used t test independent with the standard significance ( α ) = 5 % . Based on data analysis and testing the hypothesis shows that there were differences of student studies result which learning process used model cooperative learning type Make a Match with discussion and recitation method on the concept human digestive system, and the discussion method of better than recitation method .
Keyword: cooperative learning model, make a match, discussion and recitation method, human digestive system.
1
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode diskusi dan resitasi pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 di SD Negeri Tugu 1 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan pre eksperiment. Populasi seluruh siswa kelas V SD Negeri Tugu 1 Kota Tasikmalaya sebanyak 2 kelas dengan jumlah 42 siswa. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu kelas V A dengan metode diskusi dan kelas V B dengan metode resitasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia, ini berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan empat option. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode diskusi dan resitasi pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dan metode diskusi lebih baik digunakan dari metode resitasi. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, make a match, metode diskusi dan resitasi, Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.
1. Pendahuluan Pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat diperoleh dari proses pembelajaran yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dewasa ini menuntut adanya pemahaman kepada siswa. Pemahaman yang dimaksud bukanlah pemahaman dalam arti sempit yaitu menghapal materi pelajaran, namun pemahaman dalam arti luas yaitu lebih cenderung menekankan pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi menemukan konsep, mencari serta siswa dituntut untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, praktek pembelajaran yang demikian masih belum diterapkan secara keseluruhan, sehingga tujuan dan hasil pendidikan belum sesuai dari apa yang diharapkan. Kurangnya
penggunaan
model
pembelajaran
yang
beragam
menyebabkan pelajaran IPA menjadi pelajaran yang membosankan sehingga hasilnya kurang memuaskan. Seperti yang terjadi di kelas V SD N Tugu 1 Tasikmalaya pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia menjadi
2
hanya memperoleh nilai rata-rata kelas 61,0 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai adalah 65,00. Hal ini menunjukkan kurang tepatnya guru dalam memilih model dan metode pembelajaran, akhirnya prose belajar mengajar menjadi kaku dan menyebabkan kecenderungan siswa bersifat pasif dan hanya menunggu sajian dari guru saja sehinngga hasilnya kurang memuaskan. Dilihat dari masalah di atas, maka penulis menerapkan metode diskusi dan resitasi dengan memakai model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Metode diskusi dan resitasi ini mengharuskan siswa untuk lebih fokus dalam memecahkan suatu masalah dan yang lebih penting siswa harus memiliki motivasi dalam dirinya, sehingga pengetahuan siswa itu sendiri akan mengalami peningkatan pada proses belajar mengajar. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Disampingn itu (make a match) juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif di dalam kelas. Metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode resitasi memiliki tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode diskusi dan resitasi pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas V SD Negeri Tugu I Tasikmalaya.
3
3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tugu 1 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 2 kelas yang berjumlah 42 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang terdiri dari kelas VA dan VB yang diambil dengan secara total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Disain penelitian yang dilakukan adalah Alternative Treatment Posttest Only With Nonequivalent Groups Design. Desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statis, dengan pengecualian bahwa kelompok perbandingan nonequivalent menerima treatmen yang berbeda. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Tes ini berupa pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Tugu 1 Kota Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2013/2014. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis, diperoleh bahwa ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode diskusi dan resitasi pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas V SD Negeri Tugu 1 Kota Tasikmalaya. Hal ini dilihat dari adanya perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode diskusi di kelas VA dan yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode resitasi di kelas VB. Hasil rata-rata dari kedua perlakuan:
4
