warBAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
1.1. Tinjauan Data Data-data dan literature didapat dari berbagai media seperti buku, internet, wawancara dan video. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk membantu memperkuat data baik cerita dan visual dalam pembuatan animasi •
Studi Literatur : The Animators Survival Kit (Richard Williams), How To Draw Story Cartoons (Walter Foster), Alive Character Design For Game, Animation and Film ( Haitao Su & Vincent Zhao), Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (Michel Picard), Lost in Bali (Benny&Mice), Lost In Bali 2 (Benny&Mice)
•
Internet : en.wikipedia.org , id.wikipedia.org , youtube.com , vimeo.com , cgmeetup.com , dkv.binus.ac.id
1.1.1. Animasi Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D. Sehingga karakter animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang dibuat seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu yang ditampilkan berubah beraturan dan bergantian. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda, warna dan spesial efek. Ditemukannya prinsip dasar animasi adalah dari karakter mata manusia yaitu persistance of vision (pola penglihatan yang teratur). Paul Roget, Joseph Plateau dan Pierre Desvigenes, melalui peralatan optik yang mereka ciptakan, berhasil membuktikan bahwa mata manusia cenderung menangkap urutan gambar-gambar pada tenggang waktu tertentu sebagai sebuah pola. Kesimpulan nya, modal utama seorang animator adalah kemampuan menangkap momentum ke dalam runtutan gambar sehingga seolah-olah menjadi bergerak atau hidup serta mampu menciptakan visual yang dapat memberikan jiwa kepada karakter dan film yang diciptakannya. 3
4
Berikut jenis-jenis animasi menurut Hofstetter (2001, p26) : 1. Frame Animation : Suatu animasi yang dibuat dengan mengubah objek pada setiap frame. Objek-objek tersebut nantinya akan tampak pada lokasi-lokasi yang berbeda pada layar. 2. Vector Animation : Suatu animasi yang dibuat dengan mengubah bentuk suatu objek. 3. Computational Animation : Suatu animasi yang dibuat dengan memindahkan objek berdasarkan koordinat x dan y. Koordinat x untuk posisi horizontal dan posisi y untuk posisi vertical. 4. Morphing : Peralihan satu bentuk objek ke bentuk objek lainnya dengan memanipulasi lebih dari satu frame sehingga nantinya akan dihasilkan
keseluruhan
gerakan
yang
sangat
lembut
untuk
menampilan perubahan satu sampai perubahan bentuk lainnya.
1.1.2. Sejarah Animasi Animasi merupakan sutu teknik yang banyak sekali dipakai di dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian dari suatu film, maupun bersatu dengan film live. Dunia film sebetulnya berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dari dunia gambar, yaitu ilustrasi desain grafis (desain komunikasi visual). Melalui sejarahnya masing-masing, baik fotografi maupun ilustrasi mendapat dimensi clan wujud baru di dalam film live clan animasi. Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang lahir dari dua konvensi atau disiplin, yaitu film clan gambar. Untuk dapat mengerti clan memakai teknik animasi, kedua konvensi tersebut harus dipahami dan dimengerti. Film, biasa dipakai untuk merekam suatu keadaan, atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum, yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya, clan karena sifat hiburannya, film telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling popular dan digemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling efektif. Untuk dapat mempergunakan media film ada dua masalah pokok yang harus dihadapi, yaitu masalah teknis film clan masalah teknik
5
mengemukakan sesuatu denga film atau biasa disebut teknik presentasi. Demikian juga dengan hal yang harus diketahui di dalam film animasi, yaitu masalah teknik animasi, dan masalah teknik mengkomunikasikan sesuatu dengan teknik animasi. Sering perkataan teknik berkomunikasi lebih akrab dikatakan seni berkomunikasi. Di dalam kenyataannya memang hal ini sangat erat hubungannya dengan berbagai bidang kegiatan seni, baik visual maupun verbal atau teateral. Bagi seorang perencana komunikasi, kegiatan ini sangat penting dimengerti. Seorang pembuat film akan mengahadapi masalah teknik
membuat
film
dan
seni
membuat
film.
Sejarah Industri Animasi Indonesia Animasi boleh dibilang menjadi salah satu tambang emas di dunia hiburan. Film jenis ini selalu mampu meraih jumlah penonton yang besar sekaligus menyedot keuntungan yang tak sedikit. Bahkan, kini film animasi tidak lagi diproduksi hanya untuk anak-anak. Sudah ada animasi untuk remaja, bahkan dewasa. Film animasi “The Simpson” dan “Crayon Shinchan” contohnya. Meskipun tokoh utamanya juga ada anak-anak, mereka bukanlah tontonan yang ‘pas’ untuk anak-anak. Film animasi yang dibahas di atas kebanyakan buatan Amerika. Meski demikian, bukan berarti gaung film animasi di Asia tidak membahana. Jepang, misalnya, telah mengembangkan film animasi sejak tahun 1913. Dalam perkembangan selanjutnya, Amerika dan Jepang banyak bersaing dalam pembuatan film animasi. Amerika dikenal dengan animasinya yang menggunakan teknologi canggih dan kadang simpel. Sedangkan animasi Jepang (anime) mempunyai jalan cerita yang menarik dan gaya yang khas. Lalu bagaimana dengan sejarah film animasi di Indonesia? Pada tahun 1955 Indonesia sudah mampu membuat film animasi seiring dengan munculnya film berjudul “Si Doel Memilih” karya Dukut Hendronoto. Namun, saat itu animasi hanya dipergunakan untuk kepentingan politik saja. Film animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini.
