DIFFERENCES STUDENT RESULTS THE PROCESS LEARNING WAS USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE GROUP INVESTIGATION AND INQUIRY CONSTRUCTIVIST APPROACH WITH EXPERIMENTAL STUDY ON THE ECOSYSTEM CONCEPT IN CLASS VII SMP 4 TASIKMALAYA Differences Student Results The Process Learning was Using Cooperative Learning Model Type Group Investigation and Inquiry Constructivist Approach With Experimental Study on the Ecosystem Concept at 7 th Grade the public junior high School at Tasikmalaya
Rani Nursiami, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
*Biology Education Study Program Faculty of Teacher Training and Educational Science Siliwangi University Tasikmalaya Siliwangi Street Number 24 Post Box 164 Phone (0265) 330634 Tasikmalaya Postal Code 46115
ABSTRACT Studies result The purposes of this research are knowing it has difference of student studies result which is learning process used model cooperative learning type group investigation with konstruktivisme and inquiry approach an ecosystem concept at of the four public junior high school Tasikmalaya .This research conducted on Desember 2013 until April 2014 at of the four public junior high school Tasikmalaya. The method of the research was pre experiment, the population of this research are all of 7 th grade studens of the four public junior high school Tsikmalaya academic year of 2013/2014 as much as ten classes totally 415 students. The interpretation of sample used purposive sampling technique selected VII C class with konstruktivisme approach and VII D class with inquiry approach. The measure of study result used an instrument study result of test. Data analysis technique used independent experiment with the standard signifikan = 0,05. The average of the result of students’ learning process by using constructivist approach as 23,05 and inquiry as 15,45. Grounded on result of analyzing the data and testing the hypothesis can be concluded that there were a difference between the result of student’s learning by using constructivist approach year 2013/2014 and inquiry at the 7 th grade of the four public junior high school Tasikmalaya in academic year 2013/2014 and the constructivist approach of better than inquiry approach.
Keyword: cooperative learning model, konstruktivisme, approach and inquiry approach, ecosystem.
1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN INQUIRY Rani Nursiami, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Pendekatan Konstruktivisme Dan Inquiry pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret s.d.7 Maret 2014 di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 10 kelas dengan jumlah 415 orang. Pengambilan Sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII C dengan pendekatan konstruktivisme dan kelas VII D dengan pendekatan inquiry. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrument berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf Signifikan = 0,05. Rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan konstruktivisme sebesar 23,05 dan pendekatan inquiry sebesar 15,45. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan konstruktivisme dan inquiry di kelasVII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2013/2014 dan pendekatan konstruktivisme lebih baik dari pendekatan inquiry.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, group investigation, pendekatan konstruktivisme dan inquiry ,Ekosistem.
2
1. Pendahuluan Semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dampak terhadap perubahan dalam segenap aspek kehidupan manusia dalam usaha mempertahankan hidup juga dalam usaha mengembangkan diri manusia dituntut untuk aktif dan kreatif selau mengembangkan rasa ingin tahu untuk proses pengembangan diri selanjutnya. Salah satunya pengembangan diri diantaranya dengan menambah pengalaman atau mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena pada era globalisasi manusia dituntut lebih dinamis untuk sejalan dengan perkembangan jaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VII di SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya maka diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai ulangan IPA di kelas tersebut yakni 65,00 sedangkan KKM (kriteria ketuntasan Minimum) adalah 75,00. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman siswa sehingga siswa tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan
soal-soal
yang diberikan. Selain itu, dalam
proses
pembelajarannya guru mengajar secara klasikal dan guru hanya berperan sebagai sumber informasi. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecendrungan siswa lebih bersifat pasif dan hanya menunggu sajian dari guru, sehingga hal ini menyebabkan hasil belajar yang kurang optimal dan kurangnya minat siswa pada mata pelajaran IPA. Dilihat dari berbagai masalah tersebut maka peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran konsruktivisme dan inquiry dengan memakai model pembelajaran group investigation. Karena pada dasarnya model pembelajaran ini sifatnya lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Dengan kata lain siswa lebih berpengalaman untuk mengkontruksikan sendiri melalui asimilasi dan akomodasi diharapkan melalui penerapan model ini hasil belajar siswa akan meningkat. Munculnya pembelajaran dilatar belakangi oleh rendahnya hasil pembelajaran yang ditandai dengan ketidak mampuan sebagian siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan cara pemanfaatan 3
pengetahuan tersebut pada saat ini dan di kemudian hari dalam kehidupan siswa. Oleh karena itu, perlu pembelajaran yang mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata. Diantaranya
melalui model
pembelajaran group investigation dengan pendekatan konstruktivisme dan inquiry siswa diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa terutama dalam mempelajari konsep Ekosistem. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini adalah model pembelajaran kooperatif yang mengaktipkan siswa dengan cara guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan materi yang berbeda secara kelompok yang
berisi
penemuan.
