Daily N ws
Market Snapshot
Thursday, 06 January 2011 “Invest a few moments in thinking. It will pay good interest.”
• Market Prediction Pada perdagangan kemarin (5/1) Indeks Dow Jones ditutup menguat 31 point (+0.27%) ke level 11,722.89 menyusul keluarnya data yang menunjukkan naikkan jumlah penyerapan tenaga kerja di AS serta pertumbuhan industri jasa yang melebihi estimasi. Sementara di Indonesia, pada perdagangan hari Rabu (5/1), IHSG ditutup naik 23 point (+0.63%) ke level 3,783.71, mendekati level resistance di level 3,802. Asing masih tercatat melakukan net buy sebesar Rp280 miliar dengan sektor yang paling banyak dimasuki Coal Mining. Dengan volume transaksi yang menurun dibandingkan kemarin (4/1) yang dikarenakan aksi investor yang menunggu keputusan BI mengenai tingkat suku bunga, maka IHSG pada hari Kamis (6/1) diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,730 - 3,802 dengan saham - saham yang dapat diperhatikan a.l. BJBR, BBRI, BDMN, SMCB, dan MPPA.
Major Indices JCI LQ-45
Close 3,783.71 677.72
Chg 23.65 4.67
Volume 3,361.07 1,723.54
Value 4,909.97 3,428.16
Turnover (in Mn Rp.) JCI LQ-45 Market Cap (in Tn Rp.) JCI LQ-45
Value 3,214,167.00 2,178,057.00
Foreign Transaction (in Mn Rp.) Foreign JCI Top 5 Leading Movers
Buy 1.78
Sell 1.50
Close
• News & Analysis LSIP LPKR
: Agendakan Stock Split Dalam RUPSLB : Q4 dan Proyeksi Awal yang Meningkat
Chg % 0.01 0.01
BMRI IJ BBRI IJ BNGA IJ BBCA IJ UNVR IJ
6,850 10,600 1,760 6,600 16,350
Chg % 3.79 2.91 6.02 1.54 1.87
Close 52,050 24,200 4,950 730 18,350
Chg % -0.86 -2.81 -2.94 -2.67 -1.34
Net 0.00
JCI Top 5 Lagging Movers
• Economic & Strategy Commodity: 2011, Konsumsi Batu Bara PLN 50 Juta Ton BI: Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen Commodity: 2011, Pemerintah Bidik Ekspor CPO Naik 16%
• Chart in Focus BBRI (Spec Buy) BJBR (Spec Buy) SMCB (Buy)
BDMN (Spec Buy) INDF (Spec Buy) MPPA (Trading Buy)
ASII IJ PTBA IJ INDF IJ BNII IJ BYAN IJ World Indexes NIKKEI HANGSENG KOSPI STI DOW JONES FTSE
Close 10,502.71 23,757.82 2,082.55 3,254.25 11,722.89 6,043.86
Chg % 117.47% 37.75% -12.42% 12.18% 27.12% 49.87%
Close 91 1,376 3,833 126 24,750 26,225
Chg % 0.33 -0.18 0.12 3.02 -1.61 -0.46
Commodities WTI Crude ($/barrel) Gold 100 (USD/t oz) CPO (RM/MT) Coal Newc. (USD/MT) Nickel (USD/MT) Tin (USD/MT) source : Bloomberg
PER 20.39 14.65 15.60 12.93 14.23 17.99
News & Analysis
LSIP: Agendakan Stock Split Dalam RUPSLB PT London Sumatra Plantation Tbk (LSIP) berencana memecah nilai saham (stock split) untuk meningkatkan likuiditas sahamnya. Perseroan mengagendakan pembahasan pelaksanaan stock split itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya berlangsung 28 Januari 2011. Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (4/1) juga menyebutkan agenda lengkap RUPSLB baru akan disampaikan pada 13 Januari 2011. (investor/btr) Comment: Kami melihat stock split merupakan suatu cara agar saham mudah untuk naik, karena logikanya dengan harga yang mu rah banyak investor retail yang dapat membeli sehingga demand atas saham itu berta mbah, namun secara fundamental tidak merubah apa -apa. Kami melihat secto r perkebunan sawit masih berpospek pada tahun ini , ha rga akan naik karena disisi demand akan meningkat semen tara disisi supply berkurang karena kondisi cuaca yang extreme. LSIP direkomendasikan beli oleh 21 analis, 1 analis hold dan 1 sell dengan target harga ra ta -ra ta 14000/saham.