6
Awal 70-an, terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk
yang
mempelopori
animasi
di
Indonesia
karena
menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. Di sana terdapat beberapa film animasi seperti Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama). Era 80-an ini anggap sebagai kebangkitan animasi Indonesia. Hal ini terbukti dengan maraknya film animasi diantaranya rimba si anak angkasa, yang disutradarai Wagiono Sunarto, “Si Huma” yang merupakan animasi untuk serial TV, dan animasi PetEra. Berlanjut ke tahun ’90-an, di tahun ini bertaburan dengan berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara (kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35mm), kemudian ada serial Hela,Heli,Helo yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil. Di era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster. Pada era 2000-an, diantara sekian banyak studio animasi di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan, pada masa ini serial animasi cukup populer karena menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah layar lebar diantaranya Janus Perajurit Terakhir, menyusul kemudian bulan Mei 2004 terdapat film layar lebar 3D animasi berdurasi panjang yaitu Homeland. Film animasi berdurasi 30 menit itu
7
dianggap sebagai film animasi 3 dimensi yang pertama di Indonesia dan menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara.
1.1.3. Film Komedi Komedi (dari bahasa Yunani: κωµῳδία, kōmōidía), adalah suatu karya
yang lucu yang
menimbulkan tawa,
pada
terutama
umumnya
bertujuan
di televisi, film,
untuk
menghibur,
dan lawakan.
Dalam
seni teater, terutama teater Barat, komedi juga merupakan salah satu genre teater, yang berasal dari Yunani Kuno. Satir atau satir politik menggunakan jenis komedi ironi untuk menggambarkan seseorang atau sebuah institusi. Parodi menggunakan gaya ironi untuk memberikan kritikan dari dalam. Tokoh yang melakukan komedi disebut comedian. Humor menjadi salah satu objek penelitian semenjak awal abad ke20. Berbagai tulisan mengenai humor telah diterbit kanpara ilmuwan dari berbagai cabang ilmu sosial, terutama dari perspektif psikologi (Hendarto, 1990). Di Indonesia, secara informal, humorjuga sudah menjadi bagian dari kesenian rakyat, seperti ludruk, ketoprak, lenong, wayang kulit, wayang golek, dan sebagainya. Unsur humor di dalam kelompok kesenian menjadi unsur penunjang, bahkan menjadi unsur penentu daya tarik. Humor yang dalam istilah lainnya sering disebut dengan lawak, banyolan, dagelan, dan sebagainya, menjadi lebih terlembaga setelah Indonesia merdeka, seperti munculnya grup-grup lawak Atmonadi Cs, Kwartet Jaya, Loka Ria, Srimulat, Surya Grup, dan lain-lain (Widjaja, 1993). Perkembangan lain terjadi pada mediamassa cetak, baik majalah maupun surat kabar. Tahun 60an terbit beberapa majalah humor, namun tidak bertahan lama. Di antaranya adalah majalah STOP. Surat kabar membuka rubrik khusus untuk humor. Cerita-cerita lucu, anekdot, karikatur, dan kartun sering dijumpai pada media massacetak (Kusmartiny, 1993). Film komedi adalah genre film di mana penekanan utama adalah pada humor. Film dalam gaya tradisional ini memiliki akhir yang bahagia (komedi hitam yang pengecualian). Salah satu genre tertua dalam film, beberapa film bisu pertama adalah komedi. Komedi, tidak seperti genre filmlainnya, menempatkan fokus lebih pada individu bintang, dengan banyak mantan komedian berdiri transisi ke industri film karena popularitas mereka.
8
Sementara banyak film komik cerita ringan tanpa maksud lain selain untuk menghibur, yang lain mengandung komentar politik atau sosial. Jenis humor menurut Arwah Setiawan (1988) dapat dibedakan menurut kriterium bentuk ekspresi. Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis yakni: 1. Humor Personal Yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar. 2. Humor dalam Pergaulan Misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum. 3 Humor dalam Kesenian atau Seni Humor Humor dalam kesenian masih dibagi menjadi seperti berikut. Humor lakuan, misalnya: lawak, tari humor, dan pantomim lucu. Humor grafis, misalnya: kartun, karikatur, foto jenaka, dan patung lucu. Humor literatur, misalnya: cerpen lucu, esei satiris, sajak jenaka, dan semacamnya. (Rahmadji 2007)
1.1.3.1.
Fungsi Humor Pada prinsipnya, humor membuat audiens tertawa, namun humor
juga banyak memiliki kegunaan. Menurut James Danandjaya (dalam Suhadi 1989) “ Fungsi humor yang paling menonjol yaitu sebagai sarana penyalur perasaan yang menekan diri seseorang”. Penyaluran ketegangan lewat humor sangat positif karena membawa kesejahteraan jiwa. Menurut Sujoko (1982) humor dapat berfungsi untuk: • melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan • menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar • mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut • menghibur • melancarkan pikiran • membuat orang mentoleransi sesuatu • membuat orang memahami soal pelik.
