BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1.
Tinjauan Umum Penulis melakukan pengumpulan data melalui berbagai sumber yang dilakukan dalam proses untuk mendukung perancangan Tugas Akhir. Dari berbagai sumber tersebut didapatkan data untuk membantu merancang dan memberi solusi perancangan komunikasi visual.
2.1.1
Sumber Data 2.1.1.1 Data Online - http://www.cookiescastle.net/readnews.php?id=4 - http://whatscookingamerica.net/History/CookieHistory.htm - http://id.wikipedia.org/wiki/Kue_kering - http://en.wikipedia.org/wiki/Cookie - http://www.biropemerintahan.bantenprov.go.id/ - http://tangerangkab.go.id/letak-geografis/ - http://artikata.com/arti-74841-gaul.html - http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan - http://blog.stie-mce.ac.id/sriati/2013/07/08/manajemen-usahapeningkatan-pendapatan-rumah-tangga/
2.1.1.2 Data Produk - Food Packaging and Shelf Life ( Gordon L. Robertson )
2.1.1.3 Data Literatur Keilmuan Desain Komunikasi Visual - Designing Brand Identity 3rd Edition (Alina Wheeler) - Brand Power (Paul Stobart, Interbrand Group PLC) - What Makes Winning Brands Different (Andreas Buchollz and Wolfram Wördeman) - Package Design (Steven DuPuis and John Silva) - Logo Design Workbook (Adamsmorioka) - Typography Essentials (Ina Saltz) 3
4 - Color Basic (Anne Dameria) - Illustration- A Theoretical & Contextual Perspective (Alan Male).
2.1.1.4 Wawancara Narasumber - Ibu Pely Tahir selaku pemilik usaha - Veronica Rinawati selaku anak dari pemilik usaha - Meidiani selaku pemilik Toko Kue Anna - Meily selaku pemilik Toko Kue Mirasari - Masyarakat Pamulang
2.1.2 Literatur 2.1.2.1 Sejarah Kue Kering Kue kering atau yang dalam bahasa Inggris disebut cookie berasal dari bahasa Belanda “koekje” yang artinya kue kecil. Kue kering ini adalah adonan tepung yang di panggang dalam oven dibentuk kecil-kecil dan biasa dihidangkan bersama teh atau minuman hangat lainnya. Belom banyak diketahui mengenai awal keberadaan kue kering ini, termasuk di Indonesia sendiri. Berdasarkan sejarah Indonesia saat dijajah Belanda, penulis berpendapat adanya kemugkinan tradisi minum teh dengan kue kering di Eropa dibawa saat zaman kolonial Belanda. Pembauran dikalangan bangsawan dan kolonial Belanda membawa tradisi menikmati kue kering dan menjadi bagian tradisi rakyat Indonesia secara turun menurun dengan tata cara yang disesuaikan sesuai dengan adat istiadat yang ada di Indonesia.
5
2.1.2.2 Sejarah Industri Kue Kering Ibu Tahir
Gambar 2.1 Logo Usaha Ibu Tahir
Industri rumah kue kering Ibu Tahir adalah industri rumahan yang membuat kue kering yang bervariasi. Berawal dari hobi memasak dan membuat kue kering, Ibu Tahir mencoba peruntungan untuk menjual kue-kue buatannya di sekitar perumahan Pamulang Permai. Setelah beberapa anggota keluarganya mencoba, juga setelah tetangga sekitar rumah turut dibagi dan mencoba, Ibu Tahir kemudian mengetahui mereka menyukai cita rasa kue buatannya. Usaha ini dirintisnya sendiri tahun 2001, namun sempat berhenti menjajakan kue kering karena faktor kekurangan tenaga dan modal. Tanpa menyerah Ibu Tahir dibantu bersama anaknya pada awal tahun 2010 silam. Akhirnya, berkat dukungan dari keluarga, dan kerabat Ibu Tahir dibantu anaknya memulai usaha membuat kue kering di rumah. Ibu Tahir dan anaknya mulai menawarkan kue keringnya kepada tetangga, juga lewat acara arisan dan perbincangan kerabat. Alhasil, kue kering buatannya ditawarkan.
