BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Data-data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya: -
Literatur: artikel dari media elektronik, maupun non elektronik.
-
Pengamatan langsung di lapangan.
-
Wawancara / Interview dengan narasumber dari pihak yang terkait, yaitu: Ibu Novita Yunus selaku Pemilik dan Designer dari Batik Chic.
2.1.1 Pengertian Batik Sertifikat UNESCO menyebutkan “Batik adalah Warisan Kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbedawi (Masterpiece of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity) dari Indonesia”. Pengakuan itu dalam hal budaya nonbedawi. Jadi jelas bukan benda batiknya itu sendiri, melainkan gabungan antara batasan mulai cara membuat hingga bagaimana bangsa Indonesia memandang, memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dalam tradisi, membuat dan mengembangkan batik dalam kehidupan yang dinamis. Budaya tak benda (oral and itangible) dalam pengertiannya meliputi budaya lisan, seni pentas, adat istiadat dan perayaan, pengetahuan tentang alam semesta serta kerajinan tradisional.
Jika awalnya pemahaman definisi batik pada beberapa kamus istilah hanya menyebutkan bahwa batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian menggunakan malam sebagai teknik perintang warna, maka itu perlu dikoreksi. Karena jika sekadar menghias kain dengan teknik perintang warna, itu adalah definisi dari wax resist dyeing. Jika demikian wax resist dyeing ada dimana-mana, bukan saja di Indonesia.
Batasan yang lebih konkret, Batik adalah kain dengan hiasan yang dibuat dengan teknik wax resist dyeing, yang menggunakan ragam hias tertentu kekhasan budaya Indonesia sebagai busana maupun keperluan lainnya. Batasan yang lebih luas, bahwa batik memiliki ragam hias tertentu
yang awalnya berasal dari motif-motif batik klasik. Pengembangan batik sesuai kebutuhan zaman memiliki perluasan ciri.
2.1.2 Sejarah Batik di Indonesia Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di khatulistiwa. Negara ini terletak di sebelah tenggara Asia dan barat laut Australia dengan penduduk sekitar 245 juta orang dengan 300 kelompok etnis yang tinggal di pulau-pulau yang berbeda. Selain latar belakang multietnis, budaya yang unik di Indonesia berakar dari sejarah Indonesia sebagai pos bagi para penjelajah Melayu, Cina, India, Arab dan Belanda, penjajah dan perdagangan.
Indonesia telah dikenal akan batiknya sejak abad ke-4 atau ke-5, dan telah dikatakan bahwa teknik pewarnaan dan desain batiknya sebanyak pulau yang ada di sana. Variasi desain dan warna berbeda-beda sesuai dengan desa dan kelompok etnis yang tersebar di setiap pulau yang berbeda. Beberapa desa di Jawa telah mempertahankan warisan pengerjaan batiknya selama ratusan tahun.
Batik telah menjadi seni dan kerajinan selama berabad-abad dan merupakan bagian dari tradisi kuno. Kata batik berasal dari bahasa Jawa 'amba' yang memiliki arti 'menulis', sedangkan akhirannya 'Nitik' berarti ‘titik kecil’ atau ‘membuat titik’. Dalam naskah di atas daun lontar yang berasal dari sekitar 1520 Masehi yang ditemukan di Galuh, Cirebon (Jawa Barat), tertulis bahwa batik juga berarti 'seratan' yang dalam bahasa jawa berarti 'menulis'.
Munculnya seni batik di Jawa masih dalam pembahasan hingga saat ini. Setiap ahli memiliki pendapatnya sendiri. G.P. Rouffaer (1900), Jasper dan juga Pringadi (1912) mengatakan bahwa seni batik berasal dari India bersama dengan kedatangan pedagang India di Indonesia pada abad ke-4 atau ke-5. Seiring dengan aktivitas perdagangan, kebudayaan Hindu yang dibawa oleh orang-orang India, termasuk seni batik, mulai masuk dan berkembang di beberapa pulau di Jawa. Relief yang menghiasi dinding candi terkenal seperti
Borobudur, Prambanan, dan beberapa candi di Bali, menunjukkan bahwa pakaian yang dikenakan oleh Raja menyerupai motif Batik
Sementara arkeolog lain percaya bahwa seni batik yang sudah tidak dapat terpisahkan dari budaya Jawa telah melalui sebuah proses transformasi budaya yang sangat panjang. Seni batik muncul dari budaya lokal dan sangat dipengaruhi
oleh
budaya
Hindu,
Tiongkok
dan
Eropa
dalam
perkembangannya. Batik muncul dari budaya lokal jauh sebelum pengaruh asing datang ke Indonesia.