LSIP
Open 12,700
High 12,700
Low 12,450
Close 12,550
LPKR: Q4 dan Proyeksi Awal yang Meningkat LPKR memproyeksikan tahun yang kuat dan baik pada tahun 201, dengan keuntungan sebesar Rp701 miliar, naik tajam sebesar 33,5% di atas dorongan 24,1% pendapatan menjadi Rp3.725 triliun. Laba dari operasi normal tumbuh 22,4% meskipun jauh lebih berat roll -out biaya rumah sakit baru dan pembangunan mall tahun 2011. LPKR 2011 mengharapkan keuntungan luar biasa (Extra-Ordinary Gain) untuk dua kali lipat menjadi Rp150 miliar yang berasal dari penjualan 3 (tiga) aset mal dan rumah sakit yang telah diantisipasi untuk dua unit usaha LPKR - REITs yang terafiliasi di Singapura. LPKR juga hari ini mengumumkan hasil akhir yang solid untuk Q4 kuartal keempat 2010 dan proyeksi awal dilandasi oleh pertumbuhan ekonomi yang baik. Dewan LPKR akan mengumumkan final dividen 2010
LPKR
pada akhir Januari 2011. (Company/bsms) Revenue Up +24.1% Ordinary Profit Up +22.4% Extraordinary Profit Up +100% Total Profit Up +33.5%
2011 Prelim Projection 3,725 billion
2010 Forecast 3,002 billion
551 billion
450 billion
150 billion
75 billion
701 billion
525 billion
Comment: Berita tersebut akan memberikan optimesme yang lebih lagi bagi para investor, terlebih lagi dari proyeksi yang sangat baik diberikan oleh emiten. Melihat pertumbuhan Revenue sebesar 24,1% ini, kami melihat angka tersebut masih pada batas yang cukup waja r, namun melihat kontribusi yang cukup besar dari pendapatan diluar (Extraordinary Gain) usaha yang melonjak 100% (menjadi Rp. 150 miliar) atau hampir 25 % dari total pendapatan perusahaan.Hal lain yang perlu diantisipasi adalah tingkat inflasi yang mungkin akan memaksa BI untuk menaikkan suku bunganya di bulan-bulan yang akan datang, yang akan mempengaruhi secto r property juga. Data consensus dari “Bloomberg” mengenai LPKR meberikan hasil sebagai berikut: Buys:7 Holds:0 Sells:0 dan TP di harga Rp 810,-
Open 730
High 740
Low 720
Close 730
Economic & Strategy
Commodity: 2011, Konsumsi Batu Bara PLN 50 Juta Ton Konsumsi batubara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun ini akan naik menjadi 50 juta ton. Dari realisasi ko nsumsi tahun 2010 sebesar 34,2 juta ton untuk tahun lalu menjadi 50 juta ton untuk tahun ini. “Batu bara tahun ini 34,2 juta ton yang kita kons umsi. Ini realisasi 2010. kalo tahun 2011 akan naik 50 juta ton. karena banyak sekali proyek yang masuk. Target 2 010 sebelumnya 38 juta ton,” ungkap Direktur utama primer PLN Nur Pamuji saat ditemui seusai apel kesiapan pembangunan 2011 di Parkir Timur Senayan, Jakar ta, Comment: Meningkatnya konsumsi batubara PLN merupakan peluang bagi perusahaan penghasil batubara . Kami menilai bahwa Rabu salah (5/1/2010). satu faktor (Okezone/AA) yang menyebabkan bertambahnya konsumsi batubara tersebut adalah beberapa proyek pembangunan PLTU yang belum terealisasikan di tahun 2010 dan diproyeksikan akan rampung opada 2011. Berkaitan dengan itu, konsumsi batub ara yang ditargetkan oleh PLN pada 2011 akan berdampak positif pula bagi perusahaan pengangkutan batubara.
BI: Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 6,5 persen meski menilai tekanan inflasi yang tinggi harus diwaspadai dengan cermat. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Jakarta Rabu mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate 6,5 persen karena tekanan inflasi yang tinggi di 2010 lebih akibat kenaikan harga barang -barang pokok dan kenaikan harga yang ditentukan pemerintah. (Antara/AA) Comment: Kami menilai bahwa keputusan mempertahankan BI rate untuk saat ini cukup tepat. Inflasi selama 2010 yang melampaui target pemerintah didominasi oleh kenaikan harga volatile foods, misalnya beras dan bumbu -bumbuan serta bahan makanan. Kenaikan harga pangan yang terjadi pada 2010 lebih disebabkan ketidakseimbangan supply dan demand yang dia ntaranya dipengaruhi oleh cuaca dan bencana alam. Hal ini bukanlah fenomena moneter sehingga men jadi tidak tepat bila ditin daklanjuti dengan kebijakan moneter. Kedepannya kebijakan ekonomi pemerin tah hendaknya dapat mendukung pertumbuhan sektor riil khususnya bidang pangan.