mulai
menarik
perhatian
orang-orang
yang
6 Usaha Ibu Tahir tidak memproduksi semua varian setiap harinya. Produksi setiap harinya tidaklah terlalu banyak dikarenakan jangka kedaluarsa yang tidak tahan 1 bulan. Usaha Ibu Tahir lebih melayani pemesanan kue kering sehingga produk yang dijual lebih segar dan baru matang. Jenis kue kering yang dijual berupa; nastar, kaastengel, sagu keju, putri salju, cokocips, lidah kucing. Omset penjualan tidak menentu, untuk bulan-bulan biasa kisaran 2,5 juta rupiah dan untuk bulan-bulan lebaran dan natal bisa mencapai 5 juta rupiah bahkan lebih. Yang menjadi langganan utama adalah teman arisan, sanak saudara, dan rekan. Jenis kue kering yang paling digemari adalah Nastar dan kaastengel.
2.1.2.3 Informasi Geografis dan Demografi Penulis
menggali
karakteristik
geografis
untuk
mendapatkan potensi yang akan dikembangkan dalam desain untuk menjawab kebutuhan target sesuai dengan geografis dan demografinya. Penulis mendapatkan informasi berupa target sasaran yang ada diwilayah tersebut multietnis dan multikultural dan merupakan kota yang mandiri ingin berkembang terus menerus. Dengan tempat pariwisata dan wisata kuliner yang berkembang, dapat membantu dalam media promosi dan mengenal karakteristik penduduk Kota Tangerang Selatan sebagai target sasaran dari perancangan Tugas Akhir.
1. Sejarah Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi
Banten, Indonesia.
Kota
ini
diresmikan
oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota ini merupakan pemekaran dari kabupaten Tangerang. Pada masa penjajahan Belanda, wilayah ini masuk ke dalam Karesidenan Batavia dan mempertahankan karakteristik
7 tiga
etnis,
yaitu Suku
Sunda, Suku
Betawi,
dan Suku
Tionghoa. Pada
2007,
Pemerintah
Kabupaten
Tangerang
menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran. Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri.
2. Wisata kuliner Perkembangan pesat wisata kuliner di Tangsel terjadi berkat pertumbuhan properti. Pengembang-pengembang tak hanya membangun rumah-rumah atau pemukiman, melainkan semacam kota-kota kecil. Pusat-pusat perbelanjaan, sarana kesehatan,
pendidikan,
hingga
urusan
pangan
sangat
diperhatikan. Kaum urban di sekeliling pusat-pusat itu pun terus membengkak sehingga pasar potensial pun terbentuk. Sampai pertengahan tahun 2011, di Tangsel terdapat 315 rumah makan yang tersebar di 7 kecamatan. Angka itu naik hampir separuhnya dari tahun 2010 yang tercatat hanya 200 rumah makan. Bisa jadi angka faktualnya kini sudah mencapai 500 rumah makan.
Beberapa tempat wisata kuliner tersebut adalah: -
Mal Teraskota, Serpong pusat aneka kuliner dan hiburan
-
Bintaro 9 Walk pusat aneka kuliner di Bintaro Jaya Sektor IX
-
Warung Ngopi tempat nonkrong anak muda freewifi Jl. Surya Kencana Pamulang
-
Flavor
Bliss Terletak
RS.Omni International
di
Alam
Sutera
Sebrang
8 -
Fresh House Bakery Toko Roti & cake tanpa bahan pengawet. Jl. Surya Kencana no.7 pamulang barat
-
Kampoeng Aer, Family Park, Alam Sutera
-
Bintaro Entertainment X'nter, pusat aneka kuliner di Bintaro Jaya Sektor VII
3. Lokasi wisata -
Wisata hutan kota Tanah Tingal Jl Merpati Raya No. 32 B, Sawah Baru, Jombang, Ciputat
-
Situ Gintung
-
Ocean Park di kawasan BSD City
-
Taman Kota 1 Dan 2 Di BSD City
-
Kampung Dongeng, Ciputat
-
Kampung Maen, Alam Sutera, Serpong
-
Kandang Jurang Doank, Komplek Pondok Sawah Indah
-
Puspiptek, Serpong Beberapa makanan khas Tangsel diantaranya sayur
besan, bir pletok, es blewah, putu mayang, jamur krispi, dan pecak gabus. Penulis dapat menggunakan data demografi dan geografi ini untuk mencari tahu karakteristik yang dapat disesuaikan dengan visual yang tepat.