2.1.3 Perkembangan Batik di Indonesia Keeksisan batik terus terlihat selama bertahun-tahun dan telah menunjukkan tanda-tanda menjadi lebih luas didorong oleh perkembangan teknologi, estetika, fungsional dan aspek ekonomi. Terlepas dari banyak pasang surut dan tantangan yang terjadi dalam perekonomian Indonesia, seni batik terus berkembang hingga dekade ini.
Jika zaman dahulu hanya keluarga bangsawan atau kerajaan yang diizinkan untuk memakai desain batik tertentu, saat ini hampir semua orang dari semua tingkatan ekonomi memakai berbagai macam batik untuk penggunaan sehari-hari maupun untuk acara khusus. Seni batik telah menjadi produk penting dari Indonesia. Di beberapa kota besar, industri batik yang menghasilkan batik cap, atau batik tulis dapat ditemukan. Pabrik-pabrik batik banyak ditemukan di Solo, Yogyakarta, Cirebon, Banyumas, Pekalongan, Jakarta, Tuban, Madura, Bali, Sumatera, dan Kalimantan.
2.1.4 Batik Berdasarkan Teknik Pembuatannya 2.1.4.1 Batik Tulis Ada beberapa tahapan dalam proses pembuatan Batik Tulis termasuk beberapa proses turunan dari waxing dyeing dan dewaxing (penghapusan lilin) serta menyiapkan kain, tracing desain, peregangan kain pada bingkai, waxing daerah kain yang tidak perlu pencelupan, mempersiapkan pewarna, mencelupkan kain di pewarna, merebus kain untuk menghilangkan lilin batik (malam) dan mencuci kain.
Alat yang digunakan untuk menghasilkan desain batik yang rumit disebut Canting [cha:nting], yang awalnya ditemukan oleh orang Jawa. Canting adalah wadah tembaga kecil dengan moncong tipis yang terhubung ke pegangan pendek dari bambu. Wadah tembaga diisi dengan cairan malam yang sudah meleleh dan pengrajin batik kemudian menggunakan canting untuk menggambar desain pada kain. Wadah untuk menampung cairan malam pada canting disebut nyamplung. Lubang dari canting (cucuk) ini memiliki ukuran yang bervariasi sehingga dapat disesuaikan dengan besar kecilnya motif dan menghasilkan efek desain yang beragam. Titik dan garis paralel dapat digambar dengan canting.
Untuk
mulai
membatik,
cairan
malam
dari
wajan
diambil
menggunakan canting. Kemudian, cucuk canting ditiup agar terbuka dan cairan malam dapat keluar. Setelah itu, cairan malam baru dapat ditorehkan sesuai dengan motif yang telah digambar menggunakan pensil pada kain. Kain batik yang dibuat dengan teknik tulis sendiri biasanya memiliki harga yang lebih tinggi di pasaran.
2.1.4.2 Batik Cap Dibutuhkan berbulan-bulan bahkan setahun untuk memproduksi sepotong batik tulis dengan kualitas yang baik dan tidak ada yang menyangkal bahwa proses penciptaan batik sangat memakan waktu dan merupakan suatu kerajinan yang mahal. Dalam rangka memenuhi tuntutan permintaan pasar, dan untuk membuat kain lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, di pertengahan abad ke-19, 'Cap' (cap tembaga) dikembangkan oleh orang Jawa, untuk merevolusi produksi batik. Metode penggunaan cap tembaga untuk mengaplikasikan pola dari lilin meleleh disebut Batik Cap [cha: p].
Batik Cap memungkinkan seniman Batik untuk menghasilkan desain yang berkualitas tinggi dengan pola-pola rumit dan jauh lebih cepat dari proses batik tulis. Penemuan ini memungkinkan jumlah produksi batik jauh lebih tinggi dibandingkan batik yang diproduksi dengan metode tradisional.