9
1.1.3.2.
Appealing dalam Humor Penyajian cerita yang jenaka dan penggambaran visual yang
menarik merupakan poin yang menonjol dalam humor. Tiap karakter humor memiliki sebuah identitas yang menjadi cirikhas seni humor sendiri.
1.1.4. Sinopsis Cerita I Gede
adalah seorang yang sangat mencintai tanah
kelahirannya, kurang lebih sudah 5 tahun bekerja sebagai tour guide di Bali. Ia hidup dengan Ibu nya, satu-satunya keluarga yang tersisa di Bali. Hampir setiap harinya Gede harus menangani bermacam-macam wisatawan di Bali, baik itu wisatawan lokal dan asing. Tidak jarang, para wisatawan bertingkah aneh dan konyol, hal tersebut memberikan kesialan kepada Gede. Belum lagi ia harus menanggapi berbagai macam pandangan wisatawan terhadap Bali. Meskipun begitu, ia tetap semangat melayani para wisatawan karena Gede selalu mendapatkan pelajaran baru dari hari-hari nya sebagai pemandu wisata. Itu lah yang yang membuat Gede bertahan sebagai tour guide. • Target Primer Demografi : Pria dan Wanita Remaja hingga Dewasa Usia 15-35 tahun Status sosial menengah-keatas Psikografi : Memiliki rasa ingin tahu Adventurous Memiliki apresiasi yang tinggi terhadap seni budaya Tertarik dengan karya anak bangsa Geografi : Kota besar / metropolitan • Target Sekunder Demografi
: Warga Negara Asing
Psikografi : Terbuka Memiliki rasa ingin tahu Adventurous
10
Tertarik dengan budaya Indonesia Geografi : Seluruh dunia
1.1.5. Data Observasi Lapangan 1.1.5.1. Bali Demografi Bali Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 92,3%
menganut agama Hindu.
adalah Buddha, Islam, Protestan dan Katolik.
Agama Agama Islam adalah
lainnya agama
minoritas terbesar di Bali dengan penganut antara 5-7,2%. Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan, yang paling dikenal dunia dari pertanian di Bali ialah sistem Subak. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata. Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warnadalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang. Di beberapa tempat di Bali, ditemukan sejumlah pemakai bahasa Jawa. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai. Bahasa Jepang juga menjadi prioritas pendidikan di Bali.
11
1.1.5.2. Transportasi Bali Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang ada dipulau ini tergolong sangat baik dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, jaringan jalan tersedia dengan baik khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan yakni Legian, Kuta, Sanur,Nusa Dua, Ubud, dll. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi dan angkutan pariwisata. Moda transportasi masal saat ini disiapkan agar Bali mampu memberi kenyamanan lebih terhadap para wisatawan. Baru-baru ini untuk melayani kebutuhan transportasi massal yang layak di pulau Bali diluncurkan Trans Sarbagita (Trans Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) Menggunakan Bus besar dengan fasilitas AC dan tarif Rp 3.500. Sampai sekarang, transportasi di Bali umumnya dibangun di Bali bagian
selatan
sekitar Denpasar,Kuta,Nusa
Dua dan Sanur sedangkan
wilayah utara kurang memiliki akomodasi yang baik. Jenis kendaraan umum di Bali atara lain: •
Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik dikenal sebagai delman di tempat lain
•
Ojek, taksi sepeda motor
•
Bemo/ angkot, melayani dalam dan antarkota
•
Bus Trans Sarbagita
•
Taksi
•
Komotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnya
•
Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi. Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang
menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit saja. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padangbai menuju
Pelabuhan Lembar yang
memakan
waktu
sekitar empat sampai lima jam lamanya tergantung cuaca. Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan
destinasi
ke
sejumlah
kota
Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Timor
besar
di
12
Leste, RRC serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai dan menjadi semacam hiburan tambahan bagi para wisatawan yang menikmati pantai Bali.