Sedangkan
pendekatan
konstruktivisme
ini
mengaktipkan pengetahuan yang sudah ada. Pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa akan menjadi dasar awal untuk mempelajari informasi baru. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara pemberian pertanyaan terhadap materi yang akan dibahas. Pendekatan
inquiry
salah
satu
strategi
pembelajaran
yang
memungkinkan para siswa mendapatkan jawabannya sendiri. Pendekatan pembelajaran ini dalam penyampaian bahan pelajarannya tidak dalam bentuk final dan tidak langsung. Artinya, dalam metode inquiry siswa sendiri diberi peluang untuk mencari, meneliti dan memecahkan jawaban, menggunakan teknik pemecahan masalah. 2. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan kostruktivisme dan inquiry pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 10 kelas yang berjumlah 415 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas 4
yang diambil dengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VII-C dan VII-D SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya, dengan alasan karena kelas tersebut memiliki kurang keaktifan yang sama. Disain penelitian yang dilakukan adalah Alternative Treatment Posttest Only With Nonequivalent Groups Design. Desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statis, dengan pengecualian bahwa kelompok perbandingan nonequivalent menerima treatmen yang berbeda. Pola
: Group A
X1 ________ O
------------------Group B Keterangan
X2 ________O
:
A
= Kelas pertama
B
= Kelas kedua
X1 = Perlakuan (Traetment) kelas pertama dengan menggunakan model
kooperatif
tipe
Group
Investigation
dengan
pendekatan konstruktivisme X2 = Perlakuan (Treatment) kelas kedua dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipa Group Investigation dengan pendekatan Inquiry O
= Hasil observasi sesudah diberikan perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem. Tes ini berupa pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2013/2014. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis, diperoleh bahwa ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan inquiry pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Hal ini 5
dapat dilihat dengan adanya perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipt group investigation dengan pendekatan konstruktivisme
di Kelas VII C dan
yang proses pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan inquiry di Kelas VII D. Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji t
thitung
ttabel
17,02
1,99
kesimpulan Analisis thitung > ttabel
Kesimpulan Terdapat perbedaan ratarata antara dua kelompok
b. Pembahasan 1) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Group investigation dengan Pendekatan konstruktivisme Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan konstruktivisme diperoleh x = 23,05 dengan
= 10,55 dari
= 3,24 dan nilai χ2hitung
6,78 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VII-C SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-C SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya pada konsep Ekosistem adalah 76,83. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa di kelas VII-C yang menggunakan pendekatan konstruktivisme memiliki hasil belajar yang lebih tinggi di bandingkan dengan pendekatan inquiry, hal ini di karenakan proses 6
pembelajaran
yang
menggunakan
pendekatan
konstruktivisme
memberi siswa kesempatan untuk berfikir tentang pengalamannya.dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks,baik yang telah dikenal maupun yang baru. Setelah
melakukan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan konstruktivisme siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa dari pengamatan yang telah di lakukan. Berikut ini hasil diskusi kelompok selama dua pertemuan
100 80 60 Pertemuan ke-1 40
Pertemuan ke-2
20 0 Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6
Gambar 1 Hasil diskusi lembar kerja siswa dengan pendekatan konstruktivisme menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok enam dengan nilai 85 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok satu dengan nilai 60. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok tiga dan enam dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 90, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok dua dan lima dimana kedua kelompok tersebut juga memiliki nilai yang sama yaitu 80. Adanya 7
kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan dan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunujakn ada peningkatan pada pertemuan kedua. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. 2) Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation dengan Pendekatan inquiry Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan inquiry diperoleh x = 15,45 dengan
= 8,61 dari
= 2,93 dan nilai χ2hitung 6,26 < χ2tabel 7,81 dengan
kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM
pelajaran IPA di kelas VII-D SMP Negeri 4 Kota
Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VIID SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya pada Konsep Ekosistem adalah 51,5. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan inquiry belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa di kelas VII-D yang menggunakan pendekatan inquiry memiliki hasil belajar yang lebih rendah di bandingkan dengan pendekatan konstruktivisme hal ini di karenakan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan inquiry kurang cocok karena pendekatan inquiry sangat memerlukan waktu yang lama,apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiry siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengtahui sampai mana pemahaman siswa dari pengamatan yang telah di lakukan. Berikut ini hasil diskusi kelompok selama dua pertemuan:
8
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-2