Dibutuhkan waktu kurang dari 2 atau 3 hari untuk menghasilkan sepotong batik cap dibandingkan dengan berminggu-minggu atau bahkan berbulanbulan yang dibutuhkan untuk memproduksi sepotong batik tulis.
2.1.4.3 Batik Kombinasi Tulis dan Cap Ini
adalah
kombinasi
dari
dua
teknik
sebelumnya
dengan
menggunakan canting serta cap tembaga. Proses ini memungkinkan seniman untuk menghasilkan desain yang lebih kreatif dalam mode yang lebih cepat.
2.1.5 Sejarah Batik Chic Berikut merupakan data yang didapat dari hasil wawancara dengan narasumber, yaitu Ibu Novita Yunus selaku pemilik dan designer dari Batik Chic.
Batik Chic (PT. Wastra Cantik Indonesia) didirikan oleh Novita Yunus berawal dari kecintaannya terhadap tas dan ketertarikannya pada batik yang dimulai dari pengalaman masa kecilnya ketika tinggal di salah satu kota yang dikneal sebagai pusat dari seni dan kebudayaan yaitu Yogyakarta. Ibu dari tiga anak ini akhirnya membuka gerai Batik Chic Gallery yang pertama di Plaza Kemang 88 pada April 2010, setelah memutuskan untuk melakukan perubahan dan berhenti dari pekerjaannya di sebuah bank di bilangan Pondok Indah yang telah dijalaninya selama 11 tahun. Selain itu, dikatakan oleh Novita Yunus bahwa salah satu alasan Ia menjalankan bisnisnya dengan penuh semangat dan gairah tidak lain karena dirinya mencoba untuk membangun kembali citra seni dan budaya di Indonesia, terutama pada generasi muda. Melalui dunia fashion yang sudah mendarah daging di tubuhnya, Ia yakin dapat mencapai setiap visi yang dimilikinya.
Mengetahui bahwa pelanggannya terus meningkat dan menunjukkan timbal balik yang positif, Novita Yunus merasa tertantang untuk mengembangkan bidang bisnisnya, bukan hanya memfokuskannya pada produksi tas saja, Ia pun mulai menjual baju dan sepatu yang tentu saja bahan baku utamanya menggunakan berbagai macam kain Wastra Nusantara. Hingga saat ini, Batik Chic sendiri telah memiliki beberapa anak perusahaan
selain Batik Chic Gallery yang bergerak di dalam dunia fashion, seperti NovitaYunus dan BC Home. Dapat dikatakan bahwa saat ini Batik Chic telah berkembang pesat dan sedang aktif membidik pasar domestik maupun pasar internasional. Novita Yunus mulai mengembangkan pasarnya ke ranah internasional
dengan
mengikuti
beberapa
acara
internasional,
dan
berkolaborasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, PEMDA DKI, dan lain-lain.
Pada bulan Juli 2012, sebagai salah satu mitra binaan dari Garuda Indonesia, Batik Chic mendapatkan dukungan penuh dalam pembukaan ulang Batik Chic Gallery di daerah Kemang Selatan, Jakarta. Selain itu, Batik Chic sendiri dirancang untuk menjadi ‘one stop shopping place for Wastra Nusantara lovers’. Setelah dibukanya gerai kedua dari Batik Chic Gallery, yaitu Batik Chic Red Gallery di Surabaya pada tahun 2013, lahirlah ‘NovitaYunus’ Premium Brand yang kemudian diikuti dengan dibukanya BC Home.