1.1.5.3. Nama Bali Nama orang Bali umumnya diawali dengan sebutan yang mencirikan kasta (wangsa) dan urutan kelahiran. Sebelum saya melanjutkan, disini saya tidak ingin membahas masalah kasta yang sering menjadi pro dan kontra di masyarakat khususnya di Bali. Jadi, nama orang Bali menjadi panjang karena di depannya ada embel-embel kasta atau nama keluarga (semacam marga) dan urutan kelahiran. Menurut "sastra kanda pat sari", Nama-nama depan khas Bali itu sejatinya tidak lebih sebagai semacam penanda urutan kelahiran sang anak, dari pertama hingga keempat, adalah sebagai berikut: 1. Anak pertama biasanya diberi awalan “Wayan” diambil dari kata wayahan yang artinya tertua / lebih tua, yang paling matang. Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga kerap kali digunakan Putu atau Gede. Dua nama ini biasanya digunakan oleh orang Bali di belahan utara dan barat, sedangkan di Bali Timur dan Selatan cenderung memilih nama Wayan. kata “Putu” artinya cucu. Sedangkan “Gede” artinya besar / lebih besar. Dan untuk anak perempuan kadang diberi tambahan kata “Luh” 2. "Made" diambil dari kata madya (tengah) sehingga digunakan sebagai nama depan anak kedua. Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga kerap diberi nama depan "Nengah" yang juga diambil dari kata tengah. Ada juga yang menggunakan kata “Kadek” merupakan serapan dari “adi” yang kemudian menjadi “adek” yang bermakna utama, atau adik. 3. Anak ketiga biasanya diberikan nama depan "Nyoman" atau "Komang" yang konon diambil dari kata nyeman (lebih tawar) yang mengambil perbandingan kepada lapisan kulit pohon pisang, di mana ada bagian yang selapis sebelum kulit terluar yang rasanya cukup tawar. Nyoman ini konon berasal dari serapan “anom + an” yang bermakna muda. Kemudian dalam perkembangan menjadi komang
13
yang secara etimologis berasal dari kata uman yang bermakna “sisa” atau “akhir”. Jadi menurut pandangan hidup kami, sebaiknya sebuah keluarga memiliki tiga anak saja. Setalah beranak tiga, kita disarankan untuk lebih “bijaksana”. Namun zaman dahulu, obat herbal tradisional kurang efektif untuk mencegah kehamilan, coitus interruptus tidak layak diandalkan, dan aborsi selalu dipandang jahat, sehingga sepasang suami istri mungkin saja memiliki lebih dari tiga anak 4. Anak keempat : diawali dengan sebutan “Ketut”, yang merupakan serapan “ke + tuut” – ngetut yang bermakna mengikuti mengikuti atau mengekor. Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno Kitut yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang. Ia adalah anak bonus yang tersayang. Karena program KB yang dianjurkan pemerintah, semakin sedikit orang Bali yang bertitel Ketut. Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang Bali akan punahnya sebutan kesayangan ini. Tidak jelas benar, kapan tadisi pemberian nama depan ini mulai muncul di Bali. Yang pasti, menurut pakar linguistik dari Fakultas Sastra, Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Jendra, S.U. nama depan itu ditemukan muncul pada abad ke-14 yang dipakai oleh raja Gelgel saat itu bergelar Dalem Ketut Kresna Kepakisan yang kemudian dilanjutkan putranya, DalemKetut Ngulesir. Dalem Ketut Kresna Kepakisan merupakan putra keempat dari Sri Kresna Kepakisan yang dinobatkan mahapatih Majapahit, Gajah Mada, sebagai penguasa perpanjangan tangan Majapahit di Bali. Namun, Jendra belum berani memastikan apakah hal itu berarti tradisi pemberian nama depan itu sebagai pengaruh Majapahit atau bukan. Yang jelas, hal ini terpelihara sebagai tradisi yang cukup lama. Masyarakat Bali hingga akhir abad XX masih tunduk menggunakannya hingga akhirnya menjadi semacam ciri khas untuk membedakan orang Bali dengan orang luar Bali, sebelum akhirnya secara perlahan mulai bergeser, tidak lagi ditaati secara ketat oleh orang Bali. Pengingkaran ini sejatinya telah dimulai ketika nama-nama pokok yang mengikuti nama depan orang Bali juga mulai bergeser.
14
Selanjutnya, untuk membedakan jenis kelamin, orang bali mengawali setiap nama dengan menambah satu kata lagi, yaitu •
Awalan “I” untuk anak lelaki
•
Awalan “Ni” untuk anak perempuan
Tapi tidak semua kasta (wangsa) orang Bali menggunakan kata I atau Ni. Misalnya dari golongan Anak Agung semuanya akan diawali dengan kata “Anak Agung”, "cokorda" dll. Selain menunjukkan urutan kelahiran, ada nama depan tertentu yang menunjukkan kasta di bali. Penamaan berdasarkan Kasta ini merupakan gelar warisan turun temurun yang melekat pada keturunan orang Bali yang dulunya memiliki kelas tersendiri berdasarka profesinya. •
Nama depan seperti "Ida Bagus" untuk pria atau "Ida Ayu" untuk wanita, menunjukkan bahwa dia berasal dari keturunankasta Brahmana di Bali. Brahmana adalah kasta dari penggolongan profesi sebagai pemuka agama; misalnya pendeta. Contohnya: Ida Bagus Dharmaputra, Ida Ayu Diah Tantri.
•
Nama depan seperti "Anak Agung", "I Gusti Agung", "Cokorda", "I Dewa", "Desak" (perempuan), "Dewa Ayu" (perempuan), "Ni Gusti Ayu" (perempuan), dan "I Gusti Ngurah", ini berasal dari kasta Ksatria yang
merupakan
golongan
profesi
dari
pelaksana
pemerintahan dan pembela negara. Contohnya: Anak Agung Komang Panji Tisna, Anak Agung Ayu Wulandari, Cokorda Rai Sudarta, I Dewa Putu Kardana, I Gusti Ngurah Adiana, dll.
Namun sering kali nama depan dari kasta-kasta (wangsa) di atas juga diikuti dengan urutan kelahiran. Seperti misalnya: Ida Bagus Putu Puja, Ida Ayu Komang Rasmini, I Gusti Agung Made Jayandara, Ni Gusti Ayu Putu Anggraeni, dll. Sehingga bila ada yang bernama “I Dewa Agung Made Mahendra” itu artinya • “I” menunjukan • “Dewa
jenis kelamin Pria
Agung” menunjukan gelar Wangsa bukanlah kasta di bali
• “Made” menujukan
urutan kelahiran, dalam hal ini anak ke 2
15 • “Mahendra” menunjukan
nama.