2.1.3 Kompetitor 2.1.3.1 Toko Kue Anna
Gambar 2.2 Toko Kue Anna
9 Berlokasi di Jl. Pamulang Permai I Blok AX 33/29 samping perumahan Griya Jakarta dibelakang apotek Kawi Jaya. Didirikan oleh Meidiani. Awal mula toko kue Anna hanya menjual beberapa jenis kue kering. Seiring permintaan yang banyak, toko kue Anna mulai menjual bahan-bahan dan peralatan untuk membuat kue, mulai dari oven, pemanggang, dan bahan-bahan kue lainnya yang diperlukan untuk membuat kue. Serta diadakan kursus membuat kue bagi mereka yang ingin belajar membuat kue.
2.1.3.2 Toko Kue Mirasari
Gambar 2.3 Toko Kue Mirasari
Toko ini berlokasi di pertokoan Pamulang Permai I SH no.5-6 di dekat pasar mandiri. Toko Kue ini menjual kue basah dan kue kering dan peralatan membuat kue kering.
2.1.3.3 Toko Holy Cookies
Gambar 2.4 Toko Holy Cookies
10 Toko ini berlokasi di Jalan Menteng Raya Blok A3/07 Gria Jakarta, Pamulang. Menjual berbagai jenis kue kering buatan rumah. Harganya pun kompetitif. Penulis membandingkan ketiga kompetitor dilihat dari segi lokasi yang saling berdekatan. Sehingga persaingan antara ketiganya semakin ketat.
2.1.4 Jenis Kue Kering 1. Nastar
Gambar 2.5 Kue Nastar (Sumber: dokumentasi pribadi, April 2014)
2. Kaastengel
Gambar 2.6 Kaastengel (Sumber: dokumentasi pribadi, April 2014)
3. Putri Salju
Gambar 2.7 Kue Putri Salju (Sumber: dokumentasi pribadi, April 2014)
4. Lidah Kucing
Gambar 2.8 Kue Lidah Kucing (Sumber: dokumentasi pribadi, April 2014)
11 5. Sagu Keju
Gambar 2.9 Kue Sagu Keju (Sumber: dokumentasi pribadi, April 2014)
6. Cokocip
Gambar 2.10 Kue Cokocip (Sumber: dokumentasi pribadi, April 2014)
2.1.5
Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian penulis mengambil 5 cara untuk tinjauan lebih lanjut melalui wawancara, kusioner, refrensi buku, internet dan penelitian lapangan.
2.1.5.1 Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan pemilik usaha yaitu Ibu Pelly Tahir. Beliau sudah merintis usahanya selama 13 tahun dan sempat terhenti karena terkendala masalah modal dan kekurangan tenaga. Beliau juga bercerita mengenai kue kering, dimana beliau juga tidak mengetahui secara pasti darimana asal kue kering itu, dan mengatakan bahwa kue kering sepertinya berasal dari era kolonial bangsawan Belanda. Beliau turut sadar akan pentingnya sebuah brand dan kemasan
yang
menarik,
namun
hal
tersebut
akan
meningkatkan harga jual produk dan masyarakat akan berkurang minatnya untuk membeli produk Ibu Tahir apabila harga turut dinaikan. Harapan beliau akan penulisan perancangan Tugas Akhir penulis adalah keilmuan desain komunikasi visual dapat mengembangkan usahanya lebih
12 pesat melalui pendekatan desain komunikasi visual agar lebih menarik perhatian konsumen, lebih mudah diakses, lebih mudah dikenali dan dibedakan identitasnya, serta menjadi tren menarik untuk segmentasi usaha kue kering menengah.