2.1.5.1 Batik Chic Gallery
Gambar 2.1 Interior Batik Chic Gallery Jakarta (Sumber: Nidie Andira Putri, 2015)
Gambar 2.2 Interior Batik Chic Gallery Jakarta (Sumber: Nidie Andira Putri, 2015)
Batik Chic Gallery adalah sebuah bisnis yang bergerak di industri fashion yang menyediakan berbagai jenis pakaian, tas, dan aksesoris
bernuansa serta berbahan kerajinan tradisional, seperti kain batik dan tenun yang dikombinasikan dengan bahan berkualitas tinggi. Dengan tagline ‘Think Globally, Dress Locally’, Batik Chic Gallery selalu mengedepankan ciri khas dari suatu daerah, karena itu setiap gerainya dikonsep sesuai dengan kekhasan daerah yang ingin diangkat. Contohnya, di gerai Batik Chic Gallery yang berada di Kemang Selatan, Jakarta, mengangkat konsep Galeri Nusantara karena bahan dasar pembuatannya berasal dari seluruh penjuru nusantara. Sedangkan, konsep yang diangkat di Batik Chic Red Gallery yang berada di Jalan Kalimantan No. 6, Gubeng, Surabaya adalah Galeri Wastra (Warisan Nusantara) dengan tujuan menjadi “One stop shopping place for Wastra nusantara lovers”. Ada pun konsep yang ditonjolkan adalah batik atau kain yang memiliki corak dan warna yang berani, seperti batik pesisir.
Gambar 2.3 Koleksi di Batik Chic Red Gallery (Sumber: http://wanitawirausaha.femina.co.id/)
Sejak gerai pertamanya dibuka, Batik Chic Gallery telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam industri fashion. Saat ini, koleksi dari Batik Chic Gallery sudah ikut berpartisipasi dalam berbagai acara fashion yang mengangkat tema tradisi atau budaya, baik dalam ranah nasional maupun internasional. Dengan mencoba untuk menampilkan beberapa kebudayaan dari Indonesia, Batik Chic terus aktif dalam beberapa acara fashion tahunan di Indonesia, seperti Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week sejak tahun 2011. Pada tahun 2013, Batik Chic terpilih sebagai pemenang dari program Fashion Award oleh Femina, dan mendapatkan penghargaan dari UNESCO untuk remodel product ‘Ulap Doyo Slipper’.
Gambar 2.4 Penghargaan dari UNESCO pada tahun 2012 (Sumber: Company Profile Batik Chic)
2.1.5.2 NovitaYunus Premium Brand
Gambar 2.5 Display Pameran Novita Yunus (Sumber: Dokumentasi Pribadi Batik Chic)
“NovitaYunus” Premium Brand lahir setelah pelatihan selama 9 bulan oleh program Indonesia Fashion Forward yang diadakan oleh Femina yang bekerjasama dengan British Fashion Council. Setiap produk dibuat menggunakan material khusus dengan kualitas terbaik serta desain yang terinspirasi dari kebudayaan Indonesia.
Pada peluncuran pertama, NovitaYunus bekerjasama dengan Yayasan Total Indonesia dengan mengangkat Motif Topi Kawung yang telah dibina oleh Yayasan Total Indonesia sendiri.
Gambar 2.6 Display Peluncuran Pertama NovitaYunus (Sumber: Dokumentasi Pribadi Batik Chic)
2.1.5.3 BC Home
Gambar 2.7 Produk BC Home (Sumber: Dokumentasi Pribadi Batik Chic)
BC HOME merupakan salah satu anak perusahaan di bawah Batik Chic (PT. Wastra Cantik Indonesia). Novita Yunus bekerjasama dengan Toto Aryanto menyediakan produk dan jasa pengadaan berupa: •
Home Supplies
•
Furniture
•
Decoration
2.1.6 Visi dan Misi Batik Chic Visi Membantu meningkatkan status dan popularitas Batik Indonesia terutama di kalangan anak muda, hingga ke mancanegara.
Misi - Bangga dengan Warisan Nusantara sebagai salah satu kekayaan Indonesia. - Mendukung Kampanye Wastra dengan menggunakan bahan dari Warisan Nusantara dan menggunakannya dalam kehidupan seharihari.
2.1.7 Logo Batik Chic
Gambar 2.8 Logo Batik Chic (Sumber: Novita Yunus)
Logo Batik Chic telah ada sejak pertama kali Batik Chic dibangun oleh Novita Yunus pada tahun 2009. Font dan komposisi terlihat kurang menarik dan tidak menunjukkan citra dari Batik Chic yang penuh semangat dan sangat menjunjung tinggi Wastra Nusantara. Logo dari anak perusahaan juga berbeda-beda sehingga tidak menunjukkan hubungan antara Batik Chic (Masterbrand) dengan anak perusahaannya (Subsidiaries).