Disamping itu ada sapaan yang biasa diberikan oleh orang yang lebih kecil kepada yang lebih tua dan sebaliknya. Diantaranya: •
sapaan “Bli” untuk setiap pria yang ditemui. Terlepas itu benar atau salah, orang Bali tidak pernah mempermasalahkan. Mereka lebih cenderung
untuk
menghargai
pengunjung
yang
berusaha
“menghormati” dengan sebutan yang lebih akrab seperti “Bli”. •
sebutan “Mbok” diberikan untuk wanita Bali.
•
Sapaan “Adi / adik” atau menyebut nama langsung diberikan kepada wanita ataupun pria yang lebih muda.
Selain itu ada panggilan akrab yang sering didengar untuk memanggil orang bali yang masih kecil, anak remaja atau lebih muda (kira – kira belum menikah) diantaranya •
panggilan "Gus" untuk laki-laki. Gus ini bersumber pada kata “bagus” yang artinya tampan, ganteng
•
panggilan "Gek" merupakan singkatan dari “Jegeg” yang artinya cantik, ayu. Bila kita melihat maksud dan tujuan dari penyampaian yang tersirat dalam budaya masyarakat asli Bali, ada pelajaran yang dapat kita ambil didalamnya, yaitu kita harus selalu dapat menghormati kepada yang lebih tua. Dengan kata lain budaya merupakan pembelajaran norma-norma kehidupan yang tidak terlepas dari pada apa yang diajarkan oleh Tuhan kepada kita dalam hidup di alam semesta ini.
1.1.5.4. Parisada Hindu Dharma Indonesia Parisada adalah Majelis Wipra (Brahmana ahli, cendikiawan) yang berfungsi semacam Badan Legislatif, memegang peranan penting di dalam memecahkan berbagai permasalahan keagamaan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kata Parisada tersebut identik pengertiannya dengan duduk melingkar (untuk bersidang). Parisada terdiri dari para brahmana ahli berdasarkan ketentuan yang diatur di dalam kitab suci Manava Dharma Sastra XII.110 – 114. Parisada
16
didirikan pada tanggal 23 Pebruari 1959 dilandasi oleh suatu keinginan Umat Hindu untuk menghimpun diri dalam sebuah organisasi yang memiliki integritas. Parisada adalah Majelis Wipra (Brahmana ahli, cendikiawan) yang berfungsi semacam Badan Legislatif, memegang peranan penting di dalam memecahkan berbagai permasalahan keagamaan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kata Parisada tersebut identik pengertiannya dengan duduk melingkar (untuk bersidang). Parisada terdiri dari para brahmana ahli berdasarkan ketentuan yang diatur di dalam kitab suci Manava Dharma Sastra XII.110 – 114. Parisada didirikan pada tanggal 23 Pebruari 1959 dilandasi oleh suatu keinginan Umat Hindu untuk menghimpun diri dalam sebuah organisasi yang memiliki integritas.
1.1.5.5. Pecalang Pecalang berasal dari kata “calang” dan menurut theologinya diambil dari kata “celang” yang dapat diartikan waspada. Dari sini dapat kita artikan secara bebas, “Pecalang” adalah seseorang yang ditugaskan untuk mengawasi keamanan desa adatnya. Ibaratnya sebagai petugas keamanan desa adat. Pecalang atau Langlang atau dengan sebutan lainnya adalah satgas (satuan tugas) keamanan tradisional masyarakat Bali yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk menjaga keamanan dan
ketertiban wilayah, baik ditingkat Banjar Pakraman dan atau di wilayah desa. Pecalang ditunjuk sesuai dengan kata “celang” agar mereka mampu bersikap waspada, hati-hati dalam bertindak agar keamanan dan kenyamanan desa adat terjaga, secara luas dapat memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, bukan dengan cara menakut-nakuti masyarakat. Dalam menjaga keamanan jalannya upacara adat yang berlangsung di lingkungan desa, apabila harus menutup jalan, setidaknya bisa memberikan jalan alternatif kepada pengguna jalan yang lain, dan mampu memberikan penjelasan kepada mereka bahwa ada penutupan jalan dengan sikap yang ramah.
17
1.1.5.6.