2.1.5.2 Kuisioner Kuisioner dibagikan kepada 100 responden melalui media sosial dan survei lapangan.
>35 tahun
1. Usia <17 tahun
16%
18-25 tahun 57% 26-35 tahun 19% 2. Jenis Kelamin Pria
34%
Wanita
66%
3. Domisili Tangerang Selatan
88%
Luar Tangsel
12%
4. Pekerjaan Pelajar
38%
Mahasiswa
32%
Karyawan/i
13%
Ibu rumah tangga
17%
8%
13 5. Kue kering paling digemari Nastar
37%
Kaastengel
21%
Putri salju
18%
Choco chips 16% Sagu Keju
2%
Lainnya
6%
6. Pengetahuan makna brand/identitas visual Tahu
15%
Tidak Tahu
56%
Ragu
29%
7. Pentingnya sebuah kemasan menarik Perlu
67%
Biasa saja
17%
Tidak Tahu
16%
(Sumber: kuesioner pribadi, Maret-April 2014)
2.1.5.3 Buku Buku adalah jendela, begitu kata pepatah. Buku adalah refrensi yang baik untuk dijadikan teori dalam riset dan pengembangan studi. Penulis mengambil beberapa buku yang menunjang brand, identitas, kemasan, dan kue kering untuk diambil teorinya dalam perancangan Tugas Akhir.
2.1.5.4 Internet Internet sudah menjadi konsumsi hampir semua lapisan masyarakat. Penulis memanfaatkan internet untuk mencari data lanjutan dan keterangan yang dapat menunjang keperluan data yang dibutuhkan untuk membuat kajian strategi visual.
2.1.5.5 Penelitian Lapangan Penulis berkeliling di kawasan Tangerang Selatan. Observasi meliputi dari kawasan rendah-padat penduduk,
14 status ekonomi, aktivitas lapangan, posisi kompetitor, daerah yang menurut penulis berpotensi untuk dijadikan media promosi pemasaran, dan kondisi iklim geografisnya.
Dari 5 cara penelitian di atas, penulis lebih terbuka mengenai strategi visual apa yang akan digunakan untuk membangun sebuah brand usaha kue kering Ibu Tahir. Melihat dari sisi kekuatan dan kelemahan kompetitor. Penulis melihat celah yang baik dari kelemahan kompetitor untuk dijadikan kekuatan, dan melihat kekuatan untuk jadi faktor pendukung. Setiap lingkungan mempunyai karakternya tersendiri, dari karakter lingkungan tersebut penulis dapat gambaran visual untuk dikemas dalam identitas yang sesuai, yakni perpaduan nuansa zaman kolonial dengan tren anak muda saat ini.
2.1.6 Analisa S.W.O.T Berikut adalah analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threat) Industri rumah kue kering Ibu Tahir: 1. Strengh (Kekuatan) -
Harga produk kue kering terjangkau dapat dijadikan dasar untuk membuat pendekatan rasional terhadap target sasaran dalam visual dan kemasan yang sesuai.
-
Pelayanan ramah dapat disesuaikan dalam pemilihan tone dan manner untuk divisualkan.
-
Nama Ibu Tahir yang mudah diingat dikarenakan arti dari tahir adalah suci,bersih, dan memberikan kesan yang positif.
2. Weakness (Kelemahan) -
Identitas Visual hanya sebatas penggunaan tulisan sebagai
logo,
sehingga belum
maksimal
untuk
menunjukkan citra dan identitas usaha yang lebih jelas dan dapat mudah diingat target sasaran. -
Minimnya media promosi yang masih sebatas dari pembicaraan mulut ke mulut, dan belum
15 memanfaatkan media promosi yang lebih luas, hal ini cukup menghambat untuk mengenalkan identitas usaha dan produk yang dijual ke masyarakat. -
Varian kue yang masih belum terorganisir, sehingga cukup sulit untuk membedakan antar varian produk yang dijual.
-
Kemasan produk belum dapat menampilkan citra rasa, kualitas produk, dan identitas usaha kue kering milik Ibu Tahir.
-
Belum menunjukkan citra rasa khas Pamulang yang dekat, bersahabat, dan strategis.