2.1.8 Target Audience 2.1.8.1 Target Primer - Demografis : Usia
: 30 – 55 tahun
Gender
: Wanita
SES
:A–B
- Geografis
:
Domisili
: DKI Jakarta dan Surabaya, dan sekitarnya.
- Psikografis : Mencintai dan bangga akan warisan budaya Indonesia khususnya batik dan kain tenun, mencintai produk lokal, memperhatikan dan menjaga penampilan, menyukai dunia fashion, berani untuk menggunakan sesuatu yang tidak biasa dan baru (inovatif), karyawan / wiraswasta / ibu rumah tangga.
2.1.8.2 Target Sekunder - Demografis : Usia
: 19 – 28 tahun
Gender
: Wanita
SES
:A–B
- Geografis
:
Domisili
: DKI Jakarta dan Surabaya
- Psikografis : Memiliki minat akan warisan budaya Indonesia, ingin mengenal lebih dalam tentang batik dan kain tenun, tertarik akan dunia fashion, mahasiswa / karyawan / wiraswasta.
2.1.9 Kompetitor Batik Chic Galeri 2.1.9.1 PRibuMI
Gambar 2.9 Logo PRibuMI (Sumber: Website PRibuMI)
PRibuMI merupakan bisnis yang bergerak di dunia fashion. Didirikan oleh Ella V Brizadly pada April 2011 berawal dari kegemarannya dalam mengoleksi kain Indonesia, seperti batik, tenun, songket, sampai kain ikat, serta ketakutannya akan rusaknya kain-kain tersebut apabila disimpan terlalu lama. Impiannya untuk menjadi seorang Fulltime Mother juga menjadi salah satu pendorongnya untuk menjadi pebisnis dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya di salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia. Fakta bahwa kain-kain tradisional mulai kehilangan pamor di negeri sendiri juga merupakan salah satu motivasinya. Ia ingin mengubah mindset yang menganggap kalau kain tradisional hanya untuk orangtua. Oleh karena itu, Ella ingin sekali menciptakan karya yang cocok untuk segala kalangan, mulai dari muda hingga tua. Dengan demikian, kain tradisional pun diharapkan kembali mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. PRibuMI menjual berbagai pilihan tas dan sepatu bergaya modern dengan perpaduan kain tradisional Indonesia dan bahan kulit. Lembaran kain tradisional dipilih karena kecantikan dan nilai-nilai kearifannya yang patut dijunjung tinggi.
2.1.9.2 ALLEIRA
Gambar 2.10 Logo ALLEIRA (Sumber: Website ALLEIRA)
Alleira Batik didirikan pada tahun 2005, yang diambil dari kata bahasa Inggris ‘Alluring’ yang berarti menarik atau menawan. Alleira Batik adalah merek batik yang berharap dapat melestarikan serta mencoba untuk membuat batik Indonesia menjadi modern dan berkualitas tinggi sehingga dapat diterima dengan baik secara lokal maupun internasional. Visi dan misi Alleira Batik adalah untuk mengangkat batik sehingga menjadi bagian dari budaya dunia dan membuat batik sebagai fashion internasional dengan kualitas yang tinggi dari desain dan bahannya. Alleira
Batik memproduksi Batik Indonesia yang unik, modern dan berkualitas tinggi. Kualitas yang baik dari sebuah batik sebagai warisan Indonesia adalah prioritas dari Alleira Batik. Alleira Batik menghadirkan berbagai koleksi yang dibuat untuk menjadi bagian hidup para pria dan wanita masa kini yang ingin tampil modis. Selain itu, pemilihan bahan selalu menjadi perhatian Alleira untuk memprioritaskan kenyamanan bagi semua fashionista.
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori 2.2.1.1 Teori Branding Surianto Rustan dalam bukunya Mendesain Logo (2009: 16) menyatakan bahwa: Alina Wheeler menulis dalam bukunya ‘Designing Brand Identity’: “Makna brand dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen. Di masyarakat umum, brand secara populer dianggap sama dengan logo, merek, atau nama entitas. Semua bersifat fisik semata. Padahal sebenarnya brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah entitas, jadi jauh lebih dalam dari sekedar fisik saja. Sedangkan branding adalah kegiatan membangun sebuah brand. Membuat identitas, termasuk logo, merupakan salah satu kegiatan branding.