Kain Poleng Kain Poleng dalam budaya Bali merupakan pencetusan ekspresi
penghayatan konsep Rwa Bhineda, suatu konsep keseimbangan antara baik dan buruk, yang menjadi intisari ajaran tantrik (tantrayana). Diharapkan dengan menjaga kesimbangan antara kebaikan dan keburukan dapat menciptakan kesejahteran dalam kehidupan. Setelah itu barulah muncul kain poleng sudhamala dan tridatu. Kehadiran kain poleng sudhamala dan tridatuberdasarkan perkembangannya warna ini juga mencerminkan tingkat pemikiran manusia, yakni dari tingkat sederhana menuju perkembangan yang lebih sempurna. Makna filosofis saput poleng rwabhineda adalah rwabhineda itu sendiri. Menurut faham Hindu, rwabhineda itu adalah dua sifat yang bertolak belakang, yakni hitam-putih, baik-buruk, utara-selatan, panjangpendek, tinggi-rendah, dan sebagainya. Kain Poleng Tridatu melambangkan ajaran Triguna yakni satwam, rajah, tamah. Warna putih identik dengan kesadaran atau kebijaksanaan (satwam), warna merah adalah energi atau gerak (rajah) dan warna hitam melambangkan penghambat (tamah). Jika dikaitkan dengan kepercayaan Hindu Dewa Tri Murti, warna merah melambangkan Dewa Brahma sebagai pencipta, warna hitam lambang Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan warna putih melambangkan Dewa Siwa sebagai pelebur. Dewa Tri Murti ini terkait dengan kehidupan lahir, hidup dan mati. Kain Poleng yang seakan-akan sudah menjadi busana seragam bagi pecalang (petugas keamanan desa adat) juga terilhami oleh konsep ini, dimana seorang yang dipercayai oleh warga untuk menjadi “pengaman” hendaknya mampu dengan tegas memilah yang benar dan buruk. Diharapkan pecalang bercermin pada saput poleng yang dikenakan, yakni mengetahui adanya rwabhineda, keadaan aman dan kacau, baik maupun buruk, yang selanjutkan melalui kedewasaan intelektual dan kesigapannya (celang), dapat mengendalikan situasi sehingga ketertitaban Desa Pekraman dapat diwujudkan.
18
Sedangkan kain Poleng yang diikatan pada pohon-pohon besar atau juga tempat yang dianggap tenget (angker) dimaksudkan untuk memberikan tanda bahwa pada lokasi tersebut tinggal ditempatkan/stana energi “roh”para bhuta/penunggu karang. Kesakralan lokasi ini akan dijaga oleh warga setempat dengan memberikan “sesaji” secara rutin setelah mereka menghaturkan puja di pura.
1.1.5.7.
Susila Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah
tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang. Dalam hubungan
ajaran
susila
beberapa
aspek
ajaran
sebagai
upaya
penerapannya sehari- hari diuraikan lagi secara lebih terperinci. • Tri Kaya Parisudha adalah tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran Etika Agama Hindu yang dipedomani oleh setiap individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidupnya. • Panca Yama dan Niyama Brata adalah lima kebaikan yang harus dilakukan dan lima keburukan yang harus dipantang. • Tri Mala adalah tiga sifat buruk yang dapat meracuni budi manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil- kecilnya. • Sad Ripu adalah enam musuh yang di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi. • Catur Asrama adalah empat tingkat kehidupan manusia dalam agama Hindu, disesuaikan dengan tahapan-tahapan jenjang kehidupan yang mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya. • Catur Purusa Artha adalah empat dasar tujuan hidup manusia. • Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang. • Catur Guru adalah empat kepribadian yang harus dihormati oleh setiap orang Hindu.
19
1.1.5.8.
Data Wawancara Observasi langsung di Bali dilakukan kurang lebih selama 4
hari. Selama di Bali saya dituntun dengan seorang tour guide yang juga merupakan narasumber saya bernama I Komang Yudiyana. Beliau sudah bekerja menjadi tourguide selama kurang lebih 20 tahun. Untuk menjadi seorang tour guide di Bali ternyata tidak bisa sembarangan. Seorang tour guide minimal harus seorang lulusan D3/S1 jurusan pariwisata atau sastra. Kemampuan berbahasa yang luas dan pengetahuan budaya harus sangat menonjol dari seorang tour guide di Bali. Untuk menjadi tour guide resmi, seseorang harus mendapatkan lisensi untuk menjadi seorang pemandu wisata dengan cara melakukan tes. Ketika ditanya mengapa beliau Bli Komang (begitu beliau disapa) bertahan dalam waktu yang cukup lama untuk menjadi seorang pemandu wisata beliau hanya tersenyum. Bli Komang langsung bercerita bahwa sebelum menjalani profesi sebagai pemandu wisata, beliau bekerja di salah satu hotel di Bali. “Kerja di hotel awal nya saja semangat mbak. Setelah 5 tahun bosan”. Bli Komang cukup senang dengan profesi nya sekarang ini dan hingga sekarang beliau mampu menghidupi kedua anak nya yang juga kini menggeluti bidang pariwisata. Seorang anak nya kini menjadi seorang koki di kapal pesiar dan anak terakhirnya sedang kuliah pariwisata. Selama saya melakukan observasi, saya merasakan kepatuhan, ketulusan dan kehormatan masyarakat bali akan budaya, adat dan agama yang mereka anut. Menurut Bli Komang, kehidupan disini sangat terpatok kepada adat. “Yang biasanya bikin ulah dan onar biasanya malah pendatang mbak”, Begitu Bli Komang menjelaskan.
Ketika
seseorang bertingkah melanggar hukum adat akan langsung di tindak oleh para pecalang dan petinggi adat. Bli Komang menyatakan bahwa tiap masyarakat berpedoman pada landasan ajaran etika Agama Hindu yang di sebut Tri Kaya Parisudha, yaitu berpikir yang benar, berkata yang benar dan berbuat yang benar.