3. Opportuinity (Kesempatan) -
Keterbukaan akan varian baru dan mengorganisir varian produk kue kering
-
Adanya kesadaran akan pentingnya sebuah brand untuk menaikkan citra produk dengan keilmuan bidang desain komunikasi visual
-
Membuat media promosi yang lebih menarik dan tepat untuk lebih meningkatkan citra, rasa, kualitas dari produk kue kering
-
Membuat kemasan yang lebih menarik sesuai dengan kebutuhan target sasaran
4. Threat (Ancaman) -
Kompetitor memiliki varian produk kue kering yang lebih terorganisir
-
Kompetitor memiliki kesadaran yang sama akan pentingnya sebuah brand
-
2.2
Tinjauan Khusus 2.2.1 Teori Brand
Media promosi kompetitor lebih berkembang
16 Bicara mengenai membangun sebuah identitas, penulis mengambil refrensi melalui buku berjudul Designing Brand Identity edisi ketiga oleh Alina Wheeler. Dalam buku tersebut digambarkan sebuah visual mengenai poin dari sebuah brand: “As competition creates infinite choices, companies look for ways to connect emotionally with customers, become irreplaceable, and create lifelong relationships. A strong brand stands out in a densely crowded marketplace. People fall in love with brands, trust them, and believe in their superiority. How a brand is perceived affects its success, regardless of whether it’s a start-up, a non-profit, or a product” (Wheeler, 2009: 2). Dari kutipan tersebut, penulis memiliki pendapat bahwa brand itu sendiri adalah citra, pelayanan, dan pengalaman seseorang ketika merasakan
produk
suatu
perusahaan
sehingga
memunculkan
emosional masing-masing pribadi yang merasakan pengalaman tersebut. Dalam hal ini, penulis bermaksud untuk mengarahkan sebuah identitas industri rumah kue kering Ibu Tahir ke arah yang lebih tepat. Yang menjadi perbedaan antara brand dan brand identity adalah brand membuat suatu ikatan yang melibatkan hati serta pikiran konsumen, sedangkan brand identity adalah perwujudan nyata dari hasil brand yang dapat dirasakan melalui panca indra. Untuk membuat strategi dalam brand diperlukan kesinambungan terhadap ide besar. Disebutkan bahwa “Brand strategy defines positioning, differentiation, the competitive
advantage,
and
a
unique
value
proposition”(Wheeler, 2009: 12). Langkah awal penulis adalah mencari ide besar untuk memulai semua perancangan Tugas Akhir, karena dari ide besar dapat diperoleh fokus yang lebih mengerucut. Dari ide besar penulis dapat mengeluarkan pikiran mengenai positioning, pembeda, keuntungan, USP dan lainnya.
17 Teori lain yang memperkuat pentingnya sebuah brand yang tepat sasaran dari buku What Makes Winning Brands Different pada bab kelima dikatakan “Consumers prefer your brands because it expresses their (desired) character and identity.” (Buchollz dan Wördeman, 2000:103). Masih dalam buku What Makes Winning Brands Different, ada 5 kode perkembangan untuk identitas dan ekspresi diri, yaitu : 1. Demonstrating character, usaha kue kering Ibu Tahir harus memiliki positioning brand yang memiliki penekanan yang kuat, kepercayaan diri akan citra, rasa, kualitas produk kue kering yang diproduksi. 2. Advocating an ideology, meyakinkan lebih dalam tentang brand usaha Ibu Tahir kepada target sasaran melalui pendekatan rasional dan emosional dan mengubahnya menjadi ideologi yang terbentuk karena emosional dan ekspresi yang ditawarkan brand usaha Ibu Tahir. 3. Attesting kinship, pelayanan ramah Ibu Tahir menjadi salah satu hal yang membuktikan prinsip kekeluargaan dalam menjalankan brand. Membentuk suatu kelompok sosial yang kekeluargaan yang berpotensi sebagai media penyaluran promosi. 4. Creating a hero, sebuah gambaran mengenai kehebatan seorang pahlawan yaitu kekuatannya digunakan secara positif yang patut ditiru dan sebagai sosok terpuji, brand yang akan penulis angkat menjadi pembeda diantara produsen produk sejenis dengan pendekatan ilmu desain komunikasi visual. 5. Expressing personal message, mengekspresikan usaha kue kering Ibu Tahir melalui strategi visual dan verbal yang tepat sasaran kepada target, menjawab kebutuhan kalangan muda akan gambaran personal dirinya akan membantu menimbulkan rasa percaya diri dan merasa akrab dan dekat.