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Gambar 2 Hasil diskusi lembar kerja siswa dengan pendekatan inquiry menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok empat dengan nilai 75 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok satu dengan nilai 60. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok tiga dan empat dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 80, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok satu dan enam dimana kedua kelompok tersebut juga memiliki nilai yang sama yaitu 80. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan
dan masih di
dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunujakn ada peningkatan pada pertemuan kedua. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. 3) Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan Pendekatan konstruktivisme dan inquiry Dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menggunakan kelas VII-C
9
dan VII-D sebagai sampel dan pendekatan konstruktivisme dan inquiry sebagai perlakuan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan konstruktivisme 23,05 dengan
= 10,55 dari
diperoleh x =
= 3,24 dan nilai χ2hitung 6,78 < χ2tabel 7,81
dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM
pelajaran IPA di kelas VII-C SMP Negeri 4 Kota
Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VIIC SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya pada konsep Sistem Ekosistem adalah 76,83. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan inquiry diperoleh x = 15,45 dengan 8,61 dari
=
= 2,93 dan nilai χ2hitung 6,26 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-D SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-D SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya pada konsep Ekosistem adalah 51,5. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan inquiry belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut ini:
10
100 80 60 40 20 0 Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan Inquiry Nilai Rata-rata KKM
Gambar 3 Daftar nilai Rata-rata Pendekatan Konstruktivisme, Pendekatan Inquiry dan KKM Berdasarkan
diagram
tersebut
bahwa
siswa
yang
proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan konstruktivisme memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menunjukan
ada
menggunakan perbedaan
pendekatan hasil
belajar
inquiry. siswa
Hal
tersebut
yang
proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan konstruktivisme dan inquiry. Hal ini disebabkan pendekatan konstruktivisme memiliki hasil belajar yang lebih tinggi,dibandingkan dengan menggunakan pendekatan inquiry bebas. Didalam
pembelajaran
mengembangkan
pendekatan
pengetahuan
yang
konstruktivisme sudah
ada,
dan
siswa
dapat
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara ekplisit dengan menggunakan bahasa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa
11
untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka, dan banyaknya minat siswa dalam pembelajaran pendekatan konstruktivisme. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih unggul di bandingkan dengan inquiry yaitu semangat belajar siswa lebih tinggi karena siswa merasa enjoy atau nyaman saat proses pembelajaran kenyamanan tersebut di sebabkan karena saat proses pembelajaran dalam dari siswa tidak ada unsur paksaan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa secara tidak langsung dituntut untuk berfikir kritis dan imajinatif karena siswa dibebaskan untuk mencari sendiri informasi yang ingin mereka ketahui yaitu melalui berbagai sumber dari buku maupun dari sumber lainnya.Sedangkan didalam pembelajaran pendekatan inquiry bebas apabila melihat dari kondisi siswa selama penelitian pendekatan inquiry kurang cocok digunakan karena siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran inquiry bebas yang di haruskan untuk menentukan
masalah, menemukan dan mencari materi pembelajaran
sendiri, sehingga siswa merasa canggung dan kurang paham terhadap pembelajaran yang sedang di pelajari, sehingga siswa tidak biasa mengeksplor kemampuan yang ada dalam diri siswa karena siswa dituntut untuk selalu mengikuti instruksi dan perintah dari guru, dan untuk tingkat SMP dan tingkat SD pendekatan inquiry bebas ini masih sulit dilaksanakan. Sebab pada tingkat tersebut siswa belum mampu berfikir secara ilmiah
12
5. Kesimpulan a. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan konstruktivisme dan inquiry di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya pada Konsep Ekosistem. b. Pada proses pembelajaran siswa dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dengan konsep yang akan mereka terima, oleh karena itu pendekatan konstruktivisme sangat mendukung dalam melatih siswa mengaitkan berbagai materi pembelajaran. c. Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan konstruktivisme menunjukan rata-rata hasil belajar yang lebih baik yaitu 23,05 dibandingkan dengan menggunakan pendekatan inquiry yaitu dengan rata-rata 15,45
13
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek Jakarta : PT.Rineka Cipta. Aunurrahman.(2012). Belajar dan pembelajaran Bandung: Alfabeta. Creswell, W John (2003). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixer Methods Approaches second edition. Indonesia: Publication Hermawati, Bangkit Tita.(2014). Pembelajaran Inquiry dan Discovery [online]. Tersedia di: http://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelasvii/pembelajaran-inquiry-dan-discovery/ Huda , Miftahul. (2011).Cooperative Learning yogyakarta : pustaka pelajar Lie, Anita.(2007). Cooperative Learning Jakarta: PT. Grasindo. Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Slavin E.Robert .(2009). Cooperative Learning Bandung : Nusa Media. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus.(2009). Cooperative Learning Yogyakarta : Pustaka pelajar. Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran Perpustakaan Nsional : Katalog dalam Terbit (KDT) Trianto.(2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana prenada Group. Winaputra, Udin S.(2008) Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka. Wulan, Ana, Ratna.(2008). Taksonomi Bloom-Revisi Yamin, Martimis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta : Gaung persada Press (GP press).
Riwayat Penulis Rani Nursiami adalah mahasiswa angkatan 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
14