20
Saya juga mendapatkan banyak cerita dari Bli Komang tentang turis turis yang pernah ia tangani. Yang membuat saya kagum adalah Bli Komang tidak sedikitpun menjelek-jelekan turis-turis yang ia tangani meskipun saya terus mendorongnya untuk bercerita tentang apa saja halhal jelek dan konyol selama Bli Komang menangani turis-turis tersebut. Bukan hanya Bli Komang, narasumber lain yang saya wawancarai juga bersikap seperti itu. Mereka semua sangat rendah hati dan sopan saat berbicara. Tidak segan mereka berbagi cerita kehidupannya selama di Bali dan begitu patuhnya mereka tentang segala peraturan adat nya.
1.1.6. Data Karakter 1.
Pemandu Wisata Pemandu Wisata atau Tour Guide dalam Bahasa Inggris.
Di Indonesia,
secara
nasional
telah
dibentuk organisasi yang
mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat lokal. Secara umum, seseorang yang hendak menjadi pemandu wisata di Indonesia disyaratkan untuk memiliki licence yang diterbitkan oleh HPI. Ketentuan ini terutama bagi pemandu wisata yang melayani wisatawan asing agar kualitas pribadi pemandu wisata selalu mencerminkan ke-Indonesia-an serta menjaga validitas berbagai informasi yang disampaikan kepada wisatawan. Termasuk pula kinerja pemandu wisata dalam kaitannya dengan "pihak pemakai" yaitu biro perjalanan wisata yang membawa wisatawan.
2.
Wanita Bali Entah apakah memang sebuah tradisi atau hanya kebetulan,
hampir semua wanita bali tidak ada yang menganggur. Hampir semua wanita Bali bekerja, baik itu paruh waktu atau sehari penuh, baik itu sebagai pegawai kantoran atau hanya sekedar berkebun. Apapun dikerjakan selama itu baik. Salah satu yang menyebabkan
21
hal ini adalah, sebagian besar anak-anak bali dididik keras tentang tata karma dan tata susila. Orangtua menginginkan anak-anak perempuan mereka nanti nya bisa hidup mandiri meskipun sudah menikah. Wanita Bali harus di ajarkan untuk memiliki penghasilan sendiri tanpa membebani suaminya.
3.
Wisatawan Dalam Negri Pesona Pulau Bali tidak pernah habis bagi
wisatawan
dalam negri. Bali memiliki daya tarik tidak hanya dari alam nya, namun adat budaya dan seni sudah menjadi ciri khas tersendiri. Umumnya, wisatawan dalam negri yang baru pertama kali menginjakan kaki di Bali akan penasaran dengan pantai serta keindahan alam lainnya. Wisata kuliner pun tidak luput dari tujuan. Seiring dengan kemudahan transportasi, peningkatan kedatangan wisatawan ke bali selalu meningkat setiap tahunnya. Umumnya wisatawan lokal datang bersama keluarga atau teman.
4.
Wisatawan Asing Bali Bali merupakan salah satu magnet pariwisata yang dimiliki
dunia. Kekayaan akan alam, seni dan budaya merupakan kuncian nya. Yang selalu menarik bagi wisatawan asing untuk berkunjung ke Bali adalah kekentalan akan budaya yang masih berakar di dalam kehidupan masyarakatnya. Wisatawan asing sangat tertarik dengan hal-hal etnik dan eksotis seperti itu.
22
2.1.9. Pembanding dan Referensi 2.1.9.1.
Visual Visualisasi tidak realism, tidak juga abstrak. Visual dari karakter akan menggambil dari gaya visual urban toy agar lebih menarik karena ditujukan sebagai hiburan untuk orang-orang dewasa yang mencari sebuah hiburan segar. Bentuk dari benda, environtment dan sebagainya akan distilasi. Warna yang digunakan adalah warna-warna ceria yang menarik perhatian.
(Gambar 2.1.9.1.1 Yum Yum Studio)
23
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Prinsip Dasar Animasi 1. Solid Drawing Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan -baik proses maupun hasil- sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah: menggambar. Meskipun kini peran gambar -yang dihasilkan sketsa manual- sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip ‘menggambar’ akan menghasilkan animasi yang lebih ‘peka’. 2. Timing & Spacing Grim Natwick -seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. 3. Squash & Stretch Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (plastis) pada objek atau figur sehingga -seolah-olah ‘memuai’ atau ‘menyusut’ sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup (misal: manusia, binatang, creatures) akan memberikan ‘enhancement’ sekaligus efek dinamis terhadap gerakan/ action tertentu, sementara pada benda mati (misal: gelas, meja, botol) penerapan squash and stretchakan membuat mereka (benda-benda mati tersebut) tampak atau berlaku seperti benda hidup. 4. Anticipation Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/ awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan ‘maju’ harus ada gerakan ‘mundur’ dulu. Dan sejenisnya. 5. Slow In and Slow Out Sama seperti spacing yang berbicara tentang akselerasi dan deselerasi. Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki
24
percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat. 6. Arcs Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik/ robotik yang cenderung patah-patah. 7. Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama. 8. Follow Through and Overlapping Action Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari. Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan salingsilang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). 9. Straight Ahead Action and Pose to Pose Dari sisi resource dan pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi. Yang pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan: kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan: waktu pengerjaan yang lama. Yang kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe-keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/ dilanjutkan oleh
25
asisten/ animator lain. Cara yang kedua ini lebih cocok diterapkan dalam industri karena memiliki kelebihan: waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya. 10. Staging Seperti halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana ‘lingkungan’ dibuat untuk mendukung suasana atau ‘mood’ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene. 11. Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi (dan ber-animasi) juga memiliki gaya yang sangat beragam. Sebagai contoh, anda tentu bisa mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang dengan hanya melihatnya sekilas. Anda juga bisa melihat ke-khas-an animasi buatan Disney atau Dreamworks. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau gaya tertentu. Ada juga yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan ‘kharisma’ seorang tokoh atau karakter dalam animasi. Jadi, meskipun tokoh utama dari sebuah animasi adalah monster, demit, siluman atau karakter ‘jelek’ lainnya tetapi tetap bisa appealing. 12. Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedik. Banyak dijumpai di film-film animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, Doraemon dan sebagainya.