Tabel 1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Data Siswa yang proses pembelajarannya sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode diskusi Siswa yang proses pembelajarannya sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode resitasi
Ni
X
Si2
Si
21
20,09 24,85
4,98
21
18,71 20,65
4,53
Keterangan : Ni
= Jumlah Siswa
X
= Rata- rata
2
Si
= Varians
Si
= Standar Deviasi
Hasil analisis dapat di lihat dari tabel berikut: Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji t thitung
ttabel
Hasil Analisis
Kesimpulan Analisis
3,07
2,02
thitung > ttabel
Terdapat perbedaan ratarata antara kedua kelompok
b. Pembahasan 1) Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Metode Diskusi. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan meode diskusi diperoleh x = 20,09 dengan s2 = 24,85 dari s = 4,98. Adapun KKM mata pelajaran
5
IPA untuk kelas V SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya adalah 65,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas V SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia adalah 66,97. Hasil belajar siswa di kelas VA yang menggunakan metode diskusi telah mencapai KKM yang telah di tentukan. Hal ini di karenakan siswanya itu mampu mempertahankan pikiran agar tetap terbuka dan siswa itu sendiri tidk mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber yaitu bisa dari buku pelajaran ataupun dari siswa
lainnya,
sehingga
dapat
mengambil
keputusan
secara
cermat.Berikut ini hasil diskusi yang dilakukan oeh siswa:
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
pertemuan 1 pertemuan 2
Gambar 1 Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Metode Diskusi. Gambar 1 Hasil diskusi lembar kerja siswa kelompok pada pertemuan pertama dan kedua, dimana pada pertemuan pertama nilainya itu bervariasi. Untuk pertemuan pertama nilai tertinggi diraih kelompok lima yaitu dengan nilai 72, sedangkan nilai terendah diraih kelompok tiga dengan nilai 60. Tetapi, pada pertemuan kedua nilainya itu lebih bagus dibandingkan pertemuan pertama dan mengalami nilai yan meningkat. Dilihat dari gambar diatas, nilai yang memiliki nilai
6
tertinggi diperoleh kelompok dua yaitu dengan niai 80 dan untuk nilai terendah diperoleh kelompok lima yaitu dengan nialai 65. Dilihat dari nilai rata-rata kelompok untuk pertemuan pertama kemampuan berfikir siswa itu masih kurang, maka hasil nilainya itu belum mencapi hasil yang baik. Hal ini terlihat dari siswanya yang memberikan penjelasan itu tidak terperinci atau juga masih sederhana, sehingga diskusi ini kurang adanya interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dan pemecahan masalahnya pun kurang memuaskan. Untuk pertemuan kedua hasilnya itu lebih baik dibandingkan pertemuan pertama, karena cara berfikir siswanya itu sudah mengalami peningkatan dan sudah mulai terbiasa itu dilihat dari cara menjelasknnya mulai sudah terperinci dan cara berinteraksi dengan kelompok yang lainnya
sudah mengalami peningkatan, sehingga
hasilnya lebih baik. 2) Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Metode Reitasi. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan meode resitasi diperoleh x = 18,71 dengan s2 = 20,65 dari s = 4,53. Adapun KKM mata pelajaran IPA untuk kelas V SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya adalah 65,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas V SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia adalah 62,37. Hasil belajar siswa di kelas VA yang menggunakan metode diskusi telah mencapai KKM yang telah di tentukan. Hal ini disebabkan metode reitasi ini kurang adanya motivasi dalam diri siswa itu sendiri, karena siswanya itu sulit untuk mencari sesuatu yang baru dan hanya mengandalkan buku yang ada disekolah, akibatnya kurang memahami suatu masalah yang ada. Berikut hasil diskusi siswa:
7
80 60 40
pertemuan 1 pertemuan 2
20 0 kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
Gambar 2 Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Metode Resitasi. Gambar 2 Hasil diskusi lembar kerja siswa pada metode resitasi di peroleh kelompok pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Dilihat dari gambar diatas menunjukkan hasilnya itu berbeda antara pertemuan pertama dan pertemuan kedua, karena untuk pertemuan pertama nilai tertinggi itu adlah 70 diperoleh kelompok dua, sedangkan niai terendahnya itu diperoleh kelompok tiga dengan nilai 63. Dan untuk petemuan kedua hasilnya itu lebih baik dibandingkan pertemuan pertama karena dilihat dari gambar diatas untuk pertemuan kedua nilainya tertingginya itu adalah 75 diperoleh kelompok dua dan milai terendahnya itu adalah 63 diperoleh kelompok lima. Masih
adanya
kelompok
yang
mendapat
nilai
rendah
membuktikan bahwa siswa itu sendiri kurang memahami materi dan siswanya masih belum termotivasi
untuk belajar dan mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
akibatnya kurang memuaskan.