18 2.2.2 Teori Corporate Identity Mendesain identitas adalah tentang mengelola persepsi melalui integrasi makna dan bentuk visual yang berbeda. Corporate
identity
dijadikan
sebagai
lambang
yang
mencerminkan citra dan gambaran yang menjadi tujuan dan atau maksud suatu perusahaan. “Brand identity is tangible and appeals to the senses. You can see it, touch it, hold it, hear it, watch it move. Brand
identity
fuels
recognition,
amplifies
differentiation, and makes big ideas and meaning accessible. Brand identity takes disparate elements and unifies them into whole systems.” (Wheeler, 2009:4). Adapun
tahapan
merangsang
corporate
identity
kedalam visual adalah: 1. Bentuk, memasukkan elemen-elemen visual zaman dahulu yang dikombinasikan dengan tren masa kini untuk mendukung rejuvenasi produk kue kering kedalam visual yang tepat bagi target sasaran. 2. Warna, sangat mudah diingat dan dibedakan. Penggunaan warna dapat memberikan dorongan psikologis dalam membentuk suasana hati dan pikiran. 3. Isi/Tulisan/Verbal, untuk brand usaha Ibu Tahir akan digunakan penggunaan kata-kata humoris provokatif dalam membentuk komunikasi yang mudah dan santai namun tetap mendorong target sasaran untuk mengonsumsi produk Ibu Tahir. Bisa dikatakan bahwa identitas visual bisa langsung dikenali oleh konsumen, karena mood, look, and feel dari brand tersebut sangat berbeda dan dapat dikenali.
19 2.2.3
Teori Logo Dalam Buku Logo Design Workbook logo diartikan “a distinctive symbol of a company, object, publication, person service, or idea.” (Adamsmorioka, 2004:16) Logo sebagai: 1. Mark, digunakan sebagai penguatan untuk diakui oleh target sasaran dan masyarakat bahwa logo yang akan digunakan untuk usaha Ibu Tahir memiliki asal mula yang baik dan kekuatan akan kepemilikan citra, rasa, kualitas usaha. 2. Signature, kombinasi dari elemen-elemen logomark, logotype dan tagline. Dapat diaplikasikan dalam strategi penulis mengenai keyword ramai dan aktif dari sebuah logo yang mengusung unsur trademark. 3. Trademark, sebuah nama atau lambang yang dapat memperkuat usaha Ibu Tahir berbeda dari usaha produk sejenis. 4. Logomark, sebuah lambang yang dikombinasikan dengan logotype sehingga mudah diingat dan dikenali identitas visual usaha kue kering Ibu Tahir. 5. Logotype, untuk memberi penjelasan akan karakter dan kepribadian dari brand yang akan dibangun untuk mempermudah target dan masyarakat mengenali brand yang akan dibangun. 6. Wordmark, berupa perwujudan lambang yang dirangkai dari kata, dibuat sebagai alternatif kombinasi yang sifatnya lebih mudah dicerna. 7. Monogram, digunakan untuk sebuah inisial sederhana yang dapat diaplikasikan ke dalam pembuatan stationery. 8. Tagline, digunakan untuk membantu menjelaskan sebuah brand, positioning, mood, look and feel nya
2.2.4
Teori Tipografi Tipografi adalah bentuk verbal yang divisualkan dan memiliki makna, karakter, mood, look and feel. Selain memiliki nilai
20 fungsional sebagai sarana penyampaian informasi, tipografi dalam desain komunikasi visual juga memiliki nilai estetika sebagai media menyampaikan strategi komunikasi verbal. Tipografi pun memilik era dan mood dari konotasi nilai sejarah. Dalam buku Typography Essentials dikatakan bahwa “TYPEFACES ARE A PRODUCT OF THEIR ERA.” (Saltz, 2009:16). Penulis dalam menghubungkan era jaman dulu dan modern untuk membangun mood, look and feel dalam membuat sebuah brand usaha Ibut Tahir. Penulis akan menggunakan tipe tipografi sebagai berikut: 1. Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang biasanya italic ke arah kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi, akrab, jaman dulu. 2. Dekoratif Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garisgaris dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Hal ini dapat digunakan untuk strategi verbal perancangan. Jenis typeface yang digunakan pada bagian bodycopy proyek ini sebagian besar merupakan jenis tuisan sans serif. Typeface seperti ini diharapkan dapat menimbulkan kesan klasik, sederhana, dan rapi. Sedangkan untuk logotype akan menggunakan typeface berjenis script dan dekoratif.
2.2.5 Teori Kemasan Dalam buku Package Design Workbook menyatakan bahwa ada 6 kunci kemasan sukses: “don’t react-proact, connect on an emotional level, don’t settle for parity, focus on core values, validate appropriately, dan collaborate”. (DuPuis dan Silva, 2011:64). -
Don’t react-proact, menempatkan kemasan harus didukung dengan tindakan brand sebagai identitas.