2.2.2. Teori Warna •
Warna primer Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warnawarna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
26
•
Warna sekunder Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
•
Warna tersier Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan biru.
•
Warna netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warnawarna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
•
Warna Panas dan Dingin Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi
27
warna harmonis jika warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.
•
Kontras komplementer Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
•
Kontras split komplemen Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan.
28
•
Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
•
Kontras tetrad komplementer Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
2.2.3. Teori Humor Teori humor jumlahnya sangat banyak, tidak satu pun yang persis sama dengan yang lainnya, tidak satu pun juga yang bias mendeskripsikan humor secara menyeluruh, dan semua cenderung saling terpengaruh (Setia-wan, 1990). Dewasa ini, pengertian humor yang paling awam , ialah sesuatu yang lucu, yang menimbulkan kegelian atau tawa. Humor identik dengan segala sesuatu yang lucu, yang membuat orang tertawa. Pengertian awam tersebut tidaklah keliru. Dalam Ensiklopedia Indonesia (1982), seperti yang dinyatakan oleh Setiawan (1990), “Humor itu kualitas untuk menghimbau rasa geli atau lucu, karena keganjilannya atau ketidakpantasannya yang menggelikan; paduan antara rasa kelucuan yang halus di dalam diri manusia dan kesadaran hidup yang iba dengan sikap simpatik.” . Lebih lanjut, teori humor dibagi dalam tiga kelompok (Manser, 1989), meliputi: 1. teori superioritas dan meremehkan, yaitu jika yang menertawakan berada pada posisi super; sedangkan objek yang ditertawakan berada pada posisi degradasi (diremehkan atau dihina). Plato, Cicero, Aristoteles, dan Francis Bacon (dalam Gauter, 1988) mengatakan bahwa orang tertawa apabila ada sesuatu yang menggelikan dan di luar kebiasaan. Menggelikan diartikan sebagai sesuatu yang menyalahi aturan atau sesuatu yang sangat jelek. Lelucon yang menimbulkan ketertawaan, juga mengandung banyak
29
kebencian. Lelucon selalu timbul dari kesalahan/ kekhilafan yang menggoda dan kemarahan 2. teori mengenai ketidakseimbangan, putus harapan, dan bisosiasi. Arthur Koestler (Setiawan, 1990) dalam teori bisosiasinya mengatakan bahwa hal yang mendasari semua bentuk humor adalah bisosiasi, yaitu mengemukakan dua situasi atau kejadian yang mustahil terjadi sekaligus. 3. teori mengenai pembebasan ketegangan atau pembebasan dari tekanan. Humor dapat muncul dari sesuatu kebohongan dan tipuan muslihat; dapat muncul berupa rasa simpati dan pengertian; dapat menjadi simbol pembebasan ketegangan dan tekanan; dapat berupa ungkapan awam atau elite; dapat pula serius seperti satire dan murahan seperti humor jalanan. Humor tidak mengganggu kebenaran.
2.2.4. Teori Sinematografi Sinematografi merupakan kata serapan dari Cinematography yang terdiri dari dua suku kata yaitu cinema dan graphy yang berasal dari bahasa Yunani: kinema yang berarti gerakan dan graphoo yang berarti menulis. Jadi cinematography bisa diartikan menulis dengan gambar yang bergerak. Sebagai pemahaman, cinematography bisa diartikan kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak sebagai bahannya. Artinya, dalam cinematography kita mempelajari bagaimana membuat gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaian gambar yang mampu menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan suatu ide tertentu.
1.1. Analisa Data 1.1.1.
SWOT
• Strength Menyajikan sebuah serial film animasi keluarga berkualitas. Makin banyak animasi lokal buatan Indonesia sehingga membuat penonton penasaran. Menyajikan serial film animasi yang mengangkat nilai seni dan budaya Tanah Air.
30
• Weakness Serial film animasi luar dan dalam negri yang lebih menarik. Jangka waktu yang sempit untuk pengerjaan. Film serial tanpa dialog membutuhkan kecermatan penonton agar informasi yang disajikan dapat dimengerti. • Opportunity Menyampaikan pesan moral. Sebagai media pengenalan budaya Bali. • Threat Penonton yang kurang tertarik dengan budaya Bali. Penyajian nilai budaya tidak dapat terlalu kompleks