Berdasarkan data ditas pertemuan pertama masih banyak kekurangankekurangan, yang salah satunya itu dari peneliti itu sendiri yang kurang memotivasi siswa dan juga belum tahu kondisi kelas itu sendiri, akibatnya kurang mengkondisikan kelas, sehingga dalam mengerjakan tugas kurang mengelola waktu dengan baik. Melihat dari kekurangan pertama, peneliti memperbaikinya dan hasilnya cukup memuaskan.
8
3) Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Metode Diskusi dan Resitasi. Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menggunakan kelas VA dan VB sebagai sampel dan metode diskusi dan resitasi sebagai perlakuan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan meode diskusi diperoleh x = 20,09 dengan s2 = 24,85 dari s = 4,98 dan nilai Lo = 0,08 < Lkritis = 0,19 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA untuk kelas VA SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya adalah 65,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VA SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia adalah 66,97. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi telah mencapai niai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan meode diskusi diperoleh x = 18,71 dengan s2 = 20,65 dari s = 4,53 dan nilai Lo = 0,05 < Lkritis = 0,19 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA untuk kelas VB SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya adalah 65,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VB SD Negeri Tugu 1 Tasikmalaya pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia adalah 62,37. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode resitasi belum mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode
9
diskusi maupun resitasi telah mencapai KKM yang telah ditentukan. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagaram berikut ini: 68 67 66 65 64 63 62 61 60 Metode Diskusi
Metode Resitasi
KKM
Gambar 3 Daftar nilai rata-rata metode diskusi, metode resitasi dan KKM Berdasarkan diagram diatas, terlihat bahwa yang memiliki warna hijau ini adalah untuk metode diskusi dan hasilnya lebih tinggi dibandingkan diagram yang berwarna merah yaitu KKM, sehingga terlihat bahwa metode diskusi sudah mencapai KKM. Dan untuk diagram yang berwarna biru lebih rendah dibandingkan diagram berwarna merah, sehingga belum mencapai KKM. Dari hasil proses pembelajaran menggunakan kedua model di atas, ternyata model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode diskusi dinilai lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode resitasi. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode diskusi, suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswanya lebih aktif dan berkomunikasi dengan baik dan pada saat proses belajar mengajar dengan metode diskusi siswa mampu berinteraksi dengan kelompok yang lain, sehingga dalam memecahkan
10
suatu masalah siswa mampu bekerja sama dengan baik, ditambah lagi di akhir pembelajran di padukan dengan model pembelajaran koopertif tipe Make a Match lebih banyak yang mendapatkan pasangan karena siswa lebih banyak yang menguasai materi secara menyeluruh. Sedangkan dalam pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode resitasi, kendala yang terjadi adalah kurangnya motivasi dalam diri siswa sehingga pembagian tugasnya itu kurang baik dan tidak sesuai dengan kemampuan kelompoknya sendiri dan juga pada model pembelajran kooperatif tipe Make a match ini siswanya lebih cenderung pasif dalam melakukan model pembelajaran ini. Pada akhirnya siswa yang mendapatkan pasangan pada metode resitasi ini lebih sedikit karena kurangnnya menguasai materi. 5. Kesimpulan a. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan menggunakan metode diskusi dan resitasi pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas V SD Negeri Tugu 1 Kota Tasikmalaya. b. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode diskusi memperoleh nilai rata-rata 20,77 sedangkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan metode resitasi memperoleh nilai rata-rata 18,9. c. Peningkatan kemampuan siswa dalam metode diskusi, siswa mengerjakan tugas maupun diskusi kelompok sangat bagus, hal ini dapat terlihat dar siswanya sendiri yang mengalami peningkatan dalam berinteraksi dengan teman yang lainnya. d. Dari hasil di atas metode diskusi lebih baik digunakan dari pada metode resitasi.
11
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Creswell, W John (2013). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset. Slameto.(2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. (2005).Cooperative Learning.[Terjemahan].Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset. Wulan, Ana Ratna. (2008). Taksonomi Bloom-Revisi. Yamin, Matinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakata : Referensi.
12