21 -
Connect on an emotional level, cara pendekatan sebuah kemasan
mampu
menyentuh
target
sasaran
secara
pendekatan emosional. -
Don’t settle for, menempatkan desain kemasan sebagai pembeda dan memperhitungkan segala resikonya.
-
Focus on core values, dengan menunjukan rasa hormat, terintegritas, inovatif sesuai dengan kekuatan brand yang dibangun.
-
Validate Appropriately, pentingnya sebuah kemasan untuk dapat menganalisa dan memperhitungkan simulasi harga dari hasil pencarian data.
-
Collaborate, melibatkan target sasaran, bekerja sama, dan membangun konsep kreatif yang menjadikannya sebuah hal yang efektif dan kuat.
Kemasan yang sampai ke tangan konsumen harus dalam keadaan baik. Penulis berusaha menggunakan metode tersebut dengan meyatukan identitas perusahaan yang bisa membawa dampak emosional yang terkolaborasi ke dalam nilai inti dari usaha yang dibangun melalui model kemasan yang akan dipakai. Dalam persaingan pasar, begitu banyak produk berjejeran. Penulis berusaha menemukan keaslian, identitas, pembeda, dan menarik perhatian serta mudah dikenali pada kemasan yang akan digunakan. Karena apabila dapat menonjol dari sekian produk kompetitor kurang dari 1 detik merupakan awal yang baik untuk menunjukan kekuatan kompetisi awal sebuah brand.
2.2.6 Teori Warna Warna merupakan salah satu komponen penting dalam identitas visual yang sangat kuat pengaruhnya dalam pembentukan visual. Warna dapat menjadi pembeda yang mudah dan menarik. Warna adalah refleksi tingkat kepadatan spektrum pantulan cahaya ke mata terhadap suatu objek yang dilihat. Tumpukan spektrum, material objek dan kondisi cahaya akan menghasilkan suatu warna tersendiri. Dalam hal ini warna sangat penting untuk
22 menjadi komponen untuk membangun identitas visual kue kering Ibu Tahir. Warna mampu membedakan identitas, menggali ekspresi, meninggalkan suatu kesan, memberi efek dan citra tertentu untuk membangun sebuah identitas visual. Penulis mengambil sebuah acuan warna untuk proyek ini melalui buku berjudul “Color Basic” oleh Anne Dameria. Dalam kutipan buku tersebut, pengertian warna adalah fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur, yaitu cahaya, objek, dan observer atau pengamat (dapat berupa mata manusia ataupun alat ukur). Warna dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Gambar 2.11 Diagram Warna (Sumber: http://www.creativepro.com/files/story_images/032604_fg1.jpg)
a. Warna Primer: warna paling dasar dalam lingkaran warna (merah, kuning, biru) b. Warna Sekunder: campuran 2 warna primer dengan perbandingan yang sama (jingga, hijau, ungu). c. Warna Tersier: campuran antara warna pink dan sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama. Penulis akan menggunakan warna-warna hangat untuk mempertemukan mood rasa kue kering yang ada dalam identitas yang dibangun.
23 2.2.6 Teori Ilustrasi Ilustrasi adalah bentuk pengungkapan secara visual melalui goresan tulisan, ataupun dari karya-karya seni, fotografi, dan sebagainya. “A logo can be evidenced in many visual forms from being fairly complex or decorative to a simple geometric juxtaposition of basic shapes reminiscent of the first letter of a company name.”(Male, 2007:172) Penulis menggunakan beberapa ilustrasi yang masih berkaitan dengan elemen-elemen karakter dan elemen-elemen pendukung dari brand itu sendiri dalam sebuah aplikasi poster, mural, dan sebagainya yang dapat mencerminkan dari identitas usaha kue kering Ibu Tahir. Dengan ilustrasi yang sederhana dan atraktif dapat menunjang identitas tersebut. Ada pula disebutkan bahwa; “Having an understanding of the audience is essential for the successful transfer of messages.” (Male, 2007:19) Penulis mengambil riset untuk memahami target pasar yang sesuai
dengan
komunikasi
visual
yang
tepat
agar
mampu
menyampaikan konten melalui konteks, dan bentuk yang mudah dicerna.
24