Commodity: 2011, Pemerintah Bidik Ekspor CPO Naik 16% Pemerintah menargetkan peningkatan nilai ekspor produk crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah sebesar 16% tahun ini. Peningkatan tersebut ditopang tren peningkatan permintaan pasar dunia dan kontribusi investasi dibidang CPO pada tahun 2011. Optimisme capaian ekspor CPO Indonesia di tahun 2011 bukan tanpa alasan. Pada tahun 2011 akan ada rencana investasi di sektor sawit hingga US$ 1,2 miliar. Tingginya potensi pasar di Timur Tengah dan Eropa Timur selain pasar utama CPO seperti China, Un i Eropa dan India. Selain itu, adanya kebijakan hilirisasi produk sawit oleh pemerintah, akan mendorong peluang peningkatan ekspor prod uk hilir CPO Indonesia di tahun ini. Sebelumnya Direktur Ekskutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan volume ekspor CPO tahun ini akan mencapai 15,7 juta ton. Sehingga dengan memper timbangkan harga CPO diakhir tahun terus naik, angka nilai ekspor CPO tahun 2010 bisa mencapai US$ 15 miliar. Gapki mencatat total volume perdagangan ekspor CPO dan produk turunannya sepanjang tahun 2009 mencapai 15,5 juta ton. Angka ini mengalami kenaikan 1,7 juta ton dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar 13,8 juta ton. Namun, pergerakan harga CPO tahun 2009 lebih rendah dari 2008. Dibandingkan tahun 2008 ya ng nilai ekspornya mencapai US$ 15,58 miliar nilai ekspor CPO pada 2009 turun menjadi US$ 10 miliar. (detik/wf) Comment: kami melihat optimisme ini tentu saja akan berpengaruh positif terhadap kinerja saham perusahaan - perusahaan penghasil CPO, dimana dengan adanya kenaikan ju mlah produksi akan berpengaruh pada kenaikan jumlah revenue p erusahaan. Namun yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa perusahaan penghasil CPO tidak dapat serta merta menaikkan jumlah produksinya secara tiba - tiba. Hal ini disebabkan karena masa pertu mbuhan CPO yang merupakan sumber daya alam, bu kan hasil produksi mesin ataupun pabrik. Perusahaan produsen CPO ha rus memiliki kesiapan sebelum menaikkan jumlah kapasitas pro duksinya . Sedangkan dari sisi pasar, kami melihat trend CPO dunia yang naik merup akan sinyal positif bagi produsen CPO dala m negeri yang seolah - olah mengisyaratkan bahwa sebesar apapun jumlah produksi CPO akan dapat terserap oleh pasar. Oleh karena itu , dengan adanya dukungan pemerintah ini, maka dapat diperkirakan akan membantu bisn is perusahaan - perusahaan yang menjadi produsen CPO seperti SGRO, AALI, BWPT, UNSP, dan LSIP.
Charts in Focus
BBRI (Spec Buy)
Level R1 R2 S1 S2
Price 5,650 5,900 5,400 5,150
Top Buyers DX DB CS YU
Volume 7,320 5,947 2,813 2,501
Top Sellers ZP RX HG KZ
BDMN (Spec Buy)
Volume 5,465 3,702 2,129 1,377
Level R1 R2 S1 S2
Price 5,750 6,050 5,400 5,250
BJBR (Spec Buy)
Level R1 R2 S1 S2
Price 1,510 1,610 1,440 1,400
Top Buyers MG OD DP YU
Volume 10,750 10,050 9,112 5,360
Top Sellers DR BK KZ EL
Price 2,325 2,375 2,175 2,250
Top Buyers IF ZP KK YJ
Volume 7,525 4,528 3,451 2,125
Volume 5,985 4,469 2,153 1,967
Top Sellers CS NI CC BZ
Volume 15,421 4,406 3,665 2,141
INDF (Spec Buy)
Volume 38,735 23,742 4,691 2,600
Level R1 R2 S1 S2
Price 5,050 5,200 4,800 4,700
SMCB (Buy)
Level R1 R2 S1 S2
Top Buyers DR BK AK EL
Top Buyers YP OD CP KI
Volume 1,188 1,088 922 920
Top Sellers RX KZ BW CS
Volume 3,217 1,928 1,193 1,040
MPPA (Trading Buy)
Top Sellers DP YP CS BK
Volume 9,573 6,065 3,286 3,000
Level R1 R2 S1 S2
Price 1,720 1,800 1,530 1,470
Top Buyers DP YU AI BZ
Volume 2,000 1,010 900 139
Top Sellers CS YP DR BJ
Volume 1,885 918 709 200
eTrading Research Betrand Raynaldi Head of Research Cement & Strategist Research Analyst : M Wafi Banking
Budhy S M Siallagan Property & Construction
Andrew Argado Consumer Goods
Research Support : Yessy Amelia
Utfi Humaya
Eva Puspawati
Nurul Tiffani
Grace Putri Sejati
Disclaimer: This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT eTrading Securities. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT eTrading Securities (“eTS”) and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any represe ntation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opin ions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of eTS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceed ings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither eTS, its affiliated companies or their respective employees or a gents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any compan y mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recomm endations herein before they have been provided to you. © PT eTrading Securities 2007.