2.2.1.2 Teori Logo Menurut Matthew Healey (What is Branding?, 2008: 90) logo berasal dari bahasa yunani ‘Logos’ yang berarti kata. Logo biasanya terdiri dari kombinasi antara bentuk dan warna. Sebuah logo yang baik pasti membawa sebuah arti yang mendalam dan dapat menarik perasaan emosional orang yang melihatnya.
Fungsi: 1. Identitas diri. Untuk membedakanya dengan identitas milik orang lain 2. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain 3. Tanda jaminan kualitas 4. Mencegah peniruan / pembajakan
2.2.1.3 Teori Warna Warna adalah salah satu bagian terpenting dalam identitas visual, dengan warna kita dapat mudah menyampaikan suatu kesan tertentu tanpa perlu menggunakan kata-kata. Menurut Lestrice Eisseman dalam buku “Pantone: Guide to Communication With Color” (OhioGrafix Press, 2002), warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan.
Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain : •
Penggunaan warna harus memiliki fungsi
•
Warna
harus
dapat
memberikan
ciri
khas
perusahaan/produk yang disampaikan •
Penggunaan warna tidak hanya berfungsi sebagai sensasi artisitik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang nyata kebenarannya
•
Hindari warna yang tidak perlu.
2.2.1.4 Teori Tipografi Dikutip dari buku “Tipografi dalam Desain Grafis” karya Danton Sihombing, tipografi merupakan sebuah elemen penting yang dapat mendukung terciptanya komunikasi dengan baik. Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat demi mendukung komunikasi yang baik, beberapa kriteria yang harus terpenuhi antara lain:
•
Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas.
•
Readability adalah kertebacaan dan jenis huruf tersebut.
•
Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak.
•
Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut.
2.2.1.5 Teori Arsitektur Brand Brand merupakan kesanggupan atau menjanjikan, big idea, harapan dari pemikiran setiap pelanggan akan tentang produk, layanan atau perusahaan. Branding adalah tentang menciptakan hubungan emosional.
Masyarakat
jatuh
cinta
dengan
brand,
mereka
mempercayai keunggulan mereka.
•
Arsitektur Brand Monolitis
•
Arsitektur Sub-Brand
2.2.1.6 Teori Identitas Dikutip dari buku karya Alo Liliweri, “Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya”, secara epistimologi, kata identitas berasal dari kata identity, yang berarti kondisi atau kenyataan tentang sesuatu yang sama, suatu keadaan yang mirip satu sama lain, kondisi atau fakta tentang sesuatu yang sama diantara dua orang atau dua benda, kondisi atau fakta yang menggambarkan sesuatu yang sama diantara dua orang (individualitas) atau dua kelompok atau benda. Pada tataran teknis, pengertia epistimologi diatas hanya sekedar menunjukkan tentang suatu kebiasaan untuk memahami identitas dengan kata “identik”, misalnya menyatakan bahwa “sesuatu” itu mirip satu dengan yang lain.
2.2.2 Analisa SWOT
2.2.2.1 Strength - Batik Chic telah berkembang pesat dan sedang aktif membidik pasar domestik maupun pasar internasional - Mengedepankan konsep dari ciri khas daerah di Indonesia - Menggunakan kain Wastra Nusantara, khususnya batik tulis dan tenun berkualitas tinggi dengan kombinasi bahan berkualitas lainnya, seperti kulit - Terus melakukan inovasi terhadap desain dan jenis barang yang diproduksi
2.2.2.2 Weakness - Identitas visual terlihat kurang modern - Identitas visual kurang menunjukkan citra Batik Chic yang selalu mengangkat konsep kebudayaan khas Indonesia, yaitu Wastra Nusantara
2.2.2.3 Opportunity - Perkembangan batik terus berjalan di Indonesia - Batik memiliki banyak peminat dari semua kalangan karena pandangan masyarakat Indonesia bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan
2.2.2.4 Threat - Semakin banyaknya bisnis fashion dengan bahan utama batik